PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

127
1 PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. WIJAYA KARYA BETON Tbk ANRIANI 105730377912 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2016

Transcript of PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

Page 1: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

1

PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI

ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA

PT. WIJAYA KARYA BETON Tbk

ANRIANI

105730377912

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2016

Page 2: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

2

PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT

PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. WIJAYA

KARYA BETON TBK

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi

Disusun dan Diajukan Oleh

ANRIANI

Nomor Stambuk : 1057 3037 7912

Kepada

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2016

Page 3: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

3

Page 4: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

4

Page 5: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

5

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Anriani

Nomor Stambuk : 10573 03779 12

Program Studi : Akuntansi

Menyatakan bahwa benar skripsi ini adalah penelitian saya sendiri tanpa bantuan

dari pihak lain atau telah ditulis/dipublikasikan orang lain atau melakukan plagiat.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari

pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai

aturan yang berlaku, sekalipun ini pencanutan gelar akademik.

Makassar, Agustus 2016

Yang Menyatakan,

Penulis

Page 6: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

6

MOTTO

Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang disertai doa,

karena sesungguhnya nasib seorang manusia tidak akan berubah dengan

sendirinya tanpa berusaha.

Selama dunia masih berputar

Gunakan waktu semaksimal mungkin dalam mengerjakan sesuatu

Karena jika tidak

Kita akan terbuai oleh mimpi belaka

Kupersembahakan karya ini sebagai tanda terima kasihku kepada yang

tercinta Ayah dan Ibuku , kakak-kakakku, serta teman-teman yang

senantiasa memanjatkan doa kehadirat Allah SWT dan senantiasa

mengikhlaskan segalanya.

Page 7: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

7

ABSTRAK

ANRIANI. 2016.Pelaksanaan Anggaran Fleksibel Sebagai Alat Pengendalian

Biaya Produksi Pada PT. Wijaya Karya Beton Tbk. Skripsi, Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Makassar.Dibimbing

oleh H. Ansyarif Khalid dan Ismail Rasulong.

Penelitian ini bertujan untuk mengetahui analisis pelaksanaan anggaran

fleksibel sebagai alat pengendalian biaya produksi pada PT. Wijaya Karya Beton

Tbk.

Penelitian ini menggunakan metode pengambilan data primer yang

digunakan adalah field research dengan melakukan observasi langsung di

lapangan, wawancara dengan pihak perusahaan, dan mengumpulkan dokumentasi

yang ada di lapangan. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif

kuantitatif dengan menggunakan perhitungan varians terhadap tiga biaya

produksi.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan anggaran haruslah lebih

mendalam dalam menganalisis selisih yang terjadi. Hal ini dilakukan agar

kedepannya dapat diambil langkah yang diperlukan untuk meminimalkan selisih

yang tidak menguntungkan. Dengan demikian, fungsi dari anggaran sebagai alat

perencanaan dan pengendalian biaya dapat lebih efektif dan efisien.

Kata kunci: anggaran, pengendalian biaya, selisih (varians), efisiensi

Page 8: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

8

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa

karena berkat karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal dengan

judul”Pelaksanaan Anggaran Fleksibel Sebagai Alat Pengendalian Biaya

Produksi Pada PT. Wijaya Karya Beton Tbk” merupakan salah satu syarat

untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Selesainya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu

dengan segenap kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih yang tak

terhingga, kepada yang terhormat :

1. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda dan Ibunda dan seluruh saudara-

saudaraku tersayang yang telah banyak berkorban untuk keberhasilan

pendidikan penulis.

2. Bapak Ismail Badollahi, SE, MSi, Ak, CA selaku ketua Jurusan

Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Bapak Dr. H. Ansyarif Khalid, SE, MSi, Ak, CA sebagai pembimbing I

dan Bapak Ismail Rasulong, SE, MM selaku pembimbing II yang telah

membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak dan ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah

Makassar yang sudah banyak meluangkan waktu untuk mengajar,

Page 9: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

9

membimbing dan membuka wawasan penulis selama duduk di bangku

kuliah sampai selesainya penulisan skripsi ini.

5. Manajer PT. Wijaya Karya Beton Tbk, serta seluruh karyawan yang telah

menerima penulis dengan senang hati untuk mengadakan penelitian pada

perusahaan dan memberikan data-data yang dibutuhkan dalam menyusun

skripsi ini.

6. Rekan-rekan mahasiswa yang turut berpartisipasi dalam penulisan skripsi

ini yang tidak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu. Semoga

segala amal kebaikannya mendapat imbalan yang berlipat ganda dari

Tuhan Yang Maha Kuasa.

Akhirnya kepada Tuhan Jualah penulis serahkan segalanya, semoga segala

bantuan dari semua pihak mendapatkan imbalan dan pahala yang berlipat

ganda dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Amiiin…..

Makassar, Agustus 2016

Penulis

Page 10: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

10

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN SKRIPSI ............................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv

HALAMAN PERNYATAAN SKRIPSI ............................................................ v

MOTTO ............................................................................................................... vi

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR

............................................................................................................................... vii

i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ x

DAFTAR TABEL

............................................................................................................................... xii

i

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5

C. Tujuan & Manfaat Penelitian .................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Anggaran ............................................................................... 7

Page 11: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

11

B. Manfaat Anggaran ................................................................................... 10

C. Jenis-Jenis Anggaran .............................................................................. 15

D. Pengertian Anggaran Fleksibel ................................................................ 18

E. Pengertian Biaya Produksi....................................................................... 21

F. Unsur-Unsur Biaya Produksi ................................................................... 24

G. Pengertian Pengendalian.......................................................................... 26

H. Tinjauan Empirik .................................................................................... 28

I. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 29

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 32

B. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 32

C. Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 33

D. Populasi dan Sampel ............................................................................... 33

E. Defenisi Operasional ............................................................................... 34

F. Metode Analisis ....................................................................................... 35

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan ................................................................... 40

B. Visi, Misi dan Kebijakan Strategis Perusahaan ..................................... 43

C. Struktur Organisasi................................................................................. 44

D. Tugas Pokok dan Fungsi ........................................................................ 45

E. Proses Produksi ...................................................................................... 48

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Page 12: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

12

A. Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi ................................................... 52

B. Anggaran Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi ............................. 80

C. Anggaran Fleksibel ................................................................................... 80

D. Analisis Varians Biaya Produksi ............................................................... 85

E. Manfaat Analisis dan Pengendalian Biaya ............................................... 92

BAB VI SIMPULAN & SARAN

A. Simpulan ................................................................................................... 94

B. Saran .......................................................................................................... 95

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

13

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Data Produksi Tiang Listrik Beton Tahun 2013, 2014, dan 2015 ........ 53

Tabel 5.2 Data Produksi Tiang Listrik Beton Bulan Januari s/d Bulan Desember

Tahun 2013............................................................................................ 54

Tabel 5.3 Data Produksi Tiang Listrik Beton Bulan Januari s/d Bulan Desember

Tahun 2014 ........................................................................................... 56

Tabel 5.4 Data Produksi Tiang Listrik Beton Bulan Januari s/d Bulan Desember

Tahun 2015 ........................................................................................... 58

Tabel 5.5 Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi Tiang Listrik Beton Tahun

2013, 2014, dan 2015 ........................................................................... 60

Tabel 5.6 Data Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi Tiang Listrik Beton Tahun

2013 ...................................................................................................... 61

Tabel 5.7 Data Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi Tiang Listrik Beton Tahun

2014 ..................................................................................................... 63

Tabel 5.8 Data Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi Tiang Listrik Beton Tahun

2015 ..................................................................................................... 65

Tabel 5.9 Anggaran Biaya Bahan Baku Langsung dalam Produksi Tiang Listrik

Beton Tahun 2015 ................................................................................ 67

Page 14: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

14

Tabel 5.10 Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung dari Bulan Januari s/d

Desember Tahun 2015 .......................................................................... 69

Tabel 5.11 Anggaran Biaya Overhead Pabrik Tahun 2015 .................................. 70

Tabel 5.12 Realisasi Biaya Bahan Baku Langsung Dalam Produksi Tiang Listrik

Beton Tahun 2015 ............................................................................... 72

Tabel 5.13 Realisasi Biaya Tenaga Kerja Langsung dari Bulan Januari s/d

Desember Tahun 2015 .......................................................................... 74

Tabel 5.14 Realisasi Anggaran Biaya Overhead Pabrik Tahun 2015 ................... 75

Tabel 5.15 Klasifikasi Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi Sebelum dilakukan

Pemisahan Biaya Semi Variabel.......................................................... 76

Tabel 5.16 Anggaran Biaya Produksi Setelah Pemisahan Biaya Semi Variabel .. 78

Tabel 5.17 Realisasi Biaya Produksi Setelah Pemisahan Biaya Semi Variabel ... 79

Tabel 5.18 Besarnya Biaya Variabel Perunit dan Biaya Tetap dalam Produksi

Tiang Listrik Beton (Menurut Anggaran) .............................................. 84

Tabel 5.19 Hasil Perhitungan Varians Biaya Produksi ......................................... 92

Page 15: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

15

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir................................................................................... 31

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan PT. Wijaya Karya Beton Tbk ........ 44

Page 16: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dinamika dunia usaha yang begitu kompleks menuntut setiap perusahaan

untuk tanggap terhadap setiap pergeseran serta perubahan yang terjadi pada

lingkungan dunia usaha yang penuh dengan ketidakpastian. Ketidakpastian dan

ketidakmampuan mengikuti perubahan akan menjadi awal dari kemunduran dan

kelumpuhan sebuah perusahaan. Oleh karena itu dalam rangka mempertahankan

eksistensi dan kontinuitas usahanya, maka perusahaan dituntut kesiapannya dalam

membuat konsep dan menyusun strategi kebijakan yang berorientasi pada

perubahan.

Kontinuitas hidup perusahaan secara teoritis sangat ditentukan oleh

kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba yang optimal, atau dengan kata

lain bahwa kontinuitas hidup perusahaan merupakan fungsi dari profitabilitas/

kemampuannya menghasilkan laba. Hal ini tentu saja membutuhkan perencanaan

dan pengendalian operasional yang sistematis.

Salah satu bentuk dari upaya perencanaan yang sekaligus dapat digunakan

sebagai alat pengendalian khususnya terhadap biaya produksi adalah anggaran.

Dalam anggaran ditentukan terlebih dahulu jumlah atau besarnya biaya yang

diperkirakan akan terjadi dari masing-masing kegiatan perusahaan yang akan

dilaksanakan di masa yang akan datang. Kegunaan anggaran sebagai alat

pengendalian terhadap biaya produksi sangat dirasakan manfaatnya, sehingga

anggaran dalam hal ini anggaran biaya produksi semakin banyak digunakan oleh

Page 17: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

17

berbagai organisasi, baik profit maupun non profit. Dalam anggaran biaya

produksi terdapat biaya-biaya seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan

biaya overhead pabrik yang berhubungan dengan pengawasan dan pengendalian

biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan.

Berdasarkan fleksibilitasnya, ada dua konsep anggaran yang dapat

digunakan sebagai alat perencanaan dan pengendalian, yaitu konsep anggaran

statik dan anggaran fleksibel. Namun dalam penelitian ini ditekankan pada

anggaran fleksibel, karena anggaran statik dianggap banyak kelemahan karena

hanya untuk satu tingkat aktivitas saja yaitu hanya berfokus pada satu biaya.

Sedangkan anggaran fleksibel dapat digunakan untuk beberapa tingkat aktivitas.

Maksud dari aktivitas anggaran fleksibel adalah penggolongan dari biaya produksi

seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik selain itu

dapat menjadi solusi alternatif sehingga perusahaan dapat mengantisipasi

perubahan-perubahan yang terjadi pada tingkat aktivitas dalam periode anggaran

dan dapat digunakan untuk menganalisis penyimpangan biaya dengan lebih baik.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maria Kristanti (2008)

yang meneliti mengenai anggaran fleksibel sebagai alat perencanaan dan

pengendalian biaya produksi pada PT. Indah Cemerlang Malang. Analisis

pelaksanaan penelitian ini menggunakan analisis least square dan penyusunan

anggaran fleksibel (flexible budget). Dalam penyusunan anggaran fleksibel yang

harus diperhatikan adalah biaya produksinya, karena biaya produksi mengandung

sifat dan jenis serta tingkat variabilitas yang tinggi terutama biaya overhead pabrik

(FOH). Dalam biaya FOH ini terdapat perlakuan biaya semi variabel yang

Page 18: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

18

ditekankan pada biaya variabel saja karena variabel ini selalu berubah mengikuti

perubahan volume produksi, sehingga biaya variabel yang terdapat dalam biaya

semi variabel harus dipisahkan biaya tetapnya. Sebelum anggaran fleksibel

disusun, terlebih dahulu harus menentukan tarif biaya produksi per unit pada

kapasitas yang dianggarkan. Jika tarif biaya produksi diketahui dari adanya

pemisahan biaya FOH semi variabel, maka untuk melanjutkan dapat disusun

anggaran fleksibel pada tingkat volume produksi. Hasil analisis dalam penelitian

ini adalah adanya peningkatan produksi pada tiap tahunnya. Hal ini menunjukkan

bahwa perusahaan dapat mengembangkan usahanya dimasa yang akan datang.

Mengingat pentingnya penerapan anggaran fleksibel, maka dalam

penelitian ini ditentukan pada PT. Wijaya Karya Beton Tbk Pabrik Produk Beton

Sulawesi Selatan yakni suatu perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi yang

berlokasi Kawasan Industri Makasar (KIMA) yang terletak di Jl. Kima Raya II

Kav. S/4-5-6 Daya, Biringkanaya. Dimana dalam melakukan kegiatan konstruksi,

maka perusahaan perlu menyusun anggaran, dalam penyusunan anggaran

perusahaan melakukan pengendalian terhadap biaya produksi berdasarkan

anggaran statis. Sesuai dengan permasalahan yang ada, anggaran biaya produksi

yang selama ini belum dapat dijadikan sebagai alat pengendalian yang akurat.

PT. Wijaya Karya Beton, Tbk Pabrik Produk Beton Sulawesi Selatan yang

merupakan anak perusahaan dari PT. Wijaya Karya (persero) yang bergerak di

produksi pracetak beton wilayah Sulawesi Selatan. Perjalanan cikal bakal Wika

Beton yang bidang usahanya sebagai produsen beton ini, cukup panjang. Diilhami

oleh perkembangan kemajuan teknologi khususnya di bidang konstruksi, disusul

Page 19: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

19

oleh kemajuan bidang komunikasi dan transportasi. Para pakar teknologi Wika

melihat peluang yang sangat baik untuk mencoba membuat produk beton yang

dapat menggatikan produk lain dengan mutu yang lebih baik, usia yang lebih

panjang dengan bebas korosi, dan harga yang bersaing.

Produk beton PT. Wijaya Karya Beton Tbk PBB Sulawesi Selatan terdiri

dari dua jenis dilihat dari proses produksinya. Yang pertama beton sentrifugal

yang terdiri dari tiang pancang, tiang listrik, dan tiang pancang kotak sentrifugal.

Dua jenis kedua adalah beton pracetak yang menghasilkan jenis berupa beam

jembatan, Concrete Corrugated Sheet Pile (CCSP), a-jack, tetrapod,u-ditch dan

tiang pancang massif. Salah satu bentuk kerjasama Wika yang telah habis masa

kontraknya yaitu pembangunan batas jalan dan jembatan tol Makassar. Kontrak

terbaru Wika Beton yang dalam proses pengerjaan sekarang ini, yaitu bantalan rel

kereta api yang nantinya akan menjadi penghubung antara makassar dan pare-

pare.

Ketika alam menjalankan kegiatan operasionalnya, PT. Wijaya Karya

Beton, Tbk Pabrik Produk Beton mengklasifikasikan biaya-biaya produksi yang

dikeluarkan menjadi dua, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Adanya

perbedaan biaya produksi yang dikeluarkan pabrik wilayah Sulawesi Selatan

dengan pabrik yang ada di wilayah Jawa dimana pabrik wilayah Sulawesi Selatan

lebih tinggi biaya produksi membuat penelitian ini semakin menarik untuk diteliti.

Maka penggunaan anggaran dalam perusahaan sangat penting untuk dianalisis

agar dapat diketahui apakah fungsi anggaran sebagai alat perencanaan dan

pengendalian produksi telah sesuai. Bila terjadi penyimpangan yang cukup besar

Page 20: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

20

antara anggaran dengan realisasinya, hal ini akan mengurangi ketepatan dalam

mengadakan penilaian terhadap hasil realisasi dan efisiensi operasi perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik. Oleh sebab itu, penulis

memilih judul proposal ini sebagai berikut : “Pelaksanaan Anggaran Fleksibel

Sebagai alat Pengendalian Biaya Produksi Pada PT. Wijaya Karya Beton Tbk.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka masalah yang akan diteliti

adalah : “Bagaimana penerapan anggaran fleksibel dapat dijadikan sebagai alat

pengendalian biaya produksi pada PT. Wijaya Karya Beton Tbk?”

C. Tujuan & Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan proposal ini adalah untuk

mengetahui analisis penerapan anggaran fleksibel sebagai alat pengendalian

biaya produksi pada PT. Wijaya Karya Beton Tbk.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis,

sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi

dunia pendidikan.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi penulis, menambah wawasan dan pengetahuan tentang peranan

anggaran fleksibel sebagai alat pengendalian biaya produksi.

Page 21: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

21

2. Bagi perusahaan, hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan

referensi dan informasi dalam menentukan dan menerapkan kebijakan

dan strategi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam

anggaran fleksibel.

3. Bagi mahasiswa lain, dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam

penelitian sejenis.

Page 22: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Anggaran

Pengertian anggaran terus-menerus mengalami perkembangan dan

mempunyai definisi yang beraneka ragam. Untuk memperoleh gambaran yang

lebih jelas mengenai anggaran penulis akan mengajukan beberapa pengertian

anggaran yang dikemukakan oleh beberapa ahli, Anggaran (Budget) merupakan

rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara

kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang dalam jangka waktu

tertentu” (Nafarin, 2004:12).

Anggaran (Budgeting) adalah suatu proses dari tahap persiapan yang

diperlukan sebelum di mulainya penyusunan rencana, pengumpulan berbagai data

dan informasi yang perlu, pembagian tugas perencanaan, penyusunan rencananya

sendiri, implementasi dan rencana tersebut, sampai pada akhirnya tahap

pengawasan dan evaluasi dari hasil melaksanakan rencana tersebut” (Welsch,

Hilton, Gordon 2000:375)

Anggaran adalah rencana kegiatan yang akan dijalankan oleh manajemen

dalam satu periode yang tertuang secara kuantitatif” (Sasongko dan Safrida

2010:2) . Sedangkan Karyoso (2005:109) mengemukakan bahwa anggaran adalah

a. Suatu alokasi sumber-sumber (resources)

b. Yang dibuat secara terencana (dengan demikian budget dapat dikatakan pula

sebagai suatu rencana

Page 23: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

23

c. Mengenai bermacam-macam hal yang akan dilakukan pada masa yang akan

datang

d. Yang didasarkan pada sejumlah variabel penting

e. Yang ditujukan (dimaksud) untuk mencapai sejumlah tujuan tertentu.

f. Dan yang mengaitkan antara penerimaan-penerimaan yang diperkirakan

dengan pengeluaran-pengeluaran direncanakan

g. Serta membentuk/menetapkan suatu dasar (basis) untuk mengukur dan

mengontrol pengeluaran dan pendapatan.

Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang

meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam bentuk unit

(kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka / periode tertentu di masa yang akan

dating” (Ambarwati dan Jihad, 2003:2).

Beberapa hal yang tercakup di dalam pengertian anggaran perusahaan

tersebut sebagai berikut :

1. Perencanaan secara resmi

Suatu perencanaan yang dapat diartikan sebagai penentuan (sekarang)

tentang segala sesuatu yang akan dilaksanakan pada waktu atau periode yang

akan datang. Anggaran perusahaan merupakan suatu perencanaan secara

formal. Dengan demikian di dalam penentuan segala sesuatu yang akan

dilaksanakan perusahaan tersebut dilakukan secara formal, yang dihasilkan

dengan penetapan resmi di dalam perusahaan tersebut serta dinyatakan dalam

bentuk tertulis.

2. Seluruh kegiatan

Page 24: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

24

Penyusunan anggaran perusahaan haruslah mencakup seluruh kegiatan

perusahaan. Secara kronologis (ditinjau dari aliran bahan sampai penjualan)

dapat disebutkan bahwa terdapat tiga kegiatan utama dalam perusahaan, yaitu

kegiatan sebelum produksi, kegiatan produksi dan kegiatan setelah produksi.

3. Jangka waktu tertentu

Anggaran peusahaan yang akan disusun untuk dipergunakan dalam

jangka waktu tertentu. Berapa lamanya jangka waktu ini akan sangat

tergantung kepada kebutuhan perusahaan dan kesepakatan yang ada di dalam

perusahaan. Namun demikian, pada umumnya periodesasi yang dipergunakan

bagi anggaran jangka pendek adalah satu tahun, meskipun tidak tertutup

kemungkinan panjang periodesasi yang berbeda bagi perusahaan-perusahaan

yang lain.

4. Dalam unit moneter

Kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan adalah sangat beraneka

ragam. Oleh karena itu, kegiatan yang beraneka ragam tersebut harus disusun

dalam satu bentuk perencanaan, maka perlulah dipergunakan satuan unit yang

sama agar dapat dicapai kemudahan penyusunannya serta dapat dilakukan

perbandingan. Karena jika dalam penyusunan anggaran dimana menggunakan

satuan/unit yang berbeda akan menyusahkan pengawasannya serta akan

menimbulkan kesulitan di dalam melakukan analisis anggaran tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, dapat dikatakan bahwa pengertian anggaran

perusahaan dapat dimengerti dengan baik. Dari hal tersebut dapat diketahui

pula bahwa anggaran adalah mengandung pengertian pasif. Anggaran tersebut

Page 25: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

25

disusun dan kemudian akan dipergunakan oleh manajemen perusahaan sebagai

alat bantu dalam pengambilan keputusan.

Anggaran merupakan alat manajemen dalam mencapai tujuan. Jadi

anggaran bukan tujuan dan tidak dapat menggantikan manajemen. Dalam

penyusunan anggaran perlu dipertimbangkan faktor-faktor berikut ini :

1. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijaksanaan umum perusahaan

2. Data-data waktu yang lalu

3. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi

4. Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing dan gerak-gerik pesaing

5. Kemungkinan adanya perubahan kebijaksanaan pemerintah

6. Penelitian untuk pengembangan perusahaan.

B. Manfaat Anggaran

Dalam prakteknya banyak perusahaan yang beroperasi tanpa membuat

suatu anggaran. Namun tanpa penyusunan suatu anggaran, perusahaan akan

mengalami kesulitan dalam mengevaluasi kinerja, kurang dapat mengoptimalkan

efisiensi dan produktivitas untuk perluasan usaha. Penggunaan anggaran di dalam

perusahaan akan mendapatkan beberapa manfaat yang cukup besar.

Sejalan dengan berkembangnya dunia usaha pada umumnya maka banyak

perusahaan-perusahaan yang berkembang menjadi perusahaan yang lebih besar.

Sehubungan dengan perkembangan perusahaan tersebut, maka kegiatan-kegiatan

yang ada di dalam suatu perusahaan menjadi bertambah banyak, baik jenis

kegiatan maupun banyaknya kegiatan. Jika di dalam sebuah perusahaan kecil

jumlah dan jenis kegiatan yang dilakukan adalah terbatas sehingga akan mudah

untuk direncanakan serta diawasi, maka tidaklah demikian dengan perusahaan

Page 26: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

26

yang besar atau perusahaan raksasa. Oleh karena perusahaan yang berkembang

menjadi besar ini mempunyai kegiatan yang lebih kompleks baik dalam jenis

kegiatan maupun volume produksinya, maka perencanaan dan pengawasan

kegiatan perusahaan tersebut menjadi tidak sesederhana perusahaan yang belum

berkembang ataupun perusahaan yang baru berdiri. Banyak perbedaan di antara

keduanya yang menyebabkan cara-cara perencanaan dan pengawasan kegiatan

yang dapat dilaksanakan sebelum perusahaan tersebut berkembang menjadi usang

apabila dipaksakan untuk diterapkan di dalam perusahaan yang sudah berkembang

tersebut.

Menjawab tantangan dalam perusahaan tersebut, dewasa ini pada

umumnya dipergunakan anggaran sebagai sistem perencanaan (plan system),

koordinasi dan pengawasan dalam perusahaan. Anggaran sebagai suatu sistem,

nampaknya cukup memadai untuk dipergunakan sebagai alat perencanaan,

koordinasi dan pengawasan dari seluruh aktivitas perusahaan. Dengan

mempergunakan anggaran, perusahaan akan dapat menyusun perencanaan dengan

lebih baik dan seksama sehingga koordinasi dan pengawasan yang dilakukan

dapat memadai pula.

Peranan anggaran sebagai alat bantu manajemen perusahaan untuk

penyusunan perencanaan, koordinasi dan pengawasan kegiatan ternyata tidak

perlu untuk diragukan lagi. Berbagai macam kemudahan dalam penyusunan

perencanaan, koordinasi dan pengawasan akan dapat diperoleh manajemen

perusahaan yang telah mempergunakan anggaran di dalam perusahaannya.

Bahkan didalam perkembangannya ternyata anggaran ini tidak saja

menguntungkan dipergunakan dalam perusahaan-perusahaan besar, melainkan

Page 27: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

27

juga untuk perusahaan-perusahaan menengah serta tak ketinggalan perusahaan

berskala kecil.

Anggaran yang dipergunakan oleh sebuah perusahaan kecil, tentu akan

berbeda dengan anggaran yang dipergunakan oleh perusahaan besar. Anggaran

yang disusun dan dipergunakan perusahaan kecil tentunya akan lebih sederhana

apabila dibandingkan dengan anggaran yang dipergunakan oleh perusahaan yang

besar. Hal ini disebabkan oleh jumlah dan jenis pekerjaan yang diproduksi oleh

perusahaan besar lebih banyak, maka kegiatan yang dilakukan juga lebih besar.

Semakin banyak volume kegiatan yang ada, akan berarti bahwa anggaran yang

disusun semakin kompleks. Namun demikian fungsi anggaran sebagai alat bantu

manajemen perusahaan akan tetap ada, baik itu dipergunakan perusahaan kecil,

perusahaan menengah ataupun perusahaan besar.

Ambarwati dan Jihad (2003:8) menjelaskan bahwa manfaat penyusunan

anggaran sebagai berikut :

1. Terdapatnya perencanaan terpadu.

2. Pedoman pelaksanaan kegiatan.

3. Alat koordinasi perusahaan.

4. Alat pengawasan yang baik.

5. Alat evaluasi kegiatan.

Selanjutnya akan diuraikan satu persatu mengenai manfaat anggaran

sebagai berikut :

1. Terdapatnya Perencanaan Terpadu

Jika perusahaan mempergunakan anggaran maka akan dapat menyusun

perencanaan seluruh kegiatan secara terpadu. Hal ini dimungkinkan karena

Page 28: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

28

dengan mempergunakan anggaran berarti seluruh kegiatan dalam perusahaan

akan diperhatikan oleh anggaran perusahaan. Tidak ada satu pun kegiatan yang

dilakukan perusahaan ini yang terlepas dari anggaran, karena seluruh kegiatan

yang dilaksanakan tersebut akan memerlukan biaya. Dengan demikian, maka

anggaran ini merupakan pencerminan seluruh kegiatan perusahaan, sehingga

penyusunan anggaran akan merupakan penyusunan seluruh rencana kegiatan

dalam perusahaan secara terpadu.

2. Pedoman Pelaksanaan Kegiatan

Perusahaan yang telah menerapkan anggaran diharapkan melaksanakan

kegiatan yang ada dalam perusahaan tersebut dengan lebih pasti, karena dapat

mendasarkan diri kepada anggaran yang telah ada / disusun. Hal ini akan dapat

menghilangkan keragu-raguan atau ketidakpastian yang ada didalam

pelaksanaan kegiatan perusahaan, sehingga langkah-langkah yang diambil oleh

para pelaksana akan menjadi lebih pasti dan akurat.

3. Alat Koordinasi Perusahaan

Penyusunan anggaran akan meliputi seluruh kegiatan yang ada, dengan

demikian akan melibatkan seluruh bagian dalam perusahaan. Pelaksanaan

kegiatan dengan mempergunakan anggaran sebagai pedoman akan berarti

melakukan kegiatan dalam perusahaan tersebut dibawah koordinasi yang baik.

Hal ini disebabkan karena di dalam penyusunan anggaran tersebut sudah

dipertimbangkan kaitan satu bagian dengan bagian yang lain, sehingga

pelaksanaan kegiatan yang berpedoman kepada anggaran tersebut sudah

terkandung arti koordinasi yang sebenarnya.

Page 29: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

29

4. Alat Pengawasan yang Baik

Anggaran di samping sebagai alat perencanaan sekaligus dapat berfungsi

ganda yaitu sebagai alat pengawasan seluruh pelaksanaan kegiatan perusahaan.

Jika perusahaan sedang menyelesaikan suatu kegiatan, maka manajemen

perusahaan akan dapat membandingkan (compare) pelaksanaan kegiatan

tersebut dengan anggaran yang telah ditetapkan dalam perusahaan tersebut

sebelumnya. Dalam hal ini anggaran akan dapat dipergunakan sebagai alat

pengawasan kegiatan yang sedang dilaksanakan dalam perusahaan.

5. Alat Evaluasi Kegiatan

Suatu perusahaan yang telah mempunyai anggaran untuk pelaksanaan

kegiatan operasionalnya, akan dapat melaksanakan evaluasi rutin pada setiap

kali selesai melaksanakan kegiatan tersebut. Dalam jangka waktu tertentu

(misalnya satu tahun), paling tidak manajemen perusahaan dapat menyusun

evaluasi kegiatan yang telah dilakukan oleh perusahaan tersebut dengan

mempergunakan anggaran sebagai alat evaluasi. Seberapa jauh penyimpangan

pelaksanaan kegiatan dari rencana yang telah disusun serta penyebab apa saja

yang menimbulkan penyimpangan kerja tersebut dapat didiskusikan di dalam

perusahaan serta dicarikan jalan keluarnya.

Berdasarkan manfaat yang telah disebutkan di atas, terdapat pula

keuntungan-keuntungan yang lain dengan diterapkannya anggaran sebagai alat

bantu manajemen. Perlu diakui bahwa bagi manajemen perusahaan yang belum

terbiasa mengadakan penyusunan anggaran dalam perusahaannya, akan

menganggap bahwa penyusunan ini akan merupakan pekerjaan dan beban

tambahan bagi yang bersangkutan bahkan yang paling parah adanya pendapat

Page 30: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

30

yang keliru yaitu menganggap anggaran menambah pekerjaan dengan hasil yang

sia-sia. Bahkan sebaliknya apabila manajemen perusahaan merasakan manfaat

dari penggunaan anggaran di dalam perkembangan manajemen perusahaan

tersebut akan bersiteguh bahkan mengharuskan untuk tetap mempergunakan

anggaran sebagai alat bantu dalam penyusunan perencanaan, koordinasi dan

pengawasan di dalam perusahaan yang dipimpinnya.

C. Jenis-Jenis Anggaran

Nafarin (2007:31) mengelompokkan anggaran dari beberapa sudut pandang

sebagai berikut :

1. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran variabel (variable budget) adalah angaran yang disusun

berdasarkan interval (kisaran) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada

intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada

tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda.

b. Anggaran tetap (fixed budget) adalah anggaran yang disusun

berdasarkan satu tingkat kapasitas tertentu.

2. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran periodic (periodic budget) adalah anggaran yang disusun

untuk satu periode tertentu. Pada umumnya periodenya satu tahun yang

disusun setiap akhir periode anggaran.

b. Anggaran kontinu (continuos budget) adalah anggaran yang dibuat

untuk mengadakan perbaikan atas anggaran yang pernah dibuat.

Misalnya tiap bulan diadakan perbaikan sehingga anggaran yang dibuat

dalam setahun mengalami perubahan.

Page 31: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

31

3. Menurut jangka waktunya, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran jangka pendek (short-range budget) adalah anggaran yang

dibuat dalam jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran

untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek.

Anggaran jangka pendek disebut juga dengan anggaran taktis.

b. Anggaran jangka panjang (long-range budget) adalah anggaran yang

dibuat dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran untuk

keperluan investasi barang modal merupakan anggaran jangka panjang

yang disebut dengan anggaran modal (capital budget).

4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran operasional (operational budget) adalah anggaran untuk

menyusun laporan laba/rugi. Contoh : anggaran penjualan, anggaran

biaya pabrik, anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja

langsung, anggaran biaya overhead pabrik, dan anggaran beban usaha.

b. Anggaran keuangan (financial budget) adalah anggaran untuk

menyusun anggaran neraca. Contoh : anggaran kas, anggaran piutang,

anggaran persediaan, anggaran utang, dan anggaran neraca.

5. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran komprehensif (comprehensive budget) adalah rangkaian dari

berbagai jenis anggaran yang disusun secara lengkap.

b. Anggaran parsial (partially budget) adalah anggaran yang disusun

secara tidak lengkap atau anggaran yang menyusun bagian anggaran

tertentu saja. Contoh : karena keterbatasan kemampuan, maka hanya

dapat menyusun anggaran operasional.

Page 32: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

32

6. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran tertentu (appropriation budget) adalah anggaran yang

diperuntukkan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk

manfaat lain.

b. Anggaran kinerja (performance budget) adalah anggaran yang disusun

berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi

(perusahaan).

7. Menurut metode penentuan harga pokok produk, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran tradisional (traditional budget) atau anggaran konvensional

terdiri atas anggaran berdasar fungsional dan anggaran berdasar sifat.

Anggaran berdasar fungsional adalah anggaran yang dibuat dengan

menggunakan penghargapokokan penuh (full costing) dan berfungsi

untuk menyusun anggaran induk atau anggaran tetap. Anggaran

berdasar sifat adalah anggaran yang dibuat dengan menggunakan

metode penghargapokokan variable (variable costing) dan berfungsi

untuk menyusun anggaran variable.

b. Anggaran berdasarkan kegiatan (activity based budget) adalah anggaran

yang dibuat dengan menggunakan metode penghargapokokan berdasar

kegiatan dan berfungsi untuk menyusun anggaran variable dan

anggaran induk.

D. Pengertian Anggaran Fleksibel

Anggaran fleksibel atau juga dikenal dengan anggaran variabel, anggaran

dinamis, atau anggaran luwes, merupakan sebuah pendekatan yang lazim dipakai

dalam perencanaan dan pengendalian biaya, karena dalam anggaran fleksibel

Page 33: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

33

ditunjukkan dengan jelas biaya yang seharusnya dikeluarkan pada berbagai

tingkat kegiatan. Anggaran fleksibel, terlebih dahulu akan membahas tentang

anggaran statis. Anggran statis atau static bugget adalah anggaran yang dibuat

berdasarkan satu titik aktivitas (tingkat aktivitas tertentu) yang ditentukan lebih

dulu.

Jika volume produksi secara relative tetap dari waktu ke waktu, maka

anggaran statis akan berfungsi dengan baik. Jika realisasi produksi berbeda

dengan yang telah direncanakan, maka perbandingan antara realisasi dengan

anggaran tetap dapat menyesatkan. Dengan kata lain pendekatan ini sesuai untuk

tujuan perencanaan, namun tidak sesuai untuk mengevaluasi bagaimana biaya-

biaya dikendalikan.

Agar penilaian prestasi dapat dilakukan dengan tepat dan teliti, maka

kesulitan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan anggaran fleksibel.

Anggaran fleksibel atau anggaran skala naik turun adalah anggaran yang

penyusunannya didasarkan deret atau seri tingkatan kegiatan yang mungkin

dicapai perusahaan untuk periode tertentu yang akan datang” (Supriyono

2009:340).

Anggaran fleksibel bertujuan untuk memberikan informasi yang

diperlukan kepada manajemen untuk mencapai tujuan utama, yakni pengendalian

melalui anggaran yang sebagaimana dikemukakan oleh Bastian dan Nurlela (2009

: 91) meliputi :

1. Perencanaan anggaran fleksibel

2. Sebagai alat untuk mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas berbagai divisi

perusahaan

Page 34: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

34

3. Suatu dasar pengendalian biaya

Rumus

BAF = Besarnya anggaran fleksibel

VS = Biaya variabel satuan

X = Unit (volume)

BT = Biaya tetap

Anggaran fleksibel merupakan suatu bentuk anggaran yang dirancang

untuk mengcover suatu range aktivitas dan yang dapat digunakan untuk membuat

anggaran beberapa level biaya dalam kisaran yang dapat dibandingkan dengan

biaya yang sesungguhnya terjadi” (Samryn 2001:226) .

Berdasarkan definisi diatas kita dapat menyimpulkan anggaran fleksibel

meliputi perubahan-perubahan rekening biaya yang terjadi sebagai konsekuensi

perubahan. Anggaran fleksibel menyediakan perkiraan-perkiraan berapakah biaya

untuk setiap tingkat aktivitas dalam rentang tertentu. Pada saat anggaran fleksibel

digunakan dalam evaluasi kinerja, biaya sesungguhnya dibandingkan dengan

biaya yang seharusnya terjadi pada tingkat aktivitas sesungguhnya selama periode

tertentu daripada biaya yang dianggarkan dari orginal budget.

Anggaran yang disusun dalam suatu range tingkat aktivitas bertujuan

untuk meminimumkan pengaruh ketidakpastian di dalam perencanaan dan

pengambilan keputusan, memudahkan penyesuaian rencana bila tingkat aktivitas

aktual berbeda dengan tingkat yang diharapkan, dan member penilaian yang layak

terhadap pengukuran varians tingkat efisiensi.

Anggaran fleksibel mempunyai beberapa keunggulan, Ahmad (2007:179)

menjelaskan kegunaan utama anggaran fleksibel yaitu :

BAF = (Vs x X) BT

Page 35: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

35

1. Untuk memudahkan persiapan anggaran fleksibel bagi Pusat Pertanggung

Jawaban untuk dicantumkan dalam Rencana Laba Taktis

2. Menyajikan sasaran yang jelas dari pengeluaran bagi para manajer di Pusat

Pertanggungjawaban selama periode yang tercakup dalam kerangka

rencana laba.

3. Menyuguhkan jumlah-jumlah anggaran pengeluaran yang disesuaikan

dengan aktivitas aktual untuk perbandingan-perbandingan (terhadap

pengeluaran aktual) dalam laporaran kinerja bulanan.

