blorakab.go.id...Renstra Dindikpora 2016-2021 melaksanakan serta mengevaluasi hasilnya, yang...

111

Transcript of blorakab.go.id...Renstra Dindikpora 2016-2021 melaksanakan serta mengevaluasi hasilnya, yang...

  • 1 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Pembukaan UUD 1945 menyatakan bahwa tujuan Pemerintah

    Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk itu setiap

    warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai

    dengan minat dan bakat yang dimiliknya. Sejalan dengan itu pasal 3 Undang-

    undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

    menyatakan bahwa salah satu fungsi pendidikan nasional adalah

    mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

    yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

    Sebagai salah satu unit kerja, Dinas Pendidikan Pemuda dan

    Olahraga Kabupaten Blora mempunyai tugas pokok diantaranya

    melaksanakan kewenangan otonomi daerah dalam rangka pelaksanaan tugas

    desentralisasi di bidang pendidikan pemuda dan olahraga. Agar tugas tersebut

    dapat berjalan dengan baik maka diperlukan perencanaan strategis, yaitu

    perencanaan yang disusun berdasarkan data yang akurat dan terkini yang

    berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun

    yaitu tahun 2016-2021.

    Rencana strategis ini menjadi pedoman bagi semua pengelola

    pendidikan pemuda dan olahraga Kabupaten Blora, untuk merencanakan dan

  • 2 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    melaksanakan serta mengevaluasi hasilnya, yang mencakup visi, misi, tujuan,

    sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan.

    1.2 Maksud dan Tujuan

    Renstra Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Blora

    merupakan pedoman bagi seluruh jajaran pengelola pendidikan pemuda dan

    olahraga di Kabupaten Blora serta instansi lainnya dalam melaksanakan dan

    merumuskan revisi kegiatan pembangunan pendidikan pemuda dan olahraga

    selama satu tahun dan merumuskan indikasi kegiatan selama lima tahun ke

    depan (2016 – 2021), sehingga tercipta keselarasan perencanaan peningkatan

    pelayanan dan mutu pendidikan pemuda dan olahraga.

    Tujuan penyusunan Renstra Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

    Kabupaten Blora adalah sebagai berikut :

    1. Sebagai dokumen perencanaan teknis strategis dan sebagai alat

    koordinasi bagi semua pihak pelaku pelaksana pendidikan pemuda dan

    olahraga.

    2. Merumuskan visi, misi, tujuan, strategi kelembagaan serta kebijakan

    berdasarkan kewenangan kedinasan yang dijabarkan dari visi dan misi

    Kabupaten Blora.

    3. Mengarahkan kekuatan dan peluang yang telah diidentifikasi untuk

    mengatasi kelemahan dan tantangan dalam suatu strategi

    penyelenggaraan pelayanan bidang pendidikan pemuda dan olahraga

    yang berorientasi pada hasil.

    4. Menyusun program strategis yang dijabarkan berdasarkan Arah

    Kebijakan Umum dan program pembangunan daerah di Kabupaten Blora

    dengan kewenangan dinas sebagai dasar perencanaan program jangka

    menengah dan tahunan serta perencanaan kebutuhan anggaran.

    5. Menyusun tolok ukur evaluasi kinerja dinas dan jajarannya secara

    proporsional.

  • 3 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    1.3 Landasan Hukum

    Renstra Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Blora

    disusun berdasarkan :

    1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

    2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

    Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

    3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)

    sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang

    Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang

    Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 5679);

    4. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

    Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4700);

    5. Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

    Peraturan Perundang – Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 5234);

    6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

    Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

    41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);

    7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005

    Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4578);

  • 4 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

    Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan

    Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4737);

    9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang

    Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

    Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 4817);

    10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2008

    Tentang Wajib Belajar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    2008 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 4863);

    11. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan

    Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

    91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864);

    12. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan

    Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

    Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan

    Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan

    Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 5157);

    13. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun

    2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

    3);

  • 5 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    14. Peraturan Presiden RI Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian

    Pendidikan dan Kebudayaan (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2015 Nomor 150);

    15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang

    Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

    Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

    Pembangunan Daerah;

    16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

    Nomor 22 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementrian Pendidikan

    dan Kebudayaan Tahun 2015-2019;

    17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2012 tentang

    Penyelenggaraan Pendidikan;

    18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi

    Jawa Tengah Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah

    Tahun 2014 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa

    Tengah Nomor 65);

    19. Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan

    Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Kabupaten

    Blora (Lembaran Daerah Kabupaten Blora Tahun 2008 Nomor 3,

    Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Blora Nomor 3);

    20. Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 13 Tahun 2011 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Blora (Lembaran

    Daerah Kabupaten Blora Tahun 2011 Nomor 13, Tambahan Lembaran

    Daerah Kabupaten Blora Nomor 13);

    21. Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 10 Tahun 2016 tentang

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Blora

    Tahun 2016 – 2021.

  • 6 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    1.4 Sistematika Penulisan

    Rencana Strategis Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

    Kabupaten Blora tahun 2016 – 2021 ini mengacu pada Peraturan Pemerintah

    Republik Indonesia Nomor : 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara

    Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

    Daerah dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan

    Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara

    Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan

    Daerah.yang disusun dalam tujuh bab.

    Bab I Pendahuluan,

    Bab ini berisikan latar belakang, maksud tujuan, landasan hukum

    penyusunan Rentra-SKPD, hubungan Rentra SKPD dengan

    dokumen perencanaan lainnya, dan sitematika penulisannya.

    Bab II Gambaran Pelayanan Dinas Pendidikan Pemuda dan

    Olahraga,

    Bab ini berisikan gambaran umum penyelenggaraan pelayanan

    pendidikan pemuda dan olahraga oleh Dinas Pendidikan Pemuda

    dan Olahraga Kabupaten Blora, struktur organisasi, susunan

    kepegawaian, tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan Pemuda

    dan Olahraga Pemuda dan Olahraga Kabupaten Blora serta

    landasan hukum penetapannya.

    Bab III Berisi tentang Permasalahan-permasalahan SKPD beserta

    factor-faktor yang mempengaruhinya.

    Bab ini juga mengemukakan telaah Visi dan Misi dan Program

    Kepala daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih. Dan yang

    terpenting adalah penentuan isu-isu strategis SKPD

  • 7 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    Bab IV Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan.

    Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan tujuan dan

    sasaran jangka menengah SKPD beserta indicator kinerjanya.

    Bab V Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok

    Sasaran, dan Pendanaan Indikatif.

    Bab VI Indikator Kinerja SKPD yang mengacu kepada Tujuan dan

    Sasaran RPJMD.

    Pada bab ini dikemukakan indikator kinerja SKPD yang secara

    langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam

    lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung

    pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

    Bab VII Penutup berisi Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan.

  • 8 | P a g e

    BAB II

    GAMBARAN LAYANAN SKPD

    2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organiusasi SKPD

    Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 13 Tahun 2011

    tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Blora (Lembaran

    Daerah Kabupaten Blora Tahun 2008 Nomor 13, Tambahan Lembaran

    Daerah Kabupaten Blora Nomor 13), Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

    Kabupaten Blora terdiri dari satu sekretariat, empat bidang, enam belas unit

    pelaksana teknis (UPT) dinas pendidikan satu Sanggar Kegiatan Belajar

    (SKB), UPT SMP, SMPLB, SMA, SMK dan SMALB dan kelompok

    fungsional.

    Sekretariat Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Blora

    terdiri dari tiga sub bagian, yaitu Sub Bagian Program, Sub Bagian

    Keuangan, dan Sub Bagian Umum, sedangkan masing-masing bidang terdiri

    atas tiga seksi sebagaimana terinci pada struktur organisasi Dinas Pendidikan

    Pemuda dan Olahraga Kabupaten Blora pada gambar berikut :

  • 9 | P a g e

  • 10 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Blora sebagai salah

    satu dinas daerah, mempunyai tugas pokok diantaranya adalah melaksanakan

    urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas perbantuan

    di bidang pendidikan pemuda dan olahraga, serta memiliki fungsi sebagai

    perumusan kebijakan teknis dibidang pendidikan pemuda dan olahraga,

    pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang

    pendidikan pemuda dan olahraga, pembinaan dan penyelenggaraan

    pendidikan pemuda dan olahraga, pelaksanaan koordinasi, supervise dan

    pengembangan kurikulum pendidikan, pengelolaan sarana dan prasarana

    pendidikan pemuda dan olahraga, pengelolaan pendidik dan tenaga

    pendidikan, pengendalian mutu pendidikan, pemberian rekomendasi perijinan

    di bidang pendidikan, pengendalian dan pengawasan perijinan di bidang

    pendidikan, pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas

    pokok dan fungsinya. Adapun tugas pokok dan fungsi dari masing-masing

    komponen struktur sebagai berikut :

    1. Kepala Dinas

    a. Tugas Pokok :

    memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan

    Pemuda dan Olahraga berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas

    pembantuan di bidang pendidikan, pemuda dan olahraga.

    b. Fungsi :

    1. merumuskan kebijakan Bupati di bidang pendidikan, pemuda dan

    olahraga berdasarkan wewenang yang di berikan dan sesuai

    peraturan perundang-undangan;

    2. merumuskan program kegiatan pada Dinas Pendidikan Pemuda dan

    Olahraga berdasarkan peraturan perundang-undangan;

  • 11 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    3. mengkoordinasikan kegiatan di bidang pendidikan, pemuda dan

    olahraga berdasarkan peraturan perundang-undangan;

    4. mengarahkan tugas bawahan sesuai bidang tugasnya guna

    kelancaran pelaksanaan tugas;

    5. melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait untuk kelancaran

    pelaksanaan tugas;

    6. mengendalikan kegiatan bidang pendidikan, pemuda dan olahraga

    sesuai kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati;

    7. memberikan pembinaan dan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan

    bidang pendidikan, pemuda dan olahraga berdasarkan peraturan

    perundang-undangan;

    8. memberikan rekomendasi perijinan di bidang pendidikan, pemuda

    dan olahraga sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

    undangan;

    9. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja

    pelaksanaan tugas bawahan;

    10. menyampaikan laporan pelaksanaan tugas di bidang pendidikan,

    pemuda dan olahraga kepada pejabat yang berwenang;

    11. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai

    bahan masukan pengambilan kebijakan di bidang pendidikan,

    pemuda dan olahraga guna kelancaran pelaksanaan tugas; dan

    12. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.

    2. Sekretariat

    a. Tugas Pokok :

    Melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dalam merumuskan dan

    menyusun bahan kebijakan teknis, melaksanakan tugas kesekretariatan

    serta pengkoordinasian penyusunan rencana kegiatan, penata-usahaan

    keuangan, urusan umum dan kepegawaian satuan kerja perangkat daerah

    secara terpadu.

  • 12 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    b. fungsi :

    1. perumusan dan penyusunan bahan kebijakan teknis dibidang

    kesekretariatan.

    2. pengkoordinasian penyusunan rencana kegiatan satuan kerja

    perangkat daerah;

    3. penyelenggaraan dan pelayanan administrasi kesekretariatan ;

    4. pengelolaan barang inventaris;

    5. penatausahaan keuangan satuan kerja perangkat daerah;

    6. pengelolaan administrasi kepegawaian;

    7. pengkoordinasian penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan satuan

    kerja perangkat daerah.

    3. Bidang Pendidikan Dasar

    a. Tugas Pokok :

    Melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dalam merumuskan dan

    menyusun bahan kebijakan teknis, melaksanakan pembinaan serta

    pelaksanaan kurikulum, pengendalian mutu pendidikan, pengelolaan

    kesiswaan dan sarana prasarana pendidikan dasar.

    b. Fungsi :

    1. perumusan dan penyusunan bahan kebijakan teknis dibidang

    pendidikan dasar;

    2. pelaksanaan dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah

    dibidang pendidikan dasar;

    3. pembinaan dan penyelenggaraan pendidikan dasar;

    4. pelaksanaan koordinasi, supervisi dan pelaporan;

    5. pengembangan kurikulum pendidikan dasar;

    6. pengendalian mutu pendidikan dasar;

    7. pengelolaan kesiswaan pendidikan dasar;

    8. pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan dasar;

    9. pemberian rekomendasi perijinan dibidang pendidikan dasar;

    10. pengendalian dan pengawasan perijinan dibidang pendidikan dasar.

