Post on 16-Oct-2021
UPAYA GURU PAI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAKE A MATCH DALAM
PEMBELAJARAN FIQIH KELAS VII-3 DI SMP ISLAM RUHAMA
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh:
Dewi Mufidah
1112011000012
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2017 M/1438 H
i
ABSTRAK
Dewi Mufidah, 1112011000012. “Upaya Guru PAI dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Make A Match dalam Pembelajaran
Fiqih Kelas VII-3 di SMP Islam Ruhama Tahun Pelajaran 2016/2017”
Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui dan mengungkap
sejauh mana efektivitas penggunaan metode Make a Match dalam pembelajaran
Fiqih sebagai alat untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII di SMP Islam
Ruhama. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian
Tindakan Kelas dan tindakan penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus. Hal
tersebut dapat dilihat dari ketercapaian nilai KKM siswa dan prosentase yang
mengalami peningkatan hasil belajar ditunjukkan dengan rata-rata N-gain pada
siklus I sebesar 15,29% dan terjadi peningkatan pada siklus kedua menjadi 30%.
Jadi peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran metode Make a Match
dianggap berhasil.
Kata Kunci : Upaya, Metode Make a Match, Fiqih
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa
mengikuti ajarannya sampai akhir zaman.
Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program studi pendidikan Agama
Islam. penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih banyak
kekurangan dan hambatan. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman penulis, namun berkat didorong dan bantuan dari berbagai pihak
maka hambatan tersebut dapat terselesaikan dengan baik.
Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan
memberikan moril dan materil, sehingga skripsi ini dapat selesai. Ucapan terima
kasih penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA, Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Abdul Majid Khon, MA, Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam.
4. Ibu Marhamah Shaleh, Lc., MA, Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama
Islam.
5. Dosen Penasihat Akademik, Bapak Tanenji, MA. Yang telah banyak
memberikan motivasi kepada penulis dalam melakukan penelitian
sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik.
6. Dosen Pembimbing Skripsi, Bapak Dr. Bahrissalim, MA, yang dengan
kesabaran, bimbingan, masukan serta mengarahkan penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
iii
7. Kedua orang tua tercinta, Ibu dan ayah yang tiada hentinya mencurahkan
kasih sayang, selalu mendoakan, serta memberikan dukungan moril dan
materil kepada penulis. Adik-adikku Hafiz Ghozali dan Rayhan Habibie
Rusmana yang telah memberikan motivasi serta doanya kepada penulis.
8. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang tidak
bisa disebutkan satu persatu yang telah mendidik dan memberikan bekal
ilmu pengetahuan kepada penulis.
9. Pimpinan dan staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan keleluasaan dalam
peminjaman buku-buku yang dibutuhkan.
10. Terima kasih juga kepada sahabat tercinta satu perjuangan Rachmat
Wahyudi, Syifa Faujiah, Dini Susanti, dan Arum Arinda, yang selalu
menginspirasi, memberikan motivasi, bimbingan dan bantuan kepada
penulis.
11. Terima kasih kepada Teman-teman PAI angkatan 2012, dan khususnya
PAI A yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, yang selalu
menjaga komitmen untuk terus bersama dan saling membantu dalam
proses belajar dikampus UIN Jakarta tercinta.
Semoga Allah membalas semua kebaikan mereka dengan balasan yang
berlipat ganda. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, penulis meminta kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penulis di masa yang akan datang. Akhir kata
semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca
pada umumnya.
Jakarta, 7 April 2017
Penulis
Dewi Mufidah
iv
DAFTAR ISI
PENGESAHAN SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
ABSTRAK ............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .................................................................................. vii
DAFTAR BAGAN ................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ...................................................... 5
D. Rumusan Masalah .......................................................... 6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori .................................................................. 8
1. Hakikat Guru Pendidikan Agama Islam .................. 8
a. Pengertian Guru ................................................ 8
b. Pengertian Pendidikan Agama Islam ............... 10
2. Hakikat Hasil Belajar .............................................. 11
a. Pengertian Belajar ............................................ 11
b. Pengertian Hasil Belajar ................................... 12
c. Penilaian Hasil Belajar ..................................... 14
d. Penilaian Kognitif ............................................ 16
v
e. Tehnik penilaian Kognitif ................................ 16
f. Cara Pengelolahan nilai Kognitif ...................... 21
g. Faktor-faktor mempengaruhi Hasil Belajar ...... 22
3. Konsep Strategi Pembelajaran Kooperatif .............. 23
a. Pengertian Metode Pembelajaran Kooperatif .. 23
b. Teori Belajar Kooperatif .................................. 24
c. Jenis-jenis Model Pembelajaran Kooperatif...... 26
d. Keunggulan dan kelemahan .............................. 26
4. Metode Pembelajaran Make A Match ..................... 28
a. Pengertian Make a Match ................................. 28
b. Langkah-langkah ............................................... 29
B. Hasil Penelitian Relevan ................................................. 29
C. Kerangka Berfikir ............................................................ 31
D. Hipotesis Penelitian ......................................................... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................ 32
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ..... 32
C. Subjek Penelitian ............................................................ 36
D. Peran dan Posisi Penelitian ............................................. 36
E. Tahap Intervensi Penelitian ............................................. 36
F. Hasil Intervensi Tindakan Diharapkan ............................ 39
G. Data dan Sumber Data .................................................... 39
H. Instrumen Pengumpulan Data ......................................... 40
I. Teknik Pemeriksa Kepercayaan ..................................... 44
J. Analisis Data dan Interprestasi Hasil Analisis ............... 47
K. Tindakan Lanjut .............................................................. 48
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Objektif Sasaran Penelitian ...................................... 49
1. Sejarah Berdirinya SMP Islam Ruhama .............................. 49
vi
2. Identitas Sekolah .................................................................. 51
3. Visi dan Misi ....................................................................... 52
4. Daftar Pendidik .................................................................... 53
5. Data Siswa ............................................................................. 57
B. Deskripsi Data Sebelum Tindakan ......................................... 57
C. Data Hasil Belajar Siklus I ...................................................... 58
D. Data Hasil Belajar Siklus II ..................................................... 64
E. Interprestasi Hasil Analisis ..................................................... 68
1. Tindakan Pembelajaran Siklus I ........................................... 68
a. Tahap Perencanaan ......................................................... 68
b. Tahap Pelaksanaan ......................................................... 69
c. Tahap Observasi ............................................................. 71
d. Tahap Refleksi ................................................................ 73
2. Tindakan Pembelajaran Siklus II .......................................... 74
a. Tahap Perencanaan .......................................................... 74
b. Tahap Pelaksanaan .......................................................... 74
c. Tahap Observasi .............................................................. 76
d. Tahap Refleksi ................................................................. 77
F. Pembahasan ............................................................................... 78
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 81
B. Saran ......................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 83
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 : Tahap Intervensi Tindakan ........................................................... 36
Tabel 3.2 : Tahap Penelitian ............................................................................ 37
Tabel 3.3 : Tahap Pelaksanaan ........................................................................ 38
Tabel 3.4 : Tahap Pengamatan ........................................................................ 38
Tabel 3.5 : Tahap Refleksi .............................................................................. 38
Tabel 3.6 : Lembar Observasi Siswa ............................................................... 39
Tabel 3.7 : Lembar Observasi Guru ................................................................ 40
Tabel 3.8 : Kisi-kisi Instrumen Test ................................................................ 42
Tabel 3.9 : Lembar Wawancara Siswa ............................................................ 47
Tabel 3.10 : Lembar Wawancara Guru ........................................................... 47
Tabel 4.1 : Tenaga Pendidik ........................................................................... 53
Tabel 4.2 : Data Siswa .................................................................................... 57
Tabel 4.3 : Hasil Belajar Siswa Siklus I .......................................................... 58
Tabel 4.4 : Hasil Belajar Siswa Siklus II ........................................................ 64
Tabel 4.5 : Kriteria lembar observasi ............................................................... 71
Tabel 4.6 : Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan Pertama dan Kedua .............. 71
Tabel 4.7 : Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan Pertama dan Kedua ............... 72
Tabel 4.8 : Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan Pertama dan Kedua ............ 76
Tabel 4.9 : Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan Pertama dan Kedua .............. 77
viii
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 : Tes Hasil Belajar .......................................................................... 19
Bagan 3.1 : Siklus Penelitian Tindakan Kelas ................................................ 33
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 : Diagram Peningkatan Hasil Belajar Siklus I ............................. 63
Gambar 4.2 : Diagram Peningkatan Hasil Belajar Siklus II ........................... 67
Gambar 4.3 : Diagram Peningkatan Hasil Belajar Siklus I dan II .................. 79
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Uji Referensi .............................................................................. 84
Lampiran 2 : Wawancara Guru Sebelum Tindakan ........................................ 90
Lampiran 3 : Hasil Wawancara Guru Sebelum Tindakan .............................. 91
Lampiran 4 : Wawancara Siswa Sebelum Tindakan ....................................... 93
Lampiran 5 : Hasil Wawancara Siswa Sebelum Tindakan ............................. 94
Lampiran 6 : Observasi Aktivitas Siswa Siklus I............................................. 95
Lampiran 7 : Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ......................................... 97
Lampiran 8 : Observasi Guru Siklus I ............................................................. 99
Lampiran 9 : Observasi Guru Siklus II ........................................................... 101
Lampiran 10 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I .......................... 103
Lampiran 11 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ......................... 110
Lampiran 12 : Soal Siklus I ............................................................................. 117
Lampiran 13 : Soal Siklus II .......................................................................... 119
Lampiran 14 : Hasil Belajar Siswa Siklus I .................................................... 121
Lampiran 15 : Hasil Belajar Siswa Siklus II ................................................... 125
Lampiran 16 : Wawancara Guru Sesudah Penelitian ...................................... 128
Lampiran 17 : Hasil Wawancara Guru Sesudah Penelitian ............................ 129
Lampiran 18 : Wawancara Siswa Sesudah Penelitian .................................... 131
Lampiran 19 : Hasil Wawancara Siswa Sesudah Penelitian ........................... 132
Lampiran 20 : Kisi-kisi Instrumen Test .......................................................... 133
Lampiran 21 : Foto-foto Kegiatan Pembelajaran ............................................ 139
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sepanjang hidup manusia, pendidikan selalu menjadi kebutuhan dasar yang
paling penting dalam merubah kehidupan manusia kearah yang lebih baik.
Selama manusia melahirkan anaknya dalam meneruskan keturunan, maka selama
itu juga pendidikan akan tetap ada, karena setiap kehidupan manusia akan
mengalami proses pembelajaran tentang makna kehidupan itu sendiri. Oleh
karena itu, pendidikan tidak pernah terpisahkan dari kehidupan manusia.
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh seorang individu
maupun kelompok melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan,
yang berlangsung di mana saja sepanjang hayatnya. Kemudian dia tumbuh dan
berkembang sehingga mampu memainkan perannya dalam kehidupan
bermasyarakat sesuai dengan norma dan ketetapan yang berlaku.
Sejalan dengan perkembangan zaman, pendidikan merupakan hal yang
sangat penting karena pendidikan adalah salah satu penentu kemajuan suatu
bangsa. Maka, salah satu keunggulan suatu bangsa bukan hanya dengan
melimpahnya kekayaan alam, tetapi juga sumber daya manusia yang berkualitas.
Untuk merealisasikannya, pemerintah Indonesia dalam Undang-undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 ayat 1 disebutkan
bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
2
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.”1
Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2
Berkaitan dengan hal tersebut, dalam al-Qur’an menjelaskan pentingnya
pendidikan sebagaimana dijelaskan (Q.S Al-Jumuah : 2)
لُو عَلَيأهِمأ آياَتهِِ هُمأ يَ ت أ ن أ يِّيَن رَسُولًا مِّ مُِّ مَةَ وَإِن هُوَ الَّذِي بَ عَثَ فِ الْأ كأ يهِمأ وَيُ عَلِّمُهُمُ الأكِتَابَ وَالْأِ وَيُ زكَِّبِينٍ كَانوُا مِن قَ بألُ لَفِي ضَلََلٍ مُّ
“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di
antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan
mereka dan mengajarkan mereka kitab dan hikmah (as-Sunnah), dan
sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang
nyata.”(Q.S al-Jumu’ah : 2)
Berdasarkan ayat di atas, guru dalam hal ini sebagai perantara dalam
mentransfer ilmu mempunyai kewajiban pengetahuan untuk mendidik, melatih
dan membimbing siswa agar memiliki pengetahuan yang bermanfaat untuk
dirinya.
Guru hendaknya mengetahui, memahami, dan menguasai berbagai metode
pembelajaran baik dari aspek kelebihan dan kekurang metode itu sendiri. Oleh
karna itu guru yang menerapkan metode pembelajaran yang baik akan
menjadikan siswa antusias dan aktif dalam proses pembelajaran. Di samping itu
1Undang-Undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaannya, (Jakarta: CV. Tamita Utama, 2004),
h.4
2 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovativ-progresif, (Jakarta: Kencana Media Grup,
2012), h. 1
3
tugas guru bukan hanya sebagai pendidik yang berperan sebagai pengajar, tapi
juga sebagai pendidik yang dapat menanamkan nilai dan norma.3
Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya guru dituntut harus memiliki
kompetensi. “Kompetensi guru ialah sejumlah kemampuan yang harus dimiliki
guru untuk mencapai tingkatan guru professional. Kompetensi guru meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan
kompetensi sosial.“
Kompetensi pedagogik adalah sejumlah kemampuan guru yang berkaitan
dengan ilmu dan seni mengajar siswa. Kompetensi pedagogik yang dimaksud
diantaranya guru harus mampu memiliki kemampuan yang meliputi pemahaman
wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman tentang peserta didik,
pengembangan kurikulum atau silabus, perancangan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis, evaluasi hasil belajar dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.4
Keberhasilan proses pembelajaran di pengaruhi oleh salah satunya
penggunaan metode variasi yang dapat mengaktifkan siswa dalam aktifitas
belajar. Guru perlu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa
dan membantu siswa berhubungan antara apa yang sudah diketahui siswa dengan
apa yang di pelajarinya. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala
sesuatu yang terjadi di dalam kelas untuk membantu proses perkembangan
siswa.5 Dalam hal ini, guru harus mampu mengelola kelas mulai dari persiapan
perencanaan sampai dengan evaluasi agar proses pembelajaran berlangsung
efesien dan efektif.
3 Saipul Annur, Profesionalitas Guru Agama Islam: Wacana pengembangan Guru, Jurnal Ta’dib
Vol. XIII. No. 1, Juni 2008, h.99
4 Fachruddin Saudagar, Ali Idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru, (Jakarta: Gaung Persada,
2011), Cet III, h. 33
5 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka cipta, 2010), h.97
4
Alat bantu di sadari oleh para praktisis pendidikan sangat membantu
aktivitas proses pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas, terutama
membantu peningkatan hasil belajar. Namun dalam implikasinya tidak banyak
guru yang memanfaatkannya keterbatasan alat/media pembelajaran di satu pihak
dan lemahnya kemampuan guru menciptakan media tersebut di pihak lain
membuat penerapan metode ceramah makin menjamur.6
Mata pelajaran Fiqih merupakan salah satu pelajaran yang harus dipelajari
dan diterapkan pada setiap tingkat lembaga pendidikan. Maka dalam proses
kegiatan belajar mengajar guru harus menerapkan beberapa metode pembelajaran
agar siswa tidak bosan dan semangat untuk ikut aktif dalam kegiatan belajar.
Maka pemilihan metode pembelajaran berkaitan dengan usaha guru untuk
mencapai tujuan pembeajaran yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta
materi pelajaran sehingga didapatkan hasil pembelajaran yang maksimal. Dengan
demikian, anak didik dapat menerima, memahami serta menguasai materi yang
akan disampaikan.contohnya di SMP Islam Ruhama.
Dari hasil observasi di kelas VII-3 di SMP Islam Ruhama diperoleh hasil
bahwa proses pembelajaran Fiqih siswa masih banyak yang mengalami kesulitan
dalam memahami atau menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Metode
pembelajaran yang digunakan adalah metode pembelajaran yang kurang tepat
dan monoton yaitu metode ceramah. Siswa menjadi jenuh dan tidak konsentrasi
dalam proses belajar. Siswa kurang percaya diri dalam bertanya serta
mengeluarkan pendapatnya dan sebagian besar siswa tidak mampu menjawab
pertanyaan oleh guru. Selain itu juga gaya mengajar guru masih tradisional yaitu,
masih terpusat pada guru (teacher center) guru kurang mengeksplore
kemampuan siswa untuk melaksanakan pembelajaran secara mandiri.
6Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press,
2012), h.2
5
Dengan ini peneliti berupaya menyajikan sebuah metode menarik berupa
make a match untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa terkhusus pada
bidang studi Fiqih.
Berdasarkan dari apa yang telah dipaparkan di atas, model pembelajaran
kooperatif tipe make a match merupakan metode yang akan digunakan dalam
penelitian iniyang lebih melibatkan siswa, suasana belajar dengan permainan,
tidak membosankan sebagai usaha meningkatkan hasil belajar siswa pada
pembelajaran Fiqih. Maka penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian
dengan judul : “Upaya Guru PAI dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
dengan Menggunakan Metode Make A Match dalam Pembelajaran Fiqih
Kelas VII-3 di SMP Islam Ruhama Tahun Pelajaran 2016/2017”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, beberapa
masalah didentifikasi sebagai berikut:
1. Masih kurangnya wawasan guru PAI terkait metode pembelajaran.
2. Guru tidak menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi ajar yang
dapat menunjang pencapaian tujuan pembelajaran yang akan disampaikan.
3. Guru hanya menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran Fiqih.
4. Kurangnya motivasi belajar siswa.
5. Rendahnya hasil belajar siswa.
C. Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan yang berkenaan dengan judul di atas tidak melebar,
maka masalah hanya dibatasi pada penerapan metode make a match di SMP
Islam Ruhama.
6
2. Rumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah
penelitian sebagai berikut:
a. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Fiqih di SMP Islam Ruhama?
b. Bagaimana penerapan metode make a match pada mata pelajaran Fiqih
di SMP Islam Ruhama?
c. Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih dengan
menggunakan metode make a match di SMP Islam Ruhama
D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun penelitian ini bertujuan:
a. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran Fiqih di SMP Islam
Ruhama.
b. Untuk mengetahui penerapan metode make a match pada mata pelajaran
Fiqih di SMP Islam Ruhama.
c. Untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Fiqih dengan menggunakan metode make a match di
SMP Islam Ruhama.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini berdasarkan tujuan yang telah dikemukakan di
atas, maka penulis mengharapkan penelitian ini bermanfaat:
a. Untuk peserta didik dapat digunakan oleh peserta didik agar dapat
meningkatkann kemampuan dalam memahami materi pembelajaran pai.
Kemudian meningkatkan prestasi belajar peserta didik dari sebelumnya.
b. Untuk guru agar senantiasa menciptakana suasana belajar yang kondusif
dan meningkatkan kualitas pengelolaan kelas melaui penerapan metode
pembelajaran.
7
c. Untuk pihak sekolah, terutama kepala sekolah agar dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan dalam
program pembelajaran khususnya materi pai sehingga meningkatkan
hasil belajar siswa.
8
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Kajian Teori
1. Hakikat Guru Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Guru
Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian
khusus sebagai guru.1Kata guru yang dalam bahasa Arab disebut
mu’allim dan dalam bahasa Inggris teacher itu memang memiliki arti
sederhana, yakni „A person whose occupation is teaching others’ yang
artinya guru ialah seseorang yang pekerjannya mengajar orang lain.2
Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab
terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual ataupun
klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah.3
Guru adalah seseorang yang mempunyai gagasan yang harus
diwujudkan untuk kepentingan anak didik, sehingga menjunjung tinggi,
mengembangkan dan menerapkan keutamaan yang menyangkut agama,
kebudayaan, keilmuan.4
Pada umumnya semua guru bukan saja harus mengenali melainkan
juga harus menguasai dan trampil menggunakan semua metode mengajar
yang diperlukan untuk menyajikan pelajaran yang dibebankan kepadanya.
