Post on 19-Feb-2023
1
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN GEOGRAFI MATERI PETA KELAS X IPS
DI SMA NEGERI 12 PEKANBARU
OLEH
YUNI SEPTIKA AGUSMI
NIM : 11811223447
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
1443H/2022M.
2
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN GEOGRAFI MATERI PETA KELAS X IPS
DI SMA NEGERI 12 PEKANBARU
Skripsi
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
(S.Pd.)
OLEH
YUNI SEPTIKA AGUSMI
NIM : 11811223447
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
1443H/2022M.
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil‘alamiin, sedalam syukur dan setinggi puji peneliti
ucapkan kehadirat Allah SWT., yang telah memberikan rahmat, taufik dan
hidayahnya kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini,
shalawat dan salam tidak lupa peneliti doakan semoga senantiasa Allah limpahkan
kepada Nabiyullah, Habibullah Muhammad SAW yang telah membawa manusia
dari alam jahiliyah kepada alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Dengan izin dan rahmat Allah SWT peneliti dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul, “Analisis Faktor-Faktor Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Geografi Materi Peta Kelas X IPS SMA Negeri 12 Pekanbaru”,
merupakan karya ilmiah yang disusun guna untuk memenuhi semua persyaratan
untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada jurusan Pendidikan Geografi
Fakuktas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau.
Dalam menyelesaikan karya tulis ini, peneliti mendapat banyak bantuan,
dorongan, bimbingan dan petunjuk serta dukungan dari berbagai pihak secara
moril maupun materi baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab
itu, peneliti mengucapkan terimakasih kepada :
iv
1. Prof. Dr. Hairunnas Rajab, M.Ag., selaku Rektor UIN Sultan Syarif
Kasim Riau, Dr. H. Suryan A. Jamrah, M.A., selaku Wakil Rektor I,
Dr. H. Kusnadi,M.Pd., selaku Wakil Rektor II, Drs. H. Promadi MA,
Ph.D., selaku Wakil Rektor III Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau.
2. Dr. Kadar, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Dr.
H. Zarkasih M.Ag. selaku Wakil Dekan I, Dr. Zubaidah Amir, MZ,
M.Pd., selaku Wakil Dekan II, Dr. Amirah Diniaty, M.Pd., Kons.,
selaku Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
3. Dr. Muslim, S.Ag., M.Ag., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Geografi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau., Roswati, S.Pd.I.,M.Pd., selaku Sekretaris
Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Serta seluruh
Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Geografi, yang telah
memberikan ilmu bahkan selalu memberikan dukungan yang luar biasa
dan tak ternilai selama peneliti berkuliah dan menuntut ilmu di Jurusan
Pendidikan Geografi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
4. Yulia Novita,S.Pd.I.,M.Par., selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, arahan, ilmu, petunjuk, nasehat, masukan,
v
beserta dukungan dan motivasi selama awal penyusunan skripsi ini
hingga selesai.
5. Drs. Akmal,M.Pd., selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan motivasi dan nasehat selama masa perkuliahan ini.
6. Hj. Ernita,S.Pd.,MM. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 12
Pekanbaru yang telah berkenan memberikan izin sehingga peneliti bisa
melakukan penelitian di Sekolah tersebut. Guru SMA Negeri 12
Pekanbaru dan juga siswa kelas X IPS yang telah berpartisipasi dalam
penelitian ini terutama Yohana Dwi Puteri,S.Pd. selaku guru
pembimbing lapangan selama peneliti melakukan penelitian di SMA
Negeri 12 Pekanbaru.
7. Orang Tua dan Keluarga tercinta yang senantiasa mendoakan,
memotivasi dan memberikan dukungan penuh dan mengharapkan yang
terbaik untuk ananda, serta memberikan dukungan baik secara lisan
maupun materil untuk memudahkan semua yang ananda upayakan
untuk penyelesaian studi sekaligus skripsi ini dari awal hingga akhir.
Terimakasih banyak untuk Ibunda Sulasmiati dan Ayahanda
Agussalim yang tercinta dan tersayang atas semua yang telah ayahanda
dan Ibunda berikan hingga detik ini yang tak terhingga sampai akhir
masa dan akhir batas usia, serta kakak Eka Yulia Agusmi, Abang
Suhendri Agusmi, adik Rendi Agusmi yang selalu memberikan
support dan semangat serta do‘a tulusnya yang tidak dapat ternilai
harganya.
vi
8. Seluruh rekan rekan Pendidikan Geografi 2018 yang telah menemani
hari hari peneliti, memberikan masukan pemikiran dan kenangan
kenangan terindah dalam perjalanan pendidikan Peneliti. Terimakasih
sudah menjadi rekan rekan baik selama ini.
9. Seluruh rekan forum Mahasiswa Bidikmisi Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau angkatan 2018 terkusus Uci Wansafitri, Asti
Iga Sari, dkk.
10. Adik adik dan Kakak tingkat terkhusus Nurcia, S.Pd., Amanda
Syafriani S.Pd., Rendi Bima Setiawan S.H., dan masih banyak lagi
yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang sudah memberikan
motivasi kepada peneliti dan selalu memberikan support terbaik
selama ini.
11. Seluruh rekan rekan KKN DR Plus 2021 Reni Syafitri, Hela Nafiatul
Ilmi, Anwar, Ayank Maratul Matsna, Ririn, Iwal, Dewi, Lina, Nia,
Hakika, Ginanjar, Asraf yang sudi memberikan dorongan semangat
kepada peneliti sehingga peneliti bisa menyelesaikan skripsi ini.
12. Guru Madrasah Aliyah Hidayatul Mubtadi‘in dan Guru Sekolah Dasar
Negeri 15 Sabak Auh yang sudi memberikan semangat dan support
kepada Peneliti selama Peneliti menempuh pendidikan.
13. Dan teruntuk teman teman BFF Dewi Yumalinda, Putri Adly Yanie,
Jannati Afrila, Riri Wahyuni Rahayu, Dwi Renti Angraini, Khairuddin,
Mega Julianti, yang sudah memberikan motivasi dan semangat kepada
vii
peneliti dalam menyelesaikan skripsi dan selalu mendengarkan keluh
kesah Peneliti peneliti, kalian adalah teman teman terbaikku.
14. Selanjutnya peneliti menyadari bahwa penelitian skripsi ini masih
terdapat kekurangan, untuk itu peneliti mengharapkan dengan segala
kerendahan hati, kritikan dan saran dari semua pihak guna perbaikan
untuk menuju kesempurnaan. Akhirnya kepada Allah SWT peneliti
serahkan segala-galanya.
Pekanbaru, 29 Desember 2021
Peneliti
YUNI SEPTIKA AGUSMI
NIM. 11811223447
viii
PERSEMBAHAN
Ibu dan Bapak, kalian berdua merupakan pemicu semangat
terbesarku hingga saat ini, kalian mendidik dengan sangat baik,
memberikan kasih sayang dengan begitu baik, didikan terbaik juga
kalian berikan kepada anakmu ini.
Terimakasih sudi menemani hingga saat ini, dari anakmu menempuh
pendidikan dasar hingga saat ini. Kekangan kalian, itu merupakan
didikan terbaik bagiku.
Meskipun kalian tidak berasal dari orang berpendidikan tinggi,
hanya sebatas tamatan SMA, tapi kalian berdua selalu meyakinkan
anakmu untuk bisa menjadi lebih dari kalian, semua pengorbanan
kalian lakukan dengan begitu tulus, anakmu ini tak akan sanggup
membalasnya.
Semoga Allah SWT membalas dengan baik.
Laki laki pertama dan terakhir yang paling aku cintai.
Perempuan pertama dan perempuan terakhir yang paling aku cintai.
Terimakasih sudah mendidik anakmu ini dengan begitu baik, sebab
itu kebahagiaan kalian sudah termasuk kebahagiaanku.
Memiliki kalian berdua sudah lebih dari apapun, tidak juga kurang
suatu apapun.
Terimakasih ayah, bunda.
ix
ABSTRAK
Yuni Septika Agusmi, (2021): Analisis Faktor-Faktor Kesulitan Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi
Materi Peta Kelas X Di SMA Negeri 12
Pekanbaru Tahun Ajaran 2021/2022.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Faktor internal yakni faktor
yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yang menjadi penyebab kesulitan
belajar Geografi khususnya materi pemetaan. 2) Faktor eksternal yakni faktor
yang berasal dari luar siswa yang menjadi penyebab kesulitan belajar Geografi
khususnya materi pemetaan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPS semester
ganjil Sekolah Menengah Atas Negeri 12 Pekanbaru (SMA N 12 Pekanbaru) yang
telah menggunakan Kurikulum 2013. Jumlah informan dalam penelitian ini
sebanyak 5 siswa dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive
sampling, pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu yakni siswa yang
mendapatkan nilai jauh dibawah KKM.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan, antara lain: 1) Faktor
internal penyebab kesulitan belajar siswa diantaranya tidak memiliki tujuan
belajar yang jelas, kurangnya minat, kesehatan yang sering terganggu, kebiasaan
belajar dan kurangnya penguasaan terhadap materi. 2) Faktor eksternal penyebab
kesulitan belajar siswa diantaranya faktor lingkungan sekolah, lingkungan
keluarga dan lingkungan masyarakat.
Kata Kunci: Kesulitan Belajar, Mata Pelajaran Geografi Materi Peta
x
ABSTRACT
Yuni Septika Agusmi, (2022): The Analysis of Student Learning Difficulty
Factors on Map Lesson of Geography Subject
at the Tenth Grade of State Senior High
School 12 Pekanbaru in the Academic Year of
2021/2022
This research aimed at knowing 1) internal factors coming from within the
students themselves that caused difficulties in learning Geography, especially
mapping material. 2) external factors coming from outside the students that
caused difficulties in learning Geography, especially on Mapping lesson. All of
the tenth-grade students of Social Science at the first semester in State Senior
High School 12 Pekanbaru using 2013 Curriculum were the population of this
research. Purposive sampling technique was used in this research. Based on the
research findings, it could be concluded that 1) there were two factors influencing
learning difficulties—internal and external, 2) in the internal factors, there were
several obstacles in the indicators, the factors were physical health, learning
objectives, learning interest, study habits and material mastery; in the external
factors, there were obstacles in the factors of school, family, and community
environments.
Keywords: Learning Difficulty, Geography Subject, Map Lesson
xii
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN ....................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ iii
PERSEMBAHAN ................................................................................................................. viii
ABSTRAK .............................................................................................................................. ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Permasalahan................................................................................................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................................................... 8
D. Penegasan Istilah ........................................................................................................... 10
BAB II KAJIAN TEORI ....................................................................................................... 12
A. Konsep Teoritis ............................................................................................................. 12
B. Penelitian Yang Relevan ............................................................................................... 52
C. Fokus Penelitian ............................................................................................................ 58
D. Kerangka Berpikir ......................................................................................................... 60
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................................... 63
A. Jenis Penelitian .............................................................................................................. 63
B. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................................................... 63
C. Subjek dan Objek Penelitian ......................................................................................... 65
D. Informan Penelitian ....................................................................................................... 65
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................................ 66
F. Instrumen Penelitian...................................................................................................... 68
G. Teknik Analisis Data ..................................................................................................... 69
H. Keabsahan Data ............................................................................................................. 71
xiii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................................... 73
A. Deskripsi Lokasi Penelitian........................................................................................... 73
B. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri 12 Pekanbaru ............................................... 75
C. Penyajian Data Penelitian ............................................................................................. 89
D. Analisis Data Hasil Penelitian ..................................................................................... 103
BAB V PENUTUP ................................................................................................................ 115
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 115
B. Saran ............................................................................................................................ 116
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 121
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ 124
BIOGRAFI PENULIS ......................................................................................................... 164
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Kerangka Berpikir ................................................................................................... 62
Tabel III.1 Proses Analisis Data Skema Miles dan Huberman ................................................ 71
Tabel IV.1 Data Siswa SMA Negeri 12 Pekanbaru Berdasarkan Usia.................................... 74
Tabel IV.3 Data Siswa SMA Negeri 12 Pekanbaru Berdasarkan Agama ............................... 74
Tabel IV.4 Data Siswa SMA Negeri 12 Pekanbaru Berdasarkan Penghasilan Wali ............... 75
Tabel IV.5 Data Siswa SMA Negeri 12 Pekanbaru Berdasarkan Tingkat .............................. 75
Tabel IV.6 Keadaan Fisik Sekolah........................................................................................... 80
Tabel IV.7 Daftar Guru SMA Negeri 12 Pekanbaru................................................................ 84
Tabel IV.8 Struktur Organisasi SMA Negeri 12 Pekanbaru .................................................... 89
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar III.1 Peta Lokasi Penelitian ........................................................................................ 64
Gambar IV.1 Lokasi Sekolah SMA Negeri 12 Pekanbaru ...................................................... 73
Gambar IV.2 Denah Sekolah SMA Negeri 12 Pekanbaru ....................................................... 81
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Kisi Kisi Instrumen Wawancara Guru Mata Pelajaran ................................ 125
LAMPIRAN 2 Kisi Kisi Instrumen Wawancara Siswa ........................................................ 127
LAMPIRAN 3 Rekapan Jawaban Dari Guru Mata Pelajaran.............................................. 129
LAMPIRAN 4 Rekanpan Jawaban Dari Informan Penelitian 1 ........................................... 134
LAMPIRAN 5 Rekanpan Jawaban Dari Informan Penelitian 2 ........................................... 136
LAMPIRAN 6 Rekanpan Jawaban Dari Informan Penelitian 3 ........................................... 138
LAMPIRAN 7 Rekanpan Jawaban Dari Informan Penelitian 4 ........................................... 140
LAMPIRAN 8 Rekanpan Jawaban Dari Informan Penelitian 5 ........................................... 143
LAMPIRAN 9 Suasana Saat Proses Pembelajaran .............................................................. 145
LAMPIRAN 10 Konsultasi Dengan Wakil Kurikulum Terkait Penelitian .......................... 146
LAMPIRAN 11 Wawancara Dengan Guru Mata Pelajaran Geografi .................................. 147
LAMPIRAN 12 Dokumentasi Dengan Satpam SMA Negeri 12 Pekanbaru........................ 148
LAMPIRAN 13 Dokumentasi Wawancara Dengan Informan Penelitian ............................ 149
LAMPIRAN 14 SK Pembimbing ......................................................................................... 152
LAMPIRAN 15 Lembar Pengesahan Ujian Proposal........................................................... 153
LAMPIRAN 16 Lembar Surat Pra Riset (Izin Riset) Fakultas Tarbiyah ............................. 154
LAMPIRAN 17 Lembar Surat Balasan Pra (Izin Riset) Sekolah ......................................... 155
LAMPIRAN 18 Surat Izin Riset Fakultas Tarbiyah ............................................................. 156
LAMPIRAN 19 Surat Rekomendasi Izin Riset .................................................................... 157
LAMPIRAN 20 Surat Izin Riset Dinas Pendidikan ............................................................. 158
LAMPIRAN 21 Lembar Surat Pasca Riset Dari Sekolah .................................................... 159
LAMPIRAN 22 Denah SMA Negeri 12 Pekanbaru ............................................................. 160
LAMPIRAN 23Peta Lokasi SMA Negeri 12 Pekanbaru...................................................... 161
LAMPIRAN 24 Blangko Kegiatan Bimbingan Skripsi ........................................................ 162
LAMPIRAN 25 Struktur Organisasi Sma Negeri 12 Pekanbaru .......................................... 163
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan upaya penting untuk meningkatkan kualitas
pengetahuan dan potensi yang terdapat dalam diri manusia. Pendidikan
memiliki peranan penting dalam menciptakan siswa yang tangguh, kreatif,
dan professional dalam bidang masing-masing. Menurut Undang-Undang
No. 20 tahun 2003 ―Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab‖.
Ayat Al-Qur‘an yang pertama kali diturunkan menganjurkan
manusia supaya mencari ilmu. Allah swt. Berfirman, dalam (Q.S Al-Alaq/
96:1-4)
ن هن علق ٱقزأ وربك ٱلكزم ٱقزأ بٱسن ربك ٱلذي خلق نس ٱلذي علن بٱلقلن خلق ٱل
ن ها لن يعلن نس علن ٱل
Terjemahannya:
1. Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan.
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
2
3. Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha mulia.
4. Yang mengajar (manusia) dengan pena.
Ayat diatas merupakan sebuah konsep dasar pendidikan secara
tersurat yang jauh sebelumnya telah digariskan oleh Allah swt. Hal
tersebut tentang gambaran tentang pola-pola pembelajaran secara teknis
seperti: membaca, menulis, menghafal, dan yang jelas ikhtiar sebagai
manifestasi usaha manusia sebagai makhluk yang lemah di hadapan Allah
SWT. Kunci keberhasilan pembangunan sekarang dan masa depan
mendatang bagi bangsa adalah pendidikan. Pendidikan menjadi sentral jika
kita menginginkan sukses menghadapi gelombang globalisasi. Pendidikan
juga merupakan sumber utama pengetahuan untuk mewujudkan
keberhasilan dalam era ekonomi informasi baru. Pendidikan yang baik dan
kuat merupakan kunci sukses menuju kemakmuran ekonomi dan standar
hidup yang layak dan manusiawi.1
Pesatnya perkembangan dunia pendidikan di era globalisasi ini,
terutama di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan, maka pendidikan
nasional juga harus terus menerus dikembangkan seirama dengan zaman.
Pendidikan bahkan menjadi salah satu aspek keberhasilan suatu bangsa.
Paradigma mengukur kemajuan suatu bangsa saat ini sudah bergeser, yaitu
dari yang semula mengukur kemajuan suatu bangsa dengan bertumpu
semata mata pada kekayaan Sumber Daya Alam (SDA), menjadi
mengukur kemajuan suatu bangsa dengan bertumpu pada kekuatan
1 Ibadullah Malawi dan Ani Kadarwati, Pembaharuan Pembelajaran Di Sekolah Dasar.
:PT. Media Grafika, 2019. h. 69.
3
Sumber Daya Manusia (SDM).2 Peningkatan Sumber Daya Manusia
hanya dapat diperoleh melalui jalur pendidikan, oleh karena itu, dengan
melihat paradigm tersebut, maka setiap bangsa diharuskan untuk
meningkatkan mutu pendidikannya.
Tujuan pendidikan adalah membentuk Sumber Daya Manusia
(SDM) yang berkualitas tinggi yaitu manusia yang mampu menghadapi
perkembangan zaman. Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai
nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Karena
itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada
segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai
oleh segenap kegiatan pendidikan.3 Melalui kegiatan pembelajaran, guru
akan menyampaikan bahasan bahasan yang harus dikuasai oleh siswa, oleh
karena itu kegiatan pembelajaran dapat dikatakan sebagai suatu proses
yang kompleks. Dikatakan kompleks karena kegiatan pembelajaran
melibatkan berbagai aspek yang saling mempengaruhi satu dengan lainnya
misalnya pokok bahasan dan siswa. Pokok bahasan dan siswa merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan karena keduanya memiliki hubungan
yang erat dalam kesuksesan pembelajaran. Oleh karena itu, untuk
mencapai suatu pembelajaran yang tuntas maka keduanya perlu mendapat
perhatian kusus. Terdapat berbagai prilaku dan karakteristik siswa yang
2 Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran (Cet. 1; Jakarta:
Kencana, 2009), h. 2. 3 Tirtahardjo dan Sulo. Pengantar Pendidikan. Jakarta.Rineka Cipta, 2005, h. 37.
