Post on 18-Mar-2019
UMB UI 2009 Biologi
Doc Name: UMBUI2009BIO999 Version : 2012-10 | halaman 1
Kunci dan pembahasan soal ini bisa dilihat di www.zenius.net dengan memasukkan kode 878 ke menu search.
Copyright © 2012 Zenius Education
Kode Soal 999
01.Ganggang yang mempunyai sifat prokariot dijumpai pada …
(A) Chlorophyta (B) Chrysophyta (C) Cyanophyta (D) Phaeophyta (E) Rhodophyta
02. Spermatozoid dan ovum tumbuhan paku
terdapat pada …
(A) Sporangium (B) Indusium (C) Protalium (D) Strobilus (E) Sporofil
03. Kandungan glukosa dalam urin mengindika-
sikan adanya gangguan pada ...
(A) Glomerulus (B) Tubulus kontortus proksimal (C) Lengkung henle (D) Tubulus kolektivus (E) Uretur
04. Pembuatan antibodi monoklonal melibatkan
proses ...
(A) Pembentukan kimera (B) Pembentukan hibridoma (C) Pembentukan organisme transgenik (D) Transformasi materi genetik (E) Transduksi materi genetik
05. Pertumbuhan lumut kerak dapt digunakan
sebagai indikator terjadinya pencemaran udara.
SEBAB Lumut kerak mempunyai toleransi yang tinggi terhadap pencemaran udara.
06. Kacang hijau (Phascolus radiatus) merupakan
anggota takson Spermatophyta. SEBAB
Kacang hijau (Phascolus radiatus) merupakan tumbuhan yang mimiliki bunga.
Bacaan 1 Cacing tanah merupakan hewan yang penting dalam proses penyuburan tanah, karena beperan dalam menurunkan rasio C/N tanah. Tanah yang subur baik untuk pertumbuhan tanaman. Daya reproduksi cacing tanah sangat dipengaruhi oleh jenis pakan. Studi 1 Untuk mengetahui hubungan antara jenis pakan dengan jumlah kokon yang dihasilkan,laju konsumsi, rasio C/N pakan, dan kandungan tanin pakan telah dilakukan percobaan dengan hasil pada tabel berikut :
Studi 2 Untuk mengetahui hubungan
antara laju konsumsi dengan feses yang dihasilkan oleh cacing tanah, dapat dihi-tung dengan efisiensi daya cerna. Hasil perhitungan tersebut tertera pada tabel
Pakan Laju konsumsi (mg/g berat tubuh/hari )
Rasio C/N
Kandu-ngan tanin (%)
Jumlah kokon/individu/10 bulan
Feses sapi Feses kuda Jeram padi Dedak padi
40,6 30,8 28,3 23,7
7,2 9,6 15,0 17,4
0.20 0,38 2,50 2,93
83 72 66 60
Feses dominan
24,2 18,5 3,01 58
Pakan Daya cerna (%)
Feses sapi Feses kuda Jerami padi Dedak padi
Feses domba
22 33 45 48 50
UMB UI 2009 Biologi—Kode Soal 999
Doc name: UMBUI2009BIO999 Version: 2012-10 | halaman 2
Kunci dan pembahasan soal ini bisa dilihat di www.zenius.net dengan memasukkan kode 878 ke menu search.
Copyright © 2012 Zenius Education
07. Dari studi 2 dapat disimpulkan bahwa pakan
cacing tanah yang paling efisien untuk tubuh cacing tanah adalah ...
(A) feses sapi (B) feses kuda (C) jerami padi (D) dedak padi (E) feses domba
08. Dari hasil percobaan studi, dapat diketahui
bahwa pakan cacing tanah yang banyak menghasilkan feses adalah ...
(A) Jerami padi (B) Feses sapi (C) Dedak padi (D) Feses kuda (E) Feses domba
09. Pernyataan berikut yang sesuai dengan hasil
wacana studi 1 adalah ...
(A) laju konsumsi berkorelasi dengan rasio C/N dan kandungan tanin pakan.
(B) laju konsumsi tidak berkorelasi dengan kandungan tanin pakan.
(C) dedak padi adalah pakan yang paling tidak disukai karena rasio C/N yang ren-dah
(D) feses jerami padi lebih disukai oleh cacing dibandingkan dedak padi karena kandungan tanin jerami padi lebih tinggi daripada dedak padi.
