RTPLP DESA CIBODAS KEC. KOTAWARINGIN KAB. BANDUNG

92
TIM INTI PERENCANAAN PARTISIPATIF DESA CIBODAS KECAMATAN KUTAWARINGIN - KABUPATEN BANDUNG RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS DESA CIBODAS KECAMATAN KUTAWARINGIN KABUPATEN BANDUNG

Transcript of RTPLP DESA CIBODAS KEC. KOTAWARINGIN KAB. BANDUNG

TIM INTI PERENCANAAN PARTISIPATIFDESA CIBODAS KECAMATAN KUTAWARINGIN - KABUPATEN

BANDUNG

RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITASDESA CIBODAS KECAMATAN KUTAWARINGIN

KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN1.1. LATAR BELAKANG1.2. MAKSUD DAN TUJUAN1.3. CAKUPAN WILAYAH PERENCANAAN1.4. METODA PELAKSANAAN

BAB II PENENTUAN KAWASAN PRIORITAS2.1. ASPEK PENENTUAN KAWASAN PRIORITAS

2.1.1. PERTIMBANGAN PEMILIHAN KAWASANPRIORITAS

2.1.2. KRITERIA PEMILIHAN KAWASAN PRIORITAS2.2. KAWASAN PRIORITAS TERPILIH

DAFTAR ISI

BAB III. GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS3.1. KEDUDUKAN WILAYAH PERENCANAAN3.2. KONDISI FISIK KAWASAN PRIORITAS3.3. KEPENDUDUKAN SOSIAL DAN EKONOMI3.4. STRUKTUR PERUNTUKAN LAHAN3.5. INTENSITAS PEMANFAATAN LAHAN3.6. SISTEM SIRKULASI DAN JALUR PEDESTRIAN3.7. SISITEM JARINGAN AIR BERSIH DAN UTILITAS

BANGUNAN3.8. SISTEM PELAYANAN PUBLIK DAN KELEMBAGAAN3.9. KONDISI SEBARAN EKONOMI

BAB IV. ANALISIS KAWASAN PRIORITAS4.1. PERMASALAHAN DAN POTENSI4.2. AN ALISIS PENATAAN KAWASAN PRIORITAS

4.2.1.BLOK LAHAN HUNIAN4.2.1.1. PEMANFAATAN LAHAN DAN

BANGUNAN4.2.1.2. SIRKULASI DAN JALUR PEDESTRIAN4.2.1.3. JARINGAN AIR BERSIH DAN UTILITAS

BANGUNAN4.2.1.4. PELAYANAN PUBLIK DAN

KELEMBAGAAN4.2.2.BLOK LAHAN HIJAU4.2.3. BLOK LAHAN TERBUKA PRODUKTIF

BAB V. KONSEP PENATAAN DAN PENGEMBANGAN5.1. VISI DAN MISI KAWASAN PRIORITAS5.2. RENCANA JARINGAN AIR BERSIH5.3. RENCANA PENATAAN DRAINASE DAN SANITASI5.4. RENCANA PENINGKATAN SARANA PELAYANAN PUBLIK

DAN KELEMBAGAAN5.5. RENCANA PENTAAN JARINGAN JALAN DAN JEMBATAN5.6. RENCANA PENATAAN RUANG HIJAU

BAB VI. RENCANA INVESTASI DAN PENGELOLAAN6.1. INDIKASI PROGRAM KAWASAN PRIORITAS6.2. RENCANA INVESTASI DAN PROGRAM PEMBIAYAAN6.3. SKENARIO PENTAHAPAN PELAKSANAAN

PEMBANGUNAN

BAB VII. ATURAN BERSAMA7.1. MATRIK ATURAN BERSAMA

BAB I. PENDAHULUAN

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN1.1. LATAR BELAKANG

Perencanaan partisipatif merupakan bagian dari

kegiatan PLPBK yang fokus pada proses penyusunan

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman Desa

Cibodas,.

Turunan dari rencana penataan lingkungan

permukiman (RPLP ) adalah Rencana Tindak Penataan

Lingkungan Permukiman ( RTPLP ) yang menjabarkan

perencanaan lebih rinci dengan mengadopsi prinsip-

prinsip Tata Bangunan dan Lingkungan. Dengan

demikian RTPLP merupakan panduan rancang bangun

di kawasan prioritas

Perencanaan RTPLP dI kawasan prioritas sesuai

dengan arah pengembangan dalam perencanaan RPLP

Desa cibodas berorientasi pada peningkatan kualitas

lingkungan permukiman melalui penataan dan

pengembangkan sumber daya alam ( SDA ) secara

terpadu.

Maksud dari RTPLP Desa Cibodas :

A. Program pengendalian pemanfaatan ruang desa khususnya

pada kawasan Bantaran Sungai / Irigasi Cihonje menjadi

prioritas agar dapat dikembangkan

B. Pendorong upaya investasi khususnya dikawasan prioritas

yang diharapkan menjadi pemicu pertumbuhan sektor lain

, sehingga akan bermanfaat bagi pendapatan masyarakat

setempat.

C. Sesuai dengan Tujuan Utama dari program PLP-BK

menciptakan perubahan prilaku tatanan masyarakat

menuju kualitas liingkungan Desa Ciboodas yang sehat,

indah harmonis dan berjatidiri.

Tujuan dari RTPLP Desa Cibodas :

A. Mengatur keserasian antar bangunan yang terdapat pada

kawasan Bantaran sungai / Irigasi Cihonje sebagai upaya

antisipasi terhadap pertumbuhan yang mengaburkan

identitas kawasan.

B. Penataan dan Pengembangan sarana prasarana pendukung

peningkatan kualitas lingkungan dengan mengoptimalkan

SDA yang ada berupa penataan bantaran sungai/ irigasi

Cihonje dan optimasi lahan Hijau produktifI-1

1.3. CAKUPAN WILAYAH PERENCANAAN

RW 12

RW 13

RW 14

RW 08

RW 18

RW 08

RW 11

RW 17

RW 16

C akupan Wilayah Perencanaan

meliputi 3 Rw ( Rw 12,13,dan 14 )dengan batasan administrasi :

A. Utara : RW 18 dan RW 08

B. Selatan : RW 11 dan RW 16

C. Timur :RW 17

D. Barat : RW 08

Kawasan tersebut dilalui oleh SaluranIrigasi Cihonje

I-2

6

1.4. METODE PELAKSANAAN

I-3

TAHAP INPUT PROSES OUTPUT

KEGIATAN KOMPILASIDATA

ANALISIS RENCANA BENTUK /DESIGN

PROGRAM ATURANBERSAMA

SUBTANSI a. PenentuanKawasanprioritas( RPLP )

b. KondisiGambaranUmum

a. Permasalahan danPotensi

a. Visi Misib. Rencana

dan Konsep

a. BentukPenataandanPengembangan

a. IndikasiProgram

b. RencanaInvestasi

c. SkenarioPentahapan

a. IdentifikasipermasalahanKesepakatanBersama danDasarHukum.

BAB II. PENENTUAN KAWASAN PRIORITAS

Perkembangan pemanfaatan ruang di Desa Cibodas dalam prosesnya telah menunjukkan terjadi perkembangan kegiatan, namun masih dalam taraf

perkembangan dengan karakteristik perdesaan dimana pemanfaatan ruang masih didominasi oleh fungsi terbuka hijau berupa perkebunan dan persawahan.

Namun seiring dengan berjalannya waktu, kegiatan yang mengisi ruang Desa Cibodas mulai terlihat perkembangannya dari sisi jumlah penduduk serta lahan

terbangun. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa ruang Desa Cibodas dapat dibedakan menjadi 6 (enam) kawasan/zona. Terkait rencana penataan lingkungan

permukiman, maka perlu ditentukan urutan prioritas kawasan yang akan ditindaklanjuti pelaksanaan pembangunannya sesuai arahan pengembangan masing-

masing kawasan.

S. Cimareme

S. Cihonje

S. Cicadas

Area ini merupakan zonastrategis lokasi sarana yangmendukung kebijakanpengembangan KawasanWisata Terpadu Si JalakHarupat, sekaligus menjadipintu gerbang Desa Cibodas.

1

Area ini merupakankawasan campuranpermukiman pendudukdan perkebunan lahankering dan persawahan

3

4

Areapermukimanpenduduk

6

5

2

Area campuranyang didominasiperkebunan lahankering

Area ini merupakankawasan lindung setempatberupa perkebunan/tanaman keras.

Area ini merupakankawasan campuranpermukiman danperkebunan/ tanamankeras

II-1

2.1.1. PERTIMBANGAN PEMILIHAN KAWASAN PRIORITAS

• Ekonomi

• Densitas Penduduk dan Bangunan

• Tata Guna Lahan

• Eksisting Bangunan

• Sirkulasi dan Aksesibilitas

• Ruang Terbuka

• Kualitas Lingkungan

• Jaringan drainase dan Air Bersih

Untuk menentukan kawasan prioritas dari kawasan yang teridentifikasi di Desa

Cibodas dilakukan beberapa pertimbangan :

1. Kawasan/zona memiliki persoalan-persoalan pembangunan baik secara fisik,

sosial maupun ekonomi mendesak untuk ditangani.

2. Kawasan/zona memiliki potensi sumberdaya lokal yang lebih tinggi dibandingkan

kawasan/zona lainnya sehingga apabila potensi tersebut didayagunakan,

diperkirakan dapat membangkitkan perkembangan (triger) perkembangan

pembangunan fisik, sosial dan ekonomi di seluruh wilayah Kelurahan.

3. Kawasan/zona berpotensi rawan bencana (antara lain banjir, kecelakaan)

4. Kawasan/zona merupakan kawasan permukiman masyarakat kurang

mampu/miskin.

Berdasarkan Pedoman Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

Kawasan, Tata Cara Penyusunan Dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan,

Dr. Ir. Danang Priatmodjo, M.Arch., Direktorat Penataan Bangunan dan

Lingkungan, Ditjen Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum, maka

pertimbangan pemilihan Kawasan Prioritas didasarkan pada faktor-faktor :

Tingkat kebutuhan kawasan terhadap kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

Cepat :

a. Alasan lingkungan dan kemanusiaan. Bilamana kegiatan penataan lingkungan dalam

waktu cepat tidak dilakukan, dapat mempengaruhi kualitas kehidupan masyarakat

seperti menurunnya tingkat kesehatan kehidupan masyarakat seperti

menurunnyatingkat kesehatan masyarakat, menurunnya kesejahteraan masyarakat,

bergeser/berkurangnya dengan cepat ruang yang digunakan bagi tempat tinggal

masyarakat, meningkatknya angka kriminalitas, tidak tercapainya keamanan dan

kenyamanan beraktivitas di dalam kawasan tersebut.

b. Alasan program pembangunan skala nasional. Bilamana kegiatan penataan lingkungan

dalam waktu cepat tidak dilakukan, maka akan menghambat program tingkat

internasional/nasional yang telah dicanangkan. Misalnya program pengembangan kawasna

bagi pembangunan dan pengembangan fasilitas olahraga bagi pesta olahraga tingkat

internasional/nasional (Asian Games, Sea games, Pekan Olahraga Nasional, Pekan olah

raga bagi penyandang cacat tingkat internasional, dll). Atau pengadaan pertemuan tingkat

tingga skala internasional, dll.Sedang :

Bilamana tidak ditangani dengan kegiatan penataan lingkungan dalam waktu cepat, maka

diduga arah pengembangan dan pembangunan dapat menjadi; terhambat dan atau stagnan

dan/atau berkembang ke arah:

a. Penyimpangan pemanfaatan tata guna lahan

b. Menurunnya kualitas dan kuantitas lingkungan alami dan lingkukngan binaan

c. Sulit dikendalikannya peningkatan kepadatan manusia dan bangunan

d. Menurunnya vitalitas ekonomi kawasanRendah:

Bilamana tidak ditangani dengan kegiatan penataan lingkungan dalam waktu cepat, maka

pemanfaatan, pengembangan potensi ekonomi, sosial budaya, lingkungan alami dan binaan

maupun potensi lainnya yang terkandung di dalam kawasan menjadi kurang maksimal dan

kurang terencana, namun tidak terlalu mempengaruhi kualitas kehidupan manusia .

