· Web viewdan dilaksanaaan oleh sekelompok orang yang terkoordinir.”Strategi dapat menghasilkan...
Transcript of · Web viewdan dilaksanaaan oleh sekelompok orang yang terkoordinir.”Strategi dapat menghasilkan...
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. STRATEGI
a) Menurut Pearce dan Robinson (1997,p. 20) Strategi adalah
‘rencana main’ suatu perusahaan. Strategi mencerminkan kesadaran perusahaan
mengenai bagaimana, kapan dan di mana ia harus bersaing menghadapi lawan dan
dengan maksud dan tujuan untuk apa.
b) Menurut Lynch seperti yang dikutip oleh Wibisono (2006, p. 50-51),strategi
perusahaan merupakan pola atau rencana yang mengintegrasikan tujuan utama atau
kebijakan perusahaan dengan rangkaian tindakan dalam sebuah pernyataan yang
saling mengikat. Strategi perusahaan biasanya berkaitan dengan prinsip-prinsip
secara umum untuk mencapai misi yang dicanangkan perusahaan, serta bagaimana
perusahaan memilih jalur yang spesifik untuk mencapai misi tersebut.
c) Anthony dan Govindarajan (1995) juga menambahkan bahwa perencanaan
strategik merupakan suatu proses manajemen yang sistematis yang didefinisikan
sebagai proses pengambilan keputusan atas program-program yang akan
dilaksanakan oleh organisasi dan perkiraan sumber daya yang akan dialokasikan
dalam setiap program selama beberapa tahun mendatang (dalam Prasetyo dan
Gomies, 2004, p. 8). Hasil keluaran dari proses tersebut adalah rencana atau
keputusan strategi.
d) Menurut Morrisey (1995:45), strategi adalah proses untuk menentukan arah yang
harus dituju oleh perusahaan agar misinya tercapai dan sebagai daya dorong yang
akan membantu perusahaan dalam menentukan produk, jasa, dan pasarnya di masa
depan. Dalam menjalankan aktifitas operasional setiap hari di perusahaan, para
pemimpin dan manajer puncak selalu merasa bingung dalam memilih dan
menentukan strategi yang tepat karena keadaan yang terus menerus berubah.
B. BERPIKIR STRATEGI (STRATEGIC THINKING)
Berpikir strategi adalah kemampuan menilai dan mengembangkan visi dan strategi yang
berorientasi pada masa depan yang berkaitan dengan pengetahuan dan analisa yang memadai
tentang faktor internal:kebutuhan bisnis, kemampuan dan potensi, serta faktor eksternal:
kecenderungan (trend) pasar, industri, politik dan ekonomi.
Langkah-langkah berfikir strategis adalah sebagai berikut:
1. Menilai dan mengaitkan tugas jangka pendek atau sehari-hari dalam konteks strategi
bisnis atau perspektif yang jangka panjang dengan mempertimbagkan apakah sasaran
jangka pendek akan menunjang sasaran jangka panjang. Mengkaji kesesuaian antara
tindakan sendiri terhadap rencana strategis bank. Mempertimbangkan gambaran yang
lengkap (“big picture”) setiap menghadapi peluang atau proyek atau berpikir tentang
aplikasi jangka panjang ketika mengambil tindakan.
2. Memahami perkiraan arah industri dan bagaimana perubahan-perubahan dapat
mempengaruhi perusahaan. Memikirkan bagaimana proses kebijakan dan metode yang
dilakukan saat ini (bukan tindakannya, namun hal-hal yang sedang terjadiongoing
issue) bisa berdampak terhadap perkembangan dan kecenderungan (trend) ekonomi,
politik dan teknologi dimasa mendatang.
3. Mengembangkan dan menetapkan sasaran, tujuan atau proyek jangka panjang.
Merumuskan strategi untuk digunakan sebagai pedoman bagi tim, fungsi atau
perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan.
4. Menyusun kembali tim, fungsi dan atau bank yang dinilai akan dapat mencapai tujuan
jangka panjang dengan lebih baik. Merencanakan serangkaian tindakan untuk
mencapai sasaran atau visi jangka panjang; dan atau berbagi (share) tentang visi masa
depan tim, fungsi atau bank yang diinginkan.
Cara pengembangan berfikir strategis yaitu dengan mengembangkan kompetensi, ini
ialah belajar berpikir dan bertindak seperti seseorang yang memiliki kompetensi ini dengan
tingkat kedalaman yang tinggi.Pemantauan yang teratur terhadap penetapan sasaran kerja dan
pengkajian terhadap pencapaian sasaran kerja tersebut adalah sangat penting.Memang sulit,
tetapi masih mungkin dilakukan untuk mengembangkan kemampuan untuk menyelaraskan
berbagai visi jangka panjang dan berbagai konsep dengan pekerjaan sehari-hari.
