Post on 26-Jan-2023
TIM INTI PERENCANAAN PARTISIPATIFDESA CIBODAS KECAMATAN KUTAWARINGIN - KABUPATEN
BANDUNG
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITASDESA CIBODAS KECAMATAN KUTAWARINGIN
KABUPATEN BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN1.1. LATAR BELAKANG1.2. MAKSUD DAN TUJUAN1.3. CAKUPAN WILAYAH PERENCANAAN1.4. METODA PELAKSANAAN
BAB II PENENTUAN KAWASAN PRIORITAS2.1. ASPEK PENENTUAN KAWASAN PRIORITAS
2.1.1. PERTIMBANGAN PEMILIHAN KAWASANPRIORITAS
2.1.2. KRITERIA PEMILIHAN KAWASAN PRIORITAS2.2. KAWASAN PRIORITAS TERPILIH
DAFTAR ISI
BAB III. GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS3.1. KEDUDUKAN WILAYAH PERENCANAAN3.2. KONDISI FISIK KAWASAN PRIORITAS3.3. KEPENDUDUKAN SOSIAL DAN EKONOMI3.4. STRUKTUR PERUNTUKAN LAHAN3.5. INTENSITAS PEMANFAATAN LAHAN3.6. SISTEM SIRKULASI DAN JALUR PEDESTRIAN3.7. SISITEM JARINGAN AIR BERSIH DAN UTILITAS
BANGUNAN3.8. SISTEM PELAYANAN PUBLIK DAN KELEMBAGAAN3.9. KONDISI SEBARAN EKONOMI
BAB IV. ANALISIS KAWASAN PRIORITAS4.1. PERMASALAHAN DAN POTENSI4.2. AN ALISIS PENATAAN KAWASAN PRIORITAS
4.2.1.BLOK LAHAN HUNIAN4.2.1.1. PEMANFAATAN LAHAN DAN
BANGUNAN4.2.1.2. SIRKULASI DAN JALUR PEDESTRIAN4.2.1.3. JARINGAN AIR BERSIH DAN UTILITAS
BANGUNAN4.2.1.4. PELAYANAN PUBLIK DAN
KELEMBAGAAN4.2.2.BLOK LAHAN HIJAU4.2.3. BLOK LAHAN TERBUKA PRODUKTIF
BAB V. KONSEP PENATAAN DAN PENGEMBANGAN5.1. VISI DAN MISI KAWASAN PRIORITAS5.2. RENCANA JARINGAN AIR BERSIH5.3. RENCANA PENATAAN DRAINASE DAN SANITASI5.4. RENCANA PENINGKATAN SARANA PELAYANAN PUBLIK
DAN KELEMBAGAAN5.5. RENCANA PENTAAN JARINGAN JALAN DAN JEMBATAN5.6. RENCANA PENATAAN RUANG HIJAU
BAB VI. RENCANA INVESTASI DAN PENGELOLAAN6.1. INDIKASI PROGRAM KAWASAN PRIORITAS6.2. RENCANA INVESTASI DAN PROGRAM PEMBIAYAAN6.3. SKENARIO PENTAHAPAN PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN
BAB VII. ATURAN BERSAMA7.1. MATRIK ATURAN BERSAMA
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN1.1. LATAR BELAKANG
Perencanaan partisipatif merupakan bagian dari
kegiatan PLPBK yang fokus pada proses penyusunan
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman Desa
Cibodas,.
Turunan dari rencana penataan lingkungan
permukiman (RPLP ) adalah Rencana Tindak Penataan
Lingkungan Permukiman ( RTPLP ) yang menjabarkan
perencanaan lebih rinci dengan mengadopsi prinsip-
prinsip Tata Bangunan dan Lingkungan. Dengan
demikian RTPLP merupakan panduan rancang bangun
di kawasan prioritas
Perencanaan RTPLP dI kawasan prioritas sesuai
dengan arah pengembangan dalam perencanaan RPLP
Desa cibodas berorientasi pada peningkatan kualitas
lingkungan permukiman melalui penataan dan
pengembangkan sumber daya alam ( SDA ) secara
terpadu.
Maksud dari RTPLP Desa Cibodas :
A. Program pengendalian pemanfaatan ruang desa khususnya
pada kawasan Bantaran Sungai / Irigasi Cihonje menjadi
prioritas agar dapat dikembangkan
B. Pendorong upaya investasi khususnya dikawasan prioritas
yang diharapkan menjadi pemicu pertumbuhan sektor lain
, sehingga akan bermanfaat bagi pendapatan masyarakat
setempat.
C. Sesuai dengan Tujuan Utama dari program PLP-BK
menciptakan perubahan prilaku tatanan masyarakat
menuju kualitas liingkungan Desa Ciboodas yang sehat,
indah harmonis dan berjatidiri.
Tujuan dari RTPLP Desa Cibodas :
A. Mengatur keserasian antar bangunan yang terdapat pada
kawasan Bantaran sungai / Irigasi Cihonje sebagai upaya
antisipasi terhadap pertumbuhan yang mengaburkan
identitas kawasan.
B. Penataan dan Pengembangan sarana prasarana pendukung
peningkatan kualitas lingkungan dengan mengoptimalkan
SDA yang ada berupa penataan bantaran sungai/ irigasi
Cihonje dan optimasi lahan Hijau produktifI-1
1.3. CAKUPAN WILAYAH PERENCANAAN
RW 12
RW 13
RW 14
RW 08
RW 18
RW 08
RW 11
RW 17
RW 16
C akupan Wilayah Perencanaan
meliputi 3 Rw ( Rw 12,13,dan 14 )dengan batasan administrasi :
A. Utara : RW 18 dan RW 08
B. Selatan : RW 11 dan RW 16
C. Timur :RW 17
D. Barat : RW 08
Kawasan tersebut dilalui oleh SaluranIrigasi Cihonje
I-2
6
1.4. METODE PELAKSANAAN
I-3
TAHAP INPUT PROSES OUTPUT
KEGIATAN KOMPILASIDATA
ANALISIS RENCANA BENTUK /DESIGN
PROGRAM ATURANBERSAMA
SUBTANSI a. PenentuanKawasanprioritas( RPLP )
b. KondisiGambaranUmum
a. Permasalahan danPotensi
a. Visi Misib. Rencana
dan Konsep
a. BentukPenataandanPengembangan
a. IndikasiProgram
b. RencanaInvestasi
c. SkenarioPentahapan
a. IdentifikasipermasalahanKesepakatanBersama danDasarHukum.
Perkembangan pemanfaatan ruang di Desa Cibodas dalam prosesnya telah menunjukkan terjadi perkembangan kegiatan, namun masih dalam taraf
perkembangan dengan karakteristik perdesaan dimana pemanfaatan ruang masih didominasi oleh fungsi terbuka hijau berupa perkebunan dan persawahan.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, kegiatan yang mengisi ruang Desa Cibodas mulai terlihat perkembangannya dari sisi jumlah penduduk serta lahan
terbangun. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa ruang Desa Cibodas dapat dibedakan menjadi 6 (enam) kawasan/zona. Terkait rencana penataan lingkungan
permukiman, maka perlu ditentukan urutan prioritas kawasan yang akan ditindaklanjuti pelaksanaan pembangunannya sesuai arahan pengembangan masing-
masing kawasan.
S. Cimareme
S. Cihonje
S. Cicadas
Area ini merupakan zonastrategis lokasi sarana yangmendukung kebijakanpengembangan KawasanWisata Terpadu Si JalakHarupat, sekaligus menjadipintu gerbang Desa Cibodas.
1
Area ini merupakankawasan campuranpermukiman pendudukdan perkebunan lahankering dan persawahan
3
4
Areapermukimanpenduduk
6
5
2
Area campuranyang didominasiperkebunan lahankering
Area ini merupakankawasan lindung setempatberupa perkebunan/tanaman keras.
Area ini merupakankawasan campuranpermukiman danperkebunan/ tanamankeras
II-1
2.1.1. PERTIMBANGAN PEMILIHAN KAWASAN PRIORITAS
• Ekonomi
• Densitas Penduduk dan Bangunan
• Tata Guna Lahan
• Eksisting Bangunan
• Sirkulasi dan Aksesibilitas
• Ruang Terbuka
• Kualitas Lingkungan
• Jaringan drainase dan Air Bersih
Untuk menentukan kawasan prioritas dari kawasan yang teridentifikasi di Desa
Cibodas dilakukan beberapa pertimbangan :
1. Kawasan/zona memiliki persoalan-persoalan pembangunan baik secara fisik,
sosial maupun ekonomi mendesak untuk ditangani.
2. Kawasan/zona memiliki potensi sumberdaya lokal yang lebih tinggi dibandingkan
kawasan/zona lainnya sehingga apabila potensi tersebut didayagunakan,
diperkirakan dapat membangkitkan perkembangan (triger) perkembangan
pembangunan fisik, sosial dan ekonomi di seluruh wilayah Kelurahan.
3. Kawasan/zona berpotensi rawan bencana (antara lain banjir, kecelakaan)
4. Kawasan/zona merupakan kawasan permukiman masyarakat kurang
mampu/miskin.
Berdasarkan Pedoman Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
Kawasan, Tata Cara Penyusunan Dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan,
Dr. Ir. Danang Priatmodjo, M.Arch., Direktorat Penataan Bangunan dan
Lingkungan, Ditjen Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum, maka
pertimbangan pemilihan Kawasan Prioritas didasarkan pada faktor-faktor :
Tingkat kebutuhan kawasan terhadap kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman
Cepat :
a. Alasan lingkungan dan kemanusiaan. Bilamana kegiatan penataan lingkungan dalam
waktu cepat tidak dilakukan, dapat mempengaruhi kualitas kehidupan masyarakat
seperti menurunnya tingkat kesehatan kehidupan masyarakat seperti
menurunnyatingkat kesehatan masyarakat, menurunnya kesejahteraan masyarakat,
bergeser/berkurangnya dengan cepat ruang yang digunakan bagi tempat tinggal
masyarakat, meningkatknya angka kriminalitas, tidak tercapainya keamanan dan
kenyamanan beraktivitas di dalam kawasan tersebut.
b. Alasan program pembangunan skala nasional. Bilamana kegiatan penataan lingkungan
dalam waktu cepat tidak dilakukan, maka akan menghambat program tingkat
internasional/nasional yang telah dicanangkan. Misalnya program pengembangan kawasna
bagi pembangunan dan pengembangan fasilitas olahraga bagi pesta olahraga tingkat
internasional/nasional (Asian Games, Sea games, Pekan Olahraga Nasional, Pekan olah
raga bagi penyandang cacat tingkat internasional, dll). Atau pengadaan pertemuan tingkat
tingga skala internasional, dll.Sedang :
Bilamana tidak ditangani dengan kegiatan penataan lingkungan dalam waktu cepat, maka
diduga arah pengembangan dan pembangunan dapat menjadi; terhambat dan atau stagnan
dan/atau berkembang ke arah:
a. Penyimpangan pemanfaatan tata guna lahan
b. Menurunnya kualitas dan kuantitas lingkungan alami dan lingkukngan binaan
c. Sulit dikendalikannya peningkatan kepadatan manusia dan bangunan
d. Menurunnya vitalitas ekonomi kawasanRendah:
Bilamana tidak ditangani dengan kegiatan penataan lingkungan dalam waktu cepat, maka
pemanfaatan, pengembangan potensi ekonomi, sosial budaya, lingkungan alami dan binaan
maupun potensi lainnya yang terkandung di dalam kawasan menjadi kurang maksimal dan
kurang terencana, namun tidak terlalu mempengaruhi kualitas kehidupan manusia .
