repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... ·...

115
MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS DATA SPASIAL (STUDI KASUS: SERPONG dan PADANG) Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Oleh Dwi Rahardjo Putra (105093003018) PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M / 1430 H i

Transcript of repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... ·...

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS DATA

SPASIAL

(STUDI KASUS: SERPONG dan PADANG)

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Komputer Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh Dwi Rahardjo Putra

(105093003018)

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2010 M / 1430 H

i

Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN

SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS DATA

SPASIAL

(STUDI KASUS: SERPONG dan PADANG)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Komputer

Pada Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh

Dwi Rahardjo Putra

(105093003018)

Menyetujui,

Pembimbing I

Zainul Arham, M.Si NIP. 19740730 200710 1 002

Pembimbing II

Winarno ST NIP 680.004.122

Mengetahui,

Ketua Program Studi Sistem Informasi

A’ang Subiyakto, M.Kom NIP. 150 411 252

ii

Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi berjudul “Membangun Sistem Konversi Data Curah Hujan Secara

Otomotis dengan Pendekatan Basis Data Spasial (Studi Kasus: Padang dan

Serpong)” yang ditulis oleh DWI RAHARDJO PUTRA, NIM 105093003018

telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosah Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 17

Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana strata satu (S1) Program Studi Sistem Informasi.

Menyetujui :

Penguji I Penguji II

Ir. Bakri La Katjong, MT, MKom NIP. 470 035 764

Nur Aeni Hidayah, MMSI NIP. 19750818 200501 2 008

Pembimbing I Pembimbing II

Zainul Arham M.Si NIP. 19740730 200710 1 002

Winarno ST NIP. 680.004.112

Mengetahui :

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 19680117 200112 1 001

Ketua Program Studi Sistem Informasi

Aang Subiyakto, M. Kom NIP. 150 411 252

iii

Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI

ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Juli 2010

Dwi Rahardjo Putra

105093003018

iv

Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

ABSTRAK

DWI RAHARDJO PUTRA, Membangun sistem konversi secara otomatis dengan pendekatan Basis Data Spasial. Dibawah bimbingan Bapak ZAINUL ARHAM dan Bapak WINARNO.

Kebutuhan instrument-instrumen kebumian sangat dibutuhkan guna mengidentifikasi fenomena-fenomena bumi yang terjadi, Radar Doppler salah satu instrument kebumian yang dapat digunakan dalam membantu manusia dalam pengambilan keputusan. Data hasil identifikasi Radar Doppler merupakan Data gambar mentah yang belum bersifat informasional, dibutuhkan Proses konversi untuk dapat menambahkan nilai informasi pada Data hasil identifikasi Radar Doppler tersebut. Tujuan penulisan adalah Membangun sistem konversi otomatis dari Data hasil identifikasi Radar Doppler menjadi Basis Data Spasial.Metodologi penelitian yang digunakan penulis adalah System Development Life Cycle (SDLC) – waterfall, terdiri dari perencanaan, analisa, perancangan, dan implementasi. Perencanaan dilakukan dengan klasifikasi Data Spasial yang ada, analisa dilakukan dengan menganalisis sistem yang dibutuhkan saat ini dan siapa saja pengguna sistemnya, perancangan dilakukan dengan tools DFD dan di-implementasikan menggunakan teknologi opensource fgs-mapserver, fortran,shell script,Crontab dan PostgreSQL. Hasil yang dicapai adalah Sistem konversi sederhana yang dalam alur konversinya terdapat perubahan bentuk File dari .RAW -> .TXT -> TXT(2) -> ShapeFile -> .Sql yang berbentuk Basis Data Spasial. Basis Data Spasial yang dihasilkan mempunyai dua kategori yaitu Basis Data yang berisi Data yang baru masuk dengan nama table Doppler_now dan kumpulan Data-Data cuaca yatiu Doppler_sum dengan Data yang berisikan informasi mengenai koordinat titik hujan, intensitas curah hujan, sudut tembak Radar dan satuan waktu dari tahun, bulan, tanggal, jam dan menit. penyediaan Basis Data Spasial ini diharapkan dapat mempermudah pengembang-pengembang webGIS dalam membuat suatu aplikasi yang dapa membantu dalam pengambilan keputusan.

Kata Kunci: Sistem konversi otomatis, SDLC, Basis Data Spasial, Radar ,Serpong dan Padang.

Pustaka Acuan (5, 2002-2008).

v

Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya

dengan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “

Membangun sistem konversi data curah hujan secara otomatis dengan pendekatan

Basis Data Spasial ( studi kasus Serpong dan Padang )”

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik

tanpa bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bimbingan dan arahan

yang diberikan kepada penulis selama menyusun skripsi ini. Oleh karena itu

izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak A’ang Subiyakto, M.Kom selaku Ketua Program Studi Sistem

Informasi.

3. Bapak Zainul Arham, M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang sudah

membimbing saya hingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. dan Bapak Winarno ST selaku Dosen Pembimbing II, yang dengan

kebijaksanaannya telah sabar membimbing dan mengajarkan saya banyak

hal sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Kedua orang tua saya yang sangat luar biasa, yang telah memberikan do’a

dan semangat untuk membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

vi

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

Dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik akan sangat membantu

untuk Proses perbaikan selanjutnya, semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis

khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, Juli 2010

Dwi Rahardjo Putra

105093003018

vii

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... iv

ABSTRAK .................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................. vi

DAFTAR ISI .................................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................xiv

DAFTAR SIMBOL .................................................................................... xv

DAFTAR FILE KONVERSI .................................................................... xvi

DAFTAR ISTILAH ................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Perumusan Masalah ..................................................................... 2

1.3 Batasan Masalah ....................................................................... 3

1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................... 4

1.5 Manfaat Penelitian .................................................................... 5

1.6 Metodologi Penelitian ............................................................... 5

1.6.1 Teknik Pengumpulan Data ............................................... 5

viii

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

1.6.2 Metode Pengembangan Sistem ........................................ 6

1.7 Sistematika Penulisan ............................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Konversi Otomatis ........................................................ 8

2.1.1 Konsep Dasar Sistem .................................................. 8

2.1.2 Pengertian konversi dan Otomatis .................................. 10

2.1.3 Pendekatan dalam Pembangunan Sistem Konversi ........... 11

2.1.3.1 DFD ...................................................................... 11

2.1.3.2 Kamus Data .......................................................... 13

2.2 Data ........................................................................................... 14

2.2.1 Data dan Informasi Geografis ............................................ 15

2.2.2 Jenis Data pada Sistem Informasi Geografis ..................... 16

2.2.3 Model Data Sistem Informasi Geografis ........................... 18

2.2.3.1 Titik (Point) ........................................................... 18

2.2.3.2 Garis (Line) ........................................................... 18

2.2.3.3 Polygon (Area) ...................................................... 19

2.3 Jenis Tipe File yang ada pada Sistem Konversi............................20

2.3.1 File dengan Format (.RAW) ......................................... 20

2.3.2 File dengan Format (.Txt) ............................................. 20

2.3.3 File dengan Format (ShapeFile) .................................... 20

2.3.4 File dengan Format (.SQL) ........................................... 21

2.4 Basis Data Spasial.........................................................................22

2.5 Pengenalan Radar Cuaca...............................................................23

2.5.1 Definisi Radar ....................................................................23

ix

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

2.5.2 Radar Cuaca .......................................................................23

2.5.3 Manfaat Radar.................................................................... 24

2.6 Pengenalan Program Harimau ...................................................... 26

2.6.1 Spesifikasi Radar Doppler HARIMAU Serpong ............... 27

2.6.2 Spesifikasi Radar Doppler HARIMAU Padang................. 29

2.7 Perangkat Lunak yang digunakan dalam Pembuatan Sistem........ 30

2.7.1 Linux Ubuntu (Sebagai Sistem Operasi) ............................ 30

2.7.2 Shell script........................................................................... 30

2.7.3 Crontab................................................................................ 31

2.7.4 Phython ............................................................................... 34

2.7.5 Fortran................................................................................. 34

2.7.6 PostgreSql ........................................................................... 35

2.7.7 Postgis ................................................................................. 36

2.8 Cuaca dan Iklim ....................................................................... 37

2.8.1 Cuaca ............................................................................... 37

2.8.2 Iklim ................................................................................ 37

2.9 Proyeksi UTM ......................................................................38

2.10 Pengertian Real Time ............................................................... 38

2.11 Pengertian Black Box Testing .................................................... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 40

3.2 Bahan dan Perangkat .................................................................. 40

3.2.1 Bahan .............................................................................. 40

3.2.2 Perangkat ......................................................................... 41

x

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

3.3 Metodologi Penelitian ................................................................ 42

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data .............................................. 42

3.3.2 Metode Pengembangan Sistem ....................................... 43

3.3.2.1 Kebutuhan ............................................................. 46

3.3.2.2 Perencanaan .......................................................... 46

3.3.2.3 Analisis ................................................................. 48

3.3.2.4 Desain ................................................................... 55

3.3.2.5 Implementasi ........................................................ 69

3.3.3 Pengujian Sistem ............................................................. 70

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Fungsi dan Konten pada Folder Harimau .................................. ...79

4.2 Shell Script Program ...................................................................... ...82

4.2.1 Proses Mengambil Product1.raw dari ftp Serpong/Padang.....85

4.2.2 Proses Konversi dari Product1.raw Menjadi cdrserpong.txt..86

4.2.3 Proses Konversi dari cdrserpong.txt Menjadi cdrserpong_xy.txt...87

4.2.4 Proses cdrserpong_xy.txt menjadi Harimau ShapeFile ....... ..92

4.2.5 Proses Harimau ShapeFile menjadi Harimau (.sql) serta Proses

Dumping pada Harimau (.sql).................................................96

4.2.6 Proses Backup File .............................................................. .100

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ...............................................................................102

5.2 Saran ......................................................................................103

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................104

DAFTAR LITERATUR PENDUKUNG.......................................................105

xi

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Radar Doppler Serpong (Sumber arsip BPPT) .............................. 27

Gambar 2.2 Radar Doppler Padang (Sumber arsip BPPT)................................ 27

Gambar 2.3 Gambar Struktur Program Fortran ................................................. 34

Gambar 3.1 System Development Life Cycle .................................................. 44

Gambar 3.2 Diagram alur penelitian ............................................................... 45

Gambar 3.3 Struktur Organisasi Neonet ......................................................... 55

Gambar 3.4 Diagram Konteks ........................................................................ 57

Gambar 3.5 DFD Level 0 Sistem Konversi ....................................................... 58

Gambar 3.6 DFD Level 1 pada Proses 2.0 ...................................................... 62

Gambar 3.7 DFD Level 1 pada Proses 4.0 ...................................................... 65

Gambar 4.1 Shell Script all.sh ........................................................................ 76

Gambar 4.2 Sintax Crontab ............................................................................ 77

Gambar 4.3 start/stop Crontab ........................................................................... 77

Gambar 4.4 Alur Perpindahan File ................................................................. 78

Gambar 4.5 Ftpserpong.sh .............................................................................. 79

Gambar 4.6 Sintax menjalankan Program IRISread.......................................... 80

Gambar 4.7 rawtotxt.sh...................................................................................... 81

Gambar 4.8 cdrserpong.txt................................................................................. 82

Gambar 4.9 cdrserpong_xy.txt ........................................................................ 83

Gambar 4.10 Bacaradar.f ............................................................................... 84

Gambar 4.11 Kompile Fortran ....................................................................... 85

Gambar 4.12 Txt2.sh ..................................................................................... 85

xii

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

Gambar 4.13 Format Penulisan Cdrserpong_xy.txt ....................................... 87

Gambar 4.14 Format Penulisan Perintah Txt2shp.py .................................... 88

Gambar 4.15 Txt2shp.py ............................................................................... 88

Gambar 4.16 Txttoshp.sh ............................................................................... 89

Gambar 4.17 Move.sh .................................................................................... 89

Gambar 4.18 Pembuatan Basis Data baru pada Postgresl ............................. 90

Gambar 4.19 Pemberian Nama Basis Data pada Postgresql .......................... 91

Gambar 4.20 Sintaks Pembuatan Atribut Tabel Doppler_new ...................... 91

Gambar 4.21 Sintaks Pembuatan Atribut Tabel Doppler_sum ...................... 91

Gambar 4.22 Shp2sql.sh ................................................................................ 92

Gambar 4.23 Backup.sh ................................................................................. 94

Gambar 4.24 Hasil Basis Data Harimau ........................................................ 95

xiii

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Spesifikasi Radar Doppler Serpong ............................................... 27

Table 2.2 Spesifikasi Radar Doppler Padang ................................................. 29

Tabel 3.1 Proses Sistem konversi otomatis data curah hujan .......................... 57

Tabel 3.2 Proses Konversi ke bentuk cdrserpong.txt....................................... ..59

Tabel 3.3 Proses Konversi ke bentuk cdrserpong_xy.txt................................. 59

Tabel 3.4 Proses konversi ke bentuk harimau shapefile (.shp, .dbf, .shx) ....... 60

Tabel 3.5 konversi dan integrasi ke dalam basis data spasial .......................... 60

Tabel 3.6 Proses kompres file .......................................................................... 61

Tabel 3.7 Proses buat file cdrserpong_xy.txt ................................................... 63

Tabel 3.8 Proses filterisasi data rainrate dengan nilai -999 dan <=7 ............... 63

Tabel 3.9 Proses tambah kolom, baris untuk tipe data dan keterangan waktu ......... 64

Tabel 3.10 Proses konversi ke cdserpong_xy.txt ............................................. 66

Tabel 3.11 Proses hapus record tabel doppler_new ......................................... 66

Tabel 3.12 Proses isi record tabel doppler_new............................................... 67

Tabel 3.13 Proses isi record tabel doppler_sum............................................... 67

Tabel 3.14 Kamus data Harimau ...................................................................... 68

Tabel 3.15 Proses Tabel Hasil Pengujian White Box....................................... 70

Tabel 3.16 Tabel Hasil Pengujian Black Box................................................... 70

xiv

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

DAFTAR SIMBOL

1. Simbol dan Notasi DFD

Gene dan Sarson Keterangan Yourdon dan DeMarco

Source

(Kesatuan Luar)

Process (Proses)

Data Flow (Arus Data)

Data Store

(Simpanan Data)

Sumber: Whitten, Bentey & Dittman, 2004

2. Simbol Notasi Kamus Data

Notasi

=

+

( )

{ }

[ ]

* *

@

Keterangan

Terdiri dari

Dan

Opsional (Boleh ada boleh tidak)

Pengulangan

Memilih salah satu dari sejumlah alternative

Komentar

Identifikasi Atribut kunci

Sumber: Jogiyanto, 2005

xv

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

DAFTAR FILE KONVERSI

No. Ekstension awal Ekstension Hasil Ket

1. RAW txt File dengan eks. Txt yang

dihasilkan belum mempunyai

Data-Data Atribut yang

lengkap.

