jurnal.upi.edujurnal.upi.edu/file/Artikel_jurnal-M.Setyarini_.docx · Web viewBerbantukan Komputer...

22

Click here to load reader

Transcript of jurnal.upi.edujurnal.upi.edu/file/Artikel_jurnal-M.Setyarini_.docx · Web viewBerbantukan Komputer...

Page 1: jurnal.upi.edujurnal.upi.edu/file/Artikel_jurnal-M.Setyarini_.docx · Web viewBerbantukan Komputer (CAI), Pembelajaran berbasis Audio-Visual (AVA), dan pembelajaran berbasis multimedia.

TINJAUAN TENTANG PENELITIAN BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI (TI) DALAM PENDIDIKAN: Arah, Teori, dan Metodologi

Oleh: M. Setyarini

ABSTRAK

Kritik serius terhadap penelitian TI dalam pendidikaan menunjukkan adanya kelemahan dalam penelitian yang telah dilaksanakan dan dilaporkan peneliti. Isu utama yang dianggap sebagai “kelemahan dalam penelitian TI dalam pendidikan” adalah (1) kurangnya landasan teoretis yang menjadi dasar penelitian di bidang TI dalam pendidikan; (2) masalah pengabaian sejarah terhadap apa yang sesungguhnya telah diupayakan dalam bidang ini; (3) pentingnya teori dan sejarah dalam pengembangan pertanyaan penelitian, dan; (4) pemilihan metodologi yang tepat dalam upaya menjawab pertanyaan secara kritis. Dengan demikian diperlukan suatu pemikiran bagaimanakah arah penelitian TI dalam pendidikan di masa mendatang yang mampu memperkaya bahkan melahirkan teori baru dalam pembelajaran terkait keunikan dan kompleksitas pembelajaran yang menggunakan TI, pendekatan dan metodologi yang secara cermat mampu mengumpulkan data dan menganalisisnya dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian secara kritis. Tujuan penulisan tinjauan ini adalah untuk membangkitkan pemikiran dan sebagai bahan diskusi di antara para praktisi peneliti, bahan pertimbangan bagi penyandang dana penelitian dalam menentukan prioritas penelitian di bidang ini, serta membantu peneliti pemula di area yang relatif baru namun sudah beragam dan sangat kompleks. Artikel ini ditulis berdasarkan intisari buku “Researching IT in Education” (editor Anne McDougall, 2010) dan beberapa jurnal yang relevan.

PENDAHULUAN

Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam waktu singkat telah menjadi salah

satu bagian dasar masyarakat modern. Dalam bidang pendidikan, banyak negara sekarang

menganggap TIK sebagai bagian inti di samping membaca, menulis, dan berhitung.

Kontribusi UNESCO untuk membantu negara anggota dalam keberhasilan mengintegrasikan

teknologi baru seperti multimedia, e-learning, dan sistem pendidikan jarak jauh, adalah

dengan menerbitkan buku pedoman yang diberi judul Information and Communication

Technology in Education: A Curriculum for Schools and Programme of Teacher

Development pada tahun 2002 oleh Divisi Pendidikan Tinggi UNESCO. Hal ini sejalan

dengan salah satu tujuan utama UNESCO yaitu memastikan bahwa semua negara, baik

negara maju maupun negara berkembang memiliki akses ke fasilitas pendidikan terbaik yang

diperlukan dalam mempersiapkan generasi muda memainkan peran penuh dalam masyarakat

modern dan berkontribusi untuk dunia pengetahuan (UNESCO, 2002).

Pengaruh TIK dalam bidang pendidikan telah memasuki berbagai aspek

pembelajaran, pengajaran, dan penelitian (Yusuf, 2005 dikutip Noor-Ul-Amin). Berbagai

bentuk pemanfaatan TIK dalam pembelajaran diwujudkan diantaranya dalam Pembelajaran

Berbasis Komputer (PBK), Pembelajaran Berbasis Web (e-learning), Pembelajaran

1

Page 2: jurnal.upi.edujurnal.upi.edu/file/Artikel_jurnal-M.Setyarini_.docx · Web viewBerbantukan Komputer (CAI), Pembelajaran berbasis Audio-Visual (AVA), dan pembelajaran berbasis multimedia.

Berbantukan Komputer (CAI), Pembelajaran berbasis Audio-Visual (AVA), dan

pembelajaran berbasis multimedia. Pemanfaatan Komputer sebagai media pembelajaran

memungkinkan berlangsungnya proses pembelajaran secara individual dengan

menumbuhkan kemandirian dalam proses belajar, sehingga siswa mengalami proses yang

jauh lebih bermakna dibandingkan dengan pembelajaran konvesional (Rusman, Kurniawan,

dan Riyana, 2011).

Aplikasi TIK yang luas mampu menjangkau semua siswa bahkan termasuk para siswa

penyandang cacat. Hal ini menjadi mungkin karena tersedianya Technology Assistive, yaitu

produk-produk berupa peralatan, perangkat keras dan lunak atau layanan yang digunakan

untuk meningkatkan kemampuan individu penyandang cacat, misalnya alat bantu dengar,

pembaca layar, keyboard adaptif, dll. (UNESCO, 2010).

