icebuss.orgicebuss.org/paper/222.doc · Web viewLISREL 8.7 dan aplikasi dalam pengolahan data,...

34
Pengaruh Tingkat Pengetahuan dan Pemahaman Wajib Pajak, Sanksi Pajak dan Tingkat Pelayanan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dan Pendapatan Asli Daerah Kota Administrasi Jakarta Timur Sri Ari Wahyuningsih [email protected] , Hp.081280789753 Atik Isniawati [email protected] , Hp. 082125130021 Ahmad Basid Hasibuan [email protected] , Hp.08129880190 Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Darma Persada Jakarta Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan dan pemahaman wajib pajak, sanksi pajak, dan tingkat pelayanan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak dan pendapatan asli daerah (PAD) Kota Administrasi Jakarta Timur. Teknik analisis data digunakan dalam penelitian ini adalah SEM- PLS. Penelitian ini mengkaji tingkat kepatuhan wajib pajak dan pendapatan asli daerah sebagai variable terikat dengan menggunakan beberapa variabel bebas dintaranya tingkat pengetahuan dan pemahaman wajib pajak, sanksi pajak, dan tingkat pelayanan pajak. Obyek penelitian adalah Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame. Subjek dalam penelitian adalah pemerintah daerah Kota Administrasi Jakarta Timur. Populasi dalam penelitian ini sebesar 268 responden, namun data yang memenuhi syarat dalam penelitian sebesar 150 responden yang dapat dijadikan analisis. Hasil menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dan pemahaman wajib pajak berpengaruh langsung terhadap pendapatan asli daerah. Selajutnya, sanksi pajak berpengaruh secara langsung terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak dan pendapatan asli daerah. Adapun, tingkat pelayanan pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dan pendapatan asli daerah.

Transcript of icebuss.orgicebuss.org/paper/222.doc · Web viewLISREL 8.7 dan aplikasi dalam pengolahan data,...

Page 1: icebuss.orgicebuss.org/paper/222.doc · Web viewLISREL 8.7 dan aplikasi dalam pengolahan data, Kepel Press, Yogyakarta. Agus Djoko Santosa,2016. EVIEWS aplikasi dalam pengolahan data,

Pengaruh Tingkat Pengetahuan dan Pemahaman Wajib Pajak, Sanksi Pajak dan Tingkat

Pelayanan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dan Pendapatan Asli Daerah Kota

Administrasi Jakarta Timur

Sri Ari [email protected], Hp.081280789753

Atik [email protected], Hp. 082125130021

Ahmad Basid [email protected], Hp.08129880190

Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Darma Persada Jakarta

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan dan pemahaman wajib pajak, sanksi pajak, dan tingkat pelayanan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak dan pendapatan asli daerah (PAD) Kota Administrasi Jakarta Timur. Teknik analisis data digunakan dalam penelitian ini adalah SEM-PLS. Penelitian ini mengkaji tingkat kepatuhan wajib pajak dan pendapatan asli daerah sebagai variable terikat dengan menggunakan beberapa variabel bebas dintaranya tingkat pengetahuan dan pemahaman wajib pajak, sanksi pajak, dan tingkat pelayanan pajak. Obyek penelitian adalah Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame. Subjek dalam penelitian adalah pemerintah daerah Kota Administrasi Jakarta Timur. Populasi dalam penelitian ini sebesar 268 responden, namun data yang memenuhi syarat dalam penelitian sebesar 150 responden yang dapat dijadikan analisis. Hasil menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dan pemahaman wajib pajak berpengaruh langsung terhadap pendapatan asli daerah. Selajutnya, sanksi pajak berpengaruh secara langsung terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak dan pendapatan asli daerah. Adapun, tingkat pelayanan pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dan pendapatan asli daerah.

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesadaran wajib terhadap kewajiban pembayaran pajak masyarakat Kota Administrasi Jakarta Timur. Dengan demikian, akan terjadi peningkatan pendapatan asli daerah Kota Administrasi Jakarta Timur.

Kata kunci: Tingkat Pengetahuan dan Pemahaman Wajib Pajak, Sanksi Pajak, Tingkat Pelayanan Pajak, Peraturan Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak, dan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

1. PENDAHULUAN

Kabupaten dan Kota memiliki wewenang yang lebih luas dalam mengatur pemerintahan

sendiri semenjak diberlakukannya UU No.32 Tahun 2004 tentang otonomi daerah. Pemerintah

Daerah dapat menjalankan otonomi dalam mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah

berdasarkan asas otonomi dan tugas pemerintahan. Dalam pelaksanaan Otonomi Daerah yang

Page 2: icebuss.orgicebuss.org/paper/222.doc · Web viewLISREL 8.7 dan aplikasi dalam pengolahan data, Kepel Press, Yogyakarta. Agus Djoko Santosa,2016. EVIEWS aplikasi dalam pengolahan data,

optimal maka diatur keseimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Perimbangan keuangan ini diatur dalam UU No 33 Tahun 2004. Desentralisasi fiscal yang di atur

dalam UU Nomor 33 tahun 2004 terdiri dari tiga macam, yaitu Pajak Daerah (Tax Assignment),

dana Bagi Hasil (Revenue Sharing) dan Dana Alokasi Umum (DAU) serta Dana Alokasi Khusus

(DAK). Adanya desentralisasi fiskal, pemerintah daerah diharapkan dapat mengoptimalkan

penerimaannya sehingga Pemerintah Daerah dapat mandiri dalam mengelola keuangan sehingga

menurunkan ketergantungan pada pemerintah pusat.

Kemandirian pemerintah daerah dapat dicapai dengan memaksimalkan Pendapatan Asli

Daerah (PAD) yang bersumber dari Pajak daerah, Retribusi, Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak

Hiburan dan lainnya. Pendapatan Asli Daerah (PAD) berdasarkan Undang-Undang Nomor 33

Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah Pasal 1 ayat 18

menyatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan pendapatan yang didapat

pemerintah daerah berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan perundang-undangan. Sumber

pendapatan daerah menurut jumlah penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah sangat

dipengaruhi oleh banyaknya jenis pajak daerah dan retribusi daerah yang diterapkan serta

disesuaikan dengan peraturan yang berlaku terkait dengan penerimaan kedua komponen tersebut.

Berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi

daerah terdapat 5 jenis pajak Provinsi dan 11 jenis pajak Kabupaten/kota. Tidak semua

pemerintah daerah memiliki sumberdaya yang layak untuk menjadi basis operasional

pembangunan daerah, sehingga perlu masukan lain yang bersumber dari pusat. Pendapatan

daerah terdiri dari a) Pendapatan Asli Daerah, b) Dana Perimbangan dan c) Lain-lain Pendapatan

Daerah yang Sah. Sedangkan Pendapatan Asli daerah terdiri dari a) Pajak Daerah, b) Retribusi

Daerah, c) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan d) Lain-lain PAD yang

Sah. Pendapatan Daerah dari Dana perimbangan terdiri dari a) Dana Bagi Hasil, b) Dana Alokasi

Umum dan c)Dana Alokasi Khusus. Sedangkan lain lain pendapatan daerah yang sah,

merupakan Seluruh Pendapatan Daerah selain PAD dan Dana Perimbangan yang meliputi Hibah,

dana darurat, dan lain-lain pendapatan yang ditetapkan oleh Pemerintah (Rosmawati, 2011).

Pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan pendapatan masyarakat yang tentunya akan

berpengaruh langsung terhadap kemampuan masyarakat secara finansial untuk membayar pajak.

Ikhsan et al. (2005) menyimpulkan bahwa masih ada kesempatan untuk meningkatkan penerimaan

pajak Indonesia tanpa meningkatkan tarif pajak. Di Indonesia, situasi ini diperparah dengan

Page 3: icebuss.orgicebuss.org/paper/222.doc · Web viewLISREL 8.7 dan aplikasi dalam pengolahan data, Kepel Press, Yogyakarta. Agus Djoko Santosa,2016. EVIEWS aplikasi dalam pengolahan data,

tingginya tingkat penghindaran pajak. Faktor-faktor ini telah dibahas Gillis (1985), Marks (2003a,

2003b), dan Ikhsan et al. (2005). Penelitian Ikhsan et al. (2005) menyimpulkan bahwa Kota

Administrasi Jakarta Timur, pajak daerah menyumbang jumlah yang cukup besar bagi pendapatan

asli daerah. Hal ini dapat diperkuat dari strukur PDRB menurut lapangan usaha dimana

perdagangan, hotel dan restoran masih menempati urutan ke-2 setelah industri pengolahan .

Kepatuhan wajib pajak sangat berperan dalam penerimaan pajak, dimana wajib pajak mau

mendaftarkan diri, menyetor SPT, patuh membayar pajak terutang dan patuh dalam membayar

tunggakan pajak. Kepatuhan ini dapat dilihat dari selisih rencana penerimaan pajak dengan

realisasi penerimaan pajak. Pada dasarnya kepatuhan wajib pajak dipengaruhi oleh sistem

administrasi perpajakan yang meliputi pelayanan pajak dan kesadaran masyarakat dalam

membayar pajak kepada kas negara.

Pendapatan Asli Daerah merupakan indikator penting yang dinilai sebagai tingkat

kemandirian pemerintah daerah di bidang keuangan. Semakin tinggi peran pendapatan asli

daerah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, mencerminkan keberhasilan suatu

daerah dalam pembiayaan dan penyelenggaraan pembangunan.

Permasalahan umum dari peningkatan penerimaan pajak daerah dapat dirumuskan

sebagai berikut :

1. Kurang pengetahuan dan pemahamani wajib pajak dalam pembayaran kewajibannya kususnya

pajak daerah.

2. Belum efektifnya pelaksanaan pelayanan publik (Pemda) bidang pembayaran pajak Jakarta

Timur.

3. Belum efektifnya pelaksanaan sanksi yang dilaksanakan bagi wajib pajak yang melakukan

kewajibannya, khususnya di Jakarta Timur.

Variabel-variabel yang diperkirakan mempengaruhi tingkat kepatuhan dan penerimaan

PAD adalah tingkat Pengetahuan dan Pemahaman Wajib Pajak, sanksi pajak dan tingkat

pelayanan fiscus. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut:

a. Apakah pengetahuan dan pemahaman wajib pajak berpengaruh secara langsung pendapatan

asli daerah Kota Administrasi Jakarta Timur?

b. Apakah Sanksi berpengaruh secara langsung terhadap kepatuhann wajib pajak di Kota

Administrasi Jakarta Timur?

Page 4: icebuss.orgicebuss.org/paper/222.doc · Web viewLISREL 8.7 dan aplikasi dalam pengolahan data, Kepel Press, Yogyakarta. Agus Djoko Santosa,2016. EVIEWS aplikasi dalam pengolahan data,

c. Apakah Pelayanan Pajak berpengaruh secara langsung terhadap Kepatuhan wajib pajak di

Kota Administrasi Jakarta Timur?

d. Apakah tingkat pelayanan pajak berpengaruh secara langsung terhadap peningkatan PAD di

Kota Administrasi Jakarta Timur?

e. Apakah Sanksi secara langsung berpengaruh terhadap PAD di Kota Administrasi Jakarta

Timur?

Penelitian memberikan kontribusi pada kesadaran masyarakat dalam membayar pajak

khususnya pajak daerah, hotel, restoran, hiburan, retribusi daerah, dan Pendapatan Asli Daerah

dalam kontribusi perencanaan dan implementasi regulasi kebijakan bidang administrasi yang

lebih implemetatif dan operasional, khususnya dalam peningkatan pajak daerah.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pajak Dan Retibusi

Pajak menurut pasal 1 UU No.28 Tahun 2007, pajak adalah kontribusi wajib pajak

kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

undang-undang, dengan tidak mendapat imbal balik secara langsung dan digunakan untuk

keperluan negara sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Rochmat Soemitro dalam Mardiasmo

(2011), pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat

dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang dapat langsung

ditunjukkan, serta digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Sementara itu, Mardiasmo

(2009:14) mendefinisikan retribusi sebagai pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau

pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah

untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Pengertian Retribusi menurut Marihot (2005:6)

merupakan pembayaran wajib dari penduduk kepada negara karena adanya jasa tertentu yang

diberikan oleh negara bagi penduduknya secara perorangan.

2.2 Tingkat Pengetahuan dan Pemahaman Wajib Pajak, Sanksi Pajak, Pelayanan Pajak,

Kepatuhan Wajib Pajak dan PAD

Pengetahuan tentang pajak bagi wajib pajak adalah proses perubahan sikap dan perilaku

wajib pajak. Pengetahuan akan Undang-undang perpajakan dapat diberikan melalui pendidikan

formal maupun non formal. Wajib pajak yang tidak memahami peraturan perpajakan secara jelas

cenderung menjadi wajib pajak yang tidak patuh. Pelayanan petugas pajak merupakan cara

melayani (menyiapkan segala kebutuhan yang diperlukan wajib pajak). Sedangkan, fiskus adalah

Page 5: icebuss.orgicebuss.org/paper/222.doc · Web viewLISREL 8.7 dan aplikasi dalam pengolahan data, Kepel Press, Yogyakarta. Agus Djoko Santosa,2016. EVIEWS aplikasi dalam pengolahan data,

petugas pajak. Jadi, pelayanan fiskus dapat diartikan sebagai cara petugas pajak dalam

membantu, mengurus, atau menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan seseorang yang dalam

hal ini adalah wajib pajak (Jatmiko, 2006). Ilyas dan Burton (2010), menjelaskan bahwa sikap

atau pelayanan fiskus yang baiklah yang harus diberikan kepada seluruh wajib pajak, karena

dalam membayar pajak seseorang tidak mempunyai kontraprestasi yang langsung dalam hal

mengetahui bagaimana pelayanan terbaik yang seharusnya dilakukan oleh fiskus kepada wajib

pajak. diperlukan juga pemahaman mengenai hak dan kewajiban sebagai fiskus.

