. Kondisi Umum 4.1.1. Letak Geografis dan Administratif 4 - Fakta... · Dengan batas wilayah...
Transcript of . Kondisi Umum 4.1.1. Letak Geografis dan Administratif 4 - Fakta... · Dengan batas wilayah...
IV-1
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
BBAABB
4.1. Kondisi Umum
4.1.1. Letak Geografis dan Administratif
Kabupaten Banyuwangi terletak diantara 7043’ s/d 8046’ Lintang Selatan
dan 113053’ s/d 114038’ Bujur Timur. Dengan batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah utara : Kabupaten Situbondo,
Sebelah timur : Selat Bali,
Sebelah selatan : Samudera Indonesia,
Sebelah barat : Kabupaten Jember dan Bondowoso.
Secara administratif Kabupaten Banyuwangi mempunyai luas wilayah
5.782,5 km2 yang terdiri dari 24 kecamatan, 28 kelurahan dan 189 desa. Sebagai
gambaran wilayah administratif sebagaimana peta berikut.
Gambar 4.1. Peta Administratif Kabupaten Banyuwangi
IV-2
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
Sebagaian besar wilayah daratannya berupa hutan seluas 223.149 ha atau
35.59 %. Lahan persawahan sekitar 66.983 ha atau 11.58 %, perkebunan seluas
45.311 ha atau 7.84 %, pemukiman seluas 125.241 ha atau 21.66 % dan sisanya
dimanfaatkan untuk jalan, ladang dll.
Untuk lebih lengkapnya mengenai data pembagian wilayah administrasi
Kabupaten Banyuwangi kedalam unit-unit wilayah yang lebih kecil dapat dilihat
pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Banyaknya Kelurahan/Desa, Dusun/Lingkungan RW dan RT
Menurut Kecamatan Tahun 2007
No Kecamatan Desa/
Kelurahan Dusun RW RT
1 Pesanggaran 5 15 64 281
2 Siliragung 5 17 50 172
3 Bangorejo 7 22 94 356
4 Purwoharjo 8 29 105 521
5 Tegaldlimo 9 25 56 438
6 Muncar 10 28 197 785
7 Cluring 9 32 153 501
8 Gambiran 6 24 87 377
9 Tegalsari 6 17 64 317
10 Glenmore 7 34 113 459
11 Kalibaru 6 21 109 411
12 Genteng 5 24 139 598
13 Srono 10 35 142 548
14 Rogojampi 18 76 249 744
15 Kabat 16 59 212 521
16 Singojuruh 11 52 123 367
17 Sempu 7 34 130 564
18 Songgon 9 44 118 390
19 Glagah 8/2 25/9 87 289
20 Licin 8 37 80 273
21 Banyuwangi 18 45 141 491
22 Giri 2/4 13/12 46 140
23 Kalipuro 5/4 19/14 113 355
24 Wongsorejo 12 30 108 500
2005 189/28 712/80 2.801 10.532
2004 189/28 712/80 2.801 10.532
2003 189/28 712/80 2.801 10.532
Sumber : Bag. Pemerintahan Setda Kabupaten Banyuwangi
IV-3
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
Sedangkan luas wilayah (km2) masing-masing Kecamatan sebagaimana
gambar berikut.
Gambar 4.2 Sebaran Luas Wilayah Kecamatan
4.1.2. Demografi
4.1.2.1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Penduduk Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2011 berjumlah 1.556.078
jiwa yang terdiri dari 774.448 jiwa penduduk laki-laki dan 781.630 jiwa penduduk
perempuan. Kabupaten Banyuwangi memiliki prosentasi jumlah penduduk terbesar
yaitu Kecamatan Muncar dengan 128.924 jiwa disusul Kecamatan Banyuwangi
dengan 106.000 jiwa dan Kecamatan Rogojampi dengan 92.358 jiwa. Jumlah
penduduk terkecil adalah Kecamatan Licin dengan 27.878 jiwa. Dengan jumlah
penduduk Kabupaten Banyuwangi tahun 2011 mencapai 1.556.078 jiwa maka
kepadatan penduduk di tahun 2029 akan menjadi 305 jiwa/km2. Kepadatan
penduduk tertinggi berada di Kecamatan Banyuwangi yaitu sebesar 4.008
jiwa/km2, sedangkan kepadatan penduduk terendah berada di Kecamatan
Tegaldlimo sebesar 53 jiwa/km2. Selengkapnya jumlah penduduk tahun 2011
sebagaimana tabel berikut.
1341.48
802.5
464.8
421.98
406.76
310.03
301.84
240.95
200.3
174.83
169.25
146.07
137.43
107.48
102.33
100.77
97.44
95.15
82.34
76.75
66.77
65.23
59.89
30.13
21.31
Tegaldlimo
Pesanggaran
Wongsorejo
Glenmore
Kalibaru
Kalipuro
Songgon
Mean
Purwoharjo
Sempu
Licin
Muncar
Bangorejo
Kabat
Rogojampi
Srono
Cluring
Siliragung
Genteng
Glagah
Gambiran
Tegalsari
Singojuruh
Banyuwangi
GiriLuas Wilayah Menururt Kecamatan
IV-4
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
Tabel 4.2. Penduduk Kabupaten Banyuwangi Hasil Sp 2010
Dirinci Per Kecamatan Tahun 2011
Sumber: BPS Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011
Gambaran distribusi penduduk menurut kecamatan berdasarkan peringkat
sebagaimana grafik berikut.
Gambar 4.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Peringkat Kecamatan
Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
Pesanggaran 24.494 23.918 48.412
Siliragung 22.529 21.861 44.390
Bangorejo 29.891 29.551 59.442
Purwoharjo 32.449 32.520 64.969
Tegaldlimo 30.869 30.307 61.176
Muncar 65.080 63.844 128.924
Cluring 34.902 35.147 70.049
Gambiran 28.931 29.481 58.412
Tegalsari 23.134 23.027 46.161
Glenmore 34.042 35.429 69.471
Kalibaru 30.213 30.969 61.182
Genteng 41.477 41.646 83.123
Srono 43.488 43.721 87.209
Rogojampi 45.817 46.541 92.358
Kabat 33.267 33.870 67.137
Singojuruh 22.078 23.164 45.242
Sempu 35.486 35.795 71.281
Songgon 24.800 25.475 50.275
Glagah 16.619 17.373 33.992
Licin 13.818 14.060 27.878
Banyuwangi 52.040 53.960 106.000
Giri 14.532 13.978 28.510
Kalipuro 37.784 38.394 76.178
Wongsorejo 36.708 37.599 74.307
Jumlah 774.448 781.630 1.556.078
IV-5
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
Sedangkan untuk proyeksi kepadatan jumlah penduduk sampai dengan
tahun 2019 dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 4.3.
Kepadatan Penduduk Kabupaten Banyuwangi Tahun 2005-2029 (jiwa/km2)
Kecamatan Luas Tahun
2009 2010 2015 2020 2025 2029
Pesanggaran 802,50 63 64 65 67 68 70
Bangorejo 137,43 452 454 465 477 488 498
Purwoharjo 200,30 340 342 350 359 368 375
Tegaldlimo 1341,48 48 48 49 50 51 52
Muncar 146,07 897 901 924 947 970 989
Cluring 97,44 747 750 769 788 807 823
Gambiran 66,77 943 947 971 995 1020 1040
Glenmore 421,98 171 171 176 180 184 188
Kalibaru 406,76 152 153 157 161 165 168
Genteng 82,34 1040 1045 1071 1098 1125 1147
Srono 100,77 896 900 923 945 969 988
Rogojampi 102,33 930 935 958 982 1006 1026
Kabat 107,48 633 636 652 668 685 698
Singojuruh 59,89 821 825 846 867 888 906
Sempu 174,83 426 428 439 450 461 470
Songgon 301,84 177 178 182 187 191 195
Glagah 76,75 445 447 458 469 481 490
Banyuwangi 30,13 3622 3640 3730 3822 3917 3994
Giri 21,31 1345 1352 1385 1420 1455 1483
Kalipuro 310,03 223 224 229 235 241 246
Wongsorejo 464,80 158 159 163 167 171 175
Tegalsari 65,23 684 687 704 722 740 754
Licin 169,25 170 171 175 180 184 188
Siliragung 95,15 484 487 499 511 524 534
Jumlah 5782,86 276 277 284 291 298 304
Sumber : Hasil Analisis, 2009
Gambar 4.4 Perbandingan Tingkat Kepadatan Penduduk Tahun 2010 dan 2015
36401352
1045947935901
900825
750687664
636487454447428
342224178171171159153
6448
BanyuwangiGiri
GentengGambiran
RogojampiMuncar
SronoSingojuruh
CluringTegalsari
MeanKabat
SiliragungBangorejo
GlagahSempu
PurwoharjoKalipuroSonggon
GlenmoreLicin
WongsorejoKalibaru
PesanggaranTegaldlimo
Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2010 (jiwa/km2)
3730
1385
1071
971
958
924
923
846
769
704
681
652
499
465
458
439
350
229
182
176
175
163
157
65
49
Banyuwangi
Giri
Genteng
Gambiran
Rogojampi
Muncar
Srono
Singojuruh
Cluring
Tegalsari
Mean
Kabat
Siliragung
Bangorejo
Glagah
Sempu
Purwoharjo
Kalipuro
Songgon
Glenmore
Licin
Wongsorejo
Kalibaru
Pesanggaran
TegaldlimoKapadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2015 (jiwa/km2)
IV-6
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
4.1.2.2. Mata Pencaharian
Berdasarkan data profil Kabupaten Banyuwangi tahun 2010, penduduk
Kabupaten Banyuwangi sebagian besar adalah petani sebanyak 371.056 jiwa
(46,38%). Meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 358.879 jiwa.
4.1.2.3. Agama dan Kepercayaan
Penduduk Kabupaten Banyuwangi sebagian besar adalah pemeluk agama
Islam dengan jumlah 1.556.078jiwa (94,44%). Sedangkan lainnya adalah pemeluk
agama hindu (2,6%), Kristen Protestan (1,5%), Katholik (0,7%) dan Budha (0,5%).
Untuk lebih jelasnya perkembangan jumlah penduduk menurut agama dapat
dilihat pada tabel berikut.
4.1.2.4. Penduduk Menurut Usia Sekolah
Jumlah penduduk menurut usia sekolah nantinya akan digunakan untuk
memprakirakan kebutuhan fasilitas pendidikan baik TK, SD, SLTP maupun SMU
di Kabupaten Banyuwangi seperti terlihat padatabel berikut.
Tabel 4.4 Prediksi Kelompok Umur untuk Usia Sekolah
Tahun 2010 (jiwa) Kecamatan
Usia TK Usia SD Usia SLTP Usia SLTA Usia PT
5-6 7-12 13-15 16-18 19-24
Pesanggaran 1672 5170 2733 2876 5190
Bangorejo 2046 6324 3343 3518 6349
Purwoharjo 2247 6946 3672 3863 6973
Tegaldlimo 2101 6496 3434 3613 6522
Muncar 4319 13352 7058 7427 13405
Srono 2398 7414 3919 4124 7443
Cluring 2075 6415 3391 3568 6440
Gambiran 2371 7331 3875 4078 7360
Genteng 2043 6317 3339 3514 6342
Glenmore 2823 8727 4613 4854 8762
Kalibaru 2976 9199 4863 5117 9236
Sempu 3137 9699 5127 5395 9737
Singojuruh 2244 6936 3667 3858 6964
Songgon 1621 5013 2650 2788 5032
Rogojampi 2457 7596 4015 4225 7626
Kabat 1762 5446 2879 3029 5467
Giri 1125 3477 1838 1934 3491
Wongsorejo 3597 11121 5879 6186 11165
Glagah 945 2921 1544 1625 2933
Kalipuro 2277 7040 3721 3916 7068
Banyuwangi 2428 7505 3967 4174 7534
Licin 1471 4547 2403 2529 4565
Tegalsari 950 2936 1552 1633 2947
Siliragung 1519 4695 2482 2612 4714
Jumlah 52604 162624 85963 90454 163266
Sumber : Hasil Analisis, 2009
IV-7
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
Hingga tahun 2010, jumlah menurut kelompok umur untuk usia sekolah
didominasi oleh penduduk kelompok umur untuk jenjang pendidikan perguruan
tinggi (usia 19-24 tahun) yaitu sebanyak 164.247 jiwa. Jumlah penduduk
kelompok umur usia Perguruan Tinggi ini paling banyak berada di 2 Kecamatan
yaitu Muncar (8,2 %) dan Banyuwangi (6,8%).
Tabel 4.5 Prediksi Kelompok Umur untuk Usia Sekolah
Tahun 2015 (jiwa)
Kecamatan
Usia TK Usia SD Usia SLTP Usia SLTA Usia PT
5-6 7-12 13-15 16-18 19-24
Pesanggaran 1714 5298 2800 2947 5319
Bangorejo 2096 6481 3426 3605 6506
Purwoharjo 2302 7118 3762 3959 7146
Tegaldlimo 2153 6657 3519 3703 6683
Muncar 4426 13683 7233 7611 13737
Srono 2457 7597 4016 4226 7627
Cluring 2126 6573 3475 3656 6599
Gambiran 2430 7513 3971 4179 7542
Genteng 2094 6473 3422 3600 6499
Glenmore 2893 8943 4727 4974 8978
Kalibaru 3049 9427 4983 5243 9464
Sempu 3215 9939 5254 5528 9978
Singojuruh 2299 7108 3757 3954 7136
Songgon 1662 5137 2715 2857 5157
Rogojampi 2518 7784 4115 4330 7815
Kabat 1805 5581 2950 3104 5603
Giri 1153 3563 1883 1982 3577
Wongsorejo 3686 11396 6024 6339 11441
Glagah 968 2993 1582 1665 3005
Kalipuro 2334 7214 3813 4013 7243
Banyuwangi 2488 7690 4065 4277 7721
Licin 1507 4659 2463 2592 4678
Tegalsari 973 3008 1590 1673 3020
Siliragung 1556 4812 2543 2676 4831
Jumlah 53906 166648 88090 92692 167305
Sumber : Hasil Analisis, 2009
Seperti halnya proyeksi tahun 2010, di tahun 2015 penduduk usia sekolah
di Kabupaten Banyuwangi didominasi oleh penduduk usia perguruan tinggi dan
usia sekolah dasar. Melihat kondisi ini maka untuk analisis kebutuhan fasilitas
pendidikan akan lebih terfokus pada penyediaan sarana berupa Perguruan Tinggi
dan sekolah Dasar.
