sobirinblog.files.wordpress.com file · Web viewKarena hasil belajar kimia pada bab konsep mol...
Click here to load reader
Transcript of sobirinblog.files.wordpress.com file · Web viewKarena hasil belajar kimia pada bab konsep mol...
ARTIKEL
PENGGUNAAN PERMAINAN MENCARI JEJAK
DALAM MEMPELAJARI INTERKONVERSI MOL
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS X SEMESTER 1 SMAN 1 BOJONG
KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2009/2010
Disusun Oleh :
Nama : Rita Haryaningrum, S.Pd
NIP : 197012181997022002 Jabatan : Guru Mapel Kimia
Unit Kerja : SMAN 1 Bojong Kab. Pekalongan
SMA NEGERI 1 BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN
2010
ABSTRAK
Haryaningrum,Rita.” Penggunaan Permainan Mencari Jejak Dalam Mempelajari Interkonversi Mol Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Semester 1 SMAN 1 Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun 2009/2010 “.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada siswa kelas X.2 SMA Negeri 1 Bojong Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2009/2010. Karena hasil belajar kimia pada bab konsep mol masih rendah yaitu 62,05 di bawah KKM yang ditetapkan yaitu 70 dan ketuntasan klasikal hanya 56,82 % di bawah 75 % yang ditetapkan.
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar kimia siswa khususnya pada materi Interkonversi Mol. Tindakan yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran inovatif yaitu permainan mencari jejak. Tindakan dilakukan dalam 2 siklus. Pada siklus 1 guru merencanakan untuk mengajar materi Interkonversi Mol satu langkah dengan variasi permainan mencari jejak.Selama pelaksanaan guru kolaborator melakukan observasi keaktifan siswa. Kemudian dilakukan refleksi untuk mengadakan perbaikan tindakan di siklus 2. Pada siklus 2 tindakan disempurnakan dengan perencanaan pengajaran dengan permainan mencari jejak pada materi Interkonversi Mol dua langkah.Kemudian pelaksanaan tindakan dilanjutkan observasi dan refleksi.Pada masing-masing siklus diamati peningkatan hasil belajar dan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif komparatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dari kondisi awal/pra siklus, siklus 1, sampai siklus 2 sebesar 16,12 % dan peningkatan prosentase ketuntasan klasikal sebesar 40 %. Keaktifan siswa juga mengalami peningkatan sebesar 25 % dari siklus 1 ke siklus 2.Dari hasil tersebut hipotesis terbukti bahwa permainan mencari jejak dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mempelajari materi Interkonversi Mol di kelas X semester 1 SMAN 1 Bojong Kabupaten Pekalongan.
I.PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Mengajar Kimia di kelas X haruslah menarik bagi siswa karena
turut mempengaruhi minat siswa memilih jurusan IPA atau IPS di kelas
XI.. Salah satu materi kimia yang wajib dikuasai di kelas X adalah konsep
mol. Bagi sebagian besar siswa materi ini dianggap sebagai materi yang
sulit. Pada ulangan harian di kelas X.2 tahun 2009/2010 diperoleh nilai
rata-rata kelas 62,05 di bawah KKM 70 dan prosentase ketuntasan
klasikal sebesar 56,82 % di bawah standar 75 %. Padahal materi konsep
mol digunakan sebagai dasar bagi siswa selanjutnya untuk mempelajari
stoikiometri atau hitungan kimia dalam zat maupun larutan. Sehingga
penguasaan siswa tentang konsep mol menjadi prasyarat keberhasilan
siswa tersebut mempelajari materi selanjutnya.
Konsep mol termasuk materi hitungan. Strategi pengajaran yang
sering digunakan guru adalah dengan ceramah untuk pemahaman konsep
dilanjutkan dengan latihan soal sebagai prinsip pengulangan. Namun
dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas diperlukan ketrampilan guru
untuk memberikan variasi pengajaran agar kelas menjadi tidak monoton
dan membosankan. Kelas pengajaran yang diliputi oleh suasana hening,
sepi, serius dan penuh konsentrasi terhadap pelajaran menimbulkan
akibat individu yang belajar merasa kelelahan, bosan, capek dan
semacamnya (Rohani, 2004 ).