Banyak penelitian telah membuktikan manfaat bagi kualitas pendidikan (Al-Anshari,

2006, dikutip dalam Noor-Ul-Amin). Namun disisi lain, praktek penelitian IT dalam bidang

pendidikan masih menuai kritikan serius. Pada tahun 2004, jurnal Technology, Pedagogy

and Education diterbitkan dengan edisi khusus dalam menanggapi kritik-kritik penelitian

IT dalam pendidikan. Dalam editorial dikedepankan beberapa masalah terkait kelemahan

dalam penelitian ICT, kurangnya landasan teoritis, pengabaian terhadap apa yang telah

diupayakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya atau sejarah, perlunya identifikasi

beberapa pertanyaan kunci yang perlu dijawab dalam area ini, dan perlu adanya peningkatan

kesadaran akan keberadaan teknik penelitian baru yang tersedia untuk mendukung

komunitas yang bekerja dalam penelitian ICT (Underwood 2004, dalam McDaugall 2010).

Dalam upaya menanggapi kritikan di atas Anne Mc Dougall dan Antony Jones,

keduanya berkarya di University of Melbourne, Australia, menuliskan sebuah artikel (2006)

yang dituangkan dalam buku Researching IT in Education yang diterbitkan pada 2010, di

mana keduanya sekaligus bertindak sebagai editor. Artikel ini pada intinya bertujuan

membangkitkan pemikiran diantara para praktisi peneliti dalam mengupayakan penelitian

TI di bidang pendidikan yang berkualitas. McDaugall dan Jones, selanjutnya memaparkan,

bahwa peran penting dan mendasar penggunaan TI dalam penelitian pendidikan adalah

tersedianya kekuatan yang besar untuk mempelajari proses pembelajaran yang berdampak

pada peningkatan pendekatan dan strategi pengajaran. Melalui proses pembelajaran yang

kompleks, diharapkan muncul pemikiran baru yang berkontribusi memurnikan dan

menyempurnakan teori-teori yang ada, bahkan pengembangan teori baru.

Berkaitan dengan sejarah, sub-disiplin TI dalam pendidikan tidak dengan sendirinya

tanpa pekerjaan teoritis. Sayangnya, banyak temuan pengetahuan berharga dari penelitian

2

Page 3: jurnal.upi.edujurnal.upi.edu/file/Artikel_jurnal-M.Setyarini_.docx · Web viewBerbantukan Komputer (CAI), Pembelajaran berbasis Audio-Visual (AVA), dan pembelajaran berbasis multimedia.

dan pengembangan desain software pendidikan banyak yang telah hilang. Temuan-temuan

berharga tersebut seharusnya menjadi bahan dasar yang diolah dalam membangun

pengetahuan saat ini terkait penggunaan IT dan potensi teknologi baru dalam meningkatkan

proses belajar mengajar. Berkenaan dengan pertanyaan penelitian, sesungguhnya

penggunaan teknologi memberikan manfaat unik dan berdampak sangat baik bila digunakan

dalam situasi yang tepat. Oleh sebab itu pertanyaan penelitian hendaknya mengarahkan

pada penelitian yang berdampak pada perbaikan proses belajar mengajar dan membantu

membenarkan biaya dan kesulitan dalam penggunaan teknologi.

Terkait metodologi, dijelaskan bahwa teori-teori pembelajaran sosial semakin

berpengaruh dalam pendidikan, dan dipertimbangkan oleh hampir semua guru untuk

memfasilitasi kerja kolaboratif dan diskusi sebagai aspek penting dari pengajaran.

Kompleksitas interaksi dalam penggunaan IT dalam konteks lingkungan belajar sosial,

berimplikasi kerumitan penelitian. Implikasinya, diperlukan pendekatan dan metodologi

canggih untuk pengumpulan data dan analisisnya (McDaugall, 2010).

RUMUSAN MASALAH

Dalam mengupayakan penelitian IT dalam bidang pendidikan berkualitas, yaitu hasil

penelitian yang berkontribusi pada pengayaan dan pemurnian teori belajar yang sudah ada,

menjawab secara jujur pertanyaan mengapa guru harus menggunakan teknologi berbasis

metode, menggunakan pendekatan dan metodologi pengumpulan dan analisis data secara

cermat, maka dikemukakan beberapa masalah yang akan dibahas dalam artikel ini yaitu: (1)

Bagaimanakah arah penelitian IT dalam pendidikan di masa depan? (2) Bagaimanakah

membangun dasar-dasar teoritis yang digunakan sebagai informasi desain penelitian? (3)

Bagaimanakah pendekatan metodologis serta aplikasinya dalam penelitian IT dalam bidang

pendidikan?

DISKUSI DAN PEMBAHASAN

Arah penelitian IT dalam pendidikan di masa depan

Dampak IT dalam penelitian pendidikan yang telah dilaksanakan lebih dari 40 tahun,

terhadap pembelajaran, penyerapan dan penggunaannya, cara mengajar guru, dan efeknya

terhadap pengembangan profesional guru telah dilaporkan oleh Margaret Cox (McDaugall,

2010). Dampak IT dalam pembelajaran individu siswa sangat tergantung pada tingkat akses,

jenis penggunaanya, baik di sekolah, universitas atau di rumah. Integrasi penggunaan IT oleh

3

Page 4: jurnal.upi.edujurnal.upi.edu/file/Artikel_jurnal-M.Setyarini_.docx · Web viewBerbantukan Komputer (CAI), Pembelajaran berbasis Audio-Visual (AVA), dan pembelajaran berbasis multimedia.

guru jauh lebih rendah daripada yang diharapkan dari berbagai program nasional dan

internasional berkelanjutan. Rendahnya eksplorasi guru dalam penggunaan TI oleh guru

sekolah menengah Ghana juga telah dilaporkan (Buangbeng-Andoh dan Totimeh, 2012).

