Post on 15-Feb-2017
TUGAS : FAINAL
MATA KULIAH
PENELITIAN PENDIDIKAN SEJARAH
Hubungan Lingkungan Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI DI SMA NEGERI 2 RAHA
OLEH
YUYUN FIRMANTI ABDULLAH
A1A2 130 41
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAN STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
UNIVERSITAS HALU OLEO (UHO)
KENDARI
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia pendidikan sebagai komponen integral dan kehidupan manusia diharapkan
dapat memberikan andil dan kontribusi yang tinggi dalam pembangunan suatu Negara
secara keseluruhan. Pembangunan disektor pendidikan yang dilaksanakan dengan baik
dan konsisten tentunya akan mendukung pembangunan dibidang pendidikan yang
berhasil adalah pelaku-pelaku pembangunan (agent of development) yang lebih siap
secara intelektual dalam pembangunan negaranya.
Kondisi lingkungan belajar serta kaitannya dengan sikap dan perilaku anak dalam
proses belajar mengajar belum mendapat perhatian dari berbagai pihak terkait. Kondisi
lingkungan belajar dimana anak melakukan aktivitas setiap harinya perlu benar-benar
diperhatikan keberadaannya dan kualitasnya. Kondisi fisik lingkungan belajar akan
banyak berpengaruh pada kelancaran proses belajar mengajar disekolah. Lingkungan
sekolah yang berada dipinggir jalan raya, misalnya akan banyak mengganggu konsentrasi
anak didalam mengikuti pelajaran dikelas. Adanya berbagai macam gangguan akan
menyebabkan banyak waktu terbuang dalam proses belajar mengajar tersebut.
Menurut Saroni (2000 : 166) Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan. Lingkungan merupakan
salah satu faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa. Manusia selama
hidupnya selalu akan mendapat hubungan dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas.
Ketiganya disebut dengan lingkungan belajar, yang mana sering disebut juga sebagai
tripusat pendidikan, yang akan mempengaruhi manusia secara bervariasi.
Dalam mempelajari mata pelajaran dibutuhkan suasana yang kondusif karena dalam
mempelajari mata pelajaran dibutuhkan konsentrasi penuh untuk menyelesaikan soal-soal
latihan. Menurut Slameto (2003 :71), jika lingkungan anak adalah orang-orang yang
terpelajar yang baik-baik, mereka mendidik dan menyekolahkan anak-anaknya antusias
dengan cita-cita yang luhur akan masa depan anaknya, anak/siswa terpengaruh juga ke
hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang lingkungannya, sehingga akan berbuat seperti
orang-orang yang ada di lingkungannya. Pengaruh itu dapat mendorong semangat
anak/siswa untuk belajar lebih giat.
Selain itu pendidikan juga bukan hanya tanggung jawab siswa dan tenaga pendidikan
saja tetapi juga orang tua siswa, masyarakat, pemerintah sehingga diperlukan partisipasi
aktif dari pihak-pihak tersebut. Masalah yang paling penting dalam pendidikan dan paling
mendapat sorotan tajam dari masyarakat adalah masalah hasil belajar siswa, terutama
yang berkaitan dengan rendahnya kualitas lulusan. Hasil belajar dari satu siswa dengan
siswa yang lain tampak berbeda, karena dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor itu
antara lain adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang
berasal dari diri sendiri, yang meliputi faktor intelegensi/kemampuan, minat, dan
motivasi. Sedang faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar, yaitu faktor
lingkungan pendidikan, yang meliputi faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan
sekolah, dan faktor lingkungan masyarakat.
Hasil belajar yang berkualitas hanya dapat dicapai melalui pembelajaran yang bermutu
sebagai titik utama proses belajar mengajar, siswa memiliki keterkaitan yang erat dengan
lingkungan pendidikannya sehingga bisa dikatakan baik-buruknya hasil belajar siswa
dapat dihubungkan dengan lingkungan pendidikan siswa tersebut. Apabila lingkungan
pendidikannya baik maka baik pula prestasi belajarnya, sebaliknya apabila lingkungan
pendidikannya buruk maka akan buruk pula hasil belajarnya.