4
unik, yang akan dijumpai oleh guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran.4
Usaha perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia
telah lama dilakukan. Evaluasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan
dalam meningkatkan kualitas, kinerja atau produktivitas suatu lembaga
dalam melaksanakan programnya.5 Oleh karena itu evaluasi merupakan
sub sistem yang terpenting dalam sistem pendidikan. Evaluasi berfungsi
sebagai alat pengukur keberhasilan digunakan untuk mengukur seberapa
jauh tujuan pembelajaran yang telah tercapai, sekaligus mengukur
ketuntasan atau pencapaian hasil belajar siswa sesuai dengan target
pendidikan. Selain itu, evaluasi juga akan memberikan informasi
mengenai kelebihan dan kekurangan dari model, strategi, pendekatan,
metode, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan atau proses
pembelajaran.
Pelajaran geografi bukanlah mata pelajaran yang bersifat hafalan,
tetapi melainkan mata pelajaran yang sebagian besar materinya lebih
bersifat teoristis dan teks yang siswanya tidak hanya dituntut untuk
menghafal tetapi siswa diharapkan mampu memahami materi yang
dipelajari dengan baik.
Berdasarkan wawancara awal pada tanggal 08 Oktober 2021
dengan beberapa siswa SMA N 12 Pekanbaru dan beberapa guru disana,
4 Irham, M. dan Wiyani, Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi Dalam Proses
Pembelajaran. Jakarta:Ar-Ruzza Media, 2013, h. 260 5 Djemari Mardapi, Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes (Yogyakarta: Mitra
Cendekia Press, 2008), h. 8.
5
bahwa terdapat masalah pada hasil belajar siswanya yakni pada saat ujian
maupun ulangan, banyak dari mereka yang mendapatkan nilai tidak
memenuhi standar KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal 75), prestasi
belajar mata pelajaran Geografi pada materi Peta di kelas X masih
tergolong belum optimal. Hal ini dibuktikan dengan rendahnya nilai ujian
harian siswa dalam mata pelajaran ini terutama pada materi Peta, apabila
nilai harian geografi tidak mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
berarti siswa tersebut mengalami kesulitan dalam belajar dan memahami
pelajaran. Rendahnya hasil belajar siswa ini dipengaruhi oleh faktor
kesulitan belajar yang terdiri dari faktor internal dan eksternal. Kesulitan
belajar merupakan suatu kondisi dimana siswa tidak dapat belajar sebagai
mana mestinya karena keterbatasan yang dialami, bisa berkaitan dengan
intelegensi ataupun non intelegensi. Umumnya kesulitan belajar ini
banyak sekali ragamnya.6
Hadits yang menjelaskan tentang pendidikan dan menjadi
pendidikan yang baik :
Artinya:‖ Jadilah pendidik yang penyantun, ahli fikih, dan ulama.
Disebut pendidik apabila seseorang mendidik manudia
dengan memberikan ilmu sedikit-sedikit yang lama-lama
menjadi banyak." (HR. Bukhari).‖
6 Nora Yuniar Setyaputri, Bimbingan Dan Konseling Belajar (Bandung: Penerbit Media
Sains Indonesia, 2021), h. 35.
6
Untuk meminimalisir dan guna untuk meingkatkan nilai siswa
dalam mata pelajaran ini guru harus melakukan upaya agar siswa mampu
menerima pelajaran dengan baik dan diselesaikan dengan baik pula
diantaranya dengan cara melakukan diagnosa mengapa siswa tersebut bisa
mengalami kesulitan dalam menerima pembelajaran, hadis diatas
merupakan salah satu hadis yang mampu menjelaskan bahwa menjadi
seorang pendidik seharusnya memberikan ilmu sedikit demi sedikit, dalam
kaitannya upaya untuk meminimalisir kesulitan belajar siswa itu dapat di
capai.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik
mengambil penelitian yang berjudul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR
KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
GEOGRAFI MATERI PETA KELAS X IPS DI SMA NEGERI 12
PEKANBARU”
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan sebelumnya
maka dapat diidentifikasikan permasalahannya yaitu:
a. Hasil belajar siswa yang tergolong masih rendah.
b. Pemaparan materi geografi masih kurang efektif.
c. Keluhan kurang pahamnya siswa terhadap mata pelajaran geografi.
7
d. Tidak sesuainya metode pembelajaran yang diberikan saat
pembelajaran berlangsung.
e. Siswa kurang paham terhadap mata pelajaran geografi.
2. Batasan Masalah
Sehubungan dengan banyaknya permasalahan yang teridentifikasi
maka penelitian ini hanya membatasi pada masalah menganalisa faktor
internal dan eksternal kesulitan belajar yang dialami siswa dalam mata
pelajaran geografi di kelas X IPS SMA Negeri 12 Pekanbaru.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Apa faktor internal yang menyebabkan kesulitan belajar siswa
pada mata pelajaran ips geografi terkusus materi peta di SMA
Negeri 12 Pekanbaru ?
b. Apa faktor eksternal yang menyebabkan kesulitan belajar siswa
pada mata pelajaran ips geografi terkusus materi peta di SMA
Negeri 12 Pekanbaru ?
8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini
dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui faktor internal penyebab kesulitan belajar siswa
dalam mata pelajaran geografi materi peta di kelas X IPS SMA N
12 Pekanbaru.
b. Untuk mengetahui faktor eksternal penyebab kesulitan belajar
siswa dalam mata pelajaran geografi materi peta di kelas X IPS
SMA N 12 Pekanbaru.
c. Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar S1 Jurusan Pendidikan
Geografi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Islam Sultan Syarif Khasim Riau.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi
referensi teori belajar dan kesulitan belajar bagi seluruh praktisi
pendidikan untuk lebih memperhatikan siswa terutama bagi
siswa yang terdiagnosa mengalami kesulitan belajar.
2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi
untuk penelitian selanjutnya.
9
b. Manfaat Praktis
1) Bagi Sekolah
Mampu memberikan sumbangan pemikiran dan memberi
kontribusi menyeluruh sehingga dapat meningkatkan mutu
pendidikan disekolah yang diteliti.
2) Bagi Guru
Dapat dijadikan pedoman yang dapat digunakan dalam
menunjang mutu pembelajaran di sekolah, terutama lebih
memperhatikan siswa.
3) Bagi Siswa
Dapat memotivasi semangat siswa untuk senantiasa
semangat dalam proses pembelajaran dan dan mampu mencari
jalan keluar terhdap kesulitan belajar.
4) Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang
bagaimana seharusnya proses pembelajaran dikelas dan sebagai
alat bantu untuk lebh dekat dengan siswa dan mengetahui
faktor faktor diantara yang membuat siswa mengalami
kesulitan belajar sehingga masalah terpecahkan dan bisa
membantu dalam proses pembelajaran.
10
D. Penegasan Istilah
Untuk menghindari agar jangan sampai terjadi kesalahpahaman
tentang istilah istilah yang ada di dalam penelitian ini, maka peneliti perlu
menjelaskan pengertian-pengertian tersebut yakni sebagai berikut:
1. Analisis
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia karangan Suharso dan Ana
Retnoningsih (2005), analisis adalah penyelidikan terhadap suatu
peristiwa (karangan, perbuatan dan sebagainya) untuk mengetahui
keadaan yang sebenarnya (sebab musabab, duduk perkara dan
sebagainya).
Berikut beberapa pengertian analisis.7
a. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (pebuatan,
karangan dan sebagainya) untuk mendapatkan fakta yang tepat
(asal usul, sebab, penyebab sebenarnya, dan sebagainya).
b. Analisis adalah penguraian poko persoalan atas bagian bagian,
penelaahan bagian bagian tersebut dan hubungan antar bagian
untuk mendapatkan pengertian yang tepat dengan pemahaman
secara keseluruhan.
c. Analisis adalah penjabaran (pembentangan) sesuatu hal, dan
sebagainya setelah ditelaah secara seksama.
d. Analisis adalah proses pemecahan masalah pemecahan masalah
yang dimulai dengan hipotesis (dugaan, dan sebagainya) sampai
7 Salim, Peter dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (Jakarta: Modern
English Press, 2002), h. 1.
11
terbukti kebenarannya melalui beberapa kepastian (pengamatan,
percobaan, dan sebagainya).
2. Kesulitan Belajar
Merupakan suatu kondisi yang menimbulkan hambatan dalam
proses belajar seseorang. Hambatan itu menyebabkan orang tersebut
mengalami kegagalan atau setidak-tidaknya kurang berhasil dalam
mencapai tujuan belajar. Diagnosa kesulitan belajar adalah suatu usaha
yang dilakukan untuk menentukan apakah seorang siswa mengalami
kesulitan belajar atau tidak dengan cara melihat indikasi diantaranya:
nilai mata pelajaran dibawah sedang, nilai yang diperoleh siswa sering
dibawah nilai rata-rata, prestasi yang dicapai tidak seimbang dengan
tingkat intelegensi yang dimiliki, perasaan siswa dan kondisi siswa
yang bersangkutan.8
3. Siswa
Siswa adalah mereka yang secara khusus diserahkan oleh orang tua
untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di sekolah
dengan tujuan untuk menjadi manusia yang memiliki pengetahuan,
berketerampilan, berpengalaman, berkepribadian, berakhlas dan
mandiri.
8 Thursan hakim, Belajar Secara Efektif (Jakarta: Niaga Swadaya, 2007), h. 22.
12
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Konsep Teoritis
1. Pengertian Belajar
Belajar menurut para behavior adalah sesuatu yang dilakukan
orang untuk merespon stimulasi eksternal. Pandangan ini merupakan
perubahan penting dari model model sebelumnya, yang menekankan
pada kesadaran dan intropeksi dan belum menghasilkan banyak
temuan yang dapat digenerelisasikan tentang bagaimana orang
belajar.9
Ada asumsi atau sebuah anggapan bahwa belajar adalah semata-
mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam
bentuk informasi dari materi pembelajaran. Ada pula yang
beranggapan bahwa belajar adalah latihan belaka seperti yang nampak
dalam latihan membaca dan menulis. Padahal, sesungguhnya menurut
Skinner belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah
laku yang berlangsung secara progresif.10
Menurut teori belajar kognitivisme, belajar adalah perubahan
persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman ini
tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang dapat diamati.
Kledern menegaskan bahwa belajar pada dasarnya berarti
9 Pudyo Susanto, Belajar Tuntas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2018), h. 20.
10 Robert Angkowo dan Kosasih, Optimalisasi Media Pembelajaran (Jakarta: PT
Grasindo, 2007), h. 47.
13
mempraktekkan sesuatu, sedangkan belajar tentang sesuatu berarti
mengetahui sesuatu.11
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu yang
terjadi akibat interaksi dengan lingkungan, sebagai sebuah
pengalaman. Sebagian besar ahli pendidikan telah mencoba
merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Sering pula
ditemukan rumusan itu berbeda satu sama lainnya sesuai dengan sisi
pandang masing masing. Pada uraian ini akan dikemukakan beberapa
rumusan tentang belajar yang umum digunakan metodologi
pembelajaran12
Pertama, belajar di definisikan sebagai modifikasi atau perubahan
perilaku melalui pengalaman (learning is defined as the modification
or strengthening of behavior through experience). Berdasarkan
pengertian ini, belajar bukan suatu hasil dan bukan pula suatu tujuan
tetapi merupakan suatu proses atau suatu aktivitas. Belajar tidak hanya
proses mengingat atau menghafal, tetapi lebih jauh dari itu, yakni
proses mengalami sesuatu. Pengertian ini berbeda dengan pengertian
lama yang menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh
pengetahuan. Pengertian lama ini bukan salah tetapi belum sempurna.
Kedua, belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu
yang terjadi akibat interaksi dengan lingkungan. Pengertian ini
menekankan pada interaksi individu dengan lingkungannya. Ketiga,
11
Ibid. 12
Prof. Dr. Lufri, dkk, Metodologi Pembelajaran: Strategi. Pendekatan, Model, Metode
Pembelajaran (Malang: Penerbit CV IRDH, 2020), h. 15.
14
belajar merupakan perpaduan kedua pengertian diatas, yaitu
merupakan suatu proses atau aktivitas individu dalam bentuk interaksi
dengan lingkungannya seingga terjadi pengalaman belajar.13
Belajar adalah suatu proses perubahan didalam keperibadian
manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan
kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan,
daya piker, dan lain lain kemampuan.14
Dari definisi diatas, yang sangat perlu kita garis bawahi adalah
bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang
diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas
kemampuan orang itu didalam berbagai bidang. Jika di dalam suatu
proses belajar seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas
dan kuantitas kemampuan, dapat dikatakan orang tersebut sebenarnya
belum mengalami proses belajar atau dengan kata lain ia mengalami
kegagalan di dalam proses belajar.
Proses belajar adalah suatu hal yang kompleks, tetapi dapat juga
dianalisis dan diperinci dalam bentuk prinsip prinsip atau asas asas
belajar. Hal ini perlu diketahui agar kita memiliki pedoman dan teknik
belajar yang baik. Prinsip-prinsip itu adalah :
a. Belajar harus bertujuan dan terarah. Tujuan akan menuntunnya
dalam belajar untuk mencapai harapan harapannya.
13
Ibid, 16. 14
Thursan Hakim, Belajar Seacara Efektif (Jakarta: Puspa Swara, 2005), h. 1.
15
b. Belajar memerlukan bimbingan, baik bimbingan dari guru atau
buku pelajaran.
c. Belajar memerlukan pemahaman atas hal hal yang dipelajari
sehingga diperoleh pengertian-pengertian.
d. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar materi pelajaran yang
telah dipelajari dapat dikuasai.
e. Belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadi saling pengaruh
secara dinamis antara murid dengan lingkungannya.
f. Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk
mencapai tujuan.
g. Belajar dikatakan berhasil apabila telah sanggup menerapkan ke
dalam bidang praktek sendiri sendiri.15
Belajar dalam arti luas merupakan suatu proses yang
memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku baru
yang bukan disebabkan oleh kematangan dan seuatu hal yang bersifat
sementara sebagai hasil dari terbentuknya respons utama.16
Belajar
merupakan aktivitas, baik fisik maupun psikis yang menghasilkan
perubahan tingkah laku yang baru pada diri individu yang belajar
dalam bentuk kemampuan yang relative konstan dan bukan
disebabkan oleh kematangan atau sesuatu yang bersifat sementara.
15
Zainal Aqib, Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. (Surabaya: Insan
Cendekia,2002), h. 44.45. 16
Noehi Naution, Materi Pokok Psikologi Pendidikan (Jakarta: Direktoral Jenderal
Pembinaan Kelembangaan Agama Islam Dep. Agama dan Universitas Terbuka, 1993), h. 4.
16
Perubahan kemampuan yang disebabkan oleh kematangan,
pertumbuhan dan perkembangan seperti anak yang mampu berdiri dari
duduknya atau perubahan fisik yang disebabkan oleh kecelakaan tidak
dapat dikategorikan sebagai hasil dari perbuatan belajar meskipun
perubahan itu berlangsung lama dan konstan. Menurut Slameto bahwa
belajar ialah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam
berinteraksi dengan lingkungannya.17
2. Beberapa Prinsip Belajar
Proses belajar dapat kita perinci di dalam beberapa prinsip dasar.
Dengan memahami dan menerapkan prinsip prinsip tersebut, kita akan
dapat memiliki arah dan pedoman yang jelas di dalam belajar. Dengan
memahami perinsip prinsip belajar tersebut kita akan relative lebih
mudah dan lebih cepat berhasil dalam belajar. Dengan berpedoman
pada prinsip-prinsip belajar itu, kita akan menemukan metode belajar
yang efektif.
Adapaun prinsip prinsip belajara tersebut sebagai berikut18
:
a) Belajar Harus Berorientasi Pada Tujuan Yang Jelas
Dengan menetapkan suatu tujuan yang jelas, setiap orang
akan dapat menentukan arah dan juga tahap tahap belajar yang
17
Slameto, Belajar dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 1995), h.2. 18
Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif (Jakarta: Puspa Swara, 2005), h. 2-10.
17
harus di lalui dalam mencapai tujuan belajar tersebut. Selain itu,
dengan adanya tujuan belajar yang jelas, keberhasilan belajar
seseorang dapat dilihat dari sejauh mana ia mampu mencapai
tujuan belajarnya itu.
b) Proses Belajar Akan Terjadi Bila Seseorang Dihadapkan Pada
Situasi Problematika
Sesuatu yang bersifat problematis (mengandung masalah
dengan tingkat kesulitan tertentu), akan merangsang seseorang
untuk berpikir dalam memecahkannya. Semakin sulit problem atau
suatu permasalahan yang dihadapi seseorang, akan semakin keras
orang tersebut berpikir untuk memecahkannya. Sesuatu yang
bersifat problematis jelas memerlukan pengertian yan mendalam
untuk dapat dipecahkan. Oleh karena itu, setiap guru yang baik
akan memberikan pelajaran kepada murid muridnya dengan
sesering mungkin menghadapkan mereka pada situasi yang
mengandung problematis.
c) Belajar Dengan Pengertian Akan Lebih Bermakna Daripada
Belajar Dengan Hafalan
Belajar dengan pengertian lebih memungkinkan seseornag
untuk lebih berhasil dalam menerapkan dan mengembangkan
segala hal yan sudah dipelajari dan dimengertinya. Sebaliknya,
belajar dengan hafalan mungkin hasilnya hanya tampak dalam
bentuk kemampuan mengingat pelajaran itu saja. Walaupun
18
umpamanya pelajaran yang dihafalkannya itu berjumlah sangat
banyak, ia akan kurang bosa menerapkan dan mengembangkannya
menjadi suati pemikiran baru yang lebih bermanfaat.
Sebagai contoh, kepada seorang siswa diajukan suatu
pertanyaan :‖Berapa abad bangsa Indonesia dijajah bangsa Belanda
? siswa tersebut dapat menjawab dengan tepat: ―tiga setengah
abad‖. Jawaban itu hanyak mencerminkan kemampuan siswa
didalam menghafal, dan jawaban itu kurang bisa diterapkan dan
dikembangka untuk menghasilka suatu pemikirnbaru yang lebih
bermakna. Lain halnya kepada siswa diajukan pertanyaan sebagai
berikut :‖Mengapa bangsa Indonesia bisa dijajah sampai selama
tiga setengah abad?‖ untuk menjawab pertanyaan ini tentu
diperlukan autu pengertian dan pemikiran yang mendalam.
Jawaban itu akan mencerminkan kemampuan siswa dalam hal
berpikir. Jawaban itu akan menyebabkan siswa dapat menemukan
suatu pemikiran baru yang lebih bermakna dan lebih bermanfaat.
Bukankah untuk menjawab pertanyaan ini siswa akan dirangsang
untuk mengoreksi kelemahan dan kelebihan bahasa dan juga
mengoreksi kelebihan serta kelemahan bangsa penjajah.
Pada akhirnya siswapun akan dapat menemukan dan
menerapkan suatu pemikiran baru yang lebih bermanfaat serta
relevan dengan kehidupan siswa itu sendiri. Misalnya, siswa dapat
menemukan suatu pemikiran bahwa persatuan bangsa merupakan
19
hal yang mutlak perlu untuk membentuk bangsa yang kuat.
Persatuan bangsa tersebut dapat dimulai dengan menggalang
persatuan antarpelajar yang merupakan suatu hal yang sangat
penting untuk memperkuat ketahanan sekolah dan mencegah
perkelahian antar pelajar.
d) Belajar Merupakan Proses Yang Kontiniu
Didalam definisi belajar, kita telah dapat mengetahui bahwa
belajar merupakan suatu proses yang tentu saja memerlukan waktu.