IV-8
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
Tabel 4.6 Prediksi Kelompok Umur untuk Usia Sekolah
Tahun 2020 (jiwa) Kecamatan
Usia TK Usia SD Usia SLTP Usia SLTA Usia PT
5-6 7-12 13-15 16-18 19-24
Pesanggaran 1756 5429 2870 3020 5450
Bangorejo 2148 6641 3511 3694 6667
Purwoharjo 2359 7294 3856 4057 7323
Tegaldlimo 2207 6822 3606 3794 6849
Muncar 4535 14021 7412 7799 14077
Srono 2518 7785 4115 4330 7816
Cluring 2179 6736 3561 3747 6762
Gambiran 2490 7699 4069 4282 7729
Genteng 2146 6633 3506 3690 6660
Glenmore 2964 9164 4844 5097 9200
Kalibaru 3125 9660 5106 5373 9698
Sempu 3295 10185 5384 5665 10225
Singojuruh 2356 7284 3850 4051 7313
Songgon 1703 5264 2782 2928 5285
Rogojampi 2580 7977 4217 4437 8008
Kabat 1850 5719 3023 3181 5741
Giri 1181 3651 1930 2031 3666
Wongsorejo 3778 11678 6173 6496 11724
Glagah 992 3068 1621 1706 3080
Kalipuro 2391 7393 3908 4112 7422
Banyuwangi 2549 7880 4166 4383 7912
Licin 1544 4774 2524 2656 4793
Tegalsari 997 3083 1630 1715 3095
Siliragung 1595 4931 2606 2742 4950
Jumlah 55239 170771 90269 94985 171444
Sumber : Hasil Analisis, 2009
IV-9
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
Tabel 4.7 Prediksi Kelompok Umur untuk Usia Sekolah
Tahun 2025 (jiwa)
Kecamatan
Usia TK Usia SD Usia SLTP Usia SLTA Usia PT
5-6 7-12 13-15 16-18 19-24
Pesanggaran 1800 5563 2941 3094 5585
Bangorejo 2201 6806 3597 3785 6832
Purwoharjo 2418 7474 3951 4157 7504
Tegaldlimo 2261 6990 3695 3888 7018
Muncar 4648 14368 7595 7992 14425
Srono 2581 7978 4217 4437 8009
Cluring 2233 6903 3649 3839 6930
Gambiran 2552 7889 4170 4388 7920
Genteng 2199 6797 3593 3781 6824
Glenmore 3038 9391 4964 5223 9428
Kalibaru 3202 9899 5233 5506 9938
Sempu 3376 10437 5517 5805 10478
Singojuruh 2414 7464 3946 4152 7494
Songgon 1745 5394 2851 3000 5415
Rogojampi 2644 8174 4321 4547 8206
Kabat 1896 5860 3098 3260 5883
Giri 1210 3741 1978 2081 3756
Wongsorejo 3871 11967 6326 6656 12015
Glagah 1017 3143 1662 1748 3156
Kalipuro 2451 7576 4005 4214 7606
Banyuwangi 2612 8075 4269 4492 8107
Licin 1583 4893 2586 2721 4912
Tegalsari 1022 3159 1670 1757 3172
Siliragung 1634 5053 2671 2810 5073
Jumlah 56606 174996 92503 97335 175686
Sumber : Hasil Analisis, 2009
4.1.2.5. Jumlah Rumah Tangga Miskin
Berdasarkan data profil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2007, jumlah
penduduk miskin di Kabupaten Banyuwangi tahun 2007 adalah sebanyak 463.211
jiwa, mengalami penurunan dari tahun 2006 dengan jumlah penduduk miskin
sebanyak 464.555. Jumlah penduduk miskin terbanyak ada di Kecamatan
Rogojampi sebanyak 36.156 jiwa (tahun 2007). Sedangkan wilayah dengan jumlah
penduduk miskin terendah adalah Kecamatan Tegalsari yaitu sebanyak 7.070 jiwa.
Secara umum jumlah penduduk miskin di Kabupaten Banyuwangi mengalami
peningkatan dari tahun 2004-tahun 2007 sebanyak 52 %.
IV-10
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
Peringkat kemiskinan pada Tahun 2009 yang dirinci menurut Kecamatan
dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 4.5 Peringkat Kemiskinan
4.1.3. Geografis
Faktor geografi yang mencakup antara lain aspek keadaan alam dan
sumber daya alam dapat berpengaruh besar terhadap pembangunan pendidikan.
Pengaruh ini mungkin bersifat menunjang dan mungkin pula bersifat menghambat.
Tersedianya sumber daya alam jelas merupakan factor yang menunjang
pendidikan baik langsung maupun tidak langsung. Keadaan geografi yang tidak
menguntungkan antara lain pemukiman penduduk yang terpencar-pencar dan
terpencil. Keadaan seperti ini merupakan kendala dalam upaya peningkatan
perluasan dan pemerataan kesempatan belajar.
IV-11
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
Keadaan topografi di Kabupaten Banyuwangi ini perlu diperhatikan dalam
kaitannya dengan:
(1) rencana penentuan lokasi sekolah baru
(2) rencana rayonisasi penerimaan siswa baru maupun pelaksanaan ujian
nasional
(3) rencana supervise sekolah
(4) rencana penempatan guru
(5) rencana pengadaan dan pendistribusian buku dan peralatan
pendidikan lainnya.
Gambaran topografi diwilayah Kabupaten Banyuwangi meliputi dataran
rendah, dataran tinggi, pegunungan , sungai dan dataran rendah (daerah pesisir
pantai). Sungai-sungai besar yang mengalir dintaranya adalah : sungai Kalilo
bermuara ke lautan Indonesia di selat Bali, Setail, Tambong dll disamping itu ada
beberapa sungai kecil.
Sumber daya alam baik yang terkandung didaratan, di sungai maupun di
laut dan beberapa tempat pariwisata merupakan potensi daerah yang besar. Ini
berarti bahwa pengelolaan sumber daya alam secara efisiensi dan efektif akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan pendapatan daerah dan
kesejahteraan masyarakat jelas akan memberikan dampak positif terhadap
penyediaan dana pendidikan. Di Kabupaten Banyuwangi terdapat berbagai
sumber daya alam yang menjadi andalan antara lain: pertanian,
kelautan/perikanan, peternakan, perkebunan/kehutanan, pertambangan dan
energi.
Tabel 4.8 Keadaan Geografi
No. Variabel Keterangan (jumlah, volume, bulan )
1. Sumber daya alam yang menonjol
3
2. Keadaan alam : a.Musimkemarau b.Musim hujan
Juni, Juli,Oktober Peb,Desember,Jan,Mar,Apr,Mei,Sep,Nop
3. Curah hujan (mm) a.Tertinggi b.Terendah
1.3 mm 0.6 mm
Sumber data : Banyuwangi dalam angka 2011
IV-12
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
Rencana tata Ruang di Kabupaten Banyuwangi diupayakan berwawasan
ramah lingkungan. Rencana tersebut harus dijadikan pedoman perencanaan
terpadu pembangunan , agar tatanan lingkungan hidup pemanfataan sumber daya
alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan dapat dilakukan secara
tepat guna, berdaya guna, serta berhasil guna secara berkelanjutan .Berhubungan
dengan rencana tata ruang tersebut perlu diperhatikan beberapa hal , yaitu :
(1) Kawasan pemukiman
(2) Kawasan wisata
(3) Kawasan perikanan
(4) Kawasan pertanian
(5) Kawasan industri
Faktor iklim yang mencakup antara lain aspek lamanya musim kemarau
dan musim penghujan serta banyaknya curah hujan dan suhu udara. Aspek-aspek
ini berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah, kekeringan, banjir yang
gilirannya berpengaruh tingkat kesejahteraan masyarakat. Musim kemarau di
Kabupaten Banyuwangi pada bulan juni, Juli, Oktober, sedangkan musim hujan
terjadi pada bulan Pebruari, Desember, Januari, Maret, April, Mei dan September,
oktober dan curah hujan tertinggi pada bulan Februari dan terendah Juli.
4.1.4. Ekonomi
Pertumbuhan perekonomian Kabupaten Banyuwangi mengalami
peningkatan positif selama periode 2008 s.d 2010. Pertumbuhan ekomomi
tertinggi dialami sektor perdagangan, hotel dan restoran, sedangkan sektor
pertanian sebagai sektor penyumbang nilai PDRB tertinggi pertumbuhannya hanya
setengah dari pertumbuhan sektor perdagangan,hotel dan restoran.
4.1.5. Sosial Budaya
Penduduk Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2011 sejumlah
1.556.078jiwa dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 1.70 % dan tingkat
kepadatan 273 jiwa/Km. Laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi
diasumsikan memiliki andil yang cukup besar terhadap meningkatnya kepadatan
penduduk Kabupaten Banyuwangi sehingga akan berpengaruh pula terhadap
akses pendidikan.
IV-13
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
Kabupaten Banyuwangi memiliki prosentasi jumlah penduduk terbesar
yaitu Kecamatan Muncar dengan 8,21% dari total jumlah penduduk, disusul
Kecamatan Banyuwangi dengan 6.84 % dan Kecamatan Rogojampi dengan 5.96
%. Prosentasi penduduk terkecil adalah Kecamatan Giri dengan 1,79 % dari total
jumlah penduduk ( sumber data BPS).
Sejalan dengan upaya mewujudkan kesejahteraan sosial, indikator kualitas
sumberdaya manusia perlu mendapatkan perhatian khusus, karena hal tersebut
menjadi salah satu barometer keberhasilan pembangunan. Indek pembangunan
manusia (IPM) kabupaten Banyuwangi dari tahun ke ahun menunjukkan
perkembangan yang cukup menggembirakan tercermin dari data IPM tahun 2003
mencapai 64.56 dan tahun 2004 meningkat menjadi 65.42.
Masyarakat Kabupaten Banyuwangi penduduknya bersifat pluralis yakni
suku : Madura, Bali, Jawa, keturunan Cina, Arab, India dan suku lainnya yang
berasal dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia dan tentunya suku asli
Banyuwangi : yakni suku Osing merupakan warga masyarakat yang paling
dominan. Oleh karena tidaklah mudah untuk menggambarkan.Masyarakat
Banyuwangi juga sangat terbuka, ramah-tamah dan santun, hal ini dapat dilihat
dari masyarakat Banyuwangi yang dapat hidup rukun dengan masyarakat suku
lainnya dengan damai dan penuh toleransi. Masyarakat Banyuwangi juga berciri
khas agamis (Islam) hal ini dapat dilihat dipedesaan tersebarnya lembaga
pendidikan misalnya : adanya Madrasah-madrasah yang ada di pondok-pondok
pesantren.
4.1.6. Transportasi dan Komunikasi
Gambaran potensi ekonomi seperti yang diuraikan di atas merupakan
gambaran potensi makro ekonomi Kabupaten Banyuwangi. Secara mikro diuraikan
dalam buku ini salah satu potensi ekonomi yang sangat penting perannya dalam
peningkatan kualitas pendidikan yaitu sarana dan prasarana perhubungan. Oleh
karena itu kelancaran dan kelengkapan sarana dan prasarana transportasi
merupakan syarat utama bagi berkembangnya kualitas pendidikan. Sarana dan
prasarana transportasi yang tersedia di Kabupaten Banyuwangi cukup layak dan
memadai bagi kemungkinan meningkatnya kualitas pendidikan, kecuali untuk
daerah-daerah tertentu yang perlu mendapat perhatian dari Pemerintah Daerah.
IV-14
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
Sarana perhubungan yang dapat dilalui dari/ke Kabupaten Banyuwangi
adalah dengan melalui sarana perhubungan laut atau melalui jalan darat. Luas
jalan dapat di bedakan atas jalan Negara, jalan Propinsi dan jalan Kabupaten. Luas
jalan Negara sepanjang 100.530 Km status kolektor dengan kondisi jalan baik
tergolong kelas I, jalan Propinsi sepanjang 114.350 Km status kolektor dengan
kondisi jalan baik dan sepanjang 1.614.15Km status lokal dengan rincian tergolong
kelas II sepanjang 996.753.20 Km dan kelas III 245.071.00 Km.
Tabel 4.9
Data Panjang Jalan Negara, Provinsi dan Kabupaten menurut Jenis Permukaan, Kondisi Jalan dan Kelas Jalan
No. Keadaan Panjang jalan Km
Negara propinsi Kabupaten
1 Kondisi jalan
- baik 46.060 9.295 1.746.8
-sedang 54.450 12.425 164
- rusak ringan 0 0 143
- rusak berat 0 0 217.8
Tabel 4.10 Daftar sarana transportasi
No. Uraian Jenis transportasi Ket
1 Antarkabupaten bus, kereta api, travel,
mobil penumpang umum
2 Antarkecamatan bus, kereta api,
mobil penumpang umum
3 Angkutan dalam kota lyn angkutan perkotaan, taksi
4 Angkutan pedesaan lyn angkutan pedesaan
IV-15
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
4.2. Gambaran Kondisi Pendidikan di Kabupaten Banyuwangi
4.2.1. Perkembangan Pendidikan Anak Usia Dini
Data Perkembangan Pendidikan di Kabupaten Banyuwangi pada 5 tahun
terakhir sebagai berikut .
