PROSIDINGeprints.ulm.ac.id/8829/1/16. AkhmadRSaidy (2015... · 2020. 4. 13. · Sistem Agribisnis...

15

Transcript of PROSIDINGeprints.ulm.ac.id/8829/1/16. AkhmadRSaidy (2015... · 2020. 4. 13. · Sistem Agribisnis...

Page 1: PROSIDINGeprints.ulm.ac.id/8829/1/16. AkhmadRSaidy (2015... · 2020. 4. 13. · Sistem Agribisnis Ayam Ras Pedaging di Kota Pekanbaru 57 Kajian Faktor Produksi Dan Efisiensi Teknis
Page 2: PROSIDINGeprints.ulm.ac.id/8829/1/16. AkhmadRSaidy (2015... · 2020. 4. 13. · Sistem Agribisnis Ayam Ras Pedaging di Kota Pekanbaru 57 Kajian Faktor Produksi Dan Efisiensi Teknis

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL

FORUM KOMUNIKASI

PERGURUAN TINGGI PERT AN IAN INDONESIA. 2015

Penguatan Peran Pendidikan Tinggi Pertanian untuk Mendukung Kedaulatan

Pangan dalam Kerjasama Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN

29-30 September 2015

Q-Grand Dafam Syariah Hotel Banjarbaru-Kalimantan Selatan

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS PERTANIAN

Jl. Ahmad Yani Km.36 Kotak Pos 1028 Banjarbaru 70714

Telp./Fax. (0511) 4772254

Page 3: PROSIDINGeprints.ulm.ac.id/8829/1/16. AkhmadRSaidy (2015... · 2020. 4. 13. · Sistem Agribisnis Ayam Ras Pedaging di Kota Pekanbaru 57 Kajian Faktor Produksi Dan Efisiensi Teknis

Diterbitkan oleh:

Fakultas Pertanian, Universitas lambung Mangkurat Banjarbaru- Kalimantan Selatan.

SEMINAR NASIONAL

FORUM KOMUNIKASI PERGURUAN TINGGI PERTANIAN INDONESIA 2015

Penguatan Peran Pendidikan Tinggi Pertanian untuk Mendukung Kedaulatan

Pangan dalam Kerjasama Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN

Dewan Penyunting

Ketua Dr. lr. Hesty Heryani, M.Si

Anggota

Dr. Agung Nugroho, S.TP, M.Sc Dr. lr. Fakhrur Razie, M.Si Dr. lka Sumantri, S.Pt, M.Si Dr. Yudi Ferrianta, SP, M.Si

Tata Naskah

Henny Anggreine, S.TP lstiqomah, S.TP

ISBN 978 602 14546 1 9 Tahun 2015

Prosldlng Seminar Nasion a I FKPTPI 2015 Fakultas Pertanian- Universitas Lambung Mangkurat

II

Page 4: PROSIDINGeprints.ulm.ac.id/8829/1/16. AkhmadRSaidy (2015... · 2020. 4. 13. · Sistem Agribisnis Ayam Ras Pedaging di Kota Pekanbaru 57 Kajian Faktor Produksi Dan Efisiensi Teknis

..

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT dan hanya karena rahmat dan

karunianya, Proceeding Seminar Nasional Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Pertanian . . Indonesia (FKPTPI} 2015 telah terselesaikan dengan baik. Prosiding seminar ini merupakan

kumpulan makalah hasil penelitian para akademisi, peneliti, dan praktisi industri yang sebelumnya

telah dipresentasikan pada Seminar FKPTPI Tahun 2015 yang dilaksanakan di Q-Grand Dafam

Syariah Hotel Banjarbaru pada tanggal 29-30 September 2015 satu paket dengan pelaksanaan

Lokakarya Nasional FKPTPI 2015, di mana Fakultas Pertanian - Universitas Lambung Mangkurat

untuk tahun ini dipercaya sebagai tuan rumah. Tema Seminar Nasional FKPTPI Tahun 2015 adalah

"Penguatan Peran Pendidikan Tinggi Pertanian untuk Mendukung Kedaulatan Pangan dalam

Kerjasama Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN".

Sesuai dengan enam topik yang diusung dalam seminar, penerbitan prosiding ini

dimaksudkan untuk penyebarluasan hasil-hasil penelitian dan kajian pada bidang agribisnis dan

pemberdayaan masyarakat, pengelolaan sumberdaya lahan dan manajemen lingkungan, teknologi

pengelolaan tanaman dan agronomi, perlindungan tanaman, ilmu-ilmu peternakan, serta bidang

rekayasa agroindustri. lnformasi yang disampaikan dalam prosiding ini selain sebagai sumber

informasi baru juga diharapkan sebagai media komunikasi dan kerjasama para akademisi, peneliti,

dan praktisi industri lintas bidang keilmuan di Indonesia yang akan mendukung penguatan peran

pendidikan tinggi pertanian untuk mendukung kedaulatan pangan khususnya dalam kerjasama

menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA}.

Pada kesempatan ini Tim Penyunting menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada para akademisi, peneliti, dan praktisi industri, baik yang tergabung dalam FKPTPI maupun

bukan atas hasil karya dan sumbangan pemikiran yang direpresentasikan dalam bentuk makalah

dan presentasi ilmiah . Harapan kita bersama, semoga prosiding ini dapat menambah khasanah

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia khususnya dalam rangka penguatan

peran pendidikan tinggi pertanian untuk mendukung kedaulatan pangan.

Banjarbaru, Desember 2015

Tim Penyunting

Presiding Seminar Nasional FKPTPI 2015 iii Fakultas Pertanian- Universitas Lam bung Mangkurat

Page 5: PROSIDINGeprints.ulm.ac.id/8829/1/16. AkhmadRSaidy (2015... · 2020. 4. 13. · Sistem Agribisnis Ayam Ras Pedaging di Kota Pekanbaru 57 Kajian Faktor Produksi Dan Efisiensi Teknis

Halaman Judul

Susunan Tim Penyunting

Kata Pengantar·

Daftar lsi

DAFTAR lSI

Halo man

ii

ii[

iv

BIDANG AGRIBISNIS DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Ujang Paman, Tibrani

Hamdani, Nuri Dewi Yanti, Nina Budiwati

Muhammad Fauzi Makki

Abdullah Dja'far, Muhammad Fauzi, Abdul Mukti

Nusril, lndra cahyadinata, Bambang Sumantri

M Mustopa Romdhon, Septri Widiono

Tuti Heiriyani, Luthfi, Abdussamad

Kamiliah Wilda, Yudi Ferrianta, Rifiana

Eni lstiyanti, Francy Risvansuna Fivintari,

Diah Rina Kamardiani, Deny lrfan Saputra

10 Andrie Kisroh Sunyigono, Mardiyah

Hayati, Mulaab

11 Caroline B.D. Pakasi, Laurine Sondakh, Mex Sondakh

12 Apri Andani, Nyayu Neti Arianti, Rendi Delfian Dinata

13 Salman

14 Maulidatullnayah, Elys Fauziyah

15 Putri Suci Asriani, Apri And ani, Triono

16 Teti Sugiarti

17 Rosnita

18 Mahrus Aryadi, Trisnu Satriadi, Wahyuni II ham

19 Endah Djuwendah, Tuti Karyani, Rani

Andriani Budikusumo

Presiding Seminar Nasional FKPTPI 2015

Kinerja Ekonoml Tiga Tipe Hand Traktor yang Dike lola UPJA

dl Kabupaten Kampar, Provlnsl Riau

Analisis Perilaku Ekonomi Rumahtangga Petani Plasma

pada Perkebunan Kelapa Sawit di Kalimantan Selatan

Menakar Ketahanan Pangan Kalimantan Selatan: Kajian Berbasis Data Sensus Pertanian 2013

