Post on 28-Dec-2015
description
TUGAS TEKNIK PENERANGAN DAN INSTALASI LISTRIK
EVALUASI PENERANGAN
RUMAH KOSAN DAVID FAHLEVI DAN TAUFIK AKBAR
MAHASISWA JURUSAN TEKNIK KIMIA ANGKATAN 2009
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Jl. Lintas Prabumulih - Palembang Km. 32 lorong H. Latif Akbar No. 7,
Kelurahan Timbangan, kec. Indralaya Utara, Ogan Ilir, 30662, Indonesia
DISUSUN OLEH:
RAKHMAT KAMARTA (03101004045)
RAHAYU (03101004097)
KONSENTRASI TEKNIK TENAGA LISTRIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
EVALUASI PENERANGAN RUANG FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam konsentrasi teknik tenaga listrik di jurusan teknik elektro
universitas sriwijaya terdapat satu mata kuliah yang bernama teknik penerangan
dan instalasi listrik. Disini kami mempelajari tentang bagaimana teknik
penerangan yang baik, nyaman dan tidak merusak mata.
Penerangan yang buruk dapat mengakibatkan kelelahan mata dengan
berkurangnya daya efisiensi kerja, kelelahan mental, keluhan-keluhan pegal di
daerah mata dan sakit kepala sekitar mata, kerusakan alat penglihatan dan
meningkatnya kecelakaan. Penerangan yang baik adalah penerangan yang
memungkinkan manusia di dalamnya dapat melihat objek yang dikerjakannya
secara jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya yang tidak perlu.
Kelelahan mata adalah ketegangan pada mata dan disebabkan oleh
penggunaan indera penglihatan dalam bekerja yang memerlukan kemampuan
untuk melihat dalam jangka waktu yang lama dan biasanya disertai dengan
kondisi pandangan yang tidak nyaman.
Oleh karena itu sebagai tahap awal, kami tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai kelayakan penerangan di rumah kosan david fahlevi dan
taufik akbar.
Dalam konsentrasi teknik tenaga listrik di jurusan teknik elektro
universitas sriwijaya terdapat satu mata kuliah yang bernama teknik penerangan
dan instalasi listrik. Pada makalah ini kami akan membahas evaluasi penerangan
di rumah kosan David Fahlevi dan Taufik Akbar.
B. Rumusan Masalah
1. Berapa luas ruangan di di rumah kosan david fahlevi dan taufik akbar.
2. Berapa jarak lampu ke bidang kerja ?
3. Lampu dan armature apa yang dipakai untuk penerangan ruangan?
4. Berapa banyak lampu yang digunakan?
C. Tujuan
Tujuan kami untuk melakukan evaluasi ini adalah untuk mengetahui layak
atau tidaknya penerangan yang ada di rumah tersebut serta untuk mengetahui
standar penerangan yang di berlakukan di rumah tersebut.
II. LANDASAN TEORI
Intensitas Cahaya
Untuk menjelaskan pengertian intensitas cahaya (luminous intensity)
terlebih dahulu diberikan pengertian dari sudut ruang dengan satuan stradian.
Seperti telah dipelajari, bahwa : 2 radian = 360°,
Untuk itu : 1 radian = 360°/2 = 57,3°
pengertian sudut ruang 1 stradian, adalah sudut yang dibentuk oleh jari-jari
r (r = 1m), yang mengelilingi bidang persegi seluas 1 m2, Diketahui sumber
cahaya 1 lilin (1 kandela) ke setiap arah. Bila cahaya titik itu diletakkan di pusat
bola yang berjari-jari satu meter, maka flux cahaya dalam satu stradian artinya
sama dengan satu lumen. Sedangkan intensitas penerangan dipermukaan bola
yang dibatasi oleh sudut ruang satu stradian akan sama dengan satu lux.
Besarnya energi listrik yang dipancarkan sebagai cahaya ke suatu arah
tertentu disebut intensitas cahaya dan dinyatakan dalam satu lilin (candle).
Lambang intensitas cahaya (Luminous Intensity) adalah I.
Flux Cahaya
Intensitas cahaya 1 cd (candle) melalui sudut ruang 1 stradian akan
mengalir flux cahaya 1 lumen, persamaannya dapat ditulis sebagai berikut :
I . ω (lumen) atau I= (cd)
Sumber cahaya berbentuk titik yang ditempatkan dalam bola, dilingkupi oleh 4
stradian.