Konsep-konsep dasar berpikir strategis:
Perencanaan yang strategis dengan sangat jelas memaparkan apa yang dikehendaki oleh
organisasi anda. Di dalamnya terkandung pengertian strategi sebagai “serangkaian kegiatan
terencana yang dirancang untuk mencapai tujuan tertentu dalam jangka waktu yang ditentukan
dan dilaksanaaan oleh sekelompok orang yang terkoordinir.”Strategi dapat menghasilkan solusi
yang tepat mengarah pada segala penyebab masalah yang tengah diupayakan penyelesaiannya
oleh organisasi anda.
Dengan demikian, perencanaan strategis membutuhkan cara berpikir strategis, karena
perencanaan itu juga melibatkan perumusan atau klarifikasi visi, misi dan sasaran serta
perumusan strategi yang didasarkan pada penilaian yang realistis tentang lingkungan internal
(kekuatan dan kelemahan) serta eksternal (peluang dan ancaman) organisasi anda.
Tahap 1: Jelaskan visi, misi, sasaran dan strategi organisasi anda.
Tahap 2: Melakukan penilaian kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan.
Tahap 3: Mendefinisikan dan memilih strategi yang tepat.
Tahap 4: Mengembangkan strategi anda.
Tahap 5: Menaksir hasil-hasil yang sudah dicapai.
Tahap 6: Mengevalusi dampak sosial advokasi anda.
C. PENGEMBANGAN
Pengembangan sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan
sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.
Prinsip pengembangan sistem :
1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen
2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar
3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang-orang yang terdidik
4. Proses pengembangan sistem tidak harus urut
5. Jangan takut membatalkan proyek
6. Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem
D. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Secara sederhana sistem adalah seperangkat elemen yang digabungkan untuk tujuan
bersama dalam suatu lingkungan.Sebuah sistem terdiri dari elemen-elemen terintegrasi yang
dapat diidentifikasikan sebagai satu kesatuan berdasarkan kesamaan tujuan. Model umum dari
sebuah sistem terdiri dari input, proses, dan output. Input dapat berupa data, informasi, materi,
dll yang akan diolah menjadi output. Proses adalah segala kegiatan untuk memproses input
menjadi output, kegiatan tersebut dapat berupa perhitungan, pemikiran, pengolahan, dan
sebagainya. Output adalah hasil pengolahan input, contohnya seperti barang jadi, laporan,
catatan, uang. Suatu sistem sangatlah dibutuhkan dalam suatu perusahaan atau instansi
pemerintahan, karena sistem sangatlah menunjang terhadap kinerja perusahaan atau instansi
pemerintah, baik yang berskala kecil maupun besar.Supaya dapat berjalan dengan baik
diperlukan kerjasama diantara unsure-unsur yang terkait dalam sistem tersebut.
Ada berbagai pendapat yang mendefinisikan pengertian sistem ,seperti dibawah ini :
“Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,
berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu
sasaran yang tertentu”.(Jogiyanto,2005,1).
Masih dalam buku ‘Analisia dan Desain sistem informasi’ karangan jogiyanto
menerangkan:“Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai
suatu tujuan tertentu”.(Jogiyanto,2005,2).
E. KONSEP PENGEMBANGAN STRATEGI
Metodologi kerja yang digunakan dalam pengembangan aplikasi perangkat lunak Nusasoft
adalah RUP (Rational Unified Process). RUP termasuk dalam metodologi berorientasi obyek
sehingga dalam implementasinya diarahkan pada Pemograman Berorientasi Obyek (Object
Oriented Programming/ OOP). Keunggulan metodologi kerja Berorientasi Obyek dibandingkan
dengan metodologi procedural yang banyak dipakai pada masa lalu adalah setiap kegiatan yang
termasuk di dalamnya dapat dilakukan secara paralel. Sehingga dapat mempersingkat waktu dan
menghemat sumber daya yang dibandingkan dengan metodologi berorientasi prosedural yang
menuntut diselesaikannya dengan baik dari setiap tahapan kegiatan. Jika kemudian terdapat
kekurangan atau kesalahan difase sebelumnya maka kemungkinan besar harus diulang dari awal
dalam proses pekerjaannya. Sedangkan dalam metodologi berorientasi obyek, setiap tahapan
pekerjaan dapat dilaksanakan dan dievaluasi kapanpun secara paralel. Dalam pengembangan
system ini ada empat tahapan Metodologi RUP yang dipakai adalah sebagai berikut:
1. Insepsi yaitu, melakukan pengumpulan data, menetapkan ruang lingkup, serta analisis
dan desain awal.
