WALIKOTA GORONTALO PROVINSI GORONTALO TENTANG RENCANA … · 2020. 3. 10. · Maksud RTBL Kawasan...

Post on 27-Feb-2021

8 views 0 download

Transcript of WALIKOTA GORONTALO PROVINSI GORONTALO TENTANG RENCANA … · 2020. 3. 10. · Maksud RTBL Kawasan...

WALIKOTA GORONTALO

PROVINSI GORONTALO

P E R A T U R A N WALIKOTA GORONTALO

NOMOR 23 TAHUN 2017

T E N T A N G

RENCANA TATA BANGUNAN DAN L INGKUNGAN KAWASAN K O R I D O R

J A L A N J O H N ARIO K A T I L I KOTA GORONTALO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA E S A

WALIKOTA GORONI^ALO,

Menimbang : a. bahwa perkembangan penyelenggaraan penataan bangunan

dan l ingkungan dewasa in i semak in kompleks baik dar i segi

intensi tas, teknologi, kebutuhan p rasa rana dan sa rana ,

m a u p u n l ingkungannya;

b. bahwa Kota Gorontalo ditetapkan sebagai PKN. Kota

Gorontalo dengan j en i s pielayanan J a s a Pemerintahan,

Perdagangan, dan Pertanian, Per ikanan, i industri, dan

Par iwisata , d i a rahkan sebfigai kota pusat per tumbuhan

ekonomi;

c. bahwa sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Pekerjaan

U m u m Nomor 06/PRT/2007 tentang Pedoman U m u m

Rencana T a t a B a n g u n a n deai L ingkungan, Dokumen R T B L

ditetapkan dengan Peraturan Walikota;

d. bahwa berdasarkan pertimlbangan sebagaimana d imaksud

da lam h u r u f a , h u r u f b dan h u r u f c, m a k a per lu menetapkan

Peraturan Wal ikota tentang; Rencana Ta ta Elangunan dan

L ingkungan K a w a s a n Koridor J a l a n J o h n Al io Kat i l i Kota

Gorontalo;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 T a h u n 1959 tentang

Pembentukan Daerah-daerah T ingkat 11 di Su lawes i

(Lembaran Negara Republ ik Indonesia T a h u n 1959y

Nomor 74, T a m b a h a n Lembaran Negara Republ ik Indonesia '

Nomor 1822);

- 2 -

2. Undang-Undang Nomor 38 T a h u n 2000 tentang

Pembentukan Provinsi Gorontalo (Lembaran Negara Republ ik

Indonesia T a h u n 2000 Nomor 258 , Tambaham Lemabaran

Negara Republ ik Indonesia Nomor 4060) ;

3. Undang-Undang Nomor 26 T a h u n 2007 tentang Penataan

Ruang (Lembaran Negara Republ ik Indonesia T a h u n 2007

Nomor 68, T a m b a h a n Lembaran Negara Republ ik Indonesia

Nomor 4725) ;

5. Pera turan Pemerintah Nomor 15 T a h u n 2010 tentang

Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara

Republ ik Indonesia T a h u n 2010 Nomor 2 1 , Tambahan

Lembaran Negara Republ ik Indonesia Nomor 5103)

6. Pera turan Menteri P U Nomor : 30/PRT/M/2006 tentang

Persyaratan Tekn i s Fas i l i tas dan Aksesib i l i tas pada

Bangunan U m u m dan L ingkungan;

7. Pera turan Menteri P U Nomor : 06/PRT/M/2007 tentang

Pedoman U m u m Rencana T a t a B a n g u n a n dan L ingkungan;

8. Peraturan Menteri P U Nomor : 05/PRT/M/2008 tentang

Pedoman Penyediaan dan Peimanfaatan Ruang T e r b u k a H i jau

di K a w a s a n Perkotaan;

9. Pera turan Daerah Nomor 40 T a h u n 2 0 1 1 tentang Rencana

T a t a Ruang Wi layah Kota Gorontalo T a h u n 2010-2030

(Lembaran Daerah Kota Gorontalo T a h u n 2 0 1 1 Nomor 40,

Tambahan Lembaran Daerah Kota Gorontalo Nomor 168);

10. Pera turan Daerah Nomor 10 T a h u n 2016 tentang Bangunan

Gedung (Lembaran Daerah Kota Gorontalo T a h u n 2016

Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Kota Gorontalo

Nomor 194);

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : P E R A T U R A N WALIKOTA GORONTALO T E N T A N G RENCANA TATA

BANGUNAN DAN L INGKUNGAN KAWASAN K O R I D O R J A L A N

J O H N ARIO K A T I L I KOTA GORONTALO

\

- 3 -

B A B I

K E T E N T U A N UMUM

Pasa l 1

Dialam Peraturan Wal ikota in i yang d imaksud dengan :

1. Daerah adalah Kota Gorontalo.

2. Pemerintah Daerah ada lah kepala daerah sebagai u n s u r penyelenggara

Pemer intahan Daerah yang memimpin pe laksanaan u r u s a n pemer intahan

yang menjadi kewenangan daerah otonom.

3. Wal ikota ada lah Wal ikota Gorontalo.

4. Pemer intahan Daerah ada lah penyelenggaraan u r u s a n pemeirintahan oleh

pemerintah daerah dan D P R D menurut asas otonomi dan tugas

pembanman dengan pr ins ip otonomi se luas - luasnya da lam sistem dan

pr ins ip Negara Kesa tuan Republ ik Indonesia sebagaimana d imaksud da lam

Undang-Undang Dasa r Negara Kesa tuan Republ ik Indonesia T a h u n 1945;

5. Ruang ada lah wadah yang mel iputi ruang daratan,ruang lautan , dan ruang

u d a r a sebagai s a tu kesa tuan wi layah, tempat m a n u s i a dan m a k h l u k

l a innya h idup dan me l akukan kegiatan serta memel ihara ke langsungan

h idupnya.

6. T a t a Ruang ada lah wu jud dar i s t ruk tu r dan pola pemanfaatsm ruang, baik

d i rencanakan m a u p u n t idak d i rencanakan.

7. Penataan Ruang ada lah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan

ruang, dan pengendalian ruang.

8. Rencana. T a t a R u a n g ada lah has i l perencanaan s t ruk tu r dan pola

pemanfaatan ruang.

9. S t r u k t u r Pemanfaatan Ruang adalah s u s u n a n u n s u r - u n s u r pembentuk

lingkun§;an secara h i r a rk i s dan sal ing berhubungan s a t u dengan la innya .

10. Pola Pemanfaatan Ruang adalah tata guna tanah , a ir , udarsi, dan sumber

daya a lam la innya da lam wujud penguasaan, penggunaan, dan

pemanfaatan tanah , air , udara , dan sumber daya a lam la innya .

1 1 . Rencana T a t a R u a n g Wi layah yang se lanjutnya dis ingkat RTRW ada lah

Rencana. Ta t a Ruang Wi layah Kota Gorontalo.

12. Wi layah ada lah ruang yang merupakan kesa tuan geografis beserta segenap

u n s u r h i rka i t padanya yang batas dan s is temnya d i tentukan berdasarkan'

aspek administrat i f dan a t au aspek fungsicnal .

13. K a w a s a n adalah sa tuan ruang wi layah yang batas dan s is temnya

d i tentukan berdasarkan aspek fungsional serta memi l ik i eiri tertentu.

14. K a w a s a n Strategis Propinsi Kota Gorontalo se lanjutnya dis ingkat K S P Kota

Gorontalo ada lah sebagai Ibukota provinsi yang mempunya i peranan yang

sangat pienting terhadap perputaran ekonomi di Provinsi Gorontalo.

15. Rencana T a t a Bangunan dan L ingkungan yang se lanjutnya dis ingkat R T B L

ada lah panduan rancang bangun s u a t u kawasan/ l ingkungan yang

d imaksudkan u n t u k mengendal ikan pemanfaatan rua i ig , penataan

bangunfm dan l ingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program

bangun£in dan l ingkungan, rencana u m u m dan panduan rancangan,

r encana investasi , ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman

pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pe laksanaan

pengembangan l ingkungan a tau kawasan .

16. Penataan B a n g u n a n dan L ingkungan adak ih kegiatan pembangunan u n t u k

merencanakan, me laksanakan memperbaiki , mengembangkan a tau

melestar ikan bangunan dan l ingkungan/kawasan tertentu sesua i dengan

pr ins ip pemanfaatan ruang dan pengendalian bangunan gedung dan

l ingkungan secara optimal, yang terdiri a tas proses perencan£ian teknis dan

pe laksanaan kons t ruks i , serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian dan

pembongkaran bangunan gedung dan l ingkungan.

17. Rencana T a t a B a n g u n a n dan L ingkungan K a w a s a n Strategis Kota

Gorontalo, yang se lanjutnya Rencana Tata B a n g u n a n dan L ingkungan

(RTBL) Kawasan Koridor J a l a n J o h n Ario Kat i l i Kota Gorontalo ada lah

panduan bangunan K a w a s a n Koridor J a l a n J o h n Ario Kat i l i Kota Gorontalo

u n t u k mengendal ikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan

l ingkungan, yang memuat mater i pokok k( jtentuan program bangunan dan

l ingkungan, r encana u m u m dan panduan rancangan, r encana investasi ,

ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pe laksanaan

pengembangan K a w a s a n Strategis Ekonomi Kota Gorontalo

18. Program. Bangunan dan L ingkungan adalah penjabaran lebih lanjut dar i

perencanaan dan pe runtukan l ahan yang telah ditetapkan u n t u k k u r u n

w a k t u tertentu yang memuat j en is , j u m l a h , besaran, dan l u a s a n bangunan

gedung serta kebutuhan ruang t e rbuka h i jau , fasi l i tas u m u m , fasi l i tas

sosial , p rasa rana aksesib i l i tas , s a r a n a pencahayaan dan saranai

penyehatan l ingkungan, baik berupa penataan p rasa rana dan sa rana yang'

sudah ada m a u p u n baru .

