Post on 24-Jan-2023
57
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Bombana
yang dibangun pada tahun 2007, berlokasi di Jalan
Diklat No. 1 Keluruahan Kampung Baru Kecamatan Rumbia
Tengah dengan luas lahan 35.770 m2 dan membuka 3
jurusan/program keahlian yaitu 1) Teknik Konstruksi
Kayu, 2) Teknik Otomotif Kendaraan Ringan, dan 3)
Teknik Komputer dan Jaringan. Dalam perkembangan
pendidikan pada tahun 2011/2012, ditambah lagi jurusan
kesehatan.
SMK Negeri 1 Bombana terus meningkatkan kegiatan
pembelajarannya dengan menerapkan model-model
pembelajran yang dikuasai oleh para guru di sekolah
tersebut. Salah satu model pembelajaran yang
dikembangkan adalah model Think Pair Share yaitu model
pembelajaran berpikir, berpasangan dan berbagi. Model
ini digunakan untuk berbagai mata pelajaran, salah
58
satunya adalah PKn yang diterapkan pada kelas X dengan
jumlah siswa mencapai 24 orang. Penelitian ini mengkaji
pembelajaran PKn dengan materi pelajaran tentang supra
struktur dan infra struktur politik.
1. Pembelajaran PKn di SMK Negeri 1 Bombana
Pelajaran PKn adalah pelajaran yang diselenggaran
Pembelajaran PKn merupakan proses secara utuh dan
menyeluruh terhadap pembentuk karakter siswa di kelas
X, XI dan XII sebagai warga negara yang cerdas dan
baik. Pembelajaran PKn adalah program pendidikan yang
secara programatik prosedural berupaya memanusiawi dan
membudayakan serta memberdayakan masyarakat menjadi
warga yang dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang diawali dari jenjang pendidikan di sekolah.
Pembelajaran think pair share merupakan model
pembelajaran kooperatif yang dikembangkan ke berbagai
mata pelajaran untuk dapat mengimplementasi materi
pelajaran kepada siswa di kelas. Pembelajaran mata
pelajaran PKn yang diajarkan pada Kelas X SMK Negeri 1
Bombana Program Keahlian Teknologi Komputer Jaringan.
59
Pembelajaran kooperatif tipe think pair share difokuskan
kepada aktivitas guru dan siswa di kelas.
Pembelajran akan dikonsetrasikan pada pasangan
belajar sebagai suatu tim untuk menyelesaikan materi
pelajaran PKn dan pengukuran keberhasilan siswa yang
diajar serta aktivitas guru. Setiap siswa akan
memberikan umpan balik sebagai ukuran penilaian daya
serap siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru.
Hasil belajar PKn tidak selamanya memuaskan, karena
perbedaan daya serap siswa dan kompetensi mengajar guru
dalam menyajikan materi pelajaran di kelas. Hasil
penelitian diperoleh bahwa tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh guru untuk mencapai kriteria kletuntasan
minimum dilakukan melalui penelitian tindakan kelas
dengan siklus perlakukan dari permasalahan yang
dihadapi hingga evaluasi dan pengambilan keputusan
terhadap hasil yang dicapai.
Model pembelajaran Think Pair Share memberikan solusi
untuk belajar berpasangan dalam menyelesaikan
60
penyelesaian masalah dilakukan dengan tahapan-tahapan
yang disajikan sebagai berikut :
Tabel 3. Tahapan Model Pembelajaran Think Pair Share
Tahapan Aktivitas Guru1. Thinking
(Berpikir)Guru mengajukan pertanyaan atau isuyang berhubungan dengan pelajaran.Kemudian siswa diminta untuk memikirkanpertanyaan atau isu tersebut secaramandiri untuk beberapa saat
2. Pair(Berpasangan)
Guru meminta siswa berpasangan dengansiswa lain untuk mendiskusikan apa yangtelah dipikirkannya pada tahap pertama.Dalam tahap ini, setiap anggota padakelompok membandingkan jawaban atauhasil pemikiran mereka denganmendefinisikan jawaban yang dianggappaling benar, paling meyakinkan, ataupaling unik. Biasanya guru memberiwaktu 4-5 menit untuk berpasangan.
3. Sharing (Berbagi)
Pada tahap akhir, guru meminta kepadapasangan untuk berbagi dengan seluruhkelas tentang apa yang telah merekabicarakan. Keterampilan berbagi dalamseluruh kelas dapat dilakukan denganmenunjuk pasangan yang secara sukarelabersedia melaporkan hasil kerjakelompoknya atau bergiliran pasangandemi pasangan hingga sekitar seperempatpasangan telah mendapat kesempatanuntuk melaporkan.
Sumber : Nurhadi,( 2003: 70).
61
Tabel 3 menunjukkan tahapan pembelajaran yang
dilakukan dengan menggunakan model think pair share untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran di Kelas X SMK
Negeri 1 Bombana guna meningkatkan hasil belajar,
aktivitas siswa dan aktivitas guru di kelas melalui
penelitian tindakan kelas.
2. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran PKn
Pembelajaran PKn di SMK Negeri 1 Bombana dilakukan
pada kelas X Program Keahlian Teknologi Komputer
Jaringan dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair
Share (Berpikir, Berpasangan dan Berbagi).
a. Siklus I
Penelitian tindakan kelas dengan menggunakan
siklus tindakan kelas pada siklus I diawali dengan
permasalahan yang dihadapi pada pelajaran PKn,
kemudian dilakukan rencana tindakan, pelaksanaan
tindakan, observasil I, evaluasi, refleksi dan
penyajikan hasil siklus 1.
1) Pemasalahan
62
Dalam penelitian ini permasalahan yang
ditemukan adalah rendahnya hasil belajar yang
tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yakni 70. Hasil belajar PKn pada diperoleh rata-
rata dari 24 siswa yang ada pada Kelas X pada
semester genap tahun pelajaran 2012/20113 rata-
rata sebesar 65,08 yang berarti tingkat
ketuntasan belajar dibawah 70. Permasalahan ini
dapat mengarah pada ketidakberhasilan guru PKn
dalam penerapan pembelajaran PKn di kelas X.
Kemampuan guru melalui penggunaan rencana
pelaksanaan pembelajaran tidak cukup untuk
mewujudkan kriteria ketuntasan minimal yang
ditetapkan. Masih ada faktor lain yang
mempengaruhi kriteria ketuntasan minimal
ketuntasan belajar yakni hasil belajar siswa.
Hasil belajar dipengaruhi oleh daya serap siswa
dan daya serap siswa yang baik akan kembali
kepada kemampuan guru dalam beraktivitas di
kelas. Permasalahan antara kemampuan guru dan
63
hasil belajar siswa membutuhkan model-model
pembelajaran yang efektif dan salah satunya yang
digunakan adalah model pembelajaran think pair share.
a) Rencana Tindakan
Berdasarkan permasalahan hasil belajar yang
diperoleh siswa rata-rata 65,08 pada ulangan
harian, maka rencana tindakan yang dilakukan
adalah penerapan model pembelajaran think pair
share. Tindakan-tindakan yang dilakukan dalam
model pembelajaran think pair share pada pelajaran
PKn dilakukan dengan kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup. Bagian yang
termasuk kegiatan pendahuluan adalah guru
melakukan apersepsi, menjelaskan tujuan
pembelajaran, dan menyampaikan pertanyaan yang
berhubungan dengan materi yang akan
disampaikan.
Kegiatan inti dalam penerapan model
pembelajaran think pair share adalah guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
64
memikirkan jawaban dari permasalahan yang
disampaikan guru. Langkah ini dapat
dikembangkan dengan meminta siswa untuk
menuliskan hasil pemikiranyya masing-masing.
Guru mengorganisasikan siswa untuk berpasangan
dan memberi kesempatan kepada siswa untuk
mendiskusikan jawaban yang menurut mereka
paling benar atau paling meyakinkan. Guru
memotivasi siswa untuk aktif dalam kerja
kelompoknya. Pelaksanaan model ini dapat
dilengkapi dengan LKS sehingga kumpulan soal
latihan atau pertanyaan yang dikerjakan secara
kelompok. Siswa mempresentasikan jawaban atau
pemecahan masalah secara individual atau
kelompok didepan kelas. Guru membantu siswa
untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
hasil pemecahan masalah ang telah mereka
diskusikan. Kegiatan penutup yang dilakukan
adalah guru memberikan penilaian dan
penghargaan terhadap hasil pembelajaran yang
65
dilakukan dikelas. Dalam menggunakan model
pembelajaran think pair share, rencana tindakan
yang disajikan pada Tabel berikut :
Tabel 4. Rencana Tindakan Pembelajaran PKnDengan Model Think pair share di Kelas XSMA Negeri 1 Bombana Program KeahlianTeknologi Komputer Jaringan.
Langkah
Rencana Tindakan Aktivitas Guru
1. Guru menyampaikan pertanyaan
Guru melakukan apersepsi, menjelaskan tujuan pembelajaran, dan menyampaikan pertanyaan yangberhubungan dengan materi yang akan disampaikan
2. Siswa berpikir secara individual
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memikirkan jawaban dari permasalahan yang disampaikan guru. Langkah ini dapat dikembangkan dengan meminta siswa untuk menuliskan hasil pemikiranyya masing-masing.
3. Setiap siswa mendiskusikan hasil pemikiran masing-masing dengan pasangan
Guru mengorganisasikan siswauntuk berpasangan dan memberi kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan jawaban yang menurut mereka paling benar atau paling meyakinkan. Guru memotivasi siswa untuk aktif dalam kerja kelompoknya. Pelaksanaan model ini dapat dilengkapi dengan LKS sehingga kumpulan soal latihan atau pertanyaan yangdikerjakan secara kelompok
4. Siswa berbagi jawaban dengan seluruh kelas
Siswa mempresentasikan jawaban atau pemecahan masalah secara individual
66
atau kelompok didepan kelas5. Menganalisis dan
mengevaluasi hasil pemecahan masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap hasil pemecahan masalah ang telah mereka diskusikan.
6. Pemberian nilai hasil belajar
Guru memberikan penghargaan atas hasil belajar siswa.
Sumber : Data diolah (2013)
Tabel 4 memperlihatkan langka-langkah
rencana tindakan dalam model pembelajaran
dengan tipe think pair share. Pada langkah 1 sampai
dengan 5 menunjukkan adalah upaya guru untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam
penerapan model pembelajaran tipe think pair share
difokuskan pada tujuan yang akan dicapai dari
pelajaran PKn dan setiap tindakan memiliki
hubungan yang saling menunjang untuk
mewujudkan tujuan pembelajaran..