2.1. ASPEK PENENTUAN KAWASAN PRIORITAS
II-2
KAWASAN CAMPURAN PERMUKIMAN &LAHAN TANAMAN KERAS
KAWASAN CAMPURAN PERMUKIMAN &KEBUN RAKYAT SERTA SAWAH
KAWASAN PERMUKIMAN
KAWASAN LINDUNG
KAWASAN CAMPURAN PERKEBUNANTANAMAN KERING & PERMUKIMAN
1 2 2 3 2
MEN
CU
KU
PI
17
2 3 3 3 3 2 20
3 3 2 20
32 2 2 2 1 13
3 33 22
2
3 3 3
2 3 2 2 22
21
KAWASAN STRATEGIS
KAWASAN CAMPURAN PERMUKIMAN DAN LAHAN TANAMAN KERAS
KAWASAN CAMPURAN PERKEBUNAN DAN PERMUKIMAN
KAWASAN CAMPURAN PERMUKIMAN, PERKEBUNAN RAKYAT DAN PERSAWAHAN
KAWASAN PERMUKIMAN (ZONA 4)
KAWASAN LINDUNG
KAWASAN STRATEGIS
2.1.2. KRITERIA PENILAIAN KAWASAN PRIORITAS
II-3
2.2. KAWASAN PRIORITAS TERPILIH
S. Cihonje
S. Cicadas1
346
52
Hutan hampir 60 % dari total
Luas persawahan sekitar 25%
Jalur irigasi untuk pengairan sawah
Kawasan pemukiman penduduk 15 %
RW 12
RW 13
RW 14
KAWASAN PEMUKIMAN ( ZONA 4 )
II-4
Kawasan prioritas berada di
Zona Pemukiman yang meliputi3 Rw ( Rw 12,13,dan 14 ) denganbatasan administrasi :
A. Utara : RW 18 dan RW 08
B. Selatan : RW 11 dan RW 16
C. Timur :RW 17
D. Barat : RW 08
Kawasan tersebut dilalui olehSaluran Irigasi Cihonje
RW 12
RW 13
RW 14
RW 08
RW 18
RW 08
RW 11
RW 17
RW 16
3.1 KEDUDUKAN WILAYAH PERENCANAAN
III-1
Tata guna lahan yang ada di wilayah
prioritas sebagian besar didominasi olehlahan pegunungan danperbukitan.sebagian lagi sebagai lahanpertanian dan sisanya merupakanwilayah permukiman
Topografi Desa Cibodas Berada di antaraketinggian 600m dpl-1014m dpl.Denganbentuk topografi yang bergelombangsampai berbukit di sebelah utara.
Tiga kawasan ini dilalui oleh beberapaaliran sungai yaitu sungai cihonje dansungai cipendeuy.
3.2. KONDISI FISIK KAWASAN PRIORITAS
III-2
Jumlah penduduk di ketiga kawasan
prioritas ini yaitu :
• Rw 12 106 KK /335 jiwa.
• Rw 13 83 KK/235 jiwa
• Rw 14 68 KK/225 jiwa
Jumlah Penduduk perempuan lebihbanyak di bandingkan laki-laki.pendudukjuga dikelompokan pada kelompok usia31-31 yang terbanyak dan yang palingsedikit pada kelompok 10-11.semuawarga desa Cibodas khususnya yangberada di kawasan prioritas beragamamuslim.
Mata pencaharian Penduduk dikawasanprioritas ini pertanian, perkebunan,peternakan, perdagangan, buruh danwirausaha home industri jasa pembuatantusuk sate yang tersebar di kawasan ini
RW 12
RW 13
RW 14
3.3. KEPENDUDUKAN SOSIAL DAN EKONOMI
106 335
68 225
83 235
III-3
3.4. STRUKTUR PERUNTUKAN LAHAN
Lahan Hutan dan Perkebunan
Lahan pertanian
Jalur irigasi / Sungai Cihonje
Lahan Pemukiman
KONDISI KAWASAN PRIORITAS.
Fungsi lahan yang ada dikawasan prioritas terdiri dari Hutan dan Perkebunan yang mendominasi lahan ±60 % dari
luas lahan, lahan Pertanian ± 25 % dari luas lahan sisa lahan dimanfaatkan pemukiman ± 15 % dari luas lahan.
Kawasan prioritas tersebut dilalui oleh jalur irigasi / sungai Cihonje seluas ± 1600 m
III-4
Rumah Tinggal
Rumah Warung
Peternakan ayam dan sapi
Home Industri
3.5. INTENSITAS PEMANFAATAN LAHAN DAN TATA BANGUNAN
KONDISI KAWASAN PRIORITAS :
Pola tata bangunan Linier mengikuti jaringan jalan
Intensitas bangunan Rendah,dengan GSB 0-1 m, KDB 80-90%, KLB 1 Lt.
Fungsi lahan pemukiman campuran yang terdiri dari Rumah Tinggal , Rumah warung, Peternakan dan Home industri.
III-5
3.6. SISTEM SIRKULASI DAN JALUR PEDESTRIAN
KONDISI KAWASAN PRIORITAS : Jalan Desa yang membelah kawasan prioritas seluas 3100 m dengan kontruksi jalan Penetrasi, kondisi kerusakan
1600m. Menghubungkan kawasan prioritas ke kawasan lainnya di dalam maupun luar desa Cibodas Moda Angkutan umum yang melalui jalan desa Cibodas Trayek Soreang – Cipendey Jalan Lingkungan belum tertata baik dengan kondisi masih berupa tanah seluas 1600 m , jalan tersebut
menghubungkan pemukiman dengan jalan desa. Jalan Setapak terbentuk mengikuti kontur lahan yang ada dan masih kondisi tanah, jalan ini menjadi jalan anternatif
warga untuk percepatan aksesibilitasnya , area jalan setapak sepanjang bantaran sungai Cihonje/ Irigasi , lahanpertanian dan Perkebunan.
Jalan desa
Jalan Lingkungan
Jalan setapak
III-6
3.7. SISTEM JARINGAN AIR BERSIH DAN UTILITAS LINGKUNGAN
KONDISI KAWASAN PRIORITAS : Kebutuhan air bersih warga untuk Rumah tangga maupun Pertanian di suplay dari sumber air dan Irigasi CihonjeKebutuhan air bersih warga belum dapat dipenuhi dari sumber mata air yang adaJaringan air bersih belum tertata rapihKebutuhan MCK warga masih belum mencukupi, sebagian MCK yang ada belum layak digunakan karena fasilitas
penunjang MCK belum memadai ( sebagian belum memiliki sumber air, septictank maupun jaringan jalannya )Peternakan yang ada belum ditunjang oleh fasilitas pengolahan limbahnyaMuara pembuangan air limbah dan air hujan menuju ke saluran irigasi Cihonje.
Sumber air alam
Sumur bor/ Gali
MCK
Alur buangan air hujan
Jaringan Distribusi air bersih
Saluran Irigasi
III-7
3.8. SISTEM PELAYANAN PUBLIK DAN KELEMBAGAAN
Kantor RW,Posyandu,Pos kamling
Mushola/Mesjid
KONDISI KAWASAN PRIORITAS :
Mesjid yang berada di kawasan prioritas sebayak 3 unit, kondisi sebagian perlu renovasi dan pengembangan ruang
Sarana kesehatan Bidan dan Posyandu dikawasan prioritas 3 unit sebagian masih bergabung ruang pelayanannya
dengan kegiatan lain
III-8
3.9. KONDISI SEBARAN EKONOMI
Rumah warung
Peternakan
Home industri
( Tusuk sate dan Konveksi )
KONDISI KAWASAN PRIORITAS :
Jenis sebaran ekonomi yang ada Home industri Tusuk sate yang mendominasi kegiatan ekonomi di kawasan prioritas, konveksi, warung rumahan dan peternakan sapi dan ayam.
Home indusri tusuk sate : 60 unitHome industri Konveksi : 1 unitWarung Rumahan : 11 unitPeternakan ayam : 2 unitPeternakan sapi : 1 unit
Tempat Pengolahan emas : 1 unit
III-9
4.1. PERMASALAHAN DAN POTENSI KAWASAN PRIORITAS
JARINGAN JALAN DAN PEDESTRIAN RUMAH DAN BANGUNAN PERUNTUKAN LAHAN
PER
MA
SALA
HA
NPO
TEN
SI Jalan Desa 3100 m yang menghubungkan Kawasan
Prioritas mengalami kerusakan , yang diakibatkan
tidak adanya saluran buangan air hujan dan kesadaran
pemeliharaan jaraingan jalan desa belum optimal.
jalan Pedestrian/ Gang 2250 m yang menjadi jalan
penghubung dalam atau luar kawasan pemukiman ke
area pertanian, perternakan, pendidikan dan
pemerintahan sebagian masih berupa tanah.
Gorong gorong yang ada 10 buah sebagian rusak dan
kurang optimal dikarenakan lebar / luas penampang
gorong gorong tidak sesuai dengan debit air hujan
yang masuk dan terjadi penyumbatan / pendangkalan
dari erosi dinding permukaan saluran yang berupa
tanah
Sebagian warga yang memiliki lahan potensial untuk
pengembangan jaringan Jalan Pedestrian/ Gang
bersedia menghibahkan tanah nya untuk
kepentingan pengembangan jaringan Jalan
Pedestrian/ Gang
Masyarakat bersedia bersuwakelola / berswadaya
dalam membantu proses pembangunan dan
pemeliharaan jaringan jalan desa maupun jalan
pedestrian / Gang
Penataan rumah linier mengikuti jalan yang belumtertata baik dan kurang mempertimbangkan aturantata ruang yang berlaku ( GSB, KDB dan KLB ) .
Masih ada rumah yang bersatu dengan kandangternak
Masalah pencemaran limbah kotoran hewan daripeternakan ayam dan sapi
Intensitas Bangunan Rendah sehingga masih cukuplahan untuk pengembangan sesuai dengan rencanatata ruangnya
Peternakan yang ada masih memiliki lahan untukmengelola limbahnya.
Kondisi lahan hutan yang berbukit belum dioptimalkan
Prasarana Penunjang aksesibilitas ke areaperkebunan, sawah dan sumber air ,pendidikan dan kantong pemukiman belum ada
Irigasi yang belum dioptimalkan pemanfaatnyadan juga kondisi irigasinya sebagian belum diTPT
Kawasan permukiman belum memiliki sistemsanitasi dan drinase yang baik
Banyak terdapat sumber mata air yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan airbersih warga
Masih luasnya ruang terbuka hijau yang bisa dikembangkan ke arah pertanian,perkebunanatau bahkan di olah menjadi tempatwisata,mengingat kondisi dan letak geografisyang potensial
Jaringan irigasi dapat dimanfaatkan untukmemudahkan aksesibilitas masyarakat ke fungsilahan lain di lingkungan sekitarnya
IV-1
AIR BERSIH, SANITASI DAN DRAINASE PELAYANAN PUBLIK DAN KELEMBAGAAN SEBARAN EKONOMI
PER
MA
SALA
HA
NPO
TEN
SI
Kondisi Masyarakat yang kekurangan air bersihsementara sumber air yang ada yaitu sumur gali yangpemanfaatanya belum maksimal.masyarakat mengambilair dengan menggunakan selang ke rumah-rumah
Tidak ada jalur untuk pembuangan air permukaan Pemanfaatan sumber air dari mata air belum optimal hampir semua lokasi permukiman untuk sanitasinya
belum terintegrasi dengan baik. MCK yang ada belum dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat dan belum dilengkapi dengan saranaprasarana penunjang untuk kemudahan aksesibitilas,penerangan dan septictank
Masalah pencemaran limbah kotoran hewan daripeternakan ayam dan sapi
Belum memiliki TPS , masyarakat mengelola sampahnyadengan menimbun, membakar dan membuang kebantaran sungai/ irigasi
Sumber daya alam yang ada memiliki potensi sumber airyang dapat mencukupi kebutuhan masyarakat
Optimalisasi sumber air yang ada untuk meningkatkankapasitas suplai air bersih masyarakat
Masyarakat bersedia menghibahkan lahannya untukPembuatan bak penampungan air bersih
Optimalisasi fungsi MCK yang ada Optimalisasi lahan tidur untuk pengelolaan sampah
masyarakat
Semua kegiatan ke RW an masih di lakukan dirumah ketua RW. Atau Mesjid mulai dari rapatwarga,kegiatan PKK/Posyandu dll
Tempat Beribadah yang minim dan kondisi tempatibadah yang sudah retak harus segera di perbaiki
Renovasi sarana Ibadah terkendala oleh biaya.
