Post on 29-Jan-2016
description
TOKSIKOLOGI FORENSIK
dr. Citra Manela.Sp F
04/22/23 2
Toksikologi:
Ilmu yang mempelajari sumber, sifat, khasiat, gejala-gejala
keracunan, dosis terapi dan lethal serta temuan pada otopsi kasus yang meninggal dari suatu zat
atau racun.
DEFINISI RACUN
TAYLOR :TAYLOR : SETIAP ZAT YG DLM JUMLAH RELATIF KECIL SETIAP ZAT YG DLM JUMLAH RELATIF KECIL
BILA MSK KE DLM TUBUH AKAN MENIMBULKAN BILA MSK KE DLM TUBUH AKAN MENIMBULKAN REAKSI KIMIAWI YG AKAN DPT MENYEBABKAN REAKSI KIMIAWI YG AKAN DPT MENYEBABKAN
PENYAKIT ATAU KEMATIAN.PENYAKIT ATAU KEMATIAN.
TERGANTUNG ITIKAD :TERGANTUNG ITIKAD : LUMINAL BILA DIBERIKAN UNTUK PENGOBATAN BKN LUMINAL BILA DIBERIKAN UNTUK PENGOBATAN BKN
RACUN; BILA UNTUK MELAKUKAN KEJAHATAN, RACUN; BILA UNTUK MELAKUKAN KEJAHATAN, MAKA LUMINAL DISEBUT RACUNMAKA LUMINAL DISEBUT RACUN
4
Kriteria Diagnostik Keracunan
1.Gejala-gejala sesuai dengan racun penyebab.
2.Analisa kimia positif adanya racun pada sisa
barang bukti
3.Ditemukan Racun pada cairan tubuh korban.
[ Darah, Urine ]
4.Otopsi, baik makroskopik dan mikroskopik
sesuai dengan racun penyebab.
5.Riwayat Penyakit korban kontak dengan
racun.
3 dan 4 bila positif : Diagnosa pasti keracunan
KLASIFIKASI
RACUN DLM RUMAH TANGGARACUN DLM RUMAH TANGGA
RACUN DLM PERTANIAN/PERKEBUNANRACUN DLM PERTANIAN/PERKEBUNAN
RACUN DLM DUNIA KEDOKTERANRACUN DLM DUNIA KEDOKTERAN
RACUN DLM INDUSTRI/LABORATORIUMRACUN DLM INDUSTRI/LABORATORIUM
RACUN DLM ALAM BEBASRACUN DLM ALAM BEBAS
CARA MASUK KE TUBUH
MELALUI SALURAN PERNAFASANMELALUI SALURAN PERNAFASAN
MELALUI SUNTIKAN / INJEKSIMELALUI SUNTIKAN / INJEKSI
MELALUI MULUT / PER ORALMELALUI MULUT / PER ORAL
MELALUI KULIT YG SEHAT / SAKITMELALUI KULIT YG SEHAT / SAKIT
MELALUI DUBUR, VAGINAMELALUI DUBUR, VAGINA
7
Penggologan Racun
Menurut :*Sumber [ Tumbuh2an /
Hewan/mineral/sintetik]
* Tempat [Alam/rumah
tangga/pertanian/industri/Lab]
* Organ Tubuh * Mekanisme dan cara kerja.
Contoh : opium, cocain, ganja, CO, CN, As, Pb, Alkohol, Barbiturat, Morfin,Insektida,
CARA KERJA
LOKAL : LOKAL :
KOROSIF (Lisol, Asam & Basa Kuat); KOROSIF (Lisol, Asam & Basa Kuat);
IRRITAN (Arsen, HgCl2); IRRITAN (Arsen, HgCl2);
ANESTETIK (Kokain, Asam Karbol).ANESTETIK (Kokain, Asam Karbol).
SISTEMIK : SISTEMIK : Narkotik, Alkohol etc.Narkotik, Alkohol etc.
