repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca...

119
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN KELELAHAN MATA PADA PENGGUNA KOMPUTER DI ACCOUNTING GROUP PT BANK X, JAKARTA TAHUN 2013 SKRIPSI Diajukan sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) OLEH : SELISCA LUTHFIANA FADHILLAH NIM : 109101000048 PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 M/ 1434 H

Transcript of repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca...

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN

KELELAHAN MATA PADA PENGGUNA KOMPUTER DI ACCOUNTING

GROUP PT BANK X, JAKARTA

TAHUN 2013

SKRIPSI

Diajukan sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

OLEH :

SELISCA LUTHFIANA FADHILLAH

NIM : 109101000048

PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2013 M/ 1434 H

Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

Generated by CamScanner from intsig.com

Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

ii

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Skripsi, September 2013

Selisca Luthfiana Fadhillah, NIM: 109101000048

Faktor- faktor yang berhubungan dengan keluhan kelelahan mata pada pengguna

komputer di Accounting Group PT Bank X Jakarta Tahun 2013

(xviii + 83 halaman, 11 tabel, 1 grafik, 4 gambar, 5 lampiran)

ABSTRAK

Kelelahan mata pada pengguna komputer dapat terjadi karena bekerja dengan

melihat dan membaca dekat dalam waktu yang lama. Kondisi demikian dapat

menurunkan ketelitian dan kewaspadaan. Selain itu dapat menurunkan kondisi

kesehatan pekerja bahkan dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Oleh karena itu

penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

keluhan kelelahan mata.

Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologi analitik dengan desain

crosss sectional study, yang dilaksanakan pada bulan Juni – Juli 2013. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna komputer di Accounting Group PT

Bank X Jakarta dengan jumlah sampel 100 orang. Data penelitian dikumpulkan

dengan menggunakan instrumen: kuesioner, snellen chart, meteran, dan lux meter.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengguna komputer yang mengalami

keluhan kelelahan mata sebanyak 72%. Keluhan yang paling banyak adalah mata

perih (77.8%). Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa variabel yang

berhubungan dengan keluhan kelelahan mata adalah variabel kelainan refraksi

(Pvalue = 0.030) dan tingkat pencahayaan (Pvalue = 0.003). Sedangkan usia dan

jarak monitor tidak berhubungan dengan keluhan kelelahan mata.

Untuk menurunkan risiko keluhan kelelahan mata pada pengguna komputer,

disarankan agar tingkat pencahayaan sesuai dengan standar Kepmenkes yaitu 500 lux.

Melengkapi setiap layar monitor dengan antiglare. Melakukan sosialisasi terhadap

pekerja. Mengganti bola lampu yang tidak berfungsi dengan baik. Melakukan

pemeriksaan mata pada pekerja dan melakukan pemindahan tenaga kerja dengan

visus yang setinggi-tingginya.

Daftar bacaan : (1985 – 2013)

Kata kunci: Pengguna komputer, Kelelahan mata, Kelainan Refraksi.

Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

iii

JAKARTA STATE ISLAMIC UNIVERSITY

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

STUDY PROGRAM OF PUBLIC HEALTH

Undergraduated Thesis, September 2013

SELISCA LUTHFIANA FADHILLAH, NIM : 109101000048

FACTORS CORELATION WITH SYMPTOM OF EYESTRAIN IN

COMPUTER USER AT ACCOUNTING GROUP PT. BANK X, JAKARTA OF

YEAR 2013.

(xviii + 83 pages, 11 tables, 1 graphic, 4 pictures, 5 attachments)

ABSTRACT

Eye fatigue can occur on the user's computer because it works by looking and

reading closely for a long time. These conditions can decrease accuracy and alertness.

Moreover, it can reduce worker health condition can even cause accidents. This study

was therefore conducted to determine the factors associated with complaints of eye

fatigue.

This study is an epidemiological study designs crosss sectional analytic study,

which was conducted in June-July 2013. The population in this study were all

computer users in the Accounting Group X PT Bank Jakarta with a sample of 100

people. Data were collected using instruments: questionnaires, Snellen chart, meter,

and a lux meter. Results showed that computer users experience eyestrain complaints

as much as 72%. The most common complaints were eye irritation (77.8%). Based on

the results of the statistical test is known that the variables associated with complaints

of eye fatigue is a variable refractive disorders (Pvalue = 0.030) and light levels

(Pvalue = 0.003). While the age and distance monitor is not associated with

complaints of eye fatigue.

To reduce the risk of eye fatigue complaints on the user's computer, it is

recommended that lighting levels in accordance with the standards Kepmenkes is 500

lux. Complement each monitor with antiglare screen. To disseminate the workers.

Replacing light bulbs that are not functioning properly. Conduct eye examinations on

workers and labor of moving the highest visual acuity.

References : (1985 – 2013)

Keyword: Computer users, eye fatigue, Refraction disorder.

Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

Generated by CamScanner from intsig.com

Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

Generated by CamScanner from intsig.com

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Selisca Luthfiana Fadhillah

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 02 Juli 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Pernikahan : Belum menikah

Nomor Handphone : 08568505035

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

2009- sekarang S1- Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2006- 2009 SMA Negeri 1 Ciputat

2003- 2006 SMP Negeri II Ciputat

1997- 2003 SD Negeri Situ Gintung II

Pengalaman Pelatihan dan Seminar

2012 Pelatihan OSHAS 18001

2012 Seminar Profesi K3 UIN Jakarta

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Yang Maha Segalanya, syukur penulis ucapkan

padamu ya Rabb, karena tanpa pertolongan-Mu penulis tidak akan mampu

menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa penulis haturkan Shalawat dan salam kepada

baginda Rasulallah SAW yang membawa umatnya dari zaman kegelapan ke zaman

yang terang benderang. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam

penulisan Skripsi Tentang “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan

Kelelahan Mata pada Pengguna Komputer di Accounting Group PT Bank X Jakarta,

Tahun 2013” Penyelesaian skripsi ini semata-mata bukanlah hasil usaha penulis,

melainkan banyak pihak yang memberikan bantuan baik moril maupun materil,

sekiranya patutlah bagi penyusun untuk berterima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Kepada Mama dan Papa yang memberikan doa dan ketulusan serta rasa

sayang yang tak terbatas terhadap diriku.

2. Kepada kakak kandungku “Reza Fahmi Fatahillah” yang telah membantu atas

kelancaran penelitian penulis. I can’t make it without u Bro..

3. Ua Emon, Bi Lilis, Umi, dan semua keluarga besar yang juga turut

mendukung dan memotivasi serta memberikan nasehat kepada penulis.

4. Tim ceriwis di grup “Moses Family”, Kak Novi, Kak Nancy, Kak Adi, Kak

Anda, Kak Lia, Kak Dewi, dll. Terimaksih buat do’a nya.

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

viii

5. Om Herianto, Tante Hesti, dan Om Udi. Terimakasih sudah mendukung

penulis dan membantu penulis untuk tetap semangat menyelesaikan skripsi.

6. Bapak Prof. Dr. (hc). dr. MK. Tadjudin, Sp.And, selaku dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

7. Ibu Febrianti, SP, M. Si, selaku ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

yang selalu berusaha dengan keikhlasannya memajukan jurusan kesmas agar

bisa berdiri di atas dari jurusan-jurusan lain

8. Ibu Raihana Nadra Alkaff, M. MA, selaku Pembimbing Skripsi I dan Ibu

Minsarnawati, M. Kes, selaku Pembimbing II yang selalu memberikan waktu,

ilmu, dan kesabarannya untuk membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini.

9. Bapak dr.Yuli Prapanca Satar, Ibu Febrianti dan Ibu Meilani Anwar selaku

penguji sidang skripsi, terimakasih atas masukannya yang berharga untuk

penulis.

10. Bapak Gozali, Kak Ami, Kak Ida, dan Kak Septi. Terimakasih untuk

semangat yang diberikan kepada penulis.

11. My bestfriend forever “Novandany Dwiantoro Putra”, kata terimakasih tidak

akan cukup untuk membayar segala kebaikanmu.

12. Teman-teman di Kesehatan Masyarakat FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, khususnya K3 2009. Semoga keberkahan selalu menyertai langkah

kita. Aamiin...

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

ix

Dengan memanjatkan do’a kepada Allah SWT, penyusun berharap semua

kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Aamiin. Terakhir

kiranya penyusun berharap semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi penyusun dan

pembaca umumnya.

Jakarta, September 2013

Penulis

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN MAHASISWA i

ABSTRAK ii

LEMBAR PERSETUJUAN iv

LEMBAR PENGESAHAN v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP vi

KATA PENGANTAR ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiv

DAFTAR GRAFIK xvi

DAFTAR GAMBAR xvii

DAFTAR LAMPIRAN xviii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 6

1.3 Pertanyaan Peneltian 7

1.4 Tujuan Penelitian 8

1.4.1 Tujuan Umum 8

1.4.2 Tujuan Khusus 8

1.5 Manfaat Penelitian 9

1.5.1 Bagi Perusahaan 9

1.5.2 Bagi Peneliti Lain 10

1.5.3 Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat 10

1.6 Ruang Lingkup 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Monitor Komputer 11

2.2 Pengaruh Penggunaan Komputer Terhadap Kesehatan 13

2.3 Pengaruh Komputer Terhadap Kesehatan Mata 13

2.4 Fungsi Mata dalam Pekerjaan 15

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

xi

2.5 Proses Kerja Mata 16

2.6 Kelelahan Mata 16

2.7 Gejala-gejala Kelelahan Mata 19

2.8 Patogenesis Kelelahan Mata 20

2.9 Faktor Risiko Timbulnya Kelelahan Mata 22

2.5.1 Faktor Karakteristik Individu 22

2.5.2 Faktor Pekerjaan 26

2.5.3 Faktor Lingkungan Kerja 30

2.10 Kerangka Teori 33

BAB III KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep 35

3.2 Definisi Operasional 38

3.3 Hipotesis 41

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian 42

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 42

4.2.1 Lokasi 42

4.2.2 Waktu Penelitian 42

4.3 Populasi dan Sampel 43

4.4 Instrumen Penelitian 46

4.5 Metode Pengumpulan Data 50

4.6 Pengolahan Data 52

4.7 Analisis Data 53

4.7.1 Analisis Univariat 53

4.7.2 Analisis Bivariat 54

BAB V HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Perusahaan 55

5.1.1 Profil PT Bank X. 55

5.1.2 Accounting Group PT Bank X 55

5.2 Gambaran Lingkungan Kerja 56

5.3 Analisis Univariat 57

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

xii

5.3.1 Gambaran Keluhan Kelelahan Mata pada Pengguna Komputer

di Accounting Group PT Bank X, Jakarta Tahun 2013 57

5.3.2 Gambaran Jenis Keluhan Kelelahan Mata pada Pengguna

Komputer di Accounting Group PT Bank X, Jakarta Tahun

2013 58

5.3.3 Gambaran Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan

Kelelahan Mata pada Pengguna Komputer di Accounting

Group PT Bank X, Jakarta Tahun 2013 59

5.4 Analisis Bivariat 61

5.4.1 Hubungan antara Usia dengan Keluhan Kelelahan Mata pada

Pengguna Komputer di Accounting Group PT Bank X, Jakarta

Tahun 2013 61

5.4.2 Hubungan antara Kelainan Refraksi dengan Keluhan Kelelahan

Mata pada Pengguna Komputer di Accounting Group PT Bank

X, Jakarta Tahun 2013 63

5.4.3 Hubungan antara Jarak Monitor dengan Keluhan Kelelahan

Mata pada Pengguna Komputer di Accounting Group PT Bank

X, Jakarta Tahun 2013 64

5.4.4 Hubungan antara Tingkat Pencahayaan dengan Keluhan

Kelelahan Mata pada Pengguna Komputer di Accounting

Group PT Bank X, Jakarta Tahun 2013 65

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian 67

6.2 Keluhan Kelelahan Mata pada Pengguna Komputer di Accounting Group

PT Bank X, Jakarta Tahun 2013 67

6.3 Hubungan antara Usia dengan Keluhan Kelelahan Mata pada Pengguna

Komputer di Accounting Group PT Bank X, Jakarta Tahun 2013 70

6.4 Hubungan antara Kelainan Refraksi dengan Keluhan Kelelahan Mata pada

Pengguna Komputer di Accounting Group PT Bank X, Jakarta Tahun

2013 71

6.5 Hubungan antara Jarak Monitor dengan Keluhan Kelelahan Mata pada

Pengguna Komputer di Accounting Group PT Bank X, Jakarta Tahun

2013 75

6.6 Hubungan antara Tingkat Pencahayaan dengan Keluhan Kelelahan Mata

pada Pengguna Komputer di Accounting Group PT Bank X, Jakarta Tahun

2013 77

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

xiii

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan 81

7.2 Saran 82

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Korelasi antara Usia dan Daya Akomodasi 24

Tabel 4.1 Populasi Sampel Penelitian Terdahulu 45

Tabel 5.1 Gambaran Keluhan Kelelahan Mata pada Pengguna Komputer di

Accounting Group PT Bank X, Jakarta Tahun 2013 57

Tabel 5.2 Gambaran Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Faktor Karakteristik

Individu (Usia dan Kelainan Refraksi) pada Pengguna Komputer di

Accounting Group PT Bank X, Jakarta Tahun 2013 59

Tabel 5.3 Gambaran Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Faktor Pekerjaan

(Jarak Monitor) pada Pengguna Komputer di Accounting Group PT Bank

X, Jakarta Tahun 2013 60

Tabel 5.4 Gambaran Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Lingkungan Kerja

(Tingkat Pencahayaan) pada Pengguna Komputer di Accounting Group

PT Bank X, Jakarta Tahun 2013 61

Tabel 5.5 Analisis Hubungan antara Usia dengan Keluhan Kelelahan Mata pada

Pengguna Komputer di Accounting Group PT Bank X, Jakarta Tahun

2013 62

Tabel 5.6 Analisis Hubungan antara Kelainan Refraksi dengan Keluhan Kelelahan

Mata pada Pengguna Komputer di Accounting Group PT Bank X, Jakarta

Tahun 2013 63

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

xv

Tabel 5.7 Analisis Hubungan antara Jarak Monitor dengan Keluhan Kelelahan Mata

pada Pengguna Komputer di Accounting Group PT Bank X, Jakarta Tahun

2013 64

Tabel 5.8 Analisis Hubungan antara Tingkat Pencahayaan dengan Keluhan

Kelelahan Mata pada Pengguna Komputer di Accounting Group PT Bank

X, Jakarta Tahun 2013 65

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

xvi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 5.1 Distribusi Jenis Keluhan Kelelahan Mata pada Pengguna Komputer di

Accounting Group PT Bank X Jakarta Tahun 2013 58

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian 34

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian 37

Gambar 4.1 Digital Lux Meter Custom LX-204 48

Gambar 4.2 Pengukuran dengan snellen chart 49

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 2 Pemberian Izin Penelitian

Lampiran 3 Persyaratan Pengambilan Data

Lampiran 4 Output Analisis Univariat dan Bivariat

Lampiran 5 Kuesioner Penelitian

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komputer didefinisikan sebagai peralatan elektronik yang dapat

merekam, mengolah, menampilkan dan menyimpan data. Kemampuannya

menangani data ini telah membuatnya dimanfaatkan untuk mendukung

berbagai kegiatan manusia antara lain kegiatan bekerja, belajar, belanja, perang,

bahkan juga kegiatan kejahatan dan kegiatan yang sifatnya santai atau hiburan

seperti permainan ketangkasan (Rustiati, 1999).

Kebutuhan komunikasi antar komputer untuk saling menukar data telah

menghasilkan pemikiran untuk menghubungkan komputer pada suatu jaringan

yang populer yang disebut internet, yaitu suatu jaringan komputer yang bersifat

global. Dengan internet para pengguna dapat mengakses data maupun

melakukan komunikasi ke seluruh dunia. Dengan adanya akses ke internet yang

bersifat global, pengaruh komputer terhadap aktivitas manusia semakin tinggi

terutama dalam hal berkomunikasi. Selain itu informasi kini dapat di transmisi,

diakses dan diperbanyak dari jarak jauh secara lebih cepat dan mudah (Rustiati,

1999).

Komputer mulai digunakan sebagai alat pendukung di tempat kerja pada

tahun 1960, dan sejak itu pemakaiannya berkembang secara pesat. Berdasarkan

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

2

penelitian yang dilakukan Amerika Utara pada tahun 1990 dilaporkan bahwa

lebih dari 40 juta komputer digunakan di tempat kerja, 25 juta di rumah dimana

sekitar 7-8 juta diantaranya berupa komputer portabel (Rustiati, 1999).

Penggunaan komputer dewasa ini telah demikian luas di segala bidang,

baik diperkantoran maupun bagian dari kehidupan pribadi seseorang. Hampir

semua petugas administrasi menggunakan komputer dalam pekerjaan sehari-

hari. Penggunaan komputer tidak terlepas dari hal-hal yang dapat mengganggu

kesehatan (Roestijawati, 2007).

