inipengdamadiunblog.files.wordpress.com · Web viewJual beli Tanah dan Bangunan tersebut akan...

90
1

Transcript of inipengdamadiunblog.files.wordpress.com · Web viewJual beli Tanah dan Bangunan tersebut akan...

1

BEBERAPA ISTILAH

2

1. Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta otentik, sedangkan pejabat lain hanya merupakan kekecualian.

2. Notaris Pengganti adalah seorang yang untuk sementara diangkat sebagai Notaris untuk menggantikan Notaris yang sedang cuti, sakit, atau untuk sementara berhalangan menjalankan jabatannya sebagai Notaris.

3. Pejabat Sementara Notaris adalah seorang yang untuk sementara menjabat sebagai Notaris untuk menjalankan jabatan dari Notaris yang meninggal dunia.

4. Akta Notaris yang selanjutnya disebut Akta adalah akta autentik yang dibuat oleh atau di hadapan Notaris menurut bentuk dan tata cara yang ditetapkan dalam UUJN

5. Akta Autentik adalah suatu akta yang didalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang dibuat oleh atau dihadapan pegawai-pegawai umum yang berkuasa untuk itu di tempat akta dibuatnya.

6. Minuta Akta adalah asli Akta yang mencantumkan tanda tangan para penghadap, saksi, dan Notaris, yang disimpan sebagai bagian dari Protokol Notaris.

7. Salinan Akta adalah salinan kata demi kata dari seluruh Akta dan pada bagian bawah salinan Akta tercantum frasa "diberikan sebagai SALINAN yang sama bunyinya".

8. Kutipan Akta adalah kutipan kata demi kata dari satu atau beberapa bagian dari Akta dan pada bagian bawah kutipan Akta tercantum frasa "diberikan sebagai KUTIPAN".

9. Grosse Akta adalah salah satu salinan Akta untuk pengakuan utang dengan kepala Akta "DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA", yang mempunyai kekuatan eksekutorial.

3

10. Protokol Notaris adalah kumpulan dokumen yang merupakan arsip negara yang harus disimpan dan dipelihara oleh Notaris sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Protokol Notaris terdiri dari:a. Minuta akta;b. Buku daftar akta atau repertorium;c. Buku daftar akta di bawah tangan yang penandatanganannya Dilakukan

di hadapan Notaris atau akta di bawah tangan yang didaftar;d. Buku daftar nama penghadap atau klapper;e. Buku daftar protes;f. Buku daftar wasiat;g. Buku daftar lain yang harus disimpan oleh Notaris berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

4

NOTARIS DAN KEWENANGAN NOTARIS

Pasal 1 angka 1 jo Pasal 15 ayat 1 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris, sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 tahun 2014 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris (UUJN) menentukan bahwa notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta otentik, sedangkan pejabat lain hanya merupakan kekecualian.

Jadi jelas bahwa Notaris adalah merupakan pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik.

Disamping kewenangan untuk membuat akta otentik, Notaris juga mempunyai kewenangan lainnya yang diatur di dalam Pasal 15 ayat 2 dan ayat 3 UUJN, antara lain:

1) Mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus;

2) Membukukan surat-surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus;

3) Membuat kopi dari asli surat-surat di bawah tangan berupa salinan yang memuat uraian sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat yang bersangkutan;

4) Melakukan pengesahan kecocokan fotokopi dengan surat aslinya;5) Memeberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan

akta;6) Membuat akta yang berkaiatn dengan pertanahan; atau7) Membuat akta risalah lelang.

5

RUANG LINGKUP KEWENANGAN NOTARIS

Wewenang Notaris meliputi :

1) Wewenang berkaitan dengan “Tempat”

Ini berarti Notaris harus mempunyai kewenangan di tempat dimana akta itu dibuat.

Pasal 18 UUJN menentukan:

“(1) Notarismempunyai tempat kedudukan di daerah kabupaten atau kota.

(2)Notaris mempunyaiwilayahjabatanmeliputiseluruhwilayahprovinsi dari tempat kedudukannya.”1

Berdasarkan ketentuan pasal 18 UUJN tersebut maka harus kita bedakan antara “tempat kedudukan notaris” serta “wilayah jabatan notaris”. Tempat kedudukan notaris adalah satu wilayah kabupaten/kota dimaan ia berkantor, sedangkan wilayah jabatn notaris meliputi satu wilayah provinsi yang meiputi tempat kedudukan notaris.

Seorang notaris hanya mempunyai kewenangan untuk menjalankan jabatannya di dalam wilayah jabatannya yaitu dalam satu propinsi yang meliputi tempat kedudukan notaris tersebut.

Notaris dilarang untuk menjalankan jabatannya diluar wilayah jabatannya (Pasal 17 ayat 1 huruf a UUJN).

Pelanggaran akan hal tersebut mengakibatkan akta yang bersangkutan hanya mempunyai kekuatan pembuktian seperti akta yang dibuat di bawah tangan apabila ditandatangani oleh

1Indonesia, Undang-Undang Jabatan N otaris, UU No. 30 tahun 2004, LN No. 117 Tahun 2004, TLN No. 4432 diubah dengan Undang-Undang Perubahan Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, UU No. 2 Tahun 2014, LN No. 3 Tahun 2014, TLN No. 5491, Ps. 18

6

para pihak.

Pasal 19 UUJN menentukan :2

“(1)Notaris wajib mempunyai hanya satu kantor, yaitu di tempat kedudukannya.

(2)Tempat kedudukan Notaris sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah wajib mengikuti tempat kedudukan Notaris.

(3)Notaris tidak berwenang secara berturut-turut dengan tetap menjalankan jabatan di luar tempat kedudukannya.

(4)Notaris yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dikenai sanksi berupa:

a. peringatan tertulis;

b. pemberhentian sementara;

c. pemberhentian dengan hormat; atau

d. pemberhentian dengan tidak hormat. “

Berdasarkan ketentuan pasal 19 UUJN kita harus paham bahwa sekalipun notaris mempunyai kewenangan yang meliputi satu wilayah provinsi, namun demikian berdasarkan ketentuan pasal 19 ayat 3 UUJN, notaris tidak berwenang secara berturut-turut dengan tetap menjalankan jabatan di luar tempat kedudukannya. Misalnya seorang notaris yang berkedudukan di Bekasi di dalam waktu yang ditentukan secara tetap setiap hari Senin dan hari Kamis telah dijadwalkan untuk hadir di Kantor cabang bank “XXX” di Bogor untuk menandatangani akta-akta berkaitan dengan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

2) Wewenang berkaitan dengan “Waktu”

Ini berarti bahwa pada saat akta tersebut dibuat Notaris 2Indonesia, Undang-Undang Jabatan N otaris, Ps. 19

7

mempunyai kewenangan untuk membuat akta tersebut. Misalnya tidak sedang menjalankan cuti atau tidak sedang diberhentikan dengna hormat.

3) Wewenang berkaitan dengan “Orang”

Wewenang berkaitan dengan “orang” berarti bahwaNotaris mempunyai kewenangan untuk membuat akta berkaitan dengan orang yang untuk kepentingan siapa akta itu dibuat.

Pada prinsipnya Notaris mempunyai kewenangan untuk membuat akta untuk kepentingan setiap atau semua orang tertentu yang dikecualikan dimana tertentu dilarang untuk menjadi pihak di dalam akta yang dibuat oleh Notaris.

Pasal 52 UUJN menentukan:3

“(1)Notaristidakdiperkenankan membuataktauntukdirisendiri, istri/suami,atau orang lain yang mempunyai hubungan kekeluargaan denganNotaris baik karena perkawinan maupun hubungandarah dalam garis keturunan lurus ke bawah dan/atau ke atas tanpa pembatasan derajat, serta dalam garis ke samping sampai dengan derajat ketiga, serta menjadi pihak untuk diri sendiri, maupun dalam suatukedudukanataupundengan perantaraan kuasa.

(2)Ketentuan sebagaimanadimaksudpadaayat(1)tidakberlaku, apabilaorangtersebut padaayat (1)kecualiNotarissendiri, menjadipenghadapdalampenjualandimuka umum,sepanjang penjualanitudapatdilakukandi hadapan Notaris,persewaan umum, atau pemborongan umum, atau menjadi anggota rapat yang risalahnya

3Indonesia, Undang-Undang Jabatan N otaris, Ps. 52

8

dibuat oleh Notaris.

(3)Pelanggaranterhadapketentuansebagaimanadimaksudpada ayat (1) berakibat akta hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan apabila akta itu ditandatangani oleh penghadap, tanpa mengurangi kewajiban Notaris yang membuat akta itu untuk membayar biaya, ganti rugi, dan bunga kepada yang bersangkutan.”

4) Wewenang berkaitan dengan “Akta”

Ini berarti wewenang yang dikaitkan dengan akta yang dibuat oleh Notaris.

Pada prinsipnya Notaris mempunyai kewenangan untuk membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian dan penetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta otentik. Namun ada akta yang kewenangan pembuatannya oleh UU diberikan kepada pejabat lain dimana Notaris tidak berwenang untuk membuat akta ybs. Misalnya akta-akta Catatan Sipil (Akta perkawinan, akta kelahiran atau akta kematian) dimana yang berwenanag membuatnya adalah Pejabat Kantor Catatn Sipil (Dinas Dukcapil) atau akta risalah lelang dimana yang berwenang membuatnya adalah pejabat lelang.

Tidak dipenuhinya salah satu syarat mengenai kewenangan Notaris tersebut dapat mengakibatkan akta yang bersangkutan tidak otentik dan hanya mempunyai kekuatan pembuktian seperti akta yang dibuat dibawah tangan, apabila akta itu ditandatangani oleh para penghadap.4 Misalnya pelanggaran terhadap ketentuan pasal 52 ayat

4G.H.S Lumban Tobing, Op.Cit., hal. 50

9

1 (mengenai larangan orang tertentu untuk menjadi pihak) dan pasal 40 (menegani akta harus dibuat dengan dihadiri oleh 2 orang saksi dan syarat untuk menjadi saksi).

Apabila dalam suatu ketentuan UU ditentukan bahwa suatu perbuatan atau perjanjian harus dibuktikan dengan suatu akta otentik maka apabila salah satu dari persyaratan tersebut tidak dipenuhi mengakibatkan akta yang bersangkutan tidak sah.

10

AKTA OTENTIK

Pasal 1868 KUHPerdata menentukan:

“Suatu akta otentik adalah suatu akta yang didalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang dibuat oleh atau dihadapan pegawai-pegawai umum yang berkuasa untuk itu di tempat akta dibuatnya.” 5

SYARAT AGAR SUATU AKTA DAPAT DIKATAKAN SEBAGAI AKTA OTENTIK

Suatu akta dapat dikatakan sebagai Akta Otentik harus memenuhi persyaratan sebagaimana ditentukan dalam pasal 1868 KUHPerdata, sebagai berikut :

1) akta harus dibuat ”oleh” (door) atau ”di hadapan” (ten overstaan) seorang pejabat umum;

2) akta itu harus dibuat dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang;

3) Pejabat Umum oleh – atau di hadapan siapa akta itu dibuat, harus mempunyai wewenang untuk membuat akta itu.6

Tidak dipenuhi salah satu syarat tersebut dapat mengakibatkan akta yang bersangkutan hanya mempunyai kekuatan pembuktian seperti akta yang dibuat di bawah tangan apabila ditandatangani oelh para pihak, sebagaimana ditentukan di dalam pasal 1869 KUHPerdata, yang menentukan :

“Suatu akta yang karena tidak berkuasa atau tidak cakapnya pegawai termaksud di atas atau karena suatu cacad dalam bentuknya , tidak dapat diperlakukan sebagai akta otentik

5Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Burgerlijke Wetboek, diterjemahkan oleh Prof. R. Subekti, SH dan H. Tjitrodibio, (Jakarta : Pradnya Paramita, 1985, Cet. 19, Psl 1868. 6G.H.S Lumban Tobing, Op.Cit, hal. 48

11

namun demikian mempunyai kekuatan sebagai tulisan di bawah tangan jika ia ditandatangani oleh para pihak.” 7

AKTA PIHAK (AKTA PARTIJ) DAN AKTA PEJABAT (AKTA 7Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Burgerlijke Wetboek, Op.Cit, pasal 1869.

