bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2016/08/Tahun... · Web viewPajak...

37
2015 |Kajian Pengelolaan PAD Kota Palu KAJIAN PENGELOLAAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PALU TAHUN 2015 PENDAHULUAN Latar Belakang Kewenangan otonomi luas adalah keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan yang mencakup kewenangan semua bidang pemerintahan kecuali di bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter fiskal, agama serta kewenangan bidang lainnya yang akan ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Di samping itu kewenangan otonomi mencakup pula kewenangan yang utuh dan bulat dalam penyelenggarakannya mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi. Otonomi nyata adalah keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan kewenangan pemerintahan di bidang tertentu yang secara nyata ada dan diperlukan serta tumbuh, hidup dan berkembang di daerah. Otonomi yang bertanggung jawab adalah berupa perwujudan pertanggungjawaban sebagai konsekuensi pemberian hak dan kewenangan kepada daerah dalam wujud tugas dan kewajiban yang harus dipikul oleh daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi, berupa peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik, pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan serta pemeliharan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta antar daerah dalam rangka menjaga keutuhan Negara kesatuan Republik Indonesia. Paradigma pengelolaan keuangan daerah, baik ditingkat propinsi maupun kabupatan/ kota mengalami perubahan yang sangat berarti seiring dengan diterapkannya otonomi daerah sejak awal tahun 2001. Hal ini diperkuat melalui UU No. 32 tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.. Berlakunya undang-undang ini memberikan peluang yang lebih besar kepada daerah untuk lebih mengoptimalkan potensi yang ada, baik menyangkut 1

Transcript of bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2016/08/Tahun... · Web viewPajak...

Page 1: bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2016/08/Tahun... · Web viewPajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; Pajak Parkir; Pajak Air Tanah; Pajak Sarang Burung

2015 |Kajian Pengelolaan PAD Kota Palu

KAJIAN PENGELOLAAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PALU TAHUN 2015

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kewenangan otonomi luas adalah keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan yang mencakup kewenangan semua bidang pemerintahan kecuali di bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter fiskal, agama serta kewenangan bidang lainnya yang akan ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Di samping itu kewenangan otonomi mencakup pula kewenangan yang utuh dan bulat dalam penyelenggarakannya mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi.

Otonomi nyata adalah keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan kewenangan pemerintahan di bidang tertentu yang secara nyata ada dan diperlukan serta tumbuh, hidup dan berkembang di daerah. Otonomi yang bertanggung jawab adalah berupa perwujudan pertanggungjawaban sebagai konsekuensi pemberian hak dan kewenangan kepada daerah dalam wujud tugas dan kewajiban yang harus dipikul oleh daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi, berupa peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik, pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan serta pemeliharan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta antar daerah dalam rangka menjaga keutuhan Negara kesatuan Republik Indonesia.

Paradigma pengelolaan keuangan daerah, baik ditingkat propinsi maupun kabupatan/ kota mengalami perubahan yang sangat berarti seiring dengan diterapkannya otonomi daerah sejak awal tahun 2001. Hal ini diperkuat melalui UU No. 32 tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.. Berlakunya undang-undang ini memberikan peluang yang lebih besar kepada daerah untuk lebih mengoptimalkan potensi yang ada, baik menyangkut sumber daya manusia, dana maupun sumber daya lain yang merupakan kekayaan daerah. Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan yang lebih besar dalam pengurusan maupun pengelolaan daerah, termasuk didalamnya pengelolaan keuangan.

Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka semua Peraturan Daerah yang mengatur retribusi daerah harus menyesuaikan dengan undang-undang tersebut. Pemerintah Kota Palu telah menyesuaikan Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah dan retribusi daerah yang akan menjadi pedoman dalam upaya penanganan dan pengelolaan pajak daerah dan retribusi daerah guna meningkatkan penerimaan daerah.Pajak daerah dan Retribusi mempunyai peranan penting untuk mendorong pembangunan daerah, meningkatkan pendapatan daerah dalam rangka untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Selain itu dengan Peraturan Daerah ini diharapkan ada peningkatan kesadaran masyarakat dalam memenuhi kewajiban retribusi.

Setelah otonomi berjalan selama sepuluh tahun, masih dirasakan kurang optimalnya daerah menggalai sumber pendapatan daerah. Salah satu kendala dalam meningkatkan pendapatan daerah adalah tidak adanya data tentang potensi Pendapatan

1

Page 2: bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2016/08/Tahun... · Web viewPajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; Pajak Parkir; Pajak Air Tanah; Pajak Sarang Burung

2015 |Kajian Pengelolaan PAD Kota Palu

Asli Daerah. Potensi pendapatan asli daerah kota palu selama ini tak terdata dengan baik. Akibatnya anggaran pendapatan dan belanja daerah dari tahun ke tahun tak pernah bisa meningkat secara signifikan. Kenaikan anggaran hampir selalu terjadi karena limpahan sisa lebih perhitungan anggaran atau Silpa tahun sebelumnya. Salah satu cara yang tepat untuk melakukan pendataan dan rekapitulasi pendapatan daerah adalah menyusun basis data (database) Pendapatan Asli Daerah dalam periode waktu tertentu.

Kesediaan data tentang PAD juga merupakan perwujudan dari transparansi anggaran sehingga publik dapat mengaksesnya secara luas serta dapat mengawal dan mengadvokasi penggunaan anggaran public tersebut.

A. Fokus MasalahBerdasarkan latar belakang permasalahan tersebut diatas, maka focus

permasalahan dalam penelitian ini yaitu:1. bagaimanakah database Pendapatan Asli Daerah dari sector pajak dan retribusi

daerah?2. Bagaimanakah potensi Pendapatan asli daerah dari sector pajak dan retribusi

daerah?

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini, yaitu:a. Menampilkan potensi sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah dari sector

pajak dan Retribusi di Kota Palu.b. Menampilkan database Pendapatan Asli Daerah dari sector Pajak dan

Retribusi di Kota Palu.2. Manfaat penelitian

Adapun manfaat penelitian ini, yaitu:a. Memberi kemudahan bagi Pemerintah Daerah untuk mengembangkan

sistem potensi Pendapatan Asli Daerah dari sector Pajak dan Retribusi.b. Peningkatan kualitas, struktur dan kelengkapan informasi dan data base

Pendapatan asli daerah dari sector pajak dan retribusi.

METODE PENELITIAN

A. Jenis Data dan InformasiData yang dihimpun untuk melakukan kajian ini adalah data sekunder. Data

primer hanya diambil untuk melakukan klarifikasi terhadap data sekunder yang disajikan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah yang mengelola PAD dari sector pajak dan retribusi. Data sekunder tersebut terdiri atas sumber-sumber PAD Kabupaten/Kota sampel yang terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah , hasil pengelolaan aset daerah serta PAD lain-lain yang sah. Adapun database Potensi Pendapatan Asli Daerah yang dapat diindentifikasi adalah sebagai berikut:A.1 Pajak daerah

Rincian jenis pajak daerah yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Kota Palu berdasarkan Peraturan daerah kota Palu Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 3

2

Page 3: bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2016/08/Tahun... · Web viewPajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; Pajak Parkir; Pajak Air Tanah; Pajak Sarang Burung

2015 |Kajian Pengelolaan PAD Kota Palu

Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pajak daerah, sebagai berikut:1. Pajak Hotel;2. Pajak Restoran;3. Pajak Hiburan;4. Pajak Reklame;5. Pajak Penerangan Jalan;6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;7. Pajak Parkir;8. Pajak Air Tanah;9. Pajak Sarang Burung Walet;

10. Pajak Bumi dan Bangunan perdesaan dan Perkotaan; dan11. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

A.2. Retibusi DaerahRincian jenis Retribusi daerah yang dikaji dalam penelitian ini, terbagi atas 3 (tiga jenis Retribusi, yaitu1. Retribusi jasa umum, terdiri dari:

a. Retribusi Pelayanan Kekayaan Daerah;b. Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan;c. Retribusi Terminal;d. Retribusi Tempat Khusus Parkir;e. Retribusi Rumah Potong Hewan;f. Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan;g. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga;danh. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.

