08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana...

147
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendorong percepatan pembangunan daerah di bidang kelautan dan perikanan, perlu dana alokasi khusus guna membantu membiayai kegiatan khusus bidang kelautan dan perikanan di daerah tertentu yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional; b. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan penggunaan dana alokasi khusus bidang kelautan dan perikanan, serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 59 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan, perlu disusun petunjuk teknis penggunaan dana alokasi khusus bidang kelautan dan perikanan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Draft Juknis DAK 2017 08092016

Transcript of 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana...

Page 1: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

PERATURAN

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR /PERMEN-KP/2016

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS

BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN

TAHUN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendorong percepatan

pembangunan daerah di bidang kelautan dan

perikanan, perlu dana alokasi khusus guna

membantu membiayai kegiatan khusus bidang

kelautan dan perikanan di daerah tertentu yang

merupakan urusan daerah dan sesuai dengan

prioritas nasional;

b. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan penggunaan

dana alokasi khusus bidang kelautan dan perikanan,

serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 59 ayat

(1) Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005

tentang Dana Perimbangan, perlu disusun petunjuk

teknis penggunaan dana alokasi khusus bidang

kelautan dan perikanan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu

menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan tentang Petunjuk Teknis Penggunaan

Draft Juknis DAK 2017 08092016

Page 2: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 2 -

Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan

Perikanan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang

Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);

4. UU. Nomor … ttg APBN Tahun 2017

5. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang

Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

6. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang

Organisasi Kementerian Negara. (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

7. Peraturan Presiden Nomor 137 Tahun 2015 tentang

Rencian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Tahun 2016;

8. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang

Kementerian Kelautan dan Perikanan. (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111);

9. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

PER.23/MEN/2015 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan;

Page 3: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 3 -

10. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

PER.25/MEN/2015 tentang Rencana Strategis

Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2015-

2019

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA

ALOKASI KHUSUS BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Dana alokasi khusus bidang kelautan dan perikanan

yang selanjutnya disebut DAK bidang Kelautan dan

Perikanan adalah dana yang bersumber dari

anggaran pendapatan dan belanja negara yang

dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan

untuk membantu mendanai kegiatan pembangunan

fisik bidang kelautan dan perikanan yang bersifat

investasi jangka menengah guna menunjang

pelayanan dasar yang merupakan urusan provinsi

atau kabupaten/kota sesuai dengan prioritas

nasional.

2. Instansi/dinas terkait adalah instansi/dinas yang

terkait dengan pelaksanaan DAK bidang kelautan

dan perikanan.

3. Dinas provinsi adalah dinas provinsi yang

membidangi urusan kelautan dan perikanan.

4. Dinas kabupaten/kota adalah dinas/kantor

kabupaten/kota yang membidangi urusan kelautan

dan perikanan dan/atau membidangi urusan

penyuluhan kelautan dan perikanan.

Page 4: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 4 -

5. Pemerintah provinsi adalah pemerintah daerah di

provinsi.

6. Pemerintah kabupaten/kota adalah pemerintah

daerah di kabupaten/kota.

7. Kementerian adalah Kementerian Kelautan dan

Perikanan.

8. Menteri adalah Menteri Kelautan dan Perikanan.

9. Sekretariat Jenderal adalah Sekretariat Jenderal

Kementerian.

10. Unit Kerja Eselon I adalah Unit Kerja Eselon I

Kementerian.

11. Gubernur adalah Kepala Pemerintah Daerah

Provinsi.

12. Bupati/Walikota adalah Kepala Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota.

Pasal 2

(1) Petunjuk teknis penggunaan dimaksudkan sebagai

pedoman bagi Kementerian, instansi/dinas terkait,

pemerintah provinsi, dan kabupaten/kota dalam

perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, monitoring

dan evaluasi, serta pelaporan pelaksanaan kegiatan

yang dibiayai melalui DAK bidang Kelautan.

(2) Petunjuk teknis penggunaan ditetapkan dengan

tujuan:

a. menjamin tertib perencanaan, penggunaan dan

pemanfaatan, serta administrasi DAK bidang

kelautan dan perikanan;

b. menjamin terlaksanakannya arah pembangunan

kelautan dan perikanan, yaitu:

1. membangun kedaulatan yang mampu

menopang kemandirian

ekonomi dalam pengelolaan sumberdaya

kelautan dan perikanan.

Page 5: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 5 -

2. menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan

sumberdaya kelautan dan perikanan yang

bertanggungjawab, berdaya saing, dan

berkelanjutan

3. meningkatkan pemberdayaan dan

kemandirian dalam menjaga keberlanjutan

usaha kelautan dan perikanan.

c. menjamin terlaksananya koordinasi antara

Kementerian, instansi/dinas terkait, pemerintah

provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota dalam

teknis penggunaan DAK bidang kelautan dan

perikanan;

d. meningkatkan efektivitas dan efisiensi

penggunaan DAK bidang kelautan dan

perikanan, serta mensinergikan kegiatan yang

dibiayai DAK dengan kegiatan prioritas

Kementerian;

e. meningkatkan penggunaan prasarana dan

sarana bidang kelautan dan perikanan dalam

rangka meningkatkan pembangunan ekonomi

masyarakat; dan

f. meningkatkan koordinasi antara Kementerian,

instansi/dinas terkait, pemerintah provinsi, dan

kabupaten/kota dalam melakukan monitoring

dan evaluasi penggunaan DAK bidang kelautan

dan perikanan.

Pasal 3

Rencana kegiatan yang dibiayai dengan DAK bidang

Kelautan dan Perikanan merupakan kegiatan yang telah

menjadi urusan daerah dan disesuaikan dengan prioritas

nasional.

Page 6: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 6 -

Pasal 4

Rencana kegiatan yang dibiayai dengan DAK bidang

Kelautan dan Perikanan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 3 diarahkan untuk menunjang pencapaian tujuan

pembangunan kelautan dan perikanan.

Pasal 5

Rencana kegiatan DAK bidang Kelautan dan Perikanan

diprioritaskan untuk meningkatkan sarana dan prasarana

produksi, pengolahan dan pemasaran, pengawasan

sumberdaya kelautan dan perikanan, pemberdayaan

nelayan dan pembudidaya, dan kawasan konservasi

dalam rangka mengelola sumber daya kelautan dan

perikanan secara berdaulat, mandiri, dan berkelanjutan

untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat kelautan

dan perikanan.

Pasal 6

(1) Penggunaan DAK bidang Kelautan dan Perikanan

dilakukan sesuai dengan kriteria teknis bidang

kelautan dan perikanan.

(2) Kriteria teknis bidang kelautan dan perikanan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. DAK Bidang Kelautan dan Perikanan provinsi:

1. laporan kinerja;

2. usulan gubernur;

3. luas laut;

4. jumlah pulau-pulau kecil;

5. luas kawasan konservasi.

b. DAK Bidang Kelautan dan Perikanan

kabupaten/kota:

1. laporan kinerja;

2. usulan bupati/walikota;

3. daerah tertinggal, perbatasan dan khusus;

4. produksi perikanan;

Page 7: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 7 -

5. panjang garis pantai.

(3) Kriteria teknis bidang kelautan dan perikanan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan

sebagai dasar penyusunan rencana kegiatan DAK

bidang kelautan dan perikanan.

Pasal 7

Rencana kegiatan DAK bidang Kelautan dan Perikanan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) terdiri atas:

1) DAK bidang Kelautan dan Perikanan provinsi; dan

2) DAK bidang Kelautan dan Perikanan

kabupaten/kota.

Pasal 8

(1) Rencana kegiatan DAK bidang Kelautan dan

Perikanan provinsi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 7 huruf a ditindaklanjuti dengan penyusunan

rencana penggunaan.

(2) Penyusunan rencana penggunaan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan

prioritas nasional bidang kelautan dan perikanan

untuk provinsi yang merupakan kebutuhannya

dengan memperhatikan alokasi DAK Bidang Kelautan

dan Perikanan untuk pemerintah provinsi.

(3) Penyusunan rencana kegiatan bidang kelautan dan

perikanan untuk provinsi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) wajib dikoordinasikan dengan

Kementerian.

(4) Rencana penggunaan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) disusun dengan menggunakan format

sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini.

Page 8: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 8 -

Pasal 9

(1) Rencana kegiatan DAK Bidang Kelautan dan

Perikanan kabupaten/kota sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 7 huruf b ditindaklanjuti dengan

penyusunan rencana penggunaan.

(2) Penyusunan rencana penggunaan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan

prioritas nasional bidang kelautan dan perikanan

untuk kabupaten/kota yang merupakan

kebutuhannya dengan memperhatikan alokasi DAK

Bidang Kelautan dan Perikanan untuk pemerintah

kabupaten/kota.

(3) Penyusunan rencana kegiatan bidang kelautan dan

perikanan untuk kabupaten/kota sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) wajib dikoordinasikan

dengan kementerian dan pemerintah daerah provinsi

setempat melalui dinas provinsi.

(4) Rencana penggunaan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) disusun dengan menggunakan format

sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini.

Pasal 10

(1) Dalam hal Pemerintah provinsi melakukan

perubahan rencana penggunaan DAK Bidang

Kelautan dan Perikanan provinsi, maka perubahan

tersebut harus sesuai dengan menu kegiatan yang

telah ditetapkan.

(2) Pemerintah provinsi wajib menyampaikan laporan

perubahan rencana penggunaan DAK sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) kepada Kementerian.

(3) Dalam hal Pemerintah kabupaten/kota melakukan

perubahan rencana penggunaan DAK Bidang

Page 9: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 9 -

Kelautan dan Perikanan kabupaten/kota, maka

perubahan tersebut harus sesuai dengan menu

kegiatan yang telah ditetapkan.

(4) Pemerintah kabupaten/kota wajib menyampaikan

laporan perubahan rencana penggunaan DAK

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) kepada

Kementerian dan Pemerintah Daerah Provinsi

setempat.

(5) Dalam hal Pemerintah provinsi, Pemerintah

kabupaten/kota melakukan perubahan rencana

penggunaan DAK Bidang Kelautan dan Perikanan

antar rencana kegiatan maka wajib menyampaikan

laporan perubahan rencana penggunaan DAK

sebagaimana dimaksud pada ayat (1 dan 3) kepada

Sekretariat Jenderal Kementerian tembusan kepada

Unit Kerja Eselon I terkait menu kegiatan dimaksud.

(6) Dalam hal Pemerintah provinsi, Pemerintah

kabupaten/kota melakukan perubahan rencana

penggunaan DAK Bidang Kelautan dan Perikanan

dalam satu rencana kegiatan maka wajib

menyampaikan laporan perubahan rencana

penggunaan DAK sebagaimana dimaksud pada ayat

(1 dan 3) kepada Unit Kerja Eselon I Kementerian

tembusan kepada Sekretariat Jenderal Kementerian

terkait menu kegiatan dimaksud.

Pasal 11

DAK Bidang Kelautan dan Perikanan provinsi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a digunakan

untuk penyediaan:

1. Pembangunan/Rehabilitasi fasilitas pokok dan

fungsional Pelabuhan Perikanan (UPTD Provinsi);

Page 10: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 10 -

2. Pembangunan/Rehabilitasi sarana dan prasarana

pokok Balai Benih Ikan Sentral/BBIS (UPTD

Provinsi);

3. Pengadaan sarana dan prasarana pengawasan

sumber daya kelautan dan perikanan;

4. Pengadaan sarana dan prasarana di wilayah pesisir

dan pulai-pulau kecil dan konservasi perairan;

5. Pengadaan sarana dan prasarana pembinaan mutu

hasil perikanan.

Pasal 12

DAK Bidang Kelautan dan Perikanan kabupaten/kota

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b digunakan

untuk:

1. Pembangunan/Rehabilitasi sarana dan prasarana

Tempat Pelelangan Ikan- (TPI) di luar Pelabuhan

Perikanan (milik UPTD Kab/Kota);

2. Pembangunan/Rehabilitasi sarana dan prasarana

pokok Balai Benih Ikan Lokal/BBIL (milik UPTD

Kab/Kota):

3. Pengadaan sarana dan prasarana pemberdayaan

usaha skala kecil masyarakat pesisir (Nelayan,

Pembudidaya Ikan, Pengolah dan Pemasar Hasil

Perikanan serta Petambak Garam)

Pasal 13

(1) DAK Bidang Kelautan dan Perikanan digunakan

untuk pendanaan terhadap kegiatan yang bersifat

fisik sesuai rencana kegiatan.

(2) DAK bidang kelautan dan perikanan dapat

digunakan maksimal 5 (lima) persen dari pagu

alokasi per daerah untuk mendanai kegiatan

penunjang, yang bersifat non fisik, seperti

Page 11: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 11 -

perencanaan, pelaksanaan, koordinasi, proses lelang,

monitoring dan evaluasi, pembinaan, pelatihan,

pelaporan, dan kegiatan yang bersifat penunjang

lainnya.

Pasal 14

(1) Berdasarkan rencana kegiatan bidang kelautan dan

perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7

huruf a, dalam pelaksanaannya Pemerintah Provinsi

menggunakan petunjuk teknis penggunaan DAK

Bidang Kelautan dan Perikanan berdasarkan jenis

kegiatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran III

(tiga) yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini.

(2) Berdasarkan rencana kegiatan bidang kelautan dan

perikanan yang diprioritaskan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 7 huruf b, dalam

pelaksanaannya Pemerintah daerah kabupaten/kota

menggunakan petunjuk teknis penggunaan DAK

Bidang Kelautan dan Perikanan berdasarkan jenis

kegiatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV

(empat) yang merupakan bagian tidak terpisahkan

dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 15

(1) Hasil kegiatan berdasarkan penggunaan DAK Bidang

Kelautan dan Perikanan yang telah selesai

dilaksanakan harus dapat dimanfaatkan sesuai

dengan indikator kinerja dan outcome kegiatan DAK

bidang kelautan dan perikanan.

(2) Indikator kinerja dan outcome kegiatan DAK Bidang

Kelautan dan Perikanan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) sebagaimana tercantum dalam

Page 12: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 12 -

Lampiran V dan Lampiran VI yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 16

(1) Kementerian melakukan pembinaan:

a. program/kegiatan; dan

b. pembinaan teknis.

(2) Pembinaan program/kegiatan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan oleh

Sekretariat Jenderal.

(3) Pembinaan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf b dilakukan oleh unit kerja eselon I teknis

terkait di lingkungan Kementerian.

Pasal 17

(1) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan

penggunaan DAK bidang Kelautan dan Perikanan

dilakukan oleh Organisasi Pelaksana dan atau Tim

Koordinasi di tingkat Pusat, Provinsi, dan

Kabupaten/Kota sesuai dengan petunjuk teknis

dalam Surat Edaran Bersama (SEB) Menteri Negara

PPN/Kepala Bappenas Menteri Keuangan, dan

Menteri Dalam Negeri Tahun 2008 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pemantauan Teknis Pelaksanaan dan

Evaluasi Pemanfaatan DAK.

(2) Organisasi Pelaksana dan/atau Tim Koordinasi

monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) mempunyai tugas

a. melakukan pemantauan dan evaluasi sesuai

dengan kewenangannya:

b. melakukan koordinasi dengan pemerintah

provinsi dan kabupaten/kota serta instansi/dinas

Page 13: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 13 -

terkait penggunaan DAK bidang kelautan dan

perikanan; dan

c. menyampaikan laporan hasil monitoring dan

evaluasi kepada Menteri dengan disertai saran

tindak lanjut.

Pasal 18

(1) Pemantauan pelaksanaan DAK Bidang Kelautan dan

Perikanan dilakukan terhadap:

a. aspek teknis; dan

b. aspek keuangan.

(2) Pemantauan aspek teknis sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf a meliputi:

a. kesesuaian kegiatan DAK dengan usulan kegiatan

dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD);

b. kesesuaian pemanfaatan DAK dalam dokumen

Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat

Daerah (DPA-SKPD) dengan petunjuk teknis

pelaksanaan; dan

c. realisasi waktu pelaksanaan, lokasi, dan sasaran

pelaksanaan dengan perencanaan.

(3) Pemantauan aspek keuangan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf b meliputi:

a. realisasi penyerapan; dan

b. realisasi pembayaran.

Pasal 19

(1) Evaluasi dilakukan terhadap pemanfaatan DAK

Bidang Kelautan dan Perikanan.

(2) Evaluasi pemanfaatan DAK Bidang Kelautan dan

Perikanan meliputi:

a. pencapaian sasaran DAK berdasarkan masukan,

proses, keluaran, dan hasil;

Page 14: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 14 -

b. pencapaian manfaat dari pelaksanaan DAK; dan

c. dampak dari pelaksanaan DAK.

Pasal 20

(1) Pelaporan pelaksanaan DAK Bidang Kelautan dan

Perikanan meliputi:

a. laporan triwulanan yang memuat kemajuan

kegiatan, permasalahan, tindaklanjut

penyelesaian pelaksanaan kegiatan DAK;

b. laporan penyerapan DAK dan realisasi fisik; dan

c. laporan akhir.

(2) Kepala SKPD yang membidangi kelautan dan

perikanan Provinsi menyampaikan laporan

triwulanan kepada gubernur paling lama 5 hari kerja

yang ditembuskan kepada Menteri KP melalui

Sekretaris Jenderal.

(3) Kepala SKPD yang membidangi kelautan dan

perikanan kabupaten/kota menyampaikan laporan

triwulanan kepada Bupati/Walikota paling lama 5

hari kerja yanga ditembuskan kepada Dinas Provinsi

dan Menteri melalui Sekretaris Jenderal.

(4) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) dan (3), gubernur dan bupati/walikota

menyampaikan laporan triwulanan kepada Menteri

Keuangan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri melalui

Sekretaris Jenderal paling lama 14 hari kerja dengan

menggunakan format sebagaimana tercantum dalam

Lampiran VII yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 21

(1) Penggunaan DAK Bidang Kelautan dan Perikanan

yang akan dinilai, meliputi:

Page 15: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 15 -

a. kesesuaian Rencana Kegiatan (RK) dengan arahan

pemanfaatan dan lingkup kegiatan DAK Bidang

Kelautan dan Perikanan;

b. kesesuaian pelaksanaan dengan Rencana

Kegiatan;

c. kesesuaian hasil pelaksanaan fisik kegiatan

dengan dokumen kontrak/spesifikasi teknis yang

ditetapkan;

d. pencapaian sasaran kegiatan yang dilaksanakan;

e. dampak dan manfaat pelaksanaan kegiatan; dan

f. kepatuhan dan ketertiban pelaporan.

(2) Penggunaan DAK Bidang Kelautan dan Perikanan

yang tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) yang berakibat pada

penilaian kinerja yang negatif, akan disampaikan

dalam laporan Menteri kepada Menteri Keuangan,

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala

BAPPENAS, dan Menteri Dalam Negeri.

(3) Kinerja penggunaan DAK Bidang Kelautan dan

Perikanan akan dijadikan salah satu pertimbangan

dalam usulan pengalokasian DAK oleh Kementerian

pada tahun anggaran berikutnya.

(4) Penyimpangan dalam penggunaan DAK Bidang

Kelautan dan Perikanan dikenai sanksi sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 22

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Menteri ini dengan

penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Page 16: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 16 -

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

REPUBLIK INDONESIA,

SUSI PUDJIASTUTI

Page 17: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 17 -

LAMPIRAN I

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN

PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR /PERMEN-KP/2016

TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA

ALOKASI KHUSUS BIDANG KELAUTAN DAN

PERIKANAN TAHUN 2017

FORMAT ISIAN RENCANA KEGIATAN

DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI

Setiap Provinsi penerima dana alokasi khusus mengisi format isian rencana

kegiatan DAK bidang kelautan dan perikanan sebagai berikut:

JENIS KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA

URAIAN KEGIATAN

VOLUME HARGA SATUAN

JUMLAH ALOKASI DAK (Rp.)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (4) X (5) (7)

Jumlah (8)

................................ 2016

Kepala

Dinas Provinsi ...................

(........................................)

Penjelasan nomor kolom:

(1) Diisi dengan nama menu dana alokasi khusus bidang kelautan dan

perikanan provinsi sesuai petunjuk teknis;

(2) Diisi dengan indikator kinerja;

(3) Diisi dengan nama dan uraian kegiatan dana alokasi khusus bidang

kelautan dan perikanan provinsi sesuai petunjuk teknis

Page 18: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 18 -

(4) Diisi dengan jumlah volume kegiatan dan unit atau satuan untuk

volume kegiatan;

(5) Diisi dengan harga satuan sesuai standar biaya yang berlaku di

daerah bersangkutan;

(6) Diisi dengan hasil perkalian antara volume dengan harga satuan;

(7) Diisi dengan alokasi dana alokasi khusus

(8) Diisi dengan jumlah untuk kolom (6) dan (7)

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

SUSI PUDJIASTUTI

Page 19: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 19 -

LAMPIRAN II

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN

PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR /PERMEN-KP/2016

TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA

ALOKASI KHUSUS BIDANG KELAUTAN DAN

PERIKANAN TAHUN 2017

FORMAT ISIAN RENCANA KEGIATAN

DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN

KABUPATEN/KOTA

Setiap Provinsi penerima dana alokasi khusus mengisi format isian rencana

kegiatan DAK bidang kelautan dan perikanan sebagai berikut:

JENIS KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA

URAIAN KEGIATAN

VOLUME HARGA SATUAN

JUMLAH ALOKASI DAK (Rp.)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (4) X (5) (7)

Jumlah (8)

Penjelasan nomor kolom:

(1) Diisi dengan nama menu yang dipilih sesuai petunjuk teknis;

(2) Diisi dengan indikator kinerja sesuai menu yang dipilih;

(3) Diisi dengan nama dan uraian kegiatan yang dipilih sesuai petunjuk

teknis

Mengetahui:

Kepala

Dinas Provinsi ......................

(...........................................)

..................................... 2016

Kepala

Dinas Kabupaten/Kota ..................

(...........................................)

Page 20: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 20 -

(4) Diisi dengan jumlah volume kegiatan dan unit atau satuan untuk

volume kegiatan;

(5) Diisi dengan harga satuan sesuai standar biaya yang berlaku di

daerah bersangkutan;

(6) Diisi dengan hasil perkalian antara volume dengan harga satuan;

(7) Diisi dengan alokasi dana alokasi khusus;

(8) Diisi dengan jumlah untuk kolom (6) dan (7).

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

SUSI PUDJIASTUTI

Page 21: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 21 -

LAMPIRAN III

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN

PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR /PERMEN-KP/2016

TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA

ALOKASI KHUSUS BIDANG KELAUTAN DAN

PERIKANAN TAHUN 2017

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)

PROVINSI

BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2017

Dana alokasi khusus provinsi bidang kelautan dan perikanan digunakan

untuk Pembangunan Sarana dan Prasarana Pokok dan Fungsional

Penunjang Pelabuhan Perikanan yang dikelola Pemerintah Provinsi,

Pembangunan dan/atau Pengembangan UPTD perbenihan kewenangan

pemerintah Provinsi, Penyediaan Sarana dan Prasarana Pengelolaan Ruang

Laut, Penyediaan Sarana dan Prasarana Pengawasan Sumber Daya

Kelautan dan Perikanan.

I. PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA POKOK DAN FUNGSIONAL

PELABUHAN PERIKANAN YANG DIKELOLA PEMERINTAH PROVINSI

1. Pengertian

Pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan

perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat

kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang

dipergunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh

dan/atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas

keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan.

Pembangunan pelabuhan perikanan diarahkan untuk meningkatkan

fasilitas/sarana dan prasarana pelabuhan perikanan dalam

memenuhi kapasitas produksi atau pemenuhan fasilitas agar

pelabuhan perikanan dapat minimal operasional.

a. Pelabuhan perikanan mempunyai fungsi sebagai berikut:

1) Fungsi pemerintahan:

Page 22: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 22 -

a) Pelayanan pembinaan mutu dan pengolahan hasil

perikanan;

b) Pengumpulan data tangkapan dan hasil perikanan;

c) Tempat pelaksanaan penyuluhan dan pengembangan

masyarakat nelayan;

d) Pelaksanaan kegiatan operasional kapal perikanan;

e) Tempat pelaksanaan pengawasan dan pengendalian

sumberdaya ikan;

f) Pelaksanaan kesyahbandaran;

g) Tempat pelaksanaan fungsi karantina ikan;

h) Publikasi hasil pelayanan sandar dan labuh kapal perikanan

dan kapal pengawas kapal perikanan;

i) Tempat publikasi hasil penelitian kelautan dan perikanan;

j) Pemantauan wilayah pesisir;

k) Pengendalian lingkungan;

l) Kepabeanan; dan/atau

m) Keimigrasian.

2) Fungsi pengusahaan:

a) Pelayanan tambat dan labuh kapal perikanan;

b) Pelayanan bongkar muat ikan;

c) Pelayanan pengolahan hasil perikanan;

d) Pemasaran dan distribusi ikan;

e) Pemanfaatan fasilitas dan lahan di pelabuhan perikanan;

f) Pelayanan perbaikan dan pemeliharaan kapal perikanan;

g) Pelayanan logistik dan perbekalan kapal perikanan;

h) Wisata bahari; dan/atau

i) Penyediaan dan/atau pelayanan jasa lainnya sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

b. Pelabuhan Perikanan dibagi ke dalam 4 (empat) kelas. Pembagian

kelas dimaksud dilakukan berdasarkan kriteria teknis dan kriteria

operasional dari setiap pelabuhan perikanan, bukan berdasarkan

kewenangan pembangunan atau pengelolaannya. Keempat kelas

tersebut adalah sebagai berikut:

Page 23: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 23 -

1) Pelabuhan Perikanan kelas A, yang selanjutnya disebut

Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS);

2) Pelabuhan Perikanan kelas B, yang selanjutnya disebut

Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN);

3) Pelabuhan Perikanan kelas C, yang selanjutnya disebut

Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP); dan

4) Pelabuhan Perikanan kelas D, yang selanjutnya disebut

Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI).

c. Sarana dan prasarana atau fasilitas di pelabuhan perikanan

meliputi: fasilitas pokok, fasilitas fungsional, dan fasilitas

penunjang.

1) Fasilitas pokok, dapat terdiri atas:

a) Penahan gelombang (breakwater), turap (revetment), dan

groin;

b) Dermaga;

c) Jetty;

d) Kolam pelabuhan;

e) Alur pelayaran; dan

f) Jalan komplek dan drainase.

