Post on 10-Nov-2020
TRADISI NGEJALANG KUBOKH DI MAKAM GAJAH MADA
PADA MASYARAKAT KERBANG LANGGAR
KECAMATAN PESISIR UTARA
KABUPATEN PESISIR BARAT
(Skripsi)
Oleh :
GHINA TSURAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2020
ABSTRAK
TRADISI NGEJALANG KUBOKH DI MAKAM GAJAH MADA
PADA MASYARAKAT KERBANG LANGGAR
KECAMATAN PESISIR UTARA
KABUPATEN PESISIR BARAT
Oleh :
Ghina Tsuraya
Sejarah memegang peranan penting dalam memperkenalkan kebudayaan sebuah
bangsa kepada generasi penerus bangsa. Setelah peristiwa perang bubad, Patih
Gajah Mada mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Patih Amangku Bumi
karena usia lanjut. Raja Hayam Wuruk pun menghadiahkan dengan tanah sima
atau yang disebut dengan Dharma Kasogatan Madakaripura. Dari pernyataan
pararaton sehabis perang bubat, bahwa Gajah Mada amukti palapa yang berarti:
bebas tugas. Tahun 1364 M Gajah Mada meninggal dunia tidak ketahuan di mana
badannya tersimpan dalam pangkuan bumi. Dialah orang-orang besar Indonesia,
yang tidak diketahui secara pasti tempat lahir dan tempat matinya.
Makam Gajah Mada sebenarnya masih menjadi misteri, salah satu dari lokasi
perkiraan makam tersebut ada di pekon Kerbang Langgar, oleh karna itu
masyarakat pekon Kerbang Langgar mengadakan tradisi Ngejalang Kubokh pada
makam ini karena dipercaya sakral dan dapat membawa berkah. Tujuan dalam
skripsi ini adalah perilaku Ngejalang Kubokhdi makam Gajah Mada pada
masyarakat kerbang langgar kecamatan pesisir utara kabupaten pesisir barat.
Ngejalang Kubokhatau ziarah kubur merupakan suatu tradisi masyarakat
Lampung, khususnya masyarakat pekon Kerbang Langgar, yang dilakukan dalam
dua waktu, yaitu setelah Sholat Idul Fitri secara massal, setelah bulan Ramadhan,
dan hari lain, di luar bulan Ramadhan secara pribadi.
Metode penelitian menggunakan metode deskriptif, dengan teknik pengumpulan
data, quissioner atau wawancara.
Hasil yang didapat,perilakutradisi Ngejalang Kubokhdi makam Gajah Mada
Pekon Kerbang Langgar dimulai dengan musyawarah, menyiapkan hidangan
khusus, mempersiapkan perlengkapan, pelaksanaanya dimulai dengan pembukaan
oleh kepala pekon ataupun juru kuncen makam, kmudian talibun, kuncen
menyalakan kemenyan dan mulai mendoakan makanan dengan doa keselamatan,
kemudian membaca ayat pendek seperti alfatihah, an-nas dan zikir. Sedangkan
perilaku tradisi Ngejalang Kubokhsecara pribadi, hanya dilakukan oleh orang
yang berkepentingan dan kuncen makam tidak menggunakan acara talibun.
Kata Kunci : Makam Gajah Mada, Tradisi Ngejalang Kubokh, Perilaku
TRADISI NGEJALANG KUBOKH DI MAKAM GAJAH MADA
PADA MASYARAKAT KERBANG LANGGAR
KECAMATAN PESISIR UTARA
KABUPATEN PESISIR BARAT
Oleh :
GHINA TSURAYA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Sejarah
Jurusan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2020
Judul Skripsi : Tradisi Ngejalang Kubokh Makam Gajah
MadaPada Masyarakat Kerbang Langgar
KecamatanPesisir Utara Kabupaten
Pesisir Barat.
Nama Mahasiswa :Ghina Tsuraya
NPM :1313033036
Jurusan :Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Program Studi :Pendidikan Sejarah
Fakultas :Keguruan dan Ilmu Pendidikan
1. MENYETUJUI
Komisi Pembimbing I
Pembimbing I PembimbingII
Henry Susanto. SS., M.Hum Yustina Sri Ekwandari. S.Pd.,M.Hum
NIP. 19700727 199512 1001 NIP. 19700913 200812 2002
2. MENGETAHUI II
Ketua Jurusan Pendidikan Ketua Program Studi
Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Sejarah
Drs. Tedi Rusman. M.Si, Henry Susanto. SS. M.Hum
NIP.19600826 198603 1001 NIP. 19700727 199512 1001
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Henry Susanto, S.S., M.Hum.................................
Sekretaris :Yustina Sri Ekwandari. S.Pd., M.Hum.................
Penguji
Bukan Pembimbing :Drs. Maskun. M.H. ...........................................
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Prof. Dr. Patuan Raja . M.Pd.
NIP. 19620804 198905 1001.
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 13 Februari 2020
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini adalah :
1. Nama : Ghina Tsuraya
2. NPM : 1313033036
3. Program Studi : Pendidikan Sejarah
4. Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
5. Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
6. Alamat : Jln. T. Cikditiro Perum Wisma Mas Blok.S.12A.
: No.8. Sumber Rejo Kemiling Bandar Lampung
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan
Sepanjang Pengetahuan saya karya dan pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacukan dalam naskah ini
disebut dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, Februari2020
GHINA TSURAYA.
NPM. 1313033036
RIWAYAT HIDUP
Penulis Ghina Tsuraya dilahirkan di Bandar
Lampung Pada Tanggal 12 Mei 1995, Anak ke
dua (2) Dari Pasangan Bapak Yani Santoso,S.E.
Dan Ibu Neneng Arta Rochmawati. S.E.
Pendidikan Penulis :
1. Taman Kanak-kanak di TK Kartini selesai tahun 2001
2. Sekolah Dasar Negeri 2 Palapa Bandar Lampung selesai Tahun 2007.
3. Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Bandar Lampung, Selesai Tahun
2010
4. Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Bandar Lampung Selesai Tahun 2013
5. Universitas Lampung
Penulis diterima sebagai Mahasiswa Universitas Lampung Pada Fakultas
Keguruan dan Ilmu pendidikan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Program Studi Pendidikan Sejarah Melalui Jalur SNMPTN pada tahun 2013.
Pada Semester VI (enam) penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL).
Kemudian Penulis Melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Tekad
Kecamatan Pulau Panggung Kabupaten Lampung Selatan dan Melaksanakan
Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP.N I. Kecamatan Pulau Panggung
Kabupaten Lampung Selatan.
Selama menjadi Mahasiswa penulis juga aktif dalam berbagai bidang kegiatan
Kampus baik intra maupun ekstra kurikuler dan Ikut dalam kegiatan Forum
Komunikasi Mahasiswa Pendidikan Sejarah (FOKMA) sebagai anggota.
MOTTO.
1. PAKUSA (Paksa Usaha Sampai) (Ghina Tsuraya)
2. Jika orang lain bisa melakukannya, maka
kamu juga bisa melakukannya (Drs. Maskun, M.H.)
Persembahan :
Skripsi ini kupersembahkan Kepada :
Kedua Orang Tua ku tercinta:
1. Papa Yani Santoso S.E.
2. Mama Neneng Arta Rochmawati S.E.
Terimakasih telah membesarkanku…
Love you…
SANWACANA
Puji syukur alhamdullilah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul“TradisiNgejalang Kubokh Di Makam Gajah Mada Pada
Masyarakat Kerbang Langgar Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Pesisir
Barat”pada Program studi Pendidikan Sejarah Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Penulis menyadari akan keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki, sehingga
mendapat banyak petunjuk dan bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak,
maka dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Sunyono. MS. Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Hi. Supriadi. M.Pd Wakil Dekan Bidang Keuangan dan
Kepegawaian Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.
4. Ibu Dr. Rini Asnawati. M.Pd. Wakil Dekan Bidang Kesiswaan dan
Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
5. Bapak Drs. Tedi Rusman, M.Si, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung
6. Bapak Henry Susanto SS., M.Hum.,. Ketua Program Studi Pendidikan
Sejarah Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung,sekaligus
pembimbing I (satu) yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
membimbing, memberi kritik, saran, nasehat, mendengarkan keluh kesah
penulis, serta mengajarkan ilmu dan banyak hal terutama kesabaran yang
sangat berharga kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Ibu Yustina Sri Ekwandari. S.Pd.,M.Hum.,Dosen Program Studi
Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila, sekaligus dosen
Pembimbing II (dua) yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan
bimbingan, kritik, saran, dan nasehat kepada penulis dalam proses kuliah
dan proses penyelesaian skripsi.
8. Bapak Drs. Maskun, MH. Sebagai Pembahas dan Penguji dalam
penyelesaian dan penyusunan skripsi ini, yang bersedia dan banyak
memberikan masukan, pengetahuan dan pemahaman kepada penulis,
penulis ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya.
9. Bapak dan ibu dosen Pendidikan Sejarah FKIP Unila yang telah
membimbing penulis di Program Studi Pendidikan Sejarah. Terimakasih
atas bimbingan bapak-bapak dan ibu-ibu pada ananda, harapan ananda
Insha Allah akan ada manfaatnya, dan Allah juga yang akan membalasnya.
10. Almamater Unila tercinta
11. Bapak Muhammad IndraPeratin (Kepala Pekon) Kerbang Langgar dan
Ibuk Sri Hartati Sekretaris Pekon Kerbang Langgar dan seluruh
perangkat Pekon Kerbang Langgar yang telah berkenan memberikan izin
penelitian di Pekon Kerbang Langgar dan memberikan informasi
mengenai data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
12. Para informan yang telah bersedia meluangkan waktu, untuk diwawancarai
oleh penulis terkait penelitian ini.
13. Kakakku tersayang Indra Wahyu Utama, terimakasih semangatnya.
14. Teman-temanku : Merry Kartika E.JF, Atikah Rahmawati, Kak Koko
Wicaksono, Yoga Syahputra Al Mallarangi, Rita Angelina, Diah Pitaloka,
Gaby, Hansel, Kumbang, Soreng, Amatheisas, Sirendasam, White
Phoenix, Komunitas Indigo. Terima kasih atas semangatnya, dan
masukannya selama ini untukpenulis.
Harapan dan do’a, Apapun yang bapak-bapak dan ibu-ibu berikan, bantukan itu
akan merupakan amal ibadah dan akan mendapat imbalan dari Allah Yang Maha
kuasa.
Akhirnya, peneneliti ucapkan terimakasih, sekecil apapun diharapkan tulisan ini
akan ada manfaatnya.
Amin.