2. Retribusi jasa usaha, terdiri dari:a. Retribusi Pelayanan Kesehatan;b. Retribusi Pelayanan persampahan;c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta

Catatan Sipil;d. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat;e. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;f. Retribusi Pelayanan Pasar;g. Retribusi Pengujian kendaraan Bermotor;h. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran;i. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta;j. Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang;dank. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.

3. Retribusi periizinan tertentu, terdiri dari:a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;b. Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol;c. Retribusi Izin Ganguan;d. Retribusi Izin Trayek;dane. Retribusi Izin Usaha Perikananf. Retribusi pengantian izin menetap tinggal orang asing

3

Page 4: bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2016/08/Tahun... · Web viewPajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; Pajak Parkir; Pajak Air Tanah; Pajak Sarang Burung

2015 |Kajian Pengelolaan PAD Kota Palu

B. Metode pengumpulan DataPengumpulan data dilaksankan melalui tiga jenis metode yaitu:a. Observasi

Sebelum mendapatkan data di lapangan dibutuhkan observasi pendahuluan baik melalui SKPD-SKPD di lingkungan Propinsi Sumatera Utara juga di daerah-daerah yang menjadi sasaran penelitian dengan melakukan dokumentasi.

b. wawancara proses memperoleh ketarngan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya

jawab sambil bertatap muka antara pewancara dengan informan yaitu juru parkir dan PNS SKPD pengelola PAD.

c. Data SekunderData sekunder terdiri atas data resmi Pemerintah Kota Palu yang tersaji dalam laporan Bapan Pusat Statistik maupun dokumen langsung dari satuan kerja perangkat daerah pengelola pajak dan retribusi daerah.

C. Prosedur Pengolahan Data dan Analisis DataSetelah data terkumpul maka langkah selanjutnya dilakukan analisis data.

Analisis data merupakan langkah yang dilakukan setelah pengumpulan data. Kegiatan analisis data kualitatif mencakup pengujian, mengerutkan, mengkategorikan, megevaluasi, membandingkan, mensistensiskan dan menkontempelasikan data-data yang dikode seperti halnya mereview data mentah dan data yang direkam. Sesuai dengan kegiatan tersebut, maka secara garis besar analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui tahapan pengolahan data sebagai berikut :1. Reduksi data, peneliti melakukan reduksi data dengan memilih data dan

informasi mengenai implementasi Peraturan Daerah Kota Palu tentang Penertiban Ternak. Data yang direduksi memberikan gambaran hasil penelitian secara lengkap, sehingga memudahkan peneliti memberikan pengkodean pada aspek-aspek tertentu.

2. Display data, dengan penyajian data dalam bentuk gambar atau tabel. Hal ini untuk memudahkan membaca data informasi yang diperoleh dari penelitian.

3. Pengambilan keputusan verifikasi. Langkah ini dilakukan untuk pengambilan keputusan atas data-data penelitian yang telah direduksi, sehingga didapatkan kesimpulan yang tepat.

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Gambaran Umum Perekonomian DaerahSecara umum, pembangunan ekonomi daerah diartikan sebagai suatu proses

dimana pemerintah daerah dan seluruh komponen masyarakat mengelola berbagai sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut.

Kota Palu merupakan salah satu daerah otonom yang berada di Provinsi Sulawesi Tengah dan sekaligus menjadi Ibukota Provinsi Sulawesi Tengah, serta mempunyai batas wilayah sebagai berikut :

4

Page 5: bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2016/08/Tahun... · Web viewPajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; Pajak Parkir; Pajak Air Tanah; Pajak Sarang Burung

2015 |Kajian Pengelolaan PAD Kota Palu

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tanantovea Kabupaten Donggala;

2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sigi Biromaru dan Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi;

3) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Finembani, Kecamatan Kinovaro Marowola Kabupaten Sigi dan Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala; dan

4) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Moutong dan Kecamatan Tanantovea Kabupaten Donggala.

Luas wilayah Kota Palu 395,06 Km² yang dibagi dalam delapan wilayah Kecamatan dan empat puluh lima Kelurahan, dengan rincian sebagaimana tercantum dalam tabel berikut ini.

Tabel 1

Luas Wilayah Serta Jumlah Kecamatan dan Kelurahan Di Kota Palu

NO. K E C A M A T A N LUAS (Km2) KELURAHAN

1

2

PALU UTARA

TAWAELI

29,94

59,75

5

5

3

4

PALU TIMUR

MANTIKULORE

7,70

206,80

57

5

6

PALU BARAT

ULUJADI

8,28

40,24

6

6

7

8

PALU SELATAN

TATANGA

27,38

14,95

5

6

J u m l a h 395,06 45

Letak strategis Kota Palu berada pada kawasan dataran lembah Palu dan teluk Palu yang secara astronomis terletak antara 0º,36” - 0º,56” Lintang Selatan dan 119º,45” - 121º,1” Bujur Timur, tepat berada di bawah garis Katulistiwa dengan ketinggian 0 - 700 meter dari permukaan laut.

Keadaan Geologi Kota Palu secara umum formasi geologi tanah di Kota Palu terdiri dari batuan gunung berapi dan batuan terobosan yang tidak membeku (Inncous Intrusiverocks). Disamping pula batuan-batuan metamorphosis dan sedimen.

Wilayah Kota Palu dicirikan oleh bentuk utama berupa lembah (graben) dimana pusat kota terletak di bagian tengah dari lembah tersebut. Orientasi lembah ini mengikuti arah utama jalur pegunungan di kedua sisinya,

5

Page 6: bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2016/08/Tahun... · Web viewPajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; Pajak Parkir; Pajak Air Tanah; Pajak Sarang Burung

2015 |Kajian Pengelolaan PAD Kota Palu

yaitu berarah relatif utara-selatan. Secara geologis, orientasi fisiografi ini berhubungan dengan proses struktur yang terjadi serta jenis batuan yang menyusun Kota Palu, dimana sisi kiri dan kanan Kota Palu merupakan jalur patahan utama, yaitu patahan Palu-Koro serta wilayahnya disusun oleh batuan yang lebih keras dibanding material penyusun bagian lembah.

Wilayah Kota Palu dicirikan oleh bentuk utama berupa lembah (graben) dimana pusat kota terletak di bagian tengah dari lembah tersebut. Orientasi lembah ini mengikuti arah utama jalur pegunungan di kedua sisinya, yaitu berarah relatif utara-selatan. Secara geologis, orientasi fisiografi ini berhubungan dengan proses struktur yang terjadi serta jenis batuan yang menyusun Kota Palu, dimana sisi kiri dan kanan Kota Palu merupakan jalur patahan utama, yaitu patahan Palu-Koro serta wilayahnya disusun oleh batuan yang lebih keras dibanding material penyusun bagian lembah.