2) Fasilitas fungsional, dapat terdiri atas:

a. Tempat Pelelangan ikan

b. Air bersih, instalasi BBM, es dan instalasi listrik

c. Sarana dan prasarana kesyabandaran (Kantor pelayanan

kesyahbandaran)

d. Tempat penanganan dan pengolahan hasil perikanan seperti

transit sheed

e. Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL)

2. Persyaratan Umum

Persyaratan umum pembangunan pelabuhan perikanan yang dikelola

oleh provinsi adalah sebagai berikut:

a. Pembangunan pelabuhan perikanan dilaksanakan di lokasi yang

sudah ada (bukan lokasi baru) dan telah terdapat aktivitas

perikanan tangkap.

Page 24: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 24 -

b. Pelabuhan Perikanan yang akan dikembangkan adalah pelabuhan

perikanan yang dikelola dan asetnya dimiliki oleh pemerintah

provinsi.

c. Pelabuhan perikanan yang akan dikembangkan telah ditetapkan

lokasinya oleh Gubernur setempat. Surat penetapan lokasi

pelabuhan perikanan ditembuskan kepada Gubernur setempat

dan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap.

d. Penyediaan Sarana dan Prasarana Kesyahbandaran di Pelabuhan

Perikanan yang dikelola provinsi hanya dapat dilakukan di

pelabuhan perikanan yang sudah memiliki sumber daya manusia

syahbandar di pelabuhan perikanan yang ditempatkan oleh

Direktur Jenderal Perikanan Tangkap serta telah melaksanakan

kegiatan operasional kesyahbandaran di pelabuhan perikanan.

Oleh karena itu, provinsi yang memilih menu kegiatan ini harus

memiliki minimal 1 (satu) pelabuhan perikanan yang memiliki

kriteria dimaksud.

e. Daftar pelabuhan perikanan yang dikelola provinsi yang telah

memiliki SDM Kesyahbandaran dan telah melaksanakan

operasional kesyahbandaran adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Daftar Pelabuhan Perikanan yang Dikelola Provinsi yang

Telah Melaksanakan Operasional Kesyahbandaran

No Nama Pelabuhan Perikanan Provinsi

1 PPP Labuhan Lombok Nusa Tenggara Barat

2 PPP Kupang Nusa Tenggara Timur

3 PPP Lampulo Aceh

4 PPP Sikakap Sumatera Barat

5 PPP Banjarmasin Kalimantan Selatan

6 PPP Sorong Papua Barat

7 PPP Muara Ciasem Jawa Barat

8 PPP Tasik Agung Jawa Tengah

9 BPPP Labuan Banten Banten

Page 25: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 25 -

No Nama Pelabuhan Perikanan Provinsi

10 PPP Bajomulyo Jawa Tengah

11 PPP Tegalsari Jawa Tengah

12 PPP Mayangan Jawa Timur

13 PPP Sadeng DIY

14 PPP Bacan Maluku Utara

15 PPP Klidanglor Jawa Tengah

16 PPI Sungairengas Kalimantan Barat

17 PPI Batulicin Kalimantan Selatan

18 PPI Pulau Baai Bengkulu

19 PP Dulan Pok Pok Papua Barat

20 PPP Muara Kintap Kalimantan Tengah

21 PPI Morodemak Jawa Tengah

22 PPP Lempasing Lampung

23 PPI Donggala Sulawesi Tengah

24 PPP Idi Aceh

25 PPI Kasiwa Sulawesi Barat

26 PPP Pondok Dadap Jawa Timur

27 PPI Oeba Nusa Tenggara Timur

28 PPI Gentuma Gorontalo

3. Persyaratan Khusus

Pengajuan usulan pembiayaan pembangunan pelabuhan perikanan

sebagaimana tersebut di atas harus memenuhi persyaratan khusus

sebagai berikut:

a. Termasuk dalam Rencana Induk Pelabuhan Perikanan Nasional;

b. Telah memiliki dokumen perencanaan (Study Kelayakan,

Masterplan dan Detail Desain) yang telah dikonsultasikan dengan

Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap;

c. Detail Desain (DD) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) fasilitas

yang akan dikembangkan telah dikonsultasikan dengan

Page 26: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 26 -

Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap sebelum pelaksanaan

konstruksi;

d. Pemilihan jenis fasilitas yang akan dikembangkan mengacu

kepada kebutuhan mendesak masyarakat nelayan setempat dan

mengacu kepada hasil Study kelayakan, Master Plan dan Detail

Desainnya;

e. Kesanggupan mengoperasionalkan pelabuhan perikanan sesuai

dengan kapasitas terpasang dibuktikan dengan surat pernyataan

kesanggupan pemerintah daerah untuk mengalokasikan anggaran

operasional dan pemeliharaan pelabuhan perikanan yang akan

dikembangkan.

4. Persyaratan Teknis

a. Pelaksanaan pengembangan fasilitas pelabuhan perikanan

memiliki ketentuan teknis sebagai berikut:

1) Didasarkan pada prinsip efektivitas, efisiensi, dan sesuai

kebutuhan mendesak masyarakat;

2) Sesuai dengan dokumen perencanaan;

3) Fasilitas yang dikembangkan terdiri dari; fasilitas pokok dan

fasilitas fungsional.

b. Fasilitas pelabuhan perikanan yang akan dikembangkan terlebih

dahulu diarahkan untuk fasilitas pokok.

c. Apabila fasilitas pokok telah terpenuhi pengembangan dapat

diarahkan kepada fasilitas fungsional.

d. Fasilitas fungsional dapat dikembangkan jika fasilitas pokok dan

fungsional untuk minimal operasional telah terpenuhi.

Pembangunan pelabuhan perikanan di atas diarahkan untuk:

a. Memiliki kriteria teknis minimal sebagai berikut:

1) mampu melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan

perikanan di perairan Indonesia;

2) memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan

berukuran sekurang-kurangnya 5 GT;

Page 27: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 27 -

3) panjang dermaga sekurang-kurangnya 50 m, dengan

kedalaman kolam sekurang-kurangnya minus 1 m;

4) mampu menampung kapal perikanan sekurang- kurangnya 15

unit atau jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 75 GT; dan

5) memanfaatkan dan mengelola lahan sekurang- kurangnya 1 ha.

b. Memiliki kriteria operasional minimal yaitu terdapat aktivitas

bongkar muat ikan dan pemasaran hasil perikanan rata-rata 2 ton

perhari.

c. Fasilitas pelabuhan perikanan yang akan dikembangkan terlebih

dahulu diarahkan untuk menunjang minimal operasional

pelabuhan perikanan antara lain meliputi:

1) Fasilitas Pokok terdiri atas: lahan, dermaga, kolam pelabuhan,

jalan kompleks dan drainase;

2) Fasilitas Fungsional terdiri atas: kantor administrasi

pelabuhan, Tempat Pemasaran Ikan (TPI), suplai air bersih dan

instalasi air bersih;

Page 28: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 28 -

Format Lampiran Surat Pernyataan Kesiapan Menanggung Biaya

Operasional dan Perawatan Pelabuhan Perikanan

KOP DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

NIP :

Pangkat / golongan ruang :

Jabatan :

Unit Kerja :

Menyatakan bahwa Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi sanggup menanggung

biaya operasional dan perawatan Pelabuhan Perikanan .........................

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan sebenar-

benarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

…………………….,

Yang bersangkutan

Materai 6000

(………………………………….)

NIP. ………………………

Page 29: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 29 -

II. PEMBANGUNAN DAN ATAU REHABILITASI UNIT PELAKSANAAN TEKNIS

DINAS (UPTD) PERBENIHAN KEWENANGAN PEMERINTAH PROVINSI

Pembangunan dan atau pengembangan sarana dan prasarana

perbenihan meliputi seluruh fasilitas fisik pada Unit Pelaksanaan Teknis

Dinas (UPTD) kewenangan pemerintah provinsi antara lain: (1) Balai

Benih Ikan Sentral (BBIS); (2) Balai Benih Udang (BBU); (3) Balai Benih

Udang Galah (BBUG) dan (4) Balai Benih Ikan Pantai (BBIP).

1. Pengertian

a. BBIS adalah UPTD Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi, yang

bertugas melaksanakan penerapan teknik perbenihan ikan,

menyelenggarakan fungsi penerapan teknik perbenihan dan

distribusi benih, perbanyakan dan distribusi induk (parent stock),

penerapan teknik pelestarian sumberdaya ikan dan

lingkungannya, teknik pengendalian hama dan penyakit, serta

pengendalian mutu benih melalui pelaksanaan sertifikasi sistem

mutu benih ikan.

b. BBU adalah UPTD Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi, yang

bertugas melaksanakan penerapan teknik perbenihan udang,

menyelenggarakan fungsi penerapan teknik perbenihan dan

distribusi benih, perbanyakan dan distribusi induk (parent stock),

penerapan teknik pelestarian sumberdaya ikan dan

lingkungannya, teknik pengendalian hama dan penyakit, serta

pengendalian mutu benih melalui pelaksanaan sertifikasi sistem

mutu benih udang.

c. BBUG adalah UPTD Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi, yang

bertugas melaksanakan penerapan teknik perbenihan udang

galah, menyelenggarakan fungsi penerapan teknik perbenihan dan

distribusi benih, perbanyakan dan distribusi induk (parent stock),

penerapan teknik pelestarian sumberdaya udang galah dan

lingkungannya, teknik pengendalian hama dan penyakit, serta

pengendalian mutu benih melalui pelaksanaan sertifikasi sistem

mutu benih udang galah

Page 30: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 30 -

d. BBIP adalah UPTD Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi, yang

bertugas melaksanakan penerapan teknik perbenihan ikan laut,

menyelenggarakan fungsi penerapan teknik perbenihan dan

distribusi benih, perbanyakan dan distribusi induk (parent stock),

penerapan teknik pelestarian sumberdaya udang galah dan

lingkungannya, teknik pengendalian hama dan penyakit, serta

pengendalian mutu benih melalui pelaksanaan sertifikasi sistem

mutu benih ikan laut.

2. Persyaratan Umum

1. Pengalokasian Dana Alokasi Khusus (DAK) bagi provinsi dalam

rangka pengembangan UPTD bersifat sementara sehingga

penggunaan DAK tersebut harus dimaksimalkan untuk

pengembangan/rehabilitasi sarana dan prasarana fisik untuk

menunjang produksi sehingga unit tersebut dapat beroperasi

secara optimal. Disamping itu, penentuan UPTD yang akan

dikembangkan/direhabilitasi didasarkan pada prioritas daerah

serta dengan memperhatikan prospek dan potensi

pengembangan unit tersebut.

2. Penetapan kegiatan pengembangan balai benih di dukung

dengan beberapa persiapan, yaitu: Lahan merupakan tanah yang

dikuasai oleh pemerintah daerah dengan status peruntukan

untuk pengembangan balai benih.

3. Pembangunan/rehabilitasi UPTD dapat dikonsultasikan dengan

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Perikanan Budidaya terutama

dalam hal pembuatan perencanaan pengembangan dan

rehabilitasi prasarana serta apabila diperlukan dapat meminta

pendampingan teknis dalam tahap operasionalnya.

4. Sanggup menyediakan anggaran operasional yang optimal dari

APBN dan APBD, serta menyediakan anggaran pemeliharaan

melalui APBD.

3. Persyaratan Teknis

Persyaratan teknis pengembangan BBIS, BBU, BBUG dan BBIP

didasarkan pada persyaratan teknis lokasi dan bangunan.

Page 31: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 31 -

Persyaratan teknis lokasi antara lain mempertimbangkan

ketersediaan air, jenis tanah (terutama porositas dan keasaman

tanah), keamanan serta aspek sosial ekonomi.

Sedangkan persyaratan teknis bangunan disesuaikan dengan

peruntukan bangunan seperti: tempat memproduksi benih/induk

ikan, unit produksi pakan alami, unit produksi pakan buatan,

laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan dan keperluan lainnya.

4. Spesifikasi Teknis

Spesifikasi teknis standar bangunan dan peralatan balai benih dapat

disesuaikan dengan kondisi dan target produksi benih/induk.

Pembangunan dan atau rehabilitasi fasilitas pokok, fungsional untuk

UPTD Provinsi sebagai berikut :

4.1. Pembangunan/rehabilitasi kolam/saluran

Pembangunan/rehabilitasi kolam/saluran meliputi :

a. BBIS

1. Rehabilitasi kolam induk/calon induk,

2. Rehabilitasi kolam pemijahan/pendederan,

3. Rehabilitasi bak/kolam karantina,

4. Rehabilitasi Filter/pengendapan (bak, kolam),

5. Rehabilitasi kolam pakan alami,

6. Rehabilitasi bangunan panti benih/bangsal/hatchery,

7. Pembangunan bak sterilisasi roda kendaraan dan bak

disinfeksi alas kaki/footbath,

8. Rehabilitasi saluran air pasok (masuk) dan buang

(keluar),

b. BBU / BBUG

1. Rehabilitasi bangunan hatchery,

2. Rehabilitasi bak induk,

3. Rehabilitasi bak pemijahan,

4. Rehabilitasi bak larva,

5. Rehabilitasi bak pendederan,

6. Rehabilitasi bak / kolam karantina,

7. Rehabilitasi bak pakan alami,

Page 32: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 32 -

8. Rehabilitasi Filter / pengendapan (bak, kolam),

9. Pembangunan / rehabilitasi tandon,

10. Pembangunan bak sterilisasi roda kendaraan dan bak

disinfeksi alas kaki/footbath,

11. Rehabilitasi Instalasi air tawar dan instalasi air laut,

c. BBIP

1. Rehabilitasi bangunan hatchery,

2. Rehabilitasi bak induk,

3. Rehabilitasi bak pemijahan,

4. Rehabilitasi bak larva,

5. Rehabilitasi bak pendederan,

6. Rehabilitasi bak / kolam karantina,

7. Rehabilitasi bak pakan alami,

8. Rehabilitasi Filter / pengendapan (bak, kolam),

9. Pembangunan / rehabilitasi tandon,

10. Pembangunan bak sterilisasi roda kendaraan dan bak

disinfeksi alas kaki/footbath,

11. Rehabilitasi Instalasi air tawar dan instalasi air laut,

4.2. Peralatan perbenihan (paket)

1 (satu) paket peralatan perbenihan meliputi:

a. BBIS :

1. Paket instalasi aerasi (hi blow, selang aerasi, batu

aerasi, instalasi pipa)

2. Paket resirkulasi air (filter biologi, filter mekanik,

pompa celup, instalasi pipa)

3. Paket resirkulasi khusus ikan hias (filter biologi, filter

mekanik, pompa celup, instalasi pipa, unit ultraviolet)

4. Paket pemijahan buatan (wadah ikan dari

plastik/fiberglass, happa, selang kanulasi, ovaprim /

HCG, syringe/ alat suntik kakaban, Larutan NaCL /

infus, aquabidest)

5. Paket penetasan (happa, corong penetasan, pompa

celup, heater)

Page 33: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 33 -

6. Paket pendederan (alat penyeragaman ukuran benih,

happa, baskom, refrigerator)

7. Paket pengukuran dan pemeriksaan kesehatan

ikan/mutu benih (timbangan, DO Meter, pH Meter,

termometer, Mikroskop, water quality testkit)

b. BBU / BBUG :

1. Paket instalasi aerasi (hi blow, selang aerasi, batu

aerasi, instalasi pipa)

2. Paket resirkulasi air (filter biologi, filter mekanik,

pompa celup, instalasi pipa, unit ultraviolet)

3. Paket pemijahan buatan (wadah ikan dari

plastik/fiberglass, happa, senter kedap air, selang

kanulasi, ovaprim / HCG, syringe/ alat suntik,

Larutan NaCL / infus, aquabidest)

4. Paket pemeliharaan larva (plankton net, happa,

corong penetasan artemia, heater)

5. Paket pendederan (alat penyeragaman ukuran benih,

baskom, freezer)

6. Paket pengukuran dan pemeriksaan kesehatan

ikan/mutu benih (timbangan, gelans ukur, DO

Meter, pH Meter, termometer, refractometer, portable

PCR, Mikroskop, haemocytometer, water quality

testkit)

c. BBIP :

1. Paket instalasi aerasi (hi blow, selang aerasi, batu

aerasi, instalasi pipa)

2. Paket resirkulasi air (filter biologi, filter mekanik,

pompa celup, instalasi pipa, unit ultraviolet)

3. Paket pemijahan buatan (wadah ikan dari

plastik/fiberglass, happa, senter kedap air, selang

kanulasi, ovaprim / HCG, syringe/ alat suntik,

Larutan NaCL / infus, aquabidest)

4. Paket pemeliharaan larva (plankton net, happa,

Page 34: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 34 -

corong penetasan artemia, heater)

5. Paket pendederan (alat penyeragaman ukuran benih,

baskom, refrigerator, freezer)

6. Paket pengukuran dan pemeriksaan kesehatan

ikan/mutu benih (timbangan, gelas ukur, DO Meter,

pH Meter, termometer, refractometer, portable PCR,

Mikroskop, haemocytometer, water quality testkit),

7. Paket pembibitan rumput laut hasil kultur jaringan

(tali, pelampung, pemberat, jaring pengaman, bibit

rumput laut hasil kultur jaringan)

4.3. Peralatan perkolaman (paket)

1 (satu) paket perlatan perkolaman meliputi:

a. BBIS :

1. Paket persiapan dan pemeliharaan kolam (hand

traktor, mesin potong rumput, happa)

b. BBU/BBUG/BBIP :

1. Paket persiapan dan pemeliharaan bak/KJA (alat

semprot jaring)

4.4. Peralatan panen (paket)

1 (satu) paket peralatan panen BBI/BBU/BBUG/BBIP meliputi

: wadah panen fiberglass, tabung oksigen, alat hitung benih,

happa)

4.5. Induk dan Pakan

1 (satu) paket induk dan pakan BBIS/BBU/BBUG/BBIP

meliputi : pengadaan calon induk/induk beserta pakannya.

Page 35: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 35 -

III. PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA DI WILAYAH PESISIR DAN

PULAU-PULAU KECIL DAN KONSERVASI PERAIRAN

A. Penyediaan Sarana dan Prasarana Kawasan Konservasi Perairan,

Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil

Terkait dengan efektivitas pengelolaan kawasan konservasi, Provinsi

dengan Kabupaten/Kota memiliki kawasan konservasi dan belum

memiliki sarana dan prasarana dimaksud wajib untuk memilih menu

ini. Provinsi yang memiliki kawasan konservasi adalah sebagai

berikut:

Tabel 2. Provinsi dengan Kabupaten/Kota yang memiliki SK

Pencadangan Kawasan Konservasi Perairan

No Kabupaten/Kota Nama Kawasan

1 Provinsi Aceh

Simeulue Kawasan Konservasi Laut Daerah Perairan Pulau Pinang, Siumat dan Simanaha (Pisisi)

Aceh Jaya Kawasan Konservasi Laut Daerah Kab. NAD Jaya

Aceh Besar Kawasan Konservasi Daerah Kawasan Bina Bahari

Kota Sabang Kawasan Konservasi Perairan Pesisir Timur Pulau Weh Kota Sabang

2 Provinsi Sumatera Utara

Serdang Berdagai Kawasan Konservasi Laut Daerah Serdang Bedagai

Nias Kawasan Konservasi Laut Daerah Nias

Tapanuli Tengah Kawasan Konservasi Laut Daerah Tapanuli Tengah

Nias Selatan Kawasan Konservasi Laut Daerah Nias Selatan

3 Provinsi Sumatera Barat

Pesisir Selatan

Kawasan Pulau Penyu Sungai Batang Pelangai Sebagai Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan

Pariaman

- Konservasi Terumbu Karang dan Kawasan Wisata bahari Pulau Ujung, Pulau Tangah dan Pulau Angso

- Konservasi Penyu dan Kawasan Wisata Bahari Pulau Kasiak

Pasaman barat Kawasan konservasi perairan payau Jorong Maligi

Kepulauan Mentawai

Kawasan Konservasi Laut Daerah Kep. Mentawai

Padang Pariaman Kawasan Konservasi Suaka Alam Perairan Batang Gasan

Kota Padang Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Sebagai Taman Pulau Kecil Kota Padang

Agam Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kab Agam

Page 36: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 36 -

No Kabupaten/Kota Nama Kawasan

Solok Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kab Solok

4 Provinsi Riau

Bengkalis Kawasan Suaka Perikanan Ikan Terubuk

5 Provinsi Jambi

Bungo Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kab. Bungo

Sarolangun Kawasan Suaka Perikanan Arwana Kutur

6 Provinsi Bengkulu

Kaur Kawasan Konservasi Laut Daerah Kaur

Mukomuko Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Mukomuko

Bengkulu Utara Kawasan Konservasi Perairan di Kecamatan

Enggano Kab. Bengkulu Utara

7 Provinsi Lampung

Lampung Barat Kawasan Konservasi Laut Daerah Lampung Barat

Tanggamus Taman Wisata Perairan Teluk Kilauan

8 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Belitung Timur

- Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Belitung Timur

- Taman Wisata Perairan Gugusan Pulau-pulau Momparang dan Laut Sekitarnya

Bangka Barat Daerah Perlindungan Laut Kabupaten Bangka Barat

Belitung Kawasan konservasi Perairan kab Belitung

Bangka Selatan Daerah Perlindungan Laut Kabupaten Bangka Selatan

9 Provinsi Kepulauan Riau

Lingga Wilayah Pengelolaan Terumbu Karang Senayang Lingga

Bintan Kawasan Konservasi laut Daerah Bintan

Batam Marine Management Area Coremap Batam

Natuna - Kawasan Konservasi Laut Natuna - Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau

Kecil Kabupaten Natuna

10 Provinsi Banten

Pandeglang Kawasan Konservasi Laut Daerah Pandeglang

11 Provinsi Jawa Barat

Indramayu Pulau Biawak dan sekitarnya sebagai kawasan konservasi wisata laut

Pangandaran Kawasan Konservasi Laut Daerah Ciamis

Sukabumi Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (KKP3K) Kabupaten Sukabumi dengan status Taman Pesisir

12 Provinsi Jawa Tengah

Batang Kawasan Konservasi Laut Daerah Pantai Ujungnegoro - Roban

Tegal Kawasan Konservasi Perairan Karang Jeruk, Tegal

Brebes Suaka Perikanan Waduk Malahayu dan Waduk Penjalin

Jepara Kawasan Taman Pulau Kecil Pulau Panjang Kab Jepara

Pekalongan Pekalongan

Page 37: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 37 -

No Kabupaten/Kota Nama Kawasan

13 Provinsi D I Yogyakarta

Gunungkidul Suaka Alam Perairan Kabupaten Gunungkidul

Bantul Kawasan Konservasi Taman Pesisir Di Kabupaten Bantul

14 Provinsi Jawa Timur

Sumenep Kepulauan Sepanjang dan Sekitarnya sebagai Kawasan Konservasi Laut Daerah

Situbondo Taman Wisata Pasir Putih Kabupaten Situbondo

Pasuruan Kawasan Konservasi Perairan Daerah Pasuruan

Sidoarjo Taman Pulau Kecil, P. Kedung, P. Watu, P. Pandansari

15 Provinsi Bali

Klungkung Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida

Buleleng Taman Wisata Perairan Buleleng

Jembrana Kawasan Konservasi Perairan Jembrana

16 Provinsi Nusa Tenggara Barat

Sumbawa Barat Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (KKP3K) Kabupaten Sumbawa Barat

Lombok Barat Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Lombok Barat

Dompu Kawasan Konservasi Perairan Kab. Dompu

Lombok Timur Gili Sulat dan Gili Lawang Kecamatan Sambela sebagai Kawasan Konservasi Laut Daerah

Bima Kawasan konservasi laut daerah Bima (Gili Banta)

Lombok Tengah Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Lombok Tengah

Sumbawa Kawasan Konservasi Perairan Pulau Kramat, Pulau Bedil dan Pulau Temudong kab. Sumbawa

17 Provinsi Nusa Tenggara Timur

Alor Kawasan Konservasi Laut Daerah Selat Pantar

Flores Timur Suaka Alam Perairan Kabupaten Flores Timur

Sikka Kawasan Konservasi Perairan Laut Kabupaten Sikka

Lembata

Suaka Perikanan Perairan Pulau Lembata, Daerah Perlindungan Adat Maritim Tanjung Atadei dan Teluk Penikenek, Suaka Pulau Kecil Perairan Laut Pulau Komba

18 Provinsi Kalimantan Barat

Bengkayang Kawasan Konservasi Laut Daerah Bengkayang

19 Provinsi Kalimantan Selatan

Kotabaru Kawasan Konservasi dan Wisata Laut Pulau Laut Barat-Selatan dan P. Sembilan

Tanah Bumbu Kawasan Perlindungan Laut Daerah Kab. Tanah Bumbu

20 Provinsi Kalimantan Timur

Berau Kawasan Konservasi Laut Berau

Bontang Kawasan Konservasi Perairan Wilayah Pesisir Dan Laut Kota Bontang

21 Provinsi Kalimantan Utara

Nunukan - Kawasan Konservasi Flora dan Fauna Pulau

Sinilak

Page 38: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 38 -

No Kabupaten/Kota Nama Kawasan

- Kawasan Konservasi Perairan Daerah di desa setabu kec. Sebatik barat

22 Provinsi Sulawesi Utara

Minahasa Selatan Kawasan Konservasi Laut Daerah Kab. Minahasa Selatan

Kota Bitung Kawasan konservasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil kota bitung

Minahasa Utara Kawasan Taman Wisata Perairan Kab Minahasa Utara

23 Provinsi Gorontalo

Bone Bolango Kawasan Konservasi Laut Daerah Desa Olele

Boalemo Kawasan Konservasi Perairan Daerah Boalemo

24 Provinsi Sulawesi Tengah

Banggai Kep. Kawasan Konservasi Laut Daerah Banggai Kepulauan

Banggai Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Banggai

Parigi Moutong Kawasan Konservasi Perairan Daerah Teluk Tomini

Morowali Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kab Morowali

Toli-toli Taaman Wisata Perairan Libutan Sibitolu, Kab Toli-Toli

25 Provinsi Sulawesi Barat

Majene Kawasan Konservasi Perairan Daerah Wilayah Pesisir Di Kabupaten Majene

Polewali Mandar Kawasan Konservasi Perairan / Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kabupaten Polewali Mandar

26 Provinsi Sulawesi Selatan

Pangkajene Kepulauan

Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Selayar Kawasan Konservasi Laut Daerah kab. Kepulauan Selayar

Luwu Utara Kawasan Konservasi Laut Kabupaten Luwu Utara

Barru Kawasan Konservasi wilayah pesisir dan Pulau-pulau kecil Kab Barru

27 Provinsi Sulawesi Tenggara

Sulawesi Tenggara (Kota Kendari, Kabupaten Konawe, dan Kab. Konawe Selatan)

Muna Kawasan Wisata Laut Selat Tiworo dan Pulau-pulau sekitarnya

Buton Kawasan Konservasi Laut Daerah Buton

Bombana Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Bombana

Kolaka Suaka Perikanan Kabupaten Kolaka

Konawe

Suaka Perikanan Kabupaten Konawe

28 Provinsi Maluku Utara

Halmahera Selatan Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kepulauan Guraici dan Laut Sekitarnya di Kab. Halmahera Selatan

Page 39: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 39 -

No Kabupaten/Kota Nama Kawasan

Pulau Morotai Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Kab. Pulau Morotai

Seram Bagian Timur

Kawasan Konservasi Perairan Kab Seram Bagian Timur

Halmahera Tengah Suaka Pulau Kecil Kabupaten Halmahera Tengah

Kota Tidore Kepulauan

Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kota Tidore Kelpulauan

29 Provinsi Maluku

Maluku Tenggara Kawasan Konservasi Perairan Kab Maluku Tenggara

30 Provinsi Papua Barat

Sorong Kawasan Konservasi Laut Daerah Sorong (

Raja ampat Kawasan Konservasi Laut Raja Ampat

Kaimana Kawasan Konservasi Laut Kaimana

31 Provinsi Papua

Biak Numfor Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Biak Numfor

Persyaratan Umum Penyediaan sarana dan prasarana kawasan

konservasi perairan:

a. Kegiatan ini hanya dapat dilaksanakan di kawasan konservasi

yang telah ditetapkan melalui pencadangan kawasan oleh

pemerintah daerah;

b. Mudah aksesibilitasnya serta mudah berkoordinasi dengan

instansi teknis lainnya di daerah;

c. Lokasi pembangunan sesuai dengan rencana tata ruang

kabupaten/kota yang telah disusun sebelumnya;

d. Dibangun di atas tanah milik pemerintah daerah kabupaten/kota

yang bersangkutan atau tanah hibah yang sudah jelas statusnya

dan ditetapkan melalui Berita Acara.

