Post on 09-Aug-2015
description
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dengan dosen
pengampu Drs.H. Daeng Sudirwo, M.Pd.
Makalah ini berisikan perbandingan antara buku Pendidikan Kewarganegaraan Pada
Perguruan tinggi karanag Drs.H. Daeng Sudirwo, M.Pd. dengan Pendidikan Kewarganegaraan
Untuk Perguruan Tinggi karangan tim Dr. Ganjar M. Ganeswara, M.Pd. ; Dra. Wilodati, M. Si.,
dkk.
Dengan segala kerendahan hati penulis mengakui bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk pembuatan makalah
yang lebih baik lagi.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya, khususnya bagi penulis
dan umumnya bagi para pembaca. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bandung, januari 2013
Penulis
1
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap orang dituntut dapat memiliki potensi dalam menyikapi segala permasalahan
dengan pemikirannya. Tidak dipungkiri bahwa dengan cara menganalisi buku dapat mengasah
potensi tersebut. Dengan analisis buku juga kita mendapatkan acuan dan tolak ukur untuk bahan
pembelajaran. Oleh karena itu diberikanlah tugas menganalis 2 buah buku Pendidikan
Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi untuk mencari perbandingannya.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah
1. Memahami kedua buah buku secara mendalam, dengan pemahaman yang mendetil dari
setiap bab yang tersusun.
2. Megetahui seberapa besar ketelitian kita dalam memahami isi buku.
3. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
4. Memperoleh manfaat yang kelak dapat berguna di era globalisasi ini, terlebih lagi sebagai
seorang warga negara yang baik yang mengerti makna sebagai warga negara yang
menjunjung tinggi pada aturan dan norma yang ada.
2
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
C. Keterangan Tentang Identitas Buku
BUKU 1
Judul Buku 1 : Pendidikan Kewarganegaraan Pada Perguruan tinggi
Penyusun : Drs.H. Daeng Sudirwo, M.Pd.
Penerbit : Randu Alas Bandung
Tanggal Terbit: November 2009
ISBN : 978-979-25073-0-0
Tebal halaman : 166 halaman
Jumlah bab : 10 bab
Dimensi (cm) : 16 x 24
BUKU 2
Judul Buku 2 : Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi
Penyusun : Dr. Ganjar M. Ganeswara, M.Pd. ; Dra. Wilodati, M. Si., dkk
Penerbit : CV. Maulana Media Grafika
Tanggal Terbit: Agustus 2008
ISBN : 978-979-18488-0-0
Tebal halaman: 180 halaman
Jumlah bab : 7 bab
Dimensi (cm) : 17,5 x 25,5
3
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
ISI
RANGKUMAN BUKU 1
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA PERGURUAN TINGGI
Drs.H. Daeng Sudirwo, M.Pd.
BAB I : PENGANTAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
1. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Bagian Kelompok MPK
Kompetensi mata kuliah PKN adalah menjadikan ilmuwan dan professional yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis yang berkeadaban dan berpartisipasi
aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem pancasila.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dalam
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan diri untuk memiliki
kekuatan spiritual dll.
2. Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
Dengan keluarnya Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi no.
267/DIKTI/KEP/2000 tanggal 10 Agustus 2000 tentang penyempurnaan kurikulum Inti Mata
Kuliah Pengembangan Kepribadian Pendidikan Kewarganegaraan pada Perguruan Tinggi, maka
berubahlah mata kuliah Kewiraan menjadi mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Timbulnya mata kuliah Kewiraan di Perguruan Tinggi dirintis dengan adanya latihan
kemiliteran bagi mahasiswa dengan sebutan WALA (wajib latih). Selanjutnya proyek
WALAWA pada akhir 1973 dihentikan atau di anggap selesai dan tidak diberikan lagi di
perguruan Tinggi. Dikarenakan anggaran untuk Departemen Hankam sangat terbatas.
4
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
BAB II : FILSAFAT PANCASILA DAN IDENTITAS NASIONAL
1. Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia. Kata philos yang berarti cinta atau
sahabat, dan sophia yang berarti bijaksana. Philosophia atau filsafat berarti cinta kepada
kebijaksanaan. Dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah induknya ilmu pengetahuan yang
berusaha mencari kebenaran dengan mencari sebab akibat dengan mempergunakan metode yang
sistematis, radikal, dan universal. Filsafat merupakan proses dari hasil pemikiran yang mendalam
dan menyeluruh.
Sistem filsafat Pancasila memiliki kriteria dan sifat-sifat universal dan memiliki ciri-ciri
khas nasional sebagai berikut :
a. Sistematis, fundamental, universal, integral, dan radikal mencari kebenaran yang
hakiki.
b. Filsafat yang monotheis dan religius yang mempercayai adanya sumber kesemestaan,
yaitu Tuhan YME.
c. Monodualisme dan monopluralisme atau integralistik yang mengutamakan ketuhanan,
kesatuan dan kekeluargaan.
d. Satu kesatuaan totalisme yang bulat dan utuh antar sila-sila pancasila.
e. Memiliki corak universal, terutama pada sila ke 1 dan sila ke 2 serta corak nasional
indonesia terutama sila ke 3, 4, dan 5.
f. Idealisme fungsional
g. Harmoni idiil
h. Memiliki cirri - ciri dimensi idealitas, realitas dan fleksibilitas
5
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
2. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara
Ideology berasal dari kata ideo yang berartit cita-cita dan logy yang berarti pengetahuan,
ilmu, atau paham. Ideologi ialah soal cita-cita politik dan ajaran dari suatu lapisan masyarakat
atau sekelompok manusia yang dapat dibeda-bedakan.
Ahmad Rustandi dkk dalam bukunya Pendidikan Pancaasila menyatakan : ideologi
negara bersifat imperatif. Artinya mengikat seluruh warga negara baik yang menyetujuinya
maupun yang tidak menyetujui. Ideologi negara adalah ideologi yang secara resmi dianut oleh
suatu negara.
Pembukaan UUD 1945 merupakan hal yang fundamental dalam kelangsungan hidup
bangsa dan negara karena dalam pembukaan UUD tersebut tersirat ideologi yang dianut bangsa
Indonesia.
Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara dapat dijelaskan dalam :
i. Sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945
ii. Sidang BPUPKI 31 Mei 1945
iii. Sidang BPUPKI 1 Juni 1945
iv. Sidang Panitia Kecil BPUPKI 22 Juni 1945
v. Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
vi. Rumusan Pancasila
vii. Dekrit Presiden
6
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
3. Karakteristik Identitas Nasional
Ciri khas suatu bangsa akan terbentuk berdasarkan pengalamannya sebagai bangsa dalam
berinteraksi, dan bekerjasama dengan bangsa lain. Karakteristik identitas nasional bangsa
Indonesia dapat diventalisir sebagai berikut:
a. Pancasila adalah falsafah, dasar Negara, ideology bangsa dan Negara.
b. Bentuk Negara : Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
c. Bentuk Pemerintahan : Republik.
d. Lambang Negara :Garuda Pancasila dan lambang Negara tertulis Bhineka
Tunggal Ika, yang artinya beraneka ragam suku, adat
istiadat, bahasa daerah, namun tetap bersatu.
e. Bendera Negara : Merah putih.
f. Bahasa : Indonesia
g. Geografis : Negara kepulauan didaerah katulistiwa, utara ±60°08”
lintang utara, selatan ±141°05” bujur timur.
h. Hak Azasi Manusia : Melindungi dan menjunjung tinggi hak azasi manusia.
i. Persekutuan Negara : Negara non blok
j. Sifat bangsa Indonesia : Cinta damai tetapi lebih cinta kemerdekaan, ramah tamah
dan gotong royong.
k. Terorisme : Anti teroris.
l. Semboyan : Satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa Indonesia.