Tabel 4.11 Data Perkembangan Penduduk usia 5-6 tahun dan
Perkembangan Siswa TK/RA tahun 2006-2010
No. Komponen Satuan Tahun
2006 2007 2008 2009 2010
A TK/RA/BA
1 Penduduk 5-6 th org 51001 51108 51108 51.249 51,359
2 Murid
TK org 36379 37885 38188 37,027 37758
RA org 1656 1709 1749 2,062 3014
TKLB org 103 101 64 55 70
Jumlah 38138 39695 40001 39.144 40842
3 Guru
TK org 1839 1986 2086 2,190 2095
RA org 80 78 120 123 168
TKLB org 14 14 14 14 20
4 Sekolah
TK lembaga 650 657 662 675 672
RA lembaga 30 30 34 43 47
TKLB lembaga 12 12 12 12 12
5 Ruang Kelas
TK ruang 1351 1430 1515 1646 1743
RA ruang 62 72 72 112 139
TKLB ruang 12 10 13 13 15
6 Kelas Rombel
TK kelas 1500 1562 1670 1,553 1443
RA kelas 67 65 76 87 120
TKLB kelas 25 26 23 22 26
APK Prosen 74.78 77.06 78.27 0.7638 0.79523
Sumber Data : Profil Pendidikan 2010
Dengan adanya kecenderungan kenaikan penduduk usia sekolah pada tiga
tahun terakhir, maka dalam penyusunan rencana induk (master plan) pendidikan
perlu dikembangkan alternatif program yang efisien dalam rangka mencegah
adanya fasilitas pendidikan yang dibangun sekarang atau 15-20 tahun yang akan
datang namun kemudian menjadi fasilitas yang "idle" pada masa sepuluh tahun
mendatang meskipun APM dan APK nya meningkat.
Berdasarkan Tabel diatas bahwa perkembangan pendidikan anak usia dini
(Paud) jumlah siswa Taman Kanak-Kanak/Raudlotul Athfal mengalami kenaikan
baik dari segi jumlah lembaga, siswa, guru dan jumlah Rombongan belajar,
sedangkan jumlah penduduk mengalami turun naik. Pada lembaga Taman Kanak-
IV-16
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
Kanak Luar Biasa ( TKLB ) cukup mengalami kenaikan baik dari segi jumlah
lembaga,siswa dan Rombongan belajar, hal ini menyatakan bahwa telah terjadi
kesadaran pada masyarakat bahwa walaupun putra-putri mengalami cacat tetapi
mereka harus tetap sekolah.
4.2.2. Perkembangan SD/MI dan Jumlah Anak Usia 7-12 Tahun
Perkembangan pendidikan di jenjang SD-MI menunjukkan bahwa
penduduk usia 7-12 tahun mengalami kenaikan namun justru jumlah siswa pada
SD mengalami penurunan, hal ini juga sama pada jumlah lembaga pada SD,
terutama pada lembaga SD Negerimengalami penurunan yang disebabkan adanya
kebijakan pemerintah tentang Regrouping (penghapusan dan atau penggabungan
antar sekolah ) yang dipandang kurang efektif dan efisien, sedangkan pada
lembaga MI tidak banyak mengalami perubahan. Gambaran perkembangan siswa
SD/ MI tersebut selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut.
IV-17
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
Tabel 4.12 Data Perkembangan siswa SD/Mi sederajat dan Perkembangan
Penduduk usia 7-12 Tahun pada Tahun 2006-2010
No. Komponen Satuan Tahun
2006 2007 2008 2009 2010
1 Penduduk usia 7-12 tahun Orang 159215 159273 159273 159983 160,342
2 Lulusan TK/RA
TK Orang 18211 18298 18649 19,952 18549
RA Orang 777 836 862 1435 1112
3 Siswa Baru SD
SD Orang 24689 23997 22902 23,856 22,153
MI Orang 5462 537 5257 5,437 5843
SDLB Orang 94 93 128 112 154
4 Jumlah siswa seluruhnya
SD Orang 143011 142035 141503 141,368 142,377
MI Orang 29936 30080 30510 30,389 33044
SDLB Orang 427 395 441 517 588
Paket A setara Orang 194 231 252 201 104
Salafiyah Orang 952 1234 1199
174520 173975 173905 172475 176113
5 Siswa Usia 7-12 tahun
SD Orang 123604 124427 124556 125,422 127,935
MI Orang 26309 25788 26281 26,667 29380
SDLB Orang 350 200 435 509 378
Paket A setara Orang 9 51 61 5 0
Salafiyah Orang 0 0 1199
Jumlah siswa seluruhnya 150272 150466 152532 152,603 157,693
6 Lulusan
SD Orang 21411 21183 21779 21,530 21,279
MI Orang 4628 4521 4503 4,614 4577
7 Sekolah
SD Lembaga 865 856 891 823 834
MI Lembaga 226 224 226 228 243
8 Guru
SD Orang 7865 7882 7918 7991 8049
MI Orang 2126 2077 2175 2247 2358
9 Ruang Kelas
SD Ruang 5705 5674 5651 5,788 5,607
MI Ruang 1344 1404 1377 1,397 1548
10 Kelas ( Rombel)
SD Kelas 5697 5519 5674 5,707 5,732
MI Kelas 1389 1516 1404 1,439 1557
11 APK
SD Prosen 89.82 89.18 88.84 88.36 88.80
MI Prosen 18.80 18.89 19.16 19.00 20.61
SD sederajat Prosen 109.61 109.23 109.19 107.81 109.84
12 APM
SD Prosen 77.63 78.12 78.20 78.40 79.79
MI Prosen 16.52 16.19 16.50 16.67 18.32
SD sederajat Prosen 94.38 94.47 95.77 95.39 98.35
13 APS 7-12 tahun Prosen 101.36 101.21 102.74
14 Angka Melanjutkan Prosen 9513 995 9726
Sumber data : Profil Pendidikan Kab.Banyuwangi Tahun 2010
IV-18
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
4.2.3. Perkembangan SMP/MTs dan Jumlah Anak Usia 13-15 Tahun
Pada jenjang pendidikan SMP/MTs sebagaimana disajikan pada Tabel di
atas terdapat keadaan penduduk 13-15 tahun yang fuktuatif, sedangkan pada
jumlah lembaga, siswa, guru, ruang kelas, dan rombel cukup mengalami kenaikan.
Kenaikan yang cukup menggembirakan tersebut terutama pada peningkatan
jumlah siswa baik siswa baru maupun siswa yang melanjutkan sekolah, hal cukup
berpengaruh pada keadaan Angka Partisipasi Kasar dan Murni pada jengjang ini.
Namun demikian hal ini masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan jika
ditinjau dari angka tuntas wajar APK SLTP 95 % di tahun 2007/2008. Dengan
demikian masih diperlukan kerja keras untuk dapat menyelesaikan program Wajar
dikdas 9 tahun.
IV-19
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
Tabel 4.13 Data Perkembangan SLTPdan Sederajat dan Jumlah Anak
Usia 13-15 Tahun pada Tahun 2006-2010
No. Komponen Satuan Tahun
2006 2007 2008 2009 2010
1 Penduduk usia 13-15 tahun
Orang 85521 85656 85656 85933 86,113
2 Lulusan
SD Orang 21472 21201 21779 21,530 21,279
MI Orang 4628 4521 4503 4,614 4,577
Jumlah 26100 25722 26282 26144 25,856
3 Siswa baru Tk. I
SMP Orang 16254 17167 17243 17,182 17191
MTs Orang 7573 7495 7944 7,505 7320
SMP Terbuka Orang 306 210 98 76 73
SMPLB Orang 31 58 44 50 45
Paket B Orang 306 688 293 206 445
Salafiyah Orang 0 0 0
Jumlah 24470 25618 25622 25019 25074
4 Siswa seluruhnya
SMP Orang 46070 47840 50368 50,460 50,780
MTs Orang 20699 21272 21873 21,863 21542
SMP Terbuka Orang 861 667 414 294 217
SMPLB Orang 88 97 100 108 121
Paket B Orang 1581 1524 1015 1305 1134
Salafiyah setara SMP Orang 2971 3515 3595
Jumlah 72270 74915 77365 74030 73794
5 Siswa Usia 13-15 tahun
SMP Orang 35453 37335 38821 39,084 38,752
MTs Orang 16700 16723 16838 17,635 16801
SMP Terbuka Orang 638 453 275 153 129
SMPLB Orang 80 97 100 108 44
Paket B Orang 325 370 138 39 132
Salafiyah setara SMP Orang 2971 3515 3525
Jumlah 56167 58493 59697 57019 55858
6 Lulusan
SMP Orang 11531 13739 13427 14,188 14199
MTs Orang 5919 5447 5854 6,511 5968
Jumlah 17450 19186 19281 20699 20167
6 Rombel
SMP Kelas 1179 1277 1360 1,445 1,567
MTs Kelas 513 534 553 585 602
7 Sekolah
SMP Lembaga 139 143 143 157 155
MTs Lembaga 70 73 75 79 81
8 Ruang Kelas
SMP Ruang 1181 1241 1322 1,304 1499
MTs Ruang 527 560 573 601 643
9 APK SMP/MTs sederajad Prosen 84.5056 87.4603 90.3206 86.1485 85.6944
10 APM SMP/MTs sederajad Prosen 65.6763 68.2883 69.6939 66.3529 64.8659
11 APS SMP/MTS sederajad prosen 80.85 84.53 86.71
12 Angka Melanjutkan ke SLTP
Prosen 93.75 99.60 97.49 95.70 96.98
Sumber data : Profil Pendidikan Kab.Banyuwangi Tahun 2010
IV-20
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
4.2.4. Perkembangan SMA/MA/SMK dan Jumlah Anak Usia 16-18
Tahun
Gambaran perkembangan penduduk usia 16-18 tahun dan perkembangan
SMA/SMK/MA sebagaimana table 4.14. Berdasarkan Tabel dibawah ini dapat
ditunjukkan bahwa penduduk usia 16-18 tahun mengalami perubahan yang cukup
fluktuatif, sedangkan jumlah siswa terutama pada jumlah siswa kelas 1 semakin
meningkat sehingga berpengaruh pada angka melanjutkan yang mengalami
kenaikan cukup signifikan. Sedangkan pada jumlah rombongan belajar pada SMK
cukup mengalami kenaikan dibanding pada SMA. Pada Angka Partisipasi
Kasar,Angka Partisipasi murni & APS mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
IV-21
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
Tabel 4.14. Data Perkembangan Anak Usia 16-18 Tahun, Siswa,
Guru pada Tahun 2006-2010
No. Komponen Satuan Tahun
2006 2007 2008 2009 2010
1 Pend. usia 16-18 th Orang 88789 90259 90259 89,213 89,394
2 Lulusan
SMP Orang 11838 14012 13427 14,188 14199
MTs Orang 5929 5446 5854 6,511 5968
Jumlah 17767 19458 19281 20699 20167
3 Siswa baru Tk. I
SMA Orang 5995 6231 6285 6,528 6476
SMK Orang 6116 7455 8415 9,242 9309
MA Orang 1884 1796 1932 2,181 2437
Paket C Orang 436 304 379 227 320
SMALB Orang 12 11 25 20 27
Jumlah 14443 15797 17036 18198 18569
4 Siswa seluruhnya
SMA Orang 16742 17554 18039 18,378 22631
SMK Orang 15458 17562 20162 22,798 24126
MA Orang 4923 4896 5220 5750 8348
Paket C Orang 1151 1188 1359 960 1115
SMALB Orang 29 27 35 42 53
Jumlah 38303 41227 44815 47928 56273
5 Siswa Usia 16-18 thn
SMA Orang 12844 13119 13475 13,003 13605
SMK Orang 11693 12865 14644 17,168 18164
MA Orang 3948 3489 3843 4,230 4741
Paket C Orang 247 131 161 205 234
SMALB Orang 20 27 35 42 53
Jumlah 28752 29631 32158 34648 36797
6 Lulusan
SMA Orang 4736 4694 5319 5,213 5682
SMK Orang 3682 4006 4201 4,931 5887
MA Orang 1053 1167 1401 1,440 1631
7 Sekolah
SMA Lembaga 42 47 47 48 48
SMK Lembaga 33 33 32 35 35
MA Lembaga 25 24 25 28 29
8 Guru
SMA Orang 1379 1429 1409 1383 1321
SMK Orang 1100 1135 1203 1,319 1434
MA Orang 470 463 487 559 564
9 Ruang Kelas
SMA Ruang 428 447 460 479 502
SMK Ruang 286 339 393 427 466
MA Ruang 141 155 159 178 182
10 Kelas (Rombel)
SMA Kelas 436 458 479 493 514
SMK Kelas 404 459 518 578 624
MA Kelas 140 141 154 170 183
11 APK SLTA Prosen 43.14 45.68 49.65 53.72 62.95
SMA Prosen 18.86 19.45 19.99 20.60 25.32
SMK Prosen 17.41 19.46 22.34 25.55 26.99
MA Prosen 5.54 5.42 5.78 6.45 9.34
12 APM SLTA Prosen 32.38 32.83 35.63 38.84 41.16
SMA Prosen 14.47 14.53 14.93 14.58 15.22
SMK Prosen 13.17 14.25 16.22 19.24 20.32
MA Prosen 4.45 3.87 4.26 4.74 5.30
13 APS 16-18 tahun Prosen 37.77 40.48 40.91
14 Angka Melanjutkan ke SLTA
Prosen 81.29 81.19 88.36 87.92 92.08
Sumber data : Profil Pendidikan Kab.Banyuwangi Tahun 2010
IV-22
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
4.2.5. Kinerja Sistem Pendidikan Kabupaten Banyuwangi
4.2.5.1. Pemerataan Pendidikan
Perluasan akses pendidikan diarahkan untuk memperluas daya tampung
satuan pendidikan dengan tujuan akhir agar semua warga masyarakat usia
sekolah mempunyai kesempatan yang sama dalam mendapatkan layanan
pendidikan. Selama kurun waktu 2006-2015 telah dilaksanakan sejumlah program
perluasan akses pendidikan sebagai implementasi dari kebijakan pokok perluasan
dan pemerataan akses pendidikan. Pencapaian yang diperoleh dari implementasi
tersebut menunjukkan adanya peningkatan kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten
Banyuwangi selama rentang waktu lima tahun, seperti pada Tabel berikut.