Rencana tindakan berdasarkan tujuan dibagian
menjadi tiga bagian besar dalam pencapaian
tujuan yaitu Guru melakukan apersepsi,
menjelaskan tujuan pembelajaran, dan
menyampaikan pertanyaan yang berhubungan dengan
67
materi yang akan disampaikan. Kegiatan inti
terdiri dari; a) Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memikirkan jawaban dari
permasalahan yang disampaikan guru. Langkah ini
dapat dikembangkan dengan meminta siswa untuk
menuliskan hasil pemikiranyya masing-masing, b)
Guru mengorganisasikan siswa untuk berpasangan
dan memberi kesempatan kepada siswa untuk
mendiskusikan jawaban yang menurut mereka
paling benar atau paling meyakinkan. Guru
memotivasi siswa untuk aktif dalam kerja
kelompoknya. Pelaksanaan model ini dapat
dilengkapi dengan LKS sehingga kumpulan soal
latihan atau pertanyaan yang dikerjakan secara
kelompok, c) Siswa mempresentasikan jawaban
atau pemecahan masalah secara individual atau
kelompok didepan kelas, dan d) Guru membantu
siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap hasil pemecahan masalah ang telah
mereka diskusikan serta kegiatan penutup yaitu
68
guru memberikan penghargaan atas hasil belajar
siswa.
b) Tindakan
Tindakan yang dilakukan untuk mengukur
aktivitas mengajar guru yang dilakukan di kelas
X SMK Negeri 1 Bombana Program Keahlian
Teknologi Komputer Jaringan menggunakan rentang
skala sebagai berikut : a) skor 1 untuk
kriteria tidak baik, b) skor 2 untuk kriteria
cukup, c) skor 3 untuk kriteria baik dan d)
skor 4 untuk kriteria sangat baik.
Tindakan guru yang tidak baik maksudnya
adalah aktivitas guru tidak sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai dalam penerapan model
think pair share di kelas X SMK Negeri 1 Bombana
Program Keahlian Teknologi Komputer Jaringan.
Tindakan guru yang cukup baik ditujukan kepada
tindakan guru yang belum sepenuhnya menerapkan
69
model pembelajaran think pair share. Tidakan
yang baik ditujukan pada penerapan model think
pair share yang mulai dipahami oleh siswa di
kelas. Sedangkan tindakan sangat baik ditujuan
kepada aktivitas guru yang telah melakukan
penerapan model think pair share dengan baik.
Berdasarkan rencana tindakan yang dilakukan
dalam penerapan model pembelajaran tipe think
pair share pada pelajaran PKn, aktivitas yang
dilakukan oleh guru dilakukan merupakan
penerapan dari tujuan dan kegiatan pembelajaran
sebagaimana yang direncanakan. Hal ini dapat
disajikan pada Tabel berikut :
Tabel 5. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru diKelas Pada Pertemuan I Siklus I
.No. Aspek Yang Diamati Penelitian
Nilai Kriteria
Kegiatan Pendahuluan1. Guru menyampaikan secara
singkat tentang pembelajaran think pair share
2 Cukup
2. Guru melakukan apresiasi sesuaidengan topik
2 Cukup
70
3. Guru mengecek kesiapan siswa 2 Cukup4. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai2 Cukup
5. Guru memberikan pertanyaan yangberhubungan dengan materi yang akan disampaikan.
2 Cukup
Kegiatan Inti6. Guru menyajikan materi dengan
singkat2 Cukup
7. Guru mengorganisasikan siswa untuk berpasangan
2 Cukup
8. Guru menjelaskan aktivitas siswa dengan pasangan belajarnya
2 Cukup
9. Guru membagi materi dalam bentuk LKS
2 Cukup
10. Guru memotivasi siswa untuk aktif dalam belajar dalam bentuk berpasangan
2 Cukup
11. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapi
2 Cukup
12. Guru meminta siswa untuk berpikir, berpasangan dan berbagai dalam diskusi
2 Cukup
13. Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi.
2 Cukup
Kegiatan Penutup14. Guru melakukan evaluasi 2 Cukup15. Guru bersama siswa menyimpulan
materi pelajaran yang diajarkan2 Cukup
16. Guru memberikan penghargaan kepada setiap pasangan
2 Cukup
17. Guru memberi tugas/RP dan menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya
2 Cukup
Jumlah Skor Capaian 34 Jumlah Skor Ideal (4 x 17) 68 Persentase Skor Capaian Aktivitas Guru
50%
Sumber : Data diolah (2013)
Data pada Tabel 5 mempelihatkan tindakan
kelas pada pertemuan 1 dalam siklus 1 aspek
71
yang diamati dari aktivitas guru menunjukkan
kemampuan guru mencapai 50% persentase ini
masih rendah di bawah 90% dan aktivitas guru
berada pada kriteria cukup yang disebabkan oleh
guru belum melakukan sosialisasi terhadap model
pembelajaran yang akan digunakan pada pelajaran
PKn selain itu guru masih menggunakan kebiasaan
mengajar berdasarkan pengalaman.
Tindakan guru dalam pembelajaran dihadapkan
dengan pemilihan model-model pembelajaran yang
tepat sehingga sebagian dari mereka tidak dapat
dengan mudah melakukan sosialisasi terhadap
model pembelajaran yang sedangkan dikembangkan
saat ini, yang akibatnya aktivitas guru belum
mencapai kriteria ketuntasan minimum yang
ditetapkan terhadap keberhasilan guru.
Aktivitas guru pada pertemuan I siklus I
menunjukkan kriteria yang cukup dan hal ini
tidak dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) sehingga dilakukan pengujian pada
72
pertemuan II. Hal ini ditujukan untuk
memperbaiki aktivitas mengajar guru dalam
menerapkan model pembelajaran PKn di kelas X
SMK Negeri 1 Program Keahlian Teknologi
Komputer Jaringan. Hasil yang dicapai dalam
pertemuan kedua dalam siklus I dan kegiatan
yang sama. Hal ini penulis sajikan pada Tabel
berikut :
Tabel 6. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru diKelas Pada Pertemuan II Siklus I
No.
Aspek Yang Diamati PenelitianNilai Kriter
iaKegiatan Pendahuluan1. Guru menyampaikan secara singkat
tentang pembelajaran think pairshare
2 Cukup
2. Guru melakukan apresiasi sesuaidengan topik
2 Cukup
3. Guru mengecek kesiapan siswa 3 Baik4. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai2 Cukup
5. Guru memberikan pertanyaan yang 2 Cukup
73
berhubungan dengan materi yang akandisampaikan.
Kegiatan Inti6. Guru menyajikan materi dengan
singkat3 Baik
7. Guru mengorganisasikan siswa untukberpasangan
2 Cukup
8. Guru menjelaskan aktivitas siswadengan pasangan belajarnya
2 Cukup
9. Guru membagi materi dalam bentukLKS
3 Baik
10.
Guru memotivasi siswa untuk aktifdalam belajar dalam bentukberpasangan
2 Cukup
11.
Guru memberikan kesempatan kepadasiswa untuk memecahkan masalah yangdihadapi
3 Baik
12.
Guru meminta siswa untuk berpikir,berpasangan dan berbagai dalamdiskusi
3 Baik
13.
Guru meminta siswa untukmempresentasikan hasil diskusi.
2 Cukup
Kegiatan Penutup14.
Guru melakukan evaluasi 2 Cukup
15.
Guru bersama siswa menyimpulanmateri pelajaran yang diajarkan
2 Cukup
16.
Guru memberikan penghargaan kepadasetiap pasangan
2 Cukup
17.
Guru memberi tugas/RP danmenyampaikan materi untuk pertemuanberikutnya
2 Cukup
Jumlah Skor Capaian 39Skor Ideal (4 x 17) 68Persentase Skor Aktivitas Guru 57,35
Sumber : Data diolah (2013)
Data pada Tabel 6 mempelihatkan tindakan
kelas pada pertemuan II dalam siklus I aspek
yang diamati dari aktivitas guru menunjukkan
kemampuan guru mencapai 57,35%. Hal ini
74
mengindikasikan bahwa aktivitas guru dalam
menerapkan model pembelajaran think pair share
masih rendah di bawah 90%. Hal ini disebabkan
oleh kurangnya pemahaman guru dalam menerapan
model pembelajaran yang dipengaruhi oleh
kebiasaan-kebiasaaan mengajar di kelas. Oleh
karena aktivitas guru masih rendah, maka
dilakukan pengukur pada pertemuan III. Hal ini
penulis sajikan pada Tabel berikut :
Tabel 7. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru diKelas Pada Pertemuan III Siklus I
No.
Aspek Yang Diamati PenelitianNilai Kriter
iaKegiatan Pendahuluan1. Guru menyampaikan secara singkat
tentang pembelajaran think pair share
2 Cukup
2. Guru melakukan apresiasi sesuai dengan topik
3 Baik
3. Guru mengecek kesiapan siswa 3 Baik4. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai2 Cukup
5. Guru memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan.
2 Cukup
Kegiatan Inti6. Guru menyajikan materi dengan
singkat3 Baik
7. Guru mengorganisasikan siswa untukberpasangan
3 Baik
8. Guru menjelaskan aktivitas siswa dengan pasangan belajarnya
3 Baik
75
9. Guru membagi materi dalam bentuk LKS
3 Baik
10.
Guru memotivasi siswa untuk aktif dalam belajar dalam bentuk berpasangan
2 Cukup
11.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapi
3 Baik
12.
Guru meminta siswa untuk berpikir,berpasangan dan berbagai dalam diskusi
3 Baik
13.
Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi.
2 Cukup
Kegiatan Penutup14.
Guru melakukan evaluasi 2 Cukup
15.
Guru bersama siswa menyimpulan materi pelajaran yang diajarkan
3 Baik
16.
Guru memberikan penghargaan kepadasetiap pasangan
2 Cukup
17.
Guru memberi tugas/RP dan menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya
2 Cukup
Jumlah Skor 43 Skor Ideal (4 x 17) 68
Persentase Skor Aktivitas Guru 63,24Sumber : Data diolah (2013)
Data pada Tabel 7 mempelihatkan tindakan
kelas pada pertemuan III dalam siklus I aspek
yang diamati dari aktivitas guru menunjukkan
kemampuan guru mencapai 63,24% dan masih rendah
di bawah 90%. Hal ini disebabkan karena guru
masih menggunakan kemampuan diri untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang
mengakibatkan penerapan model pembelajaran think
76
pair share belum memenuhi kriteria ketuntasan
minimum.
Hasil pengukuran aktivitas guru PKn di kelas
X SMK Negeri 1 Bombana Program Keahlian
Teknologi Komputer Jaringan pada siklus I belum
mencapai kriteria ketuntasan minimum. Hasil
tersebut penulisan rekap pada Tabel berikut :
Tabel 8 Rekapitulasi Hasil Pengalamat Aktivitas
Guru Pada Siklus I
No.
