Juknis Dak Spdt 2011_sarpraspltmh

download Juknis Dak Spdt 2011_sarpraspltmh

of 38

Transcript of Juknis Dak Spdt 2011_sarpraspltmh

KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL REPUBLIK INDONESIA

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG SARANA DAN PRASARANA PERDESAAN (DAK SPP) DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2011

Jakarta, 2011

MENTERI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL NOMOR : /PER/M-PDT/I/2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG SARANA DAN PRASARANA PERDESAAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun Anggaran 2011 perlu diatur dengan Petunjuk Teknis; b. bahwa Petunjuk Teknis sebagaimana diatur pada huruf a, perlu ditetapkan dengan Peraturan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53), Tambahan Lembaran Negara Republik Indoensia Nomor 4389); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

- 25. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); 7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 8. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2011 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 126), Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5167); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang urusan antara Pemerintah Pusat, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 12. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014; 13. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2010 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2011; 14. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara ; 15. Peraturan Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor 07/PER/M-PDT/III/2007 tentang Perubahan Keputusan Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal

- 3Nomor 001/KEP/M-PDT/II/2005 tentang Strategi Nasional Pembangunan Daerah Tertinggal; 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Dana Lokasi Khusus di Daerah 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126/PMK.07/2010 tentang Pelaksanaan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke Daerah; Nomor dan

18. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 216/PMK.07/2010 tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana Alokasi Khusus tahun 2011. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG SARANA DAN PRASARANA PERDESAAN (DAK SPP) DAERAH TERTINGGAL TAHUN ANGGARAN 2011. Pasal 1 Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun 2011 sebagaimana tercantum dalam Lampiran sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan ini. Pasal 2 Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal disusun untuk memberikan acuan bagi pemerintah kabupaten dalam penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun 2011. Pasal 3 Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun 2011 digunakan untuk kegiatan pada 4 (empat) subbidang yaitu: a. pengadaan moda transportasi; dan/atau b. pembangunan/rehabilitasi jalan; dan/atau c. pembangunan/rehabilitasi dermaga kecil/tambatan perahu; dan/atau d. pembangunan pembangkit listrik perdesaan skala kecil (mikrohidro/pikohidro).

- 4Pasal 4 Pagu anggaran Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) tiap daerah sesuai yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Pasal 5 Penanggungjawab kegiatan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal bisa lebih dari satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yaitu Kepala Dinas/Badan/Kantor yang membidangi moda transportasi dan/atau pembangunan/rehabilitasi jalan dan/atau pembangunan/rehabilitasi dermaga kecil/tambatan perahu dan/atau pembangunan pembangkit listrik perdesaan skala kecil (mikrohidro/pikohidro) sesuai dengan kewenangan, tugas pokok, dan fungsinya. Pasal 6 Pelaksanaan kegiatan di luar Pasal 3, tidak dapat dibiayai dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun 2011. Pasal 7 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal Januari 2011 MENTERI PEMBANGUNAN DAERH TERTINGGAL

Ir. A. HELMY FAISHAL ZAINI Salinan Peraturan ini disampaikan kepada Yth.: 1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 2. Menteri Keuangan; 3. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS; 4. Menteri Dalam Negeri; 5. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan; 7. Para Gubernur Provinsi di seluruh Indonesia; 8. Para Bupati penerima Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal.

Lampiran Peraturan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor : /PER/M-PDT/I/2011 Tentang : Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun Anggaran 2011 Tanggal : Januari 2011

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG SARANA DAN PRASARANA PERDESAAN (DAK SPP) DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2011

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT)

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR ANAK LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud 1.2.2 Tujuan KEBIJAKAN DAK SPP DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2011 2.1 Kebijakan Umum 2.2 Kebijakan Khusus 2.3 Tujuan DAK SPP Daerah Tertinggal 2.4 Sasaran DAK SPP Daerah Tertinggal 2.5 Target dan Indikator Keberhasilan ii iv v 1 1 2 2 2

BAB II

3 3 3 4 5 5

BAB III PELAKSANAAN DAK SPP DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2011 3.1 Penetapan SKPD Pengelola 3.2 Penyusunan Rencana 3.3 Subbidang Moda Transportasi 3.3.1 Bentuk Kegiatan 3.3.2 Ketentuan Teknis 3.3.3 Penerima Manfaat 3.3.4 Pengelolaan 3.4 Subbidang Pembangunan/Rehabilitasi Jalan 3.4.1 Bentuk Kegiatan 3.4.2 Ketentuan Teknis 3.4.3 Penerima Manfaat 3.4.4 Pengelolaan 3.5 Subbidang Pembangunan/Rehabilitasi Dermaga Kecil/ Tambatan Perahu 3.5.1 Bentuk Kegiatan 3.5.2 Ketentuan Teknis 3.5.3 Penerima Manfaat 3.5.4 PengelolaanPetunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun 2011

7 7 7 8 8 8 12 12 13 13 13 14 14 15 15 15 16 16

ii

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT)

3.6 Subbidang Pembangunan Pembangkit Energi Listrik Perdesaan 3.6.1 Bentuk Kegiatan 3.6.2 Ketentuan Teknis 3.6.3 Penerima Manfaat 3.6.4 Pengelolaan 3.7 Ketentuan Khusus 3.8 Penerapan Good Governance dalam Pengelolaan DAK SPP 3.9 Pengadaan BAB IV PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN 4.1 Pedoman Umum 4.2 Jenis Laporan dan Pelaporan 4.3 Pertanggungjawaban BAB V PENUTUP

16 16 17 18 18 18 19 21 22 22 22 23 25

Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun 2011

iii

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT)

