Post on 11-Feb-2018
LAPORAN AKHIR
PROGRAM P2M DANA DIPA UNDIKSHA
PELATIHAN PENELITIAN DAN PENULISAN KARYA ILMIAH (PTK)
UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KARYA PENGEMBANGAN
PROFESI BAGI GURU SEJARAH
DI KABUPATEN BULELENG
Oleh
Ketut Sedana Arta, S.Pd.,M.Pd. /19760412200604 1 001 (Ketua Pelaksana)
Dr. Tuty Maryati, M.Pd/196608311993032001 (Anggota)
Dra. Desak Made Oka Purnawati, M.Hum/196805171993032002 (Anggota)
Dibiayai dari Daftar isian Pelaksanaan (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha
Dengan SPK No 226/UN 48.15/LPM/2015
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
OKTOBER 2015
i
HALAMAN PENGESAHAN
PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
1. Judul Program : Pelatihan Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah
(ptk) untuk Meningkatkan Kualitas Karya
Pengembangan Profesi bagi Guru Sejarah di
Kabupaten Buleleng
2. Jenis Program : Rintisan
3. Bidang Kegiatan : Pendidikan
4. Identitas Pelaksana
a. Ketua
-Nama
-NIP
-NIDN
-Pangkat/Gol.
-Alamat Kantor
-Alamat Rumah
b. Anggota 1
-Nama
-NIP
-NIDN
-Pangkat/Gol.
-Alamat Kantor
-Alamat Rumah
c. Anggota 2
-Nama
-NIP
-Pangkat/Gol.
-Alamat Kantor
-Alamat Rumah
5. Biaya Yang Diperlukan
6. Lama Kegiatan
: Ketut Sedana Arta, S.Pd.,M.Pd
: 197604122006041001
: 0012047607
: Penata Muda TK 1/IIIC
: Jln. Udayana No. 12 C Singaraja
: BTN Banyuning Lestari Blok J No. 1 Singaraja
: Dr. Tuty Maryati, M.Pd
: 196608311993032001
: 0031086602
: Penata Muda/IIId
: Jln. Udayana No. 12 C Singaraja
: BTN Banyuning Indah Blok H No. 2
: Dra. Desak Made Oka Purnawati, M.Hum
: 196805171993032002
: Penata/Lector
: Jln. Udayana No. 12 C Singaraja
: BTN Sukasada
: Rp. 9.500.000,- (Sembilan Juta Lima Ratus Ribu)
: 8 Bulan
Singaraja, 7 Oktober 2015
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/
Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan P2M
yang berjudul “Pelatihan Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah (ptk) untuk
Meningkatkan Kualitas Karya Pengembangan Profesi bagi Guru Sejarah di
Kabupaten Buleleng” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam laporan penulisan ini, penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
1 Ketua LPM Undiksha atas dana yang diberikan untuk bisa
berlangsungnya pengabdian ini
2 Kepala SMA dan SMK se Kabupaten Buleleng yang telah membantu
mengirimkan guru-gurunya untuk mengikuti pelatihan sehingga
kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik
3 Kepala SMK Puriwisata Pancasari yang telah bersedia memberikan
peminjaman kelas untuk terselenggaranya kegiatan ini
4 Staf Dosen Pendidikan Sejarah dan PPKN yang telah bersedia menjadi
Tim Panitia P2M atas segala masukan dan kritikannya demi
terselenggaranya kegiatan ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna yang disebabkan
oleh berbagai keterbatasan yang penulis miliki. Untuk itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tulisan ini.
Akhir kata semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca.
Singaraja, 7 Oktober 2015
Penulis
iii
Pelatihan Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah (ptk) untuk Meningkatkan
Kualitas Karya Pengembangan Profesi bagi Guru Sejarah di Kabupaten
Buleleng
Oleh
Ketut Sedana Arta*, Tuty Maryati*, Desak Made Oka Purnawati*
*) Jurusan Pendidikan Sejarah
ABSTRAK
Tujuan P2M ini adalah: (1) Memberikan pemahaman tentang Penelitian
Tindakan Kelas kepada guru-guru-guru sejarah di SMA dan SMK di Kabupaten
Buleleng; (2) Meningkatkan keterampilan menyusun proposal Penelitian
Tindakan Kelas bagi guru-guru sejarah di SMA dan SMK di Kabupaten Buleleng;
(3) Memberikan pendampingan pada guru-guru sejarah SMA dan SMK,
khususnya yang berkaitan dengan masalah Penelitian Tindakan Kelas.
Metode yang diterapkan untuk mencapai tujuan kegiatan P2M ini adalah
ceramah dan pelatihan. Kegiatan ceramah dan diskusi dilakukan untuk menggali
kendala-kendala teoretis dan procedural yang dihadapi guru-guru sejarah SMA
dan SMK dalam membuat proposal, sedangkan pelatihan diberikan kepada guru
sejarah SMA dan SMK se Kabupaten Buleleng dalam penyusunan proposal PTK
dalam rangka meningkatkan pengembangan profesi guru.
Hasil yang diperoleh dari semua tahapan kegiatan pelaksanaan P2M ini
dapat dirinci sebagai berikut: (1) Kurangnya kemampuan guru dalam
mengembangkan dan mengemas Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas padahal
di lapangan berdasarkan wawancara dengan guru-guru terdapat banyak
permasalahan dalam pembelajaran sejarah, kurangnya pemahaman tentang
strategi belajar mengajar sejarah yang inovatif, serta belum dipahaminya tentang
bagaimana merancang RPP guna mendukung pelaksanaan PTK di kelas: (2)
Setelah diberikan pelatihan oleh tim pakar dari Undiksha Singaraja, para guru
sekolah dasar mulai bisa menyusun dan mengemas proposal PTK. Hal ini dapat
diketahui dari hasil pelatihan penelitian Karya Ilmiah (PTK) untuk meningkatkan
profesi bagi guru sejarah yang mereka buat. Selain itu para guru mengaku
memahami mengapa seorang guru wajib melakukan PTK dalam pembelajaran
sejarah dan tidak lagi menganggap PTK itu merupakan beban tapi merupakan
suatu kewajiban. (3) Pemberian masukan berupa ide dan saran akademik bertalian
dengan penyempurnaan Penelitian Tindakan kelas (PTK) bagi guru-guru sejarah
di Kabupaten Buleleng mulai dari tahap perencanaan sampai refleksi sangat
didukung dengan baik. Tuntutan profesi guru untuk membuat PTK dalam rangka
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sejarah dan tuntutan dari Dinas
Pendidikan untuk mendukung kenaikan jabatan dan golongan bagi guru PNS yang
akan naik pangkat yang lebih tinggi.