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Alih Fungsi La han Sawah Di Kabupaten Banjar dan Dampaknya Terhadap Pendapatan Rumahtangga Petani

Analisis Tingkat Kesehatan Unit Pengelola Keuangan Desa Di Kabupaten Bengkulu Utara

Studi Karakteristik Perkebunan Karet Rakyat di Kabupaten Musi Rawas Propinsi Sumatera Selatan

lntroduksi dan Faktor Pembatas Teknologi Sawit Dupa di

Desa Anjir Muara Kabupaten Batola Kalimantan Selatan

Anal isis Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Efisiensi Teknis Usahatani Padi di Lahan Rawa Kalimantan Selatan

Efisiensi Pemasaran Emping Melinjo Di Kabupaten Bantul

Daerah lstimewa Yogyakarta

2

6

11

15

19

25

30

33

36

Karakteristik Sosial Ekonoml dan Jaringan Antar Aktor pada 40

Rantai Komoditas Sapi Potong di Jawa Timur

ldentifikasi Status Ketahanan Pangan dan Rantai Pasok 47 Pangan di Daerah Perbatasan Provinsi Sulawesi Utara

Nilal Tambah dan Keuntungan Agroindustri Berbasis 51 Kedelai di Provinsi Bengkulu

Sistem Agribisnis Ayam Ras Pedaging di Kota Pekanbaru 57

Kajian Faktor Produksi Dan Efisiensi Teknis Budidaya Udang 63

Vaname

Sistem Agroindustri Ubi Kayu : Suatu Pendekatan Analisis 67

Usaha

Efisiensi Teknis Usahatani Jagung dan Faktor-Faktor yang 75

Mempengaruhinya

Potret Kelembagaan Penyuluhan Di Riau Ditinjau Dari UU 80 No.16 Tahun 2006 (SP3K)

Model Pemberdayaan Masyarakat Pada Kawasan Hutan 84 Konservasi Suaka Margasatwa Kuala Lupak dan Pulau Kaget

Kalimantan Selatan

Analisis Kelayakan Usahatani Cabal Merah Untuk 88 Mengakses Pembiayaan Konvensional Dan Syariah (Studi Kasus Kelompok Tanl Cabal Merah di Kecamatan Panumbangan Kabupaten Clamis)

Fakultas Pertanian- Universitas Lambung Mangkurat iv

Page 6: PROSIDINGeprints.ulm.ac.id/8829/1/16. AkhmadRSaidy (2015... · 2020. 4. 13. · Sistem Agribisnis Ayam Ras Pedaging di Kota Pekanbaru 57 Kajian Faktor Produksi Dan Efisiensi Teknis

20 Marliati Ahmad Urgensi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani 93 untuk Memperkuat Peran Strategls Sektor Pertanian

21 lndrawaty Sitepu Analisls Pertumbuhan dan Tingkat Kelayakan Usaha lkan 98 Lele dan Patin dengan Pemberian Pakan Cassapro

22 Taufani Sagita Eflslensl Alat Pembuat Lubang Resapan Blopori Untuk 102 Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat

23 Endjang Mcfnshur, Ryan Firman Syah Pusat Studi Penanggulangan Kemlskinan (Suatu Gagasan) 104

24 lrnad Status dan Strategi Keberlanjutan Agrlbisnis Peternakan 107 Ayam Potong di Propinsi Bengkulu

BIDANG MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN DAN LINGKUNGAN

25 Karamoy Lientje, Theffie, Jenny Analisis Kandungan Hara Pada Berbagai Jenis Kompos 111 Rondonuwu, Wiesje Kumolontang

26 Zuraida Titin Mariana, Fadly H. Yusran, Pengaruh Pemberian Berbagai Amelioran Pada Tanah 113 Muhammad Mahbub, Afiah Hayati Tercemar Logam Berat Terhadap Kemasaman Larutan

Tanah Di La han Pasang Surut Kalimantan Selatan

27 Yulnafatmawita, Aprisal Role of Manure on Aggregate Stability Improvement of 117 Several Clayey- Textured Soil under Wet Tropical Environment

28 Akhmad R. Saidy, lzhar Khairullah, Meldia Stabilisasi Bahan Organik untuk Pertanian Berkelanjutan 121 Septiana, Eddy Triatmoko pada Tanah Tukungan di Lahan Pasang Surut

29 Hamidah Hanum, Lisnawita, Ahmad Pemanfaatan Kompos Limbah Kelapa Sawit dan Mikroba 127 Rafiqi Tantawi Endoflt untuk Meningkatkan Hara N, P danK Tanah di

Pembibitan Kelapa Sawit Prenursery

30 Armaini, Jurnawaty Sjof]an, Bernatal Aplikasi Abu Sekam Padi dan Kompos Tandan Kosong 132 Manu rung Kelapa Sawit pada Padi Gogo (Oryza sativa L.) di Gawangan

Kelapa Sawit pada Lahan Gambut A _,

31 Bujang Rusman,Yuzirwan Rasyid, Aprisal, Kajian Air Tersedia Tanah lnceptisol Pada La han Tanaman 137 Darmawan Gandum, Ala han Panjang, Kab. Solok, Provinsi Sumatera

Barat

32 Fakhrur Razie, Yud hi Ahmad Nazari, Noor Dekomposisi Lim bah Organik Sawit pada Sistem Resapan 143 Aidawat i, Gunawan Biopori Modifikasi di Lahan Sub Optimal Kalimantan

Selatan

33 Rusdiansyah, M . Afief M a' ruf, Achmad Mekanisme Peningkatan Tahanan Geser Tanah Lunak 147 Rusdiansyah Lahan Basah dengan Menggunakan Cerucuk Berdasarkan

Pemodelan Skala di Laboratorium

34 Muhammad Mahbub, Zura ida Titin Penerapan Diagram ORIS untuk Keseimbangan Hara pada 1S5 Mariana, Riza Adrianoor S. Tanaman caba l (Capsicum annuum L.)

35 Ahmad Kurnain, Hairilifansyah Dinamika ion Tanah Surjan Di Lahan Rawa Pasang Su rut 161

36 Wardati, Wawan, Fitri Zahara Sifat Biologi Tanah Mineral Masam Dystrudepts Di Areal 164 Piringan Kelapa Sawit Yang Diaplikasi Mulsa Organik Mucuna bracteata

BIDANG TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN DAN AGRONOMI

37 Ernita, Rudy lrawan Penggunaan Umbah Kelapa Sawit dan Ethrel pada 172 Tanaman Melon (Cucumis melo L)

38 Rodinah, Fakhrur Razie, Chatimatun Nisa, Efek Komposisi Media Tanam dan Jenis Pupuk Daun 178 Nofia Hardarani terhadap Keberhasilan Aklimatisasi Pisang Talas

(Musa paradisiaca Var. Sapientum L.)

