awallysa246.files.wordpress.com file · Web viewIni berarti bahwa belajar matematika pada...

46
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI KONTEKS BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE PEMODELAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN TAHUN 2011/2012 A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada didalamnya. Ini berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya. Matematika selain sebagai salah satu bidang ilmu dalam dunia pendidikan juga merupakan salah satu bidang studi yang sangat penting, baik bagi peserta didik maupun bagi pengembangan bidang keilmuan yang lain. Kedudukan matematika dalam dunia pendidikan sangat besar manfaatnya karena matematika adalah alat dalam pendidikan perkembangan dan kecerdasan akal. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan memperbaiki metode pembelajaran. Karena metode pembelajaran merupakan hal yang utama dalam pendidikan. Dalam proses pembelajaran akan selalu berkaitan dengan 1

Transcript of awallysa246.files.wordpress.com file · Web viewIni berarti bahwa belajar matematika pada...

Page 1: awallysa246.files.wordpress.com file · Web viewIni berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI KONTEKS BELAJAR MATEMATIKA

MENGGUNAKAN METODE PEMODELAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN

TAHUN 2011/2012

A. PENDAHULUAN1. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur

yang abstrak dan pola hubungan yang ada didalamnya. Ini berarti bahwa

belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur

konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya. Matematika

selain sebagai salah satu bidang ilmu dalam dunia pendidikan juga

merupakan salah satu bidang studi yang sangat penting, baik bagi peserta

didik maupun bagi pengembangan bidang keilmuan yang lain.

Kedudukan matematika dalam dunia pendidikan sangat besar manfaatnya

karena matematika adalah alat dalam pendidikan perkembangan dan

kecerdasan akal.

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah

dengan memperbaiki metode pembelajaran. Karena metode pembelajaran

merupakan hal yang utama dalam pendidikan. Dalam proses

pembelajaran akan selalu berkaitan dengan peran guru sebagai pendidik.

Peran guru tidak hanya mentransfer ilmunya kepada siswa tetapi juga

mengajak anak didiknya untuk mengembangkan kompetensi yang

dimiliki dengan memberi contoh yang baik. Sekarang banyak di jumpai

guru yang pintar, bergelar tinggi bahkan sudah sertifikasi, namun dalam

menyampaikan ilmunya kepada siswa belum mampu membuat potensi

dan kompetensi siswa berkembang secara optimal.

Hal ini terjadi karena guru memilih metode pembelajaran yang

kurang tepat, kurang sesuai dengan kemampuan siswa, dan kurang sesuai

dengan apa yang diinginkan siswa. Metode pembelajaran yang tepat dan

dikatakan berhasil jika dalam proses pembelajaran tersebut memberi

1

Page 2: awallysa246.files.wordpress.com file · Web viewIni berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.

kesempatan siswa untuk memanfaatkan bakat dan kemampuannya.

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah mengajar

dilakukan oleh pihak guru sebagai pihak pendidik, sedangkan belajar

dilakukan oleh peserta didik atau murid (Sagala,2006 : 61). Sehingga

pada proses pembelajaran terdapat interaksi antara guru dengan siswa.

Interaksi tersebut harus terjalin sebaik mungkin untuk mencapai hasil

belajar yang optimal. Hal ini menyatakan bahwa guru dalam mengajar

dituntut keuletan dan kreatif agar situasi belajar mengajar menjadi lebih

efektif dan menyenangkan.

Dalam proses pembelajaran sering ditemukan bahwa pembelajaran

masih berpusat pada guru. Siswa hanya sebagai pendengar sehingga

siswa menjadi malas mengikuti pelajaran. Siswa menjadi tidak dapat

mengembangkan keterampilan belajarnya, sehingga daya pikirnya

menjadi rendah karena interaksi dalam pembelajarannya pasif. Sikap

anak didik yang pasif tidak hanya pada mata pelajaran tertentu tetapi

hampir terjadi pada semua mata pelajaran termasuk matematika.

Kurangnya kreativitas dan rendahnya hasil belajar siswa dalam

pembelajaran matematika juga disebabkan karena minimnya media

pembelajaran di dalam suatu kelas. Tidak adanya media pembelajaran

yang menarik, seperti komputer, LCD juga akan berpengaruh terhadap

kreativitas dan hasil belajar siswa dalam mempelajari suatu pelajaran. Di

dalam kelas, guru menerangkan hanya memakai papan tulis saja sehingga

siswa difungsikan untuk melihat dan mendengarkan ceramah guru,

berakibat siswa tersebut akan bosan serta tidak adanya interaksi produktif

siswa yang menyenangkan di dalam kelas.

Matematika dipandang sebagai salah satu pelajaran yang sulit dan

sangat menakutkan, sehingga berakibat siswa menghindari pelajaran ini

yang menyebabkan prestasi belajar matematika siswa masih rendah.

Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar

2

Page 3: awallysa246.files.wordpress.com file · Web viewIni berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.

adalah kreativitas belajarnya. Kreativitas belajar ini akan timbul ketika

siswa ikut berinteraksi aktif dalam pembelajaran. Pada saat siswa belajar

secara aktif, mereka mempunyai rasa ingin tahu terhadap sesuatu,

misalnya dengan cara aktif bertanya. Keterlibatan siswa secara aktif

dalam pembelajaran matematika sangat diperlukan , sehingga apa yang

dipelajari akan lebih bermakna, dan tertanam di pikiran siswa. Hal ini

dapat membantu dalam mengembangkan kreativitas belajar siswa.

Rendahnya hasil belajar dan kreativitas belajar siswa juga dialami

oleh siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Sragen. Faktor yang

menyebabkan rendahnya hasil belajar dan kreativitas belajar matematika

di SMP Muhammadiyah 1 Sragen adalah pembelajaran matematika yang

terpusat pada guru. Dalam penyampaian materi, guru cenderung monoton

menguasai kelas sehingga siswa kurang leluasa dalam menyampaikan

ide-idenya dalam memecahkan suatu permasalahan matematika. Siswa

tidak dapat berinteraksi secara aktif pada saat proses pembelajaran dan

hal ini akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Karena siswa terbiasa

dengan cara belajar yang monoton dan mengandalkan orang lain.