Sudah ada lahan yang di hibahkan warga untukmembuat Kantor RW
Pemanfaatan Multi fungsi lahan utuk Posyandu,PKK dan Kantor RW
Kurangnya permodalan untukpengembangan usaha
Kondisi wilayah yang jauh dari pasar(pusatperekonomian)menyebabkan prosespemasaran hasil produksi terhambat
Kondisi prasarana jalan yang burukmenjadi salah satu masalah dalammobilisasi perekonomian
Sistem pengolahan limbah ternak darikandang ayam/sapi yang mencemarilingkungan mengganggu aktifitas warga
Banyak terdapat potensi warga dalam homeindustri
Masih terdapat banyak lahan yang bisamemungkinkan pengembangan usahalainya,misalnya pengembangan potensi alam untukpariwisata yang bisa meningkatkan kesejahteraanmasyarakat
limbah kotoran ternak dapat dikelola menjadipupuk dll
IV - 2
MASALAH POTENSI
Aksesibilitas warga tergangu oleh rusaknya JaringanJalan Desa maupun Jalan Lingkungan di kantongpemukimannya.
Belum adanya prasarana penunjang berupa jalanpenghubung ke area perkebunan , pertanian ,pendidikan
Kebutuhan air bersih belum terpenuhi. Jaringan air bersih belum tertata dan didistribusikan
merata ke semua warga. jaringan drainase di kantong pemukiman dan bahu
jalan desa maupun lingkungan belum memadai. Peternakan yang ada belum memiliki sistem
pengelolaan dan jaringan drainase limbah / kotoranyang memadai
Masih ada warga yang tidak memiliki MCK yangmemadai
Erosi pada dinding tanah irigasi mengakibatkan suplayair untuk irigasi terhambat
Sebagian warga mengelola sampahnya dengandibakar, ditimbun dan dibuang ke saluran irigasi.
warga belum memiliki ruang berkumpul untukmelakukan aktivitas kemasyarakatan.
Sarana kesehatan berupa posyandu masih kurang danbelum memiliki ruang tersendiri
Sarana Ibadah berupa Mesjid kurang dan sebagiankondisinya perlu renovasi.
Permodalan, Pemasaran dan Prasarana pendukungsangat dibutuhkan untuk menunjang kegiatan homeindustri warga.
warga bersedia memberikan hibah tanahnya untukkepentingan pengadaan sarana prasarana lingkungan (Jalan, Posyandu, balai pertemuan, mesjid dll )
Ruang Terbuka Hijau memiliki sumber air yang dapatmencukupi kebutuhan air bersih warga dilingkungannya.
Sumber air yang ada dapat dioptimalkanpemanfaatannya untuk memenuhi kebutuhan warganya
Saluran irigasi dilalui oleh kantong pemukiman wargaselain berfungsi mengaliri pertanian , saluran buanganair kotor dan dapat dikembangkan menjadi jalurpenghubung warga dengan area pertanian, perkebunandan kantong pemukiman.
Masih adanya lahan yang kurang produktif yang dapatdimanfaatkan untuk kebutuhan pengadaan MCK,Pengelolaan sampah
REKAPITULASI PERMASALAHAN DAN POTENSI
IV - 3
Pertimbangan untuk penetapan kawasan perencanaan :
Kesamaan permasalahan yang menyangkut pola rencana penanganan
Kesesuaian penanganan yang menyangkut pola pelaksanaan yang terpadu dengan rencana lain yang ada di kawasan
PEMBAGIAN BLOK KAWASAN PRIORITAS
Kawasan Perencanaan
Untuk penataan Kawasan perencanaan di Desa Cibodas di bagi
kedalam 3 (Tiga) Blok Lahan :
1. Lahan Hunian yang terdiri dari Area pemukiman penduduk
yang tersebar di 3 RW ( RW 12,13 dan 14 ) ,Luas Hunian ±
21,45 Ha , jumlah Penduduk 257 KK / 795 jiwa, jumlah Rumah
Permanen 94 Rmh, Jumlah Rumah Non Permanen 144 Rmh
( 72 Rumah termasuk Rumah tidak layak huni )
Sarana yang ada Mesjid / mushola 4 unit, Posyandu / Bidan 3
unit, Home industri tusuk sate 54 Rmh, warung 15 Rmh,
Konveksi 1 unit. Sumber air berupa sumur 8 bh , mata air 13
titik.
Prasarana yang ada berupa Jaringan jalan yang kondisinya
rusak jalan desa 3100 m, jalan Gang / setapak 2250 m
2. Lahan terbuka produktif yang terdiri dari Area pertanian yang
tersebar di 3 RW ( RW 12,13 dan 14 ), Luas lahan Produktif ±
35,75 Ha
3. Lahan Hijau yang terdiri dari Area perkebunan dan hutan yang
tersebar di 3 RW ( RW 12,13,14 ), Luas lahan Hijau ± 85,5 Ha
BLHj
BLHj
BLTP
BLH
BLHj
BLH
4.2. ANALISIS PENATAAN KAWASAN PRIORITAS
IV - 4
Area Pemukiman Penduduk terdiri dari permukiman
berkelompok dan pemukiman linier mengikuti jaringan
jalan ,Sarana Air bersih yang ada perlu adanya penataan
jaringan untuk memenuhi kebutuhan air bersih
Prasarana jalan di pemukiman penduduk berupa jalan
desa dan Lingkungan dengan kondisi perlu perbaikan
dan peningkatan kulaitas.
Kondisi sanitasi ( MCK dan Drainase ) yang ada di
pemukiman penduduk belum dapat memenuhi
kebutuhan dan kurang layak.
Pola pengelolaan sampah penduduk belum ditata
dengan baik, sistem rupa pengelolaan sampah yang ada
berupa penimbunan , Pembakaran dan pembuangan ke
saluran irigasi .
Kondisi bantaran sungai yang berpungsi sebagai irigasi
untuk lahan pertanian perlu adanya Normalisasi .
RUMAH DAN BANGUNANJARINGAN JALAN DAN
PEDESTRIANJARINGAN AIR BERSIH,
SANITASI DAN DRAINASEPELAYANAN PUBLIK DAN
KELEMBAGAANPENGEMBANGAN
EKONOMI
4.2.1. BLOK LAHAN HUNIANIV. -5
Kondisi Area pemukiman berkelompok dengan pola linier
mengikuti jaringan jalan , pemukiman tersebut bersifatheterogen / Campuran antara lain Rumah Tinggal 169 Rmh,Home industri tusuk sate 54 Rmh, Peternakan 5 unit dsb.Acuan dalam perencanaan Rumah dan Bangunan diantaranyaperaturan dan persyaratan bangunan di daerah tersebutA. KDB ( Koofisien Dasar Bangunan )
Merupakan perbandingan antara luas dasar bangunannpada permukaan tanah dengan luas lahannyaKDB berfungsi sebagai pengendali kepadatan bangunanyang mencakup aspek bahaya terhadap kebakaran,kesehatan, estetika dsb.Kawasan Prioritas Perencanaan yang ada di Blok Hunianmemiliki intensitas kepadatan yang tinggi , rata rata persilrumah/ bangunan yang ada 80-90 % terbangun sehinggariskan terhadap bahaya kebakaran
B. Jarak antar Bangunan ( GSB : garis sempadan Bangunan )Jarak bangunan merupakan jarak terkecil antara permukaandenah bangunan dari bangunan sekitarnya .GSB berfungsi sebagai pencegahan penjalaran bahayakebakaran, pembaharuan udara/ Ventilasi, optimalisasipencahayaan dan sirkulasi pergerakan penghuni.Pemukiman di Blok hunian yang ada rata ratamenghabiskan lahan muka rumahnya langsung ke batasbadan jalan ( 0-1 m) , dengan kepadatan dan kerapatanbangunan tersebut ventilasi terhambat, pencahayaan danSirkulasi tidak optimal.
C. KLB ( Koefisien Lantai bangunan )Ketingginan bangunan permanen maupun tidak permanenrata rata 1 Lantai
BLO
K LA
HA
N H
UN
IAN
Rumah Permanen : 94 Rmh Rumah Non Permanen : 144 RmhRumah Warga Miskin : 72 Rmh
4.2.1.1. ANALISIS PEMANFAATAN LAHAN DAN TATA BANGUNAN
KONDISI EKSISTEING VS PANDUAN PERENCANAAN
IV - 6
Jalan desa adalah jalan yang dapat dikategorikan sebagai jalan
dengan fungsi lokal di daerah pedesaan. Artinya sebagai penghubungantar desa atau ke lokasi pemasaran, sebagai penghubunghunian/perumahan, juga sebagai penghubung desa ke pusat kegiatanyang lebih tinggi tingkatnya (kecamatan).
1. Berdasarkan hubungan dengan pemukimanJaringan jalan yang ada di kawasan Prioritas termasuk :
a. Jalan Poros LingkunganJalan yang menghubungkan masing masing satuan pemukiman ROW maksimum : 11 m Lebar Perkerasan Jalan : 4,5 m Lebar Perkerasan Bahu Jalan : 1 m
b. Jalan LingkunganJalan yang ada di dalam satuan pemukiman yang digunakanuntuk pejalan kaki . ROW maksimum : 11 m Lebar Perkerasan Jalan : 4,5 m Lebar Perkerasan Bahu Jalan : 1 m
2. Berdasarkan Pola Jalan dalam PemukimanBentuk jalan yang ada di kawasan Prioritas termasuk bentukjalan KURVA, dimana bentuk ini memberikan efek yang naturalmendukung topografi ekstrim.
3. Berdasarkan Jenis Kontruksi Jalana. Jalan Aspal ( Buras/ Lapen/ Lasbutag ) Lebar Jalan Minimal : 2,50 m Lebar Bahu jalan Minimal : 1 mKemiringan tanjakan / menurun maksimal : 12 % dari
panjang tanjakan/ turunan maksimal 150 m
b. Jalan Rabat Beton kemiringan tanjakan / menurun jalan maksimal : 12 %Tebal rabat minimal : 7 cm ( kondisional)Permukaan Rabat dibuat kasar/ Tidak LicinMemakai saluran kiri dan kanan ( kondisional )
.
4.2.1.2. ANALISIS SIRKULASI DAN JALUR PEDESTRIAN
BLO
K LA
HA
N H
UN
IAN
Jalan Poros Lingkungan dikawasan Prioritas dengan kontruksi JalanPenetrasi kondisinya Rusak sepanjang 1600 m dan lebar 3-4 mdikarenakan jalan yang ada tidak memiliki saluran tepi jalan
Kondisi jalan Lingkungan dikawasan Prioritas ini sebagian masihberupa tanah sepanjang 2250 m dan lebar 1-1,5 m yangmenghubungkan area pemukiman ke lahan pertanian, perkebunan,pendidikan dan pemerintahan
JALAN DESA : 1600 M JALAN GANG : 2250 M
A. JARINGAN JALAN KONDISI EKSISTEING VS PANDUAN PERENCANAAN
IV - 7
B. JEMBATAN
BLO
K LA
HA
N H
UN
IAN
Jembatan adalah sarana penghubung bagi pejalan kaki atau lalu lintas
kendaraan yang dipisahkan oleh sungai, saluran, laut, lembah dll.