Kitapun menyadari bahwa pikiran manusia memiliki keterbatasan
dalam menyerap ilmu dalam jumlah banyak sekaligus. Karena itu,
belajar harus dilakukan secara kontiniu di dalam jadwal waktu
tertentu dengan jumlah materi yang sesuai dengan kemampuan
kita.
Hal ini hampir sama dengan kemampuan perut dalam
menyerap makanan (nasi) sebanyak sembilan piring; kita
memerlukan waktu tiga hari dengan jadwal makan tiga kali sehari.
Kita tidak akan mungkin memakan nasi sebanyak sembilan piring
dalam waktu yang sama. Karena itu, lakukanlah belajar secara
kontiniu dengan jadwal yang teratur, sesuai dengan waktu yang
tersedia bagi kita.
Sangat perlu dipahami bahwa belajar secara kontniu,
walaupun sedikit, akan jauh lebih baik dan manfaat daripada
belajar banyak dalam waktu satu malam sekaligus. Prinsip ini
20
berlaku untuk proses belajar dengan hafalan, pengertian, ataupun
keterampilan.
e) Belajar Memerlukan Kemauan Yang Kuat
Sebagaimana kita ketahui bahwa keberhasilan dalam
bidang apapun memerlukan kemauan yang kuat. Hal yang sering
menjadi masalah adalah bagaimana membuat kemauan belajar itu
kuat dan stabil ? Bukankah kemauan belajar seseorang itu sering
menjadi semakin lemah dan membuat ia malas belajar ?
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus kembali pada
prinsip belajar yang pertama, yaitu belajar harus mempunyai tujuan
yang jelas. Untuk memiliki kemauan belajar yang kuat, yang
terutama harus kita lakukan adalah menetapkan tujuan yang jelas
sebelum memilih bidang studi tertntu untuk dipelajari. Tujuan yang
jelas dan benar benar diinginkan seseorang, akan menyebabkan
orang tersebut selalu berusaha untuk belajar dengan rajin agar apa
yang menjadi tujuannya itu tercapai.
Untuk lebih memperjelas pengertian diatas, berikut ini kami
berikan contoh. Orang yang berjalan kaki dengan arah tujuan yang
jelas, tentu saja kemauannya untuk berjalan akan lebih kuat dan
pasti daripada orang lain yang berjalan kaki hanya untuk luntang
lantung tanpa tujuan yang pasti.
Contoh lain, misalnya saja seorang guru yang mengajar dua
buah sekolah yang berbeda, yaitu sekolah kejuruan seperti SMK
21
dan sekolah umum seperti SMU. Guru tersebut akan dapat melihat
motivasi belajar para siswa SMK lebih kuat daripada siswa SMU.
Mengapa? Karena tujuan pendidikan sekolah kejurusan lebih jelas
dan pasti daripada sekolah umum. Para siswa di sekolah kejuruan
umumnya telah menetapkan tujuan yang lebih jelas dan mantap
untuk menjadi apa mereka kelak setelah lulus, daripada siswa
sekolah umum yang umumnya belum bisa menetapkan tujuan atau
cita-cita yang mantap. Bagaimanapun memang pada umumnya
para siswa memerlukan suatu metode tertentu untuk dapat
membangkitkan motivasi belajar mereka.
f) Keberhasilan Belajar Ditentukan Oleh Banyak Faktor
Faktor faktor yang mempengaruih atau menentukan
keberhasilan belajar itu banyak. Ada kalanya juga individu yang
satu memerlukan faktor yang berbeda daripada individu lain
didalam mencapai keberhasilan belajar. Secara garis besar, faktor-
faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar itu dapat dibagi
menjadi dua bagian yakni : faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang terdapat didalam diri
individu itu sendiri, seperti kesehatan jasmani dan rohani,
kecerdasan (intelegensia), daya ingat, kemauan, dan bakat. Faktor
eksternal adalah faktor yang terdapat diluar diri individu yang
bersangkutan, seperti keadaan lingkungan rumah, sekolah,
22
masyarakat, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan semua
lingkungan tersebut.
Setiap orang tentu saja mempunyai kelemahan dan
kelebihan yang berbeda satu sama lain. Dalam hal ini yang sangat
perlu dilakukan adalah bagaimana agar seseorang dapat menutupi
kelemahannya pada segi-segi tertentu dengan kelebihan pada segi-
segi lain.
g) Belajar Secara Keseluruhan Akan Lebih Berhasil Daripada
Belajar Secara Terbagi-bagi
Prinisp belajar diatas memang memerlukan penjelasan yang
agak panjang. Jika kita belajar secara keseluruhan, kita akan dapat
melihat dan mengerti dengan jelas bagaiman unsur-unsur yang
merupakan bagian dari keseluruhan atau kebulatan. Cara belajar
seperti ini akan memungkinkan seseorang untuk dapat mengerti
suatu pelajaran dengan lebih cepat dan mudah.
Prinisp belajar seperti ini telah lama diterapkan dalam dunia
pendidikan kita. Misalnya didalam pelajaran membaca, siswa
langsung diperkenalkan pada suatu kara untuk dibaca, seperti kata
ibu. Selanjutnya siswa dipekenalkan pada unsur-unsur atau bagian-
bagian yang membentuk kata ibu itu. Maka, siswa akan mengerti
bahwa kata ibu terdiri dari tiga huruf dan memahami hubungan
ketiga huruf tersebut sampai dapat membentuk kata ibu.
23
Hasil pengajaran sepeti ini akan jauh lebih cepat dan mudah
daripada belajar bagian demi bagian, dengan mengajarkan siswa
menghafal lebih dulu huruf demi huruf baru kemudian belajar
membaca.
Bagi pelajar dan mahasiswa, prinsip belajar diatas dapat
diterapkan dengan cara meringkas materi pelajaran dalam suatu
skema, intisari, atau tabel. Dengan demikian, bagian-bagian materi
pelajaran yang tadinya tampak banyak itu akan terlihat dengan
jelas hubungannya secara keseluruhan. Dengan cara ini, siswa atau
mahasiswa akan dapat belajar dengan cepat mudah.
h) Proses Belajar Memerlukan Metode Yang Tepat
Adakalanya seorang siswa atau mahasiswa mengalami kesulitan
walaupun ia telah mengerahkan seluruh tenaga dan pikiran untuk
belajar. Pemahaman yang didapatkan tetap saja terjadi
ketidakseimbangan anatar tenaga dan pikiran yang telah dikerahkan
untuk belajar dengan hasil belajar yang didapat.
Karena itu, proses belajar memerlukan metode yang tepat agar
masalah tersebut dihindari. Metode belajar yang tepat akan
memungkinkan seorang siswa atau mahasiswa menguasai ilmu dengan
lebih mudah dan lebih cepat seuai dengan kapasitas tenaga dan pikiran
yang dikeluarkan. Dengan kata lain, metode belajar yang tepat tersebut
akan memungkinkan siswa atau mahasiswa belajar lebih efektif dan
efesien. Dengan demikian, siswa atau mahasiswa akan terhindar dari
24
beban pikiran yang terlalu berat dlam mempelajari suatu bidang studi.
Perlu dipahami pula bahwa tepat tidaknya suatu metode belajar
tergantung pada cocok tidaknya metode tersebut dengan jenis pelajaran
dan juga dengan siswa atau mahasiswa bersangkutan.
i) Belajar Memerlukan Adanya Kesesuaian Antara Guru Dan
Murid
Didalam prinsip belajar ini, sengaja tidak kami katakan bahwa
belajar itu memerlukan guru yang baik, karena kriteria guru yang baik
itu relative sifatnya. Apalagi jika kriteria tersebut didasarkan pada
pandangan siswa atau mahasiswa yang biasanya lebih menitik beratkan
penilaian kepada enak atau tidak enaknya cara mengajar dan
kemurahan pengajar yang bersangkutan dalam memberikan nilai tes
atau ujian.
Kesesuaian antara guru dengan murid, kenyatannya, memang
sangat mempengaruhi seorang murid dalam menyenangan suatu
pelajaran. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi motivsasi murid
dalam belajar. Karena itu, guru yang baik tentunya akan selalu
berusaha untuk menerapkan metode pengajaran yang benar benar
sesuai dengan kemampuan murid muridnya. Guru itupun akan selalu
berusaha menetapkan suatu metode pengajaran yang akan membuat
murid muridnya senang dan bersemangat serta merasa mudah dalam
mempelajari suau bidang studi. Sebaliknya, murid yang baik pun akan
selalu berusaha untuk menyesuaikan diri dengan gurunya, yang tentu
25
saja sebagai manusia juga memiliki kekurangan dalam banyak hal,
termasuk dalam kemampuan mengajar. Murid murid yang baik tentu
akan dapat memaklumi kekurangan kekurangan yang ada pada
gurunya, dan akan dapat melihat kelebihan kelebihan gurunya,
sekaligus memanfaatkan kelebihan kelebihan tersebut dalam proses
belajar.
Seorang murid hendaknya tidak usah terlalu berharap untuk
mendapatkan seseorang guru yang benar benar ideal sesuai dengan
harapannya. Karena jika mau berpikir secara objektif, kita akan sampai
pada kesimpulan bahwa sejak sekolah dasar sampai di perguruan
tinggi, kita leih sering dihadapkan dengan pengajr yang tidak sesuai
dengan harapan kita. Apalagi pada zaman sekarang ini, yaitu dengan
telah diterapkannya Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), para murid
dituntut untuk bisa belajar mandiri, tanpa harus banyak mengeluh
tentang ketidaksenangannya terhadap seorang guru atau pengajar.
Juga sangat perlu untuk diperhatikan adalah jangan sampai
seorang siswa atau mahasiswa mengabaikan sama sekali suatu bidang
studi karena tidak senang pada seorang guru atau pengajar. Tindakan
seperti ini merupakan tindakan yang tidak logis, yang hanya akan
menambah kesulitan yang sudah ada.
26
j) Belajar Memerlukan Kemampuan Dalam Menangkap Intisari
Pelajaran Itu Sendiri
Belajar dengan penuh pengertian itu jauh lebih baik dan bermakna
daripada belajar dengan menghafal. Seseorang yang telah berhasil
mendapatkan pengertian yang mendalam dalam suatu proses belajar
berarti telah mampu menangkap intisari pelajaran yang telah
dipelajarinya.
Kemampuan menangkap intisari pelajaran, sangat perlu dimiliki
siswa atau mahasiswa. Dengan cara ini, siswa atau mahasiswa akan
dapat membuat suatu ringkasan atau intisari dari semua mata pelajaran
yang dipelajarinya. Dengan demikian, materi pelajaran yang tadinya
terasa banyak dan berat akan terasa lebih sedikit, ringan dan mudah
untuk dipelajari. Selain itu, kemampuan dalam menangkap intisari
pelajaran akan memungkinkan siswa atau mahasiswa mendapatkan
suatu pengertian yang lebih matang dan lebih kekal.
Demikianlah antara lain prinsip-prinsip belajar yang sangat perlu
diketahui dan diterapkan para siswa atau mahasiswa. Pengetahuan
mengenai prinsip belajar ini sangat diperlukan antara lain sebagai dasar
dalam mencari metode belajar yang tepat atau selaras dengan prinsip-
prinsip belajar diatas.
27
3. Pengertian Kesulitan Belajar
Dalam kurikulum pendidikan dijelaskan bahwa kesulitan belajar
merupakan terjemahan dari Bahasa Inggrs ―Learning Dissability‖ yang
berarti ketidakmampuan belajar.19
Menurut Hamill, et al. kesulitan belajar adalah beragam bentuk
kesulitan yang nyata dalam aktivitas mendengar, bercakap-cakap,
membaca, menulis, menalar dan berhitung.20
Kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang menimbulkan
hambatan dalam proses belajar seseorang. Hambatan itu menyebabkan
orang tersebut mengalami kegagalan atau setidak-tidaknya kurang
berhasil dalam mencapai tujuan belajar. Dari pengertian kesulitan
belajar diatas jelaslah bahwa salah satu hal yang bisa dijadikan kriteria
untuk menentukan apakah seseorang mengalami kesulitan belajar
adalah sampai sejauh mana ia terhambat dalam mencapai tujuan
belajar.21
Ismail menyatakan bahwa kesulitan belajar merupakan suatu
kondisi yang pada proses belajarnya ditandai dengan adanya
hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Dari
pengertian-pengertian tersebut, kesulitan belajar merupakan suatu
hambatan atau suatu keadaan yang sulit dalam proses pembelajaran.
Jamaris menyatakan bahwa kesulitan belajar bisa disebut dengan
istilah learning disability atau kesulitan belajar, merupakan kelainan
19
Nini Subini, Mengatasi Kesulitan Belajar (Yogyakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), h. 12. 20
Ibid. 21
Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif (Jakarta: Puspa Swara, 2005), h. 22.
28
pada individu yang mengalami kesulitan dalam melakukan proses
pembelajaran secara efektif. Jamaris berpendapat bahwa faktor yang
menyebabkan kesulitan belajr tersebut sulit untuk dipecahkan karena
bersifat kompleks. Tetapi Jamaris menyakini bahwa kesulitan tidak
berhubungan langsung dengan tingkat intelegensi dari individu,
namun individu tersebut kesulitan dlam menguasai keterampilan
belajar. Abdurrahman mengemukakan hal yang tidak jauh beda.
Abdurrahman menyakini bahwa kesulitan belajar terjadi akibat adanya
disfungsi nerologis, kesulitan kesulitan dalam tugas akademik,
kesenjangan antara prestasi dan potensi.22
Pramudya mengemukakan bahwa kesulitan belajar terjadi karena
individu tidak tahu cara belajar, gaya belajar yang tidak sesuai, dan
terkendala dalam mencatat informasi yang diterimanya.
Sesuai dengan kurikulum yang berlaku, tujuan belajar mempunyai
tingkat-tingkat tertentu yang harus dicapai dalam periode (waktu)
tertentu pula. Karena itu, untuk menentukan apakah seorang siswa atau
seorang mahasiswa mengalami kesulitan belajar atau tidak, diperlukan
suau tindakan khusus yang disebut dengan diagnosis kesulitan belajar.
Diagnosis kesulitan belajar adalah suatu usha yang dilakukan untuk
menentukan apakah seroang siswa mengalami kesulitan belajar atau
tidak dengan cara melihat indikasi-indikasi sebagai berikut:
22
Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2012), h. .4-5.
29
a) Nilai mata pelajaran di bawah sedang.
Indikasi ini merupakan indikassi yang paling mudah dilihat
dan paling umum dipakai oleh siswa atau mahasiswa, pengajar dan
orangtua. Jika seorang siswa atau mahasiswa sering mendapat nilai
dibawah enam, atau dibawah nilai c (cukup), dapatlah dikatakan
bahwa siswa atau mahasiswa tersebut mengalami kesulitan belajar.
b) Nilai yang diperoleh siswa atau mahasiswa sering dibawah nilai
rata-rata kelas.
Indikasi ini dapat juga menunjukkan bahwa seorang siswa
atau mahasiswa mengalami kesulitan belajar. Indikasi ini
sebenarnya tidak berlaku mutlak. Disekolah-sekolah favorit tempat
berkumpulnya siswa-siswa pandai, mungkin saja rata-rata kelas
mencapai 6,7. Siswa yang mendapat nilai 6,4 belum bisa dipastikan
mengalami kesulitan belajar, karena walaupun berada di bawah
rata rata kelas, nilai tersebut masih berada di atas sedang (di atas
nilai 6).
c) Prestasi yang dicapai tidak seimbang dengan tingkat intelegensi
yang dimiliki.
Misalnya saja seorang sisa atau mahasiwa yang prestasi
belajarnya sedang-sedang saja, tetapi memiliki tingkat intelegensi
di atas rata-rata. Siswa atau mahasiwa seperti ini dapat dikatakan
mengalami kesulitan belajar.
30
d) Perasaan siswa atau mahasiswa yang bersangkutan.
Misalnya seorang siswa atau mahasiswa yang memang
merasa mengalami kesulitan, mengungkapkan kesulitan belajarnya
itu kepada pengajarnya, oragtuanya, guru, konselor, psikologi dan
sebagainya.
e) Kondisi kepribadian siswa atau mahasiswa yang bersangkutan.
Seorang siswa atau mahasiswa dapat dikatakan mengalami
kesulitan belajar jika dalam proses belajar mengajar siswa atau
mahasiswa tersebut menunjukkan gejala gejala tidak tenang, tidak
betah diam, tidak bisa berkonsentrasi, tidak bersemangat, apatis
dan sebagainya.
Sesudah seorang siswa atau mahasiswa dipastikan mengalami
kesulitan belajar, tindakan selanjutnya adalah melalukan usah
mengatasi kesulitan belajar tersebut. Usaha usaha untuk mengatasi
kesulitan belajar bukan lah suatu usaha yang sederhana. Hal ini sesuai
dengan yang telah diuraikan bahwa keberhasilan belajar itu ditentukan
oleh banyak faktor, yang berarti bahwa kesulitan belajar itu pun dapat
disebabkan oleh banyak faktor pula.
4. Langkah Langkah Mengatasi Kesulitan Belajar
a. Lakukan diagnosis kesulitan belajar untuk menentukan apakah
seorang siswa atau mahasiswa mengalami kesulitan belajar atau
tidak. Untuk dapat mnentukannya gunakan indikasi-indikasi
sebagaimana yang telah diuraikan diatas.
31
b. Pahamilah kembali faktor-faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi keberhasilan belajar. Selanjutnya lakukan analisis
terhadap siswa atau mahasiswa tersebut untuk mengetahui faktor-
faktor apa saja yang kiranya menjadi sumber kesulitan belajarnya.
Mungkin kesulitan ini bersumber dari faktor internal, atau mungkin
berasal dari faktor eksternal.
c. Setelah sumber latar belakang dan penyebab kesulitan belajar siswa
atau mahasiswa tersebut dapat diketahui dengan tepat, selanjutnya
tentukan pula jenis bimbingan atau bantuan yang perlu diberikan
kepadanya.
d. Sesuai dengan jenis kesulitan belajar yang dialami siswa atau
mahasiswa dan jenis bimbingan yang perlu diberikan kepadanya,
tentukan pula kepada siapa kiranya ia perlu berkonsultasi. Mungkin
ia perlu berkonsultasi dengan guru atau dosen pembimbing bidang
studi tertentu, konselor, psikologi atau psikiater.
e. Setelah semua langkah untuk mengatasi kesulitan belajar
dilaksakan dengan baik, lakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh
mana kesulitan belajr siswa atau mahasiswa tersebut telah dapat
teratasi. Evaluasi tersebut hendaknya dilakukan seara kontiniu
sampai kesulitan belajar siswa atau mahasiswa tersebut benar benar
dapat diatasi dengan tuntas, dan telah menunjukan kesembuhan
yang permanen.
32
f. Apabila evaluasi yang dilakukan menunjukkan bahwa kesulitan
belajar siswa atau mahsiswa tersebut telah dapat diatasi, tindakan
selanjutnya adalah melakukan perbaikan untuk meningkatkan
prestasi belajarnya, sesuai dengan potensi yang ada pada dirinya.
