blorakab.go.id...Renstra Dindikpora 2016-2021 melaksanakan serta mengevaluasi hasilnya, yang...
Transcript of blorakab.go.id...Renstra Dindikpora 2016-2021 melaksanakan serta mengevaluasi hasilnya, yang...
-
1 | Renstra Dindikpora 2016-2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembukaan UUD 1945 menyatakan bahwa tujuan Pemerintah
Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk itu setiap
warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai
dengan minat dan bakat yang dimiliknya. Sejalan dengan itu pasal 3 Undang-
undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa salah satu fungsi pendidikan nasional adalah
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sebagai salah satu unit kerja, Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Blora mempunyai tugas pokok diantaranya
melaksanakan kewenangan otonomi daerah dalam rangka pelaksanaan tugas
desentralisasi di bidang pendidikan pemuda dan olahraga. Agar tugas tersebut
dapat berjalan dengan baik maka diperlukan perencanaan strategis, yaitu
perencanaan yang disusun berdasarkan data yang akurat dan terkini yang
berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun
yaitu tahun 2016-2021.
Rencana strategis ini menjadi pedoman bagi semua pengelola
pendidikan pemuda dan olahraga Kabupaten Blora, untuk merencanakan dan
-
2 | Renstra Dindikpora 2016-2021
melaksanakan serta mengevaluasi hasilnya, yang mencakup visi, misi, tujuan,
sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan.
1.2 Maksud dan Tujuan
Renstra Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Blora
merupakan pedoman bagi seluruh jajaran pengelola pendidikan pemuda dan
olahraga di Kabupaten Blora serta instansi lainnya dalam melaksanakan dan
merumuskan revisi kegiatan pembangunan pendidikan pemuda dan olahraga
selama satu tahun dan merumuskan indikasi kegiatan selama lima tahun ke
depan (2016 – 2021), sehingga tercipta keselarasan perencanaan peningkatan
pelayanan dan mutu pendidikan pemuda dan olahraga.
Tujuan penyusunan Renstra Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Blora adalah sebagai berikut :
1. Sebagai dokumen perencanaan teknis strategis dan sebagai alat
koordinasi bagi semua pihak pelaku pelaksana pendidikan pemuda dan
olahraga.
2. Merumuskan visi, misi, tujuan, strategi kelembagaan serta kebijakan
berdasarkan kewenangan kedinasan yang dijabarkan dari visi dan misi
Kabupaten Blora.
3. Mengarahkan kekuatan dan peluang yang telah diidentifikasi untuk
mengatasi kelemahan dan tantangan dalam suatu strategi
penyelenggaraan pelayanan bidang pendidikan pemuda dan olahraga
yang berorientasi pada hasil.
4. Menyusun program strategis yang dijabarkan berdasarkan Arah
Kebijakan Umum dan program pembangunan daerah di Kabupaten Blora
dengan kewenangan dinas sebagai dasar perencanaan program jangka
menengah dan tahunan serta perencanaan kebutuhan anggaran.
5. Menyusun tolok ukur evaluasi kinerja dinas dan jajarannya secara
proporsional.
-
3 | Renstra Dindikpora 2016-2021
1.3 Landasan Hukum
Renstra Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Blora
disusun berdasarkan :
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700);
5. Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang – Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5234);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005
Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4578);
-
4 | Renstra Dindikpora 2016-2021
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737);
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4817);
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2008
Tentang Wajib Belajar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4863);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5157);
13. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun
2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
3);
-
5 | Renstra Dindikpora 2016-2021
14. Peraturan Presiden RI Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 150);
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Pembangunan Daerah;
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan Tahun 2015-2019;
17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan;
18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2014 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Tengah Nomor 65);
19. Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Kabupaten
Blora (Lembaran Daerah Kabupaten Blora Tahun 2008 Nomor 3,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Blora Nomor 3);
20. Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 13 Tahun 2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Blora (Lembaran
Daerah Kabupaten Blora Tahun 2011 Nomor 13, Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Blora Nomor 13);
21. Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 10 Tahun 2016 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Blora
Tahun 2016 – 2021.
-
6 | Renstra Dindikpora 2016-2021
1.4 Sistematika Penulisan
Rencana Strategis Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Blora tahun 2016 – 2021 ini mengacu pada Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor : 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan
Daerah.yang disusun dalam tujuh bab.
Bab I Pendahuluan,
Bab ini berisikan latar belakang, maksud tujuan, landasan hukum
penyusunan Rentra-SKPD, hubungan Rentra SKPD dengan
dokumen perencanaan lainnya, dan sitematika penulisannya.
Bab II Gambaran Pelayanan Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga,
Bab ini berisikan gambaran umum penyelenggaraan pelayanan
pendidikan pemuda dan olahraga oleh Dinas Pendidikan Pemuda
dan Olahraga Kabupaten Blora, struktur organisasi, susunan
kepegawaian, tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan Pemuda
dan Olahraga Pemuda dan Olahraga Kabupaten Blora serta
landasan hukum penetapannya.
Bab III Berisi tentang Permasalahan-permasalahan SKPD beserta
factor-faktor yang mempengaruhinya.
Bab ini juga mengemukakan telaah Visi dan Misi dan Program
Kepala daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih. Dan yang
terpenting adalah penentuan isu-isu strategis SKPD
-
7 | Renstra Dindikpora 2016-2021
Bab IV Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan.
Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan tujuan dan
sasaran jangka menengah SKPD beserta indicator kinerjanya.
Bab V Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok
Sasaran, dan Pendanaan Indikatif.
Bab VI Indikator Kinerja SKPD yang mengacu kepada Tujuan dan
Sasaran RPJMD.
Pada bab ini dikemukakan indikator kinerja SKPD yang secara
langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam
lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
Bab VII Penutup berisi Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan.
-
8 | P a g e
BAB II
GAMBARAN LAYANAN SKPD
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organiusasi SKPD
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 13 Tahun 2011
tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Blora (Lembaran
Daerah Kabupaten Blora Tahun 2008 Nomor 13, Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Blora Nomor 13), Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Blora terdiri dari satu sekretariat, empat bidang, enam belas unit
pelaksana teknis (UPT) dinas pendidikan satu Sanggar Kegiatan Belajar
(SKB), UPT SMP, SMPLB, SMA, SMK dan SMALB dan kelompok
fungsional.
Sekretariat Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Blora
terdiri dari tiga sub bagian, yaitu Sub Bagian Program, Sub Bagian
Keuangan, dan Sub Bagian Umum, sedangkan masing-masing bidang terdiri
atas tiga seksi sebagaimana terinci pada struktur organisasi Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Blora pada gambar berikut :
-
9 | P a g e
-
10 | Renstra Dindikpora 2016-2021
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Blora sebagai salah
satu dinas daerah, mempunyai tugas pokok diantaranya adalah melaksanakan
urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas perbantuan
di bidang pendidikan pemuda dan olahraga, serta memiliki fungsi sebagai
perumusan kebijakan teknis dibidang pendidikan pemuda dan olahraga,
pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang
pendidikan pemuda dan olahraga, pembinaan dan penyelenggaraan
pendidikan pemuda dan olahraga, pelaksanaan koordinasi, supervise dan
pengembangan kurikulum pendidikan, pengelolaan sarana dan prasarana
pendidikan pemuda dan olahraga, pengelolaan pendidik dan tenaga
pendidikan, pengendalian mutu pendidikan, pemberian rekomendasi perijinan
di bidang pendidikan, pengendalian dan pengawasan perijinan di bidang
pendidikan, pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas
pokok dan fungsinya. Adapun tugas pokok dan fungsi dari masing-masing
komponen struktur sebagai berikut :
1. Kepala Dinas
a. Tugas Pokok :
memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olahraga berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas
pembantuan di bidang pendidikan, pemuda dan olahraga.
b. Fungsi :
1. merumuskan kebijakan Bupati di bidang pendidikan, pemuda dan
olahraga berdasarkan wewenang yang di berikan dan sesuai
peraturan perundang-undangan;
2. merumuskan program kegiatan pada Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga berdasarkan peraturan perundang-undangan;
-
11 | Renstra Dindikpora 2016-2021
3. mengkoordinasikan kegiatan di bidang pendidikan, pemuda dan
olahraga berdasarkan peraturan perundang-undangan;
4. mengarahkan tugas bawahan sesuai bidang tugasnya guna
kelancaran pelaksanaan tugas;
5. melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait untuk kelancaran
pelaksanaan tugas;
6. mengendalikan kegiatan bidang pendidikan, pemuda dan olahraga
sesuai kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati;
7. memberikan pembinaan dan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan
bidang pendidikan, pemuda dan olahraga berdasarkan peraturan
perundang-undangan;
8. memberikan rekomendasi perijinan di bidang pendidikan, pemuda
dan olahraga sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
9. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan;
10. menyampaikan laporan pelaksanaan tugas di bidang pendidikan,
pemuda dan olahraga kepada pejabat yang berwenang;
11. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai
bahan masukan pengambilan kebijakan di bidang pendidikan,
pemuda dan olahraga guna kelancaran pelaksanaan tugas; dan
12. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.
2. Sekretariat
a. Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dalam merumuskan dan
menyusun bahan kebijakan teknis, melaksanakan tugas kesekretariatan
serta pengkoordinasian penyusunan rencana kegiatan, penata-usahaan
keuangan, urusan umum dan kepegawaian satuan kerja perangkat daerah
secara terpadu.
-
12 | Renstra Dindikpora 2016-2021
b. fungsi :
1. perumusan dan penyusunan bahan kebijakan teknis dibidang
kesekretariatan.
2. pengkoordinasian penyusunan rencana kegiatan satuan kerja
perangkat daerah;
3. penyelenggaraan dan pelayanan administrasi kesekretariatan ;
4. pengelolaan barang inventaris;
5. penatausahaan keuangan satuan kerja perangkat daerah;
6. pengelolaan administrasi kepegawaian;
7. pengkoordinasian penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan satuan
kerja perangkat daerah.
3. Bidang Pendidikan Dasar
a. Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dalam merumuskan dan
menyusun bahan kebijakan teknis, melaksanakan pembinaan serta
pelaksanaan kurikulum, pengendalian mutu pendidikan, pengelolaan
kesiswaan dan sarana prasarana pendidikan dasar.
b. Fungsi :
1. perumusan dan penyusunan bahan kebijakan teknis dibidang
pendidikan dasar;
2. pelaksanaan dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah
dibidang pendidikan dasar;
3. pembinaan dan penyelenggaraan pendidikan dasar;
4. pelaksanaan koordinasi, supervisi dan pelaporan;
5. pengembangan kurikulum pendidikan dasar;
6. pengendalian mutu pendidikan dasar;
7. pengelolaan kesiswaan pendidikan dasar;
8. pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan dasar;
9. pemberian rekomendasi perijinan dibidang pendidikan dasar;
10. pengendalian dan pengawasan perijinan dibidang pendidikan dasar.
-
13 | Renstra Dindikpora 2016-2021
4. Bidang Pendidikan Menengah
a. Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dalam merumuskan dan
menyusun bahan kebijakan teknis, melaksanakan pembinaan serta
pelaksanaan kurikulum, pengendalian mutu pendidikan, pengelolaan
kesiswaan dan sarana prasarana pendidikan menengah.
b. Fungsi:
1. perumusan dan penyusunan bahan kebijakan teknis dibidang
pendidikan menengah;
2. pelaksanaan dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah
dibidang pendidikan menengah;
3. pembinaan dan penyelenggaraan pendidikan menengah;
4. pelaksanaan koordinasi, supervisi dan pelaporan;
5. pengembangan kurikulum pendidikan menengah;
6. pengelolaan kesiswaan pendidikan menengah;
7. pengelolaan sarana dan prasarana pendidikanmenengah;
8. pengendalian mutu pendidikan menengah;
9. pemberian rekomendasi perijinan dibidang pendidikan menengah;
10. pengendalian dan pengawasan perijinan dibidang pendidikan
menengah.