39 lndra Dwipa, Auzar Syarif, lrfan Uji Resistensi Plasma Nuthfah Padi Beras Merah Asal 182 Suliansyah, Etti Swasti Sumatera Barat Terhadap Cekaman AI

40 Samse Pandiangan, Bangun Tampuboion, Respon Tanaman Kedelai (Glycine max L.)Terhadap 187 Wilhelmuth Augustinus Situmorang Serapan Fosfor Dan Nitrogen Akibat Pemberian Mikoriza

-- Vesikularr Arbuskular Dan Pupuk Kascing

& Presiding Seminar Nasional FKPTPI 2015 v -Fakultas Pertanian- Universitas Lam bung Mangkurat

User 1
Highlight
Page 7: PROSIDINGeprints.ulm.ac.id/8829/1/16. AkhmadRSaidy (2015... · 2020. 4. 13. · Sistem Agribisnis Ayam Ras Pedaging di Kota Pekanbaru 57 Kajian Faktor Produksi Dan Efisiensi Teknis

41 Yudhi Ahmad Nazari, Fakhrurrazie, Noor Pola Sebaran Perakaran Kelapa Sawit Pad a Lubang Sera pan 193 Aidawati, Gunawan Biopori Modifikasi Di La hanKering Marginal -::

42 Sri Andayani, Edy Syafril Hayat Aplikasi Biomassa Chromo/aena odorata dan Kompos 196 Tandan Kosong Kelapa Sawit Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi pad a Tanah Sulfaquent dan Paleudult

43 Samanhudi, Muji Rahayu, Ahmad Yunus, Respon Pertumbuhan Jahe Emprit terhadap Pemberian I~A 201 Bambang Pujiasmanto, Karrenzia lntan dan BAP pada Kultur In Vitro Kurnia

44 lnnaka Ageng Rineksane, Dede Kajian Penggunaan Jenis Eksplan dan Thidiazuron untuk 204 Nurjaman, Bambang Heri lsnawan Multiplikasi Tunas Advent if Tanaman Sa rang Semut

(Myrmecodia pendens Merr. & L.M.Perry)

45 Sri Rustianti, Asfaruddin, Farida Aryani Evaluasi Galur To mat (Lycopersicum esculentum Mill.) 209 Keturunan ke-6 pada Budidaya Organik

46 Nurhayati, Markhaini, Simbur Abadi Korelasi Produksi Kelapa Sawit Dengan Faktor lklim Di 213 Siregar Sumatera Utara

47 Raihani Wahdah, Gusti Rumayadi, Rahml Evaluasi Penampilan Galur Mutan Generasi MS Dan M6 218 Zulhidiani Berbasis lrradiasi Padi Varietas Lokal Kalimantan Selatan

BIDANG PERLINDUNGAN TANAMAN

48 Lamria Sidauruk Dinamika Populasi Coccinel/a spp. sebagai Predator Myzus 230 persicae pada Tumpang Sari Tanaman Kentang Secara Organik

49 Ansha Cerbia, Lindung Tri Puspasari, Rika Toksisitas Formula Ekstrak Barringtonia Asiatica 235 Meliansyah, Yusup Hidayat, Rani Maharani, (Lecythidaceae) Terhadap Spodoptera Lltura Danar Dono

SO Nurcholisoh, Salamiah, Rahmi Zulhidiani Efektivitas Tanaman Antagonis Lidah Mertua (Sanseviera 242 trifasciata) Terhadap PenyakitJamur Akar Putih

~

(Rigidoporus /ignosus) Pada Tanaman Karet Di Balangan

BIDANG ILMU PETERNAKAN DAN PERIKANAN

51 lka Sumantri, Fitri Purwanti, Ali Agus Survel Cemaran Aflatoksin Bl Pad a Pakan Sapi Perah Dan 250 Residunya Dalam Susu Di Daerah lstimewa Yogyakarta

52 Muhammad Rizal, Muhammad Riyadhi Pemanfaatan Nira Aren dan Air Kelapa Muda sebagai 253 Pengencer Alternatif Semen Kerbau Rawa

53 Bambang lrawan Efek Suplementasi Biofarmaka dalam Ransum Terhadap 257 Penurunan Kadar Kolesterol Darah Kambing PE

54 M . Ahsin Rifa'i, Fatmawati, Frans Tony, Sintasan dan Pertumbuhan Tiga Species Anemon Laut Hasil 260 Hadiratul Kudsiah Reproduksi Aseksual di Pulau Kerumputan dan Karayaan,

Indonesia

55 Herliani, Abrani Sulaiman Uji Patogenitas Pasteurella multocida lsolat Lokal Pada 264 Men cit

BIDANG REKAYASA AGROINDUSTRI

56 Sri Hastuti, Sinar Suryawati Pengujian Kimiawi Cookies Fortifikasi Serbuk Daun Kelor 269 (Moringa oleifera) Kering

57 lffan Maflahah Aplikasi Pati Jagung Sebagai Edible Coating Untuk 272 Mempertahankan Mutu Buah Sawo

58 Henny Anggreine, Hesty Heryani, Susi Potensi Buah Tanaman Lengkuas Putih (Aipinia Ga/anga L.) 276 sebagai Bahan Obat To pika I Terhadap Penyakit Panu

59 lstiqomah, Hesty Heryani, Susi Potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) Berbasis Limbah 280

Berselulosa Dengan Proses Produksi Secara Enzimatis

Presiding Seminar Nasional FKPTPI 2015 vi

Fakultas Pertanian- Universitas Lambung Mangkurat

Page 8: PROSIDINGeprints.ulm.ac.id/8829/1/16. AkhmadRSaidy (2015... · 2020. 4. 13. · Sistem Agribisnis Ayam Ras Pedaging di Kota Pekanbaru 57 Kajian Faktor Produksi Dan Efisiensi Teknis

60 Ali Akbar HRJ, Hesty Heryani, Rini Hustian\ Verifikasi Penerimaan Konsumen Terhadap M inuman 286 Fungsional Formulasi Daun Beluntas dan Daun Jeruk Purut

61 Ahmad Asari, Dedy Alharis N Uji Kinerja Mesin Pencacah Sawlt dengan Jenis Pisau 290 Circular

62 Hesty Heryani, Agung Nugroho, Thresye Rekayasa Proses Produksl Gula Aren Fungslonal Bernilai 294 Tambah Tinggi

63 Agung Nugroho ldentifikasi dan HPLC Kuantifikasi Senyawa Flavonoid pada 299 Bunga Krisan {Chrysanthemum borea/e)

Presiding Seminar Nasional FKPTPI 2015 Fakultas Pertanian- Universitas Lambung Mangkurat

vii

Page 9: PROSIDINGeprints.ulm.ac.id/8829/1/16. AkhmadRSaidy (2015... · 2020. 4. 13. · Sistem Agribisnis Ayam Ras Pedaging di Kota Pekanbaru 57 Kajian Faktor Produksi Dan Efisiensi Teknis

Stabilisasi Bahan Organik untuk Pertanian Berkelanjutan pada Tanah Tukungan di Laban Pasang

Surut

Akhmad R. Saidl,lzhar Khairu1lahb,Meldia Septianaa,Eddy Triatmokoc

a Program Studi 1/mu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Lam bung Mangkurat, Jl. A . Yani KM 36 Simpang Empat Banjarbaru 7071, Indonesia

b Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa, Jalan Kebun Karel, Banjarban1 70712, Indonesia

cFakultas Pertanian, Universitas Achmad Yani, Banjarbaru 70711, Indonesia Email: [email protected]

Abstrak

Pembuatan surjan/tukungan di laban pasang surut umumnya bertujuan supaya petani dapat melakukan budidaya tanaman selain padi di lahan pasang surut. Akan tetapi sampai saat ini belum tersedia informasi tentang­berapa lama tanah di tukungan dapat digunakan untuk budidaya tanaman. Penelitian lapang dan di rumah kaca ini bertuj uan untuk mendapatkan model atau konsep dalam meningkatkan kandungan bahan organik pada tanah tukungan untuk mempertahankan produktivitas tanah tukungan. Hasil-hasil penelitian penelitian yang diperoleh meliputi : (1) kandungan bahan organik/C-organik tanah mengalami penurunan ketika umur tukungan/surjan mencapai 26 tahun, (2) kandungan bahan organik pada tanah di tukungan/surjan di lahan rawa pasang surut dikontrol oleh sejumlah sifat permukaan tanah (soil surface properties) seperti kandungan liat, kation tukar dan oksida besi dan aluminium, (3) kapasitas jerapan maksimum (Qmu) bahan organik oleh tanah tukungan berkisar antara 692 dan 2138 mg C kg"1·tanah, mengindikasikan bahwa tanah tukungan masih mempunyai kapasitas yang tinggi dalam menjerap bahan organik sehingga sebagian dari bah an organik yang ditambahkan ke tanah tukungan akan dijerap oleh mineral tanah, ( 4) kandungan bahan organik di tanah tukungan juga ditentukan oleh jenis dan jumlah bahan organik yang diaplikasikan ke tanah, di mana aplikasi jerami padi dengan dosis 0,5 Qnux menghasilkan stabilisasi bahan organik tertinggi dibanding jenis bahan organik lain (eceng gondok, purun tikus, dan campuran eceng gondok-purun tikus-jerami padi), (5) penambahan bahan organik pada tanah tukungan yang disertai dengan aplikasi abu sekam padi dan abu batubara mampu meningkatkan stabilisasi bahan organik/kandungan bahan organik tanah. Hasil-hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa kombinasi antara pemilihan jenis dan jumlah bahan organik yang diaplikasikan Uerami padi dengan dosis 0,5 Qmu) dengan penambahan bahan yang mampu meningkatkan stabilisasi bahan organik (abu sekam padi dan abu batu bara) dapat meningkatkan kandungan bahan organik pada tanah tukungan.

