Post on 27-Nov-2015
description
THROUBLE SHOOTING SISTEM STARTER, PENGISIAN DAN
PENGAPIAN ELEKTRONIK
ARTIKEL
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Pengisian Dan Starter
yang dibina oleh Bpk. Syamsul
Oleh
Dadang Fransisca Kurniawan
1105132428016
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
Mei 2013
Pemeriksaan MOTOR STARTER Kendaraan
Motor starter merupakan bagian yang sangat penting dari kendaraan, jika terjadi
kerusakan kita akan dibuat kerepotan olehnya. Agar kita tahu letak kerusakan juga
nggak dikibulin oleh bengkel "nakal" maka perlu sekali kita tau cara pemeriksaan
motor starter.pemeriksaan motor starter meliputi :
Pemeriksaan system starter
1. Pemeriksaan Komutator, meliputi :
a. Pemeriksaan kebersihan dari komutator jika kotor bersihkan dengan
amplas ukuran # 400
b. Run Out
jika keolengan melebihi 0,05 mm ratakan dengan mesin bubut
c. Kedalaman alur
jika kedalaman alur kurang dari 0,2 mm perbaiki dengan mata gergaji
2. Armature coil, meliputi :
a. Kontinuitas kumparan
kondisi baik bila ada kontinuitas antar ujung kumparan
b. Ground test
kondisi baik bila tidak ada kontinuitas
3. Field coil, meliputi :
a. Periksa kontinuitas srikuit field coil
kondisi baik bila ada kontinuitas antar ujung kumparan
b. Ground test, baik bila tidak ada kontinuitas
4. Sikat, meliputi :
bila panjang sikat kurang dari 8,0 mm maka sikat harus diganti
5. Pemegang sikat
pastikan pemegang sikat (+) dengan (-) tidak ada kontinuitas
6. Magnetic switch
a. Kembalinya plunyer
kondisi baik bila plunyer ditekan segera kembali
b. Pull in coil test
periksa hubungan antara terminal 50 dengan C.kondisi baik bila ada
kontinuitas.
c. Hold in coil test
periksa hubungan antara terminal 50 dan body. jika ada kontinuitas
berarti Baik
7. Pemeriksaan Tanpa beban
Jika pemeriksaan awal dari 1 sampai 6 telah dilakukan maka langkah
selanjutnya adalah melakukan uji tanpa beban. maksudnya disini adalah pemeriksaan
motor starter tanpa dipasang pada kendaraan. adapun pemeriksaan ini dilakukan
dengan :
a. menghubungan terminal negatif baterai dengan body motor starter
b. Menghubungkan terminal positif baterai dengan terminal 30 motor
starter (biasanya baut terminal 30 lebih panjang dibanding dengan baut
terminal C)
c. Sebagai gantinya kunci kontak maka hubungkan terminal 30 dengan
terminal 50.
d. Ketika terminal 30 dihubungkan dengan terminal 50 maka pada
plunyer akan terlempar dilanjutkan dengan berputar.
Apabila kondisi ini kita jumpai pada saat pemeriksaan akhir motor starter maka
dapat disimpulkan motor starter dalam kondisi baik.
Kerusakan Starter Motor dan Solusinya :
1. Jika Motor Starter tidak bertenaga ( ngek..ngek.), penyebab yang paling sering
adalah arus yang mengalir ke motor starter kecil sehingga tidak kuat memutar
motor starter, solusinya periksa kabel atau terminal aki ke starter atau
kebalikannya, bisa juga karena arus aki udah lemah, periksa tegangan aki.
2. Motor starter bersuara , penyebab paling umum adalah roda gigi kecil
( bendix) pada motor starter yang memutar flywheel pada mesin distart udah
aus atau rusak, solusi ganti bendix dengan yang baru.
3. Jika Motor Starter tidak mau distart ( bunyi tek..tek..), penyebab paling umun
adalah arus switch (solenoid) starter yang sudah lemah, dan bisa juga dari
strum kunci kontak yang sudah lemah arusnya, bisa ditambah relay untuk
memperbesar arusnya.
Throuble Shooting
Motor starter tidak berputar. Periksa magnetik starter, jika magnetik starter:
1. Tidak berbunyi ‘klik’ maka :
- Periksa kondisi sambungan kabel magnetic stater dan kabel massa
- Jika keduanya dalam kondisi tidak baik, maka terjadi kerusakan pada
magnetic stater atau terjadi hubung singkat pada wire hearness
- Jika kerja magnetic stater dalam kondisi normal, maka ada
kemungkinan sambungan pada konektor kurang baik.
2. Berbunyi ‘klik’ maka:
- Periksa hubungan kabel positif motor stater dengan accu
- Jika motor stater berputar, maka terjadi kerusakan pada magnetic
stater atau hubungan kabel kurang baik.
- Jika motor stater tidak berputar, maka telah terjadi kerusakan pada
motor stater
Motor Starter Macet
Kemacetan pada motor starter bisa mulai dari ringan sampai berat. Namun
yang umum pada mobil tua adalah gigi starter terkait macet terhadap Ring Gear (Fly
Wheel/ roda gendeng). Untuk mengatasi hal tersebut, gigi transisi pada posisi 2 atau
3, tidak menginjak kopling, kontak pada posisi off dan kemudian mobil di goyang-
goyang. Diharapkan dengan gerakan tersebut gigi yang macet bisa terasi. Sekarang
mesin bisa dihidupkan.
Starter Macet
Bila semua komponen ini normal-normal saja, jangan lupa untuk memeriksa
kabel-kabel pada sistem starter. Bisa jadi, alat yang berfungsi menghantarkan listrik
ini sudah mulai rapuh. Kabel yang rapuh akan mempunyai nilai tahanan berbeda.
Akibat selanjutnya, aliran listrik ke motor starter terhambat. Otomatis, motor starter
tidak bereaksi ketika kunci kontak dibolak-balik berkali-kali.
Kerapuhan sangat mungkin terjadi mengingat kabel-kabel ini berada di ruang
mesin yang sering panas. Karenanya, kasus kabel-kabel rapuh ini umumnya terjadi
pada kendaraan berusia 5 tahun ke atas.
Cara Menangani
Siapkan kabel dan relay.
Lepas Terminal 50 motor starter dan hubungkan ke Terminal 85 relay.
Hubungkan Terminal 86 relay ke massa.
Hubungkan Terminal 30 relay dengan (+) aki.
Hubungkan Terminal 87 relay dengan Terminal 50 motor starter
Secara teknis, tambahan relay ini mampu mengatasi susah starter karena: arus
listrik yang mengalir akan jauh lebih besar. Arus listrik yang keluar dari aki langsung
menuju magnetic clutch. Karena arus yang besar itu, medan magnet yang dihasilkan
oleh magnetic clutch semakin besar. Medan magnet yang besar itu yang
memungkinkan motor starter bereaksi.
Throuble Shooting Pada Sistem Pengisian
Pemeriksaan Tegangan (voltage) pengisian
1) Hidupkan mesin sampai mencapai suhu kerja normal.
2) Ukur tegangan baterai menggunakan multimeter (skala voltmeter) seperti pada
gambar di bawah:
Standar tegangan pengisian pada putaran 5.000 rpm:
13,0 – 16, 0 V (Suzuki)
14,0 – 15,0 V (Honda)
14,5 V (Yamaha)
3) Baterai dalam keadaan normal jika tegangan yang diukur sesuai standar.
Catatan:
a) Jangan memutuskan hubungan baterau kabel manapun juga pada sistem
pengisian tanpa mematikan kunci kontak terlebih dahulu karena bisa merusak alat uji
dan komponen listrik.
b) Pastikan baterai berada dalam kondisi baik sebelum melakukan pemeriksaan
sistem pengisian.
b. Pemeriksaan Kebocoran Arus
1) Matikan kunci kontak (putar ke posisi OFF) lalu lepaskan kabel negatif dari
terminal baterai.
2) Hubungkan jarum positif (+) ampermeter ke kabel negatif baterai (massa) dan
jarum negatif (-) ke terminal negatif baterai seperti gambar di bawah: Standar
kebocoran arus : maksimum 1 A
3) Jika kebocoran arus melebihi standar yang ditentukan, kemungkinan terjadi
korslet pada rangkaian sistem pengisian. Periksa dengan melepas satu persatu
sambungansambungan pada rangkaian sistem pengisian sampai jarum penunjuk
ampermeter tidak bergerak.
c. Pemeriksaan Kumparan Generator (Alternator)
1) Periksa (ukur) dengan menggunakan multimeter (skala ohmmeter) tahanan
koil/kumparan pengisian (charging coil) dengan massa
Standar tahanan kumparan pengisian (pada suhu 200C):
0,2 – 1,5 ohm () untuk Honda Astrea
0,3 – 1,1 (Honda Supra PGM-FI)
0,6 – 1,2 (Suzuki Shogun)
0,32 – 0,48 (Yamaha Vega)
2) Jika hasil pengukuran terlalu jauh dari standar yang ditentukan, ganti
kumparan stator alternator (koil pengisian).
Catatan:
a) Warna kabel koil pengisian setiap merek sepeda motor berbeda, lihat buku
manual yang bersangkutan untuk lebih jelasnya.
b) Pengukuran tahanan tersebut bisa dilakukan dengan kumparan stator dalam
keadaan terpasang.
Gangguan-gangguan yang sering terjadi pada sistem pengisian dan cara mengatasinya
adalah sebagai berikut.
1.Operasi lampu charge tidak normal
2. Baterai lemah (kosong)
Masalah ini terjadi bila alternator tidak dapat membangkitkan arus yang cukup untuk
pengisian baterai. Akibatnya mesin tidak dapat distart dengan motor starter dan
lampu-lampu menyala tidak terang. Akan tetapi karena alternator nasih dapat
mambangkitkan arus sedikit maka lampu charge akan mati setelah mesin hidup.
3. Pengisian Baterai Berlebihan
Pengisian yang berlebihan ditandai dengan baterai yang terlalu cepat perlu
ditambahkan elektrolitnya. Juga cahaya lampu besar yang berubah-ubah mengikuti
Rpm mesin. Masalah ini disebabkan oleh tegangan standar regulator (output
alternator). Bila output alternator melebihi spesifikasi, pengisian baterai akan terlalu
tinggi ini menyebabkan beterai panas dan elektrolit cepat habis. Selanjutnya bila
putaran mesin terlalu tinggi akan mengalir arus yang berlebihan kelampu besar dan
menyababkan lampu bersinar semakin terang. Bila arus ke lampu kepala terlalu
tinggi, pada akhirnya lampu akan mati. Troubleshooting pada kasus ini memerlukan
pengukuran pada tegangan output alternator dan memeriksa/menyetel regulator.
4. Suara tidak normal
Suara-suara tidak normal sering terdapat pada alternator, ada dua jelis suara yang
berlainan dan harus dipastikan sebelum melakukan perbaikan yaitu :
a. Suara mekanisme yang disebabkan drive belt slip pada puli alternator atau bearing
yang sudah rusak.
b. Suara resonansi magnet, ini mungkin disebabkan oleh adanya short pada stator coil
atau dioda yang rusak. Bila terjadi resonansi magnet akan sering terjadi radio static
seirama dengan putaran mesin.
Selain masalan yang disebabkan oleh longgarnya drive belt, perlu dilakukan
pembongkaran alternator dan memeriksa bagian-bagiannya serta memperbaikinya
bila dibutuhkan.
Throuble Shooting Sistem Pengapian Elektronik
Berbagai permasalahan dapat ditemukan dalam sistem pengapian, oleh karena
itu penyelesaian masalah perlu dilakukan dengan prosedur dan keselamatan kerja
yang memadai. Pemeriksaan dapat dilakukan mulai dari pemeriksaan sumber
tegangan pada sistem apakah sudah memenuhi sarat untuk bekerjanya sistem. Sumber
tegangan yang terlalu redah pada sistem menyebabkan induksi tegangan tinggi pada
koil tidak mampu memercikkan api pada busi. Apabila sumber tegangan telah
memenuhi sarat untuk bekerjanya sistem (11 sampai 13 Volt), maka pemeriksaan
pada sensor perlu dilakukukan terlebih dahulu, mengingat dari sensorlah informasi
yang akan diolah oleh ECU.
1. Memeriksa sinyal pengirim induktif
a. Pemeriksaan secara visual
Gambar Pemeriksaan celah udara
Periksa jarak celah udara antara rotor sinyal dan stator secara visual atau
dengan fuler (lihat spesifikasi). Celah udara harus merata pada setiap putaran. •
Periksa kekuatan magnit dengan cara memutar poros distributor dengan tangan,
ketika rotor mendekati dan menjauhi stator terasa ada tahanan magnet.
b. Pemeriksaan dengan Ohm-meter
Sensor induktif dapat diperiksa dengan cara melakukan pengukuran tahanan antara
kedua terminal kumparannya menggunakan Ohm meter, tahanan sekitar 500-1200 Ω
(lihat spesifikasi).
Gambar Pemeriksaan dengan ohm meter
Dapat juga dengan mengukur tegangan induksiantarake dua terminal
menggunakan Volt meter pada skala ukur terendah, kemudian putarkan poros
sehingga rotor mendekati dan menjauhi stator, pada saat itu jarum avometer
bergoyang apabila kumparan baik
2.Memeriksa pengirim sinyal hall
Pemeriksaan sensor hall dengan memberi tegangan pada kabel merah +12 volt
dan kabel hitam ground, sementara pada kabel hijau diukur dengan volt meter,
pada saat sudut didalam celah udara maka semestinya terukur tegangan sinyal,
sebaliknya saat sudu tidak berada dalam celah udara tegangan hilang.
kabel merah = 8h = +kabel hijau = 7 = 0Kabel hitam = 31d= - Gambar 10.50 Pemeriksaan sensor hall
3. Menguji/ memeriksa Koil
Koil sistem pengapian pada dasarnya dapat dibedakan dalam 2 kelompok:
Koil terpisah dengan igniter
Koil dan igniter terangkai jadi satu
Untuk kebanyakan koil terpisah dengan igniter kebanyakan buku manual
menunjukan cara pengukuran tahanan kumparan primer dan sekundernya dengan ohm
meter. Namun pengukuran tahanan tidak menjamin koil dapat bekerja memercikan
Bunga api dengan kuat. Sering terjadi kerusakan koil terjadi karena kebocoran
loncatan induksi di dalam bodi koil itu sendiri.
Gambar Pemeriksaan koil ganda tanpa igniter
Pada koil tanpa igniter pengetesan dengan merangkaikan sebuah igniter seperti
pada gambar diatas, kemudian pada basis igniter diberikan sinyal pemicu dengan
frekwensi 10 Hz sampai 100 Hz agar igniter menghubung dan memutuskan
terminal1koil ke ground. Koil yang baik akan menghasilkan induksi pada kabel
yang dipasang pada terminal tegangan tinggi dengan celah lebih besar dari 1 cm.
Gambar Pemeriksaan koil dengan igniter
Pada koil dengan igniter pengetesan dengan sinyal pemicu berfrekwensi 10 Hz
sampai 100 Hz pada basis igniter sehingga igniter menghubung dan memutuskan
terminal koil ke ground. Koil yang baik akan menghasilkan induksi pada kabel
yang dipasang pada terminal tegangan tinggi dengan celah lebih besar dari 1 cm.
4. Memeriksa ECU system TCI-I dan TCI-H
Sebelum melakukan pengujian pada ECU perhatikan keselamatan kerja,
jauhkan dari bahan yang mudah terbakar dan hati-hati dengan induksi tegangan
tinggi. Pengujian ECU dapat dilakukan dengan dirangkai pada sistem lengkap
kecuali konektor sensor yang dilepas.
Tegangan baterai harus cukup (11 volt sampai 13 volt), tegangan ini harus
ada pada ECU dan sebelumnya koil harus dalam keadaan baik. Pengujian ECU
dengan cara memberikan simulasi sinyal yang sesuai pada terminal sinyal
menuju ECU tersebut.
Pada ECU pengapian TCI-I terminal sinyal berada antara terminal 3 dan 7,
terminal ini yang berhubungan dengan sensor induktif. Antara terminal 3 dan 7
menuju ECU dipasang baterai 1,5 volt dan dilengkapi dengan sebuah saklar sesuai
gambar 10.41
Pada saat saklar di ON dan OFF kan berulang, semestinya pada koil timbul
induksi tegangan tinggi, apabila tidak berarti ECU rusak.
Gambar Pemeriksaan ECU TCI-I
Pada ECU pengapianTCI-H, ECU semestinya mengeluarkan tegangan menuju sensor
(IC hall) melalui terminal 6 sebagai terminal + sensor dan terminal 3sebagai
terminal – sensor, sehingga pemeriksaan tegangan keluaran dari ECU dapat dilakukan
dengan Volt meter digital (Gambar 10.42). Besar tegangan terukursekitar 8 volt
sampai 10 volt, cocokkanlah dengan spesifikasi buku manual. Apabila tegangan
keluar ada harus dilakukan pengetesan lanjut. ECU pengapian TCI-H akan bekerja
menghubung dan memutus arus primer koil jika kaki 5 sebagai terminal masukan
sinyal dari sensor saat mendapat tegangan dari sinyal dan hilang. Pengujian dengan
memasangkan kabel pada terminal 5 ECU dan dihubung putuskan terhadap ground
(Gambar 10.43). ECU yang bagus akan memicu koil meloncatkan bunga api.
Gambar Pengukuran tegangan sumber sensor hall
Gambar Pengetesan fungsi ECU TCI-H
DAFTAR PUSTAKA
Agus, 2011, Makalah Motor Starter, (online), (contoh-kti.info/makalah/motor
starter.html), diakses 19 februari 2013.
Anonim . 1995 new step 1 traning manual. Jakarta, PT. Toyota astra motor
Hendri, 2011, Cara Perbaikan Starter, (online), (shoving.com/artikel/perbaikan
system starter/.html, di akses 19 februari 2013.
Sahril, 2011, Lanjutan Dari Materi Sistem Starter 25,
(sahriloto.blogspot.com/Makalah motor starter.html), diakses 19 februaru 2013
Salamullah, 2011, Makalah Motor Starter, (landakmaju.blogspot.com/makalah motor
starter.html), diakses 19 februari 2013.
Wardan Suyanto, 1989, Teori Motor Bensin. Jakarta depdikbud: dirjen Dikti, proyek
pengembangan LPTK
Hakim, 2012, Laporan Praktik Kerja Lapangan Di Bengkel Bm "Bintang Mas" Sistem
Rem Tromol Hidrolik, (online), (bayurochmanh.blogspot.com/2012/02/laporan-di-
bengkel-sistem-di-nama-kelas.html), di akses 22 mei 2013.