5. Bidang Pendidikan Non Formal Dan Informal
a. Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dalam merumuskan dan
menyusun bahan kebijakan teknis, melaksanakan pembinaan serta
pelaksanaan pendidikan luar sekolah, pendidikan anak usia dini dan
sarana prasarana pendidikan non formal dan informal.
b. Fungsi :
1. perumusan dan penyusunan bahan kebijakan teknis dibidang
pendidikan non formal dan informal;
2. pelaksanaan dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah
dibidang pendidikan non formal dan informal;
-
14 | Renstra Dindikpora 2016-2021
3. pembinaan dan penyelenggaraan pendidikan non formal dan
informal;
4. pelaksanaan koordinasi, supervisi dan pelaporan;
5. pengembangan kurikulum pendidikan non formal dan informal;
6. pengelolaan kesiswaan pendidikan non formal dan informal;
7. pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan non formal dan
informal;
8. pengendalian mutu pendidikan non formal dan informal ;
9. pemberian rekomendasi perijinan dibidang pendidikan non formal
dan informal;
10. pengendalian dan pengawasan perijinan dibidang pendidikan non
formal dan informal.
6. Bidang Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
a. Tugas Pokok :
Membantu sebagian tugas Kepala Dinas dalam merumuskan dan
menyusun bahan kebijakan teknis, melaksanakan pembinaan dan
pelaksanaan administrasi mutasi serta pengembangan, disiplin dan
kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan.
b. Fungsi :
1. perumusan penyusunan bahan kebijakan teknis dibidang pendidik
dan tenaga kependidikan;
2. pelaksanaan dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah
dibidang pendidik dan tenaga kependidikan;
3. pembinaan dan pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan;
4. menyiapkan bahan perencanaan dan pengembangan pendidik dan
tenaga kependidikan;
5. pembinaan, monitoring dan evaluasi pendidik dan tenaga
kependidikan.
-
15 | Renstra Dindikpora 2016-2021
7. Bidang Pemuda Dan Olahraga
a. Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dalam merumuskan dan
menyusun bahan kebijakan teknis, melaksanakan pembinaan,
pengembangan dan pemberdayaan pemuda dan olahraga.
b. Fungsi :
1. perumusan dan penyusunan bahan kebijakan teknis dibidang
pemuda dan olahraga;
2. pelaksanaan dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan
daerah dibidang pemuda dan olahraga;
3. pembinaan dan pelaksanaan urusan pemuda dan lahraga;
4. pemberdayaan dan pengembangan pemuda dan olahraga;
5. pelaksanaan fasilitasi kegiatan pemuda dan olahraga;
6. pengelolaan sarana prasarana olahraga;
7. pemberian rekomendasi perijinan dibidang pemuda dan olahraga;
8. pengendalian dan pengawasan perijinan dibidang pemuda dan
olahraga.
2.2 Sumber Daya SKPD
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Blora didukung oleh sumber daya manusia
yang bertugas menjalankan tugas pokok dan jabatan sesuai dengan tugas dan
tanggungjawab masing-masing. Jumlah dan komposisi pegawai dalam lingkup
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Blora adalah sebagai
berikut :
1) Susunan organisasi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, terdiri dari :
A. Kepala Dinas
B. Sekretariat, membawahkan:
1. Sub Bagian Program
2. Sub Bagian Keuangan
3. Sub Bagian Umum
-
16 | Renstra Dindikpora 2016-2021
C. Bidang Pendidikan Dasar, membawahkan :
1. Seksi Kurikulum dan Pengendalian Mutu Pendidikan Dasar
2. Seksi Kesiswaan Perdidikan Dasar
3. Seksi Sarana Prasarana Pendidikan Dasar
D. Bidang Pendidikan Menengah, membawahkan :
1. Seksi Kurikulum dan Pengendalian Mutu Pendidikan Menengah
2. Seksi Kesiswaan Pendidikan Menengah
3. Seksi Sarana Prasarana Perdidik Pendidikan Menengah
E. Bidang Pendidikan Non Formal dan Informal, membawahkan :
1. Seksi Pendidikan Anak Usia Dini
2. Seksi Pendidikan Taman Kanak-Kanak
3. Seksi Pendidikan Masyarakat
F. Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan, membawahkan :
1. Seksi Admirnstrasi Mutasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan
2. Seksi Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
3. Seksi Disiplin dan Kesejahteraan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
G. Bidang Pemuda dan Olahraga, membawahkan :
1. Seksi Pemuda
2. Seksi Olahraga
3. Seksi Sarana Prasarana
H. Unit Pelaksana Teknss Dins (UPTD)
I. Kefompok Jabatan Fungsional
2) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris, berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Dinas;
3) Bidang - bidang masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Bidang,
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas;
4) Sub Bagian-sub bagian masing - masirg dipimpin oleh seorang Kepala Sub
Bagian, berada di bawah dan bertanggunglawab kepada Sekretaris;
5) Seksi-seksi masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, berada di
bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang yang bersangkutan;
-
17 | Renstra Dindikpora 2016-2021
6) UPTD dipimpin oleh seorang Kepala UPTD, berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris;
7) Kelompok Jabatan fungsional dipimpin oleh seorang Tenaga Fungsional
Senior sebagai Ketua Kelompok dan betanggung jawab kepada Kepala
Dinas
Tabel 2.1.
Susunan Kepegawaian
Nomor dan Jabatan Golongan
Jumlah I II III IV
1. Kepala Dinas 1 1 orang
2. Sekretaris 1 1 orang
3. Kepala Bidang Pendidikan Dasar 1 1 orang
4. Kepala Bidang Pendidikan Menengah 1 1 orang
5. Kepala Bidang Pendidikan Non Formal dan Informal
1 1 orang
6. Kepala Bidang Pengembangan Pendidik dan Tenaga kependidikan
1 1 orang
7. Kasubag Program 1 1 orang
8. Kasubag Keuangan 1 1 orang
9. Kasubag Umum 1 1 orang
10. Kasi Kurikulum dan Peningkatan Mutu Dasar 1 1 orang
11. Kasi Kesiswaan Pendidikan Dasar 1 1 orang
12. Kasi Sarana Prasarana Pendidikan Dasar 1 1 orang
13. Kasi Kurikulum Dan Pengendalian Mutu Pendidikan Menengah
1 1 orang
14. Kasi Kesiswaan Pendidikan Menengah 1 1 orang
15. Kasi Sarana Prasarana Pendidikan Menengah 1 1 orang
16. Kasi Pendidikan Luar Sekolah 1 1 orang
17. Kasi Pendidikan Anak Usia Dini 1 1 orang
18. Kasi Sarana Prasarana Pendidikan Non Formal dan Informal
1 1 orang
19. Kasi Administrasi Mutasi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
1 1 orang
20. Kasi Pengembangan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
1 1 orang
-
18 | Renstra Dindikpora 2016-2021
Nomor dan Jabatan Golongan
Jumlah I II III IV
21. Kasi Disiplin Dan Kesejahteraan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
1 1 orang
22. UPTD 16 orang
23. Kelompok Jabatan Fungsional 1 Orang
Jumlah 38 Orang
Tabel
Distribusi Pegawai di Lingkungan Dindikpora
No. Unit Kerja PNS
Edukatif
PNS
Administrasi
G T T P T
T
Jumlah
1 Dinas Pendidikan 0 98 0 62 160
2 TK Negeri 8 1 2 1 12
3 TK Swasta 179 1 653 378 1211
4 SD Negeri 3878 1 2045 164 6088
5 SD Swasta 6 0 165 31 202
6 SMP Negeri 1128 130 424 418 2100
7 SMP Swasta 19 0 370 83 472
8 SMA Negeri 313 30 104 120 567
9 SMA Swasta 27 0 465 31 523
10 SMK Negeri 187 16 72 40 315
11 SMK Swasta 13 0 1055 270 1338
12 UPTD TK / SD 0 176 0 41 217
13 SKB 9 4 8 5 26
JUMLAH 5767 457 5363 1644 13231
-
19 | Renstra Dindikpora 2016-2021
2.3 Kinerja Pelayanan SKPD
2.3.1 Pendidikan Anak Usia Dini
Program Pendidikan TK dan RA bertujuan untuk melayani
pendidikan anak usia 4 - 6 tahun agar dapat berkembang sesuai potensinya
dan menyiapkan mereka untuk menempuh pendidikan dasar.
Jumlah lembaga yang melayani program pendidikan TK/RA dapat
dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel tersebut menunjukkan bahwa jumlah
lembaga pendidikan TK dan RA pada tahun 2015/2016 didominasi oleh
lembaga swasta.
Tabel
Jumlah TK/RA Tahun Pelajaran 2015/2016
No Kecamatan
Jumlah TK/RA Tahun
2015/2016
Negeri Swasta
1 Kec. Jati 0 25
2 Kec. Randublatung 0 47
3 Kec. Kradenan 0 31
4 Kec. Kedungtuban 0 49
5 Kec. Cepu 0 47
6 Kec. Sambong 0 13
7 Kec. Jiken 0 14
8 Kec. Bogorejo 0 14
9 Kec. Jepon 0 40
10 Kec. Kota Blora 1 57
11 Kec. Banjarejo 0 24
12 Kec. Tunjungan 0 27
13 Kec. Japah 0 23
14 Kec. Ngawen 0 44
15 Kec. Kunduran 0 39
16 Kec. Todanan 0 42
Jumlah 1 536
-
20 | Renstra Dindikpora 2016-2021
Jumlah lembaga pendidikan TK dan RA yang tersedia belum mampu
melayani seluruh AUS 4 -6 tahun di Kabupaten Blora. Hal ini terlihat dari
angka partsipasi kasar (APK) 2015/2016 seperti terlihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel
APK TK dan RA Kabupaten Blora Tahun 2015/2016
No Nama Kecamatan Laki-Laki Perempuan Rata-rata
1 Kec. Jati 44.87 38.43 41.56
2 Kec. Randublatung 51.45 50.39 50.94
3 Kec. Kradenan 43.31 37.68 40.63
4 Kec. Kedungtuban 67.39 69.17 68.25
5 Kec. Cepu 75.04 86.06 80.15
6 Kec. Sambong 54.79 52.88 53.83
7 Kec. Jiken 35.39 33.38 34.39
8 Kec. Bogorejo 35.36 42.33 38.68
9 Kec. Jepon 45.58 48.01 46.77
10 Kec. Kota Blora 61.54 62.25 61.89
11 Kec. Banjarejo 38.95 36.22 37.59
12 Kec. Tunjungan 38.17 35.30 36.78
13 Kec. Japah 51.34 55.24 53.15
14 Kec. Ngawen 58.63 53.55 56.20
15 Kec. Kunduran 50.50 52.21 51.34
16 Kec. Todanan 44.53 44.86 44.69
Rata-rata 52.02 51.93 51.98
Walaupun APK TK dan RA Kabupaten lebih tinggi dari capaian
APK TK dan RA Nasional, program TK dan RA masih perlu ditingkatkan
terutama untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan TK dan RA dalam
rangka meningkatkan kesiapan anak didik bersekolah di pendidikan dasar.