Rohmawati,et al. (2013) menyatakan bahwa sosialisasi perpajakan berpengaruh negatif

terhadap kesadaran wajib pajak. Ilyas dan Burton (2010) menjelaskan bahwa meskipun

kampanye dan penyuluhan perpajakan telah dilaksanakan Ditjen Pajak, cara yang dirasa paling

baik untuk bisa mengubah sikap masyarakat yang masih kontra dan belum memahami

pentingnya membayar pajak, dan akhirnya mau mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP

adalah melalui pelayanan. Cara mengubah kesadaran wajib pajak bisa juga menggunakan sanksi

pajak yaitu suatu tindakan berupa hukuman yang diberikan kepada orang yang melanggar

peraturan. Peraturan atau Undang-undang merupakan rambu-rambu bagi seseorang untuk

melakukan sesuatu mengenai apa yang harus dilakukan dan apa yang seharusnya tidak

dilakukan. Pandangan msyarakat selama ini bahwa adanya sanksi perpajakan jika wajib pajak

tidak membayar pajak. Secara konvensional, terdapat dua macam sanksi yaitu sanksi positif dan

sanksi negatif. Sanksi positif merupakan suatu imbalan, sedangkan sanksi negatif merupakan

suatu hukuman Soekanto, (1988).

Muliari dan Setiawan (2010) menjelaskan bahwa kriteria wajib pajak patuh menurut

Keputusan Menteri Keuangan No.544/KMK.04/2000 wajib pajak patuh adalah sebagai berikut :

1. Tepat waktu dalam menyampaikan SPT untuk semua jenis pajak dalam dua tahun terakhir.

2. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali telah memperoleh izin

untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak.

3. Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana dibidang perpajakan dalam

jangkawaktu 10 tahun terakhir.

4. Dalam dua tahun terakhir menyelenggarakan pembukuan dan dalam hal terhadap wajib pajak

pernah dilakukan pemeriksaan, koreksi pada pemeriksaan yang terakhir untuk tiap-tiap jenis

pajak yang terutang paling banyak lima persen.

Page 6: icebuss.orgicebuss.org/paper/222.doc · Web viewLISREL 8.7 dan aplikasi dalam pengolahan data, Kepel Press, Yogyakarta. Agus Djoko Santosa,2016. EVIEWS aplikasi dalam pengolahan data,

5. Wajib pajak yang laporan keuangannya untuk dua tahun terakhir diaudit oleh akuntan publik

dengan pendapat wajar tanpa pengecualian atau pendapat dengan pengecualian sepanjang

tidak memengaruhi laba rugi fiskal.

2.3 Pengembangan Hipotesis

A. Tingkat Pengetahuan dan Pemahaman Wajib Pajak dan PAD

Ilyas dan Burton (2010) menjelaskan bahwa meskipun kampanye dan penyuluhan

perpajakan telah dilaksanakan Ditjen Pajak, cara yang dirasa paling baik untuk bisa mengubah

sikap masyarakat yang masih kontra dan belum memahami pentingnya membayar pajak, dan

akhirnya mau mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP adalah melalui pelayanan. Hal yang

tidak mendukung dinyatakan oleh Muis Arrahman (2012) menemukan bahwa variabel

Pengetahuan Perpajakan, Sanksi Perpajakan, dan Kesadaran Wajib Pajak tidak memberi

kontribusi terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama

Surabaya Wonocolo. Pengetahuan wajib pajak tentang pajak adalah proses pengubahan sikap

dan tata laku seorang atau kelompok wajib pajak dalam usaha mendewasakan manusia melalui

upaya pengajaran dan pelatihan. Khairunnisa (2011) menyatakan bahwa strategi yang dapat

dilakukan dalam meningkatkan pendapatan dari Pajak Hotel dan Pajak Restoran adalah dengan

meningkatkan promosi pariwisata serta keberadaan hotel dan restoran. Berdasarkan penelitian

tersebut maka diusulkan hipotesis 1 sebagai berikut :

H1: Tingkat pengetahuan dan pemahaman wajib pajak berpengaruh terhadap PAD.

B. Sanksi Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak.

Muliarni dan Setiawan (2010) menyatakan bahwa kontribusi sanksi dan kesadaran

pembayar pajak sebesar 49,8 persen terhadap PAD. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka

diusulkan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H2: Sanksi Wajib Pajak berpengaruh secara langsung dan positif terhadap kepatuhan dalam

membayar pajak .

C. Tingkat Pengaruh Pelayanan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak.

Dasar pemikiran Pelayanan, bertujuan untuk memberikan layanan prima, transparan, serta

tepat dan cepat, kepada masyarakat, menjadi tanggung jawab pemerintah daerah dalam

pelaksanaan yang diatur dalam Permendagri No.24 tahun 2006. Berdasarkan uraian tersebut

dapat dibuat hipotesis 3 sebagai berikut :

Page 7: icebuss.orgicebuss.org/paper/222.doc · Web viewLISREL 8.7 dan aplikasi dalam pengolahan data, Kepel Press, Yogyakarta. Agus Djoko Santosa,2016. EVIEWS aplikasi dalam pengolahan data,

H3: Pelayanan fiskus berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar

pajak.

D. Tingkat Pelayanan Pajak dan PAD.

Arum (2012) menyatakan bahwa kesadaran, pelayanan, dan sanksi berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Atas penemuan tersebut penelitian mengajukan

hipotesis 4 sebagai berikut :

H4: Pelayanan fiskus berpengaruh positif secara langsung terhadap kepatuhan wajib pajak.

E. Sanksi Pajak dan PAD

Sanksi merupakan suatu tindakan berupa hukuman yang diberikan kepada orang yang

melanggar peraturan. Sanksi pajak merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ditaati/dipatuhi, dengan kata lain sanksi

perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan

(Mardiasmo,2006 dalam Muliari dan Setiawan, 2010). Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis

ke 5 sebagai berikut :

H5 : Sanksi pajak berpengaruh positif terhadap PAD

3. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian dan Pengumpulan Data

Penelitian dilakukan di Kota Administrasi Jakarta Timur sebagai langkah lanjut

penelitian pengaruh tingkat pengetahuan dan pemahaman wajib pajak, sanksi pajak dan tingkat

pelayanan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak dan pendapatan asli daerah, dengan beberapa

variable diantaranya pemahaman dan pengetahuan pajak, dimensi sanksi, tingkat pelayanan

perpajakan, kepatuhan wajib pajak dan PAD. Hal ini digunakan untuk mengetahui faktor–faktor

yang sangat dominan dalam penerimaan pajak daerah. Sementara itu, data sekunder dan primer

dikumpulkan dengan menyebarkan kuestioner kepada WP di Kota Administrasi Jakarta Timur

serta data yang terdokumentasi, yaitu pengumpulan dengan cara melihat dan mencatat hal-

hal yang berhubungan dengan masalah penelitian. Data tersebut berupa target dan realisasi

pendapatan asli daerah, pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame dan pajak

parkir.