Jadi :
Ф = I . ω = 4 I lumen
Karena intensitas cahaya I adalah 1 cd, maka
Ф = 4 lumen
Flux cahaya (luminous flux) Ф dinyatakan dalam satuan lumen (lm), dan
sama dengan jumlah seluruh cahaya yang dipancarkan suatu sumber cahaya dalam
satu detik.
Intensitas Penerangan (Illuminasi)
Flux cahaya yang mengenai bidang yang diterangi seluas 1 m2 disebut
dengan intensitas penerangan (E) dalam satuan lux. Jadi :
1 lux = 1 lumen per m2
Bila suatu bidang yang luas A m2 diterangi dengan flux cahaya (Ф) lumen,
maka intensitas penerangan rata-rata di bidang itu sama dengan :
Erata-rata = lux
Bagaimana halnya intensitas penerangan pada suatu titik. Intensitas
penerangan Ep di suatu titik P, tentu tidak sama di setiap titik lainnya dalam suatu
bidang.
Bila kita memperhatikan konsep penerangan dengan berpedoman pada
konsep bola, dan memakai konsep sudut ruang (stradian), maka flux cahaya yang
menerangi bidang pada lingkup sudut 1 stradian, maka intensitas penerangannya
akan berkurang sebanding kuadrat jarak yang diterangi. Seperti diterangkan
sebelumnya :
I = cd
Jadi :
Ep = lux
Dimana :
Ep = intensitas penerangan di suatu titik P dalam suatu bidang yang diterangi
( sumber cahaya tegak lurus dengan bidang yang diterangi).
I = intensitas cahaya dalam satuan kandela (cd)
r = jarak dari sumber cahaya ke titik P, dinyatakan dalam meter.
Luminasi
Luminasi adalah suatu ukuran untuk terang suatu benda. Luminasi terlalu
besar akan menyilaukan mata, seperti halnya sebuah lampu pijar tanpa armatur.
Luminasi (L) suatu sumber cahaya atau suatu permukaan yang memantulkan
cahaya adalah intensitas cahayanya dibagi dengan luas permukaan yang dikenai
intensitas cahaya. Persamaannya dapat dibuat seperti dibawah.
L = cd/cm2
L = luminasi dalam satuan cd/cm2
I = intensitas cahaya dalam satuan cd
As = luas permukaan yang diterangi dalam satuan cm2
Bila luminasinya sangat kecil dapat juga digunakan satuan cd/m2.
1 cd/cm2 = 104 cd/m2
Perlu dicatat, bahwa faktor refleksi suatu permukaan juga menentukan
luminasinya. Luas As permukaan ialah luas proyeksi sumber cahaya pada suatu
bidang rata yang tegak lurus pada arah pandang, jadi bukan luas permukaan
seluruhnya. Untuk sebuah armatur bola, luas permukaan sama dengan luas lingkaran
besar bola itu.
Pencahayaan Buatan (Artificial Lighting) Tujuan pencahayaan buatan adalah
memberikan pencahayaan ruang di malam hari dan menciptakan efek-efek cahaya
tertentu baik siang atau malam hari, khususnya pada bagian ruangan yang mempunyai
point of interest. Keunggulan pencahayaan buatan dibandingkan dengan pencahayaan
alami adalah tidak tergantung waktu dan cuaca, mampu mening-katkan nilai obyek
yang dipamerkan, intesitas cahaya dapat diatur. Adapun dasar pertimbangan peman-
faatan cahaya buatan adalah jumlah dan kekuatan cahaya dapat diatur sesuai dengan
keinginan, dapat diletakkan di mana saja sesuai dengan kondisi ruang, dan jenis
warna dan lampu beraneka ragam (Suptandar, 1999:224-226).
Tipe Pencahayaan Buatan
Secara umum ada empat tipe atau jenis pencahayaan buatan, pertama
Penerangan Umum (Ambient Lighting/General Lighting), pencahayaan jenis ini
merupakan pencahayaan yang berasal dari sumber cahaya yang cukup besar/ terang,
cahayanya mampu menerangi keseluruhan bangunan atau ruang; Kedua, Accent
Lighting, pencahayaan ini digunakan untuk menerangi sesuatu yang khusus, seperti:
lukisan, benda seni, rak, dan lain-lain. Pencahayaan ini lebih menekankan unsur
estetika daripada unsur fungsinya sebagai sumber pencahayaan ruang; Ke-tiga, Task
Lighting, pencahayaan yang digunakan untuk mempermudah dan memperjelas
pekerjaan/ aktivitas yang dilakukan di dalam ruangan. Termasuk task lighting adalah
lampu berdiri (standing lamp), lampu gantung (pendant light), dan lampu duduk
(table lamp); dan keempat, Decorative Lighting, dalam hal ini lampu memiliki bentuk
tertentu yang unik dan menarik yang dapat mempercantik penam-pilan ruangan.