Penyediaan sarana dan prasarana kawasan konservasi terdiri dari

gedung dan bangunan, sarana peralatan dan mesin serta sarana

pendukung lainnya untuk pengelolaan kawasan.

1) Gedung dan bangunan merupakan prasarana untuk pengelolaan

kawasan konservasi terdiri dari kantor pengelola, mini lab, pusat

informasi, pintu gerbang, sarana pemeliharaan dan atau

pengembangbiakan biota langka, pondok jaga, pos jaga, gazebo,

Multipurpose Floating Shelter (MPS), pos retribusi, pagar dan

Page 40: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 40 -

tembok, serta penunjang lainnya (MCK, saluran air, talud, dan

rehabilitasi ekosistem).

1. Pengertian

Gedung dan bangunan merupakan prasarana untuk

pengelolaan kawasan konservasi terdiri dari kantor

pengelola, mini lab, pusat informasi, pintu gerbang, sarana

pemeliharaan dan atau pengembangbiakan biota langka,

pondok jaga, pos jaga, gazebo, Multipurpose Floating Shelter

(MPS), pos retribusi, pagar dan tembok, serta bangunan

penunjang lainnya (MCK, saluran air, dan talud).

2. Persyaratan dan Spesifikasi Teknis

1) Kantor pengelola:

a) Bangunan kantor pengelola bernuansa lingkungan

dan menyesuaikan dengan budaya lokal;

b) Bahan bangunan diutamakan terbuat dari bahan yang

cukup kuat sesuai dengan kondisi alam serta mudah

didapat di pasaran lokal;

c) bangunan: pasangan batu/bata, atau rangka dan

dinding kayu;

d) lantai: keramik, tegel atau bahan lokal; dan

e) atap: genting, atau bahan lokal (rumbia, daun palem,

ijuk).

2) Mini-Lab Kawasan Konservasi

a) Laboratorium mini yang digunakan untuk mendukung

kepentingan pengelolaan kawasan konservasi;

b) Dapat digunakan untuk riset mikro dalam rangka

monitoring rutin sumberdaya seperti pemantauan

kualitas air, penelitian substrat dan sebagainya;

c) Mini lab ditempatkan lingkungan kantor pengelola

dengan mempertimbangkan aksesabilitas,

kepentingan riset dan sebagainya;

d) Desain pembangunan Mini-Lab disesuaikan dengan

kebutuhan dan harus terbuat dari bahan ramah

Page 41: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 41 -

lingkungan.

3) Pusat informasi:

a) Ruang dan desain interior pusat informasi ditata

sedemikian rupa agar menarik pengunjung;

b) Bangunan pusat informasi diharapkan bernuansa

alami sesuai dengan budaya lokal;

c) Jumlah ruang pada pusat informasi disesuaikan

dengan kebutuhan, seperti adanya ruang kerja

penanggung jawab dan ruang kerja staf (pemandu

wisata dan lain-lain), ruang audiovisual, ruang

display/ruang informasi, dan kamar mandi/toilet,

gudang dan ruang-ruang lain yang dianggap penting;

dan

d) Material bangunan diharapkan mengurangi

konstruksi beton dan memaksimalkan material alami

dengan konstruksi bangunan sesuai budaya setempat,

serta dengan tetap mengedepankan aspek pelestarian

lingkungan.

4) Pintu gerbang:

a) Pintu gerbang dituliskan ”SELAMAT DATANG” dengan

”nama kawasan konservasi” dan dilengkapi logo

Pemda dalam gaya arsitektur lokal, dan bila perlu

dilengkapi dengan bahasa Inggris;

b) Spesifikasi pintu gerbang didominasi bahan-bahan

alami lokal yang mudah didapat di daerah dimana

kawasan konservasi berada;

c) Ukuran pintu gerbang disesuaikan dengan lokasi dan

kondisi lingkungan setempat, dengan

mempertimbangkan sarana transportasi yang banyak

dipergunakan para pengunjung;

d) Pintu gerbang yang dibangun menghadap jalan raya

agar memperhitungkan tinggi dan lebar kendaraan

yang diijinkan masuk melewati jalan tersebut,

Page 42: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 42 -

sedangkan pintu gerbang dibangun jauh dari jalan

raya cukup disesuaikan dengan kondisi di lapangan;

e) Rangka bangunan menggunakan material yang kuat

untuk menopang konstruksi bangunan pintu gerbang,

dengan mengutamakan material yang mudah didapat,

dan tetap memperhatikan gaya arsitektur lokal; dan

f) Pemilihan lokasi untuk pembangunan pintu gerbang

dapat ditempatkan di tepi jalan raya, atau tempat lain

yang mempunyai aksesbilitas langsung dan berfungsi

sebagai pintu masuk menuju kawasan (contoh: di

dermaga penyeberangan menuju ke kawasan

konservasi perairan).

5) Sarana pemeliharaan dan atau pengembangbiakan biota

langka:

a) Merupakan fasilitas pemeliharaan sementara dan atau

pengembangbiakan biota langka seperti penyu, kima

dan biota air lainnya yang berkatagori langka dan

dilindungi berdasarkan undang-undang dan perlu

dilestarikan;

b) Berfungsi selain untuk pelestarian biota air langka

juga sebagai wahana wisata pendidikan;

c) Didesain sedemikian rupa untuk mendukung siklus

hidup buatan bagi biota air langka yang akan

dipelihara sementara dan atau dikembangbiakan,

sehingga memungkinkan biota air dimaksud dapat

hidup dan dilestarikan;

Gambar 3. Contoh Gerbang Kawasan Konservasi

Page 43: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 43 -

d) Layout ruang pusat pemeliharaan dan atau

pengembangbiakan disesuaikan dengan kebutuhan

seperti ruang kerja, kamar mandi, toilet, tempat

penangkaran dan ruang lainnya yang masih dianggap

perlu untuk keperluan pemeliharaan dan atau

pengembangbiakan;

e) Bahan bangunan yang digunakan diupayakan yang

ramah lingkungan dan meminimalkan korosi/karat;

f) Diupayakan jauh dari keramaian untuk menjaga agar

perkembangbiakan biota langka dapat berjalan

dengan lancar sebagaimana terjadi secara alamiah;

g) Tempat pembangunan sarana juga harus mudah

diakses untuk kelancaran proses pengawasan

pengelola;

h) Sarana pemeliharaan dan/atau pengembangbiakan

biota langka dapat dilengkapi dengan alat pemantau

kualitas air; dan

i) Sarana pemeliharaan dan/atau pengembangbiakan

biota langka ini dapat dilakukan pada kabupaten/kota

yang di kawasannya rawan ditemukan biota laut

langka terdampar.tempat pembangunan sarana juga

harus mudah untuk dijangkau demi kelancaran

proses pengawasan dan pergantian pegawai antara

waktu.

6) Pondok jaga:

a) Berfungsi sebagai tempat petugas melakukan

pengawasan dan pengendalian kawasan;

b) Dalam rangka pengawasan dan pengendalian tersebut,

petugas dimungkinkan tinggal lebih lama di pondok

jaga;

c) Desain sedemikian rupa sesuai fungsinya sebagai

tempat tinggal sementara petugas dalam rangka

pengawasan dan pengendallian, sehingga ruang di

Page 44: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 44 -

pondok jaga minimal terdiri dari ruang kerja

merangkap ruang tamu, ruang komunikasi, kamar

tidur, dan kamar mandi/toilet;

d) Ukuran disesuaikan ketersediaan lahan, dengan gaya

arsitektur budaya lokal dengan mengedepankan aspek

lingkungan sehingga kesan nuansa alami lebih

dominan, dengan konstruksi bangunan diupayakan

mengedepankan aspek lingkungan seperti bangunan

panggung;

e) Meminimalkan bangunan beton (model panggung)

mengutamakan bahan kayu atau bahan alami lainnya

yang mudah didapat di daerah tersebut; dan

f) Dibangun di zona sesuai peruntukannya dan/atau di

lokasi yang terbuka dengan jarak yang relatif dekat

dari pantai, sehingga pengawas dapat mengamati

kegiatan yang ada di kawasan konservasi perairan.

Gambar 5. Contoh Sketsa Pondok Jaga

Gambar 4. Contoh Bangunan Pondok Jaga

Page 45: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 45 -

7) Pos jaga:

a) Merupakan fasilitas yang berfungsi sebagai pos

pengamanan kelompok penjaga/pengawas yang

terletak di dalam kawasan konservasi dan dibangun

hanya untuk tempat berlindung kelompok

penjaga/pengawas untuk beberapa saat;

b) Konstruksi bangunan didesain sesederhana mungkin

dan menyesuaikan dengan budaya lokal dengan

dominasi bahan yang alami namun cukup kuat untuk

menghadapi kondisi lapangan, sehingga fungsi

pengawasan dapat optimal;

c) Konstruksi bangunan dapat berupa bangunan

panggung dengan mengedepankan aspek lingkungan

serta optimalisasi fungsi sebagai tempat pengawasan;

d) Material bangunan pos jaga diupayakan berupa bahan

alami yang kuat dan tidak mempergunakan batu

karang;

e) Dibangun di zona sesuai peruntukannya dan/atau di

lokasi yang sensitif terhadap pelanggaran, sehingga

memudahkan petugas mengamati kegiatan yang ada

di kawasan konservasi tersebut; dan

f) Pos jaga dapat dilengkapi dengan toilet dengan

mempertimbangkan aspek lingkungan, lokasi dan

disesuaikan dengan kebutuhan.

Gambar 6. Contoh Sketsa Pos Jaga

Page 46: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 46 -

8) Gazebo:

a) Lokasi gazebo harus sesuai dengan peruntukan yang

teruang dalam dokumen rencana pengelolaan dan

zonasi kawasan;

b) Berfungsi sebagai tempat berlindung, tempat

beristirahat sementara serta tempat pengunjung

menikmati pemandangan yang ada di kawasan;

c) Konstruksi gazebo didominasi dari bahan alami yang

mudah didapat disekitar lokasi dengan arsitek gaya

lokal. Kalaupun diperlukan konstruksi semen

diupayakan mengedepankan konstruksi/relief alam

sehingga timbul kesan alami;

d) Material gazebo sebaiknya didominasi dari kayu

dengan atap terbuat dari bahan ramah lingkungan,

seperti rumbai daun kelapa, ijuk dan/atau jenis atap

lainnya dengan desain arsitektur lokal;

e) Gazebo harus diberi label/tulisan keterangan,

misalnya berupa papan informasi sederhana yang

sedikitnya bertuliskan “Gazebo Kawasan

Konservasi......”

9) Multipurpose Floating Shelter (MPS)

a) Merupakan Shelter apung dalam kawasan konservasi

yang lokasinya ditempatkan di wilayah perairan sesuai

Gambar 7. Contoh Sketsa dan Bangunan

Page 47: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 47 -

zonasi yang telah ditetapkan;

b) MPS ini bisa digunakan untuk berbagai tujuan seperti

persinggahan/tempat istirahat sementara petugas

monitoring kawasan, tempat singgah sementara

pengunjung, sekaligus dapat digunakan pula untuk

sarana budidaya ramah lingkungan (KJA), dan floating

jetty;

c) Penempatan dan jumlah MPS harus

mempertimbangkan fungsi, zonasi, stabilitasshelter

dan aksesabilitas;

d) Desain MPS bisa disesuaikan dengan kebutuhan

dengan menggunakan bahan ramah lingkungan yang

tidak bersifat korosif.

Page 48: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 48 -

10) Pos retribusi:

a) Berfungsi sebagai pos penarikan dana retribusi

sebagai pemberian izin untuk memasuki kawasan

konservasi, yang diatur dengan peraturan daerah

kabupaten/kota setempat;

b) Konstruksi bangunan didesain sesederhana mungkin

dan menyesuaikan dengan budaya lokal dengan

dominasi bahan yang alami namun cukup kuat untuk

menghadapi kondisi lapangan, sehingga fungsi pos

retribusi dapat optimal;

c) Secara teknis konstruksi bangunan pos retribusi

terdiri atas ruang jaga;

d) Konstruksi bangunan dapat berupa bangunan

panggung dengan mengedepankan aspek lingkungan

serta optimalisasi fungsi;

e) Material bangunan pos retribusi bisa berupa bahan

yang terbuat alamiah/ramah lingkungan.

f) Dibangun di zona sesuai peruntukannya dan/atau di

jalan masuk lokasi, sehingga memudahkan petugas

melaksanakan tugas.

g) Pos diberi harus diberi label/tulisan keterangan,

misalnya berupa papan informasi sederhana yang

Gambar 8. Ilustrasi Multipurpose floating shelter (MPS)

Page 49: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 49 -

sedikitnya bertuliskan “Pos Retribusi Kawasan

Konservasi …..”

11) Pagar

a) Pagar mengelilingi suatu gedung/bangunan seperti

kantor pengelola, pusat informasi, dan instalasi

pemeliharaan dan/atau pengembangbiakan biota

langka;

b) Pagar dibangun dengan menggunakan bahan yang

memungkinkan untuk bertahan terhadap pergantian

cuaca, kokoh terhadap guncangan, dan mampu

menahan tumbukan.

12) Pendukung Lainnya

a) MCK, tidak dibangun di kawasan sempadan pantai;

desain dan bahan bangunan harus disesuaikan

kebutuhan dan ramah lingkungan; dan dilengkapi

dengan sarana air bersih berikut alat pendukungnya

seperti ember, bak air dan sebagainya.

b) Saluran air/drainase berfungsi mengalirkan air

permukaan ke badan air dan atau ke bangunan

resapan air; danjenis konstruksi drainase dapat

terbuat dari pasangan batu kali, batu kosok, batu kali

berusuk beton, cermaton (cerucuk matras beton),

bronjong kawat, dan berbagai jenis tersebut dapat

dikombinasikan dengan tiang pancang beton

bertulang.

c) Talud merupakan lereng/dinding penyangga,

berfungsi untuk memperkuat suatu saluran di sungai

maupun di pantai, sehingga bangunan saluran

tersebut dapat bertahan dari proses erosi dan atau

abrasi; dan jenis konstruksi talud dapat terbuat dari

bahan-bahan sesuai kebutuhan misalnya pasangan

batu kali, batu kosok, batu kali berusuk beton,

cermaton (cerucuk matras beton), bronjong kawat, dan

Page 50: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 50 -

berbagai jenis tersebut dapat dikombinasikan dengan

tiang pancang beton bertulang.

d) Rehabillitasi ekosistem:

1) Merupakan fasilitas kegiatan rehabilitasi habitat

ikan (misalnya: habitat peneluran penyu);

2) Berfungsi untuk pelestarian ekosistem dan biota di

kawasan konservasi perairan;

3) Didesain sedemikian rupa sehingga mendukung

keberlangsungan sumberdaya ikan dan ekosistem;

4) Lokasi rehabilitasi disesuaikan dengan zonasi di

suatu kawasan konservasi perairan;

5) Bahan yang digunakan diupayakan yang ramah

lingkungan; dan

6) Lokasi fasilitas kegiatan rehabilitasi ekosistem

harus sesuai dengan rencana pengelolaan kawasan

dan mudah dijangkau untuk kelancaran proses

pengawasan.

B. Penyediaan Sarana dan Prasarana Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Penyediaan sarana dan prasaran pesisir dan pulau-pulau kecil

mencakup penyediaan prasarana tambat kapal/perahu.

1) Tambat kapal/perahu adalah tambat yang dibangun di pulau-

pulau kecil yang belum ada tambatan kapal/perahu setelah

mendapat rekomendasi dari kantor pelabuhan/administrasi

pelabuhan terdekat untuk keselamatan pelayaran.

1. Pengertian

Tambat kapal/perahu adalah tambat yang dibangun di pulau-

pulau kecil yang belum ada tambatan kapal/perahu setelah

mendapat rekomendasi dari kantor pelabuhan/administrasi

pelabuhan terdekat untuk keselamatan pelayaran.

2. Persyaratan Umum

1) Dibangun setelah mendapat rekomendasi dari kantor

pelabuhan/administrasi pelabuhan terdekat untuk

Page 51: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 51 -

keselamatan pelayaran;

2) Pulau kecil berpenduduk.

3. Persyaratan teknis

1) Material pasangan batu kali (apabila diperlukan):

a) Campuran pengikat yang digunakan 1:4;

b) Kemiringan/slope maksimal 45o.

2) Material utama kayu:

a) Kayu yang digunakan kayu ulin, besi, gelam, merbau atau

kayu lokal yang mempunyai kekuatan setara, tetapi jika

tidak mempunyai kekuatan setara harus mendapat

perlakuan khusus;

b) Tiang utama beton atau kayu tanpa sambungan, tetapi

apabila tidak tersedia kayu yang panjang maka sambungan

kayu harus berada di bawah dasar laut (sea bed), dengan

panjang minimal setengah dari bagian yang tertanam di

dalam laut.

3) Perlengkapan tambatan kapal terdiri dari daprah, boulder

kayu dan tangga. Pada lokasi yang memiliki beda pasut

lebih besar dari 2,5 m harus dibuat daprah khusus, sedang

pada pasut yang kurang dari 2,5 m posisi daprah dibuat

flang daprah di dermaga;

4. Spesifikasi teknis

1) Bentuk dan ukuran tambatan kapal/perahu;

Bentuk dan ukuran tambatan disesuaikan dengan pasang

surut dan kedalaman serta draft kapal dengan tipe

tambatan kapal:

a) Tipe marginal, dibuat sejajar garis pantai tanpa terestle

karena kedalaman perairan di muka daratan telah

mencukupi;

b) Tipe finger dibuat tegak lurus pantai untuk dapat disandari

di dua sisinya (pakai atau tidak pakai terestle);

c) Tipe T dan L, dibuat dengan menggunakan terestle

karenakedalaman perairan yang sesuai dengan draft kapal

jauh dari pantai dengan panjang, lebar dan kedalaman

tambatan kapal ditentukan berdasarkan hasil survey

Page 52: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 52 -

kedatangan kapal (perahu) yaitu survey asal dan tujuan

pada kapal (perahu) yang mungkin berlabuh dan bertambat

di lokasi dimaksud. Perhitungan panjang tambatan

kapal/perahu:

Panjang tambatan kapal = n (1,1 L)

n = jumlah kapal (perahu)

L = panjang perahu.

Tabel 3. Contoh Spesifikasi Tambatan Kapal

No Jenis Pekerjaan Bahan/Material/Keterangan

1 Konstruksi tiang

- Beton ukuran 30 s/d 40x30 s/d 40 cm, tanpa sambungan dan menggunakan besi

beton ulir ukuran minimal 19 mm dan campuran 1:2:3

- Kayu ukuran 10 s/d 20x10 s/d 20 cm tanpa sambungan

- Jarak antara tiang satu dengan tiang

yang lain dipasang pengaku yang terbuat dari beton atau kayu

2 Tiang pengaku - Beton dengan ukuran minimal 15/20 cm dengan menggunakan besi beton ulir ukuran minimal 16 mm dengan

campuran 1:2:3 - Kayu dengan ukuran minimal 10/12 cm

3 Lantai dermaga Papan Ukuran minimal 3/20 cm

4 Bout dan paku Galvanize

5 Panjang dermaga Disesuaikan dengan besarnya pasang surut dan kondisi lokasi

6 Lebar dermaga 1,5 m

2) Kedalaman kolam pelabuhan:

a) Kedalaman dari dasar kolam ditetapkan berdasarkan

sarat maksimum (maksimum draft) kapal yang

bertambat ditambah dengan jarak aman (clearance)

sebesar (0,8 – 1,0 m ) di bawah lunas kapal, dihitung

dari MLWS:

(1) Titik nol lantai tambatan kapal diambil berdasarkan

referensi tabel pasang surut yang ada di pelabuhan

terdekat (Tabel DISHIDROS), dengan angka

keamanan +70 cm di atas pasang;

Page 53: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 53 -

(2) Apabila referensi data pasang surut yang diambil

dari pelabuhan terdekat, ternyata jarak lokasi yang

dimaksud dengan pelabuhan referensi masih tidak

signifikan, maka dalam rangka akurasi data pasang

surut disarankan untuk dibuat data pasang surut

di lokasi yang direncanakan.

Page 54: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 54 -

IV. PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA PENGAWASAN SUMBER DAYA

KELAUTAN DAN PERIKANAN

Pengadaan sarana dan prasarana pengawasan sumber daya kelautan

dan perikanan terdiri dari:

A. Pengadaan speedboat pengawasan SDKP;

B. Pengadaan garasi [steiger] speedboat pengawasan SDKP

C. Pengadaan bangunan pengawasan SDKP;

D. Pengadaan perlengkapan Kelompok Masyarakat Pengawas

[POKMASWAS].

A. Pengadaan Speedboat Pengawasan SDKP.

1. Pengertian

Speedboat pengawasan SDKP adalah kapal pengawas ukuran

kecil yang dirancang dan diberi tanda-tanda khusus sebagai

kapal patroli cepat dengan olah gerak maupun manuveurability

dan stability yang prima untuk berbagai kegiatan patroli dalam

rangka pengawasan pemanfaatan SDKP di laut yang memerlukan

kecepatan tinggi sesuai dengan ketentuan kelayakan di laut.

2. Menu Pengadaan

Menu pengadaan speedboat pengawasan SDKP terdiri dari:

a. pengadaan speedboat pengawasan SDKP lengkap (body,

mesin, peralatan dan perlengkapan standar);

b. Pengadaan peralatan dan perlengkapan standar (navigasi,

komunikasi, keselamatan, tambat labuh, lampu dan

perkakas)

c. Pengadaan suku cadang dan mesin speedboat pengawasan

SDKP yang telah diadakan sebelumnya/terjadi kerusakan,

agar speedboat pengawasan SDKP dapat dioperasionalkan

kembali.

3. Persyaratan Umum

Pengadaan speedboat pengawasan SDKP harus memenuhi

kriteria sebagai berikut:

a. Memiliki wilayah laut dan/atau perairan umum (danau dan

sungai) yang potensial dalam pemanfaatan sumber daya

Page 55: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 55 -

kelautan dan perikanan.

b. Merupakan daerah rawan pelanggaran dalam pemanfaatan

sumber daya kelautan dan perikanan serta wilayah pesisir

dan pulau-pulau kecil.

4. Persyaratan Khusus

a. Mampu menyiapkan dana operasional dan pemeliharaan

setiap tahunnya, termasuk perawatan rutin dan periodik;

b. Mempunyai personel yang bertugas mengoperasikan,

menjaga, dan merawat speedboat pengawasan SDKP dan

mempunyai kemampuan dan keahlian di bidang masing-

masing. Diprioritaskan bagi daerah yang telah tersedia SDM

Pengawasan SDKP antara lain:

1) Pengawas Perikanan;

2) Polsus PWP3K; atau

3) Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perikanan)

pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi/UPTD

Pengawasan SDKP.

c. Khusus untuk perlengkapan/suku cadang speedboat

pengawasan dipersyaratkan bagi daerah yang telah memiliki

speedboat pengawasan SDKP, namun belum tersedia

perlengkapan/suku cadang atau dalam kondisi rusak yang

memerlukan penggantian.

5. Persyaratan Teknis

Persyaratan teknis pengadaan speedboat pengawasan SDKP

memenuhi kriteria teknis sebagai berikut:

a. Bahan/material speedboat pengawasan SDKP

1) Speedboat dengan bahan FRP (Fibre Reinforced Plastic),

bahan perekat yang di pakai adalah resin

polyester untuk marine yang umum digunakan

untuk pembuatan kapal, dikombinasikan dengan

lapisan Chopped Strand Mat (CSM), yang

dikombinasikan dengan kain Glass Fibre Multiaxial/

Multiaxial Fabric (generasi ke-tiga dari WR).

Page 56: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 56 -

2) Speedboat dengan bahan alumunium, plat alumunium

yang di pakai untuk pembangunan speedboat

alumunium adalah plat marine use dengan standard

ASTM 5083 dengan tingkat kekuatan konstruksi

speedboat, kecepatan, stabilitas, manuveurability, daya

jelajah dan tingkat ketahanan/keawetan yang memadai

sesuai kebutuhan dan kondisi daerah pelayaran

setempat.

b. Mesin penggerak

Mesin penggerak untuk speedboat pengawasan SDKP, besar

(ukuran /kapasitas) dan jenisnya (outboard/inboard)

menyesuaikan dengan material/bahan body dan ukuran

speedboat, sehingga dapat memenuhi kecepatan yang

memadai sebagai speedboat Pengawasan SDKP.

c. Alat navigasi dan komunikasi

1) Alat navigasi sekurang-kurangnya mampu untuk

menentukan arah, posisi, serta kedalaman laut yang

meliputi: kompas, GPS map dengan depth sounder,

clinometer, Peta Perairan Indonesia (sesuai wilayah

pengawasan).