Akibatnya tujuan pembelajaran matematika tidak tercapai secara optimal.

Berbagai usaha telah dilakukan guru Matematika di SMP

Muhammadiyah 1 Sragen dalam mengatasi permasalahan tersebut,

seperti melakukan diskusi tanya jawab dalam kelas. Namun, usaha

tersebut belum dapat merangsang siswa untuk berinteraksi aktif dalam

pembelajaran, karena cenderung beberapa siswa saja yang menjawab

pertanyaan. Sedangkan siswa yang lain hanya mendengarkan dan

mencatat informasi yang disampaikan dari teman.

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, hendaknya guru

mampu memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang mampu

merangsang kreativitas siswa dalam belajar matematika dan

meningkatkan hasil belajar matematika. Dari metode pembelajaran yang

3

Page 4: awallysa246.files.wordpress.com file · Web viewIni berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.

ada, strategi pembelajaran yang menarik untuk mengatasi permasalahan

ini yaitu melalui metode pembelajaran Double-Loop Problem Solving

(DLPS).

Double-Loop Problem Solving (DLPS) adalah variasi dari

pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan penekanan pada

pencarian kausal (penyebab) utama dari timbulnya masalah. Metode

Double-Loop Problem Solving (DLPS) mempunyai ciri utama, yaitu

pembelajarannya yang berpusat pada pemberian masalah untuk dibahas

oleh para peserta didik untuk melatih para peserta didik bisa berfikir

dengan kreatif.

Kelebihan dari metode DLPS adalah dapat lebih menciptakan susana

kelas yang menghargai nilai-nilai ilmiah dan termotivasi untuk terbiasa

mengadakan penelitian sederhana yang bermanfaat bagi perbaikan dalam

proses pembelajaran serta meningkatkan kemampuan guru itu sendiri.

Kekurangan dari metode DLPS antara lain adalah tidak semua pelajaran

dapat mengandung masalah dan kesulitan mencari masalah yang tepat

atau sesuai dengan taraf perkembangan dan kemampuan siswa.

Berdasarkan uraian di atas tentang permasalahan dalam

pembelajaran matematika, maka penulis termotivasi melakukan

penelitian tentang :

“UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KREATIVITAS

BELAJAR SISWA MELALUI KONTEKS BELAJAR MATEMATIKA

MENGGUNAKAN METODE PEMODELAN DOUBLE-LOOP

PROBLEM SOLVING (DLPS) PADA SISWA KELAS VIII SMP

MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN TAHUN 2011/2012.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka, rumusan

masalah secara umum dari penelitian ini yaitu, ”Adakah peningkatan

hasil belajar dan kreativitas belajar matematika setelah menggunakan

4

Page 5: awallysa246.files.wordpress.com file · Web viewIni berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.

metode DLPS (Double Loop Problem Solving) pada siswa kelas VIII

SMP Muhammadiyah 1 Sragen Tahun Ajaran 2011/2012?”

3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini adalah sebagai alat kontrol yang dapat dijadikan

petunjuk, sehingga penelitian berjalan sesuai dengan apa yang

diharapkan. Secara umun penelitian ini ditujukan untuk meningkatkan

hasil belajar dan kreativitas belajar siswa dalam pembelajaran

matematika.

Secara khusus, tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan

proses pembelajaran matematika melalui metode pembelajaran aktif

Double-Looop Problem Solving (DLPS) dan mendekripsikan

peningkatan hasil belajar dan kreativitas belajar matematika siswa setelah

menggunakan model pembelajaran aktif Double-Looop Problem Solving

(DLPS).

4. Manfaat Penelitian

Sebagai Penelitian Tindakan Kelas (PTK), penelitian ini

memberikan manfaat utamanya pada pembelajaran matematika,

peningkatan mutu, proses, dan hasil pembelajaran matematika.

a. Manfaat Teoritis

Secara umum, hasil penelitian ini diharapkan secara teoritis

dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika

utamanya pada peningkatan hasil belajar dan kreativitas belajar dalam

pembelajaran matematika melalui konteks belajar matematika

menggunakan metode Double-Loop Problem Solving (DLPS).

Secara khusus, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi kepada strategi pembelajaran di sekolah serta mampu

mengoptimalkan hasil belajar dan kreativitas belajar matematika

siswa.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

praktis yaitu:

5

Page 6: awallysa246.files.wordpress.com file · Web viewIni berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.

1) Penulis memperoleh pengalaman langsung dalam pembelajaran

matematika menggunakan metode pembelajaran Double-Loop

Problem Soving (DLPS) dan pengembangan kreativitas siswa.

2) Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi guru, khususnya

guru matematika sebagai salah satu alternatif pembelajaran

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan kreativitas belajar

siswa.

3) Memberikan pengalaman langsung kepada siswa sebagai objek

penelitian, sehingga diharapkan siswa memperoleh nilai yang

optimal.

5. Definisi Istilah

a. Interaksi hasil belajar dan kreativitas belajar matematika

Menurut Benjamin S.Bloom dalam ( Mulyono Abdurrahman,

2003 : 38 ) ada tiga ranah ( domain ) hasil belajar, yaitu kognitif,

efektif, dan psikomotorik. Menurut Utami Munandar yang

diterjemahkan Nana syaodin sukam dinata (2003 : 104), Kreativitas

adalah kemampuan a) untuk membuat kombinasi baru berdasarkan

data informasi atau unsur yang ada, b) berdasarkan data atau

informasi yang yang tersedia, menemukan banyak kemungkinan

jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada

kualitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban, c) yang

mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinilitas dalam berfikir

serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan.

b. Metode pembelajaran DLPS (Double Loop Problem Solving)

Metode pembelajaran Double-Loop Problem Solving (DLPS)

adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan

penekanan pada pencarian kausal (penyebab) utama dari timbulnya

masalah. Metode DLPS juga dikenal dengan metode Pengambilan

Keputusan. Keputusan yang diambil dalam metode ini menyangkut

proses mempertimbangkan berbagai macam pilihan, yang akhirnya

akan sampai pada suatu kesimpulan atas pilihan yang akan diadopsi.

