Post on 15-Nov-2021
Volume 5 Nomor 1 Maret 2021
p-ISSN: 2614-0500, e-ISSN: 2620-553X
Volume Nomor Halaman Maret 5 1 1-124 2021
Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA ------------------------------------------------------------------------------------------ Terbit empat kali setahun pada bulan Maret, Juni, September, dan Desember, berisi hasil penelitian tentang IPA dan atau Pembelajaran IPA.
Editor in Chief
Dr. Abdul Gani Haji, M.Si. (Universitas Syiah Kuala) Associate Editor
Dr. Supriatno, M.Si. (Universitas Syiah Kuala) Dr. Safrida, S.Pd., M.Si. (Universitas Syiah Kuala)
Prof. Dr. Ir. Darusman, M.Sc. (Universitas Syiah Kuala) Editorial Boards
Dr. Riandi, M.Si. (Universitas Pendidikan Indonesia) Dr. Saiful, M.Si. (Universitas Syiah Kuala)
Dr. Evendi, M.Pd. (Universitas Syiah Kuala) Dr. Muhammad Lutfi Firdaus, S.Si., M.T. (Universitas Bengkulu)
Dr. Sri Adelila Sari, M.Si. (Universitas Negeri Medan) Dr. Dra. Zarlaida Fitri, M.Sc. (Universitas Syiah Kuala) Dr. Ismul Huda, M.Si. (Universitas Syiah Kuala)
Ismu Wahyudi, S.Pd., M.PFis. (Universitas Lampung)
Reviewer Prof. Dr. Syahrun Nur, M.Si. (Universitas Syiah Kuala) Prof. Dr. Ida Hamidah, M.Si. (Universitas Pendidikan Indonesia)
Prof. Dr. Suciati, M.Pd. (Universitas Sebelas Maret) Prof. Dr. M. Ali S., M.Si. (Universitas Syiah Kuala)
Prof. Dr. Daud K. Walanda (Universitas Tadulako) Prof. Dr. Musri Musman, M.Sc. (Universitas Syiah Kuala) Prof. Dr. Muhammad Syukri, MT. (Universitas Syiah Kuala)
Dr. Nurdin Saidi, M.Si. (Universitas Syiah Kuala) Dr. Ruqiah Ganda Putri Panjaitan, M.Si. (Universitas Tanjung Pura)
Dr. Mudatsir, M.Kes. (Universitas Syiah Kuala) Dr. Lelifajri, S.Si., M.Si. (Universitas Syiah Kuala) Dr. Irvan Permana, M.Pd. (Universitas Pakuan)
Layout Editor
Taufik, S.Si., M.Si. Sekretariat
Mursalin
Alamat Penyunting dan Tata Usaha Gedung C Lantai 1 Kantor Pengelola Jurnal Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Jl. Tgk. Chik Pante Kulu, No.5 Kopelma Darussalam-Banda Aceh 23111
Hand phone. 085362345322 (Taufik); 085277706062 (Mursalin) Website/URL: http://jurnal.unsyiah.ac.id/jipi Email: jipi@unsyiah.ac.id.
i
Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA
Volume 5 Nomor 1 Maret 2021
p-ISSN: 2614-0500, e-ISSN: 2620-553X
Daftar Isi
Implementation of Quizizz Online Evaluation Tools With STEM Approach to
Measure Analytical Skills of the Junior High School Students
Seyla Anggraeni, Muhamad Taufiq
1–14
Disparitas Literasi Lingkungan Siswa Sekolah Dasar di Kota Bogor
Fiqri Nugraha, Anna Permanasari, Indarini Dwi Pursitasari 15–35
Efektivitas E-Modul Sistem Pencernaan Berbasis Problem Solving Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah
Irvan Permana, Zulhijatiningsih, Surti Kurniasih
36–47
Development of Students Learning Module for Disaster and Environmental
Knowledge Subject for Undergraduate Students of Universitas Syiah Kuala
RM. Teguh Prawira Atmaja, Sulastri, Nazli
48–56
Effect Combination of Avocado Seed Feed (Persea americana) and Yellow
Pumpkin Seed (Cucurbita moschata) on Growth of Nile Tilapia (Oreochromis
niloticus)
Nurul Wasilah, Safrida, Supriatno
57–67
Identification of Formal-Post Formal Reasoning Prospective Biology Teachers
on Three Aspects of Courses
Aa Juhanda, Nuryani Y. Rustaman, Topik Hidayat, Ana Ratna Wulan
68–76
Analisis Effect Size Pengaruh Penerapan LKS Terhadap Hasil Belajar Siswa
pada Pembelajaran IPA dan Fisika
Dwi Putri Ramadhani, Asrizal, Festiyed
77–89
Morfologi Akar Tanaman Jagung (Zea mays L.), Serapan Hara N, P, dan K
Akibat Pemberian Beberapa Jenis Biochar pada Tanah Bekas Galian Tambang
Darusman, Syakur, Zaitun, Yadi Jufri, Manfarizah
90–100
Pengembangan Desain Instruksional Model Project Based Learning
Terintegrasi Keterampilan Proses Sains Untuk Meningkatkan Literasi Sains
Nuraini, Edy Waluyo
101–111
Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Powtoon dalam Meningkatkan
Kemampuan Representasi IPA di Tengah Pandemi Covid 19
Syaiful Arif, Amalia Nur Muthoharoh
112–124
JIPI 5(1):57-67, 2021
Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA
e-ISSN: 2620-553X p-ISSN: 2614-0500
Wasilah, dkk.: Effect Combination of Avocado...........| 57
Effect Combination of Avocado Seed Feed (Persea americana) and Yellow Pumpkin Seed (Cucurbita moschata) on Growth
of Nile Tilapia (Oreochromis niloticus)
Nurul Wasilah, Safrida, Supriatno*
Program Studi Magister Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Indonesia
*Email: supriatno@unsyiah.ac.id.
