Mengevaluasi peranan pers dalam masyarakat demokrasi

32
MATERI PEMBELAJARAN PKN SM K KELAS XII SEMESTER 2 Oleh : Samsul Hadi

Transcript of Mengevaluasi peranan pers dalam masyarakat demokrasi

MATERI PEMBELAJARAN PKN SMK

KELAS XII SEMESTER 2

Oleh :

Samsul Hadi

PENGERTIAN PERS

• Pers dalam arti sempit

Media cetak berupa Surat Kabar (News Paper) atau Majalah

(Magazine)

• Pers dalam arti luas

Semua barang cetakan yang ditujukan untuk umum sebagai

pengganti istilah printed mass media.

• Secara etimologi

Pers (Belanda), Press (Inggris), Presse (Perancis), Pressare atau

Premare (Latin) artinya tekan atau Cetak.

• Menurut Weiner, Pers adalah wartawan cetak, media cetak, publisitas atau peliputanberita.

• Menurut Oemar Seno Adji :

1. Dalam arti sempit artinya penyiaran pikiran,

gagasan, atau berita-berita secara tertulis

2. Dalam arti luas artinya semua media massa

atau mess communications yang

memancarkan pikiran dan perasaan

seseorang baik tertulis maupun lisan

UU NO. 40 TAHUN 1999Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi

massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik, yang

meliputi : mencari, memperoleh, memiliki,

menyimpan, mengolah dan menyampaikan

informasi, baik dalam bentuk tulisan, suara,

gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik

maupun dalam bentuk lainnya dengan

menggunakan media cetak, media elektronik, dan

segala jenis saluran yang tersedia

PERS MENURUT ILMU KOMUNIKASI

Usaha percetakan atau penerbitan

Usaha pengumpulan dan penyiaran berita

Penyiaran berita melalui surat kabar, majalah, radio dan televisi

Orang-orang yang bergerak dalam penyiaran berita

Media penyiaran dan berita yakni surat kabar, majalah, radio

dan televisi

FUNGSI PERS DI INDONESIA

1. Media Informasi

2. Media Pendidikan

3. Media Hiburan

4. Kontrol sosial

5. Lembaga Ekonomi

Menurut UU No. 40 Tahun 1999 pada pasal 3 :

Fungsi Pers menurut Muchtar Lubis

a. Pemersatu

b. Pendidik

c. Public witch dog

d. Penghapus mitos dan mistik

e. Forum masalah publik

Fungsi Pers menurut Kusman Hidayat

a. Pendidik

b. Penghubung

c. Pembentuk pendapat umum

d. Fungsi Kontrol

Fungsi Pers dalam masyarakat demokrasi

• Fungsi kontrol, kritik, dan koreksi yang bersifat

membangun.

• Fungsi pendidikan

• Fungsi hiburan

• Fungsi sebagai lembaga ekonomi

Peranan Pers Nasional

• Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui

• Menegakan nilai-nilai dasar demokrasi

• Mengembangkan pendpat umum

• Melakukan pengawasan, kritik dan kontrol

• Memperjuangkan keadilan dan kebenaran

PERANAN PERS DI INDONESIA

UU No. 40 Tahun 1999 pada pasal 6 :

1. Memenuhi keinginan masyarakat untuk mengetahui

2. Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong

terwujudnya supremasi hukum dan hak-hak asasi manusia

serta menghormati kebhinnekaan

3. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi

yang tepat, akurat, dan benar

4. Melakukan pengawasan, kritik, koreksi dan saran terhadap

hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum

5. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran

PERKEMBANGAN PERS DI INDONESIA

Dalam perkembangannya dikategorikan ke dalam tiga

golongan, yaitu :

1. Pers Kolonial, yaitu surat kabar atau majalah yang diusahakan oleh orang-orang Belanda dalam bahasaBelanda, bahasa Indonesia (Melayu) atau bahasa daerah.

2. Pers Cina, yaitu surat kabar atau majalah yang diterbitkanoleh golongan penduduk Cina dalam bahasa Cina, bahasBelanda dan bahasa Indonesia (Melayu).

3. Pers Nasional, yaitu surat kabar atau majalah yang diterbitkan dalam bahasa Indonesia (Melayu) dan bahasadaerah

Pers pada masa Penjajahan Belanda

1. Pada tahun 1615 atas perintah Gubernur Jenderal Jan PieterzoonCoen diterbitkan Memories der Nouvelles yang ditulis dengantangan

2. Pada tahun 1688 diterbitkan surat kabar cetak pertama denganmesin cetak yang didatangkan dari Belanda

3. Pada tanggal 20 Juni 1746 surat kabar pertama ditutup, danpada tahun 1810 muncul kembali Bataviasche Koloniale Courantdi Jakarta, Surabaya dan Semarang

4. Pada tanggal 23 Mei 1780 terbit surat kabar kedua bernamaVendu Nieuws, dan pada masa pemerintahan Herman Willem Daendles, tahun 1809 surat kabar ini dihentikan.