  • 13 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    4. Bidang Pendidikan Menengah

    a. Tugas Pokok :

    Melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dalam merumuskan dan

    menyusun bahan kebijakan teknis, melaksanakan pembinaan serta

    pelaksanaan kurikulum, pengendalian mutu pendidikan, pengelolaan

    kesiswaan dan sarana prasarana pendidikan menengah.

    b. Fungsi:

    1. perumusan dan penyusunan bahan kebijakan teknis dibidang

    pendidikan menengah;

    2. pelaksanaan dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah

    dibidang pendidikan menengah;

    3. pembinaan dan penyelenggaraan pendidikan menengah;

    4. pelaksanaan koordinasi, supervisi dan pelaporan;

    5. pengembangan kurikulum pendidikan menengah;

    6. pengelolaan kesiswaan pendidikan menengah;

    7. pengelolaan sarana dan prasarana pendidikanmenengah;

    8. pengendalian mutu pendidikan menengah;

    9. pemberian rekomendasi perijinan dibidang pendidikan menengah;

    10. pengendalian dan pengawasan perijinan dibidang pendidikan

    menengah.

    5. Bidang Pendidikan Non Formal Dan Informal

    a. Tugas Pokok :

    Melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dalam merumuskan dan

    menyusun bahan kebijakan teknis, melaksanakan pembinaan serta

    pelaksanaan pendidikan luar sekolah, pendidikan anak usia dini dan

    sarana prasarana pendidikan non formal dan informal.

    b. Fungsi :

    1. perumusan dan penyusunan bahan kebijakan teknis dibidang

    pendidikan non formal dan informal;

    2. pelaksanaan dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah

    dibidang pendidikan non formal dan informal;

  • 14 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    3. pembinaan dan penyelenggaraan pendidikan non formal dan

    informal;

    4. pelaksanaan koordinasi, supervisi dan pelaporan;

    5. pengembangan kurikulum pendidikan non formal dan informal;

    6. pengelolaan kesiswaan pendidikan non formal dan informal;

    7. pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan non formal dan

    informal;

    8. pengendalian mutu pendidikan non formal dan informal ;

    9. pemberian rekomendasi perijinan dibidang pendidikan non formal

    dan informal;

    10. pengendalian dan pengawasan perijinan dibidang pendidikan non

    formal dan informal.

    6. Bidang Pendidik Dan Tenaga Kependidikan

    a. Tugas Pokok :

    Membantu sebagian tugas Kepala Dinas dalam merumuskan dan

    menyusun bahan kebijakan teknis, melaksanakan pembinaan dan

    pelaksanaan administrasi mutasi serta pengembangan, disiplin dan

    kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan.

    b. Fungsi :

    1. perumusan penyusunan bahan kebijakan teknis dibidang pendidik

    dan tenaga kependidikan;

    2. pelaksanaan dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah

    dibidang pendidik dan tenaga kependidikan;

    3. pembinaan dan pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan;

    4. menyiapkan bahan perencanaan dan pengembangan pendidik dan

    tenaga kependidikan;

    5. pembinaan, monitoring dan evaluasi pendidik dan tenaga

    kependidikan.

  • 15 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    7. Bidang Pemuda Dan Olahraga

    a. Tugas Pokok :

    Melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dalam merumuskan dan

    menyusun bahan kebijakan teknis, melaksanakan pembinaan,

    pengembangan dan pemberdayaan pemuda dan olahraga.

    b. Fungsi :

    1. perumusan dan penyusunan bahan kebijakan teknis dibidang

    pemuda dan olahraga;

    2. pelaksanaan dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan

    daerah dibidang pemuda dan olahraga;

    3. pembinaan dan pelaksanaan urusan pemuda dan lahraga;

    4. pemberdayaan dan pengembangan pemuda dan olahraga;

    5. pelaksanaan fasilitasi kegiatan pemuda dan olahraga;

    6. pengelolaan sarana prasarana olahraga;

    7. pemberian rekomendasi perijinan dibidang pemuda dan olahraga;

    8. pengendalian dan pengawasan perijinan dibidang pemuda dan

    olahraga.

    2.2 Sumber Daya SKPD

    Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Pendidikan

    Pemuda dan Olahraga Kabupaten Blora didukung oleh sumber daya manusia

    yang bertugas menjalankan tugas pokok dan jabatan sesuai dengan tugas dan

    tanggungjawab masing-masing. Jumlah dan komposisi pegawai dalam lingkup

    Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Blora adalah sebagai

    berikut :

    1) Susunan organisasi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, terdiri dari :

    A. Kepala Dinas

    B. Sekretariat, membawahkan:

    1. Sub Bagian Program

    2. Sub Bagian Keuangan

    3. Sub Bagian Umum

  • 16 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    C. Bidang Pendidikan Dasar, membawahkan :

    1. Seksi Kurikulum dan Pengendalian Mutu Pendidikan Dasar

    2. Seksi Kesiswaan Perdidikan Dasar

    3. Seksi Sarana Prasarana Pendidikan Dasar

    D. Bidang Pendidikan Menengah, membawahkan :

    1. Seksi Kurikulum dan Pengendalian Mutu Pendidikan Menengah

    2. Seksi Kesiswaan Pendidikan Menengah

    3. Seksi Sarana Prasarana Perdidik Pendidikan Menengah

    E. Bidang Pendidikan Non Formal dan Informal, membawahkan :

    1. Seksi Pendidikan Anak Usia Dini

    2. Seksi Pendidikan Taman Kanak-Kanak

    3. Seksi Pendidikan Masyarakat

    F. Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan, membawahkan :

    1. Seksi Admirnstrasi Mutasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan

    2. Seksi Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

    3. Seksi Disiplin dan Kesejahteraan Pendidik dan Tenaga

    Kependidikan

    G. Bidang Pemuda dan Olahraga, membawahkan :

    1. Seksi Pemuda

    2. Seksi Olahraga

    3. Seksi Sarana Prasarana

    H. Unit Pelaksana Teknss Dins (UPTD)

    I. Kefompok Jabatan Fungsional

    2) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris, berada dibawah dan

    bertanggungjawab kepada Kepala Dinas;

    3) Bidang - bidang masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Bidang,

    berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas;

    4) Sub Bagian-sub bagian masing - masirg dipimpin oleh seorang Kepala Sub

    Bagian, berada di bawah dan bertanggunglawab kepada Sekretaris;

    5) Seksi-seksi masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, berada di

    bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang yang bersangkutan;

  • 17 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    6) UPTD dipimpin oleh seorang Kepala UPTD, berada di bawah dan

    bertanggungjawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris;

    7) Kelompok Jabatan fungsional dipimpin oleh seorang Tenaga Fungsional

    Senior sebagai Ketua Kelompok dan betanggung jawab kepada Kepala

    Dinas

    Tabel 2.1.

    Susunan Kepegawaian

    Nomor dan Jabatan Golongan

    Jumlah I II III IV

    1. Kepala Dinas 1 1 orang

    2. Sekretaris 1 1 orang

    3. Kepala Bidang Pendidikan Dasar 1 1 orang

    4. Kepala Bidang Pendidikan Menengah 1 1 orang

    5. Kepala Bidang Pendidikan Non Formal dan Informal

    1 1 orang

    6. Kepala Bidang Pengembangan Pendidik dan Tenaga kependidikan

    1 1 orang

    7. Kasubag Program 1 1 orang

    8. Kasubag Keuangan 1 1 orang

    9. Kasubag Umum 1 1 orang

    10. Kasi Kurikulum dan Peningkatan Mutu Dasar 1 1 orang

    11. Kasi Kesiswaan Pendidikan Dasar 1 1 orang

    12. Kasi Sarana Prasarana Pendidikan Dasar 1 1 orang

    13. Kasi Kurikulum Dan Pengendalian Mutu Pendidikan Menengah

    1 1 orang

    14. Kasi Kesiswaan Pendidikan Menengah 1 1 orang

    15. Kasi Sarana Prasarana Pendidikan Menengah 1 1 orang

    16. Kasi Pendidikan Luar Sekolah 1 1 orang

    17. Kasi Pendidikan Anak Usia Dini 1 1 orang

    18. Kasi Sarana Prasarana Pendidikan Non Formal dan Informal

    1 1 orang

    19. Kasi Administrasi Mutasi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan

    1 1 orang

    20. Kasi Pengembangan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan

    1 1 orang

  • 18 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    Nomor dan Jabatan Golongan

    Jumlah I II III IV

    21. Kasi Disiplin Dan Kesejahteraan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan

    1 1 orang

    22. UPTD 16 orang

    23. Kelompok Jabatan Fungsional 1 Orang

    Jumlah 38 Orang

    Tabel

    Distribusi Pegawai di Lingkungan Dindikpora

    No. Unit Kerja PNS

    Edukatif

    PNS

    Administrasi

    G T T P T

    T

    Jumlah

    1 Dinas Pendidikan 0 98 0 62 160

    2 TK Negeri 8 1 2 1 12

    3 TK Swasta 179 1 653 378 1211

    4 SD Negeri 3878 1 2045 164 6088

    5 SD Swasta 6 0 165 31 202

    6 SMP Negeri 1128 130 424 418 2100

    7 SMP Swasta 19 0 370 83 472

    8 SMA Negeri 313 30 104 120 567

    9 SMA Swasta 27 0 465 31 523

    10 SMK Negeri 187 16 72 40 315

    11 SMK Swasta 13 0 1055 270 1338

    12 UPTD TK / SD 0 176 0 41 217

    13 SKB 9 4 8 5 26

    JUMLAH 5767 457 5363 1644 13231

  • 19 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    2.3 Kinerja Pelayanan SKPD

    2.3.1 Pendidikan Anak Usia Dini

    Program Pendidikan TK dan RA bertujuan untuk melayani

    pendidikan anak usia 4 - 6 tahun agar dapat berkembang sesuai potensinya

    dan menyiapkan mereka untuk menempuh pendidikan dasar.

    Jumlah lembaga yang melayani program pendidikan TK/RA dapat

    dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel tersebut menunjukkan bahwa jumlah

    lembaga pendidikan TK dan RA pada tahun 2015/2016 didominasi oleh

    lembaga swasta.

    Tabel

    Jumlah TK/RA Tahun Pelajaran 2015/2016

    No Kecamatan

    Jumlah TK/RA Tahun

    2015/2016

    Negeri Swasta

    1 Kec. Jati 0 25

    2 Kec. Randublatung 0 47

    3 Kec. Kradenan 0 31

    4 Kec. Kedungtuban 0 49

    5 Kec. Cepu 0 47

    6 Kec. Sambong 0 13

    7 Kec. Jiken 0 14

    8 Kec. Bogorejo 0 14

    9 Kec. Jepon 0 40

    10 Kec. Kota Blora 1 57

    11 Kec. Banjarejo 0 24

    12 Kec. Tunjungan 0 27

    13 Kec. Japah 0 23

    14 Kec. Ngawen 0 44

    15 Kec. Kunduran 0 39

    16 Kec. Todanan 0 42

    Jumlah 1 536

  • 20 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    Jumlah lembaga pendidikan TK dan RA yang tersedia belum mampu

    melayani seluruh AUS 4 -6 tahun di Kabupaten Blora. Hal ini terlihat dari

    angka partsipasi kasar (APK) 2015/2016 seperti terlihat pada tabel di bawah

    ini.

