Web viewDiantaranya sumber data data tersebut adalah laporan BPS, laporan perusahaan perkebunan, ......

32
Dampak Perkebunan Besar Kelapa Sawit Terhadap Perekonomian Desa Di Provinsi Jambi Oleh Ir.Armen Mara,M.Si dan Ir.Yanuar Fitri, M.Si (Dosen Fakultas Pertanian Unja) RINGKASAN Pembangunan kebun kelapa sawit di Provinsi Jambi pertama kali dimotori oleh Perkebunan Besar dengan pola kemitraan dengan perkebunan rakyat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) perkembangan perkebunan besar dan perkebunan rakyat dilihat dari luas lahan, produksi, dan nilai ekspor di Provinsi Jambi (2) Dampak perkebunan besar kelapa sawit terhadap perekonomian desa di lingkungan lokasi perkebunan besar. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Metode kasus ini melakukan analisis secara utuh terhadap objek yang dipelajari, yaitu desa- desa di sekitar Perkebunan Besar Kelapa Sawit yang memperoleh dampak. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perkebunan besar dan perkebunan rakyat telah berkembang dengan pesat baik dilihat dari luas areal maupun produksi. Tingkat pendapatan rata-rata masyarakat desa di sekitar perkebunan besar sudah mulai meningkat namun, mulai mengarah menuju ke ketimpangan. Dampak tersebut berhubungan dengan jarak desa dari PKS dimana desa yang paling dekat dengan PKS memiliki dampak paling besar dan demikian sebaliknya untuk desa yang jauh dari PKS. Dampak tersebut ada yang bersifat positif, diantaranya meningkatnya pendapatan dan bersifat negatif diantaranya makin melebarnya ketimpangan pendapatan. SUMMARY Development of oil palm plantations in Jambi Province was first initiated by large plantaoration with farmer. This study aims to determine (1) the development of large plantations and oil palm plantations seen from the area of land, production, and export value in Jambi Province (2) 1

Transcript of Web viewDiantaranya sumber data data tersebut adalah laporan BPS, laporan perusahaan perkebunan, ......

Page 1: Web viewDiantaranya sumber data data tersebut adalah laporan BPS, laporan perusahaan perkebunan, ... di lingkungan Perkebunan Kelapa Sawit PTPN VI Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten

Dampak Perkebunan Besar Kelapa Sawit Terhadap Perekonomian Desa Di Provinsi Jambi

Oleh Ir.Armen Mara,M.Si dan Ir.Yanuar Fitri, M.Si (Dosen Fakultas Pertanian Unja)

RINGKASANPembangunan kebun kelapa sawit di Provinsi Jambi pertama kali

dimotori oleh Perkebunan Besar dengan pola kemitraan dengan perkebunan rakyat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) perkembangan perkebunan besar dan perkebunan rakyat dilihat dari luas lahan, produksi, dan nilai ekspor di Provinsi Jambi (2) Dampak perkebunan besar kelapa sawit terhadap perekonomian desa di lingkungan lokasi perkebunan besar.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Metode kasus ini melakukan analisis secara utuh terhadap objek yang dipelajari, yaitu desa-desa di sekitar Perkebunan Besar Kelapa Sawit yang memperoleh dampak.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perkebunan besar dan perkebunan rakyat telah berkembang dengan pesat baik dilihat dari luas areal maupun produksi. Tingkat pendapatan rata-rata masyarakat desa di sekitar perkebunan besar sudah mulai meningkat namun, mulai mengarah menuju ke ketimpangan. Dampak tersebut berhubungan dengan jarak desa dari PKS dimana desa yang paling dekat dengan PKS memiliki dampak paling besar dan demikian sebaliknya untuk desa yang jauh dari PKS. Dampak tersebut ada yang bersifat positif, diantaranya meningkatnya pendapatan dan bersifat negatif diantaranya makin melebarnya ketimpangan pendapatan.

SUMMARYDevelopment of oil palm plantations in Jambi Province was first initiated

by large plantaoration with farmer. This study aims to determine (1) the development of large plantations and oil palm plantations seen from the area of land, production, and export value in Jambi Province (2) Impact of oil palm plantations on the economy of villages in the neighborhood location of large plantations in Jambi Province, mainly seen of household income, rural economic social institutions, and population demographics.

The research method used in this study is a case study. The method of this case do the full analysis of the object being studied, namely the villages around Large Oil Palm Plantations that have an impact.

The results of these studies show that large plantations and estates of the people has grown by leaps and bounds better seen from the total area and production. Average income level of rural communities in the surrounding estates have started to rise however, but began to lead toward inequality. Large oil palm plantations have an impact on the economic, social, and demographic. The impact is started about village closest to the PKS has the most impact and thus contrary to that distant village from the PKS. These impacts are positive there, including rising incomes and increasingly negative among widening income inequality.

1

Page 2: Web viewDiantaranya sumber data data tersebut adalah laporan BPS, laporan perusahaan perkebunan, ... di lingkungan Perkebunan Kelapa Sawit PTPN VI Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten

I. Pendahuluan Pembangunan ekonomi pedesaan merupakan aspek penting dalam

kerangka pembangunan nasional. Hal ini dapat dipahami bahwa sebagian

besar penduduk Indonesia berada di pedesaan dan sebagian besar pula dari

penduduk miskin ada di pedesaan.Untuk itu, desa akan sulit beranjak dari

kondisi ekonomi yang tertinggal seperti sekarang ini ke kondisi ekonomi yang

lebih baik di masa mendatang.

Perkembangan perkebunanan kelapa sawit di Provinsi Jambi sejak

beberapa tahun belakangan cukup pesat. Hal ini dilihat dari perkembangan

luas lahan, produksi, dan nilai ekspor yang terus meningkat setiap tahunnya.

Perkembangan kebun kelapa sawit tersebut bahkan melebihi dari

perkembangan kebun karet yang merupakan tanaman tradisional rakyat dan

telah berusia seratus tahun lebih.