7
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
4. Proses Berbangsa dan Bernegara
Negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah oleh sejumlah pejabat
dan yang berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan pada perundang - undangan melalui
penguasaan monopolitis dari kekuasaan yang sah.
Menurut M. Solly Lubis, ada 4 teori terbentuknya negara, yaitu :
a. Teori Ketuhanan : negara terbentuk atas kehendak Tuhan.
b. Teori Perjanjian : negara terbentuk karena ada perjanjian diantara para warganya
untuk membentuk organisasi yang menyelenggarakan kehidupan
bersama yang disebut negara.
c. Teori Kekuasaan : negara terbentuk karena kekuasaan.
d. Teori Kedaulatan : negara terbentuk karena kedaulatan.
Menurut Miriam Budiarjo, sifat-sifat negara adalah :
a. Sifat memaksa : mempunyai kekuasaan untuk memakai kekerasan fisik
secara legal.
b. Sifat monopoli : negara mempunyai monopoli dalam menerapkan tujuan
bersama dari masyarakat.
c. Sifat mencakup semua : semua perundang-undangan berlaku untuk semua orang
tanpa kecuali.
8
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
BAB III : HAK AZASI MANUSIA
1. Pengakuan Hak Azasi Manusia
Declaration of Human Right dilakukan oleh PBB pada tanggal 10 Desember 1948. Di
Indonesia pengakuan HAM sebenarnya terdapat dalam dasar Negara Pancasila, UUD 1945 dan
dalam perundang-undangan yang lebih rendah.
Terdapat 10 hak yang harus di lindungi yaitu :
a. Hak untuk hidup
b. Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan
c. Hak mengembangkan diri
d. Hak memperoleh keadilan
e. Hak atas kebebasan pribadi
f. Hak atas rasa aman
g. Hak atas kesejahteraan
h. Hak turut serta dalam pemerintahan
i. Hak wanita
j. Hak anak
2. Perlindungan Hukum Terhadap Hak Azasi Manusia
Negara hukum adalah Negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin
terselenggaranya HAM secara berkeadilan. Hukum adalah kumpulan norma dan sanksi yang
9
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
dijadikan pedoman hidup dalam masyarakat. Perlindungan hukum terhadap HAM diantaranya
dapat berwujud seperti berikut :
a. Adanya dasar Negara yang mengandung nilai-nilai HAM .
b. Ada konstitusi yang mengandung nilai-nilai HAM .
c. Adanya ketetapan MPR tentang HAM .
d. Adanya undang-undang yang mengandung HAM .
e. Adanya komisi nasional HAM .
f. adanya pengadilan HAM.
Tujuan dibentuknya Komnas HAM :
a. Membantu pengembangan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan HAM dengan
pancasila, UUD 1945, dan piagam PBB serta deklarasi universal HAM.
b. Meningkatkan perlindungan HAM guna mendukung terwujudnya tujuan
pembangunan nasional yaitu pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan masyarakat Indonesia.
Kegiatan- kegiatan yang dilakukan Komnas HAM :
a. Menyebarluaskan wawasan nasional dan internasional mengenai HAM baik kepada
masyarakat Indonesia maupun kepada masyarakat internasional.
b. Mengkaji berbagai instrumen PBB tentang HAM dengan tujuan memberikan saran -
saran mengenai kemungkinan aksesi dan ratifikasinya.
c. Membantu dan menyelidiki pelaksanaan HAM serta memberikan pendapat,
pertimbangan dan saran kepada badan pemerintahan Negara mengenai pelaksanaan
HAM.
10
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
d. Mengadakan kerjasama regional dan internasional dalam rangka memajukan dan
melindungi HAM.
3. Peradilan Hak Azasi Manusia
Adalah pengadilan khusus terhadap pelanggaran HAM yang berat.
Kewenangan HAMm :
a. Bertugas, berwenang, dan memutus perkara pelanggaran HAM yang berat.
b. Berwenang memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran HAM yang berat yang
dilakukan di luar batas teritorial wilayah Negara RI oleh warga Negara Indonesia.
c. Tidak berwenang dan memutuskan perkara pelanggaran HAM yang berat yang
dilakukan oleh seseorang yang berumur di bawah 18 tahun pada saat kejahatan di
lakukan.
Pelanggaran HAM yang berat meliputi:
i. Kejahatan genosida .
Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang di lakukan dengan maksud
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras,
kelompok, etnis, kelompok agama, dengan cara:
a. Membunuh anggota kelompok.
b. Mengakibatkan penderitaan fisik atau mental.
c.Menciptakan anggota kelompok yang dapat mengakibatkan kemusnahan
secara fisik maupun seluruhnya.
d. Memaksakan tindakan yang mencegah kelahiran didalam kelompok.
11
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
e.Memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke
kelompok lain.
ii. Kejahatan terhadap manusia .
4. Hukum Humaniter
Adalah hukum yanhg melindungi dan menegakkan hak azasi manusia pada waktu perang.
Hukum ini bersifat darurat berlaku pada waktu khusus.
Komponen Hukum Humaniter terdiri dari tiga macam yaitu :
a. Hukum Denhaag .
b. Hukum Jenewa .
c. Hukum gabungan Denhaag dan Jenewa.
Tujuan hukum Humaniter :
a. Melindungi kombatan maupun non kombatan dari akibat peperangan.
b.Menjamin kehormatan dan perlindungan hak-hak azasi manusia tertentu terhadap
tawanan perang.
c. Mengusahakan diakhirinya peperangan dalam waktu singkat.
d. Membatasi penggunaan cara dan peralatan peperangan yang terbatas.
e. Membatasi dan meringankan akibat bencana perang.
f. Mempertemukan pencapaian kebutuhan - kebutuhan militer dengan prinsip-prinsip
hak azasi manusia.
12
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
5. Hak Azasi Manusia dalam Al-Quran
Kebanyakan HAM berasal dari literature barat. Adapun pembahasan tentang HAM
didalam Al Quran.
a. Dalam Islam kedudukan manusia adalah sederajat. Islam tidak membedakan
keturunan, warna kulit maupun suku bangsa. Hal ini dapat kita lihat dalam surah Al
Hujurat ayat 13.
b. Sesama manusia kedudukannya sama dalam hukum dan bebas dari praduga tak
bersalah. Hal ini dapat dilihat dalam surah An Nissa ayat 58.
c. Kebebasan beragama dijamin dalam islam. Hal ini dapat kita lihat dalam surah Al
Baqarah ayat 256.
d. Pembunuhan dilarang dalam Islam, kecuali dengan alasan yang sah. Hal ini dapat
dibaca dalam surah Al Israa ayat 33.
e. Hak memperoleh perlindungan didalam Islam terutama bagi fakir miskin, anak yatim
maupun bagi tawanan perang.
f. Hak azasi dari orang tua sudah dimilikinya sejak lahir berupa kasih sayang, kesehatan,
pendidikan moral dan sebagainya. Hal ini dapat dibaca dalam surah Al Baqarah ayat
233.
g. Islam melarang adanya perbudakan. Hal ini dapat dibaca dalam surah An Nisaa ayat
36.
h. Melindungi hak azasi sesama orang termasuk orang kafir dari tindakan kesewenang –
wenangan. Hal ini dapat dibaca dalam surah At taubah ayat 6.