Lebih dari itu ia harus menyadari sepenuhnya tentang penguasaannya
1 Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional , (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 5
2Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 222.
3Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga kependidikan, (Bandung: ALFABETA,
2013), h. 21
4Syafruddin Nurdin, M. Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (
Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet. I h. 8
9
yang lebih baik dalam menggunakan beberapa metode yang sesuai
dengan kepribadian dan pandangan hidupnya.
1) Athiyah Al-Abrosy guru adalah Spiritual fatheratau bapak rohani
bagi seorang murid, ialah yang memberi santapan jiwa dengan ilmu,
pendidik akhlak yang membenarkannya, maka menghormati guru
merupakan penghormatan terhadap anak-anak kita, dengan guru itu ia
hidup dan berkembang, sekiranya setiap guru itu menunaikan
tugasnya dengan sebaik-baiknya.5
2) Menurut Prof. Soetjipto guru merupakan personel sekolah yang
memiliki keempatan untuk bertatap muka lebih banyak dengan siswa
dibandingkan dengan personel sekolah lainnya.6
Dengan demikian, guru itu juga diartikan ditiru dan digugu, guru
adalah orang yang dapat memberikan respons positif bagi peserta didik
dalam PBM, untuk sekarang ini sangatlah diperlukan guru yang
mempunyai basic, yaitu kompetensi sehingga PBM yang berlangsung
berjalan sesuai dengan yang kita harapkan.
Keberadaan guru bagi suatu bangsa sangatlah penting, apalagi bagi
suatu bangsa yang sedang membangun, terlebih bagi keberlangsungan
hidup bangsa yang semakin moderen dengan teknologi yang kian canggih
dan segala perubahan serta pergeseran nilai yang cenderung memberi
nuansa kepada kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar
dinamik untuk dapat mengadaptasikan diri.
5Athiyah Al-Abrosy, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta:Bulan Bintang, 1970), hlm.
137
6 Raflis Kosasi Soetjipto, Profesi Keguruan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), h. 103
10
b. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan
siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama
Islam melalui kegiatan bimbingan, pengarahan atau latihan dengan
memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan
kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan
kesatuan nasional.7
Dalam Undang-Undang sistem pendidikan nasional pasal 37 ayat 2
UU RI No. 20 Tahun 2003, pendidikan agama diartikan sebagai usaha
untuk membentuk atau membangun peserta didik menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak
mulia.8
Pengertian pendidikan agama Islam adalah upaya sadar danterencana
dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam, dibarengi dengan
tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya
dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan
persatuan bangsa.9
Menurut Akmal Hawi “Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar
untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan
mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengarahan atau
latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain
dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat
untuk mewujudkan kesatuan nasional”.10
7Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2013), Cet. I, h. 19
8Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2003), Cet. Ke I, h.50.
9Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2004),
h.130.
10
Akmal Hawi. loc. cit.
11
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam merupakan suatu
kegiatan baik atauusaha sadar yang dilakukan pendidik dalam
mempersiapkan atau membentuk peserta didik yang mampu meyakini,
memahami, sekaligus mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Tujuan pendidikan agama Islam bukanlah semata-mata ntuk
memenuhi kebutuhan intelektual saja, melainkan segi penghayatan juga
pengamalan serta pengaplikasiannya dalam kehidupan dan sekaligus
menjadi pegangan hidup. Kemudian secara umum pendidikan agama
Islam bertujuan untuk membentuk pribadi manusia menjadi pribadi yang
mencerminkan ajaran-ajaran Islam dan bertakwa kepada Allah.11
Zakiah Daradjat mengemukakan bahwa tujuan pendidikan Agama
Islam adalah “untuk membentuk manusia yang berimandan bertakwa
kepada Allah Swt selama hidupnya dan matipun tetap dalam keadaan
Muslim”.12
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan agama Islam
itu adalah untuk membentuk manusia yang mengabdi kepada Allah,
cerdas terampil, berbudi pekerti luhur, bertanggung jawab terhadap
dirinya dan masyarakat guna tercapainya kebahagiaan dunia akhirat.
2. Hakikat Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja,
yang kemudian dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan,
yang keadaannya berbeda dari peubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.13
11Akmal Hawi,Op. Cit., h. 20
12
Ibid., h. 21
13
Abd. Rachman Abror, Psikologi Belajar, (Yogya: PT Tiara Wacana Yogya, 1993), Cet. 4, h. 66
12
Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam
interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan
psikomotor.14
Skinner mengartikan belajar sebagai suatu proses yang berlangsung
secara progresif dalam mengadaptasi atau menyesuaikan tingkah laku
dengan tuntutan lingkungan.15
Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan
masyarakat. Bagi para pelajar atau mahasiswa kata “belajar” merupakan
kata yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari semua kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di lembaga
pendidikan formal. Kegiatan belajar mereka lakukan setiap waktu sesuai
dengan keinginan.
b. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar menurut kunandar yakni “kemampuan siswa dalam
memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam suatu
kompetensi dasar, hasil belajar bisa berbentuk pengetahuan, keterampilan,
maupun sikap.”16
Winkel menyatakan “bahwa, hasil belajar adalah perubahan yang
mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.”17
Proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan hanya ditentukan
oleh sekolah, pola, struktur, dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian
besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing
14Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), Cet. 3, h. 13
15
Wahab Jufri, Belajar dan Pembelajaran Sains,(Bandung: Rineka Cipta, 2013), h. 38
16
Kunandar, Guru Profesional Implementasi KurikulumTingkat Satuan Pendidikan dan Persiapan
Menghadapi Sertifikasi Guru (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h.229
17
Purwanto, Pengaruh Konsekuensi Perilaku dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar (Kajian
Literatur), Jurnal pendidikan dan Kebudayaan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen
Pendidikan Nasional, 2007, h. 102
13
mereka. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan
yang efektif, menyenangkan, dan akan lebih mampu mengelola kelasnya
sehingga belajar para siswa berada pada tingkat optimal.18
Dengan demikian dalam diri setiap individu yang belajar akan terjadi
perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kognitif, afektif, dan
psikomotorik yang merupakan hasil belajar. Hal ini sesuai dengan
pendapat Bloom mengatakan bahwa:
Hasil Belajar mencangkup kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
1) Domain kognitif mencangkup:
a) Knowledge (pengetahuan, ingatan);
b) Comprehension(pemahaman, menjelaskan, meringkas,contoh);
c) Application (menerapkan);
d) Analysis (menguraikan, menentukan hubungan);
e) Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk
bangunan baru);
f) Evaluating (menilai).
2) Domain Afektif mencakup:
a) Receiving (sikap menerima);
b) Responding (memberikan respons);
c) Valuing (nilai);
d) Organisation (organisasi);
e) Characterization (karakterisasi).
3) Domain Psikomotor mencangkup;
a) Initiatory
b) Pre-routine
c) Rountinized
18 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendidikan Kompetensi, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2002), Cet. 1, h. 36
14
d) Keterampilan produktif, teknik fisik, sosial, manajerial, dan
intelektual.19
Namun dalam lapangan proses belajar mengajar, umumnya yang
digunakan oleh guru adalah ranah kognitif, karena ranah kognitif
berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai bahan pelajaran.
Apabila setelah proses belajar mengajar dikatakan ada hasilnya
setelah belajar, maka dalam diri siswa merasakan paham mengenai materi
yang telah diajarkan dan membuat siswa percaya diri serta adanya
kepuasan.
Jadi siswa dikatakan berhasil dalam belajar apabila didalam diri
siswa tersebut telah terjadi perubahan tingkah laku yang lebih baik dari
sebelum ia mengalami proses belajar. Sehingga siswa lebih mampu
menghadapi dan mengatasi masalahnya serta dapat menyesuaikan diri
dengan keadaan lingkungan.
c. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar tingkat kelas adalah penilaian yang di lakukan
oleh guru atau pendidikan secara langsung. Penilaian hasil belajar pada
hakikatnya merupakan suatu kegiatan hasil belajar akan memberikan
pengaruh dalam dua bentuk: (1) peserta didik akan mempunyai
persepektif terhadap kekuatan dan kelemahannya atas perilaku yang di
inginkan; (2) mereka mendapat bahwa perilaku yang di inginkan itu telah
meningkat setahap atau dua tahap sehingga timbul lagi kesengajaan
antara penampilan perilaku sekarang dengan perilaku yang di inginkan.
19Muhammad Thobroni & Arif Mustofa, Belajar & Pembelajaran Pengembangan wacana dan
praktik pembelajaran dalam pembangunan nasional, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2011)cet.1 h.
23-24
15
Kesinambungan tersebut merupakan perubahan dinamika proses belajar
sepanjang hayat dan pendidikan yang berkesinambungan.20
Keberhasilan pembelajaran banyak dipengaruhi beberapa faktor.
Salah satunya adalah faktor guru dapat melaksanakan pembelajaran.
Untuk itu, dalam melaksanakan pembelajaran, guru harus berpijak pada
prinsip-prinsip tertentu. Dimyati dan Mudjino ada tujuan prinsip belajar,
yaitu: “perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan
langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan dan penguatan, dan
perbedaan individual.21
E. Mulyasa mengungkapkan evaluasi belajar secara teratur bukan
hanya ditunjukkan untuk mengetahui tingkat daya serap dan kemampuan
peserta didik, tetapi yang terpenting adalah memanfaatkan hasilnya untuk
memperbaiki dan menyempurnakan proses pembelajaran. Sistem evaluasi
harus memberikan umpan balik kepada guru untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik. Oleh karena itu, fungsi evaluasi menjadi
sangat penting dalam rangka meningkatkan mutu peserta didik dan mutu
sekolah secara keseluruhan.22
Proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan hanya ditentukan
oleh sekolah, pola, struktur, dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian
besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing
mereka. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan
yang efektif, menyenangkan, dan akan lebih mampu mengelola kelasnya
sehingga belajar para siswa berada pada tingkatan optimal.23
20
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala
Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. 3, h. 208
21 Zainul Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Tehnik, Prosedur, (Bandung: PR Remaja
Rasdakarya, 2010), Cet. 2, h. 249
22
E. Mulyasa, op. cit., h. 102
23
Oemar Hamalik, op. cit., h. 36
16
d. Penilaian Kognitif
Pengertian penialain kognitif adalah ranah yang mencakup
kegiatanmental (otak) menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut
aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif
berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya
kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis,
mesintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Dalam ranah kognitif itu
terdapat enam aspek atau jenjang yang paling tinggi.
e) Teknik Penilaian Kognitif
Teknik penilaian kognitif ada enam jenjang yaitu :
1) Remember (mengingat), pada tahap ini menuntut siswa untuk mampu
mengingat (recall) berbagai informasi yang telah diterima
sebelumnya, misalya fakta, rumus, terminologi strategi problem
solving dan lain sebagainya.
2) Understand (memahami/mengerti), pada tahap ini kategori
pamahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan
pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-kata
sendiri, pada tahap ini peserta didik diharapkan menerjemahkan atau
menyebutkan kembali yang telah didengar dengan kata-kata sendiri.
3) Apply (menerapkan), penerapan merupakan kemampuan untuk
menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari
kedalam situasi yang baru, serta memecahkan berbagai maslah yang
timbul dalam kehidupan sehari-hari.
4) Analyze (menganalisis), analisis merupakan kemampuan
mengidentifikasi, memisahkan dan membedakan komponen-
komponen atau elemen suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi,
hipotensa atau kesimpulan, dan memeriksa setiap komponen tersebut
untuk melihat ada atau tidaknya kontradiksi, dalam tingkatan ini
17
peserta didik diharapkan menunjukkan hubungan diantara berbagai
gagasan tersebut dengan cara membandingkan gagasan tersebut
dengan standar, prinsip atau prosedur yang telah dipelajari.
5) Evaluate (evaluasi), evaluasi merupakan level tertinggi yang
mengharapkan peserta didik mampu membuat penilaian dan
keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda
dengan menggunakan kriteria tertentu.
6) Create (menciptakan), menciptakan sangat berkaitan erat dengan
pengalaman belajar siswa pada pertemuan sebelumnya.
Tipe hasil belajar kognitif yang terakhir adalah evaluasi. Dengan
kemampuan evaluasi, testee di minta untuk membuat suatu penilaian
tentang suatu pernyataan, konsep, situasi, dan sebagainya. Berdasarkan
suatu kinerja tertentu. Kegiatan penilaian dapat dilihat dari segi
tujuannya, gagasannya, cara bekerjanya, cara pemecahannya, metodenya,
materinya, atau lainnya.24
(a) Definisi Tes
Istilah tes diambil dari kata testum suatu pengertian dalam
bahasa Prancis kuno yang berarti piring untuk menyisihkan logam-
logam mulia. Ada pula yang mengartikan sebagai sebuah piring yang
dibuat dari tanah.
(1) Tes
(Sebelum adanya Ejaan Yang Disempurnakan dalam bahasa
Indonesia ditulis dengan test), adalah merupakan alat atau
prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur
sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang telah
ditentukan. Untuk mengerjakan tes ini tergantung dari petunjuk
24 Ngalimin Purwanto, Prinsip-prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2000), Cet. 7, h. 47
18
yang diberikan misalnya: melingkari salah satu huruf di depan
pilihan jawaban, menerangkan, mencoret jawaban yang salah,
melakukan tugas menjawab secara lisan dan sebagainya.
(2) Testing
Testing merupakan saat pada waktu tes itu dilakukan. Dapat
juga dikatakan testing adalah saat pengambilan tes.
(3) Testee
(Dalam istilah Indonesia tercoba), adalah responden yang
sedang mengerjakan tes. Orang-orang inilah yang akan dimulai
atau diukur, baik mengenai kemampuan, minat, bakat,
pencapaian, dan sebagainya.
(4) Tester
(Dalam istilah Indonesia: pencoba), adalah orang yang
diserahi untuk melaksanakan pengambilan tes terhadap para
responden. Dengan kata lain,
tester adalah subjek evaluasi (tetapi adakalanya hanya orang
yang ditunjuk oleh objek evaluasi untuk melaksanakan
tugasnya)25
Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran,
yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu
objek.
Dalam proses penilain hasil belajar, pengukuran mempunyai
peranan yang sangat penting, yakni untuk mendapatkan data dan
informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian yang
bersangkutan. Dengan demikian, pengukuran dengan sifatnya
yang lebih objektif, dapat mendukung objektivitas suatu proses
25 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002), Cet. 3,
h. 53
19
penilaian hasil belajar. Secara lengkap di gambarkan bagan
penilaian sebagai berikut:
Bagan 2.1
Tes Hasil Belajar.26
(b) Bentuk-bentuk Tes
(1) Tes Subjektif, yang pada umumnya berbentuk esai (uraian)
(2) Tes bentuk esai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang
memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-
kata. Ciri-ciri pertanyaan didahului dengan kata-kata seperti;
uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan,
dan sebagainya.
(3) Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat
dilakukan secara objektif. Hal ini di maksud untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan dari tes bentuk esai.
26Mudjijo, Tes Hasil Belajar, (Jakarta: BUMI AKSARA, 1995), Cet.1, h.27
Penilaian Pengukuran
Non-Pengukuran
Teknis Tes
Teknik Non-Tes
1. Wawancara 2. Observasi 3.Angket, dll
20
(c) Macam-macam Tes Objektif
(1) Tes Benar-salah (true false)
Soal-soalnya berupa pernyataan-pernyataan (statment).
Statement tersebut ada yang benar dan ada yang salah. Orang
yang ditanya bertugas untuk menandai masing-masing
pernyataan itu dengan melingkari huruf B jika pernyataan itu
betul menurut pendapatnya dan melingkari huruf S jika
pernyataan huruf itu salah.
(2) Tes pilihan ganda (multi choice test)
Multi choice test terdiri atas suatu keterangan atau
pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap.
Dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa
kemungkinan jawaban yang telah disediakan.
Atau multipe choice test terdiri atas bagian keterangan
(caption section) dan bagian kemungkinan jawaban atau
alternatif (options). Kemungkinan jawaban (options) terdiri atas
satu jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dan beberapa
pengecoh (distractor).
(3) Menjodohkan (matching test)
Matching test dapat diganti dengan istilah
memperbandingkan, mencocokkaan, memasangkan, atau
menjodohkan. Matching test terdiri atas satu seri pertanyaan dan
satu seri jawaban. Masing-masing pertanyaan mempunyai
jawaban yang tercantum dalam seri jawaban.tugas murid ialah
mencari dan menempatkan jawaban, sehingga sesuai atau cocok
dengan pertanyaan.
21
(4) Tes isian (completion test)
Completion test biasa kita sebut dengan istilah tes isian, tes
penyempurnakan, atau tes melengkapi. Completion test terdiri
atas kalimat-kalimat yang ada bagian-bagianya yang
dihilangkan. Bagian yang dihilangkan atau yang harus di isi oleh
murid ini adalah merupakan pengertian yang kita minta dari
murid.
(5) Cara pengelolahan nilai kognitif
Penilaian merupakan sebuah proses. Dalam sebuah penilaian
pembelajaran harus dilakukan beberapa tahap menuju penilaian.
Tahap sebuah penilaian meliputi tahap berikut:
1) Perencanaan, yang berisi kegiatan-kegiatan perumusan tujuan
penilaian, penetapan aspek-aspek yang akan dinilai, penentuan metode
penilaian yang akan digunakan, dan menentukan frekuensi
pelaksanaan penilaian.
2) Pengumpulan data yang berupa kegiatan-kegiatan pelaksanaan
penelitiian, pemeriksaan, hasil penelitian atau lembar tugas dan
pemeriksaan skor.
3) Pengelolahan data hasil pengolahan yang mungkin dilakukan dengan
teknik statistik atau nonstatistik tergantung jenis data yang di peroleh
kuantitatif atau kualitatif.
4) Penafsiran terhadap hasil kegiatan pengelolahan data dengan
mendasarkan diri pada norma tertentu.
5) Penggunaan hasil penilaian yang telah selesai diolah dan di tafsirkan
sesuai dengan tujuan peneliti.
22
(6) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu :
1) Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan kondisi
jasmani dan rohani. Faktor internal dibagi menjadi tiga, yakni:
a) Aspek fisiologis, terdiri dari tonus (tegangan otot) yang
menandaitingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-
sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa
dalam mengikuti pelajaran.
b) Aspek psikologis, terdiri dari tingkat kecerdasan, sikap, minat,
bakat, dan motivasi siswa.
2) Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan
disekitar siswa, aspek ini meliputi:
a) Lingkungan sosial, terdiri dari keluarga, guru, masyarakat, dan
teman.
b) Lingkungan non sosial, terdiri dari rumah, sekolah, peralatan dan
alam.
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learnig), yakni jenis upaya
belajar siswa yang meliputi startegi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Aspek ini dibedakan
menjadi:
a) Pendekatan tingkat tinggi, terdiri dari speculative dan achieving.
b) Pendekatan tingkat menengah, terdiri dari analytical dan deef.
c) Pendekatan tingkat rendah, terdiri dari reproductive dan surface.27
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa ada dua faktor yang
mempengaruhi bagaimana seorang pelajar untuk belajar. Faktor pertama
27
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2014), Cet.19, h. 141
23
yang mempengaruhi hasil belajar seseorang adalah keadaan didalam diri
pelajar. Keadaan ini dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu, yang
pertama faktor fisiologis. Faktor ini biasanya berasal dari keadaan jasmani
dan fungsi jasmani seseorang. Misal ketika seseorang sedang sakit, maka
belajarnya pun akan kurang maksimal. Keadaan kedua adalah faktor
psikologis atau bisa kita sebut faktor rohani seseorang. Ketika seseorang
sedang banyak masalah dikeluarganya dan banyak pikiran, hal ini tentu
sangat berpengaruh terhadap kegiatan belajarnya.