6

Page 7: awallysa246.files.wordpress.com file · Web viewIni berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.

Adapun ciri utama yang terdapat dalam metode Double-Loop Problem

Solving (DLPS) adalah pembelajarannya yang berpusat pada

pemberian masalah untuk dibahas oleh peserta didik untuk melatih

kreativitas siswa dan meningkatkan hasil belajarnya.

B. KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

1. Pembahasan Teori

a. Hakikat Belajar Matematika

1) Hakikat Matematika

Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang

mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada

didalamnya. Artinya, bahwa belajar matematika pada

hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari

hubungan antar konsep dan strukturnya.

Pengertian matematika dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia oleh tim penyusun kamus Pusat Pembinaan dan

Perkembangan Bahasa disebutkan bahwa Matematika adalah

ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan dan

prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian

masalah bilangan.

Dalam buku Metode Matematika, yang diterbitkan oleh

Bagian Proyek Pengembangan Mutu Pendidikan Guru Agama

Islam disebutkan bahwa matematika merupakan suatu

pengetahuan yang di peroleh melalui belajar baik yang

berkenaan dengan jumlah, ukuran-ukuran, perhitungan dan

sebagainya yang dinyatakan dengan angka-angka atau simbol-

simbol tertentu.

Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dikemukakan

diatas dapatlah disimpulkan bahwa Matematika merupakan

suatu ilmu yang mempelajari jumlah-jumlah yang diketahui

melalui proses perhitungan dan pengukuran yang dinyatakan

7

Page 8: awallysa246.files.wordpress.com file · Web viewIni berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.

dengan angka-angka atau simbol-simbol dan hubungan antar

konsep dan strukturnya.

2) Pengertian Hasil Belajar

Menurut Benjamin S.Bloom dalam ( Mulyono

Abdurrahman, 2003 : 38 ) ada tiga ranah ( domain ) hasil

belajar, yaitu kognitif, efektif, dan psikomotorik. Sedangkan

menurut Abdurrahman ( 2003 : 37 ) mengemukakan

bahwa ” hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak

setelah melalui kegiatan belajar ”.

Dari beberapa pendapat diatas dapat diambil kesimpulan

bahwa hasil belajar adalah kemampuan pemahaman yang

diperoleh anak setelah melalui proses pembelajaran baik

kemampuan dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

3) Pengertian belajar

Slameto ( 2003 : 2 ) menjelaskan ”belajar adalah suatu

proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

hasil pengalamnya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Menurut para pedagog dan psikolog dalam

( Burhanuddin, Salam, 2004:15 ) menyatakan bahwa belajar

adalah proses perubahan perilaku. Perilaku yang mengandung

arti luas, meliputi pengetahuan kemampuan berfikir, skill atau

keterampilan, penghargaan terhadap suatu sikap, minat dan

semacamnya. Jadi belajar adalah suatu proses usaha untuk

melakukan perubahan tingkah laku, baik tingkah laku berupa

kemampuan berfikir, skill atau keterampilan, penghargaan

terhadap suatu sikap, minat dan semacamnyasebagai hasil

pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

Slameto ( 2003 : 27 ) mengungkapkan prinsip – prinsip

belajar antara lain :

8

Page 9: awallysa246.files.wordpress.com file · Web viewIni berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.

a. Berdasarkan prasarat yang diperlukan untuk belajar

1) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi

aktif, meningkatkan minat, dan membimbing untuk

mencapai tujuan instruksional.

2) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan

motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan

instruksional.

3) Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak

dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi

dan belajar dengan efektif.

4) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungan.

a. Sesuai hakikat belajar

1) Belajar itu proses kontinyu maka harus tahap demi

tahap menurut perkembangannya.

2) Belajar adalah proses organisasi adaptasi eksplorasi dan

discovery.

3) Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara

pengertian yang satu dengan pengertian yang lain)

sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan.

Stimulus yang diberikan menimbulkan response yang

diharapkan.

b. Sesuai materi atau bahan ajar yang harus dipelajari

1) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus

memiliki struktur pengajar yang sederhana sehingga

siswa mudah menangkap pengertiannya.

2) Belajar harus dapat mengembangkan tertentu sesuai

dengan tujuan instruksional yang harus dicapai.

c. Syarat keberhasilan belajar

1) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa

dapat belajar dengan tenang.

9

Page 10: awallysa246.files.wordpress.com file · Web viewIni berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.

2) Repetisi dalam proses belajar perlu ulangan berkali –

kali agar pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam

pada siswa.

3) Kreativitas Siswa

a. Pengertian kreativitas

Kata kreativitas berasal dari ”create” yang artinya

pandai mencipta. Dalam pengertian yang lebih luas,

kreativitas mempunyai pengertian suatu proses yang

tercermin dalam kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan

originalitas berfikir. Menurut Elizabeth B. Harlock (2005 :

4), ”kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan

komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada

dasarnya baru dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya”.

Menurut Utami Munandar yang diterjemahkan Nana

Syaodin Sukmadinata (2003 : 104), Kreativitas adalah

kemampuan a) untuk membuat kombinasi baru berdasarkan

data informasi atau unsur yang ada, b) berdasarkan data

atau informasi yang yang tersedia, menemukan banyak

kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana

penekanannya adalah pada kualitas, ketepatgunaan dan

keragaman jawaban, c) yang mencerminkan kelancaran,

keluwesan dan orisinilitas dalam berfikir serta kemampuan

untuk mengelaborasi suatu gagasan. Menurut Suharnan

(2005 : 375), ”kreativitas dapat didefinisikan sebagai

aktivitas kognitif atau proses berfikir untuk menghasilkan

gagasan – gagasan yang baru dan berguna.”