Terdapat dua landasan pokok bagi kehidupan bermasyarakat yang diatur dalam piagam
Madinah, yaitu :
a. Semua pemeluk Islam adalah satu umat walaupun mereka berbeda suku bangsa.
13
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
b. Hubungan antara komunitas muslim dan non muslim didasarkan pada prinsip-prinsip :
Berinteraksi secara baik dengan sesama tetangga.
Saling membantu dalam menghadapi musuh bersama.
Membela mereka yang teraniaya.
Saling menasehati & Menghormati kebebasan beragama.
14
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
BAB IV : HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA
1. Azas-Azas Kewarganegaraan
Kita mengenal ada 4 macam azas kewarganegaraan yang berasal dari kelahiran dan dari
perkawinan, yaitu :
a. Ius soli : Kewarganegaraan ditentukan oleh tempat tinggal.
b. Ius sanguinis : Kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh keturunan
atau orang tuanya.
c. Azas kesatuan hukum : Suami/istri yang terikat dalam perkawinan yang berasal
dari kewarganegaraan yang berbeda agar disatukan saja
kewarganegaraannya.
d. Azas persamaan derajat : Perkawinan tidak menyebabkan berubahnya status
kewarganegaraan masing - masing pihak.
2. Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Undang-Undang
Hak dan kewajiban warga negara telah diatur dalam UUD 1945 pasal 27, 28a sampai
dengan 28j, 29, 30 ayat 1, dan 31 ayat 1.
15
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
BAB V : BELA NEGARA
1. Makna Bela Negara
Bela negara memiliki 2 pengertian. Dalam arti sempit adalah bela negara dalam bidang
pertahanan dan keamanan. Bela negara dalam arti luas adalah bela negara dalam bidang ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan.
Komponen pertahanan negara terdiri dari :
a. Komponen utama : TNI
b. Komponen cadangan : Sumber daya nasional yang dapat mendukung komponen
utama.
c. Komponen pendukung : Sumber daya nasional yang dapat mendukung komponen
utama dan cadangan.
2. Implementasi Bela Negara
Pengertian dalam arti sempit yaitu membela negara dengan mengangkat senjata.
Pengertian dalam arti luas yaitu membela negara dengan mengangkat prestasi apa saja sesuai
dengan profesinya asalkan untuk mencapai tujuan negara.
3. Jihad dalam Rangka Bela Negara
Adalah memerangi kaum kafir untuk menegakkan islam. Kata-kata jihad yang ada dalam
Al-Quran kebanyakan mengandung pengertian umum. Artinya tidak hanya terbatas pada
pertempuran, peperangan, dan ekspedisi militer tetapi mencakup segala bentuk kegiatan dan
usaha yang maksimal dalam rangka dakwah islam, amar ma’ruf nahi mungkar (perintah untuk
berbuat kebaikan dan larangan bebuat keji).
16
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
BAB VI : DEMOKRASI INDONESIA
1. Konsep Demokrasi
Demokrasi berasal dari dua kata demos = rakyat dan cratein atau cratos = kekuasaan atau
kedaulatan. Demokrasi dalam bahasa Indonesia adalah kedaulatan di tangan rakyat.
Prinsip-prinsip demokrasi :
a.Demokrasi umum menempatkan warga negara sebagai sumber utama kedaulatan.
b. Mayoritas berkuasa dan terjadinya hak minoritas.
c. Pembatasan pemerintahan.
d. Pembatasan dan pemisahan kekuasaan negara.
2. Dalam Sistem Demokrasi Perkembangan Demokrasi di Indonesia, demokrasi di bagi
menjadi 4 periode yaitu :
a. Masa 1945-1959 : demokrasi parlementer .
b. Masa 1959-1965 : demokrasi terpimpin .
c. Masa 1965-1998 : demokrasi pancasila era orde baru .
d. Masa 1998- skarang: demokrasi pancasila era reformasi .
Suasana kehidupan politik ditentukan oleh keterpaduan 5 unsur yaitu:
a. Political party (partai politik) .
b. Interest group (golongan kepentingan) .
c. pressure group (golongan penekan) .
d. media political communication (media komunikasi politik) .
e. political figure ( tokoh politik).
17
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
BAB VII : WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA
1. Latar Belakang Filosofi Wawasan Nusantara
Pada dasarnya, wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri
dan lingkungannya berdasarkan kepada Pancasila dan UUD 1945 serta geografi negaranya untuk
mencapai tujuan nasional.
Wawasan Nusantara mencakup :
a. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai kesatuan politik .
b. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan budaya .
c. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi .
d. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan dan keamanan.
Berikut macam-macam wawasannya :
a. Wawasan benua : Barang siapa ingin menguasai dunia, kuasailah daratan .
b. Wawasan bahari : Barang siapa menguasai lautan, ia akan dapat menguasai
dunia .
c. Wawasan dirgantara : Barang siapa ingin menguasai dunia, kuasailah udara.
d. Wawasan kombinasi : Wawasan yang mengkombinasikan ketiga wawasan
tersebut. Unsur dasar wawasan Nusantara terdiri dari
wadah, isi, dan tata laku. Wadah wawasan Nusantara
terdiri dari wujud wilayah, tata inti organisasi, dan tata
kelengkapan organisasi.
2. Implementasi Wawasan Nusantara dalam Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa
18
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
Implementasi wawasan Nusantara dalam bidang politik akan menghasilkan iklim
penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis. Implementasi di bidang politik yaitu harus
mampu melahirkan sistem politik yang didasarkan pengakuan bahwa Pancasila merupakan dasar
negara, falsafah, dan ideologi pemersatu bangsa Indonesia yang membimbing ke arah tujuan
cita-cita yang sama.
Implementasi di bidang ekonomi harus menciptakan ekonomi kerakyatan, dan sistem
perekonomian yang mampu merealisasikan kesejahteraan ekonomi bagi seluruh warga negara
secara baik dan merata.
Implementasi di bidang sosial budaya pada hakikatnya bahwa masyarakat Indonesia
adalah satu, memiliki budaya daerah yang berbeda antara satu dengan lainnya yang tercermin
dalam lambang negara Bhineka Tunggal Ika.
Implementasi dalam pertahanan dan keamanan negara berarti bahwa ancaman terhadap
seluruh bangsa dan negara.
19
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
BAB VIII : KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI GEOSTRATEGI INDONESIA
1. Konsep Ketahanan Nasional yang Dikembangkan untuk Menjamin Kelangsungan Hidup
Menuju Kejayaan Bangsa dan Negara
Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa yang melputi segenap aspek
kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan nasional untuk menjamin identitas, integritas, dan kelangsungan hidup bangsa dan
negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional. Azas-azas ketahanan nasional :
a. Azas kesejahteraan dan keamanan.
b. Azas ketegasan integral .
c. Azas mawas kedalam maupun mawas keluar .
d. Azas kekeluargaan.