Perkembangan perkebunan besar kelapa sawit baik pemerintah

maupun swasta telah berdampak terhadap perekonomian Daerah Provinsi

Jambi secara umum, khususnya dilihat dari peningkatan PDRB (Produk

Domestik Regional Bruto) dan PAD (Pendapatan Asli Daerah). Disamping itu,

perkembangan luas tanaman kelapa sawit di Provinsi Jambi juga berperan

dalam penyerap tenaga kerja, dimana pada tahun 2001 perkebunan kelapa

sawit hanya menyerap tenaga kerja sebesar 108.676 orang sedangkan pada

tahun 2007 penyerapan tenaga kerja meningkat menjadi 161.604 orang atau

meningkat sebesar 2,34 % per tahun (Dinas Perkebunan Provinsi Jambi,

2008).

Namun, perkembangan luas kebun kelapa sawit yang dimotori oleh

perkebunan besar tersebut berpotensi dalam meningkatkan perekonomian

desa, terutama desa-desa yang berlokasi di sekitar perkebunan besar.

Dampak tersebut terutama berkaitan dengan peningkatan pendapatan petani

melalui hasil perkebunan kelapa sawit model kemitraan, hasil jual beli lahan

dengan pihak perusahaan perkebunan, upah tenaga kerja pedesaan yang

bekerja pada perusahaan perkebunan, penerimaan dari usaha-usaha industri

dan perdagangan yang memanfaatkan peluang usaha, dan kegiatan CSR

2

Page 3: Web viewDiantaranya sumber data data tersebut adalah laporan BPS, laporan perusahaan perkebunan, ... di lingkungan Perkebunan Kelapa Sawit PTPN VI Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten

(Corporate Social Responsibility) yang dilaksanakan oleh perusahaan

perkebunan besar.

Berdasarkan uraian diatas maka muncul masalah penelitian yang akan

diteliti sebagai berikut:

1.Sejauh mana perkembangan perkebunan besar dan perkebunan rakyat kelapa

sawit dilihat dari perkembangan luas lahan, produksi, dan nilai ekspor di

Provinsi Jambi

2. Sejauh mana dampak perkebunan besar kelapa sawit terhadap perekonomian

desa di lingkungan areal perkebunan besar di Provinsi Jambi, terutama dilihat

dari aspek ekonomi, sosial, dan demografi.

Dari hasil penelitian diharapkan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut:

1.Sebagai sumbangan pemikiran kepada pemerintah dalam menyusun

kebijakan pembangunan perekonomian desa melalui pembangunan

perkebunan besar di Provinsi Jambi

2.Sebagai sumbangan dalam mengembangkan teori ekonomi regional dalam

pembangunan pertanian yang semakin pesat perkembangannya sejak

beberapa tahun terakhir.

II. Tinjauan Pustaka Dampak perkebunan besar kelapa sawit terhadap desa-desa di

lingkungannya dapat dijelaskan dengan pendekatan ekonomi wilayah, yaitu

dengan teori Peroux tentang kutub pertumbuhan (growth pole) dan pusat

pertumbuhan (growth center). Peroux (1955) mengatakan:

“Pertumbuhan tidak muncul diberbagai daerah dalam waktu yang sama,

kemunculannya hanya terjadi dibeberapa tempat atau pusat pertumbuhan

dengan intensitas yang berbeda, Ia berkembang melalui saluran yang

berbeda, dengan akibat akhir yang ditimbulkannya yang berbeda pula

terhadap ke per seluruhan perekonomian”.

Berkaitan dengan perkebunan besar kelapa sawit yang biasanya memiliki PKS

(Pabrik Kelapa Sawit) dengan kapasitas 30 ton per jam sampai dengan 120

ton per jam dengan luas antara kecil dari 10.000 hektar (untuk kapasitas

pabrik 30 ton TBS per jam) sampai dengan lebh dari 20.000 Hektar (untuk

3

Page 4: Web viewDiantaranya sumber data data tersebut adalah laporan BPS, laporan perusahaan perkebunan, ... di lingkungan Perkebunan Kelapa Sawit PTPN VI Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten

kapasitas pabrik besar dari 60 ton TBS per jam) (Soepadiyo Mangoensoekarjo

dkk, 2005) akan menjadi industri pemimpin (leading industries) untuk desa-

desa di lingkungannya.

Menurut John Glasson (1977) suatu leading industry mempunyai ciri-ciri

sebagai berikut:

1. Perusahaan tersebut relatif besar

2. Menimbulkan dorongan-dorongan pertumbuhan yang nyata kepada

lingkungannya

3. Mempunyai kemampuan berinovasi yang tinggi

4. Termasuk dalam suatu industri yang sedang bertumbuh dengan cepat.

Belum banyak diketahui bagaimana perkembangan desa-desa di

sekitar lokasi perkebunan yang merupakan dampak dari pembangunan

perkebunan besar. Penelitian ini memfokuskan peneltian terhadap

perkembangan perekonomian desa di sekitar lokasi perkebunan dan

mengetahui lebih jauh aspek-aspek apa saja yang dipengaruhi oleh kegiatan

ekonomi perkebunan besar.

III. Tujuan Penelitian Ada pun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui:

1. Perkembangan perkebunan besar dan perkebunan rakyat kelapa sawit

dilihat dari perkembangan luas lahan, produksi, dan nilai ekspor di Provinsi

Jambi

2. Dampak perkebunan besar kelapa sawit terhadap perekonomian desa di

lingkungan areal perkebunan besar di Provinsi Jambi, terutama dilihat dari

aspek ekonomi, sosial, dan demografi.

III. Metode Penelitian Penelitian ini mengambil lingkup wilayah Provinsi Jambi dimana

perkebunan besar kelapa sawit yang dikelola perusahaan dan perkebunan

rakyat kelapa sawit telah berkembang sejak beberapa tahun yang lalu.

Penelitian ini akan dilaksanakan pada Bulan April 2011 sampai dengan Bulan

November 2011.

4

Page 5: Web viewDiantaranya sumber data data tersebut adalah laporan BPS, laporan perusahaan perkebunan, ... di lingkungan Perkebunan Kelapa Sawit PTPN VI Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten

Metode pendekatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kasus (Robert K, Yin, 2004). Dimana desa sebagai objek

penelitian akan dikaji secara utuh dari berbagai aspek yang dianggap

menggeluti perkembangan desa tersebut di Provinsi Jambi, khususnya dilihat

dari kegiatan perkebunan besar kelapa sawit. Dengan demikian, hasil

penelitian bersifat spesifik di desa yang diteliti.