    Tabel

    APK TK dan RA Kabupaten Blora Tahun 2015/2016

    No Nama Kecamatan Laki-Laki Perempuan Rata-rata

    1 Kec. Jati 44.87 38.43 41.56

    2 Kec. Randublatung 51.45 50.39 50.94

    3 Kec. Kradenan 43.31 37.68 40.63

    4 Kec. Kedungtuban 67.39 69.17 68.25

    5 Kec. Cepu 75.04 86.06 80.15

    6 Kec. Sambong 54.79 52.88 53.83

    7 Kec. Jiken 35.39 33.38 34.39

    8 Kec. Bogorejo 35.36 42.33 38.68

    9 Kec. Jepon 45.58 48.01 46.77

    10 Kec. Kota Blora 61.54 62.25 61.89

    11 Kec. Banjarejo 38.95 36.22 37.59

    12 Kec. Tunjungan 38.17 35.30 36.78

    13 Kec. Japah 51.34 55.24 53.15

    14 Kec. Ngawen 58.63 53.55 56.20

    15 Kec. Kunduran 50.50 52.21 51.34

    16 Kec. Todanan 44.53 44.86 44.69

    Rata-rata 52.02 51.93 51.98

    Walaupun APK TK dan RA Kabupaten lebih tinggi dari capaian

    APK TK dan RA Nasional, program TK dan RA masih perlu ditingkatkan

    terutama untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan TK dan RA dalam

    rangka meningkatkan kesiapan anak didik bersekolah di pendidikan dasar.

    Disamping itu, peningkatan akses TK dan RA perlu ditingkatkan terutama

    di wilayah/Kecamatan dengan APK rendah. Tabel menunjukkan disparitas

  • 21 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    APK TK dan RA menurut Kecamatan tahun 2015/2016. Dari grafik ini

    dapat dilihat bahwa APK TK di tiga Kecamatan yaitu Jiken, Todanan dan

    Banjarejo adalah yang paling rendah.

    Banyaknya desa di Kabupaten Blora belum memiliki TK/ PAUD

    berakibat sebanyak 48.594 anak (70,29%) belum menempuh pendidikan di

    TK/PAUD. Anak yang masuk SD tanpa melalui TK/PAUD banyak

    kecenderungannya agak lambat berfikir dan berakibat mengulang kelas di

    kelas I Sekolah Dasar. Untuk mengatasi hal tersebut alternatif yang sangat

    memungkinkan adalah pendirian TK/PAUD di desa-desa yang belum

    memiliki atau adanya TK/PAUD yang kurang merata.

    2.3.2 Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun

    Program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dilaksanakan dalam

    rangka menuntaskan wajib belajar pendidikan dasar. Semua anak usia 7-15

    tahun diharapkan dapat terlayani melalui jalur pendidikan formal maupun

    non formal. Jalur pendidikan formal meliputi SD, MI, SMP, SMP Terbuka,

    dan MTs, sedang jalur non formal meliputi Paket A dan Paket B. Secara

    rinci kondisi pendidikan di masing-masing jenjang dapat diuraikan sebagai

    berikut.

    2.3.2.1 Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah

    Pilar Pemerataan dan Perluasan Akses

    a. Anak Usia SD-MI

    Anak usia sekolah SD/MI di Kabupaten Blora mencapai angka

    80.480 sedangkan SMP/MTS 40.001, jumlah AUS SD/MI yang paling

    sedikit terdapat di Kecamatan Bogorejo, Sambong, Japah dan Jiken,

    sedangkan AUS SD/MI yang paling banyak ada di Kecamatan Cepu dan

    Blora.

    Tabel

    Kondisi Anak Usia Sekolah SD/MI

    Kecamatan Jumlah AUS SD

    (7-12 Tahun) Prosentase

    Kec. Jati 4,553 5.66

  • 22 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    Kecamatan Jumlah AUS SD

    (7-12 Tahun) Prosentase

    Kec. Randublatung 7,457 9.27

    Kec. Kradenan 3,584 4.45

    Kec. Kedungtuban 5,180 6.44

    Kec. Cepu 7,691 9.56

    Kec. Sambong 2,421 3.01

    Kec. Jiken 3,132 3.89

    Kec. Bogorejo 1,786 2.22

    Kec. Jepon 5,513 6.85

    Kec. Kota Blora 9,700 12.05

    Kec. Banjarejo 5,233 6.50

    Kec. Tunjungan 4,624 5.75

    Kec. Japah 2,923 3.63

    Kec. Ngawen 5,400 6.71

    Kec. Kunduran 6,075 7.55

    Kec. Todanan 5,208 6.47

    Kabupaten Blora 80,480 100.00

    b. APK, APM, dan APS SD-MI

    Rata rata APK kabupaten Blora adalah 104,96 %, APM sebesar

    87,68 % dan APS sebesar 98 % (Tabel ...) dengan demikian APM Kab

    Blora berada dibawah APM Provinsi Jateng yang sebesar 95%. Rendahnya

    APM di Kabupaten Blora bukan semata-mata disebabkan oleh rendahnya

    akses belajar namun justru disebabkan karena anak yang bersekolah di

    SD/MI banyak yang tidak berusia sekolah SD yaitu 7-12 tahun. Hal ini bisa

    dilihat dengan terdapatnya 11.574 atau sekitar 81% siswa baru kelas 1 SD

    yang berusia kurang dari 7 tahun, dan 157 atau 1 % yang berusia diatas 12

    tahun.

    Tabel

    APK APM dan APS Untuk SD/MI

    Kecamatan APK % APM % APS%

    Kec. Jati 112.94 94.27 112.45

    Kec. Randublatung 100.39 84.53 100.39

    Kec. Kradenan 105.36 89.66 104.95

    Kec. Kedungtuban 99.90 82.19 99.52

    Kec. Cepu 119.13 101.19 119.13

    Kec. Sambong 118.62 99.95 118.62

    Kec. Jiken 97.39 81.00 97.39

  • 23 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    Kecamatan APK % APM % APS%

    Kec. Bogorejo 106.10 87.16 103.78

    Kec. Jepon 102.29 84.48 100.92

    Kec. Kota Blora 114.30 96.81 114.06

    Kec. Banjarejo 94.57 77.25 93.83

    Kec. Tunjungan 110.89 93.29 110.89

    Kec. Japah 102.72 87.68 102.02

    Kec. Ngawen 96.97 81.24 96.97

    Kec. Kunduran 100.43 83.34 100.43

    Kec. Todanan 100.48 81.05 100.10

    Grand Total 104.96 87.68 104.71

    Tabel

    Siswa Baru Menurut Umur

    Kecamatan Usia 7 tahun

    Kec. Jati 592 167 22

    Kec. Randublatung 928 186 8

    Kec. Kradenan 384 126 23

    Kec. Kedungtuban 742 118 7

    Kec. Cepu 927 395 9

    Kec. Sambong 275 63 0

    Kec. Jiken 405 73 1

    Kec. Bogorejo 237 33 1

    Kec. Jepon 706 170 19

    Kec. Kota Blora 1256 399 13

    Kec. Banjarejo 718 151 7

    Kec. Tunjungan 582 124 7

    Kec. Japah 329 108 1

    Kec. Ngawen 709 158 4

    Kec. Kunduran 862 121 11

    Kec. Todanan 798 68 2

    Grand Total 10450 2460 135

    Siswa Baru SD-MI Menurut Asal Sekolah

    Dari 13.045 Siswa baru kelas 1 tahun 2015/2016, 347 Siswa (2,66)

    diantaranya bukan lulusan dari TK/RA hal ini berpengaruh pada tingginya

    angka mengulang kelas 1 yaitu sejumlah 5,36%, hal ini dimungkinkan

    karena belum siapnya siswa belajar kelas 1 yang berusia kurang dari 7 tahun

  • 24 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    dan bukan lulusan TK/RA. Diharapkan kedepan semua anak yang masuk

    SD merupakan lulusan dari TK/RA dan sudah berusia minimal 7 tahun.

    Tabel

    Siswa Baru Menurut Asal Sekolah

    Kecamatan Lulusan

    TK % TK

    Bukan

    Lulusan TK

    % bukan

    TK

    Kec. Jati 717 91.81 64 8.19

    Kec. Randublatung 1109 98.84 13 1.16

    Kec. Kradenan 519 97.37 14 2.63

    Kec. Kedungtuban 851 98.15 16 1.85

    Kec. Cepu 1298 97.52 33 2.48

    Kec. Sambong 328 97.04 10 2.96

    Kec. Jiken 472 98.54 7 1.46

    Kec. Bogorejo 256 94.46 15 5.54

    Kec. Jepon 878 98.10 17 1.90

    Kec. Kota Blora 1649 98.86 19 1.14

    Kec. Banjarejo 807 92.12 69 7.88

    Kec. Tunjungan 703 98.60 10 1.40

    Kec. Japah 429 97.95 9 2.05

    Kec. Ngawen 869 99.77 2 0.23

    Kec. Kunduran 986 99.20 8 0.80

    Kec. Todanan 827 95.28 41 4.72

    Grand Total 12698 97.34 347 2.66

    Distribusi SD-MI

    Dari 661 sekolah SD / MI terdapat 88,35% (584) SD/MI yang

    berstatus negeri dan 11,65% (77) SD/MI yang berstatus swasta.

  • 25 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    Tabel

    Distribusi SD/MI

    Jenis sekolah Negeri Swasta Jumlah

    MI 1 62 63

    SD 583 15 598

    Total 584 77 661

    Pilar Mutu, Relevansi dan Daya Saing

    Angka Mengulang Kelas SD-MI

    Dari 1876 Siswa Mengulang SD/MI terdapat hanya Kec.

    Kedungtuban yang siswa mengulangnya paling sedikit yaitu 42 Siswa

    AMKnya kurang dari 2,24% dan Kec. Randublatung dengan AMK paling

    banyak 247 siswa atau sebesar 13,17%, hal ini dimungkinkan salah satunya

    karena banyaknya siswa SD yang tidak berasal dari lulusan TK/RA dan

    berusia kurang dari 7 tahun.

    Tabel

    Angka Mengulang Kelas SD/MI

    Kategori AMK Sekolah Jumlah Prosentase

    Kec. Jati 112 5.97

    Kec. Randublatung 247 13.17

    Kec. Kradenan 175 9.33

    Kec. Kedungtuban 42 2.24

    Kec. Cepu 91 4.85

    Kec. Sambong 83 4.42

    Kec. Jiken 93 4.96

    Kec. Bogorejo 47 2.51

    Kec. Jepon 163 8.69

    Kec. Kota Blora 169 9.01

    Kec. Banjarejo 145 7.73

    Kec. Tunjungan 157 8.37

    Kec. Japah 65 3.46

    Kec. Ngawen 79 4.21

    Kec. Kunduran 136 7.25

    Kec. Todanan 72 3,84

    Total 1876 100

  • 26 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    Angka Putus Sekolah SD-MI

    Tahun 2015/2016 angka putus sekolah di Kabupaten Blora

    mencapai 47 Siswa dan 68 % diantaranya berada di 4 Kecamatan yaitu

    Kradenan, Cepu, Blora, dan Japah, sedangkan di Kecamatan Jati,

    Kedungtuban,Sambong, Ngawen dan Kunduran Angka Putus sekolahnya

    0%, dari 47 siswa putus sekolah tersebut yang paling banyak adalah siswa

    kelas 6 yaitu 11 siswa, sedangkan yang paling sedikit adalah siswa kelas 2

    yaitu 4 siswa.

    Sedangkan dari jenis kelamin angka putus sekolah didominasi oleh

    siswa laki laki yaitu 28 siswa (63%) sedangkan siswa perempuan 19 siswa

    (37%). Dimungkinkan hal ini karena kurangnya motivasi belajar siswa dan

    juga kurangnya peran orang tua yang mendorong anaknya untuk belajar di

    sekolah. Kedepan diharapkan tidak ada anak SD yang putus sekolah.

    Tabel

    Distribusi Angka Putus Sekolah SD/MI

    Kelas 1 2 3 4 5 6

    Total % Jenis

    Kelamin L P L P L P L P L P L P

    Kec. Jati 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    Kec.

    Randublatung 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3 6.38

    Kec.

    Kradenan 0 2 0 0 2 0 2 0 4 0 2 0 12 25.53

    Kec.

    Kedungtuban 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    Kec. Cepu 0 0 0 1 0 2 0 2 0 0 3 1 9 19.15

    Kec.

    Sambong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    Kec. Jiken 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 0 0 3 6.38

    Kec.

