Post on 21-Oct-2015
a2.1.10. Pengertian Hemoglobin
Haemoglobin adalah suatu protein yang membawa oksigen dan yang
memberi warna merah pada sel darah merah (Barger, 1982:171). Dengan kata
lain haemoglobin merupakan komponen yang terpenting dalam eritrosit.
Haemoglobin juga merupakan protein yang kaya zat besi yang memiliki afinitas
(daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk
oxsihaemoglobin di dalam sel darah merah. Jumlah haemoglobin dalam darah
normal ialah 15 gram setiap 100 ml darah, dan jamlah itu biasanya disebut “100
persen”.
Menurut Costill (1998:48), haemoglobin adalah zat yang terdapat dalam
butir darah merah. Haemoglobin sebenarnya adalah merupakan protein globuler
yang di bentuk dari 4 sub unit, dan setiap sub unit mengandung hame. Hame ini di
buat dalam mitokokondria dan menambah acetid acid manjadi alpha
ketoglutaricacid + glicine membentuk “pyrrole compound” menjadi
protopophyrine II yang dengan Fe berubah menjadi hame. Selanjutnya 4 hame
bersenyawa dengan globulin membentuk haemoglobin.
Menurut Poppy Kumaila dalam Kamus Saku Kedokteran Dorland (1996
:499) Haemoglobin adalah pigmen pembawa oksigen eritrosit, dibentuk oleh
eritrosit yang berkembang dalam sumsum tulang, merupakan empat rantai
polipeptida globin yang berbeda, masing-masing terdiri dari beberapa ratus asam
amino.
Haemoglobin memerankan peranan penting dalam pengangkutan oksigen
selama ia dapat kembali mengikat oksigen. Haemoglobin cenderung mengikat
oksigen apabila lingkungannya penuh dengan oksigen dan melepaskan oksigen
dalam lingkungan yang relatif rendah oksigennya. Ini berarti haemoglobin
mengambil oksigen dalam paru dan melepaskan ke jaringan-jaringan seperti otot
aktif.
Pada orang-orang yang mengandung haemoglobin normal, kapasits
darahnya membawa oksigen kira-kira 20 mL oksigen per 100 mL darah. Hampir
dalam semua keadaan, darah mengandung banyak sekali oksigen ketika bergerak
melalui paru.
Ketika darah arteri mencapai kapiler dalam jaringan yang menyerap oksigen
darah menemui lingkungan yang relatif rendah konsentrasi oksigen. Dalam
kedaan seperti itu , sebagian oksigen dilepaskan dari haemoglobin darah dan
bercampur dalam sel jaringan, dimana oksigen dapat digunakan dalam
metabolisme aerobik. Sebagai oksigen darah yang telepas ke jaringan tersebut
ditentukakan oleh konsentrasi oksigen jaringan tersebut.
Pada jaringan yang lambat menyerap oksigen, oksigen yang dilepaskan dari
sel darah merah relatif kecil, namun pada jaringan yang cepat menyerap oksigen
bagian-bagian oksigen terkurangi lebih besar. Jadi, pelepasan oksigen oleh sel-sel
darah merah ke jarangan meningkat sesuai dengan tingkat penggunaan oksigen
oleh jaringan tersebut.
Haemoglobin dibawa oleh sel darah merah (eritrosit) sirkulasi. Sirkulasi ini
berputar selama kurang lebih 10 hari yang mengandung kira-kira 3 x 10 sel darah
merah. Estimasi kasar kadar haemoglobin darah dapat diperoleh dari jumlah
hematokrit atau dari jumlah darah dengan rekonsumsi tiap sel darah merah yang
mempunyai haemoglobin normal (Astrand, 1986 : 131-132).
2.1.13. Fungsi Haemoglobin
Fungsi utamanya ialah mengikat dan membawa O2 dari paru-paru untuk
diedarkan dan dibagikan ke seluruh sel di berbagai jaringan. Haemoglobin
merupakan bahan yang penting sekali dalam eritrosit, karena fungsinya sebagai :
1. Pembawa oksigen dalam paru ke jaringan
2. Sebagai dapar asam-basa yang baik di dalam sel
3. Sebagai buffer oksigen dijaringan
Tiap gram haemoglobin mampu mengikat 1,33 ml oksigen. Oleh karena itu
pada laki-laki normal 20 mi oksigen dapat diangkut dengan haemoglobin dalam
tiap-tiap 100 ml darah. Sedangkan pada wanita normal dapat diangkut 18 ml
oksigen (Kosasih, 1984:34)
Biasanya 97% oksigen yang ditranspor dari paru ke jaringan diangkut dalam
kombinasi kimia dengan haemoglobin di dalam eritrosit dan 3% sisanya diangkut
dalam keadaan terlarut didalam air dari plasma dan sel. Jadi dalam keadaan
terlarut dapat di abaikan. Tetapi bila seseorang menghirup oksigen dengan
tekanan sangat tinggi, kadang-kadang jumlah oksigen yang dapat ditranspor
dalam keadaan terlarut sama dengan jumlah oksigen yang bergabung secara kimia
dengan haemoglobin.
