Post on 31-Jan-2018
TUGAS AKHIR BIOKIMIA1tentang
HORMON
Disusun oleh ;
Nama : Zettry
NIM/BP : 17514/2010
Prodi : Pendidikan Kimia ISTE
Dosen : Fitri Amelia M.Si
PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
1. Pengertian Hormon.
Berikut ini adalah definisi dan pemaparan tentang apa itu Hormon :
Hormon di sintesis dan di sekresikan oleh sel khusus yang mempunyai
pengaruh pada sel target atau sel sasaran. Dimana hormon yang disekresikan
oleh sel di sebut dengan hormon endokrin. Biasanya hormon mempengaruhi
atau memberi efek pada sel di dekatnya. (McKee, Trudy dan James McKee.
1996 : 5410 )
Hormon merupakan senyawa kimia, ada dalam darah dengan kadar yang
sangat rendah, yang mempunyai pengaruh pengatur pada metabolisme alat
atau jaringan spesifik. Hormon di sekresikan lansung ke dalam darah dengan
jumlah yang sangat kecil oleh sel khusus, sering dikelompokkan bersama
dalam struktur anatomik berbeda yang di sebut kelenjar endoktrin. Hormon-
hormon di angkut lewat darah ke jaringan spesifik yang di sebut jaringan
sasaran, dimana mereka melakukan pengaruh pengaturannya. (Montgomery,
Rex dkk. 1983 : 1139 )
Hormon adalah zat organik yang di perlukan untuk kelanjutan hidup dan
fungsi normal tubuh, dimana zat itu dapat di buat oleh tubuh kita. Hormon
hanya di butuhkan dalam jumlah kecil, sehingga dapat di anggap sebagai
pengatur kimiawi untuk proses-proses vital yang berlansung dalam tubuh
manusia. Hormon di keluarkan oleh kelenjar-kelenjar endoktrin. (Gultom,
Togu. 2001 : 119 )
Hormon di definisikan secara klasik sebagai zat yang di sintesa pada berbagai
kelenjar tanpa saluran yang di sekresikan ke berbagai jaringan tubuh tertentu.
Hormon berfungsi mengatur proses metabolisme tubuh. Hormon di sekresikan
ke dalam darah sebelum di gunakan, maka kadar hormon ini dapat merupakan
indikasi aktivitas saat kontak dengan organ sasaran. (Azmi, Johny. 1999 :
110)
Hormon adalah molekul yang di hasilkan oleh jaringan tertentu (kelenjar) dan
hormon di keluarkan lansung ke dalam darah yang membawanya ke tempat
tujuan dan hormon secara khas mengubah kegiatan suatu jaringan tertentu
yang menerimanya. ( Poedjiadi, Anna dan Titin. 2009 : 345)
Hormon adalah suatu pesan kimia yang di sintesis pada sel-sel khusus dan di
transpor ke sel sasaran yang jauh letaknya melalui peredaran darah.
Kebanyakan hormon di sekresi lansung ke dalam sirkulasi darah. ( Colby, S
Diane. 1988 : 263)
Hormon adalah senyawa organik yang di produksi oleh tubuh organisme
multiseluler yang berperan sebagai pembawa informasi kimia dan mereka
bergerak pada aliran darah untuk menuju jaringan atau organ sasaran. ( Bakar,
Usman dan Iswendi. 2010 : 141)
2. Klasifikasi hormon berdasarkan fungsinya.
Hormon dapat di klasifikasikan berdasarkan fungsi hormon itu sendiri di dalam tubuh
manusia. Terdapat 7 ( tujuh ) klasifikasi hormon jika kita lihat berdasarkan fungsinya.
Klasifikasi tersebut adalah :
Hormon Singkatan Nama Tambahan Jaringan Sasaran Fungsi Utama
Somatotropin SH Hormon pertumbuhan Banyak Sintesis protein.
Prolaktin PRL Hormon laktogen Kelenjar payudara Produksi susu.
Hormon
stimulasifolikel
FSH -- Pada wanita, folikel
Pada laki, testes
Folikel yang matang.
Spermatogenesis.
Hormon luteinisasi LH Hormon stimulasi sel
Intestinal (ICSH)
Pada wanita, folikel
Pada laki, testes
Pembuahan, formasi
dari corpus
progesteron luteum.
Produksi testosteron.