Berfungsi melayani kegiatan ekonomi, sosial dan budaya satu daerah dengan
daerah lainnya, sebagai penghubung desa ke pusat kegiatan yang lebih tinggi
tingkatannya (kecamatan).
Jenis Prasarana Jembatan Perdesaan
Jembatan Perdesaan umumnya mengguna-kan pondasi langsung, kecuali jika
tanahnya lembek. Untuk tanah yang lembek perlu tiang pancang sampai
pada lapisan tanah keras.
Adapun tipe2 jembatan perdesaan :
Jembatan Kayu
Jembatan Beton,
Jembatan Besi
Jembatan Gantung
Kondisi Jembatan di Kawasan Prioritas menggunakan kontruksi bambu yang
sebagian sudah lapuk dimakan usia, Jembatan Bambu yang menghubungkan
Pemukiman dan lahan pertanian yang melintasi saluran irigasi sangat
menunjang produktivitas hasil usaha pertanian.
JEMBARAN : 3 m x 0,8 m JUMLAH JEMBATAN : 11 Titik
IV. 8
4.2.1.3. ANALISIS JARINGAN AIR BERSIH DAN UTILITAS BANGUNAN
BLO
K LA
HA
N H
UN
IAN
Pemanfaatan dan pemeliharaan air bersih akan meliputi air bersih non
perpipaan dan perpipaan.
Air bersih non perpipaan akan meliputi Sumur Pompa Tangan (SPT),
Sumur Gali (SGL) dan Instalasi Pengolahan Air Sederhana(IPAS)
Air bersih perpipaan akan meliputi Penampungan Mata Air (PMA),
Jaringan perpipaan dan Hidram Umum.
Perlindungan Mata Air disingkat PMA adalah bangunan yang dibangun
untuk melindungi Mata Air terhadap pencemaran yang dilengkapi
dengan bak menampung. Sistem Pemanfaatan/Pengambilan mata air
dapat secara gravitasi atau menggunakan Pompa.
A. SARANA AIR BERSIH
Masyarakat Khususnya yang derada di kawasan Prioritas masih
kekurangan air bersih, Sumber air yang digunakan warga selama
ini belum terdidtribusikan dengan optimal
Air bersih Perpipaan dan Non perpipaan belum ditunjang oleh
prasarana pendukungnya seperti PMA dan Pipanisasi
Persyaratan Agar PMA Dapat Dimanfaatkan Secara Berkesinambungan
a. Dibangun sesuai rencana dan kualitas teknis;
b. Tidak terjadi perubahan fungsi;
c. Tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan terutama dalam
penempatan pipa pelimpah;
d. Mata Air tidak pernah kering dan dilindungi dengan baik;
e. Tidak terjadi kebocoran pada bangunan penangkap, bak
penampung dan perpipaan;
f. Konservasi daerah tangkapan air tetap dilindungi;
g. Kebersihan lingkungan terjamin, agar mata air tidak tercemar
h. Harus ada Penanggungjawab dan dilakukan pemanfaatan dan
pemeliharaan PMA oleh masyarakat pemakai.MATA AIR : 13 Titik SUMUR GALI : 8 Titik
KONDISI EKSISTEING VS PANDUAN PERENCANAAN
IV - 9
BLO
K LA
HA
N H
UN
IAN
MATA AIR : 13 Titik SUMUR GALI : 8 Titik
Bahan bangunan yang digunakan harus memenuhi persyaratan
yang tercantum dalam buku SK SNI mengenai spesifikasii galian
bangunan dan pemasangan perpipaan untuk air bersih dan air
kotor yang harus kedap air.
Ketentuan Pipa Air Bersih adalah sebagai berikut :
pipa air bersih yang tertanam tanah dapat dipakai PVC, atau
pipa asbes semen, dengan diameter minimum 12,5 mm;
pipa air bersih yang dipasang di atas tanah dan tanpa
perlindungan dapat dipakai pipa besi atau pipa lain yang
mempunyai kekuatan sama, dengan diameter minimum 12,5
mm
meter air harus diletakkan sedemikian rupa sehingga tertutup
dan terlindung terhadap kerusakan.
PelayananOrang
Debit Air< 0,5 lt/dt
Debit Air0,5–0,6lt/dt
Debit Air0,7-0,8 lt/dt
Debit Air> 0,8 lt/dt
200-300 5 M3 2 M3 2 M3 2 M3300-400 10 M3 5 M3 2 M3 2 M3400-500 10 M3 10 M3 5 M3 2 M3
BANGUNAN PENAMPUNG AIR
Bangunan Penangkap dan penampung diletakkan sedekat
mungkin.Apabila tidak memungkinkan, kedua bangunan ini dapat
ditempatkan agak berjauhan dengan jarak maksimum 30m dan
dihubungkan dengan pipa.
Volume Bak Penampung ditentukan berdasarkan :
Debit minimum mata air;
Besarnya pemakaian dan waktu pengambilan;
Asumsi Kebutuhan : 30 s/d 60 liter/orang/hari;
Waktu pengambilan adalah 8-12 jam sehari
IV - 10
BLO
K LA
HA
N H
UN
IAN
MCK : 6 unit
B. SANITASI
MCK singkatan dari Mandi, Cuci, Kakus , adalah
salah satu sarana fasilitas umum yang digunakan
bersama oleh beberapa keluarga untuk
keperluan mandi, mencuci, dan buang air
dilokasi permukiman tertentu yang dinilai
berpenduduk cukup padat dan tingkat
kemampuan ekonomi rendah.
Satu unit MCK dapat digunakan untuk 10-25
jiwa, tergantung luas lahan dan jumlah pemakai.
MCK yang ada belum dapat memenuhi kebutuhanmasyarakat dan belum dilengkapi dengan saranaprasarana penunjang untuk kemudahan aksesibitilas,penerangan dan septictank
IV - 11
BLO
K LA
HA
N H
UN
IAN
Persyaratan umum yang berlaku :
Untuk Fasilitas ruangan MCK di lokasi permukiman, dengan beban pemakai
tidak lebih dari 25 orang.Waktu tempuh maksimal antara lokasi MCK
umum dengan rumah penduduk yang dilayani adalah 2 menit (kurang lebih
jarak jalan 100 meter). Luas daerah pelayanan maksimum untuk tiap satu
kesatuan MCK adalah 3 ha.
Ukuran kapasitas untuk kebutuhan Ruang antara wanita dan pria yang
dipisahkan.
Banyaknyaorang
mandi cuci kakus Luas lahan
10 2 1 2 1715 2 1 2 1720 2 1 2 17
25 2 2 2 21
Kriteria pembangunan prasarana MCK yang perlu diperhatikan
Harus tersedia lokasi, pemakai dan sistem penyediaan air bersih.
Air limbah dari MCK umum harus dibuang melalui unit pengolah,
agar tidak mencemari lingkungan.
Sumber / air bersih tersedia, debitnya cukup (meskipun saat musim
kemarau)
Lengkap dengan septictank + peresapan
Sirkulasi udara kedalam ruang M.K cukup
Buangan air limbah tidak mencemari lingkungan
Pemilihan bentuk konstruksi memperhatikan kondisi sosial budaya
lokal;
Kondisi kebutuhan MCK di desa Cibodas berdasarkan data PS
di kawasan prioritas , kondisi eksisting ada 6 titik MCK yang di
butuhkan warga.
Berikut jumlah MCK eksisting dan rencana dengan
perbandingan standar aturan PU untuk 1MCK=25 KK
Lokasi JumlahPenduduk( KK)
JumlahMCKeksisting
JumlahMCKRencana
RW 12 106 KK 3 Unit 5 UnitRW 13 83 KK 2 Unit 3 UnitRw 14 68 KK 1 Unit 2 Unit
IV - 12
BLO
K LA
HA
N H
UN
IAN
Saluran Buangan Air Kotor : 2250 m
C. DRAINASE
Saluran Drainase merupakan saluran pembuangan air limbah/air kotor
rumah tangga yang difungsikan juga sebagai saluran air hujan.yang
pengaliranya harus terkait dengan saluran utama./primer dan
sekunder.
Spesifikasi teknis:
Dasar saluran berupa beton/batu kali/buis beton
Kemiringan 3 % atau yang dapat mengalirkan air degan kecepatan
0,3 s.d 0,6 m/dtk.
Lebar saluran antara 0,3 s.d 1 m.
Tata cara :
Jaringan drainase berfungsi untuk menyalurkan air hujan agar
lingkungan perumahan bebas dari genangan air;
Ukuran saluran drainase ditentukan berdasarkan kapasitas volume
air dan daya resap tanah;
Sitem saluran dapat terbuka atau tertutup :
Saluran air hujan didesain hanya untuk dilingkungan permukiman.
Air hujan yang masuk kesaluran air hujan adalah air hujan yang
tidak tercemar dan bukan air limbah.
Jenis Saluran Air hujan yang ada di daerah cibodas, yaitu saluran terbuka (Gravel) atau tertutup Gorong-gorong.
Selama ini pembuangan air hujan ,limbah rumah tangga , Limbah Peternakan ke irigasi ,sehingga menimbulkan
pencemaran air dan udara, masyarakat belum memiliki sistem drainase ataupun pembuangan ari limbah rumah
tangga yang baik, belum memiliki septictank ataupun resapan.
IV - 13
BLO
K LA
HA
N H
UN
IAN
Sampah
Masyarakat mengelola sampahnya dengan
menimbun, membakar dan membuang ke bantaran
sungai/ irigasi, yang berdampak pada pencemaran
lingkungan
D. SAMPAH
Metode-Metode yang biasanya sering digunakan dalam
pengelolaan sampah yaitu sebagai berikut :
1. Pembuangan terbuka (Open Dumping)
Diantara beberapa cara pengelolaan sampah yang akan dijabarkan,
pembuangan terbuka merupakan pengelolaan sampah yang paling
sederhana, yaitu dengan cara mengumpulkan sampah yang ada
pada suatu tempat yang telah disiapkan.
2. Penimbunan Saniter (Sanitary Landfill)
Berbeda dengan pembuangan terbuka, cara pengelolaan
sampah penimbunan saniter lebih sedikit mengakibatkan
tercemarnya lingkungan dikarenakan sampah yang ada dipadatkan
terlebih dahulu sebelum ditimbun dengan tanah.
3. Pembuatan Kompos (Composting)
Pembuatan kompos dapat dikatakan juga dengan "daur ulang",
akan tetapi penggunaannya sudah berubah dari kebutuhan
sebelumnya menjadi pupuk untuk tanaman.
Pemanfaatan Ulang atau Daur Ulang (Recycling)
Cara ini digunakan agar membuat sampah yang ada menjadi
memiliki nilai ekonomis setelah dikelola. Sampah yang biasanya
dikelola dengan cara daur ulang adalah sampah-sampah anorganik.
IV - 14
BLO
K LA
HA
N H
UN
IAN
Jaringan Irigasi : 1600 m
E. JARINGAN IRIGASIKriteria pembangunan Irigasi yang perlu diperhatikan :1. Irigasi tidak tercatat dalam buku inventaris PU Pengairan2. Luas areal irigasi perdesaan maksimum 150 Ha3. Pengelolaan, Operasi dan Pemeliharaan jaringan irigasi perdesaan dilaksanakan oleh P3A
atau kelompok tani.4. Merupakan usulan dari masyarakat petani yang didukung adanya kemauan dan
kemampuan untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan pekerjaan dan sanggupmelaksanakan operasi dan pemeliharaan setelah pekerjaan selesai.
