· Web viewPalem termasuk suku tumbuhan yang memiliki jumlah jenis yang tinggi. Di dunia...

42
LAPORAN HASIL OBSERVASI LINGKUNGAN ANALISIS PERAN HUTAN KOTA MALABAR SEBAGAI PENGHASIL OKSIGEN KOTA MALANG Tugas Terstruktur Biologi” Dosen Pengampu : Angga Dheta Shirajuddin Aji, S.Si, M.Si Disusun Oleh : Riyadhul Badiah 125100600111004 Jatmiko Eko Witoyo 125100601111006 PROGRAM STUDI TEKNIK BIOPROSES JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Transcript of  · Web viewPalem termasuk suku tumbuhan yang memiliki jumlah jenis yang tinggi. Di dunia...

Page 1:  · Web viewPalem termasuk suku tumbuhan yang memiliki jumlah jenis yang tinggi. Di dunia diperkirakan terdapat 2008 jenis, yang terdiri atas 200 marga. Palem memiliki daerah penyebaran

LAPORAN HASIL OBSERVASI LINGKUNGAN

ANALISIS PERAN HUTAN KOTA MALABAR SEBAGAI PENGHASIL OKSIGEN KOTA MALANG

“Tugas Terstruktur Biologi”

Dosen Pengampu :

Angga Dheta Shirajuddin Aji, S.Si, M.Si

Disusun Oleh :

Riyadhul Badiah 125100600111004

Jatmiko Eko Witoyo 125100601111006

PROGRAM STUDI TEKNIK BIOPROSES

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013

Page 2:  · Web viewPalem termasuk suku tumbuhan yang memiliki jumlah jenis yang tinggi. Di dunia diperkirakan terdapat 2008 jenis, yang terdiri atas 200 marga. Palem memiliki daerah penyebaran

1. Pendahuluan

Kebutuhan akan pembangunan infrastruktur dan terbatasnya ketersediaan lahan

menjadi salah satu faktor terjadinya disintegrasi dalam pembangunan di perkotaan. Berbagai

sektor aktivitas masyarakat kota seringkali memperebutkan lahan-lahan terbuka hijau di

kawasan perkotaan dan mengakibatkan semakin minimnya ruang terbuka hijau (RTH).

Keberadaan RTH di kawasan perkotaan sangat penting dalam mendukung keberlangsungan

sebuah kota ditinjau dari segi ekologis. Fungsi intrinsik (utama) RTH beragam, diantaranya

yaitu sebagai produsen (penghasil) oksigen. Oksigen merupakan kebutuhan dasar yang

mutlak diperlukan oleh sebuah kota baik oleh penduduk, kendaraan bermotor, hewan ternak,

maupun industri. Gas oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk

proses respirasi.

Perkembangan Kota Malang telah banyak keluar dari rencana semula. Kota Malang

mengalami gejala yang sama yaitu perubahan fungsi lahan yang direncanakan sebagai ruang

terbuka hijau (RTH) menjadi kawasan terbangun. Kota Malang seharusnya mencadangkan

3.301,8 ha lahannya untuk dijadikan RTH, namun pada kondisi eksisting RTH Kota Malang

hanya 11,82% atau 1.303,19 ha (Masterplan RTH Kota Malang, 2005). Perkembangan Kota

Malang seperti yang telah dijelaskan di atas pada akhirnya mengakibatkan menurunnya

produksi oksigen yang mampu dihasilkan oleh RTH, karena pengalihfungsian lahan

menyebabkan meningkatnya area-area yang diperkeras dengan material yang tidak

memungkinkan bagi tanaman untuk tumbuh.

Apabila setiap 1 m2 ruang terbuka hijau mampu menghasilkan 50,625 gram

O2/m2/hari menurut Gerakis (1974) yang dimodifikasi dalam dalam Wisesa (1988), maka

untuk RTH seluas nm2 akan menghasilkan sebesar kg O2/hari. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa luas RTH berbanding lurus dengan besar/kecilnya produksi O2, yaitu semakin tinggi

luas RTH akan semakin besar jumlah O2 yang dihasilkan dan semakin rendah luas RTH akan

semakin sedikit jumlah O2 yang dihasilkan.

Pengalihfungsian ruang terbuka hijau menjadi kawasan terbangun di Kota Malang

pada akhirnya menyebabkan penurunan produksi oksigen.Konsumsi oksigen penduduk

adalah sebesar 0,864 kg/jiwa/hari (Herliani, 2007). Dengan jumlah penduduk sebanyak

816.637 jiwa (Kota Malang Dalam Angka, 2008), maka konsumsi oksigen Kota Malang

adalah 705,57 ton O2/hari. Jika luas terbuka hijau (RTH) Kota Malang adalah 1.303,8 ha

Page 3:  · Web viewPalem termasuk suku tumbuhan yang memiliki jumlah jenis yang tinggi. Di dunia diperkirakan terdapat 2008 jenis, yang terdiri atas 200 marga. Palem memiliki daerah penyebaran

(Masterplan RTH Kota Malang, 2005) maka produksi O2 yang mampu dihasilkan (Gerakis

dalam Wisesa, 1988) oleh RTH adalah sebesar 660,04 ton O2/hari sehingga Kota Malang

memerlukan adanya penambahan ruang terbuka hijau (RTH).

Hutan kota sebagai unsur RTH merupakan sub sistem kota, sebuah ekosistem dengan system

terbuka. Pemerintah Kota Malang melalui dinas pertamanan masih berupaya menyediakan

minimal dua unit hutan kota di masing-masing kecamatan. Namun, karena kondisinya yang

sudah padat bangunan di dua kecamatan (Kecamatan Sukun dan Lowokwaru) upaya tersebut

sulit dilakukan. Optimasi hutan kota merupakan jalan paling efektif yang dapat dilakukan.

Konsistensi pengembangan hutan kota diharapkan dapat menjadi gambaran upaya optimasi

yang dapat dilakukan dalam meningkatkan produksi oksigen yang mampu dihasilkan oleh

RTH khususnya hutan kota di Kota Malang. Tujuan dari observasi kali ini adalah untuk

mengetahui pengaruh hutan kota Malabar sebagai penghasil oksigen Kota Malang. Sehingga

akan membahas “Analisis Peran Hutan Kota Malabar Sebagai Penghasil Oksigen Kota

Malang”.

2. Tinjauan Pustaka

2.1. Hutan Kota

Pengembangan hutan kota sebagai bagian dari Ruang Terbuka Hijau sebuah

perkotaan berdasarkan ketentuan penataan ruang UU No. 26 Tahun 2007 menentukan

luas RTH suatu daerah adalah 30% dari luas total suatu daerah yang harus digunakan

sebagai RTH. Hutan kota sebagai unsur Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan

komunitas vegetasi yang tumbuh di lahan kota atau sekitar kota yang sangat penting

keberadaannya dalam menciptakan suatu lansekap kota yang berwawasan lingkungan.

Menurut Eko Budihardjo dkk (1998) Fungsi dan peranan hutan kota dengan vegetasi

yang tumbuh di atasnya merupakan elemen lunak (soft material) dalam perancangan

suatu kota yang berkelanjutan (kota ekologis)

Tanaman merupakan faktor utama dari elemen lunak disamping unsur lain seperti

air yang dapat memberikan efek psikologis rasa kelembutan bagi warganya, karena

tumbuhan tidak hanya mengandung nilai estetis saja, tetapi juga berfungsi untu

menambah kualitas lingkungan perkotaan.

Hutan kota menurut Djamal Irwan (2005) adalah komunitas vegetasi berupa

pohon dan asosiasinya yang tumbuh di lahan kota atau sekitar kota, berbentuk jalurk kecil

Page 4:  · Web viewPalem termasuk suku tumbuhan yang memiliki jumlah jenis yang tinggi. Di dunia diperkirakan terdapat 2008 jenis, yang terdiri atas 200 marga. Palem memiliki daerah penyebaran

masyarakat yang memberikan tanggapan untuk kenyaman dan obyek wisata.

2.2. Hutan Kota MalabarHutan Kota Malabar ini ada di jalan Malabar, arah timur dari gereja jalan Ijen.

Hutan Kota ini luasnya adalah 16.718m2. Di tengah Hutan Kota Malabar terdapat kolam

air yang konon menjadi sumber untuk mengairi taman-taman di kota Malang

(Lestari,2013).