Disamping itu, peningkatan akses TK dan RA perlu ditingkatkan terutama
di wilayah/Kecamatan dengan APK rendah. Tabel menunjukkan disparitas
-
21 | Renstra Dindikpora 2016-2021
APK TK dan RA menurut Kecamatan tahun 2015/2016. Dari grafik ini
dapat dilihat bahwa APK TK di tiga Kecamatan yaitu Jiken, Todanan dan
Banjarejo adalah yang paling rendah.
Banyaknya desa di Kabupaten Blora belum memiliki TK/ PAUD
berakibat sebanyak 48.594 anak (70,29%) belum menempuh pendidikan di
TK/PAUD. Anak yang masuk SD tanpa melalui TK/PAUD banyak
kecenderungannya agak lambat berfikir dan berakibat mengulang kelas di
kelas I Sekolah Dasar. Untuk mengatasi hal tersebut alternatif yang sangat
memungkinkan adalah pendirian TK/PAUD di desa-desa yang belum
memiliki atau adanya TK/PAUD yang kurang merata.
2.3.2 Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun
Program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dilaksanakan dalam
rangka menuntaskan wajib belajar pendidikan dasar. Semua anak usia 7-15
tahun diharapkan dapat terlayani melalui jalur pendidikan formal maupun
non formal. Jalur pendidikan formal meliputi SD, MI, SMP, SMP Terbuka,
dan MTs, sedang jalur non formal meliputi Paket A dan Paket B. Secara
rinci kondisi pendidikan di masing-masing jenjang dapat diuraikan sebagai
berikut.
2.3.2.1 Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah
Pilar Pemerataan dan Perluasan Akses
a. Anak Usia SD-MI
Anak usia sekolah SD/MI di Kabupaten Blora mencapai angka
80.480 sedangkan SMP/MTS 40.001, jumlah AUS SD/MI yang paling
sedikit terdapat di Kecamatan Bogorejo, Sambong, Japah dan Jiken,
sedangkan AUS SD/MI yang paling banyak ada di Kecamatan Cepu dan
Blora.
Tabel
Kondisi Anak Usia Sekolah SD/MI
Kecamatan Jumlah AUS SD
(7-12 Tahun) Prosentase
Kec. Jati 4,553 5.66
-
22 | Renstra Dindikpora 2016-2021
Kecamatan Jumlah AUS SD
(7-12 Tahun) Prosentase
Kec. Randublatung 7,457 9.27
Kec. Kradenan 3,584 4.45
Kec. Kedungtuban 5,180 6.44
Kec. Cepu 7,691 9.56
Kec. Sambong 2,421 3.01
Kec. Jiken 3,132 3.89
Kec. Bogorejo 1,786 2.22
Kec. Jepon 5,513 6.85
Kec. Kota Blora 9,700 12.05
Kec. Banjarejo 5,233 6.50
Kec. Tunjungan 4,624 5.75
Kec. Japah 2,923 3.63
Kec. Ngawen 5,400 6.71
Kec. Kunduran 6,075 7.55
Kec. Todanan 5,208 6.47
Kabupaten Blora 80,480 100.00
b. APK, APM, dan APS SD-MI
Rata rata APK kabupaten Blora adalah 104,96 %, APM sebesar
87,68 % dan APS sebesar 98 % (Tabel ...) dengan demikian APM Kab
Blora berada dibawah APM Provinsi Jateng yang sebesar 95%. Rendahnya
APM di Kabupaten Blora bukan semata-mata disebabkan oleh rendahnya
akses belajar namun justru disebabkan karena anak yang bersekolah di
SD/MI banyak yang tidak berusia sekolah SD yaitu 7-12 tahun. Hal ini bisa
dilihat dengan terdapatnya 11.574 atau sekitar 81% siswa baru kelas 1 SD
yang berusia kurang dari 7 tahun, dan 157 atau 1 % yang berusia diatas 12
tahun.
Tabel
APK APM dan APS Untuk SD/MI
Kecamatan APK % APM % APS%
Kec. Jati 112.94 94.27 112.45
Kec. Randublatung 100.39 84.53 100.39
Kec. Kradenan 105.36 89.66 104.95
Kec. Kedungtuban 99.90 82.19 99.52
Kec. Cepu 119.13 101.19 119.13
Kec. Sambong 118.62 99.95 118.62
Kec. Jiken 97.39 81.00 97.39
-
23 | Renstra Dindikpora 2016-2021
Kecamatan APK % APM % APS%
Kec. Bogorejo 106.10 87.16 103.78
Kec. Jepon 102.29 84.48 100.92
Kec. Kota Blora 114.30 96.81 114.06
Kec. Banjarejo 94.57 77.25 93.83
Kec. Tunjungan 110.89 93.29 110.89
Kec. Japah 102.72 87.68 102.02
Kec. Ngawen 96.97 81.24 96.97
Kec. Kunduran 100.43 83.34 100.43
Kec. Todanan 100.48 81.05 100.10
Grand Total 104.96 87.68 104.71
Tabel
Siswa Baru Menurut Umur
Kecamatan Usia 7 tahun
Kec. Jati 592 167 22
Kec. Randublatung 928 186 8
Kec. Kradenan 384 126 23
Kec. Kedungtuban 742 118 7
Kec. Cepu 927 395 9
Kec. Sambong 275 63 0
Kec. Jiken 405 73 1
Kec. Bogorejo 237 33 1
Kec. Jepon 706 170 19
Kec. Kota Blora 1256 399 13
Kec. Banjarejo 718 151 7
Kec. Tunjungan 582 124 7
Kec. Japah 329 108 1
Kec. Ngawen 709 158 4
Kec. Kunduran 862 121 11
Kec. Todanan 798 68 2
Grand Total 10450 2460 135
Siswa Baru SD-MI Menurut Asal Sekolah
Dari 13.045 Siswa baru kelas 1 tahun 2015/2016, 347 Siswa (2,66)
diantaranya bukan lulusan dari TK/RA hal ini berpengaruh pada tingginya
angka mengulang kelas 1 yaitu sejumlah 5,36%, hal ini dimungkinkan
karena belum siapnya siswa belajar kelas 1 yang berusia kurang dari 7 tahun
-
24 | Renstra Dindikpora 2016-2021
dan bukan lulusan TK/RA. Diharapkan kedepan semua anak yang masuk
SD merupakan lulusan dari TK/RA dan sudah berusia minimal 7 tahun.
Tabel
Siswa Baru Menurut Asal Sekolah
Kecamatan Lulusan
TK % TK
Bukan
Lulusan TK
% bukan
TK
Kec. Jati 717 91.81 64 8.19
Kec. Randublatung 1109 98.84 13 1.16
Kec. Kradenan 519 97.37 14 2.63
Kec. Kedungtuban 851 98.15 16 1.85
Kec. Cepu 1298 97.52 33 2.48
Kec. Sambong 328 97.04 10 2.96
Kec. Jiken 472 98.54 7 1.46
Kec. Bogorejo 256 94.46 15 5.54
Kec. Jepon 878 98.10 17 1.90
Kec. Kota Blora 1649 98.86 19 1.14
Kec. Banjarejo 807 92.12 69 7.88
Kec. Tunjungan 703 98.60 10 1.40
Kec. Japah 429 97.95 9 2.05
Kec. Ngawen 869 99.77 2 0.23
Kec. Kunduran 986 99.20 8 0.80
Kec. Todanan 827 95.28 41 4.72
Grand Total 12698 97.34 347 2.66
Distribusi SD-MI
Dari 661 sekolah SD / MI terdapat 88,35% (584) SD/MI yang
berstatus negeri dan 11,65% (77) SD/MI yang berstatus swasta.
-
25 | Renstra Dindikpora 2016-2021
Tabel
Distribusi SD/MI
Jenis sekolah Negeri Swasta Jumlah
MI 1 62 63
SD 583 15 598
Total 584 77 661
Pilar Mutu, Relevansi dan Daya Saing
Angka Mengulang Kelas SD-MI
Dari 1876 Siswa Mengulang SD/MI terdapat hanya Kec.
Kedungtuban yang siswa mengulangnya paling sedikit yaitu 42 Siswa
AMKnya kurang dari 2,24% dan Kec. Randublatung dengan AMK paling
banyak 247 siswa atau sebesar 13,17%, hal ini dimungkinkan salah satunya
karena banyaknya siswa SD yang tidak berasal dari lulusan TK/RA dan
berusia kurang dari 7 tahun.
Tabel
Angka Mengulang Kelas SD/MI
Kategori AMK Sekolah Jumlah Prosentase
Kec. Jati 112 5.97
Kec. Randublatung 247 13.17
Kec. Kradenan 175 9.33
Kec. Kedungtuban 42 2.24
Kec. Cepu 91 4.85
Kec. Sambong 83 4.42
Kec. Jiken 93 4.96
Kec. Bogorejo 47 2.51
Kec. Jepon 163 8.69
Kec. Kota Blora 169 9.01
Kec. Banjarejo 145 7.73
Kec. Tunjungan 157 8.37
Kec. Japah 65 3.46
Kec. Ngawen 79 4.21
Kec. Kunduran 136 7.25
Kec. Todanan 72 3,84
Total 1876 100
-
26 | Renstra Dindikpora 2016-2021
Angka Putus Sekolah SD-MI
Tahun 2015/2016 angka putus sekolah di Kabupaten Blora
mencapai 47 Siswa dan 68 % diantaranya berada di 4 Kecamatan yaitu
Kradenan, Cepu, Blora, dan Japah, sedangkan di Kecamatan Jati,
Kedungtuban,Sambong, Ngawen dan Kunduran Angka Putus sekolahnya
0%, dari 47 siswa putus sekolah tersebut yang paling banyak adalah siswa
kelas 6 yaitu 11 siswa, sedangkan yang paling sedikit adalah siswa kelas 2
yaitu 4 siswa.
Sedangkan dari jenis kelamin angka putus sekolah didominasi oleh
siswa laki laki yaitu 28 siswa (63%) sedangkan siswa perempuan 19 siswa
(37%). Dimungkinkan hal ini karena kurangnya motivasi belajar siswa dan
juga kurangnya peran orang tua yang mendorong anaknya untuk belajar di
sekolah. Kedepan diharapkan tidak ada anak SD yang putus sekolah.
Tabel
Distribusi Angka Putus Sekolah SD/MI
Kelas 1 2 3 4 5 6
Total % Jenis
Kelamin L P L P L P L P L P L P
Kec. Jati 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kec.
Randublatung 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3 6.38
Kec.
Kradenan 0 2 0 0 2 0 2 0 4 0 2 0 12 25.53
Kec.
Kedungtuban 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kec. Cepu 0 0 0 1 0 2 0 2 0 0 3 1 9 19.15
Kec.
Sambong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kec. Jiken 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 0 0 3 6.38
Kec.
Bogorejo 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 4.26
Kec. Jepon 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 3 6.38
Kec. Kota
Blora 2 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 6 12.77
Kec.
Banjarejo 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 4.26
Kec.
Tunjungan 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 2.13
-
27 | Renstra Dindikpora 2016-2021
Kelas 1 2 3 4 5 6
Total % Jenis
Kelamin L P L P L P L P L P L P
Kec. Japah 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 1 5 10.64
Kec. Ngawen 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kec.