Bandar Lampung, Maret2020
Penulis
GHINA TSURAYA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
1.2.Analisis Masalah ............................................................................ 7
1.2.1. Identifikasi Masalah ..................................................... 7
1.2.2. Pembatasan Masalah .................................................... 7
1.2.3. Rumusan Masalah ........................................................ 8
1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................... 8
1.4.Kegunaan Penelitian....................................................................... 8
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 9
II TINJUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA
2.1. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 11
2.1.1. Konsep Tradisi ....................................................................... 11
2.1.2. Konsep Perilaku ..................................................................... 11
2.1.3. Cara Terbentuknya Perilaku ................................................... 13
2.1.4. Konsep Ngejalang Kubokh ................................................... 14
2.1.5. Tata Cara Ngejalang Kubokh (Ziarah Kubur) ........................ 14
2.1.6. Konsep Budaya ..................................................................... 19
2.1.7. Konsep Masyarakat ................................................................ 21
2.1.8. Konsep Patih Gajah Mada ...................................................... 23
2.1.9. Akhir Hidup Gajah Mada ....................................................... 25
2.1.10. Konsep Makam ...................................................................... 27
2.1.11. Konsep Makam Gajah Mada .................................................. 27
2.2. Kerangka Pikir .................................................................................... 28
2.3. Paradigma ............................................................................................ 29
III METODE PENELITIAN
3.1. Metode yang Digunakan .................................................................... 32
3.2. Variable Penelitian ............................................................................. 33
3.3. Lokasi Penelitian ................................................................................ 33
3.4. Sumber Data ....................................................................................... 34
3.5. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 35
3.5.1. Teknik Wawancara......................................................... 35
3.5.2. Data Informan ................................................................ 36
3.5.3. Teknik Observasi ........................................................... 37
3.5.4. Teknik Dokumentasi ...................................................... 38
3.5.5. Teknik Kepustakaan ....................................................... 39
3.6. Teknik Analisi Data ........................................................................... 39
3.6.1. Analisis Data ............................................................................ 39
3.6.2. Reduksi Data ............................................................................ 40
3.7. Penyajian Data (Display) ................................................................... 40
3.8. Penarikan Kesimpulan ....................................................................... 41
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ............................................................................................... 43
4.1.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian ........................... 43
4.1.1.1.Deskripsi Kabupaten Pesisir Barat ............................... 43
4.1.1.2.Deskripsi Kecamatan Pesisir Utara .............................. 45
4.1.1.3.Deskripsi Pekon Kerbang Langgar .............................. 46
4.1.1.4.Kondisi Geografis Pekon Kerbang Langgar
Kecamatan Pesisir Utara............................................... 50
4.1.1.5.Keadaan Penduduk Pekon Kerbang Langgar Kecamatan
Pesisir Utara ................................................................. 51
4.1.1.6.Keadaan Penduduk Pekon Kerbang Langgar Berdasarkan
Agama .......................................................................... 52
4.1.1.7.Keadaan Penduduk Pekon Kerbang Langgar Berdasarkan
Mata Pencaharian ......................................................... 53
4.1.1.8.Keadaan Penduduk Pekon Kerbang Langgar Berdasarkan
Pendidikan .................................................................... 53
4.1.1.9.Keadaan Sarana Peribadatan Pekon Kerbang Langgar 54
4.1.1.10. Perasarana Pendidikan di Pekon Kerbang Langgar ... 55
4.1.1.11. Perasarana Kesehatan ................................................. 55
4.1.1.12. Deskripsi Hasil Penelitian ......................................... 56
4.1.1.13. Kegiatan Khusus Sebelum Melaksanakan Tradisi
Ngejalang Kubokhdi Makam Gajah Mada di Pekon
Kerbang Langgar ........................................................ 56
4.1.1.14. Pembagian Tugas ...................................................... 57
4.1.1.15. Persiapan Tradisi Ngejalang Kubokh ........................ 66
4.1.1.16. Makam Gajah Mada dianggap sacral ......................... 78
4.1.1.17. Pentingnya Perilaku Ngejalang Kubokh ................... 80
4.1.1.18. Sejarah Ngejalang Kubokh di Makam Gajah Mada
Pada Masyarakat Pekon Kerbang Langgar ................ 81
4.1.1.19. Mitos Dalam Tradisi Ngejalang Kubokh ................... 83
4.1.1.20. Ngejalang Kubokh Sebagai Akulturasi Budaya ......... 85
4.2. Pembahasan .................................................................................. 86
4.2.1. Pemilihan Waktu dan Tempat Pelaksanaan ................... 86
4.2.2. Kegiatan Khusus Sebelum Melaksanakan Tradisi Ngejalang
Kubokh ......................................................................... 86
4.2.3. Pembagian Tugas Sebelum Melaksanakan Tradisi Ngejalang
Kubokh .......................................................................... 87
4.2.4. Pelaksanaan Perilaku Tradisi Ngejalang Kubokh........... 88
4.2.5. Pentingnya Perilaku Tradisi Ngejalang Kubokh ............ 91
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan .................................................................................. 93
5.2. Saran .............................................................................................. 94
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Daftar Nama Kepala Pekon Kerbang Langgar .................................. 47
Tabel 2. Daftar Nama Pemangku ..................................................................... 49
Tabel 3. Keadaan Penduduk Pekon Kerbang Langgar Menurut Suku............. 50
Tabel 4. Luas Wilayah Pekon Kerbang Langgar
Kecamatan Pesisir Utara ...................................................................... 51
Tabel 5. Keadan Penduduk Pekon Kerbang Langgar
Menurut Jenis Kelamin ........................................................................ 51
Tabel 6.Jumlah Kepala Keluarga Pekon Kerbang Langgar ............................ 52
Tabel 7. Masyarakat Pekon Kerbang Langgar Berdasarkan Agama ............... 52
Tabel 8 Keadaan Penduduk Pekon Kerbang Langgar
Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Pesisir Barat
Berdasarkan Mata Pencaharian ............................................................ 53
Tabel 9.Keadaan Penduduk Pekon Kerbang Langgar
Berdasarkan pendidikan ..................................................................... 53
Tabel 10. Hasil Wawancara perlengkapan, syarat Ngejalang Kubokh ............ 58
Tabel 11. Hasil Wawancara makna hidangan Ngejalang Kubokh ................... 67
Tabel 12.Daftar Hidangan Pada Acara Ngejalang Kubokh ............................. 68
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Nama-nama Responden
2. Pedoman Wawancara Kepaada Responden
3. Foto-foto Dokumentasi Penelitian
4. Surat Izin Penelitian
5. Surat KeteranganPelaksanaan Penelitian di Pekon Kerbang Langgar
6. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di Dinas Pariwisata Pesisir Barat
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sejarah memegang peranan penting dalam memperkenalkan kebudayaan sebuah
bangsa kepada generasi penerus bangsa. Hal ini dikarenakan dengan mempelajari
sejarah kita dapat mengetahui apa saja pegninggalan kebudayaan pada masa
lampau. Sejarah di Indonesia, dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu
berdasarkan tema, periodesasi waktu, dan ruang. Berdasarkan periodesasi waktu,
sejarah Indonesia diklasifikasikan menjadi zaman prasejarah, zaman pengaruh
Hindu-Budha, zaman pengaruh Islam, zaman kekuasaan Belanda, zaman
pergerakan nasional, zaman pendudukan Jepang, zaman kemerdekaan, zaman
revolusi fisik, Orde Lama, Orde Baru, dan Orde Reformasi. Sejarah adalah sebuah
narasi tentang apa yang telah dilakukan orang-orang masa lalu, sejarah menjadi
sumber keterangan tentang seluruh kebudayaan suatu bangsa (Horton, 2016:2).
Indonesia pada zaman pengaruh Hindu-Budha, ditandai dengan berdirinya
kerajaan-kerajaan, misalnya: Kerajaan Kutai, Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan
Sriwijaya, Kerajaan Mataram, Kerajaan Kediri, Kerajaan Singasari, dan Kerajaan
Majapahit. Dari semua kerajaan bercorak Hindu-Budha Kerajaan Majapahit
berhasil memperluas wilayahnya sampai keluar Pulau Jawa. Kerajaan Majapahit
2
awalnya pada tahun 1293, hanya merupakan desa di sebelah Timur sungai
Brantas,
yang dibangun dengan pembukaan Hutan Tarik. Kerajaan Majapahit terletak di
Sungai Brantas di sebelah tenggara Kota Mojokerto, di daerah Tarik, sebuah kota
kecil di persimpangan Kali Mas dan Kali Porong, kerajaan ini pertama kali
dibangun oleh Raden Wijaya. Di dalam buku Gajah Mada Pahlawan Persatuan
Nusantara kangan Muhammad Yamin halaman 37, Sistem pemerintahan Kerajaan
Majapahit terbagi atas bawahan, tengahan dan bagian atasan. Bagian bawahan
dijalankan oleh susunan persekutuan adat di seluruh nusantara seperti desa, di
Pulau Jawa. Bagian tengahan dilaksanakan oleh bupati dan patih, baik di darat
atau di pesisir. Di puncak pemerintahan duduk di atas singgasana seorang Prabu,
yang menjunjung kedaulatan Negara dan rakyat, dan beristana dalam keraton di
Majapahit. Zaman Gajah Mada mengenai kepala Negara: 1. Kertarajasa (1294-
1309), 2. Jayanegara (1309-1328), 3. Sri Tribuana (1328-1350), 4. Hayam Wuruk
(1350-1387).
Kerajaan Majapahit dapat memperluas wilayahnya sampai keluar Pulau Jawa,
dikarenakan jasa dari Patih Gadjah Mada yang sangat setia. Gajah Mada adalah
patih yang memiliki mimpi besar untuk membawa Majapahit di garis depan.
Gajah Mada diangkat menjadi patih di Kahuripan selama dua tahun, Gajah Mada
adalah sosok mahapatih yang memiliki jiwa pemimpin dan sangat berpengaruh
dalam memperluas Kerajaan Majapahit.
“Gajah Mada mengemban jabatan sebagai Patih Amangkubumiselama 21
tahun. Selama itulah, ia melaksanakan sumpah palapa yang pernah
diucapkannya melalui program-program politiknya. Sebagaimana yang
telah disebut dalam Sumpah Palapa bahwa ia akan menundukkan kerajaan-
kerajaan di luar wilayah Majapahit, seperti Gurun (Lombok), Seran
(Seram), Tanjung Pura (Kalimantan), Haru (Sumatera Utara), Pahang
3
(Malaya), Dompo, Bali, Sunda, Palembang, dan Tumasik (Singapura)”
(Teguh Panji,2015:151).
Akan tetapi pada kenyataanya Gajah Mada berhasil menundukkan lebih banyak
lagi kerajaan-kerajaan di luar wilayah Majapahit daripada yang disebut di dalam
Sumpah Palapanya. Sumpah palapa, bermaksud bahwa Gajah Mada berpantang
bersenang-senang memikirkan diri sendiri, dan akan berpuasa selama cita-cita
Negara belum sampai, dimuka para menteri dan di tengah-tengah paseban, Gadjah
Mada mengucapkan janji. “Saya baru akan berhenti berpuasa makan palapa,
jikalau seluruh Nusantara bertakluk di bawah kekuasaan Negara, jikalau Gurun,
Seram, Tanjung Pura, Haru, Pubang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, dan
Tumasik sudah dikalahkan,Gajah Mada pun berhasil menaklukan Pulau Sumatera,
dalam buku Kitab Sejarah Terlengkap Majapahit, karangan Teguh Panji halaman
157 disebutkan bahwa, Daerah di Pulau Sumatera yang pernah ditaklukkan oleh
Gajah Mada yaitu: Sumatera (bekas ibukota Kerajaan Sriwijaya), Muara Tebu
(Jambi), Keritang, Dhamasraya, Rokan Hilir, Rokan Hulu, Panai (Kerajaan
Budhis Melayu Panai), Kampah, Siak, Lampung, Barus (sekarang Kecamatan
Pancur di Aceh Besar), Samudra (Kerajaan Aceh Samudera), Lamuri, Pulau
Bitan, Padang Lawas (sekarang Kabupaten di Sumatera Utara), Peureulak
(Kerajaan Aceh Perlak), Aceh Tamihang, Mandailing, Pulai Kampai, Haru/Aru.
“Ekspedisi ke Sumatera mungkin sekali dipimpin oleh Gajah Mada
sendiri, karena ada beberapa nama tempat di Sumatera Utara yang
mengingatkan serbuan Pasai oleh tentara Majapahit di bawah pimpinan
Gajah Mada, dan dongengnya memang ditafsirkan demikian oleh rakyat
setempat. Misalnya, sebuah bukit di dekat Kota Langsa bernama Manjak
Pahit: Majapahit. (Slamet Muljana.2006:159)”.
