TRANSFUSI PADA NEONATUS Tinjauan Pustaka Sub Bagian ...

Post on 31-Dec-2016

233 views 2 download

Transcript of TRANSFUSI PADA NEONATUS Tinjauan Pustaka Sub Bagian ...

Pemeriksaan Laboratorium Sebelum Transfusi Darah

dan Pada Reaksi Transfusi

Efrida 7 Maret 2012

WHO : Blood is R E D

R

E

D

are

expensive

angerous

Transfusi Darah• Penggunaan darah atau komponen darah

→ pengobatan dan pencegahan gejala penyakit

• Diberikan bila ada indikasi dan evaluasi keadaan klinis (umur, derajat anemia, dll)

• Konsensus NIH (National Institute of Health): Transfusi bila Ht < 21% atau Hb≤7g/dl (muda, fungsi jantung dan paru bagus)

Transfusi darah banyak digunakan sejak ditemukan:

- antigen golongan darah- Metode penentuan golongan darah- Tes kesesuaian darah donor terhadap

resipienKonsep terapi komponen darah meningkat:- Seiring perkembangan pengawet darah- Sistem kantong biokompatibel- Perkembangan uji saring utk mencegah

transmisi penyakit (infeksi)

Faktor-faktor yg perlu dipertimbangkan:- Umur penderita- Keadaan umum, tanda-tanda vital- Etiologi dan derajat anemia- Kecepatan/onset anemia- Perkiraan banyak kehilangan darah- Derajat beratnya penyakit jantung/paru- Jenis pengobatan lainnya

Perlu pertimbangan:- Keuntungan yang didapat dibandingkan

dengan risiko transfusi- Penularan infeksi- Reaksi transfusi- sensitisasi

Persiapan Transfusi Darah

GETTING THE RIGHT BLOOD TO THE RIGHT PATIENT AT

THE RIGHT TIME

ABO incompatible:- Terbanyak karena kesalahan prosedur

persiapan transfusi darah, paling sering adalah kesalahan pemberian label pada contoh darah pasien yang akan diuji gol darah dan uji silang, kesalahan mencocokkan unit transfusi yang seharusnya diberikan kepada pasien

- Kesalahan prosedur (proses uji silang)

SOP permintaan darah :• Permintaan darah/produk darah untuk kasus bedah

elektif• Permintaan darah/produk darah untuk kasus emergensi• Melengkapi formulir permintaan darah• Pengambilan darah dan pemberian label pada sampel

darah penderita• Pengambilan darah/produknya dari bank darah• Penyimpanan dan pengiriman darah/produknya• Transfusi darah/produknya termasuk pemeriksaan

terakhir terhadap identitas pasien• Rekam medis• Pengawasan• Investigasi dan penanganan bila terjadi reaksi transfusi

Tes Kompatibilitas• Rangkaian pemeriksaan/prosedur yang

dilakukan sebelum darah diberikan untuk memastikan bahwa unit darah donor cocok dengan resipien (kompatibel)

• Walaupun darah donor memiliki gol darah ABO dan Rh yang sama dengan resipien, dapat terjadi inkompatibilitas kr antibodi non-ABO dan non Rh seperti anti-Kell, anti-Duffy, anti-Kidd (delayed hemolytic transfusion reaction), dll

Tes kompatibilitas meliputi:

1. Prosedur preserologis: - pelabelan yang tidak tepat (darah

donor/resipien) darah yang inkompatibel ditransfusikan fatal

- Meneliti catatan medis pasien penting dilakukan jika terdapat kesenjangan dalam typing (riwayat penggolongan darah sebelumnya, rincian riwayat transfusi terakhir, riwayat penyakit)