Topografi daerah Kota Palu berdasarkan satuan geomorfologi dapat dibagi kedalam tiga satuan yaitu :1. Satuan Geomorfologi Dataran, dengan kenampakan morfologi berupa

topografi tidak teratur, lemah, merupakan wilayah dengan banjir musiman, dasar sungai umumnya meninggi akibat sedimentasi fluvial. Morfologi ini disusun oleh material utama berupa aluvial sungai dan pantai. Wilayah tengah Kota Palu didominasi oleh satuan geomorfologi ini.

2. Satuan Geomorfologi Denudasi dan Perbukitan, dengan kenampakan berupa morfologi bergelombang lemah sampai bergelombang kuat. Wilayah kipas aluvial (aluvial fan) termasuk dalam satuan morfologi ini. Di wilayah Palu morfologi ini meluas di wilayah Palu Timur, Palu Utara, membatasi antara wilayah morfologi dataran dengan morfologi pegunungan.

3. Satuan Geomorfologi Pegunungan Tebing Patahan, merupakan wilayah dengan elevasi yang lebih tinggi. Kenampakan umum berupa tebing-tebing terjal dan pelurusan morfologi akibat proses patahan. Arah pegunungan ini Hampir utara-selatan, baik di timur maupun dibarat dan menunjukkan pengaruh struktur/tektonik terhadap bentuk kini morfologi Kota berupa lembah. Umumnya wilayah ini bukan merupakan wilayah hunian.

Kota Palu dalam konteks pembangunan ekonomi beberapa tahun terakhir cukup meningkat secara signifikan. Hal ini amat didukung dengan adanya perbaikan iklim makro ekonomi yang semakin kondusif.

Berdasarkan hasil perhitungan PDRB tahun 2000, produk domestic regional bruto Kota Palu atas dasar harga berlaku pada tahun 2014 mencapai 11.091.420 juta rupiah, sedang PDRB harga konstan tecatat sebesar 3.954.022 juta rupiah.

Pertumbuhan ekonomi Kota Palu dari tahun 2011 sampai dengan Tahun 2013 terus mengalami kenaikan yang signifikan, dimana tahun 2013 dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 9,44 persen, pada Tahun 2012 tumbuh 9,60 persen, dan tahun 2013 pertumbuhan ekonomi Kota Palu mencapai 9,96 persen.kemudian pada Tahun 2014 pertumbuhan ekonomi Kota Palu mengalami perlambatan yang hanya mencapai 8,79 persen.

Secara umum perhatian dan sasaran pembangunan ekonomi Kota Palu pada tahun anggaran 2015 akan diarahkan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat serta penguatan ketahanan ekonomi daerah dan pertumbuhan yang berkualitas, dengan penekanan pada peningkatan pemerataan distribusi pendapatan melalui

6

Page 7: bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2016/08/Tahun... · Web viewPajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; Pajak Parkir; Pajak Air Tanah; Pajak Sarang Burung

2015 |Kajian Pengelolaan PAD Kota Palu

peningkatan serapan dan kesempatan kerja juga peningkatan peluang berusaha, serta peningkatan minat investasi di daerah melalui peningkatan pelayanan dan kemudahan berinvestasi, serta terus mendorong pembangunan berkelanjutan demi pencapaian kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat

B. Pendapatan Asli Daerah

Sektor pemerintahan membutuhkan data dan informasi, antara lain untuk pengelolaan lingkungan hidup, sumber daya alam, sumber daya air, pengendalian pertumbuhan daerah urban, penegakan hukum, dan penurunan kemiskinan. Baik secara internasional maupun nasional, sekitar 80% pengambilan keputusan dan kebijakan pemerintah didasarkan pada data dan informasi. Untuk upaya mendukung pelaksanaan good governance juga diperlukan kemudahan untuk mengakses data dan informasi secara efektif dan efisien, cepat, dan akurat. Oleh karena itu, diperlukan manajemen informasi pada beberapa tingkatan administrasi pemerintahan daerah.

Untuk mewujudkan itu semua dibutuhkan jaringan mengumpulan data secara terpadu di daerah beserta analisis data sebagai dukungan dalam pelaksanaan perencanaan dan evaluasi pembangunan daerah. Akibat ketidak jelasan informasi maka dapat berakibat: 1. Kualitas perencanaan rendah, Perencanaan dan Kebijakan tidak didukung

dengan data dan informasi yang memadai.2. Semakin minimnya data dan informasi perkembangan daerah semakin

rendah. 3. Tidak adanya sistem, instrumen dan indikator yang jelas dan terukur untuk

menilai kinerja penyelenggaraan pembangunan di daerah. Data dan Informasi merupakan dua faktor penting untuk mendukung

tercapainya kualitas perencanaan dan pengendalian pembangunan yang dapat dihandalkan. Data dan Informasi merupakan fakta atau bahan penting untuk perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan oleh pimpinan. Kelengkapan jenis data dan kemutakhiran data akan dapat memberikan hasil yang memuaskan bagi semua pihak terhadap hasil perencanaan dan pengendalian yang dilaksanakan. Makin pentingnya peranan penelitian dan pengembangan dalam otonomi daerah diperlukan pengembangan sistem database Potensi Pendapatan Asli Daerah. Pemerintah dihadapkan terhadap berbagai tantangan dan permasalahan yang makin berat dan berdemensi kompleks. Berbagai kebijakan menyangkut PAD haruslah didasarkan ataspertimbangan-pertimbangan yang merupakan solusi yang terbaik dan seminimal mungkin tidak menimbulkan akses negatif di kemudian hari (dalam jangka panjang). Untuk meningkatkan potensi Pendapatan Asli Daerah dibutuhkan suatu sistem yang terpadu yang merupakan rangkaian sistem dan informasi penelitian dan pengembangan yang berbasis pada daerah serta berorientasi pada kesejahteraan rakyat.

7

Page 8: bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2016/08/Tahun... · Web viewPajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; Pajak Parkir; Pajak Air Tanah; Pajak Sarang Burung

2015 |Kajian Pengelolaan PAD Kota Palu

C. Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah

Untuk meningkatkan akuntabilitas penyelenggaraan otonomi daerah, Pemerintah Daerah seharusnya diberi kewenangan yang lebih besar dalam perpajakan dan retribusi. Berkaitan dengan pemberian kewenangan tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah dan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, perluasan kewenangan perpajakan dan retribusi tersebut dilakukan dengan memperluas basis pajak Daerah dan memberikan kewenangan kepada Daerah dalam penetapan tarif. Perluasan basis pajak tersebut dilakukan sesuai dengan prinsip pajak yang baik. Pajak dan Retribusi tidak menyebabkan ekonomi biaya tinggi dan/atau menghambat mobilitas penduduk, lalu lintas barang, jasa antar daerah dan kegiatan ekspor impor.Berdasarkan pertimbangan tersebut perluasan basis pajak Daerah dilakukan dengan memperluas basis pajak yang sudah ada, mendaerahkan pajak pusat dan menambah jenis Pajak baru.

