Post on 20-Mar-2019
UNIVERSITAS INDONESIA
PROFITABILITAS DAN SOLVABILITAS PT. ASURANSIBINA DANA ARTHA PERIODE TAHUN 2008-2012
TUGAS KARYA AKHIRDiajukan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu
Administrasi
MACARIO MARXAL1106134152
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKDEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI
PROGRAM SARJANA EKSTENSI
DEPOK
JULI, 2014
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
kekuatan,perlindungan, berkah dan limpahan kasih-Nya penyusunan skripsi ini
dapat selesai dengan baik.penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi
salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana ilmu administrasi dari Program
Ekstensi Ilmu Administrasi Niaga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia. Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan
berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini,
sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Arie Setiabudi Soesilo, M.Sc.selaku DEKAN Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Indonesia.
2. Dr. Roy Valiant Salomo, M.Sos.Sc Selaku ketua Departemen Ilmu
Administrasi Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Indonesia
3. Dr. Retno Kusumastuti, M.Si. selaku Ketua Program Ilmu Administrasi
Sarjana Ekstensi FISIP UI dan dosen pembimbing. Terima kasih telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membantu penulis dalam
menyusun tugas akhir skripsi ini.
4. Eko Sakapurnama, S.Psi., MBA selaku Ketua Program Studi Ilmu
Administrasi Niaga Sarjana Ekstensi FISIP UI
5. Ir. Bernardus Yuliarto Nugroho MSM.,PhD selaku dewan penguji ahli pada
sidang yang memberikan masukan dalam tahap perbaikan skripsi ini,
6. Milla Sepliana Setyowati S.Sos., M.Ak selaku ketua sidang yang memberikan
masukan dalam tahap menyusun tugas karya akhir ini.
7. Prima Nurita Rusmaningsih S.A.P., M.A.selaku sekretaris sidang yang telah
memberikan masukan dan nasehat-nasehat yang sangat berharga selama
sidang,
8. Annie Louise, Marlen Manurung dan Monique Alxari dan seluruh keluarga
yang selalu mendoakan dan memberi dukungan kepada penulis,
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
iv
9. Seluruh Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan bekal ilmu selama
penulis berkuliah di Universitas Indonesia,
10. Teman–teman satu bimbingan, Nurul Arfianty Azhar dan Itha Dillasari yang
telah bersama–sama berjuang dan saling membantu dalam pengerjaan Tugas
akhir ini dari awal sampai akhir
11. Teman-teman group “ The Bajigurista “, Abud, Azis, Adzan, Ekky, beler,
Mely, dan Siska yang telah memberikan segala bentuk bantuan baik moril
dan materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman-teman dari Administrasi Niaga 20011 Penyetaraan 36, Kemal, Ayu,
Tenti, Bety, Zita, Nanda, Vina yang telah membantu dan berkerja sama dari
semester 1 sampai akhir.
13. Seluruh teman-teman Administrasi Niaga Sarjana Ekstensi angkatan 2011
dan 2012 yang tidak bisa penulis tuliskan satu persatu yang telah memberikan
dukungan serta bantuan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
14. Teman-teman lainnya, Rizky Yudha Peol, Irsyad, Ochi, Bagong, Mas Min,
Triamy, Ryan dan
15. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu oleh penulis yang
16. telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini dari awal sampai akhir.
Dalam penyusunan penulis juga menyadari bahwa penulisan skripsi ini
masih belum dapat dikatakan sempurna dan masih banyak kekurangan. Akhir
kata, semoga Tuhan YME senantiasa melimpahkan karunia-Nya dan membalas
segala amal budi serta kebaikan pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam
penyusunan tugas akhir ini dan semoga memberikan manfaat bagi pihak-pihak
baik teman maupun masyarakat luas.
Depok, 7 Juli 2014
Macario Marxal
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
vi Universitas Indonesia
ABSTRAK
Nama : Macario MarxalProgram Studi : Ilmu Administrasi NiagaJudul Skripsi : Profitabilitas dan Solvabilitas PT. Asuransi Bina
Dana Artha Periode Tahun 2008-2012
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis profitabilitas dansolvabilitas Perusahaan Asuransi Bina Dana Artha dan Perusahaan PaninInsurance. Perusahaan yang pertama menjadi objek penelitian dan yang keduaakan menjadi benchmark. Sampel dari penelitian ini adalah Perusahaan Bina DanaArtha dan Perusahaan Panin Insurance. Data yang digunakan adalah data darilaporan keuangan dari kedua perusahaan tersebut dari tahun 2008-2012. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa profitabilitas Perusahaan Abda cukup baik, haltersebut karena di tahun-tahun tersebut mereka meraih keuntungan yang cukupsignifikan. Namun jika dibandingkan dengan Panin profitabilitas dari Abda masihdibawah, hal tersebut dirasa wajar karena Panin masuk dalam daftar 3 besarperusahaan asuransi menurut sumber dari majalah investor. Sedangkan untukmasalah solvabilitasnya, Abda dapat dikatakan sebagai perusahaan yang solvabel,hal tersebut dikarenakan rasio-rasionya yang positif dan hal tersebut berarti Aset-aset dan Modal Abda dapat menutupi seluruh hutangnya pada tahun-tahuntersebut. Namun jika dibandingkan dengan Panin, rasio solvabilitas Abda lebihbesar, hal tersebut berarti Aset dan Modal Abda yang dibiayai hutang lebih besardari Aset dan Modal Panin yang dibiayai hutang.
Kata kunci : rasio keuangan, profitabilitas, solvabilitas
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
vii Universitas Indonesia
ABSTRACK
Name : Macario MarxalStudy Programme : Business AdministrationTitle : Profitability and Solvency of The Asuransi
Bina Dana Artha 2008-2012 Period
The main objective of this study was to analyze the profitability and the solvencyof two company. The first company is use for the subject of the research, andanother one is for the benchmark of the research. We use Asuransi Bina DanaArtha Company as known as Abda and Panin Insurance Company as the sampleof this research. The Data of this research is using a financial statement of thosecompanies from 2008-2012 period. The result of the research shows that the Abdaprofitability is quite qood, because of the respective years they gain somesignificant profit. But compared to the benchmark of the research, the AbdaCompany profitability is still beyond the profitability of Panin Company, thatresult was reasonable because the Panin Company listed as the 3rd Insurancecompany of the year of 2012, according to the “Majalah Investor”. Meanwhile forthe solvencies of Abda, the company declared as a solvable company, because ofthe solvencies ratio was positive, which means the asset and capital of the Abdacompany can cover all the liabilities of the respective years. But if it compared tothe Panin as the benchmark company, the solvencies ratio of the abda was higherthan Panin solvencies ratio. It means the asset and capital of Abda which fundedby liabilities more than the asset and capital funded by the lieabilites of Panin.
Keywords : financial ratios, profitability, solvencies
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
viii Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.................................. ...................i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI...............................................................v
ABSTRAK.......................................................................................................................vi
DAFTAR ISI.........................................................................................................viii
DAFTAR TABEL...........................................................................................................x
DAFTAR GRAFIK...............................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xii
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................1
1.2 Permasalahan ..............................................................................................9
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................9
1.4 Manfaat Penulisan.......................................................................................9
1.5 Metode Penelitian .....................................................................................10
1.5.1 Pendekatan Penelitian .....................................................................10
1.5.2 Jenis Penelitian................................................................................10
1.5.2.1 Jenis Penelitian Berdasarkan Tujuan Penelitian.................10
1.5.2.2 Jenis Penelitian Berdasarkan Manfaat Penelitian...............11
1.5.2.3 Jenis Penelitian Berdasarkan Dimensi Waktu....................11
1.5.2.4 Jenis Penelitian Berdasarkan Teknik Pengumpulan Data ..12
1.5.3 Populasi dan Sampel .......................................................................12
1.5.4 Teknik Analisis......................................................................................13
1.6 Sistematika Penulisan ...............................................................................13
BAB 2 TINJAUAN LITERATUR DAN KERANGKA TEORI......................15
2.1 Asuransi ....................................................................................................15
2.2 Analisis Rasio Keuangan ..........................................................................16
2.2.1 Solvabilitas ........................................................................................18
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
ix Universitas Indonesia
2.2.2 Profitabilitas ......................................................................................20
2.3 Tinjauan Literatur .....................................................................................23
BAB 3 ANALISIS PROFITABILITAS DAN SOLVABILITAS PT.
ASURANSI BINA DANA ARTHA PERIODE 2008-2012...................26
3.1 Gambaran Perusahaan...............................................................................26
3.2 Analisis Rasio Keuangan ..........................................................................28
3.2.1 Rasio Profitabilitas..........................................................................29
3.2.1.1 Return On Asset .................................................................29
3.2.1.2 Return On Equity................................................................32
3.2.1.3 Net Profit Margin ...............................................................34
3.2.2 Rasio Solvabilitas............................................................................37
3.2.2.1 Debt to Equity Ratio...........................................................37
3.2.2.2 Debt to Asset Ratio.............................................................39
3.3 Analisis Gabungan Rasio Solvabilitas dan Rasio Profitabilitas.................43
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN................................................................44
4.1 Kesimpulan ...............................................................................................44
4.2 Saran .........................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................45
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
x Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tingkat Kecelakaan di Indonesia Tahun 1992-2012.......................1
Tabel 1.2 Pertumbuhan Perusahaan Asuransi Tahun 2008-2012.............5
Tabel 3.1 ROA Perusahaan Abda dan Perusahaan Panin 2008-2012...........30
Tabel 3.2 ROE Perusahaan Abda dan Perusahaan Panin 2008-2012............32
Tabel 3.3 NPM Perusahaan Abda dan Perusahaan Panin 2008-2012...........35
Tabel 3.4 DER Perusahaan Abda dan Perusahaan Panin 2008-2012.......37
Tabel 3.5 DAR Perusahaan Abda dan Perusahaan Panin 2008-2012......40
Tabel 3.6 Gabungan Rasio Profitabilitas dan Solvabilitas Perusahaan Abda
Insurance dan Perusahaan Panin 2008-2012..................................42
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
xi Universitas Indonesia
DAFTAR GRAFIK
Grafik 3.1 Grafik Rasio ROA Perusahaan Abda dan Panin 2008-2012..........31
Grafik 3.2 Grafik Rasio ROE Perusahaan Abda dan Panin 2008-2012..........34
Grafik 3.3 Grafik Rasio NPM Perusahaan Abda dan Panin 2008-2012.........36
Grafik 3.4 Grafik Rasio DER Perusahaan Abda dan Panin 2008-2012.........37
Grafik 3.5 Grafik Rasio DAR Perusahaan Abda dan Panin 2008-2012.........39
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
xii Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Income Statement PT. Abda Tahun 2009-2012
Lampiran 2 Balance Sheet PT. Abda Tahun 2009-2012
Lampiran 3 Balance Sheet PT Abda Tahun 2008
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan industri masyarakat di Indonesia tidak terlepas dari
perkembangan ekonomi dan teknologi dalam kehidupan manusia, dimana dengan
semakin terbatasnya sumber-sumber kebutuhan manusia dalam usaha
meningkatkan kemakmuran, maka bertambah besar usaha manusia untuk
mengamankan baik atas diri atau keluarga mereka serta harta miliknya dari
peristiwa-peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian atau menyebabkan
gangguan dalam mencapai tujuan hidup mereka (Augustyn, 2011). Dalam
perkembangannya, usaha asuransi belum begitu diperhitungkan dalam
mempersiapkan masa depan keluarga apabila terjadi sesuatu kepada tulang
punggung mata pencaharian. Hal tersebut dapat dikatakan wajar karena usia
industri asuransi masih terbilang muda, tetapi bukan berarti terlambat untuk
memasukkan asuransi dalam pertimbangan risiko kematian atau kecelakaan yang
mungkin terjadi. Perlunya asuransi sebagai usaha proteksi bagi keluarga
ditunjukkan pada Tabel 1.1, yang memaparkan bagaimana pertumbuhan tingkat
kecelakaan yang ada di Indonesia.