Untuk meningkatkan keaktifan siswa dan mengubah suasana
belajar menjadi menyenangkan, guru harus memperbaiki proses
pengajarannya dengan memilih metode pengajaran yang sesuai.Variasi
kegiatan belajar mengajar yang dapat digunakan adalah dengan
permainan. Para sarjana pendidikan berpandangan bahwa pada dasarnya
setiap peserta didik sangat membutuhkan permainan asal permainan itu
memiliki nilai manfaat bagi peserta didik dan bagi kelancaran aktivitas
pengajaran dan sebatas kewajaran ( Rohani, 2004 : 30 ). Dalam
permainan peserta didik dapat menghibur diri, bersuka ria, berbicara
bebas ataupun bergerak-gerak bahkan berlari-lari. Permainan juga
disarankan oleh Paul B. Diedrich sebagai kegiatan kegiatan yang meliputi
aktivitas jasmani dan jiwa ( Rohani, 2004:8 ).
Permainan mencari jejak yang diusulkan untuk mempelajari
interkonversi mol melibatkan kegiatan fisik berupa berlari, berbicara
dengan bebas, keras dan aktif bergerak dengan anggota badan.
Sedangkan soal latihan menuntut aktivitas psikis karena daya jiwanya
bekerja sebanyak-banyaknya berfungsi mengamati dengan teliti,
mengingat rumus dan menguraikan.
Jika strategi pengajaran yang digunakan tepat, ditambah
pemberian variasi pengajaran yang sesuai maka dapat diharapkan hasil
belajar yang diperoleh dapat maksimal. Hasil pengajaran ini dapat dilihat
dari proses pembelajaran yang berlangsung dan hasil belajar berupa
kemampuan siswa memahami dan menguasai konsep.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang sudah
disampaikan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
Apakah penggunaan permainan mencari jejak dalam mempelajari
interkonversi mol dapat meningkatkan hasil belajar siswa ?
1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan
permainan mencari jejak sebagai variasi pengajaran dalam mempelajari
interkonversi mol dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan untuk
mengetahui apakah penggunaan permainan mencari jejak dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Sedangkan penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat bagi
sekolah, mampu memberikan tambahan informasi dan wawasan tentang
variasi pengajaran sehingga dapat diterapkan untuk mata pelajaran
lain.Bagi guru,hasil penelitian ini memberikan alternatif bahwa untuk
mengajarkan materi interkonversi mol dapat menggunakan variasi
pengajaran dengan menggunakan permainan mencari jejak.Bagi siswa,
dapat membantu meningkatkan pemahaman dalam mempelajari
interkonversi mol.
II. KERANGKA TEORITIS
2.1.Pembelajaran Kimia
Pembelajaran kimia adalah proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi kimia. Mata pelajaran Kimia di SMA mempelajari
segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat,
perubahan, dinamika dan energitika zat yang melibatkan ketrampilan dan
penalaran. Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia dan tidak
terpisahkan, yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang berupa
fakta,konsep,prinsip,hukum dan teori) temuan ilmuwan dan kimia sebagai
proses ( kerja ilmiah ).Oleh sebab itu pembelajaran kimia harus
memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk.
Usaha meningkatkan proses kegiatan belajar ini
dikembangkan melalui berbagai variasi metode pengajaran dan model
pengajaran. Sehingga berkembanglah model-model inovatif dalam
pembelajaran salah satunya adalah dalam bentuk permainan.
2.2.Permainan dalam Pembelajaran
Menurut Arif S.Sadiman (1988:77), permainan dalam
pembelajaran mempunyai kelebihan-kelebihan antara lain :
a.Permainan adalah sesuatu yang menyenangkan dan menghibur,
sehingga dapat menarik perhatian peserta didik.
b.Permainan memungkinkan adanya partisipasi aktif dari peserta didik.
c.Peranan guru berkurang, interaksi antar peserta didik lebih menonjol.
d.Permainan dapat memberikan umpan balik secara langsung.
e.Peserta didik dapat belajar dari pengalaman peserta didik yang lain.
f.Ketrampilan yang dipelajari melalui permainan jauh lebih mudah untuk
diterapkan dalam kehidupan nyata daripada yang diperoleh melalui
penyajian biasa.
g. Permainan bersifat luwes, dapat dipakai untuk berbagai tujuan, dapat
dibuat dengan mudah dan dapat diperbanyak.