Tabel 4.15 Capaian Kinerja Akses Pendidikan di Kabupaten Banyuwangi
No. Indikator Kondisi
Awal Realisasi
2006 2007 2008 2009 2010
1 APK PAUD 74,78 77,67 78,27 78,38 79,52
2 APK SD sederajat 109,61 109,23 109,19 107,8 109,8
3 APM SD sederajat 94,38 94,47 95,77 95,39 98,35
4 APK SMP/MTs sederajat 84,51 87,46 90,32 86,15 85,69
5 APM SMP/MTs sederajat 65,68 68,29 69,69 66,35 64,87
6 APK SLTA 43,14 45,68 49,65 53,72 57,69
7 APM SLTA 32,38 32,38 35,63 38,56 41,49
No. Indikator Kondisi saat ini
Proyeksi
2011 2012 2013 2014 2015
1 APK PAUD 81,66 95,00 100,00 100,00 100,00
2 APK SD sederajat 109,87 109,9 109,95 110,00 110,25
3 APM SD sederajat 98,85 98,92 98,98 99,25 99,50
4 APK SMP/MTs sederajat 86,69 88,57 90,25 93,48 95,67
5 APM SMP/MTs sederajat 65,15 66,48 68,32 69,85 70,58
6 APK SLTA 58,74 62,25 63,47 65,85 68,52
7 APM SLTA 44,5 47,28 48,87 52,46 55,85
IV-23
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
Upaya perluasan akses pendidikan telah berhasil meningkatkan angka
partisipasi kasar (APK) jenjang PAUD dari kondisi awal 74,78% pada tahun 2006
dan diperkirakan menjadi 100,00% pada tahun 2015.
Pada jenjang SD/sederajat angka partisipasi kasar (APK) sudah relatif
tinggi di atas 100,00% dan diperkirakan menjadi 110,25% pada tahun 2015.
Seiring dengan itu angka partisipasi murni (APM) juga mengalami peningkatan
dimana dari 94,38% pada tahun 2006 menjadi 98,85% pada tahun 2011dan
diperkirakan akan terus mengalami peningkatan menjadi 99,50% pada tahun
2015.
Pada jenjang SMP/MTs/sederajat APK meningkat dari 84,51% pada tahun
2006 menjadi 86,69% pada tahun 2011, dan diperkirakan akan menjadi 95,67%
pada tahun 2015. Demikian pula APK SLTA sederajat, APK meningkat dari 43,14%
pada tahun 2006 menjadi 58,74 dan diperkirakan akan menjadi 68,52% pada
tahun 2015.
1.585.225.666.958.168.50
18.2320.9822.8729.3930.6334.5135.1635.3937.8738.7638.8239.6742.2043.99
53.2254.84
65.52143.26
233.60
Kalipuro
Licin
Kalibaru
Songgon
Sempu
Kabat
Gambiran
Genteng
Bangorejo
Srono
Singojuruh
Muncar
Pesanggrahan
Wongsorejo
Siliragung
Tegaldlimo
Purwoharjo
Tegalsari
Mean
Glenmor
Rogojampi
Banyuwangi
Cluring
Glagah
GiriAPK Sekolah Per Kecamatan
96.29
98.68
99.98
100.68
101.27
102.27
104.19
104.66
105.43
106.64
106.80
107.00
107.36
107.86
107.86
108.42
110.32
111.15
111.27
111.95
113.71
115.18
115.47
118.11
123.93
Glagah
Kalipuro
Gambiran
Muncar
Singojuruh
Rogojampi
Songgon
Sempu
Srono
Wongsorejo
Cluring
Siliragung
Genteng
Pesanggrahan
Mean
Tegalsari
Tegaldlimo
Bangorejo
Kalibaru
Purwoharjo
Kabat
Glenmor
Licin
Banyuwangi
GiriAPK SD Per Kecamatan
IV-24
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
Gambar 4.6 Gambaran Capaian APK
Walaupun dari segi perluasan akses secara umum tingkat Kabupaten, hasil
yang dicapai pada tahun 2011 tersebut pada semua jenjang telah memenuhi
target, tetapi dari segi pemerataan akses antar Kecamatan terlihat disparitas APK
Sekolah yang cukup lebar. Gambar berikut berturut-turut memperlihatkan sebaran
capaian APK rata-rata sekolah, APM SD, APK SLTA, dan APK SLTA.
Gambar di atas menunjukkan bahwa capaian APK PAUD, APK SD, APK
SLTP dari 24 Kecamatan telah berhasil melewati target nasional sebesar 53,90%,
kecuali beberapa Kecamatan. Sementara itu APK SLTA sebagian kecil saja
Kecamatan telah mencapai target dan terlihat adanya disparitas yang cukup lebar
antar Kecamatan pada capaian APK SLTA kecuali Kecamatan Giri, Glagah,
Genteng, Cluring, Banyuwangi, dan Rogojampi.
Pada Gambar di atas juga memperlihatkan bahwa capaian APM SD
sederajat dari 24 Kecamatan telah melampaui target propinsi 2010 sebesar
95,00%.
43.85
44.08
47.72
49.20
49.50
56.73
57.10
57.92
59.70
71.75
73.90
75.79
75.92
77.66
78.08
82.77
84.91
85.86
87.44
89.11
89.19
95.54
101.44
109.09
150.53
Kabat
Singojuruh
Gambiran
Glagah
Kalipuro
Wongsorejo
Kalibaru
Songgon
Licin
Glenmor
Sempu
Mean
Pesanggrahan
Muncar
Banyuwangi
Tegaldlimo
Bangorejo
Srono
Siliragung
Rogojampi
Cluring
Purwoharjo
Tegalsari
Genteng
GiriAPK SLTP Menurut Kecamatan
0.00
5.95
6.71
7.00
7.27
11.00
13.89
17.01
18.81
20.04
23.28
24.35
27.11
28.75
32.04
35.05
36.23
38.82
41.67
51.15
55.11
57.62
117.94
142.49
222.45
Kalipuro
Licin
Sempu
Kabat
Songgon
Kalibaru
Gambiran
Bangorejo
Singojuruh
Siliragung
Glenmor
Srono
Muncar
Wongsorejo
Tegaldlimo
Tegalsari
Purwoharjo
Pesanggrahan
Mean
Rogojampi
Banyuwangi
Cluring
Genteng
Glagah
GiriAPK SLTA Menurut Kecamatan
IV-25
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
Data sebaran capaian APM SD menunjukkaan bahwa walaupun dari segi
perluasan akses tingkat Kecamatan telah melampaui target Kabupaten, dari segi
pemerataan akses masih terdapat disparitas antar Desa.
Pada jenjang SLTA terlihat pula disparitas dan sebaran yang cukup lebar
capaian APK antar Kecamatan, yaitu dari yang tertinggi sebesar 222,45% di
Kecamatan Giri sampai yang terendah sebesar 5,95% di Kecamatan Licin dan
Kalipuro.
Pada Gambar di atas juga dapa dilihat bahwa masih terdapat 18 dari 24
Kecamatan (75%) atau lebih dari setengah jumlah Kecamatan di Kabupaten
Bayuwangi memiliki APK SLTA di bawah target Kabupaten tahun 2011. Hal ini
menunjukkan bahwa pada jenjang pendidikan menengah atas, disparitas akses
pendidikan antarkecamatan masih cukup lebar. Disparitas capaian akses
pendidikan yang dinyatakan dalam indikator kinerja angka partisipasi pendidikan
(APM atau APK) pada jenjang pendidikan khususnya SLTA antarkecamatan masih
terjadi.
Berdasarkan APK yang dicapai sebagaimana disajikan pada Tabel 4.15
diatas, temyata APK tertinggi terdapat di tingkat SD/MI yaitu 109.19 % dan yang
terendah di tingkat SM yaitu 49.65 %. Tingginya APK adalah akibat banyaknya
siswa dari luar jumlah usia sekolah pada jenjang tertentu. APM yang tertinggi
terdapat di tingkat SD yaitu 95.37 % dan yang terendah di tingkat SM yaitu 35.63
%.
Sedangkan data APS tertinggi masih pada tingkat SD yaitu 102.74 dan
terendah pada tingkat SM yaitu sebesar 40.91 %. Berdasarkan APS ini dapat
diketahui bahwa pada tingkat SD anak usia sekolah yang bersekolah lebih banyak
dibandingkan dengan tingkat lainnya. Hal itu juga menunjukkan kinerja yang
paling baik terdapat di tingkat SD hal ini bisa terjadi disebabkan adanya penduduk
perbatasan yang masuk/sekolah di Banyuwangi. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa pada jenjang SD tingkat keberhasilannya dalam pelaksanaan
program pemerataan dan perluasan akses lebih tinggi dibandingkan dengan
pencapaian pada jenjang SMP/MTs maupun jenjang SM.Indikator lainnya rasio
siswa per sekolah menunjukan bahwa pada jenjang SM lebih tinggi (428)
dibanding pada jenjang SD (154) maupun SLTP ( 354) ,sedangkan rasio siswa per
kelas pada jenjang SLTP menunjukkan lebih tinggi (38.03) dibanding pada jenjang
SM (37,75) dan SD( 24,36). Hal tersebut menunjukkan bahwa pada jenjang SLTP
IV-26
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
jumlah siswa lebih 32/kelas (untuk sekolah rintisan SSN) sehingga masih
membutuhkan adanya tambahan Ruang kelas baru.
Rasio siswa per guru juga bervariasi dengan rasio terbesar terdapat pada
tingkat SD/MI yaitu 1 7 : 1 dan terendah terdapat pada SM yaitu 14 : 1. Besarnya
rasio siswa per guru ini menunjukan kurangnya guru di tingkat tersebut.
Sebaliknya, rasio terkecil menunjukkan cukupnya guru di tingkat tersebut.
4.2.5.2. Peningkatan Mutu Pendidikan
Indikator peningkatan mutu dapat dibedakan menjadi lima indikator mutu
diantaranya sebagai berikut:
(a) mutu masukan,
(b) mutu proses,
(c) mutu SDM,
(d) mutu fasilitas dan,
(e) biaya.
Berdasarkan mutu masukan dapat diketahui bahwa 80.06 % siswa Kelas 1
SD/MI berasal dari tamatan TK/RA atau sejenis. Berdasarkan indikator mutu
proses yaitu angka mengulang, ternyata tertinggi pada jenjang SD/MI sebesar
3.76 % dan terendah pada jenjang SLTP 0.08%, sedangkan angka putus sekolah
terjadi sebaliknya angka tertinggi pada jenjang SM sebesar 1.51 % dan terendah
pada jenjang SD/MI sebesar 0.09 %.
Ditinjau dari angka lulusan tertinggi terdapat pada jenjang SD/MI sebasar
99. 68 % dan terendah pada jenjang SLTP 93.60 % kemudian tingkat SLTA
sebesar 95.55 %. Dengan melihat ketiga indicator tersebut indicator dapat
dikatakan bahwa pada jenjang SD/MI kinerja lebih baik dibanding dengan pada
jenjang SLTP maupun SM, hal ini dapat ditunjukkan adanya angka putus sekolah
dan angka lulusan yang lebih baik.
Jika dilihat dari mutu guru, maka angka layak mengajar (jika ditinjau dari
UU No. 14 tahun 2005 tentang Dosen dan guru) ternyata angka kelayakan
mengajar tertinggi pada jenjang SLTP yaitu sebesar 88.59 % dan terendah pada
jenjang Taman Kanak-Kanak (TK) 9.75 %. Mutu Guru juga menunjukan kinerja
sekolah. Hal ini terlihat pada tingkat kesesuaian ijasah guru dengan bidang study
yang diajarkan. Untuk tingkat SLTP tingkat kesesuaian mengajar tertinggi ada
bidang studi IPS Rasio 1 : 1.01, namun kekurangan guru bidang study Bahasa
IV-27
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
Indonesia,Inggris dan IPA, sedangkan pada jenjang SMA tingkat kesesuaian
mengajar pada bidang study Bhs. Inggris, Rasio kesesuaianmengajar 1 : 0.97,
kekurangan guru bidang study Fisika, Bhs. Asing dan kelebihan guru bidang study
Biologi. Indikator berikutnya adalah mutu sarana dan prasarana pendidikan.
Ruang kelas dengan kondisi baik pada jenjang SLTP yaitu sebesar 81.00 %
sedangkan kondisi rusak berat terdapat pada jenjang SD sebesar 25.54 %.
Banyaknya ruang kelas yang rusak berat menunjukkan mutu sarana yang
buruk dan akan berdampak tidak langsung pada mutu sekolah. Indikator mutu
sarana dan prasarana lainnya adalah ketersediaan fasilitas sekolah yang ada.
Jumlah sekolah yang memiliki Perpustakaan terbesar pada tingkat SMA/MA 66.35
% yaitu sebesar dan terendah pada jenjang SD/MI sebesar 24.44 %.
Jumlah yang memiliki lapangan olah raga terbanyak terdapat pada jenjang
SD/MI 99.32 % sedangkan terendah pada jenjang SMA/MA
sebesar 62.50 %. Fasilitas lainnya yaitu ruang UKS tertinggi pada jenjang
SLTA sebesar 56.33 % dan terendah pada jenjang SD sebesar 37.93 %.
Berdasarkan indikator mutu sebagaimana diuraikan di atas maka pada jenjang
SLTA mempunyai kinerja lebih baik dari pada jenjang SD maupun SLTP.
4.2.6. Pendidikan Non-Formal
Selain melalui jalur pendidikan formal, pelayanan pendidikan
diselenggarakan pula melalui jalur pendidikan non formal . Pendidikan nonformal
diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan
yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan
formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik
dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional
serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.
Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan
anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan,
pendidikan keaksaraan, pendidikanketerampilan dan pelatihan kerja, pendidikan
kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik.
