Post on 14-Mar-2019
Tugas Akhir
ANALISIS NETWORK DALAM PROSES PEMBUATAN KERAJINAN BOKOR PADA MUDA TAMA GALLERY BOYOLALI
WAWAN TRI HARYANTO F3506058
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN INDUSTRI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Persaingan yang semakin ketat pada era globalisasi sekarang ini merupakan suatu hal
yang tidak dapat dihindarkan mengingat perkembangan bisnis dan perdagangan yang
begitu cepat. Banyak industri kecil yang bermunculan dan turut meramaikan dunia
bisnis di Indonesia. Perkembangan ini harus dapat diantisipasi secara tepat dan cepat
agar usaha tersebut dapat tetap bertahan serta mengembangkan potensinya dalam
menghadapi persaingan tersebut.
Proses produksi memegang peranan yang sangat penting dalam suatu perusahaan.
Pada umumnya sebelum melaksanakan proses produksi, manajemen perusahaan perlu
mengadakan penyusunan perencanaan, penjadwalan serta pengawasan yang baik..
Tujuan dari semua agar selama proses produksi dapat berjalan sesuai dengan rencana
dan jadwal yang ditentukan. Serta dapat mengawasi atau mengendalikan semua
kegiatan selama proses produksi.
Supaya proses produksi dapat diselesaikan dengan baik, maka diperlukan adanya
urutan kegiatan dan waktu penyelesaian kegiatan. Apabila dalam proses produksi
mengalami keterlambatan maka akan mengakibatkan bertambahnya waktu dan biaya
produksi. Untuk menghindari hal tersebut, perusahaan dapat menerapkan suatu
metode yaitu analisis jaringan kerja atau network.
―Analisis network merupakan suatu metode analisis yang mampu memberikan informasi
pada perusahaan untuk melakukan perencanaan dan pengendalian suatu kegiatan atau
proyek yang akan dilaksanakan (Gitosudarmo,1999:297)‖.
Muda Tama Gallery, adalah salah satu industri kerajinan tembaga dan kuningan yang
terletak di pusat desa Tumang, kecamatan Cepogo, kabupaten Boyolali. Perusahaan ini
bergerak di dalam pembuatan alat-alat dapur tradisional yang terbuat dari bahan baku
tembaga, kuningan maupun alumunium. Dalam perkembangannya, perusahaan ini
beralih dari kerajinan alat-alat dapur tradisional menjadi kerajinan interior dan eksterior
yang meliputi berbagai hiasan dan seni ukir. Dimana di dalam pembuatan seni
kerajinan tersebut ada beberapa kegiatan yang perlu diselesaikan secara bersama.
Oleh karena itu perlu dilakukannya penggabungan beberapa jadwal kerja. Mengingat
masih banyak terdapat sistem kerja yang dipakai dengan menggunakan sumber daya
manusia, hal ini tidak menutup kemungkinan banyak timbul berbagai kesulitan yang
dihadapi karyawan saat bekerja.
Dari sinilah peranan suatu jaringan kerja yang disusun dengan baik dapat digunakan
sebagai alat pengawasan dan pengendalian yang cukup baik untuk menyelesaikan
pekerjaan dalam suatu proses produksi. Disamping itu pihak manajemen diharapkan
dapat menyusun perencanaan penyelesaian pekerjaan dengan tepat waktu dan dapat
melakukan efisiensi tenaga kerja yang optimal.
Bertitik tolak dari hal di atas maka penulis mengambil judul : ANALISIS NETWORK
DALAM PROSES PEMBUATAN KERAJINAN BOKOR PADA MUDA TAMA
GALLERY BOYOLALI. Penelitian ini dimaksudkan agar dapat mengetahui lama waktu
proses pembuatan kerajinan bokor dan juga efisiensi-efisiensi yang dapat dilakukan di
Muda Tama Gallery Boyolali.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hal tersebut di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Bagaimana urutan pekerjaan pembuatan kerajinan bokor pada Muda Tama
Gallery BOYOLALI ?
2. Berapa waktu yang diperlukan dalam pembuatan satu unit produk kerajinan
bokor?
3. Berapa besar probabilitas tercapainya kegiatan pembuatan satu unit bokor?
C. Tujuan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode analisis network dalam
proses perencanaan dan pengawasan produk yang bertujuan:
1. Untuk mengetahui urutan pembutan kerajinan bokor pada Muda Tama Gallery
Boyolali.
2. Untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan satu unit kerajinan
bokor.
3. Untuk mengetahui probabilitas tercapainya kegiatan pembuatan satu unit bokor.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
a. Untuk menambah informasi dan sumbangan pemikiran bagi Muda Tama
Gallery Boyolali dalam proses perencanaan dan pengawasan produksi.
b. Diharapkan mampu memberikan motivasi kepada karyawan pada khususnya
dan pada perusahaan umumnya untuk meningkatkan efisiensi proses
produksi, sehingga diperoleh keuntungan yang maksimal.
c. Diharapkan dapat digunakan sebagai alat perencanaan terutama pembuatan
kerajinan bokor.
d. Diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman dan pengawasan
pelaksanaan kegiatan.
2. Bagi Peneliti
a. Untuk menambah wawasan dan wahana penelitian dalam menerapkan teori-
teori analisis network yang diterima di bangku perkuliahan dengan
penerapan pada dunia kerja nyata
b. Diharapkan dapat memberikan informasi dalam penggunaan analisis network
dalam produksi. Dan diharapkan dapat dijadikan referensi pada pihak lain
yang melakukan penelitian lanjutan dalam permasalahan sejenis pada masa
yang akan datang.
E. Kerangka Pemikiran
Order atau
Permintaan
Konsumen
Perencanaan
Produksi
Pelaksanaan analisis network
Penjadwalan
Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran
Keterangan:
Gambar di atas menjelaskan bahwa kegiatan produksi berawal dari lahirnya suatu order
atau permintaan dari konsumen yang memesan produk kerajinan bokor. Setelah
disepakati, langkah selanjutnya perusahaan mulai membuat perencanaan Produksi.
Setelah mendapat perencanaan yang baik maka perusahaan mulai melakukan
penjadwalan kerja. Kemudian dalam pelaksanaan produksi perusahan menggunakan
analisis network. Dengan ini maka dapat diketahui jalur kritis dan waktu kegiatan.
Dengan diketahui jalur kritis maka diharapkan dapat memperoleh waktu produksi yang
efektif.
Dalam pelaksanaan produksi maka diperlukan adanya pengawasan proses produksi
dengan menggunakan acuan hasil dari Analisis Network sehingga dapat dihasilkan
produk yang optimal dan berkualitas tinggi dengan waktu yang efektif.
F. Metode Penelitian
Pengawasan
Produk dengan hasil
Optimal
1. Obyek Penelitian
Dalam penelitian ini obyek penelitian adalah perusahaan kerajinan tembaga dan
kuninga Muda Tama Gallery yang berlokasi di dukuh Banaran,desa Tumang, Cepogo,
Boyolali.
2. Jenis Dan Sumber Data
a. Data Primer
Yaitu merupakan data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian melalui
wawancara dengan bagian personalia maupun dengan karyawan pengrajin yang
dipandang mampu memberikan informasi terkait tentang penelitian ini.
Data yang telah diperoleh adalah :
1) Alur kerja proses produksi bokor
2) Jenis kegiatan dalam proses produksi bokor
3) Waktu penyelesaian setiap kegiatan
b. Data Sekunder
Diperoleh dari hasil studi pustaka yang berhubungan dengan pokok masalah yang
diteliti. Dengan cara pencarian informasi-informasi yang berhubungan denga masalah
tersebut di atas.