5. Faktor Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Menurut Oemar Malik faktor-faktor yang bisa menimbulkan kesulitan
belajar dapat digolongkan menjadi faktor internal dan faktor ekstenal,
yaitu:23
a. Faktor Internal
Faktor-faktor dari diri sendiri, yaitu faktor yang timbul dari
diri siswa itu sendiri, disebut juga faktor intern. Faktor intern
antara lain tidak memiliki tujuan belajar yang jelas, kurangnya
minat, kesehatan yang sering terganggu, kecakapan mengikuti
pelajaran, kebiasaan belajar dan kurangnya penguasaan materi.
b. Faktor Eksternal
1. Faktor-faktor dari lingkungan sekolah, yaitu faktor faktor yang
berasal dari dalam sekolah, misal cara memberikan pelajaran,
kurangnya bahan-bahan bacaan, kuranggnya alat-alat, bahan
pelajaran tidak sesuai dengan kemampuan dan penyelenggraan
pelajaran yang terlalu padat.
2. Faktor-faktor lingkungan keluarga, yaitu faktor faktor yang
berasal dari dalam keluarga siswa, antara lain kemampuan
23
Oemar malik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2005), h. 117.
33
ekonomi keluarga, adanya masalah keluarga, rindu kampung
(bagi siswa dari luar daerah), bertamu dan menerima tamu dan
kurangnya pengawasan dari keluarga.
3. Faktor-faktor dari lingkungan masyarakat, yaitu meliputi
gangguan dari jenis kelamin lain, bekerja sambil belajar, aktif
organisasi, tidak dapat mengatur waktu rekreasi dan waktu
senggang dan tidak mempunyai teman belajar bersama.
Secara garis besar faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan
belajar terdiri atas dua macam, yakni : (1) Faktor internal siswa
meliputi gangguan atau kekurangmampuan psiko-fisik siswa, dan (2)
Faktor eksternal siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan
sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa.24
Adapun Indikator faktor internal siswa tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut;
1) Yang Bersifat Kognitif, seperti rendahnya kapasitas intelektual
siswa yaitu kemampuan individu dalam mengingat dan berfikir.
Kemampuan kognitif yang rendah akan menyebabkan siswa sulit
untuk memahami pelajaran.
2) Yang Bersifat Afektif Yaitu sikap dimana kecenderungan yang
relatif menetap untuk berperilaku dengan cara tertentu terhadap
objek sikap. Adapun maksud dari pendapat tersebut bahwa sikap
24
Mahmuddin, Siti Halimah , Seisti Setiorini. 2020. KESULITAN BELAJAR SISWA
PADA PELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 11 SAMPIT. Jurnal Paedagogie Vol. No 1. H. 10.
34
belajar yang malas akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
tersebut.
3) Yang Bersifat Psikomotor, seperti terganggunya alat-alat indera
penglihatan dan pendengaran. Hal ini akan menghambat siswa
dalam menangkap materi pelajaran yang diberikan oleh guru.
Sehingga mengakibatkan siswa kesulitan belajar diikuti dengan
menurunnya atau rendahnya prestasi belajar siswa.
Sedangkan faktor eksternal siswa tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut;
1) Lingkungan Keluarga merupakan lembaga pendidikan informal
(luar sekolah) yang diakui keberadaannya dalam dunia
pendidikan. Orang tua yang kurang atau tidak memperhatikan
pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap
belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali akan
kepentingan- kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anaknya
dalam belajar. Tindakan tersebut akan dapat mengakibatkan
anak kurang berhasil dalam belajarnya dan akan mengalami
kesulitan belajar.
2) Lingkungan Masyarakat, kehidupan masyarakat disekitar siswa
juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang
terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, dan lingkungan
yang mempunyai kebiasaan tidak baik maka akan berpengaruh
kepada siswa yang berada disitu. Maka faktor ini dapat
35
mengakibatkan siswa mengalami kesulitan dalam belajar sebab
siswa akan kehilangan semangat belajar karena terpengaruh
oleh orang-orang disekitar.
3) Lingkungan Sekolah, faktor guru memberikan dampak secara
langsung karena guru merupakan komponen penting dalam
proses belajar mengajar. Guru yang kurang tepat dalam
pengambilan metode yang digunakan akan mengakibatkan
siswa mengalami kesulitan belajar. Selain itu kelengkapan dan
kualitas alat-alat belajar juga akan mempengaruhi kelancaran
proses belajar mengajar. Kualitas alat belajar yang rendah
menyebabkan siswa tidak fokus pada pelajaran, sehingga siswa
akan mengalami kesulitan belajar.
Faktor yang melatarbelakangi kesulitan belajar yaitu terdiri
dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dari siswa
itu sendiri meliputi: Motivasi, minat dan perhatian yang masih
rendah. Sedangkan faktor eksternal dari guru terdiri dari: Metode
mengajar guru yang belum menggunakan media, relasi guru
dengan siswa yang kurang, dan pemberian balikan penguatan yang
tidak dilakukan oleh guru.25
25
Erika Yuliana , Iin Purnamasari , Veryliana Purnamasari. 2020. ANALISIS
KESULITAN BELAJAR PADA MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN DI SD. Jurnal
Sinektik Vol. 3 No. 1. H. 73.
36
Faktor kesulitan belajar siswa dapat dilihat dari hasil belajar
sehingga berpengaruh pada prestsi belajarnya, selain itu juga dapat
dibuktikan dengan munculnya perilaku siswa seperti: suka
berteriak didalam kelas, mengusik temannya, berkelahi dan tidak
masuk sekolah. Rusman berpendapat bahwa ada dua macam faktor
akibat timbulnya kesulitan belajr yang mempengaruhi hasil belajar
antara lain:
a. Faktor Internal
Meliputi fisiologis yang berkenaan dengan rendahnya kapasitas
kemampuan kecakapan intelektual berfikir. Psikologis,
meliputi labilnya emosi, perasaan dan sikap siswa. Psikomotor,
meliputo berkenaan dengan suatu keterampilan atau gerakan
gerakan fisik.
b. Faktor Eksternal
Meliputi Meliputi lingkungan keluarga, lingkungan masyarkat
dan lingkungan sekolah.
6. Pembelajaran Materi Peta
a) Pengertian Peta
Peta merupakan gambaran permukaan bumi yang
diperkecil, dituangkan kedalam selembar kertas atau media lain
dalam bentuk dua dimensional. Melalui sebuah peta kita akan
mudah dalam melakukan sebuah pengamatan terhadap permukaan
37
bumi yang luas, terutama dalam hal waktu dan biaya. Peta
merupakan alat untuk melakukan komuniksai antara pembuat peta
dan pengguna peta, sehingga peta itu nantinya dituntut untuk dapat
menyajikan fungsi dan informasi dari objek yang digambarka seara
optimal. Ilmu yang mempelajari tentang masalah perpetaan
meliputi pembuatan sampai reproduksi, pembacaam, penggunaan,
penafsiran dan analisis peta adalah kartografi. Seorang yang ahli di
dalam bidang perpetaan, mulai dari membuat peta sampai
reproduksi dan analisis peta disebut sebagai kartografer.26
Peta mempunyai fungsi untuk mencatat atau
menggambarkan secara sistematis lokasi data permukaan bumi,
baik data yang bersifat fisik maupun data budaya yang sebelumnya
telah ditetapkan. Peta menggambarkan fenomena geografikal
dalam wujud yang diperkecil dan mempunyai kegunana yang luas
apabila didesain dengan tujuan khusus.27
Peta merupakan penyajian grafis dari bentuk ruang dan
hubungan keruangan antara berbagai perwujudan yang diwakili.
Menurut ICA (Internastional Cartography Association), Peta
adalah gambaran konvensional yang dibuat dengan
menggambarkan elemen elemen yang ada di peremukaan bumi dan
gejala yang ada hubugannya dengan elemen elemen tersebut.
Menurut Erwin Raisz (1948), Peta adalag suatu gambaran
26 Soedarto, 2020. Visualisasi Peta Fasilitsa Umum Kelurahan Sumurboto Dengan Argics
Online. Jurnal Geodesi Undip. Vol 9. No. 4 h. 35. 27
Ibid.
38
konvensioal dari permukaan bumi, sepertimya kenampakannya
oleh kita tegak lurus dari atas, dan ditambah hruf huruf dan angka
angka sebagai informasi. Peta mengandung arti komunikasi,
artinya merupakan suatu signal atau saluran antara pengirim pesan
(pembuat peta) dengan penerima pesan (pembaca peta), dengan
demikian peta digunkan untuk mengirim pesan yang berupa
informsi tentang realita dalam wujud berupa gambar. Agar pesan
(gambar) tersebut daoat dimengerti maka harus ada bahasa yang
sama antara pembuat peta dan pembaca peta. Kartografer disini
harus bisa memahami apa yang hendak disampaikan pembuat peta
kepada pembaca peta, dengan menerjemahkannya dalam bahasa
simbol agar pembaca peta dapat mengerti.28
Peta merupakan
gambaran dari unsur unsur alam (natural landscape) dan unsur
unsur manusia (cultural landscape) yang berada diatas maupun
dibawah permukana bumi yang digambarkan pada suatu bidang
datar dengan skala tertentu.29
Peta merupakan gambaran
permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui
suatu sistem proyeksi.30
Menurut Bakosurtanal 2005 peta
merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi
lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para perencana dan
pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan.
28
Dewi Liesnoor, dkk. Kartografi Dasar (Yogyakarta: Penerbit Ombak (Anggota
IKAPI), 2017), h. 29. 29
Almegi, Panduan Pratikum Handasah (Pekanbaru, 2019), h. 1. 30
Sri Apriani Puji Lestari, dkk. 2019. Penyusunan Peta Administrasi dan Fasilitas
Berbasis Masyarakat di Desa Suradadi. Vol. 2 No.1.
39
Dalam pemakaian bahasa simhol kartografer harus memahami
bentuk bentuk simbol, penempatan simbol, dan desain simbol tersebut.
Dengan kata lain, penyajian secara keseluruhan dari peta itu sendiri.
Hal ini penting gar peta mudah untuk dibaca, sehingga memberikan
manfaat semaksimal mungkin sesusi dengan maksud dan tujuannya.
Peta secara umum dapat dikategorikam mejadi dua jenis, yaitu
peta dasar atau peta rupabumi dan peta tematik.
a. Peta Rupabumi
Merupakan peta yang menmapilkan unsur unsur alam (seperti:
sungai, danau/waduk, gunung, dan tutupan lahan dan sebagainya)
dan sebagian unsur unsur buatan manusia (seperti: kota, jalan
struktur, bangunan, bandara, pelabuhan dan sebagainya).
b. Peta Tematik
Merupakan peta yang menyajikan tema tertentu untuk keperluan
tertentu (seperti: peta status tanah peta tata guna lahan, peta
administrasi dan peta RT/RW) dengan menggunakan peta
rupabumi yang telah disederhanakan sebagai dasar untuk
meletakkan informsi tematiknya.
Instansi yang bertanggung jawab terhadap pembuatan peta
rupabumi indonesia adalah Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan
Nasional disingkat Bakosurtanal (sejak 2010 berubah nama menjadi
Badan Informasi Geospasial/BIG, berdasarkan UU No. 4 Tahun 2011
tentang Informasi Geospasial).
40
Peta rupabumi dapat berfungsi dengan baik jika seorang pemakai
dapat membaca informasi peta dengan mudah. Membaca peta tidak
terbatas pada kemampuan untuk menafsirkan simbol, teks dan gambar
saja, namun perlu memahami sepernuhnya terhadap keadaan lapangan
yang digambarkan.
a) Komponen Peta
Komponen peta merupakan informasi yang ada pada suatu peta,
meliputi judul peta, orientasi peta, skala peta, garis tepi peta, koordinat
peta, insert peta, sumber peta, nama pembuat peta, dan legenda peta.31
(1) Judul Peta
Judul peta merupakan komponen utama pada suatu peta,
memuat informasi tentang tema peta, loksi atau daera yang
dipetakan, dan tahun pembuatan (khusus peta dengan tema data
yang dinamis). Judul oeta harus mencerminkan isi pokok peta,
contoh: Peta Persebaran Batu Bara di indonesia Tahun 2012.
Judul peta dibuat sesuai dengan isi peta, informasi dominan dalam
peta, ataupun data data statistik yang dipetakan. Lokasi pada judul
peta berupa nama daerah, mencerminkan wilayah yang dipetakan
sesuai dengan bats wilayah terluar yang digambarkan. Contoh
penamaan lokasi peta yaitu nama desa, nama kecamatan, nama
kabupaten, dan seterusnya. Tahun pada judul peta disesuaikan
31
Ibid, 43.
41
dengan tahun informasi atau tahun data yang dipetakan, namun
bila informasi peta bersifat tetap maka tahun peta dapat diabaikan.
Posisi judul peta biasanya diletakkan pada bagian atas dan
tengah. Akan tetapi judul peta dapat pula dibuat variasi sesuai
dengan komposisi atau tata letak peta, dapat diletakkan pada
bagian tengah, kiri, kanan, sesuai dengan aspek selaras serasi dan
seimbang. Penempatan posisi judul peta dapat diukur sedemikian
rupa tergantung pada kebutuhan atau tujuan tertentu.
Judul peta dibuat dengan menggunakan huruf kapital yang
ditulis sebagai huruf tegak, sebaiknya dengan huruf standar jenis
roman atau pica. Tinggi huruf tergantung pada besar kecilnya peta,
semakin anda sering membuat peta maka semakin mudah dalam
memperkirakan tinggi huruf suatu peta.
Judul peta dapat dibuat dalam satu baris,dua baris, atau
sampai tiga baris. Usahakan jangan lebih dari empat baris. Apabila
tidak memungkinkan dibuat dalam satu baris maka aturlah
pemenggalan yang tepat, bedakan antara tema peta, tahun peta dan
wilayah pemetaan. Kalau judul dibuat dalam dua atau tiga baris
maka aturlah spasinya, jangan terlalu rapat juga jangan terlalu
besar.
Judul peta memuat informasi yang padat yaitu memuat
tema, loksi daerah dan data dibuat, sehingga Penelitian harus
dirancang seefesien mungkin.
42
(2) Orientasi Peta
Tanda orientasi atau petunjuk arah peta atau tanda panah,
sangat penting dicantumkan pada sebuah peta. Dengan informasi
tanda panah maka para pembaca peta dapat mengetahui arah
utara, selatan, barat dan timur pada saat membaca peta. Bagi oara
penerbang, pelaut dan para penjelajah, arah mata angin sangat
dibutuhkan untuk menentukan haluan kapal ke arah tujuan yang
ingin dituju. Begitu pula bagi para prajurit, petunjuk arah ini
sangat penting terutama untuk menentukan di mana posisi sasaran
yang akan dituju. Tanda orientsai atau arah peta digambar dengan
bentuk sederhana berupa tanda panah yang menunjukkan arah
utara.
Bentuk orientasi peta pada peta tematik dengan pada peta
rupabumi berbeda. Peta rupabumi petunjuk arah dini dibuat lebih
lengkap, karena peta rupabumi merupakan peta dasar yang
digunakan sbagai pedoman pembuatan peta peta lain.
(3) Skala Peta
Skala adalah perbandingan jarak anatar duatitik di peta
dengan jarak sebenarnya (jarak horizontal) keudua titik tersebu di
permukaan bumi. Skala peta harus selalu dicantumkan pada peta,
karena digunakan untuk memperkirakan atau menghitung ukuran
sebenarnya di lapangan. Skala yang harus dicantumkan pada peta
43
berupa skala angka atau skala numeris dan skala garis atau skala
grafis.
Idealnya pada setiap peta harus mencantumkan skala
numeris dan skala grafis. Apabila tidak memungkinkan maka
skala grafis lebih mutlak untuk dicantumkan, karean apabila peta
tersebut diperbesar atau diperkecil maka dapat dihitung perubahan
skalanya, berdasar pedoman pada skala grafis satu satuan garis
(cm) sama dengan kilomete di lapangan, sehingga perubahan
skala dapat diperhitungkan.
Skala peta tematik umumnya menunjukkan refrensi
ketelitian dari peta dasr yang digunakan. Simbol dan unsur-unsur
tertentu dalam peta umumnya tidak mempunyai hubungan secara
langsung dengan skala petanya.
(4) Legenda Peta
Legenda peta merupakan kunci peta sehingga mutlak harus
ada pada peta. Legenda peta berisi tentang keterangan simbol,
tandam atau singkatan yang dipergunakan dalam peta. Peranan
lengenda apeta sangat penting dalam pembacaan oeta, maka
legenda peta harus dibuat secara benar dan baik serta pada possi
yang serasi dan seimbang.
Legenda pada peta tematik berada dengan peta rupabumi.
Pada peta rupabumi legenda sangat banyak karna informasi
informasi peta rubaumi cukup lengkap. Bentuk pewarnaan
44
maupun penempatannya sudah pasti, bersifat baku, dan
konvensional. Sedangkan pada peta tematik, legenda peta cukup
sederhana karena mengandung satu tema saja. Tidak ada aturan
khusus bagi penempatan simbol pada legenda, akan tetapi aspek
3S harus selalu diutamakan.
Penempatan simbol pada legenda peta tematik sebaiknya
dikelompokkan menurut simbol garis, luasan, dan titik, supaya
pengguana peta mudah dalam memahami dan membaca peta.
Tidak ada urutan dalam penempatan simbol pada legenda.
Dahulukan informasi informasi utama atau simbol paling dahulu
digambarkan dalam peta tematik.
(5) Garis Tepi Peta
Garis tepi peta atau garis bingkai peta merupakan garis
yang membatasi informasyi peta tematik. Semua komponne peta
berada di dalam garis tepi peta atau dengan kata lain tidak ada
informasi yang berada di laur garis tepi peta. Komponen peta
yang dimaksud berada berada di dalam garis tepi meliputi judul
peta, skala peta, orientasi peta, legenda, sumber peta, dan garis
lintang dan bujur peta.
Garis tepi peta terdiri dari 4 garis berhubungan pada
ujungnya dan membentuk siku siku atau sudut 90 derajat ,
sehingga membentuk bangun segi empat. Garis tepi peta ini dapat
di desain dengan satu atau dua garis tepi. Pembuatan garis tepi
45
peta dapat didesain dengan ketebalan teretntu, yaitu ketebalan
sama atau ketebalan berbeda, terseah keada desain si pembuat
peta.
(6) Koordinat Peta
Garis astronomis adalah garis yang menunjukkan koordinat
garis lintang dan garis bujur. Garis lintang adakag garis garis
khayal yang melintang di ats permukaan bumi dari arah barat ke
timur sejajar dengan garis khatulistiwa (lintang0). Garis bujur
adalah garis garis khayal yang vertikal yang menghubungkan tiitk
kutub utara dan titik kutub selatan. Garis intang disebut juga
dengan garis paralel, sedangkan garis bujur disebut dengan
meridian. Garus lintang dimulai dari 00 (khatulistiwa/ekuator)
hingga 900 (titik kutub). Garis bujur dimulai dari 0
0 (Greenwich)
sampai dengan 1800 (batas penaggalan internasional yang melalui
selat Bering). Garis lintang dan garis bujur sangat berguna dalam
menentukan lokaso wilayah atau fenomena alam dan sosial yang
ingin kita cari dalam suatu peta. Misalnya letak wilayah indonesia
diantara 60
LU – 110 LS dan 95
0BT -141
0BT.
Besaran lintang dan bujur pada peta tematik berfungsi
untuk mengetahui posisi suatu titik dimuka bumi, atau menetahui
letak astronomis suatu tempat dipermukaan bumi. Suatu titik
dipeta memiliki lokasi yang ditentukan berdasrka besaran lintang
dan bujur.