IV-28
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga
pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis
taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis. Pendidikan Keaksaraan Fungsional
adalah untuk menuntaskan tiga buta (buta aksara Latin dan Angka, Buta Bahasa
Indonesia, dan buta pendidikan dasar). Tabel 4.16 Menunjukkan banyaknya
penduduk buta huruf kelompok usia 16-44 tahun menurut jenis kelamin. Dilihat
dari prosentase penduduk buta aksara usia 16-44 tahun pada tahun 2006 maka
Angka Buta aksara bagi penduduk laki-laki 9.59% lebih rendah dibanding Angka
Buta aksara penduduk perempuan (54.79 %), pada tahun 2007 angka buta aksara
mengalami penurunan tetapi pada tahun 2008 menunjukkan adanya kenaikan.
Tabel 4.16 Jumlah Penduduk Buta Aksara Berdasarkan
Jenis Kelamin dan Umur
Jumlah Buta Huruf Pria Wanita Total % Usia 16-44 Tahun 2006 3.533 4.282 7.815 14.12 : 54.79
Usia 16-44 Tahun 2007 616 1.394 2.010 30.65 : 69.35
Usia 16-44 Tahun 2008 868 2.497 3.365 28 : 64 Sumber Data : Buku pendataan Pendidikan Non Formal Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi
Kabupaten Banyuwangi Tahun 2006 s.d 2008 Pendidikan kesetaraan terdiri
dari Paket A setara SD dan Paket B setara SMP dan Paket C setara SMA. Kejar
Paket A setara SD (untuk putus sekolah SD), dan Kejar Paket B setara SMP (untuk
putus sekolah SMP), dan Paket C untuk anak putus sekolah SLTA.
Tabel 4.17
Data Pendidikan Kesetaraan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2006-2008
Uraian Warga Belajar Kelompok Belajar
Tutor
Paket A 262 12 26
Paket B 1.015 37 206
Paket C 13.395 25 116
Pada Tabel 4.17 tampak bahwa jumlah warga belajar Paket A tahun 2007
lebih besar dibanding tahun 2006 sedangkan tahun 2008 menunjukkan angka
yang semakin meningkat mencapai 262 warga belajar , hal ini disebabkan tingkat
kesadaran masyarakat semakin tinggi untuk menuntaskan Wajar Dikdas 9 tahun,
sedangkan pada Program Paket B tahun 2007 lebih kecil dibanding tahun 2006
IV-29
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
yaitu 1.581 WB dan tahun 2007 mencapai 1.524 WB, sedangkan pada tahun 2008
mencapai 1.015 warga belajar, Ini berarti masyarakat semakin sadar akan
pentingnya pendidikan dan sadar program Wajar Dikdas 9 tahun dimana warga
masyarakat harus menamatkan pendidikan minimal tingkat SLTP . Pada Kelompok
Belajar Paket C mengalami kenaikan. Warga belajar mencapai 1151 orang tahun
2006 dan pada tahun 2007 mencapai 1.188 WB, sedangkan pada tahun 2008
mencapai 1.359 warga belajar, ini disebabkan makin banyaknya siswa putus
sekolah pada tingkat SLTA. Satuan pendidikan non formal lainnya yang
diselenggarakan oleh masyarakat /swasta adalah Pendidikan Anak Usia Dini
( PAUD) yang terdiri dari Kelompok Bermain (Play Group) , Taman Penitipan Anak
(TPA), dan atau Paud sejenis.
Tabel 4.18
Jumlah Warga Belajar Pendidikan Anak Usia Dini
Tahun Kelompok Bermain (Kel. Belajar/WB
Taman Penitipan Anak (Kel.
Belajar/WB)
PAUD Sejenis (Kel.
Belajar/WB)
2006 16/471 2/20 17/446
2007 44/1225 1/11 60/1675
2008 197/4953 2/568 16/2363
Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa perkembangan Pendidikan
Anak Usia Dini (Paud) non formal ini mengalami perubahan yang cukup signifikan,
hal ini disebabkan masyarakat sudah semakin menyadari betapa pentingnya
pendidikan bagi anak sejak usia dini. Sedangkan untuk perkembangan Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat ( PKBM ) yang menyelenggarakan pendidikan non
formal bagi masyarakat melalui penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Keaksaraan serta penyelenggaraan Kursus-kursus cukup mengalami
perkembangan yang menggembirakan pada tahun 2006 jumlah PKBM mencapai
28 Kelompok Belajar dengan jumlah warga belajar 3586 WB, pada tahun 2007
mengalami perkembangan hingga mencapai 50 Kelompok Belajar dengan jumlah
warga belajar mencapai 3586 Warga Belajar dan pada tahun 2008 berkembang
mencapai 193 Kelompok Belajar dengan jumlah warga belajar mencapai 5.606
WB.
IV-30
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
4.2.7. Keragaman Akses Pendidikan Antar Kecamatan
1) Akses Terhadap Pendidikan SD/MI
Dalam menggambarkan kondisi akses terhadap pendidikan dasar di
Kabupaten Banyuwangi digunakan data tahun 2007/2008 dan 2008/2009. Pada
tahun 2007/2008, APM SD/MI mencapai 94.99%, sedangkan tahun 2008/2009
sebesar 95.77%. Dibanding dengan rerata Kabupaten, akses terhadap pendidikan
SD/MI pada tingkat Kecamatan menunjukkan adanya keragaman. Keragaman
tersebut dari tertinggi APK 133.55% sampai terendah 93.39%. Secara keseluruhan
dibandingkan dengan rerata Kabupaten, 10 Kecamatan yang memiliki angka
partisipasi kasar tertinggi adalah Kecamatan Giri, Banyuwangi, Licin, Kabat,
Glenmore, Kalibaru, Wongsorejo, Genteng,Bangorejo,Purwoharjo dan Kecamatan
Tegaldlimo.
Sebaliknya Kecamatan yang proporsi anak usia 7-12 tahun yang terlayani
pendidikan paling rendah adalah Kecamatan Glagah dengan APK < 100 % . Pada
tahun 2008/2009, keragaman APK tiap Kecamatan dari yang tertinggi sebesar
133.55% hingga terendah, yaitu 93.39%. Keduanya secara berurutan adalah Kec.
Giri dan Kecamatan Glagah. Untuk 4 Kecamatan dengan APM tertinggi masing-
masing adalah Kecamatan Giri, Banyuwangi, Glenmore dan Kalibaru. Sedangkan 4
terendah terdapat di Kecamatan Glagah, Singojuruh, Pesanggaran, dan
Kecamatan Kalipuro.
Dari data tersebut terlihat bahwa seluruh Kecamatan sudah tuntas
terlayani pendidikannya bagi anak usia 7-12 tahun sehingga mereka dapat
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sebaran rata-rata APK dan
APM Kabupaten Banyuwangi tahun 2008/2009.
IV-31
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
Tabel 4.19 Keragaman APK dan APM SD/MI tiap Kecamatan
Tahun 2007/2008 dan 2008/2009
Sumber : Data Profil Pendidikan Kab.Banyuwangi tahun 2008/2009
IV-32
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
Tabel 4.20 Sebaran Rata-rata APK dan APM Tingkat SD/MI
Kabupaten Banyuwangi Tahun 2008/2009
Sumber Data : Profil Pendidikan Kab.Banyuwangi tahun 2008/2009
Akses SMP/MTs
Dalam menggambarkan kondisi akses terhadap pendidikan dasar
(SMP+MTs ) digunakan data tahun 2007/2008 dan 2008/2009. Pada tahun
2007/2008, tercatat APK tingkat SMP/MTs mencapai 87.51% , tahun 2008/2009
mencapai 90,32 % sedangkan APM SMP/MTs tahun 2007/2008 mencapai 65.89
%, dan tahun 2008/2009 mencapai sebesar 69.69%.
Dibandingkan dengan rerata Kabupaten, akses terhadap pendidikan
SMP/MTs pada tingkat Kecamatan menunjukkan adanya keragaman. Keragaman
tersebut dari setinggi 165.10 % adalah Kecamatan Giri dan terendah 55.85 %
adalah Kecamatan Singojuruh pada Tahun 2007/2008, sedangkan tahun
2008/2009 tertinggi 157.55 % Kecamatan Giri dan terendah 56.46 % Kecamatan
Pesanggaran.
Dari data 2008/2009 yang disajikan dapat terlihat bahwa 14 Kecamatan
masih terdapat anak usia 13-15 tahun yang belum terlayani pendidikannya ( APK
< 90 % ) dan ini mengindikasikan perlunya upaya penuntasan wajib belajar
pendidikan dasar yang lebih terutama terhadap Kecamatan yang APM nya masih
di bawah rerata Kabupaten.
Sebaran rata-rata APK dan APM Kabupaten Banyuwangi tahun 2008/2009
seperti pada Tabel 4.21.
IV-33
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
Tabel 4.21 Keragaman APK dan APM SMP/MTs tiap Kecamatan
Tahun 2007/2008 dan 2008/2009
Sumber data : Profil Pendidikan 2008-2009
.
IV-34
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
Tabel 4.22 Sebaran Rata-Rata APK dan APM Tingkat SMP/MTs
Kabupaten Banyuwangi Tahun 2008/2009
Sumber data : Profil Pendidikan 2008-2009
Akses SMA/SMK/MA
Dalam menggambarkan kondisi akses terhadap pendidikan menengah
(SMA/SMK/MA) digunakan data tahun 2007/2008 dan 2008/2009. Pada tahun
2007/2008, tercatat APK mencapai 43.17% dan tahun 2008/2009 mencapai
49.55%, sedangkan APM SMA/SMK/MA di mencapai 32.38 %, sedangkan tahun
2008/2009 sebesar 35.63%.
Dibandingkan dengan rerata Kabupaten, akses terhadap pendidikan
SMA/SMK/MA pada tingkat Kecamatan menunjukkan adanya keragaman.
Keragaman tersebut dari APK sebesar 251.44% adalah Kecamatan Giri dan
terendah 4.77% adalah Kecamatan Kalipuro pada Tahun 2007/2008, sedangkan
tahun 2008/2009 APK tertinggi 266.99 % dan terendah 7.55 % di Kecamatan
Kalipuro.
Dari data berikut terlihat bahwa hampir seluruh Kecamatan masih terdapat
anak usia 16-18 tahun yang belum/tidak dapat menikmati pendidikannya dan ini
mengindikasikan perlunya upaya motivasi dan dorongan yang lebih terutama
terhadap Kecamatan yang APK/APM nya masih di bawah rerata Kabupaten.
IV-35
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
Tabel 4.23 Keragaman APK dan APM SMA/SMK/MA tiap Kecamatan
Tahun 2007/2008 dan 2008/2009
Sumber data : Profil Pendidikan 2008-2009
Tabel 4.24 Sebaran Rata-rata APK dan APM Tingkat SMA/SMK/MA
Kabupaten Banyuwangi Tahun 2008/2009
Sumber data : Profil Pendidikan 2008-2009
IV-36
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
4.2.8. Keragaman Berbagai Akses Internal Kinerja Sistem Kependidikan
Secara spesifik berbagai aspek sebagai faktor internal, kinerja sistem
pendidikan diantaranya dipengaruhi oleh :
(a) tenaga kependidikan (tenaga guru),
(b) sarana prasarana (lembaga/ sekolah) dan,
(c) peserta didik (siswa didik).
Sebagai gambaran secara lebih lanjut kinerja system pendidikan dapat
dilihat pada gambar berikut.
Gambar 4.7 Sebaran Keragaan Tenaga Pendidik pada Semua Jenjang Pendidikan
Tahun 2010
IV-37
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
Gambar 4.8 Sebaran Keragaan Jumlah Lembaga Sekolah pada
Semua Jenjang Pendidikan Tahun 2010
Gambar 4.9 Sebaran Keragaan Jumlah Peserta/Siswa Didik pada
Semua Jenjang Pendidikan Tahun 2010
Pendidikan diperuntukkan bagi seluruh masyarakat Indonesia dan salah
satu tujuannya meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan penduduk secara
masksimal. Dengan demikian sasaran kegiatan pendidikan adalah penduduk, oleh
karenanya aspek-aspek kependudukan, dinamika penduduk dan masalah yang
ditemui dalam masyarakat akan sangat mempengaruhi pendidikan, sehingga
aspek kependudukan perlu dipertimbangkan dalam perencanaan pembangunan
pendidikan.
Sebagai salah satu kebutuhan dasar, fasilitas pendidikan yang terdapat di
Kabupaten Banyuwangi terdiri dari TK, SD, SLTP, SMU, PT. Adapun kebutuhan
fasilitas pendidikan di masa yang akan datang adalah sebagai berikut: TK (usia 5-6
th), standar teknis fasilitas pendidikan TK meliputi 2 ruang kelas masing-masing
berjumlah 35-40, radius maks 500 m untuk melayani 1.000 penduduk, dengan
luas lahan 1.200 m2 dan skala pelayanan unit lingkungan atau di tengah kelompok
perumahan. Jumlah fasilitas pendidikan TK di Kabupaten Banyuwangi tahun 2004
sebanyak 581 unit sedangkan berdasarkan hasil proyeksi menunjukkan bahwa
kebutuhan fasilitas pendidikan untuk TK tidak memerlukan penambahan karena
fasilitas pendidikan yang ada saat ini telah cukup untuk melayani kebutuhan
masyarakat. SD (Usia 6-12 th), standar untuk SD adalah 6 ruang kelas masing-
IV-38
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
masing 30 murid dengan radius maks. 500 m untuk melayani 1.600 penduduk,
dengan luas lahan 3.600 m2, dan skala pelayanan unit lingkungan. Berdasarkan
hasil prediksi kebutuhan fasilitas Sekolah Dasar juga tidak memerlukan
penambahan. Bahkan berdasarkan hasil kajian dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Banyuwangi terjadi inefisiensi pelayanan SD (kondisi
eksisting) baik dilihat dari kurangnya peserta didik maupun letak antara SD yang
satu dengan lainnya yang saling berdekatan. Sehingga kemudian dilakukan
kebijakan pengurangan/penggabungan jumlah SD mulai tahun 2005 menjadi.