DOI: 10.24815/jipi.v5i1.18776 Article History: Received: December 18, 2020 Revised: February 22, 2021
Accepted: March 3, 2021 Published: March 17, 2021
Abstract. Feed is the biggest component (50-70%) which causes an increase in production costs, to
reduce feed production costs is to mix inexpensive and easily accessible natural feed with a high
enough protein content. This study aims to determine the effect of a combination of avocado (Persea
americana M.) and pumpkin (Cucurbita moschata D.) seeds on the growth of nile tilapia (Oreochromis niloticus L.). The design used non-factorial RAL consisted of 4 treatments and 6 replications, namely
P0 (control feed), P1 (40 grams of avocado seed feed + 40 grams of pumpkin seeds + 20 grams of
mixed material), P2 (20 grams of avocado seed feed + 60 grams of pumpkin seeds + 20 grams of mixed ingredients) and P3 (60 grams of avocado seed feed + 20 grams of pumpkin seeds + 20 grams
of mixed ingredients). Data analysis using ANOVA. The results showed that feeding increased the
growth of tilapia. In tilapia, a very effective growth was found in P2 feed of 16.44 grams with a growth rate of 3.12% / day. The conclusion of the study indicated that there was an effect of the
combination of avocado and pumpkin seeds on the growth of tilapia.
Keywords: Nile Tilapia, Fish Feed, Combination Feed, Feed Efficiency, Protein Content
Pendahuluan
Pakan merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan budidaya ikan sebagai sumber materi dan energi untuk menopang kelangsungan hidup dan pertumbuhan
ikan, namun di sisi lain pakan merupakan komponen terbesar (50-70%) dari biaya
produksi. Meningkatnya harga pakan ikan tanpa disertai kenaikan harga jual ikan hasil
budidaya menjadi permasalahan yang harus dihadapi setiap pembudidayaan ikan (Yanuar,
2017). Ikan air tawar sebagai komoditas perikanan yang berpengaruh besar dalam menghasilkan devisa suatu negara, terutama ikan konsumsi maupun non konsumsi (ikan
hias) dapat meningkatkan ekspor suatu negara. Seiring dengan meningkatnya jumlah
penduduk dunia permintaan ikan sebagai bahan pangan yang bergizi tinggi dan rendah
kolesterol terus meningkat dari tahun ke tahun (Dharmanita, 2014). Ketersediaan pakan yang baik bagi pertumbuhan ikan nila harus mampu memenuhi
kebutuhan nutrisi ikan. Aspek kebutuhan gizi pada ikan sama dengan makhluk lain, yang
berperan dalam proses fisiologis dan biokimia aktivitas harian mencakup protein, lemak,
karbohidrat, vitamin dan mineral (O-Fish, 2007). Permasalahan pada budidaya ikan nila adalah harga pakan yang relatif mahal yang mengakibatkan menurunnya produksi ikan
nila di Indonesia. Ikan nila tumbuh cepat dengan pakan antara lain mengandung protein
20-25%, dedak halus, tepung bungkil kacang, ampas kelapa dan sebagainya (Anggraini,
dkk., 2016). Salah satu bahan baku pembuatan pakan ikan untuk mengurangi harga
Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA
58 | JIPI 5(1):57-67, 2021
produksi pakan yang mahal adalah mengkombinasikan biji alpukat dan biji labu kuning.