Faktor kedua yaitu berasal dari keadaan luar diri pelajar.Keadaan dari
luar dibagi menjadi dua golongan yaitu faktor pertama adalahnon sosial
yang berasal dari faktor non manusia misal lokasi belajar, keadaan cuaca,
udara, waktu, dan bisa juga alat-alat yang digunakan untuk belajar. Faktor
kedua adalah faktor sosial atau bisa disebut juga faktor manusia
dilingkungannya. Bisa dicontohkan dengan ketika seorang pelajar sedang
belajar dikelas, teman-teman yang lain sedang asik membuat kegaduhan
dan keributan, ini sangat mengganggu dia.
3. Konsep Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)
a. Pengertian Metode Pembelajaran Kooperatif (Cooperative)
Metode pembelajaran adalah salah satu cara yang dipergunakan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.28
Metode Pembelajaran
adalah carayang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun
tercapai secara optimal.29
28Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), Cet.4, hal. 46
29
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group, 2013), Cet.10, hal. 147
24
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran aktif yang menekankan
aktivitas siswa bersama-sama secara berkelompok dan tidak
individual.Siswa secara berkelompok mengembangkan kecakapan
hidupnya, seperti menemukan dan memecahan masalah, pengambilan
keputusan, berpikir logis, berkomunikasi efektif, dan bekerjasama.30
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat
sampai enam orang dengan struktur kelompok bersifat heterogen.31
Dalam model pembelajaran kooperatif ini, guru lebih berperan
sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung kearah
pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak
hanya memberikan pengetahuan pada siswa, tetapi juga harus
membangun pengetahuan dalam pikirannya. Siswa mempunyai
kesempatan untuk mendapatkan pengalaman langsung dari penerapan
dalam ide-ide mereka, ini merupakan kesempatan bagi siswa untuk
menemukan ide-ide mereka sendiri.
Bedasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran kelompok yang terarah dan
terstruktur melalui proses kerjasama dan saling membantu sehingga
tercapai proses dan hasil belajar yang produktif.
b. Teori Belajar Kooperatif (Cooperative)
1) Social Interdependence Theory (Teori Saling Ketergantungan Sosial)
Menurut Lewin, esensi dari sebuah kelompok adalah interdependensi
30Lukmanul hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), h. 54
31
Rusman,Op. Cit., h. 202
25
di antara para anggotanya (yang diciptakan melalui tujuan bersama)
yang menyebabkan kelompok menjadi sebuah “kesatuan dinamis”.
2) Cognitive Developmental Theory (Teori Perkembangan Kognitif)
menurut Piaget, mengadopsi premis bahwa apabila setiap individu
bekerja sama dalam lingkungannya, maka akan muncul konflik-
konflik sosio-kognitif yang menciptakan ketidak seimbangan
kognitif, yang pada gilirannya akan memicu kemampuan
pengambilan persepektif dan perkembangan kognitif mereka.
3) Behavioral Learning Theory (Teori Pembelajaran Behavioral)
menurut Slavin, telah menekankan pada perlunya memberikan
imbalan kelompok untuk memotivasi siswa agar bersemangat belajar
di dalam kelompok pembelajaran koopertif.32
Berdasarkan definisi-definisi diatas ada beberapa perbedaan di antara
ketiga persepektif teoritis ini. Teori interdepedensi sosial terbentuk dari
konsep-konsep relasional yang berhubungan dengan apa yang terjadi di
antara pada individu (misalnya, kerjasama adalah sesuatu yang hanya ada
di antara para individu, bukan di dalam diri individu), sedangkan teori
perkembangan kognitif fokus pada apa yang terjadi di dalam diri
seseorang (misalnya, ketidak seimbangan organisasi kognitif). Teori
behavioral berasumsi bahwa kegiatan-kegiatan kooperatif digerakkan
oleh motivasi ekstrinsik untuk mencapai imbalan kelompok.
Ciri-ciri pembelajaran cooperative learning antara lain :
1) Saling ketergantungan positif (positive interdepence)
2) Tanggung jawab perseorangan (individual accountability)
3) Tatap muka (face to face)
32 David W, COLABORATIVE LEARNING, (Bandung: Penerbit Nusa Media, 2010), Cet. 1, h. 25
26
4) Komunikasi antar anggota (interpersonal comonication)
5) Evaluasi proses kelompok (group processing)
Karakteristik Pembelajaran cooperative learning antara lain :
1) Pembelajaran Secara Tim
2) Didasarkan pada Manajemen Kooperatif
3) Kemauan untuk Bekerja Sama
4) Keterampilan Bekerja Sama
Prinsip Pembelajaran kooperatif antara lain :
1) Prinsip ketergantungan positif (Positive Interdependence)
2) Tanggung Jawab Perseorangan (Individual Accountability)
3) Interaksi Tatap Muka (Face to Face Promotion Interaction)
4) Partisipasi dan komunikasi (Participation Communication)
c. Jenis-jenis Model Pembelajaran Kooperatif :
1. Model Student Team Achievetmen Division (STAD)
2. Model Jigsaw
3. Model Investigasi Kelompok (Group Investigation)
4. Model Make a Match (Membuat Pasangan)
5. Model TOT ( Team Game Tournaments)
6. Model Struktural
d. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif :
Keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran
diantaranya:
a) Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan
mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan
membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
27
b) Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan
pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan
berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan
belajar dari siswa yang lain.
c) Pembelajaran kooperatif dapat membantu anak respek pada orang
lain dan menyadari akan segala keterbataannya serta menerima
segala perbedaan.
d) Pembelajaran kooperatif dapat membantu memperdayakan setiap
siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
e) Melalui pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan
siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima
umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa
takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah
tanggung jawab kelompoknya.
f) Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi yang cukup ampuh
untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan social,
termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal
yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-
manage waktu, dan sikap positif terhadap sekolah.
g) Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa
menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi
nyata (riil).
h) Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan
motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna
untuk proses pendidikan jangka panjang.
Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif:
1) Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat
menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah.
28
2) Dapat terjadi siswa yang hanya menyalin pekerjaan temannya yang
pandaitanpa memiliki pemahaman yang memadai
3) Pengelompokkan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang
berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus.
4. Metode Pembelajaran Make A Match
a. Pengertian Make a Match
Metode Make a Match (membuat pasangan) merupakan salah satu
jenis dari metode dalam pembelajaran kooperatif.33
Tipe make a match ini
adalah metode pembelajaran yang mengajak siswa mencari jawaban terhadap
suatu pertanyaan atau pasangan dari suatu konsep melalui suatu permainan kartu
pasangan.
Teknik belajar mengajar mencari pasangan (make a match), di
kembangkan oleh Lorna Curran (1994). “Teknik ini bisa di gunakan
untuk semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak
didik.”34
Penerapan metode ini dimulai dengan teknik, yaitu guru menyuruh
siswa mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal
sebelum batas waktunya, siswa yang mencocokan kartunya di beri poin.35
Tipe make a match atau mencari pasangan ini dapat menjadi salah
satu tipe pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan guru dalam
mengembangkan kemampuan siswa. Pembelajaran di kelas dengan
menggunakan make a match ini dapat digunakan dalam semua mata
pelajaran dan untuk semua tingkat usia anak didik.
33Rusman, op. Cit., h. 223
34
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam
Departemen Agama RI, 2009), h. 241
35
Ibid
29
b. Langkah-langkah Pembelajaran Metode Make A Match
Langkah-langkah pembelajaran metode make a match adalah:
1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep/topik
yang cocok untuk sesi review (kartu soal dan kartu jawaban).
2) Setiap siswa mendapat satu kartu dan memikirkan jawaban atau soal
dari kartu yang dipegang.
3) Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan
kartunya (kartu soal/kartu jawaban).
4) Siswa yang dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu diberi
poin.
5) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu
yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
6) Kesimpulan.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Mengenai upaya meningkatkan hasil belajar melalui metode make a match
pada pembelajaran Fiqih, tulisan ini bukan merupakan yang pertama.
Sebelumnya telah banyak yang di lakukan mengenai tema yang sama. Hanya
saja, fokus pembahasannya yang berbeda. Jika pada tulisan ini hasil belajar di
fokuskan melalui kerjasama dalam mencocokan kartu jawaban dan pertanyaan
melalui pembelajaran make a match dan dilakukan terhadap siswa kelas VII-3 di
SMP Islam Ruhama, maka pada penelitian sebelumnya penulis menemukan
beberapa peneliti yang sama-sama berkaitan dengan hasil belajar siswa. Namun,
sekali lagi meskipun membahas tema yang sama, peneliti-peneliti tersebut di
fokuskan pada hal yang berbeda, dengan sudut pandang yang berbeda pula.
Peneliti-peneliti tersebut antara lain :
1. Hasil Penelitian Febriyani Rofiqoh, Mahasiswa Pendidikan IPS, Fakultas
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul Penelitian "Efektivitas Pembelajaran
30
kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPS” Peneliti ini menyimpulkan hal-hal sebagai berikut:
a. Penerapan metode ini dimulai dengan teknik, yaitu guru menyuruh siswa
mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sebelum batas
waktunya, siswa mencocokkan kartunya diberi poin.
b. Nilai tes yang diperoleh siswa pada setiap siklusnya semakin meningkat.
Pada siklus I, hasil pretest siswa adalah 795 dan posttest 1520.
Sedangkan pada siklus II, hasil pretest 11,15 dan posttest 1525. Hasil
presentase jumlah siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal.
2. Hasil Penelitin Tatmimatun Ni‟mah, Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Negri Semarang.
Judul Penelitian “Penerapan metode index card match untuk meningkatkan
keaktifan dalam pembelajaran ips siswa kelas IV SDN 1 Petanahan, semester
II tahun ajaran 2012/2013”.
a. Penerapan metode ini dimulai dengan teknik, yaitu guru menyuruh siswa
mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sebelum batas
waktunya, siswa mencocokkan kartunya diberi poin.
b. Dari hasil penerapan strategi pembelajaran kooperati tipe index card
match dalam proses pembelajaran, mampu meningkatkan keaktifan siswa
dalam membuat rangkuman materi yang telah di pelajari, serta aktif
menyelesaikan tugas yang diberikan guru.
3. Hasil Penelitin Dini Susanti, Mahasiswa Pendidikan Agama Islam, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta . Judul
Penelitian “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Akidah Akhlak Melalui
Model Pembelajaran PAIKEM Tipe Jigsaw Dan Index Card Match Di
Madrasah Tsanawiyah Jam‟iyyatul Khair Ciputat"
a. Penerapan metode ini dimulai dengan teknik, yaitu guru menyuruh siswa
mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sebelum batas
waktunya, siswa mencocokkan kartunya diberi poin.
31
b. Nilai tes yang diperoleh siswa pada setiap siklusnya semakin meningkat.
Pada siklus I, hasil pretest siswa adalah 50,8 dan posttest 66,4. Sedangkan
pada siklus II, hasil pretest 78,2 dan posttest 88,6. Hasil presentase
jumlah siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal.
C. Kerangka Berfikir
Berdasarkan kajian teoritis serta mengkaji laporan dari hasil penelitian
sebelumnya sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, maka dalam penelitian
ini dipandang perlu mengajukan kerangka pemikiran sebagai berikut:
1. Penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe Make a Match akan
melibatkan siswa dalam proses pembelajaran secara aktif.
2. Adanya keterkaitan antara penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe
Make a Match dengan peningkatan keaktifan belajar siswa.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, landasan teori dan kerangka berfikir
dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: “Pengunaan metode make
a match dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dapat meingkatkan hasil
belajar siswa pada kelas VII-3 di SMP Islam Ruhama tahun pelajaran
2016/2017”
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Islam Ruhama Kelas VII-3 yang
beralamat di Jl. Tarumanegara No. 67 Cireundeu Ciputat Timur Kota
Tangerang Selatan. Waktu penelitian berlangsung terhitung pada semester
Genap, tahun pelajaran 2016/2017.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau
Class Action Research. Penelitian Tindakan Kelas, terdiri dari tiga kata
yang dapat dipahami pengertiannya sebagai berikut :
a. Penelitian - kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang
bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat
dan penting bagi peneliti.
b. Tindakan - sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus
kegiatan.
c. Kelas – adalah sekelopok siswa yang dalam waktu yang sama
menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Batasan yang
ditulis untuk pengertian tentang kelas tersebut adalah pengertian
yang lama, untuk melumpuhkan pengertian yang salah dan dipahami
secara luas oleh umum dengan “ruang tempat guru mengajar”.1
Kelas bukan wujud ruangan tetapi sekelompok peserta didik yang
sedang belajar.
1 Samsu Sumadayo, Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), Cet. 1, h. 21
33
Dengan menggambungkan batasan pengertian tiga kata tersebut
segera dapat disimpulkan baahwa penelitian tindakan kelas merupakan
suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan
terjadi disebuah kelas. Saat ini penelitian tindakan kelas sangat
dianjurkan untuk dilaksanakan di semua jenjang dan jenis sekolahan.2
Adapun model yang digunakan dalam PTK ini adalah model yang
dikemukakan oleh Kurt Lewin, model PTK ini terdiri dari empat
komponen, yaitu perencanaan (Planning), tindakan (Acting), pengamatan
(Observasi), dan refleksi (Reflecting).
Hubungan keempat komponen tersebut dianggap sebagai satu siklus.
Adapun secara visual, hubungan keempat komponen tersebut seperti
digambarkan pada bagan di bawah ini.
Bagan 3.1
Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Kurt Lewin
Berdasarkan model yang dipilih tersebut diatas, maka penelitian
melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut :
a. Perencanaan (plainning), peneliti merencanakan tindakan yang akan
dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti
2 Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), Cet.
4, h. 16
Planning Observing
Reflecting
Acting
34
menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar
observasi, dan soal yang harus dikerjakan oleh siswa.
b. Tindakan (Acting), pada tahap peneliti melaksanakan apa yang sudah
direncanakan sebelumnya.
c. Pengamatan (observing), pada tahap ini peneliti melakukan
pengamatan pada siswa selama prroses pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi (Reflecting), pada tahap ini peneliti beserta guru
menganalisa data yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan. Hasil analisa ini kemudian akan di gunakan untuk
merencanakan tindakan selanjutnya.3
2. Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas
Dalam Pelaksanaan PTK ada beberapa prinsip yang harus
diperhatikan, diantaranya :
a. Tidak boleh menggangu PBM dan tugas mengajar.
b. Tidak boleh terlalu menyita waktu.
c. Metodologii yang digunakan harus tepat dan terpercaya.
d. Masalah yang dikaji benar-benar ada dan dihadapi guru.
e. Memegang etika kerja (minta izin, membuat laporan, dan lain-lain).
f. PTK bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses
belajar mengajar.
g. PTK menjadi media guru untuk berpikir kritis dan sistematis.
h. PTK menjadikan guru terbiasa melakukan aktivitas yang bernilai
akademik dan ilmiah.
i. PTK hendaknya dimulai dari permasalahan pembelajaran yang
sederhana, konkret, jelas, dan tajam.
j. Pengumpulan data atau informasi dalam PTK tidak boleh terlalu
banyak menyita waktu dan terlalu rumit karena dikhawatirkan dapat
mengganggu tugas utama guru sebagai pengajar dan pendidik.4
3 Ibid
4 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2010),
Cet. 5, h. 67
35
3. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Mengenai manfaat PTK, Dadang Yudisthira mengatakan bahwa
terdapat setidak na empat hal, sebagai berikut :
a. Pembiasaan bagi guru menulis, mengorganisasikan segala hal dalam
proses pembelajaran.
b. Inovasi dalam setiap pembelajaran di kelas.
c. Pengembangan kurikulum yang mereka pahami
d. Peningkatan profesionalisme guru
4. Keunggulan Penelitian Tindakan Kelas
PTK merupakan kebutuhan bagi guru dalam meningkatkan
profesionalisme nya karena memiliki keunggulan-keunggulan sebagai
berikut:
a. Sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka terhadap
dinamika pembelajaran di kelas.
b. Dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi lebih
profesional.
c. Guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian
yang dalam terhadap apa yang terjadi dikelasnya.
d. Tidak mengganggu tugas pokok seorang guru karena tidak perlu
meninggalkan kelas.
e. Guru menjadi lebih kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan
upaya-upaya inovasi.
f. Memiliki tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas
praktik pembelajaran secara berkesinambungan.
g. Publikasi hasil PTK tidak membutuhkan waktu yang sangat panjang.
36
C. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian dalam peneitian tindakan ini adalah siswa
kelas VII-3 (tiga) SMP Islam Ruhama yang berjumlah 33 orang, yang terdiri
dari 16 perempuan dan 18 laki-laki.
D. Peran dan Posisi dalam Penelitian
Kegiatan Peneliti bekerja melakukan pengamatan, merencanakan tindakan,
melaksanakan kegiatan, mengumpulkan dan menganalisis data, serta
melaporkan hasil peneliitian. Peneliti bekerja sama dengan Ibu Nani Oding,
selaku guru mata pelajaran fiqih kelas VII dan sekaligus sebagai rekan peneliti
yang berperan sebagai observer untuk observasi saat proses pembelajaran
dilakukan.
E. Tahap Intervensi Penelitian
Perencanaan penelitian ini diawali dengan identifikasi persoalan di kelas
dan direncanakan alternatif penyelesaiannya. Alternatif penyelesaian tersebut
dilaksanakan dalam siklus peneliti yang terdiri dari pelaksanaan tindakan,
pengamatan/observasi, evaluasi serta analisis dan refleksi. Setelah dilakukan
evaluasi dan refleksi pada siklus I , maka peneliti akan melanjutkan pada
perencanaan dan tindakan siklus II jika data yang diperoleh memerlkan
penyempurnaan dan begitu selanjutnya, sampai hasil analisa diakhiri tindakan
menunjukkan bahwa kriteria target atau tujuan yang telah ditetapkan.
Tabel 3.1
Tahap Intervensi Tindakan
Kegiatan Pendahuluan
No Kegiatan
1 Observasi ke SMP Islam Ruhama
2 Mengurus surat Izin Peneliti
3 Menghubungi kepala administrasi kurikulum
37
4 Kepala administrasi kurikulum melapor ke kepala sekolah perihal
izin penelitian
5 Wawancara terhadap guru mata pelajaran
6 Menentukan kelas subjek penelitian
7 Wawancara terhadap siswa
8 Membuat istrumen penelitian
9 Observasi proses pembelajaran dikelas penelitian
10 Menguji instrumen soal yang akan diberikan sebagai bahan
evaluasi
Tabel 3.2
Tahap Penelitian
Tahap Perencanaan
NO
Kegiatan
1 Menyiapkan kelas tempat penelitian
2 Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
3 Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan
4 Menyiapkan lembar observasi aktifitas siswa, guru, dan proses
pembelajaran dan catatan lapangan
5 Menyiapkan soal latihan untuk pre-test dan post-test
6 Menyusun Kelompok belajar siswa
38
Tabel 3.3
Tahap Pelaksanaan
No Kegiatan
1 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai
2 Guru memberikan pre-test kepada siswa, untuk mengetahui
kemampuan awal siswa.
3 Melaksanakan proses pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe make a match.
4 Ketika proses pembelajaran berlangsung, observer melakukan
observasi mengenai kegiatan pembelajaran, guru dan siswa
5 Melakukan post-test untuk mengetahui hasil belajar siswa
6 Dokumentasi
Tabel 3.4
Tahap Pengamatan
No Kegiatan
1 Tahap ini berlangsung bersamaan dengan proses pelaksanaan yang
terdiri dari observasi terhadap proses pembelajaran, kegiatan guru
dan siswa. Mencatat semua hal yang terjadi selama proses
pembelajaran. Dan mengumpulkan data penelitian dengan cara
melakukan pre-test dan tes akhir.