SLTP (usia 13-15), standard kebutuhan SLTP adalah 3 ruang kelas masing-masing
menampung 30 murid untuk melayani 4.800 penduduk, dengan luas lahan 2.700
m2. Dan skala pelayanan bagian wilayah kota. Kebutuhan SLTP di Kabupaten
Banyuwangi tidak mengalami penambahan. SMU (Usia 16-18), standard
kebutuhan SMU adalah untuk 3 ruang kelas masing-masing menampung sebanyak
30 murid untuk melayani 4.800 penduduk dengan luas lahan 2.700 m2 dan skala
pelayanan bagian wilayah kota. Jumlah SMU yang ada telah mencukupi sehingga
tidak ada penambahan Perguruan Tinggi (Usia 19-24) berdasarkan standard
melayani penduduk 70.000 jiwa, hingga akhir tahun perencanaan tidak ada
penambahan Perguruan Tinggi. Kebutuhan dan luas lahan fasilitas pendidikan tiap
kecamatan.
Tabel 4.25 Kebutuhan dan Luas Lahan Fasilitas Pendidikan
Kabupaten Banyuwangi Tahun2010-2029
Fasilitas
2007 2010 2015 2020 2025 2029
unit unit Ha unit Ha unit Ha unit Ha unit Ha
TK 683 53 6.35 54 6.50 56 6.66 57 6.82 55 6.61
SD 1080 102 36.81 105 37.69 107 38.61 110 39.52 112 40.29
SLTP 216 18 4.86 18 4.98 19 5.10 22 5.94 22 5.94
SMA 104 19 5.12 19 5.24 20 5.37 23 6.21 23 6.21
PT 7 2 1.17 2 1.20 2 1.23 3 1.26 3 1.28
Sumber : Hasil Analisis, 2009 Keterangan :
: Kondisi eksisting : Kebutuhan fasilitas pendidikan ideal berdasarkan standard pelayanan penduduk
IV-39
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
4.3. Indikator Capaian Kinerja Pendidikan Daerah Tahun 2010/2011
4.3.1. Ketersediaan (Availability)
Capaian Kinerja berdasarkan pilar kebijakan Ketersediaan menunjukkan
perbandingan ketujuh indikator Ketersediaan antar jenjang pendidikan secara
berurutan sebagaimana tabel 4.31 sampai dengan Tabel 4.35 berikut.
Tabel 4.26.
Perbandingan Indikator Kebijakan Ketersediaan
Tahun 2010/2011
No.
Jenis
Indikator TK+RA SD+MI SMP+MTs SM+MA
1 R-S/Sek 50.01 170.5 307.9 443.5
2 R-S/K 25.23 25.13 35.29 32.37
3 R-K/RK 0.99 1.25 1 1.38
4 R-S/G 17.98 16.48 15.27 15.41
5 % RK Baik 72.13 69.29 82.88 88.25
6
%
Laboratorium 0 9.12 55.08 192.79
7 AMK/AM 0 60.14 96.98 88.39
Tabel 4.27.
Indikator Ketersediaan Sarpras dan PTK TK-RA
Tahun 2010/2011
No. Indikator TK RA TK+RA
1 Rasio Siswa/ Sekolah 57.33 91.50 59.01
2 Rasio Siswa/Kelas 25.21 25.50 25.23
3 Rasio Kelas/Ruang Kelas 0.97 1.40 0.99
4 Rasio Siswa/Guru 17.90 18.97 17.98
5 Persentase Kondisi Ruang Kelas
a. Baik 71.69 75 71.92
b. Rusak Ringan 7.21 5.30 7.07
c. Rusak Berat 21.10 19.70 21.00
6 Angka Masukan Kasar (AMK) 41.70 4.23 36.94
IV-40
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
Tabel 4.28.
Indikator Ketersediaan Sarpras dan PTK SD-MI
Tahun 2010/2011
Tabel 4.29.
Indikator Ketersediaan Sarpras dan PTK SMP-MTs
Tahun 2010/2011
No. Indikator SD MI SD+MI
1 Rasio Siswa/ Sekolah 180.45 135.98 170.5
2 Rasio Siswa/Kelas 26.15 21.22 25.13
3 Rasio Kelas/Ruang Kelas 0.98 1.01 1.25
4 Rasio Siswa/Guru 17.12 14.01 16.48
5
Persentase Kondisi Ruang
Kelas
a. Baik 68.73% 71.32% 69.29%
b. Rusak Ringan 20.53% 20.01% 20.42%
c. Rusak Berat 10.73% 8.67% 10.29%
6 Persentase Fasilitas Sekolah
a. Perpustakaan 35.74% 75.72% 45.16%
b. Lapangan Olah Raga 100% 100% 100%
c. U K S 34.22% 58.44% 39.92%
d. Laboratorium 8.11 13.99 9.12
7 Angka Masukan Kasar (AMK) 45.85% 14.29% 60.14%
No. Indikator SMP MTs SMP+MTs
1 Rasio Siswa/ Sekolah 327.61 265.95 307.9
2 Rasio Siswa/Kelas 34.45 36.82 35.29
3 Rasio Kelas/Ruang Kelas 1.04 0.90 1.00
4 Rasio Siswa/Guru 15.84 13.87 15.27
5 Persentase Kondisi Ruang Kelas
a. Baik 83.81 80.83 82.88
b. Rusak Ringan 11.19 13.45 11.90
c. Rusak Berat 5.00 5.72 5.22
6 Persentase Fasilitas Sekolah
a. Perpustakaan 64.52 35.80 54.66
b. Lapangan Olah Raga 100 100 100
c. U K S 48.39 32.10 42.80
d. Laboratorium 70.32 97.53 55.08
7 Angka Melanjutkan (AM) 68.66 28.31 96.98
IV-41
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
Tabel 4.30.
Indikator Ketersediaan Sarpras dan PTK SMA-SMK-MA
Tahun 2010/2011
Dari Tabel 4.31, makin tinggi jenjang pendidikan makin padat sekolah (R-
S/Sek). Hal ini dinilai wajar karena jangkauan anak pada jenjang yang tinggi makin
luas (R-S/Sek di SM paling tinggi (443.5) dan terkecil TK (50.01) sedangkan SD
(170.5) dan SMP (307.9). Kepadatan kelas makin tinggi seiring dengan jenjang
pendidikan juga makin padat, ditandai dengan R-S/K mendekati standar ideal (40).
Terbesar SMP dan SM (35.29) terkecil SD (25.13) sedangkan TK (25.23). Dengan
demikian, di SMP dan SM lebih efisien penggunaan kelas daripada di SD dan TK. Hal
No. Indikator SMA SMK MA
SMA+SMK
+MA
1 Rasio Siswa/ Sekolah 389.03 689.11 227.93 443.5
2 Rasio Siswa/Kelas 36.33 29.41 34.13 32.37
3
Rasio Kelas/Ruang
Kelas 1.04 1.92 1.02 1.38
4 Rasio Siswa/Guru 13.77 18.70 11.62 15.41
5
Persentase Kondisi
Ruang Kelas
a. Baik 89.72 91.33 77.05 88.25
b. Rusak Ringan 6.05 18.03 6.79 8.32
c. Rusak Berat 4.23 1.87 4.92 3.44
6
Persentase Fasilitas
Sekolah
a. Perpustakaan 58.33 48.57 67.86 57.66
b. Lapangan Olah Raga 89.58 97.14 100 94.59
c. U K S 70.83 57.14 42.86 59.46
d. Laboratorium 214.58 185.71 154.29 192.79
e. Ketrampilan 14.58 57.14 42.86 15.32
f. Bimbingan
Penyuluhan 87.50 94.29 46.43 79.28
g.Serba Guna 45.83 25.71 25.00 34.23
h. Bengkel 0 137.14 0 137.14
i. Ruang Paraktik 0 88.57 0 88.57
7
Angka Melanjutkan
(AM) dari SLTP 32.54 44.25 11.80 88.39
IV-42
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
ini juga berarti makin sedikit sekolah pada jenjang yang makin tinggi (SM), makin
banyak sekolah pada jenjang yang makin rendah (SD).
Dalam pemanfaatan ruang kelas, TK paling sedikit (R-K/RK untuk :TK 0.99, SMP
1,00, SD 1,25, tertinggi SM 1,38). Hal ini berarti, sebesar 0.01% ruang kelas TK tidak
digunakan untuk kegiatan belajar, ruang kelas SMP tercukupi, sedangkan ruang
kelas pada SM terjadi kekurangan sebesar 0.38% dan ruang kelas SD kurang sebesar
0.25%. Hal ini menunjukkan bahwa di TK telah kelebihan ruang kelas, sedangkan di
SM, dan SD masih kekurangan ruang kelas.
Dari segi guru, makin tinggi jenjang pendidikan kebutuhan guru per siswa
makin sedikit. R-S/G sebesar 17.98 (TK) turun menjadi 16.48 (SD) dan menjadi 15.27
(SMP), tetapi naik menjadi 15.41 di SM.
Dari segi sarana prasarana, %RKb TK (72.13%), selanjutnya makin tinggi
jenjang pendidikan kondisinya makin baik. Kecuali di tingkat SD. Persen (%) RKb
sebesar 69.29% (ingkat SD), meningkat menjadi 82.88% (SMP), menjadi 88.25%
(SM). Hal ini menunjukkan bahwa lokasi SM berada di daerah kota Kecamatan/
ibukota kabupaten, sedangkan lokasi SD banyak di daerah sulit/ terpencil dan
merupakan gedung inpres.
Sarana prasarana laboratorium, makin tinggi jenjang pendidikan %Lab makin
bagus, tingkat SD IPA (9.12), SMP (55.08%), dan SM (192.79%). Besarnya %Lab SM
ini karena lebih dari separuh SM yang ada memiliki laboratorium lebih dari 1 dan
lokasi SM berada di perkotaan/ ibukota kabupaten sehingga fasilitasnya lebih mudah
diperoleh.
Akses masuk sekolah, untuk TK dan SD (AMK), jenjang lainnya (AM). Akses
masuk ke sekolah SMP paling tinggi (96.98%), TK terendah (36.94%). AMK SD
(60.14%), SMP (96.98%). Besarnya AM ke SMP karena masyarakat menyadari
pentingnya pendidikan terutama dalam rangka Wajar Dikdas 9 tahun dan adanya
IV-43
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
kebijakan Pemerintah terhadap pendidikan gratis bagi SD dan SLTP. Sedangkan AM
Ke SLTA sebesar 88.39.
Tabel4.34 sampai 4.35 terlihat bahwa sarana prasarana (R-S/Sek) paling
padat adalah SM (443.5). Hal ini disebabkan karena terbatasnya jumlah lembaga SM,
sedangkan R-S/K yang paling padat pada jenjang SMP (35.29). Rasio R-K/RK yang
paling tinggi pada TK (0.99), sedang SMP (1.00 ), SM (1.38), SD (1.25). Rasio R-S/G
paling tinggi pada TK (17.98) mengingat kebutuhan guru di TK lebih banyak (fungsi
membimbing dan mengawasi)
Persen (%) Ruang Kelas baik (RKb) pada TK+RA (71.92), SD+MI (69.29),
selanjutnya terlihat bahwa makin tinggi jenjang pendidikan kondisinya makin baik.
Persen (%) Ruang Kelas Baik (RKb) di SMP+MTs (82.88), dan SM+MA (88.25). Hal
ini karena kebanyakan lokasi SM+MA berada di daerah kota/ ibukota kabupaten dan
lokasi SD+MI banyak di daerah sulit dan terpencil.
4.3.2. Keterjangkauan (Affordability)
Tabel 4.31.
Jumlah Anggaran Pendidikan yang berasal dari APBD
dan APBN Tahun 2010/2011
No. Jenis Anggaran APBD APBD PROV APBN TOTAL
1 2 3 4 5 6
1 Anggaran Pendidikan 99,358,423,000 15,191,710,000 1,863,645,000 116,413,778,000
Anggaran Pendidikan Seluruh 832,665,000 0
2 Anggaran PAUD 2,735,000,000 50,000,000 626,500,000 3,411,500,000
3 Anggaran SD/MI 42,976,138,000 0 0 42,976,138,000
a. Anggaran SD
0
b. Anggaran MI
0
4 Anggaran SMP/MTs 20,871,065,000 12,304,710,000 86,302,654,500 119,478,429,500
a. Anggaran SMP
0
b. Anggaran MTs
0
5 Anggaran SM/MA/SMK 30,553,050,000 1,325,000,000 1,664,250,000 33,542,300,000
IV-44
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
No. Jenis Anggaran APBD APBD PROV APBN TOTAL
a. Anggaran SMA
0
b. Anggaran MA
0
c. Anggaran SMK
0
6
Anggaran Keaksaraan Fungsional 0 1,150,000,000 1,863,645,000 3,013,645,000
7
Anggaran PAUD (PAUD Non Formal) 0 0 0 0
8
Anggaran Kesetaraan (Paket A, B dan C) 107,025,000 0 0 107,025,000
9 Anggaran Kursus 129,180,000 0 0 129,180,000
10 Anggaran Kepemudaan 100,000,000 0 0 100,000,000
11
Anggaran Pembinaan Keolahragaan 325,175,000 0 0 325, 000175,
Pada Tabel 4.36, jumlah anggaran APBD Rp.99.358.423.000 dan APBN
Rp.1.863.645.000. Jumlah tersebut masih belum mencukupi untuk biaya operasional
SD/SMP/SM ,karena biaya yang dibutuhkan kurang dari kebutuhan sebenarnya. Agar
tidak membebani masyarakat/ orang tua dibutuhkan anggaran diatas 30 % dari
anggaran yang sudah terpenuhi dari APBD dan APBN sebesar Rp. 116.413.778.000.
Pada Tabel 4.37, tingkat kesulitan ke SD+MI (kategori sulit sekali : 26 SD),
Tingkat kesulitan (sulit sekali ke SMP+MTs: 7sekolah), dan tingkat kesulitan ke
SM+MA hampir tidak ada karena lokasi SM berada di perkotaan/minimal ibu kota
Kecamatan/Kabupaten.
IV-45
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
Tabel 4.32.
