Post on 12-Jan-2017
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PKN MELALUI
STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRY DISCOVERY
LEARNING DI KELAS V MI TA’LIM MUBTADI
CIPONDOH TANGERANG
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi
Persyaratan Akademik Program Kualifikasi S1 Kependidikan dan
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun Oleh
SURYANIH
NIM: 1811018300056
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
v
ABSTRAK
Suryanih, Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar PKn Melalui Strategi
Pembelajaran Inquiry Discovery Learning Di Kelas V MI Ta’lim Mubtadi
Cipondoh Tangerang, Skripsi PGMI Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar PKn dengan penerapan strategi pembelajaran Inquiry Discovery Learning
pada siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang.
Pendekatan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan. Sedangkan
model penelitian tindakan yang digunakan adalah model Jhon Elliot. Model ini
didasarkan atas empat komponen pokok yang juga menunjukan langkah, yaitu:
Perencanaan (Planning), Tindakan (Acting), Pengamatan (Observing), dan
Refleksi (Reflecting). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V yang
berjumlah 18 siswa. Penelitian siswa kelas V sebagai subjek penelitian dilakukan
berdasarkan pengamatan penelitian selama 3 bulan dan hasil wawancara dengan
siswa. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pembelajaran PKn dengan
penerapkan metode metode Inquiry Discovery Learning dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang
meningkat signifikan, itu terlihat dari nilai pengamatan, Peningkatan ini
ditunjukkan pada skor angket motivasi belajar siswa yang dicapai antara siklus I
(68,30%) dan siklus II (80,88%) peningkatan prosentase 12,58%. Pembelajaran
dengan penerapkan metode Inquiry Discovery Learning berdampak positif bagi
siswa yaitu: siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran,
Peningkatan ini ditunjukkan pada siklus I (16,70%) dan siklus II (88,90%)
peningkatan prosentase 72,20% Siswa menjadi lebih kooperatif (kerjasama)
dalam belajar, ini ditunjukkan pada siklus I (7,0%) dan siklus II (77,8%)
peningkatan prosentase 70,8%. Siswa menjadi lebih disiplin dalam belajar, ini
ditunjukkan pada siklus I (55,6%) dan siklus II (83,3%) peningkatan
prosentase 27,7%. Siswa menjadi lebih perhatian terhadap pelajaran, ini
ditunjukkan pada siklus I (27,8%) dan siklus II (83,3%) peningkatan
prosentase 65,5%.
Kata Kunci : Motivasi Belajar, Strategi Pembelajaran Inquiry Discovery
Learning.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Swt Rabb semesta alam, atas rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Upaya
Meningkatkan Motivasi Belajar PKn Melalui Strategi Pembelajaran Inquiry
Discovery Learning Di Kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang, Skripsi
PGMI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta”. Skripsi ini merupakan syarat akademis dalam
menyelesaikan Studi Strata I untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam pada
Program Studi PGMI Dual Mode Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah menerima banyak bimbingan,
dorongan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak ternilai harganya. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Nurlena Rifa’i, M.Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Fauzan, M.A. Selaku Ketua Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Nafia Wafiqni, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Para Dosen di lingkungan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membekali penulis
dengan berbagai ilmu pengetahuan, sehingga wawasan penulis semakin
bertambah.
5. Kepala Sekolah beserta para guru, staf dan karyawan Madrasah Ibtidaiyah
Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang.
6. Sukayati, S.Pd. Selaku Observer yang telah membantu penulis dalam
melakukan penelitian ini.
vii
7. Teristimewa kepada kedua orang tua yang telah mengasuh, mendidik dan
membimbing penulis.
8. Suami dan anak-anak tercinta yang terus mendukung dan memotivasi
penyelesaian skripsi ini.
9. Rekan-rekan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
banyak membantu, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Hanya Doa dan rasa terima kasih tak terhingga yang terlahir dari lubuk
hati terdalam yang dapat penulis sampaikan, semoga semua yang telah diberikan
dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya serta orang lain pada
umumnya. Amin
Tangerang, 27 Oktober 2014 M
03 Muharram 1436 H
Penulis,
Suryanih
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................. 3
C. Pembatasan Masalah .............................................................. 3
D. Perumusan Masalah ................................................................ 3
E. Tujuan Penelitian .................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian .................................................................. 4
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori ............................................................................ 5
1. Motivasi ............................................................................. 5
a. Pengertian Motivasi ......................................................... 5
b. Fungsi Motivasi dalam Belajar ........................................ 6
c. Macam-macam Motivasi ................................................. 7
d. Bentuk-bentuk Motivasi .................................................. 8
e. Tujuan Motivasi .............................................................. 11
f. Motivasi Belajar .............................................................. 11
g. Indikator Motivasi ……………………………………. 11
h. Teori-teori Motivasi ………………………………….. 11
i. Peran Motivasi dalam Mencapai Keberhasilan Belajar .. 11
j. Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar....... 11
k. Tehnik-tehnik Motivasi dalam Pembelajaran ................. 13
2. Pembelajaran PKn ............................................................. 17
a. Pengertian Pembelajaran PKn ........................................ 17
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran PKn 17
c. Tujuan Pembelajaran PKn .............................................. 18
d. Ruang Lingkup Pembelajaran PKn ............................... 19
e. Karakteristik Pembelajaran PKn ................................... 20
3. Strategi Pembelajaran ........................................................ 21
a. Pengertian Strategi Pembelajaran .................................... 21
b. Komponen Strategi Pembelajaran ................................... 21
c. Kriteria Pemilihan Strategi Pembelajaran ....................... 22
4. Inquiry Discovery Learning ............................................... 22
ix
a. Pengertian Inquiry Discovery Learning ........................ 22
b. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Inquiry
Discovery Lerning ........................................................ 23
B. Hasil Penelitan yang Relevan ................................................. 24
C. Hipotesa Tindakan .................................................................. 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 26
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ............. 26
C. Subyek Penelitian ................................................................... 28
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ............................. 28
E. Tahapan Intervensi Tindakan ................................................. 28
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan .......................... 30
G. Data dan Sumber Data ............................................................ 31
H. Instrumen Pengumpulan Data ................................................ 32
I. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 38
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan ......................................... 39
K. Analisa Data ........................................................................... 40
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ....................................................................... 42
1. Pra Siklus .......................................................................... 42
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ......................................... 43
3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ....................................... 55
B. Analisa Data ........................................................................... 65
1. Analisis Skor Motivasi Belajar Siswa .............................. 65
2. Analisis Observasi Aktivitas Belajar Siswa ..................... 68
C. Pembahasan ............................................................................ 68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 73
B. Saran ...................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 75
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Jadwal Rencana Kegiatan Penelitian ............................................... 26
Tabel 3.2 : Lembar Pengamatan Kemampuan Guru dalam Pembelajaran
Inquiry Discovery Learning ............................................................. 32
Tabel 3.3 : Lembar Pengamatan Motivasi Siswa .............................................. 33
Tabel 3.4 : Instrumen Angket Motivasi Belajar ……………………………… 35
Tabel 3.5 : Kisi-kisi Instrument Angket Motivasi Belajar ................................. 38
Tabel 3.6 : Tabel Kualifikasi Hasil Presentasi Rata-rata Skor Angket .............. 40
Tabel 4.1 : Hasil Pengamatan Pra Siklus ........................................................... 42
Tabel 4.2 : Pengamatan Terhadap Guru Siklus I................................................ 48
Tabel 4.3 : Hasil Pengamatan Motivasi Siswa Siklus I ..................................... 49
Tabel 4.4 : Keaktifan Siwa pada Siklus I ........................................................... 50
Tabel 4.5 : Kerjasama Siswa pada Siklus I ........................................................ 51
Tabel 4.6 : Kedisiplinan Siwa pada Siklus I ...................................................... 52
Tabel 4.7 : Perhatian Siswa pada Siklus I .......................................................... 53
Tabel 4.8 : Pengamatan Terhadap Guru Siklus II .............................................. 59
Tabel 4.9 : Hasil Pengamatan Motivasi Siswa Siklus II ................................... 60
Tabel 4.10 : Keaktifan Siwa pada Siklus II .......................................................... 61
Tabel 4.11 : Kerjasama Siswa pada Siklus II ....................................................... 62
Tabel 4.12 : Kedisiplinan Siswa pada Siklus II.................................................... 63
Tabel 4.13 : Perhatian Siswa pada Siklus II ......................................................... 64
Tabel 4.14 : Skor Rata-Rata Hasil Angket Siklus I .............................................. 66
Tabel 4.15 : Skor Rata-Rata Hasil Angket Siklus II ............................................ 67
Tabel 4.16 : Aktivitas Belajar Siswa dari Siklus I – Siklus II .............................. 68
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 : Siklus Penelitian Tindakan Kelas .................................................. 27
Gambar 4.1 : Aktivitas Diskusi Guru dan Siswa pada Awal Pembelajaran ........ 45
Gambar 4.2 : Aktivitas Guru dan Siswa pada Pembagian Kelompok Belajar .... 46
Gambar 4.3 : Aktivitas Guru Saat Menjelaskan Materi ...................................... 46
Gambar 4.4 : Aktivitas Siswa Saat Diskusi Siklus I ............................................ 47
Gambar 4.5 : Aktivitas Siswa Saat Melaporkan Hasil Diskusi Siklus I .............. 47
Gambar 4.6 : Grafik Keaktifan Siswa pada Siklus I ............................................ 50
Gambar 4.7 : Grafik Kerjasama Siswa pada Siklus I .......................................... 51
Gambar 4.8 : Grafik Kedisiplinan Siswa pada Siklus I ....................................... 52
Gambar 4.9 : Grafik Perhatian Siwa pada Siklus I .............................................. 53
Gambar 4.10 : Aktivitas Observasi siswa dan Diskusi Pada Penjelajahan ............ 56
Gambar 4.11 : Aktivitas Diskusi Guru dan Siswa Pada Siklus II ......................... 57
Gambar 4.12 : Aktivitas Pelaporan Pengamatan Siswa Pada Siklus II ................. 58
Gambar 4.13 : Grafik Keaktifan Siwa pada Siklus II ............................................ 61
Gambar 4.14 : Grafik Kerjasama Siswa pada Siklus I .......................................... 62
Gambar 4.15 : Grafik Kedisiplinan Siswa pada Siklus II ...................................... 63
Gambar 4.16 : Grafik Perhatian Siswa pada Siklus II ........................................... 64
Gambar 4.17 : Grafik Keaktifan Siswa Siwa dari Pra Siklus I – Siklus II ............ 70
Gambar 4.18 : Grafik Kerjasama Siswa dari Pra Siklus I – Siklus II .................... 70
Gambar 4.19 : Grafik Kedisiplinan Siswa dari Pra Siklus I – Siklus II ................ 71
Gambar 4.20 : Grafik Perhatian Siswa dari Pra Siklus I – Siklus II ...................... 71
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................................. 77
Lampiran 2 : Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I ................................. 87
Lampiran 3 : Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ................................ 89
Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................................. 91
Lampiran 5 : Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II ................................ 101
Lampiran 6 : Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ............................... 103
Lampiran 7 : Uji Validitas Angket .................................................................... 105
Lampiran 8 : Hasil Angket Siklus I .................................................................. 108
Lampiran 9 : Hasil Angket Siklus II ................................................................. 109
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran sebagai suatu sistem merupakan seperangkat
komponen saling bergantungan dan saling mempengaruhi satu sama lain
untuk mencapai tujuan.1 Untuk tercapainya tujuan pembelajaran guru harus
dapat mengorganisasikan komponen-komponen pembelajaran dengan baik
secara efektif dan efisien. Karenanya guru harus dapat merumuskan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai, memilih metode alat dan sumber belajar
yang akan digunakan serta menetapkan langkah-langkah dan prosedur atau
scenario pembelajaran.
Kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari masalah, problem
yang dihadapi dalam proses belajar mengajar kecenderungan para siswa
yang kurang semangat, begitu pula dalam pembelajaran PKn yaitu
kurangnya minat siswa untuk mengikuti pembelajaran PKn. Sama halnya
yang dialami pada siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang,
permasalahan tersebut kemungkinan besar dikarenakan metode yang
digunakan oleh guru kurang variatif.
Agar pembelajaran PKn ini bisa maksimal dan diminati oleh siswa‚
maka pelaksanaan pembelajaran haruslah menyenangkan dan menantang.
Untuk itu para guru harus mampu membangkitkan semangat siswa dan
menjadikan siswa merasa mengalami sendiri apa yang disampaikan oleh
guru‚ sehingga siswa merasa tertantang untuk menggali pengalamanya.
Dengan demikian‚ diharapkan setiap siswa akan merasa senang mengikuti
pelajaran PKn.
Strategi pembelajaran Inquiry Discovery Learning merupakan
srtategi belajar mengajar yang menekankan pada siswa untuk belajar
1 H.E. Syarifudin‚ dkk..‚Strategi Belajar Mengajar‚ (Jakarta: Diadet Media‚
2010)‚ Cet. Ke-1 hal. 5
1
2
mencari dan menemukan sendiri.2 Dalam strategi belajar mengajar ini
penyajian bahan pelajaran oleh guru tidak dalam bentuk final,tetapi siswa
diberi peluang mencari penemuan-penemuan tentang mata pelajaran terkait
dengan mempergunakan teknik pendekatan pemecahan masalah.
Meminjam pendapat Bruner dalam Trianto, bahwa berusaha sendiri
untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya,
menghasilan pengetahuan yang benar-benar bermakna3. Teknik pendekatan
ini merupakan medium yang luwes‚ sehingga berbagai maksud dan tujuan
pembelajaran dapat tercapai‚ sebab teknik ini menyenangkan. Dengan
penerapan strategi pembelajaran Inquiry Discovery Learning diharapkan
dapat mempengaruhi tingkat motivasi‚ konsentrasi kecepatan menyerap
materi pelajaran‚ serta kematangan pemahaman terhadap materi pelajaran.
Berdasarkan observasi awal dan wawancara langsung penulis pada
siswa kelas V MI. Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang. diketahui bahwa
dalam kegiatan pembelajaran terlihat motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran PKn sangat rendah. Kondisi ini terlihat dari sikap siswa yang
kurang perhatian pada mata pelajaran tersebut. Hal ini disebabkan karena
monotonnya pendekatan pembelajaran yang gunakan oleh guru dan
minimnya media pembelajaran yang digunakan. Selain itu terbatasnya jam
pelajaran untuk pembelajaran PKn juga berpengaruh besar terhadap
motivasi belajar siswa.
Berdasarkan pada permasalahan tersebut di atas, penulis berupaya
mengatasi hal tersebut‚ dengan mencoba menerapkan strategi pembelajaran
Inquiry Discovery Learning dalam proses pembelajaran PKn di kelas V MI.
Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang. Karena itu penulis memberi judul
penelitian ini yaitu: “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar PKn Melalui
Strategi Pembelajaran Inquiry Discovery Learning Di Kelas V MI Ta’lim
Mubtadi Cipondoh Tangerang”.
2 Ibid.‚ hal. 14
3Trianto, Mendesain Model Pembelajarn Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana,
2010), hal. 7
3
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas‚ maka dapat dibuat
identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Kurangnya perhatian siswa pada mata pelajaran Pkn menyebabkan
rendahnya motivasi belajar siswa
2. Monotonnya pendekatan pembelajaran yang gunakan oleh guru
mengakibatkan kurang minatnya siswa dalam belajar
3. Minimnya penggunaan media pembelajaran yang digunakan guru
berakibat pada rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
C. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas‚ maka penulis
hanya akan membatasinya pada:
1. Motivasi belajar dalam penelitian ini adalah kekuatan yang terdapat
dalam diri individu yang menyebabkan individu tersebut
bertindak/berbuat.
2. Strategi pembelajaran inquiry discovery learning yang dimaksud yakni
strategi belajar mengajar yang menekankan pada siswa untuk belajar
mencari dan menemukan sendiri.
3. Siswa yang dimaksud ialah siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi
Cipondoh Kota Tangerang
4. Materi PKn yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu memahami
pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kompetensi
dasar mendeskripsikan NKRI‚ menjelaskan pentingnya keutuhan NKRI.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana upaya
meningkatkan motivasi belajar PKn melalui strategi pembelajaran Inquiry
4
Discovery Learning pada siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Kota
Tangerang?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya meningkatkan motivasi
belajar PKn melalui strategi pembelajaran Inquiry Discovery Learning pada
siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Kota Tangerang.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Memotivasi guru untuk meningkatkan keterampilan
memilih metode pembelajaran yang sesuai dan bervariasi‚ guru
lebih termotivasi untuk terbiasa mengadakan penelitian sederhana
yang bermanfaat bagi perbaikan dalam proses pembelajaran.
b. Bagi Siswa
Dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Inquiry
Discovery Learning memungkinkan siswa untuk memahami
pelajaran lebih baik‚ karena pembelajaran yang bermakna.
Memberi tantangan dan suasana baru dalam kegiatan belajar
mengajar.
c. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengalaman yang dapat dijadikan
bekal untuk menghadapi tugas dilapangan.
2. Manfaat Teoritis
Dengan penerapan strategi pembelajaran Inquiry Discovery
Learning ini‚ diharapkan dapat memperkaya khasanah kepustakaan
pendidikan dan meningkatkan aset ilmu pengetahuan khususnya mata
pelajaran PKn.
5
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Motivasi
a. Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan suatu hal yang paling pokok didalam
berbagai aktivitas/pekerjaan manusia. Tanpa adanya motivasi, manusia
tidak dapat mengerjakan aktivitasnya dengan baik. Oleh karena itu
perlunya motivasi harus dibangkitkan dalam diri manusia. Pengertian
motivasi telah banyak dikemukakan dan dikembangkan oleh para tokoh
terkemuka. Di bawah ini akan dikemukakan berbagai pengertian
motivasi:
Menurut Muhibbin Syah motivasi ialah keadaan internal
organisme-baik manusia ataupun hewan-yang mendorongnya untuk
berbuat sesuatu.Dalam pengertian ini‚ motivasi berarti pemasok daya
(energizer) untuk bertingkah laku secara terarah.4
Menurut Purwanto, motivasi merupakan usaha yang disadari
untuk menggerakkan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku
seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu
sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.5
Menurut Jeanne motivasi adalah sesuatu yang menghidupkan
(energize)‚ mengarahkan dan mempertahankan prilaku‚ motivasi
membuat siswa bergerak‚ menentukan mereka dalam suatu arah tertentu
dan menjaga mereka agar terus bergerak.6
4 Muhibbin Syah‚ Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru‚ (Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya‚ 2010)‚ hal.134 5 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1990), Cet. Ke-5, hal. 73 6 Jeanne Ellis Ormrod‚ Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan
Berkembang‚ (Jakarta: Erlangga‚ 2008)‚ hal. 58
5
6
Menurut Nyanyu Khodijah motivasi adalah sebuah konsep yang
digunakan untuk menjelaskan inisiasi‚ arah dan intensitas perilaku
individu.7
Menurut Sabri motivasi diartikan sebagai segala sesuatu yang
menjadi pendorong timbulnya suatu tingkah laku.8
Sedangkan menurut Hamzah B. Uno motivasi adalah kekuatan
yang terdapat dalam diri individu yang menyebabkan individu tersebut
bertindak atau berbuat.9
Dari berbagai pengertian diatas disimpulkan bahwa motivasi
adalah suatu dorongan yang disadari untuk melakukan aktivitas-
aktivitas tertentu guna mencapai sebuah tujuan tertentu yang
mengakibatkan perubahan-perubahan dalam prestasi.
b. Fungsi Motivasi Dalam Belajar
Dalam perilaku belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Hasil
belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi
yang diberikan‚ akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi
akan senantiasa menentukan intensiatas usaha belajar bagi para siswa.
Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi‚ yaitu:
1) Mendorong manusia untuk berbuat‚ jadi sebagai penggerak atau
motor yang melepaskan energy. Motivasi dalam hal ini merupakan
motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2) Menentukan arah perbuatan‚ yakni ke arah tujuan yang hendak
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
7 Nyanyu Khodijah‚ Psikologi Pendidikan‚ (Jakarta: RajaGrafindo Persada‚
2014)‚ hal. 150 8 Alisuf Sabri‚ Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya‚ 2010)‚ Cet.
Ke- 4‚ hal. 85 9 Hamzah B. Uno‚ Teori Motivasi dan Pengukurannya‚ (Jakarta‚ Bumi Aksara‚
2008)‚ Cet. Ke-3‚ hal. 3
7
3) Menyeleksi perbuatan‚ yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan‚ dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi
tujuan tersebut. Di samping itu motivasi juga dapat berfungsi
sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi.10
c. Macam-macam motivasi
Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu.11
Berbicara tentang macam atau jenis
motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang‚ yaitu:
1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya.
a. Motif-motif bawaan
Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa
sejak lahir‚ jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari.
b. Motif-motif yang dipelajari
Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari.12
Adapun
dilihat dari timbulnya‚ motivasi ada dua jenis yaitu: Intristic
Motivation dan Exstrinsic Motivation.
Di samping itu Frandsen‚ masih menambahkan jenis-jenis motif
berikut ini:
a. Cognitive Moties
Yang menunjuk pada gejala intrinsic‚ yakni menyangkut kepuasan
individual. Keputusan individual yang berada dalam diri manusia
dan biasanya berwujud proses dalam produk mental. Jenis motif
seperti ini adalah sangat primer dalam kegiatan belajar di sekolah‚ terutama yang berkaitan dengan pengembangan intelektual.
b. Self-expression
Penampilan diri adalah sebagian dari perilaku manusia.Yang penting
kebutuhan individu itu tidak sekedar tahu mengapa dan bagaimana
sesuatu itu terjadi‚ tetapi juga mampu membuat suatu kejadian.Untuk
10
Sardiman‚ Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar‚ (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada‚ 2004)‚ Cet. 11‚ hal. 85 11
Abu Ahmadi‚ Joko Tri Prasetyo‚ Strategi Belajar Mengajar‚ (Bandung:
Pustaka Setia‚ 2007)‚ hal. 109 12
Sardiman‚ op. cit.‚hal. 86
8
itu memang diperlukan kreativitas‚ penuh imajinasi. Jadi dalam hal
ini seseorang memiliki keinginan untuk aktualisasi diri.
c. Self-enhancement
Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan
meningkatkan kemajuan diri seseorang.13
2. Jenis motivasi menurut pembagian dari Woordworth dan Marquis
a. Motif atau kebutuhan organis.
b. Motif-motif darurat.
c. Motif-motif objektif.
3. Motivasi Jasmaniah dan Rohaniah
Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu menjadi dua
jenis yaitu motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah. Motivasi Jasmani
terdiri dari: refleks‚ insting otomatis dan nafsu. Sedangkan yang
termasuk motivasi rohaniah adalah kemauan.
4. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik
a. Motivasi Intrinsik (Intrinsic Motivation)
Yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu
dirangsang dari luar‚ karena dari diri individu sudah ada dorongan
untuk melakukan sesuatu.
b. Motivasi Ekstrinsik (Extrinsic Motivation)
Motivasi Ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya perangsang dari luar.14
d. Bentuk-bentuk Motivasi
Di dalam kegiatan belajar-mengajar peranan motivasi baik intristik
maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi‚ pelajar dapat
mengembangkan aktivitas dan inisiatif‚ dapat mengarahkan dan
memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.
13
Sardiman‚ op. cit.‚hal. 87 14
Sardiman‚ op. cit.‚hal. 89-90
9
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi
dalam kegiatan belajar disekolah‚ menurut Sardiman sebagai berikut:
1. Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan
belajarnya.Banyak siswa belajar‚ yang utama justru untuk mencapai
angka/nilai yang baik.
2. Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi‚ tetapi tidaklah
selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan‚ mungkin tidak
akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat
untuk suatu pekerjaan tersebut.
3. Saingan/kompetesi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi
untuk mendorong belajar siswa. Persaingan‚ baik persaingan individual
maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa.
4. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja
keras dengan mempertaruhkan harga diri‚ adalah sebagai salah satu
bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan
segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga
harga dirinya.
5. Memberi ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada
ulangan. Oleh karena itu‚ memberi ulangan ini juga merupakan sarana
motivasi.Tetapi yang harus diingat oleh guru‚ adalah jangan terlalu
sering karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas. Dalam hal ini
guru harus juga terbuka‚ maksudnya kalau akan ulangan harus
diberitahukan kepada siswanya.
6. Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan‚ apalagi kalau terjadi
kemajuan‚akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin
mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat‚ maka ada motivasi
pada diri siswa untuk harus belajar‚ dengan harapan hasilnya terus
meningkat.
10
7. Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan
tugas dengan baik‚ perlu berikan pujian. Pujian ini adalah bentuk
reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang
baik.
8. Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negative tetapi kalau
diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.Oleh
karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.
9. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar‚ berarti ada unsur kesengajaan‚ ada maksud
untuk belajar. Hal ini akan lebih baik bila dibandingkan segala sesuatu
kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri
anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar‚ sehingga sudah
barang tentu hasilnya akan lebih baik.
10. Minat
Di depan sudah diuraikan bahwa soal motivasi sangat erat
dengan unsur minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan‚ begitu
juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi
yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai
dengan minat. Mengenai minat ini antara lain dapat dibangkitkan
dengan cara-cara sebagai berikut:
a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.
b. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau.
c. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik.
d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.
11. Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa‚ akan
merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan
memahami tujuan yang harus dicapai‚ karena dirasa sangat berguna
dan menguntungkan‚ maka akan timbul gairah untuk terus belajar.15
Motivasi selalu mempunyai tujuan‚ jika tujuan berarti bagi
siswa‚ akan berusaha untuk mencapainya. Tujuan yang menarik
merupakan motivasi yang terbaik.
15
Sardiman‚ op. cit.‚hal. 92-95
11
e. Tujuan Motivasi
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk
menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan
kemampuannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh
hasil atau mecapai tujuan tertentu.16
f. Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong
seseorang untuk belajar.17
Menurut Hamzah B. Uno hakekat Motivasi
belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang
sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku‚ pada umumnya
dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.18
g. Indikator Motivasi
Indikator motivasi belajar menurut Hamzah B. Uno dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil
2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan
4. Adanya penghargaan dalam belajar
5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif.19
Dalam perilaku belajar terdapat motivasi belajar. Penguatan
motivasi-motivasi belajar tersebut ditangan para guru/pendidik dan
anggota masyarakat lain.20
h. Teori-teori Motivasi
Elliot‚ dkk. (1986) mengemukakan empat teori motivasi‚ yaitu:
teori hierarki kebutuhan Maslow‚ Teori Kognitif Bruner‚ teori Kebutuhan
Berprestasi‚ dan teori Atribusi.
16
Ngalim Purwanto, Loc. Cit. 17
Nyanyu Khodijah‚ Op. Cit.‚hal. 151 18
Hamzah B. Uno‚ Op. Cit.‚hal. 23 19
Hamzah B. Uno‚Op. Cit.‚ 20
Dimyati‚ Mudjiono‚ Belajar dan Pembelajaran‚ (Jakarta: Rineka Cipta‚
2013)‚ Cet. Ke-5, hal. 94
12
1. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Menurut teori ini‚ orang termotivasi terhadap sesuatu perilaku karena ia
memperoleh pemuasan kebutuhannya. Ada lima tipe dasar kebutuhan
dalam teori Maslow‚ yaitu: kebutuhan fisiologis‚ kebutuhan akan rasa
aman‚ kebutuhan akan cinta dan memiliki‚ kebutuhan akan penghargaan
dan kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization).
2. Teori Kognitif Bruner
Kunci untuk membangkitkan motivasi bagi Bruner adalah discovery
learning. Siswa dapat melihat makna pengetahuan‚ keterampilan‚ dan
sikap bila mereka menemukan semua itu sendiri.
3. Teori Kebutuhan Berprestasi (Need Achievement Theory)
McClelland (dalam Elliot‚ 1996) menyatakan bahwa individu yang
memiliki kebutuhan untuk berprestasi adalah mereka yang berupaya
mencari tantangan‚ tugas-tugas yang cukup sulit‚ dan ia mampu
melakukannya dengan baik‚ mengharapkan umpan balik yang mungkin‚ serta ia juga mudah merasa bosan dengan keberhasilan yang terus
menerus.
4. Teori Atribusi
Teori ini berstandar pada tiga asumsi dasar (Petri‚ dalam Elloit‚ dkk.‚ 1996). Pertama orang ingin tahu penyebab perilakunya dan perilaku
orang lain‚ terutama perilaku yang penting bagi mereka. Kedua‚ mereka
tidak menetapkan penyebab perilaku mereka secara random. Ketiga‚ penyebab perilaku yang ditetapkan individu mempengaruhi perilaku
berikutnya. Jadi‚ menurut teori ini perilaku seseorang ditentukan
bagaimana atribusinya terhadap penyebab perilaku yang sama
sebelumnya.21
Sedangkan Teori motivasi menurut Purwanto adalah sebagai
berikut:
1. Teori Hedonisme‚ yaitu suatu aliran di dalam filsafat yang memandang
bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari
kesenangan yang bersifat duniawi. Implikasi dari teori ini ialah adanya
anggapan bahwa semua orang akan cenderung menghindari hal-hal
yang sulit dan menyusahkan‚ merekacenderung lebih suka melakukan
yang mendatangkan kesenangan.
2. Teori Naluri‚ pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu
pokok yang dalam hal ini disebut juga naluri‚ yaitu:
a) Naluri mempertahankan diri
b) Naluri mengembangkan diri
21
Nyayu Khodijah‚ Op. Cit.‚hal. 154
13
c) Naluri mengembangkan/mempertahankan jenis.
Dengan memiliki ketiga naluri pokok tersebut maka kebiasaan-
kebiasaan ataupun tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia yang
diperbuatnya.
3. Teori Reaksi yang Dipelajari
Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak
berdasarkan naluri-naluri‚ tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku
yang dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu hidup.
4. Teori Daya Pendorong
Teori ini merupakan perpaduan antara “teori naluri” dengan “teori
reaksi yang dipelajari. Daya pendorong adalah semacam naluri‚ tetapi
hanya sesuatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang
umum.misalnya‚ suatu daya pendorong pada jenis kelamin yang lain.
5. Teori Kebutuhan
Teori motivasi yang sekarang banyak dianut orang adalah teori
kebutuhan. Teori beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh
manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya‚ baik
kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis.22
i. Peran Motivasi Dalam Mencapai Keberhasilan Belajar
Motivasi merupakan salah satu unsur dalam mencapai prestasi
belajar yang optimal selain kondisi kesehatan secara umum‚ intelegensi‚
dan bakat minat.23
Dalam kegiatan belajar‚ motivasi dapat dikatakan sebagai
keseluruhan daya penggerak dalam diri individu yang menimbulkan
kegiatan belajar‚ yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar‚ dan
yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang
dikehendaki akan tercapai.
Prinsip-prinsip motivasi dalam aktivitas belajar‚ yaitu:
1) Motivasi sebagai penggerak yang mendorong aktivitas belajar.
2) Motivasi instrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam
belajar.
3) Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman.
4) Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan belajar.
22
Ngalim Purwanto‚ Op. Cit. hal. 74 23
Ibid.‚hal. 156
14
5) Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar.
6) Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.24
j. Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami
perkembangan‚ artinya pengaruh oleh kondisi fisiologis dan
kematangan psikologi siswa‚ sebagai ilustrasi‚ keinginan anak untuk
membaca majalah misalnya‚ terpengaruh oleh kesiapan alat-alat indra
untuk mengucap kata25
. Adapun unsur-unsur yang mempengaruhi
motivasi belajar menurut Dimyati dan Mudjiono adalah sebagai berikut:
1) Cita-cita atau aspirasi siswa
Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar intrinsic maupun
ekstrinsik. Sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan
aktualisasi diri.
2) Kemampuan siswa
Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan
anak kecakapan mencapainya. Latihan yang berulang-ulang akan
membentuk suatu kemampuan yang diinginkannya‚ secara pelan-
pelan terjadilah kegemaran yang akan timbul dalam diri anak
tersebut. Sehingga akan tercapainya keberhasilan yang akan
memuaskan dan menyenangkan hatinya. Secara ringkas dapat
dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk
melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
3) Kondisi siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani
mempengaruhi belajar.
24
Ibid.‚ 25
Dimyati‚ Mudjiono Op.Cit.‚ hal. 97
15
4) Kondisi lingkungan siswa
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam‚ lingkungan
tempat tinggal‚ pergaulan sebaya‚ dan kehidupan kemasyarakatan.
Sebagai anggota masyarakat siswa dapat terpengaruh oleh
lingkungan sekitar. Dengna lingkungan yang aman‚ tentram‚ tertib‚
dan indah‚ maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.
5) Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
Pelajar yang masih berkembang jiwa raganya‚ lingkungan yang
semakin bertambah baik berkat dibangun‚ merupakan kondisi
dinamis yang bagus bagi pembelajaran.Guru yang profesional
diharapkan mampu memanfaatkan sumber belajar disekitar sekolah
untuk memotivasi belajar.
6) Upaya guru dalam membelajarkan siswa
Upaya guru dalam membelajarkan siswa terjadi di sekolah
dan diluar sekolah. Upaya pembelajaran di sekolah meliputi hal-hal
berikut:
a) Menyelenggarakan tertib belajar disekolah
b) Membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan‚ seperti
pemanfaatan waktu dan pemeliharaan fasilitas sekolah
c) Membina belajar tertib pergaulan
d) Membina belajar tertib lingkungan sekolah
Disamping penyelenggaraan tertib yang umum tersebut‚ maka
secara individual tiap guru menghadapi anak didiknya. Upaya
pembelajaran tersebut meliputi:
a) Pemahaman tentang diri siswa dalam rangka kewajiban tertib
belajar.
b) Pemanfaatan penguatan berupa hadiah‚ kritik‚ hukuman secara
tepat guna.
16
c) Mendidik cinta belajar.
k. Teknik-teknik Motivasi Dalam Pembelajaran
Beberapa teknik motivasi yang dapat dilakukan dalam
pembelajaran menurut Hamzah B. Uno sebagai berikut:
1) Pernyataan penghargaan secara verbal
2) Menggunakan nilai ulangan sebagai pemicu keberhasilan
3) Menimbulkan rasa ingin tahu
4) Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa
5) Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa
6) Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam
belajar
7) Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan
suatu konsep dan prinsip yang telah dipahami
8) Menuntut siswa untuk menggunaka hal-hal yang telah dipelajari
sebelumnya
9) Menggunakan simulasi dan permainan
10) Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan
kemahirannya di depan umum
11) Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan
siswa dalam kegiatan belajar
12) Memahami iklim social dalam sekolah
13) Memanfaatkan kewibawaan guru secara tepat
14) Memperpadukan motif-motif yang kuat
15) Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai
16) Merumuskan tujuan-tujuan sementara
17) Memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai
18) Membuat suasana persaingan yang sehat di antara para siswa
19) Menyembangkan persaingan dengan diri sendiri
20) Memberikan contoh yang positif.26
26
Hamzah B. Uno‚ Op. Cit.‚hal. 34-37
17
2. Pembelajaran PKn
a. Pengertian Pembelajaran PKn
Pendidikan Kewarganegaraan yang dalam bahasa Inggris
dikenal dengan istilah Civic Education mempunyai banyak
pengertian dan istilah.
Henry Randall Waiten (1988) sebagaimana dikutip oleh
Ubaidillah (2006) merumuskan penegertian civics sebagai berikut:
“The science of citizenship‚ the relation of man‚ the
individual‚ to man in organized collections‚ the individual in his
relation to the state”. (Ilmu pengetahuan kewarganegaraan‚ hubungan seseorang dengan orang lain dalam perkumpulan-
perkumpulan yang terorganisir‚ hubungan seorang individu dengan
Negara).27
Muhammad Numan Soematri mengartikan civics sebagai
ilmu kewarganegaraan yang membicarakan hubungan manusia
dengan perkumpulan-perkumpulan yang terorganisir (organisasi
social‚ ekonomi‚ politik)‚ dan hubungan individu-individu dengan
Negara.28
Disamping itu Pendidikan Kewarganegaraan juga
dimaksudkan sebagai usaha membekali siswa dengan budi pekerti‚
pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan
antara sesama warga Negara maupun antar warga Negara dengan
Negara.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran PKn
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan
pembelajaran PKn antara lain adalah:
27
Junaidi‚ dkk.‚ Pendidikan Kewarganegaraan‚ (Surabaya; Lapis-PGMI‚ 2009)‚
paket 1‚ hal. 12 28
Ibid.
18
1. Guru
Seorang guru yang profesional dituntut untuk mempunyai
kemampuan-kemampuan tertentu‚ guru merupakan pribadi yang
berkaitan erat dengan tindakannya di dalam kelas‚cara berkomunikasi‚
berinteraksidengan warga sekolah dan masyarakat umumnya. Seorang
guru harus menjadi orang yang special‚ namun lebih baik lagi jika ia
menjadi special bagi semua siswanya.29
2. Siswa
Jika ditinjau dari siswa maka banyak factor-faktor yang perlu
mendapat perhatian‚ lebih-lebih hubungannya dengan belajar PKn.
PKn bagi siswa pada umumnya merupakan pelajaran yang kurang
disenangi karena kurangnya antusias siswa terhadap pelajaran ini.
3. Sarana dan Prasarana
Pembelajaran akan dapat berlangsung lebih baik jika sarana dan
prasarananya menunjang. Sarana yang cukup lengkap seperti
perpustakaan dengan buku-buku PKn yang relevan.