2. Elaborasi yaitu, melakukan penjabaran analisa kebutuhan dan menetapkan arsitektur
serta kerangka aplikasi. Analisa dan desain system mulai dilakukan.
3. Konstruksi yaitu, melakukan analisa dan desain teknis diikuti dengan pengkodean
kedalam kode sumber aplikasi.
4. Transisi yaitu, melakukan transisi dari pengembangan dan testing menuju penggunaan
sesungguhnya, meliputi pemaketan, instalasi, uji coba oleh pengguna, pelatihan,
konversi data, dan konfigurasi akhir.
Dimana di dalam setiap fase ini ada beberapa bidang kegiatan yang akan berlangsung
secara paralel yang terdiri atas:
1. Business modeling adalah mendokumentasikan proses bisnis, yaitu cara kerja pengguna
dalam memanfaatkan aplikasi ini (baik tanpa aplikasi maupun cara kerja yang
diinginkan dengan menggunakan aplikasi).
2. Requirements adalah mendeskripsikan secara detil apa yang akan dilakukan oleh
aplikasi, hal ini dilakukan dengan penyusunan dokumen use-case dan business rules.
3. Analysis and Design adalah mendeskripsikan solusi teknis yang akan digunakan untuk
mencapai perilaku yang sudah ditetapkan dalam kegiatan requirement. Desain di sini
meliputi desain alur, desain interaksi, desain visual, dan desain teknis.
4. Implementation adalah merealisasikan desain kedalam kode komputer yang dapat
dieksekusi oleh komputer.
5. Test adalah melakukan uji coba untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang
mungkin timbul. Uji coba terdiri dari dua jenis, yaitu ujicoba proses yang dilakukan
secara otomatis oleh software dan uji coba antar muka yang dilakukan oleh tester.
6. Deployment dengan melakukan pemaketan, instalasi, konversi data, konfigurasi
aplikasi.
7. Configuration and Change Management adalah pengelolaan dokumentasi, kode, dan
aplikasi yang dihasilkan dalam pengerjaan proyek terutama berkaitan dengan
perubahan-perubahan yang terjadi.
8. Project management meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan sumber
daya, pembagian tugas, pengontrolan, dan evaluasi tim kerja.
9. Environment adalah pengelolaan alat, sarana, prosedur, guide lines yang diperlukan
pada saat pengembangan.
Pada awal pengembangan semua fase tersebut diterapkan demi menjaga kualitas system
(Quality Assurance). Pada siklus selanjutnya perubahan dan penambahan yang terjadi dengan
mudah dilakukan, sehingga tidak ada kendala yang berarti dalam menarapkan SDLC system ini.
F. LANGKAH-LANGKAH ATAU PENDEKATAN PENGEMBANGAN SISTEM
DAN PERANGKAT SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
1. Pendekatan Pengembangan Sistem
a. Tahap Perencanan
Tahapan ini merupakan tahapan dimana pengembang mendefinisikan perkiraan-perkiraan
kebutuhan akan sumber daya yang sifatnya masih umum seperti kebutuhan user, kebutuhan
infrastruktur dan lain-lain. Langkah-langkah dalam tahapan perencanaan:
a. Menyadari adanya masalah
b. Mendefinisikan masalah
c. Menentukan tujuan system
d. Mengidentifikasikan kendala-kendala system
e. Membuat studi kelayakan
f. Mempersiapkan usulan penelitian system
g. Menyetujui atau menolak penelitian system
h. Menetapkan mekanisme pengendalian
b. Tahap Analisis
Tahap penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang
baru atau diperbaharui. Informasi yang didapat dari proses sebelumnya yaitu tahap perencanaan
dikaji lebih dalam oleh seorang “Analis Sistem” atau System Analist. Dari hasil kajiannya
seorang analis tersebut akan menemukan beberapa kelemahan system sehingga nantinya ia akan
dapat mengusulkan suatu perbaikan atau solusi. Kegiatan-kegiatan pada tahap Analisis:
a. Convention. Mendeteksi sistem, apabila system saat ini semakin berkurang manfaatnya
(Memburuk).
b. Initial Investigation. Memeriksa system saat ini dengan penekanan pada daerah-daerah
yang menimbulkan permasalahan.
c. Determination of Ideal System. Mendapatkan Konsensus (semacam kesepakatan/ voting)
dari komunitas pengguna sistem (para user) tentang sebuah sistem yang ideal (sistem
yang diinginkan dari setiap user).
d. Generation of System Alternatives. Menggali (explore) perbedaan dari alternatif-alternatif
sistem yang ada dalam mengurangi jarak (gap) antara system saat ini dengan system
idealnya.
