Post on 03-Feb-2018
i
TUGAS AKHIR
FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PENGELOLA
KEUANGAN DAERAH KOTA MEDAN
Oleh :
SAIFUL BAHRI 112102208
PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2014
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan berbagai macam nikmat dan rahmatnya kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan riset tugas akhir ini dalam rangka untuk memenuhi syarat
kelulusan.
Adapun penyusunan tugas akhir ini berdasarkan apa yang telah penulis
teliti di Badan Pengelola Keuangan Daerah kota Medan yang beralamat di Jl.
Kapten Maulana Lubis No.2 Medan.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini saya selaku penulis memohon maaf
apabila terdapat kekurangan dalam penulisan maupun isi dari tugas akhir ini,
mengingat ketidaksempurnaan penulis sebagai mahasiswa dalam tahap proses
pembelajaran.
Harapan saya selaku penulis agar hasil riset ini dapat berguna bagi orang
lain dan dapat menjadi acuan dan sumber ilmu pengetahuan yang dapat
dipergunakan untuk kepentingan orang banyak.
Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih terhadap pihak-pihak
yang telah membantu dalam proses penyelesaikan tugas akhir ini. Diantaranya
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec,Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Rustam, M.Si,Ak, CA selaku Ketua Program Studi Diploma
IIIAkuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
ii
3. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak selaku Sekretaris Program Studi
Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku dosen pembimbing tugas akhir
yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing penulis
dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
5. Bapak Ir. Irwan Ritonga, M.Si selaku Kepala BPKD, pegawai dan seluruh
staff Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan yang telah
meluangkan waktu untuk membantu penyelesaian tugas akhir ini.
6. Yang teristimewa kepada kedua orang tua saya yang telah banyak
memberikan doa restu serta dukungan moril maupun materil sehingga
saya dapat melaksanakan riset ini dengan baik.
7. Kepada semua teman-teman saya khususnya DIII Akuntansi Grup D yang
telah memberikan dukungan sehingga terselesaikannya tugas akhir ini.
Akhir kata, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penulisan tugas akhir ini. Jerih payah yang tak ternilai ini
akan penulis jadikan sebagai motivasi di masa yang akan datang.
Medan, Juli 2014
Penulis
SAIFUL BAHRI
112102208
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ..iii
DAFTAR TABEL........................................................................ ..........................v
DAFTAR GAMBAR................................. ........ ...................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………….... ……………vii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 3
D. Rencana Penulisan ......................................................................... 4
1. Jadwal Penelitian............................................... .............................4
2. Rencana Isi................................................. ....... .............................5
BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH KOTAMEDAN .. 7
A. Sejarah Ringkas Wali Kota Medan .................................................. 7
1. Visi BPKD............................................................ ....... ...................9
2. Misi BPKD........................................................ ....... ....................13
B. Struktur Organisasi ........................................................................ 16
C.Job Description .............................................................................. 18
D. Jaringan Kegiatan........................................... ...... ...........................28
E. Kinerja Kegiatan Terkini ............................................................... 29
iv
F. Rencana Kegiatan .......................................................................... 30
BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN
PENGENDALIAN PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN
DAERAH KOTA MEDAN.... .......................................................... 31
A. Pengertian Anggaran .................................................................... 31
B. Karakteristik Anggaran .................................................................. 33
C. Tujuan Anggaran................................. .... .........................................33
D. Manfaat Anggaran ........................................................................ 34
E. Hubungan Anggaran dengan Perencanaan .................................... 36
F. Fungsi Anggaran sebagai Alat Perencanaan .................................. 38
G. Hubungan Anggaran dengan Pengendalian .................................... 40
H. Fungsi Anggaran sebagai Alat Pengendalian ................................. 42
I. Analisis Anggaran pada Badan Pengelola Keuangan Daerah
Kota Medan............................................ ............... ..........................44
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 53
A. Kesimpulan.................................................................................... 53
B. Saran .............................................................................................. 54
DAFTAR PUSTAKA................................. ....... ..................................................55
v
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
1.1 Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir………………………….4
3.1 Laporan Anggaran Pendapatan dan Belanja(Aktual-Realisasi)……........45
vi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2.1 Bagan Struktur Organisasi Badan Pengelola Keuangan
Daerah Kota Medan………………………………………………...17
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul
1 Surat Izin Riset di Badan Penglola Keuangan Daerah Kota Medan
2 Surat Konfirmasi Izin Riset di Badan Pengelola Keuangan Daerah
Kota Medan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara selalu diikuti
dengan perkembangan dari berbagai aspek yang terus meningkat pesat dan
rumit. Seiring dengan perkembangan tersebut maka berbagai upaya dilakukan
oleh setiap lembaga ataupun perusahaan untuk membenahi kinerjanya. Hal ini
turut berdampak pada instansi-instansi pemerintah sebagai lembaga pemerintah
yang bertujuan meningkatkan kinerja untuk melakukan penyesuaian terhadap
perkembangan yang semakin pesat ini agar setiap tujuan dapat terlaksana
dengan baik dan memperkecil resiko kesalahan yang dapat memperlambat
kinerja.
Dalam mengendalikan organisasi perlu membuat perencanaan yang akurat
untuk mencapai tujuan. Anggaran sebagai alat manajemen untuk keperluan
perencanaan dan pengendalian mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.
Perkembangan ini diukur dari segi manfaat yang ingin diperoleh dari
penggunaan sistem itu dalam pelaksanaannya. Semakin banyak dan rumit
manfaat yang dituju, semakin banyak persyaratan yang dituntut di dalam
persiapan dan penyusunannya.
Penyusunan anggaran merupakan siklus penting bagi perusahaan dan
lembaga yaitu untuk membantu pelaksana dalam merencanakan kegiatan dan
memberikan gambaran awal seberapa besar dana yang akan dikeluarkan untuk
2
mewujudkan kegiatan tersebut yang dimonitori oleh pusat pertanggungjawaban
sehingga penyimpangan-penyimpangan dapat diminimalisasi.
Tujuan utama perencanaan adalah untuk memberikan proses umpan maju
agar dapat memberikan arahan kepada setiap manager dalam pengambilan
keputusan. Di dalam suatu perencanaan, kita harus memperhitungkan berbagai
kondisi yang terjadi di berbagai perusahaan ataupun lembaga. Perencanaan
harus menghubungkan sasaran jangka pendek, jangka menengah, dan jangka
panjang. Anggaran tahunan harus sesuai dengan sasaran proyek jangka panjang
yang meliputi satu periode. Perencanaan juga harus saling berhubungan dengan
pengawasan agar dapat mencapai sasaran rancangan.
Pengendalian sangatlah penting dalam proses penganggaran, karena
pengawasan diperlukan untuk mengevaluasi kinerja karyawan yang
memerlukan perbaikan atas setiap aktivitas yang dilakukan perusahaan dan
lembaga, apakah telah sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
Pengendalian dicapai melalui pelaporan kemajuan dan pembelajaran aktual
dibandingkan dengan perencanaan yang terus menerus. Dengan demikian, apa
yang menjadi tujuan perusahaan atau lembaga akan dapat dicapai dengan
semaksimal mungkin.
Berdasarkan uraian diatas terlihat jelas bahwa perencanaan dan
pengendalian mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendukung
perusahaan maupun lembaga mencapai tujuannya. Oleh karena itu, penulis
tertarik untuk mengetahui fungsi anggaran sebagai alat perencanaan dan
pengendalian. Maka melalui tugas akhir ini penulis membahas mengenai
3
anggaran yang berfokus pada fungsi perencanaan dan pengendalian. Adapun
judul dari tugas akhir ini adalah “Fungsi Anggaran Sebagai Alat
Perencanaan dan Pengendalian Pada Badan Pengelola Keuangan Daerah
Kota Medan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah pokok yang dibahas
dalam tugas akhir ini adalah : “ Apakah anggaran yang disusun oleh Badan
Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan telah berfungsi sebagai alat
perencanaan dan pengendalian ?”.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian tentunya terdapat tujuan yang ingin
dicapai. Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh
penulis adalah untuk mengetahui apakah anggaran yang disusun oleh Badan
Pengelola keuangan Kota Medan telah berfungsi sebagai alat perencanaan
dan pengendalian
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan peneliti adalah:
1. Menambah pengetahuan peneliti tentang anggaran yang berfungsi
sebagai alat perencanaan dan pengendalian,
2. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan maupun lembaga
sehingga dapat lebih memperhatikan dan mengetahui bagaimana
4
Fungsi Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian, agar
perusahaan atau lembaga dapat melaksanakan aktivitas dengan
lebih efektif dan efisien, serta lebih bijaksana dalam mengambil
keputusan,
3. Sebagai bahan rujukan atau sumber informasi bagi yang ingin
mempelajari dan membahas lebih jauh tentang anggaran.
D. Rencana Penulisan
1. Jadwal Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kantor Badan Pengelola keuangan Daerah
Kota Medan yang bertempat di Jalan Kapten Maulana Lubis No.2 Medan.
Tabel 1.1
Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir
NO KEGIATAN JUNI 2014
I II III IV
1 Pengesahan Tugas Akhir
2 Pengajuan Judul
3 Permohonan Izin Riset
4 Pengajuan Dosen Pembimbing
5 Pengumpulan Data
6 Penyusunan Tugas Akhir
7 Bimbingan Tugas Akhir
8 Penyelesaian Tugas Akhir
5
2. Rencana Isi
Untuk mempermudah dalam penulisan skripsi minor ini, penulis
membuat rencana isi dalam empat bab, yang masing-masing bab terdiri
dari sub-sub bab yang sesuai dengan kebutuhan penulis. Secara garis besar
pokok pembahasannya adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, rencana
penulisan yang mencakup jadwal penelitian dan rencana isi.