Tabel 1.1 Tingkat Kecelakaan di Indonesia Tahun 1999-2012
Tahun Jumlah
Kecelakaan
Korban Mati Luka Berat Luka Ringan Kerugian
Materi (dalam
jutaan rupiah)
1992 19.920 9.819 13.363 14.846 15.077
1993 17.323 10.308 11.453 13.037 14.714
1994 17.469 11.004 11.055 12.215 16.544
1995 16.510 10.990 9.952 11.873 17.745
1996 15.291 10.869 8.968 10.374 18.411
1997 17.101 12.308 9.913 12.699 20.848
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
2
Universitas Indonesia
Lanjutan tabel 1.1
Sumber: Situs BPS.go.id, 2012, diolah peneliti, 2014
Dari Tabel 1.1 diatas menunjukkan bahwa tingkat kecelakaan di Indonesia
semakin meningkat dari tahun ke tahun dan dalam tahun 2011 dan 2012
menunjukkan adanya kenaikan angka yang tinggi dari tahun-tahun sebelumnya.
Dari tahun 2010 ke tahun 2011 tingkat kecelakaan di Indonesia naik sebesar
63,48% dari 66.488 orang menjadi 108.696 orang. Hal tersebut membuktikan
bahwa asuransi aspek yang perlu dipertimbangkan ditengah banyaknya
kecelakaan yang ada di Indonesia.
Asuransi berasal dari bahasa Belanda, assurantie yang artinya
pertanggungan,dan dari istilah tersebut lalu timbul istilah assuradeur yang
ditujukan bagi penanggung, sedangkan geassureerde yang ditujukan untuk
tertanggung. Istilah assurantie sesungguhnya dari bahasa latin yaitu assecurare
Tahun Jumlah
Kecelakaan
Korban Mati Luka Berat Luka Ringan Kerugian
Materi (dalam
jutaan rupiah)
1998 14.858 9.819 8.878 10.609 26.941
1999 12.675 10.038 7.329 9.385 32.755
2000 12.649 11.004 7.100 9.518 36.281
2001 12.791 10.869 6.656 9.181 37.617
2002 12.267 12.308 6.012 8.929 41.030
2003 13.399 11.894 6.142 8.694 45.778
2004 17.732 9.856 6.983 12.084 53.044
2005 91.263 16.115 35.891 51.317 51.556
2006 87.020 15.762 33.282 52.310 81.848
2007 49.553 16.955 20.181 46.827 103.289
2008 59.164 20.188 23.440 55.731 131.207
2009 62.960 19.979 23.469 62.956 136.285
2010 66.488 19.873 26.196 63.809 158.259
2011 108.696 31.195 35.285 108.945 217.435
2012 117.949 29.544 39.704 128.312 298.627
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
3
Universitas Indonesia
yang artinya meyakinkan orang, sedangkan dalam bahasa Inggris menjadi
insurance dan assurance yang berarti pertanggungan. Kedua istilah tersebut
sebenarnya memiliki pengertian yang berbeda, insurance berarti menanggung
sesuatu yang mungkin atau tidak mungkin terjadi, sedangkan assurance berarti
menanggung yang pasti terjadi, yang selanjutnya dikaitkan dengan masalah jiwa
seseorang (Rivai, 2007 : 1002). Beberapa definisi asuransi dari berbagai sumber.
Menurut KUHD pasal 246 adalah “Asuransi atau pertanggungan adalah
pertanggungan dengan mana seorang penanggung mengikat dirinya kepada
tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian pada
suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang
mungkin akan diderita karena suatu peristiwa tak tertentu.”
Menurut UU No.2 tahun 1992 adalah ”Asuransi atau pertanggungan adalah
perjanjian antara dua pihak atau lebih, yang mana pihak penanggung mengikat
diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan
penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga
yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang
tidak pasti, atau untuk pembayaran atas meninggal atau hidupnya seseorang
yang dipertanggungkan”.
Pengamat asuransi, Herris Simanjuntak dalam Republika tahun 2012,
menjelaskan bahwa bila ada seseorang yang akan menderita secara finansial,
misalnya meninggal, maka yang bersangkutan perlu melindungi jiwanya dengan
memiliki asuransi jiwa. Membeli asuransi merupakan pengeluaran terbaik yang
mungkin pernah dilakukan seseorang dalam memperhitungkan risiko dalam
hidup. Pada saat musibah terjadi, memiliki asuransi jiwa sangat menolong untuk
melunasi tagihan yang ada, melanjutkan bisnis keluarga, memenuhi kebutuhan
finansial lain, seperti biaya pemakaman, pendidikan anak, maupun biaya hidup
pasangan yang ditinggalkan di hari tua. Sudah banyak orang yang semakin sadar
akan pentingnya suatu proteksi seperti asuransi dalam kehidupan sehari-hari.
Mulai dari mahalnya biaya kesehatan bila kita jatuh sakit, sampai pada rawannya
kecelakaan di sekitar kita yang tidak dapat kita kendalikan mulai dari kecelakaan
lalu lintas, kebakaran dan sebagainya. Sekarang ini bila kita tidak memiliki
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
4
Universitas Indonesia
proteksi terhadapa hal-hal diatas tentunya akan membuat kita kesulitan di
kemudian hari. Dari hal tersebut di atas, penting bagi kita mengambil asuransi
sebagai proteksi.
Usaha asuransi merupakan usaha jasa keuangan yang menghimpun dana
masyarakat melalui pengumpulan premi asuransi untuk memberikan perlindungan
kepada anggota masyarakat pemakai jasa asuransi terhadap kemungkinan
timbulnya kerugian karena suatu peristiwa yang tidak pasti atau terhadap hidup
atau meninggalnya seseorang, (Darmawi,2004). Usaha-usaha asuransi asuransi
tersebut dilakukan oleh perusahaan/instansi asuransi, dimana perusahaan tersebut
merupakan lembaga yang dirancang dan dibentuk sebagai lembaga pengambil alih
dan penerima risiko. Perusahaan asuransi pada dasarnya menawarkan jasa
proteksi sebagai bentuk produknya kepada masyarakat yang membutuhkan.
Ada beberapa obyek yang dapat diasuransikan dalam suatu perjanjian kredit
antara lain, asuransi jiwa, asuransi terhadap barang jaminan (agunan) atas risiko
kehilangan barang, musnah karena terbakar, dan risiko tidak terbayarnya hutang
oleh debitur, sehingga untuk itu perlu dilakukan penetapan asuransi yang
disyaratkan dalam satu pasal pada perjanjian kredit, sehingga apabila terjadi risiko
kepentingan kreditur tetap terlindungi.
Pada modern ini kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi sebagai
salah satu bentuk perlindungan diri terhadap berbagai ketidakpastian telah
berkembang pesat. Hal tersebut diduga disebabkan oleh beberapa hal antara lain
meningkatnya pendidikan masyarakat, pendapatan masyarakat, dan taraf
kehidupan masyarakat. Perkembangan terhadap kesadaran berasuransi tersebut
haruslah didukung oleh keberadaan perusahaan-perusahaan asuransi yang
profesional dan terpercaya. Industri asuransi jiwa dan asuransi umum makin
kompetitif seiring dengan terbukanya pasar seiring dengan implementasi
Masyarakat Ekonomi Asean 2015.
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
5
Universitas Indonesia
Tabel 1.2 Tabel Pertumbuhan Perusahaan Asuransi Tahun 2008-2012*Dalam triliun rupiah
Keterangan 2008 2009 2010 2011 2012
Aset 243,58 321,09 405,16 481,77 543,76
Investasi 211,47 283,22 356,07 419,73 500,12
Premi 90,31 106,45 125,07 150,60 174,33
Klaim 55,14 69,05 77,95 86,77 95,63Sumber: bapepam.lk Tahun 2012, diolah peneliti.
Berdasarkan Tabel 1.2, perusahaan asuransi di Indonesia mengalami kemajuan
tiap tahunnya. Jumlah aset, investasi, premi, klaim pada perusahaan asuransi
mengalami kenaikan dalam periode 2007-2011. Kenaikan yang signifikan terjadi
di tahun 2010 dimana aset perusahaan asuransi naik 33,33% lebih, dari 321,09
triliun ke 405,16 triliun. Menurut lembaga Fitch Ratings, pasar industri asuransi
nasional cukup menjanjikan dan juga prospek pertumbuhan asuransi dalam jangka
menengah dan jangka panjang stabil, bahkan bisa cukup atraktif. Hal itu
disebabkan karena naiknya kesadaran masyarakat tentang risiko, serta naiknya
pertumbuhan kesejahteraan masyarakat di Indonesia
(www.http://bisniskeuangan.kompas.com), 2012.
Setiap perusahaan pasti ingin memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai
dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para stake holder dan dapat berjalan
dalam jangka yang panjang (sustainable) termasuk pada perusahaan asuransi
sebagai salah satu produk jasa keuangan. Adapun tujuan perusahaan antara lain
untuk memperoleh keuntungan (profit), meningkatkan nilai perusahaan, dan
untuk memuaskan kebutuhan masyarakat. Tercapainya tujuan tersebut ditentukan
oleh kinerja perusahaan itu sendiri. Salah satu aspek penting yang selalu mendapat
perhatian khusus dari setiap unsur perusahaan adalah keuangan perusahaan. Hal
tersebut dapat terjadi karena perusahaan-perusahaan dihadapkan oleh persoalan-
persoalan yang mendasar mengenai operasi perusahaan, yaitu seberapa besarnya
perusahaan yang seharusnya dan berapa kecepatan pertumbuhan yang seharusnya,
keputusan investasi yang harus dipertahankan oleh perusahaan dan bagaimana
komposisi utang yang seharusnya, guna mempertahankan struktur finansial,
(Kuswadi,2006).
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
6
Universitas Indonesia
Keuangan perusahaan umumnya meliputi semua aktivitas perusahaan yang
bersangkutan dengan upaya mendapatkan dana yang dibutuhkan oleh perusahaan
beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin. Fungsi
keuangan pada setiap badan usaha senantiasa menduduki tempat yang penting,
karena keputusan-keputusan keuangan (finansial) amat sangat menetukan bagi
keberhasilan dan kelangsungan badan usaha yang bersangkutan, oleh karena itu
biasanya fungsi keuangan umumnya berada pada tingkatan atas suatu struktur
organisasi. Vitalnya fungsi keuangan tersebut, tercermin dari rangkaian fungsi
yang masing-masing dalam lingkup cakupannya, mulai dari upaya untuk
mendapatkan dana (obtaining of funds), penggunaan dana (use of funds), sampai
dengan pendekatan sistematik dalam internal manajemen tentang aliran dana (flow
of funds) di dalam struktur perusahaan secara keseluruhan sehingga menjadi
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi keuangan. Dengan sendirinya,
persoalan-persoalan yang fundamental bagi kelancaran operasional perusahaan
dan eksistensi atau kelangsungan hidup perusahaan senantiasa menjadi fokus
utama dari fungsi keuangan, (Sinuraya, 1998).
Menurut Miswanto dan Eko Widodo ( 1998 : 80 ), kesehatan perusahaan dapat
dilihat dengan cara menganalisa laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan
ini digunakan untuk berbagai macam tujuan. Setiap penggunaan yang berbeda
membutuhkan informasi yang berbeda pula. Analisis keuangan yang
menghasilkan informasi tentang penilaian dan keuangan korporasi, baik yang
telah lampau atau saat sekarang serta ekspektasinya di masa depan.
Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengidentifikasi setiap kelemahan dari
keadaan keuangan yang dapat menimbulkan masalah di masa yang akan datang
serta menentukan setiap kekuatan yang menjadikan keunggulan perusahaan.
Analisis laporan keuangan penting karena adanya tuntutan bagi perusahaan-
perusahaan terutama perusahaan asuransi sebagai lembaga keuangan jasa untuk
mempunyai kinerja keuangan yang baik atau sehat sehinga dapat memberikan rasa
aman dan kepuasan bagi pemakai asuransi khususnya dan masyarakat umumnya
(Irvansyah, 2010).
Penilaian suatu kinerja keuangan perusahaan bersumber pada laporan
keuangan dapat diolah dengan menggunakan metode analisis rasio keuangan.
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
7
Universitas Indonesia
Laporan keuangan menghitung rasio-rasio keuangan untuk menilai kondisi
keuangan suatu perusahaan baik di masa lalu dan di masa depan. Analisa dengan
rasio keuangan akan memberikan pengukuran yang relatif pada suatu perusahaan.
Data pokok sebagai input analisa rasio ini adalah laporan laba/rugi dan neraca
perusahaan. Dengan dua laporan ini akan dapat ditentukan rasio-rasio yang dapat
digunakan untuk menilai beberapa aspek dari suatu operasi perusahan. Laporan
keuangan suatu perusahaan umumnya melihat neraca, laporan rugi laba, dan
laporan sumber dan penggunaan dana, (Sartono,2001).