Kegiatan Persentase(%)
Persentase
Ideal(%)
BelumTercapai
1. Pertemuan I 50 90 55,5
2. Pertemuan II 57,37 90 32,63
3. Pertemuan III 63,24 90 26,76Sumber : Data Diolah (2013)
Hasil pada Tabel 8 memperlihatkan upaya guru
untuk mencapai persentase ideal yang ditetapkan
dalam penerapan model pembelajaran think pair
share. Pada pertemuan pertama, yang belum
tercapai sebesar 55,5%, dibandingkan dengan
77
pertemuan ketiga yang sudah mencapai 63,24%
yang mengindikasikan adanya upaya untuk
mewujudkan penerapan model pembelajaran think
pair share pada pelajaran PKn di SMK Negeri 1
Bombana Program Keahlian Teknologi Komputer
Jaringan. Hal ini dapat diperlihatkan pada
gambar berikut :
c) Observasi
Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru di
kelas dalam pertemuan I, II dan III pada siklus
I masih rendah, namun demikian perlu adanya
observasi terhadap keadaan siswa di kelas.
Untuk melakukan observasi, setiap pasangan yang
terdiri dari 24 orang siswa dari dibagi 12
pasang dengan kode A, B, C, D, E, F, G, H, I,
J, K, dan L, memberikan skor terhadap aspek
yang diamati dengan kriteria dan skor sebagai
berikut :
a. Sangat Baik = 4b. Baik = 3c. Cukup = 2
78
d. Tidak Baik = 1
Observasi atau pengamatan kepada siswa
dilakukan sesuai aspek-aspek yang ditetapkan
sebagai berikut; a) Siswa memperhatikan
penjelasan singkat dari guru, b) Siswa aktif
dalam proses belajar, c) Siswa saling
berdiskusi dengan pasangannya, d) Siswa saling
membantu dan bekerja sama dengan pasangannya,
e) Siswan dapat menyimpulkan hasil diskusi
dengan pasangannya, dan f) Siswa dapat
mempresentasikan hasil belajar dengan
pasangannya Hasil pemberikan skor yang
dilakukan oleh masing-masing pasangan yang
ditetapkan oleh guru di kelas disajikan pada
Tabel berikut :
Tabel 9. Aktivitas Siswa Dalam PembelajaranPada Pertemuan I Siklus I.
No Aspek Yang Diamati
Pasangan dan SkorA B C D E F G H I J K L
1 Siswa memperhatikan penjelasan
2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2
79
singkat dari guru
2 Siswa aktif dalam proses belajar
2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2
3 Siswa saling berdiskusi dengan pasangan
2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1
4 Siswa saling membantu dan bekerja sama dengan pasangannya
2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1
5 Siswan dapat menyimpulkan hasil diskusi dengan pasangannya
2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1
6 Siswa dapat mempresentasikanhasil belajar dengan pasangannya
1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1
Skor Aktivitas Siswa
11 8 9 8 10 9 7 10 12
9 9 8
Rata-Rata 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1Sumber (Data Diolah, 2014)
Data pada Tabel 9 memperlihatkan bahwa
pasangan A memberikan skor 11 kelompok B, D dan
L dengan skor 8 sedangkan pasangan C, F. J dan
K memberikan skor 9, pasangan G memberikan skor
7, pasangan E dan H memberikan skor 10 dan
pasangan I memberikan skor 12. Namun demikian
skor tersebut masih berada pada kriteria tidak
baik dan cukup baik, artinya perlu ada
80
peningkatan aktivitas siswa kelas X dalam
pembelajaran PKn.
Pada pertemuan II dalam siklus I, masing-
masing pasangan memberikan tanggapan terhadap
aktivitas berpasangan yang diukur dengan skor
yang disajikan sebagai berikut :
Tabel 10. Aktivitas Belajar Siswa DalamPembelajaran Pada Pertemuan II SiklusI
No Aspek Yang Diamati
Pasangan dan SkorA B C D E F G H I J K L
1 Siswa memperhatikan penjelasan singkat dari guru
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 Siswa aktif dalam proses belajar
2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2
3 Siswa saling berdiskusi dengan pasangan
2 2 1 3 2 2 1 2 2 1 2 2
4 Siswa saling membantu dan bekerja sama dengan pasangannya
2 1 1 2 1 3 2 2 2 3 1 2
5 Siswan dapat menyimpulkan hasil diskusi dengan pasangannya
2 1 2 2 1 2 3 2 2 2 1 1
6 Siswa dapat mempresentasikanhasil belajar dengan
2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1
81
pasangannya Jumlah 1
410
10
11
12
11
13
10
14
13
10
10
Rata-Rata 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2Sumber (Data Diolah, 2014)
Data pada Tabel 10 memperlihatkan bahwa
pasangan A dan I memberikan skor 14, pasangan B,
C, H, K dan L memberikan skor 10, pasangan D dan
F memberikan skor 11, pasangan, E memberikan
skor 12, pasangan G dan J memberikan skor 13.
Namun demikian skor tersebut masih berada pada
kriteria cukup baik, artinya aktivitas siswa
kelas X dalam pembelajaran PKn masih berada
pada kriteria cukup, artinya cukup untuk
mengikuti pelajaran di kelas tetapi masih belum
memahami tujuan model pembelajaran dengan baik
sehingga aktivitas belajar belum berlangsung
dengan baik.
Pada pertemuan III dalam siklus I, masing-
masing kelompok memberikan tanggapan terhadapa
aktivitas kelompok yang dibentuk dengan skor
yang disajikan sebagai berikut :
82
Tabel 11. Aktivitas Belajar Siswa DalamPembelajaran Pada Pertemuan III SiklusI
No Aspek Yang Diamati
Pasangan dan SkorA B C D E F G H I J K L
1 Siswa memperhatikan penjelasan singkat dari guru
3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 Siswa aktif dalam proses belajar
2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3
3 Siswa saling berdiskusi dengan pasangan
2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3
4 Siswa saling membantu dan bekerja sama dengan pasangannya
2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2
5 Siswan dapat menyimpulkan hasil diskusi dengan pasangannya
2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2
6 Siswa dapat mempresentasikanhasil belajar dengan pasangannya
3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2
Jumlah 14
12
12
13
14
13
14
13
14
14
12
14
Rata-Rata 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2Sumber (Data Diolah, 2014)
Data pada Tabel 11 memperlihatkan bahwa
pasangan A, E, G, I, J dan L memberikan skor 14,
pasangan B, C, H, dan K memberikan skor 12,
pasangan D, F dan H memberikan skor 13. Namun
83
demikian rata-rata skor tersebut masih berada
pada kriteria cukup baik, artinya aktivitas
siswa kelas X dalam pembelajaran PKn masih
berada pada kriteria cukup, artinya cukup untuk
mengikuti pelajaran di kelas tetapi masih belum
memahami tujuan model pembelajaran dengan baik
sehingga aktivitas belajar belum berlangsung
dengan baik.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap skor
dari kelompok belajar terhadak aktivitas guru,
diperoleh skor capaian tertinggi pada tiap-tiap
pengamatan dan skor ideal yang disajikan pada
Tabel Berikut :
Tabel 12 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Pada
Pembelajaran Siklus I
Pasangan
Jumlah Skor SkorIdela
PersentaseAktivitas Siswa
PersentaseRata-Rata
Kriteria
Pert.I
Pert. II
Pert.III
Pert.I
Pert. II
Pert.III
A 11 14 14 24 45,8
58,3 58,3
54,2 Sedang
B 8 10 12 24 33,3
41,7 50,0
41,7 Rendah
C 9 10 12 24 37, 41,7 50, 43,1 Rendah
84
5 0D 8 11 13 24 33,
345,8 54,
244,4 Rendah
E 10 12 14 24 41,7
50,0 58,3
50,0 Sedang
F 9 11 13 24 37,5
45,8 54,2
45,8 Rendah
G 7 13 14 24 29,2
54,2 58,3
47,2 Rendah
H 10 10 13 24 41,7
41,7 54,2
45,8 Rendah
I 12 14 14 24 50,0
58,3 58,3
55,6 Sedang
J 9 13 14 24 37,5
54,2 58,3
50,0 Sedang
K 9 10 12 24 37,5
41,7 50,0
43,1 Rendah
L 8 10 14 24 33,3
41,7 58,3
44,4 Rendah
Sumber : Data diolah (2014)
Hasil pada Tabel 12 menunjukkan bahwa
aktivitas siswa di dalam pasangan belajar.
Jumlah skor yang dicapai pada pertemuan I, II
dan III tidak terdapat perubahan yang
signifikan karena tingkat aktivitas siswa di
kelas masih rendah hingga sedang dengan
persentase antara 41,7% - 55,6%. Hal ini
membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran
think pair share pada kelas X SMK Negeri 1 Bombana
Program Keahlian Teknologi Komupter Jaringan
masih rendah. Hal ini dipertegas dengan hasil
85
evaluasi yang dilakukan secara tertulis yang
memperlihatkan nilai hasil belajar siswa.
d) Evaluasi
Evaluasi dalam penelitian ini adalah pengamatan
terhadap hasil ulangan harian. Siswa mencapai
nilai ketuntasan pada ulangan harian cukup
bervariasi. Hasil evaluasi sebelum dilakukan
model pembelajaran think pair share, nilai yang
diperoleh siswa dapat disajikan sebagai berikut :
Tabel 13. Hasil Belajar Siswa Pada Pertemuan 1
Siklus I
No. Nomor SiswaSkor/Nilai Keterangan
1 1 70 Tuntas2 2 65 Tidak Tuntas3 3 69 Tidak Tuntas4 4 55 Tidak Tuntas5 5 68 Tidak Tuntas6 6 63 Tidak Tuntas7 7 70 Tuntas8 8 70 Tuntas9 9 60 Tidak Tuntas10 10 65 Tidak Tuntas11 11 53 Tidak Tuntas12 12 70 Tuntas13 13 69 Tidak Tuntas14 14 70 Tuntas15 15 65 Tidak Tuntas
86
16 16 70 Tuntas17 17 67 Tidak Tuntas18 18 64 Tidak Tuntas19 19 65 Tidak Tuntas20 20 69 Tidak Tuntas21 21 67 Tidak Tuntas22 22 68 Tidak Tuntas23 23 60 Tidak Tuntas24 24 50 Tidak Tuntas
Jumlah 1.56
2
Rat-rata 65,0
8
Tuntas
7,0
Persentasi Tuntas 29
,2
Tidak Tuntas 17
,0 Persentasi Tidak Tuntas
70,8
Sumber : Data diolah Dari Hasil Ulangan Harian
(2014)
Data pada Tabel 13 menunjukkan bahwa ketuntasan
belajar siswa menunjukkan hasil belajar yang
mencapai 29,2% dari jumlah siswa sementara 70,8%
tidak tunntas pada pertemuan pertama dalam siklus
I. Idealnya siswa memperoleh nilai 70 untuk
mencapai ketuntasan belajar. Hal ini disebabkan
karena siswa tidak dapat memberi jawaban yang
tepat terhadap pertanyaan yang dikemukakan oleh
guru PKn di kelas.