Perluasan basis pajak yang sudah ada dilakukan untuk Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor diperluas hingga mencakup kendaraan Pemerintah, Pajak Hotel diperluas hingga mencakup seluruh persewaan di hotel, Pajak Restoran diperluas hingga mencakup pelayanan katering. Ada 4 (empat) jenis Pajak baru bagi Daerah, yaitu Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan yang sebelumnya merupakan pajak pusat dan Pajak Sarang Burung Walet sebagai Pajak kabupaten/kota serta Pajak Rokok yang merupakan Pajak baru bagi provinsi.

Bahwa Pemerintah Daerah Kota Palu telah menyesuaikan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah dengan menetapkan Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 2011 tentang Pajak Daerah, Peraturan daerah Nomor 7 Tahun 2011 tentang retribusi jasa umum, Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha, dan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2011 tentang Retribusi Perizinan Tertentu.

Sesuai peraturan menteri dalam negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang pengelolaan keuangan daerah, maka Sumber-sumber PAD Kota Palu terdiri atas pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan aset daerah dan pendapatan lain-lain yang sah. Jenis/objek dari keempat sumber PAD tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Jenis/objek Pajak Kota Palua. Pajak Hotel;b. Pajak Restoran;c. Pajak Hiburan;d. Pajak Reklame;e. Pajak Penerangan Jalan;f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;g. Pajak Parkir;h. Pajak Air Tanah;i. Pajak Sarang Burung Walet;j. Pajak Bumi dan Bangunan perdesaan dan Perkotaan; dank. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

8

Page 9: bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2016/08/Tahun... · Web viewPajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; Pajak Parkir; Pajak Air Tanah; Pajak Sarang Burung

2015 |Kajian Pengelolaan PAD Kota Palu

2. Jenis/objek Retribusi daerah :a. Retribusi Jasa umum, terdiri:

1. Retribusi Pelayanan Kekayaan Daerah;2. Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan;3. Retribusi Terminal;4. Retribusi Tempat Khusus Parkir;5. Retribusi Rumah Potong Hewan;6. Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan;7. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga;dan8. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.

b. Retribusi jasa usaha, terdiri dari:1. Retribusi Pelayanan Kesehatan;2. Retribusi Pelayanan persampahan;3. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta

Catatan Sipil;4. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat;5. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;6. Retribusi Pelayanan Pasar;7. Retribusi Pengujian kendaraan Bermotor;8. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran;9. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta;

10. Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang;dan11. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.

c. Retribusi periizinan tertentu, terdiri dari:1. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;2. Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol;3. Retribusi Izin Ganguan;4. Retribusi Izin Trayek;dan5. Retribusi Izin Usaha Perikanan6. Retribusi pengantian izin menetap tinggal orang asing

3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan.4. Lain-lain pendapatan asli Daerah yang sah

Adapun Realisasi Pendapatan Daerah pada Tahun Anggaran 2014 adalah sebesar Rp1.171.610.175.067,51 atau mencapai 100,27% dari target APBD TA 2014 sebesar Rp1.168.497.486.981,00 Realisasi Pendapatan Daerah berasal dari Penerimaan Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp211.275.634.100,51 Pendapatan Transfer sebesar Rp922.209.615.092,00 dan Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar Rp38.124.925.875,00 Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2014 mengalami kenaikan Rp173.467.100.681,81 atau 14,81% jika dibandingkan Tahun Anggaran 2013.rincian realisasi pendapatan asli daerah sebagai berikut :

9

Page 10: bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2016/08/Tahun... · Web viewPajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; Pajak Parkir; Pajak Air Tanah; Pajak Sarang Burung

2015 |Kajian Pengelolaan PAD Kota Palu

Tabel 2Realisasi Pendapatan Asli Daerah

No. Uraian Anggaran 2014(Rp)

Anggaran 2013(Rp)

%

1.2.3.4.5.

6.

7.8.9.10.

Pajak HotelPajak RestoranPajak HiburanPajak ReklamePajak Penerangan Jalan

Pajak Mineral Bukan LogamPajak ParkirPajak Air TanahPajak sarang burung walletBea Perolehan hak Atas Tanah dan Bangunan

7.250.000.000,-6.600.000.000,-1.850.000.000,-2.000.000.000,-21.250.000.000,-

10.000.000.000,-

200.000.000,-80.000.000,-10.000.000,-

12,700.000.000,-

8.673.418.273,647.444.688.799,702.145.532.332,432.687.379.660,0022.880.787.249,00

11.827.976..086,92

324.798.725,05113.914.157,508.905.939.126,1114.047.044.530,50

119,63112,80115,97134,37107,67

118,28

162,40142,3989,06110,61

Jumlah 71.940.000.000,- 79.075.428.920,85 109,92

Berdasarkan rincian penerimaan pajak daerah diatas, persentase tertinggi penerimaan pajak bersumber dari pajak Penerangan Jalan sebesar 28,94% dari total pendapatan pajak daerah, sedangkan terendah dari pajak sarang burung walet sebesar 0,03%. Rendahnya penerimaan pajak sarang burung walet disebabkan penetapan nilai pajak dilakukan secara selft assesment. Kondisi tersebut mengakibatkan petugas pemungut kesulitan dalam melakukan penagihan karena tidak ada pelaporan dari wajib pajak akan besaran pendapatan dari usaha tersebut.

Terkait dengan realisasi Retribusi daerah TA 2014 adalah sebesar Rp16.890.646.825,00 atau mencapai 85,82% dari target yang ditetapkan dalam APBD sebesar Rp19.682.178.590,00. Hal tersebut menunjukkan Pendapatan Daerah TA 2014 mengalami penurunan sebesar Rp146.980.097,00, atau 0,86% dibandingkan dengan realisasi TA 2013 sebesar Rp17.037.626.922,00. Penurunan penerimaan dari retribusi daerah, dipengaruhi oleh dihapuskannya pungutan atas retribusi penggantian biaya kartu tanda penduduk dan akta catatan sipil.

POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH SEKTOR PAJAK

DAN RETRIBUSI DAERAH

A. Pajak dan Retribusi Daerah

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 menjelaskan bahwa Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan UndangUndang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat.

Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus

10

Page 11: bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2016/08/Tahun... · Web viewPajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; Pajak Parkir; Pajak Air Tanah; Pajak Sarang Burung

2015 |Kajian Pengelolaan PAD Kota Palu

disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan. Retribusi daerah terdiri dari retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha, dan retribusi perizinan tertentu.

Hasil analisis potensi penerimaan PAD dari sektor pajak dan retribusi yaitu sebesar Rp. 126,610,029,671,- atau dapat tumbuh sebesar 14,28 persen dibandingkan dengan tahun 2015. Potensi Penerimaan PAD Kota Palu dari Sektor pajak dan retribusi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3Jumlah PAD Sektor Pajak dan Retribusi pada APBD Perubahan

Tahun 2015 dan Potensi Penerimaan PAD Sektor Pajak dan Retribusi Kota Palu

NO

PENDAPATAN ASLI DAERAH

(PAJAK & RETRIBUSI)

APBD PERUBAHAN

2015POTENSI POTENSI

TERPENDAM

I Pendapatan Pajak Daerah 89,360,000,000 101,324,529,955 11,964,529,955

IIPendapatan Retribusi Daerah

21,426,407,500 25,285,499,716 3,859,092,216

1 Retribusi Jasa Umum 9,145,942,500 10,983,590,930 1,837,648,430

2 Retribusi Jasa Usaha 2,205,725,000 3,042,411,009 836,686,009

3 Retribusi Perizinan Tertentu

10,074,740,000 11,259,497,776 1,184,757,776

III Jumlah 110,786,407,500 126,610,029,671 15,823,622,171Sumber: Lampiran (PPKAD Kota Palu 2015, Data diolah)

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa. Potensi penerimaan terbesar PAD diperoleh dari sektor pajak yaitu diperkirakan sebesar Rp.101.324.529.955,- Sedangkan retribusi jasa usaha merupakan potensi dengan penerimaan terkecil, yaitu hanya sebesar Rp.3.042.411.009,-

Besarnya potensi penerimaaan dari sektor pajak dikarenakan besarnya potensi penerimaan pada pajak penerangan jalan, pajak hotel dan pajak restoran. Pemerintah daerah diharapkan dapat melakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap objek pajak tersebut, dan lebih mengintesifkan mekanisme pemungutan di tingkat lapangan.