Sartono, 2001 juga mengatakan bahwa analisis rasio keuangan merupakan
alat utama dalam analisis keuangan, karena analisis tersebut dapat digunakan
untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang keadaan keuangan suatu
perusahaan. Pada umumnya terdapat dua macam rasio standar yang biasa
digunakan dalam keuangan. Pertama adalah rasio yang sama dari suatu laporan
keuangan dari tahun ke tahun. Kedua adalah rasio dari perusahaan lain yang
mempunyai karakteristik yang sama dengan korporasi perusahaan yang dianalisis.
Rasio keuangan dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu rasio
likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas. Dengan menggunakan rasio-
rasio finansial perusahaan ini, makan akan memungkinkan kita untuk
menganalisis kondisi-kondisi yang ada dalam perusahaan tersebut. Namun
peneliti hanya ingin membahas rasio-rasio keuangan yang mempengaruhi jangka
panjang suatu perusahaan agar perusahaan tersebut dapat bertahan dalam jangka
panjang yaitu rasio profitabitas dan rasio solvabilitas, (Sartono,2001).
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang penting untuk keberlangsungan
suatu perusahaan. Menurut Kasmir (2008, 197) tujuan penggunaan profitabilitas
bagi perusahaan maupun bagi pihak luar perusahaan adalah untuk mengukur atau
menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu, untuk
menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang, untuk
menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu, untuk mengukur produktifitas
dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri, untuk mengukur
produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan,baik modal pinjaman
maupun modal sendiri dan untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana
perusahaan yang digunakan. Pentingnya profitabilitas dalam perusahaan juga
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
8
Universitas Indonesia
dapat dilihat dengan mempertimbangkan dampak yang berasal dari
ketidakmampuan suatu perusahaan mendapatkan laba yang maksimal untuk
mendukung kegiatan operasionalnya. Kasmir, 2008 juga mengatakan bahwa jika
sebuah perusahaan tidak dapat mendapatkan laba, maka perusahaan tersebut akan
sulit berkembang dan bahkan bisa bangkrut, maka profitabilitas menjadi sangat
penting untuk sebuah perusahaan. Ada beberapa rasio yang digunakan di dalam
pengukuran tingkat profitabilitas. Dengan menggunakan laporan laba/rugi dalam
bentuk presentase, maka secara langsung dapat dilihat kinerja keuangan melalui
gross profit margin, operating profit margin dan net profit margin. Pengukuran
tingkat profitabilitas yang lain yaitu ROA (Return on Asset), ROI (Return on
Investment), ROE (Return on Equity).
Rasio solvabilitas juga merupakan rasio penting dalam sebuah perusahaan,
karena rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana
aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Artinya berapa besar beban hutang yang
ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya, (Riyanto 2010). Dalam
arti luas dikatakan bahwa rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar seluruh kewajiban, baik jangka pendek maupun
jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi (dibubarkan). Rasio solvabilitas
juga penting dalam suatu perusahaan karena dapat menganalisis kemampuan
posisi perusahaan terhadap kewajiban pihak lain, untuk menganalisis kemampuan
perusahaan dalama memenuhi kewajiban yang bersifat tetap, untuk menganalisis
keseimbangan antara lain aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal, untuk
menganalisis seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang, dan untuk
menganalisis seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh pada pengelolaan
aktiva.
Berdasarkan fenomena tersebut, maka penelitian tugas akhir ini akan
membahas tentang Analisis rasio keuangan di suatu perusahaan. Perusahaan yang
akan diteliti adalah Perusahaan Asuransi Bina Dana Artha. Penulis mengambil
PT. Asuransi Bina Dana Artha sebagai sampel perusahaan yang diteliti karena
perusahaan tersebut telah melakukan penawaran perdana sejak 1989, sehingga
datanya dapat lebih mudah didapat dan penelitiannya akan menjadi lebih valid
karena kemudahan dalam mendapatkan datanya karena data laporan keuangannya
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
9
Universitas Indonesia
dipublikasikan dan diperiksa(audit) setiap tahunnya. Penulis juga mengambil
Perusahaan Panin Insurance sebagai benchmark penelitian. Hal tersebut
dikarenakan karena Panin Insurance masuk kategori 3 perusahaan Asuransi
terbaik dan menjadi yang terbaik dalam kategori perusahaan asuransi yang
terbuka pada tahun 2012 (menurut majalah Investor Daily yang diakses pada
tanggal 5 Juli 2012). Dengan demikian judul dalam penelitian ini adalah
“Profitabilitas dan Solvabilitas P.T. Asuransi Bina Dana Artha Tbk. periode
tahun 2008-2012“.
1.2 Permasalahan
Perumusan masalah merupakan salah satu tahap penelitian yang memiliki
kedudukan yang sangat penting. Perumusan masalah atau research question atau
disebut juga sebagai research problem, diartikan sebagai suatu rumusan yang
mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai fenomena
mandiri, maupun kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait di antara
fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun akibat,
(Amirin, 1995). Berdasarkan permasalahan yang telah dijabarkan, maka
pertanyaan atas penelitian ini adalah: “Bagaimana solvabilitas dan profitabilitas
PT. Asuransi Bina Dana Artha Tbk. 2008-2012?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini mengacu pada perumusan masalah yang telah
disebutkan yaitu untuk menganalisis solvabilitas dan profitabilitas PT. Asuransi
Bina Dana Artha Tbk. periode 2008-2012.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dibagi menjadi 2 bagian, yang pertama adalah manfaat
akademik dan manfaat praktis. Manfaat akademik dari penelitian ini adalah agar
dapat bermanfaat dan menjadi tambahan literatur bagi pihak lain yang melakukan
penelitian mengenai analisis profitabilitas. Sementara manfaat praktisnya adalah
untuk memberi masukan kepada perusahaan dalam menganalisis penghitungan
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
10
Universitas Indonesia
rasio-rasio keuangan dalam menganalisis solvabilitas dan profitabilitas yang dapat
mempengaruhi kinerja keuangan suatu perusahaan.
1.5 Metode Penelitian
1.5.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2006), penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan - hubungannya.
Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-
model matematis, teori-teori dan / atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena
alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif
karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan
empiris dan ekspresi matematis dari hubungan - hubungan kuantitatif. Melalui
pendekatan kuantitatif, peneliti akan menganalisis mengenai profitabilitas dan
solvabilitas perusahaan Abda Insurance.
Pemilihan pendekatan ini didasarkan kepada masalah yang diteliti, yaitu
berkaitan dengan rasio profitabilitas dan solvabilitas PT. Asuransi Bina Dana
Artha Tbk. Sesuai dengan teori yang telah dipaparkan oleh Sugiono (2006),
melalui pendekatan kuantitatif peneliti menganalisis rasio profitabilitas dan rasio
solvabilitas dengan menggunakan teori dan model matematis yaitu model
perhitungan yang dapat diukur dengan Return on Asset, Return on Equity, Net
Profit Margin, Debt to Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio.
1.5.2 Jenis Penelitian
1.5.2.1 Jenis Penelitian Berdasarkan Tujuan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah jenis penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun
fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas,
karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena
yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006:72). Penelitian deskriptif
merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
11
Universitas Indonesia
sesuatu, misalnyakondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang,
proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang
kecendrungan yang tengah berlangsung. Furchan (2004:447) juga menjelaskan
bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh
informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan. Lebih lanjut
dijelaskan, dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan atau
dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang terdapat pada
penelitian eksperimen.
1.4.2.2 Jenis Penelitian Berdasarkan Manfaat
Berdasarkan manfaat penelitian ini digolongkan kedalam penelitian Murni
merupakan penelitian yang dilakukan atau diarahkan sekedar untuk memahami
masalah organisasi secara mendalam dan hasil penelitian tersebut untuk
pengembangan ilmu administrsi atau manajemen. Jujun S. Suriasumantri (1985)
menyatakan bahwa penelitian yang bertujuan menemukan pengetahuan baru yang
sebelumnya belum pernah diketahui.
Penelitian murni mempunyai manfaat untuk memajukan pengetahuan
mengenai dunia sosial dan memiliki fungsi untuk mendukung teori yang
menjelaskan bagaimana dunia sosial berkerja, apa yang menyebabkan sesuatu
terjadi, mengapa hubungan sosial-sosial terjadi, dan alasan terjadinya perubahan
dalam masyarakat. Terkait dengan hal tersebut, penelitian ini ditujukan untuk
mengembangkan ilmu di bidang analisis rasio keuangan, yang dalam bahasan ini
akan menekankan pada rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas dalam perusahaan
Abda Insurance.
1.4.2.3 Jenis Penelitian Berdasarkan Dimensi Waktu
Berdasarkan dimensi waktu, penelitian ini tergolong penelitian timeseries,
karena menurut Asnawi dan Wijaya (2006) dalam timeseries peneliti
mengumpulkan tipe informasi yang sama mengenai perubahan gejala dalam
waktu yang berbeda. Peneliti dapat mengamati ada atau tidaknya perubahan yang
terjadi. Penelitian timeseries ini menekankan pada data penelitian berupa rentetan
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
12
Universitas Indonesia
waktu. Penelitian ini berisi mengenai kajian analisis profitabilitas dan solvabilitas
perusahaan Abda Insurance periode 2008-2012.
1.4.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Studi Pustaka
Studi pustaka ini merupakan pengumpulan data teori-teori yang relevan
terhadap permasalahan yang akan ditelliti, dengan melakukan studi
pustaka dengan literatur dan bahan pustaka lainnya seperti buku, jurnal,
artikel, dan penelitian terdahulu.
b. Studi Dokumenter
Studi Dokumenter dalam penelitian ini berupa data sekunder yang
diperoleh untuk dikaji. Data sekunder dalam penelitian ini adalah berupa
laporan keuangan perusahaan Abda Insurance periode tahun 2008 sampai
2012.
1.5.3 Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi atau studi populasi atau studi sensus (Sabar, 2007).
Sedangkan menurut Sugiyono (2010), pengertian populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang tapi juga obyek dan
benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi karakteristik/sifat yang dimiliki oleh
subyek atau obyek itu. Oleh karena itu populasi penelitian dalam perusahaan ini
adalah laporan keuangan perusahaan PT. Abda Insurance selama peiode 2008-
2012.
Menurut Sugiono (2010), sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misal karena keterbatasan dana,
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
13
Universitas Indonesia
tenaga dan waktu, maka peneliti akan mengambil sampel dari populasi itu. Yang
dipelajari dari kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel
yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif. Oleh karena itu
sampel dari penelitian ini adalah isi dari laporan keuangan yang berupa neraca dan
laporan laba rugi.
1.5.4 Teknik Analisis
Dalam tugas karya akhir ini, penulis menggunakan metode analisis
perbandingan sebagai teknik analisis data. Metode ini merupakan metode teknik
analisis data dengan cara membandingkan rasio-rasio keuangan perusahaan
dengan rasio-rasio keuangan benchmark yang digunakan.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan adalah penerapan sajian gambaran singkat mengenai
permasalah yang akan dibahas dalam penulisan ini, sehingga pembaca akan
memperoleh gambaran jelas mengenai permasalahan yang akan dibahas dalam
penulisan ini, tulisan ini terdiri dari 4 bab diantaranya :
BAB 1 – PENDAHULUAN
Dalan bab ini berisikan latar belakang masalah, permasalahan, tujuan dan
manfaat penulisan, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB 2 – TINJAUAN LITERATUR DAN KERANGKA TEORI
Dalam bab ini dikemukakan landasan teori yang mendasari penelitian
yang dilakukan. Landasan teori tersebut meliputi solvabilitas, profitabilitas dan
rasio-rasionya.
BAB 3 – ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisikan analisis teori-teori yang akan dibahas, teori-teori
mengenai solvabilitas, profitabilitas dan rasio-rasionya pada P.T. Abda Insurance.
Tbk pada periode 2008-2012.
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
14
Universitas Indonesia
BAB 4 – KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini dibahas Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian ini
dan juga saran-saran yang dapat diberikan kepada penelitian selanjutnya dan
pemegang saham perusahaan.