2.3. Konsep Mol dan Interkonversi Mol
Materi konsep mol diberikan untuk siswa SMA kelas X di
semester 1.Termasuk di dalamnya adalah Interkonversi Mol. Apabila
dibuat bagan hubungan satuan-satuan yang digunakan dalam perhitungan
kimia maka kita akan mendapatkan peta hubungan pengubahan satuan
dari jumlah partikel, gram, volume dan sebaliknya dengan satuan mol.
Pengubahan satuan-satuan ini disebut dengan Interkonversi Mol. Bagan
Interkonversi Mol digambarkan berikut :
: :
GRAM Ar/Mr MOL 6,02 x 1023 JML PARTIKEL
x x
: x 22,4 L
VOLUME (STP)
2.4. Permainan Mencari Jejak untuk Mempelajari Interkonversi Mol
Permainan mencari jejak diadaptasi dari permainan dalam
kegiatan Pramuka. Dalam permainan ini peserta harus berjalan mengikuti
jejak atau arah yang sudah ditentukan hingga mencapai suatu tujuan.
Sesuai dengan materi interkonversi mol yang menuntut kemampuan
peserta didik untuk mengubah suatu satuan dalam mol menjadi satuan
lain ke segala arah maka permainan mencari jejak dapat diterapkan untuk
mempelajari materi ini. Dengan melihat peta Interkonversi mol siswa dapat
mengikuti arah untuk menuju satuan yang diinginkan dari satuan semula.
Dalam menuju satuan yang dituju siswa harus menyelesaikan hitungan
dulu seperti yang disyaratkan dalam Interkonversi Mol.
2.5. Kerangka Berpikir.
Kondisi Awal Belum menggunakan Hasil Belajar
Variasi permainan Siswa Rendah
Tindakan Pengajaran menggunakan Siklus 1
Permainan Mencari Jejak Siklus 2
Kondisi Akhir Hasil Belajar Siswa Meningkat
2.6. Hipotesis
Dalam mempelajari Interkonversi mol diperlukan pemahaman
konsep dari siswa. Untuk itulah diperlukan variasi pengajaran berupa
permainan mencari jejak yang melibatkan keaktifan siswa untuk bergerak
dan berfikir. Belajar dengan bermain akan membuat siswa menjadi aktif
belajar sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan
suasana yang menyenangkan.Sehingga dapat dihipotesakan bahwa:
Penggunaan permainan mencari jejak dalam mempelajari
Interkonversi Mol dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
III.PELAKSANAAN PENELITIAN
3.1.Deskripsi Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi masalah rendahnya hasil
belajar siswa pada materi Interkonversi Mol yang diberikan pada siswa
kelas X semester 1. Tindakan yang dilakukan adalah dengan
menggunakan permainan mencari jejak sebagai variasi untuk
mengajarkan materi interkonversi mol.
Penelitian dilaksanakan di SMAN 1 Bojong Kabupaten
Pekalongan. Subyek penelitian adalah siswa kelas X.2 yang berjumlah 44
siswa terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 28 siswa perempuan. Penelitian
dilaksanakan pada akhir semester 1 tahun Pelajaran 2009/2010 yaitu
pada bulan November – Desember 2009.
Data dari penelitian ada 2, yaitu data hasil belajar siswa pada
materi Interonversi Mol dan data keaktifan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Pengumpulan data hasil belajar siswa
dilakukan dengan teknik tes. Data keaktifan siswa dikumpulkan dengan
teknik non tes yaitu melalui observasi.
3.2.Deskripsi Pelaksanaan
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan dalam 2 siklus,masing-masing siklus dilaksanakan dalam 1
kali pertemuan 2 x 45 menit.Materi pelajaran untuk siklus 1 adalah
Interkonversi Mol satu langkah dan siklus 2 adalah Interkonversi Mol dua
langkah.Urutan kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
3.2.1.Perencanaan
-Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP)
-Menyiapkan peralatan yang digunakan untuk permainan mencari jejak.
