TERAPI FISIATRIK

Post on 15-Jan-2016

126 views 5 download

description

TERAPI FISIATRIK. Oleh : Dr. Siti Maryani, Sp. KFR. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of TERAPI FISIATRIK

Oleh : Dr. Siti Maryani, Sp. KFR

Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi ( Physical Medicine and Rehabilitation) atau Ilmu kedokteran Fisik (Physiatry) secara formal diakui sebagai salah satu disiplin ilmu kedokteran spesialis pada tahun 1947 di AS, ditandai dengan dibentuknya The American Board of Physical Medicine and Rehabilitation.

TERMINOLOGI

Untuk disiplin IKFR secara internasional dikenal 3 nama :

1. Physiatry, atau Ilmu Kedokteran Fisik, adalah nama pertama yang dikenal.

Dokter spesialisnya disebut physiatrist.

2. Physical Medicine and Rehabilitation (PMR) atau Ilmu Kedokteran Fisik dan

Rehabilitasi (IKFR) adalah istilah yang lebih populer, merupakan

perkembangan dari terminologi fisiatri mencakup bidang rehabilitasi medik

fisik.

3. Rehabilitation Medicine atau Ilmu kedokteran Rehabilitasi, kadang-kadang

disebut Ilmu Rehabilitasi Medik.

RUANG LINGKUP TERAPI FISIATRIK

Terapi fisiatrik menyangkut :

1. Fisioterapi (physiotherapy = physical therapy)

2. Okupasional terapi (occupational therapy)

3. Terapi wicara (speech therapy)

4. Ortotik-prostetik (orthotics-prosthetics)

TERAPI FISIKMeliputi :

1. Terapi panas

2. Terapi dingin

3. Masase

4. Traksi leher dan pinggang/pelvis

5. Stimulasi listrik

6. Penjaruman/ terapi fisik dengan suntikan

7. Hidroterapi

8. Terapi latihan

9. Actinotherapy

10.Strapping and bandaging

TERAPI PANASBerdasrkan penetrasi :

1. Terapi panas superfisial : sampai kutis dan subkutis

alat yang dipakai :

- lampu infra red

- kompres air panas

- uap panas

- parafin

- heated pad mandi air panas (kombinasi dengan hidroterapi )

2. Terapi panas dalam (deep heating, diathermy) : sampai ke dalam, ke otot dan

tulang

alat yang dipakai :

- USD (ultrasound diathermy)

- SWD (short wave diathermy)

- MWD (micro wave diathermy)

Indikasi Terapi Panas1. Efek analgesik

- neuralgia

- sprain/ strain

- articular problem

- spasma otot

- nyeri otot

- trigger point syndrome

2. Efek anti inflamasi

3. Efek relaksasi -> spasme otot

4. Efek sedatif

5. Meningkatkan suhu jaringan

6. Vasodilatosi -> peningkatan blood flow

Kontra-indikasi Terapi Panas1. Radang akut

2. Trauma akut, sampai lenyapnya reaksi akut , biasanya setelah 72 jam.

3. Gangguan vaskular : obstruksi vena, insufisiensi arterial / iskhemia

4. Hemorrhagic diathesis / gangguan koagulasi

5. Malignancy

6. PJK (Penyakit jantung Koroner) – tidak absolut

7. Gangguan sensasi – tidak absolut

8. Bayi dan orang yang sangat tua - tidak absolut

Pemanasan Superfisial

Dry Heat (panas kering) :

- lampu biasa

- lampu infra red

- botol air panas

- bantal pemanas listrik (heating pad-listrik)

Moist Heat (panas basah)

- air hangat (104-107F)

- hydrocollator pack/ HCP

- uap air panas/ steambath

- paraffin wax bath

Lampu Infra Red

Lampu infra red banyak dipakai. Jika memberi terapi pada muka, tutup mata dengan

kapas atau kain kasa yang tebal dan basah. Jika ada lensa kontak, harus dilepas dulu.