Menurut Ngalim Purwanlo (1988 : 148) lingkungan pendidikan atau lingkungan
belajar dibedakan menjadi 3 golongan, antara lain: lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah dan lingkungan masyarakat. Lingkungan belajar tersebut mendukung dan
berperan besar dalam keberhasilan hasil belajar anak didik.
Namun demikian perhatian dan bantuan yang diberikan oleh para orang tua kepada
anaknya berbeda satu dengan yang lain. Hal ini sangat dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan orang tua masing-masing. Orang tua yang berpendidikan lebih tinggi
diharapkan dapat memberikan sumbangan yang lebih bermakna kepada pendidikan
putera puterinya, yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap hasil belajar putera
puterinya. Orang tua yang dapat mendidik anaknya dengan baik, diharapkan hasil belajar
anaknya lebih baik. Sebaliknya, orang tua yang acuh tak acuh, anak tidak disuruh belajar,
tidak menyediakan alat belajar, hasil belajarnya akan tidak memuaskan. Kesadaran orang
tua tentang pentingnya perhatian yang ditujukan pada keberhasilan anaknya dalam belajar
memerlukan pengarahan yang nyata dalam mengikuti aktivitas anak untuk keberhasilan
belajar.
Tetapi pada kenyataannya saat ini masih banyak siswa yang tidak mempunyai
lingkungan sekolah yang tidak kondusif dan perilaku siswa serta kepedulian orang tua
yang belum memahami arti pentingnya pendidikan itu. Banyak kita dapatkan bahwasanya
lingkungan belajar berada dipinggir jalan raya yang membuat konsentrasi siswa
terganggu sehingga berpengaruh terhadap proses belajar mengajar dan juga hasil belajar
siswa, banyak juga siswa yang kegiatannya hanya bermain dengan teman-temannya,
mereka tidak mau belajar dikarenakan teman-teman yang lain juga tidak belajar serta
perhatian orang tua terhadap anaknya yang kurang.
Keberhasilan siswa dalam belajar secara teoritis terkait dengan berbagai faktor, baik
faktor internal, seperti kecenderungan sikap positif siswa ataupun faktor eksternal seperti
dilingkungan sekitar siswa yang meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial, atau
faktor pendekatan belajar yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari
materi pelajaran. Namun sejauh mana keterkaitan antara berbagai faktor tersebut masih
memerlukan pembuktian secara empiris.
Oleh karena itu diharapkan peranan lembaga pendidikan untuk menumbuhkan dan
mengembangkan sikap siswa dan memadukan lingkungan belajar yang dapat merangsang
siswa lebih tertarik pada pelajaran Akuntasi yang akhirnya akan melahirkan suasana yang
kondusif bagi pembentukan sikap belajar siswa. Siswa harus mendapat kesempatan untuk
mengembangkan diri guna mencapai kedewasaan yang baik intelektual, sosial,
emosional, kreatifitas dan spritualnya melalui pengalaman belajar yang kondusif, agar
pendidikan tidak dirasakan sebagai sesuatu yang abstrak. Diharapkan dapat menghasilkan
perubahan terhadap diri angket setiap siswa baik perubahan dalam kualitas berfikir,
kualitas pribadi, dan kualitas bertindak.
Berdasarkan pengamatan awal bahwa hasil Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
yang dicapai oleh siswa SMA Negeri 1 Raha dalam ulangan harian masih tergolong
rendah yaitu hanya mencapai nilai 6,0 sementara standar KKM yang ditetapkan adalah
7,5 siswa yang belum mencapai nilai standar KKM tersebut diperkirakan sekitar 51%
atau sekitar 28 orang dari jumlah keseluruhan siswa kelas XI yang berjumlah 123 siswa.