4. Strategi Pembelajaran
Strategi Pembelajaran PKn adalah strategi pembelajaran yang
aktif‚ Pembelajaran aktif ditandai oleh dua faktor‚ yaitu:
(1) Adanya interaksi antara seluruh komponen dalam proses
pembelajaran terutama antara guru dan siswa
(2) Berfungsi secara optimal seluruh sence siswa yang meliputi
indera‚ emosi‚ karsa‚ dan nalar.
c. Tujuan Pembelajaran PKn
Berdasarkan Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi Kurikulum
Nasional‚ tujuan pembelajaran PKn di MI agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
29
Jejen Musfah‚ Peningkatan Kompetensi Guru‚ (Jakarta: Kencana‚ 2011)‚ hal.
54
19
1. Berpikir secara kritis‚ rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat‚ berbangsa dan bernegara serta
anti-korupsi
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam pencaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memnfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi.30
Lebih lanjut‚ tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan‚
menurut Mulyasa adalah untuk menjadikan siswa dan siswi:
1. Mampu berpikir secara kritis‚rasional dan kreatif dalam menanggapi
persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya.
2. Mampu berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan‚ secara aktif dan
bertanggung jawab‚ sehingga dapat bertindak secara cerdas dalam
semua kegiatan‚ dan
3. Dapat berkembang secara positif dan demokratis‚ sehingga mampu
hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi‚ serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
dengan baik.31
Dengan demikian tujuan pembelajaran PKn MI adalah untuk
menjadikan warganegara yang baik‚ yaitu warganegara yang tahu‚ mau
dan sadar akan hak dan kewajibannya.
d. Ruang Lingkup Pembelajaran PKn
Ruang lingkup pembelajaran PKn MI sebagaimana yang
dinyatakan pada kurikulum nasional yang tercantum dalam
Permendiknas 22/2006 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut:
1. Persatuan dan kesatuan bangsa‚ meliputi hidup rukun dalam
perbedaan‚ cinta lingkungan‚ kebanggaan sebagai bangsa Indonesia‚ sumpah pemuda‚ keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia‚ partisipasi dalam pembelaan negara‚ sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia‚ keterbukaan dan jaminan keadilan.
30
Murtado Amin‚ dkk.‚ Pembelajaran PKn MI‚ (Surabaya: LAPIS-PGMI‚
2009)‚ hal. 8-9 paket 1 31
Ibid.‚
20
2. Norma‚ hukum dan peraturan, meliputi tertib dalam kehidupan
keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku dimasyarakat,
peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan
berbangsa dan bernegardana, sistim hukum dan peradilan nasional,
dan hukum dan peradilan internasional.
3. Hak asasi manusia, meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan
kewajiban anggota masyarakat, instrument nasional dan
internasional HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan
HAM.
4. Kebutuhan warganegara, meliputi hidup gotong royong, harga diri
sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan
mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi
diri, persamaan kedudukan warga Negara.
5. Konstitusi Negara, meliputi proklamasi kmerdekaan dan konstitusi
yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di
Indonesia, hubungan dasar Negara degan konstitusi.
6. Kekuasaan dan politik, meliputi pemerintahan desa dan kecamtan,
pemerintahan daerah dan otonomi-pemerintahan pusat, demokrasi
dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju
masyarakat madani, sistem pemerintah, pers dalam masyarakat
demokrasi.
7. Kedudukan pancasila, meliputi kedudukan pancasila sebagai dasar
Negara dan ideology Negara, proses perumusan pancasila sebagai
dasar Negara, pengalaman nilai-nilai pancasila, dalam kehidupan
sehari-hari, pancasila sebagai ideology terbuka.
8. Globalisasi, meliputi globalisasi dilingkungannya, politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan
internasional, dan mengevaluasi globalisasi.32
e. Karakteristik Pembelajaran PKn
Dalam standar isi 2006 dijelaskan bahwa PKn persekolahan atau
mata pelajaran PKn adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan warga Negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara
Indonesia yang cerdas‚ terampil‚ dan berkarakter yang diamanatkan
oleh Pancasila dan UUD 1945.
Dalam naskah Kurikulum 2006 dinyatakan bahwa pembelajaran
dalam mata pelajaran kewarganegaraan merupakan proses dan upaya
32
Ibid.‚ hal. 9-10 paket 1
21
dengan menggunakan pendekatan belajar kontekstual untuk
mengembangkan dan meningzkatkan kecerdasan‚ keterampilan‚ dan
karakter warga Negara Indonesia.
Pendekatan belajar kontekstual dapat diwujudkan antara lain
dengan metode-metode:
1) Kooperatif
2) Penemuan (discovery)
3) Inkuiri (inquiry)
4) Interaktif
5) Eksploratif
6) Berpikir kritis
7) Pemecahan masalah (problem solving)
3. Strategi Pembelajaran
a. Pengertian Strategi Pembelajaran
Menurut Hamzah B. Uno strategi pembelajaran adalah cara-
cara yang akan digunakan oleh pengajar untuk memilih kegiatan
belajar yang akan digunakan selama proses pembelajaran.33
Kemp
(1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.34
Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
strategi pembelajaran harus digunakan dalam proses pembelajaran
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.
b. Komponen Strategi Pembelajaran
Dick dan Carey (1978) menyebutkan ada 5 komponen
strategi pembelajaran‚ yaitu (1) kegiatan pembelajaran
33
Hamzah B. Uno‚ Model Pembelajaran‚ (Jakarta: Bumi Aksara‚ 2008)‚ Cet‚
ke-3‚ hal. 3 34
Wina Sanjaya‚ Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan‚ (Jakarta: Prenada media Group‚ 2006)‚ hal. 126
22
pendahuluan‚ (2) penyampaian informasi‚ (3) partisipasi peserta
didik‚ (4) tes‚ dan (5) kegiatan lanjutan.35
c. Kriteria Pemilihan Strategi Pembelajaran
Mager (1977:54) menyampaikan beberapa kriteria yang dapat
digunakan dalam memilih strategi pembelajaran‚ yaitu sebagai
berikut:
1) Berorientasi pada tujuan pembelajaran
2) Pilih teknik pembelajaran sesuai dengan keterampilan yang
diharapkan dapat dimiliki saat bekerja
3) Gunakan media pembelajaran yang sebanyak mungkin
memberikan rangsangan pada indra peserta didik.36
4. Inquiry Discovery Learning
a. Pengertian Inquiry Discovery Learning
Inquiry Discovery Learning merupakan strategi belajar mengajar
yang menekankan pada siswa untuk belajar mencari dan menemukan
sendiri37
. Penyajian bahan dalam strategi pembelajaran ini tidak dalam
bentuk final‚ tetapi siswa diberi peluang untuk mencari dan menemukan
sendiri dengan mempergunakan teknik pendekatan pemecahan masalah.
Menurut Brunner discovery learning adalah merupakan belajar
dengan menemukan sendiri menggunakan prinsip belajar induktif‚ yaitu
dari khusus ke yang umum.38
Sedangkan menurut Djamarah dan Aswan
Inquiry Discovery Learning adalah belajar mencari dan menemukan
sendiri.39
Proses pembelajaran strategi ini berlangsung dengan cara
memberikan stimulus atau rangsangan yang dapat medorong siswa
35
Hamzah B. Uno‚Op. Cit.‚ 36
Ibid.‚ hal. 8 37
H.E. Syarifudin‚dkk.‚ op. cit.‚ hal. 14 38
Junaidi‚ dkk.‚ Strategi Pembelajaran‚ (Surabaya: LAPIS-PGMI‚ 2008)‚ paket
3‚ hal. 11 39
Djamarah dan Aswan Zain‚Strategi Belajar Mengajar‚ (Jakarta: Rineka
Cipta‚ 2006)‚ Cet‚ ke-3‚ hal.19
23
untuk ikut terlibat dalam berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran
dan peran guru lebih banyak sebagai pembimbing dan fasilitator.
b. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Inquiry Discovery
Learning
Secara garis besar lagkah-langkah pokok strategi ini
dikemukakan oleh Djamarah meliputi:
1. Simulation. Guru mengajukan permasalahan kepada siswa atau
siswa menemukan sendiri permasalahan dalam buku teks atau
sumber-sumber lainnya.
2. Problem Statement. Siswa diberi kesempatan untuk
mengidentifikasi masalah serta merumuskan permasalahan yang
paling actual untuk di pecahkan. Dari rumusan masalah yang
dikemukakan siswa dibimbing untuk mencari jawaban sementara
atau merumuskan hipotesis yang merupakan jawaban sementara
dari rumusan masalah yang telah dibuat.
3. Data collection. Untuk membuktikan rumusan hipotesis yang telah
dibuat‚ siswa diberi kesempatan untuk membuktikannya melalui
kegiatan pengumpulan data (data collection) dengan mencari dan
mengumpulkan berbagai informasi yang diperlukan dan relevan
dengan cara membaca literature‚ mengamati objek‚ wawancara
dengan nara sumber‚ melakukan uji coba sendiri‚ dan sebagainya.
4. Data processing. Pada kegiatan pemprosesan data semua informasi
yang telah diperoleh baik melalui bacaan‚ wawancara‚ observasi‚
dan sebagainya‚ kemudian diolah‚ diklasifikasikan‚ ditabulasikan‚
bahkan bila diperlukan dihitung dengan menggunakan analisis
statistic diskriptif maupun statistic analisis dinferensial.
5. Verification‚ atau pembuktian. Dari hasil pengolahan dan
pentafsiran‚ atau informasi yang ada dan dengan bantuan analisis
statistic diskriptif dan analisis statistic inferensial‚ dugaan
24
sementara atau hipotasis yang telah dirumuskan terdahulu itu
kemudian dicek‚ apakah terjawab atau tidak apakah terbukti atau
tidak.
6. Generalization. Tahap selanjutnya adalah siswa dibimbing untuk
menarik kesimpulan berdasarkan vertifikasi yang telah dilakukan
pada langkah-langkah sebelumnya.40
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Alimun Sulkan dalam penelitian: “penerapan metode eksploratory
discovery sebagai upaya peningkatan motivasi belajar SAINS pada siswa
kelas V”. hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode
Eksploratory Discovery dapat meningkatkankan motivasi belajar siswa pada
mata pelajaran SAINS. Peningkatan ini ditunjukkan pada keaktifan yang
dicapai antara siklus I (16‚60%)‚ siklus II (45‚50%)‚ peningkatan prosentase
28‚90% dan siklus III (88‚80%) peningkatan prosentase 43‚30%.
Mohammad Anis Choerul Basyar dalam penelitian: “Upaya
meningkatkan motivasi belajar mata pelajaran PKn melalui layanan
bimbingan kelompok pada siswa kelas V”. hasil penelitian menunjukkan
bahwa layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar.
Berdasarkan hasil observasi sebelum tindakan‚ 7 siswa kategori kurang dan
3 siswa katageri cukup (motivasi sebelum tindakan sebesar 43‚9%)
Peningkatan ditunjukkan pada siklus I sebesar (68%) terjadi peningkatan
sebesar 24‚1%. Sedangkan hasil analisis siklus II‚ motivasi belajar
meningkat baik sebesar 84‚5% terjadi peningkatan sebesar 16‚5% dari siklus
I. sehingga keseluruhan dari 2 siklus terjadi peningkatan 40‚5% dan semua
siswa berada dalam kategori sangat baik.
Sukron dalam penelitian “Peningkatan Motivasi belajar melalui
Metode Bermain kelas III MI Hidayatul Istiqomah Basmol Jakarta
Barat”.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran
40
H.E. Syarifudin‚ dkk.‚ op. cit.‚ hal. 15-16
25
menggunakan metode bermain dapat meningkatkan motivasi belajar
pendidikan kewarganegaraan (PKn).Motivasi belajar siswa dapat dilihat
melalui angket.Hasil perhitungan angket menunjukkan motivasi belajar
siswa sebesar 65%‚ siklus I sebesar 75% dan siklus II sebesar
80%.Kesimpulannya bahwa penerapan pembelajaran menggunakan metode
bermain dapat meningkatan motivasi belajar siswa.
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka pemikiran di atas‚ maka
yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah: meningkatnya motivasi
belajar PKn melalui strategi pembelajaran Inquiry Discovery Learning pada
siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Kota Tangerang.
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Ta’lim Mubtadi
yang beralamat di Jalan Maulana Hasanudin Kelurahan Cipondoh Kecamatan
Cipondoh Kota Tangerang. Adapun Waktu penelitian ini selama 5 bulan
direncanakan dari bulan Agustus sampai dengan Desember 2014. Untuk
kegiatan yang lebih rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.1
Jadwal Rencana Kegiatan Penelitian
No Kegiatan
Bulan
Agustus September Oktober November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul
2 Bimbingan
Proposal
3 Seminar
Proposal
4 Revisi Seminar
5 Pembuatan
Instrumen
6 Penelitian di
sekolah
7 Siklus I
8 Siklus II
9 Pengolahan dan
Analisis Data
10 Sidang Skripsi
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian Tindakan Kelas merupakan bentuk kajian yang bersifat reflektif.
Sementara Mc Niff (2002:1) dalam bukunya yang berjudul “Action
26
27
Research: Principles and practice” memandang penelitian sebagai bentuk
penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat
dimanfaatkan sebagai alat untuk mengembangkan dan perbaikan
pembelajaran.41
Jadi dapat disimpulkan PTK adalah kajian yang
dilaksanakan dengan maksud untuk meningkatkan kemantapan rasional dan
memiliki tujuan memperbaiki praktik pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Komponen yang dikaji dalam penelitian ini meliputi siswa kelas V‚
guru pengampu kelas V‚ materi pelajaran‚ serta motivasi belajar. Praktik
pembelajaran terbagi menjadi tiga tahapan‚ yaitu kondisi awal‚ siklus I dan
siklus II. Konsep pokok penelitian tindakan kelas menurut Kurt Lewin
terdiri dari empat komponen‚ yaitu (1) perencanaan (planning)‚ (2) tindakan
(acting)‚ (3) pengamatan (observing)‚ (4) refleksi (reflecting).42
Keempat
tahap dalam PTK dapat digambarkan pada bagan berikut:
Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Model Jhon Elliot
41
M. Asrori‚ Penelitian Tindakan Kelas‚ (Bandung: CV. Wacana Prima‚ 2009)‚ hal. 4 42
Dadang Yudhistira‚ Menulis Penelitian Tindakan Kelas Yang APIK‚ (Jakarta:
Mulya Abadi‚ 2012)‚ hal. 46
Pelaksanaan
Perencanaan Pengamatan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
Perencanaan SIKLUS II
28
Proses penelitian tindakan kelas dari setiap siklus terdiri dari empat
tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
C. Subjek penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi
Cipondoh Kota Tangerang yang berjumlah 18 siswa‚ yang terdiri dari 11
siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Sementara partisipan dalam
penelitian ini adalah rekan sejawat yang merupakan guru kelas V yang
bertindak sebagai pengamat yang dipercaya dapat bekerjasama untuk
memberi masukan‚ kritik dan saran yang membangun dalam penelitian.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Peran peneliti disini bukan hanya sebagai peneliti namun terlibat
langsung dalam kegiatan pembelajaran. Peneliti sekaligus memperbaiki
kondisi belajar‚ mengenai permasalahan yang muncul dalam pembelajaran
serta mencari alternatif permasalahan‚ dengan mengembangkan kemitraan
dengan guru (teman sejawat) yang mengajar dikelas V MI Ta’lim Mubtadi
Cipondoh Kota Tangerang.
Posisi peneliti dalam penelitian ini sebagai pelaksana utama yaitu
keikutsertaan peneliti dikategorikan pada peran aktif‚ peneliti sebagai
pelaksana tunggal proses pembelajaran/tindakan. Peneliti langsung
melakukan kegiatan pembelajaran berusaha mengumpulkan data sesuai
focus penelitian.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Ciri utama yang membedakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan penelitian jenis lainnya adalah tindakan. Tindakan yang dilakukan
tentu saja berdasarkan atas kesadaran adanya masalah yang dirasakan
mengganggu proses pembelajaran yang kemudian hendak dipecahkan
melalui hipotesa yang diajukan.
29
Secara garis besar prosedur penelitian tindakan mencapai empat
tahap yaitu: perencanaan‚ tindakan‚ pengamatan‚ refleksi. Rencana
intervensi tindakan yang akan dilakukan dalam dua siklus‚ dengan rincian
siklus satu terdiri dari dua pertemuan dan pertemuan ketiga merupakan
siklus kedua. Dalam penelitian ini tahapan-tahapan yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
Setelah peneliti mengetahui pokok permasalahan yang terjadi‚
peneliti merencanakan tindakan sebagai berikut:
a. Peneliti dengan observer mengadakan pertemuan dan berdiskusi
untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam
penelitian.
b. Peneliti merencanakan scenario pembelajaran yang sesuai dengan
kurikulum dan tingkat kemampuan awal siswa berdasarkan hasil
kesepakan dengan observer.
2. Tindakan (Acting)
Peneliti melaksanakan proses belajar mengajar sesuai dengan
rencana pembelajaran yang telah disusun dalam scenario pembelajaran
dengan materi yang telah direncanakan sesuai dengan kesepakatan
bersama. Dalam melaksanakan kegiatan ini peneliti mengikuti petunjuk-
petunjuk yang telah disusun dalam scenario pembelajaran. Dalam
penelitian ini juga melibatkan kolabolator. Kolabolator disini adalah
teman sejawat yang mengamati saat berlangsung kegiatan.
3. Pengamatan (Observing)
Observasi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan tindakan yang
sedang dan telah dilaksanakan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini‚
observer mengamati pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
lembar pengamatan/observasi yang meliputi motivasi dan keaktifan siswa
dalam belajar yang dapat dilihat dari semangat belajar‚ keberanian
30
bertanya dan menjawab pertanyaan‚ keteunan belajar‚ mengekspresikan
diri dan sebagainya.
Observasi dilakukan untuk melihat perkembangan motivasi belajar
siswa terhadap pelajaran pendidikan kewarganegaraan dan juga
kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah
disusun sebelumnya‚ serta mengetahui seberapa jauh pelaksaan tindakan
yang sedang berlangsung dapat menghasilkan perubahan yang
diharapkan yakni meningkatkan motivasi belajar pendidikan
kewarganegaraan.
4. Refleksi (Reflecting)
Refleksi dilakukan untuk mengumpulkan dan menganalisis data
hasil observer‚ baik peneliti maupun kolaborator bersama-sama
melakukan refleksi. Refleksi juga dilakukan untuk melihat hasil
sementara penggunaan strategi pembelajaran Inquiry Discovery
Learning dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran pendidikan kewarganegaraan.