2.1. ASPEK PENENTUAN KAWASAN PRIORITAS

II-2

KAWASAN CAMPURAN PERMUKIMAN &LAHAN TANAMAN KERAS

KAWASAN CAMPURAN PERMUKIMAN &KEBUN RAKYAT SERTA SAWAH

KAWASAN PERMUKIMAN

KAWASAN LINDUNG

KAWASAN CAMPURAN PERKEBUNANTANAMAN KERING & PERMUKIMAN

1 2 2 3 2

MEN

CU

KU

PI

17

2 3 3 3 3 2 20

3 3 2 20

32 2 2 2 1 13

3 33 22

2

3 3 3

2 3 2 2 22

21

KAWASAN STRATEGIS

KAWASAN CAMPURAN PERMUKIMAN DAN LAHAN TANAMAN KERAS

KAWASAN CAMPURAN PERKEBUNAN DAN PERMUKIMAN

KAWASAN CAMPURAN PERMUKIMAN, PERKEBUNAN RAKYAT DAN PERSAWAHAN

KAWASAN PERMUKIMAN (ZONA 4)

KAWASAN LINDUNG

KAWASAN STRATEGIS

2.1.2. KRITERIA PENILAIAN KAWASAN PRIORITAS

II-3

2.2. KAWASAN PRIORITAS TERPILIH

S. Cihonje

S. Cicadas1

346

52

Hutan hampir 60 % dari total

Luas persawahan sekitar 25%

Jalur irigasi untuk pengairan sawah

Kawasan pemukiman penduduk 15 %

RW 12

RW 13

RW 14

KAWASAN PEMUKIMAN ( ZONA 4 )

II-4

BAB III. GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS

Kawasan prioritas berada di

Zona Pemukiman yang meliputi3 Rw ( Rw 12,13,dan 14 ) denganbatasan administrasi :

A. Utara : RW 18 dan RW 08

B. Selatan : RW 11 dan RW 16

C. Timur :RW 17

D. Barat : RW 08

Kawasan tersebut dilalui olehSaluran Irigasi Cihonje

RW 12

RW 13

RW 14

RW 08

RW 18

RW 08

RW 11

RW 17

RW 16

3.1 KEDUDUKAN WILAYAH PERENCANAAN

III-1

Tata guna lahan yang ada di wilayah

prioritas sebagian besar didominasi olehlahan pegunungan danperbukitan.sebagian lagi sebagai lahanpertanian dan sisanya merupakanwilayah permukiman

Topografi Desa Cibodas Berada di antaraketinggian 600m dpl-1014m dpl.Denganbentuk topografi yang bergelombangsampai berbukit di sebelah utara.

Tiga kawasan ini dilalui oleh beberapaaliran sungai yaitu sungai cihonje dansungai cipendeuy.

3.2. KONDISI FISIK KAWASAN PRIORITAS

III-2

Jumlah penduduk di ketiga kawasan

prioritas ini yaitu :

• Rw 12 106 KK /335 jiwa.

• Rw 13 83 KK/235 jiwa

• Rw 14 68 KK/225 jiwa

Jumlah Penduduk perempuan lebihbanyak di bandingkan laki-laki.pendudukjuga dikelompokan pada kelompok usia31-31 yang terbanyak dan yang palingsedikit pada kelompok 10-11.semuawarga desa Cibodas khususnya yangberada di kawasan prioritas beragamamuslim.

Mata pencaharian Penduduk dikawasanprioritas ini pertanian, perkebunan,peternakan, perdagangan, buruh danwirausaha home industri jasa pembuatantusuk sate yang tersebar di kawasan ini

RW 12

RW 13

RW 14

3.3. KEPENDUDUKAN SOSIAL DAN EKONOMI

106 335

68 225

83 235

III-3

3.4. STRUKTUR PERUNTUKAN LAHAN

Lahan Hutan dan Perkebunan

Lahan pertanian

Jalur irigasi / Sungai Cihonje

Lahan Pemukiman

KONDISI KAWASAN PRIORITAS.

Fungsi lahan yang ada dikawasan prioritas terdiri dari Hutan dan Perkebunan yang mendominasi lahan ±60 % dari

luas lahan, lahan Pertanian ± 25 % dari luas lahan sisa lahan dimanfaatkan pemukiman ± 15 % dari luas lahan.

Kawasan prioritas tersebut dilalui oleh jalur irigasi / sungai Cihonje seluas ± 1600 m

III-4

Rumah Tinggal

Rumah Warung

Peternakan ayam dan sapi

Home Industri

3.5. INTENSITAS PEMANFAATAN LAHAN DAN TATA BANGUNAN

KONDISI KAWASAN PRIORITAS :

Pola tata bangunan Linier mengikuti jaringan jalan

Intensitas bangunan Rendah,dengan GSB 0-1 m, KDB 80-90%, KLB 1 Lt.

Fungsi lahan pemukiman campuran yang terdiri dari Rumah Tinggal , Rumah warung, Peternakan dan Home industri.

III-5

3.6. SISTEM SIRKULASI DAN JALUR PEDESTRIAN

KONDISI KAWASAN PRIORITAS : Jalan Desa yang membelah kawasan prioritas seluas 3100 m dengan kontruksi jalan Penetrasi, kondisi kerusakan

1600m. Menghubungkan kawasan prioritas ke kawasan lainnya di dalam maupun luar desa Cibodas Moda Angkutan umum yang melalui jalan desa Cibodas Trayek Soreang – Cipendey Jalan Lingkungan belum tertata baik dengan kondisi masih berupa tanah seluas 1600 m , jalan tersebut

menghubungkan pemukiman dengan jalan desa. Jalan Setapak terbentuk mengikuti kontur lahan yang ada dan masih kondisi tanah, jalan ini menjadi jalan anternatif

warga untuk percepatan aksesibilitasnya , area jalan setapak sepanjang bantaran sungai Cihonje/ Irigasi , lahanpertanian dan Perkebunan.

Jalan desa

Jalan Lingkungan

Jalan setapak

III-6

3.7. SISTEM JARINGAN AIR BERSIH DAN UTILITAS LINGKUNGAN

KONDISI KAWASAN PRIORITAS : Kebutuhan air bersih warga untuk Rumah tangga maupun Pertanian di suplay dari sumber air dan Irigasi CihonjeKebutuhan air bersih warga belum dapat dipenuhi dari sumber mata air yang adaJaringan air bersih belum tertata rapihKebutuhan MCK warga masih belum mencukupi, sebagian MCK yang ada belum layak digunakan karena fasilitas

penunjang MCK belum memadai ( sebagian belum memiliki sumber air, septictank maupun jaringan jalannya )Peternakan yang ada belum ditunjang oleh fasilitas pengolahan limbahnyaMuara pembuangan air limbah dan air hujan menuju ke saluran irigasi Cihonje.

Sumber air alam

Sumur bor/ Gali

MCK

Alur buangan air hujan

Jaringan Distribusi air bersih

Saluran Irigasi

III-7

3.8. SISTEM PELAYANAN PUBLIK DAN KELEMBAGAAN

Kantor RW,Posyandu,Pos kamling

Mushola/Mesjid

KONDISI KAWASAN PRIORITAS :

Mesjid yang berada di kawasan prioritas sebayak 3 unit, kondisi sebagian perlu renovasi dan pengembangan ruang

Sarana kesehatan Bidan dan Posyandu dikawasan prioritas 3 unit sebagian masih bergabung ruang pelayanannya

dengan kegiatan lain

III-8

3.9. KONDISI SEBARAN EKONOMI

Rumah warung

Peternakan

Home industri

( Tusuk sate dan Konveksi )

KONDISI KAWASAN PRIORITAS :

Jenis sebaran ekonomi yang ada Home industri Tusuk sate yang mendominasi kegiatan ekonomi di kawasan prioritas, konveksi, warung rumahan dan peternakan sapi dan ayam.

Home indusri tusuk sate : 60 unitHome industri Konveksi : 1 unitWarung Rumahan : 11 unitPeternakan ayam : 2 unitPeternakan sapi : 1 unit

Tempat Pengolahan emas : 1 unit

III-9

BAB IV. ANALISIS KAWASAN PRIORITAS

4.1. PERMASALAHAN DAN POTENSI KAWASAN PRIORITAS

JARINGAN JALAN DAN PEDESTRIAN RUMAH DAN BANGUNAN PERUNTUKAN LAHAN

PER

MA

SALA

HA

NPO

TEN

SI Jalan Desa 3100 m yang menghubungkan Kawasan

Prioritas mengalami kerusakan , yang diakibatkan

tidak adanya saluran buangan air hujan dan kesadaran

pemeliharaan jaraingan jalan desa belum optimal.

jalan Pedestrian/ Gang 2250 m yang menjadi jalan

penghubung dalam atau luar kawasan pemukiman ke

area pertanian, perternakan, pendidikan dan

pemerintahan sebagian masih berupa tanah.

Gorong gorong yang ada 10 buah sebagian rusak dan

kurang optimal dikarenakan lebar / luas penampang

gorong gorong tidak sesuai dengan debit air hujan

yang masuk dan terjadi penyumbatan / pendangkalan

dari erosi dinding permukaan saluran yang berupa

tanah

Sebagian warga yang memiliki lahan potensial untuk

pengembangan jaringan Jalan Pedestrian/ Gang

bersedia menghibahkan tanah nya untuk

kepentingan pengembangan jaringan Jalan

Pedestrian/ Gang

Masyarakat bersedia bersuwakelola / berswadaya

dalam membantu proses pembangunan dan

pemeliharaan jaringan jalan desa maupun jalan

pedestrian / Gang

Penataan rumah linier mengikuti jalan yang belumtertata baik dan kurang mempertimbangkan aturantata ruang yang berlaku ( GSB, KDB dan KLB ) .

Masih ada rumah yang bersatu dengan kandangternak

Masalah pencemaran limbah kotoran hewan daripeternakan ayam dan sapi

Intensitas Bangunan Rendah sehingga masih cukuplahan untuk pengembangan sesuai dengan rencanatata ruangnya

Peternakan yang ada masih memiliki lahan untukmengelola limbahnya.

Kondisi lahan hutan yang berbukit belum dioptimalkan

Prasarana Penunjang aksesibilitas ke areaperkebunan, sawah dan sumber air ,pendidikan dan kantong pemukiman belum ada

Irigasi yang belum dioptimalkan pemanfaatnyadan juga kondisi irigasinya sebagian belum diTPT

Kawasan permukiman belum memiliki sistemsanitasi dan drinase yang baik

Banyak terdapat sumber mata air yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan airbersih warga

Masih luasnya ruang terbuka hijau yang bisa dikembangkan ke arah pertanian,perkebunanatau bahkan di olah menjadi tempatwisata,mengingat kondisi dan letak geografisyang potensial

Jaringan irigasi dapat dimanfaatkan untukmemudahkan aksesibilitas masyarakat ke fungsilahan lain di lingkungan sekitarnya

IV-1

AIR BERSIH, SANITASI DAN DRAINASE PELAYANAN PUBLIK DAN KELEMBAGAAN SEBARAN EKONOMI

PER

MA

SALA

HA

NPO

TEN

SI

Kondisi Masyarakat yang kekurangan air bersihsementara sumber air yang ada yaitu sumur gali yangpemanfaatanya belum maksimal.masyarakat mengambilair dengan menggunakan selang ke rumah-rumah

Tidak ada jalur untuk pembuangan air permukaan Pemanfaatan sumber air dari mata air belum optimal hampir semua lokasi permukiman untuk sanitasinya

belum terintegrasi dengan baik. MCK yang ada belum dapat memenuhi kebutuhan

masyarakat dan belum dilengkapi dengan saranaprasarana penunjang untuk kemudahan aksesibitilas,penerangan dan septictank

Masalah pencemaran limbah kotoran hewan daripeternakan ayam dan sapi

Belum memiliki TPS , masyarakat mengelola sampahnyadengan menimbun, membakar dan membuang kebantaran sungai/ irigasi

Sumber daya alam yang ada memiliki potensi sumber airyang dapat mencukupi kebutuhan masyarakat

Optimalisasi sumber air yang ada untuk meningkatkankapasitas suplai air bersih masyarakat

Masyarakat bersedia menghibahkan lahannya untukPembuatan bak penampungan air bersih

Optimalisasi fungsi MCK yang ada Optimalisasi lahan tidur untuk pengelolaan sampah

masyarakat

Semua kegiatan ke RW an masih di lakukan dirumah ketua RW. Atau Mesjid mulai dari rapatwarga,kegiatan PKK/Posyandu dll

Tempat Beribadah yang minim dan kondisi tempatibadah yang sudah retak harus segera di perbaiki

Renovasi sarana Ibadah terkendala oleh biaya.