Sifat ketahanan nasional :
a. Mandiri .
b. Dinamis .
c. Wibawa .
d. Konsultasi dan kerja sama.
2. Fungsi Ketahanan Nasional sebagai Kondisi Doktrin dan Metode dalam Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara
Ketahanan nasional sebagai doktrin dalam mengembangkan kekuatan nasional melalui
pengelolaan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi, selaras dan seluruh aspek
kehidupan secara utuh, menyeluruh, dan terpadu berlandaskan pancasila, UUD 1945 dan
wawasan nusantara.
20
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
BAB IX : POLITIK STRATEGI NASIONAL
Definisi dari ilmu politik :
a. J. Barents dalam bukunya Ilmu Politik
Ilmu Politik adalah bagian dari kehidupan masyarakat. Ilmu politik juga mempelajari
negara-negara itu untuk melakukan tugas -tugasnya.
b. Roger F. Soltau dalam bukunya Introduction to politics
Ilmu politik mempelajari negara, tujuan-tujuan negara dan lembaga-lembaga yang
akan melaksanakan tujuan - tujuan itu, hubungan antar negara dengan warga
negaranya serta dengan negara lain.
c. Joyce Mitchell dalam bukunya Political analysis and public policy
Politik adalah pengembalian keputusan kolektif atau pembuatan kebijaksanaan umum
untuk masyarakat seluruhnya.
Definisi dari strategi sebagai berikut :
a. Jomini
Strategi adalah seni menyelenggarakan perang di atas peta dan meliputi seluruh
kawasan operasi.
b. Clausewitz
Strategi adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk kepentingan
perang.
c. Liddle Hart
Strategi adalah seni untuk mendistribusikan dan menggunakan sarana-sarana
militer untuk mencapai tujuan-tujuan politik.
21
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
BAB X : OTONOMI DAERAH
1. Definisi, Tujuan, dan Kendala Otonomi Daerah
Definisi otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
sesuai dengan peraturan perundang - undangan.
Tujuan diadakannya otonomi daerah :
a. Memperkokoh persaruan dan kesatuan bangsa .
b. Menjamin pembangunan berdasarkan potensi dan aspirasi masyarakat daerah .
c. Menjamin pemerintahan menjadi adil, proporsional, rasional, transparan, efektif dan
efisien serta bertanggung jawab .
d. Menjamin adanya kepastian kewenangan antara pemerintah pusat, pemerintah
propinsi, dan pemerintah kabupaten kota .
e. Menjamin adanya ketegasan sistem alokasi, penyelenggaraan dan pertanggung
jawaban keuangan negara .
Kendala - kendala otonomi daerah :
a. Pemahaman masyarakat tentang otonomi daerah belum merata.
b. Perubahan sikap mental sesuai otonomi daerah belum merata.
c. Kelembagaan pemerintahan sesuai otonomi daerah belum tuntas terbentuk.
d. Undang-undang No.32/2004 tentang Pemerintahan Daerah belum memasyarakat.
e. Efisiensi dan efektifitas pemerintah daerah masih perlu ditingkatkan.
22
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
2. Kewenangan Pemerintah Pusat, Propinsi, Kabupaten / Kota
Kewenangan pemerintah pusat meliputi :
a. Politik luar negeri .
b. Pertahanan .
c. Keamanan yustiti .
d. Moneter dan fiskal nasional .
e. Agama .
Kewenangan Pemda Propinsi dan Pemda Kabupaten / Kota meliputi :
a. Pendidikan
b. Kesehatan .
c. Lingkungan hidup .
d. Pekerjaan umum .
e. Penataan ruang .
f. Perencanaan pembangunan .
g. Perumahan .
h. Kepemudaan dan olahraga .
i. Penanaman modal .
j. Koperasi dan usaha kecil menengah .
k. Kependudukan dan catatan sipil .
l. Ketenagakerjaan .
m. Ketahanan pangan .
23
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
n. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak .
o. Keluarga berencana dan keluarga sejahtera .
p. Perhubungan .
q. Komunikasi dan informatika .
r. Pertahanan .
s. Kesatuan bangsa dan politik dalam negeri.
t. Otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah,
kepegawaian, dan persandian .
u. Pemberdayaan masyarakat dan desa .
v. Sosial .
w. Kebudayaan .
x. Statistik .
y. Kearsipan .
z. Perpustakaan.
3. Otonomi Daerah dalam Bidang Pendidikan
Penyelenggaraan pendidikan merupakan salah satu urusan pemerintahan yang wajib
dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Hal ini dapat dilihat pada perundang-undangan sebagai
berikut :
a. Pada UUD 1945 yang telah diamandemen, pasal 31 ayat 4 : Negara memprioritaskan
anggaran pendidikan sekurang - kurangnya 20% dari anggaran pendapatan dan
24
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
anggaran belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk
memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
b. Pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam pasal 49 ayat
1 : Dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan
minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor
pendidikan dan minimal 20% dari Angaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
25
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
RANGKUMAN BUKU 2
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Dr. Ganjar M. Ganeswara, M. Pd. ; Dra. Wilodati, M.Si., dkk
BAB I : PENGANTAR MEMAHAMI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI
PERGURUAN TINGGI
A. Rasional
Pendidikan kewarganegaraan secara subtantif dan pedagogis didesain untuk
mengembangkan warga negara yang cerdas dalam seluruh jalur dan jenjang pendidikan. Saat
ini pendidikan kewarganegaraan sudah merupakan bagian inheren dari instrumentasi
pendidikan nasional Indonesia dalam 5 status :
1. Sebagai mata pelajaran di sekolah
2. Sebagai mata kuliah di perguruan tinggi
3. Sebagai salah satu cabang pendidikan disiplin ilmu pengetahuan dalam
kerangkaprogram pendidikan guru
4. Sebagai program pendidikan politik yaitu sebagai suatu crash program
5. Sebagai kerangka konseptual dalam bentuk pemikiran individual dan kelompok
B. Pengertian dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Democracy education adalah pendidikan yang diberikan untuk mengembangkan dan
memperkuat integritas pemerintahan otonom. Dalam demokrasi konstitusional, democracy yang
efektif merupakan suatu keharusan, karena kemampuan untuk berpartisipasi dalammasyarakat
demokratis berpikir secara kritis dan bertindak secara sadar dalam dunia yang plural memerlukan
26
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
empati yang memungkinkan kita mendengar dan mengakomodasi pihak lain.Semuanya itu
memerlukan kemampuan yang memadai. (Benjamin Barber, 1992). Sedangkan untuk tujuan
pedidikan dirumuskan dalam visi, misi dan komprehensi berdasarkan Kep. Dirjen DIKTI No.