87
Hasil ulangan pada pertemuan kedua dapat
disajikan pada Tabel berikut :
Tabel 14. Hasil Belajar Siswa Pada Pertemuan II
Siklus I
No. Nomor Siswa Skor/Nilai Keterangan1 1 70 Tuntas2 2 75 Tuntas3 3 69 Tidak Tuntas4 4 60 Tidak Tuntas5 5 70 Tuntas6 6 65 Tidak Tuntas7 7 75 Tuntas8 8 75 Tuntas9 9 60 Tidak Tuntas10 10 65 Tidak Tuntas11 11 60 Tidak Tuntas12 12 70 Tuntas13 13 69 Tidak Tuntas14 14 70 Tuntas15 15 65 Tidak Tuntas16 16 70 Tuntas17 17 67 Tidak Tuntas18 18 64 Tidak Tuntas19 19 65 Tidak Tuntas20 20 68 Tidak Tuntas21 21 70 Tuntas22 22 68 Tidak Tuntas23 23 68 Tidak Tuntas24 24 65 Tidak Tuntas
Jumlah 1.623 Rat-rata 67,63 Tuntas 9,0 Persentasi Tuntas 37,5 Tidak Tuntas 15,0 Persentasi Tidak Tuntas 62,5
88
Sumber : Data diolah Dari Hasil Ulangan Harian
(2014
Data pada Tabel 14 menunjukkan bahwa ketuntasan
belajar siswa menunjukkan hasil belajar yang
mencapai 37,5% dari jumlah siswa sementara 62,5%
tidak tunntas pada pertemuan kedua dalam siklus I.
Hasil ulangan pada pertemuan ketiga dapat
disajikan pada Tabel berikut :
Tabel 15. Hasil Belajar Siswa Pada Pertemuan III
Siklus I
No. Nomor SiswaSkor/Nilai Keterangan
1 1 75 Tuntas2 2 75 Tuntas3 3 70 Tuntas4 4 69 Tidak Tuntas5 5 77 Tuntas6 6 65 Tidak Tuntas7 7 76 Tuntas8 8 75 Tuntas9 9 65 Tidak Tuntas10 10 69 Tidak Tuntas11 11 65 Tidak Tuntas12 12 75 Tuntas13 13 69 Tidak Tuntas14 14 76 Tuntas15 15 68 Tidak Tuntas16 16 69 Tidak Tuntas17 17 67 Tidak Tuntas18 18 64 Tidak Tuntas
89
19 19 65 Tidak Tuntas20 20 69 Tidak Tuntas21 21 75 Tuntas22 22 70 Tuntas23 23 73 Tuntas24 24 65 Tidak Tuntas
Jumlah 1.6
86
Rat-rata 70,
25
Tuntas 1
1,0
Persentasi Tuntas 4
5,8
Tidak Tuntas 1
3,0 Persentasi Tidak Tuntas
54,2
Sumber : Data diolah Dari Hasil Ulangan Harian
(2014)
Data pada Tabel 15 menunjukkan bahwa ketuntasan
belajar siswa menunjukkan hasil belajar yang
mencapai 45,8% dari jumlah siswa sementara 54,2%
tidak tunntas pada pertemuan tiga dalam siklus I.
Hasil evaluasi ketuntasan ini menunjukkan bahwa
siswa yang melakukan proses belajar dalam kelompok
belum memperoleh ketuntasan belajar. Hal ini
mengindikasikan bahwa pada siklus pertama
90
ditemukan secara keseluruhan kegiatan siklun belum
tuntas baik aktivitas guru maupun siswa.
e) Refleksi
Refleksi adalah koreksi-koreksi yang dilakukan
terhadap ketidakberhasilan guru dalam
melaskanakan aktivitas di kelas dan aktivitas
serta hasil belajar siswa yang rendah. Hasil
belajar yang tidak tuntas disebabkan oleh adanya
penetapan kriteria ketuntasan belajar PKn yang
tinggi yakni 70% sedangkan kemampuan siswa rata-
rata adalah 65,08% dari 3 pertemuan yang
dilakukan di SMK Negeri 1 Bombana Program
Keahlian Teknologi Komputer Jaringan. Aktivitas
guru dengan 17 tindakan yang dilakukan di dalam
kelas masih belum mencapai 90% sebagai kriteria
baik. Selain itu aktivitas siswa di kelas masih
didominasi oleh satu kelompok yang produktif.
Dengan demikian perllu dilakukan pengkajian
kembali terhadap hasil belajar siswa dalam siklus
kedua.
91
b. Siklus II
Penelitian ini belum menemukan hasil yang sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan untuk guru dan
siswa. tindakan pada siklus I belum mewujudkan
ketuntasan dalam menerapkan model pembelajaran think
pair share Dengan demikian pada siklus II, dilakukan
berbagai perubahan yang berkaitan dengan peningkatan
hasil belajar.
1) Permasalahan
Permasalahan pada siklus II ini sama seperti pada
siklus I dimana aktivitas guru dalam menerapkan
model pembelajaran think pair share masih rendah
selain itu aktivitas belajar siswa dan hasil belajar
juga berada pada kondisi yang rendah atau berada di
bawah batas ketuntasan yang ditetapkan. Sehingga
permasalahan yang akan dibahas adalah bagaimana
meningkatkan aktivitas guru PKn dan siswa di kelas X
SMK Negeri 1 Bombana Program Keahlian Teknologi
Komputer Jaringan.
2) Rencana Tindakan
92
Berdasarkan masalah yang dikemuakan dalam siklus
II ini, maka rencana tindakan yang akan dilakukan
adalah lanjutan melalui upaya guru untuk menerapkan
model pembelajaran think pair share (Berpikir,
Berpasangan dan Berbagi). Rencana tindakan pada
siklus II dilakukan dengan indikator yang sama pada
siklus I yakni berdasarkan pengamatan terhadap
indikator-indikator aktivitas guru dan aktivitas
siswa di kelas.
Penerapan model pembelajaran think pair share lebih
fokus pada aktivitas belajar berpasangan sehingga
segala sesuatu diselesaikan di dalam kelas. Siswa
tidak melakukan presentase hasil diskusi di depan
kelas berdasarkan hasil yang mereka temukan tetapi
siswa dibimbing untuk membangun kerja sama dalam
kelompok belajar guna meningkatkan hasil belajar dan
menjadi kriteria ketuntasan minimum 70.
Rencana tindakan pada aktivitas guru adalah
mencapai kriteria 90% sebagai yang telah ditetapkan
dalam penelitian ini. Hal ini diimplementasikan
93
melalui pengamatan aktivitas guru di kelas dan
aktivitas siswa dalam berpasangan untuk belajar.
Rencana tindakan pada siklus II sama seperti pada
siklus I sehingga diharapkan adalah perubahan atau
peningkatan skor capaian yang mengarahkan kepada
ketuntusan belajar pada pelajaran PKn.
3) Tindakan
Tindakan yang dilakukan pada siklus II adalah
pengamatan aktivitas guru dan siswa pada tiga
pertemuan pembelajaran di kelas. Hasil pengamatan
yang dilakukan terhadap aktivitas guru dalam
merencanakan kegiatan, kegiatan inti dan kegiatan
penutup Hal ini disajikan pada tiga pertemuan
sebagai berikut :
a) Pertemuan I
Aktivitas guru pada siklus II menggunakan 17
indikator pengukuran yang sama seperti pada
siklus I dan pada tindakan ini kegiatan
pendahuluan. kegiatan inti dan kegiatan penutup
adalah ukuran keberhasilan guru dalam menerapkan
94
model pembelajaran think pair share. Tindakan yang
dilakukan dalam pertemuan I sebanyak 17 tindakan
untuk menyampaikan materi, melaksanakan
pembelajaran dan melakukan penilaian akhir
sebagai evaluasi. Hasil pengamatan terhadap
pertemuan I tersebut disajikan pada Tabel
berikut :
Tabel 16 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru di KelasPada Pertemuan I Siklus II
No.
Aspek Yang Diamati PenelitianNilai Kriteria
Kegiatan Pendahuluan1. Guru menyampaikan secara singkat
tentang pembelajaran think pair share
3 Baik
2. Guru melakukan apresiasi sesuai dengan topik
4 SangatBaik
3. Guru mengecek kesiapan siswa 4 SangatBaik
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
3 Baik
5. Guru memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan.
2 Cukup
Kegiatan Inti6. Guru menyajikan materi dengan
singkat4 Sangat
Baik7. Guru mengorganisasikan siswa untuk
berpasangan4 Sangat
Baik8. Guru menjelaskan aktivitas siswa
dengan pasangan belajarnya3 Baik
9. Guru membagi materi dalam bentuk 4 Sangat
95
LKS Baik10.
Guru memotivasi siswa untuk aktif dalam belajar dalam bentuk berpasangan
3 Baik
11.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapi
3 Baik
12.
Guru meminta siswa untuk berpikir,berpasangan dan berbagai dalam diskusi
3 Baik
13.
Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi.
3 Baik
Kegiatan Penutup14.
Guru melakukan evaluasi 3 Baik
15.
Guru bersama siswa menyimpulan materi pelajaran yang diajarkan
4 SangatBaik
16.
Guru memberikan penghargaan kepadasetiap pasangan
3 Baik
17.
Guru memberi tugas/RP dan menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya
3 Baik
Total 56 Persentase (%) 82,
35
Sumber : Data diolaj (2014)
Tabel 16 menunjukkan hasil pengamatan terhadap
aktivitas guru dalam penelitian ini diperoleh
sebesar 82,35%, Idealnya adalah 90%. Hal ini
mengindikasikan ketuntasan minimum dalam pertemuan
I di siklus II ini belum tercapai karena masih ada
tindakan guru yang berlangsung dengan baik
sehingga nilai yang diperoleh masih rendah
sehingga perlu dilakukan pertemuan kedua.
96
b) Pertemuan II
Kegiatan pengamatan dilakukan pada pertemuan
kedua dalam siklis II yang hasil pengalamatan
disajikan pada Tabel berikut :
Tabel 17 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru di KelasPada Pertemuan II
No.
Aspek Yang Diamati PenelitianNilai Kriteria
Kegiatan Pendahuluan1. Guru menyampaikan secara singkat
tentang pembelajaran think pair share
3 Baik
2. Guru melakukan apresiasi sesuai dengan topik
4 SangatBaik
3. Guru mengecek kesiapan siswa 4 SangatBaik
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
3 Baik
5. Guru memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan.
3 Baik
Kegiatan Inti6. Guru menyajikan materi dengan
singkat4 Sangat
Baik7. Guru mengorganisasikan siswa
untuk berpasangan4 Sangat
Baik8. Guru menjelaskan aktivitas siswa
dengan pasangan belajarnya3 Baik
9. Guru membagi materi dalam bentukLKS
4 SangatBaik
10.
Guru memotivasi siswa untuk aktif dalam belajar dalam bentukberpasangan
4 SangatBaik
11.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapi
4 SangatBaik
12.
Guru meminta siswa untuk berpikir, berpasangan dan berbagai dalam diskusi
3 Baik
97
13.
Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi.
3 Baik
Kegiatan Penutup14.
Guru melakukan evaluasi 3 Baik
15.
Guru bersama siswa menyimpulan materi pelajaran yang diajarkan
4 SangatBaik
16.
Guru memberikan penghargaan kepada setiap pasangan
3 Baik
17.
