Post on 13-Jan-2015
description
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA
GURU DI SMPN 104 JAKARTA
Oleh :
HIKMAH YUNITA
8115047294
Skripsi ini ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
JURUSAN EKONOMI DAN ADMINISTRASI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2006
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan potensi
yang diperlukan sebagai modal dasar pembangunan bangsa.
Persaingan yang kompetitif dalam era informasi dan globalisasi yang
diiringi oleh kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang pesat membuka mata masyarakat Indonesia untuk
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu
bersaing.
Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia yaitu pendidikan. Pendidikan dapat mempengaruhi pola pikir
sikap dan perilaku seseorang kea rah yang lebih baik dan maju sesuai
dengan tuntutan dinamika lingkungannya, oleh karena itu peningkatan
mutu pendidikan baik dari segi proes maupun produk merupakan
komitmen bersama antara pemerintah, masyarakat dan orang tua
serta pendidik. Dengan kata lain tujuan yang hendak dicapai adalah
melahirkan sumber daya manusia yang memiliki keunggulan dan
penguasaan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dna Teknologi).
2
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan ternyata tidak
terlepas untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas pendidikan dan
pengajaran yang menjadi garapannya seluruh personil sekolah yaitu
kepala sekolah, guru dan karyawan. Mereka perlu untuk selalu
dinamis dalam mengikuti kebutuhan pendidikan dan pengajaran
masyarakat yang selalu berubah dan berkembang.
Dalam melaksanakan program pendidikan dan pengajaran di
sekolah guru merupakan tulang punggung yang memikul beban berat
karena ia langsung berhadapan dengan siswa. Seorang guru harus
dapat mempersiapkan secara materi siswa-siswanya untuk dapat
meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya agar
dapat mengarahkan dan membina siswanya dengan baik.
Guru dituntut dapat mempersiapkan berbagai perangkat
pembelajaran yang memadai agar tujuan pembelajaran tercapai.
Dengan berbagai persiapan yang memadai dan kesungguhan dalam
bekerja. Sekalipun imbalan penghasilan terbatas guru dituntut dapat
menghasilkan suatu kinerja yang tinggi.
Motivasi kerja merupakan daya dorong dari dalam diri
seseorang untuk bekerja. Dalam motivasi terdapat berbagai keinginan
dan usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adanya
motivasi kerja baik yang berasal dari dalam diri guru, akan mendorong
dan mengarahkan tindakan guru untuk bekerja dengan seoptimal
3
mungkin sesuai dengan seharusnya. Sedangkan motivasi dari luar
berupa ajakan, suruhan, jadi seorang guru terdorong untuk
melakukan tindakan (bekerja) atas dasar pengaruh dari luar, guru
berkerja karena takut pada atasan atau karena dipaksa.
Pendidikan yaitu kegiatan untuk memperbaiki
kemampuanseorang guru dengan cara meningkatkan pengetahuan
umum dalam menghadapi persoalan, tetapi masih adanya guru yang
bekerja relatif tertinggal dan tidak memiliki pendidikan yang standar
minimal untuk mengajar akan banyak kekurangan dalam pelaksanaan
tugas sehingga berpengaruh terhadap kinerja guru.
Disiplin dimana ketaatan pada peraturan sekolah/organisasi
bahwa guru dan personil seklah harus tepat waktu dalam menjalankan
tugasnya. Namun, pada kenyataannya banyak pelanggaran yang
dilakukan guru, missal pelanggaran terhadap jam kerja yang berlaku di
sekolah dengan terlambatnya masuk melebihi ketentuan jam kerja,
sehingga akan merugikan sekolah dan memperburuk kinerja guru
dalam bekerja.
Kurang lengkapnya fasilitas sekolah mengakibatkan guru sukar
mencapai hasil yang diharapkan dalam proses belajar mengajar yang
berpengaruh pada kinerja guru dalam mengajar.
4
Selain itu tingkat pendapatan yang diterima seorang guru juga
berpengaruh terhadap kinerja guru. Bila pendapatan guru kurang
mencukupi untuk memenuhi kebutuhannya, maka guru akan berusaha
mencari tambahan penghasilan dengan cara bekerja di luar tugas
utamanya sehingga sering kurang konsentrasi penuh dalam tugas
mengajarnya di sekolah yang mengakibatkan kinerja guru kurang
memuaskan.
Untuk menciptakan kinerja guru yang baik maka kepala
sekolah harus dapat mengarahkan, membimbing, memotivasi dan
membina para guru agar dapat bekerja secara efektif. Sebagai
pemimpin kepala sekolah juga mampu menciptakan kondisi yang baik
dikalangan guru. Jika kepala sekolah tidak dapat membina,
mendorong para guru untuk bekerja secara maksimal dan tidak
mampu menciptakan kondisi yang baik dikalangan guru terutama saat
kesulitan yang dihadapi oleh guru maka menghambat proses belajar
mengajar dan tidak menumbuhkan semangat kerja sehingga
menyebabkan prestasi kerja guru yang rendah.
