Post on 12-Dec-2015
description
TUGAS KELOMPOK FISIOLOGI
SISTEM ENDOKRIN
KELOMPOK
1. Bara Kuswinata
2. Ika Oktavia Pratiwi
3. Nuria Endang Pangestuti
4. Rizka Wahyu Utami
5. Triezka Dian Oktavia
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan kasih
sayang-Nya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan. Makalah berjudul Fisiologi
Sistem Endokrin untuk memenuhi tugas pembuatan makalah Mata Kuliah Fisiologi di
semester pendek Tahun 2013.
Terimakasih kami ucapkan kepada anggota kelompok yang telah berkontribusi
secara optimal sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Terimakasih pula kami
ucapkan kepada dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan
dalam pembuatan makalah ini.
Besar harapan kami makalah ini dapat memberi kontribusi dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dalam keperawatan yang bisa bermanfaat bagi
masyarakat luas nantinya. Sebagai penyusun, kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
semua pihak sangat kami harapkan. Terimakasih.
Indralaya, Juli 2013
Penulis
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fisiologi merupakan ilmu yang mempelajari fungsi normal tubuh dengan
beberapa gejala yang ada pada sistem hidup, serta pengaturan atas segala fungsi
dalam sistem tersebut,sehingga dalam makalah ini kami dari kelompok VI membahas
sistem endokrin dan hormon.
Sistem endokrin dapat dijumpai pada semua golongan hewan, baik vertebrata
maupun invertebrata. Sistem endokrin (hormon) dari sistem saraf secara bersama
lebih dikenal sebagai super sistem neuroendokrin yang bekerja sama secara
kooperatif untuk menyelenggarakan fungsi kendali dan koordinasi pada tubuh hewan.
Pada umumnya, sistem endokrin bekerja untuk mengendalikan berbagai fungsi
fisiologi tubuh, antara lain aktivitas metabolisme, osmoregulasi, pencernaan,
pertumbuhan dan reproduksi.
Kelenjar tanpa saluran atau kelenjar buntu digolongkan bersama dibawah
nama organ endokrin, sebab sekresi yang dibuat tidak meninggalkan kelenjar melalui
satu saluran, tetapi langsung masuk ke dalam darah yang beredar di dalam kelenjar.
Kata “endokrin” berasal dari bahasa Yunani yang berarti “sekresi ke dalam”; zat aktif
utama dari sekresi internal ini disebut hormon, dari kata Yunani yang berarti
“merangsang”. Beberapa dari organ endokrin menghasilkan satu hormon
tunggal,sedangkan yang lain lagi dua atau beberapa jenis hormon: misalnya kelenjar
hipofisis menghasilkan beberapa jenis hormon yang mengendalikan kegiatan banyak
organ lain, karena itulah maka kelenjar hipofisis dilukiskan sebagai ”kelenjar
pemimpin tubuh”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan sistem endokrin?
2. Bagaimana fungsi sistem endokrin?
3. Apa macam-macam kalenjar endokrin?
4. Apa macam-macam hormon dalam kelenjar hipofisis dan bagaimana fungsinya?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kelenjar Endokrin Dan Hormon
1. Pengertian Sistem Endokrin
Sistem endokrin adalah sistem yang berfungsi untuk memproduksi
hormon yang mengatur aktivitas tubuh. Terdiri atas kelenjar tiroid, kelenjar
hipofisa/putuitari, kelenjar pankreas, kelenjar kelamin, kelenjar suprarenal,
kelenjar paratiroid dan kelenjar buntu.
Sistem Endokrin disebut juga kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak
mempunyai saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Selain itu, organ
tersebut melakukan sekresi yang tidak meninggalkan kelenjarnya melalui
saluran tetapi langsung melalui darah di dalam jaringan kelenjar. Kata
endokrin berasal dari bahasa Yunani yang berarti sekresi ke dalam, zat
utamanya disebut hormon. Dalam bahasa Yunani “hormon” berarti
“merangsang”.
Sekret dari kelenjar endokrin dinamakan hormon. Hormon berperan
penting untuk mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh hewan, antara lain
aktivitas pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi
serta koordinasi tubuh.
Sistem endokrin hampir selalu bekerja sama dengan sistem saraf,
namun cara kerjanya dalam mengendalikan aktivitas tubuh berbeda dari sistem
saraf. Ada dua perbedaaan cara kerja antara kedua sistem tersebut.