Dari penjelasan di atas kita dapat memahami bahwa Gajah Mada adalah sosok
penting yang memiliki sifat pantang menyerah untuk memperluas wilayah
4
Kerajaan Majapahit. Tetapi selain keberhasilan Gajah Mada tidak semua tindakan
Gajah Mada berhasil. Tahun 1357 Raja Hayam Wuruk bermaksud mengambil
Putri Sunda Diah Pitaloka sebagai permaisuri. Raja Sunda, datang ke Majapahit
untuk menghadap Raja Hayam Wuruk, tetapi tidak semerta-merta membawa
putrinya, sedangkan Patih Gajah Madamenginginkan agar putrinya dibawa
langsung ke Majapahit untuk dihadiahkan kepada Raja Hayam Wuruk, sedangkan
Raja Sunda tidak setuju dengan keinginan Patih Gajah Mada tersebut karena
Kerajaan Sunda memiliki adat sendiri dalam kaitannya dengan perkawinan putri
raja, maka terjadilah perang bubat, dan memakan korban Raja Sunda dan putrinya
Diah Pitaloka.
Setelah peristiwa perang bubad, Patih Gajah Mada mengundurkan diri dari
jabatannya sebagai Patih Amangkubhumi karena usia lanjut. Raja Hayam Wuruk
pun menghadiahkan dengan tanah sima atau yang disebut dengan
DharmaKasogatan Madakaripura. Dari pernyataan pararatonsehabis perang
bubat, bahwa Gajah Madaamukti palapayang berarti: bebas tugas. Dalam buku
Muhammad Yamin halaman 16 dinyatakan bahwa, tahun 1364 MGajah Mada
meninggal dunia tidak ketahuan di mana badannya tersimpan dalam pangkuan
bumi. Dialah orang-orang besar Indonesia, yang tidak diketahui secara pasti
tempat lahir dan tempat matinya.
“Sampai sekarang masih dipertanyakan mengapa pararaton tidak
menyediakan uraian tentang Gajah Mada yang berhasil mengagungkan
Majapahit, sebenarnya judul Pararatonatawa Katuturania Ken Angrokitu
sendiri telah memberikan jawabannya. Judul itu sendiri telah menyatakan
bahwa pararatonberwatak ratu-sentris. Sumber sejarah itu mengutamakan
sejarah para raja Tumapel dan Majapahit, keturunan Ken Arok. Gajah
Mada bukan seorang raja keturunan Rajasa Sang Amurwhabumi, jadi tidak
perlu diuraikan panjang lebar. Meskipun demikian parartoncukup banyak
menyediakan tempat untuk menguraikan jasa-jasa Gajah Mada. Tentang
desa tempat kelahirannya dan tempat makam candinya memang tidak
5
perlu diberitakan. Gajah Mada adalah keturunan orang kebanyakan yang
berkat jasa-jasanya mencapai jabatan patih amangkhubumiseperti patih-
patih amangkhubumi lainnya. Tidak ada diantara mereka yang diberitakan
di mana tempat kelahirannya dan di mana letak candi makamnya dan
bagaimana wujud arcannya. Dalam hal ini Gadjah Mada tidak merupakan
kekecualian” (Slamet Muljana.1983:204).
Dari uraian di atas, makam Gajah Mada tidak diketahui lokasi pemakamannya
berada dimana. Tetapi di Desa KerbangLanggar Kecamatan Pesisir Utara
Kabupaten Pesisir Barat, ada makam yang diyakini oleh masyarakat sekitar
sebagai Makam Gajah Mada, awalnya makam ini hanya berupa gundukan tanah
merah yang berbentuk kerucut, tetapi pada tahun 2010 barulah makam tersebut di
pugar.
Dalam buku panduan wisata pesisir barat, Makam Gajah Mada terletak di Pekon
Kerbang Langgar, Kecamatan Pesisir Utara, Kabupaten Pesisir Barat, tepat di tepi
jalan Krui-Bengkulu. Situs ini bisa ditempuh dengan waktu 2,5 jam dari Liwa,
Lampung Barat dengan jarak tempuh kurang lebih 60 km. Jika melalui Krui,
Makam Gajah Mada dapat ditempuh dalam waktu 1 jam atau lebih dengan jarak
atau dengan jarak tempuh kurang lebih 25 km. Seperti yang telah diajarkan dalam
ilmu sejarah nasional, Gajah Mada adalah mahapatih yang paling termahsyur dari
Kerajaan Majapahit di Trowulan, Jawa Timur. Mahapatih ini terkenal dengan
Sumpah Palapadan kepiawaiannya memimpin pasukan untuk mengarungi
samudera di seantero nusantara, bahkan hingga Madagascar. Sebenarnya
keberadaan dan asal-usul Gajah Mada, termasuk di mana dia dimakamkan masih
menjadi misteri. Salah satu dari lokasi perkiraan makam tersebut ada di situs
Kerbanglanggar.
6
Walaupun ada beberapa perdebatan, keyakinan itu diperkuat dengan adanya
pusara makam serta peninggalan berupa keris, mahkota, pedang, tombak, ikat
pinggang, ikat kepala, dan peninggalan lainnya.
Menurut Bapak Shaunansebagai juru kunci makam berumur 67 tahun, Gajah Mad
menemui sahabatnya Adityawarman sebagai raja Pagaruyung, melalui selat
Bangka masuk ke sungai musi, melewati sungai komering, kemudianGajah Mada
Membuka hutan dan menetap di suatu daerah yang kemudian ia namakan Kerbang
Langgar. (Hasil Wawancra dengan Bapak Shaunan 67 Tahun, Pada 14 Agustus
2018).
Gajah Mada menamakan Desa yang ditempatinya dengan nama Kerbanglanggar
yang memiliki arti Gerbang Besar dan meninggal di sini bersama isteri, anaknya
Raja Ganduman, dan Putri Muli. Cerita inilah yang dipercayai warga sekitar,
sehingga masyarakat ada yang mempercayai bahwa makam tersebut merupakan
Makam Gajah Mada, ditambah dengan adanya peninggalan seperti kopiah, baju
perang, dan keris, hanya saja pada tahun 1927 Desa terkena tsunami, sehingga
baju dan kerisnya pun ikut hanyut tersisa kopiah yang bercorak wayang.
Sejak dikenal dan diketahui oleh masyarakat sekitarnya bahkan masyarakat
umum, bahwa di Pekon Kerbang Langgar terdapat Makam Gajah Mada. Karena
warga Pekon Kerbang Langgar mempercayai makam ini adalah tempat sakral
yang bisa memberikan berkat maka banyak masyarakat melakukan “Ngejalang
Kubokh” atau “Ziarah Kubur” pada makam ini, perilaku Ngejalang Kubur di
pekon ini sedikit berbeda dari pekon lain, yaitu pada waktu pelaksanaan dan
tambahan pembacaan doa. Dari penjelasan diatas, maka perilaku Ngejalang
7
Kubokhini lah yang akan penulis teliti, karena perilaku Ngejalang mempunyai tata
cara, urutan dan persyaratan serta tujuan-tujuan tersendiri.
1.2. Analasis Masalah
1.2.1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah dalam penelitian ini dapat
diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Persepsi Masyarakat Kerbang Langgar tentang keberadaan Makam Gajah
Mada di Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Pesisir Barat.
2. Fungsi Makam Gajah Mada di Desa Kerbanglanggar Kecamatan Pesisir
Utara Kabupaten Pesisir Barat.
3. Pelaksanaan Ngejalang Kubokhdi Makam Gajah Mada Pada Masyarakat
Kerbang Langgar Pesisir Utara Pesisir Barat.
4. Perilaku Ngejalang Kubokhdi Makam Gajah MadaPada Masyarakat
Kerbang Langgar Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Pesisir Barat.
1.2.2. Pembatasan Masalah
Agar masalah dalam penelitian ini tidak terlalu luas, maka penulis membatasi
masalah pada penulisan ini pada nomor 4 yaitu “Perilaku Ngejalang Kubokh
Makam Gajah MadaPada Masyarakat Pekon Kerbang Langgar Kecamatan Pesisir
Utara Kabupaten Pesisir Barat.
8
1.2.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “ Bagaimanakah Perilaku Ngejalang Kubokh Makam Gajah
MadaPada Masyarakat Kerbang Langgar Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten
Pesisir Barat?”
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui Perilaku Ngejalang KubokhMakam Gajah
MadaPada Masyarakat Kerbang Langgar Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten
Pesisir Barat.
1.4. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penulisan, maka penelitian ini berguna
untuk :
1. Memberikan informasi dan sumbangan perilaku dan pikiranmasyarakat
tentang Ngejalang KubokhMakam Gajah Mada di Desa Kerbanglanggar
Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Pesisir Barat.
2. Menambah pengetahuan penulis tentang tempat makam keramat sebagai
salah satu unsur budaya yang mengandung nilai bersejarah.
3. Sebagai sumbangan pustaka yang dapat dimanfaatkan bagi mahasiswa
Universitas Lampung sebagai informasi.
9
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
1. Subjek Penelitian : Masyarakat Desa Kerbanglanggar Kecamatan
Pesisir Utara Kabupaten Pesisir Barat.
2. Objek Penelitian :Perilaku Masyarakat tentang Ngejalang Kubokh
Makam Gajah Madadi Pekon Kerbang
langgar Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten
Pesisir Barat.
3. Tempat Penelitian : Pekon Kerbanglanggar Kecamatan Pesisir
Utara Kabupaten Pesisir Barat.
4. Waktu : 2018
5. Disiplin Ilmu : Antropologi Budaya Kognitif.
10
REFERENSI
Webster Hutton. 2016. Sejarah Dunia Lengkap. Penerbit, Indo Lestari: Jakarta.
Halaman 2.
Yamin Muhammad. 1993. Gajah Mada Pahlawan Persatuan Nusantara.
Balai Pustaka: Jakarta. Halaman 37
Panji, Teguh. 2015.Kitab Sejarah TerlengkapMajapahit. Soko Buku:
Yogyakarta. Halaman 151.
Ibid, hlm. 157
Mulyana, Slamet.2006. Tafsir Sejarah Negara Kretagama. Lkis: Jakarta
Halaman 159.
Opcit, Yamin Muhammad hlm. 16.
Opcit, Mulyana Slamet hlm 204.
Team Penulis Naskah Pengembangan Media Kebudayaan Pesisir Barat, 2016,
Panduan Wisata Pesisir Barat, Dinas Pariwisata Pesisir Barat, Pesisir
Barat. Halaman 12.
Hasil Wawancara dengan Bapak Shaunan,Pada tanggal 14 Agustus 2018
11
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN
PARADIGMA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1. Konsep Tradisi
Setiap daerah yang dihuni oleh masyarakat akan menghasilkan sebuah tradisi
unik, dan memiliki nilai baik jika tradisi itu dilaksanakan. Maka dari itu tradisi
juga merupakan suatu wadah untuk menanamkan nilai-nilai baik kepada generasi
penerusnya. Tradisi menurut kamus Bahasa Indonesia adalah kebiasaan yang
dilakukan secara turun temurun (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:1208).
Sedangkan menurut Mursal Esten tradisi merupakan suatu sistem yang
menyeluruh, yang terdiri dari cara aspek yang pemberian arti terhadap laku ujaran,
laku ritual, dan berbagai jenis laku lainnya dari manusia atau sejumlah manusia
yang melakukan tindakan satu dengan yang lain (Mursal, Esten, 1999 :22).