Begitu masuk ke dalam Hutan Kota Malabar ini, mulai terasa hawa yang sejuk

dan terdengar kicauan burung. Hutan Kota Malabar ini sudah mulai lebat pohonnya,

sehingga berada di dekatnya pun akan terasa hawa yang segar. Sebagai lahan penghijauan

yang berlokasi di tengah kota ini, selain sebagai paru-paru kota Malang, Hutan Kota

Malabar ini sebenarnya dapat juga dijadikan sebagai alternatif tempat rekreasi yang

murah. Seharusnya, pihak pemerintah daerah Malang lebih memperhatikan keserasian,

kenyamanan, dan keindahan Hutan Kota ini (Lestari,2013)

3. Metode Penelitian

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian/Observasi

Lokasi Observasi yang dipilih adalah Hutan Kota Malabar, Jalan Malabar, Kota

Malang. Observasi dilakukan pada tanggal 18 Mei 2013 mulai Pukul 08.00 – 11.00.

3.2. Metode Pengumpulan Data

3.2.1. Survey Primer/Langsung

Survey langsung bertujuan untuk mengetahui kondisi ataupun keadaan Hutan

Kota Malabar secara langsung termasuk vegetasi dan jumlah vegetasi Hutan Kota

Malabar, Luas Hutan Malabar, Serta Tahun Pendiriannya.

3.2.1. Survey sekunder

Metode yang dilakukan untukmengumpulkan data berupa dokumen, kebijakan

dan literatur yang berhubungan dengan pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan

4.1. Vegetasi Hutan Kota Malabar

Hutan Kota Malabar mempunyai koleksi jenis tumbuhan berjumlah 113 jenis. Hal

ini menurut penuturan narasumber lapangan (P. Amin) yang merupakan Petugas Dinas

Page 5:  · Web viewPalem termasuk suku tumbuhan yang memiliki jumlah jenis yang tinggi. Di dunia diperkirakan terdapat 2008 jenis, yang terdiri atas 200 marga. Palem memiliki daerah penyebaran

Pertamanan Kota Malang yang sedang bertugas saat itu. Berikut ini adalah jenis

tumbuhan/vegetasi yang mendominasi/banyak terdapat pada Hutan Kota Malabar

1. Jati (Tectona grandis L.f.)

1.1. Tata Nama

Jati dengan nama ilmiah T. grandis L.f. termasuk ke dalam family

Verbenaceae. Jati dikenal pula dengan nama daerah sebagai berikut: deleg, dodokan,

jate, jatos, kiati dan kulidawa. Di berbagai negara, jati lebih dikenal dengan nama

gianti (Venezuela), teak (USA, Jerman), kyun (Birma), sagwan (India), mai sak

(Thailand), teek (Perancis) dan teca (Brazil) (Martawijaya etal., 1981).

1.2. Deskripsi Botanis

Tinggi pohon jati dapat mencapai antara 25 sampai dengan 30 meter, namun

apabila ditanam pada daerah yang subur dan mempunyai keadaaan lingkungan yang

cocok, tingginya mampu mencapai 50 meter dengan diameter lebih kurang 150 cm.

Batang jati pada umumnya berbentuk bulat dan lurus, batang yang besar berakar

dengan warna kulit agak kelabu muda dan agak tipis beralur memanjang agak ke

dalam (Ditjen kehutanan, 1976).

1.3. Penyebaran dan Habitat

Penyebaran pohon jati di Indonesia terdapat di beberapa daerah yakni pulau

Jawa, pulau Muna, Maluku (Wetar) dan Nusa Tenggara sedangkan di luar Indonesia

terdapat di India, Thailand dan Vietnam. Pertumbuhan pohon jati sangat baik pada

tanah sarang yang mengandung kapur. Pohon jati tumbuh pada daerah dengan musim

kering nyata. Umumnya pohon jati mempunyai pola pertumbuhan yang

mengelompok. Pada daerah dengan tipe curah hujan C-F Schmidt and Ferguson

dengan curah hujan rata-rata 1200 sampai dengan 2000 mm per tahun dan umumnya

tumbuh pada dataran rendah yakni pada ketinggian 0 – 700 mdpl (Martawijaya et al.,

1981).

Menurut Lemmens dan Soerienegara (2002), jati tumbuh paling baik dan

mencapai dimensi-dimensi terbesar dalam suatu iklim tropika lembab, tetapi pohon

ini memerlukan satu musim kemarau yang jelas. Hutan jati umumnya terletak pada

daerah berbukit-bukit atau bergelombang, tetapi juga dikenal pada dataran rata

aluvial. Tanah yang paling cocok adalah tanah aluvial-koluvial subur berdrainase

Page 6:  · Web viewPalem termasuk suku tumbuhan yang memiliki jumlah jenis yang tinggi. Di dunia diperkirakan terdapat 2008 jenis, yang terdiri atas 200 marga. Palem memiliki daerah penyebaran

baik dan dalam, serta tanah tersebut mempunyai pH sekitar 6,5 – 8,0 dan kandungan

Ca dan P yang relatif tinggi.

1.4. Sifat-sifat Umum Kayu Jati (T. grandis L.f.)

Jati merupakan kayu bobot-sedang yang agak lunak dan mempunyai suatu

penampilan yang sangat khas. Kayu teras sering berwarna kekuningan kusam jika

baru dipotong, tetapi berubah menjadi cokelat keemasan atau kadang cokelat

keabuan tua setelah terkena udara. Sedangkan kayu gubalnya berwarna putih

kekuningan atau cokelat kekuningan pucat. Jika diraba kayu terasa berminyak dan

mempunyai bau seperti bahan penyamak yang mudah hilang. Lingkaran tumbuh

nampak jelas, baik pada bidang transversal maupun radial serta seringkali

menimbulkan gambar atau corak yang indah (Lemmens dan Soerienegara, 2002).

Pori-pori kayu jati sebagian besar atau hampir seluruhnya soliter dalam

susunan tata lingkar. Kayu jati mempunyai berat jenis sebesar 0,67 kg/m3 termasuk

ke dalam kelas kuat II dan kelas awet II. Kayu jati mudah dikerjakan, baik dengan

mesin ataupun dengan alat tangan (Martawijaya et al.,1981).

2. Sengon

2.1. Diskripsi Botanis

Pohon ini termasuk famili Fabaceae, yang dahulu dikenal dengan nama

Albizia falcataria (L) Fosberg, Albizia falcata Back atau A. moluccana Miq. Di

Indonesia dikenal dengan nama sengon laut (Jawa Timur dan Jawa Tengah); jeunjing

(Jawa Barat); Jing Laut (Madura); Tedehu Pute (Sulawesi), Tawasela (Ternate);

seka, sika, sikabot, sikas, tawa sela (Maluku); dan bae bai, wahogon, wai wikie (Irian

Jaya) (Alrasjid, 1973). Sengon berasal dari Maluku dan Irian Jaya, dan saat ini sudah

menyebar ke negara-negara Asia lainnya. Di Malaysia dan Brunai pohon ini dikenal

dengan nama puah, batai, atau kayu manis (Dephut, 1990).

Pohon sengon dapat mencapai tinggi 40 m dengan tinggi batang bebas

cabang 10 - 30 m dan diameter batang sampai 80 cm. Kulit luar barwarna putih

kelabu, tidak beralur dan tidak mengelupas (Martawijaya et al. ,1989). Pohon sengon

berdaun majemuk, menyirip ganda, tangkai daun atau tangkai poros utama dengan

satu atau lebih kelenjar dan anak daun kecil. Bunga bulir seluruhnya atau sebagian

besar bercabang malai, berbulu halus, panjang kedudukan bunga 10 - 25 mm,

Page 7:  · Web viewPalem termasuk suku tumbuhan yang memiliki jumlah jenis yang tinggi. Di dunia diperkirakan terdapat 2008 jenis, yang terdiri atas 200 marga. Palem memiliki daerah penyebaran

kelopak bunga 2 - 2.5 mm, daun mahkota 5 -7 mm, berwarna putih, dibaliknya

kuning muda, berbulu rapat dan berbuah polong (Ditjen Kehutanan, 1976).