Diantara proses kegiatan refleksi adalah peneliti dengan
kolaborator mengadakan diskusi dan Tanya jawab dengan tujuan untuk
melakukan perbaikan pada proses pembelajaran bagi peneliti pada
putaran berikutnya.
F. Hasil intervensi tindakan yang diharapkan
Pencapaian keberhasilan dari setiap tindakan yang dilaksanakan dalam
kegiatan pembelajaran dapat dicapai dengan baik apabila:
1. Melalui proses‚ tercapainya tujuan yang telah ditentukan‚ pelaksanaan
program yang sesuai dengan rencana yang telah disusun‚ bentuk
kegiatan yang sesuai dengan apa yang telah dibuat‚ adanya kesesuaian
antar strategi pembelajaran Inquiry Discovery Learning dengan
materi yang diberikan pada siswa dan adanya keaktifan siswa secara
langsung terhadap pembelajaran. Hal ini tercermin pada sikap antusias
31
siswa terhadap kegiatan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan
dengan menggunakan strategi pembelajaran Inquiry Discovery
Learning‚ adanya motivasi dalam diri siswa serta sikap interaktif dan
keaktifan siswa baik secara individu maupun kelompok.
2. Melalui angket motivasi‚ hasil angket refleksi siswa terhadap
pembelajaran untuk masing-masing siklus, digunakan untuk
mengetahui pendapat siswa mengenai pembelajaran yang sudah
dilaksanakan. Penelitian dianggap berhasil apabila disetiap siklus
memperlihatkan peningkatan motivasi belajar pendidikan
kewarganegaraan.
G. Data dan Sumber Data
1. Data penelitian
Data penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas
tentang upaya meningkatkan motivasi belajar PKn melalui strategi
pembelajaran Inquiry Discovery Learning ada dua jenis‚ yaitu :
pertama‚ data pemantau tindakan (akting) yang diperoleh untuk
mengontrol kesesuaian tindakan dengan rencana yang telah dibuat
sebelumnya. kedua‚ data penelitian (research) merupakan data yang
diambil melalui hasil tindakan yang dilakukan‚ yaitu berupa
peningkatan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran PKn.
2. Sumber Data
a. Data pemantau diperoleh dari guru disaat guru melaksanakan
pembelajaran (observer)
b. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas V MI
Ta’lim mubtadi Cipondoh Kota Tangerang pada semester I Tahun
Pelajaran 2014-2015.
32
H. Instrumen Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan instrument pengumpulan data yaitu
pengamatan tindakan yang dilakukan oleh peneliti, dalam penelitian ini
intrumen pengumpulan data berbentuk pengamatan pelaksanaan tindakan
kelas dan catatan lapangan. Sedangkan instrument untuk mengukur
motivasi belajar siswa dengan strategi pembelajaran Inquiry Discovery
Learning berbentuk angket. Angket atau
1. Instrument Pengamatan Tindakan
Dalam penelitian ini skor diperoleh berdasarkan pengamatan
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan menggunakan
strategi pembelajaran Inquiry Discovery Learning melalui format
observasi kegiatan siswa dan guru yang diisi oleh observer selama
penelitian berlangsung. Adapun pedoman observasi guru dan siswa
sebagai berikut:
Tabel 3.2
Lembar Pengamatan Kemampuan Guru
dalam Pembelajaran Inquiry Discovery Learning
Nama Guru :
Hari / Tanggal :
Sekolah :
Kelas / Semester :
Berilah penilaian anda dengan mencantumkan tanda cek list () pada kolom
yang sesuai
No Aspek yang Dinilai Dilakukan Skor
Ya Tidak 1 2 3 4
1 Persiapan guru memulai kegiatan
pembelajaran
2 Memberikan apersepsi
3 Menyampaikan pengarahan tentang
pembelajaran
4 Membagi kelompok
5 Kemampuan guru memberikan
motivasi
6 Diskusi dan penjelasan konsep
33
No Aspek yang Dinilai Dilakukan Skor
Ya Tidak 1 2 3 4
7 Kemampuan menggunakan metode
8 Kemampuan mengarahkan siswa
Jumlah Skor Total
Rata-Rata
Kriteria Penskoran
Skor 1,0 – 1,4 : Pembelajaran Kurang Baik
Skor 1,5 – 2,4 : Pembelajaran Cukup Baik
Skor 2,5 – 3,4 : Pembelajaran Baik
Skor 3,5 – 4,0 : Pembelajaran Sangat Baik
Mengetahui
Kepala Madrasah Ibtidaiyah Observer
Ta’lim Mubtadi
(…………………………….) (……………………….)
Tabel 3. 3
Lembar Pengamatan Motivasi Siswa
Nama Siswa :
Hari / Tanggal :
Sekolah :
Kelas / Semester :
Berilah penilaian anda dengan mencantumkan tanda cek list () pada kolom
yang sesuai
No Butir Pengamatan / Aktivitas Siswa Dilakukan Skor
Ya Tidak A B C D
1. Keaktifan Siswa
Aktif mengemukakan pendapat
Aktif bertanya
Aktif menjawab pertanyaan
Aktif mengerjakan evaluasi
2. Kerja Sama
Siswa mengkondisikan diri
berkelompok
34
No Butir Pengamatan / Aktivitas Siswa Dilakukan Skor
Ya Tidak A B C D
Mengolah data yang telah
terkumpul
Aktif berinteraksi dengan guru dan
teman
3. Kedisiplinan
Datang tepat waktu
Menyelesaikan tugas dengan baik
Tidak mengganggu teman ketika
proses pembelajaran
4. Perhatian terhadap Pelajaran
Mampu mengidentifikasi masalah
Mampu Merumuskan kesimpulan
hasil pembahasan materi
Berani tampil di depan kelas
Semangat mengerjakan tugas
Jumlah Skor Total
Persentase
Kriteria Penskoran
Skor A : Sangat Baik
Skor B : Baik
Skor C : Cukup
Skor D : Kurang
Mengetahui
Kepala Madrasah Ibtidaiyah Observer
Ta’lim Mubtadi
(…………………………….) (……………………….)
2. Instrument Angket Motivasi Belajar
a. Skor yang diperoleh dari angket motivasi belajar pendidikan
Kewarganegaraan siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh
diberikan setelah tindakan kelas berlangsung. Melalui strategi
35
pembelajaran Inquiry Discovery Learning dapat menjadikan siswa
aktif‚ tertib‚ tekun‚ membuat daya ingat terhadap konsep yang diajarkan
bertahan cukup lama‚ bekerja sama‚ meningkatkan daya imajinasi dan
belajar memecahkan masalah dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan‚ sehingga siswa lebih tertarik dalam pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan yang akhirnya dapat meningkatkan
motivasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa tersebut. Adapun
instrument angket motivasi belajar siswa dapat di lihat dibawah ini :
Tabel 3.4
Instrument Angket Motivas Belajar
ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP
PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRY
DISCOVERY LEARNING
Nama : …………….. Mata Pelajaran : PKn
Kelas : V Siklus : …….
Petunjuk Pengisian :
1. Bacalah Basmallah sebelum kalian mengerjakan soal-soal dibawah ini.
2. Jawaban kalian tidak akan mempengaruhi penilaian prestasi kalian
3. Jawablah dengan member tanda cek list (√) pada kolom dibawah yang sesuai
dengan pendapat kalian
4. Pilihan jawaban terdiri dari :
SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju
S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
No SOAL PERTANYAAN PILIHAN JAWABAN
SS S TS STS
1. Selalu memperhatikan pelajaran
2. Semangat untuk mengikuti pelajaran
3. Berusaha untuk tidak terlambat masuk
kelas
36
4. Senang belajar PKn yang berhubungan
dengan kehidupan sehari-hari
5. Merasa terganggu kalau ada yang rebut
6. Saya tidak dapat belajar ditempat yang
ramai
7. Saya merasa mengantuk ketika belajar
8. Saya dapat belajar dalam keadaan apapun
9. Saya lebih senang bermain dari pada
belajar
10. Senang apabila dipuji guru karena nilai
bagus
11. Mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya
12. Jika saya tidak paham dengan materi yang
di ajarkan oleh guru, saya diam saja
13. Saya tidak mencari sumber pelajaran yang
lain untuk mata pelajaran PKn selain buku
paket yang diberikan oleh sekolah
14. Meskipun nilai ulangan saya cukup tinggi,
saya tetap berusaha mendapatkan nilai PKn
yang lebih tinggi
15. Jika guru memberikan tugas di kelas, saya
lebih suka bergurau dengan teman dan
mencotek jika akan dikumpulkan
16. Semangat mengerjakan PR PKn
17. Senang membaca materi PKn walaupun
tidak disuruh guru
18. Saya akan bertanya kepada siapapun jika
saya tidak mengetahuinya
19. Saya memiliki cita-cita untuk memotivasi
saya belajar
37
20. Saya tidak memiliki cita-cita untuk
memotivasi saya belajar
21. Saya senang jika guru memuji atas prestasi
belajar PKn saya
22. Saya merasa sangat malas untuk belajar
23. Saya akan meminta remedial jika nilai saya
jelek
24. Saya sudah cukup puas dengan nilai saya
yang jelek, yang penting memenuhi nilai
KKM
25. Bila guru memuji atas prestasi saya, saya
merasa puas dan malas belajar
26. Menargetkan menjadi juara kelas hanya
membebani pikiran saya
27. Saya selalu ingin menjadi peringkat satu di
kelas
28. Saya merasa senang dan tertarik saat
belajar sesuatu yang baru
29. Saya merasa sudah cukup dengan ilmu
yang saya miliki
30. Saya senang belajar dengan strategi
pembelajaran Inquiry Discovery Learning
31. Saya tidak suka belajar dengan strategi
pembelajaran Inquiry Discovery Learning
Presentasi hasil angket motivasi : NA = A x 100%
Keterangan : NA = Nilai akhir presentasi motivasi
A = Jumlah skor pencapain
B = Skor mak
38
b. Kisi-kisi
Kisi-kisi lembar angket upaya meningkatkan motivasi belajar
pendidikan kewarganegaraan siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi
Cipondoh Kota Tangerang melalui strategi pembelajaran Inquiry
Discovery Learning pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrument Angket Motivasi Belajar
No Indikator Butir Item
Positif Negatif
1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil 11‚ 16‚ 18‚
23
12‚ 15‚ 24‚
2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam
belajar
1‚ 2‚ 3‚ 13‚
17
7‚9‚ 22
3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan 14‚ 19‚27 20‚ 26‚ 29
4. Adanya penghargaan dalam belajar 10‚ 21 25
5. Adanya kegiatan yang menarik dalam
belajar
4‚ 28‚ 31 31
6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif 5‚ 6 8‚25‚30
Jumlah
Rata-rata
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data
penelitian adalah dengan cara:
a. Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan
secara sistematis‚ logis‚ objektif‚ dan rasional mengenai berbagai
fenomena‚ baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam
39
situasi situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu.43
Observasi
digunakan ubtuk pengambilan data proses dengan mengumpulkan
data melalui pengamatan langsung secara sistematis mengenai
permasalahan yang akan diteliti‚ kemudian dibuat cacatan sesuai
hasil tersebut. Jenis observasi yang digunakan adalah observasi
langsung untuk mengetahui proses penggunaan strategi
pembelajaran Inquiry Discovery Learning dan motivasi belajar
siswa.
b. Angket
Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dan responden dalam
arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui.44
Penggunaan angket pada penelitian ini adalah untuk mengukur
tanggapan siswa terhadap penggunaan strategi pembelajarn
Inquiry Discovery Learning. Dilakukan melalui pengisian angket
yang dilakukan siswa.
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan
1. Kredibilitas
Proses pengumpulan data dan penyusunan instrument dalam
penelitian ini berdasarkan teori-teori yang terkait dalam penelitian
tindakan kelas. peneliti juga telah menyusun rumusan yang tepat pada
setiap indikator instrument.
2. Validitas
Teknik meningkatkan validitas dalam penelitian tindakan kelas
ini dilakukan sesuai dengan keadaan tanpa ada perkiraan atau rekayasa
dalam pengumpulan data.
43
Zainal Arifin‚ Evaluasi Pembelajarn‚ (Bandung:PT. Remaja Rosda Karya‚ 2012)‚
cet. Ke-4‚ hal. 153 44
Arikunto‚ Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik‚ (Jakarta: PT. Rineka
Cipta‚ 2010)‚ hal 194
40
3. Realibilitas
Reabilitas alat penilaian menurut Sudjana adalah ketepatan atau
keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilai‚ artinya
kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil
yang relative sama.45
K. Analisis Data
Analisis data PTK ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif
(statistic sederhana). Setelah diperoleh data kemudian dianalisis dan
dihitung dengan menggunakan analisis kuantitatif yang dinyatakan dalam
prosentase (%)‚ untuk melihat keberhasilan penerapan strategi
pembelajaran Inquiry Discovery Learning didalam kelas dalam rangka
meningkatkan motivasi belajar siswa.
Tabel 3.6
Tabel Kualifikasi Hasil Presentasi Rata-rata Skor Angket
Persentasi yang diperoleh Keterangan
75% - 100 % Sangat Baik
50% - 75% Baik
25% – 50% Cukup
0% - 25% Kurang
Sebelum melakukan analisis‚ peneliti perlu mengolah seluruh data
yang diperoleh yaitu :
1. Keterlaksanaan pembelajaran
Observasi keterlaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan
oleh peneliti dihitung dengan:
NA = prosentasi keterlaksanaan pembelajaran
45
Nuraida dan Halid Alkaf‚ Metodologi Penelitian Pendidikan‚ (Jakarta: Islamic
Research Publishing‚ 2009)‚ hal. 120
41
A = jumlah checklist pada tahapan pembelajaran
B = jumlah keseluruhan tahap pembelajaran
2. Angket Motivasi
Untuk menghitung angket motivasi belajar siswa menggunakan
skala likert yang berupa pilihan alternative empat jawaban yang harus
dipilih oleh subyek yaitu: sangat setuju (SS)‚ setuju (S)‚ tidak setuju
(TS)‚ dan sangat tidak setuju (STS). Karena pilihan jawaban
berjenjang‚ maka setiap jawaban bias diberi bobot sesuai dengan
intensitasnya. Intensitas terendah akan diberi skor 1 dan yang tertinggi
diberi skor 4. Analisis tingkat motivasi belajar siswa dapat dihitung
dengan menggunakan rumus:
Setelah diketahui skor rata-ratanya kemudian dibuat prosentasenya‚
yaitu dengan rumus:
Prosentase hasil angket motivasi siswa secara keseluruhan:
NA = nilai akhir prosentase motivasi
A = Jumlah skor pencapaian
B = Skor maksimun
42
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan diuraikan tentang deskripsi hasil penelitian, analisis
data dan pembahasannya. Hasil penelitian yang akan diuraikan secara garis besar
adalah informasi pelaksanaan tindakan kelas yang direncanakan dilaksanakan
dengan dua siklus pembelajaran dengan tujuan meningkatkan motivasi belajar
siswa dengan menggunakan Strategi pembelajaran inquiry discovery learning.
Pembahasan merupakan uraian hasil analisis informasi pelaksanaan tindakan
kelas persiklus, dan peningkatan motivasi siswa dengan menggunakan Strategi
pembelajaran inquiry discovery learning.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada pembelajaran PKn dengan
menggunakan Strategi pembelajaran inquiry discovery learning siswa kelas V
MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang dilaksanakan dalam dua siklus.
Kegiatan pembelajaran dari siklus pertama sampai siklus kedua dilaksanakan oleh
peneliti dan guru kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang
A. Hasil Penelitian
1. Pra Siklus
Sebelum penerapan Strategi pembelajaran inquiry discovery
learning, guru dalam penyampaian materi menggunakan metode ceramah.
Dari dokumentasi pengamatan yang dilakukan oleh guru sebelum
penerapan metode Inquiry Discovery Learning diperoleh data sebagai
berikut:
Table 4.1
Hasil Pengamatan Pra Siklus
Kategori
Aspek Yang Dinilai
Keaktifan Kerjasama Kedisiplinan Perhatian
Jumlah Presentase Jumlah Presentase Jumlah Presentase Jumlah Presentase
A 2 11,11% 0 0,00% 3 16,67% 4 22,22%
42
43
Kategori
Aspek Yang Dinilai
Keaktifan Kerjasama Kedisiplinan Perhatian
Jumlah Presentase Jumlah Presentase Jumlah Presentase Jumlah Presentase
B 4 22,22% 4 22,22% 3 16,67% 6 33,33%
C 5 27,78% 6 33,33% 7 38,89% 8 44,44%
D 7 38,89% 8 44,44% 5 27,78% 0 0,00%
Jumlah 18 100% 18 100% 18 100% 18 100%
Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, tingkat keaktifan
siswa dalam pelajaran PKn 2 siswa atau 11,2% yang tergolong sangat
baik, 4 siswa atau 22,2% tergolong baik, 5 siswa atau 38,8% tergolong
cukup, dan 7 siswa atau 38,8% tergolong kurang. Untuk aspek
kerjasama, 6 siswa atau 33,3% tergolong kurang, 8 siswa atau 44,5%
tergolong cukup, dan 22,2% atau 4 siswa tergolong baik. Untuk aspek
kedisiplinan 5 siswa atau 27,8% tergolong kurang, 7 siswa atau 38,8%
tergolong cukup, sedangkan 3 siswa atau 16,7% tergolong baik, dan 3
siswa atau 16,7% yang tergolong sangat baik.
Sedangkan untuk aspek perhatian, 8 siswa atau 44,44%
tergolong cukup, sedangkan 6 siswa atau 33,3% tergolong baik, dan 4
siswa atau 22,2% tergolong sangat baik atau yang sudah terfokus
dalam perhatiannya.
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
a. Perencanaan
Sebelum memberikan implementasi tindakan kepada siswa di
kelas, guru dan observer menyusun rencana pembelajaran. Perencanaan
pada siklus ini, guru akan melakukan pembelajaran PKn, dengan
menggunakan Strategi pembelajaran inquiry discovery learning. Waktu
pembelajaran dalam satu kali pertemuan adalah 2 x 35 menit. Rencana
tindakan yang dilakukan guru dan observer pada siklus pertama
meliputi:
44
1) Merancang rencana pelaksanaan pembelajaran dengan Strategi
pembelajaran inquiry discovery learning yang dianggap paling
efektif dalam upaya meningkatkan motivasi pembelajaran PKn siswa
khususnya materi memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Mula-mula siswa diajak berdiskusi tentang
memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Selanjutnya siswa diberikan materi memahami
pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
memperkenalkan Strategi pembelajaran inquiry discovery learning;
2) Menyiapkan penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan pada
saat pembelajaran;
3) Menyiapkan instrumen yang berupa buku paket dan buku-buku lain
yang berhubungan dengan materi pembelajaran, lembar pedoman
pengamatan dan lembar kerja siswa;
4) Mengadakan tes penjajakan (prasiklus) untuk mengetahui
kemampuan awal siswa dalam memahami pentingnya keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia
b. Implementasi Tindakan
Implementasi tindakan pada siklus I ini dilaksanakan dalam 2 kali
pertemuan. Kegiatan pembelajaran baik pada pertemuan pertama maupun
kedua berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Wali kelas V
hadir sebagai observer yang mengamati aktivitas siswa satu persatu
kemudian dicatat pada lembar observasi. selain itu observer juga
melakukan penilaian pada peneliti ketika mengajar dikelas. Hal ini
dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran pada
pertemuan selanjutnya.