12

RELAAS

Akta Notaris sebagai Akta Otentik ada 2 golongan, yaitu terdiri dari :

1) Akta Partij atau Akta Pihak (partij akten) yaitu akta yang dibuat ”di hadapan” (ten overstaan) Notaris;

Menurut G.H.S Lumban Tobing, akta Notaris dapat juga berisi ”cerita” dari apa yang terjadi karena perbuatan yang dilakukan oleh pihak lain di hadapan Notaris, artinya yang diterangkan atau diceritakan oleh pihak lain kepada Notaris dalam menjalankan jabatannya dan untuk keperluan mana pihak lain itu sengaja datang di hadapan Notaris dan memberikan keterangan itu atau melakukan perbuatan itu di hadapan Notaris, agar keterangan atau perbuatan itu dikonstatir oleh Notaris di dalam suatu Akta Otentik. 8

Menurut Herlien Budiono, pada Akta Pihak, membuat akta (”verlijden”) terdiri atas penyusunan. pembacaan, dan penandatanganan akta oleh para penghadap, saksi-saksi dan notaris. Akta pihak merupakan akta yang berisikan mengenai apa yang terjadi berdasarkan keterangan yang diberikan oleh para penghadap kepada notaris dalam artian mereka menerangkan dan menceritakan kepada notaris agar keterangan atau perbuatan tersebut dinyatakan oleh notaris di dalam suatu akta notaris dan yang (para) penghadap menandatangani akta itu. Oleh karena itu, dikatakan akta tersebut dibuat “dihadapan” (ten overstaan) notaris.9

Akta Partij (Akta partai) ini misalnya akta Perjanjian Sewa Menyewa, Akta Pendirian PT, Akta Hibah.

CONTOH AKTA PARTAI.

8Ibid., hal. 519Herlien Budiono,Dasar Teknil Pembuatan Akta Notari, Cet. Ke 1. (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2013), hal. 7

13

PERJANJIAN PENGIKATAN JUAL BELI

Nomor :

- Pada hari ini,

.

- Pukul

.

- Berhadapan dengan saya, ALWESIUS, Sarjana Hukum, Notaris di Kabupaten Tangerang, yang dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris kenal dan akan disebutkan pada bagian akhir akta ini :

I. Tuan AGUS, lahir di Jakarta, pada tanggal 18-08-1988 (delapan belas Agustus seribu sembilan ratus delapan puluh delapan), mahasiswa, Warga Negara Indonesia, bertempat tinggal di Jakarta , Jalan Bungur Raya nomor 50, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 002, Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan 3171031808880006;

-menurut keterangannya untuk melakukan perbuatan hukum dalam akta ini tidak memerlukan persetujuan dari isterinya karena Tanah dan Bangunan yang disebutkan dalam akta ini merupakan harta pribadinya yang berasal dari hibah;

- selaku Penjual, untuk selanjutnya disebut “Pihak Pertama”;

II. Tuan HASAN, lahir di Banjarmasin, pada tanggal 21-03-1965 (dua puluh satu Maret seribu sembilan ratus enam puluh lima), Warga Negara Indonesia, pengusaha, bertempat tinggal di Jakarta, Jalan Nanas Nomor 12, Rukun Tetangga 009, Rukun Warga 004, Kelurahan Petogogan, Kecamatan Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan 3174072204550004;

14

- selaku Pembeli, untuk  selanjutnya disebut “Pihak Kedua”

- Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama-sama selanjutnya disebut “Para Pihak”;

- Para Penghadap menerangkan terlebih dahulu sebagai berikut:

- bahwa Pihak Pertama  adalah pemilik atas :

- Sebidang tanah HAK MILIK nomor 100/Gunung Sahari Selatan, seluas 106 m2 (seratus enam meter persegi), sebagaimana diuraikan dalam Surat Ukur tanggal 21-04-1986 (dua puluh satu April seribu sembilan ratus delapan puluh enam) nomor 305/1986, sertipikat tanggal 19-08-1986 (sembilan belas Agustus seribu sembilan ratus delapan puluh enam), terdaftara atas nama AGUS;

- terletak diPropinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Kotamadya Jakarta Pusat, Kecamatan Kemayoran, KelurahanGunung Sahari Selatan

- Demikian berikut segala sesuatu yang dibangun dan atau ditanam di atas tanah tersebut, yang menurut sifat, peruntukan atau menurut Undang-Undang dapat dianggap sebagai barang tetap/tidak bergerak tidak ada yang dikecualikan, terutama sebuah bangunan rumah tinggal beserta turutan-turutannya, setempat dikenal sebagai Jalan Bungur Raya nomor 75;

- untuk selanjutnya disebut “Tanah dan Bangunan”;

- bahwa Tanah dan Bangunan tersebut saat ini sedang dibebani Hak Tanggungan Peringkat I (Pertama) atas nama PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk, berkedududkan dan berkantor pusat di Jakarta, sebagaimana ternyata dalam Sertipikat Hak Tanggungan nomor 695/2010, tanggal 25-03-2010 (dua puluh lima Maret dua ribu sepuluh);

15

- bahwa Pihak Pertama bermaksud untuk menjual Tanah dan Bangunan tersebut kepada Pihak Kedua, sebagaimana Pihak Kedua hendak membeli Tanah dan Bangunan tersebut dari Pihak Pertama, akan tetapi oleh karena tanah tersebut belum diubah haknya menjadi Hak Guna Bangunan maka jual beli tersebut belum dapat dilaksanakan;

- Berhubung dengan apa yang diuraikan diatas selanjutnya para penghadap bertindak sebagaimana tersebut diatas menerangkan bahwa Pihak Pertama dan Pihak Kedua  dengan ini telah saling sepakat untuk membuat perjanjian pengikatan jual beli atas Tanah dan Bangunan tersebut dengan memakai syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1

1. Pihak Pertama dengan ini mengikatkan diri sekarang ini untuk pada waktunya nanti di kemudian hari, menjual dan menyerahkan Tanah dan Bangunan tersebut kepada Pihak Kedua, yang menerangkan dengan ini, mengikatkan diri sekarang ini untuk pada waktunya di kemudian hari, membeli dan menerima penyerahan atas Tanah dan Bangunan tersebut dari Pihak Pertama.

2. Jual beli Tanah dan Bangunan tersebut akan dilangsungkan setelah Pihak Kedua melunasi harga jual beli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan telah dilakukannya roya atas Hak Tanggungan yang membebaninya serta Hak Milik atas tanah tersebut telah diubah menjadi Hak Guna Bangunan.

Pasal 2

Harga jual beli Tanah dan Bangunan tersebut adalah sebesar Rp 1.500.000.000,- (satu miliar lima ratus juta Rupiah), yang dibayar oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama dengan cara sebagai berikut:

-

-

.Pasal 3

16

Jual Beli Tanah dan Banagunan tersebut akan dilakukan dengan memakai syarat-syarat dan perjanjian-perjanjian yang lazim digunakan dalam jual beli, diantaranya tetapi tidak terbatas pada ketentuan-ketentuan bahwa Pihak Pertama menjamin bahwa Tanah dan Bangunan tersebut :

a) tidak dikenakan suatu sitaan;

b) tidak menjadi jaminan suatu utang;

c) adalah miliknya/hak Pihak Pertama dan hanya dapat dijual/dipindahtangankan oleh Pihak Pertama, dan Pihak Pembeli tidak akan mendapatkan sesuatu tuntutan dari pihak lain yang menyatakan mempunyai hak terlebih dahulu atau turut mempunyai hak atas Tanah dan Banagunan tersebut.

Pasal 4

Dengan dibuatnya Perjanjian ini, maka tanpa bantuan dari Pihak Kedua, Pihak Pertama tidak berhak lagi untuk memberikan jaminan, menyewakan, menjual atau dengan cara apapun memberikan hak apapun atas Tanh dan Bangunan kepada pihak lain, sedang segala tindakan semacam itu yang dilakukan oleh Pihak Pertama adalah tidak sah.

Pasal 5

Bilamana ternyata Pihak Pertama tidak berhak melakukan penjualan Tanah dan Bangunan tersebut, maka Pihak Pertama diwajibkan membayar kembali jumlah uang yang telah diterima oleh Pihak Pertama dari Pihak Kedua seperti diuraikan diatas, ditambah dengan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Pihak Kedua berkenaan dengan Tanh dan Bangunan tersebut, jumlah uang mana mesti dibayar dengan seketika dan sekaligus.

Pasal 6

1. Pihak Pertama wajib untuk mengurus roya atas Hak Tanggungan yang membebani Tanah dan Bangunan tersebut, dengan biaya-biaya yang seluruhnya ditanggung dan dibayar oleh Pihak Pertama.

17

2. Pengurusan perubahan Hak Milik atas tanah tersebut menjadi Hak Guna Bangunan menjadi tanggungan dan wajib dilakukan oleh .

Pasal 7

Guna lebih menjamin kedudukan Pihak Kedua atas pelaksanaan jual beli Tanah dan Bangunan tersebut pada waktunya sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang dimaksudkan, maka Pihak Pertama dengan ini, sekarang untuk nanti pada waktunya, apabila pihak Kedua telah me;lunasi seluruh harga jual beli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, khusus untuk :

1. apabila Pihak Pertama belum melakukannya, mewakili serta bertindak untuk dan atas nama Pihak Pertama mengajukan permohonan Roya atas Hak Tanggungan yang membebani Tanah dan Banagunan tersebut;2. mewakili serta bertindak untuk dan atas nama Pihak Pertama mengajukan permohonan perubahan Hak Milik atas tanah tersebut menjadi Hak Guna Bangunan;3. mewakili serta bertindak untuk dan atas nama Pihak Pertama menjual Tanah dan Bangunan tersebut kepada Pihaki Kedua sendiri dihadapan pejabat yang berwenang, menurut syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang lazim dibuat untuk itu;- dan untuk keperluan tersebut, menghadap dimana perlu, mengajukan permohonan, memberikan keterangan, membuat dan/atau suruh membuat serta menandatangani surat/akta yang diperlukan, menerima uang dan memberikan kwitansinya serta melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai maksud tersebut di atas tanpa ada yang dikecualikan.

Pasal 8

18

Pihak Pertama wajib menanggung dan membayar seluruh biaya dan atau beban-beban yang ada sehubungan dengan Tanah dan Bangunan, yang ada atau terjadi atau terutang sebelum dilaksanakannya serah terima Tanah dan Bangunan (serah terima kunci) dari Pihak Pertama kepada Pihak Kedua, antara lain akan tetapi tidak terbatas pada biaya listrik, air, telepon, keamanana dan kebersihan lingkungan dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

Pasal 9

Pihak Pertama wajib menyerahkan Tanah dan Bangunan tersebut kepada Pihak Kedua dalam waktu dan dengan syarat-syarat sebagaimana dimaksud dalam akta Perjanjian Pengosongan yang diobuat di dalam akta tersendiri, yang merupakan satu kesatuan dengan akta ini..