43/DIKTI/Kep/2006. Tujuan pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah agar
mahasiswa :
1. Memantapkan kepribadiannya sebagai manusia seutuhnya.
2. Mampu mewujudkan nilai-nilai dasar keagamaan dan kebudayaan.
3. Menguasai, menerapkan IPTEK dan seni yang dimilikinya dengan rasa tanggung jawab.
4. Memiliki kepribadian yang mantap.
5. Berpikir kritis.
6. Bersikap rasional, etis, estetis dan dinamis.
7. Berpandangan luas.
8. Bersikap demokratis dan berkeadaban.
9. Menjadi ilmuwan yang profesional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
10. Menjadi warga negara yang memiliki daya saing.
11. Berdisiplin dan berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damaiberdasarkan
sistem nilai pancasila.
12. Memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban secara santun, jujur dan
demokratisserta ikhlas sebagai warga negara terdidik dalam kehidupan bernegara
yangbertanggung jawab13.
13. Mahasiswa mampu memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan niali-nilaikejuangan
serta patriotism.
C. Substansi Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
Hakekat PKN adalah untuk membekali dan memantapkan mahasiswa dengan
pengetahuan dan kemampuan dasar hubungan warga negara indonesia yang pancasilais dengan
negara dan sesama warga negara.
27
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
Berdasarkan Kep. Dirjen Dikti No.43/DIKTI/Kep./2006, visi MPK (termasuk PKN)
adalah merupakan sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dan
penyelenggaraanprogram studi guna mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadiaannya
sebagai manusia seutuhnya.
Adapun Misi PKN di perguruan tinggi adalah membantu mahasiswa memantapkan
kepribadiaanya agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai – nilai dasar Pancasila, rasa
kebanggaan dan cinta tanah air dalam menguasai , menerapkan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni dengan rasa tanggung jawab.
Kompetensi yang diharapkan dari PKN adalah agar mahasiswa menjadi ilmuwan dan
professional yang memiliki rasa kebanggaan dan cinta tanah air, demokratis dan berkeadaban.
28
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
BAB II : PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT DAN IDEOLOGI NASIONAL
A. Pengantar
Bab ini memberikan dasar pemahaman dalam menguasai konsep – konsep dasar filsafat
dan ideologi yang berkaitan dengan Pancasila Sebagai Dasar Negara.
Bab ini terbagi dalam 3 bagian, yaitu :
1. Pancasila sebagai filsafat
2. Pancasila sebagai Ideologi Nasional
3. Pancasila sebagai Dasar Negara
Ruang lingkup yang terkandung dalam isi bab ini menyangkut beberapa hal, sebagai berikut :
a. Pengertian filsafat
b. Sistem filsafat
c. Aliran-aliran filsafat
d. Nilai-nilai filsafat pancasila
e. Pancasila sebagai filsafat
f. Nilai pancasila dan HAM
g. Pancasila sebagai Ideologi Nasional
h. Pancasila sebagai dasar Negara
i. Pancasila sebagai identitas nasional
B. Pancasila sebagai Filsafat
Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dan dalam arti produk, sebagai pandangan
hidup dan filsafat dalam arti praktis. Hal ini berarti filsafat pancasila mempunyai fungsi dan
peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
29
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
kehidupan sehati-hari, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa
Indonesia dimanapun mereka berada. Hasil pemikirannya merupakan suatu putusan dan putusan
ini disebit nilai.
C. Pancasila Sebagai Filsafat
Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai dan perilaku yang dapat menjadi
substansi dan isi pembentuk ideologi Pancasila. Nilai – nilai sebagai hasil pemikiran yang
sedalam-dalamnya tentang kehidupan yang dianggap paling baik bagi bangsa Indonesia adalah
Pancasila, baik sebagai falsafah maupun pedoman hidup.
Manusia adalah mahluk yang khas, yaitu dilengkapi rasio dan kehendak bebas, maka
etika atau dilsafat moral merupakan bagian terpenting. Disini dibahas arti kekusilaan, ukuran
kekusilaan, prinsip – prinsip susila, baik dalam kehidupan pribadi , maupun dalam kehidupan
social. Wawasan filsafat meliputi bidang – bidang penyelidikan seperti berikut :
1. Aspek Ontologi
2. Aspek Epistemologi
3. Aspek Aksiologi
D. Nilai – nilai Pancasila Menjadi Dasar dan Arah Kesimbangan Antara Hak dan Kewajiban
Azasi Manusia
Dalam memahami nilai-nilai dari sila pancasila maka akan terkandung beberapa
hubungan manusia yang melahirkan keseimbangan antara hak dan kewajiban antara hubungan
tersebut, yaitu sbb :
a. Hubungan Vertikal
b. Hubungan Horizontal
30
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
c. Hubungan Alamiah
Pancasila bukan termasuk aliran filsafat yang ada dan bukan merupakan simplifikasi
ataupun paduandari berbagai aliran filsafat yang ada, melainkan aliran dan sistem filsafat sendiri
yaitu filsafat sosiobudaya.
E. Pancasila sebagai Ideologi Nasional
Pengertian ideologi secara umum adalah suatu kumpulan gagasan, ide, keyakinan serta
kepercayaanyang bersifat sistematis yang mengarahkan tingkah laku seseorang dalam berbagai
bidang kehidupan,seperti :
a. Bidang politik, termasuk bidang hukum, pertahanan dan keamanan
b. Bidang social
c. Bidang budaya
d. Bidang agama
Pancasila adalah ideologi negara yang digali atau bersumber dari tata nilai sosial budaya
bangsa yangmerupakan nilai luhur kepribadian bangsa, yang intisari nilai praktika moralnya
sudah dilaksanakan sejakdulu dalam kehidupan sehari-hari.
Ideologi negara dalam arti cita-cita negara memiliki ciri sebagai berikut :
a. Mempunyai derajat yang tinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan
b. Mewujudkan satu azas kerohanian pandangan dunia, pandangan hidup yang harus
dipelihara,dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada generasi penerus bangsa,
diperjuangkan dan dipertahankan
Sebagai ideologi terbuka, pancasila memberikan orientasi ke depan, mengharuskan
bangsanya untukselalu menyadari situasi yang sedang dan akan dihadapinya terutama
menghadapi globalisasi dan eraketerbukaan dunia dalam segala bidang.
31
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
F. Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai dasar negara RI berarti Pancasila itu dijadikan dasar dalam berdirinya
NKRI dan mengatur penyelenggaraan pemerintahan negara.
Sebagai dasar negara maka pancasila mempunyai sifat imperatif atau bersifat mengikat,
artinya sebagai norma-norma hukum yang tidak boleh dikesampingkan atau dilanggar,
sedangkan jika melanggar dapa berakibat hukum dikenakan suatu sanksi. Dalam konteks
indonesia maka identitas nasional itu merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang dihimpun dalamsuatu
kesatuan indonesia menjadi kebudayaan nasional dengan acuan pancasila dan roh bhinneka
tunggal ika sebagai dasar dan arah pengembangannya.
Dengan kata lain, sikap nasionalisme membutuhkan sebuah wisdom dalam melihat segala
kekurangan yang masih kita miliki dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara
sekaligus kemauan untuk terus mengoreksi diri demi terciptanya cita-cita nasional.