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas

siswa adalah suatu kondisi, sikap, kemampuan, dan proses

perubahan tingkahlaku siswa untuk menghasilkan produk

atau gagasan, mencari pemecahan masalah yang lebih

efisien dan unik dalam proses belajar.

10

Page 11: awallysa246.files.wordpress.com file · Web viewIni berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.

1. Ciri – ciri kreativitas

Menurut joyce wycof (2002 : 49) beberapa ciri

orang kreatif yaitu:

a. Keberanian. Berani menghadapi tantangan baru dan

tersedia menghadapi resiko kegagalan.

b. Ekspresi. Tidak takut untuk menyatakan pemikiran

dan perasaannya.

c. Humor. Humor berkaitan dengan kreativitas

menggabungkan hal – hal sedemikian rupa sehingga

menjadi berbeda, tidak terduga dan tidak lazim.

d. Intuisi. Menerima intuisi sebagai aspek wajar dalam

kepribadiannya.

Utami Munandar (2004 : 37) ciri – ciri pribadi

kreatif yaitu :

a) Imajinatif

b) Mempunyai prakarsa

c) Mempunyai minat luas

d) Mandiri dalam berfikir

e) Melit

f) Senang berpetualang

g) Penuh energi

h) Percaya diri

i) Bersedia mengambil resiko

j) Berani dalam pendirian dan keyakinan

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

ciri – ciri kreativitas antara lain :

a) Bebas dalam berfikir dan bertindak

b) Mampu melihat suatu masalah dari berbagai segi

atau sudut pandang

c) Adanya inisiatif menumbuhkan rasa ingin tahu

d) Percaya pada diri sendiri

11

Page 12: awallysa246.files.wordpress.com file · Web viewIni berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.

e) Mempunyai daya imaginasi yang baik

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi kreativitas.

Kreativitas tidak hanya tergantung pada potensi

bawaan yang khusus, tetapi juga pada perbedaan

mekanisme mental atau sikap mental yang menjadi

saran untuk mengungkapkan sifat bawaan tersebut.

Menurut Elizabeth B. Hurlock (2005 : 11) beberapa

kegiatan untuk meningkatkan kreativitas adalah :

a) Waktu. Untuk menjadi kreatif kegiatan anak

seharusnya jangan diatur sedemikian rupa sehingga

anak mempunyai sedikit waktu bebas untuk bermain

– main dengan gagasan dan konsep yang

dipahaminya.

b) Kesempatan. Apabila mendapat tekanan dari

keluarga, kemudian anak menyendiri, maka ia

menjadi tidak kreatif.

c) Dorongan. Orang tua sangat berperan dalam hal ini,

anak seharusnya dibebaskan dari ejekan dan kritik

yang serikali memojokkan anak.

d) Sarana. Harus disediakan untuk merangsang

dorongan eksperimen dan eksplorasi yang

merupakan unsur penting dari kreativitas.

e) Lingkungan. Keadaan lungkungan yang merangsang

kreativitas anak.

f) Hubungan dengan orang tua. Orang tua yang terlalu

melindungi atau terlalu posesif terhadap anak dapat

menghambat proses kreativitas.

g) Cara mendidik anak. Mendidik secara demokratis

dan permisif dai rumah dan di sekolah akan

meningkatkan kreativitas, sedangkan mendidik

dengan cara otoriter menghambat proses kreativitas.

12

Page 13: awallysa246.files.wordpress.com file · Web viewIni berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.

h) Pengetahuan. Semakin banyak pengetahuan yang

diperoleh anak maka semakin banyak dasar untuk

mencapai peningkatan kreativitas.

b. Metode Pembelajaran DLPS (Double Loop Problem Solving)

1) Hakikat Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun

meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,

perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem

pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya

tenaga laboratorium. Sedangkan material meliputi buku-buku,

papan tulis, kapur, fotografi, slide, audio, dan video tape.

Fasilitas dan perlengkapan terdiri ruangan kelas, perlengkapan

audio visual, komputer. Prosedur meliputi jadwal, metode

penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian, dan sebagainya

(Hamalik: 2007:57).

Dalam pembelajaran siswa tidak hanya berinteraksi dengan

guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin

berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Oleh

karena itu, pembelajaran menaruh perhatian pada ”Bagaimana

membelajarkan siswa” dan bukan pada ”Apa yang dipelajari

siswa”. Pembelajaran lebih menekankan pada bagaimana cara

agar tujuan dapat tercapai (Uno: 2006: 135).

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses

untuk membantu peserta didik agar lebih baik. Proses

pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa dengan

mengembangkan metode yang tepat untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang diinginkan.

2) Konsep Pembelajaran DLPS (Double Loop Problem Solving)

13

Page 14: awallysa246.files.wordpress.com file · Web viewIni berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.

Menurut Yuari (2009) metode pembelajaran DLPS (Doule

Loop Problem Solving) adalah variasi dari pembelajaran dengan

pemecahan masalah dengan penekanan pada pencarian kausal

(penyebab) utama dari timbulnya masalah. Metode DLPS juga

dikenal dengan metode Pengambilan Keputusan. Keputusan

yang diambil dalam metode ini menyangkut proses

mempertimbangkan berbagai macam pilihan, yang akhirnya

akan sampai pada suatu kesimpulan atas pilihan yang akan

diadopsi. Metode Problem Solving (metode pemecahan

masalah) adalah bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi

juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem

solving dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai

dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.

Pendekatan Double-Loop Problem Solving, yang disarankan

adalah mengakomodasi adanya perbedaan  dari penyebab suatu

masalah, termasuk mekanisme bagaimana sampai terjadi suatu

masalah. Oleh karena itu para peserta didik perlu bekerja pada

dua loop pemecahan yang berbeda, tetapi saling terkait.