DAFTAR TABEL

Nomor

Teks

Halaman

Tabel 1 Tabel 2

Rincian Spesifikasi Teknis Mobil Barang 6 Roda Rincian Spesifikasi Teknis Mobil Barang 4 Roda

9 10

Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun 2011

iv

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT)

DAFTAR ANAK LAMPIRAN

Nomor

Teks

Halaman

Anak Lampiran 1 Laporan Kemajuan per Triwulan DAK Anak Lampiran 2 Laporan Kemajuan per Triwulan DAK, Check List Dokumen dan Kegiatan Pelaksanaan DAK Anak Lampiran 3 Sistematika Laporan Akhir DAK

26

27 28

Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun 2011

v

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT)

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Kesenjangan antar wilayah dan ketertinggalan suatu daerah masih menjadi isu yang harus diatasi sejalan dengan tujuan pembangunan nasional. Salah satu prioritas nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 adalah terdepan, terluar dan pasca konflik. perhatian terhadap daerah tertinggal, Sesuai RPJMN 20010-2014 saat ini pada akhir tahun 2014 status

terdapat 183 daerah tertinggal, yang ditargetkan

sedikitnya terdapat 50 kabupaten tertinggal yang berhasil keluar dari ketertinggalan.

Untuk mencapai sasaran tersebut membutuhkan kebijakan dan strategi yang tepat sehingga dapat mempercepat kemajuan suatu daerah. Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) diantaranya mengemban amanat untuk merumuskan kebijakan dan melakukan koordinasi kebijakan dalam bidang

pembangunan daerah tertinggal sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang termuat dalam UU Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kementerian Negara, dan Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2010 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara. Salah satu sumber pendanaan pembangunan daerah tertinggal yaitu Dana Alokasi Khusus (DAK). Hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 disebutkan bahwa DAK adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Dalam posisinya sebagai instrumen untuk mempercepat pembangunan daerah tertinggal, maka DAK di daerah tertinggal dapat dikatakan sebagai DAK percepatan. Instrumen tersebut diharapkan menjadi stimulan bagi1

Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun 2011

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT)

kementerian/lembaga terkait dan daerah dalam mengatasi ketertinggalan suatu daerah, terutama dalam penyediaan sarana dan prasarana kegiatan ekonomi produktif. Untuk memberikan kemudahan bagi pelaksana dalam mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal telah disusun Petunjuk Teknis DAK SPP Daerah Tertinggal Tahun 2011. yang mendukung

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Petunjuk teknis ini dimaksudkan untuk menjadi pedoman bagi pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan Daerah Tertinggal Tahun 2011.

1.2.2 Tujuan

Tujuan dari penyusunan petunjuk teknis ini adalah: 1. Menjamin tertib perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan DAK SPP Daerah Tertinggal Tahun 2011 yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah; 2. Menjamin terlaksananya koordinasi antara kementerian/lembaga terkait, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), dan stakeholder terkait lainnya di daerah dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan kegiatan DAK SPP Daerah Tertinggal Tahun 2011.

Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun 2011

2

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT)

BAB II KEBIJAKAN DAK BIDANG SARANA DAN PRASARANA PERDESAAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 20112.1 Kebijakan Umum

Kebijakan umum Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun 2011 yaitu mendukung

kebijakan pembangunan daerah tertinggal yang diamanatkan dalam RPJMN 2010-2014 yaitu untuk melakukan percepatan pembangunan daerah tertinggal dengan meningkatkan pengembangan perekonomian daerah dan kualitas sumberdaya manusia yang didukung oleh kelembagaan dan ketersediaan infrastruktur perekonomian dan pelayanan dasar, sehingga daerah tertinggal dapat tumbuh dan berkembang secara lebih cepat guna dapat mengejar ketertinggalan pembangunannya dari daerah lain yang sudah relatif lebih maju.

2.2

Kebijakan Khusus

Pelaksanaan DAK SPP Daerah Tertinggal kebijakan khusus sebagai berikut :

Tahun 2011 memiliki

1. Merupakan bantuan kepada daerah tertinggal untuk mendanai dukungan pelayanan dasar kepada masyarakat yang merupakan kewenangan dan tanggungjawab daerah; 2. Dimanfaatkan untuk membantu daerah membiayai kebutuhan fisik sarana dan prasarana yang merupakan urusan daerah serta prioritas nasional untuk pembangunan daerah tertinggal; 3. Digunakan untuk membiayai 4 (empat) subbidang, yaitu: 1) pengadaan moda transportasi, 2) pembangunan/rehabilitasi jalan, 3) pembangunan/rehabilitasi

Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun 2011

3

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT)

dermaga kecil/tambatan perahu, dan 4) pembangunan pembangkit listrik perdesaan skala kecil (mikrohidro/pikohidro); 4. Untuk keberlanjutan pemanfaatan sarana dan prasarana yang dibangun, pemerintah daerah harus menyatakan komitmennya untuk membiayai/ mengkoordinasikan pembiayaan operasionalisasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana sesuai umur teknis dan ekonomis; 5. Daerah penerima DAK SPP Daerah Tertinggal wajib menganggarkan dana pendamping dalam APBD sekurang-kurangnya 10 % (sepuluh persen) dari besaran alokasi DAK SPP Daerah Tertinggal yang diterima; 6. DAK SPP Daerah Tertinggal kegiatan fisik; 7. Penyediaan pembangkit listrik skala kecil (mikrohidro/pikohidro) dapat dilakukan hanya jika telah didahului dan ditentukan berdasarkan hasil studi kelayakan (feasibility study) dan Detail Enginering Design (DED) yang dibuat oleh institusi yang kompeten; 8. Sesuai dengan semangat good governance, maka SKPD pengelola dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan DAK SPP Daerah Tertinggal harus menerapkan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi. 9. Untuk kabupaten yang memiliki pulau-pulau terluar, sarana dan prasarana perdesaan yang dibangun ditempatkan di pulau-pulau terluar tersebut. hanya dapat digunakan untuk membiayai