Sudah ada lahan yang di hibahkan warga untukmembuat Kantor RW

Pemanfaatan Multi fungsi lahan utuk Posyandu,PKK dan Kantor RW

Kurangnya permodalan untukpengembangan usaha

Kondisi wilayah yang jauh dari pasar(pusatperekonomian)menyebabkan prosespemasaran hasil produksi terhambat

Kondisi prasarana jalan yang burukmenjadi salah satu masalah dalammobilisasi perekonomian

Sistem pengolahan limbah ternak darikandang ayam/sapi yang mencemarilingkungan mengganggu aktifitas warga

Banyak terdapat potensi warga dalam homeindustri

Masih terdapat banyak lahan yang bisamemungkinkan pengembangan usahalainya,misalnya pengembangan potensi alam untukpariwisata yang bisa meningkatkan kesejahteraanmasyarakat

limbah kotoran ternak dapat dikelola menjadipupuk dll

IV - 2

MASALAH POTENSI

Aksesibilitas warga tergangu oleh rusaknya JaringanJalan Desa maupun Jalan Lingkungan di kantongpemukimannya.

Belum adanya prasarana penunjang berupa jalanpenghubung ke area perkebunan , pertanian ,pendidikan

Kebutuhan air bersih belum terpenuhi. Jaringan air bersih belum tertata dan didistribusikan

merata ke semua warga. jaringan drainase di kantong pemukiman dan bahu

jalan desa maupun lingkungan belum memadai. Peternakan yang ada belum memiliki sistem

pengelolaan dan jaringan drainase limbah / kotoranyang memadai

Masih ada warga yang tidak memiliki MCK yangmemadai

Erosi pada dinding tanah irigasi mengakibatkan suplayair untuk irigasi terhambat

Sebagian warga mengelola sampahnya dengandibakar, ditimbun dan dibuang ke saluran irigasi.

warga belum memiliki ruang berkumpul untukmelakukan aktivitas kemasyarakatan.

Sarana kesehatan berupa posyandu masih kurang danbelum memiliki ruang tersendiri

Sarana Ibadah berupa Mesjid kurang dan sebagiankondisinya perlu renovasi.

Permodalan, Pemasaran dan Prasarana pendukungsangat dibutuhkan untuk menunjang kegiatan homeindustri warga.

warga bersedia memberikan hibah tanahnya untukkepentingan pengadaan sarana prasarana lingkungan (Jalan, Posyandu, balai pertemuan, mesjid dll )

Ruang Terbuka Hijau memiliki sumber air yang dapatmencukupi kebutuhan air bersih warga dilingkungannya.

Sumber air yang ada dapat dioptimalkanpemanfaatannya untuk memenuhi kebutuhan warganya

Saluran irigasi dilalui oleh kantong pemukiman wargaselain berfungsi mengaliri pertanian , saluran buanganair kotor dan dapat dikembangkan menjadi jalurpenghubung warga dengan area pertanian, perkebunandan kantong pemukiman.

Masih adanya lahan yang kurang produktif yang dapatdimanfaatkan untuk kebutuhan pengadaan MCK,Pengelolaan sampah

REKAPITULASI PERMASALAHAN DAN POTENSI

IV - 3

Pertimbangan untuk penetapan kawasan perencanaan :

Kesamaan permasalahan yang menyangkut pola rencana penanganan

Kesesuaian penanganan yang menyangkut pola pelaksanaan yang terpadu dengan rencana lain yang ada di kawasan

PEMBAGIAN BLOK KAWASAN PRIORITAS

Kawasan Perencanaan

Untuk penataan Kawasan perencanaan di Desa Cibodas di bagi

kedalam 3 (Tiga) Blok Lahan :

1. Lahan Hunian yang terdiri dari Area pemukiman penduduk

yang tersebar di 3 RW ( RW 12,13 dan 14 ) ,Luas Hunian ±

21,45 Ha , jumlah Penduduk 257 KK / 795 jiwa, jumlah Rumah

Permanen 94 Rmh, Jumlah Rumah Non Permanen 144 Rmh

( 72 Rumah termasuk Rumah tidak layak huni )

Sarana yang ada Mesjid / mushola 4 unit, Posyandu / Bidan 3

unit, Home industri tusuk sate 54 Rmh, warung 15 Rmh,

Konveksi 1 unit. Sumber air berupa sumur 8 bh , mata air 13

titik.

Prasarana yang ada berupa Jaringan jalan yang kondisinya

rusak jalan desa 3100 m, jalan Gang / setapak 2250 m

2. Lahan terbuka produktif yang terdiri dari Area pertanian yang

tersebar di 3 RW ( RW 12,13 dan 14 ), Luas lahan Produktif ±

35,75 Ha

3. Lahan Hijau yang terdiri dari Area perkebunan dan hutan yang

tersebar di 3 RW ( RW 12,13,14 ), Luas lahan Hijau ± 85,5 Ha

BLHj

BLHj

BLTP

BLH

BLHj

BLH

4.2. ANALISIS PENATAAN KAWASAN PRIORITAS

IV - 4

Area Pemukiman Penduduk terdiri dari permukiman

berkelompok dan pemukiman linier mengikuti jaringan

jalan ,Sarana Air bersih yang ada perlu adanya penataan

jaringan untuk memenuhi kebutuhan air bersih

Prasarana jalan di pemukiman penduduk berupa jalan

desa dan Lingkungan dengan kondisi perlu perbaikan

dan peningkatan kulaitas.

Kondisi sanitasi ( MCK dan Drainase ) yang ada di

pemukiman penduduk belum dapat memenuhi

kebutuhan dan kurang layak.

Pola pengelolaan sampah penduduk belum ditata

dengan baik, sistem rupa pengelolaan sampah yang ada

berupa penimbunan , Pembakaran dan pembuangan ke

saluran irigasi .

Kondisi bantaran sungai yang berpungsi sebagai irigasi

untuk lahan pertanian perlu adanya Normalisasi .

RUMAH DAN BANGUNANJARINGAN JALAN DAN

PEDESTRIANJARINGAN AIR BERSIH,

SANITASI DAN DRAINASEPELAYANAN PUBLIK DAN

KELEMBAGAANPENGEMBANGAN

EKONOMI

4.2.1. BLOK LAHAN HUNIANIV. -5

Kondisi Area pemukiman berkelompok dengan pola linier

mengikuti jaringan jalan , pemukiman tersebut bersifatheterogen / Campuran antara lain Rumah Tinggal 169 Rmh,Home industri tusuk sate 54 Rmh, Peternakan 5 unit dsb.Acuan dalam perencanaan Rumah dan Bangunan diantaranyaperaturan dan persyaratan bangunan di daerah tersebutA. KDB ( Koofisien Dasar Bangunan )

Merupakan perbandingan antara luas dasar bangunannpada permukaan tanah dengan luas lahannyaKDB berfungsi sebagai pengendali kepadatan bangunanyang mencakup aspek bahaya terhadap kebakaran,kesehatan, estetika dsb.Kawasan Prioritas Perencanaan yang ada di Blok Hunianmemiliki intensitas kepadatan yang tinggi , rata rata persilrumah/ bangunan yang ada 80-90 % terbangun sehinggariskan terhadap bahaya kebakaran

B. Jarak antar Bangunan ( GSB : garis sempadan Bangunan )Jarak bangunan merupakan jarak terkecil antara permukaandenah bangunan dari bangunan sekitarnya .GSB berfungsi sebagai pencegahan penjalaran bahayakebakaran, pembaharuan udara/ Ventilasi, optimalisasipencahayaan dan sirkulasi pergerakan penghuni.Pemukiman di Blok hunian yang ada rata ratamenghabiskan lahan muka rumahnya langsung ke batasbadan jalan ( 0-1 m) , dengan kepadatan dan kerapatanbangunan tersebut ventilasi terhambat, pencahayaan danSirkulasi tidak optimal.

C. KLB ( Koefisien Lantai bangunan )Ketingginan bangunan permanen maupun tidak permanenrata rata 1 Lantai

BLO

K LA

HA

N H

UN

IAN

Rumah Permanen : 94 Rmh Rumah Non Permanen : 144 RmhRumah Warga Miskin : 72 Rmh

4.2.1.1. ANALISIS PEMANFAATAN LAHAN DAN TATA BANGUNAN

KONDISI EKSISTEING VS PANDUAN PERENCANAAN

IV - 6

Jalan desa adalah jalan yang dapat dikategorikan sebagai jalan

dengan fungsi lokal di daerah pedesaan. Artinya sebagai penghubungantar desa atau ke lokasi pemasaran, sebagai penghubunghunian/perumahan, juga sebagai penghubung desa ke pusat kegiatanyang lebih tinggi tingkatnya (kecamatan).

1. Berdasarkan hubungan dengan pemukimanJaringan jalan yang ada di kawasan Prioritas termasuk :

a. Jalan Poros LingkunganJalan yang menghubungkan masing masing satuan pemukiman ROW maksimum : 11 m Lebar Perkerasan Jalan : 4,5 m Lebar Perkerasan Bahu Jalan : 1 m

b. Jalan LingkunganJalan yang ada di dalam satuan pemukiman yang digunakanuntuk pejalan kaki . ROW maksimum : 11 m Lebar Perkerasan Jalan : 4,5 m Lebar Perkerasan Bahu Jalan : 1 m

2. Berdasarkan Pola Jalan dalam PemukimanBentuk jalan yang ada di kawasan Prioritas termasuk bentukjalan KURVA, dimana bentuk ini memberikan efek yang naturalmendukung topografi ekstrim.

3. Berdasarkan Jenis Kontruksi Jalana. Jalan Aspal ( Buras/ Lapen/ Lasbutag ) Lebar Jalan Minimal : 2,50 m Lebar Bahu jalan Minimal : 1 mKemiringan tanjakan / menurun maksimal : 12 % dari

panjang tanjakan/ turunan maksimal 150 m

b. Jalan Rabat Beton kemiringan tanjakan / menurun jalan maksimal : 12 %Tebal rabat minimal : 7 cm ( kondisional)Permukaan Rabat dibuat kasar/ Tidak LicinMemakai saluran kiri dan kanan ( kondisional )

.

4.2.1.2. ANALISIS SIRKULASI DAN JALUR PEDESTRIAN

BLO

K LA

HA

N H

UN

IAN

Jalan Poros Lingkungan dikawasan Prioritas dengan kontruksi JalanPenetrasi kondisinya Rusak sepanjang 1600 m dan lebar 3-4 mdikarenakan jalan yang ada tidak memiliki saluran tepi jalan

Kondisi jalan Lingkungan dikawasan Prioritas ini sebagian masihberupa tanah sepanjang 2250 m dan lebar 1-1,5 m yangmenghubungkan area pemukiman ke lahan pertanian, perkebunan,pendidikan dan pemerintahan

JALAN DESA : 1600 M JALAN GANG : 2250 M

A. JARINGAN JALAN KONDISI EKSISTEING VS PANDUAN PERENCANAAN

IV - 7

B. JEMBATAN

BLO

K LA

HA

N H

UN

IAN

Jembatan adalah sarana penghubung bagi pejalan kaki atau lalu lintas

kendaraan yang dipisahkan oleh sungai, saluran, laut, lembah dll.