Data sekunder berupa perkembangan luas kebun, produksi TBS dan

CPO, nilai ekspor, kependudukan, dan data-data lain tentang kegiatan

perkebunan besar kelapa sawit dan desa dikumpulkan dari dokumentasi

lembaga terkait. Diantaranya sumber data data tersebut adalah laporan BPS,

laporan perusahaan perkebunan, dokumentasi, dan hasil penelitian ilmiah

yang telah dilakukan sebelumnya.

Data primer khususnya tentang pendapatan Rumah Tangga,

lembaga ekonomi desa, migrasi penduduk dan aktivitas transportasi desa

dikumpulkan melalui pengamatan dan wawancara. Pengumpulan data

dilakukan dengan bantuan kuestioner baik terstruktur (daftar pertanyaan yang

telah dipersiapkan) dan kuestioner terbuka dikumpulkan melalui wawancara

Untuk menentukan lokasi penelitian dipilih secara sengaja di dua lokasi

perkebunan besar kelapa sawit, yaitu desa-desa di lingkungan Perkebunan

Kelapa Sawit PTPN VI Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten Muaro Jambi dan

desa-desa di lingkungan PT. SAL 1 Kecamatan Tabir Selatan Kabupaten

Merangin. Pertama ditetapkan beberapa kabupaten yang akan dijadikan lokasi

penelitian dengan kriteria memiliki perkebunan besar pemerintah dan

perkebunan besar swasta, yaitu terpilih Kabupaten Muaro Jambi yang

memiliki perkebunan besar kelapa sawit pemerintah, yaitu PTPN VI Pinang

Tinggi Sungai Bahar dan untuk perkebunan besar swasta terpilih Kabupten

Merangin, yaitu PT.SAL 1 Tabir Selatan.

Selanjutnya telah ditentukan jumlah desa untuk PTPN VI Pinang Tinggi

adalah 4 desa sedangkan jumlah desa untuk PT.SAL 1 sebanyak 3 desa

sampel. Untuk masing-masng desa ditetapkan sampek sebesar 20 orang.

Untuk pengambilan sampel petani responden di masing-masing desa diambil

secara ’simple random sampling” (Mudradjad Kuncoro,2003).

5

Page 6: Web viewDiantaranya sumber data data tersebut adalah laporan BPS, laporan perusahaan perkebunan, ... di lingkungan Perkebunan Kelapa Sawit PTPN VI Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten

Untuk menganalisa data yang sudah terkumpul akan digunakan metode

statitistik yang sesuai dan akan disajikan sesuai jenis data yang tersedia dan

tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini.

Perkembangan kebun kelapa sawit baik untuk perkebunan besar

maupun untuk perkebunan rakyat akan dianalisa dengan menggunakan model

pertumbuhan matimatika.

Aspek ekonomi, sosial, dan demografi desa akan dianalisa secara

statitistik deskriptif menggunakan tabel dan matrik. Khusus untuk aspek

ekonomi, yaitu tingkat pendapatan penduduk akan dianalisa dengan

menggunakan analisa statistik uji nilai tengah (mean). Seterusnya untuk

mengetahui tingkat pemerataan penduduk digunakan rumus Gini Ratio

(Suseno Triyanto Widodo,1990).

V. Hasil dan Pembahasan 5.1. Perkembangan Kebun Kelapa Sawit di Provinsi Jambi5.1.1. Perkembangan Luas Lahan Kebun Kelapa Sawit di Provinsi Jambi

Perusahaan negara yang mengusahakan perkebunan kelapa sawit di

Provinsi Jambi adalah PTPN VI yang memiliki beberapa pabrik Pengolahan

Kelapa Sawit (PKS) dan kebun di Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten

Tebo. Perkebunan Swasta Kelapa Sawit banyak terdapat di semua kabupaten

kecuali kabupaten Kerinci. Perkembangan luas lahan kebun kelapa sawit di

Provinsi Jambi dapat dilihat pada Tabel berikut.

Perkembangan luas lahan kebun kelapa sawit cukup pesat di Provinsi

Jambi, yaitu berkembang dari luas total 92.688 ha pada tahun 1993 menjadi

484.137 ha pada tahun 2008. Proporsi perkebunan rakyat menempati posisi

terbesar, yaitu sebesar 65% lebih, perkebunan PTPN VI sebesar 3,85%, dan

perkebunan swasta yang teridiri dari beberapa perusahaan memperoleh

proporsi sebesar 30% lebih dari luas total kelapa sawit.

Perkebunan rakyat dan perusahaan swasta kelapa sawit berkembang

cukup pesat sejak tahun 1993 sampai dengan tahun 2008. Sedangkan luas

kebun PTPN VI relatif tidak berkembang bahkan menurun sejak beberapa

tahun terakhir.

6

Page 7: Web viewDiantaranya sumber data data tersebut adalah laporan BPS, laporan perusahaan perkebunan, ... di lingkungan Perkebunan Kelapa Sawit PTPN VI Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten

5.1.2. Perkembangan Produksi Kelapa SawitSejalan dengan perkembangan luas lahan kelapa sawit bahwa

produksi kelapa sawit di Provinsi Jambi pun terus berkembang sejak tahun

1993 sampai dengan tahun 2008. Produksi kelapa sawit yang dihasilkan

tersebut disumbangkan oleh 60% lebih perkebunan rakyat, 5% perkebunan

PTPN VI dan 34% lainnya oleh perkebunan swasta.

Dari data dapat dijelaskan bahwa produksi kelapa sawit pada tahun 2008

adalah sebesar 1.203.257 ton TBS atau meningkat empat kali lipat sejak tahun

1993. Kalau dilihat data tentang jumlah kapasitas PKS yang terpasang pada

tahun yang sama yaitu sebesar 1.530 Ton TBS per jam. Dengan kapasitas

pabrik sebesar tersebut maka dibutuhkan produksi TBS sebesar 11.060.000

per tahun. Sedangkan produksi TBS pada tahun 2008 hanya sebesar

1.203.257 ton. Artinya pabrik pengolahan TBS di Provinsi Jambi masih

kekurangan bahan baku TBS.