LOKAL & SISTEMIK : LOKAL & SISTEMIK : As.KarbolAs.Karbol
TOKSIKOLOGI
REKONSTRUKSI
KEC. LALU-LINTAS
KEC. PSWT UDARA
PERKOSAAN
PEMBUNUHAN
BUNUH DIRI
SEBAB KEMATIAN
MORFIN
SIANIDA
CO
INSEKTISIDA
ARSEN
YG TDK BOLEH DILAKUKAN SAAT MELAKUKAN PEMERIKSAAN
MEROKOKMEROKOK
MENYIRAM, BAIK DGN AIR ATAU ZAT MENYIRAM, BAIK DGN AIR ATAU ZAT
UNTUK MENGHILANGKAN BAUUNTUK MENGHILANGKAN BAU
MENYEMPROT RUANGAN UNTUK MENYEMPROT RUANGAN UNTUK
MENGHILANGKAN BAUMENGHILANGKAN BAU
PEMERIKSAAN MAYAT & HAL-HAL YG HRS DIPERHATIKAN
KENALI BAU YG KELUAR DARI MULUT ATAU HIDUNG KORBAN, DGN CARA MENEKAN DINDING DADA
BERULANG DAN KENALI BAU YG KELUAR
PERHATIKAN WARNA LEBAM MAYAT
PERHATIKAN TANDA KOROSIF/LUKA BAKAR PD MULUT, SERTA DISTRIBUSINYA PADA TUBUH,
MULAI DARI DAGU, DADA, PERUT DST
PERHATIKAN BERCAK YG ADA DIPAKAIAN, BAIK WARNA MAUPUN DISTRIBUSINYA
“Ideal”Poison Characteristics
TastelessOdorlessColorless
Readily solubleDelayed onset of action
UndetectableExotic
Low-dose lethalityEasily obtained (not traceable)
Chemically stableMimics a natural disease
04/22/23 13
Pemeriksaan Toksikologi
Pada kasus – kasus :
1.Kecurigaan adanya keracunan di TKP
[ = Tempat Kejadian Perkara].
2.Pada Otopsi ditemukan kelainan2 yang tidak lazim.
Lebam mayat merah terang (CO, CN). Coklat (Nitrit, Nitrat, Anilin, fenasetin). Parut bekas suntikan (Morfin), Bau Amandel (CN), Bau kutu busuk (Malation)
04/22/23 14
Pemeriksaan Luar
• Tercium bau dari hidung, mulut, pakaian -bau amandel (sianida), minyak tanah (insektisida), amoniak, fenol, alkohol• Pakaian: Penyebaran bercak racun ( Pembunuhan atau bunuh diri)• Lebam Mayat : merah terang (CO/CN).• Luka-luka bakar pada bibir, kulit akibat asam dan basa kuat.• Bekas suntikan ( Narkotik), hiperpigmentasi, keratosis,
melanosis.(As,Pb,Hg)• Kelainan pada kuku, rambut dan sklera.
15
Pemeriksaan Dalam
• Bau yang tercium dari rongga tengkorak, Rongga perut dan rongga dada.• Kelainan-kelainan yang ditemukan pada organ2
tubuh ( Darah, Salurann pernafasan, Saluran pencernaan, Hati, Paru, Jantung, Ginjal dan otak.)
• Kelainan bisa berupa korosif, nekrosis,• Ditemukan sisa2 obat/racun dalam lambung, mulut,
eosofagus.• Pada umumnya perbendungan pada semua organ2
tubuh.
Penanganan Kasus Keracunan
• 1. Pemeriksaan di TKP: Sisa2 obat, jarum suntik, kaleng racun, Muntahan, sisa makanan. [ semuanya dikumpulkan dalam wadah] AlloAnamnesalengkap:Gejala keracunan Saat Kematian.Penyakit/mental.