Berfungsi melayani kegiatan ekonomi, sosial dan budaya satu daerah dengan

daerah lainnya, sebagai penghubung desa ke pusat kegiatan yang lebih tinggi

tingkatannya (kecamatan).

Jenis Prasarana Jembatan Perdesaan

Jembatan Perdesaan umumnya mengguna-kan pondasi langsung, kecuali jika

tanahnya lembek. Untuk tanah yang lembek perlu tiang pancang sampai

pada lapisan tanah keras.

Adapun tipe2 jembatan perdesaan :

Jembatan Kayu

Jembatan Beton,

Jembatan Besi

Jembatan Gantung

Kondisi Jembatan di Kawasan Prioritas menggunakan kontruksi bambu yang

sebagian sudah lapuk dimakan usia, Jembatan Bambu yang menghubungkan

Pemukiman dan lahan pertanian yang melintasi saluran irigasi sangat

menunjang produktivitas hasil usaha pertanian.

JEMBARAN : 3 m x 0,8 m JUMLAH JEMBATAN : 11 Titik

IV. 8

4.2.1.3. ANALISIS JARINGAN AIR BERSIH DAN UTILITAS BANGUNAN

BLO

K LA

HA

N H

UN

IAN

Pemanfaatan dan pemeliharaan air bersih akan meliputi air bersih non

perpipaan dan perpipaan.

Air bersih non perpipaan akan meliputi Sumur Pompa Tangan (SPT),

Sumur Gali (SGL) dan Instalasi Pengolahan Air Sederhana(IPAS)

Air bersih perpipaan akan meliputi Penampungan Mata Air (PMA),

Jaringan perpipaan dan Hidram Umum.

Perlindungan Mata Air disingkat PMA adalah bangunan yang dibangun

untuk melindungi Mata Air terhadap pencemaran yang dilengkapi

dengan bak menampung. Sistem Pemanfaatan/Pengambilan mata air

dapat secara gravitasi atau menggunakan Pompa.

A. SARANA AIR BERSIH

Masyarakat Khususnya yang derada di kawasan Prioritas masih

kekurangan air bersih, Sumber air yang digunakan warga selama

ini belum terdidtribusikan dengan optimal

Air bersih Perpipaan dan Non perpipaan belum ditunjang oleh

prasarana pendukungnya seperti PMA dan Pipanisasi

Persyaratan Agar PMA Dapat Dimanfaatkan Secara Berkesinambungan

a. Dibangun sesuai rencana dan kualitas teknis;

b. Tidak terjadi perubahan fungsi;

c. Tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan terutama dalam

penempatan pipa pelimpah;

d. Mata Air tidak pernah kering dan dilindungi dengan baik;

e. Tidak terjadi kebocoran pada bangunan penangkap, bak

penampung dan perpipaan;

f. Konservasi daerah tangkapan air tetap dilindungi;

g. Kebersihan lingkungan terjamin, agar mata air tidak tercemar

h. Harus ada Penanggungjawab dan dilakukan pemanfaatan dan

pemeliharaan PMA oleh masyarakat pemakai.MATA AIR : 13 Titik SUMUR GALI : 8 Titik

KONDISI EKSISTEING VS PANDUAN PERENCANAAN

IV - 9

BLO

K LA

HA

N H

UN

IAN

MATA AIR : 13 Titik SUMUR GALI : 8 Titik

Bahan bangunan yang digunakan harus memenuhi persyaratan

yang tercantum dalam buku SK SNI mengenai spesifikasii galian

bangunan dan pemasangan perpipaan untuk air bersih dan air

kotor yang harus kedap air.

Ketentuan Pipa Air Bersih adalah sebagai berikut :

pipa air bersih yang tertanam tanah dapat dipakai PVC, atau

pipa asbes semen, dengan diameter minimum 12,5 mm;

pipa air bersih yang dipasang di atas tanah dan tanpa

perlindungan dapat dipakai pipa besi atau pipa lain yang

mempunyai kekuatan sama, dengan diameter minimum 12,5

mm

meter air harus diletakkan sedemikian rupa sehingga tertutup

dan terlindung terhadap kerusakan.

PelayananOrang

Debit Air< 0,5 lt/dt

Debit Air0,5–0,6lt/dt

Debit Air0,7-0,8 lt/dt

Debit Air> 0,8 lt/dt

200-300 5 M3 2 M3 2 M3 2 M3300-400 10 M3 5 M3 2 M3 2 M3400-500 10 M3 10 M3 5 M3 2 M3

BANGUNAN PENAMPUNG AIR

Bangunan Penangkap dan penampung diletakkan sedekat

mungkin.Apabila tidak memungkinkan, kedua bangunan ini dapat

ditempatkan agak berjauhan dengan jarak maksimum 30m dan

dihubungkan dengan pipa.

Volume Bak Penampung ditentukan berdasarkan :

Debit minimum mata air;

Besarnya pemakaian dan waktu pengambilan;

Asumsi Kebutuhan : 30 s/d 60 liter/orang/hari;

Waktu pengambilan adalah 8-12 jam sehari

IV - 10

BLO

K LA

HA

N H

UN

IAN

MCK : 6 unit

B. SANITASI

MCK singkatan dari Mandi, Cuci, Kakus , adalah

salah satu sarana fasilitas umum yang digunakan

bersama oleh beberapa keluarga untuk

keperluan mandi, mencuci, dan buang air

dilokasi permukiman tertentu yang dinilai

berpenduduk cukup padat dan tingkat

kemampuan ekonomi rendah.

Satu unit MCK dapat digunakan untuk 10-25

jiwa, tergantung luas lahan dan jumlah pemakai.

MCK yang ada belum dapat memenuhi kebutuhanmasyarakat dan belum dilengkapi dengan saranaprasarana penunjang untuk kemudahan aksesibitilas,penerangan dan septictank

IV - 11

BLO

K LA

HA

N H

UN

IAN

Persyaratan umum yang berlaku :

Untuk Fasilitas ruangan MCK di lokasi permukiman, dengan beban pemakai

tidak lebih dari 25 orang.Waktu tempuh maksimal antara lokasi MCK

umum dengan rumah penduduk yang dilayani adalah 2 menit (kurang lebih

jarak jalan 100 meter). Luas daerah pelayanan maksimum untuk tiap satu

kesatuan MCK adalah 3 ha.

Ukuran kapasitas untuk kebutuhan Ruang antara wanita dan pria yang

dipisahkan.

Banyaknyaorang

mandi cuci kakus Luas lahan

10 2 1 2 1715 2 1 2 1720 2 1 2 17

25 2 2 2 21

Kriteria pembangunan prasarana MCK yang perlu diperhatikan

Harus tersedia lokasi, pemakai dan sistem penyediaan air bersih.

Air limbah dari MCK umum harus dibuang melalui unit pengolah,

agar tidak mencemari lingkungan.

Sumber / air bersih tersedia, debitnya cukup (meskipun saat musim

kemarau)

Lengkap dengan septictank + peresapan

Sirkulasi udara kedalam ruang M.K cukup

Buangan air limbah tidak mencemari lingkungan

Pemilihan bentuk konstruksi memperhatikan kondisi sosial budaya

lokal;

Kondisi kebutuhan MCK di desa Cibodas berdasarkan data PS

di kawasan prioritas , kondisi eksisting ada 6 titik MCK yang di

butuhkan warga.

Berikut jumlah MCK eksisting dan rencana dengan

perbandingan standar aturan PU untuk 1MCK=25 KK

Lokasi JumlahPenduduk( KK)

JumlahMCKeksisting

JumlahMCKRencana

RW 12 106 KK 3 Unit 5 UnitRW 13 83 KK 2 Unit 3 UnitRw 14 68 KK 1 Unit 2 Unit

IV - 12

BLO

K LA

HA

N H

UN

IAN

Saluran Buangan Air Kotor : 2250 m

C. DRAINASE

Saluran Drainase merupakan saluran pembuangan air limbah/air kotor

rumah tangga yang difungsikan juga sebagai saluran air hujan.yang

pengaliranya harus terkait dengan saluran utama./primer dan

sekunder.

Spesifikasi teknis:

Dasar saluran berupa beton/batu kali/buis beton

Kemiringan 3 % atau yang dapat mengalirkan air degan kecepatan

0,3 s.d 0,6 m/dtk.

Lebar saluran antara 0,3 s.d 1 m.

Tata cara :

Jaringan drainase berfungsi untuk menyalurkan air hujan agar

lingkungan perumahan bebas dari genangan air;

Ukuran saluran drainase ditentukan berdasarkan kapasitas volume

air dan daya resap tanah;

Sitem saluran dapat terbuka atau tertutup :

Saluran air hujan didesain hanya untuk dilingkungan permukiman.

Air hujan yang masuk kesaluran air hujan adalah air hujan yang

tidak tercemar dan bukan air limbah.

Jenis Saluran Air hujan yang ada di daerah cibodas, yaitu saluran terbuka (Gravel) atau tertutup Gorong-gorong.

Selama ini pembuangan air hujan ,limbah rumah tangga , Limbah Peternakan ke irigasi ,sehingga menimbulkan

pencemaran air dan udara, masyarakat belum memiliki sistem drainase ataupun pembuangan ari limbah rumah

tangga yang baik, belum memiliki septictank ataupun resapan.

IV - 13

BLO

K LA

HA

N H

UN

IAN

Sampah

Masyarakat mengelola sampahnya dengan

menimbun, membakar dan membuang ke bantaran

sungai/ irigasi, yang berdampak pada pencemaran

lingkungan

D. SAMPAH

Metode-Metode yang biasanya sering digunakan dalam

pengelolaan sampah yaitu sebagai berikut :

1. Pembuangan terbuka (Open Dumping)

Diantara beberapa cara pengelolaan sampah yang akan dijabarkan,

pembuangan terbuka merupakan pengelolaan sampah yang paling

sederhana, yaitu dengan cara mengumpulkan sampah yang ada

pada suatu tempat yang telah disiapkan.

2. Penimbunan Saniter (Sanitary Landfill)

Berbeda dengan pembuangan terbuka, cara pengelolaan

sampah penimbunan saniter lebih sedikit mengakibatkan

tercemarnya lingkungan dikarenakan sampah yang ada dipadatkan

terlebih dahulu sebelum ditimbun dengan tanah.

3. Pembuatan Kompos (Composting)

Pembuatan kompos dapat dikatakan juga dengan "daur ulang",

akan tetapi penggunaannya sudah berubah dari kebutuhan

sebelumnya menjadi pupuk untuk tanaman.

Pemanfaatan Ulang atau Daur Ulang (Recycling)

Cara ini digunakan agar membuat sampah yang ada menjadi

memiliki nilai ekonomis setelah dikelola. Sampah yang biasanya

dikelola dengan cara daur ulang adalah sampah-sampah anorganik.

IV - 14

BLO

K LA

HA

N H

UN

IAN

Jaringan Irigasi : 1600 m

E. JARINGAN IRIGASIKriteria pembangunan Irigasi yang perlu diperhatikan :1. Irigasi tidak tercatat dalam buku inventaris PU Pengairan2. Luas areal irigasi perdesaan maksimum 150 Ha3. Pengelolaan, Operasi dan Pemeliharaan jaringan irigasi perdesaan dilaksanakan oleh P3A

atau kelompok tani.4. Merupakan usulan dari masyarakat petani yang didukung adanya kemauan dan

kemampuan untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan pekerjaan dan sanggupmelaksanakan operasi dan pemeliharaan setelah pekerjaan selesai.