Oleh karena itu menarik untuk dikaji apakah yang melatar belakangi rendahnya hasil
belajar Akuntansi tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian guna
mengetahui “Hubungan Lingkungan Belajar dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Akuntansi Kelas XI Di SMA Negeri 1 Raha”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka rumusan
masalah adalah untuk mengetahui apakah terdapat Hubungan yang positif antara
Lingkungan Belajar dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI
di SMA Negeri 1 Raha?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka dapat ditentukan tujuan penelitian yaitu untuk
mengetahui apakah terdapat Hubungan yang positif antara Lingkungan Belajar dengan
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI di SMA Negeri 1 Raha.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti, baik manfaat secara
praktis maupun manfaat secara teoritis, yaitu :
1. Manfaat secara praktis
a. Bagi sekolah, yaitu hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan
untuk mengadakan variasi model pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar
siswa dalam rangka perbaikan pembelajaran.
b. Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan pegangan dan masukan
dalam pembinaan professional guru dan pembinaan karir untuk meningkatkan
mutu sekolah.
c. Bagi guru, bahan masukan bagi guru khususnya guru bidang studi Akuntansi
dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa dan koleksinya guna menunjang
proses pendidikan.
d. Bagi siswa, sebagai pedoman dalam meningkatkan hasil belajar dan cara belajar
yang baik.
e. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan atau bahan masukan
bagi penelitian yang memiliki relevansi bagi penelitian ini.
2. Manfaat teoritis adalah bahwa penelitian ini diharapkan bahwa akan menambah
khasanah ilmu pengetahuan, karena penelitian diperoleh melalui penelitian ilmiah
yang didukung oleh teori dan fakta empris.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Teori Hasil Belajar
a. Belajar
Pada hakikatnya adalah suatu proses perubahan tingkah laku. Perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari suatu proses belajar dapat dilihat dari berbagai
bentuk seperti perubahan pada segi pengetahuan serta aspek-aspek lain yang ada
pada individu yang belajar. Belajar merupakan proses penting bagi perubahan
perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan.
Belajar memegang peranan penting dalam perkembangan, kebiasaan, sikap
keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Belajar menurut
james O.Whitaker dalam Darsono (2000 : 4) “learning may be defined as the
process by wich behavior originates or is altered through training or experience”.
Nasution (2000 : 34) adalah sebagai perubahan kelakuan berkat pengalaman dan
latihan.
Belajar menurut teori Behavorisme adalah perubahan perilaku yang terjadi
melalui proses stimulus dan respon yang bersifat mekanis (Semiawan, 2002: 3).
Bersifat mekanis artinya bahwa belajar itu dibuat atau dikondisikan melalui
stimulus atau rangsangan untuk menghasilkan satu respon yang sudah diduga
sebelumnya.
Menurut Yamin (2007 : 168) belajar merupakan perubahan perilaku
seseorang melalui latihan dan pengalaman, seseorang belajar tidak ditentukan
oleh kekuatan-kekuatan yang datang dari dalam dirinya atau oleh stimulus-
stimulus yang datang dari lingkungan, akan tetapi merupakan interaksi timbale
balik dari determinan-determinan individu dan determinan-determinan lingkungan
Nasrun (2002: 21) secara umum hasil belajar dapat diartikan sebagai suatu
hasil pekerjaan yang telah dicapai dengan usaha atau diperoleh dengan jalan
keuletan bekerja yang dapat diukur dengan alat ukur yang disebut dengan tes.
Menurut Hasan (2004: 53) belajar dalam arti suatu proses perubahan perilaku
yang berprestasi optimal dalam suasana yang baik. Prestasi itu berupa
penguasaan, penggunaan, dan penelitian tentang sikap dan nilai-nilai pengetahuan
dan keterampilan dasar dalam berbagai bidang.
Menurut Anni (2006: 2) Belajar merupakan suatu proses penting bagi
perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan
dikerjakan. Sejalan dengan itu, suprayekti (2004: 2) menyatakan bahwa belajar
secara umum dituliskan sebagai proses perubahan perilaku akibat interaksi
individu dengan lingkungannya.
Hamalik (2001: 28) mengatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan
tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya, tetapi guru tetap
memegang peranan penting dalam menentukan berhasil atau gagalnya
pelaksanaan kurikulum pada suatu lembaga pendidikan (sekolah).
b. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah penyataan kemampuan siswa dalam menguasai sebagian
atau seluruh kompetensi tertentu. Kompetensi adalah kemampuan yang dimiliki
berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang direfleksikan dalam
kebiasaan bertindak dan berpikir setelah siswa menyelesaikan suatu aspek atau
sub aspek mata pelajaran tertentu (Depdiknas, 2003: 5).