Kunduran 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kec. Todanan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2.13
Total/JK 5 4 2 2 2 3 4 4 6 4 9 2 47 100%
Total 9 4 5 8 10 11 47 100%
Lima Kecamatan dengan angka putus sekolah tinggi tersebut berada di
Kecamatan pinggiran, kecuali di Kecamatan Blora. Hal ini perlu ada
penanganan khusus dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Blora untuk memperkecil angka putus sekolah di lima Kecamatan tersebut.
Kondisi Ruang Kelas SD-MI
Dari 4060 Ruang kelas SD/MI di Kabupaten Blora terdiri 2966
ruang kelas dalam kondisi baik, 814 dalam kondisi rusak ringan dan 280
dalam kondisi rusak berat. Hal tersebut dimungkinkan karena usia bangunan
ruang kelas yang sudah lama dan rendahnya perawatan gedung oleh masing
masing sekolah. Diharapkan secara bertahap semua ruang kelas dalam
kondisi yang baik (layak pakai).
Tabel
Kondisi Ruang Kelas SD/MI di Kabupaten Blora
Kecamatan Baik Rusak Ringan Rusak Berat
Total 73,05 % 20,05 % 6,90 %
Tabel tersebut menunjukkan bahwa mayoritas berada dalam kondisi baik,
namun ada sebanyak 6,90 % yang menjadi perhatian serius karena kondisi
ruang kelas sudah rusak berat. Sementara itu 20,05 % lainnya juga perlu
perhatian karena bila tidak segera ditangani akan menjadi rusak berat.
-
28 | Renstra Dindikpora 2016-2021
Tabel
Kondisi Ruang Kelas Per Kecamatan SD/MI
Kecamatan Baik Rusak Ringan Rusak Berat
Kec. Jati 140 63 20
Kec.
Randublatung 256
80 22
Kec. Kradenan 134 64 20
Kec. Kedungtuban 184 38 16
Kec. Cepu 259 69 12
Kec. Sambong 97 22 9
Kec. Jiken 146 29 25
Kec. Bogorejo 109 26 11
Kec. Jepon 180 56 17
Kec. Kota Blora 357 75 14
Kec. Banjarejo 158 68 38
Kec. Tunjungan 178 36 5
Kec. Japah 122 23 10
Kec. Ngawen 195 54 11
Kec. Kunduran 191 62 39
Kec. Todanan 260 49 11
Kab Blora 2966 814 280
Kecukupan Ruang Kelas SD-MI
SD/Mi di Kabupaten Blora memiliki rombongan belajar sebanyak
4240 sedangkan ruang kelas yang ada sebanyak 4158 sehingga ada
kekurangan 82 ruang kelas dengan asumsi 1 rombel per kelas. Kekurangan
ruang kelas sebagian besar terdapat di Kecamatan Randublatung, Cepu, Jiken,
dan Blora.
Tabel
Kecukupan Ruang Kelas SD/MI
Kecamatan Rombel
Ruang
Kelas Selisih %
Kec. Jati 226 223 -3 3.66
Kec.
Randublatung
436 428 -8 9.76
Kec. Kradenan 218 211 -7 8.54
Kec.
Kedungtuban
285 278 -7 8.54
Kec. Cepu 340 332 -8 9.76
Kec. Sambong 132 128 -4 4.88
-
29 | Renstra Dindikpora 2016-2021
Kecamatan Rombel
Ruang
Kelas Selisih %
Kec. Jiken 200 186 -14 17.07
Kec. Bogorejo 146 144 -2 2.44
Kec. Jepon 254 253 -1 1.22
Kec. Kota Blora 446 435 -11 13.41
Kec. Banjarejo 265 264 -1 1.22
Kec. Tunjungan 254 249 -5 6.10
Kec. Japah 157 155 2 2.44
Kec. Ngawen 260 260 0 -
Kec. Kunduran 299 292 7 8.54
Kec. Todanan 322 320 2 2.44
Kab Blora 4240 4158 -82 100
Tingkat Kelulusan SMP-MTS
Hasil UAS Sekolah tahun 2014/2015 di kabupaten Blora rata rata
kelulusannya 99%, Total peserta yang tidak lulus sebanyak 149 peserta,
jumlah ini tersebar di 6 kecamatan yaitu Cepu, Kunduran, Jiken, Japah,
Sambong dan Bogorejo. Sebagian besar peserta yang tidak lulus terdapat di
kecamatan Cepu 82 peserta (55%). Kedepan diharapkan semua sekolah di
Kabupaten Blora mempunyai tingkat kelulusan 100%. Jika dilihat dari
prosentase kelulusan, sekolah yang kelulusannya kurang dari 80 % ada di 5
kecamatan yaitu kecamatan Kunduran 2 sekolah, Jiken 1 sekolah, Cepu 7
sekolah dan Bogorejo 1 sekolah. Sedangkan yang lulus 100% ada 249
sekolah yang tersebar di 5 kecamatan yaitu kecamatan Banjarejo, Blora,
Jepon, Todanan dan Tunjungan.
Tabel
Kondisi Kelulusn UAS SD/MI tahun 2014/2015 Per Kecamatan
Kecamatan Peserta
UAS Lulus UAS
Tidak
Lulus % Kelulusan
Cepu 1.270 1.188 82 94%
Kunduran 1.149 1.125 24 98%
Jiken 639 626 13 98%
Japah 574 564 10 98%
Sambong 421 414 7 98%
Bogorejo 414 410 4 99%
Jati 898 895 3 100%
Ngawen 1.046 1.043 3 100%
-
30 | Renstra Dindikpora 2016-2021
Kecamatan Peserta
UAS Lulus UAS
Tidak
Lulus % Kelulusan
Kradenan 693 692 1 100%
Kedungtuban 1.037 1.036 1 100%
Randublatung 1.375 1.374 1 100%
Banjarejo 1.046 1.046 - 100%
Blora 1.582 1.582 - 100%
Jepon 974 974 - 100%
Todanan 1.143 1.143 - 100%
Tunjungan 759 759 - 100%
Kab Blora 15.020 14.871 149 99%
Angka Melanjutkan ke SMP-MTs
Rata rata angka melanjutkan ke SMP/MTs bervariasi antara satu
Kecamatan dengan Kecamatan yang lain, angka melanjutkan dibawah 80%
berada di 7 Kecamatan yaitu Kecamatan Japah, Banjarejo, Kradenan,
Tunjungan, Jati, Jiken dan Jepon dilain sisi ada yang diatas 100% yaitu di
Kecamatan Kedungtuban, Cepu dan Blora. Hal ini sangat dipengaruhi oleh
keadaan geografis dimasing masing wilayah, siswa lulus SD/MI tidak selalu
melanjutkan sekolah jenjang SMP/MTS di daerahnya sendiri, akan tetapi
banyak yang melanjutkan ke Kecamatan lain bahkan kabupaten lain, hal ini
mungkin terjadi karena mempertimbangkan faktor mutu, kuota penerimaan
siswa baru dan letak geografis yang lebih dekat. Di Kabupaten Blora rata rata
angka melanjutkan adalah 91%
Tabel
Angka Melanjutkan dari SD-MI ke SMP-MTs
Kecamatan Jumlah Siswa
Kelas 1 SMP/MTs
Lulusan SD
Tahun
Sebelumnya
Rata-rata
Kec. Jati 737 768 95.96
Kec. Randublatung 1288 1208 106.62
Kec. Kradenan 447 644 69.41
Kec. Kedungtuban 842 881 95.57
Kec. Cepu 1509 1254 120.33
Kec. Sambong 395 435 90.80
Kec. Jiken 502 548 91.61
Kec. Bogorejo 137 346 39.60
Kec. Jepon 873 966 90.37
-
31 | Renstra Dindikpora 2016-2021
Kecamatan Jumlah Siswa
Kelas 1 SMP/MTs
Lulusan SD
Tahun
Sebelumnya
Rata-rata
Kec. Kota Blora 1777 1597 111.27
Kec. Banjarejo 613 818 74.94
Kec. Tunjungan 709 757 93.66
Kec. Japah 378 500 75.60
Kec. Ngawen 1030 972 105.97
Kec. Kunduran 939 993 94.56
Kec. Todanan 833 901 92.45
13009 13588 90.55
2.3.2.1 Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah
Pilar Pemerataan dan Perluasan Akses
Anak Usia SMP-MTs
AUS SMP/MTS yang paling rendah ada di Kecamatan Bogorejo dan
Japah dan yang paling tinggi ada di Kecamatan Cepu dan Blora. Anak Usia
Sekolah SD/MI maupun SMP/MTs pada Kecamatan Bogorejo, Sambong,
Japah dan Jiken tergolong rendah karena pada Kecamatan tersebut
realitannya tergolong Kecamatan yang berjumlah penduduk jarang
dibanding Kecamatan yang lain.
Tabel
Kondisi Anak Usia Sekolah SMP-MTS
Kecamatan AUS SMP/MTS
(13-15 Tahun) Prosentase
Kec. Jati 1805 6.05
Kec. Randublatung 2710 9.08
Kec. Kradenan 970 3.25
Kec. Kedungtuban 1916 6.42
Kec. Cepu 3472 11.63
Kec. Sambong 906 3.04
Kec. Jiken 1047 3.51
Kec. Bogorejo 322 1.08
Kec. Jepon 1935 6.48
Kec. Kota Blora 4575 15.33
Kec. Banjarejo 1482 4.97
Kec. Tunjungan 1524 5.11
Kec. Japah 846 2.84
Kec. Ngawen 2061 6.91
-
32 | Renstra Dindikpora 2016-2021
Kecamatan AUS SMP/MTS
(13-15 Tahun) Prosentase
Kec. Kunduran 2115 7.09
Kec. Todanan 2155 7.22
Kabupaten Blora 29841 100%
APK, APM, APS Jenjang SMP-MTs
Rata-rata APK Kabupaten Blora sebesar 106,64 % dan ada 2
Kecamatan dengan APK ≤ 75 % adalah Kecamatan Bogorejo 48,09 %,
Banjarejo 71,08 %, .Sementara itu 5 Kecamatan dengan APK ≥ 100 %
adalah Kecamatan Jati 109,65 %,Randublatung 107,94 %, Cepu 141,92 %,
Sambong, 123,92%, Jiken 100,96%, Jepon 102,15, Blora 125,30%,
Tunjungan 101,03%, Ngawen 116,24%, Kunduran 111,79% dan Todanan,
101,53%.
Rata-rata APM Kebupaten Blora sebesar 77,08% dan ada 1
Kecamatan ≤ 50 % yaitu Kec. Bogorejo 35,11 %. Sementara itu ada 2
Kecamatan dengan APM ≥ 100 % yaitu Kecamatan Blora 100,02% dan
Cepu 103,73 %.
Rata-rata APS Kabupaten Blora sebesar 95,51 % dan ada 1
Kecamatan dengan APS ≤ 65 % yaitu Kecamatan Bogorejo 48,09%.
Sementara itu ada 7 Kecamatan dengan APS ≥ 100 % yaitu Kec. Jati
106.89 %, Kec. Randublatung 106.28% , Kec. Cepu 140.75 Kec. Sambong
119.88% , Kec. Kota Blora 120.29% , Kec. Ngawen 109.70% dan Kec.
Kunduran 107,41 %.
Isu strategis yang muncul dari profil ini adalah terdapat 0,78 anak
usia 13-15 tahun tidak bersekolah di Blora, hal ini bisa disebabkan karena
sekolah di luar Blora atau memang tidak sekolah sama sekali. Namun isu
strategis yang lebih penting adalah rendahnya APM di 1 Kecamatan yaitu
Kecamatan Bogorejo.