Jadi bisa penulis katakan bahwa tradisi adalah kebiasaan yang diwariskan dari
leluhur atau nenek moyang, dilakukan secara turun-temurun, dan memiliki nilai
yang sesuai dengan yang diharapkan suatu masyarakat.
2.1.2.Konsep Perilaku
Perilaku manusia tidak dapat terlepas dari lingkungannya, segala sesuatu yang
dilihat, didengar, dirasa, akan direkam dan dipelajari oleh otak, kemudian
diterapkan dalam kehidupan oleh manusia.
12
Perilaku manusia adalah suatu aktivitas dari pada manusia itu sendiri,
perilaku terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan
reaksi yakni yang disebut rangsangan, dengan demikian suatu rangsangan
tertentu akan menghasilakan reaksi perilaku tertentu. (Notoatmodjo, 2007 :
2).
Dari penjelasan diatas berdasarkan pengamatan peneliti.Perilaku dapat diartikan
terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berlangsung baik didalam maupun diluar.
Perilaku luar dapat diamati merupakan sekadar bagian puncak tertingi dari suatu
gunung es. Jika saya melihat orang berjalan, pada waktu bersamaan, saya akan
melihat serangkaian aktivitas yang kompleks sekaligus beberapa aktivitas lainnya
yang tidak dapat saya amati. Saya hanya dapat menerima bahwa hal itu ada,
ototnya bergerak, matanya menerima isyarat dan isyarat itu dikembangkan atau
ditindaklanjuti, mungkin saja dia lagi memikirkan rumah dan sebagainya.
Apakah yang terjadi pada manusia apabila dia berperilaku?, bagian ini merupakan
bagian yang paling menarik dari perilaku, tetapi juga bagian yang paling sedikit
terjangkau, tetap dapat dikatakan sesuatu. Perilaku yang diamati dari luar hampir
selalu bersamaan dengan dua macam perilaku internal, yaitu periaku faali dan
perilaku mental. Perilaku faali terdiri dari semua aktivitas biokimia dan aktivitas
elektrik yang ada dalam tubuh jika saat sedang membaca, mata saya bergerak, otot
mata berkontraksi atau bergerak dan melemas secara bersamaan. Huruf-huruf
akan diproyeksikan pada retina melalui gelanggang pacu yang rumit dari stimulasi
elektris, kemudian diteruskan ke otak. Jika isi buku yang saya baca menegangkan,
jantung saya akan bedetak lebih cepat. Beberapa kelenjar akan mengeluarkan
hormon, kemudiantangan saya menjadi berkeringat. Reaksi-reaksi badaniah ini
membentuk sebagian perilaku(Samsunuwiyati.2010:3).
13
Dengan demikian, maka yang dimaksud dengan perilaku dalam penelitian ini,
ialah suatu atau serangkaian aktifitas atau kegiatan yang dilakukan pada waktu-
waktu tertentu dan dapat kita amati baik diluar maupun didalam.
2.1.3.Cara Terbentuknya Perilaku
Perilaku manusia sebagaianbesar ialah perilaku yang dibentuk dan dapat
dipelajari, berkaitan dengan itu Walgito (2003: 5) menerangkan beberapa cara
terbentuknya sebuah perilaku seseorang adalah sebagai berikut :
A. Kebiasaan, terbentuknya perilaku karena kebiasaan yang sering dilakukan,
misal menggosok gigi sebelum tidur, dan bangun pagi sarapan pagi.
B. Pengertian (insight) terbentuknya perilaku ditempuh dengan pengertian,
misalnya bila naik motor harus menggunakan helm, agar jika terjadi
sesuatu dijalan, bisa sedikit menyelamatkan anda.
C. Pengguanaan model, pembentukan perilaku melalui ini, contohnya adalah
ada seseorang yang menjadi sebuah panutan untuk seseorang mau
berperilaku seperti yang ia lihat saat itu.
Menurut konsep dari Lawrence Green, yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007)
bahwa perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu :
A. Faktor predisposisi, faktor faktor ini mencakup tentang pengetahuan dan
sikap seseorang terhadap sebuah rangsangan atau stimulus yang ia
dapatkan.
B. Faktor pemungkin, faktor faktor ini mencakup ketersedian sarana dan
prasarana atau fasilitas sebagai penunjang terjadinya sebuah perilaku yang
terjadi pada seseorang tersebut.
14
C. Faktor penguat, faktor-faktor penguat ini meliputi faktor sikap dan
perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku dari peran
role dari seseorang yang membuatnya menirukan apa yang mereka
lakukan semuanya.
2.1.4 Konsep Ngejalang Kubokh
Ngejalang, yaitu tradisi ziarah yang dilakukan oleh masyarakat Lampung
memiliki nilai moral dan tujuan baik, dilakukan pada waktu yang sudah
ditentukan, dan yang dimaksud Ngejalang dalam peneliitian ini, kata
Ngejalangnya tidak terputus pada Ngejalang saja, akan tetapi dengan Ngejalang
Kubokh,
Kemudiankubokh disini adalah makam atau kuburan orang yang sudah meninggal.
Ngejalang Kubokh, ialah suatu kebiasaan yang sudah menjadi tradisi dilakukan
atau dikerjakan oleh masyarakat pada waktu-waktu tertentu untuk melakukan
ziarah atau datang ke tempat kuburan atau makam, Ngejalang Kubokhdi Pekon
Kerbang Langgar dapat dilakukan dengan sendirian atau dapat juga dilakukan
dengan cara bersama-sama atau dilakukan oleh beberapa orang, baik itu jenis
kelaminnya laki-laki maupun perempuan, dengan ketentuan bahwa yang
membacakan doa adalah laki-laki, dan yang menyiapkan hidangan adalah kaum
perempuan, waktu pelaksanaanya wajib saat bulan Ramadhan, dan sesuai
kebutuhan individu yang ingin cita-citanya cepat tercapai“(Hasil Wawancara
dengan Bapak Riduan Hadi Pada Tanggal 14 Agustus 2018 )”.
Ngejalang Kubokh yang berarti ziarah kubur, ialah kegiatan tradisi yang dilakukan
oleh masyarakat khususnya masyarakat Pekon Kerbang Langgar, dimana kegiatan
15
Ngejalang Kubokh ini dilakukan pada umumnya dilaksanakan setelah bulan
Ramadhan atau bulan puasa, tepatnya dilakukan setelah Hari Raya Idul Fitri,
setelah sholat Id.Ngejalang Kubokh, ialah suatu perilaku atau tradisi masyarakat
secara rutin untuk melaksanakan Ziarah Kubur, kegiatan Ngejalang Kubokh
dipimpin oleh kuncen makam Gajah Mada atau tokoh masyarakat yang ada
dipekon tersebut, yang waktunya dibagi menjadi 2 yaitu saat setelah sholat Id dan
di luar bulan Ramadhan, boleh waktunya setelah sholat zuhur ataupun setelah
sholat ashar, sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Ngejalang Kubokh
dianggap oleh masyarakat setempat khususnya masyarakat kerbang Langgar
adalah suatu ajang meminta berkah dan silaturrahmi “ (Hasil Wawancara dengan
Bapak Lukman Hakim 57 Tahun Pada tanggal 14 Agustus 2018)”.
Dalam kegiatan tradisiNgejalang Kubokh, sebelum dilaksanakan maka terlebih
dahulu ada perencanaannya yaitu biasanya ditetapkan dan disepakati bersama-
sama terlebih dahulu, kapan waktu untuk negejalang kubur, siapa-siapa saja saja
yang ikut untuk berangkat Ngejalang Kubokh tersebut, begitu juga dengan sarana
–sarana yang perlu untuk dipersiapkan, yang harus datang dalam tradisi ini adalah
kuncen makam.
Hal–hal yang harus diperhatikan ketika akan melaksanakan acara atau kegiatan
Ngejalang Kubokh, antara lain, adalah :
1. Waktu pelaksanaan Ngejalang Kubokhsecara massal biasanya dilakukan
saat hari raya Idul Fitri setelah sholat id, dan juga ada yang melakukanya
individu saat memiliki hajat agar terkabul, Ngejalang Kubokh bisa
16
dilaksanakan di luar bulan Ramadhan, pada waktu siang setelah zuhur
ataupun sore hari setelah ashar.
2. Siapa saja yang ikut dalam kegiatan tersebut, biasanya adalah orang-orang
dewasa dari masyarakat lokal, juga di ikuti oleh orang-orang yang baru
pulang kampung datang dari perantauan, dan para pariwisatawan yang
mempercayai bahwa makam Gajah Mada adalah tempat sakral yang
memberikan berkah bagi yang berziarah ke sana.
3. Mempersiapkan alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan atau acara
negjalang kubur, seperti : tikar tempat duduk, hidangan yang berupa ketan,
enten, ayam bekakak, rokok, sirih, rayak jagung, serabi, membawa
kembang dan air sebelum berangkat maka terlebih dahulu hari wudhu atau
suci terlebih dahulu.
4. Menentukan siapa saja peserta yang ikut dalam tradisi Ngejalang
Kubokhdari semua peserta yang ada, kuncen makam lah yang terpenting,
karena beliau yang memimpin pembacaan doa.
Pelaksaan Ngejalang Kubokh di Pekon Kerbang Langgar, dibagi menjadi dua
yaitu secara massal di bulan Ramadhan, dan pribadi di luar bulan Ramadhan,
pelaksanaan saat massal dilakukan memakai musyawarah, siapa saja yang akan
datang menjadi pnitia dan peserta. Sedangkan sebelum dilaksanakannya acara
Ngejalang Kubokh secara pribadi, maka tidak perlu mufakat, hanya sebelum
Ngejalang Kubokhdilakukan, orang yang menjadi peserta bertanya atau datang
ketempat Kuncen (Penjaga kubur atau makam) apa-apa saja yang perlu untuk
dipersiapkan dalam kegiatan ziarah atau Ngejalang Kubokh, melalui penjelasan
17
dari kuncen maka kita tau dan kita dapat mempersiapkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan acara atau tradisiNgejalang Kubokh.
Dalam kegiatan Ngejalang Kubokh, tentunya ada tujuan khusus oleh para
penziarah yang melakukanNgejalang Kubokh, selain sebagai acara ajang
silaturrahmi, juga ada hajat-hajat lain yang akan disampaikan.Ngejalang Kubokh,
ada tujuan tertentu, umpamanya untuk menyampaikan Nazar bahwa pada dulunya
kita bernazar kalau saya atau keluarga saya tercapai cita-citanya atau yang dicita-
citakan, seperti tamat sekolah, anaknya jadi sarjana, atau anak susah dapat jodoh,
atau anaknya sudah dapat pekerjaan atau jadi pegawai tertentu, maka akan datang
atau negjalang kubur, tapi ada juga datang Ngejalang Kubokh baru berniat atau
bercita-cita tentang sesuatu yang ia atau keluarga inginkan, seperti ada hasrat
untuk dapat membangun rumah, atau ingin berhasil dapat keuntungan dalam
usaha atau perdagangannya, sehingga mereka datang untuk melaksanakan acara
Ngejalang Kubokh “(Hasil Wawancara dengan Bapak Usman Hayis Pada
tanggal 14 Agustust 2018 ).
Ngejalang Kubokh atau Ziarah Kubur menurut syariat Islam adalah termasuk
dalam Amal Shalih. Baginda Nabi Muhammad SAW pada masa hidupnya permah
melakukan Ziarah Kubur, yaitu kemakam para syuhada. Oleh karena itu maka
hukum nya adalah Sunnah, artinya bila dikerjakan akan mendapat pahala dan
apabila ditinggalkan tidak akan berdosa.