2.3

Tujuan DAK SPP Daerah Tertinggal

Tujuan DAK SPP Daerah Tertinggal yaitu mendukung upaya percepatan pembangunan daerah tertinggal melalui penyediaan sarana dan prasarana daerah tertinggal untuk mendukung pengembangan ekonomi lokal serta terbangunnya sinergi antara kegiatan yang didanai DAK dengan kegiatan sektor lainnya.Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun 2011

4

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT)

2.4

Sasaran DAK SPP Daerah Tertinggal

1. Sasaran kegiatan DAK SPP Daerah Tertinggal yaitu meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung pengembangan ekonomi lokal dengan didukung keterpaduan pelaksanaan kegiatan sektor yang dibiayai DAK dengan kegiatan yang dibiayai sumber pendanaan lainnya; 2. Sasaran lokasi yang memperoleh DAK SPP Daerah Tertinggal Tahun 2011 yaitu 183 kabupaten tertinggal.

2.5

Target dan Indikator Keberhasilan

Target dan indikator keberhasilan DAK SPP Daerah Tertinggal Tahun 2011 diantaranya: 1. Meningkatnya pergerakan barang/penumpang dari pusat-pusat produksi menuju pusat-pusat pemasaran, dan meningkatnya akses masyarakat di perdesaan daerah tertinggal terhadap pelayanan publik. Indikator yang digunakan adalah jumlah desa yang masyarakatnya memperoleh kemudahan dalam mengakses moda transportasi darat/perairan. 2. Meningkatnya interkoneksi antardesa dan pusat pemasaran di daerah tertinggal untuk mendukung kegiatan ekonomi masyarakat di perdesaan. Indikator yang digunakan adalah jumlah desa yang memperoleh manfaat kemudahan menjangkau pusat-pusat pemasaran melalui pembangunan/ peningkatan jalan (non status). 3. Meningkatnya kualitas pelayanan transportasi perairan di daerah tertinggal. Indikator yang digunakan adalah jumlah desa yang meningkat kualitas pelayanannya dalam bongkar muat barang/orang melalui dermaga

kecil/tambatan perahu.

Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun 2011

5

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT)

4. Meningkatnya aktivitas sosial ekonomi masyarakat yang berbasis energi listrik. Indikator yang digunakan adalah jumlah Kepala Keluarga yang

memperoleh pelayanan penyediaan energi listrik (mikrohidro/pikohidro). 5. Adanya laporan triwulanan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah triwulan yang bersangkutan berakhir kepada Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal. Indikator yang digunakan adalah jumlah SKPD yang menyerahkan laporan triwulan tepat waktu. 6. Adanya laporan akhir selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir kepada Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal. Indikator yang digunakan adalah jumlah SKPD yang menyerahkan laporan akhir tepat waktu.

Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun 2011

6

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT)

BAB III PELAKSANAAN DAK BIDANG SARANA DAN PRASARANA PERDESAAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 20113.1 Penetapan SKPD Pengelola

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang mengelola kegiatan DAK SPP Daerah Tertinggal Tahun 2011 ditentukan dan ditetapkan oleh Bupati dengan memperhatikan menu kegiatan DAK SPP Daerah Tertinggal yang dipilih dan efektifitas pelaksanaannya di daerah. Dalam kaitan ini Bupati menerbitkan Surat Keputusan Bupati dan melaporkannya kepada Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal. SKPD Pengelola bertanggungjawab melaksanakan seluruh proses pengelolaan DAK SPP Daerah Tertinggal (fisik dan keuangan) sejak dari tahap perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, pelaporan, serta melakukan sinkronisasi kegiatan dan koordinasi kelembagaan dengan SKPD lain yang terkait di kabupaten dan provinsi (termasuk bantuan pemerintah lainnya seperti PNPM Mandiri). SKPD Pengelola DAK SPP Daerah Tertinggal berkoordinasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dalam memilih lokasi sarana dan prasarana, serta dalam sinkronisasi kegiatan dengan berbagai kegiatan lainnya.

3.2

Penyusunan Rencana

SKPD Pengelola DAK SPP Daerah Tertinggal membuat Rencana Kerja dan Anggaran (RKA-SKPD) yang akan dibiayai melalui DAK SPP Daerah Tertinggal Tahun 2011. Penyusunan rencana harus memperhatikan tahapanPetunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun 2011

7

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT)

penyusunan kegiatan, penyaringan, dan penentuan lokasi kegiatan yang akan ditangani, penyusunan pembiayaan, serta metoda pelaksanaan yang berpedoman pada standar, peraturan, dan ketentuan yang berlaku. Pemilihan subbidang atau kegiatan yang dibiayai oleh DAK SPP Daerah Tertinggal Tahun 2011 sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan kewenangan kabupaten masing-masing, yang dilakukan dalam rangka penanganan

ketertinggalan daerah yang disesuaikan dengan skala prioritas nasional yang menjadi tugas dan tanggungjawab daerah.

3.3

Subbidang Moda Transportasi

3.3.1 Bentuk Kegiatan

Bentuk kegiatan untuk subbidang moda transportasi ada 2 (dua), yaitu: 1. Moda transportasi darat; 2. Moda transportasi perairan/kepulauan.