Supriyono (2009:340) juga menjelaskan beberapa keunggulan anggaran

fleksibel. Keunggulannya terletak pada dua hal, yaitu :

1. Anggaran fleksibel dapat dipakai sebagai alat perencanaaan laba dengan

lebih baik yaitu melalui analisa hubungan biaya-volume-laba,

2. Anggaran fleksibel dapat digunakan untuk menganalisis penyimpangan

biaya dengan lebih baik.

Anggaran Fleksibel dapat diterapkan dalam semua fungsi perusahaan

(Produksi, Penjualan dan Administratif) dan lebih sering digunakan dalam Pusat

tanggungjawab pada fungsi produksi, karena :

a. Operasional cenderung berulang

b. Terdapat pengeluaran-pengeluaran heterogen yang sangat besar

c. Keluaran atau aktivitas dapat diukur secara realistis

Penyusunan anggaran fleksibel ditandai oleh kesadaraan manajemen akan

kondisi lingkungan usaha yang dinamis. Dalam anggaran fleksibel ini, varians

diantisipasi dengan menjadwalkan biaya-biaya yang menunjukkan bagaimana

setiap elemen biaya tersebut berubah karena perubahan volume atau tingkat

Page 36: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

36

aktivitas perusahaan. Dengan sifatnya yang dinamis, anggaran fleksibel sering

dipakai sebagai alat pengendalian biaya karena dapat menunjukkan berapa

seharusnnya biaya dikeluarkan pada berbagai tingkat aktivitas.

E. Pengertian Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang berhubungan langsung

dengan produksi dari suatu produk dan akan dipertemukan dengan penghasilan

(revenue) di periode mana produk itu dijual. Sebelum laku dijual, biaya produksi

diperlakukan sebagai persediaan (inventories). Biaya ini terdiri atas biaya bahan

baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

Masalah biaya produksi maka terlebih dahulu perlu dikemukakan

pengertian tentang produksi itu sendiri. Secara umum pengertian produksi adalah

kegiatan suatu organisasi atau perusahaan untuk memproses dan merubah bahan

baku (raw material) menjadi barang jadi (Finished goods) melalui penggunaan

tenaga kerja dan fasilitas produksi lainnya.

Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku

menjadi produk jadi” (Harnanto dan Zulkifli, 2003:16). Biaya produksi

menentukan harga pokok yang melekat pada produk yang dihasilkan perusahaan.

Selama suatu produk masih belum terjual maka pembebanan biaya tersebut dalam

periode tertentu akan tertunda dan diperlukan sebagai aktiva dalam bentuk

persediaan. Berbeda sifat dengan biaya periode yang akan dibebankan pada

periode terjadinya biaya tersebut tanpa melihat apakah ada penjualan atau tidak

dan ditunda pada periode berikutnya. Biaya periode merupakan biaya non

produksi dan meliputi biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum.

Page 37: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

37

Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu

barang” (Ahmad, 2007:34). Biaya produksi merupakan biaya yang berkaitan

dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Biaya produksi dapat

diklasifikasikan lebih lanjut sebagai biaya bahan baku langsung, tenaga kerja

langsung dan overhead pabrik. Sedangkan biaya non produksi adalah biaya yang

berkaitan selain fungsi produksi yaitu, pengembangan, distribusi, layanan

pelanggan dan administrasi umum.

Biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang

terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead

pabrik” (Bustami dan Nurlela, 2010:12). Biaya poroduksi ini disebut juga dengan

biaya produk yaitu biaya-biaya yang dapat dihubungkan dengan suatu produk,

dimana biaya ini merupakan bagian dari persediaan.

Selanjutnya biaya produksi dibagi ke dalam tiga kategori besar, yaitu:

bahan langsung (direct material), tenaga kerja langsung (direct labor), dan biaya

overhead pabrik (manufacturing overhead)” (Garrison, Noreen, dan Brewer,

2006:51).

Biaya produksi (production cost) adalah biaya-biaya yang berkaitan

dengan pengolahan (manufacture) atau mengubah bahan baku menjadi barang

yang siap jual atau dikonsumsi, maupun biaya pelaksanaan atau pemberian

jasa/pelayanan” (Munawir S, 2002:326).

Biaya produksi merupakan biaya yang berkaitan dengan pembuatan

barang dan penyediaan jasa. Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut

sebagai biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik. Sedangkan

Page 38: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

38

biaya non produksi adalah biaya yang berkaitan selain fungsi produksi yaitu,

pengembangan, distribusi, layanan pelanggan dan administrasi umum.

Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai berikut :

1. Direct material adalah bahan baku yang dapat ditelusuri ke barang atau

jasa yang dihasilkan. Biaya bahan baku tersebut dapat dibebankan secara

langsung ke produk karena pengamatan secara fisik dapat dilakukan untuk

mengukur kuantitas yang dikonsumsi atau yang digunakan oleh masing-

masing barang atau jasa yang dihasilkan.

2. Direct labor adalah biaya tenaga yang dapat ditelusuri ke barang atau jasa

yang dihasilkan. Seperti halnya bahan baku langsung, observasi secara

fisik dapat dilakukan untuk menentukan jumlah tenaga kerja yang

digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa.

3. Overhead adalah semua biaya produksi selain bahan baku langsung dan

tenaga kerja langsung digabungkan menjadi satu kategori yang disebut

overhead. Kategori biaya overhead meliputi berbagai macam biaya,

meliputi semua input yang dibutuhkan untuk menghasilkan barang, selain

bahan baku dan tenaga kerja langsung.

Untuk menentukan harga pokok produk yang mutlak diperlukan sebagai dasar

penilaian persediaan dan penentuan rugi laba periodik, biaya produksi perlu

diklasifikasikan menurut jenis atau obyek pengeluarannya. Hal ini penting agar

pengumpulan data biaya dan alokasinya yang seringkali menuntut adanya

ketelitian yang tinggi, seperti misalnya, penentuan tingkat penyelesaian produk

dalam proses produksi secara massal dapat dilakukan dengan mudah.

Page 39: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

39

F. Unsur-unsur Biaya Produksi

Hariadi (2002:47) mengemukakan bahwa unsur-unsur biaya produksi

dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu :

1. Biaya bahan baku

2. Biaya tenaga kerja langsung

3. Biaya overhead pabrik

Untuk lebih jelasnya ketiga unsur biaya produksi yang disebutkan di atas

dapat diuraikan satu persatu berikut ini:

1. Biaya Bahan Baku

Biaya bahan baku merupakan bagian penting dalam proses pengolahan

bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi. Tanpa bahan baku, jelas

tidak akan ada barang jadi. Bahan baku bisa sama sekali masih mentah dari

alam atau sudah diproses sebelumnya oleh pabrik lain sebelum diproses lebih

lanjut di dalam perusahaan. Biaya bahan sebenarnya terdiri atas bahan baku itu

sendiri dan ada bahan penolong. Bahan baku merupakan komponen utama

dalam barang jadi dan nilainya sangat material.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung merupakan tenaga kerja dalam pabrik yang

terlibat langsung dalam proses pengolahan bahan baku menjadi barang jadi.

Keterlibatan tenaga kerja ini secara langsung terlihat atas kemampuannya

mempengaruhi secara langsung, baik kuantitas atau kualitas barang jadi yang

dihasilkan. Di lain pihak terdapat juga tenaga kerja tak langsung dalam pabrik

yang sifatnya sekedar membantu pekerjaan tenaga kerja utama.

Page 40: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

40

3. Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang terjadi di pabrik dan

berkaitan dengan proses produksi, diluar biaya bahan dan tenaga kerja

langsung, adalah biaya overhead pabrik. Yang termasuk dalam kelompok biaya

ini meliputi antara lain bahan penolong, tenaga kerja tak langsung, biaya listrik,

penyusutan pabrik atau mesin, reparasi mesin dan biaya pemeliharaan gedung

serta bahan bakar mesin. Biaya overhead pabrik dan biaya tenaga kerja

langsung disebut juga sebagai biaya konversi karena kedua jenis biaya ini

berfungsi mengkonversi bahan baku menjadi barang jadi.

G. Pengertian Pengendalian

Suatu organisasi yang menjalankan sejumlah aktivitas memulai

kegiatannya dengan melakukan proses perencanaan. Perencanaan dilakukan

melalui aktivitas yang melibatkan individu-individu. Aktivitas individu ini

diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi. Yang sering dilupakan adalah

adanya kesadaran individu sebagai mahluk juga mempunyai keinginan-keinginan

atau tujuan pribadi. Tujuan pribadi seseorang bisa selaras dengan tujuan

organisasi bisa juga tidak selaras. Ketidakselarasan tujuan mengakibatkan tujuan

organisasi atau tujuan individu tidak tercapai. Untuk itulah diperlukan suatu

pengendalian kerja sehingga tujuan individu dapat selaras dengan tujuan

organisasi. Salah satu alat untuk mencapai hal tersebut adalah adanya suatu sistem

pengendalian manajemen yang baik.

Page 41: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

41

Pengendalian merupakan usaha manajemen untuk mencapai tujuan yang

telah diterapkan dengan melakukan perbandingan secara terus menerus antara

pelaksanaan dengan rencana” (Ahmad Dunia Firdaus dan Wasilah, 2009:5).

Melalui proses membandingkan hasil yang sesungguhnya dengan program

atau anggaran yang disusun, maka manajemen dapat melakukan penilaian atas

efisiensi usaha dan kemampuan memperoleh laba dari berbagai produk. Di

samping itu, para manajer dapat mengadakan tindakan koreksi jika terdapat

penyimpangan-penyimpangan yang timbul dari hasil perbandingan tersebut.

Setiap aktivitas kehidupan manusia membutuhkan suatu pengendalian

terhadap apa yang sedang dan telah dilakukan. Misalkan suatu waktu

menyeberang jalan. Aktivitas yang sering dilakukan diantaranya adalah mengatur

langkah dan memperhatikan apakah bisa atau tidak menyeberangi jalan sesuai

dengan kepadatan lalu lintas. Dengan dikendalikannya gerak tubuh maka bisa

terhindar dari kecelakaan.

Suatu organisasi juga harus dikendalikan jalannya. Hal ini dimaksudkan

untuk menjamin aktivitas yang sedang dilakukan sesuai dengan apa yang telah

ditetapkan organisasi. Pengendalian dalam suatu organisasi tentu saja tidak

sesederhana menyeberang jalan. Suatu sistem pengendalian mempunyai beberapa

elemen yang memungkinkan pengendalian berjalan dengan baik. Elemen-elemen

tersebut, Halim, dkk (1999:4) adalah :

1. Detektor atau sensor yakni suatu alat untuk mengidentifikasi apa yang

sedang terjadi dalam suatu proses. Dalam contoh menyeberang jalan di

atas maka detektor atau sensor yang bekerja adalah indra penglihatan

Page 42: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

42

2. Alat pembanding/assesor yakni suatu alat untuk menentukan ketepatan.

Biasanya ukurannya dengan membandingkan kenyataan dan standar yang

telah ditetapkan. Dalam contoh di atas, assesor adalah otak yang bekerja

membandingkan dengan standar bahwa seseorang bisa menyeberang kalau

jalan tidak ada kendaraan atau pada kondisi kendaraan tidak sibuk

3. Efektor yakni alat yang digunakan untuk mengubah sesuatu yang

diperoleh dari assesor. Dalam contoh diatas, setelah dibandingkan maka

otak langsung mengambil keputusan apakah seseorang tersebut bias

menyeberang atau tidak.

4. Jaringan komunikasi yakni alat yang mengirim informasi antara detektor

dan assesor dan antara assesor dan efektor.

H. Tinjauan Empirik

Penelitian Anisa Rahmawati (2006) yang meneliti mengenai penerapan

anggaran fleksibel sebagai alat perencanaan dan pengendalian biaya produksi

pada PT. Tlogomas Abadi Jaya Engineering Plastik Industri Malang. Dalam

penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian studi kasus yaitu penelitian

yang menggambarkan kejadian–kejadian yang ada pada PT. Tlogomas Abadijaya

Engineering Plastik Malang kemudian memecahkan permasalahan– permasalahan

dengan pendekatan ilmiah yang diterima oleh standart dalam perusahaan. Adapun

tahap-tahap dalam analisis data adalah menentukan range relevan yang dapat

diharapkan, menganalisis biaya pada range rlevan, memisahkan biaya tetap dan

biaya semi variabel dan menggunakan tarif biaya variabel untuk menyusun

anggaran. Dari hasil perhitungan terbukti bahwa apabila perusahaan menggunakan

anggaran statis sebagai dasar pembanding terhadap realisasi maka penyimpangan

Page 43: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

43

biaya produksi yang terjadi adalah menguntungkan, sedangkan jika digunakan

anggaran fleksibel sebagai dasar pembanding terhadap realisasi, jadi apabila

perusahaan menerapkan anggaran fleksibel, dimana dilakukan analisis terhadap

tingkah laku biaya dengan mendasarkan pada kapasitas yang mendekati realisasi,

maka akan dihasilkan varians atau penyimpangan yang lebih tepat atau mendekati

keadaan yang sebenarnya.

Penelitian Maria Kristanti (2008) yang meneliti mengenai anggaran

fleksibel sebagai alat perencanaan dan pengendalian biaya produksi pada PT.

Indah Cemerlang Malang. Analisis pelaksanaan penelitian ini menggunakan

analisis least squaredan penyusunan anggaran fleksibel (flexible budget). Dalam

penyusunan anggaran fleksibel yang harus diperhatikan adalah biaya produksinya,

karena biaya produksi mengandung sifat dan jenis serta tingkat variabilitas yang

tinggi terutama biaya overhead pabrik (FOH). Dalam biaya FOH ini terdapat

perlakuan biaya semi variabel yang ditekankan pada biaya variabel saja karena

variabel ini selalu berubah mengikuti perubahan volume produksi, sehingga biaya

variabel yang terdapat dalam biaya semi variabel harus dipisahkan biaya tetapnya.

Sebelum anggaran fleksibel disusun, terlebih dahulu harus menentukan tarif biaya

produksi per unit pada kapasitas yang dianggarkan. Jika tarif biaya produksi

diketahui dari adanya pemisahan biaya FOH semi variabel, maka untuk

melanjutkan dapat disusun anggaran fleksibel pada tingkat volume produksi. Hasil

analisis dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan produksi pada tiap

tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dapat mengembangkan

usahanya dimasa yang akan datang.

Page 44: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

44

I. Kerangka Pikir

Berangkat dari judul penelitian mengenai anggaran, yang merupakan suatu

rencana kerja organisasi yang dinyatakan dalam kuantitatif yang berguna sebagai

alat pengendalian biaya di masa yang akan datang. Penelitian berpusat pada

anggaran dan realisasi biaya yang terjadi untuk melihat bagaimana suatu

perusahaan menjalankan rencana biaya yang telah ditetapkan sebelumnya sampai

dengan evaluasi biaya yang telah dikeluarkan.

Grand theory yang mendasari penelitian ini adalah Teori Stewardship

menggambarkan dimana manajemen tidak termotivasi oleh tujuan-tujuan tetapi

lebih ditujukan pada sasaran hasil untuk kepentingan organisasi. Untuk mencapai

sasaran hasil yang optimal maka diperlukan pengendalian biaya untuk proses

produksi. Proses pengendalian dapat berfokus pada peristiwa-peristiwa sebelum,

selama, atau setelah sebuah proses. Pengendalian tersebut disusun berdasarkan

beberapa tingkat aktivitas sehingga pengendalian menjadi lebih efektif dan

efisien. Pengendalian sebagai perbandingan berlanjut atas pelaksanaan sebenarnya

dengan program atau anggaran yang disiapkan melalui fungsi perencanaan” (Ray

Garisson dan Noreen, 2000:111)

Setiap perusahaan memiliki keunikan masing-masing dalam penggunaan

istilah dalam menunjang kegiatan operasional mereka. Tidak terkecuali PT.

Wijaya Karya Beton, Tbk Pabrik Produk Beton Sulawesi yang menggunakan

istilah harga pokok produksi (HPP) sebagai kata ganti dari anggaran. Penelitian

ini menggunakan anggaran dan realisasi anggaran untuk melihat pengendalian

biaya yang dilakukan dalam menjalankan aktivitas operasionalnya. Berdasarkan

Page 45: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

45

tingkat aktivitas sesungguhnya, anggaran dapat disesuaikan untuk menunjukkan

berapa besar biaya untuk tingkat aktivitas tertentu.

PT. Wijaya Karya Beton Tbk bergerak dalam bidang kostruksi, sehingga

dalam menjalankan aktivitas usahanya sebagai perusahaan produksi maka

perusahaan perlu melakukan pengendalian biaya produksi. Salah satu cara yang

dilakukan oleh perusahaan dalam meningkatkan biaya produksi adalah melalui

penerapan anggaran fleksibel sebagai alat bantu biaya produksi yang terdiri dari

biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.

Adapun kerangka pikir dapat dilihat melalui bagan berikut ini :

Page 46: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

46

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Anggaran Fleksibel

- Biaya Bahan Baku

- Biaya Tenaga Kerja

- Biaya Overhead Pabrik

Pengendalian Biaya

Produksi

Hasil

Realisasi Anggaran

Fleksibel

Page 47: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

47

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi lokasi penelitian dalam penulisan

proposal ini adalah PT. Wijaya Karya Beton Tbk Pabrik Produk Beton Sulawesi

Selatan berlokasi Kawasan Industri Makasar (KIMA) yang terletak di Jl. Kima

Raya II Kav. S/4-5-6 Daya, Biringkanaya. Sedangkan waktu yang digunakan

dalam penelitian kurang lebih dua bulan mulai dari bulan April sampai bulan Mei

2016.

B. Metode Pengumpulan Data

Untuk penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dan informasi penelitian

dengan metode pengumpulan data yang relevan untuk memecahkan dan

menganalisa masalah yang telah dikemukakan sebelumnya. Cara yang dilakukan

sebagai berikut :

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengunjungi secara langsung

obyek penelitian serta mengadakan wawancara secara langsung dengan pimpinan

dan beberapa staf yang ada kaitannya dengan pembahasan proposal ini.

2. Penelitian Pustaka (Library Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan membaca atau mempelajari buku-

buku ilmiah, jurnal ilmiah, dan skripsi yang berhubungan dengan masalah yang

akan dibahas sebagai landasan teori yang menunjang penelitian.

Page 48: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

48

C. Jenis dan Sumber Data

Adapun data yang penulis peroleh untuk penulisan proposal ini bersumber

dari :

1. Data Kualitatif yaitu data yang bukan merupakan angka-angka. Dalam

penulisan ini data kualitatif berupa sejarah berdirinya perusahaan, struktur

organisasi dan pembagian tugasnya.

2. Data Kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka-angka yang dapat meliputi

jumlah produksi, anggaran dan realisasi biaya produksi yang digunakan pada

PT. Wijaya Karya Beton Tbk

Sedangkan sumber data yang digunakan adalah :

1. Data primer yaitu data yang diperoleh melalui hasil penelitian lapangan yang

terdiri dari observasi dan wawancara serta data lainnya yang berhubungan

dengan penelitian ini.

2. Data sekunder, adalah data yang diperoleh dengan jalan mengumpulkan

dokumen-dokumen serta sumber-sumber lainnya berupa informasi terutama

biaya-biaya produksi seperti biaya bahan baku, biaya tenaga karja dan biaya

overhead pabrik yang diperoleh pada bagian produksi PT. Wijaya Karya

Beton Tbk.

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiono, 2007:57)

Page 49: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

49

Berdasarkan pengertian populasi diatas maka yang akan dijadikan populasi

dalam penelitian ini adalah keseluruhan data anggaran PT. Wijaya Karya Beton

Tbk.