19. RencangL U m u m dan Panduan Rancangan adalah ketentuan-ketentuan tata

banguni in dan l ingkungan pada s u a t u l ingkungan/kawasan yang memuat

r encana pe runtukan l ahan makro dan mikro , r encana perpetakan, r encana

tapak, rencana s istem pergerakan, r encana aksesibi l i tas l ingkungan,

r encana p rasa rana dan sa rana l ingkungan, r encana wujud v i sua l

bangunan, dan ruang te rbuka h i jau .

20. Rencana Investasi ada lah r u j u k a n bagi para pemangku kepentingan u n t u k

menghitung ke layakan investasi dan pembiayaan s u a t u penataan, sehingga

terjadi kes inambungan pentahapan pe laksanaan pembangunan.

2 1 . Ketentuan Pengendalian Rencana adalah ketentuan-ketentuan yang

ber tu juan u n t u k mengendal ikan berbagai r encana kerja, program kerja

m a u p u n kelembagaan ker ja pada m a s a pember lakuan a tu ran da lam R T B L

dan pe laksanaan penataan s u a t u kawasan .

22 . Pedoman Pengendalian Pe laksanaan adak ih pedoman yang d imaksudkan

u n t u k mengarahkan perwujudan pe lakssuaan penataan bangunan dan

k a w a s a n yang berdasarkan dokumen R T B L , dan memandu pengelolaan

kawasan agar dapat berkual i tas , meningkat, dan berkelanjutan.

23 . S t ruk tur pe runtukan l ahan merupakan komponen rancang kawasan yang

berperan penting da lam alokasi penggunaan dan penguasaan lahan/ta ta

guna l ahan yang telah ditetapkan da lam s u a t u kawasan perencanaan

tertentu berdasarkan ketentuan da lam rencana tata ruang wi layah.

24. Intensi tas Pemanfaatan L a h a n adalah tingkat a lokas i dan d is t r ibus i luas

lanta i m a k s i m u m bangunan terhadap lahan/tapak peruntukannya .

25 . Koefisien Dasa r B a n g u n a n (KDB) ada lah angka presentase perbandingan

an ta ra luas s e lu ruh lanta i dasar bemgunan gedung yang dapat

d ibangun dan luas l ahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang

d ikuasa i .

2(5. T a t a Bangunan ada lah produk dar i penyelenggaraan bangunan gedung

beserta l ingkungan sebagai wu jud pemanfaatan ruang, meliputi berbagai

aspek t e rmasuk pembentukan c i t ra/karakter f isik l ingkungan, besaran,

dan konl iguras i dar i elemen-elemen: blok, kaveling/petak l ahan ,

bangunan, serta ketinggian dan elevasi lanta i bangunan yang dapat

mencipt£ikan dan mendef inis ikan berbagai kua l i tas ruang kota yangi

akomodeitif terhadap keragaman kegiatan yang ada, t e rutama yang'

berlangsung da lam ruang-ruang publ ik.

27. Gar i s Sempadan B a n g u n a n (GSB) ada lah garis pada ha l aman pekarangan

banguntm yang di tar ik sejajar dar i garis as; j a l a n , tepi sungai a t au a s pagar

dan merupakan batas an ta ra kavl ing/pekarangan yang boleh dibangun

dan yang t idak boleh dibangun.

28. Tinggi Bangunan ada lah j a r a k yang diukui" dar i pe rmukaan 1;anah, d imana

banguntm tersebut d id i r ikan, sampai dengan tit ik puneak bangunan.

29 . S is tem J a r i n g a n J a l a n dan Pergerakan ada lah rancangan pergerakan yang

terkait an ta ra jenis- jenis h i ra rk i/ke las j a l a n yang tersebar pada k a w a s a n

perencanaan (jalan lokal/l ingkungan) dan j en i s pergerakan yang

melalui , ba ik m a s u k dan ke luar kawasan , m a u p u n m a s u k dan ke luar

kavel ing.

30. S is tem S i rku l a s i Kendaraan U m u m ada lah rancangan s istem a rus

pergeral<:an kendaraan formal, yang dipetakan pada h i ra rk i/ke las j a l a n

yang ada pada k a w a s a n perencanaan.

3 1 . S is tem S i r k u l a s i Kendaraan Pribadi ada lah rancangan s istem a r u s

pergeral<:an bagi kendaraan pribadi sesua i dengan h i ra rk i/ke las j a l a n yang

ada pada kawasan perencanaan.

32 . S is tem Ruang T e r b u k a dan T a t a Hi jau adalah komponim rancangan

kawasan , yang t idak sekedar terbentuk sebagai elemen tambahan a taupun

elemen s isa setelah proses rancang ars i t ek tura l d ise lesaikan, me la inkan

j u g a d ic iptakan sebagai bagian integral d£iri s u a t u l ingkungan yang lebih

luas .

33 . T a t a Kua l i t as L ingkungan adalah rekayasa elemen-elemen k a w a s a n yang

sedemikian rupa , sehingga tercipta s u a t u kawasan a tau sub area dengan

s istem l ingkungan yang informative, berkarakter k h a s , dan memi l ik i

or ientasi tertentu.

34. S is tem P rasa rana dan Uti l i tas L ingkungan ada lah kelengkapan dasar f isik

s u a t u l ingkungan yang pengadaannya m<;mungkinkan s u a t u l ingkungan

dapat beroperasi dan berfungsi sebagai m a n a mest inya.

35 . Peran Ser ta Masyarakat ada lah keter l ibatan masyaraka t secara sukare l a

di da lam pe rumusan kebi jakan dan pe laksanaan keputusan dan/a tau

kebi jakan yang berdampak langsung terhadap keh idupan masyaraka t pada]

setiap tahap kegiatan pembangunan (per<;ncanaan, desain, implementasi '

dan evaluasi ) .

- 7 -

Pasa l 2

Maksud R T B L K a w a s a n Koridor J a l a n J o h n Ario Kat i l i Kota Gorontalo ya i tu

u n t u k mengendal ikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan

l ingkungan, serta memuat mater i pokok ketentuan program bangunan dan

l ingkungan, rencana u m u m dan panduan rancangan, rencana investasi ,

ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pe laksanaan

pengembangan l ingkungan/Kawasan Koridor J a l a n J o h n Ario Kat i l i Kota

Gorontalo.

Pasa l 3

T u j u a n R T B L K a w a s a n Koridor J a l a n J o h n Ario Kat i l i Kota Gorontalo ada lah

s(;bagai a c u a n dalam mewujudkan tata bangunan dan l ingkungan yang layak

h u n i , berjati d i r i , produktif, dan berkelanjutan di K a w a s a n Koridor J a l a n J o h n

Ario Kat i l i Kota Gorontalo, serta sebagai a c u a n Pemerintah Daerah da lam

penerbitan peri j inan.

B A B 11

S I S T E M A T I K A

Pasa l 4

(1) R T B L K a w a s a n Koridor J a l a n J o h n Ario Kat i l i Kota Gorontalo d i s u s u n

dengan s is temat ika sebagai ber ikut:

B A B 1 K E T E N T U A N UMUM

B A B 11 : S I S T E M A T I K A

B A B 111 : BATASAN L O K A S l KAWASAN

B A B IV : PROGRAM BANGUNAN DAN L INGKUNGAN

B A B Y : RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

B A B V I : RENCANA I N V E S T A S I

B A B V l l : K E T E N T U A N P E N G E N D A L I A N RENCANA

B A B V l l l : PEDOMAN PENGENDAL IAN PELAKSANAAN P E N G E L O L A A N

KAWASAN

(2) Pera turan Wal ikota tentang R T B L K a w a s a n Koridor J a l a n J o h n Ario Kat i l i

Kota Gorontalo dilengkapi dengan b u k u a lbum peta, i lus t ras i , gambaij

teknis , dan Ia in- la in yang merupakan bagian t idak terpdsahkan dar i

Pera turan Wal ikota in i .

\

- 8 -

B A B I I I

BATASAN L O K A S l KAWASAN

Pasa l 5

(1) Lokas i Perencanaan R T B L K a w a s a n Koridor J a l a n J o h n Ario Kat i l i Kota

Gorontalo berada dibatas Kecamatan S ipa tana dan Kec;amatan Kota

Tengah Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo

(2) L u a s kawasan perencanaan R T B L K a w a s a n Koridor J a l a n J o h n Ario Kat i l i

Kota Gorontalo ada lah 61,8 HA dan secara geografis terletak an ta ra 107° 4 5 '

8 ,5" - 107° 4 8 ' 11,0" B T dan 60° 5 3 ' 43 ,3 " - 60°57' 41 ,0 " L S , dengan batas

kawasan perencanaan sebagai ber ikut:

a . U ta ra : Ke lu rahan T a p a Kecamatan S ipatana.

b. Se latan : Ke lu rahan Paguyaman Kecamatan Kota Tengah.

c. B a r a t : Sunga i Bolango.

d. T i m u r : Ke lu rahan Dulomo Se latan Kecamatan Kota Utara .

B A B IV

PROGRAM BANGUNAN DAN L INGKUNGAN

Pasa l 6

Konsep dasair perancangan bangunan dan l ingkungan d ia rahkan pada v is i

pembangunan dan pengembangan kawasan R T B L Koridor J a l a n J o h n Ario

Kat i l i Kota (Jorontalo ya i tu " Se lamat Datang" Clean and Green City Kota

Gorontalo dengan sasa ran yang ingin dicapai:

a. mengatasi macet;

b. menangi^ulangi banjir;

c. penanganan sistem persampahan;

d. penataan koridor, bangunan dan l ingkungan j a l a n di koridor j a l a n J o h n

Ario Kat i l i sebagai p in tu gerbang Kota Gorontalo;

e. penataan terminal l ama;

f. penataan pasar tradis ional moderen; dan

g. penanganan heritage tugu selamat datang dan j embatan telaga.

(1)

Pasa l 7 j

T ema konsep perancangan s t ruk tur tata bgingunan u n t u k k a w a s a n Koridor

J a l a n J o h n Ario Kat i l i Kota Gorontalo y a i tu Clean and Green City.