”Tersebut dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim,
Imam Achmad dan Imam Ibnu Majah, Yang artinya “ Adalah Rasullulloh
SAW, berziarah ke makam Pahlawan Uhud dan Makam ahli Baqi’ Beliau
memberi salam dan mendo’akan kepada mereka, dengan kata-katanya “
Semoga kesejahteraan tetap bagimu wahai ahli kubur dari orang-orang
18
mukmin dan orang-orang Islam. Insya Allah kami akan bertemu dengan
kamu, kami mohon kesehaatan kepada Allah SWT, untuk kami dan kamu .
Hadist yang lain,. Mengatakan, yang artinya “ Aku dulu telah melarang
kamu berziarah ke kubur, maka sekarang berziarahlah, karena Ziarah
Kubur itu dapat berzuhud terhadap dunia dan dapat pula mengingatkan
alam akherat . Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dari
sahabat Ibnu Mas,ud RA. ( HM. Parlindungan. S. Hal. 5 )”
2.1.5. Tata Cara Ngejalang Kubokh (Ziarah Kubur).
Dibawah ini adalah beberapa petunjuk dalam acara Ngejalang Kubokh atau Ziarah
Kubur menurut syariat Islam.
1. Hendaknya suci (berwudhu atau mandi wajib) sebelum Ngejalang
Kubokh.
2. Setelah sampai dipintu gerbang makam supaya memberi salam.
3. Sesampai makam yang dituju, kemudian duduk di tikar yang sudah
disediakan. Pemimpin acara akan membacakan pembukaan, pembawa
acara akan talibunatau membaca pantun berbalasdenganpeserta, dan
mengawasi jalannya kegiatan Ngejalang Kubokh,.
4. Kuncen makam akan menyalakan kemenyan kemudian membacakandoa
kusus permintaan kusus untuk hidangan, lalu peserta diberikan waktu 10
menit untuk menutup mata dan menyebutkan keinginanya masing-masing
dalam hati, kemudian para laki-laki membacakan ayat-ayat atau surat-surat
dari Al Qur,an seperti membaca surat Yasin, Ayat Kursi atau Tahlil dan
lain-lain, untuk Gajah Mada dan juru kuncen mendoakan hidangan yang
telah disiapkan, dan berdoa bersama agar semua yang mengikuti acara
Ngejalang Kubokh akan mendapatkan berkah, dan cita-cita nya tercapai.
5. Selesai itu, peserta Ngejalang Kubokh memakan hidangan yang sudah
disediakan dan didoakan.
19
6. Dalam melakukan ziarah, dilakukan dengan penuh hormat, khidmat serta
khusuk atau tenang.
7. Hendaknya dalam hati ada ingatan, bahwa kita pasti akan mengalami
hal yang sama (mati).
8. Setelah Ngejalang Kubokh atau Zuarah Kubur hendaknya yang Ngejalang
memperbanyak amal-amal kebaikan dan menambah bakti ta’atnya kepada
Allah SWT.
Dalam rangka Ngejalang Kubokh kurang baik atau jangan menduduki batu nisan
atau melintas diatas kubur, karena ini termasuk perbuatan Idza’ (menyakitkan)
terhadap mayit. Hal ini sesuai dengan sebuah hadist, yang artinya “ Berkata
Amrin bin Hasain al-Anshory : Rasululah SAW, telah melihat aku sedang
bersandar pada kubur, maka beliau bersabda : “ Jangan engkau membuat sakit
terhadap yang punya kubur “ (Hm .Parlindungan. S. Hal: 8 ).
2.1.6.Konsep Budaya
Kebudayaan ataupun yang disebut dengan peradaban, mengandung
pengertian yang luas melipuuti pemahaman perasaan suatu bangsa yang
kompleks, meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, huku, adat-
istiadat (kebiasaan), dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota
masyarakat (Taylor, 1987). (M.Munandar Suleman.2012:35).
Menurut Kontjaraningrat, kata “kebudayaan” berasal dari kata sansekerta
budhayah, yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Kebudayaan
dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Sedangkan kata budaya
merupakan perkembangan majemuk dari budi daya yang berarti daya dari budi
yang berupa cipta, karsa dan rasa. Dalam disiplin ilmu antropologi budaya,
20
kebudayaan dan budaya itu artinya sama saja. Budaya memiliki beberapa wujud
yaitu :
1. Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia : wujud ini disebut sistem
budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada kepala-
kepala manusia menganutnya. Disebutkan bahwa sistem budaya karena
gagasan dan pikiran tersebut tidak merupakan kepingan-kepingan yang
terlepas, melainkan saling berkaitan berdasarkan asas-asas yang erat
hubungannya.
2. Kompleks aktivitas, berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
bersifat kongkret, dapat diamati atau observasi. Wujud ini sering disebut
sistem sosial. Sistem sosial ini tidak dapat melepaskan diri dari sistem
budaya. Apa pun bentuknya, pola-pola aktivitas tersebut dibentuk oleh
pikiran manusia.
3. Wujud sebagai benda. Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak
lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia
untuk mencapai tujuannya.
Unsur- Unsur kebudayaan dalam buku ilmu budaya dasar karangan m. munandar
sulaeman halaman 38, yang diambil dari konsep B. Malinowski, kebudayaan
memiliki tujuh unsur universal yaitu:
1. Bahasa, merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhanya
sosialnya untuk berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya.
2. Sistem teknologi, merupakan alat yang dibuat manusia untuk memenuhi
kebutuhan manusia.
21
3. Sistem mata pencaharian, merupakan mata pencaharian atau aktivitas
ekonomi suatu masyarakat menjadi focus kajian penting etnografi.
4. Organisasi Sosial,merupakan sistem kekerabatan dan organisasi yang
diatur oleh aturan-aturan adat istiadat atau aturan bagaimana dia
bersosialisasi satu sama lain.
5. Sistem pengetahuan, merupakan ide manusia dalam membuat sesuatu.
6. Religi, merupakan suatu agama yang dianut oleh manusia sebagai bentuk
percaya adanya Tuhan.
Jadi dapat dikatakan bahwa kebudayaan adalah hasil pemikiran manusia yang
memilii nilai positif, dapat berupa kesenian, tari, lukisan, tradisi, perilaku, gagasan
dan sebagainya.
2.1.7. Konsep Masyarakat
Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu
sistem adat–istiadat tertentu yang bersifat berkelanjutan dan yang terikat oleh
suatu rasa identitas secara bersama
Menurut Koentjaraningrat (2009:116) “masyarakat adalah sekumpulan
manusia yang saling “bergaul”, atau istilah ilmiah, saling “berinteraksi”.
Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana agar warganya dapat
saling berinteraksi. Negara modern misalnya, merupakan kesatuan
manusia dengan berbagaimacam prasarana, yang memungkinkan para
warganya berinteraksi secara interaktif, dan dengan frekuensi yang tinggi.
Selo Soemardjan : Menurut Selo Soemardjan, pengertian masyarakat adalah
orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. (Ismawati Esti:
2012: 49)
22
Pendapat lain, Kingsley Davis menyatakan bahwa masyarakat adalah kelompok
sosial terkecil yang bertempat tinggal di daerah tertentu yang di dalamnya
mengandung seluruh aspek kehidupan sosial. (Juhri & Marsum Ahmadi, 1996; 6).
Prof.M.Djojodigoeno, SH. Masyarakat mempunyai arti ialah arti sempit
dan arti luas, arti sempitnya adalah yang terdiri dari satu golongan saja,
misal masyarakat India Arab dan Cina. Dalam arti luas masyarakat adalah
kebulatan dari semua golongan, missal masyarakat Surabaya, terdiri dari
masyarakat India, Cina, Arab. (Juhri & Marsum Ahmadi, 1996; 7)
Max iver menyebutkan bahwa masyarakat adalah suatu sistem dari pada cara kerja
dan prosedur dari pada otoritas, dan saling membatu yang meliputi kelompok-
kelompok dan pembagian sosial lain, sistem dari pengawasan tingkah laku. (Juhri
& Marsum Ahmadi, 1996; 6).
Menurut Soerjono Soekanto yang dimaksud dengan masyarakat adalah orang-
orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. (Soerjono Soekanto,
1982: 22).
Berdasarkan definisi dari para ahli peneliti mengemukakan unsur-unsur pokok
pada masyarakat antara lain : (1).kelompok orang yang tinggal di duatu daerah
tertentu,( 2). Memiliki tujuan bersama, (3).mempunyai nilai-nilai dan norma-
norma, dan (4). Memiliki sebuah organisasi.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan masyarakat adalah perkumpulan
manusia yang bersatu pada suatu daerah yang teroganisir yang memiliki tujuan
dan menghasilkan kebudayaan.
23
2.1.8. Konsep Patih Gajah Mada
Gajah Mada adalah sosok yang banyak akal (cerdas) dan bertanggung jawab
dalam mengemban tugas. Terbukti, saat masih menjadi bekel, ia bisa mengambil
tindakan yang menyelamatkan Raja Jayanegara dari pemberontakan Kuti,juga
mengajak petinggi Kerajaan Majapahit, termasuk Wali Kota Majapahit beserta
rakyat atau penduduk kota, untuk bersama-sama menumpas pemberontakan Kuti.
Gajah Mada juga merupakan sosok yang tegas dan bijaksana (Teguh
Panji.2015:137).
Gajah Mada adalah mahapatih yang paling mahsyur dari Kerajaan Majapahit di
Trowulan Jawa Timur, mahapatih ini terkenal dengan sumpah palapa dan
kepawaiannya memimpin pasukan untuk mengarungi samudera (Kabupaten
Pesisir Barat.2016:10).
Sejak usia muda sampai kepada berumur lanjut Gajah Mada terus menerus
menjalankan usaha dengan hati yang amat giat. Tetapi lama-lama usianya
semakin bertambah dekat dengan pancang kehidupan yang paling akhir.
Pada waktu itu kesetiaan pada negara telah berlipat ganda dengan rasa
bakti kepada agama dan pemeliharaan jiwa. Sebagai semula waktu masih
bersatu padu dengan keindahan Sang Alam, maka pada hari tuanya Gajah
Mada selalu hendak kembali pada pangkuan kecantikan gunung yang
kehijau-hijauan, tetapi urusan kraton tidak memohonkan. Oleh sebab itu
maka kedua-duanya terpaksa dikerjakan: bersetia hati pada Majapahit dan
berbakti kepada agama Budha di pegunungan (Muhammad
Yamin.1993:70).
Gajah Mada ada itu seorang orang besar dan kebesarannya bukanlah akibat
pendewa-dewaan sekumpul pengikut haluan atau penggemar riwayat, melainkan
karena kebesarannya dapat diukur oleh wataknya. Pertama Gajah Mada memiliki
sifat bijaksana, pembela Negara, menjadi kepercayaan, setia, pandai, berhati baik,
penyanyang (Muhammad Yamin.1993:90).
24
Gajah Mada adalah seorang tokoh yang turut membesarkan Kerajaan
Majapahit. Meskipun demikian asal-usulnya tidak jelas, ia mulai dikenal
ketika memimpin pasukan bhayangkara menyelamatkan Raja Jayanagara
ke Desa Bardender. Pada waktu itu Raja Jayanagara sedang menghadapi
pemberontakan yang dipimpin oleh Kuti. Lima belas hari kemudian
pemberontakan Kuti berhasil dipadamkan oleh Gajah Mada, sejak saat itu
karir Gajah Mada semakin bersinar (Danto Pamungkas.2013:287).
Gajah Mada mengemban jabatan sebagai Patih Amangkubumi selama 21 tahun.