Kecilnya potensi penerimaan dari sektor retribusi jasa usaha disebabkan oleh masih relatif kecilnya potensi penerimaan dari jenis retribusi jasa umum di Kota Palu, dimana potensi penerimaan diperkirakan hanya berkisar antara Rp.155.000.000,- hingga Rp.1.257.825.200,-.

11

Page 12: bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2016/08/Tahun... · Web viewPajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; Pajak Parkir; Pajak Air Tanah; Pajak Sarang Burung

2015 |Kajian Pengelolaan PAD Kota Palu

Rata-rata Potensi pertumbuhan PAD Kota Palu dari sektor Pajak dan retribusi sebesar diperkirakan dapat tumbuh sebesar 14,28 persen. Lebih jelasnya potensi pertumbuhan PAD kota Palu dari sektor pajak dan retribusi dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1

Potensi Pertumbuhan PAD Sektor Pajak dan Retribusi Kota Palu

%0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

13.39

20.09

37.93

11.7614.28

Pendapatan Pajak Daerah Retribusi Jasa Umum Retribusi Jasa Usaha

Retribusi Perizinan Tertentu Rata-Rata

Potensi pertumbuhan PAD terbesar diperoleh dari retribusi jasa usaha, yaitu 37,93 persen. Sedangkan Retribusi perizinan tertentu merupakan potensi potensi pertumbuhan terendah, yakni hanya sebesar 11,76 persen.

Tingginya potensi pertumbuhan jasa usaha disebabkan oleh besarnya potensi pertumbuhan pada retribusi parkir khusus (Parkir Bandara Mutiara) yaitu sebesar 132,3 persen. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka Pemerintah Daerah Kota Palu melalui dinas Perhubungan, komunikasi dan informatika diharapkan segera memberlakukan parkir dengan sistim otomatis.

Rendahnya potensi pertumbuhan retribusi perizinan tertentu disebabkan oleh kecilnya potensi pertumbuhan pada retribusi izin usaha perikanan yang diperkirakan tidak mengalami pertumbuhan dan retribusi izin trayek yang hanya tumbuh sebesar 0,14 persen. Untuk meningkatkan hal tersebut, maka Pemerintah Daerah Kota Palu diharapkan segera mengintensifkan pemungutan retribusi perizinan tertentu

B. Pajak Daerah

Salah satu elemen penting dari setiap sistem pemerintahan daerah di era desentralisasi fiskal adalah kemampuan daerah untuk mengenakan pajak (taxing power) kepada penduduk di daerah tersebut untuk membiayai layanan publik lokal. Untuk itu dua hal penting yang menjadi dasar penilaian potensi pajak daerah. Pertama: Hasil (yield) yaitu memadai tidaknya hasil suatu pajak kaitannya dengan layanan publik yang dibiayai; mudah diperkirakan besaran hasilnya; elastis terhadap

12

Page 13: bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2016/08/Tahun... · Web viewPajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; Pajak Parkir; Pajak Air Tanah; Pajak Sarang Burung

2015 |Kajian Pengelolaan PAD Kota Palu

pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi, dan inflasi. Kedua: Kemampuan melaksakan (ability to implement) yaitu suatu pajak haruslah dapat dilaksanakan baik dari sudut politik maupun kemampuan tata laksana. Oleh karena itu tolak ukur menilai suatu pajak daerah potensial atau tidak, paling tidak digunakan kriteria kecukupan pendapatan dan kecukupan dinamis.

Pajak daerah Kota Palu didasarkan pada Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 1 Tahun 2011 tentang pajak daerah dan Peraturan daerah Kota Palu Nomor 3 tahun 2014 tentang perubahan Kedua Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 1 Tahun 2011 tentang pajak daerah. Pajak daerah terdiri dari pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak parkir, pajak air tanah, pajak sarang burung walet, Pajak Bumi dan Bangunan perdesaan dan perkotaan, pajak bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.

Potensi penerimaan PAD sektor pajak di Kota palu dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel 4.Rincian Jumlah PAD Sektor Pajak pada APBD Perubahan

Tahun 2015 dan Potensi PAD Sektor Pajak Kota Palu

No Pendapatan Pajak Daerah

APBDPerubahan

2015 Potensi Potensi

Terpendam

1 Pajak Hotel 9,600,000,000 11,404,715,000 1,804,715,0002 Pajak Restoran 10,000,000,000 11,559,765,085 1,559,765,0853 Pajak Hiburan 3,200,000,000 4,472,597,116 1,272,597,1164 Pajak Reklame 3,300,000,000 4,052,274,475 752,274,475

5Pajak Penerangan Jalan

25,100,000,000 30,000,000,000 4,900,000,000

6 Pajak Parkir 350,000,000 602,158,750 252,158,750

7Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

12,000,000,000 12,736,800,000 736,800,000

8 Pajak Air Bawah tanah 300,000,000 425,225,000 125,225,000

9 Pajak Walet 10,000,000 23,950,000 13,950,000

10

Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan Perkotaan

12,000,000,000 12,000,000,000 -

11 Pajak BPHTB 13,500,000,000 14,047,044,530 547,044,530Jumlah 89,360,000,000 101,324,529,955 11,964,529,955

Sumber: Lampiran (PPKAD Kota Palu 2015, Data diolah)

13

Page 14: bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2016/08/Tahun... · Web viewPajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; Pajak Parkir; Pajak Air Tanah; Pajak Sarang Burung

2015 |Kajian Pengelolaan PAD Kota Palu

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa potensi penerimaan PAD dari sektor pajak sebesar Rp. 101.324.529.955,- atau dapat tumbuh sebesar 13,39 persen dibandingkan dengan tahun 2015. Potensi penerimaan terbesar PAD sektor pajak diperoleh dari pajak penerangan jalan sebesar Rp. 30.000.000.000,. Besarnya potensi penerimaan pajak penerangan jalan di karenakan besarnya potensi jumah pemakaian tenaga listrik di kota palu sebesar 390.037.611, - Kwh.

Sedangkan potensi pajak burung wallet merupakan pajak dengan potensi penerimaan terendah, yakni hanya sebesar Rp. 23.950.000,. Rendahnya potensi pertumbuhan penerimaan dari pajak sarang burung wallet belum optimalnya penarikan pajaknya dikarenakan keterbatasan sumber daya manusia (tenaga lapangan), hal lain yang menjadi kendala adalah sebagian besar tempat sarang burung wallet tidak dapat ditemui pemiliknya.

Rata-rata Potensi pertumbuhan PAD Kota Palu dari sektor Pajak sebesar diperkirakan dapat tumbuh sebesar 13,39 persen. Lebih jelasnya potensi pertumbuhan PAD Kota Palu dari sektor pajak dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.