Biji alpukat dan biji labu kuning merupakan limbah yang dapat dimanfaatkan karena biji
alpukat mengandung protein sebesar 4,95 gram (Muin, et al., 2014) sedangkan biji labu kuning mengandung protein sebesar 3,06 gram (Perdanianti & Arum, 2006). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa, biji alpukat dapat mengurangi pemakaian tepung jagung
dan dedak. Kandungan energi metabolisme pada biji alpukat sebesar 3570 kkal lebih tinggi
dari jagung sebesar 3400 kkal, sedangkan kandungan protein dari biji alpukat sebesar 10,4% lebih tinggi dibandingkan kandungan protein pada jagung sebesar 8,5%. Akan
tetapi penggunaan biji alpukat sebagai bahan pakan tidak langsung dapat digunakan
karena biji alpukat mengandung tanin yang cukup tinggi yaitu 1,47%, sehingga untuk
mengurangi kadar tanin tersebut diperlukan pengolahan terlebih dahulu dengan cara perendaman dengan air atau larutan alkali. Penggunaan limbah biji alpukat yang direndam
dengan filtrat air abu sekam dapat dipakai sebagai bahan pakan sumber energi untuk
mengurangi pemakaian jagung sehingga dapat menurunkan biaya pakan yang pada
akhirnya akan meningkatkan keuntungan (Dwi, 2017). Selanjutnya, ikan yang diberikan 10% tepung biji labu kuning memiliki bobot tubuh akhir yang lebih rendah sedangkan ikan
yang diberikan 40% tepung biji labu kuning memiliki bobot tubuh akhir yang lebih tinggi
(Ahmed, dkk., 2016). Ikan yang diberikan 5% pakan ikan yang ditambahkan tepung biji
labu kuning menunjukkan pertumbuhan tertinggi dan sangat efisien dalam pemanfaatan
pakan. Sekitar 5-20% pakan ikan yang ditambahkan tepung biji labu kuning sebanding dengan pertumbuhan ikan pada pakan kontrol. Pakan tepung biji labu kuning sangat
berpengaruh untuk menggantikan tepung ikan pada pakan ikan (Fay, dkk., 2014).
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka telah dilakukan upaya mengurangi biaya
produksi pakan dengan mencampurkan pakan alami yang murah serta mudah dijangkau dengan kandungan protein yang cukup tinggi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian
tentang “Pengaruh Kombinasi Pakan Biji Alpukat (Persea americana M.) dan Biji Labu
Kuning (Cucurbita moschata D.) terhadap Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus
L.). Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh pemberian kombinasi pakan biji alpukat dan biji labu kuning terhadap pertumbuhan ikan nila.
Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen.
Penelitian berlangsung sejak Mei sampai Juli 2020. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 6
ulangan.
Objek penelitian yang digunakan yaitu ikan nila berumur 1 bulan sebanyak 72
individu atau ukuran 5-7 cm. Parameter dalam penelitian ini yaitu pertumbuhan (berat, panjang dan lebar), laju pertumbuhan, efesiensi pakan, kandungan protein dan kualitas
air (Suhu, pH dan DO). Prosedur dalam peneltian ini sebagai berikut :
1) Pemilihan ikan uji
Gambar 1. Ikan Uji
Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA
Wasilah, dkk.: Effect Combination of Avocado.............| 59
Ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan nila yang berumur 1 bulan dan
mempunyai ukuran 5-7 cm, dengan 12 individu per kolam dan 3 individu per sekat dengan
total 72 individu untuk 6 kolam. 2) Aklimatasi Ikan
Aklimatisasi ikan merupakan waktu yang diperlukan oleh ikan untuk beradaptasi
dengan lingkungan yang baru. Ikan diadaptasikan terlebih dahulu selama 7 hari. Setelah
masa adaptasi selesai, ikan dipuasakan selama 24 jam dengan tujuan untuk menghilangkan pengaruh sisa pakan dalam tubuh ikan. Kemudian ikan ditimbang, diukur
panjang dan berat serta didokumentasikan.
3) Kolam Ikan
Gambar 2. Kolam Ikan
Kolam ikan merupakan suatu wadah yang digunakan untuk pemeliharaan ikan yang
terbuat dari kayu dan dilapisi terpal. Dalam penelitian ini kolam ikan didesain dengan ukuran 100 cm x 40 cm x 60 cm sebanyak 4 kolam. Untuk setiap kolam disekat dengan
jarak 25 cm. Kolam disekat dengan menggunakan kayu. Kemudian setelah kolam selesai
baru dilapisi dengan terpal agar air tidak tumpah keluar dari kolam. Kolam ikan diisi air
setinggi 45-60 cm dan diberi aerator sebagai penyuplai oksigen.
4) Pembuatan Pelet/ Pakan uji
Pembuatan pakan ikan dari biji alpukat dan biji labu kuning dimulai dari pengumpulan
biji alpukat dan biji labu kuning yang diperoleh dari penjual jus dan di lingkungan pasar
Ulee Kareng.
a. Proses Pembuatan Tepung Biji Alpukat Biji alpukat terlebih dahulu dicuci sampai bersih dan dipisahkan biji dari kulit ari.
Kemudian biji alpukat diiris tipis dan direndam dalam larutan natrium metabisulfit
(Na2S2O5) untuk mendapatkan tepung biji alpukat yang berwarna putih. Kemudian biji
alpukat dicuci bersih lalu di rendam dengan air panas selama 48 jam untuk menghilangkan tanin yang terdapat pada biji alpukat dan biji alpukat dijemur diterik
matahari sampai kering. Kemudian di blender dan tepung biji alpukat diayak agar
mendapatkan bentuk tepung yang sama ukurannya.
b. Proses Pembuatan Tepung Biji Labu Kuning Biji labu kuning terlebih dahulu dicuci dengan air bersih dan dikeringanginkan
selama 48 jam. Kemudian biji labu kuning diblender dan di ayak agar mendapatkan
bentuk tepung yang sama ukurannya.