Penerapan strategi pembelajaran inquiry discovery learning dalam
kegiatan pembelajaran PKn terdiri dari apersepsi, eksplorasi, diskusi,
pengumpulan tugas kelompok. langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut:
45
Pada tahap apersepsi. Guru mengkondisikan siswa agar siap
mengikuti kegiatan pembelajaran, guru membawa siswa untuk
mengungkapkan hal-hal yang pernah dipelajari sebelumnya dan
menanyakan secara langsung tentang materi PKn memahami pentingnya
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Gambar 4.1
Aktivitas Diskusi Guru dan Siswa pada Awal Pembelajaran
Pada tahap eksplorasi. Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok
dan membagikan soal yang digunakan untuk melakukan observasi serta
diskusi pada penjelajahan. Tahap diskusi, Guru memberikan penjelasan
tentang pelaksanaan penjelajahan serta mengulas sedikit tentang konsep
dasar memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia .
46
Gambar 4.2
Aktivitas Guru dan Siswa pada Pembagian Kelompok Belajar
Guru berusaha menjelaskan materi dengan sejelas-jelasnya
sehingga membuat siswa semakin mengerti dan paham tentang konsep
dasar memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Gambar 4.3
Aktivitas Guru Saat Menjelaskan Materi
47
Gambar 4.4
Aktivitas Siswa Saat Diskusi Siklus I
Tahap pengumpulan tugas, setelah berdiskusi dengan kelompoknya
dan mengerjakan tugas. Setiap kelompok melaporkan hasil diskusinya
terhadap pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Gambar 4.5
Aktivitas Siswa Saat Melaporkan Hasil Diskusi Siklus I
c. Tahap Pengamatan (Observasi)
Saat siswa belajar PKn dengan menggunakan Strategi pembelajaran
inquiry discovery learning, guru bersama observer melakukan pemantauan
dan evaluasi terhadap jalannya perlakuan tindakan. Pengamatan ini
meliputi: pertama, pengamatan terhadap guru selama melaksanakan proses
pembelajaran dan kedua, pengamatan terhadap siswa selama mengikuti
proses pembelajaran.
1) Pengamatan Terhadap Guru
Berikut tabel pengamatan terhadap guru melaksanakan Strategi
pembelajaran inquiry discovery learning dalam pembelajaran:
48
Tabel 4.2
Pengamatan Terhadap Guru Siklus I
No Aspek yang Dinilai Skor Persentase Kriteria
1 Persiapan guru memulai
kegiatan pembelajaran 1 25% Kurang
2 Memberikan apersepsi 4 100% Sangat Baik
3 Menyampaikan pengarahan
tentang pembelajaran 2 50% Cukup
4 Membagi kelompok 2 50% Cukup
5 Kemampuan guru memberikan
Motivasi 2 50% Cukup
6 Diskusi dan penjelasan konsep 3 75% Baik
7 Kemampuan menggunakan
metode 3 75% Baik
8 Kemampuan mengarahkan siswa 1 25% Kurang
Jumlah 18 450% Cukup
Rata-Rata 2,3 56%
Kriteria Penskoran
Skor 1,0 – 1,4 : Pembelajaran Kurang Baik
Skor 1,5 – 2,4 : Pembelajaran Cukup Baik
Skor 2,5 – 3,4 : Pembelajaran Baik
Skor 3,5 – 4,0 : Pembelajaran Sangat Baik
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata prosentase
penilaian total dari hasil pengamatan terhadap guru pada siklus I mencapai
rata-rata skor 2,3 dengan rata-rata persentase 56% sehingga dapat
disimpulkan bahwa hasil pengamatan terhadap guru pada siklus I tergolong
dalam kategori cukup.
2) Pengamatan Terhadap Siswa
49
Selanjutnya prosentase penilaian dari hasil pengamatan
terhadap siswa selama pelaksanakan pembelajaran PKn dengan
menggunakan Strategi pembelajaran inquiry discovery learning dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4. 3
Hasil Pengamatan Motivasi Siswa Siklus I
N
o Nama Siswa
Keaktifan Kerjasama Kedisiplinan Perhatian
A B C D A B C D A B C D A B C D
1 AM
2 DA
3 DP
4 EE
5 FN
6 IS
7 MF
8 MR
9 M.RI
10 MK
11 NA
12 AL
13 PA
14 RP
15 SA
16 SK
17 WA
18 RA
Jumlah 3 6 5 4 7 4 6 1 10 3 4 1 5 8 3 2
Persentase 16,7 33,3 27,8 22,2 38,9 22,2 33,3 5,6 55,6 16,7 22,2 5,6 27,8 44,4 16,7 11,1
Kriteria Penskoran
Skor A : Sangat Baik
Skor B : Baik
Skor C : Cukup
Skor D : Kurang
50
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap motivasi belajar siswa di
atas diketahui bahwa:
(1) Pengamatan Keaktifan Siswa dalam Belajar
Tabel 4.4
Keaktifan Siwa pada Siklus I
No Kategori Jumlah Siswa Persentase
1 Sangat Baik 3 16,7
2 Baik 6 33,3
3 Cukup 5 27,8
4 Kurang 4 22,2
Jumlah 18 100
Dari tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 4 siswa atau 22,2%
siswa kurang aktif dalam pembelajaran. 5 siswa atau 27,8% siswa
keaktifannya cukup aktif. Sedangkan 6 siswa 33,3% siswa sudah aktif
dalam memperhatikan pelajaran, dan 3 siswa atau 16,7% siswa telah fokus
dalam perhatiannya (Sangat baik keaktifannya). Gambaran hasil
pengamatan tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Gambar 4.6
Grafik Keaktifan Siwa pada Siklus I
51
(2) Pengamatan Kerjasama Siswa dalam Belajar
Tabel 4.5
Kerjasama Siswa pada Siklus I
No Kategori Jumlah Siswa Persentase
1 Sangat Baik 7 38,9
2 Baik 4 22,2
3 Cukup 6 33,3
4 Kurang 1 5,6
Jumlah 18 100
Dari tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 1 siswa atau 5,6%
siswa kurang dalam kerjasamanya dalam pembelajaran. 6 siswa atau 33,3%
siswa kerjasamanya cukup baik. Sedangkan 4 siswa 22,2% siswa sudah baik
dalam bekerjasama memecahkan masalah. Dan 7 siswa atau 38,9% siswa
sangat baik dalam bekerjasama memecahkan masalah. Gambaran hasil
pengamatan tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Gambar 4.7
Grafik Kerjasama Siwa pada Siklus I
52
(3) Pengamatan Kedisiplinan Siswa dalam Belajar
Tabel 4.6
Kedisiplinan Siwa pada Siklus I
No Kategori Jumlah Siswa Persentase
1 Sangat Baik 10 55,6
2 Baik 3 16,7
3 Cukup 4 22,2
4 Kurang 1 5,6
Jumlah 18 100
Dari tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 1 siswa atau 5,6%
siswa kurang dalam kedisiplinannya dalam pembelajaran. 4 siswa atau
22,2% siswa kedisiplinannya cukup baik. Sedangkan 3 siswa 16,7% siswa
sudah baik dalam kedisiplinannya. Dan 10 siswa atau 55,6% siswa sangat
baik dalam kedisiplinannya. Gambaran hasil pengamatan tersebut dapat
dilihat pada grafik di bawah ini:
Gambar 4.8
Grafik Kedisiplinan Siwa pada Siklus I
53
(4) Pengamatan Perhatian Siswa dalam Belajar
Tabel 4.7
Perhatian Siwa pada Siklus I
No Kategori Jumlah Siswa Persentase
1 Sangat Baik 5 27,8
2 Baik 8 44,4
3 Cukup 3 16,7
4 Kurang 2 11,1
Jumlah 18 100
Dari tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 2 siswa atau 11,1%
siswa kurang perhatiannya dalam pembelajaran. 3 siswa atau 16,7% siswa
perhatiannya cukup baik. Sedangkan 8 siswa 44,4% siswa sudah baik dalam
perhatiannya. Dan 5 siswa atau 27,8% siswa sangat baik dan focus dalam
memperhatikan pelajarannya. Gambaran hasil pengamatan tersebut dapat
dilihat pada grafik di bawah ini:
Gambar 4.9
Grafik Perhatian Siwa pada Siklus I
54
3) Pelaksanaan Refleksi Siklus I
Dalam pembelajaran siklus I sudah sesuai dengan pembelajaran PKn
yang menggunakan Strategi pembelajaran inquiry discovery learning. Rencana
pembelajaran siklus I ini sudah sesuai dengan pembelajaran yang
menggunakan Strategi pembelajaran inquiry discovery learning. Kegiatan guru
dalam pembelajaran ini sudah baik, ada beberapa aspek yang belum mencapai
100% antara lain Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran 25%,
kemampuan mengelola waktu pembelajaran 50%, menyampaikan pengarahan
tentang pembelajaran 50%, membagi kelompok 50%, kemampuan guru
memberikan motivasi 50%, diskusi dan penjelasan konsep 75%, kemampuan
menggunakan metode 75% dan kemampuan mengarahkan siswa 25%. Inilah
yang menjadi tindakan lebih lanjut ke siklus II agar lebih baik.
Setelah dianalisis dapat disimpulkan bahwa pada saat proses
pembelajaran siklus I terjadi hambatan antara lain:
a) Ada beberapa siswa yang nilainya rendah, tertinggal dengan
temannya, disebabkan karena kurang memahami materi pada saat guru
sedang memberikan pelajaran di kelas, seperti beberapa siswa ada yang
bergurau sendiri, ada pula siswa yang mengantuk dikelas.
b) Pada saat diskusi terlihat ada siswa yang pasif dan diam, disebabkan
karena takut pada temannya yang lebih pandai, mungkin diri siswa
tersebut merasa kurang pandai daripada temannya tersebut.
c) Ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam kelompoknya, dikarenakan
jumlah kelompok yang terlalu besar, sehingga kerja kelompok tersebut
kurang maksimal.
d) Suasana kelas sedikit ramai bila ada waktu luang, karena siswa lebih
banyak suka bergurau daripada belajar sendiri dikelas walau ada waktu
luang yang diberikan oleh guru kelas pada waktu guru sedang
meninggalkan kelas.
Dengan munculnya hambatan pada saat penelitian, maka perlu adanya
perbaikan yang dilanjutkan pada penelitian dalam siklus II.
55
3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
1) Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, rencana tindakan siklus II
adalah sebagai berikut:
a) Guru dan observer menentukan materi dan lembar kerja siswa yang
nantinya akan diberikan kepada siswa;
b) Menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan pada saat
pembelajaran;
c) Menyiapkan instrumen penelitian yang berupa lembar catatan lapangan
dan lembar kerja siswa menggunakan Strategi pembelajaran inquiry
discovery learning ;
d) Menyiapkan skenario pelaksanaan tindakan saat pembelajaran.
2) Implementasi Tindakan
Implementasi tindakan pada siklus II ini dilaksanakan dalam 2 kali
pertemuan. Kegiatan pembelajaran baik pada pertemuan pertama maupun
kedua berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Wali kelas V
hadir sebagai observer yang mengamati aktivitas siswa satu persatu
kemudian dicatat pada lembar observasi. selain itu observer juga melakukan
penilaian pada peneliti ketika mengajar dikelas. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran pada pertemuan
selanjutnya. Implementasi tindakan pembelajaran PKn dengan Strategi
pembelajaran inquiry discovery learning pada siklus II terdiri dari
apersepsi, eksplorasi, diskusi, pengumpulan tugas kelompok. langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut:
Pada tahap apersepsi. Guru mengkondisikan siswa agar siap
mengikuti kegiatan pembelajaran, guru membawa siswa untuk
mengungkapkan hal-hal yang pernah dipelajari pada siklus sebelumnya dan
menanyakan secara langsung tentang memahami pentingnya keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia
56
Pada tahap eksplorasi. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok
yang berdasarkan jenis kelamin siswa, dan membagikan soal yang
digunakan untuk melakukan observasi dan diskusi pada penjelajahan.
Gambar 4.10
Aktivitas Observasi siswa dan Diskusi Pada Penjelajahan
Tahap diskusi, Guru memberikan penjelasan tentang pelaksanaan
penjelajahan serta mengulas sedikit tentang memahami pentingnya keutuhan
57
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Guru berusaha menjelaskan materi
dengan sejelas-jelasnya sehingga membuat siswa semakin mengerti dan
paham tentang memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Gambar 4.11
Aktivitas Diskusi Guru dan Siswa Pada Siklus II
Tahap pengumpulan tugas, setelah berdiskusi dengan
kelompoknya dan mengerjakan tugas. Setiap kelompok melaporkan hasil
pengamatannya tentang pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
58
Gambar 4.12
Aktivitas Pelaporan Pengamatan Siswa Pada Siklus II
3) Tahap Pengamatan (Observasi) Tindakan
a) Pengamatan Terhadap Guru
Dalam pembelajaran ini tugas guru adalah sebagai motivator
dan fasilitator. Kegiatan guru pada pembelajaran siklus II ini lebih baik
daripada siklus I. Hasil presentase dapat dilihat di bawah ini:
59
Tabel 4.8
Pengamatan Terhadap Guru Siklus II
No Aspek yang Dinilai Skor Persent
ase Kriteria
1 Persiapan guru memulai kegiatan
pembelajaran 4 100% Sangat Baik
2 Memberikan apersepsi 4 100% Sangat Baik
3 Menyampaikan pengarahan
tentang pembelajaran 4 100% Sangat Baik
4 Membagi kelompok 3 75% Baik
5 Kemampuan guru memberikan
motivasi 4 100% Sangat Baik
6 Diskusi dan penjelasan konsep 4 100% Sangat Baik
7 Kemampuan menggunakan
metode 4 100% Sangat Baik
8 Kemampuan mengarahkan siswa 3 75% Baik
Jumlah 30 750
Sangat Baik Rata-Rata
3,8 94%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata prosentase
penilaian total dari hasil pengamatan terhadap guru pada siklus II mencapai
rata-rata skor 3,8 dengan rata-rata persentase 94% sehingga dapat
disimpulkan bahwa hasil pengamatan terhadap guru pada siklus II tergolong
dalam kategori Sangat Baik.
b) Pengamatan Terhadap Siswa
Selanjutnya prosentase penilaian dari hasil pengamatan terhadap
siswa selama pelaksanakan pembelajaran PKn dengan menggunakan
Strategi pembelajaran inquiry discovery learning dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
60
Tabel 4.9
Hasil Pengamatan Motivasi Siswa Siklus II
N
o Nama Siswa
Keaktifan Kerjasama Kedisiplinan Perhatian
A B C D A B C D A B C D A B C D
1 AM
2 DA
3 DP
4 EE
5 FN
6 IS
7 MF
8 MR
9 M.RI
10 MK
11 NA
12 AL
13 PA
14 RP
15 SA
16 SK
17 WA
18 RA
Jumlah 16 2 0 0 14 4 0 0 15 2 1 0 15 3 0 0
Persentase 88,9 11,1 0,0 0,0 77,8 22,2 0,0 0,0 83,3 11,1 5,6 0,0 83,3 16,7 0,0 0,0
Kriteria Penskoran
Skor A : Sangat Baik
Skor B : Baik
Skor C : Cukup
Skor D : Kurang
61
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap motivasi belajar siswa di
atas diketahui bahwa:
(1) Pengamatan Terhadap Kaktifan Siswa dalam Belajar
Tabel 4.10
Keaktifan Siwa pada Siklus II
No Kategori Jumlah Siswa Persentase
1 Sangat Baik 16 88,9
2 Baik 2 11,1
3 Cukup
-
4 Kurang
-
Jumlah 18 100
Dari tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 2 siswa atau 11,1%
siswa sudah baik keaktifannya dalam memperhatikan pelajaran. Dan 8 siswa
atau 44,4% siswa telah fokus dalam perhatiannya (Sangat baik
keaktifannya). Gambaran hasil pengamatan tersebut dapat dilihat pada
grafik di bawah ini:
Gambar 4.13
Grafik Keaktifan Siwa pada Siklus II
62
(5) Pengamatan Terhadap Kerjasama Siswa dalam Belajar
Tabel 4.11
Kerjasama Siswa pada Siklus II
No Kategori Jumlah Siswa Persentase
1 Sangat Baik 14 77,8
2 Baik 4 22,2
3 Cukup
-
4 Kurang
-
Jumlah 18 100
Dari tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 4 siswa atau 22,2%
siswa sudah baik kerjasamanya. Dan 14 siswa atau 50% siswa telah
bekerjasama dengan sangat baik. Gambaran hasil pengamatan tersebut dapat
dilihat pada grafik di bawah ini:
Gambar 4.14
Grafik Kerjasama Siwa pada Siklus II
63
(6) Pengamatan Kedisiplinan Siswa dalam Belajar
Tabel 4.12
Kedisiplinan Siwa pada Siklus II
No Kategori Jumlah Siswa Persentase
1 Sangat Baik 15 83,3
2 Baik 2 11,1
3 Cukup 1 5,6
4 Kurang
-
Jumlah 18 100
Dari tabel di atas diketahui bahwa 1 siswa atau 5,6% siswa
kedisiplinannya cukup baik. Sedangkan 2 siswa 11,1% siswa sudah baik
dalam kedisiplinannya. Dan 15 siswa atau 83,3% siswa sangat baik dalam
kedisiplinannya. Gambaran hasil pengamatan tersebut dapat dilihat pada
grafik di bawah ini:
Gambar 4.15
Grafik Kedisiplinan Siswa pada Siklus II
64
(7) Pengamatan Perhatian Siswa dalam Belajar
Tabel 4.13
Perhatian Siswa pada Siklus II
No Kategori Jumlah Siswa Persentase
1 Sangat Baik 15 83,3
2 Baik 3 16,7
3 Cukup
-
4 Kurang
-
Jumlah 18 100
Dari tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 3 siswa atau 16,7%
siswa sudah baik dalam perhatiannya. Dan 8 siswa atau 44,4% siswa sangat
baik dan focus dalam memperhatikan pelajarannya. Gambaran hasil
pengamatan tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Gambar 4.16
Grafik Perhatian Siswa pada Siklus II
Jumlah Siswa
Persentase0
20
40
60
80
100
Sangat Baik BaikCukup
Kurang
15
3
83.3
16.7
- -
Jumlah Siswa
Persentase
65
4) Pelaksanaan Refleksi Siklus II
Pelaksanaan siklus II berpedoman pada rencana pembelajaran sikus
II yang telah dibuat. Pada siklus II ini berdasarkan pengamatan kegiatan
guru dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan Strategi
pembelajaran inquiry discovery learning dalam kategori sangat baik yaitu
mencapai rata-rata 3,7 atau 93%. Pengamatan terhadap siswa juga
mengalami kemajuan dari siklus I. ke siklus II. Hal ini ditunjukkan pada
siswa lebih aktif dalam pembelajaran, mereka melakukan diskusi untuk
memecahkan masalah dengan baik, mampu bekerjasama dengan kelompok
serta disiplin yang tergolong baik. Kegiatan guru pada siklus II juga
menunjukkan bahwa guru lebih aktif, mampu memotivasi siswa dan
mampu menjelaskan materi dengan baik serta melaksanakan perannya yang
utama sebagai fasilitator dan pendamping siswa dalam melakukan
penjelajahan.