3.3.2 Ketentuan Teknis

3.3.2.1 Moda Transportasi Darat Kabupaten yang memiliki sarana dan prasarana transportasi utama antar desa/kelurahan melalui darat, maka moda transportasi yang dapat disediakan adalah moda transportasi jalan berupa: truk atau mobil dengan bak terbuka atau jenis pick up untuk mengangkut barang dan orang sesuai dengan kebutuhan setempat. Setiap tipe kendaraan bermotor untuk angkutan barang tersebut harus mendapat pengesahan rancang bangun dan rekayasa kendaraan bermotor dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan, serta

Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun 2011

8

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT)

memiliki sertifikasi registrasi uji tipe yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi sesuai domisili pabrik pembuat mobil barang tersebut. Jenis kendaraan yang dapat disediakan untuk moda transportasi darat ada 2 (dua), yaitu: 1. Kendaraan roda 6 (moda transportasi jalan kendaraan bermotor untuk angkutan barang dan orang dengan 6 roda); dan 2. Kendaraan roda 4 (moda transportasi jalan kendaraan bermotor untuk angkutan barang dan orang dengan 4 roda). Kendaraan Roda 6 Pengertian kendaraan roda 6 (moda transportasi jalan kendaraan bermotor untuk angkutan barang dan orang dengan 6 roda), yaitu mobil dengan konfigurasi sumbu 1.2 atau 6 roda, diperuntukkan bagi daerah yang alat transportasi utamanya adalah melalui jalan. Spesifikasi Utama yaitu mobil barang dengan konfigurasi sumbu 1.2 atau 6 roda terdiri dari cabin (untuk mengangkut orang) dan bak muatan (untuk mengangkut barang). Rincian spesifikasi teknis kendaraan roda 6 terdapat dalam Tabel 1. Tabel 1 Rincian Spesifikasi Teknis Mobil Barang 6 Roda No. 1 2 3 4 5 Uraian Model GVW (JBB) Konfigurasi sumbu Sistem Penggerak Dimensi Spesifikasi Bak muatan terbuka dan/atau tertutup berbahan besi dan/atau kayu atau besi saja (non dump truck) > 3,5 Ton < 12 Ton 1.2 4 roda digerakkan oleh 2 roda penggerak (4x2) Tinggi bak bagian dalam : maksimum 700 mm; Tinggi kendaraan bermotor: ketentuan tinggi kendaraan bermotor 1,7 kali lebar kendaraan dan/atau 4.200 milimeter diukur dari permukaan tanah.

Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun 2011

9

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT)

Kendaraan Roda 4 PengertianKendaraan roda 4 (moda transportasi jalan kendaraan bermotor

untuk angkutan barang dan orang dengan 4 roda) yaitu: mobil dengan konfigurasi

sumbu 1.1 atau 4 roda, diperuntukkan bagi daerah yang alat transportasi utamanya adalah melalui jalan. Spesifikasi utama yaitu mobil dengan konfigurasi sumbu 1.1 atau 4 roda terdiri dari cabin (untuk mengangkut orang) dan bak muatan (untuk mengangkut barang). Rincian spesifikasi kendaraan roda 4 terdapat dalam Tabel 2. Tabel 2 Rincian Spesifikasi Teknis Mobil Barang 4 Roda Uraian Spesifikasi Model Single Cabin bak muatan terbuka dan/atau tertutup GVW (JBB) < 3,5 Ton Konfigurasi sumbu 1.1 Sistem Penggerak 4 roda digerakkan oleh 4 roda penggerak (4 x 4) dan/atau 4 roda digerakkan oleh 2 roda penggerak (4 x 2) Dimensi Tinggi bak bagian dalam: maksimum 500 mm; Tinggi kendaraan bermotor: ketentuan tinggi kendaraan bermotor 1,7 kali lebar kendaraan dan/atau 4.200 milimeter diukur dari permukaan tanah.

No. 1 2 3 4

5

3.3.2.2 Moda Transportasi Perairan/Kepulauan Kabupaten kepulauan atau yang memiliki masyarakat perdesaan yang kegiatannya (pergerakan orang, barang dan jasa) tergantung kepada moda transportasi perairan (antar pulau, sungai, dan danau) dapat menggunakan DAK SPP Daerah Tertinggal untuk penyediaan moda transportasi perairan/kepulauan berupa: 1. Kapal fiber glass; 2. Kapal/perahu tradisional (kapal kayu) sesuai dengan kebutuhan setempat; dan/atauPetunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun 2011

10

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT)

3. Jenis transportasi perairan lainnya selama sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan daerah. Pengadaan moda transportasi perairan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1. Untuk pengadaan kapal yang ukurannya sama atau lebih besar dari 7 GT, SKPD harus mengajukan gambar rancang bangun kapal dan perhitungannya kepada otoritas keselamatan kapal untuk mendapat persetujuan; 2. Untuk kapal dengan ukuran tertentu sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku harus diklaskan pada badan klasifikasi; 3. Kapal harus dirancang, dibangun dan dilengkapi untuk memenuhi ketentuan kelaiklautan kapal yang dibuktikan sertifikat yang meliputi: a. Konstruksi lambung; b. Konstruksi mesin; c. Konstruksi perlistrikan; d. Perlengkapan radio dan navigasi kapal; e. Perlengkapan keselamatan kapal; f. Perlengkapan pemadam kebakaran; g. Perlengkapan pencegahan pencemaran di laut. 4. Dalam pengoperasiaannya, kapal harus diawaki oleh personil yang sesuai dengan ketentuan peraturan tentang pengawakan kapal; 5. Rute layanan atau daerah-daerah yang dapat dilalui kapal harus mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan Kementerian Perhubungan; 6. Kapal dapat mendukung adanya konektifitas antar moda transportasi. Kapal Fiber Glass (Kapal Mesin Tempel) Kapal fiber glass dipergunakan di daerah dengan karakteristik perairan dangkal dengan intensitas ombak yang relatif stabil, sehingga kapal fiber glass lebih berfungsi sebagai alat transportasi jarak dekat. Bagi daerah tertinggal yang belum memiliki pelabuhan atau dermaga, kapal fiber glass bisa dipergunakan

Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun 2011

11

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT)

sebagai alat/kapal penghubung antara kapal besar dengan daratan atau garis pantai.