- 9 -

(2) Konsep K a w a s a n Koridor J a l a n Prof D r J o h n Ario Kat i l i sebagaimana

d imaksud pada ayat (1) mel iputi konsep kawasan ekonomi terpadu, konsep

loop, konsep tata ruang h i j au , konsep jembatan, j a l a n tembusan (jalan

layang)

(3) S t ruk tur kawasan Koridor J a l a n Prof D r J o h n Ario Kat i l i sebagaimana

d imaksud pada ayat (2) ya i tu konsep koridor J a l a n J o h n Ario Kat i l i

Pasa l 8

(1) Konsep komponen perancangan kawasan J a l a n J o h n AriiD Kat i l i y a i tu

penanganan dan penataan kawasan koridiDr J a l a n J o h n Ario Kat i l i u n t u k

b i sa terbebas dar i permasa lahan yang ada d i da lam koridor.

(2) Konsep komponen penanganan kawasan koridor J a l a n J o h n Ario Kat i l i

sebagaimana d imaksud pada ayat (1) meliputi :

a . loop;

b. bridge mall;

c. j a l a n tembus loop dan j a l a n layang; dan

d. pedestrian.

B A B V

RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

Bag ian Kesa tu

S t r u k t u r Pe run tukan L a h a n

Pasa l 9

(1) K a w a s a n S i s i U ta ra Koridor J a l a n J o h n Ario Kat i l i d iperuntukan bagi:

a . K a w a s a n Termina l L a m a dengan luas area blok 4,70 Ha , rencana l ahan

blok in i sebagian besar d ipe runtukkan bagi perkembangan fungsi

k a w a s a n B i s n i s Centre dan kawasan pendukungnya;

b. K a w a s a n Koridor J a l a n , dengan luas area blok 28,00 Ha , r encana

pe run tukan l ahan u n t u k a lokas i l ahan pedestarian dan park i r yang

berada di S i s i U ta ra Koridor J a l a n J o h n Ario Kat i l i ;

c. K a w a s a n Persawahan dan Kebun , dengan luas area blok 4,30 Ha ,

r encana l ahan in i sebagian besar dipe;runtukkan bagi kawasan H i jau

yang berada di s i s i u t a r a k a w a s a n Pe rumahan di J a l a n J o h n Ario Kat i l i . |

(2) Segmen 1 dan 2 K a w a s a n Koridor J a l a n J o h n Ario Kat i l i merupakan

kawasan mix used (campuran) dengan luas area 32.59 Ha .

\

- 10 -

(3) Segmen 1 dan 2 K a w a s a n koridor J a l a n J o h n Ario Kat i l i sebagaimana

d imaksud pada ayat (1), sebagian besar d ipe runtukkan bagi perkembangan

fungsi u t a m a k a w a s a n ya i tu :

a. k awasan perdagangan dan j a s a u m u m di sepanjang koridor J a l a n J o h n

Ario Kat i l i ; dan

b. selain sebagai kawasan perdagangan dan j a s a u m u m yang dapat

d ikombinas ikan dengan fungsi campuran ya i tu r u m a h , ma l l dan

aparhjmen.

Bag ian Kedua

Rencana Perpetakan

Pasa l 10

Rencana perj ietakan l ahan pada kawasan perencanaan perpetakan tanah dapat

be;rupa s istem blok yang terdiri dar i gabungem beberapa persili, dan s istem

kapl ing/ persi l .

Bag ian Ketiga

Rencana Tapak

Pasa l 11

(1) Rencana tapak pada wi layah perencanaan, yang t idak banyak mengalami

perubahan, ya i tu k a w a s a n pinggiran kota.

(2) U n t u k menunjang peranan k a w a s a n sebag;aimana d imaksud pada ayat (1)

d ic iptaki in karakter k h a s pada masing-masing segmen perencanaan yang

d i l akukan dengan:

a. j a r ingan j a l a n (jalan kendaraan a tau j a l a n untuE: pedestrian)

di beberapa bagian segmen, yang dapat membuka wi layah perencanaan

dengan wi layah la in di sek i tarnya;

b. membentuk ja r ingan pedestrian way yang menghubungkan semua un i t

perencanaan sehingga tercipta pedestrian freedo;

c. mengupayakan agar bantaran b isa menjadi urban green space;

d. menetapkan j a r a k bangunan terhadap j a l a n sedemikian m p a sehingga

tercipta building alignment yang seras i ;

e. mengarahkan ketinggian bangunan, sehingga a k a n menghas i lkan

roof-line yang ber i rama dan menghas i lkan koridor j a l a n sebagai ruang

closure;

- 1 1 -

/ member ikan l ink antar bangunan berupa pedestrian shelter/koridor

bagi pejalan k a k i , sehingga wi layah perencanaan b isa disebut sebagai

k a w a s a n yang pedestrian friendly.

Bag ian Keempat

Intens i tas Pemanfaatan l ahan

Pasa l 12

(1) KetinggiEin maks ima l s is i u t a r a koridor J a l a n J o h n Ario Kat i l i d iatur

sebagai ber ikut:

a . perdagangan dan j a s a , pal ing tinggi 2 - 8 lanta i lebih;

b. perumahan, paling tinggi ya i tu 1 - 3 lanta i ; dan

c. perkantoran paling tinggi 1 - 4 lanta i .

(2) Ketinggifin maks ima l s is i se latan koridor J a l a n J o h n Ario Kat i l i dengan

ketinggian maks ima l 8 lanta i , pengembangannya d ik las i f ikas ikan berdasar

j en i s ya i tu :

a . pengembang besar;

b. pengembang sedang; dan

c. pengembang keci l .

Pasa l 13

Koefisien Lemtai Bangunan (KLB) di K a w a s a n perencanaan merupakan

perkal ian an ta ra l uas koefisien dasar bangunan (KDB) dengan j u m l a h lanta i .

Pasa l 14

(1) K D B k a w a s a n s is i u t a r a koridor J a l a n J o h n Ario Kat i l i d iatur sebagai

ber ikut:

a . k a w a s a n perdagangan dan j a s a , K D B m a k s i m a l 80 %;

b. kawasan perumahan, K D B maks ima l 6 0 % ;

c. k a w a s a n konservas i , K D B maks ima l 40 %; dan

d. kawasan Perkantoran K D B maks ima l 60 %.

(2) K D B k a w a s a n s i s i se latan koridor J a l a n J o h n Ario Kat i l i d iatur sebagai

ber ikut:

a . pengembangan ska l a sangat besar dengan luas > SOOOm^, K D B 75 %;\

b. pengembangan ska l a besar dengan luas 2500-5000 m^, K D B 60 %;

- 12 -

c. pengembangan ska l a sedang 1000 - 2500 m^, K D B 70 %;

d. pengembangan s k a l a kec i l 500 - 1000 m-', K D B 80 %; dan

e. pengembangan s k a l a sangat kec i l < 500 m^, K D B 80 %.

Bag ian Ke l ima

T a t a Bangunan

Pasa l 15

(1) T a t a bangunan k a w a s a n s i s i u t a r a koridor J a l a n J o h n Ario Kat i l i d iatur

dengan inemperhat ikan an ta ra kawasan , j a r a k garis sempadan bangunan

terhadap j a l a n m in ima l 15 m dar i As j a l a n sampai dengan tiatas property

line.

(2) Ta t a bangunan kawasan s i s i se latan koridor J a l a n J o h n Ario Kat i l i d iatur

sebagai ber ikut:

a . pengembangan s k a l a sangat besar dengan luas > bOOOrcP, j a r a k garis

sempadan bangunan terhadap j a l a n 18 m dar i property line;

h. pengembangan ska l a besar dengan luas 2500-5000 m-', j a r a k garis

sempadan bangunan terhadap j a l a n 17 m dar i property line;

c. pengembangan ska l a sedang 1000-2500 m^, j a r a k garis sempadan

bangunan terhadap j a l a n 15 m dar i property line;

d. pengembangan s k a l a keci l 500-1000 m^, j a r a k garis sempadan

bangunan terhadap j a l a n 15 m dar i property line;

e. pengembangan ska l a sangat keci l < 500 m^ , j a r a k garis sempadan

bangunan terhadap j a l a n 1 5 m dar i property line.

Pasa l 16

Elevas i/pei l lanta i dasar dengan ketinggian min ima l 15 cm dar i pedestrian j a l a n

d i tentukan bagi s e lu ruh bangunan koridor J a l a n J o h n Ario Kat i l i .

Pasa l 17

(1) Orientasi bangunan di sepanjang koridor ditetapkan ke a r a h m u k a , a t au

tegak l u r u s menghadap ke j a l a n .

(2) Bangunan yang terletak di a tas kapl ing yang mir ing terhadap j a l a n

d ian jurkan agar membangun s is i m u k a yang sejajar j a l an .

Pasa l 18

Elentuk dasar bangunan dipert imbangkan dar i berbagai segi ya i tu :

a. segi kebutuhan ruangnya sendir i ;

- 13 -

b. ekspres i budaya dan ni la i -n i la i ars i tektur setempat yang menc iptakan c i t ra

kawasan sebagai sa l ah sa tu pusat perdagangan di kawasan perkotaan Kota

Gorontalo dengan segala akt iv i tas pendukungnya;

c. rancangan bangunan di da lam kawasan p)erencanaan menjtidi sa lah sa tu

faktor penting yang per lu d iperhat ikan.

Pasa l 19

B e n t u k dan posisi m a s s a bangunan h a r u s mempert imbangkan rencana tata

le tak m a s s a loangunan yang ditetapkan da lam b»lok empat persegi panjang.

Pasa l 20

(1) Se lubung bangunan h a r u s menc i r ikan kua l i t as rancangan ars i tektur

tropis-basah, yang d i rancangkan da lam kua l i t as b u k a a n perighawaan dan

cahaya , bentuk atap ser ta mater ia l finishing yang t ahan terhadap panas

matahar i dan uda ra lembab.

(2) Se lubung bangunan sebagaimana d imaksud pada ayat (1) h a r u s dapat

member ikan kesan k h u s u s terhadap kawasan dengan memp»ertimbangkan

ornamen-ornamen yang d ipakai sesua i dengan l ingkungan setempat.