Jika terapi daerah bahu, lindungi telinga dan mata. Pada bekas luka yang baru, perlu

dilindungi pula dengan kapas atsu kain basah. Jangan ada barang metal atau

perhiasan pada daerah terapi untuk mencegah panas yang dapat membakar kulit.

Beri tahu penderita bahwa yang dirasa hanya hangat yaqng nyaman, bukan panas.

Jika terasa panas, segera perlebar jarak. Jarak antara lampu dan kulit sekitar 45-50

cm. Lama sekali terapi 20-30 mnt.

Parafin CairSering digunakan untuk pemakaina di rumah penderita. Cairan dihasilkan dari campuran

paraffin (wax) 6 atau 7 bagian , mineral oil 1 bagian, kemudian dipanaskan sampai cair ( titik

cair 126F/ 51 C)

Parafin cair 55C tidak menyebabkan luka bakar dan rasa sakit . Air panas batas toleransi

manusia adalah 42-45C. Hal ini terjadi karena specific heat parafin adalah setengah dari air.

Teknik pemakaian yang umum adalah paraffin dip yaitu mencelupkan bagian tubuh yang

diterapi ke cairan parafin. Misalnya yang diterapi adalah tangan, tangan tersebut dicelupkan

ke cairan parafin beberapa detik, kemudian angkat keluar, biarkan kering ( biasanya 5 detik

atau kurang) lalu tangan tersebut dicelupkan lagi, angkat lagi dan seterusnya sampai 6-12

kali, kemudian bungkus dengan handuk dan biarkan selama 20-30 menit.

Terapi panas superfisial umumnya memerlukan waktu sekitar 20-30 menit untuk sekali

terapi, sehari dapat 2 atau 3 kali. Di klinik rehab medik, umumnya untuk mendahului

manipulasi selanjutnya, agar rasa nyeri berkurang, fleksibilitas jaringan ikat bertambah dan

jika ada spasme otot, spasmenya berkurang.

Deep Heating

1. Ultrasound Diathermy (USD)

Konversi energi suara frekuensi tinggi (Vibrasi mekanik 0,7 – 1 megacycle

perdetik) panas dengan penetrasi dalam (3-5 cm).

Keuntungan lain USD:

- punya efek masase

- dapat dikombinasi dengan tujuan memasukkan bahan kimia untuk terapi

melalui kulit (hidrokortison, salisilat, dan lokal anastesi). Hal ini disebut

phonophoresis.

2. Short wave diathermy (SWD)

merupakan gelombang pendek dengan frekuensi radio yang ultra tinggi.

gelombangnya sepanjang 3-30 m, frekuensi 10-100 megacycle/ detik,

dengan dalam penetrasi 1-2 cm.

Dosis yang fixed tidak ada, tergantung penerimaan pasien, kontra indikasi

untuk kehamilan, metallic implants dan pacemaker jantung.

3. Microwave Diathermy (MWD)

Konversi energi radiasi elektromagnetik (gelombang radar) menjadi panas. Untuk

pemakaian klinik, frekuensinya 2.456 dan 915 MHz. Penetrasi berbeda antara 2.456

MHz (kurang dari SWD) dengan frekuensi 915 MHz (lebih dari SWD). Kontra indikasi

untuk daerah mata, kantongan cairan dan metallic implants. Seperti SWD, dosis fixed

tidak aada.

Meskipun dosis yang fixed untuk SWD dan MWD tidak ada, biasanya ada petunjuk

umum pada masing-masing brosur alat untuk dosisnya (intensitas dan lama terapi

untuk masing-masing kondisi penyakit).

Komplikasi Terapi Panas1. Luka bakar ( hati-hati untuk penderita dengan gangguan sensasi (DM)

2. Katark mata (untuk MWD)

3. Nekrosis jaringan (USD)

4. Kerusakan jaringan sekitar metal (luka bakar) yang ada pada tubuh (untuk

SWD dan MWD)

5. Iskemia kordis

6. Dehidrasi

Penderita DM harus hati-hati, karena mungkin terdapat iskemia dan

gangguan sensasi. Jika ingin memberikan terapi panas, jangan diberikan

langsung pada lokasi, tetapi lebih proksimal, untuk mencegah “stealing

effect” (teknik reflex heating)

Terapi DinginIndikasi terapi dingin :

1. Trauma akut : menyetop pendarahan, mencegah pembengkakan,

mengurangi rasa sakit.

