Post on 13-Nov-2020
i
Tinjauan Hukum Islam terhadap Konsep dan Kegiatan
“Komunitas Rumah Jodoh” dalam Mewujudkan
Keluarga Sakinah di Salatiga
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam
Oleh:
Nur Fitria Primastuti
21113044
JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2017
ii
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 4 (empat) eksemplar
Hal : Pengajuan Naskah Skripsi
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Syariah IAIN Salatiga
Assalamualaikum Wr Wb
Disampaikan dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan,
dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa:
Nama : Nur Fitria Primastuti
NIM : 21113044
Fakultas : Syariah
Jurusan : Hukum Keluarga Islam
Judul : Tinjauan Hukum Islam terhadap Konsep dan
Kegiatan “Komunitas Rumah Jodoh” dalam
Mewujudkan Keluarga Sakinah di Salatiga
Dapat diajukan kepada fakultas Syariah IAIN salatiga untuk diajukan
dalam sidang munaqosah.
Demikian nota pembimbing ini di buat, untuk menjadi perhatian dan
digunakan sebagaimana mestinya.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salatiga, 22 September 2017
Pembimbing
Sukron Ma‟mun, M. Si
NIP. 19790416200912 1001
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nur Fitria Primastuti
NIM : 21113044
Jurusan : Hukum Keluarga Islam
Fakultas : Syariah
Judul Skripsi : Tinjauan Hukum Islam terhadap Konsep dan
Kegiatan “Komunitas Rumah Jodoh” dalam
Mewujudkan Keluarga Sakinah di Salatiga
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
Salatiga, 22 September 2017
2 Muharram 1439 H
Yang Menyatakan
Nur Fitria Primastuti
NIM 21113044
v
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
…إن صلات ونسكي ومياي ومات لله رب العالمي “Sesungguhnya Sholatku, ibadahku, hidup dan matiku,
Hanyalah untuk Allah, Tuhan Semesta alam” (Al-
An’aam:162)
PERSEMBAHAN
Teruntuk ayah dan ibunda tercinta, Bapak Ashuri & Ibu Prihatin
Ngatini
Serta untuk adik-adikku:
1. Miftachul Ulum
2. Muhammad Nur Ramadhan
3. Muhammad Hanif Ashar
Serta semua sahabat yang didalam doanya tersebut namaku dan
dalam doaku tersebut namanya
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulilahirabbilalamin, segala puji bagi Allah SWT. Rajanya segala
raja yang senantiasa melimpahkan karunia tanpa pernah terhitung jumlahnya. Atas
tuntunan dan karuniNya-lah penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
Sholawat beserta salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda nabi
agung Muhammad SAW. Sang Suritauladan yang paling sempurna sepanjang
zaman.
Tidak dapat dipungkiri bahwasanya penulis bukanlan mahluk yang tiada
cacat dan kekurangan yang semangatnya selalu membara. Penulis tetaplah
manusia biasa yang semangatnya hidup dan padam, sehingga merupakan anugrah
yang luar biasa dengan bekal niat, dan dukungan dari banyak pihak akhirnya
penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul : Tinjauan
Hukum Islam terhadap Konsep dan Kegiatan “Komunitas Rumah Jodoh”
dalam Mewujudkan Keluarga Sakinah di Salatiga
Atas terselesaikanya skripsi ini, penulis menghaturkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M. Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Ibu Dr. Siti Zumrotun M.Ag., selaku Dekan Fakultas Syariah IAIN Salatiga.
3. Bapak Sukron Ma‟mun, S.H.I., M.Si., selaku Kepala Jurusan Hukum
Keluarga Islam sekaligus selaku Dosen Pembimbing Skripsi.
4. Ibu Heni Satar, M.H selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu
membimbing dan mengarahkan tanpa henti.
5. Bapak Ibu Dosen di lingkungan Fakultas Syariah IAIN Salatiga.
6. Segenap Bapak Ibu petugas Perpustakaan IAIN Salatiga yang selalu setulus
hati memberikan pelayanan terbaiknya.
viii
7. Orang tua tercinta Bapak Ashuri dan Ibu Prihatin Ngatini atas segala doa,
bimbingan, arahan dan kesebaran.
8. Adik-adikku saudara-saudaraku yang terus mendoakan tanpa henti sampai
saat ini.
9. Ibi Widayati Lestari yang telah berkenan memberikan penulis kesempatan
melakukan wawancara dan penelitian di “Komunitas Rumah Jodoh”.
10. Teman-teman Jurusan Hukum Keluarga Islam angkatan 2013.
11. Sahabat-Sahabati PMII Rayon Syariah,Kota salatiga,
12. Keluarga besar LDK Fathir Ar-Rasyid IAIN Salatiga khususnya Bidang
Kaderisasi 2015.
13. Sahabatku Rani Dwi Puji Astuti yang selalu menemani suka duka
menyelesaikan skripsi, terimakasih atas kesabaranmu, dukungan dan doa baik
yang yang terdengar olehku dan yang kau bisikkan lembut kepada Rabb Sang
Maha Mendengar.
14. Sahabatku Azizah, Umi dan Mbak Sirril, mbak Anik, yang sejak semester
awal selalu menemani langkahku di IAIN salatiga, mengarahkan, menasehati,
menamani dan mendoakan. Sungguh kalian luarbiasa.
15. Pihak-pihak yang selama ini memberikanku kesempatan untuk mencari
pengalaman, YPI Sabilul Khoirot, PPKS Selasar, Griya Zakat Suruh dan YI
Izzatul Islam, semoga semakin sukses dan menginspirasi.
16. Pihak-pihak yang mendukungku dan memberikanku banyak ilmu serta
pengalaman yang namanya tak ingin terungkap.
ix
17. Dan kepada semua teman-teman terbaikku, Pengen Dolan Gank, IPPNU,
Salimah Remaja yang sangat membantuku menyemagatiku, serta
mendoakanku.
Penulis tidak mampu membalas dukungan, bimbingan, serta motivasi yang
telah diberikan selama ini. Semoga tercatat sebagai amal salih kalian dan ingatlah
bahwasanya Allah adalah sebaik-baik pemberi balasan. Penulis menyadari dalam
penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kesalahan, oleh karenanya penulis
berlapang dada menerima kritik, dan saran yang membangun demi perbaikan.
Penulis berharap skripsi ini dapat menjadi cambuk kepada kita semua
khususnya civitas akdemika bahwa masih ada banyak sekali “Pekerjaan Rumah”
yang belum kita selesaikan. Semoga skripsi ini bermanfaat.
Terimakasih.
Salatiga, 22 September 2017
2 Muharram 1439 H
Penulis
x
ABSTRAK
Primastuti, Nur Fitria. 2017. Tinjauan Hukum Islam terhadap Konsep dan
Kegiatan “Komunitas Rumah Jodoh” dalam Mewujudkan Keluarga
Sakinah di Salatiga.S kripsi Jurusan Hukum Keluarga Islam Fakultas
Syariah. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing:
Sukron Ma‟mun, M.Si
Kata Kunci: Komunitas Rumah Jodoh, Keluarga Sakinah
Keluarga sakinah adalah keluarga yang didambakan setiap pasangan yang
melangsungkan pernikahan. Sayangnya tidak semua orang mengetahui seperti apa
dan bagaimana mewujdukan keluarga sakinah itu. Pemerintah sudah
mencanangkan banyak program yang bertujuan untuk mewujudkan keluarga
sakinah, sayangnya hingga saat ini angka perceraian justru terus naik dimana hal
tersebut mengindikasikan bahwa masih banyak keluarga yang belum mampu
mewujudkan keluarga sakinah. “Komunitas Rumah Jodoh” hadir di tengah
masyarakat sebagai komunias independen yang tidak terikat dengan pemerintah
maupun ormas tertentu dengan salah satu misi-nya yakni “mewujudkan keluarga
sakinah”. Selain misi untuk mewujudkan keluarga sakinah, Komunitas Rumah
Jodoh memiliki keunikan yakni diprakarsai oleh Dosen Luar Biasa IAIN Salatiga,
serta memiliki berbagai kegiatan yang jarang ditemukan dalam komunitas lain.
Penelitian ini berupaya untuk menggali informasi tinjauan hukum islam
terhadap kegiatan dan konsep keluarga sakinah menurut “Komunitas Rumah
Jodoh”. Pernyataan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1)
Bagaimana pandangan keluarga sakinah menurut “Komunitas Rumah Jodoh”?, (2)
Bagaimana kegiatan yang diselenggarakan “Komunitas Rumah Jodoh”?, dan (3)
bagaimanakah tinjauan hokum islam terhadap konsep keluarga sakinah dan
kegiatan “Komunitas Rumah Jodoh”?. Peneliti menggunakan pendekatan
sosiologi normatif yakni pendekatan dengan melihat suatu kenyataan hukum yang
hidup di masyarakat. Sedangkan penelitian ini berjenis Kualitatif yakni berupa
pengamatan yang dilakukan terhadap masyarakat yang menghasilkan prosedur
analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi
lainnya.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa konsep keluarga sakinah
menurut Komunitas Rumah Jodoh adalah keluarga yang terbentuk atas dasar ilmu
dan ibadah, memilki visi & misi yang baik, serta mampu menghidupkan nilai-nilai
agama dalam kehidupan sehari-hari. Komunitas Rumah Jodoh memilki berbagai
kegiatan yakni Pre Wedding Classl/Kelas Pra Nikah, Pasca Wedding Class/Kelas
Paska Nikah, Kelas Konseling dan I‟tikaf. Dalam mewujudkan Keluarga sakinah
bagi para anggotanya dilaksanakan melalui kajian keilmuan dalam kegiatan Pre
wedding School dan Pasca Wedding School. Membantu menyelesaikan problem
rumah tangga dalam kelas Konseling serta menanamkan nilai-nilai agama melalui
kegiatan I‟tikaf. Pandangan Keluarga sakinah dan kegiatan “Komunitas
RumahJodoh” bersesuaian dengan konsep keluarga sakinah berdasarkan tinjauan
Hukum islam.
xi
DAFTAR ISI
JUDUL ..................................................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .............................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5
E. Penegasan Istilah ............................................................................ 6
F. Telaah Pustaka ............................................................................... 9
G. Metode Penelitian........................................................................... 12
H. Sistematika Penulisan .................................................................... 18
BAB II KONSEP KELUARGA SAKINAH DITINJAU DARI
HUKUM ISLAM
A. Pengertian Perkawinan ................................................................... 20
B. Tujuan Perkawinan......................................................................... 21
C. Makna Keluarga Sakinah ............................................................... 26
D. Mewujudkan Keluarga Sakinah ..................................................... 31
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Profil “Komunitas Rumah Jodoh” ................................................ 56
1. Tinjauan Historis ...................................................................... 56
2. Visi Misi ................................................................................... 59
3. Makna dan Arti Lambang ......................................................... 60
4. Susunan Kepengurusan ............................................................. 63
xii
5. Sasaran ..................................................................................... 63
6. Keanggotaan ............................................................................ 64
B. Pandangan Keluarga Sakinah Menurut Komunitas Rumah
Jodoh .............................................................................................. 64
C. Kegiatan yang Diselenggarakan “Komunitas Rumah Jodoh “ ...... 66
1. Pre Wedding Class/Kelas Pra Nikah ........................................ 66
2. Pasca Wedding Class/Kelas Paska Nikah ................................. 89
3. Kelas Konseling ........................................................................ 100
4. I’tikaf ......................................................................................... 103
D. Pengalaman Anggota “Komunitas Rumah Jodoh” ........................ 105
1. DPR........................................................................................... 105
2. HP ............................................................................................. 106
3. TP .............................................................................................. 107
4. YN ............................................................................................. 107
5. SN ............................................................................................. 108
6. RZ ............................................................................................. 109
BAB IV PEMBAHASAN 110
A. Pandangan Keluarga Sakinah menurut “Komunitas Rumah
Jodoh” .............................................................................................. 111
B. Kegiatan yang di Selenggarakan Komunitas Rumah Jodoh
dalam Upaya Mewujudkan Keluarga Sakinah ................................ 112
C. Tinjauan Hukum Islam terhadap Kegiatan dan Konsep
Keluarga Sakinah menurut “Komunitas Rumah Jodo” ................... 116
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 132
B. Saran ................................................................................................. 134
DAFTARPUSTAKA ................................................................................................ 136
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Allah SWT. menciptakan segala sesuatu di muka bumi ini dengan
penuh keserasian. Siang dan malam, matahari dan rembulan, panas dan
dingin. Antara satu dengan yang lainya diciptakan untuk saling melengkapi.
Allah SWT. berfirman dalam Al-Qur‟an Surat Adz-Dzariat ayat 49
رون ﴾٤٤﴿ومن كل شيء خلقنا زوجي لعلكم تذك “Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu
mengingat kebesaran Allah.”
Demikian pula manusia, Allah menciptakan laki-laki dan perempuan
saling berpasang-pasangan. Allah menciptakan ketertarikan antara satu
dengan lainya yang timbul secara alamiah. Perasaan dan kecenderungan
alamiah tersebut adalah perasaan senang dan nyaman jika berada di dekat
lawan jenisnya. Untuk merealisasikan ketertarikan tersebut terjadilah suatu
perkawinan di antara laki-laki dan perempuan.
Perkawinan adalah salah satu fase hidup manusia, dimana perkawinan
merupakan fitrah setiap manusia. Tanpa adanya sebuah perkawinan, manusia
tidak dapat melanjutkan sejarah hidupnya, karena sejarah hidup manusia
hanya dapat berlangsung ketika terjadi perkawinan. Setiap manusia dalam
melakukan perkawinan, haruslah sesuai dengan ketentuan hukum yang
2
berlaku, baik dalam hukum Allah, maupun hukum yang berlaku dimasing-
masing wilayah.
Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Bab I pasal 1 mengatakan bahwa
“Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang
wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Tujuan dari perkawinan adalah membentuk keluarga yang bahagia dan kekal,
untuk itu suami istri perlu saling membantu dan melengkapi, agar masing-
masing dapat mengembangkan kepribadianya membantu dan mencapai
kesejahteraan spiritual dan materiil (Sudarsono, 2005: 7). Dengan demikian
dapat dipahami bahwa perkawinan tidak hanya sekedar melangsungkan
perjanjian dan ikatan antara wanita dan laki-laki, akan tetapi haruslah didasari
karena tujuan yang mulia yakni membentuk sebuah keluarga berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa
Tujuan dalam perkawinan tersebut tentu saja merupakan tanggung
jawab seluruh elemen dalam keluarga, semua mempunyai tugas dan tanggung
jawab untuk menciptakan keluarga yang sakinah mawaddah dan rahmah, baik
suami maupun isteri memiliki andil dalam mewujudkan tujuan perkawinan
tersebut.
Sayangnya banyak pasangan menikah tanpa didasari dengan tujuan-
tujuan di atas. Banyak perkawinan atau pernikahan terjadi hanya karena
dorongan seksual, umur yang kian bertambah, tuntutan keluarga dan lain
sebagainya, sehingga akan dijumpai berbagai permasalahan dalam rumah
3
tangga yang tidak terselesaikan dengan baik dikarenakan pernikahan yang
terjadi tidak dilandasi tujuan yang mulia namun hanya terjadi begtu saja
secara naluriah.
Selain itu, tidak sedikit pasangan menikah tanpa dibekali dengan ilmu
dalam pernikahan dan berumah tangga, hasilnya keluarga sakinah mawaddah
dan rahmah yang didambakan seolah kandas dan hilang. Banyak suami
maupun istri menuntut untuk berpisah karena tidak terciptanya keluarga yang
didamba tersebut.
Oleh karena itu, diperlukan suatu usaha dari berbagai kalangan baik
pemerintah maupun non pemerintah untuk membekali pasangan suami istri
baik pra nikah (sebelum perkawinan), pasca nikah (setelah menikah) dan
masa-masa menjadi orang tua, sehingga keluarga yang terbentuk sejalan
dengan tujuan perkawinan dalam hukum Islam dan UU Perkawinan No. 1
tahun 1974 yakni membangun keluarga sakinah.
“Komunitas Rumah Jodoh” adalah sebuah komunitas yang diprakarsai
oleh dosen Luar Biasa IAIN Salatiga sekaligus penulis dan konselor. Beliau
adalah Widayati Lestari, M.Ps. Sang pendiri “Komunitas Rumah Jodoh” di
Salatiga. “Komunitas Rumah Jodoh” berdiri dilatar belakangi oleh mirisnya
jumlah kasus perceraian yang terus meningkat di kota salatiga. “Komunitas
Rumah Jodoh” berdiri sebagai salah satu bentuk kepedulian bagi para
pasangan suami istri untuk membina masa masa pra nikah, dan pasca nikah.
Dengan melakukan penelitian, observasi serta mempelajari mekanisme
kegiatan “Komunitas Rumah Jodoh” Salatiga akan diketahui apakah konsep
4
keluarga sakinah dan kegiatan yang diselenggarakan oleh “Komunitas Rumah
Jodoh” sudah sesuai dengan Hukum Islam atau sebaliknya.
Berdasarkan dari latar belakang tersebut penulis melakukan penelitian
dan menyusun sebuah skripsi dengan mengangkat judul Tinjauan Hukum
Islam terhadap Konsep dan Kegiatan “Komunitas Rumah Jodoh” dalam
Mewujudkan Keluarga Sakinah di Salatiga
B. Fokus Penelitian
Dari berbagai pemaparan yang dijelaskan sebelumnya, penulis fokus
pada beberapa permasalahan yakni:
1. Bagaimana pandangan keluarga sakinah menurut “Komunitas Rumah
Jodoh”?
2. Bagaimana kegiatan yang diselenggarakan “Komunitas Rumah Jodoh”?
3. Apakah konsep keluarga sakinah dan bentuk kegiatan “Komunitas Rumah
Jodoh” sudah sesuai dengan Hukum Islam?
C. Tujuan
Skripsi ini disusun dengan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan konsep keluarga sakinah menurut “Komunitas
Rumah Jodoh”.
2. Untuk mengetahui kegiatan “Komunitas Rumah Jodoh”.
3. Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap konsep dan bentuk
kegiatan “Komunitas Rumah Jodoh”
5
D. Manfaat Penelitian
Penulis berharap, melalui penelitian ini semua kalangan dapat
merasakan banyak manfaat, diantaranya:
1. Manfaat Akademis
a. Menambah wawasan keilmuan dibidang hukum syariah terutama
dalam bidang keluarga sakinah.
b. Menambah sumber referensi dan bahan rujukan untuk penulis
selanjutnya mengenai kelurga sakinah.
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai
pandangan keluarga sakinah menurut “Komunitas Rumah Jodoh”.
b. Mengetahui bagaimana cara mengimplementasikan konsep keluarga
sakinah.
3. Untuk Pemerintah
a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan inspirasi kepada
pemerintah dan swasta dalam mengupayakan terwujudnya keluarga
sakinah khususnya di kota Salatiga.
b. Mampu menjadi salah satu sarana rujukan dalam
mengimplementasikan konsep keluarga sakinah.
4. Untuk Masyarakat
a. Masayarakat mengenal lebih jauh pentingnya keluarga sakinah sebagai
salah satu tujuan dalam berumah tangga.
6
b. Masyarakat mengetahui adanya “Komunitas Rumah Jodoh” sebagai
salah satu forum dalam memberikan sumbangsih terwujudnya
keluarga sakinah.
c. Masyarakat terinspirasi untuk turut membantu mewujudkan keluarga
sakinah sehingga dapat mengurangi angka perceraian.
E. Penegasan istilah
Judul yang dipilih oleh penulis adalah TINJAUAN HUKUM ISLAM
TERHADAP KONSEP DAN KEGIATAN “KOMUNITAS RUMAH
JODOH” DALAM MEWUJUDKAN KELUARGA SAKINAH DI
SALATIGA
Oleh karena itu perlu kiranya penulis memberikan definisi istilah-
istilah tersebut supaya lebih mudah memahami penelitian ini.
1. “Komunitas Rumah Jodoh”
“Komunitas Rumah Jodoh” adalah sebuah komunitas yang di
prakarsai oleh Dosen Luar Biasa atau Dosen Honorer IAIN Slatiga yakni
ibu Widayati Lestari, M.Psi. “Komunitas Rumah Jodoh” terbentuk
dengan salah atu alasan yakni tingginya jumlah percerain di salatiga.
Tidak hanya itu, banyak pasangan suami istri ketika menikah mereka
belum memilki ilmu berumah tangga sehingga untuk mewujudkan
keluarga sakinah-pun pasangan suami istri kerap menemui kesulitan.
Lahirnya “Komunitas Rumah Jodoh” merupakan upaya mewujudkan
Keluarga sakinah. “Komunitas Rumah Jodoh” atau biasa di sebut dengan
7
KRJ adalah komunitas dimana orang-orang dari berbagai kalangan dari
Pemuda-Orang tua, dari berbagai profesi serta lintas agama yang
mendambakan sebuah keluarga sakinah. Komunitas ini berdiri sekitar 1
tahun yang lalu, yakni pada tahun 2015 dan berkantor di Kota Salatiga.
KRJ terbagi dalam beberapa kelas, Kelas Pra Nikah yakni bagi
para bujang yang sudah berniat untuk menikah, Kelas Pasca Nikah, yakni
untuk pasangan Suami istri, dimana dalam kelas ini mereka akan mendapat
materi seputar mengurus rumah tangga. Kelas Konseling, yakni kelas
untuk memecahkan berbagai problem rumah tangga.
Menurut pemaparan diatas maka yang disebut dengan “Komunitas
Rumah Jodoh” adalah sebuah komunitas yang bertujuan untuk
memberikan ilmu dan bimbingan konseling berkaitan dengan kehidupan
rumah tangga dalam mewujudkan keluarga sakinah.
2. Keluarga Sakinah
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari
beberapa orang yang memilki kedudukan dan peranan masing-masing.
Dalam hal ini, Suyekti (1994: 11) menyatakan bahwa keluarga adalah
ikatan persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang
berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang
perempuan yang sudah sendirian baik bersama anak ataupun tidak yang
tinggal dalam sebuah rumah tangga.
8
Sedangkan Sakinah sendiri diartikan sebagai kedamaian. Sakinah
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan kedamaian;
ketentraman; ketenangan; dan kebahagiaan (Depdiknas. 2000: 980).
Sakinah dalam Bahasa Arab سكن يسكن سكونا artinya tenang-
tidak bergerak- diam (Yunus. 2007: 174).
Keluarga Sakinah atau rumah tangga sakinah adalah rumah tangga
yang didalamnya ditegakkan adab-adab Islam, baik yang menyangkut
individu maupun keseluruhan anggota rumah tangga. Rumah tangga
sakinah adalah rumah tangga yang didirikan atas dasar landasan ibadah.
Mereka bertemu, berkumpul karena Allah, saling menasehati dalam
kebenaran dan kesabaran, serta saling menyuruh kepada yang ma’ruf dan
mencegah dari yang mungkar, karena kecintaan mereka kepada Allah
(Cahyadi, 2009: xliv).
Berbagai definisi diatas menjelaskan bahwa keluarga sakinah
adalah keluarga dimana interaksi seluruh anggotanya di penuhi dengan
kedamaian, ketenangan dan keserasian atas dasar kecintaan Kepada Allah.
9
F. Telaah Pustaka
Keluarga sakinah adalah keluarga dambaan bagi seluruh pasangan
suami istri dan seluruh anggota keluarga, baik tua maupun muda sangat
menginginkan keluarga sakinah dapat tercipta ditengah hiruk pikuk
masyarakat, sehingga banyak sekali buku, artikel, majalah, jurnal dan karya
tulis lainya yang membahas mengenai keluarga sakinah. Diantaranya adalah
penelitian yang telah dilakukan oleh Khusnul Chotimah Skripsi karya
Mahasiswa STAIN Salatiga Progdi Ahwal Al-Syakhshiyyah dengan judul
“Peran Badan Penasihat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan“ yang
diterbitkan tahun 2009 serta karya Khoirul Anam Mahasiswa IAIN Salatiga
dengan judul skripsi “Keluarga Sakinah dan Dzikir (Studi atas Peran Majelis
Dzikir Al-Khidmah dalam Pembentukan Keluarga Sakinah di Kabupaten
Semarang)” yang terbit pada tahun 2013.
Penelitian pertama yakni penilitaian karya Khusnul Chotimah yang
berjenis Field research atau penelitian lapangan dan bersifat deskriptif
analitik, yakni prosedur memecahkan masalah yang diteliti berdasarkan fakta-
fakta yang tampak sebagimana adanya. Dalam mengumpulkan data-data yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan berbagai metode yakni
interview (wawancara) dengan mewawancarai petugas dan pemateri BP4
(Penasihat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan), metode dokumentasi
serta melakukan observasi terhadap proses pelaksanaan bimbingan atau
nasehat BP4 kepada keluarga di Salatiga. Hasil dari penelitian ini
menitikberatkan pada peran BP4 (Penasihat Pembinaan dan Pelestarian
10
Perkawinan) sebagai lembaga resmi pemerintah dalam membantu
Dapartemen Agama kota Salatiga dalam meningkatkan kualitas perkawinan
dengan mewujudkan keluarga sakinah. BP4 memberikan penataran sebelum
perkawinan kepada calon pengantin sebagai bekal dalam berumahtangga agar
mereka mengerti pentingnya membina keluarga sakinah dalam rumah tangga,
serta sejahtera lahir dan batin menurut ajaran Islam demi mencapai
masyarakat dan bangsa insonesia yang maju, mandiri, bahagia dan sejahtera.
Penataran yang diberikan berupa pemberian materi Agama Islam, Munakahat
keluarga Muslim, Penyuluhan Kesehatan, Penyuluhan KB, dan Undang-
Undang Perkawinan. Selain penyuluhan BP4 juga memberikan layanan
bantuan bantuan dalam menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam
rumah tangga. Menyelenggarakan Pendidikan Keluarga dan berperan Aktif
dalam kegiatan lintas sektoral.
Penelitian kedua yakni penelitian karya Khoirul Anam mengenai
keluarga sakinah dan peran Majlis Dzikir Al-Khidmah kota Salatiga dalam
mengupayakan jamaahnya mengimplementasikan keluarga sakinah. Sama
dengan penelitian karya Chusnul Khotimah, penelitian karya Khoirul Anam
berjenis penelitian lapangan secara Kualitatif. Sifat penelitian ini adalah
deskriptif analitik. Dalam mengumpulkan data-data digunakanlah berbagai
teknik yakni teknik wawancara, dokumentasi dan observasi. Khoirul Anam
dalam penelitianyya melakukan wawancara terhadap jamaah Dzikir Al-
Khidmah Kabupaten Semarang yang sudah berkeluarga, sedangkan observasi
11
dilakukan dengan cara mencari data melalui pengamatan yang sistematis
yakni mencatat dan mengikuti langsung kegiatan Majlis Dzikir Al-Khidmah.
Hasil dari penelitian ini menjelaskan bagaimana rasa kasih sayang
antar pasangan, orang tau ke anak dan sebaliknya dapat timbul dengan
senantiasa berdzikir kepada Allah. Dzikir yang dilakukan oleh jamaah Al-
Khidmah Kota Salatiga mampu meningkatkan kualitas beribadah dan dapat
menciptakan nuansa sakinah dalam keluarga.
Kedua penelitian diatas memberikan keterangan bahwa banyak sekali
forum atau lembaga yang mampu memberikan dorongan dan bantuan kepada
masyarakat untuk dapat mewujudkan keluarga sakinah. Baik lembaga dari
pemeritah maupun non pemerintah. Akan tetapi dari kedua lembaga tersebut
memilki karakteristik dan cara-cara yang berbeda dalam membantu
mengupayakan terciptanya keluarga sakinah di masyarakat.
Pada penelitian ini penulis berusaha menyajikan forum/lembaga yang
berasal dari non pemerintah yang dinilai mampu memberikan kontribusi
dalam mengimplementasikan keluarga sakinah melalu berbagai kelas dan
aktifitas lainya yang diselenggarakan dalam “Komunitas Rumah Jodoh”.
Perbedaan dengan skripsi sebelumnya adalah pada kegiatan-kegiatan yang di
selenggarakan masing-masing lembaga, dimana dalam “Komunitas Rumah
Jodoh” kegiatan berbentuk kelas-kelas dan konseling. Sedangkan dalam
penelitian sebelumnya kegiatan berupa pemaparan dan pengajian. Uniknya,
“Komunitas Rumah Jodoh” di prakarsai oleh Dosen Luar Biasa IAIN Salatiga
yakni ibu Widayati Lestari, M.Psi sehingga mampu memberikan citra positif
12
kepada lembaga IAIN Salatiga dalam mendukung pemerintah mengupayakan
terwujudnya keluarga sakinah di tengah-tengah masyarakat.
G. Metode Penelitian
Metode penelitian berfungsi untuk mengetahui suatu masalah yang
akan diteliti, baik ilmu-ilmu sosial, ilmu hukum, maupun ilmu lainya
(Zainudin, 2009: 21) oleh karenanya, perlu penulis sampaikan perihal
metodologi penelitian yang penulis gunakan:
1. Pendekatan
Penelitian ini berdasarkan pendekatan sosoilogi normatif.
Pendekatan soiologi normatif adalah pendekatan dengan melihat suatu
kenyataan hukum atau norma-norma yang hidup di dalam masyarakat.
Sosiologi normatif adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk
melihat aspek-aspek hukum dalam interaksi sosial di dalam masyarkat,
dan berfungsi sebagai penunjang untuk mengidentifikasi dan
mengklarifikasi temuan bahan bagi keperluan penelitian atau penulisan
hukum (Zainudin, 2009: 105).
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kualitatif dimana data yang didapatkan
adalah dalam bentuk survey lapangan sehingga tidak berupa angka-angka.
Penelitian dengan jenis Kualitatif adalah jenis penelitian yang
memusatkan perhatianya pada prinsip-prinsip umum yang mendasari
perwujudan satuan-satuan gejala yang ada dalam kehidupan manusia, atau
13
pola-pola yang menganalisa gejala-gejala sosial budaya dengan
menggunakan kebudayaan masrayarakat yang bersangkutan untuk
memeroleh gambaran mengenai pola-pola yang berlaku (Burhan, 2013:
21).
Jenis penelitian kualitatif adalah penelitian berupa pengamatan-
pengamatan yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga dalam
penelitian ini akan diketahui peran “Komunitas Rumah Jodoh” dalam
mengimplementasikan konsep kelurga sakinah.
3. Sumber data
Dalam sebuah penelitian, umumnya digunakan dua data, yakni
data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
data primer dalam penelitian yang berjudul Tinjauan Hukum
Islam terhadap Konsep dan Kegiatan “Komunitas Rumah Jodoh”
dalam Mewujudkan Keluarga Sakinah di Salatiga adalah data
mengenai profil KRJ (“Komunitas Rumah Jodoh”), Konsep keluarga
sakinah dari sudut pandang KRJ, bentuk kegiatan dan materi-materi
yang diajarkan oleh KRJ, penanganan KRJ terhadap anggota yang
melakukan konseling, cara KRJ memerlakukan anggotanya sehingga
mampu mewujudkan keluarga sakinah.
14
b. Data Sekunder
Data sekunder atau data tambahan dalam penelitian ini adalah
data anggota, dokumen berupa foto-foto atau video kegiatan, latar
belakang pengurus dan anggota, dan lain sebagainya.
4. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di kantor “Komunitas Rumah Jodoh”
yakni JL. Surowijoyo RT 09/03 Pengilon Mangunsari Salatiga. Penelitian
juga di lakukan dalam pertemuan-pertemuan “Komunitas Rumah Jodoh”
di berbagai tempat.
Lokasi tersebut menjadi penting untuk di teliti karena “Komunitas
Rumah Jodoh” adalah satu-satunya komunitas independent yang ada di
salatiga yang bertujuan untuk mewujudkan keluarga sakinah.
“Komunitas Rumah Jodoh” juga sudah cukup familiar di telinga pemuda-
pemudi Kota salatiga khususnya mahasiswa, penggiat seni, penggiat
menulis, dan para pemuda yang tergabung dalam organisasi-organisasi.
5. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
metode penelitian lapangan, berupa:
a. Observasi
Observasi merupakan tindakan yang dilakukan dalam
menggali data dan informasi terhadap objek yang tidak terbatas. Pada
penelitian kali ini penulis akan melakukan observasi partisipatif, yakni
15
peneliti terlibat langsung dalam kegiatan sehari-hari orang yang
sedang di amati atau digunakan sebagai sumber data penelitian.
Observasi partisipasi yang dipilih oleh penulis berjenis
moderat. Sugiyono (2013: 227) menjelaskan bahwa Partisipasi
moderat adalah observasi dimana dalam kegiatanya terdapat
keseimbangan antara peneliti menjadi orang dalam dan orang luar.
Peneliti dalam mengumpulkan data ikut secara pertisipatif dalam
beberapa kegiatan.
Obyek penelitian dalam penelitian kulitatif yang diobservasi
terdiri dari beberapa hal, yakni:
1) Tempat: Observasi akan dilakukan di kantor “Komunitas Rumah
Jodoh” yakni di JL. Surowijoyo RT 09/03 Pengilon Mangunsari,
Salatiga. Serta di lokasi-lokasi kegiatan yang lain yang
diselenggarakan oleh “Komunitas Rumah Jodoh”.
2) Pelaku: Peneliti akan melakukan observasi kepada tim KRJ dan
anggota-anggotanya.
3) Aktifitas: Selain tempat dan para pelaku di “Komunitas Rumah
Jodoh”, penulis juga akan melakukan observasi terhadap
aktifitas-aktifitas/kegiatan yang berlangsung dalam “Komunitas
Rumah Jodoh” yakni:
b. Wawancara
Metode wawancara adalah salah satu upaya yang digunakan
untuk memeroleh informasi tentang hal-hal yang tidak dapat
16
diperoleh lewat pengamatan yakni dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan kepada founder dan anggota Komunitas Rumah Jodoh
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam. Teknik pengumulan data ini mendasarkan dari pada
laporan tentang diri sendiri atau self report, atau setidak-tidaknya
pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi (Sugiyono, 2013: 231)
Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara terhadap
pihak-pihak terkait, yakni ibu Widayati Lestari M.Ps selaku Founder
“Komunitas Rumah Jodoh”, dan beberapa anggota “Komunitas
Rumah Jodoh” secara langsung juga kepada pihak-pihak yang
berkaitan baik langsung maupun tidak langsung yang dapat
memberikan informasi terkait dan dibutuhkan dalam penelitian ini.
Khusunya yang berkaitan dengan keluarga sakinah dan KRJ.
c. Dokumentasi
Selain menggunkanan observasi dan wawancara dalam proses
melakukan penelitian, penulis juga akan menggunakan dokumen-
dokumen yang terkait dengan bahan penelitian guna mengumpulkan
data yang dapat berupa foto-foto, video, dan rekaman.
17
d. Analisis Data
Ananlisis data adalah sebuah proses mencari dan menyususn
data secara sistematis yang diperoleh dari hasil pengumpulan data
yakni mulai dari observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan cara
mengelompokkanya kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-
unit, menyususn kedalam pola, memilih mana yang penting dan akan
dipelajari kemudian membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami.
Proses analisi data adalah proses untuk memecahkan hipotesa-
hipotesa dengan bersumber dari data yang telah dikumpulkan baik
dilapangan dan lain sebagainya.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif
induktif dimana penulis akan mengumpulkan data yang diperoleh dari
proses observasi, wawancara dan dokumentasi. Kemudian mengolah
data yang diperoleh sesuai tema-tema yang akan di sajikan,
kemudaian di analisa dan disajikan sesuai susunan urutan
pembahasan yang sudah di rancang diawal penelitian ini, kemudian
melakukan interpretasi guna menemukan jawaban dari rumusan
masalah.
18
H. Sistematika Penulisan
Dalam penelitian, hendaknya disusun dengan sistematika yang baik
dan benar sehingga memudahkan pembaca supaya lebih fokus dan terarah
kepada tujuan penelitian. Sistematika yan digunakan dalam penulisan
penelitian ini sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan, berisikan Latar Belakang Penelitian, Fokus
Penelitian, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Metode
Penelitian, Telaah Pustaka, Analisis Data dan Sistematika Pembahasan.
BAB II Kajian Pustaka, yang berisi tentang tinjauan konsep keluarga
sakinah menurut pandangan Islam, BP4 (Badan Penasihat Pembinaan dan
Pelestarian Perkawinan) dan cara-cara mewujudkan keluarga sakinah.
BAB III Pelaksanaan Penelitian, yakni uraian mengenai data yang
didapat dari tinjauan lapangan. Berisikan profil “Komunitas Rumah Jodoh”,
kegiatan yang diselenggarakan oleh “Komunitas Rumah Jodoh”, serta
pandangan mengenai keluarga sakinah oleh “Komunitas Rumah Jodoh”
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan berisikan analisis sosiologis
yag diperoleh dari hasil penelitian yakni pandangan keluarga sakinah menurut
“Komunitas Rumah Jodoh”, kegiatan yang diselenggarakan “Komunitas
Rumah Jodoh” sebagai upaya mewujudkan keluarga sakinah dan analisa
hukum Islam terhadap kegiatan serta konsep keluarga sakinah “Komunitas
Rumah Jodoh”
BAb V Penutup, yakni berisi kesimpulan dari hasil penelitian serta
menjawab fokus masalah yang telah dipaparkan pada BAB I, serta berisi
19
saran kepada seluruh kalangan terutama pada para pembaca yang diakhiri
dengan lampiran-lampiran.
20
BAB II
KONSEP KELUARGA SAKINAH DITINJAU DARI HUKUM ISLAM
Membangun keluarga sakinah adalah dambaan setiap pasangan yang
melangsungkan perkawinan, tidak ada pasangan yang menginginkan kekacauan
dan kegundahan timbul dalam keluarganya. Pasalnya, keluarga sakinah dapat
terwujud atas kerjasama seluruh elemen keluarga baik suami, istri dan anak-anak,
sehingga mewujudkan keluarga yang sakinah adalah tanggungjawab semua pihak
dalam keluarga. Akan tetapi, sebuah keluarga tidak dapat terbentuk tanpa adanya
ikatan perkawinan. Abud (2004: 123) menyatakan bahwa keluarga muslim resmi
diawali dengan adanya sebuah akad nikah. Pernikahan merupakan sarana dasar
untuk membangun sebuah keluarga, dalam Islam, tidak ada keluarga sebelum
akad nikah.
A. Pengertian Perkawinan
Zakiah Daradjat dkk. (1995: 37) memberikan definisi tentang
perkawinan yakni:
"Sebuah akad yang mengandung ketentuan hukum kebolehan
hubungan kelamin dengan lafaz nikah atau tazwij atau yang semakna
denganya."
Nikah atau tazwij terambil dari bahasa arab yakni zawaja زواج yang
mengandung arti perkawinan. Di Indonesia perkawinan diatur tersendiri yakni
dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 tahun 1974 tentang
Perkawinan dimana dalam Bab I Pasal I menjelaskan makna perkawinan
adalah ikatan lahir batin seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri
21
dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa.
Berdasarkan Intruksi Presiden RI No. 1 tahun 1991 yang Melahirkan
Kompilasi Hukum Islam, kembali diterangkan mengenai makna perkawinan
atau pernikahan menurut hukum islam yakni akad yang sangat kuat atau
miitsaqon gholiidhan untuk menaati perintah Allah dan melaksanakannya
merupakan ibadah.
Perkawinan merupakan persatuan antara laki-laki dan perempuan yang
bukan mahram dalam ikatan yang sah sesuai ketentuan syariat agama dan
undang-undang dalam rangka membina keluarga yang sakinah mawaddah
warahmah lahir dan bathin untuk menggapai ridho Allah Swt (Fadlilah, 2012:
4).
Menurut beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa
perkawinan adalah sebuah akad yang sakral baik di mata hukum maupun di
mata agama antara laki-laki dan perempuan untuk membentuk sebuah
keluarga berlandaskan ketuhanan Yang Maha Esa sebagai bentuk ibadah
kepadaNya.
B. Tujuan Perkawinan
Setiap perkawinan yang dilangsungkan tiap-tiap pasangan seharusnya
memiliki tujuan yang luhur sehingga perkawinan yang terjadi tidak hanya
sekedar pemenuhan hawa nafsu setiap individu, juga bukan hanya merupakan
penggugur fase hidup manusia atau yang lebih parah hanya sebatas mengikat
22
hubungan dengan lawan jenis tanpa makna. Perkawinan haruslah didasari
karena ketaatan kepada Rabb sang Pemilik Cinta Sejati dan bertujuan semata-
mata untuk beribadah kepadaNya.
Ali Yafie sebagaimana dikutip oleh Tihami dan Sahrani (2013: 15)
menerangkan bahwa dalam sebuah perkawinan terdapat tujuan syariat yang
dibawa oleh Rasulullah SAW., yakni penataan hal ihwal manusia dalam
kehidupan duniawi dan ukhrowi. Pada batang tubuh ajaran fikih, dapat dilihat
adanya empat garis dalam penataan tersebut, yakni:
1. Rub’ al-ibadat, yakni menata hubungan manusia dengan Allah SWT.
2. Rub’ al-muamalat, yakni menata hubungan manusia dalam lalu lintas
pergaulan untuk memenuhi hajat hidup keseharianya.
3. Rub’ al-munakahat, yakni menata hubungan manusia dalam hal keluarga.
4. Rub’ al-jinayat yaitu menata pengamananya dalam suatu tertib pergaulan
yang menjamin ketentraman
Sedangkan menurut Marzuki Ali dalam artikelnya yang berjudul
Keluarga Sakinah, tujuan pernikahan antara lain adalah sebagai bentuk
ibadah, dimana tujuan ini menjadi tujuan yang paling pokok dari tujuan yang
lain. Selain itu pernikahan bertujuan sebagai pemenuhan kebutuhan biologis
dalam rangka regenerasi, serta bertujuan untuk menjaga kesehatan dalam
berhubungan antara laki-laki dan perempuan.
Lebih rinci Yazid bin Abdul Qodir Jawaz dalam bukunya yang
berjudul Nasehat Pernikahan, menjelaskan beberapa tujuan perkawinan
dalam islam, adalah sebagai berikut:
23
1. Untuk Memenuhi Naluri Dasar Manusia
Perkawinan merupakan fitrah setiap manusia, maka fitrah tersebut
dapat tersalurkan dengan cara yang baik yakni akad nikah (melalui
jenjang perkawinan) bukan dengan jalan pacaran, berzina, homo, ataupun
lesbi.
2. Untuk Membentengi Akhlak yang Luhur
Hikmah disayariatkanya perkawinan diantaranya adalah untuk
membentengi manusia dari perbuatan hina dan keji misalnya berzina.
Islam memandang perkawinan dan pembentukan keluarga sebagai sarana
dalam menjaga akhlak dari kerusakan dan melindungi masyarakat dari
kekacauan.
Allah berfirman dalam Q.S Al-mu‟minun ayat 1-6
لح قد عن هم والذين ﴾٢﴿ خاشعون صلاتم ف هم الذين ﴾١﴿ المؤمنون أف
لفروجهم هم والذين ﴾٤فاعلون﴿ للزكاة هم والذين ﴾٣﴿ معرضون اللغو
ر فإن هم أيان هم ملكت ما أو أزواجهم على إلا ﴾٥حافظون﴿ ﴾٦ملومي﴿ غي
Artinya: “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu)
orang-orang yang khusyuk dalam salatnya, dan orang-orang yang
menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada
berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-
orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri
mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya
mereka dalam hal ini tiada tercela.”
24
3. Membangun Keluarga yang Islami
Dalam sebuah perkawinan, islam menganjurkan untuk membentuk
keluarga yang islami didalamnya. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh
HAS. Al-Hamdani yang dikutip oleh Tihami dan Sahrani (2013: 16)
bahwasanya perkawinan juga bertujuan untuk menata keluarga sebagai
subjek untuk membiasakan pengalaman-pengalaman ajaran agama.
Keluraga memiliki fungsi sebagai pelaksana pendidikan yang paling
menentukan, ibu dan ayah adalah orang pertama yang dikenal oleh anak-
anak dengan segala perlakuan yang diterima dan dirasakanya sehingga
menjadi dasar pertumbuhan kepribadianya.
4. Meningkatkan Ibadah kepada Allah Swt.
Allah menciptakan manusia dan jin semata adalah untuk beribadah
kepadaNya, hal ini sebagaimana firmanNya dalam Al-Quran surat Az-
Zariyat ayat 56
﴾٥٦﴿وما خلقت الن والإنس إلا لي عبدون
Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk
beribadah.”
Dalam sudut pandang inilah rumah tangga dinilai menjadi lahan
subur dalam mengerjakan amal salih disamping amal salih yang lainya.
25
5. Untuk Mencari Keturunan yang Shalih
Tujuan perakwinan diantaranya adalah untuk melestarikan
keturunan, hal ini sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur‟an Surat An-
Nahl ayat 72
من أزواجكم بني وحفدة والله جعل لكم من أن فسكم أزواجا وجعل لكم ورزقكم من الطيبات أفبالباطل ي ؤمنون وبنعمة الله هم يكفرون
Artinya: “Allah telah menjadikan dari diri kamu itu pasangan suami istri
dan menjadikan bagimu dari istri kamu itu anak-anak dan cucu-
cucu dan memeberimu rezeki yang baik-baik. Maka mengapakah
mereka beriman kepada yang bathil dan menginkari nikmat
Allah?.”
Daradjat dkk (1995: 50) menyatakan bahwa kehidupan keluarga
bahagia pada umumnya ditentukan oleh kehadiran anak, karena tidak
sedikit kita menjumpai keluarga yang akhirnya harus kandas karena tidak
adanya anak dalam sebuah keluarga.
Dari beberapa pemaparan di atas dapat diketahui bahwa ada banyak
sekali tujuan yang seharusnya dipahami oleh semua pasangan yang akan
melakukan perkawinan. Selain sebagai bentuk ibadah kepada Allah,
perkawinan dilakukan dengan tujuan untuk menyalurkan fitrah manusia,
melestarikan keturunan dan membentuk keluarga sakinah dengan bingkai
kebahagiaan.
26
C. Makna Kelurga Sakinah
Undang-Undang Republik Indonesia No. 52 Tahun 1995 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Bab I pasal I
butir 6 menyatakan bahwa keluarga merupakan unit terkecil dalam
masyarakat, yang terdiri dari suami istri, atau suami, istri dan anaknya,
atau ibu dan anaknya, atau ayah dan anaknya.
Keluarga adalah rumah tangga yang memiliki hubungan darah
atau perkawinan serta menyediakan terselenggaranya fungsi-fungsi
instrumental mendasar dan fungsi-fungsi ekspresi keluarga bagi para
anggotanya yang berada dalam suatu jaringan. Dalam keluarga
masyarakat jawa, ada dua jenis jaringan keluarga, keluarga waris yakni
keluarga yang beranggotakan jaringan yang masih mempunyai hubungan
darah, dan keluarga batih yakni jaringan keluarga yang memiliki
kedekatan karena hubungan perkawinan seperti besan, seperantauan, atau
sepondokan (Lestari, 2016: 6).
Burgest dan locke (1960) sebagaimana dikutip oleh Herien
Puspitawati dalam tulisanya pada tahun 2013 yang berjudul Konsep dan
Teori Keluarga menerangkan bahwa keluarga merupakan sekelompok
manusia yang disatukan karena ikatan perkawinan, ikatan darah atau
adopsi, dan merupakan susunan rumahtangga yang saling berinteraksi dan
berkomunikasi sehingga menimbulkan pernanan-peranan masing-masing.
27
Mengutip pemikiran Koerner dan Fitzpatrick (Lestari, 2016: 5)
memberikan definisi keluarga yang dapat ditinjau berdasarkan 3 sudut
pandang, yakni:
1. Definisi struktural, yakni keluarga dilihat dari ada tidaknya anggota
keluarga. Definisi ini memfokuskan pada siapa saja yang menjadi
bagian dalam keluarga. Perspektif ini memunculkan pengertian
tentang keluarga sebagai asal usul, sebagai wahana melestarikan
keturunan, dan keluarga batih.
2. Definsi fungsional, yakni definisi keluarga yang menekankan pada
terpenuhinya tugas-tugas dan fungsi-fungsi psikososial. Fungsi
tersebut mencakup perawatan anak, dukungan emosi dan materi
kepada segenap anggota, dan pemenuhan peran-peran tertentu.
Definisi ini fokus pada tugas-tugas yang dilakukan oleh kerluaga.
3. Definisi transaksional, keluarga didefinisikan sebagai kelompok yang
mengembangan keintiman melalui perilau-perilaku yang
memunculkan identitas sebagai keluarga (family identity), berupa
ikatan emosi, pengalaman historis, maupun cita-cita masa depan.
Deifinisi ini fokus pada bagaimana keluarga melaksanakan fungsinya.
Keluarga adalah unsur terpenting dalam sebuah masyarakat,
dimana keluarga merupakan sekumpulan individu yang terbentuk atas
dasar ikatan perkawinan, ikatan darah, ataupun ikatan kekerabatan lainya,
yang saling berinteraksi dalam naungan rumah tangga dan memiliki
28
peran-nya masing-masing. Dalam menjalankan kehidupan berkeluarga,
setiap anggota keluarga memiliki tujuan yang sama yakni membentuk
keluarga yang bahagia, nyaman dan tenang, atau yang disebut dengan
sakinah.
Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat
Islanomor : Dj.Ii/542 Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Kursus Pra Nikah ketentuan Umum Pasal 1 menjelaskan bahwa Keluarga
Sakinah adalah keluarga yang didasarkan atas perkawinan yang sah,
mampu memenuhi hajat spiritual dan material secara serasi dan seimbang,
diliputi suasana kasih sayang antara internal keluarga dan lingkungannya,
mampu memahami, mengamalkan dan memperdalam nilai-nilai
keimanan, ketakwaan dan akhlaqul karimah
Terbentuknya keluarga sakinah tidak terlepas dari dua faktor
penting yakni mawaddah dan rahmah sebagaimana Allah berfirman
dalam Qur‟an Surat Ar-Ruum ayat 21.
ها لتسكنوا أزواجا أن فسكم من لكم خلق أن آياته ومن نكم وجعل إلي مودة ب ي
رون﴿ لقوم لآيات ذلك ف إن ورحة ﴾٢١ي ت فك
Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu
cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di
antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berpikir.”
Mawaddah dan rahmah sering diartikan sebagai kasih dan sayang,
meskipun sekilas sama, akan tetapi sebenarnya memiliki makna masing-
29
masing. Yunahar Ilyas (2004: 160) sebagaimana dikutip oleh Marzuki
Ali memberikan penjelasan bahwa mawaddah lahir dari sesuatu yang
bersifat jasmani, seperti kecantikan dan kegagahan, sementara rahmah
lahir dari sesuatu yang bersifat rohani (hubungan batin), kedua hal ini
terwujud dalam hubungan antara suami istri. Pada pasangan yang masih
muda laki-lakinya masih gagah dan istrinya masih cantik maka faktor
mawaddah-lah yang dominan, sedangkan pada pasangan yang sudah tua
ketika laki-laki tidak gagah lagi dan istrinya tidak lagi cantik maka yang
lebih dominan adalah faktor rahmah
Abu Muhammad Ibnu Sholih Bin Hasbullah menjelaskan bahwa
Mawaddah memiliki makna yang mengandung unsur-unsur kecintaan,
keinginan dan harapan terhadap kebaikan, serta dukungan dan kebaikan.
Lafadz الود /المودة memiliki makna menginginkan dan mengharapkan
seluruh kebaikan. Sedangkan rahmah atau رحم – يرحم – رحة
mengasihi, menaruh kasihan, kasih sayang. Keluarga yang dilandasi
dengan rahmah didalamnya membuat seluruh anggota keluarga merasa
iba, memiliki belas kasihan, saling memberi empati dan perhatian satu
sama lainya.
Lafadz السكينة berasal dari kataسكن يسكن سكونا yakni
tenang, tidak bergerak, diam. Selain itu, makna lafadz sakinah-pun
30
terdapat keterkaitan dengan lafadz sakanun, sebagaimana terdapat dalam
firman Allah Q.S An-Nahl: 80
والله جعل لكم من ب يوتكم سكنا وجعل لكم من جلود الأن عام ب يوتا
ون ها ي وم ظعنكم وي وم إقامتكم ومن أصوافها وأوبارها وأشعارها أث اثا تستخف
ومتاعا إل حي
Artinya: “Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat
tinggal dan Dia menjadikan bagi kamu rumah-rumah (kemah-
kemah) dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan
(membawa) nya di waktu kamu berjalan dan waktu kamu
bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu unta
dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan (yang
kamu pakai) sampai waktu (tertentu).”
Keluarga sakinah dipahami sebagai sebuah keluarga yang dapat
dijadikan tempat tinggal, tempat berlabuh dan tempat kembali oleh
seluruh anggota dalam keluarga, karena didalamnya terdapat ketenangan,
kedamaian, keteduhan, rasa nyaman, dan tidak terjadi pergolakan
padanya, sehingga mereka cenderung untuk kembali dan berkumpul
(Hasbullah: 41).
Berdasarkan berbagai teori yang menjelaskan tentang keluarga
sakinah, maka didapatkan kesimpulan bahwasanya keluarga sakinah
menurut pandangan hukum islam adalah sebuah keluarga yang terbentuk
berdasarkan ikatan perkawinan yang sah dimata hukum agama dan
31
hukum positif. Keluarga yang tenang dan tentram yang dapat membuat
penghuninya merasa nyaman untuk tinggal dan kembali.
D. Mewujudkan Keluarga Sakinah
1. Mewujudkan Keluarga Sakinah Menurut Pandangan Islam
Terwujudnya keluarga sakinah dalam sebuah rumah tangga tidak
langsung terjadi begitu saja, dibutuhkan upaya dari semua anggota
keluarga khususnya pasangan suami istri sehingga tujuan perkawinan
yang sangat mulia yakni membentuk keluarga sakinah dapat menjadi
nyata. Dalam hal ini, Ulfatmi (2011) dalam karyanya berjudul Keluarga
Sakinah dalam Perspektif Islam memberikan beberapa rumusan prinsip-
prinsip islam dalam mewujudkan keluarga sakinah yakni di awali dengan
membentuk keluarga sesuai ajaran agama islam, melaksanakan kewajiban
masing-masing pihak, menyelesaiakan masalah secara islami,
menerapkan ajaran islam dalam mendidik anak serta menjalin hubungan
baik dengan keluarga besar.
a. Membentuk Keluarga Sesuai Ajaran Islam
Untuk mewujudkan keluarga sakinah, perlu mengawali
pembentukan keluarga sesuai dengan anjuran agama Islam. Dalam
membentuk keluarga sakinah terdapat hal yang sangat penting yakni:
1) Memilih Pasangan Hidup Sesuai Tuntunan Rasul
32
Membentuk sebuah keluarga diawali dengan adanya
perkawinan, sedangkan perkawinan diawali dengan memilih
pasangan, baik suami atau istri memiliki hak untuk memilih siapa
pasangan hidupnya. Untuk membentuk keluarga sakinah, perlu
diperhatikan kriteria pasangan masing-masing sehingga keluarga
yang diidamkan dapat tercapai. Islam secara rinci menjelaskan
bagaimana kriteria dalam memilih calon istri maupun calon
suami.
a) Memilih Calon Istri.
Sebagaimana hadits telah menjelaskan bahwasanya
memilih calon istri haruslah menjadikan ukuran agama
sebagai ukuran yang pertama dan utama.
فاظفربذات ولدينها ولمالا ولسبها لا لما . لاربع المرأة ت نكح ين يداك تربت الد
Artinya: “Perempuan itu dikawini karena empat perkara;
karena hartanya, karena nasabnya, karena
kecantikanya, dan karena agamanya, Tetapi pilihlah
karena agamanya, agar selamat dirimu.” (H.R.
Bukhori No. 1885)
Memilih pasangan hidup hendaknya
mengutamakan faktor agama sebelum faktor-faktor yang
lainya, karena dengan agama itulah akal dan jiwa akan
dapat terpimpin (Sabiq, 1990: 30). Hal ini disebabkan
karena dengan memilih wanita yang baik agamanya, lelaki
sudah turut membangun benteng yang kokoh dalam
33
keluarganya, karena wanita adalah madrasah pertama bagi
anak-anaknya kelak. Selain itu wanita yang baik
agamanya juga mampu menjaga kehormatan suami dan
harta suami nya.
Takariawan (2009) menjelaskan bahwasanya
dalam meletakkan agama sebagai landasan utama dalam
memilih calon istri, perlu diperhatikan beberapa kriteria
baiknya agama seorang perempuan yang akan dijadikan
istri, yakni:
Beragama Islam. Perempuan yang baik agamanya
dalam islam tentu haruslah beragama islam, karena di
dalam islam tidak mengenal menikah beda agama. Bahkan
Allah sendiri menegaskan larangan menikah dengan
wanita musyrik dalam Qur‟an surat Al-Baqarah ayat 22:
ر مؤمنة ولأمة ي ؤمن حت المشركات ت نكحوا ولا مشركة من خي
مؤمن ولعبد ي ؤمنوا حت المشركي ت نكحوا ولا أعجبتكم ولو
ر والله النار إل يدعون أولئك أعجبكم ولو مشرك من خي
بإذنه والمغفرة النة إل يدعو لعلهم للناس آياته وي ب ي
رون﴿ ﴾٢٢١ي تذك
Artinya: “Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita
musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya
wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita
musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan
34
janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik
(dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka
beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih
baik dari orang musyrik walaupun dia menarik
hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah
mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya.
Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-
perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka
mengambil pelajaran.”
Melaksanakan Kewajiban-kewajiban pokok dalam
beragama. Seperti Shalat, Puasa wajib di Bulan
Ramadhan, mengeluarkan zakat, menutup aurat, serta
akhlak dasar lainya dimana kewajiban-kewajiban tersebut
membedakanya dengan orang non islam.
Memiliki akhlak yang mulia. Akhlak yang mulia
mencerminkan kondisi agama sesorang, dengan melihat
tingkah laku keseharianya, kita dapat mengetahui apakah
agama perempuan tersebut bagus atau sebaliknya. Selain
itu, akhlak juga mencerminkan ilmu yang dimiliki
seseorang.
Memiliki kesanggupan untuk memperbaiki diri.
manusia diciptakan dengan fitrah hati yang terbolak-balik,
sehingga sangat mungkin manusia melakukan kesalahan,
namun tidak semua orang yang menyadari dan mau
memperbaiki diri. Diperlukan komitmen bagi seseorang
untuk terus memperbaiki diri menuju kebaikan setiap saat.
35
Memiliki kesediaan dan semangat untuk mengajak
orang lain menunaikan perintah Allah dan menjauhi
larangan, dengan kata lain yakni memiliki jiwa dakwah
dalam dirinya.
Selain faktor agama, tidak salah jika hendaknya
diperhatikan faktor-faktor yang lain sebagaimana
dipaparkan dalam hadits pertama dalam sub bab ini, yakni
faktor harta, keluarga/ nasab, dan rupa/kecantikan.
Seorang laki-laki memilih calon istri dengan
memerhatikan bagaimana kondisi ekonominya, apakah
perempuan tersebut termasuk orang yang berada ataukah
sebaliknya, hal ini sedikit banyak memengaruhi
bagaimana kehidupan perekonomian mereka kelak setelah
menikah.
Faktor keluarga juga kerap menjadi pertimbangan
laki-laki dalam meminang seorang perempuan, pasalnya
banyak yang mempercayai bahwasanya watak seorang
sedikit banyak dipengaruhi oleh watak keluarga terutama
orang tuanya. Selain itu laki-laki juga melihat bagaimana
kesehatan keluarga seorang perempuan, apakah memiliki
riwayat penyakit keturunan ataukah tidak, juga
memperhatikan apakah perempuan tersebut berasal dari
keluarga yang banyak anak atau sebaliknya.
36
Faktor yang terakhir adalah faktor rupa atau
kecantikan. Merupakan fitrah bahwa laki-laki menyukai
wanita yang cantik dan sedap dipandang, apalagi
perempuan yang akan dijadikanya teman dalam
menghabiskan sisa usianya. Akan tetapi yang perlu digaris
bawahi dari semua kriteria adalah hendaknya dalam
mencari istri sebaiknya berusaha secara wajar saja, serta
perlulah disadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna
di dunia ini, semua manusia memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing, sehingga ketika memilih
seorang perempuan untuk dijadikan istri atau sebaliknya,
harus menerima segala yang ada pada dirinya baik
kelebihanya serta kekurangan yang ada padanya.
b) Memilih Calon Suami
Sama seperti ketika memilih calon istri, seorang
perlu menentukan kriteria dengan mengutamakan
agamanya. Kesolehan seorang lelaki bisa dilihat dari
beberapa point yang juga sudah dipaparkan dalam cara
memilih calon istri. Faktor agama menjadi faktor yang
sangat penting dalam memilih calon suami karena suami
berposisi menjadi imam dalam sebuah rumah tangga, ia
adalah nahkoda sebuah bahtera rumah tangga di tengah
terjangan ombak dan badai dalam lautan kehidupan. Mau
37
dibawa kemana bahtera tersebut bergantung kepada
nahkodanya, yakni suami.
Selain faktor agama, menjadikan kekayaan, rupa
dan memiliki satus sosial yang baik juga bukan merupakan
sebuah kesalahan. Pasalnya, lelaki yang kaya akan mampu
mencukupi kebutuhan keluarga sehingga istri lebih
terjamin kehidupan berkeluarganya. Suami yang rupawan
dan berstatus sosial baik juga dapat membantu menunjang
peran seseorang dikalangan masyarakat. Namun, kriteria
tersebut tidak boleh di dahulukan daripada faktor agama
yang menjadikan seorang perempaun lebih memilih laki-
laki kaya sedangkan agama nya buruk, suka minum-
minuman keras bakan berjudi, atau seorang perempuan
justru memilih lelaki berstatus sosial tinggi misalnya
pejabat tapi akhlaknya tidak baik yakni suka mengumpat,
menyakiti orang lain dan memfitnah bahkan korupsi.
2) Memiliki Motivasi Menikah karena Allah dan Rasul
Sebagimana telah dipaparkan dalam tujuan
perkawinan, sepasang suami istri haruslah melaksanakan
perkawinan dengan motivasi sesuai ajaran islam yakni guna
mengikuti Sunnah nabi, melestarikan keturunan, menjaga
akhlak yang baik, menentramkan jiwa, membangun keluarga
yang islami, serta sebagai wujud ibadah kepada Allah Ta‟ala.
38
3) Melaksanakan Perkawinan Sesuai dengan Ajaran Islam
Hukum melakukan perkawinan dalam islam dapat
menjadi wajib, sunnah, mubah, makruh dan haram. Hal ini
bergantung kepada situasi dan kondisi setiap individu. Sayyid
Sabiq dalam Kitab Fikih Sunnah yang diterjemahkan oleh
Drs. Moh. Thalib (1990) memaparkan hukum perkawinan
sebagi berikut:
a) Wajib
Seorang menjadi wajib menikah manakala dirinya
dinilai sudah mampu untuk menikah, dan nafsunya sudah
mendesak serta takut terjerumus dalam perbuatan zina.
b) Sunnah
Seorang yang sudah mempu untuk menikah,
nafsunya sudah mendesak namun masih dapat
mengendalikan nafsunya tersebut maka hukum menikah
orang itu adalah Sunnah.
c) Mubah
Seorang yang tidak terdesak oleh alasan-alasan
yang mengharuskan ia segera melangsngkan perkawinan
dan tidak ada alasan-alasan yang mengharamkanya, maka
ia mubah/boleh untuk melakukan pernikahan.
d) Makruh
39
Seorang yang mengalami lemah syahwat, tidak
mampu memberi belanja istrinya, maka makruh
hukumnya dia menikah.
e) Haram
Seseorang yang tidak mampu memberikan nafkah
secara lahir maupun batin kepada calon pasanganya maka
diharamkan menikah baginya. Juga terhadap orang-orang
yang memiliki niat buruk dalam menikah maka
hukumnya juga haram.
Selain memerhatikan hukum perkawinan, pasangan
juga harus memerhatikan rukun sebuah perkawinan.
Kompilasi Hukum Islam dalam BAB IV tentang Rukun dan
Syarat Perkawinan pasal 14 menyatakan bahwa untuk dapat
melaksanakan Perkawinan haruslah ada: a. Calon suami, b.
Calon istri, c. Wali nikah, d. Dua orang saksi, dan e. Ijab
Qabul.
b. Melaksanakan Hak dan Kewajiban dalam Keluarga
Perkawinan adalah sebuah perjanjian yang agung baik
dimata hukum islam maupun hukum positif, sebagaimana
perjanjian yang lain, perkawinan juga mengakibatkan timbulnya
hak dan kewajiban yang harus di penuhi dan dilaksanakan oleh
semua pihak-pihak yang bersangkutan dimana dalam konteks ini
adalah suami dan istri. Dengan saling memahami dan
40
menjalankan hak dan kewajiban masing-masing tidak ada pihak
yang merasa dirugikan dan berat dalam menjalankan kehidupan
berumah tangga. Hak dan kewajiban dalam sebuah rumah tangga
sebagai konsekuensi yang harus dilaksanakan suami istri setelah
berlangsungnya akad nikah secara sah meliputi tiga aspek
(Abdul, 2005:122) sebagai berikut:
1) Hak Istri yang Wajib Dipenuhi Suami
Hak-hak istri yang wajib dipenuhi oleh suami
diantaranya adalah memberikan mahar yang patut kepada
istri, sebagaimana diketahui bahwasanya mahar merupakan
sesuatu yang wajib diberikan suami kepada istrinya sebagai
syarat sah perkawinan, Allah berfirman dalam Q.S An-Nisa‟
ayat 4:
﴾٤ن فسا﴿ منه شيء عن لكم طب فإن نلة صدقاتن النساء وآتوا
Artinya: “Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang
kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh
kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada
kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati,
maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai
makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.”
Hak istri yang lainya adalah mendapat perlakuan baik
dari suami, mendapat perlindungan dari suami dari segala
macam bahaya, serta mendapat pembinaan akhlak dan ilmu
agama dari suami secara terus menerus.
41
Lebih rinci, KHI menjelaskan mengenai kewajiban
Suami dalam pasal 80 adalah sebagai berikut:
(1) Suami adalah pembimbing terhadap istri dan rumah
tangganya akan tetapi mengenai hal-hal urusan rumah
tangga yang penting-penting diputuskan oleh suami-istri.
(2) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala
sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan
kemampuanya.
(3) Suami wajib memberikan pendidikan agama kepada
istrinya dan memeberikan kesempatan belajar
pengetahuan yang berguna dan bermanfaat bagi agama,
nusa dan bangsa.
(4) Sesuai dengan penghasilanya suami menanggung: 1.
Nafkah, kiswah dan tempat kediaman bagi istri. 2. Biaya
rumah tangga, biaya pengobatan bagi istri dan anak. 3,
Biaya pendidikan anak.
2) Hak Suami yang Wajib Dipenuhi Istri
Istri wajib taat kepada suami yakni memberikan
pelayanan yang baik terhadap suami, baik pelayanan batin
maupun lahir, menyenangkan dan membuat suami merasa
tentram bersamanya. Selain itu, wajib bagi istri menghormati
suami, bersikap sopan, dan mesra.
42
Memelihara diri dan harta suami juga merupakan
kewajiban istri ketika ditinggal pergi suaminya (berjihad atau
mencari nafkah), sudah semesetinya istri mengambil peran
dalam menjaga harkat dan martabat keluarga salah satunya
dengan menjaga diri, dan harta suami, serta menutup aib-aib
suami.
Kewajiban istri terhadap suaminya, dijelaskan dalan
pasal 83 KHI yakni istri wajib berbakti lahir dan batin kepada
suami di dalam batas- batas yang dibenarkan oleh hukum
islam dan istri berkewajiban mengatur keperluan rumah
tangga sehari-hari dengan sebaik-baiknya.
3) Hak dan Kewajiban Bersama Suami Istri
Hak dan kewajiban suami istri adalah adanya rasa
saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Saling
memahami hak dan kewajiban masing-masing. Berlakunya
kehidupan seksual antara suami dan istri dimana halal bagi
suami apa yang halal bagi istrinya, Nasab anak yang
dilahirkan serta hukum waris yang timbul begitu di sahkanya
akad nikah.
Hak dan kewajiban suami istri juga dipaparkan dalam
KHI pasal 77 yakni:
43
(1) Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk
menegakkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan
rahmah sebagai sendi dasar dari susunan masyarakat.
(2) Suami istri wajib saling cinta mencintai, hormat
menghormati, setia dan memberi bantuan lahir batin yang
satu kepada yang lain.
(3) Suami istri memikul kewajiban untuk mengasuh dan
memelihara anak-anak mereka, baik
mengenaipertumbuhan jasmani, rohani maupun
kecerdasanya dan pendidikan agamanya.
(4) Suami istri wajib memelihara kehormatanya.
c. Menyelesaikan Koflik Secara Islami
Permasalahan yang timbul dalam sebuah keluarga adalah
hal yang lumrah dialami, hal ini dapat timbul karena ada lebih
dari satu pendapat, cara piker dan tindakan yang saling
berinteraksi satu sama lain. Ketika masalah mucul dalam rumah
tangga, sudah seharusnya baik suami maupun istri berusaha
menghadapinya dengan hati dan kepala yang dingin, salin
terbuka, dan saling mengingatkan.
Dasar utama dalam menyelesaikan segala permasalahan
dalam agama islam adalah melalui jalan musyawarah, masing-
masing pihak yang bersengketa duduk bersama dan saling
berunding, bersikap terbuka, agar semua permasalahan dapat
44
tertangani dengan baik. Pihak yang merasa bersalah-pun
seharusnya melakukan intropeksi diri, dan pihak yang dirugikan
haruslah bersabar. (Daradjat dkk, 1995: 127)
Dalam hal ini, Allah Swt berfirman di surat Ali-Imron
ayat 159
وا من فبما رحة من الله لنت لم ولو كنت فظا غليظ القلب لان فض
ل هم واست غفر لم وشاورهم ف الأمر فإذا عزمت ف ت وك حولك فاعف عن
لي ب المت وك ﴾٩٥١﴿على الله إن الله ي
Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku
lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap
keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri
dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah
dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu
telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakal kepada-Nya.”
Sebagaimana Ulfatmi mengutip Nabil Mahmud dalam
karyanya yeng berjudul Problematika Rumah Tangga dan Kunci
Penyelesaian, cara menyelesaikan konflik yang timbul dalam
rumah tangga ketika sudah tidak meungkin dilakukan
musyawarah antar pihak yang bersengketa maka yang pertama
adalah memberi nasehat yang baik, yang kedua yakni menjauhi
istri untuk beberapa waktu, yang ketiga adalah memberi pukulan
yang tidak menyakiti dan yang ke empat menghadirkan pihak
luar sebagai juru damai. Cara menyelesaikan masalah tersebut
45
adalah berdasarkan anjuran islam yakni sebagaimana termuat
dalam Al-Qur‟an surat An-Nisa‟ ayat 34-35:
ل با النساء على ق وامون الرجال أن فقوا وبا ب عض على ب عضهم الله فض
الات أموالم من واللات الله حفظ با للغيب حافظات قانتات فالص
فإن واضربوهن المضاجع ف واهجروهن فعظوهن نشوزهن تافون
غوا فلا أطعنكم وإن ﴾٣٤كبيرا﴿ عليا كان الله إن سبيلا عليهن ت ب
يريدا إن أهلها من وحكما أهله من حكما فاب عثوا ب ينهما شقاق خفتم
ن هما الله ق ي وف إصلاحا ﴾٣٥خبيرا﴿ عليما كان الله إن ب ي
Artinya: “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita,
oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka
(laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena
mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta
mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat
kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak
ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).
Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka
nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat
tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika
mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari
jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha
Tinggi lagi Maha Besar. Dan jika kamu khawatirkan ada
persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang
hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari
keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu
bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah
memberi taufik kepada suami-istri itu. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
46
d. Menerapkan Nilai Islami dalam Mendidik Anak
Allah Swt berfirman dalam Al-Qur‟an surat at-Tahrim
ayat 6:
والجارة الناس وقودها نارا وأهليكم أن فسكم قوا آمنوا الذين أي ها يا
ها ما وي فعلون أمرهم ما الله ي عصون لا شداد غلاظ ملائكة علي
﴾٦﴿ ي ؤمرون
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap
apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Ayat diatas memerintahkan kepada manusia untuk
menjaga keluarga termasuk didalamnya suami, istri serta anak-
anak dari api neraka, berusaha untuk taat kepada Allah dan
Rasulnya dengan memberikan pelajaran agama sejak dini
khususnya kepada anak-anak. Menerapkan cara hidup islam yang
benar sesuai tuntunan al-Qu‟an dan Sunnah.
47
e. Membina Hubungan Baik dengan Keluarga Besar
Dalam mewujudkan keluarga yang bahagia, sakinah
mawaddah dan rahmah, peran suami dan istri saja tidaklah
cukup, karena pada kenyataanya menikah bukan hanya
menyatukan dua insan manusia, namun juga menatukan dua
keluarga menjadi satu. Oleh karenanya, peran keluarga besar
sangat dibutuhkan dalam menyokong terciptanya keluarga
sakinah. Dukungan tersebut dapat meliputi restu dari orang tua
dan saudara.
Keluarga merupakan lingkungan sosial terkecil dalam
sebuah masyarakat, begitupun masyarakat memandang sebuah
keluarga merupakan cikal bakal mencetak sebuah bangsa,
keluarga yang baik akan mampu melahirkan generasi berkualitas
sebagai penerus generasi bangsa sehingga kehidupan berkeluarga
memberi andil yang cukup besar terhadap tumbuh kembang
sebuah negara.
2. Mewujudkan Keluarga Sakinah menurut BP4 (Badan Penasehat
Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan)
Badan penasehat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4)
(2009) dalam buku yang diterbitkan oleh Kementrian Agama dengan
judul Buku Panduan Keluarga Muslim memberikan penjelasan mengenai
48
langkah-langkah yang harus di tempuh untuk dapat mewujudkan keluarga
sakinah yakni:
a. Mewujudkan Harmonisasi Hubungan Antara Suami dan Istri
Keharmonisan diantara suami dan istri merupakan faktor
penting dalam mempertahankan serta membina utuhnya rumah
tangga, hal ini dapat mendorong terwujudnya cita-cita membentuk
keluarga sakinah. Meskipun diantara suami dan istri terdapat banyak
sekali perbedaan, dan ketidakcocokan, tidak menutup kemungkinan
dapat terwujudnya keharmoniasan di antara keduanya, karena
keharmonisan dapat diciptakan melalui berbagai hal berikut ini:
1) Memiliki Sikap Saling Pengertian
Baik suami maupun istri harus memiliki sikap dewasa
dengan saling memahami satu sama lain, saling pengertian dan
saling menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Sikap pengertian yang paling nyata adalah dengan tidak
memaksakan pasangan untuk begini dan begitu semau kita
sendiri, menerima apa adanya dan tidak melarang pasangan
melakukan hal-hal yang memang menjadi kebiasaanya selama
tidak menyimpang dari syariat.
2) Saling Menerima
Manusia adalah tempat salah dan lupa, sehingga tidak ada
manusia yang sempurna tanpa cacat, baik itu cacat secara fisik
49
ataupun secara akhlak. Begitu juga suami ataupun istri, pasti
memiliki kekurangan masing-masing di samping kelebihanya,
akan tetapi hal tersebut bukan untuk dijauhi kemudian tidak
menerima kekurangan pasangan. Karena baik suami ataupun istri
diberikan kepada jodohnya satu paket dengan kelebihan dan
kekuranganya. Tugas pasangan adalah untuk saling melengkapi,
memperbaiki hal-hal negative pasangan yang masih bisa di
benahi serta menerima kekurangan yang memang tak bisa di
benahi. Baik suami ataupun istri harus meyakini bahwa jodoh
adalah rezeki dari Allah, sehingga dalam kelebihan dan
kekurangan pasangan pasti ada hikmah dan karunai yang Allah
berikan.
3) Menyesuaikan Diri Satu Sama Lain
Baik suami maupun istri pasti memiliki karakter dan latar
belakang yang berbeda-beda. Oleh karena itu keduanya harus
menyesuaikan diri dengan teman hidupnya. Berusaha mengisis
setiap kekurangan yang ada dalam diri pasangan masing-masing
dengan tidak menuntut pasangan harus menjadi begini dan
begitu.
4) Memupuk Rasa Cinta
Rasa cinta timbul diantara suami dan istri baik sebelum
menikah atau setelah menikah. Rasa Cinta dapat bertahan,
memuncak dan surut, oleh karenanya suami dan istri harus
50
senantiasa memupuk rasa cinta di antara mereka dengan saling
menyayangi, memberikan rasa percaya, serta memberi perhatian
sehinggakeluarga bahagia yang di impikan mampu tercapai.
5) Melaksanakan Musyawarah
Menikah bukan hanya persoalan cinta mencintai, akan
tetapi saling percaya satu sama lain. Tidak jarang dalam
kehidupan pernikahan muncul hal-hal yang perlu di rundingkan
satu sama lain, baik dalam mengambil sikap atas suatu hal atau
permasalahan-permasalahan yang muncul. Dalam
bermusyawarah-pun perlu bersikap terbuka, lapang dada, serta
tidak egois.
Musyawarah juga menjadi salah satu jalan yang baik
untuk memperbaiki komunikasi antar pasangan, karena
komunikasi adalah hal yang penting dalam mempertahankan
hubungan. Dengan bermusyawarah, pasangan akan merasa
dihargai keberadaanya, karena istri/suami-nya melibatkan dirinya
dalam mengambil keputusan yang sifatnya kerumah tangga-an.
6) Saling Memaafkan
Pernikahan bukan hanya jenjang dua sejoli untuk
bersenang-senang tanpa ada halangan dan rintangan. Masalah
baik sepele maupun yang rumit pasti akan dihadapi dalam
kehidupan berkeluarga, oleh karenanya baik suami maupun istri
harus berikap dewasa dengan saling memaafkan dan tidak
51
mencari-cari kesalahan pasangan. Tidak sedikit masalah kecil
menjadi begitu rumit hanya karena tidak adanya sikap dewasa
kedua belah pihak untuk saling memaafkan bahkan selalu merasa
paling benar.
7) Berperan dalam Kemajuan Bersama
Suami dan istri perlu bahu membahu dalam mewujudkan
peningkatan dan kemajuan bersama khususnya dalam rumah
tangga terutama dalam mewujudkan kebahagiaan keluarga.
b. Membina Hubungan Antara Anggota Keluarga Dan Lingkungan
Menikah bukan saja menjalin hubungan seorang laki-laki atau
seorang perempuan, akan tetapi menikah dengan seluruh keluarga
pasangan, maksudnya adalah ketika seseorang memutuskan untuk
menikah maka akan timbul hunungan persaudaraan dengan keluarga
pasangan dan lingkungan masyarakat. Hubungan antara anggota
keluarga harus terjalin dengan baik diantara kedua belah pihak suami
maupun istri, hal itu sebagai usaha dalam mewujudkan keluarga yang
baik dengan senantiasa menjalin silaturahmi dan menciptakan
keharmonisan dalam skala yang lebih luas.
Selain itu, hubungan dengan masyarakat khususnya tetangga
harus terjalin dengan baik, pasalnya tetanggalah yang akan sering
dimintai pertolongan apabila terjadi suatu hal. Bahkan ada ungkapan
“tetangga adalah keluarga yang paling dekat”, oleh karena itu
52
menjalin hubungan dengan tetangga juga tidak kalah pentingnya
dengan menjalin hubungan dengan masyarakat.
c. Menjalankan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga
Kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga merupakan hal yang
perlu di usahakan serta dibina sepanjang waktu, ada hal-hal yang
perlu di tempuh oleh pasangan baik suami maupun istri sebagai upaya
membina kesejahteraan dan pembinaan keluarga, yakni sebagi
berikut:
1) Keluarga Berencana
Keluarga berencana atau yang dalam masyarakat disebut
dengan KB merupakan sebuah program dari Dinas Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana sebagai satu upaya untuk
mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga. KB
bertujuan untuk lebih meningkatkan kesetaraan ibu dan anak
yakni dengan mengatur kelahiran anak dalam sebuah keluarga
sehingga ibu dapat memberikan perhatian, kasih sayang dan
mendidik anak dengan maksimal disamping tugas ibu yang lain
sebagai ibu rumah tangga atau berkarir.
2) Usaha perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)
Gizi merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam
meningkatkan kesejateraan keluarga, bahkan dalam islam di
ajarkan bahwa manusia di perintahkan memakan makanan yang
53
halal lagi baik sehingga keturunan yang lahir akan tumbuh dan
berkembang dengan baik pula.
3) Imunisasi
Imunisasi merupakan salah satu upaya dalam menjaga
kesehatan diri serta buah hati yang bermanfaat agar badan yang di
imunisasi memiliki kekebalan tubuh untuk mencegah penyakit-
penyakit tertentu.
d. Membina Kehidupan Beragama dalam Keluarga
Agama adalah patokan dasar setiap manusia dalam
berkehidupan sehari-hari, baik single maupun orang yang sudah
memiliki keluarga haruslah menerapkan hukum-hukum dan prinsip-
prinsip agama dalam kehidupanya. Sebagaimana islam merupakan
agama yang menyeluruh yakni agama yang mencakup segala aturan
berkehidupan sehari-hari. Dalam menjalankan kehidupan rumah
tangga untuk dapat mewujudkan keluarga yang sakinah, suami dan
istri harus bekerjasama menerapkan dan mengamalkan nilai-nilai
islam dalam segala sikap dengan pembinaan kehidupan beragama
dalam berkeluarga, diantaranya menjalankan kewajiban seorang
muslim seperti sholat lima waktu, zakat, puasa di bulan Ramadhan
dan lain sebagainya. Keluarga juga hendaknya dibiasakan dengan
melakukan shalat berjamaah, dzikir, infaq, tilawah dan membiasakan
mengucapkan kalimat-kalimat thoyyibah.
54
Berdasarkan pemaparan tentang cara mewujudkan keluarga sakinah yang
ditinjua dari hukum islam dan BP4 (Badan Penasehat Pembinaan dan Pelestarian
Perkawinan), dimana BP4 adalah lembaga di bawah Kementrian Agama yang
dasar-dasar pelaksanaannya tidak jauh dari hukum islam yang dikombinasikan
dengan program pemerintah yang lain, adalah sebagai berikut:
a. Membentuk keluarga sesuai ajaran islam.
b. Melaksanakan hak dan Kewajiban dalam keluarga serta membangun
hubungan yang baik antara suami dan istri.
c. Menyelesaikan konflik secara islami.
d. Melaksanakan pembinaan keluarga berdasarkan yang telah dicanangkan
oleh pemerintah, dan
e. Menerapkan nilai islam dalam keluarga.
Masing-masing individu perlu menyadari bahwasanya keluarga merupakan
kelompok sosial terkecil dalam masyarakat, oleh karenanya baik suami maupun
istri juga seluruh elemen dalam keluarga harus menjalin hubungan yang baik
dengan keluarga besar, masyarakat, dan terutama tetangga dekat sehingga impian
keluarga bahagia yang tenang dan damai atau yang disebut keluarga sakinah dapat
terwujud dengan sokongan dari dalam maupun dari luar.
55
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Profil “Komunitas Rumah Jodoh”
1. Tinjauan Historis
Jumlah perceraian di Indonesia terbilang cukup tinggi, menurut
Badan Pusat Statistika, sejak tahun 2012-2015 jumlah perceraian
mencapai 1.362.220 sedangkan di Jawa tengah sendiri, angka perceraian
pada tahun 2015 mencapai 66.548 pasangan baik talak, ataupun gugat.
(https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/893).
Lebih spesifik Pengadilan Agama Salatiga setiap harinya rata-rata
menerima berkas pengajuan perceraian 8 pasangan, sedangkan yang
dikabulkan oleh Majelis hakim 4 pasangan. Hal ini menjadi perhatian
oleh sejumlah kalangan termasuk Ibu Widayati Lestari seorang Dosen
honorer IAIN Salatiga, sebagaiamana dalam Islam sangat menjunjung
tinggi nilai keluarga, sedangkan yang terjadi di masyarakat berkebalikan.
Cukup tingginya angka perceraian menjadi bukti bahwa sebagian
pasangan belum mampu memertahankan sebuah ikatan perkawinan.
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisa yang dilakukan oleh
ibu Widayati Lestari tentang sebab-sebab perceraian, beliau memeroleh
data bahwa faktor pertama retaknya hubungan perkawinan adalah faktor
ekonomi, lemahnya ekonomi salah satu atau bahkan kedua pasangan
membuat rumah tangga terombang-ambing, tidak harmonis, dan cepat
56
tersulut api emosi sehingga sangat rentan goyah dan tidak sedikit yang
berujung pada perceraian. Faktor kedua adalah komunikasi, komunikasi
yang baik adalah sebuah hal yang sangat penting dilakukan dalam
menjalani biduk rumah tangga.
Komunikasi yang baik dengan pasangan membuat pasangan dapat
saling memahami satu sama lain, sehingga akan dapat menyelesaikan
setiap permasalahan dengan baik dan tuntas. Sayangnya banyak pasangan
yang tidak menjalin komunikasi yang baik dengan pasangan hidupnya,
hal ini membuat rumah tangga mudah panas, banyak buruk sangka dan
tidak tenang dalam menyelesaikan masalah. Kesalahpahaman yang terjadi
dalam sebuah rumah tangga oleh pasangan yang memiliki pola
komunikasi yang buruk mudah menyebabkan pasangan akhirnya
berpisah. Selain kedua faktor tersebut, terdapat faktor lainya yang
menyebabkan pasangan akhirnya memilih untuk bercerai yakni murtad
(keluar dari agama islam), faktor keluarga, perselingkuhan, dll.
Sekian banyak permasalahan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
tidak sedikit pasangan yang menikah tanpa di dasari dengan ilmu-ilmu
berumah tangga. Banyak pasangan menikah tidak memiliki visi dan misi
yang kuat dalam pernikahan sehingga mudah goyah oleh permasalahan
yang pasti timbul dalam sebuah rumah tangga. Hal itu dapat terjadi
karena pasangan yang akan menikah juga kurang mendapat didikan orang
tua tentang bagaimana pentingnya memiliki ilmu-ilmu berumah tangga,
seperti usia ideal perkawinan, ilmu mendidik anak, ilmu memasak, ilmu
57
interpreneur, dan lain sebagainya. Kurangnya pemahaman pasangan yang
akan menikah tentang pentingnya ilmu berumah tangga juga dapat
berawal dari ketidaksadaran orang tua bahwa anak merupakan amanah
yang harus dijaga dan diarahkan dengan baik serta akan dimintai
pertanggungjawabanya kelak.
Oleh karena itu, Ibu Widayati Lestari selaku seorang psikolog
berinisiatif mendirikan sebuah komunitas yang mewadahi anak-anak
muda yang hendak menikah dengan bekal ilmu-ilmu pernikahan serta
berumah tangga, bukan hanya itu, Ibu Widayati lestari juga memiliki
keinginan membekali pasangan yang sudah menikah dengan berbagai
seperti ilmu memilih pasangan, ilmu manajemen rumah tangga, ilmu
mengasuh anak, serta ilmu-ilmu lain yang berkaitan dengan menjaga
keutuhan rumah tangga.
Akhirnya pada Tahun 2015 Ibu Widayati Lestari bersama dengan
beberapa orang yang memiliki kesamaan tujuan membentuk sebuah
komunitas yang diberi nama ““Komunitas Rumah Jodoh”” dimana kantor
utamanya beralamatkan di JL. Surowijoyo RT 09/03 Pengilon
Mangunsari Salatiga.
“Komunitas Rumah Jodoh” disambut baik oleh masyarakat,
terbukti hingga kini (2017) “Komunitas Rumah Jodoh” sudah memiliki
ratusan anggota yang berasal dari berbagai universitas seperti, UNS,
UMS, UKSW, dan IAIN, selain itu anggota “Komunitas Rumah Jodoh”
juga berasal dari berbagai profesi seperti Pegawai Kantor, Guru, bahkan
58
Seniman. Istimewanya, meski bernafaskan nilai-nilai islam, tidak sedikit
anggota “Komunitas Rumah Jodoh” merupakan non muslim.
“Komunitas Rumah Jodoh” memiliki beberapa kelas khusus,
yakni Kelas Pra Nikah, Kelas Pasca menikah, dan Konseling baik Online
maupun Offline yang dilakukan rutin selama 1 bulan satu. Saat ini,
“Komunitas Rumah Jodoh” sudah memiliki cabang di Kota Kudus yang
bernama Komunitas Rumah Jodoh Kudus. Sebenarnya, banyak
permintaan dari berbagai kota baik di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang
ingin mendirikan cabang dari “Komunitas Rumah Jodoh”, tapi Ibu
Widayati Lestari selaku Founder belum berkenan membuka cabang lagi
karena ingin mengoptimalkan KRJ Salatiga baik online maupun offline
terlebih dahulu.
Selama dua tahun berdirinya “Komunitas Rumah Jodoh” ini
pernah diminta untuk menghadiri Kick Andy di Metro TV Jakarta, tapi
karena satu dan lain hal sehingga sampai saat ini ibu Widayati Lestari
atau yang akrab disapa Bu Wida belum sempat menerima permintaan
tersebut.
(Sumber: wawancara dengan founder “Komunitas Rumah Jodoh”, Ibu
Widayati Lestari, pada 6 Juni 2017)
2. Visi Misi
a. Terciptanya pemuda yang siap memikul beban karena memiliki skill
59
b. Membekali pernikahan dan kesadaran para pemuda tentang
bagaimana makna pernikahan yang sesungguhnya
c. Mengurangi angka perceraian
d. Tercipta negara yang beradab yang tercipta melalui keluarga samara
(Sumber: telaah dokumen “Komunitas Rumah Jodoh”)
3. Makna dan Arti Lambang
60
a. Lingkaran
Lingkaran adalah perlambang kesatuan yang tidak memiliki
ujung ataupun tepi, memiliki makna bahwasanya dalam hubungan
pernikahan tidak memiliki akhir dan tepi karena pernikahan
seharusnya dibawa sampai ke akhirat. Lingkaran juga memiliki
makna kebulatan tekad pada setiap individu maupun pasangan
terhadap pernikahanya yakni bersama-sama bersatu untuk memenuhi
perintah Allah.
b. Bunga-Bunga di Sekeliling Lingkaran
Bunga di sekeliling lingkaran adalah perwujudan keindahan
yang melingkupi sebuah tekad yang bulat yang diwujudkan dalam
lambang lingkaran. Bunga adalah simbol keindahan memiliki makna
bahwasanya kehidupan berkeluarga harus diliputi dengan kasih
sayang sehingga tertanam dalam diri setiap pasangan bahwasanya
rumah tangga adalah sebuah keindahan.
c. Gambar Laki-laki dan Wanita
Gambar laki-laki dan wanita menunjukan bahwasanya
pernikahan merupakan persatuan antara laki-laki dan perempuan yang
sah secara syariat. Sebagaimana diketahui bahwasanya akhir-akhir ini
banyak beredar penyakit LGBT (Lesbian Gay Bisexsual and
Trasngender) yang bertentangan dengan fitrah manusia, maka KRJ
sebagai wadah mewujudkan keluarga sakinah menentang penyakit
61
LGBT tersebut dengan mengakui bahwa pernikahan hanya dapat
terjadi antara laki-laki dan perempuan.
d. Tulisan “KRJ” di bagian atas gambar
Tulisan “KRJ” di atas gambar merupakan singkatan dari
“Komunitas Rumah Jodoh”.
e. Tulisan “Komunitas Rumah Jodoh Salatiga” disertai Dua Cincin di
Kanan dan Kiri
Merupakan penjelas dari singkatan KRJ sekaligus
menunjukan batas regional, yakni “Komunitas Rumah Jodoh” yang
berdiri di Salatiga. Dua cincin di kanan kiri merupakan lambang
sebuah ikatan pernikahan.
f. Warna Kuning
Warna Kuning sebagai latar belakang memiliki arti sebuah
kehangatan dan kebahagian sebagaimana salah satu tujuan
didirikanya “Komunitas Rumah Jodoh” adalah menciptakan keluarga
yang diliputi dengan kebahagiaan dan kehangatan. Warna kuning
juga memiliki makna optimis yakni keluarga maupun individu yang
terlibat dalam “Komunitas Rumah Jodoh” memiliki sikap optimis
dalam memandang kehidupan.
g. Warna Biru sebagai Garis-Garis Gambar
Warna biru adalah warna langit, menunjukan keluasan yakni
keluasan perasaan baik keluarga mupun individu untuk saling
62
menerima satu sama lain sebagai bekal mewujudkan keharmonisan
keluarga.
(Sumber: wawancara pada 6 Juni 2017 dan telaah dokumen terkait di
“Komunitas Rumah Jodoh”)
4. Susunan Kepengurusan
Dalam sebuah komunitas pastinya terdapat sebuah kepengurusan
yang bertujuan untuk mengurus berjalanya kegiatan dan
bertanggungjawab terhadap komunitas. Susunan kepengurusan
“Komunitas Rumah Jodoh” adalah sebagai berikut:
1. Ibu Widayati Lestari,
M.Psi
: Konselor, Penulis, praktisi
parenting, dosen, ustadzah
2. Harmuzi, S.Ag : Ustadz, Enterpreneur
3. Hesti Prasasti, S.Pd : Administrasi
4. Amay, SE : Ahli rencana keuangan
5. Chana, SE : Pebisnis dan ahli Marketing
6. Fitriawati, S.Pd : Public Speaking
7. Dr. Dewi Purbaningsih : Ahli kesehatan
8. Dini Mayasari, S.Apt : Ahli kesehatan Farmasi
(Sumber: telaah dokumen “Komunitas Rumah Jodoh”)
63
5. Sasaran
Mekipun komunitas ini berdiri di salatiga, namun komunitas ini
memiliki sasaran yang cukup luas yakni sebagai berikut:
a. Remaja Salatiga
b. Remaja diseluruh Indonesia pada umumnya
c. Para Orang Tua
(Sumber: telaah dokumen “Komunitas Rumah Jodoh”)
6. Keanggotaan
Untuk dapat menjadi anggota KRJ, tidak diperlukan syarat khusus,
hanya batasan usia yang tidak boleh di sepelekan. Batas usia minimal
untuk dapat menjadi anggota KRJ adalah 18 Th untuk perempuan dan
laki-laki. Masyarakat cukup mendaftarkan diri ketika dibuka kelas di KRJ
sekaligus mengikuti kegiatan dan sekaligus terdaftar langsung menjadi
anggota. Untuk dapat menjadi anggota, peserta cukup membayar biaya
administrasi sebesar 10.000 dan selanjutnya free.
(Sumber: Wawancara dengan founder “Komunitas Rumah Jodoh”, Ibu
Widayati Lestari)
B. Pandangan Keluarga Sakinah Menurut “Komunitas Rumah Jodoh”
Mewujudkan Keluarga Sakinah merupakan tujuan utama dari
didirikanya “Komunitas Rumah Jodoh” Salatiga pada tahun 2015 yang lalu.
Baik anggota maupun pengurus dari KRJ memiliki harapan besar untuk dapat
membangun keluarga yang diididamkan ditengah arus globalisasi yang kian
64
mengerikan. Oleh karena itu “Komunitas Rumah Jodoh” memiliki definisi
tersendiri mengenai Keluarga sakinah.
Sebagaimana Al-Qur‟an menjelaskan dalam Q.S Ar-Rum ayat 21
bahwasanya Allah menciptakan istri-istri/pasangan supaya kita merasa
tentram atau yang disebut dengan sakinah, kemudian Allah akan menjadikan
diantara pasangan tersebut rasa kasih dan rasa sayang. Hal tersebut
menjelaskan bahwasanya keluarga sakinah harus dibarengi dengan mawaddah
dan rahmah atau rasa kasih dan sayang. Keluarga sakinah akan tercapai jika
dalam keluarga hidup dan tumbuh rasa mawaddah dan rahmah. Selain itu
perlu pula ditanamkan dalam keluarga baik kepada pasangan dan anak-anak
mestilah memiliki jiwa dakwah yang kuat. Pasangan dan anak perlu
memahami tujuan penciptaan manusia yakni sebagai khalifah/pemimpin
dimuka bumi.
Menurut “KRJ”, keluarga sakinah adalah keluarga yang terbentuk atas
landasan cinta karena Allah, berdasarkan aturan agama dan aturan negara
yang berlaku. Sebuah keluarga harus terbentuk atas dasar ibadah kepada Allah
sehingga perlu diperhatikan tatacara dalam memilih pasangan hidup yang
akan menjadi suami/istri kelak hingga pelaksanaan akad nikah-pun harus
sesuai dengan aturan Allah serta aturan negara. Keluarga sakinah harus
mampu menyelesaikan segala persoalan yang terjadi dalam tubuh keluarga
dengan berbagai upaya sehingga keadaan keluarga menjadi tenang dan
tentram. Setiap anggota keluarga khususnya suami dan istri juga
bertanggungjawab dalam menanamkan nilai-nilai agama dalam kehidupan
65
berkeluarga sehari-hari. Selain itu keluarga juga harus dipenuhi dengan rasa
kasih dan sayang antar sesama pasangan dan anak tanpa membeda-bedakan
satu sama lain. Keluarga sakinah adalah keluarga yang mentaati perintah
Allah sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur‟an dan mengikuti tuntunan Rasul
sebagaimana di paparkan dalam hadits-hadits.
Keluarga sakinah adalah keluarga yang memiliki ketahanan ekonomi
yang baik, tidak menggantungkan hidup kepada orang lain, sehingga
kebutuhan sehari-hari terpenuhi dengan cukup serta terurus dan terencana
perekonomianya. Ketahanan ekonomi yang baik tidak selalu di indikasikan
melalui jumlah pendapatan atau gaji, akan tetapi rasa syukur dari segenap
keluarga dan kecerdasan istri dalam mengelola kebutuhan sehari-hari.
(Sumber: Wawancara dengan founder dan anggota “Komunitas Rumah
Jodoh” pada 17-18 Juni 2017)
C. Kegiatan yang di Selenggarakan “Komunitas Rumah Jodoh”
Sebagai sebuah komunitas yang bergerak dibidang pemberdayaan
anak muda sampai orang tua, khususnya yang berkaitan dengan hubungan ke-
rumah tangga-an, “Komunitas Rumah Jodoh” menyelenggarakan sejumlah
kegiatan yang secara rutin telah berjalan minimal satu bulan sekali. Kegiatan
yang diselenggarakan “Komunitas Rumah Jodoh” rutin dilaksanakan baik
online maupun offline. Kegiatan tersebut terbagi kedalam beberapa kelas
sebagai berikut (Sumber: Wawancara dengan founder “Komunitas Rumah
Jodoh”):
66
1. Pre Wedding Class/ Kelas Pra Nikah
Pre Wedding Class atau Kelas Pra Nikah adalah kelas yang
diperuntukkan bagi orang-orang yang belum menikah, dimana dalam
kegiatan kelas pra nikah memuat ilmu-ilmu yang berkaitan dengan ilmu
membina rumah tangga. Sebagaimana diketahui bahwasanya banyak
sekali pasangan yang menikah tanpa didasari dengan ilmu-ilmu berumah
tangga, bahkan tidak sedikit pasangan yang menikah hanya berdasarkan
suka terhadap lawan jenis. Hal tersebut dapat memantik lebih banyaknya
permasalah yang timbul dalam rumah tangga hingga pada ujungnya
menyebabkan perceraian. Oleh karena itulah sesuai visi-misi KRJ
membentuk keluarga sakinah, KRJ sangat menyadari betapa pentingnya
ilmu rumah tangga yang wajib diketahui oleh setiap individu bagi pemuda
khususnya yang akan segera melaksanakan pernikahan.
a. Teknis Pelaksanaan
Kelas Pra Nikah diadakan dua bulan sekali berganti-gantian
dengan kelas Paska Nikah. Teknis pelaksanaan Kelas Pra Nikah
terurai sebagai berikut:
1) Tim/pengurus KRJ menentukan waktu pelaksanaan kelas dan
materi yang akan dipaparkan serta menentukan pematerinya
2) Pemateri dipilih sesuai keahlian dalam masing-masing bidang
3) Tempat pelaksanaan harus dilakukan di area salatiga dengan
memerhatikan kenyamanan, kemudahan dijangkau, dan nyaman
67
4) Penyebarluasan informasi melalui media sosial (lebih efisein dan
praktis)
5) Penyebarluasan informasi tidak hanya kepada anggota KRJ saja
akan tetapi selalu dibuka untuk umum
6) Masa pendaftaran kelas serta anggota
7) Pelaksanaan kelas/hari “H”
8) Pembukaan dengan pembacaan ummul kitab
9) Ice breaking
10) Materi
11) diskusi kelompok/diskusi bersama
12) Sharing
13) Kesimpulan
14) Penutup
b. Materi
Materi yang disampaikan dalam Kelas Pra Nikah atau Pre
Wedding Class sangat beragam. Materi disampaikan oleh orang-
orang yang khusus didatangkan oleh tim dan ahli di bidangnya.
Materi tersebut memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Urgensi Menikah
Menikah menghadirkan banyak keutamaan diantaranya
sebagai berikut:
1) Menggapai Kesempurnaan Agama
68
Menjadi sosok seorang istri ataupun seorang suami
kemudian memikul amanah dalam posisinya tersebut akan
menyempurnakan separuh agamanya.
2) Mengikuti Sunnah Rasul
Rasulullah Saw. bersabda bahwa sesungguhnya bila
seorang pemuda telah memasuki usia baligh maka hendaklah dia
menikah atau jika belum mampu maka berpuasalah. Rasul pula
bersabda bahwa sesungguhnya menikah merupakan bagian dari
Sunnah dan barang siapa tidak melakukan Sunnah rasul ia tidak
termasuk bagian dari ummat Rasulullah Saw.
3) Mendapat Banyak Pahala
Dengan menikah peluang mendapatkan pahala akan lebih
banyak dari pada ketika masih melajang. Hal-hal yang dilakukan
berdua antara suami istri dengan penuh cinta atas dasar ketaatan
kepada Allah akan mendatangkan pahala.
4) Semakin Semangat Beribadah
Dalam banyak pengalaman, menikah ternyata jadi
penyemangat bagi para laki-laki sebagai kepala keluarga karena
perempuan memperlakukan sosok pemimpi yang mampu
mengarahkan keluarganya agar tetap semangat dalam beribadah
tanpa mengurangi peran istri. Menikah mampu melecut semangat
beribadah karena antara suami istri akan saling memberi
semangat satu sama lain.
69
Iman manusia senantiasa naik dan turun, manusia harus
senantiasa memulihkan kondisi iman agar stabil, salah satunya
dengan menari partner hidup yang terus memberikan dukungan
satu sama lain.
5) Diberi Tambahan Rezeki
Allah menjanjikan rezeki yang luas bagi orang yang
menikah, jadi kurang tepat jika pemuda atau pemudi menunda
menikah dengan alasan takut tidak dapat menafkahi. Allah
memberikan rezeki kepada hambanya tanpa batas jika mau
berikhtiar.
6) Terjaga dari Keburukan Syahwat
Syahwat yang berhubungan dengan zina berawal dari
pandangan, kebiasaan “cuci mata” yang dilakukan oleh
kebanyakan anak muda jaman sekarang adalah bagian dari salah
satu langkah mendekati zina. Rasulullah Saw pernah menuturkan
bahwa pandangan adalah anak panah iblis. Oleh karena itu, salah
satu solusi untuk menjaga syahwat ini melalui pernikahan.
Dengan menikah, naluriah manusia untuk kawin/berhubungan
lawan jenis dapat disalurkan melalui jalan yang baik.
(Sumber Materi: Pemateri, disarikan dari buku “Pintar Mencari
Jodoh” Karya Wida Azzahida)
70
2. Jodoh Impian
Kriteria Suami Idaman
Setiap wanita pasti menginginkan mendapat pendamping yang
dapat menjadi pemimpin bagi dirinya kelak. Memiliki suami idaman
selalu menjadi impian yang tak pernah hilang bagi semua wanita.
Definisi suami idaman pastilah beragam tiap-tiap orang, akan tetapi
semua wanita sepakat bahwa suami idaman adalah yang senantiasa
mau membahagiakan istrinya dalam kondisi apapun.
1) Baik menurut Agama
Seorang lelaki yang baik agamanya akan mengetahui cara
memperlakukan istri dengan baik. Allah Swt Berfirman dalam
Q.S Al-Hujurat ayat 13
يا أي ها الناس إنا خلقناكم من ذكر وأن ثى وجعلناكم شعوبا وق بائل لت عارفوا
د الله أت قاكم إن الله عليم خبير إن أكرمكم عن
Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Takwa adalah menjaga diri dari sesuatu yang
mendatangkan azab Allah, tentu denan menjalankan semua
perintah Allah dan menjauhi laranganya. Jika demikian,
71
pemahaman terhadap ilmu agama seharusnya menjadi
pertimbangan yang utama dalam memilih pasangan.
2) Berniat Sungguh-Sungguh untuk Melamar dan Menikah.
Dalam proses pernikahan islami terdapat proses
taaruf/perkenalan. Ketika sudah merasa cocok maka pria harus
bergegas meminta kesedian sang wanita untuk segera dinikahi,
bukan malah menjajaki dengan berpacaran atau bertunangan
terlebih dahulu. Seorang pria yang baik memiliki prinsip dan
ketegasan serta memahami syariat seharusnya segera melamar
dan menikahi jika sudah merasa cocok. Dengan demikain wanita
tidak merasa terkatung-katung.
3) Berjiwa Pemimpin
Seorang suami harus memiliki jiwa pemimpin. Imam
Nawawi dalam kitab Uqud Allujjaya menuturkan bahwa memiliki
jiwa pemimpin berarti dapat menguasai dan mengurus keperluan
istri, termasuk mendidik budi pekertinya.
Meskipun suami yang baik harus memiliki jiwa
pemimpin, bukan berarti suami dapat sewenang-wenang terhadap
istrinya. Suami wajib memperlakukan istrinya dengan baik.
Suami harus mampu membawa rumah tangga menyelami pahit
dan getirnya kehidupan rumah tangga.
4) Berpenghasilan
72
Setelah ijab Kabul, tanggung jawab atas jiwa istri
berpindah kepada suaminya, sehingga mau tidak mau suami
harus mampu memberikan nafkah pada istri. Maka, penghasilan
merupakan salah satu kriteria suami idaman. Akan tetapi yang
perlu digaris bawahi adalah, memiliki penghasilan tidak selalu
menuntut harus memiliki profesi yang mapan, asal suami mau
berusaha pasti Allah akan memberi jalan nafkah yang tidak
disangka-sangka.
5) Berjiwa Optimis
Seorang suami yang akan memimpin perjalanan biduk
rumah tangga harus berjiwa optimis. Muslim yang positif dan
optimis memiliki sifat ikhlas, berbudi, disiplin, dan berpikiran
terbuka. Para pakar psikologi mengemukakan bahwa sifat
tersebut akan menjadi contoh bagi keluarganya, kita sering
menutup harapan indah dengan pikiran negative. Kita
menganggap diri kita lemah, padahal tidak demikian. Kita
mampu, hanya saja tidak mau melakukanya. Kalau kita malas,
masalah sesunnguhnya berada di dalam diri kita. Jadi kita harus
selalu berintropeksi ketika kita belum berhasil nencapai tujua.
6) Bukan Berasal dari Golongan Orang Fasik
Seorang pemimpin harus memiliki karakter keagamaan
yang kuat. Jika tidak kuat apalagi fasik, dia akan menularkan
73
keburukan itu kepada orang lain. Kita tidak noleh memilih jodoh
dari golongan orang-orang fasik.
7) Memiliki Sosok Seorang Ayah
Seorang calon suami yang baik harus bersifat kebapakkan,
karena kelak ia akan menjadi seorang ayah bagi anak-anak kita.
Rasulullah dan para sahabat banyak memberikan contoh
bahwasanya peran seorang suami cukup besar dalam mendidik
putra-putrinya. Demikian pentingnya peran seorang suami dalam
mendidik putra-putrinya adalah tatkala menjelang ajal-pun
seorang ayah yang baik akan memastikan sejauh mana
keberhasilannya dalam mendidik putra-putrinya dengan bertanya
kepada mereka “Apakah yang akan kamu sembah
sepeningalanku” (Q.S Al-Baqarah: 113)
8) Berakhlak Memikat
Akhlak adalah bunga terindah bagi setiap mukmin, ia
adalah cermin diri, sebagaimana Rasulullah diutus kemuka bumi
untuk menyempurnakan akhlak. InsyaAllah pria yang berakhlak
baik akan mampu menjadi suami yang baik dan mampu
membimbing istri serta anak-anaknya ke jalan yang di ridhoi
Allah swt.
74
Kriteria istri Idaman
1) Baik Menurut Agama
Islam menjelaskan bahwasanya sebaik-baik perhiasan
dunia adalah wanita soliha, dengan demikian wanita yang saliha
baik secara agama, akan mengetahui bagaimana seharusnya
mengurus suami, anak, orang tua dan masyarakat. Istri yang baik
akan mampu mengankat derajat suaminya.
2) Berasal dari Keturunan Baik
Istri Salihah umumnya berasal dari keturunan yang baik
sehingga ia mengetahui tatakrama, bertutur kata dan berperilaku
sopan, menjaga aurat dan mengetahui bagaimana mendidik anak.
Pengetahun tersebut ia ketahui dengan mencontoh kehidupan
keluarganya ketika ia dibesarkan oleh kedua orang taunya.
3) Susbur dan Banyak keturunan
4) Sehat dan Kuat
Rasulullah Saw menyukai umatnya yang memiliki banyak
keturunan, sehingga diperlukan fisik yang kuat dan sehat.
5) Lemah Lembut
Secantik apapun seorang wanita namun jika ia tidak
memiliki sifat lemah lembut maka ia terasa tidak sempurna,
karena istri yang bersifat lemah lembut kepada suami merupakan
dambaan bagi setiap laki-laki.
6) Keibuan dan Memiliki Ilmu Mendidik Anak
75
Seorang yang memiliki sifat keibuan, pandai mendidik
anak, dan selalu bersemangatuntuk menuntut ilmu, merupakan
wanita idaman. Kehidupan rumah tangga tidak akan berjalan baik
tanpa ilmu.
G. Berakhlak Mulia
Wanita yang berakhlak baik akan menyenangkan di
pandang siapa saja. Sopan, senantiasa menampilkan ekspresi
wajah yang manis ketika suami pulang, ramah, tidak cemburu
buta dan senantiasa menaruh hormat kepada suaminya.
(Sumber Materi: Pemateri)
3. Ta’aruf vs Pacaran
Mencari jodoh yang baik dengan cara sesuai syariat mungkin
tidaklah selalu mudah. Namun kesulitan itu tidak boleh menjadikan
kita untuk memilih budaya pacaran. Pacaran dapat berarti menjalin
hubungan cinta kasih antara pria dan wanita untuk saling memngenal
sebagai persiapan sebelum menikah. Atas dasar inilah kebanyakan
orang menganggap hal tersebut biasa. Sebagian orangtua justru
merasa resah jika mempunyai anak gadis yang dianggap sudah
berusia cukup untuk menikah, tetapi belum memiliki pacar.
Kebiasaan yang entah sejak kapan dimulai ini sekarang sudah
mencapai pada tahap yang sangat mencemaskan. Allah Swt.
Berfirman dalam Q.S Al-Isra‟ ayat 32
76
ولا ت قربوا الزنا إنه كان فاحشة وساء سبيلا
Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.”
Syaikh Abdurrahman Bin Nashir As-Sa‟di menafsirkan ayat
ini dengan berkata, “Larangan mendekati sesuatu perbuatan maksiat
lebih luas daripada larangan melakukan perbuatan tersebut semata,
karena larangan mendekati sesuatu perbuatan mencakup semua hal
yang dapat menjadi pembuka jalan dan dorongan untuk melakukan
perbuatan yang dilarang tersebut.”
Jadi, pacaran ternyata daram karena termasuk perilaku yang
menuju perzinahan. Saatnya beristigfar karena Rasulullah SAW telah
bersabda, “Jagalah kemaluan kalian, tundukkan pandangan-
pandangan kalian, dan tahanlah tangan-tangan kalian.” Beliau juga
bersabda, “Semua perkara yang aku larang, jauhilah”
Mengapa Kita Harus Menolak Pacaran?
1) Tidak Sesuai Dengan Tuntunan Islam
Kita Tahu bahwa islam melarang untuk mendekati Zina.
Berpacaran hanya akan merendahkan derajat kita dihadapan
manusia lagi, apalagi dihadapan Allah. Mengapa? Karena
pemuda-pemudi yang berpacaran kadang berduaan, berpegangan
tangan, bahkan tidak jarang terdorong untuk melakukan hal-hal
buruk lain yang akhirnya terjerumus kedalam perzinahan.
77
Berduaan ditempat sepi saja sudah menghadirkan pihak ketiga
yang tidak diundang, yakni Setan. Wajar godaan setan sulit
dibendung dalam kondisi seperti itu sehingga banyak orang
terjerumus.
2) Memupuskan Keistimewaan Pernikahan
Berpacaran merupakan ancaman serius bagi generasi
muda muslim karena dianggap sesuatu hal yang biasa oleh
masyarakat, tidak seperti kejahatan atau dosa yang lain, seperti
terorisme atau penyalahgunaan narkoba, yang ingin diberantas
oleh semua orang, padahal sama-sama berdosa besar. Berpacaran
mendahulukan nafsu bukan cinta. Berpacaran juga cenderung
mengandalkan pesona fisik atau kemolekan tubuh. Jadi, tidak
mengeheranan jika setelah pasangan yang berpacaran itu
menikah, pesona fisik masing-masing sudah tidak istimewa lagi
karena semua itu sudah pernah dinikmati ketika pacaran.
3) Menikah jauh lebih indah
Bagaimanapun kondisinya, percayalah bahwa menikah
tanpa pacaran jauh lebih indah daripada melalui pacaran yang
bertaburan ranjau kemaksiatan. Dalam pernikahan, cinta tumbuh
dan dipupuk oleh suami dan istri. Ada semangat untuk merawat
cinta kasih berbingkai syariat islam dan komitmen berwasiat
dalam kebenaran. Serba asyik, serba sah, serta serbab bebas.
Suami dan istri saling memiliki dan terikat suci karena Allah.
78
Ungkapan cinta dan sayang kerap dijadikan umpan untuk
meminta kesetiaan dan bukti cinta sehingga seorang wanita rela
berkorban untuk memberikan hal yang sangat istimewa dari
dirinya, yaitu harga diri dan kesucianya.
Oleh karena itu perbanyaklah melakukan kegiatan positif
agar tidak sering tergoda pemikiran untuk berpacaran. Untuk apa
risau dikatan tidak laku? yakinlah bahwa jodoh yang baik hanya
akan diperoleh dengan cara-cara yang baik pula, bukan dengan
berpacaran yang jelas-jelas mendekati zina. Gejolak Syahwat
pada masa muda sebelum menikah adalah normal. Namun jika
gejolak syahwat itu dituruti akibatnya mengerikan. Allah dan
Rasul-Nya melarang kita dengan keras berpacaran karena hal itu
membukan jalan lebar-lebar bagi setan untuk memanfaatkan
kelemahan kita dan menjerumuskan kita.
Jadi, Jangan percaya teroi-teori menyesatkan bahwa akan
susah untuk saling mengenal tanpa berpacaran. Sebuah teori
bagus diungkapankan oleh psikologi Robert Stenberg dalam buku
sayap-sayap sakinah, menurutnya Cinta terbagi dalam tiga
dimensi yang saling berkaitan yaitu:
1) hasrat atau ketertarikan secara seksual (passion) yakni
perasaan tertarik secara seksual atau lazim kita sebut dengan
Syawat.
79
2) keintiman atau kedekatan (Intimacy), yakni perasaan akrab
secara emosional, berpadu hati dan jiwa.
3) Komitmen (Commitment), yakni perasaan terikat oleh sebuah
tanggungjawab atau ikatan.
Ketiga dimensi tersebut dapat bergabung menjadi 7
(tujuh) jenis cinta berikut:
1) Suka (liking), yakni cinta yang hanya dilandasi dengan
intimacy, perasaan dekat atau akrab secara emosional, tipe ini
dapat terjadi diantara sahabat dan antar anggota keluarga.
2) Cinta karena hubungan sejawat atau mitra (Compionate
Love), yakni paduan unsur intimacy dan commitment. Tipe
cinta ini dapat terjadi idantara sahabat akrab yang memiliki
kesamaan misi sehingga tidak hanya berlandaskan keakraban,
tetapi juga komitmen. Cinta ini dapat pula terjadi antara orang
tau dan anak, kakak adik yang saling menyemangati, dan
sebagainya.
3) Cinta Hampa (Empty Love) yakni cinta yang hanya diikatkan
dengan komitmen tanpa kedelatan ataupun gairah. Hal ini
dapat terjadi pada sepasang suami istri yang cintanya telah
memudar atau menikah tanpa cinta.
4) Cinta Dungu (Fatauos Love) hanya dilandasi passion dan
Comitment. Cinta ini terjadi pada pasangan suami istri yang
saling tergila-gila, tetapi tidak dekat secara emosional. Hati-
80
hati, jika hati tidak saling mengisi, hubungan ini mungkin
tidak akan berjalan lama. Jika timbul kebosanan, mungkin
hanya commitment yang tersisa sehingga berubah menjadi
cinta hampa (empty love)
5) Cinta Birahi (Invatuation Love), yakni cinta yang hanya
dilandasi Passion, mirip seperti binatang yang meninggalkan
pasanganya setelah melakukan hubungan seksual hingga tidak
menyisakan apapun selain kepuasan semata.
6) Cinta romantic (Romantic Love) memadukan Passion dan
Intimacy. Mereka dekat tapi tidak mau terikat dengan
komitmen. Cinta jenis ini banyak menghinggapi orang-orang
yang berpacaran atau kumpul kebo alias hidup serumah tapi
tanpa ikatan pernikahan.
7) Cinta yang Sempurna (Consummate Love), Inilah gambaran
ideal sebuah hubungan pernikahan yang memadukan passion,
intimacy dan Commitment. Berbahagialah jika kita
memilikinya.
Kini sudah dapat dipahami bahwa cinta sejati selalu
melibatkan komitmen dan tanggung jawab, bukan ketidak
pastian. Jadi berpacaran ataupun yang sejenis lainya semuanya
hanya akan melahirkan nestapa ketika kita tidak mau
menggenggam iman, padahal setan tidak henti berusaha mengoda
manusia. Selain itu dengan berpacaran, seorang juga beresiko
81
menjadikan dirinya “mangsa” mekasnisme hormonal tubunya
sendiri sehingga sulit untuk berpikir objektif dalam meniali calon
pasanganya. Berikut diuaraikan beberapa dampak pacaran:
1) Prestasi Belajar
Berpacaran dapat menurunkan ataupun menaikkan
prestasi belajar. Peningkatan prestasi biasanya disebabkan
oleh pasangan yang memberikan dorongan dan perhatian;
keinginan membutkikan kepada kedua orang tua bahwa
pacaran tidak mengganggu prestasi sekolah; keinginan untuk
menyenangkan pasangan; atau untuk mendapatkan
penghargaan dari oeang lain. Namun ketika timbul masalah
dalam hubungan tersebut, konsentrasi untuk belajar-pun pasti
berdampak. Ketika waktu dihasbikan bersama pasangan,
prestasi belajar akan menurun.
2) Pergaulan Sosial
Secara umum, pergaulan dengan teman sebaya dan
lingkungan secara umum dapat meluas atau menyempit.
Pergaulan menjadi sempit bila waktu lebih banyak dihabiskan
bersama paasngan saja. Semakin lama hubungan tersebut
berlangsung, pasangan pada umumnya menjadi semakin
saling bergantung dan mengurangi intensitas interaksi sosial
lainya.
82
3) Hubungan dengan Keluarga
Intensitas hubungan keluarga biasanya berkurang
karena waktu luang banyak dihabiskan bersama pasangan
dari pada dengan keluarga. Hubungan dengan pasangan pun
dapat menjadi sumber masalah dalam keluarga, misalnya jika
hubungan tersebut tidak disetujui karena suatu hal.
4) Cara Mengisi Waktu Luang
Cara mengisi waktu luang mungkin semakin terbatas,
aktivitas selama berpacaran lebih banyak berupa obrolan,
rekreasi dan hiburan lain sehingga waktu luang banyak
dihabiskan bersama pasangan dari pada melakukan kegatan-
kegiatan yang produktif.
5) Batas- Batas Hubungan
Berpacaran mendorong orang untuk merasa aman dan
nyaman dengan kedekatan atau keintiman fisik. Hubungan
yang mungkin diawali dengan ungkapan sayang diantara pria
dan wanita yang berpacaran hampir selalu akan melalui
tahap-tahap ketika rasa sayang dan nafsu (keinginan untuk
menyalurkan dorongan seksual) sulit dibedakan. Dalam
situasi seperti itu, batasan-batasan dalam sebuah hubungan
menjadi kabur sehingga pelakunya mudah terjerumus
kedalam hal-hal yang terlarang.
83
6) Kerentenanan Terhadap Masalah
Hubungan apapun tidak selalu semulus yang diduga.
Dalam berpacaran, hal ini dapat terjadi akibat perbedaan
sifat, latar belakang, keinginan, dan kebutuhan. Masalah
dalam sebuah hubungan mungkin bermanfaat bila hal itu
menjadikan pelakunya belajar mengenali emosi baru dan
beradaptasi dengan pasangan. Namun, tidak adanya ikatan
yang kuat diantara keduanya menjadikan hubungan mereka
sangat rentan untuk terputus ketika menghadapi masalah.
Putusnya hubungan tersebut menimbulkan berbagai dampak
negatife yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari.
7) Berkembangnya Perilaku Baru
Berpacaran dapat mengembangkan perilaku baru baik
positif maupun negatif. Perilaku positif antara lain kerelaan
atau berbagi dengan orang lain, menerima keadaan orang
lain, dan berlatih memikul tanggung jawab tambahan.
Perilaku negatif yang mungkin timbul juga cukup banyak,
misalnya memboroskan waktu dan biaya; cemburu secara
keliru; dan meniru atau menerima kebiasaan buruk pasangan.
Berpacaran dengan orang yang suka jajan akan cenderung
menjadikan kita suka jajan pula, bukan?
84
8) Kebebasan Pribadi Berkurang
Berpacaran mengurangi ruang dan waktu untuk
kepentingan diri sendiri. Banyak hal yang sebelumnya dapat
ditentukan dengan keinginan sendiri, sekarang menjadi lebih
sulit karena perlu disesuaikan dengan pendapat atau
penerimaan pasangan.
9) Perasaan Aman, Nyaman, dan Terlindungi
Hubungan emosional yang akrab, seperti yang
terbentuk dalam pacaran, dapat menimbulkan perasaan aman,
nyaman dan terlindungi. Dalam kadar tertentu, perasaan ini
memang dapat membuat seseorang merasa bahagia,
menikmati hidup dan memberikan situasi yang kondusif
untuk beraktifitas. Namun, banyak kasus yang menunjukkan
bahwa hubungan dalam berpacaran cenderung berkembang
kearah ketergantungan satu pihak dan dominasi pihak lain.
Fungsi akal sehat mulai berkurang karena seorang lebih
dikuasai oleh perasaaanya. Demi mempertahankan
kenyamanan yang telah dimiliki, seorang terkadang rela
mengorbankan kebutuhan dan cita-cita pribadi, serta
melakukan hal-hal yang tidak dikehendakinya.
85
Taaruf
Perbedaan Taaruf dengan pacaran
1) Taaruf mengenal lebih dekat dengan keterbukaan, tidak satu hal
pun perlu disembunyikan, sedangkan pacaran mengenal lebih
dekat, tapi banyak yang disembunyikan.
2) Taaruf mengenal lebih dekat karena serius ingin menikah dan
mencari keberkahan, sedangkan berpacaran sekedar ingin
mencoba, bahkan tidak jarang tidak jadi menikah.
3) Taaruf mengenal lebih dekat karena belum saling kenal sehingga
tidak ada ketertarikan, belum ada rasa saling memiliki karena
masing-masing mengetahui bahwa rasa saling memiliki baru akan
sah setelah ijab kabul. Sedangkan orang yang pacaran sudah
merasa saling memiliki padahal hubungan mereka saling
memiliki padahal hubungan mereka tidak terikat dengan status
yang kuat.
Adab Taaruf
1) Tidak berduaan saja ketika taaruf. Wanita harus ditemani oleh
muhrimnya, hal inilah yang membedakan antara pacaran dengan
taaruf.
2) Memiliki keinginan serius untuk menikah. Taaruf dilakukan jika
telah ada kesungguhan untuk menikah, jika belum ada, maka
taaruf pun tidak dilakukan.
86
3) Menjaga adab dengan lawan jenis. Termasuk dalam hal tidak
bersentuhan atau berjabat tangan sebagaimana Rasulullah telah
menegaskan dalam sebuah hadits riwayat Thabarani: “Jika
kepalanya ditusuk jarum dari besi, itu masih lebih baik daripada
menyentuh perempuan yang bukan muhrimnya.”
4) Taaruf dilakukan sebelum khitbah atau bersamaan dengan
khitbah. Khitbah adalah pernyataan lisan dari pihak pria kepada
pihak wanita untuk menikahi atau yang biasa dikenal dengan
melamar.
5) Tidak boleh taaruf berulang-ulang, hal ini menandakan tingkat
keseriusan diantara kedua belah pihak.
6) Menahan Pandangan. Ketika taaruf, diperbolehkan melihat satu
sama lain namun tidak boleh dilakukan berulang-ulang atau
menatap lama.
7) Menutup aurat. Seorang wanita tidak diperbolehkan
memperlihatkan aurat ketika taaruf.
8) Tidak berbicara mendayu-dayu. Suara wanita yang dilembutkan
dapat menimbulkan hal buruk bagi pria, sehingga perbuatan
tersebut dilarang.
9) Serius dan Sopan saat berbicara. Baik wanita maupun pria harus
berbicara dengan baik dan sopan, serius serta efektif supaya
tujuan taaruf dapat tercapai.
87
(Sumber Materi: Pemateri, diambilkan dari buku berjudul “Pintar
Mencari Jodoh” karya Wida Azzahida )
4. Bekal Pernikahan
1) Menentukan Waktu Pernikahan
Banyak masyarakat pada era yang sudah modern ini
ketika menentukan tanggal pernikahan mengunakan tanggal-
tanggal jawa atau weton dan lain sebagainya. Dalam islam tidak
mengenal tanggal-tanggal sial, semua hari dan waktu adalah
waktu yang baik. Meskipun demikian, setiap orang yang akan
mengadakan pernikahan hendaknya memerhatikan kondisi sosial
yang dapat memperngaruhi berjalanya upacara pernikahan.
Seperti memilih pada hari-hari yang dapat dihadiri tamu
undangan seperti hari-hari akhir pekan, sabtu atau ahad.
2) Mahar
Mahar merupakan bagian dari rukun nikah, dimana jika
mahar tidak ada maka nikah menjadi tidak sah. Mahar dibayarkan
oleh pihak laki-laki dan diberikan kepada istri. Meskipun
demikian, ukuran atau besarnya mahar harus sesuai dengan
kemampuan laki-laki sehingga tidak memeberatkan untuk
tercapainya pernikahan. Dalam membayar maskawina tidak boleh
memaksakan diri.
3) Mengumumkan Perkawinan
88
Rasulullah Saw memerintahakan setiap pernikahan
hendaknya diumumkan pada masyarakat. Sarana untuk
mengumukan pernikahan bisa dengan walimatul ursy yakni
mengundang dalam acara akad nikah kemudian menghidangkan
makanan semampunya. Dalam acara walimah hendaknya tuan
rumah atau pemilik hajat memperhatikan hal-hal seperti
pengantian wanita supaya tidak dandan berlebihan, tidak
mengadakan walimah secara berlebihan, dan menghadirkan
hiburan yang sesuai syariat.
(Sumber materi: observasi dengan mengikuti kegiatan secara
langsung pada 4 Juni 2017)
5. Kesehatan Reproduksi
Salah satu fungsi pernikahan adalah tersalurkanya syahwat
secara benar. Hal ini berkaitan dengan naluriah manusia untuk
melakukan perkawinan dan berkembang biak/ melestarikan
keturunan. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan
terutama kesehatan reproduksi baik laki-laki maupun wanita.
Menjaga kesehatan reproduksi pria dapat dilakukan dengan
cara-cara berikut:
1. Melakukan Khitan
2. Makan-makanan yang seimbang, halal dan thayyib/baik
3. Olahraga teratur
89
4. Mengurangi makan-minum degan kadar kafein tinggi, serta
mengurangi rokok
Selain itu, perlu dihindari pola hidup yang kurang baik seperti
1. Bergonta ganti pasangan
2. Tidak menggunakan alat kontrasepsi dengan baik
3. Melakukan hubungan di waktu-waktu terlarang misalnya istri
sedang datang bulan
4. Tidak menjaga kebersihan pakaian dalam, dan lain sebagainya.
(Sumber Materi: observasi dengan mengikuti kegiatan secara langsung
pada 23 April 2017)
2. Kelas Pasca Wedding/Kelas Paska Nikah
Kelas Pasca Nikah adalah kelas yang diperuntukkan kepada
orang-orang yang sudah menikah, baik pasangan baru maupun pasangan
lama, dimana dalam kelas paska nikah akan diajarkan berbagai ilmu
dalam rumah tangga khususnya ilmu tentang orang tua seperti ilmu
menjadi orangtua idaman, manajemen keuangan rumah tangga, dan lain-
lain.
a. Teknis Pelaksanaan
Teknis pelaksanaan kelas Pasca Wedding sama dengan kelas
Pra Wedding mulai dari perencanaanya sampai kepada hari
pelaksanaan nya. Sasaran kelas Pasca Nikah adalah umum, peserta
tidak harus mengikuti kelas Pra Nikah terlebih dahulu untuk dapat
90
mengikuti kelas Pasca Nikah, meskipun hal tersebut sangat
dianjurkan dan diutamakan.
b. Materi
Materi diskusi dan seminar dalam Kelas Pasca Nikah adalah
sebagai berikut:
1. Menjadi Ayah dan Ibu yang Baik dan Manajemen Mendidik
Anak
1) Aqiqah
Dihitung dari hari pertama lahir kemudian pada hari
ketujuh diadakan aqiqah, bila anak putri maka di aqiqah
1(satu) ekor kambing, sedangkan untuk satu anak laki-laki 2
(dua) ekor kambing. Hukum Aqiqah adalah sunah, jika tidak
dilakukan maka terhitung sebagi hutang orang tuanya. Selain
aqiqah, rambut anak juga hendaknya dicukur dan diberi nama
yang baik.
2) Perlakuan Orang Tua terhadap Anak
Anak memandang orang tua sebagai sumber
segalanya bagi mereka, mereka meminta uang, makanan dan
kasih sayang. Sehingga orang tua harus memberikan rasa
aman dan tentram kepada buah hati mereka. Dalam hal ini
Rasulullah Saw memberikan dua kunci dalam mengasuh
anak: pertama adalah mencurahkan rasa cinta dan sayang
kepada anak-anak, kedua adalah ketika berjanji kepada anak-
91
anak maka segeralah dipenuhi, serta menjadi teladan yang
baik kepada anak sehingga anak senantiasa melihat sosok
yang baik dalam awal-awal kehidupan mereka.
3) Berlaku Kekanak-Kanakan terhadap Anak
Yakni ketika sang anak meminta sebuah mainan
misalnya kuda-kudaan, maka hendaknya orang tua juga ikut
bertingkah menyesuaikan sang anak sehingga timbul rasa
nayaman dan ceria bagi anak dan orang tua.
4) Akrab dengan Anak
Orang tua harus menjadi sahabat untuk anak-anaknya,
tidak menjadi dictator yang cenderung ditakuit oleh anak
terutama anak-anak yang masih berada di bawah 10 tahun.
Bukan berarti menghilangkan wibawa ayah dan ibu sebagai
orang tua sehingga anak tidak menaruh hormat kepada kedua
orang tuanya, akan tetapi bersikap bersahabat sehingga anak
nyaman dan senang berada bersama orang tuanya, percaya
dan tidak menaruh jarak dengan orang tua.
Menjadi sahabat untuk anak juga bertujuan untuk
mendidik akhlak sang anak agar senantiasa memiliki akhlak
yang baik. Anak-anak merupakan sosok yang sangat ahli
dalam hal meniru, mereka berada dalam masa mencari jati
diri sehingga apa yang ada disekitarnya sangat mudah mereka
ikuti, itulah salah satu poin penting orang tua sebagai sahabat
92
yang dekat dengan anak untuk menanamkan kebiasaan yang
baik sejak kecil.
5) Menempatkan Anak dalam Lingkungan yang Baik
Orang tua tidak hanya memiliki kewajiban dalam
memberikan sandang, pangan dan papan kepada anak, ada
beberapa hal yang harus diberikan orang tua kepada anak
seperti kasih sayang, pendidikan yang bermutu dan
lingkungan yang baik. Ibarat sebuah air, ia memiliki wujud
yang selalu mengikuti wadahnya. Begitu juga dengan akhlak
seorang anak yang rata-rata masih lugu, wataknya akan
mengikuti lingkungan tempat tinggalnya. Oleh sebab itu,
orang tua wajib menempatkan anak pada lingkungan yang
baik dan kondusif demi tercapainya akhlak yang baik pada
diri anak.
6) Mengajari Anak Kalimat Tauhid
Hal pertama yang hendaknya diajarkan kepada anak
adalah tentang tauhid atau mengesakan Allah. Sebagaimana
kisah Lukman Al-Hakim yang diceritakan dalam Al-Qur‟an
Q.S Luqman yang menjadi rujukan dalam mendidik anak,
menempatkan ilmu tauhid sebagai ilmu pertama yang
diajarkan kepada anak. Tauhid artinya adalah meng-Esa-kan
Allah Swt. Sebagai satu-satunya Tuhan yang Wajib di
Sembah.
93
7) Mengajarkan Anak Beribadah
Ibadah tidak hanya diajarkan kepada anak ketika anak
mencapai usia baligh, akan tetapi harus ditanamkan sejak
dini. Membiasakan anak dengan ibadah sehari-hari seperti
shalat wajib, puasa, sedekah dan lain sebagainya akan
membuat anak mudah untuk melakukan hal-hal tersebut
ketika nanti mereka sudah dewasa.
8) Mengajari Anak Tatakrama Sosial
Anak kelak akan tumbuh dalam lingkungan yang
beragam, sangat dianjurkan mengajarkan anak tatakrama
yang tumbuh dalam lingkungan sehari-hari baik dalam
lingkungan keluarga maupun sosial. Tatakrama atau disebut
adab di lingkungan keluarga misalnya adab makan dan
minum, adab berpakaian, adab buang hajat, adab masuk
rumah. Sedangkan adab atau tatakrama yang tumbuh
dilingkungan sosial seperti adab dengan orang yang lebih tua
ataupun yang lebih muda, adab bertamu, adab berbicara
dimuka umum, dan lain sebagainya. Hal- hal seperti itu perlu
diajarkan kepada anak sejak dini supaya anak mudah
berinteraksi dengan sesama. Hal tersebut juga membuat anak
akan diterima di lingkungan masyarakat serta disegani dan
dikenal sebagai anak yang baik.
94
(Sumber materi: di ambilkan oleh pemateri dari “Manajemen
Keluarga Sakinah” karya M. Thalib)
2. Manajemen Keuangan Rumah Tangga
Sumber Harta
keuangan dalam rumah tangga dapat bersumber dari
banyak sekali hal, diantaranya sebagai berikut
1) Kerja Sendiri
Imam Nawawi berpendapat bahwa usaha sendiri
adalah yang paling baik bagi diri seorang untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Diantaranya adalah bertani, berkebun,
dan berdagang. Hal yang perlu diperhatikan adalah mencari
harta atau penghasilan dengan cara-cara yang halal sesuai
aturan dalam agama.
2) Warisan
Warisan adalah harta yang berasal dari pewaris (orang
yang sudah meninggal) yang kemudian diberikan kepada ahli
waris sesuai hokum islam. Bagian harta waris telah
ditentukan dalam Al-Qur‟an. bagian yang didapatkan baik
laki-laki maupun perempuan menjadi harta miliknya yang
sah.
95
3) Sedekah atau Bantuan
Harta sedekah yang diterima oleh orang miskin, anak
yatim, dan lain sebagainya menjadi harta milkinya yang sah.
Sehingga tidak ada orang lain yang berhak mengambil
kembali harta tersebut. Begitupula peruntukkan harta itu
tergantung penerimanya.
4) Harta Bawaan
Harta bawaan adalah harta yng dibawa suami atau
istri baik berupa pemberian dari orang tua ataupun miliknya
sendiri yang kemudian digunakan untuk kehidupan berumah
tangga bersama pasangan. Status kepemilikannya adalah
tetap miliki istri ataupun suami masing-masing.
5) Harta Bersama
Harta bersama adalah harta yang didapatkan oleh
suami ataupun istri ketika mereka telah menikah. Harta
bersama tetap harus dihitung kepemilikannya sesuai dengan
hasil konkret masing-masing suami istri.
Pengeluaran Harta
Harta yang dimiliki dalam rumah tangga baik berasal dari
harta bawaan, harta bersama, warisan dan lain sebagainya perlu
di atur pengeluaranya dengan baik dan sesuai kebutuhan. Masing-
masing pihak dalam keluarga juga perlu memahami pentingnya
96
memiliki sifat hemat dan memiliki skala prioritas dalam hal
penggunaan harta.
1) Nafkah dan Belanja
Nafkah untuk istri dan anak-anak adalah tanggung
jawab suami. Hal ini menunjukkan bahwasanya salah satu
pengeluaran harta yang dibenarkan adalah untuk nafkah.
Perlu diingat bahwasanya istri tidak boleh menuntut nafkah
melebihi kemampuan suami.
2) Tidak Boros
Dalam Q.S Al-A‟raf ayat 31 menyatakan bahwa sifat
boros adalah sifat yang tercela.
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di
setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan
janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”
Boros artinya adalah bersikap berlebih-lebihan dalam
membelanjakan harta yang cenderung tidak diperlukan,
misalnya membeli pakaian berlebihan, makan dan minum,
aksesoris dan lain sebagainya. Dalam membelankan harta,
hendaklah istri yang pada umumnya sebagai pemegang
kendali keuangan rumah tangga, memahami dan memiliki
skala prioritas dalam membelanjakan harta, hendaknya ia
97
membelanjakan hartanya untuk hal-hal yang penting terlebih
dahulu sesuai kebutuhan keluarga.
3) Tidak Mubazir
Mubazir adalah membelanjakan harta untuk hal-hal
yang haram meskipun hanya sedikit. Selain itu, mubazir
memiliki makna membelanjakan harta yang tidak
diberdayakan secara maksimal. Oleh karena itu, pengeluaran
harta harus diperhitungkan penggunaanya secara manfaat,
bukan sekedar pemenuhan selera dan nafsu.
4) Pembayaran Zakat dan Infaq
Zakat terbagi menjadi dua yakni zakat maal dan zakat
fitrah. Zakat maal atau zakat harta adalah harta yang wajib
dikeluarkan oleh seseorang yang telah memiliki harta sesuai
nisab dan dimilki dalam waktu satu haul. Sedangkan zakat
fitrah adalah harta yang wajib dikeluarkan berupa bahan
makanan pokok sejumlah 2,5 Kg yang waktunya terbatas
hanya pada bulan Ramadhan saja.
Hal ini perlu diperhatikan oleh seluruh anggota
keluarga karena zakat hukumnya adalah wajib. Seorang istri
khususnya harus teliti dalam pembayaran zakat baik fitrah
ataupun maal. Sedangkan Infaq adalah harta yang
dikeluarkan secara sukarela dan tidak dihukumi wajib.
98
(Sumber: observasi dengan mengikuti kegiatan secara langsung
pada 14 Mei 2017)
3. Manajemen Konflik Rumah tangga
Perselisihan antara suami istri dalam sebuah rumah tangga
adalah hal yang kerap dihadapi. Konflik dalam rumah tangga
dapat timbul dari berbagai faktor yakni:
1) Istri Nusyus
Ketika seorang istri berani bersikap membangkang
mengacuhkan dan berani terhadap suami, maka hendaknya suami
melakukan sebagai berikut:
(a) Memberikan nasehat dengan baik dan halus, jangan sampai
melukai perasaanya. Nasehat yang diberikan oleh suami
hendaknya dalah nasehat yang baik dan diberikan dengan cara
yangtepat sesuai dengan karakteristik sang Istri.
(b) Memisahkan diri dari tempat tidur dengan sikap Berpaling.
Jika istri tidak bergeming setelah dinasehati, maka langkah yang
diambil suami selanjutnya adalah memisahkan diri dari ranjang
dengan sikap berpaling. Naluri insaniah menunjukkan bahwa
berkumpul di pembaringan dapat menggerakan perasaan-
perasaan suami istri sehingga jiwa masing-masing terasa tenang.
Dengan bersikap memisahkan diri dari ranjang dengan sikap
berpaling maka istri akan bertanya-tanya mengapa suaminya
99
bersikap demikian, barulah selanjutnya suami dan istri dapat
saling bersikap terbuka atas apa yang dirasa mengganjal selama
ini dari hati-ke hati.
( c) Memukul Istri
Jika dengan kedua cara tersebut diatas istri tetap bersikap nusyuz,
maka suami diperbolehkan memukul istri. Syarat memukul istri
adalah adalah dengan pukulan yang tidak meyakiti atau melukai,
suami juga tidak di perbolehkan memukul wajah istri.
2) Suami Nusyuz
Perilaku nusyuz atau membangkang tidak hanya dilakukan
oleh istri, suami juga bisa jadi melakukan nusyuz terhadap
istrinya. Hal tersebut dapat dilihat ketika suami sudah tidak
mencampuri istri, tidak memberi nafkah, tidak mendapat cinta
kasih layaknya suami dan istri. Ketika suami sudah menandakan
hal-hal tersebut, istri hendaknya meneliti dengan seksama apa
yang terjadi pada suaminya. Mungkin saja hal tesebut terjadi
karena ada banyak maslah yang sedang dialami oleh suami.
Namun ketika istri sudah merasa tidak sabar dengan perlakuan
suami, maka hendaknya istri melakukan perdamaian dengan
suaminya, yakni keridhaan isri kepada suami untuk tidak
melaksanakan sebagian haknya missal nafkah, bermalam.
100
Jika sikap suami tetap tidak berubah dan membahayakan
keberlangsungan kehidupan berumah tangga maka dibolehkan
istri mengajukan cerai kepada suaminya.
(Sumber materi: pemateri secara langsung)
3. Kelas Konseling
Sebagaimana diketahui bahwasanya permasalahan dapat timbul
dimana dan kapan saja termasuk dalam kehidupan berumah tangga,
sedangkan jika pihak-pihak yang bersangkutan tidak dapat menyelesaikan
sendiri permasalahan tersebut diperbolehkan meminta pihak ketiga yang
terpercaya untuk membantu memecahkan permasalahan yang tengah
terjadi. Kelas konseling terbuka untuk umum, baik anggota KRJ atau
bukan diperbolehkan melakukan konseling kepada “Komunitas Rumah
Jodoh” dimana dalam kelas konseling ini di ampu langsung oleh Ibu
Widayati Lestari untuk konseling perempuan, dan bapak Harmuzi untuk
konseling laki-laki. Sejauh ini kegiatan konseling sudah dilakukan sampai
keluar kota bahkan ke luar pulau jawa, karena konseling dilakukan via
online maupun offline.
Kelas Konseling dalam “Komunitas Rumah Jodoh” perlu
memeperhatikan asas-asas konseling diantaranya adalah asas kerahasiaan,
asas kedisiplinan, dan asas profesionalitas.
Asas kerahasiaan adalah adanya itikad yang kuat di antara
konselor maupun pasien untuk saling merahasiakan permasalahan
101
terutama permasalahan dan identitas para pasien. Hal ini merupakan hal
yang sangat penting untuk ditekankan dalam setiap kegiatan konseling
sehingga akan muncul rasa saling percaya, yakin dan mantap antara
pasien dan konselor
Asas kedisiplinan adalah sikpa disiplin antara konselor dan pasien
untuk melakukan konseling pada waktu waktu yang telah disepakati
bersama.
Asas profesionalitas adalah asas yang khusus harus dimilki
konselor “Komunitas Rumah Jodoh” dalam memberikan pelayanan
kepada pasien baik pasien laki-laki maupun perempuan, dimana dalam
“Komunitas Rumah Jodoh” pembagian pasien berdasarkan jenis kelamin.
Pasien perempuan melakukan konseling dengan Ibu Widayati Lestari
sedangkan pasien laki-laki dengan Bapak Harmuzi.
a. Tata Cara Konseling Offline
Konseling offline adalah konseling yang di lakukan secara
langsung yakni tatap muka antara konselor dan pasien. Konselor
adalaha seorang ahli psikolog yang melakukan konseling sedangkan
pasien adalah orang yang membutuhkan masukan, saran, dan
serangkaian kegiatan konseling lainya dengan tata urutan sebagai
berikut:
1) Pihak yang ingin melakukan konseling atau pasiesn memberikan
berita kepada konselor perihal keinginanya melakukan konseling.
102
2) Pihak konselor mengatur jadwal untuk dapat bertemu secara
langsung kepada pasien.
3) Pasien perempuan melakukan konseling bersama ibu Widayati
Lestari sedangkan pasien pria melakukan konseling dengan bapak
Harmuzi
4) Hari H Konseling.
5) Konselor memberi salam kepada pasien
6) Pasien memperkenalkan diri
7) Pasien menceritakan permasalahanya secara rinci dan jelas
8) Koselor menyimak permasalahan pasien dengan seksama
9) Konselor memberikan nasehat dan arahan kepada pasien sesuai
dengan permasalahan yang terjadi pada pasien.
Sedangkan untuk menentukan tempat konseling perlu di
perhatikan hal-hal berikut yakni, tempat untuk konseling dipilih yang
tidak jauh dari masing-masing kediaman konselor dan konseling,
serta memperhatikan kenyamanan dan ke rahasiaan konseling.
(Sumber: wawancara dengan founder “Komunitas Rumah Jodoh”
pada 10 juni 2017)
103
b. Tata Cara Konseling Online
Konseling online adalah konseling yang dilakukan secara
tidak langsung antara konselor dan pasien. Konseling online biasanya
dilakukan oleh mereka yang beralamatkan jauh diluar kota Salatiga.
Sejauh ini kegiatan konseling online dilakukan melalui email dan
aplikasi WatsApps oleh konselor dan asien sebagai berikut:
1) Pasien mengirimkan surat elektronik/surel kepada konselor sesuai
dengan ketentuan bahwa konseli pria dengan bapak Harmuzi dan
pasien perempuan dengan ibu Widayati Lestari.
2) Surel berisi nama, alamat, pekerjaan, umur, agama dan
permasalahan yang hendak di konseling-kan. Permasalahan harus
ditulis rinci dan jelas serta tidak bertele-tele.
3) Setelah surel dikirim ke email masing-masing konselor, pihak
konselor membaca surel dengan saksama dan memberikan
nasehat, arahan, serta saran terkait dengan permasalan yang
disampaikan konseli kepada konselor.
(Sumber: wawancara online dengan media WatsApp dengan founder
“Komunitas Rumah Jodoh” pada 10 Juni 2017)
4. I’tikaf
I‟tikaf adalah kegiatan bermalam di masjid untuk beribadah dan
mendekatkan diri kepada Allah. I‟tikaf dalam KRJ menjadi sarana
mengeratkan persaudaraan antara anggota dan tim/pengurus. Selain itu
104
I‟tikaf menjadi momentum untuk pendalaman materi, sharing, dan
peningkatan iman dan takwa masing-masing anggota KRJ.
Tempat :Tempat I‟tikaf adalah masjid di kota salatiga yang strategis dan
nyaman.
Waktu :Waktu kondisional, I‟tikaf dilakukan 6 bulan sekali
Jadwal kegiatan:
Itikaf dimulai setelah asar, peserta berkumpul dan registrasi
16:00-17:30 Tahsin/membaca al-qur‟an
17:30-18:15 Shalat magrib
18:15-19:00 Tafsir Al-Qur‟an
19:00-19:15 Shalat Isya‟
19:15-19:15 Makan malam
19:15-20:00 Sharing, diskusi
20:00-21:30 Tilawah
21:30-03:00 Istirahat
03:00-03:30 Shalat Tahajjud
03:30-04:15 Muhasabah
04:15-04:45 Shalat subuh
04:45-05:15 Kajian Subuh
05:15-05:45 Tilawah
05:45-06:00 Diskusi dan Sharing
Lain-lain
105
(Jadwal berubah sewaktu-waktu)
(Sumber: wawancara dan mengikuti kegiatan secara langsung pada
Ramadhan, 17-18 Juni 2017)
D. Pengalaman Anggota “Komunitas Rumah Jodoh”
Pengalaman anggota “Komunitas Rumah Jodoh” didapatkan melalui
kegiatan wawancara dimana nama para anggota sengaja disamarkan.
1. DPR
Saudara DPR adalah anggota “Komunitas Rumah Jodoh”,
wawancara dengan saudara DPR dilakukan pada 3 Agustus 2017. Saudara
DPR mulai mengikuti kegiatan dalam “Komunitas Rumah Jodoh” sejak
tahun lalu yakni pada tahun 2016. Pada awalnya saudara DPR hanya
sebatas mencari pengalaman, namun waktu berselang satu demi satu
kegiatan “KRJ” aktif di ikutinya. Mulai dari “Tips Mencari Jodoh”,
“Kesehatan Reproduksi” hingga “Manajemen Keuangan Rumah Tangga”,
akhirnya DPR mulai merasakan manfaat dari “KRJ”. DPR menuturkan
bahwasanya belum pernah mendapatkan ilmu-ilmu seperti yang diajarkan
di “KRJ” sebelumnya. KRJ Hadir memberikan solusi untuk para muda-
mudi dalam mepersiapkan kehidupan berkeluaga.
“KRJ membuat saya sadar bahwa sebelum menikah seorang
perempuan perlu mempersiapkan segala hal termasuk ilmu-ilmu
dalam pernikahan. KRJ hadir memberikan solusi bagi muda-mudi
yang ingin menikah dalam mempersiapkan ilmu-ilmunya. Bukan
hanya itu, KRJ mampu menjadi tempat untuk menuangkan
berbagai permasalahan yang muncul sekitar pernikahan. Baik
sebelum menikah seperti bagaimanakan tipe suami ideal, sampai
kepada masalah rumah tangga lainya.”
106
Pandangan saudara DPR tentang keluarga sakinah sebagaimana
yang didapatkanya dalam “KRJ” merupakan keluarga yang bersama-sama
tunduk patuh terhadap aturan Allah sehingga dapat memunculkan
ketenangan dalam keluarga.
DPR juga mengatakan bahwasanya sebelum mengenal “KRJ” dia
tidak begitu memperdulikan keadaan keluarganya, baru setelah mengikuti
kegiatan “KRJ” DPR mulai memperdulikan keadaan keluarganya.
“Sebelum mengenal dan mengikuti KRJ, saya tidak begitu
memperhatikan kondisi keluarga saya, saya merasa bahwa
keluarga sayabaik-baik saja sama seperti keluarga pada umumnya.
Tapi setelah tau makna keluarga sakinah sebagaimana yang sudah
di jelaskan dalam kegiatan KRJ, saya menyadari bahwa masih ada
banyak hal yang perlu dibetulkan dalam kondisi keluarga saya
karena masih jauh dari nilai-nilai sakinah seperti yang sudah saya
pehami saat ini.”
2. HP
Saudara HP menuturkan bahwa “KRJ” adalah sebuah komunitas
penebar kebaikan dalam menciptakan pernikahan visioner dan keluarga
inspiratif bangsa. KRJ hadir di tengah-tengah masyarakat untuk
menciptakan masyarakat yang lebih baik melalui pernikahan yang
dipenuhi tujuan-tujuan mulia. Saudara HP mulai mengikuti “KRJ” sejak
tahun 2015. HP mengakui bahwa alasan mengikuti “KRJ” adalah untuk
menambah wawasan seputar ilmu-ilmu pra nikah dan paska nikah.
Selama dua tahun mengikuti “KRJ” HP mendapat manfaat berupa
pengetahuan seputar hal-hal yang harus dilaukan untuk mencapai
keluarga sakinah, serta tips dan trik menuju keluarga sakinah. HP
107
menjelaskan bahwa kini keluarganya menjadi keluarga sakinah
sebagaiman yang didapatkanya dalam “KRJ”. “Keluarga sakinah
sebagaimana dijelaskan dalam KRJ adalah keluarga yang
visioner/memiliki visi misi keluarga serta menginspirasi banyak orang”.
3. TP
Saudara TP menyatakan bahwa ia mulai mengikuti “KRJ” pada
tahun 2015. Alasan TP mengikuti “KRJ” karena saran seorang teman
yang saat itu juga hendak mengikuti “KRJ”.
“Saya mengikuti KRJ atas saran seorang teman saya mbak, saat itu
saya akan menikah dalam waktu dekat, tapi rasanya kok kaya
belum siap secara mental dan ilmunya, lalu teman saya
menyaankan ikut “Komunitas Rumah Jodoh”, ya sudah saya ikut
saja karena dia adalah teman baik saya. Alhamdulilah mendapat
manfaatnya mbak.”
TP mengakui bahwa sebelum mengenal “KRJ” dia adalah tipe
orang yang pemalu dan tertututp sehingga selalu memendam sendiri
maslahnya, namun kini ia mengakui lebih bisa membuka diri dan bergaul
dengan banyak orang. TP juga mengaku lebih siap menikah karena sudah
memilki bekal ilmu untuk menikah. TP menyatakan bahwa keluarga
sakinah yang dipahaminya dari “Komunitas Rumah Jodoh” adalah sebuah
keluarga yang memilki tujuan yang baik yang bermuara pada mencari
ridho Allah semata. TP juga mendapatkan ilmu betapa pentingnya
menanamkan nilai-nilai agama dalam kehidupan berumah tangga sebagai
salah satu cara mewujudkan keluarga sakinah.
108
4. YN
Saudara YN sudah menikah pada tahun 2013 yang lalu. Pada
mulanya YN tidak begitu memahami posisinya sebagai istri dalam rumah
tangga, YN hanya mengetahui bahwa tugasnya adalah melayani suuami.
YN sering cemburu dengan ibu mertuanya yang lebih diutamakan oleh
suaminya dari pada dirinya (YN). Setelah mengikuti kegiatan “KRJ” yang
informasinya didapatkan dari WatsApps, YN mulai memahami hak-hak
dan posisinya dalam rumah tangga yang memang berada setelah ibu
(mertua).
“Pada mulanya saya tidak begitu memahami posisi saya sebagai
istri dalam rumah tangga. saya hanya memahami bahwa kewajiban
saya adalah tunduk kepada suami dan melayani suami. Dulu saya
sering cemburu pada mertua (ibu suami) yang kadang lebih
diutamakan suami dari pada saya. Setelah mengikuti dan menjadi
anggota KRJ pada tahun 2016 awal, perlahan saya mulai
memahami hak-hak dan kewajibannya sebagai istri termasuk
menjaga harta dan harga diri suaminya. Saya juga memahami
posisi sebagai istri tidak boleh diutamakan dari pada seorang ibu
dari suami. Perlahan keluarga saya yang terbilang masih berumur
muda mulai kondusif mbak.”
Kini YN lebih sering melakukan konseling dengan pengurus
“KRJ” dan merasakan manfaatnya sehingga bersemangat memwujudkan
keluarga sakinah.
5. SN
Pada awal-awal tahun pernikahan dengan suaminya, SN kerap
mengalami masalah-masalah dalam rumah tangga. Saat itu SN dan
suaminya tergolongmasih sangat muda sehingga masih sangat rentan
terjadi percekcokan dalam keluarga. Tahun 2016 SN mulai mengikuti
109
“KRJ” atas saran seorang teman. Waktu berselangg SN merasakan
manfaat mengikuti “KRJ” yang lebih sering melakukan konseling dari
pada kegiatan yang lain. SN mengaku kini menjadi pribadi yang lebih
kalem dan sigap menghadapi setiap masalah yang muncul dalam
keluarga. Bahkan SN juga pernah mengajak suaminya ikut kegiatan KRJ
dan SN menyatakan kini sangat menginginkan dapat mewujudkan
keluarga sakinah yang didalamnya tercipta ketenangan dan nilai-nilai
agama.
6. RZ
Saudara RZ sudah cukup lama menikah, asam manis rumah
tangga sudah pernah dilaluinya. Sebelum mengenal “Komunitas Rumah
Jodoh” RZ merasakan keluarganya sangat rentan dengan msalah. RZ
hanya mampu diam ketika masalah terjadi dan tidak berani bercerita
dengan orang lain apalagi orang tua. Akhirnya pada tahun 2016 RZ
mengenal dan mulai ikut “KRJ” disela-sela waktu luang. RZ beberapa
kali mengikuti kelas Pre Wedding dan mendapat cara me-manage
masalah dalam rumah tangga. RZ beberapa kali mengikuti konseling baik
online maupun offline.
RZ menuturkan bahwa keluarga sakinah mampu dicapai jika ada
kerjasama antara seluruh anggota keluarga.
“keluarga sakinah sebagai salah satu tujuan berumah tangga dapat
digapai dengan usaha bersama baik dirinya maupun pasanganya.
Keluarga sakinah mampu terwujud salah satunya dengan
kepandaian menghadapi permasalahn yang ada sehingga rumah
tangga tetap tenang dan damai seperti sedia kala.”
110
BAB IV
PEMBAHASAN
Keluarga sakinah merupakan dambaan setiap pasangan yang
melangsungkan perkawinan, oleh karena itu dibutuhkan bekal untuk dapat
merealisasikan keluarga sakinah dalam biduk rumah tangga. Sebagaimana telah
dipaparkan dalam BAB II penelitian ini bahwasanya untuk dapat mewujudkan
keluarga sakinah perlu dilakukan upaya sejak sebelum menikah sampai setelah
menikah.
Persiapan mewujudkan keluarga sakinah sebelum menikah meliputi
persiapan mencari calon suami ataupun calon istri dengan memperhatikan kriteria
baik secara agama, maupun adat dalam keluarga. Selanjutnya perlu ditanamkan
dalam diri masing-masing bahwasanya menikah merupakan ibadah sehingga
melakukan pernikahan pun harus dilandaskan niat karena Allah. Oleh sebab itu
dalam prosesi perkawinan pun wajib mengikuti peraturan perkawinan baik
peraturan agama seperti rukun dan syarat serta peraturan negara yang diatur dalam
UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yakni tentang pencatatan, syarat sah
dan lain sebagainya.
Selain persiapan sebelum menikah, untuk dapat mewujudkan keluarga
sakinah, perlu kiranya pasangan suami istri menerapkan nilai-nilai agama dalam
berkehidupan berumah tangga, baik terhadap pasangan (suami/istri), terhadap
anak-anak, terhadap orang tua kedua belah pihak dan terhadap masyarakat. Baik
Suami maupun istri juga harus selalu menjaga kesehatan yakni kesehatan
reproduksi maupun kesehatan tubuh secara umum.
111
Kehidupan berumah tangga sangat syarat dengan konflik, permasalahan
dapat timbul kapan dan dimana saja termasuk dalam kehidupan berkeluarga. Oleh
karena itu baik istri maupun suami perlu memiliki sikap dewasa dan hati yang
dingin sehingga mampu dalam mengatasi setiap permasalahan yang timbul. Akan
tetapi jika permasalahan yang terjadi dalam rumah tangga sudah tidak dapat
teratasi, baik suami maupun istri dapat meminta pihak ketiga untuk ikut
menangani permasalahan yang timbul dalam rumah tangga. Suami Istri juga dapat
melakukan konseling serta mengikuti pembinaan keluarga yang diadakan oleh
pemerintah ataupun swasta.
A. Pandangan Keluarga Sakinah Menurut “Komunitas Rumah Jodoh”
Keluarga sakinah adalah keluarga yang terbentuk dari perkawinan
yang sah dimata hukum, baik hukum agama maupun hukum positif. Baik
sejak proses mencari pasangan sampai dengan pelaksaanaan perkawinan/akad
harus berdasarkan aturan yang sudah ada, khususnya aturan agama. Keluarga
sakinah adalah keluarga yang senantiasa tunduk dan patuh pada aturan Allah
SWT sebagai landasan untuk menikah. Baik suami maupun istri harus saling
tolong-menolong, membantu dan mendukung terciptanya nuansa keluarga
yang islami dengan membiasakan menerapkan nilai-nilai agama dalam
keluarga. Keluarga Sakinah adalah keluarga yang prima, sehat jasmaninya
serta ruhaninya.
Selain itu, keluarga sakinah adalah keluarga yang memiliki visi misi
pernikahan yang baik yang sesuai dengan ajaran agama. Masing-masing
pasangan harus memiliki tujuan menikah yang jelas, sehingga tidak menikah
112
hanya karena tuntutan usia atau kata keluarga. Kemudian seluruh anggota
keluarga perlu bahu-membahu mewujudkan visi dan misi tersebut.
Mewujudkan keluarga sakinah tentu saja disertai dengan bekal keilmuan
berumah tangga baik sebelum menikah dan setelah menikah.
B. Kegiatan yang di Selenggarakan Komunitas Rumah Jodoh dalam Upaya
Mewujudkan Keluarga Sakinah
1. Pre Wedding Class/kelas Pra Nikah
Pre wedding Class atau Kelas Pra Nikah adalah kelas yang secara
khusus di peruntukkan kepada orang-orang yang mencari ilmu seputar
kehidupan sebelum pernikahan, bekal-bekal pernikahan yang dinilai
mampu menjadi dasar untuk dapat membangun keluarga yang sakinah
kelak. Selain untuk para lajang, orang-orang yang sudah menikah-pun
tidak di larang untuk mengikuti Kelas Pra Nikah.
Kelas Pra Nikah di bagi menjadi beberapa materi yang
diselenggarakan dalam bentuk seminar dan diskusi. Materi tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Urgensi Menikah, yakni materi seputar pentingnya menikah dilihat
dari berbagai sudut pandang seperti sudut pandang agama, social dan
kesehatan. Tujuan materi ini adalah supaya peserta memiliki
pandangan yang luas tentang tujuan menikah, serta menanamkan
kepada peserta untuk memiliki tujuan yang bak dalam menika kelak.
113
b. Jodoh Impian (Kriteria Jodoh Impian Suami maupun Istri), yakni
materi seputar sosok jodoh idaman baik suami maupun istri. Kriteria
ini dilihat dari segi agama dan sosial masyarakat. Selain dapat
mengetahui kriteria pendamping hidup yang baik, materi ini bertujuan
memberi semangat kepada peserta untuk terus memperbaiki dan
memantaskan diri untk menjemput jodoh terbaiknya.
c. Taaruf vs Pacaran, materi yang berisi seputar tatacara mencari jodoh
yang baik yang bukan dengna jalan pacaran, tetapi denganjalan taaruf
islami. Materi ini memamaparkan dampak negatif pacaran serta
menjelaskan bagaimana melakukan taaruf yang benar.
d. Bekal Pernikahan (Teknis Pernikahan), adalah materi seputar
persiapan pernikahan misalnya mahar dan walimah
e. Kesehatan Reproduksi, merupakan materi yang tidak kalah penting,
dimana dalam materi ini memaparkan masa-masa subur, cara
menjaga kesehatan reproduksi, dan penyakit-penyakit reproduksi.
Materi ini bertujuan agar peserta senantiasa menjaga kebersihan dan
kesehatan alat reproduksi.
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan dalam Kelas Pra Nikah
diharapkan peserta memilki wwawasan keilmuan di bidang persiapan
pernikahan. Disamping itu, diharapkan pula peserta lebih mantap dan
berani untuk menikah.
114
2. Pasca Wedding Class/Kelas Paska Nikah
Kelas Paska Nikah adalah kelas yang secara khusus di
peruntukkan kepada orang-orang yang mencari ilmu seputar kehidupan
berumah tangga. Bentuk kegiatan Kelas Paska Nikah sama dengan Kelas
Pra Nikah yakni disajikan dalam diskusi dan seminar. Selain orang yang
sudah berumah tangga, para lajang juga di perbolehkan mengikuti kelas
ini. Kelas Paska Nikah cenderung berisi materi-materi seputar parenting
dan psikologi. Materi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menjadi Ayah dan Ibu Yang Baik dan Manajemen Mendidik Anak,
materi yang berisi tentang tips-tips mengasuh anak mulai dari aqiqah
sampai cara berinteraksi dengan anak. Tujuan materi ini adalah
supaya orangtua memiliki pengetahuan seputar tatacara mengasuh
anak, tidak serampangan mengasuh anak, dan memberikan cinta kasih
yang tapat kepada anak.
b. Manajemen Keuangan Rumah Tangga, materi yang berisi seputar
cara mengelola keuangan rumah tangga sehingga keluarga senantiasa
merasa cukup dengan rezki yang diberikan oleh Allah. Materi ini juga
bertujuan supaya pasangan memilki prioritas dalam membelanjakan
uang yang ada dalam keluarga.
c. Manajemen Konflik Rumah Tangga, materi ini berisi seputar cara-
cara mengahdapi konflik yang sudah sangat psti muncul dalam
kehidupan berumah tangga.
115
3. Konseling
Konseling adalah kegiatan yang tidak terjadwal yang dapat
dilakukan setiap waktu, bahkan tanpa terikat tempat karena konseling
dilakukan online maupun Offline. Peserta konseling tidak terbatas
meskipun sangat diutamakan menjadi anggota Komunitas Rumah Jodoh.
Meskipun tidak terikat tempat dan waktu, peserta konseling harus
memperhatikan beberapa aturan dan tahapan yang sudah di sepakati oleh
Komunitas Rumah Jodoh diantaranya:
a. Peserta konseling/pasien laki-laki melakukan konseling dengan
konselor laki-laki, sedangkan peserta konseling/pasien perempuan
dengan konselor perempuan
b. Menutup aurat bila konseling dilakukan secara offline/langsung
c. Menggunakan Bahasa yang santun
d. Merahasiakan segala hal-hal terkait dengan kegiatan konseling
4. I’tikaf
I’tikaf dilakukan 2-3 hari dengan menginap di masjid yang
seringnya dilakukan di masjid-masjid kota Salatiga. I’tikaf adalah salah
satu kegiatan Komunitas Rumah Jodoh yang bertujuan untuk
menanamkan rasa kekeluargaan antar anggota, menenamkan pembiasaan
nilai-nilai agama dalam keluarga, serta diskusi dan taqarrub kepada
Allah. I’tikaf dilakukan enam bulan sekali.
116
C. Tinjauan Hukum Islam terhadap konsep keluarga sakinah dan kegiatan
“Komunitas Rumah Jodoh” dalam Mewujudkan Keluarga Sakinah di
Salatiga
1. Tinjauan Hukum Islam terhadap konsep keluarga sakinah
“Komunitas Rumah Jodoh”
Konsep keluarga sakinah berdasarkan tinjauan hukum islam telah
dipaparkan dalam BAB II Kajian Pustaka yakni, keluarga sakinah
menurut pandangan hukum islam adalah sebuah keluarga yang terbentuk
berdasarkan ikatan perkawinan yang sah dimata hukum agama dan
hukum positif. Keluarga yang tenang dan tentram yang dapat membuat
penghuninya merasa nyaman untuk tinggal dan kembali.
Sedangkan pandangan keluarga sakinah menurut “Komunitas
Rumah Jodoh” telah disinggung dalam BAB III Temuan Penelitian yakni
keluarga sakinah harus dibarengi dengan mawaddah dan rahmah atau
rasa kasih dan sayang. Keluarga sakinah akan tercapai jika dalam
keluarga hidup dan tumbuh rasa mawaddah dan rahmah. Selain itu perlu
pula ditanamkan dalam keluarga baik kepada pasangan dan anak-anak
mestilah memiliki jiwa dakwah yang kuat. Pasangan dan anak perlu
memahami tujuan penciptaan manusia yakni sebagai khalifah/pemimpin
dimuka bumi.
Menurut “KRJ”, keluarga sakinah adalah keluarga yang terbentuk
atas landasan cinta karena Allah, berdasarkan aturan agama dan aturan
negara yang berlaku. Sebuah keluarga harus terbentuk atas dasar ibadah
117
kepada Allah sehingga perlu diperhatikan tatacara dalam memilih
pasangan hidup yang akan menjadi suami/istri kelak hingga pelaksanaan
akad nikah-pun harus sesuai dengan aturan Allah serta aturan negara.
Keluarga sakinah harus mampu menyelesaikan segala persoalan yang
terjadi dalam tubuh keluarga dengan berbagai upaya sehingga keadaan
keluarga menjadi tenang dan tentram. Setiap anggota keluarga khususnya
suami dan istri juga bertanggungjawab dalam menanamkan nilai-nilai
agama dalam kehidupan berkeluarga sehari-hari. Selain itu keluarga juga
harus dipenuhi dengan rasa kasih dan sayang antar sesama pasangan dan
anak tanpa membeda-bedakan satu sama lain. Keluarga sakinah adalah
keluarga yang mentaati perintah Allah sebagaimana dijelaskan dalam al-
Qur‟an dan mengikuti tuntunan Rasul sebagaimana di paparkan dalam
hadits-hadits.
Keluarga sakinah adalah keluarga yang memiliki ketahanan
ekonomi yang baik, tidak menggantungkan hidup kepada orang lain,
sehingga kebutuhan sehari-hari terpenuhi dengan cukup serta terurus dan
terencana perekonomianya. Ketahanan ekonomi yang baik tidak selalu di
indikasikan melalui jumlah pendapatan atau gaji, akan tetapi rasa syukur
dari segenap keluarga dan kecerdasan istri dalam mengelola kebutuhan
sehari-hari.
Pandangan mengenai keluarga sakinah oleh “Komunitas Rumah
Jodoh” sudah sesuai dengan konsep keluarga sakinah yang ditinjau dari
Hukum Islam. Keluarga sakinah menurut “Komunitas Rumah Jodoh”
118
harus dilandasi karena kecintaan kepada Allah sehingga persiapan baik
calon pasangan dan pelaksanaan akad harus berdasarkan aturan yang
berlaku yakni aturan agama dan hokum positif. Hal ini sesuai dengan
konsep keluarga sakinah ditinjau dari Hukum Islam yakni haruslah
terbentuk berdasarkan perkawinan yang sah dimata agama dan hokum
positif.
“Komunitas Rumah Jodoh” memandang bahwasanya keluarga
sakinah harus mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi secara
baik dan tuntas. Masing-masing anggota keluarga harus bahu-membahu
menciptakan nuansa islami dalam rumah tangga. Hal ini sebagaimana
tinjuan keluarga sakinah berdasarkan Hukum Islam yang menuntut
terciptanya suasana tenang dan tentram dalam sebuah keluarga sakinah,
dimana dalam “Komunitas Rumah Jodoh” hal tersebut dapat dicapai
manakala seluruh elemen keluarga menciptakan harmonisasi melalui
penanaman nilai-nilai agama islam dalam kehidupan sehari-hari.
2. Tinjauan Hukum Islam terhadap kegiatan yang diselenggarakan oleh
“Komunitas Rumah Jodoh”
BAB II dalam penelitian ini telah memeparkan bahwasanya dalam
mewujudkan keluarga sakinah perlu melakukan berbagai upaya yakni:
f. Membentuk keluarga sesuai ajaran islam.
g. Melaksanakan hak dan Kewajiban dalam keluarga serta membangun
hubungan yang baik antara suami dan istri.
119
h. Menyelesaikan konflik secara islami.
i. Melaksanakan pembinaan keluarga berdasarkan yang telah
dicanangkan oleh pemerintah, dan
j. Menerapkan nilai islam dalam keluarga.
“Komunitas Rumah Jodoh” sebagai sebuah komunitas yang memiliki
salah satu visi yakni mewujudkan keluarga sakinah bagi anggotanya
menyelenggarakan berbagai kegiatan yang diharapkan mampu membantu
mewujudkan visi tersebut. Kegiatan tersebut adalah Pre Wedding
Class/Kelas Pra Nikah, Pasca Wedding Class/Kelas Paska Nikah, Kelas
Konseling dan I‟tikaf.
a. Mewujudkan Keluarga Sakinah melalui Kajian Keilmuan dalam
Pre Wedding Class/ Kelas Pra Nikah
Komunitas Rumah Jodoh dalam Pre Wedding Class/Kelas Pra
Nikah menyajikan diskusi dan seminar dengan beberapa paket tema
yang berhubungan dengan ilmu seputar persiapan berumah tangga
diantaranya adalah Tema Urgensi Menikah. Banyak pemuda-pemudi
memahami bahwa menikah hanyalah merupakan sarana menyalurkan
hawa nafsu yang naluriah terdapat dalam setiap individu sehingga
pada akhirnya pernikahan yang terjadi tidak disasari dengan tujuan-
tujuan yang mulia. Komunitas Rumah Jodoh memberikan pemaparan
yang lebih beragam mengenai urgensi menikah bahwasanya menikah
adalah bentuk ibadah kepada Sang Maha Cinta, menikah juga
merupakan bagian dari menjalankan sunnah rasul sebagaimana hadits
120
menyatakan bahwa salah satu Sunnah rasul adalah menikah, menikah
juga akan mendatangkan banyak pahala karena pasalnya segala hal
baik yang dilakukan antara suami istri merupakan ibadah, dalam
menjalankan ibadah-ibadah harian pasangan juga akan semakin
bersemangat. Menikah pula dapat memperlancar rezki. Materi tentang
Urgensi Menikah tersebut diharapkan pemuda yang awalnya
memandang pernikahan hanya sebatas pemenuhan fase hidup atau
hanya sebatas pelampiasan rasa suka terhadap lawan jenis, menjadi
lebih terbuka.
Namun seluruh urgensi menikah tersebut tidak dapat tercapai
jika masing-masing pihak dalam mencari pasanganya tidak
mengindahkan aturan dan rambu-rambu agama. Komunitas Rumah
Jodoh dalam Pre Wedding Class/Pra Nikah juga menyajikan tema
bagaimana memilih pasangan yang tepat untuk diajak hidup bersama
dalam mahligai rumah tangga, yang dirangaki dalam tema “Jodoh
Impian”. Tema ini mengangkat seperti apa ciri-ciri suami dan istri
idaman serta bagaimana mendapatkanya. Tema tersebut memaparkan
bahwasanya suami idaman adalah laki-laki yang baik secara
agamanya, selain itu ia juga harus memiliki rasa tanggung jawab,
berpenghasilan, memiliki figur seorang pemimpin dan seorang ayah.
Sedangkan ciri-ciri istri idaman adalah baik menurut agamanya,
menyenangkan jika dipandang, bersifat keibuan, halus dan lembut,
sehat serta memiliki banyak keturunan.
121
Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak pemuda-pemudi kurang
cermat dalam memilih pasangan hidupnya. Mereka kurang
memeperhatikan aspek-aspek seperti disebut dalam kriteria jodoh
impian diatas. Banyak orang memilih pasangan hidup hanya
berdasarkan rasa suka terhadap fisik atau pekerjaan. Padahal idealnya
pernikahan akan dibawa seumur hidup, dan hidup bukan hanya
ditentukan oleh fisik serta harta saja.
Selain akan cermat dalam memilih calon pasangan hidup,
peserta Pre wedding Class juga akan termotivasi untuk dapat menjadi
sosok istri/suami idaman. Jodoh merupakan cerminan diri, siapa yang
ingin mendapatkan jodoh yang baik agamanya, maka ia juga harus
memantaskan diri dengan cara menjadi sosok yang memiliki agama
yang baik pula, dan seterusnya.
Tema selanjutnya dalam kelas Pra nikah adalah “Pacaran Vs
Taaruf”. Pemuda-pemudi muslim perlu memahami bahwa pacaran
bukanlah tradisi islam bahkan bertentangan dalam islam. Pemuda
muslim yang ingin mendapat pasangan yang baik harus menempuh
jalan yang baik pula untuk mendapatkanya dan bukan dengan jalan
pacaran. Alangkah tepatnya jika pemuda/pemudi muslim
menggunakan jalan taaruf untuk berkanalan dengan calon pasangan
yang hendak dijadikan suami/istri. Tentu saja menggunakan kaedah-
kaedah taaaruf yang benar yakni dengan melibatkan orang ketiga
sebagai penengah sehingga tidak ada unsur khalwat/berdua-duaan.
122
Dalam materi taaruf anggota yang berkenan untuk melakukan
taaruf diajarkan untuk membuat biodata taaruf yang diantaranya
berisi visi-misi pernikahan yang sesuai dengan islam sehingga
anggota menyadari bahwasanya menikah harus memiliki tujuan dan
misi yang mulia. Anggota juga diajarkan menuliskan kriteria jodoh
impian selain yang sudah di paparkan dalam materi “Jodoh Impian”
sehingga anggota termotivasi untuk terus memperbaiki dan
memantaskan diri.
Selain itu, anggota KRJ juga diberi ilmu-ilmu seputar menjaga
kesehatan reproduksi yang terangkum dalam tema “Kesehatan
Reproduksi”. Sebagaimana salah satu tujuan menikah adalah
melakukan perkawinan untuk melangsungkan perkembangbiakan.
Materi ini menjadi sangat penting karena biasanya anggota merasa
malu untuk menanyakan hal-hal tersebut yang dalam masyarakat di
anggap tabu.
Tidak ketinggalan kelas Pra Nikah juga memberikan tema
seputar persiapan-persiapan menjelang pernikahan. Tema ini
berisikan ilmu seputar menentukan waktu akad pernikahan sehingga
tidak ada unsur kemusrikan, menentukan mahar dan walimah.
Saudara DPR dalam wawancara menuturkan bahwa setelah
mengkuti beberapa tema dalam kelas Pra Nikah dan telah
mendapatkan ilmu-ilmu seputar persiapan pernikahan termasuk
kriteria jodoh idaman serta bagaimana cara mendapatkannya. DPR
123
mengakui setelah mengikuti KRJ wawasanya tentang tipe-tipe laki-
laki dan perempuan yang baik dijadikan pasangan lebih terbuka.
DPR menuturkan bahwa ia tidak pernah mendapat ilmu-ilmu
tersebut sebelumnya dalam sekolah formal bahkan di bangku kuliah.
DPR sangat mengapresiasi kehadiran Komunitas Rumah Jodoh
sebagai sebuah komunitas yang sangat membantu para anak-anak
muda dalam mempersiapkan pernikahan, karena Sebagaimana
diketahui pada era ini hal tersebut justru kurang diperhatikan.
Begitupula saudara TP yang mengaku akan segera
melangsungkan pernikahan dalam waktu dekat. Sebelumnya TP
merasa sangat kurang dalam hal ilmu-ilmu seputar pernikahan
sedangkan orang tua hanya memberikan wejangan sekedarnya. TP
merasakan Komunitas Rumah Jodoh sangat membantunya dalam
mempersiapkan pernikahan dengan banyak tema-tema-nya yang
mudah dipahami. Hal tersebut menandakan Komunitas Rumah Jodoh
dapat memberi manfaat kepada para pemuda dalam mempersiapkan
pernikahanya.
b. Mewujudkan Keluarga Sakinah melalui Kajian Keilmuan dalam
Pasca Wedding Class/Kelas Paska Nikah
Sama halnya dengan ilmu-ilmu Pra Nikah, ilmu-ilmu dalam
kelas Paska Nikah ternyata juga sangat jarang ditemui dalam sekolah
formal ataupun bangku kuliah. Kehidupan berumah tangga justru
lebih kompleks dan beragam karena disinilah kehidupan dua insan
124
mulai menyatu, bahkan pihak-pihak keluarga besar pun ikut melebur.
Untuk membekali pasangan maka Komunitas Rumah Jodoh juga
menyediakan Kelas Paska Nikah. Kelas Paska nikah hampir sama
dengan kelas Pra Nikah dalam teknis pelaksanaanya, dimana materi
atau tema-tema disajikan dalam bentuk diskusi dan seminar.
Perbedaanya hanya terletak pada tema materinya saja.
Tema materi Kelas Paska Nikah yang pertama adalah Menjadi
Ayah dan Ibu yang Baik dan Manajemen Mendidik Anak. Anak
merupakan amanah dari Allah yang kelak pasti akan diminta
pertanggungjawabanya. Mau menjadi apa dan bagaimana seorang
anak ditentukan dengan bagaimana orang tua dalam mengasuhnya.
Banyak masyarakat beranggapan anak merupakan buah dari
pernikahan. Padahal bukan sekedar itu, anak dapat menjadi jalan
orang tuanya ke surga ataupun ke neraka.
Mendidik anak tidak boleh coba-coba. Mau tidak mau orang
tua harus bersikap professional, siap dan sigap dalam
membesarkanya. Sebagaimana diketahui bahwa salah satu tujua
menikah adalah melahirkan generai penerus yang solih dan
berkualitas, maka orang tua harus memahami ilmu-ilmu seputar
mendidik anak. Tema tersebut menjelaskan, untuk mendidik anak
dengan baik maka perlu ditunaikan hak-hak anak seperti aqiqah
termasuk memberinya nama yang baik, memperlakukan anak dengan
125
adil, memberikanya lingkungan yang baik, mengajarkan nilai-nilai
tauhid dan membiasakan ibadah sejak kecil.
Selain masalah anak, hidup berumah tangga kerapkali di
pusingkan dengan masalah ekonomi. Seorang perempuan khususnya,
kelak akan menjadi bendahara dalam rumah tangganya. Ia akan
bertugas mengatur harta suaminya. Termasuk dalam hal-hal
membelanjakan dan lain-lain. Oleh karenanya diperlukan ilmu untuk
memanage harta dalam rumah tangga, dalam hal ini Komunitas
Rumah Jodoh merangkumnya dalam tema Manajemen Keuangan
Rumah Tangga.
Tema tersebut mengajarkan kepada peserta tentang tatacara
mengelola harta dalam rumah tangga, prioritas-prioritas pengeluaran
harta dalam rumah tangga serta sifat-sifat yang harus dihindari dalam
membelanjakan harta. Selain itu, Pasca Wedding Class/Kelas Pra
Nikah juga memberikan materi seputar Manajemen Konflik Rumah
Tangga. Sebagaimana diketahui bahwa masalah pasti datang
termasuk dalam kehidupan berkeluarga. Ilmu ini menjadi sangat
penting karena fakta di lapangan membuktikan banyak masalah
dalam rumah tangga yang tidak di hadapi dengan bijak mampu
menghantarkan pernikahan pada ambang perceraian. Diketahui
tatacara meneglola masalah rumah tangga yang terbaik adalah melalui
musyawarah diantara kedua belah pihak. Baik suami maupun istri
pula harus memliki kepala yang dingin dalam menghadapi setiap
126
masalah yang ada, tidak mengedepankan ego, serta senantiasa
mengingat tujuan pernikahan yakni sebagai bentuk ibadah kepada
Allah. Artinya adalah selalu memohon kepada Allah untuk ditunjukan
jalan keluar. Ketika kedua belah pihak sudah tidak mampu
menyelesaikan masalahnya, barulah diperbolehkan menunjuk pihak
ketiga sebagai mediator untuk menengahi, serta memberikan
masukan. Pihak ketiga juga sebaiknya disepakati oleh kedua belah
pihak yang bermasalah sehingga tercapai jalan keluar terbaik.
Saudara SN menuturkan bahwa semenjak ia mengikuti
kegiatan-kegiatan dalam KRJ, dirinya dapat lebih matang dalam
menghadapi permasalah yang terjadi dalam rumah tangganya, ia
memahami bagaimana ia harus membelanjakan harta suaminya dan
sabar ketika pergolakan terjadi dalam behtera rumah tangganya. SN
menyadari setiap masalah yang datang tidak selalu menjadi ancaman
asalkan disikapi dengan hati yang dingin dan terbuka. Selain itu SN
juga turut mengajak suaminya dalam kegiatan-kegiatan KRJ supaya
dapat bersama-sama membangun keluarga yang tentram, sigap dalam
menghadapi masalh yang terjadi.
Meskipun belum menikah, saudara DPR juga menyatakan
bahwa Komunitas rumah Jodoh dapat menjadi wadah setiap pasangan
yang akan ataupun sudah menikah dalam membekali ilmu-ilmu
seputar kehidupan rumah tangga termasuk cara-cara menangani
konflik kehidupan berkeluarga. Ilmu-ilmu tersebut ia terapkan dalam
127
kehidupan keluarganya, termasuk ketika menyikapi orang tua dan
saudara-saudaranya.
c. Mewujudkan Keluarga Sakinah melalui Konseling
Kelas konseling hadir sebagai wadah para pasangan ataupun
para bujang yang kesulitan menangani permasalahan seputar
kehidupan rumah tangga. Pada dasarnya prinsip islam
mengedepankan jalan musyawarah dalam menyelesaikan setiap
permasalahan yang muncul. Musyawarah hendaknya dilakukan oleh
pihak-pihak yang berperkara, jika tidak bisa barulah dengan orang tua
atau keluarga, namun jika masih tidak bisa juga maka boleh
melibatkan pihak ketiga yang dalam hal ini adalah kelas Konseling di
Komunitas Rumah Jodoh.
Sejauh ini kelas Konseling dapat dilakukan secara
offline/secara langsung atau secara online/secara tidak langsung.
Meskipun Kelas Konseling diperuntukkan untuk umum, namun
sangat dianjurkan peserta yang melakukan konseling dapat menjadi
anggota Komunitas Rumah Jodoh.
Kelas Konseling di Komunitas Rumah Jodoh mengedepankan
asas Kerahasiaan yakni kewajiban seorang konselor untuk
merahasiakan identitas pasienya serta hal-hal yang menjadi
permasalahan. Selain itu juga berlandaskan asas professional,
maksudnya adalah ketepatan konselor dalam memberikan saran dan
128
nasehat kepada pasien. Komunitas Rumah Jodoh mengatur
pembagian pasien berdasarkan jenis kelamin. Pasien laki-laki
bersama konselor laki-laki yakni bapak Harmuzi, S.Pd.I sedangkan
pasien perempuan dengan konselor perempuan pula yakni ibu
Widayati Lestari, S.Pd.I.,M.Ps. Hal ini dimaksud untuk menjaga agar
tidak ada khlawat serta pasien akan lebih leluasa dalam
mengungkapkan masalahnya. Asas yang ketiga adalah Asas
Kedisiplinan. Pasien harus tepat waktu dalam melakuka konseling
sesuai dengan janji yang sudah disepakati sebelumnya.
Saudara RZ menyampaikan bahwasanya telah mengikuti
konseling secara langsung dengan konselor di KRJ. Saudara RZ
awalnya merasa ragu, namun karena sudah terdesak dan tidak mau
berlama-lama berkubang dalam masalah, akhirnya RZ memberanikan
diri. Dia semakin terbantu dalam menyelesaikan permasalahanya. RZ
menuturkan bahwa kelas Konseling adalah pilihan terakhir ketika ia
dan pasangan tidak mampu lagi meneyelesaikan permasalahanya
sendiri. Saudara RZ juga merasa senang karena selama ini kadang
tidak tau harus meminta pertimbangan serta saran-saran dari siapa. Ia
merasa tidak sampai hati harus menceritakan permasalahan kepada
kedua orang tuanya yang sudah terbilang lanjut usia. Saudara RZ
merasa memiliki keluarga yang baik dengan adanya kelas konseling.
129
d. Mewujudkan Keluarga Sakinah Melalui Pembiasaan Penanaman
Nilai Agama dalam Rumah Tangga
I’tikaf adalah kegiatan yang diperuntukan kepada
tim/pengurus serta para peserta yang berbentuk sharing dan diskusi
serta penanaman nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.
I’tikaf dilakukan di masjid di area kota Salatiga dengan intensitas
minimal setahun dua kali. I’tikaf lebih ditekankan pada peningkatan
iman dan takwa serta pengakraban antar anggota dan Tim. I’tikaf
berisi kegiatan tilawah, diskusi dan sharing, tafsir Al-Qur‟an dan
Muhasabah. Hal ini bermanfaat diantaranya adalah menanamkan
nilai-nilai agama dalam diri untuk kemudian di aplikasikan dalam
kehidupan berkeluarga. Sebagaimana salah satu cara mewujudkan
keluarga sakinah yang telah di paparkan dalam BAB II yakni
membiasakan menghidupkan nilai-nilai islam dalam kehidupan
berumah tangga.
Diungkapkan oleh saudara TP dan HP bahwa setelah
mengikuti kegiatan-kegiatan KRJ termasuk kegiatan i’tikaf saudara
TP merasa hidupnya semakin nyaman dan tenang, ia juga semakin
sadar pentingnya menanamkan nilai-nilai agama dalam rumah
tangganya meski belum dikarunia seorang anak.
TP menyadari bahwa tanpa nilai-nilai islam yang ditanamkan
dalam keluarganya, maka mustahil ia dapat mewujudkan keluarga
yang sakinah. Dalam kegiatan i’tikaf ia menjadi semakin akrab
130
dengan para anggota KRJ yang memiliki visi misi yang sama yakni
mewujudkan keluarga sakinah. Selain mendapatkan ilmu dari diskusi
dan sharing, TP juga mendapatkan pengalaman spiritual yang dapat di
aplikasikanya dalam rumah tangga.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh “Komunitas Rumah Jodoh”
sebagai upaya dalam mewujudkan keluarga sakinah sudah sesuai dengan
upaya mewujudkan keluarga sakinah ditinjau dari Hukum Islam.
Membentuk keluarga sesuai ajaran islam, dan melaksanakan hak
dan kewajiban dalam keluarga serta membangun hubungan yang baik
antara suami dan istri telah dipaparkan dalam kegiatan “Komunitas
Rumah Jodoh” yakni Pre Wedding Class/Kelas Pra Nikah. Selain materi,
peserta “KRJ” juga mendapat control terhadap pengaplikasian ilmu-ilmu
dalam Kelas Pra Nikah yang erat hubunganya dengan Membentuk
keluarga sesuai ajaran islam, dan melaksanakan hak dan kewajiban dalam
keluarga serta membangun hubungan yang baik antara suami dan istri.
Menyelesaikan konflik secara islami dalam “Komunitas Rumah
Jodoh” dipaparkan dalam Pasca Wedding Class/Kelas Paska Nikah yakni
pada materi “Manajemen Konflik”. Selain itu, peng-aplikasian ilmu
dalam me-mange konflik rumah tangga didapatkan dalam Kelas
Konseling yang bertujuan menangani konflik dalam kehidupan rumah
tangga bagi para anggota “Komunitas Rumah Jodoh”. Konseling adalah
salah satu cara islam dalam menyelesaikan konflik rumah tangga dengan
131
syarat sudah tidak mampu menyelesaikan konflik rumah tangga setelah
ditempuh proses musyawarah. Kegiatan ini bersesuaian dengan salah satu
cara mewujudkan keluarga sakinah ditinjau dari Hukum Islam yakni
menyelesaikan konflik rumah tangga secara islami.
Bagi para anggota, melaksanakan pembinaan keluarga dan
menerapkan nilai islam dalam keluarga dilakukan dalam kegiatan I‟tikaf
yang terjadwal dilakukan enam bulan sekali. Walaupun sudah terlaksana
dalam kegiatan I‟tikaf, kegiatan pembinaan keluarga juga dapat
terselenggara ketika mengikuti kelas Paska Nikah dan Konseling.
Pengurus “Komunitas Rumah Jodoh” dapat melakukan evaluasi dan
kontroling terhadap kehidupan berkeluarga para anggota.
132
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Keluarga sakinah merupakan keluarga dambaan setiap insan yang
melakukan pernikahan. Perlu disadari bahwasanya keluarga sakinah tidak
dapat terwujud begitu saja. Diperlukan upaya oleh semua pihak dalam
keluarga untuk dapat mewujudkan keluarga sakinah. Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap “Komunitas Rumah Jodoh”
dengan melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi terhadap
anggotanya sebagaimana terangkum dalam BAB III peneliti mendapatkan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Keluarga sakinah menurut pandangan “Komunitas Rumah Jodoh” adalah
keluarga yang memiliki visi dan misi pernikahan yang baik. Terbentuk
atas dasar perkawinan yang sah baik persiapan sampai akad. Seluruh
pihak dalam keluarga harus saling bahu membahu untuk mewujudkan
tujuan tersebut. Tentu saja dengan bekal ilmu-ilmu berumah tangga.
keluarga sakinah harus mampu menyelesaikan setiap perssoalan yang
muncul, sehingga keluarga mampu menjadi tempat untuk pulang melepas
segala lelah dan penat. Merasa tenang dan tentram apabila berada
didalamnya yang dapat diwujudkan ketika seluruh elemen keluarga
menyadari tujuan penciptaan manusia adalah sebagai khalifah Fil arld
133
dan nilai-nilai agama tertanam serta di aplikasikan dengan baik dalam
keluarga.
2. “Komunitas Rumah Jodoh” memiliki berbagai kegiatan dalam menunjang
salah satu visi nya yakni membangun keluarga sakinah Mawaddah dan
Rahmah serta memilki ketahanan yang baik. Kegiatan-kegiatan
“Komunitas Rumah Jodoh” adalah sebagai beikut:
a. Pre Wedding Class atau Kelas Pra Nikah
b. Pasca Wedding Class atau Kelas Paska Nikah.
c. Kelas Konseling
d. kegiatan I’tikaf.
3. Konsep keluarga sakinah menurut “Komunitas Rumah Jodoh” sudah
sangat sesuai dengan konsep keluarga sakinah ditinjau dari Hukum Islam.
Kegiatan “Komunitas Rumah Jodoh” yang berupa Pre Wedding Class,
Pasca Wedding Class, Konseling dan I’tikaf sebagai upaya mewujudkan
keluarga sakinah juga senada dengan upaya mewujudkan keluarga
sakinah berdasarkan tinjauan hukum islam. Dimana kegiatan “Komunitas
Rumah Jodoh” sebagai upaya mewujudkan keluarga sakinah
dikelompokkan sebagai berikut:
a. Kajian keilmuan seputar dunia keluarga baik pra maupun paska yang
terlaksana dalam Pre Wedding Class/Kelas Pra Nikah serta Pasca
Wedding Class/Kelas Paska Nikah.
134
b. Penyelesaian problem rumah tangga bersama dengan psikolog dan
pihak yang berkompeten, yang terlaksana dalam Kelas Konseling baik
secara Online maupun Offline
c. Penanaman nilai-nilai agama dalam keluarga yang terlaksana dalam
kegiatan I’tikaf.
B. Saran
1. Saran untuk “Komunitas Rumah Jodoh”
a. “Komunitas Rumah Jodoh” diharapkan mampu menambah tema-tema
dalam setiap kelas baik Pre Wedding Class ataupun Pasca Wedding
Class sehingga anggota akan semakin bertambah wawasannya
seputar persiapan menikah ataupun ilmu parenting.
b. “Komunitas Rumah Jodoh” diharapkan dapat menyelenggarakan
kegiatan di luar salatiga sehingga akan lebih dikenal oleh banyak
pemuda-pemudi dan para orang tua.
2. Saran untuk masyarakat
a. Diharapkan masyarakat akan semakin memahami betapa pentingnya
ilmu seputar rumah tangga dan ilmu-ilmu parenting sebagai
kebutuhan dalam mewujudkan keluarga sakinah.
b. Masyarakat lebih semangat menanamkan dan mengaplikasikan nilai-
nilai agama dalam kehidupan keluarga.
135
c. Masyarakat lebih tertarik mengikuti seminar atau kajian-kajian yang
bermuatan ilmu keluarga sebagaimana diketahui bahwa pilar utama
tegaknya sebuah peradaban berasal dari sebuah keluarga.
136
DAFTAR PUSTAKA
Abud, Abdul Ghani. 1979. Keluargaku Surgaku: Makna Pernikahan, Cinta dan
Kasih Sayang. Terjemahan oleh Luqman Junaidi. 2004. Jakarta: Penerbit
Hikmah.
Ali, Marzuki. Tanpa Tahun. Keluarga Sakinah. (Online),
(http://staffnew.uny.ac.id/upload/132001803/lainlain/Dr.+Marzuki,+M.Ag
_.+Keluarga+Sakinah.pdfdi akses 18 April 2017)
Ali, Zainudin. 2009. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Sinar Grafika.
Ashofa, Burhan. 2013. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Badan Penasehat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan. 2009. Buku Panduan
Keluarga Muslim. Jakarta: Kementrian Agama
Baqi, M.Fuad Abdul. 1986. Fahras Sunan Ibnu Majah. Libanon: Darul Qutub
Daradjat, Zakiah dkk. 1995. Ilmu Fiqih Jilid 2. Yogyakarta: PT Dhana Bhakti
Wakaf.
Departemen Pendidikan, 2000. Kamus Besar Bahasa Insonesia. Jakarta.
Departemen Agama Republik Indonesia. 2007. Mushaf Al-Qur’an Terjemah. CV
Bandung: Insan kamil.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islanomor: Dj.Ii/542 Tahun 2013
Tentang Pedoman Penyelenggaraan Kursus Pra Nikah
Fadlilah, M. 2012. Menikah Itu Indah. Yogyakarta: Elangit7 Publishing.
Hasbullah, Abu Muhammad Ibnu Sholih Bin. Tanpa Tahun. Tuntunan
Menggapai Keluarga Sakinah Disertai Kiat-Kiat Memperbaiki Rumah
Tangga. Tanpa Kota: PT Pustaka Ibnu Umar
Intruksi Presiden RI No. 1 tahun 1991. Kompilasi Hukum Islam.
Jawaz, Yazid bin Abdul Qodir. 2008. Nasehat Pernikahan. Tanpa kota: Pustaka
Al-Bayati
137
Kisyik, Abdul hamid. Tanpa Tahun. Bimbingan Islam Untuk Mencapai Keluarga
Sakinah. Terjemahan oleh Ida Nursida. 2005. Bandung: Al-Bayan PT
Mizan Pustaka
Lestari, Sri. 2016. PSIKOLOGI KELUARGA: Penanaman Nilai dan Penanganan
Konflik dalam Keluarga. Jakrta: Pranamedia Grup
Puspitawati, Herien. 2013. Gender dan. Keluarga: Konsep dan Teori Keluarga.
Bogor: PT IPB Press
Sabiq, Sayyid. Tanpa tahun. Fikih Sunnah Jilid 6. Terjemahan oleh Moh. Tholib.
1990. Bandung: Alma‟arif
Sudarsono. 2005. Hukum Perkawinan Naional. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suwarno, Sayekti Pujo. 1994. Bimbingan dan Konseling Keluarga. Yogyakarta:
Menara Mas Offset.
Tihami & Sohari Sahrani. 2013. Fikih Munakahat: Kajian Fikih Nikah Lengkap.
Jakarta: Rajawali Press
Takariawan, Cahyadi. 2009. Dijalan Dakwah Kugapai Sakinah: Panduan
Merencanakan Pernikahan Hingga mencapai Kebahagiaan Puncak dalam
Rumah Tangga. Solo: Era Intermedia
Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 tahun 1974 Tentang Perkawinan.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 52 Tahun 1995 tentang Perkembangan
kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
Ulfatmi. 2011. Keluarga Sakinah dalam Perspektif Islam: Studi Terhadap
Pasangan yang Berhasil Memertahankan Keutuhan Perkawinan di Kota
Padang. Kementrian Agama Republik Indonesia
Yunus, Mahmud. 2007. Kamus Arab Indonesia. Jakarta: PT Mahmud Yunus Wa
Dzurriyyah.