Data yang diperoleh adalah :
1) Gambaran umum perusahaan
2) Sejarah berdirinya perusahaan
3) Struktur organisasi perusahaan
4) Jenis pekerjaan yang ada dan data ketenagakerjaan
5) Produk-produk yang dihasilkan serta bagaimana pemasarannya
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Teknik Observasi
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung mengenai
kegiatan-kegiatan yang terdapat di dalam perusahaan untuk mendapatkan data-data
yang lengkap.
b. Teknik Wawancara
Merupakan teknik yang digunakan penulis dengan mengadakan wawancara dengan
pimpinan, staf maupun karyawan perusahaan mengenai ruang lingkup perusahaan dan
kegiatan produksi di Muda Tama Gallery.
c. Teknik Kepustakaan
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara pencarian informasi-informasi
melalui buku-buku pedoman terutama yang berkaitan dengan analisis network.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Proses Produksi
Produksi di dalam suatu perusahaan merupakan kegiatan yang sangat penting.
Dikatakan bahwa produksi adalah merupakan dapur dari sebuah perusahaan. Apabila
kegiatan produksi dalam perusahaan terhenti, maka seluruh kegiatan dalam
perusahaan tersebut akan terhenti pula. Demikian pula seandainya terdapat berbagai
hambatan yang mengakibatkan tersendatnya kegiatan produksi, maka seluruh kegiatan
dalam perusahaan tersebut akan terganggu pula. Karena sangat pentingnya kegiatan
produksi, maka suatu perusahaan harus selalu memperhatikan kegiatan produksi di
perusahaan tersebut.
Proses produksi merupakan cara, metode dan tehnik untuk menciptakan atau
menambah kegunaan suatu produk dengan mengoptimalkan sumber daya produksi
(tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana) yang ada (Nasution,2003:3).
Menurut Subagyo (2000:8-10) proses produksi adalah proses perubahan masukan
menjadi keluaran. Pada umumnya proses produksi dibagi menjadi dua macam yang
sifatnya ekstrim, yaitu proses produksi continous atau terus-menerus dan proses
produksi intermittent atau terputus-putus.
1. Proses Produksi Terus-menerus
Proses produksi terus-menerus atau continous adalah proses produksi yang tidak
pernah berganti macam barang yang dikerjakan. Proses produksi terus-menerus
biasanya juga disebut proses produksi yang berfokuskan pada produk atau product
focus dan biasa digunakan untuk membuat barang yang macamnya relatif sama dan
jumlahnya sangat banyak.
2. Proses Produksi Terputus-putus
Proses produksi terputus-putus atau intermittent digunakan oleh perusahaan yang
mengerjakan bermacam-macam barang, dengan jumlah yang hanya sedikit.Proses
produksi terputus-putus biasanya disebut juga sebagai proses produksi yang
berfokuskan pada proses atau process focus.
B. Pengertian Manajemen Proyek
Manajemen merupakan proses dari perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, pengarahan serta pengendalian (Ahyari,1994:37). Jadi manajemen
sangat penting bagi suatu proyek agar bisa mencapai tujuan dan sasaran yang dituju.
Sedangkan proyek merupakan proses penciptaan suatu jenis produk yang agak rumit
dengan suatu pendefinisian urutan tugas-tugas teratur akan kebutuhan sumber daya
dan dibatasi oleh waktu penyelesaiannya (Nasution,2003:11). Sehingga dapat diartikan
sebagai kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu yang terbatas,
dengan alokasi sumber daya tertentu dan memasukkan untuk pelaksanaan tugas dan
sasaran yang telah digariskan dengan jelas.
Jadi yang dimaksud manajemen proyek adalah kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan sumber daya organisasi
perusahaan untuk mencapai tujuan dan waktu tertentu dengan sumber daya tertentu.
Menurut Heizer dan Render (2004:75) manajemen proyek meliputi tiga fase, yaitu :
1. Perencanaan, fase ini mencakup penetapan sasaran, mendefinisikan proyek dan
organisasi tim-nya.
2. Penjadwalan, fase ini menghubungkan orang, uang atau bahan untuk kegiatan
khusus dan menghubungkan antara kegiatan satu dengan lainnya.
3. Pengendalian, fase di sini perusahan mengawasi sumberdaya, biaya, kualitas
dan anggaran. Perusahaan juga merevisi atau mengubah rencana dan
menggeser atau mengelola kembali sumber daya agar dapat memenuhi
kebutuhan waktu dan biaya.
C. Perencanaan Dan Pengendalian Produksi
Perencanaan dan pengendalian produksi dapat didefinisikan sebagai proses untuk
merencanakan dan mengendalikan aliran material yang masuk, mengalir dan keluar
dari sistem produksi/ operasi sehingga permintaan pasar dapat dipenuhi dengan jumlah
yang tepat, waktu penyerahan yang tepat, dan biaya produksi
minimum(Nasution,2003:13).
Secara sederhana, pengendalian dapat didefinisikan sebagai proses yang dibuat untuk
menjaga supaya realisasi dari suatu aktivitas sesuai dengan yang direncanakan. Oleh
karena itu pengendalian terdiri dari prosedur-prosedur untuk menentukan
penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan dan tindakan-tindakan perbaikan
yang diperlukan untuk mengeliminir penyimpangan tersebut.
Dalam perencanaan produksi biasanya terdapat tiga jenis perencanaan berdasasrkan
periode waktu yang dicakup oleh perencanaan tersebut, yaitu:
1. Perencanaan produksi jangka panjang (biasanya 5 tahun atau lebih)
2. Perencanaan produksi jangka menengah (antara 1 sampai 12 bulan)
3. Perencanaan produksi jangka pendek (kurang dari 1 bulan)
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa peranan perencanaan dan pengawasan
produksi adalah dimaksudkan untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan dalam
proses produksi, sehingga perusahaan dapat menghasilkan barang atau jasa sesuai
kemauan konsumen dengan waktu proses produksi yang efektif dan efisien.
D. Analisis Network
Analisis network merupakan suatu metode analisis yang mampu memberikan informasi
pada perusahaan untuk melakukan perencanaan dan pengendalian suatu kegiatan atau
proyek yang akan dilaksanakan. Metode ini digunakan untuk mengendalikan kegiatan-
kegiatan yang tidak bersifat rutin atau terutama pada tiap proses produksi yang
intermittent atau produksi pesanan (Gitosudarmo,1999:297).
Adapun keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan analisis network adalah :
1. Mengorganisir dan memberikan informasi secara sistematik.
2. Penentuan urutan atau prioritas pekerjaan.
3. Dapat menentukan pekerjaan-pekerjaan yang dapat ditunda tanpa menyebabkan
terlambatnya penyelesaian proyek secara keseluruhan sehingga dari pekerjaan-
pekerjaan tersebut dapat dihemat tenaga, waktu dan biaya.
4. Dapat segera menentukan pekerjaan-pekerjaan yang mana yang harus di-sub
kontrakkan agar penyelesaian proyek secara keseluruhan dapat dapat sesuai
dengan permintaan konsumen.
Penyusunan diagram network untuk setiap kegiatan dalam proses produksi ditulis
dalam simbol-simbol sebagai berikut :
1. (Anak Panah)
Kegiatan (activity) yaitu bagian dari keseluruhan pekerjaan yang dilakukan.
Kegiatan mengkonsumsi waktu dan sumber daya serta mempunyai waktu mulai dan
akhir.
2. (Lingkaran)
Peristiwa (event) menandai permulaan dan akhir suatu kegiatan. Biasanya
digambarkan dalam bentuk lingkaran, yang diberi nomor dengan nomor-nomor yang
lebih kecil bagi peristiwa-peristiwa yang mendahuluinya.
3. (Anak Panah Putus-putus)
Melambangkan kegiatan semu (dummy). Dalam kegiatan network kegiatan
semu boleh ada boleh tidak. Kegiatan semu dimunculkan untuk menghindari antara dua
peristiwa terhadap lebih dari satu kegiatan.