e. Selection of Proper System. Membandingkan alternatif-alternatif system dengan
menggunakan metodologi terstruktur, memilih alternative sistem yang paling baik dan
mengajukannya atau menjualnya kepada perusahaan.
c. Tahap Desain
Tahapan setelah analisis sistem yang menentukan proses dan data yang diperlukan oleh
system baru. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan pemakai serta memberikan gambaran yang
jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram dan ahli teknik lain yang terlibat
dalam pengembangan sistem. Kegiatan yang dilakukan pada tahap Desain:
a. Output Design. Mendesain tampilan-tampilan output dari suatu sistem, berkas atau
form.
b. Input Design. Mendesain form/ dokumen masukan untuk sistem.
c. File Design. Memberikan bentuk-bentuk file yang dibutuhkan dalam system informasi.
d. TahapPenerapan
Tahap dimana desain sistem yang sudah dibentuk sudah menjadi suatu kode yang siap
untuk dioperasikan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap Penerapan:
1. Programming and Testing
Mengkonversikan perancangan logical kedalam kegiatan operasi coding dengan bahasa
pemrograman tertentu dan mengetest program, memastikan semua fungsi/ modul
berjalan dengan lancar.
2. Training
Memimpin sebuah pelatihan dalam menggunakan sistem baru yang telah
dikembangkan, juga termasuk persiapan lokasi dan tugas-tugas lain yang berhubungan
dengan pelatihan seperti modul pembelajaran dan jadwal training.
3. Sistem Change Over
Merubah pemakaian sistem lama ke system baru, dari system informasi yang berhasil
dibangun. Adapun beberapa metode konversis system diantaranya yaitu: (a) Konversi
Paralel (b) Konversi Bertahap (c) Konversi Percontohan (d) Langsung/Change Over.
e. TahapPerawatan
a. Penggunaan Sistem Audit Sistem. Melakukan pengamatan dan penelitian formal untuk
menentukan seberapa baik system baru dapat memenuhi criteria kerja.
b. PenjagaanSistem. Dilakukan dengan Pemantauan rutin
c. PerbaikanSistem. Melakukan perbaikan jika dalam program terdapat kelemahan
rancangan yang tidak terdeteksi saat tahap pengujian sistem.
d. MeningkatkanSistem. Jika manejer melihat adanya potensi peningkatan sistem, hal ini
bias ditindak lanjuti untuk memodifikasi system sesuai keinginan manejer tersebut.
2. Metode Pengembangan Perangkat Lunak
Metode-Metode pengembangan perangkat lunak pada dasarnya dibedakan menjadi dua,
antara lain:
1. Metode fungsi data (function data methods).
Pada intinya, metode fungsi data memberlakukan fungsi dan data secara terpisah.
Metode ini dapat membedakan fungsi dan data. Fungsi pada prinsipnya adalah aktif dan
memiliki perilaku, Sedangkan data adalah pemegang informasi pasif yang dipengaruhi oleh
fungsi. Sistem biasanya dipilah menurut fungsi, di mana data dikirim di antara fungsi-
fungsi tersebut. Fungsi kemudian dipilah lebih lanjut dan akhirnya diubah menjadi kode
sumber (program computer).
Sistem yang dikembangkan dengan metode fungsi data sering sulit pemeliharaannya.
Kendala-kendala yang sering dihadapi dengan metode fungsi data antara lain: Seluruh
fungsi harus paham bagaimana data disimpan. Dengan kata lain, fungsi harus paham
struktur datanya. Seringkali, dalam hal-hal tertentu tipe data yang berbeda memiliki format
data yang sangat berbeda. Manusia secara alami tidak berfikir secara terstruktur. Dalam
kenyataannya, spesifikasi kebutuhan biasanya diformulasikan dalam bahasa manusia.
2. Metode berorientasi objek (object-oriented methods).
Metode berorientasi objek memberlakukan fungsi dan data secara ketat sebagai satu
kesatuan. Metode berorientasi objek mencoba menstrukturkan sistem dari item-item yang
ada dalam domain masalah. Metode ini biasanya sangat stabil dan perubahannya sangat
sedikit Perubahan yang terjadi biasanya mempengaruhi hanya satu atau sedikit hal tertentu,
yang artinya perubahan yang dibuat hanya terjadi secara lokal di sistem.
BAB III
PEMBAHASAN
A. STRATEGI YANG DILAKUKAN KEMENPORA DALAM PENGEMBANGAN
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
1. Strategi Nasional E-Government
Kesuksesan e-government ditentukan berdasarkan kualitas dan keberadaan layanan
administrasi, khususnya yang menyediakan proses transaksi secara keseluruhan. Untuk
menerapkan e-government yang sukses perlu memperhatikan beberapa faktor yaituSDM (sumber
daya manusia), penerapan proses implementasi egovernment,serta komponen TIK yang perlu
diperhatikan.