Potensi Pertumbuhan PAD Sektor Pajak Kota Palu

Potensi pertumbuhan terbesar PAD sektor pajak diperoleh dari pajak sarang burung

Pajak Hotel

Pajak Restoran

Pajak Hiburan

Pajak Reklame

Pajak Penerangan Jalan

Pajak Parkir

Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

Pajak Air Bawah tanah

Pajak Walet

Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan Perkotaan

Pajak BPHTB

Rata-Rata

18.8

15.6

39.77

22.8

19.52

72.05

6.14

41.74

139.5

0

4.05

13.39

14

Page 15: bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2016/08/Tahun... · Web viewPajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; Pajak Parkir; Pajak Air Tanah; Pajak Sarang Burung

2015 |Kajian Pengelolaan PAD Kota Palu

wallet sebesar 139,5 persen,-. Besarnya potensi pertumbuhan pajak wallet dikarenakan kecilnya penerimaan pajak wallet pada Tahun 2015. Sedangkan potensi pajak bumi dan bangunan pedesaan perkotaan merupakan pajak dengan potensi pertumbuhan terendah, yakni sebesar 0,00 persen, hal ini disebabkan perkiraan pada Tahun 2016 pajak bumi dan bangunan tidak sebesar tahun 2015.

C. Retribusi Jasa Umum

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 menjelaskan bahwa retribusi jasa umum merupakan pungutan retribusi atas pelayanan yang disediakan atau diberikan pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

Retribusi jasa umum di Kota Palu didasarkan pada Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 8 Tahun 2011 tentang Retribusi jasa Umum. Berdasarkan peraturan daerah tersebut, maka retribusi jasa umum di Kota Palu terdiri dari retribusi pelayanan kesehatan, retribusi pelayanan persampahan, retribusi penggantian biaya cetak kartu tanda penduduk dan akte catatan sipil, retribusi pelayanan parkir ditepi jalan umum, retribusi pelayanan pasar retribusi pengujian kendaraan bermotor, retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran, retribusi penyediaan/ penyedotan kakus, retribusi penggantian biaya cetak peta, retribusi pelayanan tera/tera ulang, dan retribusi pengendalian menara telekomunikasi.

Potensi penerimaan PAD Kota Palu pada Tahun 2016 secara rinci dapat dilihat sebagaimana ditampilkan pada Tabel di bawah ini sebagai berikut.

Tabel 5.Rincian Jumlah PAD Sektor Retribusi Jasa Umum pada APBD Perubahan Tahun 2015

dan Potensi PAD Sektor Retribusi Jasa Umum Kota Palu

No

Retribusi Jasa Umum

APBDPERUBAHA

N2015

POTENSIPOTENSI

TERPENDAM

1 Retribusi Pelayanan Kesehatan 800,000,000 960,533,755 60,533,755

2Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan

3,600,000,000 3,756,000,000 156,000,000

3Retribusi Pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat

25,000,000 30,000,000 5,000,000

4Retribusi Pelayanan Parkir di tepi jalan umum

2,127,080,000 2,949,037,500 821,957,500

5 Retribusi Pelayanan Pasar Grosir/Pertokoan 1,750,000,000 2,198,616,000 448,616,000

6 Retribusi Pengujian 223,862,500 454,893,000 231,030,500

15

Page 16: bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2016/08/Tahun... · Web viewPajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; Pajak Parkir; Pajak Air Tanah; Pajak Sarang Burung

2015 |Kajian Pengelolaan PAD Kota Palu

No

Retribusi Jasa Umum

APBDPERUBAHA

N2015

POTENSIPOTENSI

TERPENDAM

Kendaraan Bermotor

7 Retribusi Alat Pemadam kebakaran 20,000,000 22,010,675 2,010,675

8 Retribusi Penyediaan dan penyedotan kakus 350,000,000 350,000,000 -

9 Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi 250,000,000 262,500,000 12,500,000

Jumlah 9,145,942,500 10,983,590,930 1,837,648,430Sumber: Lampiran (PPKAD Kota Palu 2015, Data diolah)

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa potensi penerimaan PAD dari sektor retribusi jasa umum sebesar Rp. 10.983.590.930,- atau dapat tumbuh sebesar 20,09 persen dibandingkan dengan tahun 2015. Potensi penerimaan terbesar PAD sektor jasa umum diperoleh dari retribusi pelayanan persampahan dan kebersihan sebesar Rp.3.756.000.000,-. Besarnya potensi penerimaan dari retribusi pelayanan persampahan disebabkan besarnya jumlah rumah tangga yang akan membayar retribusi sampah. Sedangkan potensi retribusi alat pemadam kebakaran merupakan retribusi jasa umum dengan potensi penerimaan terendah, yakni hanya sebesar Rp.22.010.675. Kecilnya potensi penerimaan dari retribusi alat pemadam kebakaran dikarenakan besarnya biaya yang harus dikeluarkan dalam investasi alat pemadam kebakaran yang tidak sebanding dengan penerimaan.

Rata-rata potensi pertumbuhan PAD retribusi jasa umum diperkirakan dapat tumbuh sebesar 20.09 persen. Potensi pertumbuhan retribusi jasa umum secara jelas dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Gambar 3.

Potensi Pertumbuhan PAD Sektor Retribusi Jasa Umum Kota Palu

16

Page 17: bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2016/08/Tahun... · Web viewPajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; Pajak Parkir; Pajak Air Tanah; Pajak Sarang Burung

2015 |Kajian Pengelolaan PAD Kota Palu

Retribusi Pelayanan Kesehatan

Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan

Retribusi Pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat

Retribusi Pelayanan Parkir di tepi jalan umum

Retribusi Pelayanan Pasar Grosir/Pertokoan

Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor

Retribusi Alat Pemadam kebakaran

Retribusi Penyediaan dan penyedotan kakus

Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi

Rata-Rata

20.07

4.33

20

38.64

25.64

103.2

10.05

0

5

20.09

Potensi pertumbuhan terbesar PAD sektor retribusi jasa umum diperoleh dari retribusi pengujian kendaraan bermotor sebesar 103,20 persen,-. Sedangkan potensi retribusi penyediaan dan penyedotan kakus merupakan retribusi jasa umum dengan potensi pertumbuhan terendah, yakni hanya sebesar 0,00 persen.