5. Dapat merupakan rehabilitasi jaringan tersier dalam daerah irigasi teknis dan semiteknis.

6. Usulan bendung baru dari pasangan batu atau beton terbatas pada :a. panjang bendung maksimum : 10 m, sedangkan untuk panjang > 10 m sebaiknya

dikoordinasikan dengan instansi teknis terkait.b. tinggi bendung maksimum : 3 mc. debit banjir rencana : 30 m/dtk

7. Pembangunan irigasi baru sederhana harus memenuhi ketentuan :ada sumber air cukup; adanya sawah (tadah hujan); ada petani; kualitas air memenuhi;tanah/ sawah baik untuk pertanian (padi); ada pemasaran hasil produksi; Daerah irigasiperdesaan bukan merupakan daerah banjir rutin.

8. Pembangunan Embung harus memenuhi ketentuan :a. Berada didaerah tadah hujan paling luas 100Ha;b. Kolam embung berkapsitas maksimum 100.000 M3c. Tinggi maksimum tubuh embung 5 md. Pelimpah Tanah, berupa saluran terbuka kapasitas paling besar sama dengan banjir

50 tahun;e. Embung milik masyarakat, dikelola oleh masyarakat dan bukan termasuk dalam

daftar inventarisasi PU;

Irigasi yang melintas di kawasan prioritas memiliki peran penting untuk peningkatanproduksi hasil pertanian denagn menyediakan kebutuhan pengairan bagi lahan pertanianKondisi Fisik irigasi yang ada sebagian masih kondisi tanah ( dinding sungai belum di TPT/Keermir ) .Jaringan Irigasi ini potensial untuk percepatan aksesibilitas warga yang menghubungkanpemukiman ke fungsi lahan lainnya ( perkebunan, sekolah dll ) dan juga dapatdimanfaatkan sebagai jalur infeksi

IV - 15

BLO

K LA

HA

N H

UN

IAN

Mesjid/ Mushola : 3 unit Posyandu/ Bidan : 3 unit

F. PELAYANAN PUBLIK DAN KELEMBAGAAN

4.2.1.4. ANALISIS PELAYANAN PUBLIK DAN KELEMBAGAAN

Sarana ibadah mesjid / mushola yang adabelum dapat memenuhi kebutuhan warganya,kondisi sarana ibadah yang ada sebagian perlurenovasiFasilitas pelayanan kesehatan masyarakatseperti Posyandu terbatas, keberadaannyabergabung dengan kantor RW ataupun poskeamanan ( Multi Fungsi Ruang )

SKALA PELAYANAN FASILITAS LINGKUNGAN PEMUKIMAN

KONDISI EKSISTEING VS PANDUAN PERENCANAAN

IV.-16

4.2.2. BLOK LAHAN HIJAU

Lahan Hijau yang ada berupa

perkebunan tanaman keras / Palawija dandaerah tanggkapan air dengan luas area68,93 Ha .Lahan tersebut memiliki potensi sumberair tanah yang dapat memenuhi kebutuhanmasyarakat Dan dapat dijadikan sumberpendapatan masyarakat denganmemanfaatkan potensi lahan tidur untuktanaman palawija , Buah-buahan dllKondisi lahan terbuka hijau belumtermanfaatkan secara optimal olehmasyarakat sekitarnya.

PERUNTUKAN LAHAN

IV - 17

4.2.3. BLOK LAHAN TERBUKA PRODUKTIF

Lahan terbuka produktif 4,7 Ha berupa

lahan pertanian / sawahArea lahan pertanian ini disuplaypengairannya melalui saluran irigasi yangmelintasi wilayah tersebut.Pengairan untuk lahan pertanianberkurang apabila saluaran irigasi nyamengalami erosi pada TPT nya Aksesibilitasyang menunjang peningkatan produksihasil pertanian belum memadai sepertitidak adanya jalan inpeksi .

PERUNTUKAN LAHAN

IV - 18

BAB V.KONSEP PENATAAN DAN PEMGEMBANGAN

Visi :Peningkatan Kualitas Lingkungan Pemukiman melaluipengembangan potensi SDA secara terpadu

Misi :1. Pemenuhan kebutuhan dan penataan jaringan air bersih2. Peningkatan Kualitas dan Penataan Jaringan jalan .3. Penataan jaringan Drainase dan Sanitasi4. Penataan Prasarana Persampahan5. Penataan Jaringan Irigasi6. Penataan Ruang Terbuka Hijau

5.1. VISI DAN MISI KAWASAN PRIORITAS

V - 1

Sumber air untuk kebutuhan air warga

Sumber air untuk kebutuhan persaawahan

Saluran irigasi

Bak penampungan

Sumur bor/ gali yang sudah ada

Sumur bor/ gali yang direncanakan

Jalur distribusi air bersih warga

Jalur distribusi pengairan sawah

5.2. RENCANA JARINGAN AIR BERSIH

Optimasi SDA yang ada dengan

memanfaatkan potensi sumber airyang disediakan oleh alamdiharapkan dapat menyelesaikanpermasalahan kebutuhan air bersihwargaKebutuhan air bersih warga meliputi Kebutuhan air bersih warga Kebutuhan pengairan lahan

pertanianPenataan jaringan distribusi airbersih dengan menyediakan saranaprasrana pendukung pengadaan airbersih sperti : Bak tangkapan air bersih 2 Ttk Bak penempungan 12 Ttk,

beserta bak kontrolnya per 30 m Jaringan Pipanisasi air bersih

minimal pelayanan 25 kk Saluran irigasi sekunder untk

melayani kebutuhan pengairanlahan pertanian

Untuk kantong pemukiman yangtidak dapat dilayani oleh sumber airalami dapat mengoptimalkanfasilitas sumber air yang ada untukmemenuhi kebutuhan air bersihnyaseperti pengeboran air/sumur galisebanyak 6 unit

0 2250 4500 6750

V - 2

0 2250 4500 6750

5.3. RENCANA PENATAAN DRAINASE DAN SANITASI

MCK dan Septictank

Pengolahan Limbah Peternakan

Saluran Irigasi

Saluran buangan air hujan

Alur Buangan Air Hujan

Penataan Jaringan Darinase

terintegrasi dengan jaringan yang lain Saluran buangan air hujan

mengikikuti pola jaringan jalansepanjang 2250 m , selainpeningkatan kualitas kesehatanlingkungan, dengan dilengkapinyajaringan jalan dengan salurandrainasenya diharapkan kualitaskontruksi jalan yang ada dapatbertahan lama karena kontruksijalan tidak tergenang air .

Peternakan yang ada harus memilikisistem pengolahan limbahnya sendirisehingga tidak mencemari lingkunganbaik udara maupun muka air tanah,pengolahan limbah tersebut harusberada jauh dari pemukiman warga (3 unit )

Untuk meningkatkan Kualitaskesehatan lingkungan MCK yang adaharus memiliki Septictank danresapan sehingga limbah yangdihasilkan tidak mencemarilingkungan, jarak yang disyaratkanuntuk perletakan Septictank minimal10 m dari sumber air bersih sebanyak11 unit

V - 3

0 2250 4500 6750

5.4. RENCANA PENINGKATAN SARANA PELAYANAN PUBLIK DAN KELEMBAGAAN

Peningkatan Kualitas sarana pelayanan publik dan kelembagaan memalui penataan bantaran sungai/ irigasi Cihonje , dengan

mengoptimalkan sebagian lahan yang ada di bantaran sungai untuk kebutuhan ruang pelayanan publik dan kelembagaanMulti fungsi ruang menjadi alternatif yang baik digunakan dalam upaya Optimalisasi lahan , seluruh aktivitas warga terkaitpelayanan kesehatan, pendidikan dan kelembagaan ( seperti Posyandu, PKK, karangtaruna, PAUD dan Ruang berkumpul warga )menempati lahan yang sama sebanyak 3 unit yang tersebar di Rw 12, 13 dan 14Peningkatan kualitas lingkungan dengan konsep pengolahan sampah ramah lingkungan, selain meminimalisir permasalahanpersampahan diharapkan pengolahan sampah ini menjadikan sampah lebih berdayaguna bagi peningkatan perekonomian wargadi lingkungan permukimannya ( pengolahan Pupuk organik dan daur ulang smapah an organik )

Ruang Multi Fungsi / Posyandu, PKK, Balai Warga, PAUD dan pengolahan Sampah

V - 4

0 2250 4500 6750

5.5. RENCANA PENATAAN JARINGAN JALAN DAN JEMBATAN

Saluran Irigasi

Penerangan jalan Umum

Jaringan Jalan Setapak/ gang

Jaringan Jalan desa

Jaringan Jalan Inpeksi dan Pedestrian

Peningkatan Kualitas Jaringan jalanmelalui : Perbaikan jaringan jalan Desa 3100 m Peningkatan Kualitas Kontruksi jalan

setapak ( Kontruksi jalan tanahmenjadi rabat beton ) 2250 m

Pembuatan jalan Inpeksi sepanjangirigasi Cihonje yang melintasi lahanpemukiman, perkebunan danpertanian ± 1600 m

Penerangan Jalan Umum ( PJU ) yangmelintasi jalan inpeksi sepanjangIrigasi Cihonje

Jaringan jalan yang direncanakandiharapkan dapat : Meningkatkan aksesibilitas

masyarakat dalam pencapaian kelahan pertanian, perkebunan, saranapendidikan dll

peningkatan kesejahteraanmasyarakat dengan optimalisasi hasilproduksi pertanian, perkebunan danhome industri di lingkunganpermukiman tersebut.

V - 5

0 2250 4500 6750

5.6. RENCANA PENATAAN RUANG HIJAU

Pemanfaatan ruang terbuka hijau khususnyasepanjang jalur sungai / irigasi Cihonje yangbelum optimal , memiliki potensi SDA yangdiharapkan dapat memenuhi kebutuhanruang pelayanan publik masyarakat danmemiliki potensi yang dapat menggerakansektor ekonomi di lingkungan sekitarnya.

Sarana kesehatan, kelembagaan,persampahan ( Posyandu, PKK, KarangtarunaRuang Rembuk Warga dan tempat sampahKomunal ) yang belum memiliki lahan hampirdi seluruh kawasan perencanaan dapatmemanfaatkan lahan sepanjang bantaransungai / Irigasi Cihonje sesuai denganketentuan Perda Kab. Bandung No 10 Tahun2012 tentang irigasi.

Untuk meningkatkan hasil produksi pertanianmaupun perkebunan direncanakanPembukaan jaringan jalan Inpeksi berikutjalur Pedestriannya.

Jaringan Jalan pedestrian diharapkan dapatmeningkatkan akses masyarakat dilingkungansekitar menuju sarana pendidikan, pertanian,perkebunan dan home industri yang beradadilingkungan tersebut

Lahan yang kurang produktif disepanjangjalur bantaran sungai / Irigasi dapatdikembangkan dan ditata sebagai kebunpalawija dan buah buahan yang dapatmeningkatkan perekonimian wargasekitarnya.