Tabel 3.5
Tahap Refleksi
No Kegiatan
1 Peneliti dan kolaborator menganalisis beberapa kekurangan pada
proses pembelajaran pertama untuk menyempurnakan dan di
perbaiki pada siklus selanjutnya.
2 Menganalisis kekurangan dan keberhasilan dari proses
pembelajaran yang berlangsung dan berdiskusi untuk
39
merencanakan tindakan yang tepat pada proses selanjutnya.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Dari peneliti yang dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran
make a match diharapkan siswa dapat lebih memahami materi yang
disampaikan oleh guru dan juga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran PAI. Apabila hasil tes menunjukan peningkatan 75%
dengan KKM maka tindakan di berhentikan.
G. Data dan Sumber Data
1. Data kualitatif : Hasil observasi proses pembelajaran, hasil wawancara
terhadap guru dan siswa, catatan lapangan, dan dokumentasi (berupa foto-
foto kegiatan pembelajaran)
2. Data kuantitatif : Nilai hasil pre-test dan post-test
3. Sumber data : Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari guru dan
siswa.
H. Instrumen Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini di antaranya
adalah :
1. Data tentang kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung
dikumpulkan dengan lembar observasi yaitu menggunakan lembar
pengamatan guru dan siswa pada setiap pertemuan.
2. Wawancara menggunakan pertanyaan mengenai sebelum dan sesudah
metode keduanya digunakan pada saat pembelajaran.
40
Tabel 3.6
Lembar Observasi Siswa
No Aspek yang diamati Nilai
SB B C K SK
1 Melakukan tes awal
(pretest)
2 Mendengarkan penjelasan
materi yang disampaikan
guru
3 Memperhatikan penjelasan
guru tentang tahapan
pembelajaran dengan
menggunakan metode make
a match
4 Semangat dan antusias
mengikuti kegiatan belajar
mengajar
5 Komunikasi dan kerjasama
6 Aktif dalam
mengungkapkan pendapat
7 Aktif dalam mengajukan
pertanyaan
8 Melakukan tes akhir
(posttest)
41
Tabel 3.7
Lembar Observasi Guru
No Aspek yang diamati Nilai
SB B C K SK
1 Mengkondisikan situasi
pembelajaran dan kesiapan
siswa untuk mengikuti
proses pembelajaran
2 Guru memberikan apersepi
3 Membangkitkan minat atau
rasa ingin tahu siswa
(motivasi)
4 Menyampaikan tujuan
pembelajaran
5 Menjelaskan cara mengisi
pretest dan posttest
6 Menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran
metode make a match
7 Teknik menjelaskan /
menyampaikan materi
8 Pengelolaan kegiatan
pembelajaran dengan metode
make a match
9 Memberi bimbingan kepada
kelompok
10 Pemusatan perhatian
terhadap proses
pembelajaran
11 Memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya dan
mengungkapkan pendapat
42
12 Keterampilan menerangkan
kembali dan menyimpulkan
materi yang disampaikan
13 Memberikan evaluasi
pembelajaran berupa tes
objektif (posttest) yang
sesuai dengan indikator yang
ingin dicapai
Tabel 3.8
Kisi-kisi Instrumen Test
Indikator Materi Indikator Soal Butir Soal Skor
Nilai
Memahami
pengertian
shalat
Jama’,
Qashar
daan Jama’
Qashar
Shalat
Jama’,
Qashar
dan Jama’
Qashar
Menyebutkan
pengertian shalat
Jama’, Qashar dan
Jama’ Qashar
1 10
Menunjukk
an shalat
yang boleh
di Jama’,
Qashar dan
Jama’
Qashar
Shalat yang boleh
di Jama’, Qashar
dan Jama’ Qashar
2,3.4.5.6. dan 7
10
10
10
10
10
10
Menunjukk Shalat yang boleh 8,9, dan 10 10
43
an shalat
yang boleh
di Jama’,
Qashar dan
Jama’
Qashar
di Jama’, Qashar
dan Jama’ Qashar
10
10
Tabel 3.9
Lembar Wawancara Siswa
No Pedoman Wawancara
1. Apakah kamu merasa senang belajar fiqih dengan menggunakan
metode Make a Match ?
2 Apakah kamu paham ketika guru fiqih sedang menerangkan
materi?
3 Bagaimana cara guru fiqih kalian mengajar?
4 Apakah cara mengajar guru fiqih kalian menyenangkan?
5 Bagaimana hasil nilai ulangan kalian? Apa sudah memuaskan?
Tabel 3.10
Lembar Wawancara Guru
No Pedoman Wawancara
1. Bagaimana pendapat ibu tentang pembelajaran dengan metode
Make a Match ?
2 Bagaiamana penguasaan materi Fiqih siswa setelah
diterapkannya metode Make a Match ?
3 Apakah ibu mendapat hambatan/masalah ketika pembelajaran
berlangsung, terutama berasal dari siswa ?
4 Untuk mengatasi hambatan tersebut, apakah yang ibu lakukan ?
5 Bagaimana kesan ibu setelah mengikuti pembelajaran dengan
44
metode Make a Match ?
6 Adakah saran/masukan dari ibu mengenai metode Make a
Match yang digunakan terhadap pembelajaran dikelas ?
I. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu derajat ketepatan instrument (alat ukur),
maksudnya apakah instrument yang digunakan betul-betul tepat untuk
mengukur apa yang akan diukur.5
Untuk memudahkan dalam tahap pengujian validitas ini penulis
menggunakan ANATES. Sedangkan untuk mengukur validitas soal dalam
penelitian ini digunakan korelasi Poin Biserial6, yaitu :
√
Keterangan:
Rpbis = koefisian korelasi biserial
Mp = rata-rata skor pada subjek yang menjawab benar bagi item yang
dicari validasinya
Mt = mean skor total yang berhasil dicapai oleh peserta tes
SDt = standar deviasi dari skor total
P = proporsi peserta tes yang menjawab benar
Q = proporsi peserta tes yang menjawab salah
r>r tabel maka butir soal tersebut valid
r<r tabel maka butir soal tersebut tidak valid.7
5 Zainal Arifin, Penelitian Tindakan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 245
6 Suharsimi, op. Cit., h. 65
7 Suharsimi, op. Cit., h. 93
45
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat ukur (evaluasi)
merupakan kesepakatan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya.
Analisis reliabilitas dilakukan untuk mengetahui soal yang sudah disusun
dapat memberikan hasil yang tepat atau tidak tetap. Hal ini berarti apabila
soal dikenakan untuk sejumlah subjek yang sama dalam waktu tertentu,
maka hasil akan tetap atau relatif sama.
Perhitungan relabilitas instrument dalam penelitian ini menggunakan
ANATES. Sedangkan perhitungan menggunakan rumus KR-20 (kuder
Ricahadson-20) sebagai berikut :
(
)(
)
Keterangan:
r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan
n = Jumlah butir soal dalam perangkat tes
S = Standar deviasi skor-skor tes
p = Proporsi subjek yang menjawab item benar
q = Proporsi subjek yang menjawab item salah
pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q
Adapun kriteria pengujiannya adalah:
r11 = 0,00-0,20 = Reliabilitas kecil
r11 = 0,20-0,40 = Reliabilitas rendah
r11 = 0,40-0,70 = Reliabilitas sedang
r11 = 0,70-0,90 = Reliabilitas tinggi
r11 = 0,90-1,00 = Reliabilitas sangat tinggi
r > r tabel = instrumen hasil belajar reliable
r < r tabel = instrumen hasil belajar tidak reliable8
8 Ibid,. h. 115
46
3. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran merupakan suatu proporsi atau perbandingan antara
siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes.
Indeks kesukaran rentangnya dari 0,0 sampai 1,0. Semakin besar indeks
kesukarannya menunjukkan semakin mudah butir soal, sebaliknya semakin
rendah indeks kesukaran menunjukkan semakin sulit butir soal. Cara
menghitung tingkat kesukaran dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan mudah
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran:
0,00-0,30 = Sukar
0,30-0,70 = Sedang
0,70-1,00 = Mudah.9
4. Daya pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dengan siswa yang memiliki
kemampuan rendah. Untuk mengetahui
Adapun kriterianya adalah sebagai berikut:
0,00-0,20 = Buruk
0,21-0,40 = Cukup
0,41-0,70 = Baik
0,71-1,00 = Baik Sekali10
9 Ibid,. h. 223
10
Ibid,. h. 232
47
J. Analisis Data dan Interprestasi Hasil Ananlisis
Setelah data terkumpul, maka dilakukan teknik analisis data, peneliti
memberi uraian mengenai hasil penelitian. Menganalisis data merupakan
suatu cara yang digunakan peneliti untuk menguraikan data yang diperoleh
agar dapat dipahami bukan hanya oleh orang yang meneliti tetapi juga orang
lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Data yang didapat berupa hasil
belajar siswa pada ranah kognitif, lembar observasi kegiatan siswa dan guru
pada proses pembelajaran, catatan lapangan, dan respon siswa terhadap
metode make a match setelah pembelajaran berakhir. Hasil belajar siswa
dianalisis dengan melihat nilai posttest siswa yang sudah berada di atas
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75 dan menganalisis nilai pretest
dan posttest dengan menggunakan rumus N-Gain untuk melihat peningkatan
nilai siswa sebelum dan sesudah pembelajaran.
Dalam menganalisis data hasil belajar pada aspek kognitif atau
penguasaan konsep menggunakan analisis deskriptif dari setiap siklus yaitu
dengan menggunakan gain skor. Gain skor adalah selisih antara nilai posttest
dan pretest, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan
konsep siswa setelah pembelajaran yang dilakukan guru.
Untuk mengetahui selisih nilai tersebut yaitu dengan menggunakan
Normalized Gain.
Dengan kategori sebagai berikut:
G-tinggi : nilai (g) > 0,70
G-sedang : 0,70 > (g) > 0,30
G-rendah : nilai (g) < 0,30
48
K. Tindak Lanjut atau Pengembangan Perencanaan Tindakan
Peneliti tindakan ini di awali dengan melakukan penelitian pendahuluan
(pra siklus) dan dilanjutkan dengan siklus I. apabila hasil yang diharapkan
belum mencapai kriteria yang ditentukan, maka ditindak lanjuti dalam siklus II
dengan perencanaan pembelajaran yang telah di perbaiki sebelumnya. Setelah
melalui serangkaian tindakan pada siklus I dan siklus II, jika hasil yang
diharapkan kurang dari kriteria yang ditetapkan, maka peneliti akan menindak
lanjuti dengan melakukan tahapan pada siklus selanjutnya. Tetapi apabila
penelitian pada siklus I atau siklus II telah mencapai hasil yang ditentukan maka
penelitian tindakan kelas ini dihentikan.
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Objektif Sasaran Penelitian
1. Sejarah Berdirinya SMP Islam Ruhama
Lokasi sekolah SMP Islam Ruhama yang terletak di Desa Cireundeu
Kec. Ciputat Kota Tangsel telah disetujui oleh pihak pemerintah daerah
setempat, karena lokasi tersebut berada di lingkungan yang tidak saja
mudah dijangkau tetapi juga berada di sekitar perumahan penduduk yang
memerlukan jasa pendidikan. Lokasi sekolah bebas dari banjir dan lahan
yang telah tersedia mencapai 1,5 ha. Adapun perluasan di sekitarnya di
mungkinkan karena sesuai dengan masterplan Pemda setempat.
Untuk dapat berperan serta dalam pembangunan nasional, yayasan
pendidikan Islam Ruhama, yang bergerak dibidang pendidikan umum
dan pembinaan kesehatan mental, mendirikan suatu lembaga pendidikan
yang di harapkan dapat menampung seluruh kegiatan kependidikan yang
terpadu antara komponen ilmu pengetahuan dan ilmu agama, sehingga
dapat di kembangkan semua dimensi anak didik secara seimbang, serta
menjadi bekal dalam mencapai kehidupan sejahtera di dunia dan bahagia
di akherat.
Sesuai dengan landasan kegiatan Yayasan Pendidikan Islam Ruhama
yang didirikan pada tanggal 1 Agustus 1983 dengan akte notaries Ny.
Yetty Taher, SH. No. 4, yang di legalisir di pengadilan negeri Jakarta
pusat tanggal 8 Agustus 1983 dengan nomor 378/1983, yang bergerak
dalam pendidikan dan mempunyai cita cita mewujudkan sekolah yang
disuluhi ajaran Islam.
50
Sesuai dengan cita-cita pembentukan Yayasan Pendidikan Islam
Ruhama yaitu :
“Membantu dan turut serta mensukseskan program pemerintah
dalam bidang pendidikan dan kebudayaan dalam arti seluas-luasnya yaitu
membentuk manusia yang sehat jasmani, rohani dan memiliki
keterampilan menuju masyarakat Indonesia yang adil dan makmur yang
di ridhoi oleh Allah Subhanahu wa ta’ala.”
Dalam tahun ajaran 1986/1987 sebagai awal kegiatan, yayasan akan
membentuk lembaga pendidikan Islam Ruhama tersebut dengan
melaksanakan secara operasional pembangunan sekolah lanjutan tingkat
atas yang berbentuk pendidikan umum dan berciri khas. Cara tersebut
akan di uraikan sebagai berikut :
Secara umum bentuk realisasi pembentukan lembaga pendidikan
Islam Ruhama ada beberapa tahapan dalam pembangunan sekolah yaitu
:
Tahap I : Pembangunan masjid dalam komplek pendidikan di desa
Cireundeu. Masjid di bangun telebih dahulu sebagai pusat
penddikan seluruh sekolah yang di dirikan lembaga. Masjid
selain di gunakan sebagi sarana ibadah, akan di manfaatkan
sebagai sarana pendidikan agama Islam dengan maksud
menopang penerapan ilmu dalam kutikulum pendidikan
umum yang di tetapkan oleh pemerintah.
Tahap II : Pembangunan local untuk SLTA, terdiri atas minimum
sembilan local.
Tahap III : Pembangunan lokal taman kanak-kanak, sebagai wadah
pendidikan formal yang termuda (embrio).
51
Tahap IV : Pembangunan local untuk SD dan SMP masing –masing
terdiri atas minimum 12 dan 9 lokal, yang akan di lengkapi
dengan berbagai sarana yang di perlikan
Tahap V : Pembangunan sekolah kejuruan dan pengembangan
program non Formal.
Pada mulanya SMP Islam Ruhama, hanyalah sebuah taman kanak-
kanak (TK Ruhama), karena ada tuntutan masyarakat akan kebutuhan
sekolah dasar maka didirikanlah sekolah dasar (SD), akan tetapi tuntutan
tersebut tidak hanya sampai di situ keinginan dari orang tua murid yang
menghendaki diadakannya sekolah menengah pertama dengan maksud
agar anak-anak tidak mengalami kesulitan dalam mencari lembaga
pendidikan setelah lulus dari SD maka pada sekitar ahun 1987 di dirikan
SMP Islam Ruhama dengan SK pendirian Nomor: 490/1.02/kep/E88
tertanggal 5 Juli 1987 dan di bawah naungan yayasan pendidikan Islam
Ruhama (YPI Ruhama). Adapun yang bertindak sebagai pengurus
yayasan pada saat itu Prof. Dr. Hj. Zakiah Daradjat selaku ketua YPI
Ruhama, wakil ketua yakni di pegang oleh Syahril, sekretaris Ny. Azmi
Azwir, Bendahara saudaraYose Rizal, sedangkan wakil bendahara Ny.
Ernawati Azhari. Adapun dalam proses pembelajarannya SMP Islam
Ruhama sudah meluluskan 20 angkatan dan sudah empat kali di
akreditasi ulang dengan status disamakan.
2. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SMP ISLAM RUHAMA
NPSN : 20603523
Alamat (Jalan/Kec./Kab/Kota) : Jl. Tarumanegara No. 67 Cireundeu
Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan
No. Telp. : 021 – 7499845
Koordinat : Longitude : -6.3156 Latitude 106.7597
Nama Yayasan (bagi swasta) : Yayasan Prof. Dr. Zakiah Daradjat
52
Nama Kepala Sekolah : Drs. Juhdi Asidi
No. Telp/HP : 021 – 742303 / 085691400091
Kategori Sekolah : Potensial
Tahun Beroperasi : 1987/1988
Kepemilikan Tanah/Banguna : Yayasan
Luas Tanah / Status : 5000 m2 / SHM
Luas Bangunan : 1527 m2
No. Rekening Rutin Sekolah : 0013482101100
Pemegang Rekening : SMP Islam Ruhama Cireundeu
3. Visi dan Misi SMP Islam Ruhama
Sebagaimana lembaga-lembaga pendidikan lain, SMP Islam ruhama
mempunyai visi dan misi SMP Islam Ruhama sebagai berikut :
a. Visi
Unggul dalam penguasaan ilmu –ilmu dasar yang sesuai dengan
jenjang pendidikannya, yang mana orientasinya adalah pada
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang dilandasi
dengan iman dan takwa (IMTAK) dalam rangka melahirkan generasi
baru yang madani.
b. Misi
1) Mendidik siswa sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan
yang di laluinya.
2) Menanamkan wawasan keislaman dan kebangsaan dalam
kehidupan bermasyarakat.
3) Mempraktikan akhlaul karimah dalam kehidupan sehari-hari.
4) Mengembangkan potensi, minat dan bakat siswa sesuai dengan
jenjang pendidikan.
53
4. Tenaga Pendidik
Tabel 4.1
Daftar Nama Pendidik
No
Nama/Tempat
Tgl. Lahir
L/P
Pendidikan
Terakhir
Mata Pelajaran
Yang di Asuh
1 Drs. Juhdi Asidi /
Patinggi, 10
Februari 1962
L
S1
Fiqih
2 Zulnadri / Tiakar,
09 November
1955
P D2 Tata Busana
3 Yusron
Syarifuddin,
S.Pd./ Indramayu,
08 Mei 1959
L
S1 IPS & PKn.
4 Drs. Bagus
Wiranto/Jakarta,
20 Agustus 1964
L S1 IPA Fisika
5 Drs.
Ridwanuddin/Kar
awang, 07 Januari
1960
L S1 Fiqih
6 Suhartini, S.Pd./
Ciamis, 25
Februari 1967
P S1 IPA Biologi
7 Suedih, SE.,
S.Pd./ Tangerang,
14 April 1964
L
S1
Penjas &IPS
Ekonomi
54
8 Dadang, S.Pd./
Tangerang, 01
September 1967
L S1 Matematika
9 Agus Muslim,
HD./ Jakarta, 17
Agustus 1967
L PGA SBK & Akidah
10 Dra. Sri
Rusmiyati/Semara
ng, 05 Desember
1965
P S1 Bahasa Indonesia
11 Zainal Abidin,
S.Pd.I./
Tangerang, 17
Juni 1955
L S1 Alqur'an
12 Mursaid, S.Pd./
Tangerang, 10
Mei 1973
L S1 SBK. & IPS
Sejarah
13 Muhammad
Yamin/Bogor, 20
Oktober 1960
L SMA BP
14 Deni Sasmita,
SS/Tangerang, 07
Juni 1981
L S1 TIK
15 Sri Musliah,
S.Pd./ Jakarta, 21
April 1968
P S1 Matematika
16 Siti Romlah,
S.Pd./ Cianjur, 08
Februari 1985
P S1 Bahasa Inggris
17 Jojo
55
Subagja/Kuninga
n, 13 November
1973
L
S1 PKn.