5. Dapat merupakan rehabilitasi jaringan tersier dalam daerah irigasi teknis dan semiteknis.
6. Usulan bendung baru dari pasangan batu atau beton terbatas pada :a. panjang bendung maksimum : 10 m, sedangkan untuk panjang > 10 m sebaiknya
dikoordinasikan dengan instansi teknis terkait.b. tinggi bendung maksimum : 3 mc. debit banjir rencana : 30 m/dtk
7. Pembangunan irigasi baru sederhana harus memenuhi ketentuan :ada sumber air cukup; adanya sawah (tadah hujan); ada petani; kualitas air memenuhi;tanah/ sawah baik untuk pertanian (padi); ada pemasaran hasil produksi; Daerah irigasiperdesaan bukan merupakan daerah banjir rutin.
8. Pembangunan Embung harus memenuhi ketentuan :a. Berada didaerah tadah hujan paling luas 100Ha;b. Kolam embung berkapsitas maksimum 100.000 M3c. Tinggi maksimum tubuh embung 5 md. Pelimpah Tanah, berupa saluran terbuka kapasitas paling besar sama dengan banjir
50 tahun;e. Embung milik masyarakat, dikelola oleh masyarakat dan bukan termasuk dalam
daftar inventarisasi PU;
Irigasi yang melintas di kawasan prioritas memiliki peran penting untuk peningkatanproduksi hasil pertanian denagn menyediakan kebutuhan pengairan bagi lahan pertanianKondisi Fisik irigasi yang ada sebagian masih kondisi tanah ( dinding sungai belum di TPT/Keermir ) .Jaringan Irigasi ini potensial untuk percepatan aksesibilitas warga yang menghubungkanpemukiman ke fungsi lahan lainnya ( perkebunan, sekolah dll ) dan juga dapatdimanfaatkan sebagai jalur infeksi
IV - 15
BLO
K LA
HA
N H
UN
IAN
Mesjid/ Mushola : 3 unit Posyandu/ Bidan : 3 unit
F. PELAYANAN PUBLIK DAN KELEMBAGAAN
4.2.1.4. ANALISIS PELAYANAN PUBLIK DAN KELEMBAGAAN
Sarana ibadah mesjid / mushola yang adabelum dapat memenuhi kebutuhan warganya,kondisi sarana ibadah yang ada sebagian perlurenovasiFasilitas pelayanan kesehatan masyarakatseperti Posyandu terbatas, keberadaannyabergabung dengan kantor RW ataupun poskeamanan ( Multi Fungsi Ruang )
SKALA PELAYANAN FASILITAS LINGKUNGAN PEMUKIMAN
KONDISI EKSISTEING VS PANDUAN PERENCANAAN
IV.-16
4.2.2. BLOK LAHAN HIJAU
Lahan Hijau yang ada berupa
perkebunan tanaman keras / Palawija dandaerah tanggkapan air dengan luas area68,93 Ha .Lahan tersebut memiliki potensi sumberair tanah yang dapat memenuhi kebutuhanmasyarakat Dan dapat dijadikan sumberpendapatan masyarakat denganmemanfaatkan potensi lahan tidur untuktanaman palawija , Buah-buahan dllKondisi lahan terbuka hijau belumtermanfaatkan secara optimal olehmasyarakat sekitarnya.
PERUNTUKAN LAHAN
IV - 17
4.2.3. BLOK LAHAN TERBUKA PRODUKTIF
Lahan terbuka produktif 4,7 Ha berupa
lahan pertanian / sawahArea lahan pertanian ini disuplaypengairannya melalui saluran irigasi yangmelintasi wilayah tersebut.Pengairan untuk lahan pertanianberkurang apabila saluaran irigasi nyamengalami erosi pada TPT nya Aksesibilitasyang menunjang peningkatan produksihasil pertanian belum memadai sepertitidak adanya jalan inpeksi .
PERUNTUKAN LAHAN
IV - 18
Visi :Peningkatan Kualitas Lingkungan Pemukiman melaluipengembangan potensi SDA secara terpadu
Misi :1. Pemenuhan kebutuhan dan penataan jaringan air bersih2. Peningkatan Kualitas dan Penataan Jaringan jalan .3. Penataan jaringan Drainase dan Sanitasi4. Penataan Prasarana Persampahan5. Penataan Jaringan Irigasi6. Penataan Ruang Terbuka Hijau
5.1. VISI DAN MISI KAWASAN PRIORITAS
V - 1
Sumber air untuk kebutuhan air warga
Sumber air untuk kebutuhan persaawahan
Saluran irigasi
Bak penampungan
Sumur bor/ gali yang sudah ada
Sumur bor/ gali yang direncanakan
Jalur distribusi air bersih warga
Jalur distribusi pengairan sawah
5.2. RENCANA JARINGAN AIR BERSIH
Optimasi SDA yang ada dengan
memanfaatkan potensi sumber airyang disediakan oleh alamdiharapkan dapat menyelesaikanpermasalahan kebutuhan air bersihwargaKebutuhan air bersih warga meliputi Kebutuhan air bersih warga Kebutuhan pengairan lahan
pertanianPenataan jaringan distribusi airbersih dengan menyediakan saranaprasrana pendukung pengadaan airbersih sperti : Bak tangkapan air bersih 2 Ttk Bak penempungan 12 Ttk,
beserta bak kontrolnya per 30 m Jaringan Pipanisasi air bersih
minimal pelayanan 25 kk Saluran irigasi sekunder untk
melayani kebutuhan pengairanlahan pertanian
Untuk kantong pemukiman yangtidak dapat dilayani oleh sumber airalami dapat mengoptimalkanfasilitas sumber air yang ada untukmemenuhi kebutuhan air bersihnyaseperti pengeboran air/sumur galisebanyak 6 unit
0 2250 4500 6750
V - 2
0 2250 4500 6750
5.3. RENCANA PENATAAN DRAINASE DAN SANITASI
MCK dan Septictank
Pengolahan Limbah Peternakan
Saluran Irigasi
Saluran buangan air hujan
Alur Buangan Air Hujan
Penataan Jaringan Darinase
terintegrasi dengan jaringan yang lain Saluran buangan air hujan
mengikikuti pola jaringan jalansepanjang 2250 m , selainpeningkatan kualitas kesehatanlingkungan, dengan dilengkapinyajaringan jalan dengan salurandrainasenya diharapkan kualitaskontruksi jalan yang ada dapatbertahan lama karena kontruksijalan tidak tergenang air .
Peternakan yang ada harus memilikisistem pengolahan limbahnya sendirisehingga tidak mencemari lingkunganbaik udara maupun muka air tanah,pengolahan limbah tersebut harusberada jauh dari pemukiman warga (3 unit )
Untuk meningkatkan Kualitaskesehatan lingkungan MCK yang adaharus memiliki Septictank danresapan sehingga limbah yangdihasilkan tidak mencemarilingkungan, jarak yang disyaratkanuntuk perletakan Septictank minimal10 m dari sumber air bersih sebanyak11 unit
V - 3
0 2250 4500 6750
5.4. RENCANA PENINGKATAN SARANA PELAYANAN PUBLIK DAN KELEMBAGAAN
Peningkatan Kualitas sarana pelayanan publik dan kelembagaan memalui penataan bantaran sungai/ irigasi Cihonje , dengan
mengoptimalkan sebagian lahan yang ada di bantaran sungai untuk kebutuhan ruang pelayanan publik dan kelembagaanMulti fungsi ruang menjadi alternatif yang baik digunakan dalam upaya Optimalisasi lahan , seluruh aktivitas warga terkaitpelayanan kesehatan, pendidikan dan kelembagaan ( seperti Posyandu, PKK, karangtaruna, PAUD dan Ruang berkumpul warga )menempati lahan yang sama sebanyak 3 unit yang tersebar di Rw 12, 13 dan 14Peningkatan kualitas lingkungan dengan konsep pengolahan sampah ramah lingkungan, selain meminimalisir permasalahanpersampahan diharapkan pengolahan sampah ini menjadikan sampah lebih berdayaguna bagi peningkatan perekonomian wargadi lingkungan permukimannya ( pengolahan Pupuk organik dan daur ulang smapah an organik )
Ruang Multi Fungsi / Posyandu, PKK, Balai Warga, PAUD dan pengolahan Sampah
V - 4
0 2250 4500 6750
5.5. RENCANA PENATAAN JARINGAN JALAN DAN JEMBATAN
Saluran Irigasi
Penerangan jalan Umum
Jaringan Jalan Setapak/ gang
Jaringan Jalan desa
Jaringan Jalan Inpeksi dan Pedestrian
Peningkatan Kualitas Jaringan jalanmelalui : Perbaikan jaringan jalan Desa 3100 m Peningkatan Kualitas Kontruksi jalan
setapak ( Kontruksi jalan tanahmenjadi rabat beton ) 2250 m
Pembuatan jalan Inpeksi sepanjangirigasi Cihonje yang melintasi lahanpemukiman, perkebunan danpertanian ± 1600 m
Penerangan Jalan Umum ( PJU ) yangmelintasi jalan inpeksi sepanjangIrigasi Cihonje
Jaringan jalan yang direncanakandiharapkan dapat : Meningkatkan aksesibilitas
masyarakat dalam pencapaian kelahan pertanian, perkebunan, saranapendidikan dll
peningkatan kesejahteraanmasyarakat dengan optimalisasi hasilproduksi pertanian, perkebunan danhome industri di lingkunganpermukiman tersebut.
V - 5
0 2250 4500 6750
5.6. RENCANA PENATAAN RUANG HIJAU
Pemanfaatan ruang terbuka hijau khususnyasepanjang jalur sungai / irigasi Cihonje yangbelum optimal , memiliki potensi SDA yangdiharapkan dapat memenuhi kebutuhanruang pelayanan publik masyarakat danmemiliki potensi yang dapat menggerakansektor ekonomi di lingkungan sekitarnya.
Sarana kesehatan, kelembagaan,persampahan ( Posyandu, PKK, KarangtarunaRuang Rembuk Warga dan tempat sampahKomunal ) yang belum memiliki lahan hampirdi seluruh kawasan perencanaan dapatmemanfaatkan lahan sepanjang bantaransungai / Irigasi Cihonje sesuai denganketentuan Perda Kab. Bandung No 10 Tahun2012 tentang irigasi.
Untuk meningkatkan hasil produksi pertanianmaupun perkebunan direncanakanPembukaan jaringan jalan Inpeksi berikutjalur Pedestriannya.
Jaringan Jalan pedestrian diharapkan dapatmeningkatkan akses masyarakat dilingkungansekitar menuju sarana pendidikan, pertanian,perkebunan dan home industri yang beradadilingkungan tersebut
Lahan yang kurang produktif disepanjangjalur bantaran sungai / Irigasi dapatdikembangkan dan ditata sebagai kebunpalawija dan buah buahan yang dapatmeningkatkan perekonimian wargasekitarnya.