2. Pemeriksaan serologis:- Golongan darah ABO dan Rh- Skrining antibodi- Crossmatch

3. Prosedur pasca-serologis- Pelabelan unit yang tepat- Pemberian unit darah yang tepat

Pemeriksaan Golongan Darah ABO

• Uji golongan darah harus dilakukan terhadap :– Eritrosit– Serum

• Pada keadaan meragukan harus diulang

Anti AB dan Anti A

• Anti-AB dianjurkan diuji pada penggolongan darah donor

• Anti-A mempunyai gabungan 2 antibodi– Anti-A yang mengaglutinasi sel-sel A1, A2,

A1B dan A2B– Anti-A1 yang hanya mengaglutinasi sel-sel A1

dan A1B

Pemeriksaan Golongan Darah ABO Forward Grouping Menentukan gol darah ABO berdasarkan antigen pada eritrosit Aglutinasi antigen bereaksi dengan antisera (IgM anti-A atau anti-B). Anti-A antigen A Anti-B antigen B

Prosedur kerja: Dibuat suspensi eri 2-4% dg NaCl 0.9%Disediakan 3 tabung & diberi label: A, B, & ABTabung A di(+) 1 tetes antiserum anti-ATabung B di(+) 1 tetes antiserum anti-BTabung AB di(+) 1 tetes antiserum anti-ABMasing2X tabung di(+) 1 tetes suspensi eri Ketiga tabung disentrifus 15” dg 3400 rpmResuspensi & dilihat ada aglutinasi/ tidak

Interpretasi hasil: Antisera Interpretasi Gol Darah Anti-A Anti-B Anti-AB 0 0 0 O + 0 + A 0 + + B + + + AB 0 0 + Subgolongan A lemah

Keterangan: + = Aglutinasi 0 = Tidak ada aglutinasi

Reverse Grouping

Menentukan gol darah ABO berdasarkan ada/ tidak adanya

antibodi Aglutinasi antibodi dalam

serum bereaksi dengan antigen A/ B pd eri

Prosedur kerja:Dua buah tabung diberi label: A, dan BMasing2x tabung di(+) 2 tetes serum/ plasma yg akan diperiksaKe dalam tabung A di(+) 1 tetes reagen eri A1Ke dalam tabung B di(+) 1 tetes reagen eri BKedua tabung disentrifus 15 ” dg 3400 rpmResuspensi & dilihat ada aglutinasi/ tidak

Interpretasi hasil:

A1 B Antibodi Golongan Darah + + Anti-A & Anti-B O 0 + Anti-B A + 0 Anti-A B 0 0 Tidak ada AB

Keterangan: + = Aglutinasi 0 = Tidak ada aglutinasi

Metode Pemeriksaan

Metode SlideProsedur kerja:Pemeriksaan forward grouping: Pada kaca objek ditaruh 1 tetes reagen anti-A, anti-B, & anti-AB Darah diteteskan pada reagen itu & dicampur Kaca objek digoyang perlahan-lahan Dilihat apakah ada aglutinasi

Pemeriksaan reverse grouping:Pada kaca objek ditaruh 1 tts reagen eri A1&BSerum/ plasma diteteskan pd reagen itu & dicampur dengan ujung lidiKaca objek digoyang perlahan-lahanDilihat apakah ada aglutinasi

Keuntungan: Cepat, mudah, sederhana, memerlukan sedikit sampel.

Kerugian: 1) tidak dpt menentukan aglutinasi lemah 2) tidak ada kontrol (+), kontrol (-), & autokontrol

Metode Tube Pemeriksaan eri & serum scr bersamaan. Pemeriksaan atas eritrosit: Dipakai 12 tbg kecil, msg2x diisi 1 tts NaCl 0.9% Di(+) 1 tetes susp 2% eri X, eri A, eri B, & eri O pada masing-masing baris Di(+) 1 tetes anti-A, anti-B, & anti-AB pd masing masing kolom, dicampur Hasil dibaca setelah 2 jam

Pemeriksaan atas serum:

Dipakai 4 tabung reaksi kecilTiap tabung diisi 1 tetes NaCl 0.9%Tabung ke-1 ditambah suspensi 2% eri ATabung ke-2 ditambah suspensi 2% eri BTabung ke-3 ditambah suspensi 2% eri X Tabung ke-4 ditambah suspensi 2% eri OEritrosit & zat anti dicampur Hasil dibaca setelah 2 jam

Interpretasi hasil: Golongan Darah A

Atas Eri Atas Serum

+ O + Eri X O Eri A

+ O + Eri A + Eri B

O + + Eri BAuto

kontrolO Eri X

O O O Eri O O Eri O

Anti A Anti B Anti AB

Interpretasi hasil: Golongan Darah B

Atas Eri Atas Serum

O + + Eri X + Eri A

+ O + Eri A O Eri B

O + + Eri BAuto

kontrolO Eri X

O O O Eri O O Eri O

Anti A Anti B Anti AB

Interpretasi hasil: Golongan Darah AB

Atas Eri Atas Serum

+ + + Eri X O Eri A

+ O + Eri A O Eri B

O + + Eri BAuto

kontrolO Eri X

O O O Eri O O Eri O

Anti A Anti B Anti AB

Interpretasi hasil: Golongan Darah O

Atas Eri Atas Serum

O O O Eri X + Eri A

+ O + Eri A + Eri B

O + + Eri BAuto

kontrolO Eri X

O O O Eri O O Eri O

Anti A Anti B Anti AB

Keuntungan:1) Pemeriksaan eritrosit dan serum dilakukan secara bersamaan2) Ada kontrol (+), kontrol (-), dan autokontrol3) Dapat menentukan aglutinasi lemah4) Dapat dilakukan pemeriksaan imun antibodi

Kerugian:Sukar & memerlukan waktu lama

Metode Gel Test

Didasarkan reaksi antigen & antibodiReaksi antigen & antibodi terjadi di dalamtabung kecil yang berisi gelPartikel aglutinasi dipisahkan dari partikelnon-aglutinasi oleh gel.

Prosedur kerja:

Dibuat suspensi sel (tanpa dicuci) dg ID Diluent (Modified Low Ionic Strength Solution), 500 L diluent:5 L darah, dicampur

Suspensi sel dipipet ke dlm tabung berisi gel yang mengandung antibodi spesifik: 50 L

ID Card diinkubasi 37C, 15 menit ID Card disentrifus selama 10 menitHasil Reaksi dibaca secara makroskopis

Interpretasi hasil:

+4 : Menggumpal & menyatu shg cairan tampak jernih+3 : Menggumpal tp tdk menyatu. Jd tdd beberapa gumpalan kasar, sekitarnya tampak cairan jernih+2 : Gumpalan agak kasar tp tdk semua sel darah beraglutinasi, tampak cairan agak keruh+1 : Gumpalan halus, tampak cairan keruh

Keuntungan: Sederhana, mudah Hasil reaksi stabil Tdk ada fase pencucian Hanya memerlukan sedikit sampel Pembacaan reaksi secara makroskopis Masa kadaluarsa reagen panjang Mengurangi limbah Meningkatkan keamanan laboratorium

Kerugian:Memerlukan peralatan yang mahal Memerlukan waktu > lama dr metode slide

• Illustration of the forward and reverse grouping reaction patterns of the

ABO groups using a blood group tile

http://www.bh.rmit.edu.au/mls/subjects/abo/resources/genetics1.htm

Perubahan antigen & antibodi diskrepansi ABO

Hasil golongan darah pada: forward grouping

≠ reverse grouping

Diskrepansi ABO harus diatasi karena dapat berakibat fatal: transfusi darah transplantasi organ

Penentuan gol darah juga berperan untuk: kedokteran kehakiman antropologi

Diskrepansi sistem ABO Definisi Perbedaan hasil golongan darah ketika

dilakukan pemeriksaan cara forward grouping dg reverse grouping

Etiologi Kesalahan teknis Macam-macam kondisi klinis/penyakit

Masalah yang dihadapi dalam penggolongan darah secara sistem

ABO• Ekspresi antigen ABO dapat berkurang• Perubahan antigen ABO• ABO alloantibodi• Adanya aglutinin yang tidak diharapkan• Populasi eritrosit yang heterogen• Kesalahan pembacaan uji golongan darah• Polyagglutinable erythrocytes