Bentuknya yang beragam dan menarik umumnya terletak pada bagian kapnya,
maupun pada bagian rangka lampu itu sendiri (Walia, 2000).
Teknik Pencahayaan Buatan pada Ruang Teknik pencahayaan buatan pada
ruang tidak hanya untuk menghasilkan cahaya, tetapi juga untuk menghasilkan
kualitas dan atmosfer dari ruang tersebut. Berikut ini adalah tipe teknik pencahayaan
buatan dalam ruang:
a) Pencahayaan Langsung (Direct Lighting). Suatu tehnik pencahayaan yang
paling sederhana, di mana lampu ditata agar bisa menyinari suatu area atau
ruang secara langsung. Biasanya diguna-kan pada ruang yang membutuhkan
kualitas cahaya yang cukup terang.
b) Pencahayaan Tidak Langsung (Indirect Lighting). Pencahayaan yang
menempatkan lampu secara tersembunyi, sehingga cahaya yang terlihat dan
menerangi ruangan akan berupa pantulan cahaya (bukan cahaya langsung dari
lampu).
c) Pencahayaan Ke Bawah (Down Lighting). Pencahayaan jenis ini paling sering
digunakan di rumah tinggal maupun di ruang publik lainnya, banyak disukai
karena memberikan cahaya yang merata.
d) Pencahayaan Ke Atas (Up Lighting). Up lighting umumnya diletakkan pada
lantai dengan arah cahaya dari bawah ke atas. Pancaran cahaya yang
dihasilkan kerap digunakan untuk menghadirkan kesan megah dan dramatis.
e) Pencahayaan Dari Belakang (Back Lighting) Pencahayaan ini biasa digunakan
untuk mene-rangi benda-benda seni atau obyek yang hendak dijadikan vocal
point dari ruang tersebut. Sering-kali, karakter yang terbentuk dari
pencahayaan ini membuat obyek yang ditonjolkan menjadi lebih anggun dan
menarik.
f) Pencahayaan Dari Depan (Front Lighting). Pencahayaan jenis ini digunakan
untuk menerangi obyek dari arah depan. Dengan demikian, benda-benda yang
disorot akan terlihat lebih menonjol daripada dinding di sekitarnya.
g) Pencahayaan dari Samping (Side Lighting). Sumber pencahayaan berasal dari
samping obyek. Selain untuk menerangi benda seni, pencahayaan ini umum
dijumpai pada pencahayaan elemen interior yang menonjolkan tekstur dari
benda.
h) Wall Washer. Wall washer adalah teknik pencahayaan yang se-suai dengan
namanya, dibuat sedemikian rupa se-hingga cahaya yang dibiaskan terkesan
menyapu dinding.
Berikut ini adalah tabel standar penerangan SNI 03-6197-2000 untuk beberapa ruangan :
III. PEMBAHASAN
Evaluasi Data Lapangan Rumah
Panjang (P) : 10 meter
Lebar (L) : 7 meter
Tinggi (H) : 3,3 meter
Jumlah lampu : 7 lampu
rp = 0,7
rw = 0,3
rm= 0,1
d= 0,8
KAMAR TIDUR DAVID FAHLEVI
Keterangan lampu.
Jenis lampu : 20 Watt Philips tornado
Spesifikasi lampu
1. Lumen ( Ф ) : 1250 lm2. Lumen / Watt : 63 lm/ watt3. Warna lampu : putih
Jumlah lampu : 1 buah
Keterangan ruangan.
Panjang (P) : 3,5 meterLebar (L) : 3 meterTinggi (H) : 3,3 meter
Analisa.
Standar penerangan untuk kamar tidur menurut SNI 03-6197-2000 yakni bernilai E = 120 s/d 250 lux ( toleransi 102 s/d 212,5 lux )
rp = 0,7 . rw = 0,3 . rm= 0,1
d= 0,8
A = P×L = 3,5×3= 10,5 m2
n = 1Diambil rata-rata tinggi bidang kerja dari lantai adalah 0,5 meter, maka h = 3,3 – 0,7 = 2,6 meter
k = ((P. L ) / ( P+L) h) = ( ( 3,5x3 ) / ( 3,5 + 3) 2,6 ) = 10,5 / 16,9 = 0,6213dari tabel didapat :
k = 0,6 maka η = 0,21 k= 0,8 maka η = 0,28, dengan interpolasi didapatkan :
η = 0,21 + ( ( 0,6213 – 0,6 / 0,8 – 0,6 ) )( 0,28-0,21) = 0,21745E = ( n d Ф η / A) = ( 1. 0,8 . 1250 . 0,21745/ 10,5 ) = 20,71 lux
Maka penerangan di kamar tidur tidak memenuhi standar SNI
KAMAR TIDUR TAUFIK AKBAR
Keterangan lampu.