Kedua perbedaan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Dibandingkan dengan sistem saraf, sistem endokrin lebih nanyak bekerja
melalui transmisi kimia.
b. Sistem endokrin memperhatikan waktu respons lebih lambat daripada
sistem saraf. Pada sistem saraf, potensial aksi akan bekerja sempurna hanya
dalam waktu 1-5 milidetik, tetapi kerja endokrin melalui hormon baru akan
sempurna dalam waktu yang sangat bervariasi, berkisar antara beberapa
menit hingga beberapa jam. Hormon adrenalin bekerja hanya dalam waktu
singkat, namun hormon pertumbuhan bekerja dalam waktu yang sangat
lama. Di bawah kendali sistem endokrin (menggunakan hormon
pertumbuhan), proses pertumbuhan memerlukan waktu hingga puluhan
tahun untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang sempurna.
c. Dasar dari sistem endokrin adalah hormon dan kelenjar (glandula), sebagai
senyawa kimia perantara, hormon akan memberikan informasi dan
instruksi dari sel satu ke sel lainnya. Banyak hormon yang berbeda-beda
masuk ke aliran darah, tetapi masing-masing tipe hormon tersebut bekerja
dan memberikan pengaruhnya hanya untuk sel tertentu.
Diantara kelenjar-kelenjar tersebut, ada yang berfungsi sebagai organ
endokrin murni artinya hormon tersebut hanya menghasilkan hormon misalnya
kelenjar pineal, kelenjar hipofisis / pituitary, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid,
kelenjar adrenal suprarenalis, dan kelenjar timus. Selain itu ada beberapa organ
endokrin yang menghasilkan zat lain selain hormon yakni:
Kelenjar Hormon Zat lain yang dihasilkan
Pankreas Insulin, glukagon Enzim pencernaanTestis Testosteron Sel spermaOvarium Estrogen, progesteron Sel telur / ovum
2. Fungsi Kelenjar Endokrin
Adapun fungsi kelenjar endokrin adalah sebagai berikut:
1. Menghasilkan hormon yang dialirkan kedalam darah yang yang diperlukanoleh jaringan
tubuh tertentu.
2. Mengontrol aktivitas kelenjar tubuh
3. Merangsang aktivitas kelenjar tubuh
4. Merangsang pertumbuhan jaringan
5. Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorbsi glukosa pada usushalus.
6. Memengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, mineral,dan air.
7. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang
berkembang
8. Menstimulasi urutan perkembangan
9. Mengkoordinasi sistem reproduktif
10. Memelihara lingkungan internal optimal
11. Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat.
3. Klasifikasi Dalam hal struktur Kimianya
Hormon diklasifikasikan sebagai hormon yang larut dalam air atau
yang larut dalam lemak. Hormon yang larut dalam air termasuk polipeptida
(mis., insulin, glukagon, hormon adrenokortikotropik (ACTH), gastrin) dan
katekolamin (mis.,dopamin,norepinefrin, epinefrin).
Hormon yang larut dalam lemak termasuk steroid (mis., estrogen,
progesteron, testosteron, glukokortikoid, aldosteron) dan tironin (mis.,
tiroksin). Hormon yang larut dalam air bekerja melalui sistem mesenger-kedua,
sementara hormon steroid dapat menembus membran sel dengan bebas.
4. Karakteristik Sistem Endokrin
Meskipun setiap hormon adalah unik dan mempunyai fungsi dan
struktur tersendiri, namun semua hormon mempunyai karakteristik berikut.
Hormon disekresi dalam salah satu dari tiga pola berikut:
a. Sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam.
Kortisol adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi
hari dan menurun pada malam hari.
b. Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu
tertentu, seperti bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan puncak dan
lembahnya menyebabkan siklus menstruasi.
c. Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada
kadar subtrat lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam berespons
terhadap kadar kalsium serum.
d. Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang memungkinkan tubuh
untuk dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal. Hormon mengontrol
laju aktivitas selular. Hormon tidak mengawali perubahan biokimia,
hormon hanya mempengaruhi sel-sel yang mengandung reseptor yang
sesuai, yang melakukan fungsi spesifik.
e. Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan hormon
dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormon dari kelenjar
lainnya. Hormon secara konstan di reactivated oleh hepar atau mekanisme
lain dan diekskresi oleh ginjal.