2. Analisa Toksikologi :kasus hidup/mati 3.Otopsi – Pemeriksaan Luar dan Dalam lengkap dengan bahan untuk toksikologi dan Patologi Forensik [mikoskopik ]
17
Terapi Umum Keracunan
• Muntahkan• Bilas lambung.• Pencahar: Na2SO4 30 gr/200cc air.• Dialise• Antidotum:Morfin x nalorfin/narcan.• Demulcen: 3 butir telur/500cc air/susu• Pengobatan simtomatik dan suportif: Kejang2….beri benzodizepam, edema paru akibat
insektisida…sulfas atropine. Racun terkena kulit/mata dibersihkan dengan air. Bila
parentral ..pasang torniquet.
04/22/23 18
Bahan/ organ yang diambil dan dikirim untuk pemeriksaan
toksikologi
• Darah ( 30 –50 cc ), Urin (seluruhnya ),• Isi lambung( seluruhnya )• Empedu, Hati (500gr), Ginjal (seluruhnya),• Otak (500 gr), Usus dan isinya ( 60 cm).• Lemak (200gr), Otot, Rambut dengan akarnya
(10 gr), Kuku dengan pankalnya (10gr),
Jaringan tempat suntikan ( 5-10 cm2).
Kadang2 perlu diambil: Paru, jantung dan limpa.
19
Tempat atau wadah sampel.
• Biasanya disediakan 9 botol ( Peles) untuk masing2 organ atau cairan.
• Dikirim tanpa bahan pengawet / es.
• Bila perlu dikirim harus pakai bahan pengawet: Alkohol Absolut/ NaCl jenuh
• (organ2), NaF 1% / Na Sitrat ( Darah)
• Na Benzoat+fenil merkuri nitrit (Urin)
04/22/23 20
Cara Pengiriman
• Botol berisi organ disegel oleh polisi dan dokter.• Buat berita acara.• Ringkasan Laporan otopsi• Pemeriksaan Patologik anatomik semua organ
(pengawet formalin / alkohol)• Bahan Pengawet untuk Pemeriksaan Racun
TIDAK DIBENARKAN, karena formalin merusak racun / menyulitkan pemeriksaan.
04/22/23 21
Kasus KeracunanHidup Mati
Sakit Otopsi
Cacat Menentukan:
Mati 1.Sebab kematian oleh racun?
2.Perkiraan Cara Kematian:
Bunuh diri/ kecelakaan/
pembunuhan.
Polisi 3.Hubungan obat/ racun
Perkelahian/kecelakaan/
Visum et Repertum perkosaan dll.
Keracunan CO
Racun Tertua The Invisible Killer The Silent Killer
The Big Five Primary Air Pollutants
CO
Carbon Monoxide
NOx
Nitrogen Oxides
SOx
Sulfur Oxides
Hydrocarbons
HCs
Particulates
Carbon Monoxide
• Penyebab keracunan fatal yang paling umum di USA• Merupakan hasil pembakaran yang tidak sempurna • CO adalah gas tidak berwarna, tidak berbau • CO 0.5% for 30 minutes = Blood Conc of 45%• Pada kadar 10% Carboxyhemoglobin dapat
menurunkan peripheral and night vision.• Setelah dikeluarkan dari sumber CO , hanya kira2 0.5%
keluar dari darah setiap 4 jam.
Who is at Risk?
• EVERYONE, especially:
– Orang yang mempergunakan sumber panas alternatif
– Orang tua
– Bayi baru lahir , infants,
– Penderita penyakit jantung kronis, anemia atau masalah2 pernafasan.
Who is at risk? Cont…..
– Personalia pemadam kebakaran.
– Individu2 yang bekerja dengan mesin2 bensin atau diesel diruang tertutup
– Pekerja2 industri pulp, penuangan baja dan tanaman yang menghasilkan formaldehida dan coke
SIFAT – SIFAT GAS CO
• Tidak berwarna
• Tidak berbau
• Tidak merangsang selaput lendir
• > ringan dari udara
• Afinitas thd hemoglobin
208-245 x > O2
Sumber CO
Hasil pembakaran yg tidak sempurna dari karbon dan bahan oranik yg mengandung karbon
• MOTOR bensin (spark ignition)
diesel (compression ignition)• GAS batu bara ± 5 % CO• PADA KEBAKARAN• ASAP TEMBAKAU
CO mengikat hemoglobin membentuk carboxyhemoglobin(COHb) Kemampuan darah untuk mengangkut oxygen ke organ2 dan jaringan menurun, termasuk jantung dan otak .