E. PERT
Metode PERT atau Program Evaluation and Review Technique merupakan suatu
metode analitik yang dirancang untuk membantu dalam scheduling dan pengawasan
kompleks yang memerlukan kegiatan-kegiatan tertentu yang harus dijalankan dalam
urutan tertentu, dan kegiatan-kegiatan itu mungkin tergantung pada kegiatan-kegiatan
lain (Handoko,1999:401).
PERT menggunakan tiga estimasi waktu penyelesaian kegiatan. Estimasi ini
diperoleh dari orang-orang yang mempunyai kemampuan tentang pekerjaan yang akan
dilaksanakan dan berapa lama waktu pengerjaannya(Handoko,1999:402), ketiga
estimasi tersebut adalah :
1. Waktu optimis (a) : waktu kegiatan bila semuanya berjalan baik tanpa hambatan-
hambatan atau penundaan-penundaan.
2. Waktu realistis (m) : waktu kegiatan yang akan terjadi bila suatu kegiatan
dilaksanakan dalam kondisi normal, dengan penundaan-penundaan tertentu
yang dapat diterima.
3. Waktu pesimis (b) : waktu kegiatan bila terjadi hambatan atau penundaan lebih
dari semestinya.
.Rumus yang digunakan yaitu:
Te =
Dimana
a :Waktu optimis
b :Waktu pesimis
m :Waktu realistis
Menurut Render dan Heizer(2004:80), metode PERT mengikuti enam langkah
dasar, yaitu:
1. Mendefinisikan proyek dan menyiapkan struktur pecahan kerja.
2. Membangun hubungan antara kegiatan dan memutuskan kegiatan mana yang
harus terlebih dahulu dan kegiatan mana yang harus mengikuti yang lain.
3. Menggambarkan jaringan yang menghubungkan keseluruhan kegiatan.
4. Menetapkan perkiraan waktu untuk tiap kegiatan.
5. Menghitung jalur waktu terpanjang melalui jaringan inilah yang disebut jalur kritis.
6. Menggunakan jaringan untuk membantu perencanaan, penjadwalan dan
pengendalian proyek.
F. Estimasi Probabilitas
Menghitung perkiraan probabilitas penyelesaian proses produksi dengan cara
menghitung varian standar (Handoko,1999:408).
Rumus variasi standard normal (Z) adalah :
Z =
Dimana :
Z = Estimasi probabilitas
Td = Waktu penyelesaian yang dijadwalkan
Te = Waktu penyelesaian yang diharapkan
σTe= Deviasi standar untuk Te
Nilai σTe didapatkan dengan menjumlahkan varian masing-masing kegiatan kritis :
√∑
dan
σ2 Te =
2
6
ab
Dimana :
Te = Waktu penyelesaian yang diharapkan
a = Waktu optimis
b = Waktu pesimis
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Muda Tama Gallery
1. Sejarah Singkat Perusahaan Dan Lokasi Perusahaan
Muda Tama Gallery merupakan perusahaan warisan leluhur yang sudah ada
sejak jaman kerajaan Mataram. Pada tahun 1978, bapak Supri Haryanto yang masih
merupakan kerabat keraton Yogjakarta belajar kepada bapak Sapto Hudoyo di
Yogjakarta. Di sana bapak Supri Haryanto belajar tentang dasar–dasar membuat
kerajinan dari bahan dasar tembaga sehingga menjadi kerajinan tembaga yang
mempunyai nilai seni tinggi. Beliau belajar cara-cara membuat kerajinan tembaga
seperti menempa, mengukir, memahat dan lain-lain. Di sana beliau juga diajari
bagaimana cara memasarkan produk-produk dari tembaga tersebut.
Pada tahun 1981 bapak Supri Haryanto mulai mencoba untuk berwiraswasta sendiri
dengan mendirikan perusahaan sendiri di kampung halamannya yaitu di desa Tumang
kecamatan Cepogo kabupaten Boyolali. Dalam mendirikan perusahaannya beliau
mendapat bantuan dari Pemda Kabupaten Boyolali melalui instansi–instansi terkait.
Juga tidak terlepas dari dukungan masyarakat sekitar sehingga Muda Tama Gallery
dapat berkembang sampai sekarang dan menjadi cikal bakal perusahaan sejenis di
daerah tersebut.
Muda Tama Gallery awalnya hanya bergerak di dalam pembuatan alat-alat dapur
tradisional yang terbuat dari bahan baku tembaga saja. Namun dalam
perkembangannya, perusahaan ini beralih dari kerajinan alat-alat dapur tradisional
menjadi kerajinan interior dan eksterior yang meliputi berbagai hiasan dan seni ukir.
Dan sekarang lambat laun tidak hanya menggunakan bahan baku dari tembaga saja,
tetapi juga menggunakan bahan dari kuningan dan alumunium.
Sampai sekarang di desa Tumang telah bermunculan puluhan perusahaan yang sejenis
dengan Muda Tama Gallery. Para pemilik perusahaan yang berdiri sendiri tersebut
awalnya merupakan karyawan atau pengrajin di Muda Tama Gallery. Namun seiring
dengan semakin tingginya permintaan konsumen terhadap kerajinan tembaga,
kuningan dan aluminium, maka akhirnya mereka memilih untuk mendirikan perusahaan
sendiri. Hal tersebut justru menjadi nilai positif bagi desa Tumang karena desa tersebut
menjadi desa wisata yang terkenal sebagai sentra atau pusat kerajinan dari tembaga,
kuningan dan alumunium. Dan juga bagi Muda Tama Gallery sendiri menganggap para
kompetitor tersebut bukan sebagai halangan untuk kemajuan akan tetapi justru sebagai
tantangan untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas perusahaan.
Muda Tama Gallery tidak hanya terkenal di dalam negeri saja. Di luar negeri
perusahaan ini juga sudah cukup dikenal oleh para pecinta seni di berbagai negara. Hal
ini dibuktikan dengan jumlah permintaan kerajinan tembaga, kuningan dan aluminium
dari luar negeri yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Karena manajemen yang
baik dari tahun ke tahun maka Muda Tama Gallery telah memperoleh berbagai
penghargaan. Penghargaan tersebut antara lain :
a. Anugerah Upakarti oleh Presiden Republik Indonesia pada tahun 1993.
b. Anugerah Upa Pradana oleh Gubernur Jawa Tengah pada tahun 1993.
c. Top Eksekutif of The Year Jawa-Bali pada tahun 1997.
d. Peringkat I dalam rangka bulan mutu dan produktivitas tahun 2004.
e. Serta beberapa piagam penghargaan lainnya.
Hal tersebut terus berkembang setelah adanya media cetak dan elektronik yang ikut
berperan aktif dalam membantu mempromosikan tentang keberadaan Muda Tama
Gallery secara lengkap.
Muda Tama Gallery beralamatkan lengkap di dukuh Banaran, desa Tumang,
kecamatan Cepogo kabupaten Boyolali 57371 dengan nomor telepon (0276) 323456
dan fax +62276323366. Serta beralamatkan email di : mudatama_galeri@yahoo.com.
Ini merupakan lokasi Sedangkan galeri perusahaan terletak sekitar 1 kilometer dari
perusahaan induk, yaitu di pintu masuk ke desa Tumang.
2. Visi Dan Misi Perusahaan
Visi dan Misi dari perusahaan Kerajinan Tembaga dan kuningan Muda Tama Gallery
adalah :
a. Untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan pendapatan daerah dari
perdagangan dan pariwisata terutama di kota Boyolali.
b. Untuk mengurangi pengangguran, yaitu dengan menyediakan lapangan
pekerjaan dan ikut meningkatkan taraf hidup masyarakat terutama penduduk
sekitar.
