Topik 4 Mashita

Post on 11-Dec-2015

230 views 4 download

description

perawatan

Transcript of Topik 4 Mashita

ALAT RESTORASI

Mashita Dyah 160110130076

Persiapan harus benar agar tidak akan membahayakan pulpa

Adaptasi

Estetik

Tahan lama dan fungsional

Mengembalikan fungsi anatomi

PRINSIP DAN KONSEP

1. Mempertahankan struktur gigi

2. Retensi

3. Proteksi sisa struktur gigi

Macam-macam Alat Restorasi Semi Tetap

1. FRAKTUR ENAMEL• Tidak memerlukan perawatan segera• Menghaluskan sisa-sisa fraktur yang tajam

dengan bahan restorasi dengan tujuan estetik seperti komposit resin

• Pada kasus dengan nekrosis pulpa, dibutuhkan terapi endodontic.

Fraktur Enamel

Menghaluskan permukaan kasar pada sisa-sisa fraktur dengan mata bor merupakan salah satu tindakan yang cukup untuk menangani fraktur enamel. Untuk penanganan lebih lanjut, dapat digunakan

komposit resin dan veneer porselen.

2. FRAKTUR DENTIN• Penutupan dentin yang terbuka dengan GIC.• Pelekatan kembali fragmen yang lepas dengan

material bonding.• Manipulasi struktur anatomis awal dengan

komposit atau restorasi porselen

Dalam keadaan darurat :1. Membiarkan dentin terbuka untuk restorasi lebih

lanjut.2. Menggunakan GIC sebagai penutup sementara.3. Bila fragmen yang terpisah masih ada, lekatkan

kembali fragmen tersebut dengan material bonding. Bila material bonding tidak tersedia, prosedur ini dapat dilakukan sementara fragmen gigi disimpan pada material seperti saline

3. Pulp Exposure

Pulp capping

Partial pulp amputation

Pulp extirpation

Pulp Capping

• Tujuan melindungi pulpa.• Kalsium hidroksida diaplikasikan pertama kali

untuk melindungi jaringan pulpa yang terekspos kemudian baru dapat diaplikasikan material tambalan yang sesuai.

Pulp Capping

Kiri: Penutupan dengan Kalsium hidroksidaKanan : Perlekatan kembali fragmen mahkota yang mengalami

fraktur.

Partial Pulp Amputation/Pulpotomy

• Pulpa yang terekspos diperluas dengan menggunakan mata bor bundar yang tajam sampai ke kedalaman 2-3 mm.

• Kemudian ditutup dengan kalsium hidroksida pd kanal akar, kemudian dgn bahan tambal yang sesuai.

Partial Pulp Amputation/Pulpotomy

Pulp Extirpation

• Mengangkat semua jaringan pulpa yg nekrotik.

• Aplikasi desinfektan pd saluran akar penting sbg upaya preventif sblm diaplikasikannya bhn tambalan saluran akar & restorasi gigi.

PENANGGULANGAN GIGI SULUNG YANG TERKENA TRAUMA

Trauma Pertolongan Pertama Perawatan pada Praktek

Dokter GigiAvulsi Tidak dianjurkan

melakukan reimplantasiTooth displacement (luxation, lateral displacement, extrusion)

Menempatkan kain yang basah dan dingin pada mulut. Mengurangi rasa sakit diberikan Tymol

Ekstraksi, mencegah kerusakan saat pertumbuhan gigi permanen Splint mengembalikan gigi pada posisi normal menggunakan GIC modifikasi resin.

Fraktur Gigi (infraction, Ellis Klas I, Klas II atau III)

Berkumur dengan air hangat, dikompres dengan kain yang dingin atau es

direct pulp capping, cervical-depth pulpotomy, pulpectomy, atau extraction.

Trauma Pertolongan Pertama Perawatan pada Praktek

Dokter GigiTooth pushed up (dental intrusion)

Berkumur dengan air dingin dan letakkan batu es di bawah bibir dan mulut untuk mengurangi bengkak

Tidak terjadi kecelakaan pada benih gigi permanennya Biarkan gigi sulung tersebut erupsi (2-3 bulan) Ektraksi gigi mengalami intrusi terlalu dalam hingga mengenai gigi permanen

Tooth was hit (subluxation, dental concussion)

= Pemeriksaan radiografi Pasien diinstruksikan makan makanan yang lembut

Trauma Pertolongan Pertama Perawatan pada Praktek

Dokter GigiRoot fracture (apical, mid-root, cervical)

Berkumur dengan air dingin dan letakkan batu es di bawah bibir dan mulut

Sembuh sendiri jika tidak ada abses Ekstraksi jika ada abses dan mobilitas gigi tinggi

Dental bone fracture (alveolar process fracture)

= Anti inflamasi (mortri), analgetik(Tylenol 3), dan antibiotik (Penicillin) lukalisasi parah Splint

MACAM-MACAM ALAT STABILISASI UNTUK FRAKTUR DENTOALVEOLAR

• Splinting yaitu menstabilkan satu gigi atau lebih dengan menyelipkan kawat, band, atau splint tuang dari logam atau plastik ke gigi sebelah yang masih kuat

• Tujuan : melindungi perlekatan agar memungkinkan adanya perbaikan atau regenerasi serat periodontal

Rigiditas dari Splint

• untuk pulpa dan periodontal healing• Lebih mobility

Flexible dan semi-rigid

• cervical root fracture dan replantasi gigi• Kurang dari mobilitas Rigid

Tipe Splinting

a. Suture splint

b. Arch bar

c. Orthodontic appliance

d. Composite

e. wire-composite

f. Resin

g. Metal splint

Suture splint

• Fiksasi sementara, hanya beberapa hari.

• Jahitan dilewatkan dari jaringan labial ke jaringan lingual dengan benang melintasi tepi insisal, sehingga mencegah gigi bergerak dari soketnya

Arch Bar/Cap Splint

• Rigid splint• menyebabkan kerusakan pada gigi

dikarenakan reposisi tidak akurat • Resiko invasi bakteri

Orthodontic Appliance

• Dapat mengakibatkan iritasi pada mukosa oral, gangguan pada oral hygiene dan ketidaknyamanan

Composite

• Untuk fraktur pada daerah interdental• Fragile dan bersifat rigid• dianjurkan untuk splint pada gigi luxasi dengan

hanya satu gigi yang berdekatan.

Wire-composite Splint

• bersifat fleksible • mudah dimodifikasi menjadi splint yang kaku • Tidak menimbulkan iritasi pd mukosa oral

Resin

• Penempatan splint resin penuh pada permukaan gigi

• Secara estetik dan hygiene dapat diterima

Metal Splint

• Terbuat dari titanium• Adaptasi baik • Mempertahankan mobilitas fisiologis gigi