2. txt txt (2) File dengan eks. Txt yang

dihasilkan sudah mempunyai

Data-Data Atribut yang

lengkap.

3. txt (2) ShapeFile

4. ShapeFile sql Dua buah tabel yaitu

Doppler_new dan

Doppler_sum

xvi

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

DAFTAR ISTILAH

No. Istilah Keterangan

1 Curah Hujan Hujan adalah butiran-butiran air yang dicurahkan

dari atmosfer turun ke permukaan bumi.

Sedangkan curah hujan adalah jumlah air hujan

yang turun pada suatu daerah dalam waktu

tertentu. Biasanya curah hujan diukur dengan

menggunakan Rain Gauge. Namun dalam

skripsi ini nilai curah hujan didapatkan dari

Radar Doppler yang merupakan jenis Radar

cuaca. Curah hujan di ukur dalam satuan

millimeter, Satu millimeter berarti dalam luasan

satu meter persegi pada tempat yang Datar

tertampung air setinggi satu millimeter atau

sebanyak satu liter.

2 Spasial secara harafiah berarti pengukuran tentang

bumi, adalah cabang dari matematika yang

mempelajari hubungan di dalam ruang. Dari

pengalaman, atau mungkin secara intuitif, orang

dapat mengetahui ruang dari ciri dasarnya, yang

diistilahkan sebagai aksioma dalam geometri.

xvii

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Wawancara

Lampiran II Dokumen-Dokumen

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

2

dihasilkan langsung siap pakai, serta guna mempercepat dan

mempermudah pengguna dalam proses merubah data, dibutuhkan pula sistem

yang bersifat otomatis total karena data dihasilkan setiap 12 menit.

Dengan adanya sistem konversi yang secara langsung menghasilkan data

yang cepat, tepat, akurat dan siap pakai serta bersifat otomatis ini akan

memudahkan pengguna dalam melakukan analisis cuaca dan iklim pada saat

ini dan masa yang akan datang secara cepat dan bersifat real time.

Dengan alasan tersebut maka penulis melakukan penulisan laporan Penelitian

yang berjudul MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH

HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDEKATAN SISTEM BASIS

DATA SPASIAL ( Studi Kasus Serpong dan Padang ).

1.1 Perumusan Masalah

Dalam penulisan penelitian ini masalah pokok yang akan dibahas penulis

adalah:

1. Bagaimana membangun suatu sistem konversi yang dapat merubah

data hasil identifikasi radar doppler menjadi data yang dapat

diintegrasikan ke dalam suatu basis data spasial dengan periode

waktu secara detail dan terotomatisasi per-12 menit?

2. Bagaimana Mengeliminir nilai rainrate dengan nilai -999 dan nilai

rainrate yang mempunyai nilai lebih kecil daripada 7 pada produk

shapefile dan basis data spasial yang akan dihasilkan oleh sistem

konversi ini?

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

3

3. Bagaimana menciptakan dua tabel basis data spasial guna

penampungan data terbaru dan data keseluruhan?

1.2 Batasan masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Merancang dua tabel basis data spasial yang terintegrasi, yang

merupakan hasil konversi data identifikasi radar doppler yaitu

doppler_new dan doppler_sum. Tabel doppler_new digunakan

untuk menampung data terbaru hasil konversi dan tabel

doppler_sum digunakan untuk penampungan data keseluruhan.

2. Proses konversi data meliputi : ( .RAW ), ( .Txt ), Shapefile dan (

.Sql )

3. Proses konversi dan pembuatan basis data spasial yang dilakukan

pada penelitian bersifat otomatis per 12 menit.

4. Tidak adanya interface pada sistem konversi ini.

5. Metode yang digunakan adalah SDLC (Sistem Development Life

Cycle)

6. Hasil akhir dari sistem konversi ini adalah basis data spasial.

7. Berjalan pada OS linux ubuntu 8.04.

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

4

1.5 Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah membangun sistem konversi otomatis

dari data hasil identifikasi radar doppler menjadi sebuah basis data spasial.

b. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus yang hendak dicapai oleh penulis adalah :

a) Mengintegrasikan hasil konversi data radar doppler yaitu (.RAW)

secara otomatis per 12 menit menjadi satu kesatuan sistem basis

data spasial.

b) Membuat backup data yang ada pada sistem konversi ini, yaitu

Product1.Raw, cdrserpong_xy.txt, harimau shapefile.

c) Mengeliminir nilai rainrate dengan nilai -999 dan nilai rainrate

yang mempunyai nilai lebih kecil daripada 7.

d) Membuat dua tabel dalam satu kesatuan basis data spasial yatiu

doppler_new dan doppler_sum. Tabel doppler_new digunakan

untuk penampungan data terbaru hasil konversi dan tabel

doppler_sum digunakan untuk penmpungan hasil konversi secara

keseluruhan.

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

5

1.6 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Penulis

a. Membuat suatu sistem konversi secara otomatis untuk data radar

doppler.

b. Mengetahui tipe-tipe data yang terdapat pada sistem konversi Otomatis

c. Mengetahui bagaimana proses konversi data curah hujab yaitu

product1.RAW menjadi sebuah basis data spasial.

2. Manfaat bagi salah satu sub bagian BPPT yaitu Neonet.

a. Mempercepat dan mempermudah pekerjaan dalam penyajian data

radar doppler.

b. Memudahkan dalam pencarian data berbasis waktu.

c. Memudahkan dalam penggunaan data untuk pengembangan aplikasi

selanjutnya yang berhubungan dengan data doppler.

d. Mendapatkan hasil akhir berupa data radar doppler yang sudah bernilai

informasi.

e. Pemanggilan data kembali, karena pada sistem ini terdapat fungsi

backup data hasil konversi.

1.7 Metodologi Penelitian

1.7.1 Metode Pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam menyusun laporan

penelitian ini adalah dengan cara :

• Studi Pustaka

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

6

Pengumpulan data yang bersumber dari berbagai buku yang menjadi

referensi dan pengumpulan data yang bersumber dari internet sebagai

penunjang pemecahan permasalahan.

• Observasi

Pengumpulan data dan informasi dengan cara melakukan pengamatan

secara langsung terhadap suatu kegiatan yang sedang dilakukan dan

pengenalan data yang ada sehingga dapat diadakan evaluasi dari sudut

tertentu yang mendukung kebenaran dari data tersebut.

• Wawancara

Konsultasi tanya jawab langsung dengan instansi terkait guna

mendapat gambaran mengenai sistem yang di butuhkan dan mendapatkan

data-data yang diperlukan mengenai Hydrometeorological Array For

Interseasional variations Monsoon Automonitoring (Harimau).

1.7.2 Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang penulis gunakan adalah

metode SDLC (System Development Life Cycle) yang mencakup

tahap-tahap sebagai berikut :

• Identifikasi Kebutuhan

• Perencanaan Sistem (System Planning)

• Analisis Sistem (System Analysis)

• Perancangan (System Design)

• Penerapan (System Implementation).

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

7

1.8 Sistematika Penulisan

Secara garis besar, penulisan ini dibagi menjadi lima bab. Adapun isi dari

masing-masing bab adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini mengemukakan latar belakang dibuatnya penulisan karya tulis ini,

perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat

penulisan, dan metode penulisan yang masing-masing dijelaskan pada tiap

bab.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang pengertian dan teori-teori yang digunakan

sebagai landasan atau dasar laporan ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang metode penelitian yang mencakup metode

pengumpulan data dan metode pengembangan sistem yang digunakan

dalam pengkonversian data radar harimau ke dalam bahasa pemrogaman

database yaitu SQL.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang hasil pembahasan dari sistem informasi yang

dikembangkan dan pengujian terhadap sistem yang dikembangkan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari uraian yang sudah diterangkan pada bab-

bab sebelumnya, dan juga berisi beberapa saran untuk pengembangan

lebih lanjut.

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketersediaan informasi yang cepat, tepat dan akurat memberikan

kemudahan kepada pengguna sehingga dapat melakukan perencanaan dengan

tepat dan menghasilkan keputusan yang optimal, demikian pula dengan proses

pelaksanaannya akan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.

Faktor terpenting dalam informasi kebumian adalah informasi mengenai

cuaca dan iklim. Dengan tersedianya informasi mengenai cuaca dan iklim

memberikan kontribusi yang sangat besar dalam berbagai bidang yang erat

kaitannya dalam pola kehidupan dan lingkungan manusia.

Informasi cuaca dan iklim merupakan produk dari rangkaian analisis

komponen cuaca, akan tetapi komponen cuaca yang berperan besar terhadap

analisis adalah yaitu curah hujan, analisis curah hujan sangat bergantung pada

data curah hujan yang bersifat real time. Dalam menunjang data curah hujan

secara real time digunakan instrumen kebumian yaitu radar doppler. Radar

doppler dapat menghasilkan data mengenai curah hujan secara real time setiap

12 menit.

Akan tetapi, dalam pengambilan data yang dihasilkan oleh radar doppler

masih terdapat beberapa kendala. seperti data yang dihasilkan oleh sensor

radar doppler masih belum siap pakai.

Untuk mempermudah dalam analisis data curah hujan, dibutuhkan sebuah

sistem konversi yang dapat merubah data tersebut sehingga data yang

1

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem konversi otomatis

2.1.1 Pengertian Sistem

Menurut Rober dan Micheal dalam Prahasta (2005), menyatakan

sistem sebagai kumpulan elemen yang saling berinteraksi membentuk

kesatuan, dalam interaksi yang kuat maupun lemah dengan pembatas

yang jelas. Lebih lanjut menurut Jogiyanto (2005) menjelaskan

pengertian sistem sebagai kumpulan elemen-elemen yang berinteraksi

untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Elemen-elemen itu tidak dapat

berdiri sendiri-sendiri, tetapi saling berhubungan dan membentuk satu

kesatuan, sehingga tujuan atau sasaran sistem itu dapat tercapai.

Pendekatan sistem yang menekankan pada komponen atau elemen

akan lebih mudah dipelajari untuk tujuan analisis dan perancangan

suatu sistem.

Sistem itu sendiri memiliki karakterisitik atau beberapa sifat

tertentu, yaitu mempunyai komponen (components), batas sistem

(boundary), lingkungan luar sistem (environments), penghubung

(interface), masukan (input), keluaran (output), proses (process), dan

sasaran suatu tujuan (goal).

8

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

9

Adapun penjelasan dari karateristik dari suatu sistem adalah

sebagai berikut:

1. Komponen sistem (Components)

Bagian sistem yang saling berinteraksi dan membentuk satu kesatuan.

Komponen atau elemen sistem dapat berupa subsistem atau beberapa

bagian sistem.

2. Batas sistem (Boundary)

Daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan lingkungannya

atau dengan sistem lainnya. Batas sistem inilah yang membuat sistem

dipandang sebagai satu kesatuan.

3. Lingkungan Luar Sistem (Environments)

Segala sesuatu yang berada diluar sistem yang mempengaruhi sistem.

Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan sistem atau

merugikan sistem.

4. Penghubung Sistem (Interface)

Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan

subsistem lainnya. Penghubung inilah yang menyebabkan beberapa

subsistem berintegrasi dan membentuk satu kesatuan.

5. Masukan Sistem (Input)

Sesuatu yang dimasukkan ke dalam sistem yang berasal dari

lingkungan.

6. Keluaran Sistem (Output)

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

10

Suatu hasil dari proses pengolahan sistem yang dikeluarkan ke

lingkungan.

7. Pengolah Sistem (Proses)

Bagian dari sistem yang mengubah masukan (input) menjadi keluaran

(output).

8. Sasaran Sistem (Objectives) atau Tujuan (Goal)

Sasaran sistem adalah sesuatu yang menyebabkan mengapa sistem itu

dibuat atau ada. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai

sasaran atau tujuannya.

Jadi Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan diatas, maka

dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan unsur-unsur,

objek-objek, elemen-elemen yang saling berkaitan dan berinteraksi

satu sama lain yang bekerja sama untuk mencapai tujuan dari sistem

tersebut.

2.1.2 Pengertian Konversi & otomatis

pengertian per-kata dari konversi dan otomatis adalah,

Konversi merupakan kegiatan yang diartikan sebagai

merubah sesuatu dari bentuk awal, ke bentuk akhir yang diinginkan,

kata konversi ini juga dapat melingkupi perubahan sebuah sistemik

yang sangat luas, dari sebuah sistem lama ke sebuah sistem baru.

Dalam hal ini penulis lebih mengacu kepada aktifitas perubahan

sebuah data lama ke sebuah data baru.

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

11

Otomatis diartikan sebagai “dengan sendirinya”, kata-kata

disamping diartiakan lebih luas sebagai suatu pelaksanaan proses

yang berjalan dengan sendirinya tanpa campur tangan manusia

sedikitpun. Seperti halnya dalam sistem konversi yang dibangun,

sistem ini berjalan tanpa adanya campur tangan user manapun.

2.1.3 Pendekatan dalam pembangunan sistem konversi

2.1.3.1 Data Flow Diagram ( DFD )

Pada tahap perancangan sistem dibutuhkan rancangan

sistem dalam suatu bagan yang menunjukkan prosedur-

prosedur dari sistem tersebut. Alat yang digunakan untuk

merancang sistem ada bermacam-macam, diantaranya adalah

DFD dan Bagan Alir (Flow Chart).

Menurut Whitten, Bentey dan Dittman (2004) DFD

adalah alat yang menggambarkan aliran data melalui sistem

dan kerja atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem

tersebut. Untuk memudahkan pembacaan DFD, maka

penggambaran DFD disusun berdasarkan tingkatan atau level

dari atas ke bawah, yaitu:

1. Diagram Konteks (Level 0)

Merupakan diagram paling atas yang terdiri dari suatu

proses dan menggambarkan ruang lingkup proses. Hal

yang digambarkan dalam diagram konteks adalah

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

12

hubungan terminator dengan sistem dan juga sistem dalam

suatu proses. Sedangkan hal yang tidak digambarkan dalam

diagram konteks adalah hubungan antar terminator dan

data store.