Selama itulah, ia melaksanakan sumpah palapa yang pernah diucapkannya melalui
program-program politiknya. Sebagaimana yang telah disebut dalam Sumpah
Palapa bahwa ia akan menundukkan kerajaan-kerajaan di luar wilayah Majapahit,
seperti Gurun (Lombok), Seran (Seram), Tanjung Pura (Kalimantan), Haru
(Sumatera Utara), Pahang (Malaya), Dompo, Bali, Sunda, Palembang, dan
Tumasik (Singapura)” (Teguh Panji,2015:151).
Gajah Mada adalah seorang penganjur politik. Cara matinya disangka
orang juga karena siasat muslihat kekuasaan. Kemasgulan hati Hayam
Wuruk karena Gajah Mada sakit adalah mengandung arti yang lebih
dalam. Riwayat mengandung arti yang lebih dalam. Riwayat memberi
keterangan yang lebih lanjut. Sedang sibuk bekerja dalam Negara, maka
Gajah Mada dituduh berlaku sewenang-wenang, tuduhan disusun oleh
Putri Madu dan Ratu Wengker di sekeliling Raja Hayam Wuruk, yang
kena tusuk perasaanya dalam urusan tunangan dengan putri Pasundan,
yang meninggal dunia dalam medan peperangan bubat sebagai akibat
politik Gajah Mada sendiri. Maka pada suatu hari kepatihan Gajah Mada
diserang oleh pasukan prajurit yang besar jumlahnya. Tetapi Gajah Mada
tidak ada lagi dalam kepatihan, beliau telah menarik diri dan pergi dari
Majapahit ke pesisir pantai lautan (Muhammad Yamin.1993.78).
Jadi dapat kita rinci bahwa Gajah Mada adalah panglima perang dan patih yang
sangat berpengaruh di dalam Kerajaan Majapahit dalam usaha perluasan wilayah
dengan sumpah palapa. Kelahiran dan tempat meninggalnya tidak diketahui
secara pasti,ia memulai kariernya tahun 1313, dan semakin gemilang setelah
peristiwa pemberontakan Ra Kuti pada masa pemerintahan Sri Jayanagara, yang
mengangkatnya sebagai patih. Kemudian pada masa Ratu Tribhuanatunggadewi
25
menjadi Mahapatih, dan kemudian sebagai Patih Amangkhubumi. Gajah Mada
memiliki sifat yang bijaksana, tidak mudah menyerah, optimis, giat, serta
mempunyai cita-cita untuk membuat Kerajaan Majapahit berjaya.
2.1.9. Akhir Hidup Gajah Mada
Dareah kelahiran dan kematian Patih Gajah Mada tidaklah diketahui secara pasti,
banyak legenda yang mengatakan asal-usul Gajah Mada tetapi tidak diketahui
secara pasti dimana daerah kelahiran dam kematiannya. Gajah Mada terkenal
sebagai sosok yang memiliki jiwa bertanggung jawab terhadap pekerjaannya,
berani, cerdas, dan suka berkelana. Gajah Mada mengemban jabatan sebagai Patih
Amangkubumi selama 21 tahun. Selama itulah, ia melaksanakan Sumpah Palapa
yang pernah diucapkannya melalui program-program politiknya.Sebagaimana
telah disebutkan dalam Sumpah Palapa bahwa ia tidak akan menikmati palapa
atau rempah-rempah (yang diartikan sebagai kenikmatan dunia) sebelum ia
berhasil menundukkan Nusantara yaitu kerajaan-kerajaan di luar wilayah
Majapahit, seperti Gurun (Lombok), Seran (Seram), Tanjung Pura (Kalimantan),
Haru (Sumatera Utara), Pahang (Malaya), Dompo, Bali, Sunda, Palembang, dan
Tumasik (Singapura). (Muhammad Yamin.1993:195).
Waktu Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa sempat mengagetkan dalam
istana Majapahit. Para menteri dan petinggi Majapahit banyak yang kaget,
sehingga sebagian dari mereka mengejek dan tertawa terbahak-bahak. Gajah
Mada mengucapkan Sumpah Palapanya dengan kesungguhan hati, karena ia ingin
melihat Majapahit menjadi negara yang kuat dan besar, sebagaimana harapan Raja
Kertarajasa. Ia juga ingin melihat kenegaraan Majapahit bisa bertahan lama, tidak
26
seperti kerajaan-kerajaan sebelumnya yang hanya bisa bertahan dalam beberapa
kepemimpinan. Gajah Mada menganggap bahwa para menteri dan petinggi istana
yang pernah menghina Sumpah Palapa harus dilepas dari jabatannya karena
dianggap bisa mempersulit pelaksanaan Sumpah Palapanya.
Gajah Mada meninggal pada tahun 1286 Saka atau 1364 Masehi, dari Kakawin
Negarakertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca itu mengisahkan akhir hidup
Gajah Mada dengan kematiannya yang wajar. Dari cerita-cerita rakyat Jawa
Timur, Gajah Mada dikisahkan menarik diri setelah Peristiwa Perang Bubat dan
memilih hidup sebagai pertapa di Madakaripura di pedalaman Probolinggo
selatan, wilayah kaki pegunungan Bromo - Semeru. Di wilayah Probolinggo ini
memang terdapat air terjun bernama Mardakaripura yang airnya jatuh dari tebing
yang tinggi, di balik air terjun terdapat satu goa yang cukup menjorok ke dalam
dan dipercaya dulu Gajah Mada menjadi pertapa dengan menarik diri dunia ramai
sebagai wanaprastha (menyepi tinggal di hutan) hingga akhir hayatnya.
Adapun Kidung Sunda menyebutkan bahwa Gajah Mada tidak meninggal. Kidung
ini membeberkan bahwa Gajah Mada moksa dalam pakaian kebesaran seperti
Dewa Wisnu. Dia moksa di halaman kepatihan kembali ke khayangan. Setelah
Gajah Mada meninggalkan kepatihan, maka keesokan harinya Sang Prabu
menyuruh cari ke dalam hutan dan ke atas gunung, dalam pertapaan dan beberapa
desa, sampai-sampai dicari dalam gua dan jurang, di celah-celah gunung dan di
padang penuh batu. Tetapi segala usaha sia-sia belaka, Gajah Mada tidak
ditemukan.Kematian Gajah mada tidaklah benar-benar diketahui dimana
makamnya berada,makam Gajah Mada berada dibeberapa daerah, Salah satunya
terdapat di Pekon Kerbang Langgar Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Pesisir
27
Barat, masyarakat mempercayai bahwa makam ini merupakan salah satumakam
Gajah Mada dan dijadikantempat pariwisata oleh penduduk dan dinas pariwisata
di daerah Pesisir Barat.
2.1.10. Konsep Makam
Di dalam buku Pengantar Sejarah Kebudayan Indonesia 3 halaman 21, Menurut
Soekmono Makam pengertiannya tidak ada bedanya dengan candi, maka makam
itu sebagai tempat kediaman yang terakhir dan abadi, diusahakan pulauntuk
menjadi perumahan yang sesuai dengan orang yang dikubur di situ dan dengan
alam yang sudah berganti.”
“Arti makam secara literal adalah sebuah bangunan yang mempunyai
hubungan dengan kematian. (Team Penulis Naskah Pengembangan Media
Kebudayaan Jawa Timur:1997:50)”.
Bisa kita artikan bahwa makam adalah, tempat tinggal setelah seseorang
meninggal dunia dan berganti alam, dengan cara dikuburkan.
2.1.11. Konsep Makam Gajah Mada
Makam Gajah Mada terletak di Pekon Kerbanglanggar, Kecamatan Pesisir Utara,
Kabupaten Pesisir Barat, tepat di tepi jalan Krui – Bengkulu. Situs ini bisa
ditempuh dengan waktu 2,5 jam dari Liwa, Lampung Barat dengan jarak tempuh
60km. Jika melalui Krui, Makam Gajah Mada dapat ditempuh dalam waktu
kurang lebih 1 jam atau dengan jarak tempuh 25 km. seperti yang diajarkan dalam
sejarah nasional, Gajah Mada adalah mahapatih yang paling mahsyur dari
Kerajaan Majapahit di Trowulan, Jawa Timur. Mahapatih ini terkenal dengan
Sumpah Palapa dari kepiawaiannya memimpin pasukan untuk mengarungi
samudera di seantero nusantara. Sebenarnya keberadaan dan asal-usul Gajah
28
Mada, termasuk dimana ia dimakamkan masih menjadi misteri. Salah satu dari
lokasi perkiraan makam tersebut ada di situs Kerbanglanggar ini. Walaupun ada
beberapa perdebatan, keyakinan itu diperkuat dengan adanya pusara makam, serta
peninggalan berupa keris, mahkota, pedang, tombak, ikat pinggang, ikat kepala,
dan peninggalan lainnya.
2.2. Kerangka Pikir
Acara Ngejalang Kubokh ini merupakan tradisi turun temurun masyarakat Pesisir
Barat yang setiap tahunnya diadakan setiap hari raya Idhu Fitri dan dilakukan oleh
tetua-tetua adat yang berada di desa Kerbang Langgar Kecamatan Pesisir Barat
Kabupaten Pesisir Barat, tujuan dari tradisi Ngejalang adalah mempererat
silahturahmi yang dilakukan masyarakat setempat dan warga desa Kerbang
Langgar yang sedang merantau keluar daerah karena mendapat pekerjaan diluar
wialayah Kecamatan Pesisir Barat sehingga acara Ngejalang dapat dilestarikan
sampai kapanpun.
Sedangkan Ngejalang perorangan atau kelompok tertentu adalah ziarah kemakam
keramat yang berada di Desa Kerbang Langgar Kecamatan Pesisir Barat
Kabupaten Pesisir Barat. Acara Ngejalang dilakukan peorangan tersebut
merupakan bentuk ziarah kepada leluhurnya yang dihormati.
Dengan diyakininya bahwa makam keramat Makam Gajah Mada yang berada
di Desa Kerbang Langgar Kecamatan Pesisir Barat tersebut dianggap oleh para
pengunjung sebagai makam keramat yang dapat menjadi perantara agar doa
permintaanya kepada yang di Atas cepat terkabul, misalkan kenaikan jabatan,
mendapatkan perkerjaan dan lain sebagainya informasi ini diketahui oleh orang
29
dari luar Pekon Kerbang Langgar, dan di luar pulau sumatera, sehingga banyak
masyarakat luas berkunjung ke makam keramat tersebut sebagai sarana
sesembahan untuk meminta sesuatu yang diyakini sebagai tempat perantara doa
supaya cepat dikabulkan oleh Allah jika berziarah kemakam keramat tersebut.
2.3. Paradigma
Keterangan :
Garis Hubungan
Garis Akibat
Makam Gajah
Mada
Perilaku
Ngejalang Kubokh
Ngejalang Kubokh
30
REFERENSI
Noto, Atmodjo. 2007.PromosiKesehatandan Ilmu Perilaku. Rhineka Cipta:
Jakarta Halaman 2.
Samsunuwiyati. 2010. Perilaku Manusia. Refika: Yogyakarta. Halaman 3.
Walgitio Bimo. 2003.Psikologie Sosial ( Suatu Pengantar ). Andi: Yogyakarta.
Halaman 5
Noto Atmodjo. Opcit. Hlm 21.
Perlindungan HS. HM. 1987. Buku Petunjuk dan Tata Cara Ziarah Kubu.,
Penerbit Firdaus: Jakarta. Halaman 4-5.
Ibid. hlm. 5
Ibid. hlm. 8
M. Munandar Sulaiman. 2012.Ilmu Budaya Dasar. Refika Aditama: Bandung.
Halaman 35.