Penggunaan komputer yang terlalu lama akan menimbulkan dampak

negatif bagi kesehatan pekerja. Pekerja yang dipaksa beradaptasi dengan

komputer sering mengalami gangguan penglihatan yang disebabkan karena

penggunaan komputer terlalu lama, oleh The American Optometric Association

dinamakan Computer Vision Syndrome (CVS). CVS juga dikenal dengan nama

kelelahan mata. Kelelahan mata adalah kumpulan gejala mata maupun non-

mata yang timbul setelah bekerja di depan layar komputer atau Video Display

Terminal (VDT) (Firdaus, 2013). Kelelahan mata adalah ketegangan pada mata

yang disebabkan oleh gangguan indra penglihatan dalam bekerja yang

memerlukan kemampuan untuk melihat dalam jangka waktu yang lama yang

biasanya disertai dengan kondisi pandangan yang tidak nyaman (Pheasant,

1991).

Kelelahan mata memiliki gejala-gejala atau keluhan seperti terdapat

perasaan tegang atau sakit pada mata, mata merah, perasaan panas pada mata

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

3

disertai rasa berat pada dahi (Ilyas, 1991). Kondisi demikian cenderung akan

menurunkan ketelitian dan lebih lanjut dapat menyebabkan terjadinya

kesalahan, memperpanjang waktu kerja, menurunkan produksi, disamping itu

juga dapat menurunkan kewaspadaan dan cenderung terjadinya kecelakaan

kerja atau menambah angka kecelakaan, serta mempengaruhi moral kerja

(Soeripto, 2008). Selain itu menurut Firdaus (2013) kelelahan mata dapat

menurunkan produktivitas kerja dikarenakan pekerja mengalami berbagai

keluhan yang menyebabkan hilangnya konsentrasi dan menurunkan semangat

kerja. Pekerja yang terganggu kesehatannya akan menyebabkan kerugian pada

perusahaan berupa biaya pengobatan dan perawatan karena Penyakit Akibat

Kerja (PAK). Selain itu angka kehadiran akan menurun dan tidak

terselesaikannya pekerjaan karena ketidakbugaran jasmaninya.

Kelelahan mata sering terjadi pada pekerja yang menggunakan

komputer (Pheasant, 1991). Dari hasil studi sebelumnya (Carayon, 1995 dalam

Sundari, 2011) bahwa pengguna komputer apabila bekerja terlalu lama di depan

komputer akan mengalami beberapa keluhan. Keluhan yang dapat ditimbulkan

karena pemakaian komputer adalah keluhan kelelahan mata sebanyak 75-90%

dan keluhan muskuloskeletal porsinya hanya 22%. NIOSH (1999) juga

mengatakan bahwa keluhan yang paling banyak dilaporkan oleh pengguna

komputer adalah keluhan kelelahan mata. Karena pekerja harus bekerja dengan

titik mata melihat yang dekat dalam jangka waktu yang lama. Hal ini juga

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

4

selaras dengan pernyataan Hapsari (2012) bahwa keluhan yang paling sering

dikemukakan oleh para pengguna komputer adalah keluhan pada penglihatan.

Menurut Occupational Safety and Health Administration (OSHA) di

Amerika dilaporkan dari 40 juta pengguna VDT, 80% menderita CVS. Efek

jangka pendek biasanya pandangan kabur, nyeri kepala, pandangan ganda, dan

lain sebagainya (Roestijawati, 2007). Hal ini selaras dengan pernyataan

Pheasant (1991) dimana orang-orang yang bekerja dengan komputer umumnya

menderita kelelahan mata. Prevalensi 70% -90% telah dilaporkan pada orang

yang melakukan entry data berulang-ulang dan layar berbasis tugas-tugas

administrasi lainnya dibandingkan dengan 45% pada pekerja kantor umum

yang tidak menggunakan komputer.

Di Indonesia keluhan kelelahan mata pada pekerja yang menggunakan

komputer sering ditemukan. Hasil penelitian Setiawan (2012) yang dilakukan

terhadap pekerja yang menggunakan komputer di PT Surveyor Indonesia

menunjukan bahwa sebanyak 83,7% mengalami keluhan kelelahan mata. Hana

(2008) dalam penelitiannya juga diketahui sebanyak 78,6% pekerja yang

menggunakan komputer di PT Bridgestone Tire Indonesia mengalami keluhan

kelelahan mata.

Keluhan kelelahan mata dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-

faktor tersebut diantaranya adalah faktor karakteristik individu seperti usia, dan

kelainan refraksi (Grandjean, 2003). Faktor pekerjaan seperti jarak penggunaan

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

5

komputer dan faktor lingkungan kerja seperti pencahayaan juga dapat

mempengaruhi untuk terjadinya kelelahan mata (OSHA, 1997).

PT Bank X adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa perbankan

yang terletak di Jakarta. Untuk mendukung kegiatannya, PT Bank X

memerlukan informasi mengenai keadaan seluruh kegiatan perusahaan secara

cepat dan dapat diandalkan. Informasi ini dikelola di Accounting Group PT

Bank X. Dalam melakukan pekerjaannya, pekerja di Accounting Group sangat

bergantung pada komputer sebagai alat kerja untuk memudahkan pekerjaan

mereka. Sehingga mereka menggunakan komputer dengan pemakaian waktu

yang lama yang memicu terjadinya gangguan kesehatan mata. Gangguan

kesehatan mata tersebut dapat berupa kelelahan mata yang berdampak pada

produktivitas kerja.

Pekerja di Accounting Group memproses informasi-informasi seperti

mengolah data, memasukkan data, memeriksa data ke dalam bentuk laporan-

laporan dan mengkomunikasikannya kepada pengambil keputusan. Sehingga

diperlukan kualitas dan ketajaman penglihatan agar tidak terjadi kesalahan

laporan. Menurut Soeripto (2008) penglihatan merupakan fungsi pekerjaan

yang sangat penting untuk dilaksanakan di dalam industri dan kemampuan

tenaga kerja untuk melihat apa yang sedang dikerjakan adalah langsung

berhubungan dengan kecepatan dan ketelitian dengan apa yang dilakukannya

terhadap pekerjaanya.

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

6

Berdasarkan informasi dari kalangan perusahaan hingga saat ini belum

pernah dilakukan suatu penelitian terhadap pekerja yang berhubungan dengan

keluhan kelelahan mata pada pengguna komputer di PT Bank X. Selain itu

belum pernah dilakukan pemeriksaan fisik lingkungan kerja berupa tingkat

pencahayaan, dan belum pernah dilakukannya pemeriksaan terhadap kesehatan

pekerja yang berhubungan dengan gangguan kesehatan mata di Accounting

Group PT Bank X. Padahal pekerjaan di Accounting Group merupakan

pekerjaan vital PT Bank X dimana laporan dari seluruh cabang kantor di dalam

dan di luar negeri diolah di Accounting Group.

Peneliti juga melakukan studi pendahuluan terhadap 15 pekerja dimana

berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan, sebanyak 13 pekerja

merasakan adanya keluhan kelelahan mata pada saat bekerja menggunakan

komputer. Keluhan kelelahan mata yang paling banyak dirasakan adalah sakit

kepala sebanyak 46,67%, mata terasa perih sebanyak 46,67% dan penglihatan

kabur sebanyak 40%. Untuk itu peneliti ingin mengetahui faktor-faktor yang

berhubungan dengan keluhan kelelahan mata pada pengguna komputer di

Accounting Group PT Bank X agar risiko kejadian kelelahan mata dapat

diminimalisasi.

1.2 Rumusan Masalah

Komputer digunakan oleh pekerja di Accounting Group PT Bank X

sebagai alat kerja untuk memudahkan pekerjaan mereka. Namun penggunaan

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

7

komputer secara terus-menerus dapat mengakibatkan keluhan kelelahan mata

yang berdampak menurunnya produktivitas kerja. Berdasarkan studi

pendahuluan yang sudah dilaksanakan diketahui bahwa dari 15 pekerja yang

menggunakan komputer di Accounting Group PT Bank X, didapatkan 13

pekerja mengalami keluhan kelelahan mata. Keluhan kelelahan mata yang

paling banyak dirasakan adalah sakit kepala, mata terasa perih dan penglihatan

kabur.

Penelitian terkait faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan

kelelahan mata belum pernah dilakukan di PT Bank X, sehingga perlu

dilakukan penelitian untuk faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan

kelelahan mata pada pengguna komputer di Accounting Group PT Bank X

tahun 2013.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran keluhan kelelahan mata pada pengguna komputer di

Accounting Group PT Bank X tahun 2013?

2. Bagaimana gambaran faktor karakteristik individu (usia dan kelainan refraksi)

pada pengguna komputer di Accounting Group PT Bank X tahun 2013?

3. Bagaimana gambaran faktor pekerjaan yaitu jarak monitor pada pengguna

komputer di Accounting Group PT Bank X tahun 2013?

4. Bagaimana gambaran faktor lingkungan kerja yaitu tingkat pencahayaan pada

pengguna komputer di Accounting Group PT Bank X tahun 2013?

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

8

5. Apakah ada hubungan antara faktor karakteristik individu (usia dan kelainan

refraksi) dengan keluhan kelelahan mata pada pengguna komputer di

Accounting Group PT Bank X tahun 2013?

6. Apakah ada hubungan antara faktor pekerjaan yaitu jarak monitor dengan

keluhan kelelahan mata pada pengguna komputer di Accounting Group PT

Bank X tahun 2013?

7. Apakah ada hubungan antara faktor lingkungan kerja yaitu tingkat

pencahayaan dengan keluhan kelelahan mata pada pengguna komputer di

Accounting Group PT Bank X tahun 2013?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan

kelelahan mata pada pengguna komputer di Accounting Group PT Bank X

tahun 2013.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya gambaran keluhan kelelahan mata pada pengguna komputer

di Accounting Group PT Bank X tahun 2013.

2. Diketahuinya gambaran faktor karakteristik individu (usia dan kelainan

refraksi) pada pengguna komputer di Accounting Group PT Bank X tahun

2013.

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

9

3. Diketahuinya gambaran faktor pekerjaan yaitu jarak monitor pada

pengguna komputer di Accounting Group PT Bank X tahun 2013.

4. Diketahuinya gambaran faktor lingkungan yaitu tingkat pencahayaan

pada pengguna komputer di Accounting Group PT Bank X tahun 2013.

5. Diketahuinya hubungan antara faktor karakteristik individu (usia, dan

kelainan refraksi) dengan keluhan kelelahan mata pada pengguna

komputer di Accounting Group PT Bank X tahun 2013.

6. Diketahuinya hubungan antara faktor pekerjaan yaitu jarak monitor

dengan keluhan kelelahan mata pada pengguna komputer di Accounting

Group PT Bank X tahun 2013.

7. Diketahuinya hubungan antara faktor lingkungan yaitu tingkat

pencahayaan dengan keluhan kelelahan mata pada pengguna komputer di

Accounting Group PT Bank X tahun 2013.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Perusahaan

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan serta

memberikan informasi bagi perusahaan mengenai faktor- faktor apa saja yang

berhubungan dengan keluhan kelelahan mata pada pekerja sehingga

perusahaan dapat mengatasi secara dini tindakan pencegahan yang dilakukan

agar produktivitas para pekerja tidak menurun.

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

10

1.5.2 Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan akan memperluas wawasan dan menambah

pengetahuan dalam bidang sumber daya manusia khususnya tentang faktor-

faktor yang berhubungan dengan keluhan kelelahan mata pada pengguna

komputer.

1.5.3 Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat

Hasil penelitian dapat dijadikan bahan referensi mengenai faktor-

faktor yang berhubungan dengan keluhan kelelalahan mata untuk mahasiswa

khususnya peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

1.6 Ruang Lingkup

Penelitian ini dilaksanakan oleh mahasiswa semester VIII Program

studi Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta di

Accounting Group PT Bank X Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni –

Juli 2013. Penelitian membahas mengenai faktor-faktor yang berhubungan

dengan keluhan kelelahan mata pada pengguna komputer di Accounting

Group PT Bank X tahun 2013, dengan menggunakan desain studi cross

sectional. Data penelitian diperoleh dengan cara pengambilan data primer dan

data sekunder.

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Monitor Komputer

Komputer terdiri dari Central Processing Unit (CPU) dan Visual

Display Terminal (VDT), yaitu bagian yang paling berpengaruh terhadap

kesehatan mata pada pekerja pengguna komputer. VDT yang dapat disebut pula

Visual Display Unit (VDU) adalah alat untuk presentasi visual dan informasi

yang disimpan secara elektronik (Fauzia, 2004).

Cara kerja VDT umumnya berdasarkan penggunaan sebuah Cathode

Ray Tube (CRT) dan layar yang berfungsi hampir sama dengan televisi.

Televisi diperuntukan untuk dilihat dari jauh, sedangkan komputer harus dilihat

dari dekat. Jenis lain yang menggunakan teknik lain yaitu VDT yang

menggunakan plasma dan Electroluminance (ELD) atau Liquid Crystal Display

(LCD), kini mulai banyak dipegunakan seperti pada komputer laptop (Fauzia,

2004).

Proses kerja VDT umumnya masih memakai Cathode Ray Tube (CRT)

yang terdiri atas: katoda yang berfungsi sebagai sumber elektron, kisi-kisi untuk

mengatur intensitas sinar, dan satu seri anoda yang terdiri atas dua atau tiga

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

12

anoda, yang berfungsi untuk mempercepat, memfokuskan, dan mengatur sinar

(Fauzia, 2004).

Alat defleksi berupa kumparan magnetik di luar tabung untuk mengatur

area pada layar yang akan disinari. Lintasan sinar yang terjadi tergantung pada

lapangan magnetik yang diinduksi oleh kuparan (Fauzia, 2004).

Layar CRT yang terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan logam yang

menimbulkan potensi tinggi sampai 25 kV, dan layar fosfor merupakan bahan

yang berfluorensi, di mana energi electron diubah menjadi cahaya. Monitor

berwarna mempunyai voltase lebih tinggi dari monitor monokrom (Fauzia,

2004).

Penutup kaca terbuat dari lapisan Permalloy yang bersifat konduktif,

dan berfungsi untuk melindungi tabung dari pengaruh lapangan elektrostatik

dan elektromagnetik. Cara kerja CRT yaitu elektron yang bermuatan negatif

ditembakkan dai katoda dari arah belakang tabung dan akan diakselerasi ke

permukaan gelas tabung yang dilapisi fosfor oleh tegangan tinggi yang

bermuatan positif (anoda). Berkas elektron ini difokuskan sehingga berbentuk

bulat dan menyapu permukaan tabung secara horizontal dan vertikal dengan

mempergunakan coil. Control grid berfungsi mematikan dan menghidupkan

berkas elektron sehingga dihasilkan pola tertentu di layar. Iluminasi yang

dipancarkan oleh VDT besarnya 791,28 lumen/m2 sampai 4.396 lumen/m

2

(Fauzia, 2004).

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

13

2.2. Pengaruh Penggunaan Komputer Terhadap Kesehatan

Pengaruh penggunaan komputer terhadap kesehatan dapat dibedakan

menjadi pengaruh yang langsung dan tidak langsung. Pengaruh langsung yaitu

pengaruh pada penglihatan dan otot rangka, sedangkan pengaruh tidak langsung

yaitu pengaruh respon stres pada manusia. Gangguan pada penglihatan yang

sering terjadi adalah kelelahan mata yang disebut juga astenopia atau eye strain

dengan angka kejadian mencapai 40-92% (Fauzia, 2004).

2.3. Pengaruh Komputer Terhadap Kesehatan Mata

Pengguna komputer harus bekerja dengan melihat pada jarak dekat dan

lama. Mata harus berakomodasi terus menerus yang menyebabkan pergeseran

diafragma iris lensa ke arah depan sehingga mengakibatkan spasme otot-otot

siliar. Untuk kembali ke posisi diafragma semula memerlukan waktu pemulihan

yang lebih panjang. Hal ini menyebabkan penurunan amplitudo akomodasi dari

pekerja komputer dan menyebabkan miopia sementara (Fauzia, 2004).

VDT sebagai sumber cahaya menyebabkan rangsangan terhadap mata.

Cahaya akan diterima oleh sel-sel fotoreseptor retina dan selanjutnya akan

dikonveksikan menjadi energi bio-elektrik melalui siklus biokimiawi yang

memerlukan energi dan waktu tertentu. Pada penelitian terdahulu telah

dibuktikan bahwa perangsangan yang terus menerus pada mata menimbulkan

pemanjangan waktu pemulihan makula (Fauzia, 2004).

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

14

Pada penelitian lain dibuktikan bahwa para pengguna komputer selain

melihat pada monitor juga harus melihat ke keyboard dan dokumen atau

manuskrip. Keadaan ini menyebabkan intensitas pergerakkan bola mata 2,5 kali

lebih besar dibandingkan saat membaca dan menulis. Hal ini tentunya ikut

berperan serta menambah kelelahan pada mata (Fauzia, 2004).