Faktor lain yaitu motivasi guru yang rendah. Terlihat masih
adanya tida bersemangat dalam bekerja seringnya izin meninggalkan
tempat tugas saat jam kerja, yang dipengaruhi rasa malas dalam
pekerjaan. Hal ini yang akan menyebabkan kinerja guru menjadi
rendah.
5
Melihat pentingnya hasil kerja dari seorang guru dalam
melaksanakan program pendidikan dan pengajaran di sekolah, maka
perlunya motivasi kerja yang tinggi. Guru yang mempunyai motivasi
yang tinggi akan selalu berusaha untuk memperoleh hasil yang
maksimal dengan penuh semangat tinggi, serta ia akan berusaha
mengembangkan tugas dan dirinya semaksimal mungkin untuk
mencapai kinerja yang memuaskan.
Ketidakpuasan guru terhadap pekerjaannya seperti kegiatan
mengajarnya baik dari metode mengajar yang belum dikuasai, fasilitas
(alat peraga) dalam mengajar yang belum tersedia sehingga kurang
berhasilnya proses belajar mengajar yang baik.
Selain itu kurang lengkapnya fasilitas mengakibatkan guru
sukar mencapai hasil yang diharapkan dalam proses belajar mengajar
sehingga berpengaruh pada kinerja guru untuk dapat lebih bervariasi
dalam mengajar. Kelengkapan fasilitas sekolah lebih bermanfaat untuk
keberhasilan mengajar.
Gaya kepemimpinan kepala sekolah merupakan perilaku dalam
mempengaruhi guru agar dapat bekerja secara efektif dan efisien
sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai. Dalam
mengkomunikasikan semua tugas yang harus dikerjakan oleh guru,
perlu adanya pemimpin yang tepat. Namun terkadang guru mendapat
hambatan dalam mengembangkan dirinya dikarenakan adanya gaya
6
kepemimpinan kepala sekolah yang kurang baik sehingga guru tudak
termotivasi untuk melakukan hal-hal yang lebih baik dari sebelumnya.
Selain itu tingkat kebutuhan yang diterima seorang guru juga
berpengaruh terhadap kinerja guru. Kebutuhan terus berkembang
seiring dengn usia seperti persaingaan, bergaul. Hasrat untuk
memenuhi kebutuhan akan menimbulkaan dorongan. Bila kebutuhan
guru kurang terpenuhi, maka guru akan berusaha mencari tambahan
penghasilan dengan cara bekerja di luar tugas utamanya sehingga
sering kurang konsentrasi penuh dalam tugas mengajarnya di sekolah
yang mengakibatkan kinerja guru kurang memuaskan.
Melihat pentingnya hasil kerja dari seorang guru dalam
melaksanakan program pendidikan dab pengajaran di sekolah, maka
perlunya motivasi kerja yang tinggi. Guru yang mempunyai motivasi
yang tinggi akan selalu berusaha untuk memperoleh hasil yang
maksimal dengan penuh semangat tinggi, serta ia akan berusaha
mengembangkan tugas dan dirinya semaksimal mungkin untuk
mencapai kinerja yang memuaskan. Dengan demikian akan menjadi
suatu keharusan seorang guru dapat memacu prestasi kerjanya, oleh
karena itu kepala sekolah harus dapat menangkap kebutuhan dan
kesulitan yang dihadapi oleh para guru tersebut. Berdasarkan uraian di
atas, maka penulis ingin melakukan penelitian tentang hubungan
motivasi kerja terhadap kinerja guru.
7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan maka
masalah dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Pendidikan guru yang relative rendah
2. Disiplin guru yang rendah
3. Fasilitas sekolah yang kurang memadai
4. Kebutuhan yang tidak terpenuhi
5. Motivasi kerja yang rendah menyebabkan kinerja guru yang rendah
C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah yang ada karena keterbatasan dalam
waktu, tenaga maupun dana, maka peneliti membatasi masalah
Hubungan antara motivasi kerja terhadap kinerja guru.
D. Perumusan Masalah
Adapun permasalahan yang dapat peneliti rumuskan adalah
“Apakah terdapat hubungan antara motivasi kerja terhadap
kinerja guru?”
8
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat terutama bagi:
1. Sekolah
Bahan masukan bagi sekolah dalam meningkatkan produktivitas
dan kualitas sekolah.
2. Guru
Bahan masukan bagi para guru untuk meningkatkan kemampuan
yang berkaitan dengan kinerja guru.
3. Peneliti
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai
pengetahuan tentang motivasi kerja yang mempengaruhi kinerja
guru dan menambah pengalaman dalam melakukan penelitian.