BAB II : BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH KOTA
MEDAN
Pada bab ini meliputi sejarah ringkas instansi, struktur
organisasi , job description, jaringan usaha/ kegiatan, kinerja
terkini dan rencana usaha/ kegiatan Badan Pengelola
Keuangan Daerah Kota Medan.
BAB III : FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA
BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH KOTA
MEDAN
Pada bab ini penulis mencoba untuk menguraikan mengenai
pengertian anggaran, karakteristik anggaran, tujuan anggaran,
manfaat anggaran, hubungan anggaran dengan perencanaan,
6
fungsi anggaran sebagai alat perencanaan, hubungan
anggaran dengan pengendalian, fungsi anggaran sebagai alat
pengendalian, serta analisis anggaran pada Badan Pengelola
Keuangan Daeraha Kota Medan.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini penulis mencoba mengambil kesimpulan dan
memberikan saran-saran berdasarkan dari pengumpulan data
dan pembahasan yang dilakukan dimana diharapkan dapat
memberikan masukan yang bermanfaat bagi Badan Pengelola
Keuangan Daerah Kota Medan di masa yang akan datang.
7
BAB II
BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH KOTA MEDAN
A. Sejarah Ringkas Wali Kota Medan
Pada zaman dahulu Kota Medan ini dikenal dengan nama Tanah Deli
dan keadaan tanahnya berawa-rawa kurang lebih seluas 4000 Ha. Beberapa
sungai melintasi Kota Medan ini dan semuanya bermuara ke Selat Malaka.
Sungai-sungai itu adalah Sei Deli, Sei Babura, Sei Sikambing, Sei Denai, Sei
Putih, Sei Badra, Sei Belawan dan Sei Sulang Saling atauSei Kera.
Pada mulanya yang membuka perkampungan Medan adalah Guru
Patimpus lokasinya terletak di Tanah Deli, maka sejak zaman penjajahan orang
selalu merangkaikan Medan dengan Deli (Medan–Deli). Setelah zaman
kemerdekaan lama kelamaan istilah Medan Deli secara berangsur-angsur lenyap
sehingga akhirnya kurang popular.
Dahulu orang menamakan Tanah Deli mulai dari Sungai Ular (Deli
Serdang) sampai ke Sungai Wampu di Langkat sedangkan Kesultanan Deli
yang berkuasa pada waktu itu wilayah kekuasaannya tidak mencakup daerah
diantara kedua sungai tersebut.
Secara keseluruhan jenis tanah di wilayah Deli terdiri dari tanah liat,
tanah pasir, tanah campuran, tanah hitam, tanah coklat dan tanah merah. Hal ini
merupakan penelitian dari Van Hissink tahun 1900 yang dilanjutkan oleh
penelitian Vriens tahun 1910 bahwa disamping jenis tanah seperti tadi ada lagi
ditemui jenis tanah liat yang spesifik.
8
Hari jadi Kota Medan diperingati setiap tahun sejak 1970 dan pada
mulanya detetapkan jatuh pada tanggal 1 april 1909. Tetapi tanggal ini
mendapat bantahan yang cukup keras dari kalangan pers. Karena itu Walikota
membentuk panitia sejarah hari jadi kota medan untuk melakukan penelitian
dan penyelidikan.
Surat keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Kotamadya Medan
No.342 tanggal 25 mei 1971 yang waktu itu dijabat oleh Drs. Sjoerkarni
dibentuklah panitia peneliti hari jadi Kota Medan. Duduk sebagai ketua adalah
Prof. Mahadi,SH , Sekretaris Syahruddin Siwan, MA.
Untuk lebih mengidentifikasikan kegiatan kepanitian ini dikeluarkan lagi
surat keputusan Walikota Kepala Daerah Kotamadya Medan No.618 tanggal 28
oktober 1971 tentang pembentukan panitia penyusunan sejarah.
DPRD Medan sepenuhnya mendukung kegiatan kepanitian ini sehingga
mereka membentuk pansus yang diketuai M.A Harahap dengan anggotanya
antara lain Drs. M. Hasan Ginting, Bandar Kamil, dan Mas Sutarjo.
Dengan berbagai persidangan dan perjalanan panjang menetapkan
bahwa perkmapungan yang didirikan oleh Guru Patimpus tanggal 1 juli 1590
diusulkan kepada Walikota Medan untuk dijadikan sebagai hari jadi Medan
dalam bentuk perkampungan yang kemudian dibawa kesidang DPRD Tk.II
Medan untuk disahkan.
Sesuai dengan hal itu oleh Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II
Medan mengeluarkan surat keputusan No. 74 tanggal 14 februari 1973 agar
panitia penyusunan sejarah Kota Medan melanjutkan kegiatanya untuk
9
mendapatkan hasil yang lebih sempurna. Berdasarkan perumusan kegiatan yang
dilakukan oleh pansus hari jadi Kota Medan yang diketahui oleh M.A Harahap
bulan maret 1975 bahwa tanggal 1 juli 1590 merupakan hari jadi Kota Medan
dan sebagai landasanya adalah didirikan Si Sepuluh Dua Kuta di areal Medan.
Pada akhirnya DPRD Tk. II Medan menetapkan tanggal 1 juli 1590
sebagai hari jadi Kota Medan dan mencabut hari ualng tahun Kota Medan yang
diperihangati tanggal 1 april setiap tahunya.
Kemudian berdasarkan Pasal 187A, Pasal 187B dan 187C Peraturan
Daerah Kota Medan Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah No 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Perangkat Daerah Kota Medan, telah diatur pembentukan Badan Pengelola
Keuangan Daerah Kota Medan
1. Visi BPKD
Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan berkeinginan agar
setiap Aparatur Pemerintah Kota Medan berkemampuan melaksanakan
tugasnya dengan baik, berdayaguna dan berhasilguna yang didukung dengan
Kelembagaan Perangkat Daerah yang efektif dan efisien sehingga dapat
terwujud pelayanan Pemerintah Kota Medan yang prima sesuai dengan
sistem dan prosedur pengeloaan keuangan serta standar operasional dan
prosedur (SOP). Sejalan dengan Visi dan Misi Kota Medan, maka Visi
Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan Tahun 2011-2015 sebagai
berikut :
10
“ Terwujudnya Sumber Daya Aparatur Pemerintah Kota Medan yang
Profesional, Berwawasan, Manajemen Pengelolaan Keuangan yang
Sistematis, Efisien dan Efektif ”
Rasionalitas Visi Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan
sebagaimana di atas adalah sebagai berikut :
A. Terwujudnya pelayanan administrasi perkantoran yang profesional.
Pelayanan administrasi yang profesional sebagai unsur yang utama
dalam menjalankan fungsi pemerintah dalam pengaturan atau Regulasi
maupun fungsi Pelayanan, maka profesionalisme aparatur sangat
memegang perananan dalam rangka menumbuh kembangkan
pembangunan masyarakat, khususnya untuk menjawab permasalahan dan
peluang pada era globalisasi sekarang ini.
Untuk memungkinkan Pemerintah Kota Medan mampu mengambil
bagian dalam proses globalisasi yang telah terjadi pada seluruh aspek
kehidupan manusia, salah satu faktor penting yang harus dimiliki oleh
Pemerintah Kota Medan adalah sumber daya aparatur yang profesional
dengan meningkatkan mutu pelayanan administrasi.
B. Sumber daya aparatur Pemerintah Kota Medan yang berwawasan
manajemen pengelolaan keuangan.
Sumber daya aparatur yang profesional dimaksud adalah sumber daya
aparatur yang memiliki intelektualitas dan kompetensi dalam hal
merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan proses pembangunan
Kota Medan sekaligus dapat segera merespon tuntutan dan harapan
11
masyarakat. Hal ini akan berimplikasi pada terbentuknya sumber daya
aparatur yang bersih, berwibawa, bermoral yang menjunjung tinggi nilai-
nilai agama dan budaya. Faktor-faktor tersebut akan berkembang sejalan
dengan aparatur Kota Medan yang memiliki tingkat pendidikan yang
tinggi dan spesialisasi sesuai bidang tugasnya untuk menciptakan kualitas
sumber daya aparatur serta peningkatan pengetahuan bagi aparaturnya
sehingga akan memungkinkan Pemerintah dan masyarakat Kota Medan
mampu mencapai keberhasilan pembangunan Kota sebagaimana Visi dan
Misi Kota Medan yaitu ” Medan Kota yang berdaya saing, nyaman,
peduli dan sejahtera ”.