18 Nur Azizah,
S.Pd.I./
Lamongan, 20
Agustus 1991
P
S1 Bahasa Arab
19 Kuntu Fitrah,
S.Pd. / Jakarta, 26
Februari 1990
P S1 Matematika
20 Nurma Ulfa /
Tangerang, 03
Februari 1990
P S1 Bahasa Indonesia
21 Nani Oding /
Tangerang, 01
Oktober 1968
P S1 Fiqih
23 Lailani Kasyfi
Amania, S.Pd./
Tangerang, 25
November 1991
P
S1 Bahasa Inggris &
Conversation
24 Bahiyatul
Musfaidah/Purbal
ingga, 26
November 1993
P
S1 Fiqih
25 Zuhdiyati/Bogor.
17 November
1993
P
S1
Bahasa Arab
26 Sinan
Syarifuddin/Bogo
r, 27 Juni 1966
L
MA
-
56
27 Saepul
Muiz/Bogor, 01
September 1977
L
STM
-
28 Imam
Santoso/Tangeran
g, 19 Januari 1980
L
SMK
-
29 Saifullah/Bogor,
11 November
1985
L
SMP
-
30 Endang
Samilan/Jakarta,
16 Oktober 1943
L
SMP
-
31 Satar/ Wonogiri,
10 Mei 1962
L
SMP
-
5. Data Siswa
Tabel 4.2
Keadaan Siswa
No Kelas Banyaknya Jumlah Siswa
1 VII 4 132
2 VIII 4 120
3 IX 3 89
57
B. Deskripsi Data Sebelum Tindakan
1. Penelitian Pendahuluan
Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Islam Ruhama Ciputat
tepatnya kelas 7-3 sebanyak 33 siswa. Penelitian ini dimulai dengan
observasi yaitu pengamatan yang dilakukan pada proses pembelajaran di
dalam kelas serta melakukan diskusi dengan guru Fiqih terkait masalah
pembelajaran.
Berdasarkan observasi dan hasil diskusi tersebut pada tanggal 22
November 2016, maka peneliti simpulkan bahwa sebagai berikut :
a. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru, metode yang
sering digunakan guru adalah metode ceramah.
b. Beberapa siswa tidak memperhatikan guru ketika guru sedang
menjelaskan pelajaran.
c. Guru masih kurang memberikan penjelasan yang lebih rinci
dalam menjelaskan materi.
d. Banyak siswa yang mengobrol dan bercanda serta tidak fokus
ketika pembelajaran sedang berlangsung.
e. Kondisi kelas yang kurang kondusif, yang mengurangi daya
konsentrasi siswa dalam belajar.
Berdasarkan masalah-masalah tersebut maka peneliti mencoba
menerapkan metode pembelajaran make a match. Penelitian ini dilakukan
sebanyak dua siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
dan refleksi.
Pada tahap perencanaan, peneliti bersama guru mata pelajaran Fiqih
yang berperan sebagai kolaborator, merencanakan tindakan berdasarkan
hasil identifikasi awal terhadap proses pembelajaran Fiqih dalam rangka
meningkatkan hasil belajar Fiqih siswa. Sebelum melakukan tidakan, pada
tahap ini peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
menyiapkan media kartu, menyiapkan materi ajar, menyiapkan instrumen
58
hasil belajar, lembar observasi aktivitas siswa, aktifitas guru, kegiatan
pembelajaran, dan melakukan uji instrumen.
C. Data Hasil Belajar Siklus I
Pembelajaran Fiqih dengan menggunakan metode make a match
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Fiqih siswa. Data hasil yang
diperoleh dari nilai pretest dan posttest yang diberikan sebelum
pembelajaran dan setelah pembelajaran berlangsung. Hasil belajar siswa
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.3
Hasil Belajar Siswa pada Siklus I
No Nama Pre-
test
Post-
test N-gain Kriteria
Ketercapaian
KKM (75)
1 Adinda
Purnama Sari 60 80 0,5
Sedang
Tercapai
2 Agus
Purwanto 70 80 0,33
Sedang
Tercapai
3 Bahtiar Harid 60 90 0,75
Tinggi
Tercapai
4 Carito 70 90 0,66
Sedang
Tercapai
5 Citra Sabilla 40 70 0,5
Sedang
Tercapai
6 Fadilah
Rahma Dwi 70 90 0,66 Sedang Tercapai
59
wanti
7 Fahmi Habibi 70 90 0,66
Sedang
Tercapai
8 Faiz
Ramadhan 80 70 0,5
Sedang
Tercapai
9 Fitri Yani 80 90 0,5
Sedang
Tercapai
10 Gusti Aditiya 70 90 0,66
Sedang
Tercapai
11
Hana
Humaira
Sachmaso
90 70 0,66 Sedang Tercapai
12 Hanifa
Nuroktavianti 50 40 0,2
Rendah
Belum
Tercapai
13 Haryo Budi
Saputro 70 80 0,33
Sedang
Tercapai
14 Ika Putri
Rahma Yanti 70 80 0,33 Sedang Tercapai
15 Indri
Gunawan 80 70 0,5
Sedang
Tercapai
60
16 Indri Nur
Azizah 80 70 0,5
Sedang
Tercapai
17 Indri Yani 70 80 0,33
Sedang
Tercapai
18 Intan
Mutmainah 70 80 0,33
Sedang
Tercapai
19 Luqman Al
Fatah 70 80 0,33
Sedang
Tercapai
20 Muhammad
Ikhsan 70 80 0,33
Sedang
Tercapai
21 Mochammad
Dzaky 70 80 0,33
Sedang
Tercapai
22 Muhammad
AlFarhan 50 80 0,6 Sedang Tercapai
23 Naia Ayu
Fatria 70 80 0,33
Sedang
Tercapai
24
Naza
Maysyukey
Purta Lizuana
70 80 0,33 Sedang Tercapai
25 Putri Dian
Lestari 60 90 0,75
Tinggi
Tercapai
61
26 Rafli Bone
Putra 70 80 0,33
Sedang
Tercapai
27 Risky
Julianto 70 90 0,66
Sedang
Tercapai
28 Shagita Nur
Hasanah 60 70 0,25
Rendah
Belum
Tercapai
29 Sofiyan
Sholihan 70 80 0,33
Sedang
Tercapai
30 Tabina
Pramushita 70 80 0,33
Sedang
Tercapai
31 Yahya
Setiawan 60 80 0,5
Sedang
Tercapai
32
Zora Edita
Ersalina
Candini
70 90 0,66 Sedang Tercapai
33
Muhammad
Tassa
Imansyah
70 80 0,33
Sedang
Tercapai
Jumlah 2,250 2,630 15,29
Rata-rata 68,18 79,70 0.46
Nilai Tinggi 6%
Nilai Sedang 88%
Nilai Rendah 6%
62
Berdasarkan tabel 4.2 agar lebih jelas hasil belajar Fiqih yang diperoleh
siswa, maka dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Diagram 4.1
Peningkatan Hasil Belajar Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan, siswa yang mendapat nilai 50 belum
mengerti benar apa itu shalat Jama’ dan shalat Qashar. Hal ini dikarenakan
siswa masih bingung dengan cara penyampaian materi atau metode yang
baru. Bagi para siswa yang mendapat nilai 70, mereka dianggap belum bisa
menjawab soal pilihan ganda (PG) dengan tepat. Para siswa yang mendapat
nilai 80 dan 90 mereka sudah bisa memahami materi walaupun masih ada
yang belum memahami dalil-dalil tentang materi yang bersumber dari al-
Qur’an dan hadis.
Hasil belajar pada siklus I masih harus ditingkatkan karena masih terdapat
2 siswa yang nilainya berada di bawah KKM (di bawah 75). Maka kedua
siswa tersebut N-Gainnya masih tergolong rendah, 29 siswa N-Gainnya
tergolong dalam kategori sedang dan 2 siswa N-Gainnya tergolong tinggi.
Selain itu dapat dijelaskan mengenai rata-rata nilai pretest yaitu 68,18 dan
rata-rata nilai posttest yaitu 79,70. Dengan demikian, proses pembelajaran
dengan menggunakan metode pembelajaran make a match dilanjutkan ke
siklus II dengan tujuan meningkatkan hasil belajar Fiqih siswa karena masih
6%
88%
6%
jumlah
rendah
sedang
tinggi
63
ada siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM, dan kurangnya siswa yang
melampaui nilai KKM karena hanya sebatas tercapai.
D. Data Hasil Belajar Siklus II
Pembelajaran Fiqih dengan menggunakan metode make a match
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Fiqih siswa. Data hasil yang
diperoleh dari nilai pretest dan posttest yang diberikan sebelum
pembelajaran dan setelah pembelajaran berlangsung. Hasil belajar siswa
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.4
Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Nama Pre
Test
Post
Test
N-gain Kriteria Ketercapaian
KKM (75)
1 Adinda
Purnama Sari
90 100 1 Tinggi
Tercapai
2 Agus
Purwanto
90 100 1 Tinggi
Tercapai
3 Bahtiar Harid 80 90 0,5 Sedang
Tercapai
4 Carito 90 100 1 Tinggi
Tercapai
5 Citra Sabilla 80 90 0,5 Sedang
Tercapai
6 Fadilah
Rahma Dwi
wanti
90 100 1 Tinggi
Tercapai
7 Fahmi Habibi 90 90 1 Tinggi
Tercapai
64
8 Faiz
Ramadhan
80 90 0,5 Sedang
Tercapai
9 Fitri Yani 90 100 1 Tinggi
Tercapai
10 Gusti Aditiya 80 100 1 Tinggi
Tercapai
11 Hana
Humaira
Sachmaso
80 100 1 Tinggi Tercapai
12 Hanifa
Nuroktavianti
80 100 1 Tinggi
Tercapai
13 Haryo Budi
Saputro
90 100 1 Tinggi
Tercapai
14 Ika Putri
Rahma Yanti
90 100 1 Tinggi
Tercapai
15 Indri
Gunawan
90 100 1 Tinggi
Tercapai
16 Indri Nur
Azizah
90 100 1 Tinggi
Tercapai
17 Indri Yani 80 90 0,5 Sedang
Tercapai
18 Intan
Mutmainah
90 100 1 Tinggi
Tercapai
19 Luqman Al
Fatah
90 100 1 Tinggi
Tercapai
20 Muhammad
Ikhsan
90 100 1 Tinggi
Tercapai
21 Mochammad
Dzaky
90 100 1 Tinggi
Tercapai
22 Muhammad 80 100 1 Tinggi Tercapai
65
AlFarhan
23 Naia Ayu
Fatria
90 100 1 Tinggi
Tercapai
24 Naza
Maysyukey
Purta Lizuana
90 100 1 Tinggi
Tercapai
25 Putri Dian
Lestari
80 90 0,5 Sedang
Tercapai
26 Rafli Bone
Putra
90 100 1 Tinggi
Tercapai
27 Risky
Julianto
90 100 1 Tinggi
Tercapai
28 Shagita Nur
Hasanah
80 90 0,5 Sedang
Tercapai
29 Sofiyan
Sholihan
90 100 1 Tinggi
Tercapai
30 Tabina
Pramushita
90 100 1 Tinggi
Tercapai
31 Yahya
Setiawan
90 100 1 Tinggi
Tercapai
32 Zora Edita
Ersalina
Candini
90 100 1 Tinggi Tercapai
33 Muhammad
Tassa
Imansyah
90 100 1 Tinggi Tercapai
Jumlah 2,870 3,230 30
Rata-rata 86,97 97,88 0,91
Nilai Tinggi 82%
Nilai Sedang 18%
66
Diagram 4.2
Peningkatan Hasil Belajar Siklus II
Hasil belajar Fiqih pada siklus II sudah cukup adanya peningkatan
karena sudah tidak ada lagi nilai yang rendah. Adapun siswa yang N-
Gainnya tergolong dalam kategori sedang sebanyak 18 siswa. kemudian
81 siswa N-Gainnya tergolong tinggi. Selain itu dapat dijelaskan mengenai
rata-rata nilai pretest yaitu 86,97 dan rata-rata nilai posttest yaitu 97,88
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada
siklus II mengalami peningkatan.
E. Interprestasi Hasil Analisis
Hasil penelitian akan diuraikan dalam beberapa tahapan yang berupa
siklus-siklus pembelajaran yang akan dilakukan dalam proses
pembelajaran di kelas, dalam penelitian ini pembelajaran dilakukan dalam
dua siklus.
18%
82%
jumlah
sedang
tinggi
67
1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Berdasarkan permasalahan yang disebutkan diatas, maka peneliti
melakukan tahap pelaksanaan tindakan. Tindakan dilakukan bertujuan
untuk memperbaiki keadaan proses pembelajaran Fiqih. Pada tahap
pelaksanaan tindakan ini, dalam satu siklus terdiri dari dua kali
pertemuan.
a. Tahap Perencanaan
Siklus pertama dilaksanakan pada hari selasa tanggal 10
januari 2017. Sebelum pelajaran dimulai, peneliti mempersiapkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk dua kali
pertemuan dengan durasi waktu pertemuan yaitu 4 x 30 menit.
Sebelum dimulai guru terlebih dahulu memperkenalkan diri,
mengabsen siswa dan mengkondisikan keadaan siswa, sebelum
dilanjutkan pada penjelasan materi, guru memberikan soal pretest
berupa soal pilihan ganda sebanyak 10 soal kepada siswa sebelum
masuk proses pembelajaran. Pretest dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana pengetahuan siswa tentang materi yang akan di
pelajari.
Selanjutnya guru menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan
metode pembelajaran make a match. Guru memberikan kartu
yang dalam nya berisi materi pelajaran Fiqih dengan beda-beda
pertanyaan, setiap siswa mendapat satu kartu soal dan jawaban
dari kartu yang di pegang, kemudian siswa mencari pasangan
yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya, guru
memberikan waktu untuk mereka mencari pasangannya. Setelah
menemukan pasangan siswa membacakan kartu yang dimiliki di
depan kelas sambil dikoreksi bersama.
Pada tahap observasi, guru mengobservasi siswa proses
pembelajaran dengan metode make a match sekaligus mengamati
68
aktivitas siswa dan guru, serta menilai hasil belajar Fiqih siswa
setelah di adakan pretest dan posttest.
b. Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus 1 dilaksanakan sebanyak dua kali
pertemuan yaitu pada tanggal 10 Januari 2017 dan 17 Januari
2017 pada pukul 12.50 sampai dengan 14.10 dengan materi
Shalat Jama’ dan shalat Qasar. Pertemuan pertama dilaksanakan
pada tanggal 10 januari yaitu membahas materi tentang
pengertian shalat Jama’, shalat yang boleh di Jama’, macam-
macam shalat Jama’, syarat-syarat umum shalat Jama’. Pada
pertemuan pertama ini, sebelum memulai proses pembelajaran,
peneliti melakukan pengkondisian kelas yaitu dengan merapikan
siswa untuk duduk ditempatnya masing-masing kemudian
mengabsen semua siswa sebagai perkenalan awal. Selanjutnya
guru memulai menyampaikan materi pelajaran dengan apersepsi
terlebih dahulu yaitu dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan
mengenai materi yang telah dipelajari pada minggu lalu.
Selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan teknik
metode make a match. selanjutnya guru memberikan soal pretest
kepada siswa yang harus di kerjakan sebelum guru menjelaskan
materi pembelajaran. pretest diberikan dengan tujuan untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang materi yang
akan dipelajari. Setelah itu guru menjelaskan materi tentang
shalat Jama’ dan shlat qasar.
Kegiatan berikutnya guru minta siswa mempelajari materi
yang ada dalam LKS dan buku paket, kemudian meminta siswa
untuk membentuk 5 kelompok yang setiap kelompok nya terdiri
dari 5-6 orang siswa, lalu meminta siswa mendiskusikan sub bab
materi yang berbeda, setelah itu guru memberikan kartu yang
berisi jawaban dan pertanyaan dengan batas waktu yang diberikan
69
10 menit. Setelah siswa menemukan pasangan kartunya, maka
guru meminta siswa untuk maju ke depan kelas bersama pasangan
dan kartu yang di milikinya itu dibacakan di depan teman-teman
yang lain, sambil dikoreksi bersama guru dan siswa.
Pada pertemuan ke dua, sebelum proses pembelajaran di mulai
guru mengajak siswa untuk berdoa bersama, mengecek kehadiran
siswa, kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada tahap penyampaian materi guru menjelaskan materi
pembelajaran. Setelah itu guru memberikan lagi kartu yang berisi
jawaban dan pertanyaan kepada siswa, dan meminta siswa untuk
mencari pasangan dari kartu yang dimiliki, dengan ketentuan
waktu yang ditetapkan guru 10 menit. Setelah selesai guru
menunjuk beberapa pasangan untuk maju ke depan dan
membacakan kartu yang di milikinya sambil dikoreksi bersama-
sama. Setelah itu guru bersama siswa menyimpulkan materi yang
telah dipelajari.
Pada akhir kegiatan pembelajaran guru memberikan posttest
dengan tujuan untuk mengetahui penguasaan siswa pada materi
yang telah dipelajari.
c. Tahap Observasi
Pada tahap observasi, penelitian melakukan observasi dengan
menyiapkan lembar observasi yang terdiri dari lembar observasi
aktivitas siswa dan aktivitas guru. Kriteria yang digunakan adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.5
Kriteria Lembar Observasi
Skor Kriteria
5 Sangat Baik
4 Baik
70
3 Cukup
2 Kurang
1 Sangat Kurang
Dengan kriteria tersebut, observer memantau setiap langkah-
langkah pembelajaran yang di lakukan guru sekaligus peneliti
observasi di lakukan dalam 2 siklus 4 pertemuan. Berikut
rekapitulasi dari lembar observasi yang terlampir dalam lampiran.
1) Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran pada siklus I
dapat di lihat pada tabel berikut :
TABEL 4.6
Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan Pertama dan Kedua
Keterangan Pertemuan 1 Pertemuan 2
Jumlah Skor 32 29
Jumlah Poin 8 8
Rata-rata 4 3,625 3.81
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa aktivitas siswa pada
proses pembelajaran Fiqih masih perlu ditingkatkan karena masih
kurangnya perhatian siswa ketika guru sedang menjelaskan materi dan
sebagian besar siswa masih kurang aktif. Kemudian pada pelaksanaan
metode pembelajaran make a match siswa juga masih kurang paham,
dan juga tidak berani dalam mengajukan pertanyaan dan
mengemukakan pendapat.
71
2) Hasil observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran Fiqih
menggunakan metode pembelajaran make a match pada siklus I
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.7
Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan Pertama dan kedua
Keterangan Pertemuan 1 Pertemuan 2
Jumlah Skor 44 43
Jumlah Poin 13 13
Rata-rata 3,39 3,31 3.35
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada peretemuan
pertama yaitu tanggal 10 dan 17 januari 2017, proses pembelajaran
Fiqih dengan menggunakan metode make a match pada siklus 1 masih
rendah. Hal ini terjadi karena guru kurang mengkondisikan siswa
dalam belajar, kurangnya interaksi antara guru dan siswa karena guru
masih beradaptasi dengan siswa sehingga mengakibatkan
pembelajaran masih terlihat pasif. Dengan demikian perlu
ditingkatkan lagi sehingga perlu adanya perbaikan dan peningkatan
aktivitas guru agar pembelajaran menjadi lebih menyenangkan
sehingga siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran.
d. Tahap refleksi
1) Tindakan pembelajaran Siklus I
Pada tahap siklus I ini, masih banyak kekurangan yang
harus diperbaiki dalam melaksanakan metode pembelajaran
make a match. adapun kekurangan pada siklus I berdasarkan
lembar observasi adalah sebagai berikut :
a) Guru belum terbiasa menciptakan susasana metode
pembelajaran make a match dalam proses pembelajaran,
72
sehingga guru harus membiasakan dengan keadaan kelas
dan suasana kelas.
b) Guru kurang mengkondisikan keadaan siswa dalam proses
pembelajaran, sehingga penerapan metode pembelajaran
make a match kurang maksimal.
c) Kurangnya antusias siswa dalam proses pembelajaran
menggunakan metode make a match.
Berdasarkan hasil observasi, masih banyak yang harus
diperbaiki dalam pemberian tindakan. Sehingga untuk
memperbaiki siklus I dengan berbagai kelemahannya maka
pada siklus II perlu dibuat pengembangan perencanaan
pemberian tindakan berdasarkan hasil refleksi siklus I.