2) Alat komunikasi yang d a p a t digunakan untuk

berkomunikasi dengan pihak lain baik secara langsung

dengan menggunakan suara (radio komunikasi, horn,

sirine, dsb) maupun tidak langsung dengan

menggunakan isyarat (bendera). Alat komunikasi

sebagai kelengkapan dari speedboat pengawasan terdiri

dari: sirine, horn, megaphone, VHF marine (DCS berdasar

International Maritime Organization), SSB radio, handy

talky, bendera Merah Putih, serta bendera isyarat.

d. Sistem penerangan

Sistem penerangan yang digunakan dalam speedboat terdiri

dari: lampu cabin, lampu navigasi (merah + hijau),

Page 57: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 57 -

lampu sorot (halogen) dan lampu putar (lampu sirine)

sesuai standar kapal pengawas.

e. Peralatan keselamatan

Speedboat harus dilengkapi peralatan keselamatan sesuai

standar yang berlaku, antara lain life jacket, pemadam

kebakaran portable, pelampung, kotak P3K, dll.

f. Tanda-tanda speedboat pengawasan SDKP

Tanda-tanda speedboat pengawasan SDKP adalah sesuatu

yang menunjukan identitas atau ciri khusus speedboat

pengawas yang meliputi:

1) Logo Kementerian Kelautan dan Perikanan ditempatkan

pada bagian luar kanan dan logo Pemerintah Provinsi di

kiri dinding anjungan.

2) Nama kapal diambil dari nama jenis ikan, yang memiliki

makna; kewibawaan, kekuatan dan ketangguhan. Nama

Kapal Pengawas Perikanan ditulis dengan huruf kapital

jenis arial, ditempatkan pada dinding luar lambung

kanan dan kiri buritan kapal, dengan cat warna putih,

dengan ketentuan:

Nama kapal ditulis pada buritan di bawah garis

geladak utama dengan jarak 1/10 tinggi permukaan

bebas kapal;

Tinggi huruf berukuran minimum 1/20 tinggi

permukaan bebas kapal dan maksimum 1/8 tinggi

permukaan bebas kapal, disesuaikan dengan besarnya

kapal serta keindahan/ estetika.

3) Strip Speedboat Pengawasan SDKP berbentuk dua garis

miring sejajar berwarna kuning tua dan putih. Strip

Kapal Pengawas Perikanan ditempatkan di lambung

kanan dan kiri di bagian haluan dengan kemiringan 60°

kearah haluan, dimulai dari garis air ke atas.

g. Warna speedboat pengawasan SDKP diatur sebagai berikut:

1) Dinding bangunan bagian luar di atas geladak berwarna

Page 58: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 58 -

putih;

2) Dinding lambung bagian luar kapal di atas garis air

berwarna biru tua;

3) Dinding lambung bagian luar kapal di bawah garis air

atau bot-top area berwarna merah tua sesuai warna cat

anti–fouling;

4) Lantai geladak berwarna abu-abu.

h. Tanda fungsi speedboat pengawasan SDKP

Merupakan tanda pengenal dalam melakukan pengawasan

dan penegakan hukum bidang kelautan dan perikanan,

berbentuk tulisan “SPEEDBOAT PENGAWASAN SDKP”.

Tanda fungsi ini ditempatkan pada dinding luar anjungan

kanan dan kiri kapal ditulis dengan huruf kapital jenis

arial warna kuning tua pada papan dengan dasar warna

biru tua, serta besar tulisan disesuaikan dengan luas

dasar papan. Ukuran papan disesuaikan dengan panjang

geladak paling atas dan dipasang membujur geladak.

6. Spesifikasi Teknis

Pengadaan speedboat pengawasan SDKP yang ditetapkan

sebagai berikut:

A. Spesifikasi Teknis Speedboat pengawasan SDKP Ukuran

+12 m (Speedboat Tipe Napoleon) memiliki panjang + 12 m

dengan menggunakan mesin Outboard atau Inboard.

Ukuran Utama Speedboat Tipe Napoleon

Panjang : 12 meter

Daya Mesin : 2 x 200 - 250 HP

Outboard/Inboard

Penumpang : 10-12 orang

Desain Kecepatan : 20 – 30 Knot

Endurance : 7 jam

SeaState 4

Page 59: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 59 -

a. Konstruksi

Konstruksi kapal yang akan dibangun mengikuti

peraturan klasifikasi dari Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)

Fiberglass 1996 atau alumunium walaupun konstruksi

kapal tidak di-klas- kan.Konstruksi speedboat

pengawasan SDKP terdiri dari:

1) Speedboat Pengawasan SDKP 12 meter

dengan bahan konstruksi FRP (Fibre Reinforced

Plastic); dan

2) Speedboat Pengawasan SDKP 12 meter

dengan bahan konstruksi Alumunium.

b. Permesinan

1) Umum

Tenaga penggerak speedboat pengawasan SDKP

ukuran 12 meter terdiri dari 2 (dua) Outboard Marine

Engine atau menggunakan Inboard Marine Engine,

dengan besar Daya yang cukup untuk melakukan

pengawasan dan pengejaran dibuktikan dengan

perhitungan speed power prediction yang ditunjukkan

dengan grafik dan perhitungan. Pemeliharaan dan

perawatan mesin disediakan peralatan sesuai dengan

standar pembuat mesin dan dilengkapi dengan:

(1) Specials tools untuk mesin

(2) Box tool kits (obeng, kunci pas, tang, kunci ring,

kunci L dll) 1 set

(3) Manual book, manual installation dari mesin

tersebut.

2) Sistem kontrol

Mesin penggerak dikendalikan oleh throttle yang

dihubungkan oleh flexible cablesesuai dengan standar

dari pabrik pembuat mesin itu sendiri, keduanya

diletakkan pada dashboard di ruang kemudi yang

dilengkap indikator bahan bakar, RPM indicator,

Page 60: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 60 -

temperature indicator, dll sesuai standar. Untuk

speedboat pengawasan yang menggunakan inboard

enginestern drive, sistem kontrol harus menyesuaikan

dengan pabrik pembuat (maker standard).

Gambar 01. Contoh Speedboat Type Napoleon (Inboard)

c. Instalasi Listrik

1) Sistem Listrik.

(1) Instalasi listrik yang terpasang menggunakan

kabel marine use, sumber listrik berasal dari 2

(dua) buah battery 12 Volt dengan kapasitas

minimal 120 AH yang ditempatkan di dalam

kotak battery yang terbuat dari marine plywood.

(2) Battery tersebut dipergunakan untuk

menghidupkan lampu-lampu navigasi, alat

komunikasi serta pompa bilga yang terpasang di

kapal.

Page 61: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 61 -

(3) Pengisian kembali arus listrik ke battery

melalui rectifier yang terpasang pada masing-

masing mesin penggerak.

2) Switch Panel/Saklar

Aliran listrik dikendalikan melalui switch panel

yang terpasang pada dashboard yang ditempatkan

pada ruang kemudi dan dilengkapi dengan

sekering/pemutus arus dan dua sekering cadangan

untuk setiap saklar. Saklar-saklar tersebut untuk

menghidupkan lampu, alat navigasi dan pompa

bilga.

3) Lampu Penerangan (termasuk lampu Navigasi)

Lampu penerangan (termasuk lampu navigasi) pada

speedboat pengawasan sekurang-kurangnya terdiri

dari:

(1) 2 (dua) buah lampu cabin atau sesuai

kebutuhan.

(2) 1 (satu) set Lampu-lampu navigasi (mast light,

side light, stern light).

(3) 2 (dua) buah lampu sorot atau lampu kabut

halogen dengan spesifikasi marine use.

(4) 1 (satu) buah lampu cari (search light) yang

bisa di putar dari dalam.

(5) 1 (satu) buah light bar (lampu sirine)

4) Alat-alat Navigasi dan Komunikasi.

Alat-alat navigasi dan komunikasi pada speedboat

pengawasan sekurang-kurangnya terdiri dari:

(1) 1 (satu) buah Compass

(2) 1 (satu) buah Sirine/tipe Light bar

(3) 1 (satu) buah Electric Horn

(4) 1 (satu) buah loudhoulier (sirine and megaphone

type)

(5) 1 (satu) buah GPS Map include Depth Sounder

Page 62: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 62 -

(6) 1 (satu) buah VHF radio with DSC

(7) 2 (dua) buah Handy Talky (Marine)

(8) 1 (satu) buah teropong marine use

(9) 1 (satu) set bendera isyarat/semboyan kapal

(10) 1 (satu) buah clinometer

(11) 2 (dua) buah bendera Merah Putih ukuran

standar

(12) Peta perairan

(13) 1 (satu) buah Jam dinding (marine)

5) Perlengkapan Keselamatan

Perlengkapan keselamatan pada speedboat

pengawasan terdiri dari:

(1) 15 (dua belas) buah life jacket Solas Approved.

(2) 1 (satu) buah life buoy.

(3) 1 (satu) set kotak P3K.

(4) 2 (dua) buah pemadam api 5 kg.

(5) 1 (satu) paket smog signal.

(6) 1 (satu) paket red hand flare, dll.

6) Perlengkapan tambat

(1) 2 (dua) buah jangkar tangan berat

sesuai dengan ketentuan BKI

(2) 1 (satu) set tali jangkar + 12 mm, panjang

sesuai ketentuan BKI

(3) 2 (dua) set tali tambat + 12 mm, panjang sesuai

ketentuan BKI

(4) 6 buah dampra, bantalan angin berbentuk

guling ukuran F3

7) Perlengkapan lain-lain

Perlengkapan lain yang dipersyaratkan pada

speedboat pengawasan yaitu 2 Set pompa bilga

portable sumersible 1000 GPH + Automatic.

Page 63: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 63 -

B. Spesifikasi Teknis Speedboat pengawasan SDKP Ukuran

+16 m (Speedboat Tipe Albacore) memiliki panjang + 16 m

dengan menggunakan mesin Outboard Marine Engine

(4-stroke).

Ukuran utama kapal berkisar antara: (abt.)

Panjang keseluruhan (LoA) : ± 16.00 meter

Lebar (B) : ± 3.60 meter

Tinggi (H) : ± 1.80 meter

Sarat air (T) : ± 0.6 meter

Mesin : 2 x 250 Hp (OBM 4 troke)

Kecepatan : 25 Knot

a. Konstruksi

Konstruksi kapal yang akan dibangun mengikuti

peraturan klasifikasi dari Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)

Fiberglass 1996 atau alumunium walaupun konstruksi

kapal tidak di-klas- kan.Konstruksi speedboat

pengawasan SDKP terdiri dari:

1) Speedboat Pengawasan SDKP 16 meter

dengan bahan konstruksi FRP (Fibre Reinforced

Plastic); dan

2) Speedboat Pengawasan SDKP 16 meter

dengan bahan konstruksi Alumunium.

b. Permesinan

1) Umum

Tenaga penggerak speedboat pengawasan SDKP

ukuran 16 meter terdiri dari 2 (dua) Outboard Marine

Engine atau menggunakan Inboard Marine Engine,

dengan besar daya yang cukup untuk melakukan

pengawasan dan pengejaran dibuktikan dengan

perhitungan speed power prediction yang ditunjukkan

dengan grafik dan perhitungan.

Page 64: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 64 -

Mesin penggerak utama terletak di buritan kapal

dengan spesifikasi jenis:

Jumlah mesin : 2 unit, outboard marine

engine (CW dan CCW)

Daya Mesin (Minimal): 2 x 250 HP

Tipe Mesin : Outboard Marine Engine 4

stroke

Starting : Electric

Ignition : TCI Microcomputer

Bahan bakar : Regular Unleaded

(Minimum pump octane 87)

Sistem pendingin : Water/Thermostic control

Pemeliharaan dan perawatan mesin disediakan

peralatan sesuai dengan standar pembuat mesin dan

dilengkapi dengan:

(1) Specials tools untuk mesin

(2) Box tool kits (obeng, kunci pas, tang, kunci

ring, kunci L dll) 1 set

(3) Manual book, manual installation dari mesin

tersebut.

2) Sistem kontrol

Mesin penggerak dikendalikan oleh throttle yang

dihubungkan oleh flexible cable sesuai dengan

standar dari pabrik pembuat mesin itu sendiri,

keduanya diletakkan pada dashboard di ruang

kemudi yang dilengkap indikator bahan bakar, RPM

indicator, temperature indicator, dll sesuai standar.

Untuk speedboat pengawasan yang menggunakan

inboard enginestern drive, sistem kontrol harus

menyesuaikan dengan pabrik pembuat (maker

standard).

Page 65: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 65 -

Gambar 02. Contoh Speedboat Type Albacore (Inboard)

c. Instalasi Listrik

1) Sistem Listrik.

(1) Instalasi listrik yang terpasang menggunakan

kabel marine use, sumber listrik berasal dari 2

(dua) buah battery 12 Volt dengan kapasitas

Page 66: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 66 -

minimal 200 AH yang ditempatkan di dalam

kotak battery yang terbuat dari marine plywood.

(2) Battery tersebut dipergunakan untuk

menghidupkan lampu-lampu navigasi, alat

komunikasi serta pompa bilga yang terpasang di

kapal.

(3) Pengisian kembali arus listrik ke battery melalui

rectifier yang terpasang pada masing-masing

mesin penggerak.

2) Switch Panel/Saklar

Aliran listrik dikendalikan melalui switch panel

yang terpasang pada dashboard yang ditempatkan

pada ruang kemudi dan dilengkapi dengan

sekering/pemutus arus dan dua sekering cadangan

untuk setiap saklar. Saklar-saklar tersebut untuk

menghidupkan lampu, alat navigasi dan pompa

bilga.

3) Lampu Penerangan (termasuk lampu Navigasi)

Lampu penerangan (termasuk lampu navigasi) pada

speedboat pengawasan sekurang-kurangnya terdiri

dari:

(1) 2 (dua) buah lampu cabin atau sesuai

kebutuhan.

(2) 1 (satu) set Lampu-lampu navigasi (mast light,

side light, stern light).

(3) 2 (dua) buah lampu sorot atau lampu kabut

halogen dengan spesifikasi marine use.

(4) 1 (satu) buah lampu cari (search light) yang bisa

di putar dari dalam.

(5) 1 (satu) buah light bar (lampu sirine)

4) Alat alat Navigasi dan Komunikasi.

Alat-alat navigasi dan komunikasi pada speedboat

pengawasan sekurang-kurangnya terdiri dari:

Page 67: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 67 -

(1) 1 (satu) buah Compass

(2) 1 (satu) buah Sirine/tipe Light bar

(3) 1 (satu) buah Electric Horn

(4) 1 (satu) buah loudhoulier (sirine and megaphone

type)

(5) 1 (satu) buah GPS Map include Depth Sounder

(6) 1 (satu) buah VHF radio with DSC

(7) 2 (dua) buah Handy Talky (Marine)

(8) 1 (satu) buah teropong marine use

(9) 1 (satu) set bendera isyarat/semboyan kapal

(10) 1 (satu) buah clinometer

(11) 2 (dua) buah bendera Merah Putih ukuran

standar

(12) Peta perairan

(13) 1 (satu) buah Jam dinding (marine)

(14) Radar 16 Nautical Mile

5) Perlengkapan Keselamatan

Perlengkapan keselamatan pada speedboat

pengawasan terdiri dari:

(1) 20 (dua puluh) buah life jacket Solas Approved.

(2) 2 (dua) buah life buoy.

(3) 1 (satu) set kotak P3K.

(4) 2 (dua) buah pemadam api 5 kg.

(5) 2 (dua) paket smog signal.

(6) 2 (dua) paket red hand flare, dll.

6) Perlengkapan tambat

(1) 2 (dua) buah jangkar tangan berat dan

rantai jangkar sesuai dengan ketentuan BKI.

(2) 1 (satu) set tali jangkar + 12 mm, panjang

sesuai ketentuan BKI.

(3) 2 (dua) set tali tambat + 12 mm, panjang sesuai

ketentuan BKI.

Page 68: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 68 -

(4) 4 buah dampra, bantalan angin berbentuk guling

ukuran F4.

7) Perlengkapan lain-lain

Perlengkapan lain yang dipersyaratkan pada

speedboat pengawasan yaitu 3 Set pompa bilga

portable sumersible 1000 GPH + Automatic.

C. Pengadaan garasi (Steiger) Speedboat Pengawasan SDKP

1. Pengertian

Garasi Steiger (tempat labuh/parkir) speedboat

pengawasan adalah bangunan khusus yang

digunakan untuk menyimpan/ menempatkan

speedboat pengawasan. Steiger (tempat labuh/parkir)

speedboat pengawasan diperuntukkan bagi Pemerintah

Daerah yang telah memiliki speedboat pengawasan.

2. Persyaratan Umum

a. Ketersediaan Lahan

Luas lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan

garasi (steiger) speedboat pengawasan SDKP ini

disesuaikan dengan tipe speedboat pengawasan

yang dimiliki.

b. Lokasi

Penentuan lokasi pembangunan steiger speedboat

disarankan diatas perairan pantai untuk kemudahan

mobilitas speedboat pada saat dioperasionalkan.

Kondisi perairan harus tenang untuk menjaga kondisi

speedboat pengawasan agar tetap stabil pada

posisinya dan tidak terbentur dengan bangunan

steiger akibat gelombang yang mungkin terjadi. Steiger

ini dapat dilengkapi dengan akses untuk proses

docking/perawatan berupa rel menuju workshop

yang berada di darat dan penyimpanan apabila

speedboat pengawasan tidak digunakan dalam waktu

Page 69: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 69 -

lama, karena akan terhindar dari pengaruh korosi air

laut.

3. Persyaratan Teknis

Steiger harus memenuhi fungsinya yaitu melindungi

speedboat pengawasan dari cuaca (hujan, sinar

matahari) dan keamanan (pencurian). Dengan adanya

garasi (steiger) speedboat pengawasan, kerusakan

speedboat pengawasan akibat pengaruh lingkungan

akan kecil. Dengan demikian speedboat pengawasan

akan terawat dengan baik, tidak cepat rusak,

berkarat, terlindungi sehingga memiliki masa

keawetan dalam fungsi gunanya. Garasi (steiger)

speedboat pengawasan dibagi menjadi 2 yaitu Steiger

darat (dengan railing) dan Steiger atas air (tanpa railing).

4. Spesifikasi Teknis

Struktur utama (kolom, balok, rangka atap) garasi

(steiger) speedboat pengawasan SDKP terbuat dari baja

profil, beton atau bahan lainnya dengan jenis dan ukuran

sesuai desain perencanaan. Atap menggunakan penutup

zincalum atau bahan lain yang sesuai dengan kondisi di

lapangan.

Gambar 03. Contoh Denah Steiger Speedboat Pengawasan

Page 70: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 70 -

Gambar 04. Contoh Desain Tampak Samping garasi (steiger)

Speedboat Pengawasan SDKP

Gambar 05. Contoh Gambar potongan garasi (steiger)

Speedboat pengawasan SDKP dengan railing

Gambar 07. Contoh garasi [steiger] Speedboat pengawasan SDKP

Page 71: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 71 -

Gambar 06. Contoh Desain garasi (steiger) speedboat pengawasan

SDKP di atas air

Page 72: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 72 -

D. Pengadaan Bangunan Pengawasan SDKP

1. Pengertian

Bangunan pengawasan SDKP adalah bangunan yang

digunakan sebagai kantor dan/atau pos pengawasan

SDKP dengan fungsi sebagai tempat untuk

memfasilitasi dan melakukan aktivitas pengawasan

lainnya yang dilaksanakan oleh petugas pengawas

perikanan, Polsus PWP3K, PPNS Perikanan.

2. Persyaratan umum

Pengadaan bangunan pengawasan SDKP

diperuntukan bagi daerah dengan persyaratan/kriteria

sebagai berikut:

a. Terdapat kegiatan usaha perikanan (penangkapan

ikan, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan

maupun usaha budidaya ikan), kawasan konservasi

atau kegiatan pemanfaatan sumber daya kelautan;

b. Memiliki SDM Pengawasan yaitu Pengawas

Perikanan, Polsus PWP3K, atau PPNS Perikanan

pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi/UPTD

Pengawasan SDKP;

c. Merupakan daerah rawan pelanggaran dalam

pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan;

d. Terdapat unit pengawas SDKP di daerah (Satker/Pos

Pengawasan SDKP).

3. Persyaratan Teknis

a. Ketersediaan Lahan

Untuk pengadaan bangunan pengawasan harus

disediakan lahan oleh Pemerintah Daerah dengan

persyaratan akses mudah dicapai serta dekat dengan

sentra kegiatan perikanan (Pelabuhan Perikanan,

Pangkalan Pendaratan Ikan, Tempat Pelelangan Ikan,

Tempat Budidaya Perikanan, Lokasi Penangkapan

Ikan, Kawasan Konservasi/Pesisir). Untuk luasan

Page 73: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 73 -

lahan disesuaikan dengan kebutuhan bangunan yang

akan dibangun oleh Pemerintah Daerah.

b. Model dan Konstruksi Bangunan

Bangunan pengawasan SDKP dapat dibangun

dengan 2 model yaitu model 1 lantai maupun 2

lantai. Dalam bangunan tersebut sekurang-

kurangnya memiliki ruangan-ruangan sebagai

berikut: Ruang Kerja (kepala dan staf, ruang

pengawas), Ruang Koordinasi (rapat, komunikasi),

Gudang, Dapur/Pantry, Kamar Mandi/WC. Untuk

bangunan pengawasan SDKP terdiri dari dua macam

tipe yaitu bangunan pengawasan SDKP Perairan

Umum Darat (PUD) dan Perairan Umum Laut (PUL)

dengan kriteria:

1) Bangunan Pengawasan Perairan Umum Daratan

(PUD):

a) Dibangun disekitar wilayah perairan darat

(waduk, danau, dsb) dengan luasan minimal 4

Ha;

b) Luas bangunan disesuaikan kebutuhan dan

jumlah personil, minimal 24 m2;

c) Terdiri dari ruang kerja/pengawas, ruang

koordinasi/ komunikasi, gudang, pantry

dan toilet.

2) Bangunan Pengawasan Perairan Umum Laut

(PUL):

a) Dibangun di sekitar wilayah perairan laut;

b) Luas bangunan disesuaikan kebutuhan dan

jumlah personil, minimal 36 m2;

c) Terdiri dari ruang kerja/pengawas, ruang

koordinasi/ komunikasi, gudang, pantry

dan toilet.

Page 74: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 74 -

c. Konstruksi bangunan terbuat dari bahan struktur

beton bertulang, dinding bata/batako, atap metal

serta pada bagian depan bangunan pengawasan

dipasang papan nama bertuliskan: Kantor/Pos

Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

daerah yang bersangkutan.

d. Apabila di daerah tersebut tidak terdapat/sulit

material untuk konstruksi bangunan beton bertulang,

maka dapat menggunakan material lainnya (kayu

dan seng/asbes) dengan masih

mempertimbangkan fungsi bangunan sebagai

pos/kantor pengawasan.

e. Pengadaan Mebelair untuk kantor/pos pengawasan

Pembangunan kantor/pos pengawasan dapat

dilengkapi dengan meubelair antara lain meja/kursi

kerja, lemari arsip dan perlengkapan lainnya serta

papan identitas kantor/pos pengawasan SDKP.

4. Spesifikasi Teknis

Bangunan Pengawasan menggunakan material beton,

baja, kayu dan material lainnya yang sesuai dengan

Standar Nasional Indonesia dan peraturan mengenai

pembangunan gedung Negara. Bangunan pengawasan

memiliki ciri pada dinding dengan warna cat biru

muda dengan cat struktur biru tua, dilengkapi dengan

tiang bendera dan papan nama “Pos

Pengawasan/Bangunan Pengawasan Sumber Daya

Kelautan dan Perikanan” disertai logo Kementerian

Kelautan dan Perikanan.

Page 75: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 75 -

Gambar 08. Contoh Denah Bangunan Pengawasan

Gambar 09. Contoh Bangunan Pengawasan 2 Lantai

Page 76: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 76 -

Gambar 10. Contoh Bangunan Pengawasan 1 Lantai

E. Pengadaan Perlengkapan Kelompok Masyarakat Pengawas

[POKMASWAS]

1. Pengertian

Perlengkapan POKMASWAS adalah seperangkat

peralatan/sarana dan prasarana yang digunakan untuk

mendukung pelaksanaan pengawasan sumber daya

kelautan dan perikanan yang dilakukan oleh Kelompok

Masyarakat Pengawas [POKMASWAS].

2. Persyaratan Umum

Perlengkapan POKMASWAS ini diberikan kepada

POKMASWAS yang aktif membantu pengawasan sumber

daya kelautan dan perikanan.

3. Persyaratan Teknis

a. Rompi POKMASWAS

Perlengkapan ini digunakan sebagai pengaman dan

identitas POKMASWAS. Spesifikasi teknis rompi

POKMASWAS sebagai berikut:

1) Bahan parasut;

2) Pada bagian belakang [punggung] dipasang

reflektor/scotlight ‘POKMASWAS SDKP’.

Page 77: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 77 -

Gambar 11. Contoh Rompi POKMASWAS

b. Handy Talky

Alat komunikasi ini dapat dibawa dan digunakan

untuk melakukan komunikasi di berbagai tempat. Alat

ini digunakan pada saat melakukan pengawasan di

lapangan atau sebagai sarana komunikasi yang

diberikan kepada POKMASWAS dalam rangka

memberikan laporan tentang adanya pelanggaran

dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan

perikanan. Jangkauan alat ini hanya terbatas pada

suatu wilayah/kawasan tertentu sesuai dengan

kapasitas alat (instrumen) serta kondisi wilayah

(datar/bergelombang).