C. Sumber daya aparatur Pemerintah Kota Medan yang berpengabdian.
Bahwa pada era globalisasi sekarang semakin terasa luasnya cakupan
pembangunan yang harus dilaksanakan. Namun demikian dalam proses
pembangunan untuk melayani semua kebutuhan tersebut hanya dapat kita
lakukan secara bertahap. Dalam pembangunan dan pembinaan sumber
daya aparatur khususnya dan masyarakat pada umumnya juga
dilaksanakan dalam kerangka membangun persatuan dan kesatuan
Bangsa. Oleh karena itu profesionalisme sumber daya aparatur yang akan
diwujudkan tersebut tidak semata hanya membangun kualitas,
kompetensi, menguasai ilmu dan teknologi tetapi juga sangat penting
memiliki integritas dan rasa pengabdian untuk membangun bangsa dan
negara melalui pembangunan daerahnya, dengan demikian perbedaan
kecepatan pencapaian kemajuan pembangunan antar daerah menjadi
12
sebuah tantangan dan masukan untuk perbaikan kebijakan dan kinerja ke
arah yang lebih baik ke depan sehingga penerapan prinsip-prinsip
penyelenggaraan pemerintahan dibidang pengelolaan keuangan daerah
dan meningkatnya kualitas pelayanan aparatur.
D. Pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan.
Bahwa dalam rangka pencapaian sistem pelaporan kinerja dan keuangan
diperlukan pembinaan sumber daya aparatur yang mampu berdaya guna
untuk menunjang peningkatan sistem capaian kinerja. Oleh karena
peningkatan capaian kinerja dan keuangan bermuara dari kualitas sumber
daya aparatur yang kompetensi, menguasai perkembangan ilmu dan
teknologi tetapi juga sangat penting memiliki integritas dan rasa
pengabdian untuk membangun bangsa dan negara melalui pembangunan
daerahnya, dengan demikian perbedaan kecepatan pencapaian kemajuan
pembangunan antar daerah menjadi sebuah tantangan dan masukan untuk
perbaikan kebijakan dan kinerja ke arah yang lebih baik. Pengembangan
sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan sehingga dapat
meningkatnya kualitas dan sistem pelaporan.
E. Pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuangan Daerah.
Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan yang mampu sebagai
konteks pelayanan publik dalam rangka penyelenggaraan tata
pemerintahan yang baik (good govermance). Pengembangan dan
peningkatan pengelolaan keuangan daerah yang bertujuan penataan
13
organisasi perangkat daerah yang profesional dan berkualitas dalam
sistem dan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
sebagai sarana pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuangan
daerah. Penataan organisasi perangkat daerah yang profesional guna
pengawasan dan akuntabilitas, kualitas serta penyusunan pelaporan dan
pengelolaan keuangan daerah.
2. Misi BPKD Misi Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan merupakan
sesuatu yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah dan Pihak-pihak lain yang
berkepentingan agar harapan yang dicita-citakan pada masa mendatang
akan tercapai yaitu: 1. Meningkatkan transparansi, efisiensi dan efektifitas pengelolaan
keuangan daerah Kota Medan.
2. Meningkatkan sistem pengelolaan keuangan daerah melalui teknologi
yang lebih baik.
3. Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Struktur Organisasi Perangkat
Daerah Kota Medan.
Dalam mencapai visi organisasi, Badan Pengelola Keuangan Daerah
Kota Medan merumuskan misi organisasi sebagai tugas utama yang harus
dilakukan dalam mencapai tujuan organisasi dalam kurun waktu tertentu.
Ketiga Misi Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan di atas
dapat dijelaskan dengan rasionalitas sebagai berikut :
14
A. Peningkatkan pelayanan administrasi perkantoran dan pelayanan
aparatur Pemerintah Kota Medan.
Dengan terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana administrasi
perkantoran merupakan penunjang kelancaran tugas – tugas pelayanan
bagi aparatur sebagai aparatur Pemerintah Kota Medan yang berdaya
guna dan berhasil guna sesuai dengan sumber daya manusia (SDM)
maka pelayanan administrasi dan aparatur dapat berjalan sesuai
program dan rencana kerja yang telah disusun dan dapat menerapkan
mutu pelayanan administrasi serta peningkatan kualitas pelayanan
publik.
B. Meningkatkan transparansi, efisiensi dan efektifitas pengelolaan
keuangan Daerah Kota Medan.
Pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh Badan Pengelola Keuangan
Daerah Kota Medan harus memiliki manfaat tepat guna yang berbasis
kinerja sehingga dapat terlihat dari hasil pekerjaan yang dilakukan
sehingga aparatur pemerintah semakin memiliki pengetahuan, keahlian,
keterampilan, maupun pengalaman yang sesuai dengan ruang lingkup
wewenang dan tanggung jawab yang diemban sesuai prinsip-prinsip
penyelenggaraan pemerintahan khususnya bidang pengelolaan
keuangan daerah yang berkualitas transparan, efisien dan efektif.
15
C. Meningkatkan sistem pengelolaan keuangan daerah melalui teknologi
yang lebih baik.
Terkait dengan salah satu tujuan organisasi Pemerintah Kota Medan
untuk meningkatkan kualitas, kuantitas, dan pemerataan pelayanan
umum Pemerintah Kota Medan kepada masyarakat dengan pelayanan
yang prima, terjangkau dan adil, maka disadari bahwa pada prakteknya,
tujuan itu hanya dapat tercapai oleh sumber daya aparatur Pemerintah
Kota Medan yang secara langsung berinteraksi dengan sistem teknologi
yang harus diketahui oleh aparatur dan menyadari tugas pelayanan yang
harus dilakukannya. Oleh karenanya motivasi, disiplin dan kualitas
sumber daya aparatur sangat dibutuhkan guna mendukung penerapan
penyelenggaraan pengelolaan keuangan daerah yang good govermance.
D. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas struktur organisasi perangkat
Daerah Kota Medan.
Bahwa untuk dapat tercapainya tujuan organisasi Kinerja organisasi
akan selalu ditentukan oleh kinerja sumber daya manusia dalam
organisasi yang bersangkutan disamping adanya peran penting faktor-
faktor lain. Oleh karena itu, peningkatan kinerja sumber daya aparatur
Pemerintah Kota Medan mutlak harus dilakukan.
Dalam batasan Misi di atas, peningkatan kinerja aparatur dapat terlepas
dari makna peningkatan produktifitas kerja aparatur Pemerintah Kota
Medan sehingga terbebas dari pemborosan dan ketidakefisienan.
Menempatkan aparatur pada suatu gugus kerja yang jelas, peningkatan
16
karier dan kesejahteraan yang sesuai dengan prestasi aparatur, kepuasan
kerja, budaya organisasi yang mendukung peningkatan kinerja dan
sebagainya merupakan faktor-faktor yang secara simultan berkorelasi
dalam proses peningkatan kinerja sumber daya aparatur Pemerintah
Kota Medan.
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi diperlukan perusahaan dan instansi untuk
membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang
menunjukkan adanya hubungan dan keterkaitan antara setiap bagian untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Demi tercapainya tujuan umum suatu
instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun
kegiatan instansi tersebut. Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian
tujuan instansi yang telah ditetapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun
dalam suatu struktur organisasi dalam instansi.
Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan
dapat diterapkan, sehingga efesiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan
melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan
dapat dicapai.
Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan
perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan
serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal,
melalui saluran tunggal. Struktur organisasi Badan Pengelola Keuangan Daerah
Kota Medan dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini :
17
Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Badan Pengelola Keuangan
Daerah Kota Medan
Sumber : Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan
18
C. Job Description
Berikut ini adalah uraian tugas dari setiap bidang yang terdiri dari kepala
BPKD, sekretaris BPKD, bidang anggaran, bidang perbendaharaan, serta bidang
akuntansi dan pelaporan.