3.2 Desain Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Pemerintah Daerah Kota Administrasi Jakarta Timur.

Sedangkan objek penelitiannya adalah Tingkat Pengetahuan dan Pemahaman Wajib Pajak (X1),

Page 8: icebuss.orgicebuss.org/paper/222.doc · Web viewLISREL 8.7 dan aplikasi dalam pengolahan data, Kepel Press, Yogyakarta. Agus Djoko Santosa,2016. EVIEWS aplikasi dalam pengolahan data,

Sanksi Pajak (X2), Tingkat Pelayanan Pajak (X3), Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Y1) dan PAD

(Y2). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data pajak

hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame dan pajak parkir.

3.3 Variabel , Dimensi dan Indikator

Kajian untuk menganalisis faktor ataupun dimensi yang berpengaruh pada efektifitas

PAD Kota Administrasi Jakarta Timur , terdiri atas :

Variabel Dimensi Jumlah Indikator

Pelayanan Pelayanan Fiskus 1. Kecepatan Layanan

2. Ketepatan Layanan

3. Sarana Dan Prasarana

Pajak Pengetahuan dan

Pemahaman

1. Pengetahuan Individu Tentang Pajak

2. Pemahaman Pajak

3. Kesiapan Individu

4. Biaya yang dibebankan

Resiko Wajib Pajak Sanksi 1. Sosialisasi Sanksi

2. Implikasi Sanksi

3. Pengenalan Tentang sanksi

4. Malu Terhadap Lingkungan

Kemauan Individu Kepatuhan 1. Dorongan Internal

2. Kesiapan Individu

3. Pengaruh Media Sosial

3.4 Model Yang Digunakan Dalam Penelitian.

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah persamaan Struktural Equation Model

(SEM), dimana SEM merupakan salah satu teknik multivariat yang memeriksa hubungan

ketergantungan antar variabel. Biasanya digunakan jika satu variabel dependen menjadi variabel

independen dalam ketergantungan berikutnya. Langkah pengujian permodelan persamaan

struktural , diawali dengan kovarians matriks, diambil sebagai input untuk operasi SEM ataupun

dengan metode biasa PLS, sebagai berikut:

1. Uji kesesuaian Model (GOF), dengan menggunakan chisquare dan probabilitas.

Page 9: icebuss.orgicebuss.org/paper/222.doc · Web viewLISREL 8.7 dan aplikasi dalam pengolahan data, Kepel Press, Yogyakarta. Agus Djoko Santosa,2016. EVIEWS aplikasi dalam pengolahan data,

2. Uji kausalitas dengan mempergunakan koefisien regresi dan uji t (t-test), jika dalam program

LISREL versi 8.5 ditampilkan dalam bentuk analisis jalur. Masing-masing jalur memberikan

nilai yang menampilkan hubungan antar variabel atau indikator.

3. Reliabilitas Instrumen dengan standar sebesar 0.70

Dalam penelitian ini variabel yang akan diuji hipotesisnya, tidak dapat diukur secara

langsung, sehingga perlu dibuat suatu model pengukuran dengan LISREL Berdasarkan

paradigma penelitian yang digambarkan bahwa beberapa variabel berhubungan secara tidak

langsung, sehingga digunakan diagram jalur. Untuk menguji hubungan tersebut, apakah

sesuai dengan hasil penelitian, maka perlu dilakukan uji Path analisys (analisis jalur).

4. Pendugaaan parameter dilakukan sekaligus untuk membuat model strukturalnya.

Data yang sudah diolah tidak perlu dilakukan standardisasi normal baku, sehingga dapat

langsung dianalisis dari data mentah yang didapat dari hasil penelitian Selanjutnya persamaan

model struktural secara keseluruhan adalah sebagai gambar.3.1.

GAMBAR 3.1 DI SINI

3.5 Metode Analisis Yang Digunakan.

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah gambaran atau diskripsi kuantitatif

dengan dengan Lisrel Versi 8.5. Luaran dalam penelitian ini adalah mengetahui faktor–faktor

yang berpengaruh terhadap variable endogen yaitu kepatuhan wajib pajak dan PAD. Sedangkan,

Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan bertujuan untuk mengetahui pengaruh

pengetahuan dan pemahaman wajib pajak, tingkat kualitas pelayanan wajib pajak sanksi

perpajakan, PAD. Varibel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tiga variabel

independen yaitu tingkat pengentahuan dan pemahaman wajib pajak, kualitas pelayanan fiskus,

sanksi perpajakan, serta kepatuhan wajib pajak dan PAD sebagai variable independen.

4. ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Akumulasi dari proses pengambilan data di tingkat lapangan, dilaksanakan dengan

membagikan kuesioner kepada responden pengolahan dalam kajian penelitian ini dilaksanakan

dengan mempergunakan program SEM, dimana variabel manifest, dipergunakan sebagai tolok

ukurnya. Dari teori empirik, yang dimanfaatkan sebagai dasar pemikiran, dimana peneliti,

mempergunakan empat variabel Latent, antara lain Pengetahuan Wajib Pajak (PNG) didukung

oleh 4 variabel manifest, variabel latent Pelayanan Fiskus (PP) didukung oleh 7 variabel manifest

Page 10: icebuss.orgicebuss.org/paper/222.doc · Web viewLISREL 8.7 dan aplikasi dalam pengolahan data, Kepel Press, Yogyakarta. Agus Djoko Santosa,2016. EVIEWS aplikasi dalam pengolahan data,

dan variabel latent Sangsi (SNK), didukung 5 variable manifest, dan Variabel kepatuhan WP

(PTH) didukung 5 variabel manifest, dan variabel Pendapatan Asli Daerah (PAD) didukung oleh

5 variabel manifest.

Responden sejumlah 150 orang, terdiri atas 42 orang sex rasio perempuan dan 108 orang

sisanya adalah laki-laki , sebaran menurut pendidikan, dan usia kerja responden. Berdasarkan

data yang diperoleh, diperoleh deskripsi sebagai berikut.

4.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Sex Rasio

Jenis kelamin responden pada penelitian diuraikan sebagaimana disajikan pada tabel.4.1.

TABEL 4.1 DISINI

Berdasarkan data diperoleh, nampak persebaran relatif lebih besar pada laki-laki ( 72%),

dibandingkan dengan perempuan ( 28%), hal ini terjadi khususnya pada kelompok responden

wajib pajak yang di dominasi oleh kaum laki-laki.

4.2. Usia Responden

Usia responden, merupakan elemen penting untuk diketahui dalam kajian yang terkait

dengan Pembayar pajak di kota administrative Jakarta timur, selanjutnya disebut dengan wajib

pajak atau WP, Data yang dikumpulkan dari responden, rata-rata umur responden 18 tahun

terendah dan tertinggi berumur 55 tahun, memperhatikan pada data persebaran usia responden

sejumlah 150, disajikan pada tabel.4.2.

TABEL 4.2 DISINI

Distribusi usia responden paling besar berkisar antara usia 25 tahun sampai 30 tahun

dengan jumlah 24 orang responden ( 35,29 %), diikuti oleh responden usia 18-24 tahun sebesar

16 orang setara dengan 23,52 persen, dan terendah adalah usia antara 37 tahun sampai 42 tahun,

berjumlah 6 orang setara dengan 8,82 persen. Gambaran distribusi menunjukkan bahwa

pembayar wajib pajak untuk kota Jakarta Timur didominasi oleh kaum laki-laki dengan kisaran

umur 18 tahun sampai 55 tahun yang mempunyai kapasitas optimal untuk melaksanakan

pembayaran pajak aktif.