5.1.3. Perkembangan Nilai Ekspor CPO Sebagian besar dari hasil perkebunan kelapa sawit yang telah diolah

menjadi CPO (Cruid Palm Oil) dijual keluar negeri atau ekspor. Untuk itu hasil

kebun kelapa sawit tersebut merupakan andalan dalam memperoleh devisa

bagi negara. Negara tujuan ekspor adalah negara-negara Eropah, diantaranya

Belanda dan negara Asia yaitu Pakistan.

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2004 nilai ekspor

CPO adalah 41 Juta US $ lebih dan pada tahun 2009 naik menjadi dua kali

lipat yaitu menjadi 88 juta US $ lebih. Oleh karena itu, nilai ekspor kelapa sawit

ini menjadi primadona bagi ekspor komoditas pertanian.

5.1.4. Kapasitas Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di Provinsi JambiProduksi kebun kelapa sawit adalah dalam bentuk TBS (Tandan Buah

Segar) kemudian diolah menjadi CPO (Cruid Palm Oil) oleh pabrik PKS

(Pengolahan Kelapa Sawit). Semua PKS di Provinsi Jambi adalah milik

Perkebunan Besar Pemerintah atau Swasta dan perkebunan rakyat menjual

hasil produksinya ke PKS tersebut.

7

Page 8: Web viewDiantaranya sumber data data tersebut adalah laporan BPS, laporan perusahaan perkebunan, ... di lingkungan Perkebunan Kelapa Sawit PTPN VI Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten

Data yang tersedia memperlihatkan bahwa semua perusahaan perkebunan

besar kelapa sawit memiliki pabrik PKS yang letaknya biasanya adalah di

dalam lokasi kebun. Setiap PKS dengan kapasitas terpasang sebesar 30-45

ton TBS/jam akan mampu menampung produksi kebun kelapa sawit dengan

luasa 6.000 ha. Seterusnya PKS dengan kapasitas terpasang sebesar 60 ton

TBS/jam akan mampu menampung produksi dengan kebun kelapa sawit

dengan luasan 12.000 ha.

5.2. Profil PKS dan Perkebunan Besar Kelapa Sawit di Provinsi Jambi5.2.1. Profil PKS dan Kebun PTPN VI Sungai Bahar

Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) PTPN VI Pinang Tinggi terletak

di Desa Suka Makmur Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten Muaro Jambi

resmi berdiri pada tahun 1996. PKS PTPN VI di Kecamatan Sungai Bahar

terdapat sebanyak 3 unit, yaitu Unit PKS Pinang Tinggi di Desa Suka Makmur,

Unit PKS Bunut di Desa Markanding, dan Unit PKS Tanjung Lebar di Desa

Tanjung Lebar. Masing-masing memiliki kapasitas pabrik 60 ton/jam.

Sedangkan luas kebun Inti untuk PKS Pinang Tinggi seluas 2.025 ha, PKS

Bunut seluas 3.883.2 ha, dan PKS Tanjung Lebar seluas 1.793 ha atau total

luas kebun inti PTPN VI adalah 1.793 ha. Disamping itu, Ketiga PKS PTPN VI

tersebut memiliki kebun plasma (milik petani) seluas 22.000 ha.

Penggunaan tenaga kerja di PTPN VI memiliki tingkat pendidikan

yang beragam, mulai dari tingkat SD, SLTP, SLTA, D3, S1, S2, dan S3.

Proporsi terbesar dari tenaga kerja adalah tingkat SD sebanyak 3.394 orang,

diikuti oleh SLTA sebanyak 2.804 orang, SLTP sebanyak 834 orang, S1

sebanyak 257 orang, D3 sebanyak 113 orang, an sisanya S1,S2, dan S3.

5.2.1.2. PKS dan Luas Kebun Kelapa Sawit PTPN VI Sungai BaharPendirian PTPN VI di Kecamatan Sungai Bahar di latar belakangi oleh

Program Pemerintah Pusat untuk pembangunan wilayah di luar Pulau Jawa

melalui Program Transmigrasi. Kemudian program transmigrasi dipadukan

dengan program pembangunan perkebunan kelapa sawit dengan pola

kemitraan antara perkebunan besar dan perkebunan rakyat. Pola kemitraan

tersebut dikenal dengan Pola PIR-Plasma. Dalam program kemitraan antara

8

Page 9: Web viewDiantaranya sumber data data tersebut adalah laporan BPS, laporan perusahaan perkebunan, ... di lingkungan Perkebunan Kelapa Sawit PTPN VI Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten

perkebunan besar dengan program transmigrasi, plasma nya adalah peserta

Program Transmigrasi sehingga akhirnya Pola Perkebunan Kelapa Sawit

PTPN VI Sungai Bahar ini disebut dengan Pola PIR-Trans.

5.2.2. Profil PKS dan Kebun PT. SAL 1 Sungai Delang Kapasitas pabrik PKS PT.SAL 1 yang terletak di Desa Muaro Delang

tersebut 60 ton/jam. Sedangkan luas kebun Inti untuk PKS PT.SAL 1 terdiri

dari tiga lokasi, yaitu Kebun Inti 1 seluas 3.338 ha terletak di Kabupaten

Sarolangun dan Kabupaten Tebo. Kebun Inti 2 seluas 1.741,86 ha terletak di

Kabupaten Merangin. Jadi total luas kebun inti PT.SAL 1 adalah 5.080,16 ha.

Disamping itu, PT. SAL 1 memiliki kebun plasma (milik petani) seluas 15.000

ha.

Secara administrasi kegiatan PT.SAL 1 termasuk kegiatan pabrik,

perkantoran, dan perumahan karyawan terletak di Desa Muaro Delang.

Menurut informasi yang disajikan pada tabel berikut bahwa jumlah karyawan

PT.SAL 1 ada sebanyak 4.834 orang termasuk didalamnya dewan komisaris,

direksi, karyawan pimpinan, karyawan pelaksana, dan trainer. Sama halnya

dengan PTPN VI bahwa PT.SAL 1 di lokasi Muaro Delang telah

memperkerjakan tenaga kerja dalam jumlah yang cukup besar. Hal ini tentu

telah menimbulkan dampak terhadap aspek ekonomi, sosial, dan demografi di

wilayah tersebut.