1. KEPALA BPKD
BPKD mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan urusan pemerintahan daerah dibidang pengelolaan keuangan
daerah lingkup anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan serta
melakukan fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang pengelolaan keuangan daerah
b. Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis urusan pemerintah daerah
dibidang pengelolaan keuangan daerah
c. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintah daerah dibidang
pengelolaan keuangan
d. Penyusunan dan penyelenggaraan administrasi keuangan, pentatausahaan,
pelaporan dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah
e. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pengelolaan keuangan daerah
2. SEKRETARIS BPKD
Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas BPKD
lingkup kesekretariatan yang meliputi pengelolaan administrasi umum,
keuangan dan penyusunan program serta melakukan fungsi :
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan kesekretariatan
b. Pengkoordanasian penyusunan perencanaan program BPKD
19
c. Pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan
BPKD yang meliputi administrasi umu, kepegawaian, keuangan dan
kerumahtanggaan BPKD
d. Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan
organisasi, dan ketatalaksanaan
e. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas BPKD
f. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian bidang
kesekretariatan
g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kesekretariatan
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan
tugas dan fungsinya
Bidang kesekretariatan ini dibagi menjadi beberapa sub bagian :
1. Sub Bagian Umum
Sub bagian umum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
sekretariat lingkup administrasi umum serta melakukan fungsi :
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan sub bagian umum
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi umum
c. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata naskah
dinas, penataan kearsipan, perlengkapan, penyelenggaraan
kerumahtanggan dan keprotokolan BPKD
d. Pengelolaan administrasi kepegawaian
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan
tugas dan fungsinya
20
2. Sub Bagian Keuangan
Sub bagian keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas sekretariat lingkup pengelolaan administrasi keuangan serta
melakukan fungsi :
a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan sub bagian keuangan
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi keuangan
c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan
penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan dan
verifikasi
d. Penyiapan bahan/pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi
keuangan
e. Penyusunan laporan keuangan BPKD
f. Pelaksanaan tugas selaku pejabat penatausahaan keuangan SKPD
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai tugas dan
fungsinya
3. Sub Bagian Penyusunan Program
Sub bagian penyusunan program mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas sekretariat lingkup penyusunan program dan pelaporan
serta melakukan fungsi :
a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan sub bagian penyusunan
program
b. Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencana,
program dan kegiatan BPKD
21
c. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program BPKD
d. Penyusunan bahan evaluasi pelaporan kinerja kegiatan BPKD
e. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian
f. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaantugas
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oelh sekretaris sesuai dengan
tugas dan fungsinya
3. BIDANG ANGGARAN
Bidang anggaran mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
BPKD lingkup pendapatan, belanja tidak langsung dan belanja langsung
serta melakukan fungsi :
a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan bidang anggaran
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup anggaran yang meliputi
pendapatan dan pembiayaan, belanja tidak langsung dan belanja langsung
c. Pengkoordinasian kebijakan umum APBD (KUA) dan prioritas plafon
anggaran
d. Pengkoordinasian rencana kerja dan anggaran (RKA) SKPD
e. Pengkoordinasian dan penyusunan rancangan APBD dan perubahan
APBD atas usulan SKPD
f. Penyiapan bahan pengesahan DPA/DPPA SKPD
g. Penyusunan laporan realisasi SPD SKPD
h. Pelaksanaan tugas lain yang memberikan oleh Kepala Badan sesuai
dengan tugas dan fungsinya
22
Bidang anggaran ini dibagi ke dalam 3(tiga) sub bagian :
1. Sub bagian Pendapatan
Sub bidang pendapatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas bidang anggaran lingkup pendapatan dan pembiayaan serta
melakukan fungsi:
a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan sub bidangpendapatan
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pendapatan dan penerimaan
pembiayaan
c. Pengkoordinasian pelaksanaan dan pengendalian kegiatan penyusunan
rencana dan program pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan
lain-lain
d. Pengkoordinasian RKA pendapatan SKPD
e. Penyiapan bahan dan koordinasi penyusunan anggaran pendapatan dan
penerimaan pembiayaan
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya
2. Sub Bagian Belanja Tidak Langsung
Sub bidang belanja tidak langsung mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas bidang anggaran lingkup belanja tidak langsung serta
melakukan fungsi :
a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan sub bidang belanja tidak
langsung
23
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup belanja tidak langsung
c. Pengkoordinasian RKA belanja tidak langsung SKPD
d. Pengkoordinasian perencanaan dan penyusunan anggaran belanja tidak
langsung dengan SKPD
e. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan oelaporan pelaksanaan tugas
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya
3. Sub Bagian Belanja Langsung
Sub bagian belanja langsung mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas bidang anggaran lingkup belanja langsung serta melakukan
fungsi :
a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan sub bidang belanja langsung
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup belanja langsung
c. Pengkoordinasian RKA belanja langsung SKPD
d. Pengkoordinasian perencanaan dan penyusunan anggaran belanja
langsung dengan SKPD
e. Penyiapan SPD belanja langsung sesuai DPA/DPPA SKPD
f. Penyiapan laporan realisasi SPD belanja langsung
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya
24
4. BIDANG PERBENDAHARAAN
Bidang perbendaharaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas BPKD lingkup gaji, belanja, verifikasi dan kas serta melakukan fungsi:
a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan bidang perbendaharaan
b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup perbendaharaan
c. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang gaji, belanja, verifikasi dan
kas
d. Pengujian terhadap pengajuan pembayaran gaji, belanja, verifikasi dan kas
e. Penyusunan laporan SP2D SKPD
f. Penyusunan laporan kinerja program bidang perbendaharaan
g. pelaksanaan tugas lain yang dberikan oleh kepala badan sesuai dengan
tugas dan fungsinya
Bidang perbendaharaan ini dibagi ke dalam 3(tiga) sub bagian :
1. Sub Bidang Gaji
Sub bidang gaji mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
bidang perbendaharaan lingkup gaji serta melakukan fungsi :
a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan sub bidang gaji
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup gaji pegawai
c. Penyiapan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas dibidang gaji
d. Pemeriksaan kelengkapan berkas pengajuan SPM gaji dari SKPD
e. Penyiapan bahan penerbitan SP2D gaji
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya
25
2. Sub Bidang Belanja
Sub bidang belanja mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
bidang perbendaharaan lingkup gaji serta melakukan fungsi :
a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan sub bidang belanja
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup belanja
c. Penyiapan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas dibidang belanja
d. Penyelesaian permasalahan lingkup belanja
e. Penyusunan laporan kinerja program bidang perbendaharaan lingkup
belanja
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya
3. Sub Bidang Verifikasi dan Kas
Sub bidang verifikasi dan kas mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas bidang perbendaharaan lingkup verifikasi dan kas serta
melakukan fungsi :
a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan sub bidang verifikasi dan kas
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup verifikasi dan kas
c. Penyiapan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas dibidang
verifikasi dan kas
d. Penyelesaian permasalahan lingkup Verifikasi dan kas
e. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas
f. Penyusunan laporan kinerja program bidang perbendaharaan lingkup
verifikasi dan kas
26
g. Penyiapan bahan penyusunan laporan realisasi anggaran verifikasi dan
kas
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya
5. BIDANG AKUNTANSI DAN PELAPORAN
Bidang akuntansi dan pelaporan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugask BPKD lingkup akuntansi dan pelaporan serta melakukan
fungsi :
a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan bidang akuntansi dan
pelaporan
b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup akuntansi dan pelaporan
c. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas bidang akuntansi dan pelaporan
d. Pelaksanaan penyusunan, sosialisasi dan asistensi sestem penatausahaan
akuntansi pemerintah daerah
e. Pengkoordinasian laporan keuangan, laporan kinerja dan laporan
manajerial dari SKPD
f. Penyajian data dan informasi dibidang analisa, bidang pelaporan
keuangan serta bidang penatausahaan keuangan
g. Penatausahaan pembukuan keuangan pemerintah daerah dan penyusunan
laporan keuangan daerah
h. Pelaksanaan pembinaan, pemantauan pengawasan dan pengendalian
dibidang akuntansi dan pelaporan keuangan; dan
27
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala badan seusai dengan
tugas dan fungsinya
Bidang akuntansi dan pelaporan dibagi kedalam dua(2) sub bagian :
1. Sub Bagian Akuntansi
Sub bidang akuntansi mempunya tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas bidang akuntansi dan pelaporan lingkup akuntansi serta
melaksanakan fungsi:
a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan sub bidang akuntansi
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis dan perumusan kebijakan lingkup
akuntansi
c. Pelaksanaan verifikasi atas SP2d yang telas terbit
d. Penghimpunan proyeksi pendapatan dari seluruh SKPD dalam rangka
pengelolaan anggaran kas
e. Pelaksanaan pembukuan keuangan daerah dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya
2. Sub Bidang Pelaporan
Sub bidang pelaporan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas bidang akuntansi dan pelaporan lingkup pelaporan serta melakukan
fungsi :
a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan sub bidang pelaporan
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pelaporan
28
c. Penghimpunan dan pengolahan data serta informasi yang berhubungan
dengan laporan keuangan daerah
d. Pelaksanaan konsolidasi dan rekonsiliasi laporan keuangan SKPD dengan
laporan keuangan SKPKD
e. Pelaporan penerimaan daerah secara terpadu pada semua unit pelaksanaan
secara integritas
f. Penyiapan rrancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD
g. Penyusunan laporan kinerja program bidang akuntansi dan pelaporan
lingkung pelaporan
h. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya
D. Jaringan Kegiatan
Badan Pengelola Keuangan Daerah Menyelenggarakan kegiatan :
1. Perumusan kebijakan teknis dibidang pengelolaan keuangan daerah
2. Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis urusan Pemerintah Daerah
dibidang pengelolaan keuangan Daerah
3. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah dibidang
pengelolaan keuangan
4. Penyususan dan penyelenggaraan administrasi keuangan, penatausahaan,
pelaporan dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan Daerah
29
5. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pengelolaan keuangan daerah;
dan
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya
E. Kinerja Kegiatan Terkini
Setiap organisasi tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan
sesuai dengan tujuan organisasi, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu
juga pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan. BPKD terus
berupaya agar tujuan yang telah digariskan dapat terwujud. Tidak mudah dalam
mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin,
cekatan dan loyalitas dalam bekerja.
Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan
kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja kegiatan terkini yang dijalankan
Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan adalah merumuskan kebijakan
teknis dibidang pengolahan keuangan daerah, menyusun pedoman dan
petunjuk teknis urusan pemerintah daerah dibidang pengelolaan keuangan
daerah, menyusun dan menyelenggarakan administrasi keuangan
penatausahaan, melaporkan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan
keuangan daerah, pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pengelolaan
keuangan daerah dan juga pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
30
F. Rencana Kegiatan
Rencana Kegiatan Badan Pengelola Keuangan Daerah antara lain adalah
sebagai berikut :
a. Persiapan penyusunan anggaran daerah untuk tahun anggaran 2015
b. Menyelenggarakan Administrasi keuangan penatausahaan
c. Evaluasi laporan anggaran tahun berjalan
d. Penyiapan bahan pengesahan DPA/DPPA SKPD
31
BAB III
FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN
PENGENDALIAN PADA BANDAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH
KOTA MEDAN
A. Pengertian Anggaran
Anggaran merupakan pengembangan dari suatu rencana jangka pendek
yang mencakup perbandingan kinerja aktual untuk melakukan tindakan korektif
guna mencapai sasaran rencana. Dengan demikian dari gambaran tersebut dapat
diketahui betapa pentingnya peranan anggaran dalam melaksanakan fungsinya
sebagai alat perencanaan dan pengendalian. Aspek perencanaan dan
pengendalian merupakan dua fungsi utama manajerial di dalam dunia bisnis.