4.3. Pendidikan

Pendidikan merupakan unsur penting untuk diketahui, terkait dengan kajian penelitian,

dimana pendidikan dari responden dalam unit sampling rata-rata berkisar SMA sampai S1,

distribusi tingkat pendidikan responden disajikan dalam tabel. 4.3.

Page 11: icebuss.orgicebuss.org/paper/222.doc · Web viewLISREL 8.7 dan aplikasi dalam pengolahan data, Kepel Press, Yogyakarta. Agus Djoko Santosa,2016. EVIEWS aplikasi dalam pengolahan data,

TABEL 4.3 DISINI

Persebaran tingkat pendidikan responden sejumlah 150 orang, menunjukkan bahwa

persentase pendidikan tertinggi adalah SMA, sejumlah 63 persen, diikuti pendidikan Diploma 3

(D3) sebesar 22 persen, dilanjutkan terendah strata satu (S1) sebesar 15 persen Kondisi tingkat

pendidikan mengindikasikan bahwa peserta wajib pajak banyak diminati oleh masyarakat yang

berpendidikan SMA, gambaran tersebut menjadi indikasi kemudahan dalam melaksanakan

implementasi pelaksanaan pembayaran pajak.

4.4. Jenis Usaha Responden

Jenis usaha dari wajib pajak, diperoleh secara purposive, dimana variasi jenis usaha pada

masyarakat wajib pajak, didominasi oleh non PNS, dimana dari non PNS, terbagi atas jenis

usaha restorant,hotel, hiburan, dan reklame, seperti tersaji dalam table 4.4.

TABEL 4.4 DISINI

4.5 Pengujian Hipotesis

Hipotesis 1 penelitian ini memprediksikan terdapat pengaruh pengetahuan dan

pemahaman wajib pajak terhadap PAD. Hasil pengujian terhadap koefisien model struktural dan

hubungannya dengan hipotesis 1 dengan menggunakan PLS-SEM seperti yang disajikan pada

tabel. 4.5 panel A menunjukkan bahwa nilai t hitung variabel PNG = 0.690 lebih besar dari

nilai t tabel pada tingkat signifikansi 0,05 dan jumlah responden =150, dengan pengujian dua

pihak, diperoleh angka t tabel 1,96, karena nilai t hitung lebih besar dari t kritis, pada tingkat

kesalahan 5%, serta dibuktikan oleh nilai p = 0,014 lebih kecil dari 0,05, dengan demikian

diputuskan untuk menolak Ho dan menerima H1. Jadi berdasarkan hasil pengujian dapat

disimpulkan bahwa Pengetahuan dan Pemahaman berpengaruh terhadap PAD.

TABEL 4.5

Table 4.5 panel B menunjukkan bahwa hasil pengujian dengan PLS SEM didapatkan

nilai t hitung variabel SNK 4,764 > nilai t tabel pada tingkat signifikansi 0,05 dan jumlah

responden = 150, dengan pengujian dua pihak , diperoleh angka t tabel 1,96 , karena nilai t

hitung lebih besar dari t kritis, pada tingkat kekeliruan 5%, serta dibuktikan oleh nilai p = 0,00

lebih kecil dari 0,05, dengan demikian diputuskan untuk menolak Ho dan menerima H1. Dengan

demikian, hipotesis 2 yang memprediksikan bahwa sanksi berpengaruh terhadap kepatuhan

wajib pajak didukung.

Page 12: icebuss.orgicebuss.org/paper/222.doc · Web viewLISREL 8.7 dan aplikasi dalam pengolahan data, Kepel Press, Yogyakarta. Agus Djoko Santosa,2016. EVIEWS aplikasi dalam pengolahan data,

Sementara itu hipotesis 3 yang mengusulkan bahwa pelayanan pajak berpengaruh

terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan pengujian yang dilakukan didapatkan hasil (tabel

4.5 Panel C) bahwa nilai t hitung variabel PP = 2.449 lebih kecil dari nilai t tabel pada tingkat

signifikansi 0,05 dan jumlah responden =150, dengan pengujian dua pihak, diperoleh angka t

tabel 1,96, karena nilai t hitung lebih kecil dari t kritis, pada tingkat kesalahan 5%, serta

dibuktikan oleh nilai p = 0,109 lebih besar dari 0,05, dengan demikian diputuskan untuk menolak

H1 dan menerima Ho. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pelayanan pajak tidak berpengaruh

terhadap ke kepatuhan WP.

Selanjutnya, hasil pengujian pada tabel 4.5 panel D menunjukkan bahwa nilai t hitung

variabel PP = 0,441 lebih kecil dari nilai t tabel pada tingkat signifikansi 0,05 dan jumlah

responden =150, dengan pengujian dua pihak , diperoleh angka t tabel 1,96 , karena nilai t

hitung lebih kecil dari t kritis, pada tingkat kekeliruan 5%, serta dibuktikan oleh nilai p=0,491

lebih besar dari 0,05, dengan demikian diputuskan untuk menolak H1 dan menerima Ho. Jadi,

berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa Pelayanan pajak tidak berpengaruh

terhadap Peningkatan PAD

Terakhir, pada tabel 4.5 panel E menunjukkan bahwa hasil pengujian didapatkan nilai t

hitung variabel SNK = 4,993 lebih besar dari nilai t tabel pada tingkat signifikansi 0,05 dan

jumlah responden = 150, dengan pengujian dua pihak , diperoleh angka t tabel 1,96, karena nilai

t hitung lebih kecil dari t kritis, pada tingkat kekeliruan 5%, serta dibuktikan oleh nilai p = 0,016

lebih kecil dari 0,05, dengan demikian diputuskan untuk menolak Ho dan menerima H1. Jadi,

berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa sanksi berpengaruh terhadap Peningkatan

PAD.

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil pengujian hipotesis 1 memberikan bukti bahwa tingkat pengetahuan dan

pemahaman wajib pajak berpengaruh terhadap PAD di Kota Administrasi Jakarta Timur.

Pengetahuan serta pemahaman wajib pajak merupakan hal penting yang harus disampaikan

kepada wajib pajak oleh pihak institusi pajak. Diseminasi serta sosialisasi di tingkat masyarakat

wajib pajak, menjadi daya ungkit untuk meningkatkan sikap dan pola pikir masyarakat wajib

pajak, untuk melaksanakan kuajibannya membayar pajak. Sikap dari wajib pajak sebagai dasar

untuk membentuk pemikiran yang positif untuk melaksanakan aktifitas yang bermanfaat.

Ajzen(1988) mendefinisikan sikap sebagai predisposisi yang dipelajari individu untuk

Page 13: icebuss.orgicebuss.org/paper/222.doc · Web viewLISREL 8.7 dan aplikasi dalam pengolahan data, Kepel Press, Yogyakarta. Agus Djoko Santosa,2016. EVIEWS aplikasi dalam pengolahan data,

memberikan respon suka atau tidak suka secara konsisten terhadap objek sikap. Respon suka

atau tidak suka itu adalah hasil proses evaluasi terhadap keyakinan-keyakinan (beliefs) individu

terhadap objek sikap.