5.3.1.1. Dampak PKS dan Kebun PTPN VI Pinang Tinggi terhadap Desa-Desa dalam Wilayah Grafitasia. Dampak terhadap Aspek Demografi Desa

Kegiatan yang dilakukan oleh PKS Pinang Tinggi berdampak terhadap

beberapa parameter demografi dan dampak tersebut berbeda untuk desa

jaraknya berbeda ke lokasi PKS. Dampak tersebut ada yang nyata dan positif,

nyata dan negatif, dan ada yang tidak nyata. Berikut adalah penjelasan

dampak PKS terhadap masing-masing parameter demografi.

9

Page 10: Web viewDiantaranya sumber data data tersebut adalah laporan BPS, laporan perusahaan perkebunan, ... di lingkungan Perkebunan Kelapa Sawit PTPN VI Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten

Tabel 5.12. Jarak desa dari PKS dan beberapa aspek Demogdafi desa di Lingkungan Wilayah Grafitasi PKS Pinang Tinggi PTPN VI Kecamatan Sungai Bahar tahun 2010

Nama Desa

Jarak

desa dari

PKS(KM)

Jumlah

Penduduk

(Orang)

Jumlah

(KK)

Jumlah

rumah

(Unit)

Penduduk

datang

(orang)

Penduduk

keluar

(orang)

Suka Makmur 0 3.905 729 630 0 0

Marga Mulia 1 3.267 849 717 7 0

Rantau Harapan 9 3.076 768 748 11 0

Bukit Mulia 10 1.079 305 334 23 5

Jumlah 11.327 2.651 2.429 41 5

Sumber : Diolah dari data Waclimad, 2010 dan data Podes BPS tahun 2010

Dengan menagamati data-data pada tabel berikut maka dapat dijelaskan

semakin dekat dengan lokasi PKS semakin besar jumlah penduduk desa,

makin besar jumlah KK, tetapi tidak begitu nyata dalam jumlah rumah.

Selanjutnya makin dekat dengan lokasi PKS makin sedikit jumlah penduduk

yang datang (masuk) dan makin sedikit pula jumlah penduduk keluar.

b. Dampak PKS Aspek Ekonomi Desa Sebagaimana dampak terhadap aspek demografi diatas kegiatan yang

dilakukan oleh PKS Pinang Tinggi juga berdampak terhadap beberapa

parameter ekonomi dan dampak tersebut berbeda untuk desa jaraknya yang

berbeda ke lokasi PKS. Dampak tersebut ada yang nyata dan positif, nyata

dan negatif, dan ada yang tidak nyata. Berikut adalah penjelasan dampak

PKS terhadap masing-masing parameter ekonomi di desa-desa dalam

lingkungan grafitasi PKS dan Kebun PTPN VI Pinang TInggi.

10

Page 11: Web viewDiantaranya sumber data data tersebut adalah laporan BPS, laporan perusahaan perkebunan, ... di lingkungan Perkebunan Kelapa Sawit PTPN VI Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten

Tabel 5.13. Jarak desa dari PKS dan beberapa aspek ekonomi desa di Lingkungan Wilayah Grafitasi PKS PTPN VI tahun 2010

Nama DesaJarak desa dari PKS

(KM)

Jumlah pasar desa

Jumlah Toko/

warung/ restoran

Jumlah Mini

Market

Jumlah Kopera

si

Jumlah Kios

Pertanian

Suka Makmur 0 1 57 1 1 10

Marga Mulia 1 0 28. 0 2 4

Rantau Harapan 9 1 11 0 1 4

Bukit Mulia 10 0 12 0 1 0

Jumlah 2 108 1 5 18

Sumber : Diolah dari data Waclimad, 2010 dan data Podes BPS tahun 2010

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa Desa Suka Makmur yang berjarak

0 terhadap lokasi PKS memiliki sebuah pasar desa yang cukup ramai

dikunjungi penduduk pada hari pasar dan terapat juga satu buah mini market.

Desa yang dekat dengan lokasi PKS cenderung memiliki jumlah

toko/restoran/warung, jumlah mini market, dan jumlah kios pertanian yang

lebih banyak dibandingkan dengan desa yang berlokasi jauh dari PKS.

Namun, dampak tersebut tidak begitu nyata terhadap jumlah koperasi.

Tabel 5.14. Jarak desa dari PKS dan beberapa aspek ekonomi desa di Lingkungan Wilayah Grafitasi PKS PTPN VI tahun 2010 (lanjutan)

Nama DesaJarak desa dari PKS

(KM)

Jumlah Industri

kecil

% Lahan Non pertanian

% KK Pertanian

Suka Makmur 0 21 9,84 58

Marga Mulia 1 21 4,21 90Rantau Harapan 9 15 15,16 95

Bukit Mulia 10 2 5,18 87

Jumlah 59Sumber : Diolah dari data Waclimad, 2010 dan data Podes BPS tahun 2010

Kegiatan PKS di lokasi Pinang Tinggi juga memiliki dampak terhadap

jumlah industri kecil, % luas lahan non pertanian, dan % KK pertanian di

masing-masing desa. Kegiatan PKS berdampak nyata terhadap jumlah industri

11

Page 12: Web viewDiantaranya sumber data data tersebut adalah laporan BPS, laporan perusahaan perkebunan, ... di lingkungan Perkebunan Kelapa Sawit PTPN VI Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten

kecil, tidak begitu nyata terhadap % lahan non pertanian, dan cukup nyata

terhadap % KK pertaniain.