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN LITERATUR DAN KERANGKA TEORI
2.1 Asuransi
Dalam bahasan ini, penulis akan memaparkan teori-teori mengenai objek
penelitian yang akan diukur, dalam kasus ini objek penelitian yang diukur adalah
perusahaan asuransi. Menurut Herman Darmawi (2004:2), pengertian asuransi
dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu ; Dalam pandangan ekonomi,
asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko dengan jalan
memindahkan dan mengkombinasikan ketidakpastian akan adanya kerugian
keuangan (financial). Jadi berdasarkan konsep ekonomi, asuransi berkaitan
dengan pemindahan dan mengkombinasikan risiko. Dalam pandangan hukum,
asuransi merupakan suatu kontrak (perjanjian) pertanggungan risiko antara
tertanggung dengan penanggung. Penanggung berjanji akan membayar kerugian
yang disebabkan risiko yang dipertanggungkan kepada tertanggung. Sedangkan
tertanggung membayar premi secara periodik kepada penanggung. Jadi,
tertanggung mempertukarkan kerugian besar yang mungkin terjadi dengan
pembayaran tertentu yang relatif kecil. Dalam pandangan bisnis, asuransi adalah
sebuah perusahaan yang usaha utamanya menerima/menjual jasa, pemindahan
risiko dari pihak lain, dan memperoleh keuntungan dengan berbagi risiko (sharing
of risk) di antara sejumlah besar nasabahnya. Selain itu, asuransi juga merupakan
lembaga keuangan bukan bank yang kegiatannya menghimpun dana (berupa
premi) dari masyarakat yang kemudian menginvestasikan dana itu dalam berbagai
kegiatan ekonomi (perusahaan). Sementara dari sudut pandangan sosial, asuransi
didefinisikan sebagai organisasi sosial yang menerima pemindahan risiko dan
mengumpulkan dana dari anggota-anggotanya guna membayar kerugian yang
mungkin terjadi pada masing-masing anggota tersebut. Dan dari sudut pandang
matematika, asuransi merupakan aplikasi matematika dalam memperhitungkan
biaya dan faedah pertanggungan risiko. Hukum probabilitas dan teknik statistik
dipergunakan untuk mencapai hasil yang dapat diramalkan.Dari penjelasan diatas
dapat disimpulkan bahwa definisi asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
16
Universitas Indonesia
lebih yaitu penanggung dan tertanggung, dengan membayar premi asuransi, untuk
mendapatkan penggantian karena kerugian yang timbul dari suatu peristiwa yang
tidak pasti.
Bidang usaha asuransi biasanya dibagi 2(dua) bagian, yaitu asuransi atas
orang dan asuransi atas harta. Menurut Darmawi (2004:26-27), pengertian kedua
jenis asuransi tersebut adalah sebagi berikut : yang pertama asuransi atas orang
(personal insurance), yaitu asuransi yang objeknya orang atau penutupan asuransi
atas individu-individu, dengan kata lain adalah asuransi yang berkaitan dengan
individu. Adapun risiko yang ditanggung (peril) dalam asuransi atas orang adalah
kematian, kecelakaan dan sakit, pengangguran, dan karena umur tua. Dan
asuransi yang kedua adalah asuransi atas harta (property insurance), yaitu
asuransi yang ditujukan terhadap risiko yang ditanggung yang mungkin
menghancurkan properti atau harta kekayaan. Asuransi ini di Indonesia
digolongkan sebagai asuransi kerugian.
2.2 Analisis Rasio Keuangan
Di dalam bahasan ini penulis akan membahas tentang teori-teori analisis rasio
keuangan. Menurut John, (2002:495), “Analisis keuangan adalah usaha untuk
menemukan kelemahan-kelemahan kinerja keuangan yang dapat menimbulkan
masalah-masalah dan menemukan kekuatan-kekuatan kinerja keuangan.”
Terdapat beberapa alat-alat yang digunakan dalam menganalisa rasio
keuangan. Yang pertama adalahLaporan keuangan yang mencakup neraca,
dimana sebuah laporan mengenai posisi keuangan sebuah perusahaan pada saat
tertentu, meliputi pemilikan aktiva, hutang dan modal pemilik). Yang kedua
Laporan laba/rugi dimana didalamnya berisi ringkasan penghasilan dan biaya
perusahaan yang diperoleh dalam jangka waktu tertentu, aliran kas. Yang ketiga
adalah Aliran Kas, dimana berisi mengenai penerimaan dan pembayaran kas
perusahaan selama periode tertentu dala tiga kategori yaitu kegiatan operasi,
investasi dan pendanaan. Dan yang terakhir adalah berupa laporan sumber dan
penggunaan dana yang dimana isinya berisikan ringkasan perubahan posisi
keuangan perusahaan dari suatu periode ke periode lainnya.
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
17
Universitas Indonesia
Untuk mengevaluasi kondisi keuangan dari kinerja perusahaan, analisis
keuangan harus melakukan pemeriksaan terhadap kesehatan perusahaan. Menurut
Van Home (1997:133): “Alat yang biasa dipakai dalam pemeriksaan ini adalah
rasio keuangan, yang menghubungkan data keuangan dengan jalan membagi
data satu dengan data yang lainnya. Perhitungan rasio keuangan ini digunakan
karena berguna untuk penulis mudah dalam mengambil analisa dari suatu
perusahaan.”
Ada 2 perbandingan yang bisa diambil dari data rasio keuangan, yang
pertama adalah perbandingan internal. Perbandingan internal adalah perbandingan
rasio-rasio keuangan dari masa lalu sampai masa sekarang di dalam perusahaan
yang sama. Apabila rasio keuangan ini dibandingkan dalam beberapa periode,
maka akan dapat diketahui perubahan, dan dapat diketahui kenaikan dan
penurunan keadaan keuangan perusahaan tersebut. Perbandingan yang kedua
adalah perbandingan eksternal. Perbandingan eksternal ini membandingkan rasio
keuangan suatu perusahaan satu dengan lainnya, baik yang sejenis maupun dalam
industri yang berbeda. Perbandingan ini dapat menghasilkan analisis mendalam
mengenai kondisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan, dan juga perbandingan
ini dapat membantu mengidentifikasi rata-rata standard industri.
Martin John D. (2002,495) mengatakan bahwa analisis rasio keuangan adalah
alat utama dalam menganalisis kondisi keuangan sebuah perusahaan, karena
dengan rasio keuangan tersebut kita dapat mengetahui kesehatan keuangan
perusahaan tersebut antara lain kemampuan membayar pinjaman, prospek
keuntungan, kemampuan mengadakan investasi dan sebagainya.
Murthada Sinuraya dalam bukunya yang berjudul “Teori Manajemen
Keuangan“ menyebutkan bahwa struktur kekayaan suatu perusahaan erat
hubungannya dengan struktur modal yaitu usaha yang penting adalah
memaksimumkan nilai dari saham perusahaan. Dengan menghubungkan elemen-
elemen aktiva di suatu pihak dengan elemen-elemen pasiva di pihak lain kita akan
dapat memperoleh banyak gambaran mengenai keadaan finansial suatu
perusahaan.
Dengan membandingkan elemen-elemen tertentu dari aktiva di satu pihak
dengan elemen-elemen tertentu pada pasiva pihak lain, maka dapat diketahui
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
18
Universitas Indonesia
keadaan efektivitas dan efisiensi perusahaan dalam melakukan kegiatannya
dengan melihat pengukuran-pengukuran seperti tingkat likuiditas, tingkat
solvabilitas dan tingkat rentabilitas atau profitabilitas. Dari berbagai rasio-rasio
tersebut, yang menjadi objek penelitian bagi peneliti adalah dengan menggunakan
rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas.
2.2.1 Solvabilitas
Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansialnya baik jangka pendek maupun jangka panjang
apabila sekiranya perusahaan tersebut dilikuidasi. Suatu perusahaan bisa
dikatakan solvable bila perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan
yang cukup untuk membayar hutang-hutangnya.
Menurut Murthada Sinuraya (1998), tingkat solvabilitas adalah kemampuan
perusahaan untuk memenuhi segala kewajibannya apabila perusahaan tersebut
pada saat dilikuidasi. Perusahaan solvabel cukup untuk membayar utang-utangnya
dari kekayaan yang dimilikinya, tetapi tidak dengan sendirinya dapat dikatakan
bahwa perusahaan tersebut likuid sebaliknya perusahaan insolvabel dengan
sendirinya adalah likuid, tergantung pada current ratio-nya.
Sedangkan menurut Kuswadi (2006), Solvabilitas dalam perusahaan asuransi
berbeda dengan solvabilitas pada perusahaan manufaktur maupun perusahaan
dagang. Pada perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang, solvabilitas adalah
kemampuan untuk membayar kewajiban tak lancar (kewajiban jangka panjang),
baik pokok maupun bunganya. Kemampuan untuk membayar kewajiban tak
lancar bergantung pada kemapuan perusahaan dalam menghasilkan laba karena
cicilan hutang pokok maupun bunganya menurut kelaziman dibayar dengan dana
kas, dan besarnya dana kas sangat ditentukan oleh besarnya laba yang masuk
perusahaan dalam bentuk uang kas. Nilai rasio-rasio solvabilitas yang baik adalah
kecil sehingga dapat menggambarkan bahwa beban kewajiban perusahaan tidak
terlalu berat. Dengan demikian semakin kecil angka rasio semakin tinggi
solvabilitas perusahaan. Rasio yang digunakan untuk mengukur solvabilitas
adalah rasio kewajiban atas total aktiva, rasio kewajiban atas total ekuitas, dan
rasio kewajiban jangka panjang atas kapitalisasi.
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
19
Universitas Indonesia
Menurut Riyanto Bambang (2010), Rasio Solvabilitas digunakan untuk
mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Hal tersebut
selaras dengan teori dari Syafruddin, Alwi yang menyatakan bahwa rasio ini
mengukur seberapa jauh perusahaan dibelanjai kreditur, makin tinggi rasio ini
berarti semakin besar dana yang diambil.
Ada beberapa jenis rasio solvabilitas, antara lain Rasio hutang modal / Debt
to Equity Ratio. Rasio hutang modal menggambarkan sampai sejauh mana modal
pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar dan merupakan rasio
yang mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai dari hutang. Rasio ini
disebut juga rasio leverage, (Wahyono, 2002:12). Rasio hutang modal dihitung
dengan cara :
= Total Hutang ( )ModalSemakin kecil rasio hutang modal maka semakin akan semakin baik. Sementara
untuk keamanan pihak luar, rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari
jumlah hutang atau minimal sama, Syafri (2008:303).
Jenis rasio solvabilitas yang kedua adalah Total Asets to Total Debt Ratio/
Debt Ratio, rasio ini merupakan perbandingan antara total hutang dengan total
aktiva. Sehingga rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh
aktiva. Debt ratio merupakan rasio yang memperlihatkan proposi antara
kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki, Sawir (2008:13).
Rasio ini dihitung dengan cara :
atau = Total Hutang ( )Total AktivaApabila debt ratio semakin tinggi, sementara proporsi total aktiva tidak berubah,
maka hutang yang dimiliki perusahaan akan semakin besar. Jika total hutang
semakin besar berarti rasio finansial atau rasio kegagalan perusahaan untuk
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
20
Universitas Indonesia
mengembalikan pinjaman akan semakin tinggi. Dan sebaliknya apabila debt ratio
semakin kecil, maka hutang yang dimiliki perusahaan juga akan semakin kecil
dan ini berarti risiko finansial perusahaan mengembalikan pinjaman juga semakin
kecil.
2.2.2 Profitabilitas
Suatu perusahaan haruslah berada dalam keadaan menguntungkan
(profitable). Tanpa adanya keuntungan akan sangat sulit bagi perusahaan untuk
menarik modal dari luar. Menurut Gene Stone (2000), laba adalah selisih antara
pendapatan yang lebih besar atas pengeluaran. Kenaikan nilai perusahaan
diindikasikan oleh ukuran-ukuran kenaikan harga saham perusahaan dan
pertambahan akun modal dan surplus di dalam neraca perusahaan.
Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan, dimana masing-
masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva dan
modal sendiri. Secara keseluruhan ketiga pengukuran ini akan memungkinkan
seorang penganalisa untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya
dengan volume penjualan, jumlah aktiva dan investasi tertentu dari pemilik
perusahaan (Syamsudin, 2001).
Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran bagi kinerja suatu
perusahaan, profitabilitas suatu perusahaan menunjukan kemampuan suatu
perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu pada tingkat
penjualan, asset dan modal saham tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan dapat
dinilai melalui berbagai cara tergantung pada laba dan aktiva atau modal (Van
Horn dan Wachowiez, 1997:148-149).
Pendapat lain menyebutkan bahwa profitabilitas perusahaan merupakan
salah satu indikator yang tercakup dalam informasi mengenai kinerja
perusahaan jangka panjang. Kinerja keuangan dapat kita lihat dari laporan
keuangan pada suatu perusahaan. Menurut Brigham dalam bukunya “Managerial
Finance“ menyebutkan bahwa “Profitability is the result of a large number of
policies and decision”, atau yang artinya bahwa profitabilitas adalah hasil dari
sejumlah keputusan dan kebijakan.