Lahan Multi Fungsi Ruang

Area Transit Sirkulasi Pedestrian

Lahan kebun palawija dan buah buahan

Jalur irigasi / sungai Cihonje

V - 6

Sumber air untuk kebutuhan air warga

Sumber air untuk kebutuhan persaawahan

Saluran irigasi

Bak penampungan

Sumur bor/ gali yang direncanakan

Jalur distribusi air bersih warga

Jalur distribusi pengairan sawah

0 2250 4500 6750

RENCANA TINDAKPENATAAN

LINGKUNGANPERMUKIMAN ( RTPLP )

GB.1. RENCANAJARINGAN AIR BERSIH

LEGENDA :

U

0 2250 4500 6750

Saluran buangan air hujan

RENCANA TINDAKPENATAAN

LINGKUNGANPERMUKIMAN ( RTPLP )

GB.2.RENCANAPENATAAN DRAINASE

DAN SANITASI

Pengolahan Limbah Peternakan

MCK dan Septictank

Saluran Irigasi

LEGENDA :

U

0 2250 4500 6750

Ruang Multi Fungsi /Posyandu, PKK, BalaiWarga, PAUD danpengolahan Sampah

RENCANA TINDAKPENATAAN

LINGKUNGANPERMUKIMAN ( RTPLP )

GB.3.BRENCANAPENINGKATAN SARANAPELAYANAN PUBLK DAN

KELEMBAGAAN

LEGENDA :

U

0 2250 4500 6750

Saluran Irigasi

Penerangan jalan Umum

Jaringan Jalan Setapak/ gang

Jaringan Jalan desa

Jaringan Jalan Inpeksi dan Pedestrian

RENCANA TINDAKPENATAAN

LINGKUNGANPERMUKIMAN ( RTPLP )

GB.4. RENCANA PENATAANJARINGAN JALAN DAN

JEMBATAN

LEGENDA :

U

0 2250 4500 6750

Lahan Multi Fungsi Ruang

Area Transit SirkulasiPedestrian

Lahan kebun palawija danbuah buahan

Jalur irigasi / sungaiCihonje

RENCANA TINDAKPENATAAN

LINGKUNGANPERMUKIMAN ( RTPLP )

GB.5. RENCANAPENATAAN RUANG HIJAU

LEGENDA :

U

0 2250 4500 6750

RENCANA TINDAKPENATAAN

LINGKUNGANPERMUKIMAN ( RTPLP )

GB. 6. SITE PLAN

LEGENDA :

U

Multi Fungsi ruang( Posyandu, PKK, karang taruna,Balai RW, PAUD dan Tamanbermain anak )

Lahan perkebunan Buah buahan

Lahan Tanaman Bambu

Area transit Pedestrian danGerbang pemukiman warga

Jalur Pedestrian

Jalan Infeksi

Saluran Irigasi

BENTUK PENATAAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN

Kondisi Eksisting Rencana Penataan

A. PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN JALAN DESA

A. Kondisi Jalan desa yang tidak dilengkapi dengan Saluran buanganair hujan menyebabkan genangan air di badan jalan, hal ini yangmengakibatkan kontruksi pelapis jalan ( Penetrasi ) terkikis danberlubang.

B. Belum adanya penataan bahu jalan , kondisi ini mengakibatkankurang nyamannya jalur pejalan kaki

C. Jalan Desa kurang nyaman dilalui khususnya pada malam hari,selain licin, jalan rusak juga minimnya penerangan jalan.

A. Adanya perbaikan badan jalan dengan dilengkapi saluran buangan airhujan yang terintegrasi sepanjang jalan desa.

B. pejalan kaki merupakan prioitas penggunan jalan desa yang harusdifasilitasi kenyamananya melalui pembagian jalus sirkulasi jalan : Jalur Sirkulasi Kendaraan bermotor Jalur sirkulasi pedestrian

C. Pengadaan fasilitas Penerangan jalan Umum dalam upaya memberikankenyamanan bagi pengguna jalan

V - 7

Kondisi Eksisting Rencana Penataan

B. PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN JALAN LINGKUNGAN

A. Kondisi Jaringan jalan lingkungan yang menghubungkan jalan desadan Pemukiman berupa jalan tanah yang perlu adanya perbaikan

B. Jaringan Pipanisasi dan pendistribusian air bersih warga belumtertata dan terkordinir dengan baik

A. Peningkatan kualitas jalan lingkungan dengan kontruksi jalan rabat betonyang diharapkan selain memudahkan aksesibilitas warga jugameningkatkan kenyamanan penggunan jalan.

B Penataan jaringan Pipanisasi air bersih dengan pola mengikuti jaringanjalan lingkungan untuk memudahkan dalam pengawasan danpemeliharaannya.

V - 8

Kondisi Eksisting Rencana Penataan

A. Jalan Setapak yang menghubungkan Permukiman ke lahanpertanian, perkebunan dan sumber air berupa jalan setapakdengan kondisi jalan tanah dan tidak memiliki penerangan yangmemadai.

B. Jaringan Pipanisasi dan pendistribusian air bersih warga belumtertata dan terkordinir dengan baik

A. Peningkatan kualitas Akses jalan setapak yang menghubungkanpermukiman warga ke lahan pertanian, perkebunan dan sumber airmenggunakan kontruksi jalan Rabat beton sehingga diharapkan :Memudahkan warga untuk memelihara sarana air bersihnyaMeningkatkan produktifitas hasil produksi pertanian dan perkebunan

B Penataan jaringan Pipanisasi air bersih dengan pola mengikuti jaringanjalan setapak untuk memudahkan dalam pengawasan danpemeliharaannya.

C. PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN JALAN SETAPAK

V - 9

Kondisi Eksisting Rencana Penataan

D .OPTIMALISASI RUANG TERBUKA PRODUKTIF

A. Kawasan Bantaran sungai Cihonje / Irigasi belum dioptimalkanpemanfaatan lahannya .

B. Kawasan Bantaran sungai cihonje/ irigasi tersebar melintasi desaCibodas

C. Saluran Irigasi rawan longsor dibebrapa titik dikarenakan ada sebagiankontruksi dinding penahan tanahnya belum adanya penguatan ( sepertiTPT, Bronjong dll )

D. Sebagian warga memanfaatkan bantaran sungai Cihonje untukmempermudah aksesibilitas yang menunjang aktivitas warganya.

A. Pemanfaatan bantaran sungai Cihonje / Irigasi sesuai Perda kabupatenbandung No 10 tahun 2012 ,untuk meneuhi kebutuhan sarana parasaranawarga Pengadaan jaringan jalan inpeksi pertanian Pengadaan jaringan jalan pedestri Optimalisasi jalur Hijau sepanjang bantaran sungai Normalisasi Saluran Irigasi dengan pembangunan TPT/ Bronjong sepanjang

bantaran sungai Cihonje Penerapan konsep multi fungsi ruang sesuai kebutuhan aktivitas warga

yang dapat melayani kebutuhan warga ( Ruang balai pertemuan RW, PKK,Pos yandu, karang taruna , PAUD dan tempat sampah Komunal.)

Pemanfaatan bantaran sungai Cihonje untuk perkebunan dan Palawijasehinga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian warga sekitarnya.

V - 10

E. DESAIN IMAGE PENATAAN KAWASAN BANTARAN SUNGAI / IRIGASI

0 225045006750

EKSISTING

RENCANA

V – 11`

F . DESAIN IMAGE AREA TRANSIT SIRKULASI PESESTRIANBANTARAN SUNGAI/ IRIGASI

EKSISTING

RENCANA

0 225045006750

V - 12

BAB VI.RENCANA INVESTASI DAN PENGELOLAAN

6. 1. INDIKASI PROGRAM KAWASAN PRIORITAS

TotalSatuan Harga sat Anggaran

Volume Pekerjaan pekerjaan BiayaA penataan jaringan air bersih 1. Bak tangkapan Air RW 14 2 Titik 30.000.000 60.000.000

2. Bak penampung RW 12,13,14 18 m2 2.000.000 36.000.0003. pipanisasi RW 12,13,14 2250 m1 25.000 56.250.0004. Pengeboran RW 12,13,14 6 titik 27.000.000 162.000.000

Sub Total A 314.250.000B Penataan Drainase dan sanitasi 1. Saluran buangan Air hujan RW 12,13,14 2250 m1 184.000 414.000.000

2. Mck RW 12,13,14 11 unit 22.500.000 247.500.000Sub Total B 661.500.000

C Peningkatan Sarana pelayanan 1. Balai Warga RW 12,13,14 36 m2 3 unit 2.350.000 84.600.000publik dan kelembagaan 2. bak sampah RW 12,13,14 12m2 3 unit 2.350.000 28.200.000

3. Taman Bermain Anak RW 12,13,14 36 m2 3 unit 10.000.000 30.000.000Sub Total C 142.800.000

D Penataan jaringan Jalan & Jembatan1. Jalan Desa ( penetrasi ) RW 12,13,14 1600 m1 100.000 160.000.0002. jalan Setapak/gang RW 12,13,14 2250 m1 60.000 135.000.0003. Jalan Inpeksi a. Rabat Beton RW 12,13,14 2400 m2 60.000 144.000.000 b. Pedestrian (Jalan Paving) RW 12,13,14 1600 m2 100.000 160.000.0004. Jembatan RW 12,13,14 8 unit 15.000.000 120.000.0005 Penerangan jalan Umum RW 12,13,14 38 unit 1.100.000 41.800.0006. Panel l istrik dan Gardu 1 unit 15.000.000 15.000.000

sub Total D 775.800.000E Penataan Ruang hijau 1. Normalisasi Irigasi RW 12,13,14 1600 m1 755.000 1.208.000.000

2.Jalur Hijau sepanjang RW 12,13,14 1600 m1 100.000 160.000.0003. Area Transit Pedestrian RW 12,13,14 6 unit 10.000.000 60.000.0004. perkebunan Palawija RW 12,13,14 Ls 50.000.000 50.000.000 dan buah buahan

Sub Total E 1.478.000.000TOTAL BIAYA 3.372.350.000

No Kegiatan Uraian Lokasi

VI - 1

2013 2014 2015 2016 2017

A penataan jaringan air bersih 1. Bak tangkapan Air RW 14 PEMERINTAH/ SWASTA DNS. PERMUKIMAN2. Bak penampung RW 12,13,14 PEMERINTAH/ SWASTA DNS. PERMUKIMAN3. pipanisasi RW 12,13,14 PEMERINTAH/ SWASTA DNS. PERMUKIMAN4. Pengeboran RW 12,13,14 PEMERINTAH/ SWASTA DNS. PERMUKIMAN

B Penataan Drainase dan sanitasi1. Saluran buangan Air hujanRW 12,13,14 BLM PLP- BK2. Mck RW 12,13,14 BLM PLP-BK

C Peningkatan Sarana pelayanan1. Balai Warga RW 12,13,14 BLM PLP-BKpublik dan kelembagaan 2. bak sampah RW 12,13,14 BLM PLP-BK

3. Taman Bermain Anak RW 12,13,14 PEMERINTAH/ SWASTA DNS. PENDIDIKAND Penataan jaringan Jalan 1. Jalan Desa ( penetrasi ) RW 12,13,14 BLM PLP-BK

dan Jembatan 2. jalan Setapak/gang RW 12,13,14 BLM PLP-BK3. Jalan Inpeksi BLM PLP-BK a. Rabat Beton RW 12,13,14 BLM PLP-BK b. Pedestrian (Jalan Paving)RW 12,13,14 BLM PLP-BK4. Jembatan RW 12,13,14 BLM PLP-BK5 Penerangan jalan Umum RW 12,13,14 PEMERINTAH/ SWASTA DNS. PERMUKIMAN6. Panel l istrik dan Gardu PEMERINTAH/ SWASTA DNS. PERMUKIMAN

E Penataan Ruang hi jau 1. Normalisasi Irigasi RW 12,13,14 PEMERINTAH/ SWASTA DNS. PENGAIRAN2.Jalur Hijau sepanjang RW 12,13,14 PEMERINTAH/ SWASTA DNS. PERTAMANAN3. Area Transit Pedestrian RW 12,13,14 PEMERINTAH/ SWASTA DNS. PERTAMANAN4. perkebunan Palawija RW 12,13,14 PEMERINTAH/ SWASTA DNS. PERTAMANAN dan buah buahan

No Kegiatan Uraian LokasiRencana Pelaksanaan

Intansi TerkaitSumber Biaya

6.2. RENCANA INVESTASI DAN PROGRAM PEMBIAYAAN

VI - 2

6.3. SKENARIO PENTAHAPAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN

VI - 3

I.A

I.B

I.B

I.B

II

II

III

I.A. Pembangunan Sub Proyek sebagai kawasanpercontohan penataan kawasan bantaransungai / Irigasi Cihonje .Rencana pembangunan meliputi SaranaPrasarana di RW 13. Jaringan jalan Infeksi Jaringan Pedestrian Pembangunan Balai warga Pembangunan TPT Irigasi Pembangunan Jembatan Pembagunan Bak sampah Komunal Pengadaan taman bermain Anak Pengadaan PJU dan Ruang Panel Listrik Pegetasi sepanjang bsntaran sungai /