Menurut Sumarno (2011: 27) hasil belajar merupakan kemampuan internal
(kapabilitas) yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah
menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan seseorang melakukan
sesuatu.
Melalui proses belajar siswa diharapkan dapat mencapai tujuan belajar yang
disebut juga sebagai hasil belajar yaitu kemampuan yang dimiliki siswa dengan
menjalani proses belajar. Menurut Sudjana (2002: 3) hasil belajar mencerminkan
tujuan pada tingkat tertentu yang berhasil dicapai oleh anak didik (siswa) yang
dinyatakan dalam angka dan huruf. Hasil belajar yang dimaksudkan tidak lain
adalah kemampuan siswa setelah evaluasi diberikan sebagai perwujudan dan
upaya yang telah dilakukan selama proses belajar mengajar berlangsung.
Definisi hasil belajar menurut Dimyati (2002: 3) Hasil belajar merupakan hasil
dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak
mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar
merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Salah satu upaya
mengukur hasil belajar siswa dilihat dari hasil belajar siswa itu sendiri.
c. Mata pelajaran Akuntansi di SMA
Akuntansi merupakan bahan atau kajian suatu sistem untuk menghasilkan
informasi yang berkenaan dengan transaksi keuangan. Informasi tersebut dapat
digunakan dalam rangka mengambil keputusan dan tanggung jawab di bidang
keuangan baik oleh pelaku Ekonomi swasta (Akuntansi pemerintah) ataupun
organisasi masyarakat lainnya (Akuntansi publik).
Fungsi mata pelajar akuntansi pada sekolah menengah atas (SMA) adalah
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap rasional, teliti, jujur dan
bertanggung jawab melalui proses pencatatan, pengelompokkan, pengikhtisaran
transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan dan penafsiran perusahaan
berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Werren, dkk, (2005: 1)
akuntansi adalah system informasi yang memberikan laporan kepada yang
berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan.
Akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu disiplin yang menyediakan
informasi, yang di perlukan untuk melakukan kegiatan-kegiatan suatu organisasi,
bila ditinjau dari proses kegiatannya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses
pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan pelaporan serta penganalisaan data
keuangan suatu organisasi (Haryono, 2001: 5). Sedangkan definisi akuntansi
menurut buku Astatement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) yang diikuti
Syafari (2003: 4) adalah proses mengidentifikasi, mengukur dan menyediakan
informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam mempertimbangkan berbagai
alterative dalam pengambilan kesimpulan oleh para pemakainya.
Akuntansi adalah bahasa atau komunikasi bisnis yang dapat memberikan
informasi kondisi keuangan (ekonomi) berupa posisi keuangan yang tertuang
dalam jumlah kekayaan uang atau modal atau bisnis dan hasil usahanya pada
suatu waktu atau periode tertentu. Dengan informasi ini pembaca laporan tidak
perlu lagi mengunjungi suatu perusahaan atau melakukan interviu untuk
mengetahui keadaan keuangan hasil usahanya maupun memprediksi masa depan
perusahaan ini (Sofyan Syafari, 2004: 3).
American Accounting Assosiation dalam Isroah (2004: 2) akuntansi adalah
suatu proses mengidentifikasikan, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi
yang memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan secara jelas
dan tegas bagi pengguna informasi tersebut.
Materi bidang studi akuntansi menurut kurikulum KTSP dalam Depdiknas
(2008: 3) memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Akuntansi merupakan seperangkat pengetahuan untuk menghasilkan
informasi yang bermanfaat, seperangkat pengetahuan tersebut merupakan
suatu system pencatatan, penggolongan, pengklasifikasian transaksi
keuangan pada entitas usaha guna menghasilkan laporan keuangan yang
dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi oleh
pihak-pihak yang berkepentingan baik investor, kreditor, pemerintah,
manajemen karyawan dan masyarakat luas.