5. Pada tahun 1831 muncul surat kabar swasta pertama, dansebelum tahun 1856 tidak kurang dari 16 surat kabar terbit di Hindia Belanda

Pers di masa pergerakan Nasional

Masa pergerakan adalah masa dimana bangsa Indonesia

berada pada detik-detik terakhir penjajahan Belanda sampai

masuknya Jepang menggantikan Belanda.

Setelah muncul pergerakan modern Budi Utomo tanggal

20 Mei 1908, surat kabar yang dikeluarkan orang Indonesia

lebih banyak berfungsi sebagai alat perjuangan. Pers saat itu

merupakan “terompet” dari organisasi pergerakan orang

Indonesia. Pers menjadi pendorong bangsa Indonesia dalam

perjuangan memperbaiki nasib dan kedudukan bangsa.

Surat kabar yang terbit pada masa Pergerakan

NasionalHarian Sedio Tomo

Harian Darmo Kondo

Harian Utusan Hindia

Harian Fajar Asia

Majalah Mingguan Pikiran Rakyat

Majalah Berkala Daulah Rakyat

Pers di masa Penjajahan Jepang

Pers nasional masa pendudukan Jepang memang mengalami

penderitaan dan pengekangan kebebasan. Namun, ada beberapa

keuntungan yang didapat oleh insan pers Indonesia pada masa

penjajahan Jepang :

1. Pengalaman karyawan pers menjadi bertambah. Fasilitas yang

digunakan jauh lebih banyak daripada masa penjajahan

Belanda.

2. Berkembangnya bahasa Indonesia dengan keluarnya larangan

berbahasa Belanda dalam kehidupan sehari-hari.

3. Adanya pengajaran untuk rakyat agar berpikir kritis terhadap

berita yang disajikan oleh sumber-sumber resmi Jepang.

Pers di masa Kemerdekaan

Periode Kemerdekaan terjadi pada tahun 1945. Pada saat

itu, pers terbagi menjadi dua golongan yaitu Pers Nica

(Belanda) dan Pers Republik.

Pers Republik berisikan semangat mempertahankan

kemerdekaan dan menentang usaha pendudukan sekutu.

Sedangkan Pers Nica berusaha mempengaruhi rakyat Indonesia

agar menerima kembali Belanda untuk berkuasa di Indonesia.

Pers di masa Demokrasi Liberal

Landasan kemerdekaan pers adalah Konstitusi Republik

Indonesia Serikat (RIS 1949) dan UUD sementara (1950).

Awal pembatasan terhadap kebebasan pers adalah efek

samping dari keluhan para wartawan terhadap pers Belanda

dan Cina yang akhirnya mengesahkan Undang-undang yang

mengharuskan para penerbit Belanda membayar 3 (tiga) kali

lipat untuk kertas koran ketimbang pers Indonesia.

Pers di masa Demokrasi Terpimpin

Landasan pers kembali ke UUD 1945, tindakan tekanan

terhadap pers terus berlangsung, yaitu pembreidelan terhadap

kantor berita PIA dan Surat Kabar Republik, Pedoman, Berita

Indonesia, dan Sin Po yang dilakukan oleh penguasa perang

Jakarta.

Penekanan pada kebebasan pers diawali dengan

peringatan Mentri Muda Penerangan bahwa “langkah-langkah

tegas dilakukan terhadap surat kabar, majalah, dan kantor-

kantor berita yang tidak menaati peraturan. Dan setelah itu

pencabutan izin terbit Harian Republik.

Pers di masa Orde Baru

Lahir istilah Pers Pancasila dari tokoh-tokoh pers

terkemuka. Pers Pancasila adalah pers Indonesia dalam arti pers

yang orientasi, sikap, dan tingkah lakunya didasarkan pada nilai-

nilai Pancasila dan UUD 1945.

Keluarnya Undang-Undang Pokok Pers (UUPP) Nomor

11 Tahun 1966, yang menjamin tidak ada sensor dan

pembreidelan. Namun setelah peristiwa “Malari”, kebebasan

pers kembali seperti zaman orde lama. Peristiwa Malari juga

menyebabkan 7 (tujuh) surat kabar dilarang terbit, termasuk

Kompas.

Pers di masa Reformasi

Pers nasional kembali menikmati kebebasan pers. Setelah

dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang

Hak Asasi Manusia dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999

tentang Pers.

