Teori perkembangan perseptual Gibson

Post on 14-Dec-2014

574 views 11 download

Transcript of Teori perkembangan perseptual Gibson

Perkembangan perseptual yaitu proses pengenalan individu

terhadap lingkungannya.

Meliputi semua keadaan, benda, bentuk, dan lain-lain.

Umumnya informasi diterima individu melalui indera.

Secara garis besar ada tiga proses aktivitas perseptual yang

perlu dipahami yakni:

Sensasi, Persepsi, dan Atensi.

Sensasi → Kontak antara informasi dengan indera penerima.

Saat telinga mendengar suara menderu

Persepsi → Interpretasi terhadap informasi yang ditangkap oleh

indera penerima.

Tahu kalau itu suara mobil

Atensi → Selektivitas persepsi, kesadaran hanya tertuju pada

informasi tertentu.

Konsentrasi pada suara mobil, sudah jauh/masih

dekat

Misalnya, seorang anak diminta untuk mengamati huruf /d/, di

samping huruf tersebut berderet huruf-huruf seperti /p/, /b/,

/d/, /a/. Apabila anak dapat menunjukkan huruf /d/ pada

deretan huruf-huruf tadi, maka proses persepsi telah terjadi

karena ada penafsiran yang sama. Tetapi jika yang ditunjuk

adalah huruf /a/, maka yang terjadi hanya proses pengindraan.

Faktor Internal : Fisiologis, perhatian, minat, kebutuhan yang

searah, pengalaman dan ingatan, suasana hati.

Faktor Eksternal : Ukuran dan penempatan dari obyek atau

stimulus., warna dari obyek-obyek, keunikan

dan kekontrasan stimulus, intensitas dan

kekuatan dari stimulus, motion atau gerakan.

Faktor lainnya : Familiaritas, ukuran, intensitas, gerak.

Persepsi Visual : Persepsi konstanitas ukuran, persepsi

tentang objek atau gambar pokok dan

latarnya, persepsi keseluruhan dan bagian,

persepsi kedalaman, orientasi tilikan

ruang, persepsi gerakan.

Persepsi Auditori : Persepsi perbedaan, persepsi pendengaran

utama dan latarnya, persepsi lokasi

pendengaran.

Persepsi lainnya : Sentuhan, penciuman, rasa, dll

Persepsi Auditoris : Kesadaran fonologis, diskriminasi auditoris,

ingatan auditoris, urutan auditoris ,

perpaduan auditoris.

Persepsi Visual : Hubungan keruangan, diskriminasi visual,

diskriminasi bentuk-latar, visual closure,

mengenal obyek .

Persepsi Heptik : Persepsi taktil, persepsi kinestetik.

1. Manusia merupakan makhluk yang melakukan persepsi secara

aktif.

2. Informasi untuk persepsi diperoleh dari stimulasi.

3. Ekologi merupakan pertimbangan penting dalam memahami

persepsi manusia.

4. Perkembangan perseptual bergantung pada proses belajar

perseptual.

5. Metode eksperimen harus melibatkan simulasi dalam lingkungan

yang natural.

1. Teori ini fokus pada satu area yaitu belajar perseptual dan

perkembangan perseptual.

2. Meskipun teori ini termasuk teori yang paling terkenal mengenai

persepsi, namun teori ini tidak mendominasi pada berbagai riset

mengenai persepsi .

3. Kelebihan dari teori ini adalah fokus pada konteks ekologi dari

persepsi serta keterkaitan antara pengetahuan dengan persepsi.

4. Kelemahan utama dari teori ini adalah ketidakjelasan hubungan

antara persepsi dan kognisi.

Seorang balita melihat es krim temannya jatuh, dia tahu es krim

temannya tinggal sedikit, lalu tanpa temannya meminta, dia mau

memberikan sebagian dari es krimnya kepada temannya itu.

Seorang balita melihat temannya minum susu, lantas menginginkan

susu temannya. Kemudian berusaha memberikan apa aja untuk

membujuk temannya supaya mau memberikan susunya.

Seorang balita yang mengetahui dua temannya tidak membawa

payung. Lantas meminta jas hujan yang dipakai ayahnya untuk

dipakai bersama dua temannya.

Seorang balita yang melihat tonti, kemudian menirukannya. Tak

puas dengan itu dia mendapat ide untuk membuat barisan di

belakangnya dengan mempergunakan kaca.

Seorang anak yang tengah asyik bermain ikan di aquarium, kemudian

berusaha membuat aquarium itu menjadi indah. Dia mendapat ide

mencari gambar keadaan laut. Kemudian di pajang di belakang aquarium.

Seorang anak yang mengetahui adiknya diam ketika menangis karena

ayah ibunya, lantas menggantung foto ayah ibunya di tempat adiknya agar

ketika adiknya menangis , melihat foto ayah ibunya lantas diam.

Seorang anak mengamati pertumbuhan ulat menjadi kupu-

kupu, kemudian membuatnya menjadi komik berkelanjutan.

Seorang anak mengamati pertumbuhan berudu menjadi katak,

kemudian membuatnya menjadi komik berkelanjutan.

Seorang anak yang melihat temannya ingin menjahili gurunya,

lantas dengan cepat mencari cara untuk mengagalkan ulah

temannya itu.

Proses perseptual dalam membaca terdiri atas empat bagian:

1. Kesadaran akan rangsangan visual.

2. Kesadaran akan persamaan pokok untuk mengadakan

klasifikasi umum kata-kata.

3. Klasifikai lambang-lambang visual untuk kata-kata yang

ada di dalam kelas yang umum.

4. Indentifikasi kata-kata yang dilakukan dengan jalan

menyebutkannya.

Disleksia berasal dari kata Yunani yaitu “dys” yang berarti

kesulitan dan “leksia” yang berarti kata-kata. Dengan kata lain,

disleksia berarti kesulitan dalam mengolah kata-kata. Terdapat

dua macam disleksia, yaitu developmental dyslexia dan acquired

dyslexia.

1. Masalah fonologi.

2. Masalah mengingat perkataan.

3. Masalah penyusunan yang sistematis atau berurut.

4. Masalah ingatan jangka pendek.

5. Masalah pemahaman sintaks.

1. Sulit mengeja dengan benar.

2. Sulit mengeja kata atau suku kata yang bentuknya serupa.

3. Membaca tidak berurutan.

4. Kesulitan mengurutkan huruf-huruf dalam kata.

5. Kesalahan mengeja.

6. Rancu dengan kata-kata singkat.

7. Bingung menentukan tangan mana yang dipakai menulis.

8. Lupa mencantumkan huruf besar dan huruf kecil dengan benar.

9. Lupa meletakkan titik atau tanda baca lainnya.

10. Menulis huruf dan angka dengan hasil kurang baik.

1. kesulitan menghubungkan antara lisan dan tertulis atau

antara suara dan kata.

2. Keterbatasan dalam mengolah dan memproses informasi

tersebut.

1. Pendekatan multisensoris (dapat berupa bantuan gambar,

audiotape, dll)

2. Mengajarkan anak untuk menggunakan logikanya, bukan

menghafal mati.

3. Berikan materi bertahap satu per satu.

4. Berikan materi dalam unit-unit kecil.