Sampel merupakan sebagian dari keseluruhan jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi. Maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini

adalah data anggaran tahun 2015.

E. Defenisi Operasional

Adapun defenisi operasional yang dikemukakan, sebagai berikut :

1. Biaya Bahan Baku

Biaya bahan baku adalah elemen biaya variabel sehingga dalam konsep

penentuan harga pokok variabel, biaya bahan baku merupakan elemen biaya

produksi variabel. Biaya bahan baku meliputi harga faktur ditambah biaya-biaya

lainnya yang terjadi dalam rangka perolehan bahan baku sampai dengan siap

dipakai, baik yang berhubungan dengan biaya pemesanan (ordering cost) maupun

biaya penyimpanan (carrying cost).

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan

untuk membayar karyawan yang berkaitan secara langsung denganproses

produksi.

3. Biaya Overhead Pabrik Variabel

Biaya overhead pabrik variabel adalah meliputi semua elemen biaya

overhead pabrik yang akan berubah secara proposional dengan perubahan volume

Page 50: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

50

atau kegiatan perusahaan, semakin besar kegiatan, semakin besar pula jumlah

total biaya, semakin kecil kegiatan semakin kecil pula total biaya.

4. Penentuan Harga Pokok

Penentuan harga pokok merupakan harga yang ditetapkan oleh perusahaan

pada tingkat laba yang diinginkan.

F. Metode Analisis

Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Sesuai

dengan namanya deskriptif kuantitatif, akan mendeskripsikan keadaan suatu

gejala yang telah direkam melalui alat ukur kemudian diolah sesuai dengan

fungsinya. Teknik analisis data ini diperoleh dilapangan diolah sedemikian rupa

sehingga memberikan data yang sistematis, faktual dan akurat mengenai

permasalahan yang diteliti. Hasil pengolahan tersebut selanjutnya dipaparkan

dalam bentuk angka-angka sehingga memberikan suatu kesan lebih mudah

ditangkap maknanya oleh siapapun yang membutuhkan informasi tentang

keberadaan gejala tersebut.

Rumus yang dapat digunakan untuk analisis varians bahan baku, varians

tenaga kerja dan varians biaya overhead pabrik yang dikemukakan oleh Sunarto

(2004 : 66) adalah sebagai berikut:

1. Selisih Biaya Bahan Baku adalah perbedaan antara biaya sesungguhnya

dengan biaya bahan baku menurut standar. Menurut Sunarto (2004: 66), ada

dua macam selisih biaya bahan baku, yaitu :

a. Selisih harga bahan baku adalah selisih yang disebabkan oleh perbedaan

harga, adapun rumus perhitungan dikemukakan oleh Sunarto (2004:66) :

Page 51: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

51

Dimana :

HS = Harga bahan sesungguhnya dibeli

HSt = Harga bahan menurut standar

KS = Kuantitas sesungguhnya

b. Selisih kuantitas bahan baku adalah perbedaan kuantitas bahan baku yang

dibutuhkan menurut standar dan sesungguhnya, dapat dihitung dengan

rumus yang dikemukakan oleh Sunarto (2004:67) yaitu :

Dimana :

KS = Kuantitas sesungguhnya dipakai

KSt = Kuantitas menurut standar

HSt = Harga standar

2. Selisih biaya tenaga kerja merupakan perbedaan antara biaya tenaga kerja

sesungguhnya dengan biaya tenaga kerja menurut standar. Ada dua macam

selisih biaya tenaga kerja langsung, yaitu

a. Selisih tarif adalah selisih biaya tenaga kerja yang disebabkan perbedaan

tarif upah standar dengan tarif upah rata-rata sesungguhnya. Rumus

perhitungan selisih tarif menurut Sunarto (2004:67)

Selisih Harga = (HS-HSt) x KS

Selisih Kuantitas = (KS-KSt) x HSt

Selisih Tarif = (TS-TSt) JS

Page 52: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

52

Dimana :

TS = Tarif sesungguhnya

TSt = Tarif standar

JS = Jam sesungguhnya

b. Selisih efisiensi yaitu selisih yang disebabkan oleh perbedaan jumlah jam

tenaga kerja standar dengan jumlah jam sesungguhnya untuk membuat

sejumlah produksi. Rumus selisih efisiensi tenaga kerja menurut Sunarto

(2004:68) adalah sebagai berikut :

Dimana :

JS = Jam kerja sesungguhnya

JSt = Jam kerja menurut standar

TSt = Tarif standar

3. Selisih biaya overhead pabrik adalah selisih biaya yang disebabkan adanya

perbedaan antara biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dengan

biaya overhead pabrik standar.

Selisih biaya overhead pabrik dalam pembahasan ini menggunakan

metode Empat Selisih. Model analisa empat selisih merupakan perluasan

dari model analisa tiga selisih, dimana selisih efisiensi dipisahkan menjadi

selisih efisiensi variabel dan selisih efisiensi tetap. Sehingga pada analisa

empat selisih, selisih biaya overhead pabrik menjadi :

1) Selisih anggaran

2) Selisih kapasitas

Selisih Efisiensi = (JS –JSt) x TSt

Page 53: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

53

3) Selisih efisiensi variabel

4) Selisih efisien tetap

Secara sistematis selisih biaya menurut model empat selisih dapat

dirumuskan sebagai berikut: (Halim, 1999 : 293)

1) Selisih anggaran dengan rumus :

SA = BOPss – (KN x TTst) – (KPss x TVst)

Dimana :

SA = Selisih anggaran

BOPss = Biaya overhead pabrik sesungguhnya

KPss = Kapasitas sesungguhnya

TVst = Tarif variabel

KN = Kapasitas normal

TTst = Tarif tetap standar

2) Selisih kapasitas dengan rumus sebagai berikut :

SK = (KN - KPss) TTst

Dimana :

SK = Selisih kapasitas

KN = Kapasitas normal

KPss = Kapasitas sesungguhnya

TTst = Tarif tetap

3) Selisih efisiensi tetap, dengan rumus sebagai berikut :

SET = (KPss - KPst) x TTst

Di mana :

SET = Selisih efisiensi tetap

Page 54: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

54

KPss = Kapasitas sesungguhnya

TTst = Tarif tetap

KPst = Kapasitas standar

4) Selisih efisiensi variabel, dengan rumus sebagai berikut :

SEV = (KPss - KPst) TVst

Dimana :

SEV = Selisih efisiensi variabel

TVst = Tarif variabel

KPst = Kapasitas standar

Page 55: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

55

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Wijaya Karya adalah Badan Usaha Milik Negara di bawah naungan

Departemen Pekerjaan Umum untuk bimbingan teknis dan Departemen Keuangan

dari sudut keuangan. Didirikan pada tanggal 11 Maret 1960, yang bermula

bergerak di bidang Instalasi Listrik dan Mekanik.

PT. Wijaya Karya Beton yang biasa disingkat menjadi Wika Beton,

mengukuhkan dirinya sebagai anak perusahaan dari perusahaan Wijaya Karya,

didirikan pada tanggal 11 Maret 1997 di Jakarta melalui akta perseroan terbatas

PT. Wijaya Karya Beton No. 44 tanggal 11 Maret 1997, yang dibuat di hadapan

Achmad Bajumi, SH. selaku pengganti dari Imas Fatimah, SH., notaris di Jakarta.

Perjalanan cikal bakal Wika Beton yang bidang usahanya sebagai

produsen beton ini, cukup panjang. Diilhami oleh perkembangan kemajuan

teknologi khususnya di bidang konstruksi, disusul oleh kemajuan bidang

komunikasi dan transportasi, para pakar teknologi Wika melihat peluang yang

sangat baik untuk mencoba membuat produk beton yang dapat menggantikan

produk lain dengan mutu yang lebih baik, usia yang lebih panjang dengan bebas

korosi, dan harga yang bersaing.

Berawal dari rekayasa panel beton tahun 1978, di bawah pengelolaan

Divisi Perdagangan (DP) mulai mendapat peluang pada proyek rumah 46

sederhana (PERUMNAS). Sejalan dengan perkembangan pembangunan rumah

Page 56: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

56

susun di tahun 1979 mendorong diadakan percobaan pembuatan komponen beton

pracetak untuk rumah susun PERUMNAS.

Pada tahun 1979 pula, Divisi Perdagangan melihat adanya peluang di

bidang kelistrikan. Dengan melakukan beberapa terobosan pada bentuk tiang

listrik, diproduksilah tiang listrik dengan sistem sentrifugal menghasilkan bentuk

bulat berongga dan tirus. Suatu inovasi yang mengagumkan dari Divisi

Perdagangan karena dapat mengubah trend PLN dari penggunaan tiang listrik besi

dan kayu menjadi tiang listrik beton. Pesanan perdana pun disetujui dan

ditandatangani sebagai percobaan di Jawa Tengah dengan jumlah pesanan hanya

beberapa puluh batang saja. Untuk menindak lanjuti kesepakatan tersebut, pada

tahun 1980 dibangunlah pabrik pertama di Cileungsi Bogor untuk memenuhi

pesanan tersebut dan sebagai antisipasi adanya pesanan baru. Saat itu juga PLN

mengambil keputusan bahwa tiang listrik beton dipergunakan sebagai pengganti

tiang besi, dan mendapatkan porsi yang lebih banyak sepanjang lokasinya dapat

dijangkau.

Tiga pabrik berikutnya dibangun pada tahun 1981 yang masing-masing

berlokasi di Kejapanan Pasuruan, Mojongsongo Boyolali dan Jatilawang

Purwokerto. Kemudian di tahun 1982 dengan peningkatan kebutuhan tiang listrik

beton, maka dibangun pabrik di Jatiwangi Majalengka. Pada tahun ini pula dirintis

rekayasa tiang pancang prategangan bulat beronggo yang diproduksi sama dengan

tiang listrik beton sistem sentrifugal.

Adanya peluang di sektor perhubungan dengan memasuki pasar bantal rel

PT. Kereta Api Indonesia, maka dibuatlah inovasi di bidang rekayasa bantalan

beton prategangan pada tahun 1982. Seiring berjalannya waktu kebutuhan akan

Page 57: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

57

tiang listrik beton ternyata meningkat dan telah menyentuh pasar Bali, Nusa

Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Untuk memenuhi kebutuhan di tiga

daerah tersebut, maka dibangunlah pabrik di Jimbaran Bali tahun 1983. Mendasar

pada motto “prestasi melalui inovasi dan teknologi” selalu ingin terus berkreasi

dan berkembang, tahun 1988 dimulailah rekayasa balok segmental dan pertama

kali dicoba dan diproduksi di pabrik produk beton Mojongsono Boyolali.

Manajemen Divisi Produk Beton (DPB) melihat adanya peluang di

rekayasa sheet pile beton pada tahun 1991 dan keberhasilan pasarnya juga besar.

Jalur tujuh di PPB Bogor dan jalur empat di PPB Pasuruan merupakan lokasi

pemenuhan permintaan tiang pancang semi otomatis. Guna meningkatkan dan

memperkuat jaringan pemasaran, maka pada tahun 1993 manajemen memandang

perlu untuk membangun pabrik beton di Sulawesi Selatan yang berlokasi di

kawasan industri Makassar.

Adanya proyek dari pengadaan air baku PDAM Makassar yang bisa

dipastikan dibangun di awal tahun 1994 membuat peluang lain, yaitu sebagai

produsen pipa beton berdiameter besar dan bertekanan tinggi. Dengan kerja keras

dan berbagai inovasi membuat Wika berhasil menangkap peluang tersebut dan

menjadi produsen pipa beton di Makassar dan mulai memproduksi dan memasok

pipa beton berdiameter satu setengah meter bertekanan tinggi, yang merupakan

produk yang pertama Indonesia yang pertama kali sistem produksinya

menggunakan sistem vibro press centrifugal, kemudian disusul dengan

memproduksi produk berupa tiang beton, tiang pancang dan sheet pile.

PT. Wika Beton Sulawesi Selatan ini beralamat di jalan Kima Raya II

Kav. S 4-5-6 Kawasan Industri Makassar.

Page 58: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

58

B. Visi, Misi, dan Kebijakan Strategis Perusahaan

1. Visi Perusahaan

“Menjadi Perusahaan Terbaik dalam Industri Beton Pracetak.”

2. Misi Perusahaan

a. Memimpin pasar beton pracetak di Indonesia.

b. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan dengan

kesesuaian mutu, ketepatan waktu dan harga bersaing.

c. Menerapkan prinsip manajemen dan teknologi yang dapat memicu

peningkatan efisiensi, konsisten mutu, keselamatan dan kesehatan kerja

yang berwawasan lingkungan.

d. Tumbuh dan berkembang bersama mitra kerja secara sehat dan

berkesinambungan.

e. Mengembangkan kompetensi dan kesejahteraan pegawai.

3. Kebijakan Strategis Perusahaan

a. Perusahaan tumbuh dan berkembang sesuai dengan keinginan

pemegang saham berdasarkan asas-asas transparansi, keadilan,

akuntanbilitas, pertanggungjawaban dan kemandirian.

b. Perusahaan mengutamakan pemenuhan persyaratan dan kepuasan

pelanggan dengan selalu meningkatkan mutu atas setiap hasil kerjanya.

c. Kerja sama dengan mitra kerja dilakukan dengan cara yang sehat dan

saling menguntungkan.

d. Profesionalisme menjadi landasan utama dalam pengelolaan sumber

daya manusia.

Page 59: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

59

e. Perusahaan mengutamakan keselamatan da kesehatan kerja serta

pertimbangan dampak lingkungan dalam setiap kegiatan operasi.

C. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi PT. Wijaya Karya (Persero) Beton, Tbk Pabrik Produk

Beton Sulawesi Selatan : Gambar 4.1

Sumber data : Data Personalia PT. Wijaya Karya Beton, Tbk PPB SulSel

Manajer

Kasi

Peralatan Kasi

Teknik &

Mutu

Kasi

Produksi

Kasi

Keuangan &

Personalia

Kasi

Perencanaan &

Evaluasi

Produk

Fungsi

Produksi

Fungsi

Keuangan

Fungsi

Perencanaan &

Evaluasi

Produk

Fungsi

Peralatan

Fungsi

Teknik &

Mutu

Bag. Tulangan

Bag. Akuntansi

Bag.

Perencanaan

Bag. keuangan

Bag.

Pengecoran

Bag.

Pembukuan

Bag. Operator

Alat

Bag. Sekretariat

Bag. Umum

Bag. Personalia

Bag. Keamanan

Bag. Gudang

Bag. Distribusi

Bag. Admin

Bag. distribusi

Bag. Storing Bag. Teknik

Bag. Mutu

Page 60: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

60

D. Uraian Tugas

Adapun tugas pokok dari masing-masing personil atau bagian menurut

urutan dari struktur organisasi adalah

1. Manajer

Tugas dan tanggung jawab:

a. Mencapai sasaran maksimalkan kapasitas terpasang dan efisiensi

sesuai dengan rencana yang ditetapkan oleh perusahaan dengan

memperhatikan tingkat persediaan dan kapasitas.

b. Mengelola sumber daya secara efektif dan efisien dengan

berpedoman pada biaya, mutu, dan waktu yang telah disepakati.

c. Melaksanakan peningkatan kemampuan sumber daya manusia

dalam bidang manajemen dan teknik yang meliputi keahlian dan

keterampilan sesuai dengan fungsinya.

d. Memperoleh informasi peluang pasar usaha sejak dini dan

informasi kemampuan pesaing serta pengaturannya untuk

menunjag pencapaian sasaran-sasaran perusahaan.

e. Menyelenggarakan pembinaan bawaan perusahaan yang menjadi

tanggungjawabnya sesuai dengan arahan perkembangan

perusahaan.

2. Kasi Produksi

Membawahi : Fungsi produksi.

a. Bagian pengecoran

b. Bagian tulangan

c. Bagian pembukuan

Page 61: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

61

d. Bagian operator alat

Tugas dan tanggungjawabnya :

a. Menyelenggarakan proses produksi dengan benar dan tepat waktu

b. Membuat laporan kegiatan produksi

c. Membuat laporan hasil produksi perusahaan

d. Mengawasi kegiatan produksi

e. Menjaga kualitas produksi

f. Memproduksi sesuai dengan perencanaan

3. Kasi Keuangan dan Personalia

Membawahi : fungsi keuangan dan personalia

a. Bagian keuangan

b. Bagian akuntansi

c. Bagian sekretariat

d. Bagian umum

e. Bagian personalia

f. Bagian keamanan

Tugas dan tanggung jawabnya :

a. Menyusun rencana anggaran biaya secara terpadu

b. Mendukung program pencapaian sasaran

c. Menyediakan informasi keuangan, akuntansi, personalia,

sekretariat, yang akurat bagi kepentingan perusahaan

d. Menyusun laporan keuangan dan evaluasi secara berkala

e. Mengupayakan penerapan fungsi keuangan, akuntansi, personalia,

dan sekretariat secara tertib

Page 62: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

62

f. Melaksanakan penerapan sistem manajemen yang dikembangkan

oleh perusahaan sesuai dengan lingkup tugasnya.

g. Menyiapkan dan melakukan kegiatan ketatausahaan, personalia,

pengumpulan data, dan laporan serta melaksanakan rencana

kegiatan pengadaan barang

4. Kasi Perencanaan dan Evaluasi Produk

Membawahi: fungsi perencanaan dan evaluasi produk

a. Bagian perencanaan

b. Bagian distribusi

c. Bagian gudang

Tugas dan tanggung jawabnya:

a. Melaksanakan penugasannya sumber daya (barang/material) yang

dilaksanakan dalam pelaksanaan pelaksana

b. Menyusun rencana anggaran biaya pelaksanaan pekerjaan dan

mengevaluasi pelaksanaan setiap tahapan pekerjaan

c. Melaksanakan pengujian beton-beton pada proyek rencana

dikerjakan

d. Menyusun rencana anggaran biaya pelaksanaan semua pesanan

e. Mengetahui jenis dan isi gudang serta pencatatannya

f. Melaksanakan pengujian terhadap bahan/material yang

dipergunakan dalam pembuatan beton

5. Kasi Peralatan

Membawahi : fungsi peralatan

a. Bagian storing

Page 63: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

63

b. Bagian operator

c. Bagian administrasi

Tugas dan tanggung jawabnya :

a. Bertanggung jawab terhadap pemakaian peralatan dan

memberikan laporan serta seluruh peralatan

b. Memperbaiki peralatan dan menyelenggarakan kegiatan

perbengkelan

6. Kasi Teknik dan Mutu

Membawahi : fungsi teknik dan mutu

a. Mengawasi jalannya kegiatan yang berhubungan dengan

perencanaan, proyek, gambar, instalasi, dan kegiatan-kegiatan

teknis

b. Memberikan persetujuan kepada pimpinan terhadap kegiatan

pelaksanaan proyek sesuai dengan rencana

c. Membuat laporan kepada pimpinan terhadap kegiatan pelaksanaan

proyek yang dikerjakan.

E. Proses Produksi

Berikut ini adalah gambaran singkat dari proses pembuatan atau proses

produksi dari produk tiang pancang dan tiang listrik yang merupakan salah satu

produk yang dihasilkan oleh PT. Wijaya Karya Beton, Tbk Pabrik Produk Beton

Sulawesi Selatan

1. Persiapan tulangan

Sebelum proses pengecoran langkah yang terlebih dahulu dilakukan

adalah persiapan tulangan. Dimana, rakitan tulangan yang telah dibuat di

Page 64: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

64

workshop tulangan dimasukkan dan ditata ke dalam cetakan yang telah

dibersihkan.