Tirotropin TSH Hormon stimulasitiroid Tiroid Memproduksi T4 dan
T3.
Adrenokortikotropi
n
ACTH -- Korteks adrenal Melepaskan dan
mensintesis
kortikosteroid.
Melanotropin Β-MSH Hormon
stimulasimelanosit
Melanosit Pigmentasi.
(Montgomery, Rex dkk. 1983 : 1163 )
Berikut adalah uraian masing-masing hormon tersebut :
Somatotropin (SH)
SH di sekresika oleh sel asidofil adenohipofisis yang mempunyai efek anabolik yang
banyak pada jaringan. Dengan demikian SH biasa di sebut dengan hormon
pertumbuhan. SH tersusun atas rantai polipeptida tunggal terdiri dari 188 sisa asam
amino. SH memicu pengambilan asam amino oleh otot dan meningkatkan sintesis
protein dalam beberapa jaringan. Di samping itu, SH juga meningkatkan kadar
glukosa dan kadar asam lemak bebas plasma. Karenanya, SH mempunyai pengaruh
anti-insulin. Pelepasan SH ke dalam plasma di pacu oleh kadar asam amino plasma
yang tinggi dan di tekan oleh kadar glukosa plasma yang tinggi. Hanya SH manusia
yang aktif pada manusia, sehingga terkadang terapi hormon tidak berdampak apa-apa.
Prolaktin (PRL)
PRL berfungsi untuk memacu produksi air susu dalam kelenjar susu. Prolaktin
mengimbas sintesis dua protein dalam kelenjar susu yang membentuk sintase laktose,
enzim yang bertanggung jawab dalam sintesis laktosa atau gula susu. Salah satu protei
tersebut adalah transferase uridin difosfagalaktosil terikat membran. Protein yang lain
α-laktalbumin, protein yang memodifikasi spesifisitas transferase sehingga glukosa
merupakan akseptor untuk bagian galaktosil, dan dengan ini memungkinkan
terjadinya sintesis laktose atau gula susu. Di samping itu, PRL menyebabkan
proliferase dan hipertropi aparatus golgi kelenjar susu. Aparatus golgi merupakan
organel tempat melepaskan laktosa, protein dan bulatan lemak penyusun air susu dari
sel alveoli kelenjar susu ke dalam saluran pengumpul. Sebelum PRL dapat melakukan
kerjanya, sel kelenjar susu harus di mulai dengan pemaparannya terhadap insulin dan
kortisol. Prolaktin terdapat pada pria dan wanita. Urutan asam amino prolaktin dan
SH sama, ini dapat menerangkan pengaruh tumpang tindih kedua hormon ini.
Gonadotropin (FSH dan LH)
Mereka bekerja pada kelenjar kelamin. FSH menyebabkan maturasi folikel ovarium
pada wanita, dan menstimulasi spermatogenesis pada pria. LH mempunyai beberapa
kerja pada wanita, termasuk memacu ovulasi, pembentukan korpus luteum, dan
produksi progesteron
Tirotropin (TSH)
TSH memacu pelepasan T3 dan T4, hormon tiroid. TSH merupakan glikoprotein yang
mengandung satu rantai α dan satu rantai β. Selain itu TSH juga bekerja pada adiposit
untuk memacu lipolisis. Kerja TSH paling sedikit di perantarai lewat mekanisme
siklase adenilat cAMP.
Adrenokortikotropin (ACTH)
ACTH memacu produksi dan sekresi glukokortikoid dalam korteks adrenal. ACTH
merupakan polipeptida kecil, yang hanya mengandung 39 asam amino pertama.
ACTH bekerja lewat mekanisme cAMP untuk menstimulasi hidrolisis ester kolesterol
yang di simpan dalam sel penghasil glukokortikoid korteks adrenal. Kemudian terjadi
hidriksilasi dan pemecahan rantai samping kolesterol pada C20-22 dan menghasilkan
prognenolon. ACTH juga memicu lipolisis dalam adiposit lewat mekanisme cAMP.