2. Rheumatoid Arthritis dan semua artritis akut (adda panas lokal dan

pembengkakan)

3. Spasme otot dan spastisitas.

4. Myofascial pain syndromes (Myofascial Trigger Point Syndromes = MTPS)

terutama dalam bentuk spray.

5. Luka bakar, sebagai pertolongan pertama pada luka bakar derajat II, untuk

mencegah kerusakan jaringan dan menghilangkan nyeri.

Teknik pemberian :

1. Masase es (cukup 5 menit) -> dapat diberikan 3x sehari

2. Kompres es (20 menit) -> dapat diberikan 3x sehari

3. Imersi : cooling sprays, misalnya chloraethyl spray

Pada trauma akut, dikenal slogan RICE :

R : rest

I : icing

C : compression

E : elevation

Kontra indikasi terapi dingin :

1. Gangguan vaskular : Raynaud phenomena, iskemik lokal

dan stasis.

2. Alergi terhadap dingin.

MASASE

Masase merupakan jenis terapi fisik paling kuno. Pada indikasi

yang tepat dan dengan teknik yang tepat, hasil terapeutiknya

sangat nyata. Masase tidak dapat diterjemahkan sebagai pijat atau

urut, karena yang terkandung dalam istilah masase, selain pijat

(kneading) dan urut (stroking) juga ada yang lain seperti perkusi

(dengan variasinya), friksi/ tekanan dan vibrasi.

Traksi Leher dan Pinggang/ Pelvis

Pengobatan traksi leher (cervical traction) dan traksi pinggang/

pelvis (lumbal/ pelvic traction) sangat dikenal di dunia kedokteran.

Traksi leher dapat dilakukan secara manual atau dengan alat

traksi, tetapi untuk lumbal hanya dapat dilakukan dengan alat, hal

ini karena pada daerah lumbal otot-ototnya lebih kuat. Beban

traksi pada leher biasanya sekitar 5-10 kg.

Manual Cervical Traction

Manual cervical traction adalah traksi leher yang tidak

menggunakan alat traksi listrik (non-motorized cervical traction)

tetapi hanya menggunakan sling dan sistem pulley (katrol) yang

digerakkan secara manual.

Indikasi traksi servikal :

1. Cervical Root Syndromes (CRS), yaitu keadaan dimana terdapat

iritasi akar saraf leher.

2. Nyeri leher di luar CRS, umunya karena nyeri dan spsme otot.

Kontra indikasi traksi leher ::

1. Infeksi spinal : tbc, osteomielitis

2. Adanya kompresi mielum

3. Malignansi di daerah servikal

4. Osteoporosis

5. Hipertensi maligna dan PJK

6. Orang tua yang sangat lemah

7. Kehamilan

8. Rheumatoid arthritis servikal

Traksi Pinggang / Pelvis

Dibandingkan dengan traksi leher, traksi pelvis kegunaannnya lebih banyak

diperdebatkan. Ynag perlu diperhatikan selama terapi traksi ini, tidak boleh

terjadi penambahan lordose lumbal. Untuk itu kedua sendi lutut dan paha

harus dalam keadaan fleksi.

Untuk mengurangi lordose, ada yang menganjurkan kedua tungkai

dinaikka, dapat dengan memakai slings/ gantungan atau dengan memberi

meja kecil dengan permukaan lunak atau tumpukan bantal. Pelvic belt-nya

juga dapat mempengaruhi, dimana bentuk single strap, berupa posterior

strap, dianggap paling ideal.

Indikasi traksi pinggang/ pelvis :

- Nyeri punggung bawah (NPB) baik karena strains (dari otot

dan tendon), sprains (dari ligamen), spasme otot, atau

karena diskogenik misalnya HNP yang perlu perawatan

konservatif.