Tajuk berbentuk payung, tipis, jarang dan selalu hijau, berbunga sepanjang

tahun dan berbuah pada bulan Juni - November. Bijinya kecil dan berkulit keras.

Jumlah biji sengon sekitar 40.000 biji/kg atau 36.000 biji per liter, dan daya

kecambahnya 80% dengan perlakuan perendaman pada air mendidih selama 24 jam

(Alrasjid, 1973). Perakaran terbentang melebar dan selain mempunyai susunan akar

agak dangkal, terdapat pula susunan akar yang berkembang masuk agak dalam

(Panitia Perancang Hutan Industri, 1958 dalam Alrasjid, 1973).

2.2. Daerah Penyebaran dan Tempat Tumbuh

Pohon sengon ditemukan di Kepulauan Maluku secara alami dan pada tahun

1871 jenis pohon ini mulai ditanam di Pulau Jawa. Pohon sengon terdapat juga di

daerah lain seperti di Toampala, Sulawesi Selatan dan Irian. Di luar Indonesia, jenis

ini telah ditanam di Serawak, Brunai, Kepong, Sri Lanka, dan di India (Alrasjid,

1973).

Sengon merupakan jenis pohon daerah tropik dengan suhu pertumbuhan

optimum berkisar 220C–290C. Tempat tumbuh terbaik ditemukan pada ketinggian

tempat 10 – 800 m dpl. Sengon tumbuh baik di daerah yang terletak antara 100 LS –

30 LU yang memiliki 15 hari hujan dalam 4 bulan kering. Curah hujan tahunan yang

diinginkan pohon ini adalah 2000 mm – 2700 mm, kelembaban udara yang

dibutuhkan untuk tumbuh berkisar 50% - 75% (Prihmantoro, 1991). Pohon ini dapat

tumbuh pada tanah yang kurang subur (bonita 1) dengan drainase yang kurang baik.

Menurut Prihmantoro (1991), sengon lebih menyukai topografi yang relatif datar.

Namun pada keadaan tertentu sengon dapat ditanam pada areal bergelombang dan

miring dengan kemiringan lereng mencapai 25%.

3. Gambilina (Gmelina arborea Roxb.)

3.1. Tata Nama

Gembilina yang mempunyai nama ilmiah (Gmelina arborea Robx) termasuk

dalam Famili Verbenaceae Di berbagai negara, gembilina lebih dikenal dengan

nama Jati putih (Indonesia), gamari, gumadi (India), gamar (Bangladesh),

yemane(Myanmar) (Rachmawati,2002).

Page 8:  · Web viewPalem termasuk suku tumbuhan yang memiliki jumlah jenis yang tinggi. Di dunia diperkirakan terdapat 2008 jenis, yang terdiri atas 200 marga. Palem memiliki daerah penyebaran

3.2. Deskripsi Botani

Pohon Gembilina berukuran sedang, tinggi dapat mencapai lebih (30 - 40) m,

batang silindris, diameter rata-rata 50 cm kadang-kadang mencapai 140 cm. Kulit

halus atau bersisik, warna coklat muda sampai abu-abu. Ranting halus licin atau

berbulu halus. Bunga kuning terang, mengelompok dalam tandan besar (30-350

bunga per tandan). Daun bersilang, bergerigi atau bercuping, berbentuk jantung,

ukuran 10-25 cm x 5-18 cm. Bunga sempurna, panjang mencapai lebih 25 mm,

berbentuk tabung dengan 5 helai mahkota. Bunga mekar malam hari. Penyerbukan

umumnya dilakukan lebah (Rachmawati,2002).

3.3. Penyebaran habitat

Persebaran alami Pohon Gembilina terdapat di Nepal, India, Pakistan,

Bangladesh, Sri Lanka, Myanmar, Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam dan Cina

Selatan. Di hutan alam jenis ini selalu tersebar dan berkelompok dengan jenis lain.

Dijumpai di hutan yang selalu hijau di Myanmar dan Bangladesh, dan hutan kering

menggugurkan daun di India Tengah. Sudah ditanam luas di berbagai negara Asia

Tenggara termasuk Indonesia, Afrika Barat dan Amerika Selatan

( Rahmawati,2002).

4. Palem

4.1. Tata Nama

Palem adalah tanaman hias yang bersifat kosmopolitan, keberadaannya

ditemukan di daerah tropis dan subtropis, di dataran rendah dan tinggi, di

pegunungan dan di pantai, di tanah yang subur dan gersang. Secara Umum,

Klasifikasi Tanaman Palem adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Keluarga : Aracaceae (Palmaceae)

Genus : Mascarena Cyrtostachys, RoystoneaSpesies : Ravenea sp. (palem putri); Mascarena lagenicaulis atau

Hyophorbe lagenicaulis (palem botol), Cyrtostachys lakka (palem merah), Roystonea sp. (palem raja)

Page 9:  · Web viewPalem termasuk suku tumbuhan yang memiliki jumlah jenis yang tinggi. Di dunia diperkirakan terdapat 2008 jenis, yang terdiri atas 200 marga. Palem memiliki daerah penyebaran

(Depmenegristek,2000).

4.2. Deskripsi Botanis

Palem merupakan tumbuahan monokotil (berkeping satu) yang berbatang

tunggal (gambar 1a) maupun berumpun (gambar 1b). tinggi batangnya sangat

bervariasi, mulai dari yang tidak bercabang/stemless (Gambar 1c) sampai dengan

ketinggian 50 m. Berdasarkan tinggi batang, palem dapat digolongkan sebagai palem

yang berupa pohom tinggi ( < 10 m), pohon sedang ( 2 – 10 m) maupun semak (2m).

Batang palem ada yang tumbuh tegak adapula yang merambat pada pohon lain

sebagai liana, bentuk yang demikian terutama dari jenis – jenis rotan (Gamba 1d).

Pada umumnya jenis – jenis palem tidak bercabang,kecuali jenis – jenis Hyphaene

( Gambar 1e) dan kadang – kadang Dhypsis yang menghasilkan percabangan

( Hanan, dkk , 2000).

Gambar 1. : Penampakan (Habistus) (Sumber : Uhl & Dransfield, 1987)

Bentuk batang palem sangat bervariasi, mulai dari silinder seperti

Pritchardia, Palem Aleksander/Archontophoenix ( Gambar 2a), membesar pada

bagian pangkal atau tengah batang seperti palem raja/Roystonea ( Gambar

2b),berbentuk seperti botol seperti Palem Botol/Hyophorbe (Gambar 2c), akar akan

tampak diatas tanah seperti Drymophelous, Verschafelltia (Gambar 2d), maupun

perakaran yang meluas di atas permukaan tanah, seperti palem kurma/Phoenix

(Gambar 2e). Bentuk permukaan batang palem juga bervariasi , ada yang berduri,

licin, ropic pula yang kasar ( Hanan,dkk,2000).

Page 10:  · Web viewPalem termasuk suku tumbuhan yang memiliki jumlah jenis yang tinggi. Di dunia diperkirakan terdapat 2008 jenis, yang terdiri atas 200 marga. Palem memiliki daerah penyebaran

Gambar 2 : Bentuk Batang (Sumber : Uhl & Dransfield, 1987)

Daun Palem memiliki daun majemuk yang ukuran dan bentuknya bervariasi.

Daun palem tersusun atas pelepah (Gambar 3a), tangkai daun (Gambar 3b), tulang

daun ( Gambar 3d), dan helai daun (Gambar 3d). Rangkaian dari pelepah daun ada

yang membentuk pelepah, seperti Pinang Merah (Crytostachys renda),Pinang

(Pinagga spp) da nada pula yang tidak, seperti kelapa (Cococs nucifera), Palas

(Licuala spp). Bentuk tangkai daun bervariassi mulai dri bentuk silinder, rata,

cembung, maupun cekung. Posisi bagian tepi ada yang berduri ada pula yang tidak.