-Menyiapkan kartu-kartu soal latihan bagi siswa.
-Menyiapkan alat evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa
-Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keaktifan siswa.
3.2.2.Pelaksanaan
-Guru menyampaikan informasi materi interkonversi mol.
-Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
-Siswa melakukan latihan soal dengan bermain mencari jejak.
-Guru mengkoreksi jawaban siswa dan mendiskusikannya dengan siswa.
-Melaksanakan tes.
3.2.3.Observasi
Pengamatan/observasi dilakukan untuk mengamati keaktifan siswa
selama proses pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan diperlukan
untuk mencatat hal-hal yang belum masuk dalam lembar observasi untuk
menambah data pelaksanaan kegiatan.
3.2.4. Refleksi.
Pada tahap ini dilakukan kegiatan analisis data yang diperoleh dari
pelaksanaan kegiatan . Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif
komparatif.Hasil analisis data ini selanjutnya digunakan untuk melakukan
refleksi guna mengadakan perbaikan di siklus selanjutnya atau untuk
menyimpulkan hasil penellitian dengan melihat peningkatan hasil yang
diperoleh.
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Kondisi Awal / Pra Siklus
Kondisi awal / Pra Siklus adalah keadaan kelas sebelum
penggunaan permainan dalam proses pembelajaran. Di akhir kegiatan
belajar mengajar guru mengadakan tes , dan diperoleh hasil nilai rata-rata
kelas adalah 62,05 di bawak KKM yaitu 70,prosentase ketuntasan klasikal
56,82% di bawah standar yaitu 75 %,nilai tertinggi adalah 80 dan nilai
terendah adalah 30.
4.1.2. Siklus 1
Di siklus 1 guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar materi
Interkonversi Mol satu langkah menggunakan permainan mencari jejak. Di
akhir pembelajaran guru mengadakan tes dan diperoleh data nilai rata-
rata kelas 68,41,prosentase ketuntasan klasikal 68,18 %,nilai tertinggi
yang diperoleh adalah 80 dan nilai terendah adalah 50.
Hasil observasi keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar
menunjukkan hasil kategori Baik yaitu menunjukkan angka 68 %.
Temuan yang diperoleh di siklus 1 adalah siswa belum terbiasa
untuk bermain sambil belajar sehingga siswa terlihat kurang bebas dan
masih malu-malu.Permainan mencari jejak dilakukan di luar ruang kelas
sehingga konsentrasi siswa kadang terganggu lingkungan
luar.Pengelolaan waktu dalam proses pembelajaran belum efisien
sehingga latihan soal masih terasa kurang.
4.1.3. Siklus 2
Pada siklus 2 guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar materi
Interkonversi Mol dua langkah dengan permainan mencari jejak setelah
diadakan perbaikan berdasarkan hasil refleksi di siklus 1.
Di akhir kegiatan belajar mengajar guru mengadakan tes hasil
belajar pada siswa secara individual dan diperoleh data nilai rata-rata
kelas adalah 72,05,prosentase ketuntasan klasikal sebesar 79,55%,nilai
tertinggi yang diperoleh adalah 90 dan terendah adalah 50.
Sedangkan hasil pengamatan keaktifan siswa di kelas selama
berlangsung kegiatan belajar mengajar menunjukkan keaktifan siswa
dengan prosentase 85 %, termasuk dalam kategori Sangat Baik. Hal ini
menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar sudah berlangsung
kondusif dan menimbulkan suasana yang menyenangkan.
4.2. Pembahasan
Hasil penelitian yang dilakukan mulai dari kondisi pra siklus, siklus
1 sampai akhir siklus 2 dibandingkan untuk melihat kenaikan hasil tes
seperti dalam tabel berikut.
Tabel 1. Tingkat Pencapaian Hasil Belajar Siswa.
No Aspek Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
1. Nilai rata-rata kelas 62,05 68,41 72,05
2. Prosentase ketuntasan klasikal 56,82 % 68,18 % 79,55 %
Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat hasil-hasil berikut :
a.Terjadi kenaikan nilai rata-rata kelas sebesar 16,12 %.
b.Terjadi kenaikan prosentase ketuntasan klasikal sebesar 40 %.