2. Materi akuntansi berupa pokok bahasan dari pengertian akuntansi secara
umum, pencatatan transaksi keuangan penyusunan laporan keuangan baik
perusahaan jasa, dagang atau koperasi sampai pada analisis laporan
keuangan.
3. Pokok-pokok bahasan tersebut diurutkan sesuai dengan suksensial proses
akuntansi dari bukti transaksi sampai laporan keuangan. Di mulai dari pada
perusahaan jasa yang relatif lebih mudah sampai perusahaan manufaktur
yang kompleks, (Dharma, 2008: 3) materi akuntansi yang dipelajari di
SMA/MA meliputi 5 kompetensi yaitu mengerjakan persamaan dasar
akuntansi, mengelola buku transaksi, mengelola buku jurnal, mengelola
buku besar serta menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan jasa dan
perusahaan dagang.
Pengertian di atas menekankan kepada fungsi dan kegiatan akuntansi,
sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) dipandang dari sudut
fungsi dan kegunaannya, akuntansi merupakan aktifitas jasa yang
menyediakan informasi penting untuk penilaian jalannya perusahaan,
sehingga memungkinkan pemimpin perusahaan atau pihak-pihak diluar
perusahaan membuat pertimbangan-pertimbangan dan mengambil
keputusan yang tepat, (2) dipandang dari sudut kegiatannya, akuntansi
merupakan suatu proses yang meliputi identifikasi (penentuan), pengukuran
dan penyampaian informasi ekonomis.
2. Lingkungan Belajar
Slameto (2003: 72) menyatakan lingkungan yang baik perlu diusahakan agar
dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anak atau siswa sehingga dapat belajar
dengan sebaik-baiknya.
Menurut Hamalik (2000: 47) lingkungan belajar adalah tempat untuk melakukan
proses belajar sehingga terjalin komunikasi antara anak dan orang dewasa. Sedangkan
lingkungan belajar menurut Rohani (2006: 19) adalah segala apa yang bisa
mendukung pembelajaran itu sendiri yang dapat difungsikan sebagai “sumber
pembelajaran atau sumber belajar”.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2014 yang bertempat dikelas XI
SMA Negeri 2 Raha Tahun Ajaran 2014/2015.
Dipilihnya sekolah ini sebagai tempat penelitian karena dipandang menarik untuk
diteliti berkaitan dengan letak sekolah yang strategis karena tidak ramai. Letak sekolah
seperti itu merupakan tempat yang ideal untuk mengembangkan pembelajaran sebab
dengan begitu ada sinergitas antara hubungan lingkungan belajar dengan hasil belajar
siswa.
B. Variabel dan Desain penelitian
Variable dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu lingkungan belajar
sebagai variabel bebas (X) dan hasil belajar Akuntansi siswa sebagai variabel terikat (Y).
Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat. Adapun desain penelitian tentang hubungan antara kedua variabel dapat
digambarkan sebagai berikut:
X
Keterangan:
X = Lingkungan Belajar
Y = Hasil Belajar Siswa
Y
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS1, XI IPS2, dan XI IPS3 di
SMA Negeri 2 Raha Tahun Ajaran 2014/2015 yang berjumlah 123 orang dengan rincian
sebagai berikut :
Tabel 1. Populasi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Raha
No Sekolah Kelas Jumlah Persentase (%)
1 SMA Negeri 2 Raha
Kelas XI IPS1
Kelas XI IPS2
Kelas XI IPS3
39
42
42
31,71
34,15
34,15
Jumlah 123 100
2. Sampel
Adapun penentuan besarnya sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Taro
Yamane dalam slovin (1995) yaitu :
Dimana :
n =N
N.d2 + 1
Berdasarkan perhitungan tersebut maka besarnya sampel adalah 55 siswa. Penentuan besarnya
sampel pada setiap kelas dilakukan secara proporsional, sedangkan tekhnik penarikan sampel
pada setiap kelas dilakukan secara random sampling.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Angket (quesioner) yang digunakan untuk mengukur variabel lingkungan belajar.