Pasa l 2 1

(1) Gar i s kmgit merupakan garis t it ik tertinggi bangunan terbentuk oleh

perbedaan ketinggian masing-masing bangunan pada tiap-tiap zona yang

d i rencanakan.

(2) Perbedaan ketinggian sebagaimana d imaksud pada ayat (1) bertujuan

un tuk :

a . terc iptanya s u a s a n a ruang yang menar ik dan t idak monoton;

b. terbentuknya garis langit yang tepat agar terjadi k esan ruangan yang

d inamis .

Pasa l 22

(1) Rencana ars i tektur bangunan dirancang u n t u k mengembangkan langgam

ars i tektur Gorontalo.

(2) Setiap bangunan yang menampi lkan kesan Gorontalo sebagaimana

d imaksud pada ayat (1) d i sesua ikan dengan kemajuan teknologi serta

konsep green building. j

(3) Penerapan ars i tektur bangunan sebagaimana d imaksud pada ayat (1)

dapat d i l akukan dengan cara :

- 14 -

a. street jfumitures dan bangunan-bangunan komers ia l berupa detail-detail

yang bersifat aksentuas i ;

b. bergaya min imal i s , memi l ik i k e m u r n i a n geometri m a s s a (siliinder, balok),

sederhana, bers ih, r ingan n a m u n tetap ramah l ingkungan.

Pasa l 23

(1) Pera turan bangunan berkai tan dengan konsep penggunaan bahan

bangunan eksterior u n t u k kawasan perencanaan dibuat dengan

mempert imbangkan karakter langgam ars i tektur lokal mel iputi :

a . pengembangan ornamen, facade dan sebagainya yang berc i r ikan corak

lokal ;

b. bahan bangunan d iupayakan menggunakan baha dar i mater ia l yang

kua t dan t idak rentan terhadap bencana a lam, bers ih, r ingan n a m u n

mas ih tetap r a m a h l ingkungan.

(2) B a h a n bangunan yang d ipergunakan harus; memenuhi syarat -syarat teknik

sesua i dengan fungsi yang d ipersyaratkan da lam Standar Nasional

Indonesia (SNl) tentang spesi f ikasi bahan biangunan.

Pasa l 24

Signage a t au tanda u n t u k k a w a s a n perencanaain d i rencanakan u n t u k :

a. papan n a m a bangunan, tu l i san terbaca j (das dar i j a r a k min ima l 10 m

di s iang m a u p u n ma lam har i , t idak d iperkenankan menutupi lebih dar i

tampak bangunan, menjadi komposis i desain bangunan;

b. papan penanda l a lu l intas j a l a n dan l ingkungan, tu l i san terbaca j e las pada

j a r a k maks ima l 20 m oleh pengendara, d i l e takkan di s i s i k i r i badan j a l a n ,

searah s i rku l a s i kendaraan, m a k s i m a l 4 m sebelum perempahin a t au u jung

j a l a n , simbol r a m b u pengarah sesuai s tandar l a lu l intas j a l a n ;

c. papan naraa kawasan , terletak di tempat strategis pada tiap :3ona kawasan

serta bangunan, berhuru f besar agar terbaca;

d. papan informasi dan peta kawasan , serta papan pengarah j a l a n , terletak

di tempat strategis dan tu l i san terbaca j e las pada j a r a k min ima l 2 m.

Pasa l 25

(1) Da lam ha l terjadi p enurunan kua l i tas bangunan/l ingkungan, d i lakukanj

upaya penanganan terhadap bangunan dan l ingkungan mela lu i proses

penert iban bangunan.

- 15 -

Penert iban bangunan sebagaimana d imaksud pada ayat (1) d i l akukan

mela lui upaya pemugaran terhadap kavl ing bangunan yang mempunya i

permasa lahan bangunan akibat t idak memenuhi ketentuan pengembangan

bangunan yang ada.

Pasa l 26

Pengembangan bangunan di kawasan perencanaan d i rencanakan u n t u k

pengembiangan bangunan yang memenuhi persyaratan bangunan sehingga

member ikan kenyamanan dan keamanan bagi penghuninya.

Persyaratan bangunan sebagaimana d imaksud pada ayat (1) yang h a r u s

d ipenuhi ya i tu :

a. persyaratan kesehatan

1. vent i lasi

a) setiap bangunan r u m a h tinggal ha:rus memi l ik i vent i lasi ;

b) venti lasi a lami h a r u s terdiri dar i b u k a a n permanen, jendela, p intu ,

a tau s a r a n a l a innya yang dapat d ibuka sesua i dengan standar

teknis yang ber laku;

c) luas vent i lasi a lami d iperhi tungkan min ima l se luas 5 % dar i luas

lanta i ruangan yang diventi lasi ;

d) s istem venti lasi buatan h a r u s d iber ikan j i k a vent i lasi a lami yang

ada t idak memenuhi persyaratan. Penempatan fan pada vent i las i

buatan h a r u s memungk inkan pelepasan u d a r a secara maks ima l

dan m a s u k n y a u d a r a segar, a t au sebal iknya;

e) penggunaan venti lasi buatan h a m s memperhi tungkan besarnya

per tukaran u d a r a yang disarankein u n t u k berbagai fungsi m a n g

da lam bangunan gedung sesuai pedoman dan standar teknis yang

ber laku.

2. pencahayaan

a) setiap bangunan h a m s memi l ik i pencahayaan a lami dan/a tau

buatan sesua i dengan fungsinya;

b) penerangan a lami dapat d iber ikan pada s iang har i u n t u k r u m a h

dan gedung;

c) u n t u k penerangan ma lam har i d igunakan penerangan buatan;

d) perencanaan sistem pencahayaan d i a rahkan dengan

menggunakan l ampu hemat energy dengan menggunakan]

kebu tuhan dan mempert imbangkan upaya konservas i energy pada

bangunan gedung.

- 1 6 -

b. persyaratan Kenyamanan

1. s i r ku l a s i u d a r a

a) setiap bangunan d i h a r u s k a n u n t u k member ikan pengaturan u d a r a

u n t u k menjaga s u h u uda ra dan kelembaban ruang;

b) s istem s i rku las i u d a r a in i b isa d i a rahkan u n t u k d i l akukan di

dinding dan atap bangunan.

2. pandangan

a) j jer letakan dan penataan elemen-elemen a lam dan buatan pada

bagian bangunan m a u p u n ruang lua r d iatur u n t u k tu juan

mel indungi h a k pribadi;

b) per letakan b u k a a n pada bagian-bagian persimpangan j a l a n agar

pengguna j a l a n sal ing dapat mel ihat sebelum tiba pada

persimpangan.

3. kebis ingan

a) e;lemen-elemen a lami berupa deretan tanaman dengan daun lebat,

£itau elemen buatan berupa pagar dapat mengurangi kebis ingan

yang diter ima oleh penghuni di dak im bangunan;

b) per letakan elemen-elemen a lam dan buatan u n t u k mengurangi/

meredam kebis ingan yang datang dar i luar bangui ian dan luar

l ingkungan.

4. getaran

a) penggunaan mater ia l dan sistem kons t ruks i banj^unan u n t u k

meredam getaran yang dating dar i bangunan la in dan dar i luar

l ingkungan;

b) l : )angunan-bangunan ba ru berlantai d u a ke atas kons t ruks inya

Iriarus memperhi tungkan bahaya getaran terhadap k e r u s a k a n

kons t ruks i dan elemen bangunan.

Bag ian Keenam

Rencana S is tem S i rku l a s i dan J a l u r Penghubung

Pasa l 27

S i rku las i pada kawasan perencanaan h a r u s membedakan an tara s i r ku l a s i

u n t u k kemdaraan dan s i rku l a s i pejalan k a k i .

S i rku las i sebagaimana d imaksud pada ayat (1) tetap da lam sa tu s is tem

yang integratif antara :

a. s i r ku l a s i internal dan ekstemal bangunan;

b. pemak:ai a t au pe laku kegiatan dan s a r a n a transportas inya;

- 17 -

c. pertemuan an ta ra keduanya ya i tu pemsikai dan alat t ransportas i yang

ada pada tempat park i r dan halte sedang perpotongan antar keduanya

a k a n d i r encanakan fasi l i tas zebra cross.

S i r k u l a s i l a lu l intas di kawasan perencanaan d iper tahankan u n t u k empat

la jur dua a r a h dengan pemisah yang berup£i median:

a . u n t u k J a l a n J o h n Ario Kat i l i y a i tu k h u s u s di segmen 1-4;

b. Gerbang U tama j a l a n J o h n Ario Kat i l i y a i tu depan menara Informasi ;

c. j a l a n terminal lama, j a l a n Selayar, j a l a n madura , j a l a n A . R a h m a n H a k i m

s i rku l a s i kendaraan d i rencanakan d u a j a l u r d u a a r a h tanpa median

j a l a n .

S i r k u l a s i j a l u r kendaraan pribadi dapat mela lui semua j a l a n yang

disediak£in, t idak berubah dan lebih fleksibel u n t u k mencapai tu juan

dengan tetap memperhat ikan rambu- rambu la lu- l intas dan kelengkapan

kendaraem dengan batasan:

a . kendaraan besar seperti bis dan min ibus h a n y a dapat mel intas i J a l a n

R a y a j a l a n J o h n Ario Kat i l i dan t idak d iperkenankan mel intas di j a l a n

Selayar, j a l a n madura , j a l a n A . R a h m a n H a k i m dan j a l a n pe rmuk iman ;

dan

b. angkutan u m u m dapat mel intas di s emua j a l a n yang d isediakan, hingga

j a l a n lokal menu ju pe rmuk iman .