Gambar 3.1: Strategi E-Government
Berdasarkan draft rancangan penyelenggaraan e-government di Indonesia, terlihat bahwa
sistem informasi merupakan salah satu yang sangat mendasar yang diperlukan di lingkungan
badan pemerintah khususnya di Kemenpora. Hal ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan
efisiensi, efektivitas, transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan di
Kemenpora. Untuk menciptakan e-government yang baik diperlukan beberapa komponen yang
saling berkaitan satu sama lain seperti penerapan teknologi informasi, infrastruktur jaringan
teknologi informasi, interoperabilitas sistem informasi, dan keamanan sistem informasi.
Pengembangan aplikasi e-government di setiap badan pemerintah berdasarkan rancangan
penyelenggaraan e-government dapat dibagi menjadi dua:
a. Aplikasi umum,dapat disediakan langsung oleh Menteri atau kementrian.
b. Aplikasi khusus,dapat dikembangkan oleh setiap Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dengan persetujuan Menteri.
2. Perkembangan TIK
Gambar 3.2 menunjukkan perubahan trend dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) mulai dari perubahan sumber daya utama seperti infrastruktur yang berubah dari sistem
telepon menjadi jaringan digital, kecepatan penyebaran informasi yang sekuensial dan lambat
hingga menjadi cepat bahkan tergolong sangat cepat. Perubahan struktur dan perkembangan
teknologi informasi menuntut juga perubahan aksesibilitas data yang semakin tinggi artinya data
dan informasi dapat diakses kapan dan di mana saja.
Perubahan trend yang terjadi dalam TIK menuntut terjadinya tranformasi di dalam
lingkungan khususnya Kemenpora. Hal ini bertujuan untuk membentuk TI yang dapat
menunjang dan mendorong transformasi keseluruhan informasi dan data di lingkungan
Kemenpora sehingga dapat mendukung perkembangan TIK. Transformasi ini hanya bisa
didapatkan dengan perubahan dalam cara pengelolaan TI:
a. Pengembangan TI sektoral yang bersifat : terpadu, lintassektoral
b. Orientasi pengembangan TI internal (“build” dan “operate internally”) dengan
melakukan optimasikan keikutsertaan swasta (“buy” dan “outsourcing”)
c. Dukungan tersebar yang bersifat dukungan umum yang terpusat,dan dukungan khusus
tersebar.
Dari sisi teknologi berikut ini perkembangan yang perlu dipertimbangkan di dalam
menyusun strategi pengembangan SIM di lingkungan Kemenpora.
Gambar 3.2 : Era Reformasi
3. Open Sourch and Open Standard
PemanfaatanOpen Source Software dalam implementasi TIK merupakan hal yang sangat
penting karena beberapa alasan:
Efisien dan efektif;
Mengimplementasikan Open Standar sehingga mempermudah dalam pertukaran
data digital;
Stabil, aman;
Dukungan komunitas;
Custom Build Software;
Peningkatan industri perangkat lunak lokal untuk implementasiTIK
Pemerintah telah memberikan dukungan terhadap implementasi OSS pada e-government
dengan cara:
Secara bertahap dan berkesinambungan dengan tetap pada orientasi pencapaian target.
Pemerintah berperan sebagai pendorong dengan cara memberikan contoh sebanyak
mungkin penggunaan OSS di instansi pemerintah, menggunakan piranti lunak yang legal
termasuk dengan OSS.
Pendekatan yang tidak mewajibkan untuk semua implementasi (tidak ada pemihakan),
tetapi memberikan dorongan untuk penggunaan OSS seluas-luasnya.
Keterlibatanbersamaseluruhstakeholderdankomunitas TI dalamimplementasi program.
Tabel3.1:ImplementasiOSS diBerbagaiDaerah
No. Pemerintah
Daerah
Action
1 Kab.Jembrana MigrasiDesktop,MigrasiServer,
PengembanganAplikasi,Pelatihan,
KustomisasiAplikasi
2 Kab.Kebumen Migrasiserver,Pelatihan
3 Kab.Sragen M
igrasiServer,PengembanganAplikasi,
Pelatihan,KustomisasiAplikasi,
Maintenance OSS4 Prov. JawaTengah MigrasiDesktop,MigrasiServer,
P
elatihan,KustomisasiAplikasi,Officia
l SupportOSS5 Prov. JawaTimur M
igrasiServer,PengembanganA
plikasi, KustomisasiAplikasi6 Prov. NangroeAcehDarussalam MigrasiKomputerlokaldan Desktop
Berdasarkan data tersebut, maka implementasi Open Source di lingkungan Kemenpora
merupakan suatu strategi yang penting. Hal ini tidak saja untuk memberikan kinerja tinggi,tetapi
juga untuk memecahkan masalah legalitas dan pertimbangan pemanfaatan dana publik secara
optimal. Untuk itu beberapa aplikasi yang terlanjur disusun dengan menggunakan aplikasi
proprietary harus secara bertahap dimigrasi menjadi aplikasi Open Source untuk mendukung
program pemerintah tersebut.