2. Pengecoran

a. Letakkan cetakan di atas trolley cor

b. Pasang tebeng cor pada kanan dan kiri cetakan bawah

c. Masukkan adukan ke dalam hopper, kemudian tuangkan ke dalam

cetakan

d. Penuangan dimulai satu meter dari ujung atas, bergerak maju kea rah

ujung lainnya.

e. Distribusikan adukan secara merata di sepanjang cetakan, rojok pada

bagian ujung menggunakan besi beton di bagian plat sambungnya

f. Tempatkan cetakan ke lokasi penutupan cetakan

3. Penutupan Cetakan

Pastikan bibir cetakan sudah bersih dari sisa-sisa campran beton

yang jatuh saat proses pengecoran.

a. Geser trolley cetakan yang telah melakukan proses pengecoran

b. Lumasi bibir cetakan atau pinggir cetakan dengan minyak sawit

c. Setelah itu, pasang penutup cetakan pada cetakan yang telah dicor

d. Eratkan dengan baut L.

e. Lakukan proses stressing (penarikan tulang)

4. Penarikan tulang

Stressing atau penarikan tulangan berfungsi untuk memberikan

gaya press stress pada besi untuk mencapai batas tarik besi yang akan

digunakan untuk menahan beban yang diberikan pada suatu bidang.

Page 65: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

65

5. Pemutaran cetakan

Pemutaran cetakan (spinning) bertujuan untuk membentuk lubang

lingkaran pada beton sentrifugal serta mempecepat proses pemadatan.

Pada pemutaran cetakan (spinning) memiliki empat tahap, yaitu

a. Tahap I dan tahap II, merupakan tahap pembentukan. Pada tahap ini,

adukan akan membentuk lubang lingkaran pada tengahnya.

b. Tahap III dan IV, merupakan tahap pemadatan.

Setiap tahap pada proses pemutaran cetakan (spinning) memiliki

pengaturan waktu dan kecepatan putaran yang berbeda-beda

6. Perawatan uap

Perawatan uap merupakan proses yang dilakukan setelah proses

pemutaran cetakan yang berfungsi untuk mempercepat mutu beton untuk

mencapai kekuatan rilis mutu beton tersebut. Biasanya dilakukan kurang

lebih satu jam agar mendapat mutu yang lebih bagus.

7. Pembukaan cetakan

Pembukaan cetakan merupakan langkah yang dilakukan setelah

langkah perawatan uap yang dilakukan selama lebih kurang tujuh jam

selesai. Tujuan langkah ini yaitu untuk melihat hasil cetakan (produk)

yang telah melewati beberapa langkah maka, cetakan tersebut diangkat

untuk dilakukan pengecekanoleh Quality Control (QC) Passing.

Setelah melakukan tahap pembukaan cetakan, produk yang jadi

kemudian diberi penenangan. Langkah ini merupakan salah satu langkah

penting karena pada langkah ini dilakukan pemeriksaan atau mengoreksi

apakah terdapat produk yang cacat atau perlu diperbaiki guna menjaga

Page 66: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

66

mutu produk agar dapat menghasilkan produk yang siap bersaing di

pasaran.

8. Pembersihan cetakan

Tahap terakhir, adalah pembersihan cetakan, pada tahap ini cetakan

dibersihkan dari sisa-sisa material yang menempel pada cetakan pada

proses produksi sebelumnya. Cetakan harus dibersihkan secara benar,

apabila tidak benar-benar bersih akan mempengaruhi hasil cetakan pada

produksi selanjutnya. Setelah pembersihan cetakan dilakukan, kemudian

cetakan dilumasi dengan minyak sawit.

Page 67: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

67

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi

Anggaran adalah merupakan penjabaran perencanaan manajemen

perusahaan, karena melalui anggaran tersebut manajemen dapat

mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari setiap pegawai yang terlibat dalam

pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan.

Salah satu anggaran yang paling besar peranannya dalam suatu perusahaan

adalah anggaran biaya produksi. Anggaran biaya produksi adalah anggaran yang

dikeluarkan oleh perusahaan dalam menjalankan suatu kegiatan produksi, yang

didalamnya terdiri dari biaya bahan baku yang digunakan, biaya tenaga kerja

langsung dan biaya overhead pabrik.

Oleh karena itulah maka fungsi dan peranan biaya dalam proses produksi

sangat menunjang kelangsungan hidup suatu perusahaan, sebab tanpa biaya yang

dikeluarkan oleh perusahaan maka kegiatan produksi tidak akan dapat terlaksana

sesuai dengan yang direncanakan.

Berkaitan dengan pentingnya masalah anggaran biaya produksi, maka

penelitian ini dilakukan pada PT. Wijaya Karya Beton Tbk yang berlokasi di Jl.

Kima Raya II Kavling S 4,5,6. Dalam menjalankan kegiatan produksinya,

perusahaan tersebut dari tahun ke tahun mengalami perkembangan produksi.

Berikut ini tabel data produksi tiang listrik beton dari tahun 2013, 2014,

dan 2015 adalah sebagai berikut

Page 68: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

68

Tabel 5.1 Data Produksi Tiang Listrik Beton Tahun 2013, 2014, dan 2015

Tahun Target Produksi

(Unit)

Realisasi Produksi

(Unit)

Selisih/Varians

2013

2014

2015

18.672

21.279

23.430

18.575

21.161

23.150

97

118

280

Sumber : PT. Wijaya Karya Beton Tbk, setelah diolah 2016

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tahun 2013 target produksi

sebesar 18.672 unit dan realisasi yang tercapai sebesar 18.575 unit dengan selisih

97 unit. Selanjutnya di tahun 2014 target produksi sebesar 21.279 unit dan

realisasi yang tercapai sebesar 21.161 unit dengan selisih 118 unit. Dan di tahun

2015 target produksi sebesar 23.430 dan realisasi yang tercapai sebesar 23.150

dengan selisih sebesar 280 unit. Hal ini berarti target produksi setiap tahunnya

mengalami perkembangan produksi dan realisasi produksi yang tercapai tidak

sesuai dengan targetnya. Hal ini disebabkan karena adanya keterlambatan tekhnis,

kerusakan mesin, pembahasan suplay bahan baku dan kurangnya pesanan dari

konsumen.

Berikut ini rincian data produksi tiang listrik beton untuk tahun 2013,

2014, dan 2015 adalah sebagai berikut:

Page 69: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

69

Tabel 5.2 Data Produksi Tiang Listrik Beton Bulan Januari s/d Bulan Desember

Tahun 2013

Bulan Target Produksi

(Unit)

Realisasi Produksi

(Unit)

Selisih / Varians

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

1.510

1.530

1.525

1.500

1.575

1.585

1.594

1.568

1.550

1.580

1.585

1.570

1.500

1.515

1.518

1.520

1.550

1.578

1.600

1.545

1.539

1/570

1.575

1.565

10

15

7

-20

25

7

-6

23

11

10

10

5

Total 1 Tahun 18.672 18.575 97

Sumber: PT. Wijaya Karya Beton Tbk, setelah diolah 2016

Berdasarkan tabel 5.2 di atas, diketahui bahwa target dan realisasi

produksi tiang listik beton yang diproduksi oleh PT. Wijaya Karya Beton Tbk dari

bulan Januari s/d Desember tahun 2013, menunjukkan bahwa total target yang

Page 70: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

70

diproduksi adalah sebesar 18.672 unit sedangkan realisasi produksi tiang listrik

beton yang dihasilkan adalah sebesar 18.575 unit.

Selanjutnya dari data diatas dapat pula dilihat target produksi dan realisasi

produksi tiang listrik beton tahun 2013 pada bulan Januari target produksi lebih

besar dari realisasinya dan terjadi varians sebesar 10 unit, Februari terjadi varians

sebesar 15 unit, Maret terjadi varians sebesar 7 unit, Mei terjadi varians sebesar 25

unit, Juni terjadi varians sebesar 7 unit, Agustus terjadi varians sebesar 23 unit,

September terjadi varians sebesar 11 unit, Oktober terjadi varians sebesar 10 unit,

November terjadi varians sebesar 10 unit dan Desember terjadi varians sebesar 5

unit. Dalam artian bahwa pada bulan Januari, Februari, Maret, Mei, Juni, Agustus,

September, Oktober, November dan Desember dianggap tidak efisiensi dalam segi

target produksi karena realisasi lebih kecil dan tidak sesuai dengan targetnya. Hal

ini disebabkan karena adanya pembahasan suplay bahan baku dan kurangnya

pesanan sehingga mempengaruhi total biaya produksi.

Selain itu terjadi peningkatan produksi dari target sebelumnya pada bulan

April sebesar 20 unit, dan bulan Juli sebesar 6 unit. Hal ini disebabkan karena

adanya peningkatan pesanan sehingga menunjukkan realisasi tidak sesuai dengan

target produksi.

Page 71: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

71

Tabel 5.3 Data Produksi Tiang Listrik Beton Bulan Januari s/d Bulan Desember

Tahun 2014

Bulan Target Produksi

(Unit)

Realisasi Produksi

(Unit)

Selisih / Varians

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

1.745

1.736

1.778

1.754

1.790

1.800

1.789

1.767

1.772

1.788

1.776

1.784

1.727

1.720

1.740

1.760

1.785

1.794

1.780

1.759

1.760

1.778

1.782

1.776

18

16

38

-6

5

6

9

8

12

10

-6

8

Total 1 Tahun 21.279 21.161 118

Sumber: PT. Wijaya Karya Beton Tbk, setelah diolah 2016

Berdasarkan tabel 5.3 di atas, dapat dilihat bahwa target dan realisasi

produksi tiang listik beton yang diproduksi oleh PT. Wijaya Karya Beton Tbk dari

bulan Januari s/d Desember tahun 2014, menunjukkan bahwa total target yang

diproduksi adalah sebesar 21.279 unit sedangkan realisasi produksi tiang listrik

beton yang dihasilkan adalah sebesar 21.161 unit.

Page 72: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

72

Selanjutnya dari data diatas dapat pula dilihat target produksi dan realisasi

produksi tiang listrik beton tahun 2013 pada bulan Januari target produksi lebih

besar dari realisasinya dan terjadi varians sebesar 18 unit, Februari terjadi varians

sebesar 16 unit, Maret terjadi varians sebesar 38 unit, Mei terjadi varians sebesar 5

unit, Juni terjadi varians sebesar 6 unit, Juli terjadi varians sebesar 9 unit, Agustus

terjadi varians sebesar 8 unit, September terjadi varians sebesar 12 unit, Oktober

terjadi varians sebesar 10 unit, dan Desember terjadi varians sebesar 8 unit. Dalam

artian bahwa pada bulan Januari, Februari, Maret, Mei, Juni, Juli, Agustus,

September, Oktober, dan Desember dianggap tidak efisiensi dalam segi target

produksi karena realisasi lebih kecil dan tidak sesuai dengan targetnya. Hal ini

disebabkan karena adanya keterlambatan tekhnis, pembahasan suplay bahan baku

dan kurangnya pesanan sehingga mempengaruhi total biaya produksi.

Selain itu terjadi peningkatan produksi dari target sebelumnya pada bulan

April sebesar 6 unit, dan bulan November sebesar 8 unit. Hal ini disebabkan

karena adanya peningkatan pesanan sehingga menunjukkan realisasi tidak sesuai

dengan target produksi.

Page 73: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

73

Tabel 5.4 Data Produksi Tiang Listrik Beton Bulan Januari s/d Bulan Desember

Tahun 2015

Bulan Target Produksi

(Unit)

Realisasi Produksi

(Unit)

Selisih / Varians

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

1.968

1.920

1.920

1.980

2.000

1.908

1.932

1.956

1.900

1.968

1.998

1.980

1.932

1.868

1.896

1.942

1.956

1.932

1.912

1.872

1.920

1.920

2.008

1.992

36

52

24

38

44

-24

20

84

- 20

48

-10

-12

Total 1 Tahun 23.430 23.150 280

Rata-rata 1.952 1.929 23

Sumber : PT. Wijaya Karya Beton Tbk, setelah diolah 2016

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat rincian dari data produksi mulai

dari tahun 2013, 2014, dan 2015. Dari data tersebut terjadi peningkatan produksi

setiap tahunnya. Perlu diketahui bahwa anggaran fleksibel ini didasarkan atas

perkiraan terperinci untuk tiap bulan selama satu tahun. Jadi sebelum dilakukan

Page 74: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

74

penilaian mengenai pelaksanaan anggaran fleksibel sebagai alat pengendalian

biaya produksi maka yang menjadi bahan penilaian untuk anggaran fleksibel ini

adalah untuk tahun 2015.

Berdasarkan data tersebut di atas yakni target dan realisasi produksi tiang

listrik beton yang diproduksi oleh PT. Wijaya Karya Tbk, dari bulan Januari s/d

bulan Desember tahun 2015, menunjukkan bahwa total target produksi sebesar

23.430 unit atau rata-rata perbulan sebesar 1.952 unit, sedangkan realisasi

produksi tiang listrik beton yang dihasilkan oleh PT. Wijaya Karya Beton sebesar

23.150 unit atau rata-rata perbulan sebesar 1.929 unit.

Dari data diatas dapat pula dilihat target produksi dan realisasi produksi

tiang listrik beton tahun 2015 pada bulan Januari target produksi lebih besar

daripada realisasinya dan terjadi varians sebesar 26 unit, Februari terjadi varians

sebesar 52 unit, Maret terjadi varians sebesar 24 unit, April terjadi varians sebesar

38 unit, Mei terjadi varians sebesar 44 unit, Juli terjadi varians sebesar 20 unit,

Agustus terjadi varians sebesar 84 unit dan Oktober terjadi varians sebesar 48

unit. Dalam artian bahwa pada bulan Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juli,

Agustus, dan Oktober dianggap tidak efisiensi dalam segi target produksi karena

realisasi tidak sesuai dengan targetnya, hal ini disebabkan karena adanya

keterlambatan teknis, kerusakan mesin, pembahasan suplay bahan baku dan

kurangnya pesanan sehingga mempengaruhi total biaya produksi.

Selanjutnya terjadi peningkatan produksi dari target sebelumnya pada

bulan Juni sebesar 24 unit, September sebesar 20 unit, November sebesar 10 unit

Page 75: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

75

dan Desember sebesar 12 unit. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan

pesanan sehingga menunjukkan realisasi tidak sesuai dengan target.

Dari data anggaran dan realisasi produksi tiang listrik beton, maka terlebih

dahulu akan disajikan anggaran dan realisasi biaya produksi tiang listrik beton

tahun 2013, 2014, dan 2015 sebagai berikut

Tabel 5.5 Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi Tiang Listrik Beton Tahun

2013, 2014, dan 2015

Tahun 2013 2014 2015

Anggaran Biaya Produksi 23.647.946.000 30.248.638.000 37.394.641.484

Realisasi Biaya Produksi 20.869.377.500 26.583.337.000 31.949.952.086

Selisih / Varians 2.778.568.500 3.665.301.000 5.444.689.398

Persentase 11,74% 12,11% 14,56%

Sumber : PT. Wijaya Karya Beton Tbk, setelah diolah 2016

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa selama tiga periode pabrik telah

berhasil dalam mengendalikan biaya produksinya dan selama tiga periode ini,

keberhasilan manajemen pabrik dalam mengendalikan biaya meningkat tiap

periodenya. Hal ini terlihat dari varians (selisih) yang bernilai positif. Di tahun

2013 pabrik berhasil mengefisiensi biayanya sebesar 11,74 persen dengan selisih

sebesar Rp. 2.778.568.500 kemudian di tahun 2014 perusahaan meningkatkan

efisiensi biayanya menjadi 12,11 persen dengan selisih sebesar Rp. 3.665.301.000

dan kembali meningkat di tahun 2015 menjadi 14,56 persen dengan selisih

sebesar Rp. 5.444.689.398,-

Page 76: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

76

Berikut ini rincian data biaya produksi untuk tahun 2013, 2014, dan 2015

sebagai berikut :

Tabel 5.6 Data Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi Tiang Listrik Beton Tahun

2013

No Uraian Anggaran Realisasi Selisih/Varians

I Biaya Langsung

Biaya Bahan Baku

- Material Produksi

Biaya Tenaga Kerja Langsung

- Tenaga Kerja Langsung

13.280.986.000

609.960.000

10.356.540.000

571.837.500

2.924.446.000

38.122.500

Jumlah Biaya Langsung 13.890.946.000 10.928.377.500 2.962.568.500

II Biaya Tak Langsung

Biaya Overhead Pabrik

- Biaya Bahan Penolong

- Biaya Tenaga Kerja Tidak

Langsung

- Biaya Operasional

- Biaya Angkut

- Biaya Listrik

- Biaya Pemeliharaan

- Biaya Umum

1.350.000.000

920.000.000

1.210.000.000

2.417.000.000

1.120.000.000

1.920.000.000

820.000.000

1.100.000.000

907.000.000

1.100.000.000

2.652.000.000

1.020.000.000

2.362.000.000

800.000.000

250.000.000

13.000.000

110.000.000

-235.000.000

100.000.000

-442.000.000

20.000.000

Jumlah Biaya Tak Langsung 9.757.000.000 9.941.000.000 -184.000.000

Jumlah Biaya Produksi 23.647.946.000 20.869.377.500 2.778.568.500

Page 77: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

77

Sumber : PT. Wijaya Karya Beton Tbk, setelah diolah 2016

Berdasarkan tabel 5.6 diatas yaitu data anggaran dan realisasi biaya

produksi tiang listrik beton tahun 2013 dapat diketahui bahwa biaya produksi

yang ada di PT. Wijaya Karya Beton Tbk ini mengalami keuntungan. Untuk biaya

material bahan baku tidak mengalami kendala dalam proses pengendaliannya.

Begitu pula dengan biaya tenaga kerja langsung yang efisiensi biayanya

mengalami keuntungan (favorable) meskipun keuntungan yang diperoleh kecil.

Sedangkan untuk biaya overhead pabrik ini mengalami kerugian karena terdapat

beberapa biaya yang inefisiensi dengan selisih yang cukup besar yaitu pada biaya

angkut dan biaya pemeliharaan yang realisasinya lebih besar dari biaya yang

dianggarkan. Tetapi meskipun mengalami kerugian pada biaya overhead pabrik

biaya produksi tidak mengalami kerugian karena tertutupi dengan biaya bahan

baku dan biaya tenaga kerja langsung.