Loop solusi 1 ditujukan untuk mendeteksi penyebab masalah

yang paling langsung, dan kemudian merancang dan

menerapkan solusi sementara.

Loop solusi 2 berusaha untuk menemukan penyebab yang

arasnya lebih tinggi, dan kemudian merancang dan

mengimplementasikan solusi dari akar masalah.

Langkah-langkah penyelesaian masalah yang lain yang

termasuk dalam kriteria metode pembelajaran DLPS (Double

Loop Problem Solving) antara lain, yaitu :

1) menuliskan pernyataan masalah awal,

14

Page 15: awallysa246.files.wordpress.com file · Web viewIni berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.

2) mengelompokkan gejala,

3) menuliskan pernyataan masalah yang telah direvisi,

4) mengidentifikasui kausal,

5) implementasi solusi,

6) identifikasi kausal utama,

7) menemukan pilihan solusi utama, dan

8) implementasi solusi utama.

Pendekatan metode Double Loop Problem Solving meliputi :

1) Mengidentifikasi masalah, tidak hanya gejalanya

(Identifying the problem, not just the symptoms)

2) Mendeteksi penyebab langsung, dan secara cepat

menerapkan solusi sementara (Detecting direct causes, and

rapidly applying temporary solutions)

3) Mengevaluasi keberhasilan dari solusi sementara

(Evaluating the success of the temporary solutions)

4) Memutuskan apakah analisis akar masalah diperlukan, jika

ya (Deciding if root cause analysis is needed; and if so)

5) Mendeteksi penyebab masalah yang arasnya lebih tinggi

(Detecting higher level causes; and)

6) Merancang solusi akar masalah (Designing root cause

solutions)

Metode pembelajaran DLPS (Double Loop Problem

Solving) mempunyai manfaat atau kelebihan antara lain :

a. Dapat menambah wawasan tentang efektivitas penggunaan

pembelajaran double loop problem solving untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Dapat lebih menciptakan suasana kelas yang menghargai

(menghormati) nilai-nilai ilmiah dan termotivasi untuk

terbiasa mengadakan penelitian sederhana yang bermanfaat

15

Page 16: awallysa246.files.wordpress.com file · Web viewIni berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.

bagi perbaikan dalam proses pembelajaran serta

meningkatkan kemampuan guru itu sendiri.

Seperti metode yang lainnya, metode Double Loop Problem

Solving juga mempunyai beberapa kelemahan yang wajib

diperhatikan oleh seorang pendidik dalam menerapkan metode

DLPS ini, antara lain, yaitu :

a. Tidak semua pelajaran dapat mengandung masalah /

problem, yang justru harus dipecahkan. Akan tetapi

memerlukan pengulangan dan latihan-latihan tertentu.

Misalnya pada pelajaran agama, mengenai cara

pelaksanaan shalat yang benar, cara berwudhu, dan lain-

lain

b. Kesulitan mencari masalah yang tepat/sesuai dengan taraf

perkembangan dan kemampuan siswa

c. Banyak menimbulkan resiko. Terutama bagi anak yang

memiliki kemampuan kurang. Kemungkinan akan

menyebabkan rasa frustasi dan ketegangan batin, dalam

memecahkan masalah-masalah yang muskil dan mendasar

dalam agama.

d. Kesulitan dalam mengevaluasi secara tepat. Mengenai

proses pemecahan masalah yang ditempuh siswa.

e. Memerlukan waktu dan perencanaan yang matang.

2. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan merupakan uraian sistematis tentang

hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya yang berhubungan

dengan penelitian yang akan dilakukan. Sebagai perbandingan dalam

penelitian ini, peneliti akan menguraikan hasil-hasil penelitian yang

terdahulu.

Janeen Lamb, Tom Cooper, dan Elizabeth Warren (2007),

menyatakan bahwa menggabungkan pengajaran dengan eksperimen

dapat mengembangkan instruksi dan teori-teori pembelajaran yang dapat

16

Page 17: awallysa246.files.wordpress.com file · Web viewIni berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.

mengidentifikasi hubungan antara belajar siswa dan pengetahuan guru.

Pembelajaran eksperimen dengan pemecahan masalah mampu

merangsang belajar yang kreatif dan produktif yang dapat memacu

peningkatan hasil pembelajaran.

3. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan diatas dapatlah

disusun suatu kerangka berpikir guna memperoleh jawaban sementara

atas kesalahan yang timbul. Prosedur penelitian tindakan kelas ini

merupakan siklus dan dilaksanakan sesuai perencanaan tidakan atau

perbaikan dari rencana tindakan yang terdahulu. Tindakan kelas yang

dilaksanakan berupa pengajaran dikelas secara sistematis dengan

tindakan pengelolaan kelas dengan pendekatan pembelajaran yang tepat

yang mengacu pada perencanaan tindakan yang telah tersusun

sebelumnya. Dalam setiap tindakan peneliti akan mengamati kreativitas

belajar siswa dan memberikan evaluasi pada swtiap tindakan pengajaran

yang dilakukan di depan kelas.

Pada kondisi awal siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Sragen

mempunyai hasil belajar dan kreativitas matematika yang rendah. Hal ini

dikarenakan guru masih kurang optimal dalam memanfaatkan metode

pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat dapat

meningkatkan hasil belajar dan kreativitas siswa.

Salah satu metode pembelajaran aktif yang dapat meningkatkan

hasil belajar dan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran matematika

adalah metode pembelajaran DLPS (Double Loop Problem Solving).

Prosedur metode pembelajaran DLPS adalah 1) menuliskan pernyataan

masalah awal, 2) mengelompokkan gejala, 3) menuliskan pernyataan

masalah yang direvisi, 4) mengidentifikasi kausal, 5) implementasi solusi

permasalahan, 6) identifikasi kausal utama, 7) menemukan pilihan solusi

utama, 8) implementasi solusi utama.