46
Besaran bujur (longitude) adalah busur yang diukur (dalam
derajat) antara atitik tersebut dengan meredian utama (Meridian
Greenwich). Meredian Greenwich mempunya harga bujur 00 (nol
derajat). Bujur dari Greenwich ke arah timur disebut bujur timur
(BT) dan kearah barat disebut bujur barat (BB). Jadi, besaran BB
(00-80
0) dan besaran BT (0
0-180
0). Besaran lintang (latitute)
adalah busur yang diukur (dalam derajat) antara tempat tersebut
dengan equator (sebagai titik nol derajat). Pengukuran besaran
lintang dari equator ke arah kutub utara disebyt lintang utara
(LU), dan ari equator ke arah kutub selatan disebut lintang selatan
(LS). Jadi, besaran LU dan LS adalah dari 00
sampai 900.
Apabila suatu titik atau wilayah di ketahui letak lintang dan
bujurnya berarti lokasi tersebut mempunya koordinat geogrfafis
atau mempunyai letak astronomis. Besaran lintang dan bujur
dinyatakan dalam suatu derajat (0), menit (
‗), dan detik (
‗‘).
(7) Inset Peta
Inset peta adalah peta berukuran kecil yang disisipkan pada
peta utama. Ada dua jenis inset peta, yaitu inset perbesar peta dan
inset lokasi wilayah. Inset perbesaran peta banyak dijumpai pada
atlas, kegunaannya untuk menerankan informasi penting dari
suatu pulau. Kenampakan pulau tersebut pada skala tertentu
tampak sangat kecil sehingga perlu diperbesar. Pulau kecil
tersebut diperbesar dalam inset dan dicantumkan pada halaman
47
yang sama. Pada jenis inset perbesaran ini informasi skala
perbesaran peta dan angka lintang bujur mutlak harus
dicantumkan.
Pada inset lokasi wilayah, banyak dijumpai pada peta peta
tematik. Inset lokasi ini biasanya digunakan untuk menjelaskan
lokasi suatu daerah pada cakupan wilayah yang lebih besar lagi.
Contoh peta tematik setingkat desa memerlukan peta inset
kabupaten (dengan batas kecamatan), sehingga daoat diketahui
lokasi desa tersebut pada tingkat kecamatan dan kabupaten.pada
jenis inset lokasi ini, yang dipentingkan adlah lokasi suatu desa
yang tidak dikenal nama akan dapat diketahui letak desa tersebut
pada tingkat kabupaten. Nama kabupaten lebih dikenal daripada
nama desa. Berkaitan dengan hal tersebut maka informasi skala
dan angka lintang bujur pada inset lkasi wilayah tidak harus
dicantumkan atau ditampilkan atau dengan kata lain boleh
dihilangkan. Namun apabila pembuat peta menganggap skala dan
letak bujur lintang perlu ditampilkan maka inset yang dibuat akan
lebih lenegkap informasinya.
Informasi yang perlu ditampilkan pad inset adalah judul
wilayah dan keterangan, dan apabila dianggap penting dapat
ditambah dengan skala inset dan letak lintang bujur. Keterangan
yang perlu dicantumkan pada inset peta dibuat sederhana saja,
yang pokok harus dicantumkan yaitu tentang petunjuk lokasi
48
wilayah. Simbol lokasi wilayah daat berupa simbol luas atau
simbol titik, tergantung pada lokasi yang ditampilkan.
(8) Sumber Peta
Sumber peta harus dicantumkan dalam peta tematik karena
berdasarkan sumber peta dapat diketahuo kebenaran peta tematik
yang dibuat. Sumber peta yang paling valid dan dapat dipercaya
kebenarannya adalah peta peta yang bersifat resmi seperti peta
topografi, yang dibuat oleh jawatan topografi angakatan darat
(Jantop) atau peta rupa bumi yang dibuat oleh badan koordinasi
survei dan pemetaan nasional (Bakosurtanal). Selain itu peta peta
yang resmi dikeluarkan oleh suatu instansi juga dapat
dipergunakan sebagai sumber peta. Hindarilah penggunaan
sumber peta dari peta desa, larena peta desa masih diragukan
kebenarannya, sebagian besar pembiuatannya berdasarkan pada
mental map dari staf kelurahan.
Penempatan informasi sumber peta pada peta tematik
diletakkan pada sebelah bawah pojok kanan atau sebelah pojok
kiri atau bawah tengah. Jangan meletakkan sumber peta dibagian
atas peta, karena sumber peta bukan merupakan komponen utama
peta, sehingga perlu diletakkan pada bagian bahwah peta. Guna
mempermanis kenampakan sumber peta dapat diberi kotak, bila
kenampakan kotak mengganggu sebaiknya hindari pengkotakan.
49
Sumber peta meliputi sumber peta dan sumber data.
Informasi sumber peta pada peta tematik berisi tentang sumber
peta dan skalanya, sedangkan sumber data berisi tentang jenis
data, sumber data, dan tahun data. Tahun data mutlak harus
dicantumkan karena kuantitas data selalu mengalami perubahan.
Peta peta tematik yang harus mencantumkan sumber data yaitu
peta kepadatan penduduk, peta transportasi angkutan kota, dan
sebagainya.
(9) Nama Pembuat Peta
Nama pembuat peta merupakan pihak atau nama lembaga
yang telah membuat dan mengeluarkan suatu jenis peta yang
dicantumkan dalam peta. Nama lain dari pembuat peta yakni
kartograf. Informasi yang berad diluar garis tepi peta terluar
hanya informasi pembuat peta yang diletakkan pada bagian luar
peta berbatasn dengan garis tepi peta kedua atau terluar.
―Nama pembuat peta‖ merupakan unsur peta yang perlu
untuk dicantumkan. ―Nama pembuat peta‖ dicanatumkan di luar
garis tepi peta, karena ―Nama pembuat peta‖ bukan merupakan
komponen pokok peta tetapi merupakan informasi pendukung
saja. Lokasinya berada diluar garis tepi peta terluar, pada bagian
pojok kanan bawah.
Pembuat peta sebaiknya menuliskan kata kata disalin,
disusun, digambar, atau dibat secara jujur. Membuat peta dengan
50
cara menyalin informsi yang ada tanpa menambahkan ide
pembuat peta, maka identitas yang ditulis adalah disalin oleh.
Apabila membuat peta menggambar peta dengan menambahkan
informsai data lain maka dapat ditulis dngan disusun atau
digambr oleh. Kalau peta tersebut dibuat dengan ide murni dari
pembuat peta maka dapat ditulis dengan kata dibuat oleh.
(10) Fungsi Peta
Fungsi peta menurut Aryono Prihandito (1989) adalah:
a. Menunjukkan posisi atau lokasi relatif (letak suatu tempat
dalam hubungannya dengan tempat lain di permukaan bumi).
b. Memperlibatkan ukuran (dari peta dapat diukur luas daeah dan
jarak jarak diatsa permukaan bumi).
c. Memperlihatkan bentuk (misalnya bentuk dari benua benua,
negara, gunung, dan lainnya), sehingga dimensinya daoat
terlihat dalam peta.
d. Mengumpulkan dan menyeleksi data data ari suatu daerh dan
menyajikannya dalams suatu peta.
(11) Tujuan Pembuatan Peta
Tujuan pembuatan peta adalah:
a. Untuk komunikasi informasi ruang.
b. Unutk menyimpan informasi.
c. Digunakan untuk membantu suatu pekerjaan misanya untuk
kontruksi jalan, navigasi, perencanaan dan lain lain.
51
d. Digunakan untuk membantu dalam suatu desain, mislanya
desain jalan dan sebagainya
e. Untuk analisa data spasial, misalnya perhitungan volume dan
sebagainya.
(12) Analisis Peta
Analisa peta adalah kegiatan membaca objek obek atau detail
detail termasuk informasi yang ada dalam suatu peta.
Contohnya:
a. Menghitung jumlah sungai.
b. Mengukur panjang dan lebar sungai.
c. Mengukur jarak suatu tempat.
d. Mengukur luas wilayah.
e. Menentukan letak astronomis suatu titik atau wilayah (area).
(13) Interpretasi Peta
Interpretasi peta adalah kegiatan menntukan/membaca
fenomena fenomena yanga ada berdasarkan aspek aspek yang
tercakup dalam suatu peta. Contohnya:
a. Menentukan arah aliran.
b. Memperkirakan kesuburan tanah.
c. Perkembangan lahan (komparasi beberapa peta dengan tahun
pembuatan peta berbeda).
d. Memperkirakan/menentukan lokasi tempat tempat pelayanan
umum.
52
e. Memperkirakan sedimentasi dari beberapa aliran sungai pada
suaatu tubuh perairan teretntu.
(14) Karakteristik Peta
Peta memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Skala bervariasi, skala kecil, skala sedang dan skala menengah.
b. Mudah diproduksi.
c. Biasanya digunakan sebagai peta dasar untuk kepentingan
kepentingan teretntu ang berupa pola peta tematik.
d. Menggambarkan daerah/wilayah tertentu yang ralatif sempit.
e. Untuk mengetahui lokasi oeta, digunakan bantuan inset
(gambaran wilayah yang lebih besar)
f. Unutk perencanan perencanaan yang detail harus menggunakan
peta berskala besar.
B. Penelitian Yang Relevan
Yang dimaksud dengan penelitian relevan adalah penelitian yang
digunakan dijadikan sebagai perbandingan untuk menghindari terjadinya
manipulasi dari sebuah karya ilmiah dan juga sebagai penguat bahwa
penelitian yang peneliti teliti memang benar benar belum pernah diteliti
oleh peneliti sebelumnya. Penelitian terdahulu yang relevan pernah
dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut:
53
1. Penelitian yang dilakukan Hartina (2019) yang berjudul ―Deskripsi
Faktor Kesulitan Belajar Siswa Kelas X IPS Mata Pelajaran Geografi
Kurikulu 2013 Di SMAN 1 Mawasangka‖. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah survei lapangan dengan jenis penelitian
deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X IPS
yang memiliki nilai mata pelajaran geografi dibawah KKM. Data yang
dikumpulkan berupa dokumentasi, angket dan wawancara. Wawancara
dilakukan pada guru dan siswa untuk mengetahui faktor kesulitan
belajar di SMA Negeri 1 Mawasangka. Untuk menggambarkan faktor
internal dan eksternal kesulitan belajar dengan menghitung presentase
hasil angket siswa kelas X IPS-1 sampai dengan X IPS-3. Hasil
presentase angket faktor kesulitan belajar siswa kelas X IPSS mata
pelajaran geografi kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Mawasangka;
faktor internal (minat 17,79% (sangat rendah), motivasi belajar 3,50%
(sangat rendah), kesehatan siswa 2,54% (sangat rendah), kemampuan
kognitif 9% (sangat rendah), kegiatan membaca buku 6,58% (sangat
rendah) & kebiasaan belajar 35,42% (rendah)) dan faktor eksternal
(guru 3,96% (rendah), sarana & fasilitas sekolah 13,63% (sangat
rendah), kurikulum 3,33% (sangat rendah), lingkungan fisik 5,29%
(sangat rendah), dukungan orang tua 5,96% (sangat rendah)).
Persamaan: Mencari tahu faktor eksternal dan internal kesulitan belajar
siswa.
54
Perbedaan: Penelitian yang akan diteliti berbeda karena penelitian
yang dilakukan Hertina (2019) terfokus kepada seluruh aspek mata
pelajaran IPS Kurikulum 2013, sedangkan peneliti akan berfokus pada
mata pelajaran Geografi terkhusus materi peta.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Mahmuddin, Siti Halimah dan Seisti
Setiorini (2020) yang berjudul Kesulitan Belajar Siswa Pada Pelajaran
IPS Di SMP Negeri 11 Sampit. Dengan menggunakan teknik
pengumpulan data menggunakan pedoman observasi dan wawancara.
Diketahui hasil penelitian yang didapatkan sebagai berikut : Faktor
kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu kelas VII di
SMP Negeri 11 Sampit disebabkan oleh faktor interna dan eksternal
siswa. Dan hasil wawancara dan obersvasi yang dilakukan peneliti :
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh
Peneliti dari berbagai sumber diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor
penyebab kesulitan belajar yang mereka alami adalah dikarenakan
faktor tingkat pemahaman yang rendah dalam memahami
pembelajaran, mereka juga menunjukan sikap yang tidak seharusnya
saat pembelajaran berlangsung dikarenakan oleh metode guru yang
hanya ceramah atau kurang bervariasi dan tanpa memberikan contoh.
Fasilitas dan sarana penunjang pembelajaran IPS belum terpenuhi.
Persamaan: Pokok pembahasan yang akan diteliti tentang faktor
eksternal dan internal kesulitan belajar siswa.
55
Perbedaan: Penelitian yang dilakukan oleh Mahmudin, dkk (2020)
guna untuk melihat faktor pemahaman yang rendah, sedangkan peneliti
melihat tentang bagaimana hasil belajarnya.
3. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Sofiana Fuada
dengan judul penelitian ‖Faktor Kesulitan Belajar Ips Di Kelas V
Sekolah Dasar Se-Gugus V Kecamatan Depok Kabupaten Sleman
Tahun Pelajaran 2013/2014‖, yang menunjukkan bahwa siswa kelas V
mengalami kesulitan belajar pada faktor internal yaitu: faktor perhatian
mengalami sedikit kesulitan (43,26%), faktor minat (52,62%),
kepribadian (49,16%) sedangkan bakat mengalami kesulitan(58,01%).
Faktor eksternal yaitu: faktor metode mengajar (51,78%) dan guru
(52,43%) mengalami sedikit kesulitan, sedangkan bahan pelajaran
(57,77%) dan cara belajar (61,80%) mengalami kesulitan.
4. Penelitian yang dilakukan Nurul Ayu Annisa, dkk. (2020) yang
berjudul ―Analisis Kesulitan Belajar Yang Dihadapi Siswa Pada
Pembelajaran Geografi Di Masa Pandemi Covid-19 Di MAN 2
Pontianak‖ Penelitian dengan menggunakan metode deskriptif jenis
kualitatif karena ingin mendeskripsika segala sesuatu yang
berhubungan dengan kesulitan belajar siswa dan didapatkan hasil
sebagai berikut : Faktor Internal yang berasal dari dalam diri siswa
seperti minat beajar siswa yang kurang, kebiasaan belajar siswa yang
kurang baik, serta kondisi kesehatan siswa yang kurang sehat dan
56
faktor eksternal yang berasal dari semua situasi dan kondisi
lingkungan yang ada disekitar siswa yang tidak mendukung aktivitas
belajar siswa secara online dimasa pandemic covid 19 meliputi
keadaan suasana rumah yang cukup mendukung artinya masih adanya
keributan yang membuat siswa kesulitan berkonsentrasi, fasilitas
rumah yang kurang tersedia, perhatian orang tua terhadap anak yang
kurang peduli, serta hubungan guru dengan siswa yang cukup baik.
Persamaan: Pokok penelitian tentang faktor eksternal dan internal
kesulitan belajar siswa.
Perbedaan: Penelitian yang akan diteliti berbeda karena penelitian
yang dilakukan Nurul Ayu Anisa (2020) terfokus kepada seluruh aspek
mata pelajaran IPS Kurikulum 2013, sedangkan peneliti akan berfokus
pada mata pelajaran Geografi terkhusus materi peta.
5. Penelitian yang dilakukan Fitri Rahmawati (2019) yang berjudul
―Identifikasi Permasalahan Permasalahan Dalam Pembelajaran IPS‖
Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Informan yang
digunakan adalah guru-guru dan siswa dari tujuh sekolah SMP/MTs.
Metode pengumpulan data adalah wawancara, observasi dan
dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diidentifikasi empat permasalahan
yakni perilaku disruptif siswa, kurangnya sarana dan prasarana
pembelajaran, guru kurang memahami materi di luar bidang ilmunya
57
serta metode pembelajaran yang kurang variatif. Perilaku disruptif
siswa yang teridentifikasi adalah berkeliaran dan bermain-main ketika
pembelajaran berlangsung, susah diatur, tidak mengerjakan tugas yang
diberikan, membuat keributan di dalam kelas, tidak memperhatikan,
dan mengantuk. Sedangkan sarana-dan prasarana pembelajaran yang
dianggap masih kurang adalah buku dan media pembelajaran. Guru
juga merasa kesulitan dalam memahami materi pelajaran di luar
bidangnya dan metode pembelajaran yang digunakan kurang variatif
karena lebih banyak menggunakan metode ceramah.
Persamaan: Pokok penelitian masih sejalan dengan identifikasi
penyebab kesulitan belajar siswa.
Perbedaan: Penelitian yang akan dilakukan berbeda, karena penelitian
yang dilakukan oleh Rahwati (2019) membahas mengenai identifikasi
masalah dalam pembelajaran IPS, sedangkan peneliti akan melakukan
penelitian yang berfokus pada faktor internal dan eksternal kesulitan
belajar siswa.
6. Penelitian yang dilakukan Rusmawan (2011) yang berjudul ―Faktor
Yang Memengaruhi Kesulitan Belajar IPS Siswa Sekolah Dasar‖
Penelitian ini adalah penelitian ex post facto. Populasi penelitian
adalah siswa kelas V SD tahun pelajaran 2011/2012 di Kabupaten
Sleman. Sampel penelitian 369 siswa yang diambil dengan
menggunakan teknik purporsive cluster sampling. Data dikumpulkan
58
dengan instrumen tes dan skala. Validitas instrumen diperoleh lewat
korelasi product moment dan reliabilitas lewat Cronbach Alpha. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa (1) minat belajar IPS dan dukungan
orang tua secara signifikan berpengaruh terhadap motivasi belajar IPS
dengan persentase 25,5%; (2) minat belajar IPS, strategi pembelajaran
IPS, dan motivasi belajar berpengaruh secara signifikan terhadap
kesulitan belajar IPS dengan presentase sebesar 17,4%.
Persamaan: Pokok penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi
kesulitan belajar IPS.
Perbedaan: Penelitian yang akan dilakukan berbeda dengan Rusmawan
(2011) karena peneliti akan melakukan penelitian dengan
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan teknik pengambilan
sampel dengan menggunakan sampel kuota.
C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian merupakan konsep yang digunakan untuk
memberikan batasan-batasan terhadap kerangka teoritis. Berdasarkan latar
belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang dikaji dalam
penelitian ini difokuskan pada faktor faktor kesulitan yang dialami siswa
dalam proses pembelajaran dalam mata pelajaran Geografi di SMA N 12
Pekanbaru.
59
Menurut Oemar Malik faktor faktor yang bisa menimbulkan kesulitan
belajar dapat digolongkan menjadi Faktor Internal dan Faktor Eksteral,
yaitu:
Faktor Internal
1. Siswa tidak memiliki tujuan belajar yang jelas.
2. Kurang minatnya siswa terhadap mata pelajaran dan proses
pembelajaran.
3. Siswa kurang memiliki kecakapan saat mengikuti pelajaran.
4. Kebiasaan belajar siswa yang kurang baik.
5. Kurangnya penguasaan materi siswa saat proses pembelajaran.
Faktor Eksternal
1. Guru
- Cara guru dalam memberikan pelajaran saat proses
pembelajaran.
- Kurangnya bahan bacaan.
- Kurangnya alat alat untuk menunjang proses pembelajaran
berlangsung.
- Metode belajar yang tidak sesuai dengan topik pembelajaran.