Kata kunci: PTK, Pengembangan Profesi, Guru Sejarah
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN. ..................................................................... i
KATA PENGANTAR. ............................................................................. ii
ABSTRAK. ............................................................................................... iii
DAFTAR ISI. ............................................................................................ iv
DAFTAR LAMPIRAN. ............................................................................ vi
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang. .......................................................................... 1
1.2 Analisis Situasi. ......................................................................... 4
1.3 Identifikasi dan Perumusan Masalah. ........................................ 5
1.4 Tujuan kegiatan. ........................................................................ 5
1.5 Manfaat Kegiatan....................................................................... 5
1.6 Khalayak Sasaran Strategis........................................................ 7
BAB II. METODE PELAKSANAAN
2.1 Kerangka Pemecahan Masalah. ................................................. 8
2.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan. .................................................. 8
2.3 Rancangan Evaluasi. .................................................................. 10
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................
3.1 Hasil Kegiatan. .......................................................................... 12
3.2 Pembahasan. .............................................................................. 13
BAB IV. PENUTUP
4.1 Simpulan. ................................................................................... 20
4.2 Saran. ......................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
Tabel 2.1. ..................................................................................................... 10
Gambar 3.1. ................................................................................................. 14
Tabel 3.1. ..................................................................................................... 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang
dinamis dan sarat perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan
pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan
budaya kehidupan. Perubahan yang diamksud adalah perbaikan pada semua tingkat
perlu secara terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan.
Mutu atau standar kelulusan lembaga pendidikan erat kaitannya dengan proses
pelaksanaan pembelajaran yang dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain:
kurikulum, tenaga kependidikan, proses pembelajaran, evaluasi, sarana dan prasarana,
tenaga pendidik dan kependidikan, pembiayaan, manajemen sekolah, iklim kerja.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya tingkat SMK
dan SMA di Kabupaten Buleleng berbagai kegiatan sebagai upaya meningkatkan
kualitas guru sebagai pelaksana kurikulum telah dilaksanakan melalui berbagai
kegiatan seperti pelatihan berkaitan dengan PBM, Uji Kompetensi Guru, namun
pelatihan mengenai pembelajaran dan penelitian masih kurang, terutama bagi guru-
guru sejarah di Kabupaten Buleleng
Berdasarkan Undang-undang no. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
dinyatakan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik. Difinisi tersebut menuntut agar guru memiliki kualifikasi akademik, komptensi
dan sertifikat pendidik.Untuk menghasilkan kualifikasi akademik yang baik
diperlukan sejumlah kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian,
sosial dan professional.Kompetensi-komptensi tersebut diperlukan oleh seorang guru
untuk dapat meraih sertifikat pendidik sebagai bukti keprofesionalannya.
Pengembangan keprofesionalan guru sangat terkait dengan kegiatan
penelitian, khususnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK), sebagai bahan menyusun
2
Karya Tulis Ilmiah (KTI).PTK pada hakekatnya merupakan kegiatan ilmiah yang
dapat digunakan sebagai bahan refleksi untuk kegiatan pembelajaran di kelas secara
ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan.Karena PTK merupakan penelitian yang
dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri berdasarkan permasalahan yang
dialaminya.Melalui PTK diharapkan guru dapat berkolaborasi dengan sejawat, dalam
merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan
partisipatif.Hal tersebut menjadi permasalahan bagi guru dengan kesibukan
kesehariannya mengajar, guru kurang menyadari bahwa dirinya juga memerlukan
peningkatan keprofesionalannya melalui penelitian yang dapat dilakukan langsung
pada kegiatan pembelajaran di kelas disamping itu, antusiasme guru masih kurang
karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman penelitian.
Pelaksanaan kurikulum termasuk kurikulum 2013 di lapangan, memerlukan
pemahaman dari guru-guru termasuk guru sejarah melalui kegiatan PTK untuk
memahami kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran. Data di lapangan
menunjukkan bahwa guru kurang memainkan perannya dalam melakukan PTK
karena berbagai alasan seperti kurangnya dana untuk mengadakan pertemuan,
pelatihan, seminar terkait dengan PTK dalam pembelajaran sejarah. Hal ini tentu
berujung pemahaman mereka terhadap PTK menjadi kurang, walaupun ada guru-guru
dikirim untuk mengikuti pelatihan di tingkat nasional, maupun yang dipanggil oleh
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bali dengan mengadakan workshop
terkait kurikulum 2013 seperti guru-guru sejarah di SMAN 1 Singaraja, SMAN 2,
SMAN 3, SMAN 4, SMKN 3, SMKN 2, SMKN1 Singaraja, serta sekolah swasta
seperti SMA Bhaktyasa, SMA Saraswati, SMA Lab Undiksha, SMA Karya Wisata,
SMK PGRI, SMA Dwi Jendra, namun tidak disertai dengan pemberian materi PTK.
Sehingga data di lapangan menunjukkan bahwa guru-guru masih bingung tentang
PTK. Kebingungan guru-guru sejarah bertambah karena untuk kenaikan pangkat
diharuskan membuat PTK oleh Dinas Pendidikan
Secara faktual permasalahan prinsip yang dialami oleh para guru sejarah di
KabupatenBuleleng saat ini adalah berkaitan dengan kemampuan untuk
mengimplementasikan PTK dalam kurikulum tahun 2013 sesuai dengan pitrahnya.