Lahan Multi Fungsi Ruang
Area Transit Sirkulasi Pedestrian
Lahan kebun palawija dan buah buahan
Jalur irigasi / sungai Cihonje
V - 6
Sumber air untuk kebutuhan air warga
Sumber air untuk kebutuhan persaawahan
Saluran irigasi
Bak penampungan
Sumur bor/ gali yang direncanakan
Jalur distribusi air bersih warga
Jalur distribusi pengairan sawah
0 2250 4500 6750
RENCANA TINDAKPENATAAN
LINGKUNGANPERMUKIMAN ( RTPLP )
GB.1. RENCANAJARINGAN AIR BERSIH
LEGENDA :
U
0 2250 4500 6750
Saluran buangan air hujan
RENCANA TINDAKPENATAAN
LINGKUNGANPERMUKIMAN ( RTPLP )
GB.2.RENCANAPENATAAN DRAINASE
DAN SANITASI
Pengolahan Limbah Peternakan
MCK dan Septictank
Saluran Irigasi
LEGENDA :
U
0 2250 4500 6750
Ruang Multi Fungsi /Posyandu, PKK, BalaiWarga, PAUD danpengolahan Sampah
RENCANA TINDAKPENATAAN
LINGKUNGANPERMUKIMAN ( RTPLP )
GB.3.BRENCANAPENINGKATAN SARANAPELAYANAN PUBLK DAN
KELEMBAGAAN
LEGENDA :
U
0 2250 4500 6750
Saluran Irigasi
Penerangan jalan Umum
Jaringan Jalan Setapak/ gang
Jaringan Jalan desa
Jaringan Jalan Inpeksi dan Pedestrian
RENCANA TINDAKPENATAAN
LINGKUNGANPERMUKIMAN ( RTPLP )
GB.4. RENCANA PENATAANJARINGAN JALAN DAN
JEMBATAN
LEGENDA :
U
0 2250 4500 6750
Lahan Multi Fungsi Ruang
Area Transit SirkulasiPedestrian
Lahan kebun palawija danbuah buahan
Jalur irigasi / sungaiCihonje
RENCANA TINDAKPENATAAN
LINGKUNGANPERMUKIMAN ( RTPLP )
GB.5. RENCANAPENATAAN RUANG HIJAU
LEGENDA :
U
0 2250 4500 6750
RENCANA TINDAKPENATAAN
LINGKUNGANPERMUKIMAN ( RTPLP )
GB. 6. SITE PLAN
LEGENDA :
U
Multi Fungsi ruang( Posyandu, PKK, karang taruna,Balai RW, PAUD dan Tamanbermain anak )
Lahan perkebunan Buah buahan
Lahan Tanaman Bambu
Area transit Pedestrian danGerbang pemukiman warga
Jalur Pedestrian
Jalan Infeksi
Saluran Irigasi
Kondisi Eksisting Rencana Penataan
A. PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN JALAN DESA
A. Kondisi Jalan desa yang tidak dilengkapi dengan Saluran buanganair hujan menyebabkan genangan air di badan jalan, hal ini yangmengakibatkan kontruksi pelapis jalan ( Penetrasi ) terkikis danberlubang.
B. Belum adanya penataan bahu jalan , kondisi ini mengakibatkankurang nyamannya jalur pejalan kaki
C. Jalan Desa kurang nyaman dilalui khususnya pada malam hari,selain licin, jalan rusak juga minimnya penerangan jalan.
A. Adanya perbaikan badan jalan dengan dilengkapi saluran buangan airhujan yang terintegrasi sepanjang jalan desa.
B. pejalan kaki merupakan prioitas penggunan jalan desa yang harusdifasilitasi kenyamananya melalui pembagian jalus sirkulasi jalan : Jalur Sirkulasi Kendaraan bermotor Jalur sirkulasi pedestrian
C. Pengadaan fasilitas Penerangan jalan Umum dalam upaya memberikankenyamanan bagi pengguna jalan
V - 7
Kondisi Eksisting Rencana Penataan
B. PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN JALAN LINGKUNGAN
A. Kondisi Jaringan jalan lingkungan yang menghubungkan jalan desadan Pemukiman berupa jalan tanah yang perlu adanya perbaikan
B. Jaringan Pipanisasi dan pendistribusian air bersih warga belumtertata dan terkordinir dengan baik
A. Peningkatan kualitas jalan lingkungan dengan kontruksi jalan rabat betonyang diharapkan selain memudahkan aksesibilitas warga jugameningkatkan kenyamanan penggunan jalan.
B Penataan jaringan Pipanisasi air bersih dengan pola mengikuti jaringanjalan lingkungan untuk memudahkan dalam pengawasan danpemeliharaannya.
V - 8
Kondisi Eksisting Rencana Penataan
A. Jalan Setapak yang menghubungkan Permukiman ke lahanpertanian, perkebunan dan sumber air berupa jalan setapakdengan kondisi jalan tanah dan tidak memiliki penerangan yangmemadai.
B. Jaringan Pipanisasi dan pendistribusian air bersih warga belumtertata dan terkordinir dengan baik
A. Peningkatan kualitas Akses jalan setapak yang menghubungkanpermukiman warga ke lahan pertanian, perkebunan dan sumber airmenggunakan kontruksi jalan Rabat beton sehingga diharapkan :Memudahkan warga untuk memelihara sarana air bersihnyaMeningkatkan produktifitas hasil produksi pertanian dan perkebunan
B Penataan jaringan Pipanisasi air bersih dengan pola mengikuti jaringanjalan setapak untuk memudahkan dalam pengawasan danpemeliharaannya.
C. PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN JALAN SETAPAK
V - 9
Kondisi Eksisting Rencana Penataan
D .OPTIMALISASI RUANG TERBUKA PRODUKTIF
A. Kawasan Bantaran sungai Cihonje / Irigasi belum dioptimalkanpemanfaatan lahannya .
B. Kawasan Bantaran sungai cihonje/ irigasi tersebar melintasi desaCibodas
C. Saluran Irigasi rawan longsor dibebrapa titik dikarenakan ada sebagiankontruksi dinding penahan tanahnya belum adanya penguatan ( sepertiTPT, Bronjong dll )
D. Sebagian warga memanfaatkan bantaran sungai Cihonje untukmempermudah aksesibilitas yang menunjang aktivitas warganya.
A. Pemanfaatan bantaran sungai Cihonje / Irigasi sesuai Perda kabupatenbandung No 10 tahun 2012 ,untuk meneuhi kebutuhan sarana parasaranawarga Pengadaan jaringan jalan inpeksi pertanian Pengadaan jaringan jalan pedestri Optimalisasi jalur Hijau sepanjang bantaran sungai Normalisasi Saluran Irigasi dengan pembangunan TPT/ Bronjong sepanjang
bantaran sungai Cihonje Penerapan konsep multi fungsi ruang sesuai kebutuhan aktivitas warga
yang dapat melayani kebutuhan warga ( Ruang balai pertemuan RW, PKK,Pos yandu, karang taruna , PAUD dan tempat sampah Komunal.)
Pemanfaatan bantaran sungai Cihonje untuk perkebunan dan Palawijasehinga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian warga sekitarnya.
V - 10
F . DESAIN IMAGE AREA TRANSIT SIRKULASI PESESTRIANBANTARAN SUNGAI/ IRIGASI
EKSISTING
RENCANA
0 225045006750
V - 12
6. 1. INDIKASI PROGRAM KAWASAN PRIORITAS
TotalSatuan Harga sat Anggaran
Volume Pekerjaan pekerjaan BiayaA penataan jaringan air bersih 1. Bak tangkapan Air RW 14 2 Titik 30.000.000 60.000.000
2. Bak penampung RW 12,13,14 18 m2 2.000.000 36.000.0003. pipanisasi RW 12,13,14 2250 m1 25.000 56.250.0004. Pengeboran RW 12,13,14 6 titik 27.000.000 162.000.000
Sub Total A 314.250.000B Penataan Drainase dan sanitasi 1. Saluran buangan Air hujan RW 12,13,14 2250 m1 184.000 414.000.000
2. Mck RW 12,13,14 11 unit 22.500.000 247.500.000Sub Total B 661.500.000
C Peningkatan Sarana pelayanan 1. Balai Warga RW 12,13,14 36 m2 3 unit 2.350.000 84.600.000publik dan kelembagaan 2. bak sampah RW 12,13,14 12m2 3 unit 2.350.000 28.200.000
3. Taman Bermain Anak RW 12,13,14 36 m2 3 unit 10.000.000 30.000.000Sub Total C 142.800.000
D Penataan jaringan Jalan & Jembatan1. Jalan Desa ( penetrasi ) RW 12,13,14 1600 m1 100.000 160.000.0002. jalan Setapak/gang RW 12,13,14 2250 m1 60.000 135.000.0003. Jalan Inpeksi a. Rabat Beton RW 12,13,14 2400 m2 60.000 144.000.000 b. Pedestrian (Jalan Paving) RW 12,13,14 1600 m2 100.000 160.000.0004. Jembatan RW 12,13,14 8 unit 15.000.000 120.000.0005 Penerangan jalan Umum RW 12,13,14 38 unit 1.100.000 41.800.0006. Panel l istrik dan Gardu 1 unit 15.000.000 15.000.000
sub Total D 775.800.000E Penataan Ruang hijau 1. Normalisasi Irigasi RW 12,13,14 1600 m1 755.000 1.208.000.000
2.Jalur Hijau sepanjang RW 12,13,14 1600 m1 100.000 160.000.0003. Area Transit Pedestrian RW 12,13,14 6 unit 10.000.000 60.000.0004. perkebunan Palawija RW 12,13,14 Ls 50.000.000 50.000.000 dan buah buahan
Sub Total E 1.478.000.000TOTAL BIAYA 3.372.350.000
No Kegiatan Uraian Lokasi
VI - 1
2013 2014 2015 2016 2017
A penataan jaringan air bersih 1. Bak tangkapan Air RW 14 PEMERINTAH/ SWASTA DNS. PERMUKIMAN2. Bak penampung RW 12,13,14 PEMERINTAH/ SWASTA DNS. PERMUKIMAN3. pipanisasi RW 12,13,14 PEMERINTAH/ SWASTA DNS. PERMUKIMAN4. Pengeboran RW 12,13,14 PEMERINTAH/ SWASTA DNS. PERMUKIMAN
B Penataan Drainase dan sanitasi1. Saluran buangan Air hujanRW 12,13,14 BLM PLP- BK2. Mck RW 12,13,14 BLM PLP-BK
C Peningkatan Sarana pelayanan1. Balai Warga RW 12,13,14 BLM PLP-BKpublik dan kelembagaan 2. bak sampah RW 12,13,14 BLM PLP-BK
3. Taman Bermain Anak RW 12,13,14 PEMERINTAH/ SWASTA DNS. PENDIDIKAND Penataan jaringan Jalan 1. Jalan Desa ( penetrasi ) RW 12,13,14 BLM PLP-BK
dan Jembatan 2. jalan Setapak/gang RW 12,13,14 BLM PLP-BK3. Jalan Inpeksi BLM PLP-BK a. Rabat Beton RW 12,13,14 BLM PLP-BK b. Pedestrian (Jalan Paving)RW 12,13,14 BLM PLP-BK4. Jembatan RW 12,13,14 BLM PLP-BK5 Penerangan jalan Umum RW 12,13,14 PEMERINTAH/ SWASTA DNS. PERMUKIMAN6. Panel l istrik dan Gardu PEMERINTAH/ SWASTA DNS. PERMUKIMAN
E Penataan Ruang hi jau 1. Normalisasi Irigasi RW 12,13,14 PEMERINTAH/ SWASTA DNS. PENGAIRAN2.Jalur Hijau sepanjang RW 12,13,14 PEMERINTAH/ SWASTA DNS. PERTAMANAN3. Area Transit Pedestrian RW 12,13,14 PEMERINTAH/ SWASTA DNS. PERTAMANAN4. perkebunan Palawija RW 12,13,14 PEMERINTAH/ SWASTA DNS. PERTAMANAN dan buah buahan
No Kegiatan Uraian LokasiRencana Pelaksanaan
Intansi TerkaitSumber Biaya
6.2. RENCANA INVESTASI DAN PROGRAM PEMBIAYAAN
VI - 2
6.3. SKENARIO PENTAHAPAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN
VI - 3
I.A
I.B
I.B
I.B
II
II
III
I.A. Pembangunan Sub Proyek sebagai kawasanpercontohan penataan kawasan bantaransungai / Irigasi Cihonje .Rencana pembangunan meliputi SaranaPrasarana di RW 13. Jaringan jalan Infeksi Jaringan Pedestrian Pembangunan Balai warga Pembangunan TPT Irigasi Pembangunan Jembatan Pembagunan Bak sampah Komunal Pengadaan taman bermain Anak Pengadaan PJU dan Ruang Panel Listrik Pegetasi sepanjang bsntaran sungai /
Irigasi.I.B Pembangunan Sarana Prasarana di kantong
pemukiman warga, yang meliputi : Peningkatan Kualitas jalan Desa, Lingkungan
maupun jalan Setapak Pengadaan sarana parasarana air bersih seperti
bak tangkapan air, bak penampungan,pipanisasi dan pengeboran / sumur Gali
Pembagunan MCK dan Bak sampah Pengadaan PJU
I.A. Pembangunan Sub Proyek sebagai kawasanpercontohan penataan kawasan bantaransungai / Irigasi Cihonje .Rencana pembangunan meliputi SaranaPrasarana di RW 13. Jaringan jalan Infeksi Jaringan Pedestrian Pembangunan Balai warga Pembangunan TPT Irigasi Pembangunan Jembatan Pembagunan Bak sampah Komunal Pengadaan taman bermain Anak Pengadaan PJU dan Ruang Panel Listrik Pegetasi sepanjang bsntaran sungai /
Irigasi.I.B Pembangunan Sarana Prasarana di kantong
pemukiman warga, yang meliputi : Peningkatan Kualitas jalan Desa, Lingkungan
maupun jalan Setapak Pengadaan sarana parasarana air bersih seperti
bak tangkapan air, bak penampungan,pipanisasi dan pengeboran / sumur Gali
Pembagunan MCK dan Bak sampah Pengadaan PJU
Penataan bantaran sungai / Irigasi Cihonje Meliputi Jaringan jalan Infeksi Jaringan Pedestrian Pembangunan Balai warga Pembangunan TPT Irigasi Pembangunan Jembatan Pembangunan Bak sampah Komunal Pengadaan taman bermain Anak Pengadaan PJU dan Ruang Panel Listrik Pegetasi sepanjang bantaran sungai / Irigasi.
