~~---. Pemerintahan Indones ., ia - Universitas...

2
o Selasa 0 Rabu Kamis 0 Jumat o Sabtu 3 19 456 7 20 21 22 8 23 9 10 11 24 25 26 12 13 27 28 Peb o Mar OApr OMei OJun OJul 0 Ags OSep OOkt Kekuatan dan Sistem ~~---. Pemerintahan Indonesia ., K ISAH mengenai Fall ofthe Roman Empire", kehidupan hedonis terdapat dua hal utama yang yang dilakukan oleh . menyebabkan kemerosotan para elite politik dan pejabat Imperium Romawi. Pertama, negeri ini, sudah bukan korupsi dan kebiasaan hedo- barang baru lagi. Hal ini nis. Kedua, eksklusivitas dan sudah terjadi sejak zaman fanatisme Kristen. Oleh orde lama hingga era refor- sebab itu, perlu diingat masi saat ini. Barang-barang bahwa meski Romawi bukan mentereng,jalan-jalan ke negara modern layaknya luar negeri, rumah dan mobil negeri ini, namun dalam mewah yang mereka guna- menganalisis pola pikir kan dan seolah-olah dengan berpolitik dan perilaku entengnya membuang uang politisi dan pejabat, tentu rakyat untuk hal yang tidak tidakjauh beda dengan penting, belum lagi adanya zaman sekarang di negeri ini. korupsi yang merajalela di. Kekuasaan selalu berwajah kalangan elit politik. Kisah dua: sekaligus memesona hakiki dari setiap praktik tersebut bagaikan cerita dan menakutkan. Dengan kekuasaan ketika kebaikan lama yang dikemas dengan kekuasaan kita mendapatkan dan kesejahteraan bungkus baru. kedududukan yang terhor- masyarakat menjadi Permasalahannya ialah mat namun dengan kekuasa- taruhannya. Tetapi tampak- apakah sikap hedonis para an pula kita dapat menjadi nya keyakinan ini berubah elite politik dan pejabat seorang penjahat paling menjadi semacam pesimisme tersebut dilakukan dengan kejam. Ada sebuah adagium ketika para pemegang menggunakan uang rakyat yang perlu diingat, yaitu kekuasaan mempraktikkan atau berasal dari kantong power tend to corrupt, kekuasaan tanpa tanggung pribadi. Jika mereka menda- kekuasan yang dimiliki akan jawab, seperti ketidakpekaan patkannya berasal dari hasil mengakibatkan kesewenang- pada kepentingan publik, jerih payahnya merupakan wenangan. Apalagi kekuasa- pemerkayaan diri, atau upa- suatu hal yang wajar. an itu telah berlangsung ya pelanggengan kekuasaan, Namun, apabila dalam lama dan sangat nyaman, dan semacamnya. Dalam memenuhi kebutuhannya sehingga telah mengaburkan kondisi demikian, pandang- menggunakan uang rakyat mana yang benar dan yang an klasik bahwa konsumeris- yang seharusnya digunakan salah demi melanggengkan me telah mengambil alih untuk kemakmuran rakyat, kekuasaan, dan kekuasaan wilayah kekuasaan dari itulah yang menyalahi yang sangat besar tersebut moral dan mengaburkan aturan. sering ditandai dengan gaya kemampuan membedakan Kekuasaan danMoralitas hidup yang mewah untuk moralitas humanisme dan Menurut Edward Gibbon menunjukkan bahwa dirinya moralitas binatang yang (1737-1794), sejarawan Ing- sedang berkuasa. mengutamakan kenikmatan gris, dalam bukunya "The Tanggungjawab moral dapat diterima. Akibatnya, History of the Decline and merupakan suatu bagian para penguasa menghapus ------------~--------~~--- Oleh MUAMMAR WICAKSON Kllping Humas Onpad 2012,

Transcript of ~~---. Pemerintahan Indones ., ia - Universitas...

  • o Selasa 0 Rabu • Kamis 0 Jumat o Sabtu319

    456 720 21 22

    823

    9 10 1124 25 26

    12 1327 28

    Peb oMar OApr OMei OJun OJul 0 Ags OSep OOkt

    Kekuatan dan Sistem ~~---.Pemerintahan Indonesia.,

    K ISAH mengenai Fall ofthe Roman Empire",kehidupan hedonis terdapat dua hal utama yangyang dilakukan oleh . menyebabkan kemerosotanpara elite politik dan pejabat Imperium Romawi. Pertama,negeri ini, sudah bukan korupsi dan kebiasaan hedo-barang baru lagi. Hal ini nis. Kedua, eksklusivitas dansudah terjadi sejak zaman fanatisme Kristen. Olehorde lama hingga era refor- sebab itu, perlu diingatmasi saat ini. Barang-barang bahwa meski Romawi bukanmentereng,jalan-jalan ke negara modern layaknyaluar negeri, rumah dan mobil negeri ini, namun dalammewah yang mereka guna- menganalisis pola pikirkan dan seolah-olah dengan berpolitik dan perilakuentengnya membuang uang politisi dan pejabat, tenturakyat untuk hal yang tidak tidakjauh beda denganpenting, belum lagi adanya zaman sekarang di negeri ini.korupsi yang merajalela di. Kekuasaan selalu berwajahkalangan elit politik. Kisah dua: sekaligus memesona hakiki dari setiap praktiktersebut bagaikan cerita dan menakutkan. Dengan kekuasaan ketika kebaikanlama yang dikemas dengan kekuasaan kit a mendapatkan dan kesejahteraanbungkus baru. kedududukan yang terhor- masyarakat menjadiPermasalahannya ialah mat namun dengan kekuasa- taruhannya. Tetapi tampak-