D. Retribusi Jasa Usaha

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 menjelaskan bahwa retribusi jasa usaha merupakan pungutan retribusi atas pelayanan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial. Pelayanan dengan menggunakan/memanfaatkan kekayaan daerah yang belum dimanfaatkan secara optimal; dan/atau pelayanan oleh pemerintah daerah sepanjang belum disediakan secara memadai oleh pihak swasta

Retribusi jasa usaha di Kota Palu didasarkan pada Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 7 Tahun 2011. Berdasarkan peraturan daerah tersebut, maka retribusi jasa usaha di Kota Palu terdiri dari retribusi pelayanan kekayaan daerah, retribusi pasar grosir dan, pertokoan, retribusi terminal, retribusi tempat khusus parkir, retribusi rumah potong hewan, retribusi pelayanan kepelabuhanan, retribusi tempat rekreasi dan olahraga, retribusi penjualan produksi daerah. Potensi penerimaan PAD kota palu sektor jasa usaha dapat di lihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel 6.Rincian Jumlah PAD Sektor Retribusi Jenis Usaha pada APBD Perubahan Tahun

2015 dan Potensi PAD Sektor Retribusi Jenis Usaha Kota Palu

No Retribusi Jasa Usaha

APBDPerubahan

2015Potensi Potensi

Terpendam

1 Retribusi Pemakaian kekayaan daerah 610,000,000 660,000,000 50,000,000

17

Page 18: bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2016/08/Tahun... · Web viewPajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; Pajak Parkir; Pajak Air Tanah; Pajak Sarang Burung

2015 |Kajian Pengelolaan PAD Kota Palu

2 Retribusi Terminal 475,400,000 506,490,460 31,090,460

3Retribusi Tempat Khusus Parkir (Bandara Mutiara)

540,000,000 1,257,826,250 717,826,250

4 Retribusi Rumah Potong Hewan 220,000,000 227,769,300 7,769,300

5 Retribusi Pelayanan Kepelabuhan 125,000,000 155,000,000 30,000,000

6Retribusi Penjualan produksi usaha daerah

235,325,000 235,325,000 -

Jumlah 2,205,725,000 3,042,411,009 836,686,009Sumber: Lampiran (PPKAD Kota Palu 2015, Data diolah)

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa potensi penerimaan PAD dari sektor retribusi jasa usaha sebesar Rp.3.042.411.009,- atau dapat tumbuh sebesar 37.93 persen dibandingkan dengan tahun 2015. Potensi penerimaan terbesar PAD sektor jasa usaha diperoleh dari retribusi tempat parkir khusus (Bandara Mutiara) sebesar Rp.1.257.826.250,-. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah kedatangan dan keberangkatan penumpang pesawat terbang pada Tahun 2016. Sedangkan potensi retribusi pelayanan kepelabuhan merupakan retribusi jasa usaha dengan potensi penerimaan terendah, yakni hanya sebesar Rp.155.000.000,-.

Rata-rata potensi penerimaan retribusi jasa usaha di Kota Palu pada tahun 2016 di perkirakan sebesar 37.93 persen. Besarnya potensi penerimaan retribusi jasa usaha Kota Palu dapat dilihat sebagaiman di tam[ilkan pada Tabel di bawah ini.

Gambar 4.

Potensi Pertumbuhan PAD Sektor Retribusi Jasa Usaha Kota Palu

18

Page 19: bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2016/08/Tahun... · Web viewPajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; Pajak Parkir; Pajak Air Tanah; Pajak Sarang Burung

2015 |Kajian Pengelolaan PAD Kota Palu

Retribusi Pemakaian kekayaan daerah

Retribusi Terminal

Retribusi Tempat Khusus Parkir (Bandara Mutiara)

Retribusi Rumah Potong Hewan

Retribusi Pelayanan Kepelabuhan

Retribusi Penjualan produksi usaha daerah

Rata-Rata

8.2

6.54

132.93

3.53

24

0

37.93

Potensi pertumbuhan terbesar PAD sektor retribusi jasa usaha diperoleh dari retribusi tempat parkir khusus sebesar 132,93 persen,-. Tinggi potensi pertumbuhan retribusi parkir khusus dikarenakan banyaknya jumlah kendaraan yang parkir di area bandara. Diharapkan pada Tahun 2016 sistem parkir di Bandara mutiara sudah menggunakan sistem parkir elektronik, sehingga penerimaan dari retribusi parkir khusus dapt lebih optimal.

Sedangkan potensi retribusi penjualan produksi usaha daerah merupakan retribusi jasa usaha dengan potensi pertumbuhan terendah, yakni tidak mengalami pertumbuhan. Hal ini dikarenakan pemerintah Kota Palu tidak menjadikan mereka sebagai target utama dalam meningkatkan PAD.

4.5. Retribusi Jenis Perizinan Tertentu

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 menjelaskan bahwa retribusi perizinan tertentu adalah pelayanan perizinan tertentu oleh pemerintah daerah kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pengaturan dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

Retribusi perizinan tertentu di Kota Palu didasarkan pada Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 9 Tahun 2011. Berdasarkan peraturan daerah tersebut, maka retribusi perizinan tertentu di Kota Palu terdiri dari retribusi izin mendirikan bangunan, retribusi izin tempat penjualan menuman beralkohol, retribusi izin

19

Page 20: bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2016/08/Tahun... · Web viewPajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; Pajak Parkir; Pajak Air Tanah; Pajak Sarang Burung

2015 |Kajian Pengelolaan PAD Kota Palu

gangguan, retribusi izin trayek, retribusi izin usaha perikanan dan retribusi perpanbjangan izin menetap tenaga kerja asing.

Potensi penerimaan PAD dari sektor retribusi perizinan tertentu sebesar Rp.11.259.497.776,- atau dapat tumbuh sebesar 11.76 persen dibandingkan dengan tahun 2015. Rincian besarnya potensi penerimaan retribusi perizinan tertentu dapat dilihat sebagaimana di tampilkan pada Tabel di bawah ini.

Tabel 7.Rincian Jumlah PAD Sektor Retribusi Perizinan Tertentu pada APBD Perubahan

Tahun 2015 dan Potensi PAD Sektor Retribusi Perizinan Tertentu Kota Palu

No Retribusi Perizinan Tertentu

APBDPerubahan

2015Potensi Potensi

Terpendam

1 Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

6,550,000,000 7,287,038,640 737,038,640

2 Retribusi penjualan minuman beralkohol

350,000,000 362,426,036 12,426,036

3 Retribusi HO/SITU 2,750,000,000 3,000,000,000 250,000,0004 Retribusi Izin

Trayek 23,990,000 24,024,449 34,449

5 Retribusi Izin Usaha Perikanan 750,000 750,000 -

6 Retribusi Mempekerjakan tenaga kerja asing

400,000,000 585,258,651 185,258,651

Jumlah 10,074,740,000 11,259,497,776 1,184,757,776Sumber: Lampiran (PPKAD Kota Palu 2015, Data diolah)

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa Potensi penerimaan terbesar PAD sektor perizinan tertentu diperoleh dari retribusi izin mendirikan bangunan sebesar Rp.7.287.038.640,-. Besarnya penerimaan dari retribusi izin mendirikan bangunan disebabkan perkiraan bahwa pada tahun 2016 investasi di sektor property akan meningkat dan masyrakat yang sudah memiliki bangunan akan tetapi belum memiliki IMB juga akan di optimalkan penerimaannya. Sedangkan potensi retribusi izin usaha perikanan merupakan retribusi perizinan tertentu dengan potensi penerimaan terendah, yakni hanya sebesar Rp.750.000,-.

Rendahnya potensi penerimaan dari retribusi izin usaha perikanan dikarenakan izin usaha perikanan tidak dapat berkembang dengan baik di Kota Palu. Masyarakat Kota Palu umumnya lebih menyukai bergerak dalam usaha yang bersifat jasa dibandingkan dengan sektor perikanan dan kelautan.

20

Page 21: bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2016/08/Tahun... · Web viewPajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; Pajak Parkir; Pajak Air Tanah; Pajak Sarang Burung

2015 |Kajian Pengelolaan PAD Kota Palu

Rata-rata potensi pertumbuhan PAD dari sektor retribusi perizinan tertentu adalah sebesar 11,76 persen. Rata-rata perkiraan potensi pertumbuhan retribusi perizinan tertentu dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Gambar 5.