Berdasarkan hasil pada siklus II, maka tindakan dalam siklus
dihentikan, karena hasil yang diharapkan sudah maksimal dan sudah
mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan.
B. Analisis Data
Pada bagian analisis data ini menjelaskan analisis data hasil penelitian
yang meliputi skor motivasi belajar dan hasil observasi aktivitas belajar
siswa.
1. Analisis Skor Motivasi Belajar Siswa
a. Skor Motivasi Belajar Siswa Siklus I
Perolehan skor angket motivasi belajar siswa pada siklus I
terlihat pada tabel di bawah ini:
66
Tabel 4.14
Skor Rata-Rata Hasil Angket Siklus I
No Instrumen Motivasi Skor
1 Semangat untuk mengikuti pelajaran 77,78
2 Senang belajar PKn yang berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari 66,67
3 Merasa terganggu kalau ada yang ribut 70,83
4 Saya dapat belajar dalam keadaan apapun 65,28
5 Saya lebih senang bermain daripada belajar 70,83
6 Jika saya tidak pahamdengan materi yang di ajarkan
oleh guru‚saya diam saja 70,83
7 Meskipun nilai ulangan saya cukup tinggi saya tetap
berusaha mendapatkan nilai PKn yang lebih tinggi 62,50
8 Senang membaca materi PKn walaupun tidak disuruh
guru 69,44
9 Saya akan bertanya kepada siapapun jika saya tidak
mengetahuinya 69,44
10 Saya memiliki cita-cita untuk memotivasi saya
belajar 61,11
11 Saya tidak memiliki cita-cita untuk memotivasi saya
belajar 62,50
12 Saya senang jika guru memuji atas prestasi belajar
PKn saya 70,83
13 Saya akan meminta remedial jika nilai saya jelek 65,28
14 Saya sudah cukup puas dengan nilais aya yang jelek‚ yang penting memenuhi nilai KKM
69,44
15 Menargetkan menjadi juara kelas hanya membebani
pikiran saya 77,78
16 Saya selalu ingin menjadi peringkat satu di kelas 61,11
17 Saya merasa senang dan tertarik saat belajar sesuatu
yang baru 69,44
Rata-Rata 68,30
Berdasarkan tabel 4.14 di atas perolehan skor motivasi belajar
siswa pada siklus I sebesar 68,30. Skor ini belum mencapai target
indikator keberhasilan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
67
b. Skor Motivasi Belajar Siswa Siklus II
Tabel 4.15
Skor Rata-Rata Hasil Angket Siklus II
No Instrumen Motivasi Skor
1 Semangat untuk mengikuti pelajaran 84,72
2 Senang belajar PKn yang berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari 76,39
3 Merasa terganggu kalau ada yang ribut 81,94
4 Saya dapat belajar dalam keadaan apapun 76,39
5 Saya lebih senang bermain daripada belajar 80,56
6 Jika saya tidak pahamdengan materi yang di ajarkan
oleh guru‚saya diam saja 79,17
7 Meskipun nilai ulangan saya cukup tinggi saya tetap
berusaha mendapatkan nilai PKn yang lebih tinggi 76,39
8 Senang membaca materi PKn walaupun tidak disuruh
guru 81,94
9 Saya akan bertanya kepada siapapun jika saya tidak
mengetahuinya 80,56
10 Saya memiliki cita-cita untuk memotivasi saya
belajar 81,94
11 Saya tidak memiliki cita-cita untuk memotivasi saya
belajar 81,94
12 Saya senang jika guru memuji atas prestasi belajar
PKn saya 79,17
13 Saya akan meminta remedial jika nilai saya jelek 81,94
14 Saya sudah cukup puas dengan nilais aya yang jelek‚ yang penting memenuhi nilai KKM
81,94
15 Menargetkan menjadi juara kelas hanya membebani
pikiran saya 86,11
16 Saya selalu ingin menjadi peringkat satu di kelas 83,33
17 Saya merasa senang dan tertarik saat belajar sesuatu
yang baru 80,56
Rata-Rata 80,88
Berdasarkan tabel 4.15 di atas perolehan skor motivasi belajar siswa
pada siklu II sebesar 80,88. Jika dibandingkan dengan skor motivasi belajar
siswa pada siklu I yang sebesar 68,30, maka skor motivasi belajar siswa
mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Dengan adanya
68
peningkatan motivasi belajar siswa pada pembelajaran PKn dan indikator
keberhasilan telah tercapai maka penelitian ini dihentikan pada Siklus II
sesuai dengan target yang direncanakan.
2. Analisis Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan Strategi
pembelajaran inquiry discovery learning dapat meningkatkan motivasi
belajar. Berikut gambaran hasil penelitian dengan menerapkan Strategi
pembelajaran inquiry discovery learning dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa:
Tabel 4.16
Aktivitas Belajar Siswa dari Siklus I – Siklus II
No Indikator Kategori Siklus I Siklus II
1 Kaeaktifan
Sangat Baik 16,7 88,9
Baik 33,3 11,1
Cukup 27,8 -
Kurang 22,2 -
2 Kerjasama
Sangat Baik 7,0 77,8
Baik 4,0 22,2
Cukup 6,0 -
Kurang 1,0 -
3 Kedisiplinan
Sangat Baik 55,6 83,3
Baik 16,7 11,1
Cukup 22,2 5,6
Kurang 5,6 -
4 Perhatian
Sangat Baik 27,8 83,3
Baik 44,4 16,7
Cukup 16,7 -
Kurang 11,1 -
C. Pembahasan
Pembelajaran dengan Strategi pembelajaran inquiry discovery
learning adalah kegiatan belajar dimana siswa menemukan pengalaman
belajarnya dengan jelajah alam sekitarnya yang dianggap menyenangkan, dan
dengan cara belajar yang menyenangkan, tetapi tetap berapa dalam koridor
69
kegiatan belajar dan mengajar. Siswa mencari arti sendiri dari apa yang
mereka pelajari. Mereka sendiri yang membuat penalaran atas apa yang
dipelajarinya dengan cara mencari dan memecahkan masalah,
mengungkapkan apa yang telah ia ketahui dengan suasana alam yang
menyegarkan membuat siswa lebih semangat dalam pembelajaran, sehingga
mereka menemukan pengalaman-pengalaman baru yang tidak diperoleh di
dalam kelas.
Sebagai sebuah metode, Strategi pembelajaran inquiry discovery
learning memanfaatkan alam sekitar kehidupan peserta didik baik
lingkungan fisik, sosial, budaya sebagai obyek belajar dengan cara
menemukan sendiri serta mempelajari fenomenanya melalui pemecahan
masalah dengan kerja ilmiah. Metode ini menekankan pada kegiatan
pembelajaran yang dikaitkan dengan situasi nyata, sehingga selain dapat
membuka wawasan berpikir yang beragam dari seluruh peserta didik, metode
ini memungkinkan peserta didik dapat mempelajari berbagai konsep dan cara
mengaitkannya dengan kehidupan nyata, sehingga hasil belajarnya lebih
berdaya guna bagi kehidupannya.
Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan Strategi
pembelajaran inquiry discovery learning dapat meningkatkan motivasi
belajar. Berikut gambaran hasil penelitian dengan menerapkan Strategi
pembelajaran inquiry discovery learning dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa:
1. Peningkatan Keaktifan Siswa Pra Siklus – Siklus II
70
Gambar 4.17
Grafik Keaktifan Siswa Siwa dari Pra Siklus I – Siklus II
Dari gambar grafik diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
keaktifan siswa dari Pra Siklus sampai Siklus II mengalami perubahan
perbaikan, jadi penerapan Strategi pembelajaran inquiry discovery
learning dapat meningkatkan keaktifan siswa, itu terbukti dari kategori
yang kurang (D) terus menurun dan kategori sangat baik (A) terus
meningkat.
2. Peningkatan Kerjasama Siswa Pra Siklus – Siklus II
Gambar 4.18
Grafik Kerjasama Siswa dari Pra Siklus I – Siklus II
Dari gambar grafik diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kerjasama
siswa dalam pembelajaran PKn dengan penerapan Strategi pembelajaran
inquiry discovery learning dapat menunculkan banyak kerjasama, dan dari
Pra Siklus sampai Siklus II mengalami perubahan perbaikan, itu terbukti
dari kategori yang kurang (D) terus menurun dan kategori sangat baik (A)
terus meningkat.
71
3. Peningkatan Kerjasama Siswa Pra Siklus – Siklus II
Gambar 4.19
Grafik Kedisiplinan Siswa dari Pra Siklus I – Siklus II
Dari gambar grafik di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kedisiplinan
siswa dalam pembelajaran PKn dengan penerapan Strategi pembelajaran
inquiry discovery learning dapat menunculkan banyak kerjasama, dan dari
Pra Siklus sampai Siklus II mengalami perubahan perbaikan, itu terbukti
dari kategori yang kurang (D) terus menurun dan kategori sangat baik (A)
terus meningkat.
4. Peningkatan Perhatian Siswa Pra Siklus – Siklus II
Gambar 4.20
Grafik Perhatian Siswa dari Pra Siklus I – Siklus II
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
-
50.00
100.00
SangatBaik
BaikCukup
Kurang
0.11 0.17
0.28 0.45
55.6
16.7 22.2
5.6
83.3
11.1 5.6
-
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
-
50.00
100.00
Sangat Baik BaikCukup
Kurang
0.11 0.17
0.28 0.45
55.6
16.7 22.2
5.6
83.3
11.1 5.6
-
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
72
Dari gambar grafik di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perhatian
siswa dalam pembelajaran PKn dengan penerapan Strategi pembelajaran
inquiry discovery learning dapat menunculkan banyak kerjasama, dan dari
Pra Siklus sampai Siklus II mengalami perubahan perbaikan, itu terbukti
dari kategori yang kurang (D) terus menurun dan kategori sangat baik (A)
terus meningkat.
73
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
PKn dengan penerapkan metode Strategi pembelajaran inquiry discovery
learning adalah sebagai berikut:
1. Motivasi belajar siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh
Tangerang meningkat signifikan, itu terlihat dari nilai pengamatan,
Peningkatan ini ditunjukkan pada skor angket motivasi belajar siswa yang
dicapai antara siklus I (68,30%) dan siklus II (80,88%) peningkatan
prosentase 12,58%
2. Pembelajaran dengan penerapkan Strategi pembelajaran inquiry discovery
learning berdampak positif bagi siswa yaitu:
a. Siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, Peningkatan
ini ditunjukkan pada siklus I (16,70%) dan siklus II (88,90%)
peningkatan prosentase 72,20%
b. Siswa menjadi lebih kooperatif (kerjasama) dalam belajar, ini
ditunjukkan pada siklus I (7,0%) dan siklus II (77,8%) peningkatan
prosentase 70,8%
c. Siswa menjadi lebih disiplin dalam belajar, ini ditunjukkan pada siklus I
(55,6%) dan siklus II (83,3%) peningkatan prosentase 27,7%
d. Siswa menjadi lebih perhatian terhadap pelajaran, ini ditunjukkan pada
siklus I (27,8%) dan siklus II (83,3%) peningkatan prosentase
65,5%
B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian yang telah dikemukakan
di atas, saran untuk penelitian ini adalah sebagai berikut.
73
74
1. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran
khususnya pembelajaran PKn untuk menerapkan Strategi pembelajaran
inquiry discovery learning sehingga pembelajaran menjadi lebih optimal.
2. Guru dalam mengajar hendaknya harus melibatkan siswa secara aktif
agar siswa merasa lebih dihargai dan diperhatikan sehingga akan
meningkatkan perilaku belajar yang baik.
3. Dalam kegiatan pembelajaran hendaknya siswa dimotivasi untuk mampu
mengungkapkan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
siswa akan mampu mengkonstruksikan pengalamannya ke dalam konsep
pelajaran yang sedang dipelajarinya.
75
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi‚ Joko Tri Prasetyo‚Strategi Belajar Mengajar‚(Bandung: Pustaka
Setia‚ 2007)
Arifin‚ Zainal, Evaluasi Pembelajarn‚ (Bandung:PT. Remaja Rosda Karya‚ 2012)
Arikunto‚ Suharsemi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik‚ (Jakarta:
PT. Rineka Cipta‚ 2010)
Asrori‚ M., Penelitian Tindakan Kelas‚ (Bandung: CV. Wacana Prima‚ 2009)
B. Uno, Hamzah‚ Teori Motivasi dan Pengukurannya‚(Jakarta‚ Bumi Aksara‚
2008)
Djamarah dan Zain‚ Aswan, Strategi Belajar Mengajar‚ (Jakarta: Rineka Cipta‚
2006)
Junaidi‚ dkk‚ Pendidikan Kewarganegaraan‚ (Surabaya; Lapis-PGMI‚ 2009)
Khaeruddin, dkk, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Yogyakarta:
Nuansa Aksara, 2007)
Khodijah, Nyanyu‚ Psikologi Pendidikan‚(Jakarta: RajaGrafindo Persada‚ 2014)
Mudjiono‚ Dimyati‚ Belajar dan Pembelajaran‚(Jakarta: Rineka Cipta‚ 2013)
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005)
Murtado Amin‚ dkk.‚ Pembelajaran PKn MI‚ (Surabaya: LAPIS-PGMI‚ 2009)
Musfah, Jejen‚ Peningkatan Kompetensi Guru‚ (Jakarta: Kencana‚ 2011)
Nuraida dan Alkaf‚ Halid, Metodologi Penelitian Pendidikan‚ (Jakarta: Islamic
Research Publishing‚ 2009)
Ormrod, Jeanne Ellis ‚ Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan
Berkembang‚(Jakarta: Erlangga‚ 2008)
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2010)
Sabri, Alisuf‚ Psikologi Pendidikan (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya‚ 2010)
Sanjaya‚ Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan‚(Jakarta: Prenada media Group‚ 2006)
75
76
Sardiman‚ Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar‚(Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada‚ 2004)
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru‚(Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya‚ 2010)
Syarifudin‚ H.E. dkk..‚Strategi Belajar Mengajar‚ (Jakarta: Diadet Media‚ 2010)
Trianto, Mendesain Model Pembelajarn Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana,
2010)
Yudhistira‚ Dadang, Menulis Penelitian Tindakan Kelas Yang APIK‚ (Jakarta:
Mulya Abadi‚ 2012)
77
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( R P P )
Nama Sekolah : MI. TA’LIM MUBTADI I
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/ Semester : V / I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 pertemuan).
Standar Kompetensi 1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
I. Kompetensi Dasar
1.1. Mendeskripsikan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
II. Indikator
Menjelaskan pengertian NKRI
Menyebutkan nama-nama provinsi yang menjadi wilayah NKRI pada
awal kemerdekaan.
Memahami batas-batas wilayah NKRI.
III. Tujuan Pembelajaran
Melalui Strategi pembelajaran inquiry discovery learning siswa dapat
menjelaskan pengertian NKRI‚ menyebutkan nama-nama provinsi yang
menjadi wilayah NKRI pada awal kemerdekaan‚ dan memahami batas-batas
wilayah NKRI.
Karakter siswa yang diharapkan : Religius‚ Rasa ingin tahu, rasa
kebangsaan, cinta tanah air,
bertanggung jawab, kerja sama.
IV. Materi Ajar
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Batas wilayah NKRI
V. Metode Pembelajaran Information search
Inquiri Discovery Learning
78
VI. Langkah-langkah Kegiatan
A. Pendahuluan (5 Menit)
KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA NILAI
KARAKTER
Mengucapkan salam dan
mengajak siswa berdo’a
untuk mengawali pelajaran
Mengajukan pertanyaan
hubungan materi
sebelumnya dengan tujuan
pembelajaran yang akan
dipelajari saat ini
Menyampaikan tujuan
atau indokator
pembelajaran
Menjawab salam dan
berdo’a bersama
mengawali kegiatan
belajar
Menjawab
sepengetahuan siswa
dan memahami tujuan
pembelajaran yang akan
dipelajari
Memperhatikan tujuan
pembelajaran yang
dijelaskan oleh guru
Religious
Rasa Ingin
tahu
B. Kegiatan Pembelajaran
B.1. Eksplorasi (30 menit)
KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA NILAI
KARAKTER
o Guru membagi peserta
didik dalam 3 kelompok
o Guru meminta peserta
didik untuk membuka dan
membaca buku siswa
o Guru mempresentasikan
secara singkat tentang
pengertian NKRI
o Guru menyiapkan peta
buta dan menugaskan
kepada tiap kelompok
untuk mencari dan
menemukan provinsi-
provinsi yang menjadi
wilayah NKRI pada awal
kemerdekaan.
o Siswa mengkondisikan
diri berkelompok
dengan teman-teman
yang sudah ditentukan
guru
o Siswa membuka dan
membaca buku
pelajaran PKn yang
diarahkan oleh guru
o Siswa memperhatikan
penjelasan guru tentang
pengertian NKRI
o Siswa mengamati peta
untuk mencari dan
menemukan provinsi-
provinsi yang menjadi
wilayah NKRI pada
awal kemerdekaan.
Kerjasama
Cinta tanah
air
Tekun dan
tanggung
jawab
79
o Guru menugaskan kepada
masing-masing kelompok
untuk berdiskusi tentang
batas-batas wilayah NKRI
dengan mencari informasi
dari buku LKS dan buku
paket PKn kelas V serta
buku dari sumber lain yang
sesuai dengan materi.
o Melalui tahapan
mengidentifikasi‚
merumuskan‚
menyusun jawaban
sementara‚
pengumpulan data‚
mengolah data‚
merumuskan
kesimpulan hasil
pembuktian‚dan
melakukan pembuktian
melalui buku LKS dan
buku paket kelas V
serta buku dari sumber
lain yang mendukung
dan sesuai dengan
materi.