Kesalahan teknis positif palsu adalah:

Pelabelan tabung sampel salah Reagen yang terkontaminasi/ tabung

yang digunakan untuk pemeriksaan kotor

Overcentrifugation Interpretasi atau pencatatan hasil salah

Kesalahan teknis negatif palsu adalah:

Pelabelan tabung sampel salah Sampel/ reagen yang digunakan waktu

pemeriksaan jumlahnya kurang Undercentrifugation

Suhu inkubasi tidak tepatReagen yg digunakan sudah terlalu lamaInterpretasi & pencatatan hasil salah

Secara klinis, penyebab diskrepansi ABO digolongkan menjadi 4 kategori yaitu: Melemahnya antigen/ perubahan antigen Reaksi antigen yang tidak diharapkan Melemahnya antibodi atau perubahan

antibodi Reaksi antibodi yang tidak diharapkan

Melemahnya/ perubahan antigen Melemahnya subgolongan antigen A/ B Penyakit menetap: leukemia Transplantasi sumsum tulang dg ABO

non identik Transfusi RBC dg ABO non identik

Contoh kasus melemahnya antigen

Forward Grouping Reverse Grouping Eri Px Serum Px + + Reagen Antisera Reagen Eri Anti-A Anti-B Anti-AB A1 B O Autokontrol 0 0 1+ 0 3+ 0 0

Ket: + = Aglutinasi 0 = Tidak ada aglutinasi

1+ 3+

Pemeriksaan lab tambahan:Adanya substansi A dan H pada saliva pasien

Kesimpulan:Pada pasien tersebut didapatkan adanya subgolongan antigen A yang melemah

Reaksi antigen yang tdk diharapkan

Antigen B didapat Perubahan antigen Eritrosit diselubungi antibodi Zat aditif pada antisera (akriflavin) Pencampuran darah

Contoh kasus reaksi antigen yg tdk diharapkan

Forward Grouping Reverse Grouping Eri Px Serum Px + + Reagen Antisera Reagen Eri Anti-A Anti-B Anti-AB A1 B O Autokontrol 4+ 2+ 4+ 0 4+ 0 0 Ket: + = Aglutinasi 0 = Tidak ada aglutinasi

4+4+

Pemeriksaan lab tambahan:Adanya substansi A pada saliva pasien

Kesimpulan:Pasien tersebut mempunyai gol darah A & memperoleh antigen B didapat

Melemahnya/ perubahan antibodi Umur Hipogamaglobulinemia Agamaglobulinemia kongenital/ didapat Chimerism Transplantasi sumsum tulang dg ABO non identik

Contoh kasus melemahnya antibodi Forward Grouping Reverse Grouping Eri Px Serum Px + + Reagen Antisera Reagen Eri Anti-A Anti-B Anti-AB A1 B O Autokontrol 0 0 0 1+ 0 0 0

Ket: + = Aglutinasi 0 = Tidak ada aglutinasi

1+

Pemeriksaan lab tambahan:Inkubasi selama 30’ pada suhu ruang dan 4C aglutinasi pada eritrosit A1

Kesimpulan:Pasien tersebut mempunyai gol darah O dengan titer anti-A rendah

Reaksi antibodi yg tdk diharapkan

Formasi Rouleaux Cold autoantibodies Isoaglutinin yang tidak diharapkan Antibodi yang tidak diharapkan

Contoh kasus 1 reaksi antibodi yg tdk diharapkan

Forward Grouping Reverse Grouping Eri Px Serum Px + + Reagen Antisera Reagen Eri Anti-A Anti-B Anti-AB A1 B O Autokontrol 4+ 0 4+ 1+ 4+ 0 0