Tabel 5.15. Jarak desa dari PKS dan aspek ekonomi desa di Lingkungan Wilayah Grafitasi PKS PTPN VI tahun 2010 (lanjutan)

Nama Desa

Jarak desa dari

PKS(KM)

Pendapatan terendah

(Rp)

Pendapatan tertinggi

(Rp)

Pendapatan Rata-rata

(Rp)

Tingkat ketimpangan (Gini Ratio)

Suka Makmur 0 900.000 18.000.000 5.787.500 0,3800

(Sedang) Marga Mulia 1 2.500.000 11.000.000 4.525.000 0,2767

(Rendah)Rantau Harapan 9 1.200.000 10.500.000 4.500.000 0,2649

(Rendah)

Bukit Mulia 10 1.250.000 7.500.000 4.272.500 0,2015 (Rendah)

Sumber : Diolah dari data primer, 2011

Kegiatan PKS di lokasi Pinang Tinggi juga berdampak terhadap besarnya

pendapatan rata-rata dan tingkat ketimpangan pendapatan. Dimana desa yang

dekat ke lokasi PKS memperoleh pendapatan rata-rata penduduk yang lebih

tinggi tetapi juga memiliki tingkat ketimpangan pendapatan yang lebih tinggi

dan sebaliknya.

c. Dampak PKS terhadap Aspek Sosial Desa

Kegiatan di PKS Pinang Tinggi juga berdampak terhadap aspek sosial,

yaitu terhadap jumlah surat miskin yang dikeluarkan kepala desa dan terhadap

jumlah anggota keluarga yang menjadi buruh tani. Dimana di Desa Suka

Makmur dan Desa Marga Mulia yang berjarak sangat dekat dengan lokasi

PKS cukup banyak jumlah surat miskin yang dikeluarkan kepala desa dan

lebih banyak jumlah anggota keluarga yang menjadi buruh tani.

12

Page 13: Web viewDiantaranya sumber data data tersebut adalah laporan BPS, laporan perusahaan perkebunan, ... di lingkungan Perkebunan Kelapa Sawit PTPN VI Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten

Tabel 5.16. Jarak desa dari PKS dan beberapa aspek sosial desa di Lingkungan Wilayah Grafitasi PKS PTPN VI tahun 2010

Nama Desa Jarak desa dari PKS (KM)

Surat Miskin yg dikeluar-kan desa 1

thn terakhir

Anggota Kel yang menjadi Buruh Tani

Suka Makmur 0 60 150

Marga Mulia 1 150 83Rantau Harapan 9 20 50

Bukit Mulia 10 10 100

Jumlah 240 383Sumber : Diolah dari data Waclimad, 2011 dan data Podes BPS tahun 2010

5.3.1.2. Dampak PKS dan Kebun PT.SAL 1 terhadap Desa-Desa dalam Wilayah Grafitasi

a. Dampak PKS terhadap aspek demografi Desa

Kegiatan yang dilakukan oleh PKS dan Kebun PT.SAL 1 yang berpusat

di Desa Muaro Delang berdampak terhadap beberapa parameter demografi

dan dampak tersebut dapat dilihat pada masing-masing desa sesuai jaraknya

dari lokasi PKS. Dampak tersebut ada yang nyata dan positif, nyata dan

negatif, dan ada yang tidak nyata. Berikut adalah hasil analisa data dampak

PKS terhadap masing-masing parameter demografi.

Dampak tersebut terihat nyata pada aspek jumlah penduduk desa,

jumlah KK dalam desa, jumlah rumah, jumlah penduduk yang datang dan

jumlah penduduk yang keluar. Dimana desa yang paling dekat dengan lokasi

PKS cenderung memiliki jumlah penduduk, jumlah KK, dan jumlah rumah

yang lebih besar dari desa desa yang jauh dari lokasi PKS. Demikian juga

dengan parameter jumlah penduduk datang dan jumlah penduduk keluar

cenderung lebih besar pada desa yang paling dekat ke lokasi PKS

dibandingkan dengan desa yang jauh.

13

Page 14: Web viewDiantaranya sumber data data tersebut adalah laporan BPS, laporan perusahaan perkebunan, ... di lingkungan Perkebunan Kelapa Sawit PTPN VI Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten

Tabel 5.17. Jarak desa dari PKS dan perubahan aspek demografi desa di Lingkungan Wilayah Grafitasi PKS PT.SAL 1 tahun 2010

Nama Desa Jarak dari Pabrik (KM)

Jumlah Penduduk

(orang)

Jumlah KK

(KK)

Jumlah rumah (Unit)

Penduduk datang (orang)

Penduduk keluar (orang)

Muaro Delang 0 5.081 1.011 1.003 6 4

Sinar Gading 1 3.271 834 764 4 3

Sungai Sahut 5 3.223 873 873 0 0

Jumlah 11.575 2.718 2.640 10 7

Sumber : Diolah dari data Waclimad, 2011 dan data Podes BPS tahun 2010

b. Dampak PKS terhadap Aspek Ekonomi Desa

Selanjutnya kegiatan yang dilakukan oleh PKS dan Kebun PT.SAL 1

yang berpusat di Desa Muaro Delang juga berdampak terhadap beberapa

parameter ekonomi dan dampak tersebut dapat dilihat pada masing-masing

desa sesuai jaraknya dari lokasi PKS. Dampak tersebut ada yang nyata dan

positif, nyata dan negatif, dan ada yang tidak nyata. Berikut adalah hasil

analisa data dampak PKS terhadap masing-masing parameter demografi.

Dampak tersebut terihat nyata pada aspek jumlah pasar desa, jumlah

toko/restoran/warung dalam desa, jumlah mini market, jumlah kios pertanian.

Dimana desa yang paling dekat dengan lokasi PKS cenderung memiliki

jumlah pasar desa, toko/restoran/warung, jumlah mini market, dan jumlah kios

pertanian yang lebih besar dari desa desa yang jauh dari lokasi PKS. Namun,

sebaliknya pada parameter jumlah koperasi cenderung lebih sedikit pada desa

yang dekat dari pada desa yang jauh dari lokasi PKS.