U n t u k s i r ku l a s i /a rus angkutan u m u m u n t u k k a w a s a n perencanaan

d iatur sebagai ber ikut:

a. rute dar i Telaga menu ju s impang tiga UNG, s i rku las i angkutan u m u m

d u a a i ah ;

b. rute dar i Telaga menu ju s impang tiga A .Rahman H a k i m dan j a l a n

pe rmuk iman , s i rku las i angkutan u m u m dua a rah ;

S i r k u l a s i bagi pejalan k a k i berada pada d u a s i s i j a l a n berupa j a r ingan

pedestrian ways yang dilengkapi dengan:

a . elemen-elemen petunjuk j a l a n ( rambu-rambu la lu l intas ) ;

b. elemen-elemen pengarah;

c. elemen perabot ruang luar ;

d. peneduh pada fasi l itas s i rku las i pejalan k a k i .

Pasa l 28

J a l u r pejalan k a k i berada disepanjang koridor blok perencanaan, pada

pedestrian j a l a n J o h n Ario Kat i l i dengan ketentuan:

a . j a l u r pejalan k a k i h a r u s diteduhi oleh deretan pohon peneduh di

sepanjang j a l a n dengan j a r a k 7,6 m;

- 18 -

b. mater ia l u n t u k pedestrian t idak l ic in , dapat menyerap; a ir , mudah

perawatan, kua t dengan motif dan pola yang sesua i dengan n u a n s a

lokal ;

c. j a r ingan pedestrian juga d idukung dengan fasi l i tasfasi l i tas perabot j a l a n

yang mendukung kegiatan pedestrian seperti k u r s i , tempat sampah dan

l ampu penerangan yang cukup ;

(2) J a l u r pedestr ian di kawasan perencanaan d i rencanakan dapat d i la lui oleh

penyandang cacat sehingga penggunaan tangga diganti a t au dilengkapi

dengan ramp dengan kemir ingan ramp t idak diperbolehkan melebihi 7°.

(3) J a l u r s i r ku l a s i pedestrian sebagaimana d imaksud pada ayat (1) h a r u s

dilengkapi dengan zebra cross dan halte.

(4) J a l u r pejalan k a k i pada K a w a s a n j a l a n J o h n Ario Kat i l i d inmcang dalam

bentuk:

a . Trotoar dengan lebar 1,5 meter d i rencanakan j a l a n penghubung antar

segmen;

b. j a l u r pejalan k a k i dilengkapi dengan tempat sampah, penerangan j a l a n ,

pohon peneduh dan tempat duduk.

Pasa l 29

(1) Penataan s istem park i r di k a w a s a n perencanaan d i rencanakan dengan

s is tem off street parking.

(2) Park i r k i jndaraan d i rencanakan terletak di pe lataran park i r da lam l ahan

bangunan, ba ik di ruang t e rbuka (surface parks) m a u p u n di da lam

bangunan (basement parks).

(3) Pe lataran park i r dapat d isediakan baik di ha l aman depan bangunan,

di sampmg dan di belakang bangunan.

(4) S is tem jDarkir dapat d i l akukan dengan menyediakan kantong-kantong

park i r dengan akses ib i l ias ke segala a rah dan dapat mengakses langsung

ke j a l u r pedestrian.

(5) Pe lataran park i r d i luar bangunan menggunakan mater ia l yang dapat

menyerap a i r dan dilengkapi dengan tata vegetasi yang teduh.

(6) Pe lataran park i r di da lam bangunan (basement parks) bangunan

menggunakan mater ia l yang a i r dan dilengkapi dengan sa lu ran drainase

yang mengarah pada sa lu ran darainase u t a m a a tau bak penampung yang

dilengkapi pompa penyedot.

(7) Pe lataran park i r sebagaimana d imaksud pada ayat (2) menggunakan

penerangan cukup .

\

- 19 -

(8) J a l a n m a s u k park i r mempert imbangkan kepadatan, ke rama ian a t au a r u s

l a lu l intas dengan j a r a k min ima l dar i s impang 25 meter dan dilengkapi

dengan l ambu .

Bag ian Ketu juh

S is tem P rasa rana dan Uti l i tas L ingkungan

Pasa l 30

(1) Pada tahap awal , penataan ja r ingan l is tr ik kabel bawah tanah (box utility)

di sepanjang tepi j a l a n m a u p u n yang menyeberangi j a l a n menggunakan

j en i s kabel SNl dengan syarat mempunya i keda laman m i n i m u m 1 meter di

a tas pe rmukaan j a l a n .

(2) J a l a n - j a l a n l ingkungan pe rumahan di wilay a h periphery, di wi layah-wi layah

j a l a n di da lam l ingkungan tetap mengguriakan kabel listriL: uda ra , yang

ditata sejajar dengan koridor j a l a n .

(3) U n t u k mempermudah pemel iharaan kabel t anah d igunakan shaft k h u s u s

agar t idak sering me l akukan pengggilian dan pengurukan yang

mengganggu l a lu l intas dan keadaan l ingkungan dengan keda laman 1 m

mengikut i j a r ingan j a l a n yang ada dengan menggunakgin pipa PVC

berdiameter 8" dengan manhole tiap j a r a k 25 m.

Pasa l 3 1

(1) Layanan a i r m i n u m diber ikan oleh PDAM a tau B a d a n pengelola a i r m i n u m

kawasan / swasta .

(2) Penataan j a r ingan pipa a i r m i n u m di k a w a s a n perencanaan d i a rahkan

terpisah dengan ja r ingan pipa ut i l i tas pendukung la innya .

(3) U n t u k rencana j a n g k a panjang pengembangan ja r ingan perpipaan air

m i n u m menggunakan konsep r u m a h tumbuh .

(4) G u n a mimjaga dan memin ima lkan gangguan pengembangan ja r ingan pipa

mengikut i r u a s j a l a n agar m u d a h da lam jDemeriksaan dan j jemel iharaan,

dengan menggunakan pipa primer berdiameter 150-300 mm, pipa

sekunder berdiameter 100-150 mm, dan pipa tersier berdiameter 75 -

100 mm, yang d i tanam dengan keda laman 1 m dan lebar 0,5 m.

(1)

Pasa l 32

Pe layanan te lekomunikas i d i sesua ikan dengan ketersediaan sa tuan

sambungan telepon PT. Te lkom dan provider se lu lar yang tersedia.

- 20 -

(2) J a r i n g a n kabel telepon idealnya menggunakan ja r ingan kabel bawah tanah

(box utility).

(3) J a r i n g a n kabe l telepon bawah t anah sebagaimana d imaksud pada ayat (1)

d i r encanakan mengikut i rute s i s i j a l a n guna mencapai pelanggan yang

di tempatkan secara terpadu bersamaan dengan kabel l i s t r ik di da lam pipa

PVC berdiameter 8" dengan manhole setiap 25 m.

Pasa l 33

(1) Pengembangan s istem pengelolaan persampahan di K a w a s a n koridor j a l a n

J o h n Ario Kat i l i d i rea l i sas ikan mela lui peng;embangan Tempat Pembuangan

Sampah Sementara Terpadu (TPSST) yang terintegrasi dengan sistem kota

sebagai penunjang Tempat Pemprosesan dan Pengolahan Akh i r Sampah

(TPPAS) Regional Gorontalo.

(2) Sampah d i kumpu lkan dar i tempat sampah k h u s u s 3 R yang memi l ik i 3

sekat yang berasal dar i sumber r u m a h tangga, pasar, fasi lt ias u m u m dan

j a l a n , d iangkut menggunakan gerobak sampah dengan kapas i tas 6 m3,

yang d i l e takkan dengan rad ius 200-500 m.

(3) Dar i bak sampah, d iangkut ke T P S S T u n t u k di p i lah kembal i ,

mengguriakan mobil sampah dengan kapas i tas 3 m^/motor dan kapas i tas

2m3 , u n t u k dibawa ke TPA Kota Gorontalo.

(4) S is tem organisasi dan manajemen sampah sebagaimana d imaksud pada

ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) dikelola oleh pemerintah daerah/swasta .

Pasa l 34

(1) Pengembangan sa lu ran drainase dengan kapas i tas c u k u p dan m a m p u

mengendal ikan kecepatan a l i ran akibat topografi yang c u k u p datar.

(2!) Rencana pembuatan sa lu ran - sa lu ran drtdnase h a r u s memenuhi syarat

sebagai ber ikut:

a . dalam tiap-tiap r u m a h a tau bangunan h a r u s d isediakan se i luran-saluran

pembuangan air hu jan ;

b. s a lu ran - sa lu ran tersebut diatas h a r u s c u k u p besar dan c u k u p

mempunya i kemir ingan u n t u k dapat mengal i rkan a i r hu j an dengan baik;

c. a ir hu jan yang j a t u h diatas atap h a r u s segera dapat d i sa lu rkan d i atas

pe rmukaan tanah dengan pipapipa a t au dengan bahan la in dengan j a r a k

an ta ra sebesar-besarnya 25 meter;

d. c u r a h a n air hu jan yang langsung dar i a tas atap a tau pipa talang

bangunan t idak boleh j a t u h ke luar pekarangan dan h a r u s d ia l i rkan ke

- 2 1 -

bak peresapan pada kapl ing bangunan bersangkutan, dan selebihnya ke

sa lu ran u m u m kota;

(3) S is tem ja r ingan drainase di k a w a s a n perencanaan d i rencanakan

mengguriakan pola a l i ran gravitasi , dengan r inc ian sebagai ber ikut.

a . sebag£ii penampung u t a m a a l i r an a i r di k a w a s a n perencanaan ada lah

sungai ;

b. pada kawasan perencanaan d i rencanakan menggunakan sa lu ran

sekunder yang berada di k a n a n - k i r i koridor u t a m a j a l a n J o h n Ario Kat i l i

dengan menggunakan sa lu ran tertutup dengan tinggi j agaan 0.8 m dan

lebar sebesar 1,20 m dan dilengkapi dengan bak kontrol a t au b u k a a n

yang sewaktu-waktu dapat d ibuka dengan j a r a k setiap 50 m;

c. s a lu ran drainase tersier d i rencanakan di j a l a n pe rmuk iman , dengan

menggxinakan sa lu ran te rbuka dengan tinggi j agaan sebesar 0.5 m dan

lebar .sebesar 0,5-0,6 m.

Pasa l 35

(1) A ir l imbah di k a w a s a n perencanaan d ik las i f ikas ikan atas a ir l imbah

domestik dan a i r l imbah non domestik.