Potensi Pertumbuhan PAD Sektor Retribusi Perizinan Tertentu

Kota Palu

Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

Retribusi penjualan minuman beralkohol

Retribusi HO/SITU

Retribusi Izin Trayek

Retribusi Izin Usaha Perikanan

Retribusi Mempekerjakan tenaga kerja asing

Rata-rata

11.25

3.55

9.09

0.14

0

46.31

11.76

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa potensi pertumbuhan terbesar PAD sektor retribusi perizinan tertentu diperoleh dari retribusi mempekerjakan tenaga kerja asing sebesar 46,31 persen,-. Tingginya potensi pertumbuhan retribusi izin perpanjangan tenaga kerja asing disebabkab oleh banyaknya tenaga asing yang masuk ke Kota Palu, Sedangkan potensi retribusi izin usaha perikanan merupakan retribusi jasa usaha dengan potensi pertumbuhan terendah, yakni tidak mengalami pertumbuhan, hal ini disebabkan oleh perkiraan bahwa masyarakat kurang tertarik pada usaha izinn perikanan di Kota Palu pada tahun 2016.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah tim melakukan penelitian selama dua bulan terhadap pengelolaan pajak dan retribusi daerah yang menjadi focus penelitian, maka tim membuat kesimpulan sebagai berikut :

21

Page 22: bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2016/08/Tahun... · Web viewPajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; Pajak Parkir; Pajak Air Tanah; Pajak Sarang Burung

2015 |Kajian Pengelolaan PAD Kota Palu

1. Bahwa potensi penerimaan PAD dari sector pajak dan retribusi yaitu sebesar Rp.126,610,029,671,- atau dapat tumbuh sebesar 14,28 persen dibandingkan dengan tahun 2015.

2. Bahwa potensi penerimaan PAD dari sector pajak sebesar Rp.101.324.529.955,- atau dapat tumbuh sebesar 13,39 persen dibandingkan dengan tahun 2015

3. Bahwa potensi penerimaan PAD dari sektor retribusi jasa umum sebesar Rp.10.983.590.930,- atau dapat tumbuh sebesar 20,09 persen dibandingkan dengan tahun 2015

4. Bahwa potensi penerimaan PAD dari sektor retribusi jasa usaha sebesar Rp.3.042.411.009,- atau dapat tumbuh sebesar 37.93 persen dibandingkan dengan tahun 2015

5. Bahwa potensi penerimaan PAD dari sektor retribusi perizinan tertentu sebesar Rp.11.259.497.776,- atau dapat tumbuh sebesar 11.76 persen dibandingkan dengan tahun 2015

6. Kondisi pemungutan retribusi parker ditepi jalan umum dan parker tempat khusus ditata dan ditertibkan, sehingga dapat mencegah kebocoran pemungutan retribusi parker ditepi jalan umum dan parker tempat khusus.

7. Kondisi pemungutan pajak hotel pada objek rumah kost belum sesuai potensi rumah kost yang ada di Kota Palu.

8. Kondisi pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan belum sesuai potensi yang ada. Hal ini dikerenakan, mekanisme pemungutan sampah untuk rumah tinggal yang masih dikelola oleh BKM kelurahan.

B. RekomendasiBerdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian, maka disampaikan

rekomendasi sebagai berikut :1. Pemerintah daerah Kota Palu perlu memberikan insentif tambahan kepada

pengelola pajak dan retribusi sebagai upaya peningkatan motivasi kerja pegawai, sehingga kinerja pegawai dalam mengoptimalkan penerimaan pajak dan retribusi dapat terwujud.

2. Pemerintah daerah kota Palu diharapkan dapat melakukan pengadaan dan perbaikan berbagai fasilitas yang terkait dengan pelayanan pajak dan retribusi. Hal ini penting dilakukan, mengingat berbagai peralatan yang digunakan untuk mendukung penerimaan pajak dan retribusi sudah tidak efektif penggunaanya, bahkan ada yang peralatan yang sudah tidak dapat di fungsikan.

3. Pemerintah daerah Kota Palu diharapkan juga melakukan peninjauan dan revisi berbagai perda, baik yang terkait dengan perda tentang pajak maupun retribusi. Hal ini penting untuk dilakukan, mengingat bahwa ada beberapa perda yang sudah tidak relevan besarannya berdasarkan pertimbangan ekonomi dan beberapa penggunaan asset daerah yang tidak dapat menghasilkan penerimaan bagi PAD Kota Palu.

4. Meningkatkan Event dan mempromosikannya secara tepat baik yang berskala lokal, regional ,nasional dan internasional, sehingga jumlah kunjungan

22

Page 23: bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2016/08/Tahun... · Web viewPajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; Pajak Parkir; Pajak Air Tanah; Pajak Sarang Burung

2015 |Kajian Pengelolaan PAD Kota Palu

wisatawan domestik dan manca Negara dapat meningkat. Hal ini akan berdampak pada meningkatknya jumlah hunian Hotel dan restoran. Peningkatakan jumlah kunjungan dapat meningkatkan pendapatan hotel dan restoran dikota palu.

5. Diperlukan sosialisasi dan penegakan hukum (law enporcement) yang lebih kongkrit terhadap objek pajak dan retribusi yang tidak memenuhi peraturan daerah terkait dengan pajak dan retribusi, misalnya dengan mengintesifkan sosialisasi perda pajak dan retribusi dengan melibatkan pihak dari kantor pajak dan kejaksaan.

6. Pemerintah Daerah Kota Palu perlu meningkatkan kapasitas pelayanan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pemungutan pajak dan retribusi, terutama pada pelayanan parker ditepi jalan. Hal ini sangat penting untuk ditindak lanjuti, mengingat banyaknya keluhan masyarakat terhadap pelayanan yang tidak optimal dan besaran tarif yang tidak sesuai dengan perda parkir di tepi jalan.

7. Perlu dipertimbangkan untuk melakukan kajian yang lebih konprehensif tentang kelembagaan terhadap berbagai potensi pajak dan retribusi kota palu yang memberikan kontribusi besar terhadap PAD. Misanya kajian tentang pembentukan Perusahaan daerah Parkir, PD Pasar, Unit pengelolaan dan penerimaan Penerangan jalan dan reklame, sebagaimana yang sudah dilakukan di Pemerintah Daerah Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah.

8. Pemerintah Kota Palu perlu melakukan optimalisasi penerimaan pajak air tanah dengan melakukan penerapan meterisasi air tanah pada hotel,penginapan dan rumah makan.

9. Pemerintah Daerah Kota Palu untuk melakukan pendataan kembali keberadaan rumah kost diatas 10 kamar.

10. Pemerintah Daerah Kota Palu untuk melakukan tata kelola kembali mekanisme pemungutan sampah yang langsung ditangani oleh Dinas Kebersihan dan pertamanan.

Lampiran 1

23

Page 24: bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2016/08/Tahun... · Web viewPajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; Pajak Parkir; Pajak Air Tanah; Pajak Sarang Burung

2015 |Kajian Pengelolaan PAD Kota Palu

Rapat Tim Bersama SKPD Tanggal 11 September 2015

Lampiran 2

24

Page 25: bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2016/08/Tahun... · Web viewPajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; Pajak Parkir; Pajak Air Tanah; Pajak Sarang Burung

2015 |Kajian Pengelolaan PAD Kota Palu

Rapat Tim Bersama SKPD Tanggal 9 Nopember 2015

25