- Kontra indikasi praktis sama dengan kontra indikasi leher,

kecuali kehamilan menjadi kontraindikasi absolut

Stimulasi ListrikTujuan stimulasi listrik dapat dibagi atas :

1.Menimbulkan kontraksi otot

2. Menghilangkan nyeri dan spasme otot

3. Untuk latihan : myofeedback

4. Dalam program : iontophoresis

5. Elektrodiagnosa

Ada 3 tipe arus listrik (current) yang

digunakan :

1.Direct current galvanism

2.Sinusoidal current

3.Alternating current faradism

GALVANISM

Terapi galvanik digunakan untuk :

1. Stimulasi otot sehingga timbul kontraksi otot, dengan tujuan

penguatan atau mempertahankan kekuatan otot.

2. Iontophoresis aatau ionisasi yaitu memasukkan bahan obat

secara lokal melalui kulit.

3. Medical galvanism atau anodal galvanism, bertujuan

menghilangkan nyeri dan mengurangi pembengkakan

jaringan.

Sinusoidal Current

Merupakan alternating current dengan gelombang

halus 60 cycle. Dalam bentuk ini, stimulasi tidak

begitu terasa sakit. Digunakan untuk stimulasi

otot untuk penguatan atau pencegahan atrofi

atau untuk menghilangkan nyeri dan spasme otot.

FARADISM

Digunakan untuk :

1.Stimulasi otot

2.Elektrodiagnosa

3.Subtonal faradism

TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation)

TENS sudah cukup populer baik di kalangan dokter maupun

masyarakat, sebagai alat stimulasi listrik untuk

menghilangkan nyeri (analgesia). Diindikasikan untuk nyeri

akut (trauma, inflamasi) dan nyeri kronis (untuk segala

kondisi). Dan akhir-akhir ini mulai banyak digunakan

sebagai bagian terapi paliatif kanker.

Kontra indikasi Stimulasi Listrik1. Penderita dengan cardiac pacemaker

2. Penderita penyakit jantung koroner

3. Daerah dada di depan jantung

4. Daerah sekitar uterus wanita hamil

5. Daerah kulit baru

6. Luka terbuka atau abrasi

7. Daerah sekitar fraktur yang baru atau nonunion farcture jika

stimulasi menimbulkan konstraksi otot

MYOFEEDBACK

1.Re-edukasi otot

2.Relaksasi otot

Penjaruman/ Terapi Fisik dengan Suntikan

Penjaruman atau dry needling dalam fisiatri dihubungkan dengan

konsep “trigger point” pada kondisi yang disebut Myofascial

Trigger Point Syndromes (MTPS) Suntikan lokal yang diberikan

pada “trigger point”, konsep terapeutiknya sama dengan dry

needling, jadi karena efek fisikalnya, bukan karena efek biokimiawi

bahan yang disuntikkan, hasilnya sama dengan yang didapat

dengan suntikan kortikosteroid lokal ataupun anastesi lokal.

Prinsipnya adalah menghancurkan “trigger pont”.

HIDROTERAPIAdalah terapi fisik dengan memanfaatkan sifat-sifat fisik dari air.

Contoh alat hidroterapi :

1. Kolam air

2. Whirlpool (bak air putaran)

3. Hubbard Tank -> lebih besar dari whirlpool

4. Contrast bath -> untuk terapi kekakuan sendi dan nyeri

Terapi Latihan (Therapeutic Exercises)

Adalah suatu program latihan yang bertujuan

terapeutik (penyembuhan/ pemulihan)

Jenis Terapi Latihan

1.Latihan mobilitas sendi/ Range of Motion (ROM)

Exercise

2.Latihan penguatan/ strengthening exercise

3.Latihan daya tahan/ endurance exercise

4.Latihan koordinasi/ coordination exercise

5.Latihan dengan sasaran khusus

ACTINOTHERAPY

Adalah pengobatan dengan sinar ultraviolet (panjang

gelombang 180-400 mU = 1.800-4.000 A unit). Dapat juga

digunakan untuk diagnosa Ca dan precancerous area pada

kulit, serta infeksi jamur di kepala. Tetapi karena ada

bahaya efek samping, terapi ini sudah jarang digunakan.