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
21
Universitas Indonesia
Sartono, (2001:119) mendefinisikan bahwa profitabilitas sebagai
kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan,
total aktiva produktif maupun modal sendiri. Rasio profitabilitas ini akan
memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas pengelolaan perusahaan.
Semakin besar profitabilitas berarti semakin baik, karena kemakmuran pemilik
perusahaan meningkat dengan semakin besarnya profitabilitas.
Secara umum ada empat jenis analisis utama yang digunakan untuk menilai
tingkat profitabilitas yakni terdiri dari Net Profit Margin (NPM), Gross Profit
Margin (GPM), Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE). Namun
rasio terpenting adalah NPM, ROA, dan ROE. Gross Profit Margin sudah
tercakup di dalam Nett profit Margin, karena Gross Profit Margin hanya
merupakan laba kotornya saja. Rumus-rumus :
Net Profit Margin (NPM) keuntungan netto sesudah pajakpenjualan netto
Rasio profitabilitas yang diukur dari ROA dan ROE mencerminkan daya tarik
bisnis. Return on asset (ROA) merupakan pengukuran kemampuan perusahaaan
secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah
keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. ROA digunakan untuk
melihat tingkat efisiensi operasi perusahaan secara keseluruhan. Semakin tinggi
rasio ini, semakin baik suatu perusahaan, Gale (1972). Berikut akan dipaparkan
Rumus dari ROA dan ROE.
Return On Assets (ROA) laba bersihrata-rata total asset
Return On Equity (ROE) = Profit Before Income Tax
Total Equity
Namun dari ke empat rasio profitabilitas tersebut, analisis rasio profitabilitas
dalam penelitian ini diwakili oleh rasio profitabilitas yang menunjukkan kaitannya
dengan investasi. “ada dua rasio profitabilitas yang berkaitan dengan investasi
yakni Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE)”, Horne ( 2005:222).
Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio penting yang profitabilitas.
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
22
Universitas Indonesia
keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA, semakin besar pula
tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik pula
posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset (Dendawijaya , 2003: 120).
Menurut Munawir (2008:89), ROA dalam analisis manajemen keuangan,
mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisis
keuangan yang bersifat komprehensif atau menyeluruh. Rasio ini digunakan
untuk mengukur efektivitas perusahaan dengan keseluruhan dana yang
ditanamkan dalam aktiva yang akan digunakan untuk operasi perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan.
Return On Equity (ROE), menurut Mardiyanto (2009: 196) ROE adalah
rasio yang digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam
menghasilkan laba bagi para pemegang saham. ROE dianggap sebagai
representasi dari kekayaan pemegang saham atau nilai perusahaan. ROE juga
merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba bersih untuk pengembalian ekuitas pemegang saham. ROE
juga merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur tingkat
profitabilitas dari ekuitas. Semakin tinggi ROE menunjukkan semakin efisien
perusahaan menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba atau
keuntungan bersih. ROE digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian
perusahaan atau efektivitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan ekuitas (shareholders’ equity) yang dimiliki oleh perusahaan.
Rasio yang meningkat menunjukkan bahwa kinerja manajemen meningkat
dalam mengelola sumber dana pembiayaan operasional secara efektif untuk
menghasilkan laba bersih (profitabilitas meningkat). Jadi dapat dikatakan bahwa
selain memperhatikan efektivitas manajemen dalam mengelola investasi yang
dimiliki perusahaan, investor juga memperhatikan kinerja manajemen yang
mampu mengelola sumber dana pembiayaan operasional secara, efektif untuk
menciptakan laba bersih.
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
23
Universitas Indonesia
2.3 Tinjauan Literatur
Govindarajan, Dr. R. Thamilselvan dan Dr. V. Balachandran, dalam jurnalnya
yang berjudul “ Solveny Analysis on Public Sector Undertaking : A Case Study
on Neyveli Lignite Corporation Limited(NLC LTD) “ melakukan penelitian
mengenai posisi solvabilitas suatu sampel perusahaan dan menguji signifikansi
dari korelasinya. Fokus penelitian ini adalah penafsiran faktor-faktor yang
mempengaruhi Solvabilitas suatu perusahaan (dalam jurnal ini, peneliti
menggunakan NLC LTD sebagai perusahaan) dan memberikan memberikan saran
yang berguna untuk perbaikan solvabilitas di masa depan. Penelitian ini dilakukan
dengan memilih parameter penting seperti Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset
Ratio. Dalam jurnal ini, analisis rasio teknik Manajemen Keuangan digunakan
untuk membuat analisis posisi solvabilitas perusahaan NLC LTD. Untuk menilai
perilaku rasio, teknik statistik yang digunakan dalam jurnal ini yaitu Arithmetic
mean, Standar Deviasi, Koefisien Korelasi dan Student t-test. Melalui pengamatan
dari penelitian ini, ditemukan bahwa posisi solvabilitas jangka pendek dan jangka
panjang dari NLC Ltd memuaskan. Perusahaan dapat meningkatkan kinerja
mereka dengan memanfaatkan aktiva lancar. Solvabilitas jangka panjang
menunjukkan sumber-sumber luar yang kurang dimanfaatkan(under-utilized
outside sources), seperti yang terjadi di posisi hutang yang rendah(low-levered
position). Perusahaan dapat memobilisasi dana dari luar untuk menunjukkan
kinerja yang lebih baik
Jurnal ini juga menjelaskan mengenai solvabilitas yang secara keseluruhan
merupakan stabilitas dari bisnis. Solvabilitas dapat ditentukan dalam jangka
pendek maupun dalam jangka panjang. Rasio solvabilitas yang diukur dalam
jangka pendek dikenal sebagai likuiditas dan rasio solvabilitas dalam jangka
panjang dikenal sebagai stabilitas. Rasio solvabilitas jangka panjang diukur
dengan menggunakan rasio ekuitas hutang(debt equity ratio), proprietary ratio,
rasio Aktiva Tetap(fixed Assets ratio), capital gearing ratio dan debt service
coverage ratio.
Dalam jurnal kedua, yang berjudul “Determinants Of Insurance Companies
Profitability : An Analysis Of Insurance Sector Of Pakistan“ oleh Hifza Malik
menceritakan tentang bagaimana penelitian sektor asuransi dapat memainkan
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
24
Universitas Indonesia
peranan penting dalam ekonomi di suatu negara, contoh dalam jurnal ini adalah
negara Pakistan. Objek penting dalam jurnal ini adalah mengenai tingkat
profitabilitas dalam manajemen keuangan perusahaan, yang dikarenakan bahwa
tujuan dari setiap perusahaan adalah untuk memaksimalkan kemakmuran dari
sang pemilik perusahaan. Jurnal ini juga mengkhususkan indikator kunci dari
profitabilitas adalah ROA (Return on Asset). Sampel yang digunakan pada
penelitian ini dalah 35 perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa saham baik
asuransi jiwa maupun yang bukan asuransi jiwa dengan periode waktu 5 tahun
yaitu dari 2005-2009. Data sekunder yang digunakan adalah Balance sheet dan
akun profit/loss dari perusahaan asuransi dan Data publikasi keuangannya.
Variabel-variabel yang digunakan dalam sampel ini adalah umur, besarnya
perusahaan (size), modal, hutang, dan rasio kerugian. Penelitian ini menggunakan
statistik deskriptif dan analisis regresi berganda untuk mendeskripsikan
profitabilitas industri asuransi dalam suatu negara. Dalam jurnal ini penulis
mengkaji mengenai pengetahuan-pengetahuan yang banyak untuk Temuan dalam
jurnal ini adalah untuk memberi pengetahuan yang lebih mengenai kinerja
keuangan industri asuransi di suatu negara, dalam kasus ini adalah negara
Pakistan. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Hifza Malik adalah adanya
hubungan positif yang signifikan antara besarnya suatu perusahaan dengan
profitabilitas, tidak adanya hubungan antara profitabilitas dengan umur suatu
perusahaan dan adanya hubungan positif antara besarnya modal dengan
profitabilitas. Analisis lainnya dalam penelitian ini adalah adanya hubungan yang
baik antara rasio hutang dengan rasio kerugian sebagai variabel independen dan
profitabilitas. Hasil tersebut menguatkan hasil-hasil lainnya yang menyebutkan
bahwa ROA(Return on Asset). berpengaruh positif dengan besarnya suatu
perusahaan dan modal, dan berpengaruh negatif terhadap hutang dan rasio
kerugian. Penelitian ini membuktikan bahwa profitabilitas suatu perusahaan dapat
dianalisis melalui ROA (Return on Asset).
Dengan dua penelitian diatas penulis menemukan persamaan dan perbedaan
antara kedua jurnal tersebut dan juga persamaan dan perbedaan dengan tema yang
akan dibahas penulis. Persamaan kedua penelitian diatas adalah rasio yang
digunakan dalam penelitian tersebut sama-sama menggunakan rasio keuangan,
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
25
Universitas Indonesia
namun perbedaannya yang satu melakukan peninjauan menggunakan rasio
profitabilitas dan yang satu meninjau dengan menggunakan rasio solvabilitas.
Penulis juga membahas persamaan penelitian dengan tema yang dibahas, yaitu
sama-sama menggunakan rasio keuangan berupa profitabilitas dan solvabilitas.
Perbedaan dengan tema yang dibahas adalah jenjang waktu dan perusahaan yang
diteliti oleh Hifza Malik pada jurnal peneliti tersebut, dia menggunakan lebih dari
satu perusahaan (35), sedangkan penulis menggunakan hanya 2 perusahaan.
Perusahaan pertama sebagai Subjek penelitian, sementara perusahaan yang kedua
menjadi benchmark penelitan.
Kelebihan penelitian ini adalah penelitian ini menganalisis dua sekaligus
rasio keuangan yaitu rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas, sementara
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hifza Malik, Govindarajan, Dr. R.
Thamilselvan dan Dr. V. Balachandran mereka masing-masing hanya
menganalisis satu rasio keuangan saja.
Berdasarkan teori dan tinjauan literatur yang telah dipaparkan sebelumnya,
dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada analisis Profitabilitas dan
Solvabilitas pada suatu perusahaan pada periode tahun 2008-2012.
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
Universitas Indonesia
BAB 3
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
3.1. Gambaran Perusahaan
Penelitian ini bertujuan untuk melihat analisis rasio profitabilitas dan
solvabilitas suatu perusahaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder berupa laporan tahunan(annual report). Penelitian ini dilakukan
pada periode 5 tahun yaitu dari tahun 2008-2012.
Dalam penelitian ini perusahaan yang diteliti adalah Perusahaan Asuransi
Bina Dana Arta Tbk (ABDA Insurance). PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk. juga
dikenal sebagai Asuransi ABDA atau ABDA Insurance didirikan pada tanggal 12
Oktober 1982. Pada awal berdiri, perusahaan ini awalnya bernama PT Asuransi
Bina Dharma Artha, dan pada tahun 1994 diganti menjadi PT Dharmala Insurance
Tbk. Sejak 1999, perusahaan berubah nama lagi, kembali menjadi PT Asuransi
Bina Dana Arta Tbk. PT ABDA Insurance ini bergerak di bidang asuransi
kerugian dengan jenis pertanggungan seperti kebakaran, kendaraan bermotor,
rekayasa, tanggung gugat, pengangkutan, alat berat, kesehatan, dan lain-lain. Saat
ini PT ABDA Insurance berkedudukan di Plaza ABDA, Jl. Jend. Sudirman Kav.
59 Jakarta dan memiliki 32 kantor cabang dan pemasaran. Selain itu perusahaan
juga akan memperluas jejaring di seluruh Indonesia.
PT ABDA Insurance pertama kali menawarkan sahamnya pada tanggal 6 Juli
1989 dan merupakan Perusahaan Jasa Asuransi Kerugian pertama yang
melaksanakan penjualan saham melalui Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Saat ini
jumlah saham tercatat adalah 275.914.080 lembar saham dengan total nilai
sebesar Rp. 89.848.944.000,- dan pada tahun 2004, tepatnya pada tanggal 15
Desember 2004 PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk. melakukan Right Issue
sehingga jumlah saham menjadi 275.914.080 lembar saham dengan total nilai
sebesar Rp. 89.848.944.000,-. Pada akhir tahun 2008 total modal sendiri sebesar
Rp. 118.810.079.000,- yang berarti telah memenuhi peraturan perundangan yang
berlaku dimana pada tahun 2014 modal sendiri disyaratkan minimum Rp.100
milyar.