Guru memberi tugas/RP dan menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya
3 Baik
Total 59 Persentase (%) 86,7
6
Sumber : Data diolaj (2014)
Data pada Tabel 17 memperlihatkan aktivitas
guru yang diamati dalam penelitian ini menunjukkan
tingkat persentase 86,76%, Idealnya adalah 90%.
Dengan demikian, pertemuan ini mengalami kenaikan
dari pertemuan sebelumnya tetapi masih perlu
dikembangkan pada beberapan tindakan yang
berhubungan dengan penerapan model pembelajaran
think pair share.
Pertemuan II yang dilakukan guru di kelas, pada
kegiatan pendahuluan dengan 5 tindakan, diperoleh
bahwa tindakan apresiasi dan mengecek kesiapan
siswa di kelas merupakan tindakan yang sangat baik
98
dilakukan oleh guru di kelas. Sementara itu masih
ada 3 tindakan lain yang perlu ditingkatkan.
Pada kegiatan inti, terdapat beberapa kegiatan
yang dilakukan dengan sangat baik yang menunjukkan
adanya upaya guru untuk meningkatkan penerapan
model pembelajaran think pair share kepada siswa
kelas X. Pada kegiatan penutup, guru melakukan
evaluasi terhadap kegiatan siswa yang secara
berpasangan dalam menjawab pertanyaan. Tanggung
jawab guru untuk melaksanakan kegatan pembelajaran
dengan model think pair share telah mencapai 86,76%,
namun demikian hasil tersebut belum memenuhi
kriteria ketuntasan minimum sehingga tindakan
tersebut perlu dilanjut pada pertemuan berikutnya.
c) Pertemuan III
Pengamatan pada pertemuan III merupakan
lanjutan dari pertemuan II dan hasil pengamatan
yang dilakukan, disajikan pada Tabel berikut :
Tabel 18 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru di KelasPada Pertemuan III
99
No.
Aspek Yang Diamati PenelitianNilai Kriteria
Kegiatan Pendahuluan1. Guru menyampaikan secara singkat
tentang pembelajaran think pair share
4 SangatBaik
2. Guru melakukan apresiasi sesuai dengan topik
4 SangatBaik
3. Guru mengecek kesiapan siswa 4 SangatBaik
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
4 SangatBaik
5. Guru memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan.
4 SangatBaik
Kegiatan Inti6. Guru menyajikan materi dengan
singkat4 Sangat
Baik7. Guru mengorganisasikan siswa
untuk berpasangan4 Sangat
Baik8. Guru menjelaskan aktivitas siswa
dengan pasangan belajarnya3 Baik
9. Guru membagi materi dalam bentukLKS
4 SangatBaik
10.
Guru memotivasi siswa untuk aktif dalam belajar dalam bentukberpasangan
4 SangatBaik
11.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapi
4 SangatBaik
12.
Guru meminta siswa untuk berpikir, berpasangan dan berbagai dalam diskusi
3 Baik
13.
Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi.
3 Baik
Kegiatan Penutup14.
Guru melakukan evaluasi 4 SangatBaik
15.
Guru bersama siswa menyimpulan materi pelajaran yang diajarkan
4 SangatBaik
16.
Guru memberikan penghargaan kepada setiap pasangan
4 SangatBaik
17.
Guru memberi tugas/RP dan menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya
4 SangatBaik
Total 65
100
Persentase (%) 95,59 Sumber : Data diolaj (2014)
Tabel 18 menunjukkan bahwa aktivitas guru
yang diamati dalam penelitian ini mencapai 93,8%,
Idealnya 90%. Hasil dari pertemuan III dalam
siklus II telah mencapai kriteria yang ditetapkan
sehingga dapat dikatakan bahwa aktivitas guru
dalam penerapan model pembelajaran think pair share
pada pelajaran PKn di kelas X dapat ditingkatkan.
Penerapan model pembelajaran think pair share
meningkatkan aktivitas mengajar guru dalam
pembelajaran PKn SMK Negeri 1 Bombana Program
Keahlian Teknologi Komputer Jaringan Tengah
Kabupaten Bombana.
4) Observasi
Observasi pada siklus II terhadap aktivitas
siswa di kelas X dilakukan dengan membagi siswa
secara berpasangan untuk belajar. Kegiatan
belajar dilakukan dalam 3 pertemuan.
a) Pertemuan I
101
Pengamatan ini ditujuan untuk mengetahui
perkembangan aktivitas siswa setelah melewati
siklus I. Hasil pengamatan disajikan pada Tabel
berikut :
Tabel 19. Aktivitas Siswa Pada Pertemuan I
No Aspek Yang Diamati Pasangan dan SkorA B C D E F G H I J K L
1 Siswa memperhatikanpenjelasan singkat dari guru
3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
2 Siswa aktif dalam proses belajar
3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 2 3
3 Siswa saling berdiskusi dengan pasangan
3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
4 Siswa saling membantu dan bekerja sama denganpasangannya
3 2 2 3 3 3 3 3 4 2 3 3
5 Siswan dapat menyimpulkan hasil diskusi dengan pasangannya
4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
6 Siswa dapat mempresentasikan hasil belajar dengan pasangannya
3 2 3 2 2 2 4 2 3 3 2 3
Jumlah 19
16
17
17
17
16
19
17
21
20
16
18
Rata-rata
3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3Sumber : Data Diolah dari (2014)
Tabel 19 menunjukkan bahwa keaktivan siswa
dalam pasangan belajar yang diamati melalui
aspek-aspek yang ditetapkan diperoleh pasangan I
102
memberikan skor sebesar 21 yang merupakan skor
tertinggi dalam memperhatikan penjelasan singkat
dari guru, aktif dalam proses belajar, saling
berbagi, saling membantu dan bekerja sama dalam
belaja, dapat menyimpulkan hasil belajar
berpasangan, dan dapat mengelola waktu belajar
dengan baik. Sementara kelompok B, F dan K adalah
pasangan belajar dengan nilai terendah dengan skor
16.
b) Pertemuan II
Pengamatan keaktivan sistem pada pertemuan
kedua dilakukan seperti pada petermuan pertama dan
hasil pengamatan diperoleh sebagai berikut :
Tabel 20. Aktivitas Siswa Pada Pertemuan II
No Aspek Yang Diamati
Pasangan dan SkorA B C D E F G H I J K L
1 Siswa memperhatikan penjelasan singkat dari guru
3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
2 Siswa aktif dalam proses belajar
4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3
3 Siswa saling berdiskusi dengan pasangan
4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3
103
4 Siswa saling membantu dan bekerja sama dengan pasangannya
3 2 3 3 3 4 3 3 4 2 3 4
5 Siswan dapat menyimpulkan hasil diskusi dengan pasangannya
4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4
6 Siswa dapat mempresentasikanhasil belajar dengan pasangannya
4 3 3 2 2 3 4 3 3 3 4 3
Jumlah 22
17
18
17
17
19
19
18
22
21
19
20
Rata-rata 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3Sumber : Data Diolah dari (2014)
Tabel 20 menunjukkan bahwa keaktivan siswa
dalam pasangan belajar yang diamati melalui
aspek-aspek yang ditetapkan diperoleh pasangan A
dan I memberikan skor sebesar 22 yang merupakan
skor tertinggi dalam memperhatikan penjelasan
singkat dari guru, aktif dalam proses belajar,
saling berbagi, saling membantu dan bekerja sama
dalam belaja, dapat menyimpulkan hasil belajar
berpasangan, dan dapat mengelola waktu belajar
dengan baik. Sementara pasangan belajar B, D dan F
104
adalah pasangan belajar dengan nilai terendah
dengan skor 17.
c) Pertemuan III
Pengamatan keaktivan sistem pada pertemuan
kedua dilakukan seperti pada petermuan pertama dan
hasil pengamatan diperoleh sebagai berikut :
Tabel 21. Keaktivan Siswa Dalam Pembelajaran PadaPertemuan III
No
Aspek Yang Diamati
Pasangan dan SkorA B C D E F G H I J K L
1 Siswa memperhatikan penjelasan singkat dari guru
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 Siswa aktif dalam proses belajar
3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3
3 Siswa saling berdiskusi dengan pasangan
4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3
4 Siswa saling membantu dan bekerja sama dengan pasangannya
4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3
5 Siswan dapat menyimpulkan hasil diskusi dengan pasangannya
4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3
6 Siswa dapat mempresentasikanhasil belajar dengan pasangannya
4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3
Jumlah 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
105
3 1 2 1 3 3 2 1 2 2 2 0 Rata-rata 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4Sumber : Data Diolah dari (2014)
Tabel 21 menunjukkan bahwa keaktivan siswa dalam
pasangan belajar yang diamati melalui aspek-aspek
yang ditetapkan diperoleh beberapa pasangan yang
memperoleh skor tertinggi yaitu pasangan A, E, dan
F sedangkan pasangan yang memberikan nilai rendah
adalah pasangan L.
Berdasarkan hasil pengamatan di SMK Negeri 1
Bombana Program Keahlian Teknologi Komputer
Jaringan, diperoleh bahwa pasangan A, E, dan F
adalah pasangan belajar yang aktif sedangkan
pasangan C, D, B, G, H, I, J, K, dan L adalah
pasangan belajar yang pasif. Tingkat aktivitas
siswa dalam penelitian dapat disajikan pada Tabel
berikut :
Tabel 22. Tingkat Keaktivasn Siswa di Kelas pada
Siklus II
No.
PasanganBelajar
SkorPerolehan
SkorIdeal
Persentase
Keterangan
106
1. A 23 24 95,8 Tertinggi
2. B 21 24 87,5 Sedang3. C 22 24 91,7 Sedang4. D 21 24 87,5 Sedang5. E 23 24 95,8 Terting
gi6. F 23 24 95,8 Terting
gi7. G 22 24 91,7 Sedang8. H 21 24 87,5 Sedang9. I 22 24 91,7 Sedang10.
J 22 24 91,7 Sedang
11.
K 22 24 91,7 Sedang
12.
L 20 24 83,3 Terendah
Sumber : Data Diolah (2013)
Tabel 22 menunjukkan bahwa aktivitas siswa di
dalam kelompok belajar mencapai 95,8% lebih besar
dari 83,3%. Hal ini mengindikasikan bahwa pada
siklus II terjadi peningkatan kemampuan siswa
dimana siswa memperhatikan penjelasan singkat dari
guru, siswa aktif dalam proses belajar, siswa
berpikir, berpasangan dan berbagi dengan siswa
dapat mengelola waktu belajar dengan baik.