-
33 | Renstra Dindikpora 2016-2021
Distribusi SMP-MTs Menurut Status dan Jenis
Total SMP dan MTs sebanyak 138 sekolah terdiri dari SMP dan
MTs Negeri sebanyak 57 sekolah dan Swasta sebanyak 81 sekolah. Khusus
untuk SMP sebanyak 87 sekolah terdiri dari 56 SMP Negeri termasuk di
dalamnya SMP Satu Atap dan 31 SMP Swasa. Data SMP-MTs menurut
status dan jenis ini tidak muncul isu strategis yang perlu di programkan
dalam Renstra.
Tabel
Distribusi SMP-MTS Menurut Status dan Jenis
Jenis sekolah Negeri Swasta Grand Total
MTs 1 50 51
SMP 56 31 87
Grand Total 57 81 138
Distribusi Satuan Pendidikan SMP-MTs Menurut Jumlah Siswa
Dari total 138 SMP dan MTs sebanyak 20 sekolah memiliki jumlah
siswa 192 murid.
Dari sini terlihat bahwa terdapat 20 sekolah yang tidak efisien dilihat dari
jumlah muridnya. Hal ini merupakan isu yang strategis sehinga perlu
ditindaklanjuti dalam Renstra terutama untuk memberikan bantuan kepada
sekolah swasta agar memperhatikan jumlah siswa per sekolah.
Tabel
Distribusi Satuan Pendidikan SMP-MTs Menurut Jumlah Siswa
Kategori Jumlah Siswa Jumlah %
1. Jumlah siswa >192 59 42.75
2. Jumlah siswa 120-
-
34 | Renstra Dindikpora 2016-2021
Distribusi Satuan Pendidikan SMP-MTs Menurut Siswa Per Rombel
Jika dilihat dari jumlah murid per rombongan belajar, maka terdapat
48 sekolah yang jumlah muridnya kurang sari standar nasional dan ada 20
sekolah yang jumlah murid per rombongan belajar melebihi standar. Dari
data ini terlihat bahwa di 40 sekolah yang jumlah muridnya kurang dari
standar tersebut juga mengalami ketidakefisienan dalam pembelajaran. Hal
ini perlu ditindaklanjuti dalam Renstra.
Tabel
Distribusi Satuan Pendidikan SMP Menurut Siswa Per Rombel
Kecamatan Siswa Rombel Rasio
Kec. Japah 998 30 33.27
Kec. Sambong 1077 33 32.64
Kec. Kota Blora 5340 165 32.36
Kec. Jepon 1904 60 31.73
Kec. Banjarejo 1024 33 31.03
Kec. Kedungtuban 1797 59 30.46
Kec. Jiken 1553 51 30.45
Kec. Todanan 1759 58 30.33
Kec. Kunduran 1701 57 29.84
Kec. Cepu 3925 134 29.29
Kec. Tunjungan 1774 61 29.08
Kec. Ngawen 1938 67 28.93
Kec. Jati 1634 57 28.67
Kec. Bogorejo 885 31 28.55
Kec.
Randublatung 2294 88 26.07
Kec. Kradenan 1041 42 24.79
Jumlah 30644 30644 29.84
Pilar Mutu, Relevansi dan Daya Saing
Distribusi Sekolah Menurut AMK
Dilihat dari Angka Mengulang Kelas (AMK) terdapat 4 kecamatan
yaitu Kecamatan Jepon, Cepu, dan Blora .serta Randublatung, sementara
kecamatan lain tidak terdapat angka mengulang kelas.
javascript:void(0)javascript:void(0)javascript:void(0)javascript:void(0)javascript:void(0)javascript:void(0)javascript:void(0)javascript:void(0)javascript:void(0)javascript:void(0)javascript:void(0)javascript:void(0)javascript:void(0)javascript:void(0)javascript:void(0)javascript:void(0)javascript:void(0)
-
35 | Renstra Dindikpora 2016-2021
Tabel
Distribusi Sekolah Menurut AMK Sekolah SMP/MTs per Kecamatan
No. Nama Kecamatan SMP N/S MTs N/S Jumlah Prosentase
1 Kec. Jati 0 0 0 0
2 Kec. Randublatung 1 1 2 8
3 Kec. Kradenan 0 0 0 0
4 Kec. Kedungtuban 0 0 0 0
5 Kec. Cepu 4 0 4 17
6 Kec. Sambong 0 0 0 0
7 Kec. Jiken 0 0 0 0
8 Kec. Bogorejo 0 0 0 0
9 Kec. Jepon 3 7 10 42
10 Kec. Kota Blora 7 0 7 29
11 Kec. Banjarejo 0 0 0 0
12 Kec. Tunjungan 0 0 0 0
13 Kec. Japah 0 0 0 0
14 Kec. Ngawen 1 0 1 4
15 Kec. Kunduran 0 0 0 0
16 Kec. Todanan 0 0 0 0
Jumlah 16 8 24 100
Distribusi Sekololah SMP-MTS Menurut APTS Sekolah
Hanya ada 4 kecamatan yang tidak memiliki angka putus sekolah
yaitu Kecamatan : Jati, Kradenan, Jepon, Banjarrejo, dan Japah. Sementara
itu, 12 kecamatan masih ada anak yang mengalami putus sekolah.
KLecamatan yang memiliki angka putus sekolah cukup tinggi yaitu
Kecamatan : Tunjungan, Blora, Randublatung, Kedungtuban, Cepu, dan
Kunduran.
Tabel
Distribusi Sekololah SMP-MTS Menurut APTS Sekolah
Kecamatan SMP
N/S MTs N/s Jumlah
Prosentase
%
Kec. Jati 3 0 3 6
Kec.
Randublatung 6 0 6 12
Kec. Kradenan 0 0 0 0
Kec. 4 1 5 10
-
36 | Renstra Dindikpora 2016-2021
Kecamatan SMP
N/S MTs N/s Jumlah
Prosentase
%
Kedungtuban
Kec. Cepu 4 1 5 10
Kec. Sambong 3 0 3 6
Kec. Jiken 3 0 3 6
Kec. Bogorejo 1 0 1 2
Kec. Jepon 0 0 0 0
Kec. Kota Blora 6 0 6 12
Kec. Banjarejo 0 0 0 0
Kec. Tunjungan 8 0 8 16
Kec. Japah 0 0 0 0
Kec. Ngawen 2 0 2 4
Kec. Kunduran 0 5 5 10
Kec. Todanan 0 3 3 6
Jumlah 40 10 50 100
Kecukupan Ruang Kelas SMP-MTS
Dilihat dari kecukupan ruang kelas dibanding rombel terdapat 6
kecamatan yang kekurangan ruang kelas dan terdapat 10 kecamatan yang
kelebihan ruang kelas. Kekurangan ruang kelas di 6 kecamatan menjadi isu
strategis sehingga diprogramkan dalam renstra ini.
Tabel
Kecukupan Ruang Kelas SMP-MTS
Kecamatan
Rombel Kelas Jumlah
Kec. Jati 71 61 -10
Kec. Randublatung 165 137 -28
Kec. Kradenan 49 53 4
Kec. Kedungtuban 90 103 13
Kec. Cepu 147 168 21
Kec. Sambong 37 43 6
Kec. Jiken 52 51 -1
Kec. Bogorejo 36 48 12
Kec. Jepon 79 80 1
Kec. Kota Blora 226 204 -22
Kec. Banjarejo 62 60 -2
Kec. Tunjungan 61 59 -2
Kec. Japah 37 38 1
Kec. Ngawen 100 107 7
-
37 | Renstra Dindikpora 2016-2021
Kecamatan
Rombel Kelas Jumlah
Kec. Kunduran 96 99 3
Kec. Todanan 88 98 10
Jumlah 1396 1409 13
Kondisi Ruang Kelas SMP-MTS
Ditinjau dari kondisi ruang kelas, sebanyak 62 sekolah mengalami
rusak berat dan 225 sekolah mengalami rusak sedang. Kondisi ini cukup
strategis karena seharusnya semua ruang kelas dalam kondisi baik. Oleh
karena ini kerusakan ruang kelas ini menjadi isu strategis dan dimasukkan
dalam program dan kegiatan Renstra.
Tabel
Kondisi Ruang Kelas SMP-MTS
Kecamatan Baik Ringan Berat
Kec. Jati 40 12 9
Kec. Randublatung 103 26 7
Kec. Kradenan 39 6 6
Kec. Kedungtuban 73 19 5
Kec. Cepu 145 16 7
Kec. Sambong 34 9 0
Kec. Jiken 29 22 0
Kec. Bogorejo 37 11 0
Kec. Jepon 61 19 0
Kec. Kota Blora 192 12 0
Kec. Banjarejo 52 3 5
Kec. Tunjungan 34 22 3
Kec. Japah 31 5 2
Kec. Ngawen 88 12 7
Kec. Kunduran 79 14 6
Kec. Todanan 76 17 5
Jumlah 1113 225 62
Distibusi Sekolah SMP-MTs Menurut Rasio Guru Dibanding Siswa
Rasio guru dibanding siswa di Kabupaten Blora kurang baik karena
di 14 kecamatan seorang guru menangani kurang dari 20 siswa, sementara
itu hanya di 2 kecamatan seorang guru menangani lebih dari 20 siswa.
-
38 | Renstra Dindikpora 2016-2021
Tabel
Distibusi Sekolah SMP Menurut Rasio Guru Dibanding Siswa
NO WILAYAH SISWA GURU RASIO
1 Kec. Banjarejo 1024 50 20.48
2 Kec. Todanan 1759 87 20.22
3 Kec. Sambong 1077 55 19.58
4 Kec. Kota Blora 5340 294 18.16
5 Kec. Japah 998 56 17.82
6 Kec. Jepon 1904 108 17.63
7 Kec. Kunduran 1701 98 17.36
8 Kec. Cepu 3925 233 16.85
9 Kec. Kedungtuban 1797 108 16.64
10 Kec. Tunjungan 1774 108 16.43
11 Kec. Jiken 1553 99 15.69
12 Kec. Jati 1634 105 15.56
13 Kec. Ngawen 1938 125 15.5
14 Kec. Randublatung 2294 152 15.09
15 Kec. Kradenan 1041 80 13.01
16 Kec. Bogorejo 885 70 12.64
Tingkat Kelulusan SMP-MTS
Ditinjau dari tingkat kelulusan, sebanyak 87 sekolah memiliki
tingkat kelulusan kurang dari 100 % sementara itu hanya 34 sekolah
memiliki tingkat kelulusan 100 %. Hal ini merupakan isu strategis terkait
dengan wajib belajar 9 tahun, sehingga diprogramkan dalam Renstra periode
mendatang.
