Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/... · penggerak traktor beroda...

20

Transcript of Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/... · penggerak traktor beroda...

Page 1: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/... · penggerak traktor beroda dua. Tujuannya agar mobilitas mesin di lapangan bisa berlangsung lebih ... Kapasitas
Page 2: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/... · penggerak traktor beroda dua. Tujuannya agar mobilitas mesin di lapangan bisa berlangsung lebih ... Kapasitas

Warta

Pengantar Redaksi Daftar Isi

ISSN 0216-4427

Penelitian dan Pengembangan PertanianVolume 40 No. 3, 2018

Mesin Penggulud dan Pemasang Mulsa Plastik untuk Tanaman HortikulturaKhususnya Cabai 1

PATBO SUPER, Teknologi SpesifikLahan Sawah Tadah Hujan Guna Meningkatkan Produktivitas Padi 3

Peran PTKJS Mendukung Peluang Pemasaran Jeruk 6

Peningkatan Produksi Pala (Myristica Fragrans Houtt) melalui Introduksi Teknologi PHT dan Pemupukan 8

IndoAgropedia dan iTani : Aplikasi Digital Terkini untuk Penyebaran Teknologi Pertanian 11

Velva, Jambu Biji Merah KudapanAsal Buah Selezat Es Krim 13

Pemanfaatan Lahan Kosong KebunDurian Muda untuk Produksi Bawang Merah 15

Bawang Merah di Lahan Rawa Lebak 17

Tuntutan pengembangan hasil produksi hortikultura semakin meningkat seiring kesadaran konsumen terkait kebutuhan nutrisi selain pangan pokok. Perlu adanya strategi pengembangan sektor hortikultura yang meliputi sayuran, buah, hingga tanaman hias yang tentunya sangat terkait dengan kemajuan teknologi. Balitbangtan berupaya menghasilkan teknologi yang terbaik guna mendukung semua sektor komoditas tidak terkecuali hortikultura. Kali ini beberapa teknologi dan kegiatan diseminasi hortikultura tersaji diantaranya dukungan alsintan berupa mesin penggulud dan pemasangan mulsa untuk tanaman hortikultura, paket teknologi Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk Sehat (PTKJS) yang bermanfaat bagi petani jeruk, pemanfaatan lahan yang efektif untuk hortikultura seperti lahan rawa lebak dan lahan kosong kebun durian yang masih dapat dimanfaatkan untuk budi daya bawang merah, dan sebagai bagian yang tidak kalah penting dari pascapanen dimana velva jambu biji merah sebagai kudapan asal buah bisa selezat es krim. Artikel kali ini juga membahas keberadaan teknologi Patbo Super mendukung produksi pangan yang spesifik lahan sawah tadah hujan. Kemudian pentingnya introduksi teknologi Pengendalian Hama Terpadu dan pemupukan guna peningkatan produksi pala yang semakin menurun karena tanaman yang menua dan terserang penyakit. Kementerian Pertanian selalu mengupayakan untuk menyampaikan segala bentuk informasi dan teknologi ke pengguna dalam hal ini petani. Pentingnya akses informasi tersebut dipermudah dengan kehadiran aplikasi IndoAgropedia dan iTani. Redaksi

Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian diterbitkan enam kali dalam setahun oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pengarah: Muhammad Syakir; Tim Penyunting: Retno Sri Hartati Mulyandari, Istriningsih, Nuning Nugrahani, Sri Hartati, Sofjan Iskandar, Syahyuti, Sri Utami, Tri Puji Priyatno, Miskiyah, Wiwik Hartatik, Achmad Subaidi; Ika Djatnika; Ronald Hutapea; Penyunting Pelaksana: Morina Pasaribu, Siti Leicha Firgiani, Ujang Sahali Tanda Terbit: No. 635/SK/DITJEN PPG/STT/1979; Alamat Penyunting: Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian, Jalan Salak No. 22, Bogor 16151, Telepon: (0251) 8382567, 8382563, Faksimile: (0251) 8382567, 8382563, E-mail: [email protected]. Selain dalam bentuk tercetak, Warta tersedia dalam bentuk elektronis yang dapat diakses secara on-line pada http://www.bpatp.litbang.pertanian.go.id

Foto sampulJeruk Keprok Batu 55

Redaksi menerima naskah tentang inovasi teknologi dan kelembagaan pertanian dari hasil Penelitian, Pengkajian, dan Diseminasi lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Sasaran pembaca adalah komunitas pertanian, terutama penyuluh dan praktisi di lapangan. Naskah disajikan dalam bentuk ilmiah popular disertai gambar/foto yang sesuai dengan bahasan naskah. Jumlah halaman naskah 4-6 halaman ketik dua spasi dengan judul maksimal 10 kata.

Page 3: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/... · penggerak traktor beroda dua. Tujuannya agar mobilitas mesin di lapangan bisa berlangsung lebih ... Kapasitas

Volume 40 Nomor 3, 2018 1

Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditi

sayuran penting yakni sebagai bumbu bagi masakan Indonesia. Bagi petani, budi daya cabai dapat mendatangkan nilai ekonomi yang cukup tinggi. Namun, cabai menjadi salah satu komoditas yang dapat mempengaruhi laju inflasi. Naik turunnya produksi cabai akan memengaruhi gejolak harga bahkan nilai ekonomi. Beberapa tahun belakangan, terutama menjelang hari raya keagamaan, harga cabai melonjak drastis, cukup membuat para pengusaha kul iner dan khususnya ibu rumah tangga menjadi kebingungan. Kondisi tersebut menjadi permasalahan yang terjadi secara berulang-ulang. Ditambah lagi performa pertumbuhan cabai yang tidak terlalu begitu baik pada musim kemarau.

O l e h k a r e n a i t u , u n t u k mengendalikan permasalahan keberadaan cabai maka pemerintah telah mencanangkan program terkait budi daya yang efektif pada cabai. Salah satunya melalui “Gerakan Tanam Cabai Saat Kemarau

Mesin Penggulud dan Pemasang Mulsa Plastik untuk Tanaman Hortikultura Khususnya Cabai

(GTCK)". Program ini menjadi solusi dalam budi daya cabai pada musim kemarau sekalipun. Masalah terbatasnya ketersediaan air pada saat tanam cabai di musim kemarau atau kering dapat dilakukan dengan penggunaan mulsa plastik.

Pemasangan mulsa plastik pada bedengan tanaman dapat menurunkan evaporasi air tanah sehingga menghemat penggunaan air. Manfaat lainnya yakni dapat mengendal ikan per tumbuhan gulma, mengurangi pemadatan tanah karena tetesan air hujan atau siraman air, menaikkan konsentrasi CO2 di sekitar tanaman, mengurangi pelindian unsur hara, menaikkan temperatur tanah, serta tingkat kekebalan terhadap penyakit.

Penanaman cabai umumnya dilakukan di atas bedengan atau guludan yang tingginya 15–30 cm dan lebarnya 75–80 cm dan di atas permukaan bedengan ditutup dengan mulsa plastik. Pembuatan guludan dan pemasangan mulsa plastik untuk penanaman cabai pada umumnya dilakukan secara manual sehingga membutuhkan

tenaga kerja cukup banyak karena produktivitas dan efisiensi kerjanya rendah. Proses pembuatan guludan dan pemasangan mulsa plastik untuk penanaman cabai dibutuhkan tenaga kerja sekitar 30–40 Hari Orang Kerja (HOK) per hektar.

Guna men ingka tkan p ro -duktivitas dan efisiensi kerja di dalam pembuatan guludan dan pemasangan mulsa plastik, BBP Mektan telah mengembangkan mesin yang ber fungs i untuk membuat guludan sekaligus mesin untuk pemasangan mulsa plastik pada guludannya. Pengembangan mesin tersebut diharapkan dapat membantu meringankan kerja dan mempercepat proses pembuatan guludan dan pemasangan mulsa plastik yang umum dilakukan pada budi daya tanaman hortikultura termasuk tanaman cabai. Pembuatan mekanisasi juga berdasarkan atas kesesuaian mekanisasi dengan kondis i spesi f ik lokas i ser ta kebutuhan petani di lapang. Hal tersebut akan berdampak pada termanfaatkannya teknologi yang dihasilkan dengan baik.

D isamping i tu , kehad i ran mekanisasi diharapkan dapat berdampak pada peningkatan produktivitas dan minat petani. Terjadinya fenomena aging farming yakni dominasi petani berusia tua menunjukkan konsentrasi tenaga per tanian semakin berkurang sehingga diperlukan terobosan dalam penanganan permasalahan tenaga ker ja. Demik ian pula

Penggunaan mulsa plastik dalam budi daya cabai sangat diperlukan sebagai solusi pencegahan penguapan yang berlebih pada saat kondisi

kering, mengendalikan pertumbuhan gulma, dan berbagai manfaat lainnya. Namun pemasangan mulsa secara manual dianggap membutuhkan banyak

tenaga kerja dan waktu. Mesin penggulud dan pemasang mulsa karya perekayasa dari Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan), Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan)

menjadi solusi untuk efisiensi waktu dan tenaga kerja terhadap pemasangan mulsa secara manual.

Page 4: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/... · penggerak traktor beroda dua. Tujuannya agar mobilitas mesin di lapangan bisa berlangsung lebih ... Kapasitas

2 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Mesin penggulud.

terhadap kebutuhan waktu proses budi daya cabai dimana keberadaan mesin penggulud dan pemasang mulsa mampu mendukung proses penanaman cabai dalam waktu yang singkat. Perencanaan penanaman pun dapat dilakukan dengan tepat waktu.

BBP Mektan merekayasa dan mengembangkan mesin penggulud dan pemasang mulsa plastik dengan penggerak traktor beroda dua. Tujuannya agar mobilitas mesin di lapangan bisa berlangsung lebih mudah dan efektif. Mesin penggulud juga dilengkapi dengan bajak rotari yang memiliki fungsi pengolahan tanah dan pembuatan guludan. Bajak rotari mesin penggulud tersebut memiliki kemampuan lebar kerja yang dapat diatur, mulai dari lebar kerja 60–80 cm. Selanjutnya tanah hasil rotari dibentuk berupa guludan dengan tinggi rata-rata 20–30 cm dan lebar guludan pada bagian dasar 75–80 cm sedangkan bagian atas 60–70 cm.