3
Para guru mengakui, perubahan kurkulum yang sedemikian cepat dari kurikulum
2004, kurikulum tingkat satuan pendidikan (2006) dan kurikulum tahun 2013
membuat guru sejarah di Kecamatan Buleleng “kebingungan”. Sedangkan pelatihan
yang dilaksanakan oleh instansi terkait baru hanya menyentuh level kepala sekolah
saja dan beberapa guru sejarah itupun belum merata. Implikasinya, para guru sejarah
yang ada di Kabupaten Buleleng sampai saat ini belum “memahami” hakekat PTK
dalam kurikulum 2013. Menurut Budiningsih (2004: 96) salah satu modal dasar
dalam melaksanakan proses pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik
dan tujuan pendidikan adalah dengan mengembangkan kurikulum melalui perangkat
pembelajaran yang akan digunakan guru serta menindaklanjuti berbagai masalah
dalam pembelajaran sejarah melalui PTK. Dengan adanya kemampuan guru dalam
PTK, para guru akan memahami arah pengembanan dan tujuan serta target
pembelajaran yang hendak dicapai dalam pembelajaran. Disisi lain dengan
pemberlakukan desentralisasi kurikulum guru tidak lagi hanya sebagai pelaksana
kurikulum tetapi juga sebagai pelaksana dan pengembang kurikulum sehingga guru
merupakan life curriculum (Sayodih, 1997: 23). Sebagai kurikulum hidup tentunya
berhasil tidaknya kurikulum sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam
mengembangkan perangkat pembelajaran dan PTKyang secara riil akan digunakan
oleh guru dalam meningkatkan proses pembelajaran.
Ada empat kemampuan dasar yang secara substantif minimal dikuasai oleh
guru dalam melaksanakan kurikulum tahun 2013 secara “normal”, yaitu: (1)
perubahan pola pembelajaran; (2) inovasi pendekatan dan/atau model pembelajaran
agar sejalan dengan tujuan kurikulum tahun 2013, khususnya yang menyangkut
pendekatan saintifiknya (mengamati, menanya, mengolah, menyajikan,
menyimpulkan dan mencipta); (3) strategi penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang sejalan dengan perubahan kurikulum tahun 2013; dan (4)
pengembangan model evaluasi yang bersifat penilaian proses (Dokumen Kurikulum
Tahun 20013). Keempat kemampuan tersebut ditambah dengan kemampuan dalam
bidang PTK, merupakan salah satu kunci keberhasilan guru dalam melaksanakan
kurikulum tahun 2013 dalam konteks instruksional.
4
1.2 Analisis Situasi
Kabupaten Buleleng terletak di belahan utara Pulau Bali memanjang dari
barat ke timur dan mempunyai pantai sepanjang 144 Km, secara geografis terletak
pada posisi 8° 03 ' 40” - 8° 23 ' 00'' lintang selatan dan 114° 25 ' 55”- 115° 27 ' 28''
bujur timur. Kabupaten Buleleng berbatasan dengan Kabupaten Jembrana dibagian
Barat, laut Jawa/Bali di Bagian Utara, dengan Kabupaten Karangasem dibagian
Timur dan di sebelah Selatan berhadapan dengan 4 Kabupaten yaitu : Badung,
Gianyar, Bangli, dan Kabupaten Tabanan.
Luas Kabupaten Buleleng secara keseluruhan 1.365,88 Km2 atau 24,25 %
dari luas Propinsi Bali, dimana kecamatan Gerokgak merupakan kecamatan terluas
yakni 26,11%, Kecamatan Busungbiu seluas 14,40 %, kecamatan Sukasada dan
Banjar masing-masing 12,66% dan 12,64%. Kecamatan Kubutambahan sebesar 8,
66%, Kecamatan Seririt 8,18%, Kecamatan Tejakula 7,15%, Kecamatan Sawan
6,77% dan Kecamatan Buleleng 3,44 %.
Kota pendidikan merupakan impian dan tujuan dari beberapa kabupaten yang
ada di Bali. Kondisi ini disebabkan karena, Bali memiliki potensi yang memadai
untuk mengembangkan kota pendidikan, mengingat kondisi alam dan masyarakatnya
yang dikenal kohesif. Buleleng merupakan salah satu kabupaten yang ingin
mengembangkan diri menjadi kota pendidikan dan kota kesehatan. Salah satu misi
utama Kabupaten Buleleng adalah menjadikan Buleleng sebagai center of excellent
dalam bidang pendidikan. Tujuan pengembangan kota pendidikan ini sangat
didukung dengan letak geografis yang sangat mudah dijangkau dari semua Kabupaten
yang ada di Bali, kondisi alamnya yang sejuk, masih banyak lahan kosong yang bisa
dimanfaatkan untuk membangun sarana pendidikan, masih minimnya pengembangan
industri yang membuat kota menjadi nyaman dan didukung oleh masyarakat yang
adaptif termasuk guru-guru sejarah yang professional.
Dilihat dari kualifikasi akademik guru sejarah yang ada di Kecamatan
Buleleng rata-rata telah bergelar S1 (sarjana) namun dilihat dari latar belakang
pendidikan tidak semuanya berasal dari jurusan Pendidikan Sejarah. Data penelitian
5
Mudjino dan Sudariya (1996) kebanyakan guru sejarah di Buleleng tidak mempunyai
latar belakang pendidikan sejarah dan data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Buleleng tahun 2014 menunjukkan guru-guru sejarah di Kabupaten
Buleleng sejumlah 28 orang sebagai besar berlatar belakang pendidikan non sejarah
seperti PPKN, Ekonomi, Penjas, Geografi, Agama Hindu.
Untuk meningkatkan kualifikasi akademik guru dan keterampilannya, Pemda
Buleleng telah melakukan berbagai upaya, seperti membantu studi lanjut pada guru
yang belum sarjana, mengadakan pelatihan, seminar, dan kegiatan ilmiah lainnya. Hal
ini disebabkan karena guru merupakan motor utama penggerak kemajuan pendidikan.