Tulang daun ada yang panjang da nada pula yang pendek. Bentuk daun bermacam –

macam, mulai dari yang menyirip (Gaambar 4a), utuh (Gambar 4b), helaian daun

utuh dan membentuk celah pada bagian ujung (Gambar 4c), kipas (Gambar 4d),

Kapas memanjang ( Gaambar 4e), maupun menyirip ganda (Gambar 4f)

(Hanan,dkk,2000).

Gambar 3 : Bagian Daun (Sumber : Uhl & Dransfield, 1987)

Gambar 4 : Bentuk Daun (Sumber : Uhl & Dransfield, 1987)

Page 11:  · Web viewPalem termasuk suku tumbuhan yang memiliki jumlah jenis yang tinggi. Di dunia diperkirakan terdapat 2008 jenis, yang terdiri atas 200 marga. Palem memiliki daerah penyebaran

Perbungaan pada palem berkaitan erat dengan siklus hidupnya. Palem

menghasilkan Perbungaan pada ujung batang(Corypha) (Gambar 5a) merupakan

palem yang bersifat hapaksantik (setelah berbunga dan berbuah lalu mati).

Berdasarkan posisi tumbuhnya perbungaan selain di ujung batang, perbungaa ada

yang tumbuh diantara daun (Interfoliar) yang makin ke atas Perbungaan makin muda

(Gambar 5b), interfoliar yang makin ke atasa makin tua (Basipetal) (Gambar 5c)

maupun pada ruas batang dibaah tajuk pelepah (Gambar 5d). Bentuk Perbungaan

bermacam- macam ada yang bercabang – cabang (Gambar 5e) ropic pula yang tidak

bercabang (Hanan,dkk,2000).

Gambar 5 : Perbungaan (Sumber : Uhl & Dransfield, 1987)

Buah Palem bervariasi baik bentuk, warna maupun ukurannya. Bentuk buah

palem dapat dilihat pada gambar 6. Jumlah biji yang terdaat pada buah yang

bervariasi, pada umumnya berbiji satu sampai tiga. Bentuk biji palem dapat

dibedakan menjadi dua macam, yaitu tropic (Gambar 7a) dan memamah (Gambar 7b)

(Hanan,dkk,2000).

Page 12:  · Web viewPalem termasuk suku tumbuhan yang memiliki jumlah jenis yang tinggi. Di dunia diperkirakan terdapat 2008 jenis, yang terdiri atas 200 marga. Palem memiliki daerah penyebaran

Gambar 6 : Bentuk Buah (Sumber : Uhl & Dransfield, 1987)

Gambar 7 : Bentuk Biji (Sumber : Uhl & Dransfield, 1987)

4.3. Penyebaran dan Habitat

Palem termasuk suku tumbuhan yang memiliki jumlah jenis yang tinggi. Di

dunia diperkirakan terdapat 2008 jenis, yang terdiri atas 200 marga. Palem memiliki

daerah penyebaran yang luas mulai dari daerah tropic,subtropik, sampai daerah yang

memiliki 4 musim (temperature). Palem tudak dapat tumbuh pada daerah yang

ekstrim dingin atau panas. Di daerah padang pasir, palem dapat tumbuh dengan baik

jika di dalam tanah terdapat aliran air yang dekat dengan permukaan tanah. Sebagian

besar jenis – jenis palem terdapat di daerah tropika, baik Asia, Afrika, maupun

Amerika Selatan. Penyebaran palem di dunia terdapat pada daerah 580 LU di

Skotlandia sampai 440 LS di Seladia Baru (Hanan,dkk,2000).

Indonesia meruakan pusat keanekaragaman palem dunia. Dari 2.800 jenis

Palem dunia, 576 jenis diantaranya (46 marga) terdapat di hutan – hutan alam di

Indonesia. Dari 576 jenis,216 jenis diantaranya (29 marga) merupakan hutan palem

endemik. Jumlah tersebut kemungkinan akan bertambah mengingat masih luasnya

daeraah yang belum diinvestarisasikan keanekaragaman palemnya. Palem memiliki

toleransi ekologi yang cukup luas mulai dari hutan rawa,hutan bakau, hutan dataran

rendah sampai hutan – hutan di dataran tinggi. Palem juga dapat tumbuh dengan baik

pada berbagai tipe tanah mulai tanah berpasir,tanah gambut, tanah kapur, sampai

tanah berbatu dengan berbagai tingkat kemiringan, mulai tanah datar, tanah yang

berbukit,sampai tanah yang terjal di pegunungaan. Sebagian besar palem tumbuh

pada daerah yang basah dengan kelembaban udara,suhu, dan curah hujan yang

tinggi. Keadaan ini merupakan ciri utama dari hujan hujan tropic, sehingga

keanekaragaman palem berpusat pada daerah tersebut. Palem pada umumnya

Page 13:  · Web viewPalem termasuk suku tumbuhan yang memiliki jumlah jenis yang tinggi. Di dunia diperkirakan terdapat 2008 jenis, yang terdiri atas 200 marga. Palem memiliki daerah penyebaran

merupakan tumbuhan bawah ( understory) pada struktur hutan hujan tropik

(Hanan,dkk.,2000).

5. Tanaman Asam Jawa (Tamarindus indica L.)

5.1. Tata Nama

Tanaman Asam Jawa yang bernama ilmiah Tamarindus indica L. memiliki

klasifikasi sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)

Genus : Tamarindus

Spesies : Tamarindus indica L.

Tumbuhan Asam Jawa juga dikenal dengan nama Tamarindus occidentalis

Gaertn. T. Hook., T. umbrosa Salisb (Joker,2002).

5.2. Deskripsi Botanis

Pohon Asam Jawa mempunyai tinggi sampai 30 m dengan tajuk lebat dan

menyebar, cabang pendek. Panjang daun sampai 15 cm, duduk daun bergantian, daun

majemuk dengan 8 – 18 pasang anak daun, panjang anak daun 1 – 3,5 cm. Bunga

kecil, kuning dengan coretan merah muda, berjumlah 5 – 10 dalam tangkai sepanjang

3 – 5 cm (Joker,2002)

Page 14:  · Web viewPalem termasuk suku tumbuhan yang memiliki jumlah jenis yang tinggi. Di dunia diperkirakan terdapat 2008 jenis, yang terdiri atas 200 marga. Palem memiliki daerah penyebaran

.Gambar 8 : Bunga, daun dan buah Asam Jawa ( Sumber : Verheij EWM dan Coronel RE, 1991)

Buah berbentuk polong tidak merekah ketika kering, rapuh,panjang 5 – 15 cm,

agak melengkung dan membungkus biji. Terdapat 1 – 10 biji setiap polong,

dibungkus oleh daging buah yang lengket. Walaupun jenis yang selalu hijau, pohon

ini menggugurkan daun dalam periode singkat. Bunga biasanya muncul sejalan

dengan pertumbuhan daun baru, yang pada kebanyakan daerah terjadi selama musim

semi dan panas. Bunga mungkin diserbuki serangga. Pembentukan buah terjadi

selama musim hujan dan masak 6 bulan sesudahnya. Pohon asam mulai menghasilkan

buah umur 8 – 12 tahun dan terus berbuah sampai umur 200 tahun (Joker,2002).

5.3. Penyebaran dan Habitat

Asal Usul Tanama Asam Jawa tidak diketahui secara pasti, mungkin jenis asli

savanna kering Afrika tropis. Jenis ini dahulu diintroduksi ke Asia yang menjadi

tempat tumbuh sekarang, dan belum lama diintroduksi ke tropis di belahan barat.

Tumbuh baik di daerah semi kering dan iklim muson basah, dapat tumbuh di kisaran

tipe tanah yang luas. Dapat hidup di tempat bersuhu sampai 47°C, tapi sangat sensitif

terhadap es. Umumnya tumbuh di daerah bercurah hujan 500 – 1.500 mm/tahun,

bahkan tetap hidup pada curah hujan 350 mm jika diberi irigasi saat penanaman. Di

daerah tropika basah bercurah hujan lebih dari 4.000 mm, pembungaan dan

pembuahan menurun dengan jelas. Jenis ini menghasilkan benih lebih banyak jika

hidup di tempat dengan periode kering yang panjang, berapapun curah hujan

tahunannya (Joker,2002).