B. TAHAPAN-TAHAPAN DALAM IMPLEMNTASI PENGEMBANGAN SISTEM
INFOMASI MANAJEMEN KEMENPORA
1. Pengembangan SIM Kemenpora
Dalam pengembangan SIM Kemenpora diperlukan beberapa perencanaan
pengembangan perangkat lunak. Perencanaan ini ada yang bersifat teknis ataupun bersifat non-
teknis (organisatoris, aturan dan bakuan). Persiapan tersebut meliputi :
Persiapan aspek teknis
Melakukan survey untuk mengetahui kondisi dukungan teknis yang ada saat ini di
lingkungan Kemenpora.
Memilih suatu model untuk proses pengembangan SIM yang dianut.
Memilih notasi yang digunakan untuk spesifikasi dan perancangan sistem informasi.
Memilih bahasa pemrograman yang disarankan untuk digunakan didalam pengembangan
Sistem Informasi Manejemen di lingkungan Kemenpora.
Menentukan arsitektur perangkat keras dan perangkat lunak dari Sistem Informasi
Manajemen.
Memilih mekanisme pengaturan konfigurasi dari sistem.
Memilih produk berpotensi berdasarkan pengalaman keorganisasian, sumber daya, dan
tujuan.
Mengevaluasi informasi pasar mengenai viablitas produk.
Membeli atau menyewa perangkat keras/lunak yang dibutuhkan.
Persiapan aspek organisasi
Menetapkan standard untuk dokumentasi, coding, verifikasi dan pengujian.
Mengestimasi biaya, jadwal, tersiko dan harga dari produk.
Memilih bentuk laporan dan cara pengukuran perkembangan proyek.
Menentukan organisasi pendukung pelaksanaan SIM di lingkungan Kemenpora.
Persiapan sumber daya manusia
Mengontrak dan menyusun tim pembuat software.
Menyiapkan bahan dan personil untuk instalasi, perawatan.
Melakukan sosialisasi dan pelatihan mengenai proses pengembangan SIM sehingga
ketika dilaksanakan pengembangan SIM kerjasama antar pihak Kemenpora dan
pengembang dapat terjadi secara baik.
Oleh karena itu untuk meletakkan dasar dan fondasi perencanaan serta pelaksanaan
pengembangan SIM di lingkungan Kemenpora maka perlu ditetapkan beberapa bakuan yang
dituangkan dalam dokumentasi. Dokumen bakuan dan perencanaan tersebut disusun dengan
pendekatan:
Tidak terlalu teknisagar dapat dibaca secara luas dan juga mudah dipahamioleh
pihakmanajemen.
Tidak terikatpada satujenis teknologiatauvendor.Tetapilebih kepada konsep dan bakuan
yang bersifat terbuka.
Pengembangan yangdilakukanberbasiskankondisiyangada.
Pengembangan teknis yang direncanakan harus melihat kepada keterbatasan organisasi
dan sumber daya manusia yang ada.
2. Rencana Pengembangan Infrastruktur
Salah satu yang perlu dikembangkan di dalam penyusunan SIM dilingkungan
Kemenpora adalah infrastruktur teknis pendukung SIM yaitu system perangkat server dan
jaringan. Saat ini beberapa server sudah dijalankan dengan menggunakan teknik
virtualisasi. Teknik virtualisasi digunakan untuk menyediakan beragam layanan SIM yang
terpisah tetapi menjadikan lebih mudah dikelola dan dirawat. Karena dijalankan pada suatu
lingkungan terisolir yang terpaket menjadi satu. Di samping itu, teknik virtualisasi ini membuat
sistem lebih aman dan reliable serta dapat memanfaatkan perangkat keras secara lebih efisien.
Gambar 3.3: Kondisi Sekarang
Perencanaan untuk pengembangan infrastruktur sehingga menjadikan layanan
SIM yang lebih baik dapat dilihat pada Gambar 3.4. Pada dasarnya perbaikan yang perlu
dilakukan untuk 1 tahun kedepan ditingkat infrastruktur jaringan adalah sebagai berikut:
Separasi atau pembagian yang lebih jelas antara unit kerja yang didalam dan
diluar. Hal itu dilakukan dengan memasang sistem fire wall dan router
tambahan.