Irigasi.I.B Pembangunan Sarana Prasarana di kantong

pemukiman warga, yang meliputi : Peningkatan Kualitas jalan Desa, Lingkungan

maupun jalan Setapak Pengadaan sarana parasarana air bersih seperti

bak tangkapan air, bak penampungan,pipanisasi dan pengeboran / sumur Gali

Pembagunan MCK dan Bak sampah Pengadaan PJU

I.A. Pembangunan Sub Proyek sebagai kawasanpercontohan penataan kawasan bantaransungai / Irigasi Cihonje .Rencana pembangunan meliputi SaranaPrasarana di RW 13. Jaringan jalan Infeksi Jaringan Pedestrian Pembangunan Balai warga Pembangunan TPT Irigasi Pembangunan Jembatan Pembagunan Bak sampah Komunal Pengadaan taman bermain Anak Pengadaan PJU dan Ruang Panel Listrik Pegetasi sepanjang bsntaran sungai /

Irigasi.I.B Pembangunan Sarana Prasarana di kantong

pemukiman warga, yang meliputi : Peningkatan Kualitas jalan Desa, Lingkungan

maupun jalan Setapak Pengadaan sarana parasarana air bersih seperti

bak tangkapan air, bak penampungan,pipanisasi dan pengeboran / sumur Gali

Pembagunan MCK dan Bak sampah Pengadaan PJU

Penataan bantaran sungai / Irigasi Cihonje Meliputi Jaringan jalan Infeksi Jaringan Pedestrian Pembangunan Balai warga Pembangunan TPT Irigasi Pembangunan Jembatan Pembangunan Bak sampah Komunal Pengadaan taman bermain Anak Pengadaan PJU dan Ruang Panel Listrik Pegetasi sepanjang bantaran sungai / Irigasi.

Penataan bantaran sungai / Irigasi Cihonje Meliputi Jaringan jalan Infeksi Jaringan Pedestrian Pembangunan Balai warga Pembangunan TPT Irigasi Pembangunan Jembatan Pembangunan Bak sampah Komunal Pengadaan taman bermain Anak Pengadaan PJU dan Ruang Panel Listrik Pegetasi sepanjang bantaran sungai / Irigasi.

Optimasi lahan Terbuka hijauMelalui penataan daerah bantaran sungai/ Irigasi Cihonje denganmengoptimalkan lahan tidur menjadi lahan tanaman produktif baik palawiamaupun buah buahan

Optimasi lahan Terbuka hijauMelalui penataan daerah bantaran sungai/ Irigasi Cihonje denganmengoptimalkan lahan tidur menjadi lahan tanaman produktif baik palawiamaupun buah buahan

Thp III

Thp II

Thp I

I.A

I.B

I.B

I.B

II

II

III

GAMBARAN UMUM PENTAHAPAN PEMBANGUNAN

Thp III

Thp II

Thp I

BAB VII.ATURAN BERSAMA

7. MATRIK ATURAN BERSAMA HASIL IDENTIFIKASI DAN KESEPAKATANDESA CIBODAS KECAMATAN KUTAWARINGIN

KABUPATEN BANDUNG

IDENTIFIKASIKENDALA,

MASALAH DANPOTENSI

DATA HASILIDENTIFIKASI

ATURAN BERSAMA YANG

DISEPAKATIDASAR HUKUM &

REFERENSI

1. KAWASANJARINGANIRIGASI

1. Masyarakat Kurangmemanfaatkandanmemahamipenanganan

kurang

potensiirigasmaksimal

jaringansecara

Sosialisasi secara berkala tentang pemahaman pentingnyaDaerah Aliran jaringan irigasibagi masyarakat Desa Cibodasyang belum maksimal dalam

danmemeliharamemanfaatkannya. Sosialisasi diharapkan menyertakan dinaspengairan dan dinas social baiklintasinstansi.

departemenPemahaman

maupunyang

UU. No. 7 Tahun2004 TentangPengelolaan SumberDaya Air Irigasi

Peraturan DaerahKab. Bandung no 10tahun 2012 TentangIrigasi

VII - 1

2. Sebagianbesarrigasi menjadidangkal karenatimbunan tanahlongsor danSampah

dilakukan menjangkaukeseluruhan kawasan DesaCibodas yang dilalui olehjaringan irigasi tersebut agarpemanfaatnnya menjaditanggungjawab bersama yangdidasarkan waktu, jumlah, danmutu sesuai dengan kebutuhanuntuk menunjang pertanian dankeperluan lainnya

Pemelihara sertapengendalian kawasan lerengsepanjang jaringan irigasi.Harus muncul sikap tanggungjawab untuk melakukanpemeliharaan berkala sesuaiperaturan bersama danperaturan pemerintah agarhasilnya dapat dimanfaatkanbersama hingga jaringan irigasitidak mengalami alih fungsi.

PeraturanPemerintah No.82/2001 tentangPengelolaan Air danPengendalianPencemaran Air.

VII- 2

Warga wajib menjagakesinambungan pengelolaandan pemeliharaan fasilitasumum disepanjang areasempadan jaringan Irigasi yangmeliputi prasarana irigasi, airirigasi, manajemen irigasi,kelembagaan pengelolaanirigasi, dan sumber dayamanusia guna mengembalikanfungsi dan pelayananirigasi seperti semula.

Pemeliharaan ini disertai denganpengendalaian dalampenggunaan air Irigasi ,pemeliharaan sarana pelengkapjaringan irigasi yang merupakankegiatan memanfaatkan air daripetak tersier untuk mengairilahan pertanian pada saatdiperlukan.

VII- 3

Pengendalian dan pemeliharaanterhadap komponen prasaranairigasi atau bangunan pelengkapirigasi.

aturan bersama yang disepakatiuntuk merubah sikap, perilakudan melestarikan budaya bersihdalam pengembangan kawasanbantaran irigasi di Desa Cibodasyang bersih dan berbudayadengan berperan aktif secaraberkesinambungan

3. Belum tersentuhsepenuhnyapengembangandan rehabilitasiarea jalan, jalurhijau dan jaringanutilitas untuk

Meningkatkaan jaringan irigasidengan cara melakukanpengembangan fungsi dankondisi jaringan irigasi yangsudah ada atau kegiatanmenambah luas arealpelayanan pada jaringan irigasi

Kontrol sosialmasyarakat dalampelaksaan agendapengembangan AreaBantaran Sungai.

VII- 4

menunjangkepentinganumum disepanjangsempadanirigasi.

yang sudah ada denganmempertimbangkan perubahankondisi lingkungan daerah irigasidan Pengembangan fungsiJaringan Irigasi.

Koordinasi dengan instansiterkait untuk melakukanperbaikan atau pembangunanjalan dan jembatan untukkepentingan umum sebagaisalah satu akses masyarakatdengan sarana yang layak dannyaman dengan menjadikansempadan irigasi sebagai jalurhijau, dan jaringan utilitaslainnya.

VII- 5

Secara partisipatif melakukanPengelolaan aset irigasi yangmencakup inventarisasi,perencanaan,pengelolaan,pelaksanaan, pengelolaan asetirigasi, serta

pemuktahiran hasil inventarisasiaset irigasi.

Aturan bersama jugamenyepakati kewajiban wargamentaati peraturan tentanggaris sempadan jaringan irigasidan sangsi bagi warga yangmelanggar aturan bersama

VII- 6

tentang garis sempadan jaringanirigasi jika mendirikan bangunantanpa mengidahkan aturan.

2. PENGGUNAANLAHAN DANBANGUNAN

1. Hampir 60%wilayah DesaCibodas lahannyadi peruntukansebagai lahanpertanian danperkebunan

namun penataanruang nya belummengacu padastruktur ruang danpola ruang yangbenar

Pemanfaatan lahan terbukahijau sebagai taman bermainanak dan ruang terbuka hijauguna menciptakan keserasiandan keseimbangan antaralingkungan dan sebaran kegiatanwarga sesuai dengan rencanapola pembangunan yang lebihbaik

Pemeliharaan lahan terbukahijau sebagai paru-paru desauntuk menunjang kesehatanlingkungan yang dibutuhkanwarga

Peraturan DaerahKabupaten Bandungno 23 tahun2008 TentangRencana Tata RuangWilayah (RTRW) Th2007 s/d 2027

VII- 7

2. Hampir 50%wilayah DesaCibodas memilikipermasalahanyang sama, yaitu :bangunan tidaktertata.

Mempertimbangkan kembaliperencanaan penataanlingkungan buatan danlingkungan alamiah, yangmeliputi batas-batas, luas, fungsidan peruntukannya gunamenunjang kegiatan manusia.

Melakukan Pembinaan terkaitkegiatan pengaturan,pemberdayaan, danpengawasan denganmenyertakan pemerintahansehingga setiappenyelenggaraan bangunangedung hingga dapatberlangsung tertib dan tercapaikeandalan bangunan gedungyang sesuai dengan fungsinya,serta terwujudnya kepastianhukum.

Perda KabupatenBandung no 17tahun 2012 tentangTata Bangunan

VII- 8

3. FUNGSI RUANGTERBUKA HIJAU

Hampir tidakterdapat ruangterbuka hijau diDesa Cibodas yangberfungsi sebagairuang pertamanandan taman bermainanak

Sosialisasi Penyesuaian kembaliangka persentase perbandinganantara luas seluruh ruangterbuka di luar bangunangedung yang diperuntukkanbagipertamanan/penghijauan danluas tanah perpetakan/daerah,perencanaan yang dikuasaisesuai rencana tata ruang danrencana tata bangunan danlingkungan.

Penyepakatan BersamaMasyarakat untuk membuattaman Taman/penghijauan

Peraturan MenteriDalam Negeri No. 1Tahun 2007 tentangPenataan Ruang

Terbuka HijauKawasan Perkotaan

Perda KabupatenBandung no 17

tahun 2012 tentangTata Bangunan

Peraturan DaerahKabupaten Bandungno 23 tahun2008 TentangRencana Tata RuangWilayah (RTRW) Th2007 s/d 2027

Agenda Musrenbanguntuk mewujudkanRTH Desa Cibodas

Kontrol sosialmasyarakat dalam

VII- 9

Sebagian besarhalaman rumahtidak memeliharatanaman hijau

Terdapat halamankosong tanpa adapengelolaanpenghijauan yangbaik.

Tingkat RT/RW, dengan syarattanaman adalah : Disenangi,tidak berbahaya bagimasyarakat, mampu tumbuh dilingkungan yang marjinal (tanahtidak subur, udara dan air yangtercemat), cepat tumbuh danumur panjang, tidak mudahtumbang, cukup teduh, bentukindah dan lain-lain.

Pelaksaan agendaRTH Desa Cibodas

Sanksi Administratifbagi Lurah danCamat yang tidakdapat melaksanakanprogram Jalur Hijaudan RTH di DesaCibodas

Sanksi Sosial,Administratif dandenda bagiMasyarakat yangmelanggarkesepakatan/aturanbersama

VII- 10

Di beberapa bagianbantaran irigasiterdapat area yangpotensial longsorkarena tidak adapenghijauan.

Menjadikan Daerah Aliranirigasi sebagai area Jalur Hijau.

VII- 11

Ruang terbuka (lapangan olah raga,kebun, tegalan dan tepi jalan)ditanami dengan salah satu daritanaman produksi atau tanamanhias, tanaman penahan longsoratau tanaman peneduh.

Sepakat agar seluruh wargamemiliki kewajiban yang samadalam memelihara tamanan untukpenghijauan.

4.JARINGANJALAN

Jalan-jalan tidakmemilikipeneranganyang cukup.

Jalan-jalan banyakyang rusak.

Pengembangan Instalasi danPerlengkapan Bangunan denganmembangun jaringan danperlengkapan pada bangunanbaik bangunan gedung danbukan gedung yang digunakanuntuk menunjang tercapainyaunsur kenyamanan, keselamatan,komunikasi dan mobilitasdalam bangunan.