Perencanaan mencakup kegiatan menetapkan tujuan, menyusun kerangka dasar
pikiran, memilih kegiatan untuk mencapai tujuan, dan menciptakan kegiatan-
kegiatan yang diperlukan untuk menerjemahkan rencana menjadi tindakan-
tindakan, sedangkan pengendalian menyajikan penetapan sasaran-sasaran dan
standar sebagai pembanding antara prestasi yang telah dicapai dengan sasaran
dan standar yang telah ditetapkan selanjutnya dilakukan perbaikan untuk itu
sebelum menjalankan aktivitas operasinya.
Sebagai suatu rencana, anggaran tersusun dari program kerja yang
dipadukan dengan asumsi yang didasarkan pada pengalaman masa lalu serta
hal-hal relevan lainnya sehingga berguna dalam tahap penilaian sebagai tolok
ukur pelaksanaan rencana organisasi. Anggaran juga didefinisikan sebagai suatu
32
rencana tindakan yang disusun sistematis dan dinyatakan secara kuantitatif
mengenai apa yang ingin dicapai oleh suatu organisasi pada masa mendatang.
Dharmanegara (2010:2), mengemukakan bahwa “Budget (anggaran) ialah
suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan
perusahaan yang dinyatakan dalam unit (satuan) moneter dan berlaku untuk
jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.”
Dari definisi tersebut, ada empat unsur yang sangat penting dalam suatu
anggaran yaitu rencana, meliputi seluruh kegiatan perusahaan, dinyatakan
dalam unit moneter, dan jangka waktu tertentu yang akan datang.
1. Rencana, yaitu suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau
kegiatan yang akan dilakukan di waktu yang akan datang.
2. Kegiatan perusahaan yaitu mencakup seluruh kegiatan yang akan dilakukan
oleh semua bagian-bagian yang ada dalam perusahaan yaitu kegiatan
pemasaran (marketing), kegiatan produksi (producing), kegiatan
pembelanjaan (financing), kegiatan administrasi (administrating) serta
kegiatn-kegiatan yang berhubungan dengan masalah-masalah personalia
(personnel). Anggaran nantinya akan dijadikan sebagai pedoman kerja, maka
anggaran harus mencakup seluruh kegiatan perusahaan.
3. Dinyatakan dalam unit moneter, yaitu unit (kesatuan) yang dapat diterapkan
pada berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka ragam.
4. Jangka waktu tertentu yang akan datang, yang menunjukkan bahwa anggaran
perusahaan disusun untuk dipergunakan dalam jangka waktu tertentu. Hal Ini
berarti bahwa apa yang dimuat didalam anggaran adalah taksiran-taksiran
33
(forecast) tentang apa yang akan terjadi serta apa yang akan dilakukan
diwaktu yang akan datang.
B. Karakteristik Anggaran
Menurut Rudianto (2009:4), anggaran merupakan alat yang utama dalam
perencanaan jangka pendek yang efektif dan pengendalian dalam organisasi
dan anggaran mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Anggaran memperkirakan keuntungan yang potensial dari unit perusahaan,
2. Anggaran dinyatakan dalam satuan moneter
3. Anggaran meliputi periode selama satu tahun,
4. Anggaran merupakan komitmen manajemen,
5. Usulan anggaran diperiksa dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari
penyusun anggaran,
6. Anggaran yang telah disusun hanya dapat diubah jika terjadi kondisi khusus,
7. Secara periodik dilakukan analisis selisih antara anggaran dengan
sesungguhnya dan dijelaskan.
C. Tujuan Anggaran
Tujuan penyusunan anggaran adalah untuk :
1. Menentukan suatu cara yang paling menguntungkan, yaitu usaha-usaha bisa
diarahkan pada pencapaian tujuan (objective) yang telah ditetapkan,
2. Membantu manajemen dalam mengendalikan jalannya kegiatan operasional,
3. Menyatakan harapan organisasi secara jelas dan formal, sehingga bisa
memberikan arah terhadap apa yang hendak dicapai manajemen,
34
4. Mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pihak terkait
sehingga anggaran dimengerti, didukung, dan dilaksanakan,
5. Menyediakan rencana secara terperinci mengenai aktivitas dengan maksud
mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas bagi
individu dan kelompok dalam upaya mencapai tujuan,
6. Mengkoordinasikan cara yang akan ditempuh dalam rangka memaksimalkan
sumber daya,
7. Menyediakan alat pengukur dan mengendalikan kinerja individu dan
kelompok, serta menyediakan informasi yang menyadari perlu tidaknya
tindakan koreksi.
D. Manfaat Anggaran
Anggaran banyak manfaatnya sebagai alat pelaksanaan pekerjaan, apabila
direvisi sesuai dengan perubahan asumsi. Adapun manfaat anggaran sebagai
perencanaan terpadu, pedoman pelaksanaan kerja, alat pengkoordinasian kerja,
alat pengendalian kerja, dan alat evaluasi organisasi.
1. Perencanaan terpadu
Anggaran perusahaan digunakan sebagai alat untuk merumuskan rencana
perusahaan dan untuk menjalankan pengendalian terhadap berbagai kegiatan
perusahaan secara menyeluruh. Dengan demikian, anggaran merupakan suatu
alat manajemen yang dapat digunakan baik untuk keperluan perencanaan
maupun pengendalian.
35
2. Pedoman pelaksanaan kerja
Anggaran dapat memberikan pedoman yang baik bagi manajemen puncak
maupun manajemen menengah. Anggaran yang disusun dengan baik akan
membuat karyawan menyadari bahwa manajemen memiliki pemahaman
yang baik tentang operasi perusahaan dan karyawan akan mendapatkan
pedoman yang jelas dalam melaksanakan tugasnya.
3. Alat pengkoordinasian kerja
Anggaran berfungsi sebagai alat untuk pengkoordinasian kerja agar semua
bagian-bagian yang terdapat di dalam perusahaan dapat saling menunjang,
dan saling bekerja sama dengan baik untuk menuju kesasaran yang telah
ditetapkan. Dengan demikian kelancaran jalannya perusahaan akan lebih
terjamin dalam pencapaian sasaran, kebijakan, dan standar yang ditetapkan.
4. Alat pengendalian kerja
Anggaran merupakan serangkaian standar prestasi yang dibandingkan
dengan realisasinya sehingga pelaksanaan setiap aktivitas dapat dinilai
kinerjanya. Dalam menentukan standar diperlukan pemahaman yang realistis
dan analisis yang seksama terhadap kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan. Penentuan standar yang sembarang tanpa didasari oleh
pengetahuan dapat menimbulkan lebih banyak masalah dari pada manfaat.
Hal ini mengingat standar dalam anggaran yang ditetapkan secara sembarang
tersebut mungkin merupakan target yang mustahil untuk dicapai karena
terlalu tinggi atau terlalu rendah. Standar yang ditetapkan terlalu tinggi akan
menimbulkan frustasi atau ketidakpuasan. Sebaliknya penetapan standar
36
yang terlalu rendah akan menjadikan biaya menjadi tidak terkendalikan,
menurunkan laba dan semangat kerja.
5. Alat evaluasi organisasi
Anggaran yang disusun dengan baik dan menerapkan standar yang relevan
akan menjadi pedoman bagi perbaikan operasi perusahaan dalam
menentukan langkah yang ditempuh agar pekerjaan diselesaikan dengan
baik, artinya menggunakan sumber daya perusahaan yang dianggap paling
menguntungkan. Penyimpangan yang mungkin terjadi dalam kegiatan
operasional perlu dilakukan evaluasi yang dapat menjadi masukan berharga
bagi penyusunan anggaran selanjutnya.
E. Hubungan Anggaran Dengan Perencanaan
Setiap organisasi harus membuat suatu perencanaan yang merupakan
proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai dalam jangka
pendek ataupun jangka panjang yang dipakai sebagai dasar dalam
mengendalikan aktivitas operasinya. Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota
Medan membuat suatu perencanaan yang dilakukan terus - menerus karena
dengan berlalunya waktu perlu dilaksanakan perencanaan kembali dan membuat
rencana - rencana baru. Menurut Adisaputro (2007:5), “Perencanaan berarti
kegiatan menetapkan tujuan organisasi dan memilih cara yang terbaik untuk
mencapai tujuan tersebut dan mengarahkan kegiatan operasi.” Proses
perencanaan, baik perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang, adalah
komponen yang paling penting dari keseluruhan sistem.
37
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sebelum perusahaan
melakukan operasinya, pimpinan dari organisasi tersebut harus lebih dahulu
merumuskan kegiatan - kegiatan apa yang akan dilaksanakan di masa datang dan
hasil yang akan dicapai dari kegiatan - kegiatan tersebut, serta bagaimana
melaksanakannya. Dengan adanya rencana tersebut, maka aktifitas akan dapat
terlaksana dengan baik. Sehubungan dengan itu, perencanaan yang disusun oleh
Badan Pengelola Keuangan Daerah meliputi kegiatan - kegiatan operasional,
tujuan dari kegiatan tersebut, dan berapa jumlah anggaran yang disediakan.