Pada waktu kita melihat suatu objek yang dekat dengan jelas, mata perlu

melakukan akomodasi dan konvergensi. Akomodasi adalah kemampuan

seseorang untuk mempertahankan fokus pada waktu melihat satu objek yang

jauh kemudian objek tersebut digerakkan ke arah yang lebih dekat dan masih

dapat terlihat jelas, sebagai hasil kerja otot dalam dan otot luar bola mata. Daya

konvergensi adalah kemampuan seseorang untuk dapat mempertahankan

akomodasinya untuk melihat jarak terdekat yang menghasilkan bayangan

tunggal (Fauzia, 2004).

Untuk dapat melihat dekat dengan nyaman dan tahan lama harus

mempunyai koordinasi dari binocular vision yang baik, yaitu waktu seseorang

melihat suatu objek yang menjadi pusat perhatian dengan kedua mata, dan

menerima bayangan objek di kedua mata, yang akan diinterpretasikan sebagai

bayangan tunggal. Binokularitas seseorang tergantung dari ketajaman

penglihatan yang seimbang dan baik, alignment yang baik dan susunan saraf

pusat yang baik pula. Bila salah satu tak berkembang dengan baik maka

binokularitas seseorang tak akan sempurna (Fauzia, 2004).

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

15

2.4. Fungsi Mata dalam Pekerjaan

Penglihatan adalah kemampuan sensorik yang luar biasa dan digunakan

untuk memandu hampir semua yang kita lakukan. Hal ini memungkinkan kita

untuk mengaktifkan dan menanggapi banyak sistem peringatan, dan

memberikan kita umpan balik yang hampir konstan pada berbagai jenis gerakan

yang selalu berubah (Kevin, et.al, 2010).

Mata yang begitu penting untuk kehidupan pada umumnya dan bagi

pekerjaan pada khususnya perlu dilindungi, ditingkatkan kesehatannya dan

lebih dari itu dipelihara atau diciptakan kondisi-kondisi yang menjamin

kelestariannya (Suma’mur, 1989).

Dari kelima indra, penglihatan dapat dianggap terpenting. Dengan

penglihatan, pekerjaan dapat dilakukan dengan baik, oleh karena dengan

penglihatan itu keseluruhan aspek dari pekerjaan dapat disadari, untuk

kemudian dikendalikan secara tepat. Karena perananya yang besar dalam

pekerjaan, khususnya bagi industri dan komunikasi, diperlukan kemampuan

alat penglihatan yang semaksimal mungkin dalam hal fungsi mata. Fungsi-

fungsi yang terpenting ini meliputi ketajaman penglihatan, kepekaan terhadap

persepsi, dan persepsi warna (Suma’mur, 1989).

Selain itu, menurut Soeripto (2008) penglihatan merupakan fungsi

pekerjaan yang sangat penting untuk dilaksanakan di dalam industri dan

kemampuan tenaga kerja untuk melihat apa yang sedang dikerjakan adalah

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

16

langsung berhubungan dengan kecepatan dan ketelitian dengan apa yang

dilakukannya terhadap pekerjaanya.

Kemampuan penyesuaian mata terhadap fungsinya perlu berada dalam

keadaan yang tepat sesuai dengan keperluan. Kemampuan penyesuaian ini

adalah akomodasi mata, lebar kecilnya pupil, dan adaptasi retina (Suma’mur,

1989).

2.5. Proses Kerja Mata

Mata menyerupai kamera, tetapi bekerja lebih baik dari kamera karena

beraksi secara otomatis, hampir tepat dan cepat tanpa harus ada penyesuaian

yang dilakukan. Cahaya memasuki mata melalui kornea yang transparan,

kemudian menjalar melalui lensa yang membalikkan cahaya tersebut dan

membentuk gambaran balik pada retina. Retina mengubah cahaya ke dalam

impuls saraf. Impuls tersebut melewati sepanjang saraf optikus dan traktus ke

otak, disampaikan ke korteks oksipitalis dan di sana diinterpretasikan sebagai

gambar (Gibson, 1995).

2.6. Kelelahan mata

Dalam kenyataannya, proses penting dari penglihatan adalah fungsi

saraf otak, mata hanyalah organ reseptor untuk sinar cahaya. Sistem penglihatan

menguasai sekitar 90% dari semua kegiatan kita dalam kehidupan sehari-hari.

Penglihatan bahkan lebih penting dalam banyak pekerjaan besar di kantor-

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

17

kantor yang modern. Jika fungsi saraf mata banyak yang berada di bawah

tekanan stres selama melihat, tidak mengherankan bahwa akan menimbulkan

kelelahan mata (Grandjean, 2003).

Kelelahan mata disebabkan oleh stres yang terjadi pada fungsi

penglihatan. Stres pada otot akomodasi dapat terjadi pada saat seseorang

berupaya untuk melihat pada objek berukuran kecil dan pada jarak yang dekat

dalam waktu yang lama. Pada kondisi demikian, otot-otot mata akan bekerja

secara terus menerus dan lebih dipaksakan. Ketegangan otot-otot

pengakomodasi (otot-otot siliar) makin besar sehingga terjadi peningkatan asam

laktat dan sebagai akibatnya terjadi kelelahan mata, stres pada retina dapat

terjadi bila terdapat kontras yang berlebihan dalam lapangan penglihatan dan

waktu pengamatan yang cukup lama (Ilyas, 1991).

Manifestasi kelelahan mata sebagian tergantung dari pemakaian kedua

mata, sebagian dari kemampuan alat penglihatan dan sebagian lagi dari

kemampuan sesorang untuk mempertahankan usaha yang terus menerus tanpa

menjadi lelah. Menurut Donders, kelelahan mata sendiri sebenarnya adalah

kelelahan otot, karena kelebihan beban pada otot siliar. Kemudian baru

ditambahkan kelelahan dari saraf yang mengatur pergerakan bola mata untuk

mempertahankan konvergensi (Ivone, 2004).

Menurut Wijaya (2012) dalam Silaban (2013), pencahayaan yang tidak

baik dapat menyebabkan stres pada penglihatan. Stres pada penglihatan ini bisa

menimbulkan dua tipe kelelahan, yaitu kelelahan mata dan kelelahan saraf

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

18

(visual and nenlous fatique). Kelelahan mata yang disebabkan oleh stres

intensif pada fungsi tunggal dari mata. Stres yang persisten pada otot

akomodasi (ciliary muscle) dapat terjadi pada seseorang yang mengadakan

penglihatan terhadap objek-objek yang berukuran kecil dan pada jarak yang

dekat dalam waktu yang lama. Stres pada retina dapat terjadi bila terdapat

kontras yang berlebihan dalam lapangan penglihatan (visual field) dan waktu

pengamatan yang cukup lama.

Menurut Pheasant (1991) kelelahan mata adalah ketegangan pada mata

yang disebabkan oleh gangguan indra penglihatan dalam bekerja yang

memerlukan kemampuan untuk melihat dalam jangka waktu yang lama yang

biasanya disertai dengan kondisi pandangan yang tidak nyaman. Sedangkan

menurut Suma’mur (1989) kelelahan mata timbul sebagai stres intensif pada

fungsi-fungsi mata seperti terhadap otot-otot akomodasi pada pekerjaan yang

perlu pengamatan secara teliti atau terhadap retina sebagai akibat

ketidaktepatan kontras.

Pengaruh penggunaan komputer pada kesehatan dapat dibedakan

menjadi pengaruh yang langsung dan tidak langsung. Pengaruh langsung yaitu

pengaruh pada penglihatan dan otot rangka, sedangkan pengaruh tidak langsung

yaitu pengaruh respon stres pada manusia (Fauzia, 2004).

Astenopia banyak dijumpai pada pemakai kacamata, membaca dekat

dan terus-menerus lebih dari dua jam. Terutama di ruangan yang

pencahayaannya kurang dari 200 lux. Pada pengguna komputer astenopia

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

19

terjadi karena kelelahan mata akibat memusatkan pandangan pada komputer di

mana objek yang dilihat terlalu kecil, kurang terang, bergerak dan bergetar.

Mata yang berkonsentrasi kurang berkedip, sehingga penguapan air mata

meningkat dan mata menjadi kering (Fauzi 2006 dalam Nourmayanti 2010).

2.7. Gejala-gejala Kelelahan Mata

Menurut Suma’mur (1996), gejala atau keluhan kelelahan mata

diantaranya adalah :

1. Sakit kepala

2. Penurunan kemampuan intelektuil, daya konsentrasi dan kecepatan berpikir.

3. Penglihatan rangkap atau kabur

4. Perasaan sakit kepala di daerah atas mata

Menurut Ilyas (1985), gejala kelelahan mata terdapat perasaan tegang

atau sakit pada mata, mata merah, perasaan panas pada mata disertai rasa berat

pada dahi.

Tanda-tanda tersebut di atas terjadi bila iluminasi tempat kerja

berkurang dan pekerja yang bersangkutan menderita kelainan refraksi mata

yang tidak dikoreksi. Bila persepsi visual mengalami stres yang hebat tanpa

disertai efek lokal pada otot akomodasi atau retina maka keadaan ini akan

menimbulkan kelelahan saraf. General Nervus Fatique ini terutama akan terjadi

bila pekerjaan yang dilakukan seseorang memerlukan kosentrasi, kontrol otot

dan gerakan gerakan yang sangat tepat (Ilyas, 1991).

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

20

Sedangkan menurut Pheasant (1991), gejala atau keluhan kelelahan

mata adalah sebagai berikut :

1. sakit atau sensasi berdenyut di sekitar dan di belakang bola mata,

penglihatan kabur, penglihatan ganda, dan kesulitan dalam memfokuskan

penglihatan

2. Pada mata dan pelupuk mata terasa perih, kemerahan, sakit dan mata berair

3. Sakit kepala yang terkadang disertai dengan mual dan pusing.

2.8. Patogenesis Kelelahan Mata

Mekanisme kelelahan mata pada pengguna komputer belum sepenuhnya

diketahui, tetapi diduga merupakan gabungan dari faktor permukaan mata,

akomodasi dan faktor lain di luar mata, karakteristik komputer serta penataan

ruang kerja. Penglihatan dipusatkan untuk melihat layar monitor. Pemusatan

penglihatan dilakukan dengan cara menatap lurus dan fisura interpalpebra

terbuka lebar. Hal tersebut menyebabkan meningkatnya pajanan udara terhadap

mata dan mengurangi frekuensi berkedip. Keadaan ini diperberat oleh beberapa

faktor. Faktor-faktor itu antara lain pencahayaan ruangan dengan tingkat

iluminasi tinggi sehingga terjadi kontras yang berlebihan antara monitor dengan

lingkungan kerja akan mengganggu fungsi akomodasi dan berakibat pada

ketidaknyamanan terhadap mata, dan monitor komputer yang diposisikan lebih

tinggi dari ketinggian horizontal mata menyebabkan area permukaan mata yang

terpajan oleh lingkungan menjadi lebih luas (Firdaus, 2013).

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

21

Keluhan kelelahan mata terutama disebabkan oleh aktivitas akomodasi

dan konvergensi mata yang berlebihan ketika bekerja di depan komputer.

Aktivitas yang berlebihan itu terjadi karena mata membutuhkan penyesuaian

terhadap jarak antara mata dengan monitor. Berbagai faktor yang memperberat

keluhan ini antara lain astigmatima, hipermetropia, miopia, cahaya berlebihan,

kesulitan koordinasi mata, dan lain-lain (Firdaus, 2013).

Nyeri kepala pada pekerja pengguna komputer dipicu oleh berbagai

macam stres, seperti kecemasan dan depresi. Faktor lain yang berpegaruh yaitu

kondisi mata (kelainan refraksi), dan kondisi lingkungan kerja yang tidak sesuai

(kurang pencahayaan dan penyusunan letak komputer yang tidak sesuai).

Pekerjaan yang dilakukan dengan komputer merupakan pekerjaan yang

membutuhkan kemampuan kedua mata untuk dapat memfokuskan penglihatan

pada jarak dekat. Penglihatan jarak dekat memerlukan konvergensi kedua mata

yang dikoordinasi oleh otak agar mata dapat mempertahankan peletakan kedua

bayangan pada tempat setara di kedua retina. Kemampuan konvergensi dapat

menurun akibat bekerja secara terus-menerus di depan komputer sehingga

kedua mata akan tidak searah dan tertuju ke titik yang berbeda. Otak yang

bekerja menekan atau menghilangkan bayangan pada satu mata semakin lama

akan mengalami kelelahan sehingga terjadi penglihatan ganda. Penglihatan

kabur terjadi bila mata tidak dapat memfokuskan objek penglihatan secara tepat

di retina sehingga tidak terbentuk bayangan yang jelas. Penglihatan kabur

disebabkan oleh kelainan refraksi seperti hipermetropia, miopia, dan

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

22

astigmatisma, selain itu bisa disebabkan oleh kacamata koreksi yang tidak tepat

kekuatan dan setelannya. Suatu keadaan yang disebut dengan presbiopia juga

berkaitan dengan timbulnya keluhan penglihatan kabur. Faktor lingkungan

kerja dapat berpengaruh pula terhadap timbulnya keluhan ini, yaitu layar

monitor yang kotor, sudut penglihatan yang kurang baik, adanya refleksi

cahaya yang menyilaukan atau monitor komputer yang berkualitas buruk atau

rusak (Firdaus, 2013).

2.9. Faktor Risiko Timbulnya Kelelahan Mata

2.9.1 Faktor Karakteristik Individu

1. Usia

Pekerja komputer dituntut untuk dapat melihat dan membaca

dekat untuk waktu yang lama. Untuk dapat bertahan lama dan nyaman

sangat tergantung dari amplitudo fusi seseorang, baik fusi sensorik

maupun fusi motorik. Fusi sensorik yaitu daya menyatukan dua

bayangan menjadi bayangan tunggal dan fusi motorik adalah kemampuan

untuk mengintegrasikan kerja otot-otot mata sedemikian rupa sehingga

pada waktu melihat jauh atau dekat kedua mata terfiksasi pada objek yang

menjadi pusat perhatian dengan bayangan yang tetap tunggal. Untuk

dapat mempertahankan fiksasi pada objek yang jadi perhatian dalam jarak

dekat tergantung kemampuan daya konvergensi seseorang (Fauzia, 2004).

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

23

Daya konvergensi seseorang dipengaruhi oleh daya akomodasi

yang sangat tergantung pada kelenturan lensa seseorang. Daya

konvergensi ini juga mempengaruhi kemampuan mata sebagai suatu team

untuk dapat bergerak mengikuti baris dan melompat ke baris berikutnya,

kemampuan ini disebut saccadic eye movement (Fauzia, 2004).

Menurut Suma’mur (1996) keluhan kelelahan mata dapat

dipengaruhi usia karena ketajaman penglihatan berkurang. Pada tenaga

kerja berusia lebih dari 40 tahun, visus jarang ditemukan 6/6, melainkan

berkurang. Hal ini juga di jelaskan oleh Ilyas (1991) dimana dengan

bertambahnya usia maka setiap lensa akan mengalami kemunduran

kemampuan untuk mencembung atau berkurangnya daya untuk

akomodasi. Orang yang berusia 40 tahun atau lebih, akan memberikan

keluhan berupa mata lelah, berair, dan sering terasa pedas. Pheasant

(1991) juga mengungkapkan bahwa lensa menjadi lebih kaku dengan

berjalannya usia. Sehingga ketegangan otot yang lebih besar diperlukan

untuk akomodasi, dan bekerja dekat menjadi lebih melelahkan. Titik

terdekat untuk melihat menjadi semakin sulit dan kesulitan untuk fokus.

Grandjean (2003) juga mengungkapkan bahwa usia memiliki efek

mendalam pada kekuatan akomodasi, karena lensa secara bertahap

kehilangan elastisitasnya. Sebagai akibatnya titik dekat secara bertahap

menurun, sedangkan titik jauh biasanya tetap tidak berubah atau menjadi

sedikit lebih pendek.

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

24

Berikut ini merupakan korelasi antara daya akomodasi dan usia

menurut Grandjean (2003) yang dapat dilihat dalam Tabel 2.1 berikut.

Tabel 2.1

Korelasi antara Usia dan Daya Akomodasi

Umur (Tahun) Titik dekat (cm)

16 8

32 12

44 25

50 50

60 100

Sumber: (Grandjean, 2003)

Penelitian yang dilakukan oleh Nourmayanti (2010) juga

menunjukkan adanya hubungan antara usia dengan keluhan kelelahan

mata dengan nilai Pvalue sebesar 0,023.

2. Kelainan Refraksi

Kelainan refraksi adalah keadaan bayangan tegas yang tidak

dibentuk pada retina. Secara umum, terjadi ketidakseimbangan sistem

penglihatan pada mata sehingga menghasilkan bayangan yang kabur.

Sinar tidak dibiaskan tepat pada retina, tetapi dapat di depan atau di

belakang retina dan tidak terletak pada satu titik fokus (Ilyas, 1991).