(2) A i r l imbah domestik sebagaimana d imaksud pada ayat (1) terdiri dar i

sewerage dan sewage.

(3) Sewerage sebagaimana d imaksud pada ayat (2) merupakan air buangan

yang berasal dar i dapur dan kamar mandi .

(4) Sewage sebagaimana d imaksud pada ayat (2) merupakan air buangan yang

berasal dar i kotoran m a n u s i a (tinja).

(5) A ir l imbah r u m a h tangga terbagi menjadi 2 ya i tu :

a . a i r l imbah a m a n yang dapat d ibuang langsung ke sa lu ran drainase {grey

water) seperti a ir bekas cuc ian , a i r bekas mandi ; dan

b. a ir l imbah yang h a r u s mela lui proses terlebih d a h u l u {black water)

seperti a ir dar i wc.

(€)) S is tem x)engelolaan u n t u k grey water d i r encanakan d i sa lu rkan ke bidang

resapan a taupun sa lu ran drainase l ingkungan.

(7) S is tem pengelolaan u n t u k black water di kawasan perencanaan

d i rencanakan menggunakan s istem septictank indiv idual a t au komuna l ,

yang dikelola oleh indiv idu dan masyaraka t setempat ser ta pemerintah.

(8) U n t u k j angka panjang d i rencanakan pembuatan IPAL komuna l u n t u k

k a w a s a n pendidikan dan IPAL terpusat a t au komuna l u n t u k k a w a s a n

pe rmuk iman dikelola oleh masyaraka t dan pemerintah.

\

- 22 -

Pasa l 36

(1) Setiap bangunan gedung kecua l i r u m a h tinggal h a r u s di l indungi terhadap

bahaya kebakaran dengan system proteksi akt i f dan s istem proteksi pasi f

terhadap bahaya kebakaran dengan dilengkapi fire extinguisher.

(2) Pengamanan terhadap bahaya kebakaran dengan system proteksi pasi f

mel iputi :

a . k emampuan stabi l i tas s t ruk tur dan elemennya;

b. kons t ruks i t ahan api ;

c. kompartemenisas i dan pemisahan;

d. proteksi pada b u k a a n yang ada u n t u k menahan dan membatas i

kecepatan menja larnya api dan asap kebakaran .

(3) S is tem proteksi akt i f merupakan proteksi terhadap ha r ta mi l ik terhadap

bahaya kebakaran berbasis pada penyedia^m peralatan yang dapat bekerja

baik secara otomatis m a u p u n secara manua l , yang d igunakan oleh

penghuni a t a u petugas pemadam da lam me l aksanakan operasi

pemadaman.

(4) U n t u k me l akukan proteksi terhadap me luasnya kebakaran dan

memudahkan operasi pemadaman, di da lam l ingkungan ban^^unan gedung

h a r u s tei'sedia j a l a n l ingkungan dengan perkerasan agar dapat d i la lui oleh

kendaraein pemadam kebakaran .

(5) setiap r u m a h dan bangunan gedung dapat d i jangkau oleh pancaran a i r

un i t pemadam kebakaran dar i j a l a n di l ingkungannya.

(6) S is tem pemadam kebakaran terdiri dar i 2 s istem, ya i tu :

a . sistem pemadam api r ingan, sebagai s a r a n a pemadam awa l yang

d isediakan PAR dry chemical yang terpasang di dinding;

b. sistem hydrant , pipa tegak terletak di jalan an ta ra 60 m sampai 100 m

(7) Setiap zona pelayanan a k a n di layani oleh s istem terpisah dengan 1 Central

Fire Station.

(8) T iap area pe layanan d isediakan Header Hydrant Pump yang

d i sa lu rkan menu ju Hydrant Pillar, Outdoor Hydrant Box (OHB), Siamese

Connection.

(9) P ipa sup la i a ir h a r u s mempunya i t ekanan min ima l 10 kg/cm2, dan

u n t u k daerah perkantoran tekanan yang d iper lukan berkisar m i n i m u m

5,3 kg/cm2

- 23 -

Bag ian Kedelapan

Ruang Te rbuka dan T a t a H i jau

Pasa l 37

(1} Ruang t e rbuka u m u m pada kawasan perencanaan meliputi :

a . tata h i j au k a w a s a n sempadan sungai ;

b. tata h i jau/ ja lur h i j au tepi j a l a n ; dan

c. taman/rekreas i kota.

(2) Ruang te rbuka u m u m , pada kawasan perencanaan merupakan ruang

sempadan an ta ra bangunan sampai deng;an batas pagar a t au ha l aman

mempunya i akses terbatas bagi u m u m .

(3) Ruang t e rbuka privat merupakan ruang t e rbuka h i jau yang d imi l ik i dan

dikelola oleh orang, seperti kebun, ha laman rumah/gedung mi l ik i

perseorangan, a t au koorporasi yang d i tanami tumbuhan .

(4) Ruang t e rbuka privat yang berada di kawEisan pe rmuk iman d i rencanakan

u n t u k di gunakan sebagai l ahan park i r kendaraan pribadi a t au sebagai

ha l aman yang d i tanami pohon peneduh sebagai pembentuk ik l im mikro

depan bangunan dan peneduh area parker kendaraan.

(5) Konsep ruang te rbuka pada kawasan menganjurkan penanaman pohon

peneduh dengan kanopi , t e rutama pada ruang t e rbuka u m u m ya i tu pada

j a l u r h i j au s i s i pedestrian selebar 3 m dengan j a r a k penanaman setiap 8 m.

(6) Se la in sebagai peneduh, pola tata h i j au d i l akukan sebagai pengarah,

terutam£i pada median pembatas j a l an .

Bag ian Kesembikm

T a t a Informasi dan Wajah J a l a n

Pasa l 38

(1) Area peletakan informasi yang h a r u s bebas dar i segala tata informasi ya i tu :

a . papan penanda terbaca dar i j a r a k minm£il 100 m;

b. papan penanda/tu l i san keterangan j a l a n pedestrian terbiica dar i j a r a k

minimLal 5 m, sedangkan j a l a n kendaraan min ima l terbaca 10 m.

(2) Penataan reklame pada kawasan perencan£ian d i a rahkan un tuk :

a. kepentingan penempatan h a r u s mengupayakan keseimbangan,

keterkai tan dan keterpaduan dengan semua j en i s elemen pembentuk

wa jah j a l a n a tau perabot j a l a n la in da lam ha l fungsi, estetis dan sosial ; .

b. penempatan reklame pada kawasan perencanaan d i l akukan hanya pada'

t i t ik-t i t ik tertentu, t idak mengganggu dan menutup i keberadaan'

bangunan yang ada pada kawasan ;

- 24 -

c. Di larang penempatan reklame berada di pi lar-pi lar l ampu sepanjang

Koridor J a l a n J o h n Ario Kat i l i ;

d. penempatan reklame h a r u s menciptaan karakter l ingkungan k a w a s a n ,

pada kawasan perencanaan materi risklame komers ia l d i sesua ikan

dengan v is i pengembangan K a w a s a n Koridor J a l a n J o h n Ario Kat i l i .

Pasa l 39

U n t u k k a w a s a n perencanaan wajah j a l a n dibentuk dengan:

a . peletakan vegetasi peneduh pada j a l u r pedestrian dan da lam kav l ing

privat;

b. peletakan ruang h i j au pada pedestrian berdasar pada j a r a k 8 m/1

pohon;

c. ruang h i jau pada l ahan sendir i di s i s i se latan, mengalokas ikan s i s a K D B

merupakan 100 % ruang h i jau terbagi a tas 20 % rumput , 30 % rumput

dan paving , 50 % paving dan wajib menanam pohon per 50 m^ d i tanami

1 pohon dengan shading/ coverage;

d. pembentukan j a l u r pedestrian dengan permukaan j a l u r yang nyaman

u n t u k berjalan bagi pejalan k a k i m a u p u n penyandang cacat.

Penataan street furniture di k a w a s a n perencanaan, meliputi :

a. Halte/Shelter

Angkutan Kota peletakan halte pada k a w a s a n perencanaan d ia rahkan

pada tit ik keramaian dan dekat dengan zebra cross penyebrangan.

Peletakan halte h a r u s dibuat senyaman mungk in dan t idak menggangu

s i rku l a s i pejalan k a k i . Pada bangunan halte h a r u s dilengkapi dengan

n a m a halte dan d iperkenankan u n t u k memasang reklame. B e n t u k halte

h a r u s berc i r ikan dan menc i t rakan n u a n s a k h a s lokal Kota Gorontalo.

Untuk memperjelas identitas shelter agar m u d a h dikenal i , t e rutama

pada tempat-tempat pemberhentian angkutan kota yang berupa r ambu-

r a m b u saja, an ta ra la in dengan memisat ikan secara j e las dengan trotoar,

membuat k e m u n d u r a n pagar, d i tanami dengan tanaman peneduh yang

k h a s ;

b. Tempat sampah

peletakan tempat sampah u m u m ditetapkan pada tiap j a r a k 23 m.

Peletakan tempat sampah u m u m t idak boleh menggangu s i rku las i

pejalan k a k i . B e n t u k tempat sampah u m u m h a r u s berc i r ikan dan

menc i t rakan n u a n s a k h a s lokal , se lain i tu h a r u s ada pemisah antara '

samp£ih organik dan anorganik. Penateian tempat sampah di k a w a s a n

perencananaan d i a rahkan sebagai ber ikut:

- 25 -

1. per lu penyeragaman bentuk dan besaran tempat sampah yang berada

da lam sa tu koridor j a l a n ;

2. setiap pembangunan ba ru , per luasan s u a t u bangunan yang

d ipe runtukkan sebagai tempat ked iaman h a r u s dilengkapi dengan

tempat a t au kotak pembuangan sampah yang di tempatkan sedemikian

r u p a sehingga kesehatan u m u m masyaraka t sek i tarnya terjamin;

3. l ingkungan pertokoan kotak-kotak sampah yang tertutup disediakan

sedemikian r u p a sehingga petugas-petugas yang menangani

kebers ihan dapat dengan mudah me l akukan tugasnya;

4. penyediaan tempat sampah agar mempert imbangkan segi estet ika;

5. d ip i sahkan an ta ra tempat sampah ker ing dan sampah basah ;

6. rancangan penempatannya pada batas an ta ra j a l u r pejalan k a k i

dengan j a l u r kendaraan (mudah di jangkau dar i d u a sis i ) , dengan tiap

j a r a k 50 m.

c. B a n g k u j a l a n

peletakan bangku j a l a n ditetapkan pada tiap j a r a k 8 m bersampingan

dengan tempat sampah umum.Pe le takan bangku j a l a n t idak boleh

menggangu s i rku l a s i pejalan kak i .Ben tuk bangku j a l a n h a m s berc i r ikan

dan menc i t rakan n u a n s a k h a s lokal .

d. Papan informasi

peletakan papan informasi d i tempatkan berdekatan dengan halte.