Melanotropin (β-MSH)
β-MSH di sekresi oleh sel basofil adenohipofisisyang sama dengan yang mensekresi
ACTH. Pemberian β-MSH dalam jumlah banyak menyebabkan deposisi pigmen
dalam kulit. (Montgomery, Rex dkk. 1983 : 1162 -1166 )
3. Klasifikasi hormon berdasarkan tempat pembentukannya.
Hormon dapat di klasifikasikan berdasarkan tempat pembentukannya atau
berdasarkan kelenjar endoktrin yang mengeksresikannya. Terdapat 7 ( tujuh )
klasifikasi hormon jika kita lihat berdasarkan kelenjar endokrin yang
mengeksresikannya :
Sumber Hormon Fungsi
Hipotalamus Gonadotropin-releasing hormon (GnRH)
Kortikotropin-releasing hormon (CRH)
Hormon pertumbuhan-releasing hormon
(GHRH)
Somatostatin
Thyrotropin-releasing hormon (TRH)
Merangsang sekresi LH dan FSH
Merangsang sekresi ACTH
Merangsang sekresi GH
Menghalangi sekresi GH dan TSH
Merangsang sekresi TSH dan prolaktin
Pituitary Hormon liteunizing (LH)
Hormon perangsang folikel (FSH)
Merangsang sintesis hormon seks pada
ovarium dan testes.
Persiapan ovulasi dan sintesis estrogen
pada ovarium dan sperma pada testes.
Kortikotropin (ACTH)
Hormon pertumbuhan ( GH)
Thyrotropin (TSH)
Prolaktin
Oksitosin
Vasopressin
Merangsang sintesis steroid pada korteks
adrenal.
Mempengaruhi proses anabolik pada
berbagai jaringan.
Merangsang hormon tiroid.
Merangsang produksi susu pada
reproduksi betina.
Mengatur kontraksi uterus dan sekresi
susu.
Mengatur tekanan darah dan air tubuh.
Gonad Estrogen
Progesteron
Androgen
Pematangan fungsi sistem reproduksi
laki.
Fertilisasi telur dan persiapan kehamilan.
Pematangan fungsi sistem reproduksi
betina.
Korteks
adrenal
Glukokortikoid
Mineralokortikoid
Mengurangi respons efek peradangan.
Metabolisme mineral.
Tiroid Triodotironin T3
Troksin T4
Merangsang banyak reaksi seluler.
Gastrointestina
l
Gastrin
Sekretin
Kolesitokinin
Somatostatin
Merangsang sekresi asam lambung dan
enzi pankreas.
Mengatur sekresi eksokrin pankreas.
Merangsang sekresi enzim pencernaan.
Menghambat sekresi gastrin dan
glukagon.
Pankreas Insulin
Glukagon
Somatostatin
Membantu efek anabolik dan lipogenesis
Glikogenolisis dan lipolisis.
Menghambat sekresi glukagon.
(McKee, Trudy dan McKee James. 1996 : 544)
(Gultom, Togu. 2001 : 119 – 120)
(http://arizta.mywapblog.com/macam-macam-endokrin-dan-hormon.xhtml )
(http://biologi-ed.blogspot.com/2012/09/system-koordinasi-hormon.html)
4. Biosintesa dan sekresi hormon
Biosintesa Hormon
Untuk hormon polipeptida, mereka di sintesis pada retikulum endoplasma dan di matangkan
di matangkan di aparatus golgi. Pada banyak hal, proses proteolitik berperan pada
pembentukan kematangan hormon. Salah satu contohnya adalah hormon insulin yang di
hasilkan oleh sel B pankreas, yang berfungsi mengatur gula darah. Kadar glukosa darah yang
tinggi ,rangsang pelepasan protein dari endokrin pankreas. Sebaliknya, insulin mempermudah
penurunan glukosa dalam sirkulasi dengan merangsang metabolisme glukosa. Jaringan
sasaran utama hormon insulin adalah jaringan adiposa, otot dan hati.