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

25

Pengguna komputer harus bekerja dengan melihat pada jarak

dekat dan lama. Mata harus berakomodasi terus-menerus yang

menyebabkan pergeseran diafragma iris lensa ke arah depan yang

mengakibatkan spasme otot-otot siliar. Untuk kembali ke posisi

diafragma semula memerlukan waktu pemulihan yang lebih panjang. Hal

ini menyebabkan penurunan amplitudo akomodasi dari pekerja komputer

dan menyebabkan miopia sementara (Fauzia, 2004).

Ametropia adalah kelainan refraksi yang terdapat pada mata kiri

atau kanan atau keduanya, tetapi tidak dikoreksi. Pada kelainan refraksi

ini timbulnya kelelahan mata disebabkan oleh karena pembentukkan

bayangan objek yang menjadi kabur, sehingga interpretasi penglihatan

akan lebih sulit, serta akomodasi mata menjadi lebih kuat (Ivone, 2004).

Pada kelainan refraksi miopia, pasien miopia mempunyai

pungtum remotum (titik terjauh yang masih dilihat jelas) yang dekat

sehingga mata selalu dalam atau berkedudukan konvergensi yang akan

menimbulkan keluhan astenopia atau kelelahan mata. Selain itu pada

penderita hipermetropia atau rabun dekat, penderita akan mengeluh

matanya lelah dan sakit karena terus menerus harus berakomodasi untuk

melihat atau memfokuskan bayangan yang terletak di belakang makula

agar terletak di daerah makula lutea. Akibat terus-menerus berakomodasi,

maka bola mata bersama-sama melakukan konvergensi (Ilyas, 1991).

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

26

Grandjean (2003) menyatakan bahwa presbiopia adalah alasan

yang sering muncul untuk ketidaknyamanan penglihatan saat melakukan

pekerjaan dekat. Hal ini dikarenakan meningkatnya kekuatan otot statis

yang diperlukan untuk mengkompensasi hilangnya elastisitas lensa dan

menjadi salah satu alasan untuk terjadinya kelelahan mata.

Yeow dan Taylor (1991) dalam Bridger (2003) melaporkan bahwa

hingga 30% penduduk Amerika Serikat yang bekerja dan diperkirakan

memiliki kelainan refraksi banyak yang mengalami keluhan kelelahan

mata ketika saat bekerja menggunakan komputer untuk waktu yang lama

dibandingkan dengan pekerja yang tidak mengalami kelainan refraksi.

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2012) juga

menunjukkan adanya hubungan antara kelainan refraksi dengan keluhan

kelelahan mata yang dirasakan pekerja yang bekerja menggunakan

komputer dengan Pvalue = 0,03.

2.9.2 Faktor Pekerjaan

1. Durasi Penggunaan Komputer

Departemen Layanan Kesehatan dan Kemanusiaan AS baru-baru

ini merilis laporan tentang batas waktu minimal memandang mnitor

komputer dan juga televisi dalam sehari yaitu maksimal 2 jam dalam

sehari. Menurut National Institute of Occupational Safety and Health,

kelelahan mata mempengaruhi sekitar 90% dari ornag-orang yang

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

27

menghabiskan 3 jam atau lebih per hari di depan komputer. A healthier

Michigan mencatat bahwa ketika seorang pengguna memfokuskan

pandangan mereka pada layar dalam jangka aktu yang lama, otot-otot

kecil dalam mata mereka akan terus berkontraksi, dan hal tersebut

mengakibatkan kelelahan, kaburnya penglihatan dan juga kesulitan untuk

memfokuskan pikiran (Firdaus, 2013).

Pheasant (1991) juga menggungkapkan bahwa mata

membutuhkan waktu untuk melihat suatu objek kerja agar lebih fokus,

objek kerja yang terlalu kecil dan bentuk yang sangat rumit akan

memerlukan waktu yang lama agar penglihatan lebih fokus dan faktor

yang paling berpengaruh dalam keluhan kelelahan mata adalah pekerjaan

jarak dekat dalam jangka waktu yang lama.

Menurut National Institute of Occupational Safety and Health

(NIOSH), kelelahan mata mempengaruhi sekitar 90% dari orang-orang

yang menghabiskan tiga jam atau lebih per hari di depan komputer

(Children Growup Clinic, 2012 dalam Firdaus, 2013). Adapun hasil

penelitian yang dilakukan oleh Ivone (2004) mendapatkan pengguna

komputer yang mengalami keluhan kelelahan mata sebanyak 88,2%

setelah 4 jam bekerja dan Sunarmi (1997) mendapatkan pengguna

komputer yang mengalami keluhan kelelahan mata sebanyak 84,5%

setelah 4 jam bekerja.

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

28

2. Jarak Penggunaan Komputer

Kenyamanan penglihatan dan postur yang baik tergantung pada

jarak antara layar monitor dengan mata. Untuk bekerja menggunakan

komputer jarak antara mata dengan layar komputer minimum 50cm

(Pheasant, 2003).

Menurut Occupational Safety and Health Association (OSHA)

saat pekerja bekerja menggunakan komputer jarak antara mata terhadap

layar monitor sekurang-kurangnya adalah 20 inch atau 50 cm (OSHA,

1997).

Penelitian Jaschinski-Kruza (1991) dalam Bridger (2003)

menunjukkan bahwa pekerja sehat dan tidak mengeluhkan kelelahan mata

ketika bebas untuk mengatur jarak pandang mereka sendiri yaitu jarak

antara 51 cm sampai dengan 99 cm.

3. Document Holder

Fauzi (2006) dalam Nourmayanti (2010) menjelaskan bahwa

posisi monitor dapat dilihat oleh operator komputer sesuai dengn level

mata, yaitu membentuk sudut 20o–50

o. Dengan sudut pandang seperti itu,

maka penempatan dokumen yang baik adalah di atas keyboard, sehingga

proses melihat dokumen dan monitor tidak memerlukan pergerakan bola

mata atau kepala yang dapat mengakibatkan mata lebih cepat lelah dan

nyeri pada bagian leher.

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

29

4. Penggunaan Antiglare

Menurut Grandjean (2003) glare adalah proses adaptasi mata yang

berlebihan. Terdapat tiga jenis glare atau silau, yaitu:

a. Silau relatif, yang disebabkan oleh kontras kecerahan yang

berlebihan antara bagian yang berbeda dari bidang visual.

b. Silau mutlak, yang disebabkan ketika sumber cahaya begitu terang

(misalnya matahari) dan mata tidak mungkin beradaptasi dengan itu.

c. Silau adaptive, efek sementara selama periode adaptasi cahaya,

misalnya pada saat keluar dari ruangan gelap menjadi terang.

Phasant (1991) menyatakan bahwa gambar yang kabur pada

monitor, silau, dan pantulan cahaya dapat menyebabkan daya akomodasi

mata yang berlebihan sehingga menyebabkan terjadinya keluhan

kelelahan mata. Sehingga diperlukan penggunaan antiglare pada layar

komputer. Teori tersebut juga didukung dengan penelitian Talwar et al

(2009) dalam Setiawan (2012).

Penelitian oleh Bhanderi et al terhadap operator komputer di NCR

Delhi yang menyatakan 46,3% responden mengalami kelelahan mata dan

berhubungan dengan penggunaan antiglare. Penelitian oleh Hanum juga

melaporkan bahwa kompuer dengan penapis antiglare dapat mengurangi

kelelahan mata pada pekerja pengguna komputer. Antiglare dapat

mengurangi pantulan cahaya (yang berasal dari cahaya luar terpantul oleh

monitor) dan meminimalisasi pancaran radiasi (Firdaus, 2013).

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

30

5. Jenis Monitor

a. Monitor Tabung (CRT)

Komputer pada awalnya menggunakan monitor jenis Cathode

Ray Tube (CRT) yang lebih banyak dikenal dengan sebutan

komputer tabung atau layar cembung. Monitor komputer CRT

terdiri atas titik-titik kecil (pixel) yang membuat mata menjadi sulit

untuk fokus. Adanya efek halo dari pantulan cahaya di antara titik-

titik tersebut menyebabkan gambar yang terbentuk menjadi tidak

jelas. Titik-titik tersebut juga harus dilakuan recharge yang

menimbulkan suatu flicker. Flicker tersebut membuat otot-otot

mata harus berulang kali mengatur dan memfokuskan penglihatan.

Beberapa hal tersebut dapat menimbulkan kelelahan pada mata dan

karena efek yang tidak menyenangkan itu, komputer tabung saat

ini lebih jarang digunakan (Firdaus, 2013).

b. Liquid Crystal Display (LCD)

Penggunaan komputer sekarang lebih banyak yang

menggunakan komputer layar datar. Komputer jenis ini sudah

tidak ada flicker pada monitor sehingga dapat meminimalisasi

kelelahan mata, tidak ada lagi efek halo oleh karena itu dapat

mengurangi pantulan cahaya, sudah didesain sedemikian rupa

sehingga tidak memancarkan radiasi, dan oleh karena bentuknya

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

31

yang datar maka pantulan cahaya dari luar lebih sedikit (Firdaus,

2013).

2.9.3 Faktor Lingkungan Kerja

Faktor lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi keluhan kelelahan

mata adalah pencahayaan. Tingkat pencahayaan yang tidak memadai pada

pengguna komputer merupakan faktor yang menyebabkan keluhan kelelahan

mata (Fauzia, 2004). Pencahayaan yang baik memungkinkan tenaga kerja

melihat objek-objek yang dikerjakannya secara jelas, cepat dan tanpa upaya-

upaya yang tidak perlu. Lebih dari itu, pencahayaan yang memadai

memberikan kesan pemandangan yang lebih baik dan keadaan lingkungan

yang menyegarkan. Selain itu, pencahayaan yang buruk menyebabkan

kelelahan mata dengan berkurangnya daya dan effisiensi kerja (Suma’mur,

1996).

Cahaya harus diarahkan sehingga tidak memancar ke mata operator

ketika operator sedang melihat tampilan layar. Selain itu, pencahayaan harus

memadai bagi operator untuk melihat teks dan layar, tapi tidak begitu terang

seperti menyebabkan silau atau ketidaknyamanan (0SHA, 1997).

Perlengkapan pencahayaan perlu diletakkan atau dipasang menurut

karakteristik distribusi cahaya yang dikehendaki sehingga dapat terarah

dengan baik. Pencahayaan yang terarah dapat menciptakan distribusi cahaya

yang merata, sehingga dapat membantu tenaga kerja untuk melihat objek

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

32

pekerjaan dengan teliti tanpa adanya hal yang menimbulkan kelelahan pada

mata. (Ilyas, 1989).

Persyaratan pencahayaan untuk membaca dari hardcopy dan dari

komputer jelas berbeda. Lingkungan kantor yang terlalu terang,

bagaimanapun, menimbulkan risiko dalam pekerjaan yang menggunakan

komputer (NIOSH, 1999).

Pheasant (1991) menyatakan bahwa pencahayaan sebesar 500-700 lux

cocok untuk keperluan kantor umum dan kantor yang diterangi lebih dari

1000 lux mungkin dapat dianggap sebagai over-lit (kecuali ada tuntutan tugas

khusus).

Menurut Kepmenkes RI No. 1405/menkes/sk/xi/2002 standar

intensitas pencahayaan untuk pekerjaan dengan menggunakan komputer

minimal 500 lux.

Penelitian yang dilakukan oleh Maryamah (2011) menunjukkan

adanya hubungan antara intensitas pencahayaan dengan keluhan kelelahan

mata yaitu dengan Pvalue sebesar 0,003.

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

33

2.10. Kerangka Teori

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya keluhan kelelahan

mata adalah faktor karakteristik individu, faktor pekerjaan, dan faktor

lingkungan pekerjaan. Faktor karakteristik individu antara lain: usia, kelainan

refraksi (Grandjean, 2003). Faktor pekerjaan antara lain: jarak monitor (OSHA,

1997). Selain itu dalam Pheasant (1991) durasi penggunaan komputer dan

penggunaan antiglare dapat mempengaruhi keluhan kelelahan mata, Fauzi

(2006) dalam Nourmayanti (2010) menyebutkan bahwa keluhan kelelahan mata

juga dapat dipengaruhi oleh penggunaan document holder, Firdaus (2013)

menyebutkan jenis monitor juga berpengaruh dalam kejadian kelelahan mata.

Sedangkan faktor lingkungan kerja menurut Suma’mur (1996) yang dapat

mempengaruhi keluhan kelelahan mata yaitu pencahayaan. Hal tersebut dapat

digambarkan dalam bagan berikut ini :

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

34

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian

Sumber: OSHA (1997), Grandjean (2003), Fauzi (2006), Pheasant

(1991), Firdaus (2013), Sumamur (1996)

Karateristik

Individu :

Usia

Kelainan

refraksi

Keluhan kelelahan mata

Lingkungan

Kerja :

Intensitas

pencahayaan

Pekerjaan :

Jarak monitor

Durasi

penggunaan

komputer

Penggunaan

Document holder

Penggunaan

antiglare

Jenis monitor

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

35

BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep ini berdasarkan kerangka teori yang diungkapkan oleh

beberapa sumber yang menyatakan bahwa terdapat faktor- faktor yang dapat

mempengaruhi kejadian keluhan kelelahan mata antara lain faktor individu

seperti usia dan kelainan refraksi. Faktor pekerjaan seperti durasi penggunaan

komputer, jarak monitor, penggunaan document holder dan penggunaan

antiglare. Faktor lingkungan yaitu pencahayaan.

Usia dapat mempengaruhi timbulnya keluhan kelelahan mata yaitu

karena usia yang berbeda dapat mempengaruhi kekuatan lensa mata individu.

Usia membuat kekuatan lensa secara bertahap kehilangan elastisitasnya yang

berdampak terhadap perubahan daya akomodasi individu.

Kelainan refraksi dapat mempengaruhi untuk timbulnya keluhan

kelelahan mata karena seseorang yang memiliki kelainan refraksi membuat

daya akomodasinya bertambah sehingga cenderung membuat otot matanya

tegang dan menimbulkan keluhan kelelahan mata.

Jarak monitor dapat mempengaruhi timbulnya keluhan kelelahan mata

karena semakin dekat jarak mata ke monitor maka otot siliar akan bekerja lebih

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

36

keras sehingga menyebabkan ketegangan mata yang kemudian akan timbul

keluhan kelelahan mata.

Tingkat pencahayaan juga dapat mempengaruhi untuk timbulnya

keluhan kelelahan mata karena cahaya yang terlalu suram membuat mata

semakin kuat untuk melakukan daya akomodasi.

Namun pada penelitian ini durasi kerja, jenis monitor, penggunaan

document holder dan penggunaan antiglare tidak diteliti. Berdasarkan hasil

observasi yang dilakukan, seluruh pekerja bekerja dengan menggunakan

komputer lebih dari 4 jam/hari dan seluruh komputer yang disediakan tidak ada

yang menggunakan document holder dan antiglare. Jenis monitor yang

digunakan juga seluruhnya menggunakan monitor LCD.

Kerangka konsep terdiri dari variabel terikat (dependen) dan variabel

bebas (independen). Variabel independen terdiri dari faktor individu (usia dan

kelainan refraksi), faktor pekerjaan yaitu jarak monitor, dan faktor lingkungan

kerja yaitu tingkat pencahayaan. Sedangkan keluhan kelelahan mata ditetapkan

sebagai variabel dependen. Hubungan antara beberapa variabel tersebut

digambarkan dalam gambar 3.1:

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

37

Variabel Independen Variabel dependen

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Usia

Tingkat Pencahayaan

Keluhan kelelahan

mata Jarak monitor

Kelainan Refraksi

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

38

3.2 Definisi Operasional

Faktor Dependen

Variabel

Dependen Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

Keluhan

Kelelahan Mata

Pernyataan subjektif

gangguan kesehatan mata

yang dirasakan responden

pada saat bekerja dengan

menggunakan komputer.

Keluhan meliputi :

1. Nyeri atau terasa

berdenyut di sekitar

mata

2. Penglihatan kabur

3. Penglihatan

ganda/rangkap

4. Sulit fokus dalam

melihat

5. Mata perih

6. Sakit kepala

7. Pusing disertai mual

8. Mata merah

9. Mata berair

Memberikan

kuesioner kepada

responden

Kuesioner 1. Ada (jika

mengalami satu

atau lebih keluhan

kelelahan mata)

2. Tidak Ada (jika

tidak mengalami

satupun keluhan

kelelahan mata)

(Pheasant, 1991)

Ordinal

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

39

Faktor Independen

Variabel

Independen

Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

Karakteristik Individu

Usia Lama responden hidup,

terhitung sejak tahun

kelahiran sampai

dilakukannya penelitian.