    Bogorejo 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 4.26

    Kec. Jepon 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 3 6.38

    Kec. Kota

    Blora 2 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 6 12.77

    Kec.

    Banjarejo 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 4.26

    Kec.

    Tunjungan 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 2.13

  • 27 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    Kelas 1 2 3 4 5 6

    Total % Jenis

    Kelamin L P L P L P L P L P L P

    Kec. Japah 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 1 5 10.64

    Kec. Ngawen 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    Kec.

    Kunduran 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    Kec. Todanan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2.13

    Total/JK 5 4 2 2 2 3 4 4 6 4 9 2 47 100%

    Total 9 4 5 8 10 11 47 100%

    Lima Kecamatan dengan angka putus sekolah tinggi tersebut berada di

    Kecamatan pinggiran, kecuali di Kecamatan Blora. Hal ini perlu ada

    penanganan khusus dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten

    Blora untuk memperkecil angka putus sekolah di lima Kecamatan tersebut.

    Kondisi Ruang Kelas SD-MI

    Dari 4060 Ruang kelas SD/MI di Kabupaten Blora terdiri 2966

    ruang kelas dalam kondisi baik, 814 dalam kondisi rusak ringan dan 280

    dalam kondisi rusak berat. Hal tersebut dimungkinkan karena usia bangunan

    ruang kelas yang sudah lama dan rendahnya perawatan gedung oleh masing

    masing sekolah. Diharapkan secara bertahap semua ruang kelas dalam

    kondisi yang baik (layak pakai).

    Tabel

    Kondisi Ruang Kelas SD/MI di Kabupaten Blora

    Kecamatan Baik Rusak Ringan Rusak Berat

    Total 73,05 % 20,05 % 6,90 %

    Tabel tersebut menunjukkan bahwa mayoritas berada dalam kondisi baik,

    namun ada sebanyak 6,90 % yang menjadi perhatian serius karena kondisi

    ruang kelas sudah rusak berat. Sementara itu 20,05 % lainnya juga perlu

    perhatian karena bila tidak segera ditangani akan menjadi rusak berat.

  • 28 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    Tabel

    Kondisi Ruang Kelas Per Kecamatan SD/MI

    Kecamatan Baik Rusak Ringan Rusak Berat

    Kec. Jati 140 63 20

    Kec.

    Randublatung 256

    80 22

    Kec. Kradenan 134 64 20

    Kec. Kedungtuban 184 38 16

    Kec. Cepu 259 69 12

    Kec. Sambong 97 22 9

    Kec. Jiken 146 29 25

    Kec. Bogorejo 109 26 11

    Kec. Jepon 180 56 17

    Kec. Kota Blora 357 75 14

    Kec. Banjarejo 158 68 38

    Kec. Tunjungan 178 36 5

    Kec. Japah 122 23 10

    Kec. Ngawen 195 54 11

    Kec. Kunduran 191 62 39

    Kec. Todanan 260 49 11

    Kab Blora 2966 814 280

    Kecukupan Ruang Kelas SD-MI

    SD/Mi di Kabupaten Blora memiliki rombongan belajar sebanyak

    4240 sedangkan ruang kelas yang ada sebanyak 4158 sehingga ada

    kekurangan 82 ruang kelas dengan asumsi 1 rombel per kelas. Kekurangan

    ruang kelas sebagian besar terdapat di Kecamatan Randublatung, Cepu, Jiken,

    dan Blora.

    Tabel

    Kecukupan Ruang Kelas SD/MI

    Kecamatan Rombel

    Ruang

    Kelas Selisih %

    Kec. Jati 226 223 -3 3.66

    Kec.

    Randublatung

    436 428 -8 9.76

    Kec. Kradenan 218 211 -7 8.54

    Kec.

    Kedungtuban

    285 278 -7 8.54

    Kec. Cepu 340 332 -8 9.76

    Kec. Sambong 132 128 -4 4.88

  • 29 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    Kecamatan Rombel

    Ruang

    Kelas Selisih %

    Kec. Jiken 200 186 -14 17.07

    Kec. Bogorejo 146 144 -2 2.44

    Kec. Jepon 254 253 -1 1.22

    Kec. Kota Blora 446 435 -11 13.41

    Kec. Banjarejo 265 264 -1 1.22

    Kec. Tunjungan 254 249 -5 6.10

    Kec. Japah 157 155 2 2.44

    Kec. Ngawen 260 260 0 -

    Kec. Kunduran 299 292 7 8.54

    Kec. Todanan 322 320 2 2.44

    Kab Blora 4240 4158 -82 100

    Tingkat Kelulusan SMP-MTS

    Hasil UAS Sekolah tahun 2014/2015 di kabupaten Blora rata rata

    kelulusannya 99%, Total peserta yang tidak lulus sebanyak 149 peserta,

    jumlah ini tersebar di 6 kecamatan yaitu Cepu, Kunduran, Jiken, Japah,

    Sambong dan Bogorejo. Sebagian besar peserta yang tidak lulus terdapat di

    kecamatan Cepu 82 peserta (55%). Kedepan diharapkan semua sekolah di

    Kabupaten Blora mempunyai tingkat kelulusan 100%. Jika dilihat dari

    prosentase kelulusan, sekolah yang kelulusannya kurang dari 80 % ada di 5

    kecamatan yaitu kecamatan Kunduran 2 sekolah, Jiken 1 sekolah, Cepu 7

    sekolah dan Bogorejo 1 sekolah. Sedangkan yang lulus 100% ada 249

    sekolah yang tersebar di 5 kecamatan yaitu kecamatan Banjarejo, Blora,

    Jepon, Todanan dan Tunjungan.

    Tabel

    Kondisi Kelulusn UAS SD/MI tahun 2014/2015 Per Kecamatan

    Kecamatan Peserta

    UAS Lulus UAS

    Tidak

    Lulus % Kelulusan

    Cepu 1.270 1.188 82 94%

    Kunduran 1.149 1.125 24 98%

    Jiken 639 626 13 98%

    Japah 574 564 10 98%

    Sambong 421 414 7 98%

    Bogorejo 414 410 4 99%

    Jati 898 895 3 100%

    Ngawen 1.046 1.043 3 100%

  • 30 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    Kecamatan Peserta

    UAS Lulus UAS

    Tidak

    Lulus % Kelulusan

    Kradenan 693 692 1 100%

    Kedungtuban 1.037 1.036 1 100%

    Randublatung 1.375 1.374 1 100%

    Banjarejo 1.046 1.046 - 100%

    Blora 1.582 1.582 - 100%

    Jepon 974 974 - 100%

    Todanan 1.143 1.143 - 100%

    Tunjungan 759 759 - 100%

    Kab Blora 15.020 14.871 149 99%

    Angka Melanjutkan ke SMP-MTs

    Rata rata angka melanjutkan ke SMP/MTs bervariasi antara satu

    Kecamatan dengan Kecamatan yang lain, angka melanjutkan dibawah 80%

    berada di 7 Kecamatan yaitu Kecamatan Japah, Banjarejo, Kradenan,

    Tunjungan, Jati, Jiken dan Jepon dilain sisi ada yang diatas 100% yaitu di

    Kecamatan Kedungtuban, Cepu dan Blora. Hal ini sangat dipengaruhi oleh

    keadaan geografis dimasing masing wilayah, siswa lulus SD/MI tidak selalu

    melanjutkan sekolah jenjang SMP/MTS di daerahnya sendiri, akan tetapi

    banyak yang melanjutkan ke Kecamatan lain bahkan kabupaten lain, hal ini

    mungkin terjadi karena mempertimbangkan faktor mutu, kuota penerimaan

    siswa baru dan letak geografis yang lebih dekat. Di Kabupaten Blora rata rata

    angka melanjutkan adalah 91%

    Tabel

    Angka Melanjutkan dari SD-MI ke SMP-MTs

    Kecamatan Jumlah Siswa

    Kelas 1 SMP/MTs

    Lulusan SD

    Tahun

    Sebelumnya

    Rata-rata

    Kec. Jati 737 768 95.96

    Kec. Randublatung 1288 1208 106.62

    Kec. Kradenan 447 644 69.41

    Kec. Kedungtuban 842 881 95.57

    Kec. Cepu 1509 1254 120.33

    Kec. Sambong 395 435 90.80

    Kec. Jiken 502 548 91.61

    Kec. Bogorejo 137 346 39.60

    Kec. Jepon 873 966 90.37

  • 31 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    Kecamatan Jumlah Siswa

    Kelas 1 SMP/MTs

    Lulusan SD

    Tahun

    Sebelumnya

    Rata-rata

    Kec. Kota Blora 1777 1597 111.27

    Kec. Banjarejo 613 818 74.94

    Kec. Tunjungan 709 757 93.66

    Kec. Japah 378 500 75.60

    Kec. Ngawen 1030 972 105.97

    Kec. Kunduran 939 993 94.56

    Kec. Todanan 833 901 92.45

    13009 13588 90.55

    2.3.2.1 Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah

    Pilar Pemerataan dan Perluasan Akses

    Anak Usia SMP-MTs

    AUS SMP/MTS yang paling rendah ada di Kecamatan Bogorejo dan

    Japah dan yang paling tinggi ada di Kecamatan Cepu dan Blora. Anak Usia

    Sekolah SD/MI maupun SMP/MTs pada Kecamatan Bogorejo, Sambong,

    Japah dan Jiken tergolong rendah karena pada Kecamatan tersebut

    realitannya tergolong Kecamatan yang berjumlah penduduk jarang

    dibanding Kecamatan yang lain.

    Tabel

    Kondisi Anak Usia Sekolah SMP-MTS

    Kecamatan AUS SMP/MTS

    (13-15 Tahun) Prosentase

    Kec. Jati 1805 6.05

    Kec. Randublatung 2710 9.08

    Kec. Kradenan 970 3.25

    Kec. Kedungtuban 1916 6.42

    Kec. Cepu 3472 11.63

    Kec. Sambong 906 3.04

    Kec. Jiken 1047 3.51

    Kec. Bogorejo 322 1.08

    Kec. Jepon 1935 6.48

    Kec. Kota Blora 4575 15.33

    Kec. Banjarejo 1482 4.97

    Kec. Tunjungan 1524 5.11

    Kec. Japah 846 2.84

    Kec. Ngawen 2061 6.91

  • 32 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    Kecamatan AUS SMP/MTS

    (13-15 Tahun) Prosentase

    Kec. Kunduran 2115 7.09

    Kec. Todanan 2155 7.22

    Kabupaten Blora 29841 100%

    APK, APM, APS Jenjang SMP-MTs

    Rata-rata APK Kabupaten Blora sebesar 106,64 % dan ada 2

    Kecamatan dengan APK ≤ 75 % adalah Kecamatan Bogorejo 48,09 %,

    Banjarejo 71,08 %, .Sementara itu 5 Kecamatan dengan APK ≥ 100 %

    adalah Kecamatan Jati 109,65 %,Randublatung 107,94 %, Cepu 141,92 %,

    Sambong, 123,92%, Jiken 100,96%, Jepon 102,15, Blora 125,30%,

    Tunjungan 101,03%, Ngawen 116,24%, Kunduran 111,79% dan Todanan,

    101,53%.

    Rata-rata APM Kebupaten Blora sebesar 77,08% dan ada 1

    Kecamatan ≤ 50 % yaitu Kec. Bogorejo 35,11 %. Sementara itu ada 2

    Kecamatan dengan APM ≥ 100 % yaitu Kecamatan Blora 100,02% dan

    Cepu 103,73 %.

    Rata-rata APS Kabupaten Blora sebesar 95,51 % dan ada 1

    Kecamatan dengan APS ≤ 65 % yaitu Kecamatan Bogorejo 48,09%.

    Sementara itu ada 7 Kecamatan dengan APS ≥ 100 % yaitu Kec. Jati

    106.89 %, Kec. Randublatung 106.28% , Kec. Cepu 140.75 Kec. Sambong

    119.88% , Kec. Kota Blora 120.29% , Kec. Ngawen 109.70% dan Kec.

    Kunduran 107,41 %.