Pada kurikulum tahun 2013, guru memegang peran yang sangat strategis, sebagai
perancang, pelaksana dan sebagai evaluator bagi kemajuan siswa (Materi Pelatihan
Kurikulum Tahun 2013). Surapranata (2004 : 1) yang mengatakan bahwa kurikulum,
proses pembelajaran dan evaluasi merupakan tiga dimensi dari sekian dimensi yang
sangat penting dalam pendidikan yang harus dilaksanakan oleh guru. Kurikulum
merupakan penjabaran tujuan pendidikan yang menjadi landasan program
pembelajaran yang mesti diterjemahkan oleh guru (life curriculum). Proses
pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan guru untuk mencapai tujuan yang
dirumuskan dalam kurikulum. Sedangkan evaluasi merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk menilai berhasil tidaknya proses pembelajaran, pada tahap evaluasi
jika ditemukan berbagai masalah dalam proses pembelajaran maka guru bisa
melakukan Penelitian Tindakan Kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran.
1.3 Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan analisis situasi dan kondisi empiris di atas, maka permasalahan
yang dialami oleh guru-guru sejarah di Kecamatan Buleleng adalah: belum
dipahaminya hakekat PTK menyambut kurikulum tahun 2013, kurangnya
kemampuan dan keterampilan guru dalam menyusun PTK, karena belum adanya
pelatihan yang memadai, kurangnya kemampuan guru dalam mengembangkan dan
mengemas rencana pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas sesuai dengan kurikulum
tahun 2013, belum dimilikinya kemampuan mengembangkan model pembelajaran
6
yang inovatif oleh guru sejarah, khususnya untuk guru SMA/SMK. Berdasarkan
identifikasi permasalahan tersebut, maka permasalahan pokok yang hendak dicarikan
solusi dalam pengabdian masyarakat ini adalah: “bagaimanakah caranya
meningkatkan wawasan dan keterampilan guru-guru sejarah di Kabupaten Buleleng
dalam merancang, melaksanakan, dan meyusunlaporan penelitian tindakan kelas
(PTK).
1.4 Tujuan Kegiatan
Berdasarkan letar belakang dan analisis situasi sebagaimana yang dipaparkan
di atas, maka tujuan utama dari kegiatan ini adalah :
(1) Memberikan pemahaman tentang Penelitian Tindakan Kelas kepada guru-
guru-guru sejarah di SMA dan SMK di Kabupaten Buleleng
(2) Meningkatkan keterampilan menyusun proposal Penelitian Tindakan Kelas
bagi guru-guru sejarah di SMA dan SMK di Kabupaten Buleleng
(3) Memberikan pendampingan pada guru-guru sejarah SMA dan SMK,
khususnya yang berkaitan dengan masalah Penelitian Tindakan Kelas.
1.5 Manfaat Kegiatan
Berdasarkan tujuan program pengabdian masyarakat di atas, maka secara
realistik implementasi pelatihan pengembangan dan pengemasan perangkat
pembelajaran pada guru-guru sejarah di Kabupaten Bulelengsesuai dengan tuntutan
dan kebutuhan kurikulum tahun 2013 diharapkan dapat bermanfaat bagi :
(a) Pemerintah Kabupaten Buleleng, khususnya Dinas Pendidikan Nasional
Kabupaten Buleleng, program ini dapat membantu merealisasikan salah satu
program yang telah disusun dalam rencana pembangunan pendidikan
Kabupaten Buleleng, khususnya pada jenjangSMA dan SMK, yaitu
peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru dalam memahami kurikulum
tahun 2013 dan Penelitian serta Penulisan Karya Ilmiah (PTK) untuk
7
Meningkatkan Kualitas Karya Pengembangan Profesi bagi Guru Sejarah di
Kabupaten Buleleng
(b) Guru-guru sejarah di Kabupaten Buleleng, program ini sangat bermanfaat
dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam memahami
kurikulum tahun 2013 danPenelitian serta Penulisan Karya Ilmiah (PTK)
untuk Meningkatkan Kualitas Karya Pengembangan Profesi bagi Guru
Sejarah di Kabupaten Buleleng
(c) Bagi siswa di Kecamatan Buleleng, program pelatihan peningkatan
pengetahuan dan keterampilan guru dalam memahami kurikulum tahun 2013
dan Penelitian serta Penulisan Karya Ilmiah (PTK) untuk Meningkatkan
Kualitas Karya Pengembangan Profesi bagi Guru Sejarah di Kabupaten
Buleleng sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan kurikulum tahun 2013 ini
dapat lebih meningkatkan kompetensi guru yang pada akhirnya dapat
mempermudah siswa dalam proses pembelajaran dan mencapai tujuan
pembelajaran sebagai mana yang telah ditetapkan kurikulum 2013 (sikap
spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan).
1.6 Khalayak Sasaran Strategis
Khalayak sasaran strategis dalam kegiatan ini adalah para guru IPS SMP,
sejarah SMA dan SMK di Kabupaten Buleleng, sebagai khalayak sasaran antara
strategis adalah guru yang sangat membutuhkan adanya karya ilmiah sebagai
persyaratan untuk kenaikan jabatan fungsionalnya. Berdasarkan rasional tersebut,
maka sasaran yang dipilih dan dipandang cukup visibel dan prediktif bagi
penyebarluasan informasi atau hasil dari kegiatan ini kedepannya. Di sisi lain
kegiatan ini memiliki keterkaitan yang sangat mutualis dengan berbagai pihak, antara
lain: (1) Kepala Sub Dinas Pendidikan Dasar dan Menengah Kabupaten Buleleng, (2)
KUPP Kecamatan Buleleng, (3) kepala SMA/SMK di Kabupaten Buleleng, dan (4)
komite sekolahyang gurunya menjadi sasaran antara yang strategis dalam
pelaksanaan program pengabdian ini. Semua fihak di atas, akan memperoleh manfaat
8
yang sangat esesial dan aplikatif dalam kaitannya dengan upaya perbaikan kinerja
guru dan kompetensi siswa.