Adapun kegiatan - kegiatan operasional yang dilakukan BPKD adalah kegiatan
belanja operasi, belanja modal, belanja tak terduga, serta pembiayaan-
pembiayaan yang di jabarkan dalam laporan realisasi anggaran pendapatan dan
belanja daerah
Ada dua jenis utama perencanaan yang dapat diidentifikasikan yaitu
perencanaan strategis dan perencanaan taktis atau operasional.
1. Perencanaan strategis
Perencanaan ini difokuskan pada tujuan perusahaan dan secara keseluruhan,
mempengaruhi seluruh fungsi manajemen, melibatkan konsekuensi yang
menyeluruh dan jangka panjang.
2. Perencanaan taktis atau operasional
Perencanaan merumuskan tujuan perusahaan untuk mengembangkan
program, kebijakan, kinerja yang diharapkan, melibatkan waktu jangka
pendek hingga menengah, difokuskan pada tingkatan yang telah diberi
38
wewenang dan tanggungjawab menyediakan informasi anggaran untuk
laporan prestasi kerja.
F. Fungsi Anggaran Sebagai Alat Perencanaan
Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan pada waktu menyusun
program kerja yang disusun berdasarkan asumsi perencanaan. Anggaran yang
telah disusun menjadi pedoman kerja atau standar bagi perusahaan. Apabila
terjadi penyimpangan haruslah diselidiki penyebab penyimpangan tersebut dan
segera dilakukan tindakan koreksi atas penyimpangan tersebut.
Adapun fungsi anggaran sebagai alat perencanaan antara lain
mendasarkan kegiatan pada penyelidikan studi dan penelitian, mengerahkan
seluruh kegiatan tenaga dalam organisasi, membantu atau menunjang kegiatan
organisasi, menentukan tujuan-tujuan organisasi, membantu menstabilkan
kesempatan kerja yang tersedia, dan membantu pemakaian alat-alat fisik secara
efektif.
1. Mendasarkan kegiatan pada penyelidikan studi dan penelitian
Mungkin penganggaran bermanfaat untuk membantu manajemen meneliti
dan mempelajari masalah yang berhubungan dengan kegiatan yang akan
dilakukan. Dengan kata lain sebelum merencanakan kegiatan manajer
mengadakan kegiatan dan pengamatan terlebih dahulu. Kebiasaan membuat
rencana akan menguntungkan semua kegiatan.
2. Mengerahkan seluruh tenaga dalam organisasi
Anggaran yang disusun untuk waktu panjang dan jadwal yang teratur, akan
sangat membantu dalam mengerahkan secara tepat tenaga-tenaga kepala
39
bagian dan semua tenaga operasional untuk menentukan arah atau kegiatan
yang paling menguntungkan.
3. Membantu atau menunjang kebijakan organisasi
Pengambilan keputusan merupakan bagian dari perencanaan yang berarti
menentukan atau memilih alternatif pencapaian tujuan dari beberapa
alternatif yang ada. Manajer perlu mengambil kebijakan yang tepat untuk
mencapai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
4. Menentukan tujuan-tujuan organisasi
Manajemen yang dapat menentukan tujuannya secara jelas dan logis (dapat
dilaksanakan) adalah manajemen yang akan berhasil. Anggaran dapat
membantu manajemen dalam memilih mana tujuan yang dapat dilaksanakan
dan mana yang tidak.
5. Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia
Seorang pemimpin yang baik tidak akan pernah mengabaikan atau tidak
memperdulikan kesejahteraan pegawainya. Perencanaan kebutuhan tenaga
kerja yang baik akan menghindari terjadinya kelebihan dan kekurangan
tenaga kerja.
6. Membantu pemakaian alat-alat fisik secara efektif
Dengan disusunnya perencanaan yang terperinci, dapat dihindari timbulnya
biaya-biaya karena kapasitas yang berlebih.
Komponen utama perencanaan adalah anggaran, yang merupakan
rencana keuangan untuk masa yang akan datang. Rencana tersebut
mengidentifikasi tujuan atau tindakan yang diperlukan untuk mencapainya.
40
Sebelum anggaran disiapkan, pihak manajemen terlebih dahulu harus
membangun suatu rencana strategi. Rencana strategi mengidentifikasi strategi -
strategi untuk aktivitas dan operasi di masa depan. Rencana strategi ini akan
menjadi dasar pembuatan anggaran perusahaan atau organisasi.
Adapun proses perencanaan yang dilaksanakan Badan Pengelola Keuangan
Daerah adalah sebagai berikut:
1. Mengadakan evaluasi terhadap variable-variabel eksternal dan internal
seperti kondisi BPKD selama beberapa periode agar dapat menetapkan
tujuan yang realistis
2. Menetapkan tujuan yang bersifat umum dan jangka panjang,
3. Menjabarkan tujuan umum ke dalam sasaran khusus
4. Menetapkan strategi untuk mencapai tujuan
5. Menetapkan financial plan sebagai penjabaran operasional dari tujuan dan
strategi tersebut dimana Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan
telah membuat laporan perkiraan anggaran pendapatan dan belanja sesuai
penerimaan dana yang diperoleh
G. Hubungan anggaran dengan pengendalian
Menetapkan anggaran merupakan salah satu cara mengadakan
pengendalian dalam perusahaan/organisasi. Untuk mengetahui apakah rencana
yang telah ditetapkan dijalankan dengan semestinya, maka diperlukan suatu
pengendalian. Pengendalian didefinisikan sebagai proses menilai dan
mengevaluasi kinerja aktual dari setiap bagian organisasi suatu perusahaan,
kemudian melaksanakan tindakan perbaikan apabila diperlukan. Hal ini
41
dilakukan untuk menjamin bahwa Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota
Medan dapat mencapai sasaran, tujuan, target, kebijakan, serta standar yang
telah ditetapkan dan dirancangkan secara efektif dan efisien.
Dengan adanya pengendalian dapat dilihat seberapa jauh perencanaan
yang telah dicapai dan seberapa banyak penyimpangan yang terjadi.
Penyimpangan yang terjadi akan dianalisis guna mengetahui tindakan apa saja
yang harus dilakukan untuk memperbaikinya yaitu dengan mengukur seberapa
besar ketidaksesuaian dari tujuan ataupun target yang ingin dicapai. Adisaputro
(2007:5) mengemukakan pengendalian terbagi atas tiga macam yaitu
pengendalian awal, pengendalian berjalan, dan pengendalian umpan balik.
1. Pengendalian awal (preliminary control)
Pengendalian yang dipergunakan sebelum kegiatan atau tindakan
dilaksanakan untuk menjamin bahwa perusahaan telah siap untuk
melaksanakan kegiatan.
2. Pengendalian berjalan (concurrent control)
Pengendalian terhadap aktivitas yang sedang berjalan untuk menjamin bahwa
tujuan dapat dicapai, dan kebijakan serta prosedur telah diterapkan dengan
benar selama operasi perusahaan berlangsung.
3. Pengendalian umpan balik (feedback control)
Pengendalian pasca operasi, memfokuskan pada hasil periode sebelumnya
untuk mengendalikan aktivitas dimasa datang.
Adapun pengendalian yang dilakukan oleh Badan Pengelola Keuangan
Daerah Kota Medan dalam menjalankan kegiatan operasinya dengan cara:
42
1. Mengontrol pendapatan yang diterima dan belanja yang dikeluarkan secara
bulanan yang selanjutnya diakumulasikan per tahun,
2. Disesuaikan dengan keadaan baik dengan memperhatikan situasi politik dan
ekonomi agar tidak melebihi anggaran yang telah disusun,
3. Membandingkan realisasi pendapatan dan belanja dengan anggarannya untuk
mengetahui apakah telah terjadi penyimpangan atau tidak yang selanjutnya
dicari faktor-faktor penyebab timbulnya perbedaan tersebut kemudian
dilakukan tindakan koreksi untuk penyimpangan yang tidak menguntungkan,
4. Membentuk suatu bagian yang bertugas mengawasi seluruh kegiatan yang
dilakukan Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan sebelum
menganalisis perbandingan antara realisasi dan anggaran yaitu pada bagian
keuangan.
H. Fungsi Anggaran sebagai Alat Pengendalian
Anggaran dapat dijadikan sebagai alat untuk melaksanakan fungsi
pengendalian. Dengan adanya anggaran maka standar kerja sudah ada,
kemudian sistem akuntansi akan menjadi angka realisasi yang dapat
dibandingkan dengan standar atau sasaran, yaitu anggaran. Pengendalian harus
dilakukan secara berkala sepanjang periode dan bukan hanya akhir periode saja.
Penilaian pada akhir periode saja akan menyebabkan keterlambatan untuk
melakukan perbaikan maka sebaliknya laporan kinerja dibuat setiap bulan.
Proses pengendalian dirancang untuk membantu memantau aktivitas yang
sedang berjalan dari suatu unit usaha, biasanya terdiri dari beberapa tahap:
43
1. Membandingkan kinerja aktual untuk periode yang bersangkutan dengan
tujuan dan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,
2. Menyiapkan laporan kinerja yang berisi hasil aktual beserta hasil yang
direncanakan dan selisih dari kedua angka tersebut,
3. Menganalisis penyimpangan antara hasil aktual dan hasil yang direncanakan
dan mencari sebab-sebab penyimpangan tersebut,
4. Mencari dan mengembangkan tindakan alternatif untuk mengatasi masalah
dan belajar dari pengalaman pihak lain yang telah sukses di suatu bidang
tertentu,
5. Memilih (tindakan korektif) dari kumpulan alternatif yang ada dan
menerapkan tindakan tersebut.