Kapal Tradisional (Kapal Kayu) Kapal tradisional dan atau kapal kayu diperuntukan bagi daerah yang memiliki wilayah perairan atau daerah kepulauan yang transportasi utamanya melalui air dan mayoritas masyarakatnya menggunakan kapal tradisional atau kapal kayu. Kapal tradisional/kapal kayu menjadi salah satu kegiatan pokok DAK SPP Daerah Tertinggal Tahun 2011 karena : 1. Kapal tradisional dan atau kapal kayu lebih mudah dalam proses pengadaan dan penyediaan barangnya; 2. Biaya operasional dan pemeliharaan jangka panjangnya cukup murah.

3.3.3 Penerima Manfaat

Penerima manfaat langsung dari pengadaan moda transportasi darat atau perairan/kepulauan adalah para pelaku usaha skala kecil daerah setempat untuk mendukung aktivitas ekonomi, serta masyarakat lainnya dalam rangka mengakses pelayanan publik, seperti: sekolah, puskesmas, rumah sakit, dan lokasi pelayanan publik lainnya.

3.3.4 Pengelolaan

Dalam rangka optimalisasi fungsi, moda transportasi harus dikelola oleh lembaga lokal yang beranggotakan dari berbagai lintas pelaku, dan dapat dipercaya oleh masyarakat. Pengelola moda transportasi harus melibatkan orang berpengalaman untuk menjamin keberlangsungan operasionalisasi kendaraan sehingga dapat mencapai usia teknis dan ekonomis.Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun 2011

12

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT)

Pengelola moda transportasi ditetapkan oleh Bupati yang berasal dari: 1. Kelompok masyarakat perdesaan (petani, nelayan, dan lain-lain); 2. Badan Usaha Milik Desa; 3. Pemerintahan Desa; 4. Badan Usaha Milik Daerah; 5. Kecamatan; 6. Koperasi. Moda transportasi darat merupakan aset daerah yang dihibahkan kepada masyarakat dalam bentuk kendaraan umum (plat kuning). Dalam hal yang terkait dengan pengelolaan, Bupati diharuskan membuat petunjuk operasional pengelolaan yang mengatur tentang hak dan kewajiban dari pengelola dan pengguna.

3.4

Sub Bidang Pembangunan/Rehabilitasi Jalan

3.4.1 Bentuk Kegiatan

Bentuk

kegiatan

subbidang

pembangunan/rehabilitasi

jalan

yaitu

pembangunan/rehabilitasi jalan non status yang menghubungkan antar desa atau menghubungkan pusat produksi dengan pusat pemasaran. Jalan non status tersebut bukan merupakan jalan kabupaten dan provinsi.

3.4.2 Ketentuan Teknis

Ketentuan perencanaan dan pembangunan/rehabilitasi jalan secara teknis harus mengacu kepada ketentuan teknis yang tertuang dalam peraturan perundangan yang berlaku, terutama yang dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum.

Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun 2011

13

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT)

Dalam kaitan pembangunan jalan dari DAK SPP Daerah Tertinggal Tahun 2011 diharapkan daerah memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Jalan harus menghubungkan ke jalan yang sudah ada sehingga akan menambah eksistensi jaringan jalan di daerah itu; 2. Ketika mempertimbangkan untuk membangun jalan baru, perlu diperhatikan untuk membuat evaluasi dari garis/rencana jalan pada masa yang akan datang, meneliti kebutuhan untuk struktur yang mahal seperti jembatan, pekerjaan berat melalui daerah curam dan berbatuan, jenis tanah yang sulit, dan sebagainya; 3. Tersedianya material bangunan dalam jarak yang terjangkau, serta tersedianya dana dan fasilitas untuk pemeliharaan secara periodik dan rutin di masa yang akan datang (tenaga kerja, peralatan dan manajemen).

3.4.3 Penerima Manfaat

Prioritas penerima manfaat langsung dari kegiatan pembangunan/ rehabilitasi jalan yaitu masyarakat yang terisolasi atau memiliki akses yang terbatas terhadap pusat produksi, kegiatan jasa, pemasaran, dan pusat pelayanan dasar.

3.4.4 Pengelolaan

Pemeliharaan jalan menjadi tanggungjawab pemerintah daerah dibantu oleh masyarakat sesuai dengan kesepakatan di tingkat lokal.

Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun 2011

14

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT)

3.5

Subbidang Pembangunan atau Rehabilitasi Dermaga Kecil/ Tambatan Perahu

3.5.1 Bentuk Kegiatan

Dermaga kecil/tambatan perahu yaitu suatu pangkalan tempat mengikat / menambat perahu saat berlabuh, sekaligus berfungsi sebagai tempat menunggu bagi penumpang dan menimbun barang sementara. Pembangunan/rehabilitasi dermaga kecil/tambatan perahu ditujukan untuk mendukung mobilisasi orang, barang, dan jasa, khususnya di wilayah pesisir/sungai yang tidak ditangani Kementerian Perhubungan.

