digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

112
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user WACANA “MENEBAR ANCAMAN RESHUFFLE” DALAM TALKSHOW (Analisis Wacana terhadap Konstruksi Realitas tentang Skandal Bank Century dalam Talkshow Economic Challenges di Metro TV periode Februari 2010) Oleh : Widya Sarwoko (D1208638) JURUSAN KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

Page 1: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

WACANA “MENEBAR ANCAMAN RESHUFFLE” DALAM

TALKSHOW

(Analisis Wacana terhadap Konstruksi Realitas tentang Skandal Bank Century

dalam Talkshow Economic Challenges di Metro TV periode Februari 2010)

Oleh :

Widya Sarwoko (D1208638)

JURUSAN KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

WACANA “MENEBAR ANCAMAN RESHUFFLE” DALAM

TALKSHOW

(Analisis Wacana terhadap Konstruksi Realitas tentang Skandal Bank

Century dalam Talkshow Economic Challenges di Metro TV periode

Februari 2010)

Oleh WIDYA SARWAKA

D 1208638

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

2011

Page 3: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERSETUJUAN

WACANA “MENEBAR ANCAMAN RESHUFFLE” DALAM

TALKSHOW

(Analisis Wacana terhadap Konstruksi Realitas tentang Skandal Bank Century

dalam Talkshow Economic Challenges di Metro TV periode Februari 2010)

Disusun Oleh

Widya Sarwoko

D1208638

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II untuk diuji dan

dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta.

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Alexius Ibnu Muridjal, M.Si Dra. Sri Urip Haryati, M.Si NIP. 195107171983031001 NIP. 19570821 198303 2 001

Page 4: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji dan dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Negeri Sebelas Maret

Surakarta

Pada hari :

Tanggal :

Dewan Penguji:

1. Drs. Adolfo Eko Setyanto, M.Si ( )

NIP. 19580617 198702 1 001

2. Dra. Tanti Hermawati, S.Sos, M.Si ( )

NIP. 19690207 1995122001

3. Drs. Alexius Ibnu Muridjal, M.Si ( )

NIP. 195107171983031001

4. Dra. Sri Urip Haryati, M.Si ( )

NIP. 19570821 198303 2 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Negeri Sebelas Maret

Surakarta

Drs. H. Supriyadi SN, SU NIP. 19530128 198103 1 001

Page 5: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Ini bukan akhir dari segalanya, perjalan masih begitu jauh dan terlalu pagi

untuk mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja, So wajib berdo’a dan

berusaha lagi untuk menyongsong hari esok yang lebih baik. Akhirnya penulis

mengucap banyak terimakasih kepada :

Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Mu, Ampuni dan Maafkanlah

jika aku salah selama ini..

Baginda Rosullah Muhammad SAW, berlalu sang waktu berabad sudah

jauh aku darimu dalam hitam legam zaman diwajahku, semoga Allah selalu

merahmatimu..

Ayah dan Ibunda tercinta terima kasih atas do’a dan dukungannya, kakak-

kakakku dan adiku terimakasih atas do’a, saran dan kritikanya. Serta, seluruh

keluarga besar Kyai Sahid dan Siti Ha’iyah yang tersayang di Jogja.

Para Guru Spiritualku Kyai Rois dan Kyai Rohmat terimakasih atas

ilmunya..

Adinda tercinta ‘Ainun Jamilah Dian Pramesti Dwiyantari terimakasih atas

do’a, dukungan, semangat, saran, kritik dan bantuannya selama ini..

Para sahabat tak terkalahkan dan kawan bicara saat kekalahan. Banyak

terimakasih atas doa dan semangat yang diberikan. masih buannnyaaaakkk ide

Gila yang belum kita temukan…Irlano Aldiki, Tria Nugraha Maretika, Sekar

Page 6: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

Hapsari Widha, Ricard Sutrisno, Hed Maga, Krisna Kusuma Jati, Trimulate,

Alfan Ali yafi, Gogrox sudah tobat.

Teman-teman terdekat, yang selalu memberi dukungan anak-anak Believe,

Innocent, Cleopatra, Pandan Wangi, Indigo. Christian F P, Desem Ashari, TOA,

Arif Bintoro, Depong, Nurcholis, Veronika.

Rumah keduaku Kos Gulon, Jebres, Solo. Ibu dan Pak Kos yang baik hati

dan seluruh penghuninya, terimakasih atas kehangatan keluarganya.

Seluruh Teman-temanku D3 Komunikasi UGM 2004 dan S1 Komunikasi

UNS 2008 yang tidak dapat saya sebutkan A sampe Z.

Surakarta, 14 Januari 2011

Widya Sarwaka

Page 7: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO

“Maka Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, Maka apabila kamu telah selesei dari suatu urusan

tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain". (Al-Insyirah: 5-7)

Tiga tawaran yang Allah berikan kepada Nabi Sulaiman; Kekayaan, Derajat/ pangkat dan Ilmu. Namun Nabi Sulaiman Memilih Ilmu, pada akhirnya kekayaan

dan Derajat dapat beliau raih dengan Ilmu.

Ilmu adalah jalan untuk memperoleh kesuksesan Dunia dan Akhirat.

Allah mengangkat Derajat bagi orang yang berilmu dan beriman.

(Al-Quran, Hadist, Tarikh)

Our destiny isn’t written in some book in the future We write it ourselves everyday

And the question is what do we write next? -Solo, 14 Januari 2011

Page 8: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah,

rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan

baik. Penulisan skripsi ini hanya merupakan sebuah karya sederhana yang tidak

luput dari kekurangan dan kesalahan. Namun demikian penulis berharap penulisan

ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi yang membacanya.

Konstruksi realitas media massa selama ini memang selalu menjadi

pembahasan dalam Kajian komunikasi massa. Sebagai sebuah disiplin ilmu,

komunikasi digunakan untuk memecahkan permasalahan dalam fenomena sosial,

baik itu berhubungan dengan masalah politik, sosial dan budaya. Dalam hal ini

penulis meneliti tentang konstruksi realitas yang diciptakan oleh media televisi

yaitu Metro TV melalui program acaranya talkshow yang membahas tentang

skandal Bank Century. Dalam talkshow tersebut Metro TV berusaha

mengkonstruksi realitas dengan mewacanakan bahwa partai Demokrat bersama

pemerintahan SBY-Boediono menebar ancaman reshuffle, dan Metro TV secara

tidak langsung mengarahkan opini publik untuk meminta mundur Srimulyani dan

Boediono dari jabatannya.

Pada kesempatan ini penulis banyak mengucapkan terimakasih kepada

Drs. Alexius Ibnu Muridjal, M.Si sebagai dosen pembimbing pertama dan Dra. Sri

Urip Haryati, M.Si sebagai pembimbing kedua atas waktu, perhatian dan diskusi-

diskusi menarik yang dicurahkan untuk membimbing penulis dalam

Page 9: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

menyelesaikan skripsi ini. Selanjutnya penulis juga ingin menyampaikan ucapan

terimakasih kepada:

1. Drs. H. Supriyadi, SN. SU, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Surisno Satrijo Utomo, M.Si, Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Non

Regular Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

3. Drs. Sri Hastarjo, Ph.D pembimbing akademik penulis, atas bantuan yang

diberikan selama ini.

4. Drs. Adolfo Eko Setyanto, M.Si, dan Dra. Tanti Hermawati, S.Sos, M.Si

sebagai tim penguji dan meluangkan waktu untuk menguji.

5. Drs. Widyantoro, M.Si, yang telah meluangkan waktu untuk berdiskusi yang

sangat menarik dan berbobot kepada penulis.

Surakarta, 14 Januari 2011

Penulis,

Widya Sarwaka

Page 10: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Struktur Analisis Wacana Van Dijk……………………………… 51

Tabel 2. Skematik dalam Struktur Analisis Van Dijk…............................... 49

Tabel 3. Struktur Analisis Wacana dalam menganalisis talkshow Economic

Challenges di Metro TV….….....................................................90

Page 11: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Struktur Organisasi Metro TV Pusat....................................... 33

Bagan 1. Struktur Organisasi Biro Metro TV Yogyakarta......................... 34

Page 12: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Struktur Organisasi Metro TV Pusat....................................... 33

Bagan 1. Struktur Organisasi Biro Metro TV Yogyakarta......................... 34

Page 13: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

MOTTO ......................................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vii

DAFTAR ISI.................................................................................................. ix

ABSTRAK ..................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian .................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian .................................................................. 6

E. Kerangka Teori ...................................................................... 7

1. Komunikasi Massa ........................................................ 7

2. Komunikasi sebagai Proses Produksi Makna ............... 7

3. Bias Media dan Produksi Berita .................................... 9

4. Konstruksi Realitas dalam Media Massa........................ 13

F. Metodologi Penelitian ............................................................ 16

1. Analisis Wacana ............................................................ 16

Page 14: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

2. Kerangka Analisis Teun A. Van Dijk ........................... 18

3. Objek Penelitian ............................................................ 20

4. Jenis Penelitian .............................................................. 20

5. Teknik Pengumpulan Data ............................................ 20

6. Teknik Analisis Data ..................................................... 20

BAB II PROFIL PERUSAHAAN ............................................................. 22

A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan .................................. 22

B. Data Perusahaan ...................................................................... 24

C. Susunan Direksi ...................................................................... 24

D. Alamat Studio........................................................................... 25

E. Filosofi...................................................................................... 25

F. Visi & Misi Metro TV.............................................................. 26

G. Keunggulan Metro TV.............................................................. 27

H. Target Metro TV....................................................................... 27

I. Komposisi Program.................................................................. 28

J. Biro Metro TV Yogyakarta...................................................... 30

K. Struktur Organisasi Metro TV Pusat........................................ 33

L. Struktur Organisasi Biro Metro TV Yogyakarta…………….. 34

BAB III ANALISIS DATA ....................................................................... 35

A. Konstruksi Realitas tentang Skandal Bank Century dalam

Talkshow Economic Challenges di Metro TV ..................... 35

B. Tematik Talkshow Skandal Bank Century........................ 36

1. Menebar Ancaman Reshuffle.............................................. 36

Page 15: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

a. Reshuffle dimaknai sebagai Ancaman................................. 36

b. Manipulasi informasi seolah-olah akan terjadi reshuffle..... 40

2. Menyalahkan dan Meminta Mundur Srimulyani dan

Boediono dari Jabatannya………......................................... 41

a. Kabinet yang Gagal dan Pemerintahan yang Otoriter……… 46

C. Skematik Talkshow Economic Challenges……………….... 47

D. Semantik pada Talkshow…………………………………... 56

E. Sintaksis pada Talkshow………………………………….... 70

F. Stilistik Talkshow………………………………………...... 75

G. Retoris dalam Talkshow…………………………………… 79

BAB IV PENUTUP ..................................................................................... 92

A. Kesimpulan ............................................................................. 92

B. Saran........................................................................................ 93

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 95

Page 16: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

ABSTRAK

Widya Sarwaka (D1208638),Wacana “Menebar Ancaman Reshuffle” dalam

Talkshow (Analisis Wacana terhadap Konstruksi Realitas tentang Skandal

Bank Century dalam Talkshow Economic Challenges di Metro TV periode

Februari 2010), Skripsi, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan

Politik, Universitas Sebelas Maret, 2010.

Penelitian ini menganalisis konstruksi realitas tentang skandal Bank Century

dalam talkshow Economic Challenges di Metro TV pada periode Februari 2010

dengan menggunakan kerangka analisis wacana. Sebagai media nasional yang

besar di Indonesia, Metro TV memiliki banyak program yang berkaitan dengan

berita atau dapat disebut sebagai media yang memiliki genre televisi berita.

Wacana tentang menebar ancaman reshuffle merupakan salah satu isu yang

diangkat oleh Metro TV melalui talkshow sebagai strategi Metro TV dalam

menciptakan citra negatif terhadap pemerintahan SBY-Boediono, dimana dengan

mewacanakan bahwa partai Demokrat sebagai partainya pemerintah mengancam

akan melakukan reshuffle dengan mempengaruhi presiden SBY untuk melakukan

reshuffle terhadap menteri-menteri dari partai Golkar, PKS dan PPP. Ketiga partai

tersebut dianggap tidak memiliki komitmen sebagai partai anggota koalisi,

khususnya anggota DPR yang terbentuk dalam Pansus dari partai Golkar, PKS

and PPP. Melalui talkshow ini Metro TV menginspirasi dan mengarahkan opini

melaui pertanyaan yang menyudutkan dan tidak netral dengan tujuan memberi

kesan bahwa pemerintah benar-benar melakukan reshuffle terhadap para menteri

dari ketiga partai tersebut yang ada di kabinet. Selain itu talkshow ini juga

memberi kesan bahwa Menteri Keuangan (Srimulyani) dan Wapres (Boediono)

sebagai tersangka dalam kasus skandal Bank Century dan meminta untuk mundur

dari jabatannya.

Kata kunci : Talkshow, Reshuffle, Citra, Kesan.

Page 17: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

ABSTRACT

Widya Sarwaka (D1208638), Discourse of “Menebar Ancaman Reshuffle” in

Talkshow (Discourse Analysis to Construction of Reality about Scandal Bank

Century in Talkshow Economic Challenges in Metro TV Period on Februari

2010), Scription, Communication Departement, Social and Political Science

Faculty, Sebelas Maret of University, 2010.

This research analyzes construction of reality about scandal Bank Century in

talkshow Economic Challenges in Metro TV period on February 2010 by using

discourse analysis. As the big media national in Indonesia, Metro TV has much

programmes about news or can called media that has genre of television news.

The discourse about spread threat of reshuffle constitute one of issues that taken

by Metro TV through talkshow as strategy of Metro TV to create negative image

to SBY-Boediono Administration, with made discourse that Demokrat Party as the

government’s party threated to do reshuffle with influence President SBY to

reshuffle toward ministers from Golkar, PKS and PPP party. Third party haven’t

commitment as member of coalition party, especially legistilative assembly that

formed in Pansus from Golkar, PKS and PPP party. through this talkshow, Metro

TV created inspiration and directing opinion through questions that cornering

and unnatural with purpose gives impression that the government really to do

reshuffle toward ministers from third party (Golkar, PKS and PPP). Beside that,

this talkshow also gives impression that minister of finance (Srimulyani) and vice-

president (Boediono) as suspected in case scandal Bank Century and ask fallout

from them function.

Keyword: Talkshow, Reshuffle, image, impression

Page 18: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ditengah peradaban yang sangat maju, media massa dari waktu ke waktu

menunjukan peran yang signifikan dalam kehidupan berdemokrasi. Dimana dalam

hal ini, media merupakan jembatan informasi dan sumber informasi bagi publik

yang selalu memberitakan informasi-informasi yang aktual dan dikonsumsi oleh

masyarakat secara luas dan dapat dipastikan bahwa setiap masyarakat modern

sangat membutuhkan media untuk memperoleh atau mengakses informasi

sehingga dalam kondisi tersebut media mampu membentuk pandangan

masyarakat.

Peran dan fungsi media yang semakin kuat ini telah menjadikan media

sebagai pilar demokrasi keempat dalam demokrasi setelah lembaga legislatif,

eksekutif, dan yudikatif (Junaedi, 2007:14). Bahkan saat ini media dapat

dikatakan sebagai pilar utama dalam berdemokrasi. Hal ini disebabkan oleh

pemberitaan media yang dapat mempengaruhi kebijakan yang ada di dalam tiga

lembaga tersebut. Lebih jauh, media saat ini telah mampu mengkonstruksi

pandangan masyarakat terhadap wacana yang berkembang melalui pemberitaan

yang disajikan.

Kemampuan media dalam mengemas suatu berita atau informasi yang

ditampilkan telah menjadikan media memiliki kekuatan dalam mengarahkan dan

Page 19: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

membentuk opini pada masyarakat. Implikasinya, opini masyarakat akan

terbentuk disesuaikan berita-berita yang diinformasikan oleh media. Melalui

pemberitaan media, kesadaran masyarakat akan terkonstruksi menjadi suatu opini

yang akan berpengaruh terhadap wacana dalam masyarakat tentang suatu hal.

Dalam hal ini, pemberitaan dari media yang dikategorikan besar dan dominan

tentunya akan berimplikasi signifikan pada wacana yang berkembang pada

masyarakat dan berefek besar pula dalam mengkonstruksi pandangan masyarakat

mengikuti informasi yang disampaikan oleh media tersebut.

Media dalam mengemas suatu berita atau informasi dapat disajikan dalam

berbagai macam bentuk seperti halnya dalam bentuk berita teks koran, berita di

radio, tayangan berita di televisi dan bahkan talkshow yang ditayangkan di televisi

dengan menghadirkan beberapa pakar atau narasumber untuk dimintai pandangan

atau komentar tentang suatu peristiwa tertentu.

Di antara media massa lainnya, media yang memiliki impact adalah

televisi, karena media televisi merupakan media massa yang sangat potensial dan

familiar dalam menjangkau masyarakat. Televisi dianggap sebagai sarana yang

relatif murah dan mudah diakses untuk mendapatkan hiburan dan informasi.

Hampir sebagian besar masyarakat Indonesia memiliki televisi sehingga dapat

dipastikan bahwa masyarakat Indonesia dapat mengetahui informasi baik dalam

maupun luar negeri.

Metro TV merupakan media televisi yang bisa dibilang masih baru namun

memiliki pengemasan yang bagus dalam menyajikan berita-berita. Metro TV

Page 20: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

dapat dikatakan sebagai media nasional yang besar dimana media ini banyak

memiliki program yang berkaitan dengan berita atau bisa dibilang media yang

memiliki genre televisi berita. Dalam penyajiannya Metro TV sering kali

menayangkan program-program talkshow yang digelar oleh media tersebut

dengan menghadirkan narasumber atau para pakar yang sengaja diundang,

dimintai pandangan dan jawaban atas isu-isu atau berita yang sedang hangat-

hangatnya. Beberapa talkshow yang ditayangkan Metro TV diantaranya adalah

Economic Challenges.

Kasus skandal Bank Century yang ditayangkan dalam talkshow Economic

Challenges di Metro TV menarik untuk dianalisis. Hal ini dikarenakan

pemberitaan skandal Bank Century yang dikupas dalam talkshow Economic

Challenges di Metro TV pada periode Februari 2010 pukul 22:28 WIB lebih

menyoroti penghakiman terhadap pihak pemerintah yaitu penghakiman terhadap

Srimulyani Indrawati yang menjabat sebagai menteri keuangan dan juga ketua

KSSK (Komite Stabilitas Sektor Keuangan), dan Boediono sebagai mantan

Gubernur Bank Indonesia yang sekarang menjabat sebagai wakil presiden

Republik Indonesia. Talkshow tersebut digelar dengan rentan waktu yang cukup

lama dan dengan berganti tema namun masih senada dengan menyudutkan pihak

pemerintah bersamaan dengan perkembangan kasus yang semakin melebar, dan

dengan menghadirkan para ahli dari partai yang tentunya berseberangan dengan

pemerintah sehingga talkshow tersebut tentunya akan menjadi wacana utama

dalam masyarakat karena talkshow tersebut ditayangkan oleh media televisi yang

besar dan disaksikan oleh jutaan penduduk Indonesia.

Page 21: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Kasus skandal Bank Century merupakan kasus yang menuai banyak

kecaman dari berbagai pihak, dimana dalam kasus tersebut modusnya adalah

pemilik Bank Century yaitu Robert Tantular membuat perusahaan atas nama

orang lain untuk kelompok mereka. Lantas, mereka mengajukan permohonan

kredit tanpa prosedur semestinya serta jaminan yang memadai, mereka dengan

mudah mendapatkan kredit. Bahkan ada kredit Rp 98 miliar yang cair hanya

dalam dua jam. Jaminan mereka adalah surat berharga yang ternyata fiktif. Dalam

kasus ini yang terus disoroti oleh Metro TV bukanlah Robert Tantular tetapi

justru yang membuat kebijakan yaitu ketua KSSK Srimulyani Indrawati dan

Mantan Gubernur Bank Indonesia dimana telah membuat kebijakan dengan

memberikan dana talangan atau bailout kepada Bank Century sebesar 6,7 triliyun

untuk menyelamatkan bank tersebut dan perekonomian dari krisis, namun

kebijakan tersebut dinilai kontroversial dan terus menjadi bahan pembicaraan dan

perdebatan bukan hanya di media massa, di kalangan para ahli, dan birokrasi

pemerintahan, tetapi juga di parlemen sehingga dibentuklah Pansus dari anggota

DPR yang perekrutannya berasal dari parpol yaitu dari fraksi PDIP, Golkar, PKS,

PAN, PPP, PKB, Demokrat, Hanura dan Gerindra untuk menyelidiki kasus

skandal tersebut. Tentunya kasus ini dimanfaatkan oleh lawan politik presiden

SBY, hal ini terlihat dari tindakan Pansus yang lebih menarik dan mengait-

ngaitkan pada dana kampanye partai Demokrat hingga adanya isu pemakzulan

presiden SBY, dan tuntutan untuk pencopotan Srimulyani dan Boediono atas

kaitanya dengan kasus ini, namun hingga seleseinya kasus ini dengan ditandai

rapat paripurna di DPR pada tanggal 2 Maret 2010 dan seleseinya tugas Pansus,

Page 22: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

tidak ada bukti sama sekali atas kaitan kasus ini terhadap dana kampanye partai

Demokrat (http://www.metronews.com).

Metro TV berminggu-minggu menayangkan sebuah program acara

talkshow Economic Challenges yang didalamnya membahas tentang kasus

skandal Bank Century tersebut, dengan berbagai tema yang menyudutkan pihak

pemerintah, tentunya dalam pengambilan tema tersebut didesain sedemikian rupa

untuk mengkontruksi realitas dan menciptakan kesadaran palsu sesuai dengan

keinginan redaksi dimana dalam hal ini sebelumnya diadakan rapat untuk

menentukan tema tersebut. Hal inilah yang menarik penulis untuk mengambil

judul “Analisis Wacana terhadap Konstruksi Realitas tentang Skandal Bank

Century dalam Talkshow Economic Challenges di Metro TV periode

Februari 2010”

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam melakukan penelitian, masalah perlu dirumuskan terlebih dahulu

untuk mempermudah dalam melakukan penelitian. Berdasarkan latar belakang

diatas, maka rumusan masalah yang diangkat peneliti adalah “Bagaimana

Konstruksi Realitas tentang Skandal Bank Century dalam Talkshow Economic

Challenges di Metro TV periode Februari 2010?”

C. TUJUAN PENELITIAN

Pada penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui

Kontruksi Realitas Skandal Bank Century dalam Talkshow Economic Challenges

di Metro TV periode Februari 2010.

Page 23: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi

penelitian lain yang serupa dibidang komunikasi massa yang berkaitan

dengan analisis talkshow yang diselenggarakan media televisi, khususnya

analisis wacana (discourse analysis) dalam melihat konstruksi realitas

melalui media massa.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran

kepada khalayak tentang wacana yang ditampilkan oleh media televisi

yaitu Metro TV mengenai Kontruksi Realitas Skandal Bank Century yang

dikupas pada talkshow Economic Challenges di Metro TV periode

Februari 2010. Serta penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan seputar

analisis wacana talkshow media televisi khususnya pada kajian analisis

wacana. Dimana sebagai suatu kajian, hasil penelitian ini diharapkan

mampu membentuk kesadaran sosial masyarakat tentang bagaimana media

tidak hanya menjalankan fungsi dan perannya dalam memberikan

informasi kepada publik, akan tetapi media juga membawa berbagai nilai,

ideologi dan kepentingan institusi ataupun kelompok-kelompok tertentu.

Page 24: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

E. KERANGKA TEORI

E.1. Komunikasi Massa

Komunikasi massa menurut Defluer & McQuail yaitu suatu proses melalui

komunikator dengan menggunakan media untuk menyebarluaskan pesan-pesan

secara luas dan terus-menerus menciptakan makna-makna serta diharapkan dapat

mempengaruhi khalayak yang besar dan beragam dengan melalui berbagai cara

(Mursito, 2006:3). Selain itu menurut LittleJohn komunikasi massa adalah suatu

proses dengan mana organisasi-organisasi media memproduksi dan

mentransmisikan pesan-pesan kepada publik yang besar, melaui proses dimana

pesan-pesan itu dicari, digunakan, dimengerti dan dipengaruhi oleh audience

(Mursito, 2006:3).

E.2. Komunikasi sebagai Proses Produksi Makna

Komunikator, komunikan, pesan dan media merupakan sebagian dari

elemen-elemen yang ada pada proses komunikasi. Proses komunikasi itu sendiri

bukan hanya bagaimana cara atau pesan apa yang sampai pada komunikan, akan

tetapi komunikasi yang baik yaitu bagaimana pesan yang sampai tersebut dapat

mengandung makna-makna tertentu yang dapat dipertanggung jawabkan sebagai

feedback. Pada dasarnya, komunikasi merupakan proses penyampaian dan

pemaknaan pesan (Fiske, 2004:15).

Dalam pandangan tentang komunikasi, Fiske mengklasifikasi studi

komunikasi dalam dua mahzab. Mahzab pertama melihat komunikasi sebagai

transmisi pesan. Mahzab kedua komunikasi sebagai produksi dan pertukaran

Page 25: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

makna. Kedua mahzab ini memiliki mahzab masing-masing yang menjadi hal

utama atau hal inti dalam memahami tentang kedua mahzab ini.

Mahzab pertama adalah mahzab yang melihat komunikasi sebagai sebuah

proses dimana didalamnya yang diamati adalah bagaimana pengirim dan

penerima mengkonstruksi pesan dan menerjemahkannya dan bagaimana

transmitter menggunakan saluran dan media komunikasi. Dalam pandangan

mahzab ini komunikasi dilihat sebagai suatu proses dimana seorang pribadi

mempengaruhi perilaku atau state of mind pribadi yang lain. Mahzab ini

cenderung mempergunakan ilmu-ilmu sosial, terutama psikologi dan sosiologi,

dan cenderung memusatkan dirinya pada tindakan komunikasi (Fiske, 2004:9).

Mahzab kedua melihat komunikasi sebagai produksi dan pertukaran

makna. Dalam hal ini komunikasi berkenaan dengan bagaimana pesan atau teks

berinteraksi dengan orang-orang yang dalam rangka menghasilkan makna.

Dimana mahzab ini melihat bahwa komunikasi terkait dengan teks dan

kebudayaan.

Jika kita setuju bahwa esensi komunikasi adalah makna, maka representasi

menjadi penting dalam konteks media, sebab makna bahkan realitas media

dibangun dalam tahap ini. Melalui narasi, proposisi, di sisi lain dalam cakupan

yang lebih besar media bisa mempengaruhi bahasa dan makna, diantaranya

dengan mengembangkan kata-kata baru beserta makna asosiatifnya, menggeser,

memperluas, mempersempit, atau menyederhanakan makna. Tentu ada

pemahaman atas perlaku media ini, yang beralasan bahwa media dibaca oleh

Page 26: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

khalayak yang heterogen, yang memiliki latar belakang yang variatif dalam status

sosial ekonomi, profesi dan terutama tingkat pendidikan (Mursito, 2006:115).

Terkait dengan media massa, paradigma Peter D. Moss (1999) Ia

mengatakan bahwa wacana media massa merupakan konstruk kultural yang

dihasilkan oleh ideologi. Karena itu, berita dalam media massa menggunakan

frame atau kerangka tertentu untuk memahami realitas sosial. Lewat narasinya,

media massa menawarkan definisi-definisi tertentu mengenai kehidupan manusia.

Pandangan itu sejalan dengan hipotesis Sapir-Whorf yang dikenal dalam

linguistik bahwa bahasa itu tidak sekadar deskriptif, yaitu sebagai sarana untuk

melukiskan suatu fenomena atau lingkungan, tetapi juga dapat memengaruhi cara

kita melihat lingkungan (Infante, 1990:199). Implikasinya, bahasa juga dapat

digunakan untuk memberikan aksentuasi tertentu terhadap suatu peristiwa atau

tindakan, misalnya dengan jalan menekankan, mempertajam, memperlembut,

mengagungkan, melecehkan, membelokkan, atau mengaburkan peristiwa atau

tindakan.

E.3. Bias Media dan Produksi Berita

Berita didefinisikan oleh William S. Maulsby sebagai suatu penuturan

secara benar dan tidak memihak fakta-fakta yang mempunyai arti penting dan

baru terjadi, yang dapat menarik perhatian para pembaca surat kabar yang memuat

berita tersebut (Sumandiria, 2005:64).

Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese mengungkapkan berbagai

faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam ruang pemberitaan.

Faktor-faktor itu adalah :

Page 27: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

1. Faktor Individu

Faktor ini berhubungan dengan latar belakang kehidupan wartawan seperti

jenis kelamin, agama, tingkat pendidikan, dan budaya. Faktor ini akan

sangat mempengaruhi pola pemberitaan dan pengambilan keputusan oleh

wartawan dalam menulis berita. Dalam menurunkan sebuah berita media

selalu dipengaruhi oleh aspek-aspek personal wartawan, dampak dari hal

ini adalah wartawan akan memutuskan realistik mana yang akan dimuat

dan mana yang tidak akan dimuat dalam pemberitaan yang akan disajikan

didalam media. Hal ini sama dengan mekanisme dalam talkshow, hanya

saja dibuat oleh pembuat program talkshow dan dalam konteks ini bahan

talkshow diambil dari pemberitaan dalam surat kabar.

2. Rutinitas Media

Media dalam menghasilkan sebuah berita sangat dipengaruhi oleh rutinitas

yang terjadi selama proses pembentukan berita hingga sampai ke tangan

pembaca. Rutinitas ini dimulai dari saat wartawan memasukan berita yang

ditulis ke meja redaksi, dan di meja redaksi dilakukan pemilihan-

pemilihan terhadap informasi-informasi yang memiliki nilai berita. Proses

kerja rutinitas inilah yang menentukan kenapa sebuah peristiwa dihitung

sebagai berita dan kenapa peristiwa lain tidak dihitung sebagai berita. Atau

dengan kata lain dapat dikatakan bahwa kenapa sebuah peristiwa

ditonjolkan pada bagian tertentu dan kenapa yang lain tidak ditonjolkan.

Pada posisi inilah peran redaktur sangat besar dan kuat dalam menentukan

Page 28: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

pemberitaan, sebab redaktur memiliki otoritas penuh dalam memilih berita

yang layak dan tidak layak untuk dimuat dalam media massa.

3. Institusi Media

Orang-orang yang duduk dalam dewan redaksi atau yang direkrut sebagai

pegawai sangat dipengaruhi oleh struktur organisasi media. Dalam hal ini

wartawan, editor, layouter dan fotografer adalah bagian kecil dari institusi

media. Pengelola media dan wartawan bukan orang tunggal yang

menentukan isi berita. Ada aspek lain yang dapat mempengaruhi isi

sebuah berita. Aspek-aspek itu adalah pengiklan dan pemilik modal,

pengiklan, pemasaran selalu mempertimbangkan sebuah peristiwa yang

dapat menaikkan angka penjualan atau oplah media. Dalam hal ini terkait

dengan wilayah ekonomi.

4. Kekuatan eksternal media

Dalam hal ini kita dapat melihat bahwa media hanya menjadi bagian kecil

dari sistem yang lebih besar dan kompleks dari kehadiran sebuah berita.

Dalam perspektif ini diyakini bahwa kepentingan politik, ekonomi, dan

budaya merupakan faktor dominan yang mempengaruhi isi berita. Faktor-

faktor itu adalah :

a. Faktor yang berasal dari sumber berita

Sumber berita dalam hal ini tidak dilihat sebagai pihak yang netral

dalam memberikan informasi untuk bahan berita. Dalam hal ini

sumber informasi juga memiliki kepentingan untuk mempengaruhi isi

media dengan alasan-alasan tertentu, seperti untuk membangun citra

Page 29: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

posistif terhadap suatu pihak sehingga masyarakat menjadi ikut dalam

mendukung argumentasi yang diberikan sumber kepada media.

b. Sumber penghasilan media

Dalam hal ini terdapat keterkaitan antara keberlangsungan media

dengan modal. Untuk menjaga keberlangsungannya, sebuah media

membutuhkan dana sebagai sumber untuk membiayai produksinya.

Salah satu sumber dana di dalam media adalah iklan. Dengan iklan

sebuah media dapat menjaga keberlangsungan hidupnya. Hal ini

menyebabkan media menjadi tergantung pada iklan. Ketergantungan

ini akan berimplikasi atau berpengaruh pada objektifitas media dalam

memberitakan suatu masalah kepada pembaca.

c. Level Ideologi

Dalam konteks ini ideologi diartikan sebagai kerangka berpikir yang

dipakai oleh setiap individu untuk melihat realitas dan bagaimana

individu tersebut menghadapi, dalam hal ini individu yang dimaksud

adalah wartawan. Ideologi dalam hal ini adalah suatu konsep abstrak

yang berhubungan dengan konsepsi individu dalam menafsirkan

realitas. Ideologi yang abstrak dipahami sebagai siapa yang berkuasa

dan siapa yang menentukan bagaimana media tersebut akan dipahami

oleh publik (Sudibyo, 2006:7-12).

Pada dasarnya, sebuah berita seharusnya menyampaikan dan menyebarkan realitas sosial kepada masyarakat. Tetapi dalam kenyataannya kita melihat bahwa berita yang disampaikan terkadang jauh dari realitas sebenarnya yang terjadi dalam kehidupan sosial masyarakat. berita lebih merupakan hasil rekontruksi tertulis dari realitas sosial (Abrar, 1999:77).

Page 30: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

E.4. Konstruksi Realitas dalam Media Massa

Media massa bukan sesuatu yang bebas nilai (value free), independen,

tetapi memiliki keterkaitan dengan realitas sosial (Alex Sobur, 2009: 30). seperti

yang diketahui dalam proses peliputan suatu peristiwa dan penyusunan berita

terjadi pemindahan realitas empirik kedalam realitas media. hal ini

mengindikasikan terjadinya proses konstruksi realitas melalui kata, kalimat dan

perangkat bahasa lainya dalam suatu berita. Pernyataan ini sejalan dengan

pendapat Tuchman yang dikutip Alex Sobur (2009: 88), yaitu:

Disebabkan sifat dan fakta pekerjaan media adalah menceritakan

peristiwa-peristiwa, maka seluruh isi media adalah realitas yang telah

dikonstruksikan (Construted reality). pembuatan berita pada dasarnya tak lebih

dari penyusunan realitas-realitas hingga membentuk sebuah “cerita”.

Pendapat yang sama juga diungkapkan Marshall McLuhan, “the medium

is the message,” medium itu sendiri merupakan pesan. “apa-apa yang dikatakan”

ditentukan secara mendalam oleh medianya (Alex Sobur, 2009: 30).

Konstruksi media dalam pembentukan realitas sosial telah menimbulkan

efek bagi khalayak, salah satunya khalayak tidak bisa membedakan mana realitas

media dan mana realitas objektif (Alex Sobur, 2009: 93). Hal tersebut menunjukan

bahwa betapa media massa memiliki kekuatan yang sangat dahsyat untuk

mengkonstruksi sebuah berita, yaitu bahwa media massa mempengaruhi persepsi

khalayak tentang apa yang dianggap penting dengan pemilihan berita tertentudan

mengabaikan yang lain.

Page 31: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Media massa lazim melakukan berbagai tindakan dalam konstruksi realitas

dimana hasil akhirnya berpengaruh kuat terhadap pembentukan makna atau citra

tentang suatu realitas. salah satu tindakan itu adalah dalam hal pilihan leksikal

atau simbol bahasa. misalnya, sekalipun media massa hanya bersifat melaporkan,

tapi jika pemilihan kata, istilah atau sebuah simbol yang secara konvensional

memiliki arti tertentu ditengah masyarakat, maka akanmengusik perhatian

masyarakat tersebut.

Media massa memiliki kekuatan untuk menghadirkan suatu reali tas

seperti apa yang Nampak senyatanya. media massa mapu membentuk realitas

sosial, hal ini sesuai dengan pekerjaan media yang pada hakekatnya adalah

mengkonstruksikan realitas. Isi media adalah hasil para pekerja media yang pada

hakekatnya mengkonstruksikan berbagai realitas yang dipilihnya dengan bahasa

sebagai perangkat dasarnya. Sedangkan bahasa bukan saja sebagai

alatmerepresentasikan realitas, namun juga bisa menentukan relief seperti apa

yang akan diciptakan oleh bahasa tentang realitas tersebut (Alex Sobur, 2009: 88).

Media massa dalam pemberitaannya menawarkan pesan-pesan tertentu

mengenai kehidupan manusia melalui bahasa atau kata-kata. hal ini dikarenakan

bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan komunikasi manusia. manakala

bahasa digunakan oleh media, maka sebetulnya ia memiliki tanggung jawab yang

lebih besar karena ketersebaran yang luas dalam menanamkan stereotip atau

prasangka tertentu (Alex Sobur, 2009: 40).

Page 32: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Dalam proses penyusunan berita dan penggambaran realitas, media massa

menggunakan bahasa sebagai bahan bakunya. menurut Mursito BM (Mursito BM

dalam jurnal Komunikasi Massa, 2007:29):

Bahasa sangat dominan dan menjadi media utama dalam mengkode

realitas sosial. Fungsi bahasa tidak hanya sebagai ekspresi diri, tetapi juga sebagai

media perantara fakta. fakta-fakta di semesta sosial hanya dapat diketahui oleh

khalayak bila dikomunikasikan dengan bahasa melalui media massa.

Selain menggambarkan realitas, media pun menggunakan bahasa untuk

mengkonstruksi realitas. Menurut hamad (Mursito BM, Jurnal Komunikasi Massa,

2007:29), bahasa bukan hanya mampu mencerminkan realitas, tetapi juga

menciptakan realitas. penggunaan bahasa tertentu berimplikasi tertentu pula pada

kemunculan makna tertentu.

Hal tersebut disebabkan media massa mempunyai cara untuk

mempengaruhi bahasa dan makna, antara lain dengan mengembangkan kata-kata

baru beserta makna asosiatifnya, memperluas makna dari istilah-istilah yang ada,

mengganti makna lama sebuah istilah dengan makna baru; memantapkan

konvensi makna yang telah ada dalam suatu sistem bahasa (Alex Sobur, 2001: 90).

Menurut stuart Hall (Eriyanto, 2009: 29-30), dalam pembentukan realitas

terdapat peran penting bahasa. bahasa dan wacana dianggap sebagai arena

pertarungan sosial dan bentuk pendefisian realitas. Bahasa sebagaimana dianggap

oleh kalangan strukturalis merupakan sistem penandaan. realitas dapat ditandakan

secara berbeda pada peristiwa yang sama. Makna yang berbeda dapat dilekatkan

pada peristiwa yang sama.

Page 33: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Dalam pemaknaan suatu realitas dapat memungkinkan perbedaan

penafsiran. Pada kenyataannya hanya satu makna yang bisa diterima. kemenangan

satu makna terhadap makna yang lainnya ini menurut Hall (Eriyanto, 2009: 29-

30) tidak dapat dilepaskan dari bagaimana wacana dominan membentuk,

menghitung definisi, dan membentuk batas-batas dari pengertian tersebut. Wacana

sendiri dipahami sebagai arena pertarungan sosial yang diartikulasikan lewat

bahasa.

Media dalam proses mempengaruhi bahasa dan maknanya, tidak terlepas

dari wacana yang ada pada teks berita. Ricoeur mengatakan bahwa teks adalah

wacana yang difiksasikan ke dalam bentuk tulisan. Dengan demikian jelas bahwa

teks adalah fiksasi atau pelembagaan sebuah peristiwa wacana lisan dalam bentuk

tulisan (Alex Sobur, 2009: 53).

F. METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian, metodologi sangat berperan dalam menentukan berhasil

dan tidaknya suatu penelitian dengan kata lain setiap penelitian harus

menggunakan metodologi sebagai tuntutan berpikir yang sistematis agar dapat

mempertanggung jawabkan secara ilmiah (Surachman, 1990:34). Penelitian ini

akan menggunakan analisis wacana yang mulai popular dan sering digunakan

untuk mengkaji fenomena sosial yang ada.

F.1. Analisis Wacana

Wacana secara sederhana dapat diartikan sebagai pembicaraan yang

didalamnya terdapat gagasan atau ide. Saat ini kata wacana begitu banyak

dibicarakan dan digunakan didalam kehidupan. Istilah wacana digunakan oleh

Page 34: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

berbagai disiplin ilmu. Dengan kata lain wacana saat ini memiliki makna yang

begitu luas dengan berbagai macam penafsiran dan interpretasi. Luasnya

penafsiran dan pemaknaan atas kata wacana itu disebabkan oleh perbedaan

lingkup dan disiplin ilmu yang menggunakan istilah wacana. Istilah wacana saat

ini sering digunakan oleh berbagai disiplin ilmu yang tentunya memiliki

perbedaan penafsiran dan pandangan tentang makna dari kata wacana tersebut.

Walaupun istilah analisis wacana secara umum dipakai dalam banyak

disiplin ilmu dengan berbagai macam pemahaman yang berbeda-beda namun

terdapat satu titik temu yang menghubungkan berbagai definisi yang ada dari

berbagai disiplin ilmu. Titik temu itu adalah bahwa analisis wacana berhubungan

dengan studi tentang bahasa/pemakaian bahasa. Muhammad AS. Hikam dalam

tulisannya menyampaikan tiga perbedaan dalam paradigma analisis wacana yaitu :

Pertama, pandangan kaum positivisme empiris. Kaum ini memandang

analisis wacana dimaksudkan untuk menggambarkan tata aturan kalimat, bahasa,

dan pengertian bersama. Wacana dalam pandangan ini diukur dengan

pertimbangan kebenaran/ketidakbenaran (Eriyanto, 2001:4).

Pandangan kedua, yaitu pandangan konstruktivisme. Dalam pandangan ini

menolak pandangan empirisme/positivisme yang memisahkan subjek sebagai

faktor sentral atau faktor utama dalam kegiatan wacana serta hubungan-hubungan

sosialnya. Dalam pandangan ini bahasa diatur dan dihidupkan oleh pernyataan-

pernyataan yang memiliki maksud dan tujuan. Dimana dalam pandangan ini

dikatakan bahwa setiap pernyataan pada dasarnya merupakan tindakan penciptaan

Page 35: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

makna, yakni tindakan pembentukan dari diri serta mengungkapkan jati diri dari

pembicara (Eriyanto, 2001: 4).

Pandangan ketiga yang lebih dikenal dengan pandangan kritis. Pada

pandangan ini analisis wacana difokuskan pada konstelasi kekuatan yang terjadi

pada proses produksi dan reproduksi makna. Dalam pandangan ini individu tidak

dianggap sebagai subjek yang netral yang biasa menafsirkan secara bebas sesuai

dengan pikirannya. Hal ini karena individu sangat berhubungan dan dipengaruhi

oleh kekuatan yang ada didalam masyarakat. Dalam pandangan ini juga, bahasa

tidaklah dilihat dan dipahami sebagai medium netral yang terletak diluar diri

pembicara. Analisis wacana dipakai untuk membongkar kuasa yang ada dalam

setiap bahasa. Dalam pandangan ini, bahasa dilihat selalu terlihat dalam hubungan

kekuasaan, terutama dalam pembentukan subjek, dan berbagai tindakan

representasi yang terdapat dalam masyarakat (Eriyanto, 2001:5-6).

F.2. Kerangka Analisis Teun A. Van Dijk

Dalam analisis wacana kritis terdapat banyak model yang dapat

digunakan. Namun dalam hali ini peneliti menggunakan model analisis Teun A.

Van Dijk atau yang lebih dikenal dengan analisis kognisi sosial. Van Dijk

memandang bahwa penelitian atas wacana tidak cukup hanya dengan

menganalisis teks semata. Hal ini dikarenakan teks merupakan hasil suatu praktk

produksi teks itu (Cahyana, 2003:17).

Teks merupakan sesuatu yang dibentuk di dalam praktek diskursus suatu

praktek wacana (Eriyanto, 2001:222). Dalam hal ini Van Dijk membuat suatu

jembatan yang menghubungkan elemen besar berupa struktur sosial dengan

Page 36: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

elemen wacana yang mikro dengan sebuah dimensi yang dinamakan kognisi

sosial. Dalam hal ini kognisi sosial memiliki dua arti. Satu sisi menunjukkan

bagaimana proses teks tersebut diproduksi oleh media di sisi lain bagaimana nilai-

nilai yang ada didalam masyarakat diserap oleh kognisi wartawan yang kemudian

digunakan untuk menulis teks berita.

Van Dijk menggambarkan wacana memiliki tiga dimensi/bangunan.

Dimensi yang menjadi perhatian utama itu adalah teks, kognisi sosial, dan konteks

sosial. Pada dasarnya analisis Van Dijk ini menggabungkan ketiga dimensi itu

kedalam satu kesatuan analisis. Ketiga dimensi itu memiliki pusat perhatian

masing-masing. Dimensi teks meneliti bagaimana struktur teks dan strategi

wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Dimensi kognisi

sosial meneliti proses produksi teks berita yang melibatkan kognisi individu dari

wartawan. Aspek ketiga yaitu konteks sosial mempelajari bangunan wacana yang

berkembang dalam masyarakat akan suatu hal atau permasalahan.

Dalam dimensi teks yang diteliti adalah srruktur teks. Van Dijk

memanfaatkan dan menggunakan analisis tentang kalimat, kosakata, proposisi,

dan paragraf untuk menjelaskan dan memaknai suatu teks. Dimensi selanjutnya

adalah kognisi sosial, dalam hal ini kognisi sosial menjelaskan bagaimana suatu

teks diproduksi oleh individu/kelompok pembuat teks. Pada dimensi ketiga yaitu

analisis sosial, hal ini melihat bagaimana teks dihubungkan lebih jauh dengan

struktur sosial dan pengalaman yang berkembang dalam masyarakat atas suatu

wacana. Ketiga dimensi ini adalah bagian yang integral dan dilakukan secara

serentak atau bersama-sama dalam analisis Van Dijk. (Eriyanto, 2001:225)

Page 37: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

F.3. Objek Penelitian

Objek pada penelitian ini lebih difokuskan pada konstruksi realitas tentang

skandal Bank Century yang dikemas dalam talkshow Economic Challenges oleh

Metro TV pada periode Februari 2010.

F.4. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif dengan menggunakan analisis wacana. Dalam analisis wacana talkshow

media, seorang peneliti berupaya menemukan bentuk-bentuk komunikasi yang

digunakan untuk menciptakan pemaknaan sehingga akan terlihat bagaimana

media tersebut melakukan konstruksi realitas.

F.5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti masuk kedalam jenis

qualitative study dengan menggunakan studi pustaka dan dokumentasi (folkerts &

Lacy, 2001: 444). Data diperoleh melalui observasi dengan mendownload pada

alamat website Metro TV yaitu:

www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newsprograms/2010/02/8/4618/Me

nebar Ancaman Reshufle, pada periode Februari 2010.

F.6 Teknik Analisis Data

Analisis data pada metode Van Dijk ini terdiri dari beberapa komponen

namun untuk menganalisis teks pada talkshow Economic Challenges penulis

menggunakan salah satu dari komponen dari metode Van Dijk yaitu analisis teks.

Secara detail dapat digambarkan pada tabel sebagai berikut:

Page 38: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Tabel 1

Elemen Analisis Wacana Teun A. Van Dijk

Struktur Wacana Hal yang diamati Elemen

Struktur Makro Tematik topik

Super Struktur Skematik skema

Struktur Mikro Semantik Latar, Detil, Maksud

Struktur Mikro Sintaksis Bentuk Kalimat, Koherensi,

Kata Ganti

Struktur Mikro Stilistik Leksikon

Struktur Mikro Retoris Grafis, Metafora, Ekspresi.

Sumber : Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, hal. 74

Page 39: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Dan Perkembangan Perusahaan

Metro TV pertama kali tayang (on air) pada tanggal 25 November 2000,

merupakan satu-satunya media televisi berita yang mempunyai format siaran 24

jam pertama kali di Indonesia. Namun dalam hal ini Metro TV sejak pertama kali

berdiri dan memperoleh ijin tayang hanya mampu menayangkan siaran selama 18

jam sehari terhitung sejak tiga bulan dan tanggal penayangan pertama kali. Metro

TV mulai menayangkan siaran 24 jam terhitung mulai tanggal 1 April 2001, dan

ini merupakan terobosan besar dalam dunia pertelevisian nasional.

Sebagai stasiun televisi berita pertama, Metro TV mempunyai kualitas dan

mutu yang mampu dibanggakan di Indonesia. Dengan segala keunggulan acara-

acara berita yang ditayangkan sangat menarik membuat stasiun televisi ini

mungkin mendapat perhatian bagi kalangan dunia jurnalistik baik cetak maupun

media elektronik. Namun kesuksesan Metro TV ini tidaklah didapat begitu saja.

Kesuksesan Metro TV diawali dengan suatu usaha yang sangat keras yang

pertama kali diprakarsai oleh pemilik PT Media Indonesia yang sekarang juga

menjabat sebagai pemegang saham utama di Metro TV (PT Media Televisi

Indonesia).

PT Media Televisi Indonesia adalah sebuah badan usaha milik Surya

Paloh. Yayasan ini berada langsung dibawah naungan PT media Indonesia, salah

satu media cetak terbesar di Indonesia. Pada awal pengajuan ijin siaran, yayasan

Page 40: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

ini tidak dapat lolos seleksi untuk mendapatkan ijin frekuensi. Tim Departemen

Penerangan yang saat itu dijabat oleh menteri penerangan kabinet Reformasi

Muhammad Yunus (1998-1999) hanya akan merekomendasikan untuk lima

stasiun televisi sesuai dengan jumlah frekuensi yang tersedia pada saat itu dan

Metro TV tidak temasuk didalamnya. Alasan yang paling mendasar adalah modal

dasar Metro TV terlalu kecil untuk mendirikan sebuah stasiun televisi. Pada saat

itu yayasan PT Media Televisi Indonesia hanya mempunyai modal dana sebesar

Rp 200.000.000,-. Padahal ide prakarsa Metro TV pada saat itu berawal ketika

Menteri Penerangan Muhammad Yunus bertandang ke kantor Media Indonesia

yang menyambut gembira usul direktur utama Media Indonesia yaitu Surya Paloh

yang bermaksud mendirikan stasiun televisi berita pertama di Indonesia. Setelah

melalui perdebatan yang sulit, Surya Paloh atas nama PT Media Televisi

Indonesia memutuskan untuk meningkatkan modal awal dari Rp.200.000.000,-

menjadi Rp 200 Miliar. Namun dalam sebuah rapat dikawasan puncak, tim

Departemen Penerangan telah menetapkan lima stasiun televisi yang berhak

mengantongi ijin frekuensi. Ironisnya diantara kelima stasiun televisi tersebut

nama Metro TV tetap tidak muncul. Malam itu segenap direksi PT Media Televisi

Indonesia yang diwakili oleh Surya Paloh bersama Andy Noya (kandidat

pemimpin Redaksi Metro TV) dan Usamah langsung menuju kediaman Sekretaris

Jenderal Departemen Penerangan Mayjend IGK Manila didaerah Pluit Jakarta

Utara. Akhirnya atas ijin dari IGK Manila Staf PT Media Televisi Indonesia dapat

beraudiensi dengan menteri Muhammad Yunus di kantor Departemen

Penerangan, jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Pada saat itu alasan utama

Page 41: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Departemen Penerangan tidak meloloskan ijin frekuensi Metro TV dikarenakan

rumor yang menyatakan bahwa Surya Paloh adalah pemilik stasiun TV RCTI

(Rajawali Citra Televisi Indonesia) itulah yang menyebabkan Tim Departemen

Penerangan sangat keberatan meloloskan Metro TV. Pasalnya, bila kepemilikan

dua stasiun televisi ditangan satu orang selain berbau monopoli, dapat pula

menciptakan kegamangan informasi. Satu hal yang harus diingat dari kerja keras

Tim Media Televisi Indonesia bahwa stasiun ini berdiri tanpa back up oleh

siapapun. Tim Media Televisi Indonesia berani memberikan jaminan kepada

Departemen Penerangan bahwa dari kelima stasiun televisi, hanya Metro TV lah

yang mempunyai kesiapan matang untuk melakukan siaran dalam tempo sesegera

mungkin. Pada kenyataannya, pada bulan Januari 2001 Metro TV berhasil

menayangkan siaran selama 18 jam setiap hari, dan menjadi 24 jam tayang

terhitung mulai tanggal 1 April 2001. Hal ini semakin membuktikan kepada

audience bahwa semangat dan kerja keras serta mutu dan kualitas dari segenap

staf dan karyawan PT Media Televisi Indonesia (Metro TV) dapat diandalkan

secara nyata.

B. Data Perusahaan

Nama Perusahaan : PT Media Televisi Indonesia

Ijin Siaran : No. 800/MP/PM/1999

Dikeluarkan Pada : Tanggal 25 Oktober 1999

Dikeluarkan Oleh : Menteri Penerangan RI

C. Susunan Direksi

President Commisoner : Surya Paloh

Page 42: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

President Director : Wisnu Hadi

Sales & Marketin Director : Lestary Luhur

Finance & Adm Director : Ana Widjadja

Technical Director : John Balonso

News Director : Andy F. Noya

D. Alamat Studio

Jl. Pilar Mas Raya Kav A-D Kedoya, Kebun Jeruk, Jakarta, Indonesia

Phone : (021) 583 00077

Fax (021) 583 00066

E. Filosofi

Gambar 3.1

Logo Metro TV

Surya Dharma Paloh direktur utama PT Media Televisi Indonesia (Metro

TV) sangat mengagumi sosok burung elang. Bahkan ia menjadikan kepala burung

elang menjadi simbol dari logo Media Indonesia, Metro TV, dan kapal Obsession.

Simbol itu terpampang ditengah-tengah lingkaran huruf O dari ketiga logo

tersebut.

Page 43: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Bagi Surya, burung elang itu bisa terbang bebas sendiri, maupun terbang

bebas bersama-sama dengan burung elang lainnya, menjelajah alam yang penuh

dengan pesona tantangan. Ia bisa terbang tinggi, menelikung cantik dan

mempesona, memiliki ketajaman pandang untuk menyahut ikan yang muncul ke

permukaan laut. Dengan segala kemandiriannya, burung elang dapat terbang

melanglang buana menaungi kehidupan, diatas samudera dan gelombang laut

yang menerpa karang. Demikian pula Surya, sebagian besar dari 50 tahun

perjalanan hidupnya benar-benar ia naungi dengan segala kebebasan yang ia

kehendaki. Hal itu juga ia ekspresikan pada saat menggeluti organisasi dan dunia

bisnis. Surya menyadari bahwa tidak semua perjalanan hidupnya dilalui secara

mulus, seperti burung elang yang terbang bebas mempesona. Ada kegagalan, ada

pula keberhasilan. Tetapi lebih banyak impiannya yang belum tercapai.

F. Visi & Misi Metro TV

F.1 VISI METRO TV

Membentuk suatu komunitas global dimana para audience dan warga

Negara mempunyai ketertarikan yang tinggi terhadap suatu peristiwa dan mampu

menanggapinya secara konsisten dan mampu menerimanya sebagai suatu media.

komunikasi sehari-hari.

F.2 MISI METRO TV

Turut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pemberian

informasi yang bersifat aktual, yang mampu menyadarkan masyarakat akan

pentingnya nilai dari sebuah informasi.

Page 44: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

G. Keunggulan Metro TV

Metro TV dalam hal ini mempunyai format program yang belum dimiliki

oleh stasiun televisi swasta lainnya. Metro TV mampu memberikan format tayang

berita selama 24 jam dimana belum dmiliki oleh stasiun televisi yang lain. Metro

TV mampu menghadirkan tayangan berita secara Live dan actual sehingga dapat

menyampaikan suatu informasi secara cepat kepada msyarakat ataupun audience.

Dengan didukung oleh peralatan multi modern dan kualitas karyawan yang

memadai mampu menjadikan Metro TV sebagai salah satu stasiun televisi berita

terbaik di Indonesia.

H. Target Metro TV

Menjadi stasiun televisi berita pertama yang terpercaya dalam

menyampaikan berita di Indonesia dan menjadi saluran yang dapat

mengembalikan nama baik Negara Indonesia.

1. Target Coverage Metro TV

Metro TV tetap melakukan Expansi supaya dapat diterima diseluruh

kabupaten di Indonesia.

2. Target Produksi

Mengembangkan program-program baru dengan mengutamakan in house

production.

3. OnlinePicture/ Live News dari seluruh pelosok nusantara dan

internasional.

4. Target audience Metro TV

Page 45: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Adalah tersegmen pada pemirsa yang dikelompokkan berdasarkan beberapa

kategori seperti jenis kelamin, umur, dan expenditure.

I. Komposisi Program

Sesuai dengan format program yang dimiliki oleh stasiun ini bahwa Metro

TV merupakan stasiun televisi berita maka komposisi acara berita tentu

menempati rating yang paling tinggi dibanding deengan program yang lain.

Komposisi program PT Media Televisi Indonesia (Metro TV) adalah 70%

adalah program berita dan 30% program hiburan.

Program-program acara siaran di Metro TV :

1. News

- Headline News - Metro Speed

- Metro Pagi - Top Nine News

- Metro Siang - Dunia Kita

- Metro Hari Ini - Suara Anda

- Metro Xin Wen - News Flash

- Metro Malam - Spirit Football

- Metro This Morning - Metro Realitas

- Sport Corner - Editorial Media Indonesia

- World News - Market Review

- Spirit - Bisnis Hari ini

- Public Corner

2. Talk show

- Today’s Diaolg - Oprah Winfrey Show

Page 46: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

- Economic Challenges - Climate Challenge

- Kick Andy - The Breakfast Club

- Democrazy - Tomorrow Today

- Special Dialog - Save Our Nation

- Today’s Dialogue - Let’s Go Green Dialog

3. Life Style

- Agung Sedayu Group

- e lifestyle

4. Health

- Healthy Life

- Doctorology

- Health & Wellness

5. Reality

- Oasis - Archipelago

- Periskop - Metro Files

- Secret Operation - National Geograpghic

- Expidition - Titik Balik

- Diambang Batas - Disovery

- Biography - Snapshot

- Metro Realitas - Wild Wild Word

- Metro 10 - I Witness

6. Entertainment

- Box Office America - Cooking AdventureWith William Wongso

Page 47: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

- Arts 21 - Hollywood Highlights

- Trendspotter - Otoblitz

- Showbiz News - Smart Drive

- Signature Properties - Pilot Globe Guides

- Up And Close Personal - Euromaxx highlights

- Imax Movies - Rechno & Mobile

- Zona 80 - Live From Abbey Road

- Nany 911

J. Biro Metro TV Yogyakarta

Untuk mendukung dan meningkatkan mutu siaran, khususnya untuk

mempercepat penayangan berita yang diperoleh dari daerah, Metro TV membuat

kantor Biro daerah di beberapa tempat di Indonesia. Ini terbentuk pada tahun 2004

saat Don Bosco Selamun menjabat sebagai Pemimpin Redaksi di Metro TV. Dia

menerima jabatan itu dengan mengajukan satu syarat agar diadakan kantor Biro

Metro TV daerah. Pada awal Berdirinya, Biro Metro TV untuk pertama kalinya

diadakan di Surabaya dan Yogyakarta, satu tahun kemudian di Medan dan

Makasar. Di tiap kantor Biro disediakan alat-alat pendukung baik sumber daya

manusianya dan peralatan seperti mobil SNG (Satellite News Gathering).

K.1 Alamat Kantor Biro Metro TV Yogyakarta

Jalan Cendana No. 16 Baciro, Yogyakarta

Job Discription

1. Reporter

- Mencari dan menyusun berita

Page 48: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

- Memproduksi dan menyiarkan berita

- Melaporkan item berita Live ke bagian administrasi.

2. CameraPerson

- Mengambil gambar

- Mengontrol dan megevaluasi gambar kontributor

- Mengecek peralatan liputan : kamera, microphone, battery, charge,

tripod.

3. Teknik

- Mengontrol dan mengecek peralatan teknik : SNG, komputer,

editing.

- Pemeliharaan alat

- Fiding materi ke Metro TV pusat

- Membantu saat Live dari suatu tempat.

4. Editor/ Program Director

- Mengedit gambar yang akan disiarkan

- Mengontrol keluar masuk kaset dari dan ke kontributor

- Mengatur pola/ system sirkulasi kaset

5. Administrasi

- Menyusun pola administrasi dan keluar masuk surat

- Menyusun laporan keuangan

- Mendata berita yang masuk dan yang Live.

Page 49: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

6. Driver

- Mengecek mobil dan perlengkapannya serta memastikan dalam

keadaan baik.

- Menjaga kebersihan mobil

7. Office Boy

- Menjaga keberhasilan dan kerapian kantor

- Menata peralatan rumah tangga

- Pekerjaan lain yang berhubungan dengan kepentingan seperti

mengambil kaset

8. Security

- Menjaga keamanan sekitar kantor

- Ikut mengawal mobil SNG bila mobil bergerak ke tempat lain.

Page 50: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

L. Struktur Organisasi Metro TV Pusat

Bagan 1

Struktur Organisasi Metro TV Pusat

Sumber: Janarto, 1999

Page 51: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

M. Struktur Organisasi Biro Metro TV Yogyakarta

Bagan 2

Struktur Organisasi Biro Metro TV Yogyakarta

(Sumber: Data primer Biro Metro TV Yogyakarta, Kurnia Yuliarwan)

Page 52: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Tabel. 3 Struktur Analisis Wacana dalam menganalisis Talkshow Economic Challenges di Metro TV

Struktur

Wacana

Level

Analisis Content Keterangan

Struktur

Makro

Tematik 1. Menebar Ancaman Reshuffle

a) Mewacanakan reshuffle dimaknai

sebagai ancaman

b) Manipulasi informasi seolah-olah

akan terjadi reshuffle.

1. Metro TV berusaha mengkonstruksi realitas melalui

pertanyaan dan pernyataannya dengan memaknai reshuffle

sebagai ancaman dari pemerintah yang ditujukan kepada

partai Golkar, PKS dan PPP yang tidak memiliki itikad baik

sebagai anggota koalisi.

2. Metro TV menampilkan informasi yang menyesatkan dengan

menayangkan menteri-menteri yang akan terkena reshuffle,

pada hal pemerintah belum menunjuk siapa yang akan terkena

reshuffle dan tidak ada reshuffle.

Page 53: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

2. Menyalahkan dan meminta

mundur Srimulyani dan Boediono

1. Metro TV berusaha mengkonstrusi realitas melalui pertanyaan

yang selalu mengaitkan kasus Bank Century dengan

kesalahan Srimulyani dan Boediono.

2. Kabinet yang gagal dan pemerintahan yang otoriter yaitu

mengkonstruksikan pesan dengan membuat pertanyaan yang

mengarahkan pandangan publik bahwa ini merupakan kabinet

yang gagal. Metro TV berusaha mengkonstruksi realitas

bahwa kabinet Indonesia bersatu jilid II adalah kabinet yang

gagal dan tidak dapat dipertahankan. Pemerintahan yang

otoriter yaitu terkait penyeleseian Pansus yang sia-sia karena

mayoritas di DPR adalah partai Demokrat.

Page 54: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Super

Struktur

Skematik 1. Mengarahkan opini dan memberi

gagasan dengan pertanyaan yang

tidak netral, dan menyudutkan,

yang dimulai dengan pertanyaan

tentang reshuffle dan dilanjutkan

dengan pertanyaan yang

bermaksud menyalahkan dan

meminta mundur Srimulyani dan

Boediono.

1. Metro TV menonjolkan pertanyaan atau informasi yang

penting bagi metro TV dan menyembunyikan atau

menempatkan scene dibagian akhir untuk informasi yang

kurang penting bagi Metro TV.

2. Scene-scene yang menggambarkan pertanyaan yang

menyudutkan dan mengarahkan opini bahwa reshuffle sebagai

ancaman untuk menutup kasus bank Century. Dan pertanyaan

yang lain berupa isyarat dengan memunculkan nama, ide atau

gagasan yang intinya secara tidak langsung meminta

Srimulyani dan Boediono untuk mundur dari jabatannya.

Page 55: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Struktur

Mikro

Semantik Latar, Detail, maksud. 1. Menyampaikan maksud menggunakan pendapat dari para

panitia khusus yang dari partai yang bersebrangan sebagai

alasan pembenar bahwa telah terjadi kasus Bank Century dan

pemerintah mengancam akan melakukan reshuffle

2. Mengontrol informasi yang menguntungkan bagi Metro TV

dan menempatkan informasi yang tidak menguntungkan bagi

Metro TV dibagian belakang talk show seperti pendapat

ekonom dari CSIS yang ditempatkan diakhir talk show

3. Menyampaikan maksud secara implisit bahwa telah terjadi

skandal yang melibatkan para pejabat dalam kabinet Persiden

SBY yang ditampilkan dengan slide show Presiden SBY yang

sedang menyumpah jabatan kepada para menterinya yang

dilanjutkan dengan slide show Wapres Boediono sedang

disidang oleh Pansus.

Page 56: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

4. Menampilkan slide show yang mendahului hak preogratif

presiden yaitu para menteri-menteri yang akan terkena

reshuffle.

Sintaksis Bentuk kalimat, koherensi Metro TV menggambarkan bahwa ada Ancaman reshuffle dari

partai Demokrat yang ditujukan kepada partai Golkar, PKS, PPP.

Metro TV berusaha menggambarkan bahwa Srimulyani dan

Boediono merupakan orang yang menjadi tersangka atas kasus

Bank Century.

Stilistik Labelling, Leksikon Pemilihan kata dalam membuat pertanyaan memiliki makna yang

negatif dan bermaksud untuk mengkonstruksi citra negatif

pemerintahan SBY dan ditujukan kepada Srimulyani dan

Boediono.

Page 57: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Retoris Grafis, Metafora 1. Komunikator melalui intonasi dan gerak mimik wajah dan

tubuh atau komunikasi nonverbalnya, dalam mengekspresikan

dan memaparkan pertanyaan memberi kesan bahwa

komunikator berusaha menekankan kepada pemirsa bahwa

Srimulyani dan Boediono adalah tersangka dari kasus skandal

Bank Century dan harus mundur dari jabatannya. Selain itu

komunikator sangat sering dalam membuat pertanyaan

dengan kata-kata “yang bertanggung jawab”, “Srimulyani dan

Boediono”, “mundur”.

2. Komunikator mengawali talk show ini dengan pernyataan

yang berupa kiasan sebagai strategi komunikator untuk

mewacanakan apa yang menjadi maksud dari komunikator.

Page 58: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Page 59: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

BAB III

ANALISIS DATA

A. Konstruksi Realitas tentang Skandal Bank Century dalam Talkshow

Economic Challenges di Metro TV periode Februari 2010.

Peranan media massa tidak hanya sekedar memberikan informasi

melainkan juga mendorong semakin berkembangnya isu-isu wacana di

tingkat nasional. Sebagai suatu organisasi, media tidak terlepas dari

berbagai kepentingan yang bermain di dalamnya. Oleh karenanya,

penyajian informasi atau berita tidak selalu dalam bentuk teks media

namun dapat melalui talkshow. Bahkan dalam sebuah talkshow informasi

dapat secara langsung diketahui oleh pemirsa dan lebih interaktif karena

menghadirkan nara sumber yang mampu memberikan jawaban atau

pandangan atas pertanyaan yang diajukan oleh presenter dalam talkshow.

Kebanyakan narasumber adalah seorang ahli dibidangnya yang memiliki

popularitas atau dikenal oleh publik, talkshow ini menghadirkan

narasumber yang berseberangan dengan pemerintah, tentu saja akan

memberikan jawaban yang tidak senada atau bahkan memberikan

pandangan yang negatif terhadap kebijakan pemerintah dan ini akan

dianggap berita yang penting dan media sering mencampur adukan dengan

saran dan fakta sosial. Seperti halnya menurut Van Dijk (1998) “the

viewpoint expressed in opinion discourses are an importan feature of news

because, unlike conventional "hard" news reporting, they often blend what

Page 60: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

call "evaluative proposition"(normative prescriptions) and "factual belief"

(sosial facts)”(Joshua Greenberg, 2000:520).

Pada bab ini peneliti melihat adanya tema dan pernyataan yang

berupa informasi yang disajikan sebagai upaya Metro TV untuk

mengkonstruksi realitas dan mencoba mengarahkan opini publik, sehingga

hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana Metro TV

mengkonstruksi perkembangan wacana dan mengarahkan opini publik

sesuai dengan perspektif Metro TV melalui talkshow tersebut.

B. Tematik Talkshow Skandal Bank Century

Tema merupakan gagasan pokok atau ide utama dalam analisis

wacana baik berbentuk teks maupun lisan/ oral. Tema menggambarkan

ide umum dari objek yang akan diteliti. Dalam elemen tematik ini, peneliti

membagi tema-tema atau wacana yang muncul tersebut kedalam dua tema

besar dan memiliki subtema yaitu:

1. Menebar Ancaman Reshuffle

a. Reshuffle dimaknai sebagai ancaman

Pada tahap ini peneliti akan menjabarkan beberapa hal yang

berkaitan dengan konstruksi realitas tentang skandal Bank Century

pada talkshow Economic Challenges di Metro TV pada periode

Februari 2010. Dimana Metro TV membahas tentang skandal Bank

Century dengan mengangkat tema “Menebar Ancaman Reshuffle”.

Wacana pertama yang penulis rumuskan dari tema “Menebar Ancaman

Reshuffle”. Dalam elemen tematik ini, reshuffle dimaknai sebagai

Page 61: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

sebuah ancaman, dan merupakan kebijakan yang mengganggu

perjalanan hidup bangsa. Hal ini dapat dilihat pada scene dibawah ini:

Dari pernyataan Suryo Pratomo (Tomi) sebagai pembawa acara

diatas pada scene (1&3) mengisyaratkan bahwa ada pesan yang ingin

disampaikan yaitu bahwa kebijakan reshuffle merupakan kebijakan

yang dimaknai sebagai ancaman. Ancaman tersebut ditujukan kepada

Pansus atau anggota koalisi yang mengganggu jalannya pemerintahan

atau kebijakan pemerintah. Kata “ancaman” memiliki nilai makna

yang cenderung negatif dibanding dengan kata “peringatan”,

“himbauan”, “teguran” dan sebagainya. Terlebih Tomi menganggap

langkah partai Demokrat untuk melakukan reshuffle, merupakan

Scene 3

Suryo pratomo : “Ancaman Reshuffle ! haruskah

Srimulyani dan Boediono mundur?”

Scene 1

Suryo pratomo : “selamat malam, maneuver

partai-partai koalisi membuat gerah partai

Demokrat, para petinggi partai Demokrat menilai

bahwa partai-partai anggota koalisi telah berjalan

diluar komando. para petinggi partai Demokrat

mengancam akan melakukan reshuffle sejauh

mana langkah dari partai Demokrat untuk

melalukan reshuffle akan mengganggu perjalanan

kehidupan bangsa ini?”

Page 62: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

kebijakan yang mengganggu perjalanan kehidupan bangsa. Jadi

wacana yang ingin dibangun oleh Metro TV dalam talkshow tersebut

adalah reshuffle merupakan ancaman bagi partai anggota koalisi.

Dari scene diatas mengisyaratkan bahwa Tomi selaku pembawa

acara mengintrogasi Max (ketua umum partai Demokrat) dengan

merujuk dari pernyataan partai Golkar dan PKS bahwa koalisi

dibentuk untuk menegakan kebenaran bukan menutupi kesalahan.

Sehingga pernyataan tersebut dapat disimpulkan menjadi demikian

Scene 17

Suryo Pratomo : “Golkar, PKS mengatakan

bahwa koalisi dibentuk untuk menegakan

kebenaran bukan menutupi kesalahan. Apakah

kemudian dalam skandal Bank Century ini

dianggap bukan ancaman?”

Scene 18

Max Sopacua : “saya melihat tidak sejauh

itu, tapi saya melihat begini, ada pengertian

mengenai masalah berkoalisi, beberapa hari

yang lalu saya membaca koran bahwa ada

salah satu pemimpin partai mengatakan

bahwa kami tidak berkoalisi dengan partai

Demokrat, persoalan ini diartikan lain,

Golkar, dengan PKS, dan PPP, saya tidak pernah mengatakan bahwa saya bukan Demokrat,

kalau kita berkoalisi berarti kelompok koalisi itu terydiri dari partai-partai, bertujuan adalah

mendukung kebijakan pemerintah ini, untuk menyejahterakan rakyat dengan program-

programnya sampai akhir massa pemerintahan pada 2014 yang akan datang bila perlu ya lebih

dari itu, jadi saya pikir kalau nanti dilihat bahwa ada kecenderungan gara-gara pansus dan

sebagainya, sehingga anda tidak happy, Demokrat tidak happy, saya pikir itu sebuah nuansa

yang lahir dimana saja”.

Scene 18

Max Sopacua : “saya melihat tidak sejauh itu,

tapi saya melihat begini, ada pengertian

mengenai masalah berkoalisi, beberapa hari

yang lalu saya membaca koran bahwa ada salah

satu pemimpin partai mengatakan bahwa kami

tidak berkoalisi dengan partai Demokrat,

persoalan ini diartikan lain, saya akan

mengatakan bahwa saya berkoalisi dengan

Page 63: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

bahwa koalisi dibentuk untuk menutupi kesalahan atas kasus Bank

Century, karena partai Demokrat merasa terpojok atas tindakan Pansus

dalam menangani kasus Bank Century yang melibatkan Srimulyani

dan Boediono, maka partai Demokrat melakukan ancaman berupa

reshuffle. Secara tidak langsung pertanyaan yang dibentuk oleh Metro

TV dalam talkshow tersebut didesain sedemikian rupa sehingga

mampu untuk memunculkan sebuah opini, dan mengarahkan opini

publik bahwa koalisi tersebut dibentuk untuk menutupi kesalahan dan

ketika kesalahan itu terkuak partai Demokrat mengancam melakukan

reshuffle. Sehingga Metro TV dalam hal ini mencoba untuk

mengkonstruksikan bahwa reshuffle sebagai bentuk ancaman dari

partai Demokrat.

Pada scene 18, Max Sopacua berusaha untuk menyangkal apa yang

menjadi pertanyaan Tomi yang seolah-olah partai Demokrat menutupi

kesalahan dalam kasus Bank Century dan akan mengancam melakukan

reshuffle sebagai akibat atas tindakan pansus yang membuat partai

Demokrat tidak happy.

Scene 29

Akbar faisal : pak Max ini, kawan saya sahabat

saya, mau tidak mau anda tidak bisa

menghindari bahwa ini sebuah ancaman, dan

anda kan tidak mengakui ancaman tadi. Dengan

penyikapan-penyikapan partai anda tentu

dengan dewan Pembina partai anda itu, yang

sesungguhnya sudah masuk kewilayah paranoid,

maka susah anda menghindari bahwa ini adalah

sebuah ancaman, dan itu yang dirasakan partai-

partai koalisi”.

Page 64: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Dari pernyataan Akbar Faisal diatas, dapat diketahui bahwa ia

berusaha meyakinkan kepada pemirsa bahwa reshuffle dimaknai

sebagai sebuah ancaman karena Akbar melihat bahwa penyikapan-

penyikapan dari partai Demokrat merupakan bentuk ancaman. Terlebih

menurut Akbar, apa yang dirasakan oleh partai-partai anggota koalisi

itu merupakan sebuah ancaman.

b. Manipulasi informasi seolah-olah akan terjadi reshuffle.

Dalam talkshow tersebut, Metro TV menampilkan slideshow atau

tayangan yang didalamnya menginformasikan menteri-menteri yang

terancam terkena reshuffle dari partai PKS dan Golkar. Tentu dalam

hal ini Metro TV terkesan mendahului keputusan Presiden akan

adanya reshuffle.

Scene 62

Muncul Slide yang menayangkan menteri-

menteri dari partai PKS yang terancam terkena

reshuffle antara lain menteri Pertanian

(Suswono), Menteri Sosial (Salim Segaf Al

Jufri), Menteri Komunikasi dan Informatika

(Tifatul Sembiring), Menteri Riset dan

Teknologi (Suharna Surapranata).

Scene 61

Muncul slide tayangan Metro TV yang

menayangkan menteri-menteri dari partai

Golkar yang terancam terkena reshuffle seperti

menko Kesra (Agung Laksono), menteri

Perindustrian (MS Hidayat), menteri Kelautan

dan Perikanan (Fadel Muhammad).

Page 65: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Dari slide diatas, Metro TV membuat isu-isu bahwa menteri-

menteri dari partai Golkar tersebut akan terkena reshuffle pada hal

kenyataannya pemerintah tidak mengancam akan melakukan reshuffle,

tentu hal ini Metro TV memanipulasi informasi sehingga seolah-olah

pemerintah sudah menentukan target-target siapa saja menteri-menteri

yang akan terkena reshuffle sesuai yang digambarkan pada slide diatas.

Hal ini merupakan bentuk konstruksi realitas yang dilakukan Metro

TV dengan memanipulasi informasi untuk mempengaruhi opini

masyarakat melalui tampilan slide tersebut.

Dari pertanyaan diatas dapat disimpulkan bahwa penanya ingin

menjebak Max (partai Demokrat), dengan menghadapkan pada

kemungkinan yang terburuk pada akhir penyelesian kasus Century.

2. Menyalahkan dan meminta mundur Srimulyani dan Boediono

dari jabatannya.

Pada tema talkshow ini, Metro TV melalui pembawa acaranya

Suryo Pratomo atau yang akrab disapa dengan Tomi melakukan

introgasi dengan memberikan pertanyaan dimana pertanyaan tersebut

Scene 19

Suryo Pratomo: “Jadi kalau dalam keputusan

terakhir di Pansus maupun di Paripurna partai-

partai anggota koalisi pada akhirnya

bersebrangan dengan partai Demokrat, apakah

artinya Demokrat akan melakukan reshuffle

kabinet?”

Page 66: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

sengaja didesain untuk mengarahkan pandangan publik bahwa

Srimulyani dan Boediono adalah tersangka atas kasus skandal Bank

Century diantaranya terdapat scene-scene berikut ini:

Pertanyaan tersebut dibuat dan ditujukan kepada narasumber yang

merupakan anggota Pansus dan berasal dari partai Hanura yang

bersebrangan dengan pemerintah. Dari pertanyaan tersebut penulis

melihat ada pesan yang ingin ditunjukan kepada pemirsa atau publik

untuk diarahkan opininya dengan menanyakan kepada narasumber dari

partai yang bersebrangan dengan pemerintah. Tentu jawaban dari

partai yang bersebrangan akan mendiskreditkan atau menjawab dengan

nada yang negatif.

Dari pertanyaan diatas dapat dilihat bahwa komunikator berusaha

untuk mengarahkan opini publik dengan melontarkan pertanyaan yang

Scene 26

Suryo Pratomo : “Mas Akbar?! Anda tadi

mengatakan bahwa ada kesalahan yang jelas

dari skandal Bank Century, apa itu? Siapa yang

bertanggung jawab?”

Scene 38

Suryo Pratomo : “artinya apa itu? Artinya

Srimulyani dan Boediono harus bertanggung

jawab?”

Page 67: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

menyebut nama Srimulyani dan Boediono, agar terlihat murni

merupakan kesalahan dari kedua tokoh tersebut. Sehingga bila cermati

pertanyaan tersebut tidak netral dan mempunyai makna untuk

memberikan arahan, gambaran atau menginspirasi agar yang terlihat

bersalah atau yang bertanggung jawab adalah Srimulyani dan

Boediono.

Scene 40

Suryo Pratomo : “Kalau BI itu sebagai

institusi atau sebagai pribadi?”

Scene 39

Akbar Faisal : “Yang itu stadium keduanya, saya

selalu mengatakan kata stadium. Stadium

pertamanya adalah terbukalah hati teman-teman

bahwa oh ternyata ada kesalahan, saya rasa itu

luar biasa kita selangkah lebih maju soal itu, yang

kedua saya akan memberi jawaban tadi itu belum

ada yang menyebut nama, saya, fraksi saya

sendiri itu menemukan 62 kesalahan yang diindikasikan pelanggaran baik perbankan maupun

pidana pada empat poin dan 10 pihak yang bertanggung jawab, diduga bertanggung jawab

mulai dari manajemen CIC, manajemen Century yang lama, manajemen Century baru, KSSK,

BI, kemudian yang terakhir itu LPS termasuk KP3R, tapi yang paling banyak mengambil porsi

pertanggung jawaban adalah BI”.

Page 68: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Dari pertanyaan diatas komunikator selaku pembawa acara

talkshow ingin memperoleh jawaban yang detail yaitu dengan

menanyakan “BI sebagai instusi saja atau sebagai pribadi” dan

“Hanura akan mengatakan siapa orangnya”. Jelas ini mengarah pada

Boediono yang menjabat sebagai gubernur BI. Sehingga dalam hal ini

peneliti menangkap kesan bahwa Metro TV ingin mengkonstruksikan

pesan bahwa Srimulyani dan Boediono adalah tersangka dalam kasus

Bank Century.

Scene 42

Suryo Pratomo : nanti pada akhir masa,

Hanura akan mengatakan siapa orangnya

begitu?

Scene 47

Suryo Pratomo : “pak Pande, apakah bu

Srimulyani dan pak Boediono akhirnya harus

bertanggung jawab atas semua ini?”

Page 69: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Apabila dicermati dalam pertanyaan pada scene 47 tersebut, ada

pesan yang secara tidak langsung ingin mengarahkan pikiran publik

bahwa Srimulyani dan Boediono tersangkut kasus tersebut. Sedangkan

pada Scene berikutnya Raja Pande menyampaikan bahwa kesimpulan

yang menyalahkan Srimulyani dan Boediono sebagai tokoh yang harus

bertanggung jawab adalah telah mendahului pemilik hak preogratif

yaitu presiden.

a. Kabinet yang gagal dan pemerintahan yang otoriter

Pertanyaan pada scene 45 tersebut bersifat provokatif dimana

komunikator atau penanya mengarahkan pada mampu dan tidaknya

Scene 45

Suryo Pratomo : “saya akan bertanya pada

pak Kwiek, apakah dengan kondisi seperti

sekarang apakah kabinet ini bisa

dipertahankan?”

Scene 48

Pande : “iya kalau dibuat semuanya

menjadi kabur, kan sampai sekarang

kesimpulan belum ada, setingkat mana

Scene 48

Pande : “iya kalau dibuat semuanya menjadi

kabur, kan sampai sekarang kesimpulan belum

ada, setingkat mana kesimpulan itu, itu sudah

lebih mendahului yang punya hak preogratif. Itu

yang menjadi pertanyaan buat saya. Sejauh mana

pertanggung jawabannya. Kalau policy

(kebijakan) dilakukan sesuai dengan undang-

undang ada akibat negatif itu tidak bisa diadili

tapi kalau policy dilakukan melanggar undang-undang dan hasilnya positif, dia harus diadili.

Ini untuk bernegara jadi kita jangan mengatakan policy yang dilakukan sesuai dengan undang-

undang tidak cukup. Buktikan dia melanggar undang-undang”.

Page 70: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

kabinet ini dipertahankan karena memiliki masalah atas kasus Bank

Century yang mengakibatkan terjadinya demo dimana-mana terhadap

Menteri Keuangan (Srimulyani) dan Mantan Gubernur BI (Boediono).

Dari scene diatas kita bisa melihat bahwa Metro TV melontarkan

pertanyaan dengan skeptis (penuh keraguan) karena Menteri Keuangan

dan Wakil Presidennya adalah orang-orang berkasus dan kemana-

mana selalu didemo oleh rakyat.

Dari pernyataan diatas, Kwiek sebagai narasumber yang menjawab

pertanyaan dari pembawa acara mengisyaratkan adanya pesan yang

ingin disampaikan kepada publik bahwa pemerintahan SBY-Boediono

merupakan pemerintahan yang gagal dan tidak dapat dipertahankan

lagi karena kedua tokoh yaitu Srimulyani dan Boediono selalu didemo

dimana-mana sehingga tidak dapat bekerja dengan maksimal.

memerintah kalau terus menerus dibeginikan, dikritik, kemudian demonya seperti itu, dihina

dimana-mana. Pak Boediono megunjungi 5 atau 6 tempat tidak ada satu pun yang tidak

didemo, Srimulyani ceramah sampai harus lari, kalau sudah seperti itu, kemudian urusan yang

lebih real adalah begini sejak awal kan sudah saya katakan, kan saya ditanya, kalau saya, saya

akan mengatakan kepada DPR, kalau itu anda berpendapat tentang saya, ini saya buang

semuanya, wong saya ini kerja untuk rakyat, kerja 100% kok anda cela, ambilah saya minta

dukungan 100% kalau ada sedikit saja yang tidak percaya dengan saya “go to hell with you”!,

itu baru bukti bekerja sepenuh-penuhnya untuk rakyat, bener kan?”.

Scene 46

Kwiek Kian Gie : “menurut saya, tidak!

Sekarang saya gampang saja ya, oleh karena

saya juga pernah mengalami didalam kabinet,

saya mencoba dengan mempehatikan segala-

galanya seandainya saya itu ditempatnya pak

boediono dan bu Srimulyani, apa saya bisa

memerintah selama 5 tahun kedepan? apa bisa

Page 71: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Dari scene diatas Metro TV berusaha mengkonstruksi realitas

dengan menyatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Pansus adalah sia-

sia karena “mayoritas di DPR dikuasai partai Demokrat dan mendesak

Pansus untuk menghentikan penyelidikan”. Dari pernyataan tersebut

penulis mendapat kesan bahwa partai Demokrat sebagai partainya

pemerintah yang otoriter.

C. Skematik Talkshow Economic Challenges tentang Skandal Bank

Century

Sebuah wacana umumnya mempunyai skema atau alur dari

pendahuluan sampai akhir. Alur tersebut menunjukan bagaimana bagian-

bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan

arti (Eriyanto, 2001:232). Dengan urutan tertentu, skematik memberikan

tekanan mana yang didahulukan dan bagian mana yang kemudian sebagai

strategi untuk menyembunyikan informasi penting. Karena dengan

menampilkan dari bagian tertentu, merupakan proses penonjolan tertentu

dan menyembunyikan bagian yang lain. Upaya penyembunyian informasi

penting itu dilakukan dengan menempatkan dibagian akhir agar tidak

Scene 11

“Sejauh ini pendapat di pansus angket Century

memang kian jelas namun pandangan fraksi itu

belum merupakan kesimpulan Pansus, karena

rekomendasi tetap akan melalui pintu Paripurna

DPR yang mayoritas dikuasai Demokrat,

mekanisme itulah yang membuat sejumlah

kalangan meragukan hasil akhir pansus,

sehingga mendesak Pansus menghentikan penyelidikan dan menyerahkan hasilnya kepada

Mahkamah Konstitusi (suara tim liputan Metro TV )”.

Page 72: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

terkesan menonjol. Semua bagian dan skema ini dipandang sebagai

strategi bukan saja bagaimana bagian scene itu hendak disusun tetapi juga

bagaimana membentuk pengertian sebagaimana dipahami atau pemaknaan

komunikator atas suatu peristiwa.

Tabel 2 Skematik

Scene isi

12 Suryo pratomo : ”saya ingin memulai diskusi tentunya,

karena yang menjadi pemicu partai Demokrat maka saya ingin

bertanya kepada Bung Max. apa sih sebetulnya suasana batin

yang terjadi di partai Demokrat sekarang ini?”

15 Suryo Pratomo : “Apa sebetulnya yang ingin dicapai partai

Demokrat?”

16 Max Sopacua : “Seandainya saya punya rumah dan kebetulan

yang tinggal dirumah saya banyak, saya akan mengatakan

kepada mereka, kalau kalian tidak bisa mengikuti peraturan

dirumah ini, kita berpisah saja. Substansi ini mengakibatkan

kita memiliki pengertian bahwa kita ingin bersatu sampai 2014

bahkan lebih dari itu. Inilah persoalan yang mengikat bahwa

ada nuansa menyebar ancaman untuk reshuffle, menyebar

ancaman untuk cabut dari koalisi, saya pikir terlalu jauh kita

begitu”.

17 Suryo Pratomo : “Golkar, PKS mengatakan bahwa koalisi

dibentuk untuk menegakan kebenaran bukan menutupi

kesalahan. Apakah kemudian dalam skandal Bank Century ini

dianggap bukan ancaman?”

19 Suryo Pratomo : “Jadi kalau dalam keputusan terakhir di

pansus maupun di paripurna partai-partai anggota koalisi pada

akhirnya bersebrangan dengan partai Demokrat, apakah artinya

Demokrat akan melakukan reshuffle kabinet?”

Page 73: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

20 Max Sopacua :”Saya kira tidak dalam posisi yang demikian,

sebuah keputusan yang mengatakan salah adalah sebuah

keniscayaan, artinya kalau itu datangnya betul akan salah ya

akan salah, tapi kalau datangnya disalahkan, ini persoalannya

lain lagi.”

23 Suryo Pratomo : “tapi kalau kemudian tidak sesuai dengan

rumah tadi, goyah hanya karena kepentingan yang berbeda,

silakan keluar dari rumah ini?”

24 Max Sopacua :”Saya pikir kita tidak berbicara kearah itu, ya

saya pikir akan ada gambaran-gambaran berikutnya”.

26 Suryo Pratomo : “Mas Akbar?! Anda tadi mengatakan bahwa

ada kesalahan yang jelas dari skandal Bank Century, apa itu?

Siapa yang bertanggung jawab?”

28 Suryo Pratomo : “karakter apa itu?”

29 Akbar faisal : “pak Max ini, kawan saya sahabat saya, mau

tidak mau anda tidak bisa menghindari bahwa ini sebuah

ancaman, dan anda kan tidak mengakui ancaman tadi. Dengan

penyikapan-penyikapan partai anda tentu dengan dewan

Pembina partai anda itu, yang sesungguhnya sudah masuk

kewilayah paranoid, maka susah anda menghindari bahwa ini

adalah sebuah ancaman, dan itu yang dirasakan partai-partai

koalisi”.

35 Suryo Pratomo : “yang kedua adalah siapa yang bertanggung

jawab dari Bank Century?”

38 Suryo Pratomo : “artinya apa itu? Artinya Srimulyani dan

Boediono harus bertanggung jawab?”

39 Akbar Faisal : “Yang itu stadium keduanya, saya selalu

mengatakan kata stadium. Stadium pertamanya adalah

terbukalah hati teman-teman bahwa oh ternyata ada kesalahan,

saya rasa itu luar biasa kita selangkah lebih maju soal itu, yang

Page 74: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

kedua saya akan memberi jawaban tadi itu belum ada yang

menyebut nama, saya, fraksi saya sendiri itu menemukan 62

kesalahan yang diindikasikan pelanggaran baik perbankan

maupun pidana pada empat poin dan 10 pihak yang

bertanggung jawab, diduga bertanggung jawab mulai dari

manajemen CIC, manajemen Century yang lama, manajemen

Century baru, KSSK, BI, kemudian yang terakhir itu LPS

termasuk KP3R, tapi yang paling banyak mengambil porsi

pertanggung jawaban adalah BI”.

40 Suryo Pratomo : “Kalau BI itu sebagai institusi atau sebagai

pribadi?”

42 Suryo Pratomo : “nanti pada akhir masa, Hanura akan

mengatakan siapa orangnya begitu?”

43 Suryo Pratomo : “Untuk apa itu?”

45 Suryo Pratomo : “saya akan bertanya pada pak Kwiek, apakah

dengan kondisi seperti sekarang apakah kabinet ini bisa

dipertahankan?”

46 Kwiek Kian Gie : “menurut saya, tidak! Sekarang saya

gampang saja ya, oleh karena saya juga pernah mengalami

didalam kabinet, saya mencoba dengan mempehatikan segala-

galanya seandainya saya itu ditempatnya pak boediono dan bu

Srimulyani, apa saya bisa memerintah selama 5 tahun kedepan?

apa bisa memerintah kalau terus menerus dibeginikan, dikritik,

kemudian demonya seperti itu, dihina dimana-mana. Pak

Boediono megunjungi 5 atau 6 tempat tidak ada satu pun yang

tidak didemo, Srimulyani ceramah sampai harus lari, kalau

sudah seperti itu, kemudian urusan yang lebih real adalah begini

Page 75: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

sejak awal kan sudah saya katakan, kan saya ditanya, kalau

saya, saya akan mengatakan kepada DPR, kalau itu anda

berpendapat tentang saya, ini saya buang semuanya, wong saya

ini kerja untuk rakyat, kerja 100% kok anda cela, ambilah saya

minta dukungan 100% kalau ada sedikit saja yang tidak percaya

dengan saya “go to hell with you”!, itu baru bukti bekerja

sepenuh-penuhnya untuk rakyat, bener kan?”.

47 Suryo Pratomo : “pak pande, apakah bu Srimulyani dan pak

Boediono akhirnya harus bertanggung jawab atas semua ini?“

48

Pande : “iya kalau dibuat semuanya menjadi kabur, kan sampai

sekarang kesimpulan belum ada, setingkat mana kesimpulan itu,

itu sudah lebih mendahului yang punya hak preogratif. Itu yang

menjadi pertanyaan buat saya. Sejauh mana pertanggung

jawabannya. Kalau policy (kebijakan) dilakukan sesuai dengan

undang-undang ada akibat negatif itu tidak bisa diadili, tapi

kalau policy dilakukan melanggar undang-undang dan hasilnya

positif, dia harus diadili. Ini untuk bernegara jadi kita jangan

mengatakan policy yang dilakukan sesuai dengan undang-

undang tidak cukup. Buktikan dia melanggar undang-undang”.

59 Suryo Pratomo : “menurut pak Pande, melihat situasi seperti

sekarang ini, sebetulnya apakah reshuffle itu perlu dilakukan

atau tidak?”

61 slide tayangan Metro TV yang menayangkan menteri-menteri

dari partai Golkar yang terancam terkena reshuffle seperti

Menko Kesra (Agung Laksono), Menteri Perindustrian (MS

Hidayat), Menteri Kelautan dan Perikanan (Fadel Muhammad).

62 Slide tayangan yang menayangkan menteri-menteri dari partai

PKS yang terancam reshuffle antara lain Menteri

Page 76: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Pertanian(Suswono), Menteri Sosial (Salim Segaf Al Jufri),

Menteri Komunikasi dan Informatika (Tifatul Sembiring),

Menteri Riset dan Teknologi (Suharna Surapranata).

69 Suryo Pratomo : “jadi pak Max mengatakan bahwa ibu

Srimulyani dan pak Boediono kalau sudah ditetapkan bersalah

baru mundur?”

71 Suryo Pratomo : “sementara pak Akbar mengatakan bahwa

seharusnya lebih elegan sebelum dinyatakan bersalah…sudah

mundur..?”

88 Suryo Pratomo : “Pak Kwiek tadi pak Boediono mengatakan

kalau memang jabatan itu tidak terlalu masalah, apa esensi yang

paling penting dari seorang pejabat itu pak?”

91 Suryo Pratomo : “apakah tanpa reserve, pak Max?”

102 Suryo Pratomo : “mas Akbar ini tentang koalisi dan

kesepakatan yang tanpa reserve, apa dan bagaiman

seharusnya?”

109 Suryo pratomo : “pak Pande mengusulkan bukan bu

Srimulyani dan pak Boediono yang mundur tapi partai koalisi

yang tidak sepakat dengan pemerintah yang mundur?”

121 Suryo : “pak Pande, ada satu tulisan di final sell time

mengatakan dengan gambar pak SBY, bahwa Indonesia

dianggap berhasil sampai saat ini dalam membangun

demokrasinya dan salah satu indikatornya adalah salah satu

perusahaan Inggris membeli Matahari dengan 7,2 triliun dan dia

mengatakan bahwa arus ekonomi, modal ke Indonesia akan

semakin deras karena Indonesia dianggap berhasil membangun

demokrasi”.

128

Max Sopacua : “reshuffle itu hasil evaluasi dan hak preogratif

dari Presiden. dan kedepan kita tetap mengharapkan bahwa

posisi partai Demokrat tidak pada posisi untuk menutupi

Page 77: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

kesalahan, menutupi orang yang salah, tidak pada yang

demikian karena kita berlandaskan hukum dan siapapun yang

bersalah dia akan behubungan dengan hukum tetapi kesalahan

itu dibuktikan secara rasional tidak disalahkan begitu saja tapi

memang betul ada kesalahan”.

131 Pande : “Didalam ekonomi ada yang dinamakan the law of the

minimizing return (hukum pengurangan hasil) saya melihat

sekarang ini the law yang semakin berkurang, itu yang dialami

oleh Pansus, kenapa saya memberikan statement, sudah

memulai kerugian dan itu semakin cepat, dan tolonglah agar

wakil rakyat tetap dipercaya, perhatikan ini!”

Dari tabel susunan isi scene tampaklah komunikator dalam

mempresentasikan gagasannya melalui pertanyaan-pertanyaan yang

mengandung makna dan maksud. Dimana dalam elemen skematik ini,

penulis menyoroti jumlah scene yang digunakan untuk mengangkat sebuah

wacana baik secara implisit maupun eksplisit. Peletakan scene tersebut

tentunya menjadi perhatian penulis. Pertama-tama penulis mengangkat

kesan akan adanya wacana “Menebar Ancaman Reshuffle”, yang

dipresentasikan dengan porsi yang cukup besar yaitu 16 scene. Khusus

dari pertanyaan atau introgasi pihak Metro TV yang mengangkat masalah

ancaman reshuffle ada 11 scene. Untuk wacana “Menyalahkan dan

meminta mundur Srimulyani dan Boediono dari jabatannya” ada 16 scene.

sedangkan 13 scene yang semuanya itu berasal dari penanya atau pihak

Metro TV. Dari kedua wacana diatas, wacana untuk “Menyalahkan dan

meminta mundur Srimulyani dan Boediono dari jabatannya” lebih banyak

Page 78: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

dan mendominasi, dimana kedua wacana tersebut menjadi wacana utama

dari talkshow Metro TV. Melalui pembawa acaranya, Metro TV benar-

benar mengkonstruksi realitas dengan scene-scene yang berupa pertanyaan

yang didalamnya terselip pesan baik secara implisit maupun eksplisit.

Dari scene-scene tersebut menggambarkan pertama, sebagai alur

yang paling pertama dalam talkshow karena di scene inilah pertanyaan

dimulai dan dilontarkan kepada Max dimana komunikator atau penanya

ingin mengetahui langkah dari partai Demokrat. “saya ingin memulai

diskusi tentunya, karena yang menjadi pemicu partai Demokrat maka saya

ingin bertanya kepada bung Max. apa sih sebetulnya suasana batin yang

terjadi di partai Demokrat sekarang ini?” Tentu dalam hal ini Suryo

Pratomo ingin mengetahui apakah benar rencana untuk melakukan

reshuffle, dengan menanyakan suasana batin dari partai Demokrat Kedua,

alur berikutnya komunikator ingin mengetahui “apa yang ingin dicapai

partai Demokrat” tentu dalam hal ini penanya ingin mengetahui langkah

dari partai Demokrat dengan menghubung-hubungkan dengan isu

reshuffle. Ketiga, dari tabel diatas penanya ingin memperjelas bahwa

dengan merujuk pada pernyataan partai Golkar dan PKS tentang koalisi

untuk menegakan kebenaran dan tidak menutupi kesalahan sehingga

karena merasa terpojok oleh sepak terjang partai koalisi yang ingin

menyeleseikan kasus Century dan merasa dihalang-halangi oleh partai

Demokrat sehingga disimpulkan bahwa pertanyaan-pertanyaan yang

ditujukan mengarah pada reshuffle sebagai ancaman. Keempat, dapat

Page 79: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

dilihat pada tabel (scene 19) dari pertanyaan tersebut komunikator

melontarkan pertanyaan yang bersifat menjebak yaitu dengan memberikan

prediksi-prediksi dan menghadapkan mitra tutur dalam gambaran atau

kemungkinan suatu kondisi yang terburuk di massa yang akan datang.

Kelima, dari tabel (scene 23) alur ini merujuk pada reshuffle sebagai

ancaman. Alur-alur atau skema tersebut disusun sehingga membentuk

kesatuan arti yang akan diwacanakan mulai dari scene 12, 15, 16, 17, 19,

20, 23, 24, 29, 59, 61, 62, 91, 102, 128 mempertanyakan atau

membicarakan tentang reshuffle sebagai ancaman. Untuk wacana

“Menyalahkan dan meminta mundur Srimulyani dan Boediono dari

jabatannya”, dimunculkan pada scene 26, 28, 35, 38, 39, 40, 42, 43, 45,

46, 47, 48, 69, 71, 88, 109. Apabila dicermati dari skema diatas, ada dua

wacana yang ingin ditonjolkan yaitu “Ancaman reshuffle”, dan

“Menyalahkan dan meminta mundur Srimulyani dan Boediono dari

jabatannya”. Dan apabila dilihat dari tabel tersebut ada informasi yang

disembunyikan baik yang diletakan di scene yang terakhir maupun yang

sengaja tidak dimunculkan dalam pembahasan talkshow seperti halnya

pada scene 128 dan 131. Dari kedua scene tersebut memiliki substansi

yang penting untuk meng-counter isu-isu yang diwacanakan. Kemudian

dalam talkshow tersebut tidak membahas nama Robert Tantular sebagai

pemiliki Bank Century yang juga terlibat kasus skandal Bank Century.

Page 80: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

D. Semantik Talkshow Economic Challenges tentang Skandal Bank

Century

Elemen semantik merupakan perangkat analisis wacana yang

mengulas tentang makna-makna yang ingin ditekankan dalam teks

(Eriyanto, 2001:238). Dalam dimensi ini dipelajari relasi-relasi diantara

tanda dan obyek yang diacunya sebelum digunakan dalam tuturan tertentu

atau tulisan. Makna dalam tingkatan semantik dapat dilihat dari hubungan

antar kalimat dan proposisi yang membentuk makna tertentu. Talkshow

economic challenges juga menggunakan strategi wacana dalam level

semantik untuk memberikan makna tertentu pada khalayak. Ada beberapa

strategi semantik yang digunakan komunikator dalam talkshow ini seperti

latar, detil dan maksud, untuk menyembunyikan informasi tertentu yang

dapat mempengaruhi pemahaman khalayak.

1. Latar

Latar merupakan bagian berita yang dapat mempengaruhi semantik

(arti) yang ingin ditampilkan sebab latar yang dipilih menentukan

kearah mana pandangan khalayak hendak dibawa (Eriyanto,

2001:235). Latar umumnya ditampilkan di awal sebelum pendapat

komunikator yang sebenarnya muncul dengan maksud mempengaruhi

dan memberi kesan bahwa pendapat komunikator sangat beralasan.

Oleh karena itu, latar membantu menyelidiki bagaimana seseorang

memberi pemaknaan atas suatu peristiwa dan dapat menjadi alasan

pembenar gagasan yang diajukan oleh komunikator. Sehingga latar

Page 81: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

merupakan elemen yang sangat berguna karena dapat membongkar apa

maksud yang ingin disampaikan oleh komunikator. Talkshow ini juga

menggunakan strategi semantik latar guna mendukung pendapatnya.

Berikut ini penulis akan menyajikan terlebih dahulu scene-scene yang

menjadi latar dari wacana pokok yang ada dalam talkshow.

Scene 1

Suryo pratomo : “selamat malam, maneuver

partai-partai koalisi membuat gerah partai

Demokrat, para petinggi partai Demokrat menilai

bahwa partai-partai anggota koalisi telah berjalan

diluar komando. para petinggi partai Demokrat

mengancam akan melakukan reshuffle menarik

menteri-menteri yang ada dalam pemerintahan

sekarang ini”.

Scene 4

“Partai Demokrat akhirnya gerah juga menyaksikan

sepak terjang partai peserta koalisi di pansus angket

Century, wakil ketua umum partai Demokrat

(Ahmad Mobarok) dan Sekjen (Amir Syamsudin)

bahkan memanas-manasi presiden SBY untuk

segera merombak kabinet, karena menganggap

beberapa partai koalisi sudah bertindak diluar nalar

politik (suara tim liputan Metro TV)”.

Scene 5

Amir Syamsudin : “karena saya melihat bahwa dari

situ sudah terlihat isyarat bahwa mereka tidak punya

itikad baik, berkoalisi dengan kita, mereka berada

satu wadah dengan kita tetapi sengaja membawa

perahu ini menuju pada suatu gelombang yang

menimbulkan kesulitan apakah perlu dipertahankan

keadaan seperti ini? beberapa unsur dari pimpinan

Demokrat dan saya ketua fraksi menyampaikan

wacana itu”.

Page 82: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Scene 7

“Meski tidak menunjuk langsung pernyataan para

petinggi partai berkuasa itu jelas mengarah pada

fraksi partai Golkar, PKS dan PPP di pansus karena

para anggota ketiga fraksi itu kian solid bersama

PDIP, Gerindra dan Hanura mengungkap mega

skandal atas kebijakan dan aliran dana billout Bank

Century (suara tim liputan Metro TV)”.

Scene 8

Bambang Soesatyo ( Anggota Pansus dari Fraksi

Golkar) : “Karena kan pemakzulan, kecuali yang

bersangkutan mengundurkan diri, saya kira sikap

yang baik dan satria ya mengundurkan diri, melihat

konstalasi (kumpulan) dan Konstruksi politik yang

terjadi saat ini”.

Scene 9

Fachri Hamzah ( Anggota Pansus dari Fraksi

PKS) : “Ini semua kita PKS dari awal meminta ini

dibuka, semua ini sekarang ditonton orang nggak

mungkin kita sembunyi, anda kurang dari harus

apa yang seharusnya anda dikejar oleh publik,

jangan publik menghakimi kita, kita nggak mau

itu”.

Scene 6

Ahmad mubarok (wakil ketua umum Demokrat)

mengatakan bahwa “ dari PKS umpamanya, enak

aja dia mewacanakan kalau bisa pemakzulan

kenapa tidak? menebarkan wacana seperti itu, dapat

mengganggu psikologis masyarakat, apalagi para

ahli mengatakan pemakzulan itu panjang

perjalanannya, kalau itu yang dikembangkan seperti

memasuki lorong kecil gelap terus ujung-ujungnya

nggak jelas, ujungnya nanti lima tahun kita kerjanya hanya mencari kesalahan dan nggak bisa

membangun. Kalau anggota koalisi begitu, ya itu bukan anggota koalisi”.

Page 83: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Dari scene-scene diatas penulis menangkap kesan bahwa

komunikator menggunakan elemen latar dalam menyampaikan wacana

pokok yang telah penulis rumuskan dalam elemen tematik, yaitu

Menebar Ancaman Reshuffle, Menyalahkan dan meminta mundur

Srimulyani dan Boediono dari jabatannya. Dimana dari scene 1, 4, 5,

6, 7, 11 menggambarkan akan adanya reshuffle yang dimaknai sebagai

ancaman. Mulai dari scene 1 komunikator menggambarkan dengan

informasi bahwa para petinggi partai Demokrat merasa gerah dengan

langkah partai koalisi dan mengancam akan melakukan reshuffle

menarik menteri-menteri yang ada di kabinet. Pada scene 4 masih

senada dengan makna dari scene 1 yaitu menurut tim liputan Metro

Scene 10

Ahmad Yani ( Anggota Pansus dari Fraksi PPP) :

“Pelanggaran hukum apa yang kemungkinan terjadi,

satu ada tindak pidana korupsi, tindak pidana

ekonomi, ya kejahatan umumlah yang seperti itu, trus

siapa pelakunya? Saya kira pelakunya ini dalam

proses merger, si pemegang saham Bank sendiri,

pengurus Bank, dengan otoritas di BI”.

Scene 11

“Sejauh ini pendapat di pansus angket Century

memang kian jelas namun pandangan fraksi itu

belum merupakan kesimpulan pansus, karena

rekomendasi tetap akan melalui pintu paripurna DPR

yang mayoritas dikuasai Demokrat, mekanisme

itulah yang membuat sejumlah kalangan meragukan

hasil akhir pansus, sehingga mendesak pansus

menghentikan penyelidikan dan menyerahkan

hasilnya kepada mahkamah konstitusi (suara tim

liputan Metro TV )”.

Page 84: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

TV, para petinggi partai Demokrat seperti Ahmad Mubarok dan Amir

Syarifudin memanas-manasi presiden SBY untuk merombak kabinet.

Pada scene 5 Amir Syarifudin memberi pernyataan bahwa koalisi ini

sudah tidak memiliki itikad baik, begitu juga dengan scene 6, 7 dan 11

semuanya memberi kesan bahwa reshuffle merupakan sebuah

ancaman. Sedangkan pada scene 8, 9, 10 lebih menekankan pada

wacana Menyalahkan dan meminta mundur Srimulyani dan Boediono

dari jabatannya. Seperti halnya pada scene 8, pernyataan dari Bambang

Soesatyo menyatakan bahwa sikap yang baik dan satria adalah

mengundurkan diri, melihat konstalasi (kumpulan) dan Konstruksi

politik yang terjadi saat ini. Begitu juga dengan scene 9 dan 10,

dimana pada scene tersebut Fachri Hamzah menyatakan PKS ingin

semua kasus ini dibuka, PKS tidak mau dikejar-kejar dan dihakimi

oleh publik. Dan pada scene berikutnya, Ahmad Yani menyatakan

bahwa terdapat tindak pidana korupsi dan tindak pidana ekonomi, dan

pelakunya ini dalam proses merger, pemegang saham Bank sendiri,

pengurus Bank, dengan otoritas di BI.

Dari scene-scene diatas dijadikan oleh komunikator sebagai latar

dalam talkshow dimana scene-scene tersebut diposisikan atau

dimunculkan pada awal talkshow dan dijadikan sebagai alasan

pembenar oleh komunikator.

Page 85: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

2. Detil

Elemen wacana detil berhubungan dengan kontrol informasi yang

ditampilkan seseorang. Dimana komunikator akan menampilkan

secara berlebihan informasi yang menguntungkan dirinya atau

memberi citra yang baik (Eriyanto, 2001:238). Sebaliknya ia akan

menampilkan informasi dalam jumlah yang sedikit bahkan kalau perlu

tidak disampaikan apabila hal itu merugikan kedudukannya. Informasi

yang menguntungkan komunikator ini ditampilkan dengan detil yang

lengkap bila perlu dengan data-data. Hal ini dilakukan secara sengaja

untuk menciptakan citra tertentu kepada khalayak. Berikut detail

dalam talkshow Economic Challenges “Menebar Ancaman Reshuffle”:

1

5

3

4 6

2

7

Page 86: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Pada scene 2 Metro TV menampilkan tayangan Presiden SBY

yang sedang menyumpah jabatan kepada para Menterinya dalam

kabinet Indonesia bersatu jilid II. Dalam tayangan tersebut secara

berurutan diteruskan dengan menampilkan Wapres Boediono yang

sedang disidang oleh Pansus, tayangan berikutnya menampilkan para

mahasiswa sedang berdemo menuntut Presiden SBY, Wapres

Boediono dan menteri Keuangan Srimulyani untuk mundur dari

jabatannya. Sehingga bila disimpulkan dalam tayangan diatas memiliki

kesan yang ironis sekali dimulai dengan sumpah jabatan dan

diteruskan dengan kasus-kasus dan hujatan. Metro TV menampilkan

tayangan ini diawal talkshow, sebagaimana sebuah detail akan

informasi yang baik untuk pihak komunikator maka informasinya akan

ditampilkan lebih banyak dan mendalam. Penulis menyatakan bahwa

ini menguntungkan bagi komunikator karena dapat kita lihat bahwa

pemilik Metro TV adalah Surya Paloh dimana dia merupakan ketua

umum partai Nasional Demokrat, yang dahulu juga pernah menjabat

sebagai ketua umum partai Golkar, sehingga dapat disimpulkan bahwa

media ini memilki kepentingan dalam bidang politik, baik sebagai

corong kekuasaan maupun alat propaganda.

Scene 2

Presiden SBY : “Saya Bersumpah” ( SBY sedang menyumpah para Menteri Kabinet Indonesia

bersatu Jilid 2).

Page 87: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Di bawah ini juga merupakan informasi yang dianggap

menguntungkan bagi Metro TV karena berupa pernyataan dari para

narasumber yang mendiskreditkan pemerintahan SBY.

Scene 8

Bambang Soesatyo ( Anggota Pansus dari Fraksi

Golkar) : “Karena kan pemakzulan, kecuali yang

bersangkutan mengundurkan diri, saya kira sikap

yang baik dan satria ya mengundurkan diri,

melihat konstalasi (kumpulan) dan Konstruksi

politik yang terjadi saat ini”.

Scene 9

Fachri Hamzah ( Anggota Pansus dari Fraksi

PKS) : “Ini semua kita PKS dari awal meminta ini

dibuka, semua ini sekarang ditonton orang nggak

mungkin kita sembunyi, anda kurang dari harus

apa yang seharusnya anda dikejar oleh publik,

jangan publik menghakimi kita, kita nggak mau

itu”.

Scene 10

Ahmad Yani ( Anggota Pansus dari Fraksi PPP) :

“Pelanggaran hukum apa yang kemungkinan

terjadi, satu ada tindak pidana korupsi, tindak

pidana ekonomi, ya kejahatan umumlah yang

seperti itu, trus siapa pelakunya? Saya kira

pelakunya ini dalam proses merger, si pemegang

saham bank sendiri, pengurus bank, dengan

otoritas di BI”.

Page 88: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Dari scene-scene diatas menunjukan bahwa semua itu merupakan

informasi yang bersifat menguntungkan bagi Metro TV karena

menampilkan tayangan-tayangan yang mampu merusak citra dan

mempengaruhi opini publik. Sedangkan di bawah ini merupakan

informasi yang kurang menguntungkan bagi pemilik Metro TV karena

Scene 11

“Sejauh ini pendapat di pansus angket Century

memang kian jelas namun pandangan fraksi itu

belum merupakan kesimpulan pansus, karena

rekomendasi tetap akan melalui pintu paripurna

DPR yang mayoritas dikuasai Demokrat,

mekanisme itulah yang membuat sejumlah kalangan

meragukan hasil akhir pansus, sehingga mendesak

pansus menghentikan penyelidikan dan

menyerahkan hasilnya kepada mahkamah konstitusi

(suara tim liputan Metro TV )”.

Scene 61

Muncul slide tayangan Metro TV yang

menayangkan menteri-menteri dari partai Golkar

yang terancam terkena reshuffle seperti Menko

Kesra (Agung Laksono), menteri Perindustrian

(MS Hidayat), menteri Kelautan dan Perikanan

(Fadel Muhammad).

Scene 62

Muncul Slide yang menayangkan menteri-

menteri dari partai PKS yang terancam

direshuffle antara lain menteri Pertanian

(Suswono), Menteri Sosial (Salim Segaf Al

Jufri), Menteri Komunikasi dan Informatika

(Tifatul Sembiring), Menteri Riset dan Teknologi

(Suharna Surapranata).

Page 89: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

lebih mendukung kebijakan pemerintah. Pada scene ini menampilkan

potensi kerugian akibat memanasnya suhu politik antara pemerintah di

eksekutif dengan legislatif dengan peran utamanya pemerintahan SBY

beserta menteri dari pendukung partai Demokrat dengan anggota

koalisi yang berada di kursi di DPR yang sekaligus menjabat sebagai

anggota Pansus dan dari partai yang bukan koalisi. Scene tersebut

diletakkan pada akhir talkshow sehingga penulis menangkap kesan

bahwa ada strategi dari komunikator untuk membuat informasi ini

lepas dari pandangan khalayak. Informasi tersebut diungkapkan oleh

ahli ekonomi dari CSIS yaitu Raja Pande Silalahi yang

mengungkapkan bahwa, Negara akan mengalami kerugian sebesar 14

sampai 16 triliun dengan hitungannya yaitu jumlah logistik di

Indonesia 6000 triliyun dibagi 360 hari hasilnya perhari adalah 16

triliyun, hal itu terjadi apabila ekonomi terganggu dalam satu hari

karena banyak orang yang ingin berinvestasi di Indonesia.

Scene 118

Page 90: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

3. Maksud

Elemen wacana maksud hampir sama dengan elemen detail, dalam

elemen maksud informasi yang menguntungkan komunikator akan

diuraikan secara eksplisit dan jelas (Eriyanto, 2001:240). Sementara

informasi yang merugikan akan diinformasikan secara tersamar atau

implisit. Tujuan akhirnya adalah publik disajikan informasi-informasi

yang menguntungkan komunikator. Berikut elemen maksud yang

terdapat dalam scene:

Pada scene 2, Metro TV menampilkan tayangan yang bersifat

eksplisit atau memuat maksud pesan yang sangat jelas yaitu dimulai

1 2 3

4 5 6

Scene 2

7

Page 91: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

dengan adegan presiden SBY yang sedang menyumpah jabatan kepada

para menterinya dilanjutkan dengan tayangan Wapres yang sedang

akan disidang atas dugaan kasus skandal Bank Century, tayangan

berikutnya menampilkan gambar Presiden SBY, Wapres Boediono,

dan Menteri Keuangan Srimulyani yang didemo oleh para mahasiswa

dan digambarkan dengan sangat tidak sopan dan yang terakhir Metro

TV menampilkan slide gambar Wapres Boediono dan Menteri

Keuangan Srimulyani yang dibawahnya ada pesan yang sangat jelas

yaitu “Ancaman Reshuffle, Haruskah Srimulyani dan Boediono

Mundur”. Dari scene yang ditampilkan Metro TV diatas memberi

pesan yang eksplisit bahwa kabinet Indonesia bersatu merupakan

kabinet yang bermasalah, Presiden memberikan ancaman berupa

reshuffle kepada para menteri anggota koalisi, dan memberikan ide

agar Srimulyani dan Boediono mundur dari jabatannya.

Dalam elemen maksud ini Metro TV menampilkan informasi-

informasi yang menurut penulis informasi tersebut menguntungkan

bagi pihak Metro TV, dimana pemilik Metro TV adalah seorang

fungsionaris dari partai Nasional Demokrat, partai yang baru saja

diresmikan dan ditayangkan di Metro TV. Sehingga dalam hal ini

Metro TV mempropaganda dan memberitakan hal-hal yang negatif

tentang pemerintahan SBY-Boediono. Selain informasi diatas,

informasi lainnya yang menurut anggapan penulis adalah penting bagi

Metro TV terdapat pada scene yang sebelumnya telah penulis

Page 92: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

munculkan pada elemen detil yaitu pada scene 4, 7, 8, 9, 10, 11, 61,

62. Dari scene-scene tersebut diatas merupakan informasi yang penting

bagi Metro TV untuk disebarluaskan kepada khalayak, scene-scene

tersebut menggambarkan tentang pendapat dari partai koalisi yang

menyatakan adanya skandal Bank Century, ancaman reshuffle,

pendapat agar Boediono dan Srimulyani mundur dari jabatannya. pada

scene 61 dan 62, Metro TV menampilkan menteri-menteri dari partai

anggota koalisi yang akan terkena reshuffle, tentu dari tayangan

tersebut Metro TV berusaha mengkonstruksikan pesan bahwa seolah-

olah Presiden benar-benar akan melakukan reshuffle terhadap menteri-

menteri dari partai anggota koalisi. Dalam hal ini Metro TV telah

mendahului yang punya hak preogratif dengan menampilkan siapa saja

yang akan terkena reshuffle. Tentu hal ini mampu mempengaruhi opini

publik. Selain informasi-informasi yang menguntungkan bagi Metro

TV, tentu agar terlihat netral dan berimbang Metro TV memberikan

informasi yang bersifat netral yaitu terdapat pada scene 57 dan 58

berikut informasinya:

Scene 57 MS. Hidayat (Menperin) : “Maksud saya nggak

masalah itu, silakan aja, itu hak preogratif

Presiden, saya no comment”.

Page 93: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Dari dua scene diatas, sebelumnya diawali dengan tayangan

Presiden SBY menyumpah jabatan kepada para menterinya dan

dilanjutkan oleh dua scene diatas. Selain itu, informasi yang kurang

menguntungkan bagi Metro TV terdapat scene 118 yaitu:

Dari scene yang telah penulis sebutkan diatas merupakan informasi

yang kurang penting bagi Metro TV, baik yang sifatnya netral maupun

yang mendukung kebijakan pemerintahan SBY- Boediono. Seperti

halnya scene diatas merupakan bentuk dukungan dari ahli ekonomi

dari CSIS (Raja Pande Silalahi) terhadap kebijakan pemerintahan

SBY-Boediono.

Scene 118

Scene 58

Suswono (Mentan) : “saya akan bekerja

seoptimal untuk membantu Presiden, saya akan

melayani rakyat dengan baik, tetapi kemudian

kalau ada satu perkembangan politik yang

kemudian Presiden sendiri mengambil suatu

kebijakan..katakanlah menarik dari kabinet ya

nggak masalah karena haknya Presiden, tentu

yang penting yang saya katakan..saya sebagai

anggota kabinet beliau, saya tentu akan loyal,

saya akan mendukung hak-hak yang menjadi

kebijakan presiden”.

Page 94: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Scene ini diletakan pada akhir talkshow dengan maksud agar tidak

diperhatikan oleh khalayak dan khalayak tidak terpengaruh oleh

pernyataan tersebut. Begitu juga dengan scene 57dan 58.

Apabila dirata-rata informasi yang penting bagi Metro TV lebih

banyak dan lebih berturut-turut dalam penyampaiannya yaitu scene 2,

4, 7, 8, 9, 10, 11, 61, 62. Sedangkan informasi yang kurang

menguntungkan hanya terdapat pada scene 57, 58 dan 118.

Sehingga dalam hal ini jelas sekali bahwa Metro TV melakukan

konstruksi realitas dengan menayangkan informasi-informasi yang

mendiskreditkan pemerintahan SBY-Boediono dan dijadikan sebagai

bahan talkshow sehingga menjadi lebih komplek dan terlihat nyata.

E. Sintaktis pada Talkshow Menebar Ancaman Reshuffle

Dimensi sintaksis adalah melihat makna teks dari kalimat-

kalimatnya. Unit pengamatan dari sintaksis adalah kalimat dari teks/

naskah talkshow. Terdapat beberapa strategi dari Metro TV dalam level

sintaksis seperti menggunakan bentuk kalimat tertentu, kata ganti,

koherensi, dan sebagainya.

1. Bentuk Kalimat

Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan cara

berfikir logis, yaitu prinsip kausalitas. Logika kausalitas apabila

diterjemahkan menjadi susunan subyek (yang menerangkan) dan

predikat (yang diterangkan) (Eriyanto, 2001:251). Bentuk kalimat ini

bukan hanya persoalan teknis kebenaran tata bahasa, tetapi menetukan

Page 95: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

makna yang dibentuk oleh susunan kalimat. Bentuk kalimat

berhubungan dengan siapa atau apa yang ditonjolkan dalam wacana

teks. Bentuk kalimat yang dipakai bisa kalimat aktif atau kalimat pasif

tergantung dari kepentingan dari pihak komunikator. Dimana dalam

kalimat yang berstruktur aktif seseorang menjadi objek dari

pernyataannya. Berikut penggunaan strategi elemen bentuk kalimat

dalam teks talkshow menebar ancaman reshuffle:

Scene 12 Suryo pratomo : “saya ingin memulai diskusi tentunya, karena yang menjadi pemicu partai Demokrat maka saya ingin bertanya kepada bung Max, apa sih sebetulnya suasana batin yang terjadi di partai Demokrat sekarang ini?”

Scene 17 Suryo Pratomo : “Golkar, PKS mengatakan bahwa koalisi dibentuk untuk menegakan kebenaran bukan menutupi kesalahan. Apakah kemudian dalam skandal Bank Century ini dianggap bukan ancaman?”

Scene 19 Suryo Pratomo : “Jadi kalau dalam keputusan terakhir dipansus maupun diparipurna partai-partai anggota koalisi pada akhirnya bersebrangan dengan partai Demokrat, apakah artinya partai Demokrat akan melakukan reshuffle kabinet?”

Scene 26 Suryo Pratomo : “Mas Akbar?! Anda tadi mengatakan bahwa ada kesalahan yang jelas dari skandal Bank Century, apa itu? Siapa yang bertanggung jawab?”

Scene 38 Suryo Pratomo : “artinya apa itu? Artinya Srimulyani dan Boediono harus bertanggung jawab?”

Scene 42 Suryo Pratomo : “nanti pada akhir masa, Hanura akan mengatakan siapa orangnya begitu?”

Scene 45 Suryo Pratomo : “saya akan bertanya pada pak Kwiek, apakah dengan kondisi seperti sekarang apakah kabinet ini bisa dipertahankan?”

Page 96: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Scene 47 Suryo Pratomo : “pak Pande, apakah bu Srimulyani dan pak Boediono akhirnya harus bertanggung jawab atas semua ini?”

Scene 59 Suryo Pratomo : “menurut pak Pande, melihat situasi seperti sekarang ini, sebetulnya apakah reshuffle itu perlu dilakukan atau tidak?”

Scene 69 Suryo Pratomo : “jadi pak Max mengatakan bahwa ibu Srimulyani dan pak Boediono kalau sudah ditetapkan bersalah baru mundur?” Scene 109 Suryo pratomo : “pak Pande mengusulkan bukan bu Srimulyani dan pak Boediono yang mundur tapi partai koalisi yang tidak sepakat dengan pemerintah yang mundur?” Dari scene-scene diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar berupa

kalimat pertanyaan atau introgratif yang didesain oleh komunikator

untuk menggambarkan bahwa ada ancaman reshuffle dari partai

Demokrat yang ditujukan kepada partai Golkar, PKS, PPP. Selain itu

juga apabila dilihat dari kalimat-kalimat di atas Metro TV berusaha

menggambarkan bahwa Srimulyani dan Boediono merupakan orang

yang menjadi tersangka atas kasus Bank Century. Banyaknya

pertanyaan di atas lebih mengarah pada reshuffle sebagai ancaman, dan

Menyalahkan dan meminta mundur Srimulyani dan Boediono atas

kasus Bank Century dari jabatannya.

2. Koherensi

Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata atau kalimat

dalam teks(Alex Sobur, 2004:80). Dimana dua buah kalimat yang

berbeda dapat dihubungkan sehingga tampak koheren. Fakta yang

tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi berhubungan ketika

Page 97: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

seseorang menghubungkannya. Koherensi secara mudah dapat diamati

diantaranya dari kata hubung (konjungsi) yang dipakai untuk

menghubungkan fakta. Koherensi ini merupakan elemen yang

menggambarkan bagaimana peristiwa dihubungkan atau dipandang

saling terpisah oleh komunikator.

a) Koherensi Penjelas

Koherensi Penjelas merupakan koherensi yang kalimatnya

mengandung penjelas dimana kalimat tersebut menjadi cermin

kepentingan komunikator karena ia dapat memberi keterangan

yang baik atau buruk terhadap suatu pernyataan, seperti yang

terdapat dalam kalimat berikut:

Scene 7 “Meski tidak menunjuk langsung pernyataan para petinggi partai berkuasa itu jelas mengarah pada fraksi partai Golkar, PKS dan PPP di pansus karena para anggota ketiga fraksi itu kian solid bersama PDIP, Gerindra dan Hanura mengungkap mega skandal atas kebijakan dan aliran dana billout Bank Century”.

Scene 11 “Sejauh ini pendapat di pansus angket Century memang kian jelas namun pandangan fraksi itu belum merupakan kesimpulan pansus, karena rekomendasi tetap akan melalui pintu paripurna DPR yang mayoritas dikuasai Demokrat, mekanisme itulah yang membuat sejumlah kalangan meragukan hasil akhir pansus, sehingga mendesak pansus menghentikan penyelidikan dan menyerahkan hasilnya kepada mahkamah konstitusi (tim liputan Metro TV)”.

Dari kalimat-kalimat diatas merupakan koherensi penjelas,

dimana komunikator memberikan keterangan sebagai penjelas

tentang langkah dari partai Demokrat yang mengancam akan

melakukan reshuffle terhadap partai Golkar, PKS dan PPP (scene

Page 98: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

7) dan sebagai partai yang berkuasa dan pihak yang otoriter

sehingga diperkirakan bahwa kerja pansus akan sia-sia dalam

mengungkap skandal Bank Century karena dalam pengambilan

keputusan di DPR, suara terbanyak atau kursi terbanyak di DPR

adalah partai Demokrat.

b) Koherensi sebab akibat

Koherensi sebab akibat dapat dilihat dari pemakaian kata

hubung yang dipakai untuk menggambarkan dan menjelaskan

hubungan, atau memisahkan suatu preposisi yang dihubungkan

dengan bagaimana seseorang memaknai suatu peristiwa yang ingin

ditampilkan didepan publik. Teks berikut menunjukan bentuk

koherensi yang dimaksud:

Scene 8 Bambang Soesatyo ( Anggota Pansus dari Fraksi Golkar) : “Karenakan pemakzulan, kecuali yang bersangkutan mengundurkan diri, saya kira sikap yang baik dan satria ya mengundurkan diri, melihat konstalasi (kumpulan) dan Konstruksi politik yang terjadi saat ini”.

Scene 12 Suryo pratomo : “saya ingin memulai diskusi tentunya, karena yang menjadi pemicu partai Demokrat maka saya ingin bertanya kepada bung Max, apa sih sebetulnya suasana batin yang terjadi di partai Demokrat sekarang ini?”

Dilihat dari kata penghubung atau konjungsi dari dua scene

diatas merupakan koherensi sebab akibat, kalimat-kalimat diatas

menggunakan konjungsi “karena” yang menjelaskan tentang sikap

yang terbaik yang harus dilakukan oleh Srimulyani dan Boediono

adalah mengundurkan diri (scene 8), dan pada scene 12, konjungsi

Page 99: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

pada kalimat tersebut menggunakan kata “karena” sehingga ini

merupakan koherensi sebab-akibat yang menerangkan bahwa

partai Demokrat sebagai pemicu, maka komunikator memulai

pertanyaan kepada ketua DPP partai Demokrat yaitu Max Sopacua.