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
27
Universitas Indonesia
PT ABDA Insurance juga mempunya visi dan misi perusahaan agar dapat
bertahan dan berkembang. Visi PT ABDA Insurance adalah Menjadi perusahaan
asuransi umum yang handal berlandaskan integritas yang tinggi dan berorientasi
pada kepuasan pelanggan. Sedangkan misinya adalah menjadikan ABDA sebagai
perusahaan asuransi umum yang kompeten dan memiliki kredibilitas tinggi,
memberikan pelayanan yang berkualitas untuk memenuhi kepuasan pelanggan,
mengembangkan sumber daya manusia yang professional dan berkualitas, dan
mengutamakan kinerja keuangan perusahaan yang sehat dan senantiasa
menghasilkan keuntungan yang optimal (www.abdainsurance.co.id).
PT ABDA juga mempunya nilai-nilai perusahaan demi membangun
perusahaan ke tahap yang lebih tinggi, yang pertama adalah integritas, sebagai
perusahaan asuransi kerugian selalu mengutamakan komitmen dalam
menjalankan bisnis sesuai dengan Standar Etika dan nilai-nilai perusahaan. Yang
kedua adalahk erja sama tim yang solid, mengoptimalkan produktivitas melalui
kerjasama tim yang kuat didukung oleh SDM yang professional dan berorientasi
bisnis. Yang ketiga, tangguh, dengan semangat kerja keras dan dedikasi yang
tinggi ABDA mampu merespon peluang pasar dan menjadikan ABDA selangkah
lebih maju dan yang keempat adalah fokus pada pelanggan, yaitu berorientasi
pada kebutuhan pelanggan, berkomitmen memberikan pelayanan dan solusi
asuransi terbaik.
Sebagai Benchmark penelitian, penulis menggunakan Perusahaan Panin
Insurance. PT Panin insurance Tbk merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak dalam bidang penyedia jasa asuransi terkemuka di Indonesia. Perusahaan
ini pertama kali didirikan sejak tanggal 24 Oktober 1973 dengan nama PT Pan
Union Insurance Ltd. Dengan nama itulah Panin Insurance dikenal sebagai sebuah
perusahaan asuransi umum yang memberikan jasa perlindungan asuransi properti
terhadap risiko tertentu yang tak terduga. Perkembangan perusahaan ini semakin
pesat seiring dengan rencana perusahaan merubah statusnya menjadi perusahaan
terbuka dengan "go public". Puncaknya terjadi pada tahun 1983 saat Panin
Insurance berhasil mencatatkan sahamnya untuk pertama kali di Bursa Efek
Indonesia.
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
28
Universitas Indonesia
Panin Insurance merupakan salah satu perusahaan asuransi yang berada di
bawah naungan Panin Group yang terkenal sebagai kelompok perusahaan yang
bergerak dalam bisnis keuangan yang mencakup perbankan, asuransi jiwa,
asuransi umum,pembiayaan serta sekuritas. Panin Insurance menawarkan
berbagai pelayanan khusus untuk kliennya yang di antaranya Asuransi Kebakaran,
Asuransi Kendaraan Bermotor, Asuransi Pengangkutan, Asuransi Gempa Bumi,
Asuransi Properti, Asuransi Uang, Asuransi Minyak dan Gas, dan beberapa
layanan lainnya. Dengan visi "Menjadi perusahaan asuransi umum yang paling
handal dan terkemuka di Indonesia dengan didukung oleh manajemen keuangan
yang baik", Panin Insurance siap melayani klien Indonesia.
Seiring degan perkembangan waktu. perusahaan mempunyai rencana untuk
merubah bisnis intinya pada pertengahan tahun 2013. Guna meningkatkan
pertumbuhan keuangan perusahaan, perusahaan akan berpindah haluan menjadi
perusahaan yang bergerak dalam bidang pariwisata. Tentu, bisnis ini sangat jauh
dari bisnis inti awal Panin Insurance sebagai penyedia asuransi. Hal ini dilakukan
berkaitan dengan keputusan yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan perihal
Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Reasuransi. Dalam peraturan
tersebut menjelaskan bahwa setiap perusahaan asuransi diharuskan untuk
menempatkan seluruh jumlah investasi paling tinggi sebesar 10 % dari jumlah
investasi kepada pihak terafiliasi. Panin Insurance memiliki investasi penyertaan
modal yang cukup besar di perusahaan investasi yang berasal dari modal
perseroan. Apabila perusahaan mengurangi modalnya pada anak perusahaan,
maka kinerja keuangan akan semakin menurun. Mempertimbangkan hal tersebut
sehingga perusahaan akan merubah bisnis utamanya. Dipilihnya sektor pariwisata
sebagai alternatif karena sektor ini dinilai memiliki prospek jangka panjang yang
baik untuk memberikan nilai tambah bagi pemegang saham.
3.2. Analisis Rasio Keuangan
Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai analisis rasio profitabilitas dan
rasio solvabilitas dalam suatu perusahaan, dalam penelitian ini perusahaan yang
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
29
Universitas Indonesia
digunakan dalah Perusahaan Asuransi Bina Dana Artha atau lebih kenal sebagai
ABDA Insurance dan akan menggunakan perusahaan Asuransi Panin sebagai
Benchmark penelitian.
Di dalam sub-bab ini akan dihitung rasio-rasio keuangan berupa rasio
profitabilitas dan solvabilitas. Dalam menghitung rasio profitabilitas akan
dihitung rasio-rasio seperti Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA)
dan Return On Equity (ROE). Sementara Rasio Solvabilitas akan menghitung
rasio-rasio seperti DER(Debt to equity ratio) dan DAR (Debt to asset ratio).
3.2.1 Rasio Profitabilitas
3.2.1.1 ROA
Rasio profitabilitas dibagi menjadi 3 rasio bagian, yaitu rasio ROA(return on
asset), ROE(Return on Equity) dan NPM (Net Profit Margin). Pada bagian yang
pertama penulis akan membahas mengenai ROA (Return on Asset). Rasio ini
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh
keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA, semakin besar pula
tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik pula
posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset (Dendawijaya , 2003: 120).
Berikut adalah perhitungannya :
Return On Assets (ROA) laba bersihrata-rata total asset
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
30
Universitas Indonesia
Tabel 3.1 ROA Perusahaan Abda dan Perusahaan Panin 2008-2012
*Dalam jutaan
Abda/
Tahun
Laba
Bersih
Total
Aset
Rasio%
Abda
Rasio%
Panin
Total
Aset
Laba
Bersih
Panin/
Tahun
2008 14.087 421.304 3,33 4,6 6.790.788 314.815 2008
2009 -28.500 518.268 -5,5 -7,6 8.107.143 -614.251 2009
2010 54.008 845.779 6,4 9,5 9.518.977 908.579 2010
2011 96.971 1.100.155 8,8 9,6 11.301.171 1.086.631 2011
2012 118,695 1.796.430 6,6 6,3 13.059.093 829.672 2012
Sumber : Laporan Keuangan Abda dan Panin 2008-2012, diolah peneliti, 2014
Hasil perhitungan tabel 3.1 menunjukkan Rasio perhitungan Return on Aset
pada perusahaan Abda dan Panin dari tahun 2008 – 2012. Dari tabel tersebut
terlihat bahwa ROA pada Abda pada tahun 2008 adalah 3,33%, hal tersebut dapat
diartikan bahwa setiap satu rupiah total aktiva yang dimiliki akan menciptakan
laba sebesar 0,0333 Rupiah.
Namun menurut laporan tahunan 2009, Perusahaan Abda mengalami
kerugian sebesar 28,500 Miliar dengan total aset sebesar 518,268, maka
menghasilkan ROA – 5,5%. Hal tersebut diperkirakan karena adanya krisis
ekonomi global yang terjadi, bisa dilihat bahwa bukan hanya Abda saja yang
mengalami kerugian sementara Perusahaan Asuransi Panin juga terkena
imbasnya, dengan kerugian mencapai 614,251 Miliar dan total aset sekitar 8,1
Triliun menghasilkan ROA sebesar -7,6%. Setelah tahun krisis 2008 yang
menimpa.
Perusahaan Abda berangsur-angsur membaik. Membaiknya Abda
dikarenakan dengan raihan laba bersih yang terus meningkat, seperti pada tahun
2010 sebesar 54 Miliar dengan total aset sebesar 845,779 Miliar menghasilkan
ROA sebesar 6,4%.
Tahun 2011, Abda mencatatkan ROA terbesar dalam 4 tahun belakangan
sebesar 8,8%. Hal tersebut dikarenakan kenaikan laba yang signifikan yang
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
31
Universitas Indonesia
dicatatkan Abda. Naik sebesar sekitar 79% menjadi 96,971 Miliar dan diikuti
dengan kenaikan aset hanya sekitar 30,07% (1,796 Miliar) dari tahun 2010.
Pada tahun 2012 ROA Abda mengalami penurunan menjadi 6,6%. Dengan
kenaikan laba sekitar 22,4% dan diikuti dengan kenaikan aset sebesar 63% dari
tahun 2011. Dari Tabel diatas juga dapat dilihat bahwa ROA Abda dalam 5 tahun
terakhir masih dibawah ROA dari Panin.
Grafik 3.1 Rasio ROA Perusahaan Abda dan Panin 2008-2012
Sumber : Laporan Keuangan Abda dan Panin 2008-2012, diolah peneliti, 2014
Berdasarkan grafik 3.1, dapat disimpulkan bahwa ROA dari Abda mengalami
pergerakan yang fluktuatif. Hal tersebut dikarenakan adanya krisis ekonomi
global yang menimpa dan tidak stabilnya ekonomi nasional yang berpengaruh
terhadap laba bersih dari Abda. Namun jika dibandingkan, ROA dari Abda masih
dibawah dari ROA dari Panin, hal tersebut dikarenakan margin dari Total Aset
dan Laba bersih dari Abda yang masih dibawah Panin.
-10%
-8%
-6%
-4%
-2%
0%
2%
4%
6%
8%
10%
12%
2008 2009 2010 2011 2012Ras
io R
OA
Tahun
ROA Abda
ROA Panin
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
32
Universitas Indonesia
3.2.1.2 ROE (Return on Equity)
ROE adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan
dalam menghasilkan laba bagi para pemegang saham. ROE dianggap sebagai
representasi dari kekayaan pemegang saham atau nilai perusahaan. ROE juga
merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba bersih untuk pengembalian ekuitas pemegang saham. Dan merupakan rasio
keuangan yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas dari ekuitas.
Semakin tinggi ROE menunjukkan semakin efisien perusahaan menggunakan
modal sendiri untuk menghasilkan laba atau keuntungan bersih, (Mardiyanto
(2009: 196). Berikut perhitungannya :
Return On Equity (ROE) = Profit Before Income Tax
Total Equity
Tabel 3.2 ROE Perusahaan Abda dan Perusahaan Panin 2008-2012
*dalam jutaan
Abda/
Tahun
Laba
Bersih
Ekuitas Rasio%
Abda
Rasio%
Panin
Ekuitas Laba
Bersih
Panin/
Tahun
2008 14.087 118.810 11,86 11,32 2.780.888 314.815 2008
2009 -28.500 124.003 -23 -19,22 3.195.113 -614.251 2009
2010 54.008 197.459 27,51 23,69 3.834.941 908.579 2010
2011 96.971 404.626 23,97 13,5 8.045.487 1.086.631 2011
2012 118,695 621.459 19,1 8,91 9.314.895 829.672 2012
Sumber : Laporan Keuangan Abda dan Panin 2008-2012, diolah peneliti, 2014
Hasil perhitungan tabel 3.2 menunjukkan Rasio perhitungan Return on Equity
pada perusahaan Abda dan Panin dari tahun 2008 – 2012. Dari tabel diatas, ROE
Abda pada tahun 2008 sebesar 11,86% berarti bahwa setiap satu rupiah modal
/ekuitas yang ditanamkan atau diinvestasikan perusahaan dapat menghasilkan
0,1186.
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
33
Universitas Indonesia
Pada Tahun 2009 ROE pada Abda mengalami penurunan sampai ke -23%.
Hal tersebut dikarenakan adanya krisis keuangan pada tahun 2008 yang berimbas
pada tahun 2009, dimana perusahaan Abda mengalami kerugian sebesar 28,5
Miliar, dan Total Ekuitas-nya sebesar 124 Miliar. Pada tahun 2010 ROE dari
Abda kembali naik menjadi 27,51%, hal tersebut dikarenakan Abda kembali
mengalami keuntungan sebesar 54 Miliar, dengan total ekuitas sebesar 197,4
Miliar.