Page 15:  · Web viewPalem termasuk suku tumbuhan yang memiliki jumlah jenis yang tinggi. Di dunia diperkirakan terdapat 2008 jenis, yang terdiri atas 200 marga. Palem memiliki daerah penyebaran

6. Tumbuhan Bintaro (Cerbera manghas L.)

6.1. Tata Nama

Tumbuhan Bintaro yang memiliki nama ilmiah Cerbera manghas L.

mempunyai klasifikasi ilmiah sebagai berikut :

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Bangsa : Contortae

Suku : Apocynaceae

Marga : Cerbera

Jenis : Cerbera manghas L

Tanaman Bintaro dikenal juga sebagai C. lactaria Ham ataupun C. odollam Gaertn.

Taanaman bintaro dikenal berbeda dan sangat beragam , antara lain bintan,buta – buta

badak, goro –goro (Manado),kayu gurita, kayu susu, manga brabu (Maluku), madang

kapo (Minangkabau), bintaro (Jawa dan Sunda), kenyeri putih (Bali), darli utama

(Sangir), kadong (Sulawesi Utara), lambuto (Ambon), dan goro – goro guwae

(Ternate) (Balittro,2011).

6.2. Deskripsi Botani

Secara taksonomi, tumbuhan yang diperbanyak dengan biji ini memiliki tinggi

mencapai 10 – 20 m (Gambar 9a). Batang bintaro tegak berkayu, berbentuk bulat, dan

berbintik – bintik hitam. Kulit batang bintaro tebal dan berkerak. Daun bintaro

merupakan daun tunggal dan berbentuk lonjong, tepi daun rata, ujung dan pangkalnya

meruncing, pertulangan daun menyirip,permukaan licin, dengan ukuran panjang 15 –

20 cm, lebar 3 -5 cm, dan berwarna hijau (Gambar 9). Daun Bintaro biasanya

berjejalan di ujung cabang. Bunga bintaro berwarna putih,berbau harum,dan terletak

di ujung batang ( Gambar 9c). bunga tanaman ini merupakan bunga majemuk

berkelamin dua, dengan panjang tangkai putik 2 – 2,5 cm. kepala sari bagian bunga

berwarna coklat, sedangkan kepala putiknya hijau keputih – putihan. Buah bintaro

berbiji dan berbentuk oval mirip dengan buah manga. Daging buah berserat dan tidak

dapat dimakan karena beracun (Gambar 9). Biji Bintaro berbentuk pipih, panjang, dan

berwarna putih (Gambar 9e). Akar tanaman ini merupakan akar tunggang dan

Page 16:  · Web viewPalem termasuk suku tumbuhan yang memiliki jumlah jenis yang tinggi. Di dunia diperkirakan terdapat 2008 jenis, yang terdiri atas 200 marga. Palem memiliki daerah penyebaran

berwarna coklat. Seluruh bagian tanaman bintaro mengandung getah berwarna putih

seperti susu ( Balittro,2011).

Gambar 9 : Tumbuhan Bintaro (Cerbera manghas L.);a) pohon, b) daun, c) Bunga, d) Buah , dan e) Biji

( Sumber: Balittro,2011)

6.3. Penyebaran dan Habitat

Pohon Bintaro (Cerbera manghas L.) juga disebut sebagai pong – pong tree

atau Indian suicide tree, termasuk dalam tumbuhan non pangan atau tidak untuk

dimakan. Tanaman ini termasuk mangrove yang berasal dari daerah tropis, yaitu Asia,

Australia, Madagaskar, dan Kepulauan Samudra Pasifik Bagian Barat. Di Indonesia,

bintaro juga terdapat di daerah Riau, lebih tepatnya di Teluk Meranti dan Palawan.

Tanaman bintaro banyak tumbuh di tepi pantai, daerah payau, dan pekarangan rumah

warga. Vegetasi tanaman ini berbentuk pohon yang rindang dan buah berbentuk

seperti bola. Tanaman bintaro cukup populer sebagai tanaman penghijauan kota dan

daunnya yang rimbun, sangat cocok untuk peneduh ( Soesanthy,2011).

7. Tanaman Bungur (Lagerstroemia speciosa PERS)

7.1. Tata Nama

Tanaman Bungur yang memiliki nama ilmiah Lagerstroemia speciosa PERS

termasuk kedalam keluarga /family Lythraceae. Tanaman Bungur juga di kenal

dengan nama L. reginae Roxb., L. flos-reginae Retz., L. loudoni T. & B., Adanzbea

glabra Lamk. Tanaman Bungur memiliki banyak nama daerah, di daerah Sumatera

Page 17:  · Web viewPalem termasuk suku tumbuhan yang memiliki jumlah jenis yang tinggi. Di dunia diperkirakan terdapat 2008 jenis, yang terdiri atas 200 marga. Palem memiliki daerah penyebaran

dikenal dengan bungur (Melayu), bungur kuwal, bungur bener (Lampung), bungur

tekuyung (Palembang). Jawa: bungur (Sunda), ketangi, laban, wungu (Jawa Tengah),

dan bhungor, wungur (Madura) (Heyne,1987).

7.2. Deskripsi Botani

Pohon berukuran besar kadang – kadang tingginya mencapai 45 m dan

diameter batangnya 150 cm, tetapi pada umumnya tingginya 25 – 30 m dan diameter

batangnya 60 – 80 cm. Batang bulat, berwarna cokelat muda, biasanya agak bengkok

tetapi pada tempat - tempat tumbuh yang baik dan dalam tegakan yang rapat

batangnya tumbuh lurus, beralur agak dalam, percabangannya dimulai dari bagian

pangkalnya (Gambar 10a) (Heyne,1987).

Daun tunggal, bertangkai pendek. Helaian daun berbentuk oval, elips, atau

memanjang, tebal seperti kulit, panjang 9-28 cm, lebar 4-12 cm, berwarna hijau tua.

Serat daun melingkar kearah ujung dengan jumlah 12 – 13. Pada bagian pangkal

tangkai elastis memiliki lutut (Gambar 10b). Bunga majemuk berwarna ungu,

tersusun dalam malai yang panjangnya 10-50 cm, keluar dari ketiak daun atau ujung

ranting. Bungur berbunga 2 kali dalam satu tahun yaitu akhir Nopember – Desember

dan bulan Mei – Juni tetapi pernah dijumpai diluar musim tersebut diatas ( Gambar

10c). buah bungur berbentuk bulat, ujungnya runcing seperti jarum dengan panjang

0,3 mm. Buah bungur panjangnya 1,8 – 2,5 cm, diameternya 1,5 – 2 cm. Jika masih

muda berwarna hijau dan setelah masak berwarna coklat (Gambar 10 d.2). Buah

masak memerlukan waktu 3,5 - 4 bulan, bila berbunga bulan Nopember atau

Desember maka berbuah bulan Pebruari atau Maret dan bila berbunga bulan Mei atau

Juni maka berbuah bulan Agustus atau September. Buah masak pada saat musim

kemarau akan lebih cepat masak 15 – 20 hari jika dibandingkan buah masak pada saat

musim penghujan (Gambar 10 d.1) (Heyne,1987).

Page 18:  · Web viewPalem termasuk suku tumbuhan yang memiliki jumlah jenis yang tinggi. Di dunia diperkirakan terdapat 2008 jenis, yang terdiri atas 200 marga. Palem memiliki daerah penyebaran

Gambar 10 : Tanaman Bungur (Lagerstroemia speciosa PERS); a) Batang, b) Daun, c) Bunga, d) Buah

(d1 : Buah Tua ; d2 : Buah Muda) ( Sumber : Syarah, 2010).

7.3. Penyebaran dan Habitat

Bungur dapat ditemukan di hutan jati, baik di tanah gersang maupun di tanah

subur hutan heterogen berbatang tinggi. Kadang-kadang, bungur ditanam sebagai

pohon hias atau pohon pelindung di tepi jalan. Di Jawa, bungur dapat tumbuh sampai

ketinggian 800 m dpl. Selain itu, bungur banyak ditemukan pada ketinggian di bawah

300 m. Di Sumatera Selatan bungur tumbuh di tempat yang pada musim hujan

tergenang air namun tidak sampai terjadi pembentukan gambut. Sama seperti di Jawa,

Bungur di Palembang juga tumbuh terpencar – pencar tetapi di Lampung Bungur

terdapat dalam hutan – hutan murni (Heyne,1987).