Kondisi akhir yang diharapkan dengan penggunaan metode DLPS

(Double Loop Problem Solving) dam proses mengajar adalah dapat

17

Page 18: awallysa246.files.wordpress.com file · Web viewIni berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.

meningkatkan hasil belajar dan kreativitas belajar siswa, sehingga akan

memenuhi dan mencapai prestasi belajar yang memuaskan.

Berdasarkan uraian di atas, kerangka berpikir penelitian ini dapat

diilustrasikan sebagai berikut :

Gambar 1 Kerangka Pemikiran

4. Hipotesis Tindakan Berdasarkan hasil penelitian yang relevan dan kerangka pemikiran

tersebut di atas maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan “ Melalui metode pembelajaran DLPS (Double Loop Problem Solving) dapat

18

Kondisi Awal Guru belum melaksanakan proses

pembelajaran menggunakan metode

pembelajaran DLPS (Double Loop

Problem Solving)

Guru belum mengembangkan kreativitas siswa secara optimal dalam proses pembelajaran

Siswa kurang kreatif dan Hasil belajar yang dicapai belum optimal.

Penerapan metode pembelajaran DLPS

(Double Loop Problem Solving)

Diduga dengan penerapan metode DLPS (Double Loop Problem Solving) dalam proses pembelajaran akan meningkatkan hasil belajar dan kreativitas belajar siswa.

Tindakan

Kondisi Akhir

Page 19: awallysa246.files.wordpress.com file · Web viewIni berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.

meningkatkan hasil belajar dan kreativitas belajar matematika bagi siswa kelas VIII A SMP Muhammadiyah 1 Sragen Tahun 2011/2012”.

C. METODE PENELITIAN1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau

Classroom Action Research (CAR) yang dilakukan secara kolaborasi

antara kepala sekolah, guru matematika dan peneliti. Menurut Susilo

(2007 : 16) ”penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang

dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar, dengan

penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses

dalam pembelajaran”. Penelitian tindakan kelas merupakan sebuah

tindakan yang terdiri dari beberapa kegiatan untuk mengatasi masalah

yang terjadi di dalam kelas.

Penelitian tindakan ditandai dengan adanya perbaikan terus

menerus sehingga tercapainya sasaran dari penelitian tersebut. Perbaikan

tersebut dilakukan pada setiap siklus yang dirancang oleh peneliti.

Penelitian Tindakan Kelas merupakan tindakan pemecahan masalah yang

dimulai dari: 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) Observasi, 4) Refleksi, 5)

Evaluasi yang telah disusun, dilakukan observasi dan evaluasi yang

hasilnya digunakan sebagai masukan untuk melakukan refleksi yang

dijadikan pertimbangan pada rencana tindakan selanjutnya.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 1 Sragen

yang beralamatkan di Jalan Raya Sukowati 207 Sragen. Peneliti

mengadakan penelitian di SMP Muhammadiyah 1 Sragen dengan

pertimbangan bahwa sekolah ini belum pernah penelitian dengan judul

yang sama dengan peneliti.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun ajaran

2011/2012. Adapun rincian waktu penelitian sebagai berikut.

19

Page 20: awallysa246.files.wordpress.com file · Web viewIni berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.

1) Tahap persiapan : minggu ke III bulan Agustus 2011 sampai

minggu ke III bulan September 2011.

2) Tahap pelaksanaan : minggu ke IV bulan September 2011

sampai minggu ke IV bulan Oktober 2011.

3) Tahap Analisis Data : minggu ke I bulan November 2011

sampai minggu ke IV bulan November 2011.

4) Tahap Laporan : minggu ke I bulan Desember 2011 sampai

minggu ke IV bulan Desember 2011.

3. Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti adalah guru matematika yang

bertindak sebagai subyek yang memberikan tindakan. Seluruh siswa kelas

VIII A di SMP Muhammadiyah 1 Sragen tahun ajaran 2011/2012 sebagai

subyek yang menerima tindakan.

4. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas secara

kolaboratif yaitu penelitian yang bersifat praktis, situasional, kondisional,

dan kontekstual berdasarkan permasalahan yang muncul dalam kegiatan

pembelajaran sehari-hari. Peneliti bersama mitra guru matematika

berupaya memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan prosedur yang

dinilai paling efektif.

Menurut Arikunto (2006:16), model penelitian tindakan kelas

adalah secara garis besar terdapat 4 tahapan yang lazim untuk diketahui,

yaitu: 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan,3) Pengamatan, 4) Refleksi. Adapun

model dan penjelasan untuk masing masing tahapan adalah sebagai

berikut:

20

Page 21: awallysa246.files.wordpress.com file · Web viewIni berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.

Gambar 2 Siklus Prosedur Penelitian

I.Siklus I

1) Perencanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan ini mengacu pada permasalahan hasil

belajar dan kreativitas siswa sebagai fokus permasalahannya.

Selanjutnya disusun langkah persiapan tindakan pembelajaran yang

terdiri dari:

a. Identifikasi Masalah

Peneliti merumuskan permasalahan hasil belajar dan

kreativitas siswa pada mata pelajaran matematika. Sebagai strategi

dalam menanggulangi hal tersebut maka tindakan yang diterapkan

adalah sebagai berikut:

a) Penerapan metode pembelajaran pemecahan masalah DLPS

(Double Loop Problem Solving).

b) Mengembangkan kreativitas siswa dalam proses

pembelajaran.

21

Perencanaan

Refleksi

SIKLUS I

Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi

SIKLUS II

Pelaksanaan

Pengamatan

?

Page 22: awallysa246.files.wordpress.com file · Web viewIni berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.

c) Bagaimana mengupayakan agar siswa dapat mencapai hasil

belajar yang optimal dalam pelajaran matematika?

b. Perencanaan Solusi Masalah

Solusi untuk mengatasi permasalahan di atas adalah :

a) Menerapkan metode pembelajaran pemecahan masalah DLPS

(Double Loop Problem Solving) pada mata pelajaran

matematika dan pada pokok bahasan yang akan diajarkan.

b) Tindakan untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam proses

pembelajaran.

c) Tindakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan

melihat hasil pelaksanaan dari metode pembelajaran DLPS

(Double Loop Problem Solving) karena setiap siswa

mempunyai tanggung jawab individu, kelompok dalam

menerima pelajaran.