32
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
BAB III : NEGARA DAN KONSTITUSI
A. Pendahuluan
Pada bab ini kita diajak untuk memahami dan menganalisis konsepsi Negara sebagi
Wadah Bangsa Indonesia dan diharapkan agar kita memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Hakekat negara : pengertian, unsur-unsur, fungsi dan tujuan
2. Penjelasan secara komprehensif tentang konstitusi : pengertian, macam-macam dan
hubungandasar negara dengan konstitusi, perbandingan konstitusi antar Negara
3. UUD 1945 : pengertian, sifat, kedudukan dan amandemen UUD 1945
B. Hakekat Negara
Negara memiliki sekurang-kurangnya 3 unsur konstitutif, yaitu rakyat, wilayah, dan
pemerintah yang berdaulat, Pengakuan dari negara lain baik yang de facto maupun de jure
merupakan unsur deklaratif dari negara yang diperlukan untuk memungkinkan terjadinya
hubungan dengan negara lain terutama dengan negara yang mengakuinya.
Dilihat dari asal mula terjadinya, suatu negara dapat didekati secara faktual, teoritis dan
proses pertumbuhan. Secara faktual suatu negara terjadi melalui pendudukan, penyerahan,
penaikan,peleburan, proklamasi, pembentukan baru, pencaplokan. Secara teoritis suatu negara
terjadi karena kehendak tuhan, kekuasaan atau karena perjanjian masyarakat. Sedangkan dilihat
dari proses pertumbuhan, negara terjadi melalui proses persekutuan masyarakat, kerajaan, negara
nasional, negara demokrasi.
Dilihat dari tujuannya negara bertujuan untuk mencapai kekuasaan, perdamaian dunia
dan menjaminhak dan kebebasan. Sedangkan dilihat dari fungsinya, negara melakukan fungsi
esensial, jasa,perniagaan, memelihara ketertiban, konservasi dan perkembangan.
33
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
C. Hakekat Konstitusi
Dalam kehidupan bernegara di abad modern, keberadaan konstitusi mutlak diperlukan.
Konstitusi bukan hanya untuk membatasi kekuasaan pemerintah atau penguasa melainkan lebih
dari itu yaitu untukmengatur dan menjadi landasan bagi seluruh lembaga negara, lembaga
masyarakat, pemerintah daerahmaupun seluruh warga negara.
Dalam arti luas, konstitusi meliputi keseluruhan hukum dasar baik yang tertulis maupun
yang tidaktertulis, yang terdokumentasikan maupun yang tidak. Sedangkan dalam arti sempit,
konstitusi bermaknasebagai hukum dasar tertulis atau terdokumentasi saja seperti UUD 1945.
Filsafat yang dianut suatu negara biasanya menjadi konsideran bagi pembentukan
konstitusi di negaratersebut. Disamping itu dasar negara terkadang juga secara implisit terdapat
dalam mukadimah ataupembukaan konstitusi.
D. Undang – Undang Dasar 1945 Dan Amandemen
UUD 1945 merupakan hukum dasar tertulis yang merupakan keseluruhan naskah yang
terdiri ataspembukaan, batang tubuh yang berisi pasal-pasal dan penjelasan UUD 1945. Namun
setelahamandemen UUD 1945, penjelasan tidak lagi dikui sebagai bagian dari UUD 1945.
UUD 1945 hanyalah merupakan sebagian dari hukum dasar negara kita, karena selain
UUD 45 masihterdapat konvensi yang merupakan hukum dasar tidak tertulis yang berlaku bagi
negara indonesia.Dalam perjalanannya UUD 1945 sejak disahkan sampai dengan tahun 1999
belum pernah mengalamiperubahan (amandemen). Namun setelah pemerintahan reformasi, UUD
1945 diamandemen denganberbagai latar belakang dan alasan yang kuat.
Tentu saja hasil amandemen itu harus disosialisasi kepada segenap lapisan masyarakat
indonesia agarmereka memahami dengan benar sebagai bahan implementasi dalam kehidupan
berbangsa danbernegara. Lebih jauh lagi lembaga-lembaga negara dan pemerintah harus menjadi
contoh bagipelaksanaan dan penegakkan UUD 1945 hasil amandemen.
34
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
BAB IV : HAK AZASI MANUSIA DAN HAK & KEWAJIBAN WARGA NEGARA
A. Pendahuluan
Dalm bab ini kita diajak mengenal, memahami dan menganalisis pengertian, karakteristik
serta berbagai permasalahan yang berkaitan dengan konsep serta pelaksaan HAM serta
kewajiban warga negara Indonesia.
B. Hak Azasi Manusia
Hak diartikan sebagai sesuatu yang benar, kepemilikan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu,
ataukekuasaan yang benar atas sesuatu. Sedangkan azasi berarti bersifat dasar, pokok atau
fundamental.Sehingga HAM adalah hak yang bersifat dasar atau hak pokok yang dimiliki oleh
manusia seperti hak hidup, hak berbicara dan berpendapat, kebebasan agama, dll.
HAM ini adalah hak yang melekat pada diri manusia dan merupakan hak yang diberikan
sebagai karuniaTuhan, oleh karenanya semua hak azasi manusia itu tidak boleh dicabut oleh
pihak lain (manusia) kecualiTuhan sendiri yang mencabutnya.
C. Sejarah & Perkembangan Hak – hak Azasi Manusia
Sedikitnya ada 5 hak azasi manusia yang telah mendapat pengakuan dari masyarakat dunia,
yaitu :
1. Kebebasan berbicara atau berpendapat
2. Kebebasan beragama
3. Kebebasan berkumpul dan berserikat
4. Hak atas perlindungan yang sama di depan hukum
5. Hak atas pendidikan dan penghidupan yang layak
35
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
D. Pemahaman Hak Azasi Manusia dalam Pancasila
Di negara kita, hak azasi manusia ini diatur dalam Undang-Undang No.39 tahun 1999
tentang Hak Azasi Manusia, sedangkan dalam UUD 45 hasil perubahan, HAM diatur dalam
pasal 28.
E. Hak Azasi Manusia Dalam UUD 1945
Dalam rangkaian Amandemen UUD 1945, terjadi perubahan yang besar dalam aturan
yang membahas tentang warga negara. Dalam perubahan kedua UUD 1945 yang ditetapkan oleh
MPR, tanggal 18 Agustus 2000 pasal HAM ditulis dalam bab tersendiri, yaitu Bab XA, pasal 28
yang terdiri dari 10 pasal.
F. Hak dan Kewajiban Warga Negara
Dalam kenyataanya dikenal ada 2 asas kewarganegaraan, yaitu :
1. Berdasarkan kelahiran, yaitu
a. asas ius soli (tempat kelahiran)
b. asas ius sanguinis (keturunan)
2. Berdasarkan perkawinan, yaitu
a. asas kesatuan hukum
b. asas persamaan derajat
Dalam kehidupan sehari-hari kita kerap menjumpai tiga kasus kewarganegaraan, yaitu :
1. Apatride : orang-orang yang tidak memiliki status kewarganegaraan
2. Bipatride : orang-orang yang memiliki status kewarganegaraan rangkap
3. Multipatride : orang-orang yang memiliki status kewarganegaraan lebih dari dua
36
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
G. Beberapa Pengertian : Siapakah Warga Negara itu ?
Yang menjadi warga negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsalain yang disahkan dengan undang undang sebagai warga negara.