Page 78: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

78

Tabel 5.7 Data Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi Tiang Listrik Beton Tahun

2014

No Uraian Anggaran Realisasi Selisih/Varians

I Biaya Langsung

Biaya Bahan Baku

- Material Produksi

Biaya Tenaga Kerja Langsung

- Tenaga Kerja Langsung

18.549.558.000

734.080.000

15.150.305.000

708.032.000

3.399.253.000

26.048.000

Jumlah Biaya Langsung 19.283.638.000 15.858.337.000 3.425.301.000

II Biaya Tak Langsung

Biaya Overhead Pabrik

- Biaya Bahan Penolong

- Biaya Tenaga Kerja Tidak

Langsung

- Biaya Operasional

- Biaya Angkut

- Biaya Listrik

- Biaya Pemeliharaan

- Biaya Umum

1.500.000.000

980.000.000

1.250.000.000

2.745.000.000

1.240.000.000

2.400.000.000

850.000.000

1.300.000.000

968.000.000

1.300.000.000

2.510.000.000

1.250.000.000

2.524.000.000

873.000.000

200.000.000

12.000.000

-50.000.000

235.000.000

-10.000.000

-124.000.000

-23.000.000

Jumlah Biaya Tak Langsung 10.965.000.000 10.725.000.000 240.000.000

Jumlah Biaya Produksi 30.248.638.000 26.583.337.000 3.665.301.000

Sumber : PT. Wijaya Karya Beton Tbk, setelah diolah 2016

Page 79: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

79

Berdasarkan tabel 5.7 diatas yaitu data anggaran dan realisasi biaya

produksi tiang listrik beton tahun 2014 dapat dilihat bahwa dari tiga jenis biaya

produksi yang ada di PT. Wijaya Karya Beton Tbk ini, ketiga biayanya dapat

diefisiensikan mengalami keuntungan (favorable). Biaya material bahan baku

memiliki nilai selisih yang favorable dan baik pengendaliannya. Biaya tenaga

kerja juga mengalami hal yang serupa, pengendalian biaya yang dilakukan

mengalami keuntungan (favorable). Biaya overhead pabrik juga mengalami

keuntungan dalam proses pengendalian biayanya walaupun biaya operasional,

biaya listrik dan biaya pemeliharaan mengalami inefisiensi. Tetapi dengan

banyaknya biaya overhead pabrik yang favorable (menguntungkan) dapat

menutupi beberapa pos biaya yang unfovarabel.

Page 80: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

80

Tabel 5.8 Data Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi Tiang Listrik Beton Tahun

2015

No Uraian Anggaran Realisasi Selisih/Varians

I Biaya Langsung

Biaya Bahan Baku

- Material Produksi

Biaya Tenaga Kerja Langsung

- Tenaga Kerja Langsung

24.046.481.484

796.160.000

18.176.512.086

765.440.000

5.869.969.398

33.280.000

Jumlah Biaya Langsung 24.842.641.484 18.941.952.086 5.900.689.398

II Biaya Tak Langsung

Biaya Overhead Pabrik

- Biaya Bahan Penolong

- Biaya Tenaga Kerja Tidak

Langsung

- Biaya Operasional

- Biaya Angkut

- Biaya Listrik

- Biaya Pemeliharaan

- Biaya Umum

1.800.000.000

1.116.000.000

1.320.000.000

3.048.000.000

1.440.000.000

2.916.000.000

912.000.000

1.980.000.000

1.068.000.000

1.500.000.000

3.204.000.000

1.596.000.000

2.676.000.000

984.000.000

-180.000.000

48.000.000

180.000.000

-156.000.000

-156.000.000

240.000.000

-72.000.000

Jumlah Biaya Tak Langsung 12.552.000.000 13.008.000.000 -456.000.000

Jumlah Biaya Produksi 37.394.641.484 31.949.952.086 5.444.689.398

Sumber : PT. Wijaya Karya Beton Tbk, setelah diolah 2016

Page 81: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

81

Berdasarkan data biaya produksi beton khususnya pada PT. Wijaya Karya

Beton Tbk untuk tiga periode tahun 2013, 2014 dan 2015, maka selanjutnya akan

diuraikan kembali data tahun 2015 yang menjadi penilaian pada pelaksanaan

anggaran fleksibel sebagai alat pengendalian biaya produksi yang terdiri dari

biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang

dapat diuraikan satu persatu sebagai berikut :

Besarnya anggaran biaya bahan baku untuk memproduksi tiang listrik

beton dalam tahun 2015 sebesar Rp. 24.046.481.484 rinciannya dapat disajikan

pada tabel sebagai berikut :

1. Anggaran Biaya Bahan Baku

Besarnya anggaran biaya bahan baku untuk memproduksi tiang listrik

beton tahun 2015 sebesar Rp. 24.046.481.484 rinciannya dapat disajikan pada

tabel sebagai berikut :

Page 82: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

82

Tabel 5.9 Anggaran Biaya Bahan Baku Langsung dalam Produksi Tiang Listrik

Beton Tahun 2015

No. Jenis Bahan Baku Satuan

Harga

Volume

Satuan

Biaya Bahan

Baku (Rp)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Material

PC Wire

Spiral

Kawat Ikat

Beton

Semen

Pasir

Split

Addmixture

Minyak Cetak

Terminal Grounding

Besi Pht Grounding

Material Bantu

Rp/ Ton

Rp/ Ton

Rp/ Ton

Rp/ Kg

Rp/ m3

Rp/ m3

Rp/ Lt

Rp/ Lt

Rp/ Ton

Rp/ bh

Rp/ Ton

12.363.000

9.657.000

14.108.000

954.000

94.384.000

247.928.000

12.147.000

8.843.000

4.017.000

8.000.000

3.182.000

237

61,2

21

6.708

30,218

32,845

45,224

22,87

74,00

215,324

19,807

2.930.031.000

591.008.400

296.268.000

6.399.432.000

2.852.095.712

8.143.195.160

549.335.928

202.239.410

297.258.000

1.722.592.000

63.025.874

Total Biaya Bahan Baku Langsung 24.046.481.484

Sumber : Data diolah oleh PT. Wijaya Karya Beton Tbk.

Page 83: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

83

Berdasarkan data tersebut di atas yakni anggaran biaya bahan baku

langsung yang digunakan dalam produksi tiang listrik beton selama tahun 2015

yakni sebesar Rp. 24.046.481.484. Anggaran tesebut hanya digunakan untuk satu

tipe produk pada PT. Wijaya Karya Beton. Dalam proses pembuatan tiang listrik

material bahan baku yang digunakan adalah pc wire, spiral, kawat ikat, semen,

pasir, split, admixture, minyak cetak, terminal grounding, besi pht grounding, dan

beberapa material bantu lainnya.

2. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung

Besarnya anggaran biaya tenaga kerja langsung yang digunakan oleh

perusahaan PT. Wijaya Karya Beton Tbk untuk tahun 2015 yaitu sebesar

Rp.796.160.000. Rinciannya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Page 84: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

84

Tabel 5.10 Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung dari Bulan Januari s/d

Desember Tahun 2015

Bulan Jam Kerja Hari Kerja Upah Per Jam

Jumlah

Tenaga Kerja

Biaya Tenaga Kerja

Langsung

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

8

8

8

8

8

8

8

8

8

8

8

8

26

25

26

26

26

26

26

26

26

26

26

26

8.000

8.000

8.000

8.000

8.000

8.000

8.000

8.000

8.000

8.000

8.000

8.000

40

40

40

40

40

40

40

40

40

40

40

40

66.560.000

64.000.000

66.560.000

66.560.000

66.560.000

66.560.000

66.560.000

66.560.000

66.560.000

66.560.000

66.560.000

66.560.000

Jumlah 8 26 8.000 40 796.160.000

Sumber : PT. Wijaya Karya Beton Tbk, setelah diolah 2016

3. Anggaran Biaya Overhead Pabrik

Setelah mengetahui anggaran biaya bahan baku langsung dan anggaran

biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam kegiatan

produksi tiang listrik beton, maka selanjutnya dapat diketahui besarnya

Page 85: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

85

anggaran biaya overhead pabrik untuk tahun 2015 adalah sebesar Rp

12.552.000.000. Hal ini dapat dilihat dalam tabel 5.10 sebagai berikut :

Tabel 5.11 Anggaran Biaya Overhead Pabrik Tahun 2015

No Jenis Biaya Overhed Pabrik Biaya Overhead Pabrik

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Biaya Bahan Penolong

Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

Biaya Operasional

Biaya Angkut

Biaya Listrik

Biaya Pemeliharaan

Biaya umum

1.800.000.000

1.116.000.000

1.320.000.000

3.048.000.000

1.440.000.000

2.916.000.000

912.000.000

Total Biaya Overhead Pabrik 12.552.000.000

Sumber : PT. Wijaya Karya Beton Tbk, setelah diolah 2016

Dari data tersebut di atas yakni besarnya biaya overhead pabrik yang

dikeluarkan oleh perusahaan dalam kegiatan produksi tiang listrik beton selama

tahun 2015 adalah sebesar Rp.12.552.000.000,-. Beberapa jenis biaya yang

dikategorikan sebagai Biaya Overhead Pabrik diantaranya sebagai berikut :

1. Biaya Bahan Penolong adalah biaya bahan yang digunakan untuk

membantu penyelesaian suatu produk. Misalnya biaya tarip cetakan, biaya

R & M alat, biaya peralatan penunjang, biaya peralatan lain-lain.

2. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung adalah upah yang diberikan kepada

karyawan pabrik yang secara ini antara lain upah fisik tidak berhubungan

lain dengan proses pembuatan produk. Termasuk dalam kelompok ini

Page 86: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

86

adalah upah mandor, gaji manajer produksi, gaji pegawai administrasi

pabrik.

3. Biaya operasional adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh suatu

perusahaan untuk mendukung operasi atau kegiatan yang dilakukan oleh

perusahaan tersebut. Biaya ini terdiri dari biaya pengelolaan kantor, biaya

penyusutan peralatan kantor.

4. Biaya angkut adalah biaya yang dikeluarkan untuk pengiriman barang.

Misalnya biaya angkut kendaraan

5. Biaya listrik adalah biaya yang digunakan untuk membayar listrik dari

kegiatan operasi perusahaan.

6. Biaya pemeliharaan adalah biaya yang digunakan untuk perbaikan dan

perawatan mesin, gedung pabrik dan peralatan pabrik.

7. Biaya umum adalah biaya-biaya untuk mengkordinasi kegiatan-kegiatan

produksi perusahaan, misalnya biaya pengawasan terhadap kegiatan

perusahaan secara keseluruhan.

Data realisasi biaya produksi untuk tahun 2015 dapat dilihat melalui uraian

berikut ini :

1. Realisasi Biaya Bahan Baku Langsung

Besarnya realisasi biaya bahan baku dapat dilihat pada tabel 5.12

berikut ini :

Page 87: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

87

Tabel 5.12 Realisasi Biaya Bahan Baku Langsung Dalam Produksi Tiang Listrik

Beton Tahun 2015

No Jenis Bahan Baku Satuan Harga

Volume

Satuan

Biaya Bahan

Baku (Rp)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Material

PC Wire

Spiral

Kawat Ikat

Beton

Semen

Pasir

Split

Addmixture

Minyak Cetak

Terminal Grounding

Besi Pht Grounding

Material Bantu

Rp/ Ton

Rp/ Ton

Rp/ Ton

Rp/ Kg

Rp/ m3

Rp/ m3

Rp/ Lt

Rp/ Lt

Rp/ Ton

Rp/ bh

Rp/ Ton

11.337.000

8.658.000

12.741.000

850.000

83.161.000

219.291.000

10.835.000

7.902.000

3.447.000

7.597.000

3.182.000

202,56

58,8

13,8372

5.229,12

27,456

28,656

39,684

16,3788

60,000

179,928

15,0036

2.296.422.720

509.090.400

176.299.765

4.444.752.000

2.283.268.416

6.284.002.896

429.976.140

129.425.278

208.620.000

1.366.913.016

47.741.455

Total Biaya Bahan Baku Langsung 18.176.512.086

Sumber : PT. Wijaya Karya Beton Tbk, setelah diolah 2016

Dari data tersebut di atas yakni realisasi biaya bahan baku langsung

dalam kegiatan produksi tiang listrik beton selama tahun 2015 maka jumlah

biaya bahan baku langsung (menurut actual) sebesar Rp.18.176.512.086.

Page 88: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

88

Dalam proses pembuatan tiang listrik beton ini, dapat diefisiensikan

mengalami keuntungan dari segi anggaran tetapi tidak menguntungkan dari

target produksinya. Hal ini terjadi karena realisasi lebih kecil dibanding

dengan anggaran yang telah ditetapkan. Sebab adanya keterlambatan suplay

bahan baku.

2. Realisasi Biaya Tenaga Kerja Langsung

Selanjutnya untuk mengetahui besarnya realisasi biaya tenaga kerja

langsung selama tahun 2015 adalah sebesar Rp 765.440.000. Oleh karena itu

akan disajikan data menurut anggaran dan realisasi biaya tenaga kerja

langsung yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Page 89: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

89

Tabel 5.13 Realisasi Biaya Tenaga Kerja Langsung dari Bulan Januari s/d

Desember Tahun 2015

Bulan Jam Kerja Hari Kerja Upah Per Jam

Jumlah

Tenaga Kerja

Biaya Tenaga Kerja

Langsung

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

8

8

8

8

8

8

8

8

8

8

8

8

25

24

25

25

25

25

25

25

25

25

25

25

8.000

8.000

8.000

8.000

8.000

8.000

8.000

8.000

8.000

8.000

8.000

8.000

40

40

40

40

40

40

40

40

40

40

40

40

64.000.000

61.440.000

64.000.000

64.000.000

64.000.000

64.000.000

64.000.000

64.000.000

64.000.000

64.000.000

64.000.000

64.000.000

Jumlah 8 25 8.000 40 765.440.000

Sumber : PT. Wijaya Karya Beton Tbk, setelah diolah 2016

Jam tenaga kerja langsung setahun (8 jam x 25 hari x 12 bulan) = 2.400 jam

Berdasarkan tabel tersebut di atas nampak bahwa jumlah jam kerja

yang dibutuhkan oleh perusahaan adalah 8 jam, jumlah hari kerja dalam satu

bulan sebanyak 25 hari, serta upah yang diterima per jam sebesar Rp.8.000

dengan jumlah keseluruhan tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan

produksi tiang listrik beton adalah sebanyak 40. Seperti pada anggaran biaya

Page 90: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

90

bahan baku, biaya tenaga kerja langsung juga mengalami keuntungan

(favorable) meskipun hanya memperoleh keuntungan dengan selisih yang

sedikit.

3. Realisasi Biaya Overhead Pabrik

Besarnya biaya overhead pabrik yang terealisasi dalam tahun 2015

adalah sebesar Rp. 13.008.000.000, realisasi biaya overhead pabrik disajikan

pada tabel berikut ini :

Tabel 5.14 Realisasi Anggaran Biaya Overhead Pabrik Tahun 2015

No Jenis Biaya Overhed Pabrik Biaya Overhead Pabrik

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Biaya Bahan Penolong

Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

Biaya Operasional

Biaya Angkut

Biaya Listrik

Biaya Pemeliharaan

Biaya umum

1.980.000.000

1.068.000.000

1.500.000.000

3.204.000.000

1.596.000.000

2.676.000.000

984.000.000

Jumlah Biaya Overhead Pabrik 13.008.000.000

Sumber : PT. Wijaya Karya Beton Tbk, setelah diolah 2016

Berdasarkan realisasi anggaran biaya overhead pabrik yang digunakan

oleh perusahaan PT. Wijaya Karya Beton Tbk adalah sebesar Rp.

13.008.000.000. Untuk realisasi pada biaya overhead pabrik ini mengalami

kerugian karena lebih besar dari biaya yang dianggarkan. Dari data di atas

jenis biaya overhead pabrik yang mengalami peningkatan yaitu biaya bahan

Page 91: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

91

penolong, biaya operasional, biaya angkut, biaya listrik, dan biaya umum. Hal

ini terjadi karena adanya kerusakan mesin dan keterlambatan tekhnis.

Sedangkan pada biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya pemeliharaan

terjadi efisiensi yang menguntungkan karena anggaran lebih besar dibanding

realisasinya.

Tabel 5.15 Klasifikasi Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi Sebelum

dilakukan Pemisahan Biaya Semi Variabel

No Jenis Biaya Produksi Anggaran Realisasi Selisih/Varians

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Biaya Bahan Baku Langsung

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya Overhead Pabrik

Biaya Bahan Penolong

Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

Biaya Operasional

Biaya Angkut

Biaya Listrik

Biaya Pemeliharaan

Biaya umum

24.046.481.484

796.160.000

1.800.000.000

1.116.000.000

1.320.000.000

3.048.000.000

1.440.000.000

2.916.000.000

912.000.000

18.176.512.086

765.440.000

1.980.000.000

1.068.000.000

1.500.000.000

3.204.000.000

1.596.000.000

2.676.000.000

984.000.000

5.869.969.398

30.720.000

-180.000.000

48.000.000

180.000.000

-156.000.000

-156.000.000

240.000.000

-72.000.000

Jumlah Biaya Overhead Pabrik 12.552.000.000 13.008.000.000 -456.000.000

Total Biaya Produksi 37.394.641.484 31.949.952.086 5.444.689.398

Sumber : Hasil olahan data, 2016

Page 92: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

92

Dari data mengenai klasifikasi anggaran biaya produksi sebelum dilakukan

pemisahan biaya semi variabel, maka diperoleh bahwa total anggaran biaya

produksi adalah sebesar Rp. 37.394.641.484 dengan jumlah biaya overhead pabrik

Rp. 12.552.000.000, sedangkan realisasi anggaran biaya produksi sebelum

dilakukan pemisahan biaya semi variabel adalah sebesar Rp. 31.949.952.086

dengan jumlah biaya overhead Pabrik sebesar Rp. 13.008.000.000

Dalam produksi terdapat perlakuan biaya semi variabel yang ditekankan

pada biaya variabel saja karena variabel ini selalu berubah mengikuti perubahan

volume produksi, sehingga biaya variabel yang terdapat dalam biaya semi variabel

harus dipisahkan biaya tetapnya. Selanjutnya akan disajikan data mengenai

anggaran biaya produksi setelah dilakukan pemisahan biaya semi variabel yang

dapat dilihat melalui tabel berikut ini :

Page 93: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

93

Tabel 5.16 Anggaran Biaya Produksi Setelah Pemisahan Biaya Semi Variabel

No Jenis Biaya Produksi Biaya Tetap Biaya

Variabel

Total Biaya

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Biaya Bahan Baku Langsung

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya Overhead Pabrik

Biaya Bahan Penolong

Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

Biaya Operasional

Biaya Angkut

Biaya Listrik

Biaya Pemeliharaan

Biaya umum

1.116.000.000

2.916.000.000

912.000.000

24.046.481.484

796.160.000

1.800.000.000

1.320.000.000

3.048.000.000

1.440.000.000

24.046.481.484

770.000.000

1.800.000.000

1.116.000.000

1.320.000.000

3.048.000.000

1.440.000.000

2.916.000.000

912.000.000

Jumlah Biaya Overhead Pabrik 4.944.000.000 7.608.000.000 12.552.000.000

Total Biaya Produksi 4.944.000.000 32.450.641.484 37.394.641.484

Sumber : Hasil Olahan Data, 2016

Tabel 5.15 yakni anggaran biaya produksi setelah dilakukan pemisahan

antara biaya tetap dan biaya variabel ternyata besarnya biaya variabel

Rp32.450.641.484 , sedangkan biaya tetap sebesar Rp. 4.944.000.000. Sehingga

total biaya produksi setelah dilakukan pemisahan biaya semi variabel adalah

sebesar Rp. 37.394.641.484. Kemudian akan disajikan realisasi biaya produksi

menurut biaya tetap dan biaya variabel yang dapat disajikan pada tabel berikut ini:

Page 94: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

94

Tabel 5.17 Realisasi Biaya Produksi Setelah Pemisahan Biaya Semi Variabel

No Jenis Biaya Produksi Biaya Tetap Biaya

Variabel

Total Biaya

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Biaya Bahan Baku Langsung

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya Overhead Pabrik

Biaya Bahan Penolong

Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

Biaya Operasional

Biaya Angkut

Biaya Listrik

Biaya Pemeliharaan

Biaya umum

1.068.000.000

2.676.000.000

984.000.000

18.176.512.086

765.440.000

1.980.000.000

1.500.000.000

3.204.000.000

1.596.000.000

18.176.512.086

765.440.000

1.980.000.000

1.068.000.000

1.500.000.000

3.204.000.000

1.596.000.000

2.676.000.000

984.000.000

Jumlah Biaya Overhead Pabrik 4.728.000.000 8.280.000.000 13.008 .000.000

Total Biaya Produksi 4.728.000.000 27.221.952.086 31.949.952.086

Sumber : Hasil olahan data, 2016

Tabel 5.16 yakni realisasi biaya produksi setelah dilakukan pemisahan

antara biaya tetap dan biaya semi variabel ternyata besarnya biaya variabel

Rp.27.221.952.086, sedangkan biaya tetap sebesar Rp. 4.728.000.000. Sehingga

total biaya produksi setelah dilakukan pemisahan biaya semi variabel adalah

sebesar Rp. 31.949.952.086

Page 95: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

95

B. Anggaran Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi

Pengendalian merupakan fungsi manajemen yang menempati urutan

terbawah tetapi tidak berarti fungsi ini kalah penting dari fungsi manajemen

lainnya. Fungsi pengendalian ini berhubungan erat dengan fungsi perencanaan

karena pengendalian yang baik tidak dapat dilakukan tanpa adanya rencana dan

petunjuk yang dibuat sebelumnya yaitu anggaran.