3. Struktur Organisasi Perusahaan
Dalam melaksanakan kegiatannya Muda tama Gallery menggunakan sistem organisasi
komando di mana hanya ada satu pimpinan yang mempunyai kekuasaan mutlak untuk
mengatur jalannya perusahaan. Selain itu perusahaan ini memiliki beberapa staf dan
ahli desain yang dapat membantu tugas pimpinan perusahaan. Secara umum struktur
organisasi di Muda Tama Gallery adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Muda Tama Gallery
Sumber : Muda Tama Gallery
Dari gambar di atas maka dapat dijelaskan definisi tugas dan tanggung jawab masing-
masing bagian adalah sebagai berikut :
a. Direktur Perusahaan
1) Menjadi penanggung jawab utama bagi Muda Tama Gallery.
2) Mengatur jalannya seluruh aktivitas perusahaan.
KARYAWAN atau PENGRAJIN
Bagian
Administratif
dan
Keuangan
Bagian
Desain
Bagian
Produksi
dan Quality
Control
Bagian
Gudang
Direktur Perusahaan /
Pemilik Perusahaan
3) Direktur sebagai pemilik perusahaan dan mempunyai hak mutlak tentang
perusahaan.
4) Memberi motivasi kepada seluruh bawahannya.
5) Menentukan kebijakan-kebijakan yang dibutuhkan oleh perusahaan.
b. Bagian Desain
1) Bagian desain bertugas membuat desain dan mal suatu produk kerajinan.
2) Bagian desain harus mampu membuat desain-desain khusus yang
dikehendaki oleh pemesan.
3) Bagian desain harus memiliki jiwa seni yang tinggi dan mampu
mengembangkan ide-ide kreatifnya untuk membuat desain produk yang
baru dan menarik.
4) Membantu direktur dalam pengawasan produksi .
5) Memberi pengarahan dan penjelasan kepada karyawan terutama yang
masih baru.
c. Bagian Administratif Dan Keuangan
Bertugas menjalankan seluruh kegiatan administrasi perusahaan yang
berhubungan dengan kegiatan dokumentasi data-data penting bagi perusahaan
termasuk mencatat transaksi-transaksi yang dilakukan oleh perusahaan. Bagian ini juga
bertanggung jawab atas keuangan pada perusahaan Muda Tama Gallery.
d. Bagian Produksi Dan Quality Control
1) Menjalankan proses produksi dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
kesepakatan dan tujuan yang telah ditetapkan.
2) Bertugas mengawasi jalannya proses produksi dan melaksanakan Quality
Control terhadap produk-produk yang dihasilkan.
3) Bertanggung jawab kepada direktur atas baik buruknya suatu produk
kerajinan.
4) Member motivasi kepada karyawan atau pengrajin agar dapat
meningkatkan produktivitasnya.
e. Bagian Gudang
1) Bertanggung jawab atas keamanan produk-produk yang ada di gudang
maupun di showroom.
2) Menjaga dan merawat peralatan-peralatan produksi yang dimiliki
perusahaan.
3) Melaksanakan kegiatan packing terhadap produk-produk yang akan
dikirim ke pemesan.
4) Mencatat bahan-bahan yang masuk atau dibeli perusahaan serta produk-
produk jadi yang telah keluar.
f. Karyawan Atau Pengrajin
Karyawan atau pengrajin bertugas melaksanakan perintah dari direktur
atau kepala bagian produksi dalam pembuatan produk. Hal ini meliputi kegiataan
menempa, memotong, mengelas, memahat, mewarnai, mengkilapkan dan kegiatan
produksi lainnya.
4. Pengembangan Karyawan Dan Aspek Penggajian
a. Jumlah Karyawan
Adapun jumlah karyawan di perusahaan Muda Tama Gallery adalah sebagai berikut :
1) Pemilik / Pimpinan perusahaan : 1 Orang
2) Bagian Desain : 3 Orang
3) Bagian Administrasi dan Keuangan : 2 Orang
4) Bagian Gudang : 2 Orang
5) Bagian Produksi : 2 Orang
6) Bagian Qualiy Control : 2 Orang
7) Karyawan Harian / Pengrajin :43 Orang
Jumlah :55 Orang
b. Jam Kerja
Dalam melaksanakan kegiatan proses produksinya Muda Tama Gallery
menerapkan satu shif kerja. Semua karyawan bekerja setiap hari mulai pukul 08.00
sampai dengan pukul 16.00 dengan jam istirahat satu kali yaitu pukul 12.00 – 13.00.
Sedangkan untuk hari minggu sebagian karyawan diijinkan libur secara bergantian.
c. Sistem Penggajian
Di perusahaan Muda Tama Gallery hanya ada satu sistem penggajian. Sistem
penggajian tersebut dilakukan secara mingguan dan dilaksanakan pada hari sabtu.
d. Fasilitas Dan jaminan Sosial
Sebagai kompensasi atas hasil kerja karyawan, perusahaan juga memberikan
fasilitas dan jaminan sosial untuk menunjang kesejahteraan karyawan sebagai berikut :
1) Fasilitas Perusahaan
a) Mushola
b) Tempat parkir
c) Ruang Istirahat
d) Mess
e) Toilet
f) Obat-obatan yang lengkap
2) Jaminan Sosial
a) Perusahaan mendatangkan tenaga medis dari kecamatan maupun
dari kabupaten setiap bulannya
b) Perusahaan menanggung seluruh biaya pengobatan karyawan bila
mengalami kecelakaan kerja
c) Pemberian sumbangan kepada karyawan dan keluarganya yang
mengalami musibah
d) Pemberian bea siswa bagi anak karyawan yang berprestasi
e) Pemberian dana sosial bagi masyarakat sekitar Muda Tama Gallery
Selain itu, untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan dan demi
kemajuan perusahaan maka perusahaan telah menerapkan berbagai sistem dan
pemberian tunjangan kepada karyawan, antara lain :
a) Penerapan K 3 (Kesehatan Dan Keselamatan Kerja)
Muda Tama Gallery merupakan perusahaan yang menggunakan
peralatan kerja yang bisa membahayakan karyawan jika salah dalam penggunaannya
seperti mesin las, gerenda, pemotong plat, tungku pembakar dan lain-lain. Maka dari itu
perusahaan mewajibkan karyawannya menggunakan masker, sarung tangan, penutup
telinga dan pelindung mata saat menggunakan peralatan kerja tersebut.
b) Penerapan 5 R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin)
Slogan 5 R merupakan program yang dicanangkan oleh Dinas
Perindustrian kabupaten Boyolali kepada semua perusahaan kerajinan tembaga di
desa Tumang. Program ini bertujuan agar perusahaan bisa meningkatkan mutu
produknya.
5. Aspek Produksi
a. Bahan Produksi
Dalam melaksanakan kegiatan produksinya, Muda Tama Gallery menggunakan
bahan baku utama maupun bahan baku penunjang, antara lain :
1) Bahan Baku Utama
a) Tembaga berupa plat dengan berbagai ukuran ketebalan
b) Kuningan berupa plat dengan berbagai ukuran ketebalan
c) Alumunium berupa plat maupun kawat
2) Bahan Baku Penunjang
a) Kertas
b) Getah damar / jabung
c) Pasir merah
d) Kain
e) Vernis
f) Zat kimia berupa Sn, Hcl, H2So2, H2So4
g) Batu hijau
b. Mesin Dan Peralatan
1) Mesin
a) Gerinda
b) Mesin selep
c) Blower dan tungku pembakaran
d) Kompresor
e) Genset
2) Peralatan
a) Palu besi (ondhel)
b) Palu kayu (gandhen)
c) Suwul / alas besi
d) Jantur / penyangga suwul
e) Tatah atau alat pahat
f) Gunting logam
g) Las karbit
h) Kain jeans
i) Amplas
j) Spidol
k) Jangka ukuran besar
l) Sikat logam
c. Proses Produksi
Secara umum proses produksi kerajinan tembaga, kuningan maupun tembaga di
perusahaan Muda Tama Gallery adalah sebagai berikut :
1) Persiapan bahan baku
Persiapan bahan baku merupakan kegiatan paling awal dari
keseluruhan proses produksi. Dalam hal ini persiapannya meliputi persiapan bahan
baku utama, bahan baku penunjang serta peralatan yang akan digunakan selama
proses produksi.
2) Pembuatan desain dan mal
Desain merupakan gambar secara lengkap, rinci dan utuh dari produk
yang akan dibuat yaang digambarkan dalam skala yang kecil. Sedangkan mal adalah
gambaran atau pola bagian-bagian tertentu produk sebelum dibuat dan ukurannya
sama dengan ukuran produk yang dikehendaki. Mal ini berfungsi sebagai alat ukur atau
cetakan agar bahan yang dipotong ukurannya bisa konsisten.
3) Pemotongan bahan
Setelah pembuatan mal, maka proses selanjutnya adalah memotong
plat sesuai dengan ukuran mal tersebut. Alat-alat yang digunakan adalah gunting plat,
meteran, penggaris dan juga jangka. Pemotongan plat tembaga harus dilakukan secara
teliti agar produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang tinggi.
4) Pembentukan
Bahan-bahan yang sudah dipotong kemudian dibentuk dengan cara
ditempa secara bertahap dengan palu kayu (gandhen) sampai bahan tersebut berubah
bentuk menjadi cekung dan siap disambung dengan bahan lain agar bisa membentuk
sebuah bejana. Proses penyambungan ini menggunakan las karbit dan dilakukan
secara teliti dan rapi agar bentuk produk yang dihasilkan sesuai dengan bentuk yang
diinginkan. Untuk mempermudah pembentukan maka bahan yang telah dilas dibakar di
tungku pembakaran dengan menggunakan blower. Setelah dibakar kemudian bahan
ditempa lagi secara terus menerus sampai bentuknya sesempurna mungkin.
5) Tekstur dan pemahatan
Tekstur dan pemahatan merupakan proses produksi yang sangat
penting. Karena keindahan sebuah produk biasanya lebih banyak muncul dari tekstur
yang rapi serta motif pemahatan yang menarik. Pembuatan tekstur dilakukan dengan
cara menempa permukaan produk yang diinginkan dengan menggunakan alat pukul
khusus berupa palu besi yang ujungnya mempunyai motif tertentu. Palu besi ini disebut
juga ‖ondhel”. Sedangkan pemahatan dilakukan dengan cara memahat permukaan
produk tersebut dengan alat pahat berupa tatah yang ujungnya juga mempunyai motif
yang berbeda-beda. Pemahatan dilakukan untuk membuat gambar timbul atau relief.
6) Finishing awal
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan yaitu memeriksa apakah
terjadi perubahan bentuk setelah mengalami berbagai proses. Jika terjadi perubahan
maka produk tersebut harus ditempa lagi sampai bentuknya pulih kembali. Setelah itu
produk yang hampir jadi tersebut dicuci dengan air asam jawa agar benar-benar bersih.
7) Nyireng / pewarnaan
Proses ini yaitu mewarnai produk dengan cara menyikat dan
mengolesi seluruh permukaan dengan larutan Sn dan Hcl. Proses ini dilakukan sampai
warna permukaan menjadi hitam pekat sesuai warna yang dikehendaki.
8) Pencucian
Pencucian dilakukan agar kotoran dan sisa-sisa larutan nyireng hilang
dari bokor. Pencucian ini hanya menggunakan detergen dan air biasa.
9) Nyelep / mengkilapkan
Nyelep yaitu mengkilapkan permukaan logam dengan cara
menggosok terus menerus sampai warna logam menjadi mengkilap. Alat yang
digunakan yaitu gerinda dan dinamo yang ujungnya berupa gulungan kain jeans. Agar
permukaan logam mudah mengkilap maka harus menggunakan batu hijau yang
dihaluskan untuk kemudian di gosok-gosokkan pada permukaan tersebut.
10) Finishing akhir
Finishing akhir yaitu melapisi produk kerajinan dengan vernis. Dalam
hal ini vernis yang digunakan vernis jenis Ripe2000. Kemudian dijemur dibawah terik
matahari sampai benar-benar kering
11) Packing
Setelah produk sudah jadi dan siap dipasarkan, langkah selanjutnya
adalah pengepakan/ packing. Pengepakan dilakukan dengan cara membungkus produk
dengan kertas koran, membungkus dengan kardus kemudian memasukkannya dalam
kotak kayu. Hal ini dilakukan agar saat pengiriman tidak terjadi kerusakan pada produk.
d. Jenis Dan Macam-macam Produk
1) Copper handycraft / kerajinan tembaga
(a) Kaligrafi
(b) Relief lukisan
(c) Guci
(d) Vas bunga berbagai model dan ukuran
(e) Bokor berbagai ukuran
(f) Lampu dinding
(g) Lampu gantung
(h) Patung
(i) Alat dapur
(j) Alat makan
(k) Meja dan kursi
(l) Tempat payung
(m) Wastafel
(n) Asbak
(o) Bathub / bak mandi
(p) Kubah masjid
(q) Tulisan nama instansi
(r) Serta hiasan interior maupun eksterior lainnya
2) Brass handycraft / kerajinan kuningan
(a) Vas bunga berbagai model dan ukuran
(b) Bokor berbagai ukuran
(c) Alat dapur
(d) Alat makan
(e) Tulisan nama instansi
(f) Serta hiasan interior maupun eksterior lainnya
3) Alumunium handycraft / kerajinan aluminium
(a) Kaligrafi
(b) Relief lukisan
(c) Guci
(d) Vas bunga berbagai model dan ukuran
(e) Bokor berbagai ukuran
(f) Lampu dinding
(g) Lampu gantung
(h) Alat dapur
(i) Alat makan
(j) Wastafel
(k) Asbak
(l) Bathub / bak mandi
(m)Kubah masjid
(n) Tulisan nama instansi
(o) Serta hiasan interior maupun eksterior lainnya
6. Aspek Pemasaran
Pemasaran adalah hal yang sangat penting dalam perusahaan. Agar
perusahaan dapat bertahan dan dapat berkembang maka pemasaran harus dilakukan
secara tepat dan serius. Sampai saat ini perusahaan Muda Tama Gallery bisa
dikatakan telah melakukan kegiatan pemasaran yang bagus.
Beberapa cara yang dilakukan perusahaan Muda Tama Gallery untuk meningkatkan
volume penjualan produknya antara lain :
a) Kerjasama dengan showroom- showroom lain.
Untuk meningkatkan penjualan Muda Tama Gallery menjalin kerjasama
dengan galeri atau showroom lain di berbagai kota besar.
Showroom tersebut diantaranya yaitu :
1) Di Bali : Oriental
2) Di Bandung : Gapura
3) Di Jepara : Kartini Shop
4) Di Semarang : Fio Jaya
Met and Smit
Olindo
Gapura
b) Mengikuti beberapa pameran kesenian atau expo
Selain bekerjasama dengan showroom lain, sering kali Muda Tama Gallery
mengikuti pameran baik tingkat propinsi maupun tingkat nasional. Pameran-pameran
tersebut biasanya diadakan di Bali, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang serta
kota besar lainnya di Indonesia. Dalam mengikuti pameran biasanya perusahaan
mendirikan stand dengan membawa beberapa sampel produk kerajinan serta
membagikan brosur yang berisi tentang gambaran umum perusahaan dan produk-
poduknya.
c) Membuat blog dan website
Blog dan website dibuat agar memudahkan calon pembeli yang ingin mengetahui
secara detail tentang produk-produk yang dihasilkan Muda Tama Gallery. Pada
awalnya blog dan website dibuat untuk para pembeli dari luar negeri saja. Namun hal ini
juga memungkinkan bagi para pembeli dari dalam negeri yang memilih membeli produk
lewat blog atau website tersebut. Website resmi dari Muda tama Gallery adalah
www.mudatamastudio.com dan www.suprametalcraft.com .
d) Bekerja sama dengan ekspotir
Dalam hal ini eksportir lah yang mencari konsumen dari luar negeri. Kemudian pihak
eksportir memesan langsung produk yang diinginkan ke Muda Tama Gallery.