14

Page 15: Web viewDiantaranya sumber data data tersebut adalah laporan BPS, laporan perusahaan perkebunan, ... di lingkungan Perkebunan Kelapa Sawit PTPN VI Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten

Tabel 5.18. Jarak desa dari PKS dan beberapa aspek ekonomi desa di Lingkungan Wilayah Grafitasi PKS PT.SAL 1 tahun 2010

Nama DesaJarak desa dari PKS

(KM)

Jumlah pasar desa

Jumlah Toko/

warung / restoran

Jumlah Mini

Market

Jumlah Koperasi

Jumlah Kios

Pertanian

Muaro Delang 0 1 46 1 1 7

Sinar Gading 1 0 4 0 2 3

Sungai Sahut 5 0 10 0 2 1

Jumlah 1 60 1 5 11

Sumber : Diolah dari data Waclimad, 2011 dan data Podes BPS tahun 2010

Selanjutnya kegiatan yang dilakukan oleh PKS dan Kebun PT.SAL 1

yang berpusat di Desa Muaro Delang juga berdampak terhadap beberapa

parameter ekonomi lainnya. Dampak tersebut terlihat nyata pada aspek %

lahan non pertanian dan % jumlah KK pertanian tetapi tidak nyata untuk

parameter jumlah industri kecil. Dimana desa yang paling dekat dengan lokasi

PKS cenderung memiliki % lahan non pertaniain dan % jumlah KK pertanian

yang lebih besar dari desa yang jauh dari lokasi PKS. Namun, sebaliknya pada

parameter jumlah industri kecil yang berdampak kurang nyata terhadap

parameter tersebut.

Tabel 5.19. Jarak desa dari PKS dan beberapa aspek ekonomi desa di Lingkungan Wilayah Grafitasi PKS PT. SAL 1 tahun 2010 (lanjutan)

Nama Desa Jarak desa dari PKS (KM)

Jumlah Industri

kecil

% Lahan Non pertanian

% KK Pertanian

Muaro Delang 0 10 17,98 70

Sinar Gading 1 15 16,92 70

Sungai Sahut 5 6 10,23 50

Jumlah 31

Sumber : Diolah dari data Waclimad, 2011 dan data Podes BPS tahun 2010

Selanjutnya hasil analisa dampak PKS dan Kebun PT.SAL 1 yang

berpusat di Desa Muaro Delang berdampak nyata terhadap parameter tinggi

15

Page 16: Web viewDiantaranya sumber data data tersebut adalah laporan BPS, laporan perusahaan perkebunan, ... di lingkungan Perkebunan Kelapa Sawit PTPN VI Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten

pendapatan rata-rata dan tingkat ketimpangan pendapatan penduduk. Namun

dampak tersebut terlihat nyata dan negatif terhadap parameter tingginya

pendapatan rata-rata. Artinya Desa yang lokasinya lebih dekat ke lokasi PKS

cenderung memperoleh pendapatan rata-rata yang lebih besar dari

pendapatan rata-rata penduduk yang lokasinya jauh dari PKS. Namun,

kegiatan PKS juga berdampak terhadap tingkat ketimpangan pendapatan,

dimana desa yang paling dekat dengan lokasi PKS cenderung memiliki tingkat

ketimpangan yang lebih tinggi dari pada desa yang lokasinya jauh dari PKS.

Tabel 5.20. Jarak desa dari PKS dan aspek ekonomi desa di Lingkungan Wilayah Grafitasi PKS PT. SAL 1 tahun 2010 (lanjutan)

Nama DesaPendapatan

terendah (Rp)

Pendapatan tertinggi

(Rp)

Pendapatan Rata-rata

(Rp)

Tingkat ketimpangan (Gini Ratio)

Muaro Delang 1.800.000 15.000.000 5.955.000 0,3066 (sedang)

Sinar Gading 2.000.000 12.000.000 5.670.000 0,2635 (rendah)

Sungai Sahut 2.300.000 10.000.000 5.020.000 0,2968 (rendah)

Sumber : Diolah dari data primer, 2011

c. Dampak PKS terhadap Aspek Sosial Desa

Kegiatan di PKS PT.SAL 1 juga berdampak terhadap aspek sosial, yaitu

terhadap jumlah surat miskin yang dikeluarkan kepala desa dan terhadap

jumlah anggota keluarga yang menjadi buruh tani. Dimana di Desa Muaro

Delang yang berjarak sangat dekat dengan lokasi PKS paling banyak jumlah

surat miskin yang dikeluarkan kepala desa dan paling banyak juga untuk

jumlah anggota keluarga yang menjadi buruh tani.

16

Page 17: Web viewDiantaranya sumber data data tersebut adalah laporan BPS, laporan perusahaan perkebunan, ... di lingkungan Perkebunan Kelapa Sawit PTPN VI Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten

Tabel 5.21 Jarak desa dari PKS dan beberapa aspek sosial desa di Lingkungan Wilayah Grafitasi PKS PT. SAL 1 tahun 2010

Nama Desa Jarak desa dari PKS (KM)

Surat Miskin yg dikeluar-kan desa 1

thn terakhir

Anggota Kel yang menjadi Buruh

TaniMuaro Delang 0 27 215

Sinar Gading 1 8 116

Sungai Sahut 5 10 60

Jumlah 45 391Sumber : Diolah dari data Waclimad, 2011 dan data Podes BPS tahun 2010

VI. Kesimpulan dan Saran 6.1. Kesimpulan 1. Perkebunan besar dan perkebunan rakyat kelapa sawit dilihat dari luas

lahan, produksi, dan nilai ekspor di Provinsi Jambi telah berkembang

dengan pesat, terutama sejak tahun 1993 sampai dengan tahun 2008.

Namun perkembangan perkebunan besar swasta lebih cepat dari

perkembangan perkebunan besar negara dan perkebunan rakyat.

2. Perkebunan besar kelapa sawit baik Pemerintah maupun swasta

berdampak terhadap perkembangan desa, terutama terhadap aspek

demografi, yaitu meningkatkan jumlah penduduk. Berdampak positif

terhadap perkembangan pasar desa yang terlihat dari jumlah

toko/restoran/warung, mini market, kios pertanian, dan perkembangan

industri kecil. PKS dan perkebunan besar juga meningkatkan pendapatan

rata-rata penduduk. Namun, PKS berdampak terhadap besarnya

ketimpangan pendapatan, dimana desa yang dekat ke lokasi memperoleh

tingkat ketimpangan yang lebih besar dari desa yang jauh.

3. Perkebunan besar kelapa sawit baik Pemerintah maupun swasta juga

berdampak berdampak terhadap perkembangan desa dalam aspek

sosial, yaitu meningkatnya jumlah surat miskin yang dikeluarkan kepala

desa dan bertambahnya jumlah anggota keluarga yang menjadi buruh

tani.