.0035.0035%%
Headache and dizziness within 6-8 Headache and dizziness within 6-8 hours of constant exposurehours of constant exposure
.01%.01% Slight headache within 2-3 hoursSlight headache within 2-3 hours
.04%.04% Frontal headache within 1-2 hoursFrontal headache within 1-2 hours
.08%.08% Dizziness, nausea, and convulsions Dizziness, nausea, and convulsions within 45 min. Insensible within 2 within 45 min. Insensible within 2
hourshours
.16%.16% Headache, dizziness, nausea, and Headache, dizziness, nausea, and convulsions within 20 min. Death in convulsions within 20 min. Death in
less that 2 hoursless that 2 hours
.32%.32% Headache, dizziness, nausea, and Headache, dizziness, nausea, and convulsions within 5-10 min. Death in convulsions within 5-10 min. Death in
less than ½ hourless than ½ hour
.64%.64% Headache and dizziness in 1-2 min. Headache and dizziness in 1-2 min. death in less than 20 mindeath in less than 20 min
1.28%1.28% Death in less than 3 min.Death in less than 3 min.
Pemeriksaan Forensik
• Diagnosis pd korban hidup : - anamnesa kontak + - gejala keracunan CO
• Diagnosis pd korban mati : - Kematian segera / tidak lama setelah kontak - Delayed death
Kematian segera
• Lebam mayat merah muda terang (cherry pink) jelas bila COHb > 30 %
• Otot, visera & darah merah terang• Petekiae, ensefalomasia simetris pada globus
pallidus• Perdarahan & nekrosis pd miokardium,
mikroskopis = infark miokardium akut• Eritema & vesikel/bula pada kulit dada, perut,
muka / anggota gerak badan• Pneumonia hipostatik paru• Nekrosis tubuli ginjal
Delayed death
• Lebam mayat livide
• Perdarahan berbintik pd permukaan otak
• Nekrosis kortek & substantia alba otak
• Ring haemorrhages & perdarahan fokal pada substantia alba
Pemeriksaan Laboratorium
Kualitatif :• Uji alkali dilusi• Uji formalin
Kwantitatif :• Gettler – Freimuth• Spektroskopis• Kromatografi gas
Pengobatan
• Pindahkan korban keudara segar
• Aktifitas korban harus dicegah
• Beri O2 100% sampai COHb darah ↓ dibawah kadar berbahaya
• Bila terjadi depresi pernafasan, berikan pernafasan buatan dgn O2 100%
TKP : CO
TKP : CO
Keracunan CN
Sangat toksik
Keracunan CN umumnya :
• Bunuh diri
• Pembunuhan
• Kecelakaan di - laboratorium - penyemprotan pertanian - penyemprotan gudang kapal
Sumber
• HCN : - cairan jernih, bersifat asam
- larut dlm air, alkohol dan eter
- mudah menguap pd suhu
kamar
- aroma khas amandel
(bitter almonds, peach pit)
- Dipakai dalam sintesis kimia
& fumigasi gudang kapal
Sumber
• Garam Sianida : Na CN dan KCN dalam proses pengerasan besi, penyepuhan emas, perak dan fotografi• Cyanogen ( C2N2 ) : dlm sintesis kimiawi• Biji tumbuh-tumbuhan : yg mengandung glikosida sianogenetik atau
amigdalin - singkong liar - umbi-umbian liar dll.