Ket: + = Aglutinasi 0 = Tidak ada aglutinasi

4+4+

Pemeriksaan lab tambahan:Pemeriksaan serum yg direaksikan dg antigen A1, A2, dan O. Reaksi aglutinasi hanya pd serum yg direaksikan dg antigen A1

Kesimpulan:Pasien tersebut mempunyai gol darah fenotipe A2 dg antibodi anti-A1

Contoh kasus 2 reaksi antibodi yg tdk diharapkan

Forward Grouping Reverse Grouping Eri Px Serum Px + + Reagen Antisera Reagen Eri Anti-A Anti-B Anti-AB A1 B O Autokontrol 4+ 0 4+ 0 4+ 3+ 0

Ket: + = Aglutinasi 0 = Tidak ada aglutinasi

4+ 4+

Uji Saring Terhadap InfeksiTujuan : memastikan supaya darah yang tersedia

sedapat mungkin bebas dari infeksi

Penyebab : HIV, Hepatitis B dan C, Malaria dan Sifilis (berbeda di tiap negara: penyebab infeksi terbanyak dan dana)

Metode pemeriksaan :• ELISA• Aglutinasi partikel• Uji cepat

Istilah untuk penilaian uji saring:• Positif/negatif → digunakan setelah hasil

awal dikonfirmasi dengan satu/lebih pengujian

• Reaktif/non reaktif → digunakan bila hasil awal belum dikonfirmasi

• Samar-samar → hasil meragukan (positif/negatif ?)

Terhadap donor:- Anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk

mengetahui riwayat infeksi, keluhan dan gejala penyakit

- Uji saring secara laboratoris untuk memastikan bahwa darah donor tersebut tidak mengandung agen penyebab infeksi

Crossmatch (uji silang): mayor dan minorTujuan:• Memastikan kompatibilitas ABO antara

darah donor dengan resipien• Mendeteksi adanya reaksi antara antibodi

dalam plasma pasien dengan antigen pada darah donor yang tidak terdeteksi dalam skrining/typing (antigen irreguler)

Crossmatch dilakukan melalui beberapa fase:1.Immediate spin2.Antiglobulin (tes Coomb)Bila skrining antibodi belum lengkap dilakukan

atau bila dalam serum terdapat antibodi yang bermakna secara klinisseluruh fase dilakukan

Bila sebelumnya telah dilakukan skrining antibodi dan tidak ditemukan antibodifase antiglobulin tidak dilakukan (immediate spin saja untuk memastikan kompatibilitas ABO)

Major Crossmatch: uji antara serum resipien dengan sel-sel darah donor

Minor crossmatch: uji sel darah merah resipien dengan serum donor

Gol darah ABO dan Rhesus resipien dengan donor harus sama

COMPATIBILITY TEST/CROSSMATCH

Donor’s ery + patient’s serum

(major cross match)

donor’s serum + patient’s ery (minor cross match)

+ mix & stir look at the result. result (-) keep in 37o C for 60 minutes

Agglutination (+)

Incompatible

(SERUM)

+(AHG) Rinse the cells 4x, than + 2 drops of AHG, mix &

stir at 1000 g for 20 seconds; look at the result.

(+) Agglutination Incompatible

+ +

(AHG which has been neutralized by serumresidue)

(AHG) +

Result (+) so the (-) result on AHG additional can be trusted.

The cell that has been coated by IgG, added with 1 drop.And than stir at 1000 g for 20 seconds.

Result (-) so the (-) result on AHGadditional can’t be trusted.

- Crossmatch yang kompatibel tidak menjamin bebas reaksi transfusi

- Sebagian besar mengurangi kemungkinan terjadinya reaksi transfusi akut akibat antibodi ABO dan mencegah reaksi yang disebabkan antibodi non-ABO terhadap eritrosit resipien

- Crossmatch tidak mencegah terjadinya delayed hemolytic transfusion reaction.