Kesulitan diduga karena IT bersifat kompleks, cepat berubah, dan kendala implementasi

pada berbagai prioritas kurikulum, serta keyakinan guru yang resisten terhadap

perubahan.Pelatihan IT pada pengembangan profesional guru belum mengajarkan merevisi

praktek pedagogis. Terkait dampak TI pada pendidikan, penelitian pendidikan di area ini

dapat diarahkan pada (a) perkembangan teknologi; (b) inisiatif pendidikan; dan (3) aplikasi

untuk pengajaran dan pembelajaran. Hal senada juga dilaporkan oleh Vince Ham (Mc.

Dougall, 2010) yang melaporkan bahwa penggunaan teknologi digital oleh “generasi

pertama” atau “e-learning”yaitu kelompok anak muda yang mulai pendidikan prasekolahnya

pada pertengahan tahun 1980 an, dan telah menyelesaikan pendidikan sarjana, dalam

pendidikan adalah tidak adanya dasar hubungannya dengan teknologi itu sendiri. Dua puluh

tahun pertama pengintegrasian teknologi baru ditandai dengan hiruk-pikuk pemakaiannya

dalam kelas antara mengajar dan belajar, “melalui dan dengan IT”, dan menyimpulkan

bahwa agenda penelitian yang koheren belum muncul.

Deirdre Cook (dalam McDaugall 2010), melaporkan bahwa adanya pergeseran

paradigma pembelajaran dari behavioristik ke kontruktivistik menyiratkan bahwa praktek

pengaturan atau setting dalam pengajaran dan penilaian berbasis IT belum berjalan dengan

semestinya, dan sebagai akibatnya timbul kegagalan dalam mengenali keberhasilan peserta

didik atau seberapa mungkin keluasan keterampilan yang telah mereka miliki. Pada intinya,

pembelajaran dan penilaian harus sesuai dengan cara yang koheren, dan perlu pertimbangan

etika dalam penilaian yang melibatkan TI, konsep belajar harus tetap menjadi ide utama.

Robert K. Munro, University of Strathclyde, Scotland, juga melaporkan pada intinya

berpendapat untuk fokus pada penelitian baru yang mengidentifikasi praktek-praktek terbaik

dan menentukan bagaimana TI mendukung pembelajaran secara optimal. IT paling efektif

dalam meningkatkan pengalaman belajar, ketika guru mengintegrasikan berbagai teknik

dengan menggunakan secara bijaksana hardware, software, dan konektivitas untuk

mengembangkan pembelajaran dan pendekatan pengajaran yang inovatif. Agenda penelitian

ke depan harus fokus pada mengkaji teknologi tertentu dan kegunaannya di kelas, dan

mengidentifikasi bagaimana TI dapat mendukung pemikiran kreatif, mempromosikan

berpikir kritis, mendorong pemecahan masalah dan meningkatkan pemahaman. Kesimpulan

harus spesifik, tegas, saran pedagogis yang dapat diandalkan guru dalam mencapai praktek

terbaik untuk segera dimplementasikan.

4

Page 5: jurnal.upi.edujurnal.upi.edu/file/Artikel_jurnal-M.Setyarini_.docx · Web viewBerbantukan Komputer (CAI), Pembelajaran berbasis Audio-Visual (AVA), dan pembelajaran berbasis multimedia.

Menurut Geoff Romeo and Glenn Russell, dari Monash University, Australia, kata-

kata kunci bagi arah penelitian ke depan adalah penelitian yang “berkualitas”. Penelitian yang

berkualitas memiliki tujuan, ketelitian tinggi, imajinatif, berdampak positip, dan ekonomis.

Di samping itu juga perlu informasi lebih baik dalam penggunaan instrumen pengumpulan

data alat analisis dari disiplin lain dan area lain dari penelitian pendidikan.

Andrew E. Fluck, University of Tasmania, Australia, menganjurkan adanya

pergeseran arah penelitian TI dari integrasi ke transformasi. Pandangan transformatif TI

dalam pendidikan mengharuskan mengkaji kembali apakah cara-cara baru belajar (pedagogi),

dan hasil pendidikan baru (kurikulum) sesuai untuk generasi baru yang bekerja dengan alat-

alat baru. Transformasi kurikulum melalui penggunaan TI dipandang sebagai pengubahan isi

dan proses pembelajaran. Perspektif ini menggeser penekanan dari pembelajaran “melalui

TI” untuk “belajar dengan TI”.

Perspektif penelitian pada teknologi informasi dapat diterapkan pada berbagai mata

pelajaran. Anna Kristjánsdόttir, University of Iceland and Agder University, Norwey

melaporkan beberapa perspektif, model dan arah untuk penelitian tentang IT dalam

pembelajaran matematika. Analisis penelitian presentasi pada TI untuk guru matematika

mengungkapkan tiga perspektif berbeda: (i) perspektif eksistensi; (ii) perspektif integrasi, (iii)

perspektif berpusat siswa. Model penelitian yang ditawarkan merupakan kerangka kerja

untuk mengidentifikasi konsepsi belajar matematika siswa baik ketika di dalam maupun

ketika keluar dari sekolah, kesulitan-kesulitan yang dihadapi, selanjutnya menjadi bahan

refleksi dan ditindaklanjuti. Model menyertakan elemen kolaboratif, komunitas guru

diundang misalkan mempelajari data video dan kontribusinya dalam interpretasi data dari

perspektif mereka. Proses berbagi interpretasi antara guru dan peneliti, penting bagi

pemahaman mendalam. Sementara itu peneliti lain yaitu Franziska Spring-Keller, University

of Zurich melaporkan bahwa tantangan dalam penelitian IT dalam pendidikan adalah

bagaimanakah menciptakan setting pembelajaran agar menyenangkan dan berpusat pada

siswa, didasarkan pada teori konstruktivime sosial.

DASAR-DASAR TEORITIS UNTUK INFORMASI DESAIN PENELITIAN

Mary Webb, King College, London, UK (McDaugall,2010) memaparkan model

dalam mempelajari pedagogi yang berpeluang mengembangkan pemahaman tentang belajar

dan mengajar disediakan oleh perkembangan teknologi. Model membantu dalam

mengklarifikasikan dan mengkomunikasikan gagasan, proses dan hubungan. Model

5

Page 6: jurnal.upi.edujurnal.upi.edu/file/Artikel_jurnal-M.Setyarini_.docx · Web viewBerbantukan Komputer (CAI), Pembelajaran berbasis Audio-Visual (AVA), dan pembelajaran berbasis multimedia.

dibutuhkan ketika peneliti IT dalam penedidikan menyelidiki, menganalisa, memahami dan

mengevaluasi fenomena yang berhubungan: (i) Pedagogik guru dan praktek-praktek

pedagogik ketika sedang menggunakan IT. (ii) Kemampuan yang mungkin diberikan oleh

beragam jenis IT untuk belajar mengajar. (iii) Potensi untuk mengembangkan pedagogik

dengan IT. (iv) Peran-peran baru dan akan datang untuk guru, siswa dan teknologi. Model-

model dapat berkontribusi untuk meneliti pedagogik dengan IT dalam mendukung tugas-

tugas khusus, seperti: menempatkan pedagogik dalam konteks yang luas, mencirikan

penggunaan komputer, analisa interaksi antara desainer, guru dan siswa, analisa kuantitatif

penggunaan komputer untuk tujuan pembelajaran khusus, mengidentifikasi faktor-faktor

yang mempengaruhi prilaku guru dan siswa terhadap IT, mengukur dan menganalisa

pengam-bilan dan tingkat penggunaan IT, Menganalisa praktek pedagogik yang berhubungan

dengan penggunan IT, melibatkan guru dan siswa dalam meneliti dan mengembangkan IT.

Steve Kennewell Swansea Metropolitan University, UK , melaporkan bahwa dengan

menganalisa dampak TI terhadap aktifitas dan pembelajaran, tampak potensi teknologi baru

dalam meningkatkan pembelajaran dalam sistem aktifitas pendidikan. Dalam hal ini

dibutuhkan kerangka kerja yang cocok untuk analisa hubungan antara guru, siswa dan

sumber. Etos kerja siswa dipengaruhi oleh kebijakan dan praktek sekolah, budaya subjek,

aturan-aturan kelas dan latar belakang sosial siswa. Ini dapat mengeluarkan pengaruh yang

kuat terhadap fungsi-fungsi IT sebagai alat mediasi. Sementara Paul T. Nieya, University of

Botswana, melaporkan aplikasi transformatif penelitian dan praktek pembelajaran dalam

pendidikan. Penelusuran konsep-konsep teoritis yang mengujikan pergeseran paradigma dari

pendekatan tekno-sentris ke pendekatan sosial-teknik. Aplikasi transformatif TI dapat

menuntun negara-negara yang sedang berkembang untuk bergerak diluar penggunaan

tradisional terhadap teknologi-teknologi tersebut dalam praktek pendidikan akan

membutuhkan perubahan mendasar dalam cara pendidikan, dan cara penelitian dilakukan.

Jika digunakan tepat, IT memiliki potensi untuk mengoptimalkan metode pedagogik yang

berpusat pada siswa yang berasal dari metafora pembelajaran tingkat tinggi seperti Teori

Aktifitas Budaya-Sejarah. Teori Aktifitas menekankan bahwa aktifitas-aktifitas mental

internal tidak dapat dipahami jika dianalisa secara terpisah dari aktifitas luar, karena ada

transformasi antara dua jenis aktifitas ini: internalisasi dan eksternalisasi. Prinsip mediasi

alat memainkan peran penting dalam pendekatan ini. IT merupakan alat yang kuat untuk

membantu negara beradaptasi dengan masyarakat yang berpengetahuan.

Bridget Somekh, Manchester Metropolitan University, UK (McDaugall, 2010)

melaporkan kekuatan praktek suatu penelitian teoritis mengenai inovasi. Pentingnya teori

6

Page 7: jurnal.upi.edujurnal.upi.edu/file/Artikel_jurnal-M.Setyarini_.docx · Web viewBerbantukan Komputer (CAI), Pembelajaran berbasis Audio-Visual (AVA), dan pembelajaran berbasis multimedia.

dalam menginformasikan tujuan dan desain penelitian. Kerangka kerja teoritis untuk

memahami dan meneliti inovasi ditarik dari beragam teori sosial budaya dan sistemis.

Kerangka kerja ini memungkinkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai hubungan-

hubungan antara IT, praktek-praktek sosial sekolah dan kelas, dan interelasi antara inovasi di

sekolah dan visi para pembuat kebijakan. Penelitian mengenai IT dalam pendidikan adalah

penelitian mengenai proses dan dampak inovasi. Dibutuhkan metodologi yang

mengintegrasikan penelitian dengan perkembangan, karena kita membutuhkan pengetahuan

dan teori tentang bagaimana proses perubahan itu sendiri merubah praktek.

Ada 7 prinsip penuntun kerangka kerja teoritis: (i) Praktek sosial dibangun secara

budaya melalui pola-pola prilaku dan saling bergantung dengan praktek sosial orang lain. (ii)

Semua aktifitas manusia berorientasi untuk mencapai sebuah objek; manusia selalu berusaha

untuk membuat makna dari apapun yang mereka alami. (iii) IT adalah alat dihasilkan ahli

teknologi untuk memediasi aktifitas manusia, namun kemampuannya tetap tersembunyi dan

harus ditemukan dalam praktek sosial. (iv) Inovasi dalam praktek sosial untuk menggunakan

kemampuan dari alat baru tergantung pada pengembangan visi, (v) Aktifitas manusia

berinterelasi pada semua tingkat fenomenal struktur dan sistem sosial, dan tingkat interaksi

sosial individu maupun kelompok. (vi) Perubahan terjadi secara natural dan tidak dapat

diprediksi ketika sistem secara spontan mengatur dirinya sendiri untuk mempertahankan

keseimbangan. (vii) Pengetahuan ilmu sosial bergantung pada konteks, budaya dan

subjektifitas peneliti. Pengetahuan yang dibangun bersama dengan partisipan, dan

penggunaannya tervalidasi merupakan dasar inovasi.

Niki Davis, University of Canterbury, New Zealand, melaporkan bahwa difusi inovasi

IT dalam pendidikan dapat dicapai melalui perspektif ekologi. Ekologi memberikan alat

untuk menafsirkan IT dalam pendidikan yang mungkin mencakup proses-proses komplek

yang terlibat. Dalam Perspektif Ekologi kelas, seorang guru berada di tengah-tengah

(ekosistem), yang terletak dalam sekolah (ekosistem lainnya), yang terletak dalam wilayah

atau negara (ekozon), dan biosfir global (dunia). Seorang guru yang memutuskan untuk

mengadopsi penceritaan digital dalam kurikulumnya harus merubah ekologi kelasnya dengan

menambahkan sedikitnya satu kamera digital. Adopsi penceritaan digital oleh guru akan

difasilitasi oleh praktek yang sama dalam departemennnya, ekosistem sekolah, termasuk

sistem asesmen diluar sekolahnya. Dukungan kepemimpinan dan perkembangan profesional

akan juga memfasilitasi adopsi. Adopsi IT oleh guru dalam pendidikan dipengaruhi oleh

karakteristik-karakteristik inovasi IT dan kondisi-kondisi kerja mereka. Ada 5 sifat yang

mempengaruhi kecepatan adopsi dan penolakan dari inovasi: keuntungan relatif,

7

Page 8: jurnal.upi.edujurnal.upi.edu/file/Artikel_jurnal-M.Setyarini_.docx · Web viewBerbantukan Komputer (CAI), Pembelajaran berbasis Audio-Visual (AVA), dan pembelajaran berbasis multimedia.

kekompakan, kekomplekan, triabilitas, dan kemampuan diamati. Lima sifat yang sama juga

berlaku pada proses inovasi IT dalam pendidikan.

PENDEKATAN METODOLOGI DAN APLIKASI DALAM PENELITIAN

Peter Twining, The Open University, UK, melaporkan beberapa kecenderungan

metodologis utama dalam literatur IT pendidikan dan membantu diperolehnya pemahaman

sebagai informasi desain penelitian. Secara umum, metodologi penelitian terkait penggunaan

komputer mengikuti trend metodologi yang terbukti dalam literatur penelitian pendidikan.

Dua ciri yang berbeda dari penelitian: pengenalan teknologi untuk tujuan khusus, yang

seringkali berorientasi pada konstruktivis; dan bekerja dalam konteks dimana tingkat-tingkat

tinggi sumber tersedia. Sejumlah isu muncul dari analisa yang relevan dengan penelitian

desain mengenai IT pendidikan. Termasuk pertimbangan praktis terkait strategi eksperimen,

seperti kontrol variabel, pertanyaan-pertanyaan tentang kausalitas dalam konteks pendidikan.

Isu-isu lainnya: validitas dan reliabilitas data, terutama konteks evaluasi diri; level detil yang

diberikan; dan pandangan peneliti. Diperlukan kejelasan posisi-posisi ontologis dan

epistemologi, dalam penentuan pendekatan penelitian, karena berpengaruh langsung terhadap

strategi yang digunakan, cara pandang, metode penelitian dan jenis klaim yang dapat dibuat

berdasarkan data.

Anthony Jones, The University of Melbourne, Australia, melaporkan bahwa semenjak

tahun 2005, para peneliti dari Universitas Melbourne telah melakukan beberapa proyek yang

melibatkan perekaman video pelajaran-pelajaran yang melibatkan penggunaan IT oleh guru.

Dengan melihat kembali pada data video beberapa kali, para peneliti mengidentifikasikan

peristiwa-peristiwa yang umum untuk banyak pelajaran. Peristiwa-peristiwa pelajaran ini

dinamai dan dikategorisasikan. Dalam penelitian kelas fokus utama dari penelitian yang

menggunakan TI haruslah berkontribusi pada pemahaman utama mengenai belajar mengajar.

Oleh sebab itu peneliti, praktisi, dan siswa memahami secara mendalam interplay antara

pedagogik, isi pelajaran dan TI. Dua proses penting penelitian yaitu pengumpulan data dan

analisis data, selain survey, kuisioner atau catatan peneliti dapat disempurnakan dengan

penggunaan metode perekaman dengan video.

Rosa Maria Bottino dan Michele Cerulli, yang berasal dari Instituto Tecnologie

Didattice-Consiglio Nazionale delle Ricerche, Italy melaporkan perlunya metodologi

ekperimen silang untuk tim-tim yang memiliki jaringan. Dalam penelitiannya dalam

pembelajaran matematika dengan teknologi, ada kesadaran yang meningkat mengenai

8

Page 9: jurnal.upi.edujurnal.upi.edu/file/Artikel_jurnal-M.Setyarini_.docx · Web viewBerbantukan Komputer (CAI), Pembelajaran berbasis Audio-Visual (AVA), dan pembelajaran berbasis multimedia.

kesulitan-kesulitan yang diakibatkan dari keberagaman kerangka kerja teoritis. Karena ada

banyak konsep dan teori, ada kesulitan-kesulitan dalam kolaborasi dan pertukaran antara tim-

tim yang mengambil kerangka-kerangka kerja yang berbeda dan juga dalam memahami

masalah-masalah penelitian yang diambil dan hasil-hasil yang diperoleh. Laporannya

mengacu pada NoE Kaleidoscope, sebuah inisiatif yang menyatukan tim-tim negara Eropa

dengan tujuan untuk mengembangkan konsep dan metode baru untuk mengeksplorasi masa

depan pembelajaran dengan IT. Dilaporkan juga bahwa kaleidoskop ini melibatkan enam tim

negara Eropa dan memiliki tujuan utamanya membangun pandangan bersama mengenai

topik-topik penelitian dalam area teknologi digital dan pendidikan matematika, serta

mengembangkan metodologi-metodologi penelitian bersama. Fase-fase utamanya adalah (a)

pertukaran informasi diantara tim-tim dan pengembangan perspektif umum; (b) desain,

implementasi dan (c) analisa silang-eksperimen; dan wawancara reflektif para peneliti yang

terlibat dalam fase-fase sebelumnya. Metodologi silang-eksperimen adalah pendekatan baru

yang berusaha untuk memfasilitasi pemahaman umum pada tim-tim dengan praktek dan

budaya yang beragam.

Kleopatra Nikolopoulou, dari University of Athens, Greece, melaporkan berbagai

metode untuk menyelidiki Pembelajaran dan perkembangan Anak Kecil dengan Teknologi

Informasi. Dikarenakan keterbatasan skill membaca pada anak, hanya sedikit penelitian

yang menggunakan instrumen kuisioner. Pendekatan kualitatif biasanya melibatkan studi

kasus, menggunakan observasi dan wawancara. Studi kasus memungkinkan pengumpulan

fakta yang beragam, sementara peneliti dapat mengamati secara seksama interaksi-interaksi

antara anak-anak, IT dan guru. Melalui observasi, dokumentasi dan penafsiran tujuan,

strategi dan teori anak-anak, guru dan peneliti dapat mengetahui pemikiran siswa.

Pertimbangan dalam pengembangan dan adopsi metode praktis. (i) Sifat dari

pembelajaran dan perkembangan anak kecil. (ii) Jenis dan kualitas software. (iii) Cara IT

digunakan: pendekatan pedagogik, aktifitas pendidikan, banyaknya waktu. Penggunaan

komputer dapat menjadi pengalaman belajar yang bernilai ketika digunakan dalam cara yang

tepat secara pedagogik dan diintegrasikan kedalam lingkungan belajar naturalistis. Ada

hubungan kuat antara metode-metode penelitian dan pendekatan-pendekatan pedagogik,

aktifitas-aktifitas belajar, dst. Orang dewasa (guru, orangtua, pengasuh) dapat memainkan

peran penting untuk mendukung dan meluaskan pengalaman anak-anak dengan IT.

Haugland 1992 (dalam McDougall, 2010) memperlihatkan bahwa aktifitas-aktifitas komputer

yang digabung dengan aktifitas bukan komputer, dapat menghasilkan pembelajaran yang

lebih baik.

9

Page 10: jurnal.upi.edujurnal.upi.edu/file/Artikel_jurnal-M.Setyarini_.docx · Web viewBerbantukan Komputer (CAI), Pembelajaran berbasis Audio-Visual (AVA), dan pembelajaran berbasis multimedia.

John Vincent and Anne McDougall, University of Melbourne, Australia melaporkan

bahwa literasi visual, literasi informasi, dan literasi teknologi adalah literasi yang dibutuhkan

diantara banyak literasi dalam Masyarakat Informasi. Salah satu kejutan dari abad ke-21

adalah dampak dari multimedia yang dihasilkan oleh komputer untuk membantu siswa-siswa

yang memiliki hambatan pada bahasa untuk berkomunikasi secara efektif. Bagi banyak

siswa yang kesulitan untuk mengekspresikan diri mereka sendiri dalam kata-kata, penemuan

dunia multimodal dalam komputer sangat membantu mereka.

Multimodalitas dan pembelajaran dengan IT adalah teknologi-teknologi komputer

yang bertransformasi. Daiute 1992 (dalam McDougall, 20100) mendefinisikan kerja ekspresi

awal anak-anak sebagai pengalaman-pengalaman multimedia. Menurutnya komputer dan

software multimedia memberikan mode visual dan mode lainya untuk mendukung literasi

anak-anak di kelas empat, terutama mereka yang perkembangan literasinya lemah. Vincent

2009, (dalam McDougall 2010), mempelajari sebuah kelas selama satu tahun untuk

memeriksa hubungan antara gaya dan produksi teks. Siswa mulai menulis teks tulisan tangan

dan bergerak ke teks-teks yang memproses kata, dan akhirnya pada teks-teks multimodal

yang dibuat dalam MicroWorld.

Beberapa metode penelitian IT dalam pendidikan terkait assessmen pembelajaran juga

telah dilaporkan oleh Christine Bescherer, Christian Spannagel, Ulrich Kortenkamp,

Wolfgang Muller, ketiganya dari universitas-universitas di Jerman (McDaugall, 2010).

Mereka melakukan Penelitian dalam Bidang Asesmen Cerdas Berbantuan-Komputer

Artikel ini menjelaskan bahwa Asesmen adalah 'penilaian evaluatif yang sistematis terhadap

kemampuan dan kinerja individu dalam lingkungan atau konteks tertentu'. Di kelas biasanya

melibatkan artefak seperti kertas, tes tertulis, atau portfolio. Asesmen juga digunakan untuk

mendukung validasi dan peningkatan belajar mengajar. 'Asesmen Cerdas' mengacu pada

pendekatan asesmen berbasis IT. Didasarkan alat-alat asesmen yang menilai dan

menganalisa tidak hanya produk siswa, tetapi juga proses penghasilan produk-produk

tersebut. Pendekatan semi-otomatis memungkinkan deteksi dan penyaringan solusi dan

kesalahan standar.

Asesmen cerdas dengan fokus pada metode analisa semi-otomatis adalah bidang

penelitian yang baru muncul. Untuk memperlihatkan viabilitas dari pendekatan ini, ada tiga

contoh dalam konteks pendidikan matematika, berdasarkan pada implementasi atau adaptasi

dari software yang ada. Selanjutnya akan dikembangkan pertanyaan penelitian agar pendidik,

peneliti, dan ahli teknologi terdorong dalam proyek-proyek asesmen cerdas (i) Saraswati.

contoh sistem asesmen cerdas dalam bidang aljabar, dan sistem persamaan linear. Sistem ini

10

Page 11: jurnal.upi.edujurnal.upi.edu/file/Artikel_jurnal-M.Setyarini_.docx · Web viewBerbantukan Komputer (CAI), Pembelajaran berbasis Audio-Visual (AVA), dan pembelajaran berbasis multimedia.

memberikan kerangka kerja lengkap untuk menulis dan pemecahan soal dan juga asesmen

dan analisanya. Komponen penganalisa berperan utama dalam sistem ini. (ii) Cinderella.

Sistem tutoring cerdas geometri interaktif yang menerapkan teknik pengecekan teorema

otomatis untuk mendukung asesmen. Sistem Geometri Dinamis bertindak sebagai alat untuk

menuliskan soal-soal konstruksi geometri. (iii) CleverPHL. Alat menangkap dan memutar

kembali yang menggabungkan video dengan analisa log file. Pertanyaan-pertanyaan

penelitian dalam hal ini diatur dalam dua kelas: spesifik isi dan spesifik teknologi.

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan terhadap permasalahan yang muncul dalam menanggapi

kritik terhadap kelemahan penelitian TI dalam pendidikan maka upaya yang dapat dilakukan

para praktisi peneliti adalah:

(1) Arah penelitian TI dalam di masa mendatang mengharapkan adanya agenda

penelitian yang koheren dalam berbagai aspek penggunaan TI di bidang pendidikan. Antara

kebijakan dengan praktik penelitian yang terkait. Diarahkan pada praktek-praktek terbaik

bagaimana TI mendukung pembelajaran secara optimal, yang akan dicapai bilaman guru

mengintegrasikan berbagai teknik dan menggunakan secara bijaksana hardware, software,

dan konektivitasnya dalam mengembangkan pembelajaran dan pendekatan pengajaran yang

inovatif. Penelitian harus berkualitas, dalam arti memiliki tujuan, ketelitian tinggi,

imajinatif, berdampak positip, dan ekonomis. Menggunakan instrumen pengumpulan data

sebagai hasil pengembangan instrumen, teknik dan metode baru yang terarah untuk

menangani lingkungan baru dan situasi nyata. Penelitian TI dalam pendidikan seyogyanya

memunculkan teori baru sebagai upaya menyempurnakan teori pembelajaran yang sudah ada.

Adanya pergeseran arah penelitian dari integrasi ke transformasi yang diharapkan

berimplikasi pada peninjauan ulang kurikulum. Penelitian IT dalam pendidikan dapat

diterapkan pada berbagai mata pelajaran dengan setting lingkungan belajar digital yang

diciptakan sedemikian rupa menyenangkan dan berpusat pada siswa. Konsep belajar harus

tetap menjadi ide utama.

(2) Dasar-dasar teoritis untuk informasi desain penelitian, dapat diperoleh dan

dibangun berdasarkan model-model yang diterapkan dalam mempelajari pedagogi yang

berpeluang mengembangkan pemahaman tentang belajar mengajar yang tersedia dengan

adanya perkembangan teknologi. Menganalisa dampak TI sebagai teknologi baru yang

berpotensi meningkatkan aktifitas dan pembelajaran dalam keseluruhan sistem aktifitas

11

Page 12: jurnal.upi.edujurnal.upi.edu/file/Artikel_jurnal-M.Setyarini_.docx · Web viewBerbantukan Komputer (CAI), Pembelajaran berbasis Audio-Visual (AVA), dan pembelajaran berbasis multimedia.

pendidikan. Praktek suatu penelitian teoritis mengenai inovasi. Difusi inovasi berpeluang

melahirkan kerangka kerja teoritis yang ditarik dari beragam teori sosial budaya dan sistemis.

(3) Pendekatan dan metodologi penelitian IT dalam pendidikan secara umum,

mengikuti trend metodologi yang telah terbukti dalam literatur penelitian pendidikan. Dua

ciri yang membedakan dengan penelitian pendidikan secara umum adalah pengenalan

teknologi berorientasi pada konstruktivis; dan bekerja dalam konteks ketersediaan sumber.

Perlunya pertimbangan praktis terkait strategi eksperimen, seperti kontrol variabel,

pertanyaan-pertanyaan kausalitas dalam konteks pendidikan, validitas dan reliabilitas data,

terutama konteks evaluasi diri; level detil yang diberikan; dan pandangan peneliti. Diperlukan

kejelasan posisi-posisi ontologis dan epistemologi, dalam penentuan pendekatan penelitian.

Perlunya metodologi ekperimen silang untuk tim-tim peneliti yang memiliki jaringan.

Perlunya berbagai metode dalam meneliti pembelajaran dan perkembangan anak usia dini

dengan Teknologi Informasi. Dikarenakan keterbatasan skill membaca pada anak, hanya

sedikit penelitian yang menggunakan instrumen kuisioner, selebihnya disarankan penggunaan

pendekatan kualitatif yang melibatkan studi kasus, menggunakan observasi dan wawancara.

Untuk penelitian kelas, agar proses pengumpulan dan analisis data akurat, dapat diperoleh

dengan metode perekaman video, selain survey, kuisioner atau catatan peneliti. Metode

penelitian IT dalam pendidikan juga dapat diterapkan dalam assessmen “ Cerdas Berbantuan-

Komputer”.

Daftar Pustaka

Buabeng-Andoh, C. dan Totimeh, F. 2012. Teachers’ innovative use of computer technologies in classroom: A case of selected Ghanaian schools. International Journal of Education and Development using Information and Communication Technology (IJEDICT), Vol. 8, Issue 3, pp. 22-34, Tersedia: ijedict.dec.uwi.edu/include/getdoc.php?id=5306&article=1492&mode=pdf

McDougall, A., and Jones, A. 2006. Theory and history, questions and methodology: current and future issues in research into ICT in education. Technology, Pedagogy, and Education, 15:353-360.

McDougall, A., Murnane, J., Jones, A., dan Reynolds, N. 2010. Researching IT in Education: Theory, Practice, and Future Directions. Routledge. London and New York.

Rusman, Kurniawan, D., Riyana, C. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Mengembangkan Profesionalitas Guru. Rajawali Pers. Jakarta.

12

Page 13: jurnal.upi.edujurnal.upi.edu/file/Artikel_jurnal-M.Setyarini_.docx · Web viewBerbantukan Komputer (CAI), Pembelajaran berbasis Audio-Visual (AVA), dan pembelajaran berbasis multimedia.

Syed Noor-Ul-Amin, An Effective use of ICT for Education and Learning by Drawing on Worldwide Knowledge, Research, and Experience: ICT as a Change Agent for Education (A Literature Review), tersedia di http: //www.nyu.edu/classes/keefer/waoe/amins.pdf (diakses 7 Januari 2013)

Tondeur, J., van Braak, J and Valcke, M. 2007. Curricula and the use of ICT in education: Two worlds apart?. British Journal of Educational Technology, Vol 38 No 6.

UNESCO, 2002. Information and Communication Technology in Education: A Curriculum for Schools and Programme of Teacher Development. Division of Higher Education, UNESCO. Tersedia: http://unesdoc.unesco.org/images/0019/001936/193658e.pdf

UNESCO Institute for Information Technologies in Education. 2010b. Policy Brief: ICT for Inclusion Reaching More Student more Effctively. Tersedia: http://www.basiced.org/wp-content/uploads/Publication_Library/UNESCO-ICT_for_Inclusion-Reaching_More_Students_More_Effectively-2010.pdf

13