4. Fakultas
Sebagai referensi yang bermanfaat dan relevan khususnya
program studi Administrasi Perkantoran.
9
BAB II
PENYUSUNAN KERANGKA TEORITIS DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis
Reaksi seseorang terhadap tugas yang diberikan,
menandakan bahwa antara seseorang dengan orang lain memiliki
motif yang berbeda-beda. Menurut F.K Berrien & Wendel H. Bash
yaitu “kondisi seseorang yang mendorong kepada seseorang (diri
sendiri) untuk mengambil tindakan yang dikehendaki.”1
Pengertian tersebut bahwa motivasi dilakukan seorang guru
dengan semangatnya dalam melaksanakan tugasnya dengan cara-
cara tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkannya.
Sedangkan motivasi menurut Bernald Berelson & Gary A.
Steiner yang dikutip oleh Bedjo siswanto yaitu “sebagai keadaan
kejiwaan dan sikap mental manusia yang member energy,
mendorong, mengarahkan kearah mencapai kebutuhan yang
memberi kepuasaan. “2 Jadi kondisi jiwa seseorang mendorong
dirinya untuk bersemangat atau untuk melakukan pekerjaan
1 F.K Berrien & Wendell H Bash, Human Relation Comments, (New York: Illionis, 1999), h. 71
2 Bedjo Siswanto, Manajemen tenaga Kerja, (Bandung: Sinar Baru, 1997), h. 243
10
dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk mencapai
tujuan yang diharapkan.
Dalam pengertian umum motivasi menurut Pandji Anoraga
sebagai “kebutuhan yang mendorong perbuatan kea rah suatu
tujuan tertentu.”3
Setiap manusia pada hakikatnya mempunyai sejumlah
kebutuhan pada saat tertentu menuntut pemuas dimana hal yang
dapat memberikan pemuasan kebutuhan.
Sementara Harold Konntz yang dikutip oleh Malayu
Hasibuan, menyatakan “motivasi mengacu pada dorongan dan
usaha untuk memuaskan kebutuhan suatu tujuan.”4 Bahwa suatu
dorongan timbul dalam diri seseorang dengan berusaha sehingga
ia dapat mencapai kebutuhan yang diinginkannya.
Hal yang serupa seperti yang dikatakan Wayne F. Cascio
yang dikutip oleh Malayu Hasibuan, “motivasi mengacu pada
dorongan dan usaha untuk memuaskan kebutuhan suatu tujuan.”5
Berbeda dengan Duncan yang dikutip oleh Wahjosumidjo
merumuskan motivasi yaitu “suatu usaha sadar untuk
3 Pandji Anoraga, Psikologi kerja, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), h. 344 Malayu Hasibuan, Organisasi dan Motivasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), h. 955 ibid
11
mempengaruhi perilaku seseorang supaya mengarah tercapainya
tujuan organisasi.”6
Dari teori tersebut maksudnya sikap perilaku seseorang
selalu berorientasi pada tujuan dengan terpenuhinya kebutuhan
yang diinginkannya.
Menurut Mc. Donald yang dikutip oleh Tabrani dan Atang
memberikan pengertian motivasi adalah “perubahan energy dalam
diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan
reaksi untuk mencapai tujuan.”7 Motivasi timbul dari perubahan
energy dalam diri seorang guru yang merupakan langkah ke arah
pencapaian tujuan.
Menurut Michel J. Jucius yang dikutip oleh Onong Uchjana,
motivasi adalah “kegiatan yang memberikan dorongan kepada
seseorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang
dikehendaki.”8 Maksud pengertian tersebut yaitu suatu usaha yang
dilakukan dengan dorongan dari dalam diri seseorang dengan
mengambil suatu langkah dari diri sendiri. Sehingga pekerjaan
mendapatkan hasil yang maksimal.
6 Wahjosumidjo, Kepemimpinan dan Motivasi, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1995),h. 1787 Tarbani dan Atang Kusdinar, Pendekatan proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1997), h. 1008 Onong Uchjana Effendy, Human Relation & Public Relation, (Bandung: Mandar Maju, 1995),h. 69
12
Selain itu menurut pendapat Moekijat yang dikutip oleh
Malayu S.P Hasibuan yaitu: Motif adalah “suatu pengertian yang
mengandung alat penggerak alasan-alasan atau dorongan-
dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat
sesuatu.”9 Dari pendapat tersebut bahwa motif seorang guru
bekerja atas dasar dorongan yang ada di dalam dirinya sendiri
sehingga ia dapat melakukan pekerjaan untuk mencapai tujuan
yang diinginkannya.
9 Malayu, Loc.cit, h.95
13
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Abdusy Syakur dan Ali Ramadhani. Psikologi Industri. Fakultas Ekonomi: Universitas Garut, 2001.