Memberikan

kuesioner kepada

responden

Kuesioner 1. Berisiko (jika ≥ 40

tahun)

2. Tidak berisiko (< 40

tahun)

(Ilyas, 1991)

Ordinal

Kelainan

Refraksi

Suatu ketidakseimbangan

sistem penglihatan pada

responden sehingga

menghasilkan bayangan yang

kabur pada mata

Melakukan

pemeriksaan mata

pada responden

Snellen Chart 1. Ada kelainan refraksi

(jika tidak 6/6,

dengan/tidak

menggunakan alat

koreksi apapun)

2. Tidak ada kelainan

refraksi (jika 6/6,

dengan/tidak

menggunakan alat

koreksi apapun)

(Gibson, 1995)

Ordinal

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

40

Pekerjaan

Jarak monitor Jarak antara layar monitor

dengan mata responden yang

biasa dilakukan saat bekerja

menggunakan komputer

Pengukuran

langsung dengan

menggunakan

meteran yang

diukur dari mata

responden sampai

ke bagian tengah

layar monitor

Meteran 1. Berisiko

(< 50 cm)

2. Tidak berisiko

(≥ 50 cm)

(OSHA, 1997)

Ordinal

Lingkungan Kerja

Tingkat

Pencahayaan

Jumlah cahaya yang diterima

di area titik dilakukannya

pengukuran yaitu di ukur

sejajar meja atau tempat

diletakkannya monitor

komputer yang dinyatakan

dalam lux

Pengukuran

Langsung dengan

direct reading

instrument

Lux meter 1. Berisiko

(Jika < 500 lux)

2. Tidak berisiko

(Jika ≥ 500 lux)

(Kepmenkes No. 1405)

Ordinal

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

41

3.3 Hipotesis

1. Ada hubungan antara usia dengan keluhan kelelahan mata pada pengguna

komputer di Accounting Group PT Bank X tahun 2013.

2. Ada hubungan antara kelainan refraksi dengan keluhan kelelahan mata

pada pengguna komputer di Accounting Group PT Bank X tahun 2013.

3. Ada hubungan antara jarak monitor dengan keluhan kelelahan mata pada

pengguna komputer di Accounting Group PT Bank X tahun 2013.

4. Ada hubungan antara tingkat pencahayaan dengan keluhan kelelahan mata

pada pengguna komputer di Accounting Group PT Bank X tahun 2013.

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

42

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologi analitik dengan desain

cross sectional study (potong lintang). Dalam penelitian ini suatu penelitian

untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek,

dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu

saat (point time approach). Artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi

sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel

subjek pada saat pemeriksaan (Notoatmodjo, 2010).

Desain ini digunakan karena mudah dilaksanakan, sederhana, murah,

ekonomis dalam hal waktu, dan hasilnya dapat diperoleh dengan cepat

(Notoatmodjo, 2010).

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1 Lokasi

Lokasi penelitian ini di Accounting Group PT Bank X, Jakarta.

4.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai Juli 2013.

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

43

4.3 Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah pengguna komputer di

Accounting Group PT Bank X tahun 2013. Jumlah populasi pengguna

komputer adalah 160 orang.

Sampel ditentukan berdasarkan perhitungan sampel yang dilakukan

berdasarkan rumus besar sampel uji hipotesis beda dua proporsi sebagai

berikut:

nsample = [ ⁄ √ ( ) √ ( ) ( )]

( )

Keterangan :

n : Besar sampel minimum yang dibutuhkan dalam penelitian

P1 : Proporsi kejadian pada salah satu partisipan pada kelompok

berisiko

P2 : Proporsi kejadian pada salah satu partisipan pada kelompok tidak

berisiko

P : Rata-rata proporsi ((P1+P2)/2))

Z1-α/2 : Derajat kemaknaan α pada dua sisi (two tail) yaitu sebesar 5%=

1,96

Z1-β : Kekuatan uji 1-β yaitu sebesar 95%

Adapun hasil proporsi variabel penelitian dari penelitian sebelumya

adalah sebagai berikut: :

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

44

1. Tingkat Pencahayaan

Maryamah (2011), menunjukkan bahwa pengguna komputer

dengan tingkat pencahayaan < 300 lux yang mengalami keluhan kelelahan

mata adalah sebesar 63,4% (P1). Pengguna komputer dengan tingkat

pencahayaan ≥ 300 lux yang mengalami keluhan kelelahan mata adalah

sebesar 15,4% (P2).

2. Jarak Monitor

Prayitno (2008), menunjukkan bahwa pengguna komputer dengan

jarak monitor ≥ 45 cm yang mengalami keluhan kelelahan mata adalah

sebesar 53,8% (P1). Pengguna komputer dengan jarak monitor <45 cm

yang mengalami keluhan kelelahan mata adalah sebesar 91,2% (P2).

3. Usia

Nourmayanti (2010), menunjukkan bahwa pengguna komputer

yang berusia lebih dari 45 tahun yang mengalami keluhan kelelahan mata

adalah sebesar 33,3% (P1). Pengguna komputer yang berusia kurang dari

45 tahun yang mengalami keluhan kelelahan mata adalah sebesar 93,8%

(P2).

Adapun hasil perhitungan sampel penelitian berdasarkan nilai proporsi

variabel pada penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

45

Tabel 4.1

Populasi Sampel Penelitian Terdahulu

Variabel Diketahui Total Sampel

Tingkat

Pencahayaan

(Maryamah, 2011)

P1 : 63,4% = 0,634

P2 : 15,4% = 0,154

Pv : 0,003

24 x 2 = 48

Jarak monitor

(Prayitno, 2008)

P1 : 53,8% = 0,538

P2 : 91,2% = 0,912

Pv : 0,004

35 x 2 = 70

Usia

(Nourmayanti, 2010)

P1 : 33,3% = 0,333

P2 : 93,8% = 0,938

Pv : 0,023

14 x 2 = 28

Berdasarkan hasil perhitungan sampel di atas, didapatkan bahwa

variabel dengan perhitungan total sampel tertinggi adalah variabel jarak

monitor sebesar 70 sampel.

Untuk menghindari drop out atau missing jawaban dari responden maka

perlu ditambahkan jumlah sampel menjadi 100 sampel.

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara systematic random

sampling. Teknik ini merupakan modifikasi dari sampel random sampling.

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

46

Caranya adalah membagi jumlah atau anggota populasi dengan prakiraan

jumlah sampel yang diinginkan, hasilnya adalah interval sampel. Sampel

diambil dengan membuat daftar elemen atau anggota populasi secara acak

antara 1 sampai dengan banyaknya anggota populasi. Kemudian membagi

dengan jumlah sampel yang diinginkan, hasilnya sebagai interval adalah X,

maka yang terkena sampel adalah setiap kelipatan dari X tersebut

(Notoatmodjo, 2010).

N (jumlah populasi) : 160 orang

N (sampel) : yang diinginkan 100

I (Interval) : 160 : 100 = 1,6 ~ 2

Maka anggota populasi yang terkena sampel adalah setiap elemen

(nama orang) yang mempunyai nomor kelipatan 2, misalnya no. 2, 4, 6, 8, dan

seterusnya sampai mencapai jumlah 100 anggota sampel.

4.4 Instrumen Penelitian

1. Lux meter

Lux meter yang digunakan adalah digital lux meter merk Custom

LX-204 untuk mengukur intensitas pencahayaan atau tingkat pencahayaan

dan menggunakan satuan lux dengan range 20-20000 Hz. Data

pencahayaan diukur dengan metode direct reading dengan cara mengukur

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

47

secara langsung tingkat pencahayaan berdasarkan standar pengukuran SNI

16-7062-2004. Metode pengukurannya adalah sebagai berikut :

a. Hidupkan lux meter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup

sensor.

b. Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan.

Penentuan titik pengukuran setempat yang berupa objek kerja, meja

kerja maupun peralatan.

c. Pada saat melakukan pengukuran pintu ruangan dalam keadaan

sesuai dengan kondisi tempat pekerjaan dilakukan dan lampu

ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan.

d. Operator harus berhati-hati agar tidak menimbulkan bayangan dan

pantulan cahaya yang disebabkan oleh pakaian operator.

e. Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu

beberapa saat sehingga didapat nilai angka yang stabil.

f. Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas

pencahayaan setempat

g. Matikan lux meter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas

pencahayaan.

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

48

Gambar 4.1 Digital Lux Meter Custom LX-204

2. Meteran

Alat ini digunakan untuk mengukur jarak antara monitor dengan

mata responden yang dihitung dengan satuan centi meter. Jarak diukur

mulai dari tengah layar monitor sampai ke mata responden dimulai dari

angka 0 cm.

3. Kuesioner

Kuesioner digunakan untuk mengetahui keluhan kelelahan mata

menurut Pheasant (1991), dan usia dengan cara menyebarkan kuesioner

dan melakukan pengisian kuesioner oleh responden.

4. Snellen chart

Snellen chart digunakan untuk mengatahui apakah ada kelainan

refraksi pada mata responden. Mata normal yaitu dalam keadaan 6/6.

Untuk menggunakan kartu Snellen, responden didudukkan jarak 6 meter

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

49

dari kartu Snellen. Kemudian, kartu Snellen digantungkan sejajar atau lebih

tinggi dari mata responden. Pemeriksaan dimulai pada mata kanan terlebih

dahulu, mata kiri ditutup. Responden disuruh membaca huruf Snellen dari

baris paling atas ke bawah. Hasil pemeriksaan dicatat, kemudian diulangi

untuk mata sebelahnya. Mata normal dapat melihat pada jarak 6 meter baris

ke 6 dengan jelas (Gibson, 1995).

Sumber : Gibson (1995)

Gambar 4.2 Pengukuran dengan snellen chart

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

50

4.5 Metode Pengumpulan Data

Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data primer dan data

sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber asli.

Data primer diperoleh secara langsung dari hasil jawaban kuesioner yang

telah diisi oleh responden dan wawancara dengan responden yang

menggunakan komputer di Accounting Group PT Bank X mengenai faktor-

faktor yang berhubungan dengan keluhan kelelahan mata.

Pertanyaan dalam kuesioner sesuai dengan variabel yang diteliti

yaitu:

a. Keluhan Kelelahan Mata

Keluhan kelelahan mata diketahui dengan cara menggunakan

kuesioner yang terdiri dari daftar checklist gejala keluhan kelelahan

mata menurut Pheasant (1991). Jika responden menjawab atau

memberi checklist pada salah satu gejala maka responden tersebut

mengalami keluhan kelelahan mata.

b. Usia

Penghitungan usia responden dihitung mulai responden itu

lahir sampai dengan dilakukannya penelitian. Penghitungan ini

dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden.

Selain itu peneliti juga memeriksa kartu identitas dari responden.

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

51

c. Kelainan Refraksi Mata

Untuk responden yang belum mengetahui ada atau tidaknya

kelainan refraksi mata maka dilakukan pemeriksaan mata dengan

menggunakan snellen chart.

d. Jarak Monitor

Jarak monitor diukur langsung menggunakan meteran yang

dihitung dalam satuan centimeter. Jarak Pengukuran dihitung mulai

dari titik tengah layar monitor sampai dengan mata responden saat

bekerja menggunakan komputer.

e. Tingkat Pencahayaan

Tingkat pencahayaan diukur dengan menggunakan alat ukur

cahaya yaitu lux meter untuk mengetahui tingkat pencahayaan pada

masing-masing meja kerja responden. Menurut Sunarmi (1997) dan

Ivone (2004) pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali lalu diambil

nilai rata-ratanya dari hasil tiga kali pengukuran tersebut.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari perusahaan seperti

profil perusahaan dan jumlah tenaga kerja.

Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

52

4.6 Pengolahan Data

Seluruh data primer yang terkumpul akan dilakukan pengolahan data

secara statistik. Pengolahan data melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Editing

Dilakukan pemeriksaan kelengkapan dan ketepatan pengisian

lembar kuesioner. Pemeriksaan ini dilakukan pada saat di lapangan. Jika

terjadi kekurangan data, maka peneliti akan menghubungi responden

kembali.

2. Coding

Kegiatan coding ini dilakukan untuk mempermudah pada saat

menganalisis data dan mempercepat kegiatan entry data. Adapun kode

dalam penelitian ini adalah:

a. Keluhan Kelelahan Mata

[0] Ada

[1] Tidak Ada

b. Usia

[0] Berisiko : usia ≥ 40 tahun

[1] Tidak berisiko : usia < 40 tahun

c. Kelainan Refraksi

[0] Ada kelainan refraksi

[1] Tidak ada kelainan refraksi

Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

53

d. Jarak Monitor

[0] Berisiko : < 50 cm

[1] Tidak berisiko : ≥ 50 cm

e. Tingkat Pencahayaan

[0] Berisiko : < 500 lux

[1] Tidak berisiko : ≥ 500 lux

3. Entry data

Meng-entry data dari kuesioner kemudian dilakukan analisis data

dengan menggunakan program komputer SPSS version 16.0 untuk

dilakukan analisis univariat dan bivariat.

4. Cleaning data

Kegiatan pemeriksaan kembali data yang sudah di entry agar tidak

terdapat data yang tidak diperlukan.

4.7 Analisis Data

4.7.1. Analisis univariat

Analisis univariat ini bertujuan untuk memperoleh gambaran distribusi

frekuensi dan besarnya proporsi dari variabel dependen dan variabel

independen yang disajikan secara deskriptif. Adapun variabel yang akan

dianalisis menggunakan analisis univariat adalah variabel keluhan kelelahan

mata, karakteristik individu, pekerjaan, dan lingkungan.

Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

54

4.7.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square dilakukan untuk

menguji hipotesis penelitian terhadap dua variabel yang diduga berhubungan

atau berkorelasi.

Interpretasi nilai Pvalue dengan CI 95% (α = 5%), jika Pvalue > 0,05

maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak ada hubungan antara

kedua variabel. Sebaliknya jika Pvalue ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan Ha

diterima yang berarti terdapat hubungan kedua variabel.

Rumus Chi-Square yang digunakan adalah:

X2 = (O-E)

2

E

Keterangan:

X2

=Chi-Square

O = efek yang diamati

E = efek yang diharapkan

Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

55

BAB V

HASL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Perusahaan

5.1.1 Profi PT Bank X

PT Bank X Jakarta adalah salah satu perusahaan yang bergerak

dibidang jasa perbankan. PT Bank X memiliki cabang yang tersebar di

seluruh indonesia dan jaringan ATM yang luas.

Sepanjang tahun PT Bank X berdiri, berbagai penghargaan telah

diterima oleh PT Bank X. Selain itu PT Bank X merupakan salah satu bank

dengan aset yang besar di Indonesia. Sampai dengan tahun 2012 jumlah

nasabah di PT Bank X mencapai jutaan nasabah.

5.1.2 Accounting Group PT Bank X

Accounting Group adalah grup di PT Bank X yang terdiri dari

beberapa departement yang diantaranya adalah reporting department, text

management department, dan reconsiliation department. Accounting Group

terdiri dari 160 pekerja dengan rata-rata minimal pendidikan S1.

Accounting Group merupakan supporting unit yang bersifat back

office. Dimana dalam hal ini membantu unit kerja lain dalam melakukan

Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

56

bisnisnya. Fungsi utamanya adalah untuk membuat laporan keuangan baik

pihak eksternal maupun pihak internal.

Dalam membuat suatu laporan keuangan, Accounting Group

melakukan beberapa pekerjaan lain seperti membuat membuat neraca, laporan

laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas

laporan keuangan. Selain berfungsi membuat laporan keuangan, Accounting

Group juga membuat laporan pajak.

Untuk membantu mempermudah pekerjaannya, setiap pekerja

difasilitasi sebuah komputer yang bisa mengakses laporan dari seluruh

cabang. Selain komputer, pekerja juga dilengkapi dengan ip-phone untuk

berkomunikasi antar pekerja baik dari pihak Accounting Group maupun pihak

luar yang berkepentingan.

5.2 Gambaran Lingkungan Kerja

Ruangan Accounting Group terdiri dari beberapa kubikal. Setiap kubikal

terdapat 2 - 4 pekerja yang masing-masing memiliki komputer dengan besar

layar monitor 17 inci. Sekat pada kubikal berwarna biru muda dengan tanaman

hias dalam pot di atasnya. Warna biru muda menurut Suma’mur (1989) sudah

baik karena menciptakan lingkungan psikologis yang optimal yaitu berefek

menyejukkan untuk kelestarian fungsi mata. Jendela-jendelanya di tutup dengan

tirai dan lantainya beralaskan keramik yang ditutupi karpet. Suhu di seluruh

ruangan diatur secara sentral pada suhu 21o

celcius. Jenis lampu yang

Page 76: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

57

digunakan adalah lampu fluorescent. Lampu yang digunakan sudah baik karena

lampu fluorescent merupakan lampu dengan distribusi cahaya secara langsung

– tidak langsung dengan kotak tutup lampu warna putih untuk tabir pelindung

mata dari kesilauan (Soeripto, 2008).

5.3 Analisis Univariat

5.3.1 Gambaran Keluhan Kelelahan Mata pada Pengguna Komputer di

Accounting Group PT Bank X, Jakarta Tahun 2013

Data keluhan kelelahan mata didapatkan dengan cara memberikan

kuesioner keluhan kelelahan mata menurut Pheasant (1991). Analisis

univariat gambaran keluhan kelelahan mata pada pengguna komputer di

Accounting Group PT Bank X, Jakarta tahun 2013 dapat dilihat pada tabel

5.1.