Fungsi dan Keunggulan

Mesin pemasang mulsa plastik berfungsi untuk memasang mulsa plastik pada permukaan guludan. Mesin ini dapat memasang mulsa plastik dengan lebar plastik 80–120 cm. Cara kerja mesin pemasang mulsa ini adalah plastik mulsa

d ipasangkan pada dudukan roll yang dapat berputar untuk melepaskan mulsanya. Pada bagian mesin untuk pemasangan mulsa juga dilengkapi dengan dua unit pembuka alur bagian depan, dua unit roda penekan mulsa plastik, silinder penekan, dan dua unit singkal penutup bagian tepi mulsa plastik. Gulungan mulsa plastik yang sudah dipasangkan pada dudukan roll bagian ujung plastik, ditarik ke arah belakang melalui bawah silinder penekan dan roda penekan sampai ke bagian ujung luar guludan. Bagian tepi mulsa plastik kemudian dibenamkan ke dalam tanah atau ditutup dengan tanah yang berada pada bagian ujung bedengan. Agar lebih kuat bagian ujung plastik yang dibenamkan ke bagian ujung bedengan diberi penguat berupa patok bambu agar tidak mudah lepas pada saat mulsa plastik akan ditarik. Pada saat mesin dijalankan dan bergerak maju, mulsa plastik akan terbentang sepanjang guludan dan menutupi permukaannya. Bentangan plastik di bagian kiri dan kanan guludan, ditekan oleh roda penekan sehingga mulsa akan menempel di atas permukaan tanah. Selanjutnya pada bagian tepi kiri dan kanan plastik akan ditutup tanah oleh bagian singkal penutup. Setelah sampai di ujung bedengan, mulsa plastik dipotong dengan pisau atau gunting untuk kemudian pada

Hasil pemasangan mulsa plastik.

bagian ujungnya dibenamkan ke dalam tanah ujung guludan. Mesin penggulud dan pemasang mulsa plastik ini sangat cocok dan efektif digunakan di tingkat petani dengan luas skala area lahan yang tidak terlalu luas. Hal tersebut dikarenakan alat ini ditarik oleh traktor kecil beroda dua sehingga lebih mudah untuk dioperasikan.

Tenaga penggeraknya adalah motor bensin 7,5 Horse Power (HP) yang dilengkapi dengan roda karet. Setang kemudi dari traktor tersebut dapat diputar sejauh 360° sehingga cukup fleksibel dalam proses pengemudian. Kapasitas ker ja mes in penggu lud dan pemasang mulsa plastik ini sekitar 15–20 jam/ha bergantung pada kondisi lahan yakni jenis dan ukuran petakan lahan. Hitungan efisiensinya adalah ketika pembuatan guludan dan pemasangan mulsa manual membutuhkan tenaga kerja sekitar 30–40 HOK per hektar, maka dengan mesin ini hanya membutuhkan tenaga kerja kurang lebih 2-3 HOK per hektar.

Suparlan dan Daragantina Nursani

Balai Besar Pengembangan

Mekanisasi Pertanian

Jalan Sinarmas Boulevard, Pagedangan,

Tangerang, Banten 15338

Telepon : 08119936787

E-mail : [email protected].

go.id

Page 5: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/... · penggerak traktor beroda dua. Tujuannya agar mobilitas mesin di lapangan bisa berlangsung lebih ... Kapasitas

Volume 40 Nomor 3, 2018 3

PATBO SUPER, Teknologi Spesifik Lahan Sawah Tadah Hujan Guna Meningkatkan Produktivitas Padi

Beras menjadi isu utama dalam pemantapan ketahanan pangan

karena 95% penduduk Indonesia masih bergantung pada pertanian dan 55% diantaranya menjadikan beras sebagai sumber energi. Kondisi tersebut mengharuskan pemerintah untuk menjaga ketersediaan beras sepanjang waktu secara merata, stabil, dan dengan harga terjangkau. Provinsi Jawa Barat pada dasarnya mampu memenuhi kebutuhan beras bagi 43,02 juta penduduknya pada tingkat konsumsi beras 105,87 kg/kapita/tahun. Namun demikian sebagai salah satu sentra produksi beras nasional, Jawa Barat dituntut berkontribusi terhadap kebutuhan nasional. Target kontribusinya ditetapkan setiap tahun sekitar 17%. Padahal luas lahan sawah produktif di Jawa Barat semakin berkurang akibat alih fungsi lahan, tidak terkecuali pada lahan sawah irigasi. Data BPS (2014) menunjukkan luas sawah di Jawa Barat sekitar 942.974 ha di 27 kabupaten atau kota. Berdasarkan sistem pengairannya, 40% berupa lahan sawah irigasi dan 60% merupakan lahan sawah tadah hujan.

Program intensifikasi padi pada lahan sawah tadah hujan telah dilakukan sejak tahun 2008 melalui Program Peningkatan Beras Nasional (P2BN). Namun hasilnya dianggap belum optimal dimana produktivitas panen baru 4–5 t/ha padahal potensinya dapat mencapai 6–7 t/ha. Diperlukan inovasi sebagai solusi penanganannya, salah satunya lewat teknologi Patbo Super yang menunjukkan peningkatan hasil hingga >30%.

Teknologi PATBO SUPER

Patbo adalah singkatan dari Padi Aerob Terkendali Berbasis Organik. Patbo Super merupakan paket teknologi budi daya padi spesifik lahan tadah hujan. Tujuannya untuk meningkatkan produktivitas dan potensi peningkatan Indeks Pertanaman (IP). Komponen utama Patbo Super ada 5 yaitu: (1) varietas unggul baru (VUB) kelompok amfibi, (2) manajemen air, (3) bahan organik, (4) pengendalian gulma, dan (5) alsintan. Komponen penunjang lainnya terdiri atas:

(1) umur bibit 10–20 hari setelah semai, (2) jumlah populasi per lubang tanam 2–3 bibit, (3) sistem tanam jajar legowo 2:1/4:1, (4) pemupukan sesuai kebutuhan dan ketersediaan hara dalam tanah, dan (5) pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) ramah lingkungan.

Penggunaan Varietas Unggul Kelompok Amfibi

Varietas unggul padi spesifik lokasi menjadi komponen utama yang mampu meningkatkan produktivitas padi. Varietas tersebut dikelompokkan sebagai varietas amfibi seperti Limboto, Batutegi, Towuti, Situ Patenggang, Situ Bagendit, Inpari, Laeya, Inpago 4, Inpago 5, Inpago 6, Inpago 7, Inpago 8, Inpago 9, Inpari 38 Agritan, dan Inpari 39 Agritan.

Manajemen Air Mikro dan Makro

Padi merupakan tanaman yang memerlukan pemberian air di tingkat mikro dan makro. Pemberian air tingkat mikro sesuai kebutuhan tanaman seperti pada fase pertumbuhan dengan tahapan : (a) masa vegetatif hingga 10 Hari Setelah Tanam (hst), jika terjadi hujan terus menerus diperlukan drainase agar tanaman tidak tergenang, (b) drainase ditutup agar lahan tergenang pada fase

Proporsi luas lahan sawah irigasi semakin berkurang akibat alih fungsi lahan menjadi non pertanian. Pemerintah perlu melakukan upaya optimalisasi pemanfaatan lahan guna memenuhi kebutuhan pangan yang semakin

meningkat. Pemanfaatan lahan sawah tadah hujan masih memiliki peluang untuk ditingkatkan. Patbo Super merupakan paket teknologi yang dapat menjadi solusi dalam peningkatan hasil produksi padi pada lahan sawah

tadah hujan hingga 30%.

Page 6: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/... · penggerak traktor beroda dua. Tujuannya agar mobilitas mesin di lapangan bisa berlangsung lebih ... Kapasitas

4 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

generatif untuk menghindari pembentukan anakan baru, dan (c) penggenangan minimal 4 hari dan selanjutnya tanah dipertahankan lembab sampai stadia masak susu. Sedangkan pengaturan air tingkat makro dilakukan dengan memanfaatkan potensi sumber air dari sungai atau embung seefisien mungkin untuk meningkatkan IP.

Penggunaan Bahan Organik In situ dan Pupuk Hayati

Pupuk organik diprioritaskan dengan bahan organik in situ yaitu jerami padi dan dekomposer pupuk hayati yang digelebeg pada lahan yang akan ditanami. Upaya menjaga keseimbangan unsur hara dianggap cukup mendesak. Menurut Las (1995), pemberian pupuk organik dan hayati dapat meningkatkan kualitas tanah dan lingkungan secara berkelanjutan. Berbagai jenis dan merek pupuk hayati telah diproduksi dan beredar di pasar. Salah satunya pupuk hayati yang dihasilkan oleh Balai Penelitian Tanah (Balittanah), Balitbangtan dengan merek “AGRIMETH”.

Pengendalian Gulma

Pengendalian gulma sebagai OPT dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: (1) kimiawi yakni

Keragaan beberapa varietas unggul amfibi.

pemberian herbisida seperti herbisida pra tumbuh yang mampu mematikan biji gulma dan (2) mekanik yakni pengendalian manual atau dengan alat seperti gasrok. Ketersediaan tenaga kerja pertanian semakin berkurang sehingga kehadiran mesin sangat diperlukan, salah satunya Power weeder hasil perakitan Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan). Power weeder cocok digunakan pada lahan sawah tadah hujan dengan pelumpuran dangkal dan terbukti dapat mengefisienkan tenaga kerja sebesar 71,6%.

Penggunaan Alsintan

Alat dan mesin pertanian (alsintan) yang umumnya diperlukan pada lahan sawah tadah hujan antara lain traktor tangan, jarwo transplanter, power weeder, dan combine harvester. (1) Traktor tangan untuk pengolahan tanah dan jerami menjadi pupuk organik

dengan sistem gelebeg. (2) Jarwo transplanter digunakan sesuai kondisi fisik tanah dimana tidak direkomendasikan pada lahan sawah dengan lumpur dalam. (3) Power weeder dikombinasi dengan herbisida selektif dan penentuan waktu yakni : (a) kombinasi herbisida pra tumbuh yang diaplikasikan maksimal satu minggu HST dan (b) mekanik pada umur 4 minggu HST. (4) Combine harvester sebagai alat panen spesifik dimana tidak semua hasil panen sawah tadah hujan dapat dipanen dengan alat tersebut, diperlukan survei atau identifikasi awal terkait lokasi.

Kinerja Teknologi Patbo Super

Peningkatan Biota Tanah. Patbo Super terbukti memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap populasi bakteri penambat N yaitu Azotobacter sp. Jumlah populasi Azotobacter sp. tergolong tinggi dengan rata-rata sebesar 2,36 x 106 (Tabel 1). Pemberian jerami

Agrimeth, Pupuk Hayati Invensi Balittanah Balitbangtan.

Alat penyiang gulma “Power weeder” Jarwo Transplanter.

Page 7: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/... · penggerak traktor beroda dua. Tujuannya agar mobilitas mesin di lapangan bisa berlangsung lebih ... Kapasitas

Volume 40 Nomor 3, 2018 5

yang digelebeg juga memberikan pasokan unsur hara seperti N (2,55–395%), P (0,35–0,85%), Ca (0,400,85%), Mg (0,30–0,40%), Mn (0,09–0,12%), Fe (0,30–0,20%) dan K (1,80–390%), unsur hara tersebut dimanfaatkan bakteri Azotobacter sp., sehingga jumlahnya meningkat.

Pertumbuhan Tanaman. Patbo Super terbukti memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap tinggi dan jumlah anakan pada umur 70 hst dibandingkan dengan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) (Tabel 2). Hal ini diduga karena pada Patbo Super, jumlah pupuk organik lebih banyak dan adanya pemberian pupuk hayati pada umur 1 dan 7 minggu setelah tanam. Menurut Rosiana, et al., (2013), inokulan pupuk hayati terdiri dari bakteri penambat nitrogen non-simbiotik Azotobacter sp./Azospirilium, sp., bakteri pelarut fosfat Bacillus subtilis, dan bakteri pelarut kalium Bacillus megatherium. Inokulan bakteri ini dikemas dalam bahan pembawa campuran 75% gambut, 20% kompos, dan 5% unsur hara makro dan mikro.

Komponen Hasil dan Hasil Padi.Patbo Super pada padi sawah memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap komponen hasil (gabah hampa dan isi) (Tabel 3). Gabah hampa Patbo Super lebih rendah dibandingkan dengan teknologi eksisting PTT. Diduga karena pengolahan jerami Patbo Super sistem gelebeg dapat meningkatkan kalium tanah yang berperan dalam mengatur tekanan osmosis dan tugor, nantinya akan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sel. Penerapan sistem Patbo Super juga terbukti dapat meningkatkan produktivitas padi sebesar 33,5% dibandingkan PTT. Hasil penelitian Rosiana et al. (2012) pada lahan sawah

Tabel 1. Pengaruh penerapan sistem Patbo Super terhadap bakteri penambat N.

No. Parameter Hasil Hasil Metode

Sebelum penelitian 4,2 x 105

Patbo Super PTT

1. Ulangan 1 2,20 x 106 6,2 x 105 Total Plate Count

2. Ulangan 2 3,00 x 106 5,4 x 105 Total Plate Count

3. Ulangan 3 2,04 x 106 4,2 x 105 Total Plate Count

4. Ulangan 4 2,20 x 106 3,6 x 105 Total Plate Count

Rata-rata 2,36 x 106 4,85 x 105

Tabel 2. Perbandingan Rerata Tinggi Tanaman pada Perlakuan Patbo Super dan PTT.

No PerlakuanTinggi Tanaman 30 hst (cm)

Patbo Super Eksisting (PTT)

1. Tinggi Tanaman 21 hst (cm) 43,53ns 44,47

2. Tinggi Tanaman 42 hst (cm) 79,70ns 79,72

3. Tinggi Tanaman 70 hst (cm) 93,34* 90,77

4. Tinggi Tanaman 85 hst (cm) 99,38* 96,68

5. Jumlah anakan 21 hst 17,72ns 17,02

6. Jumlah anakan 42 hst 30,97ns 29,28

7. Jumlah anakan 70 hst 25,51* 23,30

8 Jumlah anakan 85 hst 23,75* 20,67Keterangan: ns = tidak berbeda nyata dan * = berbeda nyata

Tabel 3. Perbandingan Rerata Gabah Hampa, Isi, dan Produktivitas Padi pada Patbo Super dan PTT.

No UlanganGabah Hampa (butir/malai)

Patbo Super Eksisting PTT

1. Panjang malai 20.78ns 20,60

2. Jumlah malai 21,55ns 20,40

3. Gabah Hampa (butir/malai) 4,84** 10,53

4. Gabah Isi (butir/malai) 95,16* 89,47

5. Produktivitas (t/ha) 7,65** 5,74Keterangan: ns = tidak berbeda nyata; * = berbeda nyata; dan ** = sangat berbeda nyata

tadah hujan di lahan percobaan Universitas Padjadjaran dengan ketinggian lahan 740 m dari permukaan laut menunjukkan bahwa penerapan teknologi Patbo Super varietas Inpari 13 mampu meningkatkan produktivitas padi sebesar 40,8% dari 3,9 menjadi 6,59 t/ha. Selanjutnya, perlu dilakukan uji penerapan teknologi Patbo Super dengan melihat tingkat kelayakan finansial dan sosial agar Patbo Super dapat direkomendasikan

sebagai pilihan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan produktivitas beras dan tentunya kebutuhan pangan nasional.

Nana Sutrisna dan Liferdi

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Jawa Barat

Jalan Kayuambon No. 80, Lembang

Telepon : (022) 2786238

Faksimile : (022) 2789846

E-mail : [email protected].

go.id

Page 8: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/... · penggerak traktor beroda dua. Tujuannya agar mobilitas mesin di lapangan bisa berlangsung lebih ... Kapasitas

6 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Peran PTKJS Mendukung Peluang Pemasaran Jeruk

Jeruk merupakan buah yang populer di kalangan masyarakat. Jeruk memiliki potensi dan dapat diandalkan mengisi pasar domestik maupun ekspor. Tercapainya peluang usaha tersebut tentunya perlu dukungan inovasi dan kelembagaan secara terintegrasi dalam suatu Pengelolaan

Terpadu Kebun Jeruk Sehat (PTKJS) yang berorientasi pasar.

Jenis jeruk di Indonesia beragam dan yang cukup terkenal adalah

jeruk siam/keprok dan jeruk besar. Sentra produksi jeruk siam berada di wilayah Provinsi Sumatera Utara dan Jawa Timur, sedangkan jeruk besar di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan dan Jawa Timur (Pusdatin 2016). Mayoritas areal pertanaman jeruk berada di luar Jawa yakni 51 –66%, namun adanya dinamika perubahan iklim, lima tahun terakhir produksinya menurun. Sebaliknya produksi jeruk di Jawa mengalami pertumbuhan positif. Data Pusdatin tahun 2016 menunjukkan jumlah produksi jeruk Indonesia 2,64 juta ton dan diprediksi meningkat hingga tahun 2020 sebesar 3,25 juta ton atau 4,93% per tahun.

Potensi Agribisnis Jeruk

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) menunjukkan konsumsi jeruk rumah tangga (RT) tahun 2016 sebesar 3,41 kg/kap/tahun atau 882.689 ton bagi seluruh penduduk Indonesia. Proyeksi permintaan jeruk hingga tahun 2020 akan terus meningkat sebesar 3,73%. Peluang permintaan pasar tersebut perlu dijawab dengan peningkatan kuantitas dan kualitas. Intervensi teknologi penting diterapkan guna menciptakan nilai tambah serta efisiensi sumber daya secara berkelanjutan. Kinerja sistem

produksi dan distribusi benih yang belum optimal harus mendapatkan perhatian dan sinergisme berbagai pihak. Permasalahan berat yang perlu segera diatasi yakni serangan CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration) atau kerusakan pembuluh tapis. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) memberikan solusi melalui introduksi pendekatan strategis dan efektif yaitu Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk Sehat (PTKJS).

Apakah PTKJS ?

PTKJS adalah salah satu inovasi Balitbangtan untuk mengatasi serangan penyakit CVPD. Penyakit yang disebabkan oleh Liberobacter asiaticum ditularkan oleh bibit yang terinfeksi atau melalui serangga penularnya yaitu kutu loncat Diaphorina citri. Menurut keterangan peneliti di Balai Penelitian Jeruk dan Subtropika (Balitjestro), akibat dari serangan CVPD, produktivitas jeruk menurun hingga 15–17 t/ha dari potensi 30–40 t/ha.