Cara kerja & Metabolisme
• Absorpsi - mulut - inhalasi - kulit : nitril organik , HCN• CN afinitas kuat thd ensim pernafasan mengikat Fe3 cytochrome oxydase gangguan transportasi & pemakaian O2 sel-sel ANOXIA ( SITOTOKSIK )
Gejala keracunan akut
Tidak spesifik
• Kegagalan pernafasan dan kematian dalam beberapa menit
• Rasa terbakar kerongkongan lidah, sesak nafas, hypersalivasi, mual, muntah, sakit kepala, vertigo, fotofobi, tinitus, pusing & kelelahan
Gejala keracunan kronik
• Pucat, keringat dingin
• Pusing
• Tidak enak diperut
• Rasa tertekan pada dada dan sesak
Pemeriksaan luar jenasah
• Tercium bau amandel
• Sianosis wajah, bibir
• Busa di mulut
• Lebam mayat merah terang
Pemeriksan dalam jenasah
• Tercium bau amandel• Organ tubuh, otot dan darah berwarna
merah terang• Tanda asfiksia organ-organ tubuh• Kelainan mukosa lambung (alkali CN) - korosi - merah kecoklatan - perabaan licin seperti sabun
Pemeriksaan laboratorium
• Uji kertas saring
• Reaksi schonbein-Pagenstecher
( reaksi Guajacol )
• Prussian Blue ( Biru Berlin )
• Gettler Goldbaum
Pengobatan (1)
Keracunan CN inhalasi• Pindahkan korban keudara bersih• Amil nitrit inhalasi• Pernafasan buatan dgn 100 % O2• Antidotum - Na Nitrit 3 % IV : Hb → MetHb+CN → CN Met HB - Na Tio sulfat 25 % IV - Hidroksi kobalamin ( ker. Kronik ) - Cobalt EDTA obat pilihan
Pengobatan (2)
Keracunan CN oral
• Sama seperti keracunan inhalasi
• Bilas lambung setelah diberi antidotum Nitrit dan Tiosulfat
• Bilas dgn Na Tiosulfat 5 %
• Sisakan 200 ml (10 gr) dalam lambung
Keracunan Insektisida
Insektisida = racun serangga
• Banyak dipakai dalam : - Pertanian - Perkebunan - Rumah tangga• Keracunan : - Kecelakaan - Bunuh diri - Pembunuhan ( jarang )
Penggolongan
• Hidrokarbon terkhlorinasi
( Chlorinated hydrocarbon )
• Inhibitor kolinesterase :
- Organofosfat
- Karbamat (reversibel)
• Lain-lain
Hidrokarbon terkhlorinasi
• Tidak larut dalam air, umumnya larut dalam lemak
• DDT, Aldrin, Dieldrin, Endrin, Chlordane, Lindane, Methoxychlor, Toxaphane, BHC
• Ditimbun dalam jaringan lemak• Stimulator SSP yg kuat• Gejala utama keracunan : muntah2,
tremor, kejang-kejang• Terapi suportif
Inhibitor kolinesterase
• Mengikat enzim asetilkolinesterase asetilkolin • Gejala utama keracunan: gangguan
penglihatan, kesukaran bernafas dan hiperaktivitas gastrointestinal
• Gejala timbul cepat, progresif, makin lama makin hebat
• Otopsi tidak khas , bau minyak tanah• Terapi : sulfas atropin → atropinisasi
Keracunan Arsen
Arsen
• Logam berat bervalensi 3 dan 5• Berwarna metal (steel grey)• Bentuk: AsCl3 (minyak), As2O3 (bubuk putih /
warangan), AsH3 (arsine, gas)• Umumnya tidak berbau, senyawa mungkin
berbau bawang putih• Mudah larut dalam air panas
Sumber Arsen
• Obat: tonikum, obat anti parasit (protozoa, cacing, amoeba, spirochaeta, tripanosoma) obat homeopathi
• Anti hama: tikus, herbisida, pestisida, semut• Industri: bahan cat, keramik, preservasi kayu,
glass clarifier, industri elektronik
Sumber Arsen
• Tanah normal: As sampai 200 ppm tumbuhan hewan herbivora hewan karnivora
As dalam tanah air tanah air sungai, danau laut: ikan, kerang
• makanan: arsenobetaine dan arsenocholine (arsen organik, relatif non toksik) 0,5 – 1,0 mg perhari
Darah orang normal As 0,002 – 0,062 mg/L
Arsen sebagai racun
• Kecelakaan: makan seafood terlalu banyak, kontaminasi
• Bunuh diri: jarang
• Pembunuhan:– Racun kuno, dokter mudah terkecoh, tapi