    Isu strategis yang muncul dari profil ini adalah terdapat 0,78 anak

    usia 13-15 tahun tidak bersekolah di Blora, hal ini bisa disebabkan karena

    sekolah di luar Blora atau memang tidak sekolah sama sekali. Namun isu

    strategis yang lebih penting adalah rendahnya APM di 1 Kecamatan yaitu

    Kecamatan Bogorejo.

  • 33 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    Distribusi SMP-MTs Menurut Status dan Jenis

    Total SMP dan MTs sebanyak 138 sekolah terdiri dari SMP dan

    MTs Negeri sebanyak 57 sekolah dan Swasta sebanyak 81 sekolah. Khusus

    untuk SMP sebanyak 87 sekolah terdiri dari 56 SMP Negeri termasuk di

    dalamnya SMP Satu Atap dan 31 SMP Swasa. Data SMP-MTs menurut

    status dan jenis ini tidak muncul isu strategis yang perlu di programkan

    dalam Renstra.

    Tabel

    Distribusi SMP-MTS Menurut Status dan Jenis

    Jenis sekolah Negeri Swasta Grand Total

    MTs 1 50 51

    SMP 56 31 87

    Grand Total 57 81 138

    Distribusi Satuan Pendidikan SMP-MTs Menurut Jumlah Siswa

    Dari total 138 SMP dan MTs sebanyak 20 sekolah memiliki jumlah

    siswa 192 murid.

    Dari sini terlihat bahwa terdapat 20 sekolah yang tidak efisien dilihat dari

    jumlah muridnya. Hal ini merupakan isu yang strategis sehinga perlu

    ditindaklanjuti dalam Renstra terutama untuk memberikan bantuan kepada

    sekolah swasta agar memperhatikan jumlah siswa per sekolah.

    Tabel

    Distribusi Satuan Pendidikan SMP-MTs Menurut Jumlah Siswa

    Kategori Jumlah Siswa Jumlah %

    1. Jumlah siswa >192 59 42.75

    2. Jumlah siswa 120-

  • 34 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    Distribusi Satuan Pendidikan SMP-MTs Menurut Siswa Per Rombel

    Jika dilihat dari jumlah murid per rombongan belajar, maka terdapat

    48 sekolah yang jumlah muridnya kurang sari standar nasional dan ada 20

    sekolah yang jumlah murid per rombongan belajar melebihi standar. Dari

    data ini terlihat bahwa di 40 sekolah yang jumlah muridnya kurang dari

    standar tersebut juga mengalami ketidakefisienan dalam pembelajaran. Hal

    ini perlu ditindaklanjuti dalam Renstra.

    Tabel

    Distribusi Satuan Pendidikan SMP Menurut Siswa Per Rombel

    Kecamatan Siswa Rombel Rasio

    Kec. Japah 998 30 33.27

    Kec. Sambong 1077 33 32.64

    Kec. Kota Blora 5340 165 32.36

    Kec. Jepon 1904 60 31.73

    Kec. Banjarejo 1024 33 31.03

    Kec. Kedungtuban 1797 59 30.46

    Kec. Jiken 1553 51 30.45

    Kec. Todanan 1759 58 30.33

    Kec. Kunduran 1701 57 29.84

    Kec. Cepu 3925 134 29.29

    Kec. Tunjungan 1774 61 29.08

    Kec. Ngawen 1938 67 28.93

    Kec. Jati 1634 57 28.67

    Kec. Bogorejo 885 31 28.55

    Kec.

    Randublatung 2294 88 26.07

    Kec. Kradenan 1041 42 24.79

    Jumlah 30644 30644 29.84

    Pilar Mutu, Relevansi dan Daya Saing

    Distribusi Sekolah Menurut AMK

    Dilihat dari Angka Mengulang Kelas (AMK) terdapat 4 kecamatan

    yaitu Kecamatan Jepon, Cepu, dan Blora .serta Randublatung, sementara

    kecamatan lain tidak terdapat angka mengulang kelas.

    javascript:void(0)javascript:void(0)javascript:void(0)javascript:void(0)javascript:void(0)javascript:void(0)javascript:void(0)javascript:void(0)javascript:void(0)javascript:void(0)javascript:void(0)javascript:void(0)javascript:void(0)javascript:void(0)javascript:void(0)javascript:void(0)javascript:void(0)

  • 35 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    Tabel

    Distribusi Sekolah Menurut AMK Sekolah SMP/MTs per Kecamatan

    No. Nama Kecamatan SMP N/S MTs N/S Jumlah Prosentase

    1 Kec. Jati 0 0 0 0

    2 Kec. Randublatung 1 1 2 8

    3 Kec. Kradenan 0 0 0 0

    4 Kec. Kedungtuban 0 0 0 0

    5 Kec. Cepu 4 0 4 17

    6 Kec. Sambong 0 0 0 0

    7 Kec. Jiken 0 0 0 0

    8 Kec. Bogorejo 0 0 0 0

    9 Kec. Jepon 3 7 10 42

    10 Kec. Kota Blora 7 0 7 29

    11 Kec. Banjarejo 0 0 0 0

    12 Kec. Tunjungan 0 0 0 0

    13 Kec. Japah 0 0 0 0

    14 Kec. Ngawen 1 0 1 4

    15 Kec. Kunduran 0 0 0 0

    16 Kec. Todanan 0 0 0 0

    Jumlah 16 8 24 100

    Distribusi Sekololah SMP-MTS Menurut APTS Sekolah

    Hanya ada 4 kecamatan yang tidak memiliki angka putus sekolah

    yaitu Kecamatan : Jati, Kradenan, Jepon, Banjarrejo, dan Japah. Sementara

    itu, 12 kecamatan masih ada anak yang mengalami putus sekolah.

    KLecamatan yang memiliki angka putus sekolah cukup tinggi yaitu

    Kecamatan : Tunjungan, Blora, Randublatung, Kedungtuban, Cepu, dan

    Kunduran.

    Tabel

    Distribusi Sekololah SMP-MTS Menurut APTS Sekolah

    Kecamatan SMP

    N/S MTs N/s Jumlah

    Prosentase

    %

    Kec. Jati 3 0 3 6

    Kec.

    Randublatung 6 0 6 12

    Kec. Kradenan 0 0 0 0

    Kec. 4 1 5 10

  • 36 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    Kecamatan SMP

    N/S MTs N/s Jumlah

    Prosentase

    %

    Kedungtuban

    Kec. Cepu 4 1 5 10

    Kec. Sambong 3 0 3 6

    Kec. Jiken 3 0 3 6

    Kec. Bogorejo 1 0 1 2

    Kec. Jepon 0 0 0 0

    Kec. Kota Blora 6 0 6 12

    Kec. Banjarejo 0 0 0 0

    Kec. Tunjungan 8 0 8 16

    Kec. Japah 0 0 0 0

    Kec. Ngawen 2 0 2 4

    Kec. Kunduran 0 5 5 10

    Kec. Todanan 0 3 3 6

    Jumlah 40 10 50 100

    Kecukupan Ruang Kelas SMP-MTS

    Dilihat dari kecukupan ruang kelas dibanding rombel terdapat 6

    kecamatan yang kekurangan ruang kelas dan terdapat 10 kecamatan yang

    kelebihan ruang kelas. Kekurangan ruang kelas di 6 kecamatan menjadi isu

    strategis sehingga diprogramkan dalam renstra ini.

    Tabel

    Kecukupan Ruang Kelas SMP-MTS

    Kecamatan

    Rombel Kelas Jumlah

    Kec. Jati 71 61 -10

    Kec. Randublatung 165 137 -28

    Kec. Kradenan 49 53 4

    Kec. Kedungtuban 90 103 13

    Kec. Cepu 147 168 21

    Kec. Sambong 37 43 6

    Kec. Jiken 52 51 -1

    Kec. Bogorejo 36 48 12

    Kec. Jepon 79 80 1

    Kec. Kota Blora 226 204 -22

    Kec. Banjarejo 62 60 -2

    Kec. Tunjungan 61 59 -2

    Kec. Japah 37 38 1

    Kec. Ngawen 100 107 7

  • 37 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    Kecamatan

    Rombel Kelas Jumlah

    Kec. Kunduran 96 99 3

    Kec. Todanan 88 98 10

    Jumlah 1396 1409 13

    Kondisi Ruang Kelas SMP-MTS

    Ditinjau dari kondisi ruang kelas, sebanyak 62 sekolah mengalami

    rusak berat dan 225 sekolah mengalami rusak sedang. Kondisi ini cukup

    strategis karena seharusnya semua ruang kelas dalam kondisi baik. Oleh

    karena ini kerusakan ruang kelas ini menjadi isu strategis dan dimasukkan

    dalam program dan kegiatan Renstra.

    Tabel

    Kondisi Ruang Kelas SMP-MTS

    Kecamatan Baik Ringan Berat

    Kec. Jati 40 12 9

    Kec. Randublatung 103 26 7

    Kec. Kradenan 39 6 6

    Kec. Kedungtuban 73 19 5

    Kec. Cepu 145 16 7

    Kec. Sambong 34 9 0

    Kec. Jiken 29 22 0

    Kec. Bogorejo 37 11 0

    Kec. Jepon 61 19 0

    Kec. Kota Blora 192 12 0

    Kec. Banjarejo 52 3 5

    Kec. Tunjungan 34 22 3

    Kec. Japah 31 5 2

    Kec. Ngawen 88 12 7

    Kec. Kunduran 79 14 6

    Kec. Todanan 76 17 5

    Jumlah 1113 225 62

    Distibusi Sekolah SMP-MTs Menurut Rasio Guru Dibanding Siswa

    Rasio guru dibanding siswa di Kabupaten Blora kurang baik karena

    di 14 kecamatan seorang guru menangani kurang dari 20 siswa, sementara

    itu hanya di 2 kecamatan seorang guru menangani lebih dari 20 siswa.

  • 38 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    Tabel

    Distibusi Sekolah SMP Menurut Rasio Guru Dibanding Siswa

    NO WILAYAH SISWA GURU RASIO

    1 Kec. Banjarejo 1024 50 20.48

    2 Kec. Todanan 1759 87 20.22

    3 Kec. Sambong 1077 55 19.58

    4 Kec. Kota Blora 5340 294 18.16

    5 Kec. Japah 998 56 17.82

    6 Kec. Jepon 1904 108 17.63

    7 Kec. Kunduran 1701 98 17.36

    8 Kec. Cepu 3925 233 16.85

    9 Kec. Kedungtuban 1797 108 16.64

    10 Kec. Tunjungan 1774 108 16.43

    11 Kec. Jiken 1553 99 15.69

    12 Kec. Jati 1634 105 15.56

    13 Kec. Ngawen 1938 125 15.5

    14 Kec. Randublatung 2294 152 15.09

    15 Kec. Kradenan 1041 80 13.01

    16 Kec. Bogorejo 885 70 12.64

    Tingkat Kelulusan SMP-MTS

    Ditinjau dari tingkat kelulusan, sebanyak 87 sekolah memiliki

    tingkat kelulusan kurang dari 100 % sementara itu hanya 34 sekolah

    memiliki tingkat kelulusan 100 %. Hal ini merupakan isu strategis terkait

    dengan wajib belajar 9 tahun, sehingga diprogramkan dalam Renstra periode

    mendatang.