Dalam bentuk diagram tampak sebagai berikut.
Gambar 1. Diagram Peningkatan Hasil Belajar Siswa.
Sedangkan hasil observasi keaktifan siswa dapat dilihat
peningkatannya dalam tabel berikut.
Tabel 2. Data Peningkatan Keaktifan Siswa.
No Aspek Siklus 1 Siklus 2 Peningkatan
1. Keaktifan Siswa 68 % 85 % 25 %
Berdasarkan data dalam tabel di atas dapat dilihat bahwa :
a.Terjadi kenaikan prosentase keaktifan siswa dari siklus 1 ke siklus 2.
b.Peningkatan prosentase keaktifan siswa sebesar 25 %.
Untuk memperjelas kenaikan prosentase keaktifan siswa dari siklus
1 ke siklus 2 data disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut.
Gambar 2. Diagram Peningkatan Keaktifan Siswa.
Analisis data hasil tes hasil belajar siswa dan hasil pengamatan
keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar mulai dari kondisi pra
siklus, siklus 1 sampai akhir siklus 2 menunjukkan terjadinya kenaikan
atau peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model
permainan mencari jejak ternyata terbukti dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dan meningkatkan kualitas pembelajaran dengan
meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar
materi Interkonversi Mol.
V.PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan data-data, analisis, dan pembahasan dalam penelitian
ini yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil
simpulan berikut :
1) Penggunaan model permainan mencari jejak untuk mempelajari
Interkonversi Mol dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil tes
pada siklus 2 mengalami kenaikan sebesar 16,12 % dari kondisi
awal di pra siklus dan terjadi peningkatan prosentase ketuntasan
klasikal sebesar 40 %.
2) Penggunaan model permainan mencari jejak dalam mempelajari
Interkonversi Mol dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar. Terjadi kenaikan keaktifan
siswa sebesar 25 % dari siklus 1 ke siklus 2.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah disimpulkan di atas
kami dapat menyarankan hal-hal berikut :
1)Bagi sekolah, hendaknya menyediakan sarana untuk penggunaan
permainan sebagai variasi dalam pengajaran.
2)Bagi guru, agar penggunaan model pembelajaran ini dapat
didayagunakan secara optimal.
3)Bagi siswa, untuk selalu belajar sungguh-sungguh dan berpartisipasi
aktif dalam proses belajar mengajar agar diperoleh hasil belajar yang
maksimal.
5.3. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian ini kami dapat
merekomendasikan hal-hal berikut :
1)Permainan mencari jejak dapat digunakan dalam proses belajar
mengajar untuk mempelajari Interkonversi mol di kelas X semester 1.
2)Sebagai model inovatif dalam pembelajaran permainan mencari jejak
mudah untuk dilaksanakan di manapun.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rohani.2004. Pengelolaan Pengajaran . Bandung : Rineka Cipta.
Arif S. Sadiman, dkk. 2006. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Masnur Muslich. 2009. Melaksanakan PTK itu Mudah. Jakarta : PT.Bumi Aksara.
Masnur Muslich.2008. KTSP;Dasar Pemahaman dan
Pengembangan.Jakarta :PT Bumi Aksara.
Nana Syaodih Sukmadainata. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ratna Ediati,dkk.2008.Kimia jilid 1: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan,Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah,Departemen Pendidikan Nasional.
Suhadi Ibnu, dkk.2003.Dasar-dasar Metodologi Penelitian.Malang:UM Press.
Sukardi,Ph.D,Prof.2008.Metodologi Penelitian Pendidikan.Jakarta : PT Bumi
Aksara.
Sumiati dan Asra. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.
Tresna Sastrawijaya.1988. Prosedur Belajar Mengajar Kimia. Jakarta :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan.
BIODATA
PESERTA LKI PEMBELAJARAN GURU SMA
NAMA : RITA HARYANINGRUM,S.Pd
NIP : 197012181997022002
TEMPAT/TGL LAHIR : LOMBOK TENGAH, 18 DESEMBER 1970
GOL/PANGKAT : IV/a / PEMBINA
UNIT KERJA : SMAN 1 BOJONG KAB.PEKALONGAN