Tindak lanjut atas pengendalian untuk menilai efektivitas dari tindakan
diterapkan dengan adanya umpan maju untuk membuat perencanaan periode
berikutnya. Perbandingan antara hasil aktual dengan tujuan yang direncanakan
merupakan pengukuran efektivitas pengendalian selama periode tertentu di
masa lalu. Hal ini memberikan dasar untuk memberikan umpan balik yang
efektif.
Adapun fungsi anggaran sebagai alat pengendalian pada Badan Pengelola
Keuangan Daerah Kota Medan, yaitu:
a. Memberikan standar yang memadai untuk mengukur prestasi,
b. Pembanding seberapa jauh pelaksanaan rencana kerja yang telah dicapai unit
kerja,
c. mengendalikan operasional dan belanja serta pengeluaran,
44
d. mencegah terjadinya pengeluaran yang berlebihan.
I. Analisis Anggaran pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan
Penganggaran merupakan sistem perencanaan dan pengendalian yang
digunakan secara luas untuk menjalankan tanggung jawab manajerial. Dengan
adanya anggaran maka standar kerja pada Badan Pengelola Keuangan Daerah
Kota Medan sudah ada, kemudian sistem akuntansi atau sistem informasi
lainnya akan menjadi angka realisasi yang dapat dibandingkan dengan standar
atau sasaran, yaitu anggaran. Perbedaan antara anggaran dan realisasi disebut
penyimpangan atau variance. Penyimpangan terjadi dalam dua kemungkinan,
yaitu :
1. Penyimpangan yang menguntungkan,
2. Penyimpangan yang tidak menguntungkan.
Penyimpangan-penyimpangan tersebut baik yang menguntungkan maupun
yang tidak menguntungkan akan dievaluasi, dan hasil evaluasinya akan menjadi
bahan pertimbangan untuk menyusun anggaran periode berikutnya yang disusun
berdasarkan pengalaman dan data aktual dari tahun-tahun sebelumnya. Untuk
melihat bagaimana fungsi perencanaan dan pengendalian anggaran sudah
berlangsung secara efektif dan efisien serta penyimpangan - penyimpangan
yang terjadi pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan dapat dilihat
dari hasil yang dicapai, yaitu laporan anggaran realisasi berupa Laporan
Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun 2010 yang disajikan
dalam tabel 3.1 Tentang laporan realisasi anggaran pendapatan dan belanja.
45
Tabel 3.1 Laporan Anggaran Pendapatan dan Belanja (Aktual-Realisasi )
PEMERINTAHAN KOTA MEDAN
LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
TAHUN ANGGARAN 2010
No. Urut Uraian Anggaran 2010 (1)
Realisasi 2010 (2) Realisasi 2009
Surplus/Defisit (1-2)
1 Pendapatan 2.101.631.164.629,00 2.069.833.895.802,54 1.870.374.442.328,41 + 31.797.268.827,00
1.1 Pendapatan Asli Daerah 548.479.109.229,00 588.941.453.691,54 368.564.026.365,41 - 4.462.344.462,00
1.2 Pendapatan Transfer 1.521.329.895.400,00 1.449.070.282.111,00 1.465.603.244.963,00 +72.259.613.289,00
1.3 Pendapatan Lainya yang Sah 31.822.160.000,00 31.822.160.000,00 36.207.171.000,00 0,00
2 Belanja 2.582.065.326.653,00 2.235.195.758.724,49 1.886.588.720.238,68 + 346.869.567.929,00
2.1 Belanja Operasi 2.087.951.698.576,00 1.810.401.957.278,49 1.468.508.872.289,37 + 227.549.741.298,00
2.1.1 Belanja Pegawai 1.348.856.820.305,00 1.221.812.838.509,75 1.015.813.092.850,05 + 127.043.981.796,00
2.1.2 Belanja Barang 585.145.948.271,00 469.056.169.617,83 388.460.118.431,00 + 116.089.778.654,00
2.1.3 Belanja Bunga 2.500.000.000,00 2.427.198.745,91 2.079.485.083,32 + 72.801.255,00
2.1.4 Belanja Subsidi 1.000.000.000,00 0,00 0,00 + 1.000.000.000,00
2.1.5 Belanja Hibah 101.349.228.083,00 84.605.219.005,00 28.306.516.402,00 + 16.744.010.078,00
2.1.6 Belanja Bantuan Sosial 49.099.701.917,00 32.500.531.400,00 33.849.659.523,00 + 16.599.170.517,00
2.2 Belanja Modal 487.113.628.077,00 423.443.461.446,00 417.265.685.949,31 +63.670.166.561,00
2.2.1 Belanja Tanah 21.099.593.100,00 7.667.845.050,00 8.230.662.000,00 + 13.431.748.050,00
2.2.2 Belanja Peralatan dan Mesin 130.904.333.457,00 114.160.323.532,00 101.544.955.051,00 + 16.744.009.925,00
46
2.2.3 Belanja Bangunan dan Gedung
75.759.387.044,00 68.188.126.705,00 96.742.105.037,00 + 7.517.260.339,00
2.2.4 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan
232.115.319.476,00 215.755.359.290,00 209.336.017.946,31 +16.359.960.186,00
2.2.5 Belanja Aset Tetap Lainnya 27.234.995.000,00 17.671.806.869,00 1.411.945.915,00 + 9.536.188.131,00
2.3 Belanja Tak Terduga 7.000.000.000,00 1.350.340.000,00 814.162.000,00 + 5.649.660.000,00
3 Pembiayaan 561.494.406.610,00 554.829.762.382,05 610.478.280.275,23 +6.664.644.228,00
3.1 Penerimaan Daerah 597.110.174.195,00 564.673.299.153,64 625.372.553.795,59 + 32. 436.875.042,00
3.2 Pengeluaran Daerah 35.615.767.585,00 9.843.536.771,59 14.894.273.520,36 + 25. 772.230. 814,00
Sumber : Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan
47
1. Pendapatan
a. Pendapatan Asli Daerah
Untuk realisasi Pendapatan Asli Daerah adalah sebesar Rp
588.941.453.691,54 sedangkan yang dianggarkan oleh Badan Pengelola
Keuangan Daerah adalah sebesar Rp 548.479.109.229,00 terjadi selisih Rp -
4.462.344.462,00 yang artinya realisasinya lebih tinggi daripada yang
dianggarkan. Terjadi ketidaksesuaian yang menguntungkan, Tentu dalam hal
pendapatan ini menjadi sebuah keuntungan karena pendapatan akan
menutupi pengeluaran belanja dan pembiayaan.
b. Pendapatan Transfer
Anggaran yang direncanakan BPKD untuk pendapatan transfer sebesar Rp
1.521.329.895.400,00 dan hasil yang dicapai adalah sebesar Rp
1.449.070.282.111,00 yang artinya terjadi ketidaksesuaian yang tidak
menguntungkan bagi BPKD dalam hal pendapatan sebesar Rp
72.259.613.289,00 karena realisasi lebih kecil daripada anggarannya.
c. Pendapatan Lain-Lain yang Sah
Anggaran yang direncanakan untuk pendapatan lain-lain sebesar Rp
31.822.160.000,00 ternyata realisasinya tidak ada, berarti terjadi
ketidaksesuaian yang menguntungkan sebesar anggaran yang direncanakan
yaitu Rp. 31.822.160.000,00
48
2. Belanja
2.1 Belanja Operasi
a. Belanja Pegawai
Untuk realisasi atas bagian belanja pegawai sebesar Rp.
1.221.812.838.509,00 sedangkan anggaran yang direncanakan sebesar Rp.
1.348.856.820.305,00 ,terjadi penyimpangan yang menguntungkan bagi
BPKD sebesar Rp. 127.043.981.796,00 sehingga dapat melakukan
penghematan.
b. Belanja Barang
Dana yang dianggarakan untuk belanja barang adalah Rp
585.145.948.271,00 sedangkan realisasi yang dicapai adalah sebesar Rp
469.056.169.617,00 , yang artinya terjadi penyimpangan yang
menguntungkan sebesar Rp 116.089.778.654,00 karena realisasinya lebih
rendah dari anggarannya.
c. Belanja Bunga
Anggaran yang direncanakan untuk belanja bunga sebesar Rp
2.500.000.000 sedangkan realisasi yang dicapai adalah sebesar Rp
2.427.198.745,00 , yang artinya terjadi penyimpangan yang
menguntungkan sebesar Rp 72.801.255,00 karena realisasinya lebih rendah
dari anggarannya.