Jumlah desa, Desa terpencil dan tingkat kesulitan ke sekolah
Tahun 2010/2011
Kab/Kota
Desa/
Kel Desa
Tingkat kesulitan ke
SD+MI
Tingkat kesulitan
keSLTP+MTs
Tingkat kesulitan ke
SM + MA
Sektor
Dominan
Seluruh Terting
gal
Mudah
1)
Sulit
2)
Sulit
Sekali
3)
Mudah
1)
Sulit
2)
Sulit
Sekali
3)
Mudah
1)
Sulit
2)
Sulit
Sekali
3)
1*) 2*) 3*)
Pesanggaran 5 0 33 4 8 4 3 0 5 0 0 1 2 5
Bangorejo 7 0 48 2 0 7 0 0 3 0 0 1
Purwoharjo 8 0 32 0 0 12 0 0 4 0 0 1
Tegaldlimo 9 0 49 0 0 9 0 0 6 0 0 1
Muncar 10 0 66 0 0 19 0 0 8 0 0 1
Cluring 9 0 58 0 0 10 0 0 5 0 0 1
Gambiran 6 0 40 0 0 7 0 0 3 0 0 1
Glenmore 7 0 45 8 3 11 3 0 6 0 0 1
Kalibaru 6 0 34 2 1 6 0 2 3 0 0 1
Genteng 5 0 45 0 0 17 0 0 12 0 0 6 7 9
Srono 10 0 64 0 0 15 0 0 8 0 0 1
Rogojampi 18 0 58 0 0 12 0 0 5 0 0 1 2 3
Kabat 16 0 50 4 3 8 0 0 3 0 0 1
Singojuruh 11 0 32 0 0 4 0 0 3 0 0 1
Sempu 7 0 39 2 0 11 0 0 1 0 0 1
Songgon 9 0 35 2 2 7 0 0 2 1 0 1
Glagah 10 0 19 1 1 3 0 0 2 0 0 1 5
Banyuwangi 18 0 45 0 0 12 0 0 8 0 0 6 7 8
Giri 6 0 23 0 0 6 0 0 6 0 0 1
Kalipuro 9 0 39 2 3 9 2 2 3 0 0 1
Wongsorejo 12 0 47 3 2 10 2 2 5 2 0 1
Licin 8 0 38 2 3 2 2 1 1 0 0 1 2
Tegalsari 6 0 36 0 0 8 0 0 3 1 0 1
Silragung 5 0 36 0 0 8 0 0 2 0 0 1
Jumlah 217 0 1,011 32 26 217 12 7 107 4 0 34 25 25
4.3.3. Kualitas dan Relevansi (Quality and Relevance)
Capaian kinerja berdasarkan pilar kualitas dan relevansi pendidikan
secara berturut-turut disajikan pada tabel 4.38 sampai tabel 4.41. Pada
Tabel tersebut terlihat bahwa Rata-rata UN SLTP adalah 7.52 dan SM
adalah 7.60, hal ini disebabkan kurangnya guru yang berkelayakan dan
kesesuain guru mengajar didasarkan pada ijasah yang diampunya.
Makin tinggi jenjang pendidikan makin rendah APK. Pada jenjang
TK sebesar 81.86 juga masih rendah dikarenakan belum merupakan
IV-46
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
prasyarat untuk masuk SD. Tingginya APK di tingkat SD adalah akibat
banyaknya siswa usia diluar usia sekolah yang diprasyaratkan dijenjang
tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jenjang SD mempunyai
APK yang lebih baik dibandingkan dengan tingkat lainnya. Bila dilihat dari
desa dan kota APK tingkat SD dan SMP yang lebih tinggi yakni APK kota
SD sebesar 111.20,APK desa 112.87 di SMP APK Kota 90.49 dan Desa
121.39.
Angka kelayakan guru mengajar menunjukkan bahwa, makin tinggi
jenjang pendidikan %GL makin tinggi . Persen (%) Guru layak (GL) TK+RA
(21.87%), SD+MI (60.79%), SMP+MTs (85.69%), dan 90.76% di SM+MA.
Hal ini menunjukkan bahwa makin rendah jenjang pendidikan ternyata
guru yang berkualifikasi Sarjana atau S1 makin kecil. Hal ini dapat
dipahami karena standar guru layak di TK+RA dan SD+MI mengalami
peningkatan dari Diploma 2 menjadi sarjana (S1) atau Diploma 4 (D4).
Persentase guru layak mengajar terbesar di tingkat SM (90.76)
dan guru layak mengajar terendah pada tingkat TK/RA. Ketersediaan guru
menunjukkan kinerja sekolah yang dapat dilihat dari kesesuaian ijazah
guru dengan bidang studi yang diajarkan.
Untuk Angka Putus Sekolah (APS), makin tinggi jenjang pendidikan
semakin tinggi angka putus sekolahnya (SD 0.05%, SMP 0.39 %dan SM
1.01%). Besarnya Angka Putus Sekolah di SM karena semakin tinggi
jenjang sekolah semakin banyak anak rawan putus sekolah. Padahal
makin kecil APS makin baik dengan standar ideal (0,00%). Sebaliknya,
untuk Angka Mengulang ( AU) ternyata makin tinggi jenjang pendidikan
makin kecil siswa yang mengulang yaitu SD 3.23 %, SMP 0.22%, dan
SM 0.29% Dengan demikian, Angka Mengulang makin baik atau
IV-47
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
mendekati standar ideal (0,00%). Hal ini menunjukkan bahwa mereka yang
masuk di SM makin terseleksi sehingga AU makin kecil.
Berdasarkan indikator kualitas dan relevansi (angka mengulang,
angka putus sekolah, dan angka lulusan) terlihat bahwa Angka mengulang
terbesar pada tingkat SD/MI (3.23%), terendah pada tingkat SMP (0.22%).
Angka putus sekolah terbesar pada tingkat SM (1.01%), terendah tingkat
SD (0.05%). Angka lulusan tertinggi pada tingkat SM (99.59) dan terendah
pada tingkat SMP (98.01%). Dari ketiga indikator kualitas dan relevansi
ini terlihat kinerja terbaik pada tingkat SMP yang ditunjukkan dengan
adanya angka mengulang dan putus sekolah paling rendah serta angka
lulusan yang paling tinggi.
Koefisien Efisiensi (KE) tertinggi pada SD (97.36 %), sedangkan
KE pada SM paling rendah (95.73%). Siswa yang bertahan di sekolah
dihitung dari AB ( Angka Bertahan ), dimana Angka Bertahan (AB) SD
(98.22%), SMP (98.59%) dan SM (98.59%).
Rata-rata Lama Belajar Lulusan (RLBL) tertinggi pada SD (6.05)
sedangkan RLBL pada SMP/SM paling rendah (3.05) sehingga
menyebabkan semakin besarnya tenaga, waktu dan biaya yang digunakan
dalam proses belajar mengajar dan pendidikan menjadi tidak efisien. Tahun
Masukan Lulusan (TML) yang tertinggi pada SMP/SM (3.15), sedangkan
TML pada SD paling rendah (6.22).
IV-48
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
Tabel 4.33.
Indikator Kualitas dan Relevansi TK/RA Tahun 2010/2011
No. Indikator TK RA TK+RA
1 APK 75.48 6.23 81.86
a. Kota 72.27 8.23 71.06
b. Desa 68.95 2.01 80.64
2 APM 49.25 4.20 53.60
3 Angka Kelayakan Guru Mengajar *
a. Layak 21.84 28.05 21.87
b. Tidak Layak 78.16 82.95 79.23
Tabel 4.34.
Indikator Kualitas dan Relevansi SD/ MI Tahun 2010/2011
No. Indikator SD MI SD/MI
1 Rata-Rata UN 6.84 6.74 6.79
2 APK 143.09 35.62
a. Kota 98.01 23.93 111.20
b. Desa 88.70 27.02 112.87
3 APM 79.32 24.20 98.47
4
Angka Kelayakan
Guru Mengajar
a. Layak 63.21 52.25 60.79
b. Tidak
Layak 26.79 47.75 39.21
5
Persentase
Kesesuaian Guru
Mengajar
a. PPKN
b. Pendidikan
Agama
c. Bahasa Indonesia
d. Bahasa Inggris
e. Sejarah dan
Sejarah Budaya
f. Pendidikan
Jasmani
g. Matematika
h. I P A
i. I P S
j. Seni dan Kerajinan
IV-49
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
No. Indikator SD MI SD/MI
k. Muatan Lokal
l. B P
m. Lain-Lain
6
Angka Putus
Sekolah 0.04 0.11 0.05
7 Angka Mengulang 3.69 1.12 3.23
8 Angka Lulusan 99.49 99.46 99.48
9 Angka Bertahan 98.22 98.22 98.22
10 Koefisien Efisiensi 97.36 97.36 97.36
11
Rata - Rata Lama
Belajar 6.05 6.05 6.05
12
Tahun Masukan Per
Lulusan 6.22 6.22 6.22
Tabel 4.35.
Indikator Kualitas dan Relevansi SMP/MTs Tahun 2010/2011
No. Indikator SMP MTs SMP+MTs
1 Rata-Rata UN 7.52 7.43 4.47
2 APK
a. Kota 89.93 31.46 90.49
b. Desa 60.32 30.16 121.39
3 APM 47.27 24.45 71.73
4
Angka Kelayakan Guru
Mengajar
a. Layak 88.71 79.46 85.69
b. Tidak Layak 11.29 20.44 14.31
5
Persentase Kesesuaian
Guru Mengajar
a. PPKN
b. Pendidikan Agama
c. Bahasa Indonesia
d. Bahasa Inggris
e. Sejarah dan Sejarah
Budaya
f. Pendidikan Jasmani
g. Matematika
h. I P A
i. I P S
j. Seni dan Kerajinan
IV-50
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
No. Indikator SMP MTs SMP+MTs
k. Muatan Lokal
l. B P
m. Lain-Lain
6 Angka Putus Sekolah 0.48 0.17 0.39
7 Angka Mengulang 10.28 0.08 0.22
8 Angka Lulusan 98.04 97.93 98.01
9 Angka Bertahan 98.59 98.59 98.59
10 Koefisien Efisiensi 95.73 95.73 95.73
11
Rata - Rata Lama
Belajar 3.05 3.05 3.05
12
Tahun Masukan Per
Lulusan 3.15 3.15 3.15
Tabel 4.36.
Indikator Kualitas dan Relevansi SMA/MA/SMK Tahun 2010/2011
No. Indikator SMA MA SMK
SM/MA/
SMK
1 Rata-Rata UN 7.60 7.22 7.79 7.54
2 APK
a. Kota 39.50 6.35 78.46 100.15
b. Desa 19.44 6.67 20.38 51.32
3 APM 15.54 5.40 20.32 41.26
4
Angka Kelayakan
Guru Mengajar
a. Layak 92.18 86.52 91.24 90.76
b. Tidak Layak 7.82 13.48 8.76 9.24
5
Persentase Kesesuaian
Guru Mengajar
a. PPKN
b. Pendidikan Agama
c. Bahasa Indonesia
d. Bahasa Inggris
e. Sejarah dan Sejarah
Budaya
f. Pendidikan Jasmani
g. Matematika
h. I P A
i. I P S
j. Seni dan Kerajinan
IV-51
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
No. Indikator SMA MA SMK
SM/MA/
SMK
k. Muatan Lokal
l. B P
m. Lain-Lain
6 Angka Putus Sekolah 1.03 0 1.10 1.01
7 Angka Mengulang 0.00 0.07 0.31 0.29
8 Angka Lulusan 99.41 99.88 99.70 99.59
9 Angka Bertahan 98.59 98.59 98.59 98.59
10 Koefisien Efisiensi 95.73 95.73 95.73 95.73
11
Rata - Rata Lama
Belajar 3.05 3.05 3.05 3.05
12
Tahun Masukan Per
Lulusan 3.15 3.15 3.15 3.15
4.3.4. Kesetaraan (Equality)
Capaian kinerja pendidikan berdasar pada pilar kebijakan Kesetaraan pada
masing-masing jenjang pendidikan secara berturut-turut disajikan pada tabel 4.42
sampai dengan tabel 4.47 berikut.
Tabel 4.37.
Indikator Kesetaraan TK–SMP/MTs Tahun 2010/2011
No. Indikator TK RA TK+RA
1 Angka Partisipasi Kasar (APK)
a. Laki-Laki 74.90 6.18 81.08
b. Perempuan 76.76 6.29 83.04
2 Angka Partisipasi Murni (APM)
a. Laki-Laki 48.77 4.17 52.94
b. Perempuan 50.85 4.24 55.09
3 Angka Masukan Kasar (AMK)
a. Laki-Laki 10.74 0.97 11.72
b. Perempuan 11.17 0.94 12.11
4
Kepadatan Penduduk( 4-6
thn)/KM 12.86
5 Tingkat Pelayanan Sekolah 99.52 1.218.74 92.01
No. Indikator SD MI SD+MI
1 APK
a. Laki-Laki 89.38 20.39 111.33
IV-52
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
No. Indikator TK RA TK+RA
b. Perempuan 87.50 20.37 109.60
2 APM
a. Laki-Laki 75.91 21.67 97.57
b. Perempuan 73.05 22.00 95.05
3 Angka Masukan Kasar (AMK)
a. Laki - Laki 42.77 10.42 58.18
b. Perempuan 43.24 10.65 53.89
4 Angka Putus Sekolah
a. Laki - Laki 0.05 0.21 0.43
b. Perempuan 0.03 0.13 0.06
5 Angka Mengulang
a. Laki - Laki 4.70 2.17 5.16
b. Perempuan 2.59 1.30 2.87
6 Angka Lulusan
a. Laki - Laki 99.55 99.96 99.75
b. Perempuan 99.43 99.96 99.69
7 Kepadatan Penduduk 7-12 thn 27.97
8 Tingkat Pelayanan Sekolah
139
No. Indikator SMP MTs SMP+MTs
1 APK
a. Laki-Laki 61.96 30.12 92.02
b. Perempuan 64.57 30.61 95.18
2 APM
a. Laki-Laki 24.13 12.70 36.83
b. Perempuan 23.23 11.75 34.98
3 Angka Melanjutkan (AM)
a. Laki - Laki 69.26 28.46 97.73
b. Perempuan 67.46 28.07 95.54
4 Angka Putus Sekolah
a. Laki - Laki 0.43 0.06 0.24
b. Perempuan 0.54 0.08 0.31
5 Angka Mengulang
a. Laki - Laki 0.44 0.06 0.25
b. Perempuan 0.12 0.01 0.06
6 Angka Lulusan
a. Laki - Laki 94.53 99.35 96.00
b. Perempuan 96.00 98.35 96.72
7 Kepadatan Penduduk/Km 14.30
8 Tingkat Pelayanan Sekolah
75
IV-53
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
Tabel 4.38.