Tabel 5.1

Gambaran Keluhan Kelelahan Mata pada Pengguna Komputer di Accounting

Group PT Bank X, Jakarta Tahun 2013

Keluhan Kelelahan Mata Frekuensi Persentase (%)

Ada 72 72

Tidak ada 28 28

Jumlah 100 100

Page 77: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

58

Berdasarkan tabel 5.1 diketahui sebagian besar pengguna komputer di

Acconting Group PT Bank X mengalami keluhan kelelahan mata (72%).

5.3.2 Gambaran Jenis Keluhan Kelelahan Mata pada Pengguna Komputer di

Accounting Group PT Bank X, Jakarta Tahun 2013

Distribusi gambaran jenis keluhan kelelahan mata pada pengguna

komputer di Accounting Group PT Bank X, Jakarta tahun 2013 dapat dilihat

pada grafik 5.1 :

Grafik 5.1

Distribusi Jenis Keluhan Kelelahan Mata pada Pengguna Komputer di

Accounting Group PT Bank X Jakarta

Tahun 2013

26.4%

65.3%

29.2%

40.3%

77.8%

48.6%

9.7%

59.7%

29.2%

Jenis Keluhan Kelelahan Mata

Page 78: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

59

Berdasarkan grafik 5.1 diketahui jenis keluhan kelelahan mata yang

paling banyak dialami oleh pengguna komputer di Accounting Group PT

Bank X, Jakarta adalah keluhan mata perih (77,8%).

5.3.3 Gambaran Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Kelelahan

Mata pada Pengguna Komputer di Accounting Group PT Bank X,

Jakarta Tahun 2013

a. Faktor Karakteristik Individu (Usia dan Kelainan Refraksi)

Tabel 5.2

Gambaran Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Faktor Karakteristik

Individu (Usia dan Kelainan Refraksi) pada Pengguna Komputer di

Accounting Group PT Bank X,

Jakarta Tahun 2013

No. Varibel Kategori Jumlah

(n)

Persentase

(%)

1. Usia

Berisiko 33 33

Tidak berisiko 67 67

Total 100 100

2. Kelainan Refraksi

Ada kelainan 68 68

Tidak ada kelainan 32 32

Total 100 100

1. Usia

Berdasarkan tabel 5.2 di atas, dapat diketahui bahwa

pengguna komputer dengan usia yang tidak berisiko (<40 tahun)

lebih banyak dari pada pengguna komputer dengan usia yang

berisiko (≥40 tahun) yaitu 67 dari 100 pengguna komputer (67%).

Page 79: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

60

2. Kelainan Refraksi

Berdasarkan tabel 5.2 di atas, dapat diketahui bahwa

pengguna komputer yang memiliki kelainan refraksi lebih banyak

dari pada pengguna komputer yang tidak memiliki kelainan refraksi

yaitu 68 dari 100 pengguna komputer (68%).

b. Faktor Pekerjaan (Jarak Monitor)

Tabel 5.3

Gambaran Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Faktor Pekerjaan (Jarak

Monitor) pada Pengguna Komputer di Accounting Group

PT Bank X Jakarta Tahun 2013

Varibel Kategori Jumlah

(n)

Persentase

(%)

Jarak Monitor

Berisiko 19 19

Tidak Berisiko 81 81

Total 100 100

Berdasarkan tabel 5.3 di atas, dapat diketahui bahwa pengguna

komputer dengan jarak monitor tidak berisiko (≥ 50 cm) lebih banyak dari

pada pengguna komputer dengan jarak monitor yang berisiko (< 50 cm)

yaitu 81 dari 100 pengguna komputer (81%).

Page 80: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

61

c. Faktor Lingkungan Kerja (Tingkat Pencahayaan)

Tabel 5.4

Gambaran Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Lingkungan Kerja

(Tingkat Pencahayaan) pada Pengguna Komputer di Accounting

Group PT Bank X, Jakarta Tahun 2013

Varibel Kategori Jumlah

(n)

Persentase

(%)

Tingkat

Pencahayaan

Berisiko 61 61

Tidak berisiko 39 39

Total 100 100

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.4 diketahui bahwa

tingkat pencahayaan pada meja pengguna komputer yang berisiko (<500

lux) sebanyak 61%. Sedangkan meja pengguna komputer yang memiliki

tingkat pencahayaan yang tidak berisiko (≥500 lux) sebanyak 39%.

5.4 Analisis Bivariat

5.4.1 Hubungan antara Usia dengan Keluhan Kelelahan Mata pada Pengguna

Komputer di Accounting Group PT Bank X, Jakarta Tahun 2013

Distribusi pengguna komputer di Accounting Group PT Bank X,

Jakarta berdasarkan hubungan antara usia dengan keluhan kelelahan mata

dapat dilihat pada tabel 5.5.

Page 81: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

62

Tabel 5.5

Analisis Hubungan antara Usia dengan Keluhan Kelelahan Mata pada

Pengguna Komputer di Accounting Group

PT Bank X Jakarta Tahun 2013

Usia

Keluhan Kelelahan Mata Total Pvalue

Ada Tidak Ada

n % n % N %

Berisiko 27 81.8 6 18.2 33 100

0.158 Tidak

Berisiko 45 67.2 22 32.8 67 100

Total 72 72 28 28 100 100

Data pada tabel 5.5 di atas menunjukan dari 33 pengguna komputer

yang usia berisiko, sebanyak 27 pengguna komputer (81,8%) yang mengalami

keluhan kelelahan mata. Sedangkan pengguna komputer yang usia tidak

berisiko sebanyak 45 pengguna komputer (67,2%) yang mengalami keluhan

kelelahan mata.

Dari hasil uji statistik, didapatkan Pvalue sebesar 0,158. Artinya

adalah pada α 5% dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara usia dengan keluhan kelelahan mata pada pengguna

komputer di Accounting Group PT Bank X.

Page 82: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

63

5.4.2 Hubungan antara Kelainan Refraksi dengan Keluhan Kelelahan Mata

pada Pengguna Komputer di Accounting Group PT Bank X, Jakarta

Tahun 2013

Distribusi pengguna komputer di Accounting Group PT Bank X

berdasarkan hubungan antara kelainan refraksi dengan keluhan kelelahan

mata dapat dilihat pada tabel 5.6 berikut :

Tabel 5.6

Analisis Hubungan antara Kelainan Refraksi dengan Keluhan

Kelelahan Mata pada Pengguna Komputer di Accounting

Group PT Bank X, Jakarta Tahun 2013

Kelainan

Refraksi

Keluhan Kelelahan Mata Total Pvalue

Ada Tidak Ada

n % N % N %

Ada 54 79.4 14 20.6 68 100

0.030 Tidak Ada 18 56.2 14 43.8 32 100

Total 72 72 28 28 100 100

Data di atas menunjukan dari 68 pengguna komputer yang mengalami

kelainan refraksi, sebanyak 54 pengguna komputer (79,4%) yang mengalami

keluhan kelelahan mata. Sedangkan pengguna komputer yang tidak

mengalami kelainan refraksi sebanyak 18 pengguna komputer (56,2%) yang

mengalami keluhan kelelahan mata.

Dari hasil uji statistik, didapatkan Pvalue sebesar 0,030. Artinya

adalah pada α 5% dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna

Page 83: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

64

antara kelainan refraksi dengan keluhan kelelahan mata pada pengguna

komputer di Accounting Group PT Bank X.

5.4.3 Hubungan antara Jarak Monitor dengan Keluhan Kelelahan Mata pada

Pengguna Komputer di Accounting Group PT Bank X, Jakarta Tahun

2013

Distribusi pengguna komputer di Accounting Group PT Bank X

berdasarkan hubungan antara jarak monitor dengan keluhan kelelahan mata

dapat dilihat pada tabel 5.7 berikut :

Tabel 5.7

Analisis Hubungan antara Jarak Monitor dengan Keluhan Kelelahan

Mata pada Pengguna Komputer di Accounting Group

PT Bank X Jakarta Tahun 2013

Jarak

Monitor

Keluhan Kelelahan Mata Total Pvalue

Ada Tidak Ada

n % n % N %

Berisiko 17 89.5 2 10.5 19 100

0.087

Tidak

Berisiko

55 67.9 26 32.1 81 100

Total 72 72 28 28 100 100

Data di atas menunjukan dari 19 pengguna komputer yang bekerja

dengan jarak monitor berisiko, sebanyak 17 pengguna komputer (89,5%) yang

mengalami keluhan kelelahan mata. Sedangkan pengguna komputer yang

Page 84: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

65

bekerja dengan jarak monitor tidak berisiko, sebanyak 55 pengguna komputer

(67,9%) yang mengalami keluhan kelelahan mata.

Dari hasil uji statistik, didapatkan Pvalue sebesar 0,087. Artinya

adalah pada α 5% dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara jarak monitor dengan keluhan kelelahan mata pada pengguna

komputer di Accounting Group PT Bank X.

5.4.4 Hubungan antara Tingkat Pencahayaan dengan Keluhan Kelelahan

Mata pada Pengguna Komputer di Accounting Group PT Bank X,

Jakarta Tahun 2013

Distribusi pengguna komputer di Accounting Group PT Bank X

berdasarkan hubungan antara tingkat pencahayaan dengan keluhan kelelahan

mata dapat dilihat pada tabel 5.8 berikut :

Tabel 5.8

Analisis Hubungan antara Tingkat Pencahayaan dengan Keluhan Kelelahan

Mata pada Pengguna Komputer di Accounting Group

PT Bank X Jakarta Tahun 2013

Tingkat

Pencahayaan

Keluhan Kelelahan Mata Total Pvalue

Ada Tidak Ada

n % n % N %

Berisiko 51 83.6 10 16.4 61 100

0.003 Tidak

Berisiko 21 53.8 18 46.2 39 100

Total 72 72 28 28 100 100

Page 85: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

66

Data pada tabel 5.8 di atas menunjukan dari 61 pengguna komputer

yang bekerja dengan tingkat pencahayaan berisiko, sebanyak 51 pengguna

komputer (83,6%) yang mengalami keluhan kelelahan mata. Sedangkan

pengguna komputer yang bekerja dengan tingkat pencahayaan tidak berisiko,

sebanyak 21 pengguna komputer (53,8%) yang mengalami keluhan kelelahan

mata.

Dari hasil uji statistik, didapatkan Pvalue sebesar 0,003. Artinya

adalah pada α 5% dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna

antara tingkat pencahayaan dengan keluhan kelelahan mata pada pengguna

komputer di Accounting Group PT Bank X.

Page 86: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

67

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Faktor risiko yang diteliti sulit diukur secara akurat karena keterbatasan

peneliti dan di lapangan, seperti :

a. Keluhan kelelahan mata yang diukur hanyalah keluhan secara subjektif yang

dirasakan oleh pekerja. Untuk penelitian selanjutnya pengukuran keluhan

kelelahan mata dilakukan secara lengkap misalnya seperti pemeriksaan

klinis.

b. Variabel kelainan refraksi yang diukur hanya dengan snellen chart oleh

peneliti dan tidak dianalisis mengenai status refraksi. Untuk penelitian

selanjutnya pengukuran kelainan refraksi dapat dilakukan secara lengkap

misalnya seperti pemeriksaan klinis oleh dokter mata.

6.2 Keluhan Kelelahan Mata pada Pengguna Komputer di Accounting Group

PT Bank X, Jakarta Tahun 2013

Kelelahan mata menurut Ilyas (1991) disebabkan oleh stres yang terjadi

pada fungsi penglihatan. Stres pada otot akomodasi dapat terjadi pada saat

seseorang berupaya untuk melihat pada objek berukuran kecil dan pada jarak

yang dekat dalam waktu yang lama. Pada kondisi demikian, otot-otot mata akan

bekerja secara terus menerus dan lebih dipaksakan. Ketegangan otot-otot

Page 87: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

68

pengakomodasi (otot-otot siliar) makin besar sehingga terjadi peningkatan asam

laktat dan sebagai akibatnya terjadi kelelahan mata, stres pada retina dapat

terjadi bila terdapat kontras yang berlebihan dalam lapangan penglihatan dan

waktu pengamatan yang cukup lama.

Manifestasi kelelahan mata sebagian tergantung dari pemakaian kedua

mata, sebagian dari kemampuan alat penglihatan dan sebagian lagi dari

kemampuan sesorang untuk mempertahankan usaha yang terus menerus tanpa

menjadi lelah. Menurut Donders, kelelahan mata sendiri sebenarnya adalah

kelelahan otot, karena kelebihan beban pada otot siliar. Kemudian baru

ditambahkan kelelahan dari saraf yang mengatur pergerakan bola mata untuk

mempertahankan konvergensi (Ivone, 2004).

Hasil penelitian yang dilakukan pada pengguna komputer di Accounting

Group PT Bank X, sebagian besar pengguna komputer mengalami keluhan

kelelahan mata (72%) sedangkan sebanyak 28% tidak mengeluhkan keluhan

kelelahan mata, hal ini mungkin disebabkan mata responden tidak mengalami

kelainan refraksi dan tingkat pencahayaan yang sudah sesuai standar di meja

kerjanya. Selain itu bisa disebabkan karena pengguna responden kurang fokus

dalam bekerja, sehingga otot mata nya tidak bekerja terlalu kuat. Jenis keluhan

yang paling banyak dialami adalah mata perih (77,8%). Menurut Ilyas (1991)

orang yang berusia 40 tahun atau lebih, akan memberikan keluhan berupa mata

yang sering terasa perih, mata berair dan mata lelah. Hal ini disebabkan karena

dengan bertambahnya usia maka setiap lensa akan mengalami kemunduran

Page 88: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

69

kemampuan untuk mencembung atau berkurangnya daya akomodasi. Pheasant

(1991) juga mengungkapkan bahwa lensa menjadi lebih kaku dengan

berjalannya usia. Sehingga ketegangan otot mata yang lebih besar diperlukan

untuk akomodasi.

Gangguan pada akomodasi mata akan menimbulkan keluhan kelelahan

mata (Ilyas, 1991). Dari hasil penelitian di Accounting Group PT Bank X

Jakarta diketahui bahwa responden yang mengalami kelainan refraksi dan

mengalami keluhan kelelahan mata sebanyak 79,4%.

Penggunaan komputer dalam jarak dekat juga mempengaruhi terjadinya

keluhan kelelahan mata karena mata akan terus menerus berakomodasi.

Kenyamanan penglihatan dan postur yang baik tergantung pada jarak antara

layar monitor dengan mata. Untuk bekerja dengan menggunakan komputer

jarak antara mata dengan layar komputer minimum adalah 50cm (Pheasant,

2003). Hasil penelitian pada pengguna komputer di Accounting Group PT Bank

X menunjukkan bahwa responden sebagian besar bekerja dengan jarak monitor

≥ 50 cm. Responden yang bekerja dengan jarak layar monitor ≥ 50 cm atau

<50 cm juga mengalami keluhan kelelahan mata.

Menurut Soeripto (2008) kondisi lingkungan kerja yang suram atau

pencahayaan yang kurang dapat menyebabkan terjadinya ketegangan mata dan

mempercepat terjadinya keluhan kelelahan mata karena tenaga kerja akan

berupaya melihat pekerjaannya dengan sebaik-baiknya, dengan cara

berakomodasi secara terus menerus. Hasil uji statistik menunjukkan ada

Page 89: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

70

hubungan yang signifikan antara tingkat pencahayaan dengan keluhan

kelelahan mata. Untuk itu kondisi pencahayaan harus sesuai dengan

karakteristik pekerjaanya agar tidak menurunkan ketelitian, memperpanjang

waktu kerja, menurunkan hasil produksi dan cenderung terjadinya kecelakaan

maupun terganggunya kesehatan kerja.

Menurut Lipson (2008), untuk mengurangi dan mencegah terjadinya

kelelahan mata maka lakukanlah istirahat. Istirahatkanlah pendangan dari layar

monitor 2 – 3 menit setiap 30 menit. Saat istirahat, fokuskan pandangan pada

sesuatu di jarak yang jauh dan bila memungkinkan berjalanlah di sekitar tempat

kerja. Selain itu penggunaan antiglare pada layar monitor juga dapat

meminimalisir kejadian keluhan kelelahan mata.

6.3 Hubungan antara Usia dengan Keluhan Kelelahan Mata pada Pengguna

Komputer di Accounting Group PT Bank X, Jakarta Tahun 2013

Usia adalah salah satu faktor risiko terjadinya kelelahan mata. Menurut

Ilyas (1991) dengan bertambahnya usia maka setiap lensa akan mengalami

kemunduran kemampuan untuk mencembung atau berkurangnya daya untuk

akomodasi. Orang yang berusia 40 tahun atau lebih, akan memberikan keluhan

berupa mata lelah, berair, dan sering terasa perih. Pheasant (1991) juga

mengungkapkan bahwa lensa menjadi lebih kaku dengan berjalannya usia.