    Tabel

    Tingkat Kelulusan SMP-MTS

    Tingkat Kelulusan Jumlah %

    1. Kelulusan < 91% 36 28%

    2. Kelulusan 91% s.d.

  • 39 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    2.3.3. Bidang Ketenagaan

    Data guru sekolah Dasar Kabupaten Blora berdasarkan Kecamatan

    dan status kepegawaian dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

    Tabel :

    Guru Sekolah Dasar Kabupaten Blora

    Kecamatan Jml Sekolah

    dasar

    Jml

    Rombel

    Jml Guru

    PNS

    Jml Guru

    Non PNS

    Kec. Banjarejo 40 251 282 105

    Kec. Bogorejo 22 132 115 66

    Kec. Cepu 39 261 229 108

    Kec. Japah 25 151 145 111

    Kec. Jati 36 226 208 112

    Kec. Jepon 44 281 260 138

    Kec. Jiken 29 181 188 65

    Kec. Kedungtuban 36 218 223 134

    Kec. Kota Blora 60 399 368 142

    Kec. Kradenan 30 197 156 90

    Kec. Kunduran 42 264 253 119

    Kec. Ngawen 38 240 292 114

    Kec. Randublatung 56 326 198 135

    Kec. Sambong 25 150 171 49

    Kec. Todanan 46 284 279 180

    Kec. Tunjungan 35 206 187 70

    Grand Total 603 3767 3554 1738

    Kecukupan Guru Kelas di Kabupaten Blora, tergambar sebagaimana

    tabel berikut ini

    Kecamatan Jml

    Sekolah

    Kebutuhan

    Gr Kls

    Guru

    Jml

    Gr Kls

    PNS

    ± Guru

    Kelas

    PNS

    Jml Gr Kls

    Non PNS

    Kec. Banjarejo 40 257 209 -48 105

    Kec. Bogorejo 22 138 80 -58 66

    Kec. Cepu 35 253 152 -101 97

    Kec. Japah 25 153 105 -48 111

    Kec. Jati 36 226 146 -80 112

    Kec. Jepon 44 287 203 -84 138

    Kec. Jiken 29 181 129 -52 65

    Kec. Kedungtuban 36 222 148 -74 134

    Kec. Kota Blora 55 362 276 -86 123

    Kec. Kradenan 30 203 102 -101 90

    Kec. Kunduran 42 264 153 -111 119

  • 40 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    Kec. Ngawen 38 251 201 -50 114

    Kec. Randublatung 56 355 129 -226 135

    Kec. Sambong 25 150 123 -27 49

    Kec. Todanan 46 296 204 -92 180

    Kec. Tunjungan 33 202 139 -63 70

    Grand Total 592 3800 2499 -1301 1708

    Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa Kabupaten

    Blora kekurangan guru kelas PNS sebanyak 1301 guru sementara itu

    tersedia guru kelas Non PNS yang diangkat oleh Kepala SD atau Komite

    sekolah sebanyak 1708 guru . sehingga total sebenarnya Kabupaten Blora

    kelebihan guru kelas sebanyak 407 guru

    Adapun Distribusi Sekolah Dasar Negeri Berdasarkan Kecukupan

    Guru Kelas PNS tergambar dalam tabel berikut ini.

    Kecamatan Distribusi Kecukupan Gr Kls PNS Grand

    Total -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6

    Kec. Banjarejo 3 3 8 11 10 4 1 40

    Kec. Bogorejo 4 2 3 6 4 1 1 1 22

    Kec. Cepu 3 4 3 4 9 9 2 1 35

    Kec. Japah 3 5 2 1 8 2 2 1 1 25

    Kec. Jati 3 1 7 6 6 8 2 1 1 1 36

    Kec. Jepon 4 4 2 12 13 4 5 44

    Kec. Jiken 5 1 4 6 3 6 3 1 29

    Kec.

    Kedungtuban 1 2 7 15 7 3 1 36

    Kec. Kota

    Blora 7 2 2 3 6 16 9 9 1 55

    Kec. Kradenan 3 3 7 4 10 2 1 30

    Kec. Kunduran 2 3 6 11 10 7 3 42

    Kec. Ngawen 1 3 9 14 7 3 1 38

    Kec.

    Randublatung 18 4 4 7 13 6 4 56

    Kec. Sambong 2 1 2 5 5 6 1 1 1 1 25

    Kec. Todanan 1 10 19 9 5 2 46

    Kec.

    Tunjungan 6 1 1 5 8 9 3 33

    Grand Total 61 22 45 72 140 130 74 34 4 4 3 2 1 592

  • 41 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    Berdasarkan tabel di atas maka distribusi kekurangan guru kelas

    PNS terdapat di 470 sekolah dasar, kekurangan guru kelas berkisar antara 1

    guru sampai dengan 6 guru. Di sisi lain ada 48 Sekolah Dasar yang

    kelebihan guru kelas PNS kelebihan berkisar antara 1 sampai dengan 6

    guru. Sehingga masalah guru kelas disamping kekurangan guru kelas PNS

    juga masalah distribusi guru yang tidak merata.

    Untuk kecukupan Guru Mapel PAI dengan KTSP dan K 13 di

    Kabupaten Blora dapat disajikan dalam tabel berikut.

    Kecamatan Jml

    Rombel

    Guru

    PAI

    PNS

    Kbth

    Gr

    Mapel

    PAI

    KTSP

    Kbth Gr

    Mapel

    PAI K

    13

    ± Kbth

    Gr

    Mapel

    PAI

    KTSP

    ± Kbth

    Gr

    Mapel

    PAI K

    13

    Guru

    PAI

    Honor

    Kec. Banjarejo 251 37 20,92 41,83 16,08 -4,83 8

    Kec. Bogorejo 132 14 11,00 22,00 3,00 -8,00 3

    Kec. Cepu 238 37 19,83 39,67 17,17 -2,67 0

    Kec. Japah 151 15 12,58 25,17 2,42 -10,17 8

    Kec. Jati 226 24 18,83 37,67 5,17 -13,67 8

    Kec. Jepon 281 29 23,42 46,83 5,58 -17,83 14

    Kec. Jiken 181 27 15,08 30,17 11,92 -3,17 6

    Kec. Kedungtuban 218 33 18,17 36,33 14,83 -3,33 3

    Kec. Kota Blora 362 37 30,17 60,33 6,83 -23,33 8

    Kec. Kradenan 197 24 16,42 32,83 7,58 -8,83 2

    Kec. Kunduran 264 39 22,00 44,00 17,00 -5,00 6

    Kec. Ngawen 240 42 20,00 40,00 22,00 2,00 9

    Kec. Randublatung 326 37 27,17 54,33 9,83 -17,33 0

    Kec. Sambong 150 21 12,50 25,00 8,50 -4,00 0

    Kec. Todanan 284 32 23,67 47,33 8,33 -15,33 15

    Kec. Tunjungan 198 24 16,50 33,00 7,50 -9,00 1

    Grand Total 3699 472 308,25 616,50 163,75 -144,50 91

  • 42 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    Tabel berikut menggambarkan Kecukupan Guru Mapel PJOK

    dengan KTSP dan K 13

    Kecamatan Jml

    Rombel

    Guru

    PJOK

    PNS

    Kbth

    Gr

    Mapel

    PJOK

    KTSP

    Kbth

    Gr

    Mapel

    PJOK

    K 13

    ±

    Kbth

    Gr

    Mapel

    PJOK

    KTSP

    ± Kbth

    Gr

    Mapel

    PJOK

    K 13

    Gr

    PJOK

    Honor

    Kec.

    Banjarejo 251 23 20,92 41,83 2,08 -18,83 22

    Kec.

    Bogorejo 132 13 11,00 22,00 2,00 -9,00 9

    Kec. Cepu 238 30 19,83 39,67 10,17 -9,67 4

    Kec. Japah 151 19 12,58 25,17 6,42 -6,17 22

    Kec. Jati 226 27 18,83 37,67 8,17 -10,67 12

    Kec. Jepon 281 21 23,42 46,83 -2,42 -25,83 23

    Kec. Jiken 181 27 15,08 30,17 11,92 -3,17 7

    Kec.

    Kedungtuban 218 29 18,17 36,33 10,83 -7,33 8

    Kec. Kota

    Blora 362 37 30,17 60,33 6,83 -23,33 23

    Kec.

    Kradenan 197 26 16,42 32,83 9,58 -6,83 4

    Kec.

    Kunduran 264 48 22,00 44,00 26,00 4,00 8

    Kec. Ngawen 240 31 20,00 40,00 11,00 -9,00 18

    Kec.

    Randublatung 326 23 27,17 54,33 -4,17 -31,33 16

    Kec.

    Sambong 150 21 12,50 25,00 8,50 -4,00 1

    Kec. Todanan 284 36 23,67 47,33 12,33 -11,33 11

    Kec.

    Tunjungan 198 18 16,50 33,00 1,50 -15,00 15

    Grand Total 3699 429 308,25 616,50 120,75 -187,50 203

    Kecukupan Guru Mapel SMP Berdasarkan KTSP dan K 13

    Mapel Jml

    Sekolah Jml

    Rombel Jml

    PNS Kebutuhan

    K13 ± K13

    PNS Kebutuhan

    KTSP

    ±

    KTSP

    PNS

    Jml

    Non

    PNS

    Bhs Ind. 48 859 134 214.8 -80.8 143.2 -9.2 10

  • 43 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    Bhs Ingg. 48 859 121 143.2 -22.2 143.2 -22.2 16

    IPA 48 859 128 179.0 -51.0 143.2 -15.2 9

    IPS 48 859 146 143.2 2.8 143.2 2.8 3

    Mat. 48 859 167 179.0 -12.0 143.2 23.8 7

    PAI 48 859 43 107.4 -64.4 71.6 -28.6 14

    PJOK 48 859 60 107.4 -47.4 71.6 -11.6 7

    PKn 48 859 102 107.4 -5.4 71.6 30.4 2

    Prakarya 48 859 46 71.6 -25.6 71.6 -25.6 4

    Seni Bud. 48 859 61 107.4 -46.4 71.6 -10.6 4

    Grand

    Total 480 8590 1008 1360.1 -352.1 1073.8 -65.8 76

    Pelaksanaan kurikulum 2013 membawa konsekwensi meningkatnya

    kebutuhan guru mata pelajaran baik di sekolah dasar maupun di sekolah

    menengah pertama, di SD kekurangan guru maple PAI dan Penjaskes PNS

    sangat signifikan, sementara itu si SMP kekurangan guru maple Bahasa

    Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, PAI, Seni Budaya, dan PJOK akan sangat

    kekurangan guru.

    Rerata Indeks Integritas Ujian Nasional

    Berdasarkan data dari Neraca Pendidikan Daerah (NPD) Tahun 2015

    yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan , maka

    hasil Indeks Integritas Ujian Nasional Kabupaten Blora sebesar 75,42%

    masih diatas rerata tingkat Provinsi Jawa Tengah sebesar 73,13% dan juga

    di atas rerata nasional sebesar 63,38%. Dalam Grafik dapat digambarkan

    sebagai berikut :

  • 44 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    Walaupun hasil Indeks Integritas Ujian Nasional Kabupaten Blora

    diatas rata-rata Provinsi Jawa Tengah dan di atas hasil Nasional, ke depan

    masih perlu ditingkatkan .

    Hasil rerata uji kompetensi guru Kabupaten Blora tahun 2015 untuk

    tingkat Taman Kanak-kanak sebesar 59,92, tingkat sekolah dasar 59,35,

    untuk tingkat SMP 64,78, untuk tingkat SMA 69,19,dan untuk tingkat SMK

    59,52. Berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan

    Kebudayaan Tahun 2015-2019 sasaran nilai uji kompetensi guru ditetapkan

    seperti pada grafik berikut.

    Grafik Target Hasil UKG Kemdikbud

    58,00%

    60,00%

    62,00%

    64,00%

    66,00%

    68,00%

    70,00%

    72,00%

    74,00%

    76,00%

    Nasional Prov. Jateng Kab. Blora

  • 45 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    Secara umum hasil uji kompetensi guru Kabupaten Blora

    dibandingkan dengan Kabupaten lain di Provinsi Jawa Tengah seperti

    terlihat pada Grafik di bawah ini.

    Grafik

    Rataan Hasil Uji Kompetensi Guru Provinsi Jawa Tengah

    Tahun 2015

  • 46 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    Secara keseluruhan rataan hasil UKG Kabupaten Blora apabila

    dibandingkan dengan kabupaten lain maka kedudukan Kabupaten Blora

    berada di posisi 33 dari 35 kabupaten dengan rataan 56,80. Sedangkan

    rataan tingkat Provinsi Jawa Tengah 58,93, artinya Kabupaten Blora berada

    di bawah rerata provinsi. Hasil UKG apabila dirinci lebih lanjut per tingkat

    pendidikan hasilnya sebagai berikut :

    Grafik

    Rataan Hasil UKG Guru TK Provinsi Jawa Tengah

    Tahun 2015

  • 47 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    Posisi hasil UKG guru Taman Kanak-Kanak Kabupaten Blora

    berada diurutan 34 dari 35 Kabupaten Provinsi Jawa Tengah dengan rerata

    55,95. Walaupun sudah memenuhi target nasional 55.0 akan tetapi posisi 34

    sangat memprihatinkan, dan lagi rerata 55,95 di bawah rerata hasil UKG

    guru Taman Kanak-Kanak provinsi sebesar 58,15.