Peraturan mentripekerjaan umumno 19 tahun 2012tentangPERSYARATANTEKNIS JALANDAN KRITERIAPERENCANAANTEKNIS JALAN

Peraturan daerahKabupaten

VII-12

RendahnyaKesadaranmasyarakat dalammemperbaiki danmemelihara jalan.

Harapan ke depan agar jalan disepanjang jaringan irigasi dapat diperbaiki dan di aspal dengan lebarjalan minimal 3 m guna dayadukung mitigasi bencana danperlakuan sosial kemasyarakatan(pelayanan ambulance dankendaraan pemadam kebakarandan lain-lain).

Fasilitas Penerangan Jalan dimalam hari.

Perbaikan jalan di daerahpemukiman warga.

Bandung no 26Tahun 2012 tentangPSU

Undang-Undang No.13 Tahun 1980tentang Jalan

PP No.26 tahun1985 tentang Jalan

VII- 13

Mengurangi faktor-faktor yangmempercepat rusaknya jalan,seperti : perbaikan saluranair/gorong-gorong, mengimbauwarga agar tritisan air hujan dariatap rumah tidak langsung kejalan.

Memotivasi warga agar memilikirasa tanggung jawab ataspenggunaan jalan danmemahami fungsi jalanlingkungan.

5.PENANGGULANGBENCANA

Potensi bencanayang ada denganletak geografisDesa Cibodasberada di zonarawan bencanakarena termasukkawasan / zonamerah dan desa

Warga masyarakat, instansipemerintah dan BadanPenanggulangan BencanaDaerah yang ada, bersepakatagar membuat manajemenbencana yang meliputi aspekperencanaan danpenanggulangan pada sebelum,saat dan sesudah terjadi

Undang-undang no24 tahun 2007tentangpenanggulanganbencana

PP21 tahun 2008tentangpenyelenggaraanPenanggulangan

VII- 14

cibodas dikelilingioleh perbukitandan gunung berapiPotensi bencanatersebut meliputi :gempa bumi,gunung meletus,banjir, tanahlongsor.

Bahaya longordi Daerah aliranirigasi, lerengdekat pemukiman

bencana yang bertujuan untuk :

mencegah kehilangan jiwa mengurang penderitaan

manusia, memberi informasi masyarakat

dan pihak berwenang mengenairesiko bencana

mengurangi kerusakaninfrastruktur utama, hartabenda dan kehilangan sumberdaya yang ada.

Bersama PDAM, masyarakatmendirikan Hydrant untukantisipasi bahaya kebakaran diarea pemukiman yangcenderung berkelompok dankebakaran di area hijau( Perbukitan dan hutan lindung )

Pemerintah bersama-samadengan masyarakat melakukan

Bencana Perka BNPB 4

th.2012 TENTANGPENANGGULANGANBENCANA

Kesepakatan antaraGubernur JawaBarat danBupati/Walikota se-Jawa Barat padatanggal 1 Juli 2004tentang SinergitasPenyelenggaraanPemerintah danPembangunan JawaBarat Tahun 2004 –2008, yang berisisembilanKesepakatan.

Pemerintah wajibmemberikanprioritas untukmembiayai

VII- 15

Warga karenaTidak ditunjangOleh tembokpenahan tanah

Bahaya Kebakarankarena penggunaankompor gas danakses jalan yangtidak dapat dilaluiKendaraan rodaempat.

Mengembangkanjalan alternatifdenganmemprioritaskanpembuatanjalurevakuasi dantitik kumpul yangakan direncanakan

mitigasi bencana denganrencana teknis dan non teknisdalam hal :

1. Kebijakan yang mengatur tentangpengelolaan kebencanaan ataumendukung usaha preventidbencana.

2. Kelembagaan pemerintah yangmenangani kebencanaan, yangkegiatannya mulai dari identifikasidaerah rawan bencana,penghitungan perkiraan dampakyang ditimbulkan oleh bencana,perencanaan penanggulangan,hingga penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang sifatnya preventifkebencanaan (simulasi bencana)

3. Identifikasi lembaga-lembaga yangmuncul dari inisiatif masyarakatyang sifatnya menangani

pelaksanaan mitigasibencana yangbersumber dariAPBD Propinsi danAPBDKabupaten/kotaatau sumber danalainnya sesuaidengan peraturanperundangan yangberlaku.

Departemenpekerjaan Umum,SNI 03 1726 2002(Revisi), tata caraperencanaanketahanan Gempauntuk rumah dangedung.

VII- 16

Untuk mitigasibencana.

Kebencaan, agar dapat terwujudkoordinasi kerja yang baik.

4. Pelaksanaan program atau tindakanriil dari pemerintah yangmerupakan pelaksanaan darikebijakan yang ada yang bersifatpreventif kebencanaan. (sosialisasikebencanaan )

5. Meningkatkan pengetahuan padamasyarakat tentang ciri-ciri alamsetempat yang memberikanindikasi akan adanya ancamanbencana. ( Pengurangan Resikobencana (PRB) dengan menambahpengetahuan dan kapasitasmasyarakat tentang bencana )

6. Memasang Rambu-rambu, tandaatau gambar di daerah-daerah yangrawan bencana (ex. longsor danbanjir).

Penjabaran SanksiHukum yangdapat menyebabkanterjadinya bencanadapat berkoordinasidengan BadanPengendalianlingkunganHidup Daerah(BPLHD). Dan BadanPenanggulanganBencana Daerah(BPBD) KabupatenBandung.

VII- 17

6. KETERSEDIAANAIR BERSIH

Warga masihkurang mendapatsuplai air,terutama air bersihkurangnyaketersediaan airbakuuntuk memenuhikebutuhan wargamasyarakatkhususnya di spotwarga miskin

Jaringan air bersihbelum menjangkaukeseluruhan wargaterutama di DesaCibodas terutamaspot warga miskinyang belummendapatkanpelayananyang optimal.

Melakukan pengembanganterhadap asset sumber air (mata air dll) yang saat ini hanyadimiliki oleh individu agar dapatdi akses juga oleh warga yangbelum mendapatkan kecukupanair bersih

Melakukan pengembangan danpemeliharaan terhadap airirigasi agar tetap menjadi salahsatu sediaan air tanah.

Pemerintah Kabupaten BandungMempermudah wargamasyarakat dalam mengaksesatau mendapatkan registerpermohonan menjadi PelangganPDAM.

Melakukan pendistribusiandengan cara membuatpipanisasi agar dapatmenjangkau kebutuhan wargamiskin

PeraturanPemerintah No.82/2001 tentangPengelolaan AirdanpengendalianPencemaran Air.

Peraturan daerahKabupatenBandung no26Tahun 2012tentang PSU

VII- 18

7. AIR KOTOR Masih banyakpenggunaan sistemsetempat dalampengelolaanimbah, sepertipenggunaan cubluk

pembuangan aircuci dan manditanpa saluran,terutama padalingkungaperumahan

Terbatasnyakapasitas instalasipengelolaan airlimbah untukmengelola airlimbah domestikyang dihasilkan.

Pengembangan saluranbuangan air kotor yangterintegrasi dengan saluran airkotor lainnya hingga ke buanganakhir

Perluas jaringan instalasi airlimbah pemukiman/rumah.

Membangun jaringan instalasipengelolaan limbah, bagi airlimbah dari Rumah tangga,limbah tinja dan limbahPeternakan.

Membangun kesadaranmasyarakat untukmemperhatikan danberpartisipasi dalam halpengawasan kebersihan dan

Peraturan daerahKabupatenBandung no26Tahun 2012tentang PSU

VII- 19

Tidakn tersedianyainstalasi pengelolaaair limbah dibeberapa RW yangmembutuhkanpengelolaan airlimbah khususnyalimbah peternakan

Masih banyakdesign bangunansaluran yang tidaksesuai dengandesign danfungsi hinggamengabaikankebersihan

pengendalianpemanfaatan sanitasilingkungan.

Melakukan pembenahan designbangunan saluran sesuai denganlokasi dan fungsinya.

8. DRAINASE Kurangberfungsinyadrainase yang ada.Tidak berfungsinyadrainase ini

Tiap-tiap warga siap menciptakanlingkungan yang didukung olehsystem drainase yang memadai

Peraturan daerahKabupatenBandung no26

Tahun 2012tentang PSU

VII- 20

disebabkan karenadrainase yang adatidak salingterintegrasidengan drainaseyang lainnya

Drainase tidaktertata denganbaik, dan beberapadrainase tidakmemiliki buanganakhir.

Mengintegrasikan drainase-drainase antar RW untukmengantisipasi permasalahanyang masih parsial

VII- 21

9. PERSAMPAHAN Kurangnyasarana pengolahansampah, sepertiTPS, TPA danarmadapengangkut.

Warga masihmembakar sampahrumah tangga danmasih membuangsampah di irigasi.

Membangun TPS denganmenempatkan 1 titik TPS untuk3 RW

Membangun TPA (TempatPembuangan Akhir) denganmenempatkan TPA untuk …. RWsekaligus melakukanpengelolaan sampah agar dapatdi manfaatkan sebagai pupukpertanian dan perkebunan.

Peraturan daerahKabupatenBandung no26Tahun 2012tentang PSU

VII- 22

Pihak aparat Desa memfasilitasidan Mendorong warga untukmembuat komitmen bersamatentang kelestarian lingkungandengan tidak membuangsampah di jaringan irigasi

Menanamkan sikap dan jiwabersih pada seluruh warga agartercipta lingkungan yang sehatserta melestarikan budayabersih

Swa kelola sampah organikdengan system 3R (Reduse,Recicle) yang bekerja sama

VII- 23

Dengan DinasKebersihan dan LSM-LSM.

Pemeliharaan terhadap kualitasdan kuantitas prasarana dan saranapengelolaan sampah.

Melakukan antisipasi bersama agardalam pengelolaan sampah tidakterjadi penimbunan sampah(ekternalitas negative).

VII- 24

10. SARANA DANPRASARANAUMUM

Sarana tamanbermain anak danruang publik masihsangat terbatas.

Pengembangan tata guna lahanterutama untuk taman bermainanak

Peraturan DaerahKabupaten Bandungno 23 tahun 2008Tentang RencanaTata Ruang Wilayah(RTRW) Th 2007 s/d2027

VII- 25

VII- 26

LAMPIRAN – LAMPIRAN

1. UU. No. 7 Tahun 2004 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air Irigasi2. Peraturan Daerah Kab. Bandung no 10 tahun 2012 Tentang Irigasi3. Peraturan Pemerintah No. 82/2001 tentang Pengelolaan Air dan Pengendalian Pencemaran Air.4. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung no 23 tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Th 2007 s/d

20275. Perda Kabupaten Bandung no 17 tahun 2012 tentang Tata Bangunan6. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan7. Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang Wilayah.8. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung no 23 tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Th 2007 s/d

20279. Peraturan mentri pekerjaan umum no 19 tahun 2012 tentang10. PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN11. Undang-Undang No. 13 Tahun 1980 tentang Jalan12. Peraturan daerah Kabupaten Bandung no 26 tahun 2012 tentang PSU13. Undang-undang no 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana14. PP21 tahun 2008 tentang penyelenggaraan Penanggulangan Bencana15. Perka BNPB 4 th.2012 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA16. Kesepakatan antara Gubernur Jawa Barat dan Bupati/Walikota se-Jawa Barat pada tanggal 1 Juli 2004 tentang

Sinergitas Penyelenggaraan Pemerintah dan Pembangunan Jawa Barat Tahun 2004 – 2008, yang berisi sembilankesepakatan.

17. Departemen Pekerjaan Umum, SNI 03 1726 2002 (Revisi), tata cara perencanaan ketahanan Gempa untuk rumahdan gedung.

18. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.19. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Serta Bentuk dan Tata Cara

Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang.

Cibodas, 29 April 2013TIM INTI PERENCANAAN PARTISIPATIF PLPBK

DESA CIBODAS