5. Pengeluaran Endokrin
Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon
di dalam darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi
tubuh. Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon
harus diatur dalam batas-batas yang tepat.
Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah diperlukan lebih
banyak atau lebih sedikit hormon. Hipotalamus dan kelenjar hipofisa
melepaskan hormonnya jika mereka merasakan bahwa kadar hormon lainnya
yang mereka kontrol terlalu tinggi atau terlalu rendah. Hormon hipofisa lalu
masuk ke dalam aliran darah untuk merangsang aktivitas di kelenjar target.
Jika kadar hormon kelenjar target dalam darah mencukupi, maka hipotalamus
dan kelenjar
Hipofisa mengetahui bahwa tidak diperlukan perangsangan lagi dan
mereka berhenti melepaskan hormon.
Sistem umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang berada dibawah
kendali hipofisa. Hormon tertentu yang berada dibawah kendali hipofisa
memiliki fungsi yang memiliki jadwal tertentu.
Misalnya, suatu siklus menstruasi wanita melibatkan peningkatan
sekresi LH dan FSH oleh kelenjar hipofisa setiap bulannya. Hormon estrogen
dan progesteron pada indung telur juga kadarnya mengalami turun-naik setiap
bulannya.
Mekanisme pasti dari pengendalian oleh hipotalamus dan hipofisa
terhadap bioritmik ini masih belum dapat dimengerti. Tetapi jelas terlihat
bahwa organ memberikan respon terhadap semacam jam biologis.
6. Klasifikasi hormon:
a. Hormon perkembangan: hormon yangmemegang peranan di dalam
perkembangandan pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar
gonad.
b. Hormon metabolisme: proses homeostasis glukosa dalam tubuh diatur oleh
bermacam-macam hormon, contoh glukokortikoid, glukagon, dan
katekolamin.
c. Hormon tropik: dihasilkan oleh struktur khusus dalam pengaturan fungsi
endokrin yakni kelenjar hipofise sebagai hormon perangsang pertumbuhan
folikel (FSH) pada ovarium dan proses spermatogenesis (LH).
d. Hormon pengatur metabolisme air dan mineral : kalsitonin dihasilkan oleh
kelenjar tiroid untuk mengatur metabolisme kalsium dan fosfor.\
B. Macam - Macam Hormon Dalam Kelenjar Hipofisis Dan Fungsinya
Hormon Yang menghasilkan Fungsi
Aldosteron Kelenjar adrenal Membantu keseimbangan garam & air dengan cara menahan garam & air serta membuang kalium
Antidiuretik(vasopresin) Kelenjar Hipofisa 1. Menyebabkan ginjal menahan air
2. Bersama dengan aldosteron, membantu mengendalikan tekanan darah
Kartikosteroid Kelenjar adrenal memiliki efek yang luas diseluruh tubuh
1. Anti peradangan2. Mempertahankan kadar gula
darah,tekanan darah & kekuatan otot
3. Membantu mengendalikan tekanan darah
Kartikotropin Kelenjar Hipofisa Mengendalikan pembentukan & pelepasan hormon oleh korteks adrenal
Eritropoietin Ginjal Merangsang pembentukan sel darah merah
Estrogen Indung telur Mengendalikan perkembangan ciri seksual & sistem reproduksi wanita
Glukagon Pankreas Meningkatkan kadar gula darahHormon pertumbuhan Kelenjar Hipofisa 1. Mengendalian pertumbuhan &
perkembangan2. Meningkatkan pembentukan
proteinInsulin Pankreas 1. Menurunkan kadar gula darah
2. Mempengaruhi metabolisme glukosa,protein & lemak di seluruh tubuh
LH (Luteinizing Hormone)
FSH (Follicle Stimulating Hormone)
Kelenjar Hipofisa 1. Mengendalikan fungsi reproduksi (pembentukan sperma & smentum,pematangan sel telur,siklus menstruasi)
2. Mengendalikan ciri seksual pria & wanita (penyebaran rambut,
pembentukan otot, tekstur & ketebalan kulit, suara & bahkan mungkin sifat kepribadian
Oksitosin Kelenjar Hipofisa Menyebabkan kontraksi otot rahim & saluran susu di payudara
Hormon Paratiroid Kelenjar Paratiroid 1. Mengendalikan pembentukan tulang