Peletakan papan informasi t idak boleh menggangu s i rku las i pejalan k a k i .

e. Pos j aga polisi

S a r a n a in i d ibu tuhkan u n t u k memantau dan mengamanl<:an a m s l a lu ­

l intas . Peletakan pos jaga polisi d i tempatkan pada tiap s impu l

ja lan.Pe le takan pos j aga polisi t idak boleh menggangu s i rku l a s i pejalan

k a k i .

f. ATM (Anjungan T u n a i Mandiri)

peletakan ATM (Anjungan T u n a i Mandiri) d i tempatkan piada t i t ik-t i t ik

strategis dan tempat-tempat yang menjadi konsentras i raassa , seperti

pusat perdagangan dan j a s a . Peletakan ATM t idak boleh menggangu

s i rku l a s i pejalan k a k i . B e n t u k ATM hairus berc i r ikan dan menc i t rakan

n u a n s a k h a s lokal .

g. Pot bunga

Peletakan pot bunga di tempatkan pada setiap j a r a k 8 meter. Pe le takan

pot bunga t idak boleh menggangu s i rku las i pejalan kak i .Ben tuk poti

bunga. h a m s berc i r ikan dan menc i t rakan n u a n s a k h a s lokail.

- 26 -

h . L a m p u penerangan j a l a n dan pedestrian

Peletakan l ampu j a l a n di tempatkan di median j a l a n daia pada j a l u r

pedestr ian di tempatkan secara terpadu dengan l ampu penerangan

pedestrian di trotoar, dengan j a r a k setiajj 23 meter. B e n t u k penerangan

j a l a n dan pedestrian h a r u s berc i r ikan dan menc i t rakan n u a n s a k h a s

lokal . E l emen in i di samping berfungsi sebagai penerangan di ma lam

har i , j u g a dapat berfungsi sebagai elemen estet ika dan pengarah pada

rancangan ruang luar . Ha l in i berkai tan dengan rancangan t iang lampu,

l ampunya sendir i dan per letakannya. L a m p u penerangtm u m u m di

sepanjang koridor dan taman kota per lu d isediakan tersendiri , dan

hendaknya t idak mengandalkan pada penerangan kapl ing (perumahan,

perdag:angan dan jasa ) a t au penerangan yang berasal dar i l ampu

reklame.

Bag ian Kesepu luh

B a t a s Ha laman dan Pagar

Pasa l 40

Ha l aman Depan Bangunan d iatur sebagai ber ikut:

a. penanaman pohon t idak menggangu estet ika fasade bangunan dan

l ingkungannya secara kese lu ruhan ;

b. penataan taman pada ha laman depan bangunan h a r u s l a h menambah

ni la i estet ika dar i bangunan dan l ingkungannya secara kes<;luruhan;

c. perkerasan pada ha laman depan bangunan h a r u s dar i bahan yang dapat

berfungsi sebagai penyerap air;

d. apabi la d ipergunakan sebagai tempat park i r kendaraan , h a r u s

d i rencanakan dengan s eksama kapasiteis l ahan , s i rku las i da lam l ahan

sehin§;ga t idak mengganggu ni la i estet ika bangunan dan l ingkungan

secargL kese lu ruhan serta penempatan p in tu m a s u k ke luar kendaraan

seh inx^a t idak men imbulkan tekanan pada a r u s la lu- l intas ;

e. ha l aman samping dan belakang bangunan;

f. dapat dipi l ih j en i s pepohonan yang bersifat buffer kebis ingan dan

menyerap polutan.

Pagar d iatur sebagai ber ikut:

a . ketinggian m a k s i m u m pagar 1,5 m;

b. pagar h a r u s t ransparan dengan motif bebas;

c. pada bagian bawah pagar diperbolehkan mass i f dengan ketinggian

maks ima l 50 cm;

- 27 -

d. d i an jurkan u n t u k menanam tanaman sepanjang pagar dengan

ketinggian yang t idak lebih dar i 60-80 cm.;

e. d i larang menggunakan kawat berduri sebagai pemisah di sepanjang

j a l a n u m u m u n t u k ha laman m u k a ;

f. ketinggian dinding pembatas samping bangunan sampai G S B

m a k s i m u m 1,5 m u n t u k menc iptakan ke le luasan pandangan;

g. w a r n a pagar d ian jurkan t idak mencolok;, sehingga berkesan teduh dan

as r i , serta t idak men imbu lkan kesan membatas i bangunan.

Bag ian Kesebelas

Mitigasi B e n c a n a

Pasa l 4 1

Peringat£m D in i dan Kesadaran Warga {Early Warning System & Community

Awamess) diarahkan pada:

a. sistem peringatan d in i di k a w a s a n perencanaan, d i r encanakan

menggjanakan s is tem yang terintegrasi u n t u k k a w a s a n y£Lng lebih l uas

(kecamatan - kota);

b. Peningkatan Kesadaran warga dibentuk mela lui j a l u r pendidikan formal

m a u p u n informal (penyuluhan masyarakat ,dan la in lain) ser ta pelat ihan.

Rencana J a l u r dan A rah Penyelamatan {Evacuation/Escape Routes)

d ia rahkan pada:

a. J a l u r Evakuas i/Penye lamatan, menggunakan j a r ingan j a l a n yang ada;

b. A r a h Evakuas i/Penye lamatan , menu ju Area Penye lamatan/Escape Area

yang terdiri dar i bangunan penyelamatan u n t u k menampung korban

bencana a lam yang dapat d i terapkan pada k a w a s a n perencanaan

berupa/berbentuk ruang te rbuka/taman kota {Escape Area), m a u p u n

gedung penyelamatan {Escape Building) seperti fasi l i tas peribadatan,

fasi l i tas pendidikan (sekolah), gedung pertemuan, gedung perkantoran.

Rencana Area Bangunan Penyelamatan d i rencanakan berupa/berbentuk

ruang te rbuka/taman kota m a u p u n gedung penyelamatan seperti:

a. fasi l i tas peribadatan;

b. fasi l i tas pendidikan (sekolah);

c. gedung pertemuan;

d. gedung perkantoran, n a m u n desain bangunan d imaksud h a r u s memi l ik i

kekueitan s t r u k t u r a l yang handa l sebagcii gedung super k u a t {very strong'

buildings) yang tahan bencana a lam;

- 28 -

e. bangunan beratap datar sehingga memungk inkan u n t u k penyelamatan

{evacudon), j uga dilengkapi dengan tangga darura t .Luas l ahan yang

d ibu tuhkan sekitar 1 m2 per orang.

B A B V I

RENCANA I N V E S T A S I

Pasa l 42

(1) Kegiatan pe laksanaan Rencana T a t a B a n g a n a n dan L ingkungan K a w a s a n

Koridor ..lalan J o h n Ario Kat i l i d i l akukan oleh Pemerintah Kota Gorontalo,

Pemerintah Provinsi Gorontalo, dan masyaraka t Kota GorontaliO.

(2) Kegiatan pembangunan Sebagaimana d imaksudkan pada ayat (1), h a r u s

mengacu kepada panduan T a t a B a n g u n a n dan Lingl<:ungan yang

ditetapk£in oleh Pemerintah Kota Gorontalo,

(3) Kegiatan pembangunan oleh masyaraka t sebagaimana d imaksudkan pada

ayat (1), d i l aksanakan mela lui p e m b a n g m a n fisik bangunan di da lam

lahan y£ing d ikuasa inya , t e rmasuk pembangunan ruang t ( ; rbuka h i jau ,

ruang terbuka, dan s i rku las i pejalan k a k i dengan tetap mengacu pada

syarat d£m ketentuan ber laku.

Pasa l 43

Skenar io r encana investasi yang a k a n d i k i k u k a n kawasan perencanaan

m encangkup 4 tahapan;

a. tahap 1; : penataan koridor J a l a n J o h n Ario Kat i l i , yang d i rencanakan

da lam;

b. tahap ke-2 : Pusa t B i s n i s , segmen 2 (penyediaan s a r a n a dan prasarana , dan

square dan pedestrian);

c. tahap ke-3 : Pasar Trad is iona l Moderen (strret furniture, j a l a n servis) ;

d. tahap ke-4: Penataan Pe rmuk iman sekitar k a w a s a n (penyediaan s a r a n a

p rasa rana dan strret furniture) .

B A B V l l

K E T E N T U A N PENGENDAL IAN RENCANA

Bag ian S a t u

Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Pasa l 44

(1) Pengendalian pemanfaatan ruang d i l akukan mela lui beberapa tahapan

kegiatan d iantaranya:

a . penetapan peraturan zonasi ;dan

- 29 -

b. Per iz inan;

c. pemberian insenti f dan disinsentif ;

d. pengenaan s a n k s i .

Pera turan zonasi sebagaimana d imaksud pada ayat (1) h u r u f a , merupakan

ketentuan yang mengatur persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan

pengendalian dan d i s u s u n u n t u k setiap blok/zona pe runtukan yang

penetapan zonanya da lam rencana r inc i tata ruang.

Per iz inan sebagaimana d imaksud pada ayat (1) h u r u f b da lam pemanfaatan

ruang d iatur sesuai ketentuan da lam undang-undang penataan ruang

berdasarkan kewenangan yang d imi l ik i pemerintah Kota Gorontalo.