8. Salak (Salacca edulis Reinw)

8.1. Tata Nama

A

C D1 D2

Page 19:  · Web viewPalem termasuk suku tumbuhan yang memiliki jumlah jenis yang tinggi. Di dunia diperkirakan terdapat 2008 jenis, yang terdiri atas 200 marga. Palem memiliki daerah penyebaran

Tanaman salak dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Steenis, 1975;

Tjitrosoepomo, 1988):

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Klas : Monocotyledoneae

Ordo : Principes

Familia : Palmae

Genus : Salacca

Spesies : Salacca zalacca (Gaert.) Voss.

Sinonim : Salacca edulis Reinw.

Masyarakat Deli, Sunda, Jawa, Madura, Bali menyebutnya salak, masyarakat

Minang, Makasar dan Bugis menamainya sala, sedang masyarakat Kalimantan

menyebutnya hakam atau tusum (Wahyuningdari,2000)

8.2. Deskripsi Botanis

Tanaman salak termasuk golongan pohon palem rendah yang tumbuh

berumpun. Batang hampir tidak kelihatan karena tertutup pelepah daun yang sangat

rapat. Batang, pangkalm pelepah, tepi daun dan permukaan buahnya berduri tempel.

Pada umur 1-2 tahun batang dapat tumbuh ke samping membentuk beberapa tunas

yang akan menjadi anakan atau tunas bunga. Tanaman salak dapat tumbuh bertahun-

tahun hingga ketinggiannya mencapai tinggi 7 m (Wahyuningdari, 1992; Santoso,

1990).

Daun tersusun roset, bersirip terputus, panjang 2,5-7 m (Santoso, 1990). Anak

daun tersusun majemuk, helai daun lanset, ujung meruncing, pangkal menyempit.

Bagian bawah dan tepi tangkai berduri tajam. Ukuran dan warna daun tergantung

varietas (Wahyuningdari,2000). Tanaman salak termasuk tumbuhan berumah dua,

bunga kecil muncul di ketiak pelepah, mekar selama 1-3 hari. Ketika masih muda

diselubungi seludang yang berbentuk perahu. Simetri radial, mempunyai tiga daun

kelopak dan tiga daun mahkota, kadangkadang struktur kelopak dan mahkota tidak

dapat dibedakan. Kuntum bunga dibedakan menjadi kuntum besar dan kecil.

Keduanya bersatu dalam satu dasar bunga yang memiliki satu putik dengan satu bakal

biji. Bunga jantan, terdiri dari stamen tanpa putik, banyak, rapat, panjang, tersusun

Page 20:  · Web viewPalem termasuk suku tumbuhan yang memiliki jumlah jenis yang tinggi. Di dunia diperkirakan terdapat 2008 jenis, yang terdiri atas 200 marga. Palem memiliki daerah penyebaran

seperti genteng, simetri radial. Bunga mempunyai mahkota dan mata tunas bunga

kecil-kecil yang rapat, satu kelompok terdiri dari 4-14 malai. Satu malai terdiri dari

ribuan serbuk sari. Panjang seluruh bunga sekitar 15-35 cm, sedang panjang malai 7-

15 cm. Bunga betina hanya menghasilkan putik, berbentuk agak bulat. Mempunyai

mahkota dan mata tunas dengan satu putik dan bakal biji yang tersusun dalam

kuntum. Satu kelompok terdiri dari 1-3 malai, setiap malai mengandung 10-20 bakal

buah. Panjang bunga seluruhnya 20-30 cm, panjang malai 7-10 cm. Warna hijau

kekuningan lalu merah dan sebelum mekar sempurna bunga sudah berwarna

kehitaman. Selain bunga jantan dan betina terdapat pula bunga hermaprodit

(Wahyuningdari,2000; Steenis, 1975; Backer dan Bakhuizen v.d. Brink, 1968).

Akar serabut, menjalar datar di bawah tanah. Daerah perakaran tidak luas,

dangkal dan mudah rusak jika kekeringan atau kelebihan air. Perkembangan akar

sangat dipengaruhi oleh cara pengolahan tanah, pemupukan, tekstur tanah, sifat fisik

tanah, sifat kimia tanah, air tanah dan lain-lain. Untuk menjaga akar tetap tumbuh,

maka perlu diadakan penimbunan dan setelah muncul akar-akar muda, akar yang tua

dipotong (Tjahjadi, 1995; Santoso, 1990).

Buah umumnya berbentuk segitiga, bulat telur terbalik, bulat atau lonjong

dengan ujung runcing, terangkai rapat dalam tandan buah di ketiak pelepah daun.

Kulit buah tersusun seperti sisik-sisik/genteng berwarna cokelat kekuningan sampai

kehitaman. Daging buah tidak berserat, warna dan rasa tergantung varietasnya. Dalam

satu buah terdapat 1-3 biji. Biji keras, berbentuk dua sisi, sisi dalam datardan sisi luar

cembung (Wahyuningdari, 2000; Steenis, 1975).

8.3. Penyebaran dan Habitat

Tanaman salak (Salacca zalacca (Gaert.) Voss.) diduga berasal dari Pulau

Jawa dan sudah dibudidayakan sejak ratusan tahun silam. Pada masa penjajahan,

tanaman ini dibawa ke pulau-pulau lain dan akhirnya tersebar luas sampai ke Filipina,

Malaysia, Brunei dan Thailand (Nazarudin dan Kristiawati, 1997).

Daerah sebarannya yang luas menyebabkan banyak ragam varietas salak.

Keragaman ini semakin meningkat sejalan dengan penggunaan biji sebagai sarana

pembiakan. Varietas salak umumnya dikenal berdasarkan daerah tumbuhnya. Salak

Page 21:  · Web viewPalem termasuk suku tumbuhan yang memiliki jumlah jenis yang tinggi. Di dunia diperkirakan terdapat 2008 jenis, yang terdiri atas 200 marga. Palem memiliki daerah penyebaran

pondoh dan salak bali merupakan varietas yang memiliki nilai komersial tinggi

(Kusumo dkk., 1995).

Tanaman salak memerlukan curah hujan rata-rata 200-400 mm per bulan.

Tanaman ini tidak menyukai penyinaran penuh, intensitas sinar yang dibutuhkan

berkisar 50-70%, sehingga perlu tumbuhan penaung. Salak tumbuh dengan baik pada

tempat beriklim basah dengan pH sekitar 6,5, berupa tanah pasir atau lempung yang

kaya bahan organik, dapat menyimpan air dan tidak tergenang, karena sistem

perakarannya dangkal (Wahyuningdari,2000 ; Santoso, 1990). Temperatur optimal

20-30oC, apabila kurang dari 20oC perbungaan akan lambat, bila terlalu tinggi akan

menyebabkan buah dan biji membusuk (Santoso, 1990). Salak tumbuh baik dari

dataran rendah sampai ketinggian sekitar 700 m dpl dan dapat berbuah sepanjang

tahun, khususnya pada bulan Oktober dan Januari (Sastroprodjo, 1980).

9. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq)

9.1. Tata Nama

Taksonomi kelapa sawit adalah sebagai berikut :Divisi : SpermatophytaSub divisi : AngiospermaeKelas : AngiopspermaeSub kelas : MonocotyledoneaeOrdo : SpadicifloraeKeluarga : PalmaceaeSub keluarga : CocoideaeGenus : ElaeisSpesies : Elaeis guineensis Jacq

( Lubis,1992).9.2. Deskripsi Botanis

Kelapa sawit termasuk tanaman monokotil. Batangnya lurus, tidak bercabang

dan tidak mempunyai kambium tingginya dapat mencapai 15-20 m (Lubis, 1992).

Tanaman ini berumah satu atau monoecious, bunga jantan dan bunga betina berada

pada satu pohon. Bagian vegetatif terdiri atas akar, batang, dan daun, sedangkan

bagian generatifnya yakni bunga dan buah (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008).