Tepung biji alpukat dan tepung biji labu kuning yang telah siap dicampurkan dengan bahan lainya kemudian ditimbang sesuai dengan komposisi pakan uji yakni P.0 = pelet,
P.1 = 40 gram tepung biji alpukat + 40 gram tepung biji labu kuning, P.2 = 20 gram
tepung biji alpukat + 60 gram tepung biji labu kuning, dan P.3 = 60 gram tepung biji
alpukat + 20 gram tepung biji labu kuning, kemudian di campur dengan bahan-bahan lain
untuk pembuatan pakan ikan (Amanta, dkk., 2015).
Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA
60 | JIPI 5(1):57-67, 2021
Gambar 3. Pakan Ikan
5) Pemberian Pakan
Pemeliharaan ikan dilakukan selama 60 hari dengan pemberian pakan untuk ikan yaitu 2 kali sehari yakni pada pukul 07.00 dan pada pukul 17.00 pada masing-masing kolam
ikan. Jumlah pakan yang diberikan per perlakuan sama yaitu 3 gram per ikan atau 12 gram
persekat pada kolam ikan.
Gambar 4. Pemberian Pakan
6) Penggantian Air dalam Kolam Ikan
Penggantian air dalam kolam ikan dilakukan seminggu sekali atau di sesuaikan dengan
kondisi air. Apabila air sudah coklat atau kehitaman maka digunakan dengan air yang baru.
Gambar 5. Penggantian Air
Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA
Wasilah, dkk.: Effect Combination of Avocado.............| 61
Pengumpulan data dilakukan dengan menghitung parameter. Setiap sampel ikan
diukur berat tubuh awal dengan menggunakan timbangan lalu diukur lebar tubuh dari
bagian tengah sirip dorsal sampai bagian tengah ventral tubuh ikan serta panjang tubuh ikan diukur dari bagian ujung mulut sampai pangkal ekor dengan menggunakan jangka
sorong. Selanjutnya, semua sampel ikan diberikan perlakuan selama 60 hari. Pengambilan
data (berat, panjang dan lebar) selama penelitian dilakukan setiap 15 hari sekali. Data
frekuensi pemberian pakan selama pemeliharaan sebanyak 2 kali sehari pada pagi hari pukul 07.00 WIB dan sore hari pada pukul 17.00 WIB. Jumlah pakan yang diberikan per
perlakuan sama yaitu 3 gram per ikan atau 12 gram persekat pada kolam ikan. Kualitas
air juga diukur, yaitu dengan mengukur pH, DO dan suhu. Kemudian setelah 60 hari ikan
diberikan perlakuan lalu diuji kandungan protein pada ikan tersebut dan menggunakan metode Kjeldhal untuk menganalisis kadar protein dalam tubuh ikan.
Data yang diperoleh dianalisi dengan menggunakan analisis varian (ANAVA) dengan
formula sebagai berikut :
𝑌 𝑖𝑗 = µ + 𝜏 𝑖 + 𝜀 𝑖𝑗
Keterangan:
Y : Variable yang akan dianalisis
µ : Rata-rata umum
𝜏 𝑖 : Efek perlakuan ke-i
𝜀 𝑖𝑗 : Kekeliruan
Hasil dan Pembahasan
Hasil pengamatan tingkat pertumbuhan berat, panjang dan lebar disajikan di
dalam Tabel 1.
Tabel 1. Rata-Rata Tingkat Pertumbuhan Berat Ikan Nila
Perlakuan
Rata-Rata Berat (gram) Hari Ke-
Pertumbuhan (gram)
Laju
Pertumbuhan (%) ±Standar
Deviasi 0 15 30 45 60
P0 3,13 5,96 8,80 11,65 14,51 11,38 2,55 ±0,012
P1 3,13 5,66 8,20 10,75 13,31 10,18 2,40 ±0,018
P2 3,13 6,06 9,00 11,95 14,91 11,78 2,60 ±0,004
P3 3,13 5,46 7,80 10,15 12,51 9,38 2,30 ±0,038
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 1. menunjukkan bahwa pemberian pakan yang berbeda pada berat tubuh ikan nila yang dipelihara selama 60 hari menghasilkan
pertumbuhan yang relatif baik. Pertumbuhan paling tinggi dicapai pada pemberian pakan
P2 yaitu 20 gram biji alpukat, 60 gram biji labu kuning dan 20 gram bahan lainnya yaitu
sebesar 11,78 gram dengan laju pertumbuhan 2,60%/hari. Adapun pertumbuhan yang
rendah terjadi pada perlakuan P3 dengan pemberian pakan yaitu 60 gram biji alpukat, 20 gram biji labu kuning dan 20 gram bahan lainnya yaitu sebesar 9,38 gram dengan laju
pertumbuhan 2,30%/hari. Hasil analisis statistik menunjukkan terdapat perbedaan yang
nyata (p>0,05) antar perlakuan.
Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA
62 | JIPI 5(1):57-67, 2021
Tabel 2. Rata-Rata Tingkat Pertumbuhan Panjang Ikan Nila
Perlakuan Rata-Rata Panjang (cm) Hari Ke- Pertumbuhan
(cm) 0 15 30 45 60
P0 6,10 6,63 7,17 7,72 8,28 2,18 P1 6,13 6,56 7,00 7,45 7,91 1,78
P2 6,12 6,75 7,39 8,04 8,70 2,58
P3 6,09 6,42 6,76 7,11 7,47 1,38
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 2. menunjukkan bahwa pemberian pakan
yang berbeda pada panjang tubuh ikan nila yang dipelihara selama 60 hari menghasilkan pertumbuhan yang relatif baik. Pertumbuhan paling tinggi dicapai pada pemberian pakan
P2 yaitu 20 gram biji alpukat, 60 gram biji labu kuning dan 20 gram bahan lainnya yaitu
sebesar 2,58 cm. Sedangkan pertumbuhan yang rendah terjadi pada perlakuan P3 dengan
pemberian pakan yaitu 60 gram biji alpukat, 20 gram biji labu kuning dan 20 gram bahan lainnya yaitu sebesar 1,38 cm. Hasil analisis statistik menunjukkan terdapat perbedaan
yang nyata (p>0,05) antar perlakuan.
Tabel 3. Rata-Rata Tingkat Pertumbuhan Lebar Ikan Nila
Perlakuan Rata-Rata Lebar (cm) Hari Ke- Pertumbuhan
(cm) 0 15 30 45 60
P0 1,83 2,16 2,50 2,85 3,21 1,38
P1 1,82 2,05 2,32 2,57 2,83 1,01
P2 1,82 2,25 2,69 3,14 3,60 1,78
P3 1,83 1,96 2,10 2,25 2,41 0,58
Berdasarkan hasil penelitian Tabel 3. menunjukkan bahwa pemberian pakan yang berbeda pada lebar ikan yang dipelihara selama 60 hari menghasilkan pertumbuhan yang
relatif baik. Pertumbuhan paling tinggi dicapai pada pemberian pakan P2 sebanyak 20 gram
biji alpukat, 60 gram biji labu kuning dan 20 gram bahan lainnya yaitu sebesar 1,78 cm.
Adapun pertumbuhan yang rendah terjadi pada perlakuan P3 dengan pemberian pakan
yaitu 60 gram biji alpukat, 20 gram biji labu kuning dan 20 gram bahan lainnya yaitu sebesar 0,58 cm. Hasil analisis statistik menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata
(p>0,05) antar perlakuan.
Pakan P2 sangat efektif diberikan untuk ikan nila. Uji proksimat pakan uji di
dapatkan protein tertinggi terdapat pada pakan P2 yaitu 25,01 %. Hal ini sesuai dengan pernyataan Taufiq (2016), bahwa semakin tinggi kadar protein yang diberikan, semakin
tinggi nilai pertumbuhan akhir ikan dengan kondisi pertumbuhan awal yang homogen.
Komposisi pakan pada perlakuan P2 terdiri dari 20 gram biji alpukat, 60 gram biji labu
kuning dan 20 gram bahan lainnya. Ahmed (2016) menyatakan bahwa ikan nila yang diberikan pakan dengan penambahan 10% tepung biji labu kuning memiliki pertumbuhan
akhir yang lebih rendah sedangkan ikan nila yang diberikan pakan penambahan 40%
tepung biji labu kuning memiliki pertumbuhan akhir yang lebih tinggi. Biji labu kuning
merupakan sumber protein kasar yang baik dan dapat menggantikan tepung jagung dalam pakan hingga 20% karena penelitian ini tidak berdampak buruk pada organ internal
(Wafar, 2017). Pakan yang terdiri dari protein nabati dapat menyebabkan retensi nitrogen
yang lebih rendah karena pakan ini mengandung energi yang mudah dicerna yang penting
untuk pertumbuhan otot (Fay, 2014). Tepung ikan dapat diganti hingga 20% dengan
sumber protein nabati lainnya dan tidak berdampak negatif pada kesehatan ikan dan pertumbuhan ikan (Althobaiti, dkk., 2018). Protein pada pakan berpengaruh nyata untuk
meningkatkan pertumbuhan ikan yang dipelihara, pertambahan berat tubuh ikan (WG) dan
Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA
Wasilah, dkk.: Effect Combination of Avocado.............| 63
tingkat pertumbuhan spesifik (SGR) dapat meningkatkan secara signifikan dengan cara
meningkatkan kadar protein pakan ikan antara 32,38% dan 37,63% (Loum dkk., 2013).