2. Diagram Zero (Level 1)

Merupakan diagram yang berada diantara Diagram

Konteks dan Diagram Detail serta menggambarkan proses

utama dari DFD. Hal yang digambarkan dalam Diagram

Zero adalah proses utama dari sistem serta hubungan

Entity, Proses, alur data dan data store.

3. Diagram Detail (Primitif)

Merupakan penguraian dalam proses yang ada dalam

Diagram Zero. Diagram yang paling rendah dan tidak dapat

diuraikan lagi.

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

13

2.1.3.2 Kamus Data

Menurut Jogiyanto (2005:725) Kamus Data (Data

Dictionary) adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-

kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Pada tahap analisis,

kamus data digunakan sebagai alat komunikasi antara sistem analis

dengan user tentang data yang mengalir pada sistem tersebut serta

informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem. Sedangkan

perancangan sistem kamus data digunakan untuk merancang input,

output, atau laporan dan database.

Kamus data harus dapat mencerminkan keterangan yang jelas

tentang data yang dicatatnya, maka kamus data harus memuat hal-hal

sebagai berikut:

a. Nama arus data

Nama arus data dibuat berdasarkan arus data yang mengalir.

b. Alias

Alias atau nama lain dari data yang dituliskan. Karena

terkadang data sama tetapi nama berbeda untuk orang atau

departemen satu dengan lainnya

c. Tipe data

Tipe data menunjukkan bagaimana arus data mengalir dari

hasil suatu proses ke proses yang lain. Data yang mengalir ini

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

14

dapat berupa suatu dokumen dasar atau formulir, serta dokumen

hasil cetakan computer.

d. Arus data

Arus data ini menunjukkan dari mana data mengalir dan dari

mana data akan menuju.

e. Penjelasan

Penjelasan digunakan untuk memperjelas lagi tentang makna

dari arus data yang dicatat dikamus data. Bagian penjelasan dapat

diisi dengan keterangan arus data.

f. Periode

Periode ini menunjukkan kapan terjadinya arus data dan

untuk mengidentifikasi kapan input data dapat dimasukkan ke

dalam sistem, kapan proses program dapat dilakukan dan kapan

laporan-laporan dapat dihasilkan

g. Struktur Data

Struktur data harus menunjukkan arus data yang dicatat pada

kamus data yang terdiri dari elemen-elemen atau item-item data

2.2 Data

Data adalah bahasa, mathematical, dan simbol-simbol pengganti lain

yang disepakati oleh umum dalam menggambarkan objek, manusia,

peristiwa, aktivitas, konsep, dan objek-objek penting lainnya. (Prahasta,

2005:32).

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

15

2.2.1 Data dan Informasi Geografis

SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data dan informasi

yang diperlukan baik secara tidak langsung dengan cara meng-

importnya dari perangkat – perangkat lunak yang lain maupun secara

langsung dengan cara mendigitasi data spasialnya dari peta dan

memasukkan data atributnya dari table-tabel dan laporan dengan

menggunakan keyboard.

Di bawah ini di ungkapkan beberapa alasan dasar mengenai

kebutuhan SIG diantaranya :

1. Penanganan data geospasial sangat buruk

2. Peta dan statistik sangat cepat kadaluarsa

3. Data dan informasi sering tidak akurat

4. Tidak ada pelayanan penyediaan data

5. Tidak ada pertukaran data.

Fungsi-fungsi dari Sistem Informasi Geografis (SIG) antara lain :

1. Sistem Informasi Geografis sebagai bank data geografis

2. Sistem Informasi Geografis sebagai sarana bantu pengambilan

keputusan

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

16

3. Sistem Informasi Geografis sebagai sarana pengendalian

operasional dan pemantauan.

2.2.2 Jenis Data Pada Sistem Informasi Geografis

Data pada SIG dibagi menjadi dua (2) jenis, yaitu data Spasial

(Keruangan) dan data NonSpasial (Atribut).

a. Data Spasial (Keruangan)

Data spasial adalah data yang berhubungan dengan ruang

atau bersifat keruangan. Data spasial mendeskripsikan sekumpulan

entity baik yang memiliki lokasi atau posisi yang tetap mampu yang

tidak tetap (memiliki kecenderungan untuk bertambah, bergerak

atau berkembang). Penyajian data spasial dalam komputer dapat

disajikan secara raster atau vektor.

1. Struktur Raster

Struktur raster merupakan data yang menggunakan

jaringan sel grid untuk menetapkan data alokasional. Dalam

struktur ini dikodekan lokasi keruangannya. Setiap sel

menunjukkan baris dan kolom dalam suatu matriks petunjuk

lokasi serta kode atribut yang di petakan ke dalamnya.

2. Struktur Vektor

Pada struktur data vektor, suatu titik dinyatakan dengan

koordinat tunggal (x,y). Baris dengan koordinat yang

berkesinambungan ((x1 ,y1),(x2,y2),...,(xn,yn)) dan dipoligon

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

17

dengan deret tertutup ((x1,y1),(x2,y2), ...,(xn,yn),(x1,y1)). Sebuah

vektor menunjukkan penyajian yang lebih detil dibandingkan

dengan struktur raster tetapi membutuhkan perangkat yang lebih

rumit dan mahal dalam penerapannya. Sistem kode topologi

diterapkan dalam struktur vektor tertentu. Dalam sistem titik,

garis dan poligon diberi kode tertentu sehingga dengan nomor-

nomor ini struktur dikodekan dengan sesamanya.

Node ditetapkan sebagai titik akhir dan pertemuan garis.

Node diberi nomor node tersebut. Garis dikodekan dan node

yang dihubungkannya dan dengan poligon kiri dan kolom yang

dipisahkannya. Adapun poligon dikodekan dengan garis-garis

yang membatasinya. Sistem kode topologi manipulasi batas

poligon lebih efisien tidak perlu dinyatakan dengan deretan

koordinat panjang.

b. Data Non-Spasial (Atribut)

Merupakan data yang dapat dihubungkan dengan data

geografis atau peta untuk menampilkan informasi yang dibutuhkan.

Data ini disimpan dalam bentuk tabel didalam database dan dapat

ditabelkan pada peta dengan pola titik tertentu atau simbol tertentu.

Setiap objek memiliki ciri dasar yang membedakan dengan

objek lainnya. Atribut adalah uraian dari ciri dasar tersebut untuk

tujuan pengenalannya, termasuk pula klasifikasi serta nama-nama

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

18

tertentu yang digunakan untuk objek-objek tertentu. Atribut juga

sebagai data tematik atau data atribut biasanya disajikan dalam

bentuk tulisan atau legenda peta. Contoh atribut jalan seperti:

karakteristik jalan dan kualitas jalan.

2.2.3 Model Data Sistem Informasi Geografis

Menurut Barus (1996: 3-19), Semua fitur pada muka bumi bisa di

representasikan oleh tiga identitas yaitu: titik, garis dan poligon. Fitur-

fitur beserta atributnya dikumpulkan dalam satuan-satuan yang disebut

layer. Sungai, bangunan, jalan, laut, batas administrasi merupakan

contoh-contoh layer.

2.2.3.1 Titik (Point)

Objek titik dalam peta mempunyai makna mewakili lokasi

dan tidak ke unsur lain. Tetapi kenampakan yang tidak berdimensi

ini akan berbeda jika dilakukan pembesaran, yang berarti menjadi

objek area. Dalam hal ini ukuran skala pengamatan pemetaan akan

mempengaruhi penampilan ukuran objek dalam database. Pada

skala tertentu kelompok objek tertentu akan hilang untuk

penyimpanan dalam database.

2.2.3.2 Garis (Line)

Objek garis (juga diistilahkan dengan ujung, lengkungan,

dan polyline) dalam kehidupan antara lain jalur jalan, pipa, yang

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

19

muncul terpisah dan tidak berkaitan satu dengan yang lainnya.

Walaupun demikian unsur garis tersebut merupakan unsur

kelompok yang lebih besar, misalnya aliran sungai kecil dapat

dikaitkan dengan sungai yang lebih besar hingga akhirnya dalam

ruang lingkup daerah sungai. Ada beberapa sifat yang perlu

diperhatikan mengenai sifat objek garis ini antara lain: panjang

(misalnya untuk jarak), kelengkungan (untuk sungai), dan orientasi

(untuk sumner daya mineral)

2.2.3.3 Poligon (Area)

Objek poligon (area) dapat diidentifikasi untuk objek yang

alami dan buatan manusia, yang berarti keberadaan objek tidak

dikaitkan dengan tinggi. Unit spasial poligon dapat bersifat alami

seperti danau, pulau atau tipe tanah, atau buatan seperti batas

kecamatan. Batas-batas ini dapat tidak jelas, mempunyai banyak

sifat, berubah sesuai waktu, bervariasi sesuai definisi, dan dapat

juga tidak dapat diamati langsung. Unit poligon ini penting untuk

studi sosial-ekonomi, inventaris sumber daya alam dan penggunaan

lahan. Sifat-sifat yang dikaitkan dengan unsur area antara lain

adalah perkembangan area, ukuran keliling, daerah tumpang tindih,

dan lain-lain.

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

20

2.3 Jenis tipe file yang ada pada sistem konversi

2.3.1 File dengan format ( .Raw )

Sebuah file dengan format (.Raw) berisi dua informasi jenis

informasi yang berbeda, yaitu gambar dengan ukuran pixel dan

gambar metadata, metadata yang secara harafiah diartikan sebagai

data dari sebuah data yang dihasilkan sebuah sensor dari setiap

pengidentifikasian.

2.3.2 File dengan format ( .Txt )

Sebuah file teks yang sering disebut textfile atau mempunyai

sebuatan lama flatfile merupakan jenis file komputer yang yang

terstruktur sebagai urutan. Akhir dari sebuah file teks seringkali

dinyatakan dengan menempatkan satu atau lebih karakter khusus

yang dikenal sebagai end-of-file marker, setelah baris terakhir pada

file teks. file dengan ekstensi .txt dapat dengan mudah dibaca atau

dibuka, karena itu dianggap universal.

2.3.3 File dengan format ( .Shapefile )

Shapefile adalah Sebuah fitur kumpulan data yang terdiri dari

sebuah geometri dan atribut non-topological yang disimpan sebagai

bentuk yang terdiri dari satu set vector koordinat. Shapefiles

memiliki keuntungan dibandingkan dengan ekstensi file lain dalam

hal kecepatan menggambar dan mengedit. Juga dapat menangani

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

21

satu fitur yang tumpang tindih, file dengan ekstensi ini biasanya

berukuran kecil sehingga tidak memerlukan ruang hardisk yang

besar dalam penyimpanannya. File dengan jenis shapefile dapat

mendukung berbagai fitur seperti point,polygon serta area.

Sebuah file shapefile mempunyai paket data yang terdiri

dari 3 jenis file yaitu :

1. File dengan ekstensi (.shp)

Merupakan file yang berbentuk grafis yang pada setiap

recordnya menggambarkan suatu bentuk.

2. File dengan ekstensi (.shx)

Setipa record berisi offset dari catatan file utama

3. File dengan ekstensi (.dbf)

Berisi atribut-atribut yang sesuai dengan file utama

yang digunakan sebagai database.

2.3.4 file dengan format ( .Sql )

SQL (Structured Query Language) adalah sebuah bahasa

yang dipergunakan untuk mengakses data dalam basis data

relasional. Bahasa ini secara de facto merupakan bahasa standar

yang digunakan dalam manajemen basis data relasional. Saat ini

hampir semua server basis data yang ada mendukung bahasa ini

untuk melakukan manajemen datanya.

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

22

2.4 Basis Data Spasial

Basis data spasial atau basis data SIG atau dikenal juga

dengan geodatabase (geographic database) tidak jauh berbeda dengan

basis data lainnya baik dalam hal perancangan, manajemen maupun

strukturnya. Perbedaan yang terjadi adalah terdapat dua jenis data

yang harus disimpan dan diintegrasikan untuk membangun SIG yang

utuh.

Suwahyono (1999) dalam BAKOSURTANAL (2002)

mendifinisikan basisdata spasial sebagai sekumpulan data yang

digunakan untuk memberikan informasi keruangan (spasial) suatu

kajian wilayah, terutama untuk menghasilkan informasi keadaan alam

dan potensi yang ada pada suatu wilayah.

Basis data spasial juga didefinisikan sebagai sebuah basis data

yang mendukung penyimpanan dan query data yang berhubungan

dengan data yang memilki unsure keruangan, seperti titik, garis, dan

area.

Pemanfaatan basisdata spasial untuk mendapatkan informasi

keruangan dan kajian wilayah dilakukan dalam satu sistem informasi

geografis (SIG). Pada intinya, SIG mencakup dua kemampuan yang

berbeda yaitu: (1) Melakukan pemanggilan (query) dan menyediakan

informasi; (2) Menggabungkan model-model analisis. Namun

demikian, kedua kemampuan SIG ini sangat tergantung pada inti

(core) dari SIG itu sendiri yaitu basisdata yang terorganisir atau

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

23

disebut juga basisdata spasial. Pentingnya basisdata spasial dalam SIG

berawal dari kenyataan bahwa elemen dari basisdata tersebut saling

terkait satu sama lain, sehingga harus dibuat dalam suatu struktur yang

mudah untuk diintegrasikan dan dipanggil kembali. Basisdata spasial

juga harus dapat digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan

aplikasi.

Pengembangan basisdata spasial merupakan bagian penting

untuk mewujudkan suatu sistem informasi keruangan (spatial).

Komponen yang termasuk dalam pengembangan basisdata spasial

adalah (1) Sub-sistem masukan data; (2) Sub-sistem penyimpanan dan

pemanggilan data; (3) Sub-sistem manipulasi dan analisis; (4) Sub-

sistem tampilan dan (updating) data. (Prahasta, 2005)

2.5 Pengenalan Radar Cuaca

2.5.1 Definisi Radar

Radar adalah suatu sistem gelombang elektromagnetik yang

berguna untuk mendeteksi, mengukur jarak dan Pemetaan benda-benda

seperti pesawat terbang, berbagai kendaraan bermotor dan informasi cuaca

(hujan).