mudah terdeteksi jika dokter waspada
Keracunan Arsen
• Intoksikasi akut: dosis besar• Intoksikasi subakut: paparan arsen dosis
sublethal berulang atau paparan tunggal dosis besar non fatal
• Intoksikasi kronis: paparan dosis kecil berulang, misalnya paparan industri, pertambangan, kecerobohan, akibat ketidaktahuan, pengobatan atau upaya pembunuhan
Intoksikasi kronis Arsen
• As yang masuk ke dalam tubuh secara berulang dan tidak diekskresi akan ditimbun dalam hati, ginjal, limpa dan jaringan keratin (kuku dan rambut)
• Setelah penghentian paparan As akan dilepas perlahan-lahan dari depotnya dan menimbulkan gejala yang membandel
• Gejala klinis menetap berminggu-minggu sampai bulanan setelah paparan terhenti
Arsen dalam kuku dan rambut
• Kadar As kurang dari 0,1 mg/100 gram rambut tak punya makna
• Mulai terdeteksi 30 jam setelah paparan• Konsentrasi relatif tidak berubah selama
bertahun-tahun, kecuali jika terpapar lingkungan asam atau basa kuat
( Pertumbuhan rambut 0,25 – 0,5 inchi perbulan )
Patofisiologi (1)
• As2O3: racun protoplasma• Cara masuk: per-oral, kontak kulit dan per-
inhalasi• As masuk ke sirkulasi, mengikat globulin dalam
darah dalam 24 jam pasca konsumsi masuk ke dalam jaringan
• Sebagian As menembus sawar darah-otak dan sawar darah-plasenta
• Dalam tulang menggantikan gugus fosfor
Patofisiologi (2)
• Dalam jaringan As mengikat SH pada dihidrolipoat menghambat kerja enzim pada siklus piruvat dan suksinat (reversible)
• Sebagian As menggantikan gugus fosfat gangguan oksidasi fosforilasi jaringan
• Pada pembuluh darah splanknik: As paralisis kapiler, dilatasi dan peningkatan permeabilitas yang patologis
• Efek lokal pada jaringan: kongesti, stasis dan trombosis iskemi dan nekrosis jaringan
Eliminasi Arsen
• Eliminasi satu dosis terapeutik As dari jaringan (kecuali rambut dan kuku) memerlukan waktu 2 minggu
• Exresi melalui urin (methylated As): puncak pengeluaran dalam beberapa hari, tidak seragam analisis: sampel urin 24 jam
• Sejumlah kecil As tetap ada dalam urin dan feses berbulan-bulan kemudian
• Sebagian lainnya ditimbun dalam kulit, kuku dan rambut
Arsen untuk membunuh
• Racun paling favorite untuk membunuh (31%)• Dosis lethal 120-200 mg. • Setiap 200 mg As mengandung 1,610 x 10~18
molekul racun• Racun ideal:
– Racun tak berasa, tak berbau, tak berwarna campur dalam makanan/minuman tanpa diketahui korban
– Efeknya spt penyakut umum: muntaber– Mudah diperoleh
Dari segi forensik
• Tidak terlalu efisien: muntah, diare, lavase membuat korban tidak meninggal
• Efek kematian lambat dan menimbulkan nyeri curiga
• Masalah utama: dokter tidak MIKIR kemungkinan keracunan Arsen
• Arsen mudah dideteksi: adanya timbunan arsen dalam rambut dan kuku
Efek Arsen terhadap tubuh
• Penyerapan As: larutan >> padat, As padat halus >> padat kasar
• Efek racun terhadap tubuh tergantung:– Sifat fisik dan kimiawi racun– Jumlah racun yang masuk– Kecepatan absorbsi– Kecepatan dan jumlah eliminasi: alamiah
(muntah, diare), buatan (lavase)
Gejala klinis: Sindroma paralitik akut
• Terjadi jika menelan As yang cepat diabsorbsi dalam dosis besar
• Kolaps sirkulasi, stupor, kejang• Kematian dalam beberapa jam karena efek
pada pusat di medulla• Muntah dan diare mungkin tak ada• Patologi: tidak khas, kecuali hiperemi GI
Intoksikasi subakut dan konis
• GE kronis dengan anoreksia, nausea dan diare intermiten.