(E) feses kuda lebih disukai dibandingkan dengan dedak padi karena feses kuda kandungan tanin lebih rendah dan rasio C/N lebih tinggi.
Bacaan 2
Keluarga Ranu menuntut bahwa bayi X yang bergolongan darah A, N yang diterima dari pegawai rumah sakit bukanlah anaknya. Mereka berpendapat bahwa bayinya tertukar dengan bayi Y yang diserahkan ke keluarga Danu. Keluarga Ranu beralasan bahwa bayi Y yang bergolongan darah O, N sama den-gan golongan darah suaminya, yaitu tuan Ranu. Golongan darah Nyonya Ranu belum diketahui.
Keluarga Ranu juga beralasan bahwa golongan darah ayah sangat menentukan golongan darah anak daripada golongan darah ibu, sebab sesuai dengan ajaran agama, ayah adalah pemimpin keluarga sehingga ayah mempunyai kelebihan daripada ibu. Sebagai akibatnya golongan darah ayahlah yang menentukan golongan darah anak. Keluarga Danu sangat yakin bahwa bayi Y adalah anaknya, sebab bayi Y bergolongan darah O, N, sama dengan golongan darah isterinya, yaitu Nyonya Danu. Golongan da-rah Tuan Danu belum diketahui sebagaimana keluarga Ranu, Keluarga Danu juga mempunyai alasan, yaitu golongan darah anak sangat ditentukan oleh golongan darah ibu, karena ibulah yang mengandung anak. Dengan demikian masuk akal bila golongan darah anak sesuai dengan golongan darah ibu. Ternyata, golongan darah orangtua Tuan Danu maupun Nyonya Ranu telah diketahui, yaitu golongan darah orangtua Tuan Danu, baik ayah maupun ibunya adalah AB,N,dan golongan darah orangtua Nyonya Ranu baik ayah maupun ibunya adalah A,M,N. Memang sangat kasihan terhadap bayi X yang bergolongan darah A,N sebab tidak ada satu keluarga pun yang mengakuinya sebagai anaknya.
10. Berdasarkan naskah di atas, golongan darah
anak-anak hasil perkawinan Tuan Danu dan Nyonya Danu adalah ...
(A) A, N (B) B, MN (C) O, N (D) O, MN (E) AB, N
11. Bayi Y bergolongan darah O, N pasti anak
keluarga Ranu. SEBAB
Anak-anak hasil perkawinan Tuan Ranu dengan Nyonya Ranu pasti bergolongan darah O, N.
UMB UI 2009 Biologi—Kode Soal 999
Doc name: UMBUI2009BIO999 Version: 2012-10 | halaman 3
Kunci dan pembahasan soal ini bisa dilihat di www.zenius.net dengan memasukkan kode 878 ke menu search.
Copyright © 2012 Zenius Education
12. Berdasarkan naskah di atas, faktor yang me-
nentukan penyelesaian masalah adalah sistem golongan darah ABO dan MN bagi bayi Y
SEBAB Berdasarkan naskah di atas, penggunaan dua sistem golongan darah lebih meyakinkan dalam penyelesaian masalah.
13. Berdasarkan golongan darahnya, bayi X ada
kemungkinan anak keluarga Ranu atau Danu. SEBAB
Anak keluarga Ranu atau Danu masih ada kemungkinan bergolongan darah A, N.
Bacaan 3 Kebakaran hutan selain dapat mengubah struktur maupun komposisi komunitas vegetasi dan fauna tanahnya dapat pula mengubah faktor lingkungan fisika dan kimianya. Kebakaran hutan dapat meningkat-kan individu dan fauna tanahnya untuk membuktikan hal tersebut telah dilakukan penelitian di hutan pinus bekas kebakaran satu tahun pasca kebakaran. Studi 1 Untuk mengetahui adanya perubahan kom-posisi komunitas fauna tanah akibat ke-bakaran , telah dilakukan peneltian pada la-han hutan pinus yang telah terbakar dan ti-dak terbakar sebagai pembanding. Di tiap lahan dipasang masing-masing 10 buah per-angkap yang diatur 2 jalur dan jarak antara perangkap perangkap sekitar 10 m. Hasil tangkapan hewan tanah dikumpulkan setiap minggu, kemudian dikelompokkan dan dihi-tung. Hasil tertera pada gambar berikut,
Ket: luas lingkaran menunjukkan jumlah in-dividu total fauna tanah.