9
BAB II
METODE PELAKSANAN
2.1. Kerangka Pemecahan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan di lokasi rencana
program ini akan dilaksanakan, diperoleh kesimpulan bahwa ada seperangkat
permasalahan yang saat ini dihadapi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng,
khususnya menyangkut rendahnya partisipasi guru IPS dan sejarah melaksanakan
PTK di sekolah, sebagian besar disebabkan karena kurangnya pemahaman tentang
PTK, karena belum adanya pelatihan yang memadai, kurangnya kemampuan guru
dalam mengembangkan PTK, belum dimilikinya kemampuan mengembangkan
model pembelajaran inovatif. Padahal kurikulum tahun 2013 secara serentak harus
telah dilaksanakan mulai tahun pelajaran 2015/2016 mewajibkan guru-guru untuk
melaksanakan PTK. Salah satu alternatif yang dipandang cukup visibel untuk
dilakukan adalah dengan melaksanakan pelatihan peningkatan wawasan dan
keterampilan guru-guru sejarah di Kabupaten Bulelengdalam memahami PTK dan
kurikulum tahun 2013. Melalui program ini, guru diharapkan memperoleh “sesuatu”
yang baru dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengimplementasikan kurikulum
tahun 2013 dan menjadikan pelajaran sejarah menjadi salah satu pelajaran yang tidak
dimarjinalkan lagi oleh siswa SMA dan SMK.
2.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan
Program ini merupakan program yang bersifat terminal dalam rangka
peningkatan wawasan dan keterampilan guru-guru sejarah di Kabupaten Buleleng
dalam memahami PTKdengan sistim jemput bola. Untuk kepentingan pencapaian
tujuan program ini, maka rancangan yang dipandang sesuai untuk dikembangkan
adalah “RRA dan PRA” (rural rapid appraisal dan participant rapid appraisal). Di
dalam pelaksanaannya, program ini akan mengacu pada pola sinergis antara tenaga
pakar dari Undiksha dengan kalangan birokrasi dan administrasi Pemkab. Buleleng,
10
khususnya Kasubdin Pendidikan Dasar dan Menengah Dinas Pendidikan Nasional
Kabupaten Buleleng. Di sisi lain, program ini juga diarahkan pada terciptanya iklim
kerjasama yag kolaboratif dan demokratis dalam dimensi mutualis antara dunia
perguruan tinggi dengan masyarakat secara luas di bawah koordinasi pemerintah
Kabupaten setempat, khususnya dalam rangka peningkatan kinerja dan
profesionalisme guru-guru sejarah di Kabupaten Buleleng secara cepat namun
berkualitas bagi kepentingan pembangunan pendidikan di Kabupaten Buleleng.
Berdasarkan rasional tersebut, maka program ini merupakan sebuah langkah inovatif
dalam kaitannya dengan dharma ketiga perguruan tinggi, yaitu pengabdian kepada
masyarakat.
Program ini dirancang sebagai bentuk jawaban dan antisipasi dari berbagai
permasalahan menyangkut kualitas dan kinerja guru sejarah di Kabupaten Buleleng,
yang saat ini tengah berkonsentrasi pada pembangunan berbagai institusi pendidikan
dan tenaga kependidikan di berbagai pelosok wilayahnya. Berangkat dari rasional
tersebut, maka program ini akan dilaksanakan dengan sistim jemput bola, dimana tim
pelaksana akan menyelenggarakan program peningkatan wawasan dan keterampilan
guru-guru sejarah di Kecamatan Bulelengdalam memahami kurikulum tahun 2013
dan PTK dengan tuntutan dan kebutuhan kurikulum tahun 2013 pada guru-guru
sejarah yang membutuhkan, yaitu di Kabupaten Buleleng dengan mendatangkan para
pakar dan praktisi pendidikan yang berkualifikasi secara standar di bidang kurikulum
sejarah. Model pelaksanaan kegiatan ini akan dilakukan secara langsung (tatap muka)
sebagaimana layaknya sistim perkualiahan.
Lama pelaksanaan kegiatan adalah 8 (delapan) bulan yang dimulai dari tahap
pengajuan proposal, perencanaan, pelaksanaan sampai pada evaluasi dengan
melibatkan empat puluh orang guru sekolah dasar yang mengajar di Kabupaten
Buleleng , dimana akan diwakili oleh 20 (sepuluh) orang guru. Pada akhir program
setiap peserta akan diberikan sertifikat sebagai tanda bukti partisipasi mereka dalam
kegiatan ini. Melalui program ini, diharapkan para guru sekolah dasar memperoleh
pengetahuan dan keterampilan yang memadai tentang kurikulum tahun 2013 serta
11
kemampuan mengembangkan dan mengemas PTK sesuai dengan tuntutan dan
kebutuhan kurikulum tahun 2013.
2.3 Rancangan Evaluasi
Untuk mengukur tingkat keberhasilan kegiatan yang telah dilakukan, maka
akan dilakukan evaluasi minimal 3 (tiga) kali, yaitu evaluasi proses, evaluasi akhir,
dan evaluasi tindak lanjut. Kegiatan evaluasi ini akan melibatkan tutor/pakar dari
Undiksha Singaraja. Kriteria dan indikator pencapaian tujuan dan tolak ukur yang
digunakan untuk menjastifikasi tingkat keberhasilan kegiatan dapat diuraikan pada
tabel berikut.
Tabel. 01. Indikator Pencapaian Program
No Jenis Data Sumber
Data
Indikator Kriteria
Keberhasilan
Instrumen
1. Pengetahuan dan
Keterampilan guru
dalam memahami
pengertian dan
karakteristik PTK
Guru
sejarah di
Kabupaten
Buleleng
Pengetahuan
dan
keterampilan
guru
Terjadi
perubahan
yang positif
terhadap
pengetahuan
dan
keterampilan
guru
Tes
Objektif
2. Keterampilan guru
dalam Penyusunan
proposal dan
pelaksanaan PTK
Guru
sejarah di
Kecamatan
Buleleng
Pengetahuan
dan
keterampilan
guru
Terjadi
perubahan
yang positif
terhadap
keterampilan
guru
menyusun
proposal dan
pelaksanaan
PTK
Pedoman
wawancara
dan format
observasi
12
3. Kemampuan dan
keterampilan guru
dalam Penyusunan
Laporan PTK
Guru
sejarah di
Kecamatan
Buleleng
Pengetahuan
dan
keterampilan
guru
Terjadi
perubahan
yang positif
terhadap
kemampuan
dan
keterampilan
guru
menyusun
laporan PTK
Pedoman
wawancara
dan format
observasi
Pada kegiatan pelatihan ini, guru sejarah di Kabupaten Buleleng akan
dilibatkan secara kolaboratif dari awal sampai akhir kegiatan. Guru sejarah akan
dilibatkan dalam merencanakan program, penjadwalan kegiatan, ikut serta dalam
pelatihan sampai pada tahap uji coba produk pelatihan. Untuk uji coba produk hasil
pelatihan ini akan dilakukan pada salah satu sekolah yang ada di wilayah Buleleng.