• Kadang ada rasa kecap metal, napas berbau bawang putih, tenggorokan kering dan haus persisten
• Kuning akibat nekrosis hepatosit subakut
Kelainan neurologis
• Kelainan mulai di perifer, meluas secara sentripetal
• Neuropati perifer motoris: paralisis, parese (pada otot halus tangan dan kaki, sering disertai kelainan tropik)
• Neuropati perifer sensoris: anestesi, parestesi (gatal, geli)
• Ambliopia
Kelainan kulit
• Kelainan eksimatoid, dermatitis eksfoliatif• Melanosis arsenik (pigmentasi coklat) dengan
spotty leucoderma (rain-drop hyperpigmentation) dan keratosis arsenik pada telapak tangan dan kaki.
• Keganasan: Ca sel skuamosa, Ca sel basal superfisial pada daerah unexposed
• Kuku: rapuh, garis Mee’s lines• Kerontokan rambut
Hipopigmentasi kulit
Keratosis Arsenik
Kecacatan anggota tubuh
Keratosis Arsenik
Efek As pada kepala
Keganasan akibat As
Sindroma gastrointestinal
• As masuk peroral dosis besar gejala keracunan akut setelah 30 menit sampai 2 jam
• Heart burn, diikuti mual, muntah, tenesmus, kembung, diare (air cucian beras, kdg berdarah)
• As yang telah diserap diekskresikan kembali ke lambung muntah persisten, seringkali disertai kejang otot
• Takikardi, hipotensi, muscular twitching, kejang lalu meninggal 1-2 hari sampai seminggu setelah paparan
Pemeriksaan toksikologi
• Bahan: urin, isi lambung (muntahan), darah tepi (10 cc), rambut (dari pangkal)
• Sebagai pembanding: makanan, minuman, obat-obatan, dsb
• Metode pemeriksaan: – Kolorimetrik, – Atomic Absorbtion Spectroscopy (AAS) total As – Neutron Activation Analysis (NAA)
Penilaian hasil toksikologi
• Nilai normal As dalam darah:
0,002 – 0,062 mg/L
• Nilai toksik As: – Darah: 0,6 - 9,3 mg/L – Urin: 3,3 mg/L– Rambut dan kuku: 3 ppm atau lebih 1
ug/gram berat kering
Pengobatan
• Dekontaminasi usus: karbon aktif, lavase lambung dan/atau laksan
• Percepatan eliminasi: hemodialisis jika As yang dikonsumsi banyak dan ada gejala sistemik (hipotensi, kekacauan mental, koma, oliguria dan atau asidosis laktat).
• Antidotum dapat diberikan bersama hemodialisis: dimercaprol (BAL) untuk mencegah redistribusi As
Penutup (1)
• As ada dimana-mana di sekitar kita: dalam tanah, air, makanan dan minuman, bahkan didalam tubuh kita
• Penentuan ada tidaknya keracunan As harus dilakukan secara berhati-hati dengan memperhatikan nilai “normal” As dalam jaringan
Penutup (2)
• Keracunan As menyerupai penyakit GE, Sindroma Guilian Barre, neuritis, polio, dermatitis dsb.
• Diagnosis hanya dapat ditegakkan jika dokter CURIGA dan melakukan pemeriksaan TOKSIKOLOGI
• Setelah diagnosis ditegakkan dapat diberikan antidotum berupa BAL, penicillamine, DMSA maupun DMPS
Busa halus dari lubang hidung : tanda mati lemas
Bekas suntikan “ baru “
Bekas suntikan “ baru “