    Grafik

    Rataan Hasil UKG Provinsi Jawa Tengah Guru SekolahDasar

    Tahun 2015

  • 48 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    Posisi hasil UKG guru Sekolah Dasar Kabupaten Blora berada

    diurutan 33 dari 35 kabupaten Provinsi Jawa Tengah dengan rerata 55,11.

    Walaupun sudah memenuhi target nasional 55,00 akan tetapi posisi 33

    sangat memprihatinkan, dan lagi rerata 55,11 di bawah rerata hasil UKG

    guru Sekolah Dasar provinsi sebesar 57,19.

    Grafik

    Rataan Hasil UKG Provinsi Jawa Tengah Guru Sekolah Menengah

    Pertama Tahun 2015

    Posisi hasil UKG guru Sekolah Menengah Pertama Kabupaten

    Blora berada diurutan 29 dari 35 kabupaten Provinsi Jawa Tengah dengan

    rerata 60.55 Walaupun sudah memenuhi target nasional 55,00 akan tetapi

    posisi 29 perlu ditingkatkan, dan lagi rerata 60.55 di bawah rerata hasil

    UKG guru Sekolah Menengah Pertama provinsi sebesar 62,03.

  • 49 | Renstra Dindikpora 2016-2021

  • 49 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    BAB III

    ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

    3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

    SKPD

    Berdasarkan analisis layanan pendidikan dan Tugas Pokok serta Fungsi

    SKPD maka permasalahan pendidikan yang muncul adalah.

    1. Masih rendahnya APK PAUD;

    2. Masih kurangnya lembaga PAUD yang terakreditasi;

    3. Kurangnya kompetensi pendidik PAUD;

    4. Masih rendahnya anak lulus sekolah yang tidak melanjutkan dan terlayani

    Paket A, B dan C;

    5. Masih kurangnya lembaga pendidikan Non Formal yang terakreditasi;

    6. Belum terpenuhinya standar sarana prasarana Pendidikan Non Formal;

    7. Rendahnya mutu pada pendidikan non formal;

    8. Belum tersedianya standar pengelolaan/manajamen Pendidikan Non

    Formal;

    9. Masih rendahnya prosentase angka melek aksara usia 15-59 Tahun;

    10. Belum terpenuhinya standar sarana prasarana Pendidikan Dasar;

    11. Belum terpenuhinya standar nasional satuan pendidikan dasar;

    12. Perlunya fasilitasi terhadap ujian sekolah SD dan SMP;

    13. Belum optimalnya pembinaan kesiswaan;

    14. Belum semua satuan pendidikan menerapkan kurikulum 2013;

    15. Belum optimalnya pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS);

    16. Kurangnya fasilitasi akreditasi sekolah;

    17. Belum maksimalnya pembinaan bahasa dan sastra dengan penuturan lokal

    kabupaten;

    18. Belum meratanya persebaran pendidik dan tenaga kependidikan;

    19. Sebagian pendidik belum memenuhi standar kualifikasi pendidikan S1/D4;

    20. Belum semua pendidik bersertifikat pendidik;

  • 50 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    21. Honorarium pendidik dan tenaga kependidikan Non PNS belum setara

    dengan kebutuhan hidup minimal;

    22. Belum terpenuhinya kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;

    23. Masih kuarngnya legalitas organisasi kepemudaan dari Pemkab;

    24. Masih kurangnya prestasi pemuda karena pembinaan kelembagaan

    pemuda yang belum optimal;

    25. Masih kurangnya pengetahuan dan ketrampilan pemuda tentang

    kewirausahaan;

    26. Masih kurangnya prestasi olahraga karena pembinaan terhadap atlet dan

    pelatih belum optimal;

    27. Terbatasnya sarana penunjang gelanggang remaja dan lapangan olahraga

    selain milik swasta;

    28. Masih belum optimalnya dalam pembinaan dan pengembangan organisasi

    Kepramukaan.

    3.2 Telaah Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala

    Daerah Terpilih

    V i s i

    Visi adalah rumusan keadaan masa depan yang dicapai dengan

    mendasarkan pada situasi dan kondisi yang ada. Visi pembangunan

    jangka menengah Kabupaten Blora tahun 2016-2021 adalah sebagai

    berikut :

    “ Terwujudnya Masyarakat Blora yang Lebih Sejahtera dan

    Bermartabat ”

    Visi tersebut merupakan kelanjutan dari visi sebelumnya

    dengan melanjutkan misi dan program yang belum tercapai secara

    optimal.

    Berdasarkan visi tersebut, diharapkan seluruh elemen

    masyarakat Blora (termasuk didalamnya unsur pemerintah daerah)

    lebih mengoptimalkan seluruh kapasitas yang dimilikinya untuk

    mewujudkan masyarakat Blora yang sejahtera dan bermartabat.

    Penjelasan Visi tersebut adalah sebagai berikut :

  • 51 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    1. Masyarakat yang sejahtera, mengandung maksud bahwa seluruh

    masyarakat Kabupaten Blora telah mampu memenuhi kebutuhan

    dasarnya meliputi sandang, pangan, papan, pendidikan dan

    kesehatan secara layak dan berkeadilan. Kondisi ini ditandai

    tingginya pendapatan per Kapita penduduk, pemerataan

    pendidikan bagi masyarakat, tingginya derajat kesehatan

    masyarakat, menurunnya jumlah penduduk miskin, terciptanya

    iklim investasi, meningkatnya jumlah lapangan kerja di berbagai

    sektor usaha, ketersediaan infrastruktur dasar dan terciptanya

    kelestarian lingkungan hidup.

    2. Bermartabat, mengandung maksud bahwa masyarakat Blora

    memiliki harga diri yang tercermin melalui akhlak mulia dan

    berbudaya. Berakhlak mulia dalam arti memperoleh kemajuan

    pada dimensi mental-spiritual, keagamaan dan kebudayaan yang

    ditandai dengan terbentuknya masyarakat yang bermoral dan

    berkarakter, sebagai wujud kesejahteraan masyarakat secara lahir

    dan batin. Berbudaya dalam arti menjujung tinggi nilai-nilai

    kebudayaan termasuk didalamnya hukum kearifan lokal sebagai

    cerminan harkat dan martabat manusia. Berbudaya merupakan

    aktifitas terus-menerus dalam menumbuhkembangkan kualitas

    yang ditandai dengan terwujudnya budaya profesionalisme, daya

    saing, etos kerja dan menghormati hukum. Kebudayaan sebagai

    sebuah bidang kehidupan menjadi elemen penting menuju

    masyarakat yang sejahtera.

    M i s i

    Sesuai dengan visi “ Terwujudnya Masyarakat Blora yang Lebih

    Sejahtera dan Bermartabat ”, maka ditetapkan misi sebagai bentuk

    upaya untuk mewujudkan visi, yaitu sebagai berikut :

    1. Mewujudkan pemerintah yang efektif bersih KKN, dan demokratis,

    melaksanakan reformasi birokrasi dalam rangka peningkatan

    pelayanan publik.

  • 52 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pendapatan masyarakat

    dan memaksimalkan pemanfaatan sumber daya daerah yang

    ramah lingkungan dan berkesinambungan.

    3. Meningkatkan iklim kondusif dan kerjasama dengan pihak-pihak

    berkepentingan serta menciptakan lapangan kerja dan

    pengembangan inventasi

    4. Meningkatkan Kualitas sumber daya manusia, kualitas pelayanan

    bidang pendidikan, kesehatan, sosial dasar, pemberdayaan

    masyarakat dan lainnya serta memanfaatkan ilmu pengetahuan,

    teknologi dan kearifan lokal.

    5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana

    publik.

    6. Mewujudkan dan mendorong tersusunnya kebijakan daerah yang

    berpihak pada masyarakat miskin (Pro Poor), pro job, pro growth,

    pro environment dan pro gender.

    7. Mewujudkan penegakan supremasi hukum dan Hak Asasi

    Manusia

    Berdasarkan Visi dan Misi di dalam RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2016-

    2021 maka Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Blora

    berkewajiban mewujudkan Visi dan Misi Bupati terutama Misi ke empat yaitu

    “ Meningkatkan Kualitas sumber daya manusia, kualitas pelayanan bidang

    pendidikan, kesehatan, sosial dasar, pemberdayaan masyarakat dan lainnya

    serta memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi dan kearifan local “

    3.3 Telaah Visi, Misi, dan Program Kementrian Pendidikan dan

    Kebudayaan Republik Indonesia

    V i s i

    Visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI adalah :

  • 53 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    “ Terselenggaranya Layanan Prima Pendidikan dan Kebudayaan untuk

    Membentuk Insan Indonesia yang Cerdas dan Beradab ”

    Yang dimaksud dengan layanan prima pendidikan dan kebudayaan

    adalah layanan yang :

    1. tersedia secara merata di seluruh pelosok Nusantara;

    2. terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat;

    3. berkualitas/bermutu dan relevan dengan kebutuhan kehidupan

    bermasyarakat, dunia usaha, dan dunia industri;

    4. setara bagi warga negara Indonesia dalam memperoleh pendidikan

    berkualitas dengan memperhatikan keberagaman latar belakang sosial-

    budaya, ekonomi, geografi, dan gender;

    5. menjamin kepastian bagi warga negara Indonesia untuk dapat mengenyam

    pendidikan dan menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat, dunia

    usaha, dan dunia industry;

    6. melestarikan dan memperkokoh kebudayaan Indonesia.

    M i s i

    Untuk mencapai visi tersebut, Misi Kemdikbud 2014-2019 adalah :

    1. Mewujudkan pelaku pendidikan dan kebudayaan yang kuat adalah

    menguatkan siswa, guru, kepala sekolah, orang tua, dan pemimpin institusi

    pendidikan dalam ekosistem pendidikan; memberdayakan pelaku budaya

    dalam pelestarian dan pengebangan kebudayaan; serta kebijakan diarahkan

    pada penguatan perilaku yang mandiri dan berkepribadian;

    2. Mewujudkan akses yang meluas, merata, dan berkeadilan adalah

    mengoptimalkan capaian wajib belajar 12 tahun; meningkatkan

    ketersediaan serta keterjangkauan layanan pendidikan, khususnya bagi

    masyarakat yang berkebutuhan khusus dan masyarakat terpinggirkan, serta

    bagi wilayah terdepan, terluar dan tertinggal;

    3. Mewujudkan pembelajaran yang bermutu adalah meningkatakan mutu

    pendidikan sesuai lingkup standar nasional pendidika, serta memfokuskan

    kebijakan berdasarkan percepatan peningkatan mutu untuk menghadapi

  • 54 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    persaingan global dengan pemahaman akan keberagaman, dan penguatan

    praktik baik dan inovasi;

    4. Mewujudkan pelestarian kebudayaan dan pengembangan bahasa daerah

    adalah: a) menjaga dan memelihara jati diri karakter bangsa melalui

    pelestarian dan pengembangan kebudayaan dan bahasa; b).

    membangkitkan kembali karakter bangsa Indonesia, yaitu saling

    menghargai keragaman, toleransi, etika, moral, dan gotong royong melalui

    penerapan budaya dan bahasa Indonesia yang baikdi masyarakat; c)

    meningkatkan apresiasi pada seni dan karya budaya Indonesia sebagi

    bentuk kecintaan pada produk produk dalam negeri; d) melestarikan ,

    mengembangakn dan memfaatkan warisan budaya termasuk budaya

    maritim dan kepulaua untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat;

    5. Mewujudkan penguatan tata kelola serta peningkatan efektifitas birokrasi

    dan pelibatan publik adalah dengan memaksimakan pelibatan publik

    dalam seluruh aspek pengelolaan kebijakan yang berbasis data, riset, dan

    bukti lapangan ; membantu penguatan kapasitas tata kelola pada

    pendidikian di daerah , mengembangkan koordinasi dan kerjasama lintas

    sektoral ditingkat nasional; mewujudkan birokrasi pendidikan yang

    menjadi teladan dalam tata kelola yang bersih, efektif, dan efisien.