2) Pelaksanaan Tindakan

Tindakan dilaksanakan oleh peneliti dan guru sebagai mitra

kolaborasi berdasarkan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.

Perencanaan penelitian bersifat fleksibel artinya selalu dapat

dikondisikan dan dapat berubah – ubah sesuai kebutuhan pengajaran

yang berlangsung.

3) Observasi atau Monitoring

Observasi dan monitoring adalah upaya merekam segala

peristiwa kegiatan yang terjadi selama kegiatan berlangsung,

pelaksana kegiatan bukan hanya bertindak sebagai peneliti saja tetapi

juga sebagai observer yang mengamati segala tindakan kelas dan

juga mencatatnya dalam pedoman observasi yang telah dibuat.

4) Refleksi

Mengkaji apa yang telah terjadi atau yang tidak terjadi, yang

telah dihasilkan maupun yang belum dihasilkan selama kegiatan

berlangsung. Hasil dari refleksi digunakan untuk menentukan

langkah mencapai tujuan. Refleksi dilakukan oleh peneliti sebagai

22

Page 23: awallysa246.files.wordpress.com file · Web viewIni berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.

pengamatan akan keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai

tujuan sementara.

II.Siklus II

1) Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan ini mengacu pada tindakan pertama

yang telah dihasilkan sebagai solusi pemecahan permasalahan.

Langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:

a. Identifikasi Masalah

Tindakan yang diterapkan pada identifikasi masalah

didasarkan pada hasil tindakan Siklus I yaitu :

a) Mengevaluasi kelemahan metode pembelajara DLPS (Double

Loop Problem Solving).

b) Mengidentifikasi peningkatan kreativitas siswa dalam proses

pembelajaran.

c) Menyikapi peningkatan hasil belajar siswa pada pelajara

matematika.

b. Perencanaan Solusi Masalah

Solusi yang digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut

adalah:

a) Penerapan DLPS (Double Loop Problem Solving) divariasi

dengan strategi pembelajaran lain misalnya debat, atau

diskusi.

b) Memberi penugasan kepada siswa.

2) Pelaksanaan Tindakan

Siklus II dilaksanakan setelah kegiatan Siklus I selesai

dilaksanakan. Peneliti bertindak sebagai guru berdasarkan

perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.

3) Observasi atau Monitoring

23

Page 24: awallysa246.files.wordpress.com file · Web viewIni berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.

Observasi dan Monitoring digunakan untuk melihat jalannya

tindakan pada pelaksanaan pada Siklus I. Semua proses jalannya

kegiatan pembelajaran matematika dan peningkatan hasil belajar

siswa didokumentasikan oleh peneliti.

4) Refleksi

Pada Siklus II refleksi dilaksanakan setelah semua proses

pembelajaran selesai dilaksanakan. Permasalahan-permasalahan

yang ada akan dicarikan solusinya. Hasil refleksi digunakan untuk

menentukan langkah selanjutnya dalam mencapai tujuan.

5. Jenis Data dan Sumber Data

Menurut Suharsimi (2007) data adalah hasil pencatatan peneliti,

baik yang berupa fakta maupun angka. Disebutkan pula bahwa data adalah

segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu

informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai

untuk suatu keperluan. Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari

mana data diperoleh. Sumber data yang diperlukan penelitian yaitu

informan, tempat berlangsungnya penelitian, dan dokumen dokumen atau

arsip yang menyangkut keberhasilan penelitian. Dalam penelitian ini

informan yaitu yang memberikan keterangan dan data-data yang

diperlukan diantaranya adalah:

a. Siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Sragen

b. Guru mata pelajaran Matematika.

6. Metode Pengumpulan Data

Penelitian tindaka kelas dilakukan bersifat deskriptif kualitatif.

Sumber data primer adalah peneliti yang melakukan tindakan dan siswa

yang menerima tindakan, sedangkan data sekunder berupa data

dokumentasi. Data dalam penelitian ini dikumpulkan oleh peneliti dan

guru melalui observasi, wawancara, dokumentasi, yang masing masing

dijelaskan secara singkat sebagai berikut:

1) Observasi

24

Page 25: awallysa246.files.wordpress.com file · Web viewIni berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.

Menurut Supardi (2007) menyatakan bahwa ”observasi adalah

kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa

jauh efek tindakan telah mencapai sasaran”. Teknik observasi

digunakan untuk mengamati siswa dalam interaksi pembelajaran

akuntansi. Metode observasi dalam penelitian ini adalah mengamati

secara langsung dengan teliti, cermat dan hati-hati terhadap

fenomena yang terjadi pada saat pembelajaran matematika di kelas

VIII SMP Muhammadiyah 1 Sragen. Dengan observasi penelitian,

dapat diketahui kegiatan siswa dalam mempersiapkan,

memperhatikan dan menanggapi penjelasan dari guru matematika

kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Sragen selama proses belajar

mengajar berlangsung. Observasi dilaksanakan sesuai dengan jam

pelajaran pada jadwal pembelajaran matematika kelas VIII SMP

Muhammadiyah 1 Sragen. Peneliti menggunakan catatan observasi

yang berupa cek list,dimana kisi-kisi tindakan untuk masing masing

catatan observasi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Presentasi kelas

b. Diskusi kelompok

c. Siswa yang bertanya baik kepada guru maupun kepada siswa

lain

d. Menjawab pertanyaan dan memberikan pendapat

e. Mengerjakan soal ulangan yang diberikan individual.

f. Skor kemajuan individual

2) Wawancara

Wawancara digunakan sebagaimana pewawancara adalah

peneliti dan yang diwawancarai adalah siswa kelas VIII SMP

Muhammadiyah 1 Sragen. Siswa dipilih secara acak dengan

memperhatikan pertimbangan dari Guru matematika.