Calon akar muncul dari biji kelapa sawit yang dikecambahkan disebut

radikula, panjangnya dapat mencapai 15 cm dan mampu bertahan sampai 6 bulan

(Lubis, 1992). Akar primer yang tumbuh dari pangkal batang (bole) ribuan

jumlahnya, diameternya berkisar antara 8 dan 10 mm. panjangnya dapat mencapai 18

Page 22:  · Web viewPalem termasuk suku tumbuhan yang memiliki jumlah jenis yang tinggi. Di dunia diperkirakan terdapat 2008 jenis, yang terdiri atas 200 marga. Palem memiliki daerah penyebaran

cm. Akar sekunder tumbuh dari akar primer, diameternya 2-4 mm. Dari akar

sekunder tumbuh akar tersier berdiameter 0.7-1.5 mm dan panjangnya dapat

mencapai 15 cm (Lubis, 1992).

Batang membengkak pada pangkal (bole), bongkol ini dapat memperkokoh

posisi pohon pada tanah agar dapat berdiri tegak (Sastrosayono, 2008). Dalam satu

sampai dua tahun pertama pertumbuhan batang lebih mengarah kesamping, diameter

batang dapat mencapai 60 cm. setelah itu perkembangan ke atas dapat mencapai 10 –

11 m dengan diameter 40 cm. Menurut Lubis (1992) pertumbuhan meninggi ini

berbeda - beda untuk setiap varietas.

Daun pertama yang tumbuh pada stadium benih berbentuk lanset (lanceolate),

kemudian muncul bifurcate dan setelah dewasa berbentuk menyirip (pinnate) ( Lubis,

1992). Pada tanaman dewasa dapat menghasilkan 40-60 daun dengan laju dua daun

/bulan dan satu helai daun hidup fungsional dua tahun. Panjang daun bisa mencapai

5-7 m terdiri dari : satu tulang daun (rachis), 100-160 pasang anak daun linear, dan

satu tangkai daun (petiole) yang berduri (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008).

Tanaman kelapa sawit mulai berbunga pada umur 12-14 bulan, tetapi baru

ekonomis untuk di panen pada umur 2,5 tahun (Lubis, 1992). Bunga kelapa sawit

merupakan monoecious, bunga jantan dan bunga betina dalam satu pohon. Satu inflor

dibentuk dari ketiak setiap daun setelah diferensiasi dari pucuk batang. Jenis kelamin

jantan atau betina ditentukan 9 bulan setelah inisiasi dan selang 24 bulan baru inflor

bunga berkembang sempurna. Bunga-bunga betina dalam satu inflor membuka dalam

tiga hari dan siap dibuahi selama 3-4 hari. sedangkan bungabunga yang berasal dari

inflor jantan melepaskan serbuk sarinya dalam lima hari. Penyerbukan yang umum

terjadi biasanya penyerbukan silang namun kadang juga sendiri (Mangoensoekarjo

dan Semangun, 2008).

Buah kelapa sawit adalah buah batu yang sessile (sessile drup), menempel dan

menggerombol pada tandan buah. Jumlah per tandan dapat mencapai 1600, berbentuk

lonjong membulat. Panjang buah 2-3 cm, beratnya 30 gram. Bagian – bagian buah

terdiri atas eksokarp atau kulit buah dan mesokrap atau sabut dan biji. Eksokarp dan

mesokarp disebut perikarp. Biji terdiri atas endocarp atau cangkang, dan inti atau

Page 23:  · Web viewPalem termasuk suku tumbuhan yang memiliki jumlah jenis yang tinggi. Di dunia diperkirakan terdapat 2008 jenis, yang terdiri atas 200 marga. Palem memiliki daerah penyebaran

kernel. Sedangkan inti tersebut terdiri dari endosperma dan embrio (Mangoensoekarjo

dan Semangun, 2008).

Biji merupakan bagian buah yang telah terpisah dari daging buah dan sering

disebut noten atau nut yang memiliki berbagai ukuran tergantung tipe tanaman

(Lubis, 1992). Biji kelapa sawit terdiri atas cangkang, embryo dan inti atau

endosperm. Embrio panjangnya 3 mm berdiameter 1,2 mm berbentuk silinderis

seperti peluru dan memiliki dua bagian utama. Bagian yang tumpul permukaannya

berwarna kuning dan bagian lain agak berwarna kuning. Endosperm merupakan

cadangan makanan bagi pertumbuhan embryo. Pada perkecambahan embrio

berkembang dan akan keluar melalui lubang cangkang (germpore). Bagian pertama

yang muncul adalah radikula (akar) dan menyusul plumula (batang) (Lubis, 1992).

9.3. Penyebaran dan Habitat

Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan/industri berupa pohon batang lurus

dari famili Palmae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang

berasal dari Amerika. Asal tanaman kelapa sawit (Elaeis giuneensis jacq.) secara

pasti belum bisa diketahui. Namun, ada dugaan kuat tanaman ini berasal dari dua

tempat, yaitu Amerika Selatan dan Afrika (Guenia). Spesies Elaeis melanococca atau

Elaeis oleivera diduga berasal dari Amerika Selatan dan spesies Elaeis guineensis

berasal dari Afrika (Guenia). Brazil dipercaya sebagai tempat di mana pertama kali

kelapa sawit tumbuh. Dari tempat asalnya, tanaman ini menyebar ke Afrika, Amerika

Equatorial, Asia Tenggara, dan Pasifik Selatan. Bibit kelapa sawit pertama kali masuk

ke Indonesia tahun 1848 berasal dari Mauritus dan Amsterdam sebanyak empat

tanaman yang kemudian ditanam di Kebun Raya Bogor dan selanjutnya disebarkan

ke Deli Sumatera Utara (Lubis, 1992). Perkebunan kelapa sawit pertama dibangun di

Tanahitam, Hulu Sumatera Utara oleh Schad (Jerman) pada tahun 1911.

4.2. Karakteristik Vegetasi Hutan Kota Malabar

Menurut Anggraeni (2011), Karakteristik Vegetasi Hutan Kota Malabar terdiri

dari 2 elemen yaitu elemen lunak (soft element) berupa vegetasi yang terbagi 4 stratum

pada hutan kota malabar Kota Malang adalah Sebagai berikut :

Page 24:  · Web viewPalem termasuk suku tumbuhan yang memiliki jumlah jenis yang tinggi. Di dunia diperkirakan terdapat 2008 jenis, yang terdiri atas 200 marga. Palem memiliki daerah penyebaran

Tabel 1. Karakteristik Vegetasi Hutan Kota Malabar, Kota Malang ( Anggraeni,2011)

Elemen keras (hard element) merupakan elemen minoritas pada hutan kota,termasuk Hutan Kota Malabar terlihat pada gambar berikut:

Keterangan :

1) Elemen keras (hard element)

2) Elemen lunak (soft element)Gambar : Proporsi Elemen Keras terhadap Elemen Lunak pada Hutan Kota Malang (Anggraeni,2011)

4.3. Produksi Oksigen Hutan Kota

Pada kondisi eksisting hutan kota Malang dengan kemampuan menghasilkan

oksigen tertinggi adalah hutan kota Malabar, yaitu sebesar 7.868.795,46 gram/hari

dan hutan kota Indragiri merupakan hutan kota dengan kemampuan menghasilkan

oksigen terendah hutan kota Malang, yaitu sebesar 946.941,24 gram/hari yaitu pada

hutan kota Indragiri.

Page 25:  · Web viewPalem termasuk suku tumbuhan yang memiliki jumlah jenis yang tinggi. Di dunia diperkirakan terdapat 2008 jenis, yang terdiri atas 200 marga. Palem memiliki daerah penyebaran

Tabel 2 : Kemampuan Hutan Kota Malang sebagai Penghasil Oksigen (Anggraeni,2011)Dalam menghasilkan Oksigen elemen keras (hard element) mempunyai

pengaruh besar. Jika diasumsikan bahwa seluruh bagian hutan kota Malang tidak

memiliki elemen keras, maka besar produksi oksigen yang mampu dihasilkan oleh

vegetasi tegakan (stratum B, C dan D) hutan kota Malang adalah sebesar

65.432.548,80 gram/hari atau 3.268.182,18 gram/hari lebih tinggi dibanding dengan

produksi oksigen pada kondisi eksisting 62.164.366,63 gram/hari.