Selanjutnya perusahaan hanya mengantar produk yang dipesan sampai ke eksportir
saja.
B. Laporan Magang Kerja
1. Pengertian Magang Kerja
Magang kerja merupakan bentuk penunjangan perkuliahan di luar kampus
yang berorientasi pada dunia kerja yang nyata. Magang kerja adalah kegiatan yang
dilaksanakan oleh mahasiswa secara berkelompok maupun individual dengan terjun
langsung ke perusahaan, instansi pemerintah, instansi swasta, UKM, koperasi dan lain
sebagainya. Sebelum magang kerja, mahasiswa dibekali dengan ketrampilan dan
pengetahuan praktis. Sehingga mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu
dan teori yang diperoleh di bangku perkuliahan ke dalam dunia kerja nyata.
2. Tujuan Magang Kerja
a. Untuk menerapkan ilmu yang diperoleh saat di bangku perkuliahan ke dalam
dunia kerja nyata.
b. Memperoleh pengalaman kerja dan pengetahuan secara langsung tentang
berbagai aktivitas dalam dunia kerja.
c. Melatih mahasiswa untuk memecahkan masalah yang menjadi obyek
penelitian.
d. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam pembuatan tugas
akhir.
3. Pelaksanaan Magang Kerja
Pelaksanaan magang kerja dilakukan di perusahaan Muda Tama Gallery beralamatkan
lengkap di dukuh Banaran, desa Tumang, kecamatan Cepogo kabupaten Boyolali.
Magang kerja berlangsung selama tiga minggu. Kegiatan magang dimulai pada tanggal
16 Februari dan berakhir pada tanggal 4 Maret 2009. Dalam kegiatan magang tersebut
mahasiswa aktif ke perusahaan selama dua minggu namun untuk hari minggu kegiatan
magang libur.
Mahasiswa masuk dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB. Mahasiswa
ditempatkan langsung di bagian produksi agar dapat mengamati secara langsung
proses produksi pembuatan produk-produk kerajinan tembaga dan kuningan yang
didampingi oleh pendamping magang dari perusahaan. Sehingga jika ada hal yang
tidak dimengerti dapat langsung ditanyakan pada pembimbing tersebut. Selain
ditempatkan di bagian produksi mahasiswa juga ditempatkan di bagian staf kantor, di
gudang tempat penyimpanan produk-produk yang sudah siap dipasarkan, ataupun di
bagian packing. Kegiatan magang selama tiga minggu tersebut dapat dijabarkan
sebagai berikut :
a. Minggu I
Penempatan mahasiswa
Adapun kegiatan magang yang dilaksanakan adalah :
1) Pengenalan perusahaan Muda Tama Gallery.
2) Wawancara dengan pemilik perusahaan tentang gambaran umum
perusahaan.
3) Pengamatan terhadap seluruh layout perusahaan.
b. Minggu II
Observasi bagian produksi
Adapun kegiatan magang yang dilaksanakan adalah :
1) Mencatat data –data yang terkait dengan penelitian.
2) Mengikuti jalannya proses produksi pembuatan bokor dari awal sampai
akhir.
3) Wawancara dengan karyawan dan pendamping magang.
c. Minggu III
Observasi bagian kantor dan gudang
Adapun kegiatan magang yang dilaksanakan adalah :
1) Mempelajari data admistratif perusahaan
2) Wawancara dengan staf administrasi mengenai manajemen yang
dilakukan perusahaan
3) Mempelajari struktur organisasi perusahaan dan data karyawan
4) Melengkapi data –data yang dibutuhkan untuk penelitian
C. Analisis Data Dan Pembahasan
1. Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis network, karena analisis network
merupakan salah satu alat dalam menyusun perencanaan, koordinasi dan penyelesaian
pekerjaan dengan jangka waktu yang paling efisien. Dalam menyusun analisis network
langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Menentukan Urutan Pekerjaan
Untuk menyusun diagram network, maka diperlukan sebuah urutan
kegiatan proses pembuatan satu unit produk. Dalam penelitian ini telah diketahui
kegiatan-kegiatan dalam proses pembuatan satu unit produk kegiatan bokor, kegiatan-
kegiatan tersebut adalah :
1) Persiapan bahan baku
Persiapan bahan baku merupakan kegiatan paling awal dari keseluruhan proses
produksi. Dalam hal ini persiapannya meliputi persiapan bahan baku utama berupa plat
tembaga 0,8 mm, bahan baku penunjang serta peralatan yang akan digunakan selama
proses produksi.
2) Pembuatan desain dan mal
Desain merupakan gambar secara lengkap, rinci dan utuh dari produk yang akan dibuat
yaang digambarkan dalam skala yang kecil. Sedangkan mal adalah gambaran atau
pola bagian-bagian tertentu produk sebelum dibuat dan ukurannya sama dengan
ukuran produk yang dikehendaki. Mal ini berfungsi sebagai alat ukur atau cetakan agar
bahan yang dipotong ukurannya bisa konsisten.
3) Pemotongan bahan
Setelah pembuatan mal, maka proses selanjutnya adalah memotong plat tembaga
sesuai dengan ukuran mal tersebut. Alat-alat yang digunakan adalah gunting plat,
meteran, penggaris dan juga jangka. Pemotongan plat tembaga harus dilakukan secara
teliti agar produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang tinggi.
4) Pembentukan badan bokor
Bahan-bahan yang sudah dipotong kemudian dibentuk dengan cara ditempa secara
bertahap dengan palu kayu (gandhen) sampai bahan tersebut berubah bentuk menjadi
cekung dan siap disambung dengan bahan lain agar bisa membentuk sebuah bejana.
Proses penyambungan ini menggunakan las karbit dan dilakukan secara teliti dan rapi
agar bentuk bokor yang dihasilkan sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Untuk
mempermudah pembentukan maka bahan yang telah dilas dibakar di tungku
pembakaran dengan menggunakan blower. Setelah dibakar kemudian bahan ditempa
lagi secara terus menerus sampai bentuknya sesempurna mungkin. Untuk membuat
bokor dengan ukuran yang besar, biasanya pembakaran dilakukan lebih dari tiga kali
agar bentuk bokor benar-benar sesuai dengan desain yang dikehendaki. Setelah
bentuk badan bokor sesuai dengan yang diinginkan, maka bibir atau ujungnya diberi
kawat alumunium secara melingkar. Proses ini dinamakan “isen ―.
5) Pembentukan kaki bokor
Proses membentuk kaki bokor lebih mudah daripada membentuk badan bokor. Proses
ini juga mengalami penempaan dan pembakaran secara berulang—ulang. Kaki bokor
itu sendiri berfungsi sebagai penyangga atau alas serta bisa mempercantik bokor.