    3.4 Telaahan rencana tata ruang wilayah dan kajian lingkungan hidup

    strategis.

    Kabupaten Blora merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

    Tengah dengan Ibukotanya adalah Blora yang berjarak sekitar 127 km

    sebelah timur Kota Semarang. Berada di bagian Timur Jawa Tengah,

    Kabupaten Blora berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur.

    Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Rembang dan Kabupaten Pati di

    utara, Kabupaten Tuban dan Kabupaten Bojonegoro (Jawa Timur) di sebelah

    timur, Kabupaten Ngawi (Jawa Timur) di selatan, serta Kabupaten Grobogan

    di barat.

  • 55 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    Wilayah Kabupaten Blora terdiri atas dataran rendah dan perbukitan

    dengan ketinggian 20-280 meter dpl. Bagian utara merupakan kawasan

    perbukitan, bagian dari rangkaian Pegunungan Kapur Utara. Bagian selatan

    juga berupa perbukitan kapur yang merupakan bagian dari Pegunungan

    Kendeng, yang membentang dari timur Semarang hingga Lamongan (Jawa

    Timur). Ibukota kabupaten Blora sendiri terletak di cekungan Pegunungan

    Kapur Utara. Separuh dari wilayah Kabupaten Blora merupakan kawasan

    hutan, terutama di bagian utara, timur, dan selatan. Dataran rendah di bagian

    tengah umumnya merupakan areal persawahan.

    Kabupaten Blora terdiri atas 16 kecamatan yang dibagi lagi atas

    sejumlah 271 desa dan 24 kelurahan. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan

    Blora. Di samping Blora, kota-kota kecamatan lainnya yang cukup signifikan

    adalah Cepu, Jiken, Ngawen, dan Randublatung. Pertanian merupakan sektor

    utama perekonomian di Kabupaten Blora. Pada subsektor kehutanan, Blora

    adalah salah satu daerah utama penghasil kayu jati berkualitas tinggi di Pulau

    Jawa. Daerah Cepu sejak lama dikenal sebagai daerah tambang minyak bumi,

    yang dieksploitasi sejak era Hindia Belanda.

    Berdasarkan hasil kajian dari Badan Lingkungan Hidup Provinsi

    Jawa Tengah, Bidang Pendidikan tidak masuk dalam Lingkungan Hidup

    Strategis (LHS) yang dapat memberikan dampak strategis terhadap

    lingkungan hidup. Namun demikian di dalam perencanaan pembangunan

    pendidikan di Jawa Tengah tetap memperhatikan Rencana Tata Ruang

    Wilayah (RTRW) dan berkomitmen tidak mengorbankan kelestarian

    lingkungan, tetapi justru melalui pendidikan diarahkan untuk menjaga

    kelestarian lingkungan. Penataan Lingkungan Sekolah, Pembangunan Akses

    Sekolah selalu memperhatikan tata ruang yang telah ditetapkan oleh

    pemerintah kabupaten/kota dengan tidak memanfaatkan ruang hijau yang ada.

  • 56 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    3.5 Penentuan isu-isu strategis.

    Berdasarkan gambaran pelayanan SKPD, sasaran jangka menengah

    renstra Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, sasaran jangka menengah

    Renstra Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Tengah, implikasi rencana tata ruang

    dan rencana wilayah bagi pelayanan SKPD dan implikasi kajian lingkungan

    hidup strategis bagi pelayanan SKPD maka isu-isu strategis yang muncul

    adalah :

    1. Masih terbatasnya ketersediaan dan kualitas layanan Pendidikan Anak

    Usia Dini (PAUD)

    2. Masih terbatasnya ketersediaan dan kepastian dalam pelayanan Pendidikan

    Non Formal (PNF)

    3. Belum Optimalnya Ketersediaan dan Kualitas Pendidikan Dasar

    (DIKDAS)

    4. Belum terpenuhinya kualifikasi dan kesetaraan Pendidik dan Tenaga

    Kependidikan (PTK)

    5. Belum optimalnya legalitas organisasi pemuda, kurangnya pemuda

    berprestasi dan berwirausaha, kurangnya medali prestasi atlet serta

    terbatasnya sarpras olahraga.

  • 57 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    BAB IV

    TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

    4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD

    NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR

    SASARAN

    TARGET KINERJA SASARAN PADA

    TAHUN KE -

    1 2 3 4 5

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Meningkatkan

    partsispasi pendidikan

    jenjang paud

    dan akreditasi

    lembaga PAUD

    Meningkatnya

    APK Paud dan meningkatnya

    jumlah lembaga

    PAUD yang

    terakreditasi

    APK PAUD 0-6

    Tahun 34,78 40,08 45,68 51,58 57,48

    APK PAUD 3-6

    Tahun 55,11 62,81 70,41 77,41 84,51

    Akreditasi

    Lembaga PAUD 37,11 44,32 51,69 62,31 74,54

    2 Meningkatkan

    partisipasi pendidikan non

    formal, angka

    melek huruf

    dan lembaga non formal

    yang

    terakreditasi.

    Meningkatnya

    jumlah anak tidak

    melanjutkan

    yang terlayani

    Paket A/B/C, angka melek

    huruf dan

    lembaga non

    formal terakreditasi.

    Anak lulus

    sekolah yang tidak melanjutkan dan

    terlayani Paket A,

    B dan C

    33,71 38,20 46,4 53,7 58,4

    Angka Melek

    Huruf 15-59

    Tahun

    88,9 90,7 93,21 95,8 97,2

    Lembaga

    Pendidikan Non Formal yang

    terakreditasi

    40,31 47,31 54,31 61,31 68,31

    3 Peningkatan

    partisipasi

    pendidikan

    dasar, menurunnya

    angka putus

    sekolah,

    meningkatnya angka

    kelulusan dan

    rata-rata nilai

    UN serta peningkatan

    sarpras

    Meningkatnya

    APK

    Pendidikan

    Dasar, menurunnya

    angka putus

    sekolah,

    meningkatnya angka

    kelulusan dan

    rata-rata nilai

    UN serta peningkatan

    sarpras

    Pendidikan

    Dasar

    APK SD/MI 107 108 108,5 109 109,5

    APM SD/MI 92,25 92,25 92,75 92,80 93

    APK SMP/MTs 104,50 104,75 104,80 104,85 105

    APM SMP/MTs 72,5 73 73,5 73,5 74

    APS SD/MI 0,40 0,35 0,30 0,25 0,20

    APS SMP/MTs 0,20 0,20 0,20 0,15 0,1

    Angka Kelulusan

    SD/MI 100 100 100 100 100

    Angka Kelulusan

    SMP/MTs 100 100 100 100 100

    Rata-Rata Nilai

    UN SD/MI 6,75 6,8 6,8 6,85 6,85

    Rata-Rata Nilai

    UN SMP/MTs 6,50 6,55 6,60 6,65 6,70

    Prosentase Ruang

    Kelas SD/MI kondisi baik.

    87 87,50 87,50 88,00 88,50

    Prosentase Ruang Kelas SMP/MTs

    kondisi baik.

    81 82 82,50 83 83,50

    4 Peningkatan

    Kompetensi

    Guru TK

    Meningkatnya

    kualifikasi

    pendidikan guru TK

    Guru TK

    berkualifikasi

    S1/D4 81,92 81,96 81,98 82 83

  • 58 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    5 Meningkatkan

    jumlah

    pendidik yang

    berkualifikasi S1/D4.

    Meningkatnya

    jumlah

    pendidik dan

    tenaga kependidikan

    yang memenuhi

    kualifikasi

    S1/D4

    Guru SD/MI

    berkualifikasi

    S1/D4

    85,10 87,05 89,05 91,75 94

    Guru SMP/MTs

    berkualifikasi

    S1/D4 94,90 96,90 98,50 98,75 98,75

    6 Meningkatkan

    jumlah organisasi

    pemuda

    berlegalitas,

    pemuda berprestasi,

    pemuda mampu

    berwirausaha,

    medali tingkat provinsi,

    gelanggang

    remaja dan

    lapangan olahraga selain

    milik swasta.

    Meningkatnya

    organisasi pemuda

    berlegalitas,

    pemuda

    berprestasi, pemuda

    berwirausaha,

    medali atlet

    tingkat provinsi,

    gelanggang

    remaja dan

    lapangan olahraga

    Organisasi

    kepemudaan yang mempunyai

    legalitas dari

    Pemkab

    54 54 55 56 57

    Jumlah pemuda

    berprestasi 97 99 100 101 105

    Jumlah pemuda

    yang mampu

    berwirausaha

    210 220 230 240 250

    Jumlah medali

    tingkat provinsi yang diperoleh

    80 83 86 89 92

    Jumlah gelanggang/balai

    remaja selain

    milik swasta

    2 2 2 2 2

    Jumlah lapangan

    olahraga 46 46 46 46 46

    4.2 Stretegi dan Kebijakan SKPD

    NO TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN 1 Meningkatkan

    partsispasi

    pendidikan

    jenjang paud

    dan akreditasi

    lembaga PAUD

    Meningkatnya

    APK Paud dan

    meningkatnya

    jumlah lembaga

    PAUD yang

    terakreditasi

    Penyediaan layanan

    PAUD melalui

    pengembangan

    kelembagaan,

    peningkatan sarpras dan

    pembinaan siswa.

    Peningkatan layanan

    pendidikan usia dini yang

    merata, terjangkau dan

    bermutu.

    2 Meningkatkan

    partisipasi

    pendidikan non

    formal, angka

    melek huruf dan

    lembaga non

    formal yang

    terakreditasi.

    Meningkatnya

    jumlah anak

    tidak

    melanjutkan

    yang terlayani

    Paket A/B/C,

    angka melek

    huruf dan

    lembaga non

    formal

    terakreditasi.

    Perluasan layanan

    Pendidikan Non Formal

    melalui pengembangan

    kelembagaan,

    pembinaan warga

    belajar dan pendidikan

    masyarakat,

    implementasi

    kurikulum dan

    pengayaan sumber

    belaajar.

    Pengembangan desa vokasi dan

    penyediaan akses layanan

    pendidikan keaksaraan.

  • 59 | Renstra Dindikpora 2016-2021

    3 Peningkatan

    partisipasi

    pendidikan

    dasar,

    menurunnya

    angka putus

    sekolah,

    meningkatnya

    angka kelulusan

    dan rata-rata

    nilai UN serta

    peningkatan

    sarpras

    Meningkatnya

    APK

    Pendidikan

    Dasar,

    menurunnya

    angka putus

    sekolah,

    meningkatnya

    angka kelulusan

    dan rata-rata

    nilai UN serta

    peningkatan

    sarpras

    Pendidikan

    Dasar

    Peningkatan layanan

    pendidikan dasar,

    melalui pengembangan

    kelembagaan,

    pemenuhan sarana

    prasarana, implementasi

    kurikulum, pembinaan

    kesiswaan dan

    pengayaan sumber

    belajar.

    Mendayagunakan semua

    potensi layanan pendidikan

    dasar.

    4 Peningkatan

    Kompetensi

    Guru TK

    Meningkatnya

    kualifikasi

    pendidikan guru

    TK

    Peningkatan mutu

    Pendidik dan Tenaga

    Kependidikan melalui

    peningkatan kualifikasi

    dan kompetensi,

    pemberian penghargaan

    dan perlindungan,

    peningkatan

    kesejahteraan dan

    pengembangan profesi

    pendidik dan tenaga

    kependidikan.

    Meningkatkan kualifikasi dan

    kompetensi pendidik dan tenaga

    kependi