Anggaran merupakan salah satu alat pengendalian dalam suatu organisasi,

begitu juga pada PT. Wijaya Karya Beton Tbk yang bergerak dalam bidang

konstruksi. Dengan adanya anggaran yang disusun oleh PT. Wijaya Karya Beton

Tbk maka PT. Wijaya Karya Beton Tbk dapat mengetahui efisien atau tidaknya

dalam mengendalikan biaya produksi.

Pengendalian dilakukan untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan

yang terjadi dalam suatu perusahaan. Penyimpangan ini diukur dari realisasi dan

anggaran yang telah ditetapkan.

Aspek penting lain dari pengendalian biaya adalah identifikasi dari biaya

aktivitas yang berbeda dibandingkan biaya dari departemen dan produk yang

berbeda. Untuk membantu dalam mengendalikan biaya, akuntan biaya dapat

menggunakan jumlah biaya yang telah ditetapkan sebelumnya yang disebut biaya

standar.

C. Anggaran Fleksibel

Anggaran fleksibel dibuat berdasarkan beberapa titik aktivitas/

berdasarkan aktivitas tertentu yang ditentukan terlebih dahulu. Sehingga dalam

Page 96: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

96

penyusunan anggaran fleksibel maka langkah-langkah yang akan dilakukan

meliputi :

1. Menentukan dasar aktivitas

2. Penentuan relevant range

3. Penentuan perilaku biaya

Berdasarkan langkah-langkah yang telah diuraikan diatas maka akan

disajikan analisis penyusunan anggaran fleksibel pada PT. Wijaya Karya Beton

Tbk yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Menentukan dasar aktivitas

Penentuan dasar dalam menentukan aktivitas khususnya pada PT. Wijaya

Karya Beton Tbk adalah berdasarkan jumlah tiang listrik beton yang akan

diproduksi oleh perusahaan yaitu sebesar 23.430 unit.

2. Penentuan relevant range

Penentuan relevant range dimaksudkan untuk menentukan tingkat aktivitas

yang akan dijadikan sebagai dasar penyusunan anggaran fleksibel.

Menurut data perusahaan PT. Wijaya Karya Beton Tbk bahwa relevant

rangenya untuk produksi berkisar antara 23.120 unit hingga 23.430 unit

atau berkisar antara 95 % sampai 100 %.

3. Penentuan perilaku biaya

Berdasarkan hasil pemisahan biaya semi variabel, dilihat dari perilaku

biaya maka besarnya biaya produksi tetap sebesar Rp 4.944.000.000,-

sedangkan biaya produksi variabel sebesar Rp. 32.450.641.484. Oleh

karena itu sebelum disajikan anggaran fleksibel terlebih dahulu akan

disajikan biaya produksi variabel perunit sebagai berikut :

a. Biaya bahan baku langsung

Page 97: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

97

Besarnya biaya bahan baku langsung perunit dapat dihitung sebagai

berikut :

Biaya bahan baku per unit = 24.046.481.484

23.430

= 1.026.312

Dari jumlah anggaran biaya bahan baku tiang listrik beton tahun 2015

yaitu sebesar Rp 24.046.481.484 dan dengan target produksi sebesar

23.430 unit maka dapat diperoleh besarnya biaya bahan baku untuk

perunit produksi adalah sebesar Rp 1.026.312,-

b. Biaya tenaga kerja langsung

Besarnya biaya tenaga kerja langsung perunit dapat dihitung sebagai

berikut :

Biaya tenaga keja langsung = 796.160.000

23.430

= 33.980

Dari jumlah anggaran biaya tenaga kerja langsung tahun 2015 sebesar

Rp 796.160.000 dan dengan target produksi sebesar 23.430 maka dapat

diperoleh besarnya biaya tenaga kerja langsung semi variabel perunit

produksi adalah sebesar Rp 33.980,-

c. Biaya overhead pabrik

Besarnya biaya overhead pabrik perunit dapat dihitung sebagai berikut:

Biaya bahan penolong = 1.800.000.000

23.430

= 76.824

Biaya operasional = 1.320.000.000

Page 98: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

98

23.430

= 56.338

Biaya angkut = 3.048.000.000

23.430

= 130.089

Biaya listrik = 1.440.000.000

23.430

= 61.459

Adapun perhitungan perunit pada biaya overhead pabrik semi variabel

ini yang terdiri dari biaya bahan penolong, biaya operasional, biaya

angkut dan biaya listrik yaitu sama halnya dengan perhitungan pada

biaya bahan baku dengan biaya tenaga kerja langsung, dimana anggaran

yang ditetapkan dibagi dengan target produksi.

Dari hasil perhitungan tersebut di atas, maka untuk lebih jelasnya dapat

dilihat melalui tabel berikut ini :

Page 99: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

99

Tabel 5.18 Besarnya Biaya Variabel Perunit dan Biaya Tetap dalam Produksi

Tiang Listrik Beton (Menurut Anggaran)

No Jenis Biaya Produksi Biaya

Variabel

Biaya

Tetap

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Biaya Bahan Baku Langsung

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya Overhead Pabrik

Biaya Bahan Penolong

Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

Biaya Operasional

Biaya Angkut

Biaya Listrik

Biaya Pemeliharaan

Biaya umum

1.026.312

33.980

76.824

56.338

130.089

61.459

1.116.000.000

2.916.000.000

912.000.000

Jumlah Biaya Overhead Pabrik 324.710 4.944.000.000

Total Biaya Produksi 1.385.002 4.944.000.000

Sumber : PT. Wijaya Karya Beton Tbk hasil olahan data, 2016

Berdasarkan data mengenai besarnya biaya variabel perunit dan biaya

tetap dalam produksi tiang listrik beton menurut anggaran sebesar Rp 1.385.002

sedangkan biaya tetap yang dikeluarkan dalam perusahaan produksi tiang listrik

sebesar Rp 4.994.000.000,-

Page 100: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

100

D. Analisis Varians Biaya Produksi

Berdasarkan hasil analisis mengenai pelaksanaan penyusunan anggaran

fleksibel dalam produksi tiang listrik beton khususnya pada PT. Wijaya Karya

Beton Tbk maka langkah yang dilakukan adalah dengan melakukan analisis

varians anggaran biaya produksi. Salah satu tujuan dilakukan analisis varians

anggaran biaya produksi adalah untuk menganalisis selisih anggaran biaya

produksi dengan realisasi biaya produksi.

Adapun analisis varians biaya produksi dapat dilihat melalui perhitungan

berikut ini :

1. Varians Biaya Bahan Baku

Varians biaya bahan baku dapat ditentukan dari masing-masing alat

analisis sebagai berikut :

a. Varians harga PC Wire

SHB = (Hs – Hst) x Ks

SHB = (11.337.000-12.363.000) x 202,56

SHB = 207.826.560 (Favorabel)

b. Varians harga Spiral

SHB = (Hs – Hst) x Ks

SHB = (8.658.000-9.657.000) x 58,8

SHB = 58.741.200 (Favorabel)

c. Varians Harga Kawat Ikat

SHB = (Hs – Hst) x Ks

SHB = (12.741.000-14.108.000) x 13,8372

Page 101: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

101

SHB = 18.915.452 (Favorabel)

d. Varians Harga Semen

SHB = (Hs – Hst) x Ks

SHB = (850.000-954.000) x 5.229,12

SHB = 543.828.480 (Favorabel)

e. Varians Harga Pasir

SHB = (Hs – Hst) x Ks

SHB = (83.161.000-94.384.000) x 27,456

SHB = 308.138.688 (Favorabel)

f. Varians Harga Split

SHB = (Hs – Hst) x Ks

SHB = (219.291.000-247.928.000) x 28,656

SHB = 820.621.872 (Favorabel)

g. Varians Harga Addmixture

SHB = (Hs – Hst) x Ks

SHB = (10.835.000-12.147.000) x 39,684

SHB = 52.065.408 (Favorabel)

h. Varians Harga Minyak Cetak

SHB = (Hs – Hst) x Ks

SHB = (7.902.000-8.843.000) x 16,3788

SHB = 15.412.450 (Favorabel)

i. Varians Harga Terminal Grounding

SHB = (Hs – Hst) x Ks

Page 102: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

102

SHB = (3.447.000-4.017.000) x 60,00

SHB = 34.200.000 (Favorabel)

j. Varians Harga Besi Pht Grounding

SHB = (Hs – Hst) x Ks

SHB = (7.597.000-8.000.000) x 179,928

SHB = 72.510.984 (Favorabel)

Selisih Kuantitas Bahan Baku

Adapun hasil perhitungan varians kuantitas pemakaian bahan baku

dalam produksi tiang listrik beton dapat dihitung sebagai berikut :

a. PC Wire

Adapun varians kuantitas pemakaian PC Wire dapat dihitung sebagai

berikut:

SKB= (Ks - Kst) x Hst

= (202,56 – 237) x 12.363.000

= 425.781.720 (Favorable)

b. Spiral

Adapun varians kuantitas pemakaian spiral dapat dihitung sebagai

berikut:

SKB= (Ks - Kst) x Hst

= (58,8 – 61,2) x 9.657.000

= 23.176.800 (Favorable)

c. Kawat Ikat

Page 103: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

103

Adapun varians kuantitas pemakaian kawat ikat dapat dihitung sebagai

berikut:

SKB= (Ks - Kst) x Hst

= (13,8372 – 21) x 14.108.000

= 101.052.782 (Favorable)

d. Semen

Adapun varians kuantitas pemakaian Semen dapat dihitung sebagai

berikut:

SKB= (Ks - Kst) x Hst

= ( 5.229,12 -6.708) x 954.000

= 1.410.851.520 (Favorable)

e. Pasir

Adapun varians kuantitas pemakaian pasir dapat dihitung sebagai

berikut:

SKB= (Ks - Kst) x Hst

= ( 27,456 – 30, 218) x 94.384.000

= 260.688.608 (Favorable)

f. Split

Adapun varians kuantitas pemakaian Split dapat dihitung sebagai

berikut:

SKB= (Ks - Kst) x Hst

= (28,656 – 32,845) x 247.928.000

= 1.038.570.392 (Favorable)

Page 104: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

104

g. Addmixture

Adapun varians kuantitas pemakaian addmixture dapat dihitung

sebagai berikut:

SKB= (Ks - Kst) x Hst

= (39,684 – 45,224) x 12.147.000

=67.294.380 (Favorable)

h. Minyak Cetak

Adapun varians kuantitas pemakaian Minyak Cetak dapat dihitung

sebagai berikut:

SKB= (Ks - Kst) x Hst

= (16,3788 – 22,87) x 8.843.000

= 57.401.681 (Favorable)

i. Terminal Grounding

Adapun varians kuantitas pemakaian terminal grounding dapat

dihitung sebagai berikut:

SKB= (Ks - Kst) x Hst

= (60,00 – 74,00) x 4.017.000

= 56.283.000 (Favorable)

j. Besi Pht Grounding

Adapun varians kuantitas pemakaian Besi Pht Grounding dapat

dihitung sebagai berikut:

SKB= (Ks - Kst) x Hst

= (179,928 – 215,324) x 8.000.000

Page 105: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

105

=283.168.000 (Favorable)

2. Varians Biaya Tenaga Kerja Langsung

Adapun varians biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan oleh

perusahaan selama tahun 2015 dapat diperincikan sebagai berikut :

Varians Efisiensi

Besarnya varians efisiensi dalam produksi tiang listrik beton yang

dapat ditentukan sebagai berikut :

SE = ( Js - Jst ) x Tst

SE = (2.400 – 2.496) x 40 orang x 8.000

SE = 30.720.000 (Favorabel)

3. Varians Biaya Overhead Pabrik

Sebelum dilakukan perhitungan varians biaya overhead pabrik, maka

terlebih dahulu akan disajikan perhitungan tarif biaya overhead pabrik

yaitu:

Tarif biaya overhead pabrik variabel = 7.608.000.000 = Rp. 324.711

23.430

Tarif biaya overhead pabrik tetap = 4.944.000.000 = Rp. 211.011

23.430

Total biaya overhead pabrik = Rp. 535.722

Berdasarkan hasil perhitungan varians biaya overhead pabrik,

maka akan disajikan perhitungan selisih biaya overhead pabrik yaitu

sebagai berikut :

a. Selisih Anggaran

Page 106: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

106

Menurut data perusahaan bahwa kapasitas produksi normal tiang listrik

sebesar 23.430 unit, sehingga selisih anggaran dapat dihitung sebagai

berikut :

SA = BOPSS – (KN x TTst) + (Kpss x TVst)

SA = 13.008.000.000 – (23.430 x 211.011) + (23.150 x 324.711)

SA = 13.008.000.000 – (4.943.987.730 + 7.517.059.650)

SA = 546.952.620 (Favorable)

b. Selisih Kapasitas

Besarnya selisih kapasitas dalam proses produksi tiang listrik beton

dapat dihitung sebagai berikut :

SK = (KN – KPSS) TTst

SK = (23.430 – 23.150) x 211.011

SK = 59.083.080 (Favorable)

c. Selisih Efisiensi Variabel

Besarnya selisih efisiensi variabel dapat dihitung sebagai berikut :

SEV = (KPSS – KPst) TVst

SEV = (23.150 – 23.430) x 324.711

SEV = 90.919.080 (Unfavorable)

d. Selisih Efisiensi Tetap

Besarnya selisih efisiensi tetap dapat dihitung sebagai berikut :

SET = (KPSS – KPst) TTst

SET = (23.150 – 23.430) x 211.011

SET = 59.083.080 (Unfavorable)

Page 107: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

107

Untuk lebih jelasnya hasil perhitungan varians biaya produksi dapat dilihat

melalui tabel berikut ini :

Tabel 5.19 Hasil Perhitungan Varians Biaya Produksi

Jenis Varians Biaya Varians Biaya Ket

1. Varians Biaya Bahan Baku

2. Varians Biaya Tenaga Kerja Langsung

3. Varians Biaya Overhead Pabrik

5.869.969.398

30.720.000

456.000.000

F

F

UF

Jumlah Varians Biaya Produksi 5.444.689.398 F

Sumber : Hasil olahan data, 2016

Berdasarkan tabel mengenai hasil perhitungan varians biaya produksi,

pada analisis varians terjadi selisih yang favorable dari segi anggaran tetapi tidak

menguntungkan dari target produksinya. Hal ini terjadi karena realisasi lebih kecil

dibanding dengan anggaran yang telah ditetapkan. Seperti pada anggaran biaya

bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dapat dilihat mengalami keuntungan

(favorable) meskipun hanya memperoleh keuntungan dengan selisih yang sedikit.

Untuk realisasi pada biaya overhead pabrik ini mengalami kerugian karena lebih

besar dari biaya yang dianggarkan. Hal ini disebabkan karena kurang tepatnya

pengendalian biaya produksi sehingga perlu adanya perbaikan dalam pelaksanaan

anggaran tersebut. Tetapi meskipun mengalami kerugian pada biaya overhead

pabrik biaya produksi tidak mengalami kerugian karena dapat tertutupi dengan

biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

E. Manfaat Analisis dan Pengendalian Biaya

1. Manfaat Analisis Biaya

Page 108: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

108

Manfaat yang diperoleh dari analisis biaya ini adalah

a. Untuk dapat mengevaluasi penggunaan sumber-sumber ekonomi

agar sumber yang langka tersebut dapat digunakan secara efisien.

b. Untuk dapat mengetahui rincian pengeluaran-pengeluaran

kegiatan produksi sehingga dapat melakukan pengendalian yang

baik

c. Dapat menentukan keputusan strategi harga dan merencanakan

laba

2. Manfaat Pengendalian Biaya

Manfaat yang diperoleh dari pengendalian biaya adalah

a. Untuk dapat menjaga agar biaya produksi yang akan dikeluarkan

tidak melebihi dari anggaran yang telah ditetapkan

b. Untuk dapat mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang

terjadi dalam suatu perusahaan

c. Untuk mengetahui biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan

produksi sehingga dapat digunakan secara efektif dan efisien.

Page 109: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

109

BAB VI

SIMPULAN & SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan pada PT. Wijaya Karya

Beton Tbk peneliti menarik kesimpulan bahwa :

1. Dalam menyusun anggaran produksi khususnya pada PT. Wijaya Karya

Beton Tbk dengan menggunakan anggaran fleksibel didasari pada tingkat

aktivitas 23.400 unit tetapi yang terjadi (realisasi) sebesar 23.150 unit. Hal ini

dianggap tidak menguntungkan karena realisasi tidak sesuai dengan target,

hal ini disebabkan karena adanya keterlambatan teknis, kerusakan mesin,

pembahasan suplai bahan baku, sehingga mempengaruhi total biaya produksi.

2. Dari hasil analisis varians biaya produksi dalam penyusunan anggaran biaya

bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung mengalami keuntungan

(favorable) meskipun hanya memperoleh keuntungan dengan selisih yang

sedikit. Untuk realisasi pada biaya overhead pabrik ini mengalami kerugian

karena lebih besar dari biaya yang dianggarkan. Hal ini disebabkan karena

kurang tepatnya pengendalian biaya produksi sehingga perlu adanya

perbaikan dalam pelaksanaan anggaran tersebut. Tetapi meskipun mengalami

kerugian pada biaya overhead pabrik biaya produksi tidak mengalami

kerugian karena dapat tertutupi dengan biaya bahan baku dan biaya tenaga

kerja langsung.

Page 110: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

110

B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil

analisis ini adalah sebagai berikut :

1. Sebaiknya perusahaan mengadakan revisi kembali terhadap anggaran yang

telah berjalan pada waktu tertentu yang telah ditentukan untuk menyesuaikan

perubahan-perubahan biaya yang terjadi. Hal ini dilakukan dikarenakan

dalam jangka waktu tertentu perubahan biaya mungkin telah terjadi, sehingga

menyebabkan penetapan anggaran yang telah dilakukan sebelumnya tidak

efektif lagi dan pengendalian biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses

produksi menjadi tidak berguna.