Gambar 6. Persentase Efesiensi Pakan Uji
Berdasarkan hasil penelitian pada Gambar 6 menunjukkan bahwa pemberian
kombinasi pakan dari biji alpukat dan biji labu kuning sangat baik kualitasnya pada
perlakuan P2 yaitu 64,78%. Pakan P2 memiliki serat kasar 6,91%. Hal ini sesuai dengan pernyataan Liana (2017) bahwa nilai efesiensi pakan yang cukup baik selama penelitian
disebabkan oleh jenis bahan pakan yang digunakan dapat menghasilkan pakan yang
mudah dicerna oleh ikan nila. Salah satu faktor yang mempengaruhi kecernaan pakan
adalah kandungan serat kasar. Serat kasar memiliki nilai nutrisi yang sangat rendah, namun penggunaan dalam jumlah tertentu dapat mempercepat gerak peristaltik usus dan
pengumpulan kotoran. Ikan nila tidak dapat mencerna bahan pakan dengan kandungan
serat kasar yang tinggi. Kandungan serat kasar yang terlalu tinggi dapat mempercepat
pakan melewati usus, sehingga nutrisi yang diserap menjadi berkurang dan menyebabkan rendahnya protein yang diserap oleh tubuh ikan nila. Kebutuhan serat kasar bagi ikan nila
berkisar antara 6-8%, kandungan serat kasar lebih dari 8% alam pakan dapat
menurunkan kualitas struktur pakan. Pakan yang berkualitas dapat ditunjukkan dari nilai
efesiensi pakan. Nilai efesiensi pakan diperoleh dari hasil perbandingan antara
pertambahan bobot tubuh ikan dengan jumlah pakan yang dikonsumsi oleh ikan selama masa pemeliharaan. Semakin besar nilai efesiensi pakan, maka semakin efesien ikan
memanfaatkan pakan yang dikonsumsi untuk pertumbuhan ikan tersebut.frekuensi
pemberian makan empat kali sehari mendorong pertumbuhan terbaik dan respon efesiensi
pakan pada ikan nila sebesesar 5-20 gram (Hisano, 2020). Pertumbuhan ikan akan optimal dengan jumlah dan kualitas pakan yang dibutuhkan
ikan tercukupi. Kebutuhan nutrisi yang penting untuk ikan adalah protein. Pakan yang
diberikan harus berkualitas, bergizi tinggi dan memenuhi syarat untuk dikonsumsi ikan
yang dibudidayakan, serta tersedia secara terus menerus sehingga tidak mengganggu proses produksi dan dapat memberikan pertumbuhan yang optimal bagi ikan (Hutasoit,
2014). Kualitas pakan baik secara fisik, kimia dan biologi sangat menentukan peforma
pakan. Kualitas tersebut antara lain bentuk pakan, respon ikan terhadap aroma, rasa dan
tekstur pakan sehingga pakan itu bisa diterima oleh ikan, kecernaaan, dan ketersediaan
nutrien serta energi dalam pakan (Widiyati dan Sunarno, 2010).
63
63,5
64
64,5
65
P0 P1 P2 P3
Efe
sien
si P
akan
(%
)
Perlakuan
Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA
64 | JIPI 5(1):57-67, 2021
Gambar 7. Kandungan Protein Ikan Nila
Berdasarkan Gambar 7 menunjukkan bahwa kandungan protein paling tinggi pada
ikan nila dicapai pada pemberian pakan P2 yaitu 20 gram biji alpukat, 60 gram biji labu kuning dan 20 gram bahan lainnya yaitu sebesar 18,44%. Kandungan protein yang rendah
terjadi pada perlakuan P3 dengan pemberian pakan yaitu 60 gram biji alpukat, 20 gram
biji labu kuning dan 20 gram bahan lainnya yaitu sebesar 15,99%.
Pemberian kombinasi pakan dari biji alpukat dan biji labu kuning sangat baik kualitasnya pada perlakuan P2, dimana kandungan protein paling tinggi terdapat pada
pakan P2 sedangkan kandungan protein terendah terdapat pada pakan P3. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Dwi (2011), bahwa kandungan protein ikan semakin meningkat seiring
dengan meningkatnya ukuran ikan. Semakin tinggi perubahan bobot tubuh dalam kurun waktu tertentu, maka laju pertumbuhan akan semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena
hampir 45-75% berat kering tubuh ikan terdiri dari protein. Saat memasuki ukuran besar,
maka kadar protein akan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena kandungan
protein di dalam tubuh ikan diimbangi dengan kandungan lemak. Adanya penyimpanan
lemak tubuh yang tinggi dan penyimpanan protein pada batas tertentu sesuai kemampuan ikan untuk mensintesis protein tubuh, maka akan menyebabkan kandungan protein tubuh
ikan cenderung menurun. Biji alpukat merupakan limbah yang mengandung nutrisi
diantaranya protein kasar, energi metabolis yang digunakan sebagai bahan pakan (Erwan,
2019). Biji labu kuning merupakan sumber protein kasar yang baik dan dapat menggantikan tepung jagung dalam pakan hingga 20% karena penelitian ini tidak
berdampak buruk pada organ internal (Wafar, 2017).