6) Tekstur dan pemahatan badan bokor
Tekstur dan pemahatan merupakan proses produksi yang sangat
penting. Karena keindahan sebuah produk biasanya lebih banyak muncul dari tekstur
yang rapi serta motif pemahatan yang menarik. Pembuatan tekstur dilakukan dengan
cara menempa permukaan badan bokor dengan menggunakan alat pukul khusus
berupa palu besi yang ujungnya mempunyai motif tertentu. Palu besi ini disebut juga
‖ondhel”. Sedangkan pemahatan dilakukan dengan cara memahat permukaan bokor
dengan alat pahat berupa tatah yang ujungnya juga mempunyai motif yang berbeda-
beda. Pemahatan dilakukan untuk membuat gambar timbul atau relief. Agar
mempermudah proses pemahatan maka di bawah permukaan yang dipahat dilapisi
dengan getah damar atau yang disebut juga jabung. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi
perubahan bentuk karena proses pemahatan. Kemudian setelah selesai member motif
maka proses selanjutnya yaitu menghilangkan jabung dengan cara membakar badan
bokor agar jabung tersebut meleleh. Kemudian setelah selesai maka badan bokor siap
melalui proses selanjutnya.
7) Tekstur dan pemahatan kaki bokor
Pada dasarnya proses ini hampir sama dengan proses tekstur dan
pemahatan pada badan bokor. Akan tetapi proses ini lebih sederhana karena motif
yang dipakai biasanya tidak serumit motif pada badan bokor.
8) Penyambungan badan dan kaki bokor
Setelah proses tekstur dan pemahatan selesai maka kedua bagian
tersebut disambung dengan menggunakan timah patri. Proses ini dilakukan diruang
pembakaran. Mula-mula dipatri pada titik tertentu dahulu, kemudian setelah posisi
sudah tepat maka seluruh bagian yang menempel dari kedua bagian tersebut dipatri
sampai benar-benar kuat.
9) Finishing awal
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan yaitu memeriksa apakah
terjadi perubahan bentuk setelah mengalami berbagai proses. Jika terjadi perubahan
maka bokor ditempa lagi sampai bentuknya pulih kembali. Setelah itu bokor yang
hampir jadi tersebut dicuci dengan air asam jawa agar sisa-sisa jabung benar-benar
bersih.
10) Nyireng / pewarnaan
Proses ini yaitu mewarnai bokor dengan cara menyikat dan mengolesi
seluruh permukaan dengan larutan Sn dan Hcl. Proses ini dilakukan sampai warna
permukaan menjadi hitam pekat sesuai warna yang dikehendaki.
11) Pencucian
Pencucian dilakukan agar kotoran dan sisa-sisa larutan nyireng hilang
dari bokor. Pencucian ini hanya menggunakan detergen dan air biasa.
12) Nyelep / mengkilapkan
Setelah dicuci bersih maka bokor kemudian diselep atau digosok terus
menerus sampai warna tembaga menjadi mengkilap. Alat yang digunakan yaitu gerinda
dan dinamo yang ujungnya berupa gulungan kain jeans. Agar permukaan logam mudah
mengkilap maka harus menggunakan batu hijau yang dihaluskan untuk kemudian di
gosok-gosokkan pada permukaan. Tidak semua permukaan bokor diselep, hanya pada
reliefnya saja yang dikilapkan. Hal ini dilakukan supaya bokor tersebut mempunyai
kombinasi dua warna yaitu warna hitam dan warna keemasan.
13) Pelapisan dengan vernis (finishing akhir)
Setelah diperoleh kombinasi warna yang menarik dan agar warnanya
tidak berubah maka seluruh permukaan bokor harus dilapisi dengan vernis. Dalam
Proses ini vernis yang digunakan yaitu jenis Ripe2000. Kemudian setelah selesai bokor
dijemur selama lebih dari tiga jam agar vernis benar-benar kering.
14) Packing
Seluruh proses pembuatan bokor sudah selesai, namun sebelum
bokor dikirim ke pemesan maka bokor harus dikemas terlebih dahulu agar tidak terjadi
kerusakan selama proses pengangkutan. Media yang digunakan untuk packing yaitu
koran bekas, kemudian dibungkus dengan kardus dan setelah itu di masukkan kedalam
kotak yang terbuat dari papan kayu sengon.
Agar dapat memudahkan dalam menyusun diagram network, maka akan
lebih mudah jika ditentukan urutan / alur kegiatan dan kode pada masing-masing
kegiatan. Adapun urutan kegiatan dan kode kegiatan dapat dilihat pada tabel di bawah
ini
Tabel 3.1 Urutan pekerjaan dengan Kodenya
No Kegiatan Kode
1 Persiapan bahan baku A
2 Pembuatan desain dan mal B
3 Pemotongan bahan C
4 Pembentukan badan bokor D
5 Pembentukan kaki bokor E
6 Tekstur dan pemahatan badan bokor F
7 Tekstur dan pemahatan kaki bokor G
8 Penyambungan badan dan kaki bokor H
9 Finishing awal I
10 Nyireng / pewarnaan J
11 Pencucian K
12 Nyelep /mengkilapkan L
13 Pelapisan dengan vernis (finishing akhir)
M
14 Packing N
Sumber : Data mentah yang diolah
b. Menentukan kegiatan yang mendahului masing-masing kegiatan .
Setelah semua pekerjaan diberi kode maka langkah selanjutnya adalah menentukan
kegiatan yang mendahuluinya. Kegiatan yang mendahului jalan kegiatan yang
dilakukan sebelum pekerjaan atau kegiatan tertentu dilakukan. Dalam membuat sebuah
kerajinan bokor, telah diketahui urutan pekerjaan dan kegiatan pendahulunya seperti
dalam tabel di bawah ini :
Tabel 3.2
Urutan pekerjaan beserta kegiatan yang mendahuluinya
No Kegiatan Kode Kegiatan yang
mendahului
1 Persiapan bahan baku A -
2 Pembuatan desain dan mal B A
3 Pemotongan bahan C B
4 Pembentukan badan bokor D C
5 Pembentukan kaki bokor E C
6 Tekstur dan pemahatan badan bokor
F D
7 Tekstur dan pemahatan kaki bokor
G E
8 Penyambungan badan dan kaki bokor
H F,G
9 Finishing awal I H
10 Nyireng / pewarnaan J I
11 Pencucian K J
12 Nyelep /mengkilapkan L K
13 Pelapisan dengan vernis (finishing akhir)
M L
14 Packing N M
Sumber : Data mentah yang diolah
c. Menentukan waktu yang dibutuhkan masing-masing kegiatan
Setelah menentukan kegiatan yang mendahului, langkah selanjutnya
adalah menentukan waktu yang dibutuhkan masing-masing kegiatan baik waktu optimis
(a), waktu moderat (m) maupun waktu pesimis (b)
Berdasarkan pengamatan di Muda Tama Gallery telah diketahui sebagai
berikut :
Tabel 3.3 Waktu masing-masing kegiatan
No Kegiatan Kode Kegiatan yang
mendahului
a
(menit)
m
(menit)
b
(menit)
1 Persiapan bahan baku
A - 10 15 25
2 Pembuatan desain dan mal
B A 15 30 40
3 Pemotongan bahan
C B 12 18 25
4 Pembentukan badan bokor
D C 280 320 360
5 Pembentukan kaki bokor
E C 150 165 190
6 Tekstur dan pemahatan badan bokor
F D 120 140 170
7 Tekstur dan pemahatan kaki bokor
G E 50 70 95
8 Penyambungan badan dan kaki bokor
H F,G 25 32 40
9 Finishing awal I H 20 25 40
10 Nyireng / pewarnaan
J I 25 28 45