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
a. Tahap perencanaan
Berasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka perencanaan pada
siklus II ini lebih dikembangkan agar indikator keberhasilannya
tercapai. Perencanaan dimulai dengan membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran Fiqih dengan
materi menggunakan metode pembelajaran make a match tentang
shalat Jama’, Qashar dan Jama’ Qashar. Menyiapkan gambar dan
kartu, menyiapkan instrumen hasil belajar, lembar observasi siswa
dan lembar observasi guru.
b. Tahap Pelaksanaan
Proses pembelajaran siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan
yaitu, pada tanggal 24 dan 31 Januari 2017.
1) Pertemuan Pertama
Sebelum proses pembelajaran guru mengajak siswa berdoa
bersama, mengecek kehadiran siswa dan kemudian melakukan
73
apersepsi materi yang telah disampaikan pada siklus I.
Kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran dan teknik
metode pembelajaran make a match. selanjutnya guru
memberikan soal pretest kepada siswa yang harus di kerjakan
sebelum guru menjelaskan materi tentang shalat Jama’, Qashar
dan Shalat Jama’ Qashar.
Kegiatan berikutnya guru minta siswa mempelajari materi
yang ada dalam LKS dan buku paket, kemudian meminta
siswa untuk membentuk 5 kelompok yang setiap kelompok
nya terdiri dari 5-6 orang siswa, lalu meminta siswa
mendiskusikan sub bab materi yang berbeda, setelah itu guru
memberikan kartu yang berisi jawaban dan pertanyaan dengan
batas waktu yang diberikan 10 menit. Setelah siswa
menemukan pasangan kartunya, maka guru meminta siswa
untuk maju ke depan kelas bersama pasangan dan kartu yang
di milikinya itu dibacakan di depan teman-teman yang lain,
sambil dikoreksi bersama guru dan siswa.
Pada akhirnya kegiatan pembelajaran guru bersama siswa
menyimpulkan materi yang telah dipelajari kemudian menutup
pembelajaran dengan berdoa.
2) Pertemuan Kedua
Proses pembelajaran di mulai guru mengajak siswa untuk
berdoa bersama, mengecek kehadiran siswa, kemudian
menyampaikan tujuan pembelajaran, dan memotivasi siswa
agar lebih semangat dalam mengikuti proses pembelajaran.
Kemudian guru menjelaskan materi pelajaran dan sedikit
mempraktikkan tatacara melaksanakan shalat Jama’, Qashar,
dan Jama’ Qashar di depan kelas kelas yang ikuti oleh
beberapa siswa. Lalu setelah selesai guru memberikan waktu
kepada siswa yang ingin memberi tanggapan atau bertanya
74
tentang materi yang diajarkan. Setelah selesai guru
membagikan kembali kartu yang berisi jawaban dan
pertanyaan dan meminta siswa untuk mencari jawaban dari
kartu yang dimilikinya sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
Setelah semua selesai dan waktu habis guru meminta siswa
bersama pasangannya membacakan kartu yang dimiliki dan di
koreksi didepan kelas bersama-sama.
Pada akhir kegiatan pembelajaran guru memberikian
posttest dengan tujuan untuk mengetahui penguasaan siswa
pada materi yang telah dipelajari.
c. Tahap Observasi
Seperti halnya pada siklus I, pada tahap observasi, peneliti
melakukan observasi dengan menyiapkan lembar observasi yang
terdiri dari lembar observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru.
1) Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran pada siklus
II dapat di lihat pada tabel berikut:
TABEL 4.8
Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan Pertama dan Kedua
Keterangan Pertemuan 1 Pertemuan 2
Jumlah Skor 31 32
Jumlah Poin 8 8
Rata-rata 3,875 4 3,94
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas
siswa meningkat dibanding dengan aktivitas siswa pada siklus
sebelumnya. Komunikasi antar siswa dan guru sangat baik. Dan
siswa lebih berani dalam mengungkapkan pendapatnya serta
75
mengajukan atau menjawab pertanyaan baik dari guru atau siswa
yang lainya.
2) Hasil observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran Fiqih
menggunakan metode pembelajaran make a match pada siklus
II dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.9
Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan Pertama dan Kedua
Keterangan Pertemuan 1 Pertemuan 2
Jumlah Skor 52 52
Jumlah Poin 13 13
Rata-rata 4 4 4
Dilihat dari hasil obervasi di atas guru telah menjalankan proses
pembelajaran sesuai dengan konsep yang telah dibuat sebelumnya.
Guru sudah dapat beradaptasi dengan siswa secara baik dan guru
membuat ruang kelas menjadi lebih kondusif sehingga proses
pembelajaran berlangsung dengan baik dibandingkan pada siklus
pertama.
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan observasi pada saat proses pembelajaran maka
dapat disimpulkan keberhasilan yang dicapai pada siklus II sebagai
berikut :
1) Aktivitas guru semakin meningkat, guru mulai terbiasa
menggunakan metode pembelajaran make a match.
2) Guru mampu meningkatkan suasana belajar dalam kelas
menjadi lebih aktif dan menyenangkan.
76
3) Aktivitas siswa meningkat karena dalam proses pembelajaran
siswa dapat berinteraksi dengan baik kepada guru dan siswa
yang lainnya.
4) Siswa lebih aktif, antusias, dan lebih berani dalam
mengungkapkan pendapatnya atau mengajukan pertanyaan.
F. Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan tes hasil belajar,
ditemukan beberapa masalah dalam pembelajaran Fiqih siswa. Proses
pembelajaran hanya didominasi oleh guru dengan metode ceramah,
sedangkan siswa cenderung pasif mendengarkan penjelasasan guru,
sehingga hasil belajar Fiqih siswa masih rendah. Oleh karena itu peneliti
ingin memperbaiki kekurangan yang terdapat dalam proses pembelajaran
selama ini.
Proses pembelajaran dilakukan berdasarkan tahapan penelitian
tindakan kelas, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari aktivitas dan hasil belajar siswa
yang dilakukan dalam dua siklus dengan masing-masing siklus sebanyak
dua kali pertemuan untuk siklus I dan siklus II. Rata-rata dari setiap siklus
akan peneliti sajikan dalam bentuk tabel dan grafik, berikut adalah
rinciannya:
Tabel 4.10
Aktivitas Belajar Siswa
Siklus Rata-rata Peningkatan
I 79,70% 18%
II 97,88%
77
Diagram 4.3
Peningkatan Hasil Belajar Siklus I dan II
Berdasarkan tabel dan grafik diatas persentase aktivitas belajar siswa
pada siklus I diperoleh hasil belajar siswa yang masih rendah dan harus
ditingkatkan lagi karena masih banyak siswa yang mendapat nilai di
bawah KKM sehingga penelitian dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II
terjadi peningkatan hasil belajar mengalami peningkatan maksimal yang
dapat dilihat dari nilai rata-rata posttest siswa siklus I dan siklus II 79,70
menjadi 97,88.
Hal ini membuktikan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa
dengan menggunakan metode make a match. Peningkatan hasil belajar
siswa juga dapat dilihat dari rata-rata nilai N-Gain siklus I yaitu 0.46 dan
pada siklus II dengan nilai N-Gainnya yaitu 0,91
Metode make a match juga dapat membuat siswa menjadi lebih
mandiri karena siswa secara individual berusaha mencari jawaban atau
pertanyaan yang ada pada temannya. Dengan metode make a match anak
didik dapat mencari pasangan jawaban dan pertanyaan sambil belajar
mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan
sehingga siswa dapat menguasai materi yang telah dipelajari.
0
20
40
60
80
100
SIKLUS I
SIKLUS II
78
Dari hasil pengumpulan data inilah maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa pembelajaran metode make a match dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih.
79
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dengan
menggunakan metode make a match yang telah dilakukan di SMP Islam
Ruhama Ciputat, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dalam pelaksanaanya pembelajaran fiqih di SMP Islam Ruhama
masih berpusat pada guru (teacher center) sehingga tujuan
pembelajaran kurang tercapai dengan maksimal. Dalam penyampaian
materi guru kurang berimprovisasi terhadap media, strategi maupun
metode pembelajaran baik dalam materi yang berhubungan dengan
kognitif atau praktik, sehingga pesan ajar kurang tersalurkan.
2. Setelah dilakukan pengamatan melalui observasi dan wawancara
dengan guru dan siswa, peneliti menyimpulkan adanya perubahan
pola sikap dalam proses kegiatan belajar mengajar. Siswa berperan
aktif dan antusias dalam proses pembelajaran, mampu bersikap
disiplin, serta menjalin interaksi antar siswa. Sehingga tidak dijumpai
siswa yang mengantuk, mengobrol atau tidur pada saat kegiatan
belajar mengajar. Hal ini menggambarkan bahwa metode
pembelajaran make a match pada pembelajaran fiqih tentang shalat
jama’ qashar dan jama’ qashar mampu meningkatkan motivasi , hasil
belajar dan mampu mempengaruhi pola sikap siswa selama mengikuti
proses pembelajaran fiqih.
3. Penggunaan metode make a match dapat meningkatkan hasil belajar
Fiqih tentang shalat jama, qashar dan jamak qashar. Pada siklus
pertama, hasil pretest belajar siswa adalah 2,250 dan posttest 2,630.
Sedangkan pada siklus kedua, hasil belajar pretest adalah 2,870 dan
posttest 3,230. Hal ini menunjukkan siswa sudah mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM). Peningkatan terlihat dari hasil tes
80
kemampuan siswa setelah diterapkan metode make a match dalam
pelajaran fiqih.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka penulis mengajukkan
beberapa saran agar menjadi masukan yang berguna, di antaranya:
1. Diharapkan bagi para pendidik dapat memilih metode atau cara
mengajar yang tepat, agar dapat memicu semangat belajar siswa saat
pembelajaran berlangsung.
2. Guru juga harus terus mencoba dan menggali model pembelajaran
lainnya agar lebih variatif dan menciptakan susasana belajar yang
kondusif yang pada akhirnya berpengaruh positif pada hasil belajar
siswa.
3. Pada setiap pembelajaran, sebaiknya guru menganalisis kekurangan-
kekurangan yang ada pada setiap pertemuan, guru seharus nya lebih
banyak memberikan motivasi belajar kepada siswa, sehingga
pembelajaran selanjutnya akan menjadi lebih baik.
4. Bagi siswa hendaknya lebih aktif lagi dalam mengikuti proses
pembelajaran, yakni dengan berkonsentrasi ketika mendengarkan
penjelasan yang disampaikan oleh guru, mencatat hal-hal yang
penting dan melakukan review pada kesempatan lain.
5. Pihak sekolah hendaknya lebih memperhatikan kelengkapan
pembelajaran di sekolah dalam upaya menunjang kegiatan proses
belajar mengajar.
81
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Abd. Rachman. Psikologi Belajar, Yogya: PT Tiara Wacana Yogya, 1993.
Al-Abrosy, Athiyah. Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta:Bulan
Bintang, 1970.
Annur, Saipul. Profesionalitas Guru Agama Islam: Wacana pengembangan Guru,
Jurnal Ta’dib Vol. XIII. No. 1, Juni 2008.
Arifin, Zainal. Penelitian Tindakan Metode dan Paradigma Baru, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2011.
Arifin, Zainul. Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Tehnik, Prosedur, Bandung: PR
Remaja Rasdakarya, 2010.
Arikunto, Suharsimi, dkk. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2007.
-----, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara,
2002.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
Rineka Cipta, 2010.
Djamarah, Syaiful Bahri Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2011.
Hakim, Lukmanul. Perencanaan Pembelajaran, Bandung: CV Wacana Prima,
2009.
Hamalik, Oemar. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendidikan Kompetensi, Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2002.
Hawi, Akmal. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2013.
Jufri, Wahab. Belajar dan Pembelajaran Sains, Bandung: Rineka Cipta, 2013.
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2007.
-----, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Rajawali Pers,
2010.
82
Majid, Abdul. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Jakarta: Remaja
Rosdakarya, 2004.
Mudjijo, Tes Hasil Belajar, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.
Mulyasa, E. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian
Guru dan Kepala Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Gaung
Persada Press, 2012.
Nurdin, Syafruddin dan M. Basyiruddin Usman. Guru Profesional dan
Implementasi Kurikulum, Jakarta: Ciputat Pers, 2002.
Purwanto. Ngalimin. Prinsip-prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2000.
Purwanto. Pengaruh Konsekuensi Perilaku dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil
Belajar (Kajian Literatur), Jurnal pendidikan dan Kebudayaan Badan
Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, 2007.
Sagala, Syaiful. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga kependidikan,
Bandung: ALFABETA, 2013.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran, Jakarta: Prenada Media Group, 2013.
Saudagar Fachruddin. Ali Idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru, Jakarta:
Gaung Persada, 2011.
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka
cipta, 2010.
Soetjipto Raflis Kosasi. Profesi Keguruan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009.
Sumadayo, Samsu. Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar, Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2014.
-----. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009.
Thobroni, Muhammad dan Mustofa Arif. Belajar & Pembelajaran
Pengembangan wacana dan praktik pembelajaran dalam pembangunan
nasional, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.
83
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovativ-progresif, Jakarta: Kencana
Media Grup, 2012.
Undang-Undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaannya, Jakarta: CV.
Tamita Utama, 2004.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Sinar Grafika, 2003.
Usman, Uzer. Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005
W, David. COLABORATIVE LEARNING, Bandung: Penerbit Nusa Media, 2010.
84
Lampiran 1
LEMBAR UJI REFERENSI
NAMA : Dewi Mufidah
NIM : 1112011000012
FAKULTAS : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
JURUSAN : Pendidikan Agama Islam
JUDUL : Upaya guru pai dalam meningkatkan hasil belajar
siswa dengan menggunakan metode make a match
dalam pembelajaran fiqih kelas VII-3 di SMP Islam
Ruhama
No. Judul Buku No.
Footnote
Halaman
Skripsi
Paraf
Pembimbing
BAB I
1 Undang-Undang SISDIKNAS
dan Peraturan
Pelaksanaannya, (Jakarta: CV.
Tamita Utama, 2004),
1
2
2 Trianto, Mendesain Model
Pembelajaran Inovativ-
progresif, (Jakarta: Kencana
Media Grup, 2012),
2
2
3 Saipul Annur, Profesionalitas
Guru Agama Islam: Wacana
pengembangan Guru, Jurnal
Ta’dib Vol. XIII. No. 1, Juni
2008,
3
3
4 Fachruddin Saudagar, Ali
85
Idrus, Pengembangan
Profesionalitas Guru, (Jakarta:
Gaung Persada, 2011),
4 3
5 Slameto, Belajar dan Faktor-
faktor yang Mempengaruhinya,
(Jakarta: Rineka cipta, 2010),
5
3
6 Yudhi Munadi, Media
Pembelajaran Sebuah
Pendekatan Baru, (Jakarta:
Gaung Persada Press, 2012),
6
4
BAB II
7 Uzer Usman, Menjadi Guru
Profesional. (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2005)
1
8
8 Muhibbin Syah, Psikologi
Pendidikan dengan Pendekatan
Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009),
2
8
9 Syaiful Sagala, Kemampuan
Profesional Guru dan Tenaga
kependidikan, (Bandung:
ALFABETA, 2013),
3
8
10 Syafruddin Nurdin, M.
Basyiruddin Usman, Guru
Profesional dan Implementasi
Kurikulum, (Jakarta: Ciputat
Pers, 2002)
4
8
11 Athiyah Al-Abrosy, Dasar-
dasar Pokok Pendidikan Islam,
(Jakarta:Bulan Bintang, 1970),
hlm. 137
5
9
86
12 Raflis Kosasi Soetjipto, Profesi
Keguruan, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2009),
6
9
13 Akmal Hawi, Kompetensi Guru
Pendidikan Agama Islam,
(Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2013)
7,10, 11
dan 12
10 dan 11
14 Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional, (Jakarta:
Sinar Grafika, 2003)
8
10
15 Abdul Majid, Pendidikan
Agama Islam Berbasis
Kompetensi, (Jakarta: Remaja
Rosdakarya, 2004
9
10
16 Abd. Rachman Abror,
Psikologi Belajar, (Yogya: PT
Tiara Wacana Yogya, 1993),
13
11
17 Syaiful Bahri Djamarah,
Psikologi Belajar, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2011),
14
12
18 Wahab Jufri, Belajar dan
Pembelajaran Sains,(Bandung:
Rineka Cipta, 2013),
15
12
19 Kunandar, Guru Profesional
Implementasi
KurikulumTingkat Satuan
Pendidikan dan Persiapan
Menghadapi Sertifikasi Guru
(Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2007),
16
12
20 Purwanto, Pengaruh
Konsekuensi Perilaku dan
Motivasi Belajar Terhadap
Hasil Belajar (Kajian
Literatur), Jurnal pendidikan
87
dan Kebudayaan Badan
Penelitian dan Pengembangan
Departemen Pendidikan
Nasional, 2007
17
12
21 Oemar Hamalik, Pendidikan
Guru Berdasarkan Pendidikan
Kompetensi, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2002),
18 dan
23
13
22 Muhammad Thobroni & Arif
Mustofa, Belajar &
Pembelajaran Pengembangan
wacana dan praktik
pembelajaran dalam
pembangunan nasional,
(Jogjakarta: AR-RUZZ
MEDIA< 2011)
19
14
23 E. Mulyasa, Implementasi
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Kemandirian Guru
dan Kepala Sekolah, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2009),
20 dan
22 15
24 Zainul Arifin, Evaluasi
Pembelajaran Prinsip, Tehnik,
Prosedur, (Bandung: PR
Remaja Rasdakarya, 2010),
21
15
25 Ngalimin Purwanto, Prinsip-
prinsip Dan Teknik Evaluasi
Pengajaran, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2000
24
17
26 Suharsimi Arikunto, Dasar-
Dasar Evaluasi pendidikan,
(Jakarta: PT Bumi Aksara,
2002),
25
18
27 Mudjijo, Tes Hasil Belajar,
(Jakarta: BUMI AKSARA, 26 19
88
1995
28 Muhibbin Syah, Psikologi
Belajar, (Jakarta: PT Remaja
Rosdakarya, 2014
27
22
29 Syaiful Bahri Djamarah dan
Aswan Zain, Strategi Belajar
Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010),
28
23
30 Wina Sanjaya, Strategi
Pembelajaran, (Jakarta:
Prenada Media Group, 2013),
29
23
31 Lukmanul hakim, Perencanaan
Pembelajaran, (Bandung: CV
Wacana Prima, 2009),
30
24
32 Rusman, Model-Model
Pembelajaran mengembangkan
Profesionalisme Guru, (Jakarta:
PT Raja Grafindo, 2013),
31, 33
dan 34
24 dan 28
33 David W, COLABORATIVE
LEARNING, (Bandung:
Penerbit Nusa Media, 2010
32
25
34 Masitoh dan Laksmi Dewi,
Strategi Pembelajaran,
(Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Islam Departemen
Agama RI, 2009), h. 241
34
28
BAB III
35 Samsu Sumadayo, Penelitian
Tindakan Kelas, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2013),
1
33
89
36 Suharsimi Arikunto, dkk.,
Penelitian Tindakan Kelas,
(Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2007),
2, 3, 6, 7
dan 8
34, 35,
48, 49
dan 50
37 Kunandar, Langkah Mudah
Penelitian Tindakan Kelas,
(Jakarta: PT. Rajawali Pers,
2010
4
36
38 Zainal Arifin, Penelitian
Tindakan Metode dan
Paradgma Baru, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya,
2011),
5
48
Jakarta, 8 Maret 2012
Yang Mengesahkan
Dosen Pembimbing
Dr. Bahrissalim, MA
NIP. 19680307 199803 1 002
90
Lampiran 2
Wawancara dengan Guru
Sebelum Tindakan
1. Hambatan apa yang ada ketika ibu memulai proses pembelajaran
berlangsung pada mata pelajaran Fiqih pada siswa kelas VII-3?