2. Keluarga
- Kemampuan ekonomi keluarga untuk menunjang pendidikan
siswa.
- Adanya masalah dalam keluarga yang membuat siswa tidak
fokus belajar.
60
- Rindu kampung bagi siswa yang dari luar daerah saat
menempuh pendidikan.
3. Siswa
- Gangguan dari jenis kelamin siswa itu sendiri.
- Siswa yang bekerja sambil menempuh pendidikan.
- Siswa yang aktf dalam organisasi baik itu organisasi intern dan
ekstern dari sekolah tersebut.
- Siswa yang tidak dapat mengatur waktu senggang antara
bermain dan waktu untuk belajar.
- Siswa yang tidak memiliki teman belajar.
D. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir adalah serangkaian konsep dan kejelasan
hubungan antar konsep tersebut yang dirumuskan oleh peneliti berdasr
tinjauan pustaka, dengan meninjau teori yang disusun digunakan sebagai
dasr untuk menjawab pertanyaan pertanyaan penelitian yang diangkat agar
peneliti mudah dalam melakukan penelitian.32
Kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam belajar merupakan salah
satu permasalahan yang sering terjadi. Kesulitan belajar dapat diartikan
sebagai gejala sesuatu yang menghalang-halangi atau memperlambat
seorang siswa dalam mempelajari, memahami serta menguasai sesuatu.
Menurut Muhubin Syah setiap orang memiliki pandangan yang
32
Husaini Usman, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h. 34.
61
berbedabeda tentang belajar semua itu akan mempengaruhi tindkan yang
berhubungan dengan belajar. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan
merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan
jenis dan jenjang pendidikan. Berarti bahwa berhasil atau gagalnya
pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar
yang dialami siswa, baik ketika ia berda di sekolah maupun dilingkungan
rumah atau keluarga.33
Kesulitan belaar juga di pengaruhi oleh
pelaksanana pembelajaran yang kurang efektif.
Materi peta merupakan sebuah materi yang menyajikam sebuah
gambaran permukaan bumi yang diperkecil, dituangkan kedalam selembar
kertas atau media lain dalam bentuk dua dimensional. Membaca peta tidak
terbatas pada kemampuan untuk menafsirkan simbol, teks dan gambar
saja, namun kita perlu memahami sepenuhnya terhadap keadaan lapangan
yang digambarkan. Melalui sebuah peta kita akan mudah dalam
melakukan sebuah pengamatan terhadap permukaan bumi yang luas,
terutama dalam hal waktu dan biaya. Peta merupakan alat untuk
melakukan komuniksai antara pembuat peta dan pengguna peta, sehingga
peta itu nantinya dituntut untuk dapat menyajikan fungsi dan informasi
dari objek yang digambarka seara optimal. Ilmu yang mempelajari tentang
masalah perpetaan meliputi pembuatan sampai reproduksi, pembacaam,
penggunaan, penafsiran dan analisis peta adalah kartografi. Seorang yang
33
Muhibbin syah, Psikolgi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2010), h. 89.
62
ahli di dalam bidang perpetaan, mulai dari membuat peta sampai
reproduksi dan analisis peta disebut sebagai kartografer.
Dari pemaparan diatas, peneliti ingin mengetaui tingkat kesulitan
belajar siswa dalam memahami materi peta dan membaca peta.
63
TABEL II.1
KERANGKA BERPIKIR
1. Faktor Internal
Tidak memiliki tujuan belajar yang
jelas
Kurangnya minat
Kesehatan yang sering terganggu
Kebiasaan belajar
Kurangnya penguasaan materi
2. Faktor Eksternal
a. Faktor Lingkungan Sekolah
Cara guru memberikan pelajaran
Kurangnya bahan bacaan
Kurangnya alat alat
Bahan pelajaran tidak sesuai dengan
materi pelajaran
b. Faktor Lingkungan Keluarga
Kemampuan ekonomi keluarga
Rindu kampung (bagi siswa diluar
daerah)
Kurangnya pengawasan dari keluarga
c. Faktor Faktor Dari Lingkungan Masyarakat
Bekerja sambil belajar
Aktif organisasi
Tidak dapat mengatur waktu senggang
Tidak memiliki teman belajar bersama
Kesulitan Belajar
PETA IPS Geografi
63
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif.
Jenis penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang berusaha
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat
sekarang. Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan
peritiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan
perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut. Variabel yang diteliti bisa
tunggal (satu variabel) bisa juga lebih dari satu variabel.34
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil pada bulan
Oktober sampai Desember 2021 di SMA Negeri 12 Pekanbaru yang
terletak di Jl. Garuda Sakti km 3. Penelitian lokasi ini didasari atas
persoalan-persoalan yang ingin diteliti oleh peneliti ada dilokasi ini.
34
Nurul Zuria, Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2010) hlm. 47.
65
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa jurusan IPS SMA Negeri 12
Pekanbaru. Objek dalam penelitian ini adalah siswa yang mengalami
kesulitan belajar dengan indikator kesulitan belajar mendapatkan nilai
sangat jauh dibawah KKM (dibawah 75).
D. Informan Penelitian
Penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, karena
penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi
sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan kepopulasi,
tetapi ditransferkan ketempat lain pada situasi yang memiliki kesamaan
dengan situasi sosial pada kasus dipelajari. Sampel dalam penelitian
kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber atau
partisipan informan.35
Informasi dalam penelitian ini terdiri dari informan
utama dan informan pendukung. Informan utama dalam penelitian ini
adalah siswa kelas X IPS dan yang menjadi informan tambahan adalah
guru mata pelajaran Geografi.
Dalam hal ini, informan penelitian ini juga menggunakan 2 jenis
informan:
1) Informan Utama
Informan utama dalam penelitian ini terdiri dari 5 orang siswa SMA
Negeri 12 Pekanbaru. Jumlah informan dalam penelitian ini sebanyak
35
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D, (Bandung: Al Fabeta, 2013), hlm. 298.
66
5 siswa dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive
sampling, pengambilan sampel berdasarkan kriteria yakni siswa
mendapatkan nilai jauh dibawah KKM.
2) Informan Pendukung
Informan pendukung dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran
geografi kelas X.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang akan digunakan pengumpulan data adalah langkah
yang paling utama dalam sebuah penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data, tanpa kita mengetahui teknik
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang ditetapkan.36
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Wawancara
Dalam kegiatan ini, peneliti menggunakan jenis wawancara
terstruktur yang artinya membuat terlebih dahulu acuan pertanyaan
yang akan ditanyakan pada guru geografi kelas X IPS dan siswa yang
mengalami kesulitan belajar. Pertanyaan tersebut sesuai dengan
permasalahan yang terjadi dilokasi penelitian.
Dan wawancara merupakan bagian dari metode penelitian yang
digunakan untuk pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan
36
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2008), h. 208.
67
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti.
Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal. Percakapan yang
bertujuan memperoleh iformasi. Dalam penelitian ini, metode
wawancara digunakan untuk mengetahui jawaban secara lisan dari
responden yang berkenan dengan pertanyaan pertanyaan yang diajukan
oleh peneliti.
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara untuk memperoleh informasi dari tes wawancara. Dalam
penelitian ini, wawancara ditujukan kepada guru mata pelajaran dan
siswa yang dipilih untuk mengetahui berbagai keterangan yang
berkaitan dengan hasil belajar. Wawancara berarti melakukan interaksi
komunikasi atau percakapan antara pewawancara (interviewer) dan
terwawancara (interviewe) dengan maksud menghimpun informasi dari
interview, interview pada penelitian kualitatif adalah informan yang
dari padanya pengetahuan dan pemahaman diperoleh.37
Wawancara
merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan suatu
pertanyaan kepada orang yang akan diwawancarai.38
Dalam artian lain, wawancara merupakan teknik dalam
pengumpulan data saat akan melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan gejala/permasalahan yang nantinya akan diteliti. Dalam
kegiatan ini peneliti mengguanakan jenis wawancara terstruktur artinya
membuah terlebih dahulu acuan pertanyaan yang akan ditanyakan pada
37
Djam‘an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:
Alfabeta, 2011), h. 129. 38
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta 2013) h. 224.
68
guru geografi kelas X IPS dan siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui faktor kesulitan
belajar yang dialami oleh siswa dari pandangan guru dan siswa itu
sendiri.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu bentuk yang ditujukan untuk
memperoleh data langsung dari tempat penelitian, yaitu peneliti
memperoleh arsip dan dokumen yang berkenaan dengan sekolah
tersebut yaitu keadaan guru, tenaga administrasi, sarana dan prasarana,
jumlah siswa, dan data yang relevan terhadap penelitian.
Dokumentasi merupakan data yang digunakan untuk
mengumpulkan data data penelitian yang berupa dokumen dokumen
yang diperlukan seperti deskripsi lokasi penelitian.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini berupa wawancara yang dibuat sendiri
oleh peneliti. Instrumen adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam mupun sosial yang diamati. Instrumen penelitian
merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam penelitian karena
berfungsi sebagai alat atau sarana pengumpulan data. Dengan demikian,
instrumen harus relevan dengan masalah aspek yang diteliti dengan
memperoleh data akurat.39
Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri.
39
Suharsimi Kunto, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik (Jakarta; Rineka
Cipta: 2010), h. 172.
69
Dalam hal ini peneliti merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data,
penganalisis, penafsir data, dan akhirnya menjadi pelapor hasil penelitian
dalam bentuk skripsi. Peneliti sebagai instrumen akan mempermudah
menggali informasi yang menarik meliputi informasi yang berbeda, yang
tidak direncanakan sebelumnya, yang tidak dapat diduga terlebih dahulu
atau yang tidak lazim terjadi. Dalam penelitian ini juga menggunakan
instrument lainnya untuk mendukung dalam memperoleh data yang lebih
mendalam dan akurat.
G. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian akan dianalisis menggunakan
metode analisis deskriptif kualitatif. Analisis data kualitatif merupakan
penyusnunandata secara sistematis yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan dan bahan lainnya sehingga dapat dipahami dan di
informasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan pada saat
pengumpulan data sedang berlangsung dan setelah selesau pengumpulan
data dalam waktu tertentu.
Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono terdapat 3 (tiga)
tahapan yang harus dikerjakan peneliti dalam menganalisis data peneltian
kualitatif, diantaranya sebagai berikut:40
40
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,(Bandung:
Alfabeta, 2019), h. 334.
70
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data merupakan cara bagaimana merangkum, memilih hal
hal yang pokok, dan memfokuskannya pada hal yang penting dari hasil
observasi, wawancara, maupun dokumentasi yang telah dilakukan.
2. Paparan Data (Data Display)
Setelah data diperoleh dari reduksi data sebelumnya, maka data
kemudian akan dipaparkan dengan cara menguraikan/narasi (naratif),
dan membuat bagan. Pada bagian data yang diperoleh dari hasil
dokumentasi dan observasi akan disajikan dalam bentuk tabel dengan
tujuan agar mudah dipahami.
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dan verifikasi adalah langkah terakhir yang
harus dilakukan untuk menjawab rumusan masalah yang akan diajukan
diawal. Dalam hal ini kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat
menjawab rumusan masalah sejakawal ataupun mungkin tidak, karena
apa yang telah dikemukakan masih bersifat sementara dan
kemungkinan terjadi perubahan apabila bukti bukti kuat yang
mendukung tahap pengumpulan tidak ditemukan. Namun, saat peneliti
kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data dan sudah didukung
dengan bukti bukti konkret yang valid dan juga konsisten, maka
kesimpulan yang dikemukakan peneliti adalah kesimpulan kredibel.
71
TABEL III.1.
Proses Analisis Data
Skema Miles dan Huberman41
H. Keabsahan Data
Keabsahan data yang digunakan peneliti untuk pengecekan data melalui
dua keabsahan data yaitu:
1) Uji Kredibilitas Data Dengan Menggunakan Bahan Referensi
Bahan referensi yang diperlukan disini adalah adanya pendukung
untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti,
contohnya rekaman wawancara, foto interaksi dengan informan, dan
lembaran observasi. Penelitian ini akan menampilkan bukti bukti
dokumentasi selama penelitian berlangsung. Dokumentasi tersebut
berupa pedoman wawancara, hasil wawancara, lembar instrumen yang
dilakukan peneliti.
2) Uji Kreadibilitas Dengan Member Check
Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh
peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk
mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang
41
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015), h.
179-181.
Pengumpulan Data Penyajian Data
Reduksi Data Verifikasi/Penarikan
Kesimpulan
72
diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati
oleh para pemberi data berarti datanya valid, sehingga semakin
kredibel atau dipercaya.
115
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Faktor internal yang menjadi penyebab terbesar kesulitan belajar
Geografi khususnya materi peta siswa SMA Negeri 12 Pekanbaru kelas
X IPS semester ganjil tahun ajaran 2021/2022 secara berurutan
meliputi: (1) Faktor Tujuan Belajar. Diantara siswa sedikit kebingungan
saat ditanya mengenai tujuan belajar. (2) Faktor Minat Belajar.
Rendahnya minat terhadap mata pelajaran Geografi khususnya pada
materi pemetaan ini yang membuat siswa mendapatkan nilai yang
rendah dan mengalami kesulitan belajar. (3) Faktor Kesehatan Jasmani.
Kebanyakan dari siswa beralasan kurang bisa fokus dalam proses
pembelajran dikarenakan terkendala kesehatan misalnya saat jam
pembelajaran pagi mereka tidak sarapan dan saat tubuh mereka kurang
fit. (4) Faktor Kebiasaan Belajar. Faktor kebiasaaan belajar yang masih
kategori rendah, artinya siswa masih jarang belajar dirumah dan belajar
hanya saat ada tugas, hal itu yang membuat mereka mengalami
kesulitan belajar. (5) Faktor Kurangnya Penguasaan Materi.
Kebanyakan dari siswa kurang mandiri dalam belajar, pada saat materi
116
pembelajaran belum disampaikan oleh guru tidak banyak siswa yang
mempelajari terlebih dahulu saat dirumah.
2. Faktor eksternal yang menjadi penyebab terbesar kesulitan belajar
Geografi khususnya materi peta siswa SMA Negeri 12 Pekabaru kelas
X IPS semester ganjil yakni: (1) Faktor Lingkungan Sekolah.
Kurangnya sarana dan prasrana yang mendukung dalam proses
pembelajaran hal itu yang membuat siswa tidak begitu faham dengan
materi pembelajran peta. (2) Faktor Lingkungan Keluarga. Kebanyakan
orangtua siswa kurang memperhatikan belajar anaknya bahkan sangat
jarang memberikan motivasi anaknya untuk belajar di rumah dan tidak
pernah dipantau. (3) Faktor Lingkungan Masyarakat. Kurang bisa
membagi waktu dan tidak ada teman belajar yang baik merupakan
faktor yang dapat membuat siswa mengalami kesulitan belajar dan
mendapatkan nilai yang rendah.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti memberikan saran-
saran kepada sekolah agar bisa kiranya menjadi bahan untuk
dipertimbangkan kembali. Berikut saran-saran yang Peneliti dapat
sampaikan:
1. Guru hendaknya berusaha selalu mengamati dan selalu memantau
perkembangan dari siswa pada saat proses pembelajaran dan
melakukan evaluasi, karena kesulitan belajar ini merupakan hal yang
117
memang penting untuk diperhatikan guna untuk perkembangan siswa
itu sendiri untuk kedepannya.
2. Siswa sebaiknya terus membiasakan kebiasaan belajar ketika berada di
sekolah maupun dirumah, dikarenakan faktor internal yang menjadi
penyebab kesulitan belajar Geografi khususnya materi peta ini terletak
pada faktor kebiasaan belajar yang kategori masih sangat rendah. Oleh
karenanya, alangkah lebik baiknya apabila siswa selalu menanamkan
sikap kebiasaan belajar sehingga setiap materi yang telah dipelajari
benar benar mampu dipahami sehingga nantinya pencapaian hasil
belajar juga akan mendapatkan hasil yang baik.
3. Kepada kepala sekolah kesulitan belajar disebabkan oleh faktor
dimana sarana dan pra sarana yang mendukung untuk proses
pembelajaran Geografi kususnya materi pemetaan masih kurang
disetiap kelas, sehingga siswa sulit untuk memahami. Disarankan agar
dari pihak sekolah untuk menyediakan sarana dan pra sarana
penunjang proses pembelajaran dikelas misalnya peta dan lainya.
121
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, 2012. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Abuddin Nata, 2009. Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran (Cet. 1).
Jakarta: Kencana.
Afrizal, 2015. Metode Penelitian Kualitatif,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Almegi, 2019. Panduan Pratikum Handasah. Pekanbaru: Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim.
Dewi Liesnoor dkk. 2017. Kartografi Dasar. Yogyakarta: Penerbit Ombak
(Anggota IKAPI.
Djam‘an Satori dan Aan Komariah, 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Alfabeta.
Djemari Mardapi, 2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes.
Yogyakarta: Mitra Cendekia Press.
Erika Yuliana , Iin Purnamasari , Veryliana Purnamasari. 2020. Analisis Kesulitan
Belajar Pada Materi Operasi Hitung Pembagian Di Sd. Jurnal Sinektik
Vol. 3 No. 1. H. 73.
Husaini Usman, 1999. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.
Ibadullah Malawi dan Ani Kadarwati, 2019. Pembaharuan Pembelajaran Di
Sekolah Dasar. :Ae Media Grafika.
Irham, M. dan Wiyani, 2013. Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi Dalam
Proses Pembelajaran. Jakarta:Ar-Ruzza Media.
Kaelan, 2012. Metode Penelitian Kualitatif Inter Disipliner. Yogyakarta:
Paradigma.
Mahmuddin, Siti Halimah , Seisti Setiorini. 2020. Kesulitan Belajar Siswa Pada
Pelajaran Ips Di Smp Negeri 11 Sampit. Jurnal Paedagogie Vol. No 1. H.
10.
122
Muhibbin Syah, 2010. Psikolgi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Noehi Naution, 1991. Materi Pokok Psikologi Pendidikan. Jakarta: Direktoral
Jenderal Pembinaan Kelembangaan Agama Islam Dep. Agama dan
Universitas Terbuka.
Nora Agustina, 2018. Perkembangan Siswa. Yogyakarta: Dee Publish.
Nora Yuniar Setyaputri, 2021. Bimbingan Dan Konseling Belajar (Bandung:
Penerbit Media Sains Indonesia.
Oemar malik, 2005. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Prof. Dr. Lufri, dkk, 2020. Metodologi Pembelajaran: Strategi. Pendekatan,
Model, Metode Pembelajaran. Malang: Penerbit CV IRDH.
Robert Angkowo dan Kosasih, 2007. Optialisasi Media Pembelajaran. Jakarta:
PT Grasindo.
Salim, Peter dan Yenny Salim, 2002. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer.
Jakarta: Modern English Press.
Slameto, 1995. Belajar dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Soedarto, 2020. Visualisasi Peta Fasilitsa Umum Kelurahan Sumurboto Dengan
Argics Online. Jurnal Geodesi Undip. Vol 9. No. 4 h. 35.
Sri Apriani Puji Lestari, dkk. 2019. Penyusunan Peta Administrasi dan Fasilitas
Berbasis Masyarakat di Desa Suradadi. Vol. 2 No.1.
Sugiono, 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
_______, 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT
Albet.
123
_________, 2019. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Kunto, 2010. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik. Jakarta;
Rineka Cipta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Syofian Siregar, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup.
Thursan Hakim, 2005. Belajar Seacara Efektif. Jakarta: Puspa Swara.