2. Mengendalikan pelepasan kalsium & fosfat progesteron indung telur
3. Mempersiapkan lapisan rahim untuk penanaman sel telur yang telah dibuahi
4. Mempersiapkan kelenjar susu untuk menghasilkan susu
Polaktin Kelenjar Hipofisa Memulai & mempertahankan pembentukan susu di kelenjar susu
Renin & angiotensin Ginjal Mengenalikan tekanan darahHormon Tiroid Kelenjar Tiroid Mengatur pertumbuhan,
pematangan & kecepatan metabolisme
TSH (Tyroid-Stimulating Hormone)
Kelenjar Hipofisa Merangsang pembentukan & pelepasan kelenjar tiroid
Macam-macam organ atau kelenjar endoktrin yang terdapat pada
tubuh manusia adalah sebagai berikut:
a. Kelenjar Hipofisis
Kelenjar hipofisis terletak di dasar tengkorak, di dalam fossa hipofisis
tulang sfenoid. Kelenjar ini terdiri dari dua lobus, yaitu anterior, posterior
dan pars intermedia (bagian di antara kedua lobus). Untuk memudahkan
mempelajarinya fungsinya maka hanya dilihat menjadi dua bagian, yaitu
lobus anterior dan posterior.
1) Lobus anterior
Kelenjar hipofisis menghasikan sejumlah hormon yang bekerja
sebagai zat pengendali produksi sekresi dari semua organ endoktrin
lain. Hormon pertumbuhan (Hormon Somatropik) mengendalikan
pertumbuhan tubuh. Hormon Tirotropik mengendalikan kegiatan
kelenjar tiroid dalam menghasilkan tiroksin. Hormon
Adrenokortikotropik (ACTH) mengendalikan kegiatan kelenjar
suprarenal dalam menghasikan kortisol yang berasal dari korteks
kelenjar suprarenal.
Hormon Gonadotropik berfungsi untuk merangsang folikel,
Follicle Stimulating Hormone (FSH), perkembangan folikel Graffdi
dalam ovarium dan pembentukan spermatozoa di dalam testis.
Luteinising Hormon (LH) atauInterstitial Cell Stimulating Hormone
(ICSH) mengendalikan sekresi estrogen dan progesteron di dalam
ovarium serta testosteron di dalam testis. Hormon prolaktin
(luteutrofin) berfungsi mengendalikan sekresi air susu dan
mempertahankan adanya corpus luteum selama hamil.
2) Lobus posterior
Lobus posterior menghasilkan sekret dua jenis hormon, yaitu
Hormon Anti-Diuretik (ADH) yang mengatur jumlah air dalam ginjal
dan urin, sedangkan hormon oksitosin merangsang kontraksi uterus
saat melahirkan dan mengeluarkan air susu selama menyusui.
b. Kelenjar Tiroid
Terdiri atas 2 buah lobus yang terletak disebelah kanan dari trakea
diikat bersama oleh jaringan tiroid dan yang melintasi trakea di sebelah
depan. Merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher bagian depan
bawah, melekat pada dinding Taring.
Atas pengaruh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise lobus
anterior, kelenjar tiroid ini dapat memproduksi hormon tiroksin.
Adapun fungsi dari hormon tiroksin; mengatur pertukaran
zat/metabolisme dalam tubuh dan mengatur pertumbuhan jasmani dan
rohani.
Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel-vesikel
yang dibatasi oleh epitelium silinder, disatukan oleh jaringan ikat. Sel-
selnya mengeluarkan sera, cairan yang bersifat lekat yaitu; Koloidae tiroid
yang mengandung zat senyawa yodium dan dinamakan hormon tiroksin.
Sekret ini mengisi vesikel dan dari sini berjalan ke aliran darah baik
langsung maupun melalui saluran limfe.
Fungsi kelenjar tiroid, terdiri dari:
1) Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi.
2) Mengatur penggunaan oksidasi.
3) Mengatur pengeluaran karbondioksida.
4) Metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan.
5) Pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental.
Hipofungsi dapat menyebabkan penyakit kretinismus dan penyakit
miksedema. Hiperfungsi menyebabkan penyakit eksotalmikgoiter. Sekresi
tiroid diatur oleh sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar hipofise yaitu
oleh hormon tirotropik.