2. Sebaiknya perusahaan memisahkan biaya-biaya yang termasuk biaya variabel

dengan biaya tetap. Hal ini dilakukan agar pengendalian biaya dapat

dilakukan lebih efektif dan tepat. Adanya pos-bos biaya yang terdiri dari

biaya variabel dan tetap membuat penilaian atas pengendalian yang telah

dilakukan agak susah untuk dijelaskan atas selisih yang terjadi. Varians yang

terjadi antara anggaran dan realisasinya harus diawasi lebih ketat dan

dianalisis penyebab terjadinya varians ini. Hal ini dilakukan agar kedepannya

meskipun terjadi selisih, masih dalam tingkat wajar. Perusahaan sebaiknya

melakukan terobosan-terobosan terbaru guna meningkatkan efisiensi biaya.

Misalnya, untuk meningkatkan efisiensi biaya terhadap biaya material,

perusahaan bisa melakukan marger atau mengakuisisi perusahaan yang

memproduksi bahan material yang dibutuhkan untuk memproduksi beton. Ini

94

Page 111: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

111

merupakan salah satu rekomendasi kebijakan untuk lebih meningkatkan

pengendalian biaya.

Page 112: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

112

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Kamaruddin, 2007, Akuntansi Manajemen, Dasar-Dasar Konsep

Biaya Dan Pengambilan Keputusan, edisi revisi, Penerbit : Raja

Grafindo Persada, Jakarta

Ambarwati Titiek dan M. Jihadi, 2003, Anggaran Perusahaan, edisi pertama,

cetakan pertama, Penerbit : UNM, Press, Malang

Ahmad Dunia Firdaus dan Wasila, 2009, Akuntansi Biaya, edisi kedua, Penerbit:

Salemba Empat, Jakarta

Bustami Bastian, dan Nurlela, 2009, Akuntansi Biaya, Melalui Pendekatan

Manajerial, edisi pertama, Penerbit: Mitra Wacana Media, Jakarta

2010, Akuntansi Biaya, edisi kedua, Penerbit: Mitra Wacana

Media, Jakarta

Garrison, H. Ray; Eric W. Noreen; dan Peter C. Brewer. 2006, Akuntansi

Manajerial, Buku I Edisi kesebelas, Penerbit :Salemba Empat, Jakarta

Hariadi, Bambang, 2002, Akuntansi Manajemen, edisi pertama, cetakan

pertama, Penerbit : BPFE, Yogyakarta

Harnanto dan Zulkifli, 2003. Manajemen Biaya, Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Karyoso, 2005, Manajemen Perencanaan dan Penganggaran, Penerbit : PTIK

PRESS & Restu Agung, Jakarta

Kristanti, Maria, 2008, Anggaran Fleksibel Sebagai Alat Perencanaan dan

Pengendalian Biaya Produksi Pada PT. Indah Cemerlang Malang.

Munawir, S, 2002, Akuntansi Keuangan Dan Manajemen, edisi pertama,

cetakan pertama, Penerbit : BPFE, Yogyakarta

Nafarin, M, 2004, Penganggaran Perusahaan, edisi ketiga, Penerbit :Salemba

Empat, Jakarta.

2007. Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Salemba Empat,

Jakarta.

Rahmawati, Anisa, 2006, Penerapan Anggaran Fleksibel Sebagai Alat

Perencanaan dan Pengendalian Biaya Produksi Pada PT. Tlogomas

Page 113: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

113

Abadi Jaya Engineering Plastik Industri Malang. Tesis Universitas

Muhammadiyah, Malang.

Samryn, L.M. 2001. Akuntansi Manajerial Suatu Pengantar. PT. Raja Grafindo

Persada: Jakarta.

Sugiyono, 2007. Statistika untuk Penelitian, Bandung. Penerbit Alfa Beta

Sunarto, 2004, Akuntansi Biaya, edisi kedua, Penerbit :Amus Yogyakarta

Supriyono, R.A., 2009. Akuntansi Manajemen : Proses Manajemen. Penerbit

:Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, Yogyakarta

Welsch, Glenn A, Ronald W. Hilton, Paul N. Gordon, 2000. Budgeting

:Planning and Profit Control, New Jersey Prentice-Hall Inc.

Page 114: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

114

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Anriani, lahir di Bungoro pada tanggal 11 November

1994. Penulis merupakan anak ke enam dari enam

bersaudara, buah kasih sayang dari pasangan Ayahanda

H. Ismail Rasyid dan ibunda Hj. Atting. Penulis

menamatkan pendidikan di SDN 103 Kalosi pada tahun

2006. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan

pendidikan di SMPN 3 Alla dan lulus pada tahun 2009,

dan pada tahun yang sama pula penulis melanjutkan pendidikan di SMK Negeri 1

Enrekang dan lulus pada tahun 2012. Tidak sampai disitu saja, berkat usaha, kerja

keras, obsesi, cita-cita, dan do’a, pada tahun 2012 penulis diterima di Universitas

Muhammadiyah Makassar sebagai Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis program strata satu (S1). Penulis bersyukur atas karunia

Allah SWT, sehingga dapat mengenyam pendidikan yang merupakan bekal untuk

masa depan. Penulis berharap dapat menggunakan ilmu yang diperoleh dengn

sebaik-baiknya dan membahagiakan kedua orang tua serta berusaha menjadi

manusia yang berguna bagi agama, keluarga, masyarakat, dan negara. Amin.

Page 115: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

PT WIJAYA KARYA BETON PPB SULAWESI SELATAN

PERHITUNGAN SELISIH EFISIENSI PRODUKSI

PER 31 DESEMBER 2013

NO URAIAN ANGGARAN REALISASI PENYIMPANGAN PRESENTASE

I Biaya Langsung

Material Produksi 13,280,986,000 10,356,540,000 2,924,446,000

Tenaga Kerja Langsung 609,960,000 571,837,500 38,122,500

-

Jumlah Biaya Langsung 13,890,946,000 10,928,377,500 2,962,568,500

-

II Biaya Tak Langsung -

Biaya Overhead Pabrik -

Biaya Bahan Penolong 1,350,000,000 1,100,000,000 250,000,000

Biaya Tenaga Kerja Tidak langsung 920,000,000 907,000,000 13,000,000

Biaya Operasional 1,210,000,000 1,100,000,000 110,000,000

Biaya Angkut 2,417,000,000 2,652,000,000 (235,000,000)

Biaya Listrik 1,120,000,000 1,020,000,000 100,000,000

Biaya Pemeliharaan 1,920,000,000 2,362,000,000 (442,000,000)

Biaya Umum 820,000,000 800,000,000 20,000,000

-

Jumlah Biaya Tak Langsung 9,757,000,000 9,941,000,000 (184,000,000)

Jumlah Biaya Produksi 23,647,946,000 20,869,377,500 2,778,568,500

Makassar 31 Desember 2013

Mengetahui

FREDY DHARMAWAN, ST

WIDE FEBRO AMOR, SE

Manajer

Kasi Keuangan dan Personalia

Page 116: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

PT. WIJAYA KARYA BETON

PBB SULAWESI SELATAN

Laporan Evaluasi HPP Produk

Periode Per Desember 2013

No Uraian Satuan Perencanaan Evaluasi

Harsat Volsat Total Harga Harsat Volsat Total Harga

Tiang Listrik Type 11-200

Material

Pc wire Rp/Ton 8,363,000 147 ########## 7,100,000 140 994,000,000

Spiral Rp/Ton 5,657,000 30 169,710,000 4,500,000 27 121,500,000

Kawat ikat Rp/Ton 10,108,000 17 171,836,000 8,760,000 14 122,640,000

Semen Rp/Kg 554,000 3,500 ########## 400,000 3,000 1,200,000,000

Pasir Rp/m3 90,384,000 22 ########## 82,380,000 20 1,647,600,000

Split Rp/m3 240,928,000 27 ########## 209,000,000 26 5,434,000,000

Addmixture Rp/Lt 8,147,000 37 301,439,000 7,200,000 30 216,000,000

Minyak cetak Rp/Lt 5,843,000 16 93,488,000 4,520,000 15 67,800,000

Terminal Rp/Ton 2,017,000 54 108,918,000 1,430,000 50 71,500,000

Besi Rp/Buah 4,000,000 189 756,000,000 2,700,000 175 472,500,000

Material bantu Rp/Ton 1,182,000 15 17,730,000 900,000 10 9,000,000

Total Material ######### ##########

Page 117: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

Perhitungan Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung

Bulan Januari s/d Desember 2013

Bulan Jam Kerja Hari Kerja Upah Per Jam Jumlah Tenaga Kerja

Biaya Tenaga Kerja

Langsung

Januari 8 25

7,500

34

51,000,000

Februari 8 24

7,500

34

48,960,000

Maret 8 25

7,500

34

51,000,000

April 8 25

7,500

34

51,000,000

Mei 8 25

7,500

34

51,000,000

Juni 8 25

7,500

34

51,000,000

Juli 8 25

7,500

34

51,000,000

Agustus 8 25

7,500

34

51,000,000

September 8 25

7,500

34

51,000,000

Oktober 8 25

7,500

34

51,000,000

November 8 25

7,500

34

51,000,000

Desember 8 25

7,500

34

51,000,000

Jumlah

609,960,000

Page 118: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

Perhitungan Realisasi Biaya Tenaga Kerja Langsung

Bulan Januari s/d Desember 2013

Bulan Jam Kerja Hari Kerja Upah Per Jam Jumlah Tenaga Kerja

Biaya Tenaga Kerja

Langsung

Januari 7.5 25

7,500

34

47,812,500

Februari 7.5 24

7,500

34

45,900,000

Maret 7.5 25

7,500

34

47,812,500

April 7.5 25

7,500

34

47,812,500

Mei 7.5 25

7,500

34

47,812,500

Juni 7.5 25

7,500

34

47,812,500

Juli 7.5 25

7,500

34

47,812,500

Agustus 7.5 25

7,500

34

47,812,500

September 7.5 25

7,500

34

47,812,500

Oktober 7.5 25

7,500

34

47,812,500

November 7.5 25

7,500

34

47,812,500

Desember 7.5 25

7,500

34

47,812,500

Jumlah

571,837,500

Page 119: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

PT WIJAYA KARYA BETON

PPB SULAWESI SELATAN

PERHITUNGAN SELISIH EFISIENSI PRODUKSI

PER 31 DESEMBER 2014

NO URAIAN ANGGARAN REALISASI PENYIMPANGAN PRESENTASE

I Biaya Langsung

Material Produksi 18,549,558,000 15,150,305,000 3,399,253,000

Tenaga Kerja Langsung 734,080,000 708,032,000 26,048,000

-

Jumlah Biaya Langsung 19,283,638,000 15,858,337,000 3,425,301,000

-

II Biaya Tak Langsung -

Biaya Overhead Pabrik -

Biaya Bahan Penolong 1,500,000,000 1,300,000,000 200,000,000

Biaya Tenaga Kerja Tidak langsung 980,000,000 968,000,000 12,000,000

Biaya Operasional 1,250,000,000 1,300,000,000 (50,000,000)

Biaya Angkut 2,745,000,000 2,510,000,000 235,000,000

Biaya Listrik 1,240,000,000 1,250,000,000 (10,000,000)

Biaya Pemeliharaan 2,400,000,000 2,524,000,000 (124,000,000)

Biaya Umum 850,000,000 873,000,000 (23,000,000)

-

Jumlah Biaya Tak Langsung 10,965,000,000 10,725,000,000 240,000,000

Jumlah Biaya Produksi 30,248,638,000 26,583,337,000 3,665,301,000

Makassar 31 Desember 2014

Mengetahui

FREDY DHARMAWAN, ST

WIDE FEBRO AMOR, SE

Manajer

Kasi Keuangan dan Personalia

Page 120: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

PT. WIJAYA KARYA BETON

PBB SULAWESI SELATAN

Laporan Evaluasi HPP Produk

Periode Per Desember 2014

No Uraian Satuan Perencanaan Evaluasi

Harsat Volsat Total Harga Harsat Volsat Total Harga

Tiang Listrik Type 11-200

Material

Pc wire Rp/Ton 10,245,000 210 ########## 9,530,000 198 1,886,940,000

Spiral Rp/Ton 7,254,000 53 384,462,000 6,178,000 50 308,900,000

Kawat ikat Rp/Ton 12,155,000 19 230,945,000 10,150,000 16 162,400,000

Semen Rp/Kg 743,000 5,200 ########## 620,000 4,950 3,069,000,000

Pasir Rp/m3 92,215,000 28 ########## 90,215,000 25 2,255,375,000

Split Rp/m3 242,000,000 30 ########## 202,000,000 28 5,656,000,000

Addmixture Rp/Lt 10,174,000 41 417,134,000 9,100,000 36 327,600,000

Minyak cetak Rp/Lt 7,650,000 19 145,350,000 6,320,000 17 107,440,000

Terminal Rp/Ton 3,719,000 63 234,297,000 5,125,000 58 297,250,000

Besi Rp/Buah 6,200,000 198 ########## 5,700,000 182 1,037,400,000

Material bantu Rp/Ton 3,100,000 17 52,700,000 2,800,000 15 42,000,000

Total Material ######### ##########

Page 121: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

Perhitungan Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung

Bulan Januari s/d Desember 2014

Bulan

Jam Kerja

Hari Kerja

Upah Per Jam Jumlah Tenaga Kerja Biaya Tenaga Kerja

Langsung

Januari 8 26 8,000 37 61,568,000

Februari 8 24 8,000 37 56,832,000

Maret 8 26 8,000 37 61,568,000

April 8 26 8,000 37 61,568,000

Mei 8 26 8,000 37 61,568,000

Juni 8 26 8,000 37 61,568,000

Juli 8 26 8,000 37 61,568,000

Agustus 8 26 8,000 37 61,568,000

September 8 26 8,000 37 61,568,000

Oktober 8 26 8,000 37 61,568,000

November 8 26 8,000 37 61,568,000

Desember 8 26 8,000 37 61,568,000

Jumlah 734,080,000

Page 122: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

Perhitungan Realisasi Biaya Tenaga Kerja Langsung

Bulan Januari s/d Desember 2014

Bulan

Jam Kerja

Hari Kerja

Upah Per Jam Jumlah Tenaga Kerja Biaya Tenaga Kerja

Langsung

Januari 8 25 8,000 37 59,200,000

Februari 8 24 8,000 37 56,832,000

Maret 8 25 8,000 37 59,200,000

April 8 25 8,000 37 59,200,000

Mei 8 25 8,000 37 59,200,000

Juni 8 25 8,000 37 59,200,000

Juli 8 25 8,000 37 59,200,000

Agustus 8 25 8,000 37 59,200,000

September 8 25 8,000 37 59,200,000

Oktober 8 25 8,000 37 59,200,000

November 8 25 8,000 37 59,200,000

Desember 8 25 8,000 37 59,200,000

Jumlah 708,032,000

Page 123: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

PT WIJAYA KARYA BETON

PPB SULAWESI SELATAN

PERHITUNGAN SELISIH EFISIENSI PRODUKSI

PER 31 DESEMBER 2015

NO URAIAN ANGGARAN REALISASI PENYIMPANGAN PRESENTASE

I Biaya Langsung

Material Produksi 24,046,481,484 18,176,512,086 5,869,969,398

Tenaga Kerja Langsung 796,160,000 765,440,000 30,720,000

-

Jumlah Biaya Langsung 24,842,641,484 18,941,952,086 5,900,689,398

-

II Biaya Tak Langsung -

Biaya Overhead Pabrik -

Biaya Bahan Penolong 1,800,000,000 1,980,000,000 (180,000,000)

Biaya Tenaga Kerja Tidak langsung 1,116,000,000 1,068,000,000 48,000,000

Biaya Operasional 1,320,000,000 1,500,000,000 (180,000,000)

Biaya Angkut 3,048,000,000 3,204,000,000 (156,000,000)

Biaya Listrik 1,440,000,000 1,596,000,000 (156,000,000)

Biaya Pemeliharaan 2,916,000,000 2,676,000,000 240,000,000

Biaya Umum 912,000,000 984,000,000 (72,000,000)

-

Jumlah Biaya Tak Langsung 12,552,000,000 13,008,000,000 (456,000,000)

Jumlah Biaya Produksi 37,394,641,484 31,949,952,086 5,444,689,398

Makassar 31 Desember 2015

Mengetahui

FREDY DHARMAWAN, ST

WIDE FEBRO AMOR, SE

Manajer

Kasi Keuangan dan Personalia

Page 124: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

PT. WIJAYA KARYA BETON

PBB SULAWESI SELATAN

Laporan Evaluasi HPP Produk

Periode Per Desember 2015

No Uraian Satuan Perencanaan Evaluasi

Harsat Volsat Total Harga Harsat Volsat Total Harga

Tiang Listrik Type 11-200

Material

Pc wire Rp/Ton 12,363,000 237 ########## 11,337,000 202.56 2,296,422,720

Spiral Rp/Ton 9,657,000 61.2 591,008,400 8,658,000 58.8 509,090,400

Kawat ikat Rp/Ton 14,108,000 21 296,268,000 12,741,000 13.8372 176,299,765

Semen Rp/Kg 954,000 6708 ########## 850,000 5229.12 4,444,752,000

Pasir Rp/m3 94,384,000 30.218 ########## 83,161,000 27.456 2,283,268,416

Split Rp/m3 247,928,000 32.845 ########## 219,291,000 28.656 6,284,002,896

Addmixture Rp/Lt 12,147,000 45.224 549,335,928 10,835,000 39.684 429,976,140

Minyak cetak Rp/Lt 8,843,000 22.87 202,239,410 7,902,000 16.3788 129,425,278

Terminal Rp/Ton 4,017,000 74 297,258,000 3,447,000 60.000 208,620,000

Besi Rp/Buah 8,000,000 215.324 ########## 7,597,000 179.928 1,366,913,016

Material bantu Rp/Ton 3,182,000 19.807 63,025,874 3,182,000 15.0036 47,741,455

Total Material ######### ##########

Page 125: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

Perhitungan Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung

Bulan Januari s/d Desember 2015

Bulan

Jam Kerja

Hari Kerja

Upah Per Jam Jumlah Tenaga Kerja Biaya Tenaga Kerja

Langsung

Januari 8 26

8,000

40

66,560,000

Februari 8 25

8,000

40

64,000,000

Maret 8 26

8,000

40

66,560,000

April 8 26

8,000

40

66,560,000

Mei 8 26

8,000

40

66,560,000

Juni 8 26

8,000

40

66,560,000

Juli 8 26

8,000

40

66,560,000

Agustus 8 26

8,000

40

66,560,000

September 8 26

8,000

40

66,560,000

Oktober 8 26

8,000

40

66,560,000

November 8 26

8,000

40

66,560,000

Desember 8 26

8,000

40

66,560,000

Jumlah

796,160,000

Page 126: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …

Perhitungan Realisasi Biaya Tenaga Kerja Langsung

Bulan Januari s/d Desember 2015

Bulan

Jam Kerja

Hari Kerja

Upah Per Jam Jumlah Tenaga Kerja Biaya Tenaga Kerja

Langsung

Januari 8 25

8,000

40

64,000,000

Februari 8 24

8,000

40

61,440,000

Maret 8 25

8,000

40

64,000,000

April 8 25

8,000

40

64,000,000

Mei 8 25

8,000

40

64,000,000

Juni 8 25

8,000

40

64,000,000

Juli 8 25

8,000

40

64,000,000

Agustus 8 25

8,000

40

64,000,000

September 8 25

8,000

40

64,000,000

Oktober 8 25

8,000

40

64,000,000

November 8 25

8,000

40

64,000,000

Desember 8 25

8,000

40

64,000,000

Jumlah

765,440,000

Page 127: PELAKSANAAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT …