Post on 21-May-2015
description
TUGAS DISKUSI
Oleh Kelompok
Phoenix dactylifera :
1. DISA RAVIONA EFENDI
2. NADYA HANIFFA MASNUR
3. OLGA TIARA
4. ROLA ADRIS
5. TIARDY AGUSRINALDO PRAYOGA
6. YOSEFIE SRI DEVI
Apa itu KULTUR JARINGAN?
Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif.
Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap.
PRASYARAT Media adalah tempat bagi jaringan untuk tumbuh dan
mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan. Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk hidup dan memperbanyak dirinya.
Ada dua penggolongan media tumbuh: media padat dan media cair. Media padat pada umumnya berupa padatan gel, seperti agar. Nutrisi dicampurkan pada agar. Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan di air. Media cair dapat bersifat tenang atau dalam kondisi selalu bergerak, tergantung kebutuhan.
Teori dasar dari kultur in vitro ini adalah Totipotensi.Teori ini mempercayai bahwa setiap bagian tanaman dapat berkebang biak.karena seluruh bagian tanaman terdiri atas jaringan - jaringan hidup.
PRINSIP KULTUR JARINGAN
Prinsip utama : perbanyakan tanaman menggunakan bagian jaringan menjadi tanaman utuh dikondisi invitro ,menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril
Dasar yang digunakan adalah Teori Sel Teori Totipotensi Sel, artinya setiap sel memiliki potensi
genetik seperti sel zigot yaitu mampu memperbanyak diri dan berdiferensiasi menjadi tanaman lengkap.
PEMBUATAN MEDIA KULTUR JARINGAN
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan
TAHAP KULTUR JARINGAN
1. Pengambilan tunas tumbuhan in vitro dilakukan dengan menggunakan eksplan daun yang dikultur pada medium MS dengan penambahan zat pengatur tumbuh.
2. Tunas mulai terbentuk dari eksplan setelah 2 minggu kultur
3. Pemanjangan tunas dilakukan dengan mengkultur tunas yang terbentuk umur 6 minggu pada media MS dengan penambahan hormon
4. Pada media yang mengandung hormon ini, selain tunas mengalami pemanjangan, akar juga mulai terbentuk dari tunas-tunas.
5. Setelah 4 minggu dalam media ini, plantlet diaklimatisasi
6. Dua minggu setelah aklimatisasi plantlet dipindah ke polibag dan siap dipindah dalam penanaman dalam bentuk demplot.
TANAMAN YANG DIKEMBANGKAN DENGAN KJ 1. Tanaman keras tingkat tinggi yang
mempunyai nilai jual tinggi atau mengandung metabolit sekunder yang mempunyai efek farmakologi, misal pule pandak, gaharu, sono keling, jati, sengon, dan akasia.
2. Tanaman hias, tanaman langka atau yang punya nilai jual mahal, misal berbagai jenis anggrek.
3. Tanaman hortikultira varietas unggul, misal berbagai jenis pisang , nenas ,
KEUNGGULAN KULTUR JARINGAN
Keunggulan, antara lain:1. Mempunyai sifat yang identik dengan
induknya2. Dapat diperbanyak dalam jumlah yang
besar sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas
3. Mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat,
4. Kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, 5. Kecepatan tumbuh bibit lebih cepat
dibandingkan dengan perbanyakan konvensional
KEUNTUNGAN KULTUR JARINGAN :
1.Bibit (hasil) yang didapat berjumlah banyak dan dalam waktu yang singkat
2.Sifat identik dengan induk3.Dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki4.Metabolit sekunder tanaman segera didapat
tanpa perlu menunggu tanaman dewasa
KERUGIAN :
1. Bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap hama penyakit dan udara luar
2. Bagi orang tertentu, cara kultur jaringan dinilai mahal dan sulit.
3. Membutuhkan modal ivestasi awal yang tinggi untuk bangunan (laboratorium khusus), peralatan dan perlengkapan.
4. Diperlukan persiapan SDM yang handal untuk mengerjakan perbanyakan kultur jaringan agar dapat memperoleh hasil yg memuaskan
5. Produk kultur jaringan pd akarnya kurang kokoh
6. Mahal
REFERENSI
Gunawan, L.W. 1992. Teknik Kultur Jaringan Tumbuhan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hendaryono, D.P.S dan A. Wijayani. 1994.
Teknik Kultur Jaringan. Kanisius. Jogyakarta. Wetherell, D.F. 1982. Pengantar Propagasi
Tanaman Secara In Vitro. Avery Publishing Group INC. Wayne, New Jersey.
Media Kultur Jaringan. http://www.fp.unud.ac.id/biotek/kultur-jaringan-tanaman/12-media-kultur-jaringan/ (diakses Senin, 30 September 2013)