Tabel
Tingkat Kelulusan SMP-MTS
Tingkat Kelulusan Jumlah %
1. Kelulusan < 91% 36 28%
2. Kelulusan 91% s.d.
-
39 | Renstra Dindikpora 2016-2021
2.3.3. Bidang Ketenagaan
Data guru sekolah Dasar Kabupaten Blora berdasarkan Kecamatan
dan status kepegawaian dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel :
Guru Sekolah Dasar Kabupaten Blora
Kecamatan Jml Sekolah
dasar
Jml
Rombel
Jml Guru
PNS
Jml Guru
Non PNS
Kec. Banjarejo 40 251 282 105
Kec. Bogorejo 22 132 115 66
Kec. Cepu 39 261 229 108
Kec. Japah 25 151 145 111
Kec. Jati 36 226 208 112
Kec. Jepon 44 281 260 138
Kec. Jiken 29 181 188 65
Kec. Kedungtuban 36 218 223 134
Kec. Kota Blora 60 399 368 142
Kec. Kradenan 30 197 156 90
Kec. Kunduran 42 264 253 119
Kec. Ngawen 38 240 292 114
Kec. Randublatung 56 326 198 135
Kec. Sambong 25 150 171 49
Kec. Todanan 46 284 279 180
Kec. Tunjungan 35 206 187 70
Grand Total 603 3767 3554 1738
Kecukupan Guru Kelas di Kabupaten Blora, tergambar sebagaimana
tabel berikut ini
Kecamatan Jml
Sekolah
Kebutuhan
Gr Kls
Guru
Jml
Gr Kls
PNS
± Guru
Kelas
PNS
Jml Gr Kls
Non PNS
Kec. Banjarejo 40 257 209 -48 105
Kec. Bogorejo 22 138 80 -58 66
Kec. Cepu 35 253 152 -101 97
Kec. Japah 25 153 105 -48 111
Kec. Jati 36 226 146 -80 112
Kec. Jepon 44 287 203 -84 138
Kec. Jiken 29 181 129 -52 65
Kec. Kedungtuban 36 222 148 -74 134
Kec. Kota Blora 55 362 276 -86 123
Kec. Kradenan 30 203 102 -101 90
Kec. Kunduran 42 264 153 -111 119
-
40 | Renstra Dindikpora 2016-2021
Kec. Ngawen 38 251 201 -50 114
Kec. Randublatung 56 355 129 -226 135
Kec. Sambong 25 150 123 -27 49
Kec. Todanan 46 296 204 -92 180
Kec. Tunjungan 33 202 139 -63 70
Grand Total 592 3800 2499 -1301 1708
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa Kabupaten
Blora kekurangan guru kelas PNS sebanyak 1301 guru sementara itu
tersedia guru kelas Non PNS yang diangkat oleh Kepala SD atau Komite
sekolah sebanyak 1708 guru . sehingga total sebenarnya Kabupaten Blora
kelebihan guru kelas sebanyak 407 guru
Adapun Distribusi Sekolah Dasar Negeri Berdasarkan Kecukupan
Guru Kelas PNS tergambar dalam tabel berikut ini.
Kecamatan Distribusi Kecukupan Gr Kls PNS Grand
Total -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6
Kec. Banjarejo 3 3 8 11 10 4 1 40
Kec. Bogorejo 4 2 3 6 4 1 1 1 22
Kec. Cepu 3 4 3 4 9 9 2 1 35
Kec. Japah 3 5 2 1 8 2 2 1 1 25
Kec. Jati 3 1 7 6 6 8 2 1 1 1 36
Kec. Jepon 4 4 2 12 13 4 5 44
Kec. Jiken 5 1 4 6 3 6 3 1 29
Kec.
Kedungtuban 1 2 7 15 7 3 1 36
Kec. Kota
Blora 7 2 2 3 6 16 9 9 1 55
Kec. Kradenan 3 3 7 4 10 2 1 30
Kec. Kunduran 2 3 6 11 10 7 3 42
Kec. Ngawen 1 3 9 14 7 3 1 38
Kec.
Randublatung 18 4 4 7 13 6 4 56
Kec. Sambong 2 1 2 5 5 6 1 1 1 1 25
Kec. Todanan 1 10 19 9 5 2 46
Kec.
Tunjungan 6 1 1 5 8 9 3 33
Grand Total 61 22 45 72 140 130 74 34 4 4 3 2 1 592
-
41 | Renstra Dindikpora 2016-2021
Berdasarkan tabel di atas maka distribusi kekurangan guru kelas
PNS terdapat di 470 sekolah dasar, kekurangan guru kelas berkisar antara 1
guru sampai dengan 6 guru. Di sisi lain ada 48 Sekolah Dasar yang
kelebihan guru kelas PNS kelebihan berkisar antara 1 sampai dengan 6
guru. Sehingga masalah guru kelas disamping kekurangan guru kelas PNS
juga masalah distribusi guru yang tidak merata.
Untuk kecukupan Guru Mapel PAI dengan KTSP dan K 13 di
Kabupaten Blora dapat disajikan dalam tabel berikut.
Kecamatan Jml
Rombel
Guru
PAI
PNS
Kbth
Gr
Mapel
PAI
KTSP
Kbth Gr
Mapel
PAI K
13
± Kbth
Gr
Mapel
PAI
KTSP
± Kbth
Gr
Mapel
PAI K
13
Guru
PAI
Honor
Kec. Banjarejo 251 37 20,92 41,83 16,08 -4,83 8
Kec. Bogorejo 132 14 11,00 22,00 3,00 -8,00 3
Kec. Cepu 238 37 19,83 39,67 17,17 -2,67 0
Kec. Japah 151 15 12,58 25,17 2,42 -10,17 8
Kec. Jati 226 24 18,83 37,67 5,17 -13,67 8
Kec. Jepon 281 29 23,42 46,83 5,58 -17,83 14
Kec. Jiken 181 27 15,08 30,17 11,92 -3,17 6
Kec. Kedungtuban 218 33 18,17 36,33 14,83 -3,33 3
Kec. Kota Blora 362 37 30,17 60,33 6,83 -23,33 8
Kec. Kradenan 197 24 16,42 32,83 7,58 -8,83 2
Kec. Kunduran 264 39 22,00 44,00 17,00 -5,00 6
Kec. Ngawen 240 42 20,00 40,00 22,00 2,00 9
Kec. Randublatung 326 37 27,17 54,33 9,83 -17,33 0
Kec. Sambong 150 21 12,50 25,00 8,50 -4,00 0
Kec. Todanan 284 32 23,67 47,33 8,33 -15,33 15
Kec. Tunjungan 198 24 16,50 33,00 7,50 -9,00 1
Grand Total 3699 472 308,25 616,50 163,75 -144,50 91
-
42 | Renstra Dindikpora 2016-2021
Tabel berikut menggambarkan Kecukupan Guru Mapel PJOK
dengan KTSP dan K 13
Kecamatan Jml
Rombel
Guru
PJOK
PNS
Kbth
Gr
Mapel
PJOK
KTSP
Kbth
Gr
Mapel
PJOK
K 13
±
Kbth
Gr
Mapel
PJOK
KTSP
± Kbth
Gr
Mapel
PJOK
K 13
Gr
PJOK
Honor
Kec.
Banjarejo 251 23 20,92 41,83 2,08 -18,83 22
Kec.
Bogorejo 132 13 11,00 22,00 2,00 -9,00 9
Kec. Cepu 238 30 19,83 39,67 10,17 -9,67 4
Kec. Japah 151 19 12,58 25,17 6,42 -6,17 22
Kec. Jati 226 27 18,83 37,67 8,17 -10,67 12
Kec. Jepon 281 21 23,42 46,83 -2,42 -25,83 23
Kec. Jiken 181 27 15,08 30,17 11,92 -3,17 7
Kec.
Kedungtuban 218 29 18,17 36,33 10,83 -7,33 8
Kec. Kota
Blora 362 37 30,17 60,33 6,83 -23,33 23
Kec.
Kradenan 197 26 16,42 32,83 9,58 -6,83 4
Kec.
Kunduran 264 48 22,00 44,00 26,00 4,00 8
Kec. Ngawen 240 31 20,00 40,00 11,00 -9,00 18
Kec.
Randublatung 326 23 27,17 54,33 -4,17 -31,33 16
Kec.
Sambong 150 21 12,50 25,00 8,50 -4,00 1
Kec. Todanan 284 36 23,67 47,33 12,33 -11,33 11
Kec.
Tunjungan 198 18 16,50 33,00 1,50 -15,00 15
Grand Total 3699 429 308,25 616,50 120,75 -187,50 203
Kecukupan Guru Mapel SMP Berdasarkan KTSP dan K 13
Mapel Jml
Sekolah Jml
Rombel Jml
PNS Kebutuhan
K13 ± K13
PNS Kebutuhan
KTSP
±
KTSP
PNS
Jml
Non
PNS
Bhs Ind. 48 859 134 214.8 -80.8 143.2 -9.2 10
-
43 | Renstra Dindikpora 2016-2021
Bhs Ingg. 48 859 121 143.2 -22.2 143.2 -22.2 16
IPA 48 859 128 179.0 -51.0 143.2 -15.2 9
IPS 48 859 146 143.2 2.8 143.2 2.8 3
Mat. 48 859 167 179.0 -12.0 143.2 23.8 7
PAI 48 859 43 107.4 -64.4 71.6 -28.6 14
PJOK 48 859 60 107.4 -47.4 71.6 -11.6 7
PKn 48 859 102 107.4 -5.4 71.6 30.4 2
Prakarya 48 859 46 71.6 -25.6 71.6 -25.6 4
Seni Bud. 48 859 61 107.4 -46.4 71.6 -10.6 4
Grand
Total 480 8590 1008 1360.1 -352.1 1073.8 -65.8 76
Pelaksanaan kurikulum 2013 membawa konsekwensi meningkatnya
kebutuhan guru mata pelajaran baik di sekolah dasar maupun di sekolah
menengah pertama, di SD kekurangan guru maple PAI dan Penjaskes PNS
sangat signifikan, sementara itu si SMP kekurangan guru maple Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, PAI, Seni Budaya, dan PJOK akan sangat
kekurangan guru.
Rerata Indeks Integritas Ujian Nasional
Berdasarkan data dari Neraca Pendidikan Daerah (NPD) Tahun 2015
yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan , maka
hasil Indeks Integritas Ujian Nasional Kabupaten Blora sebesar 75,42%
masih diatas rerata tingkat Provinsi Jawa Tengah sebesar 73,13% dan juga
di atas rerata nasional sebesar 63,38%. Dalam Grafik dapat digambarkan
sebagai berikut :
-
44 | Renstra Dindikpora 2016-2021
Walaupun hasil Indeks Integritas Ujian Nasional Kabupaten Blora
diatas rata-rata Provinsi Jawa Tengah dan di atas hasil Nasional, ke depan
masih perlu ditingkatkan .
Hasil rerata uji kompetensi guru Kabupaten Blora tahun 2015 untuk
tingkat Taman Kanak-kanak sebesar 59,92, tingkat sekolah dasar 59,35,
untuk tingkat SMP 64,78, untuk tingkat SMA 69,19,dan untuk tingkat SMK
59,52. Berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Tahun 2015-2019 sasaran nilai uji kompetensi guru ditetapkan
seperti pada grafik berikut.
Grafik Target Hasil UKG Kemdikbud
58,00%
60,00%
62,00%
64,00%
66,00%
68,00%
70,00%
72,00%
74,00%
76,00%
Nasional Prov. Jateng Kab. Blora
-
45 | Renstra Dindikpora 2016-2021
Secara umum hasil uji kompetensi guru Kabupaten Blora
dibandingkan dengan Kabupaten lain di Provinsi Jawa Tengah seperti
terlihat pada Grafik di bawah ini.