Uji coba ini merupakan validasi dari keterampilan guru sejarah dalam pembuatan
proposal PTK dan pelaksanaan PTK. Pelibatan guru sejarah yang dilakukan secara
penuh ini diharapkan dapat memberikan seperangkat pengatahun dan keterampilan
yang lengkap kepada guru dalam memahami, merencang dan mempraktekkan PTK
sesuai dengan kurikulum 2013. Sehingga hasil akhir dari pelatihan ini bagai para guru
sejarah adalah keterampilan membuat, mengembangkan dan mempraktekkan
penyusunan proposal PTK, pelaksanaan PTK, penyusunan laporan PTK, serta cara
pengembangan dan sosialisasi pada guru-guru sejarah lainnya.
13
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh para guru-guru sejarah di
SMA dan SMK serta IPS di SMP di Kecamatan Sukasada Khususnya dan Kabupaten
Buleleng pada umumnya, maka program pengabdian masyarakat ini dilakukan dalam
bentuk Pelatihan Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah (PTK) untuk Meningkatkan
Kualitas Karya Pengembangan Profesi bagi Guru Sejarah di Kabupaten Buleleng
Untuk memberikan informasi kepada guru-guru SMA/SMK sekabupaten
Buleleng perlu dilakukan pelatihan penelitian dan penulisan PTK dilakukan tanggal
20-21 Juni 2015 bertempat di Aula SMK Puriwisata Pancasari, Kecamatan Sukasada,
Kabupaten Buleleng. Acara ini dimulai dengan sambutan ketua pelaksana kegiatan
melaporkan bahwa pelatihan penelitian dan penulisan PTK dilakukan untuk
memberikan masukan bagaimana cara membuat dan menulis PTK yang baik dan
benar. Apalagi untuk kenaikan pangkat bagi guru-guru PNS wajib untuk membuat
PTK, namun disisi lain terdapat kebingungan di kalangan guru-guru bagaimana
membuat PTK dari pembuatan judul, latar belakang, tujuan, manfaat, kajian pustaka,
metode penelitian, sampai penulisan hasil penelitian dan pembahasan.
Materi Pelatihan meliputi : (1) Rasional dilaksanakannya PTK oleh guru
sejarah adalah mata pelajaran Sejarah dalam kurikulum 2013 memiliki dua
pembagian yaitu Sejarah Indonesia yang merupakan kelompok mata pelajaran Wajib
dan Sejarah dalam kelompok mata pelajaran Peminatan Ilmu-ilmu Sosial.
Berdasarkan pengembangan tersebut jumlah jam mengajar mata pelajaran Sejarah
menjadi 2 jam pelajaran untuk Sejarah Indonesia (wajib) dan 3 jam pelajaran untuk
Sejarah Peminatan kelas X dan 4 jam pelajaran untuk kelas XI dan XI. Mata pelajaran
Sejarah Indonesia mempelajari tentang peristiwa Sejarah yang terkait dengan
peristiwa Sejarah Negara Indonesia, baik sebelum dan sesudah merdeka. Mata
pelajaran Sejarah (Peminatan) mempelajari tentang keilmuan Sejarah.Melihat
pelajaran Sejarah memiliki porsi yang besar dalam pelaksanaan pembelajaran
sehingga perlu dikemas agar menjadi menarik.
14
Pembelajaran Sejarah yang ditekankan dalam kurikulum 2013 adalah
pembelajaran yang bersifat konstruktivistik. Dalam pembelajaran Sejarah yang
bersifat konstruktivistik, proses belajar mengajar dapat melibatkan guru dan siswa
secara aktif atau bahkan siswa menjadi pusat kegiatan belajar.Disamping itu
pembelajaran dalam kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik yaitu
pendekatan pembelajaran dengan metode keilmuan. Metode keilmuan dalam
pendekatan saintifik yang dimaksud adalah kegiatan pembelajaran yang mengandung
langkah-langkah/kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan data/eksplorasi,
mengasosiasi/menyimpulkan dan mengkomunikasikan.Dalam pembelajaran seperti
ini, kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan, siswa dipandang sebagai individu yang
mandiri yang memiliki potensi belajar dan pengembang ilmu.Apabila pendekatan itu
digunakan maka guru dapat memandang siswa sebagai rekan belajar.Pembelajaran
konstruktivistik dan pendekatan saintifik memberi peluang bagi guru untuk
mengembangkan kompetensi lainnya seperti sikap spiritual, sikap sosial dan
keterampilan.Kendala-kendala di kelas dalam pembelajaran sejarah banyak
ditemukan seperti minat belajar siswa terhadap mata pelajaran sejarah rendah, sarana-
prasarana pembelajaran sejarah kurang yang dibuktikan dengan nilai UTS dan UAS
yang belum mencapai KKM.Masalah-masalah tersebut menjadi tantangan bagi guru
sejarah yang pemecahannya melalui PTK. (2) Langkah-langkah Pelaksanaan PTK
1. Rencana Tindakan
Rencana tindakan pada penelitian ini berlangsung dua siklus.Dalam
pelaksanaan setiap siklus terdiri dari empat tahapan diantaranya, 1) Perencanaan, 2)
Pelaksanaan, 3) Observasi dan Evaluasi, dan 4) Refleksi. Tahapan dalam siklus
penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini
15
Siklus I
Siklus II
2. Pokok-pokok Rencana Kegiatan Tindakan
Rencana kegiatan tindakan terdiri dari dua siklus, Siklus I dan Siklus II. Satu
siklus terdiri dari dua kali pertemuan yaitu pertemuan pertama, pelaksanaan
pembelajaran Role Playing dan pertemuan kedua, pelaksanaan pembelajaran Role
Playing yang dilanjutkan dengan tes hasil belajar siswa. Adapun pokok-pokok
rencana kegiatan tindakan dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Pokok-pokok Rencana Kegiatan Tindakan
(Sumber: Hamalik, 2004:218)
Siklus
1
Perencanaan:
Identifikasi
masalah dan
Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan
dalam kegiatan pembelajaran.