Penataan bantaran sungai / Irigasi Cihonje Meliputi Jaringan jalan Infeksi Jaringan Pedestrian Pembangunan Balai warga Pembangunan TPT Irigasi Pembangunan Jembatan Pembangunan Bak sampah Komunal Pengadaan taman bermain Anak Pengadaan PJU dan Ruang Panel Listrik Pegetasi sepanjang bantaran sungai / Irigasi.
Optimasi lahan Terbuka hijauMelalui penataan daerah bantaran sungai/ Irigasi Cihonje denganmengoptimalkan lahan tidur menjadi lahan tanaman produktif baik palawiamaupun buah buahan
Optimasi lahan Terbuka hijauMelalui penataan daerah bantaran sungai/ Irigasi Cihonje denganmengoptimalkan lahan tidur menjadi lahan tanaman produktif baik palawiamaupun buah buahan
Thp III
Thp II
Thp I
7. MATRIK ATURAN BERSAMA HASIL IDENTIFIKASI DAN KESEPAKATANDESA CIBODAS KECAMATAN KUTAWARINGIN
KABUPATEN BANDUNG
IDENTIFIKASIKENDALA,
MASALAH DANPOTENSI
DATA HASILIDENTIFIKASI
ATURAN BERSAMA YANG
DISEPAKATIDASAR HUKUM &
REFERENSI
1. KAWASANJARINGANIRIGASI
1. Masyarakat Kurangmemanfaatkandanmemahamipenanganan
kurang
potensiirigasmaksimal
jaringansecara
Sosialisasi secara berkala tentang pemahaman pentingnyaDaerah Aliran jaringan irigasibagi masyarakat Desa Cibodasyang belum maksimal dalam
danmemeliharamemanfaatkannya. Sosialisasi diharapkan menyertakan dinaspengairan dan dinas social baiklintasinstansi.
departemenPemahaman
maupunyang
UU. No. 7 Tahun2004 TentangPengelolaan SumberDaya Air Irigasi
Peraturan DaerahKab. Bandung no 10tahun 2012 TentangIrigasi
VII - 1
2. Sebagianbesarrigasi menjadidangkal karenatimbunan tanahlongsor danSampah
dilakukan menjangkaukeseluruhan kawasan DesaCibodas yang dilalui olehjaringan irigasi tersebut agarpemanfaatnnya menjaditanggungjawab bersama yangdidasarkan waktu, jumlah, danmutu sesuai dengan kebutuhanuntuk menunjang pertanian dankeperluan lainnya
Pemelihara sertapengendalian kawasan lerengsepanjang jaringan irigasi.Harus muncul sikap tanggungjawab untuk melakukanpemeliharaan berkala sesuaiperaturan bersama danperaturan pemerintah agarhasilnya dapat dimanfaatkanbersama hingga jaringan irigasitidak mengalami alih fungsi.
PeraturanPemerintah No.82/2001 tentangPengelolaan Air danPengendalianPencemaran Air.
VII- 2
Warga wajib menjagakesinambungan pengelolaandan pemeliharaan fasilitasumum disepanjang areasempadan jaringan Irigasi yangmeliputi prasarana irigasi, airirigasi, manajemen irigasi,kelembagaan pengelolaanirigasi, dan sumber dayamanusia guna mengembalikanfungsi dan pelayananirigasi seperti semula.
Pemeliharaan ini disertai denganpengendalaian dalampenggunaan air Irigasi ,pemeliharaan sarana pelengkapjaringan irigasi yang merupakankegiatan memanfaatkan air daripetak tersier untuk mengairilahan pertanian pada saatdiperlukan.
VII- 3
Pengendalian dan pemeliharaanterhadap komponen prasaranairigasi atau bangunan pelengkapirigasi.
aturan bersama yang disepakatiuntuk merubah sikap, perilakudan melestarikan budaya bersihdalam pengembangan kawasanbantaran irigasi di Desa Cibodasyang bersih dan berbudayadengan berperan aktif secaraberkesinambungan
3. Belum tersentuhsepenuhnyapengembangandan rehabilitasiarea jalan, jalurhijau dan jaringanutilitas untuk
Meningkatkaan jaringan irigasidengan cara melakukanpengembangan fungsi dankondisi jaringan irigasi yangsudah ada atau kegiatanmenambah luas arealpelayanan pada jaringan irigasi
Kontrol sosialmasyarakat dalampelaksaan agendapengembangan AreaBantaran Sungai.
VII- 4
menunjangkepentinganumum disepanjangsempadanirigasi.
yang sudah ada denganmempertimbangkan perubahankondisi lingkungan daerah irigasidan Pengembangan fungsiJaringan Irigasi.
Koordinasi dengan instansiterkait untuk melakukanperbaikan atau pembangunanjalan dan jembatan untukkepentingan umum sebagaisalah satu akses masyarakatdengan sarana yang layak dannyaman dengan menjadikansempadan irigasi sebagai jalurhijau, dan jaringan utilitaslainnya.
VII- 5
Secara partisipatif melakukanPengelolaan aset irigasi yangmencakup inventarisasi,perencanaan,pengelolaan,pelaksanaan, pengelolaan asetirigasi, serta
pemuktahiran hasil inventarisasiaset irigasi.
Aturan bersama jugamenyepakati kewajiban wargamentaati peraturan tentanggaris sempadan jaringan irigasidan sangsi bagi warga yangmelanggar aturan bersama
VII- 6
tentang garis sempadan jaringanirigasi jika mendirikan bangunantanpa mengidahkan aturan.
2. PENGGUNAANLAHAN DANBANGUNAN
1. Hampir 60%wilayah DesaCibodas lahannyadi peruntukansebagai lahanpertanian danperkebunan
namun penataanruang nya belummengacu padastruktur ruang danpola ruang yangbenar
Pemanfaatan lahan terbukahijau sebagai taman bermainanak dan ruang terbuka hijauguna menciptakan keserasiandan keseimbangan antaralingkungan dan sebaran kegiatanwarga sesuai dengan rencanapola pembangunan yang lebihbaik
Pemeliharaan lahan terbukahijau sebagai paru-paru desauntuk menunjang kesehatanlingkungan yang dibutuhkanwarga
Peraturan DaerahKabupaten Bandungno 23 tahun2008 TentangRencana Tata RuangWilayah (RTRW) Th2007 s/d 2027
VII- 7
2. Hampir 50%wilayah DesaCibodas memilikipermasalahanyang sama, yaitu :bangunan tidaktertata.
Mempertimbangkan kembaliperencanaan penataanlingkungan buatan danlingkungan alamiah, yangmeliputi batas-batas, luas, fungsidan peruntukannya gunamenunjang kegiatan manusia.
Melakukan Pembinaan terkaitkegiatan pengaturan,pemberdayaan, danpengawasan denganmenyertakan pemerintahansehingga setiappenyelenggaraan bangunangedung hingga dapatberlangsung tertib dan tercapaikeandalan bangunan gedungyang sesuai dengan fungsinya,serta terwujudnya kepastianhukum.
Perda KabupatenBandung no 17tahun 2012 tentangTata Bangunan
VII- 8
3. FUNGSI RUANGTERBUKA HIJAU
Hampir tidakterdapat ruangterbuka hijau diDesa Cibodas yangberfungsi sebagairuang pertamanandan taman bermainanak
Sosialisasi Penyesuaian kembaliangka persentase perbandinganantara luas seluruh ruangterbuka di luar bangunangedung yang diperuntukkanbagipertamanan/penghijauan danluas tanah perpetakan/daerah,perencanaan yang dikuasaisesuai rencana tata ruang danrencana tata bangunan danlingkungan.
Penyepakatan BersamaMasyarakat untuk membuattaman Taman/penghijauan
Peraturan MenteriDalam Negeri No. 1Tahun 2007 tentangPenataan Ruang
Terbuka HijauKawasan Perkotaan
Perda KabupatenBandung no 17
tahun 2012 tentangTata Bangunan
Peraturan DaerahKabupaten Bandungno 23 tahun2008 TentangRencana Tata RuangWilayah (RTRW) Th2007 s/d 2027
Agenda Musrenbanguntuk mewujudkanRTH Desa Cibodas
Kontrol sosialmasyarakat dalam
VII- 9
Sebagian besarhalaman rumahtidak memeliharatanaman hijau
Terdapat halamankosong tanpa adapengelolaanpenghijauan yangbaik.
Tingkat RT/RW, dengan syarattanaman adalah : Disenangi,tidak berbahaya bagimasyarakat, mampu tumbuh dilingkungan yang marjinal (tanahtidak subur, udara dan air yangtercemat), cepat tumbuh danumur panjang, tidak mudahtumbang, cukup teduh, bentukindah dan lain-lain.
Pelaksaan agendaRTH Desa Cibodas
Sanksi Administratifbagi Lurah danCamat yang tidakdapat melaksanakanprogram Jalur Hijaudan RTH di DesaCibodas
Sanksi Sosial,Administratif dandenda bagiMasyarakat yangmelanggarkesepakatan/aturanbersama
VII- 10
Di beberapa bagianbantaran irigasiterdapat area yangpotensial longsorkarena tidak adapenghijauan.
Menjadikan Daerah Aliranirigasi sebagai area Jalur Hijau.
VII- 11
Ruang terbuka (lapangan olah raga,kebun, tegalan dan tepi jalan)ditanami dengan salah satu daritanaman produksi atau tanamanhias, tanaman penahan longsoratau tanaman peneduh.
Sepakat agar seluruh wargamemiliki kewajiban yang samadalam memelihara tamanan untukpenghijauan.
4.JARINGANJALAN
Jalan-jalan tidakmemilikipeneranganyang cukup.
Jalan-jalan banyakyang rusak.
Pengembangan Instalasi danPerlengkapan Bangunan denganmembangun jaringan danperlengkapan pada bangunanbaik bangunan gedung danbukan gedung yang digunakanuntuk menunjang tercapainyaunsur kenyamanan, keselamatan,komunikasi dan mobilitasdalam bangunan.