Tabel 4. Rata-Rata Parameter Kualitas Air Kolam Ikan Nila
Hari Ke- Parameter Kualitas Air
Suhu pH D0
0 26,5 8,18 4,76
15 26,5 8,09 4,91
30 26,3 7,95 5,55
45 26,4 7,87 4,74
60 26,5 8,15 5,35
Dalam mendukung keberhasilan penelitian juga perlu diukur kualitas air (Tabel 4).
Kualitas air sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan yang diuji. Sisa pakan yang
tidak termakan oleh ikan akan mengendap sehingga mempengaruhi keadaan kualitas air.
Hal ini dapat mempengaruhi perubahan nilai-nilai parameter kualitas air. Parameter kualitas air yang diamati yaitu suhu, pH dan (DO) oksigen terlarut. Rata-rata suhu air pada
setiap perlakuan berkisar antara 26,3-26,5oC, menunjukkan bahwa suhu didalam kolam
16
16,5
17
17,5
18
18,5
19
P0 P1 P2 P3
Kan
dungan
Pro
tein
(%
)
Perlakuan
Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA
Wasilah, dkk.: Effect Combination of Avocado.............| 65
ikan masih dalam keadaan yang optimal. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rozi (2018)
bahwa kisaran suhu yang optimal bagi kehidupan ikan adalah 24-32oC, pada umumnya
pertumbuhan ikan nila akan terganggu apabila suhu lingkungan hidupnya dibawah 14oC dan diatas 38oC. Rata-rata derajat keasaman (pH) pada setiap perlakuan berkisar antara
7,87-8,18, menunjukkan bahwa pH didalam kolam ikan masih dalam keadaan yang netral.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Makori (2017) bahwa pH optimal untuk kehidupan ikan
berkisar antara 6,5- 9,0. Air yang sangat asam dengan pH kurang dari 5,5 akan mengakibatkan terganggunya pertumbuhan dan reproduksi ikan. Rata-rata kandungan
oksigen yang terlarut (DO) pada setiap perlakuan berkisar antara 4,76-5,55 ppm,
menunjukkan bahwa DO didalam kolam ikan masih dalam keadaan normal. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Makori (2017) bahwa DO minimum untuk pertumbuhan ikan nila yang optimal adalah 3 ppm. Ikan nila juga dapat mentolerir kondisi DO yang tinggi hingga 40
ppm. Umumnya pertumbuhan ikan lebih cepat pada DO yang lebih tinggi.
Ikan nila dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungan sekitarnya.
Ikan ini memiliki toleransi yang tinggi terhadap lingkungan hidupnya, sehingga bisa dipelihara di daratan rendah yang berair payau maupun daratan tinggi dengan suhu yang
rendah. Kemampuan ikan nila tumbuh secara normal pada kisaran suhu 14-38oC dengan
suhu optimum bagi pertumbuhan dan perkembangannya yaitu 25-30oC. Pada suhu 6oC
atau 42oC ikan nila akan mengalami kematian (Amri dan Khairuman, 2003). Kualitas air
yang sesuai dengan habitat ikan nila adalah pH optimal antara 7-8, suhu optimal antara 25-30oC, dan salinits 0-35 ppt, amoniak antara 0-2,4 ppm, dan DO berkisar antara 3-5
ppm (Panggabean, 2009). Penambahan biji alpukat dan biji labu kuning dapat dijadikan
sebagai bahan baku pada pembuatan pakan ikan.
Kesimpulan
Pemberian kombinasi pakan biji alpukat dan biji labu kuning berpengaruh nyata
dalam meningkatkan pertumbuhan ikan nila. Penambahan biji alpukat dan biji labu kuning
dapat dijadikan sebagai bahan baku pada pembuatan pakan ikan.
Referensi
Ahmed, D.O., Mohammed, E.A. & Ahmed N.H. 2016. Effect of Pumpkin Seed Meal on Growth Peformance, Feed Utilization and Proximate Composition of O.niloticus
Fingerlings. Thesis. Sudan University of Science and Technology College of Animal
Production Science and Technology Department of Fisheries and Wildlife Science.
Althobaiti, A., Alghanim, K., Ahmed, Z., Suliman, E.M. & Mahboob, S. 2018. Impact of replancing fish meal by a mixture of different plant protein sources on the growth
performance in nile tilapia (Oreochromis niloticus L.) diets. Brazilian Journal of
Biology, 78(3):525-534.
Amanta, R., Usman, S. & Riza, M. 2015. Pengaruh kombinasi pakan alami dengan pakan
buatan terhadap pertumbuhan benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus). Jurnal
Aquacoastmarine, 8(3):1-12.
Amri & Khairuman. 2003. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA
66 | JIPI 5(1):57-67, 2021
Anggraini, D., Kasmaruddin. & Maskur, H.Z. 2016. Pengaruh pemberian daun ubi jalar
dengan dosis yang berbeda terhadap kelulushidupan benih ikan mas (Cyprinus carpio) dalam pengangkutan. Jurnal BAPPEDA, 2(3):193-199.