Pasal 10

Kuasa-kuasa yang tercantum dalam akta tidak akan berakhir karena sebab atau alasan apapun juga, termasuk sebab-sebab tentang berakhirnya kuasa sebagaimana disebutkan dalam pasal 1813, 1814 dan 1816 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Pasal 11

Perjanjian ini tetap berlangsung dan tidak dapat dibatalkan karena sebab apapun juga dan tidak akan berakhir karena salah satu pihak meninggal dunia atau dibubarkan , akan tetapi menurun dan harus ditaati oleh para ahli waris atau pengganti hak dari pihak yang meninggal dunia atau dibubarkan.

Pasal 12

Pihak Pertama wajib menanggung dan membayar Pajak Penghasilan (PPh) karena jual beli Tanah dan Bangunan tersebut, sedangkan Pihak Kedua wajib menanggung dan membayar Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan karena jual beli Tanah dan Banagunan tersebut.

Pasal 13

19

Biaya-biaya yang ada berkaitan dengan perjanjian ini, akan ditanggung dan dibayar dengan ketentuan sebagai berikut:

-Biaya pengurusan perubahan Hak Milik atas tanah tersebut menjadi Hak Guna Bangunan ditanggung dan dibayar oleh.

-Biaya pembuatan akta ini berikut dengan akta jual beli ditanggung dan dibayar oleh.

-Biaya pendaftaran peralihan hak (balik nama) ditanggung dan dibayar oleh.

Pasal 14

Hal-hal yang belum atau belum cukup diatur dalam akta ini akan diselesaikan lebih lanjut secara musyawarah dan mufakat diantara Para Pihak.

Pasal 15

Mengenai akta ini dan segala akibatnya serta pelaksanaannya Para Pihak memilih tempat tinggal yang tetap dan seumumnya pada Kantor Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

- Para penghadap menyatakan dengan ini menjamin akan kebenaran identitas mereka sesuai tanda pengenal yang diberikan kepada saya, Notaris dan bertanggung jawab sepenuhnya atas hal tersebut dan selanjutnya para penghadap juga menyatakan telah mengerti dan memahami isi akta ini.

- Para penghadap telah dikenal oleh saya, Notaris.

DEMIKIANLAH AKTA INI

- Dibuat sebagai minuta dan dibacakan serta ditandatangani di Jakarta pada hari dan tanggal seperti tersebut pada bagian awal akta ini dengan dihadiri oleh:

20

1. Nyonya HARDINI, lahir di Jakarta, pada tanggal 25-09-1978 (dua puluh lima September seribu sembilan ratus tujuh puluh delapan), Warga Negara Indonesia, Pegawai Kantor Notaris, bertempat tinggal di Bekasi, Jalan Jambu nomor 26, Rukun Tetangga 001, Rukun Warga 010, Kelurahan Jatibening, Kecamatan Pondokgede, Kota Bekasi, pemegang Kartu Tanda Penduduk nomor 3275086509780013; dan

2. Nona PERMATA , lahir di Jakarta, pada tanggal 11-8-1987 (sebelas Agustus seribu sembilan ratus delapan puluh tujuh), Warga Negara Indonesia, Pegawai Kantor Notaris, bertempat tinggal di Tangerang, Jalan Mawar nomor 256, Rukun Tetangga 06, Rukun Warga 07, Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang, pemegang Kartu Tanda Penduduk nomor 3671125108870008.

- keduanya adalah pegawai saya, Notaris, sebagai saksi-saksi.

- Segera setelah akta ini dibacakan oleh saya, Notaris kepada para penghadap dan saksi-saksi, maka akta ini ditandatangani oleh para penghadap, saksi-saksi dan saya, Notaris.

- Dilangsungkan dengan

2) Akta Relaas atau Akta Pejabat (ambttelijke akten)yaitu akta yang di buat ”oleh” Notaris;

Pada akta “relaas” , “membuat” akta diartikan sebagai pengamatan notaris pada suatu peristiwa atau fakta (hukum), menyusun berita acara, membacakan dan menandatangani akta tersebut bersama para saksi, termasuk keterangan alasan mengapa para penghadap tidak menandatangani aktanya.10

Akta relaas adalah bentuk akta yang dibuat untuk bukti oleh (para) penghadap, di mana di dalam akta tersebut diuraikan secara otentik

10Ibid.

21

tindakan yang dilakukan atau suatu keadaan yang dilihat atau disaksikan sendiri oleh notaris di dalam menjalankan jabatannya sebagai notaris. Akta yang dibuat atas dasar apa yang dilihat dan disaksikan oleh notaris dikenal sebagai akta yang dibuat “oleh”(door) notaris. 11

Akta relaas tidak memberikan bukti menegani keterangan yang diberikan oleh (para) penghadap dengan menandatangani akta tersebut, tetapi untuk bukti mengenai perbuatan dan kenyataan yang disaksikan oleh notaris di dalam menjalankjan jabatannya. 12

Yang termasuk di dalam akta pejabat (akta rellaas) ini misalnya akta Berita Acara Undian, Akta Rapat Umum Para Pemegang Saham PT

Terdapat satu perbedaan mendasar di antara akta Partai dan Akta Pejabat ini yaitu perihal “adanya tandatangan” para penghadap dalam akta tersebut. Di dalam akta Partai adanya tandatangan para pengahdap bersifat mutlak.Jika ada penghadap yang tidak menandatangani akta tersebut maka tidak tercipta adanya akta tersebut (aktanya tidak ada).

Di dalam akta partai jika ada penghadap yang tidak dapat membubuhkan tandatangannya sementara sebenarnya ia ingin menandatangani akta tersebut maka akan dilakukan “surrogaat” tandatangan yaitu berupa keterangan yang dicantumkan oleh notaris pada bagian akhir akta yang berasal dari penghadap, dimana penghadap menerangkan bahwa ia ingin menandatangani akta tersebut akan tetapi karena alasan tertentu ia tidak dapat membubuhkan tandatangannya. 13Keterangan tersebut merupakan pengganti dari tandatangan penghadap yang bersangkutan.

Di dalam akta Pejabat adanya tandatangan para penghadap bukan merupakan syarat mutlak. Jika ada penghadap yang tidak menandatangani akta yang bersangkutan baik karena ia tidak dapat

11 G.H.S Lumban Tobing, Op.Cit, hal. 5112Herlien Boediono, Op.Cit, hal. 813Lihat G.H.S Lumban Tobing, Ibid., hal. 212

22

membubuhkan tandatangannya maupun oleh karena ia menolak untuk menandatangani akta tersebut maka hal tersebut cukup diterangkan oleh notaris pada bagian akhir akta dengan menyebutkan alasannya.14

CONTOH AKTA PEJABAT (AKTA RELAAS)

14Ibid., hal. 53

23

RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASAPT. ……………..

Nomor :- Pada hari ini,.- Pukul WIB ( Waktu Indonesia Bagian Barat);- Saya, ……………………, Sarjana hukum, Notaris di ………………….., dengan dihadiri oleh saksi-saksi, yang saya, Notaris kenal, yang akan disebutkan pada bagian akhir akta ini;- Atas permintaan Direksi Perseroan Terbatas PT. ………….., berkedudukan di Jakarta, yang anggaran dasarnya dimuat dalam akta tanggal ……………..nomor………… , dibuat dihadapan ………., Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, dengan Surat Keputusannya tertanggal ……………. nomor ……………………..;- untuk selanjutnya disebut juga “Perseroan”.-Berada di ................- membuat Risalah Rapat dari apa yang dibicarakan dan diputuskan dalam Rapat Umum Para Pemegang Saham Luar Biasa, yang diadakan pada hari tersebut diatas di kantor saya, Notaris, di ........- Telah hadir dalam rapat dan oleh karena itu berhadapan dengan saya, Notaris dan saksi-saksi;1. Nyonya …………….., lahir di Pematang Siantar, pada tanggal 4-

9-1973 (empat September seribu sembilan ratus tujuhpuluh tiga), Warga Negara Indonesia, swasta, bertempat tinggal di Jakarta, Jalan ……………………..nomor………, Rukun Tetangga 011, Rukun Warga 005, Kelurahan Kebon Melati, Kecamatan Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat, pemegang Kartu Tanda Penduduk nomor 09.5007.440973.2012;- Menurut keterangannya dalam hal ini bertindak:a.dalam jabatannya selaku Direktur Perseroan;b. selaku Pemilik dan Pemegang dari 450 (empat ratus limapuluh) saham dalam Perseroan.

2. Tuan

- Menurut keterangannya dalam hal ini bertindak:a.dalam jabatannya selaku Komisaris Perseroan;

24

b. selaku Pemilik dan Pemegang dari 2.550 (duaribu limaratus limapuluh) saham dalam Perseroan.

- Penghadap nyonya ………………… tersebut, dalam kedudukannya sebagai Direktur Perseroan dan berdasarkan ketentuan Pasal …………………………1 Anggaran Dasar Perseroan membuka Rapat ini dan selaku Ketua Rapat menyatakan bahwa dalam rapat ini telah hadir dan/atau diwakili sejumlah 3.000 (tiga ribu) saham yang merupakan seluruh saham yang dikeluarkan oleh Perseroan sampai dengan hari ini, sehingga dengan demikian Rapat ini adalah sah susunannya dan berhak untuk mengambil keputusan yang sah dan mengikat mengenai segala hal yang dibicarakan dalam Rapat, walaupun tidak diadakan panggilan terlebih dahulu sesuai dengan ketentuan Pasal ………………………. Anggaran Dasar Perseroan.- Bahwa saham-saham tersebut tidak diperlihatkan kepada saya, Notaris oleh karena itu tidak dibawa dalam Rapat akan tetapi Ketua Rapat menjamin bahwa keadaan pemilikan saham tersebut adalah benar adanya.- Bahwa acara Rapat dari Rapat ini adalah Perubahan susunan anggota Direksi dan Komisaris Perseroan;- Bahwa oleh karena acara Rapat dan segala sesuatu yang dibicarakan dalam Rapat ini telah diketahui sepenuhnya oleh yang hadir, maka setelah itu Ketua Rapat terus saja mengusulkan kepada Rapat dan Rapat dengan suara bulat memutuskan:- Menyetujui perubahan susunan Direksi dan Dewan Komisaris, dengan memberhentikan dengan hormat tuan ……………………… selaku Direktur dengan mengucapkan terima kasih atas jasa-jasanya selama memangku jabatannya tersebut, dengan memberikan kepadanya pelunasannya dan pembebasan sepenuhnya sepanjang tercermin dalam buku-buku Perseroan dan seketika itu juga mengangkat tuan…………….. sebagai penggantinya, pemberhentian dan pengangkatan mana mulai brerlaku terhitung sejak saat ditutupnya Rapat ini, sehingga untuk selanjutnya anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan adalah sebagai berikut:DIREKSI:- Direktur Utama :…………- Direktur : ……….DEWAN KOMISARIS:

25

- Komisaris Utama:- Komisaris :Selanjutnya rapat dengan ini memberi kuasa kepada Direksi Perseroan dan.- baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri dengan hak untuk memindahkan kuasa ini kepada orang lain, untuk memberitahukan/melaporkan perubahan susunan pemegang saham dan susunan anggota Direksi dan Komisaris Perseroan tersebut kepada instansi/pejabat yang berwenang dan membuat segala perubahan dan/atau tambahan yang diperlukan dalam perubahan anggaran dasar tersebut yang mungkin diubah atau ditambah yang diminta atau dipertimbangkan oleh yang berwajib dan berhubung dengan itu, wakil-wakil atau salah seorangnya dikuasakan untuk menerangkan dan menyatakan segala perubahan dan tambahan yang perlu didalam akta notaris, membuat, minta dibuatkan dan menandatangani segala surat-surat dan akta-akta, umumnya menjalankan segala tindakan yang perlu dan berguna untuk mencapai maksud tersebut, tidak ada tindakan yang dikecualikan.- Karena tidak ada hal-hal lain yang akan dibicarakan lagi, maka Ketua Rapat menutup Rapat ini pada pukul ……………………..- Satu dan lain terhitung mulai saat rapat ini ditutup.- Maka, saya, Notaris, membuat Risalah Rapat ini dari segala apa yang dibicarakan dan diputuskan, untuk dapat dipergunakan sebagai bukti dimana perlu.- Para penghadap saya, Notaris kenal;

DEMIKIANLAH AKTA INI- Dibuat sebagai minuta, dibacakan serta ditandatangani di Jakarta pada hari dan tanggal tersebut pada awal akta ini dengan dihadiri oleh:

- sebagai saksi-saksi.- Segera setelah akta ini dibacakan oleh saya, Notaris, kepada penghadap dan saksi saksi, maka seketika ditandatanganilah akta ini oleh penghadap, saksi-saksi dan saya, Notaris.- Dilangsungkan dengan

26

BENTUK DAN SIFAT AKTA NOTARIS

Mengenai bentuk dan sifat akta Notaris, pasal 38 UUJN15 menetapkan sebagai berikut :

(1) Setiap akta Notaris terdiri atas :

a. awal akta atau kepala akta;b. badan akta; danc. akhir atau penutup akta

(2) Awal akta atau kepala akta memuat :

a. judul akta;b. nomor akta;c. jam, hari, tanggal, bulan, dan tahun; dand. nama lengkap dan tempat kedudukan notaris.

(3) Badan akta memuat :

a. nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, kewarganegaraan, pekerjaan, jabatan, kedudukan, tempat tinggal para penghadap dan/atau orang yang mereka wakili;

b. keterangan mengenai kedudukan bertindak penghadap;c. isi akta yang merupakan kehendak dan keinginan dari pihak

yang berkepentingan; dand. nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, serta pekerjaan, jabatan,

kedudukan, dan tempat tinggal dari tiap-tiap saksi pengenal.

(4) Akhir atau penutup akta memuat :

a. uraian tentang pembacaan akta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf m16atau pasal 16 ayat

15Indonesia, Undang-Undang Jabatan N otaris, Ps. 3816Pasal 16 ayat 1 huruf m UUJN menentukan bahwa “Di dalam menjalankann jabatannya Notaris wajib membacakan aktad ihadapan penghadap dengan dihadiri oleh paling sedikit 2 (dua) orang saksi atau 4 (empat) orang

27

(7)UUJN17;b. uraian tentang penandatanganan dan tempat

penandatanganan atau penerjemahan akta jika ada;c. nama lengkap, tempat tanggal lahir, pekerjaan,

jabatan, kedudukan, dan tempat tinggal dari tiap-tiap saksi akta; dan

d. uraian tentang tidak adanya perubahan yang terjadi dalam pembuatan akta atau uraian tentang adanya perubahan yang dapat berupa penambahan, pencoretan, atau penggantian serta jumlah perubahannya.

(5) Akta Notaris Pengganti, Notaris Pengganti Khusus, dan Pejabat Sementara Notaris, selain memuat ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3), dan ayat (4), juga memuat nomor dan tanggal penetapan pengangkatan, serta pejabat yang mengangkatnya.

Dengan adanya ketentuan tersebut maka dalam setiap pembuatan akta, Notaris harus memenuhi ketentuan mengenai bentuk akta yang telah ditetapkan dalam pasal 38 UUJN tersebut. Pelanggaran terhadap ketentuan tersebut mengakibatkan akta tersebut hanya mempunyai kekuatan pembuktian seperti akta yang dibuat dibawah tangan.(Pasal 41 UUJN)

saksi khusus untuk pembuatan akta wasiat di bawah tangan ...”. 17Pasal 16 ayat 7 UUJN menentukan “ Pembacaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf m tidak wajib dilakukan, jika penghadap menghendaki agar akta tidak dibacakan karena penghadap telah membaca sendiri, mengetahui, dan memahami isinya, dengan ketentuan bahwa hal tersebut dinyatakan dalam penutup akta serta setiap halaman minuta akta diparaf oleh penghadap, saksi dan notaris.”

28

AWAL AKTA ATAU KEPALA AKTA

Pasal 38 UUJN mementukan bahwa, awal akta atau kepala akta memuat:

1. Judul akta;2. Nomor akta;3. Jam, hari, tanggal, bulan, dan tahun; serta4. Nama lengkap dan tempat kedudukan notaris.

CONTOH AWAL/KEPALA AKTA PARTIJ (AKTA PIHAK)

PERJANJIAN SEWA MENYEWA

Nomor:10

- Pada hari ini, Rabu, tanggal 11-09-2013 (sebelas September dua ribu tiga belas);----

- Pukul 17.30 WIB (tujuh belas lewat tigapuluh menit Waktu Indonesia Barat);

- Berhadapan dengan saya, SENDHI THIAS, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan, Notaris di Kota Jakarta Pusat, dengan wilayah jabatan seluruh wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dengan dihadiri saksi-saksi, yang saya, Notaris kenal, yang nama-namanya akan disebut pada bagian akhir akta ini:

29

CONTOH AWAL/KEPALAAKTA PEJABAT (AKTA RELAAS)

RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASAPT. XXXXXXXX

Nomor :- Pada hari ini, Sabtu, tanggal 31-03-2018 (tiga puluh satu Maret dua ribu delapan belas);- Pukul 10.30 WIB (sepuluh lewat tiga puluh menit Waktu Indonesia Barat);- Saya, Shendi Thias, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan, Notaris di Kota Jakarta Pusat,dengan dihadiri oleh saksi-saksi, yang saya, Notaris kenal, yang akan disebutkan pada bagian akhir akta ini;- Atas permintaan Direksi Perseroan Terbatas PT XXXXXX , berkedudukan di Jakarta Pusat, yang anggaran dasarnya dimuat dalam akta tanggal 10-08-2016 (dua ribu enam belas) nomor 10, dibuat dihadapan saya, Notaris, yang telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, dengan Surat Keputusannya tertanggal 20-08-2016 (dua puluh Agustus dua ribu enam belas) nomor AHU-5467.AH.01.01.Tahun 2016 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia, tanggal 10-09-2016 (sepuluh September dua ribu enam belas) Nomor 234, Tambahan 1245;

- untuk selanjutnya disebut juga “Perseroan”;- berada didi kantor Perseroan, di Jakarta Pusat, Jalan Kramat Raya Nomor 99;

- untuk membuat Risalah Rapat dari apa yang dibicarakan dan diputuskan dalam Rapat Umum Para Pemegang Saham Luar Biasa, yang diadakan pada hari, tanggal dan pukul dan tempat sebagaimana tersebut diatas

30

CUTI NOTARIS,NOTARIS PENGGANTI DAN PEJABAT SEMENTARA NOTARIS.

Hak Cuti Notaris

Notaris mempunyai hak cuti, yang dapat diambil setelah notaris menjalankan jabatannya selama 2 (dua) tahun.(Pasal 25 ayat 1 dan ayat 2 UUJN)

Selama menjalankan cuti, Notaris wajib menunjuk seorang Notaris Pengganti.(pasal 25 ayat 3 UUJN)

Hak cuti Notaris dapat diambil setiap tahun atau sekaligus untuk beberapa tahun. (Pasal 26 ayat 1 UUJN).

Setiap pengambilan cuti paling lama 5 (lima) tahun sudah termasuk perpanjangannya dan selama masa jabatan Notaris jumlah waktu cuti keseluruhan paling lama12 (dua belas) tahun. (Pasal 26 ayat 2 dan ayat 3 UUJN)

Notaris mengajukan permohonan cuti secara tertulis disertai usulan penunjukan Notaris Pengganti.(Pasal 27 ayat 1 UUJN)

Pejabat yang Berwenang Memberi Cuti

Permohonan cuti diajukan kepada pejabat yang berwenang, yaitu:

a. Majelis Pengawas Daerah, dalam hal jangka waktu cuti tidak lebih dari 6 (enam)bulan;

b. Majelis Pengawas Wilayah, dalam hal jangka waktu cuti lebih dari 6 (enam) bulan sampa idengan 1 (satu) tahun; atau

c. Majelis Pengawas Pusat, dalam jangka waktu cuti lebihd ari 1 (satu) tahun.

(Pasal 27 ayat 2 UUJN)

Dalam keadaan mendesak, suami/istri atau keluarga sedarah dalam garis lurus dari Notaris dapat mengajukan permohonan cuti kepada Majelis Pengawas (pasal 28 UUJN)

Notaris yang menjalankan cuti wajib menyerahkan Protokol Notaris

31

kepada Notaris Pengganti. NotarisPengganti menyerahkan kembali Protokol Notaris kepada Notaris setelah cuti berakhir. Serah terima tersebut dibuatkan berita acara dan disampaikan kepada Majelis Pengawas Wilayah.(Pasal 32 UUJN)

Syarat untuk diangkat sebagai Notaris Pengganti dan Pejabat Sementara Notaris

Syarat untuk dapat diangkat menjadi Notaris Pengganti, dan Pejabat Sementara Notaris adalah :1. warga negara Indonesia;2. berijazah sarjana hukum; dan3. telah bekerja sebagai karyawan kantor Notaris paling sedikit 2

(dua) tahun berturut-turut.(Pasal 33 ayat 1 UUJN)

Contoh Awal Akta Notaris Pengganti tidak lebih dari 6 bulan :

-Berhadapan dengan saya, Rezhi Gifhari, Magister Kenotariatan, berdasarkan Surat Keputusan Majelis Pengawas Daerah Kabupaten Tangerang nomor 02/MPDN-JP/X/2012, tanggal 1 (satu) Oktober 2012 (duaribu duabelas),Notaris Pengganti dariSendhi Thias, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan, Notaris di Kabupaten Tangerang, dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris kenal, yang nama-namanya akan disebut pada bagian akhir akta ini:------

ATAU

-Berhadapan dengan saya, Rezhi Gifhari, Magister Kenotariatan,Notaris Pengganti dariSendhi Thias, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan, Notaris di Kabupaten Tangerang, demikian berdasarkan Surat Keputusan Majelis Pengawas Daerah Kabupaten Tangerang nomor 02/MPDN-JP/X/2012, tanggal 1 (satu) Oktober 2012 (duaribu duabelas),dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris kenal, yang nama-namanya akan disebut pada bagian akhir akta ini:

32

PEJABAT SEMENTARA NOTARIS Pejabat Sementara Notaris adalah seorang yang untuk sementara menjabat sebagai Notaris, untuk menjalankan jabatan Notaris yang meninggal dunia.18.

Pejabat Sementara Notaris menjalankan jabatannya paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal Notaris yang digantikannya meninggal dunia. (Pasal 35 ayat 3 UUJN)

PejabatSementaraNotarismenyerahkanProtokolNotarisdariNotaris yang meninggal dunia kepada Majelis Pengawas Daerah paling lama 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal Notaris meninggal dunia.(Pasal 35 ayat 4 UUJN)PejabatSementaraNotarisdapat membuataktaatasnamanyasendiridan mempunyaiProtokol Notaris.(Pasal 35 ayat 5 UUJN)

Contoh Kalimatnya :

- Berhadapan dengan saya, Rezhi Gifhari, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan selaku Pejabat Sementara Notaris, sebelumnya berdasarkanSurat Keputusan Majelis Pengawas Daerah Kabupaten Tangerang nomor 02/MPD-SKA/X/2012, tanggal 1 (satu) Oktober 2012 (duaribu duabelas), Notaris Pengganti dari Sendhi Thias, Magister Kenotariatan, Notaris di Kabupaten Tangerang, yang telah meninggal dunia di Jakarta, pada tangga; 05-02-2013 (lima Pebruari dua ribu tiga belas), sebagaimana ternyata dalam akta kematian nomor 100/CS/II/2013, yang salinan resminya tertanggal 10-02-2013 (sepuluh Pebruari dua ribu tiga belas), dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris kenal, yang nama-namanya akan disebut pada bagian akhir akta ini:

18Indonesia, Undang-Undang Jabatan N otaris, Ps. 1 angka 1.

33

BADAN AKTA

Pasal 38 ayat 3 UUJN 19menentukan Badan Akta memuat:

a. nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, kewarganegaraan, pekerjaan, jabatan, kedudukan, tempat tinggal para penghadap dan/atau orang yang mereka wakili;

b. keterangan mengenai kedudukan bertindak penghadap;c. isi akta yang merupakan kehendak dan keinginan dari pihak yang

berkepentingan; dand. nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, serta pekerjaan serta jabatan,

kedudukan, dan tempat tinggal dari tiap-tiap saksi pengenal.

Berdasarkan hal tersebut maka dapat diketahui bahwa pada prinsipnya Badan Akta berisikan:

1. Komparisi Akta 2. Premise Akta3. Isi Akta4. Uraian Mengenai pengenalan penghadap

Ad. 1. Komparisi (Comparitie)

Komparisi berisikan uraian lengkap mengenai identitas dari penghadap serta memuat keterangan bertindak dari penghadap yang menunjukan bahwa penghadap mempunyai kewenangan untuk bertindak atau cakap untuk melakukan perbuatan hukum dihadapan

Tindakan menghadap dihadapan seorang Notaris dapat berupa:

a. Dengan kehadiran sendiri (in persoon);b. Melalui atau dengan perantaraan kuasa (door gemachtige);c. dalam jabatan/kedudukan tertentu (in hoedanigheid).20.

19Indonesia, Undang-Undang Jabatan N otaris,Ps. 38 ayat 3.20G.H.S.L. Tobing, Op.Cit. hal. 146

34

Komparisi harus ditulis dengan cermat karena dapat menentukan sah atau tidak sahnya/batalnya suatu akta.

Komparisi berisikan uraian lengkap mengenai identitas dari penghadap serta memuat keterangan bertindak dari penghadap yang menunjukan bahwa penghadap mempunyai kewenangan untuk bertindak atau cakap untuk melakukan perbuatan hukum dihadapan notaris.

a. Identitas Penghadap

Untuk komparisi berkaitan dengan perorangan harus menyebutkan hal-hal sebagai berikut:

(1) Nama lengkap (sebutkan nama lengkap penghadap ditambah gelarnya (jika ada);

(2) Tempat dan tanggal lahir;(3) Kewarganegaraan;(4) Pekerjaan/jabatan/kedudukannya;(5) Tempat tinggal;(6) Identitas diri (KTP dengan menyebutkan NIKnya ).

b. Contoh Komparisi

a) CONTOH KOMPARISI BERTINDAK UNTUK DIRI SENDIRI

Tuan ALI, lahir di Jakarta, pada tanggal 18-08-1988 (delapan belas Agustus seribu sembilan ratus delapan puluh delapan), Warga Negara Indonesia, swasta, bertempat tinggal di Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya nomor 50, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 005, Kelurahan Gunung Sahari Selatan,

35

Kecamatan Kemayoran, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan 3171031808880006;

b) CONTOH KOMPARIS SESEORANG BERTINDAK UNTUK TINDAKAN MENJAMINKAN/MENJUAL HARTANYA

1) HADIR UNTUK DIRI SENDIRI --- UNTUK TINDAKAN PEMILIKAN MISALNYA SEBAGAI PENJUAL ATAU PEMBERI JAMINAN --- PENGHADAP BELUM MENIKAH

Tuan ALI, lahir di Jakarta, pada tanggal 18-08-1988 (delapan belas Agustus seribu sembilan ratus delapan puluh delapan), Warga Negara Indonesia, swasta, bertempat tinggal di Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya nomor 50, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 005, Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan 3171031808880006;

- Menurut keterangannya belum menikah;

2) HADIR UNTUK DIRI SENDIRI --- UNTUK TINDAKAN PEMILIKAN MISALNYA SEBAGAI PENJUAL ATAU PEMBERI JAMINAN --- PENGHADAP TELAH MENIKAH DENGAN OBYEK HARTA BERSAMA ATAS NAMA SUAMI --- ISTERI TURUT HADIR

Tuan ALI, lahir di Jakarta, pada tanggal 18-08-1988 (delapan belas Agustus seribu sembilan ratus delapan puluh delapan), Warga Negara Indonesia, swasta, bertempat tinggal di Jakarta , Jalan Bungur Besar Raya nomor 50, Rukun

36

Tetangga 003, Rukun Warga 005, Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan 3171031808880006;-menurut keterangannya untuk melakukan tindakan dalam akta ini telah memperoleh persetujuan dari isterinya, yaitu nyonya ANA, lahir di Jakarta, pada tanggal 01-03-1990 (satu Maret seribu sembilan ratus sembilan puluh), Warganegara Indonesia, Ibu Rumah Tangga, bertempat tinggal di Jakarta bersama suaminya tersebut, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan 09.3503.410360.1600, yang turut hadir dihadapan saya, Notaris dan saksi-saksi yang sama dan turut menandatangani akta ini sebagai tanda persetujuannya;

c) CONTOH KOMPARISI DALAM AKTA PENGALIHAN HAK

1. Tuan ALI, lahir di Jakarta, pada tanggal 18-08-1988 (delapan belas Agustus seribu sembilan ratus delapan puluh delapan), Warga Negara Indonesia, swasta, bertempat tinggal di Jakarta Pusat, Jalan Bungur Besar Raya nomor 50, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 005, Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan 3171031808880006;-menurut keterangannya untuk melakukan tindakan dalam akta ini telah memperoleh persetujuan dari isterinya, yaitu nyonya ANA, lahir di Jakarta, pada tanggal 01-03-1990 (satu Maret seribu sembilan ratus sembilan puluh), Warganegara Indonesia, Ibu Rumah Tangga, bertempat tinggal di Jakarta bersama suaminya tersebut, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan 09.3503.010360.1600, yang turut hadir dihadapan saya, Notaris dan saksi-saksi yang sama dan turut menandatangani akta ini sebagai tanda persetujuannya;

- selaku Penjual untuk selanjutnya disebut “Pihak Pertama”;

2. Tuan BADU, lahir di Jakarta, pada tanggal 18-08-1990 (delapan belas Agustus seribu sembilan ratus sembilan

37

puluh, Warga Negara Indonesia, swasta, bertempat tinggal di Jakarta Pusat, Jalan Mawar nomor 45, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 005, Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan 3171031808900013;

- selaku Penjual untuk selanjutnya disebut “Pihak Kedua”;

Ad. 2. Premisse Akta

Premisse berisikan keterangan pendahuluan berkaitan dengan akta yang akan dibuat.

Premisse biasanya diawali dengan kalimat:

- Para pengadap menerangkan ... atau- Para penghadap terlebih dahulu menerangkan sebagai berikut:

atau- Para penghadap bertindak sebagaimana tersebut di atas

menerangkan ...

CONTOH PREMISSE DALAM AKTA PPJB

38

- Para Penghadap menerangkan terlebih dahulu sebagai berikut:

- bahwa Pihak Pertama  adalah pemilik atas :

- Sebidang tanah HAK MILIK nomor 100/Gunung Sahari Selatan, seluas 106 m2 (seratus enam meter persegi), sebagaimana diuraikan dalam Surat Ukur tanggal 21-04-1986 (dua puluh satu April seribu sembilan ratus delapan puluh enam) nomor 305/1986, sertipikat tanggal 19-08-1986 (sembilan belas Agustus seribu sembilan ratus delapan puluh enam), terdaftara atas nama AGUS;

- terletak diPropinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Kotamadya Jakarta Pusat, Kecamatan Kemayoran, KelurahanGunung Sahari Selatan

- Demikian berikut segala sesuatu yang dibangun dan atau ditanam di atas tanah tersebut, yang menurut sifat, peruntukan atau menurut Undang-Undang dapat dianggap sebagai barang tetap/tidak bergerak tidak ada yang dikecualikan, terutama sebuah bangunan rumah tinggal beserta turutan-turutannya, setempat dikenal sebagai Jalan Bungur Raya nomor 75;

- untuk selanjutnya disebut “Obyek Jual Beli”;

- bahwa Pihak Pertama bermaksud untuk menjual Obyek Jual Beli tersebut kepada Pihak Kedua, sebagaimana Pihak Kedua hendak membeli Obyek Jual Beli tersebut dari Pihak Pertama, akan tetapi oleh karena tanah tersebut belum diubah haknya menjadi Hak Guna Bangunan maka jual beli tersebut belum dapat dilaksanakan;

- Berhubung dengan apa yang diuraikan diatas selanjutnya para penghadap bertindak sebagaimana tersebut diatas menerangkan bahwa Pihak Pertama dan Pihak Kedua  dengan ini telah saling sepakat untuk membuat perjanjian pengikatan jual beli atas Tanah dan Bangunan tersebut dengan memakai syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

Ad. 3. Isi Akta

39

Isi akta merupakan bagian dari akta yang berisi keinginan atau kehendak dari para pihak.

Dalam akta berkaitan dengan hukum perjanjian isi akta berisikan janji-janji yang dikehendaki atau disepakati oleh para pihak berkaitan dengan perbuatan hukum atau perjanjian yang telsh mereka sepakati.

Ad. 4. Uraian mengenai pengenalan penghadap

Pada bagian ini notaris menerangkan apakah penghadap/para penghadap telah dikenal oleh notaris atau diperkenalkan kepada notaris oleh 2 (dua) orang saksi pengenal (saksi attesterend).

Pengenalan dapat dilakukan oleh sesama kawan penghadap atau oleh dua orang lain yang bertindak sebagai saksi pengenal.

Jika digunakan saksi pengenal yang bukan merupakan penghadap maka identitas saksi pengenal tersebut harus disebutkan secara lengkap, yang meliputi:

- nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, serta pekerjaan serta jabatan, kedudukan, dan tempat tinggal dari tiap-tiap saksi pengenal

Perihal pengenalan penghadap diatur di dalam pasal 39 UUJN, 21yang menentukan:.

Pasal 39(1) Penghadapharus memenuhisyarat sebagai berikut:

a. paling rendah berumur 18 (delapan belas) tahun atau telah menikah; danb.cakap melakukan perbuatan hukum.

(2) Penghadap harus dikenal oleh Notaris atau diperkenalkan 21Indonesia, Undang-Undang Jabatan N otaris,Ps. 39.

40

kepadanya oleh 2 (dua) orang saksi pengenal yang berumur paling rendah 18 (delapan belas) tahun atau telah menikah dan cakap melakukan perbuatan hukum atau diperkenalkan oleh 2 (dua) penghadap lainnya.

(3) Pengenalan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dinyatakan secara tegas dalam akta.

• CONTOH PENGHADAP DIKENAL

Penghadap saya, Notaris kenal;Penghadap dikenal oleh saya, Notaris;Para penghadap saya, Notaris kenal;Para penghadap dikenal oleh saya, Notaris;

• DIPERKENALKAN OLEH 2 (DUA) ORANG SAKSI PENGENAL

Penghadap diperkenalkan kepada saya, Notaris oleh 2 (dua) orang saksi pengenal yaitu : 1. tuan Karto, lahir di Jakarta Pusat, pada tanggal 15-01-1990 (lima belas Januari seri bu sembilan ratus sembilanpuluh), Warga Negara Indonesia, swasta, bertempat tinggal di Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya nomor 15, Rukun Tetangga 002, Rukun Warga 005, Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan 3171031501900234; 2. tuan Liman, lahir di Jakarta, pada tanggal 20-03-1990 (dua puluh Maret seribu sembilan ratus sembilan puluh, Warga Negara Indonesia, swasta, bertempat tinggal di Jakarta Pusat, Jalan Bungur Besar Raya nomor 25, Rukun Tetangga 002, Rukun Warga 005, Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan 3171032003900020;

41

AKHIR AKTA

Pasal 38 ayat 4 UUJN22 menentukan akhir atau penutup akta memuat:a. uraian tentang pembacaan akta sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 16 ayat (1) huruf l atau Pasal 16 ayat (7);b. uraian tentang penandatanganan dan tempat

penandatanganan atau penerjemahan akta apabila ada;c. nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan,

jabatan,kedudukan, dan tempat tinggal dari tiap-tiap saksi akta; dan d. uraian tentang tidak adanya perubahan yang terjadi dalampembuatan

akta atau uraian tentang adanya perubahan yang dapat berupa penambahan, pencoretan, atau penggantian serta jumlah perubahannya.

CONTOH AKHIR AKTA

DEMIKIANLAH AKTA INI- Dibuat sebagai minuta dan dilangsungkan di Jakarta Pusat, pada hari, tanggal, serta pada jam seperti disebutkan pada bagian awal akta ini dengan dihadiri oleh:1. Nyonya Mantili , lahir di Jakarta, pada tanggal 15-07-1978 (lima belas Juli seribu sembilan ratus tujuh puluh delapan), Warga Negara Indonesia, Pegawai Kantor Notaris, bertempat tinggal di Jakarta Selatan , jalan MesjidNomor 69, Rukun Tetangga 07, Rukun Warga 01, Kelurahan Cidodol, Kecamatan Kebayoran Baru, Beji, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan 09.5304.550778.0080;2. Tuan Andika, lahir di Jakarta, pada tanggal 12-05-1987 (dua belas Mei seribu sembilan ratus

22Indonesia, Undang-Undang Jabatan N otaris,Ps. 38 ayat 4

42

delapan puluh tujuh), Warga Negara Indonesia, Pegawai Kantor Notaris, bertempat tinggal di Tangerang, Jalan Mawar nomor 10, Rukun Tetangga 006, Rukun Warga 007, Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan 3671125205870008;- yang saya, notaris kenal. sebagai saksi-saksi.- Setelah saya, Notaris membacakan akta ini kepada para penghadap dan saksi-saksi, maka akta ini ditandatangani oleh para penghadap, saksi-saksi dan saya, Notaris;.- Dilangsungkan dengan tanpa perubahan.

Pada bagian akhir akta harus disebutkan tempat akta dibuat, dibacakan dan ditandatangani.

SAKSI AKTA (SAKSI INSTRUMENTEIR)

Pasal 16 ayat 1 huruf m UUJN menentukan bahwa “Di dalam menjalankann jabatannya Notaris wajib membacakan aktad ihadapan penghadap dengan dihadiri oleh paling sedikit 2 (dua) orang saksi atau 4 (empat) orang saksi khusus untuk pembuatan akta wasiat di bawah tangan ...”.

Pasal 40 UUJN23menentukan:

(1) Setiap akta yang dibacakan oleh Notaris dihadiri paling sedikit2 (dua) orang saksi, kecuali peraturan perundang-undangan menentukan lain.

(2) Saksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi syarat sebagai berikut:a. paling rendah berumur 18 (delapan belas) tahun atau telah

menikah;b. cakap melakukan perbuatan hukum;c. mengerti bahasa yang digunakan dalam akta;d. dapat membubuhkan tanda tangan dan paraf; dane. tidak mempunyai hubungan perkawinan atau hubungan darah

dalam garis lurus ke atas atau ke bawah tanpa pembatasan derajat dan garis ke samping sampai dengan derajat ketiga dengan Notaris atau para pihak.

(3) Saksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dikenal oleh

23Indonesia, Undang-Undang Jabatan N otaris, Ps.40

43

Notaris atau diperkenalkan kepada Notaris atau diterangkan tentang identitas dan kewenangannya kepada Notaris oleh penghadap.

(4) Pengenalan atau pernyataan tentang identitas dan kewenangan saksi dinyatakan secara tegas dalam akta.

Pasal 41 UUJN24menentukan “Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38, Pasal 39, dan Pasal 40 mengakibatkan Akta hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan.”

PEMBACAAN AKTA

Sebagaimana telah diuraikan di dalam uraian terdahulu, sesuai ketentuan Pasal 16 ayat 1 huruf m UUJN, di dalam menjalankann jabatannya Notaris wajib membacakan akta dihadapan penghadap dengan dihadiri oleh paling sedikit 2 (dua) orang saksi.

Pembacaan akta adalah salah satu bagian terpenting di dalam pembuatan suatu akta otentik. Pembacaan merupakan bagian dari “verlijden” (pembacaan dan penandatanganan) dari akta. Oleh karena akta itu dibuat oleh notaris, maka pembacaannya juga harus ilakukan oleh notaris sendiri. Dengan dibacakannya akta itu o;leh notaris sendiri maka para penghadap disatu pihak mempunyai jaminan, bahwa mereka menandatangani apa yang mereka dengar sebelumnya yang dibacakan oleh notaris dan di lain pihak para penghadap dan juga notaris memperoleh keyakinan, bahwa akta itu benar-benar berisikan apa yang dikehendaki oleh para penghadap. 25

CONTOH KALIMAT AKHIR AKTA BERKAITAN DENGAN PEMBACAAN AKTA :

DEMIKIANLAH AKTA INI

24Indonesia, Undang-Undang Jabatan N otaris, Ps. 4125G.H.S.L. Tobing, Op.Cit., hal. 201

44

- ...

- sebagai saksi-saksi.

- Segera setelah saya, Notaris membacakan akta ini kepada para penghadap dan saksi-saksi, maka akta ini ditandatangani oleh para penghadap, saksi-saksi dan saya, Notaris;.

- Dilangsungkan dengan ....

AKTA TIDAK DIBACA OLEH NOTARIS

Berdasarkan ketentuan Pasal 16 ayat 7 UUJN, kewajiban pembacaab akta sebagai ditentuankan di dalam pasal 16 ayat 1 huruf m UUJN tidak wajib dilakukan, jika penghadap menghendaki agar akta tidak dibacakan.

Nsmun demikian pasal 16 ayat 7 UUJN juga menentukan bahwa kewajiban untuk tidak dilakukannya pembacaan akta tersebut hanya dapat dilakukan dengan syarat:1. Adanya permintaan dari penghadap agar akta tidak dibacakan;2. Penghadap telah membaca sendiri akta yang bersangkutan;3. Penghadap telah mengetahui dan memahami isi akta yang

bersangkutan;4. Apa yang disebutkan didalam angka 1 sampai dengan 3 tersebut

diatas dinyatakan dalam penutup akta; dan5. Setiap halaman minuta akta diparaf oleh penghadap, saksi dan

notaris.”

Pasal 16 ayat 9 menentukan bahwa apabila salah satu syarat sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat 7 UUJN tersebut tidak dipenuhi maka akta yang bersangkutan hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta dibawah tangan.

45

Seseia ketentuan Pasal 16 ayat 8 UUJN, ketentuan pasal 17 ayat 7 UUJN tidak berlaku terjadap pembacaan Kepala Akta, Komparisi dan penjelasan pokok akta secara singkat dan jelas serta penutup Akta.

CONTOH AKHIR AKTA DALAM HAL AKTA TIDAK DIBACAKAN

- DEMIKIANLAH AKTA INI- - Dibuat sebagai minuta dan dilangsungkan di Jakarta Pusat, pada hari, tanggal, serta pada jam

seperti disebutkan pada bagian awal akta ini dengan dihadiri oleh:- 1.Nyonya Mantili , ....... dstnya- 2.Tuan Andika ....... dstnya ;- - sebagai saksi-saksi;- - Segera setelah saya, Notaris membacakan kepala, komparisi dan akhir akta ini, serta

menjelaskan pokok-pokok isi akta ini kepada para penghadap dengan dihadiri saksi-saksi, oleh karena atas permintaan para penghadap, para penghadap menginginkan akta ini tidak dibacakan dan dijelaskan kepada para penghadap, karena menurut keterangan para penghadap, para penghadap sebelumnya telah menerima draft akta ini dan telah membaca, mengetahui dan memahami serta sepakat dan menyetujui segala hal yang termaktub dalam akta ini makaseketika itu akta ini ditandatangani oleh para penghadap, saksi-saksi dan saya, Notaris;.

- - Dilangsungkan dengan tanpa perubahan.

46

BAHASA YANG DIGUNAKAN DI DALAM AKTA

DAN PENERJEMAHAN AKTA

Pasal 43 ayat 1 UUJN menentukan bahwa akta wajib di buat dalam bahsa Indonesia. Pasal 43 ayat 3 UUJN menentukan dalam hal para pihak menghendaki maka akta dapat dibuat di dalam bahasa asing.

Berkaitan dengan ketentuan pasal 43 ayat 1 dan ayat 3 UUJN tersebut, yang menjadi pertanyaan adalah apakah akta notaris dapat dibuat dalam bahasa asing?

Diatas telah dikatakan bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 43 ayat 3 UUJN bahwa dalam hal para pihak menghendaki maka akta dapat dibuat di dalam bahasa asing. Dan sehubungan dengan hal tersebut Pasal 43 ayat 4 UUJN menentukan bahwa dalam hal akta dibuat dalam bahasa asing maka notaris wajib menerjermahkannya ke dalam bahasa Indonesia dan selanjutnya Pasal 43 ayat 5 UUJN menentukan apabila notaris tidak dapat menerjemahkan atau menjelaskan maka akta tersebut diterjemahkan atau dijelaskan oleh seorang penerjemah resmi.

Jika kita melihat pada rumusan Pasal 43 ayat 3, ayat 4 dan ayat 5 tersebut maka jelas bahwa akta notaris dapat dibuat di dalam bahasa asing yang dikehendaki oleh para pihak dan kemudian akta itu diterjemahkan oleh

47

notaris atau penterjemah resmi ke dalam bahasa Indonesia. Jadi minuta akta tersebut dibuat dalam bahasa asing dan kemudian dilengkapi dengan terjemahannya. (oleh notaris atau penterjemah resmi). Jadi bukan dibuat dalam bentuk dua bahasa (bilingual)

Namun demikian kita juga harus melihat ketentuan yang diatur di dalam Pasal 31 Undang-Undang nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan, 26 yang menentukan :

“(1) BahasaIndonesia wajib digunakandalamnota kesepahaman atauperjanjianyangmelibatkanlembaga negara,instansipemerintahRepublikIndonesia,lembaga swasta Indonesiaatauperseoranganwarga negara Indonesia.

(2) Nota kesepahaman atau perjanjian sebagaimana dimaksudpadaayat(1) yangmelibatkan pihakasing ditulisjugadalambahasa nasionalpihakasingtersebut dan/ataubahasaInggris.

Dengan berpegang pada ketentuan pasal 31 ayat 1 UU No. 24 tahun 2009 jo Pasal 43 ayat 1 UUJN penulis berpendapat bahwa pada prinsipnya akta notaris wajib dibuat di dalam bahasa Indonesia dan berdasarkan ketentuan Paqsal 43 ayat 3 UUJN disamping dapat dibuat dalam bahasa Indonesia, akta notaris dapat juga dibuat dalam bahasa asing yang dikehendaki oleh para penghadap, namun demikian khusus untuk akta-akta yang berkaitan dengan perjanjian yang melibatkan lembaga negara, instansi pemerintah RI, lembaga swasta Indonesia atau perseoranga WNI akta tersebut wajib dibuat dalam bahsa Indonesia dan jika melibatkan pihak asing amka akta tersebut dibuat juga dalam bahsa nasional pihak asing tersebut dan/atau bahasa Inggeris. Apakah Notaris yang membuat akta wajib mengerti bahasa asing yang digunakan di dalam akta yang bersangkutan?

Syarat bahwa notaris harus mengerti bahasa yang digunakan di dalam

26Indonesia, Undang-Undang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan, UU No. 24 Tahun 2009, LN No. 109 Tahun 2009, TLN No. 5035, Ps. 31.

48

akta tidak lagi ditentukan secara tegas di dalam UUJN, karena sejak dilakukannya perubahan atas UU No. 30 tahun 2004 dengan UU No. 2 tahun 2014 ketentuan tersebut telah ditiadakan. Namun demikian penulis berpendapat walaupun tidak ditentukan secara tegas di dalam UUJN, syarat tersebut tetaplah berlaku karena sebagai pejabat kepercayaan notaris wajib memahami dan mengerti akta yang dibuat oleh atau dihadapannya, agar ia dapat memahami apa yang dikehendaki oleh para pihak untuk dituangkan di dalam akta tersebut dan agar notaris dapat menjelaskan isi akta tersebut kepada para pihak sesuai dengan apa yang tertuang didalam akta. Tanpa memahami bahasa yang digunakan di dalam akta tentunya hal tersebut tidak dapat tercapai

Jadi didalam pembuatan akta dengan menggunakan bahasa asing sudah tentuharus menggunakan bahasa asing yang dimengerti oleh notaris.Seandainya notaris tidak mengerti bahasa asing tersebut tentunya notaris wajib membuat akta tersebut dalam bahasa Indonesia saja dan kemudian menterjemahkan akta tersebut ke dalam bahasa yang dimengerti penghadap dengan bantuan penterjemah resmi.

CONTOH DITERJEMAHKAN OLEH NOTARIS

DEMIKIANLAH AKTA INI

- Dibuat sebagai minuta dan dilangsungkan di JakartaPusat, pada hari, tanggal, serta pada jam seperti disebutkan pada bagian awal akta ini dengan dihadiri oleh:

1. Nyonya Mantili ,.............

2. Tuan Andika,...........

- sebagai saksi-saksi.

- Segera setelah saya, Notaris membacakan akta ini kepada para penghadap dan saksi-saksi, dan dijelaskan dalam bahasa Inggeris oleh saya, Notaris,kepada penghadap tuan CHARLIE oleh karena

49

menurut keterangannya tidak mengerti bahasa Indonesiamaka akta ini ditandatangani oleh para penghadap, penterjemah, saksi-saksi dan saya, Notaris;.

- Dilangsungkan dengan tanpa perubahan.

PENANDATANGANAN AKTA

Pasal 44 UUJN

(1) Segera setelah akta dibacakan, akta tersebut ditandatangani oleh setiap penghadap, saksi, dan Notaris, kecuali apabila ada penghadap yang tidak dapat membubuhkan tanda tangan dengan menyebutkan alasannya.

(2) Alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan secara tegas dalam akta.

(3) Akta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (3) ditandatangani oleh penghadap, Notaris, saksi, dan penerjemah resmi.

(4) Pembacaan, penerjemahan atau penjelasan, dan penandatanganan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) dan Pasal 43 ayat (3), dan ayat (4) dinyatakan secara tegas pada akhir akta.

(5) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) mengakibatkan suatu akta hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan dan dapat menjadi alasan bagi pihak yang menderita kerugian untuk menuntut penggantian biaya, ganti rugi, dan bunga kepada Notaris.

50

CONTOH ADA PENGHADAP YANG TIDAK DAPAT MENANDATANGANI AKTA

DEMIKIANLAH AKTA INI

- Dibuat sebagai minuta dan dilangsungkan di Jakarta Pusat, pada hari, tanggal, serta pada jam seperti disebutkan pada bagian awal akta ini dengan dihadiri oleh:

1. Nyonya Mantili ,.............

2. Tuan Andika,...........

- Keduanya pegawai saya, Notaris, sebagai saksi-saksi.

- Segera setelah saya, Notaris membacakan akta ini kepada para penghadap dan saksi-saksi, maka akta ini ditandatangani oleh penghadap tuan ALI, saksi-saksi dan saya, Notaris, sedangkan penghadap tuan HASAN menurut keterangannya ingin turut menandatangani akta ini akan tetapi tidak dapat menandatangani akta ini karena tangan kanannya keseleo;

-Dilangsungkan dengan tanpa perubahan.

CONTOH ADA PENGHADAP YANG TIDAK DAPAT MENANDATANGANI AKTA --- dan membubuhkan cap ibu jari kirinya pada minuta akta

DEMIKIANLAH AKTA INI

- Dibuat sebagai minuta dan dilangsungkan di Jakarta Pusat, pada hari, tanggal, serta pada jam seperti disebutkan pada bagian awal akta ini dengan dihadiri oleh:

1. Nyonya Mantili ,.............

2. Tuan Andika,...........

- Keduanya pegawai saya, Notaris, sebagai saksi-saksi.

51

- Segera setelah saya, Notaris membacakan akta ini kepada para penghadap dan saksi-saksi, maka akta ini ditandatangani oleh penghadap tuan ALI, saksi-saksi dan saya, Notaris, sedangkan penghadap tuan HASAN menurut keterangannya ingin turut menandatangani akta ini akan tetapi tidak dapat menandatangani akta ini karena tangan kanannya keseleo;dan untuk itu penghadap tuan HASAN membubuhkan cap ibu jari kirinya pada minuta akta ini dihadapan saya, Notaris dan saksi-saksi;.

- Dilangsungkan dengan tanpa perubahan.

DALAM AKTA PEJABAT (AKTA RELAAS)

DEMIKIANLAH AKTA INI

- Dibuat sebagai minuta ........

- Segera setelah saya, Notaris membacakan akta ini kepada para penghadap dan saksi-saksi, maka akta ini ditandatangani oleh penghadap tuan ALI, saksi-saksi dan saya, Notaris, sedangkan penghadap tuan HASAN tidak turut menandatangani akta ini karena tangan kanannya keseleo;

- Dilangsungkan dengan tanpa perubahan.

52

KOMPARISI

A. KOMPARISI PERORANGAN1. PENGHADAP TELAH MENIKAH ---- OBYEK PERJANJIAN

MERUPAKAN HARTA PRIBADI

-Tuan ALI, lahir di Jakarta, pada tanggal 18-08-1988 (delapan belas Agustus seribu sembilan ratus delapan puluh delapan), Warga Negara Indonesia, swasta, bertempat tinggal di Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya nomor 50, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 005, Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan 3171031808880006;

- Menurut keterangannya tanah dan bangunan yang menjadi obyek perjanjian yang termuat dalam akta ini merupakan harta pribadi/harta bawaan yang diperolehnya sebelum perkawinan dengan isterinya nyonya ANA, sehingga untuk melakukan perbuatan hukum dalam akta ini tidak memerlukan persetujuan dari siapapun juga;

2. PENGHADAP TELAH MENIKAH DENGAN MEMBUAT PERJANJIAN KAWIN HARTA TERPISAH BERUPA APAPUN JUGA

Tuan ALI, lahir di Jakarta, pada tanggal 18-08-1988 (delapan belas Agustus seribu sembilan ratus delapan puluh delapan), Warga Negara Indonesia, swasta, bertempat tinggal di Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya nomor 50, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 005, Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan 3171031808880006;

53

- Menurut keterangannya perkawinannya dengan isterinya nyonya ANA, dilangsungkan dengan membuat perjanjian kawin diluar persekutuan harta benda/harta terpisah berupa apapun juga, sebagaimana ternyata dalam akta Perjanjian Kawin tanggal 13-12-2005 (tiga belas Desember dua ribu lima) nomor 14, yang dibuat dihadapan SANTOSO, Sarjana Hukum, Notaris di Kota Jakarta Pusat, yang salinannya bermeterai cukup diperlihatkan kepada saya, Notaris;

B. KOMPARISI SELAKU KUASA

Pasal 47 UUJN menentukan:

(1) Surat kuasa otentik atau surat lainnya yang menjadi dasar kewenanganpembuatanakta yangdikeluarkandalam bentuk originaliatausuratkuasadibawahtanganwajibdilekatkan pada Minuta Akta.

(2) SuratkuasaotentikyangdibuatdalambentukMinutaAkta diuraikan dalamakta.

(3) Ketentuansebagaimanadimaksudpadaayat(1)tidakwajib dilakukan apabila surat kuasa telahdilekatkanpadaaktayang dibuat di hadapan Notaris yang sama dan hal tersebut dinyatakandalamakta.

Contoh Komparisi selaku kusa:

1) Berdasarkan kuasa dengan akta otentik

Tuan HASAN, lahir di Jakarta, pada tanggal 15-05-1980 (lima belas Mei seribu sembilan ratus delapan puluh), Warga Negara Indonesia,

54

swasta, bertempat tinggal di Jakarta , Jalan Bungur Besar Raya nomor 48, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 005, Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan 3171031505800010;

-menurut keterangannya dalam hal ini bertindak berdasarkan Akta Kuasa tanggal 12-08-2013 (dua belas Agustus dua ribu tiga belas) nomor 10, yang dibuat dihadapan Santoso, Sarjana Hukum, Notaris di Kota Jakarta Pusat, yang salinannya bermeterai cukup diperlihatkan kepada saya, Notaris, selaku kuasa dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama tuan ALI, lahir di Jakarta, pada tanggal 18-08-1988 (delapan belas Agustus seribu sembilan ratus delapan puluh delapan), Warga Negara Indonesia, swasta, bertempat tinggal di Jakarta , Jalan Bungur Besar Raya nomor 50, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 005, Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan 3171031808880006;

2) Berdasarkan surat kuasa di bawah tangan

Tuan HASAN, lahir di Jakarta, pada tanggal 15-05-1980 (lima belas Mei seribu sembilan ratus delapan puluh), Warga Negara Indonesia, swasta, bertempat tinggal di Jakarta , Jalan Bungur Besar Raya nomor 48, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 005, Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan 3171031505800010;

-menurut keterangannya dalam hal ini bertindak berdasarkan surat kuasa yang dibuat dibawah tangan tanggal 12-08-2013 (dua belas Agustus dua ribu tiga belas), bermeterai cukup yang asli dijahitkan pada minuta akta ini, selaku kuasa dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama tuan ALI, lahir di Jakarta, pada tanggal 18-08-1988 (delapan belas Agustus seribu sembilan ratus delapan puluh delapan), Warga Negara Indonesia, swasta, bertempat tinggal di Jakarta , Jalan Bungur Besar Raya nomor 50, Rukun Tetangga 003,

55

Rukun Warga 005, Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan 3171031808880006;

3) Berdasarkan surat kuasa di bawah tangan yang dilegalisasi

Tuan HASAN, lahir di Jakarta, pada tanggal 15-05-1980 (lima belas Mei seribu sembilan ratus delapan puluh), Warga Negara Indonesia, swasta, bertempat tinggal di Jakarta , Jalan Bungur Besar Raya nomor 48, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 005, Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan 3171031505800010;-menurut keterangannya dalam hal ini bertindak berdasarkan surat kuasa yang dibuat dibawah tangan tanggal 12-08-2013 (dua belas Agustus dua ribu tiga belas), yang dilegalisasi oleh saya, Notaris dibawah nomor 100/Leg/VIII/2013, bermeterai cukup, yang aslinya dijahitkan pada minuta akta ini, selaku kuasa dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama tuan ALI, lahir di Jakarta, pada tanggal 18-08-1988 (delapan belas Agustus seribu sembilan ratus delapan puluh delapan), Warga Negara Indonesia, swasta, bertempat tinggal di Jakarta , Jalan Bungur Besar Raya nomor 50, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 005, Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan 3171031808880006;

56

KOMPARISI BERKAITAN DENGAN ORANG TUA YANG MENJALANLAN KEKUASAAN ORANG TUA

1) Ayah menjalankan Kekuasaan Orang Tua

Tuan ALI, lahir di Jakarta, pada tanggal 18-08-1988 (delapan belas Agustus seribu sembilan ratus delapan puluh delapan), Warga Negara Indonesia, swasta, bertempat tinggal di Jakarta , Jalan Bungur Besar Raya nomor 50, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 005, Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan 3171031808880006;-menurut keterangannya dalam hal ini bertindak selaku ayah yang menjalankan kekuasaan orang tua dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama anaknya yang masih dibawah umur bernama Budiman, lahir di Jakarta, pada tanggal 13-08-2000 (tiga belas Agustus dua ribu), bertempat tinggal bersama orang tuanya tersebut;

2) Orangtua mewakili anak untuk menjual tanah milik anak

Pasal 309 jo 393 KUHPerdata : Orang tua untuk meminjam uang, menjual atau mejaminkan harta tidak bergerak harus memperoleh izin dari Pengadilan Negeri.

KOMPARISNYA :

57

Tuan ALI, lahir di Jakarta, pada tanggal 18-08-1988 (delapan belas Agustus seribu sembilan ratus delapan puluh delapan), Warga Negara Indonesia, swasta, bertempat tinggal di Jakarta , Jalan Bungur Besar Raya nomor 50, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 005, Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan 3171031808880006;

-Menurut keterangannya dalam hal ini bertindak selaku ayah yang menjalankan kekuasaan orang tua dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama anaknya yang masih dibawah umur bernama Budiman, lahir di Jakarta, pada tanggal 13-08-2000 (tiga belas Agustus dua ribu);-dan untuk melakukan perbuatan hukum adalam akta ini telah memperoleh izin dari Hakim pengadilan ndegeri Jakarta Pusat, sebagimana ternyata dalam Surat Penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 167/PDT/IXI/2013/pn-Jkt.Pst, tanggal 02-09-2013(dua Septemebr dua ribu tiga belas, yang salinannya diperlihatkan kepada saya, Notaris dan fotocopy sesuai aslinya, bermetarai cukup, dijahitkan pada minuta akta ini;

58

KOMPARISI BERKAITAN DENGAN PT

CONTOH BUNYI KOMPARISI BERKAITAN DENGAN PT

1) PT DIWAKILI OLEH DIREKTUR UTAMA

Bunyi Pasal 12 ayat 1 dan ayat 2 huruf a Anggaran Dasar PT:

1. Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam dan di luar Pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan pihak lain dengan Perseroan, serta menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, akan tetapi dengan pembatasan bahwa untuk :

a. meminjam atau meminjamkan uang atas nama Perseroan (tidak termasuk mengambil uang Perseroan di Bank);

b. mendirikan suatu usaha atau turut serta pada perusahaan lain baik di dalam maupun di luar negeri;

- harus dengan persetujuan Dewan Komisaris.

2. a. Direktur Utama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan.

59

Bunyi Komparisinya :

Tuan ALI, lahir di Jakarta, pada tanggal 18-08-1988 (delapan belas Agustus seribu sembilan ratus delapan puluh delapan, Warga Negara Indonesia, Direktur Utama perseroan terbatas yang akan disebut, bertempat tinggal di Jakarta , Jalan Bungur Besar Raya nomor 50, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 005, Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan 3171031808880006;

- menurut keterangannya dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut dan karenanya sah mewakili Direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama perseroan terbatas PT NUSANTARA BAHAGIA, berkedudukan di Kota Jakarta Pusat, berkantor di Jalan Salemba Raya Nomor 100, yang Anggaran Dasarnya dimuat dalam Akta Pendirian PT NUSANTARA BAHAGIA, tertanggal 01-02-2008 (satu Pebruari dua ribu delapan) nomor 09, yang dibuat dihadapan saya, Notaris dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana ternyata dalam Surat Keputusannya tertanggal 08-04-2008 (delapan April dua ribu delapan) nomor AHU-5467.AH.01.01.Tahun 2008;

2) DIREKTUR UTAMA TIDAK DAPAT HADIR DAN MEMBERI KUASA KEPADA PIHAK LAIN

Sesuai ketentuan Pasal 103 UUPT, anggota Direksi dapat memberi kuasa kepada karyawan perseroan atau kepada orang lain untuk mewakili perseroan dalam melakukan tindakan tertentu yang disebut dalam surat kuasa.

Bunyi Komparisinya :

60

Tuan AKBAR, lahir di Jakarta, pada tanggal 24-09-1990 (dua puluh empat September seribu sembilan ratus sembilan puluh), Warga Negara Indonesia, karyawan, bertempat tinggal di Jakarta , Jalan Mawar Berduri nomor 20, Rukun Tetangga 010, Rukun Warga 009, Kelurahan Jati, Kecamatan Rawamangun, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan 317103240900034;

- Menurut keterangannya dalam hal ini bertindak berdasarkan surat kuasa tertanggal 1-10-2013 (satu Oktober dua ribu tiga belas) nomor 10/SK-Dir/X/2013, bermeterai cukup, yang aslinya dilekatkan pada minuta akta ini, selaku kuasa dari Tuan ALI, lahir di Jakarta, pada tanggal 18-08-1988 (delapan belas Agustus seribu sembilan ratus delapan puluh delapan, Warga Negara Indonesia, Direktur Utama perseroan terbatas yang akan disebut, bertempat tinggal di Jakarta , Jalan Bungur Besar Raya nomor 50, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 005, Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan 3171031808880006, berlaku sampai dengan tanggal 18-08-2016 (delapan belas Agustus dua ribu enam belas), yang memberi kuasa tersebut dalam jabatanya tersebut dan karenanya sah mewakili Direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama perseroan terbatas PT NUSANTARA BAHAGIA, berkedudukan di Kota Jakarta Pusat, berkantor di Jalan Salemba Raya Nomor 100, yang Anggaran Dasarnya dimuat dalam Akta Pendirian PT NUSANTARA BAHAGIA, tertanggal 01-02-2008 (satu Pebruari dua ribu delapan) nomor 09, yang dibuat dihadapan saya, Notaris dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana ternyata dalam Surat Keputusannya tertanggal 08-04-2008 (delapan April dua ribu delapan) nomor AHU-5467.AH.01.01.Tahun 2008;

3) PT DIWAKILI OLEH DIREKTUR UTAMA DENGAN PERSETUJUAN DEWAN KOMISARIS.

61

Tuan ALI, lahir di Jakarta, pada tanggal 18-08-1988 (delapan belas Agustus seribu sembilan ratus delapan puluh delapan, Warga Negara Indonesia, Direktur Utama perseroan terbatas yang akan disebut, bertempat tinggal di Jakarta , Jalan Bungur Besar Raya nomor 50, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 005, Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan 3171031808880006;

- menurut keterangannya dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut dan karenanya sah mewakili Direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama perseroan terbatas PT NUSANTARA BAHAGIA, berkedudukan di Kota Jakarta Pusat, berkantor di Jalan Salemba Raya Nomor 100, yang Anggaran Dasarnya dimuat dalam Akta Pendirian PT NUSANTARA BAHAGIA, tertanggal 01-02-2008 (satu Pebruari dua ribu delapan) nomor 09, yang dibuat dihadapan saya, Notaris dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana ternyata dalam Surat Keputusannya tertanggal 08-04-2008 (delapan April dua ribu delapan) nomor AHU-5467.AH.01.01.Tahun 2008;

-dan untuk melakukan perbuatan hukum dalam akta ini telah memperoleh persetujuan dari Dewan Komisaris Perseroan, sebagaimana ternyata dalam Surat Persetujuan Dewan Komisaris , yang dibuat dibawah tangan, tanggal 03-07-2011 (tiga Juli dua ribu sebelas) nomor 09/SP-DEKOM/VII/2011, bermetarai cukup, yang aslinya dilekatkan pada minuta akta ini, demikian guna memenuhi ketentuan pasal 12 ayat 1 anggaran dasar Perseroan;

4) PT DIWAKILI OLEH DIREKTUR UTAMA DENGAN PERSETUJUAN DARI RUPS.

Tuan ALI …. dstnya

- menurut keterangannya dalam hal ini bertindak dalam

62

jabatannya tersebut dan karenanya sah mewakili Direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama perseroan terbatas PT NUSANTARA BAHAGIA, berkedudukan di Kota Jakarta Pusat, yang Anggaran Dasarnya dimuat dalam Akta Pendirian PT NUSANTARA BAHAGIA, tertanggal 01-02-2008 (satu Pebruari dua ribu delapan) nomor 09, yang dibuat dihadapan saya, Notaris dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana ternyata dalam Surat Keputusannya tertanggal 08-04-2008 (delapan April dua ribu delapan) nomor AHU-5467.AH.01.01.Tahun 2008;

-dan untuk melakukan perbuatan hukum dalam akta ini telah memperoleh persetujuan dari Rapat Umum Para Pemegang Paham Saham Perseroan, sebagaimana ternyata dalam Akta Risalah Rapat tertanggal hari ini nomor 18, yang dibuat oleh saya, Notaris, demikian guna memenuhi ketentuan pasal 102 Undang-undang nomor 40 tahun 2007 (dua ribu tujuh) tentang Perseroan Terbatas;