Indikator Kesetaraan SMA - SMK – MA Tahun 2010/2011
No. Indikator SMA SMK MA
SMA+SMK
+MA
1 APK
a. Laki-Laki 17.95 30.35 5.73 55.48
b. Perempuan 23.53 22.96 8.46 56.08
2 APM
a. Laki-Laki 13.41 13.17 4.28 29.39
b. Perempuan 17.33 17.04 6.45 50.40
3 Angka Melanjutkan (AM)
a. Laki - Laki 28.60 53.65 10.67 92.92
b. Perempuan 34.14 36.66 12.89 83.69
4 Angka Putus Sekolah
a. Laki - Laki 1.29 1.64 0.88 1.44
b. Perempuan 0.82 1.77 0.77 1.21
5 Angka Mengulang
a. Laki - Laki 0.66 0.48 0.08 0.51
b. Perempuan 0.12 0.06 0.06 0.09
6 Angka Lulusan
a. Laki - Laki 98.98 99.61 99.73 99.37
b. Perempuan 99.77 99.80 100 99.82
7 Kepadatan Penduduk 15.43
8 Tingkat Pelayanan Sekolah
86
Tabel 4.39.
Indikator Kesetaraan berdasarkan perbedaan gender (PG) dan Indeks Paritas Gender
(IPG)APK, APM, AMK/AM, APS, AU dan AL
Tahun 2010/2011
No. Indikator TK+RA
SD+MI SMP+
MTs
SMA
+SMK
+MA
1 APK (Angka Partisipasi Kasar)
a. PG -1.96 1.73 -3.16 -0.6
b. IPG 1.02 1.02 1.03 1.01
2 APM (Angka Partisipasi Murni)
a. PG -2.15 2.52 1.85 -21.01
b. IPG 1.04 0.97 0.95 1.71
3 AMK/AM (Angka Masukan
IV-54
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
No. Indikator TK+RA
SD+MI SMP+
MTs
SMA
+SMK
+MA
Kasar/ Angka Melanjutkan)
a. PG -0.39 4.29 2.19 9.23
b. IPG 1.03 0.93 0.98 0.90
4 APS (Angka Putus Sekolah)
a. PG - 0.37 -0.07 0.23
b. IPG - 0.14 1.29 0.84
5 AU ( Angka Mengulang) -
a. PG - 2.29 0.19 0.42
b. IPG - 0.56 0.24 0.18
6 AL (Angka Lulusan)
a. PG 0.06 -0.72 -0.45
b. IPG 1.00 1.01 1.00
Tabel 4.40.
Indikator Kesetaraan berdasarkan perbedaan gender (PG) dan Indeks Paritas
Gender (IPG)Guru dan Kepala Sekolah menurut Sertifikasi Tahun 2010/2011
No. Indikator
TK
+RA
SD
SMP SMA+SMK
L P L P L P L P
1 Guru sudah sertifikasi 0 0 1042 703 646 348 477 167
PG 0 0 703 298 310
IPG 0 0 0.67 0.54 0.35
2 Guru belum sertifikasi 0 0 2787 3460 1168 1043 1472 881
PG 0 0 -673 125 591
IPG 0 0 1.24 0.89 0.60
3
Kepala Sekolah sudah
sertifikasi 0
0
0
0 0 0 0 0
a. Laki-Laki 0 0 0 0 0 0 0 0
b. Perempuan 0 0 0 0 0 0 0 0
c. Jumlah 0 0 0 0 0 0 0 0
4
Kepala sekolah belum
sertifikasi 0
0
0
0 0 0 0 0
a. Laki-Laki 0 0 0 0 0 0 0 0
b. Perempuan 0 0 0 0 0 0 0 0
c. Jumlah 0 0 0
IV-55
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
Tabel 4.41.
Indikator Kesetaraan berdasarkan perbedaan gender (PG) dan Indeks Paritas Gender
(IPG) Pengawas Menurut Sertifikasi Tahun 2010/2011
No. Sertifikasi
Pengawas
TK/SD Pengawas SMP
Pengawas
SMA
Pengawas
SMK
L P L P L P L P
1
Sudah
tersertifikasi 114 8 6 0 8 0 3 0
a. PG
106
6
8
3
b. IPG
0.07
0.00
0.00
0
2
Belum
tersertifikasi 2 0 0 0 0 0 0 0
a. PG
2
0
0
0
b. IPG
0.00
Tabel 4.42.
Indikator Kesetaraan berwawasan Gender , perbedaan gender (PG) dan Indeks
Paritas Gender (IPG) Peserta Didik Pendidikan Non Formal
Pendidikan Non Formal L P L + P PG IPG
PAUD
a. Kelompok Bermain 2693 2935 5628 -242 1.09
b. Tempat Penitipan Anak 134 165 299 -31 1.23
c. Pos PAUD 0 0 0 0
d. Satuan PAUD Sejenis 1593 1817 3410 -224 1.14
e. Taman Pendidikan Al-
Qur’an 0 0 0
0
PAKET A 0 0
a. Siswa seluruhnya 126 75 201 51 0.60
b. Siswa 7-12 3 2 5 1 0.67
PAKET B
a. Siswa seluruhnya 625 509 1134 116 0.81
b. Siswa 13-15 195 250 445 -55 1.28
PAKET C
a. Siswa seluruhnya 634 481 1115 153 0.76
b. Siswa 16-18 109 125 234 -16 1.15
c. Siswa 19-24 250 185 435 65 0.74
Penduduk Buta Huruf usia 15- 910 415 1325 495 0.46
IV-56
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
Pendidikan Non Formal L P L + P PG IPG
24 tahun
Penduduk Buta Huruf usia 15-
44 tahun 5036 10228 15264
-5192 2.03
Pada Tabel 4.42, APK TK terdapat paritas gender (PG) yaitu selisih antara
APK laki-laki dan Perempuan sebesar -1.96, pada SD ( PG) sebesar 1.73, SMP
(3.16), dan SM (-0.6) serta dan IPG ( Indek Paritas gender ) yaitu rasio nilai
perempuan terhadap laki-laki adalah IPG TK (1.04), SD (0.98), SMP (1.03), dan SM
(0.99). Hal ini berarti pada TK jumlah siswa perempuan lebih besar dari pada jumlah
laki-laki , pada SD jumlah siswa laki-laki lebih besar dari pada perempuan ,
berikutnya pada SMP siswa perempuan lebih besar dari pada siswa laki-laki
,sedangkan pada tingkat SM nilai IPG positif berarti jumlah laki-laki masih lebih besar
dari perempuan. Sedangkan nilai IPG menunjukkan bahwa pada TK,SD,SMP dan SM
belum terjadi keseimbangan.
Pada Angka Masukan Kasar ( AMK ) pada TK terdapat paritas gender sebesar
-0.39 artinya bahwa PG perempuan lebih besar dari pada laki-laki, pada SD terdapat
PG 4.29 artinya PG laki-laki lebih besar dari pada perempuan, pada tingkat SMP PG
lebih besar laki-laki dari pada perempuan ,begitu juga terjadi pada tingkat SM PG laki-
laki lebih besar dari pada perempuan, sedangkan indek paritas gender (IPG)
menunjukkan bahwa pada TK IPG lebih dari 1 ( 1.03), berarti belum seimbang/laki-laki
masih lebih banyak dari pada perempuan, pada tingkat SD IPG 0.93 berarti hampir
terjadi kesimbangan antara laki-laki dan perempuan, pada tingkat SMP dan SM
tergadi IPG hampir sama ( 0.98 SMP dan 0.90 SM) artinya laki-laki masih
mendominasi dari pada perempuan.
Angka kelulusan pada jenjang SD menunjukkan PG lebih besar laki-laki ( 0.06)
sedangkan IPG menunjukkan telah terjadi keseimbangan antara laki-laki dan
perempuan ( 1.00). Pada SMP menunjukan bahwa PG lebih besar perempuan dari
IV-57
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
pada laki-laki ( 1.01), sedangkan IPG menunjukan laki-laki lebih kecil dari pada
perempuan ( 1.01),pada tingkat SM menunjukan bahwa PG perempuan lebih besar
dari pada laki-laki , sedang IPG menunjukkan belum terjadi keseimbangan ( 1.01)
artinya perempuan lebih tinggi dari pada laki-laki.
Bila dilihat dari angka mengulang dan angka putus sekolah ; menunjukkan
bahwa secara umum terjadi PG laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan, hal ini
banyak terjadi pada jenjang SM ( angka putus sekolah) yaitu sebesar 1.454% dengan
nilai PG sebesar 0.23, serta angka mengulang tertinggi terjadi pada jenjang SD PG
laki-laki lebih besar dari pada perempuan ( 2.29), sedangkan IPG pada SMP,SM
belum terjadi keseimbangan ; laki-laki masih mendominasi dari pada perempuan. Bila
dilihat dari angka mengulang dan angka putus sekolah ; menunjukkan bahwa secara
umum terjadi PG lebih tinggi perempuan dari pada laki-laki, hal ini menunjukkan
belum terjadi keseimbangan antar gender.
Pada Tabel 4.44 sampai 4.47, pada TK, SD+MI menunjukkan PG lebih besar
laki-laki sedangkan IPG menunjukkan belum terjadi keseimbangan antara laki-laki dan
perempuan. Pada SMP+MTs menunjukkan bahwa PG laki-laki lebih besar daripada
perempuan, sedangkan IPG menunjukkan laki-laki lebih masih lebih besar daripada
perempuan, sedangkan pada tingkat SMA+SMK+MA menunjukkan bahwa PG laki-laki
masih lebih besar daripada perempuan, sedang IPG menunjukkan belum terjadi
keseimbangan artinya perempuan lebih tinggi dari pada laki-laki.
Pada Tabel 4.47, pengawas TK/SD yang sudah tersertifikasi terjadi PG lebih
laki-laki daripada perempuan yaitu : 1.06 , sehingga IPG juga menunjukkan
Perempuan lebih rendah daripada laki-laki sedangkan pada pengawas SMP
menunjukkan PG lebih besar laki-laki sedangkan IPG menunjukkan hampir terjadi
keseimbangan antaralaki-laki dan perempuan. Pada Pengawas SMA menunjukkan
bahwa PG lebih besar perempuan daripada laki-laki, sedangkan IPG menunjukkan
laki-laki lebih kecil daripada perempuan, pada Pengawas SMK menunjukkan bahwa
IV-58
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
PG perempuan lebih besar daripada laki-laki, sedang IPG menunjukkan belum terjadi
keseimbangan artinya perempuan lebih tinggi daripada laki-laki.
4.3.5. Kepastian (Certainty)
Capaian kinerja pendidikan berdasarkan pilar kebijakan Kepastian secara berturut-
turut disajikan pada tabel 4.48 sampai dengan 4.50 berikut.
Tabel 4.43.
Perbandingan Indikator KepastianBangku
Sekolah Tahun 2010/2011
No. Indikator TK/RA SD/MI SMP/MTs SM/MA
1 Rasio S/Sek 59.01 170.50 307.9 443.5
2 Rasio S/K 25.23 25.13 35.29 32.37
3 Rasio K/RK 0.99 1.25 1.00 1.38
Tabel 4.44.
Perbandingan Indikator Kepastian Kesesuaian Untuk Kerja
Rasio Sekolah dan Siswa SMA : SMK dan SMA+MA : SMK
Tahun 2010/2011
No. Indikator Rasio
1 Rasio SMA : SMK 48:35:00
2 Rasio Siswa SMA : SMK 43.64 : 56.36
3 Rasio SMA+MA : SMK 76:35:00
4 Rasio Siswa SMA + MA : SMK 50.95 : 49.05
Tabel 4.45.
Indikator Kepastian Kesesuaian Untuk Kerja berdasarkan Persentase siswa
SMA+MA dan SMK menurut Jurusan dan Kriteria Penjurusan Tahun 2010/2011
No. Penjurusan SMA+MA SMK
1 % Siswa Menurut Jurusan
a. IPA 6775
b. IPS 7527
IV-59
4.
FA
KT
A D
AN
AN
ALIS
IS
Master Plan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi - 2011
No. Penjurusan SMA+MA SMK
c. Bahasa 381
d. Teknologi dan Rekayasa 38.59
e. TIK 10.29
e. Agrobisnis & Agroteknologi 3.76
f. Bisnis dan Manajemen 41.03
g. Seni ,Kerajinan dan Pariwisata 6.34
h. Kesejahteraan Masyarakat
2 % Kriteria dan Penjurusan
a. Prestasi 71.74
b. Minat 0.00
c. Gabungan 28.26
a. Belum
Pada tabel 4.48, tabel 4.49, bahwa R-SMA:SMK sebesar 48. Hal ini karena
SMK menjadi program prioritas baik ditingkat daerah maupun tingkat pusat. Untuk
Rasio -Siswa SMA : SMK yaitu 3543.64 : 56.36. R-SMA+MA :SMK adalah 76 : 35.
Hal ini karena masih terbatasnya lembaga SMK mengingat belum meratanya
lembaga SMK disemua kecamatan, sedangkan R-siswa SMA+MA :SMK adalah
50.95 : 49.05. Pada tabel 4.50. persen (%) siswa menurut jurusan yang terbanyak
adalah IPS, dan yang paling sedikit adalah Bahasa, Hal ini disebabkan karena
program Bahasa belum popular dan masih langka serta terbatas.