Tirtahardjo dan Sulo, 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta.Rineka Cipta.
Zainal Aqib, 2002. Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan
Cendekia.
125
Lampiran 1
KISI KISI INSTRUMEN WAWANCARA GURU MATA PELAJARAN
Hari/tanggal :
Responded :
Tujuan : Mengumpulkan Data Tentang Analisis Faktor-
Faktor Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Geografi Materi Peta Di Kelas X IPS
SMA N 12 Pekanbaru
NO. INDIKATOR PERTANYAAN
1. Kesehatan Jasmani Bagaimana kesehatan jasmani siswa pada
saat proses pembelajaran ?
Apakah ada kendala kesehatan siswa pada
saat proses pembelajaran ?
2. Tujuan Belajar Apakah tujuan belajar siswa sudah baik ?
3. Minat Belajar Bagaimana minat siswa terhadap
pembelajaran Geografi khususnya pada saat
proses pembelajaran materi Peta ?
Apakah siswa selalu bersemangat pada saat
proses pembelajaran berlangsung ?
4. Kebiasaan Belajar Kebiasaan apa yang dilakukan siswa ketika
proses pembelajaran ?
5. Penguasaan Materi Bagaimana penguasaan materi pemetaan
siswa pada saat proses pembelajaran ?
6. Lingkungan Sekolah
Bagaimana sarana dan prasarana sekolah
dalam mendukung pembelajaran Geografi
khususnya materi Peta ?
7. Lingkungan Keluarga Bagaimana lingkungan keluarga dari siswa,
apakah termasuk ekonomi menengah keatas
atau kebawah ?
Apakah kesulitan belajar siswa disebabkan
oleh keadaan siswa yang rindu terhadap
kampung halaman (bagi siswa yang
merantau) ?
Apakah kurangnya pengawasan belajar dari
keluarga menjadikan salah satu indikator
126
kesulitan belajar siswa ?
8. Lingkungan Masyarakat Apakah siswa yang mengalami kesulitan
belajar disebabkan karena bekerja sambil
belajar ?
127
Lampiran 2
KISI KISI INSTRUMEN WAWANCARA DENGAN SISWA
Hari/tanggal :
Responded :
Tujuan : Mengumpulkan Data Tentang Analisis Faktor-
Faktor Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Geografi Materi Peta Di Kelas X IPS
SMA N 12 Pekanbaru
FAKTOR INTERNAL
No. INDIKATOR PERTANYAAN
1. Kesehatan Jasmani Bagaimana kesehatan jasmani saudara pada saat
proses pembelajaran ?
Apakah saudara sulit menerima pelajaran saat
tubuh tidak fit atau ada kendala kesehatan
lainnya ?
2. Tujuan Belajar Apakah saudara memiliki tujuan belajar yang
baik ?
3. Minat Belajar Apakah saudara minat terhadap pembelajaran
Geografi khususnya pada saat proses
pembelajaran materi Peta ?
Apakah saudara selalu bersemangat pada saat
proses pembelajaran khususnya saat materi
pemetaan ?
4. Kebiasaan Belajar Bagaimana kebiasaan belajar saudara dirumah
maupun disekolah ?
5. Penguasaan Materi Apakah saudara menguasai materi pada saat
proses pembelajran mengenai materi peta ?
FAKTOR EKSTERNAL
NO. INDIKATOR PERTANYAAN
6. Lingkungan Sekolah Menurut saudara bagaimana sarana dan
prasarana sekolah dalam mendukung
pembelajaran Geografi khususnya materi Peta
?
128
7. Lingkungan Keluarga Bagaimana keadaan lingkungan keluarga
saudara ?
Apakah kesulitan belajar saudara disebabkan
oleh keadaan saudara yang rindu terhadap
kampung halaman (bagi saudara yang
merantau) ?
Apakah orangtua saudara selalu memantau dan
selalu mengawasi jam belajar saat dirumah ?
8. Lingkungan Masyarakat Apakah saudara merasa mengalami kesulitan
belajar ?
a. Karena sambil bekerja
b. Karena rindu kampung halaman
c. Kurangnya membagi waktu
d. Teman belajar
129
Lampiran 3
REKAPAN JAWABAN DARI GURU MATA PELAJARAN
NO. INDIKATOR PERTANYAAN
1. Kesehatan Jasmani Yuni Septika Agusmi
Bagaimana kesehatan jasmani peserta didik pada saat
proses pembelajaran ?
Ibu Yohana Dwi Putri,M.Pd.
Sejauh ini yang Ibu lihat kadang kadang ya bermasalah.
Kalau secara apa e hubungannya pasti adalah misalnya
anak kurang tidur pada malam harinya tentu otomatis
belajarnya ketika pembelajaran berlangsng dia bisa saja
tidur dikelas pada jam belajar. Jadi e atau karena faktor
lain misalnya dia tidak sarapan pagi hari yakan, sehingga
bisa saja nanti dia pusing bahkan mual mungkin maghnya
kambuh.
Yuni Septika Agusmi
Apakah ada kendala kesehatan peserta didik pada saat
proses pembelajaran ?
Ibu Yohana Dwi Putri,M.Pd.
Ya sama seperi jawaban sebelummya ya Yun, kendala
kendala seperti tidak sarapan dan kurangnya jam tidur
juga bisa menjadi pemicu tidak konsentrasinya belajar
siswa.
2. Tujuan Belajar Yuni Septika Agusmi
Apakah tujuan belajar siswa sudah baik ?
Ibu Yohana Dwi Putri,M.Pd.
Tujuan belajar tergantung masing masing anak lah yakan,
jadi kalau anak itu merasa bahwa keinginan belajarnya
besar pasti tujuan belajarnya sudah baik, tapi sebaliknya
jika anak itu sendiri e apa tidak open atau tidak terlalu
ambisius terhadap pelajaran yang diminati tentu hasilnya
juga akan rendah gitu.
3. Minat Belajar Yuni Septika Agusmi
Bagaimana minat siswa terhadap pembelajaran Geografi
khususnya pada saat proses pembelajaran materi Peta ?
130
Ibu Yohana Dwi Putri,M.Pd.
Sampai saat ini dulu biasanya ibu biasanya membuat
mereka tertarik itu biasanya ibu menyuruh mereka
membuat peta. Akan tetapi memang ada beberapa anak
yang tidak terlalu minat. Siswa minat belajar dan tidak
kan bisa kita lihat ya Yun. Ada beberapa siswa setiap
kelas yang mungkin minat dan tidak.
Yuni Septika Agusmi
Apakah siswa selalu bersemangat pada saat proses
pembelajaran berlangsung ?
Ibu Yohana Dwi Putri,M.Pd.
Tergantung materinya apamungkin ya, seperti yang sudah
Ibu sampaikan tadi diawal. Bahwa, yang meminati mata
pelajaran pemetaan ini tidak keseluruhan tapi hampir
semua, nah begitu juga dengan hal ini. Tentu bagi siswa
yang tidak minat dengan materi ini dia akan tidak
bersemangat karena minat saja sudah tidak kan.
4. Kebiasaan Belajar Yuni Septika Agusmi
Kebiasaan seperti apa yang dilakukan siswa ketika proses
pembelajaran ?
Ibu Yohana Dwi Putri,M.Pd.
Kadang ada tu yang asik bolak balikkan buku aja, ribut
didalam kelas dan izin keluar karena mereka mungkin
malamnya kurang tidur dan tidak mau mendengarkan,
dulu juga kita begitu kalau tidak suka dengan apa yang
disampaikan kadang keluar cuci muka kalau ngantuk dan
lainnya.
5. Penguasaan Bahasa/Materi Yuni Septika Agusmi
Bagaimana penguasaan materi pemetaan peserta didik
pada saat proses pembelajaran ?
Ibu Yohana Dwi Putri,M.Pd.
Sebagian siswa mungkin sudah bisa menafsirkan megenai
materi pada saat Ibu masuk ya, tapi tidak semua siswa
kadang ada siswa yang ditanya masih berpatok membaca
buku dan lainnya sih Yun.
6. Lingkungan Sekolah
Yuni Septika Agusmi
Bagaimana sarana dan prasarana sekolah dalam
mendukung pembelajaran Geografi khususnya materi
Peta ?
131
Ibu Yohana Dwi Putri,M.Pd.
Kalau berbicara mengenai sarana dan pra sarana sih
mungkin sudah cukup ya, akan tetapi mungkin karena ini
kita kaitkan dengan pemetaan jadi memang disetiap kelas
itu kurang ada seperti globe, peta, atlas dan lainnya.
Kalau sarana sekolah sudah bagus di sini Yun.
7. Lingkungan Keluarga Yuni Septika Agusmi
Bagaimana lingkungan keluarga dari peserta didik,
apakah termasuk ekonomi menengah keatas atau
kebawah ?
Ibu Yohana Dwi Putri,M.Pd.
E jika kita berbicara mengenai ekonomi dari peserta
didik, tentu bermacam ragamnya ya Yun. Ada yang
memang ekonomi kebawah kemudian keatas bahkan
ekonomi sedang. Nah, hal hal seperti ini jika ditanyakan
dengan kaitan kesulitan peserta didik tentu akan sangat
berpengaruh karena kita kan sistem belajarnya dengan
modul atau buku misalnya, nah jika kelurga dari siswa
tidak bisa membeli modul jadi anak tersebut mengalami
kesulitan untuk belajar. Sedangkan kawan kawannya
sudah memiliki buku dan dia tidak, nah hal ini lah bisa
juga menajdi indikator anak mendapatkan nilai rendah.
Tentu anak yang memiliki buku plajaran bisa lebih
memaca baca daripada ana yang tidak punya kan. Itu sih
Yun.
Yuni Septika Agusmi
Apakah kesulitan belajar siswa disebabkan oleh keadaan
siswa yang rindu terhadap kampung halaman (bagi siswa
yang merantau) ?
Ibu Yohana Dwi Putri,M.Pd.
Iya, memang ada beberapa siswa yang tinggalnya tidak
berada dekat dengan orangtua tetapi hanya beberapa
mungkin ya tidak terlalu banyak. Biasanya kan pengaruh
dengan siswa kan kalau siswa rindu dengan kampung
pasti berkaitan dengan kehadiran jadi seandainya anak
kenapa sih kamu jarang masuk saya sering pulang
kampung Buk itu ada beberapa seperti itu, kemudian jika
dalam kondisi seperti ini tetap terus dipaksa maka anak
tidak bisa fokus ke pembelajran.
Yuni Septika Agusmi
132
Apakah kurangnya pengawasan belajar dari keluarga
menjadikan salah satu indikator kesulitan belajar siswa ?
Ibu Yohana Dwi Putri,M.Pd.
Iya bisa, misal menjadi indikator sebagai pengaruh.
Kenapa ? karena ya guru kan sebagai mediator
pembelajaran untuk memberikan materi untuk di sekolah
itu tugasnya di sekolah, orangtua sebagai pengingat
dirumah seharusnya kan. Apakah anak sudah
nebgerjakann tugas atau adakan tugs hari ini. Nah, hal hal
tersebut orangtua harus mendampingi karena walaupun
samai saatt ini ada orangtua yang menyampaikan bahwa
buk maaf ya buk anak saya kansudah dewasa buk sudah
sma nggak perlu kami pantai, yang kami pantau adek
adeknya buk yang dia sudah kami percayakan. Nggak
bisa sepenuhnya karena itulah tadi sekarnagini banyak
penagruh salah satunya hp kan, kadangkadang ia
menjadikan alsan sudah belajar neggunakan gc padaja
yang dia buka game dan lainnya.
8. Lingkungan Masyarakat Yuni Septika Agusmi
Apakah siswa yang mengalami kesulitan belajar
disebabkan karena bekerja sambil belajar kemudian siswa
tersebu tidak bisa membagi waktu luang dan tidak ada
teman belajar ?
Ibu Yohana Dwi Putri,M.Pd.
Sampai saat ini yang Ibu temukan memang ada yang
seperti itu, jadi memang pernah ada beberapa siswa dan
memang ee menyamaian bahwa buk saya bantu orantua
saya kera buk sya bantu orangyua saya jualan malam saya
nagnyk jadi nggak bisa mengerjakan tuags. Nah hal hal
tersebut tentu memberikan pengaruh terhadap nilai
belajar dia seharusnya anak ini mengerjakan tuags karena
dia menjadi seorang siwa akan tetapi dia malah menjadi
penoang kebutuhan prangtuanya.
Nah kalau dari segi membagi waktu. Sepertinya sudah
terjawab ya Yun tadi, karena adanya siswa yang sambil
bekerja kemudian beberapa alasan siswa tersebut maka ya
itu bisa kita ambil kesimpulan merak kurang bisa
membagi waktu belajar dengan baik, tugas saja kadang
masih sudah sterlambat bahkanada beberapa sswa yang
133
selalu terlambat bahkan jika tidak diingatkan tidak
dikerjakan.
Kalau sampai saat ini Ibu belum ada menjumpai seperti
itu, namun a apa sebelumnya saudah pernah terjadi kasus
seperti itu. Kenapa ? karena dia merasa tertutp dengan dia
sendiri bahkan itu kejdiannya memang anak ibu sendiri tu
tinggal kelas karena tidak padnai bergaul, sudahlah tidak
pandai tidaklah pula pandai bertanya. Sudah diberi
nasehat sudah dinasheati bertanyalah sama temannya,
mungkin karena keberanian dia juga tidak ada itulah rasa
toleran pergaulan dia yang keil akhirnya sama teman
temanpun sudah ibu tanya tapi jawaban temannya tidak
ada komunikasi. Secara tidak langsung tntu itu
mmepengaruhi a apa dari hasil belajar dia. Kenapa ?
pelajran eajran tertinggal aturn dia bisa bertanay dia tidak
dapat info apa apa.
134
Lampiran 4
REKAPAN JAWABAN DARI INFORMAN PENELITIAN 1
Hari/tanggal : Rabu, 10 November 2021
Responded : Cut X IPS 4 (10)
Tujuan : Mengumpulkan Data Tentang Analisis Faktor-
Faktor Kesulitan Belajar Peserta Didik Pada
Mata Pelajaran Geografi Materi Peta Di Kelas
X IPS SMA N 12 Pekanbaru
FAKTOR INTERNAL
No. INDIKATOR PERTANYAAN
1. Kesehatan Jasmani Yuni Septika Agusmi
Bagaimana kesehatan jasmani saudara pada saat proses pembelajaran
?
Cut
Kurang fokus Kak kalau tidak sarapan.
Yuni Septika Agusmi
Apakah saudara sulit menerima pelajaran saat tubuh tidak fit atau
ada kendala kesehatan lainnya ?
Cut
Iya karena nggak fokus.
2. Tujuan Belajar Yuni Septika Agusmi
Apakah saudara memiliki tujuan belajar yang baik ?
Cut
Belum.
3. Minat Belajar Yuni Septika Agusmi
Apakah saudara minat terhadap pembelajaran Geografi khususnya
pada saat proses pembelajaran materi Peta ?
Cut
Kurang Kak.
Yuni Septika Agusmi
Apakah saudara selalu bersemangat pada saat proses pembelajaran
khususnya saat materi pemetaan ?
Cut
Tidak Kak
4. Kebiasaan Belajar Yuni Septika Agusmi
Bagaimana kebiasaan belajar saudara dirumah maupun disekolah ?
Cut
135
Jarang Kak
5. Penguasaan Materi Yuni Septika Agusmi
Apakah saudara menguasai materi pada saat proses pembelajran
mengenai materi peta ?
Cut
Kurang
FAKTOR EKSTERNAL
NO. INDIKATOR PERTANYAAN
6. Lingkungan Sekolah Yuni Septika Agusmi
Menurut saudara bagaimana sarana dan prasarana sekolah dalam
mendukung pembelajaran Geografi khususnya materi Peta ?
Cut
Kurang memadai
7. Lingkungan Keluarga Yuni Septika Agusmi
Bagaimana keadaan lingkungan keluarga saudara ?
Cut
Baik
Yuni Septika Agusmi
Apakah kesulitan belajar saudara disebabkan oleh keadaan
saudara yang rindu terhadap kampung halaman (bagi saudara
yang merantau) ?
Cut
Saya tidak merantau
Yuni Septika Agusmi
Apakah orangtua saudara selalu memantau dan selalu mengawasi
jam belajar saat dirumah ?
Cut
Nggak Kak dibiarkan saja sama orangtua.
8. Lingkungan Masyarakat Yuni Septika Agusmi
Apakah saudara merasa mengalami kesulitan belajar ?
e. Karena sambil bekerja
f. Kurangnya membagi waktu
g. Teman belajar
Cut
Kurang bisa membagi waktu Kak.
136
Lampiran 5
REKAPAN JAWABAN DARI INFORMAN PENELITIAN 2
Hari/tanggal : Rabu, 10 November 2021
Responded : Fedro X IPS 5 (40)
Tujuan : Mengumpulkan Data Tentang Analisis Faktor-
Faktor Kesulitan Belajar Peserta Didik Pada
Mata Pelajaran Geografi Materi Peta Di Kelas
X IPS SMA N 12 Pekanbaru
FAKTOR INTERNAL
No. INDIKATOR PERTANYAAN
1. Kesehatan Jasmani Yuni Septika Agusmi
Bagaimana kesehatan jasmani saudara pada saat proses pembelajaran
?
Fedro
Jarang sarapan karena itu terkendala.
Yuni Septika Agusmi
Apakah saudara sulit menerima pelajaran saat tubuh tidak fit atau
ada kendala kesehatan lainnya ?
Fedro
Kurang fokus kalau tidak fit
2. Tujuan Belajar Yuni Septika Agusmi
Apakah saudara memiliki tujuan belajar yang baik ?
Fedro
Sudah
3. Minat Belajar Yuni Septika Agusmi
Apakah saudara minat terhadap pembelajaran Geografi khususnya
pada saat proses pembelajaran materi Peta ?
Fedro
Kurang
Yuni Septika Agusmi
Apakah saudara selalu bersemangat pada saat proses pembelajaran
khususnya saat materi pemetaan ?
Fedro
Kurang
4. Kebiasaan Belajar Yuni Septika Agusmi
Bagaimana kebiasaan belajar saudara dirumah maupun disekolah ?
Fedro
137
Dirumah jarang belajar
5. Penguasaan Materi Yuni Septika Agusmi
Apakah saudara menguasai materi pada saat proses pembelajran
mengenai materi peta ?
Fedro
Nggak
FAKTOR EKSTERNAL
NO. INDIKATOR PERTANYAAN
6. Lingkungan Sekolah Yuni Septika Agusmi
Menurut saudara bagaimana sarana dan prasarana sekolah dalam
mendukung pembelajaran Geografi khususnya materi Peta ?
Fedro
Kurang Kak
7. Lingkungan Keluarga Yuni Septika Agusmi
Bagaimana keadaan lingkungan keluarga saudara ?
Fedro
Baik
Yuni Septika Agusmi
Apakah kesulitan belajar saudara disebabkan oleh keadaan
saudara yang rindu terhadap kampung halaman (bagi saudara
yang merantau) ?
Fedro
Nggak sih Kak, saya sama orangtua.
Yuni Septika Agusmi
Apakah orangtua saudara selalu memantau dan selalu mengawasi
jam belajar saat dirumah ?
Fedro
Jarang
8. Lingkungan Masyarakat Yuni Septika Agusmi
Apakah saudara merasa mengalami kesulitan belajar ?
h. Karena sambil bekerja
i. Kurangnya membagi waktu
j. Teman belajar
Fedro
Kurang bisa membagi waktu sih Kak.