49
d. Belanja Subsidi
Anggaran yang direncanakan untuk belanja subsidi sebesar Rp
1.000.000.000,00 ternyata realisasinya tidak ada, berarti terjadi
ketidaksesuaian yang menguntungkan sebesar anggaran yang direncanakan
yaitu Rp. 1.000.000.000,00
e. Belanja Hibah
Dana anggaran untuk keperluan ini sebesar Rp 101.349.228.083,00
sedangkan realisasinya sebesar Rp 84.605.219.005,00, berarti terjadi
penyimpangan yang menguntungkan sebsesar Rp 16.744.010.078,00
f. Belanja Bantuan Sosial
Anggaran yang direncanakan BPKD untuk belanja bantuan sosial adalah
Rp 49.099.701.917,00 dan realisasinya sebesar Rp 32.500.531.400,00
berarti terjadi penyimpangan yang menguntungkan, karena realisasinya
lebih kecil dari anggaran sebesar Rp 32.500.531.400,00
2.2 Belanja Modal
a. Belanja Tanah
Untuk realisasi belanja tanah sebesar Rp 7.667.845.050,00 sedangkan
anggaran yang dikeluarkan sebesar Rp 21.099.593.100,00. terjadi selisih
sebesar Rp 13.431.748.050,00 maka terjadi penyimpangan yang
menguntungkan karena realisasi lebih kecil dari pada anggaran sehingga
dapat melakukan penghematan.
50
b. Belanja Peralatan dan Mesin
Anggaran yang direncanakan BPKD untuk belanja peralatan dan mesin
adalah Rp 130.904.333.457,00 dan realisasinya sebesar Rp
114.160.323.532,00 berarti terjadi penyimpangan yang menguntungkan,
karena realisasinya lebih kecil dari anggaran sebesar Rp 16.744.009.925,00
c. Belanja Bangunan dan Gedung
Untuk realisasi belanja bangunan dan gedung sebesar Rp
68.188.126.705,00 sedangkan anggaran yang dikeluarkan sebesar Rp
75.759.387.044,00 terjadi selisih sebesar Rp 7.517.260.339,00 maka terjadi
penyimpangan yang menguntungkan karena realisasi lebih kecil dari pada
anggaran sehingga dapat melakukan penghematan.
d. Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan
Anggaran yang direncanakan untuk belanja jalan, irigasi dan jaringan
sebesar Rp 232.115.319.476,00 sedangkan realisasi yang dicapai adalah
sebesar Rp 215.755.359.290,00 , yang artinya terjadi penyimpangan yang
menguntungkan sebesar Rp 16.359.960.186,00 karena realisasinya lebih
rendah dari anggarannya.
e. Belanja Aset Tetap Lainya
Untuk realisasi belanja aset tetap lainya sebesar Rp 17.671.806.869,00
sedangkan anggaran yang dikeluarkan sebesar Rp 27.234.995.000,00
terjadi selisih sebesar Rp 9.536.188.131,00 maka terjadi penyimpangan
yang menguntungkan karena realisasi lebih kecil dari pada anggaran
sehingga dapat melakukan penghematan.
51
2.3 Belanja Tak Terduga
a. Belanja Tak Terduga
Anggaran belanja tak terduga sebesar Rp 7.000.000.000,00 sedangkan
realisasi anggaranya sebesar Rp 1.350.340.000,00 terjadi selisih sebesar Rp
5.649.660.000,00 maka terjadi penyimpangan yang menguntungkan karena
realisasi lebih kecil dari pada anggaran sehingga dapat melakukan
penghematan.
3. Pembiayaan
a. Penerimaan Daerah
Untuk realisasi Penerimaan Daerah adalah sebesar Rp 564.673.299.153,00
sedangkan yang dianggarkan oleh Badan Pengelola Keuangan Daerah
adalah sebesar Rp 597.110.174.195,00 terjadi selisih Rp 32.
436.875.042,00 yang artinya realisasinya lebih rendah daripada yang
dianggarkan. Terjadi penyimpangan yang menguntungkan.
b. Pengeluaran Daerah
Anggaran pengeluaran daerah sebesar Rp 35.615.767.585,00 sedangkan
realisasi anggaranya sebesar Rp 9.843.536.771,00 terjadi selisih sebesar Rp
25.772.230.814,00 maka terjadi penyimpangan yang menguntungkan
karena realisasi lebih kecil dari pada anggaran.
Dalam konteks pembiayaan, penerimaan daerah berfungsi sebagai
penambal pengeluaran daerah. Jadi dalam realisasi penerimaan daerah
sebesar Rp 564.673.299.153,00 dikurangi dengan pengeluaran daerah
sebesar Rp 9.843.536.771,00 masih terdapat surplus dalam bidang
52
pembiayaan sebesar Rp 554.829.762.382,00 yang akan digunakan untuk
membantu pendapatan dalam menutupi defisit belanja.
Anggaran pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan telah
berfungsi sebagai alat perencanaan karena dari segi perencanaan angka standar
yang tersaji pada laporan anggaran tahun 2010 dan realisasi tahun 2009 berfungsi
sebagai multiplier yang akurat, oleh karena itu anggaran dapat dengan mudah
disesuaikan dengan tingkat kegiatan yang sebenarnya tanpa perlu khawatir bahwa
pengubahannya akan bersifat berlebihan ataupun terlalu minim. Rata-rata
anggaran pendapatan dan belanja pada tahun 2010 hanya terjadi sedikit selisih
dengan realisasinya baik itu dalam penyimpangan menguntungkan maupun tidak
menguntungkan dengan adanya perencanaan yang disusun berdasarkan data,
informasi, serta pengalaman yang lengkap. Kesesuaian antara aktivitas yang
dilakukan dengan perencanaan yang dibuat meningkatkan efisiensi dan efektivitas
kerja pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan.
Dari segi pengendalian, anggaran pada Badan Pengelola Keuangan Daerah
Kota Medan juga telah berfungsi sebagai alat pengendalian karena jumlah
anggaran didasarkan atas angka standar yang sudah diperhitungkan secara cermat
dan juga berfungsi sebagai alat penilai efisiensi dimana angka standar yang
dipakai memang efektif sehingga realisasi biaya yang melebihi atau kurang dari
jumlah yang dianggarkan dianggap merupakan pemborosan/penghematan yang
sebenarnya. Dengan demikian selisih biaya (analisis variance) benar benar dapat
dinilai penyimpangan dari yang seharusnya untuk kemudian dilakukan tindakan
perbaikan sebelum akhir periode yaitu setiap tiga bulan.
53
BAB IV
PENUTUP
Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan dari
pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, selain itu penulis juga
memberikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat demi kebaikan dan
kemajuan Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan.
A. Kesimpulan
Adapun terdapat empat kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan
pembahasan yang telah dilakukan.
1. Dilihat dari hasil laporan anggaran dan realisasi, anggaran pada Badan
Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan telah berfungsi sebagai alat
perencanaan dan pengendalian walaupun jumlah belanja masih lebih besar
dari pada jumlah pendapatan.
2. Dalam penyusunan anggaran, Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota
Medan menggunakan data dan informasi yang bersumber dari pengalaman
dan juga data aktual tahun-tahun sebelumnya.
3. Fungsi anggaran telah dilaksanakan dengan sangat baik oleh Badan Pengelola
Keuangan Daerah Kota Medan. Hal itu dapat dilihat dari laporan realisasi
anggaran yang anggaran belanjanya tidak satupun mengalami penyimpangan
yang tidak menguntungkan(realisasi tidak melebihi anggaran yang telah
ditetapkan) sehingga penyimpangan menguntungkan ini akan menjadi
penghematan.
54
4. Peran utama anggaran sebagai alat pengendalian dan perencanaan adalah
untuk mengatur seluruh aktivitas organisasi sehingga apa yang telah
ditargetkan dapat tercapai dan mengetahui seberapa banyak penyimpangan
yang terjadi yang selanjutnya langsung di analisis guna mengetahui tindakan
apa saja yang harus dilakukan untuk memperbaikinya.
B. Saran
Berikut ini terdapat tiga saran yang dapat penulis diberikan untuk kebaikan
dan kemajuan Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan.
1. Fungsi anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian pada Badan
Pengelola Keuangan Daerah sebaiknya tetap dipertahankan dan lebih cermat
dalam menyusun anggaran agar asumsi-asumsi yang tidak sesuai yang
menyebabkan beberapa anggaran melebihi realisasinya dapat diminimalisasi.
2. Dalam penyusunan anggaran sebaiknya Badan Pengelola Keuangan Daerah
Kota Medan tidak hanya menggunakan data dan informasi dari data aktual
tahun-tahun sebelumnya tetapi juga harus melihat keadaan atau kondisi ke
depan.
3. Analisis yang digunakan dalam memperoleh input untuk penyusunan
anggaran BPKD sebaiknya diperluas tidak hanya dari data dan informasi
aktual tahun-tahun sebelumnya tetapi juga berdasarkan pengalaman terdahulu
serta terus memperhatikan perkembangan lingkungan internal dan eksternal
sehingga perubahan yang terjadi dapat ditangani dengan cepat dan tepat.
55
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputro, Gunawan dan Yunita Anggraini.(2007). Anggaran Bisnis.UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Darsono dan Ari P.(2010). Penganggaran Perusahaan. Edisi Kedua. Mitra
Wacana Media. Jakarta Dharmanegara, I.B.A. (2010). Penganggaran Perusahaan Teori dan Aplikasi.
Graha Ilmu. Denpasar. Herman, Edi. (2006). Penganggaran Korporasi. Rajawali Pers. Jakarta. Nafarin,M. (2007). Penganggaran Perusahaan. Edisi Ketiga. Salemba Empat.
Jakarta. Prawironegoro,Darsono dan Ari Purwanto.(2008). Penganggaran Perusahaan.
Edisi Pertama. Jilid 1.Mitra Wacana Media. Jakarta. Rudianto.(2009). Penganggaran. Erlangga. Jakarta.
Wirartha, I Made. (2006). Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Edisi Pertama.
ANDI. Yogyakarta
56
57