2.5.2 Radar Cuaca

Radar cuaca adalah jenis radar yang digunakan untuk memetakan

dan menghitung pergerakan benda-benda seperti hujan, salju, kabut, awan

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

24

dan lain sebagainya, memperkirakan jenis benda tersebut, serta

memperkirakan posisi dan intensitas benda yang diamati pada masa yang

akan datang.

Radar cuaca biasanya ditempatkan dengan ketinggian tertentu dari

permukaan bumi, Hal ini dilakukan karena sinyal radar tidak dapat

mendeteksi cuaca jika terhalang oleh bangunan, pohon, dan benda padat

lainnya.

Pemanfaatan teknologi radar untuk observasi cuaca di wilayah

Indonesia pada penelitian ini dikembangkan oleh BPPT (Badan

Pengkajian dan Penerapan Teknologi). Teknologi serupa juga

dikembangkan oleh BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan

Geofisika) untuk pengamatan cuaca di hampir seluruh wilayah Indonesia.

2.5.3 Manfaat Radar

1. Keperluan Militer

a. Airborne early warning (AEW)

b. Radar Pengendali atau pemandu peluru kendali

2. Keperluan Kepolisian

Radar Gun dan Microdigicam radar merupakan contoh radar

yang sering digunakan pihak kepolisian untuk mendeteksi

kecepatan kendaraan bermotor di jalan.

3. Keperluan Penerbangan

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

25

Air traffic control (ATC) adalah Kendali lalu lintas udara

yang bertugas mengatur kelancaran lalulintas udara bagi pesawat

terbang yang akan lepas landas, ketika terbang di udara maupun

ketika akan mendarat serta meberikan layanan informasi bagi pilot

tentang cuaca, situasi dan kondisi Bandara.

4. Keperluan Cuaca

a. Weather radar; merupakan jenis radar cuaca yang mampu

mendeteksi intensitas curah hujan dan cuaca buruk seperti

adanya badai.

b. Wind profiler; merupakan jenis radar cuaca yang menggunakan

gelombang suara (SODAR) untuk mendeteksi kecepatan dan

arah angin.

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

26

2.6 Pengenalan Program Harimau

Harimau (Hydrometeorological Array for Intraseasonal

Variation Monsoon Automonitoring) merupakan program kerjasama

Indonesia dengan JAMSTEC (Japan Agency for Marine-Earth

Science and Technology), yang dimulai sejak bulan Maret 2006 –

Oktober 2010.

Tujuan program HARIMAU untuk mengetahui lebih jauh

proses fisik variasi antarmusiman (periode 60-90 harian) yang

terkait langsung dengan aktivitas awan konveksi dan curah hujan di

Benua Maritim Indonesia (BMI) dan mempunyai implikasi yang

sangat besar terhadap perubahan iklim global, seperti El Nino dan

La Nina (ENSO) serta Indian Ocean Dipole (IOD)

Informasi yang diperoleh antara lain dapat digunakan untuk :

Penentuan waktu tanam komoditas pertanian,

Manajemen sumber daya air,

Transportasi laut, udara dan darat,

Monitoring polusi udara.

Peringatan dini

Dan lain-lain

Riset ini memanfaatkan teknologi Radar Cuaca (Weather

Radar) yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Sejauh ini

sudah dipasang X dan C Band Doppler Radar (XDR dan CDR) serta

Wind Profiler Radar (WPR) di wilayah ekuator Benua Maritim

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

27

Indonesia. XDR di Pantai Tiku, Kabupaten Ketaping, Sumatera Barat

(Sumbar). Sedangkan WPR dipasang di Pontianak dan Biak pada

Februari dan Maret 2007.

Menyusul kemudian CDR di Laboratorium Teknologi

Kebumian dan Mitigasi Bencana (GEOSTECH) BPPT Puspitek

Serpong pada Juni 2007. Program HARIMAU akan berlangsung

hingga 2010 dengan target memasang 22 radar di lokasi berbeda di

Indonesia pada 2009.

2.6.1 Spesifikasi Radar Doppler HARIMAU Serpong.

Gambar. 2.1 Radar Doppler Serpong (Sumber arsip BPPT)

Tabel 2.1 Tabel Spesifikasi radar Doppler ( Sumber : BPPT )

Nama Radar Serpong

Program

Pengembangan

HARIMAU (Hydrometeorological Array

for Intra Sesion Variation Moonsoon

Automonitoring

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

28

Lokasi PUSPITEK SERPONG

Koordinat 106,7 BT dan 6,4 LS

Kegunaan Observasi Cuaca

Jenis Band Doppler Radar C Band Frekuensi 5,32

GHz

Resolusi Temporal 6 menit

Radius Jangkauan 100 km

Elevasi 10 - 810 (18 sudut elevasi, diantaranya 10,

4,50 , dan 23,80

Ketinggian 4 meter

Type Observasi Observasi hujan

Transmitter Power 75 KW (750.000 watt)

Output RAW Image

Data Source http://www.rewarestore.jp/jakarta/radar.ph

p

Spesifikasi RAW

Image

Resolusi Spatial : 1km x 1 km

Waktu akuisisi data (dalam GMT+7)

Data Reflectivity awan dan hujan dalam

dBz

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

29

2.6.2 Spesifikasi Radar Doppler HARIMAU Padang.

Gambar. 2.2 Radar Doppler Padang (Sumber arsip BPPT)

Tabel 2.2 Tabel Spesifikasi radar Doppler Padang ( Sumber : BPPT )

Type X-band Doppler Radar (Pulse)

Manufacturer Japan Radio Company Ltd

Model JMA-237 B

Frequency and Polarization 9770 MHz, Horizontal

Transmitter Peak Power 70 kW

Feeder Loss 1.5 dB

Minimum Detectable Level -111.6 dBm

Antenna Diameter and Weight 2.5 m, 730 kg

Antenna Rotation 30 degree/second

0.6 degree (surveillance) Elevation Angle

0.6, 1.1, 2.4, 3.2, 4.1, 5.1, 6.3, 7.8, 9.6,

11.8, 14.5, 17.8, 21.8, 26.6, 32.6, 40.0,

50.0 degree (volume scan)

Pulse Length 0.5 ms (short), 0.9 ms (long)

Beam Width 0.98 degree

Coverage 80 km, 200 m interval

Sampling Time 10 minutes

Operating System and RedHat Linux Enterprise 4, Sigmet IRIS

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

30

Processing Radar/Analysis ver. 8.10.4

2.7 Perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan sistem

2.7.1 Linux Ubuntu (Sebagai Sistem Operasi )

Ubuntu adalah suatu sistem operasi bebas dan open source

yang menggunakan debian sebagai fondasinya dan dirilis secara

berkala (setiap enam bulan), fokus utama sistem operasi Ubuntu

adalah para pengguna dan kemudahan penggunaan dan pada setiap

rilis

Ubuntu akan memberikan perbaikan keamanan selama 18

bulan. Ubuntu menyertakan lingkungan desktop Gnome / KDE /

XFCE terbaru di setiap rilis dan juga menyertakan beragam pilihan

perangkat lunak untuk server dan desktop

2.7.2 Shell script

Dalam lingkungan unix, kata 'shell' mengacu pada semua program

yang dapat dijalankan pada command line. Jadi secara sederhana shell

script merupakan kumpulan perintah yang disimpan pada suatu file.

Extensi umum yang digunakan untuk shell script adalah '.sh', sebenarnya

hal ini tidak mutlak karena pada dasarnya unix mengabaikan extensi file.

Shell juga dapat mengacu pada program yang menangani

command line itu sendiri dalam sistem operasi UNIX program tersebut

adalah Bourne Shell (1978 - Steve Bourne) disingkat sh. Dalam sistem

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

31

operasi GNU/Linux shell yang menjadi standar adalah Bourne Again

Shell(bash). Bash merupakan shell yang kompatibel dengan sh dan

memiliki lebih banyak fitur.

Jika anda ingin menguasai shell script tentu anda harus tahu dan

hafal sedikit banyak perintah dasar command line, seperti mengkopi

file(cp), merename file(mv), mencetak string (echo), melihat file(cat), dan

beberapa perintah dasar lainnya.

Contoh shell script :

#!/bin/bash

Cd /media/jadi/

/bin/cp bejo.txt /media2/

Ket : shell script diatas menjalankan proses meng’copy file

bejo.txt dari direktori /media/jadi/ ke /media2/

2.7.3 Crontab

Apa itu cron? Cron adalah aplikasi daemon (berjalan dibalik layar)

yang digunakan untuk menjalankan tugas yang dijadwalkan pada suatu

waktu di sistem operasi linux. Setiap user di sistem yang memiliki file

crontab, mengijinkan file tersebut untuk melakukan suatu aksi yang telah

dispesifikasikan sesuai waktu yang telah ditentukan. Selain itu, terdapat

juga crontab sistem, yang melakukan tugasnya seperti merotasi log dan

mengupdate database secara reguler.

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

32

Crontab adalah text sederhana yang memegang list perintah yang

akan dijalankan pada waktu yang ditentukan. Perintah ini di kontrol oleh

cron daemon dan dieksekusi di balik layar oleh sistem. Informasi

lengkapnya dapat ditemukan di manual page crontab.

Contoh crontab

• 01 04 1 1 1 /usr/bin/somedirectory/somecommand

Contoh tersebut akan menjalankan

/usr/bin/somedirectory/somecommand pada pukul 4:01am tanggal

1 January ditambah setiap hari senin di bulan Januari. Tanda

asterisk (*) dapat digunakan jadi setiap instance (every hour, every

weekday, every month, etc.) dari periode waktu dapat digunakan.

Code:

• 01 04 * * * /usr/bin/somedirectory/somecommand

Contoh di atas akan menjalankan

/usr/bin/somedirectory/somecommand pada jam 4:01am setiap

hari, setiap bulan.

• 01,31 04,05 1-15 1,6 * /usr/bin/somedirectory/somecommand

Perintah di atas akan mejalankan perintah

/usr/bin/somedirectory/somecommand pada pukul 4:01am,

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

33

4:31am dan 5:01am, 5:31am pada tanggal 1 sampai 15 setiap

bulan Januar1 danJuni.

• */6 * * * * /bin/somecommand

Perintah diatas menjalankan perintah /bin/ pada setiap 6 menit

sekali.

2.7.4 Phython

Python merupakan bahasa pemrograman yang freeware atau

perangkat bebas dalam arti sebenarnya, tidak ada batasan dalam

penyalinannya atau mendistribusikannya. Lengkap dengan source

codenya, debugger dan profiler, antarmuka yang terkandung di

dalamnya untuk pelayanan antarmuka, fungsi sistem, GUI

(antarmuka pengguna grafis), dan basis datanya. Python dapat

digunakan dalam beberapa sistem operasi, seperti kebanyakan sistem

UNIX, PCs (DOS, Windows, OS/2), Macintosh, dan lainnya. Pada

kebanyakan sistem operasi linux, bahasa pemrograman ini menjadi

standarisasi untuk disertakan dalam paket distribusinya.

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

34

2.7.5 Fortran

Bahasa fortran merupakan bahasa pemrogaman yang

berorientasi kepada penggunaan di bidang komputasi, baik

komputasi di bidang sains, mapun teknik. Hal ini dapat dilihat dari

“perhatian” bahasa tersebut pada data.

A. Karakter set pada fortran

Didalam bahasa fortran karakter-karakter yang dikenal

antara lain :

1. Karakter Alphabetis : A – Z

2. Karakter Numeris : 0, 1 – 9

3. Karakter blank : b

4. Karakter Khusus : @,&,? Dll.

Bentuk Umum : ( ekspresi )

Gambar 2.3 Gambar Struktur Program Fortran

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

35

2.7.6 PostgreSql

PostgreSQL merupakan salah satu Database Management

System (DBMS) server open source. PostgreSQL memberikan

dukungan untuk Object Relational (ORDBMS), dan didukung oleh

sebuah team pengembang yang melakukan pekerjaannya dengan

komuninkasi lewat internet.

Bahasa query PostgreSQL merupakan varian standar SQL.

Seperti kebanyakan bahasa relasional modern, SQL didasarkan pada

kalkulus relasional tupel. Sebagai hasil, setiap query yang bisa

diformulasikan mempergunakan kalkulus relasional tupel, bisa juga

diformulasikan mempergunakan SQL. Berikut adalah beberapa

sintask dalam PostgreSQL:

a) Membuat Database

Untuk membuat database baru, digunakan sintask:

CREATE DATABASE nama_database

b) Memasukkan Data

Untuk memasukkan data kedalam suatu tabel,

digunakan sintask:

INSERT INTO nama_tabel (field1,field2,...) VALUES

(’data1’,’data2’,....)

c) Mengedit Data

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

36

Untuk mengedit data yang telah dimasukkan

sebelumnya kedalam tabel, digunakan sintask:

UPDATE nama_tabel SET fiel1d=nilai_baru,

field2=nilai_baru,... WHERE syarat1,syarat2, ...

d) Menampilkan atau Mencari Data

Untuk menampilkan data yang diinginkan,

digunakan sintask:

SELECT field1,field2,... FROM nama_table WHERE

syarat1,syarat2,...

e) Menghapus Data

Untuk menghapus data didalam tabel, digunakan

sintask:

DELETE FROM nama_tabel WHERE syarat1, syarat2,...

f) Menghapus Database

Untuk menghapus database yang telah dibuat

sebelumnya, digunakan sintask:

DROP DATABASE nama_database

2.7.7 Postgis

PostGIS merupakan plugin untuk database PostgreSQL yang

berfungsi untuk menyimpan dan melakukan analisis data geospasial.

Fungsi dan kegunaannya sama dengan SDE (Spatial Data Engine)

ESRI dan Oracle Spasial.

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

37

Berikut beberapa command line tools yang terdapat dalam

PostGIS:

• shp2pgsql – Berfungsi untuk mengkonversi

data dengan format shapefile (*.shp) ke dalam

query-script (*.sql).

• pgsql2shp – Berfungsi untuk mengkonversi

data dengan format query-script (*.sql) ke

dalam shapefile (*shp)

2.8 Cuaca dan Iklim

Cuaca dari iklim dinyatakan susunan nilai unsur fisika atmosfer yang

terdiri dari : radiasi surya, lama penyinaran surya, suhu udara, kelembapan

udara, tekanan udara, kecepatan dan arah angin, penutupan awan, presipitasi

( embun, hujan, salju ) dan evaporasi.