11 Pencucian K J 15 20 25
12 Nyelep
/mengkilapkan L K 40 60 80
13 Pelapisan dengan vernis (finishing akhir)
M L 230 260 300
14 Packing N M 45 60 75
Sumber : Data mentah yang diolah
d. Mencari waktu yang diharapkan (Te)
6
4 bmaTe
maka untuk masing-masing kegiatan adalah :
1) Persiapan bahan baku : 83,206
25)154(10
x
2) Pembuatan desain dan mal : 16,296
40)304(15
x
3) Pemotongan bahan : 16,186
25)184(12
x
4) Pembentukan badan bokor : 3206
360)3204(280
x
5) Pembentukan kaki bokor : 6,1666
190)1654(150
x
6) Tekstur dan pemahatan badan bokor
: 6,1416
170)1404(120
x
7) Tekstur dan pemahatan kaki bokor
: 83,706
95)704(50
x
8) Penyambungan badan dan kaki bokor
: 1,326
40)324(25
x
9) Finishing awal : 6,266
40)254(20
x
10) Nyireng / pewarnaan : 3,306
45)284(25
x
11) Pencucian : 206
25)204(15
x
12) Nyelep/mengkilapkan : 606
80)604(40
x
13) Pelapisan dengan vernis : 6,2616
300)2604(230
x
14) Packing : 606
75)604(45
x
Dengan penghitungan Te (waktu yang diharapkan) di atas maka dapat
dibuat tabel seperti berikut :
Tabel 3.4 Waktu yang diharapkan masing-masing kegiatan
No Kegiatan Kode Kegiatan yang
mendahului
a
(menit)
m
(menit)
b
(menit)
Te
(menit)
1 Persiapan bahan baku
A - 10 15 25 20,83
2 Pembuatan desain dan mal
B A 15 30 40 29,16
3 Pemotongan bahan
C B 12 18 25 18,16
4 Pembentukan badan bokor
D C 280 320 360 320
5 Pembentukan kaki bokor
E C 150 165 190 166,6
6 Tekstur dan pemahatan badan bokor
F D 120 140 170 141,6
7 Tekstur dan pemahatan kaki bokor
G E 50 70 95 70,83
8 Penyambungan badan dan kaki bokor
H F,G 25 32 40 32,1
9 Finishing awal I H 20 25 40 26,6
10 Nyireng / pewarnaan
J I 25 28 45 30,3
11 Pencucian K J 15 20 25 20
12 Nyelep /mengkilapkan
L K 40 60 80 60
13 Pelapisan dengan vernis (finishing akhir)
M L 230 260 300 261,6
14 Packing N M 45 60 75 60
Sumber : Data mentah yang diolah
e. Membuat diagram network
Gambar 3.2 Diagram network pembuatan bokor
A B C
E
D F
G
H I
J
K
L
M
N
20,83 29,16 18,16
320 141,6
166,6 70,83
32,1 26,6
30,3
20
60
261,6
60
f. Menentukan jalur kritis
Dalam diagram network di atas terdapat dua jalur, yaitu :
Jalur 1 = A – B – C – D – F – H – I – J – K – L – M – N
= 20,83 + 29,16 + 18,16 + 320 + 141,6 + 32,1 + 26,6 + 30,3 + 20 + 60 + 261,6 + 60
= 1020,35 Menit
Jalur 2 = A – B – C – E – G – H – I – J – K – L – M – N
= 20,83 + 29,16 + 18,16 + 166,6 + 70,83 + 32,1 + 26,6 + 30,3 + 20 + 60 + 261,6 + 60
= 796,18 Menit
Dengan melihat perhitungan di atas maka dapat dibandingkan antara jalur 1 dengan
jalur 2. jalur 1 dengan waktu penyelesaian selama 1020,35 menit sedangkan jalur 2
dengan waktu penyelesaian selama 796,18 menit. Dari dua jalur tersebut yang
merupakan jalur kritis adalah jalur 1 karena waktu penyelesaiannya paling lama.
g. Mencari probabilitas terselesaikannya kegiatan
Diketahui perusahaan menjadwalkan pembuatan 1 unit kerajinan bokor yaitu selama 22
jam. Dalam mencari probabilitas terselesaikannya kegiatan dapat dicari dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mencari varian masing-masing kegiatan pada jalur kritis
σ2 Te =
2
6
ab
σ2 Te A =
2
6
1025
= 6,25
σ 2 Te B =
2
6
1540
= 17,35
σ 2 Te C =
2
6
1225
= 4,7
σ 2 Te D =
2
6
280360
= 177,73
σ 2 Te F =
2
6
120170
= 69,4
σ 2 Te H =
2
6
2540
= 6,25
σ 2 Te I =
2
6
2040
= 11,11
σ 2 Te J =
2
6
2545
= 11,11
σ 2 Te K =
2
6
1525
= 2,77
σ 2 Te L =
2
6
4080
= 44,43
σ 2 Te M =
2
6
230300
= 136,1
σ 2 Te N =
2
6
4575
= 25
2. Menghitung deviasi standar
σ Te = Te kritisjalur untuk Σ 2
= 251,13643,447,211,1111,1125,64,6973,1777,435,1725,6
= 2,512
= 22,631
3. Menghitung probabilitas terselesaikannya kegiatan
Z = Te
TeTd
= 631,22
78,12571320
= 2,75
Angka 2,75 dalam tabel kurva normal menunjukan luas 0,99702
sehingga probabilitas tercapainya proyek dalam jangka waktu proyek adalah 0,99702
yang artinya perusahaan mempunyai kemungkinan sebesar 99,70% untuk
menyelesaikan proyek yang dijadwalkan.
Gambar 3.3 Kurva Probabilitas Tercapainya Proyek
Z = 2,75
Te 1257,78
1257,78
Td 1320
1320
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan dari hasil penelitian pada perusahaan Muda Tama Gallery
Boyolali, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Urutan dalam proses produksi pembuatan kerajinan Bokor pada perusahaan
Muda Tama Gallery adalah : persiapan bahan baku, pembuatan desain dan mal,
pembentukan badan bokor, pembentukan kaki bokor, tekstur dan pemahaman
badan bokor, tekstur dan pemahatan kaki bokor, penyambungan badan dan kaki
bokor, finishing awal, nyireng/pewarnaan, pencucian, nyelep/mengkilapkan,
pelapisan dengan vernis (finishing akhir) serta packing.
2. Dengan menggunakan analisis network, maka dapat dicari jalur kritis yaitu : A –
B – C – D – F – G – I – J – K – L – M – N dengan waktu penyelesaian 1020,35
menit atau 17,01 jam.
3. Dalam melaksanakan proses produksi, perusahaan Muda Tama Gallery telah
berjalan baik sesuai dengan yang diharapkan. Ini dapat dibuktikan berdasarkan
hasil perhitungan pada probabilitas tercapainya proyek adalah sebesar 2,75 dan
dalam tabel kurva normal menunjukan luas 0,99702 yang artinya perusahaan
mempunyai kemungkinan sebesar 99,70% untuk penyelesaian proyek yang
dijadwalkan.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan saran-saran
sebagai berikut :
1. Perusahaan diharapkan membuat jadwal dalam setiap kegiatan proses produksi.
Karena hal tersebut sebagai bahan acuan pengerjaan proyek selanjutnya.
Sehingga masalah-masalah mengenai keterlambatan waktu produksi dapat
diatasi sedini mungkin.
2. Dengan adanya perhitungan waktu pekerjaan dengan menggunakan analisis
network maka perusahaan diharapkan menggunakan waktu kerajinan bahan
selama 17,01 jam dan penjadwalan semula selama 22 jam, dengan demikian
perusahaan bisa menghemat waktu dan biaya produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Ahyari, Agus. 1994. Manajemen Produksi Perencanaan Sistem Produksi. BPFE :
Yogyakarta.
Gitosudarmo, Indriyo. 1999. Manajemen Operasi. BPFE: Yogyakarta.
Handoko, T. Hani. 1999. Dasar-Dasar Manajemen Produksi Dan Operasi. BPFE :
Yogyakarta.
Nasution, Arman Hakim. 2003. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Guna Widya :
Surabaya.
Render, Barry dan Heizer, Jay. 2004. Operations Management. Edisi Ketujuh. Salemba Empat : Jakarta.
Subagyo, Pangestu. 2000. MANAJEMEN OPERASI. BPFE ; Yogyakarta.