Pemeriksaan Laboratorium pada Reaksi Transfusi

1. Reaksi Transfusi:- Reaksi Transfusi Hemolitik- Reaksi Transfusi Non hemolitik2. Transimisi Infeksi3. dll: Hipokalsemia dan toksisitas sitrat

Reaksi Transfusi Hemolitik• Terjadi lisis eritrosit donor oleh antibodi dalam

plasma resipien• Etio: - Inkompatibilitas ABO atau Rh

- Penanganan unit darah yang tdk baik - Tercampur cairan infus - Kontaminasi oleh agen infeksi

Lab: Ulang uji kompatibilitas ABO dan Rh terhadap darah donor dan resipien

Reaksi transfusi hemolitik lambat:• Reaksi antibodi dg antigen minor/irreguler

eritrosit donor • Harus dicurigai bil :

- Tjd ↓ Hb yang tidak dapat dijelaskan- ikterik, gagal ginjal dan perub. Biokimiawi- Tes antiglobulin langsung (direct antiglobulin test) (+) atau ditemukan alloantibodi pada sampel darah resipien

Reaksi Transfusi Non Hemolitik• Tidak menyebabkan kerusakan eritrosit• Reaksi Antibodi plasma resipien dengan

antigen yg berasal dari komposisi darah donor (leukosit/plasma protein)

• Sering pada pasien dengan multiple transfusion

• Manifestasi: urtikaria, reaksi febris, serum sickness, oedem paru dan anafilaksis

Transmisi Infeksi• HIV, Hep. B&C, malaria, sifilis, CMV• Lab: uji saring terhadap infeksi

Hipokalsemia dan toksisitas sitrat- Lab: Kalsium <0,8 mmol/L

Alkalosis: pH >7,45, bikarbonat plasma meningkat

Trombositopenia• Sering terjadi pada transfusi tukar• Menggunakan darah simpan• Lab:↓ jumlah trombosit (50-70%) dari

sebelumnya → kegagalan hemostasis dan DIC

Takhayul-takhayul Ilmiah

• Setetes darah Anda menyelamatkan nyawa

• Perdarahan hilang darah, ganti darah

• Hb pre-op harus 10 g/dl

Contoh DarahContoh Darah• Dalam spuitDalam spuit• Minimal 2 ml/ kantong darahMinimal 2 ml/ kantong darah• Identitas pasien (lengkap) ditempel Identitas pasien (lengkap) ditempel

pada spuit tsbpada spuit tsb• Berlaku 24 jam Berlaku 24 jam setelah 24 jam setelah 24 jam

harus dikirim contoh darah yg baru.harus dikirim contoh darah yg baru.

Formulir Permintaan DarahFormulir Permintaan Darah Diisi lengkapDiisi lengkap Ditanda-tangani Ditanda-tangani

oleh dokter yang oleh dokter yang merawat pasien merawat pasien berkekuatan berkekuatan hukumhukum

LABORATORY EXAMINATION ON DIFFICULTY WHILE / AFTERTRANSFUSION AND THE MEASURE TO HANDLE IT

1. LABLE & ETIQUTTE Comparison yes/not be

mistaken ?

2. SAMPLE :

- After transfusion of patient’s blood

- Before transfusion of patient’s erythrocyte & serum

- Blood residue in bottle

- First 24 hours urine after the reaction of transfusion

2. SEROLOGIC TEST :

- Blood grouping test again (ABO & Rh)

- Patient’s blood grouping test before and after (ABO & Rh)

- Compatibility test of donor’s erythrocyte & patient’s serum

before and after transfusion

3. BIOCHEMISTRY TEST :

- After transfusion serum : • free Hb

• Bilirubine

- After transfusion urine : • Free Hb

• Bilirubine

4. BACTERIOLOGIC TEST :

- Donor’s blood bottle

- Blood residue bacteriologic test

Sekian dan terima kasih