Instalasi Rehabilitasi Medik (IRM)

Adalah suatu sarana untuk menyelenggarakan pelayanan yang diselenggarakan oleh Tim Rehabilitasi Medik

Tim Rehabilitasi Medik1. Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik, yang

berperan sebagai manager2. Physio Therapist3. Occupational Therapist4. Perawat Rehabilitasi5. Speech Therapist6. Psikolog7. Pekerja Sosial Medik8. Rohaniawan9. Ortotis Prostetis10. Pasien dan Keluarganya

Rehabilitasi Medik Cedera Olah Raga

Patofisiologi Cedera dan Terjadinya Penyembuhan

Proses Inflamasi : Selama 7 hari pertama sesudah cedera

proses inflamasi akut terjadi dengan cepat. Terjadi pendarahan dan infiltrasi sel-sel. Ini menyebabkan nyeri, efusi dan edema.

Zat kimia dari respon inflamasi bisa dibagi menjadi kategori :

1.Substansi vasoaktif yang menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas pembuluh darah

contoh : histamin, anaphilatokin, kinin dan prostaglandinPembentukan prostaglandin bisa dihambat oleh obat anti inflamasi seperti corticosteroid.Dexametason lebih tinggi kemampuannya daripada prednisolon. Prednisolon lebih tinggi kemampuannya daripada hodrokortison.

2. Faktor kemotaktik yang menyebabkan peningkatan gerak sel langsung ke fokus inflamasi

3. Degradasi enzym yang melepas exudat inflamasi

Bila terjadi imobilisasi, cedera, inflamasi dan efusi sendi maka kekuatan akan menurun yang akan menyebabkan proses rehabilitasi menjadi lama

Trauma Terapi Akut1. REST : jaringan diistirahatkan dlm wkt

tertentu2. ICE : untuk menahan vasodilatasi agar

terjadi vasokontriksi, lebih baik 10 menit3. COMPRESSION : pemberian tekanan yang

merata4. ELEVATION : menaikkan anggota tubuh

yang cedera agar terjadi venous return

Kontra Indikasi Trauma Akut

1. Heat : meningkatkan pendarahan2. Alcohol : meningkatkan

pembengkakan3. Running/ exercise : memperburuk

cedera4. Massage : merusak jaringan

Yang bisa cedera :- Ligamen- Tendon- Bursa- Fascia- Otot- Tulang rawan- Tulang

Penatalaksanaan Rehabilitasi Medik Cedera OR

1. Mengontrol inflamasi- R I C E- NSAID- Injeksi Corticosteroid- Electrical Stimulation- Ultrasound

2. Mengontrol nyeri- NSAID- TENS- Akupunktur

3. Memperbaiki ROM- TENS- U S- TENS, akupunktur dan infiltrasi lokal anastesi untuk

nyeri- ROM Exercise : pasif, aktif asistif, aktif

4. Meningkatkan kekuatan otot

5. Meningkatkan ketahanan otot

6. Meningkatkan ketahanan cardiovaskular

7. Mempertahankan program

Okupasi Terapi

Definisi Okupasi Terapi Okupasi Terapi adalah suatu profesi yang

berfokus pada promosi kesehatan dan kesejahteraan dalam pekerjaan. Tujuan utama Okupasi Terapi adalah untuk memungkinkan seseorang berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari. Okupasi Terapi mencapai hasil dengan memungkinkan seseorang untuk melakukan sesuatu yang dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk berperan serta atau merubah lingkungan agar lebih dapat membantu peran sertanya. (WFOT,2010)

Tujuan Okupasi Terapi mempertahankan atau meningkatkan

komponen kinerja okupasional dan area kinerja okupasional

memberikan edukasi pada pasien dan keluarga mengenai perawatan dan memastikan tempat tinggal dapat ditinggali oleh pasien sesuai dengan kondisi yang dialami pasien,

membantu pasien mendesign alat bantu atau alat adaptasi

Area Okupasi Terapi Area Kinerja Okupasional

Aktivitas Kehidupan Sehari-hari (Activity Daily Living/ADL)