Fungsi kelenjar tiroid sangat eras bertalian dengan kegiatan
metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dan jaringan bekerja
sebagai perangsang proses oksidasi, mengatur penggunaan oksigen dan
mengatur pengeluaran karbondioksida.
Pada hiposekresi hipotiroidisme, bila kelenjar tiroid kurang
mengeluarkan sekret pada waktu bayi mengakibatkan suatu keadaan yang
dikenal sebagai kretinisme berupa hambatan pertumbuhan mental dan fisik,
pada orang dewasa kekurangan sekresi menyebabkan miksedema proses
metabolik mundur dan terdapat kecenderungan untuk, bertambah berat,
geraknya lambat, cars berfikir dan berbicara lamban, kulit menjadi tebal
dan keringat, rambut rontok, suhu-badan di bawah normal dan denyut nadi
perlahan.
Hipersekresi penambahan sekresi kelenjar tiroid disebut hipertiroid
dimana semua gejalanya merupakan kebalikan dari miksedema yaitu:
kecepatan metabolisme meningkat suhu tubuh tinggi, berat badan turun,
gelisah, mudah marah, denyut nadi naik.
Vaskuler mencakup fibrilasi atrium kegagalan jantung pada
keadaan yang dikenal sebagai penyakit trauma atau gondok eksoptalmus,
mata menonjol keluar, efek ini disebabkan terlampau aktifnya hormon
tiroid, ada kalanya tidak hilang dengan pengobatan.
c. Kelenjar Paratiroid
Terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher,
kelenjar ini bedumlah 4 buah yang tersusun berpasangan yang
menghasilkan para hormon atau hormon para tiroksin. Kelenjar paratiroid
berjumlah 4 buah.
Masing-masing melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid,
kelenjar paratiroid menghasilkan hormon yang berfungsi mengatur kadar
kalsium dan fosfor di dalam tubuh.
Hipoparatiroidisme. Terjadinya kekurangan kalsium di dalam
darah atau hipokalsemia mengakibatkan keadaan yang disebut tetani,
dengan gejala khas kejang khususnya pada tangan dan kaki disebut
karpopedal spasmus, gejala-gejala ini dapat diringankan dengan pemberian
kalsium.
Hiperparatiroidisme. Biasanya ada sangkut pautnya dengan
pembesaran (tumor) kelenjar. Keseimbangan distribusi kalsium terganggu,
kalsium dikeluarkan kembali dari tulang dan dimasukkan kembali ke serum
darah. Akibatnya terjadi penyakit tulang dengan tanda-tanda khas beberapa
bagian kropos. disebut osteomielitis fibrosa sistika karena terbentuk kristal
pada tulang, kalsiumnya diedarkan di dalam ginjal dan dapat menyebabkan
batu ginjal dan kegagalan ginjal.
Fungsi paratiroid:
1) Mengatur metabolisme fospor.
2) Mengatur kadar kalsium darah.
Hipofungsi, mengakibatkan penyakit tetani. Hiperfungsi,
mengakibatkan kelainan-kelainan seperti; Kelemahan pada otot-otot, sakit
pada tulang, kadar kalsium dalam darah meningkat begitu juga dalam urin,
dekolsifikasi dan deformitas, dapat juga terjadi patch tulang spontan.
Kelainan-kelainan tersebut dapat juga terjadi pada tumor kelenjar
paratiroid.
d. Kelenjar Suprarenal
Kelenjer suprarenal jumlahnya ada 2, terdapat pada bagian atas dari
ginjal kiri dan kanan. Ukurannya berbeda-beda, beratnya rata-rata 5-9
gram. Kelenjar suprarenal ini terbagi atas 2 bagian yaitu:
1) Bagian luar yang berwarna kekuningan yang menghasilkan kortisol yang
disebut korteks.
2) Bagian medula yang menghasilkan adrenalin (epinefrin) dan nor
adrenalin (nor epinefrin).
Zat-zat tadi disekresikan dibawah pengendalian sistem persarafan
simpatis. Selcresinya bertambah dalam keadaan emosi seperti marah dan
takut Berta dalam keadaan asfiksia dan kelaparan. Pengeluaran yang
bertambah itu menaikkan tekanan darah guna melawan shock.