Dilengkapinya dengan sistem inventori, management serta help desk yang
memudahkan pengoperasian serta perawatan infrastruktur jaringan.
Penambahan beberapa fasilitas dasar untuk infra struktur seperti Intruder
Detection System, Intruder Prevention System, Backup System dan lain
sebagainya.
Pemanfaatan sistem dengan Quality of Service (QoS) sehingga dapat membedakan
layanan yang diberikan dan dapat memanfaatkan bandwidth yang tersedia secara
lebih baik.
Gambar 3.4: Kondisi Jaringan yang Diharapkan
3. Jenis SIM yang Perlu Dikembangkan
Dalam mengembangkan SIM Kemenpora dimasa mendatang, maka perlu
dilakukan tahapan-tahapan pengembangan SIM. Tahapan-tahapan pengembangan SIM
dilingkungan Kemenpora tersebut ditampilkan pada Gambar3.5. Beberapa tahapan
membutuhkan kesuksesan pelaksanaan tahapan selanjutnya. Tahap ini dibagi menjadi
beberapa jenis pekerjaan SIM yang pada dasarnya dapat untuk memenuhi kebutuhan:
Kebutuhan publik untuk mendapatkan informasi mengenai Kepemudaan dan
Keolahragaan.
Memberikan layanan fasilitas informasi kepada publik misal kepada OKP ataupun
organisasi olahraga.
Kebutuhan Kemenpora dalam menciptakan kebijakan dan melaksanakan kebijakan-
kebijakan Kepemudaan dan Keolahragaan.
Operasional dari SIM tersebut sehingga SIM tersebut dapat bekerja menenuhi
fungsinya.
Gambar 3.5: Tahapan SIM di Kemenpora
Jenis-jenis SIM yang akan dikembangkan tersebut akan dijabarkan pada penjelasan
berikut :
a. SIM untuk Pengoperasian
Untuk memudahkan dan mengatasi permasalahan pengoperasian, maka perlu
dikembangkan beberapa Sistem Informasi yang terkait dengan fasilitas SIM di lingkungan
Kemenpora. Sistem tersebut adalah Sistem Informasi Manajemen Infrastruktur Jaringan. SIM
ini pada dasarnya memiliki 3 komponen utama yaitu :
Sistem inventory infrastruktur jaringan.
Sistem ini akan mendata perangkat jaringan, perangkat keras di lingkungan Kemen-
pora. Sehinga bila terjadi gangguan maka akan lebih mudah menelusuri kerusakannya.
Hal ini akan membantu pengoperasian jaringan di lingkungan Kemenpora.
Gambar 3.6: Sistem Inventory Jaringan
Sistem monitoring dan visualisasi jaringan.
Sistem ini akan memonitor, traffic, layanan apakah selalu up, serta memberikan
laporan tentang sebagaimana baiknya layanan SIM yang ada di lingkungan
Kemenpora. Juga akan melaporkan titik mana yang paling banyak menggunakan
bandwidth, ataupun dapat juga melaporkan perkabelan di lantai mana yang kurang
baik.
Gambar 3.7: Sistem Monitoring
Sistem help desk.
Sistem ini akan membantu mengelola pelaporan dari pengguna bila terjadi kerusakan.
Sehingga setiap pengguna di lingkungan Kemenpora dapat melaporkan dengan lebih
ditail dan akan langsung dicatat oleh bagian teknis.
Gambar 3.6: Help Desk
b. SIM Berbasiskan Database
Sistem lnformasi berbasiskan Aplikasi Database ini misalnya meliputi berbagai
sistem misal :
Sistem database pendukung interoperabilitas.
Sistem database yang ada di lingkungan Kemenpora belum mendukung aspek
interoperabilitas, sehingga sulit bila antar SIM dapat bertukar data. Sebagai
dampaknya data yang tersebar di beberapa Unit Kerja tak dapat dimanfaatkan. Dengan
adanya sistem data base pendukung interoperabilitas yang berbasis ontologi, maka
proses pertukaran data akan dapat dilakukan secara lebih mudah.
Sistem data warehouse.
Untuk memudahkan proses pengambilan keputusan, maka ketersediaan data secara
terkumpul baik yang bersumber dari sumber data internal (dari dalam organisasi)
ataupun sumber data eksternal (luar organisasi) akan sangat dibutuhkan. Dengan
terkumpulnya data tersebut dalam suatu sistem data warehouse, maka dapat
diterapkan teknik-teknik data mining untuk melakukan perkawinan informasi dari
data dengan sumber yang berbeda. Cara ini akan menghasilkan suatu informasi
pendukung pembuat keputusan yang sangat membantu Kementerian Pemuda dan
Olahraga dalam pekerjaan sehari-harinya.