Produktivitas (Produktivity) Pemanfaatan waktu luang (Leisure)

Komponen Kinerja Okupasional sensorik, persepsi, neuromuskular, motorik,

kognitif, psikologis dan sosial

Modalitas Okupasi Terapi

Art Sport Craft

Game

Media Okupasi Terapi Media terapi untuk pasien dewasa: Sikat sensory (brushing): meningkatkan

repons sensory tactile Grooved Pegboard Test: meningkatkan

ketepatan (dexterity), koordinasi mata-tangan, hand pattern (pinch)

Dressing frame set: meningkatkan koordinasi motorik halus, integrasi bilateral, hand fungsion, hand pattern

Bola: meningkatkan kontrol postural, koordinasi motorik kasar, ketepatan, perencanaan gerak

Wrist/ankle sandbag: meningkatkan kekuatan otot

Berbagai macam puzzle: meningkatkan kemampuan motorik halus, kemampuan persepsi, kemampuan pemecahan masalah

dll

Media terapi untuk pasien anak: Ayunan: meningkatkan stimulasi vestibular,

kontrol postural, ketahanan Trampolin: meningkatkan stimulasi

propioseptif, versibular, koordinasi motorik kasar

Kolam bola: meningkatkan stimulasi taktil, propioseptif, persepsi, praksis

Berbagai macam puzzle: meningkatkan kemampuan memory, rentang atensi, kemampuan pemecahan masalah, praksis

Perosotan: meningkatkan stimulasi vestibular, deep perseption, perencanaan gerak

dll

Ruangan Sensori Integrasi

PELAYANAN OKUPASI TERAPIOkupasi Terapi pada Neurologi Beberapa jenis pasien yang dapat dirujuk

dari poli neurologi antara lain: Hemipharese Hemiplegi Parkinson deases Peripheral nerve injury: medial nerve, radial nerve,

ulnar nerve Spinal Cord Injury dll

Pasien Stroke yang sedang latihan berjalan untuk meningkatkaan koordinasi motorik kasar, kontrol postural dan keseimbangan

Pasien Stroke yang sedang latihan untuk kontrol otot, koordinasi dan ketepatan tangan

Pasien stroke latihan dengan bilateral hand use untuk melatih kekuatan otot

Pasien stroke sedang bermain catur untuk melatih memory, pergerakan tangan, dan ketepatan tangan

Okupasi Terapi pada Pediatri Beberapa jenis pasien yang dapat dirujuk

dari poli pediatri antara lain: Attention Deficit Disorder (ADD) Cerebral Palsy Learning Disorder Mental Retardasi Down Syndrome Sensory Integrasi Disorder (SID) Autism Attention Deficit Hiperactivity Disorder

(ADHD) Delay Development dll

Brushing pada anak untuk menstimulasi sensory tactile nya

Bermain naik turun tangga dapat meningkatkan koordinasi, motor planning, vestibular serta kontrol postural pada anak

Anak dengan dianosa Cerebral Palsy dilatih duduk untuk meningkatkan kontrol postural dan kontrol leher nya

Latihan atensi, konsentrasi, dan koordinasi motorik halus

Okupasi Terapi pada Ortopedi Beberapa jenis pasien yang dapat dirujuk

dari poli ortopedi antara lain: Amputasi Fraktur Tendon Injury Transfer Tendon Osteoarthritis Reumatoid Arthritis dll

Pasien geriatri dengan OA, dilatih penggunaan teknik joint protection dan work simplification

Seorang pemain violin yang mengalami fraktur pada pergelangan tangan kanan berlatih violin kembali

Okupasi Terapi pada Bedah Beberapa jenis pasien yang dapat dirujuk dari

poli bedah antara lain:KankerLuka Bakardll

Okupasi Terapi pada Psikiatri Beberapa jenis pasien yang dapat dirujuk dari

poli psikiatri antara lain:Skizofreniadll