Grafik
Rataan Hasil Uji Kompetensi Guru Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2015
-
46 | Renstra Dindikpora 2016-2021
Secara keseluruhan rataan hasil UKG Kabupaten Blora apabila
dibandingkan dengan kabupaten lain maka kedudukan Kabupaten Blora
berada di posisi 33 dari 35 kabupaten dengan rataan 56,80. Sedangkan
rataan tingkat Provinsi Jawa Tengah 58,93, artinya Kabupaten Blora berada
di bawah rerata provinsi. Hasil UKG apabila dirinci lebih lanjut per tingkat
pendidikan hasilnya sebagai berikut :
Grafik
Rataan Hasil UKG Guru TK Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2015
-
47 | Renstra Dindikpora 2016-2021
Posisi hasil UKG guru Taman Kanak-Kanak Kabupaten Blora
berada diurutan 34 dari 35 Kabupaten Provinsi Jawa Tengah dengan rerata
55,95. Walaupun sudah memenuhi target nasional 55.0 akan tetapi posisi 34
sangat memprihatinkan, dan lagi rerata 55,95 di bawah rerata hasil UKG
guru Taman Kanak-Kanak provinsi sebesar 58,15.
Grafik
Rataan Hasil UKG Provinsi Jawa Tengah Guru SekolahDasar
Tahun 2015
-
48 | Renstra Dindikpora 2016-2021
Posisi hasil UKG guru Sekolah Dasar Kabupaten Blora berada
diurutan 33 dari 35 kabupaten Provinsi Jawa Tengah dengan rerata 55,11.
Walaupun sudah memenuhi target nasional 55,00 akan tetapi posisi 33
sangat memprihatinkan, dan lagi rerata 55,11 di bawah rerata hasil UKG
guru Sekolah Dasar provinsi sebesar 57,19.
Grafik
Rataan Hasil UKG Provinsi Jawa Tengah Guru Sekolah Menengah
Pertama Tahun 2015
Posisi hasil UKG guru Sekolah Menengah Pertama Kabupaten
Blora berada diurutan 29 dari 35 kabupaten Provinsi Jawa Tengah dengan
rerata 60.55 Walaupun sudah memenuhi target nasional 55,00 akan tetapi
posisi 29 perlu ditingkatkan, dan lagi rerata 60.55 di bawah rerata hasil
UKG guru Sekolah Menengah Pertama provinsi sebesar 62,03.
-
49 | Renstra Dindikpora 2016-2021
-
49 | Renstra Dindikpora 2016-2021
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
SKPD
Berdasarkan analisis layanan pendidikan dan Tugas Pokok serta Fungsi
SKPD maka permasalahan pendidikan yang muncul adalah.
1. Masih rendahnya APK PAUD;
2. Masih kurangnya lembaga PAUD yang terakreditasi;
3. Kurangnya kompetensi pendidik PAUD;
4. Masih rendahnya anak lulus sekolah yang tidak melanjutkan dan terlayani
Paket A, B dan C;
5. Masih kurangnya lembaga pendidikan Non Formal yang terakreditasi;
6. Belum terpenuhinya standar sarana prasarana Pendidikan Non Formal;
7. Rendahnya mutu pada pendidikan non formal;
8. Belum tersedianya standar pengelolaan/manajamen Pendidikan Non
Formal;
9. Masih rendahnya prosentase angka melek aksara usia 15-59 Tahun;
10. Belum terpenuhinya standar sarana prasarana Pendidikan Dasar;
11. Belum terpenuhinya standar nasional satuan pendidikan dasar;
12. Perlunya fasilitasi terhadap ujian sekolah SD dan SMP;
13. Belum optimalnya pembinaan kesiswaan;
14. Belum semua satuan pendidikan menerapkan kurikulum 2013;
15. Belum optimalnya pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS);
16. Kurangnya fasilitasi akreditasi sekolah;
17. Belum maksimalnya pembinaan bahasa dan sastra dengan penuturan lokal
kabupaten;
18. Belum meratanya persebaran pendidik dan tenaga kependidikan;
19. Sebagian pendidik belum memenuhi standar kualifikasi pendidikan S1/D4;
20. Belum semua pendidik bersertifikat pendidik;
-
50 | Renstra Dindikpora 2016-2021
21. Honorarium pendidik dan tenaga kependidikan Non PNS belum setara
dengan kebutuhan hidup minimal;
22. Belum terpenuhinya kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;
23. Masih kuarngnya legalitas organisasi kepemudaan dari Pemkab;
24. Masih kurangnya prestasi pemuda karena pembinaan kelembagaan
pemuda yang belum optimal;
25. Masih kurangnya pengetahuan dan ketrampilan pemuda tentang
kewirausahaan;
26. Masih kurangnya prestasi olahraga karena pembinaan terhadap atlet dan
pelatih belum optimal;
27. Terbatasnya sarana penunjang gelanggang remaja dan lapangan olahraga
selain milik swasta;
28. Masih belum optimalnya dalam pembinaan dan pengembangan organisasi
Kepramukaan.
3.2 Telaah Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih
V i s i
Visi adalah rumusan keadaan masa depan yang dicapai dengan
mendasarkan pada situasi dan kondisi yang ada. Visi pembangunan
jangka menengah Kabupaten Blora tahun 2016-2021 adalah sebagai
berikut :
“ Terwujudnya Masyarakat Blora yang Lebih Sejahtera dan
Bermartabat ”
Visi tersebut merupakan kelanjutan dari visi sebelumnya
dengan melanjutkan misi dan program yang belum tercapai secara
optimal.
Berdasarkan visi tersebut, diharapkan seluruh elemen
masyarakat Blora (termasuk didalamnya unsur pemerintah daerah)
lebih mengoptimalkan seluruh kapasitas yang dimilikinya untuk
mewujudkan masyarakat Blora yang sejahtera dan bermartabat.
Penjelasan Visi tersebut adalah sebagai berikut :
-
51 | Renstra Dindikpora 2016-2021
1. Masyarakat yang sejahtera, mengandung maksud bahwa seluruh
masyarakat Kabupaten Blora telah mampu memenuhi kebutuhan
dasarnya meliputi sandang, pangan, papan, pendidikan dan
kesehatan secara layak dan berkeadilan. Kondisi ini ditandai
tingginya pendapatan per Kapita penduduk, pemerataan
pendidikan bagi masyarakat, tingginya derajat kesehatan
masyarakat, menurunnya jumlah penduduk miskin, terciptanya
iklim investasi, meningkatnya jumlah lapangan kerja di berbagai
sektor usaha, ketersediaan infrastruktur dasar dan terciptanya
kelestarian lingkungan hidup.
2. Bermartabat, mengandung maksud bahwa masyarakat Blora
memiliki harga diri yang tercermin melalui akhlak mulia dan
berbudaya. Berakhlak mulia dalam arti memperoleh kemajuan
pada dimensi mental-spiritual, keagamaan dan kebudayaan yang
ditandai dengan terbentuknya masyarakat yang bermoral dan
berkarakter, sebagai wujud kesejahteraan masyarakat secara lahir
dan batin. Berbudaya dalam arti menjujung tinggi nilai-nilai
kebudayaan termasuk didalamnya hukum kearifan lokal sebagai
cerminan harkat dan martabat manusia. Berbudaya merupakan
aktifitas terus-menerus dalam menumbuhkembangkan kualitas
yang ditandai dengan terwujudnya budaya profesionalisme, daya
saing, etos kerja dan menghormati hukum. Kebudayaan sebagai
sebuah bidang kehidupan menjadi elemen penting menuju
masyarakat yang sejahtera.
M i s i
Sesuai dengan visi “ Terwujudnya Masyarakat Blora yang Lebih
Sejahtera dan Bermartabat ”, maka ditetapkan misi sebagai bentuk
upaya untuk mewujudkan visi, yaitu sebagai berikut :
1. Mewujudkan pemerintah yang efektif bersih KKN, dan demokratis,
melaksanakan reformasi birokrasi dalam rangka peningkatan
pelayanan publik.
-
52 | Renstra Dindikpora 2016-2021
2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pendapatan masyarakat
dan memaksimalkan pemanfaatan sumber daya daerah yang
ramah lingkungan dan berkesinambungan.
3. Meningkatkan iklim kondusif dan kerjasama dengan pihak-pihak
berkepentingan serta menciptakan lapangan kerja dan
pengembangan inventasi
4. Meningkatkan Kualitas sumber daya manusia, kualitas pelayanan
bidang pendidikan, kesehatan, sosial dasar, pemberdayaan
masyarakat dan lainnya serta memanfaatkan ilmu pengetahuan,
teknologi dan kearifan lokal.
5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana
publik.
6. Mewujudkan dan mendorong tersusunnya kebijakan daerah yang
berpihak pada masyarakat miskin (Pro Poor), pro job, pro growth,
pro environment dan pro gender.
7. Mewujudkan penegakan supremasi hukum dan Hak Asasi
Manusia
Berdasarkan Visi dan Misi di dalam RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2016-
2021 maka Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Blora
berkewajiban mewujudkan Visi dan Misi Bupati terutama Misi ke empat yaitu
“ Meningkatkan Kualitas sumber daya manusia, kualitas pelayanan bidang
pendidikan, kesehatan, sosial dasar, pemberdayaan masyarakat dan lainnya
serta memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi dan kearifan local “
3.3 Telaah Visi, Misi, dan Program Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia
V i s i
Visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI adalah :
-
53 | Renstra Dindikpora 2016-2021
“ Terselenggaranya Layanan Prima Pendidikan dan Kebudayaan untuk
Membentuk Insan Indonesia yang Cerdas dan Beradab ”
Yang dimaksud dengan layanan prima pendidikan dan kebudayaan
adalah layanan yang :
1. tersedia secara merata di seluruh pelosok Nusantara;
2. terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat;
3. berkualitas/bermutu dan relevan dengan kebutuhan kehidupan
bermasyarakat, dunia usaha, dan dunia industri;
4. setara bagi warga negara Indonesia dalam memperoleh pendidikan
berkualitas dengan memperhatikan keberagaman latar belakang sosial-
budaya, ekonomi, geografi, dan gender;
5. menjamin kepastian bagi warga negara Indonesia untuk dapat mengenyam
pendidikan dan menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat, dunia
usaha, dan dunia industry;
6. melestarikan dan memperkokoh kebudayaan Indonesia.
M i s i
Untuk mencapai visi tersebut, Misi Kemdikbud 2014-2019 adalah :
1. Mewujudkan pelaku pendidikan dan kebudayaan yang kuat adalah
menguatkan siswa, guru, kepala sekolah, orang tua, dan pemimpin institusi
pendidikan dalam ekosistem pendidikan; memberdayakan pelaku budaya
dalam pelestarian dan pengebangan kebudayaan; serta kebijakan diarahkan
pada penguatan perilaku yang mandiri dan berkepribadian;
2. Mewujudkan akses yang meluas, merata, dan berkeadilan adalah
mengoptimalkan capaian wajib belajar 12 tahun; meningkatkan
ketersediaan serta keterjangkauan layanan pendidikan, khususnya bagi
masyarakat yang berkebutuhan khusus dan masyarakat terpinggirkan, serta
bagi wilayah terdepan, terluar dan tertinggal;
3. Mewujudkan pembelajaran yang bermutu adalah meningkatakan mutu
pendidikan sesuai lingkup standar nasional pendidika, serta memfokuskan
kebijakan berdasarkan percepatan peningkatan mutu untuk menghadapi
-
54 | Renstra Dindikpora 2016-2021
persaingan global dengan pemahaman akan keberagaman, dan penguatan
praktik baik dan inovasi;
4. Mewujudkan pelestarian kebudayaan dan pengembangan bahasa daerah
adalah: a) menjaga dan memelihara jati diri karakter bangsa melalui
pelestarian dan pengembangan kebudayaan dan bahasa; b).
membangkitkan kembali karakter bangsa Indonesia, yaitu saling
menghargai keragaman, toleransi, etika, moral, dan gotong royong melalui
penerapan budaya dan bahasa Indonesia yang baikdi masyarakat; c)
meningkatkan apresiasi pada seni dan karya budaya Indonesia sebagi
bentuk kecintaan pada produk produk dalam negeri; d) melestarikan ,
mengembangakn dan memfaatkan warisan budaya termasuk budaya
maritim dan kepulaua untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat;
5. Mewujudkan penguatan tata kelola serta peningkatan efektifitas birokrasi
dan pelibatan publik adalah dengan memaksimakan pelibatan publik
dalam seluruh aspek pengelolaan kebijakan yang berbasis data, riset, dan
bukti lapangan ; membantu penguatan kapasitas tata kelola pada
pendidikian di daerah , mengembangkan koordinasi dan kerjasama lintas
sektoral ditingkat nasional; mewujudkan birokrasi pendidikan yang
menjadi teladan dalam tata kelola yang bersih, efektif, dan efisien.