Secara teknis alat komunikasi bergerak (handy

talky/HT) sebagai berikut :

1) Frekuensi VHF: 146-174 (5W)

2) Terdapat 16 Channel

3) Rechargeable batteries

4) 12.5/25kHz Channel Spacing

5) Scan (channel, memory)

6) Indikator visual LED

7) Vibrate Alert

Page 78: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 78 -

Gambar 12. Contoh Alat Komunikasi Handy Talky (HT)

c. GPS [Global Positioning System]

Peralatan ini digunakan untuk menentukan lokasi

[titik koordinat] terjadinya pelanggaran di bidang

kelautan dan perikanan, terutama untuk kejadian di

laut. Spesifikasi Teknis GPS sebagai berikut:

a) Waterproof

b) battery lithium

c) Interface high speed USB

d) Base map

e) Built in Memory > 2GB

f) Accepts data card = MicroSD

g) Electronic Compass

h) Touchscreen

i) Camera

j) 2.000 waypoints

k) 200 routes

l) 10.000 track points

Page 79: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 79 -

Gambar 13. Contoh GPS [Global Positioning System]

d. Teropong

Teropong digunakan untuk pengamatan obyek yang

jauh agar jelas terlihat. Untuk mengantisipasi

pelaksanaan operasional pengawasan sumber daya

kelautan dan perikanan pada malam hari,

menggunakan jenis teropong night vision. Sepesifikasi

teknis sebagai berikut:

a) Pembesaran Lensa X OBJ 10 x 50

b) Tutup Fokus ( ft / m) 20 / 6

c) Lensa Multi Coating

d) Beradaptasi terhadap Tripod

e) Eyecups Fold Down

f) Eye Relief 10

g) Sistem Fokus InstaFocus

h) Prism Glass

i) Ukuran Kelas Standar

Page 80: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 80 -

Gambar 14. Contoh Teropong

e. Pentungan

Pentungan digunakan sebagai alat pengaman diri

pada saat Pengawas Perikanan melakukan operasional

pengawasan SDKP. Spesifikasi teknis pentungan

sebagai berikut:

a) Panjang : > 50 cm

b) Bahan : Karet

Gambar 15. Contoh Pentungan

f. Senter

Alat ini digunakan untuk penerangan saat melakukan

operasional pengawasan SDKP pada malam hari.

Spesifikasi teknis sebagai berikut:

Page 81: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 81 -

Tabel 01. Spesifikasi Senter

No Uraian Keterangan

1. Type R20

2. Panjang > 25 cm

3. Warna cahaya Putih terang

Terdapat 3 mode: terang, kurang

terang/redup dan berkedip/SOS

4. Diameter > 4 cm

5. Jangkauan

cahaya

> 200 meter

Gambar 16. Contoh Senter

g. Kamera digital

Kamera digunakan untuk mengambil gambar sebagai

bukti pendukung terjadinya pelanggaran sumber daya

kelautan dan perikanan. Spesifikasi teknis kamera

digital seperti pada Tabel 02.

Tabel 02. Spesifikasi Kamera Digital

No Uraian Keterangan

1. Berat < 1 kg

2. Lensa > 14 MP

3. Zoom optik 5

4. Format foto JPEG

5. Format video AVI, MJPEG

Page 82: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 82 -

No Uraian Keterangan

6. Type Memory SD, SDHC

7. Fitur tampilan HD

8. Ukuran layar 3”

Gambar 17. Contoh Kamera Digital

h. Perahu Motor untuk POKMASWAS

1) Pengertian

Perahu motor untuk POKWASMAS adalah perahu

motor yang di peruntukkan bagi kelompok

masyarakat pengawas (POKMASWAS) sebagai

penunjang kegiatan operasional di lapangan dalam

rangka membantu tugas pengawasan sumber daya

kelautan dan perikanan.

2) Persyaratan Umum

Persyaratan umum pengadaan perahu motor

untuk POKMASWAS, sebagai berikut:

a) Memiliki perairan yang potensial dalam

pengelolaan sumber daya kelautan dan

perikanan;

b) Memiliki Kelompok Masyarakat Pengawas

(POKMASWAS) yang telah

dikukuhkan/disahkan oleh Kepala Daerah

(Gubernur/Bupati/Walikota) serta aktif dalam

kegiatan operasional pengawasan sumber daya

kelautan dan perikanan;

Page 83: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 83 -

c) Sebagai daerah rawan pelanggaran dalam

pengelolaan sumber daya kelautan dan

perikanan.

3) Persyaratan Teknis

a) Bahan/material

Perahu motor untuk POKMASWAS dibuat

dengan bahan FRP (Fibre Reinforced Plastic)

atau bahan yang lain yang mudah didapatkan

didaerah misalnya kayu, dsb. Konstruksi kapal

yang akan dibangun mengikuti peraturan

klasifikasi dari Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)

Fiberglass 1996, stabilitas, manuveurability,

daya jelajah dan tingkat ketahanan/keawetan

yang memadai sesuai kebutuhan dan kondisi

daerah pelayaransetempat. Ukuran perahu

motor disesuaikan dengan kondisi daerah

sesuai stabilitas perahu dan aspek

keselamatan.

b) Mesin penggerak

Mesin penggerak utama untuk perahu motor

untuk POKMASWAS, dari besar daya

(ukuran/kapasitas) dan jenis mesin

penggeraknya (out-board) menyesuaikan

dengan karakteristik perairan dan kebutuhan

daerah, dan harus dapat memenuhi kecepatan

yang memadai.

c) Alat navigasi dan komunikasi

Perahu motor untuk POKWASMAS dilengkapi

dengan alat navigasi sekurang-kurangnya

mampu untuk menentukan arah, posisi, serta

kedalaman laut yang meliputi: kompas, GPS

Map. Alat komunikasi standar minimal pada

Page 84: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 84 -

Perahu POKWASMAS Portable VHF

Radio/handy talky.

d) Tanda-tanda perahu motor untuk

POKMASWAS

Tanda-tanda perahu motor untuk

POKMASWAS adalah sesuatu yang

menunjukan identitas atau ciri khusus Perahu

motor untuk POKWASMAS meliputi:

(1) Nama Perahu diambil dari nama

Pokwasmas sendiri. Nama Perahu ditulis

dengan huruf kapital jenis arial,

ditempatkan pada dinding luar lambung

kanan dan kiri buritan kapal, dengan cat

warna putih, dengan ketentuan;

(2) Nama Perahu ditulis pada buritan di bawah

garis geladak utama dengan jarak 1/10

tinggi permukaan bebas perahu;

(3) Tinggi huruf berukuran minimum 1/20

tinggi permukaan bebas perahu dan

maksimum 1/8 tinggi permukaan bebas

kapal, disesuaikan dengan besarnya kapal

serta keindahan / estetika;

(4) Strip perahu berbentuk dua garis miring

sejajar berwarna kuning tua dan putih dan

ditempatkan di lambung kanan dan kiri di

bagian haluan dengan kemiringan 60° ke

arah haluan, dimulai dari garis air ke atas;

(5) Warna Perahu motor untuk POKWASMAS:

a) Dinding bangunan bagian luar di atas

geladak berwarna putih;

b) Dinding lambung bagian luar kapal di

atas garis air berwarna biru tua;

Page 85: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 85 -

c) Dinding lambung bagian luar kapal di

bawah garis air atau bot-top area

berwarna merah tua sesuai warna cat

anti – fouling.

Gambar 18. Contoh perahu motor untuk POKMASWAS

i. Handphone SMS Gateway

Type smartphone dipergunakan sebagai alat

komunikasi dalam kegiatan operasional pengawasan

sumber daya kelautan dan perikanan oleh

POKMASWAS dan sebagai sarana penyampaian

informasi kejadian pelanggaran pengelolaan sumber

daya kelautan dan perikanan dengan menggunakan

sms (SMS Gateway). Selain itu smartphone ini

dilengkapi dengan kamera untuk

merekam/mendokumentasikan pelanggaran dalam

pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan.

Page 86: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 86 -

j. Bangunan/Pos Kelompok Masyarakat Pengawas

(POKMASWAS)

1) Pengertian

Bangunan POKMASWAS adalah bangunan yang

digunakan sebagai tempat koordinasi dan

operasional pengawasan pengelolaan SDKP oleh

POKMASWAS.

2) Persyaratan umum

Pengadaan bangunan POKMASWAS SDKP di

peruntukkan bagi daerah dengan

persyaratan/kriteria sebagai berikut:

a) Terdapat kegiatan usaha perikanan

(penangkapan ikan, pengolahan dan

pemasaran hasil perikanan maupun usaha

budidaya ikan);

b) Memiliki kelompok POKMASWAS yang aktif

dalam kegiatan pengawasan pengelolaan

sumber daya kelautan dan perikanan;

c) Merupakan daerah rawan pelanggaran dalam

pengelolaan sumber daya kelautan dan

perikanan;

3) Persyaratan Teknis

a) Ketersediaan Lahan

Untuk pengadaan bangunan POKMASWAS

harus disediakan lahan oleh Pemerintah

Daerah/POKMASWAS dengan persyaratan

akses mudah dicapai serta dekat dengan

sentra kegiatan perikanan (Pelabuhan

Perikanan, Pangkalan Pendaratan Ikan,

Tempat Pelelangan Ikan, Tempat Budidaya

Perikanan, Lokasi Penangkapan Ikan atau

kegiatan pengelolaan sumber daya kelautan

dan perikanan). Untuk luasan lahan

Page 87: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 87 -

disesuaikan dengan kebutuhan bangunan

yang akan dibangun.

b) Model dan Konstruksi Bangunan

Bangunan pengawasan SDKP dapat

dibangun d e n g a n model 1 lantai atau

model panggung tergantung kondisi di daerah.

Dalam bangunan tersebut sekurang-

kurangnya memiliki ruangan-ruangan sebagai

berikut: Ruang Koordinasi/ Rapat/Pertemuan,

Dapur/Pantry, dan Kamar Mandi/WC. Luas

bangunan menyesuaikan kondisi

POKMASWAS di daerah, minimal 20 meter

persegi.

c) Konstruksi bangunan terbuat dari bahan

struktur beton bertulang, dinding bata/batako,

atap metal serta pada bagian depan bangunan

dipasang papan nama bertuliskan: POS

POKMASWAS Sumber Daya Kelautan dan

Perikanan daerah yang bersangkutan.

d) Apabila di daerah tersebut tidak terdapat/sulit

material untuk konstruksi bangunan beton

bertulang, maka dapat menggunakan material

lainnya (kayu dan seng/asbes) dengan

mempertimbangkan fungsi bangunan

POKMASWAS;

e) Pengadaan Mebelair untuk bangunan

POKMASWAS

Pembangunan bangunan POKMASWAS dapat

dilengkapi dengan meubelair antara lain

meja/kursi, karpet, dan perlengkapan lainnya

serta papan identitas POS POKMASWAS SDKP.

4) Spesifikasi Teknis

Page 88: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 88 -

Bangunan POKMASWAS SDKP menggunakan

material beton, baja, kayu dan material lainnya

yang sesuai dengan Standar Nasional

Indonesia dan peraturan mengenai

pembangunan gedung Negara. Bangunan

POKMASWAS memiliki ciri pada dinding

dengan warna cat biru muda dengan cat

struktur biru tua, dilengkapi dengan tiang

bendera dan papan nama “POS POKMASWAS

SDKP” disertai logo Kementerian Kelautan dan

Perikanan.

Gambar 19. Contoh denah dan tampak bangunan POKMASWAS

Page 89: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 89 -

V. PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA PEMBINAAN MUTU HASIL

PERIKANAN

Page 90: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 90 -

LAMPIRAN IV

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN

PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR /PERMEN-KP/2016

TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA

ALOKASI KHUSUS BIDANG KELAUTAN DAN

PERIKANAN TAHUN 2017

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)

KABUPATEN/KOTA BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2017

I. PEMBANGUNAN/REHABILITASI SARANA DAN PRASARANA TEMPAT

PELELANGAN IKAN DI LUAR PELABUHAN PERIKANAN (MILIK UPTD

KAB/KOTA)

1. Pengertian

Tempat Pelelangan Ikan (TPI) adalah Tempat para penjual dan pembeli

melakukan transaksi jaul beli ikan melalui pelelangan dimana proses

penjualan ikan dilakukan dihadapan umum dengan cara penawaran

bertingkat.

Tempat Pelelangan Ikan disingkat TPI, yaitu pasar yang biasanya

terletak di dalam pelabuhan/ pangkalan pendaratan ikan, dan di

tempat tersebut terjadi Transaksi penjualan ikan/hasil laut baik

secara lelang maupun tidak (tidak termasuk TPI yang

menjual/melelang ikan darat). Biasanya TPI ini dikoordinasi oleh

Dinas Perikanan, Koperasi atau Pemerintah Daerah.

TPI tersebut harus memenuhi kriteria sebagai berikut: tempat tetap

(tidak berpindah-pindah), mempunyai bangunan tempat transaksi

penjualan ikan, ada yang mengkoordinasi prosedur lelang/penjualan,

mendapat izin dari instansi yang berwenang (Dinas

Perikanan/Pemerintah Daerah).

Fasilitas di Tempat Pelelangan Ikan meliputi:

a. Lantai;

b. Drainase;

c. Instalasi listrik dan penerangan;

d. Air bersih; dan

Page 91: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 91 -

e. Lahan parkir.

2. Persyaratan Umum

Persyaratan umum Pembangunan/rehabilitasi sarana dan prasarana

Tempat Pelelangan Ikan yang dikelola oleh kabupaten/kota daerah

adalah sebagai berikut:

1) Pembangunan/rehabilitasi Tempat Pelelangan Ikan dilaksanakan

di lokasi yang sudah ada (bukan lokasi baru) dan telah terdapat

aktivitas perikanan tangkap. Lokasi dimaksud dan pengelolaannya

telah ditetapkan oleh Bupati/Walikota.

2) Tempat Pelelangan Ikan yang dikelola oleh kabupaten/kota adalah

Tempat Pelelangan Ikan yang dikelola dan asetnya dimiliki oleh

pemerintah kabupaten/kota.

3) Tempat Pelelangan Ikan yang dikelola kabupaten/kota yang akan

dibangun/rehabilitasi telah ditetapkan lokasinya oleh

Bupati/Walikota setempat yang ditembuskan kepada Direktur

Jenderal Perikanan Tangkap.

3. Persyaratan Khusus

Pengajuan usulan pembiayaan Pembangunan/rehabilitasi sarana dan

prasarana Tempat Pelelangan Ikan sebagaimana tersebut di atas

harus memenuhi persyaratan khusus sebagai berikut:

a. Pembangunan/rehabilitasi Tempat Pelelangan Ikan dilaksanakan

pada lokasi yang termasuk dalam Rencana Induk Pelabuhan

Perikanan Nasional;

b. Telah memiliki dokumen perencanaan (Study Kelayakan,

Masterplan dan Detail Desain) yang telah dikonsultasikan dengan

Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap;

c. Detail Desain (DD) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) fasilitas

yang akan dikembangkan telah dikonsultasikan dengan

Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap sebelum pelaksanaan

konstruksi;

d. Pemilihan jenis fasilitas yang akan dikembangkan mengacu

kepada kebutuhan mendesak masyarakat nelayan setempat dan

Page 92: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 92 -

mengacu kepada hasil Study kelayakan, Master Plan dan Detail

Desainnya;

e. Kesanggupan mengoperasionalkan Tempat Pelelangan Ikan sesuai

dengan kapasitas terpasang dibuktikan dengan surat pernyataan

kesanggupan pemerintah daerah untuk mengalokasikan anggaran

operasional dan pemeliharaan Tempat Pelelangan Ikan yang akan

dibangun/rehabilitasi sarana dan prasarananya.

f. Lahan yang digunakan merupakan milik Kab/kota yang ditandai

dengan sertfikat kepemilikan atas tanah.

4. Spesifikasi Teknis

1) Pembangunan/rehabilitasi sarana dan prasarana Tempat

Pelelangan Ikan di atas diarahkan untuk memenuhi spesifikasi

teknis sebagai berikut:

a. terlindung dan mudah untuk dibersihkan;

b. mempunyai lantai yang kedap air yang mudah dibersihkan

dan disanitasi, dilengkapi dengan saluran pembuangan air dan

mempunyai sistem pembuangan limbah cair yang higiene;

c. dilengkapi dengan fasilitas sanitasi seperti tempat cuci tangan

dan toilet dalam jumlah yang mencukupi. Tempat cuci tangan

harus dilengkapi dengan bahan pencuci tangan dan pengering

sekali pakai;

d. mempunyai penerangan yang cukup untuk memudahkan

dalam pengawasan hasil perikanan;

e. kendaraan yang mengeluarkan asap dan binatang yang dapat

mempengaruhi mutu hasil perikanan tidak diperbolehkan

berada dalam Tempat Pemasaran Ikan/pasar grosir;

f. dibersihkan secara teratur minimal setiap selesai penjualan;

g. dilengkapi dengan tanda peringatan dilarang merokok,

meludah, makan dan minum, dan diletakkan di tempat yang

mudah dilihat dengan jelas;

h. mempunyai fasilitas pasokan air bersih dan atau air laut

bersih yang cukup;

Page 93: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 93 -

i. mempunyai wadah penampungan produk yang bersih, tahan

karat, kedap air dan mudah dibersihkan; dan mempunyai

penampungan pengolahan limbah.

2) Tempat pemasaran ikan harus memenuhi persyaratan higiene dan

penerapan sistem rantai dingin.

3) Memiliki pengelola yang telah ditetapkan melalui Surat Keputusan

Bupati/Walikota atau Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan

Kab/kota.

Page 94: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 94 -

KOP DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB/KOTA

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

NIP :

Pangkat / golongan ruang :

Jabatan :

Unit Kerja :

Menyatakan bahwa Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota

sanggup menanggung biaya operasional dan perawatan Tempat Pelelangan

Ikan (TPI) ..........................

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan sebenar-

benarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

…………………….,

Yang bersangkutan

Materai 6000

(………………………………….)

NIP. ………………………

Page 95: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 95 -

II. PEMBANGUNAN/REHABILITASI SARANA DAN PRASARANA POKOK

BALAI BENIH IKAN LOKAL/BBIL (MILIK UPTD KAB/KOTA)

1. Pengertian

a. Balai Benih Ikan (BBI) Lokal adalah Unit Pelaksana Teknis Daerah

(UPTD) di bawah pengelolaan dan pengawasan dinas

kabupaten/kota, yang bertugas melaksanakan penerapan teknik

perbenihan ikan, menyelenggarakan fungsi penerapan teknik

perbenihan dan distribusi benih, perbanyakan dan distribusi

induk (parent stock), penerapan teknik pelestarian sumberdaya

ikan dan lingkungannya, teknik pengendalian hama dan penyakit,

serta pengendalian mutu benih melalui pelaksanaan sertifikasi

sistem mutu benih ikan.

b. Balai Benih Udang (BBU) adalah Unit Pelaksana Teknis Daerah

(UPTD) di bawah pengelolaan dan pengawasan dinas

kabupaten/kota, yang bertugas melaksanakan penerapan teknik

perbenihan udang, menyelenggarakan fungsi penerapan teknik

perbenihan dan distribusi benih, perbanyakan dan distribusi

induk (parent stock), penerapan teknik pelestarian sumberdaya

ikan dan lingkungannya, teknik pengendalian hama dan penyakit,

serta pengendalian mutu benih melalui pelaksanaan sertifikasi

sistem mutu benih udang.

c. Balai Benih Udang Galah (BBUG) adalah Unit Pelaksana Teknis

Daerah (UPTD) di bawah pengelolaan dan pengawasan dinas

kabupaten/kota, yang bertugas melaksanakan penerapan teknik

perbenihan udang galah, menyelenggarakan fungsi penerapan

teknik perbenihan dan distribusi benih, perbanyakan dan

distribusi induk (parent stock), penerapan teknik pelestarian

sumberdaya udang galah dan lingkungannya, teknik pengendalian

hama dan penyakit, serta pengendalian mutu benih melalui

pelaksanaan sertifikasi sistem mutu benih udang galah.

2. Persyaratan Umum

a. Penetapan jenis unit perbenihan yang akan dikembangkan

didasarkan pada prioritas kebutuhan serta dengan

Page 96: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 96 -

memperhatikan potensi sumberdaya perikanan budidaya yang

tersedia.

b. Penetapan kegiatan pengembangan balai benih di dukung dengan

beberapa persiapan, yaitu:

1) Kajian rancang bangun atau detail desain yang mencakup

bangunan pokok, bangunan pendukung, bangunan

penunjang, bangunan pengamanan dan bangunan pelengkap.

2) Lahan merupakan tanah yang dikuasai oleh pemerintah

daerah dengan status peruntukan untuk pengembangan balai

benih.

3) Konsep struktur organisasi dan tugas fungsi (tusi) balai benih

ditetapkan dengan surat keputusan (SK) bupati/walikota

setempat.

c. Apabila diperlukan, pelaksana pembangunan BBI Lokal, BBU dan

BBUG dapat berkonsultasi dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT)

Ditjen Perikanan Budidaya dalam membuat perencanaan

penyediaan prasarana dan sarana BBI Lokal, BBU dan BBUG

serta meminta berkonsultasi teknis dalam tahap operasionalnya.

d. Sanggup menyediakan anggaran biaya operasional dan

pemeliharaan melalui APBD kabupaten/kota serta staf operasional

balai benih.

3. Persyaratan Teknis

Persyaratan teknis pengembangan BBI lokal, BBU dan BBUG

didasarkan pada persyaratan teknis lokasi dan bangunan.

Persyaratan teknis lokasi antara lain mempertimbangkan

ketersediaan air, jenis tanah (terutama posrositas dan keasaman

tanah), keamanan serta aspek sosial ekonomi.

4. Spesifikasi Teknis

Pembangunan dan atau rehabilitasi sarana dan prasarana UPTD

Kabupaten/Kota meliputi:

a. Pembangunan / rehabilitasi kolam / saluran

Pembangunan/rehabilitasi kolam/saluran meliputi :

Page 97: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 97 -

1) BBI :

a) Rehabilitasi kolam induk/calon induk,

b) Rehabilitasi kolam pemijahan/pendederan,

c) Rehabilitasi bak/kolam karantina,

d) Rehabilitasi Filter/pengendapan (bak, kolam),

e) Rehabilitasi kolam pakan alami,

f) Rehabilitasi bangunan panti benih/bangsal/hatchery,

g) Pembangunan bak sterilisasi roda kendaraan dan bak

disinfeksi alas kaki/footbath,

h) Rehabilitasi saluran air pasok (masuk) dan buang (keluar),

2) BBU / BBUG :

a) Rehabilitasi bangunan hatchery,

b) Rehabilitasi bak induk,

c) Rehabilitasi bak pemijahan,

d) Rehabilitasi bak larva,

e) Rehabilitasi bak pendederan,

f) Rehabilitasi bak / kolam karantina,

g) Rehabilitasi bak pakan alami,

h) Rehabilitasi Filter / pengendapan (bak, kolam),

i) Pembangunan / rehabilitasi tandon,

j) Pembangunan bak sterilisasi roda kendaraan dan bak

disinfeksi alas kaki/footbath,

k) Rehabilitasi Instalasi air tawar dan instalasi air laut,

b. Peralatan perbenihan (paket)

Satu paket peralatan perbenihan meliputi :

1) BBI :

a) Paket instalasi aerasi (hi blow, selang aerasi, batu aerasi,

instalasi pipa)

b) Paket resirkulasi air (filter biologi, filter mekanik, pompa

celup, instalasi pipa)

c) Paket resirkulasi khusus ikan hias (filter biologi, filter

mekanik, pompa celup, instalasi pipa, unit ultraviolet)

d) Paket pemijahan buatan (wadah ikan dari

Page 98: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 98 -

plastik/fiberglass, happa, selang kanulasi, ovaprim / HCG,

syringe/ alat suntik kakaban, Larutan NaCL / infus,

aquabidest)

e) Paket penetasan (happa, corong penetasan, pompa celup,

heater)

f) Paket pendederan (alat penyeragaman ukuran benih,

happa, baskom, refrigerator)

g) Paket pengukuran dan pemeriksaan kesehatan ikan/mutu

benih (timbangan, DO Meter, pH Meter, termometer,

Mikroskop, water quality testkit)

2) BBU / BBUG :

a) Paket instalasi aerasi (hi blow, selang aerasi, batu aerasi,

instalasi pipa)

b) Paket resirkulasi air (filter biologi, filter mekanik, pompa

celup, instalasi pipa, unit ultraviolet)

c) Paket pemijahan buatan (wadah ikan dari

plastik/fiberglass, happa, senter kedap air, selang

kanulasi, ovaprim / HCG, syringe/ alat suntik, Larutan

NaCL / infus, aquabidest)

d) Paket pemeliharaan larva (plankton net, happa, corong

penetasan artemia, heater)

e) Paket pendederan (alat penyeragaman ukuran benih,

baskom, freezer)

f) Paket pengukuran dan pemeriksaan kesehatan ikan/mutu

benih (timbangan, gelans ukur, DO Meter, pH Meter,

termometer, refractometer, portable PCR, Mikroskop,

haemocytometer, water quality testkit)

c. Peralatan perkolaman (paket)

Satu paket peralatan perkolaman meliputi :

1) BBI :

Paket persiapan dan pemeliharaan kolam (hand traktor, mesin

potong rumput, happa)

2) BBU/BBUG :

Page 99: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 99 -

Paket persiapan dan pemeliharaan bak/KJA (alat semprot

jaring)

d. Peralatan Panen (paket)

Satu paket peralatan panen BBI/BBU/BBUG/BBIP meliputi :

wadah panen fiberglass, tabung oksigen, alat hitung benih, happa.

e. Induk dan Pakan

Satu paket induk dan pakan BBI/BBU/BBUG meliputi :

pengadaan calon induk/induk beserta pakannya.