Studi 2 Dari hasil pengukuran faktor lingkungan
yang meliputi suhu tanah, pH tanah, kandun-gan bahan organik tanah, tebal serasah dan kelembaban udara tertera pada tabel berikut,
Studi 3 Keberadaan suatu hewan di suatu habitat
tergantung dari toleransi hewan tersebut ter-hadap lingkungan. Hal tersebut dapat diukur dengan frekuensi kehadiran. Bila suatu spe-sies frekuensi kehadiran sangat tinggi maka keberadaan hewan tersebut akan sangat kuat (C4), apabila frekuensi kehadiran cukup tinggi, maka keberadaan hewan tersebut kuat (C3) bila frekuensi kehadiran hewan tersebut sedang, maka keberadaan hewan tersebut kurang kuat (C2), bila frekuensi kehadiran rendah, maka keberadaan hewan tersebut hanya kebetulan (C1). Berikut ini adalah hasil perhitungan frekuensi kehadiran hewan tanah di dalam lahan pinus bekas terbakar (PT) maupun tidak terbakar (PK).
Faktor lingkungan Hutan pinus terbakar
Hutan pinus tidak terbakar
Suhu tanah (°C) pH tanah Kandungan bahan organik(%) Tebal serasah (cm) Kelembaban udara (%)
20 50 55 0,1 7,5
17 45 65 7,2 8,5
Kelompok hewan
PT PK
Orthoptera Collembola Hymenoptera Isopoda Coleoptera
C3
C2
C4
C3
C3
C1
C2
C3
C4
C2
C3 C2
UMB UI 2009 Biologi—Kode Soal 999
Doc name: UMBUI2009BIO999 Version: 2012-10 | halaman 4
Kunci dan pembahasan soal ini bisa dilihat di www.zenius.net dengan memasukkan kode 878 ke menu search.
Copyright © 2012 Zenius Education
14. Bila kita bandingkan antara hewan tanah
pada lahan pinus bekas terbakar dan tidak terbakar pada studi 1, tampak bahwa …
(A) Lahan pinus bekas kebakaran kelimpa-
han Orthoptera lebih rendah (B) Lahan pinus tidak terbakar kelimpahan
Collembola lebih rendah (C) Lahan pinus bekas kebakaran kelimpa-
han total fauna lebih tinggi dan kelimpa-han Orthoptera meningkat
(D) Lahan pinus bekas kebakaran kelimpa-han total fauna tanah meningkap tetapi kelimpahan Orthoptera menurun
(E) Lahan pinus bekas kebakaran kelimpa-han Hymenoptera menurun
15. Pernyataan berikut yang sesuai dengan hasil
pengukuran faktor lingkungan pada studi 2, yaitu ...
(A) Pada lahan pinus bekas terbakar suhu
lebih tinggi karena adanya kenaikan kelembaban udara
(B) pH tanah pada lahan pinus bekas ter-bakar lebih tinggi karena adanya penam-bahan unsur mineral
(C) Kandungan bahan organis pada lahan pinus bekas terbakar menurun akibat menurunnya tebal serasah
(D) Kenaikan suhu tanah pada lahan pinus bekas terbakar akibat kecepatan angin yang lebih
(E) Kelembaban udara pada lahan pinus ter-bakar menurun akibat meningkatnya pH tanah.
16. Dari hasil perhitungan studi 3, diperoleh ha-
sil bahwa kelompok hewan tanah yang paling sensitif terhadap kebakaran adalah ...
(A) Isopoda (B) Orthoptera (C) Hymenoptera (D) Collembola (E) Coleoptera
17. Dari hasil perhitungan jumlah individu he-
wan tanah pada studi 1, dan pengukuran fak-tor lingkungan pada studi 2 dapat dijelaskan bahwa..
(A) Meningkatnya jumlah individu Collem-
bola di lahan pinus bekas terbakar akibat menurunnya naungan oleh vegetasi
(B) Jumlah total populasi Arthropoda pada lahan pinus bekas terbakar meningkat akibat menurunnya semua faktor ling-kungan yang diukur
(C) Jumlah total populasi Arthropoda pada lahan pinus bekas terbakar maupun yang tidak terbakar relatif konstan
(D) Meningkatnya jumlah individu Orthop-tera pada lahan pinus bekas terbakar aki-bat menurunnya kelembaban udara
(E) Meningkatnya jumlah individu Orthop-tera di lahan pinus bekas terbakar akibat naiknya pH tanah