I z in pemanfaatan ruang h a r u s d i l akukan mela lui prosedur yang benar,

da lam ha l terbukt i t idak sesua i dengan rencana tata ruang wi layah,

Pemerintah Kota Gorontalo sesuai dengan kewenangannya dapat

membatEilkan per iz inan.

Per iz inan pemanfaatan ruang d imaksudkan sebagai upaya penertiban

pemanfaatan ruang diatur dan diterbitkan oleh Pemerintah Kota Gorontalo

sesua i dcmgan kewenangan dan rencana tata ruang.

Da l am ha l pemanfaatan ruang yang tidsik sesua i dengan rencana tata

ruang , baik yang dilengkapi dengan iz in m a u p u n yang t idak memi l ik i iz in,

d ikenai sianksi sesua i ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pemberian insenti f dan dis insent i f da lam pengendalian pemanfaatan ruang

d i l a k u k a n supaya pemanfaatan ruang yang d i l a k u k a n sesua i dengan

rencana tata ruang yang sudah di tetapkan.

Insent i f merupakan perangkat a t au upaya u n t u k member ikan imbalan

terhadaf) pe laksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang ,

berupa:

a . ker inganan pajak, pemberian kompensasi , subs id i s i lang, imbalan, sewa

ruang , dan u r u n saham;

b. pembi ingunan ser ta pengadaan in f ras t ruktur ;

c. kemudahan prosedur per iz inan; dan/a tau

d. pembiir ian penghargaan kepada masyareikat,

e. swas ta dan/a tau pemerintah daerah.

Dis insent i f merupakan perangkat u n t u k mencegah, membatasi

per tumbuhan, a t au mengurangi kegiatan yang t idak sejalan dengan

rencana tata ruang, berupa:

a. pengenaan pajak yang tinggi yang d i sesua ikan dengan besarnya biaya

yang d ibu tuhkan u n t u k mengatasi dampak yang d i t imbulkan akibat

pemanfaatan ruang ; dan/atau

- 30 -

b. Pembatasan penyediaan in f ras t ruktur , pengenaan kompensasi , dan

penal t i ;

(10) Insent i f dan disinsenti f da lam penataan bangunan dan l ingkungan

diberikan dengan tetap menghormati hak masyarakat .

(11) pemberian s a n k s i sebagaimana da lam dim£iksud Pasa l 42 ayat (1) h u r u f d

bahwa s<hiap orang a tau badan h u k u m yang da lam pemanfaatan ruang

melangg£ir r encana tata bangun l ingkungtin d ikenai s a n k s i administrat i f

terdiri a tas :

a . peringatan tertul is;penghentian sementara kegiatan;

b. penghentian sementara pe layanan u m u m ;

c. penutupan lokasi ;

d. pencabutan iz in;

e. pembatalan iz in;

f. pembongkaran bangunan;

g. pemul ihan fungsi ruang; dan/a tau

h . denda admin is t ras i .

Bag ian Kedua

Ka j ian Ana l i s i s Mengenai Dampak L ingkungan

Pasa l 45

(1) Setiap penyelenggaraan pembangunan gedung a tau pengembangan sub

k a w a s a n yang berada pada k a w a s a n R T B L h a r u s memenuhi kr i t e r ia

penynjsunan AMDAL yang d iatur da lam kebsntuan Peraturan Wal ikota.

(2) Setiap penyelenggaraan pembangunan gedung a tau pengembangan sub

kawasan yang berada pada kawasan R T B L h a r u s memenuhi kr i ter ia

penyusunan AMDAL h a r u s d i l akukan penyusunan A M D A L / U K L / U P L

sesua i p i i raturan perundang-undangan.

Bag ian Ketiga

Part is ipas i Masyareikat

Pasa l 46

(1) Part is ipas i Masyarakat da lam pemanfaatan ruang meliputi :

a . pemanfaatan ruang daratan dan ruang u d a r a berdasarE:an peraturan

perundang-undangan, agama, adat, a t au keb iasaan berlakxi;

b. bantuan pemik i ran dan pert imbangan berkenaan dengan pe laksanaan

pemanfaatan ruang kawasan ;

c. penyelenggaraan kegiatanpembangunan berdasarkan renca n a

- 3 1 -

d. konsol idasi pemanfaatan tanah , air , udara , dan sumber daya a lam la in

u n t u k tercapainya pemanfaatan kawasan. yang berkual i tas ; pemanfaatan

ruang sesuai dengan rencana;

e. perubahan a tau konvers i pemanfaatan ruang sesua i dengan rencana;

f. pemberian u s u l a n da lam penentuan loLiasi dan ban tuan teknik da lam

pemanfaatan ruang; dan

g. kegiatan menjaga, memel ihara dan m(;ningkatkan ke lestar ian fungsi

l ingkungan kawasan .

Part is ipas i masyaraka t da lam pengendalian pemanfaatan ruang mel iputi :

a. pengaxvasan terhadap pemanfaatan ruang kawasan , t e rmaksud

pemberian informasi a t au laporan pe laksanaan pemanfaatan ruang

kawasan ; dan

b. ban tuan pemik i ran a t au pert imbangan u n t u k penert iban da lam kegiatan

pemanfaatan ruang kawasan dan peningkatan kua l i t as pemanfaatan

ruang kawasan .

B A B V l l l

PEDOMAN P E N G E N D A L I A N PELAKSANAAN PENGELOL^^AN

KAWASAN

Bag ian Kesa tu

Pengelola KawasEin

Pasa l 47

Pedoman Pengendalian Pengelolaan kawasan d i l aksanakan oleh

pemerintah Kota Gorontalo.

Ketentutm pedoman pengendalian pe la l i sanaan pengelolaan k a w a s a n

sebagairaana d imaksud pada ayat (1) terdiri a tas :

a . ketentuan u m u m peraturan zonasi sesua i R D T R Kota Gorontalo dan

R T B L K a w a s a n Koridor J a l a n J o h n Ario l^atili;

b. ketentuan periz inan;

c. ketentuan pemberian insenti f dan disinsentif ; dan

d. a r ahan pengenaan sanks i .

Bag ian yang mengatur mekanisme kerja, fungsi, dan tata peran pengelola

d i l aksanakan oleh Bapel i tbang Kota Gorontalo.

Ketentuan pedoman pengendalian pe laksanaan pengelolaan k a w a s a n

d igunakan sebagai a cuan da lam pe laksanaan pengendalian pemanfaatan

ruang d:: K a w a s a n Koridor J a l a n J o h n Ario Kat i l i .

- 32 -

Bag ian Kedua

T a t a C a r a Pengelolaan, Pemanfaatan,

Pengembangan dan Perubahan Rencana K a w a s a n

Pasa l 48

Prosedur/Mekanisme/Tata C a r a Pengelolaan, Pemanfaatan, Pengembangan

dan Perubahan Rencana Kawasan , d i tentukan sebagai berikut :

a. Ketentuan u m u m peraturan zonasi sebagaimana d imaksud da lam

Pasa l 42 ayat (1) h u r u f a d igunakan sebagai pedoman bagi Pemerintah

Kota Gorontalo da lam m e n y u s u n peraturan zonasi berdasarkan R D T R

Kota Gorontalo dan R T B L K a w a s a n Koridor J a l a n J o h n Ario Kat i l i yang

m e m u a t :

1. intensi tas pemanfaatan ruang;

2. kegiatan yang diperbolehkan;

3. kegiatan yang diberi persyaratan; dan

4. kegiatan yang di larang.

b. Ketentuan per iz inan sebagaimana d imaksud da lam Pasa l 42 ayat (1)

h u r u f b berupa proses admin is t ras i dan teknis yang h a r u s d ipenuhi

sebelum kegiatan pemanfaatan ruang d i l aksanakan , u n t u k menjamin

kesesua ian pemanfaatan ruang dengan rencana tata bangun l ingkungan

yang r a e m u a t :

1. iz in pr insip;

2. iz in lokasi ;

3. iz in penggunaan pemanfaatan tanah (I PPT);

4. iz in mendi r ikan bangunan; dan

5. iz in l a innya sesua i dengan ketentuan peraturan pemndang-undangan.

c. Pemberian Insent i f dan dis insenti f sebagaimana d imaksud da lam

Pasa l 42 ayat (1) h u r u f c d iber ikan oleh pemerintah daerah sesua i

kewenangannya dengan tetap menghormati hak masyaraka t sesua i

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

Prosedur dan tata ca ra pengelolaan, pemanfaatan, pengembangan dan

perubahan rencana k a w a s a n di la lui mela lu i beberapa tahapan, mu la i dar i

tahapan pemantauan, pelaporan, evaluasi .

Apabi la d ike temukan t idak kesesua ian dengan rencanti yang telah

ditetapkan m a k a pelu d iadakan review u n t u k me l akukan perubahan atas

r encana kawasan dengan mel ibatkan SKl^D terkait yang te;rtuang da lam

Keputusan Wal ikota Gorontalo tentang pembentukan B a d a n Koordinasi

- 33 -

Penataan Ruang Daerah, sekretar iat B a d a n Koordinasi Penataan Ruang

Daerah, dan kelompok ker ja B a d a n Koordinasi Penataan Ruang Daerah

Kota Gorontalo.

B A B X I

P E N U T U P

Pasa l 49

Peraturan Wal ikota in i mu la i ber laku pada tang|;al d iundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memer in tahkan pengundangan Peraturan

Wal ikota in i dengan penempatannya da lam Ber i t a Daerah Kota gorontalo

Ditet£ipkan D i Gorontalo

l 4 d a t a n g g a l 1 * i g u i t a t 2017

P WAL IKOTA GORONTALO

E N A. TAHA

D iundangkan di Gorontalo

padatangga l M Ag»s-fc»« 2 i 1 7

S E K R E T A R I S D A E R A H KOTA GORONTALO

ISMA A D J I D

B E R I T A D A E R A H KOTA GORONTALO TAHUN 2017 NOMOR 23