Pada tahun 2011 ROE Abda mengalami penurunan sebesar 12,86% menjadi
23,97%, hal tersebut dikarenakan dengan kenaikan ekuitas dari Abda yang sebesar
104,9% menjadi 404,6 Miliar tidak diimbangi oleh kenaikan laba bersihnya yang
hanya 79,54% menjadi 96,97 Miliar dari tahun sebelumnya.
Pada tahun 2012 kembali mengalami penurunan sebesar 20,3% menjadi
19,1%, hal tersebut dikarenakan Total ekuitas Abda pada tahun 2012 mengalami
kenaikan sebesar 53,58% menjadi 621,4 Miliar tidak sebanding dengan kenaikan
laba bersih Abda yang hanya sebesar 22,4% menjadi 118,6 Miliar.
Dari 5 tahun ini ROE dari Abda lebih baik dibandingkan dengan Panin, hal
tersebut berarti kemampuan Abda mengenai modal yang diinvestasikan oleh para
investor untuk meningkatkan laba bersih bagi perusahaan lebih baik dari pada
Panin Insurance.
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
34
Universitas Indonesia
Grafik 3.2 ROE Perusahaan Abda dan Panin 2008-2012Sumber : Laporan Keuangan Abda dan Panin 2008-2012, diolah peneliti, 2014
Berdasarkan grafik 3.2, ROE dari Abda mengalami pergerakan yang
fluktuatif, hal tersebut dikarenakan adanya krisis ekonomi global pada tahun
2008, dan ketidakstabilan perekonomian indonesia yang berpengaruh pada laba
bersih dari Abda. Walaupun pada tahun 2010 rasio ROE Abda kembali
mengalami kenaikan menjadi positif, namun tahun-tahun berikutnya ROE dari
Abda mengalami penurunan yaitu pada 2011 dan 2012.
Namun jika dibandingkan dengan Panin sebagai benchmark penelitian, ROE
dari Abda masih diatas Panin, hal tersebut dikarenakan margin dari Laba bersih
dan ekuitas Abda lebih tinggi dibandingkan dengan Panin.
3.2.1.3 NPM (Net Profit Margin)
Net Profit Margin (NPM) keuntungan netto sesudah pajakpenjualan netto
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
2008 2009 2010 2011 2012Ras
io R
OE
Tahun
ROE Abda
ROE Panin
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
35
Universitas Indonesia
Tabel 3.3 Net Profit Margin Perusahaan Abda dan Perusahaan Panin 2008-
2012*dalam jutaan
Abda/
Tahun
Laba
Bersih
Total
Penjualan
Rasio%
Abda
Rasio%
Panin
Total
Penjualan
Laba
Bersih
Panin/
Tahun
2008 14.087 251.870 5,59 25,31 1.243.817 314.815 2008
2009 -28.500 336.275 -8,47 -55,82 1.100.337 -614.251 2009
2010 54.008 425.993 12,67 61,77 1.470.926 908.579 2010
2011 96.971 537.426 18,04 42,84 2.536.193 1.086.631 2011
2012 118,695 651.927 18,21 35,16 2.359.653 829.672 2012
Sumber : Laporan Keuangan Abda dan Panin 2008-2012, diolah peneliti, 2014
Hasil perhitungan tabel 3.3 menunjukkan Rasio perhitungan Nett Profit
Margin pada perusahaan Abda dan Panin dari tahun 2008 – 2012. Dalam tabel
tersebut menunjukkan bahwa rasio NPM Abda tahun 2008 adalah 5,59%. Hasil
tersebut mengatakan bahwa setiap penjualan yang terjadi akan dapat menciptakan
laba bersih sebesar 0,059. Hasil tersebut dibawah Panin yang mencapai 25,31%.
Hal tersebut dikarenakan margin total penjualan dan laba bersih pada Panin yang
lebih besar daripada Abda pada tahun 2008.
Pada tahun 2009 NPM Abda mengalami penurunan sebesar -8,47%, hal
tersebut dikarenakan adanya krisis ekonomi global pada tahun 2008 yang
menimpa dan hal tersebut berimbas pada laba bersih dan total penjualan Abda
pada 2009. Pada tahun 2010 Rasio NPM Abda mengalami kenaikan sejumlah
12,67% hal tersebut dikarenakan Abda kembali mengalami laba bersih sebesar 54
Miliar dengan Total penjualan sebesar 425,9 Miliar.
Pada tahun 2011, NPM Abda kembali mengalami kenaikan sekitar 42% dari
tahun sebelumnya menjadi 18,04%. Hal tersebut dikarenakan adanya kenaikan
laba bersih sejumlah 79% dari tahun sebelumnya menjadi 537, dan tidak
diimbangi dengan kenaikan total penjualan pada tahun 2011 yang hanya sebesar
25% dari tahun sebelumnya menjadi 96,97 Miliar.
Pada tahun 2012 NPM Abda menjadi NPM yang tertinggi selama 5 tahun
terakhir yaitu 18,21%. Hal tersebut dikarenakan adanya kenaikan yang lebih
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
36
Universitas Indonesia
signifikan pada laba bersih sebesar 22% dibandingkan dengan total penjualan
Abda pada tahun 2012 sebesar 21%. Dibanding dengan Perusahaan Panin
(benchmark), NPM Abda ini masih dibawah. Hal tersebut diperkirakan karena
perbedaan margin antara laba bersih dan total penjualan Panin yang lebih tinggi
dibandingkan dengan Abda.
Grafik 3.3 NPM Perusahaan Abda dan Panin 2008-2012Sumber : Laporan Keuangan Abda dan Panin 2008-2012, diolah peneliti, 2014
Berdasarkan grafik 3.3, pergerakan Rasio NPM dari Abda fluktuatif, hal
tersebut diperkirakan karena adanya krisis ekonomi global yang terjadi pada 2008
dan tidak stabilnya ekonomi Indonesia yang berpengaruh pada laba bersih dari
Abda. Namun sejak tahun 2009 pergerakan rasio NPM Abda mengalami
kenaikan. Namun jika dibandingkan dengan Panin sebagai benchmark, NPM dari
Abda masih lebih kecil hal tersebut dikarenakan margin total penjualan dengan
laba bersihnya Panin yang masih diatas Abda.
-80
-60
-40
-20
0
20
40
60
80
2008 2009 2010 2011 2012
Ras
io N
PM
Tahun
NPM Abda
NPM Panin
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
37
Universitas Indonesia
3.2.2 Rasio Solvabilitas
3.2.2.1 DER (Debt to Equity Ratio)
DER/Rasio hutang modal menggambarkan sampai sejauh mana modal
pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar dan merupakan rasio
yang mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai dari hutang. Semakin
kecil rasio ini akan semakin baik, (Wahyono, 2002:12). Berikut adalah rumus dan
perhitungan DER :
= Total Hutang ( )ModalTabel 3.4 DER Perusahaan Abda dan Perusahaan Panin 2008-2012
*dalam jutaan
Abda/
Tahun
Total
Hutang
Ekuitas Rasio
Abda
Rasio
Panin
Total
Hutang
Ekuitas Panin/
Tahun
2008 302.494 118.810 2,55 0,63 1.754.592 2.780.888 2008
2009 394.265 124.003 3,17 0,80 2.540.800 3.195.113 2009
2010 648.230 197.459 3,28 0,72 2.748.350 3.834.941 2010
2011 701.529 404.626 1,73 0,44 3.521.193 8.045.487 2011
2012 1.174.970 621.459 1,89 0,40 3.738.943 9.314.895 2012
Sumber : Laporan Keuangan Abda dan Panin 2008-2012, diolah peneliti, 2014
Menurut tabel 3.4 dapat dilihat bahwa Rasio DER Abda pada tahun 2008
adalah sebesar 255%, yang berarti setiap Rp. 1 modal sendiri menjamin hutang
sebesar 2,55. Lalu Pada tahun 2009 pembiayaan perusahaan yang dibiayai oleh
hutang naik menjadi sebesar 3,17 (naik 24,02% dari tahun sebelumnya), hal
tersebut karena menambahnya hutang perusahaan menjadi 394,26 Miliar (hutang
bertambah sekitar 33% dari tahun lalu) yang tidak diimbangi oleh naiknya modal
yang hanya naik 4,3% dari tahun sebelumnya menjadi 124 Miliar.
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
38
Universitas Indonesia
Pada tahun 2010, Rasio DER Abda kembali turun sedikit dari tahun 2009
menjadi 3,28. Hal tersebut dikarenakan adanya kenaikan hutang yang agak tinggi
yaitu sebesar 648 Miliar (naik 65% dari tahun lalu). Untungnya masi bisa sedikit
diimbangi oleh kenaikan modal sebesar 59% dari tahun sebelumnya menjadi
197,4 Miliar.
Pada tahun 2011 DER Abda mengalami kemajuan dengan menurunnya rasio
DER-nya menjadi 1,73. Hal tersebut dikarenakan kenaikan signifikan oleh modal
perusahaan. Modal perusahaan naik sebesar 104% menjadi 404 Miliar, dan
penambahan hutang hanya naik sebesar 8% menjadi 701 Miliar.
Pada tahun 2012 DER Abda kembali mengalami kenaikan menjadi 1,89%.
Hal tersebut dikarenakan naiknya jumlah hutang sebesar 65% menjadi 1,17
Triliun dan tidak diimbangi oleh kenaikan modal yang hanya 53% menjadi 621,4
Miliar.
Rasio DER Abda dari 2008-2012 ini lebih tinggi dengan Panin Insurance, hal
tersebut berarti pembiayaan perusahaan oleh hutang mereka lebih besar dari
Panin, yang pada tahun 2008 DER-nya sebesar 63% dan naik menjadi 80% dan
Panin Insurance memperbaiki DER mereka di tahun-tahun kedepannya menjadi
72%(2010), turun signifikan menjadi 44%(2011), dan kembali turun menjadi
40%(2012). Rasio DER Abda yang lebih tinngi dari Panin ini kurang baik karena
semakin rendah nilainya menunjukkan semakin baik kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban perusahaan dan semakin tinggi rasio ini
menunjukkan semakin tingginya ketergantungan permodalan perusahaan terhadap
pihak luar sehingga beban dan risiko perusahaan akan semakin besar.
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
39
Universitas Indonesia
Grafik 3.4 DER Perusahaan Abda dan Panin 2008-2012Sumber : Laporan Keuangan Abda dan Panin 2008-2012, diolah peneliti, 2014
Berdasarkan grafik 3.4, dapat disimpulkan bahwa pergerakan rasio DER
Perusahaan Abda dari tahun 2008-2012 fluktuatif, namun perusahaan Abda
masih dalam kondisi yang solvabel karena rasio-rasionya masih positif. Namun
jika dibandingkan dengan perusahaan Panin rasio DER dari Abda ini masih diatas
dari Panin. Hal tersebut menandakan bahwa modal dari Abda yang dibiayai
hutang lebih banyak dari Panin.
3.2.2.2 DAR (Debt to Asset Ratio)
Debt to Asset Ratio atau yang biasa dikenal dengan Debt Rasio dapat
dihitung melalui pembagian antara total hutang dengan total aktiva/aset, Sawir
(2008:13).
atau = Total Hutang ( )Total Aktiva
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
2008 2009 2010 2011 2012
Ras
io D
ER
Tahun
DER Abda
DER Panin
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
40
Universitas Indonesia
Tabel 3.5 Rasio DAR Perusahaan Abda dan Panin 2008-2012*dalam jutaan
Abda/
Tahun
Total
Hutang
Aset Rasio
Abda
Rasio
Panin
Aset Total
Hutang
Panin/
Tahun
2008 302.494 421.304 71,8 25,8 6.790.788 1.754.592 2008
2009 394.265 518.268 76,1 31,3 8.107.143 2.540.800 2009
2010 648.230 845.779 76,6 28,9 9.518.977 2.748.350 2010
2011 701.529 1.100.155 63,7 31,1 11.301.171 3.521.193 2011
2012 1.174.970 1.796430 65,4 28,6 13.059.093 3.738.943 2012
Sumber : Laporan Keuangan Abda dan Panin 2008-2012, diolah peneliti
Menurut tabel 3.5, dapat dilihat bahwa Rasio DAR Abda pada tahun 2008
adalah sebesar 71,8%, hal tersebut menandakan bahwa setiap 1 Rupiah dari
keseluruhan aset dibiayai oleh 0,718 hutang. Pada tahun 2009 DAR dari abda
mengalami kenaikan sebesar 5,9% menjadi 76,1%, hal tersebut menandakan
bahwa rasio hutang dari Abda naik dan hal tersebut dikarenakan karena kenaikan
total hutang Abda yang sebesar 30,3% dari tahun sebelumnya menjadi 394 Miliar,
tidak sebanding dengan kenaikan aset yang hanya 23,01% dari tahun sebelumnya
menjadi 518 Miliar.