Ada lima komponen PTKJS yang berperan dalam penanganan CVPD, yakni : (1) Penggunaan benih jeruk berlabel bebas penyakit atau benih bermutu, yaitu benih bebas patogen sistemik (CVPD, CTV, Vein enation, Exocortis, Psorosis, Xyloporosis, dan Tat ter leaf )

sesuai induknya. (2) Pengendalian serangga penular CVPD dengan t e k n i k p e n y a p u t a n b a t a n g menggunakan insektisida sistemik murni berbahan aktif imidakloprid atau lainnya. Penyaputan dilakukan saat pohon berpupus, diulang setiap 2–4 minggu. Cara lainnya adalah dengan penyemprotan insektisida Dimethoate 2cc/l. Dengan cara penyaputan batang, musuh alami Diaphorina citri diharapkan tidak mati. Pemanfaatan musuh alami seperti parasit, predator, dan entomopatogennya berprospek untuk dikembangkan di masa mendatang. (3) Sanitasi kebun dengan cara membuang atau membongkar pohon yang terserang. Gejala awalnya dikenali dengan adanya blotching/motling, yaitu warna kuning pada daun yang tidak dibatasi oleh tulang daun, tidak simetris, pertumbuhan daun terhambat, daun mengecil, kaku, runcing, dan menghadap ke atas. Pemangkasan ranting terinfeksi CVPD sektoral dilakukan dengan memotong ranting dua periode tunas sebelumnya. Pohon yang telah terinfeksi CVPD secara menyeluruh harus dibongkar hingga bagian akar tanaman. (4) Pemeliharaan tanaman meliputi pemupukan, penyiraman, pemangkasan bentuk, penjarangan buah, dan pengendalian hama penyakit pent ing lainnya. (5) Konsolidasi pengelolaan kebun sebagai penentu keberhasilan PTKJS yakni terkoordinasinya petani dan gabungan kelompok tani (Gapoktan) untuk membentuk kawasan sentra produksi.

PTKJS telah diimplementasikan di beberapa daerah pengembangan jeruk seperti di Kabupaten Sambas,

Page 9: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/... · penggerak traktor beroda dua. Tujuannya agar mobilitas mesin di lapangan bisa berlangsung lebih ... Kapasitas

Volume 40 Nomor 3, 2018 7

Kalimantan Barat dan Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. PTKJS terbukti berhasil meningkatkan kinerja produksi jeruk sesuai standar pasar dan mampu mengendalikan hama dan penyakit serta mendorong petani melakukan budi daya jeruk secara intensif dan terintegrasi.

Kelembagaan Pemasaran Jeruk

Orientasi produksi jeruk seharusnya meluas untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun ekspor. Eksistensi kelembagaan pemasaran menjadi hal yang krusial. Kekhasan pemasaran jeruk adalah usaha tani yang padat modal, risiko harga relatif besar karena sifat jeruk yang bulky dan cepat rusak, serta risiko harga yang berfluktuatif. Petani jeruk di sentra produksi pada waktu panen raya berada pada posisi lemah. Rata-rata perubahan harga di tingkat produsen relatif lebih rendah dibanding ditingkat pengecer. Dengan kata lain efek transmisi harga berjalan tidak sempurna. Kondisi itu terjadi karena rantai aktivitas agribisnis dimulai dari pengadaan sarana produksi, produksi, pengolahan, pemasaran hasil, serta jasa penunjang lainnya yang umumnya dilakukan oleh pelaku yang berbeda.

T i g a f a k t o r u t a m a y a n g menyebabkan struktur agribisnis jeruk tersekat-sekat dan kurang berdaya saing yaitu: (1) tidak ada keterkaitan fungsional yang harmonis antara setiap kegiatan atau pelaku agribisnis, (2) terbentuknya margin ganda sehingga ongkos produksi, pengolahan, dan pemasaran menjadi besar, dan (3) tidak adanya kesetaraan posisi tawar antara petani dengan pelaku agribisnis lainnya, sehingga petani sulit mendapatkan harga pasar yang wajar. Tata niaga jeruk dari petani sampai konsumen re lat i f panjang. Hal tersebut berpengaruh pada biaya niaga.

Akibatnya perbedaan harga jeruk di tingkat petani dan konsumen cukup besar. Umumnya pedaganglah yang menikmati untung. Jalur pemasa ran d imu la i dengan pembelian langsung tengkulak di lokasi petani lalu diangkut ke pedagang pengumpul. Selanjutnya pengumpul melakukan penyortiran, grading, dan pengepakan. Jalur selanjutnya yakni ke pedagang agen untuk kebutuhan konsumen lokal dan ke pedagang besar untuk perdagangan antar pulau baik melalui kapal laut maupun pesawat.Berkenaan dengan kondisi yang kurang menguntungkan bagi petani tersebut, keberadaan kelembagaan pemasaran jeruk menjadi penting.

Penguatan Kelembagaan Petani

Keunggulan pedagang adalah adanya modal besar dan penguasaan seluk beluk pemasaran. Menghadapi hal tersebut, petani perlu memperkuat kelembagaan petani. Langkah awal yang harus dilakukan adalah pembenahan struktur organisasi dan penetapan tata kelola. Eksistensi struktur kelompok tani seringkali hanya tertulis di dalam dokumen tetapi tidak jelas implementasi masing-masing peran. Penguatan ditujukan pada penetapan deskripsi kegiatan masing-masing komponen yang ada

di dalam struktur organisasi. Aturan main atau kultur berisi kesepakatan tindakan yang menjadi ruang lingkup kelompok. Resminya aturan tersebut harus tertuang dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Kelompok. Selanjutnya keberadaan poktan harus teregistrasi resmi sebagai organisasi berbadan hukum. Tujuannya agar poktan memiliki akses ke sumber permodalan. Diharapkan bargaining position kelompok tani juga meningkat. Beberapa poktan dapat melakukan konsolidasi dalam wadah gapoktan yang selanjutnya dapat membentuk asosiasi. Cakupan yang lebih luas tersebut akan membutuhkan berbagai sumber daya yakni teknologi terkini, sarana dan prasarana, serta informasi pasar, baik domestik maupun global. Adanya peran PTKJS dan kelembagaan pemasaran yang efektif diikuti eksistensi kelompok tani yang handal akan menghantar kinerja agribisnis jeruk menjadi lebih pesat.

Rita Indrasti

Balai Besar Pengkajian dan

Pengembangan Teknologi Pertanian

Jalan Tentara Pelajar No. 10, Bogor

Telepon : (0251) 8351277

Faksimile : (0251) 8350928

E-mail : [email protected].

go.id

Petani jeruk di sentra produksi pada waktu panen raya.

Sum

ber:

won

gtan

iku.

wor

dpre

ss.c

om

Page 10: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/... · penggerak traktor beroda dua. Tujuannya agar mobilitas mesin di lapangan bisa berlangsung lebih ... Kapasitas

8 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Peningkatan Produksi Pala (Myristica Fragrans Houtt) melalui Introduksi Teknologi PHT dan Pemupukan

Komoditas pala di Provinsi Maluku telah dibudidayakan

sejak ratusan tahun yang lalu, terutama di Kabupaten Maluku Tengah dan Seram. Perkebunan pala diwariskan secara turun

Beberapa penyebab rendahnya produktivitas pala di Maluku adalah penerapan teknik budi daya yang masih tradisional, banyaknya tanaman

yang sudah tua dan rusak, tingginya serangan hama dan penyakit, belum diterapkannya Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dan teknologi

pemupukan yang tepat. Penerapan teknologi hasil inovasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) seperti penggunaan pestisida nabati dan sanitasi lingkungan dapat menurunkan bahkan menghilangkan serangan hama dan penyakit. Demikian pula metode pemupukan infuse

akar pupuk organik cair supermes dapat meremajakan tanaman sehingga diharapkan mampu meningkatkan produktivitas pala kembali.

temurun dan hanya sebagian kecil yang merupakan hasil budi daya sendiri. Pengkajian yang dilakukan di Desa Seith, Kabupaten Maluku Tengah menunjukkan kondisi perkebunan yang terjadi.

Kondisi Umum Perkebunan Pala di Kabupaten Maluku Tengah

Tingkat pengusahaan pala di Maluku berbeda, baik dalam luas lahan, produktivitas, maupun jumlah petani (Tabel 1). Daerah penyebaran terbesar berada di Kabupaten Maluku Tengah, Seram Bagian Timur, Seram Bagian Barat dan Buru Selatan yang mencapai 30.542 Ha. Menurut Kepala Dinas Pertanian Provinsi Maluku, jika dibandingkan dengan potensi genetik yang dimiliki maka produksi dan produktivitas pala masih belum optimal. Namun demikian, produksi pala di Maluku menyumbang 13,54%

Tabel 1. Luas Areal dan Produksi Pala Perkebunan Rakyat Menurut Kabupaten dan Keadaan Tanaman, 2015.

Kabupaten T B M TM TTM/TR Jumlah Produksi(Ton)

Produktivitas(Kg/Ha)

Jl Petani(KK)

Maluku Tenggara Barat 2 9 2 13 2 251 50

Maluku Barat Daya 973 361 176 1.510 69 191 1.256

Maluku Tenggara 1.196 1.357 152 2.705 358 264 1.236

Tual 23 49 0 72 24 490 299

Kep Aru 11 8 4 23 3 375 27

Maluku Tengah 3.743 6.633 772 11.148 1.996 301 14.377

Seram Bagian Timur 5.187 2.618 549 8.354 737 282 6.645

Buru 445 137 5 587 30 219 718

Buru Selatan 725 1.320 68 2.113 394 298 1.555

Seram Bagian Barat 1.384 789 81 2.254 193 245 1.127

Ambon 656 838 269 1.763 746 890 989

Provinsi 14.345 14.119 2.078 30.542 4.552 322 28.279

Indonesia 8.315 69.858 10.246 168.418 33.627 - 197.746Keterangan: Angka Tetap

Wujud Produksi: Biji Kering

Sumber Data: Direktorat Jenderal Perkebunan, 2016

Page 11: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/... · penggerak traktor beroda dua. Tujuannya agar mobilitas mesin di lapangan bisa berlangsung lebih ... Kapasitas

Volume 40 Nomor 3, 2018 9

Tabel 2. Tingkat Pengetahuan Petani Terhadap Komponen Teknologi Budidaya Pala di Desa Seith, Kabupaten Maluku Tengah.