F. Stilistik Talkshow

Menurut Panuti Sudjiman, sebagaimana dikutip Alex Sobur, pusat

perhatian stilistik adalah style, yaitu cara yang digunakan seorang

komunikator untuk menyatakan pendapatnya dengan menggunakan bahasa

sebagai sarana. Dengan demikian style dapat diterjemahkan sebagai gaya

bahasa.

1. Labelling

Labelling adalah penerapan kata-kata ofensif (serangan) kepada

individu, kelompok atau kegiatan. Teori labelling menyatakan bahwa

proses pelabelan dapat sedemikian hebat, sehingga mereka yang diberi

label tersebut tidak dapat menahan pengaruhnya. Label yang

dikenakan sering membuat citra diri mereka yang asli sirna, digantikan

citra diri baru yang ditekankan orang lain. Dampak pelabelan itu lebih

hebat dan tidak berhubungan dengan kebenaran penjulukan tersebut,

terutama bagi orang lain yang memiliki posisi lemah, rakyat jelata

misalnya. Labelling dalam naskah talkshow Economic Challenges

yang membahas tentang skandal Bank Century adalah sebagai berikut:

Scene 1 Suryo pratomo : “selamat malam, maneuver partai-partai koalisi membuat gerah partai Demokrat, para petinggi partai Demokrat menilai bahwa partai-partai anggota koalisi telah berjalan diluar

Page 100: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

komando. para petinggi partai Demokrat mengancam akan melakukan reshuffle menarik menteri-menteri yang ada dalam pemerintahan sekarang ini, sejauh mana langkah dari partai Demokrat untuk melalukan reshuffle akan mengganggu perjalanan kehidupan bangsa ini, dan benarkah setiap hari akibat langkah panitia khusus Bank Century membuat Negara ini merugi 14 triliun per hari?”

Scene 3 Suryo pratomo : “Ancaman Reshuffle ! haruskah Srimulyani dan Boediono mundur?”

Scene 12 Suryo pratomo : “saya ingin memulai diskusi tentunya, karena yang menjadi pemicu partai Demokrat maka saya ingin bertanya kepada bung Max. apa sih sebetulnya suasana batin yang terjadi di partai Demokrat sekarang ini?”

Scene 17 Suryo Pratomo : “Golkar, PKS mengatakaan bahwa koalisi dibentuk untuk menegakan kebenaran bukan menutupi kesalahan. Apakah kemudian dalam skandal Bank Century ini dianggap bukan ancaman?”

Scene 26 Suryo Pratomo : “Mas Akbar?! Anda tadi mengatakan bahwa ada kesalahan yang jelas dari skandal Bank Century, apa itu? Siapa yang bertanggung jawab?”

Scene 35 Suryo Pratomo : “yang kedua adalah siapa yang bertanggung jawab dari Bank Century?”

Scene 38 Suryo Pratomo : “artinya apa itu? Artinya Srimulyani dan Boediono harus bertanggung jawab?”

Scene 40 Suryo Pratomo : “Kalau BI itu sebagai institusi atau sebagai Pribadi?”

Scene 42 Suryo Pratomo : “nanti pada akhir masa, Hanura akan mengatakan siapa orangnya begitu?”

Scene 45 Suryo Pratomo : “saya akan bertanya pada pak Kwiek, apakah dengan kondisi seperti sekarang apakah kabinet ini bisa dipertahankan?”

Page 101: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Scene 47 Suryo Pratomo : “pak Pande, apakah bu Srimulyani dan pak Boediono akhirnya harus bertanggung jawab atas semua ini?”

Scene 59 Suryo Pratomo : “menurut pak Pande, melihat situasi seperti sekarang ini, sebetulnya apakah reshuffle itu perlu dilakukan atau tidak?”

Scene 69 Suryo Pratomo : “jadi pak Max mengatakan bahwa ibu Srimulyani dan pak Boediono kalau sudah ditetapkan bersalah baru mundur?”

Scene 71 Suryo Pratomo : “sementara pak akbar mengatakan bahwa seharusnya lebih elegan sebelum dinyatakan bersalah sudah mundur…”

Scene 109 Suryo pratomo : “pak Pande mengusulkan bukan bu Srimulyani dan pak Boediono yang mundur tapi partai koalisi yang tidak sepakat dengan pemerintah yang mundur?”

Istilah “mengancam melakukan reshuffle”, “mengganggu

perjalanan kehidupan bangsa ini”, “Srimulyani dan Boediono

mundur”, “pemicu”, “menutupi kesalahan”, “skandal”, “Siapa yang

bertanggung jawab”, “sebagai Pribadi”, “kondisi seperti sekarang ”,

merupakan strategi elemen labelling, yang dipakai oleh komunikator

untuk menggambarkan bahwa reshuffle merupakan ancaman dari

presiden SBY karena terpojok atas kasus Bank Century yang

melibatkan para pejabatnya, sedangkan kata-kata “siapa yang

bertanggung jawab”, “sebagai pribadi”, dan memunculkan nama

Srimulyani dan Boediono menggambarkan bahwa komunikator

berusaha mengarahkan opini publik, agar terkesan mereka berdualah

yang bersalah atas kasus Bank Century dan agar mengundurkan diri,

Page 102: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

terlebih dengan terang-terangan menyebut nama Srimulyani dan

Boediono. Kata-kata “menutupi kesalahan” menggambarkan bahwa

koalisi yang dipelopori oleh partai Demokrat hanya untuk menutupi

kesalahan atas kasus Bank Century. Sedangkan kata-kata “kondisi

seperti sekarang”, “bisa dipertahankan” memberi kesan bahwa kabinet

ini tidak dapat dipertahankan lagi karena telah terjadi kasus skandal

Bank Century yang melibatkan Wapres dan Menteri Keuangan,

dimana dua tokoh tersebut adalah pejabat yang memiliki posisi yang

strategis dalam sebuah kabinet. Intinya dari strategi komunikator

dalam elemen labeling diatas bertujuan untuk mengkonstruksi citra

negatif terhadap pemerintahan SBY-Boediono.

2. Leksikon

Pada dasarnya elemen ini menandakan bagaimana seseorang

melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang

tersedia(Alex Sobur, 2004:83) . Pemilihan kata yang dipakai tidak

semata hanya karena kebetulan, tetapi juga secara ideologis

menunjukan bagaimana pemaknaan seseorang terhadap fakta/ realitas.

Berikut teks yang memuat strategi melalui elemen leksikon:

Scene 3 Suryo pratomo : “Ancaman Reshuffle ! haruskah Srimulyani dan Boediono mundur?”

Scene 12 Suryo pratomo : “saya ingin memulai diskusi tentunya, karena yang menjadi pemicu partai Demokrat maka saya ingin bertanya kepada bung Max. apa sih sebetulnya suasana batin yang terjadi di partai Demokrat sekarang ini?”

Page 103: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Scene 17 Suryo Pratomo : “Golkar, PKS mengatakaan bahwa koalisi dibentuk untuk menegakan kebenaran bukan menutupi kesalahan. Apakah kemudian dalam skandal Bank Century ini dianggap bukan ancaman?”

Scene 26 Suryo Pratomo : “Mas Akbar?! Anda tadi mengatakan bahwa ada kesalahan yang jelas dari skandal Bank Century, apa itu? Siapa yang bertanggung jawab?”

Scene 38 Suryo Pratomo : “artinya apa itu? Artinya Srimulyani dan Boediono harus bertanggung jawab?”

Dari elemen leksikon komunikator memilih kata “mengancam”,

pemilihan kata tersebut tidak lain untuk membuat citra negatif

pemerintahan presiden SBY dan mempengaruhi opini publik. Kata

“ancaman” lebih memiliki makna yang negatif dibandingkan dengan

ultimatum, peringatan, himbauan, teguran. Selain itu komunikator

menggunakan kata “haruskah” dalam membuat pertanyaan. Kata

“haruskah” merupakan kata yang bersifat mengarahkan agar

jawabannya adalah memuat variabel kata “harus”. Selajutnya

disambungkan dengan “Srimulyani dan Boediono mundur”?

merupakan sebuah penyebutan nama agar terkesan bahwa mereka

berdualah yang menjadi tersangka atas kasus Bank Century.

G. Retoris dalam talkshow Economic Challenges “Menebar Ancaman

Reshuffle” di Metro TV.

Strategi dalam level retoris disini adalah gaya yang diungkapkan

ketika seseorang berbicara atau menulis (Alex Sobur, 2004:83-84).

Page 104: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Misalnya dengan kata yang berlebihan (hiperbolik) dan menggunakan

repetisi atau pengulangan. Retoris mempunyai fungsi persuasif, dan

berhubungan erat dengan bagaimana pesan itu ingin disampaikan kepada

khalayak untuk menekankan sisi tertentu agar diperhatikan khalayak.

1. Grafis

Elemen grafis ini memberikan efek kognitif, dalam arti ia

mengontrol perhatian dan ketertarikan secara intensif dan menunjukan

apakah suatu intonasi itu dianggap penting dan menarik sehingga harus

dipusatkan/ difokuskan. Melalui elemen grafis komunikator dapat

memanipulasi secara tidak langsung pendapat yang muncul (Eriyanto,

2001:258). Elemen grafis dalam talkshow ini dapat ditemukan sebagai

berikut:

Scene 26

Suryo Pratomo : “Mas Akbar?! Anda tadi

mengatakan bahwa ada kesalahan yang jelas dari

skandal Bank Century, apa itu? Siapa yang

bertanggung jawab?”

Scene 35

Suryo Pratomo: “yang kedua adalah siapa yang

bertanggung jawab dari Bank Century?”

Page 105: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Scene 38

Suryo pratomo : “artinya apa itu? Artinya

Srimulyani dan Boediono harus bertanggung

jawab?”

Scene 40

Suryo Pratomo : “Kalau BI itu sebagai

institusi atau sebagai pribadi?”

Scene 42

Suryo pratomo/Tomi : “nanti pada akhir masa,

Hanura akan mengatakan siapa orangnya begitu?”

Scene 47

Suryo Pratomo : “pak Pande, apakah bu

Srimulyani dan pak Boediono akhirnya harus

bertanggung jawab atas semua ini?”

Page 106: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Dari scene 26-109 yang penulis paparkan, penulis mendapat kesan

bahwa komunikator melalui pertanyaannya yang dilontarkan kepada

para narasumber sangat menekankan Sri mulyani dan Boediono untuk

dijadikan sebagai tersangka dalam kasus Bank Century dan meminta

untuk mundur dari jabatannya. Bila dilihat melalui intonasi dan gerak

mimik wajah dan tubuh atau komunikasi nonverbalnya, komunikator

Scene 69

Suryo Pratomo : “jadi pak Max mengatakan bahwa

ibu Srimulyani dan pak Boediono kalau sudah

ditetapkan bersalah baru mundur?”

Scene 71 Suryo Pratomo : “sementara pak Akbar

mengatakan bahwa seharusnya lebih elegan

sebelum dinyatakan bersalah sudah mundur?”

Scene 109 Suryo pratomo : “pak Pande mengusulkan bukan

bu Srimulyani dan pak Boediono yang mundur tapi

partai koalisi yang tidak sepakat dengan pemerintah

yang mundur?”

Page 107: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

dalam mengekspresikan dan memaparkan pertanyaan memberi kesan

bahwa komunikator berusaha menekankan kepada pemirsa bahwa

Srimulyani dan Boediono adalah tersangka dari kasus skandal Bank

Century dan harus mundur dari jabatannya. Selain itu komunikator

sangat sering dalam membuat pertanyaan dengan kata-kata “yang

bertanggung jawab”, “Srimulyani dan Boediono”, “mundur”.

Pada slide diatas, penulis pernah tempatkan pada elemen yang lain

namun slide diatas dapat dimasukan dalam kategori elemen grafis

dimana pada slide diatas diputar atau ditayangkan dua kali pada scene

2 dan 56 sehingga penulis mendapat kesan bahwa ini merupakan

strategi komunikator dalam melakukan repetisi (pengulangan) atau

1 2 3

5

7

6 4

Page 108: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

diulang-ulang dan penekanan seperti dalam elemen retoris. Metro TV

menampilkan tayangan presiden SBY yang sedang menyumpah

jabatan kepada para menterinya dalam kabinet Indonesia bersatu jilid

II, dalam tayangan tersebut terdapat elemen grafis yang sangat jelas

dimana secara berurutan terlihat video SBY yang sedang menyumpah

jabatan kepada para menterinya, diteruskan dengan menampilkan

Wapres Boediono yang sedang disidang oleh Pansus, tayangan

berikutnya menampilkan para mahasiswa sedang berdemo menuntut

presiden SBY, dan menampilkan gambar foto SBY, Srimulyani dan

Boediono dengan wajah yang tidak sepantasnya digambarkan.

Dilanjutkan dengan slide Wapres Boediono dan Menteri Keuangan

Srimulyani untuk mundur dari jabatannya. Sehingga dalam tayangan

diatas memiliki kesan bahwa pemerintahan ini merupakan

pemerintahan yang berkasus yaitu adanya kasus Bank Century yang

melibatkan Wapres Boediono dan Menteri Keuangan Srimulyani.

Pemilihan, pembuatan dan pemutaran slide show hingga dua kali

memberikan kesan bahwa komunikator mengkonstruksikan

pemerintahan SBY-Boediono adalah kabinet yang gagal, tidak bersih

dan berkasus.

2. Metafora

Dalam suatu wacana, seorang komunikator tidak hanya

menyampaikan pesan pokok lewat teks, tetapi juga kiasan, ungkapan,

metafora yang dimaksudkan sebagai ornament atau bumbu dari suatu

Page 109: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

teks (Eriyanto, 2001:259). Pemakaian metafora tertentu bisa menjadi

petunjuk utama untuk mengerti makna dalam suatu teks. Metafora

tertentu dipakai oleh komunikator secara strategis sebagai landasan

berpikir, alasan pembenar atas pendapat atau gagasan tertentu kepada

publik. Berikut teks-teks yang menggunakan elemen metafora tersebut:

Dari scene diatas komunikator memberikan pernyataan dengan

strategi elemen metafora hal ini terlihat dengan kalimat “Selamat

malam, maneuver partai-partai koalisi membuat gerah partai

Demokrat, para petinggi partai Demokrat menilai bahwa partai-partai

anggota koalisi telah berjalan diluar komando”. Pernyataan “membuat

gerah”, dan “berjalan diluar komando” mengandung kata-kata kias

yang berarti bahwa partai Demokrat merasa kecewa dengan partai-

partai koalisi yaitu kepada partai Golkar, PKS dan PPP yang tidak

mendukung kebijakan pemerintah dalam penyelamatan Bank Century

dan berusaha menghakimi tokoh-tokoh didalam kabinet Indonesia

bersatu jilid II.

Scene 1

Suryo pratomo : “Selamat malam, maneuver

partai-partai koalisi membuat gerah partai

Demokrat, para petinggi partai Demokrat

menilai bahwa partai-partai anggota koalisi

telah berjalan diluar komando. para petinggi

partai Demokrat mengancam akan melakukan

reshuffle menarik menteri-menteri yang ada

dalam pemerintahan sekarang ini, sejauh mana

langkah dari partai Demokrat untuk melalukan reshuffle akan mengganggu perjalanan

kehidupan bangsa ini, dan benarkah setiap hari akibat langkah panitia khusus Bank Century

membuat Negara ini merugi 14 triliun per hari?”.

Page 110: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada bagian kesimpulan ini penting untuk penulis kemukakan yaitu

bahwa pada dasarnya media televisi khususnya Metro TV dalam

menyajikan berita tidak hanya melalui siaran berita di televisi, tetapi

dikemas dalam bentuk talkshow dengan mengundang pakar untuk dimintai

pandangan atau jawaban atas berita yang diangkat dalam talkshow

tersebut. Pada talkshow Economic Challenges yang membahas tentang

skandal Bank Century di Metro TV, media digunakan untuk merusak citra

pemerintah, partai Demokrat, dan dua tokoh Srimulyani dan Boediono.

Melaui talkshow tersebutlah pertanyaan-pertanyaan yang dibuat Metro TV

lebih banyak menyudutkan pihak pemerintah, dengan mewacanakan isu

reshuffle sebagai ancaman dari pihak pemerintah. Melalui talkshow itu

juga Metro TV mewacanakan bahwa kesalahan pada skandal Bank

Century adalah perbuatan dari Menteri Keuangan (Srimulyani) dan

Wapres (Boediono).

Realitas yang dibangun oleh Metro TV melalui talkshow economic

challenges terlihat pada pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan, tidak

netral dan menyudutkan pemerintah mulai dari pembuatan judul talkshow

“Menebar Ancaman Reshuffle”, “Haruskah Srimulyani dan Boediono

Mundur”. Bila dikaji lebih dalam Metro TV melakukan hal yang demikian

Page 111: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

karena pemilik Metro TV adalah Suryo Paloh. Selain pemilik media, dia

adalah seorang fungsionaris partai dari Nasional Demokrat yang menjabat

sebagai ketua umum dari partai tersebut. Dahulu sebelum menjadi ketua

umum partai Nasional Demokrat, pernah menjadi fungsionaris partai

Golkar. Dan partai-partai inilah yang bersebrangan dengan partai

pemerintah yaitu partai Demokrat, semenjak pergantian wakil presiden

dari Jusuf Kalla ke Boediono.

B. Saran

1. Setiap media massa memliki perbedaan karakteristik baik gaya

pemberitaan, nilai, visi, ideologi, maupun kepentingan dan

kecenderungan, hendaknya supaya objektivitas dan penghindaran

manipulasi berita atau informasi harus menjadi dasar dari penyajian

informasi setiap media massa. Untuk itu, audiens, pemirsa dan

penyimak berita atau informasi hendaknya senantiasa kritis terhadap

setiap sajian pemberitaan dan informasi yang dikemas dalam talkshow

maupun dalam penayangan dalam media televisi yang seringkali

manipulatif, provokatif dan mempropaganda sebagai bentuk kontrol

terhadap konstruksi media. Dengan demikian pemirsa lebih bisa

melihat kecenderungan dari institusi media massa.

2. Hendak pemerintah membuat suatu undang-undang atau aturan yang

tegas yang mengatur tentang media massa yaitu setiap pemilik media

massa dilarang untuk menjabat sebagai fungsionaris Parpol atau

membuat pemilik Parpol, dan media tidak boleh menerima dana atau

Page 112: digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

uang dari parpol atau pemimpin parpol yang ingin menanam saham di

perusahaan media massa tertentu kecuali dalam kepentingan yang

selayaknya seperti membayar media untuk penayangan iklan

kampanye, karena hal ini akan mengakibatkan media menjadi tidak

netral dan tidak objektif sehingga media digunakan sebagai corong

untuk meraih kekuasaan.