Insulin ini terdiri dari 2 rantai polipeptida, dinamai rantai A dan rantai B yang di hubungkan
dengan jembatan disulfida. Insulin berasal dari prekursor polipeptida (preproinsulin) yang
mengandung dua rangkaian asam amino yang tidak di temukan dalam hormon yang matang;
suatu rangkaian sinyal pada N terminal dan peptida penghubung, peptida C, yang terletak
pada rangkaian primer prekursor antara rangkaian A dan rangkaian B. Preproisulin di sintesis
oleh ribosom yang melekat pada permukaan retikulum endoplasma kasar. Waktu polipeptida
memanjang, polipeptida ini terletak dalam lumen retikulum endoplasma kasar, dimana
rangkaian sinyaldi buang. Langkah proteolitik ini mengubah preproinsulin menjadi
proinsulin. Pelipatan polipeptida dan pembentukan ikatan disulfida terjadi dalam lumen
retikulum endoplasma kasar. Pada langkah pematangan akhir, dimana proinsulin di pecah
menjadi insulin dan peptida C berlansung dalam aparatus golgi secara serentak dengan
pembentukan granula sekresi. Insulin dan peptida C di simpan sampai sekresinya di rangsang
oleh peningkatan kadar glukosa darah. Reseptor awal sintesis ini terdiri atas 4 rantai, yang
terdiri atas 2 rantai α dan 2 rantai β yang di hubungkan oleh jembatan peptida. ( Colby, S
Diane. 1985 : 264 )
Sekresi Hormon
(Soewoto, Hafiz. 2009. Hormon-Hormon yang Berperan pada Proses
metabolisme.ppt . Depok : FK UI)
Sekresi hormon dari kelenjar endokrin asalnya di kendalikan lewat mekanisme-pelayanan.
Dengan kata lain, kadar hormon dalam plasma itu sendiri ata suatu senyawa yang di produksi
oleh sel sasaran sebagai tanggapan terhadap hormon, mengatur pelepasan hormon selanjutnya
dari kelenjar. Lebih lagi, hormon yang di lepas dari kelenjar endokrin sering mengatur
hormon lain dari kelenjar kedua, yang selanjutnya mengendalikan produksi hormon di dalam
dan pelepasannya dari kelenjar pertama. Hal ini di gambarkan dengan pengaturan kadar
hormon tiroid dalam sirkulasi.
Kelenjar tiroid memproduksi dua hormon, tiroksin (3,5, 3’,5’- terteyodotironin, yang biasa di
sebut T4) dan 3,5,3’-triyodotironin (T3). Hormon-hormon ini di lepaskan oleh kelenjar
sebagai tanggapan terhadap TSH, suatu glikoproteib yang di produksi dalam adenohipofisis
dalam plasma mempengaruhi adenohipofisis untuk menghambat pelepasan TSH, suatu kerja
sesuai dengan mekanisme hambatan- umpan balik. Pengendalian peringkat lain terdapat
dalam sistem TSH-T4, T3 ; pelepasan TSH di tingkatkan oleh hormon pelepas tirotropin
(TRH), suatu tripeptida yang di sintesis dalam hipotalamus. TRH mencapai adenohipofisis
lewat sistem vena porta yang menghubungkan kelenjar dengan hipotalamus. Pelepasan TRH
di acu oleh rendahnya kadar T4 dan T3 dalam sirkulasi. Bila kadarnya dalam sirkulasi tinggi ,
pelepasan TSH tertekan, dan rangsang untuk meneruskan pelepasan hormon tiroid di
hilangkan. Hal berlansung lewat hambatan terinduksi T4 terhadap kerja TRH pada
adenohipofisis. Sebaliknya, apabila kadar T4 dan T3 rendah, pelepasan TRH dari hipotalamus
di perlancar, yang selanjutnya menstimulasi pelepasan TSH dan dengan demikian hormon
tiroid terlepas.
Pada keadaan lain, pelepasan hormon dari kelenjar endokrin di atur oleh produk pengaruh
hormon dan bukan oleh hormon kedua. Misalnya, hormon paratiroid bekerja meningkatkan
TSH adenohipofisis
Tiroid T4, T3
Gambar...Pengaturan sekresi hormon tiroid
+=+
+=+
_=+
kadar kalsium plasma. Apabila kadar kalsium plasma rendah, pelepasan hormon paratiroid di
pacu. Sebaliknya, pelepasan hormon paratiroid di hambat bila kadar kalsium plasma
meningkat. (Montgomery, Rex dkk. 1983 : 1143 – 1144 )