B.2. Elaborasi (20 Menit)
KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA NILAI
KARAKTER
o Guru mengamati dan
membimbing proses belajar
kelompok
o Dalam kegiatan
membimbing‚ guru
membuka kesempatan untuk
bertanya tentang hal-hal
yang belum jelas berkenaan
dengan batas wilayah
NKRI.
o Setelah proses diskusi‚ guru
meminta perwakilan
kelompok untuk
mempresentasikan hasil
temuannya
o Siswa menemukan
hasil pencarian tentang
provinsi pada awal
kemerdekaan dan
batas-batas wilayah
NKRI dari pencarian
informasi melalui buku
LKS dan paket PKn
Kelas V dan buku
sumber lain yang
sesuai dengan materi.
o Siswa mengajukan
pertanyaan tentang hal-
hal yang belum jelas
tentang propinsi-
provinsi yang menjadi
wilayah NKRI pada
awal kemerdekaan dan
batas-batas wilayah
NKRI.
o Wakil dari masing-
masing kelompok
mempresentasikan
hasil temuannya
Tanggung
jawab
80
B.3. Konfirmasi (10 Menit)
KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA NILAI
KARAKTER
o Setelah perwakilan siswa
dari setiap kelompok
mempresentasikan hasil
diskusi‚ guru memberikan
penguatan dan meluruskan
yang salah tentang propinsi-
provinsi yang menjadi
wilayah NKRI pada awal
kemerdekaan dan batas-
batas wilayah NKRI.
o Setelah proses konfirmasi‚
guru menjelaskan tentang
pentingnya keutuhan NKRI
o Siswa memperhatikan
penguatan yang
diberikan oleh guru
Rasa hormat
dan perhatian
C. Penutup (5 menit)
KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA NILAI
KARAKTER
o Bersama siswa
menyimpulkan hasil
kegiatan inti tentang
propinsi-provinsi yang
menjadi wilayah NKRI pada
awal kemerdekaan dan
batas-batas wilayah NKRI.
o Guru mengajukan post test
kompetensi hasil
pembelajaran dan meminta
siswa mengangkat tangan
yang sanggup menjawab
o Guru memberikan
apersepsi‚ dan motivasi
setelah proses belajar
berlangsung utamanya bagi
yang berpartisipasi dan aktif
selama pembelajaran juga
guru meminta siswa untuk
membaca materi untuk
minggu depan dirumah
o Bersama guru siswa
menyimpulkan tentang
propinsi-provinsi yang
menjadi wilayah NKRI
pada awal
kemerdekaan dan
batas-batas wilayah
NKRI.
o Mengerjakan post test
kompetensi secara
individu melalui teknik
acak
o Bersama guru
memberikan appersepsi
dan meresapi motivasi
yang diberikan oleh
guru serta membuat
catatan tugas membaca
dirumah untuk materi
minggu depan
Disiplin
Mandiri
Gemar
membaca
81
VII. Sumber/Bahan Belajar
Peta Indonesia.
Buku paket PKN untuk Sekolah Dasar Kelas V, terbitan BSE
Buku LKS
Buku-buku perpustakaan
VIII. Media Belajar
Kertas HVS
Peta
IX. Penilaian
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Instrumen/ Soal
Skor
Nilai
Menjelaskan
pengertian NKRI
Menyebutkan
nama-nama
provinsi yang
menjadi wilayah
NKRI pada awal
kemerdekaan.
Memahami batas-
batas wilayah
NKRI.
Tugas
kelompok
Tes lisan
Laporan
Jelaskan pengertian
NKRI!
sebutkan nama-
nama provinsi yang
menjadi wilayah
NKRI pada awal
kemerdekaan dan
nama-nama
provinsi hingga
sekarang!
Sebutkan batas-
batas wilayah
geografis Indonesia
! .
Apa saja batas-
batas wilayah
NKRI!
20
30
25
25
Jumlah skor Nilai 100
Cipondoh, 14 Agustus 2014
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mapel PKN.
Drs. KOMARUDDIN SURYANIH
NIP : NIP :
82
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( R P P )
Nama Sekolah : MI. TA’LIM MUBTADI I
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/ Semester : V / I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 pertemuan).
Standar Kompetensi
1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
I. Kompetensi Dasar
1.2. Menjelaskan pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
II. Indikator
Memahami arti penting keutuhan NKRI.
Menjelaskan fungsi Pancasila sebagai perekat persatuan bangsa.
Menjelaskan makna kesatuan wilayah Indonesia dari keempat segi
kehidupan bernegara (politik, sosial budaya, ekonomi, pertahanan-
keamanan).
III. Tujuan Pembelajaran
Melalui Strategi pembelajaran inquiry discovery learning Siswa dapat
memahami arti penting keutuhan NKRI‚ menjelaskan fungsi Pancasila
sebagai perekat bangsa‚ menjelaskan makna kesatuan wilayah
Indonesia dari keempat segi kehidupan bernegara (politik, sosial
budaya, ekonomi, pertahanan-keamanan).
Karakter siswa yang diharapkan : Religius‚ Rasa ingin tahu, rasa
kebangsaan, cinta tanah air,
bertanggung jawab, kerja sama.
IV. Materi Ajar
Arti penting keutuhan NKRI
Fungsi Pancasila sebagai perekat persatuan bangsa
Makna kesatuan wilayah Indonesia
V. Metode Pembelajaran
Information search
Inquiri Discovery Learning
83
VI. Langkah-langkah Kegiatan
A. Pendahuluan (5 Menit)
KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA NILAI
KARAKTER
Mengucapkan salam dan
mengajak siswa berdo’a
untuk mengawali pelajaran
Mengajukan pertanyaan
hubungan materi
sebelumnya dengan tujuan
pembelajaran yang akan
dipelajari saat ini
Menyampaikan tujuan
atau indokator
pembelajaran
Menjawab salam dan
berdo’a bersama
mengawali kegiatan
belajar
Menjawab
sepengetahuan siswa
dan memahami tujuan
pembelajaran yang akan
dipelajari
Memperhatikan tujuan
pembelajaran yang
dijelaskan oleh guru
Religious
Rasa Ingin
tahu
B. Kegiatan Pembelajaran
B.1. Eksplorasi (30 menit)
KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA NILAI
KARAKTER
o Guru membagi peserta
didik dalam 3 kelompok
o Guru meminta peserta
didik untuk membuka dan
membaca buku siswa
o Guru mempresentasikan
secara singkat tentang
pentingnya menjaga
keutuhan NKRI
o Guru mengajak siswa
keperpustakaan untuk
mencari informasi dari
sumber buku selain buku
PKn kelas V untuk
o Siswa mengkondisikan
diri berkelompok dengan
teman-teman yang sudah
ditentukan guru
o Siswa membuka dan
membaca buku pelajaran
PKn yang diarahkan
oleh guru
o Siswa memperhatikan
penjelasan guru tentang
pentingnya keutuhan
NKRI
o Siswa keluar kelas
kemudian pergi
keperpustakaan untuk
melakukan
tahapan
mengidentifikasi‚
merumuskan‚ menyusun
Kerjasama
Cinta tanah
air
84
mengetahui fungsi
Pancasila sebagai perekat
persatuan Bangsa.
jawaban sementara‚
pengumpulan data‚
mengolah data‚
merumuskan
kesimpulan hasil
pembuktian‚dan
melakukan pembuktian
dengan panduan buku
PKn kelas V dan buku
sumber lain yang ada
diperpustakaan sekolah.
Tekun dan
tanggung
jawab
B.2. Elaborasi (20 Menit)
KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA NILAI
KARAKTER
o Guru mengamati dan
membimbing proses belajar
kelompok
o Dalam kegiatan
membimbing‚ guru
membuka kesempatan untuk
bertanya tentang hal-hal
yang belum jelas berkenaan
dengan pentingnya keutuhan
NKRI.
o Setelah proses diskusi‚ guru
meminta perwakilan
kelompok untuk
mempresentasikan hasil
temuannya
o Siswa menemukan
hasil pengamatan
tentang pentingnya
keutuhan NKRI dan
fungsi pancasila
sebagai perekat
persatuan bangsa dari
pencarian informasi
melalui buku paket
PKn kelas V dan buku
sumber lain yang ada
diperpustakaan
sekolah.
o Siswa mengajukan
pertanyaan tentang hal-
hal yang belum jelas
tentang pentingnya
keutuhan NKRI.
o Wakil dari masing-
masing kelompok
mempresentasikan
hasil penemuannya
Tanggung
jawab
85
B.3. Konfirmasi (10 Menit)
KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA NILAI
KARAKTER
o Setelah perwakilan siswa
dari setiap kelompok
mempresentasikan hasil
diskusi‚ guru memberikan
penguatan dan meluruskan
yang salah tentang
pentingnya keutuhan NKRI
dan fungsi Pancasila sebagai
perekat persatuan Bangsa.
o Setelah proses konfirmasi‚
guru menjelaskan tentang
pentingnya keutuhan NKRI
o Siswa memperhatikan
penguatan yang
diberikan oleh guru
Rasa hormat
dan perhatian
C. Penutup (5 menit)
KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA NILAI
KARAKTER
o Bersama siswa
menyimpulkan hasil
kegiatan inti tentang
pentingnya keutuhan NKRI
dan fungsi Pancasila
terhadap keutuhan bangsa.
o Guru mengajukan post test
kompetensi hasil
pembelajaran dan meminta
siswa mengangkat tangan
yang sanggup menjawab
o Guru memberikan
apersepsi‚ dan motivasi
setelah proses belajar
berlangsung utamanya bagi
yang berpartisipasi dan aktif
selama pembelajaran‚
kemudian guru memberikan
tugas rumah kepada tiap
kelompok untuk
memecahkan masalah
melalui pencarian informasi
dari media internet serta
media-media lain mengenai
o Bersama guru siswa
menyimpulkan hasil
kegiatan inti tentang
pentingnya keutuhan
NKRI dan fungsi
Pancasila terhadap
keutuhan bangsa.
o Mengerjakan post test
kompetensi secara
individu melalui teknik
acak
o Bersama guru
memberikan appersepsi
dan meresapi motivasi
yang diberikan oleh
guru serta membuat
catatan tugas rumah
kepada tiap kelompok
untuk memecahkan
masalah melalui
pencarian informasi
dari media internet
serta media-media lain
mengenai apa saja
Disiplin
Mandiri
Gemar
membaca
86
apa saja makna kesatuan
wilayah Indonesia dari
keempat segi kehidupan
bernegara.
makna kesatuan
wilayah Indonesia dari
keempat segi
kehidupan bernegara.
VII. Sumber/Bahan Belajar
Peta Indonesia.
Buku paket PKN untuk Sekolah Dasar Kelas V, terbitan BSE
Internet
Lembar bahan diskusi
VIII. Media Belajar
Kertas HVS
Peta
IX. Penilaian
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Instrumen/ Soal
Skor
Nilai
Menjelaskan
pengertian NKRI
Menunjukkan
posisi garis
lintang dan garis
bujur NKRI.
Memahami tujuan
penetapan batas-
batas fisik NKRI.
Tugas
kelompok
Tes lisan
Laporan
Jelaskan pengertian
NKRI!
Tunjukkan posisi
garis lintang dan garis
bujur NKRI pada
peta!
Sebutkan batas-batas
wilayah geografis
Indonesia ! .
Apa saja tujuan
penetapan batas-batas
wilayah NKRI!
20
20
30
30
Jumlah skor Nilai 100
Cipondoh, 21 Agustus 2014
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mapel PKN.
Drs. KOMARUDDIN SURYANIH
NIP : NIP :
87
Lampiran 2
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU
SIKLUS I
Nama Guru : Suryanih
Hari / Tanggal : Kamis/14 Agustus 2014
Sekolah : MI. Ta’lim Mubtadi
Kelas / Semester : V/I
Berilah penilaian anda dengan mencantumkan tanda cek list () pada kolom
yang sesuai
No Aspek yang Dinilai Dilakukan Skor
Ya Tidak 1 2 3 4
1 Persiapan guru memulai kegiatan
pembelajaran
2 Kemampuan mengelola waktu
3 Memberikan apersepsi
4 Menyampaikan pengarahan tentang
pembelajaran
5 Membagi kelompok
6 Kemampuan guru memberikan
motivasi
7 Diskusi dan penjelasan konsep
8 Pengembangan aplikasi
9 Kemampuan menggunakan metode
10 Kemampuan mengarahkan siswa
Jumlah Skor Total 2 8 6 8
Rata-Rata 20 80 60 80
88
Kriteria Penskoran
Skor 1,0 – 1,4 : Pembelajaran Kurang Baik
Skor 1,5 – 2,4 : Pembelajaran Cukup Baik
Skor 2,5 – 3,4 : Pembelajaran Baik
Skor 3,5 – 4,0 : Pembelajaran Sangat Baik
Perhitungan Aktivitas Guru =
Keseimpulan : Aktivitas guru dalam kategori Cukup Baik
Tangerang, 14 Agustus 2014
Observer
(………………………….)
89
Lampiran 3
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
( Siklus I )
Mata Pelajaran : PKn (Pendidikan Kewarganegaraan)
Kelas / Semester : V / I
Hari / Tanggal : Kamis / 14 Agustus 2014
Fokus Observasi : Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran.
N
o Nama Siswa
Keaktifan Kerjasama Kedisiplinan Perhatian
A B C D A B C D A B C D A B C D
1 AM
2 DA
3 DP
4 EE
5 FN
6 IS
7 MF
8 MR
9 M.RI
10 MK
11 NA
12 AL
13 PA
14 RP
15 SA
16 SK
17 WA
18 RA
Jumlah 3 6 5 4 7 4 6 1 10 3 4 1 5 8 3 2
Persentase 16,7 33,3 27,8 22,2 38,9 22,2 33,3 5,6 55,6 16,7 22,2 5,6 27,8 44,4 16,7 11,1
90
Kriteria Penskoran
Skor A : Sangat Baik
Skor B : Baik
Skor C : Cukup
Skor D : Kurang
Tangerang, 14 Agustus 2014
Observer
(……………………….)
Guru (Peneliti)
(Suryanih)
91
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( R P P )
Nama Sekolah : MI. TA’LIM MUBTADI I
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/ Semester : V / I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 pertemuan).
Standar Kompetensi**
1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
I. Kompetensi Dasar
1.3. Menunjukkan contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
II. Indikator
Menjelaskan peranan siswa dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Meneladani sikap kepahlawanan
Menunjukkan contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia
III. Tujuan Pembelajaran
Melalui Strategi pembelajaran inquiry discovery learning Siswa dapat
Menjelaskan peranan siswa dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, meneladani sikap pahlawan dan menunjukkan
contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Karakter siswa yang diharapkan : Religius‚ Rasa ingin tahu, rasa
kebangsaan, cinta tanah air,
bertanggung jawab, kerja sama.
IV. Materi Ajar
Contoh-contoh atau ilustrasi perilaku yang baik dalam menjaga
keutuhan NKRI.
92
V. Metode Pembelajaran
Information search
Inquiri Discovery Learning
VI. Langkah-langkah Kegiatan
A. Pendahuluan (5 Menit)
KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA NILAI
KARAKTER
Mengucapkan salam dan
mengajak siswa berdo’a
untuk mengawali pelajaran
Mengajukan pertanyaan
hubungan materi
sebelumnya dengan tujuan
pembelajaran yang akan
dipelajari saat ini
Menyampaikan tujuan
atau indokator
pembelajaran
Menjawab salam dan
berdo’a bersama
mengawali kegiatan
belajar
Menjawab
sepengetahuan siswa
dan memahami tujuan
pembelajaran yang akan
dipelajari
Memperhatikan tujuan
pembelajaran yang
dijelaskan oleh guru
Religious
Rasa Ingin
tahu
B. Kegiatan Pembelajaran
B.1. Eksplorasi (30 menit)
KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA NILAI
KARAKTER
o Guru membagi peserta
didik dalam 3 kelompok
o Guru meminta peserta
didik untuk membuka dan
membaca buku siswa
o Guru mempresentasikan
secara singkat tentang
pentingnya menjaga
keutuhan NKRI
o Guru mengajak siswa
keperpustakaan untuk
o Siswa mengkondisikan diri
berkelompok dengan teman-
teman yang sudah
ditentukan guru
o Siswa membuka dan
membaca buku pelajaran
PKn yang diarahkan oleh
guru
o Siswa memperhatikan
penjelasan guru tentang
pentingnya keutuhan NKRI
o Siswa keluar kelas
kemudian pergi
keperpustakaan untuk
melakukan
Kerjasama
Cinta tanah
air
93
mencari informasi dari
sumber buku selain buku
PKn kelas V untuk
mengetahui peranan siswa
dalam menjaga keutuhan
NKRI
tahapan mengidentifikasi‚
merumuskan‚ menyusun
jawaban sementara‚
pengumpulan data‚
mengolah data‚
merumuskan kesimpulan
hasil pembuktian‚dan
melakukan pembuktian
dengan panduan buku PKn
kelas V dan buku sumber
lain yang ada
diperpustakaan sekolah.
Tekun dan
tanggung
jawab
B.2. Elaborasi (20 Menit)
KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA NILAI
KARAKTER
o Guru mengamati dan
membimbing proses belajar
kelompok
o Dalam kegiatan
membimbing‚ guru
membuka kesempatan untuk
bertanya tentang hal-hal
yang belum jelas berkenaan
dengan pentingnya keutuhan
NKRI.
o Setelah proses diskusi‚ guru
meminta perwakilan
kelompok untuk
mempresentasikan hasil
temuannya
o Siswa menemukan hasil
pengamatan tentang
pentingnya keutuhan
NKRI dan peranan
siswa dala menjaga
keutuhan NKRI dari
pencarian informasi
melalui buku paket PKn
kelas V dan buku
sumber lain yang ada
diperpustakaan sekolah.
o Siswa mengajukan
pertanyaan tentang hal-
hal yang belum jelas
tentang pentingnya
keutuhan NKRI.
o Wakil dari masing-
masing kelompok
mempresentasikan hasil
penemuannya
Tanggung
jawab
B.3. Konfirmasi (10 Menit)
KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA NILAI
KARAKTER
o Setelah perwakilan siswa
dari setiap kelompok
o Siswa memperhatikan
penguatan yang Rasa hormat
94
mempresentasikan hasil
diskusi‚ guru memberikan
penguatan dan meluruskan
yang salah tentang
pentingnya keutuhan NKRI
dan peranan siswa dalam
menjaga keutuhan NKRI.
o Setelah proses konfirmasi‚
guru menjelaskan tentang
pentingnya keutuhan NKRI
diberikan oleh guru dan perhatian
C. Penutup (5 menit)
KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA NILAI
KARAKTER
o Bersama siswa
menyimpulkan hasil
kegiatan inti tentang
pentingnya keutuhan NKRI
dan peran siswa dalam
menjaga keutuhan NKRI.
o Guru mengajukan post test
kompetensi hasil
pembelajaran dan meminta
siswa mengangkat tangan
yang sanggup menjawab
o Guru memberikan
apersepsi‚ dan motivasi
setelah proses belajar
berlangsung utamanya bagi
yang berpartisipasi dan aktif
selama pembelajaran‚
kemudian guru memberikan
tugas rumah kepada tiap
kelompok untuk
memecahkan masalah
melalui pencarian informasi
dari media internet serta
media-media lain mengenai
apa saja makna kesatuan
wilayah Indonesia dari
keempat segi kehidupan
bernegara.
o Bersama guru siswa
menyimpulkan hasil
kegiatan inti tentang
pentingnya keutuhan
NKRI dan peran siswa
dalam menjaga
keutuhan NKRI.
o Mengerjakan post test
kompetensi secara
individu melalui teknik
acak
o Bersama guru
memberikan appersepsi
dan meresapi motivasi
yang diberikan oleh
guru serta membuat
catatan tugas rumah
kepada tiap kelompok
untuk memecahkan
masalah melalui
pencarian informasi
dari media internet
serta media-media lain
mengenai apa saja
makna kesatuan
wilayah Indonesia dari
keempat segi
kehidupan bernegara.