Untuk memenuhi keperluan seluruh sel tubuh akan oksigen tiap saat, yang
jumlahnya besar, senyawa ini tidak cukup untuk dibawa dalam keadaan terlarut
secara fisik di dalam air, yang dalam ini cairan serum. Haemoglobin ini dapat saja
berada dalam keadaan terlarut langsung dalam plasma, seperti yang dapat di
jumpai pada berbagai mahluk invertebrate, terutama yang sederhana. Akan tetapi
dalam keadaan seperti itu kemampuan haemoglobin untuk mengikat O2 tidak
maksimum, karena pengaruh kedua faktor lingkungan tersebut masih tampak
yaitu faktor tekanan parsial dan suhu. Lagi pula, oksigen yang berikatan dengan
haemoglobin (disebut sebagai oxyhaemoglobin atau HbO2 saja) merupakan suatu
senyawa yang reaktif, lebih reaktif dari pada oksigen yang terlarut secara fisik
demikian saja. Dalam bentuk berikatan dengan haemoglobin tersebut, oksigen
bahkan lebih mudah mengoksidasi berbagai bahan disekitarnya.
Dengan banyaknya oksigen yang dapat diikat dan dibawa oleh darah, berkat
adanya Hb yang berkurang di dalam sel darah merah, pasokan oksigen ke
berbagai tempat diseluruh tubuh, bahkan yang paling terpencil dan terisolasi
sekalipun akan terjangkau. Akibatnya, berbagai sel dalam tubuh dapat bekerja
melakukan fungsinya dengan energi yang cukup. Hasilnya, individu tersebut
dapat menjalankan fungsi hidup dan berkembang sempurna. Dalam menjalankan
fungsinya membawa oksigen ke seluruh tubuh, haemoglobin di dalam sel darah
merah mengikat oksigen melalui suatu ikatan kimia khusus. Reaksi yang
membentuk ikatan antar Hb dan O2 tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :
Hb + O2 HbO2
2.1.14. Faktor yang Mempengaruhi Kadar dan Kerja Haemoglobin
Kadar haemoglobin dalam darah maupun kerja atau fungsi hemoglobin yang
optimal dalam tubuh dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:
2.1.14.1. Makanan atau Gizi
Zat-zat gizi atau komponen gizi yang terdapat dalam makanan yang
dimakan digunakan untuk menyusun terbentuknya haemoglobin yaitu Fe (zat
besi), protein.
2.1.14.2. Fungsi Jantung dan Paru
Jantung berfungsi memompa darah keseluruh tubuh. Dalam darah terdapat
haemoglobin yang membawa oksigen keseluruh tubuh sebagai pembentukan
energi.
Sedangkan paru berfungsi untuk menghisap oksigen dari udara luar yang
kemudian disuplai ke aliran darah dengan adanya ikatan antara haemoglobin dan
paru mempengaruhi kerja jantung yang optimal.
2.1.14.3. Fungsi Organ-organ Tubuh Lain
Misalnya fungsi hepar dan ginjal yang membantu dalam proses
pembentukan eritrosit dan haemoglobin.
2.1.14.4. Merokok
Menurut Giam, C.K dan Teh K.C (1993:47) merokok mengurangi
kelembaban haemoglobin membawa oksigen dari darah. Juga pengaliran darah ke
organ-organ vital dan jaringan-jaringan (seperti jantung, otak dan otot) akan
berkurang.
Secara keseluruhan pengaruh rokok
ialah berkurangnya kemampuan fisik dan
timbulnya stess terhadap organ-organ vital,
seperti jantung.
2.1.14.5 Penyakit Yang Menyertai
Penyakit yang diderita membutuhkan
lebih banyak zat gizi dan oksigen untuk
pembentukan energi guna penyembuhan
penyakit yang di derita.
2.1.15. Kadar Haemoglobin Normal
Menurut Dacie yang dikutip dari Praktikum
Pendidikan Kesehatan (Oktia Woro, 1998 :
14) kadar haemoglobin normal yaitu :
1. Dewasa laki-laki :13,5 – 18,0 gr %
2. Dewasa wanita : 11,5 – 16,5 gr %
3. Bayi (kurang dari 3 bulan) : 13,6 – 19,6 gr %
4. Umur 5 bulan : 9,5 – 12,5 gr %
Astarnd, PO and Rodahl. 1986. Tex book of Work Physiology, Physiological
Bases of Exercise Third Edition. New York : Mc. Graw Hill Book
Campany
Costill, D.L.1998. Fractional Utilization if the Aerobic Capacity During Distance
Running. Dalam Medicine and Science in Sport
Kosasih, E.N. 1984. Hematodologi Dalam Praktek. Bandung : Alumni
Barger, R.A.1982. Applied Exercise Physiology. Philadelphia : Lea & Fibiger
Giam, CK dan Teh K.C. 1993. Ilmu Kedokteran Olahraga. Terjemahan Hartono
Satmoko. Jakarta : Binarupa Aksara
Oktia Woro.1998. Praktikum Pendidikan Kesehatan. Semarang :Fakultas
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP Semarang