Kala kunci : sekuestrasi karbon; oksida-hidroksida besi dan aluminium; resistensi bahan organik; stabilisasi karbon; pertanian berkelanjutan

Abstract

Constmctionof raised-bed in tidal swamp-lands aimed so that farmers could cultivate crops others than rice in swamp­land areas. However, no infonllation available on the sustainability crop cultivation in the raised-bed soils. Experiments conducted in the laboratory aim to develop model or concept in increasing organic matter contents in soils to maintain productivity of raised-bed soils. Research results obtained in this study include: (1) the content of organic matter decreased when the age of raised-bed soils reached 26 years, (2) the content of organic matter in the raised-bed soils was controlled by a number of soil srafcice properties such as clay content, cation exchange and iron oxide and aluminum, (3} maximum sorption capacity (Qma:J of organic matter by raised-bed soils range between 692 and 2138 mg kg·' soil C, indicating that the raised-bed soilssti/1 have a high capacity to adsorb organic carbon so that a portion of the organic matter added to the raised-bed soils will be stabilized in soils, (4) the content of organic matter in the raised-bed soils also detemrined by the type and amount of organic material applied to these soils, where application of rice straw with a dose of0.5 Qmaxresulted in higher stabilization of organic material than other types of organic material, (5) the addition of organic matter to the raised-bed soils accompanied by application of rice husk ash and fly ash improved the stabilization of soil organic matter. The results of this study demonstrates that the combination of the selection of the type and amount of organic materials applied (rice straw with a dose of0.5 Qma:J in accompanied with the addition of materials that can improve the stabilization of organic matter (rice husk ash and fly­ash) increase the organic matter content sin the raised-bed soils.

Keywords : carbon sequestration; iron oxide and aluminum hydroxide; resistance organic material; stabilization of carbon; sustainable agriculture

Prosiding Seminar Nasional FKPTPI 2015 1121

Fakultas Pertanian- Universitas Lambung Mangkurat

Page 10: PROSIDINGeprints.ulm.ac.id/8829/1/16. AkhmadRSaidy (2015... · 2020. 4. 13. · Sistem Agribisnis Ayam Ras Pedaging di Kota Pekanbaru 57 Kajian Faktor Produksi Dan Efisiensi Teknis

I. PENDAHULUAN

Luas lahan pasang surut di Indonesia diperkirakan sekitar 20,1 juta hektar [1], dan dari luasan tersebut sekitar 9,S juta hektar berpotensi untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian [2]. Total lahan pasang surut di Indonesia yang telah direklamasi oleh penduduk lokal dan pemerintah untuk pertanian mencapai 4,1 juta hektar [3]. Karena ketersediaan air yang melimpah maka komoditas pertanian yang umum pada lahan pasang surut adalah padi sawah. Untuk penganekaragaman jenis komoditas pertanian, petani lahan pasang surut membagi dua Jahan usahanya. Beberapa bagian lahan tetap dibiarkan dalam keadaan tergenang dan ditanami padi sawah, sedangkan bagian Jain dilakukan pembuatan galangan-galangan yang berukuran besar yang disebut tembokan/tukungan. Di atas tembokan/tukungan ini kemudian ditanami palawija, ubi kayu, buah-buahan dan tanaman keras [4].

Produktivitas tanaman di tembokan/tukungan ini bervariasi dengan bertambahnya umur tukungan. Pengan1atan di Kabupaten Barito Kuala, yang hampir seluruh -..vilayahnya merupakan daerah pasang surut, menunjukan terjadinya penurunan produktivitas kedelai dari 11 ,20 kuintal ha·• pada tal1un 1997 [S] menjadi 10,62 kuintal ha·• pada tahun 20I 0 [6]. Bervariasinya produktivitas tanaman pertanian di tembokan/ tukungan ini mungkin disebabkan terjadinya perubahan karakteristik tanah di tukungan dengan bertambahnya umur tukungan. Kandungan karbon organik dan nitrogen menurun dengan bertambahnya umur tukungan [7].

Salah satu usaha untuk mempertahankan kandungan hara pada tanah tukungan adalah melalui proses pengangkatan lapisan lumpur dan bahan organik yang telah membusuk di daerah tabukan (sunken beds) untuk ditimbun pada tukungan (raised beds). Proses ini umurnnya dilakukan paling tidak dua kali dalam setahun [8]. Penambahan bahan organik yang dicampur dengan lumpur dari tabukan (sunken beds) ke tukungan (raised beds) di samping untuk meninggikan permukaan tukungan, juga untuk meningkatkan proses stabilisasi bal1an organik melalui pengaruh li at dan oksida besi dan alumnium yang mungkin terdapat pada lumpur. Akan tetapi, informasi mengenai kemampuan tanah tukungandalam mempertahankan kandungan hara melalui stabilisasi bahan organik untuk mendukung pertanian berkelanjutan di tanah tukungan belum tersedia secara lengkap.

Informasi mengenai kemampuan tanah tukungan untuk mendukung pertumbuhan tanaman sangat penting sekali dalam pengembangan pertanian di lahan pasang surut yang berkelanjutan (sustainable agriculture). Dengan demikian untuk memperoleh pemahaman mengenai pertanian yang keberlanjutan pada tukungan di lahan rawa pasang surut, perlu dilakukan penelitian tentang stabilisasi bahan organik pada pada tanah tukungan dengan umur yang berbeda.

Presiding Seminar Nasional FKPTPI 2015 Fakultas Pertanian- Universitas Lambung Mangkurat

ll. METODEPENELrnAN

A. Lokasi Penelitian dan Pengambilan Contoh Tanah

Contoh tanah yang digunakan untuk penelitian telal1 disarnpel dari Desa Karang lndah Kecamatan Mandastana, Kabupaten Batola, Propinsi Kalsel. Empat tukungan/surjan dengan umur yang berbeda: yaitu 4 tahun (pembuatan tahun 20ll), IO tahun (dibuat tahun 200S), 17 tahun (dibuat tahun 1998), dan 28 tahun (dibuat tahun 1987) telah dipilih sebagai lokasi penelitian.

Contoh tanah disampel pada kedalaman 0-30 em menggunakan bor tanah pada beberapa titik yang berbeda. Setelah dibersihkan dari sisa-sisa tanaman, contoh tanah kemudian dikomposit, disimpan dalam kantong plastik dan disimpan pada 4° C sampai digunakan untuk penelitian. Sebagian dari contoh tersebut. kemudian dikeringudarakan untuk penetapan sifat fisika dan kimia.