Sedangkan penduduk adalah warga negara dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia.
H. Hak dan Kewajiban Warga Negara
Dalam Undang-undang no.39 Tahun 1999 tentang HAM, sebagian besar isinya mengenai
hak – hak warga negara, diantaranya :
a. Hak untuk hidup
b. Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan
c. Hak mengembangkan diri
d. Hak keadilan
e. Hak kemerdekaan
f. Hak Atas kebebasan informasi
g. Hak keamanan
h. Hak kesejahteraan
I. Kewajiban Warga Negara
1. Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya
(Pasal 27 ayat 1)
37
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
2. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan(Pasal 27 ayat 2)
3. Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara
(Pasal 27 ayat3)
4. Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan
tulisan dansebagainya ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 28)
J. Pelaksanaan Ham Di Indonesia
PP No.7 Tahun 2005 berisikan program penegakan hukum dan HAM yang meliputi
pemberantasankorupsi, anti terorisme, pembasmian penyalahgunaan narkotika dan obat
berbahaya serta penegakanhukum dan hak azasi manusia.
Pendidikan berbasis HAM pada dasarnya merupakan upaya mengokohkan tujuan
pendidikan nasionalterhadap keyakinan peserta didik agar berbuat kebenaran dan berlaku adil
kepada sesama manusiatanpa memandang agama dan dari golongan mana ia berasal. Pendidikan
diyakini sebagai instrumenyang sangat strategis dalam penyebaran nilai-nilai HAM ini.
Karenanya dunia pendidikan kita diharapkandapat membantu proses pembelajaran HAM di
tingkat pelajar yang nantinya akan memperkuatpemahaman para siswa didik kita untuk lebih
memahami pentingnya nilai HAM.
Untuk menerapkan konsep HAM dalam pembelajaran, guru dapat memodifikasi konten
HAM dalampokok bahasan yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Adapun
langkah-langkahpembelajaran yang dapat dikembangkan oleh guru untuk mengadakan inkuiri
dalam prosespembelajaran HAM adalah :
1. Merumuskan tujuan
2. Menyajikan kata-kata atau istilah yang perlu diketahui
3. Menyajikan ide-ide yang perlu dipelajari
4. Memecahkan masalah
5. Menerapkan kemampuan yang telah dikuasai
38
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
BAB V : DEMOKRASI DAN RULE OF LAW
A. Pendahuluan
Dalam bab ini kita diajak memahami dan menganalisis pengertian, karakteristik serta
berbagai permasalahan yang berkaitan dengan konsep serta pelaksaan Demokrasi dan Rule of
Law, khususnya yang ada di Indonesia
B. Demokrasi, Pendidikan Demokrasi dan Demokratisasi serta Proses Demokrasi Menuju
Masyarakat Madani
Secara etimologis, demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata demos yang berarti
rakyat dan kratosyang berarti pemerintahan atau kratein berarti memerintah.
Pendidikan demokrasi adalah upaya sistematis yang dilakukan negara dan masyarakat
untukmemfasilitasi individu warga negaranya agar memahami, menghayati, mengamalkan
danmengembangkan konsep, prinsip dan nilai demokrasi sesuai dengan status dan perannya
dalam masyarakat.
C. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia
1. Demokrasi Liberal (1945-1959)
2. Demokrasi Terpimpin (1959-1965)
3. Orde Baru (1966-1998)
4. Era Reformasi (1998-sekarang)
39
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
D. Demokrasi Pancasila
Setiap bangsa memiliki ciri khas dalam menyelenggarakan demokrasi
konstyitusionalnya, demikian juga Indonesia. Sanusi (1998) mengidentifikasikan Sepuluh Pilar
Demokrasi Kondtitusional Indonesia berdasarkan filsafat negara, Pancasila dan Konstitusi
Negara RI, dan UUD 1945.
E. Rule of Law
Rule of law merupakan doktrin hukum yang mulai muncul pada abad ke-19 bersamaan
dengan kelahirannegara konstitusi dan demokrasi yang merupakan reaksi dan koreksi terhdap
negara absolut yang telahberkembang di eropa.
40
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
BAB VI : GEOPOLITIK INDONESIA
A. Pendahuluan
Dalam bab ini dipaparkan tentang geopolitik sebagai suatu ilmu, perkembangan teori-
teori Geopoplitika, dan pandangan Geopolitik Indonesia; serta konsepsi wawasan Nusantara
yang mengkaji landasan wawasan Nusantara, pengertian dan hakekat wawasan Nusantara,
Tujuan dan Asas wawasan Nusantara, Kedudukan dan Peran Wawasan Nusantara.
B. Geopolitik Sebagai Suatu Ilmu
Geopolitik merupakan suatu ilmu yang berkaitan dengan filosofi dasar hubungan antara
manusia dangeografi, sedangkan geografi merupakan wadah kehidupan yang harus dipersiapkan
dan diperjuangkan.
Ilmu Geopolitik adalah suatu pengetahuan yang mempelajari tentang suatu potensi
kehidupan, politik, strategi, dan geografi yang dimiliki oleh suatu bangsa atas dasar jati dirinya.
C. Perkembangan Teori Geopolitik
Menurut geopolitik, batas-batas ruang hidup relative tidak tetap, bergantung pada
kebutuhan bangsa yang memiliki ruang hidup tersebut. Kebanyakan geopolitik didominasi oleh
pemikir dari Eropa Barat dan berkembang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Geopolitik Indonesia yang dianut oleh bung karno banyak mengambil dalil geopolitik
Karl Haushoper yang diterapkan Hitler pada zamannya. Namun, geopolitik indonesia lebih
mendasar pada pancasilayakni negara merupakan ruang hidup yang didalamnya terdapat
hubungan antara pemerintah, rakyatdan wilayah tempat manusia berjuang bersama mewujudkan
41
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
cita-cita dan tujuan bersama dalam rangkamempertahankan hidp dan kelangsungan hidup
bersama.
Landasan visional Wawasan Nusantara merupakan suatu landasan dalam menerjemahkan
“cara pandang” bangsa Indonesia yang dibentuk dalam dua dimensi pemikiran, yaitu dimensi
realita (kewilayahan) dan dimensi pemikiran paradigm nasional.
Suatu pemikiran dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang selalu
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah yang diorentasikan pada
“perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan” (lautan yang ditaburi pulu-pulau ./
archipelago state).
42
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
BAB VII : GEOSTRATEGI INDONESIA ( DALAM WUJUD KETAHANAN
NASIONAL)
A. Pendahuluan
Dalam bab ini, kita diajak memahami dan menganalisis Geostrategi Indonesia
B. Sejarah, Pengertian Dan Hakikat Ketahanan Nasional
Geostrategi merupakan suatu strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi negara
dalam menentukan kebijakan, tujuan, sarana untuk mencapai tujuan nasional.
Geostrategi Indonesia dapat diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita – cita
proklamasi sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945.
Geostrategi Indonesia berawal dari kesadaran akan terbentuknya bangsa Indonesia yang
majemuk dan heterogen.
C. Konsepsi dan Fungsi Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamik suatu bangsa yang berisi keuletan dan
ketangguhanyang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional didalam
menghadapi danmengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan baik yang
datang dari luar maupundari dalam.
