digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id
Transcript of digilib.uns.ac.id/Wacana...digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
WACANA “MENEBAR ANCAMAN RESHUFFLE” DALAM
TALKSHOW
(Analisis Wacana terhadap Konstruksi Realitas tentang Skandal Bank Century
dalam Talkshow Economic Challenges di Metro TV periode Februari 2010)
Oleh :
Widya Sarwoko (D1208638)
JURUSAN KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
WACANA “MENEBAR ANCAMAN RESHUFFLE” DALAM
TALKSHOW
(Analisis Wacana terhadap Konstruksi Realitas tentang Skandal Bank
Century dalam Talkshow Economic Challenges di Metro TV periode
Februari 2010)
Oleh WIDYA SARWAKA
D 1208638
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERSETUJUAN
WACANA “MENEBAR ANCAMAN RESHUFFLE” DALAM
TALKSHOW
(Analisis Wacana terhadap Konstruksi Realitas tentang Skandal Bank Century
dalam Talkshow Economic Challenges di Metro TV periode Februari 2010)
Disusun Oleh
Widya Sarwoko
D1208638
Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II untuk diuji dan
dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta.
Pembimbing I, Pembimbing II,
Drs. Alexius Ibnu Muridjal, M.Si Dra. Sri Urip Haryati, M.Si NIP. 195107171983031001 NIP. 19570821 198303 2 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGESAHAN
Skripsi ini telah diuji dan dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Skripsi
Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Negeri Sebelas Maret
Surakarta
Pada hari :
Tanggal :
Dewan Penguji:
1. Drs. Adolfo Eko Setyanto, M.Si ( )
NIP. 19580617 198702 1 001
2. Dra. Tanti Hermawati, S.Sos, M.Si ( )
NIP. 19690207 1995122001
3. Drs. Alexius Ibnu Muridjal, M.Si ( )
NIP. 195107171983031001
4. Dra. Sri Urip Haryati, M.Si ( )
NIP. 19570821 198303 2 001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Negeri Sebelas Maret
Surakarta
Drs. H. Supriyadi SN, SU NIP. 19530128 198103 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Ini bukan akhir dari segalanya, perjalan masih begitu jauh dan terlalu pagi
untuk mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja, So wajib berdo’a dan
berusaha lagi untuk menyongsong hari esok yang lebih baik. Akhirnya penulis
mengucap banyak terimakasih kepada :
Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Mu, Ampuni dan Maafkanlah
jika aku salah selama ini..
Baginda Rosullah Muhammad SAW, berlalu sang waktu berabad sudah
jauh aku darimu dalam hitam legam zaman diwajahku, semoga Allah selalu
merahmatimu..
Ayah dan Ibunda tercinta terima kasih atas do’a dan dukungannya, kakak-
kakakku dan adiku terimakasih atas do’a, saran dan kritikanya. Serta, seluruh
keluarga besar Kyai Sahid dan Siti Ha’iyah yang tersayang di Jogja.
Para Guru Spiritualku Kyai Rois dan Kyai Rohmat terimakasih atas
ilmunya..
Adinda tercinta ‘Ainun Jamilah Dian Pramesti Dwiyantari terimakasih atas
do’a, dukungan, semangat, saran, kritik dan bantuannya selama ini..
Para sahabat tak terkalahkan dan kawan bicara saat kekalahan. Banyak
terimakasih atas doa dan semangat yang diberikan. masih buannnyaaaakkk ide
Gila yang belum kita temukan…Irlano Aldiki, Tria Nugraha Maretika, Sekar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
Hapsari Widha, Ricard Sutrisno, Hed Maga, Krisna Kusuma Jati, Trimulate,
Alfan Ali yafi, Gogrox sudah tobat.
Teman-teman terdekat, yang selalu memberi dukungan anak-anak Believe,
Innocent, Cleopatra, Pandan Wangi, Indigo. Christian F P, Desem Ashari, TOA,
Arif Bintoro, Depong, Nurcholis, Veronika.
Rumah keduaku Kos Gulon, Jebres, Solo. Ibu dan Pak Kos yang baik hati
dan seluruh penghuninya, terimakasih atas kehangatan keluarganya.
Seluruh Teman-temanku D3 Komunikasi UGM 2004 dan S1 Komunikasi
UNS 2008 yang tidak dapat saya sebutkan A sampe Z.
Surakarta, 14 Januari 2011
Widya Sarwaka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO
“Maka Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, Maka apabila kamu telah selesei dari suatu urusan
tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain". (Al-Insyirah: 5-7)
Tiga tawaran yang Allah berikan kepada Nabi Sulaiman; Kekayaan, Derajat/ pangkat dan Ilmu. Namun Nabi Sulaiman Memilih Ilmu, pada akhirnya kekayaan
dan Derajat dapat beliau raih dengan Ilmu.
Ilmu adalah jalan untuk memperoleh kesuksesan Dunia dan Akhirat.
Allah mengangkat Derajat bagi orang yang berilmu dan beriman.
(Al-Quran, Hadist, Tarikh)
Our destiny isn’t written in some book in the future We write it ourselves everyday
And the question is what do we write next? -Solo, 14 Januari 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah,
rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik. Penulisan skripsi ini hanya merupakan sebuah karya sederhana yang tidak
luput dari kekurangan dan kesalahan. Namun demikian penulis berharap penulisan
ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi yang membacanya.
Konstruksi realitas media massa selama ini memang selalu menjadi
pembahasan dalam Kajian komunikasi massa. Sebagai sebuah disiplin ilmu,
komunikasi digunakan untuk memecahkan permasalahan dalam fenomena sosial,
baik itu berhubungan dengan masalah politik, sosial dan budaya. Dalam hal ini
penulis meneliti tentang konstruksi realitas yang diciptakan oleh media televisi
yaitu Metro TV melalui program acaranya talkshow yang membahas tentang
skandal Bank Century. Dalam talkshow tersebut Metro TV berusaha
mengkonstruksi realitas dengan mewacanakan bahwa partai Demokrat bersama
pemerintahan SBY-Boediono menebar ancaman reshuffle, dan Metro TV secara
tidak langsung mengarahkan opini publik untuk meminta mundur Srimulyani dan
Boediono dari jabatannya.
Pada kesempatan ini penulis banyak mengucapkan terimakasih kepada
Drs. Alexius Ibnu Muridjal, M.Si sebagai dosen pembimbing pertama dan Dra. Sri
Urip Haryati, M.Si sebagai pembimbing kedua atas waktu, perhatian dan diskusi-
diskusi menarik yang dicurahkan untuk membimbing penulis dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
menyelesaikan skripsi ini. Selanjutnya penulis juga ingin menyampaikan ucapan
terimakasih kepada:
1. Drs. H. Supriyadi, SN. SU, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Surisno Satrijo Utomo, M.Si, Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Non
Regular Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Drs. Sri Hastarjo, Ph.D pembimbing akademik penulis, atas bantuan yang
diberikan selama ini.
4. Drs. Adolfo Eko Setyanto, M.Si, dan Dra. Tanti Hermawati, S.Sos, M.Si
sebagai tim penguji dan meluangkan waktu untuk menguji.
5. Drs. Widyantoro, M.Si, yang telah meluangkan waktu untuk berdiskusi yang
sangat menarik dan berbobot kepada penulis.
Surakarta, 14 Januari 2011
Penulis,
Widya Sarwaka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Struktur Analisis Wacana Van Dijk……………………………… 51
Tabel 2. Skematik dalam Struktur Analisis Van Dijk…............................... 49
Tabel 3. Struktur Analisis Wacana dalam menganalisis talkshow Economic
Challenges di Metro TV….….....................................................90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Struktur Organisasi Metro TV Pusat....................................... 33
Bagan 1. Struktur Organisasi Biro Metro TV Yogyakarta......................... 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Struktur Organisasi Metro TV Pusat....................................... 33
Bagan 1. Struktur Organisasi Biro Metro TV Yogyakarta......................... 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
MOTTO ......................................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
DAFTAR ISI.................................................................................................. ix
ABSTRAK ..................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 6
E. Kerangka Teori ...................................................................... 7
1. Komunikasi Massa ........................................................ 7
2. Komunikasi sebagai Proses Produksi Makna ............... 7
3. Bias Media dan Produksi Berita .................................... 9
4. Konstruksi Realitas dalam Media Massa........................ 13
F. Metodologi Penelitian ............................................................ 16
1. Analisis Wacana ............................................................ 16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
2. Kerangka Analisis Teun A. Van Dijk ........................... 18
3. Objek Penelitian ............................................................ 20
4. Jenis Penelitian .............................................................. 20
5. Teknik Pengumpulan Data ............................................ 20
6. Teknik Analisis Data ..................................................... 20
BAB II PROFIL PERUSAHAAN ............................................................. 22
A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan .................................. 22
B. Data Perusahaan ...................................................................... 24
C. Susunan Direksi ...................................................................... 24
D. Alamat Studio........................................................................... 25
E. Filosofi...................................................................................... 25
F. Visi & Misi Metro TV.............................................................. 26
G. Keunggulan Metro TV.............................................................. 27
H. Target Metro TV....................................................................... 27
I. Komposisi Program.................................................................. 28
J. Biro Metro TV Yogyakarta...................................................... 30
K. Struktur Organisasi Metro TV Pusat........................................ 33
L. Struktur Organisasi Biro Metro TV Yogyakarta…………….. 34
BAB III ANALISIS DATA ....................................................................... 35
A. Konstruksi Realitas tentang Skandal Bank Century dalam
Talkshow Economic Challenges di Metro TV ..................... 35
B. Tematik Talkshow Skandal Bank Century........................ 36
1. Menebar Ancaman Reshuffle.............................................. 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
a. Reshuffle dimaknai sebagai Ancaman................................. 36
b. Manipulasi informasi seolah-olah akan terjadi reshuffle..... 40
2. Menyalahkan dan Meminta Mundur Srimulyani dan
Boediono dari Jabatannya………......................................... 41
a. Kabinet yang Gagal dan Pemerintahan yang Otoriter……… 46
C. Skematik Talkshow Economic Challenges……………….... 47
D. Semantik pada Talkshow…………………………………... 56
E. Sintaksis pada Talkshow………………………………….... 70
F. Stilistik Talkshow………………………………………...... 75
G. Retoris dalam Talkshow…………………………………… 79
BAB IV PENUTUP ..................................................................................... 92
A. Kesimpulan ............................................................................. 92
B. Saran........................................................................................ 93
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
ABSTRAK
Widya Sarwaka (D1208638),Wacana “Menebar Ancaman Reshuffle” dalam
Talkshow (Analisis Wacana terhadap Konstruksi Realitas tentang Skandal
Bank Century dalam Talkshow Economic Challenges di Metro TV periode
Februari 2010), Skripsi, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik, Universitas Sebelas Maret, 2010.
Penelitian ini menganalisis konstruksi realitas tentang skandal Bank Century
dalam talkshow Economic Challenges di Metro TV pada periode Februari 2010
dengan menggunakan kerangka analisis wacana. Sebagai media nasional yang
besar di Indonesia, Metro TV memiliki banyak program yang berkaitan dengan
berita atau dapat disebut sebagai media yang memiliki genre televisi berita.
Wacana tentang menebar ancaman reshuffle merupakan salah satu isu yang
diangkat oleh Metro TV melalui talkshow sebagai strategi Metro TV dalam
menciptakan citra negatif terhadap pemerintahan SBY-Boediono, dimana dengan
mewacanakan bahwa partai Demokrat sebagai partainya pemerintah mengancam
akan melakukan reshuffle dengan mempengaruhi presiden SBY untuk melakukan
reshuffle terhadap menteri-menteri dari partai Golkar, PKS dan PPP. Ketiga partai
tersebut dianggap tidak memiliki komitmen sebagai partai anggota koalisi,
khususnya anggota DPR yang terbentuk dalam Pansus dari partai Golkar, PKS
and PPP. Melalui talkshow ini Metro TV menginspirasi dan mengarahkan opini
melaui pertanyaan yang menyudutkan dan tidak netral dengan tujuan memberi
kesan bahwa pemerintah benar-benar melakukan reshuffle terhadap para menteri
dari ketiga partai tersebut yang ada di kabinet. Selain itu talkshow ini juga
memberi kesan bahwa Menteri Keuangan (Srimulyani) dan Wapres (Boediono)
sebagai tersangka dalam kasus skandal Bank Century dan meminta untuk mundur
dari jabatannya.
Kata kunci : Talkshow, Reshuffle, Citra, Kesan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
ABSTRACT
Widya Sarwaka (D1208638), Discourse of “Menebar Ancaman Reshuffle” in
Talkshow (Discourse Analysis to Construction of Reality about Scandal Bank
Century in Talkshow Economic Challenges in Metro TV Period on Februari
2010), Scription, Communication Departement, Social and Political Science
Faculty, Sebelas Maret of University, 2010.
This research analyzes construction of reality about scandal Bank Century in
talkshow Economic Challenges in Metro TV period on February 2010 by using
discourse analysis. As the big media national in Indonesia, Metro TV has much
programmes about news or can called media that has genre of television news.
The discourse about spread threat of reshuffle constitute one of issues that taken
by Metro TV through talkshow as strategy of Metro TV to create negative image
to SBY-Boediono Administration, with made discourse that Demokrat Party as the
government’s party threated to do reshuffle with influence President SBY to
reshuffle toward ministers from Golkar, PKS and PPP party. Third party haven’t
commitment as member of coalition party, especially legistilative assembly that
formed in Pansus from Golkar, PKS and PPP party. through this talkshow, Metro
TV created inspiration and directing opinion through questions that cornering
and unnatural with purpose gives impression that the government really to do
reshuffle toward ministers from third party (Golkar, PKS and PPP). Beside that,
this talkshow also gives impression that minister of finance (Srimulyani) and vice-
president (Boediono) as suspected in case scandal Bank Century and ask fallout
from them function.
Keyword: Talkshow, Reshuffle, image, impression
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ditengah peradaban yang sangat maju, media massa dari waktu ke waktu
menunjukan peran yang signifikan dalam kehidupan berdemokrasi. Dimana dalam
hal ini, media merupakan jembatan informasi dan sumber informasi bagi publik
yang selalu memberitakan informasi-informasi yang aktual dan dikonsumsi oleh
masyarakat secara luas dan dapat dipastikan bahwa setiap masyarakat modern
sangat membutuhkan media untuk memperoleh atau mengakses informasi
sehingga dalam kondisi tersebut media mampu membentuk pandangan
masyarakat.
Peran dan fungsi media yang semakin kuat ini telah menjadikan media
sebagai pilar demokrasi keempat dalam demokrasi setelah lembaga legislatif,
eksekutif, dan yudikatif (Junaedi, 2007:14). Bahkan saat ini media dapat
dikatakan sebagai pilar utama dalam berdemokrasi. Hal ini disebabkan oleh
pemberitaan media yang dapat mempengaruhi kebijakan yang ada di dalam tiga
lembaga tersebut. Lebih jauh, media saat ini telah mampu mengkonstruksi
pandangan masyarakat terhadap wacana yang berkembang melalui pemberitaan
yang disajikan.
Kemampuan media dalam mengemas suatu berita atau informasi yang
ditampilkan telah menjadikan media memiliki kekuatan dalam mengarahkan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
membentuk opini pada masyarakat. Implikasinya, opini masyarakat akan
terbentuk disesuaikan berita-berita yang diinformasikan oleh media. Melalui
pemberitaan media, kesadaran masyarakat akan terkonstruksi menjadi suatu opini
yang akan berpengaruh terhadap wacana dalam masyarakat tentang suatu hal.
Dalam hal ini, pemberitaan dari media yang dikategorikan besar dan dominan
tentunya akan berimplikasi signifikan pada wacana yang berkembang pada
masyarakat dan berefek besar pula dalam mengkonstruksi pandangan masyarakat
mengikuti informasi yang disampaikan oleh media tersebut.
Media dalam mengemas suatu berita atau informasi dapat disajikan dalam
berbagai macam bentuk seperti halnya dalam bentuk berita teks koran, berita di
radio, tayangan berita di televisi dan bahkan talkshow yang ditayangkan di televisi
dengan menghadirkan beberapa pakar atau narasumber untuk dimintai pandangan
atau komentar tentang suatu peristiwa tertentu.
Di antara media massa lainnya, media yang memiliki impact adalah
televisi, karena media televisi merupakan media massa yang sangat potensial dan
familiar dalam menjangkau masyarakat. Televisi dianggap sebagai sarana yang
relatif murah dan mudah diakses untuk mendapatkan hiburan dan informasi.
Hampir sebagian besar masyarakat Indonesia memiliki televisi sehingga dapat
dipastikan bahwa masyarakat Indonesia dapat mengetahui informasi baik dalam
maupun luar negeri.
Metro TV merupakan media televisi yang bisa dibilang masih baru namun
memiliki pengemasan yang bagus dalam menyajikan berita-berita. Metro TV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
dapat dikatakan sebagai media nasional yang besar dimana media ini banyak
memiliki program yang berkaitan dengan berita atau bisa dibilang media yang
memiliki genre televisi berita. Dalam penyajiannya Metro TV sering kali
menayangkan program-program talkshow yang digelar oleh media tersebut
dengan menghadirkan narasumber atau para pakar yang sengaja diundang,
dimintai pandangan dan jawaban atas isu-isu atau berita yang sedang hangat-
hangatnya. Beberapa talkshow yang ditayangkan Metro TV diantaranya adalah
Economic Challenges.
Kasus skandal Bank Century yang ditayangkan dalam talkshow Economic
Challenges di Metro TV menarik untuk dianalisis. Hal ini dikarenakan
pemberitaan skandal Bank Century yang dikupas dalam talkshow Economic
Challenges di Metro TV pada periode Februari 2010 pukul 22:28 WIB lebih
menyoroti penghakiman terhadap pihak pemerintah yaitu penghakiman terhadap
Srimulyani Indrawati yang menjabat sebagai menteri keuangan dan juga ketua
KSSK (Komite Stabilitas Sektor Keuangan), dan Boediono sebagai mantan
Gubernur Bank Indonesia yang sekarang menjabat sebagai wakil presiden
Republik Indonesia. Talkshow tersebut digelar dengan rentan waktu yang cukup
lama dan dengan berganti tema namun masih senada dengan menyudutkan pihak
pemerintah bersamaan dengan perkembangan kasus yang semakin melebar, dan
dengan menghadirkan para ahli dari partai yang tentunya berseberangan dengan
pemerintah sehingga talkshow tersebut tentunya akan menjadi wacana utama
dalam masyarakat karena talkshow tersebut ditayangkan oleh media televisi yang
besar dan disaksikan oleh jutaan penduduk Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Kasus skandal Bank Century merupakan kasus yang menuai banyak
kecaman dari berbagai pihak, dimana dalam kasus tersebut modusnya adalah
pemilik Bank Century yaitu Robert Tantular membuat perusahaan atas nama
orang lain untuk kelompok mereka. Lantas, mereka mengajukan permohonan
kredit tanpa prosedur semestinya serta jaminan yang memadai, mereka dengan
mudah mendapatkan kredit. Bahkan ada kredit Rp 98 miliar yang cair hanya
dalam dua jam. Jaminan mereka adalah surat berharga yang ternyata fiktif. Dalam
kasus ini yang terus disoroti oleh Metro TV bukanlah Robert Tantular tetapi
justru yang membuat kebijakan yaitu ketua KSSK Srimulyani Indrawati dan
Mantan Gubernur Bank Indonesia dimana telah membuat kebijakan dengan
memberikan dana talangan atau bailout kepada Bank Century sebesar 6,7 triliyun
untuk menyelamatkan bank tersebut dan perekonomian dari krisis, namun
kebijakan tersebut dinilai kontroversial dan terus menjadi bahan pembicaraan dan
perdebatan bukan hanya di media massa, di kalangan para ahli, dan birokrasi
pemerintahan, tetapi juga di parlemen sehingga dibentuklah Pansus dari anggota
DPR yang perekrutannya berasal dari parpol yaitu dari fraksi PDIP, Golkar, PKS,
PAN, PPP, PKB, Demokrat, Hanura dan Gerindra untuk menyelidiki kasus
skandal tersebut. Tentunya kasus ini dimanfaatkan oleh lawan politik presiden
SBY, hal ini terlihat dari tindakan Pansus yang lebih menarik dan mengait-
ngaitkan pada dana kampanye partai Demokrat hingga adanya isu pemakzulan
presiden SBY, dan tuntutan untuk pencopotan Srimulyani dan Boediono atas
kaitanya dengan kasus ini, namun hingga seleseinya kasus ini dengan ditandai
rapat paripurna di DPR pada tanggal 2 Maret 2010 dan seleseinya tugas Pansus,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
tidak ada bukti sama sekali atas kaitan kasus ini terhadap dana kampanye partai
Demokrat (http://www.metronews.com).
Metro TV berminggu-minggu menayangkan sebuah program acara
talkshow Economic Challenges yang didalamnya membahas tentang kasus
skandal Bank Century tersebut, dengan berbagai tema yang menyudutkan pihak
pemerintah, tentunya dalam pengambilan tema tersebut didesain sedemikian rupa
untuk mengkontruksi realitas dan menciptakan kesadaran palsu sesuai dengan
keinginan redaksi dimana dalam hal ini sebelumnya diadakan rapat untuk
menentukan tema tersebut. Hal inilah yang menarik penulis untuk mengambil
judul “Analisis Wacana terhadap Konstruksi Realitas tentang Skandal Bank
Century dalam Talkshow Economic Challenges di Metro TV periode
Februari 2010”
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam melakukan penelitian, masalah perlu dirumuskan terlebih dahulu
untuk mempermudah dalam melakukan penelitian. Berdasarkan latar belakang
diatas, maka rumusan masalah yang diangkat peneliti adalah “Bagaimana
Konstruksi Realitas tentang Skandal Bank Century dalam Talkshow Economic
Challenges di Metro TV periode Februari 2010?”
C. TUJUAN PENELITIAN
Pada penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui
Kontruksi Realitas Skandal Bank Century dalam Talkshow Economic Challenges
di Metro TV periode Februari 2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi
penelitian lain yang serupa dibidang komunikasi massa yang berkaitan
dengan analisis talkshow yang diselenggarakan media televisi, khususnya
analisis wacana (discourse analysis) dalam melihat konstruksi realitas
melalui media massa.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran
kepada khalayak tentang wacana yang ditampilkan oleh media televisi
yaitu Metro TV mengenai Kontruksi Realitas Skandal Bank Century yang
dikupas pada talkshow Economic Challenges di Metro TV periode
Februari 2010. Serta penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan seputar
analisis wacana talkshow media televisi khususnya pada kajian analisis
wacana. Dimana sebagai suatu kajian, hasil penelitian ini diharapkan
mampu membentuk kesadaran sosial masyarakat tentang bagaimana media
tidak hanya menjalankan fungsi dan perannya dalam memberikan
informasi kepada publik, akan tetapi media juga membawa berbagai nilai,
ideologi dan kepentingan institusi ataupun kelompok-kelompok tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
E. KERANGKA TEORI
E.1. Komunikasi Massa
Komunikasi massa menurut Defluer & McQuail yaitu suatu proses melalui
komunikator dengan menggunakan media untuk menyebarluaskan pesan-pesan
secara luas dan terus-menerus menciptakan makna-makna serta diharapkan dapat
mempengaruhi khalayak yang besar dan beragam dengan melalui berbagai cara
(Mursito, 2006:3). Selain itu menurut LittleJohn komunikasi massa adalah suatu
proses dengan mana organisasi-organisasi media memproduksi dan
mentransmisikan pesan-pesan kepada publik yang besar, melaui proses dimana
pesan-pesan itu dicari, digunakan, dimengerti dan dipengaruhi oleh audience
(Mursito, 2006:3).
E.2. Komunikasi sebagai Proses Produksi Makna
Komunikator, komunikan, pesan dan media merupakan sebagian dari
elemen-elemen yang ada pada proses komunikasi. Proses komunikasi itu sendiri
bukan hanya bagaimana cara atau pesan apa yang sampai pada komunikan, akan
tetapi komunikasi yang baik yaitu bagaimana pesan yang sampai tersebut dapat
mengandung makna-makna tertentu yang dapat dipertanggung jawabkan sebagai
feedback. Pada dasarnya, komunikasi merupakan proses penyampaian dan
pemaknaan pesan (Fiske, 2004:15).
Dalam pandangan tentang komunikasi, Fiske mengklasifikasi studi
komunikasi dalam dua mahzab. Mahzab pertama melihat komunikasi sebagai
transmisi pesan. Mahzab kedua komunikasi sebagai produksi dan pertukaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
makna. Kedua mahzab ini memiliki mahzab masing-masing yang menjadi hal
utama atau hal inti dalam memahami tentang kedua mahzab ini.
Mahzab pertama adalah mahzab yang melihat komunikasi sebagai sebuah
proses dimana didalamnya yang diamati adalah bagaimana pengirim dan
penerima mengkonstruksi pesan dan menerjemahkannya dan bagaimana
transmitter menggunakan saluran dan media komunikasi. Dalam pandangan
mahzab ini komunikasi dilihat sebagai suatu proses dimana seorang pribadi
mempengaruhi perilaku atau state of mind pribadi yang lain. Mahzab ini
cenderung mempergunakan ilmu-ilmu sosial, terutama psikologi dan sosiologi,
dan cenderung memusatkan dirinya pada tindakan komunikasi (Fiske, 2004:9).
Mahzab kedua melihat komunikasi sebagai produksi dan pertukaran
makna. Dalam hal ini komunikasi berkenaan dengan bagaimana pesan atau teks
berinteraksi dengan orang-orang yang dalam rangka menghasilkan makna.
Dimana mahzab ini melihat bahwa komunikasi terkait dengan teks dan
kebudayaan.
Jika kita setuju bahwa esensi komunikasi adalah makna, maka representasi
menjadi penting dalam konteks media, sebab makna bahkan realitas media
dibangun dalam tahap ini. Melalui narasi, proposisi, di sisi lain dalam cakupan
yang lebih besar media bisa mempengaruhi bahasa dan makna, diantaranya
dengan mengembangkan kata-kata baru beserta makna asosiatifnya, menggeser,
memperluas, mempersempit, atau menyederhanakan makna. Tentu ada
pemahaman atas perlaku media ini, yang beralasan bahwa media dibaca oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
khalayak yang heterogen, yang memiliki latar belakang yang variatif dalam status
sosial ekonomi, profesi dan terutama tingkat pendidikan (Mursito, 2006:115).
Terkait dengan media massa, paradigma Peter D. Moss (1999) Ia
mengatakan bahwa wacana media massa merupakan konstruk kultural yang
dihasilkan oleh ideologi. Karena itu, berita dalam media massa menggunakan
frame atau kerangka tertentu untuk memahami realitas sosial. Lewat narasinya,
media massa menawarkan definisi-definisi tertentu mengenai kehidupan manusia.
Pandangan itu sejalan dengan hipotesis Sapir-Whorf yang dikenal dalam
linguistik bahwa bahasa itu tidak sekadar deskriptif, yaitu sebagai sarana untuk
melukiskan suatu fenomena atau lingkungan, tetapi juga dapat memengaruhi cara
kita melihat lingkungan (Infante, 1990:199). Implikasinya, bahasa juga dapat
digunakan untuk memberikan aksentuasi tertentu terhadap suatu peristiwa atau
tindakan, misalnya dengan jalan menekankan, mempertajam, memperlembut,
mengagungkan, melecehkan, membelokkan, atau mengaburkan peristiwa atau
tindakan.
E.3. Bias Media dan Produksi Berita
Berita didefinisikan oleh William S. Maulsby sebagai suatu penuturan
secara benar dan tidak memihak fakta-fakta yang mempunyai arti penting dan
baru terjadi, yang dapat menarik perhatian para pembaca surat kabar yang memuat
berita tersebut (Sumandiria, 2005:64).
Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese mengungkapkan berbagai
faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam ruang pemberitaan.
Faktor-faktor itu adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
1. Faktor Individu
Faktor ini berhubungan dengan latar belakang kehidupan wartawan seperti
jenis kelamin, agama, tingkat pendidikan, dan budaya. Faktor ini akan
sangat mempengaruhi pola pemberitaan dan pengambilan keputusan oleh
wartawan dalam menulis berita. Dalam menurunkan sebuah berita media
selalu dipengaruhi oleh aspek-aspek personal wartawan, dampak dari hal
ini adalah wartawan akan memutuskan realistik mana yang akan dimuat
dan mana yang tidak akan dimuat dalam pemberitaan yang akan disajikan
didalam media. Hal ini sama dengan mekanisme dalam talkshow, hanya
saja dibuat oleh pembuat program talkshow dan dalam konteks ini bahan
talkshow diambil dari pemberitaan dalam surat kabar.
2. Rutinitas Media
Media dalam menghasilkan sebuah berita sangat dipengaruhi oleh rutinitas
yang terjadi selama proses pembentukan berita hingga sampai ke tangan
pembaca. Rutinitas ini dimulai dari saat wartawan memasukan berita yang
ditulis ke meja redaksi, dan di meja redaksi dilakukan pemilihan-
pemilihan terhadap informasi-informasi yang memiliki nilai berita. Proses
kerja rutinitas inilah yang menentukan kenapa sebuah peristiwa dihitung
sebagai berita dan kenapa peristiwa lain tidak dihitung sebagai berita. Atau
dengan kata lain dapat dikatakan bahwa kenapa sebuah peristiwa
ditonjolkan pada bagian tertentu dan kenapa yang lain tidak ditonjolkan.
Pada posisi inilah peran redaktur sangat besar dan kuat dalam menentukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
pemberitaan, sebab redaktur memiliki otoritas penuh dalam memilih berita
yang layak dan tidak layak untuk dimuat dalam media massa.
3. Institusi Media
Orang-orang yang duduk dalam dewan redaksi atau yang direkrut sebagai
pegawai sangat dipengaruhi oleh struktur organisasi media. Dalam hal ini
wartawan, editor, layouter dan fotografer adalah bagian kecil dari institusi
media. Pengelola media dan wartawan bukan orang tunggal yang
menentukan isi berita. Ada aspek lain yang dapat mempengaruhi isi
sebuah berita. Aspek-aspek itu adalah pengiklan dan pemilik modal,
pengiklan, pemasaran selalu mempertimbangkan sebuah peristiwa yang
dapat menaikkan angka penjualan atau oplah media. Dalam hal ini terkait
dengan wilayah ekonomi.
4. Kekuatan eksternal media
Dalam hal ini kita dapat melihat bahwa media hanya menjadi bagian kecil
dari sistem yang lebih besar dan kompleks dari kehadiran sebuah berita.
Dalam perspektif ini diyakini bahwa kepentingan politik, ekonomi, dan
budaya merupakan faktor dominan yang mempengaruhi isi berita. Faktor-
faktor itu adalah :
a. Faktor yang berasal dari sumber berita
Sumber berita dalam hal ini tidak dilihat sebagai pihak yang netral
dalam memberikan informasi untuk bahan berita. Dalam hal ini
sumber informasi juga memiliki kepentingan untuk mempengaruhi isi
media dengan alasan-alasan tertentu, seperti untuk membangun citra
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
posistif terhadap suatu pihak sehingga masyarakat menjadi ikut dalam
mendukung argumentasi yang diberikan sumber kepada media.
b. Sumber penghasilan media
Dalam hal ini terdapat keterkaitan antara keberlangsungan media
dengan modal. Untuk menjaga keberlangsungannya, sebuah media
membutuhkan dana sebagai sumber untuk membiayai produksinya.
Salah satu sumber dana di dalam media adalah iklan. Dengan iklan
sebuah media dapat menjaga keberlangsungan hidupnya. Hal ini
menyebabkan media menjadi tergantung pada iklan. Ketergantungan
ini akan berimplikasi atau berpengaruh pada objektifitas media dalam
memberitakan suatu masalah kepada pembaca.
c. Level Ideologi
Dalam konteks ini ideologi diartikan sebagai kerangka berpikir yang
dipakai oleh setiap individu untuk melihat realitas dan bagaimana
individu tersebut menghadapi, dalam hal ini individu yang dimaksud
adalah wartawan. Ideologi dalam hal ini adalah suatu konsep abstrak
yang berhubungan dengan konsepsi individu dalam menafsirkan
realitas. Ideologi yang abstrak dipahami sebagai siapa yang berkuasa
dan siapa yang menentukan bagaimana media tersebut akan dipahami
oleh publik (Sudibyo, 2006:7-12).
Pada dasarnya, sebuah berita seharusnya menyampaikan dan menyebarkan realitas sosial kepada masyarakat. Tetapi dalam kenyataannya kita melihat bahwa berita yang disampaikan terkadang jauh dari realitas sebenarnya yang terjadi dalam kehidupan sosial masyarakat. berita lebih merupakan hasil rekontruksi tertulis dari realitas sosial (Abrar, 1999:77).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
E.4. Konstruksi Realitas dalam Media Massa
Media massa bukan sesuatu yang bebas nilai (value free), independen,
tetapi memiliki keterkaitan dengan realitas sosial (Alex Sobur, 2009: 30). seperti
yang diketahui dalam proses peliputan suatu peristiwa dan penyusunan berita
terjadi pemindahan realitas empirik kedalam realitas media. hal ini
mengindikasikan terjadinya proses konstruksi realitas melalui kata, kalimat dan
perangkat bahasa lainya dalam suatu berita. Pernyataan ini sejalan dengan
pendapat Tuchman yang dikutip Alex Sobur (2009: 88), yaitu:
Disebabkan sifat dan fakta pekerjaan media adalah menceritakan
peristiwa-peristiwa, maka seluruh isi media adalah realitas yang telah
dikonstruksikan (Construted reality). pembuatan berita pada dasarnya tak lebih
dari penyusunan realitas-realitas hingga membentuk sebuah “cerita”.
Pendapat yang sama juga diungkapkan Marshall McLuhan, “the medium
is the message,” medium itu sendiri merupakan pesan. “apa-apa yang dikatakan”
ditentukan secara mendalam oleh medianya (Alex Sobur, 2009: 30).
Konstruksi media dalam pembentukan realitas sosial telah menimbulkan
efek bagi khalayak, salah satunya khalayak tidak bisa membedakan mana realitas
media dan mana realitas objektif (Alex Sobur, 2009: 93). Hal tersebut menunjukan
bahwa betapa media massa memiliki kekuatan yang sangat dahsyat untuk
mengkonstruksi sebuah berita, yaitu bahwa media massa mempengaruhi persepsi
khalayak tentang apa yang dianggap penting dengan pemilihan berita tertentudan
mengabaikan yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Media massa lazim melakukan berbagai tindakan dalam konstruksi realitas
dimana hasil akhirnya berpengaruh kuat terhadap pembentukan makna atau citra
tentang suatu realitas. salah satu tindakan itu adalah dalam hal pilihan leksikal
atau simbol bahasa. misalnya, sekalipun media massa hanya bersifat melaporkan,
tapi jika pemilihan kata, istilah atau sebuah simbol yang secara konvensional
memiliki arti tertentu ditengah masyarakat, maka akanmengusik perhatian
masyarakat tersebut.
Media massa memiliki kekuatan untuk menghadirkan suatu reali tas
seperti apa yang Nampak senyatanya. media massa mapu membentuk realitas
sosial, hal ini sesuai dengan pekerjaan media yang pada hakekatnya adalah
mengkonstruksikan realitas. Isi media adalah hasil para pekerja media yang pada
hakekatnya mengkonstruksikan berbagai realitas yang dipilihnya dengan bahasa
sebagai perangkat dasarnya. Sedangkan bahasa bukan saja sebagai
alatmerepresentasikan realitas, namun juga bisa menentukan relief seperti apa
yang akan diciptakan oleh bahasa tentang realitas tersebut (Alex Sobur, 2009: 88).
Media massa dalam pemberitaannya menawarkan pesan-pesan tertentu
mengenai kehidupan manusia melalui bahasa atau kata-kata. hal ini dikarenakan
bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan komunikasi manusia. manakala
bahasa digunakan oleh media, maka sebetulnya ia memiliki tanggung jawab yang
lebih besar karena ketersebaran yang luas dalam menanamkan stereotip atau
prasangka tertentu (Alex Sobur, 2009: 40).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Dalam proses penyusunan berita dan penggambaran realitas, media massa
menggunakan bahasa sebagai bahan bakunya. menurut Mursito BM (Mursito BM
dalam jurnal Komunikasi Massa, 2007:29):
Bahasa sangat dominan dan menjadi media utama dalam mengkode
realitas sosial. Fungsi bahasa tidak hanya sebagai ekspresi diri, tetapi juga sebagai
media perantara fakta. fakta-fakta di semesta sosial hanya dapat diketahui oleh
khalayak bila dikomunikasikan dengan bahasa melalui media massa.
Selain menggambarkan realitas, media pun menggunakan bahasa untuk
mengkonstruksi realitas. Menurut hamad (Mursito BM, Jurnal Komunikasi Massa,
2007:29), bahasa bukan hanya mampu mencerminkan realitas, tetapi juga
menciptakan realitas. penggunaan bahasa tertentu berimplikasi tertentu pula pada
kemunculan makna tertentu.
Hal tersebut disebabkan media massa mempunyai cara untuk
mempengaruhi bahasa dan makna, antara lain dengan mengembangkan kata-kata
baru beserta makna asosiatifnya, memperluas makna dari istilah-istilah yang ada,
mengganti makna lama sebuah istilah dengan makna baru; memantapkan
konvensi makna yang telah ada dalam suatu sistem bahasa (Alex Sobur, 2001: 90).
Menurut stuart Hall (Eriyanto, 2009: 29-30), dalam pembentukan realitas
terdapat peran penting bahasa. bahasa dan wacana dianggap sebagai arena
pertarungan sosial dan bentuk pendefisian realitas. Bahasa sebagaimana dianggap
oleh kalangan strukturalis merupakan sistem penandaan. realitas dapat ditandakan
secara berbeda pada peristiwa yang sama. Makna yang berbeda dapat dilekatkan
pada peristiwa yang sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Dalam pemaknaan suatu realitas dapat memungkinkan perbedaan
penafsiran. Pada kenyataannya hanya satu makna yang bisa diterima. kemenangan
satu makna terhadap makna yang lainnya ini menurut Hall (Eriyanto, 2009: 29-
30) tidak dapat dilepaskan dari bagaimana wacana dominan membentuk,
menghitung definisi, dan membentuk batas-batas dari pengertian tersebut. Wacana
sendiri dipahami sebagai arena pertarungan sosial yang diartikulasikan lewat
bahasa.
Media dalam proses mempengaruhi bahasa dan maknanya, tidak terlepas
dari wacana yang ada pada teks berita. Ricoeur mengatakan bahwa teks adalah
wacana yang difiksasikan ke dalam bentuk tulisan. Dengan demikian jelas bahwa
teks adalah fiksasi atau pelembagaan sebuah peristiwa wacana lisan dalam bentuk
tulisan (Alex Sobur, 2009: 53).
F. METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian, metodologi sangat berperan dalam menentukan berhasil
dan tidaknya suatu penelitian dengan kata lain setiap penelitian harus
menggunakan metodologi sebagai tuntutan berpikir yang sistematis agar dapat
mempertanggung jawabkan secara ilmiah (Surachman, 1990:34). Penelitian ini
akan menggunakan analisis wacana yang mulai popular dan sering digunakan
untuk mengkaji fenomena sosial yang ada.
F.1. Analisis Wacana
Wacana secara sederhana dapat diartikan sebagai pembicaraan yang
didalamnya terdapat gagasan atau ide. Saat ini kata wacana begitu banyak
dibicarakan dan digunakan didalam kehidupan. Istilah wacana digunakan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
berbagai disiplin ilmu. Dengan kata lain wacana saat ini memiliki makna yang
begitu luas dengan berbagai macam penafsiran dan interpretasi. Luasnya
penafsiran dan pemaknaan atas kata wacana itu disebabkan oleh perbedaan
lingkup dan disiplin ilmu yang menggunakan istilah wacana. Istilah wacana saat
ini sering digunakan oleh berbagai disiplin ilmu yang tentunya memiliki
perbedaan penafsiran dan pandangan tentang makna dari kata wacana tersebut.
Walaupun istilah analisis wacana secara umum dipakai dalam banyak
disiplin ilmu dengan berbagai macam pemahaman yang berbeda-beda namun
terdapat satu titik temu yang menghubungkan berbagai definisi yang ada dari
berbagai disiplin ilmu. Titik temu itu adalah bahwa analisis wacana berhubungan
dengan studi tentang bahasa/pemakaian bahasa. Muhammad AS. Hikam dalam
tulisannya menyampaikan tiga perbedaan dalam paradigma analisis wacana yaitu :
Pertama, pandangan kaum positivisme empiris. Kaum ini memandang
analisis wacana dimaksudkan untuk menggambarkan tata aturan kalimat, bahasa,
dan pengertian bersama. Wacana dalam pandangan ini diukur dengan
pertimbangan kebenaran/ketidakbenaran (Eriyanto, 2001:4).
Pandangan kedua, yaitu pandangan konstruktivisme. Dalam pandangan ini
menolak pandangan empirisme/positivisme yang memisahkan subjek sebagai
faktor sentral atau faktor utama dalam kegiatan wacana serta hubungan-hubungan
sosialnya. Dalam pandangan ini bahasa diatur dan dihidupkan oleh pernyataan-
pernyataan yang memiliki maksud dan tujuan. Dimana dalam pandangan ini
dikatakan bahwa setiap pernyataan pada dasarnya merupakan tindakan penciptaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
makna, yakni tindakan pembentukan dari diri serta mengungkapkan jati diri dari
pembicara (Eriyanto, 2001: 4).
Pandangan ketiga yang lebih dikenal dengan pandangan kritis. Pada
pandangan ini analisis wacana difokuskan pada konstelasi kekuatan yang terjadi
pada proses produksi dan reproduksi makna. Dalam pandangan ini individu tidak
dianggap sebagai subjek yang netral yang biasa menafsirkan secara bebas sesuai
dengan pikirannya. Hal ini karena individu sangat berhubungan dan dipengaruhi
oleh kekuatan yang ada didalam masyarakat. Dalam pandangan ini juga, bahasa
tidaklah dilihat dan dipahami sebagai medium netral yang terletak diluar diri
pembicara. Analisis wacana dipakai untuk membongkar kuasa yang ada dalam
setiap bahasa. Dalam pandangan ini, bahasa dilihat selalu terlihat dalam hubungan
kekuasaan, terutama dalam pembentukan subjek, dan berbagai tindakan
representasi yang terdapat dalam masyarakat (Eriyanto, 2001:5-6).
F.2. Kerangka Analisis Teun A. Van Dijk
Dalam analisis wacana kritis terdapat banyak model yang dapat
digunakan. Namun dalam hali ini peneliti menggunakan model analisis Teun A.
Van Dijk atau yang lebih dikenal dengan analisis kognisi sosial. Van Dijk
memandang bahwa penelitian atas wacana tidak cukup hanya dengan
menganalisis teks semata. Hal ini dikarenakan teks merupakan hasil suatu praktk
produksi teks itu (Cahyana, 2003:17).
Teks merupakan sesuatu yang dibentuk di dalam praktek diskursus suatu
praktek wacana (Eriyanto, 2001:222). Dalam hal ini Van Dijk membuat suatu
jembatan yang menghubungkan elemen besar berupa struktur sosial dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
elemen wacana yang mikro dengan sebuah dimensi yang dinamakan kognisi
sosial. Dalam hal ini kognisi sosial memiliki dua arti. Satu sisi menunjukkan
bagaimana proses teks tersebut diproduksi oleh media di sisi lain bagaimana nilai-
nilai yang ada didalam masyarakat diserap oleh kognisi wartawan yang kemudian
digunakan untuk menulis teks berita.
Van Dijk menggambarkan wacana memiliki tiga dimensi/bangunan.
Dimensi yang menjadi perhatian utama itu adalah teks, kognisi sosial, dan konteks
sosial. Pada dasarnya analisis Van Dijk ini menggabungkan ketiga dimensi itu
kedalam satu kesatuan analisis. Ketiga dimensi itu memiliki pusat perhatian
masing-masing. Dimensi teks meneliti bagaimana struktur teks dan strategi
wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Dimensi kognisi
sosial meneliti proses produksi teks berita yang melibatkan kognisi individu dari
wartawan. Aspek ketiga yaitu konteks sosial mempelajari bangunan wacana yang
berkembang dalam masyarakat akan suatu hal atau permasalahan.
Dalam dimensi teks yang diteliti adalah srruktur teks. Van Dijk
memanfaatkan dan menggunakan analisis tentang kalimat, kosakata, proposisi,
dan paragraf untuk menjelaskan dan memaknai suatu teks. Dimensi selanjutnya
adalah kognisi sosial, dalam hal ini kognisi sosial menjelaskan bagaimana suatu
teks diproduksi oleh individu/kelompok pembuat teks. Pada dimensi ketiga yaitu
analisis sosial, hal ini melihat bagaimana teks dihubungkan lebih jauh dengan
struktur sosial dan pengalaman yang berkembang dalam masyarakat atas suatu
wacana. Ketiga dimensi ini adalah bagian yang integral dan dilakukan secara
serentak atau bersama-sama dalam analisis Van Dijk. (Eriyanto, 2001:225)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
F.3. Objek Penelitian
Objek pada penelitian ini lebih difokuskan pada konstruksi realitas tentang
skandal Bank Century yang dikemas dalam talkshow Economic Challenges oleh
Metro TV pada periode Februari 2010.
F.4. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif dengan menggunakan analisis wacana. Dalam analisis wacana talkshow
media, seorang peneliti berupaya menemukan bentuk-bentuk komunikasi yang
digunakan untuk menciptakan pemaknaan sehingga akan terlihat bagaimana
media tersebut melakukan konstruksi realitas.
F.5. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti masuk kedalam jenis
qualitative study dengan menggunakan studi pustaka dan dokumentasi (folkerts &
Lacy, 2001: 444). Data diperoleh melalui observasi dengan mendownload pada
alamat website Metro TV yaitu:
www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newsprograms/2010/02/8/4618/Me
nebar Ancaman Reshufle, pada periode Februari 2010.
F.6 Teknik Analisis Data
Analisis data pada metode Van Dijk ini terdiri dari beberapa komponen
namun untuk menganalisis teks pada talkshow Economic Challenges penulis
menggunakan salah satu dari komponen dari metode Van Dijk yaitu analisis teks.
Secara detail dapat digambarkan pada tabel sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Tabel 1
Elemen Analisis Wacana Teun A. Van Dijk
Struktur Wacana Hal yang diamati Elemen
Struktur Makro Tematik topik
Super Struktur Skematik skema
Struktur Mikro Semantik Latar, Detil, Maksud
Struktur Mikro Sintaksis Bentuk Kalimat, Koherensi,
Kata Ganti
Struktur Mikro Stilistik Leksikon
Struktur Mikro Retoris Grafis, Metafora, Ekspresi.
Sumber : Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, hal. 74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Dan Perkembangan Perusahaan
Metro TV pertama kali tayang (on air) pada tanggal 25 November 2000,
merupakan satu-satunya media televisi berita yang mempunyai format siaran 24
jam pertama kali di Indonesia. Namun dalam hal ini Metro TV sejak pertama kali
berdiri dan memperoleh ijin tayang hanya mampu menayangkan siaran selama 18
jam sehari terhitung sejak tiga bulan dan tanggal penayangan pertama kali. Metro
TV mulai menayangkan siaran 24 jam terhitung mulai tanggal 1 April 2001, dan
ini merupakan terobosan besar dalam dunia pertelevisian nasional.
Sebagai stasiun televisi berita pertama, Metro TV mempunyai kualitas dan
mutu yang mampu dibanggakan di Indonesia. Dengan segala keunggulan acara-
acara berita yang ditayangkan sangat menarik membuat stasiun televisi ini
mungkin mendapat perhatian bagi kalangan dunia jurnalistik baik cetak maupun
media elektronik. Namun kesuksesan Metro TV ini tidaklah didapat begitu saja.
Kesuksesan Metro TV diawali dengan suatu usaha yang sangat keras yang
pertama kali diprakarsai oleh pemilik PT Media Indonesia yang sekarang juga
menjabat sebagai pemegang saham utama di Metro TV (PT Media Televisi
Indonesia).
PT Media Televisi Indonesia adalah sebuah badan usaha milik Surya
Paloh. Yayasan ini berada langsung dibawah naungan PT media Indonesia, salah
satu media cetak terbesar di Indonesia. Pada awal pengajuan ijin siaran, yayasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
ini tidak dapat lolos seleksi untuk mendapatkan ijin frekuensi. Tim Departemen
Penerangan yang saat itu dijabat oleh menteri penerangan kabinet Reformasi
Muhammad Yunus (1998-1999) hanya akan merekomendasikan untuk lima
stasiun televisi sesuai dengan jumlah frekuensi yang tersedia pada saat itu dan
Metro TV tidak temasuk didalamnya. Alasan yang paling mendasar adalah modal
dasar Metro TV terlalu kecil untuk mendirikan sebuah stasiun televisi. Pada saat
itu yayasan PT Media Televisi Indonesia hanya mempunyai modal dana sebesar
Rp 200.000.000,-. Padahal ide prakarsa Metro TV pada saat itu berawal ketika
Menteri Penerangan Muhammad Yunus bertandang ke kantor Media Indonesia
yang menyambut gembira usul direktur utama Media Indonesia yaitu Surya Paloh
yang bermaksud mendirikan stasiun televisi berita pertama di Indonesia. Setelah
melalui perdebatan yang sulit, Surya Paloh atas nama PT Media Televisi
Indonesia memutuskan untuk meningkatkan modal awal dari Rp.200.000.000,-
menjadi Rp 200 Miliar. Namun dalam sebuah rapat dikawasan puncak, tim
Departemen Penerangan telah menetapkan lima stasiun televisi yang berhak
mengantongi ijin frekuensi. Ironisnya diantara kelima stasiun televisi tersebut
nama Metro TV tetap tidak muncul. Malam itu segenap direksi PT Media Televisi
Indonesia yang diwakili oleh Surya Paloh bersama Andy Noya (kandidat
pemimpin Redaksi Metro TV) dan Usamah langsung menuju kediaman Sekretaris
Jenderal Departemen Penerangan Mayjend IGK Manila didaerah Pluit Jakarta
Utara. Akhirnya atas ijin dari IGK Manila Staf PT Media Televisi Indonesia dapat
beraudiensi dengan menteri Muhammad Yunus di kantor Departemen
Penerangan, jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Pada saat itu alasan utama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Departemen Penerangan tidak meloloskan ijin frekuensi Metro TV dikarenakan
rumor yang menyatakan bahwa Surya Paloh adalah pemilik stasiun TV RCTI
(Rajawali Citra Televisi Indonesia) itulah yang menyebabkan Tim Departemen
Penerangan sangat keberatan meloloskan Metro TV. Pasalnya, bila kepemilikan
dua stasiun televisi ditangan satu orang selain berbau monopoli, dapat pula
menciptakan kegamangan informasi. Satu hal yang harus diingat dari kerja keras
Tim Media Televisi Indonesia bahwa stasiun ini berdiri tanpa back up oleh
siapapun. Tim Media Televisi Indonesia berani memberikan jaminan kepada
Departemen Penerangan bahwa dari kelima stasiun televisi, hanya Metro TV lah
yang mempunyai kesiapan matang untuk melakukan siaran dalam tempo sesegera
mungkin. Pada kenyataannya, pada bulan Januari 2001 Metro TV berhasil
menayangkan siaran selama 18 jam setiap hari, dan menjadi 24 jam tayang
terhitung mulai tanggal 1 April 2001. Hal ini semakin membuktikan kepada
audience bahwa semangat dan kerja keras serta mutu dan kualitas dari segenap
staf dan karyawan PT Media Televisi Indonesia (Metro TV) dapat diandalkan
secara nyata.
B. Data Perusahaan
Nama Perusahaan : PT Media Televisi Indonesia
Ijin Siaran : No. 800/MP/PM/1999
Dikeluarkan Pada : Tanggal 25 Oktober 1999
Dikeluarkan Oleh : Menteri Penerangan RI
C. Susunan Direksi
President Commisoner : Surya Paloh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
President Director : Wisnu Hadi
Sales & Marketin Director : Lestary Luhur
Finance & Adm Director : Ana Widjadja
Technical Director : John Balonso
News Director : Andy F. Noya
D. Alamat Studio
Jl. Pilar Mas Raya Kav A-D Kedoya, Kebun Jeruk, Jakarta, Indonesia
Phone : (021) 583 00077
Fax (021) 583 00066
E. Filosofi
Gambar 3.1
Logo Metro TV
Surya Dharma Paloh direktur utama PT Media Televisi Indonesia (Metro
TV) sangat mengagumi sosok burung elang. Bahkan ia menjadikan kepala burung
elang menjadi simbol dari logo Media Indonesia, Metro TV, dan kapal Obsession.
Simbol itu terpampang ditengah-tengah lingkaran huruf O dari ketiga logo
tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Bagi Surya, burung elang itu bisa terbang bebas sendiri, maupun terbang
bebas bersama-sama dengan burung elang lainnya, menjelajah alam yang penuh
dengan pesona tantangan. Ia bisa terbang tinggi, menelikung cantik dan
mempesona, memiliki ketajaman pandang untuk menyahut ikan yang muncul ke
permukaan laut. Dengan segala kemandiriannya, burung elang dapat terbang
melanglang buana menaungi kehidupan, diatas samudera dan gelombang laut
yang menerpa karang. Demikian pula Surya, sebagian besar dari 50 tahun
perjalanan hidupnya benar-benar ia naungi dengan segala kebebasan yang ia
kehendaki. Hal itu juga ia ekspresikan pada saat menggeluti organisasi dan dunia
bisnis. Surya menyadari bahwa tidak semua perjalanan hidupnya dilalui secara
mulus, seperti burung elang yang terbang bebas mempesona. Ada kegagalan, ada
pula keberhasilan. Tetapi lebih banyak impiannya yang belum tercapai.
F. Visi & Misi Metro TV
F.1 VISI METRO TV
Membentuk suatu komunitas global dimana para audience dan warga
Negara mempunyai ketertarikan yang tinggi terhadap suatu peristiwa dan mampu
menanggapinya secara konsisten dan mampu menerimanya sebagai suatu media.
komunikasi sehari-hari.
F.2 MISI METRO TV
Turut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pemberian
informasi yang bersifat aktual, yang mampu menyadarkan masyarakat akan
pentingnya nilai dari sebuah informasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
G. Keunggulan Metro TV
Metro TV dalam hal ini mempunyai format program yang belum dimiliki
oleh stasiun televisi swasta lainnya. Metro TV mampu memberikan format tayang
berita selama 24 jam dimana belum dmiliki oleh stasiun televisi yang lain. Metro
TV mampu menghadirkan tayangan berita secara Live dan actual sehingga dapat
menyampaikan suatu informasi secara cepat kepada msyarakat ataupun audience.
Dengan didukung oleh peralatan multi modern dan kualitas karyawan yang
memadai mampu menjadikan Metro TV sebagai salah satu stasiun televisi berita
terbaik di Indonesia.
H. Target Metro TV
Menjadi stasiun televisi berita pertama yang terpercaya dalam
menyampaikan berita di Indonesia dan menjadi saluran yang dapat
mengembalikan nama baik Negara Indonesia.
1. Target Coverage Metro TV
Metro TV tetap melakukan Expansi supaya dapat diterima diseluruh
kabupaten di Indonesia.
2. Target Produksi
Mengembangkan program-program baru dengan mengutamakan in house
production.
3. OnlinePicture/ Live News dari seluruh pelosok nusantara dan
internasional.
4. Target audience Metro TV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Adalah tersegmen pada pemirsa yang dikelompokkan berdasarkan beberapa
kategori seperti jenis kelamin, umur, dan expenditure.
I. Komposisi Program
Sesuai dengan format program yang dimiliki oleh stasiun ini bahwa Metro
TV merupakan stasiun televisi berita maka komposisi acara berita tentu
menempati rating yang paling tinggi dibanding deengan program yang lain.
Komposisi program PT Media Televisi Indonesia (Metro TV) adalah 70%
adalah program berita dan 30% program hiburan.
Program-program acara siaran di Metro TV :
1. News
- Headline News - Metro Speed
- Metro Pagi - Top Nine News
- Metro Siang - Dunia Kita
- Metro Hari Ini - Suara Anda
- Metro Xin Wen - News Flash
- Metro Malam - Spirit Football
- Metro This Morning - Metro Realitas
- Sport Corner - Editorial Media Indonesia
- World News - Market Review
- Spirit - Bisnis Hari ini
- Public Corner
2. Talk show
- Today’s Diaolg - Oprah Winfrey Show
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
- Economic Challenges - Climate Challenge
- Kick Andy - The Breakfast Club
- Democrazy - Tomorrow Today
- Special Dialog - Save Our Nation
- Today’s Dialogue - Let’s Go Green Dialog
3. Life Style
- Agung Sedayu Group
- e lifestyle
4. Health
- Healthy Life
- Doctorology
- Health & Wellness
5. Reality
- Oasis - Archipelago
- Periskop - Metro Files
- Secret Operation - National Geograpghic
- Expidition - Titik Balik
- Diambang Batas - Disovery
- Biography - Snapshot
- Metro Realitas - Wild Wild Word
- Metro 10 - I Witness
6. Entertainment
- Box Office America - Cooking AdventureWith William Wongso
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
- Arts 21 - Hollywood Highlights
- Trendspotter - Otoblitz
- Showbiz News - Smart Drive
- Signature Properties - Pilot Globe Guides
- Up And Close Personal - Euromaxx highlights
- Imax Movies - Rechno & Mobile
- Zona 80 - Live From Abbey Road
- Nany 911
J. Biro Metro TV Yogyakarta
Untuk mendukung dan meningkatkan mutu siaran, khususnya untuk
mempercepat penayangan berita yang diperoleh dari daerah, Metro TV membuat
kantor Biro daerah di beberapa tempat di Indonesia. Ini terbentuk pada tahun 2004
saat Don Bosco Selamun menjabat sebagai Pemimpin Redaksi di Metro TV. Dia
menerima jabatan itu dengan mengajukan satu syarat agar diadakan kantor Biro
Metro TV daerah. Pada awal Berdirinya, Biro Metro TV untuk pertama kalinya
diadakan di Surabaya dan Yogyakarta, satu tahun kemudian di Medan dan
Makasar. Di tiap kantor Biro disediakan alat-alat pendukung baik sumber daya
manusianya dan peralatan seperti mobil SNG (Satellite News Gathering).
K.1 Alamat Kantor Biro Metro TV Yogyakarta
Jalan Cendana No. 16 Baciro, Yogyakarta
Job Discription
1. Reporter
- Mencari dan menyusun berita
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
- Memproduksi dan menyiarkan berita
- Melaporkan item berita Live ke bagian administrasi.
2. CameraPerson
- Mengambil gambar
- Mengontrol dan megevaluasi gambar kontributor
- Mengecek peralatan liputan : kamera, microphone, battery, charge,
tripod.
3. Teknik
- Mengontrol dan mengecek peralatan teknik : SNG, komputer,
editing.
- Pemeliharaan alat
- Fiding materi ke Metro TV pusat
- Membantu saat Live dari suatu tempat.
4. Editor/ Program Director
- Mengedit gambar yang akan disiarkan
- Mengontrol keluar masuk kaset dari dan ke kontributor
- Mengatur pola/ system sirkulasi kaset
5. Administrasi
- Menyusun pola administrasi dan keluar masuk surat
- Menyusun laporan keuangan
- Mendata berita yang masuk dan yang Live.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
6. Driver
- Mengecek mobil dan perlengkapannya serta memastikan dalam
keadaan baik.
- Menjaga kebersihan mobil
7. Office Boy
- Menjaga keberhasilan dan kerapian kantor
- Menata peralatan rumah tangga
- Pekerjaan lain yang berhubungan dengan kepentingan seperti
mengambil kaset
8. Security
- Menjaga keamanan sekitar kantor
- Ikut mengawal mobil SNG bila mobil bergerak ke tempat lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
L. Struktur Organisasi Metro TV Pusat
Bagan 1
Struktur Organisasi Metro TV Pusat
Sumber: Janarto, 1999
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
M. Struktur Organisasi Biro Metro TV Yogyakarta
Bagan 2
Struktur Organisasi Biro Metro TV Yogyakarta
(Sumber: Data primer Biro Metro TV Yogyakarta, Kurnia Yuliarwan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Tabel. 3 Struktur Analisis Wacana dalam menganalisis Talkshow Economic Challenges di Metro TV
Struktur
Wacana
Level
Analisis Content Keterangan
Struktur
Makro
Tematik 1. Menebar Ancaman Reshuffle
a) Mewacanakan reshuffle dimaknai
sebagai ancaman
b) Manipulasi informasi seolah-olah
akan terjadi reshuffle.
1. Metro TV berusaha mengkonstruksi realitas melalui
pertanyaan dan pernyataannya dengan memaknai reshuffle
sebagai ancaman dari pemerintah yang ditujukan kepada
partai Golkar, PKS dan PPP yang tidak memiliki itikad baik
sebagai anggota koalisi.
2. Metro TV menampilkan informasi yang menyesatkan dengan
menayangkan menteri-menteri yang akan terkena reshuffle,
pada hal pemerintah belum menunjuk siapa yang akan terkena
reshuffle dan tidak ada reshuffle.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
2. Menyalahkan dan meminta
mundur Srimulyani dan Boediono
1. Metro TV berusaha mengkonstrusi realitas melalui pertanyaan
yang selalu mengaitkan kasus Bank Century dengan
kesalahan Srimulyani dan Boediono.
2. Kabinet yang gagal dan pemerintahan yang otoriter yaitu
mengkonstruksikan pesan dengan membuat pertanyaan yang
mengarahkan pandangan publik bahwa ini merupakan kabinet
yang gagal. Metro TV berusaha mengkonstruksi realitas
bahwa kabinet Indonesia bersatu jilid II adalah kabinet yang
gagal dan tidak dapat dipertahankan. Pemerintahan yang
otoriter yaitu terkait penyeleseian Pansus yang sia-sia karena
mayoritas di DPR adalah partai Demokrat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Super
Struktur
Skematik 1. Mengarahkan opini dan memberi
gagasan dengan pertanyaan yang
tidak netral, dan menyudutkan,
yang dimulai dengan pertanyaan
tentang reshuffle dan dilanjutkan
dengan pertanyaan yang
bermaksud menyalahkan dan
meminta mundur Srimulyani dan
Boediono.
1. Metro TV menonjolkan pertanyaan atau informasi yang
penting bagi metro TV dan menyembunyikan atau
menempatkan scene dibagian akhir untuk informasi yang
kurang penting bagi Metro TV.
2. Scene-scene yang menggambarkan pertanyaan yang
menyudutkan dan mengarahkan opini bahwa reshuffle sebagai
ancaman untuk menutup kasus bank Century. Dan pertanyaan
yang lain berupa isyarat dengan memunculkan nama, ide atau
gagasan yang intinya secara tidak langsung meminta
Srimulyani dan Boediono untuk mundur dari jabatannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Struktur
Mikro
Semantik Latar, Detail, maksud. 1. Menyampaikan maksud menggunakan pendapat dari para
panitia khusus yang dari partai yang bersebrangan sebagai
alasan pembenar bahwa telah terjadi kasus Bank Century dan
pemerintah mengancam akan melakukan reshuffle
2. Mengontrol informasi yang menguntungkan bagi Metro TV
dan menempatkan informasi yang tidak menguntungkan bagi
Metro TV dibagian belakang talk show seperti pendapat
ekonom dari CSIS yang ditempatkan diakhir talk show
3. Menyampaikan maksud secara implisit bahwa telah terjadi
skandal yang melibatkan para pejabat dalam kabinet Persiden
SBY yang ditampilkan dengan slide show Presiden SBY yang
sedang menyumpah jabatan kepada para menterinya yang
dilanjutkan dengan slide show Wapres Boediono sedang
disidang oleh Pansus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
4. Menampilkan slide show yang mendahului hak preogratif
presiden yaitu para menteri-menteri yang akan terkena
reshuffle.
Sintaksis Bentuk kalimat, koherensi Metro TV menggambarkan bahwa ada Ancaman reshuffle dari
partai Demokrat yang ditujukan kepada partai Golkar, PKS, PPP.
Metro TV berusaha menggambarkan bahwa Srimulyani dan
Boediono merupakan orang yang menjadi tersangka atas kasus
Bank Century.
Stilistik Labelling, Leksikon Pemilihan kata dalam membuat pertanyaan memiliki makna yang
negatif dan bermaksud untuk mengkonstruksi citra negatif
pemerintahan SBY dan ditujukan kepada Srimulyani dan
Boediono.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
Retoris Grafis, Metafora 1. Komunikator melalui intonasi dan gerak mimik wajah dan
tubuh atau komunikasi nonverbalnya, dalam mengekspresikan
dan memaparkan pertanyaan memberi kesan bahwa
komunikator berusaha menekankan kepada pemirsa bahwa
Srimulyani dan Boediono adalah tersangka dari kasus skandal
Bank Century dan harus mundur dari jabatannya. Selain itu
komunikator sangat sering dalam membuat pertanyaan
dengan kata-kata “yang bertanggung jawab”, “Srimulyani dan
Boediono”, “mundur”.
2. Komunikator mengawali talk show ini dengan pernyataan
yang berupa kiasan sebagai strategi komunikator untuk
mewacanakan apa yang menjadi maksud dari komunikator.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
BAB III
ANALISIS DATA
A. Konstruksi Realitas tentang Skandal Bank Century dalam Talkshow
Economic Challenges di Metro TV periode Februari 2010.
Peranan media massa tidak hanya sekedar memberikan informasi
melainkan juga mendorong semakin berkembangnya isu-isu wacana di
tingkat nasional. Sebagai suatu organisasi, media tidak terlepas dari
berbagai kepentingan yang bermain di dalamnya. Oleh karenanya,
penyajian informasi atau berita tidak selalu dalam bentuk teks media
namun dapat melalui talkshow. Bahkan dalam sebuah talkshow informasi
dapat secara langsung diketahui oleh pemirsa dan lebih interaktif karena
menghadirkan nara sumber yang mampu memberikan jawaban atau
pandangan atas pertanyaan yang diajukan oleh presenter dalam talkshow.
Kebanyakan narasumber adalah seorang ahli dibidangnya yang memiliki
popularitas atau dikenal oleh publik, talkshow ini menghadirkan
narasumber yang berseberangan dengan pemerintah, tentu saja akan
memberikan jawaban yang tidak senada atau bahkan memberikan
pandangan yang negatif terhadap kebijakan pemerintah dan ini akan
dianggap berita yang penting dan media sering mencampur adukan dengan
saran dan fakta sosial. Seperti halnya menurut Van Dijk (1998) “the
viewpoint expressed in opinion discourses are an importan feature of news
because, unlike conventional "hard" news reporting, they often blend what
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
call "evaluative proposition"(normative prescriptions) and "factual belief"
(sosial facts)”(Joshua Greenberg, 2000:520).
Pada bab ini peneliti melihat adanya tema dan pernyataan yang
berupa informasi yang disajikan sebagai upaya Metro TV untuk
mengkonstruksi realitas dan mencoba mengarahkan opini publik, sehingga
hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana Metro TV
mengkonstruksi perkembangan wacana dan mengarahkan opini publik
sesuai dengan perspektif Metro TV melalui talkshow tersebut.
B. Tematik Talkshow Skandal Bank Century
Tema merupakan gagasan pokok atau ide utama dalam analisis
wacana baik berbentuk teks maupun lisan/ oral. Tema menggambarkan
ide umum dari objek yang akan diteliti. Dalam elemen tematik ini, peneliti
membagi tema-tema atau wacana yang muncul tersebut kedalam dua tema
besar dan memiliki subtema yaitu:
1. Menebar Ancaman Reshuffle
a. Reshuffle dimaknai sebagai ancaman
Pada tahap ini peneliti akan menjabarkan beberapa hal yang
berkaitan dengan konstruksi realitas tentang skandal Bank Century
pada talkshow Economic Challenges di Metro TV pada periode
Februari 2010. Dimana Metro TV membahas tentang skandal Bank
Century dengan mengangkat tema “Menebar Ancaman Reshuffle”.
Wacana pertama yang penulis rumuskan dari tema “Menebar Ancaman
Reshuffle”. Dalam elemen tematik ini, reshuffle dimaknai sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
sebuah ancaman, dan merupakan kebijakan yang mengganggu
perjalanan hidup bangsa. Hal ini dapat dilihat pada scene dibawah ini:
Dari pernyataan Suryo Pratomo (Tomi) sebagai pembawa acara
diatas pada scene (1&3) mengisyaratkan bahwa ada pesan yang ingin
disampaikan yaitu bahwa kebijakan reshuffle merupakan kebijakan
yang dimaknai sebagai ancaman. Ancaman tersebut ditujukan kepada
Pansus atau anggota koalisi yang mengganggu jalannya pemerintahan
atau kebijakan pemerintah. Kata “ancaman” memiliki nilai makna
yang cenderung negatif dibanding dengan kata “peringatan”,
“himbauan”, “teguran” dan sebagainya. Terlebih Tomi menganggap
langkah partai Demokrat untuk melakukan reshuffle, merupakan
Scene 3
Suryo pratomo : “Ancaman Reshuffle ! haruskah
Srimulyani dan Boediono mundur?”
Scene 1
Suryo pratomo : “selamat malam, maneuver
partai-partai koalisi membuat gerah partai
Demokrat, para petinggi partai Demokrat menilai
bahwa partai-partai anggota koalisi telah berjalan
diluar komando. para petinggi partai Demokrat
mengancam akan melakukan reshuffle sejauh
mana langkah dari partai Demokrat untuk
melalukan reshuffle akan mengganggu perjalanan
kehidupan bangsa ini?”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
kebijakan yang mengganggu perjalanan kehidupan bangsa. Jadi
wacana yang ingin dibangun oleh Metro TV dalam talkshow tersebut
adalah reshuffle merupakan ancaman bagi partai anggota koalisi.
Dari scene diatas mengisyaratkan bahwa Tomi selaku pembawa
acara mengintrogasi Max (ketua umum partai Demokrat) dengan
merujuk dari pernyataan partai Golkar dan PKS bahwa koalisi
dibentuk untuk menegakan kebenaran bukan menutupi kesalahan.
Sehingga pernyataan tersebut dapat disimpulkan menjadi demikian
Scene 17
Suryo Pratomo : “Golkar, PKS mengatakan
bahwa koalisi dibentuk untuk menegakan
kebenaran bukan menutupi kesalahan. Apakah
kemudian dalam skandal Bank Century ini
dianggap bukan ancaman?”
Scene 18
Max Sopacua : “saya melihat tidak sejauh
itu, tapi saya melihat begini, ada pengertian
mengenai masalah berkoalisi, beberapa hari
yang lalu saya membaca koran bahwa ada
salah satu pemimpin partai mengatakan
bahwa kami tidak berkoalisi dengan partai
Demokrat, persoalan ini diartikan lain,
Golkar, dengan PKS, dan PPP, saya tidak pernah mengatakan bahwa saya bukan Demokrat,
kalau kita berkoalisi berarti kelompok koalisi itu terydiri dari partai-partai, bertujuan adalah
mendukung kebijakan pemerintah ini, untuk menyejahterakan rakyat dengan program-
programnya sampai akhir massa pemerintahan pada 2014 yang akan datang bila perlu ya lebih
dari itu, jadi saya pikir kalau nanti dilihat bahwa ada kecenderungan gara-gara pansus dan
sebagainya, sehingga anda tidak happy, Demokrat tidak happy, saya pikir itu sebuah nuansa
yang lahir dimana saja”.
Scene 18
Max Sopacua : “saya melihat tidak sejauh itu,
tapi saya melihat begini, ada pengertian
mengenai masalah berkoalisi, beberapa hari
yang lalu saya membaca koran bahwa ada salah
satu pemimpin partai mengatakan bahwa kami
tidak berkoalisi dengan partai Demokrat,
persoalan ini diartikan lain, saya akan
mengatakan bahwa saya berkoalisi dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
bahwa koalisi dibentuk untuk menutupi kesalahan atas kasus Bank
Century, karena partai Demokrat merasa terpojok atas tindakan Pansus
dalam menangani kasus Bank Century yang melibatkan Srimulyani
dan Boediono, maka partai Demokrat melakukan ancaman berupa
reshuffle. Secara tidak langsung pertanyaan yang dibentuk oleh Metro
TV dalam talkshow tersebut didesain sedemikian rupa sehingga
mampu untuk memunculkan sebuah opini, dan mengarahkan opini
publik bahwa koalisi tersebut dibentuk untuk menutupi kesalahan dan
ketika kesalahan itu terkuak partai Demokrat mengancam melakukan
reshuffle. Sehingga Metro TV dalam hal ini mencoba untuk
mengkonstruksikan bahwa reshuffle sebagai bentuk ancaman dari
partai Demokrat.
Pada scene 18, Max Sopacua berusaha untuk menyangkal apa yang
menjadi pertanyaan Tomi yang seolah-olah partai Demokrat menutupi
kesalahan dalam kasus Bank Century dan akan mengancam melakukan
reshuffle sebagai akibat atas tindakan pansus yang membuat partai
Demokrat tidak happy.
Scene 29
Akbar faisal : pak Max ini, kawan saya sahabat
saya, mau tidak mau anda tidak bisa
menghindari bahwa ini sebuah ancaman, dan
anda kan tidak mengakui ancaman tadi. Dengan
penyikapan-penyikapan partai anda tentu
dengan dewan Pembina partai anda itu, yang
sesungguhnya sudah masuk kewilayah paranoid,
maka susah anda menghindari bahwa ini adalah
sebuah ancaman, dan itu yang dirasakan partai-
partai koalisi”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Dari pernyataan Akbar Faisal diatas, dapat diketahui bahwa ia
berusaha meyakinkan kepada pemirsa bahwa reshuffle dimaknai
sebagai sebuah ancaman karena Akbar melihat bahwa penyikapan-
penyikapan dari partai Demokrat merupakan bentuk ancaman. Terlebih
menurut Akbar, apa yang dirasakan oleh partai-partai anggota koalisi
itu merupakan sebuah ancaman.
b. Manipulasi informasi seolah-olah akan terjadi reshuffle.
Dalam talkshow tersebut, Metro TV menampilkan slideshow atau
tayangan yang didalamnya menginformasikan menteri-menteri yang
terancam terkena reshuffle dari partai PKS dan Golkar. Tentu dalam
hal ini Metro TV terkesan mendahului keputusan Presiden akan
adanya reshuffle.
Scene 62
Muncul Slide yang menayangkan menteri-
menteri dari partai PKS yang terancam terkena
reshuffle antara lain menteri Pertanian
(Suswono), Menteri Sosial (Salim Segaf Al
Jufri), Menteri Komunikasi dan Informatika
(Tifatul Sembiring), Menteri Riset dan
Teknologi (Suharna Surapranata).
Scene 61
Muncul slide tayangan Metro TV yang
menayangkan menteri-menteri dari partai
Golkar yang terancam terkena reshuffle seperti
menko Kesra (Agung Laksono), menteri
Perindustrian (MS Hidayat), menteri Kelautan
dan Perikanan (Fadel Muhammad).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Dari slide diatas, Metro TV membuat isu-isu bahwa menteri-
menteri dari partai Golkar tersebut akan terkena reshuffle pada hal
kenyataannya pemerintah tidak mengancam akan melakukan reshuffle,
tentu hal ini Metro TV memanipulasi informasi sehingga seolah-olah
pemerintah sudah menentukan target-target siapa saja menteri-menteri
yang akan terkena reshuffle sesuai yang digambarkan pada slide diatas.
Hal ini merupakan bentuk konstruksi realitas yang dilakukan Metro
TV dengan memanipulasi informasi untuk mempengaruhi opini
masyarakat melalui tampilan slide tersebut.
Dari pertanyaan diatas dapat disimpulkan bahwa penanya ingin
menjebak Max (partai Demokrat), dengan menghadapkan pada
kemungkinan yang terburuk pada akhir penyelesian kasus Century.
2. Menyalahkan dan meminta mundur Srimulyani dan Boediono
dari jabatannya.
Pada tema talkshow ini, Metro TV melalui pembawa acaranya
Suryo Pratomo atau yang akrab disapa dengan Tomi melakukan
introgasi dengan memberikan pertanyaan dimana pertanyaan tersebut
Scene 19
Suryo Pratomo: “Jadi kalau dalam keputusan
terakhir di Pansus maupun di Paripurna partai-
partai anggota koalisi pada akhirnya
bersebrangan dengan partai Demokrat, apakah
artinya Demokrat akan melakukan reshuffle
kabinet?”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
sengaja didesain untuk mengarahkan pandangan publik bahwa
Srimulyani dan Boediono adalah tersangka atas kasus skandal Bank
Century diantaranya terdapat scene-scene berikut ini:
Pertanyaan tersebut dibuat dan ditujukan kepada narasumber yang
merupakan anggota Pansus dan berasal dari partai Hanura yang
bersebrangan dengan pemerintah. Dari pertanyaan tersebut penulis
melihat ada pesan yang ingin ditunjukan kepada pemirsa atau publik
untuk diarahkan opininya dengan menanyakan kepada narasumber dari
partai yang bersebrangan dengan pemerintah. Tentu jawaban dari
partai yang bersebrangan akan mendiskreditkan atau menjawab dengan
nada yang negatif.
Dari pertanyaan diatas dapat dilihat bahwa komunikator berusaha
untuk mengarahkan opini publik dengan melontarkan pertanyaan yang
Scene 26
Suryo Pratomo : “Mas Akbar?! Anda tadi
mengatakan bahwa ada kesalahan yang jelas
dari skandal Bank Century, apa itu? Siapa yang
bertanggung jawab?”
Scene 38
Suryo Pratomo : “artinya apa itu? Artinya
Srimulyani dan Boediono harus bertanggung
jawab?”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
menyebut nama Srimulyani dan Boediono, agar terlihat murni
merupakan kesalahan dari kedua tokoh tersebut. Sehingga bila cermati
pertanyaan tersebut tidak netral dan mempunyai makna untuk
memberikan arahan, gambaran atau menginspirasi agar yang terlihat
bersalah atau yang bertanggung jawab adalah Srimulyani dan
Boediono.
Scene 40
Suryo Pratomo : “Kalau BI itu sebagai
institusi atau sebagai pribadi?”
Scene 39
Akbar Faisal : “Yang itu stadium keduanya, saya
selalu mengatakan kata stadium. Stadium
pertamanya adalah terbukalah hati teman-teman
bahwa oh ternyata ada kesalahan, saya rasa itu
luar biasa kita selangkah lebih maju soal itu, yang
kedua saya akan memberi jawaban tadi itu belum
ada yang menyebut nama, saya, fraksi saya
sendiri itu menemukan 62 kesalahan yang diindikasikan pelanggaran baik perbankan maupun
pidana pada empat poin dan 10 pihak yang bertanggung jawab, diduga bertanggung jawab
mulai dari manajemen CIC, manajemen Century yang lama, manajemen Century baru, KSSK,
BI, kemudian yang terakhir itu LPS termasuk KP3R, tapi yang paling banyak mengambil porsi
pertanggung jawaban adalah BI”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Dari pertanyaan diatas komunikator selaku pembawa acara
talkshow ingin memperoleh jawaban yang detail yaitu dengan
menanyakan “BI sebagai instusi saja atau sebagai pribadi” dan
“Hanura akan mengatakan siapa orangnya”. Jelas ini mengarah pada
Boediono yang menjabat sebagai gubernur BI. Sehingga dalam hal ini
peneliti menangkap kesan bahwa Metro TV ingin mengkonstruksikan
pesan bahwa Srimulyani dan Boediono adalah tersangka dalam kasus
Bank Century.
Scene 42
Suryo Pratomo : nanti pada akhir masa,
Hanura akan mengatakan siapa orangnya
begitu?
Scene 47
Suryo Pratomo : “pak Pande, apakah bu
Srimulyani dan pak Boediono akhirnya harus
bertanggung jawab atas semua ini?”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Apabila dicermati dalam pertanyaan pada scene 47 tersebut, ada
pesan yang secara tidak langsung ingin mengarahkan pikiran publik
bahwa Srimulyani dan Boediono tersangkut kasus tersebut. Sedangkan
pada Scene berikutnya Raja Pande menyampaikan bahwa kesimpulan
yang menyalahkan Srimulyani dan Boediono sebagai tokoh yang harus
bertanggung jawab adalah telah mendahului pemilik hak preogratif
yaitu presiden.
a. Kabinet yang gagal dan pemerintahan yang otoriter
Pertanyaan pada scene 45 tersebut bersifat provokatif dimana
komunikator atau penanya mengarahkan pada mampu dan tidaknya
Scene 45
Suryo Pratomo : “saya akan bertanya pada
pak Kwiek, apakah dengan kondisi seperti
sekarang apakah kabinet ini bisa
dipertahankan?”
Scene 48
Pande : “iya kalau dibuat semuanya
menjadi kabur, kan sampai sekarang
kesimpulan belum ada, setingkat mana
Scene 48
Pande : “iya kalau dibuat semuanya menjadi
kabur, kan sampai sekarang kesimpulan belum
ada, setingkat mana kesimpulan itu, itu sudah
lebih mendahului yang punya hak preogratif. Itu
yang menjadi pertanyaan buat saya. Sejauh mana
pertanggung jawabannya. Kalau policy
(kebijakan) dilakukan sesuai dengan undang-
undang ada akibat negatif itu tidak bisa diadili
tapi kalau policy dilakukan melanggar undang-undang dan hasilnya positif, dia harus diadili.
Ini untuk bernegara jadi kita jangan mengatakan policy yang dilakukan sesuai dengan undang-
undang tidak cukup. Buktikan dia melanggar undang-undang”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
kabinet ini dipertahankan karena memiliki masalah atas kasus Bank
Century yang mengakibatkan terjadinya demo dimana-mana terhadap
Menteri Keuangan (Srimulyani) dan Mantan Gubernur BI (Boediono).
Dari scene diatas kita bisa melihat bahwa Metro TV melontarkan
pertanyaan dengan skeptis (penuh keraguan) karena Menteri Keuangan
dan Wakil Presidennya adalah orang-orang berkasus dan kemana-
mana selalu didemo oleh rakyat.
Dari pernyataan diatas, Kwiek sebagai narasumber yang menjawab
pertanyaan dari pembawa acara mengisyaratkan adanya pesan yang
ingin disampaikan kepada publik bahwa pemerintahan SBY-Boediono
merupakan pemerintahan yang gagal dan tidak dapat dipertahankan
lagi karena kedua tokoh yaitu Srimulyani dan Boediono selalu didemo
dimana-mana sehingga tidak dapat bekerja dengan maksimal.
memerintah kalau terus menerus dibeginikan, dikritik, kemudian demonya seperti itu, dihina
dimana-mana. Pak Boediono megunjungi 5 atau 6 tempat tidak ada satu pun yang tidak
didemo, Srimulyani ceramah sampai harus lari, kalau sudah seperti itu, kemudian urusan yang
lebih real adalah begini sejak awal kan sudah saya katakan, kan saya ditanya, kalau saya, saya
akan mengatakan kepada DPR, kalau itu anda berpendapat tentang saya, ini saya buang
semuanya, wong saya ini kerja untuk rakyat, kerja 100% kok anda cela, ambilah saya minta
dukungan 100% kalau ada sedikit saja yang tidak percaya dengan saya “go to hell with you”!,
itu baru bukti bekerja sepenuh-penuhnya untuk rakyat, bener kan?”.
Scene 46
Kwiek Kian Gie : “menurut saya, tidak!
Sekarang saya gampang saja ya, oleh karena
saya juga pernah mengalami didalam kabinet,
saya mencoba dengan mempehatikan segala-
galanya seandainya saya itu ditempatnya pak
boediono dan bu Srimulyani, apa saya bisa
memerintah selama 5 tahun kedepan? apa bisa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Dari scene diatas Metro TV berusaha mengkonstruksi realitas
dengan menyatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Pansus adalah sia-
sia karena “mayoritas di DPR dikuasai partai Demokrat dan mendesak
Pansus untuk menghentikan penyelidikan”. Dari pernyataan tersebut
penulis mendapat kesan bahwa partai Demokrat sebagai partainya
pemerintah yang otoriter.
C. Skematik Talkshow Economic Challenges tentang Skandal Bank
Century
Sebuah wacana umumnya mempunyai skema atau alur dari
pendahuluan sampai akhir. Alur tersebut menunjukan bagaimana bagian-
bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan
arti (Eriyanto, 2001:232). Dengan urutan tertentu, skematik memberikan
tekanan mana yang didahulukan dan bagian mana yang kemudian sebagai
strategi untuk menyembunyikan informasi penting. Karena dengan
menampilkan dari bagian tertentu, merupakan proses penonjolan tertentu
dan menyembunyikan bagian yang lain. Upaya penyembunyian informasi
penting itu dilakukan dengan menempatkan dibagian akhir agar tidak
Scene 11
“Sejauh ini pendapat di pansus angket Century
memang kian jelas namun pandangan fraksi itu
belum merupakan kesimpulan Pansus, karena
rekomendasi tetap akan melalui pintu Paripurna
DPR yang mayoritas dikuasai Demokrat,
mekanisme itulah yang membuat sejumlah
kalangan meragukan hasil akhir pansus,
sehingga mendesak Pansus menghentikan penyelidikan dan menyerahkan hasilnya kepada
Mahkamah Konstitusi (suara tim liputan Metro TV )”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
terkesan menonjol. Semua bagian dan skema ini dipandang sebagai
strategi bukan saja bagaimana bagian scene itu hendak disusun tetapi juga
bagaimana membentuk pengertian sebagaimana dipahami atau pemaknaan
komunikator atas suatu peristiwa.
Tabel 2 Skematik
Scene isi
12 Suryo pratomo : ”saya ingin memulai diskusi tentunya,
karena yang menjadi pemicu partai Demokrat maka saya ingin
bertanya kepada Bung Max. apa sih sebetulnya suasana batin
yang terjadi di partai Demokrat sekarang ini?”
15 Suryo Pratomo : “Apa sebetulnya yang ingin dicapai partai
Demokrat?”
16 Max Sopacua : “Seandainya saya punya rumah dan kebetulan
yang tinggal dirumah saya banyak, saya akan mengatakan
kepada mereka, kalau kalian tidak bisa mengikuti peraturan
dirumah ini, kita berpisah saja. Substansi ini mengakibatkan
kita memiliki pengertian bahwa kita ingin bersatu sampai 2014
bahkan lebih dari itu. Inilah persoalan yang mengikat bahwa
ada nuansa menyebar ancaman untuk reshuffle, menyebar
ancaman untuk cabut dari koalisi, saya pikir terlalu jauh kita
begitu”.
17 Suryo Pratomo : “Golkar, PKS mengatakan bahwa koalisi
dibentuk untuk menegakan kebenaran bukan menutupi
kesalahan. Apakah kemudian dalam skandal Bank Century ini
dianggap bukan ancaman?”
19 Suryo Pratomo : “Jadi kalau dalam keputusan terakhir di
pansus maupun di paripurna partai-partai anggota koalisi pada
akhirnya bersebrangan dengan partai Demokrat, apakah artinya
Demokrat akan melakukan reshuffle kabinet?”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
20 Max Sopacua :”Saya kira tidak dalam posisi yang demikian,
sebuah keputusan yang mengatakan salah adalah sebuah
keniscayaan, artinya kalau itu datangnya betul akan salah ya
akan salah, tapi kalau datangnya disalahkan, ini persoalannya
lain lagi.”
23 Suryo Pratomo : “tapi kalau kemudian tidak sesuai dengan
rumah tadi, goyah hanya karena kepentingan yang berbeda,
silakan keluar dari rumah ini?”
24 Max Sopacua :”Saya pikir kita tidak berbicara kearah itu, ya
saya pikir akan ada gambaran-gambaran berikutnya”.
26 Suryo Pratomo : “Mas Akbar?! Anda tadi mengatakan bahwa
ada kesalahan yang jelas dari skandal Bank Century, apa itu?
Siapa yang bertanggung jawab?”
28 Suryo Pratomo : “karakter apa itu?”
29 Akbar faisal : “pak Max ini, kawan saya sahabat saya, mau
tidak mau anda tidak bisa menghindari bahwa ini sebuah
ancaman, dan anda kan tidak mengakui ancaman tadi. Dengan
penyikapan-penyikapan partai anda tentu dengan dewan
Pembina partai anda itu, yang sesungguhnya sudah masuk
kewilayah paranoid, maka susah anda menghindari bahwa ini
adalah sebuah ancaman, dan itu yang dirasakan partai-partai
koalisi”.
35 Suryo Pratomo : “yang kedua adalah siapa yang bertanggung
jawab dari Bank Century?”
38 Suryo Pratomo : “artinya apa itu? Artinya Srimulyani dan
Boediono harus bertanggung jawab?”
39 Akbar Faisal : “Yang itu stadium keduanya, saya selalu
mengatakan kata stadium. Stadium pertamanya adalah
terbukalah hati teman-teman bahwa oh ternyata ada kesalahan,
saya rasa itu luar biasa kita selangkah lebih maju soal itu, yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
kedua saya akan memberi jawaban tadi itu belum ada yang
menyebut nama, saya, fraksi saya sendiri itu menemukan 62
kesalahan yang diindikasikan pelanggaran baik perbankan
maupun pidana pada empat poin dan 10 pihak yang
bertanggung jawab, diduga bertanggung jawab mulai dari
manajemen CIC, manajemen Century yang lama, manajemen
Century baru, KSSK, BI, kemudian yang terakhir itu LPS
termasuk KP3R, tapi yang paling banyak mengambil porsi
pertanggung jawaban adalah BI”.
40 Suryo Pratomo : “Kalau BI itu sebagai institusi atau sebagai
pribadi?”
42 Suryo Pratomo : “nanti pada akhir masa, Hanura akan
mengatakan siapa orangnya begitu?”
43 Suryo Pratomo : “Untuk apa itu?”
45 Suryo Pratomo : “saya akan bertanya pada pak Kwiek, apakah
dengan kondisi seperti sekarang apakah kabinet ini bisa
dipertahankan?”
46 Kwiek Kian Gie : “menurut saya, tidak! Sekarang saya
gampang saja ya, oleh karena saya juga pernah mengalami
didalam kabinet, saya mencoba dengan mempehatikan segala-
galanya seandainya saya itu ditempatnya pak boediono dan bu
Srimulyani, apa saya bisa memerintah selama 5 tahun kedepan?
apa bisa memerintah kalau terus menerus dibeginikan, dikritik,
kemudian demonya seperti itu, dihina dimana-mana. Pak
Boediono megunjungi 5 atau 6 tempat tidak ada satu pun yang
tidak didemo, Srimulyani ceramah sampai harus lari, kalau
sudah seperti itu, kemudian urusan yang lebih real adalah begini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
sejak awal kan sudah saya katakan, kan saya ditanya, kalau
saya, saya akan mengatakan kepada DPR, kalau itu anda
berpendapat tentang saya, ini saya buang semuanya, wong saya
ini kerja untuk rakyat, kerja 100% kok anda cela, ambilah saya
minta dukungan 100% kalau ada sedikit saja yang tidak percaya
dengan saya “go to hell with you”!, itu baru bukti bekerja
sepenuh-penuhnya untuk rakyat, bener kan?”.
47 Suryo Pratomo : “pak pande, apakah bu Srimulyani dan pak
Boediono akhirnya harus bertanggung jawab atas semua ini?“
48
Pande : “iya kalau dibuat semuanya menjadi kabur, kan sampai
sekarang kesimpulan belum ada, setingkat mana kesimpulan itu,
itu sudah lebih mendahului yang punya hak preogratif. Itu yang
menjadi pertanyaan buat saya. Sejauh mana pertanggung
jawabannya. Kalau policy (kebijakan) dilakukan sesuai dengan
undang-undang ada akibat negatif itu tidak bisa diadili, tapi
kalau policy dilakukan melanggar undang-undang dan hasilnya
positif, dia harus diadili. Ini untuk bernegara jadi kita jangan
mengatakan policy yang dilakukan sesuai dengan undang-
undang tidak cukup. Buktikan dia melanggar undang-undang”.
59 Suryo Pratomo : “menurut pak Pande, melihat situasi seperti
sekarang ini, sebetulnya apakah reshuffle itu perlu dilakukan
atau tidak?”
61 slide tayangan Metro TV yang menayangkan menteri-menteri
dari partai Golkar yang terancam terkena reshuffle seperti
Menko Kesra (Agung Laksono), Menteri Perindustrian (MS
Hidayat), Menteri Kelautan dan Perikanan (Fadel Muhammad).
62 Slide tayangan yang menayangkan menteri-menteri dari partai
PKS yang terancam reshuffle antara lain Menteri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Pertanian(Suswono), Menteri Sosial (Salim Segaf Al Jufri),
Menteri Komunikasi dan Informatika (Tifatul Sembiring),
Menteri Riset dan Teknologi (Suharna Surapranata).
69 Suryo Pratomo : “jadi pak Max mengatakan bahwa ibu
Srimulyani dan pak Boediono kalau sudah ditetapkan bersalah
baru mundur?”
71 Suryo Pratomo : “sementara pak Akbar mengatakan bahwa
seharusnya lebih elegan sebelum dinyatakan bersalah…sudah
mundur..?”
88 Suryo Pratomo : “Pak Kwiek tadi pak Boediono mengatakan
kalau memang jabatan itu tidak terlalu masalah, apa esensi yang
paling penting dari seorang pejabat itu pak?”
91 Suryo Pratomo : “apakah tanpa reserve, pak Max?”
102 Suryo Pratomo : “mas Akbar ini tentang koalisi dan
kesepakatan yang tanpa reserve, apa dan bagaiman
seharusnya?”
109 Suryo pratomo : “pak Pande mengusulkan bukan bu
Srimulyani dan pak Boediono yang mundur tapi partai koalisi
yang tidak sepakat dengan pemerintah yang mundur?”
121 Suryo : “pak Pande, ada satu tulisan di final sell time
mengatakan dengan gambar pak SBY, bahwa Indonesia
dianggap berhasil sampai saat ini dalam membangun
demokrasinya dan salah satu indikatornya adalah salah satu
perusahaan Inggris membeli Matahari dengan 7,2 triliun dan dia
mengatakan bahwa arus ekonomi, modal ke Indonesia akan
semakin deras karena Indonesia dianggap berhasil membangun
demokrasi”.
128
Max Sopacua : “reshuffle itu hasil evaluasi dan hak preogratif
dari Presiden. dan kedepan kita tetap mengharapkan bahwa
posisi partai Demokrat tidak pada posisi untuk menutupi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
kesalahan, menutupi orang yang salah, tidak pada yang
demikian karena kita berlandaskan hukum dan siapapun yang
bersalah dia akan behubungan dengan hukum tetapi kesalahan
itu dibuktikan secara rasional tidak disalahkan begitu saja tapi
memang betul ada kesalahan”.
131 Pande : “Didalam ekonomi ada yang dinamakan the law of the
minimizing return (hukum pengurangan hasil) saya melihat
sekarang ini the law yang semakin berkurang, itu yang dialami
oleh Pansus, kenapa saya memberikan statement, sudah
memulai kerugian dan itu semakin cepat, dan tolonglah agar
wakil rakyat tetap dipercaya, perhatikan ini!”
Dari tabel susunan isi scene tampaklah komunikator dalam
mempresentasikan gagasannya melalui pertanyaan-pertanyaan yang
mengandung makna dan maksud. Dimana dalam elemen skematik ini,
penulis menyoroti jumlah scene yang digunakan untuk mengangkat sebuah
wacana baik secara implisit maupun eksplisit. Peletakan scene tersebut
tentunya menjadi perhatian penulis. Pertama-tama penulis mengangkat
kesan akan adanya wacana “Menebar Ancaman Reshuffle”, yang
dipresentasikan dengan porsi yang cukup besar yaitu 16 scene. Khusus
dari pertanyaan atau introgasi pihak Metro TV yang mengangkat masalah
ancaman reshuffle ada 11 scene. Untuk wacana “Menyalahkan dan
meminta mundur Srimulyani dan Boediono dari jabatannya” ada 16 scene.
sedangkan 13 scene yang semuanya itu berasal dari penanya atau pihak
Metro TV. Dari kedua wacana diatas, wacana untuk “Menyalahkan dan
meminta mundur Srimulyani dan Boediono dari jabatannya” lebih banyak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
dan mendominasi, dimana kedua wacana tersebut menjadi wacana utama
dari talkshow Metro TV. Melalui pembawa acaranya, Metro TV benar-
benar mengkonstruksi realitas dengan scene-scene yang berupa pertanyaan
yang didalamnya terselip pesan baik secara implisit maupun eksplisit.
Dari scene-scene tersebut menggambarkan pertama, sebagai alur
yang paling pertama dalam talkshow karena di scene inilah pertanyaan
dimulai dan dilontarkan kepada Max dimana komunikator atau penanya
ingin mengetahui langkah dari partai Demokrat. “saya ingin memulai
diskusi tentunya, karena yang menjadi pemicu partai Demokrat maka saya
ingin bertanya kepada bung Max. apa sih sebetulnya suasana batin yang
terjadi di partai Demokrat sekarang ini?” Tentu dalam hal ini Suryo
Pratomo ingin mengetahui apakah benar rencana untuk melakukan
reshuffle, dengan menanyakan suasana batin dari partai Demokrat Kedua,
alur berikutnya komunikator ingin mengetahui “apa yang ingin dicapai
partai Demokrat” tentu dalam hal ini penanya ingin mengetahui langkah
dari partai Demokrat dengan menghubung-hubungkan dengan isu
reshuffle. Ketiga, dari tabel diatas penanya ingin memperjelas bahwa
dengan merujuk pada pernyataan partai Golkar dan PKS tentang koalisi
untuk menegakan kebenaran dan tidak menutupi kesalahan sehingga
karena merasa terpojok oleh sepak terjang partai koalisi yang ingin
menyeleseikan kasus Century dan merasa dihalang-halangi oleh partai
Demokrat sehingga disimpulkan bahwa pertanyaan-pertanyaan yang
ditujukan mengarah pada reshuffle sebagai ancaman. Keempat, dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
dilihat pada tabel (scene 19) dari pertanyaan tersebut komunikator
melontarkan pertanyaan yang bersifat menjebak yaitu dengan memberikan
prediksi-prediksi dan menghadapkan mitra tutur dalam gambaran atau
kemungkinan suatu kondisi yang terburuk di massa yang akan datang.
Kelima, dari tabel (scene 23) alur ini merujuk pada reshuffle sebagai
ancaman. Alur-alur atau skema tersebut disusun sehingga membentuk
kesatuan arti yang akan diwacanakan mulai dari scene 12, 15, 16, 17, 19,
20, 23, 24, 29, 59, 61, 62, 91, 102, 128 mempertanyakan atau
membicarakan tentang reshuffle sebagai ancaman. Untuk wacana
“Menyalahkan dan meminta mundur Srimulyani dan Boediono dari
jabatannya”, dimunculkan pada scene 26, 28, 35, 38, 39, 40, 42, 43, 45,
46, 47, 48, 69, 71, 88, 109. Apabila dicermati dari skema diatas, ada dua
wacana yang ingin ditonjolkan yaitu “Ancaman reshuffle”, dan
“Menyalahkan dan meminta mundur Srimulyani dan Boediono dari
jabatannya”. Dan apabila dilihat dari tabel tersebut ada informasi yang
disembunyikan baik yang diletakan di scene yang terakhir maupun yang
sengaja tidak dimunculkan dalam pembahasan talkshow seperti halnya
pada scene 128 dan 131. Dari kedua scene tersebut memiliki substansi
yang penting untuk meng-counter isu-isu yang diwacanakan. Kemudian
dalam talkshow tersebut tidak membahas nama Robert Tantular sebagai
pemiliki Bank Century yang juga terlibat kasus skandal Bank Century.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
D. Semantik Talkshow Economic Challenges tentang Skandal Bank
Century
Elemen semantik merupakan perangkat analisis wacana yang
mengulas tentang makna-makna yang ingin ditekankan dalam teks
(Eriyanto, 2001:238). Dalam dimensi ini dipelajari relasi-relasi diantara
tanda dan obyek yang diacunya sebelum digunakan dalam tuturan tertentu
atau tulisan. Makna dalam tingkatan semantik dapat dilihat dari hubungan
antar kalimat dan proposisi yang membentuk makna tertentu. Talkshow
economic challenges juga menggunakan strategi wacana dalam level
semantik untuk memberikan makna tertentu pada khalayak. Ada beberapa
strategi semantik yang digunakan komunikator dalam talkshow ini seperti
latar, detil dan maksud, untuk menyembunyikan informasi tertentu yang
dapat mempengaruhi pemahaman khalayak.
1. Latar
Latar merupakan bagian berita yang dapat mempengaruhi semantik
(arti) yang ingin ditampilkan sebab latar yang dipilih menentukan
kearah mana pandangan khalayak hendak dibawa (Eriyanto,
2001:235). Latar umumnya ditampilkan di awal sebelum pendapat
komunikator yang sebenarnya muncul dengan maksud mempengaruhi
dan memberi kesan bahwa pendapat komunikator sangat beralasan.
Oleh karena itu, latar membantu menyelidiki bagaimana seseorang
memberi pemaknaan atas suatu peristiwa dan dapat menjadi alasan
pembenar gagasan yang diajukan oleh komunikator. Sehingga latar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
merupakan elemen yang sangat berguna karena dapat membongkar apa
maksud yang ingin disampaikan oleh komunikator. Talkshow ini juga
menggunakan strategi semantik latar guna mendukung pendapatnya.
Berikut ini penulis akan menyajikan terlebih dahulu scene-scene yang
menjadi latar dari wacana pokok yang ada dalam talkshow.
Scene 1
Suryo pratomo : “selamat malam, maneuver
partai-partai koalisi membuat gerah partai
Demokrat, para petinggi partai Demokrat menilai
bahwa partai-partai anggota koalisi telah berjalan
diluar komando. para petinggi partai Demokrat
mengancam akan melakukan reshuffle menarik
menteri-menteri yang ada dalam pemerintahan
sekarang ini”.
Scene 4
“Partai Demokrat akhirnya gerah juga menyaksikan
sepak terjang partai peserta koalisi di pansus angket
Century, wakil ketua umum partai Demokrat
(Ahmad Mobarok) dan Sekjen (Amir Syamsudin)
bahkan memanas-manasi presiden SBY untuk
segera merombak kabinet, karena menganggap
beberapa partai koalisi sudah bertindak diluar nalar
politik (suara tim liputan Metro TV)”.
Scene 5
Amir Syamsudin : “karena saya melihat bahwa dari
situ sudah terlihat isyarat bahwa mereka tidak punya
itikad baik, berkoalisi dengan kita, mereka berada
satu wadah dengan kita tetapi sengaja membawa
perahu ini menuju pada suatu gelombang yang
menimbulkan kesulitan apakah perlu dipertahankan
keadaan seperti ini? beberapa unsur dari pimpinan
Demokrat dan saya ketua fraksi menyampaikan
wacana itu”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Scene 7
“Meski tidak menunjuk langsung pernyataan para
petinggi partai berkuasa itu jelas mengarah pada
fraksi partai Golkar, PKS dan PPP di pansus karena
para anggota ketiga fraksi itu kian solid bersama
PDIP, Gerindra dan Hanura mengungkap mega
skandal atas kebijakan dan aliran dana billout Bank
Century (suara tim liputan Metro TV)”.
Scene 8
Bambang Soesatyo ( Anggota Pansus dari Fraksi
Golkar) : “Karena kan pemakzulan, kecuali yang
bersangkutan mengundurkan diri, saya kira sikap
yang baik dan satria ya mengundurkan diri, melihat
konstalasi (kumpulan) dan Konstruksi politik yang
terjadi saat ini”.
Scene 9
Fachri Hamzah ( Anggota Pansus dari Fraksi
PKS) : “Ini semua kita PKS dari awal meminta ini
dibuka, semua ini sekarang ditonton orang nggak
mungkin kita sembunyi, anda kurang dari harus
apa yang seharusnya anda dikejar oleh publik,
jangan publik menghakimi kita, kita nggak mau
itu”.
Scene 6
Ahmad mubarok (wakil ketua umum Demokrat)
mengatakan bahwa “ dari PKS umpamanya, enak
aja dia mewacanakan kalau bisa pemakzulan
kenapa tidak? menebarkan wacana seperti itu, dapat
mengganggu psikologis masyarakat, apalagi para
ahli mengatakan pemakzulan itu panjang
perjalanannya, kalau itu yang dikembangkan seperti
memasuki lorong kecil gelap terus ujung-ujungnya
nggak jelas, ujungnya nanti lima tahun kita kerjanya hanya mencari kesalahan dan nggak bisa
membangun. Kalau anggota koalisi begitu, ya itu bukan anggota koalisi”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Dari scene-scene diatas penulis menangkap kesan bahwa
komunikator menggunakan elemen latar dalam menyampaikan wacana
pokok yang telah penulis rumuskan dalam elemen tematik, yaitu
Menebar Ancaman Reshuffle, Menyalahkan dan meminta mundur
Srimulyani dan Boediono dari jabatannya. Dimana dari scene 1, 4, 5,
6, 7, 11 menggambarkan akan adanya reshuffle yang dimaknai sebagai
ancaman. Mulai dari scene 1 komunikator menggambarkan dengan
informasi bahwa para petinggi partai Demokrat merasa gerah dengan
langkah partai koalisi dan mengancam akan melakukan reshuffle
menarik menteri-menteri yang ada di kabinet. Pada scene 4 masih
senada dengan makna dari scene 1 yaitu menurut tim liputan Metro
Scene 10
Ahmad Yani ( Anggota Pansus dari Fraksi PPP) :
“Pelanggaran hukum apa yang kemungkinan terjadi,
satu ada tindak pidana korupsi, tindak pidana
ekonomi, ya kejahatan umumlah yang seperti itu, trus
siapa pelakunya? Saya kira pelakunya ini dalam
proses merger, si pemegang saham Bank sendiri,
pengurus Bank, dengan otoritas di BI”.
Scene 11
“Sejauh ini pendapat di pansus angket Century
memang kian jelas namun pandangan fraksi itu
belum merupakan kesimpulan pansus, karena
rekomendasi tetap akan melalui pintu paripurna DPR
yang mayoritas dikuasai Demokrat, mekanisme
itulah yang membuat sejumlah kalangan meragukan
hasil akhir pansus, sehingga mendesak pansus
menghentikan penyelidikan dan menyerahkan
hasilnya kepada mahkamah konstitusi (suara tim
liputan Metro TV )”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
TV, para petinggi partai Demokrat seperti Ahmad Mubarok dan Amir
Syarifudin memanas-manasi presiden SBY untuk merombak kabinet.
Pada scene 5 Amir Syarifudin memberi pernyataan bahwa koalisi ini
sudah tidak memiliki itikad baik, begitu juga dengan scene 6, 7 dan 11
semuanya memberi kesan bahwa reshuffle merupakan sebuah
ancaman. Sedangkan pada scene 8, 9, 10 lebih menekankan pada
wacana Menyalahkan dan meminta mundur Srimulyani dan Boediono
dari jabatannya. Seperti halnya pada scene 8, pernyataan dari Bambang
Soesatyo menyatakan bahwa sikap yang baik dan satria adalah
mengundurkan diri, melihat konstalasi (kumpulan) dan Konstruksi
politik yang terjadi saat ini. Begitu juga dengan scene 9 dan 10,
dimana pada scene tersebut Fachri Hamzah menyatakan PKS ingin
semua kasus ini dibuka, PKS tidak mau dikejar-kejar dan dihakimi
oleh publik. Dan pada scene berikutnya, Ahmad Yani menyatakan
bahwa terdapat tindak pidana korupsi dan tindak pidana ekonomi, dan
pelakunya ini dalam proses merger, pemegang saham Bank sendiri,
pengurus Bank, dengan otoritas di BI.
Dari scene-scene diatas dijadikan oleh komunikator sebagai latar
dalam talkshow dimana scene-scene tersebut diposisikan atau
dimunculkan pada awal talkshow dan dijadikan sebagai alasan
pembenar oleh komunikator.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
2. Detil
Elemen wacana detil berhubungan dengan kontrol informasi yang
ditampilkan seseorang. Dimana komunikator akan menampilkan
secara berlebihan informasi yang menguntungkan dirinya atau
memberi citra yang baik (Eriyanto, 2001:238). Sebaliknya ia akan
menampilkan informasi dalam jumlah yang sedikit bahkan kalau perlu
tidak disampaikan apabila hal itu merugikan kedudukannya. Informasi
yang menguntungkan komunikator ini ditampilkan dengan detil yang
lengkap bila perlu dengan data-data. Hal ini dilakukan secara sengaja
untuk menciptakan citra tertentu kepada khalayak. Berikut detail
dalam talkshow Economic Challenges “Menebar Ancaman Reshuffle”:
1
5
3
4 6
2
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Pada scene 2 Metro TV menampilkan tayangan Presiden SBY
yang sedang menyumpah jabatan kepada para Menterinya dalam
kabinet Indonesia bersatu jilid II. Dalam tayangan tersebut secara
berurutan diteruskan dengan menampilkan Wapres Boediono yang
sedang disidang oleh Pansus, tayangan berikutnya menampilkan para
mahasiswa sedang berdemo menuntut Presiden SBY, Wapres
Boediono dan menteri Keuangan Srimulyani untuk mundur dari
jabatannya. Sehingga bila disimpulkan dalam tayangan diatas memiliki
kesan yang ironis sekali dimulai dengan sumpah jabatan dan
diteruskan dengan kasus-kasus dan hujatan. Metro TV menampilkan
tayangan ini diawal talkshow, sebagaimana sebuah detail akan
informasi yang baik untuk pihak komunikator maka informasinya akan
ditampilkan lebih banyak dan mendalam. Penulis menyatakan bahwa
ini menguntungkan bagi komunikator karena dapat kita lihat bahwa
pemilik Metro TV adalah Surya Paloh dimana dia merupakan ketua
umum partai Nasional Demokrat, yang dahulu juga pernah menjabat
sebagai ketua umum partai Golkar, sehingga dapat disimpulkan bahwa
media ini memilki kepentingan dalam bidang politik, baik sebagai
corong kekuasaan maupun alat propaganda.
Scene 2
Presiden SBY : “Saya Bersumpah” ( SBY sedang menyumpah para Menteri Kabinet Indonesia
bersatu Jilid 2).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Di bawah ini juga merupakan informasi yang dianggap
menguntungkan bagi Metro TV karena berupa pernyataan dari para
narasumber yang mendiskreditkan pemerintahan SBY.
Scene 8
Bambang Soesatyo ( Anggota Pansus dari Fraksi
Golkar) : “Karena kan pemakzulan, kecuali yang
bersangkutan mengundurkan diri, saya kira sikap
yang baik dan satria ya mengundurkan diri,
melihat konstalasi (kumpulan) dan Konstruksi
politik yang terjadi saat ini”.
Scene 9
Fachri Hamzah ( Anggota Pansus dari Fraksi
PKS) : “Ini semua kita PKS dari awal meminta ini
dibuka, semua ini sekarang ditonton orang nggak
mungkin kita sembunyi, anda kurang dari harus
apa yang seharusnya anda dikejar oleh publik,
jangan publik menghakimi kita, kita nggak mau
itu”.
Scene 10
Ahmad Yani ( Anggota Pansus dari Fraksi PPP) :
“Pelanggaran hukum apa yang kemungkinan
terjadi, satu ada tindak pidana korupsi, tindak
pidana ekonomi, ya kejahatan umumlah yang
seperti itu, trus siapa pelakunya? Saya kira
pelakunya ini dalam proses merger, si pemegang
saham bank sendiri, pengurus bank, dengan
otoritas di BI”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Dari scene-scene diatas menunjukan bahwa semua itu merupakan
informasi yang bersifat menguntungkan bagi Metro TV karena
menampilkan tayangan-tayangan yang mampu merusak citra dan
mempengaruhi opini publik. Sedangkan di bawah ini merupakan
informasi yang kurang menguntungkan bagi pemilik Metro TV karena
Scene 11
“Sejauh ini pendapat di pansus angket Century
memang kian jelas namun pandangan fraksi itu
belum merupakan kesimpulan pansus, karena
rekomendasi tetap akan melalui pintu paripurna
DPR yang mayoritas dikuasai Demokrat,
mekanisme itulah yang membuat sejumlah kalangan
meragukan hasil akhir pansus, sehingga mendesak
pansus menghentikan penyelidikan dan
menyerahkan hasilnya kepada mahkamah konstitusi
(suara tim liputan Metro TV )”.
Scene 61
Muncul slide tayangan Metro TV yang
menayangkan menteri-menteri dari partai Golkar
yang terancam terkena reshuffle seperti Menko
Kesra (Agung Laksono), menteri Perindustrian
(MS Hidayat), menteri Kelautan dan Perikanan
(Fadel Muhammad).
Scene 62
Muncul Slide yang menayangkan menteri-
menteri dari partai PKS yang terancam
direshuffle antara lain menteri Pertanian
(Suswono), Menteri Sosial (Salim Segaf Al
Jufri), Menteri Komunikasi dan Informatika
(Tifatul Sembiring), Menteri Riset dan Teknologi
(Suharna Surapranata).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
lebih mendukung kebijakan pemerintah. Pada scene ini menampilkan
potensi kerugian akibat memanasnya suhu politik antara pemerintah di
eksekutif dengan legislatif dengan peran utamanya pemerintahan SBY
beserta menteri dari pendukung partai Demokrat dengan anggota
koalisi yang berada di kursi di DPR yang sekaligus menjabat sebagai
anggota Pansus dan dari partai yang bukan koalisi. Scene tersebut
diletakkan pada akhir talkshow sehingga penulis menangkap kesan
bahwa ada strategi dari komunikator untuk membuat informasi ini
lepas dari pandangan khalayak. Informasi tersebut diungkapkan oleh
ahli ekonomi dari CSIS yaitu Raja Pande Silalahi yang
mengungkapkan bahwa, Negara akan mengalami kerugian sebesar 14
sampai 16 triliun dengan hitungannya yaitu jumlah logistik di
Indonesia 6000 triliyun dibagi 360 hari hasilnya perhari adalah 16
triliyun, hal itu terjadi apabila ekonomi terganggu dalam satu hari
karena banyak orang yang ingin berinvestasi di Indonesia.
Scene 118
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
3. Maksud
Elemen wacana maksud hampir sama dengan elemen detail, dalam
elemen maksud informasi yang menguntungkan komunikator akan
diuraikan secara eksplisit dan jelas (Eriyanto, 2001:240). Sementara
informasi yang merugikan akan diinformasikan secara tersamar atau
implisit. Tujuan akhirnya adalah publik disajikan informasi-informasi
yang menguntungkan komunikator. Berikut elemen maksud yang
terdapat dalam scene:
Pada scene 2, Metro TV menampilkan tayangan yang bersifat
eksplisit atau memuat maksud pesan yang sangat jelas yaitu dimulai
1 2 3
4 5 6
Scene 2
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
dengan adegan presiden SBY yang sedang menyumpah jabatan kepada
para menterinya dilanjutkan dengan tayangan Wapres yang sedang
akan disidang atas dugaan kasus skandal Bank Century, tayangan
berikutnya menampilkan gambar Presiden SBY, Wapres Boediono,
dan Menteri Keuangan Srimulyani yang didemo oleh para mahasiswa
dan digambarkan dengan sangat tidak sopan dan yang terakhir Metro
TV menampilkan slide gambar Wapres Boediono dan Menteri
Keuangan Srimulyani yang dibawahnya ada pesan yang sangat jelas
yaitu “Ancaman Reshuffle, Haruskah Srimulyani dan Boediono
Mundur”. Dari scene yang ditampilkan Metro TV diatas memberi
pesan yang eksplisit bahwa kabinet Indonesia bersatu merupakan
kabinet yang bermasalah, Presiden memberikan ancaman berupa
reshuffle kepada para menteri anggota koalisi, dan memberikan ide
agar Srimulyani dan Boediono mundur dari jabatannya.
Dalam elemen maksud ini Metro TV menampilkan informasi-
informasi yang menurut penulis informasi tersebut menguntungkan
bagi pihak Metro TV, dimana pemilik Metro TV adalah seorang
fungsionaris dari partai Nasional Demokrat, partai yang baru saja
diresmikan dan ditayangkan di Metro TV. Sehingga dalam hal ini
Metro TV mempropaganda dan memberitakan hal-hal yang negatif
tentang pemerintahan SBY-Boediono. Selain informasi diatas,
informasi lainnya yang menurut anggapan penulis adalah penting bagi
Metro TV terdapat pada scene yang sebelumnya telah penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
munculkan pada elemen detil yaitu pada scene 4, 7, 8, 9, 10, 11, 61,
62. Dari scene-scene tersebut diatas merupakan informasi yang penting
bagi Metro TV untuk disebarluaskan kepada khalayak, scene-scene
tersebut menggambarkan tentang pendapat dari partai koalisi yang
menyatakan adanya skandal Bank Century, ancaman reshuffle,
pendapat agar Boediono dan Srimulyani mundur dari jabatannya. pada
scene 61 dan 62, Metro TV menampilkan menteri-menteri dari partai
anggota koalisi yang akan terkena reshuffle, tentu dari tayangan
tersebut Metro TV berusaha mengkonstruksikan pesan bahwa seolah-
olah Presiden benar-benar akan melakukan reshuffle terhadap menteri-
menteri dari partai anggota koalisi. Dalam hal ini Metro TV telah
mendahului yang punya hak preogratif dengan menampilkan siapa saja
yang akan terkena reshuffle. Tentu hal ini mampu mempengaruhi opini
publik. Selain informasi-informasi yang menguntungkan bagi Metro
TV, tentu agar terlihat netral dan berimbang Metro TV memberikan
informasi yang bersifat netral yaitu terdapat pada scene 57 dan 58
berikut informasinya:
Scene 57 MS. Hidayat (Menperin) : “Maksud saya nggak
masalah itu, silakan aja, itu hak preogratif
Presiden, saya no comment”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Dari dua scene diatas, sebelumnya diawali dengan tayangan
Presiden SBY menyumpah jabatan kepada para menterinya dan
dilanjutkan oleh dua scene diatas. Selain itu, informasi yang kurang
menguntungkan bagi Metro TV terdapat scene 118 yaitu:
Dari scene yang telah penulis sebutkan diatas merupakan informasi
yang kurang penting bagi Metro TV, baik yang sifatnya netral maupun
yang mendukung kebijakan pemerintahan SBY- Boediono. Seperti
halnya scene diatas merupakan bentuk dukungan dari ahli ekonomi
dari CSIS (Raja Pande Silalahi) terhadap kebijakan pemerintahan
SBY-Boediono.
Scene 118
Scene 58
Suswono (Mentan) : “saya akan bekerja
seoptimal untuk membantu Presiden, saya akan
melayani rakyat dengan baik, tetapi kemudian
kalau ada satu perkembangan politik yang
kemudian Presiden sendiri mengambil suatu
kebijakan..katakanlah menarik dari kabinet ya
nggak masalah karena haknya Presiden, tentu
yang penting yang saya katakan..saya sebagai
anggota kabinet beliau, saya tentu akan loyal,
saya akan mendukung hak-hak yang menjadi
kebijakan presiden”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Scene ini diletakan pada akhir talkshow dengan maksud agar tidak
diperhatikan oleh khalayak dan khalayak tidak terpengaruh oleh
pernyataan tersebut. Begitu juga dengan scene 57dan 58.
Apabila dirata-rata informasi yang penting bagi Metro TV lebih
banyak dan lebih berturut-turut dalam penyampaiannya yaitu scene 2,
4, 7, 8, 9, 10, 11, 61, 62. Sedangkan informasi yang kurang
menguntungkan hanya terdapat pada scene 57, 58 dan 118.
Sehingga dalam hal ini jelas sekali bahwa Metro TV melakukan
konstruksi realitas dengan menayangkan informasi-informasi yang
mendiskreditkan pemerintahan SBY-Boediono dan dijadikan sebagai
bahan talkshow sehingga menjadi lebih komplek dan terlihat nyata.
E. Sintaktis pada Talkshow Menebar Ancaman Reshuffle
Dimensi sintaksis adalah melihat makna teks dari kalimat-
kalimatnya. Unit pengamatan dari sintaksis adalah kalimat dari teks/
naskah talkshow. Terdapat beberapa strategi dari Metro TV dalam level
sintaksis seperti menggunakan bentuk kalimat tertentu, kata ganti,
koherensi, dan sebagainya.
1. Bentuk Kalimat
Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan cara
berfikir logis, yaitu prinsip kausalitas. Logika kausalitas apabila
diterjemahkan menjadi susunan subyek (yang menerangkan) dan
predikat (yang diterangkan) (Eriyanto, 2001:251). Bentuk kalimat ini
bukan hanya persoalan teknis kebenaran tata bahasa, tetapi menetukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
makna yang dibentuk oleh susunan kalimat. Bentuk kalimat
berhubungan dengan siapa atau apa yang ditonjolkan dalam wacana
teks. Bentuk kalimat yang dipakai bisa kalimat aktif atau kalimat pasif
tergantung dari kepentingan dari pihak komunikator. Dimana dalam
kalimat yang berstruktur aktif seseorang menjadi objek dari
pernyataannya. Berikut penggunaan strategi elemen bentuk kalimat
dalam teks talkshow menebar ancaman reshuffle:
Scene 12 Suryo pratomo : “saya ingin memulai diskusi tentunya, karena yang menjadi pemicu partai Demokrat maka saya ingin bertanya kepada bung Max, apa sih sebetulnya suasana batin yang terjadi di partai Demokrat sekarang ini?”
Scene 17 Suryo Pratomo : “Golkar, PKS mengatakan bahwa koalisi dibentuk untuk menegakan kebenaran bukan menutupi kesalahan. Apakah kemudian dalam skandal Bank Century ini dianggap bukan ancaman?”
Scene 19 Suryo Pratomo : “Jadi kalau dalam keputusan terakhir dipansus maupun diparipurna partai-partai anggota koalisi pada akhirnya bersebrangan dengan partai Demokrat, apakah artinya partai Demokrat akan melakukan reshuffle kabinet?”
Scene 26 Suryo Pratomo : “Mas Akbar?! Anda tadi mengatakan bahwa ada kesalahan yang jelas dari skandal Bank Century, apa itu? Siapa yang bertanggung jawab?”
Scene 38 Suryo Pratomo : “artinya apa itu? Artinya Srimulyani dan Boediono harus bertanggung jawab?”
Scene 42 Suryo Pratomo : “nanti pada akhir masa, Hanura akan mengatakan siapa orangnya begitu?”
Scene 45 Suryo Pratomo : “saya akan bertanya pada pak Kwiek, apakah dengan kondisi seperti sekarang apakah kabinet ini bisa dipertahankan?”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Scene 47 Suryo Pratomo : “pak Pande, apakah bu Srimulyani dan pak Boediono akhirnya harus bertanggung jawab atas semua ini?”
Scene 59 Suryo Pratomo : “menurut pak Pande, melihat situasi seperti sekarang ini, sebetulnya apakah reshuffle itu perlu dilakukan atau tidak?”
Scene 69 Suryo Pratomo : “jadi pak Max mengatakan bahwa ibu Srimulyani dan pak Boediono kalau sudah ditetapkan bersalah baru mundur?” Scene 109 Suryo pratomo : “pak Pande mengusulkan bukan bu Srimulyani dan pak Boediono yang mundur tapi partai koalisi yang tidak sepakat dengan pemerintah yang mundur?” Dari scene-scene diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar berupa
kalimat pertanyaan atau introgratif yang didesain oleh komunikator
untuk menggambarkan bahwa ada ancaman reshuffle dari partai
Demokrat yang ditujukan kepada partai Golkar, PKS, PPP. Selain itu
juga apabila dilihat dari kalimat-kalimat di atas Metro TV berusaha
menggambarkan bahwa Srimulyani dan Boediono merupakan orang
yang menjadi tersangka atas kasus Bank Century. Banyaknya
pertanyaan di atas lebih mengarah pada reshuffle sebagai ancaman, dan
Menyalahkan dan meminta mundur Srimulyani dan Boediono atas
kasus Bank Century dari jabatannya.
2. Koherensi
Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata atau kalimat
dalam teks(Alex Sobur, 2004:80). Dimana dua buah kalimat yang
berbeda dapat dihubungkan sehingga tampak koheren. Fakta yang
tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi berhubungan ketika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
seseorang menghubungkannya. Koherensi secara mudah dapat diamati
diantaranya dari kata hubung (konjungsi) yang dipakai untuk
menghubungkan fakta. Koherensi ini merupakan elemen yang
menggambarkan bagaimana peristiwa dihubungkan atau dipandang
saling terpisah oleh komunikator.
a) Koherensi Penjelas
Koherensi Penjelas merupakan koherensi yang kalimatnya
mengandung penjelas dimana kalimat tersebut menjadi cermin
kepentingan komunikator karena ia dapat memberi keterangan
yang baik atau buruk terhadap suatu pernyataan, seperti yang
terdapat dalam kalimat berikut:
Scene 7 “Meski tidak menunjuk langsung pernyataan para petinggi partai berkuasa itu jelas mengarah pada fraksi partai Golkar, PKS dan PPP di pansus karena para anggota ketiga fraksi itu kian solid bersama PDIP, Gerindra dan Hanura mengungkap mega skandal atas kebijakan dan aliran dana billout Bank Century”.
Scene 11 “Sejauh ini pendapat di pansus angket Century memang kian jelas namun pandangan fraksi itu belum merupakan kesimpulan pansus, karena rekomendasi tetap akan melalui pintu paripurna DPR yang mayoritas dikuasai Demokrat, mekanisme itulah yang membuat sejumlah kalangan meragukan hasil akhir pansus, sehingga mendesak pansus menghentikan penyelidikan dan menyerahkan hasilnya kepada mahkamah konstitusi (tim liputan Metro TV)”.
Dari kalimat-kalimat diatas merupakan koherensi penjelas,
dimana komunikator memberikan keterangan sebagai penjelas
tentang langkah dari partai Demokrat yang mengancam akan
melakukan reshuffle terhadap partai Golkar, PKS dan PPP (scene
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
7) dan sebagai partai yang berkuasa dan pihak yang otoriter
sehingga diperkirakan bahwa kerja pansus akan sia-sia dalam
mengungkap skandal Bank Century karena dalam pengambilan
keputusan di DPR, suara terbanyak atau kursi terbanyak di DPR
adalah partai Demokrat.
b) Koherensi sebab akibat
Koherensi sebab akibat dapat dilihat dari pemakaian kata
hubung yang dipakai untuk menggambarkan dan menjelaskan
hubungan, atau memisahkan suatu preposisi yang dihubungkan
dengan bagaimana seseorang memaknai suatu peristiwa yang ingin
ditampilkan didepan publik. Teks berikut menunjukan bentuk
koherensi yang dimaksud:
Scene 8 Bambang Soesatyo ( Anggota Pansus dari Fraksi Golkar) : “Karenakan pemakzulan, kecuali yang bersangkutan mengundurkan diri, saya kira sikap yang baik dan satria ya mengundurkan diri, melihat konstalasi (kumpulan) dan Konstruksi politik yang terjadi saat ini”.
Scene 12 Suryo pratomo : “saya ingin memulai diskusi tentunya, karena yang menjadi pemicu partai Demokrat maka saya ingin bertanya kepada bung Max, apa sih sebetulnya suasana batin yang terjadi di partai Demokrat sekarang ini?”
Dilihat dari kata penghubung atau konjungsi dari dua scene
diatas merupakan koherensi sebab akibat, kalimat-kalimat diatas
menggunakan konjungsi “karena” yang menjelaskan tentang sikap
yang terbaik yang harus dilakukan oleh Srimulyani dan Boediono
adalah mengundurkan diri (scene 8), dan pada scene 12, konjungsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
pada kalimat tersebut menggunakan kata “karena” sehingga ini
merupakan koherensi sebab-akibat yang menerangkan bahwa
partai Demokrat sebagai pemicu, maka komunikator memulai
pertanyaan kepada ketua DPP partai Demokrat yaitu Max Sopacua.
F. Stilistik Talkshow
Menurut Panuti Sudjiman, sebagaimana dikutip Alex Sobur, pusat
perhatian stilistik adalah style, yaitu cara yang digunakan seorang
komunikator untuk menyatakan pendapatnya dengan menggunakan bahasa
sebagai sarana. Dengan demikian style dapat diterjemahkan sebagai gaya
bahasa.
1. Labelling
Labelling adalah penerapan kata-kata ofensif (serangan) kepada
individu, kelompok atau kegiatan. Teori labelling menyatakan bahwa
proses pelabelan dapat sedemikian hebat, sehingga mereka yang diberi
label tersebut tidak dapat menahan pengaruhnya. Label yang
dikenakan sering membuat citra diri mereka yang asli sirna, digantikan
citra diri baru yang ditekankan orang lain. Dampak pelabelan itu lebih
hebat dan tidak berhubungan dengan kebenaran penjulukan tersebut,
terutama bagi orang lain yang memiliki posisi lemah, rakyat jelata
misalnya. Labelling dalam naskah talkshow Economic Challenges
yang membahas tentang skandal Bank Century adalah sebagai berikut:
Scene 1 Suryo pratomo : “selamat malam, maneuver partai-partai koalisi membuat gerah partai Demokrat, para petinggi partai Demokrat menilai bahwa partai-partai anggota koalisi telah berjalan diluar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
komando. para petinggi partai Demokrat mengancam akan melakukan reshuffle menarik menteri-menteri yang ada dalam pemerintahan sekarang ini, sejauh mana langkah dari partai Demokrat untuk melalukan reshuffle akan mengganggu perjalanan kehidupan bangsa ini, dan benarkah setiap hari akibat langkah panitia khusus Bank Century membuat Negara ini merugi 14 triliun per hari?”
Scene 3 Suryo pratomo : “Ancaman Reshuffle ! haruskah Srimulyani dan Boediono mundur?”
Scene 12 Suryo pratomo : “saya ingin memulai diskusi tentunya, karena yang menjadi pemicu partai Demokrat maka saya ingin bertanya kepada bung Max. apa sih sebetulnya suasana batin yang terjadi di partai Demokrat sekarang ini?”
Scene 17 Suryo Pratomo : “Golkar, PKS mengatakaan bahwa koalisi dibentuk untuk menegakan kebenaran bukan menutupi kesalahan. Apakah kemudian dalam skandal Bank Century ini dianggap bukan ancaman?”
Scene 26 Suryo Pratomo : “Mas Akbar?! Anda tadi mengatakan bahwa ada kesalahan yang jelas dari skandal Bank Century, apa itu? Siapa yang bertanggung jawab?”
Scene 35 Suryo Pratomo : “yang kedua adalah siapa yang bertanggung jawab dari Bank Century?”
Scene 38 Suryo Pratomo : “artinya apa itu? Artinya Srimulyani dan Boediono harus bertanggung jawab?”
Scene 40 Suryo Pratomo : “Kalau BI itu sebagai institusi atau sebagai Pribadi?”
Scene 42 Suryo Pratomo : “nanti pada akhir masa, Hanura akan mengatakan siapa orangnya begitu?”
Scene 45 Suryo Pratomo : “saya akan bertanya pada pak Kwiek, apakah dengan kondisi seperti sekarang apakah kabinet ini bisa dipertahankan?”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Scene 47 Suryo Pratomo : “pak Pande, apakah bu Srimulyani dan pak Boediono akhirnya harus bertanggung jawab atas semua ini?”
Scene 59 Suryo Pratomo : “menurut pak Pande, melihat situasi seperti sekarang ini, sebetulnya apakah reshuffle itu perlu dilakukan atau tidak?”
Scene 69 Suryo Pratomo : “jadi pak Max mengatakan bahwa ibu Srimulyani dan pak Boediono kalau sudah ditetapkan bersalah baru mundur?”
Scene 71 Suryo Pratomo : “sementara pak akbar mengatakan bahwa seharusnya lebih elegan sebelum dinyatakan bersalah sudah mundur…”
Scene 109 Suryo pratomo : “pak Pande mengusulkan bukan bu Srimulyani dan pak Boediono yang mundur tapi partai koalisi yang tidak sepakat dengan pemerintah yang mundur?”
Istilah “mengancam melakukan reshuffle”, “mengganggu
perjalanan kehidupan bangsa ini”, “Srimulyani dan Boediono
mundur”, “pemicu”, “menutupi kesalahan”, “skandal”, “Siapa yang
bertanggung jawab”, “sebagai Pribadi”, “kondisi seperti sekarang ”,
merupakan strategi elemen labelling, yang dipakai oleh komunikator
untuk menggambarkan bahwa reshuffle merupakan ancaman dari
presiden SBY karena terpojok atas kasus Bank Century yang
melibatkan para pejabatnya, sedangkan kata-kata “siapa yang
bertanggung jawab”, “sebagai pribadi”, dan memunculkan nama
Srimulyani dan Boediono menggambarkan bahwa komunikator
berusaha mengarahkan opini publik, agar terkesan mereka berdualah
yang bersalah atas kasus Bank Century dan agar mengundurkan diri,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
terlebih dengan terang-terangan menyebut nama Srimulyani dan
Boediono. Kata-kata “menutupi kesalahan” menggambarkan bahwa
koalisi yang dipelopori oleh partai Demokrat hanya untuk menutupi
kesalahan atas kasus Bank Century. Sedangkan kata-kata “kondisi
seperti sekarang”, “bisa dipertahankan” memberi kesan bahwa kabinet
ini tidak dapat dipertahankan lagi karena telah terjadi kasus skandal
Bank Century yang melibatkan Wapres dan Menteri Keuangan,
dimana dua tokoh tersebut adalah pejabat yang memiliki posisi yang
strategis dalam sebuah kabinet. Intinya dari strategi komunikator
dalam elemen labeling diatas bertujuan untuk mengkonstruksi citra
negatif terhadap pemerintahan SBY-Boediono.
2. Leksikon
Pada dasarnya elemen ini menandakan bagaimana seseorang
melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang
tersedia(Alex Sobur, 2004:83) . Pemilihan kata yang dipakai tidak
semata hanya karena kebetulan, tetapi juga secara ideologis
menunjukan bagaimana pemaknaan seseorang terhadap fakta/ realitas.
Berikut teks yang memuat strategi melalui elemen leksikon:
Scene 3 Suryo pratomo : “Ancaman Reshuffle ! haruskah Srimulyani dan Boediono mundur?”
Scene 12 Suryo pratomo : “saya ingin memulai diskusi tentunya, karena yang menjadi pemicu partai Demokrat maka saya ingin bertanya kepada bung Max. apa sih sebetulnya suasana batin yang terjadi di partai Demokrat sekarang ini?”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Scene 17 Suryo Pratomo : “Golkar, PKS mengatakaan bahwa koalisi dibentuk untuk menegakan kebenaran bukan menutupi kesalahan. Apakah kemudian dalam skandal Bank Century ini dianggap bukan ancaman?”
Scene 26 Suryo Pratomo : “Mas Akbar?! Anda tadi mengatakan bahwa ada kesalahan yang jelas dari skandal Bank Century, apa itu? Siapa yang bertanggung jawab?”
Scene 38 Suryo Pratomo : “artinya apa itu? Artinya Srimulyani dan Boediono harus bertanggung jawab?”
Dari elemen leksikon komunikator memilih kata “mengancam”,
pemilihan kata tersebut tidak lain untuk membuat citra negatif
pemerintahan presiden SBY dan mempengaruhi opini publik. Kata
“ancaman” lebih memiliki makna yang negatif dibandingkan dengan
ultimatum, peringatan, himbauan, teguran. Selain itu komunikator
menggunakan kata “haruskah” dalam membuat pertanyaan. Kata
“haruskah” merupakan kata yang bersifat mengarahkan agar
jawabannya adalah memuat variabel kata “harus”. Selajutnya
disambungkan dengan “Srimulyani dan Boediono mundur”?
merupakan sebuah penyebutan nama agar terkesan bahwa mereka
berdualah yang menjadi tersangka atas kasus Bank Century.
G. Retoris dalam talkshow Economic Challenges “Menebar Ancaman
Reshuffle” di Metro TV.
Strategi dalam level retoris disini adalah gaya yang diungkapkan
ketika seseorang berbicara atau menulis (Alex Sobur, 2004:83-84).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Misalnya dengan kata yang berlebihan (hiperbolik) dan menggunakan
repetisi atau pengulangan. Retoris mempunyai fungsi persuasif, dan
berhubungan erat dengan bagaimana pesan itu ingin disampaikan kepada
khalayak untuk menekankan sisi tertentu agar diperhatikan khalayak.
1. Grafis
Elemen grafis ini memberikan efek kognitif, dalam arti ia
mengontrol perhatian dan ketertarikan secara intensif dan menunjukan
apakah suatu intonasi itu dianggap penting dan menarik sehingga harus
dipusatkan/ difokuskan. Melalui elemen grafis komunikator dapat
memanipulasi secara tidak langsung pendapat yang muncul (Eriyanto,
2001:258). Elemen grafis dalam talkshow ini dapat ditemukan sebagai
berikut:
Scene 26
Suryo Pratomo : “Mas Akbar?! Anda tadi
mengatakan bahwa ada kesalahan yang jelas dari
skandal Bank Century, apa itu? Siapa yang
bertanggung jawab?”
Scene 35
Suryo Pratomo: “yang kedua adalah siapa yang
bertanggung jawab dari Bank Century?”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Scene 38
Suryo pratomo : “artinya apa itu? Artinya
Srimulyani dan Boediono harus bertanggung
jawab?”
Scene 40
Suryo Pratomo : “Kalau BI itu sebagai
institusi atau sebagai pribadi?”
Scene 42
Suryo pratomo/Tomi : “nanti pada akhir masa,
Hanura akan mengatakan siapa orangnya begitu?”
Scene 47
Suryo Pratomo : “pak Pande, apakah bu
Srimulyani dan pak Boediono akhirnya harus
bertanggung jawab atas semua ini?”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Dari scene 26-109 yang penulis paparkan, penulis mendapat kesan
bahwa komunikator melalui pertanyaannya yang dilontarkan kepada
para narasumber sangat menekankan Sri mulyani dan Boediono untuk
dijadikan sebagai tersangka dalam kasus Bank Century dan meminta
untuk mundur dari jabatannya. Bila dilihat melalui intonasi dan gerak
mimik wajah dan tubuh atau komunikasi nonverbalnya, komunikator
Scene 69
Suryo Pratomo : “jadi pak Max mengatakan bahwa
ibu Srimulyani dan pak Boediono kalau sudah
ditetapkan bersalah baru mundur?”
Scene 71 Suryo Pratomo : “sementara pak Akbar
mengatakan bahwa seharusnya lebih elegan
sebelum dinyatakan bersalah sudah mundur?”
Scene 109 Suryo pratomo : “pak Pande mengusulkan bukan
bu Srimulyani dan pak Boediono yang mundur tapi
partai koalisi yang tidak sepakat dengan pemerintah
yang mundur?”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
dalam mengekspresikan dan memaparkan pertanyaan memberi kesan
bahwa komunikator berusaha menekankan kepada pemirsa bahwa
Srimulyani dan Boediono adalah tersangka dari kasus skandal Bank
Century dan harus mundur dari jabatannya. Selain itu komunikator
sangat sering dalam membuat pertanyaan dengan kata-kata “yang
bertanggung jawab”, “Srimulyani dan Boediono”, “mundur”.
Pada slide diatas, penulis pernah tempatkan pada elemen yang lain
namun slide diatas dapat dimasukan dalam kategori elemen grafis
dimana pada slide diatas diputar atau ditayangkan dua kali pada scene
2 dan 56 sehingga penulis mendapat kesan bahwa ini merupakan
strategi komunikator dalam melakukan repetisi (pengulangan) atau
1 2 3
5
7
6 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
diulang-ulang dan penekanan seperti dalam elemen retoris. Metro TV
menampilkan tayangan presiden SBY yang sedang menyumpah
jabatan kepada para menterinya dalam kabinet Indonesia bersatu jilid
II, dalam tayangan tersebut terdapat elemen grafis yang sangat jelas
dimana secara berurutan terlihat video SBY yang sedang menyumpah
jabatan kepada para menterinya, diteruskan dengan menampilkan
Wapres Boediono yang sedang disidang oleh Pansus, tayangan
berikutnya menampilkan para mahasiswa sedang berdemo menuntut
presiden SBY, dan menampilkan gambar foto SBY, Srimulyani dan
Boediono dengan wajah yang tidak sepantasnya digambarkan.
Dilanjutkan dengan slide Wapres Boediono dan Menteri Keuangan
Srimulyani untuk mundur dari jabatannya. Sehingga dalam tayangan
diatas memiliki kesan bahwa pemerintahan ini merupakan
pemerintahan yang berkasus yaitu adanya kasus Bank Century yang
melibatkan Wapres Boediono dan Menteri Keuangan Srimulyani.
Pemilihan, pembuatan dan pemutaran slide show hingga dua kali
memberikan kesan bahwa komunikator mengkonstruksikan
pemerintahan SBY-Boediono adalah kabinet yang gagal, tidak bersih
dan berkasus.
2. Metafora
Dalam suatu wacana, seorang komunikator tidak hanya
menyampaikan pesan pokok lewat teks, tetapi juga kiasan, ungkapan,
metafora yang dimaksudkan sebagai ornament atau bumbu dari suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
teks (Eriyanto, 2001:259). Pemakaian metafora tertentu bisa menjadi
petunjuk utama untuk mengerti makna dalam suatu teks. Metafora
tertentu dipakai oleh komunikator secara strategis sebagai landasan
berpikir, alasan pembenar atas pendapat atau gagasan tertentu kepada
publik. Berikut teks-teks yang menggunakan elemen metafora tersebut:
Dari scene diatas komunikator memberikan pernyataan dengan
strategi elemen metafora hal ini terlihat dengan kalimat “Selamat
malam, maneuver partai-partai koalisi membuat gerah partai
Demokrat, para petinggi partai Demokrat menilai bahwa partai-partai
anggota koalisi telah berjalan diluar komando”. Pernyataan “membuat
gerah”, dan “berjalan diluar komando” mengandung kata-kata kias
yang berarti bahwa partai Demokrat merasa kecewa dengan partai-
partai koalisi yaitu kepada partai Golkar, PKS dan PPP yang tidak
mendukung kebijakan pemerintah dalam penyelamatan Bank Century
dan berusaha menghakimi tokoh-tokoh didalam kabinet Indonesia
bersatu jilid II.
Scene 1
Suryo pratomo : “Selamat malam, maneuver
partai-partai koalisi membuat gerah partai
Demokrat, para petinggi partai Demokrat
menilai bahwa partai-partai anggota koalisi
telah berjalan diluar komando. para petinggi
partai Demokrat mengancam akan melakukan
reshuffle menarik menteri-menteri yang ada
dalam pemerintahan sekarang ini, sejauh mana
langkah dari partai Demokrat untuk melalukan reshuffle akan mengganggu perjalanan
kehidupan bangsa ini, dan benarkah setiap hari akibat langkah panitia khusus Bank Century
membuat Negara ini merugi 14 triliun per hari?”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada bagian kesimpulan ini penting untuk penulis kemukakan yaitu
bahwa pada dasarnya media televisi khususnya Metro TV dalam
menyajikan berita tidak hanya melalui siaran berita di televisi, tetapi
dikemas dalam bentuk talkshow dengan mengundang pakar untuk dimintai
pandangan atau jawaban atas berita yang diangkat dalam talkshow
tersebut. Pada talkshow Economic Challenges yang membahas tentang
skandal Bank Century di Metro TV, media digunakan untuk merusak citra
pemerintah, partai Demokrat, dan dua tokoh Srimulyani dan Boediono.
Melaui talkshow tersebutlah pertanyaan-pertanyaan yang dibuat Metro TV
lebih banyak menyudutkan pihak pemerintah, dengan mewacanakan isu
reshuffle sebagai ancaman dari pihak pemerintah. Melalui talkshow itu
juga Metro TV mewacanakan bahwa kesalahan pada skandal Bank
Century adalah perbuatan dari Menteri Keuangan (Srimulyani) dan
Wapres (Boediono).
Realitas yang dibangun oleh Metro TV melalui talkshow economic
challenges terlihat pada pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan, tidak
netral dan menyudutkan pemerintah mulai dari pembuatan judul talkshow
“Menebar Ancaman Reshuffle”, “Haruskah Srimulyani dan Boediono
Mundur”. Bila dikaji lebih dalam Metro TV melakukan hal yang demikian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
karena pemilik Metro TV adalah Suryo Paloh. Selain pemilik media, dia
adalah seorang fungsionaris partai dari Nasional Demokrat yang menjabat
sebagai ketua umum dari partai tersebut. Dahulu sebelum menjadi ketua
umum partai Nasional Demokrat, pernah menjadi fungsionaris partai
Golkar. Dan partai-partai inilah yang bersebrangan dengan partai
pemerintah yaitu partai Demokrat, semenjak pergantian wakil presiden
dari Jusuf Kalla ke Boediono.
B. Saran
1. Setiap media massa memliki perbedaan karakteristik baik gaya
pemberitaan, nilai, visi, ideologi, maupun kepentingan dan
kecenderungan, hendaknya supaya objektivitas dan penghindaran
manipulasi berita atau informasi harus menjadi dasar dari penyajian
informasi setiap media massa. Untuk itu, audiens, pemirsa dan
penyimak berita atau informasi hendaknya senantiasa kritis terhadap
setiap sajian pemberitaan dan informasi yang dikemas dalam talkshow
maupun dalam penayangan dalam media televisi yang seringkali
manipulatif, provokatif dan mempropaganda sebagai bentuk kontrol
terhadap konstruksi media. Dengan demikian pemirsa lebih bisa
melihat kecenderungan dari institusi media massa.
2. Hendak pemerintah membuat suatu undang-undang atau aturan yang
tegas yang mengatur tentang media massa yaitu setiap pemilik media
massa dilarang untuk menjabat sebagai fungsionaris Parpol atau
membuat pemilik Parpol, dan media tidak boleh menerima dana atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
uang dari parpol atau pemimpin parpol yang ingin menanam saham di
perusahaan media massa tertentu kecuali dalam kepentingan yang
selayaknya seperti membayar media untuk penayangan iklan
kampanye, karena hal ini akan mengakibatkan media menjadi tidak
netral dan tidak objektif sehingga media digunakan sebagai corong
untuk meraih kekuasaan.