Page 100: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 100 -

III. PE NGADAAN SARANA DAN PRASARANA PEMBERDAYAAN USAHA

SKALA KECIL MASYARAKAT PESISIR (NELAYAN, PEMBUDIDAYA IKAN,

PENGOLAH DAN PEMASAR HASIL PERIKANAN SERTA PETAMBAK

GARAM)

A. Kapal Penangkapan berukuran di bawah 3 GT beserta mesin dan alat

B. Percontohan Budidaya

1. Penyusunan dan Penetapan Konsep Kawasan Percontohan

a. Sosialisasi/Koordinasi

Sosialisasi dan koordinasi dilakukan oleh Dinas KP

Kabupaten/Kota. Peserta sosialisasi adalah calon Pokdakan

pelaksana di kawasan percontohan yang telah dilakukan

identifikasi dan verifikasi, serta menyatakan kesanggupan

yang dibuktikan dengan berita acara.

b. Identifikasi Lokasi dan Pokdakan

Penetapan lokasi diharapkan dapat menjamin keselarasan

dengan pembangunan wilayah di daerah dan keadaan sosial di

lingkungan sekitarnya. Lokasi pengembangan percontohan

dilakukan di lahan milik Pokdakan yang telah memenuhi

kriteria, antara lain :

1) Aspek Teknis

a) Lokasi sesuai Standar kelayakan kegiatan perikanan

budidaya

b) Berada dalam kawasan pengembangan perikanan

budidaya

c) Tidak dalam areal banjir dan cemaran

d) Daya dukung lingkungan memadai

e) Kesesuaian lokasi dengan penerapan teknologi yang

akan dikembangkan (teknologi anjuran)

2) Aspek Non Teknis

a) Terdapat Kelembagaan kelompok

b) Sosial budaya dan atau kearifan lokal

Page 101: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 101 -

c) Kemudahan akses (transportasi, komunikasi, sumber

benih dan pasar)

d) Kondisi sarana dan prasarana penunjang

e) Komitmen pelaku dan dukungan pemerintah daerah

3) Aspek Legalitas

Kawasan pengembangan percontohan lokasinya sesuai

dengan tata ruang daerah dan tidak terdapat konflik

kepentingan baik dengan kegiatan perikanan maupun

kegiatan lainnya terkait pemanfaatan ruang/lahan dan

status kepemilikan lahannya jelas serta sesuai dengan

peruntukan pengembangan perikanan.

c. Persyaratan Kelompok

Identifikasi calon Pokdakan dilaksanakan oleh Tim Teknis

yang terdiri dari dinas KP Kabupaten/Kota yang membidangi

perikanan budidaya dan penyuluh. Hasil identifikasi lokasi

dan Pokdakan dibuktikan dengan berita acara.

Kelompok Pembudidaya adalah pelaksana percontohan

perikanan budidaya di kawasan sentra perikanan budidaya

yang diusulkan oleh Tim Teknis dan ditetapkan oleh Kepala

Dinas KP Kabupaten/Kota dengan persyaratan kelompok

sebagai berikut:

1) Kelompok diutamakan berbadan hukum;

2) Merupakan binaan dinas setempat;

3) Mempunyai anggota minimal 10 orang;

4) Mempunyai struktur organisasi dan kepengurusan

5) Penyiapan lahan percontohan budidaya secara

berkelanjutan

6) Lahan milik PEMDA, umum atau kelompok (Pokdakan)

dengan status yang jelas dan diperuntukkan bagi

pengembangan kawasan perikanan budidaya

7) Bersedia untuk menandatangi surat pernyataan

kesanggupan mengikuti ketentuan pelaksanaan

percontohan.

Page 102: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 102 -

d. Penetapan Lokasi dan Pokdakan

Lokasi dan Pokdakan ditetapkan oleh Kepala Dinas Kelautan

dan Perikanan Kabupaten/Kota berdasarkan usulan Tim

Teknis, melalui SK Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan

Kabupaten/Kota.

2. Percontohan Budidaya

a. Persiapan

1) Persiapan Lahan dan Wadah Budidaya

Persiapan lahan dan wadah budidaya dipersiapkan sesuai

dengan kebutuhan persyaratan teknis budidaya.

2) Penyediaan Sarana dan Prasarana

Penyediaan Sarana dan prasarana dilaksanakan

berdasarkan Perpres No.54 Tahun 2010 sebagaimana telah

dirubah dengan Perpres Nomor 70 Tahun 2012 Tentang

Pengadaan barang dan Jasa Pemerintah. Agar jadwal

pengadaan oleh Satker Dinas Kelautan dan Perikanan

Kabupaten/Kota disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan

percontohan.

3) Pemilihan Komoditas

Persiapan disesuaikan dengan teknis budidaya komoditas

yang akan dikembangkan. Komoditas yang dikembangkan

merupakan komoditas unggulan kabupaten/kota setempat

dan memiliki kriteria antara lain:

Potensial secara ekonomi sehingga dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat/ Pokdakan;

a) Mudah dipasarkan;

b) Meningkatkan penyerapan tenaga kerja/segmentasi

usaha;

c) Dapat dilaksanakan dengan teknologi yang sederhana

agar dapat dicontoh oleh pembudidaya sekitar;

d) Dapat dipanen dalam skala masal;

e) Mendukung ketahanan pangan dan ketahanan ekonomi.

4) Penerapan Teknologi

Page 103: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 103 -

Teknologi budidaya yang diterapkan dalam percontohan

perikanan budidaya merupakan teknologi inovatif dan

aplikatif yang mengacu pada Standar Nasional Indonesia

(SNI) atau Petunjuk Teknis (Juknis) Budidaya sesuai

komoditas yang dibudidayakan. Benih yang digunakan

harus mengikuti kaidah-kaidah Cara Pembenihan Ikan

yang Baik (CPIB), sedangkan dalam proses pemeliharaan

sampai dengan panen harus mengikuti kaidah-kaidah Cara

Budidaya Ikan Yang Baik (CBIB).

3. Pelaksanaan Percontohan

a. Pelaksanaan Percontohan

Pelaksanaan percontohan dilakukan berdasarkan rencana

kerja teknis yang disusun oleh tim teknis bersama pokdakan

pelaksana percontohan kawasan budidaya tahun 2016 dan

mengacu pada standar operasional prosedur (SOP) yang telah

disiapkan oleh UPT sebagai pendamping teknis. Komoditas

yang akan dikembangkan bukan termasuk komoditas asing

Invasif yaitu komoditas yang dapat menyebabkan dominannya

jenis tersebut dan akan mengurangi biodeversitas spesies

lokal, jenis dan paket komoditas percontohan tersebut adalah :

1) Polikultur (udang, bandeng, Gracilaria)

2) Rumput Lat E. Cottonii

3) Bandeng (semi intensif)

4) Udang vaname

5) Gurame

6) Udang galah (UGADI)

7) Lele

8) Patin

9) Nila

10) Mas

11) Ikan hias

Teknologi Percontohan merupakan teknologi hasil

perekayasaan yang inovatif, aplikatif dan ramah lingkungan.

Page 104: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 104 -

Teknologi harus diterapkan oleh Pokdakan pelaksana

percontohan yang berpedoman pada SOP yang telah dibuat

oleh tim teknis, mengacu pada SNI dan menerapkan prinsip-

prinsip CBIB.

Setiap anggota kelompok harus berperan serta dan terlibat

secara langsung dalam setiap tahapan teknis operasional

budidaya dibawah bimbingan teknisi.

b. Paket Percontohan

Paket percontohan diprioritaskan pada kawasan perikanan

budidaya perikanan budidaya meliputi budidaya air tawar, air

payau dan laut serta ikan hias yang disesuaikan dengan

potensi kawasan perikanan budidaya, contoh standar paket

budidaya sebagai berikut:

1) Percontohan Budidaya Ikan Air Tawar

a) Paket budidaya gurame di kolam (350 m2/unit) dalam

bentuk sarana produksi yang terdiri dari :

Benih : 7.000 ekor (uk. 7-15 gr/ekor)

Pakan : 2.933 kilogram

Persiapan kolam : 1 paket

Alat perikanan : 1 paket

Dengan asumsi 1 siklus produksi 4 bulan, dalam 1

tahun dapat dilakukan 3 siklus, maka produksi 1

siklus diproyeksikan 1.995 kg, sehingga dalam 1 tahun

akan diperoleh hasil sekitar 5,985 ton.

b) Paket budidaya ikan dengan padi (MINAPADI) dengan

luasan 1.000 m2 dalam bentuk sarana produksi yang

terdiri dari :

Benih padi : 5 kilogram

Benih nila : 3.300 ekor

Pakan : 528 kilogram

Pupuk : 15 kilogram

Alat perikanan : 1 paket

Pembuatan caren : 1 paket

Page 105: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 105 -

Dengan asumsi 1 siklus produksi nila 3 bulan, dalam 1

tahun dapat dilakukan 4 siklus, maka produksi 1

siklus diproyeksikan nila 440 kg dan padi 700 kg,

sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar

nila 1,76 ton dan 2,8 ton padi.

c) Paket budidaya udang galah bersama padi (UGADI)

dengan luasan 1.000 m2 dalam bentuk sarana produksi

yang terdiri dari :

Benih padi : 5 kilogram

Tokolan udang : 10.000 ekor

Pakan : 240 kilogram

Pupuk : 15 kilogram

Dengan asumsi 1 siklus produksi udang 3 bulan, dalam

1 tahun dapat dilakukan 4 siklus, maka produksi 1

siklus diproyeksikan 166 kg, sehingga dalam 1 tahun

akan diperoleh hasil sekitar 664 kilogram.

d) Paket budidaya lele di kolam terpal (10 m2/unit) dalam

bentuk sarana produksi yang terdiri dari :

Benih : 20.000 ekor (8-12 cm/ekor)

Pakan : 2.000 kilogram

Kolam terpal : 10 unit

Alat perikanan : 1 paket

Persiapan kolam : 10 paket

Dengan asumsi 1 siklus produksi lele 2 bulan, dalam 1

tahun dapat dilakukan 6 siklus, maka produksi 1

siklus diproyeksikan 2.000 kg, sehingga dalam 1 tahun

akan diperoleh hasil sekitar 1,2 ton.

e) Paket budidaya lele intensif dengan penerapan

teknologi bioflok (10 m2/unit) dalam bentuk sarana

produksi yang terdiri dari :

Pembuatan kolam (bundar/persegi) : 10 unit

Saluran dan kolam tamping : 1 paket

Pompa bensin 3’ : 1 unit

Page 106: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 106 -

Pompa sumersable : 12 unit

Selang plastik : 1 paket

Serok : 5 buah

Bak : 5 buah

Ember : 5 buah

Benih : 75.000 ek (7-8

cm/ekor)

Pakan : 6000 kg

Probiotik : 20 liter

Molase : 500 liter

Tepung terigu/kanji : 1000 kg

Premix : 1 kg

Desinfektan : 5 botol

Dengan asumsi 1 siklus produksi lele 2,5 bulan, dalam

1 tahun dapat dilakukan 4 siklus, maka produksi 1

siklus diproyeksikan ukuran konsumsi 6800 kg

oversize 100 kg undersize 300 kg, sehingga dalam 1

tahun akan diperoleh hasil sekitar ukuran konsumsi

27,2 ton oversize 400 kg undersize 1200 kg.

f) Paket budidaya patin di kolam dalam (10.000 m2/unit)

dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari :

Kolam : 10.000 m2

Pompa : 1 unit

Kincir : 4 unit

Genset : 1 unit

Peralatan dan sarana : 1 unit

Persiapan kolam : 1 paket

Peralatan : 1 paket

Benih : 300.000 ekor (3 inchi)

Pakan : 229.500 kilogram

Kapur pertanian : 4.000 kilogram

Saponin : 50 kilogram

Probiotik : 100 liter

Page 107: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 107 -

Biaya panen : 2 paket

Dengan asumsi 1 siklus produksi patin 6 bulan, dalam

1 tahun dapat dilakukan 2 siklus, maka produksi 1

siklus diproyeksikan 172.260 kg, sehingga dalam 1

tahun akan diperoleh hasil sekitar 344,52 ton.

g) Paket budidaya patin di kolam (100 m2/unit) dalam

bentuk sarana produksi yang terdiri dari :

Kolam : 4 unit

Persiapan lahan : 10 paket

Peralatan : 1 paket

Benih : 4.000 ekor (7-9 cm/ekor)

Pakan : 2.808 kilogram

Dengan asumsi 1 siklus produksi patin 6 bulan, dalam

1 tahun dapat dilakukan 2 siklus, maka produksi 1

siklus diproyeksikan 2.160 kg, sehingga dalam 1 tahun

akan diperoleh hasil sekitar 4,32 ton.

h) Paket budidaya nila di kolam dalam bentuk sarana

produksi yang terdiri dari :

Persiapan lahan : 1 paket

Benih : 3.400 ekor (5-8 cm/ekor)

Pakan : 1.000 kilogram

Dengan asumsi 1 siklus produksi nila 4 bulan, dalam 1

tahun dapat dilakukan 3 siklus, maka produksi 1

siklus diproyeksikan 900 kg, sehingga dalam 1 tahun

akan diperoleh hasil sekitar 2,7 ton.

i) Paket budidaya mas di kolam dalam bentuk sarana

produksi yang terdiri dari :

Persiapan lahan : 1 paket

Benih : 4.000 ekor (5-8 cm/ekor)

Pakan : 950 kilogram

Dengan asumsi 1 siklus produksi nila 4 bulan, dalam 1

tahun dapat dilakukan 3 siklus, maka produksi 1

Page 108: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 108 -

siklus diproyeksikan 800 kg, sehingga dalam 1 tahun

akan diperoleh hasil sekitar 2,4 ton.

2) Percontohan Budidaya Air Payau/Laut

a) Paket polikultur udang, bandeng, rumput laut dalam

bentuk sarana produksi yang terdiri dari :

Nener : 5.000 ekor (uk. 4-7 cm)

Benur : 10.000 ekor (PL 30)

Rumput laut : 1.000 kilogram

Pupuk : 1 paket

Persiapan lahan : 1 paket

Dengan asumsi masing-masing untuk bandeng 2 siklus

per tahun, udang 2 siklus per tahun, dan rumput laut

4 siklus per tahun. Sedangkan produksi per siklus

masing-masing untuk udang diproyeksikan 160 kg (size

50), bandeng 1000 kg (size 5) dan rumput laut 4000

kilogram basah, sehingga dalam 1 tahun akan

diperoleh hasil masing-masing produksi udang sekitar

320 kg, bandeng 2000 kg dan rumput laut basah

12.000 kg.

b) Paket budidaya rumput laut metode long line/bingkai

(25 x 100 m) atau dengan metode Rakit Apung dan atau

lepas dasar dan atau metode lainnya sesuai dengan

teknologi anjuran disesuaikan dengan kondisi daerah

lokasi percontohan dalam bentuk sarana produksi

sesuai dengan jenis metoda yang dilaksanakan yang

terdiri dari :

Peralatan pendukung : 1 paket

Perahu : 1 unit

Bibit rumput laut : 1 ton

Tali PE : 36 kg (diameter 12 mm)

Tali PE : 100 kg (diameter 10 mm)

Tali PE : 40 kg (diameter 4 mm)

Page 109: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 109 -

Tali PE : 4 gulung (diameter 1,5

mm)

Tali PE : 36 kg (diameter 12 mm)

Tali PE : 8 pak (diameter 1mm)

Jangkar beton : 4 buah (@50 kg)

Pelampung utama : 16 buah (volume 25 liter)

Pelampungjalur : 500 buah (volume 600 ml)

Peralatan : 1 paket

Persiapan lahan : 1 paket

Tenaga kerja : 1 orang

Dengan asumsi waktu produksi sebanyak 6 sikus per

tahun, maka produksi 1 siklus diproyeksikan minimal

6.000 kg rumput laut basah, sehingga dalam 1 tahun

akan diperoleh hasil minimal 36.000 kg rumput laut

basah.

c) Paket budidaya bandeng semi intensif di tambak (1

hektar) dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari

:

Glondongan : 50.000 ekor (30-40

gr/ekor)

Pakan : 9.600 kg

Pupuk : 1 paket

Peralatan : 1 paket (termasuk kincir)

Persiapan lahan : 1 paket

Dengan asumsi waktu produksi dalam 1 tahun

sebanyak 2 siklus, maka produksi 1 siklus

diproyeksikan 8.000 kg (size 4), sehingga dalam 1

tahun akan diperoleh hasil minimal 16.000 kg bandeng.

d) Paket budidaya udang vaname intensif plastik mulsa (1

hektar) dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari

:

Kincir : 16 unit

Peralatan kualitas air : 1 paket

Page 110: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 110 -

Genset : 2 unit (15 PK)

Persiapan lahan : 1 paket

Plastik mulsa : 1 paket

Obat-obatan : 1 paket

Benih : 1.000.000 ekor (PL 12)

Pakan : 22.500 kg (FCR = 1.5)

Dengan asumsi waktu produksi 1 tahun sebanyak 2

siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 15.000 kg

(size 50), sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil

minimal 30.000 kg udang vaname.

3) Budidaya Ikan Hias

a) Paket budidaya ikan koi di kolam (12m2/unit) dalam

bentuk sarana produksi yang terdiri dari :

Bak tandon : 2 unit

Pompa air : 1 unit

Blower : 1 unit

Instalasi air dan aerasi : 1 paket

Instalasi listrik : 1 paket

Waring : 2 unit

Alat kualitas air : 1 paket

Peralatan lapangan : 1 paket

Benih : 3.600 ekor (ukuran 5 cm)

Pakan : 1.971 kg

Obat-obatan : 1 paket

Dengan asumsi 1 siklus produksi 2 bulan, dalam 1

tahun dapat dilakukan 5 siklus, maka produksi 1

siklus diproyeksikan 2.880 ekor (SR 80%), sehingga

dalam 1 tahun akan diperoleh hasil minimal

14.440ekor ikan koi (ukuran 15 cm).

Catatan : Semua paket percontohan (budidaya air tawar,

payau/laut, ikan hias) dapat disesuaikan dengan kondisi dan

potensi yang ada di lokasi percontohan masing-masing.

Page 111: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 111 -

4. Temu Lapang

Temu lapang dilaksanakan oleh Dinas KP Kabupaten/Kota di

lokasi percontohan dengan melibatkan UPTD, Penyuluh,

Pokdakan di sekitar lokasi dan stakeholder terkait lainnya, yang

bertujuan untuk:

a. Mengevaluasi dan mensosialisasikan keberhasilan

percontohan baik dari segi teknis, manajemen kelompok

maupun efektifitas percontohan;

b. Menyebarluaskan informasi teknologi yang telah diterapkan

kepada Pokdakan sekitar di luar kawasan perikanan budidaya;

Menginventarisasi kendala, tantangan dan permasalahan serta

solusi pemecahannya.

5. Pembinaan, Monev dan Pelaporan

a. Pembinaan

Pembinaan teknis dilaksanakan oleh tim teknis dengan

menerapkan teknologi anjuran serta pembinaan manajemen

kelompok dan usaha bersama Dinas KP Kab/Kota atau yang

membidangi perikanan. Diharapkan setelah pelaksanaan

percontohan selesai pokdakan mengajukan permohonan untuk

dilakukan penilaian sertifikasi CBIB untuk pengakuan bahwa

telah menerapkan teknologi anjuran. Pembinaan teknis dan

manajemen dilaksanakan secara periodik baik langsung di

lapangan maupun dalam bentuk pertemuan kelompok, hal ini

bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kompetensi

anggota kelompok.

b. Monitoring

Monitoring bertujuan untuk memantau kegiatan percontohan

mulai dari persiapan sampai dengan panen. Kegiatan

monitoring dapat dilakukan secara langsung melalui

pemantauan dilapangan maupun tidak langsung melalui

komunikasi dengan media elektronik. Adapun materi

monitoring mencakup aspek teknis yang meliputi

perkembangan proses budidaya dan hasil produksi budidaya

Page 112: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 112 -

dan aspek non teknis yang meliputi efektifitas pengelolaan dan

pelaksanaan kegiatan serta kendala pelaksanaan.

c. Evaluasi

Evaluasi pelaksanaan kegiatan percontohan perikanan

budidaya mencakup :

1) Penerapan teknologi budidaya anjuran di lokasi

percontohan;

2) Produksi dan produktifitas budidaya ikan di lokasi

percontohan;

3) Dampak pelaksanaan percontohan terhadap peningkatan

teknologi dan pendapatan Pokdakan serta keberlanjutan

sistem usaha budidaya di tingkat Pokdakan;

4) Penguatan kelembagaan, kemandirian Pokdakan dan

kerjasama kemitraan;

5) Persepsi masyarakat untuk mengembangkan/

menyebarluaskan penerapan teknologi anjuran pada

kawasan sekitarnya.

d. Pelaporan

Pelaporan bertujuan untuk menyampaikan hasil pelaksanaan

kegiatan percontohan kawasan Perikanan budidaya, kendala,

solusi dan rencana tindak lanjut. Pelaporan disampaikan oleh

Dinas KP Kabupaten/Kota kepada Kementerian Kelautan dan

Perikanan C.q. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

1) Laporan Kemajuan

Laporan kemajuan menyajikan perkembangan percontohan

sejak persiapan lahan, penebaran, pemeliharaan,

pembinaan, temu lapang dan panen.

2) Laporan Akhir

Laporan akhir menyajikan seluruh hasil pelaksanaan

percontohan (produksi), kendala, solusi dan dampak serta

rencana tindak lanjut sejak persiapan sampai dengan

kegiatan proses produksi berakhir, termasuk hasil

dokumentasi seluruh rangkaian kegiatan.

Page 113: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 113 -

C. Bedah UKM Pengolahan (pembangunan/rehab)

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peran penting

dan sangat strategis khususnya menggerakkan sektor riil dalam

perikanan nasional. Sebagaimana halnya di sub sektor perikanan,

usaha pengolahan hasil perikanan didominasi oleh UMKM atau

sekitar 98,8% dengan jumlah unit pengolahan sebanyak 60.885 unit

(Statistik Ditjen P2HP, 2015). Jenis usaha pengolahan UMKM terdiri

dari 36,5% usaha penggaraman/pengeringan, 19,1% usaha

pemindangan, 14,5% usaha pengasapan dan 30% dan usaha

pengolahan produk lainnya. Produk olahan yang dihasilkan sebesar

781.895 ton dengan komposisi produk penggaraman 41,06%,

pemindangan 29,35%, pengasapan 11,09%, produk lainnya 18,56%.

Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Usaha Mikro dan Kecil

(UMKM) untuk mengembangkan usahanya antara lain 1)

keterbatasan sarana dan peralatan untuk mendukung kapasitas dan

inovasi produksi, serta jaminan mutu produk, 2) terbatasnya akses

terhadap bahan baku dan permodalan, 3) terbatasnya akses terhadap

informasi terkait dengan jaminan mutu dan keamanan produk

perikanan, dan 4) terbatasnya akses pemasaran produk karena

persyaratan standar mutu, kemasan, label, sertifikasi dan ijin edar.

Kendala tersebut terutama lebih dirasakan oleh pengolah skala Usaha

Mikro dan Kecil. Oleh karena itu, perlu upaya untuk meningkatkan

kapasitas dan skala UMK pengolahan.

Dalam rangka peningkatan kapasitas dan skala UMK pengolahan,

maka perlu dilakukan dengan meningkatkan kemampuan manajerial

pelaku UMK, penyediaan ruang dan peralatan produksi yang

memenuhi standar, membuka akses terhadap bahan baku dan

permodalan, penguatan mutu dan sertifikasi produk dan kemasan,

dan membuka akses pemasaran produk.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan skala UMK

pengolahan ikan yaitu, Bedah Usaha Mikro dan Kecil (Bedah UMK).

Kegiatan Bedah UMK akan difokuskan pada empat komoditas utama,

yaitu: 1) pindang ikan, 2) ikan kering, 3) ikan asap, dan 4) abon ikan.

Page 114: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 114 -

Paket Bedah UMK pengolahan ikan meliputi: 1) perbaikan bangunan,

dan 2) bantuan peralatan pengolahan.

Tujuan kegiatan Bedah UMK pengolahan ikan adalah sebagai berikut:

a) Memperbaiki mutu dan standar produk olahan;

b) Meningkatkan nilai tambah produk olahan;

c) Meningkatkan kapasitas produksi dan usaha;

d) Meningkatkan pendapatan UMK pengolah ikan.

Sasaran program bedah UMK adalah agar pengolahan ikan skala

UMK mampu memperoleh sertifikat P-IRT/MD dan Sertifikat

Kelayakan Pengolahan (SKP).

1. Pengertian

Beberapa pengertian / definisi yang terdapat di dalam petunjuk

teknis kegiatan Bedah UMK adalah sebagai berikut :

a) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria

yakni memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp

50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah

dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan

tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta

rupiah).

b) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan

usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan

cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha

Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha

Kecil yakni memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp

50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling

banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki

hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga

ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp

2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

Page 115: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 115 -

c) Pindang Ikan sesuai SNI 2717:2009 adalah hasil olahan ikan

sederhana dengan cara kombinasi perebusan dan

penggaraman. Produk yang dihasilkan merupakan produk

awetan ikan dengan kadar garam rendah.

d) Ikan Asin Kering sesuai SNI 2721:2009 adalah ikan segar

yang mengalami perlakuan penerimaan, pencucian dengan

atau tanpa perendaman dalam larutan garam, pengeringan,

sortasi, dan penimbangan.

e) Ikan Asap sesuai SNI 2725:2013 adalah produk ikan segar

yang mengalami perlakuan penyiangan, pencucian dengan

atau tanpa perendaman dalam larutan garam, penirisan,

dengan atau tanpa pemberian rempah dan pengasapan panas

yang dilakukan dalam ruang pengasapan dengan

menggunakan kayu, sabut atau tempurung kelapa.

f) Abon Ikan sesuai SNI 7690:2013 adalah produk olahan hasil

perikanan dengan bahan baku ikan segar yang mengalami

perlakuan perebusan atau pengukusan, pencabikan,

penambahan bumbu, dan pemasakan.

g) Sertifikat Kelayakan Pengolahan, yang selanjutnya disingkat

SKP adalah sertifikat yang diberikan kepada UPI yang telah

menerapkan Cara Pengolahan yang Baik (Good Manufacturing

Practices/GMP) dan memenuhi persyaratan Prosedur Operasi

Sanitasi Standar (Standard Sanitation Operating

Procedure/SSOP).

h) Sertifikat Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) adalah

jaminan tertulis yang diberikan oleh Bupati/Walikota terhadap

pangan produksi Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) di

wilayah kerjanya yang telah memenuhi persyaratan pemberian

Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPPIRT)

dalam rangka peredaran pangan produksi IRTP

i) Sertifikat Makanan Merek Dalam (MD) adalah sertifikat yang

diberikan untuk produk makanan dan minuman olahan yang

Page 116: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 116 -

berasal dari produk dalam negeri baik berupa kemasan

langsung maupun dikemas ulang

j) Sertifikat Halal adalah fatwa tertulis yang dikeluarkan oleh

MUI melalui keputusan sidang komisi fatwa yang menyatakan

kehalalan suatu produk berdasarkan proses audit yang

dilakukan oleh LPPOM MUI

k) Standar Nasional Indonesia, yang selanjutnya disingkat SNI

adalah satu-satunya standar yang berlaku secara nasional di

Indonesia. SNI dirumuskan oleh Panitia Teknis dan ditetapkan

oleh Badan Standardisasi Nasional.

l) Perbaikan bangunan adalah perbaikan bangunan unit atau

bangunan gedung permanen yang digunakan untuk mengolah

yang memiliki persyaratan ruangan yang digunakan untuk

penanganan dan pengolahan agar memenuhi persyaratan

keamanan pangan.

m) Bantuan peralatan pengolahan adalah pengadaan peralatan

pengolahan bagi usaha mikro dan kecil untuk melengkapi

peralatan pengolahan pada unit pengolahan ikan yang telah

ada dalam rangka peningkatan kapasitas produksi, dan

kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan SNI dari

produk yang dihasilkan.

n) Bantuan perijinan usaha diberikan melalui fasilitasi agar

usaha mikro dan kecil memiliki legalitas/payung hukum

dalam melakukan usaha. Perizinan usaha berupa Surat ijin

Usaha pengolahan (SIUP) atau Ijin Usaha Pengolahan (IUP),

Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Nomor Pokok Wajib Pajak

(NPWP), merk dagang.

o) Bantuan sertifikasi produk adalah fasilitasi agar usaha mikro

dan kecil memiliki sertifikasi yang mampu menambah nilai

jual produknya dan memberikan legalitas terhadap usahanya.