3.5.2 Ketentuan Teknis

Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain: 1. Lokasi desa adalah yang menghubungkan antara desa yang satu dengan yang lainnya melalui sungai/danau/laut, sehingga dapat meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat di daerah tertinggal; 2. Pembuatan dermaga kecil/tambatan perahu haruslah merupakan bagian kelengkapan sistem pelayanan masyarakat, baik yang sudah ada maupun yang akan dibangun seperti: tempat pelelangan ikan, dermaga bongkar muat, tempat rekreasi, lokasi parkir umum, gudang, dan jalan penghubung antara tambatan perahu dengan perumahan dan permukiman. 3. Dermaga kecil/tambatan perahu direncanakan untuk dapat menampung beban lantai tambatan sebesar 500 kg/m2 dan untuk melayani perahu dengan bobot mati maksimum 2 ton; 4. Tipe dermaga kecil/tambatan perahu dibuat sesuai dengan kebutuhan daerah dengan memperhatikan kondisi tebing sungai, perbedaan muka air pasang dan surut, serta standar keselamatan; 5. Dalam penyusunan rancang bangun tambatan perahu harus mengacu kepadaPetunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun 2011

15

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT)

ketentuan yang diatur dalam peraturan perundangan yang berlaku serta mendapat pengesahan dari instansi yang berwenang.

3.5.3 Penerima Manfaat

Penerima manfaat langsung dari keberadaan dermaga kecil/tambatan perahu yang dibangun/direhab melalui DAK SPP Daerah Tertinggal Tahun 2011 yaitu masyarakat perdesaan di sekitar pantai/sungai sehingga kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat dapat berjalan secara lebih baik.

3.5.4 Pengelolaan

Pengelolaan dermaga kecil/tambatan perahu diatur oleh pemerintah kabupaten dengan memperhatikan peran pemerintahan desa dan masyarakat. Pengaturan pengelolaan diantaranya mencakup ketentuan tentang: 1) keberadaan petugas sandar, 2) retribusi, 3) pemeliharaan, 4) hak dan kewajiban pengelola.

3.6

Subbidang Pembangunan Pembangkit Energi Listrik Perdesaan

3.6.1 Bentuk Kegiatan

Bentuk kegiatan subbidang pembangunan pembangkit energi listrik perdesaan yaitu pembangunan pembangkit listrik tenaga mikrohidro atau pikohidro. Mikrohidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik yang menggunakan energi air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya (resources) penghasil listrik adalah air yang memiliki kapasitas aliran dan ketinggian tertentu dan adanya instalasi. Semakin besar kapasitas aliran maupun ketinggiannya maka semakin besar energi yang bisa dimanfaatkanPetunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun 2011

16

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT)

untuk menghasilkan energi listrik. Mikrohidro menghasilkan daya lebih besar 5 kW sampai 1 MW, dan pikohidro mempunyai kapasitas dibawah 5 kW. Secara teknis, mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air (sumber energi), turbin dan generator.

3.6.2 Ketentuan Teknis

Ketentuan teknis pembuatan pembangkit listrik tenaga mikrohidro/ pikohidro diantaranya: 1. Daerah yang memiliki rencana untuk membangun pembangkit listrik tenaga mikrohidro/pikohidro (PLTMH) sebelumnya wajib sudah memiliki studi kelayakan (feasibility study) dan Detail Engineering Designed (DED) yang dibuat oleh institusi yang kompeten. Hal ini untuk menghindari tidak berfungsinya instalasi pembangkit listrik yang dibangun akibat buruknya perencanaan dan/atau tidak dimilikinya potensi sumberdaya wilayah untuk membangun pembangkit listrik tenaga mikrohidro/pikohidro (seperti: debit air dan tinggi terjun); 2. Pembuatan PLTMH tidak mengganggu sistem irigasi yang sudah ada; 3. PLTMH diharapkan menggunakan peralatan produksi dalam negeri; 4. Untuk pembangkit listrik tenaga pikohidro harus memiliki debit air minimal 200 liter/detik, dan ketinggian minimal 2,5 meter; 5. Pembangunan semua subsistem harus mengikuti standar, yaitu pekerjaan sipil sesuai standar Kementerian Pekerjaan Umum, pekerjaan jaringan, distribusi, dan instalasi rumah tangga sesuai standar PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik) yang dikeluarkan PT. PLN (Persero), dan untuk pekerjaan mekanikal sesuai standar AHB (Asosiasi Hidro Bandung).

Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun 2011

17

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT)

3.6.3 Penerima Manfaat Penerima manfaat langsung dari keberadaan pembangkit listrik tenaga mikrohidro/pikohidro yaitu masyarakat perdesaan yang belum terjangkau oleh PT. PLN (Persero) dalam 5 10 tahun ke depan.

3.6.4 Pengelolaan

Untuk dapat berfungsinya PLTMH sepanjang tahun perlu dibangun sistem pengelolaan PLTMH yang baik. Kelembagaan pengelola sebaiknya berasal dari masyarakat setempat. PLTMH secara umum merupakan teknologi baru bagi masyarakat perdesaan, sehubungan dengan itu SKPD teknis harus menyiapkan sumberdaya dan kelembagaan pengelola agar mampu memelihara dan mengoperasikan instalasi dan jaringan, memanfaatkan energi listrik, serta mengelola keuangan.