No UraianTingkat pengetahuan (%)

Rendah Sedang Tinggi

1 Syarat tumbuh (kelembapan sekitar 50%-80% dan memiliki suhu udara sekitar 20°C-30°C.)

66,67 13,33 20,00

2 Persiapan Lahan Tanam (jarak, ukuran lubang dan kedalaman)

63,33 10,00 26,67

3 Persiapan Bibit Pala 46,67 20,00 33,33

4 Penanaman 56,67 23,33 20,00

5 Pemeliharaan 70,00 16,67 13,33

a. Penyulaman 73,33 6,67 20,00

b. Penyiangan dan Penggemburan 56,67 26,67 16,67

c. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman- Sanitasi kebun- Pemupukan- Pengendalian/penanggulangan hama

83,3368,7580,00

018,7513,33

16,6712,506,67

6 Pemanenan pala 26,67 6,67 66,67Sumber: Data primer diolah.

produksi Nasional. Rendahnya produktivitas pala karena sebagian besar tanaman mengalami mati ujung akibat serangan penyakit kanker batang dan busuk buah. Penyebab lainnya adalah serangan hama utama Batocera sp. yang menggerek bagian batang tanaman pala. Serangan ini menurut petani dapat menurunkan produksi hingga 30%. Hasil penelitian Fakultas Pertanian Universitas Pattimura (2014) menunjukkan tingkatan serangan hama dan penyakit yang berasal dari busuk buah kering 6,30% dan penggerek batang 5,53%. Selanjutnya Harni (2011) menyebutkan intensitas serangan hama penggerek batang mencapai 24% dan menurunkan produksi sampai 24% di daerah Sulawesi dan Ambon (Maluku).

Tingkat Pengetahuan Petani Terhadap Komponen Teknologi

Hasil pengamatan di lapangan, hama utama tanaman pala yaitu Batosera sp. Intensitas serangannya

cukup tinggi dan menurut petani serangan tersebut terjadi hampir di semua sentra pala di Maluku, seperti di Kabupaten Buru Selatan, Maluku Tengah (Malteng), Seram Bagian Barat (SBB), dan Seram Bagian Timur (SBT). Serangan hama dan penyakit pada tanaman pala ditangani seadanya karena minimnya pengetahuan petani.

Tabel 2 menunjukkan tingkat pengetahuan petani tentang budi daya pala mulai dari syarat tumbuh hingga pemanenan. Petani yang telah memahami tentang budidaya pala dan penanganan OPT umumnya adalah petani yang tergolong maju atau tokoh masyarakat yang memiliki akses terhadap sumber informasi, namun demikian pengetahuan yang diperoleh tidak atau belum disebarluaskan ke petani pala lainnya yang berada di sekitarnya.

Kondisi Eksisting

Tanaman pala di lokasi kajian sebagian besar mengalami kerusakan berupa mati ujung

dan perlahan-lahan akan mengakibatkan kematian secara keseluruhan pada pohon pala. Dari hasil pengamatan dan wawancara, pada bagian batang pala jika dicincang akan mengeluarkan cairan yang berwarna merah sebagai indikasi terjadinya penyakit kanker batang oleh Pythoptora palmivora. Selain itu serangan Batocera hercules atau penggerek batang ditandai dengan adanya lubang pada batang pohon dan kematian pada cabang maupun ranting bagian atas.

Te k n o l o g i p e n g e n d a l i a n Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang diterapkan petani yaitu dengan menggunakan buah lokal yang disebut Kalabasa yakni penghalau serangga Batosera hercu les dan menggunakan p e n g a s a p a n y a i t u d e n g a n pembakaran serasah/rumput di bawah pohon pala. Petani tidak melakukan pemupukan, hanya melakukan pembersihan ”pameri' dalam bahasa lokalnya terhadap rumput atau gulma. Sanitasi tidak dilakukan, buah bekas hasil panen dibiarkan berserakan di bawah pohon. Hal ini dapat menjadi sarana tempat berkembangnya penyakit bagi tanaman pala. Menurut Pracaya (2008) kebersihan kebun akan meniadakan tempat hama Batosera sp untuk bertelur dan bersembunyi.

Introduksi Teknologi Balitbangtan

Desa Seith merupakan salah satu kawasan pendampingan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Maluku untuk komoditas pala. Salah satu permasalahan yang dijumpai pada tanaman pala yaitu tingginya serangan hama penggerek batang Batocera hercules yang dapat menyerang tanaman hingga 20–30 pohon dalam satu hektar. Kondisi tersebut

Page 12: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/... · penggerak traktor beroda dua. Tujuannya agar mobilitas mesin di lapangan bisa berlangsung lebih ... Kapasitas

10 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

menjadi hal yang prioritas untuk diperbaiki. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengintroduksikan teknologi yang tepat, yaitu pengendalian hama penggerek batang pala. Introduksi teknologi tersebut dilakukan melalui beberapa tahapan: (1) melakukan sanitasi lingkungan dengan membersihkan vegetasi liar di sekitar tanaman pala termasuk pemusnahan bekas pohon yang terserang, (2) memotong tajuk antar pohon pala yang saling

Pohon pala yang terserang hama dan penyakit (a), dan buah kalabasa (b).

bersinggungan, (3) pengendalian hama penggerek batang dengan cara: (a) membersihkan lubang gerekan dari serbuk kayu dan (b) memasukkan kapas yang telah direndam dengan larutan Biotris (pestisida nabati) ke dalam lubang gerekan, kemudian disumbat dengan pasak kayu, (4) pengendalian penyakit kanker batang dengan cara: mengoleskan arang tempurung ke batang pala yang terinfeksi kanker batang, (5) melakukan pemupukan dengan

menggunakan pupuk organik cair supermes yang dilakukan dengan cara tugal dan infus akar. Dosis pupuk dengan cara tugal adalah 20 cc/10 liter air, disiram ke dalam setiap lubang tugal sebanyak 2 gelas. Sedangkan dosis pupuk untuk infuse diberikan sebanyak 500 cc dalam 1 kantong plastik bening.

Has i l in t roduks i teknologi pengendalian OPT serta pemupukan akan menunjukkan perkembangan antara lain: (1) pada tanaman yang terserang hama penggerek: (a) lubang pada batang, cabang, dan ranting yang terserang tidak mengeluarkan serbuk kayu hasil gerekan dan (b) penyembuhan batang pohon yang terserang penggerek batang yang ditandai dengan adanya kulit baru, (2) pada tanaman yang terserang kanker batang yang semula ditandai dengan cairan berwarna merah, setelah aplikasi dengan menggunakan arang tempurung menunjukkan perubahan berupa pertumbuhan kulit batang baru yang tidak lagi berwarna kemerahan, (3) pada tanaman yang dipupuk, setelah pemupukan muncul daun muda diikuti keluarnya bunga dan buah.

Hasil produksi dan analisis ekonomi masih belum dapat di lakukan karena merupakan tanaman tahunan dengan hasil yang bisa dilihat dalam jangka waktu yang cukup lama. Namun petani khususnya di daerah pendampingan kawasan, telah mendapatkan manfaat atas penerapan teknologi pengendalian OPT dan pemupukan yang baik.

Siti Sehat Tan

Balai Besar Pengkajian dan

Pengembangan Teknologi Pertanian

Jalan Tentara Pelajar No. 10, Bogor

Telepon : (0251) 8351277

Faksimile : (0251) 8350928

E-mail : [email protected].

go.id

Lubang gerekan yang disumbat dengan cairan Biotris (pestisida nabati).

Pemupukan dengan menggunakan pupuk organik cair supermes dilakukan dengan cara (a) tugal dan (b) infus akar.

(a) (b)

(a) (b)

Page 13: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/... · penggerak traktor beroda dua. Tujuannya agar mobilitas mesin di lapangan bisa berlangsung lebih ... Kapasitas

Volume 40 Nomor 3, 2018 11

IndoAgropedia dan iTani: Aplikasi Digital Terkini untuk Penyebaran Teknologi Pertanian

Dewasa ini, pada umumnya setiap orang memiliki alat

komunikasi berupa telepon genggam (handphone) yang menyediakan berbagai aplikasi sehingga dapat dengan mudah bagi seseorang untuk mengakses berbagai informasi dimana saja

dan kapan saja memerlukan. Hampir setiap orang dari berbagai kalangan baik di perkotaan maupun perdesaan memiliki alat komunikasi ini. Berdasarkan fenomena ini maka Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (Pustaka) – Kementerian Pertanian

membaca peluang sebagai salah satu upaya dalam penyebarluasan informasi teknologi pertanian. Pustaka mengembangkan aplikasi yang dapat mempermudah pengguna untuk mengikuti per-kembangan atau kemajuan dalam bidang pertanian secara langsung melalui IndoAgropedia dan iTani. Berikut disajikan secara singkat gambaran umum kedua aplikasi tersebut. Istilah-istilah pertanian perlu untuk diketahui karena terkait dengan informasi yang berbasis inovasi teknologi pertanian. Teknologi ini bukan sekedar berupa peralatan atau benda-benda fisik tetapi juga mencakup ide-ide, metode, teknik maupun upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan perbaikan dalam seluruh aspek kehidupan khususnya di sektor pertanian. Untuk memperoleh teknologi tersebut maka diperlukan aktivitas untuk mengakses informasi yang memuat teknologi pertanian baik yang berupa istilah melalui IndoAgropedia maupun layanan perpustakaan digital melalui iTani. Berdasarkan pertimbangan ini maka Kementerian Pertanian menyediakan IndoAgropedia dan iTani. Teknologi begitu memegang peranan penting dalam suatu proses kemajuan. Seperti kata bijak mengatakan setiap bidang kehidupan memerlukan teknologi dan manusia modern adalah manusia yang bergantung pada teknologi. Teknologi telah mengubah segalanya dan teknologi masa depan akan mengubah

Penyebaran informasi dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian mutlak diperlukan untuk pelaksanaan pembangunan pertanian.

Melalui pengembangan dan perbaikan teknologi pada berbagai aspek terutama teknologi komunikasi termasuk di dalamnya aplikasi yang semakin mudah digunakan dan diakses merupakan salah satu terobosan yang dapat

dijadikan alternatif untuk pencarian informasi yang dibutuhkan.

Halaman istilah pertanian pada tampilan Indoagropedia.