2. Solusi apa yang ibu berikan?
3. Bagaimana respon siswa terhadap pelajaran fiqih saat pembelajaran
berlangsung?
4. Metode apa yang biasa ibu gunakan ketika pembelajaran berlangsung?
5. Berapakah standar kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada mata
pelajaran Fiqih kelas VII-3?
6. Berapa nilai rata-rata siswa pada nilai ulangan harian?
7. Bagaimana hasil belajar fiqih pada siswa kelas VII-3?
91
Lampiran 3
Hasil Wawancara dengan Guru
Sebelum Tindakan
Hari/ Tanggal : 22 November 2016
Tempat : SMP Islam Ruhama
Nara Sumber : Nani S.Pd.I
Peneliti : Hambatan apa yang ada ketika ibu memulai proses pembelajaran
berlangsung pada mata pelajaran Fiqih pada siswa kelas VII-3?
Guru : banyak siswa yang tidak memperhatikan, sehingga kurangnya
pemahaman materi yang telah disampaikan.
Peneliti : Solusi apa yang ibu berikan?
Guru : Memberi hukuman dan menegurnya.
Peneliti : Bagaimana respon siswa terhadap pelajaran fiqih saat
pembelajaran berlangsung?
Guru : biasa-biasa saja repsonnya, tidak terlalu terpacu kecuali ada
beberapa anak yang respon belajarnya sangat bagus dan sebagian
siswa juga ada yang respon belajarnya rendah.
Peneliti : Metode apa yang biasa ibu gunakan ketika pembelajaran
berlangsung?
92
Guru : Biasa saya menggunakan metode ceramah.
Peneliti : Berapakah standar kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada mata
pelajaran Fiqih kelas VII-3?
Guru : 75
Peneliti : Berapa nilai rata-rata siswa pada nilai ulangan harian?
Guru : kurang lebih 60
Peneliti : Bagaimana hasil belajar fiqih pada siswa kelas VII-3?
Guru : Masih tergolong rendah
Guru Fiqih
Nani S.Pd.I
93
Lampiran 4
Wawancara Siswa Sebelum Tindakan
1. Menurut kamu bagaimana biasanya cara mengajar guru dikelas?
2. Apakah kamu senang dengan cara mengajar guru?
3. Apakah kamu sering bertanya bila kurang paham atau kurang mengerti?
4. Apakah kamu sering membaca buku?\
5. Bagaiaman cara kamu mengatasi kesulitan belajar?
94
Lampiran 5
Hasil Wawancara Siswa Sebelum Tindakan
Nama : Putri Dian Lestari
Hari/Tanggal : 22 November 2017
Peneliti : Menurut kamu bagaimana biasanya cara mengajar guru
dikelas?
Siswa : Guru biasanya mengajar dengan cara menggunakan
ceramah
Peneliti : Apakah kamu senang dengan cara mengajar guru?
Siswa : kurang senang dengan cara guru mengajar
Peneliti : Apakah kamu sering bertanya bila kurang paham atau
kurang mengerti?
Siswa : kadang-kadang saya bertanya jika kurang paham
Peneliti : Apakah kamu sering membaca buku?\
Siswa : Tidak pernah
Peneliti : Bagaiaman cara kamu mengatasi kesulitan belajar?
Siswa : Biasanya bertanya pada orang tua, kaka dan teman
Siswa
Putri Dian Lestari
95
Lampiran 6
Lembar Observasi
Aktivitas Siswa Siklus I
SMP Islam Ruhama
Hari/Tanggal : Selasa, 10-11 Januari 2017
Kelas/Sekolah : VII-3 SMP Islam Ruhama
Waktu : 12:50 – 14:10
Berilah tanda chek list (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda !
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
SK : Sangat Kurang
No Aspek yang diamati Nilai
SB B C K SK
1 Melakukan tes awal
(pretest)
√
2 Mendengarkan
penjelasan materi yang
disampaikan guru
√
3 Memperhatikan
penjelasan guru tentang
tahapan pembelajaran
dengan menggunakan
metode make a match
√
4 Semangat dan antusias
mengikuti kegiatan
belajar mengajar
√
96
5 Komunikasi dan
kerjasama
√
6 Aktif dalam
mengungkapkan
pendapat
√
7 Aktif dalam
mengajukan pertanyaan
√
8 Melakukan tes akhir
(posttest)
√
97
Lampiran 7
Lembar Observasi
Aktivitas Siswa Siklus II
SMP Islam Ruhama
Hari/Tanggal : Selasa, 24-31 Januari 2017
Kelas/Sekolah : VII-3 SMP Islam Ruhama
Waktu : 12:50 – 14:10
Berilah tanda chek list (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda !
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
SK : Sangat Kurang
No Aspek yang diamati Nilai
SB B C K SK
1 Melakukan tes awal
(pretest)
√
2 Mendengarkan
penjelasan materi
yang disampaikan
guru
√
3 Memperhatikan
penjelasan guru
tentang tahapan
pembelajaran dengan
menggunakan metode
make a match
√
4 Semangat dan antusias √
98
mengikuti kegiatan
belajar mengajar
5 Komunikasi dan
kerjasama
√
6 Aktif dalam
mengungkapkan
pendapat
√
7 Aktif dalam
mengajukan
pertanyaan
√
8 Melakukan tes akhir
(posttest)
√
99
Lampiran 8
LEMBAR OBSERVASI GURU
Kegiatan pembelajaran Fiqih dengan menerapkan Metode Make a Match
Nama Sekolah : SMP Islam Ruhama
Tahun Ajaran : 2016/2017
Kelas Semester : VII-3
Materi Pokok : Shalat Jama’, Qashar, dan Jama’ Qashar
Siklus : I
Hari/Tanggal : 24 - 31Januari 2017
Observer : Nani S.Pd.I
Berilah tanda chek list (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda !
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
SK : Sangat Kurang
No Aspek yang diamati Nilai
SB B C K SK
1 Mengkondisikan situasi
pembelajaran dan kesiapan
siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran
√
2 Guru memberikan apersepi √
3 Membangkitkan minat atau rasa
ingin tahu siswa (motivasi)
√
4 Menyampaikan tujuan
pembelajaran
√
100
5 Menjelaskan cara mengisi
pretest dan posttest
√
6 Menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran metode make a
match
√
7 Teknik menjelaskan /
menyampaikan materi
√
8 Pengelolaan kegiatan
pembelajaran dengan metode
make a match
√
9 Memberi bimbingan kepada
kelompok
√
10 Pemusatan perhatian terhadap
proses pembelajaran
√
11 Memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya dan
mengungkapkan pendapat
√
12 Keterampilan menerangkan
kembali dan menyimpulkan
materi yang disampaikan
√
13 Memberikan evaluasi
pembelajaran berupa tes objektif
(posttest) yang sesuai dengan
indikator yang ingin dicapai
√
Observer
Nani S.Pd.I
101
Lampiran 9
LEMBAR OBSERVASI GURU
Kegiatan pembelajaran Fiqih dengan menerapkan Metode Make a Match
Nama Sekolah : SMP Islam Ruhama
Tahun Ajaran : 2016/2017
Kelas Semester : VII-3
Materi Pokok : Shalat Jama’, Qashar, dan Jama’ Qashar
Siklus : II
Hari/Tanggal : 24 - 31Januari 2017
Observer : Nani S.Pd.I
Berilah tanda chek list (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda !
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
SK : Sangat Kurang
No Aspek yang diamati Nilai
SB B C K SK
1 Mengkondisikan situasi
pembelajaran dan kesiapan
siswa untuk mengikuti
proses pembelajaran
√
2 Guru memberikan apersepi √
3 Membangkitkan minat atau
rasa ingin tahu siswa
(motivasi)
√
4 Menyampaikan tujuan
pembelajaran
√
102
5 Menjelaskan cara mengisi
pretest dan posttest
√
6 Menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran
metode make a match
√
7 Teknik menjelaskan /
menyampaikan materi
√
8 Pengelolaan kegiatan
pembelajaran dengan
metode make a match
√
9 Memberi bimbingan kepada
kelompok
√
10 Pemusatan perhatian
terhadap proses
pembelajaran
√
11 Memberi kesempatan
kepada siswa untuk
bertanya dan
mengungkapkan pendapat
√
12 Keterampilan menerangkan
kembali dan menyimpulkan
materi yang disampaikan
√
13 Memberikan evaluasi
pembelajaran berupa tes
objektif (posttest) yang
sesuai dengan indikator
yang ingin dicapai
√
Observer
Nani S.Pd.I
103
Lampiran 10
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SiKLUS I
Satuan Pendidikan : SMP Islam Ruhama
Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas/Semester : VII-3/II (Genap)
Materi Pokok : Shalat Jama’, Qashar, dan Jama’ Qashar
Alokasi Waktu : 2 Pertemuan (4x 60 menit)
Standar Kompetensi : Melaksanakan Tata cara Salat Jama’, Qasar, dan
Jama’ Qasar
A. Kompetensi Dasar
2.1. Menjelasan ketentuan shalat jama’, qashar, dan jama’ qashar.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian shalat jama’
2. Siswa dapat menjelaskan macam-macam shalat jama’
3. Siswa dapat menunjukkan shalat yang boleh di jama’
4. Siswa dapat menjelaskan syarat shalat jama’
5. Siswa dapat menjelaskan pengertian shalat qashar
6. Siswa dapat menjelaskan shalat yang boleh di qashar
7. Siswa dapat mengemukakan syarat shalat qashar
8. Siswa dapat menjelaskan pengertian shalat jama’ qashar
9. Siswa dapat menjelaskan shalat yang boleh di jama’ qashar
10. Siswa dapat mengemukakan syarat shalat jama’ qashar
104
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu memahami pengertian shalat jama’, qashar, dan jama’
qashar
2. Siswa mampu menjelaskan macam-macam shalat jama’, qashar, dan
jama’ qashar
3. Siswa mampu menyebutkan syarat shalat jama’, qashar, dan jama’ qashar
D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian shalat jama’. qashar dan jama’ qashar
2. Macam-macam shalat jama’, qashar dan jama’ qashar
3. Syarat shalat jama’, qashar dan jama’ qasar
E. Metode Pembelajaran
1. Make a Match
2. Ceramah
F. Sumber Pembelajaran
1. LKS Fiqih kelas VII semester II (Genap)
2. Buku Paket Fiqih kelas VII
G. Media Pembelajaran
1. Media : Buku Paket
2. Alat : papan tulis, sepidol dan kartu make a match
H. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama
No Uraian Kegiatan Waktu
1. Pendahuluan :
Guru membuka pembelajaran dengan memberi salam
dan berdoa bersama
5
menit
105
Guru memperhatikan kesiapan diri dengan mengisi
lembar kehadiran siswa, dan memeriksa kerapihan
tempat duduk serta pakain siswa
Memberikan informasi tentang tujuan dan manfaat
mempelajari seputar shalat jama’, qashar dan jama’
qashar
Guru memberikan motivasi dan mengajukan
pertanyaan secara komunikatif yang berkaitan dengan
materi pelajaran
2. Kegiatan Inti :
a. Elaborasi
Guru menjelaskan pengertian shalat jama’, qashar
dan jama’ qashar
Menjelaskan tentang macam-macam shalat jama’
Menjelaskan syarat sah shalat jama’
Menjelaskan shalat yang boleh di jama’
b. Elaborasi
Guru membagi siswa kedalam kelompok kecil
Guru memberikan materi kepada setiap kelompok
untuk diskusikan dalam kelompoknya masing-
masing
Guru mengamati dan membimbing proses
pembelajaran make a match
Guru menyiapkan kartu indeks yang berisi
pertanyaan dan soal dan membagikan pada setiap
kelompok, lalu setiap ketua kelompok diperintahkan
untuk mengatur anggotanya yang mendapat
pertanyaan dan jawaban
Guru memerintahkan setiap anggota kelompok
untuk mencari pasangannya, baik pertanyaan atau
50
menit
106
jawaban
Setelah semua mendapat pasangannya lalu mereka
duduk bersama dan menulis nama pasangan di
kertas indeks
Kemudian guru akan menunjuk pasangan siswa dan
menyuruhnya untuk membacakan kartu indeks yang
dimiliki
Siswa yang lain di perintahkan untuk mengamati
dan mengoreksi kartu yang dibacakan oleh
temannya
c. Konfirmasi
Guru mengkonfirmasi pelajaran yang belum jelas
Guru memberikan penguatan materi yang dijelaskan
3. Penutup :
Guru memberikan kesimpulan tentang materi yang
telah di ajarkan
Guru melakukan relaksasi dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan kepada siswa terkait materi
yang telah diajarkan
Guru memberikan materi pelajaran yang akan
datang dan memberikan tugas
Guru mengakhiri proses pembelajaran dengan
membaca doa bersama dan mengucap salam
sebelum keluar kelas
5
menit
107
2. Pertemuan kedua
No Uraian Kegiatan Waktu
1. Pendahuluan :
Guru membuka pembelajaran dengan memberi salam
dan berdoa bersama
Guru memperhatikan kesiapan diri dengan mengisi
lembar kehadiran siswa, dan memeriksa kerapihan
tempat duduk serta pakain siswa
Memberikan informasi tentang tujuan dan manfaat
mempelajari seputar shalat jama’, qashar dan jama’
qashar
Guru memberikan motivasi dan mengajukan
pertanyaan secara komunikatif yang berkaitan dengan
materi pelajaran
5
menit
2. Kegiatan Inti
a. Eksporasi
Guru menjelaskan tentang shalat yang boleh di qashar
Guru menjelaskan syarat shalat qashar
Guru menjelaskan pengertian shalat jama’ qashar
Guru menjelaskan shalat yang boleh di jama’ qashar
Guru menguraikan syarat shalat jama’ qashar
b. Elaborasi
Guru membagi siswa kedalam kelompok kecil
Guru memberikan materi kepada setiap kelompok
untuk didiskusikan dalam kelompoknya masing-
masing
Guru mengamati dan membimbing proses
pembelajaran make a match
Guru menyiapkan kartu indeks yang berisi
50
menit
108
pertanyaan dan soal dan membagikan pada setiap
kelompok, lalu setiap ketua kelompok diperintahkan
untuk mengatur anggotanya yang mendapat
pertanyaan dan jawaban
Guru memerintahkan setiap anggota kelompok untuk
mencari pasangannya, baik pertanyaan atau jawaban
Setelah semua mendapat pasangannya lalu mereka
duduk bersama dan menulis nama pasangan di kertas
indeks
Kemudian guru akan menunjuk pasangan siswa dan
menyuruhnya untuk membacakan kartu indeks yang
dimiliki
Siswa yang lain di perintahkan untuk mengamati dan
mengoreksi kartu yang dibawakan oleh temannya
c. Konfirmasi
Guru mengkonfirmasi pelajaran yang belum jelas
Guru memberikan penguatan materi yang dijelaskan
3 Penutup :
Guru memberikan kesimpulan tentang materi yang
telah diajarkan
Guru melakukan relaksasi dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan kepada siswa terkait materi
yang telah di ajarkan
Guru memberikan materi pelajaran yang akan datang
dan memberikan tugas
Guru mengakhiri proses pembelajaran dengan
membaca doa bersama dan mengucapkan salam
sebelum keluar kelas
5
menit
109
Mengetahui, Jakarta, 10 Januari 2017
Guru Fiqih Peneliti
Nani Spd.I Dewi Mufidah
110
Lampiran 11
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Siklus II
Satuan Pendidikan : SMP Islam Ruhama
Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas/Semester : VII-3/II (Genap)
Materi Pokok : Shalat Jama’, Qashar, Jama’ Qashar,
Alokasi Waktu : 2 Pertemuan (4x 30 menit)
Standar Kompetensi : Melaksanakan Tata cara Salat Jama’, Qasar, dan
Jama’ Qasar
A. Kompetisi Dasar
2.2. Mempraktekkan shalat, jama’, qashar, dan jama’ qasar
B. Indikator Pencapaian Kompetisi
1. Siswa mampu menjelaskan tata cara melaksanakan shalat jama’
2. Siswa mampu menjelaskan tata cara melaksanakan shalat qashar
3. Siswa mampu menjelaskan tata cara melaksanakan shalat jama’ qashar
4. Siswa mampu memahami niat shalat jama’, qashar, dan jama’ qashar
5. Siswa mampu mempraktekkan shalat jama’, qashar, dan jama’ qashar
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memahami tata cara melaksanakan shalat jama’, qashar, dan
jama’ qashar
2. Siswa dapat menyebutkan niat shalat jama’, qasar dan jama’ qashar
D. Materi Pembelajaran
Tata cara shalat jama’, qashar dan jama’ qashar
Niat melaksanakan shalat jama’, qashar dan jama’ qashar
E. Metode Pembelajaran
Make a Match
111
F. Sumber Pembelajaran
3. LKS Fiqih kelas VII semester II (Genap)
4. Buku Paket Fiqih kelas VII
G. Media Pembelajaran
3. Media : Buku Paket
4. Alat : papan tulis, sepidol dan kartu make a match
H. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama
No Uraian Kegiatan Waktu
1. Pendahuluan :
Guru membuka pembelajaran dengan memberi
salam dan berdoa bersama
Guru memperhatikan kesiapan diri dengan
mengisi lembar kehadiran siswa, dan
memeriksa kerapihan tempat duduk serta
pakain siswa
Memberikan Pertanyaan seputar pelajaran yang
lalu tentang materi shalat jama’, qashar dan
jama’ qashar
Guru memberikan Informasi tentang tujuan dan
manfaat mempelajari seputar shalat jama’,
qashar dan jama’ qashar
5 menit
2. Kegiatan Inti :
a. Eksporasi
Guru menjelaskan tentang tata cara
melaksanakan shalat jama’
Guru menjelaskan tata cara melaksanakan
50 menit
112
shalat qashar dan jama’ qashar syarat sah
shalat jama’
b. Elaborasi
Guru membagi siswa kedalam kelompok
kecil
Guru memberikan materi kepada setiap
kelompok untuk diskusikan dalam
kelompoknya masing-masing
Guru mengamati dan membimbing proses
pembelajaran make a match
Guru menyiapkan kartu indeks yang berisi
pertanyaan dan soal dan membagikan pada
setiap kelompok, lalu setiap ketua kelompok
diperintahkan untuk mengatur anggotanya
yang mendapat pertanyaan dan jawaban
Guru memerintahkan setiap anggota
kelompok untuk mencari pasangannya, baik
pertanyaan atau jawaban
Setelah semua mendapat pasangannya lalu
mereka duduk bersama dan menulis nama
pasangan di kertas indeks
Kemudian guru akan menunjuk pasangan
siswa dan menyuruhnya untuk membacakan
kartu indeks yang dimiliki
Siswa yang lain di perintahkan untuk
mengamati dan mengoreksi kartu yang
dibacakan oleh temannya
113
c. Konfirmasi
Guru mengkonfirmasi pelajaran yang belum
jelas
Guru memberikan penguatan materi yang
dijelaskan
3. Penutup :
Guru memberikan kesimpulan tentang materi
yang telah di ajarkan
Guru melakukan relaksasi dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada
siswa terkait materi yang telah diajarkan
Guru memberikan materi pelajaran yang akan
datang dan memberikan tugas
Guru mengakhiri proses pembelajaran
dengan membaca doa bersama dan mengucap
salam sebelum keluar kelas
5 menit
114
2. Pertemuan kedua
No Uraian Kegiatan Waktu
1. Pendahuluan :
Guru membuka pembelajaran dengan memberi salam
dan berdoa bersama
Guru memperhatikan kesiapan diri dengan mengisi
lembar kehadiran siswa, dan memeriksa kerapihan
tempat duduk serta pakain siswa
Memberikan informasi tentang tujuan dan manfaat
mempelajari seputar shalat jama’, qashar dan jama’
qashar
Guru memberikan motivasi dan mengajukan
pertanyaan secara komunikatif yang berkaitan dengan
materi pelajaran
5 menit
2. Kegiatan Inti
a. Eksporasi
Guru menjelaskan tentang shalat yang boleh di qashar
Guru menjelaskan syarat shalat qashar
Guru menjelaskan pengertian shalat jama’ qashar
Guru menjelaskan shalat yang boleh di jama’ qashar
Guru menguraikan syarat shalat jama’ qashar
b. Elaborasi
Guru membagi siswa kedalam kelompok kecil
Guru memberikan materi kepada setiap kelompok
untuk didiskusikan dalam kelompoknya masing-
masing
Guru mengamati dan membimbing proses
pembelajaran make a match
50 menit
115
Guru menyiapkan kartu indeks yang berisi pertanyaan
dan soal dan membagikan pada setiap kelompok, lalu
setiap ketua kelompok diperintahkan untuk mengatur
anggotanya yang mendapat pertanyaan dan jawaban
Guru memerintahkan setiap anggota kelompok untuk
mencari pasangannya, baik pertanyaan atau jawaban
Setelah semua mendapat pasangannya lalu mereka
duduk bersama dan menulis nama pasangan di kertas
indeks
Kemudian guru akan menunjuk pasangan siswa dan
menyuruhnya untuk membacakan kartu indeks yang
dimiliki
Siswa yang lain di perintahkan untuk mengamati dan
mengoreksi kartu yang dibawakan oleh temannya
c. Konfirmasi
Guru mengkonfirmasi pelajaran yang belum
jelas
Guru memberikan penguatan materi yang
dijelaskan
3 Penutup :
Guru memberikan kesimpulan tentang materi yang
telah diajarkan
Guru melakukan relaksasi dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan kepada siswa terkait materi
yang telah di ajarkan
Guru memberikan materi pelajaran yang akan datang
dan memberikan tugas
Guru mengakhiri proses pembelajaran dengan
membaca doa bersama dan mengucapkan salam
sebelum keluar kelas
5 menit
116
Mengetahui, Jakarta,24 Januari 2016
Guru Fiqih Peneliti
Nani Spd.I Dewi Mufidah
117
Lampiran 12
SOAL SIKLUS I
Nama :
Kelas : VII
A. Berilah tanda (x) pada salah satu huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang
paling benar !