Executive Information System yang mendukung mobile devices. SIM ini merupakan
SIM yang digunakan para pembuat keputusan, sehingga memang didisain untuk
memberikan informasi tentang Kementerian Pemuda dan Olahraga secara singkat
tetapi real time. Sistem ini juga menyajikan informasi tentang Kepemudaan dan
Keolahragaan.
Model pengintegrasian layanan SIM di lingkungan Kemenpora dikembangkan dengan
model seperti pada Gambar 3.7. Pada model ini setiap SIM tidak harus memiliki model
database ataupun menggunakan database yang sama. Tetapi antar SIM tersebut dapat saling
bertukar data dengan menggunakan mekanisme “generic service”. Setiap SIM yang
dikembangkan di lingkungan Kemenpora yang ingin melakukan pertukaran data, harus
memenuhi pra-syarat penyediaan “generic service” ini. Sehingga antar SIM cukup
melakukanrequest dengan metode yang sama dan setiap SIM akan melakukan pemetaan
sesuai dengan teknologi yang diimplementasikannya.
Gambar 3.7: Interoperabilitas dengan Service Generic
c. SIM Berbasiskan Social Network
Social Network merupakan suatu jenis aplikasi yang mencoba menghubungkan
antara pengguna dengan pengguna lainnya. Contohnya jika di lingkungan Kemenpora, maka
Social Network ini dapat digunakan untuk tujuan :
Menghubungkan mereka (pemuda) yang pernah mengikuti kegiatan.
Menghubungkan mereka yang tertarik dengan organisasi pemuda misal anggota
organisasi pemuda atau “alumni” kegiatanMenpora.
Menghubungkan organisasi-organisasi kepemudaan.
d. SIM untuk Berkolaborasi
Salah satu dari tujuan aplikasi ini adalah untuk menghubungkan mereka (pemuda)
yang pernah mengikuti kegiatan. Salah satu dari aplikasi ini adalah seperti yang ditunjukan
pada gambar 3.8.
Gambar 3.8: Contoh Aplikasi CSCW
Aplikasi ini akan membantu dalam menkoordinasikan pekerjaan. Dengan sistem ini,
maka setiap staf di Kemenpora akan dapat login ke sistem danmemperoleh “desktop” yang
menerangkan jadwal kerja, kelompok kerja termasuk target dan tenggat.Di samping masing-
masing pengguna dapat melihat jadwal dan bekerja sama secara online (misal menulis
dokumen bersamaan), maka pengguna dapat juga bertukar data.
e. SIM untuk Knowledge Management
Beberapa SIM yang tergolong kelompok ini dan dapat dikembangkan di lingkungan
Kemenpora adalah :
Sistem Ensiklopedia berbasis Wiki.
Salah satuaplikasi yang dapatdikembangkan adalah ensiklopedia pemuda dan
olahraga.Aplikasi ini berbasis knowledge base artinya pengunjungbisa menambahkan
informasi.
Gambar 3.9: Contoh Ensiklopedia
Sistemtanya jawab (Frequently Asked Question).
Aplikasi SIM ini dapat digunakan untuk mengumpulkan pertanyaan-pertanyaan yang
sering dilontarkan oleh publik terhadap suatupermasalahan yang berkaitan dengan
Kepemudaan.
Gambar 3.10: Fasilitas Tanya-Jawab (FAQ)
Sistem E-Learning.
Sistem ini akanmendukung mekanisme pembelajaran jarak jauh. Sehingga di masa
depan Kemenpora dapat memberikan materi pelatihan melalui e-Learning, misal
materi pelatihan juri dan wasit untuk cabang olahraga tertentu. Dengan memanfaatkan
teknologi ini maka dapat ditingkatkan jumlah pelatihanbaik kuantitas ataupun
kualitasnya.
Gambar 3.11: Fasilitas E-Learning
DAFTAR PUSTAKA
http://fizzulhaq.blogspot.com/2009/11/pengertian-sistem-informasi-manajemen.html
http://hadiavolorosi.com/2013/01/artikel-perkembangan-sistem-informasi.html
http://ismimiitsme.blogspot.com/2013/08/konsep-pengembangan-sistem-informasi.html
http://ryanhadiwijayaa.wordpress.com/2012/09/30/definisi-strategi-menurut-para-ahli/
http://vincensiabeataindhira-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-78832-Tugas Strategi%20dan
%20Pembangunan%20Sistem.html