Disiplin
Mandiri
Gemar
membaca
95
VII. Sumber/Bahan Belajar
Peta Indonesia.
Buku paket PKN untuk Sekolah Dasar Kelas V, terbitan BSE
Internet
Lembar bahan diskusi
VIII. Media Belajar
Kertas HVS
Peta
IX. Penilaian
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Instrumen/ Soal
Skor
Nilai
Menjelaskan
peranan siswa
dalam menjaga
keutuhan Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia.
Meneladani
sikap
kepahlawanan
Menunjukkan
contoh-contoh
perilaku dalam
menjaga
keutuhan Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia
Tugas
kelompok
Tes lisan
Laporan
Jelaskan apa saja
perilaku yang harus
kamu lakukan
dalam menjaga
keutuhan NKRI!
Sebutkan sikap
pahlawan yang
patut diteladani ! .
Sebutkan contoh-
contoh perilaku
dalam menjaga
keutuhan NKRI!
40
30
30
Jumlah skor Nilai 100
Cipondoh, 28 Agustus 2014
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mapel PKN.
Drs. KOMARUDDIN SURYANIH
NIP : NIP :
96
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( R P P )
Nama Sekolah : MI. TA’LIM MUBTADI I
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/ Semester : V / I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 pertemuan).
Standar Kompetensi**
1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
I. Kompetensi Dasar
1.3. Menunjukkan contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
II. Indikator
Menjelaskan peranan siswa dalam menjaga keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Meneladani sikap kepahlawanan
Menunjukkan contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia
III. Tujuan Pembelajaran
Melalui Strategi pembelajaran inquiry discovery learning Siswa dapat
Menjelaskan peranan siswa dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, meneladani sikap pahlawan dan menunjukkan
contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Karakter siswa yang diharapkan : Religius‚ Rasa ingin tahu, rasa
kebangsaan, cinta tanah air,
bertanggung jawab, kerja sama.
IV. Materi Ajar
Contoh-contoh atau ilustrasi perilaku yang baik dalam menjaga
keutuhan NKRI.
V. Metode Pembelajaran
Information search
Inquiri Discovery Learning
97
VI. Langkah-langkah Kegiatan
A. Pendahuluan (5 Menit)
KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA NILAI
KARAKTER
Mengucapkan salam dan
mengajak siswa berdo’a
untuk mengawali pelajaran
Mengajukan pertanyaan
hubungan materi
sebelumnya dengan tujuan
pembelajaran yang akan
dipelajari saat ini
Menyampaikan tujuan
atau indokator
pembelajaran
Menjawab salam dan
berdo’a bersama
mengawali kegiatan
belajar
Menjawab sepengetahuan
siswa dan memahami
tujuan pembelajaran yang
akan dipelajari
Memperhatikan tujuan
pembelajaran yang
dijelaskan oleh guru
Religious
Rasa Ingin
tahu
B. Kegiatan Pembelajaran
B.1. Eksplorasi (30 menit)
KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA NILAI
KARAKTER
o Guru membagi peserta
didik dalam 3 kelompok
o Guru meminta peserta
didik untuk membuka dan
membaca buku siswa
o Guru mempresentasikan
secara singkat tentang
contoh-contoh perilaku
dalam menjaga keutuhan
Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Guru mengajak siswa
keperpustakaan untuk
mencari informasi dari
sumber buku selain buku
o Siswa mengkondisikan diri
berkelompok dengan
teman-teman yang sudah
ditentukan guru
o Siswa membuka dan
membaca buku pelajaran
PKn yang diarahkan oleh
guru
o Siswa memperhatikan
penjelasan guru tentang
contoh-contoh perilaku
dalam menjaga keutuhan
Negara Kesatuan Republik
Indonesia Siswa keluar
kelas kemudian pergi
keperpustakaan untuk
melakukan
tahapan mengidentifikasi‚
merumuskan‚ menyusun
jawaban sementara‚
pengumpulan data‚
Kerjasama
Cinta tanah
air
Tekun dan
tanggung
98
PKn kelas V tentang
contoh-contoh perilaku
dalam menjaga keutuhan
Negara Kesatuan
Republik Indonesia
mengolah data‚
merumuskan kesimpulan
hasil pembuktian‚dan
melakukan pembuktian
dengan panduan buku PKn
kelas V dan buku sumber
lain yang ada
diperpustakaan sekolah.
jawab
B.2. Elaborasi (20 Menit)
KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA NILAI
KARAKTER
o Guru mengamati dan
membimbing proses belajar
kelompok
o Dalam kegiatan
membimbing‚ guru
membuka kesempatan untuk
bertanya tentang hal-hal
yang belum jelas berkenaan
dengan contoh-contoh
perilaku dalam menjaga
keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia Setelah
proses diskusi‚ guru
meminta perwakilan
kelompok untuk
mempresentasikan hasil
temuannya
o Siswa menemukan hasil
pengamatan tentang
contoh-contoh perilaku
dalam menjaga keutuhan
Negara Kesatuan
Republik Indonesia dari
pencarian informasi
melalui buku paket PKn
kelas V dan buku sumber
lain yang ada
diperpustakaan sekolah.
o Siswa mengajukan
pertanyaan tentang hal-hal
yang belum jelas tentang
contoh-contoh perilaku
dalam menjaga keutuhan
Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
o Wakil dari masing-masing
kelompok
mempresentasikan hasil
penemuannya
Tanggung
jawab
B.3. Konfirmasi (10 Menit)
KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA NILAI
KARAKTER
o Setelah perwakilan siswa
dari setiap kelompok
mempresentasikan hasil
diskusi‚ guru memberikan
o Siswa memperhatikan
penguatan yang
diberikan oleh guru
Rasa hormat
dan perhatian
99
penguatan dan meluruskan
yang salah tentang
pentingnya keutuhan NKRI
dan peranan siswa dalam
menjaga keutuhan NKRI.
o Setelah proses konfirmasi‚
guru menjelaskan tentang
pentingnya keutuhan NKRI
C. Penutup (5 menit)
KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA NILAI
KARAKTER
o Bersama siswa
menyimpulkan hasil
kegiatan inti tentang contoh-
contoh perilaku dalam
menjaga keutuhan Negara
Kesatuan Republik
Indonesia.
o Guru mengajukan post test
kompetensi hasil
pembelajaran dan meminta
siswa mengangkat tangan
yang sanggup menjawab
o Guru memberikan
apersepsi‚ dan motivasi
setelah proses belajar
berlangsung utamanya bagi
yang berpartisipasi dan aktif
selama pembelajaran‚
kemudian guru memberikan
tugas rumah kepada tiap
kelompok untuk
memecahkan masalah
melalui pencarian informasi
dari media internet serta
media-media lain mengenai
apa saja makna kesatuan
wilayah Indonesia dari
keempat segi kehidupan
bernegara.
o Bersama guru siswa
menyimpulkan hasil
kegiatan inti tentang
pentingnya keutuhan
NKRI dan peran siswa
dalam menjaga
keutuhan NKRI.
o Mengerjakan post test
kompetensi secara
individu melalui teknik
acak
o Bersama guru
memberikan appersepsi
dan meresapi motivasi
yang diberikan oleh
guru serta membuat
catatan tugas rumah
kepada tiap kelompok
untuk memecahkan
masalah melalui
pencarian informasi
dari media internet
serta media-media lain
mengenai apa saja
makna kesatuan
wilayah Indonesia dari
keempat segi
kehidupan bernegara.
Disiplin
Mandiri
Gemar
membaca
100
VII. Sumber/Bahan Belajar
Peta Indonesia.
Buku paket PKN untuk Sekolah Dasar Kelas V, terbitan BSE
Internet
Lembar bahan diskusi
VIII. Media Belajar
Kertas HVS
Peta
IX. Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Instrumen/ Soal
Skor
Nilai
Menjelaskan
peranan siswa
dalam menjaga
keutuhan Negara
Kesatuan Republik
Indonesia.
Meneladani sikap
kepahlawanan
Menunjukkan
contoh-contoh
perilaku dalam
menjaga keutuhan
Negara Kesatuan
Republik Indonesia
Tugas
kelompok
Tes lisan
Laporan
Jelaskan apa saja
perilaku yang harus
kamu lakukan
dalam menjaga
keutuhan NKRI!
Sebutkan sikap
pahlawan yang
patut diteladani ! .
Sebutkan contoh-
contoh perilaku
dalam menjaga
keutuhan NKRI!
40
30
30
Jumlah skor Nilai 100
Cipondoh, 04 September 2014
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mapel PKN.
Drs. KOMARUDDIN SURYANIH
NIP : NIP :
101
Lampiran 5
LEMBAR OBSERVASI GURU
SIKLUS II
Nama Guru : Suryanih
Hari / Tanggal : Kamis/21 Agustus 2014
Sekolah : MI. Ta’lim Mubtadi
Kelas / Semester : V/I
Berilah penilaian anda dengan mencantumkan tanda cek list () pada kolom
yang sesuai
No Aspek yang Dinilai Dilakukan Skor
Ya Tidak 1 2 3 4
1 Persiapan guru memulai kegiatan
pembelajaran
2 Kemampuan mengelola waktu
3 Memberikan apersepsi
4 Menyampaikan pengarahan tentang
pembelajaran
5 Membagi kelompok
6 Kemampuan guru memberikan
motivasi
7 Diskusi dan penjelasan konsep
8 Pengembangan aplikasi
9 Kemampuan menggunakan metode
10 Kemampuan mengarahkan siswa
Jumlah Skor Total
9 28
Rata-Rata
90 280
102
Kriteria Penskoran
Skor 1,0 – 1,4 : Pembelajaran Kurang Baik
Skor 1,5 – 2,4 : Pembelajaran Cukup Baik
Skor 2,5 – 3,4 : Pembelajaran Baik
Skor 3,5 – 4,0 : Pembelajaran Sangat Baik
Perhitungan Aktivitas Guru =
Keseimpulan : Aktivitas guru dalam kategori Sangat Baik
Tangerang, 21 Agustus 2014
Observer
(………………………….)
103
Lampiran 6
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
( Siklus II )
Mata Pelajaran : PKn (Pendidikan Kewarganegaraan)
Kelas / Semester : V / I
Hari / Tanggal : Kamis / 21 Agustus 2014
Fokus Observasi : Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
N
o Nama Siswa
Keaktifan Kerjasama Kedisiplinan Perhatian
A B C D A B C D A B C D A B C D
1 AM
2 DA
3 DP
4 EE
5 FN
6 IS
7 MF
8 MR
9 M.RI
10 MK
11 NA
12 AL
13 PA
14 RP
15 SA
16 SK
17 WA
18 RA
Jumlah 16 2 0 0 14 4 0 0 15 2 1 0 15 3 0 0
104
N
o Nama Siswa
Keaktifan Kerjasama Kedisiplinan Perhatian
A B C D A B C D A B C D A B C D
Persentase 88,9 11,1 0,0 0,0 77,8 22,2 0,0 0,0 83,3 11,1 5,6 0,0 83,3 16,7 0,0 0,0
Kriteria Penskoran
Skor A : Sangat Baik
Skor B : Baik
Skor C : Cukup
Skor D : Kurang
Tangerang, 21 Agustus 2014
Observer
(……………………….)
Guru (Peneliti)
(Suryanih)
105
Lampiran 7
UJI VALIDITAS ANGKET
JUMLAH KETERANGAN
Soal No. 1 Pearson Correlation -,049
TIDAK VALID Sig. (2-tailed) ,837
N 20
Soal No. 2 Pearson Correlation ,524*
VALID Sig. (2-tailed) ,018
N 20
Soal No. 3 Pearson Correlation -,224
TIDAK VALID Sig. (2-tailed) ,343
N 20
Soal No. 4 Pearson Correlation ,610**
VALID Sig. (2-tailed) ,004
N 20
Soal No. 5 Pearson Correlation ,682**
VALID Sig. (2-tailed) ,001
N 20
Soal No. 6 Pearson Correlation ,272
TIDAK VALID Sig. (2-tailed) ,246
N 20
Soal No. 7 Pearson Correlation ,093
TIDAK VALID Sig. (2-tailed) ,698
N 20
Soal No. 8 Pearson Correlation ,541*
VALID Sig. (2-tailed) ,014
N 20
Soal No. 9 Pearson Correlation ,655**
VALID Sig. (2-tailed) ,002
N 20
Soal No. 10 Pearson Correlation ,191
TIDAK VALID Sig. (2-tailed) ,419
N 20
Soal No. 11 Pearson Correlation ,214
TIDAK VALID Sig. (2-tailed) ,366
N 20
Soal No. 12 Pearson Correlation ,671**
VALID
Sig. (2-tailed) ,001
106
JUMLAH KETERANGAN
N 20
Soal No. 13 Pearson Correlation -,110
TIDAK VALID Sig. (2-tailed) ,643
N 20
Soal No. 14 Pearson Correlation ,614**
VALID Sig. (2-tailed) ,004
N 20
Soal No. 15 Pearson Correlation ,135
TIDAK VALID Sig. (2-tailed) ,570
N 20
Soal No. 16 Pearson Correlation ,219
TIDAK VALID Sig. (2-tailed) ,354
N 20
Soal No. 17 Pearson Correlation ,656**
VALID Sig. (2-tailed) ,002
N 20
Soal No. 18 Pearson Correlation ,519*
VALID Sig. (2-tailed) ,019
N 20
Soal No. 19 Pearson Correlation ,529*
VALID Sig. (2-tailed) ,017
N 20
Soal No. 20 Pearson Correlation ,478*
VALID Sig. (2-tailed) ,033
N 20
Soal No. 21 Pearson Correlation ,655**
VALID Sig. (2-tailed) ,002
N 20
Soal No. 22 Pearson Correlation -,148
TIDAK VALID Sig. (2-tailed) ,534
N 20
Soal No. 23 Pearson Correlation ,478*
VALID Sig. (2-tailed) ,033
N 20
Soal No. 24 Pearson Correlation ,704**
VALID Sig. (2-tailed) ,001
N 20
Soal No. 25 Pearson Correlation -,309 TIDAK VALID
Sig. (2-tailed) ,185
107
JUMLAH KETERANGAN
N 20
Soal No. 26 Pearson Correlation ,485*
VALID Sig. (2-tailed) ,030
N 20
Soal No. 27 Pearson Correlation ,692**
VALID Sig. (2-tailed) ,001
N 20
Soal No. 28 Pearson Correlation ,530*
VALID Sig. (2-tailed) ,016
N 20
Soal No. 29 Pearson Correlation ,397
TIDAK VALID Sig. (2-tailed) ,083
N 20
Soal No. 30 Pearson Correlation ,049
TIDAK VALID Sig. (2-tailed) ,836
N 20
Soal No. 31 Pearson Correlation -,063
TIDAK VALID Sig. (2-tailed) ,792
N 20
108
Lampiran 8
HASIL ANGKET SIKLUS I
No Resp No Pernyataan
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 35
2 4 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 46
3 2 2 5 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 5 2 3 45
4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 2 53
5 4 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 1 3 3 3 46
6 3 2 3 2 2 4 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 42
7 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 4 3 3 3 2 3 2 44
8 3 2 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 46
9 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 2 2 4 3 4 52
10 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 4 3 3 44
11 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 45
12 3 3 2 3 3 3 2 4 3 2 3 4 3 3 3 2 3 49
13 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 48
14 3 4 3 4 3 3 1 3 3 2 1 3 3 4 3 3 3 49
15 3 3 3 3 4 3 2 3 2 2 1 2 3 3 3 1 4 45
16 3 2 3 2 3 2 3 2 4 2 3 3 3 3 3 2 3 46
17 4 4 2 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 54
18 4 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 4 3 3 47
Jumlah 56 48 51 47 51 51 45 50 50 44 45 51 47 50 56 44 50 836
Rata-rata 3,11 2,67 2,83 2,61 2,83 2,83 2,50 2,78 2,78 2,44 2,50 2,83 2,61 2,78 3,11 2,44 2,78
Skor rata-Rata 0,78 0,67 0,71 0,65 0,71 0,71 0,63 0,69 0,69 0,61 0,63 0,71 0,65 0,69 0,78 0,61 0,69
Persentase 77,78 66,67 70,83 65,28 70,83 70,83 62,50 69,44 69,44 61,11 62,50 70,83 65,28 69,44 77,78 61,11 69,44
109
Lampiran 9
HASIL ANGKET SIKLUS II
No Resp No Soal
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 4 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 40
2 4 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 2 48
3 2 2 5 2 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 5 2 3 57
4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 57
5 4 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 4 3 4 3 50
6 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 2 2 2 2 4 4 55
7 3 4 3 3 4 2 2 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 56
8 3 2 4 2 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 57
9 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 59
10 3 4 3 4 4 3 4 3 4 2 3 4 4 3 4 3 3 58
11 3 2 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 52
12 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 56
13 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 55
14 3 4 3 4 3 3 1 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 55
15 3 3 3 3 4 3 4 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 59
16 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 58
17 4 4 2 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 58
18 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 60
Jumlah 61 55 59 55 58 57 55 59 58 59 59 57 59 59 62 60 58 990
Rata-rata 3,39 3,06 3,28 3,06 3,22 3,17 3,06 3,28 3,22 3,28 3,28 3,17 3,28 3,28 3,44 3,33 3,22
Skor rata-Rata 0,85 0,76 0,82 0,76 0,81 0,79 0,76 0,82 0,81 0,82 0,82 0,79 0,82 0,82 0,86 0,83 0,81
Persentase 84,72 76,39 81,94 76,39 80,56 79,17 76,39 81,94 80,56 81,94 81,94 79,17 81,94 81,94 86,11 83,33 80,56