Sehingga ketegangan otot yang lebih besar diperlukan untuk akomodasi, dan

Page 90: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

71

bekerja dekat menjadi lebih melelahkan. Titik terdekat untuk melihat menjadi

semakin sulit dan kesulitan untuk fokus.

Dari hasil analisis bivariat dalam penelitian ini nilai Pvalue = 0,158

yang artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara usia dengan keluhan

kelelahan mata. Hasil penelitian selaras dengan hasil penelitian oleh

Dhiparswastika (2011) dimana tidak ada hubungan yang bermakna antara usia

dengan keluhan kelelahan mata dengan Pvalue = 0,635.

Hal ini mungkin disebabkan karena penggunaan komputer berusia <40

tahun maupun pengguna komputer yang berusia ≥40 tahun mendapatkan

intensitas cahaya yang kurang. Intensitas cahaya yang kurang dapat

meyebabkan terjadinya keluhan kelelahan mata. Soeripto (2008) menjelaskan

bahwa umumnya di dalam kondisi lingkungan kerja yang suram, tenaga kerja

akan berupaya untuk dapat melihat pekerjaannya dengan sebaik-baiknya,

dengan cara berakomodasi secara terus menerus. Upaya demikian akan

menyebabkan terjadinya ketegangan mata dan kelelahan pada mata.

6.4 Hubungan antara Kelainan Refraksi dengan Keluhan Kelelahan Mata

pada Pengguna Komputer di Accounting Group PT Bank X, Jakarta

Tahun 2013

Kelainan refraksi merupakan salah satu faktor risiko terjadinya

kelelahan mata. Menurut Ilyas (1997), kelelahan mata didapatkan pada kelainan

refraksi yang tidak dikoreksi dengan benar. Pemeriksaan fungsi mata pada

Page 91: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

72

pengguna komputer diperlukan karena komputer berpengaruh terhadap

kesehatan mata. (Fauzia, 2004).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Abdelaziz et al (2009) dalam

Setiawan (2012) pada pengguna komputer di Nigeria, ada hubungan yang

signifikan antara penggunaan komputer dengan menurunnya ketajaman

penglihatan yang diawali dengan keluhan kelelahan mata.

Pada penelitian lain dibuktikan bahwa para pengguna komputer selain

melihat pada monitor juga harus melihat ke keyboard dan dokumen atau

manuskrip. Keadaan ini menyebabkan intensitas pergerakkan bola mata 2,5 kali

lebih besar dibandingkan saat membaca dan menulis. Hal ini tentunya ikut

berperan serta menambah kelelahan pada mata (Fauzia, 2004).

Pada waktu kita melihat suatu objek yang dekat dengan jelas, mata perlu

melakukan akomodasi dan konvergensi. Akomodasi adalah kemampuan

seseorang untuk mempertahankan fokus pada waktu melihat satu objek yang

jauh kemudian objek tersebut digerakkan ke arah yang lebih dekat dan masih

dapat terlihat jelas, sebagai hasil kerja otot dalam dan otot luar bola mata. Daya

konvergensi adalah kemampuan seseorang untuk dapat mempertahankan

akomodasinya untuk melihat jarak terdekat yang menghasilkan bayangan

tunggal (Fauzia, 2004).

Untuk dapat melihat dekat dengan nyaman dan tahan lama harus

mempunyai koordinasi dari binocular vision yang baik, yaitu waktu seseorang

melihat suatu objek yang menjadi pusat perhatian dengan kedua mata, dan

Page 92: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

73

menerima bayangan objek di kedua mata, yang akan diinterpretasikan sebagai

bayangan tunggal. Binokularitas seseorang tergantung dari ketajaman

penglihatan yang seimbang dan baik, alignment yang baik dan susunan saraf

pusat yang baik pula. Bila salah satu tak berkembang dengan baik maka

binokularitas seseorang tak akan sempurna (Fauzia, 2004).

Selain kelainan refraksi yang tidak terkoreksi dengan tepat, pengguna

komputer yang tidak memiliki kelainan refraksi pun harus bekerja dengan

melihat pada jarak dekat dan lama. Mata harus berakomodasi terus menerus

yang menyebabkan pergeseran diafragma iris lensa ke arah depan;

mengakibatkan spasme otot-otot siliar. Untuk kembali ke posisi diafragma

semula memerlukan waktu pemulihan yang lebih panjang. Hal ini

menyebabkan penurunan amplitudo akomodasi dari pekerja komputer dan

menyebabkan miopia sementara (Fauzia, 2004).

Dari hasil analisis bivariat untuk variabel kelainan refraksi, didapatkan

bahwa 54 pengguna komputer (79,4%) dengan kelainan refraksi mengalami

keluhan kelelahan mata. Hasil analisis juga menunjukkan adanya hubungan

yang bermakna antara kelainan refraksi dengan keluhan kelelahan mata (Pvalue

= 0,030). Hasil penelitian selaras dengan penelitian Yeow dan Taylor (1991)

dalam Bridger (2003) melaporkan bahwa hingga 30% penduduk Amerika

Serikat yang bekerja dan diperkirakan memiliki kelainan refraksi banyak yang

mengalami keluhan kelelahan mata ketika saat bekerja menggunakan komputer

untuk waktu yang lama dibandingkan dengan pekerja yang tidak mengalami

Page 93: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

74

kelainan refraksi. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2012)

juga menunjukkan adanya hubungan antara kelainan refraksi dengan keluhan

kelelahan mata yang dirasakan pekerja yang bekerja menggunakan komputer

dengan Pvalue = 0,030.

Pengguna komputer di Accounting Group PT Bank X saat dilakukan

pemeriksaan sebagian besar mengalami kelainan refraksi (68%). Kelainan

refraksi yang dialami pengguna komputer di Accounting Group PT Bank X

terdapat kemungkinan merupakan kelainan refraksi sementara. Karena menurut

Fauzia (2004), pengguna komputer yang tidak memiliki kelainan refraksi dapat

mengalami kelainan refraksi yang berupa miopia sementara. Miopia sementara

terjadi karena mata pengguna komputer harus berakomodasi terus menerus

yang menyebabkan pergeseran diafragma iris lensa ke arah depan dan

mengakibatkan spasme otot-otot siliar. Sehingga dibutuhkan waktu pemulihan

yang lebih panjang untuk kembali ke posisi diafragma semula.

Pengguna komputer di Accounting Group PT Bank X mengakui bahwa

tidak memeriksakan matanya secara berkala. Selain itu, perusahaan hanya

melakukan pemeriksaan mata pada saat sebelum bekerja (Pre Requirement).

Menurut Suma’mur (1989), untuk perlindungan fungsi mata dan kelestarian

pekerjaan, fungsi mata harus diperiksa sehingga terdapat fungsi mata yang tepat

untuk pekerjaan yang tepat. Dalam hal ini, sangat penting pemeriksaan mata

sebelum kerja. Selanjutnya, perlu diadakan pemeriksaan berkala untuk

mengetahui keadaan fungsi mata secara periodik. Pemeriksaan dapat dilakukan

Page 94: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

75

ke dokter spesialis mata secara rutin paling sedikit satu tahun sekali. Apalagi

bila timbul keluhan (Fauzia, 2004). Hal ini juga selaras dengan pernyataan

Sunarmi (1997) bahwa pmeriksaan kesehatan mata minimal satu kali dalam

setahun, sehingga apabila ditemukan kelainan visus dapat segera ditanggulangi.

Untuk mengurangi terjadinya keluhan kelelahan mata, selain

dilakukannya pemeriksaan mata, menurut Suma’mur (1996) perlu adanya

pemindahan tenaga kerja dengan visus yang setinggi- tingginya. Jadi tenaga

kerja yang berusia muda, yang apabila usianya makin bertambah, dapat

dipindahkan kepada pekerjaan yang kurang diperlukan ketelitian.

6.5 Hubungan antara Jarak Monitor dengan Keluhan Kelelahan Mata pada

Pengguna Komputer di Accounting Group PT Bank X, Jakarta Tahun 2013

Kenyamanan penglihatan dan postur yang baik tergantung pada jarak

antara layar monitor dengan mata. Untuk bekerja menggunakan komputer jarak

antara mata dengan layar komputer minimum 50cm (Pheasant, 2003). Hal ini

juga selaras dengan yang dijelaskan oleh Occupational Safety and Health

Association (OSHA) yaitu saat pekerja bekerja menggunakan komputer jarak

antara mata terhadap layar monitor sekurang-kurangnya adalah 20 inch atau 50

cm (OSHA, 1997).

Dari hasil analisis bivariat untuk variabel jarak monitor, didapatkan

bahwa pengguna komputer yang bekerja dengan jarak monitor yang berisiko

atau <50 cm yaitu 89,5% maupun pengguna komputer dengan jarak monitor

Page 95: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

76

tidak berisiko atau ≥50 cm yaitu 67,9% sebagian besar mengalami keluhan

kelelahan mata. Hasil analisis juga menunjukkan tidak adanya hubungan yang

bermakna antara jarak monitor dengan keluhan kelelahan mata (Pvalue =

0,087).

Hasil penelitian ini tidak selaras dengan penelitian oleh Jaschinski-

Kruza (1991) dalam Bridger (2003) yang menunjukkan bahwa pekerja sehat

dan tidak mengeluhkan kelelahan mata ketika bebas untuk mengatur jarak

pandang mereka sendiri yaitu jarak antara 51 cm sampai dengan 99cm. Hal ini

mungkin disebabkan karena pengguna komputer yang bekerja dengan jarak

monitor ≥50cm dan mengalami keluhan kelelahan mata terjadi karena adanya

faktor pencahayaan yang kurang sehingga tetap mengalami keluhan kelelahan

mata. Suma’mur (1996) menyatakan bahwa pencahayaan yang baik

memungkinkan tenaga kerja melihat objek-objek yang dikerjakannya secara

jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya yang tidak perlu. Selain itu pencahayaan

yang buruk menyebabkan kelelahan mata dengan berkurangnya daya dan

efisiensi kerja. Sehingga jika pencahayaan yang diterima tidak optimal maka

akan menimbulkan kelelahan mata. Selain pencahayaan yang optimal,

seharusnya perusahaan memberikan informasi mengenai postur ergonomis

ketika bekerja menggunakan komputer karena berdasarkan observasi yang

peneliti lakukan, para pekerja tidak tahu mengenai postur ergonomis ketika

bekerja. Informasi tersebut dapat disampaikan saat briefing sebelum bekerja.

Page 96: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

77

Selain itu informasi juga dapat diberikan dalam bentuk media cetak yang

diletakkan pada setiap meja pekerja.

6.6 Hubungan antara Tingkat Pencahayaan dengan Keluhan Kelelahan Mata

pada Pengguna Komputer di Accounting Group PT Bank X Jakarta Tahun

2013

Pencahayaan merupakan suatu aspek lingkungan fisik yang penting bagi

keselamatan dan kesehatan kerja. Beberapa penelitian membuktikan bahwa

pencahayaan yang tepat dan disesuaikan dengan pekerjaan berakibat produksi

yang maksimal dan ketidakefisienan yang minimal, dan pencahayaan yang baik

merupakan usaha preventif (Suma’mur, 1993). Soeripto (2008) juga

menjelaskan bahwa apabila intensitas pencahayaan tidak memadai (suram atau

menyilaukan), maka dapat menyebabkan produktivitas tenaga kerja menurun

atau menjadi rendah.

Pencahayaan untuk membaca dari hardcopy dan dari komputer jelas

berbeda. Persyaratan pencahayaan di kantor yang terlalu terang dapat

menimbulkan risiko dalam pekerjaan yang menggunakan komputer (NIOSH,

1999). Standar pencahayaan yang sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan

No.1405 tahun 2002 tentang persyaratan kesehatan lingkungan kerja

perkantoran dan industri, bahwa untuk pekerjaan kantor yang menggunakan

komputer membutuhkan tingkat pencahayaan minimal 500 lux.

Menurut CIE (1975) dan ISO 8995 dalam Pheasant (1991) standar

pencahayaan minimal untuk pengguna komputer di kantor adalah 500 lux. Hal

Page 97: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

78

ini juga sesuai dengan Stammerjhon (1981) dalam WHO (1987), Pheasant

(1991) dan Grandjean (2003) bahwa standar pencahayaan untuk pengguna

komputer di kantor adalah 500-700 lux.

Pencahayaan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat objek-

objek yang dikerjakannya dengan jelas, cepat, dan tanpa upaya-upaya yang

tidak perlu. Lebih dari itu, pencahayaan yang memadai memberikan kesan

pemandangan yang lebih baik dan keadaan lingkungan yang menyegarkan

(Suma’mur, 1996).

Permasalahan pencahayaan meliputi kemampuan manusia untuk melihat

sesuatu, sifat-sifat dari indra penglihat, usaha-usaha yang dilakukan untuk

melihat objek lebih baik dan pengaruh pencahayaan terhadap lingkungan. Suatu

hal yang perlu diperhatikan adalah kenapa seseorang melihat suatu objek

dengan mudah dan cepat, sedangkan yang lainnya harus dengan berusaha keras,

sedangkan lainnya tidak terlihat sama sekali (Suma’mur, 1996).

Upaya mata yang melelahkan dapat menyebabkan kelelahan mata.

Gejala-gejalanya meliputi sakit kepala, penurunan daya konsentrasi dan

kecepatan berpikir. Lebih dari itu, bila pekerja mencoba mendekatkan matanya

terhadap objek untuk memperbesar ukuran benda, maka akomodasi lebih

dipaksa, dan mungkin terjadi penglihatan rangkap atau kabur. Kejadian ini

disertai pula dengan perasaan sakit kepala di daerah atas mata (Suma’mur,

1996).

Page 98: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

79

Dari hasil analisis bivariat untuk variabel tingkat pencahayaan

didapatkan bahwa 51 pengguna komputer (83,6%) dengan tingkat pencahayaan

berisiko (<500 lux) mengalami keluhan kelelahan mata. Hasil analisis juga

menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pencahayaan

dengan keluhan kelelahan mata (Pvalue = 0,003). Hasil penelitian ini selaras

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prayitno (2008) bahwa ada

hubungan yang signifikan antara tingkat pencahayaan dengan keluhan

kelelahan mata (Pvalue = 0,010).

Tingkat pencahayaan di Accounting Group PT Bank X belum

sepenuhnya memadai. Masih terdapat lampu yang padam dan belum diperbaiki.

Perlu diperhatikan untuk segera mengganti lampu yang padam. Pemeriksaan

terhadap lampu yang rusak dan padam juga harus dilakukan. Hal ini juga

memerlukan peran serta pekerja di Accounting Group PT Bank X untuk

memantau kondisi lampu di ruangan dan melaporkannya.

Selain masalah lampu yang padam, penataan lampu juga seharusnya

sesuai dengan letak meja pengguna komputer sehingga pencahayaan dapat

terdistribusi secara merata. Pengguna komputer dengan tingkat pencahayaan <

500 lux sebagian besar jauh dengan lampu dan terdapat lampu yang padam di

atas meja kerjanya.

Jika mendesain ulang kembali letak meja pengguna komputer dan letak

sumber pencahayaan tidak memungkinkan, maka penambahan lampu meja

dapat dilakukan untuk melindungi pekerja dari kelelahan mata yang diakibatkan

Page 99: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

80

buruknya pencahayaan karena pencahayaan yang baik memungkinkan tenaga

kerja melihat objek-objek yang dikerjakannya secara jelas, cepat dan tanpa

upaya-upaya yang tidak perlu. Lebih dari itu, pencahayaan yang memadai

memberikan kesan pemandangan yang lebih baik dan keadaan lingkungan yang

menyegarkan. Selain itu, pencahayaan yang buruk menyebabkan kelelahan

mata dengan berkurangnya daya dan efisiensi kerja (Suma’mur, 1996).

Page 100: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

81

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Accounting Group PT

Bank X Jakarta, maka ditarik simpulan sebagai berikut :

1. Gambaran pengguna komputer yang mengalami keluhan kelelahan mata

sebanyak 72%.

2. Gambaran pengguna komputer berdasarkan faktor karakteristik individu

(usia dan kelainan refraksi) adalah sebagai berikut:

a. Sebanyak 33% pengguna komputer berusia berisiko (≥40 tahun) dan

67% pengguna komputer berusia tidak berisiko (<40 tahun).

b. Sebanyak 68% pengguna komputer memiliki kelainan refraksi dan

32% pengguna komputer tidak memiliki kelainan refraksi.

3. Gambaran pengguna komputer berdasarkan faktor pekerjaan (jarak monitor)

adalah sebanyak 19% pengguna komputer bekerja dengan jarak monitor

berisiko dan 81% pengguna komputer bekerja dengan jarak monitor tidak

berisiko.

4. Gambaran pengguna komputer berdasarkan faktor lingkungan kerja (tingkat

pencahayaan) adalah sebanyak 61% pengguna komputer bekerja dengan

tingkat pencahayaan berisiko dan 39% pengguna komputer bekerja dengan

tingkat pencahayaan tidak berisiko.