Page 14: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/... · penggerak traktor beroda dua. Tujuannya agar mobilitas mesin di lapangan bisa berlangsung lebih ... Kapasitas

12 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

segalanya yang ada di hari ini. Begitupun yang diharapkan dengan teknologi di sektor pertanian

dimana setiap orang diharapkan dengan mudah dapat mengakses berbagai informasi yang terkait

iTani.

dengan kebutuhannya sehingga diperoleh cara-cara atau teknik yang lebih baik khususnya dalam sektor pertanian yang modern dan sesuai tuntutan zaman. Dengan demikian insan pertanian yang melek teknologi dapat tercapai sesuai dengan harapan menuju pertanian yang maju dan modern berkelanjutan.

Nia Rachmawati

Pusat Perpustakaan dan Penyebaran

Teknologi Pertanian

Jalan Ir H. Juanda No. 20 Bogor

Telepon : (0251) 8314706

Faksimile : (0251) 8326561

E-mail : [email protected]

Tabel 1. Karakteristik IndoAgropedia dan iTani dalam Penyediaan Informasi Pertanian

No. Komponen Karakteristik

1 IndoAgropedia Berlatar belakang pada kondisi dasar bahwa pertanian di Indonesia begitu beragam dan memiliki banyak istilah serta berbagai media termasuk internet yang menampilkan istilah-istilah dunia pertanian pada masing-masing websitenya sehingga masyarakat perlu mengenal dan memahami istilah tersebut yang pada akhirnya diharapkan akan timbul satu persepsi yang sama tentang istilah yang dimaksud.

IndoAgropedia merupakan aplikasi yang memuat informasi istilah-istilah pertanian Indonesia yang dilengkapi dengan gambar dan ilustrasi terkait teknis budidaya, program, dan kebijakan pertanian Indonesia.

IndoAgropedia merupakan aplikasi yang diinisiasi oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia untuk memperkenalkan istilah-istilah dalam bidang pertanian terutama istilah teknis budidaya, kebijakan pertanian serta program-program pertanian. Informasi yang tersaji pada semua sektor, meliputi pangan, hortikultura, peternakan, dan perkebunan.

Konten informasi merupakan kontribusi unit kerja dan unit pelaksana teknis lingkup Kementerian Pertanian dan pihak lain yang kompeten di bidang pertanian. Konten diisi oleh seluruh eselon I tingkat Kementerian Pertanian dan Eselon II lingkup Badan Litbang Pertanian.

Istilah pertanian yang tersaji sampai tanggal 18 Mei 2017 sebanyak 1.003 istilah.

2 iTani Berlatarbelakang Indonesia sebagai negara agraris yang terhampar dari Sabang sampai Merauke dan memiliki beragam sumberdaya informasi pertanian yang harus diketahui oleh khalayak luas.

Ribuan informasi tersedia dalam bentuk bahan tercetak dan digital di Kementerian Pertanian.

Sesuai tuntutan pengguna bahwa kebutuhan untuk mengakses informasi pertanian semakin berkembang dengan cepat dan terus meningkat.

Semakin berkembangnya perpustakaan digital mendorong untuk menyesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan pengguna (user oriented).

iTani merupakan inovasi layanan perpustakaan dalam mendiseminasikan informasi pertanian langsung kepada pengguna.

Pada dasarnya, iTani merupakan: (a) aplikasi perpustakaan digital berbasis smartphone; (b) layanan pustaka untuk perpustakaan dan penyebaran informasi pertanian; (c) koleksi digital lingkup Kementerian Pertanian; (d) menyediakan referensi untuk mendukung kegiatan penelitian, penyuluhan, dan pembelajaran pertanian; (e) meminjam dan membaca koleksi tanpa mengunjungi perpustakaan.

Telah tersedia 25 ePustaka untuk seluruh perpustakaan UK/UPT lingkup Kementerian Pertanian yang koleksi digitalnya sudah tersimpan dan dapat diakses melalui iTani.

Sumber: Pustaka (2017)

Page 15: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/... · penggerak traktor beroda dua. Tujuannya agar mobilitas mesin di lapangan bisa berlangsung lebih ... Kapasitas

Volume 40 Nomor 3, 2018 13

Velva, Jambu Biji Merah Kudapan Asal Buah Selezat Es Krim

Belum banyak yang mengenal apa velva buah itu? Velva

buah (velva fruit) merupakan sejenis fruit ice yang menyerupai es krim berkadar lemak rendah dan berserat tinggi (Winarti, 2006). Velva menjadi salah satu kudapan atau frozen dessert yang disukai oleh semua usia karena rasanya yang manis dan creamy. Rasa creamy pada es krim berasal dari komponen penyusunnya yang banyak mengandung lemak susu dan gula. Meskipun es krim kaya nutrisi dan kalori tetapi kandungan antioksidan, serat, vitamin, serta mineralnya tergolong rendah. Kandungan lemak serta gula yang tinggi pada es krim dapat memicu timbulnya berbagai macam penyakit yang berhubungan dengan obesitas.

Velva buah memiliki tekstur yang lembut sehingga dapat menjadi produk alternatif pengganti es krim. Berbeda dengan kandungan nutrisi es krim umumnya, velva sangat kaya akan kandungan vitamin karena terbuat dari pure atau bubur buah dan juga tanpa penambahan lemak susu. Dengan demikian velva buah baik bila dikonsumsi segala usia termasuk anak-anak dan usia lanjut. Tawaran harganya pun dapat lebih murah dibanding dengan es krim.

Sifat hasil pertanian yang umumnya bulki dan mudah rusak seringkali merugikan petani apalagi ketika panen tiba. Peranan pascapanen dan pengolahan hasil pertanian menjadi penting dalam menangani masalah tersebut. Berbagai teknologi-teknologi olahan telah dihasilkan dan bahkan menjadi peluang usaha di sektor hilir pertanian. Salah satunya adalah olahan

velva buah yang tidak hanya lezat namun bernilai gizi yang tinggi.

Velva Buah

Fruit ice merupakan sari buah beku yang ditambah gula dan penstabil tanpa mengandung lemak dan velva buah merupakan salah satu jenis fruit ice. Pada pembuatan velva, buah yang dipakai adalah buah yang berdaging tebal dengan kandungan padatan yang cukup tinggi seperti jambu biji, pepaya, pisang, mangga, dan durian. Salah satu keunggulan velva buah adalah terbuat dari pure buah yang kaya akan sumber vitamin dan mineral lainnya. Vitamin C yang terdapat pada sebuah jambu biji setara dengan empat kali vitamin C yang terdapat pada jeruk (Shruthi et al., 2013).

Pure merupakan bentuk olahan buah dimana daging buahnya telah dihancurkan atau dihaluskan. Pure dapat menjadi sediaan bahan baku. Buah yang diolah menjadi pure dapat tersimpan lebih lama dan selanjutnya dapat dijadikan produk antara untuk membuat produk olahan buah lainnya seperti selai, jus, sari buah, dan lainnya. Pure buah yang telah dibekukan dalam freezer dengan suhu ± - 4°C dapat disimpan hingga 6 bulan. Hasil penelitian Setyajid et al. (2015) menunjukkan bahwa dengan membuat pure

terlebih dahulu, buah-buahan yang berlimpah saat musim panen raya dapat disimpan sehingga tidak mudah rusak.

Proses Pembuatan Velva Jambu Biji Merah

Balitbangtan melalui BPTP Jakarta telah melakukan penelitian guna mendapatkan formulasi yang tepat atas velva jambu biji merah. Penelitian Handayani et al. (2017) lebih dahulu telah melakukan proses pembuatan velva jambu biji merah perbandingan antara pure dengan air ( 2 : 1 b/v) dengan penambahan gula 20%.

Tahapan awal pembuatan velva adalah membuat puree jambu biji merah. Jambu biji merah yang dipilih adalah jambu yang telah matang dengan daging buah berwarna merah tua dan lunak. Jambu biji merah dicuci sampai bersih, lalu ditrimming atau dibuang bagian ujung atau yang rusak, kemudian dipotong menjadi beberapa bagian. Selanjutnya untuk memudahkan proses penghancuran dengan blender, antara daging buah dengan bagian dalam buah yang masih banyak bijinya diblender secara terpisah. Penyaringan kemudian dilakukan untuk memisahkan biji dan daging buah sehingga diperoleh pure yang benar-benar halus. Dari 1 kg jambu biji merah utuh dapat diperoleh sekitar 800 gram pure atau dengan kata lain rata-rata rendemen sebesar 80%.

Page 16: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/... · penggerak traktor beroda dua. Tujuannya agar mobilitas mesin di lapangan bisa berlangsung lebih ... Kapasitas

14 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Selain pure buah jambu, bahan tambahan lain yang digunakan yaitu gula pasir, penstabil berupa carboxymetylcellulose (CMC), garam, dan asam sitrat. Proses pembuatannya sebagai berikut: pure jambu biji diencerkan dengan air dengan perbandingan 2:1 b/v dan tambahkan gula sebanyak 20% b/b ke dalam campuran tersebut. Kemudian ditambahkan CMC 0,5 % b/b, asam sitrat 0,1% b/b, dan garam 0, 1% b/b. Gula pasir, CMC, asam sitrat, dan garam, yang dimasukkan ke dalam satu wadah kemudian aduk hingga tercampur. Pencampuran ditujukan agar CMC tidak menggumpal pada saat dipanaskan. Bahan tersebut ditambahkan ke dalam larutan pure yang sudah diencerkan dan dipanaskan dengan api sedang hingga tercapai suhu 80–85°C. Setelah dilakukan pengadukan selama 4–5 menit, adonan bubur buah kemudian diangkat dari kompor untuk kemudian segera diaduk dengan mixer selama 4–5 menit. Selanjutnya, adonan bubur buah disimpan di dalam lemari pendingin untuk proses aging yakni suhu adonan mencapai 6–7°C. Setelah suhu aging tercapai, adonan bubur buah dimasukkan ke dalam mesin votator untuk diproses menjadi velva selama 60 menit (Handayani et al, 2017).