Noradrenalin menaikan tekanan darah dengan jalan meranigsang
serabut otot didalam dinding pembuluh darah untuk berkontraksi, adrenalin
membantu metabolisme kar-bohidrat dengan jalan menambah pengeluaran
glukosa dari hati.
Beberapa hormon terpenting yang disekresikan oleh korteks adrenal
adalah; Hidrokortison, aldosteron dan kortikosteron. Semuanya bertalian
eras dengan metabolisme, pertumbuhan fungsi ginjal dan kondisi otot.
Pada insufiesiensi adrenal (penyakit addison) pasien menjadi kurus
dan nampak sakit paling lemah, terutama karenatidak adanya hormon ini,
sedangkan ginjal gagal menyimpan natrium dalam jumlah terlampau
banyak, penyakit ini diobati dengan kortison.
Fungsi kelenjar supra renalis bagian korteks terdiri dari ;
1) Mengatur keseimbangan air, elektrolit clan garamgaram.
2) Mengatur/mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang dan protein.
3) Mempengaruhi aktifitas jafingan limfoid.
Hipofungsi, menyebabkan penyakit addison. Hiperfungsi. Kelainan-
kelainan yang timbul akibat hiperfungsi mirip dengan tumor suprarenal
bagian korteks dengan gejala-gejala pada wanita biasa, terjadinya gangguan
pertumbuhan seks sekunder.
Fungsi kelenjar suprarenalis bagian medula terdiri dari :
1) Vaso konstriksi pembuluh darah perifer.
2) Relaksasi bronkus.
Kontraksi selaput lendir dan arteriole pada kulit sehingga berguna
untuk mengurangi perdarahan pada operasi kecil.
e. Kelenjar Timus
Terletak di dalarn mediastinum di belakang os. sternum, kelenjar
timus hanya dijumpai pada anak-anak di bawah 18 tahun. Kelenjar timus
terletak di dalam toraks kira-kira setinggi bifurkasi trakea, warnanya
kemerah-merahan dan terdiri atas 2 lobus. Pada bayi baru lahir sangat kecil
danberatnya kira-kira 10 gram atau lebih sedikit. Ukurannya bertambah
pada masa remaja dari 30-40 gram kemudian berkerut lagi.
Adapun hormon yang dihasilkan kelenjar timus berfungsi sebagai
berikut;
1) Mengaktifkan pertumbuhan badan.
2) Mengurangi aktifitas kelenjar kelamin.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Sistem Endokrin disebut juga kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak
mempunyai saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sistem endokrin
dan sistem saraf bekerja sama secara kooperatif untuk mengatur aktivitas
dalam tubuh manusia, dengan cara menghasilkan hormon yang akan
mempengaruhi sel sasaran atau sel target. Hormon dapat dihasilkan oleh organ
endokrin.
2. Macam-macam kelenjar endoktrin yang terdapat pada tubuh manusia adalah
kelenjar tiroid, kelenjar hipofisis, kelenjar paratiroid, kelenjar suprarenal,
kelenjar timus.
3. Kelenjar hipofisis menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur
kegiatan kelenjar lainnya. Hipofisis lobus anterior menghasilkan hormon
somatotropin, TSH, ACTH, hormon prolaktin dan hormon gonadotropin.
Hipofisis pars media menghasilkan MSH. Sedangkan hipofisis lobus posterior
menghasilkan hormon oksitosin dan ADH.
B. Saran
Setiap hasil karya tidak ada yang sempurna dan pasti mempunyai beberapa
kekurangan. Adapun saran-saran untuk kemajuan makalah yang telah dibuat oleh
penulis adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat, sebaiknya penulis
menambah daftar pustaka dari buku-buku tentang anatomi fisiologi manusia.
2. Untuk menghindari banyak kesalahan dalam menulis, sebaiknya penulis
mengurangi informasi dari internet yang belum tentu sepenuhnya benar.
Daftar Pustaka
http://nsyadi.blogspot.com/2011/12/anatomi-fisiologi-sistem-endokrin.html Diakses
tanggal 28 JuLI 2013.
http://adirasoziety.blogspot.com/2012/08/laporan-tutorial-sistem-endokrin-pada.html
Diakses tanggal 28 Juli 2013.
Smeltzer, Suzanne C. 2001 . Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Ed. 8. Vol. 2. Jakarta : EGC
Pearce, Evelyn C. 2002. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Ed. 3. Jakarta:
EGC.