5) Evaluasi
107
Hasil aktivitas guru dikelas menunjukkan
nilai yang mencapai 95,59% dan aktivitas belajar
siswa 95,83 yang berarti bahwa aktivitas guru dan
siswa sudah mencapai kriteria yang ditetapkan
sehingga aktivitas guru dan siswa di kelas X
dapat ditingkatkan. Aktivitas siswa yang telah
mencapai hasil yang baik, dapat dirujuk dengan
nilai hasil ulangan harian pada pertemuan I, II
dan III.
a) Hasil Belajar pada Pertemuan I
Pelaksanaan evaluasi pada siklus II dalam
penelitian ini diukur dengan hasil ulangan harian
yang dilakukan dalam 3 kali pertemuan. Proses
evaluasi dilakukan pada setiap akhir belajar
dengan maksud agar siswa dapat menyelesaikan
pertanyaan dengan baik melalui model think pair
share. Nilai-nilai dari pertemuan I, II dan III
akan menunjukkan adanya perubahan daya serap yang
menggambarkan adanya penerapan model pembelajaran
think pair share. Evaluasi terhadap hasil ulangan pada
108
pertemuan I diperoleh dari 24 orang sisa berupa
nilai yang bervariasi.
Kemampuan siswa untuk memperoleh nilai dalam
ulangan yang dilakukan oleh guru PKn di kelas X
menunjukkan adanya perubahan daya serap siswa
terhadap pelajaran yang diberikan guru. Hasil
ulangan siswa dapat disajikan sebagai berikut :
Tabel 23. Hasil Belajar Siswa Pada Pertemuan I
No. Nomor Siswa Skor/Nilai Keterangan1 1 75 Tuntas2 2 75 Tuntas3 3 70 Tuntas4 4 69 Tidak Tuntas5 5 77 Tuntas6 6 65 Tidak Tuntas7 7 76 Tuntas8 8 75 Tuntas9 9 65 Tidak Tuntas10 10 69 Tidak Tuntas11 11 74 Tuntas12 12 75 Tuntas13 13 69 Tidak Tuntas14 14 76 Tuntas15 15 68 Tidak Tuntas16 16 69 Tidak Tuntas17 17 67 Tidak Tuntas18 18 64 Tidak Tuntas19 19 80 Tuntas20 20 78 Tuntas
109
21 21 75 Tuntas22 22 70 Tuntas23 23 73 Tuntas24 24 75 Tuntas
Jumlah 1.729Rat-rata 72,04Tuntas 14,0
Persentasi Tuntas 58,3Tidak Tuntas 10,0
Persentasi Tidak Tuntas 41,7 Sumber : Data Diolah Dari Hasil Ulangan Harian
(2013)
Tabel 23 memperlihat hasil ulangan harian siswa
terhadap pelajaran PKn di SMK Negeri 1 Bombana
Program Keahlian Teknologi Komputer Jaringan.
Persentase ketuntasan mencapai 58,3 persen
sedangkan persentase ideal adalah 70% hal ini
menunjukkan bahwa masih ada siswa yang belum mampu
memberi jawaban yang tepat dalam ulangan harian
sehingga perlu dilanjutkan pada pertemuan
berikutnya.
b) Pertemuan II.
Dalam pertemuan II, guru melakukan evaluasi
dengan memberikan ulangan harian dengan materi
PKn yang sama pada pertemuan sebelumnya. Hasil
110
belajar siswa pada pertemuan kedua disajikan
sebagai berikut :
Tabel 24. Hasil Belajar Siswa Pada Pertemuan II
No. Nomor Siswa Skor/Nilai Keterangan1 1 87 Tuntas2 2 85 Tuntas3 3 70 Tuntas4 4 69 Tidak Tuntas5 5 77 Tuntas6 6 80 Tuntas7 7 76 Tuntas8 8 75 Tuntas9 9 75 Tuntas10 10 80 Tuntas11 11 85 Tuntas12 12 75 Tuntas13 13 69 Tidak Tuntas14 14 76 Tuntas15 15 68 Tidak Tuntas16 16 69 Tidak Tuntas17 17 67 Tidak Tuntas18 18 75 Tuntas19 19 80 Tuntas20 20 78 Tuntas21 21 75 Tuntas22 22 80 Tuntas23 23 86 Tuntas24 24 80 Tuntas
Jumlah 1.837Rat-rata 76,54Tuntas 19,0Persentasi Tuntas 79,2Tidak Tuntas 5,0Persentasi Tidak Tuntas 20,8 Sumber : Data dioleh (2013)
111
Tabel 24 memperlihat hasil ulangan harian
siswa mencapai 79,2 persen sedangkan persentase
ideal adalah 70%. Hal ini sudah tercapai tetapi
masih ada siswa yang belum menunjukkan
peningkatan hasil belajar sehingga perlu
dilakukan tindakan lanjutan.
c) Pertemuan III
Dalam pertemuan III, guru melakukan evaluasi
dengan memberikan ulangan harian dengan materi
PKn yang sama pada pertemuan sebelumnya. Hasil
belajar siswa pada pertemuan kedua disajikan
sebagai berikut :
Tabel 25. Hasil Belajar Siswa Pada Pertemuan III
No. Nomor Siswa Skor/Nilai Keterangan1 1 88 Tuntas2 2 85 Tuntas3 3 70 Tuntas4 4 69 Tidak Tuntas5 5 77 Tuntas6 6 80 Tuntas7 7 76 Tuntas8 8 75 Tuntas9 9 75 Tuntas10 10 80 Tuntas11 11 85 Tuntas12 12 79 Tuntas13 13 79 Tuntas14 14 80 Tuntas
112
15 15 70 Tuntas16 16 69 Tidak Tuntas17 17 67 Tidak Tuntas18 18 80 Tuntas19 19 85 Tuntas20 20 78 Tuntas21 21 75 Tuntas22 22 85 Tuntas23 23 87 Tuntas24 24 83 Tuntas
Jumlah 1.877 Rat-rata 78,21 Tuntas 21,0 Persentasi Tuntas 87,5 Tidak Tuntas 3,0 Persentasi Tidak Tuntas 12,5 Sumber : Data diolah (2014)
Tabel 25 memperlihat hasil ulangan harian siswa
terhadap pelajaran PKn di SMK Negeri 1 Bombana
Program Keahlian Teknologi Komputer Jaringan.
Persentase ketuntasan mencapai 87,5 persen dan
lebih besar dari 70 % yang berarti bahwa hasil
belajar siswa telah mencapai tingkat ketuntasan
belajar. Idealnya hasil belajar siswa mencapai
persentase ketuntasan
6) Refelsi
Hasil belajar yang tuntas menunjukkan adanya
pencapaian kriteria ketuntasan belajar PKn yang
113
tinggi yakni 70 sedangkan kemampuan siswa rata-
rata adalah 87,5% dari 3 pertemuan yang dilakukan
di SMK Negeri 1 Bombana Program Keahlian
Teknologi Komputer Jaringan. Aktivitas guru
dengan 17 tindakan yang dilakukan di dalam kelas
mencapai 95,59% sebagai kriteria baik. Selain itu
aktivitas siswa di kelas berpikir, berpasangan,
dan berbagi. Dengan demikian keberhasilan dalam
model pembelajaran think pair share dapat diterapkan
dengan baik pada pelajaran PKn sebagai ilmu
pengetahuian yang mempelajari tentang hubungan
antara siswa belajar dan berpasangan untuk
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
Penerapan model pembelajaran think pair share
meningkatkan aktivitas mengajar guru dalam
pembelajaran PKn SMK Negeri 1 Bombana Program
Keahlian Teknologi Komputer Jaringan Tengah
Kabupaten Bombana begitu pula hasil evaluasi
menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
think pair share meningkatkan aktivitas belajar siswa
114
dalam pembelajaran PKn SMK Negeri 1 Bombana
Program Keahlian Teknologi Komputer Jaringan dan
penerapan model pembelajaran think pair share
meningkatkan hasil belajar PKn siswa SMK Negeri 1
Bombana Program Keahlian Teknologi Komputer
Jaringan.
3. Kendala-Kendala Yang dialami guru dalam penerapanmodel pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share.
Penelitian yang dilakukan pada kelas X SMK Negeri
1 Bombana Program Keahlian Teknologi Komputer dan
Jaringan dengan tujuan untuk menerapkan model
pembeljara think pair share yang dilakukan pada pelajaran
PKn. Tetapi dari hasil pengamatan diperoleh kendala-
kendala yang dialami oleh guru dalam menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share di
dalam upaya meningkatkan hasil belajar PKn antara
lain :
a. Kurangnya referensi
Referensi adalah buku-buku atau bahan
pelajaran yang berhubungan dengan materi pelajaran
115
PKn yang menyebabkan guru mengalami kesulitan
untuk memperoleh bahan ajar yang lebih memadai
untuk menerangkan materi supra struktur dan infra
struktur politik. Keterbatasan referensi ini
membuat materi pelajaran lebih banyak menggunakan
metode ceramah di depan kelas.
Kendala kurangnya referensi membuat proses
pembelajaran lebih banyak dikuasai oleh guru dan
siswa menjadi pasif sehingga hasil belajar siswa
tergantung pada kecakapan guru dalam menyampaikan
materi di kelas dengan gaya mengajar yang
dimilikinya.
b. Media pembelajaran
Dalam penerapan model pembeljaran think pair
share, selain referensi yang kurang, media
pembelajaran menjadi bagian penting yang dapat
mendorong guru untuk menggunakan alat peraga
walaupun di dalam pelajaran PKn. Setiap pelajaran
yang diajarkan membutuhkan media pembelajaran dan
116
peranannya sangat signifikan atau nyata terhadap
daya serap siswa.
Bagi siswa yang tidak memahami kalimat dari
seorang guru dalam mengamati alat peraga atau
media yang digunakan dan mudah memahaminya
dibanding dengan kalimat-kalimat dari guru dalam
menjelaskan materi pelajaran supra struktur dan
infra struktur politik. Keterbatasan media
pembelajaran PKn ini menjadi kendala bagi
pengembangan pembeljaran PKn dengan model think pair
share.
c. Jam pelajaran yang terbatas
Setiap pelajaran memiliki jadwal yang
ditetapkan dan diatur untuk setiap kelas menurut
jam pelajar dan setiap mata pelajaran diberi waktu
45 menit. Setiap guru menghabiskan separuh waktu
mengajarnya untuk mengatur kelas sehingga materi
pelajaran tidak dapat diselesaikan secara efektif.
Waktu pembelajaran di setiap sekolah telah
diatur dalam kurikulum pembelajaran dan telah
117
disetujui oleh semua pihak di sekolah sehingga
waktu belajar tidak dapat dirubah sesuai
keinginnan guru. Hal ini membuat waktu belajar
yang efektif berada pada kekuarangan jam
pelajaran. hasil pengamatan di lapangan diperoleh
bahwa kelas X SMK Negeri 1 Program Keahlian
Teknologi Komputer dan Jaringan lebih mengutakan
praktek komputerisasi dengan jam pelajaran yang
lebih lama dibanding pelajaran lainnya.
4. Kendala-Kendala Yang dialami siswa dalam penerapanmodel pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share.
Hasil penelitian yang dilkaukan di kelas X SMK
Negeri 1 Bombana program keahlian Teknologi Kompoter
dan Jaringan diperoleh beberapa kendala yang dialami
siswa dalam penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Think-Pair-Share yaitu minat belajar, kemampuan
kerja sama, partisipasi dalam belajar dan rendahnya
daya serap.
a. Minat belajar
118
Minat belajar siswa adalah kemauan siswa
untuk belajar di skolah maupun di rumah terhadap
setiap pelajaran yang diajarkan. Hasil pengamatan
di lapangan diperoleh bahwa siswa kurang berminat
pada beberapa mata pelajaran tertentu seperti PKn
yang lebih cenderung pada kajian dan tidak semua
siswa memiliki kemampuan untuk menghafat akan
memamahi teori yang diajarkan, mereka cenderung
belajar untuk praktek sesuai dengan program
keahlian teknologi komputer jaringan.