1. Arti Jama’ menurut bahasa adalah ...
a. Menyatukan
b. Meringkas
c. Memisahkan
d. Mengumpulkan
2. Ketentuan shalat secara Jama’ hanya berlaku dalam ...
a. Shalat fardhu saja
b. Bagi orang tertentu saja
c. Berpergian saja
d. Shalat wajib dan sunah
3. Di perbolehkan menjama’ shalat merupakan ... dalam syariat Islam
a. Rukhsah
b. Khusus
c. Takhasus
d. Qisas
4. Diperbolehkannya shalat Jama’ di terangkan dalam surah ...
a. Qs. An-Nisa 104
b. Qs. An-Nisa 103
c. Qs. An-Nisa 102
d. Qs. An-Nisa 101
5. Salat Jama’ berarti ...
a. Menggabungkan dua shalat fardu empat rakaat menjadi dua rakaat
b. Meringkas salat fardu empat rakaat menjadi dua rakaat
118
c. Menggabungkan dua shalat fardu dengan alasan syariat Islam
d. Menggabungkan salat fardu yang terasa berat
6. Menjama’ shalat dzuhur dan asar dan dilaksanakan pada waktu shalat
dzuhur di sebut ...
a. Jama’ Taqdim
b. Jama’ Takhir
c. Jama’ Qashar
d. Jama’ Taqdim Qashar
7. Dalil tentang keringanan dalam beribadah ...
a. Qs. Al-Baqarah: 185
b. Qs. Al-Baqarah: 286
c. Qs. Al-Baqarah: 187
d. Qs. Al-Baqarah: 189
8. Menjamak shalat dzuhur dan asar dan dilaksanakan pada waktu shalat
ashar di sebut ...
a. Jama’ Taqdim
b. Jama’ Takhir
c. Jama’ Qashar
d. Jama’ Takhir Qashar
9. Shalat fardu yang tidak boleh di jama’ adalah ...
a. Maghrib
b. Isya
c. Subuh
d. Dzuhur
10. Arti qashar menurut bahasa adalah ...
a. Mengumpulkan
b. Menyatukan
c. Meringkas
d. menunda
119
Lampiran 13
SOAL SIKLUS II
Nama :
Kelas : VII
B. Berilah tanda (x) pada salah satu huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang
paling benar !
1. Di antara sebab shalat jama’ dan qashar adalah ...
a. Sedang bermain
b. Sedang capek
c. Sedang sibuk kerja
d. Sedang dalam perjalanan
2. Menjamak shalat dzuhur dan shalat asar dilaksanakan pada waktu shalat
dzuhur, disebut ...
a. Jama’ Taqdim
b. Jama’ Qasar Taqdim
c. Jama’ Takhir
d. Jama’ Qasar
3. Tata cara bersuci bagi seseorang yang dalam keadaan sakit dan
dikhawatirkan akan bertambah parah apabila terkena air maka ...
a. Berwudhu
b. Bertayamum
c. Tidak perlu bersuci
d. Langsung melaksanakan shalat
4. Shalat seseorang yang tidak mampu berdiri, boleh dilakukan dengan ....
a. Tidur
b. Duduk
c. Jongkok
d. Berbaring
5. Ketentuan shalat secara jama’ hanya berlaku dalam ...
a. Shalat fardhu saja
b. Bagi orang tertentu saja
120
c. Berpergian saja
d. Shalat wajib dan sunnah
6. Shalat isya dapat di jama’ dengan shalat ...
a. Subuh
b. Asar
c. Maghrib
d. Dzuhur
7. Pengertian dari Jama’ Taqdim adalah ...
a. Meringkas dua shalat fardu dikerjakan pada waktu shalat yang akhir
b. Meringkas dan mengumpulkan shalat fardhu dikerjakan pada waktu
shalat yang awal
c. Mengumpulkan dua shalat fardhu dikerjakan pada waktu shalat yang
awal
d. Mengumpulkan dua shalat fardhu dikerjakan pada waktu yang kedua
8. Shalat yang tidak boleh di qashar adalah ...
a. maghrib
b. Isya
c. Asar
d. Dzuhur
9. Shalat jama’ dapat dilaksanakan dengan dua cara, yaitu ...
a. Jama’ dan qasar
b. Jama’ taqdim dan Jama’ takhir
c. Jama’ dan jama’ qasar
d. Jama’ taqdim dan jama’ qasar
10. Shalat jama’ qashar artinya ...
a. Menyatukan dua shalat pada satu waktu shalat
b. Menyatukan dua shalat pada satu waktu dan meringkasnya
c. Merangkum dua shalat pada satu shalat
d. Meringkas dua waktu shalat
121
Lampiran 14
HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS I
No Nama Pre
Test
Post
test N-gain Kriteria
Ketercapaian
KKM (75)
1 Adinda
Purnama Sari 60 80 0,5
Sedang
Tercapai
2 Agus
Purwanto 70 80 0,33
Sedang
Tercapai
3 Bahtiar Harid 60 90 0,75
Tinggi
Tercapai
4 Carito 70 90 0,66
Sedang
Tercapai
5 Citra Sabilla 40 70 0,5
Sedang
Tercapai
6
Fadilah
Rahma Dwi
wanti
70 90 0,66 Sedang Tercapai
7 Fahmi Habibi 70 90 0,66 Sedang
Tercapai
8 Faiz
Ramadhan 80 70 0,5
Sedang
Tercapai
9 Fitri Yani 80 90 0,5
Sedang
Tercapai
122
10 Gusti Aditiya 70 90 0,66
Sedang
Tercapai
11
Hana
Humaira
Sachmaso
90 70 0,66 Sedang Tercapai
12 Hanifa
Nuroktavianti 50 40 0,2
Rendah
Belum Tercapai
13 Haryo Budi
Saputro 70 80 0,33
Sedang
Tercapai
14 Ika Putri
Rahma Yanti 70 80 0,33 Sedang Tercapai
15 Indri
Gunawan 80 70 0,5
Sedang
Tercapai
16 Indri Nur
Azizah 80 70 0,5
Sedang
Tercapai
17 Indri Yani 70 80 0,33
Sedang
Tercapai
18 Intan
Mutmainah 70 80 0,33
Sedang
Tercapai
19 Luqman Al
Fatah 70 80 0,33
Sedang
Tercapai
20 Muhammad 70 80 0,33 Tercapai
123
Ikhsan Sedang
21 Mochammad
Dzaky 70 80 0,33
Sedang
Tercapai
22 Muhammad
AlFarhan 50 80 0,6 Sedang Tercapai
23 Naia Ayu
Fatria 70 80 0,33
Sedang
Tercapai
24
Naza
Maysyukey
Purta Lizuana
70 80 0,33 Sedang Tercapai
25 Putri Dian
Lestari 60 90 0,75
Tinggi
Tercapai
26 Rafli Bone
Putra 70 80 0,33
Sedang
Tercapai
27 Risky
Julianto 70 90 0,66
Sedang
Tercapai
28 Shagita Nur
Hasanah 60 70 0,25
Rendah
Belum Tercapai
29 Sofiyan
Sholihan 70 80 0,33
Sedang
Tercapai
30 Tabina
Pramushita 70 80 0,33
Sedang
Tercapai
124
31 Yahya
Setiawan 60 80 0,5
Sedang
Tercapai
32
Zora Edita
Ersalina
Candini
70 90 0,66 Sedang Tercapai
33
Muhammad
Tassa
Imansyah
70 80 0,33
Sedang
Tercapai
Jumlah 2,25
0 2,630 15,29
Rata-rata 68,1
8 79,70 0.46
Nilai Tinggi 6 %
Nilai Sedang 88 %
Nilai Rendah 6 %
125
Lampiran 15
HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS II
No Nama Pre
Test
Post
Test
N-gain Kriteria Ketercapaian
KKM (75)
1 Adinda
Purnama Sari
90 100 1 Tinggi
Tercapai
2 Agus
Purwanto
90 100 1 Tinggi
Tercapai
3 Bahtiar Harid 80 90 0,5 Sedang
Tercapai
4 Carito 90 100 1 Tinggi
Tercapai
5 Citra Sabilla 80 90 0,5 Sedang
Tercapai
6 Fadilah
Rahma Dwi
wanti
90 100 1 Tinggi
Tercapai
7 Fahmi Habibi 90 90 1 Tinggi
Tercapai
8 Faiz
Ramadhan
80 90 0,5 Sedang
Tercapai
9 Fitri Yani 90 100 1 Tinggi
Tercapai
10 Gusti Aditiya 80 100 1 Tinggi
Tercapai
11
Hana
Humaira
Sachmaso
80
100
1
Tinggi
Tercapai
12 Hanifa 80 100 1 Tinggi Tercapai
126
Nuroktavianti
13 Haryo Budi
Saputro
90 100 1 Tinggi
Tercapai
14 Ika Putri
Rahma Yanti
90 100 1 Tinggi
Tercapai
15 Indri
Gunawan
90 100 1 Tinggi
Tercapai
16 Indri Nur
Azizah
90 100 1 Tinggi
Tercapai
17 Indri Yani 80 90 0,5 Sedang
Tercapai
18 Intan
Mutmainah
90 100 1 Tinggi
Tercapai
19 Luqman Al
Fatah
90 100 1 Tinggi
Tercapai
20 Muhammad
Ikhsan
90 100 1 Tinggi
Tercapai
21 Mochammad
Dzaky
90 100 1 Tinggi
Tercapai
22 Muhammad
AlFarhan
80 100 1 Tinggi
Tercapai
23
Naia Ayu
Fatria
90
100
1
Tinggi
Tercapai
24 Naza
Maysyukey
Purta Lizuana
90 100 1 Tinggi
Tercapai
25 Putri Dian
Lestari
80 90 0,5 Sedang
Tercapai
26 Rafli Bone 90 100 1 Tinggi Tercapai
127
Putra
27 Risky
Julianto
90 100 1 Tinggi
Tercapai
28 Shagita Nur
Hasanah
80 90 0,5 Sedang
Tercapai
29 Sofiyan
Sholihan
90 100 1 Tinggi
Tercapai
30 Tabina
Pramushita
90 100 1 Tinggi
Tercapai
31 Yahya
Setiawan
90 100 1 Tinggi
Tercapai
32 Zora Edita
Ersalina
Candini
90 100 1 Tinggi Tercapai
33
Muhammad
Tassa
Imansyah
90
100
1
Tinggi
Tercapai
Jumlah 2,870 3,230 30
Rata-rata 86,97 97,88 0,91
Nilai Tinggi 82 %
Nilai Sedang 18 %
Nilai Rendah
128
Lampiran 16
Wawancara Guru
Sesudah Penelitian
1. Bagaimana pendapat ibu tentang pembelajaran dengan metode make a match ?
2. Bagaiamana penguasaan materi Fiqih siswa setelah diterapkannya metode make
a match ?
3. Apakah ibu mendapat hambatan/masalah ketika pembelajaran berlangsung,
terutama berasal dari siswa ?
4. Untuk mengatasi hambatan tersebut, apakah yang ibu lakukan ?
5. Bagaimana kesan ibu setelah mengikuti pembelajaran dengan metode make a
match ?
129
Lampiran 17
Hasil Wawancara Guru
Sesudah Penelitian
Hari/Tanggal : 31 Januari 2017
Nara sumber : Nani S.Pd.I
Peneliti : Bagaimana pendapat ibu tentang pembelajaran dengan metode make
a match ?
Guru : bila dibandingkan metode ceramah, metode ini lebih baik karena
siswa dilibatkan langsung dalam pembelajaran.
Peneliti : Bagaiamana penguasaan materi Fiqih siswa setelah diterapkannya
metode make a match?
Guru : Sangat baik, karena sebagian besar siswa mendapat nilai diatas
KKM (75)
Peneliti : Apakah ibu mendapat hambatan/masalah ketika pembelajaran
berlangsung, terutama berasal dari siswa?
Guru : Ada, yang pertama adalah hambatan dari siswa. Terdapat siswa
yang masih berbicara dengan teman nya. Yang kedua yaitu dari segi
waktu, pembelajaran dengan metode ini membutuhkan waktu yang
lebih lama sehingga 2 jam pelajaran masih kurang.
Peneliti : Untuk mengatasi hambatan tersebut, apakah yang ibu lakukan ?
130
Guru : menegur siswa yang sedang mengobrol dengan temannya dan
meminta siswa untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dengan
cara mendampingi siswa.
Peneliti : Bagaimana kesan ibu setelah mengikuti pembelajaran dengan
metode Make a Match ?
Guru : Pembelajaran dengan menggunakan metode make a match
menjadikan siswa lebih aktif dalam mencari pasangan jawaban dan
pertanyaan.
Guru Fiqih
Nani S.Pd.I
131
Lampiran 18
Wawancara Siswa
Sesudah Penelitian
1. Apakah kamu merasa senang belajar Fiqih dengan menggunakan metode make
a match ?
2. Apakah kamu paham ketika guru Fiqih sedang menerangkan materi?
3. apakah kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran dengan metode make a
match ini?
4. Apakah cara mengajar guru Fiqih kalian menyenangkan?
5. Bagaimana hasil nilai ulangan kalian? Apa sudah memuaskan?
132
Lampiran 19
Hasil Wawancara Siswa
Sesudah Penelitian
Nama : Ika Putri Rahma Yanti
Kelas : VII-3
Tanggal : 31 Januari 2017
Peneliti : Apakah kamu merasa senang belajar Fiqih dengan menggunakan
metode make a match ?
Siswa : iya, dengan begitu kita bisa lebih semangat.
Peneliti : Apakah kamu paham ketika guru Fiqih sedang menerangkan
materi?
Siswa : iya, kami paham.
Peneliti : apakah kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran dengan metode
make a match ini?
Siswa : kekurangannya sebel kalau belum menemukan pasangan,
kelebihannya lebih seru.
Peneliti : Apakah cara mengajar guru Fiqih kalian menyenangkan?
Siswa : iya, menyenangkan
Peneliti : Bagaimana hasil nilai ulangan kalian? Apa sudah memuaskan?
Siswa : sudah
Siswa
Ika Putri Rahma Yanti
133
Lampiran 20
KISI-KISI INSTRUMENT TEST
Satuan Pendidikan : SMP Islam Ruhama
Mata Pelajaran : Fiqih
Jumlah Soal : 10 Butir
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Standar Kompetensi : melaksanakan tata cara shalat jama’, qashar, dan jama’
qashar
Kompetensi Dasar : a. Menjelaskan ketentuan shalat jama’, qashar, dan jama’
qashar
b. Mempraktikkan shalat jama’, qashar dan jama’ qashar
Indikator Materi Indikator
Soal
Butir Soal Skor
Nilai
Memahami
pengertian
shalat
jama’,
qashar daan
jama’
qashar
Shalat
jama’,
qashar dan
jama’
qashar
Menyebutk
an
pengertian
shalat
jama’,
qashar dan
jama’
qashar
1. Arti jama’
menurut bahasa
adalah ...
a. Menyatukan
b. Meringkas
c. Memisahkan
d. Mengumpul
kan
10
Menunjukk
an shalat
yang boleh
di jama’,
qashar dan
Shalat yang
boleh di
jama’,
qashar dan
jama’
2. Ketentuan
shalat secara
jama’ hanya
berlaku dalam
...
10
134
jama’
qashar
qashar a. Shalat
fardhu saja
b. Bagi orang
tertentu saja
c. Berpergian
saja
d. Shalat wajib
dan sunah
3. Di perbolehkan
menjama’ shalat
merupakan ...
dalam syariat
Islam
a. Rukhsah
b. Khusus
c. Takhasus
d. Qisas
10
4. Diperbolehkann
ya salat jama’ di
terangkan dalam
surah ...
a. Qs. An-Nisa
104
b. Qs. An-Nisa
103
c. Qs. An-Nisa
102
10
135
d. Qs. An-Nisa
101
5. Salat Jama’
berarti ...
a. Menggabun
gkan dua
shalat fardu
empat rakaat
menjadi dua
rakaat
b. Meringkas
salat fardu
empat rakaat
menjadi dua
rakaat
c. Menggabun
gkan dua
shalat fardu
dengan
alasan
syariat Islam
d. Menggabun
gkan salat
fardu yang
terasa berat
10
6. Menjama’
shalat dzuhur
dan asar dan
dilaksanakan
10
136
pada waktu
shalat dzuhur di
sebut ...
a. Jama’
Taqdim
b. Jama’
Takhir
c. Jama’
Qashar
d. Jama’
Taqdim
Qashar
7. Dalil tentang
keringanan
dalam beribadah
...
a. Qs. Al-
Baqarah:
185
b. Qs. Al-
Baqarah:
286
c. Qs. Al-
Baqarah:
187
d. Qs. Al-
Baqarah:
189
10
Menunjukk Shalat yang 8. Menjama’ 10
137
an shalat
yang boleh
di jama’,
qashar dan
jama’
qashar
boleh di
jama’,
qashar dan
jama’
qashar
shalat dzuhur
dan asar dan
dilaksanakan
pada waktu
shalat ashar di
sebut ...
a. Jama’
Taqdim
b. Jama’
Takhir
c. Jama’
Qashar
d. Jama’
Takhir
Qashar
9. Shalat fardu
yang tidak boleh
di jama’ adalah
...
a. Maghrib
b. Isya
c. Subuh
d. Dzuhur
10
138
10. Arti qashar
menurut bahasa
adalah ...
a. Mengumpul
kan
b. Menyatukan
c. Meringkas
d. menunda
10
139
Lampiran 21
DOKUMENTASI PENELITIAN
SMP ISLAM RUHAMA
SMP Islam Ruhama Siswa mengisi soal pre-test
Siswa mengisi soal post-test Metode make a match
Foto bersama guru mata pelajaran Fiqih Guru mata pelajaran fiqih