Model asta gatra merupakan perangkat hubungan bidang-bidang kehidupan manusia dan
budaya yangberlangsung di atas bumi ini dengan memanfaatkan segala kekayaan alam yang
dapat dicapai denganmenggunakan kemampuannya. Ada 8 unsur atau aspek kehidupan nasional,
yaitu 3 aspek kehidupanalamiah dan 5 aspek kehidupan sosial.
43
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
D. Pembinaan Ketahanan Nasional Indonesia
Pembinaan ketahanan nasional merupakan suatu proses untuk merumuskan dan
melaksanakan kebijaksanaan, strategi, rencana kegiatan guna mewujudkan dan meningkatkan
daya kekebalan dandaya berkembang, daya tangkal atau daya kena sedemikian rupa sehingga
dicapai kondisi keamanan dankesejahteraan yang memadai di dalam sistem kehidupan nasional
agar mempertahankan kelangsunganhidup dan mengembangkan kehidupan.
Asas – asas pembinaan Ketahanan Nasional Indonesia dalam Upaya untuk mewujudkan
memelihara dan meningkatkan Ketahanan Nasional, meliputi hal – hal berikut :
a. Asas Geopolitik dan Geostrategi
b. Asas Holistik
c. Asas Menyeluruh Terpadu
d. Asas Proyektif
e. Asas Efisiensi
f. Asas Normatif
44
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
PERBANDINGAN KEDUA BUKU
Bagian Cover Buku
Karangan Drs. H. Daeng Sudirwo, M.Pd Karangan Dr. Ganjar M. Ganeswara, M. Pd.
a. Mencantumkan nama pengarangnya.
b.Mencantumkan nama percetakan yang
menerbitkannya.
c. Buku diberi judul Pendidikan Kewarganegaraan
Pada Perguruan Tinggi.
d. Tulisan judul buku berwarna hitam.
e. Dicantumkan isi buku tersebut berdasarkan SK
Dirjen No.43/DIKTI/KEP/2006.
f. Menggunakan lambang burung garuda pada
bagian atas dengan ukurannya yang kecil dan
kepulau Indonesia pada bagian bawahnya.
a. Mencantumkan nama pengarangnya.
b.Mencantumkan nama percetakan yang
menerbitkannya.
c. Buku diberi judul Pendidikan Kewarganegaraan
Untuk Perguruan Tinggi.
d. Tulisan judul buku berwarna emas dan putih.
e. SK buku tidak dicantumkan.
f. Menggunakan lambang burung garuda dan
tangan dengan ukurannya yang besar pada bagian
bawah.
Secara keseluruhan cover buku karangan Drs. H. Daeng Sudirwo, M.Pd dengan cover
buku karangan Tim Penyusun Dr. Ganjar M. Ganeswara, M. Pd. ; Dra. Wilodati, M.Si., dkk,
sama sama unggul karena pembaca dapat mengetahui secara langsung bahwa buku tersebut
dipergunakan untuk perguruan tinggi, serta dapat mengetahui secara langsung nama pengarang
bahkan nama percetakannya, sehingga lebih mudah dikenali dan lebih mudah untuk dicari di
took took penjual buku.
45
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
Bagian Awal buku (Pembukaan)
Karangan Drs. H. Daeng Sudirwo, M.Pd Karangan Dr. Ganjar M. Ganeswara, M . Pd
a. Tidak dicantumkan Pasal 72 Undang-undang
Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta.
b. Tidak terdapat tim.
a. Dicantumkan Hak Cipta dilindungi Undang -
Undang
b. Terdapat tim penulis dan tim editor.
Secara keseluruhan bagian awal (pembukaan) buku karangan Drs. H. Daeng Sudirwo,
M.Pd dan buku karangan Tim Penyusun Dr. Ganjar M. Ganeswara, M. Pd. ; Dra. Wilodati,
M.Si., dkk sama baiknya karena kemiripin pembukaan antara kedua buku ini yang pada dasarnya
telah mencantumkan bagian bagian penting.
Bagian daftar isi
Karangan Drs. H. Daeng Sudirwo, M.Pd Karangan Dr. Ganjar M. Ganeswara, M . Pd
a.Menggunakan tanda titik-titik untuk
menhubungkan judul materi dengan halaman
materi.
b.Bab disusun berdasarkan materi, sehingga
terdapat banyak bab dan terperinci dengan jelas.
c. Terdapat halaman yang tidak tepat, yaitu
halaman yang ditunjukan pada daftar isi tetapi tidak
sesuai dengan halaman yang sebenarnya
e. Mencantumkan lampiran.
a. Tidak menggunakan tanda titik-titik untuk
mengubungkan judul materi dengan halaman
materi sehingga menyulitkan dalam pembacaaan.
b. Bab disusun berdasarkan materi, sehingga
terdapat banyak bab dan subbab sehingga mnenjadi
lebih rinci.
c. Daftar isi menunjukan halaman yang tepat, tidak
terdapat kesalahan halaman.
d. Tidak mencantumkan lampiran
46
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
Bagian Isi
Kedua buku ini memiliki kualitas yang patut diacungi jempol, karena meskipun berbeda
pengarang namun untuk kualitas isi kedua buku ini sangatlah bagus. Kedua buku ini memiliki
jumlah bab yang berbeda dan penyusunan bab yang berbeda. Buku pertama memiliki 10 bab
yang terdiri dari Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan, Filsafat Pancasila dan Identitas
Nasional, Hak Azasi Manusia, Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia, Bela Negara,
Demokrasi Indonesia, Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia, Ketahanan Nasional
sebagai Geostrategi Indonesia, Politik Strategi Nasional, dan Otonomi Daerah. Buku kedua
memiliki 7 bab yang terdiri dari Pengantar Memahami Pendidikan Kewarganegaraan, Pancasila
Sebagai Filsafat dan Ideologi Nasional, Negara dan Konstitusi, Hak Azasi Manusia & Kewajiban
warga Negara, Demokrasi dan Rule of Law, Geopolitik Indonesia, Geostrategi(dalam wujud
ketahanan nasional).
Dari segi penjabarannya, kedua buku ini sangatlah berbeda. Keunikan buku kedua
karangan Dr. Ganjar M. Ganeswara, M . Pd.,dkk yaitu pada setiap bab disertakan pendahuluan
yang memberikan penjelasan mengenai hal-hal apa saja yang akan didapat setelah mempelajari
bab tersebut. Dari segi kelengkapan, kedua buku ini sama-sama memuat materi-materi yang
tidak jauh berbeda dan sesuai dengan kurikulum.
47
Akbar Raditya P – 1104333 - Teknik Arsitektur
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kedua buku yang
dibandingkan memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing seperti dijabarkan halaman
sebelumnya. Namun, setelah diteliti lebih dalam, kedua buku ini memiliki kekurangan dan
kelebihan yang salang menutupi.
Sesuai dengan tujuan penulisan makalah ini yaitu membuat perbandingan dapat
disimpulkan bahwa dibalik kekurangan dan kelebihan, semuanya berpegangan pada kurikulum
yang berlaku sehingga isi dalam kedua buku ini tidak jauh berbeda dan sama sama memenuhi
kebutuhan mahasiswa dalam menuntut ilmu.
48