(Fishbein&Ajzen,1975) Baron dan Byrne (1997) mendefinisikan sikap sebagai penilaian

subjektif seseorang terhadap suatu objek. Sikap adalah respon evaluatif yang diarahkan

seseorang terhadap orang, benda, peristiwa, dan perilaku sebagai objek sikap. Sikap melibatkan

kecenderungan respon yang bersifat preferensial. Sikap sebagai respon evaluatif menunjukkan

ekspresi suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju, mendekati atau menghindari, dan tertarik

atau tidak tertarik terhadap objek sikap. Sears dkk (1999) berpendapat bahwa sikap merupakan

orientasi yang bersifat menetap dengan komponen-komponen kognitif, afektif dan perilaku.

Komponen kognitif terdiri dari seluruh kognisi yang dimiliki seseorang mengenai objek sikap

tertentu berupa fakta, pengetahuan dan keyakinan tentang objek. Pengetahuan serta pemahaman

yang dilaksanakan dengan diseminasi maupun sosialisasi tentang pajak, diharapkan akan dapat

meningkatkan kesadaran wajib pajak dan memberikan effect pada kepatuhan untuk membayar

akan pentingnya membayar pajak untuk meningkatkan pembangunan dan kemakmuran rakyat.

Walaupun secara umum wajib pajak menyadari kuajibannya dalam pelunasan pajak,

tetapi dengan pola sikap yang bervariasi di tingkat masyarakat, menjadikan efect tidak

tercapainya target penerimaan keuangan pendapatan negara dari sektor pajak, dengan demikian

pemahaman dan peningkatan pengetahuan sebagai dasar untuk mendorong perubahan sikap

masyarakat WP, menjadi hal penting dilaksanakan oleh institusi pajak. Berdasarkan hasil yang

diperoleh dari estimasi pemahaman dan pengetahuan WP terhadap kepatuhan WP mempunyai

hubungan yang non significant, yang ditunjukkan oleh nilai t sebesar 1,606 dan p=0,109 .

Faktor yang menyebabkan rendahnya tax ratio adalah rendahnya pendapatan per kapita,

tingkat kepatuhan wajib pajak yang masih rendah (kesadaran masyarakat akan kewajiban

perpajakan masih sangat rendah), wajib pajak dalam melaporkan peredaran usaha dan

penghasilannya sebagian besar belum dilakukan secara transparan, dan tingkat efisiensi

administrasi perpajakan yang belum maksimal. Rendahnya kesadaran masyarakat akan

kewajiban perpajakan ini seringkali disebabkan oleh karena ketidaktahuan masyarakat akan

aturan perpajakan. (Yadnyana dan Sudiksa,2011). Pengetahuan wajib pajak terhadap peraturan

pajak tentu berkaitan dengan pemahaman seorang wajib pajak tentang peraturan pajak,

pemahaman dan pengetahuan tentang perpajakan secara umum wajib pajak memahami tata cara

Page 14: icebuss.orgicebuss.org/paper/222.doc · Web viewLISREL 8.7 dan aplikasi dalam pengolahan data, Kepel Press, Yogyakarta. Agus Djoko Santosa,2016. EVIEWS aplikasi dalam pengolahan data,

perpajakan maka dapat pula memahami peraturan perpajakan. Hal tersebut dapat meningkatkan

pengetahuan serta wawasan terhadap peraturan perpajakan. ,

Bukti yang memperkuat hipotesis 2 didapatkan, yaitu pengaruh sanksi terhadap kepatuhan

wajib pajak. Pengetahuan tentang sanksi di Indonesia dilaksanakan dengan cara penghitungan

sendiri bagi wajib pajak yang bersifat umum ( Pajak pribadi, Pajak perusahaan,dll), sedangkan

yang bersifat khusus kaitannya dengan wajib pajak, diatur dalam peraturan daerah. Dengan

demikian wajib pajak diberikan kepercayaan untuk menghitung menyetor, dan melaporkan

pajaknya sendiri. Untuk dapat menjalankannya dengan baik, maka setiap Wajib Pajak

memerlukan pengetahuan pajak, baik dari segi peraturan maupun teknis administrasinya. Agar

pelaksanaannya dapat tertib dan sesuai dengan target yang diharapkan, pemerintah telah

menyiapkan rambu-rambu yang diatur dalam UU Perpajakan yang berlaku.

Selanjutnya, Kepatuhan Wajib pajak dalam memenuhi kewajiban pembayaran pajak,

terkait erat dengan pemahaman mengenai pajak, disebabkan kesalahan, untuk mengurangi

kesalahan berarti akan mengurangi risiko memperoleh sanksi. Dengan memahami sanksi-sanksi

perpajakan Wajib pajak mengetahui konsekuensi hukum dari apa yang dilakukan ataupun tidak

dilakukan. Penjelasan inilah yang memperkuat bukti yang ditemukan dalam penelitian ini yang

dinyatakan dengan penolakan hipotesis 3, yaitu bahwa pelayanan pajak tidak berpengaruh

terhadap kepatuhan wajib pajak. Terbukti bahwasannya karakteristik masyarakat Kota

Administratif Jakarta Timur dalam hal kepatuhan pembayaran pajak lebih dipengaruhi oleh

sanksi pajak bukan oleh tingkat pelayanan yang diberikan fiscus.

Hipotesis berikutnya yaitu H4 tidak didukung, artinya pelayanan pajak tidak berpengaruh

terhadap peningkatan PAD. Salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan adalah

pengetahuan wajib pajak tentang tata cara melaksanakan kewajiban perpajakan dan selanjutnya

pengetahuan dan pemahaman wajib pajaklah yang mempengaruhi PAD. Hal ini didukung oleh

Nurmantu (2005:32) yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan atau

pengetahuan wajib pajak, maka semakin mudah pula bagi mereka untuk memahami peraturan

perpajakan dan semakin mudah pula wajib pajak memenuhi kewajiban perpajakannya. Selain

pengetahuan perpajakan, faktor kualitas pelayanan juga berpengaruh terhadap kepatuhan wajib

pajak. Pelayanan yang baik akan mendorong kepatuhan wajib pajak untuk melaksanakan

kewajiban perpajakannya (Darussalam, 2010) Layanan sebagai tindakan atau perbuatan yang

ditawarkan suatu pihak kepada pihak lain yang dapat menciptakan nilai dan memberikan

Page 15: icebuss.orgicebuss.org/paper/222.doc · Web viewLISREL 8.7 dan aplikasi dalam pengolahan data, Kepel Press, Yogyakarta. Agus Djoko Santosa,2016. EVIEWS aplikasi dalam pengolahan data,

manfaat kepada pelanggan pada waktu dan tempat tertentu dengan menimbulkan perubahan

keinginan atau kepentingan penerimaan layanan. Sehingga, pelayanan merupakan kegiatan yang

diberikan untuk memberikan kepuasan atas melayani kebutuhan wajib pajak. Terdapat lima

dimensi yang digunakan sebagai indikator/ukuran kualitas pelayanan. (Albari, 2009) lima

dimensi kualitas layanan tersebut adalah:

a. keandalan (reliability), berupa kemampuan untuk melaksanakan layanan yang dijanjikan

secara tepat dan terpercaya.

b. Kepastian/jaminan (assurance), yaitu pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan

organisasi dan karyawannya untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan.

c. Responsif (responsiveness), adalah kemauan untuk membantu pelanggan dan memberikan

layanan dengan cepat.

d. Empati (empathy), berupa kepedulian atau perhatian pribadi yang diberikan organisasi kepada

pelanggannya.

e. Berujud/bukti fisik (tangible), berupa penampilan fisik, peralatan, personil dan media

komunikasi.