B. Karakterisasi Contoh Tanah dan Penentman Hubtmgan antara Kandungan C-organik denan Karakteristik Tanah

Sifat fisika tanah yang telal1 dianalisis meliputi tekstur tanal1, berat isi dan berat partikel. Sedangkan sifat kimia tanal1 yang telah ditetapkan meliputi pH tanah, kandungan karbon organik,total nitrogen, kalium, kalsium, magnesium dan natrium tukar dengan ekstrak NH40ac I N pH dan Kapasitas Tukar Kation (KTK). Konsentrasi Fe dan AI yang diekstrak dengan dithionite (Fed dan Aid) pada setiap contoh tanah ditetapkan menggunakan metode yang dijelaskan oleh Ref. [9] . Secara ringkas, O,S g contoh tanah dikocok dengan I g sodium dithionite dalam SO mL sodium citrate selama 16 jam. Kemudian O.OS M MgS04 ditambahkan sebagai bahan flokulasi, disentrifusi dan supematan didekatansi . Supematan kemudian ditepatkan menjadi 100 mL dengan akuades, dan konsentrasi Fe and AI ditetapkan menggunakan atomic ads01ption spectrophotometer.

Untuk mengetahui pengaruh umur tukungan/terhadap terhadap kandungan bahan organik dilakukan analisis ragam terhadap kandungan C-organik dan nitrogen total tanal1 menggunakan rancangan acak lengkap faktor tunggal. Sedangkan hubungan antara sifat-sifat tanah dengan kandungan C-organik pada tanah tukungan/surjan dilakukan analisis korelasi-regresi antara karakteristik tanah tukungan dengan kandungan C-organik tanal1. Semua analisis statistik ini dilakukan menggunakan GenStat 12th Edition [10].

C. Jerapan Karbon Organik pada Tanah Tukungan

Sub-penelitian ini meliputi pengektrakan karbon organik terlarut (dissolved organic carbon) dari bal1an organik di sekitar lokasi penelitian (dari daerah tabukan/jerami padi) dan selanjutnya direaksikan dengan dengan tanah tukungan (rasio tanal1: larutan = 1:1 00) menggunakan tabung sentrifusi SO mL yang kemudian dikocok dalam gelap selama I2 jam. Suspensi selanjutnya disentrifusi selama 30 menit pada 2000 g dan supematan disaring dengan 0.4S I m syringe filter. Setiap perlakuan disiapkan 3 ulangan. Konsentrasi karbon

1122

Page 11: PROSIDINGeprints.ulm.ac.id/8829/1/16. AkhmadRSaidy (2015... · 2020. 4. 13. · Sistem Agribisnis Ayam Ras Pedaging di Kota Pekanbaru 57 Kajian Faktor Produksi Dan Efisiensi Teknis

organik di dalam filtrat kemudian ditetapkan menggunakan metode Walkley dan Black (II). . Ju~~ karbon organik yang terjerap ditetapkan sebagaa sehsah antara kandungan karbon organik larutan sebelum dan setelah ekuilibrium.

Data jerapn karbon organik kemudian ditepatkan (fitting) dengan persarnaan Langmuir untuk melihat pola jerapan karbon pada tanah tukungan. Penepatan (fitting) persamaan Langmuir terhadap data hasil percobaan dilakukan menggunakan metode the least square curve fitting pada Microsoft Excel® [ 12].

D. Pengaruh Jenis dan Jum/ah Bahan Organik terhadap Stabi/isasi Karbon Organik

Empat jenis bahan organik yang sering digunakan oleh petani dalam pengembangan tukungan ~i lahan pasang surut (jerarni padi, eceng gondok, purun tJkus dan campuran jerami padi dan eceng gondok) telah dikuantifikasi pengaruhnya terhadap stabilisasi bahan organik. Sedangkan jumlah bahan organik yang diujik~ dalam penelitian ini adalah: 0, 0.5, 1.0 dan 2.0 da.n kemampuan tanah tukungan menjerap karbon organak (Qmu - dari hasil penelitian sub-bab C). .

Setiap jenis bahan organik ditambahkan pada tanah da dalam pipa PVC (diameter 4 em dengan kain kasa di bagian bawah pipa PVC) dengan ketebalan 2 em. Aquades ditarnbahkan ke dalam setiap kontainer untuk memperoleh kadar air 70% pori tanah terisi air (water­filled pore space). Pipa PVC kemu~an ru.tempat~an ke dalam jar Mason I liter dan kemudian d.iankubasa pada suhu konstan selarna 10 minggu. Stabilisasi setiap jenis bahan organik oleh tanah tukungan dikuantifikasi den~an mengukur mineralisasi karbon setiap minggu untuk setlap perlakuan dengan mengukur konsentrasi gas C02 di dalamjar menggunakan gas analyser infra merah [13).

E. Stabilisasi Karbon Organik dengan Pencampuran Bahan Organik dengan Lumpur dan Abu

Penelitian ana dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh pencampuran bahan organik dengan lumpur dan abu terhadap stabilisasi bahan organik pada tanah tukungan. Perlakuan yang diujikan pada p.enelit!an ini adalah metode/teknik pemberian bahan organak, yaatu: (I) tanpa pemberian baban organik (kontrol), (2) pember~an normal (diaplikasikan pada permukaan tanah kemudaan diaduk merata), (3) bahan organik dicampur dengan lumpur, (4) bahan organik dicampur dengan abu batubara, (5) bahan organik dicampur dengan abu sekarn pad1, (6) bahan organik dicampur dengan lumpur dan abu batubara. Pada penelitian ini akan digunakan empat tukungan yang berbeda umumya (3 , 9, 16 dan 27 tahun). Setiap perlakuan terdiri dari tiga ulangan.

Lumpur dan abu yang digunakan sebagai bahan pencampur harus mempunyai kandungan C-organik yang rendah. Lumpur diambil dari daerah tabukan (sunken beds) di sekeliling tanah tukungan, sedangkan bahan organik yang d.igunakan adalah jerarni padi. Jumlah bahan organik yang ditambahkan ke tanah adalah setengah dari kapasitas tanah dalam menjerap bahan organik. Jenis dan jumlah bahan organik yang digunak~ dalam sub-penelitian ini ditetapkan berdasarkan hasll penelitian sebelumnya (sub-babE).

Prosiding Seminar Nasional FKPTPI 2015 Fakultas Pertanian- Universitas Lam bung Mangkurat

ill. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pengan1h Umur Tukungan Terhadap Kandungan Bahan Organik Tanah

Hasil analisis ragarn menunjukkan babwa kandungan nitrogen tidak dipengaruhi oleh umur tukungan, sedangkan kandungan C-organik cenderung _menurun dengan meningkatnya umur tukungan (Gambar 1).

5.0

~ 4.5

" •. o ~ z l.S

3.0

IS 26 lS 26

Umur Tu:U..'Can/Surj~n (T~hun) Umurlulungan/Surjan (Tahun)

Gam bar I. Kandungan nitrogen (N) total dan C ·organi.k pad a tanah tukungan dengan umur yang berbeda.

Kandungan bahan organik tanah pada tanah· tukungan/surjan tidak mengalami perubahan pada urnur tukungan/surjan 2-15 (kandungan C-organik berkisar antara 64-66 g C kg"1 tanah). Akan tetapi pada surjan dengan umur 26 tahun kandungan C-organik menurun dengan drastik, yaitu menjadi 56 g C kg-1 tanah. Hasil penelitian ini mengindikasikan perlunya tindakan atau pengelolaan terhadap tanah tukungan yang berumur lebih dari 15 tahun.

B. Hubungan Sifat-sifat Tanah dengan Kandungan Bahan Organik pada Tanah Tukungan

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kandungan C-organik tanah, dilakukan analisis korelasi dan regresi antara kandungan C-organik dengan beberapa sifat tanah (kandungan liat, kandungan basa-basa tukar dan kandungan AI dan Fe). Hasil analisis menunjukkan bahwa kandungan C-organik berkorelasi positif nyata dengan kandungan liat (r=0,63; P<O,OS), 6.pOH NaF (r=0,95; P<O,Ol), Ca-tukar (r=0,79; P<O,OJ), Fed (r=0,70; P<O,Ol), Feo(r=0,80; P<0,01) dan Alo (r=0,66; P<O,OS).