2.8.1 Cuaca

Cuaca adalah nilai sesaat dari atmosfer, serta perubahan dalam

jangka pendek ( kurang dari satu jam hingga 24 jam ) di suatu tempat

tertentu di bumi. Cuaca dicatat terus-menerus pada jam-jam tertentu secara

rutin, menghasilkan suatu seri data cuaca yang selanjutnya dapat digunakan

untuk menentukan iklim.

2.8.2 Iklim

Iklim adalah sistesis atau kesimpulan dari perubahan nilai unsur-

unsur cuaca ( hari demi hari dan buka demi bulan ) dalam jangka panjang di

suatu tempat atau suatu wilayah. Sintesis tersebut dapat diartikan pula

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

38

sebagai nilai statistik yang meliputi rata-rata, maksimum, minimum,

frekuensi kejadian, atau peluang kejadian dab sebagainya. Maka iklim sering

dikatakan sebagai nilai statistik cuaca jangka panjang di suatu tempat atau

wilayah. Iklim kuga dapat diartikan sebagai sifat cuaca di suatu tempat atau

wilayah.

2.9 Proyeksi UTM

Singkatan dari Universal Transverse Mercator adalah sistem

koordinat yang sudah diproyeksikan (Transverse Mercartor) dengan

membagi bumi menjadi 60 zona yang berbeda. Masing-masing selebar 6°.

Zona 1 berada pada 180° Bujur Barat hingga 174° Bujur Barat. Pertambahan

zona ke arah timur.

2.10 Pengertian Real Time

Menurut Arlinda (2005) dalam kamus istilah komputer dan internet

realtime diartikan sebagai jumlah waktu sesungguhnya (waktu aktual) yang

dibutuhkan menjalankan/menyelesaikan suatu operasi. Sistem komputer yang

tetap mampu menjaga hubungan/berinteraksi dengan dunia luar. Artinya,

memberikan hasil keluaran beberapa saat kemudian setelah masukan

diberikan. Contohnya pada sistem informasi cuaca yang akan dibangun ini.

Sistem realtime menurut Pressman(2002:16-17) terdiri dari beberapa

komponen sebagai berikut :

3 Komponen pengumpul data yang mengumpulkan dan memformat informasi

dari lingkungan eksternal

4 Komponen analisis yang mentransformasikan informasi pada saat dibutuhkan

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

39

oleh aplikasi.

5 Komponen control yang memberikan respon kepada lingkungan eksternal.

6 Komponen monitor yang mengkoordinasikan semua komponen lain agar

respon real-timenya dapat tetap terjaga.

2.11 Pengertian Black Box Testing

Dalam pengujian program aplikasi ini menggunakan metode

pengujian black box testing. Metode pengujian ini tidak memperhatikan

struktur internal atau sifat dari sebuah program atau modul. Black box

testing menggunakan strategi dengan melakukan pengujian pemasukan data

secara menyeluruh.

Dengan pengujian black box, data yang dimasukkan lalu diproses oleh

program aplikasi yang dibuat. Pengujian ini dilakukan agar dapat diketahui

apakah fungsi dari program aplikasi menghasilkan output yang benar dan

sesuai dengan spesifikasi rancangan. Jika pada waktu pengujian program,

output yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, berarti

masih terdapat kesalahan pada program aplikasi tersebut, dan selanjutnya

akan dilakukan perbaikan (debugging) untuk memperbaiki kesalahan yang

terjadi setelah proses pengujian program. Proses kerja ini juga dapat disebut

dengan Trial and Error.

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

yaitu Neonet. Data yang didapatkan yaitu Product.RAW berupa data

berbentuk binnary dengan format file (.RAW) dengan besar tiap file

14 Mb. Yang dihasilkan setiap 12 menit sekali.

3.2.1 Perangkat

Perangkat yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian

ini adalah satu buah computer personal lengkap dengan spesifikasi

sebagai berikut:

1. Hardware atau perangkat keras:

a. Processor Dual core 2.6 GHz

b. RAM 1.5 GB

c. VGA Card 128 MB

d. HardDisk 100 GB

e. DVD-RW.

2. Software atau perangkat lunak:

a. Linux ubuntu v.8.04 sebagai Sistem Operasi

b. fgs-mapserver_basic_5.4.0-fgs_9.5-linux-i386 sebagai

software pendukung dalam proses konversi, terutama

dalam terciptanya lingkungan kerja bahasa phython.

c. GFORTRAN sebagai software compiler bahasa fortran.

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

42

d. PostgreSQL 8.3 dengan plugin PostGIS sebagai database.

e. Ms. Word sebagai software pembantu dalam pembuatan

laporan.

f. Ms. Visio sebagai design tools perancangan sistem.

3.3 Metodologi Penelitian

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2008:300) setelah potensi dan masalah

dapat ditunjukkan secara faktual dan update, maka selanjutnya perlu

dikumpulkan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk

perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi

masalah tersebut. Teknik pengumpulan data yang sering digunakan

ada 3 macam teknik. Pertama, observasi yang merupakan pengamatan

dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diteliti;

Kedua, wawancara yang merupakan suatu proses interaksi dan

komunikasi serta tanya jawab dengan seseorang untuk mendapatkan

keterangan atau pendapatnya tentang sesuatu hal atau masalah;

Ketiga, studi pustaka dan literatur yang digunakan untuk membangun

kerangka berpikir (dasar teori).

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

43

Pada penelitian ini penulis hanya menggunakan dua teknik

pengumpulan data, yaitu wawancara, studi pustaka dan literatur.

a. Wawancara dan konsultasi

Koresponden kegiatan wawancara adalah orang yang

berkecimpung langsung dalam proyek harimau ini, dengan data diri :

Nama : Bpk. Winarno

Jabatan : Pengembang Sistem Radar doppler

Hasil wawancara dapat dilihat pada lembar lampiran 1.

b. Studi Pustaka

Pada tahapan ini yang dilakukan adalah mengumpulkan dan

menelaah data yang diperoleh dari perpustakaan atau pustaka

mengenai system konversi secara otomatis dan juga membaca buku-

buku referensi, e-book dan situs internet yang dapat dijadikan acuan

pembahasan dalam masalah ini.

c. Observasi

Pengumpulan data dan informasi dengan cara melakukan

pengamatan secara langsung terhadap suatu kegiatan yang sedang

dilakukan dan pengenalan data yang ada sehingga dapat diadakan

evaluasi dari sudut tertentu yang mendukung kebenaran dari data

tersebut.

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

44

3.3.2 Metode Pengembangan Sistem

Dalam pengembangan sistem informasi, perlu digunakan suatu

metodologi yang dapat digunakan sebagai pedoman bagaimana dan

apa yang harus dikerjakan selama pengembangan ini. Dengan

mengikuti metode atau prosedur – prosedur yang diberikan oleh suatu

metodologi, maka pengembangan sistem diharapkan akan dapat

diselesaikan dengan berhasil.

Kebutuhan

Perencanaan

Analisis

Desain

Implementasi

Sistem

Gambar 3.1 System Development Life Cycle (Turban, 2005)

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

45

Analisis Kebutuhan Kebutuhan

Identifikasi Kebutuhan Perencanaan

Bentuk Sistem Yang Dibangun

Identifikasi Jenis Data

Deskripsi Tempat

Penelitian Analisis

Pengujian Sistem

(Testing) Rancang Alur Sistem

Usulan (DFD)

Gambar 3.2 Diagram Alur Penelitian

Pengkodean (Coding)

Pengujian Sistem (Testing)

Perancangan

Implementasi

Rancang Kamus Data Sistem Usulan

Pengujian Sistem (Testing)

Pengujian Sistem (Testing)

Pengujian Sistem (Testing)

Pengujian Sistem (Testing)

Pengujian Sistem (Testing)

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

46

3.3.2.1 Kebutuhan

A. Analisa Kebutuhan

Dengan adanya data identifikasi radar doppler yang

masih belum mempunyai nilai informasi, bersifat real time

yang tercipta secara otomatis tiap 12 menit sekali, maka

dibutuhkan sebuah sistem konversi yang dapat

mengakomodir keseluruhan fungi-fungis tersebut.

Dibutuhkan sebuah sistem yang berjalan secara otomatis dan

juga real time.

3.3.2.2 Perencanaan

Tahap perencanaan sistem merupakan tahap awal dalam

pengembangan sistem informasi yang bertujuan mencari inti

permasalahan dan kendala-kendala yang ada pada sistem yang

berjalan serta merumuskan tujuan dibangunnya system konversi

otomatis ini.

Pada tahap ini ditentukan batasan dari sistem yang akan

dibangun. Tahapan ini menekankan pada masalah pengumpulan

kebutuhan pengguna pada tingkatan sistem dengan mendefinisikan

konsep sistem.

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

47

1. Identifikasi kebutuhan

Dalam hal ini kebutuhan dibangunnya sistem

konversi otomatis yang dikembangkan oleh

penulis antara lain :

I. Kebutuhan akan sistem konversi yang

handal dengan hasil akhir suatu database

spasial yang terintegrasi.

II. Sistem konversi yang dibangun harus

bersifat otomatis total, dengan artian

sistem ini berjalan tanpa adanya campur

tangan dari manusia sama sekali.

III. Sistem konversi yang dibangun harus

memuat fungsi guna mengeliminir data

rainrate dengan nilai kurang daripada 7

dan -999 serta fungsi backup data-data

yang dibutuhkan.

IV. Database spasial yang mempunyai

informasi waktu yang jelas dan akurat,

sehingga dapat dipanggil dan di

manipulasi dengan mudah.

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

48

V. Kebutuhan adanya dua table guna

menampung data hasil konversi terbaru

dan data hasil konversi data keseluruhan.

3.3.2.3 Analisis

Dari hasil konsultasi dan wawancara yang didapat, penulis

sepakat dengan intitusi yang terkait yaitu neonet sistem yang akan

dibangun mempunyai kemampuan dan kelebihan sebagai berikut :

1. Sistem yang dibangun bersifat otomatis total. Dengan

proses data yang mempunyai interval waktu per-12

menit.

2. Data yang dihasilkan bersifat bersifat real time.

3. Mampu mengeliminir data rainrate dengan nilai lebih

kecil daripada 7 dan -999.

4. Mampu membackup secara otomatis data-data hasil

konversi yang dihasilkan.

5. Data yang dihasilkan mempunyai keterangan waktu

yang jelas dan presisi yaitu tahun, bulan, tanggal, jam

dan menit. Sehingga dapat dengan mudah dilakukan

pemanggilan dan pemanipulasian pada basis data

spasial yang dibangun.

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

49

6. Terdapat dua table guna menampung data hasil

konversi terbaru dan data hasil konversi data

keseluruhan.

A. Identifikasi Jenis Data

Jenis data yang terdapat pada sistem konversi adalah :

• Gambar mentah (.RAW)

Sebuah file dengan format (.Raw)

berisi dua informasi jenis informasi yang

berbeda, yaitu gambar dengan ukuran pixel

dan gambar metadata, metadata yang secara

harafiah diartikan sebagai data dari sebuah

data yang dihasilkan sebuah sensor dari setiap

pengidentifikasian.

• TextFile (.txt)

Sebuah file teks yang sering disebut

textfile1atau mempunyai sebuatan lama

flatfile merupakan jenis file komputer yang

yang terstruktur sebagai urutan. Akhir dari

sebuah file teks seringkali dinyatakan dengan

menempatkan satu atau lebih karakter khusus

yang dikenal sebagai end-of-file marker,

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

50

setelah baris terakhir pada file teks. file

dengan ekstensi .txt dapat dengan mudah

dibaca atau dibuka, karena itu dianggap

universal.

• Shapefile (.shp, .shx dan .dbf)

Shapefile adalah Sebuah fitur kumpulan data

yang terdiri dari sebuah geometri dan atribut

non-topological yang disimpan sebagai

bentuk yang terdiri dari satu set vector

koordinat. Shapefiles memiliki keuntungan

dibandingkan dengan ekstensi file lain dalam

hal kecepatan menggambar dan mengedit.

Juga dapat menangani satu fitur yang tumpang

tindih, file dengan ekstensi ini biasanya

berukuran kecil sehingga tidak memerlukan

ruang hardisk yang besar dalam

penyimpanannya. File dengan jenis shapefile

dapat mendukung berbagai fitur seperti

point,polygon serta area.

Sebuah file shapefile mempunyai paket data

yang terdiri dari 3 jenis file yaitu :

1. File dengan ekstensi (.shp)

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

51

Merupakan file yang berbentuk grafis

yang pada setiap recordnya

menggambarkan suatu bentuk.

2. File dengan ekstensi (.shx)

Setipa record berisi offset dari catatan

file utama

3. File dengan ekstensi (.dbf)

Berisi atribut-atribut yang sesuai

dengan file utama yang digunakan

sebagai database.

• Structure Query Languange(.Sql)

SQL (Structured Query Language) adalah

sebuah bahasa yang dipergunakan untuk

mengakses data dalam basis data relasional.

Bahasa ini secara de facto merupakan bahasa

standar yang digunakan dalam manajemen

basis data relasional. Saat ini hampir semua

server basis data yang ada mendukung bahasa

ini untuk melakukan manajemen datanya.

B. Bentuk Sistem yang dibangun

Bentuk sistem yang dibangun pada

penelitian ini adalah sistem otomatis yang berjalan

pada Daemon, Dengan artian sistem ini berjalan

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

52

dibelakang layar. Sistem ini tidak mempunyai

interface yang digunakan atau berfungi untuk proses

interaksi dengan user.

C. Deskripsi Tempat Penelitian

1. Profil NEONet-BPPT

Nusantara Earth Observation Network

(NEONet) sebagai bagian dari Direktorat Teknologi

Inventarisasi Sumber Daya Alam (TISDA) telah

berhasil dibangun pada tahun 2008. Fasilitas yang

bertujuan untuk memfasilitasi kegiatan jejaring

kerjasama dalam observasi kebumian ini, telah juga

melakukan proses pembangunan sistem observasi

terintegrasi dari beberapa kegiatan observasi

kebumian di Indonesia. Untuk tahun 2008, proses

pembuatan sistem difokuskan pada observasi

beberapa peristiwa alam yang terkait dengan

bencana.