Prinsip utama votator adalah membekukan adonan dengan cara pengadukan perlahan tetapi

konstan sehingga semua bahan adonan menyentuh dinding wadah cylinder yang dingin. Pengadukan berfungsi untuk menghindari pembentukan kristal es yang kasar meskipun telah ditambahkan stabilizer, masih banyak ke-mungkinan molekul-molekul air be-lum terikat oleh stabilizer sehingga dapat membentuk kristal es. Selain itu pengadukan berfungsi mengolah seluruh bagian adonan untuk bersentuhan dengan bagian dinding yang dingin secara merata sehingga diharapkan tekstur es krim akan sama. Jika tidak diaduk maka tekstur es krim akan keras di bagian bawah dan atas sedangkan bagian tengah lunak.

Peluang Usaha Velva Jambu Biji Merah

Proses pembuatan velva jambu biji relatif mudah dan berpeluang menjadi usaha yang menjanjikan. Velva buah jambu biji dapat menjadi salah satu alternatif olahan yang akan disukai oleh anak-anak. Untuk memulai usaha dalam pembuatan velva jambu biji ini dapat menggunakan peralatan yang digunakan memasak sehari-hari. Namun memerlukan investasi peralatan yaitu mesin pembuat es krim. Dengan menggunakan mesin yang berkapasitas 1,5 liter (harga berkisar Rp4.500.000,-), kompor, dan baskom menjadi biaya tetap,

maka dalam setahun jika dilakukan 100 kali produksi biaya tetap menjadi Rp46.750 untuk sekali produksi.

Biaya tidak tetap yaitu pembelian jambu biji, gula pasir, CMC, asam sitrat, garam, cup dan sendok ice cream, listrik, serta tenaga kerja. Untuk satu kali produksi bahan yang digunakan jambu biji 1.600 gram, air 800 gram, CMC 12 gram, asam sitrat 2,4 gram, garam 2,4 gram, tenaga kerja Rp80.000,-/jam selama 3 jam, dan listrik selama 3 jam sebesar Rp4.500,. Total biaya tidak tetap yang diperlukan Rp52.400,. Maka biaya keseluruhan yang dibutuhkan untuk sekali produksi adalah Rp99.150,-.

Velva yang dihasilkan dalam satu kali produksi sebanyak 2.200 gram, jika dikemas 65 gram/cup maka dihasilkan 35 cup velva jambu biji merah. Bila dijual dengan harga Rp3.000/cup,-, maka pendapatan yang dihasilkan sebesar Rp105.000,-,. Nilai R/C yang didapatkan adalah 1.06 yang menunjukkan usaha pembuatan velva jambu biji menguntungkan.

Yossi Handayani dan Syarifah Aminah

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Jakarta

Jalan Raya Ragunan No. 30, Pasar

Minggu, Jakarta Selatan

Telepon : (021) 78839949

Faksimile : (021) 7815020

E-mail : bptp-jakarta@litbang.

pertanian.go.id

Mesin votator untuk menjadikan velva (a), Produk velva jambu biji (b), dan Uji organoleptik velva (c)

(a) (b) (c)

Page 17: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/... · penggerak traktor beroda dua. Tujuannya agar mobilitas mesin di lapangan bisa berlangsung lebih ... Kapasitas

Volume 40 Nomor 3, 2018 15

Pemanfaatan Lahan Kosong Kebun Durian Muda untuk Produksi Bawang Merah

Durian dikenal sebagai buah nusantara yang memiliki nilai

ekonomi tinggi. Buah ini dikenal sebagai “King of Fruit” dengan rasa yang disukai banyak orang. Indonesia memiliki banyak varietas durian yang dapat diunggulkan untuk mengisi pasar lokal mau-pun mancanegara. Berdasarkan data statistik, trend produksi durian tahun 2012 hingga 2016 meningkat 20,77%, menandakan bahwa masyarakat mulai gemar melakukan budi daya durian, baik dalam bentuk kebun yang terkelola maupun yang sekedar ditanam di pekarangan atau hutan.

Budi daya dengan perbanyakan durian hasil sambung pucuk, berbuah pada usia 4–5 tahun, sesuai varietasnya juga. Mendukung tahun perbenihan hortikultura, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) tahun 2018 menganggarkan produksi 105.000 batang benih durian. Jika jarak tanam pohon durian 10 x 10 meter, maka sekitar 4–5 tahun mendatang akan ada 1.000 ha kebun durian baru yang menghasilkan. Guna mendapatkan hasil yang optimal, maka perlu dilakukan pengelolaan kebun berdasarkan prinsip-prinsip

Durian baru akan menghasilkan buah paling cepat 4–5 tahun setelah ditanam. Selama masa tersebut kebun durian belum dapat memberikan

hasil, namun biaya pemeliharaan harus terus dikeluarkan untuk memperoleh kualitas durian yang baik. Lahan kosong diantara pohon durian

dapat dimanfaatkan untuk menanam tanaman lain yang hasilnya dapat digunakan untuk menutup biaya yang dikeluarkan selama durian belum

menghasilkan. Salah satu tanaman yang dapat digunakan adalah bawang merah.

budi daya yang baik. Pengelolaan tersebut diantaranya pemupu-kan, pengairan, pemangkasan, pengendalian Organisme Peng-ganggu Tanaman (OPT), dan perlakuan lainnya. Perlakuan tersebut harus terus dilakukan walaupun belum memberikan hasil. Banyak pembudidaya durian yang mengabaikan hal tersebut dengan alasan biaya yang harus dikeluarkan. Konsekuensinya ha-sil durian yang akan diperoleh tidak maksimal. Jarak tanam antar pohon durian yang lebar menjadikan ada lahan yang tidak terpakai ketika durian masih muda. Hal tersebut menjadi peluang untuk mengembangkan tanaman sela berupa sayuran atau buah-buahan berumur pendek. Hasilnya dapat menjadi tambahan sebagai keuntungan atau untuk menutupi biaya-biaya pemeliharaan kebun durian sebelum menghasilkan.

Bawang Merah Sebagai Tanaman Sela Kebun Durian Muda

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura (Puslitbanghorti) telah membuat

percontohan pemanfaatan lahan kebun durian dengan menanam bawang merah di kebun durian seluas 2.000 m2 yang bertempat di Kantor Puslitbanghorti, Cimanggu Bogor. Pilihan penanaman bawang merah karena merupakan salah satu komoditas hortikultura yang berperan penting dalam perekonomian nasional. Namun, ketersediaan bawang seringkali menurun sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan konsumen.

Berbeda dengan budi daya bawang merah di sentra produksi seperti Kabupaten Brebes yang menanam di lahan sawah, pola budi daya penanaman bawang merah di sela tanaman durian disesuaikan dengan budi daya di lahan kering. Lahan tanam di antara pohon durian diperoleh efisensi lahan total sebesar 60%, sudah termasuk dengan jarak antar bedengan dan lahan pertanaman durian dengan diameter 3 meter. Persiapan lahan diantaranya pengolahan dan persiapan bedengan agar lahan tidak terlalu banyak menyimpan air. Pupuk dasar juga disesuaikan dengan standar budi daya bawang merah di lahan kering yaitu pupuk kandang kambing dengan dosis 20 ton/ha dan SP-36 sebanyak 250 kg/ha yang diberikan pada saat persiapan lahan dengan cara ditebarkan secara merata di dalam bedengan. Lebar bedengan 1 meter dengan jarak antar bedengan 0,5 meter untuk mendapatkan efisiensi lahan yang lebih besar. Sebelum dilakukan penanaman dilakukan persiapan pengairan menggunakan

Page 18: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/... · penggerak traktor beroda dua. Tujuannya agar mobilitas mesin di lapangan bisa berlangsung lebih ... Kapasitas

16 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

irigasi sprinkler dengan sumber air berupa embung yang dapat dibuat dari terpal. Pembuatan embung dapat disesuaikan dengan rencana pemeliharaan kebun durian dengan embung permanen. Instalasi irigasi dipasang setelah pengolahan lahan selesai dan sebelum benih bawang merah ditanam. Biasanya pengairan tanaman durian akan menggunakan irigasi tetes yang langsung disalurkan ke masing-masing pohon durian.

Benih bawang merah yang digunakan adalah varietas Bima Brebes berupa umbi siap tanam yang berumur minimal 2 bulan. Sebelum ditanam benih tersebut ditaburkan fungisida berbahan aktif mancozeb dengan dosis 2 g/kg umbi benih untuk meminimalisir serangan penyakit. Kebutuhan benih umbi bawang merah sebanyak 200 kg untuk lahan seluas 2.000 m2 dengan jarak tanam 20

x 15 cm. Pemeliharaan tanaman bawang merah dilakukan dengan pemupukan susulan, penyiraman, pengendalian OPT, dan pe-nyiangan. Pemupukan susulan menggunakan pupuk majemuk NPK 16:16:16 seminggu sekali dengan cara disiramkan di sekitar tanaman. Penyiraman dilakukan setiap hari sebelum pukul 08.00 dengan menyalakan sprinkler. Pengendalian OPT dilakukan dengan penyemprotan fungisida dan insektisida sesuai dengan standar penggunaan pestisida. Pengendalian OPT ulat bawang dapat ditangani dengan feromon exi yaitu perangkap hormon untuk menarik serangga jantan agar tidak membuahi telur serangga betina. Perangkap lampu juga dapat dipasang, namun penggunaannya seringkali juga menangkap serangga menguntungkan se-perti serangga penyerbukan.

Penyiangan dilakukan minimal dua kali atau saat gulma sudah memenuhi lahan pertanaman.