Minat belajar siswa yang rendah berpengaruh
kepada hasil belajar yang diperoleh siswa. Hal ini
nampak pada hasil evaluasi dalam siklus I dimana
siswa memperoleh nilai yang relatif di bawah 70.
Kenyataan ini diperburuh dengan kondisi siswa yang
belum mampu belajar dengan model-model
pembelajaran yang dikembangkan oleh guru PKn di
SMK Negeri 1 Bombana.
b. Kemampuan kerja sama
119
Kerja sama dalam penelitian ini adalah kerja
sama antara siswa yang dibentuk dengan pasangan
belajar dalam model pembelajaran think pair share.
Siswa tidak memahami tujuan pembentukan pasangan
dalam belajar sehingga menjadi kendala dalam
belajar PKn. Banyak siswa yang mengandalkan
kebiasaan belajar sendiri atau mandiri untuk
menghadapi setiap pelajaran sekalipun hasil
belajar mereka rendah.
Hasil pengamatan di SMK Negeri 1 Bombana,
bahwa pada kegiatan tertentu, siswa dapat bekerja
sama untuk mencapai hasil yang diharapkan, tetapi
dalam beberapa mata pelajaran, siswa sangat sulit
diarahkan untuk bekerja sama dalam memecahkan
masalah dari mata pelajaran yang diajarkan
sehingga kemampuan kerja sama ini menjadi salah
satu kendala dalam model think pair share.
c. Partisipasi dalam belajar
Keikutsertaan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar sangat dibutuhkan untuk menyelenggarakan
120
kegiatan pembelajaran. Namun demikian tidak semua
siswa memiliki partisipasi pada mata pelajaran
PKn, selain itu sosialisasi model pembelajaran
think pair share tidak dilakukan dengan baik
sehingga partisipasi siswa untuk belajar
berpasangan sangat kurang.
Partisipasi untuk belajar didukung dengan
kerja sama dan partisipasi siswa tetapi hasil
pengamatan di kelas X diperoleh bahwa guru hanya
memberikan apresiasi untuk belajar tetapi tidak
mensosialisasi model pembelajaran think pair sehare
sehingga tingkat partisipasi siswa untuk belajar
PKn dengan model think pair share menjadi salah satu
kendala yang mempengaruhi penerapan model
pembelajaran tersebut di kelas X SMK Negeri 1
Bombana Program Keahlian Teknologi Komputer
Jaringan.
d. Rendahnya daya serap
Hal penting yang menjadi kendala dalam
penerapan model pembelajaran think pair share lainnya
121
adalah daya serap atau kemampuan menerima
pelajaran yang diajarkan guru PKn di kelas X. Dari
24 siswa yang ada di kelas X hanya sebagian kecil
yang memiliki daya serap yang baik artinya mereka
dapat menerima pelajaran yang diajarkan guru di
kelas.
Hasil pengamatan di kelas X, diperoleh bahwa
sebagian besar siswa terfokus pada pelajaran
komputer sesuai dengan program yang dipilihnya
untuk menjadi tenaga komputer dan mengabaikan
pelajaran lainnya. Hal ini menjadi kendala dalam
penerapan model think pair share. Selain itu nilai
ulangan harian yang diperoleh siswa tidak mencapai
kriteria yang ditetap sehingga guru dianggap tidak
mampu menerapkan model pembelajan think pair share
yang menunjukkan ketidaktuntasan guru dalam
pembelajaran PKn di kelas X.
5. Upaya-upaya dalam penerapan model pembelajarankooperatif tipe Think-Pair-Share
122
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
kendala yang dialami guru dan siswa dalam penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share
sehingga hasil belajar PKn pada siswa kelas X SMK
Negeri 1 Bombana Program Keahlian Teknologi Kompoter
dan Jaringan dapat ditingkatkan melalui:
a. Sosialisasi model pembelajaran
Upaya yang dilakukan oleh setiap guru dalam
menerapkan model pembelajaran think pair share adalah
melalui sosialisasi model pembelajaran dengan
menjelaskan arti dan makna pembelajaran think pair
share yaitu berpikir, berpasangan dan berbagi.
Sosialisasi dilakukan sebagai berikut :
1) Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang
berhubungan dengan pelajaran. Kemudian siswa
diminta untuk memikirkan pertanyaan atau isu
tersebut secara mandiri untuk beberapa saat.
2) Guru melakukan apersepsi, menjelaskan tujuan
pembelajaran, dan menyampaikan pertanyaan yang
berhubungan dengan materi yang akan disampaikan
123
3) Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa
lain untuk mendiskusikan apa yang telah
dipikirkannya pada tahap pertama. Dalam tahap
ini, setiap anggota pada kelompok membandingkan
jawaban atau hasil pemikiran mereka dengan
mendefinisikan jawaban yang dianggap paling
benar, paling meyakinkan, atau paling unik.
Biasanya guru memberi waktu 4-5 menit untuk
berpasangan.
4) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memikirkan jawaban dari permasalahan yang
disampaikan guru. Langkah ini dapat
dikembangkan dengan meminta siswa untuk
menuliskan hasil pemikiranyya masing-masing
5) Guru mengorganisasikan siswa untuk berpasangan
dan memberi kesempatan kepada siswa untuk
mendiskusikan jawaban yang menurut mereka
paling benar atau paling meyakinkan. Guru
memotivasi siswa untuk aktif dalam kerja
kelompoknya. Pelaksanaan model ini dapat
124
dilengkapi dengan LKS sehingga kumpulan soal
latihan atau pertanyaan yang dikerjakan secara
kelompok.
6) Pada tahap akhir, guru meminta kepada pasangan
untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa
yang telah mereka bicarakan. Keterampilan
berbagi dalam seluruh kelas dapat dilakukan
dengan menunjuk pasangan yang secara sukarela
bersedia melaporkan hasil kerja kelompoknya
atau bergiliran pasangan demi pasangan hingga
sekitar seperempat pasangan telah mendapat
kesempatan untuk melaporkan.
7) Siswa mempresentasikan jawaban atau pemecahan
masalah secara individual atau kelompok didepan
kelas
8) Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi
atau evaluasi terhadap hasil pemecahan masalah
ang telah mereka diskusikan.
b. Pembentukan pasangan belajar siswa
125
Berpikir, berpasangan dan berbagi dalam model
pembelajaran merupakan salah satu model
pembelajaran yang dapat memudahkan siswa untuk
menyelesaikan permasalahan dengan sekan sekelas
secara berpasangan. Model pembelarajan berpasangan
ditentukan oleh guru diawal pembelajaran dengan
menentukan siswa mampu dan kurang mampu
berpasangan kemudian guru mengapresiasian tujuan
pembelajaran yang disertai dengan tujuan
pembelajaran . setiap siswa akan berpasangan dan
jika nilai telah memenuh kriteria ketuntasan
belajar, guru mengatur ulang pasangan belajar
sehingga semua siswa dapat berganti pasangan dalam
belajar.
c. Penyediaan sarana dan prarasana pembelajaran
Saran dan prasarana pembelajaran merupakan
media yang sangat dibutuhkan untuk memberikan
ketegasan terhadap materi pelajaran yang diajarkan
di kelas. Penyediaan sarana dan prasarana
pembelajaran menjadi tanggung jawab kepala
126
sekolah, tetapi guru PKn juga dapat membantu
menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran yang
dibuat sendiri yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran di kelas.
Penyediaan sarana dan prasarana pembelajaran
dapat membangun komunikasi media kepada siswa
sehingga melalui media pembelajaran tersebut siswa
dapat membentuk pemikiran sendiri dan dapat
belajar dengan baik. Selain itu siswa juga
memiliki kesempatan untuk mencari dan membuat
sarana dan prasarana pembelajaran. Dengan demikian
penyediaan sarana dan prasarana pembelajaran
menjadi bagi penting dalam upaya meningkatkan
hasil belajar PKn di kelas X SMK Negeri 1 Bombana
Program Keahlian Teknologi Komputer dan Jaringan.
B. Pembahasan
Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa, aktiivtas belajar dan aktivitas mengajar
127
guru dapat meningkat melalui penerpaan model
pembelajaran think pair share.
1. Aktivitas mengajar guru dalam penerapan modelpembelajaran think pair share.
Hasil penelitian yang dikaji dengan penelitian
tindakan kelas diperoleh bahwa penerapan model
pembelajaran think pair share pada siklus I selama 3 kali
pertemuan menghasilkan persentase yang berada di
bawah 90%. Artinya pada siklus I yang dilakukan
dari tahapan penyusunan masalah, rencana tindakan,
tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi tidak
tuntas dalam menerapkan model pembelajaran think pair
share. karena adanya kendala-kendala seperti
kurangnya referensi, tidak adanya media pembelajaran
yang memadai dan jam pembelajaran PKn yang terbatas,
menunjukkan bahwa guru dalam melaksanakan
pembelajaran PKn Namun dalam demikian pada siklus
II, guru berupaya untuk meningkatkan aktivitas
mengajar dengan model think pair share.
128
Pada siklus II guru melanjutkan 17 tindakan yang
dilakukan pada siklus I dengan materi pelajaran yang
sama yaitu supra struktur dan infra struktur politik
dan hasil yang dicapai pada pertemuan yang ketiga
dalam siklus II adalah 95,59 persen. Persentasi
capaian ini menunjukkan bahwa aktivita guru dalam
menerapkan model think pair share mengalam peningkatan.
Ukurannya adalah perubahan nilai tindakan dalam
setiap pertemuan yang dilakukan guru di kelas X.
Menurut pendapat Nasution (1997:34) belajar juga
merupakan suatu bentuk perubahan dalam diri
seseorang yang dinyatakan dalam tingkah laku, bakat,
pengalaman, keahlian, keberhasilan, keterampilan dan
kesanggupan menghargai perkembangan sikap-sikap
sosial, emosional dan pertumbuhan jasmani. Pendapat
ini menunjukkan kemampuan seorang guru dalam belajar
untuk menyiapkan diri untuk melaksanakan proses
pembelajaran dan melakukan perubahan di kelas untuk
mewujudkan hasil belajar mengajar.
129
Pendapat Nasution yang dikemukakan tersebut
mengarah kepada guru untuk membangun kompetensi diri
dalam menerapkan model pembelajaran think pair share.
Aktivitas guru didukung dengan tingkah laku, bakat,
pengalaman, keahlian, keberhasilan, keterampilan dan
kesanggupan menghargai perkembangan sikap-sikap
sosial, emosional dan pertumbuhan jasmani. Hal ini
yang membuat guru sanggup melakukan perubahan dalam
meningkatkan aktivitas mengajar untuk menerapkan
model think pair share.