Berdasarkan hasil perhitungan statistik diperoleh hasil estimasi pengaruh Pelayanan

terhadap PAD, dengan t hitung sebesar 0,441< 1,96 dan p= 0,659 , kesimpulan menunjukkan

bahwa Pelayanan Pajak tidak significant mempengaruhi PAD.

Salah satu faktor menyebabkan penerimaan pajak yang sulit tercapai yaitu kepatuhan

wajib pajak yang rendah itu dibuktikan karena masyarakat selaku wajib pajak lupa, atau bahkan

mungkin mengabaikan kewajibannya untuk membayar pajak, khususnya pajak penghasilan

orang pribadi. Terlebih ditengah perubahan pandangan masyarakat terhadap seluruh aspek

penyelenggaraan pemerintahan, serta berbagai situasi yang muncul serta memberikan kesan

negatif terkait masalah perpajakan (Aceng HM Fikri,2012 ). Sanksi perpajakan Merupakan

jaminan bahwa ketentuan perundang undangan perpajakan (norma perpajakan) akan

dituruti/ditaati/dipatuhi. atau bisa dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegahan

(preventif) agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan (Mardiasmo, 2009). Sanksi

perpajakan merupakan pemberian sanksi bagi wajib pajak yang tidak memenuhi kewajibannya

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Terdapat

undang-undang yang mengatur tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan. Agar

peraturan perpajakan dipatuhi, maka harus ada sanksi perpajakan bagi para pelanggarnya. Wajib

Page 16: icebuss.orgicebuss.org/paper/222.doc · Web viewLISREL 8.7 dan aplikasi dalam pengolahan data, Kepel Press, Yogyakarta. Agus Djoko Santosa,2016. EVIEWS aplikasi dalam pengolahan data,

pajak akanmemenuhikewajiban perpajakannya bila memandang bahwa sanksi perpajakan akan

lebih banyak merugikannya (Nugroho, 2006). Sanksi perpajakan berpengaruh signifikan

terhadap kepatuhan wajib pajak dengan arah positif yang artinya apabila sanksi perpajakan tinggi

maka kepatuhan wajib pajak akan meningkat, selanjutnya mempunyai dampak pada

meningkatnya PAD. Berdasarkan pada kajian diperoleh nilai t hitung sebesar 4,993 > 1,96 dan

p = 0,0164 < 0,05 sehingga Sanksi berpengaruh secara signifikan terhadap PAD.

5. SIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif antara tingkat pengetahuan

dan pemahaman wajib pajak terhadap PAD. Artinya, jika tingkat pengetahuan dan pemahaman

masyarakat Kota Administratif Jakarta Timur meningkat maka terjadi peningkatan pendapatan

asli daerah Kota Administratif Jakarta Timur. Begitupun sanksi, memiliki pengaruh yang positif

terhadap kepatuhan wajib pajak dan PAD. Sanksi yang diterapkan akan mampu meningkatkan

kepatuhan masyarakat Kota Administratif Jakarta Timur untuk memenuhi kewajiban melaporkan

dan membayar pajaknya. Selain itu, sanksi juga memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan

PAD. Semakin tegas pemerintah menerapkan sanksi pajak terhadap masyarakat, semakin

meningkat pula pendapatan asli daerah Kota Administratif Jakarta Timur.

5.2 Rekomendasi

Beberapa rekomendasi yang harus dilaksanakan oleh pihak institusi, antara lain :

1. Frekuensi untuk pelaksanaan regulasi pajak dilaksanakan per 5 tahun.

2. Peningkatan sosialisasi terkait dengan pelaksanaan sanksi bagi wajib pajak dilaksanakan 6 kali

dalam satu tahun anggaran.

3. Peningkatan peran pelayan di tingkat institusi pajak hotel, restoran dan periklanan, dengan

pengembangan sapras dan SDM berkualitas melalui pelatihan dalam satu tahun anggaran.

DAFTAR PUSTAKA

Adiyati, Tatiek. (2009). Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada KPP Pratama Jakarta Kebayoran Lama. Jurnal : UPN Veteran Jakarta.

Agus Djoko Santosa, 2016 . LISREL 8.7 dan aplikasi dalam pengolahan data, Kepel Press, Yogyakarta.

Agus Djoko Santosa,2016. EVIEWS aplikasi dalam pengolahan data, Kepel Press, Yogyakarta.

Page 17: icebuss.orgicebuss.org/paper/222.doc · Web viewLISREL 8.7 dan aplikasi dalam pengolahan data, Kepel Press, Yogyakarta. Agus Djoko Santosa,2016. EVIEWS aplikasi dalam pengolahan data,

Ajzen, I., and Fishbein, M. (1975). Belief, Attitude, Intention, and Behavior: An Introduction to Theory and Research. Reading, MA: Addison-Wesley.

Ajzen, Icek.2002. Constructing a TBP Questionnare: Conceptual and methodological Considerations. September (Revised January, 2006).

AJZEN,I (1988) Attitudes, Personality and Behavior, England: open University.

Ali et al. 2001. The Effects of Tax Rates and Enforcement Polices on Tax Payer Compliance: A study of Self-Employed Tax Payers. Antlantic Economic Journal, 29.

Arya Yogatama,2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi , Semarang.

B. Ilyas, Wirawan dan R. Burton. 2010. Hukum Pajak, Salemba Empat, Jakarta.

Chau, Liung. 2009. A Critical Review of Fisher Tax Compliance Model (A Research Syntesis). Journal of Acconting and Taxation, 1(2).

Cooper,Donald R & Schindler,2001.Research Methods for Business seventh edition, Boston Mc Graww Hill Book, Co.

Darmayanti, Theresia Woro. 2004. Pelaksanaan Self-Assesment System Menurut Wajib Pajak (Studi Kasus pada Wajib Pajak Badan Salatiga). Jurnal Ekonomi dan Bisnis, X(1).

Endang,PW,2012. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen pembelian minyak goreng di Surabaya dengan menggunakan pendekatan metode Structural Equation Modelling, Semarang.

Ernawati,2014 Pengaruh Kualitas Pelayanan Fiskus terhadap Kepatuhan Wajib Pajak”KPP Pratama Jakarta, Semarang

Hardiningsih, Pancawati dan Nila Yuliana Wati 2011, Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak, Universitas Stikubank, Semarang.