Bawang merah dipanen pada umur 55–60 hari. Potensi panen bawang merah dari lahan seluas 2.000 m sebanyak 1.750 kg. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan budi daya bawang merah umumnya dengan produktivitas rata-rata 10 t/ha. Hal ini disebabkan oleh sebagian lahannya telah digunakan untuk tanaman durian. Biaya usahatani bawang merah pada lahan seluas 2.000 meter tersebut sebesar Rp20.000.000,-. Jika harga bawang merah Rp13.000/kg, maka pendapatan usaha tani sebesar Rp22.750.000,-, sehingga akan diperoleh keuntungan sebesar Rp2.750.000,- pada musim ter-sebut. Musim selanjutnya biaya usaha tani dapat berkurang dengan menggunakan benih umbi bawang merah dari hasil panen sebelumnya setelah melewati masa dormansi. Dengan umur tanaman yang hanya 2 bulan ditambah dengan persiapan lahan maka akan diperoleh tiga kali musim tanam dalam setahun. Namun perlu diperhatikan juga pertumbuhan tanaman durian sebagai tanaman utama. Seiring pertumbuhan tanaman durian akan menyebabkan luas pertanaman bawang merah akan berkurang, sehingga hasil bawang merah yang diperoleh kemungkinan akan berkurang. Meskipun demikian tanaman durian akan mulai ber-buah pada tahun ke 4–5 sehingga saat hasil bawang merah mulai menurun, kebun durian akan mulai memberikan hasilnya.

Adhitya Marendra Kiloes

Pusat Penelitian dan Pengembangan

Hortikultura

Jalan Tentara Pelajar No. 3C, Bogor

Telepon : (0251) 7565366

Faksimile : (0251) 8575664

E-mail : puslitbanghorti@litbang.

pertanian.go.id; [email protected]

Persiapan lahan (a) dan instalasi pengairan (b).

Masa pemeliharaan bawang merah di kebun durian muda.

Penggunaan irigasi sprinkler (a) dan feromon exi (b).

(a) (b)

(a) (b)

Page 19: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/... · penggerak traktor beroda dua. Tujuannya agar mobilitas mesin di lapangan bisa berlangsung lebih ... Kapasitas

Volume 40 Nomor 3, 2018 17

Bawang Merah di LahanRawa Lebak

Lahan rawa lebak merupakan salah satu sumber lahan yang potensial dikembangkan baik untuk tanaman pangan maupun hortikultura. Peluang

tersebut dapat dimanfaatkan untuk pengembangan bawang merah. Proses budi daya untuk menyesuaikan pertumbuhan bawang merah dilakukan

dengan penerapan teknik budi daya spesifik lokasi rawa lebak yang telah dirancang oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

(Balitbangtan).

Masalah utama di dalam penggunaan lahan rawa lebak

adalah fluktuasi genangan air yang tidak dapat diprediksi serta kesuburan tanah yang rendah. Peningkatan produksi pertanian di lahan lebak dapat dilakukan melalui: (1) intensifikasi pertanaman pada areal yang sudah diusahakan dengan teknologi pengelolaan lahan dan tanaman terpadu dan (2) perluasan areal tanaman pada lahan tidur dan pembukaan lahan baru melalui penerapan teknologi reklamasi. Luas lahan lebak di Indonesia diperkirakan lebih dari 13 juta hektar yang tersebar dari Papua Barat sampai Sumatera, akan tetapi yang dimanfaatkan hanya 5%.

Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Namun demikian, potensi lahan lebak belum sepenuhnya dapat dimanfaatkan untuk budi daya bawang merah. Perlu pengelolaan yang baik mengingat kondisi tanah di lahan lebak yang khas akan berpengaruh terhadap pertumbuhannya. Lebak pematang umumnya mempunyai tekstur liat berdebu. Tingginya kandungan liat mengakibatkan aerasi tanah menjadi terbatas dan kekuatan penetrasi tanah menjadi tinggi. Hal ini mengakibatkan terganggunya aktivitas akar

untuk tumbuh dan berkembang, sehingga suplai air dan unsur hara ke bagian tanaman yang lain pun terganggu. Untuk tanaman berumbi seperti bawang merah akan mengakibatkan terganggunya proses pembesaran umbi. Perlu tindakan yang secara ekologis layak dan dapat dilaksanakan, salah satunya melalui penambahan bahan organik dan pengendalian air. Dari aspek fisika tanah, bahan organik dapat memperbaiki struktur dan aerasi tanah, sedangkan dari aspek biologi menjadi penyangga bagi kelangsungan hidup mikroorganisme tanah, sehingga tanah dapat menyediakan unsur hara berimbang. Reaksi kimia tanah di lahan lebak dipengaruhi oleh kondisi antara basah dan kering sehingga menciptakan proses reduksi-oksidasi. Keadaan ini menimbulkan dinamika terhadap sifat fisika kimia, geokimia, dan biokimia tanah di lahan lebak. Oleh karena itu, ketika dilakukan penataan pengendalian air, harus menghindari kerusakan secara ekologis. Selain itu, perlu juga dilakukan ameliorasi dan pemupukan berimbang.

Masih rendahnya hasil dan kualitas bawang merah dari lahan lebak disebabkan belum diterapkannya teknologi budi daya spesifik lokasi. Selain pemupukan,

varietas adaptif spesifik lokasi dan penanganan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) menjadi penentu keberhasilan budi daya. Ada beberapa varietas bawang merah hasil pemuliaan Balitbangtan yang cukup adaptif dikembangkan di lahan rawa lebak. Varietas tersebut diantaranya: Bima Brebes, Sri Kayangan, Keta Monca, Biro Lancor, Crock Kuning, Super Philip, Tiron Bantul, dan varietas Biro Lancor dengan produktivitas 24, 5 t/ha.

Penggunaan agen hayati Trichoderma dan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) dapat meningkatkan produktivitas bawang merah di lahan lebak sebesar 36,36%. Trichoderma memberikan pengaruh positif terhadap perbaikan lingkungan tanah dengan adanya patosystem tanaman, periode inkubasi penyakit lebih lambat, menurunkan intensitas penyakit, serta menurunkan kerapatan populasi patogen dalam tanah. Trichoderma juga memiliki kemampuan mengurai senyawa organik yang sulit terdegradasi seperti lignosellulose menjadi nutrisi yang mudah diserap oleh tanaman dan berdampak pada tinggi tanaman dan jumlah daun. Perbaikan sistem perakaran dan pertumbuhan vegetatif tanaman akan berdampak pula pada pembentukan dan perkembangan umbi bawang merah. Beberapa hasil penelitian menyebutkan bahwa penambahan Trichoderma pada media tanam meningkatkan jumlah maupun bobot umbi bawang merah dibandingkan perlakuan media biasa. Selain itu, Trichoderma juga dapat menekan penyakit

Page 20: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/... · penggerak traktor beroda dua. Tujuannya agar mobilitas mesin di lapangan bisa berlangsung lebih ... Kapasitas

18 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

layu Fusarium karena kemampuan kolonisasi Trichoderma. Semakin tinggi kemampuan kolonisasi semakin rendah tingkat serangan penyakit layu Fusarium. Sementara PGPR adalah sejenis bakteri yang

hidup di sekitar perakaran secara berkoloni dengan menyelimuti akar tanaman. Ada beberapa fungsi PGPR bagi tanaman yaitu: (1) memacu pertumbuhan dan fisiologi akar serta mampu mengurangi

penyakit atau kerusakan oleh serangga, (2) mempercepat proses pengomposan, (3) meningkatkan fiksasi nitrogen, (4) meningkatkan ketersediaan nutrisi seperti phospat, belerang, besi, dan tembaga, (5) memproduksi hormon tanaman, (6) menambah bakteri dan cendawan yang menguntungkan, dan (7) mengontrol hama dan penyakit tumbuhan. Penggunaan mulsa pada budi daya bawang merah di lahan rawa seperti lahan lebak tidak dianjurkan karena menyebabkan radiasi matahari yang diteruskan menjadi kecil. Keadaan ini mengakibatkan suhu tanah meningkat namun penguapan menjadi tertahan sehingga suhu relatif rendah dan lembab pada tanah yang diberi mulsa.

Teknik Budi daya Bawang Merah Spesifik Lokasi Lahan Rawa Lebak

Pemanfaatan lahan rawa lebak dihadapkan pada beberapa kendala antara lain degradasi lahan yang mengakibatkan terjadinya penurunan tingkat kesuburan tanah dan peningkatan kemasaman tanah. Upaya perbaikan untuk budi daya bawang merah membutuhkan teknik pengelolaan yang tepat meliputi: (1) pengelolaan air, (2) pengolahan tanah, (3) penggunaan varietas adaptif, (4) penyiraman, (5) pemupukan, dan (6) pengendalian OPT. Paket teknologi tersebut mampu meningkatkan produktivitas tanaman bawang merah di lahan lebak mencapai 62.8% dibanding dengan pola petani setempat.

Wahida Annisa

Badan Penelitian Pertanian Lahan Rawa

Jalan Kebun Karet PO BOX 31, Loktabat

Utara, Banjarbaru

Telepon : (0511) 4772534

Faksimile : (0511) 4772534

E-mail : [email protected].

go.id; [email protected]

Budi daya bawang merah di lahan rawa lebak.

Budi daya bawang merah di lahan rawa lebak.

Tabel 1. Paket teknologi budidaya bawang merah yang dikaji di lahan rawa lebak

Komponen Teknologi yang diuji

Paket Teknologi

Introduksi Eksisting (Petani)

Pengelolaan Air SISTAK -

Pengolahan tanah Mekanisasi (traktor) Mekanisasi (Traktor)

Varietas Biro Lancor Bima Brebes

Penyiraman Sprinkle Penyiraman biasa (gembor)

Jenis dan Takaran Pupuk

Urea (kg/ha)

SP 36 (kg/ha)

KCl (kg/ha)

Kapur

Pupuk Organik

Pupuk hayati

Status hara tanah

Status hara tanah

Status hara tanah

Status hara tanah

5-10 ton/ha

Trichoderma dan PGPR

200 kg/ha

100 kg/ha

100 kg/ha

1 ton/ha

1 ton/ha

1-2 ton/ha

Pengendalian OPT PHT -