3.7

Ketentuan Khusus

1) DAK SPP Daerah Tertinggal tidak boleh dipergunakan untuk membiayai operasionalisasi serta kegiatan-kegiatan lainnya yang tidak berhubungan dengan sarana dan prasarana yang dibangun; 2) Biaya operasional dan pemeliharaan sarana dan prasarana disediakan oleh daerah yang bersangkutan melalui sumber pembiayaan daerah lainnya; 3) Dalam hal terdapat sisa dana dalam penyediaan sarana dan prasarana, daerah dapat memanfaatkannya untuk kegiatan yang menunjang sarana dan

prasarana tersebut. Kalau sisa dana cukup besar digunakan kembali untuk mengadakan sarana dan prasarana. Kalau sisa dana relatif kecil digabung ke tahun depan; 4) Moda transportasi tidak boleh dipergunakan sebagai kendaraan dinas pejabat/kendaraan operasional instansi pemerintah;Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun 2011

18

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT)

5) Dalam hal terdapat revisi karena terjadi perubahan menu kegiatan atau SKPD Pengelola, maka dapat dilakukan perubahan melalui pembahasan bersama dengan DPRD pada saat pembahasan APBD Perubahan. Atas adanya revisi ini, Bupati memberitahu Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal.

3.8

Penerapan Good Governance dalam Pengelolaan DAK SPP Dalam rangka mengawal kebijakan desentralisasi fiskal (termasuk Dana

Alokasi Khusus)

maka pelaksanaan DAK SPP Daerah Tertinggal harus

menerapkan tata pemerintahan yang baik (good governance) melalui penerapan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi. Transparansi adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan

pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaanya, serta hasil-hasil yang dicapai. Akuntabilitas adalah prinsip yang menjamin bahwa setiap kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka oleh pelaku kepada pihak-pihak yang terkena dampak penerapan kebijakan. Partisipasi adalah prinsip bahwa setiap orang memiliki hak untuk terlibat dalam pengambilan keputusan di setiap kegiatan penyelenggaraan pemerintahan. Keterlibatan dalam pengambilan keputusan dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Daerah dapat mengambil inisiatif dengan menerapkan good governance dalam pengelolaan DAK SPP Daerah Tertinggal Tahun 2011. Bentuk-bentuk penerapan good governance diantaranya sebagai berikut: 1. Penyebarluasan Informasi; 2. Evaluasi Berdasarkan Nilai-nilai Masyarakat (Public Value Assessment); 3. Pengelolaan Kepedulian Masyarakat; 4. Temu Publik.

Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun 2011

19

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT)

Penyebarluasan Informasi adalah upaya proaktif SKPD Pengelola DAK SPP Daerah Tertinggal untuk memberikan informasi lengkap tentang kebijakan dan pelaksanaan DAK SPP Daerah Tertinggal kepada masyarakat. Alternatif media yang dapat digunakan dalam penyebarluasan informasi antara lain: media massa, produk tercetak, internet, papan informasi, dan media lainnya sesuai kondisi lokal. Evaluasi Berdasarkan Nilai-nilai Masyarakat atau Public Value

Assessment (PVA) adalah penilaian suatu kegiatan yang dilakukan atas dasar nilai (preferensi) yang dimiliki oleh user/publik/kelompok pengguna jasa. Evaluasi ini merupakan kegiatan publik dalam rangka menentukan apakah

agenda pembangunan suatu daerah (termasuk DAK SPP Daerah Tertinggal) telah memenuhi harapan masyarakat (public value expectation). Evaluasi mencakup seluruh tahapan kegiatan DAK SPP Daerah Tertinggal. Pengelolaan Kepedulian Masyarakat merupakan kegiatan SKPD

Pengelola DAK SPP Daerah Tertinggal dalam mengelola setiap informasi yang diterima dari semua pihak guna perbaikan kegiatan DAK SPP Daerah Tertinggal. Informasi dari semua pihak dapat berupa informasi atas penyimpangan dan masukan terhadap kegiatan DAK SPP Daerah Tertinggal. Temu Publik adalah suatu forum yang melibatkan seluruh stakeholder yang terkait dengan kegiatan DAK SPP Daerah Tertinggal guna mengawal adanya pertemuan pikir, persepsi, dan cara pandang antara pemerintah sebagai pelaksana dengan masyarakat sebagai pengguna jasa. Pihak terkait yang terlibat dalam temu publik diantaranya: pemerintah daerah, DPRD, kelompok pengguna jasa (seperti: kelompok tani dan nelayan), dan kelompok kepentingan (seperti: perguruan tinggi, LSM, media massa, individu/kelompok kepentingan lainnya). Pelaksanaan good governance oleh daerah dapat memberikan bobot kualitas pelaksanaan DAK SPP Daerah Tertinggal dan menjadi nilai tambah bagi daerah.

Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun 2011

20

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT)

Dalam rangka penyebarluasan informasi dan pertanggungjawaban kepada publik, SKPD Pengelola DAK SPP Daerah Tertinggal wajib melakukan: 1. Membuat papan informasi kegiatan yang memuat informasi tentang: nama kegiatan, volume fisik,nilai kontrak, sumber dana, lokasi, waktu pelaksanaan, kontraktor, dan konsultan. Papan informasi diletakkan di lokasi pelaksanaan kegiatan; 2. Pada setiap moda transportasi mencantumkan sumber pendanaan kegiatan, yaitu: Dana Alokasi Khusus Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun 2011.

3.9 Pengadaan

Pengadaan moda transportasi, jalan, dermaga kecil/tambatan perahu, dan pembangkit energi listrik perdesaan dilaksanakan dengan berpedoman pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa.

Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun 2011

21

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT)

BAB IV PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN

4.1

Pedoman Umum

Kegiatan pelaporan dan pertanggungjawaban mengacu kepada Surat Edaran Bersama (SEB) 3 (tiga) Menteri, antara : Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas, Menteri Dalam Negeri, dengan Menteri Keuangan Nomor: 0239/M.PPN/11/2008, SE 1722/MK07/2008, 900/3556/SJ tanggal 21 November 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Pemantauan Teknis Pelaksanaan dan Evaluasi Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK).

4.2

Jenis Laporan dan Pelaporan

Laporan yang harus diberikan oleh Bupati kepada Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal selaku kementerian teknis untuk DAK SPP Daerah Tertinggal Tahun 2011, yaitu: 1. Laporan Triwulanan, dan 2. Laporan Akhir.

Pelaporan Kabupaten : 1. Laporan Triwulanan. SKPD pengelola DAK SPP Daerah Tertinggal disamping menyampaikan laporan triwulanan kepada sekretaris daerah (sebagai bahan laporan bupati), wajib menyampaikan laporan triwulanan kepada Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah triwulan yang bersangkutan berakhir. Triwulan Pertama (Januari-Maret): paling lambat 14 April 2011; Triwulan Kedua (April-Juni): paling lambat 14 Juli 2011;22

Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun 2011

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT)

Triwulan Ketiga (Juli-September): paling lambat 14 Oktober 2011; Triwulan Keempat (Oktober-Desember): paling lambat 14 Januari 2011.

2. Laporan Akhir. SKPD pengelola DAK SPP Daerah Tertinggal disamping menyampaikan laporan akhir kepada sekretaris daerah (sebagai bahan laporan bupati), wajib menyampaikan laporan akhir ke KPDT selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir (28 Februari 2012). Draft

Laporan Akhir diharapkan dapat disampaikan ke KPDT 1 (satu) bulan setelah tahun anggaran berakhir (31 Januari 2012) Kepatuhan daerah dalam menyampaikan laporan triwulanan dan laporan akhir akan dijadikan dasar dalam menentukan pengalokasian DAK SPP Daerah Tertingal tahun berikutnya.

4.3

Pertanggungjawaban

Bentuk pertanggungjawaban daerah penerima DAK SPP Daerah Tertinggal Tahun 2011 diwujudkan dalam bentuk: 1. Penyampaian laporan triwulanan, yang memuat perencanaan DAK SPP Daerah Tertinggal, kesesuaian DPA-SKPD dengan petunjuk teknis DAK SPP Daerah Tertinggal, perkembangan pelaksanaan kegiatan, dan permasalahan yang timbul sesuai dengan form sebagaimana terdapat pada Anak Lampiran 1 dan 2; 2. Penyampaian Laporan penyerapan DAK SPP Daerah Tertinggal, yaitu laporan yang disampaikan kepada Menteri Keuangan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126/PMK.07/2010 tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke Daerah; 3. Penyampaian Laporan Akhir, yang merupakan laporan pelaksanaan akhir tahun yang disusun sesuai dengan form sebagaimana terdapat pada Anak Lampiran 3.

Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun 2011

23

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT)

Daerah dapat mengambil inisiatif melakukan pertanggungjawaban DAK SPP Daerah Tertinggal kepada publik yang diwujudkan melalui penerapan tata pemerintahan yang baik (good governance). Penyampaian pertanggungjawaban kepada publik dapat menambah bobot kualitas pelaksanaan DAK SPP Daerah Tertinggal oleh daerah dan menjadi pertimbangan dalam pengalokasian DAK SPP Daerah Tertinggal tahun berikutnya. Laporan pelaksanaan good governance mencakup pelaporan tentang: 1. Penyebarluasan Informasi; 2. Evaluasi Berdasarkan Nilai-nilai Masyarakat (Public Value Assessment); 3. Pengelolaan Kepedulian Masyarakat; 4. Temu Publik.

Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun 2011

24

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT)

BAB V PENUTUPPetunjuk teknis Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal ini merupakan acuan bagi pelaksanaan DAK SPP Daerah Tertinggal Tahun 2011 di daerah. Informasi lebih lanjut dapat diperoleh dari: I BIRO PERENCANAAN DAN KLN KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL Jalan Abdul Muis No. 7 Jakarta Pusat 10110 Telephon (021) 3500334, 3510988, Faksimile (021) 3518783, 3864607 DIREKTORAT KAWASAN KHUSUS DAN DAERAH TERTINGGAL KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS Jalan Taman Suropati No.2 Jakarta Pusat 10310 Telephon (021) 3926249, Faksimile (021) 3926249

II

III DIREKTORAT DANA PERIMBANGAN, DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN, KEMENTERIAN KEUANGAN Jalan Dr. Wahidin No. 1 Jakarta Pusat 10710 Telephon (021) 3509442, Faksimile (021) 3509443

Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun 2011

25

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT)

Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun 2011

26

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT)

Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun 2011

27

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT)ANAK LAMPIRAN - 3

SISTEMATIKA LAPORAN AKHIR DAK

I.

PENDAHULUAN a. Latar belakang b. Tujuan penulisan laporan HASIL PELAKSANAAN DAK a. Umum b. Per Bidang DAK PERMASALAHAN DAN KENDALA PELAKSANAAN DAK a. Umum i. Perencanaan ii. Penganggaran iii. Pelaksanaan iv. Pemantauan, dan v. Evaluasi b. Khusus i. Keberadaan dan peran tim koordinasi ii. Proses dan mekanisme koordinasi c. Per Bidang DAK PENUTUP a. Saran dan Masukan Daerah b. Rekomendasi Kebijakan untuk Pemerintah Pusat

II.

III.

IV.

LAMPIRAN

Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan (DAK SPP) Daerah Tertinggal Tahun 2011

28