Angket ini dikembangkan sendiri oleh peneliti mengacu pada teori- teori yang
dibangun. Angket ini untuk mengukur lingkungan belajar yang terdiri dari 35
butir yang diturunkan dari 5 indikator lingkungan sekolah. Angket lingkungan
sekolah ini menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur
sikap atau pendapat seseorang atau sejumlah kelompok terhadap sebuah
fenomena sosial dimana jawaban setiap item instrument mempunyai gradasi dari
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d2 = Presisi yang ditetapkan
Jumlah siswa sebanyak (N) = 13 dan tingkat presisi (d2) 10% dengan perhitungan
sebagai berikut :
n =
N
=
123
+
123
=
123
= 55,16
N.d2+1 123.0,12+1 123.0,01+1 2,23
sangat positif sampai sangat negatif, yang dimodifikasi dengan pilihan jawaban
adalah sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (RR), tidak setuju (TS), dan
sangat tidak setuju (STS). Untuk pernyataan positif alternatif jawaban SS diberi
skor 5, alternatif jawaban S diberi skor 4, alternatif jawaban RR diberi skor 3,
alternatif jawaban TS diberi skor 2, alternatif jawaban STS diberi skor 1.
Sedangkan untuk pernyataan negatif alternatif jawaban SS diberi skor 1,
alternatif jawaban S diberi skor 2, alternatif jawaban STS diberi skor 5. Angket
ini terdiri atas 25 butir pernyataan sehingga secara teori skor maksimal angket
adalah 125 (5x35) dengan skor terendah angket adalah 35 (1x35).
2. Data tentang hasil belajar siswa diperoleh dari hasil tes. Tes hasil belajar ini
disusun oleh peneliti, tes disusun mengacu pada kompetensi dasar, pokok
bahasan/sub pokok bahasan, dan uraian materi. Tes yang disusun adalah tes
berbentuk pilihan ganda dengan 3 opsi pada pokok bahasan: 1) pengertian
Akuntansi; 2) Akuntansi yang bekerja di perusahaan-perusahaan seperti di bank
perusahaan industri perdagangan; 3) Transaksi keuangan perusahaan. Tes hasil
belajar terdiri dari 30 butir tes sehingga secara teori skor tertinggi dari siswa
adalah 30 (1x30) dan skor terendah adalah 0 (0x30).
E. Instrumen penelitian
1. Instrumen Lingkungan belajar
a. Defenisi Konsep
Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang ada di luar diri siswa yang
dapat mempengaruhi dalam proses belajarnya. Lingkungan belajar dalamhal
tertentu di kelas adalah sesuatu yang diupayakan atau diciptakan oleh guru agar
proses pembelajaran kondusif dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
semestinya. Lingkungan belajar di kelas sebagai situasi buatan yang berhubungan
dengan proses pembelajaran atau konteks terjadinya pengalaman belajar.
b. Defenisi operasional
Menurut Hamalik (2000 : 47) “lingkungan belajar adalah tempat untuk
melakukan proses belajar sehingga terjalin komunikasi antara anak dan orang
dewasa”. Indikator keadaan tempat belajar siswa; b. alat-alat yang tersedia; c.
suasana belajar, d. Hubungan antar siswa; e. Waktu belajar,f. Tata tertib belajar.
c. Kisi-kisi Instrumen Lingkungan Belajar
Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Lingkungan belajar
No Indikator
Nomor Item
JumlahItem + Item -
1 Tempat Belajar siswa 35,9,5 6,10,21 6
2 Alat-alat Untuk Belajar 3,11,7 12,8,27 6
3 Suasana Belajar 32,29,31 2,14,34 6
4 Waktu Belajar 15,13,1 16,17,25 6
5 Pergaulan 18,19,24 20,21 5
6 Tata tertib belajar 4,30,28 22,26,23 6
Jumlah 35
Menurut Walgito (2007 : 127-128)
2. Instrumen Hasil Belajar
a. Defenisi Konsep
Mata pelajaran akuntansi adalah salah satu pelajaran inti disekolah yang tidak
hanya menuntut pengetahuan dan pemahaman saja, tetapi juga memerlukan
konsentrasi, ketekunan, ketelitian dan keterampilan yang tinggi dengan tidak
meninggalkan logika siswa dalam pemecahan masalah yang diperlukan untuk
menguasai kompetensi.
b. Defenisi operasional
Yang dimaksud dengan Hasil belajar dalam penelitian ini adalah pengetahuan
siswa tentang pelajaran Akuntansi meliputi:(1).pengertian akuntansi,(2).