Jenis lampu : Philips coolday light essential long life 23 watt
Spesifikasi lampu
1. Lumen ( Ф ) : 1420 lm2. Lumen / Watt : 62 lm/ watt3. Warna lampu : putih
Jumlah lampu : 1 buah
Keterangan ruangan.
Panjang (P) : 3,5 meterLebar (L) : 3 meterTinggi (H) : 3,3 meter
Analisa.
Standar penerangan untuk kamar tidur menurut SNI 03-6197-2000 yakni bernilai E = 120 s/d 250 lux ( toleransi 102 s/d 212,5 lux )
rp = 0,7 . rw = 0,3 . rm= 0,1
d= 0,8
A = P×L = 3,5×3= 10,5 m2
n = 1Diambil rata-rata tinggi bidang kerja dari lantai adalah 0,5 meter, maka h = 3,3 – 0,7 = 2,6 meter
k = ((P. L ) / ( P+L) h) = ( ( 3,5x3 ) / ( 3,5 + 3) 2,6 ) = 10,5 / 16,9 = 0,6213dari tabel didapat :
k = 0,6 maka η = 0,21 k= 0,8 maka η = 0,28, dengan interpolasi didapatkan :
η = 0,21 + ( ( 0,6213 – 0,6 / 0,8 – 0,6 ) )( 0,28-0,21) = 0,21745E = ( n d Ф η / A) = ( 1. 0,8 . 1420 . 0,21745/ 10,5 ) = 23,53 lux
Maka penerangan di kamar tidur tidak memenuhi standar SNI
KAMAR MANDI
Keterangan lampu.
Jenis lampu : cool day light essensial 8 watt
Spesifikasi lampu
1.Lumen ( Ф ) : 440 lm
2.Lumen / Watt : 55 lm/ watt
3.Warna lampu : putih
Jumlah lampu : 1 buah
Keterangan ruangan.
Panjang (P) : 3 meterLebar (L) : 2 meterTinggi (H) : 3.3 meter
Analisa.Standar penerangan untuk kamar mandi menurut SNI 03-6197-2000 yakni bernilai E = 250 lux ( 212,5 lux toleransi )
rp = 0,7 . rw = 0,3 . rm= 0,1
d= 0,8
A = P×L = 3×2= 6 m2
n = 1Diambil rata-rata tinggi bidang kerja dari lantai adalah 0,8 meter, maka h = 3.3– 0,9 = 2,4 meter
k = ((P. L ) / ( P+L) h) = ( ( 3. 2) / ( 3+ 2) 2,4 ) = ( 6 / 12 ) = 0,5dari tabel didapat :
k = 0,5 maka η = 0,18
E = ( n d Ф η / A) = ( 1. 0,8 . 440 . 0,18 / 6 ) = 10,56 lux
Maka penerangan kamar mandi tidak memenuhi standar SNI
TERAS
Keterangan lampu.
Jenis lampu : Philiph Tornado 11 Watt
Spesifikasi lampu
1.Lumen ( Ф ) : 660 lm
2.Lumen / Watt : 60 lm/ watt
3.Warna lampu : putih
Jumlah lampu : 1 buah
Keterangan ruangan.
Panjang (P) : 4 meterLebar (L) : 3 meterTinggi (H) : 3 meter
Analisa.Standar penerangan untuk teras menurut SNI 03-6197-2000 yakni bernilai E = 90 lux
rp = 0,7 . rw = 0,3 . rm= 0,1
d= 0,8
A = P×L = 4 x 3= 12 m2
n = 1Diambil rata-rata tinggi bidang kerja dari lantai adalah 0,8 meter, maka h = 3 – 0,9 = 2,1 meter
k = ((P. L ) / ( P+L) h) = ( ( 4. 3) / ( 4+ 3) 2,1 ) = ( 6 / 12 ) = 0,816dari tabel didapat :
k = 0,8 maka η = 0,28
k = 1 maka η = 0,33
η = 0,28 + ( ( 0,816 – 0,8 / 1 – 0,8 ) )( 0,33-0,28) = 0,284
E = ( n d Ф η / A) = ( 1. 0,8 . 660 . 0,284 / 12 ) = 12,496 lux
Maka penerangan di teras tidak memenuhi standar SNI
DAPUR
Keterangan lampu.