Tabel 3 : Pengaruh Elemen Keras terhadap Produksi Oksigen Hutan Kota Malang (Anggraeni,2011)

Berdasarkan tabel 3, dapat disimpulkan bahwa elemen keras berpengaruh

terhadap produksi oksigen hutan kota Malang. Jika masing-masing hutan kota

Malang tidak memiliki elemen keras maka besar produksi oksigen yang seharusnya

mampu dihasilkan oleh vegetasi hutan kota Malabar adalah 18.220.278,09 gram/hari,

sebesar 9.725.259,83 gram/hari pada hutan kota Jakarta, sebesar 5.267.574,92

gram/hari pada hutan kota Indragiri, sebesar 22.781.030,77 gram/hari pada hutan kota

Velodrom dan sebesar 19.241.993,73 gram/hari pada hutan kota Buper Hamid Rusdi.

5. Penutup

5.1. Kesimpulan

1) Hutan Kota Malabar mempunyai peranan penting sebagai penyedian O2 di Kota

Malang dengan jumlah sebesar 7.868.795,46 gram/hari

Page 26:  · Web viewPalem termasuk suku tumbuhan yang memiliki jumlah jenis yang tinggi. Di dunia diperkirakan terdapat 2008 jenis, yang terdiri atas 200 marga. Palem memiliki daerah penyebaran

2) Berdasarkan karakterstik Vegetasi , Hutan Kota Malabar terdiri dari 4 vegetasi

yaitu vegetasi Stratum B,C,D, dan E

3) Berdasarkan Elemen Penyusunnya, Hutan Kota Malabar terdiri dari Elemen Keras

(Hard Element) sebesar 16.535,70 dan Elemen Lunak (soft element) sebesar

948,32

4) Elemen Keras (Hard Element) berpengaruh terhadap produksi okgin hutan Kota

Malabar, jika tanpa Elemen Keras (Hard Element) produksi oksigen mencapai

18.220.278,09

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, rekomendasi yang dapat dikemukakan adalah

peningkatan dan peran aktif seluruh stakeholder dalam upaya pelestarian lingkungan

untuk mendukung keberlangsungan fungsi ekologis hutan kota, yaitu dengan:

1) Membangun pola berfikir masyarakat akan lingkungan hidup, bahwa lingkungan

hidup merupakan aset yang harus dipertahankan kelestariannya bukan untuk

kepentingan jangka pendek melainkan untuk masa yang akan datang.

2) Peran aktif pemerintah dalam mendukung upaya pelestarian ruang terbuka hijau

utamanya hutan kota mengingat banyak terjadinya konversi perubahan ruang terbuka

hijau kota Malang yang semakin pesat akibat perebutan kepentingan penggunakaan

lahan dari berbagai sektor aktivitas kota Malang. Untuk itu perlu adanya upaya

optimasi demi mengoptimumkan fungsi ekologis pada hutan kota yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Alrasjid, H. 1973. Beberapa Keterangan Tentang Albizia falcataria. Laporan No 157. LPH : Bogor.

Anggraeni,Mustika,Niti Sesanti, dan Eddi Basuki Kurniawan. 2011. Optimasi Hutan Sebagai Penghasil Oksigen Kota Malang. Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol. 3, No. 1

Barittro,Rahimatun dan Sondang Suriati. 2011. Bintaro ( Cerbera manghas) sebagai Pestisida

Alami. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol.17, No.1, April 2011

Backer, C.A. dan R.C. Bakhuizen van den Brink. 1968. Flora of Java. Volume III. Groningen:

Page 27:  · Web viewPalem termasuk suku tumbuhan yang memiliki jumlah jenis yang tinggi. Di dunia diperkirakan terdapat 2008 jenis, yang terdiri atas 200 marga. Palem memiliki daerah penyebaran

Wolters Noordhoff

Budihardjo, Eko & Djoko Suharto. 1998. Geomorfologi Gunung Galunggung ( Berdasarkan Penyelidikan Pengindraan Jauh ) Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat. Bandung : Direktorat Vulkanologi , Departemen Energi & Sumberdaya Mineral.

Departemen Kehutanan. 1990. Peta Kesesuaian Pengembangan Hutan Tanaman IndustriSengon (Albizia falcataria) di Pulau Jawa. Kerjasama Perhimpunan Meteorologi Pertanian Indonesia Dengan Badan Penelitian Dan Pengembangan Kehutanan

Deputi menegristek. 2000. PALEM (Palem Putri, Botol, Merah dan Raja). Jakarta : Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengeta- huan dan Teknologi Direktorat Jenderal (Ditjen) Kehutanan. 1976. Vademeccum Kehutanan Indonesia. Departe-

men Pertanian : Jakarta

Djamal Irwan, Zoer’aini.2005. Tantangan Lingkungan & Lanskep Hutan Kota. Jakarta : Bumi

Aksara

Hanan, Abdul,dkk. 2000. Koleksi Palem Kebun Raya Bogor. Jakarta : Unit Pelaksana Teknis Balai Pengembangan Kebun Raya LIPI

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid III. Jakarta : Badan Litbang Kehutanan

Joker, Dorthe. 2002. Tamarindus indica L. dalam Informasi Singkat Benih No. 21, Mei 2002. Bandung : Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan

Kusumo, S., A.B. Farid, S. Sulihanti, K. Yusri, Suhardjo dan T. Sudaryono. 1995. Teknologi Produksi Salak. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Holtikultural Badan Peneltian dan Pengembangan Departemen Pertanian

Lemmens, R.H.M.J. dan I.Soerianegara. 2002. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara No.5(1) Pohon Penghasil Kayu Perdagangan Utama. PT Balai Pustaka Prosesa Indonesia : Bogor.

Lestari, Juwita Amanda. 2013. Observasi Hutan Kota Malabar, Malang. Malang : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Martawijaya, A. , I. Kartasujana, K. Kadir dan S.A.Prawira. 1981. Atlas Kayu Indonesia Jilid I. Balai Penelitian dan Pengembangan Departemen Kehutanan : Bogor.

________. 1989. Atlas Kayu Indonesia Jilid II. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehuta -nan : Bogor.

Page 28:  · Web viewPalem termasuk suku tumbuhan yang memiliki jumlah jenis yang tinggi. Di dunia diperkirakan terdapat 2008 jenis, yang terdiri atas 200 marga. Palem memiliki daerah penyebaran

Nazaruddin dan Kristiawati. 1997. Varietas Salak. Jakarta: Penebar SwadayaPrihmantoro, H. 1991. Budidaya Albizia. Jakarta Info Agribisnis. Trubus Edisi Juni : 34-36.

Rachmawati, Henny, Djoko Iriantoro, dan Christian P. Hansen. 2002. Gmelina arborea Roxb dalam Informasi Singkat Benih No. 16, Januari 2002. Bandung : Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan

Santoso, H.B. 1990. Salak Pondoh. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Sastroprodjo, S. 1980. Fruits. IBPGR Scretariat Home

Steenis, C.G.G.J. van. 1975. Flora Untuk Sekolah di Indonesia. Jakarta: PT. Pradnya Paramita

Soesanthy, Funny dan Gusti Indiarti.2011. Hama Ulat Pemakan Daun Tanaman (Cerbera manghas). Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri Balai

Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol.17, No.1, April 2011

Syrah, Mey dan Suradji.2010. Lagerstroemia speciosa PERS dalam Informasi Singkat Benih No. 105. Palembang : BPTH Sumatra

Tjahjadi, N. 1995. Bertanam Salak. Yogyakarta: Kanisius

Tjitrosoepomo, G. 1988. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Uhl,N.W. & J. Dreasfield.1987. Genera Palmarum, A Classification of Palms Based On The Work of Harold E. Moore. Jr. The L.H. Bailey Hortorium and The International Palm Society. Lawrence, Kansas- USA : Allen Press

Verheij, EWM and Coronel RE, eds, 1991. Plant Resources of South-East Asia. No.2. Edible fruits and nuts. PROSEA Foundation. Wageningen, Netherlands: Pudoc.

Page 29:  · Web viewPalem termasuk suku tumbuhan yang memiliki jumlah jenis yang tinggi. Di dunia diperkirakan terdapat 2008 jenis, yang terdiri atas 200 marga. Palem memiliki daerah penyebaran