Pendapat dari Bloom (1997:57) tentang tujuan
langsung pendidikan adalah perubahan kualitas,
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.
Peningkatan ini tidak sekedar meningkatkan belaka
tetapi peningkatan yang hasilnya dapat dipergunkan
untuk meningkatkan taraf hidupnya sebagai pribadi,
pekerja, profesional, warga masyarakat, warga negara
dan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Hasil
pendidikan diberikan kepada lingkungan dan dierima
oleh lingkungan sebagai masuk yang digunakan sesuai
130
dengan kepentingannya. Dapat ditegaskan bahwa
belajar adalah perubahan kualitas kemampuyan
kognitif, afektif dan psikomotorik untuk
meningkatkan tarah hidupnya sebagai pribadi, sebagai
masyarakat maupun sebagai Makhluk Tuhan Yang Maha
Esa. Pendapat ahli tersebut menunjukkan bahwa hasil
belajar berada pada kemampuan guru dalam menerapkan
model pembelajaran think air share yang sehingga
aktivitas mengajar dapat ditingkatkan. Menurut
Chaplin bahwa hasil belajar adalah hasil karya
akademis yang dinilai oleh guru ataupun melalui tes-
tes yang dibakukan maupun kombinasi dari keduanya.
Hasil penelitian Lusinati Lermana, (2005)
menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan
guru dengan menggunakan model pembelajaran
Kooepratif Tipe Think Pair Share. dapat menimbulkan kerja
sama dan mengatasi kelemahan siswa dalam memahami
pelajaran yang ajarkan guru melalui kegiatan belajar
kelompok yang mengutamakan tindakan berpikir,
131
berpasangan dan berbagi dengan rekan siswa dalam
kelompok belajar.
Dari pendapat ahli dan hasil penelitian terdahulu
dapat dikemukakan bahwa model pembelajaran think pair
share pada mata pelajaran PKn sangat efektif untuk
membangun kebersamaan peasangan belajar dan
kepercayaan untuk meningkatkan aktivitas mengajar
guru PKn.
2. Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Dalam PenerapanModel Pembelajaran Think pair share.
Penelitian yang dilakukan di kelas X aktivitas dan
hasil belajar siswa pada pelajaran PKn. Aktivitas
siswa dalam pembelajaran PKn dengan model think pair
share pada siklus I menunjukkan bahwa siswa tidak
punya minat belajar PKn, tidak dapat bekerja sama,
tidak patisipasi, dan daya serap yang rendah
terhadap materi PKn yang diajarkan sehingga hasil
aktivitas dan hasil belajar siswa rendah atau tidak
132
tuntas. Penyebab dari masalah tersebut merupakan
kendala-kendala yang dihadap siswa dan untuk
memperbaiki hasil evaluasi, guru melakukan rencanan
tindakan pada siklus II dengan 17 tindakan yang
sama pada siklus I.
Aktivitas dan hasil belajar siswa pada siklus II
memperlihatkan adanya perubahan nilai capaian skor
dari siswa yang lebih besar dari kriterial
ketuntasan belajar 70. Hal ini menggambarkan bahwa
belajar berpikir, berpasangan, dan berbagi merupakan
model pembelajaran yang memudahkan siswa untuk
belajar dan menghasilkan hasil belajar yang baik.
Penelitian yang dilakukan pada SMK Negeri 1
Bombana Program Keahlian Teknologi Komputer Jaringan
diperoleh aktivitas siswa yang mencapai 87,5% lebih
besari dari kriteria yang ditetapkan yakni 70%.
Hasil ini diperkuat dengan adanya tingkat ketuntasan
belajar di atas 70% yang diperoleh siswa pada
pembelajaran PKn dalam kelompok.
133
Menurut pendapat Triyuni (2009:49) hasil belajar
merupakan salah satu ukuran keberhasilan dalam
pencapaian tujuan pembelajaran. Hasil belajar
merupakan kemampuan yang diperoleh siswa m kegiatan
belajar. Belajar itu adalah suatu proses dalam diri
seseorang yang berusaha memperoleh sesuatu dalam
bentuk perubahan tingkah laku yang relatif menetap.
Perubahan tingkah laku dalam belajar sudah
ditentukan berdasarkan kemampuan siswa.
Hasil belajar juga merupakan prestasi yang dicapai
oleh siswa dalam bidang studi tertentu dan untuk
memperolehnya menggunakan standar sebagai pengukuran
keberhasilan seseorang. Kriteria hasil belajar pada
siswa yang lazim digunakan adalah nilai rata-rata
yang didapat melalui belajar dalam peranannya
melanjutkan studinya (Suryobroto, 1997:16).
Hasil penelitian Sudarman (2006) menyatakan bahwa
model pembembelajan think pair share dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar bersama
di kelas terutama dalam berpikir, berpasangan dengan
134
teman sejawat dan berbagi pengatahuan yang diperoleh
dari pembelajaran sejarah di kelas dan menyelesaikan
permasalahan secara bersama-sama di kelas.
Berdasarkan pendapat ahli dan hasil penelitian
terdahulu diperoleh bahwa penerapan model
pembelajaran think pair share dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X SMK Negeri
1 Bombana Program Keahlian Teknologi Komputer dan
Jaringan.
3. Tindakan untuk mengatasi Kendalan dan Upaya DalamMenerapkan Model Pembelajaran Think pair share.
Upaya siswa untuk mencapai ketuntasan belajar
mengajar menunjukkan adanya kemampuan guru dalam
menerapkan model pembelajarabn dan peningaktan daya
serap siswa yang diwujudkan melalui, siswa aktif
dalam proses belajar, siswa saling berdiskusi
dengan pasangan belajar, siswa saling membantu dan
bekerja sama dalam kelompok, siswa dapat
menyimpulkan hasil diskusi secara berpasangan dan
siswa dapat mengelola waktu belajar dengan baik. Hal
135
ini yang membuat siswa mampu belajar secara
berkelompok maupun belajar mandiri. Namun demikian
tidak semua siswa mempunyai kemampuan belajar yang
baik untuk itu belajar kelompok adalah salah satu
model pembelajaran yang juga bertujuan untuk
menyatukan siswa dalam kelompok sehingga mereka
mampu saling berdiskusi dan bekerja sama untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam
pelajaran termasuk pelajaran PKn.
Pelajaran PKn bagi siswa adalah memahami hubungan
dan pengaruhi timbal balik antara aneka macam
gejala-gejala sosial seperti gejala ekonomi dengan
agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi,
gerak masyarakat dengan politik yang dihadapi siswa
dalam berinteraksi dengan masyarakat. Selain itu
belajar PKn ditujukan juga untuk mengetahui hubungan
dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial
dengan gejala-gekala non sosial seperti gejala
geografis, bilologis, fisika, kimia dan gejala alam
serta ciri-ciri umum semua jenis gejala sosial. Hal
136
ini menempatkan ilmu PKn menjadi pengetahuan yang
penting untuk dipelajari dan dipahami oleh setiap
siswa. Hasil berpikir, berpasangan dan berbagi dalam
mewujudkan hasil belajar menunjukkan adanya
kemampuan dan kebersamaan siswa dalam belajar
bersama.
Dari konsep di atas membangun komitmen siswa untuk
tuntas dalam belajar dan ketuntasan belajar tersebut
berada pada kemampuan dan disiplin untuk mengatasi
kendala-kendala yang dihadapk siswa dan guru dengan
baik, aktif dalam proses belajar, saling berdiskusi
dalam kelompok nelajar, saling membantu dan bekerja
sama dalam kelompok belajar, dan dapat menyimpulkan
hasil diskusi kelompok belajar, dengan demikian
kriteria ketuntasan 70 akan dapat tercapai dan sudah
terbuktikan bahwa penerapan model pembelajaran think
pair share dapat meningkatkan aktivitas siswa di
sekolah dan mewujudkan prestasi belajar siswa pada
masa mendatang.
138
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang
dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Penerapan model pembelajaran think pair share dapat
meningkatkan aktivitas mengajar guru dalam
pembelajaran PKn SMK Negeri 1 Bombana Program
Keahlian Teknologi Komputer Jaringan dengan kriteria
ketuntasan mengajar sebesar 95,59% pada siklus
kedua.
2. Penerapan model pembelajaran think pair share dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam
pembelajaran PKn di SMK Negeri 1 Bombana Program
Keahlian Teknologi Komputer Jaringan Tengah
Kabupaten Bombana dengan kriteria ketuntasan belajar
sebesar 95.8% pada siklus kedua..
3. Hasil penelitian diperoleh bahwa penerapan model
pembelajaran think pair share dapat meningkatkan hasil
belajar PKn pada siswa SMK Negeri 1 Bombana Program
Keahlian Teknologi Komputer Jaringan Tengah
139
Kabupaten Bombana dengan kriteria ketuntasan belajar
sebesar 87,5% pada siklus kedua.
4. Kendala yang dialami oleh guru dalam penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share adalah
kurangnya referensi, media pembelajaran, dan jam
pelajaran yang terbatas.
5. Kendala yang dialami siswa dalam penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share adalah
minat belajar yang rendah, kemampuan kerja sama yang
rendah, partisipasi dalam belajar yang rendah dan
rendahnya daya serap siswa dalam belajar PKn.
6. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
kendala yang dialami guru dan siswa dalam penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share
adalah sosialisasi model pembelajaran, pembentukan
pasangan belajar siswa, dan penyediaan sarana dan
prarasana pembelajaran.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan sebelumnya,
maka dapat disarankan bahwa :
140
1. Untuk meningkatkan aktivitas guru mengajar, maka
perlu ditingkatnya penguasaan dan penerapan model
pembelajaran think pair share yang lebih fokus pada
tujuan pembelajaran sehingga dapat mewujdukan
ketuntasan mengajar guru di masa mendatang.
2. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa, maka
peran guru dan penetapan model pembelajaran think pair
share perlu dikembangkan sehingga siswa dapat
memahami tujuan pembelajaran dengan model tersebut
yang nantinya dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa di kelas.
3. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas X
SMK Negeri 1 Bombana Program Keahlian Teknologi
Komputer Jaringan, maka perlu adanya pembentukan
pasangan belajar yang berganti-ganti dengan tidak
memberi perbedaan dalam pasangan belajar untuk
memperoleh hasil belajar yang baik.
4. Untuk mengatasi kendala dalam penerapan model think
pair share, maka guru PKn harus menyediakan referensi
dan media pembelajaran dengan baik dan menambah jam
141
pelajaran agar aktivitas belajar berlangsung dengan
baik dikelas pada masa mendatang.
5. Untuk mengembangan upaya-upaya dalam menerapkan
model pembelajaran think pair share, maka diharapkan
adalah sosialisasi model pembelajaran yang lebih
aktif kepada siswa dan mengendalikan kelas dengan
menyadikan sarana dan prasarana pembelajaran yang
nantinya akan mewujudkan hasil belajar mengajar yang
baik di masa mendatang.