25

Page 26: awallysa246.files.wordpress.com file · Web viewIni berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.

Menurut Rea Parker dan Nana Syaodin Sukmadinata ( 2005:

84) kelebihan dari wawancara langsung antara lain:

a. Fleksibel

b. Pertanyaan dapat diajukan secara kompleks

c. Memungkinkan mengumpulkan data dari yang sulit dihubungi

d. Kemungkinan jawaban lebih benar

e. Kemungkinan jawaban seperti yang diharapkan”.

3) Dokumentasi

Menurut Rochiati (2006:121) dokumentasi dapat membantu

dalam mengumpulkan data penelitian, yang ada kaitannya dengan

permasalaan dalam penelitian tindakan kelas. Dokumentasi yang

digunakan untuk memperoleh data di sekolah dan identitas siswa

antara lain nama siswa dan nomor induk siswa dengan melihat

dokumen yang ada di dalam sekolah.

7. Instrumen Penelitian

a. Pengembangan Instrumen

Instrumen penelitian dikembangkan oleh peneliti dan guru

sebagai partner kolaborasi dengan menjaga validitas isi. Berdasarkan

cara pelaksanaan dan tujuan , peneliti menggunakan pedoman catatan

observasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa

catatan observasi yang berupa cek list,dimana tindakan untuk masing

masing catatan observasi tersebut adalah sebagai berikut:

1) Presentasi kelas.

2) Diskusi kelompok.

3) Siswa yang bertanya baik kepada guru maupun kepada siswa lain.

4) Menjawab pertanyaan dan memberikan pendapat.

5) Mengerjakan soal ulangan yang diberikan individual.

6) Skor kemajuan individual.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan

tindakan siswa dalam suatu proses pembelajaran matematika, oleh

26

Page 27: awallysa246.files.wordpress.com file · Web viewIni berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.

karena itu penelitian ini juga termasuk dalam penelitian kualitatif.

Kelengkapan lain yang menunjang jalannya pelaksanaan proses

pembelajaran dengan metode DLPS (Double Loop Problem

Solving) adalah:

1) Rencana pelaksanaan pembelajara.

2) Kertas untuk dibagikan kepada setiap kelompok.

3) Lembar pengamatan terhadap guru dan siswa.

4) Media pembelajaran yang lain seperti papan tulis, spidoL, power

point, dll

b. Validitas Isi Instrumen

Menurut pendapat Moleong (1991:175-178) dalam penelitian

ini pengujian keabsahan data penulisan dilakukan dengan cara

perpanjangan pengamatan dan triangulasi. Perpanjangan keikutsertaan

peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data

yang dikumpulkan. Selain itu keikutsertaan juga dimaksudkan untuk

membangun kepercayaan para subjek terhadap peneliti dan juga

kepercayaan peneliti sendiri.

Menurut Patton (1987) sebagaimana dikutip Moleong

(1991:178) triangulasi dilakukan dengan cara memanfaatkan metode,

ini berarti peneliti mengadakan pengecekan derajat kepercayaan

penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan

pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode

yang sama. Penelitian ini menggunakan dua macam triangulasi yaitu

triangulasi sumber data yang berupa informasi dari guru dan siswa

tentang tindakan yang diterapkan, kedua triangulasi teknik atau

metode pengumpulan data dari hasil observasi dan wawancara.

8. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode model Interaktif Langkah-

langkah analisis data menurut Miles dan Huberman sebagaimana

dikutip oleh Patilima (2005:97-100), adalah sebagai berikut:

27

Page 28: awallysa246.files.wordpress.com file · Web viewIni berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.

pengumpulandata

penyajian data

Kesimpulan-kesimpulan Penarikan/VarifikasiReduksi data

a) Pengumpulan data, yaitu mengumpulkan data di lokasi penelitian

dengan melakukan observasi, wawancara, tes dan dokumentasi

dengan menentukan strategi pengumpulan data yang dipandang

tepat dan untuk menentukan fokus serta pendalaman data pada

proses pengumpulan data berikutnya.

b) Reduksi data, yaitu sebagai proses seleksi, pemfokusan,

pengabstrakan, transformasi data kasar yang ada di lapangan

langsung, dan diteruskan pada waktu pengumpulan data. Dalam

penyajian data diperoleh berbagai jenis, jaringan kerja, keterkaitan

kegiatan atau tabel.

c) Penarikan kesimpulan, yaitu dalam pengumpulan data, peneliti

harus mengerti dan tanggap terhadap sesuatu yang diteliti langsung

di lapangan dengan menyusun pola-pola pengarahan dan sebab-

akibat.

Gambar 3. Komponen Penelitian Model Interaktif

28

Page 29: awallysa246.files.wordpress.com file · Web viewIni berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.

9. Keabsahan Data

Keabsahan data menurut Sukmadinata (2005:104) dapat dilakukan

melalui observasi secara terus menerus, trianggulasi sumber, metode, dan

peneliti lain, pengecekan anggota, diskusi teman sejawat, dan pengecekan

referensi. Dalam penelitian ini, keabsahan data dilakukan dengan

observasi secara terus menerus dan trianggulasi data.

Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam penelitian

ini, keabsahan dilakukan dengan trianggulasi sumber, yaitu

membandingkan datahasil pengamatan tes dengan hasil observasi lain.

10. Indikator Pencapaian

Berkaitan dengan indikator kinerja Suwandi dan Madyo Eko Susilo

(2007:36) menyatakan bahwa ”Indikator kinerja merupakan rumusan

kinerja yang akan dijadikan dalam menentukan keberhasilan atau

keefektifan penelitian, ”Diharapkan dengan penerapan metode

pembelajaran DLPS (Double Loop Problem Solving) dapat meningkatkan

hasil belajar dan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran matematika

pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Sragen Tahun Ajaran

2011/2012 dapat meningkat minimal 80%.

29