Bentuk sertifikasi produk berupa halal, Pangan Industri

Rumah Tangga (PIRT), Makanan Merek Dalam (MD), dan

Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP).

Page 117: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 117 -

p) Fasilitasi kemitraan adalah kegiatan untuk mempertemukan

antara pengolah dengan nelayan/pembudidaya dan supplier

untuk mendapatkan kontinuitas bahan baku serta dengan

pemasar antara lain; grosir, retail modern, untuk

mendapatkan kerjasama di bidang pemasaran.

q) Peningkatan kompetensi pengolah adalah peningkatan

kemampuan pengolah melalui kegiatan bimbingan teknis dan

atau pelatihan di bidang mutu, pemasaran, pengemasan dan

diversifikasi produk.

r) Monitoring dan evaluasi adalah kegiatan untuk mengamati/

mengetahui perkembangan dan kemajuan, identifikasi dan

permasalahan serta antisipasinya/upaya pemecahannya

terhadap kegiatan bedah usaha mikro dan kecil yang

dilakukan oleh Dinas pelaksana kegiatan bedah usaha mikro

dan kecil. Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan dengan

melibatkan petugas pembina mutu/penyuluh yang

membidangi/memiliki kompetensi di bidang pengolahan dan

pemasaran hasil perikanan.

2. Persyaratan

a) Persyaratan Umum

Dalam rangka Bedah UMK, maka terlebih dahulu harus

mempertimbangkan volume produksi hasil perikanan yang

bernilai ekonomis sehingga jumlah produksi tersebut dapat

diolah dan dipasarkan secara keseluruhan dan mematuhi

peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang

persyaratan-persyaratan antara lain yaitu:

1) Penerima bantuan adalah kelompok

masyarakat/perorangan yang bergerak di bidang usaha

pengolahan hasil perikanan, binaan Dinas Prov/Kab/Kota

berskala usaha mikro dan kecil.

2) Penerima bantuan memiliki mata pencaharian utama

sebagai pengolah salah satu komoditas dari 4 paket bedah

usaha mikro dan kecil.

Page 118: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 118 -

3) Penerima bantuan memiliki surat keterangan usaha

minimal dari kelurahan setempat dan telah berproduksi

minimal dua tahun secara kontinu.

4) Bangunan pengolahan terpisah dari rumah/tempat tinggal

atau memiliki ruang khusus untuk pengolahan.

5) Tersedia sumber air bersih yang memadai.

6) Tersedia jaringan/sumber listrik yang memadai.

7) Aksesibilitas ke lokasi kegiatan dalam kondisi baik dan

mudah dijangkau.

8) Belum menerima bantuan sejenis.

9) Surat pernyataan bermaterai dari pengolah yang

menyatakan sanggup mengikuti kegiatan Bedah UMK dan

tidak mengalihfungsikan bangunan yang ada.

10) Unit Pengolahan skala UMK penerima bantuan wajib

didukung dengan APBD untuk mendapatkan bantuan non

fisik yaitu berupa: 1) bantuan sertifikasi produk, 2)

bantuan perijinan usaha, 3) fasilitasi kemitraan, 4)

peningkatan kompetensi pengolah, dan 5) monitoring dan

evaluasi.

b) Persyaratan Teknis

Persyaratan teknis penerima bantuan Bedah UMK meliputi:

1) Tempat pengolahan belum memenuhi kaidah GMP/SSOP

sehingga dapat mempengaruhi mutu produk yang

dihasilkan.

2) Memiliki fasilitas:

a. Ruang penanganan ikan

b. Ruang pengolahan ikan

c. Ruang pengemasan

d. Tempat penyimpanan bahan baku dan produk

e. Toilet

f. Instalasi air bersih

g. Instalasi listrik

h. Saluran pembuangan dan penampungan air limbah

Page 119: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 119 -

i. Tempat pencuci tangan / sarana sanitasi

3) Memiliki minimal 50% alat pengolahan untuk proses

produksinya.

4) Luas bangunan UPI skala UMK secara keseluruhan adalah

sebesar ≤50 m2.

3. Ruang Lingkup

a) Paket Kegiatan Bedah UMK

Kegiatan Bedah UMK akan difokuskan pada empat komoditas

utama, yaitu: 1) pindang ikan, 2) ikan kering, 3) ikan asap, dan

4) abon ikan yang masing-masing dibagi menjadi 2 kelompok

berdasarkan kapasitas produksi (bahan baku) per hari

dan/atau teknologi yang digunakan sebagai berikut:

1) Pindang Ikan kapasitas 40 kg

2) Pindang Ikan kapasitas 100 kg

3) Ikan Kering dengan Solar Dryer kapasitas 100 kg

4) Ikan Kering dengan Solar Dryer kapasitas 200 kg

5) Ikan Asap dengan Lemari Asap

6) Ikan Asap dengan Oven

7) Abon Ikan kapasitas 5 kg

8) Abon Ikan kapasitas 10 kg

b) Perbaikan Bangunan

Perbaikan bangunan terdiri dari dua komponen kegiatan yaitu:

1) Perbaikan Unit Pengolahan Ikan (UPI) adalah perbaikan

unit bangunan yang digunakan untuk melakukan kegiatan

pengolahan ikan agar memenuhi persyaratan keamanan

pangan;

2) Perbaikan saluran pembuangan yang dilengkapi bak

kontrol adalah perbaikan atau pembuatan saluran limbah

dari UPI ke tempat yang dipersyaratkan, sehingga tidak

menjadi sumber kontaminan bagi produk yang dihasilkan

serta tidak mengganggu masyarakat sekitar.

Page 120: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 120 -

c) Bantuan Peralatan Pengolahan

Bantuan peralatan pengolahan merupakan pengadaan

peralatan pengolahan bagi pengolah ikan skala UMK untuk

mengganti dan/atau melengkapi peralatan pengolahan yang

sudah dimiliki oleh UPI dalam rangka peningkatan mutu dan

standar produk, nilai tambah produk dan kapasitas produksi

UPI tersebut

d) Peran serta daerah (Dinas KP Kab/Kota)

1) Penerima bantuan Bedah UMK dituangkan dalam Surat

Keputusan Gubernur/Bupati.

2) Memberikan dukungan kepada UMK penerima bantuan

sesuai dengan persyaratan umum Bab 2.1 huruf J.

3) Dinas KP Provinsi/Kab/Kota berkoordinasi dengan Ditjen

Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan

dalam penyelenggaraan kegiatan.

4) Mengirimkan laporan persiapan, pelaksanaan pekerjaan,

monitoring dan evaluasi pada triwulan I, II, III dan IV pada

tahun berjalan yang ditujukan ke Ditjen Penguatan Daya

Saing Produk Kelautan dan Perikanan up. Direktorat Bina

Mutu dan Diversifikasi Produk Perikanan.

e) Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan kegiatan Bedah UMK dilaksanakan selama

tiga bulan dalam tahun berjalan dengan rincian sebagai

berikut :

Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3

Perbaikan bangunan V V V

Bantuan peralatan V V V

Waktu pelaksaanaan kegiatan non fisik Bedah UMK melalui

APBD harus diselenggarakan secara simultan dengan kegiatan

fisik Bedah UMK.

Page 121: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 121 -

4. Pelaksanaan Kegiatan

Spesifikasi teknis standar perbaikan bangunan dan bantuan

peralatan pengolahan adalah sebagai berikut :

a) Perbaikan Bangunan Pindang Ikan, Ikan Asin/Kering, Ikan

Asap dan Abon Ikan

No. Uraian Spesifikasi

1. Lantai Lantai keramik

Kemiringan yang cukup, kedap air,

mudah dibersihkan dan disanitasi, serta dirancang sedemikian rupa

sehingga memudahkan pembuangan air kotor.

2. Dinding Keramik dinding ukuran 30x30 L x T = (50 m x 1,2 m)

Rata permukaannya, mudah dibersihkan dan disanitasi, kuat,

dan kedap air

3. Pintu Kusen

Pintu P x L = 2 m x 0,8 m dan tebal 3mm

Terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, mudah dibersihkan dan

disanitasi, dilengkapi dengan tirai plastik

4. Langit-langit;

atau sambungan

atap

Gypsum dengan luas 50 m2

Mudah dibersihkan, berwarna terang

5. Ventilasi dan

sirkulasi udara Frame alumunium dan kawat kasa

alumunium (uk. 60 cm x 100 cm)

Cukup untuk menghindari

kondensasi, dilengkapi dengan sarana pencegah masuknya serangga

6. Toilet Pemindahan pintu agar tidak menghadap toilet

Perbaikan lantai

Perbaikan closet

Menggunakan sistem water flushing

dan memenuhi sanitasi.

7. Instalasi air Pemasangan pompa air 1 paket

Memenuhi kapasitas debit yang

dibutuhkan, air layak digunakan dalam proses pengolahan

Page 122: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 122 -

8. Tempat pencuci tangan

Pemasangan wastafel

Dilengkapi sarana sanitasi dan tidak

menyebabkan rekontaminasi

9. Saluran

Pembuangan Pemasangan saluran pembuangan

yang dilengkapi dengan bak kontrol

b) Paket Pengolahan Pindang Ikan (kapasitas 40 kg)

No. Uraian Spesifikasi

1 Meja preparasi stainless steel (1 unit)

Material : Stainless Steel 304 tebal min 1,2 mm

Dimensi (P x L x T) : 180x70x85cm (tinggi disesuaikan dgn kebiasaan pengolah)

2 Chest Freezer (1 unit)

Kapasitas : min. 194 Liter

3 Kompor Gas Mawar 1 Tungku Lengkap (1 unit)

Kompor Gas :

1 tungku

Berpemantik otomatis

Dimensi : P (77) L (41,5) T (16,5) cm

Garansi : 5 tahun Body (Garansi Keropos) ,1 tahun Spare part, 3 tahun Servis

Jenis api : Api lilin

Terbuat dari bahan stainless steel

Bentuk api yang biru, merata dan besar

Full Pressed Body

Tahan beban hingga 100 KG

Dilengkapi sensor panas ( bila api mati di burner/tungku, gas tidak keluar)

Dilengkapi dengan aksesoris:

Tabung Gas Elpiji 12 Kg (produk baru/minimal memiliki waktu kaji ulang yang berakhir pada Mei 2018)

Regulator ber-SNI

Selang ber-SNI

Dilengkapi dengan ring aluminium ber-SNI

4 Coolbox (1 unit)

Kapasitas : <200 Liter

Bahan Plasic : HDPE

5 Fan di ruang pengolahan (1 unit)

Tornado Regency Wallfan TW 45

diameter 18 Inchi

3 kontrol speed

Jaring kipas bahan nikel

Baling-baling dari besi

Bisa berputar ke kiri dan ke kanan

108 Watt

6 Tebal 2 mm T=2,5m, L=2m

Page 123: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 123 -

7 Lampu dg acrylic cover (2 unit)

Lampu TL LED 2 x 20 Watt

Kap Lampu TL LED 2 x 20 Watt

Tutup cover acrylic bening

Panjang 120 cm

8 Insect killer lamps (2 unit)

Maks. UV Light Tubes 20 Watt x 2 pcs

Min. Coverage Area : 70 m2

4D Entry point : Front/Back/Both Sides

Use to Kill Flies and Mosquitos

Maks. Wattage : 40Watt

Voltage : 220-240V

9 Hand Sealer

(1 unit) Max Input Power : 300 watt

Min Lebar Seal : 2 mm

Body : Iron / Besi

Min Panjang Seal : 20 Cm

10 Tempat sampah berpenutup (2 unit)

Berbahan HDPE plastic

Bukaan tutup: injak

Kapasitas 30 Liter

11 Pallet untuk penirisan (Palet Kecil) (1 unit)

Min Size : 1200 x 1200 x 150 mm Perbaiki ukuran

Material : HDPE

Type : Reversible

Min Statik : 5000 Kg

Min Dynamic : 1500 Kg

Min Racking : 1200 Kg

Accessibility : Forklift entry : 4-wa

Washabl

Durable & reliable

Recyclable

Max Weight : 30 Kg

12 Bahan Kemasan (1 unit)

Plastik PP (Polypropylene) ketebalan min 0,8 mm

13 Timbangan bahan Baku (1 unit)

Display : LED

Power : Baterai/rechargeable

Kapasitas : 300-500 Kg

Min plat form size : 60 cm x 80 cm

14 Timbangan produk (1 unit)

Display : LED

Power : Baterai/rechargeable

Kapasitas : 30 Kg

15 Panci perebusan pindang (4 unit)

Volume 20 kg Bahan : Stainless Steel 304, minimal tebal 3 mm

Page 124: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 124 -

c) Paket Pengolahan Pindang Ikan (Kapasitas 100 kg)

No. Uraian Spesifikasi

1 Meja preparasi stainless steel (1 unit)

Material : Stainless Steel 304

Ketebalan minimal 1,2 mm

Dimensi (P x L x T) : 180 x 70x

85cm (tinggi disesuaikan dengan kebiasaan pengolah)

2 Chest Freezer (1 unit)

Kapasitas : min. 194 Liter

3 Kompor Gas Mawar 1

Tungku Lengkap (2 unit)

Kompor Gas :

1 tungku

Berpemantik otomatis

Berat : 8,1 kg

Dimensi : P (77) L (41,5) T (16,5)

cm

Garansi : 5 tahun Body (Garansi

Keropos) ,1 tahun Sparepart, 3 tahun Service

Jenis api : Api lilin

Terbuat dari bahan stainless stell

dan

Anti Karat yang tahan lama

terhadap korosi

Bentuk api yang biru, merata dan

besar

Full Pressed Body

Tahan beban hingga 100 KG

Dilengkapi sensor panas ( bila api mati di burner / tungku gas tidak

keluar)

Dilengkapi dengan aksesoris:

Tabung Gas Elpiji 12 Kg :

Produk baru/minimal memiliki

waktu kaji ulang yang berakhir pada Mei 2018

Ber-SNI

Regulator : Ber-SNI Selang :

Dilengkapi dengan ring aluminium

Ber-SNI

4 Coolbox (1 unit)

Kapasitas : <200 Liter

Bahan Plasic : HDPE

Page 125: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 125 -

5 Fan di ruang

pengolahan (1 unit)

Tornado Regency Wallfan TW 45

diameter 18 Inchi

3 kontrol speed

Jaring kipas bahan nikel

Baling-baling dari besi

Bisa berputar ke kiri dan ke kanan

108 Watt

6 Tirai plastik plastic curtain (2 unit)

Tebal 2 mm T=2,5m, L=2m

7 Lampu dg

acrylic cover (2 unit)

Lampu TL LED 2 x 20 Watt

Kap Lampu TL LED 2 x 20 Watt

Tutup cover acrylic bening

Panjang 120 cm

8 Insect killer

lamps (2 unit)

Maks. UV Light Tubes 20 Watt x 2

pcs

Min. Coverage Area : 70 m2

4D Entry point : Front/Back/Both

Sides

Use to Kill Flies and Mosquitos

Maks. Wattage : 40Watt

Voltage : 220-240V

9 Hand Sealer (1 unit)

Max Input Power : 300 watt

Min Lebar Seal : 2 mm

Body : Iron / Besi

Min Panjang Seal : 20 Cm

10 Tempat sampah

berpenutup (2 unit)

Berbahan HDPE plastic Bukaan tutup: injak

Kapasitas 30 Liter

11 Pallet untuk penirisan

(Palet Kecil) (1 unit)

Min Size : 1200 x 1200 x 150 mm

Perbaiki ukuran

Material : HDPE

Type : Reversible

Min Statik : 5000 Kg

Min Dynamic : 1500 Kg

Min Racking : 1200 Kg]

Accessibility : Forklift entry : 4-way

Washable

Durable & reliable

Recyclable

Max Weight : 30 Kg

12 Bahan

Kemasan (1 unit)

Plastik PP (Polypropylene) ketebalan

min 0,8 mm

Page 126: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 126 -

13 Timbangan

bahan Baku (1 unit)

Display : LED

Power : Baterai/rechargeable

Kapasitas : 300-500 Kg

Min plat form size : 60 cm x 80 cm

14 Timbangan

produk (1 unit)

Display : LED

Power : Baterai/rechargeable

Kapasitas : 30 Kg

15 Panci perebusan pindang (12 unit)

Volume 20 kg Bahan : Stainless Steel 304, minimal tebal 3 mm

d) Paket Pengolah Ikan Kering dengan Solar Dryer (Kapasitas 100

kg)

No. Uraian Spesifikasi

1 Meja stainless steel

(1 unit)

Material : Stainless Steel 304

Ketebalan minimal 1,2 mm

Dimensi (P x L x T) : 180 x 70 x

85cm

(tinggi disesuaikan dengan

kebiasaan pengolah)

2 Coolbox

(1 unit) Kapasitas : <200 Liter

Bahan Plastik : HDPE

3 Tirai plastik plastic curtain (2 unit)

Tebal 2 mm T=2,5m, L=2m

4 Lampu dg acrylic cover

(2 unit)

Lampu TL LED 2 x 20 Watt

Kap Lampu TL LED 2 x 20 Watt

Tutup cover acrylic bening

Panjang 120 cm

5 Insect killer lamps

(2 unit)

Maks. UV Light Tubes 20 Watt x 2 pcs

Min. Coverage Area : 70 m2

4D Entry point : Front/Back/Both

Sides

Use to Kill Flies and Mosquitos

Maks. Wattage : 40Watt

Voltage : 220-240V

6 Hand Sealer (1 unit)

Max Input Power : 300 watt

Min Lebar Seal : 2 mm

Body : Iron / Besi

Min Panjang Seal : 20 Cm

Page 127: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 127 -

e) P

a

k

e

t

Pengolah Ikan Kering dengan Solar Dryer (Kapasitas 200 kg)

No. Uraian Spesifikasi

1 Meja stainless steel

(1 unit)

Material : Stainless Steel 304

Ketebalan minimal 1,2 mm

Dimensi (P x L x T) : 180x70x85cm (

tinggi disesuaikan dengan kebiasaan pengolah)

2 Coolbox (1 unit)

Kapasitas : <200 Liter

Bahan Plasic : HDPE

7 Keranjang

Berlubang/Trays (4 unit)

Bahan : plastik

Tidak mudah pecah

Kapasitas : minimal 20 Kg

Dimensi : minimal 62 x 43 x 38 (cm)

Dapat disusun vertical dan berlubang-lubang

8 Tempat sampah

berpenutup (2 unit)

Berbahan HDPE plastic

Bukaan tutup: injak

Kapasitas 30 Liter

9 Pallet untuk

penirisan (Palet Kecil)

(1 unit)

Min Size : 1200 x 1200 x 150 mm

Perbaiki ukuran

Material : HDPE

Type : Reversible

Min Statik : 5000 Kg

Min Dynamic : 1500 Kg

Min Racking : 1200 Kg

Accessibility : Forklift entry : 4-way

Washable

Durable & reliable

Recyclable

Max Weight : 30 Kg

10 Bahan Kemasan

(1 unit)

Plastik PP (Polypropylene) ketebalan

min 0,8 mm

11 Drum

Penyimpanan (2 unit)

Bahan : palstik berpenutup

Ukuran : 50 L

12 Timbangan produk (1 unit)

Display : LED

Power : Baterai/rechargeable

Kapasitas : 30 Kg

13 Talenan (1 unit)

Bahan : acrylic

14 Solar Dryer (1 unit)

Ukuran : 3 m x 6 m

Material :

20 tray, 1 tray = 5 kg

Page 128: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 128 -

3 Tirai plastik

plastic curtain (2 unit)

Tebal 2 mm T=2,5m, L=2m

4 Lampu dg acrylic cover (2 unit)

Lampu TL LED 2 x 20 Watt

Kap Lampu TL LED 2 x 20 Watt

Tutup cover acrylic bening

Panjang 120 cm

5 Insect killer

lamps (2 unit)

Maks. UV Light Tubes 20 Watt x 2

pcs

Min. Coverage Area : 70 m2

4D Entry point : Front/Back/Both

Sides

Use to Kill Flies and Mosquitos

Maks. Wattage : 40Watt

Voltage : 220-240V

6 Hand Sealer (1 unit)

Max Input Power : 300 watt

Min Lebar Seal : 2 mm

Body : Iron / Besi

Min Panjang Seal : 20 Cm

7 Keranjang Berlubang/Tra

ys

Bahan : plastik

Tidak mudah pecah

Kapasitas : minimal 20 Kg

Dimensi : minimal 62 x 43 x 38 (cm)

Dapat disusun vertical dan

berlubang-lubang

8 Tempat

sampah berpenutup

(2 unit)

Berbahan HDPE plastic

Bukaan tutup: injak

Kapasitas 30 Liter

9 Pallet untuk

penirisan (Palet Kecil) (2 unit)

Min Size : 1200 x 1200 x 150 mm

Perbaiki ukuran

Material : HDPE

Type : Reversible

Min Statik : 5000 Kg

Min Dynamic : 1500 Kg

Min Racking : 1200 Kg

Accessibility : Forklift entry : 4-way

Washable

Durable & reliable

Recyclable

Max Weight : 30 Kg

10 Bahan Kemasan (1 unit)

Plastik PP (Polypropylene) ketebalan min 0,8 mm

11 Drum Penyimpanan

(4 unit)

Bahan : palstik berpenutup

Ukuran : 50 L

Page 129: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 129 -

12 Timbangan

produk (1 unit)

Display : LED

Power : Baterai/rechargeable

Kapasitas : 30 Kg

13 Talenan

(1 unit) Bahan : acrylic

14 Solar Dryer

(2 unit) Ukuran : 3 m x 6 m

Material :

20 tray, 1 tray = 5 kg

f) Paket Pengolah Ikan Asap dengan Lemari asap

No. Uraian Spesifikasi

1 Meja preparasi stainless steel (1 unit)

Material : Stainless Steel 304

Ketebalan minimal 1,2 mm

Dimensi (P x L x T) : 180x70x85cm ( tinggi disesuaikan dengan

kebiasaan pengolah)

2 Chest Freezer

(1 unit) Kapasitas : min. 194 Liter

3 Lemari asap (1 unit)

Spesifikasi - KM-SH 80

Dimensi : 500 x 465 x 1050 mm

Material : Mild Steel,Stainless Steel

Kapasitas : 80 Liter (20-30

kg/proses)

Kelengkapan : Thermometer Payung

Material Rangka : Mild Steel (Siku 40 x 40 X 4)

Pemanas : Kompor LPG

4 Coolbox

(1 unit) Kapasitas : <200 Liter

Bahan Plasitc : HDPE

5 Exhause di ruang

pengolahan (2 unit)

Exhaust Dinding / atap

Menggunakan " Metal Louver " Sebagai Filter Atau Perangkap

Minyak Goreng Dan Dilengkapi Dengan " Oil Cup " Untuk Menampung Minyak Goreng.

Diameter 10 "

6 Tirai plastik plastic curtain (2 unit)

T=2,5m, L=2m tebal = 5 mm

7 Lampu dg acrylic cover

(2 unit)

Lampu TL LED 2 x 20 Watt

Kap Lampu TL LED 2 x 20 Watt

Tutup cover acrylic bening

Panjang 120 cm

Page 130: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 130 -

8 Insect killer

lamps (2 unit)

Maks. UV Light Tubes 20 Watt x 2

pcs

Min. Coverage Area : 70 m2

4D Entry point : Front/Back/Both

Sides

Use to Kill Flies and Mosquitos

Maks. Wattage : 40Watt

Voltage : 220-240V

9 Hand Sealer (1 unit)

Max Input Power : 300 watt

Min Lebar Seal : 2 mm

Body : Iron / Besi

Min Panjang Seal : 20 Cm

10 Keranjang Berlubang/Tra

ys (4 unit)

Bahan : plastik

Tidak mudah pecah

Kapasitas : minimal 20 Kg

Dimensi : minimal 62 x 43 x 38 (cm)

Dapat disusun vertical dan

berlubang-lubang

11 Tempat

sampah berpenutup

(2 unit)

Berbahan HDPE plastic

Bukaan tutup: injak

Kapasitas 30 Liter

12 Pallet untuk penirisan (Palet Kecil)

(1 unit)

Min Size : 1200 x 1200 x 150 mm Perbaiki ukuran

Material : HDPE

Type : Reversible

Min Statik : 5000 Kg

Min Dynamic : 1500 Kg

Min Racking : 1200 Kg

Accessibility : Forklift entry : 4-way

Washable

Durable & reliable

Recyclable

Max Weight : 30 Kg

13 Bahan

Kemasan (1 unit)

Plastik PP (Polypropylene) ketebalan

min 0,8 mm

14 Timbangan

produk (1 unit)

Display : LED

Power : Baterai/rechargeable

Kapasitas : 30 Kg

g) Paket Pengolah Ikan Asap dengan Oven

Page 131: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 131 -

No. Uraian Spesifikasi

1 Meja preparasi stainless steel (1 unit)

Material : Stainless Steel 304

Ketebalan minimal 1,2 mm

Dimensi (P x L x T) : 180x70x85cm (

tinggi disesuaikan dengan kebiasaan pengolah)

2 Chest Freezer

(1 unit) Kapasitas : min. 194 Liter

Power consumption : maks. 168

Watt

3 Oven

(1 unit) Material : Stainless Steel

Kapasitas 25 Kg

4 Coolbox

(1 unit) Kapasitas : <200 Liter

Bahan Plasic : HDPE

5 Exhause di ruang

pengolahan (2 unit)

Exhaust Dinding

Menggunakan " Metal Louver " Sebagai Filter Atau Perangkap

Minyak Goreng Dan Dilengkapi Dengan " Oil Cup " Untuk Menampung Minyak Goreng.