Peraturan mentripekerjaan umumno 19 tahun 2012tentangPERSYARATANTEKNIS JALANDAN KRITERIAPERENCANAANTEKNIS JALAN
Peraturan daerahKabupaten
VII-12
RendahnyaKesadaranmasyarakat dalammemperbaiki danmemelihara jalan.
Harapan ke depan agar jalan disepanjang jaringan irigasi dapat diperbaiki dan di aspal dengan lebarjalan minimal 3 m guna dayadukung mitigasi bencana danperlakuan sosial kemasyarakatan(pelayanan ambulance dankendaraan pemadam kebakarandan lain-lain).
Fasilitas Penerangan Jalan dimalam hari.
Perbaikan jalan di daerahpemukiman warga.
Bandung no 26Tahun 2012 tentangPSU
Undang-Undang No.13 Tahun 1980tentang Jalan
PP No.26 tahun1985 tentang Jalan
VII- 13
Mengurangi faktor-faktor yangmempercepat rusaknya jalan,seperti : perbaikan saluranair/gorong-gorong, mengimbauwarga agar tritisan air hujan dariatap rumah tidak langsung kejalan.
Memotivasi warga agar memilikirasa tanggung jawab ataspenggunaan jalan danmemahami fungsi jalanlingkungan.
5.PENANGGULANGBENCANA
Potensi bencanayang ada denganletak geografisDesa Cibodasberada di zonarawan bencanakarena termasukkawasan / zonamerah dan desa
Warga masyarakat, instansipemerintah dan BadanPenanggulangan BencanaDaerah yang ada, bersepakatagar membuat manajemenbencana yang meliputi aspekperencanaan danpenanggulangan pada sebelum,saat dan sesudah terjadi
Undang-undang no24 tahun 2007tentangpenanggulanganbencana
PP21 tahun 2008tentangpenyelenggaraanPenanggulangan
VII- 14
cibodas dikelilingioleh perbukitandan gunung berapiPotensi bencanatersebut meliputi :gempa bumi,gunung meletus,banjir, tanahlongsor.
Bahaya longordi Daerah aliranirigasi, lerengdekat pemukiman
bencana yang bertujuan untuk :
mencegah kehilangan jiwa mengurang penderitaan
manusia, memberi informasi masyarakat
dan pihak berwenang mengenairesiko bencana
mengurangi kerusakaninfrastruktur utama, hartabenda dan kehilangan sumberdaya yang ada.
Bersama PDAM, masyarakatmendirikan Hydrant untukantisipasi bahaya kebakaran diarea pemukiman yangcenderung berkelompok dankebakaran di area hijau( Perbukitan dan hutan lindung )
Pemerintah bersama-samadengan masyarakat melakukan
Bencana Perka BNPB 4
th.2012 TENTANGPENANGGULANGANBENCANA
Kesepakatan antaraGubernur JawaBarat danBupati/Walikota se-Jawa Barat padatanggal 1 Juli 2004tentang SinergitasPenyelenggaraanPemerintah danPembangunan JawaBarat Tahun 2004 –2008, yang berisisembilanKesepakatan.
Pemerintah wajibmemberikanprioritas untukmembiayai
VII- 15
Warga karenaTidak ditunjangOleh tembokpenahan tanah
Bahaya Kebakarankarena penggunaankompor gas danakses jalan yangtidak dapat dilaluiKendaraan rodaempat.
Mengembangkanjalan alternatifdenganmemprioritaskanpembuatanjalurevakuasi dantitik kumpul yangakan direncanakan
mitigasi bencana denganrencana teknis dan non teknisdalam hal :
1. Kebijakan yang mengatur tentangpengelolaan kebencanaan ataumendukung usaha preventidbencana.
2. Kelembagaan pemerintah yangmenangani kebencanaan, yangkegiatannya mulai dari identifikasidaerah rawan bencana,penghitungan perkiraan dampakyang ditimbulkan oleh bencana,perencanaan penanggulangan,hingga penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang sifatnya preventifkebencanaan (simulasi bencana)
3. Identifikasi lembaga-lembaga yangmuncul dari inisiatif masyarakatyang sifatnya menangani
pelaksanaan mitigasibencana yangbersumber dariAPBD Propinsi danAPBDKabupaten/kotaatau sumber danalainnya sesuaidengan peraturanperundangan yangberlaku.
Departemenpekerjaan Umum,SNI 03 1726 2002(Revisi), tata caraperencanaanketahanan Gempauntuk rumah dangedung.
VII- 16
Untuk mitigasibencana.
Kebencaan, agar dapat terwujudkoordinasi kerja yang baik.
4. Pelaksanaan program atau tindakanriil dari pemerintah yangmerupakan pelaksanaan darikebijakan yang ada yang bersifatpreventif kebencanaan. (sosialisasikebencanaan )
5. Meningkatkan pengetahuan padamasyarakat tentang ciri-ciri alamsetempat yang memberikanindikasi akan adanya ancamanbencana. ( Pengurangan Resikobencana (PRB) dengan menambahpengetahuan dan kapasitasmasyarakat tentang bencana )
6. Memasang Rambu-rambu, tandaatau gambar di daerah-daerah yangrawan bencana (ex. longsor danbanjir).
Penjabaran SanksiHukum yangdapat menyebabkanterjadinya bencanadapat berkoordinasidengan BadanPengendalianlingkunganHidup Daerah(BPLHD). Dan BadanPenanggulanganBencana Daerah(BPBD) KabupatenBandung.
VII- 17
6. KETERSEDIAANAIR BERSIH
Warga masihkurang mendapatsuplai air,terutama air bersihkurangnyaketersediaan airbakuuntuk memenuhikebutuhan wargamasyarakatkhususnya di spotwarga miskin
Jaringan air bersihbelum menjangkaukeseluruhan wargaterutama di DesaCibodas terutamaspot warga miskinyang belummendapatkanpelayananyang optimal.
Melakukan pengembanganterhadap asset sumber air (mata air dll) yang saat ini hanyadimiliki oleh individu agar dapatdi akses juga oleh warga yangbelum mendapatkan kecukupanair bersih
Melakukan pengembangan danpemeliharaan terhadap airirigasi agar tetap menjadi salahsatu sediaan air tanah.
Pemerintah Kabupaten BandungMempermudah wargamasyarakat dalam mengaksesatau mendapatkan registerpermohonan menjadi PelangganPDAM.
Melakukan pendistribusiandengan cara membuatpipanisasi agar dapatmenjangkau kebutuhan wargamiskin
PeraturanPemerintah No.82/2001 tentangPengelolaan AirdanpengendalianPencemaran Air.
Peraturan daerahKabupatenBandung no26Tahun 2012tentang PSU
VII- 18
7. AIR KOTOR Masih banyakpenggunaan sistemsetempat dalampengelolaanimbah, sepertipenggunaan cubluk
pembuangan aircuci dan manditanpa saluran,terutama padalingkungaperumahan
Terbatasnyakapasitas instalasipengelolaan airlimbah untukmengelola airlimbah domestikyang dihasilkan.
Pengembangan saluranbuangan air kotor yangterintegrasi dengan saluran airkotor lainnya hingga ke buanganakhir
Perluas jaringan instalasi airlimbah pemukiman/rumah.
Membangun jaringan instalasipengelolaan limbah, bagi airlimbah dari Rumah tangga,limbah tinja dan limbahPeternakan.
Membangun kesadaranmasyarakat untukmemperhatikan danberpartisipasi dalam halpengawasan kebersihan dan
Peraturan daerahKabupatenBandung no26Tahun 2012tentang PSU
VII- 19
Tidakn tersedianyainstalasi pengelolaaair limbah dibeberapa RW yangmembutuhkanpengelolaan airlimbah khususnyalimbah peternakan
Masih banyakdesign bangunansaluran yang tidaksesuai dengandesign danfungsi hinggamengabaikankebersihan
pengendalianpemanfaatan sanitasilingkungan.
Melakukan pembenahan designbangunan saluran sesuai denganlokasi dan fungsinya.
8. DRAINASE Kurangberfungsinyadrainase yang ada.Tidak berfungsinyadrainase ini
Tiap-tiap warga siap menciptakanlingkungan yang didukung olehsystem drainase yang memadai
Peraturan daerahKabupatenBandung no26
Tahun 2012tentang PSU
VII- 20
disebabkan karenadrainase yang adatidak salingterintegrasidengan drainaseyang lainnya
Drainase tidaktertata denganbaik, dan beberapadrainase tidakmemiliki buanganakhir.
Mengintegrasikan drainase-drainase antar RW untukmengantisipasi permasalahanyang masih parsial
VII- 21
9. PERSAMPAHAN Kurangnyasarana pengolahansampah, sepertiTPS, TPA danarmadapengangkut.
Warga masihmembakar sampahrumah tangga danmasih membuangsampah di irigasi.
Membangun TPS denganmenempatkan 1 titik TPS untuk3 RW
Membangun TPA (TempatPembuangan Akhir) denganmenempatkan TPA untuk …. RWsekaligus melakukanpengelolaan sampah agar dapatdi manfaatkan sebagai pupukpertanian dan perkebunan.
Peraturan daerahKabupatenBandung no26Tahun 2012tentang PSU
VII- 22
Pihak aparat Desa memfasilitasidan Mendorong warga untukmembuat komitmen bersamatentang kelestarian lingkungandengan tidak membuangsampah di jaringan irigasi
Menanamkan sikap dan jiwabersih pada seluruh warga agartercipta lingkungan yang sehatserta melestarikan budayabersih
Swa kelola sampah organikdengan system 3R (Reduse,Recicle) yang bekerja sama
VII- 23
Dengan DinasKebersihan dan LSM-LSM.
Pemeliharaan terhadap kualitasdan kuantitas prasarana dan saranapengelolaan sampah.
Melakukan antisipasi bersama agardalam pengelolaan sampah tidakterjadi penimbunan sampah(ekternalitas negative).
VII- 24
10. SARANA DANPRASARANAUMUM
Sarana tamanbermain anak danruang publik masihsangat terbatas.
Pengembangan tata guna lahanterutama untuk taman bermainanak
Peraturan DaerahKabupaten Bandungno 23 tahun 2008Tentang RencanaTata Ruang Wilayah(RTRW) Th 2007 s/d2027
VII- 25
VII- 26
LAMPIRAN – LAMPIRAN
1. UU. No. 7 Tahun 2004 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air Irigasi2. Peraturan Daerah Kab. Bandung no 10 tahun 2012 Tentang Irigasi3. Peraturan Pemerintah No. 82/2001 tentang Pengelolaan Air dan Pengendalian Pencemaran Air.4. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung no 23 tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Th 2007 s/d
20275. Perda Kabupaten Bandung no 17 tahun 2012 tentang Tata Bangunan6. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan7. Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang Wilayah.8. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung no 23 tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Th 2007 s/d
20279. Peraturan mentri pekerjaan umum no 19 tahun 2012 tentang10. PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN11. Undang-Undang No. 13 Tahun 1980 tentang Jalan12. Peraturan daerah Kabupaten Bandung no 26 tahun 2012 tentang PSU13. Undang-undang no 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana14. PP21 tahun 2008 tentang penyelenggaraan Penanggulangan Bencana15. Perka BNPB 4 th.2012 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA16. Kesepakatan antara Gubernur Jawa Barat dan Bupati/Walikota se-Jawa Barat pada tanggal 1 Juli 2004 tentang
Sinergitas Penyelenggaraan Pemerintah dan Pembangunan Jawa Barat Tahun 2004 – 2008, yang berisi sembilankesepakatan.
17. Departemen Pekerjaan Umum, SNI 03 1726 2002 (Revisi), tata cara perencanaan ketahanan Gempa untuk rumahdan gedung.
18. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.19. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Serta Bentuk dan Tata Cara
Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang.
Cibodas, 29 April 2013TIM INTI PERENCANAAN PARTISIPATIF PLPBK
DESA CIBODAS