Hubungan antara prosentase liat dengan kandungan bahan organik juga dilaporkan pada penelitian lain [14]­(16], yang menyatakan penurunan perombak~ bahan organik tanah oleh mikroorganisme (atau penmgkatan stabilisasi bahan organik) dengan peningkatan kandungan liat. Peranan liat dalam peningkatan stabilisasi bahan organik tanah teljadi melalui meningkatnya jumlah situs yang reaktif (reactive sites) tersedia untuk teljadinya jerapan karbon organik.

Bahan organik tanah yang terjerap pada permukaan liat terjadi melalui ikatan non-columbic. Kation

. . . 2+ M 2+ F 3+ dan Al3+ mulnvalens1 sepertJ Ca , g , e mampu menjaga netralitas muatan pada permukaan mineral dengan menetralisasi kedua muatan negatif (permukaan muatan negatif mineral liat) dan gugus fungsional bahan organik (COO") dan berfungsi sebagai jembatan (calion bridging) di antara kedua muatan negatif[17].

Keberadaan mineral sekunder seperti oksida Fe dan AI dan mineral yang kristalisasinya belum sempuma (poorly crystalline minerals) yang mempunyai gugus hidroksil yang tinggi juga dapat menyediakan permukaan tempat

1123

Page 12: PROSIDINGeprints.ulm.ac.id/8829/1/16. AkhmadRSaidy (2015... · 2020. 4. 13. · Sistem Agribisnis Ayam Ras Pedaging di Kota Pekanbaru 57 Kajian Faktor Produksi Dan Efisiensi Teknis

terjerapnya bahan organik [18]-[20]. Dalam penelitian ini kami menetapkan total oksida Fe (ekstraksasi dengan sodium dithionate-citrate - disimbolkan sebagai Fed) dan oksida Fe dan AI yang krstalisasinya belum sempuma (ekstraksasi dengan ammonium oxalate - disimbolkan sebagai Fe0 dan A1 0) pada tanah tukungan dan kemudian mengkorelasikannya dengan kandungan C-organik tanah. Hasil analisis menunjukkan bahwa konsentrasi Fed, Feo dan Alo berkorelasi positif nyata dengan kandungan C­organik tanah, mengindikasikan pentingnya oksida Fe dan Al dalam stabilisasi bahan organik pada tanah tukungan/surjan di rawa pasang surut.

C Jerapan Bahan Organik pada Tanah Tukungan Jerapan bahan organik mengindikasikan persentasi

bahan organik yang terjerap oleh mineral tanah, sehingga tidak dapat digunakan sebagai substrate oleh mikroorganisme tanah, dan persentasi bahan organik yang tidak terikat di tanah sehingga dapat didekomposisi oleh mikroba tanah atau hilang melalui proses pencucian. Dengan demikian kapasitas jerapan/jerapan maksimum (Qm._, ) menentukan besarnya jumlah organik yang dapat diproteksi oleh mineral tanah melalui mekanisme stabilisasi kimia. Semakin tinggi jerapan maksimum s~makin _besar_ pula jumlah bahan organik yang dapat diproteks1 dar1 dekomposisi oleh mikroba tanah dan semakin rendah besar jumlah bahan organik yang 'dapat didekomposisi oleh mikroba tanah. Kapasitas jerapan bahan organik di tanah ditentukan oleh sejumlah faktor yang meliputi sifat kimia bahan organik dan sifat kimia tanah [21 ]-[24].

Isothem1s jerapan karbon organik pada tanah tukungan dengan umur yang berbeda disajikan pada Garnbar 2. Kapasitas jerapan rnaksimum bahan organik pada tanah tukungan berkisar antara 692 mg C kg tanah-1

pada tukungan dengan umur 26 tahun dan 2138 mg C kg tanah-1 pada tukungan berumur 2 tahun (Garnbar 2). Berdasarkan data tersebut di atas sepertinya tanah tukungan dengan umur yang lebih muda mempunyai kemampuan menjerap bahan organik lebih tinggi dibanding tukungan dengan umur yang lebih tua. Akan tetapi, kapasitas jerapan bahan prganik pada tanah tukungan berumur 1 S tahun lebih tinggi dari tanah tukungan berumur 8 tahun (Gambar 2). Has il penelitian ini mengindikasikan bahwa kapasitas jerapan bahan organik tidak ditentukan oleh umur tukungan .

Presiding Seminar Nasional FKPTPI 2015 Fakultas Pertanian - Universitas Lambung Mangkurat

3000 e 26 tahun 0 15 tahun

2500 A 8 tahun t:. 2 tahun

0 25 so 75 100 125 150 175 200

Konsentrasi C ' ""''""""''' "' (mg C L·1

)

Gam bar 2. Isotherm jerapan karbon organik pada tanah tuk~ngan dengan uruur yang berbeda. Simbol menunjukkan data has1l pengamatan, sedangkan garis mengindikasikan persamaan . Langmuir yang ditepatkan (fitting) pada data hasil percobaan.

Kapasitas jerapan maksimum bahan organik pada penelitian ini (692 - 2138 mg C kg-1

) berada dalam kisaran kapasitas jerapan maksimum yang dilaporkan pada penelitian lain. Sebagai contoh, Saidy et al . (2013) melaporkan nilai Qmax untuk tiga jenis mineral liat: kaolinit, illit dan smektit yang diselimuti oleh oksida besi goetit, haematit dan ferrihydrit berkisar antara 2.8:io dan 38.260 mg C kg liaf1

. Menurut Ref. [25) melaporkan bahwa nilai Qmu untuk 52 contoh tanah yang mewakili S ordo tanah yang berbeda berkisar arttara 105 dan 1. 968 mg C kg tanah-1

. Dengan memperhatikan angka kapasitas jerapan maksimum karbon organik pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan tanah tukungan dengan umur yang berbeda dalam menjerap bahan organik relatif tinggi . Sebagian dari bahan organik yang ditambahkan pada tanah tukungan akan distabilisasi oleh mineral tanah melalui mekanisme jerapan, sehingga kandungan bahan organik pada tanah tukungan dapat ditingkatkan.

D. Stabilisasi Bahan 01ganik di Tanah Tukungan Dipenga111hi oleh Jenis dan Jumlah Bahan Otganik

Hasil analisis ragam memperlihatkan bahwa jenis dan jumlah bal1an organik yang diaplikasikan berpengaruh signifikan (P <0,00 I) terhadap stabilisasi bah an organik yang dikuantitikasi menggunakan data mineralisasi karbon. Berdasarkan jenis bahan organik, mineralisasi karbon meningkat berdasarkan urutan: jerami padi < campuran < eceng gondok < purun tikus (Garnbar 3). Jerami padi mempunyai kandungan lignin yang lebih tin~i dibanding ketiga jenis bahan organik yang lain, sehmgga perombakan pada jerami padi lebih rendah dibanding pada eceng gondok, purun tikus dan campuran jerami padi-purun tikus-eceng gondok [26)-[28]. lmplikasi dari hasil penelitian ini adalah aplikasi jerami padi mempunyai potensi untuk meningkatkan kandungan bahan orgartik tanah pada tukungan di lahan rawa pasang surut.