Menentukan Kompetensi Dasar dan indikatornya
Perencanaan
Tindakan I Permasalahan
Pelaksanaan
Tindakan I
Pengamatan/pen
gumpulan Data
- I
Refleksi -I
Permasalahan Baru
Hasil Refleksi I Pelaksanaan
Tindakan II
Perencanaan
Tindakan II
Pengamatan/pe
ngumpulan
Data - II
Refleksi -II
Dilanjutkan ke
Siklus
berikutnya
Bila permaslahan
belum terselesaikan
Gambar 3.1 Siklus Kegiatan Penelitian
(Sumber: Komaidi dan Wijayati, 2011:56)
16
penetapan
alternatif
pemecahan
masalah.
Mengembangkan skenario pembelajaran.
Menyusun lembar pengamatan.
Menyiapkan sumber belajar.
Mengembangkan format evaluasi,
Mengembangkan format observasi pembelajaran
Tindakan Pertemuan I :Melakukan persiapan pembelajaran Role
Playing(sesuaikan dengan SBM) yang terdiri dari
penyusunan skenario pelaksanaan Role Playing di
dalam kelompok.
Pertemuan II : Menerapkan tindakan yang mengacu
pada skenario dan lembar observasi.
Pengamatan Melakukan observasi dengan memakai format
observasi.
Menilai hasil tindakan dengan menggunakan pedoman
oebservasi dalamlembar pengamatan.
Refleksi Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan
yang meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari
setiap macam tindakan.
Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi
tentang skenario, lembar pengamatan, dsb.
Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil
evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya.
Evaluasi tindakan I.
Siklus
II
Perencanaan Identifikasi masalah dan penetapan alternatif
pemecahan masalah.
Pengembangan program tindakan II.
Tindakan Pertemuan III :Melakukan persiapan pembelajaran
Role Playing yang terdiri dari penyusunan skenario
pelaksanaan Role Playing di dalam kelompok.
17
Pertemuan IV : Menerapkan tindakan yang mengacu
pada skenario dan lembar observasi.
Pengamatan Pengumpulan data Tindakan II
Refleksi Evaluasi Tindakan II
Penulisan Hasil dan Pembahasan.
3.1 Pelaksanaan Tindakan
Tahapan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini seperti yang telah
dipaparkan dalam rencana tindakan diatas yang terdiri dari dua siklus.Dalam
pelaksanaan tindakan, pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Role Playing. Implementasi dalam proses pembelajaran tentunya dengan
membentuk kelompok belajar yang anggotanya bersifat heterogen. Pelaksanaan
tindakan ini dirancang dalam dua siklus setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan.
3.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dilakukan dalam dua kali
pertemuan.Berdasarkan kalender akademik di SMA/SMK, waktu pelaksanaan
tindakan pada silkus I dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Waktu Pelaksanaan Siklus I.
No Hari,Tanggal Pertemuan Waktu
1. I 2 JP
2. II 2 JP
Pada siklus ini materi yang dibahas misalnya adalah mengenai Persiapan
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang terdiri dari sub materi Janji
Kemerdekaan Jepang, BPUPKI, PPKI, dan Berita Kekalahan Jepang (Silabus
Kurikulum, 2013) Pada pertemuan pertama siswa diarahkan untuk belajar dalam
kelompok yang anggotanya telah dibagi secara heterogen. Siswa dalam kelompok
diarahkan untuk menyusun skenario pembelajaran misalnyaRole Playing sesuai
18
materi yang diperoleh.Kemudian pada pertemuan kedua siswa diarahkan untuk
mendemonstrasikan skenario yang telah dibuat pada pertemuan pertama.
Pada pelaksanaan siklus akan dilakukan kegiatan observasi dengan pedoman
observasi yang sudah disiapkan sebelumnya. Hal yang diobservasi adalah mengenai
kualitas proses pembelajaran. Pada akhir siklus I, dilakukan tes hasil belajar yang
instrumennya sudah disiapkan sebelumnya.Tes akhir siklus ini berupa soal objektif
sebanyak 20 soal. Hasil dari tes ini akan dijadikan alat evaluasi belajar siswa.
3.1.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dilakukan dalam dua kali
pertemuan.Waktu pelaksanaan tindakan pada silkus II dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Waktu Pelaksanaan Siklus II
No. Hari, Tanggal Pertemuan Waktu
1. I 2 JP
2. II 2 JP
Pada siklus II ini materi yang disampaikan adalah mengenai Peristiwa
Rengasdengklok, Perumusan Teks Proklamasi, Pembacaan Proklamasi, Pembentukan
Pemerintahan (Mengesahkan UUD 1945, memilih presiden dan wakil presiden).
Pada pertemuan pertama di siklus II siswa diarahkan untuk belajar dalam kelompok
yang anggotanya telah dibagi secara heterogen.Siswa dalam kelompok diarahkan
untuk menyusun skenario Role Playing sesuai materi yang diperoleh.Kemudain pada
pertemuan kedua siswa diarahkan untuk mendemonstrasikan skenario yang telah
dibuat pada pertemuan pertama.
Pada pelaksanaan siklus akan dilakukan kegiatan observasi dengan pedoman
observasi yang sudah disiapkan sebelumnya. Hal yang diobservasi adalah mengenai
kualitas proses pembelajaran. Pada akhir pelaksanaan tindakan siklus II, dilakukan tes
hasil belajar yang instrumennya sudah disiapkan sebelumnya.Tes akhir siklus ini
berupa soal objektif sebanyak 20 soal. Hasil dari tes ini akan dijadikan alat evaluasi
19
belajar siswa. Setelah pelaksanaan tindakan dilakukan, guru menyebarkan angket
respon siswa terhadap proses pembelajaran dengan model misalnyaRole Playing.
Kuisioner respon siswa ini akan dijadikan bahan untuk mengetahui tanggapan siswa
terhadap pembelajaran Sejarah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Role Playing yang diterapkan oleh guru (peneliti) selama proses pembelajaran.