Harjanti, Arum Puspa. (2012). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Kegiatan Usaha dan Pekerjaan Bebas : Studi Empiris di KPP Cilacap. Tesis. Program Sarjana Akuntansi Universitas Diponegoro.

Ho, Daniel. 2004. A Study of Hongkong Tax Compliance Ethics. International Business Research, 2(4).

Imam Ghozali, 2015, SMART PLS-3, 2015. Badan Penerbit Fakultas Ekonomi UNDIP, Semarang.

Jatmiko, Agus Nugroho. 2006. Pengaruh Sikap Wajib Pajak pada Pelaksanaan Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib

Page 18: icebuss.orgicebuss.org/paper/222.doc · Web viewLISREL 8.7 dan aplikasi dalam pengolahan data, Kepel Press, Yogyakarta. Agus Djoko Santosa,2016. EVIEWS aplikasi dalam pengolahan data,

Pajak (Studi Empiris terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Semarang). Thesis, Universitas Diponegoro.

Joreskog,KG, Dag Sorbon, Stepen du Toit& Matilda du Toit,1999. LISREL 8 New Statistical Feature, Chicago, Scientific, Software, International,Inc.

Kiki Rizki Utami,2009. pengaruh faktor-faktor eksternal terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak di lingkungan KPP Pratama Serang. FISIP UI, Jakarta.

Mardiasmo. 2011, Perpajakan, Edisi Revisi 2011, Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Muliari, Ni Ketut dan Putu Ery Setiawan. 2009. Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur. Jurnal Akuntansi dan Bisnis.

Ni Ketut Muliari.2010.”Pengaruh PersepsiTentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur.

Republik Indonesia, 2000.“Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000.Tentang Perubahan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah”. Jakarta. Sekretariat Negara RI.

Rustiyaningsih, Sri. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak. Widya Warta No.02 Tahun XXXV / Juli 2011, ISSN 0854-1981.

Siahaan, Marihot. 2009. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Edisi Revisi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. statistics Vol 72 No 4 pp 603-593.

Supadmi,Ni Luh, 2008, Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kualitas Pelayanan . Fakultas Ekonomi , Universitas Udayana.

Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak No. SE-84/PJ/2011 tentang Pelayanan Prima di Wilayah Jawa Timur. Jurnal Keuangan Publik. Vol 4, PP 105-121.

Suryadi.2006.”Model Hubungan Kausal Kesadaran,Pelayanan,KepatuhanWajib Pajak dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Penerimaan Pajak :Suatu Survei di Wilayah Jawa Timur”.Jurnal Keuangan Publik.Vol.4.No.1.April.Pp 105-121.

Suyatmin. (2004), Pengaruh Sikap Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan : Studi Empiris di Wilayah KP PBB Surakarta, Tesis Program Pasca Sarjana Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Page 19: icebuss.orgicebuss.org/paper/222.doc · Web viewLISREL 8.7 dan aplikasi dalam pengolahan data, Kepel Press, Yogyakarta. Agus Djoko Santosa,2016. EVIEWS aplikasi dalam pengolahan data,

Wardiyanto, Bintoro. 2007. Kebijakan Pengamounan Pajak (Tax Amnesty)(Perspektif Kerangka Kerja Implementasi Sunset Policy Mendasarkan UU No 28 Tahun 2007). Jurnal Masyarakat Kebudayaan Dan Politik Volume 21, Nomor 4:328-335. Universitas Airlangga. Surabaya.

Widaningrum, Dwi Indah .(2007). Identifikasi kemampuan dan kemauan membayar masyarakat berpenghasilan menengah rendah.

Yadnyana, I Ketut. 2009. Pengaruh Moral dan Sikap Wajib Pajak pada Kepatuhan Wajib

Pajak Kopeasi di Kota Denpasar. Denpasar: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

Page 20: icebuss.orgicebuss.org/paper/222.doc · Web viewLISREL 8.7 dan aplikasi dalam pengolahan data, Kepel Press, Yogyakarta. Agus Djoko Santosa,2016. EVIEWS aplikasi dalam pengolahan data,

Gambar 3.1 Model Struktural Penelitian.

Tabel.4.1. Deskripsi data responden berdasarkan sex rasio.

No Sex Rasio Jumlah Persentae

1 Laki-laki 108 72

2 Perempuan 42 28

Sumber : data primer, 2016

Tabel.4.2. Deskripsi data responden berdasarkan Usia.No Usia (tahun) Jumlah Persentase

1 18-24 16 23.529412 25-30 24 35.294123 31-36 14 20.588244 37-42 6 8.8235295 43-lebih 8 11.76471

Sumber : data primer, 2016

Page 21: icebuss.orgicebuss.org/paper/222.doc · Web viewLISREL 8.7 dan aplikasi dalam pengolahan data, Kepel Press, Yogyakarta. Agus Djoko Santosa,2016. EVIEWS aplikasi dalam pengolahan data,

Tabel.4.3 Distribusi Tingkat Pendidikan RespondenPendidikan Jumlah PersenSMA 95 63D3 33 22S1 22 15

Jumlah 150 100 Sumber : Data Primer, 2016

Tabel.4.4. Distribusi Jenis Usaha Respondenjenis usaha jumlah persentase

Restoran 99 66Hotel 9 6Hiburan 37 24.66667Reklame 5 3.333333

Sumber : Data primer,2016

Tabel.4.5Evaluasi terhadap Koefisien Model Struktural dan hubungannya dengan Hipotesis

Panel A : Hipoteis 1

Deskripsi T value probabilty keterangan

Pengatahuan dan Pemahaman terhadap Kepatuhan

( PENG >PTH)

0.690 0,014 Significant H1

diterima dan Ho ditolak

______________________________________________________________________________

Panel B: Hipotesis 2

Deskripsi T value Probabilty Keterangan

Sangsi terhadap Kepatuhan

( SNK >PTH)

4,764 0,000 Significant H1

diterima dan Ho ditolak

Page 22: icebuss.orgicebuss.org/paper/222.doc · Web viewLISREL 8.7 dan aplikasi dalam pengolahan data, Kepel Press, Yogyakarta. Agus Djoko Santosa,2016. EVIEWS aplikasi dalam pengolahan data,

_________________________________________________________________________________

Panel C: Hipotesis 3

Deskripsi T value probabilty keterangan

Pelayanan Pajak terhadap Kepatuhan

( PP >PTH)

2.449 0,109 Tidak Significant Ho diterima dan H1 ditolak

_____________________________________________________________________________________

Panel D: Hipotesis 4

____________________________________________________________________________________Panel E: Hipotesis 5________________________________________________________________________________

Deskripsi T value probabilty keterangan

Sangsi terhadap Peningkatan PAD

( SNK >PAD)

4,993 0,016 Significant H1

diterima dan Ho ditolak

Sumber : data primer, 2016

Deskripsi T value probabilty keterangan

Pengetahuan dan Pemahaman Pajak terhadap Peningkatan PAD

( PP >PAD)

0.441 0,491 Tidak Significant Ho diterima dan H1 ditolak