5. Mekanisme kerja hormon.
Adanya ransangan dari luar maupun dari dalam menyebabkan kelenjar endokrin
memproduksi dan mengeluarkan hormon ke dalam plasma darah. Setelah sampai pada
sel yang menjadi tujuan, hormon bergabung dengan reseptor dan meningkatkan
aktivitas adenil siklase yang terdapat pada membran.Aktivitas adenil siklase yang
meningkat ini menyebabkan peningkatan pembentukan AMP siklik yang terdapat
dalam plasma sel yang dapat mengubah proses di dalam sel tersebut, misalnya
aktivitas enzim, permeabilitas membran dan sebagainya. Keseluruhan proses yang
berubah ini dapat terwujud dalam tindakan sebagai jawaban fisiologik atau usaha
yang di lakukan oleh manusia. Proses yang bersifat hormonal ini terdiri atas dua
tahap, yaitu tahap pertama pembentuka hormon sampai tiba pada dinding sel atau
plasma, sedangkan tahap kedua adalah peningkatan jumlah AMP siklik hingga
terjadinya pertumbuhan atas proses dalam sel. ( Poedjiadi, Anna dan Titin. 2009 :
348 )
Secara umum ada lima macam kerja hormon yang terjadi dalam tubuh makhluk
hidup, yaitu :
a. Induksi sintesis enzim pada tingkat inti.
Hormon hidrofobik seperti tiroksin dan steroid beredar dalam plasma yang terikat
pengemban protein spesifik. Oleh karena itu, kosentrasi totalnya dalam plasma
berubah lambat sekali bergantung pada keseimbangan antara bentuk bebas dan
terikatnya. Hormon-hormon ini merangsang pembentukan RNA dalam inti sel
target dan oleh karena itu menaikan sintesis enzim tertentu. Hormon steroid mula-
mula bekerja dengan mengikat protein reseptor tertentu dalam sitosol. Kompleks
yang terbentuk ini kemudian di transport ke dalam inti sel dan bereaksi dengan
kromatin DNA. Penggabungan ini selanjutnya mempengaruhi sintesis m-RNA
yang bertindak sebagai cetakan pada pembentukan protein enzim tertentu.
b. Perangsangan sintesis protein pada tingkat ribosom.
Aktivitas hormon terdapat pada tingkat “translasi informasi” yang di bawa oleh
m-RNA ke ribosom untuk pembentukan protein enzim. Ribosom yang di ambil
dari binatang yang di beri hormon pertumbuhan, misalnya, mempunyai kapasitas
yang berubah meningkat untuk mensintesis protein sesuai dengan adanya m-RNA
normal.
c. Pengaktifan lansung pada tingkat enzim.
Walaupun pengaruh lansung hormon pada enzim murni sukar diperlihatkan,
namun pemberian beberapa hormon pada binatang atau jaringan terisolasi
mengakibatkan peningkatan aktivitas enzim. Biasanya pengaruh hormonal ini
berlansung sangat cepat. Karena membran sel biasanya di perlukan pada setiap
pentransferan senyawa maka di duga ada kemungkinan peristiwa hormonal
permulaan adalah pengaktivan reseptor membran.
d. Kerja hormon pada tingkat membran.
Banyak hormon secara spesifik ikut serta pada transpor berbagai zat untuk
melewati membran sel, termasuk protein, karbohidrat, asam amino, kation, dan
nukleotida. Pada umumnya hormon ini secara spesifik bergabung dengan
membran sel. Hormon ini menyebabkan perubahan metabolik sekunder yang
cepat dalam jaringan tetapi mempunyai sedikit pengaruh terhadap aktivitas
metabolik sediaai-sediaan bebas membran. Sebagian besar “hormon protein” dan
katekolamin mengaktifkan sistem enzim membran. Hormon dalam hal ini
menstimulasi reseptor membran agar enzim-enzim di dalam membran aktif, yang
lebih lanjut meningkatkan jumlah cAMP yang berfungsi mengaktifkan protein
kinase. Enzim ini di butuhkan untuk meningkatkan berlansungnya reaksi di dalam
sel.
e. Kerja hormon dan hubungannnya dengan kadar siklik nukleotida.
Siklik nuklotida atau cAMP adalah suatu nukleotida yang mempunyai peranan
unik dalam fungsi banyak hormon. Kadarnya dapat di naikkan atau di turunkan
melalui kerja hormon. Pengaruhnya bermacam-macam tergantung pada jaringan.