3.2 Observasi
Tahap observasi merupakan tahap pengamatan proses pembelajaran dalam
pelaksanaan tindakan. Tahapyang dilakukan peneliti dalam pelaksanaan tindakan
untuk mengetahui hasil dari penerapan model pembelajaran yang dilakukan terkait
kualitas proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi, serta
mengetahui perbaikan sebagai bahan refleksi yang dapat dilakukan pada tindakan
berikutnya untuk mencapai hasil yang diharapkan. Dalam kegiatan observasi ini
peneliti dibantu oleh dua observer/pengamat yaitu …………………(salah satu teman
seprofesi). Proses observasi ini berpedoman pada lembar observasi dengan teknik
chek list. Pada lembar observasi terdapat indikator kualitas proses pembelajaran yang
ideal dengan jumlah 20indikator.
3.3 Evaluasi dan Refleksi
Tahap evaluasi dan refleksi dilakukan pada akhir pelaksanaan siklus.
Pedoman dalam melakukan refleksi ini adalah hasil observasi dan tes hasil belajaran
siswa terhadap kesulitan-kesulitan yang dialami siswa ketika mengikuti proses
pembelajaran. Hasil refleksi ini akan dijadikan pedoman/dasar untuk memperbaiki
serta menyempurnakan perencanaan dan pelaksanaan tindakan siklus berikutnya.
Mengenai kegiatan yang yang dilaksanakan pada tiap tahap untuk siklus berikutnya
pada dasarnya sama dengan kegiatan siklus I, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
observasi, evaluasi dan refleksi. Dalam pelaksanaannya tahapan dari masing-masing
kegiatan dapat berubah sesuai hasil yang diperoleh pada siklus sebelumnya.
20
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan pengabdian masyarakat pada guru SMA/SMK
di Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng dapat ditarik beberapa konsklusi, yaitu:
1. Kurangnya kemampuan guru dalam mengembangkan dan mengemas
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas padahal di lapangan berdasarkan
wawancara dengan guru-guru terdapat banyak permasalahan dalam
pembelajaran sejarah, kurangnya pemahaman tentang strategi belajar
mengajar sejarah yang inovatif, serta belum dipahaminya tentang
bagaimana merancang RPP guna mendukung pelaksanaan PTK di kelas
2. Setelah diberikan pelatihan oleh tim pakar dari Undiksha Singaraja, para
guru sekolah dasar mulai bisa menyusun dan mengemas proposal PTK.
Hal ini dapat diketahui dari hasil pelatihan penelitian Karya Ilmiah (PTK)
untuk meningkatkan profesi bagi guru sejarah yang mereka buat. Selain
itu para guru mengaku memahami mengapa seorang guru wajib
melakukan PTK dalam pembelajaran sejarah dan tidak lagi menganggap
PTK itu merupakan beban tapi merupakan suatu kewajiban.
3. Pemberian masukan berupa ide dan saran akademik bertalian dengan
penyempurnaan Penelitian Tindakan kelas (PTK) bagi guru-guru sejarah
di Kabupaten Buleleng mulai dari tahap perencanaan sampai refleksi
sangat didukung dengan baik. Tuntutan profesi guru untuk membuat PTK
dalam rangka meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sejarah dan
tuntutan dari Dinas Pendidikan untuk mendukung kenaikan jabatan dan
golongan bagi guru PNS yang akan naik pangkat yang lebih tinggi.
21
4.2. Saran
Berdasarkan pelatihan yang telah dilaksanakan pada guru-gurusejarah di
SMA/SMK Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, ada beberapa saran yang
layak dipertimbangkan, yaitu :
1. Bagi guru-guru sejarah SMA/SMKdi Kecamatan Sukasadahendaknya
terus melatih diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi agar mampu memberikan keterampilan yang memadai pada
siswa terutama dalam penerapan PTK yang didukung RPP dan media
pembelajaran yang inovatif
2. Bagi Dinas pendidikan setempat, semestinya mengusahakan program-
program pelatihan PTK bagi para guru-guru sejarah SMA/SMK, sehingga
kemampuan dan keterampilan mereka memadai untuk mengembangkan
PTK yang didukung perangkat pembelajar, mondel pembelajar, dan
model evaluasi sesuai dengan kurikulum 2013
22
Daftar Pustaka
Budiningsih, A. (2004). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Rineka Cipta
Depdikbud. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Jakarta :
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat
Pendidikan Menengah dan Umum.
Djohar. (2003). Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah
Kejuruan. (Disertasi, tidak diterbitkan). Bandung: PPS UPI.
Hasan. (1992). An Evaluation of the 1975 General Senior Secondary Social Studies
Curriculum Implementation in Bandung Municipality. Disertasi Doctor
dari Macquary University. Tidak diterbitkan.
Hopkin, David. 1993. A Teacher’ Guide to Classroom Research. Philadelphia: Open
University Press.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Materi Pelatihan Kurikulum
2013. Jakarta: Kemendiknas
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Standar Nasional Pendidikan.
Jakarta: BPP
Kunadar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali
Pers
Lasmawan, W. (2010). Menelisik Pendidikan IPS dalam Perspektif Kontekstual-
Empirik. Singaraja: Mediakom Indonesia Press Bali.
MaLaughin. (1987). Implementing of ESEA Title I. New York: Columbia University.
Miller, J. and Wayne S. (1985). Curriculum: Perspective and Practice. New York:
Longman.
Nana, S. (2005). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek Tahun: Bandung:
RoSejarahakarya Pemerintah Kabupaten Buleleng. (2011). Buleleng dalam Angka. Buleleng: Pemda
Buleleng
Sagor, R. 1992. How to Conduct Collaborative Action Research. Alexandria:
Association for Supervision and Curriculum Development.
Surapranata. (2006). Penilaian Portofolio. Implementasi Kurikulum 2004. Bandung :
PT. Remaja RoSejarahakarya.
T. Raka Joni. Penelitian Tindakan Kelas: Beberapa Permasalahan. Jakarta:
PCPPPGSM: Dirjen Dikti
Wina Sanjaya. 2010. Kurikulum Pembelajaran (Teori dan Praktik KTSP).
Jakarta:Kencana Prenada Media Group.
23
LAMPIRAN 1. FOTO GIATAN P2M
24
25