Page 101: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

82

5. Faktor yang berhubungan dengan keluhan kelelahan mata pada pengguna

komputer adalah kelainan refraksi dan tingkat pencahayaan.

6. Faktor yang tidak berhubungan dengan keluhan kelelahan mata pada

pengguna komputer adalah usia dan jarak monitor.

7.2 Saran

1. Bagi Pekerja

Pekerja disarankan untuk mengurangi pajanan dengan komputer

dengan cara mengurangi lama paparan (lama menatap komputer atau

bekerja) dengan melakukan istirahat secara berkala agar ada jeda waktu bagi

otot-otot mata untuk beristirahat.

2. Bagi Perusahaan

a. Melengkapi setiap layar monitor dengan antiglare untuk

meminimalisasi silau yang ditimbulkan oleh layar monitor.

b. Melakukan sosialisasi terhadap pekerja terkait waktu istirahat yang

tepat di tengah-tengah penggunaan komputer. Seperti menggunakan

sistem peringatan istirahat yang dapat muncul di layar monitor setiap

pekerja agar pekerja dapat mengistirahatkan pandangannya dari layar

komputer.

c. Melakukan penerapan pencahayaan di ruang kerja sesuai dengan

standar yaitu minimal 500 lux.

Page 102: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

83

d. Melakukan pergantian terhadap lampu yang mulai tidak berfungsi,

seperti lampu yang berkedip dan lampu yang padam.

e. Melakukan pemeriksaan mata pada pekerja setidaknya satu tahun

sekali agar kelainan refraksi pada mata pekerja bisa diminimalisir.

f. Melakukan pemindahan tenaga kerja dengan visus yang setinggi-

tingginya. Jadi tenaga kerja yang berusia muda, yang apabila usianya

makin bertambah, dapat dipindahkan kepada pekerjaan yang kurang

diperlukan ketelitian.

3. Bagi Peneliti Lain

a. Bagi peneliti lain diharapkan bisa meneliti variabel-variabel lain yang

mungkin berhubungan dengan keluhan kelelahan mata.

b. Bagi peneliti lain diharapkan dapat meneliti lebih dalam mengapa

terdapat 28% pengguna komputer yang tidak mengalami keluhan

kelelahan mata.

Page 103: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standardisasi Nasional (BSN). 2004. Standar Nasional Indonesia (SNI) No.

16-7062-2004 Tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja.

Bridger, R.S. 2003. Introduction to ergonomics, 2nd edition. London: Taylor and

Francis

Dhiparswastika, Kirani Suci. 2011. “Hubungan Tingkat Pencahayaan di Tempat

Kerja dengan Keluhan Kelelahan Visual Pada Pekerja Bagian Pengawasan

Mutu/ Quality Control Tekstil Area Spinning 1 dan Weaving 2 di PT Argo

Pantes Tbk, Tangerang”. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Jakarta.

Fauzia, Irawaty. 2004. “Upaya tuk mengurangi kelelahan mata pada tenaga kerja

yang menggunakan komputer di rumah sakit “X” Jakarta 2003”. Tesis.

Fakultas Kedokteran. Universitas Indonesia. Jakarta.

Firdaus, Fikri. 2013. Analisis Faktor Risiko Ergonomi Terhadap Munculnya Keluhan

Computer Vision Syndrom (CVS) pada Pekerja Pengguna Komputer yang

Berkacamata dan Pekerja yang Tidak Berkacamata di PT X Tahun 2013.

Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia. Depok.

Gibson, John MD. 1995. Anatomi dan fisiologi modern untuk perawat (Modern

Physiology and Anatomy for nurses), Edisi 2. Jakarta. Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Grandjean, E. 2003. Ergonomics in computerized offices. London: Taylor and

Francis.

Hana, Liliana. 2008. “Tinjauan Tingkat Pencahayaan dan Keadaan Visual Display

Terkait Keluhan Subyektif Kelelahan Mata pada Pekerja yang Menggunakan

Komputer di Ruang Kantor PT Bridgestone Tire Indonesia Bekasi Plant

Bulan Desember Tahun 2008”. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Universitas Indonesia, Depok.

Hapsari, Endah. 2012. Lama di Depan Komputer, Siap-siap hadapi Masalah Ini.

Republika. Dari : http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-

sehat/12/07/30/m7z3ya-lama-di-depan-komputer-siapsiap-hadapi-masalah-

ini. diunggah pada tamggal 18 Mei 2013 jam 09:37.

Page 104: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

Ilyas, Elhamy. 1989. Ergonomic. Surabaya. Balai Hiperkes dan Kesehatan Kerja.

Ilyas, Sidarta. 1985. Kedaruratan dalam Ilmu Penyakit Mata. Jakarta. Balai Penerbit

FKUI

__________. 1991. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Jakarta. Balai Penerbit FKUI

__________. 1997. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta. Balai Penerbit FKUI

Ivone, July. 2004. “Hubungan Kelelahan Mata dengan Produktivitas Tenaga Kerja di

Bagian Insoeksi Perusahaan Tekstil PT. X, Bandung”. Tesis. Fakultas

Kedokteran. Universitas Indonesia. Depok.

Kevin Patton dan Gary Thibodeau. 2010. Anthony’s Textbook of Anatomy 7

Physiology, 19th Edition. Mosbie Elsevier. United States of America.

Lipson, Michael J. 2008. Help the computer eyes. University of Michigan Kellogs Eye

Center. Dari : http://www.kellogg.umich.edu/patientcare/ conditions /ATE.

computer. eyes.html . Diunggah pada tanggal 8 April 2013 jam 14;17.

Maryamah, Siti. 2011. “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Kelelahan

Mata pada Pengguna Komputer di Bagian Outbound Call Gedung Graha

Telkom BSD (Bumi Serpong Damai) Tangerang Tahun 2011”. Skripsi.

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah, Jakarta.

National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH). 1999. NIOSH

Publications on Video Display Terminals. Third edition. U.S. Department of

Health and Human Services.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nourmayanti, Dian. 2010. “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan

Kelelahan Mata pada Pekerja Pengguna Komputer di Corporate Customer

Care Center (C4) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Tahun 2009. Skripsi.

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Occupational Safety and Health Administration (OSHA). 1997. Working Safely with

Video Display Terminal. U.S Department of Labor, 3092. Dari :

http://www.osha.gov/Publications/osha3092.pdf. Diunggah pada tanggal 26

April 2013 pukul 09:02.

Pheasant, Stephen. 1991. Ergonomic: Work and Health. Maryland: Aspen Publishers.

Page 105: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

______________. 2003. Body space: Anthropometry, Ergonomics and the Design of

Work: Second edition. London: Taylor and Francis.

Prayitno, Budi. 2008. “Hubungan Pencahayaan Dengan Kelelahan Mata Pada

Pengguna Komputer di Kelurahan Pondok Cina Depok Tahun 2008. Skripsi.

Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia, Depok.

Republik Indonesia. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1405/menkes/sk/xi/02 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja

Perkantoran dan Industri.

Roestijawati, Nendyah. 2007. Sindrom Dry Eye pada Pengguna Visual Display

Terminal (VDT). Cermin Dunia Kedokteran Vol. 34 No. 1/154.

Rustiati, Sri. 1999. Masalah Kelelahan Mata pada Tenaga Kerja yang

Mengoperasikan Komputer di PT N K Jakarta Tahun 1997 serta Upaya

mengatasinya. Tesis. Program Studi Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

Universtas Indonesia. Jakarta.

Setiawan, Iwan. 2012. “Analisis Hubungan Faktor Karakteristik Pekerja, Durasi

Kerja, Alat Kerja, dan Tingkat Pencahayan dengan Keluhan Subjektif

Kelelahan Mata Pada Pengguna Komputer di PT. Surveyor Indonesia Tahun

2012. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia,

Depok.

Silaban, Cornelius. 2013. “Gambaran Intensitas Pencahayaan dan Keluhan Subyektif

Kelelahan Mata pada Pekerja di Ruang Kantor PT Pertamina (Persero)

Terminal BBM Jakarta Group Instalasi Plumpang 2012”. Skripsi. Fakultas

Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia, Depok.

Soeripto, M. 2008. Higiene Industri. Jakarta. Balai penerbit FKUI.

Suma’mur, P.K. 1989. Ergonomi untuk produktivitas kerja. Jakarta : CV Haji

Masagung.

____________. 1993. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Cetakan

keenam. Jakarta : CV Haji Masagung.

____________. 1996. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT Toko

Gunung Agung.

Sunarmi, Siti Zuriah. 1997. “Hubungan Penerangan di Tempat Kerja Terhadap

Kelelahan Mata dan Produktivitas Tenaga Kerja di Industri Konveksi PT.

Busana Rama Tekstil & Garment Tangerang”. Tesis. Program Pascasarjana

Universitas Indonesia. Program Studi Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

Hiperkes Medis. Jakarta.

Page 106: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

Sundari, KN. 2011. Keluhan Subjektif Pada Operator Komputer di Unit Pelaksaana

Teknis – Pengembangan Seni dan Teknologi Keramik dan Porselin Bali.

Jurnal Ilmiah Teknik Industri. Vol. 10. No. 2. Desember.

World Health Organization (WHO). 1987. Visual Display Terminals and Workers’

Health. Geneva: WHO Offset Publications.

Page 107: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

Lampiran 1

Page 108: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

Lampiran 2

Page 109: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

Lampiran 3

Page 110: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

Lampiran 4

OUTPUT ANALISIS UNIVARIAT

Frequency Table

Keluhan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ada 72 72.0 72.0 72.0

tidak ada 28 28.0 28.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid berisiko 33 33.0 33.0 33.0

tidak berisiko 67 67.0 67.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Refraksi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ada kelainan refraksi 68 68.0 68.0 68.0

tidak ada kelainan refraksi 32 32.0 32.0 100.0

Page 111: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

Refraksi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ada kelainan refraksi 68 68.0 68.0 68.0

tidak ada kelainan refraksi 32 32.0 32.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

jarak_monitor

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid berisiko 19 19.0 19.0 19.0

tidak berisiko 81 81.0 81.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Pencahayaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid berisiko 61 61.0 61.0 61.0

tidak berisiko 39 39.0 39.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Page 112: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

OUTPUT ANALISIS BIVARIAT

Uji Chi Square

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Usia * Keluhan 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%

Refraksi * Keluhan 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%

jarak_monitor * Keluhan 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%

Pencahayaan * Keluhan 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%

Usia * Keluhan

Crosstab

Keluhan

Total ada tidak ada

Usia berisiko Count 27 6 33

% within Usia 81.8% 18.2% 100.0%

tidak berisiko Count 45 22 67

% within Usia 67.2% 32.8% 100.0%

Total Count 72 28 100

% within Usia 72.0% 28.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 2.355a 1 .125

Continuity Correctionb 1.684 1 .194

Likelihood Ratio 2.474 1 .116

Page 113: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

Fisher's Exact Test .158 .095

Linear-by-Linear Association 2.332 1 .127

N of Valid Casesb 100

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.24.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Usia (berisiko

/ tidak berisiko) 2.200 .792 6.107

For cohort Keluhan = ada 1.218 .966 1.537

For cohort Keluhan = tidak

ada .554 .249 1.233

N of Valid Cases 100

Refraksi * Keluhan

Crosstab

Keluhan

Total ada tidak ada

Refraksi ada kelainan refraksi Count 54 14 68

% within Refraksi 79.4% 20.6% 100.0%

tidak ada kelainan refraksi Count 18 14 32

% within Refraksi 56.2% 43.8% 100.0%

Total Count 72 28 100

% within Refraksi 72.0% 28.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 5.790a 1 .016

Page 114: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

Continuity Correctionb 4.699 1 .030

Likelihood Ratio 5.581 1 .018

Fisher's Exact Test .030 .016

Linear-by-Linear Association 5.733 1 .017

N of Valid Casesb 100

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.96.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Refraksi (ada

kelainan refraksi / tidak ada

kelainan refraksi)

3.000 1.204 7.474

For cohort Keluhan = ada 1.412 1.016 1.961

For cohort Keluhan = tidak

ada .471 .256 .866

N of Valid Cases 100

jarak_monitor * Keluhan

Crosstab

Keluhan

Total ada tidak ada

jarak_monitor berisiko Count 17 2 19

% within jarak_monitor 89.5% 10.5% 100.0%

tidak berisiko Count 55 26 81

% within jarak_monitor 67.9% 32.1% 100.0%

Total Count 72 28 100

% within jarak_monitor 72.0% 28.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Page 115: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 3.553a 1 .059

Continuity Correctionb 2.563 1 .109

Likelihood Ratio 4.131 1 .042

Fisher's Exact Test .087 .048

Linear-by-Linear Association 3.517 1 .061

N of Valid Casesb 100

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.32.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for jarak_monitor

(berisiko / tidak berisiko) 4.018 .863 18.699

For cohort Keluhan = ada 1.318 1.063 1.634

For cohort Keluhan = tidak

ada .328 .085 1.263

N of Valid Cases 100

Pencahayaan * Keluhan

Crosstab

Keluhan

Total ada tidak ada

Pencahayaan berisiko Count 51 10 61

% within Pencahayaan 83.6% 16.4% 100.0%

tidak berisiko Count 21 18 39

% within Pencahayaan 53.8% 46.2% 100.0%

Total Count 72 28 100

% within Pencahayaan 72.0% 28.0% 100.0%

Page 116: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 10.452a 1 .001

Continuity Correctionb 9.027 1 .003

Likelihood Ratio 10.327 1 .001

Fisher's Exact Test .003 .001

Linear-by-Linear Association 10.347 1 .001

N of Valid Casesb 100

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.92.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Pencahayaan

(berisiko / tidak berisiko) 4.371 1.733 11.025

For cohort Keluhan = ada 1.553 1.138 2.119

For cohort Keluhan = tidak

ada .355 .184 .687

N of Valid Cases 100

Page 117: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

Lampiran 5

Kuesioner

“Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Kelelahan Mata Pada Pengguna

Komputer di Accounting Group PT Bank X”

Kepada Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i.....

Assalamualaikum Wr. Wb

Dengan hormat,

Sehubungan dengan tugas akhir yang saya tempuh, maka bersama ini saya:

Nama : Selisca Luthfiana Fadhillah

NIM : 109101000048

Peminatan : Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Jurusan : Kesehatan Masyarakat

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Bermaksud meyampaikan kuesioner penelitian yang berkaitan dengan topik yang

saya teliti, yaitu “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Kelelahan

Mata Pada Pengguna Komputer di Accounting Group PT Bank X”. Sehubungan

dengan hal tersebut, saya minta kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/I untuk mengisi

kuesioner tersebut dengan objektif. Semua informasi yang diberikan hanya digunakan

untuk kepentingan akademik dan dijamin kerahasiannya. Atas bantuan

Bapak/Ibu/Saudara/I, saya ucapkan terimakasih.

Hormat

Saya,

Selisca Luthfiana Fadhillah

Page 118: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

KUESIONER PENELITIAN

“Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Kelelahan Mata pada Pengguna

Komputer di Accounting Group PT Bank X”

Tanggal Pengisian kuesioner : ___________________________________

Nama : ___________________________________

No. Handphone : ___________________________________

Departemen/Divisi : ___________________________________

Karakteristik Individu

1. Tanggal lahir : Tanggal_____/Bulan___________/Tahun_______

2. Jenis Kelamin : P / L

3. Apakah anda memiliki kelainan refraksi (minus/plus/silinder)?

a. Ya

b. Tidak

4. Kelainan Refraksi = ........................... (diisi oleh peneliti)

No. Responden:

Petunjuk Pengisian Kuesioner:

1. Isilah pertanyaan pada garis bawah (________) yang tersedia.

2. Isilah pertanyaan yang memiliki pilihan jawaban dengan melingkari salah satu

jawaban.

3. Isilah pertanyaan sesuai dengan kondisi yang anda rasakan.

Page 119: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Author: selisca Created Date: 9/27/2013 11:09:48 AM

Karakteristik Pekerjaan

Jarak monitor dengan mata = ..............cm (diisi oleh peneliti)

Lingkungan Kerja

Tingkat Pencahayaan Meja Kerja = ......................lux (diisi oleh peneliti)

Keluhan Kelelahan Mata

1. Apakah ada keluhan kelelahan mata yang anda rasakan selama anda bekerja

menggunakan komputer?

a. Ya

b. Tidak

2. Jika “ya”, keluhan apa saja yang anda rasakan? (boleh di checklist lebih dari

satu)

No Keluhan yang dirasakan ya tidak

1 Nyeri/terasa berdenyut di sekitar mata

2 Penglihatan kabur

3 Penglihatan rangkap/ganda

4 Sulit fokus

5 Mata perih

6 Sakit kepala

7 Pusing disertai mual

8 Mata merah

9 Mata Berair

Sumber: Pheasant (1991)

Terimakasih

Selamat Bekerja Kembali