Glukagon dapat menyebabkan kenaikan siklik AMP dalam hati, tetapi dalam otot
naik dengan perbandingan yang seimbang. Sebaliknya epinefrin menimbulkan
kenaikan cAMP yang lebih besar dalam otot di bandingkan dengan hati. Hormon
insulin dapat menurunkan jumlah cAMP hati yang berlawanan dengan kenaikan
yang di sebabkan oleh glukagon. (Gultom, Togu. 2001 : 120 – 121 )
6. Transpor hormon.
Untuk transpor atau pengangkutan oksitosin dan vasopresin di angkut melalui lintasan
saraf hipotalamik-neurohipofisis sebagai kompleks fisis dengan protein yang di sebut
neurofisin. Estrogen menyebabkan pelepasan oksitosin neurofisin; nikotin
menyebabkan pelepasan vasopresin neurofisin. Hormon kemudian di lepaskan dengan
pemecahan proteolitik dan berikatan dengan komponen protein yang tersisa. Tiap
molekul neurofisin mengikat molekul hormon tunggal dan membawanya turun dari
hipotalamus ke hipofisis posterior, tempat di simpannya hormon sebagai kompleks
neurofisin.Kedua hormon dan neurofisinya dikeluarka waktu pelepasannya dari
neurohipofisis, tetapi lepas dari neurofisin dan bersirkulasi dalam plasma darah tanpa
berikatan dengan protein mana pun. (Montgomery, Rex dkk. 1983 : 1167 )
Sedangkan untuk T3 dan T4 dalam plasma darah di angkut oleh globulin pengikat
tiroksin (TBG-thyroxine binding globulin). Tetapi protein plasma lain, prealbumin
dan albumin juga bertindak sebagai pembawa untuk hormon ini. (Montgomery, Rex
dkk. 1983 : 1169 )
7. Apa peranan hormon terhadap perasaan sedih dan bahagia.
Pengaruh emosi terhadap tubuh sangat berhubungan erat dengan kelenjar Pituitari
yang di hasilkan oleh Hipotalamus . Kelenjar ini bertanggung jawab untuk mekanisme
yang memicu penyakit, yaitu kelenjar yang berada tepat di bawah otak yang memiliki
koneksi dengan area jaringan di otak. Kelenjar inilah yang menghasilkan hormon
yang mengendalikan semua fungsi tubuh. Emosi dan perasaan yang kuat berdampak
pada pengendalian hormon oleh kelenjar pituitari, selanjutnya berpengaruh pada
sistem syaraf tubuh dan ahirnya menimbulkan atau memperparah penyakit peredaran
darah, pencernaan, pernafasan dan kulit.. Selain itu, hormon TRH juga bekerja
sebagai peningkat keadaan hati “mood”. Khususnya hormon serotonin dan dopamin.
Ini adalah hormon yang mengendalikan emosi dan nafsu makan. Secara umum
keseimbangan hormon dalam tubuh juga sangat mempengaruhi kondisi emosional
seseorang. Stabilnya kadar hormon dalam plasma akan berdampak pada baiknya
kondisi emosional seseorang. (Montgomery, Rex dkk. 1983 : 1161 )
(http://www.seizeurfuture.com/education/index.php?link=content-article-
detail&id=128&jdl=Bermainlah.dengan.Emosi.Anda)
(http://preventionindonesia.com/article.php?name=/mood-vs-nafsu-
makan&channel=weight_loss%2Fdiets)
DAFTAR PUSTAKA
Azmi, Johny. 1999. Biokimia 1 (Biomolekul). Padang. UNP
Bakar, Usman dan Iswendi. 2010. Biochemistry 1. Padang : UNP
Colby, S Diane. 1988. Ringkasan Biokimia Harper. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Gultom, Togu. 2001. Biokimia Struktur dan Fungsi. Yogyakarta : JICA
McKee, Trudy dan McKee James. 1996. Biochemistry : The Molecular Basis of Life 3rd Edition. New York : University of the Sciences
Montgomery, Rex dkk. 1983. Biokimia : Suatu Pendekatan Berorientasi Kasus. Yogyakarta : UGM Press
Poedjiadi, Anna dan Titin. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UIP
Soewoto, Hafiz. 2009. Hormon-Hormon yang Berperan pada Proses metabolisme.ppt .
Depok : FK UI
(http://arizta.mywapblog.com/macam-macam-endokrin-dan-hormon.xhtml )
(http://biologi-ed.blogspot.com/2012/09/system-koordinasi-hormon.html)
(http://www.seizeurfuture.com/education/index.php?link=content-article-
detail&id=128&jdl=Bermainlah.dengan.Emosi.Anda)
(http://preventionindonesia.com/article.php?name=/mood-vs-nafsu-
makan&channel=weight_loss%2Fdiets)