Pada tahun 2010 DAR dari Abda kembali mengalami kenaikan sangat kecil
(0,07%) dari tahun sebelumnya menjadi 76,6. Hal tersebut karena total hutang dan
aset mengalami kenaikan yang hampir sama juga. Total hutang Abda pada tahun
2010 mengalami kenaikan 64,4% dari tahun sebelumnya menjadi 648 Miliar,
sementara hampir diimbangi oleh kenaikan Total asetnya yang mencapai 63,1%
dari tahun sebelumnya menjadi 845,7 Miliar.
Pada tahun 2011 DAR mengalami penurunan 16,8% menjadi 63,7%. Hal
tersebut mengartikan bahwa rasio hutang Abda mengalami kemajuan dengan
berkurang hutangnya. Penurunan rasio hutang Abda pada tahun 2011 itu
dikarenakan kenaikan aset Abda yang mencapai 30,03% dari tahun sebelumnya
menjadi 1,1 Triliun, sementara total hutangnya yang hanya naik 8,2% dari tahun
sebelumnya menjadi 701,5 Miliar.
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
41
Universitas Indonesia
Pada tahun 2012, rasio DAR kembali mengalami kenaikan sebesar 65,4%.
Angkat tersebut naik sekitar 3% dari tahun sebelumnya. Hasil tersebut juga
menyatakan bahwa Abda mengalami kenaikan pembiayaan aset lewat hutangnya.
Naiknya rasio tersebut dikarenakan karena naiknya total hutang sebesar 67,62%
menjadi 1,17 Triliun, sementara tidak sebanding dengan kenaikan total aset
sebesar 63,2% dari tahun sebelumnya menjadi 1,79 Triliun.
Dari analisis DAR Abda diatas, jika dibandingkan dengan Rasio DAR dari
Panin sebagai benchmark perusahaan, dapat dikatakan bahwa perusahaan Abda
lebih banyak rasio hutangya dibandingkan dengan Perusahaan Panin. Hal tersebut
dikarenakan margin antara total hutang Abda dengan Aset yang dimiliki Abda
dibawah PT Panin Insurance. Hal tersebut dapat dianalisis bahwa perusahaan
Abda tidak terlalu dapat memaksimalkan hutang-hutangnya untuk dapat
membiayai aset dibandingkan dengan Panin.
Grafik 3.5 Grafik DAR Perusahaan Abda dan Panin 2008-2012Sumber : laporan keuangaan Abda & Panin, diolah peneliti
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
2008 2009 2010 2011 2012
Rasio
DAR
Tahun
DAR Abda
DAR Panin
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
42
Universitas Indonesia
Berdasarkan Grafik 3.5, perusahaan Abda dari tahun 2008-2012 merupakan perusahaan yang solvabel, hal tersebut dikarenakan
Rasio DAR-nya positif. Namun jika dibandingkan dengan Panin sebagai benchmark penelitian, DAR dari Abda lebih tinggi dari
Panin, hal tersebut menandakan bahwa pembiayaan Aset dari Abda dibiayai oleh hutang lebih banyak dibandingkan dengan Aset
Panin yang dibiayai oleh hutangnya.
3.3 Analisis Gabungan Rasio Profitabilitas dan Solvabilitas
Tabel 3.6 Gabungan Rasio Profitabilitas dan Solvabilitas Perusahaan Abda Insurance dan Perusahaan Panin 2008-2012
Rasio 2008 2009 2010 2011 2012
Perusahaan Abda Panin Abda Panin Abda Panin Abda Panin Abda Panin
Solvabilitas
DER
DAR
255%
71,8%
63%
25,8%
317%
76,1%
80%
31,3%
328%
76,6%
72%
28,9%
173%
63,7%
44%
31,1%
189%
65,4%
40%
28,6%
Profitabilitas
ROA
ROE
NPM
3,33%
11,86%
5,59%
4,6%
11,32%
25,31%
-5,5%
-23%
-8,47%
-7,6%
-19,22%
-55,82%
6,4%
27,51%
12,67%
9,5%
23,69%
61,77%
8,8%
23,97%
18,04%
9,6%
13,5%
42,84%
6,6%
19,1%
18,21%
6,3%
8,91%
35,16%Sumber : Hasil olah data penulis, 2014
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
43
Universitas Indonesia
Dar tabel 3.6, dapat dilihat bahwa PT. Abda Insurance menurut tingkat
solvabilitasnya adalah perusahaan yang solvabel. Hal tersebut dapat dilihat dari rasio
solvabilitas dari Abda yang positif setiap tahunnya. Hal tersebut berarti Modal dan Aset
Abda dapat menutupi hutang jangka panjangnya. Rasio solvabilitas dari PT. Abda pada
tahun 2008-2012 tergolong fluktuatif atau naik turun. Hal terserbut diperkirakan karena
kenaikan total hutang yang tidak sebanding dengan kenaikan modal atau asetnya.
Namun jika dibandingkan dengan perusahaan Panin, rasio solvabilitas dari Abda masih
lebih tinggi. Hal tersebut berarti modal atau aset Abda yang dibiayai hutang lebih
banyak dibandingkan dengan Panin. Hal tersebut dapat dikatakan kurang baik bagi
Abda, karena rasio hutang yang besar juga dapat menanggung risiko yang besar untuk
perusahaan dan pembiayaan operasi perusahaan yang dibiayai oleh hutang rasionya
semakin kecil.
Dari Tabel 3.6 juga dapat dilihat bahwa rasio profitabilitas dari Abda yang
fluktuatif. Hal tersebut diperkirakan karena adanya krisis ekonomi global pada tahun
2008 yang berpengaruh pada laba bersih dari Abda. Keadaan ekonomi negara yang
tidak stabil juga diperkirakan berpengaruh pada laba bersih di tahun-tahun berikutnya,
sehingga membuat rasio profitabilitas dari Abda juga ikut naik turun. Jika dibandingkan
dengan Benchmark penelitian perusahaan Panin, tingkat profitabilitas dari Abda masih
lebih rendah. Hal tersebut dikarenakan laba bersih dari Panin yang lebih tinggi
dibandingkan dengan laba bersih dari Abda.
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
Universitas Indonesia
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari analisis yang sudah dibuat penulis sebelumnya, maka penelitian ini dapat
disimpulkan sebagai berikut :
Profitabilitas dari Perusahaan Abda lebih rendah daripada Panin, hal ini disebabkan oleh
laba yang didapatkan panin diatas oleh laba yang diperoleh Abda. Hal tersebut masih bisa
dikatakan wajar karena Panin masuk dalam kategori Perusahaan asuransi terbesar ketiga.
PT Abda dapat dikatakan sebagai perusahaan solvabel, karena rasio-rasio Solvabilitas
yang sudah dihitung sebelumnya dari tahun 2008-2012 dalam keadaan positif. Hal tersebut
dapat diartikan bahwa Abda mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar
semua hutang–hutangnya. Namun jika dibandingkan dengan PT Panin sebagai benchmark,
Rasio Solvabilitas Abda masih lebih tinggi dari rasio solvabilitas Panin. Hal tersebut berarti
pembiayaan aset dan modal Abda lebih banyak dibiayai hutang jika dibandingkan dengan PT
Panin.
4.2 Saran
Berdasarkan analisis sebelumnya, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :
Rasio-rasio profitabilitasnya agar ditingkatkan lagi, agar profitabilitas dari Abda menjadi
lebih baik lagi dan bisa bersaing dengan Panin. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara
menaikkan laba bersih perusahaan setiap tahunnya sehingga rasio profitabilitas dapat
mengalami kenaikan.
Abda sekiranya dapat menurunkan rasio hutangnya, karena rasio hutang yang besar juga
dapat menanggung risiko yang besar untuk perusahaan dan pembiayaan operasi perusahaan
yang dibiayai oleh hutang rasionya semakin kecil.
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Arthur Keown, John D. Martin, J William Pretty, dan David Scott Junior F. 2002.
Manajemen keuangan Prinsip-prinsip dan Aplikasi Edisi Kesembilan.
Jakarta: Salemba 4.
Asnawi, Said Kelana dan Chandra Wijaya. 2007. Metodologi Penelitian
Keuangan. Jakarta: Graha Ilmu.
Darmawi, Herman. 2004. Manajemen Asuransi. Edisi Pertama, Cetakan Ketiga.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Helfert, Erich A. 1996. Teknik Analisis Keuangan, Terjemahan Edisi Kedelapan.
Jakarta: Erlangga.
Kuswadi. 2006. Memahami Rasio-Rasio Keuangan Bagi Orang Awam. Jakarta:
Elex Media Komputindo.
Lawrence Neuman, William. 2000. Social Research Methods, Qualitative and
Quantitative Approach, 4th Edition. USA: Allyn&Bacon.
Misyanto & Eko Widodo. 1998. Manajemen Keuangan 2. Jakarta: Gunadarma.
Prihadi, Toto. 2010. Analisis rasio keuangan deteksi cepat kondisi keuangan.
Jakarta: PPM Manajemen.
Riyanto, Bambang. 2010. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi
Keempat. Yogyakarta: BPFE.
Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
BPEF.
Sawir, Agnes. 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan
Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sinuraya, Murthada. 1998. Teori Manajemen Keuangan. Jakarta: Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Stone, Gene. 2000. Pengoperasian Perusahaan Asuransi. Atlanta, Georgia:
LOMA.
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
46
Universitas Indonesia
Syafri Harahap, Sofyan. 2008. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Syafruddin, Alwi. 2007. Alat-alat Analisis dalam pembelanjaan, Edisi Kedua.
Yogyakarta.
Syamsudin, Lukman. 2001. Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Baru.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Tampubolon Manahan.P, Prof. Dr. 2005. Manajemen Keuangan ( Finance
Management) Konseptual, Problem, & Studi Kasus, Edisi Pertama. Bogor:
Penerbit Ghalia Indonesia.
Tim penulis Universitas Indonesia. 2001. Metode Penelitian Sosial. Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
Van Horne, C.James. 2005. Fundamentals of Financial Management – Prinsip
Prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Veithzal Rivai. 2007. Bank and Financial Institute Management. Jakarta: PT.
Raja GrafindoPersada.
Jurnal
Govindarajan, Dr. R. Thamilselvan dan Dr. V. Balachandran. Solveny Analysis
on Public Sector Undertaking : A Case Study on Neyveli Lignite
Corporation Limited(NLC LTD). International Journal of Management,
2012.
Malik, Hifza. Determinants Of Insurance Companies Profitability: An Analysis of
Insurance Sector of Pakistan. Journal of Business and economics, 2011.
Wahyono, Hadi. Komparasi Kinerja Perusahaan Bank dan Asuransi Studi
Empiris di Bursa Efek Jakarta, Jurnal riset ekonomi dan manajemen, vol.
2 No. 2, Mei 2002.
Gale, B.T. Market Share and Rate Of Return. The Review of Economics and
Statistics, 412-423, 1972.
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
47
Universitas Indonesia
Karya Ilmiah
Anna Prastiwi Iskandar. Analisis Pengaruh Rasio Rentabilitas Dan Rasio
Solvabilitas Terhadap Nilai Saham Pada Perusahaan Emiten yang
Terdaftar di PT. Bursa Efek Jakarta. 2005.
Augustyn, Irvan. Aspek Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Polis
Bancassurance/Produk Kerjasama antara Bank dan Perusahaan Asuransi
(Studi Kasus PT. Sun Life Financial Medan), 2011.
Irvansyah, Riko. Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Keuangan Early
Warning System (EWS) Pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia (BEI), 2010.
Kurniawan Yuli Asmoro. Pengaruh Pendapatan Premi, Rasio Hasil Investasi dan
Klaim Terhadap Risk Based Capital Perusahaan Asuransi Kerugian.
2011.
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Income Statement PT. Abda 2008-2012
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
Universitas Indonesia
Lampiran 2: Balance Sheet PT. Abda 2008-2012
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
Universitas Indonesia
Lampiran 3: Balance Sheet PT. Abda 2008-2012
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014