Selain pembangunan infrastruktur, di awal

tahun 2009 Neo-net telah melakukan grand-

launching. Pada kegiatan tersebut telah dihadiri oleh

beberapa institusi yang memiliki kegiatan terkait

dengan informasi kebumian. Dari beberapa

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

53

kerjasama dan koordinasi tersebut telah diluncurkan

beberapa produk unggulan Neo-net antara lain:

1. Web GIS yang merupakan wadah untuk

informasi spasial yang dapat diakses melalui

web.

2. Awal Earth yang merupakan aplikasi online

yang dapat menampilkan beragam informasi

kebumian secara online, baik yang berskala

menitan maupun yang ter-update harian atau

mingguan.

3. Geo-network yang merupakan wadah untuk

mungkumpulkan meta-data informasi kebumian

di seluruh nusantara.

4. Integrated web yang merupakan antar-muka

yang menghubungkan seluruh produk di atas.

Dalam pembangunannya, aplikasi tersebut telah

dibangun dengan sebuah peta dasar standar yang saat

ini semakin dikembangkan dengan berfokus kepada

pengembangan pada topik bahasan satu persatu.

2. Tujuan Organisasi

Pengembangan Sistem Nusantara Earth

Observation Network (NEONet) bertujuan untuk:

Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

54

Membangun jejaring kerjasama (network)

dalam rangka memadukan seluruh kegiatan

pemantauan dinamika sistem kebumian

sehingga akan memudahkan pemerintah dan

seluruh masyarakat dalam memperoleh

informasi yang akurat tentang kondisi

kebumian di seluruh wilayah nusantara.

Membangun infrastruktur dan sistem

komunikasi yang handal untuk kegiatan

pertukaran data dan informasi di antara

simpul-simpul jejaring (network nodes).

Melakukan diseminasi dan sosialisasi produk-

produk NEONet melalui media diseminasi dan

sistem antar muka (interface) sehingga akan

memudahkan masyarakat dalam mengakses

data, informasi dan sumberdaya yang tersedia

dalam jejaring NEONet.

Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

55

3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi NEONet dapat dilihat pada

gambar dibawah ini:

Kepala NEONet

Sekretaris Wakil Kelapa

Manajer Aset dan

Manajer Program

Anggota Anggota

Anggota Anggota

Gambar 3.3 Struktur Organisasi Neonet

3.3.2.4 Design

Pada tahap ini dilakukan perancangan untuk sistem yang

akan diajukan dengan mempergunakan beberapa tools yaitu

Data Flow Diagram (DFD) .Tahap perancangan sistem

dilakukan untuk memberikan gambaran umum mengenai sistem

yang diusulkan.

Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

56

1. Data Flow Diagram (DFD) Sistem yang akan dibuat

Langkah-langkah membuat data flow diagram

dibagi menjadi 3 tahap atau 3 konstruksi DFD. Pertama,

yaitu membuat diagram konteks. Diagram konteks dibuat

untuk menggambarkan sumber serta tujuan data yang akan

diproses.

Perancangan diagram konteks untuk sistem yang

akan dibangun adalah menggambarkan bagaimana alur

proses data yang berjalan pada sistem konversi otomatis

radar Doppler mulai dari mengunduh hasil identifikasi

radar Doppler yaitu berupa product1.raw menjadi basis data

spasial yang sudah terintegrasi dan siap pakai.

Berikut diagram konteks untuk aplikasi Pembuatan

Sistem konversi otomatis radar Doppler dalam proyek

harimau :

Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

57

Gambar 3.4 Diagram Konteks

Alur Proses Sistem konversi otomatis data curah hujan

Tabel 3.1 Alur Proses Diagram Konteks Sistem konversi otomatis radar doppler

Nama Proses : Sistem Konversi otomatis Data Curah Hujan

Deskripsi : Proses mendeskripsikan tentang sistem konversi

otomatis radar doppler

Input : 1.Data hasil identifikasi radar doppler

( Product1.Raw )

Output : 2. Basis Data Spasial Harimau

3.Data hasil konversi 2 (cdrserpong.txt)

3. Data hasil konversi 3 (cdrserpong_xy.txt)

4. Data hasil konversi 4 (harimau shapefile)

Kedua, yaitu membuat diagram nol. Diagram nol (DFD level 1) ini

menggambarkan tahapan proses yang ada di dalam diagram konteks

serta hubungan entity, proses, alur data dan data store. Perancangan

diagram nol untuk sistem yang diusulkan;

Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

58

Gambar 3.5 Diagram level 0 Sistem Konversi Otomatis Data Curah Hujan

Page 76: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

59

Alur Proses Diagram Nol Sistem konversi otomatis data curah hujan

Tabel 3.2 Proses Konversi ke bentuk cdrserpong.txt

No. Proses : 1.0

Nama Proses : Konversi ke bentuk cdrserpong.txt

Deskripsi : Proses tentang bagaimana proses konversi dari

product1.RAW ke bentuk cdrserpong.txt

Input : Product1.RAW

Output : cdrserpong.txt

Tabel 3.3 Proses Konversi ke bentuk cdrserpong_xy.txt

No. Proses : 2.0

Nama Proses : Konversi ke bentuk cdrserpong_xy.txt

Deskripsi : Proses tentang bagaimana proses konversi dari

cdrserpong.txt ke bentuk cdrserpong_xy.txt

Input : cdrserpong.txt

Output : cdrserpong_xy.txt

Page 77: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

60

Tabel 3.4 Proses konversi ke bentuk Harimau Shapefile (.shp, .shx. .dbf)

No. Proses : 3.0

Nama Proses : konversi ke bentuk Harimau Shapefile (.shp, .shx.

.dbf)

Deskripsi : Proses tentang bagaimana proses konversi dari

cdrserpong_xy.txt ke bentuk harimau shapefile

(.shp, dbf, shx)

Input : cdrserpong_xy.txt

Output : harimau shapefile (.shp, dbf, shx)

Tabel 3.5 Proses konversi dan integrasi ke dalam basis data spasial

No. Proses : 4.0

Nama Proses : konversi dan integrasi ke dalam basis data spasial

Deskripsi : Proses tentang bagaimana proses konversi dari

harimau shapefile (.shp, dbf, shx) ke bentuk basis

data spasial harimau

Input : Harimau shapefile (.shp, dbf, shx)

Output : basis data spasial harimau

Page 78: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

61

Tabel 3.6 Proses kompres file

No. Proses : 5.0

Nama Proses : Kompres file

Deskripsi : Proses mendeskripsikan tentang proses penyatuan

data yang akan disimpan ke dalam 1 folder yang

kemudian akan di kompres dengan nama file sesuai

dengan tanggal komputer pada saat proses konversi

dilakukan.

Input : Product1.RAW, cdrserpong_xy.txt, harimau

shapefile (.shp, .dbf, .shx)

Output : “tanggal komputer”.rar

contoh: 2010-01-04-11-35.rar

Ketiga, yaitu membuat diagram detail (DFD level 2). Diagram detail

Merupakan penguraian dalam proses yang ada dalam Diagram nol. Diagram

yang paling rendah dan tidak dapat diuraikan lagi. Dalam DFD level 1, masih

terdapat beberapa proses yang dapat diuraikan lagi, diantaranya adalah proses

konversi ke bentuk (.txt2), proses konversi ke bentuk harimau (.shp, .dbf, .shx),

dan proses konversi ke dalam basis data spasial. Berikut merupakan diagram

detail proses-proses yang telah disebutkan di atas :

Page 79: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

62

a. Diagram detail level 1 proses 2.0

Gambar 3.6 Diagram level 1 proses 2.0

Page 80: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

63

Alur proses DFD level 1 proses 2.0 konversi ke bentuk cdrserpong_xy.txt

Tabel 3.7 Proses buat file cdrserpong_xy.txt

No. Proses : 2.1

Nama Proses : buat file cdrserpong_xy.txt

Deskripsi : Proses ini mendeskripsikan tentang proses awal dari

konversi cdrserpong.txt ke cdrserpong_xy.txt

Input : cdrserpong.txt

Output : cdrserpong_xy.txt (kosong)

Tabel 3.8 Proses filterisasi data rainrate dengan nilai -999 dan <=7

No. Proses : 2.2

Nama Proses : filterisasi data rainrate dengan nilai -999 dan <=7

Deskripsi : Proses ini mendeskripsikan penyaringan data

rainirate dengan nilai rainrate -999 dan <=7,

Rainrate dengan nilai = -999 tersebut tidak

mempunyai nilai informasi / kosong. Dan nilai

rainrate dengan nilai <= 7 dianggap tidak memenuhi

nilai rainrate yang bisa di olah karena nilainya

terlalu kecil.

Input : cdrserpong_xy.txt

Output cdrserpong_xy.txt (nilai rainrate dengan nilai -999

dan <=7 sudah tereliminasi.

Page 81: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

64

Tabel 3.9 Proses tambah kolom, baris untuk tipe data dan keterangan waktu

No. Proses : 2.3

Nama Proses : tambah kolom, baris untuk tipe data dan keterangan

waktu

Deskripsi : Proses ini mendeskripsikan penambahan jumlah

baris dan kolom guna menampung tipe data baru

dan keterangan waktu dengan format tahun, bulan,

tanggal,jam hingga menit.

Input : cdrserpong_xy.txt (nilai rainrate dengan nilai -999

dan <=7 sudah tereliminasi.

Output cdrserpong_xy.txt (sudah berdimensi waktu)

Page 82: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

65

a. Diagram detail level 1 proses 4.0

Gambar 3.7 Diagram level 2 proses 4.0

Page 83: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

66

Alur proses DFD level 1 proses 4.0 integrasi dan konversi ke dalam basis data spasial

Tabel 3.10 Proses konversi ke cdserpong_xy.txt

No. Proses : 4.1

Nama Proses : Proses konversi harimau shapefile

Deskripsi : Proses tentang bagaimana proses konversi dari

harimau shapefile (.shp, dbf, shx) ke bentuk basis

data spasial harimau.

Input : Harimau shapefile (.dbf, shp, shx)

Output : Basis data spasial harimau

Tabel 3.11 Proses hapus record tabel doppler_new

No. Proses : 4.2

Nama Proses : Proses hapus record tabel doppler_new

Deskripsi : Proses ini mendeskripsikan bagaimana proses

pengosongan tabel doppler_new sebelum akan diisi

oleh data terbaru hasil konversi dari harimau

shapfile.

Input : Basis data spasial harimau

Output : Basis data spasial harimau (doppler_new : kosong)

Page 84: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

67

Tabel 3.12 Proses isi record tabel doppler_new.

No. Proses : 4.3

Nama Proses : Proses isi record tabel doppler_new

Deskripsi : Proses ini mendeskripsikan bagaimana pengisian

data terbaru pada tabel doppler_new dari hasil

konversi harimau shapfile.

Input : Basis data spasial harimau (doppler_new : kosong)

Output : Basis data spasial harimau (doppler_new : terisi data

terbaru dan doppler_sum : Belum ada data terbaru)

Tabel 3.13 Proses isi record tabel doppler_sum.

No. Proses : 4.3

Nama Proses : Proses isi record tabel doppler_sum

Deskripsi : Proses ini mendeskripsikan bagaimana pengisian

data terbaru pada tabel doppler_sum dari hasil

konversi harimau shapfile.

Input : Basis data spasial harimau (doppler_new : terisi data

terbaru dan doppler_sum : Belum ada data terbaru)

Output : Basis data spasial harimau (doppler_new : terisi data

terbaru dan doppler_sum : tambah data terbaru)

Page 85: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

68

1. Kamus Data

Kamus data berguna untuk mengetahui aliran data atau informasi

apa saja yang terdapat pada saat analisis ataupun perancangan

sistem. Berikut adalah perancangan kamus data pada Sistem

konversi otomatis radar Doppler :

Tabel 3.14 Kamus data Harimau

Raw image =*product1.raw*

{x+y+dbz+rainrate}

Text file (1) =*file cdrserpong.txt*

{x+y+dbz+rainrate}

Text file (2) =*file cdrserpong_xy.txt*

{lat + long + dbz + rainrate +thn+bln +

tgl + jam + mnt}

shapefile =*file harimau*

{lat + long + dbz + rainrate +thn+bln +

tgl + jam + mnt}

File sql =*file harimau*

{lat + long + dbz + rainrate +thn+bln +

tgl + jam + mnt}

Page 86: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

69

3.3.2.5 Implementasi

Tahapan ini merupakan tahapan lanjutan dari desain aplikasi sistem,

dalam tahapan ini penulis mencoba menafsirkan atau menterjemahkan desain

aplikasi sistem kedalam bahasa pemrogrman yang dapat dimengerti oleh sistem

komputer. Tahapan ini menjelaskan secara detail penggunaan sistem mulai dari

proses pemrograman hingga proses konversi, hingga terciptanya sebuah basis

data spasial. Berikut tahap implementasi yang dilakukan :

1. Pembuatan folder yang dibutuhkan, sesuai dengan system

konversi ini dengan konten-nya masing-masing mengenai

keterangan folder dan konten lebih jelasnya akan dibahas

pada bab 4.

2. Installasi fgs-mapserver.

3. Installasi PostgreSQL dengan tambahan plug-in Postgis.

4. Installasi Gfortran.

5. Penempatan seluruh shell script pada path /opt/. Penjelasan

mengenai shell script akan dibahas pada bab 4.

6. Pembuatan file crontab baru untuk menjalankan system

konversi secara otomatis.

7. Pengaktifan file crontab dengan terminal.

Page 87: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

70

3.3.3 Pengujian Sistem

a. Pengujian metode White Box

Pada tahapan pengujian sistem ini, dilakukan pengujian untuk

memastikan apakah aplikasi yang penulis buat telah mencakupi seluruh fungsi

dan bekerja sesuai dengan yang diinginkan atau masih adakah perbaikan dan

penyempurnaan yang harus dilakukan. Pengujian yang dilakukan penulis

menggunakan dua metode yaitu metode black box dan white box. Hasil

pengujian sistem dilakukan agar dapat mengetahui apakah proses yang

dilakukan dapat sesuai dengan hasil yang diharapkan.