Dharmanita, A.W. 2014. Pengembangan Ekspor Komoditas Ikan Hias Air Tawar Dan
Kaitannya Dengan Pembangunan Ekonomi Di Kabupaten Bogor. Tesis. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Dwi, H.T. 2017. Pengaruh pemberian biji alpukat dan kulit pisang fermentasi terhadap
berat serta warna kuning telur puyuh. Jurnal Bibiet, 2(2):60-67.
Dwi, S.P. 2011. Pengaruh Tingkat Subtitusi Tepung Ikan dengan Tepung Maggot Terhadap
Komposisi Kimia Pakan dan Tubuh Ikan Bandeng. Fakultas Ilmu Kelautan dan
Perikanan. Universitas Hasanuddin. Makasar.
Erwan, E. 2019. Pemanfaatan tepung biji alpukat (Persea americana Mill.) dalam Ransum
terhadap performa ayam ras pedaging. Jurnal Peternakan Sriwijaya, 8(2):45-57.
Fay, C.J.T., Noelle, M.M.F. & Ragaza, J.A. 2014. Effects of replacing fishmeal with squash seed meal (Cucurbita maxima) on performance of juvenile nile tilapia (Oreochromis
niloticus). Journal AACL, 7(2):68-75.
Hisano, H., Rossi, V.P., Eliseu, M.L. & Silveira, M.G.M. 2020. Effect of feeding frequency on water quality, growth, and hematological parameters of nile tilapia oreochromis
niloticus reared using biofloc technology. Journal of Applied Aquaculture, DOI:
10.1080/10454438.2020.1715909
Hutasoit, D. 2014. Pengaruh Penambahan Tepung Daging Ikan Sapu-Sapu (Lyposarcus
pardalis) Pada Pakan Komersial Terhadap Pertumbuhan Ikan Patin (Pangasius sp.).
Skripsi S1. Medan: Fakultas Pertanian Program Studi Manajemen Sumber Daya
Perairan Uiversitas Sumatera Utara.
Liana, T. 2017. Pengaruh pertumbuhan dan efesiensi pakan ikan nila gift (Oreochromis
niloticus) dengan proporsi protein pakan yang berbeda. Jurnal Aquabis, 7(2):39-43.
Loum, A., Sagne, M., Fall, J., Ndong, D., Diouf, M., Sarr, A. & Thiom, O.T. 2013. Effect of
dietary protein level on growth performance, carcass composition and survival rate
of fry monosex nile tilapia, Oreochromis niloticus reared under recirculating system.
Journal of Biology and Life Science, 4(2):13-22.
Makori, A.J., Aboum, P.O., Kapiyo, R., Anyona, D.N. & Dida, G.O. 2017. Effects of water
physico-chemical parameters on tilapia (oreochromis niloticus) growth in eathen
ponds in Teso North Sub-County, Busia County. Fisheries and Aquatic Sciences,
20(30):1-10.
Muin, R., Lestari, D. & Wulan, T.S. 2014. Pengaruh konsentrasi asam sulfat dan waktu
fermentasi terhadap kadar bioetanol yang dihasilkan dari biji alpukat. Jurnal Teknik
Kimia, 4(20):1-7.
Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA
Wasilah, dkk.: Effect Combination of Avocado.............| 67
O-fish. 2007. Ikan Nila. Jakarta: Ofish Forum.
Panggabean, A. 2009. Budidaya Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Departemen Kehutanan. Sumatra Utara. Fakultas Pertanian.
Perdanianti, A.M. & Arum, Y. 2006. Ekstraksi dan Pengeringan Waluh untuk Mendapatkan
Produk Fine Powder. Universitas Diponegoro, Semarang, 1-6.
Rozi, Taufiq, A.M., Hanafiah, S.S. & Browijoyo, M.S. 2018. Pengaruh pemberian kitosan
dalam pakan terhadap pertumbuhan, sintasan dan efisiensi pemanfaatan pakan nila
(Oreochromis niloticus). Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada, 20(2):103-111.
Taufiq, Firdus, & Imelda, I.A. 2016. Pertumbuhan benih ikan bawal air tawar (Colossoma
macropomum) pada pemberian pakan alami yang berbeda. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Kelautan dan Perikanan Unsyiah, 1(3):355-365.
Wafar, R.J., Hannison, M., Abdullahi, U., & Makinta, A. 2017. Effect of pumpkin (Cucurbita
pepo L.) seed meal on the perfomance and carcass characteristics of boiler chickens.
Asian Journal of Advances in Agricultural Research, 2(3):1-7.
Widiyati, A. & Sunarno, M.T.D. 2010. Dampak Penggunan Pakan Buatan Terhadap
Keberlanjutan Perikanan Budidaya di Perairan Waduk. Badan Research Kelautan dan Perikanan. Bogor.
Yanuar, V. 2017. Pengaruh pemberian jenis pakan yang berbeda terhadap laju
pertumbuhan benih ikan nila (oreochromis niloticus) dan kualitas air di akuarium
pemeliharaan. Jurnal Ziraa’ah, 42(2):91-99.