Garnbar 3 juga memperlihatkan hanya aplikasi jerami padi yang menghasilkan mineralisasi karbon yang lebih kecil dibanding jumlah karbon organik yang ditambahkan. Pada level penambahan bahan organik 0,5

1124

Page 13: PROSIDINGeprints.ulm.ac.id/8829/1/16. AkhmadRSaidy (2015... · 2020. 4. 13. · Sistem Agribisnis Ayam Ras Pedaging di Kota Pekanbaru 57 Kajian Faktor Produksi Dan Efisiensi Teknis

Onax (jumlah bahan organik yang ditambahkan adalah setengah dari kapasitas maksimum tanah dalam menjerap bahan organik), 54% dari bahan organik yang ditambahkan ke tanah tukungan telah terdekomposisi dan kembali ke atmosfer dalam bentuk C02. Bahan organik yang tidak mengalami dekomposisi (46% dari jerami padi yang ditambahkan ke tanah) telah distabilisasi pada tanah tukungan yang pada akhirnya akan ·meningkatkan kandungan bahan organik tanah. Aplikasi jerami pada level 0,5 Omu yang menghasilkan stabilisasi bahan organik yang tertinggi pada tanah tukungan. Dengan demikian jumlah jerami padi yang disarankan untuk diaplikasikan pada tanah tukungan untuk menghasilkan peningkatan bahan organik tanah adalah setara dengan 0,5 Qnax (setengah dari kapasitas maksimum tanah dalam menjerap bahan organik) .

4000

z- 0.50..,., g g .. r::

1,00..~. ~ - 3000

~ 2.00.,.,. u

"" e .s 200o e

u

"' .\i d ~ .. 1000 .s

:::!:.

Rice straw Eceng Gondok Purun TlkU!i M i-ed rite straw-econg gondok

Gambar 3 . Mineralisasi karbon bahan organik yang diaplikasikan pada tanah tul'llngan dengan jenis dan jumlah

yang berbeda setelah dilmrangkan dengan mineralisasi karbon dari tanah

E. Stabilisasi Bahan Organik di Tanah Tukungan Dipengaruhi oleh Penambahan Lumpur dan Abu

Hasil analisis ragam memperlihatkan bahwa pencampurn bahan organik dengan lumpur dan abu mampu merubah stabilisasi bahan organik di tanah tukungan. Gambar 4 memperlihatkan bahwa pengaruh positif pencampuran bahan organik dengan abu terhadap stabilisasi bahan organik terjadi pada setiap tanah tukungan. Pencampuran bahan organik dengan abu sekam padi dan abu batubara masing-masing meningkatkan stabilisasi bahan organik sebesar 1-8% dan 6-13% pada semua tanah tukungan (Gambar 4). Pencampuran bahan organik dengan lumpur temyata meningkatkan jum1ah karbon organik yang termineralisasi. Akan tetapi, ketika abu ditambahkan pada campuran bahan organik dan lumpur, stabilisasi bahan organik meningkat sebesar 3-9%, tergantung dari umur tanah tukungan (Gambar 4).

Pengaruh pencampuran abu dan lumpur terhadap peningkatan stabilisasi bahan organik di tanah berkaitan dengan reaksi kimia antara kation-kation multi valensi yang terdapat pada lumpur dan abu dengan gugus fungsional bahan organik. Tabel 3 memperlihatkan bahwa abu batubara, abu sekam padi dan lumpur mengandung kation multi valensi dan/atau oksida-oksida Ca, Mg, Al dan Fe yang dapat menfasilitasi reaksi kimia dengan gugus fungsional bahan organik.

Prosiding Semina r Nasional FKPTPI 2015 Fakultas Pertanian- Universitas Lam bung Mangkurat

Reaksi kimia jerapan (adsorption) antara kation multi valensi dengan gugus fungsional bahan terjadi melalui reaksi pertukaran ligan (ligand exchange) antara gugus Olf pada oksida-oksida Ca, Mg, Fe dan Al dengan gugus karboksil/hidroksil bahan organik dan berperann~a kation-kation multi valensi (Ca2

+, Mg2+, Fe3+ dan AI +)

sebagai jembatan/penghubung (cation bridging) antara muatan negatif gugus fungsional bahan organik. dengan muatan negatif pada mineral tanah (liat) [29],[30). Pengaruh oksida-oksidalkation multi valensi di dalam tanah terhadap peningkatan stabi lisasi bahan organik tanah juga dilaporkan oleh [18], (23). Keberadaan oksida besi dan aluminium di dalam tanah di samping dapat meningkatan kapasitas jerapan bahan organik oleh tanah, j uga meningkatan resistensi bahan organik yang terjerap pada mineral tanah terhadap dekomposisi oleh mikroba tanah (31], (32].

5000 A 5000 B 4ooci 4000

3000 3000 ( b b b

a a 2000 2000

::= 1000 ::= 1000 .. .. c: r:: !! 0 !: 0 ..... -.:. "'·

K B BP BA BL BLA .. ... K B BP BA BL BLA

u u

"" Perlakuan .. Perlakuan .E. .E. c: c: · 0 0 -e 5000 c -e 5000 D "' (\) .>< .><

b c b c

·;;; b c ·;;; ~

4000 b a a ~~ 4000 a a

~ 3000

~ 3000 .. ..

c: c: ~ ~

2000 2000

1000 1000

0 0 k B BP BA Bl BLA K B BP BA Bl BlA

Perlakuan Perlakuan

G811lbar 4. Peningkatan stabilisasi bahan organik pada tanal1 tukung 27 tahun (A), 16 tahun (B), 9 tahun (C) dan 3

tahun (D) dengan penc8111puran bahan organik dengan lumpur dan abu.

IV. KESIMPULAN

Kandungan bahan organik tanah mengalami penurunan ketika umur tukungan/surjan mencapai 26 tahun. Kandungan bahan organik pada tanah di tukungan/surjan di lahan rawa pasang surut dikontrol oleh sejumlah sifat permukaan tanah (soil surface properties) seperti kandungan hat, kation tukar dan oksida besi dan aluminium. Hasil penelitian percobaan jerapan memperlihatkan bahwa kapasi tas jerapan maksimum bahan organik oleh tanah tukungan tidak ditentukan oleh umur tukungan. Sifat-sifat tanah permukaan tanah seperti kandungan liat, keberadaan Ca2

+ tukar dan kandungan oksida-oksida besi dan aluminium menentukan kapasitas jerapan maksimum bahan organik oleh tanah tukungan.

1 125

Page 14: PROSIDINGeprints.ulm.ac.id/8829/1/16. AkhmadRSaidy (2015... · 2020. 4. 13. · Sistem Agribisnis Ayam Ras Pedaging di Kota Pekanbaru 57 Kajian Faktor Produksi Dan Efisiensi Teknis

Jerami padi menghasilkan stabilisasi bahan organik yang tertinggi. Tingginya stabilisasi bahan organik dari jerami padi ada hubungannya dengan komposisi kimia jerami padi yang mengandung senyawa-senyawa yang relatif lebih sukar dirombak. Level penambahan bahan organik 0,5 <1nax menghasilkan tingkat stabilisasi bahan organik yang tertinggi pada tanah tukungan. Hasil percobaan inkubasi eli- laboratorium juga memperlihatkan bahwa penambahan bahan organik yang disertai dengan aplikasi abu sekam padi dan abu batubara mampu meningkatkan stabilisasi bahan organik. Dengan demikian penggunaan jenis dan jumlah bahan organik yang tepat disertai dengan pemberian abu dapat mempertahankan kandungan bahan organik di tanah tukungan/surjan, sehingga dapat mendukung pertanian berkelanjutan di lahan pasang surut.

UcapanTerima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Badan Penelitian dan Pengembangan Pertaninan, Kementerian Pertanian RI yang membiayai penelitian ini melalui Program Kerjasama Kemitraan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Nasional (KKP3N) Tahun 2013-2014.

Referensi [I] Wijaya-Adhi. 1992. Sumber daya lahan rawa: potensi, ketcrbatasan

dan pemanfaatannya. Dalam: S Partoharjono dan M Syam (eds) (! 992) Pengembangan Terpadu Pertanian lAhan Rawa Pasang Surut dan Lebak. Risalah Pertemuan Nasional Pengembangan Pertanian Lahan Pasang Sunil dan Rawa. Cisarua 3-4 Maret 1992. Puslitbang Tanaman Pangan. Bogor.