Ibid. hlm 38
Koentjaraningrat. 1985.Metode Penelitian Masyarakat.Gramedia: Jakarta
Halaman 116.
Ismawati, Esti. 2012.Ilmu Sosial Budaya Dasar. Ombak: Yogyakarta.
Halaman 49
Juhri dan Marsum. Deskripsi Perubahan Sosial Masyarakat. Gramedia: Jakarta
Halaman 6.
Ibid. hlm 7.
Soerjono Soekanto. Sosiologi Hukum Dalam Masyarakat. Rajawali: Jakarta
Halaman 22.
Panji, Teguh. 2015.Kitab Sejarah TerlengkapMadjapahit. Soko Buku:
Yogyakarta Halaman 137.
Panduan Wisata Kabupaten Pesisir Barat. Pesisir Barat. Proyek
31
Pengembangan media Kebudayaan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Halaman 10.
Yamin Muhammad. 1993. Gajah Mada Pahlawan Persatuan Nusantara.
Balai Pustaka; Jakarta. Halaman 78.
Ibid. hlm 90.
Danto, Pamungkas. 2013.Kamus Sejarah Lengkap.Mata Padi: Yogyakarta.
Halaman 287.
Team Penulis Naskah Pengembangan Media Kabupaten Jawa Timur. Peninggalan
Sejarah. 1997. Dinas Pariwisata Jawa Timur: Jawa Timur. Halaman 50.
Team Penulisan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pesisir Barat, 2018, Buku
Hasil Wawancara Dengan Bapak Riduan Hadi Pada Tanggal 14 Agustus 2018
Hasil Wawancara Dengan Bapak Lukman Hakim Pada Tanggal 17 Agustus 2018
Hasil Wawancara Dengan Bapak Usman Hayis Pada Tanggal 17 Agustus 2018
32
III. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Yang Digunakan.
Metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan pendekatan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini
adalah pendekatan deskriptif. Definisi metode deskriptif dapat diartikan sebagai
prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan
keadaan subyek/obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain)
pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana
adanya.(Hadari Nawawi,1991 :63).
Secara harfiah, penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk
membuat pencandraan(deskripsi) mengenai situasi-situasi dan kejadian-kejadian,
dalam arti ini penelitian deskriptif itu adalah akumulasi data dasar dalam cara
deskriptif semata-mata tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan,
mentest hipotesis, membuat ramalan, atau mendapatkan makna dan implikasi.
(Sumadi Suryabrata, 2012 :76).
Berdasarkan definisi diatas maka metode deskriptif adalah suatu cara yang
digunakan untuk melakukan penelitian secara ilmiah yang ditunjukan kepada
pemecahan masalah yang ada dengan menggunakan suatu pendeskripsian atau
penuturan dengan menafsirkan data yang ada.
33
Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian deskriptif adalah
sebagai berikut:
1. Menentukan masalah yang disajikan pokok pembahasan
2. Menentukan ruang lingkup penelitian
3. Mengumpulkan data
4. Pengolahan data berdasarkan data-data yang terkumpul
5. Menarik kesimpulan dari data-data yang telah terkumpul
6. Menyusun laporan hasil penelitian secara tertulis
3.2.Variabel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto, yang dimakud dengan variabel adalah objek
penelitian atau apa yang menjadi inti perhatian suatu penelitian. (Suharsimi
Arikunto, 1989 : 91).
Jadi dapat disimpulkan variabel adalah sesuatu yang menjadi objek atau inti
perhatian dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan variabel
tunggal yaitu perilaku Ngejalang Kubokh Makam Gajah Mada Pada Masyarakat
Kerbang Langgar Di Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Pesisir Barat.
3.3.Lokasi Penelitian
Wilayah Penelitian dalam Penelitian ini adalah di Pekon Kerbang Langgar
kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Pesisir Barat. Hal ini dikarenakan
adanyabeberapa pertimbangan yang cukup jelas, yaitu :
1. Lokasi tersebut masih dapat dikategorikan terikat dengan nilai-nilai
budaya Lampung khususnya perilakuNgejalang,
34
yang kemudian diharapkan dapat memudahkan peneliti memperoleh data-
data yang dibutuhkan.
2. Lokasi penelitian masih dapat dijangkau oleh peneliti sehingga dapat
menghemat waktu dan biaya dalam proses pelaksanaannya serta dalam
pelaksanaanya akan lebih mudah dalam pengolahan data.
3. Lokasi penelitian mempunyai jumlah penduduk yang banyak, sehingga
peneliti mempunyai banyak peluang untuk menentukan informan yang
memiliki pengetahuan yang relevan, di samping itu peneliti juga dapat
dengan mudah mencari informan sebagai informasi pembanding dari data
yang diperoleh.
3.4.Sumber Data
Sumber data merupakan hal yang sangat penting dalam setiap penelitian.Sumber
data berasal dari mana saja, baik itu sumber tertulis maupun sumber lisan.
Menurut Suharsimi Arikunto:
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh.Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam
pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang
yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik
pertanyaan tertulis maupun lisan. Apabila peneliti menggunakan teknik
observasi, maka sumber datanya bisa berupa benda, gerak, atau proses
sesuatu (Suharsimi Arikunto, 1986: 102).
Karena penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan data
kualitatif maka peneliti memerlukan sumber data yang berasal dari informasi
35
individu manusia yang disebut dengan informan. Hal ini sesuai dengan pendapat
H. B. Sutopo bahwa:
“Dalam penelitian kualitatif posisi sumber data yang berupa manusia
(narasumber) sangat penting peranannya sebagai individu yang memiliki
informasi. Peneliti dan narasumber disini memiliki posisi yang sama. Oleh
karena itu, narasuber bukan hanya memberikan tanggapan pada apa yang
diminta oleh peneliti, tetapi ia bisa lebih memilih arah dan selera dalam
menyajikan informasi yang ia miliki. Karena posisi inilah sumber data
yang berupa manusia di dalam pene;litian kualitatif lebih tepat disebut
informan daripada sebagai responden. (H. B. Sutopo, 2006: 57)”.
Dengan demikian, peneliti merujuk pada pendapat Abdurrahmat Fathoni yang
menyatakan bahwa:
“Responden adalah sumber data primer, data tentang dirinya sendiri
sebagai objek sasaran penelitian, sedangkan informan adalah sumber data
sekunder, data tentang pihak lain, tentang responden. Oleh sebab itu,
informan hendaknya dipilih dari orang yang banyak mengetahui atau
mengenal keadaan responden (Abdurrahmat Fahtoni, 2006: 105)”.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam upaya memperoleh data yang relevan dengan masalah yang akan dibahas,
maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data, antara lain :
3.5.1. Teknik Wawancara
Untuk memperoleh data yang relevan dengan masalah yang akan dibahas, maka
penulis menggunakan teknik wawancara.
Menurut Koentjaraningrat teknik wawancara atau interview adalah cara yang
diepergunakan jika seseorang memiliki tujuan suatu tugas tertentu, mencoba
mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari serang responden,
dengan bercakap-cakap, berhadapan muka dengan orang itu.(Koentjaraningrat,
1977: 162).
36
Teknik wawancara ini dimaksudkan untuk mendapatkan data penelitian yang
berupa jawaban pertanyaan secara lisan yang diajukan oleh peneliti, yaitu untuk
mengetahui Perilaku Ngejalang Kubokh Makam Gajah Mada Masyarakat Pekon
Kerbang Langgar Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Pesisir Barat.
Informan yang dipilih dalam wawancara ini menggunakan teknik Snowball or
Chain Sampling, yaitu sampel untuk mengidentifikasi kasus-kasus trtentu melalui
sejumlah informan (orang) yang dihubungi secara berantai dan
bersekinambungan. Tujuanya adalah untuk pendalaman dan cross check
pandangan atas kasus tertentu, apakah ada persamaan dan perbedan pandangan
sampai informasi itu jenuh atau mempunyai kecenderungan yang sama. (Dr.
Novita, Tresiana.2013:84.).
Adapun jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara berstruktur. Dalam
melakukan wawancara ini penulis menggunakan daftar pertanyaan sebagai
pedoman yang telah disusun sebelumnya yang bersifat terbuka dan berisikan hal-
hal yang pokok, dimana untuk selanjutnya dapat dikembangkan pada saat
wawancara berlangsung.
3.5.2. Data Informan
Informan dalam penelitian kualitatif menggunakan teknik purposive sampling,
yaitu cara penentuan informan yang ditetapkan secara sengaja atas dasar kriteria
atau pertimbangan tertentu.
Narasumber yang dipilih berdasarkan Kriteria-kriteria tertentu karena itu maka
perlu dipilih orang yang benar - benar mengetahui objek yang akan diteliti.
37
Menurut Moelong informan adalah orang yang mempunyai banyak pengetahuan
tentang latar penelitian dan bersedia untuk memberikan informasi tentang situasi
dan kondisi latar belakang penelitian (Moloeng, 1998: 90).
Syarat-syarat seorang informan adalah jujur, taat pada janji, patuh pada peraturan,
suka berbicara, tidak termasuk pada salah satu kelompok yang bertikai dalam latar
belakang penelitian dan mempunyai pandangan tertentu tentang peristiwa yang
terjadi.
Informan yang dipilih berdasarkan Kriteria-kriteria tertentu. Kriteria informan
pada penelitian ini adalah :
1. Tokoh masyarakat seperti Kepala Pekon Kerbang Langgar, Kuncen
Makam orang yang dianggap memahami secara mendalam bagaimana
perilaku Ngejalang Kubokh Makam Gajah Mada pada masyarakat
Kerbang Langgar Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Pesisir Barat
2. Informan memiliki ketersediaan dan waktu yang cukup.
3. Dapat dipercaya dan bertanggung jawab atas apa yang dikatakannya.
4. Orang yang memahami objek yang diteliti.
3.5.3.Teknik Observasi
Untuk memperoleh data yang tidak tertulis, maka penulis melakukan pengamatan
langsung di lokasi penelitian, dengan menggunakan teknik observasi.
Joko Subagyo mengungkapkan observasi adalah :
Observasi pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai
fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan
pencatatan.(Joko Subagyo, 2006: 63).
38
Sedangkan menurut Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar,
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap
gejala-gejala yang diteliti.Observasi menjadi salah satu teknik
pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan
dan dicatat secara sistematis, serta dapat dikontrol keandalan (reliabilitas),
dan kesasiohannya (validitasnya) (Husaini Usman dan Purnomo Setiady
Akbar, 2009: 52).
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data mengenai Perilaku Ngejalang
Kubokh Makam Gajah Mada Masyarakat Kerbang Langgar Kecamatan Pesisir
Utara Kabupaten Pesisir Barat.
3.5.4.Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi yakni pengambilan data dari informan, buku-buku,
dokumen-dokumen dan foto-foto yang bersangkutan dengan masalah yangditeliti.
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan,
transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger,agenda dan
sebagainya.(Suharismi Arikunto, 2002:236)
Untuk memperoleh data sekunder yang mendukung penelitian ini berupa
monografi pekon yaitu tentang jumlah penduduk, jumlah keluarga, dan lain-lain
yang berhubungan dengan penelitian ini, maka penulis menggunakan teknik
dokumentasi.
Teknik ini merupakan acuan bagi penulis sebagai penelaah terhadap referensi-
referensiyang berhubungan dengan bahan dan permasalahan penelitian.