Internet:
https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/893 diakses pada: 13:00, 10
Agustus 2017
LAMPIRAN
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Nur Fitria Primastuti Fakultas : Syariah
Nim : 21113044 Jurusan : Hukum Keluarga
Islam
Dosen PA : Sukron Ma‟mun, M.Si
No. Judul Pelaksanaan Keterangan Poin
1. Sertifikat OPAK STAIN
SALATIGA 2013 “Rekontruksi
Paradigma Mahasiswa Yang
Cerdas, Peka dan Peduli” Oleh
Dewan Eksekutif Mahasiswa
(DEMA) STAIN Salatiga
NO. 020/PAN
OPAK/STAINSA/VII/2013
Salatiga, 27
Agustus 2013
Peserta
2. Sertifikat OPAK SYARIAH
2013 “Revitalisasi Intelektualitas
& Spiritualitas Mahasiswa
Menuju Kemajuan Indonesia”
Oleh HMJ Syariah STAIN
Salatiga
No. 10/HMJ Syar.ST
Sltg/VIIi/2013
Salatiga, 29
Agustus 2013
Peserta
3. Sertifikat Library User Education
(Pendidikan Pemakai
Perpustakaan) UPT Perpustakaan
STAIN Salatiga
No. Sti.24/K.II-
1/HM.01.2/250/2013
Salatiga, 16
September
2013
Peserta
4. Sertifikat Training Makalah LDK
Darul Amal STAIN Salatiga
No. 02/BK/PAN?LDKDA-
STAIN-SLTG/IX/2013
Salatiga, 18
September
2013
Peserta
5. Sertifikat Bedah Buku “Mahkota
Untuk Emak” oleh LDK Darul
Amal Stain Salatiga
No. 03/BK-PAN/LDK-
DASTAIN/IX/2013
Salatiga, 03
Oktober 2013
Peserta
6. Sertifikat SEMINAR
NASIONAL BAHASA ARAB “
Inovasi Pembelajaran Bahasa :
Upaya Menjaga Eksistensi dan
Masa Depan Pembelajaran
Bahasa Arab” Oleh ITTAQO
No: 03/Sem.Nas/Ittaqo/x/2013
Salatiga 09
Oktober 2013
Peserta
7. Piagam Penghargaan IBTIDA‟ Salatiga, 13 Peserta
LDK Darul Amal STAIN
Salatiga “Mahasiswa Istimewa
Menuju generasi Rabbani” oleh
LDK Darul Amal STAIN
Salatiga
No. 10/P/Pan-
IBTIDA‟/LDKDA/STAINSltg/X
/2014
April 2014
8. Piagam Penghargaan IPST
(Islamic Public Speaking
Training) Oleh LDK Darul Amal
STAIN Salatiga
No. 011/P/Pan-
FestivalDakwah/LDK-
DA/STAINSLTG/V/2014
Salatiga, 9
Juni 2014
Peserta
9. Piagam Penghargaan dalam
Pesantren Kilat yang
dilaksanakan di SMP Negeri 3
Salatiga, SMP Negeri 9 Salatiga,
dan SMP 10 Salatiga 15-19 Juli
2014
Nomor: 011/P/Pan-
GARDIKA/LDK-
Salatiga, 19,
Juli 2014
Pemateri
DA/STAINSLTG/VII/2014
10. (ODK) Orientasi Dasar
Keislaman “Pemahaman Islam
Rahmatan Lil „Alamin Sebagai
Langkah Awal Menjasi
Mahasiswa berkarakter” Oleh,
Ittaqo, LDK, JQH
No. 003/PS.ODK/LDK-
ITQ/STAIN-SLTG/2014
Salatiga, 21
Agustus 2014
Panitia
11. TRAINING KADER 2 Oleh
LDK Darul Amal Stain Salatiga
NO. 008/PAN-
TEKAD2/LDKDA/STAINSLTG
/IX/2014
Salatiga, 27
September
2014
Panitia
12. Sertifikat Ibtida‟ “Ikatan Bingkai
Cinta dalam Titian Dakwah
Menuju Insan Kamil” Oleh LDK
Darul Amal STAIN Salatiga
No. 11/Pan-IBTIDA‟/LDK-
DA/STAIN Sltg/X/2014
Salatiga, 18
Oktober 2014
Panitia
13. Sertifikat Talkshow Pra Nikah
“Menjemput Jodoh Impian” oleh
Rumah Keluarga Indonesia
Salatiga, 9
November
2014
Peserta
(RKI) Kota Salatiga
14. Sertifikat Workshop Menghafal
Cepat Oleh Lembaga Bimbingan
dan Pelatihan “RADHWA”
Salatiga, 14
Desember
2014
Peserta
15. Sertifikat SEMINAR
INTERNATIONAL On the
Inaguration of IAIN Salatiga
“ASEAN Economic Community
2015; Prospects and Challenges
for Islamisc Higher Education “
Nomor : Sti.24/K-
O/PP.00.9/660/2015
Salatiga, 28
Februari
2015
Peserta
16. Surat Keputusan Rektor IAIN
Salatiga tentang “Pengangkatan
Pengurus Lembaga Dakwah
Kampus (LDK) Fathir Ar-Rasyid
Institut Agama Islam Negri
Salatiga Masa Bakti 2015“
Nomor:
St.24.1/R/PP.00.9/212/2015
Salatiga, 17
Maret 2015
Pengurus
17. Sertifikat & SK Seminar
Nasional “Peran Mahasiswa
Syariah dan Hukum dalam
Salatiga, 27
Juni 2015
Panitia
Pembangunan Bangsa” Oleh
Dewan Eksekutif Mahasiswa
Fakultas Syariah (DEMAF
Syariah)
No.013/DEMA
F.Sya.IAIN.Sltg/SekPan/VI/2015
18. Sertifikat & SK OPAK Fakultas
Syariah “Aktualisasi Integritas
Mahasiswa Fakultas Syari‟ah
melalui Analisa Sosial Ke-
Syariah-an” Oleh Dewan
Eksekutif Mahasiswa Fakultas
Syariah (DEMAF Syariah)
No. 008/DEMA-F
Sya.IAIN.Sltg/VIII/2015
Salatiga, 13
Agustus 2015
Panitia
19. Sertifikat Ibtida‟ LDK Fathir Ar-
Rasyid IAIN Salatiga “Ikat Hati,
Bina Diri, Songsong Teladan
Sejati” Oleh LDK Fathir Ar
Rasyid IAIN Salatiga
No. 01/Pan-IBTIDA‟/LDK-FA-
IAIN/X/2015
Salatiga, 30
September
2015
Panitia
20. Sertifikat Seminar “Memahami Tengaran, 3 Peserta
Kejiwaan dan Masalah Santri
SMPIT-MA Serta Problem
Solvingnya” Oleh Yayasan
Pendidikan Islam Sabilul Khoirot
Oktober 2015
21. Sertifikat IAIN Bershalawat dan
Orasi Kebangsaan “Menyemai
Nilai-Nilai Islam Indonesia
Untuk Memperkokoh NKRI
dalam Mewujudkan baldatun
Toyyibatun Warobbun Ghofur”
Oleh Dewan Eksekutif
Mahasiswa IAIN Salatiga
No.
K19/Pan.IAIN.Sltg_bersholawat/
DEMA_I_/XI/2015
Salatiga 06
November
2015
Peserta
22. Sertifikat Training Kader 1
“Bersama melangkah, menggapai
Aktualisasi Dakwah
Kontemporer” Oleh LDK Fathir
Ar-Rasyid IAIN Salatiga
No. 01/Ser-Pan TEKAD 1/LDK-
FA/XI/2015
Salatiga, 18
November
2015
Panitia
23. Sertifikat Training Kader 2 Salatiga, 23 Panitia
“Bersama melangkah, menggapai
Aktualisasi Dakwah
Kontemporer” Oleh LDK Fathir
Ar-Rasyid IAIN Salatiga
No. 01/Ser-Pan TEKAD 2/LDK-
FA/XI/2015
November
2015
24. Sertifikat Seminar Nasional
“Muslimah Sejati Bertabur
Inspirasi” Oleh LDK Fathir Ar-
Rasyid IAIN Salatiga
No.02/Pan-DMA/LDK-FA-
IAIN/XI/2015
Salatiga, 29
November
2015
Panitia
25. Surat Keputusan Rektor IAIN
Salatiga tentang “Pengangkatan
Pengurus Lembaga Dakwah
Kampus (LDK) Fathir Ar-Rasyid
Institut Agama Islam Negri
Salatiga Masa Bakti 2016“
Nomor:
In.26/R/KM.01.3/602/2016
Salatiga, 14
Maret 2016
Pengurus
26. Surat Keputusan Dekan Fakultas
Syari‟ah IAIN Salatiga tentang
Pengangkatan Pengurus Dewan
Salatiga, 24
Maret 2016
Pengurus
Mahasiswa (DEMA) fakultas
Syariah Institut Agama Islam
(IAIN) Salatiga Tahun 2016
No. In.26/D2/KM.01.3/323/2016
27. Sertifikat Bedah Buku “Agama
Baha‟I dalam Lintasan Sejarah di
Jawa Tengah” Oleh Fakultas
Syariah IAIN Salatiga dan
Komunitas pemeluk Agama
Baha‟ijawa Tengah
No. B-
441/IN.21/D2/KS.01.3/04/2016
Salatiga, 26
April 2016
Peserta
28. Sertifikat & SK Seminar
Nasional, “Analisis Metode
Imsakiyah yang Berkembang di
Indonesia” Oleh DEMA Fakultas
Syari‟ah Iain Salatiga
No.
003/Sem_Nas/DEMA_FSya.IAI
N.Sltg/VI/2016
Salatiga, 2
Juni 2016
Panitia
29. Sertifikat Seminar Nasional
Milad LDK ke-14 “Esensi
Dakwah Kontemporer”
Salatiga, 21
Mei 2016
Panitia
No. 01/Pam-MiladXIV/LDK-
FA/V/2016
30. Sertifikat Kuliah Umum Fakultas
Syariah IAIN salatiga “Gerakan
Revivalis Islam Modern dan
Perkembangan Hukum di
Indonesia” Oleh Fakultas Syariah
IAIN Salatiga
No. B-
566/In.21/D2/PP.02/06/2016
Salatiga, 2
Juni 2016
Peserta
31. Piagam Penghargaan
Pembimbing Pesantren
Ramadhan Tahun 2015/2016 di
SMP Negeri 9 Salatiga
Nomor. 002.6/343
Salatiga, 14
Juni 2016
Pembimbing
32. Sertifikat & SK OPAK Fakultas
Syari‟ah IAIN Salatiga
“Membangun Integritas
Mahasiswa Fakultas Syari‟ah
sebagai Bekal Menjadi Ilmuwan
& Praktisi Hukum yang religious
& professional “
No: A-105/DEMA-
Salatiga, 22-
23 Agustus
2016
Panitia
F/Syar.IAIN.Salatiga.VII/2016
33. Sertifikat National Achievement
Motivation Training “Solusi
cerdas, Sukses Akademis dan
Organisasi”
No.063/PAN-PRA-
IBTIDA‟/LDK-FA-IAIN/X2016
Salatiga, 01
Oktober 2016
Panitia
34. Sertifikat RELAWAN BOOTH
FUNDRAISER di Selenggarakan
Oleh GRIYA ZAKAT dan
DOMPET DHUAFA
No. 013/B/GZ-DD/VI/2017
Kab.
Semarang, 23
Juni 2017
Peserta
Jumlah Nilai SKK
Salatiga, Agustus 2017
Panduan Wawancara dengan founder “Komunitas Rumah Jodoh”
Sebelumnya penulis memperkenalkan diri kepada founder (Nama, alamat,
Fakultas, Jurusan, Judul Skripsi dan tujuan wawancara), kemudian mengajukan
pertanyaan 5 W + 1 H, dan beberapa pertanyaan tambahan sebagai berikut:
1. (WHAT) Apa itu KRJ?
........................................................................................................................
2. (WHY) apa latar belakang berdirinya KRJ?
........................................................................................................................
3. (WHEN) Kapan KRJ berdiri?
........................................................................................................................
4. (WHERE) dimana kantor KRJ?
........................................................................................................................
5. (WHO) siapa saja pengurus dan anggota KRJ?
........................................................................................................................
6. (HOW) bagaimana kegiatan KRJ?
........................................................................................................................
7. (HOW) Bagaimana konsep keluarga sakinah menurut pandangan KRJ?
........................................................................................................................
Panduan Wawancara dengan anggota “Komunitas Rumah Jodoh”
Sebelum mengajukan pertanyaan, penulis memperkenalkan identitas diri seperti
nama, alamat, jurusan, fakultas, judul skripsi dan tujuan wawancara. Kemudian
menanyakan identitas responden dan apakah identitasnya akan ditulis jelas atau
disamarkan. Setelah itu mengajukan pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa yang anda ketahui tentang KRJ (“Komunitas RUmah Jodoh”)?
........................................................................................................................
2. Bagaimana posisi anda dalam KRJ (Angggota/pengurus/pengamat dll)?
........................................................................................................................
3. Apa alasan anda mengikuti KRJ ?
........................................................................................................................
4. Sejak kapan anda mengikuti KRJ?
........................................................................................................................
5. Berapa kali anda mengikuti kegiatan KRJ?
........................................................................................................................
6. Kegiatan apa saja yang anda ikuti dalam KRJ (Pra nikah/Pasca nikah/
Konseling/ dll)?
........................................................................................................................
7. Bagaimana konsep keluarga sakinah yang anda pahami dari KRJ?
........................................................................................................................
8. Apa saja manfaat yang anda dapatkan dari KRJ terkait pembentukan keluarga
sakinah?
........................................................................................................................
9. Apakah anda sudah merasakan keluarga anda menjadi keluarga sakinah
seperti konsep yang di dapatkan dari KRJ?
........................................................................................................................
Uraian Wawancara dengan Anggota “Komunitas Rumah Jodoh”
1. Saudara DPR
Waktu 3 Agustus 2017
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang anda ketahui tentang
KRJ?
“KRJ itu “Komunitas Rumah
Jodoh”, Komunitas untuk anak
muda atau orang tua yang mencari
ilmu seputar dunia keluarga dan
pernikahan”
2. Bagaimana posisi anda dalam
KRJ
(Angggota/pengurus/pengamat
dll)?
“Saya adalah anggota/partisipan”
3. Apa alasan anda mengikuti
KRJ?
“Pada awalnya saya hanya iseng-
iseng mencari pengalaman, namun
lama-lama (mengikuti KRJ) jadi
terasa manfaatnya di Komunitas
itu, ya sudah, setelah itu ya enjoy
saja. Sebenarnya tidak ada alasan
sih, hanya butuh ilmu saja.”
4. Sejak kapan anda mengikuti
KRJ?
“Saya ikut KRJ sejak tahun 2016”
5. Berapa kali anda mengikuti
kegiatan KRJ?
“Sudah beberapa kali sih mbak,
lupa”
6. Kegiatan apa saja yang anda
ikuti dalam KRJ (Pra
nikah/Pasca nikah/ interpreneur/
dll)?
“Kelas PraNikah pernah beberapa
kali pas tema-nya Jodoh Impian
dan kesehatan Reprodusi. Kelas
Pasca Nikah juga pernah pas tema-
nya Manajemen Keuangan Rumah
Tangga”
7. Bagaimana konsep keluarga
sakinah yang anda pahami dari
KRJ?
“KRJ memaparkan bahwa keluarga
sakinah merupakan keluarga yang
bersama-sama tunduk patuh
terhadap aturan Allah sehingga
dapat memunculkan ketenangan
dalam keluarga.”
8. Apa saja manfaat yang anda
dapatkan dari KRJ terkait
pembentukan keluarga sakinah?
“KRJ membuat saya sadar bahwa
sebelum menikah seorang
perempuan perlu mempersiapkan
segala hal termasuk ilmu-ilmu
dalam pernikahan. KRJ hadir
memberikan solusi bagi muda-mudi
yang ingin menikah dalam
mempersiapkan ilmu-ilmunya.
Bukan hanya itu, KRJ mampu
menjadi tempat untuk menuangkan
berbagai permasalahan yang
muncul sekitar pernikahan. Baik
sebelum menikah seperti
bagaimanakan tipe suami ideal,
sampai kepada masalah rumah
tangga lainya.”
9. Apakah anda sudah merasakan
keluarga anda menjadi keluarga
sakinah seperti konsep yang di
dapatkan dari KRJ?
“Sebelum mengenal dan mengikuti
KRJ, saya tidak begitu
memperhatikan kondisi keluarga
saya, saya merasa bahwa keluarga
sayabaik-baik saja sama seperti
keluarga pada umumnya. Tapi
setelah tau makna keluarga sakinah
sebagaimana yang sudah di
jelaskan dalam kegiatan KRJ, saya
menyadari bahwa masih ada
banyak hal yang perlu dibetulkan
dalam kondisi keluarga saya karena
masih jauh dari nilai-nilai sakinah
seperti yang sudah saya pehami
saat ini.”
2. Saudari HP
Wawancara bersama saudara HP dilakukan pada 20 Juli 2017.
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang anda ketahui tentang
KRJ?
“KRJ adalah sebuah komunitas
penebar kebaikan dalam
menciptakan pernikahan visioner
dan keluarga inspiratif bangsa. KRJ
hadir ditengah-tengah masyarakat
untuk menciptakan masyarakat
yang lebih baik melalui pernikahan
yang penuh dengan tujuan-tujuan
mulia.”
2. Bagaimana posisi anda dalam
KRJ
(Angggota/pengurus/pengamat
dll)?
“Saya adalah anggota/partisipan”
3. Apa alasan anda mengikuti
KRJ?
“Saya ikut KRJ dengan alasan
untuk menambah wawasan seputar
ilmu-ilmu pranikah dan pasca
nikah.”
4. Sejak kapan anda mengikuti
KRJ?
“Ikut sejak tahun 2015”
5. Berapa kali anda mengikuti
kegiatan KRJ?
“saya ikut KRJ sudah beberapa kali
sih mbak, lupa.”
6. Kegiatan apa saja yang anda
ikuti dalam KRJ (Pra
nikah/Pasca nikah/ interpreneur/
dll)?
“Pra Nikah, dan Pasca Nikah,
Konseling juga saya pernah
beberapa kali, kalau I‟tikaf
Alhamdulilah kemarin ikut
meskipun gak full”
7. Bagaimana konsep keluarga
sakinah yang anda pahami dari
KRJ?
“Keluarga sakinah sebagaimana
dijelaskan dalam KRJ adalah
keluarga yang visioner/memiliki
visi misi keluarga serta
menginspirasi banyak orang”
8. Apa saja manfaat yang anda
dapatkan dari KRJ terkait
pembentukan keluarga sakinah?
Alhamdulilah, selama dua tahun ini
ikut kegiatan KRJ saya
mendapatkan manfaat berupa
pengetahuan seputar hal-hal yang
harus di lakukan untuk mencapai
keluarga sakinah, serta tips dan trik
menuju keluarga sakinah.”
9. Apakah anda sudah merasakan
keluarga anda menjadi keluarga
sakinah seperti konsep yang di
dapatkan dari KRJ?
“Alhamdulilah, saat ini sudah,
meskipun belum sempurna sih
mbak
3. Saudara TP
Wawancara dengan saudara TP dilakukan pada 12 Agustus 2017
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang anda ketahui tentang
KRJ?
“KRJ itu komunitas untuk belajar
dan mengaji
mbak, kususnya tentang hal-hal
yang urusanya berkaitan dengan
kehidupan berkeluarga. Tidak
hanya itu sih mbak, di KRJ juga
boleh konseling kok, jadi komplit
disana, dapat ilmu dan dapat
pencerahan seputar masalah kita”
2. Bagaimana posisi anda dalam
KRJ
(Angggota/pengurus/pengamat
dll)?
“Saya adalah anggota/Partisipant”
3. Apa alasan anda mengikuti
KRJ?
“Saya mengikuti KRJ atas saran
seorang teman saya mbak, saat itu
saya akan menikah dalam waktu
dekat, tapi rasanya kok kaya belum
siap secara mental dan ilmunya,
lalu teman saya menyaankan ikut
“Komunitas Rumah Jodoh”, ya
sudah saya ikut saja karena dia
adalah teman baik saya.
Alhamdulilah mendapat
manfaatnya mbak.”
4. Sejak kapan anda mengikuti
KRJ?
“Saya ikut di akhir tahun 2015
mbak.”
5. Berapa kali anda mengikuti
kegiatan KRJ?
“Sudah beberapa kali mbak, maaf
saya lupa.”
6. Kegiatan apa saja yang anda
ikuti dalam KRJ (Pra
nikah/Pasca nikah/ interpreneur/
dll)?
“Sudah pernah ikut semua mbak,
tapi memang tidak rutin.”
7. Bagaimana konsep keluarga
sakinah yang anda pahami dari
KRJ?
“keluarga sakinah yang saya
pahami sebelum mengenal KRJ
hanya sebatas keluarga yang
bahagia dan berkecukupan. Namun
setelah menjadi anggota KRJ, saya
memahami bahwa keluarga sakinah
tidak terbatas pada kebahagiaan
saja, namun harus memilki visi dan
misi keluarga yang bermuara pada
mencari Ridha Allah semata.
Mendidik pasangan dan anak-anak
agar senantiasa taat kepada Allah
sehingga tercipta ketenangan dalam
rumah tangga.”
8. Apa saja manfaat yang anda
dapatkan dari KRJ terkait
pembentukan keluarga sakinah?
“Alhamdulilah mbak, saya
mendapatkan ilmu tentang betapa
pentingnya menanamkan nilai-nilai
agama dalam kehidupan keluarga
sebagai salah satu cara
mewujudkan keluarga sakinah.
Ilmu-ilmu agama harus diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari baik
secara individu maupun ketika
bersama pasangan ataupun anak-
anak kelak.”
9. Apakah anda sudah merasakan
keluarga anda menjadi keluarga
sakinah seperti konsep yang di
dapatkan dari KRJ?
“Alhamdulilah mbak, sedang
berproses.”
4. Saudara YN
Wawancara dengan saudara YN dilakukan pada dilakukan pada 11
Agustus 2017.
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang anda ketahui tentang
KRJ?
“Sepemahaman saya KRJ adalah
komunitas untuk belajar ilmu-ilmu
kerumah tangga-an mbak.”
2. Bagaimana posisi anda dalam
KRJ
(Angggota/pengurus/pengamat
dll)?
“Saya sebagai anggota/partisipan.”
3. Apa alasan anda mengikuti
KRJ?
“Dulu ikut KRJ dapat informasi di
WA (WatsApp) mbak, kemudian
saya iseng ikutan saja karena
kebetulan masalah-masalah yang
dibahas sesuai dengan yang saya
alami. Waktu itu membahas tentang
manajemen konflik, Alhamdulilah
sih dapat manfaatnya, terus sampai
sekarang juga ketagihan ikut acara-
acaranya.”
4. Sejak kapan anda mengikuti
KRJ?
“Sudah lama sih mbak, kalua tidak
salah Saya ikut (KRJ) di tahun
2016 awal tahun.”
5. Berapa kali anda mengikuti
kegiatan KRJ?
“Alhamdulilah sudah beberapa kali
mbak.”
6. Kegiatan apa saja yang anda
ikuti dalam KRJ (Pra
nikah/Pasca nikah/ interpreneur/
dll)?
“Saya sering ikut kegiatan kelas
Pasca Nikah mbak, karna kan
sangat pas untuk yang sudah
berkeluarga, Kalau Konseling saya
pernah beberapa kali mbak.”
7. Bagaimana konsep keluarga
sakinah yang anda pahami dari
KRJ?
“Sejauh ini yang saya pahami
tentang keluarga sakinah adalah
keluarga yang patuh dengan aturan
Allah, kalem ketika ada masalah,
dan suasananya tenang.”
8. Apa saja manfaat yang anda
dapatkan dari KRJ terkait
pembentukan keluarga sakinah?
“Pada mulanya saya tidak begitu
memahami posisi saya sebagai istri
dalam rumah tangga. saya hanya
memahami bahwa kewajiban saya
adalah tunduk kepada suami dan
melayani suami. Dulu saya sering
cemburu pada mertua (ibu suami)
yang kadang lebih diutamakan
suami dari pada saya. Setelah
mengikuti dan menjadi anggota
KRJ pada tahun 2016 awal,
perlahan saya mulai memahami
hak-hak dan kewajibannya sebagai
istri termasuk menjaga harta dan
harga diri suaminya. Saya juga
memahami posisi sebagai istri tidak
boleh diutamakan dari pada seorang
ibu dari suami. Perlahan keluarga
saya yang terbilang masih berumur
muda mulai kondusif mbak.”
9. Apakah anda sudah merasakan
keluarga anda menjadi keluarga
sakinah?
“Alhamdulilah sudah.”
5. Saudara SN
Wawancara dengan saudara SN dilakukan pada 21 Agustus 2017.
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang anda ketahui tentang
KRJ?
“Setahu saya sih KRJ itu tempat
untuk belajar dan berbagi mbak,
Belajar tentang ilmu-ilmu keluarga
dan berbagi masalah kita.“
2. Bagaimana posisi anda dalam
KRJ
(Angggota/pengurus/pengamat
dll)?
“Saya adalah anggota, mbak”
3. Apa alasan anda mengikuti
KRJ?
“Pada awal-awal tahun pernikahan,
saya kerap mengalami masalah-
masalah dalam rumah tangga.
Karena saya menikah dalam usia
yang tergolong muda yakni 21 dan
suami 22. Terlebih lagi kami tidak
dibekali dengan ilmu berumah
tangga yang cukup serta memiliki
emosi yang belum stabil sehingga
4.masalah dalam rumah tangga
belum dapat teratasi dengan baik.
Pada tahun 2016 saya di beritahu
oleh sahabat saya untuk mengikuti
KRJ, awalnya saya ragu, tapi
akhirnya saya mantap untuk ikut
kegiatan KRJ dan menjadi anggota
KRJ sampai sekarang, mbak.”
4. Sejak kapan anda mengikuti
KRJ?
“Sekitar tahun 2016 mbak”
5. Berapa kali anda mengikuti
kegiatan KRJ?
“Banyak sih mbak, tapi terus terang
saya lebih sering konseling.”
6. Kegiatan apa saja yang anda
ikuti dalam KRJ (Pra
nikah/Pasca nikah/ interpreneur/
dll)?
“Saya sering ikut konseling mbak
dari pada kelas kelas yang lainya.”
7. Bagaimana konsep keluarga
sakinah yang anda pahami dari
KRJ?
“Keluarga yang harmonis mbak,
yang dilandasi dengan ilmu agama,
taat kepada Allah dan Rasul.”
8. Apa saja manfaat yang anda
dapatkan dari KRJ terkait
pembentukan keluarga sakinah?
“Semenjak mengikuti KRJ
Alhamdulilah menjadi pribadi yang
lebih baik, kalem dalam menangani
setiap masalah yang timbul dalam
rumah tangganya. Alhamdulilah
saya juga pernah ikut kegiatan KRJ
mbak.”
9. Apakah anda sudah merasakan
keluarga anda menjadi keluarga
sakinah seperti konsep yang di
dapatkan dari KRJ?
“Sedang berusaha mbak”
6. Saudara RZ
Wawancara dengan saudaera RZ di lakukan pada 21 Agustus 2017.
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang anda ketahui tentang
KRJ?
“KRJ adalah “Komunitas Rumah
Jodoh” mbak, sebuah komunitas
untuk membantu orang-orang
dalam menangani berbagai masalah
rumah tangga. Setau saya juga ada
kelas Pra Nikah yang tujuannya
untuk memberikan ilmu kepada
orang-orang yang masih lajang
mbak.”
2. Bagaimana posisi anda dalam
KRJ
(Angggota/pengurus/pengamat
dll)?
“Saya sebagai anggota mbak.”
3. Apa alasan anda mengikuti
KRJ?
“Dulu saya mengenal KRJdari
teman mbak, karena yang namanya
berumah tangga pasti ada masalah,
bahkan sering, jadi saya merasa
membutuhkan teman untuk
menceritakan masalah aya
sekaligus dapat di ajak bertukar
pikiran. Alhamdulilah tahu tentang
KRJ bisa berbagi masalah dan
banyak belajar tentang kehidupan
berkeluarga mbak.”
4. Sejak kapan anda mengikuti
KRJ?
“Kira-kira tahun 2016 mbak.”
5. Berapa kali anda mengikuti
kegiatan KRJ?
“Sebenarnya saya jarang ikut mbak,
seringnya sih konseling. Tapi
beberapa kali pernah ikut kelas
Pasca Nikah mbak.”
6. Kegiatan apa saja yang anda
ikuti dalam KRJ (Pra
nikah/Pasca nikah/ interpreneur/
dll)?
“Beberapa kali saya ikut konseling
dan pasca nikah mbak”
7. Bagaimana konsep keluarga
sakinah yang anda pahami dari
KRJ?
“keluarga sakinah sebagai salah
satu tujuan berumah tangga dapat
digapai dengan usaha bersama baik
dirinya maupun pasanganya.
Keluarga sakinah mampu terwujud
salah satunya dengan kepandaian
menghadapi permasalahn yang ada
sehingga rumah tangga tetap tenang
dan damai seperti sedia kala.”
8. Apa saja manfaat yang anda
dapatkan dari KRJ terkait
pembentukan keluarga sakinah?
“Alhamdulilah beberapa kali
melakukan konseling baik via
Online maupun offline. Semenjak
itu saya menjadi tahu apa yang
harus dilakukanya ketika masalah
keluarga muncul. Saya juga
menjadi sosok yang lebih kalem
dan sigap dalam masalah.”
9. Apakah anda sudah merasakan
keluarga anda menjadi keluarga
sakinah seperti konsep yang di
dapatkan dari KRJ?
“Belum mbak, masih proses.”
FOTO-FOTO KEGIATAN
kegiatan Pre Wedding Class, materi : Kesehatan Reproduksi
Kegiatan Pasca Wedding Class, materi: Manajemen Konflik Rumah Tangga
Kegiatan Pre Wedding School, materi : Pacaran vs Taaruf
Kegiatan Launching “Komunitas Rumah Jodoh”
Kegiatan Pre Wedding Class materi Urgensi Menikah
PROFIL PENULIS
Nama : Nur Fitria Primastuti
TTL : Kabupaten Semarang, 5 Pebruari 1996
Alamat : Dsn. Pongangan Ds. Samirono RT 01/01
Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang
Riwayat Pendidikan :1. TKIT Izzatul Islam Getasan
2. SD Negeri Samirono
3. SMPIT Nurul Islam Tengaran
4. SMA Negeri 2 Salatiga
5. IAIN Salatiga Jrs. Hukum Keluarga Islam Fklt.
Syari‟ah Th Angkatan 2013
Riwayat Organisai : 1. PMII kota Salatiga
2. LDK Fathir Ar-Rasyid IAIN Salatiga
3. Dewan mahasiswa Fakultas Syari‟ah IAIN
Salatiga
No. HP : 085747427713
Email : nurfitriaprimastuti@gmail.com
Motto Hidup : Sungguh Sholatku, ibadahku, hidup dan matiku
hanya untuk Allah Ta‟ala