[2) Nedeco-Euroconsult. 1985. Nationwide Study on Coastal and Near Coastal Swamps Land in Sumatera, Kalimantan and Irian Tidal Swamp Land Development Project (P4S). Directorate General of Water Res. Dev. Ministry of Public works Jakarta.

[3] Alihamsyah, T. 2004. Potensi dan Pendayagunaan Laban Rawn untuk Peningkntan Produksi Pndi: Ekonomi Padi dan Beras Indonesia. Dalam F. Kasrino, E. Pasnndaran dan A M . Fagi (Penyunting). Badan Litbang Pertanian.

(4] Sulistiyo. 1990. Kendaln Pemanfaatan Tanah Pasnng Swut untuk Usalm Pertanian di Kalimantan Sclatan. Skripsi Smjana. Fakullns Pertanian Unlarn, Banjarbaru.

(51 Dinas Pcrtanian Kalsel. 2002. Data Base Pertanian Tafum 2001. Dinas Pertanian Kalimantan Selntan, Dnnjarbaru.

[6] Dadan Pusat Statistik Propinsi Kalimantan Sclatan. 2011. Luas Lal1811 Menwut Pcnggunarumya di Provinsi Kalimantan Sclatan. BPS Provinsi Kalimantan Selatan, Banjam1asin.

[7] Rasmadi, M . 2003. Pcruballan sifnt kimia tanah tukungan karcna pcrubahan umur tulamgan pada lahan pasang sunat. AgroscientiaeVoi.JONo. l : 43-SI .

(8] Rodiannor. 2006. Bcntuk-Bcntuk Karbon Pada Tanah Tul.:ungnn (Rise Beds) Dt.'llgan Umur Yang Derbcda Di Laban Pasang Sunal. Skripsi SaJjnna. Fakultas Pcrtanian Unlam.

[9) Blakemore, L.C., P. L. Searle and B. K. Daly. 1987. Methods for Chemical Analysis of Soils. New Zealand Soil Bureau, Scientific Report 80, Department of Scientific and Industrial Research, Lower Hutt, New Zealand.

[!OJ Payne, R. 2008. A Guide to Anova and DeJign in GenJtat. VSN International, Hempstead, UK. 1180 p.

[11] Nelson, D.W. and L.E. Sommers. 1996. Total carbon, organic carbon and organic matter. In: D.L. Sparks (ed). MethodJ of Soil AnalysiJ Part 3: Chemical Methods. Soil Science Society of America-American Society of Agronomy Inc., Madison WI, pp. % 1-1011.

(12] de Levie, R., 2001. How to Use Excel in Analytical Chemistry and in General Scientific Data Analysis. Canlbridge University Press, Cambridge, UK.

[ 13] Ludwig, B., Helfrich, M., Flessa, H ., 2005. Modelling the long­term stabilization of carbon from maize in a silty soil. Plant and Soil 278, 3 15-325.

Prosiding Seminar Nasional FKPTPI 2015 Fakultas Pertanian- Universitas Lam bung Mangkurat

[14) Homann, P.S., Kapchinske, J.S., Boyce, A., 2007. Relations of mineral-soil C and N to climate and texture: regional differences v.ithin the conterminous USA. Biogeochemistry 85, 303-316.

[IS) Lorenz, K., La!, R., Shipitalo, M.J., 2008. Chemical stabilization of organic carbon pools in particle size frac tions in no-tiU and meadow soils. Biology and Fertility of Soils 44, I 043-1051 .

[16) KOgel-Knabber, 1., Kleber, M ., 2011. Mineralogical, physicochemical and microbiological controls on soil organic matter stabilization and turnover In: P.P. Huang, Y. Li, M.E. Swnner (Eds.), Handbook Qf Soil Sciences. CRC Press, Boca Raton, pp. 7-1 -7-22.

[17] Kaiser, K., Guggenberger, G., 2007. Sorptive stabilization of organic matter by microporous goethite: sorption into srnaU pores vs. surface complexation. European Journal of Soil Science 58, 45-59.

[18] Basile-Doelsch, 1., Amundson, R., Stone, W .E. E., Borschneck, D., Bottero, J .Y., Moustier, S., Masin, F., Colin, F., 2007. Mineral control of carbon pools in a volcanic soil horizon. Geoderma 13 7, 477-489.

[19) Kleber, M., Mil.:una, R., Tom, M.S., Jahn, R, 2005 . Poorly crystalline mineral phases protect organic matter in acid subsoil horizons. European Journal of Soil Science 56, 717-725.

[20] Kaiser, K., Guggenberger, G ., 2003. Mineral surfaces and soil organic matter. European Journal of Soil Science 54, 219-236.

[21) Kahle, M ., Kleber, M ., Jahn, R., 2004. Retention of d issolved organic matter by phyllosi!icatc and soil clay fractions in relation to mineral properties. Organic Geochemistry 35, 269-276.

[22] Scheel, T., Dorfler, C ., Knlbitz, K., 2007. Precipitation of dissolved organic matter by aluminum stabilizes carbon in acidic forest soils. Soil Science Society of America Journal71 , 64-74.

[23] Schneider, M.P.W., Scheel, T ., Mil-.:utta, R., van Hces, P., Kaiser, K., Kalbitz, K., 2010. Sorptive stabilization of organic matter by amorphous Al hydroxide. Geochimica et Cosrnochimica Acta 74, 1606-1619.

[24] Saidy, A.R., R. J. Smernik, J.A. Baldock, K. Kaiser dan J. Sanderman. 2013. The sorption of organic carbon onto differing clay minerals in the presence and absence of hydrous iron oxide. Geoderma 209-210: 15-21.

[25) Kothawala, D.N ., Moore, T.R., Hendershot, W.H., 2009. Soil properties controlling the adsorption of dissolved organic carbon to mineral soils. Soil Science Society of An1erica Journal 73, 1831-1842.

[26] Jacob, M., K. Viedenz, A. Po lie, F. M. Thomas. 2010. Leaf litter decomposition in temperate deciduous forest stands \\ith a decreasing fraction of beech (Fagus sylvatica). Occologia 164, 1083-1094.

[27) Ralmlan, M . H., J. Tsukamoto, M. M. Rahman, A. Yoncynrna, K. M . Mostafa. 2013. Lignin and its effects on litter decomposition in forest ecosystems. Chemistry & Ecology 29, 540-553.

[28] Zhang, D., D. Hui , Y. Luo, G. Zhou. 2008. Rates of litter decomposition in terrestrial ecosystems: global patterns and controlling factors. Journal of Plant Ecology I, 85-93.

[29) Amarson, T.S ., Keil , R.G., 2000. Mechanisms of pore water organic matter adsotption to montmorillonite. Marine Chemistry 71' 309-320.

[30] Sutton, R., Spos ito, G., 2006. Molecular simulation of humic substance-Co-montmorillonite complexes. Geochimica et Cosmochimica Acta 70, 3566-3581 .

[31) Saidy, A.R., R. J. Smemik, J.A. Baldock, K. Kaiser, J. Sanderman dan L.M. Macdonald, L.M. 2012. EITects of clay mineralogy and hydrous iron oxides on labile organic carbon stabilisation. Geoderma 173: 104-110.

[32] Saidy, A R. , R. J. Smernik, J.A. Baldock, K. Kaiser. 2015. Microbial degradation of carbon sorbed onto phyllosilicate c lays ,,;th and without hydrous iron oxide coating. European Journal of Soil Science 66, 83-94.

1126

- - --- --- - - -

Page 15: PROSIDINGeprints.ulm.ac.id/8829/1/16. AkhmadRSaidy (2015... · 2020. 4. 13. · Sistem Agribisnis Ayam Ras Pedaging di Kota Pekanbaru 57 Kajian Faktor Produksi Dan Efisiensi Teknis