138
Lampiran 6
REKAPAN JAWABAN DARI INFORMAN PENELITIAN 3
Hari/tanggal : Rabu, 10 November 2021
Responded : Amelia X IPS 4 (68)
Tujuan : Mengumpulkan Data Tentang Analisis Faktor-
Faktor Kesulitan Belajar Peserta Didik Pada
Mata Pelajaran Geografi Materi Peta Di Kelas
X IPS SMA N 12 Pekanbaru
FAKTOR INTERNAL
No. INDIKATOR PERTANYAAN
1. Kesehatan Jasmani Yuni Septika Agusmi
Bagaimana kesehatan jasmani saudara pada saat proses pembelajaran
?
Amelia
Sehat sih Kak. Tapi kadang ya suka laper
Yuni Septika Agusmi
Apakah saudara sulit menerima pelajaran saat tubuh tidak fit atau
ada kendala kesehatan lainnya ?
Amelia
E iya sih kadang, karena kan suka pusing terus kurang fokus dalam
belajar apalagi pas pagi belum sarapan.
2. Tujuan Belajar Yuni Septika Agusmi
Apakah saudara memiliki tujuan belajar yang baik ?
Amelia
Sudah.
3. Minat Belajar Yuni Septika Agusmi
Apakah saudara minat terhadap pembelajaran Geografi khususnya
pada saat proses pembelajaran materi Peta ?
Amelia
Nggak terlalu sih Kak.
Yuni Septika Agusmi
Apakah saudara selalu bersemangat pada saat proses pembelajaran
khususnya saat materi pemetaan ?
Amelia
Selalu semangat kok Kak.
4. Kebiasaan Belajar Yuni Septika Agusmi
Bagaimana kebiasaan belajar saudara dirumah maupun disekolah ?
139
Amelia
Kalau belajar saya kurang Kak, lebih ke main Hp.
5. Penguasaan Materi Yuni Septika Agusmi
Apakah saudara menguasai materi pada saat proses pembelajran
mengenai materi peta ?
Amelia
Enggak.
FAKTOR EKSTERNAL
NO. INDIKATOR PERTANYAAN
6. Lingkungan Sekolah Yuni Septika Agusmi
Menurut saudara bagaimana sarana dan prasarana sekolah dalam
mendukung pembelajaran Geografi khususnya materi Peta ?
Amelia
Masih kurang Kak.
7. Lingkungan Keluarga Yuni Septika Agusmi
Bagaimana keadaan lingkungan keluarga saudara ?
Amelia
Kalau disekitar lingkungan keluarga saya baik baik aja sih Kak.
Yuni Septika Agusmi
Apakah kesulitan belajar saudara disebabkan oleh keadaan
saudara yang rindu terhadap kampung halaman (bagi saudara
yang merantau) ?
Amelia
Iya Kak.
Yuni Septika Agusmi
Apakah orangtua saudara selalu memantau dan selalu mengawasi
jam belajar saat dirumah ?
Amelia
Kadang kadang.
8. Lingkungan Masyarakat Yuni Septika Agusmi
Apakah saudara merasa mengalami kesulitan belajar ?
k. Karena sambil bekerja
l. Kurangnya membagi waktu
m. Teman belajar
Amelia
E kurang bisa membagi waktu sama kurang teman belajar aja.
140
Lampiran 7
REKAPAN JAWABAN DARI INFORMAN PENELITIAN 4
Hari/tanggal : Rabu, 10 November 2021
Responded : Amelia Putri X IPS 3 (68)
Tujuan : Mengumpulkan Data Tentang Analisis Faktor-
Faktor Kesulitan Belajar Peserta Didik Pada
Mata Pelajaran Geografi Materi Peta Di Kelas
X IPS SMA N 12 Pekanbaru
FAKTOR INTERNAL
No. INDIKATOR PERTANYAAN
1. Kesehatan Jasmani Yuni Septika Agusmi
Bagaimana kesehatan jasmani saudara pada saat proses pembelajaran
?
Amelia Putri
Kesehatan saya pada saat proses pembelajaran itu agak kurang fit
Kak soalnya paginya saya tidak sarapan.
Yuni Septika Agusmi
Apakah saudara sulit menerima pelajaran saat tubuh tidak fit atau
ada kendala kesehatan lainnya ?
Ega Selvia
Iya Kak kalau tubuh tidak fit itu menerima pembelajran itu agak sulit
Kak soalnya badan itu sudah tidak enak gitu Kak.
2. Tujuan Belajar Yuni Septika Agusmi
Apakah saudara memiliki tujuan belajar yang baik ?
Ega Selvia
Iya Kak saya memiliki tujuan belajar yang baik.
3. Minat Belajar Yuni Septika Agusmi
Apakah saudara minat terhadap pembelajaran Geografi khususnya
pada saat proses pembelajaran materi Peta ?
Ega Selvia
Kurang Kak.
Yuni Septika Agusmi
Apakah saudara selalu bersemangat pada saat proses pembelajaran
khususnya saat materi pemetaan ?
Ega Selvia
Kurang Kak soalnya media pembelajarannya tidak ada Kak sehingga
saya agak kurang minat.
141
4. Kebiasaan Belajar Yuni Septika Agusmi
Bagaimana kebiasaan belajar saudara dirumah maupun disekolah ?
Ega Selvia
Saya jarang mengulang materi pembelajaran yang saya pelajari di
sekolah Kak.
5. Penguasaan Materi Yuni Septika Agusmi
Apakah saudara menguasai materi pada saat proses pembelajran
mengenai materi peta ?
Ega Selvia
Tidak Kak karena media pembelajrannya tadi itu tidak ada Kak jadi
agak kurang menguasai.
FAKTOR EKSTERNAL
NO. INDIKATOR PERTANYAAN
6. Lingkungan Sekolah Yuni Septika Agusmi
Menurut saudara bagaimana sarana dan prasarana sekolah dalam
mendukung pembelajaran Geografi khususnya materi Peta ?
Ega Selvia
Ya kalau untuk sarana di sekolah itu sudah agak lengkap sih Kak
Cuma prasarananya kurang Kak kayak media pembelelajarannya
kurang Kak.
7. Lingkungan Keluarga Yuni Septika Agusmi
Bagaimana keadaan lingkungan keluarga saudara ?
Ega Selvia
Alhamdulillah kalau untuk lingkungan keluarga baik sih Kak.
Yuni Septika Agusmi
Apakah kesulitan belajar saudara disebabkan oleh keadaan
saudara yang rindu terhadap kampung halaman (bagi saudara
yang merantau) ?
Ega Selvia
Tidak sih Kak, soalnya saya disini tinggal bersama keluarga saya
bersama Bapak dan Ibu.
Yuni Septika Agusmi
Apakah orangtua saudara selalu memantau dan selalu mengawasi
jam belajar saat dirumah ?
Ega Selvia
Enggak Kak, soalnya bapak dan ibu saya itu kerja kak jadiuntuk
belajar itu tidak ada dipantau.
142
8. Lingkungan Masyarakat Yuni Septika Agusmi
Apakah saudara merasa mengalami kesulitan belajar ?
n. Karena sambil bekerja
o. Kurangnya membagi waktu
p. Teman belajar
Mungkin karena tidak ada teman belajar ya Kak dan tidak
dipantau orangtua jadi agak mengalami kesulitan belajarjadi
support sistemnya tu enggak ada, dan saya kurang bisa membagi
waktu juga dirumah.
143
Lampiran 8
REKAPAN JAWABAN DARI INFORMAN PENELITIAN 5
Hari/tanggal : Rabu, 10 November 2021
Responded : Christian X IPS 5 (50)
Tujuan : Mengumpulkan Data Tentang Analisis Faktor-
Faktor Kesulitan Belajar Peserta Didik Pada
Mata Pelajaran Geografi Materi Peta Di Kelas
X IPS SMA N 12 Pekanbaru
FAKTOR INTERNAL
No. INDIKATOR PERTANYAAN
1. Kesehatan Jasmani Yuni Septika Agusmi
Bagaimana kesehatan jasmani saudara pada saat proses pembelajaran
?
Christian
Kadang kadang ngantuk Kak.
Yuni Septika Agusmi
Apakah saudara sulit menerima pelajaran saat tubuh tidak fit atau
ada kendala kesehatan lainnya ?
Christian
Tergantung sih Kak kalau demam nggak bisa fokus.
2. Tujuan Belajar Yuni Septika Agusmi
Apakah saudara memiliki tujuan belajar yang baik ?
Christian
Nggak tau Kak.
3. Minat Belajar Yuni Septika Agusmi
Apakah saudara minat terhadap pembelajaran Geografi khususnya
pada saat proses pembelajaran materi Peta ?
Christian
Kurang minat.
Yuni Septika Agusmi
Apakah saudara selalu bersemangat pada saat proses pembelajaran
khususnya saat materi pemetaan ?
Christian
Tidak terlalu.
4. Kebiasaan Belajar Yuni Septika Agusmi
Bagaimana kebiasaan belajar saudara dirumah maupun disekolah ?
Christian
144
Kalau dirumah ya belajar buat ngerjakan pr aja Kak.
5. Penguasaan Materi Yuni Septika Agusmi
Apakah saudara menguasai materi pada saat proses pembelajran
mengenai materi peta ?
Christian
Belum Kak, tunggu gurunya menjelaskan.
FAKTOR EKSTERNAL
NO. INDIKATOR PERTANYAAN
6. Lingkungan Sekolah Yuni Septika Agusmi
Menurut saudara bagaimana sarana dan prasarana sekolah dalam
mendukung pembelajaran Geografi khususnya materi Peta ?
Christian
Kurang Kak.
7. Lingkungan Keluarga Yuni Septika Agusmi
Bagaimana keadaan lingkungan keluarga saudara ?
Christian
Baik
Yuni Septika Agusmi
Apakah kesulitan belajar saudara disebabkan oleh keadaan
saudara yang rindu terhadap kampung halaman (bagi saudara
yang merantau) ?
Christian
Saya tidak merantau Kak
Yuni Septika Agusmi
Apakah orangtua saudara selalu memantau dan selalu mengawasi
jam belajar saat dirumah ?
Christian
Kalau memantau iya tapi kadang kadang Kak
8. Lingkungan Masyarakat Yuni Septika Agusmi
Apakah saudara merasa mengalami kesulitan belajar ?
q. Karena sambil bekerja
r. Kurangnya membagi waktu
s. Teman belajar
Christian
Tidak bisa membagi waktu Kak
163
LAMPIRAN 25
STRUKTUR ORGANISASI SMA NEGERI 12 PEKANBARU
SISW A
KE TUA TPMPS
SAFRAN. S.Pd
NIP. 19690209 199412 1 004
KOORDINATOR BK
INTAN MESTIKA, S.Psi
PAIZAL, S.Pd.I
SAORDINA RAMBE, S.Pd
NENGSIH DAHMAYANTI, S.Pd
RANI ASTUTI, S.Pd.I
MARCHING BAND
FILDZAH FITRI ALI, S.Pd X MIPA 1 : GUSMIRA, S.Pd
X MIPA 2 : SEPTI NURYAHNI, S.Pd
X MIPA 3 : RATIPAH SUNDARI SILALAHI, S.Pd
X MIPA 4 : ALIFIAH ZAHRATUL AINI, M.Psi
X MIPA 5 : RANDI GUNAWAN, S.Pd
X MIPA 6 : SEPTI NURYAHNI, S.Pd
X IPS 1 : YOHANA DWI PUTRI, S.Pd
X IPS 2 : FILDZAH FITRI ASLI, S.Pd
X IPS 3 : SELVA GUSTIRINA, S.Pd
X IPS 4 : INDA PERMATA SARI, S.Pd.Gr
X IPS 5 : WARMIDA INDRI, S.Pd
X IPS 6 : JABARIAH, S.HI
X I MIPA 1 : Dra. WISMAR ASTURIYAH, M.Pd
X I MIPA 2 : Dra. DESTA VELLY, M.Pd
X I MIPA 3 : WATRI ASNI, S.Pd
X I MIPA 4 : LIZANA MARYANTI, S.Pd
X I MIPA 5 : MELI MARLINA, S.Pd
X I MIPA 6 : MUHAMMAD NAZIR, S.Pd
X I IPS 1 : ZULFANITRA, S.Pd
X I IPS 2 : ASMIDA, S.Pd
X I IPS 3 : SYAFNI FITRIANA, S.Pd
X I IPS 4 : TRI SANPUNG DAMAYANTI, S.Pd
X I IPS 5 : ADI SUHENDRA, S.PD
X I IPS 6 : LUX VIATI, M.A
X II MIPA 1 : AMIRUDDIN, S.Pd.I
X II MIPA 2 : ANDI AFRIZA DS, M.Pd
X II MIPA 3 : SRI OKTARINA BULKAINI, S.Pd
X II MIPA 4 : SAPRIANTO, S.Pd
X II MIPA 5 : RANI ASTUTI, S.Pd.I
X II IPS 1 : INDRAWATI, S.Pd
X II IPS 2 : DESMARITA, S.Pd
X II IPS 3 : SAORDINA RAMBE, S.Pd
X II IPS 4 : ELLI ZARNI, M.Pd
X II IPS 5 : TIFANY DESY HERAWATI, S.Pd
KEPALA LABOR
OPE RA TOR SE KOLA H
KESISW AAN AGENDARIS
KE PA LA TA TA USA H A
MGMP
PE N D . A G A M A I S L A M
PPK N
B A H A S A I N D ON E S I A
M A TE M A TI K A
S E JA RA H I N D ON E S I A
B A H A S A I N G G RI S
S E N I B U D A YA
PE N JA S K E S
PRA K A RYA & K E W I I RA U S A H A A N
B U D A YA M E L A YU RI A U
S E JA RA H
G E OG RA F I
S OS I OL OG I
E K ON OM I
B A H A S A D A N S A S TRA I N G G RI S
W AKIL KEPAL A SEKOLAH
MAJEL IS GURU
VOLLYMUHAMMAD NAZIR, S,Pd
NIP.19700626 199903 1 004
ROHIS PUTRA & IMTAQ
MHD. RUSYDI, M.Pd
NASYID & IMTAQ
AMIRUDDIN, S.Pd.I
PASSUS
PAIZAL, S.Pd.I
FUTSAL
CARVANI ARDI, S.Pd
BOLA KAKI
INDRA IRWANSYAH, S.Pd
O 2 S N ( A T L E T I K , B A D M I N T O N ,
S I L A T ,
K A R A T E & R E N A N G
RAJA YULIANIS, S.Pd
NIP.19690702 200502 2 001
BASKET
SAPRIANTO, S.Pd
MADINGNURDYAH AYU WULANDARI,
S.Pd
T A H S I N , T A H F I Z , I M T A Q , S E N I B A C A A L - Q U R 'A N & R O H I S P U T R I
ROKHAINI, S.Ag
JABARIAH, S.Hi
OSN IPARATIPAH SUNDARI, S.Pd
NIP. 19710127 199301 2 002
OSN IPSINDAH FITRIA, S.Pd
NIP.19820722 200604 2 007
TEATER & APRESIASI SENI
WARMIDA INDRI, S.Pd
FL2SN & PADUSSUSANTI, S.Pd
NIP. 19780212 200312 2 007
SENI TARI & DANCELISNUR YARAHANDRIA, S.Sn
NIP. 19830123 201102 2 004
SAORDINA RAMBE, S.Pd
NIP. 19850615 201001 2 028
UKS / PMR PRAMUKAZAKARIA, S.I.Kom
RINA NOFIANTI, S.Sos
PHOTOGRAPHY
ABDUL HAKIM, SE
P EMBINA EKSRTRAKURIKULER
KEPALA PERPUSTAKAAN
W AL I KEL AS
KE LA S X KE LA S X IIKE LA S X I
RAHMAT ANUGERAH SAPUTRA, S.AP
DIAN AFRIANI REZA BATU BARA,
S.Pd
DARWIN SUDRAJAT
IRWAN ALFIQRY
ABDUL HAKIM, SE
DENI TRI SAPUTRA, A.Md
NADYA EKA SAFITRI, S.Pd
STAF KURIKULUM STAF KESISWAAN PERPUSTAKAANNADYA EKA SAFITRI, S.Pd
ALIFIAH ZAHRATAUL AINI, S.Sos
WARMIDA INDRI. S.Pd
WIDYA YUZA PUTRI, S.Pd
Dra. YULITA
DORA SURTIKA, SE
H. ASBAR,. S.Pd.I
NURDYAH AYU WULANDARI, S.Pd
ALIRMAN, M.Pd
PAIZAL, S.Pd.I
CARVANI ARDI, S.Pd
INDRA IRWANSYAH, S.Pd
RINA NOVIANTI, S.Sos
Dra. SRI YULIANTI
NIP. 19650703 199503 2 001
Hj. ERMITA, S.Pd,MM
NIP.19720821 199802 2 001
PEN J A G A S EK O L A H /S ECU R ITYPERLENGKAPAN
FARA ADIFA SITOMPUL, S.Pi
RATIH HASW ENI, S.Pd
SRI MARTINI, SE
NIP.19791227 201407 2 004
MASRURI OKTAPRIA, A.MdRAJA YULIANIS, S.Pd
NIP. 19690702 200502 2 001SITI ROHANA, S.Pd
NIP. 19720513 199802 2 001MARDIANA KUSUMA, SE
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
S M A N E G E R I 12 P E K A N B A R USEKOLAH RUJUKAN NASIONAL
WAKASEK HUMAS K E PE G / JU RU B A YA R G A JI BE ND A H A RA BOS
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
WAKASEK KURIKULUM WAKASEK KESISWAAN WAKASEK SARANA PRASARANA
NELW ITA, S.Pd
NIP. 19721225 200701 2 011
YENI YUSMI, S.Pd
NIP. 19720714 200502 2 005
ALIYASMAN, SE
NIP. 19650202 199603 1 005
KEPALA SEKOL AH
164
BIOGRAFI PENULIS
Yuni Septika Agusmi, lahir di Bandar Sungai pada
tanggal 12 September 1999. Merupakan anak keempat
dari lima bersaudara dari pasangan ayahanda
Agussalim dan Ibunda Sulasmiati. Pendidikan formal
yang ditempuh peneliti adalah SDN 004 Sabak Auh
lulus pada tahun 2012. Kemudian melanjutkan
pendidikan di MTs GUPPI Bandar Sungai, lulus pada
tahun 2015.
Peneliti melanjutkan kembali pendidikan di MAS. Hidayatul Mubtadi‘in
Bandar Sungai lulus pada tahun 2018. Di tahun yang sama peneliti
melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri yakni Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau pada Program Studi Pendidikan
Geografi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Setelah menjalani Proses
perkuliahan, pada tanggal 12 Juli sampai 23 Agustus 2021 peneliti
melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sungai Tengah,
Kecamatan Sabak Auh Kabupaten Siak. Kemudian pada tanggal 04 Oktober
sampai 23 Desember 2021 peneliti melaksanakan Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Pekanbaru.
Sebagai tugas akhir perkuliahan, peneliti melaksanakan penelitian pada
bulan Oktober di Sekolah Menengah Atas Negeri 12 Pekanbaru dengan
judul: ―Analisis Faktor-Faktor Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Geografi Materi Peta Kelas X IPS Di SMA Negeri 12
Pekanbaru‖. Alhamdulillah, pada tanggal 20 Januari 2022, peneliti berhasil
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Sidang Sarjana Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
dengan IPK 3,90 Predikat Cumlaude.