Akuntansi perusahaan,(3). Transaksi keuangan perusahaan. Yang diperoleh
setelah siswa belajar selama kurun waktu tertentu.
c. Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Akuntansi
Kisi-kisi instrumen hasil belajar Akuntansi dapat dilihat tabel berikut ini:
Tabel 3: kisi-kisi instrumen Hasil Belajar Akuntansi
Indikator/sub pokok Bahasan
Aspek Yang Diukur
JumlahC1 C2 C3
Pelaku Ekonomi1) Pengertian Akuntansi;2) Akuntansi yang bekerja di
perusahaan-perusahaan seperti di bank perusahaan industri perdagangan;
3) Transaksi keuangan perusahaan
1,5,15
12,25,21
2,8,10
13,14
3,16
28,30
7,9,27
19,20,24
6,22
4,17
11,18
26,23,29
7
7
8
8
Jumlah 30
F. Teknik Analisis Data
a. Uji Normalitas
Sebelum data penelitian dianalisis untuk menjawab permasalahan penelitian
maka terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis. Uji persyaratan analisis yang
digunakan uji normalitas data dengan menggunakan Uji Chi-Kuadrat dengan rumus:
(Nurgiantoro, 2002 : 111)
X2 = ∑
(fo-fe)
fe
Keterangan:
X2 == chi-Kuadrat
fo = frekuensi observasi
fe = frekuensi harapan
b. Uji Hipotesis
Uji regresi linear sederhana yaitu untuk mengetahui apakah ada hubungan
antara variabel lingkungan belajar dan variabel hasil belajar siswa dengan rumus:
Persamaan regresinya adalah Y = a+ Bx
Keterangan:
Y = variabel terikat (hasil belajar siswa)
X = variabel bebas (lingkungan belajar)
a = Nilai konstanta
b = koefisien regresi yang menggambarkan besar kecilnya hubungan variabel
lingkungan belajar dengan variabel hasil belajar
Untuk mencari nilai b dengan rumus:
b =
n(∑X.Y) - (∑X)(∑Y)
n(∑X2 ) - (∑y2)
Untuk mencari nilai a dengan rumus:
α =
∑Y-b∑X
N
Keterangan:
∑X = Jumlah skor variabel X
∑Y = Jumlah skor variabel Y
∑XY = Jumlah hasil kali skor variabel X dengan Y
n = Jumlah sampel
Uji keberartian koefisien korelasi regresi yakni dengan rumus:
(sudjana 2002 : 332)
Fhitung =
RJK(b/a)
RJK(s)
Dengan langkah-langkah
1. Menghitung jumlah kuadrat total (JKT)
2. Menghitung jumlah kuadrat antara (JKA)
3. Menghitung jumlah kuadrat baris (JK b/ a)
4. Jumlah kuadrat sisa (JKS)
JK(s) = JKT – JKA – JK(b/a)
5. Menghitung jumlah kuadrat Galat (JKG)
6. Menghitung jumlah kuadrat Tuna Cocok (JKTC)
G. Hipotesis Statistik
Ho : pxy = o Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Lingkungan
belajar (X) dengan hasil belajar (Y)
H1 : pxy > o Terdapa hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar
(X) dengan hasil belajar (Y)
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z, 2001, Evaluasi Instruksional Prinsip Teknik Prosedur. Bandung.
Rosdakarya.
Depdiknas. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi Pelajaran Ekonomi SMA.
Depdiknas.
Dimyanti, Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Psikologi Belajar. Jakarta. PT. Rineka Cipta
Djamarah, dkk.2004. psikologiBelajar. Jakarta. RinekaCipta
Ealph, 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Depdiknas. Jakarta.
Hajaruddin. Muhammad. 2009. Makalah Pengantar Ilmu Pendidikan.
http://beautifulindonesiaanpeace.blogspot.com