Tabel 3.15 Tabel Hasil Pengujian White box

Hardware Pengujian Hasil

Intel pentium dual core

2.60 GHz, Memori 1.5

GB, hardisk 80GB, VGA

card 128 MB, monitor 17

inchi dan resolusi layar

1024 x 768 pixels

Sistem Operasi Linux Ubuntu

v 8.04

Baik

b. Pengujian metode Black Box

Tabel 3.16 Tabel Hasil Pengujian Black box

No. Nama Code Input Output Hasil

1. IrisReadsample Product1.RAW Cdrserpong.txt Benar

2. Bacaradar Cdrserpong.txt Cdrserpong_xy.txt Benar

3. Txt2shp Cdrserpong_xy.txt Harimau shapefile Benar

Page 88: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

71

No. Nama

Shell

script

Fungsi Hasil

1. Ftpserpong - Download Product.RAW Benar

2. Rawtoshp - Proses “cut” file product1.RAW dari path

/opt/harimau/product1raw/ke

path/opt/harimau / IRISread/sample/

- Mengeksekusi IrisREAD_sample

- Proses “cut” file cdrserpong.txt dari path

/opt/harimau /product1raw/ ke path

/opt/harimau /cdrserpong/

Benar

3. Txt2 - Mengeksekusi a.out

- Menghapus cdrserpong.txt

- Proses “cut” file cdrserpong_xy.txt dari

path /opt/harimau /cdrserpong/ ke path

/opt/harimau /cdrserpong_xy/

Benar

4. Txttoshp - Mengeksekusi txt2shp Benar

5. Shp2sql - Mengeksekusi shp2sql Benar

6. Moveshp - Proses “cut” file harimau shapefile dari

path /opt/harimau /cdrserpong_xy/ ke

path /opt/harimau /shapefile/

Benar

7. Backup - Membuat folder dengan nama sesuai

waktu computer “date:y:m:d:H:M”

- Proses “cut” file harimau shapefile dari

path /opt/harimau /shapefile/ ke path

Benar

Page 89: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

72

/opt/harimau /Backup/“date:y:m:d:H:M”

- Proses “cut” file product1.RAW dari path

/opt/harimau /IRISread/sample/ ke path

/opt/harimau /Backup/“date:y:m:d:H:M”

- Proses “cut” file cdrserpong_xy.txt dari

path /opt/harimau /cdrserpong_xy/ ke

path /opt/harimau

/Backup/“date:y:m:d:H:M”

- Kompres folder “date:y:m:d:H:M”

- Hapus folder “date:y:m:d:H:M”

b. Sistem minimum yang dibutuhkan

Spesifikasi minimum hardware dan software yang

digunakan untuk dapat menjalankan program aplikasi dengan

baik adalah sebagai berikut:

1) Perangkat keras (Hardware)

a. Prosessor Dual Core berkapasitas 2,6 GHz

b. Memory RAM berkapasitas 1.5 GB

c. Hard Disk berkapasitas 80 GB

d. Monitor SVGA 17”

e. Mouse dan Keyboard PS2/USB

f. Printer

2) Perangkat lunak (Software)

a. OS Linux Ubuntu 8.04

b. Fgs Mapserver 4.1

c. Gfortran 95

Page 90: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

73

d. PostgreSQL 8.4.1 dengan PostGIS 8.1.6

Page 91: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

74

• Tempat menampung cdrserpong.txt sementara

hasil konversi dari product1.raw.

• Tempat konversi cdrserpong.txt ke

cdrserpong_xy.txt.

Konten :

• a.out, merupakan hasil compile program

fortran bacaradar.f yang digunakan untuk

merubah cdrserpong.txt menjadi

cdrserpong_xy.txt.

• Bacaradar.f, bahasa pemrogaman fortran yang

belum di compile.

I. Folder cdrserpong_xy

Fungsi :

• Tempat menampung sementara

cdrserpong_xy.txt hasil konversi dari

cdrserpong.txt.

• Tempat proses konversi cdrserpong_xy.txt

menjadi harimau (shapefile).

Konten :

• Txt2shp.py, merupakan bahasa pemrogaman

phython yang digunakan untu merubah

Page 92: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

75

cdrserpong_xy.txt menjadi bentuk harimau

(shapefile).

II. Folder shapefile

Fungsi :

• Tempat menampung sementara harimau

(shapefile) hasil konversi dari

cdrserpong_xy.txt

Konten : -

III. Folder IRISread

Fungsi :

• Tempat terjadinya proses Product1.raw ke

cdrserpong.txt, path detailnya :

/IRISread/sample/

Konten :

• Program IRISread.

IV. Folder backup

• Tempat penyimpanan seluruh file setelah

proses konversi terjadi.

Page 93: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

76

4.2 Shelll Script Program

Shell script yang terdapat pada sistem konversi ini diletakan

pada path /sbin/ . berikut shells cript ayang terdapat pada sistem

konversi ini.

1. Getraw.sh 6. shp2qsl.sh

2. Rawtotxt.sh 7. Backup.sh

3. Txt2.sh

4. Txttoshp.sh

5. Move.shp

Semua shell script diatas diletakkan ke dalam path

/sbin/. Semua file shell script diatas akan dipanggil oleh satu file shell

script dengan urutan seperti diatas. Shell script yang digunakan untuk

pemanggilan semua sheel script itu dinamakan all.sh. Gambar file

shell script dengan nama all.sh :

Gambar 4.1 Shell script all.sh

#!/bin/sh

/sbin/ftpserpong.sh

/sbin/rawtotxt.sh

/sbin/txt2.sh

/sbin/txttoshp.sh

/sbin/moveshp.sh

/sbin/doppler_new.sh

/sbin/shp2sql.sh

/sbin/backup.sh

Page 94: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

77

Dalam linux terdapat fasilitas yang dapat mengerjakan sesuatu

dengan otomatis. Fasilitas tersebut adalah crontab. Berikut sintax

crontab yang dimilki oleh sistem konversi otomatis ini guna

mengeksekusi shell script all.sh secara otomatis tiap 12 menit sekali.

Yang artinya sistem ini akan berjalan otomatis setiap 12 menit sekali.

*/12 * * * * /sbin/all.sh

Gambar 4.2 sintax crontab

Cara mengaktifkan fasilitas cron pada ubuntu

• Buka cron editor yaitu dengan mengetikkan :

crontab –e

• Lalu tulis perintah cron yang anda inginkan.

• Lalu simpan file cron tersebut.

• Jalankan perntah cron tersebut pada terminal dengan

:

$ /etc/init.d/cron stop

kemudian

$ /etc/init.d/cron start

Gambar 4.3 start/stop crontab

Dalam prosesnya, terjadi perpindahan file antar folder, berikut

gambar alur perpindahan file yang terjadi sistem konversi otomatis

ini. :

Page 95: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

78

Didalam folder backup terdapat :

Gambar 4.4 alur perpindahan file

Ket :

: perpindahan file pada saat terjadinya konversi

: pengambilan file pada saat proses backup.

Product1ra cdrserpong

shapefile cdrserpongxy

/IRISread/sample/

Harimau (shapefile)

Product1.raw

Product1.raw Cdrserpong.tx

Cdrserpong xy.tProduct1ra

Harimau (shapefile)

Basis data spasial harimau

- Doppler_new

- Doppler_sum

Harimau.sql

Cdrserpong_xy.tt

/date.tar.gz

Page 96: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

79

Penjelasan mengenai proses konversi secara detail akan dibahas pada

bagian ini.

4.2.1 Proses mengambil product1.raw dari ftp serpong/padang

Proses pengambilan product1.raw dari lingkungan yang

berada dalam lingkungan radar serpong, tempat pengambilan ini

berada pada ftp server yang berada pada lingkungan radar serpong

dan padang. Shell script pada proses ini di beri nama ftpserpong.sh,

konten ftpserpong.sh adalah sebagai berikut :

#!/bin/sh cd ……(A)…………… ftp -i -n -v << EOD open xx.xx.xx.xx user spf spf123 cd ……(B)……… get product1.RAW binary get ppi175r.gif quit EOD

Gambar 4.5 ftperpong.sh

Ket :

• (A) : Path folder tempat folder product1raw

• (B) : Path folder tempat folder product1raw

• ftp –I –n –v : Alamat ftp yang dituju (radar serpong)

Page 97: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

80

4.2.2 Proses konversi dari product1.raw menjadi cdrserpong.txt

Dalam proses konversi pada tahap yang pertama ini, data

input yang digunakan adalah product1.RAW yang merupakan suatu

bentuk gambar yang dihasilkan dari proses yang dilakukan oleh

computer sigmat yang berada pada lingkungan radar serpong dan

padang. Dalam menjalankan proses ini dibutuhkan suatu aplikasi

kecil yang dinamakan IRISread. Dalam hal ini penulis tidak akan

membahas panjang lebar mengenai kode yang terdapat didalamnya

di karenakan program ini didapatkan dari institusi tempat penulis

melakukan penelitian. Program konversi dari raw image ke bentuk

.txt ini berjalan dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Berjalan dalam OS linux

2. Ada program pendamping yaitu katsu.gz yang harus di

ekstrak dahulu kemudian diletakan ke path /home/

3. Dalam proses konversi, file (.raw) harus diletakan ke path

/IRISread/sample/ yang didalamnya terdapat execute file

yaitu IRISread_sample, dalam menjalankan file tersebut

terdapat format khusus dalam penulisannya, yaitu :

Gambar 4.6 sintax menjalankan Program IRISread

IRISread_sample product1.RAW -pdbz -xbin -

Page 98: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

81

Ket :

• ( -p ) : parameter yang digunakan.

• ( -x ) : format output, nilai dalam ASCII.

• ( -o ) : nama dari output file yang dihasilkan.

Dalam kasus skripsi ini semua penulisan perintah yang

dilakukan di terminal yang dapat dikatakan sama dengan command

prompt yang terdapat pada windows dirangkum dalam suatu file

yang dinamakan shell script. Setiap shell script harus dijalankan

pada path /sbin/. Kode shell script yang digunakan untuk

menjalankan proses ini adalah rawtotxt.sh :

#!/bin/bash/

cd /opt/harimau/IRISread/sample/

/bin/mv -f /opt/harimau/product1raw/product1.RAW

/opt/harimau/IRISread/sample

./IRISread_sample product1.RAW -pdbz -xbin -

ocdrserpong.txt

/bin/mv -f cdrserpong.txt /opt/harimau//cdrserpong/

Gambar 4.7 rawtotxt.sh

Page 99: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

82

Ket :

• mv –f : meng’cut file dengan paksa.

Penjelasan alur shell script rawtotxt.sh :

Alur akan menuju path folder

/opt/harimau//IRISread/sample/ lalu akan melakukan

proses pemindahan file product1.RAW yang berada pada

path folder…/product1raw/ ke path folder

/opt/harimau//IRISread/sample/. Lalu akan menjalankan

IRISread_sample untuk merubah product1.raw menjadi

cdrserpong.txt. setelah itu memindahkan file

cdrserpong.txt ke path folder /opt/harimau//cdrserpong/.

4.2.3 Proses konversi dari cdrserpong.txt menjadi cdrserpong_xy.txt

Dalam proses konversi cdrserpong.txt menjadi

cdrserpongxy.txt penulis menggunakan bahasa fortran, secara umum

kode sederhana ini mengubah konten yang terkandung dalam file

yang berformat (.txt) dengan nama file cdrserpong yang seperti

dibawah ini :

Gambar 4.8 cdrserpong.txt

2009/04/04 21:48:05 [rRVW--] [PPI] 360 [sweeps] -0.4 [rpm] 175000 [m] 125 [m] AZ.= -999.9 EL.= 0.6 Position: -6.400 106.700 -> 0.000 az el rd dbz 360.0 0.6 0 -999.00 360.0 0.6 125 -999.00

Page 100: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

83

Menjadi file dengan nama cdrserpong_xy.txt yang

mempunyai konten sebagai berikut :

lat,lon,dbz,rd,tahun,bulan,tanggal,jam,menit x,y,real,real,int,int,int,int,int -6.395,106.700,5.00,0.0749,2009,04,07,20,24 -6.394,106.700,1.50,0.0452,2009,04,07,20,24 -6.393,106.700,9.50,0.1431,2009,04,07,20,24 -6.392,106.700,7.00,0.0999,2009,04,07,20,24 -6.391,106.700,6.00,0.0865,2009,04,07,20,24

-6.390,106.700,4.00,0.0648,2009,04,07,20,24 -6.389,106.700,4.50,0.0697,2009,04,07,20,24

-6.388,106.700,7.50,0.1073,2009,04,07,20,24 -6.386,106.700,5.00,0.0749,2009,04,07,20,24

-6.385,106.700,3.00,0.0562,2009,04,07,20,24 -6.384,106.700,3.50,0.0603,2009,04,07,20,24 -6.383,106.700,4.00,0.0648,2009,04,07,20,24 -6.382,106.700,1.50,0.0452,2009,04,07,20,24 -6.381,106.700,2.50,0.0523,2009,04,07,20,24 -6.379,106.700,1.50,0.0452,2009,04,07,20,24 -6.314,106.700,2.50,0.0523,2009,04,07,20,24

Gambar 4.9 cdrserpong_xy.txt

tujuan penulis merubah format file seperti diatas bermaksud

agar file .txt yang dihasilkan dapat terbaca oleh Program konversi

.txt ke .shp yaitu txt2shp.py yang terbuat dari bahasa phython,

keterangan mengenai penjelasan program konversi .txt ke shp akan

dibahas di lain subbab. Barisan kode sederhana yang digunakan

untuk proses konversi adalah sebagai berikut :

Page 101: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

84

character*150 header1, header2 ,th , b, T, j, m

real az, er, rainrate, dbz, lat, lon

real xdrlat, xdrlon, x, y, pi

integer rd

xdrlat = -6.4

xdrlon = 106.7

pi = 3.14159265358979

open (1,file='cdrserpong1.txt',status='old')

open (2,file='cdrserpong1_xy.txt',status='unknown')

read (1,'(a4,1x,a2,1x,a2,1x,a2,1x,a2)') th,b,T,j,m

read (1,'(a60)') header2

write(2,*) 'lat,lon,dbz,rd,tahun,bulan,tanggal,jam,menit'

write(2,*) 'x,y,real,real,real,real,real,real,real'

10 read (1,'(f6.1,4x,f3.1,1x,i6,1x,f7.2)',end=30) az,el,rd,dbz

if (dbz.eq.-999.00.OR.dbz.LE.0.70) then

goto 10

endif

x = sin(az*pi/180)*rd

y = cos(az*pi/180)*rd

lat = xdrlat+y/110574

lon = xdrlon+x/111310

write(*,*)lat,lon,y,x,rd

rainrate = ((10**(dbz/10))/200)**0.625

write(2,'(F7.3,",",F7.3,",",F6.2,",",F6.4,",",A4,",",A2,",",A2

1,",",A2,",",A2)')lat,lon,dbz,rainrate,th,b,T,j,m

goto 10

30 close (2) close (1)end

Gambar 4.10 bacaradar.f

Dalam menjalankan proses diatas, kode bacaradar.f diatas harus di

compile terlebih dahulu dengan compiler bahasa fortran itu sendiri,

Page 102: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

85

dalam kasus ini penulis menggunakan GFORTRAN. Proses compile

dlakukan pada terminal linux ubuntu dengan cara :

$ gfortran

Gambar 4.11 kompile fortran

Setelah proses compile selesai akan dihasilkan file dengan nama

a.out, file inilah yang nantinya akan dijalankan dan merubah

cdrserpong.txt menjadi cdrserpong_xy.txt. sama dengan proses-proses

sebelumnya proses ini djalankan melalui shell script, nama shell script

dalam proses ini adalah txt2.sh, isi dari shellscript sebagai berikut :

#!/bin/bash/

cd /opt/harimau/cdrserpong/

./a.out

/bin/r m cdrserpong.txt

/bin/mv -f cdrserpong_xy.txt

/opt/harimau/cdrserpong_xy/

Gambar 4.12 txt2.sh

Ket :

• rm : perintah pada linux untuk menghapus file

Penjelasan alur shell script txt2.sh :

Alur akan menuju path folder /opt/harimau/cdrserpong/,

lalu akan mengeksekusi a.out, dengan eksekusi file a.out ini akan

merubah cdrserpong.txt menjadi cdrserpong_xy.txt. yang

selanjutnya akan menghapus file cdrserpong.txt, kemudian

Page 103: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

86

dilanjutkan dengan memindahkan hasil konversi cdrserpong_xy.txt

ke path folder/ opt/harimau/cdrserpong_xy/.