39
Adapundokumen yang dimaksud untuk memudahkan dalam melakukan
penelitiandiantaranya adalah:
1.1 Buku-buku tentang perilaku
1.2 PerilakuNgejalangdi Makam Patih Gajah Mada.
1.3 Foto-foto yang diambil bersama informan.
Jurnal yang memuat tentang acara kebudayaan daerah Lampung terutama tentang
tradisiNgejalang.Teknik ini digunakan untuk memperoleh data yang bersumber
dari kantor kepala Pekon Kerbang Langgar, Tokoh Masyarakat, tetua-tetua Pekon
di Pekon Kerbang Langgar Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Pesisir Barat.
3.5.5.Teknik Kepustakaan
Untuk memperoleh data yang relevan dengan masalah yang akan dibahas, maka
penulis menggunakan teknik kepustakaan atau studi literatur.
Menurut Koentjaraningrat, teknik kepustakaan merupakan cara pengumpulan data
dan informasi dengan bantuan macam-macam material yang terdapat di ruang
perpustakaan, seperti buku-buku, koran, majalah, naskah dan sebagainya yang
relevan dengan penelitian. (Koentjaraningrat, 1983 : 81)
Dengan teknik kepustakaan ini peneliti berusaha memperoleh dan menelaah buku-
buku yang berkenaan dengan masalah yang akan diteliti.
3.6.Teknik Analisis Data
3.6.1 .Analisis Data
Menurut Nazir (1985), teknik analisis data yaitu mengelompokkan, membuatsuatu
manipulasi kemudian menyingkat data sehingga mudah dipahami. Saatmelakukan
analisis data perlu diingat bahwa data yangdiperoleh hanya menambahketerangan
40
terhadap masalah yang ingin dipecahkan.Data yang terdapat padapenelitian ini
merupakan data kualitatif, sehingga analisisdata yang digunakan berupa teknik
analisis data kualitatif. Dalam penelitian ini akan digunakan 3 analisis data yaitu
3.6.2.Reduksi Data
Menurut Sugiyono (2014), reduksi data adalah mengkategorikan data. Data
yangdiperoleh saat dilapangan ditulis atau diketik kembali ke dalam bentuk uraian
ataulaporan yang ditulis secara terperinci.Saat melakukan reduksi data maka
penelitiharus memilah-memilah bagian yang penting untuk diutamakan pada
penelitian ini,penulis juga melakukan pemilihan data yang diperoleh pada saat
penelitianmengenai perilakuNgejalang Kubokhdan data tersebut akan penulis pilih
secarasederhana.
3.7.Penyajian Data (Display)
Penyajian data diartikan sebagai kumpulan informasi yang tersusun
danmemberikan kesimpulan serta pengambilan tindakan.Penyajian data
dilakukandengan mendeskripsikan hasil temuan dari kegiatan wawancara terhadap
informandi lapangan serta menampilkan dokumen-dokumen penunjang data.
Untuk mengetahui secara mendalam terkait norma atau tata cara, makna, manfaat,
fungsi dan tujuan dari pelaksaan perilakuNgejalang. Kemudian akan meneliti
perubahan yang terjadi pada perilakuNgejalang. Terakhir mengetahui ada upaya
yang dilakukan untuk melestarikan perilakuNgejalang.
Adapun langkah-langkah yang digunakan pada tahap ini sebagai berikut:
1. Mencari informasi mengenai perilakuNgejalangMasyarakat Lampung Sai
Batin dalam kepercayaan masyarakat terhadap pelaksanaan
41
perilakuNgejalangdi Pekon Kerbang Langgar Kecamatan Pesisir Utara
Kabupaten Pesisir Barat.
2. Mengamati perilakuNgejalangpada Masyarakat Lampung Sai Batin dalam
perilaku kehidupan masyarakat terhadap pelaksanaan perilakuNgejalangdi
Pekon Kerbang Langgar, Kabupaten Pesisir Barat.
3.8.Penarikan Kesimpulan
Saat melakukan verifikasi data, peneliti harus mencari makna data
yangdikumpulkan. Mencari hubungan, persamaan, hal-hal yang sering timbul,
danhipotesis, sehingga mencapai kesimpulan-kesimpulan yang masih kabur
ataudiragukan.Kemudian kesimpulan harus selalu diverifikasi
saatpenelitianberlangsung. Kesimpulan yang dikemukakan pada awalnya masih
bersifat dugaansementara, dan akan berubah apabila ditemukan bukti-bukti kuat
yangmendukungnya.Pada tahap ini peneliti menarik simpulan dari data yang telah
disimpulkan sebelumnya, kemudian mencocokkan catatan hasil pengamatan
penulis ketika sedang melakukan penelitian.
42
REFERENSI
Nawawi,Hadari.1991.Metode Penelitian Bidang Sosial.Gadjah mada University
pres: Yogyakarta.Halaman 250.
Suryabrata, Sumadi.2012.Metodologi Penelitian.PT.Raja Grafindo Persada:
Jakarta .Halaman 165.
Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Bina
Aksara: Jakarta.Halaman 156.
Moleong (1989)Lexy. 1989. Metode Penenlitian Kualitatif. PT Remaja: Bandung.
Halaman 90.
Opcit. Arikunto, Suharsusimi. Halaman 102
Sutopo H. B. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Universitas Sebelas Maret:
Surakarta. Halaman 216.
Abdurrahmat Fathoni. Manajemen Sumber Daya Manusia. Rhineka Cipta:
Bandung. Halaman105.
Dr. Novita Tresiana. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Lembaga Penelitin
Universitas Lampung: Lampung. Halaman 84.
Koentjaraningrat. Metode Penelitian Masyarakat. 1977. Gramedia: Jakarta.
Halaman 162.
Bungin, Burhan. 2014. Metode Kualitatif. Prenada Media Group: Jakarta.
Opcit. Koentjaraningrat. Halaman 81
Nazir, Mohammad. 1985. Motode Penelitian. PT Ghalia Indonesia: Jakarta
Halaman 66.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D :Bandung.
Alfabeta. Halaman 56.
93
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dijelaskan pada bab-bab
terdahulu, maka dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa Perilaku Ngejalang
Kubokh Makam Gajah Mada Pada Masyarakat Pekon Kerbang Langgar
Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Pesir Barat adalah sebagai berikut :
1. Persiapan tradisi Ngejalang Kubokh di makam Gajah Mada Pekon
Kerbang Langgar, meliputi perilaku atau aktivitas-aktivitassebagai berikut:
Musyawarah pembentukan petugas, untuk menentukan siapa yang
akan menjadi pembawa acara, perempuan bertugas memasak
hidangan bersama di rumah kuncen makam, laki-lakibertugas
mengundang warga dan menggelar tikar, juga menjadi pembawa
acara. Hidangan yang disiapkan berupa ketan, enten, ayam
bekakak, sirih, rokok, rayak jagung, dan serabi, kemudian
hidangan ini di taruh di atas pahar.
Kegiatan Khusus, yaitu mandi wajib ataupun berwudhu sebelum
melaksanakan Tradisi Ngejalang Kubokh.
2. Pelaksanaan tradisi Ngejalang Kubokhmeliputi beberapa perilaku yaitu:
Pembukaan dan sambutan yang dilakukan pamong desa atau
kuncen makam
Talibun yang berarti berbalas pantun antara pembawa acara dan
peserta, kemudian masukacara inti.Bagian inti pada acara ini
94
adalah pembacaan munajat do’a oleh kuncen makam dalam hal ini
adalah juru kuncen makam serta menyampaikan maksud dari
masing-masing hidangan persembahan yang disediakan,
menyalakan kemenyan, kemudian membaca ayat-ayat pendek dan
zikir, dan diakhiri dengan pembacaan do’a keselamatan
Setelah acara inti selesai ditutup dengan makan bersamahidangan
yang dimunajatkan yang sudah disediakan lalu diakhiri dengan
saling bermaaf-maafan antar warga yang hadir, sedangkan untuk
Ngejalang Kubokh pribadi tidak perlu mengundang warga, karena
hanya mengundang kuncen makam, dan tidak memakai acara
talibun.
5.2.Saran
Setelah penulis menyelesaikan penelitian, membahas dan mengambil kesimpulan
hasil penelitian ada beberapa saran yang penulis berikan adalah sebagai berikut :
1. Kepada masyarakat pekon Kerbang Langgar Kecamatan Pesisir Utara
Kabupaten Pesisir Barat, penulis menyarankan agar tetap menjaga adat
budaya peninggalan leluhur, khususnya dalam tradisi Ngejalang Kubokh
yang merupakan cerminan kerukunan antar warga.
2. Kepada para pemerintah setempat agar dapat berpartisipasi dalam
melestarikan kebudayaan lokal di pekon Kerbang Langgar khususnya
tradisi Ngejalang Kubokh, untuk menarik para wisatawan sebagai sumber
pendapatan daerah serta agar tidak pudar dengan berjalannya seiring
waktu.
95
DAFTAR PUSTAKA.
Herimanto & Winarno, 2012, Ilmu sosial & Budaya Dasar, Jakarta, PT. Bumi
Aksara, jakarta.
Hikmat, Mahi M. 2011, Metode Penelitian Dalam Perspektif Ilmu Kominikasi
Dan sastra. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Ismawati, Esti, 2012, Ilmu Sosial Budaya Dasar. Ombak, Yogyakarta
Mar,at Samsunuwiyati, 2006, Perilaku Manusia, PT Refika Aditama, Bandung
Mulyana, Slamet, 1983, Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit,
PT. Inti Idayu Press, Jakarta.
Mulyana, Slamet, 1983, Tafsir Sejarah Negara Kretagama, PT. LKIS,
Jakarta.
Nasution , 2012, Metode Research (Penelitian Ilmiah)Bumi Aksara, Jakarta
Nawawi, Hadari, 1993, Metode Penelitian Sosial, Yogyakarta, University Press
Sugimun, 1988, Peninggalan sejarah Masa Perkembangan Agama – Agama
Di Indonesia, CV , Hj . Mas Agung. Jakarta.
Singarimbun, Masri, 1996, Metede Peneltian Survey, LP3S, jakarta
Suhartimi, Arikunto, 1986, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis ,
Renika Tjipta, jakarta
Sujanto, Agus, 1992, Psikologi Umum , Bumi Aksara, Jakarta.
Suoardan , Dadang, 2007, Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan,
Struktural, Bumi Aksara, Jakarta.
Team Penulisan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pesisir Barat, 2017, Buku
Panduan Wisata Kabupaten Pesisir Barat, Pesisir Barat, Proyek
Pengembangan media Kebudayaan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Perlindungan HS. HM, 1987, Buku Petunjuk dan Tata Cara Ziarah Kubur,
Penerbit Firdaus, Jakarta.
96
Undang-Undang Republik Indonesia, 1992, Tentang Benda-Benda Cagar
Budaya dan Penjelasannya, Direktorat Perlindungan dan Pembinaan
Peninggalan sejarah dan Purbakala, Depdikbud.
Panji, Teguh, 2015, Kitab Sejarah TerlengkapMadjapahit , Penerbit,
Suko Buku, Yogyakarta.
Walgiti Bimo, 2003, Psikologie Sosial ( Suatu Pengantar ) , Andi Yogyakarta.
Koentjaraningrat , 1985, Metode Penelitian Masyarakat, Gramedia, Jakarta.
Margono, 2007, Metodelogi Penelitian Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta.
Winarno, Surachmad, 1990 , Dasar – Dasar Metode Riset , Penerbit, Tarsito
Bandung.
Webster, Hutton, 2016, Sejarah Dunia Lengkap, Penerbit, Indo Lestari.
Yamin Muhammad, 1993, Gadjah Mada Pahlawan Persatuan Nusantara.
Balai Pustaka, Jakarta.