3.4 Telaahan rencana tata ruang wilayah dan kajian lingkungan hidup
strategis.
Kabupaten Blora merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa
Tengah dengan Ibukotanya adalah Blora yang berjarak sekitar 127 km
sebelah timur Kota Semarang. Berada di bagian Timur Jawa Tengah,
Kabupaten Blora berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur.
Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Rembang dan Kabupaten Pati di
utara, Kabupaten Tuban dan Kabupaten Bojonegoro (Jawa Timur) di sebelah
timur, Kabupaten Ngawi (Jawa Timur) di selatan, serta Kabupaten Grobogan
di barat.
-
55 | Renstra Dindikpora 2016-2021
Wilayah Kabupaten Blora terdiri atas dataran rendah dan perbukitan
dengan ketinggian 20-280 meter dpl. Bagian utara merupakan kawasan
perbukitan, bagian dari rangkaian Pegunungan Kapur Utara. Bagian selatan
juga berupa perbukitan kapur yang merupakan bagian dari Pegunungan
Kendeng, yang membentang dari timur Semarang hingga Lamongan (Jawa
Timur). Ibukota kabupaten Blora sendiri terletak di cekungan Pegunungan
Kapur Utara. Separuh dari wilayah Kabupaten Blora merupakan kawasan
hutan, terutama di bagian utara, timur, dan selatan. Dataran rendah di bagian
tengah umumnya merupakan areal persawahan.
Kabupaten Blora terdiri atas 16 kecamatan yang dibagi lagi atas
sejumlah 271 desa dan 24 kelurahan. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan
Blora. Di samping Blora, kota-kota kecamatan lainnya yang cukup signifikan
adalah Cepu, Jiken, Ngawen, dan Randublatung. Pertanian merupakan sektor
utama perekonomian di Kabupaten Blora. Pada subsektor kehutanan, Blora
adalah salah satu daerah utama penghasil kayu jati berkualitas tinggi di Pulau
Jawa. Daerah Cepu sejak lama dikenal sebagai daerah tambang minyak bumi,
yang dieksploitasi sejak era Hindia Belanda.
Berdasarkan hasil kajian dari Badan Lingkungan Hidup Provinsi
Jawa Tengah, Bidang Pendidikan tidak masuk dalam Lingkungan Hidup
Strategis (LHS) yang dapat memberikan dampak strategis terhadap
lingkungan hidup. Namun demikian di dalam perencanaan pembangunan
pendidikan di Jawa Tengah tetap memperhatikan Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) dan berkomitmen tidak mengorbankan kelestarian
lingkungan, tetapi justru melalui pendidikan diarahkan untuk menjaga
kelestarian lingkungan. Penataan Lingkungan Sekolah, Pembangunan Akses
Sekolah selalu memperhatikan tata ruang yang telah ditetapkan oleh
pemerintah kabupaten/kota dengan tidak memanfaatkan ruang hijau yang ada.
-
56 | Renstra Dindikpora 2016-2021
3.5 Penentuan isu-isu strategis.
Berdasarkan gambaran pelayanan SKPD, sasaran jangka menengah
renstra Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, sasaran jangka menengah
Renstra Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Tengah, implikasi rencana tata ruang
dan rencana wilayah bagi pelayanan SKPD dan implikasi kajian lingkungan
hidup strategis bagi pelayanan SKPD maka isu-isu strategis yang muncul
adalah :
1. Masih terbatasnya ketersediaan dan kualitas layanan Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD)
2. Masih terbatasnya ketersediaan dan kepastian dalam pelayanan Pendidikan
Non Formal (PNF)
3. Belum Optimalnya Ketersediaan dan Kualitas Pendidikan Dasar
(DIKDAS)
4. Belum terpenuhinya kualifikasi dan kesetaraan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (PTK)
5. Belum optimalnya legalitas organisasi pemuda, kurangnya pemuda
berprestasi dan berwirausaha, kurangnya medali prestasi atlet serta
terbatasnya sarpras olahraga.
-
57 | Renstra Dindikpora 2016-2021
BAB IV
TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR
SASARAN
TARGET KINERJA SASARAN PADA
TAHUN KE -
1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Meningkatkan
partsispasi pendidikan
jenjang paud
dan akreditasi
lembaga PAUD
Meningkatnya
APK Paud dan meningkatnya
jumlah lembaga
PAUD yang
terakreditasi
APK PAUD 0-6
Tahun 34,78 40,08 45,68 51,58 57,48
APK PAUD 3-6
Tahun 55,11 62,81 70,41 77,41 84,51
Akreditasi
Lembaga PAUD 37,11 44,32 51,69 62,31 74,54
2 Meningkatkan
partisipasi pendidikan non
formal, angka
melek huruf
dan lembaga non formal
yang
terakreditasi.
Meningkatnya
jumlah anak tidak
melanjutkan
yang terlayani
Paket A/B/C, angka melek
huruf dan
lembaga non
formal terakreditasi.
Anak lulus
sekolah yang tidak melanjutkan dan
terlayani Paket A,
B dan C
33,71 38,20 46,4 53,7 58,4
Angka Melek
Huruf 15-59
Tahun
88,9 90,7 93,21 95,8 97,2
Lembaga
Pendidikan Non Formal yang
terakreditasi
40,31 47,31 54,31 61,31 68,31
3 Peningkatan
partisipasi
pendidikan
dasar, menurunnya
angka putus
sekolah,
meningkatnya angka
kelulusan dan
rata-rata nilai
UN serta peningkatan
sarpras
Meningkatnya
APK
Pendidikan
Dasar, menurunnya
angka putus
sekolah,
meningkatnya angka
kelulusan dan
rata-rata nilai
UN serta peningkatan
sarpras
Pendidikan
Dasar
APK SD/MI 107 108 108,5 109 109,5
APM SD/MI 92,25 92,25 92,75 92,80 93
APK SMP/MTs 104,50 104,75 104,80 104,85 105
APM SMP/MTs 72,5 73 73,5 73,5 74
APS SD/MI 0,40 0,35 0,30 0,25 0,20
APS SMP/MTs 0,20 0,20 0,20 0,15 0,1
Angka Kelulusan
SD/MI 100 100 100 100 100
Angka Kelulusan
SMP/MTs 100 100 100 100 100
Rata-Rata Nilai
UN SD/MI 6,75 6,8 6,8 6,85 6,85
Rata-Rata Nilai
UN SMP/MTs 6,50 6,55 6,60 6,65 6,70
Prosentase Ruang
Kelas SD/MI kondisi baik.
87 87,50 87,50 88,00 88,50
Prosentase Ruang Kelas SMP/MTs
kondisi baik.
81 82 82,50 83 83,50
4 Peningkatan
Kompetensi
Guru TK
Meningkatnya
kualifikasi
pendidikan guru TK
Guru TK
berkualifikasi
S1/D4 81,92 81,96 81,98 82 83
-
58 | Renstra Dindikpora 2016-2021
5 Meningkatkan
jumlah
pendidik yang
berkualifikasi S1/D4.
Meningkatnya
jumlah
pendidik dan
tenaga kependidikan
yang memenuhi
kualifikasi
S1/D4
Guru SD/MI
berkualifikasi
S1/D4
85,10 87,05 89,05 91,75 94
Guru SMP/MTs
berkualifikasi
S1/D4 94,90 96,90 98,50 98,75 98,75
6 Meningkatkan
jumlah organisasi
pemuda
berlegalitas,
pemuda berprestasi,
pemuda mampu
berwirausaha,
medali tingkat provinsi,
gelanggang
remaja dan
lapangan olahraga selain
milik swasta.
Meningkatnya
organisasi pemuda
berlegalitas,
pemuda
berprestasi, pemuda
berwirausaha,
medali atlet
tingkat provinsi,
gelanggang
remaja dan
lapangan olahraga
Organisasi
kepemudaan yang mempunyai
legalitas dari
Pemkab
54 54 55 56 57
Jumlah pemuda
berprestasi 97 99 100 101 105
Jumlah pemuda
yang mampu
berwirausaha
210 220 230 240 250
Jumlah medali
tingkat provinsi yang diperoleh
80 83 86 89 92
Jumlah gelanggang/balai
remaja selain
milik swasta
2 2 2 2 2
Jumlah lapangan
olahraga 46 46 46 46 46
4.2 Stretegi dan Kebijakan SKPD
NO TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN 1 Meningkatkan
partsispasi
pendidikan
jenjang paud
dan akreditasi
lembaga PAUD
Meningkatnya
APK Paud dan
meningkatnya
jumlah lembaga
PAUD yang
terakreditasi
Penyediaan layanan
PAUD melalui
pengembangan
kelembagaan,
peningkatan sarpras dan
pembinaan siswa.
Peningkatan layanan
pendidikan usia dini yang
merata, terjangkau dan
bermutu.
2 Meningkatkan
partisipasi
pendidikan non
formal, angka
melek huruf dan
lembaga non
formal yang
terakreditasi.
Meningkatnya
jumlah anak
tidak
melanjutkan
yang terlayani
Paket A/B/C,
angka melek
huruf dan
lembaga non
formal
terakreditasi.
Perluasan layanan
Pendidikan Non Formal
melalui pengembangan
kelembagaan,
pembinaan warga
belajar dan pendidikan
masyarakat,
implementasi
kurikulum dan
pengayaan sumber
belaajar.
Pengembangan desa vokasi dan
penyediaan akses layanan
pendidikan keaksaraan.
-
59 | Renstra Dindikpora 2016-2021
3 Peningkatan
partisipasi
pendidikan
dasar,
menurunnya
angka putus
sekolah,
meningkatnya
angka kelulusan
dan rata-rata
nilai UN serta
peningkatan
sarpras
Meningkatnya
APK
Pendidikan
Dasar,
menurunnya
angka putus
sekolah,
meningkatnya
angka kelulusan
dan rata-rata
nilai UN serta
peningkatan
sarpras
Pendidikan
Dasar
Peningkatan layanan
pendidikan dasar,
melalui pengembangan
kelembagaan,
pemenuhan sarana
prasarana, implementasi
kurikulum, pembinaan
kesiswaan dan
pengayaan sumber
belajar.
Mendayagunakan semua
potensi layanan pendidikan
dasar.
4 Peningkatan
Kompetensi
Guru TK
Meningkatnya
kualifikasi
pendidikan guru
TK
Peningkatan mutu
Pendidik dan Tenaga
Kependidikan melalui
peningkatan kualifikasi
dan kompetensi,
pemberian penghargaan
dan perlindungan,
peningkatan
kesejahteraan dan
pengembangan profesi
pendidik dan tenaga
kependidikan.
Meningkatkan kualifikasi dan
kompetensi pendidik dan tenaga
kependi