Anoraga, Pandji. Psikologi Kerja. Jakarata: Rineka Cipta, 1992.
As’ad, Moh.. Psikologi Industri Seri Ilmu SDM. Yogyakarta: Liberty, 2001.
Bafadal, Ibrahim. Supervisi Pengajaran. Jakarta: BUmi Aksara, 1992.
Berrien F.K & Wendell H Bash. Human Relation Comments, New York. 1999.
Ditoyo, Performance Improvement Planing, Jakarta: LAN, 1995.
Djali dkk. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Jakarta, 2000.
Domi C. dkk. Manajemen Personalia. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1993.
Effendy, Onong Uchjana. Human Relation & Public Relation. Bandung: Mandar Maju, 1981.
Gibson, James L. dkk disadur oleh Zuhadichyaudi, Manajemen edisi ke-9 jilid I, Jakarta: Erlangga, 1997.
Hasibuan, Malayu SP. Manajemen Dasar & Masalah. Jakarta: Haji Mas Agung, 1997.
Imron, Ali. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Pustaka Jaya, 1996.
Kast, Fremount dan Rosenzeweig, Organisasi dan Manajemen terjemahan M. Yasin, Jakarta: Bina Aksara, 1996.
Manullang, Marihot. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Gajah Mada University, 2006.
Martoyo, Susilo. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: PT BPFE, 1990.
Mathis, Robert. L dan John H. Jackson. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba, 2001.
Matutina, Domi C. dkk. Manajemen Personalia. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1993.
14
Mitrani, Allain at all. Manajemen Sumber Daya Manusia Berdasarkan Kompetensi. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1999.
Nawawi, Hadari. Manajemen SDM Untuk Bisnis Yang Kompetitif. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1997.
Sahertian Piet dan Frans Matere, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional, 1995.
Siagian, Sondang P. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2002.
Sianipar, JPG. Perencanaan Peningkatan Kerja. Jakarta: LAN, 2000.
Siswanto, Bedjo. Manajemen Tenaga Kerja, Bandung: Sinar Baru, 1997.
Soeratno dan Lincolin A., Metodologi Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis, Yogyakarta: Akademi Manajemen perusahaan, 2003.
Sudjana, Metode Statistik 6, Bandung: Tarsito, 1996.
Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2004.
Supriadi, Dedi. Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta: Adi Cipta Karya Nusa, 1999.
Tabrani dan Atang Kusdinar. Pendekatan Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya, 1997.
Usman Moh. Uzer. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2002.
Wahjosumidjo. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1994.
Wursanto, Ing. Dasar-dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta: Aandi, 2005.
15
PERBAIKAN SESUAI EJAAN BAHASA INDONESIA YANG
DISEMPURNAKAN (EYD)
Setelah saya membaca dan mengamati dengan seksama skripsi yang
disusun oleh Hikmah Yunita, saya menilai skripsi ini masih terdapat beberapa
kekurangan dalam penulisan kata maupun penggunaan EYD-nya, antara lain
adalah:
Contoh penulisan yang salah Contoh penulisan yang benar
16
Proes
Sekolah guru
Sesuai dengan seharusnya
Ajakan, suruhan
Disiplin dimana ketaatan
Untuk menciptakan kinerja guru
yang baik maka kepala sekolah..
Sebagai pemimpin kepala sekolah
juga mampu..
Selain itu tingkat kebutuhan seorang
guru..
Proses (halaman 2)
Setelah sekolah diberi tanda koma
karena kalimat ini menjelaskan
subjeknya yaitu guru (halaman 3)
Sesuai dengan yang seharusnya
(halaman 4)
Ajakan dan suruhan karena tidak ada
kata sejenis yang mengikutinya
(halaman 4)
Disiplin ketaatan (halaman 4)
Untuk menciptakan kinerja guru yang
baik, maka kepala sekolah
(halaman 5)
Sebagai pemimpin, kepala sekolah
juga mampu.. (halaman 5)
Selain itu, tingkat kebutuhan seorang
guru.. (halaman 7)
dengn dengan (halaman 7)
persaingaan persaingan (halaman 7)
menimbulkaan menimbulkan (halaman 7)
Berdasarkan masalah yang Berdasarkan masalah yang
dikemukakan maka.. dikemukakan, maka.. (halaman 8)
17
dilakukan seorang guru dilakukan oleh seorang guru
(halaman 10)
Bedjo siswanto Bedjo Siswanto (halaman 10)
kepuasaan kepuasan (halaman 10)
As’ad, Moh.. Psikologi Industri Seri Ilmu SDM.
As’ad, Moh. Psikologi Industri Seri Ilmu
SDM. (halaman 14)
Human Relation Comments, New York. Human Relation Comments. New York.
(halaman 14)
Ditoyo, Performance Improvement Planing,
Ditoyo. Performance Improvement
Planing. (halaman 14)
18