Diameter 10 "

6 Tirai plastik plastic curtain (2 unit)

T=2,5m, L=2m tebal = 5 mm

7 Lampu dg acrylic cover

(2 unit)

Lampu TL LED 2 x 20 Watt

Kap Lampu TL LED 2 x 20 Watt

Tutup cover acrylic bening

Panjang 120 cm

8 Insect killer lamps (2 unit)

Maks. UV Light Tubes 20 Watt x 2 pcs

Min. Coverage Area : 70 m2

4D Entry point : Front/Back/Both

Sides

Use to Kill Flies and Mosquitos

Maks. Wattage : 40Watt

Voltage : 220-240V

9 Hand Sealer

(1 unit) Max Input Power : 300 watt

Min Lebar Seal : 2 mm

Body : Iron / Besi

Min Panjang Seal : 20 Cm

10 Keranjang Berlubang/

Trays (4 unit)

Bahan : plastik

Tidak mudah pecah

Kapasitas : minimal 20 Kg

Dimensi : minimal 62 x 43 x 38 (cm)

Dapat disusun vertical dan

berlubang-lubang

Page 132: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 132 -

11 Tempat

sampah berpenutup (2 unit)

Berbahan HDPE plastic

Bukaan tutup: injak

Kapasitas 30 Liter

12 Pallet untuk penirisan (Palet Kecil)

(1 unit)

Min Size : 1200 x 1200 x 150 mm Perbaiki ukuran

Material : HDPE

Type : Reversible

Min Statik : 5000 Kg

Min Dynamic : 1500 Kg

Min Racking : 1200 Kg

Accessibility : Forklift entry : 4-way

Washable

Durable & reliable

Recyclable

Max Weight : 30 Kg

13 Bahan

Kemasan (1 unit)

Plastik PP (Polypropylene) ketebalan

min 0,8 mm

14 Timbangan

produk (1 unit)

Display : LED

Power : Baterai/rechargeable

Kapasitas : 30 Kg

h) Paket Pengolah Abon Ikan (Kapasitas 5 kg)

No. Uraian Spesifikasi

1 Meja preparasi stainless steel (1 unit)

Material : Stainless Steel 304

Ketebalan minimal 1,2 mm

Dimensi (P x L x T) : 110 x 70 x 85 cm

2 Kompor Gas Mawar 1

Tungku Lengkap

(1 unit)

Kompor Gas :

1 tungku

Berpemantik otomatis

Dimensi : P (77) L (41,5) T (16,5) cm

Garansi : 5 tahun Body (Garansi Keropos) ,1 tahun Spare part, 3

tahun Servis

Jenis api : Api lilin

Terbuat dari bahan stainless steel

Bentuk api yang biru, merata dan

besar

Full Pressed Body

Tahan beban hingga 100 KG

Dilengkapi sensor panas ( bila api

mati di burner/tungku, gas tidak

keluar)

Page 133: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 133 -

Dilengkapi dengan aksesoris:

Tabung Gas Elpiji 12 Kg :

Produk baru/minimal memiliki

waktu kaji ulang yang berakhir pada Mei 2018

Regulator ber-SNI

Selang ber-SNI

Dilengkapi dengan ring aluminium ber-SNI

3 Chest Freezer

(1 unit) Kapasitas : min. 194 Liter

Daya min. 168 Watt

4 Coolbox

(1 unit) Kapasitas : <200 Liter

Bahan Plasic : HDPE

5 Exhause di ruang

pengolahan (2 unit)

Exhaust Dinding

Menggunakan " Metal Louver "

Sebagai Filter Atau Perangkap

Minyak Goreng Dan Dilengkapi Dengan " Oil Cup " Untuk Menampung Minyak Goreng.

Warna Putih

25 Aufa

Diameter 10 "

Capacity 835Cmh

Power 34W, 220V, 50Hz.

6 Tirai plastik plastic curtain

(2 unit)

T=2,5m, L=2m

7 Lampu dg

acrylic cover (2 unit)

Lampu TL LED 2 x 20 Watt

Kap Lampu TL LED 2 x 20 Watt

Tutup cover acrylic bening

Panjang 120 cm

8 Insect killer lamps

(2 unit)

Maks. UV Light Tubes 20 Watt x 2

pcs

Min. Coverage Area : 70 m2

4D Entry point : Front/Back/Both Sides

Use to Kill Flies and Mosquitos

Maks. Wattage : 40Watt

Voltage : 220-240V

9 Hand Sealer (2 unit)

Max Input Power : 300 watt

Min Lebar Seal : 2 mm

Body : Iron / Besi

Min Panjang Seal : 20 Cm

Page 134: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 134 -

10 Baskom

Plastik (4 unit)

Bahan : plastik

Tidak mudah pecah

Kapasitas : minimal 10 Kg

Dimensi : minimal 62 x 43 x 38 (cm)

Dapat disusun vertical dan berlubang-lubang

11 Wadah Plastik berpenutup

(3 unit)

Bahan : plastik

Tidak mudah pecah

Ukuran 5 liter

12 Tempat sampah

berpenutup (2 unit)

Berbahan HDPE plastic

Bukaan tutup: injak

Kapasitas 30 Liter

13 Bahan Kemasan

(1 unit)

Plastik PP (Polypropylene) ketebalan min 0,8 mm

14 Timbangan

produk (1 unit)

Display : LED

Power : Baterai/rechargeable

Kapasitas : 30 Kg

15 Wajan 10 Kg

(1 unit) Bahan panci :stainless steel,

diameter wajan : 60 - 70 cm

16 Kukusan (1 unit)

Bahan : stainless steel (food grade), Diameter : 36-40 cm, tipe : susun 3

17 Spinner

(peniris minyak) (1 unit)

Kapasitas : 10 kg /proses

Listrik yang dibutuhkan : 1/4 HP atau sekitar (200-250) watt, 220 V

Silinder : Stainless Steel

Keranjang : vorporasi stainless steel

Tabung : stainless steel

Regulator pengatur kecepatan (3 level kecepatan)

Bahan Body stainless steel dan besi (gambar)

18 Blender (1 unit)

Bahan plastik dan stainless steel,

Kapasitas 2 liter

mata pisau stainless steel

power : 750 - 800 Watt, 220 V

i) Paket Pengolah Abon Ikan (Kapasitas 10 kg)

No. Uraian Spesifikasi

1 Meja preparasi

stainless steel (1 unit)

Material : Stainless Steel 304

Ketebalan minimal 1,2 mm

Dimensi (P x L x T) : 110 x 70 x 85

cm

Page 135: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 135 -

2 Kompor Gas

Mawar 1 Tungku Lengkap

(2 unit)

Kompor Gas :

1 tungku

Berpemantik otomatis

Dimensi : P (77) L (41,5) T (16,5) cm

Garansi : 5 tahun Body (Garansi Keropos) ,1 tahun Spare part, 3

tahun Servis

Jenis api : Api lilin

Terbuat dari bahan stainless steel

Bentuk api yang biru, merata dan besar

Full Pressed Body

Tahan beban hingga 100 kg

Dilengkapi sensor panas ( bila api mati di burner/tungku, gas tidak

keluar) Dilengkapi dengan aksesoris:

Tabung Gas Elpiji 12 Kg :

Produk baru/minimal memiliki

waktu kaji ulang yang berakhir pada Mei 2018

Regulator ber-SNI

Selang ber-SNI

Dilengkapi dengan ring aluminium ber-SNI

3 Chest Freezer (1 unit)

Kapasitas : min. 194 Liter

Daya min. 168 Watt

4 Coolbox

(1 unit) Kapasitas : <200 Liter

Bahan Plasic : HDPE

5 Exhause di ruang pengolahan

(2 unit)

Exhaust Dinding

Menggunakan " Metal Louver "

Sebagai Filter Atau Perangkap Minyak Goreng Dan Dilengkapi

Dengan " Oil Cup " Untuk Menampung Minyak Goreng.

Warna Putih

25 Aufa

Diameter 10 "

Capacity 835Cmh

Power 34W, 220V, 50Hz.

6 Tirai plastik plastic curtain

(2 unit)

T=2,5m, L=2m

7 Lampu dg

acrylic cover (4 unit)

Lampu TL LED 2 x 20 Watt

Kap Lampu TL LED 2 x 20 Watt

Tutup cover acrylic bening

Panjang 120 cm

Page 136: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 136 -

8 Insect killer

lamps (2 unit)

Maks. UV Light Tubes 20 Watt x 2

pcs

Min. Coverage Area : 70 m2

4D Entry point : Front/Back/Both

Sides

Use to Kill Flies and Mosquitos

Maks. Wattage : 40Watt

Voltage : 220-240V

9 Hand Sealer (2 unit)

Max Input Power : 300 watt

Min Lebar Seal : 2 mm

Body : Iron / Besi

Min Panjang Seal : 20 Cm

10 Baskom Plastik

(4 unit)

Bahan : plastik

Tidak mudah pecah

Kapasitas : minimal 10 Kg

Dimensi : minimal 62 x 43 x 38 (cm)

Dapat disusun vertical dan

berlubang-lubang

11 Wadah Plastik

berpenutup (3 unit)

Bahan : plastik

Tidak mudah pecah

Ukuran 5 liter

12 Tempat sampah berpenutup

(2 unit)

Berbahan HDPE plastic

Bukaan tutup: injak

Kapasitas 30 Liter

13 Bahan Kemasan (1 unit)

Plastik PP (Polypropylene) ketebalan min 0,8 mm

14 Timbangan produk

(1 unit)

Display : LED

Power : Baterai/rechargeable

Kapasitas : 30 Kg

15 Wajan 10 Kg

(2 unit) Bahan panci : stainless steel,

diameter wajan : 60 - 70 cm,

16 Kukusan (2 unit)

Bahan : stainless steel (food grade),

Diameter : 36-40 cm

tipe : susun 3

17 Spinner (peniris minyak)

(1 unit)

Kapasitas : 10 kg /proses

Listrik yang dibutuhkan : 1/4 HP

atau sekitar (200-250) watt, 220 V

Silinder : Stainless Steel

Keranjang : vorporasi stainless steel

Tabung : stainless steel

Regulator pengatur kecepatan (3

level kecepatan)

Bahan Body stainless steel dan besi

18 Blender (1 unit)

Bahan plastik, dan stainless steel,

Kapasitas 2 liter

Page 137: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 137 -

mata pisau stainless steel

power : 750 - 800 Watt, 220 V

D. Sarana Prasarana Usaha Garam Rakyat

1. Pengertian

Sarana Prasarana Usaha Garam Rakyat merupakan kegiatan

untuk meningkatkan meningkatkan jaringan distribusi garam

rakyat, meliputi pembuatan saluran air sekunder, perbaikan jalan

produksi, pembuatan brine tank ( penampungan air baku/air siap

pakai untuk dikristalisasi) dan geomembran.

2. Persyaratan Umum

a. Sarana prasarana usaha garam rakyat dilaksanakan di

wilayah pesisir yang memiliki lahan/tambak garam rakyat

minimal seluas 15 Ha

b. Usaha garam rakyat telah dilaksanakan minimal 2 tahun

terakhir

3. Persyaratan dan Spesifikasi Teknis

Sarana Prasaranan Usaha Garam Rakyat meliputi pembuatan

saluran air sekunder, perbaikan jalan produksi, pembuatan brine

tank dan geomembran.

a. Pembuatan saluran air Sekunder

Saluran air sekunder merupakan saluran yang digunakan

untuk mendistribusikan air baku dari saluran primer ke dalam

hamparan lahan garam.

Spesifikasi teknis saluran air sebagai berikut :

(1) Lebar saluran sebesar 70 cm; kedalaman saluran sebesar

70 cm;

(2) Konstruksi saluran sebagaimana tergambar berikut :

Saluran Sekunder

Jalan Inspeksi

Saluran

hamparan lahan

garam

Jalan Produksi 70 cm

30 cm 70 cm

Page 138: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 138 -

Konstruksi dinding saluran cor-an batu kali, jalan inspeksi

saluran berupa beton ber-cor.

(3) Panjang saluran disesuaikan panjang jalan produksi

b. Perbaikan jalan produksi

Jalan produksi adalah merupakan prasarana transportasi pada

hamparan/ areal lahan usaha garam rakyat yang terhubung

dengan jalan desa. Jalan akses untuk transportasi

pengangkutan sarana produksi menuju hamparan lahan

tambak garam dan mengangkut hasil dari lahan menuju

pemukiman, tempat penampungan sementara/ pengumpulan

atau tempat lainnya.

Spesifikasi teknis jalan produksi sebagai berikut:

(1) Panjang jalan produksi disesuaikan dengan kebutuhan dan

ketersediaan anggaran.

(2) Jalan produksi lebar minimal 3 m

(3) Konstruksi jalan produksi beton cor /precast dengan

ketebalan 0,50-0,70 cm.

c. Pembuatan brine tank

Brine tank atau kolam penampungan air baku merupakan

kolam penampungan air siap pakai untuk kristalisasi.

Spesifikasi teknis brine tank sebagai berikut :

(1) Panjang brine tank 10 meter, lebar 10 meter dengan

ketinggian 1 meter dari lantai.

(2) Konstruksi lantai beton cor / precast dengan ketebalan 5

cm, penopang dinding terbuat dari tulangan beton besi

diameter 10 mm, dengan lebar coran 15 x 15 cm, dengan

jarak tiap penopang adalah 3,25 ( tiga koma dua puluh

lima ) meter.

Page 139: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 139 -

Gambar konstruksi sebagai berikut :

(3) Rangka tiang penopang dinding dari besi dengan diameter

10 mm.

(4) Permukaan brine tank dilapisi dengan geomembran;

(5) Bagian atas brine tank diberikan penutup plastik berwarna

putih bening, dengan penopang berupa bambu berbentuk

prisma.

(6) Tinggi sumbu prisma 3 meter dari permukaan lantai.

d. Geomembran

Geomembran adalah membran untuk melapisi lahan garam

yang terbuat dari bahan plastik kedap air untuk meningkatkan

produktivitas dan kualitas garam.

Spesifikasi geomembran sebagai berikut :

Jenis : LDPE (Low Density Poly Ethylene)

Densitas : Minimum 0,900 g/cm3 – Maksimum

0,940 g/cm3

Kandungan

Karbon Hitam

: 2- 3 %

Warna : Hitam pada kedua sisi

50 cm

1 m

lantai

15 x 15 cm

Page 140: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 140 -

Tebal : Minimal 0,25 mm

Lebar Bentang /

roll

: Minimal 4,4 m

Panjang Bentang

/ roll

: 42 m

Strenght at Break : minimum 6 kN/m

Elongation at

Break

: minimum 160 %

Tear resistence : minimum 20 N

Puncture

resistance

: minimum 60 N

Bahan Baku : tidak menggunakan bahan daur

ulang.

Catatan

: Harus ada identitas barang yang

bersifat Permanen pada geomembran,

sehingga

memudahkan dalam inventarisasi

barang

E. Pembangunan Gudang Sistem Resi Gudang (SRG) dan Sarana

Penunjangnya

1. Pengertian

Pembangunan Gudang Sistem Resi Gudang (SRG) dan Sarana

Penunjangnya merupakan kegiatan fasilitasi pembangunan

gudang SRG dan sarana penunjangnya yang berfungsi menyimpan

stok garam rakyat dengan menerapkan sistem resi gudang.

Sistem resi gudang adalah kegiatan yang berkaitan dengan

penerbitan, pengalihan, penjaminan, dan penyelesaian transaksi.

2. Persyaratan Umum

a) Pembangunan Gudang Sistem Resi Gudang dan Sarana

Penunjangnya dilaksanakan di wilayah pesisir yang memiliki

lahan/tambak garam rakyat minimal 15 Ha.

b) Usaha garam rakyat telah dilaksanakan minimal 2 tahun

terakhir

3. Persyaratan dan Spesifikasi Teknis

Pembangunan Gudang Sistem Resi Gudang dan Sarana

Penunjangnya meliputi pembangunan gudang garam, pos jaga,

Page 141: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 141 -

jembatan timbang, kantor, gudang peralatan, gerbang, jalan

makadam, parkir/conblock, dan taman.

Spesifikasi Gudang SRG terlampir.

Adapun Spesifikasi Alat Penunjang sebagai berikut :

No Peralatan Spesifikasi

1 Excavator Mini Tail Swing Type - Zero Tail More than 10 attachment for any aplication : breaker, Auger, Ripper, Bucket, Trencher, etc Optional cabin with AC Engine Type: Diesel

Engine Power minimm: 40 HP Operating Weight minimum : 4500 Kg

2 Gravity Conveyor include portable hoverboard

Frame: Alumunium anti korosif Conveyor: Rubber Belt Food Grade Motor: electro motor Tinggi Minimum: 7 m, panjang min 15 m, Sudut ± 30 derajat Protable (dapat dipindah pindah sesuai kebutuhan) *Spesifikasi teknis mengikuti kebutuhan masing – masing gudang

3 NaCl meter Autoranging, Manual Ranging And Range Lock Automatic, Manual And No Temperature Compensation Auto Endpoint; Automatically Freezes Stable Readings On The LCd Display Glp Features Beps; (Battery Error Prevention System) Alerts The User In The Event That Low Battery Power Could Adversely Affect Readings On-Screen User Guides Backlit Display

4 Hygrometer Measuring Temperature Range : -50 C ~ 70 C ( -58 F ~ +158 F ) Temperature Accuracy : +/- 1 C (+/- 2 F) Selectable C or F display Measuring Humidity Range : 10% Rh ~ 99% Rh Humidity Accuracy : +/- 5% Operating Voltage 1.5 V

5 Timbangan Timbangan Duduk Digital Kapasitas : 500 kg Flatform : 500 mm x 500 mm atau 450 mm x 650 mm Sistem : Digital Flatform Minimal: 2500 MM 2

Page 142: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 142 -

6 Mesin Jahit Karung

Newlong Np7a Made In Japan Keterangan : Revolusi (R.P.M.) 1.700 +200 JahitanPanjang (Mm) 8.5 (3 Per Inch)Tetap Jarum DN X 1 - # 25 Berat (Kg) 6 (13 Lbs) DenganBenangMenggerakkan Motor 65W 50/60Hz, 1-Ph. 12V, 24V, 110V, 220V Atau 240V

7 Pompa Air Jet Pump

DayaListrik = 300 Watt DayaHisap = minimal 24 meter ( Optimal di 15 meter) DayaDorong = min 10 meter Total Head = min 34 meter KapasitasMaks = min 67 liter/menit ( 9 liter/menitpada total head 34m) Garansi = min 1 tahun

8 Genset listrik 3-phase dengandaya 15 Kva Power Output : 15.000 Watt . Voltage : 220 / 380 Volt . Starter Type : Key starter and Manual starter ( Both are available ) . Cooling System : Water Radiator .

Page 143: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 143 -

LAMPIRAN V

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN

PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR /PERMEN-KP/2016

TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA

ALOKASI KHUSUS BIDANG KELAUTAN DAN

PERIKANAN TAHUN 2017

KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG

KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2017

Target PDRB 2017 :

APBD bidang KP 2017 :

(non belanja pegawai dan operasional)

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS PROVINSI BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2017

NO KEGIATAN INDIKATOR KINERJA

I Pembangunan/Rehabilitasi fasilitas pokok dan fungsional Pelabuhan Perikanan (UPTD Provinsi)

A. Fasilitas Pokok a) Penahan gelombang (breakwater),

turap (reveretment), dan groin b) Dermaga

c) Jetty d) Kolam Pelabuhan e) Alur pelayaran

f) Drainase B. Fasilitas Fungsional

a) Tempat Pelelangan Ikan (TPI) b) Instalasi air bersih c) Instalasi BBM

d) Instalasi listrik e) Instalasi Pengolah Limbah (IPAL)

1. Jumlah produksi perikanan tangkap

...(volume produksi –ton) 2. Nilai produksi perikanan

tangkap... (Rp. Juta) 3. Jumlah pelabuhan

perikanan yang

memenuhi standar operasional... (lokasi)

II Pembangunan/Rehabilitasi sarana dan prasarana pokok Balai Benih Ikan Sentral/BBIS (UPTD Provinsi)

A. Pembangunan kolam B. Peralatan Perbenihan C. Peralatan Perkolaman

D. Peralatan Panen

1. Jumlah produksi perikanan budidaya... (juta ton)

2. Jumlah produksi induk unggul budidaya... (juta ton-non komulatif)

III Pengadaan sarana dan prasarana pengawasan sumber daya kelautan dna perikanan

A. Pengembangan sarana dan 1. Jumlah pemenuhan

Page 144: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 144 -

prasarana pengawasan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan

a) Pengadaan speedboat pengawasan SDKP (12m dan 16m)

b) Pengadaan garasi speedboat c) Bangunan pengawasan

d) Perlengkapan POKMASWAS

sarana dan prasarana pengawasan yang memadai secara akuntabel

dan tepat waktu... (unit)

IV Pengadaan sarana dan prasarana di wilayah pesisir dan pulau-

pulau kecil dan konservasi perairan

A. Bangunan pengelolaan kawasan

konservasi B. Tambatan perahu/jetty di pulau-

pulau kecil

1. Jumlah luas kawasan

konservasi (juta Ha) 2. Jumlah kawasan pesisir...

(kawasan) dan pulau-pulau kecil... (pulau) yang mandiri

V Pengadaan sarana dan prasarana pembinaan mutu hasil perikanan

A. Peralatan laboratorium

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS KABUPATEN/KOTA BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2017

I Pembangunan/Rehabilitasi sarana dan prasarana Tempat Pelelangan Ikan di luar Pelabuhan Perikanan (milik UPTD kab/kota)

A. Pembuatan/rehabilitasi lantai B. Drainase

C. Instalasi listrik dan penerangan D. Lahan parkir E. Air bersih

1. Jumlah produksi perikanan tangkap...

(volume produksi-ton) 2. Nilai produksi perikanan

tangkap... (Rp.juta)

3. Nilai tukar nelayan (NTN)

II Pembangunan/Rehabilitasi sarana dan prasarana pokok Balai Benih Ikan Lokal/BBIL (milik UPTD Kab/Kota)

A. Pembangunan kolam B. Peralatan perbenihan C. Peralatan perkolaman

D. Peralatan panen

1. Jumlah produksi perikanan budidaya... (juta ton)

2. Jumlah produksi induk unggul di UPTD ... (juta

ekor-non komulatif) 3. Nilai tukar pembudidaya

(NTPi)

III Pengadaan sarama dan prasarana pemberdayaan usaha skala kecil masyarakat pesisiee (Nelayan, Pembudidaya Ikan, Pengolah dan

Pemasar Hasil Perikanan serta Petambak Garam)

A. Kapal penangkapan <3GT beserta

mesin dan alat tangkapnya (laut dan perairan umum daratan)

B. Percontohan budidaya (air tawar,

air payau dan air laut)

1. Kapal perikanan yang

terbangun... (unit) 2. Jumlah alat penangkap

ikan yang terbangun dan

dioperasionalkan... (unit)

Page 145: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 145 -

C. Pembangunan/Rehabilitasi bedah UKM pengolahan

D. Sarana dan prasarana tambak

garam (saluran air, tandon air tua, bak pencucian dan geomembran serta gudang garam)

3. Jumlah produksi perikanan budidaya... (juta ton)

4. Volume produk hasil olahan perikanan... (juta ton)

5. Nilai produk kelautan dan perikanan (Rp.triliun)

6. Nila tukar pengolah 7. Volume produksi garam ...

(juta ton)

8. Nilai tukar petambak garam

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

SUSI PUDJIASTUTI

Page 146: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

LAMPIRAN VI

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2016

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI

KHUSUS BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN

TAHUN 2017

OUTCOME KEGIATAN DAK

BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN 2016-2017

NO INDIKATOR OUTCOME 2016 2017

1. Jumlah produksi perikanan

2. Meningkatnya pendapatan nelayan,

pembudidaya, pengolah dan pemasar hasil perikanan (Rp./orang/bulan)

3. Tingkat konsumsi ikan per kapita (kg/kapita/tahun)

4. Volume dan nilai produk hasil perikanan (ton/Rp.juta)

5. Jumlah produksi jenis ikan

6. Jumlah pulau-pulau kecil yang dikelola

(pulau)

7.

8.

9.

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

SUSI PUDJIASTUTI

Page 147: 08092016jdih.kkp.go.id/peraturan/rpermen_dak.pdf · Draft Juknis DAK 2017 08092016 - 2 - Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun

- 146 -

LAMPIRAN VII

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN

PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR /PERMEN-KP/2016

TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA

ALOKASI KHUSUS BIDANG KELAUTAN DAN

PERIKANAN TAHUN 2017

LAPORAN KEMAJUAN PER TRIWULAN

DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN

TAHUN ANGGARAN .../...

Provinsi :

Kabupaten/Kota :

No Jenis

Kegiatan

Perencanaan Kegiatan Realisasi

Kesesuaian

Sasaran dan Lokasi

dengan RK

Kesesuaian

antara DPA dengan

Juknis

Kodefikasi Masalah

Sa

t

Vo

l

Jumlah Penerima

Manfaat

Jumlah

Fisik Keuangan Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak DAK (Rp.

juta)

Pendamping

(Rp.juta)

Total (Rp.

juta

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Kodefikasi Masalah :

No Masalah ... , ... ... ... ,2016 1 Permasalahan Terkait dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Kepala Dinas KP 2 Permasalahan Terkait dengan Petunjuk Teknis Prov/Kab/Kota

3 Permasalahan Terkait dengan Rencana Kerja dan Anggaran 4 Permasalahan Terkait dengan DPA 5 Permasalahan Terkait dengan SK Penetapan PPK

6 Permasalahan Terkait dengan Pelaksanaan Tender Pekerjaan Kontrak NIP. ... ... ... ... 7 Permasalahan Terkait dengan Persiapan Pekerjaan Swakelola

8 Permasalahan Terkait dengan Penerbitan SP2D

9 Permasalahan Terkait dengan Pelaksanaan Pekerjaan Kontrak

10 Permasalahan Terkait dengan Pelaksanaan Pekerjaan Swakelola

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

SUSI PUDJIASTUTI