    apakah sikap hedonis para an pula kit a dapat menjadi nya keyakinan ini berubahelite politik dan pejabat seorang penjahat paling menjadi semacam pesimismetersebut dilakukan dengan kejam. Ada sebuah adagium ketika para pemegangmenggunakan uang rakyat yang perlu diingat, yaitu kekuasaan mempraktikkanatau berasal dari kantong power tend to corrupt, kekuasaan tanpa tanggungpribadi. Jika mereka menda- kekuasan yang dimiliki akan jawab, seperti ketidakpekaanpatkannya berasal dari hasil mengakibatkan kesewenang- pada kepentingan publik,jerih payahnya merupakan wenangan. Apalagi kekuasa- pemerkayaan diri, atau upa-suatu hal yang wajar. an itu telah berlangsung ya pelanggengan kekuasaan,Namun, apabila dalam lama dan sangat nyaman, dan semacamnya. Dalammemenuhi kebutuhannya sehingga telah mengaburkan kondisi demikian, pandang-menggunakan uang rakyat mana yang benar dan yang an klasik bahwa konsumeris-yang seharusnya digunakan salah demi melanggengkan me telah mengambil alihuntuk kemakmuran rakyat, kekuasaan, dan kekuasaan wilayah kekuasaan dariitulah yang menyalahi yang sangat besar tersebut moral dan mengaburkanaturan. sering ditandai dengan gaya kemampuan membedakan

    Kekuasaan danMoralitas hidup yang mewah untuk moralitas humanisme danMenurut Edward Gibbon menunjukkan bahwa dirinya moralitas binatang yang

    (1737-1794), sejarawan Ing- sedang berkuasa. mengutamakan kenikmatangris, dalam bukunya "The Tanggungjawab moral dapat diterima. Akibatnya,History of the Decline and merupakan suatu bagian para penguasa menghapus------------~--------~~---

    OlehMUAMMAR WICAKSON

    Kllping Humas Onpad 2012,

  • tanggungjawab moral darikamus kekuasaan merekadengan berpura-pura untukmengutamakan kepentinganrakyatnya.

    Jalan KeluarBerbagai diskusi telah

    dilakukan untuk mencarisolusi permasalahan terse-but. Namun sampai saat ini,belum terlihat adanya titik

    , terang penyelesaiannya. Adabeberapa faktor yang dapatdigunakan untuk mencegahtejadinya penyalahgunaankekuasaan yang dilakukanpara pejabat di Indonesia.Pertama, adanya sistemperekrutan yang baik. Sistemperekrutan tersebut harusbersih dari benih-benihKolusi, Korupsi dan Nepotis-me (KKN). Kedua ialah etoskerja. Pegawai yang nantinyaakan menjadi pejabat harusmempunyai etos kerja yangbaik, disiplin, dan selalumendahulukan kepentinganorang banyak daripadakepentingan pribadi.

    Ketiga, lingkungan kerjayang kondusif. Banyak darimasalah KKNini diakibatankarena KKNmerupakan halyang lumrah dilakukan dantelah mendarah daging.Adanya kesenjangan kese-jahteraan antara pejabattinggi dan pegawai rendahanjuga menjadi faktor pendo-rong adanya KKNtersebut.

    Keempat, penanamanjiwasederhana sejak usia dini.

    Inilah merupakan hal yangsangat penting, dimana men-tal itas para pegawai ataucikal bakal pemimpin negeriini harus dipupuk sejak usiadini. Budaya curang harusdibuangjauh dari mentalitascalon pejabat.

    Kelima, penerapan hukumyang baik. Hukum inilahyang sering disalahgunakan,Disinilah kita perlukan hu-kum untuk mengaturnya de-ngan mengutip pendapat da-ri Prof. Mochtar Kusumaat-madja, Guru Besar FakultasHukum Universitas Padja-djaran, menyatakan bahwahukum tanpa kekuasaanadalah angan- angan sedang-kan kekuasaan tanpa hukumadalah kelaliman. Diperlu-kanlah kesinambungan an-tara hukum dan kekuasan,jangan sampai hukum terse-but disalahgunakan demimelanggengkan kekuasaan.

    Dengan demikian, marilahkit a merapatkan barisan baik

    . itu pemerintah dan masyara-kat untuk mencegah hal bu-ruk tersebut terus berlang-sung. Kita memerlukan parapenguasa negeri ini pemim-pin sederhana yang bisa me-nempatkan dirinya dengansepatutnya dan mempunyaicita-cita untuk memakmur-kan bangs a bukan memak-murkan pribadi beserta go-longannya. (Penulis, Ma-hasiswa Fakultas HukumUnpad)**