Dalam UU No. 40 Thn 1999 tentang Pers, dijamin adanya

kemerdekaan pers sebagai hak asasi warga negara dan pers

nasional tidak dikenakan penyensoran, pembreidelan, dan

pelarangan penyiaran.

Peranan Pers Dalam Masyarkat Yang Demokratis

1. Fungsi Kontrol, Kritik, dan Koreksi yang bersifat

membangun.

2. Fungsi Pendidikan

3. Fungsi Hiburan

4. Fungsi Sebagai Lembaga Ekonomi

Pers yang bebas dan bertanggung jawab

• Kemerdekaan Pers

• Kebebasan Memilih Organisasi Wartawan

• Perlindungan Hukum

• Hak Pendirian Perusahaan Pers

• Ancaman Pidana Bagi Yang Menghambat Tugas Pers

• Pertanggungjawaban Pers

KODE ETIK WARTAWAN INDONESIA

1. Menghormati hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang

benar

2. Menempuh tatacara yang etis untuk memperoleh dan menyiarkan

informasi serta memberikan identitas kepada sumber informasi

3. Menghormati asas praduga tidak bersalah, tidak

mencampuradukan fakta dengan opini, berimbang, dan selalu

menliti kebenaran informasi serta tidak melakukan flagiat

4. Tidak menyiarkan informasi yang bersifat dusta, fitnah, sadis dan

cabul, serta tidak menyebutkan identitas korban kejahatan asusila

5. Tidak menerima uang suap dan tidak menyalahgunakan profesi

6. Memiliki hak tolak, menghargai ketentuan embargo, informasi

latar belakang dan off the record sesuai kesepakatan

Kode Etik Aliansi Jurnalis Independen (AJI)• Jurnalis menghormati hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar.

• Jurnalis senantiasa mempertahankan prinsip-prinsip kebebasan dan

keberimbangan dalam peliputan dan pemberitaan serta kritik dan komentar.

• Jurnalis memberi tempat bagi pihak yang kurang memiliki daya dan kesempatan

untuk menyuarakan pendapatnya.

• Jurnalis hanya melaporkan fakta dan pendapat yang jelas sumbernya.

• Jurnalis tidak menyembunyikan informasi penting yang perlu diketahui

masyarakat.

• Jurnalis menggunakan cara-cara yang etis untuk memperoleh berita, foto dan

dokumen.

• Jurnalis meghormati hak narasumber untuk memberi informasi latar belakang,

off the record, dan embargo.

• Jurnalis segera meralat setiap pemberitaan yang diketahuinya tidak akurat.

• Jurnalis menjaga kerahasiaan sumber informasi konfidensial, identitas korban

kejahatan seksual, dan pelaku tindak pidana di bawah umur.

ASAS-ASAS JURNALISTIK INDONESIA

• Asas Profesionalisme

• Asas Nasionalisme

• Asas Demokrasi

• Asas Religius

PRAKTEK JURNALISTIK YANG MENYIMPANG

1. Epsploitasi judul

2. Sumber data “konon kabarnya”

3. Dominasi opini elit dan kelompok mayoritas

4. Penyajian informasi yang tidak investigative

UPAYA PEMERINTAH DALAM

MENGENDALIKAN KEBEBASAN PERS DI

INDONESIA

• Mewujudkan Pers Pancasila

• Adanya berbagai ketentuan tentang kebebasan berkomunikasi,

memperoleh informasi dan menyampaikan pendapat di

muka umum

JAMINAN KEBEBASAN BERBICARA DAN

BERPENDAPAT DI INDONESIA

• Pasal 28 dan 28F UUD 1945

• Tap MPR No.XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia

• UU No.39 Tahun 2000 tentang HAM pasal 14 ayat 1 dan 2

• UU No.40 Tahun 1999 tentang Pers pasal 2 dan 4 ayat 1

Manfaat Media Masa• Memberikan informasi kepada masyarakat.

• Membuka wawasan dan pengetahuan masyarakat.

• Sarana informasi dengan pilihan yang beragam.

• Mrnciptakan kehidupan yang demokratis.

DAMPAK PENYALAHGUNAAN

KEBEBASAN MEDIA MASSA

1. Bisa menghancurkan nama baik dan reputasi individu

2. Bisa menimbulkan kebohongan publik dan merusak moral masyarakat

3. Merugikan kepentingan bangsa dan negara :

a. Tingkat kepercayaan masyarakat akan berkurang

sehingga masyarakat apatis terhadap program pemerintah

b. Lunturnya kepercayaan luar negri terhadap

bangsa dan negara kita

c. Timbulnya pergesekan antara pers dengan institusi

tertentu

Mari Kita WujudkanKebebasan Pers

Yang Bertanggungjawab

:::Terimakasih:::