17

Page 18: Web viewDiantaranya sumber data data tersebut adalah laporan BPS, laporan perusahaan perkebunan, ... di lingkungan Perkebunan Kelapa Sawit PTPN VI Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten

6.2. Saran 1. PKS dan Perkebunan besar kelapa sawit dapat dijadikan faktor penggerak

dalam pembangunan desa-desa di Provinsi Jambi, terutama dalam

menggerakkan luas dan produksi perkebunan rakyat kelapa sawit.

2. PKS dan pekebunan besar kelapa sawit dapat dijadikan sebagai faktor

penggerak pembangunan ekonomi, sosial, dan demografi desa. Namun,

perlu dikendalikan sedemikian rupa supaya tidak terjerumus kedalam

masalah ketimpangan pendapatan yang lebih besar.

DAFTAR PUSTAKA

Ace Partadiredja,1983. Perhitungan pendapatan nasional (edisi ke empat). LP3ES. Jakarta.

Anggiat Heriyanto (2009). Peranan perkebunan kelapa sawit dalam perekonomian wilayah di Provinsi Jambi. Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Jambi.

Anto Dayan, 1991. Pengantar metoda statistik (edisi 15), jilid 1 dan 2. LP3ES. Jakarta.

Bambang Suwarno, 2007. Cara menggunakan dan memaknai analisis jalur (Path Analysis). Alfabeta. Bandung.

Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, 2008. Laporan Tahunan. Disbun Provinsi Jambi. Jambi.

Ernan, R, Sunsun, S,Dyah, R,P,2009. Perencanaan dan pembangunan wilayah. Crestpent Press dan YOI. Jakarta.

Glasson, J,1977. Pengantar perencanaan regional, terjemahan oleh Paul Sitohang. Lembaga Penerbit FEUI. Jakarta.

Isard, W, Iwan, J,A, Drennan, P,M, Miller, E,R, Saltzman, S, Thorbecke,E, 1998. Methods of interregional and regional analysis. Ashgate. Singapore.

Lardaro, L,1993. Applied Econometrics. Harper Collins College Publishers. New York.

Mudradjad Kuncoro,2003. Metode Riset untuk bisnis dan ekonomi. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Richardson,H,W,1977. Dasar-dasar ilmu ekonomi regional. Lembaga Penerbit FEUI. Jakarta.

Robert K, Yin, 2004. Studi Kasus, desain dan metode. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Francis Ferroux, 1955 dalam Sjafrizal, 2008. Ekonomi regional, teori dan aplikasi. Baduose Media. Padang.

Sjafrizal, 2008. Ekonomi regional, teori dan aplikasi. Baduose Media. Padang.Sjafrizal, 2009. Teknik praktis penyusunan rencana pembangunan daerah.

Baduose Media. Padang.Soepadiyo Mangoensoekarjo dan Haryono Semangun,2005. Manajemen

agrobisnis kelapa sawit. UGM Press. Yogayakarta.18

Page 19: Web viewDiantaranya sumber data data tersebut adalah laporan BPS, laporan perusahaan perkebunan, ... di lingkungan Perkebunan Kelapa Sawit PTPN VI Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten

19

Page 20: Web viewDiantaranya sumber data data tersebut adalah laporan BPS, laporan perusahaan perkebunan, ... di lingkungan Perkebunan Kelapa Sawit PTPN VI Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten

LAPORAN

PENELITIAN KELOMPOK

DAMPAK PERKEBUNAN BESAR KELAPA SAWIT TERHADAP PEREKONOMIAN DESA

DI PROVINSI JAMBI

OLEH

IR.ARMEN MARA, M.Si

IR.YANUAR FITRI, M.Si

Dibiayai Oleh Penerimaan Negara Bukan Pajak dalam DIPA Universitas Jambi

Tahun Anggaran 2011 Sesuai Dengan Surat Perjanjian Penugasan

Pelaksanaan Penelitian pada Program Studi Agribisnis Program Pascasarjana

Universitas Jambi

Nomor : 241/H21.6/PL/2011

Tanggal: 13 Juni 2011

PROGRAM STUDI S2 AGROBISNIS

20

Page 21: Web viewDiantaranya sumber data data tersebut adalah laporan BPS, laporan perusahaan perkebunan, ... di lingkungan Perkebunan Kelapa Sawit PTPN VI Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten

UNIVERSITAS JAMBI

NOVEMBER 2011

21

Page 22: Web viewDiantaranya sumber data data tersebut adalah laporan BPS, laporan perusahaan perkebunan, ... di lingkungan Perkebunan Kelapa Sawit PTPN VI Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN HASIL PENELITIAN KELOMPOK

1. Judul Penelitian : Dampak Perkebunan Besar Kelapa Sawit Terhadap Perekonomian Desa di Provinsi Jambi

2. Bidang Ilmu Penelitian

: Ilmu Pertanian

3. Ketua Peneliti a.Nama lengkap : Ir.Armen Mara, M.Si b.Jenis kelamin : Laki-laki c.NIP : 195710101988031003 d.Pangkat/Golongan : Pembina/IV/a e.Jabatan fungsional : Lektor Kepala f.Fakultas/Jurusan : Pertanian/Agrobisnis g.Perguruan Tinggi : Universitas Jambi4. Jumlah Tim Peneliti : 2 Orang5. Lokasi Penelitian : Provinsi Jambi6. Waktu Penelitian : 8 Bulan7. Biaya : Rp.15.000.000,- (lima belas juta rupiah)

Jambi, 15 November 2011Mengetahui: Ketua Peneliti Ketua Program Pasca Sarjana Unja

Dr.Suratno,S.Pd, M.Si Ir. Armen Mara, M.SiNIP.196005281989021001 NIP.195710101988031003

Menyetujui: Ketua Lembaga Penelitian Unja

Prof.Dr.Ir.H.R.A.Muthalib,MS NIP. 195910311985031005

22

Page 23: Web viewDiantaranya sumber data data tersebut adalah laporan BPS, laporan perusahaan perkebunan, ... di lingkungan Perkebunan Kelapa Sawit PTPN VI Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten

23

Page 24: Web viewDiantaranya sumber data data tersebut adalah laporan BPS, laporan perusahaan perkebunan, ... di lingkungan Perkebunan Kelapa Sawit PTPN VI Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten

24