4.2.4 Proses cdrserpong_xy.txt menjadi harimau shapefile

Dalam proses konversi dari file cdrserpong_xy.txt ke bentuk

harimau(.shp, .dbf dan .shx), penulis menggunakan bahasa

pemrogaman phython. Dalam menjalankan program dibawah ini ada

beberapa persyaratan yang harus dipenuhi yaitu :

1. Penciptaan lingkungan tempat berjalanya program ini

yang didapat dari instalasi fgs mapserver pada OS yang

dipakai, dalam kasus ini penulis menggunaka linux

ubuntu versi 8.04, intstalasi fgs mapserver ini harus

berada pada path /home/. Setelah fgs mapserver terinstall

di OS anda maka setelah itu jalankan setenv.sh yang ada

pada lingkungan fgs mapserver yang telah terinstal pada

OS anda.

2. Program ini dirancang untuk tidak membaca file

berbentuk .txt dengan sembarang format, dalam

memenuhi bentuk atau konten file .txt yang ingin dirubah

kedalam bentuk shapefile, file .txt harus mempunyai

format konten atau isi sebagai berikut :

Page 104: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

87

a. Setiap kolom harus dipisahkan dengan

karakter yang tidak terdapat pada konten

file .txt

b. Setiap baris yang ingin dibuat harus

dipisahkan dengan “enter”

c. Setiap file .txt yang digunakan sebagai

input harus mempunyai hanya 2 header

baris.

- Baris pertama : nama kolom (sampai

10 karakter )

- Baris kedua : jenis tipe data (string,

Int, real ,x&y )

Contoh format sebagai berikut :

lat,long,elevation,name

x,y,real,string

-122.45,42.865,580,point A

-122.55,43.015,280,point B

Gambar 4.13 format penulisan cdrserpong_xy.txt

Page 105: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

88

3. Untuk menjalankan program ini pada OS anda formatnya

sebagai berikut :

Gambar 4.14 format penulisan perintah txt2shp.py

Ket :

txt2shp.py input=input.txt output=output.shp [wb=X] [d=X]

• Wb ( width buffer ) berguna untuk membuat kolom

lebih besar dari nilai data yang digunakan (default = 2)

• d ( delimiter ) berguna untuk membatasi setiap kolom

yang akan dibuat (default = ,)

contoh Sebagian barisan kode dari txt2shp.py :

delimiter = "," widthBuffer = 2 override = 1 output = None inputFile = None

try: for i in range(len(sys.argv)): p = sys.argv[i].split('=')

if p[0] == 'input': inputFile = str(p[1]) if p[0] == 'output': output = str(p[1]) if p[0] == 'wb':

widthBuffer = str(p[1]) if p[0] == 'd': delimiter = str(p[1]) except: usage()

Gambar 4.15 txt2shp.py

Page 106: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

89

Kode shell script yang digunakan untuk menjalankan

proses diatas yaitu txttoshp.sh dengan konten :

#!/bin/bash/

cd /opt/harimau/cdrserpong_xy/

./txt2shp.py input=cdrserpong_xy.txt

output=harimau.shp [wb=2] [d=","]

Gambar 4.16 txttoshp.sh

Dilanjutkan dengan proses pemindahan file harimau (shapefile)

dengan shell scrip dengan nama moveshp.sh sebagai berikut :

#!/bin/bash/

/bin/mv -f /opt/harimau/cdrserpong_xy/harimau.shp

/opt/harimau/shapefile/ /bin/mv -f

/opt/harimau/cdrserpong_xy/harimau.shx

/opt/harimau/shapefile/ /bin/mv -f

/opt/harimau/cdrserpong_xy /harimau.dbf

/opt/harimau/shapefile/

Gambar 4.17 moveshp.sh

Penjelasan alur shell script move.sh :

Pemindahan file harimau.shp, harimau.dbf dan

harimau.shx dari pathnya yaitu /opt/harimau//cdrserpong_xy/ ke

path folder /opt/harimau//shapefile/.

Page 107: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

90

4.2.5 Proses harimau shapefile menjadi harimau (.sql) serta proses

dumping pada harimau (.sql).

Dalam proses konversi dari bentuk shapefile ke dalam bentuk

bahasa basisdata yaitu .sql penulis menggunakan fungsi yang

terdapat pada aplikasi Posgresql 8.3 yang terintgrasi dengan

postgis., fungsi dari postgis yang sudah terintegrasi dengan

postgresql yang dipakai oleh penulis adalah shp2pgsql.

Tahap-tahap dalam merubah file shapefile kedalam bentuk sql yaitu :

1. Membuat basis data dengan template postgis secara

manual.

Gambar 4.18 pembuatan basis data baru pada postgresql

Page 108: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

91

Gambar 4.19 pemberian nama basisdata pada postgresql

2. Pembuatan atribut berdasarkan header isi dari file harimau

shapefile, proses in menggunakan seperti sintaks dibawah ini :

Gambar 4.20 sintaks pembuatan atribut table Doppler_new

Gambar 4.21 sintaks pembuatan atribut table Doppler_sum

Shp2pgsql –p –I –D /opt/harimau/harimau.shp Doppler_new |./psql –d harimau –U postgres b j

Shp2pgsql –p –I –D /opt/harimau/harimau.shp Doppler_sum |./psql –d harimau –U postgres b j

Ket :

• -D : proses load dengan dump format.

• -p : Pilihan untuk membuat atribut sesu shapefile.

• ( | ) : send output dari shp2pgsql ke psql

• -I : Pembuatan Indeks spasial.

• Harimau : Nama basisdata.

• Postgres : Username.

• Bejo : password username postgres

Page 109: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

92

3. Setelah basisdata harimau terisi dengan atribut-atribut yang

diinginkan, dilanjutkan dengan proses me-load file shapefile ke

dalam basis data spasial. Proses ini dilakukan dengan

menggunakan shell script Shp2sql.sh :

Gambar 4.22 shp2sql.sh

cd /opt/PostgreSQL/8.3/bin/

./shp2pgsql -d /opt/harimau/shapefile/harimau.shp Doppler_new |./psql –d harimau –U

postgres bejo

./shp2pgsql -a -D /opt/harimau/shapefile/harimau.shp Doppler_sum |./psql –d harimau –U

postgres bejo

Ket :

• -D : proses load dengan dump format.

• -d : pilihan untuk membuat table ulang.

• -a : Pilihan untuk menambahkan record.

• ( | ) : send output dari shp2pgsql ke psql

• -I : Pembuatan Indeks spasial.

• Harimau : Nama basisdata.

• Postgres : Username.

• Bejo : Password username postgres.

Page 110: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

93

Penjelasan alur shell script shp2sql.sh :

shell script akan mengeksekusi shp2pgsql yang akan

melakukan proses

1. Menghapus table dengan nama Doppler_new lalu

membuat kembali table Doppler_new tersebut dengan

data harimau shapefile yang berada pada path folder

/opt/harimau/shapefile/ yang langsung di dumping ke

dalam table Doppler_new tersebut. Table ini

menampung hanya data terbaru saja dari hasil konversi.

2. Menambahkan kedalam basis data spasial harimau

dengan table Doppler_sum data harimau shapefile yang

sebelumnya sudah dikonversi ke dalam SQL. Table ini

berisi kumpulan data hasil identifikasi radar Doppler

secara keseluruhan.

Page 111: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

94

4.2.6 Proses backup file

Proses ini berfungis untuk menyimpan file-file yang telah melewati

proses konversi. Proses penyimpanan ini juga menggunakan shell script

yang bernama backup.sh, berikut file shell script dari backup.sh :

Gambar 4.23 backup.sh

#!/bin/sh

cd /opt/harimau/backup/

/bin/mkdir `date +%Y-%m-%d-%H-%M`

/bin/mv -f /opt/harimau/cdrerpong_xy/cdrserpong_xy.txt /opt/harimau/backup/`date +%Y-

%m-%d-%H-%M`

/bin/mv -f /opt/harimau/IRISread/sample/product1.RAW

/opt/harimau/backup/`date +%Y-%m-%d-%H-%M`

/bin/mv -f /opt/harimau/shapefile/harimau.shp /opt/harimau/backup/`date +%Y-%m-%d-%H-

%M`

/bin/mv -f /opt/harimau/shapefile//harimau.shp /opt/harimau/backup/`date +%Y-%m-%d-%H-

%M`

/bin/mv -f /opt/harimau/shapefile//harimau.shp /opt/harimau/backup/`date +%Y-%m-%d-%H-

%M`

Ket :

• mkdir `date +%Y-%m-%d-%H-%M` : perintah untuk

membuat folder baru dengan folder berformat nama

“tahun,bulan,tgl,jam dan menit”

Page 112: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

95

Penjelasan alur shell script backup.sh :

Pada shell script ini akan dibuat folder dengan nama

berformat tahun-bulan-tanggal-jam-menit pada path folder

/opt/harimau//backup/, yang kemudian akan memindahkan file

cdrserpong_xy.txt dari path folder

/opt/harimau//cdrserpong_xy/, file product1.raw dari path

folder /opt/harimau//IRISread/sample/, file harimau.shp,

harimau.dbf dan harimau.shx kedalam path folder

/opt/harimau//backup/ kedalam folder yang mempunyai nama

dengan format tahun-bulan-tanggal-jam-menit. Folder dengan

nama yang berformat tahun-bulan-tanggal-jam-menit tersebut

akan di compress menjadi .tar.gz.

Hasil akhir basis data spasial :

Gambar 4.24 hasil basis data harimau

Page 113: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

BAB V

PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan serta saran-saran yang bermanfaat bagi penulisan

skripsi maupun pengembangan aplikasi ini.

5.1 Kesimpulan

Dari pembahasan yang sudah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Sistem konversi ini dirancang berdasarkan data-data hasil identifikasi

radar Doppler, dan dalam pembuatan sistem ini penulis menggunakan

alat (software tools) berupa linux ubuntu v.8.04 sebagai sistem operasi,

fgs mapserver 5.4.0 sebagai tools pendukung tempat berjalannya

program berbahasa phython, Gfortran 95 sebagai kompiler program

berbahasa fortran, gedit sebagai text editor, crontab sebagai fungsi guna

menjalankan perintah shell script secara otomatis, serta PostgreSql

dengan plug-in potsgis 3.6.1 sebagai tools untuk proses konversi dari

shapefile ke bentuk .sql

2. Dengan proses yang tidak lagi memerlukan campur tangan manusia

sisitem ini dapat dikatakan bersifat otomatis total.

3. Sistem konversi ini menyajikan keseragaman data yaitu basisdata

spasial yang akan memudahkan user dalam pengembangan aplikasi-

aplikasi yang berhubungan dengan proyek harimau.

96

Page 114: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

97

4. Adanya fungsi backup data yang disediakan oleh sistem ini yang akan

memudahkan pengguna dalam mamakai kembali file-file konversi

terutama shapefile.

5. Penyajian data waktu secara lengkap sampai ke data menit akan

memudahkan setiap user dalam melakukan query berbasis waktu pada

basisdata spasial yang merupakan hasil akhir dari sistem konversi ini.

6. Penyajian dua tabel basis data yang sangat fungsional menurut

kebutuhannya masing-masing yang digunakan untuk menampung data

terbaru dan data keseluruhan hasil konversi identifikasi radar doppler.

5.2 Saran

Sistem yang dibangun masih memiliki beberapa kekurangan dan

keterbatasan, oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu dikembangkan

agar menjadi lebih baik, antara lain:

1. Adanya sebuah fungsi perbandingan data antara data yang sudah masuk

dengan data yang baru akan masuk, sehingga mencegah terjadinya

redudansi data.

2. Dibuatnya sebuah interface guna pengecekan file-file yang dikonversi

3. Serta adanya error warning apabila terjadi kesalahan dalam proses

konversi.

Page 115: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/671/1/93252-DWI... · MEMBANGUN SISTEM KONVERSI DATA CURAH HUJAN SECARA OTOMATIS DENGAN PENDAKATAN BASIS

Analisis Kebutuhan Kebutuhan

Identifikasi Kebutuhan Perencanaan

Identifikasi Jenis Data Bentuk Sistem Yang Dibangun

Deskripsi Tempat Penelitian Analisis

Rancang Alur Sistem Usulan (DFD)

Rancang Kamus Data Sistem Usulan Perancangan

Implementasi

Pengujian Sistem (Testing)

Pengkodean (Coding)

Pengujian Sistem (Testing)

Pengujian Sistem (Testing)

Pengujian Sistem (Testing)

Pengujian Sistem (Testing)

Pengujian Sistem (Testing)

Pengujian Sistem (Testing)