Jenis lampu : Philips essential long life cool daylight 20 Watt
Spesifikasi lampu
1.Lumen ( Ф ) : 1200 lm
2.Lumen / Watt : 62 lm/ watt
3.Warna lampu : putih
Jumlah lampu : 1 buah
Keterangan ruangan.
Panjang (P) : 4 meterLebar (L) : 2 meterTinggi (H) : 3,3 meter
Analisa.Standar penerangan untuk dapur menurut SNI 03-6197-2000 yakni bernilai E = 250 lux ( 212,5 lux toleransi )
rp = 0,7 . rw = 0,3 . rm= 0,1
d= 0,8
A = P×L = 4 x 2= 8 m2
n = 1Diambil rata-rata tinggi bidang kerja dari lantai adalah 0,8 meter, maka h = 3,3 – 0,8 = 2,5 meter
k = ((P. L ) / ( P+L) h) = ((4. 2 ) / ( 4+2) 2,5)) = (8 / 15 ) = 0,533dari tabel didapat :
k = 0,5 maka η = 0,18
k = 0,6 maka η = 0,21
η = 0,18 + ( ( 0,533 – 0,5 / 0,6 – 0,5 ) )( 0,21-0,18) = 0,1899
E = ( n d Ф η / A) = ( 1. 0,8 . 1200 . 0, 1899 / 8 ) = 22,788 lux
Maka penerangan di dapur tidak memenuhi standar SNI
RUANG TAMU
Jenis lampu : Philips tornado warm white Lamp 20 watt
Spesifikasi lampu
1. Lumen ( Ф ) : 1350 lm2. Lumen / Watt : 67 lm/ watt3. Warna lampu : putih
Jumlah lampu : 2 buah
Keterangan ruangan.
Panjang (P) : 6 meterLebar (L) : 3 meterTinggi (H) : 3 meter
Analisa.Standar penerangan untuk ruang tamu menurut SNI 03-6197-2000 yakni bernilai E = 120 s/d 150 lux
rp = 0,7 . rw = 0,3 . rm= 0,1
d= 0,8
A = P×L = 6 x 3 = 18 m2
n = 2Diambil rata-rata tinggi bidang kerja dari lantai adalah 0,6 meter, maka h = 3– 0,6 = 2,4 meter
k = ((P. L ) / ( P+L) h) = ( ( 6. 3 / ( 6 + 3) 2,4 ) = ( 18 / 21,6 ) = 0,833dari tabel didapat :
k = 0,8 maka η = 0,28 k= 1 maka η = 0,33 , dengan interpolasi didapatkan :
η = 0,28+ ( ( 0,833 – 0,8 / 1 – 0,8 ) )( 0,33- 0,28) = 0,208
E = ( n d Ф η / A) = ( ( 2. 0,8 . 2700 . 0,208 / 18 ) ) = 49,92 lux
Maka penerangan ruang tamu tidak memenuhi standar SNI
Perbandingan Tingkat Pencahayaan SNI dengan di Lapangan
No. Ruang Tingkat pencahayaan
sesuai SNI (lux)
Tingkat pencahayaan sesuai data di lapangan (lux)
1 Kamar Tidur David Fahlevi 120-250 20,71
2 Kamar Tidur Taufik Akbar 120-250 23,53
3 Dapur 250 22,788
4 Kamar mandi 250 10,56
5 Teras 60 12,496
6 Ruang tamu 120-150 49,92
IV. PENUTUP
Kesimpulan Semua ruangan di rumah kosan David Fahlevi dan Taufik Akbar
Mahasiswa Teknik Kimia 2009 belum memenuhi SNI 03-6197-2000.
SaranPencahayaan pada ruangan-ruangan yang dianalisis rata-rata
memiliki luas ruangan yang besar yang mana tidak akan mungkin ruangan diperkecil untuk mencapai standar penerangan yang ada. sehingga untuk mencapai suatu standar SNI dalam penerangan ruangan dapat dilakukan dengan :
Saran kami kepada pemilik rumah agar mengganti lampu di beberapa ruang yang tidak sesuai SNI 03-6197-2000, dengan lampu yang lebih besar intensitas cahayanya.
dapat juga dilakukan penambahan jumlah lampu. Akan tetapi, penambahan jumlah lampu tidak terlalu kami sarankan,
karena lampu yang terlalu banyak, dapat merusak estetika langit-langit rumah.
Atau dapat juga dengan mengecat ulang ruangan dengan warna yang lebih terang supaya intensitas penerangan yang sesuai standar SNI dapat terwujud